Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS DAMPAK PERTAMBANGAN EMAS TANPA IZIN
TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT (STUDI KECAMATAN
PANGKALAN JAMBU KABUPATEN MERANGIN)
SKRIPSI
NAILIS SA’ADAH A
EES 150781
PEMBIMBING :
Dr. M. NAZORI MAJID, M.Si
Drs. BADARUDDIN, M.Sy
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2019
PERNYATAAN ORISINILITAS TUGAS AKHIR
NOTA DINAS
iii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
v
MOTTO
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari
orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar
memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-
halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa
yang pedih”(Q.S At-Taubah (9) : 34).
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk :
Kedua orang tuaku yang tersayang dan penuh cinta, ayahanda Amran dan
ibunda Ramlah, kedua orang tua yang tiada hentinya selalu memberi
semangat, do’a, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengobanannya
yang tak pernah mampu kubalas kebaikan nya. Rabbigh firli waliwalidayya
warhamhuma kama Rabbayani shagiro.
Kakak-kakakku tersayang, Aku anak ke 6 dari 7 bersaudara.
Abang Amrul, Ongah Sal, Tih Romay, Ncu Ghozi, Kakdih Azizah
dan adikku Mis yang sekarang masih berada di bangku kuliah.
Semoga Allah selalu memudahkan jalan kita.
Sahabat yang menjadi keluarga keduaku, Keluarga besar asrama tercinta
Ma’had Al-Jami’ah. Para Asatidzah beserta guru-guru yang senantiasa
memberikan masukan dan arahan nya hingga kami tak pernah lelah
melangkah. Teman seperjuangan Demesioner 6 dan teman seatap “Cepat
Wisuda Cepat Nikah” yang tak mampu kupersebutkan satu persatu. Semoga
ukhwah silaturahmi kita tetap terjaga.
Sahabat-sahabat kampus yang selalu bersama dalam suka dan duka Lokal A,
jurusan Ekonomi Syariah angkatan 2015 serta teman-teman KKN Posko 19
Gelombang III.
Dengan hati yang tulus ikhlas, sembari menadahkan kedua telapak tangan
berdo’a kepada Allah SWT. Jazakumullah khairan. Semoga Allah membalas
semua kebaikan dan pengorbanan mereka dengan pahala yang berlipat
ganda.
Aamiin ya Rabbal ‘alamin...
vi
ABSTRAK
Masyarakat Kecamatan Pangkalan Jambu Mayoritas bekerja sebagai
petani. Namun sejak kehadiran penambangan emas tanpa izin banyak masyarakat
beralih profesi dari petani menjadi penambang emas. Masyarakat ingin mencoba
peruntungan lain dengan alasan menjadi penambang emas akan mampu
meningkatkan perekonomian. Pendapatan menjadi penambang emas dianggap
lebih menjanjikan dibandingkan bertani. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dampak pertambangan terhadap ekonomi masyarakat di Kecamatan
Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin. Metode penelitian ini adalah kuantitatif-
desktiptif. Pengumpulan data melalui pengamatan (observasi), angket (kuesioner),
wawancara dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
masyarakat Kecamatan Pangkalan Jambu yang berjumlah 7.102 jiwa. Sampel
dalam penelitian ditentukan dengan rumus slovin dengan total 99 orang. Dari hasil uji t diketahui variabel pertambangan mempunyai nilai t
sebesar 6,017 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dari hasil perhitungan data
pertambangan berpengaruh signifikansi terhadap tingkat ekonomi masyarakat
karena nilai thitung > ttabel atau 6,017 > 1,984 dan signifikansi yang dihasilkan <0,05
yaitu 0,000. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,272 atau sama dengan 27,2%
berarti kontribusi pengaruh atau dampak pertambangan terhadap ekonomi
masyarakat sebesar 27,2% dan sisanya 72,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini. Hasil analisis data
ini deperkuat oleh hasil observasi lapangan dan wawancara yang menyatakan
bahwa pertambangan berdampak positif terhadap tingkat ekonomi masyarakat di
Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin.
Kata Kunci : pertambangan, ekonomi masyarakat
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana
dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan,
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Disamping itu, tidak lupa
iringan shalawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW.
Skripsi ini diberi judul ―Analis Dampak Pertambangan Emas Tanpa Izin
Terhadap Ekonomi Masyarakat (Studi Kec. Pangkalan Jambu Kab. Merangin)‖.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan dan
rintangan yang penulis temui dalam pengumpulan data maupun dalam
penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan
dan bimbingan dari pembimbing I yaitu Bapak Dr. M. Nazori Majid, M.Si dan
Bapak Pembimbing II Drs.Badaruddin, M.Sy, maka skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu hal yang pantas penulis ucapkan adalah
kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan
skripsi ini, terutama kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
2. Bapak Dr.Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
3. Ibu Dr. Rafidah, SE,M.E.I, selaku Wakil Dekan Bidang Akedemik Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam
viii
4. Dr. Novi Mubyarto, SE., ME selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,
Keuangan dan Perencanaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
5. Ibu Dr. Halimah Dja’far, M.Fil.l, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama Luar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
6. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag.,MA dan Ibu G.W.I Awal Habibah, M.E.Sy, selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi
7. Bapak dan Ibu dosen, asisten dan seluruh Civitas Akedemik Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung maupun
tidak langsung.
