Upload
others
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANALISA KAPASITAS KELOMPOK TIANG PANCANG
TERHADAP BEBAN LATERAL MENGGUNAKAN METODA
FINITE DIFFERENCE
Fischer Boris A.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424,
Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstract
The Foundation is part of Structure of Building which its function to resist
lateral loads which accepted by building, include lateral loads. The lateral load
can be earthquake, wind load, etc. Each group piles both in terms of composition
piles formation and the number of piles foundation has different efficiency values.
To get capacity of lateral load from a group pile is needed efficiency factor value.
By making group of pile both in terms of composition piles formantion and the
number of piles so can obtain the economies of structure.
Efficiency factor of group piles is rarely discussed in literatures of
geotechnic. In literatures of geotechnic the configuration formation pile and the
number of piles is not disputed the value of efficiency of the group pile. This
study aims to analyze the factors which are affecting to the expenses of factor
efficiency value. The result by using Finite Difference Method shows that the
layout and number of piles can be influence of the value efficiency of the group
piles. If the number of the distance between pile become small so efficiency
factor be smaller. If the number of the distance between pile become large so
efficiency factor be higher.
Key words :
efficiency factor, lateral capacity, single pile, group piles, free head, fixed head, finite difference
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
2
Abstrak
Pondasi merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk
menahan beban-beban yang diterima oleh suatu bangunan, termasuk beban lateral.
Beban lateral dapar berupa beban gempa, beban angin, dan lain-lain. Tiap pondasi
kelompok tiang baik dari segi susunan formasi tiang dan jumlah tiang memiliki
nilai kapasitas pembebanan lateral yang berbeda. Untuk mendapatkan nilai
kapasitas pembebanan lateral dari suatu kelompok tiang diperlukan nilai faktor
efisiensi dari kelompok tiang. Dengan membuat berbagai desain kelompok tiang
baik dari segi susunan formasi tiang dan jumlah tiang diperoleh desain yang
ekonomis.
Faktor efisiensi kelompok tiang sangat jarang dibahas dalam literatur-
literatur geoteknik. Di dalam literatur-literatur geoteknik susunan formasi tiang
dan jumlah tiang tidak dipermasalahkan terhadap nilai efisiensi kelompok tiang.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi besar-kecilnya nilai efisiensi kelompok tiang. Hasil penelitian
dengan menggunakan metoda Finite Difference. menunjukkan bahwa susunan
formasi tiang dan jumlah tiang mempengaruhi besar-kecilnya nilai efisiensi
kelompok tiang. Jika jarak tiang semakin kecil maka faktor efisiensi dari
kelompok tiang semakin kecil. Sedangkan jika jarak tiang semakin besar maka
faktor efisiensi dari kelompok tiang semakin besar.
Kata kunci:
faktor efisiensi, kapasitas lateral, pondasi tiang tunggal, pondasi kelompok tiang, kepala tiang
bebas, kepala tiang terjepit, finite difference
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
3
1. Latar Belakang
Beban lateral dapat berupa beban angin, gempa, tekanan tanah lateral dan lain-
lain, dimana beban tersebut terjadi dalam arah horizontal. Pondasi tiang harus
dirancang untuk dapat menahan beban-beban tersebut. Besarnya beban lateral yang
diterima pondasi merupakan penjumlahan seluruh beban horizontal yang diterima
oleh bangunan.
Nilai efisiensi dari kelompok tiang pancang akan berbeda jika jarak antara
tiang pancang yang satu dengan yang lain pada susunan formasi tiang berbeda.
Dengan mengetahui faktor efisiensi dari setiap kelompok tiang pancang dengan
jarak tiang yang berbeda-beda maka akan diperoleh desain kelompok tiang yang
paling efektif untuk menahan besarnya beban lateral.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup atau batasan-batasan dalam penelitian kapasitas pembebanan lateral
pada pondasi kelompok tiang ini antara lain:
Pondasi tiang yang digunakan adalah pondasi tiang pancang sepanjang 20 m
yang berbentuk lingkaran dengan diameter (D) tiang sebesar 0,3 m.
Metode konvensional (perhitungan manual) yang digunakan antara lain metode
solusi elastik dan metoda Finite Difference.
Jarak antar pondasi tiang (dari as ke as) dalam suatu kelompok tiang yang akan
dianalisa adalah sebesar 3D (900 mm), 4D (1200 mm), 5D (1500 mm), dan 6D
(1800 mm).
Nilai modulus elastisitas tanah (kekakuan tanah yang akan dianalisa adalah
sebesar 12000 kN/m2 untuk lapisan pertama, 21000 kN/m2 untuk lapisan kedua,
dan 40000 kN/m2 untuk lapisan ketiga.
