6
Rahmat Novriyan 0902113609 ANALISA KASUS ENRON CORPORATION Kesalahan Enron corporation: 1. Manipulasi laporan keuangan dengan melebih-lebihkan laba selama 7 tahun terakhir hingga kebangkrutan akhir tahun 2001. 2. Ribuan pegawai kehilangan pekerjaan serta tabungan pensiun. Enron menanamkan seluruh tabungan pensiunan dari pegawai- pegawainya dalam bentuk saham perusahaan. Yang menyedihkan adalah kenyataan saham Enron bernilai 80 dolar AS per lembar pada bulan Februari 2001 tetapi berharga hanya 26 sen per lembarnya saat perusahaan itu mengumumkan kepailitan Enron. Peranan Arthur Andersen Andersen sebagai auditor ‘independen’ malah ikut berperan dalam "menyusun" pembukuan kreatif Enron. Sebagai akuntan publik, Andersen seharusnya mengungkapkan apa sebenarnya yang terjadi dalam perusahaan. Selain itu, Andersen juga melenyapkan ratusan kertas kerja (working papers) dan surat elektronik (e-mail) yang berhubungan dengan Enron. Kode Perilaku Professional yang telah dilanggar oleh Arthur Andersen:

Analisa Enron

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisa Enron

Rahmat Novriyan

0902113609

ANALISA KASUS ENRON CORPORATION

Kesalahan Enron corporation:

1. Manipulasi laporan keuangan dengan melebih-lebihkan laba selama 7 tahun terakhir

hingga kebangkrutan akhir tahun 2001.

2. Ribuan pegawai kehilangan pekerjaan serta tabungan pensiun. Enron menanamkan

seluruh tabungan pensiunan dari pegawai-pegawainya dalam bentuk saham

perusahaan. Yang menyedihkan adalah kenyataan saham Enron bernilai 80 dolar AS per

lembar pada bulan Februari 2001 tetapi berharga hanya 26 sen per lembarnya saat

perusahaan itu mengumumkan kepailitan Enron.

Peranan Arthur Andersen

Andersen sebagai auditor ‘independen’ malah ikut berperan dalam "menyusun" pembukuan

kreatif Enron. Sebagai akuntan publik, Andersen seharusnya mengungkapkan apa sebenarnya

yang terjadi dalam perusahaan. Selain itu, Andersen juga melenyapkan ratusan kertas kerja

(working papers) dan surat elektronik (e-mail) yang berhubungan dengan Enron.

Kode Perilaku Professional yang telah dilanggar oleh Arthur Andersen:

1. Peraturan 101 - INDEPENDENSI

“Seorang CPA yang berpraktik publik harus bersikap independen dalam melaksanakan

jasa professional sebagaimana disyaratkan oleh standar resmi yang diumumkan oleh

badan-badan yang ditunjuk oleh Dewan.”

Beberapa tema dalam interpretasi independensi, meliputi pengaruh dari:

1. Kepentingan keuangan

Page 2: Analisa Enron

2. Hubungan bisnis

3. Arti ungkapan CPA

4. Jasa lainnya yang meliputi jasa akuntansi, jasa audit yang diperluas, dan jasa

konsultasi manajemen

5. Litigasi

6. Imbalan yang diperluas oleh klien

Arthur Andersen sebagai auditor sudah tidak lagi independen dalam mengaudit

laporan keuangan perusahaan Enron. Budaya perusahaan Andersen yang menjadikan

pertumbuhan perusahaan menjadi prioritas utama dan mempertahankan klien-klien

besar. Enron merupakan klien terbesar bagi Andersen sehingga Andersen tetap

mempertahankan Enron demi kepentingan keuangan. Andersen telah mengingkari

kode etik profesionalisme akuntan independen dengan menerbitkan laporan audit yang

menyesatkan.

Selain menjadi auditor, Andersen juga dibayar atas jasa konsultasi perusahaan

Enron. Andersen juga memiliki hubungan bisnis yang dekat dengan Enron, yaitu:

1. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner

KAP Andersen yang ditunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.

2. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.

3. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.

2. PERATURAN 102 - INTEGRITAS DAN OBJEKTIVITAS

“Dalam pelaksanaan setiap jasa professional, seorang CPA harus menjaga objektivitas

dan integritas, harus bebas dari pertentangan kepentingan, dan tidak diperbolehkan

salah menyajikan fakta atau mensubordinasikan pertimbangannya kepada pihak lain.”

Menurut peraturan 102 ini, sebuah seorang CPA tidak diperbolehkan salah

menyajikan fakta. Namun, yang dilakukan oleh Andersen malah sebaliknya. Andersen

ikut andil di dalam menyusun pembukuan keuangan ‘kreatif’ yang disusun oleh Enron.

Page 3: Analisa Enron

3. PERATURAN 203 - PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI

Menurut peraturan 203 mengenai Prinsip-prinsip akuntansi, “Seorang CPA tidak

dibenarkan untuk (1) menyatakan pendapat atau menyatakan bahwa laporan keuangan

atau data keuangan lain dari setiap entitas yang diauditnya telah disajikan sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau (2) menyatakan bahwa ia tidak

mengetahui setiap modifikasi material yang dilakukan pada laporan atau data tersebut

agar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, apabila laporan atau

data tersebut mengandung penyimpangan dari prinsip akuntansi yang telah ditetapkan

… yang mempunyai dampak material terhadap keseluruhan laporan atau data...”

Yang terjadi dalam Enron Corporation adalah modifikasi material agar terlihat

sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Enron melebih-lebihkan

laba sebesar $600 juta, dan menyembunyikan hutangnya sebesar $1,2 miliar.

Menggelembungkan nilai pendapatan dan menyembunyikan utang sejumlah itu tentu

tidak bisa dilakukan sembarang orang. Diperlukan keahlian khusus dari para profesional

yang bekerja atau disewa oleh Enron untuk menyulap angka-angka, sehingga selama

bertahun-tahun kinerja keuangan perusahaan ini tampak tetap terlihat baik. Dengan

kata lain, telah terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi antara manajemen Enron, analis

keuangan, para penasihat hukum, dan termasuk Arthur Andersen sebagai auditor.

4. PERATURAN 301 – INFORMASI RAHASIA KLIEN

Salah satu isi dari peraturan 301 adalah “seorang CPA dilarang untuk menghalangi

review atas praktik professional anggota menurut wewenang AICPA atau masyarakat

CPA Negara bagian atau Dewan Akuntansi serta dan tidak boleh membatasi pertukaran

informasi dalam kaitannya dengan kegiatan invertigasi dan disiplin yang dilakukan oleh

badan-badan tersebut.

Dalam kasus ini, yang menjadi kesalahan terbesar Andersen adalah peristiwa

penghancuran dokumen yang dilakukan oleh David Duncan, ketua partner dari

Page 4: Analisa Enron

Andersen untuk Enron. Panik karena menerima undangan untuk diminta kesaksiannya

di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika (Congress), Duncan memerintahkan anak buahnya

untuk menghancurkan ratusan kertas kerja (workpapers) dan e-mail yang berhubungan

dengan Enron. Padahal, kertas kerja merupakan dokumen penting dalam dunia profesi

akuntan yang berhubungan dengan laporan keuangan dari klien. Secara umum, setiap

kertas kerja, komunikasi dan laporan keuangan harus didokumentasikan dengan baik

selama 6 tahun. Baru setelah 6 tahun, dokumen tersebut bisa dihancurkan. Peristiwa

penghancuran dokumen ini memberi keyakinan pada publik dan Congress bahwa

Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau

mengungkapkannya dalam laporan audit mereka, karena mereka takut kehilangan

Enron sebagai klien.

KESIMPULAN

Dari kasus ini bisa simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar

kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk

dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron,

tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur

Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh

KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran

dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakan KAP Arthur

Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap

KAP tersebut.