Disamping itu disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberikan
kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini kepada Allah SWT kita memohon
ampunan-Nya dan kepada manusia kita memohon kemaafannya. Semoga amal
kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, Mei 2019
Penulis
Nailis Sa’adah A
EES.150781
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR...................................... ii
NOTA DINAS ................................................................................................................ iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN. ...................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ......................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. x
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
C. Batasan Masalah .............................................................................. 7 D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
F. Kerangka Teori ................................................................................. 9
G. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 17
H. Hipotesis .............................................................................................. 18
I. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 18
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian .................................................................... 23 B. Definisi Operasional ........................................................................ 24
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 26
D. Instrumen Pengumpulan. ............................................................. 27
E. Populasi dan Sampel ....................................................................... 28
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 29
x
G. Sistematika Penulisan 32
H. Jadwal Penelitian 34
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kecamatan Pangkalan Jambu 35 B. Letak Geografis 36
C. Aspek Demografis 37
D. Aspek Pemerintahan 38
E. Kondisi Ekonomi 41
BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Karakteristik Responden 43 B. Hasil Analisis Data 51
C. Pembahasan 55
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 59
B. Saran 60
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xi
DAFTAR SINGKATAN
BLHD
: Badan Lingkungan Hidup Daerah
PETI
: Pertambangan Emas Tanpa Izin
LSM
: Lembagas Swadya Masyarakat
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabael 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
: Kawasan Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin di Kabupaten
Merangin
: Tinjauan Pustaka
: Operasional Variabel Penelitian
: Jadwal Penelitian
: Data Kependudukan Menurut Desa di Kecamatan Pangkalan
Jambu
: Jenis Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Pangkalan Jambu
: Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
: Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
: Deskripsi Responden Berdasarkan Status Kependudukan
: Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
: Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan Sebelum Ada
Pertambangan
: Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan Setelah Ada
Pertambangan
: Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan Sebelum Ada
Pertambangan
: Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan Setelah Ada
Pertambangan
: Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
: Hasil Uji Normalitas Kolmograv-Smirnov
: Hasil Uji T
: Hasil Uji Koefisien Determinasi
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan Pangkalan Jambu
Gambar 4.1 : Grafik Perbandingan Pendapatan Responden Sebelum dan
Setelah Ada Pertambangan
Gambar 4.2 : Grafik Peralihan Mata Pencaharian Responden Setelah Ada
Pertambangan
Gambar 4.3 : Hasil Uji Normalitas
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Provinsi Jambi adalah salah satu Provinsi yang terletak di pulau Sumatra
dengan luas wilayah nya 54.435 Km2 dengan luas daratan 50.160 Km
2 dan luas
perairan 3.274 Km2. Pulau Sumatera disebut sebagai Swarnadwipa atau pulau emas.
Pernyataan ini sesuai dengan kenyataan yang terjadi di Provinsi Jambi dengan
ditemukan banyak nya aktivitas penambangan emas yang terjadi di beberapa
kabupaten di Provinsi Jambi. Tercatat oleh unit GIS WARSI ditemukannya
kerusakan hebat pada tahun 2016 di sepanjang alur sungai, sawah, kebun dengan luas
perkiraan 27.822 Ha pada tiga kabupaten. Kerusakan paling parah terdapat di
Sarolangun dengan 13.762 Ha, Merangin 9.966 Ha dan Bungo seluas 4.094 Ha. Jika
tidak ditindaki lebih lanjut penggerukan tambang ilegal akan semakin meluas di
Kabupaten Merangin dikarenakan luas wilayah terbesar di Provinsi Jambi berada di
Kabupaten Merangin sebesar 7.679 Km2.1 Data yang berhasil dihimpun BLHD
Provinsi Jambi menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Merangin adanya lokasi
pertambangan tanpa izin bahan galian emas yang dilengkapi sejumlah alat berat
terdapat di 5 (lima) kecamatan yaitu, Kecamatan Sungai Manau, Kecamatan
Pangkalan Jambu, Kecamatan Renah Pembarap, Kecamatan Tabir Lintas, dan
Kecamatan Tabir Barat.
1http://belajarterusjanganmenyerah.blogspot.com/2010/01/pertambangan-
jambi.html, diakses tanggal 3 Januari 2019
1
2
Secara teoritis, Nandang Sudrajat mengemukakan bahwa pertambangan
dalam skala kecil dilakukan dalam bentuk pertambangan rakyat. Dalam
melakukan kegiatan pertambangan rakyat walaupun termasuk dalam
pertambangan skala kecil tetapi bukan berarti tidak mempunyai persoalan.
Meskipun diusahakan secara tradisional, tetapi terkadang meliputi wilayah yang
cukup luas, karena diusahakan oleh masyarakat setempat dengan pelaku usaha
yang tidak diimbangi dengan peralatan, fasilitas, pengetahuan, dan permodalan.
Di samping sebagai keterbatasan tadi, kendala aturan turut memperparah situasi
dan kondisi, sehingga tambang rakyat cenderung dilakukan tanpa izin, sehingga
rentan terhadap kecelakaan dan keselamatan kerja, dan terkadang menimbulkan
pencemaran dan kerusakan lingkungan yang tidak terkendali.2
Di sisi lain, kelemahan dalam penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan juga mendorong maraknya penambangan emas tanpa izin .
