8
ANALISIS ARTIKEL BAHASA : HILANGNYA KULONUWUN Makalah Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu : Drs. Sajid Iskandar Disusun oleh : Ahmad Nafi' 093711001 Emi Hidayati 093711006 Fika Atina Rizqiana 093711010 Kumayati 093711017 Nashihah 093711022 Rihaul Wahdah 093711028

Analisis Artikel Bahasa_1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Artikel Bahasa_1

ANALISIS ARTIKEL BAHASA :

HILANGNYA KULONUWUN

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Drs. Sajid Iskandar

Disusun oleh :

Ahmad Nafi' 093711001

Emi Hidayati 093711006

Fika Atina Rizqiana 093711010

Kumayati 093711017

Nashihah 093711022

Rihaul Wahdah 093711028

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

Page 2: Analisis Artikel Bahasa_1

2010

ANALISIS ARTIKEL BAHASA :

HILANGNYA KULONUWUN

I. PENDAHULUAN

Kulonuwun merupakan kata sapaan yang diucapkan dalam bahasa Jawa.

Pada zaman sekarang, ungkapan kulonuwun sudah tidak begitu populer

penggunaannya. Ungkapan yang lebih banyak digunakan saat ini adalah

assalamualaikum. Ini bisa dimaklumi karena gaya hidup islami sudah lebih

meluas dan dampaknya juga berpengaruh salah satunya adalah pada sapaan

kulonuwun yang diganti dengan assalamualaikum tersebut. Bahkan, di kota

yang merupakan salah satu pusat budaya Jawa, yaitu Yogyakarta, istilah

kulonuwun sudah jarang sekali ditemukan. Oleh karena itu, pada makalah ini

kami akan menganalisis artikel berjudul "Hilangnya Kulonuwun" yang

membahas tentang fenomena tersebut.

II. RUMUSAN MASALAH

A. Apa yang menyebabkan hilangnya sapaan kulonuwun?

B. Apa akibat dari hilangnya sapaan kulonuwun?

C. Bagaimana cara mempertahankan sapaan kulonuwun dalam budaya Jawa?

III. PEMBAHASAN

A. Penyebab Hilangnya Sapaan Kulonuwun

Kulonuwun berasal dari bahasa Jawa yang berarti "permisi" atau "punten"

bagi orang Sunda. Kulonuwun merupakan sapaan di Jawa yang diucapkan

seseorang sebelum memasuki rumah yang dikunjungi.

Pada zaman sekarang, sapaan kulonuwun sudah jarang ditemukan di daerah

Jawa. Hal disebabkan karena sapaan tersebut dianggap sudah tidak sesuai

Page 3: Analisis Artikel Bahasa_1

dengan perkembangan zaman, kuno, dan tidak layak lagi dipakai pada masa

sekarang. Dengan kata lain, seseorang dianggap tidak gaul jika masih

menggunakan sapaan kulonuwun.

Fenomena ini terjadi salah satunya adalah di Yogyakarta, yang notabene

justru merupakan pusat bahkan dianggap sebagai jantung dari budaya Jawa.

Sapaan kulonuwun sudah sangat sulit ditemukan disana.

Gaya hidup islami yang sudah lebih meluas saat ini berdampak pada

bergesernya sapaan kulonuwun di masyarakat. Hal ini terbukti dari lebih

seringnya digunakan sapaan assalamualaikum. Di Jakarta, ucapan salam lekum

sudah lama menjadi keseharian.

Pengaruh gaya hidup masyarakat perkotaan juga telah banyak

mempengaruhi kehidupan masyarakat Jawa. Bisa jadi ini karena dampak dari

banyaknya masyarakat desa yang "mengembara" ke kota atau sering disebut

urbanisasi. Tradisi dan budaya di kota tentunya sangat jauh berbeda dengan di

desa, termasuk dalam hal bahasa. Ketika masyarakat desa kembali ke desanya,

mereka lebih memilih untuk berbahasa seperti masyarakat kota dan enggan

untuk kembali berbahasa seperti orang desa seperti sebelumnya. Alasannya

bermacam-macam, seperti agar dikatakan lebih gaul dan modern, gengsi, dan

lain sebagainya.