Analisa hanya dilakukan terhadap efek beban lateral.
Batasan pergerakan pada kepala tiang adalah sebesar 6 mm.
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
4
3. Referensi
Metode perhitungan konvensional atau perhitugan manual dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode antara lain:
a. Metoda Reese Matllock atau metode solusi elastik
b. Metoda Finite Difference
4. Metode Solusi Elastik (Reese dan Matlock)
Pondasi tiang yang dibebani secara lateral dapat bergerak secara elastik sesuai
dengan beban yang diterimanya. Secara umum, pondasi tiang yang dibebani secara
lateral terbagi menjadi dua kategori, yaitu tiang pendek yang kaku dan tiang panjang
yang elastik. Defleksi dari pondasi tiang tersebut dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 Defleksi Pondasi Tiang Kaku dan Pondasi Tiang Elastik
4.1. Tanah Berbutir (Granular Soil)
Matlock and Reese (1960) dalam buku Soil Dynamics yang ditulis oleh
Shamsher Prakash (1981) memberikan metode umum untuk menentukan
momen dan perpindahan dari suatu pondasi tiang yang tertanam di tanah
granular berdasarkan beban lateral dan momen yang terjai di permukaan tanah.
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
5
Pada gambar 2 dapat dilihat pondasi tiang dengan panjang L diberikan gaya
lateral Qg dan momen Mg pada permukaan tanah (z=0).
Gambar 2 Beban Lateral dan Momen pada Pondasi Tiang
Defleksi pada tiang (xz):( ) = + Tekuk pada tiang ( ):( ) = + Momen pada tiang (Mz):( ) = + Gaya geser pada tiang (Vz):( ) = + Reaksi pada tanah (p’z):′ ( ) = + Karakteristik panjang tiang: =
(3)
(2)
(1)
(6)
(5)
(4)
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
6
Dimana:
Ep = Modulus elastisitas tiang
Ip = Momen inersia penampang tiang
Qp = Beban lateral
Mg = Momen
z = Kedalaman
= = Modulus konstan reaksi tanah
k = Modulus reaksi tanah dalam arah horizontal
, , , , , , , , , dan adalah koefisien yang dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Koefisien Pondasi Tiang pada Tanah Granular (Sumber, Soil Dynamics, Shamsher
Prakash, 1981)
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
7
4.2. Tanah Kohesif (Cohesive Soil)
Menurut Davidson dan Gill (1963) dalam buku Soil Dynamics yang
ditulis oleh Shamsher Prakash (1981), persamaan solusi elastik untuk tiang
yang tertanam di tanah granular menyerupai dengan persamaan solusi elastik
untuk tiang yang tertanam di tanah kohesif.
Defleksi pada tiang (xz):( ) = ′ + ′ Momen pada tiang (Mz)( ) = ′ + ′ Karakteristik panjang tiang : =
Dimana:
Ep = Modulus elastisitas tiang
Ip = Momen inersia penampang tiang
Qg = Beban lateral
Mg = Momen
z = Kedalaman
k = Modulus reaksi tanah dalam arah horizontal
Nilai ′ , ′ , ′ , dan ′ dan diambil berdasarkan grafik pada gambar 3.
(7)
(8)
(9)
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
8
Gambar 3 Nilai A’z, B’x. A’m, dan B’m Tiang (Sumber, Pile Design and Construction
Practice, M. Tomlinson dan J. Woodward, 2008)
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
9
5. Metoda Finite Difference
Berdasarkan metoda Finite Difference (Palmer dan Thompson, 1948; Gleser,
1953) dalam buku Pile Foundation Analysis and Design yang ditulis oleh H.G.
Poulos dan E.H. Davis (1980) dinyatakan bahwa reaksi sebanding dengan
perpindahan. Tekanan (P) dan defleksi (y) pada suatu titik direlasikan dengan
koefisien reaksi tanah dalam arah horizontal (kh) menjadi:
P = kh . y
Tiang biasanya dianggap batang tipis yang memenuhi persamaan:. . = − .Dimana:
Ep = Modulus elastisitas tiang
Ip = Momen inersia penampang tiang
Z = Kedalaman
B = Lebar atau diameter tiang
Dari persamaan (10) dan (11) didapat persamaan defleksi tiang dengan beban
lateral sebagai berikut: . . + . . = 0Solusi dari persamaan differensial di atas dapat diperoleh baik secara analitis
ataupun secara numerik. Solusi secara analitis mudah dilakukan bila harga kh
konstan sepanjang tiang. Apabila harga kh bervariasi, maka dapat diselesaikan
dengan cara numerik menggunakan metoda Finite Difference (berdasarkan buku Pile
Foundation Analysis and Design, H.G. Poulos dan E.H. Davis)
Dalam metode tersebut, persamaan diferensial dasar (12) ditulis dalam bentuk
Finite Difference untuk titik I sebagai berikut:. + . . = 0
(11)
(12)
(13)
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
10
Dari persamaan (13) diperoleh:− 4 + − 4 + = 0Dengan:
= 6 + . .. .Dimana:
n = Banyaknya interval sepanjang tiang
Khi = Koefisien reaksi tanah dalam arah horizontal di titik i.