Penambangan emas tanpa izin bukan saja menyebabkan potensi penerimaan
negara berkurang, tetapi juga negara/pemerintah harus mengeluarkan dana yang
sangat besar untuk memperbaiki kerusakan lingkungan. Dampak sosial yang
diakibatkannya juga tidak kalah banyak menimbulkan masalah seperti rusaknya
hubungan antar masyarakat. Penanggulangan masalah penambangan emas tanpa
izin selalu saja dihadapkan kepada persoalan dilematis. Hal ini disebabkan
penambangan ini identik dengan kehidupan masyarakat bawah yang tidak
memiliki akses kepada sumber daya ekonomi lain karena keterbatasan pendidikan,
keahlian, dan keterampilan yang dimilikinya. Penutupan kegiatan usaha berarti
2 Nandang Sudrajat, Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia Menurut Hukum,
Pustaka Yustisia, Jakarta, 2010, hal. 76.
3
menambah panjang daftar angka pengangguran dan kemiskinan, sementara
membiarkan mereka tetap beroperasi berarti menginjak-injak peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dampak bagi sosial-ekonomi dari kegiatan penambangan emas menurut
penelitian Muhammad Ahyani yaitu disimpulkan bahwa banyaknya mayarakat
yang beralih profesi dari petani menjadi penambangan emas dan banyaknya
pendatang yang ikut menambang sehingga dapat menimbulkan konflik serta
adanya ketakutan sebagian masyarakat karena penambangan emas yang
berpotensi terjadinya erosi.3 Kemudian Penelitian Hamdi diketahui bahwa
pertambangan emas rakyat yang dilakukan oleh masyarakat telah memberikan
kontribusi yang baik terhadap tingkat pendapatan ekonomi masyarakat
penambang. Keberadaan pertambangan telah memberikan peluang kerja yang
memberikan penghasilan lebih tinggi bila dibandingkan dengan penghasilan kerja
sebagai petani. Selain itu juga mengatasi kemiskinan dan telah memberikan
kesejahteraan bagi kehidupan masyarakat di Desa Taman Baru.4
Eksploitasi sumber daya alam melalui penambangan emas tanpa izin
(PETI) secara besar-besaran dan tidak sesuai dengan standar operasional selama
beberapa tahun terakhir mengakibatkan terjadi penurunan dan kerusakan
lingkungan. Fenomena maraknya aktivitas PETI ini yang dipicu oleh menurunnya
harga komoditi karet yang sangat signifikan di pasar global sejak tahun 2012.
3 Ahyani, Pengaruh Kegiatan Penambangan Emas Terhadap Kondisi Kerusakan Tanah Pada Wilayah Pertambangan Rakyat di Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara, Tesis Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, 2011, hal 109
4 Hamdi, Kontribusi Pertambangan Emas Rakyat Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Penambang Desa Taman Baru Kecamatan SekotongPerspektif Ekonomi Islam, Skripsi Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Mataram, 2016
4
Menurut data yang diperoleh pada tahun 2012 sebelum maraknya
penambangan emas tanpa izin, Pangkalan Jambu merupakan penghasil padi
terbesar di Kabupaten Merangin. Sebahagian besar penduduk nya bekerja sebagai
petani. Namun sejak kehadiran penambangan emas tanpa izin banyak masyarakat
beralih profesi dari petani menjadi penambang emas. Produktivitas hasil tani
masyarakat semakin menurun tiap tahunnya. Banyak masyarakat yang mencoba
peruntungan lain menjadi penambang emas agar mampu meningkatkan
perekonomian. Pendapatan menjadi penambang emas dianggap lebih menjanjikan
dibandingkan bertani.
Sebelum ada pertambangan emas, masyarakat Pangkalan Jambu bekerja
di sektor pertanian di sawah maupun di kebun dengan berbagai macam komoditas
yang dibudidayakan diantaranya padi, pinang, kopi, karet dan lain sebagainya.
Walaupun terdapat sebagian masyarakat yang bekerja sebagai tukang bangunan,
pedagang, tukang kayu, buruh harian semua itu hanya kerja sampingan. Namun
pada saat musim sawah tiba semua masyarakat turun dan bekerja di sawah sebagai
petani.5
Penambangan emas awalnya dimulai oleh masyarakat dengan cara
tradisional dengan menggali tanah dan membuat lorong-lorong di dalam tanah
dengan kedalaman berkisar antara 15-35 meter sehingga pekerja tambang
memerlukan oksigen dan penerangan tambahan saat melakukan pencarian emas.
Namun setelah kurun waktu 5 tahun terakhir aktivitas pertambangan emas tanpa
izin dengan cara tersebut mulai ditinggalkan masyarakat dikarenakan resiko
5 Balai Pengkajian Teknologi dan Lingkungan Provinsi Jambi, 2016
5
kecelakaan kerjanya yang tinggi. Sebagian besar masyarakat beralih melakukan
penambangan emas tanpa izin dengan cara yang lebih modern dengan
menggunakan alat berat dan dompeng untuk mempermudah pekerjaan.
Waklaupun hal ini juga tidak dibenarkan karena pertambangan emas dilakukan
tanpa adanya izin operasional resmi dari pemerintah sehingga para pekerja tidak
mempunyai hak jaminan atas kecelakaan kerja yang terjadi. Hal ini merupakan
kesepakatan kerja yang dilakukan oleh pemilik lahan, cukong/baking, dan buruh
penambang emas.
Hasil kunjungan lapangan diperoleh informasi bahwa telah terjadi
peralihan pencaharian masyarakat yang besar dari sektor pertanian ke sektor
pertambangan. Kehadiran pertambangan juga telah memberi peluang pada
perekonomian masyarakat di Kecamatan Pangkalan Jambu. Peluang tersebut
berupa terlibat bekerja di sektor pertambangan seperti sebagai pemodal, penggali
emas, buruh dan lain sebagainya. Juga berbagai peluang usaha lain sebagai akibat
kehadiran pertambangan seperti kedai, warung, bengkel dan lain-lain.