Etnis Jawa merupakan etnis terbesar di Indonesia. Ini menjadikan bahasa

Jawa merupakan bahasa daerah yang paling banyak dipakai di Indonesia. Dalam

perkembangannya, bahasa Jawa sangat dipengaruhi dan diinfiltrasi oleh bahasa

lain, sehingga banyak muncul istilah baru yang diadaptasi begitu saja tanpa

mempedulikan tata bahasa dan asal kata.

B. Akibat dari hilangnya sapaan kulonuwun

Akibat dari hilangnya sapaan kulonuwun diantaranya adalah mulai hilangnya

pendidikan moral, sopan santun, dan tata krama pada generasi muda Jawa, yang

sebelumnya tersaji dalam pertunjukan wayang sebagai pendidikan etika Jawa.

Page 4: Analisis Artikel Bahasa_1

Wayang bukan pertunjukan yang akrab di perkotaan. Hal ini menyebabkan

pemahaman serta penguasaan bahasa Jawa perlahan-lahan semakin memudar,

termasuk tata krama dan sopan santun Jawa. Modernisasi, termasuk urbanisasi,

memang telah mengubah lanskap bahasa yang ada dalam masyarakat. Hal ini

sungguh sangat disayangkan. Filsuf Frans Magnis Suseno bertahun-tahun silam

telah mengingatkan bahwa memudarnya wayang kulit juga akan ikut

menghilangkan pendidikan etika Jawa dan pendidikan moral akan bergantung

sepenuhnya pada pendidikan etika barat yang sekarang menguasai Indonesia.

C. Cara Mempertahankan Sapaan Kulonuwun Dalam Budaya Jawa

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa hilangnya sapaan kulonuwun

merupakan tanda hilangnya pendidikan moral, sopan santun dan tata krama yang

sebelumnya telah ada dalam masyarakat Jawa. Oleh karena itu, diperlukan adanya

tindakan atau cara agar sapaan kulonuwun tetap bertahan dalam masyarakat Jawa.

Misalnya, seperti yang dilakukan oleh Sultan Hamengku Buwono X. Beliau

memerintahkan digalakkannya pemakaian bahasa Jawa dalam pergaulan sehari-

hari dalam lingkungan pegawai sipil di daerahnya. Selain itu, beliau juga

memerintahkan agar bahasa Jawa dipakai dalam setiap rapat dinas, pembicaraan

melalui telepon, dan pelayanan pada masyarakat.

Apa yang dilakukan oleh Sultan Hamengku Buwono patut dicontoh oleh

masyarakat saat ini, khususnya mayarakat Jawa. Misalnya, diberinya kebijakan

agar pada hari-hari tertentu diterapkan penggunaan bahasa Jawa untuk

berkomunikasi. Penerapan seperti ini diharapkan dapat mengangkat kembali

kepopuleran dan kejayaan bahasa Jawa yang saat ini sudah mulai memudar.

III. KESIMPULAN

1. Kulonuwun adalah kata sapaan yang diucapkan dalam bahasa Jawa

sebelum seseorang masuk rumah atau disebut juga "permisi" atau

"punten" dalam bahasa Sunda.

Page 5: Analisis Artikel Bahasa_1

2. Hilangnya sapaan kulonuwun di tengah-tengah masyarakat Jawa

dikarenakan maraknya gaya kehidupan islami dan urbanisasi.

3. Hilangnya sapaan kulonuwun ditengah-tengah masyarakat berakibat pada

pudarnya tata krama dan sopan santun yang notabene sangat erat

kaitannya dengan budaya Jawa.

4. Hilangnya sapaan kulonuwun dalam masyarakat dapat diredam dengan

cara menggunakan bahasa Jawa dalam pergaulan sehari-hari.

V. PENUTUP

Demikianlah makalah ini kami buat. Kami menyadari makalah ini

masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca sangat kami harapakan. Akhirnya, semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Page 6: Analisis Artikel Bahasa_1

DAFTAR PUSTAKA

Pudjomartono, Susanto. 2009. "Hilangnya Kulonuwun" Tempo (29 November 2009).

Hlm 44