Persamaan (15) dapat ditetapkan dari titik 1 sampai n-1 sehingga memberikan
(n-1) persamaan.
Gambar 4 Analisa Finite Difference untuk Tiang dengan Beban Lateral (Sumber, Pile
Foundation Analysis and Design, H.G. Poulos and E.H. Davis, 1980)
Persamaan-persamaan selanjutnya dapat diperoleh dari syarat-syarat batas pada
ujung kepala tiang.
Pada kepala tiang ada dua keadaan yang harus diperhatikan:
(14)
(15)
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
11
1. Kondisi kepala tiang bebas (free head pile)
Gaya geser . . =Sehingga didapat persamaan:
− + 2 − 2 + = .. . Momen =
Sehingga didapat persamaan
− 2 + = .
2. Kondisi kepala tiang terjepit (fixed head pile)
Gaya geser: . . =Sehingga didapat persamaan:
− + 2 − 2 + = .. . Rotasi . . = 0
(17)
(16)
(19)
(18)
(22)
(21)
(20)
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
12
Sehingga didapat persamaan− = 0Dasar tiang dianggap bebas sehingga:
Gaya geser . . = 0Sehingga didapat persamaan:− + 2 − 2 + = 0
Momen . . = 0Sehingga didapat persamaan:− 2 + = 0
Dua persamaan yang masih dibutuhkan didapat dari persamaan keseimbangan
gaya horizontal dan momen. Persamaan simultan n + 4 diperlukan untuk menghitung
n + 4 perpindahan yang tidak diketahui pada titik (-2, -1, n+1 dan n+2).
Cara lain dari prosedur di atas adalah dengan mengabaikan persamaan gaya
geser pada ujung (tip) dan kepala tiang (top) yaitu persamaan (17) atau (21) dan
(25), jadi mengabaikan dua perpindahan variabel pada titik -2 dan n + 2. Dalam hal
ini hanya n + 2 persamaan yang harus dipecahkan. Prosedur ini memberikan hal
yang hampir sama dengan prosedur sebelumnya.
(27)
(23)
(25)
(24)
(26)
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
13
6. Efisiensi Kelompok Tiang
Nilai faktor reduksi untuk kelompok tiang ditentukan berdasarkan besarnya
jarak antar tiang.
Gambar 5 Faktor Reduksi Kelompok Tiang
Faktor reduksi tersebut digunakan untuk mencari nilai modulus reaksi tanah
dalam arah horizontal dari suatu kelompok tiang. Yang kemudian dapat digunakan
untuk mencari nilai kapasitas lateral dari suatu kelompok tiang.
7. Hasil
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metoda Finite Difference
diperoleh beban lateral yang berbeda-beda untuk tiap jenis pondasi kelompok tiang
dengan mengambil batas pergerakan di kepala tiang sebesar 6 mm.
Kapasitas Lateral
Metoda Kepala Tiang Bebas Kepala Tiang Terjepit
Reese dan Matlock 56,31 kN Na
Finite Difference 20,7 kN 36,2 kN
Tabel 2 Perbandingan Kapasitas Lateral Tiang Tunggal Menggunakan Metoda
Reese dan Matlock, serta Finite Difference.
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
14
Metoda Kapasitas Lateral Faktor Efisiensi
Finite Difference (3D) 12,8kN 0,35
Finite Difference (4D) 18,2 kN 0,50
Finite Difference (5D) 23,2 kN 0,64
Finite Difference (6D) 27,8 kN 0,77
Tabel 3 Perbandingan Kapasitas Lateral dan Faktor Efisiensi Kelompok Tiang
dengan Jarak Tiang Menggunakan Metoda Finite Difference
Dari hasil yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan jarak tiang yang semakin
besar maka nilai dari faktor efisiensi kelompok tiang akan membesar dan mendekati
satu yang merupakan faktor efisiensi dari tiang tunggal.
Gambar 6 Perbandingan Pergerakan Tiang Tunggal Bebas (kiri) dan Tiang Tunggal Jepit (kanan)
Dapat dilihat dalam grafik pada gambar 6 bahwa pergerakan tiang terbesar
terjadi di ujung kepala tiang (y0). Pergerakan tiang makin ke bawah makin mengecil.