Pertambangan emas tanpa izin datap mendatangkan dampak positif dan
dampak negatif. Pada dampak lingkungan telah menyebabkan lahan sawah seluas
804 Ha rusak dan tidak bisa dikembalikan lagi fungsinya sebagai sawah.6
Pencemaran air, udara dan tanah banyak terjadi di berbagai wilayah di Kabupaten
Merangin, termasuk di sepanjang aliran Sungai Mesumai yang menjadi penopang
air utama bagi kehidupan masyarakat. Pada dampak sosialnya konflik dan selisih
paham sering terjadi antar warga. Kecelakaan kerja bahkan hingga tewasnya para
6https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/geber-mewah-dongkrak-produksi-
padi-menjadi-802-4-ton-di-merangin, diakses 15 November 2018
6
pekerja tambang tak luput dari dampak pertambangan emas yang dilakukan tanpa
izin ini. Tercatat pada tahun 2016 di Kabupaten Merangin 31 orang penambang
emas meninggal dunia, penyebabnya bisa karena kehabisan oksigen akibat
matinya genset sehingga suplai oksigen ke lubang tambang terhenti, runtuhnya
tanah galian, masuknya air hingga lain sebagainya.
Tabel. 1.1
Kawasan Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin di Kabupaten
Merangin
No. Lokasi Kecamatan Luas Areal (Ha)
1. Pangkalan Jambu 655
2. Sungai Manau 260
3. Renah Pembarap 2
4. Tabir Lintas 125
5. Tabir Barat 185
Jumlah 1.227
Sumber : Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jambi
Dari tabel 1.1 dapat terlihat luas areal pertambangan emas tanpa izin di
Kecamatan Pangkalan Jambu sebesar 655 Ha dan merupakan areal pertambangan
emas tanpa izin paling terluas di Kabupaten Merangin. Besarnya areal yang
dijadikan pertambangan emas tanpa izin menurut penelitian Balai Pengkajian
Teknologi Jambi menyebabkan kurang berkelanjutannya produktivitas hasil tani
di Kecamatan Pangkalan Jambu. Hal ini disebabkan adanya peralihan profesi
masyarakat dari petani menjadi penambang emas. Penulis merasa perlu adanya
7
pengkajian mendalam untuk mengetahui dampak penambangan emas tanpa izin
terhadap peningkatan ekonomi masyarakat yang menjadi alasan atas peralihan
profesi tersebut walau dengan mengesampingkan besarnya risiko. Berdasarkan
latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik perlunya melakukan penilitian
mendalam mengenai dampak pertambangan emas tanpa izin terhadap
perekonomian masyarakat yang terjadi di Kecamatan Pangkalan Jambu dengan
judul ―Analisis Dampak Pertambangan Emas Tanpa Izin Terhadap Ekonomi
Masyarakat (Studi Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin)”.
B. Rumusan Masalah
Adapun Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penilitian ini
adalah untuk mengetahui apa pengaruh pertambangan emas tanpa izin terhadap
ekonomi masyarakat di Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin.
C. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi pembahasan yang terlalu luas dan kurang fokus, maka
permasalahan yang akan dibahas dibatasi hanya pada pengaruh pertambangan
emas tanpa izin terhadap ekonomi masyarakat yang terjadi di Kecamatan
Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin. Fokus penelitian dimulai pada jenjang
tahun 2015 saat puncak kejayaan pertambangan emas hingga tahun 2018.
8
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dengan latar
belakang dan rumusan masalah diatas adalah untuk mengetahui dampak
penambangan emas tanpa izin terhadap perekonomian masyarakat di Kec.
Pangkalan Jambu Kab. Merangin.
E. Manfaat Penilitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literature ilmu
pengetahuan tentang dampak penambangan emas tanpa izin terhadap
perekonomian masyarakat
a. Bagi akademis dapat memberikan manfaat dalam hal pengembangan ilmu
ekonomi, melalui pendekatan dan cakupan variabel yang digunakan,
terutama yang berhubungan dengan dampak penambangan emas tanpa izin
terhadap perekonomian masyarakat.
b. Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam
melakukan penelitian yang berkaitan dengan dampak penambangan emas
tanpa izin pada aspek ekonomi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, peneliti diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk sarana
bagi menambah ilmu pengetahuan tentang dampak akibat penambangan
emas tanpa izin terhadap perekonomian masyarakat yang terjadi di
Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin.
9
b. Bagi pembaca, penelitian itu diharapkan dapat menambah wawasan dan bisa
menjadi referensi sebagai ilmu pengetahuan.
F. Kerangka Teori
1. Pengertian Pertambangan
Menurut Haryanto pertambangan rakyat adalah usaha penambangan
bahan galian strategis dan vital yang dilakukan oleh rakyat setempat yang
bertempat tinggal di daerah bersangkutan untuk penghidupan mereka sendiri
sehari-hari yang diusahakan secara sederhana.7
Menurut undang-undang No.4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral
dan batu bara bahwa pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan
kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau
batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan bisnis,
konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan, dan
penjualan, serta kegiatan pasca tambang.
2. Pertambangan Emas Tanpa Izin
Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) sering disebut dengan
istilah penambangan emas rakyat, tradisional, skala kecil, karena memang
dilakukan oleh rakyat, bukan oleh suatu perusahaan, menggunakan peralatan
sederhana dan keberadaannya tidak mendapat izin dari Pemerintah Daerah.
Dalam ekonomi islam, alam dan segala isi yang terkandung di dalamnya
diciptakan Allah SWT untuk kepentingan hidup manusia. Manusia dipersilakan
7Edi Farlan, Dampak Pertambangan Emas Tradisional Terhadap Perubahan Sosial
Ekonomi Masyarakat di Gampong Mersak Kecamata Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan, Jurnal Mahasiswa Pertanian Unsyiah (2016), hal 330
10
untuk mengambil manfaat dari alam lingkungannya dengan cara yang baik,
sehingga kerusakan dapat dihindari untuk keselamatan masyarakat. Kegiatan
pertambangan illegal itu sendiri merupakan salah satu kegiatan yang dapat
merusak lingkungan hidup. Sebagai akibat dari penambangan illegal juga dapat
merugikan masyarakat yaitu adanya pencemaran kualitas air dan tanah akibat
dari aktifitas pertambangan, dan lain sebagainya. Dalam kajian hukum Islam,
Islam berdiri sebagai agama yang rahmatan lil'alamin dan sebuah sistem tata
nilai yang sempurna dan universal. Dari jauh hari telah memberikan peringatan
akan larangan merusak alam serta dampak yang akan diterima apabila tetap
melakukannya.8 Hal ini dapat ditemukan dalam firman Allah Q.S. al-A’raaf
(7) : 56 :
Artinya : “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.9
Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya dituntut melakukan suatu
usaha untuk mendatangkan hasil dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.Di
dalam Islam, bekerja dan berusaha merupakan suatu kewajiban manusia. Pada
prinsipnya usaha yang kita tekuni tidak terlepas dari ibadah kita kepada Allah.
Islam memberikan kebebasan kepada pemeluknya untuk melakukan suatu
8 Niniek Suparni, Pelestarian, Pengelolaan dan Penegakan Hukum Lingkungan,
(Jakarta: Sinar Grafika, 1992), hal. 65.
9 Al-A’raaf (7) : 56.
11
usaha (bisnis), namun dalam islam ada beberapa etika bisnis syariah bagi
seorang muslim yang akan dan sedang menjalankan usahanya sebagai berikut :
a. Proses mencari rezeki bagi seorang muslim merupakan suatu kewajiban.
b. Rezeki yang dicari haruslah rezeki yang halal.
c. Bersikap jujur dalam menjalankan usaha.
d. Semua proses yang dilakukan dalam rangka mencari rezeki haruslah
dijadikan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
e. Bisnis yang dijalankan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
f. Persaingan dalam bisnis dijadikan sebagai sarana untuk berprestasi secara
fair dan sehat (fastabikul al-khayrat).
g. Tidak boleh berpuas diri dengan apa yang sudah didapatkan.
h. Menyerahkan setiap amanah kepada ahlinya, bukan kepada sembarang
orang sekalipun keluarga sendiri.10
Setiap usaha yang dijalankan tentunya akan memberikan dampak positif
dan negatif. Dampak positif dan negatif ini akan dapat dirasakan oleh berbagai
pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah, ataupun masyarakat luas.
Lebih dari itu yang terpenting adalah ada yang mengelolah dan mengatur
sumber daya alam yang belum terjamah. Sebaliknya dampak negatifpun tidak
akan terlepas dari aspek ekonomi, misalnya eksplorasi sumber daya yang
berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi peluang
bagi masyarakat sekitarnya Berdasarkan tuntutan syari’at, seorang muslim
diminta bekerja dan berusaha mencapai beberapa tujuan. Yang pertama adalah
10 Fitri Amalia, Etika Bisnis Islam : Konsep dan Implementasi Pada Pelaku Usaha Kecil, Skripsi FEB, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, hal. 119
12
untuk memenuhi kebutuhan pribadi dengan harta yang halal, mencegahnya dari
kehinaan meminta-minta, dan menjaga tangan agar berada di atas. Oleh karena
itu fardu „ain bagi setiap muslim berusaha memanfaatkan sumber-sumber
alami maupun sumber daya alam yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan hidupnya. Islam mewajibkan setiap umatnya bekerja untuk mencari
rezki dan penghasilan bagi hidupnya. Islam memberi berbagai kemudahan
hidup dan jalan mendapatkan rezki di bumi Allah yang penuh dengan segala
nikmatnya. 11
Sumantri dan Herman menyatakan bahwa faktor pendorong kehadiran
PETI dapat dikelompokkan menjadi:
a. Faktor sosial, yaitu kegiatan PETI merupakan kegiatan yang sudah
menjadi pekerjaan turunan karena dilakukan secara turun-temurun oleh
masyarakat setempat; terdapatnya hubungan yang kurang harmonis
antara pertambangan resmi atau berizin dengan masyarakat setempat; dan
terjadinya penafsiran keliru tentang reformasi yang diartikan sebagai
kebebasan tanpa batas.
b. Faktor hukum, yaitu ketidaktahuan masyarakat terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang pertambangan; kelemahan
peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan, yang diantara
lain tercermin dalam kekurangberpihakan kepada kepentingan
masyarakat luas dan tidak adanya teguran terhadap pertambangan resmi
11 Meri Yuliana, Dampak Penambangan Batu Gunung Di Desa Merangin Kecamatan
Kuok Ditinjau Menurut Ekonomi Islam, Skripsi Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, UIN Suska Riau, 2013, hal. 47
13
atau berizin yang tidak memanfaatkan wilayah usahanya (lahan tidur);
serta terjadinya kelemahan dalam penegakan hukum dan pengawasan.