Pada kurva pergerakan kepala tiang bebas makin ke bawah makin kecil membentuk
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
15
garis yang miring dari y0 sampai dengan y3, sedangkan dari y4 sampai dengan y25
kurva membentuk garis yang hampir sejajar dengan arah panjang tiang. Untuk
pergerakan kepala tiang jepit makin ke bawah makin kecil membentuk garis yang
miring dari y0 sampai dengan y5, sedangkan dari y6 sampai dengan y25 kurva
membentuk garis yang hampir sejajar dengan arah panjang tiang.
Gambar 7 Gambar Pergerakan Kepala Tiang Terjepit, 3D, 4D, 5D, dan 6D dari kiri ke kanan.
Dari kurva yang didapat bahwa pergerakan tiang dari 3D, 4D, 5D, dan 6D dapat
ditarik kesimpulan bahwa jarak tiang yang semakin besar maka pergerakan tiang
akan mendekati tiang tunggal.
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metoda Finite Difference
diperoleh beban lateral yang berbeda-beda untuk tiap jenis pondasi kelompok tiang
dengan mengambil batas pergerakan di kepala tiang sebesar 6 mm.
Kapasitas Lateral
Metoda Kepala Tiang Bebas Kepala Tiang Terjepit
Reese dan Matlock 56,31 kN Na
Finite Difference 20,7 kN 36,2 kN
Tabel 4 Perbandingan Kapasitas Lateral Tiang Tunggal Menggunakan Metoda
Reese dan Matlock, serta Finite Difference.
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
16
Metoda Kapasitas Lateral Faktor Efisiensi
Finite Difference (3D) 12,8kN 0,35
Finite Difference (4D) 18,2 kN 0,50
Finite Difference (5D) 23,2 kN 0,64
Finite Difference (6D) 27,8 kN 0,77
Tabel 5 Perbandingan Kapasitas Lateral dan Faktor Efisiensi Kelompok Tiang
dengan Jarak Tiang Menggunakan Metoda Finite Difference
Dari hasil yang didapat dapat ditarik kesimpulan jarak tiang yang semakin besar
maka nilai dari faktor efisiensi kelompok tiang akan membesar dan mendekati satu
yang merupakan faktor efisiensi dari tiang tunggal.
Gambar 8 Perbandingan Pergerakan Tiang Tunggal Bebas (kiri) dan Tiang Tunggal Jepit (kanan)
Dapat dilihat dalam grafik pada gambar 8 bahwa pergerakan tiang terbesar
terjadi di ujung kepala tiang (y0). Pergerakan tiang makin ke bawah makin mengecil.
Pada kurva pergerakan kepala tiang bebas makin ke bawah makin kecil membentuk
garis yang miring dari y0 sampai dengan y3 sedangkan dari y4 sampai dengan y25
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
17
kurva membentuk garis yang hampir sejajar dengan arah panjang tiang. Untuk
pergerakan kepala tiang jepit makin ke bawah makin kecil membentuk garis yang
miring dari y0 sampai dengan y5, sedangkan dari y6 sampai dengan y25 kurva
membentuk garis yang hampir sejajar dengan arah panjang tiang.
Gambar 9 Gambar Pergerakan Kepala Tiang Terjepit, 3D, 4D, 5D, dan 6D dari kiri ke kanan.
Dari kurva yang didapat bahwa pergerakan tiang dari 3D, 4D, 5D, dan 6D dapat
ditarik kesimpulan bahwa jarak tiang yang semakin besar maka pergerakan tiang
akan mendekati tiang tunggal.
8. Kesimpulan
Dengan menggunakan metoda Finite Difference untuk menghitung besarnya
kemampuan kelompok tiang dalam menahan beban lateral dapat disimpulkan bahwa
jarak tiang yang semakin besar akan menyebabkan gaya lateral yang dapat ditahan
semakin besar sehingga nilai efisiensinya semakin besar.
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013
18
9. Saran
Untuk penelitian faktor efisiensi kapasitas tiang lateral selanjutnya disarankan:
a. Menggunakan nilai panjang tiang, diameter tiang, kemiringan tiang, susunan
konfigurasi tiang, modulus elastisitas tanah yang berbeda-beda.
b. Melakukan analisa dengan menggunakan program finite element seperti
PLAXIS 3D Foundation, Geo Studio, Midas, Flac dan program geoteknik
lainnya.
Referensi
Poulos, H.G. dan E.H. Davis. (1980). Pile Foundation Analysis and Design. John
Wiley & Sons, New York.
Prakash, S. (1981). Soil Dynamics. McGraw-Hill, New York
Tomlinson, M. dan J. Woodward. (2008). Pile Design and Construction Practice.
Taylor & Francis, New York.
Analisis kapasitas..., Fischer Boris A., FT UI, 2013