c. Faktor ekonomi disebabkan oleh keterbatasan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha yang sesuai dengan tingkat keahlian atau
keterampilan masyarakat bawah; kemiskinan dalam berbagai hal, yakni
miskin secara ekonomi, pengetahuan, dan keterampilan; keberadaan
pihak ketiga yang memanfaatkan kemiskinan untuk tujuan tertentu, yaitu
penyandang dana (cukong), beking (oknum aparat) dan LSM; krisis
ekonomi berkepanjangan yang melahirkan pengangguran terutama dari
kalangan masyarakat bawah.12
3. Dampak Aktivitas Pertambangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dampak adalah
benturan, atau pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun
positif), benturan yang cukup hebat antar dua benda sehingga menyebabkan
perubahan yang berarti dalam momentum sistem yang mengalami benturan itu.
Dampak positif adalah akibat baik/ pengaruh yang menguntungkan yang
didapatkan dari berbagai hal atau peristiwa yang terjadi sedangkan dampak
negatif adalah pengaruh atau akibat yang dihasilkan yang cenderung
memperburuk keadaan ataupun merugikan.13
Kristanto menjelaskan dampak adalah setiap perubahan yang terjadi
dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. Dampak penambangan
12 Wibisono, Model Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Pertambangan Mineral yang
Berkelanjutan (Studi Kasus: Pengelolaan Lingkungan ModADA Di Kabupaten Mimika, Papua), Disertasi Institut Pertanian Bogor, 2008
13 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 2016
14
merupakan perubahan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan usaha
eksploitasi baik perubahan sosial, ekonomi, budaya, kesehatan maupun
lingkungan alam.14
Adapun kriteria dampak yang terpenting, yaitu:
a. Jumlah manusia yang akan kena dampak
b. Luas wilayah penyebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
d. Banyaknya komponen lingkungan yang terkena
dampak e. Sifat komulatif dampak
f. Berbalik (reversible) atau tidak berbalik (irreversible) dampak.
Dampak yang terjadi akibat aktivitas pertambangan emas tanpa izin ini
berpengaruh terhadap beberpa sektor kehidupan masyarakat diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Dampak ekonomi.
b. Dampak lingkungan.
c. Dampak keselamatan pekerja tambang.15
Selain itu, kegiatan PETI juga memberikan dampak positif maupun
dampak negatif terhadap aspek ekologi dan sosial-ekonomi masyarakat lokal.
Kegiatan PETI pada umumnya tidak ramah lingkungan, karena hanya
mengejar kepentingan dalam waktu singkat seperti halnya bagaimana untuk
mendapatkan uang. Hal ini disebabkan oleh minimnya kesadaran untuk tetap
melestarikan lingkungan. Tidak hanya kerusakan lingkungan yang ditimbukan
14
http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/jskpm/article/view/193, Diakses 05 November 2018
15 Gunawan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2004), hal 1
15
oleh kegiatan PETI tetapi juga menelan korban jiwa yang jumlahnya lebih
besar dibandingkan perusahaan pertambangan. Berdasarkan aspek sosial
ekonomi, kegiatan PETI diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya
terhadap pembangunan tetapi juga terhadap masyarakat lokal yang berada di
sekitar lokasi penambangan.16
4. Dampak Terhadap Ekonomi Masyarakat
Dampak ekonomi yang dimaksud adalah dampak yang terjadi pada aspek
ekonomi masyarakat yang terjadi sejak pertambangan emas memasuki wilayah
baik yang bersifat positif maupun negatif. Perekonomian merupakan masalah
utama dalam kehidupan masyarakat, sehingga tidak dipungkiri lagi berbagai
usaha ditempuh untuk memenuhi kebutuhan perekonomian tersebut, mulai dari
usaha kecil hingga usaha besar. Salah satu usaha yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan perekonomian masyarakat ialah melakukan usaha
pertambangan.17
Upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dapat diwujudkan
pada beberapa langkah strategis untuk memperluas akses masyarakat pada
sumber daya pembangunan serta menciptakan peluang bagi masyarakat tingkat
bawah untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan, sehingga masyarakat
16
Lailatul Sayyidah, Kerugian Ekonomi Akibat Konversi Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Menjadi Pertambangan Emas, Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, (2013), hal. 40
17 Hamdi, Kontribusi Pertambangan Emas Rakyat Terhadap Peningkatan Ekonomi
Masyarakat Penambang Desa Taman Baru Kecamatan SekotongPerspektif Ekonomi Islam, Skripsi Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Mataram, 2016, hal. 12
16
bisa mengatasi keterbelakangan dan memperkuat daya saing
perekonomiannya.18
Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, diharapkan akan lahir
kesejahteraan. Namun kesejahteraan yang hakiki akan lahir melalui proses
sinergisitas antara pertumbuhan ekonomi dan distribusi, agar growth with
equity betul-betul dapat direalisasikan.
Analisis dampak yang digunakan untuk sub sosial-ekonomi diperlukan
pengetahuan mengenai :
a. Keadaan ekonomi dan sejarah perkembangan ekonomi masyarakat.
b. Pola lapangan pekerjaan dan tingkat pendapatan masyarakat.
c. Kesehatan masyarakat.
d. Tataguna tanah.19
Konsep kesejahteraan yang ideal dikemukakan oleh badan pusat statistik
(BPS) bahwa ada tujuh indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat
kesejahteraan antara lain :
a. Pendapatan adalah penghasilan tetap yang diperoleh dalam satu bulan
yang merupakan pemasukan untuk pemenuhan kebutuhan hidup
b. Konsumsi atau pengeluaran keluarga adalah jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
c. Fasilitas tempat tinggal yang dapat diukur dari luas lantai rumah,
penerangan, jenis alas/lantai rumah, kondisi MCK, kondisi
18
Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat, (Yogyakarta: IDEA ,1998), hal. 14
19 Ibid, hal. 54
17
bangunan, atap, sumber air. Kondisi dan kualitas rumah yang ditempati
dapat menunjukkan keadaan sosial ekonomi rumah tangga
d. Kesehatan anggota keluarga merupakan indikator kebebasan dari
penyakit.
e. Akses terhadap layanan kesehatan
f. Akses terhadap pendidikan
g. Kepemilikan alat transportasi20
G. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah bagian penting dalam penyusunan sebuah
penilitian, karena disinilah pembaca bisa mengetahui apa yang dilakukan oleh
peniliti dan bagaimana urutan penilitian itu dilakukan. Penilitian ini bertujuan
mengkaji permasalahan tentang dampak penambangan emas tanpa izin terhadap
perekonomian masyarakat di Kec. Pangkalan Jambu Kab. Merangin. Untuk
mengetahuinya, maka penulis menggunakan analisis kerangka pikir dengan
gambaran sebagai berikut :
PERTAMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT
Sumber ; Hasil Pengembangan Penelitian
20 Badan Pusat Statistik, 2018
18
H. Hipotesis
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pendapat, jawaban atau dugaan
yang bersifat sementara dari suatu persoalan yang diajukan dan kebenarannya
masih perlu dibuktikan lebih lanjut.21
Adapun dalam penilitian ini yang
digunakan adalah hipotesis alternative yang dirumuskan dalam bentuk adanya
hubungan antara variabel X dan variabel Y.
Hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dapat digambarkan
sebagai berikut :
Ha : diduga bahwa pertambangan berdampak terhadap tingkat perekonomian
masyarakat di Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin
H0 : diduga bahwa pertambangan tidak berdampak terhadap perekonomian
masyarakat di Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin
I. Tinjauan Pustaka
Tabel 1.2 Tinjauan Pustaka
No. Judul Penelitian Penyusun / Tahun Hasil Penilitian
1. Dampak Aktivitas Nopriadi / 2016 Aktivitas PETI telah berdampak
Penambangan negatif terhadap kualitas air
Emas Tanpa Izin sungai dan air bendungan irigasi
(Peti) Terhadap sehingga mengakibatkan
Pencemaran Air kehidupan biota di sungai
Sungai, Sosial menjadi terganggu dan mati.
Ekonomi, dan Aktivitas PETI meningkatkan
Solusinya di penghasilan ekonomi pekerja
21 Muhammad Teguh, Metodelogi Penilitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005, Hal. 58
19
Kabupaten Kuantan dan pemodal, namun PETI telah
Singing merugikan masyarakat sekitar
DAS, air sungai tidak dapat lagi
dimanfaatkan untuk kebutuhan
sehari-hari, masyarakat kesulitan
air bersih dan ikan dari sungai,
serta sering menimbulkan
konflik. Solusi penanganan
aktivitas PETI di Kabupaten
Kuansing.Komitmen dan
Kebijakan, Diseminasi
Informasi, Sosialisasi dan
Edukasi, Kerjasama dan
Koordinasi, Penertiban PETI
dan Penegakan Hukum, dan
Pengendalian Sosial.
2. Dampak Edi Farlan, dkk / Berdasarkan hasil penelitian
Pertambangan 2016 dapat disimpulkan bahwa
Emas Tradisional keberadaan pertambangan emas
Terhadap telah berdampak terhadap
Perubahan Sosial perubahan kondisi sosial dan
Ekonomi aktifitas ekonomi masyarakat di
Masyarakat di Gampong Mersak terutama pada
Gampong Mersak aspek perpindahan penduduk,
Kecamatan Kluet konflik, lapangan kerja,
Tengah Kabupaten peralihan mata pencaharian dan
Aceh Selatan pendapatan masyarakat.
Keberadaan pertambangan emas
berdampak negatif terutama
pada aspek perpindahan
penduduk, konflik, peralihan
20
mata pencaharian masyarakat.
Keberadaan pertambangan emas
berdampak positif terutama pada
aspek lapangan kerja dan
pendapatan masyarakat.
3. Dampak Aktivitas Wira Fuji Astuti / Penilitian ini membuktikan
Pertambangan 2015 bahwa 85% pencaharian utama
Emas Tanpa Izin sebagai penambang gurandil
Terhadap dan 15% di sektor lain. Faktor
Kesejahteraan penting pendorong munculnya
Rumah Tangga penambangan emas tanpa izin
Gurandil adalah faktor ekonomi.
Aktivitas penambangnya
dibedakan dalam tiga kategori,
yaitu gurandil cetek, gurandil
biasa dan gurandil tong. Tingkat
kesejahteraan paling tinggi
terlihat pada gurandil tong.
4. Kajian Dampak Ismatul Hidayah / Kehadiran pertambangan emas
Penambangan 2016 dikabupaten Buru pada
Emas terhadap umumnya memberikan dampak
Aspek Sosial negatif pada aspek sosio-
Ekonomi dan ekonomi dan ekologi. Pada
Lingkungan aspek sosio-ekonomi, terjadinya
Pertanian di penurunan pendapatan usahatani
Kabupaten Buru karena meningkatnya biaya
produksi, kelangkaan tenaga
kerja dibidang pertanian karena
sebagian besar beralih pada
kegiatan tambang sehingga
21
memicu kenaikan upah tenaga
kerja, keterbatasan dan
meningkatnya harga-harga
sembako, tingginya komoditas
beras dari luar yang masuk ke
pulau buru sehingga
mempengaruhi pemasaran beras
lokal. Pada aspek sosio-ekologi,
yaitu terjadinya pencemaran
lingkungan. Dari Aspek
keamanan, sering terjadi
bentrokan antara warga asli dan
warga pendatang yang
menewaskan beberapa
penambang, tingginya tingkat
pencurian yang meresahkan
masyarakat. Kondisi lingkungan
yang tercemar akan menurunkan
tingkat kesehatan masyarakat.
5. Kontribusi Hamdi / 2016 Pertambangan emas rakyat yang
Pertambangan dilakukan oleh masyarakat telah
Emas Rakyat memberikan kontribusi yang
Terhadap baik terhadap tingkat
Peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat
Ekonomi penambang. Keberadaan
Masyarakat pertambangan telah memberikan
Penambang Desa peluang kerja yang memberikan
Taman Baru penghasilan lebih tinggi bila
Kecamatan dibandingkan dengan
Sekotong penghasilan kerja sebagai
Perspektif Ekonomi petani. Selain itu juga mengatasi
22
Islam kemiskinan dan telah
memberikan kesejahteraan bagi
kehidupan masyarakat di Desa
Taman Baru. Menurut perspektif
ekonomi islam selama dilakukan
dan dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat
diperbolehkan melakukannya.
Karena bumi, air dan kekayaan
sumber daya alam lainnya
adalah rizki yang diberikan
Allah untuk dimanfaatkan demi
kesejahteraan seluruh umat.
Perbedaan mendasar penilitian ini dengan penilitian sebelumnya ialah
terletak pada objek penelitian, tempat dan waktu penilitian yang menjadikan Kec.
Pangkalan Jambu Kab. Merangin sebagai lokasi peniltiannya.
BAB II
METODE PENILITIAN
A. Pendekatan Penilitian
Penilitian ini menggunkan pendekatan penilitian lapangan (field
research) merupakan metode untuk menemukan secara spesifik dan realis tentang
apa yang sedang terjadi pada suatu saat di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Pendekatan penelitiannya bersifat kuantitatif deskriptif.
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau nilai dari orang, objek
dan kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peniliti untuk
dipelajari atau ditarik kesimpulannya. Dengan kata lain variabel penelitian adalah
meguji hipotesis, yaitu menguji kecocokan antara terori dan fakta empiris di dunia
nyata.22
Adapun definisi kedua variabel tersebut yaitu :
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas atau (Independent Variable) adalah merupakan variabel
yang mempengaruhi yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).23
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
menganalisa pertambangan (X).
22 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi,dan karya ilmiah,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), Cet.1,hal. 47 23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan RND, (Bandung: ALFABETA, 2013), hal. 61
23
24
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel Terikat atau (Dependent Variable) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.24
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ekonomi masyarakat (Y).
B. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah
konsep/variabel agar dapat diukur dengan cara melihat pada dimensi (indikator)
dari suatu konsep/variabel. Dimensi (indikator) dapat berupa : prilaku, aspek atau
sifat atau karakteristik. Dengan demekian, definisi operasional bukan berarti
definisi/pengertian/makna seperti yang terlihat pada teori di buku teks, namun
lebih menekankan kepada hal-hal yang dapat dijadikan sebagai ukuran/indikator
dari suatu variabel, dan ukuran/indikator tersebut tidak abstrak namun mudah
diukur.
Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dari variabel yang
digunakan pada penilitian ini, maka dapat dijelaskan definisi operasional untuk
tiap-tiap variabel sebagai berikut :
Tabel 2.1
Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel Pernyataan
1. Pertambangan (X) 1. Usaha pertambangan emas menyebabkan
rusaknya ekosistem lingkungan
2. Sebelum ada pertambang emas mayoritas
24 Ibid, Hal. 61
25
masyarakat ber profesi sebagai petani/pekebun
3. Maraknya aktivitas pertambangan emas akibat
menurunnya komoditas harga pada sektor
pertanian
4. Bertambang emas berdampak buruk bagi
keselamatan dan kesehatan pekerja tambang
5. Pertambangan emas di Kecamatan Pangkalan
Jambu masih dilakukan secara tradisional
6. Aktifitas penambangan emas memberikan
manfaat bagi masyarakat yang terkena dampak
7. Usaha pertambangan emas di Kecamatan
Pangkalan Jambu dilakukan tanpa izin
pemerintah
2. Ekonomi Masyarakat 1. Usaha pertambangan emas membuka
(Y) kesempatan kerja yang cukup besar di daerah
2. Tenaga kerja lokal mendapat prioritas untuk
bekerja tambang
3. Upah yang diterima sesuai dengan harapan
masyarakat
4. Usaha pertambangan emas meningkatkan
penghasilan responden
5. Usaha pertambangan emas meningkatkan
kemampuan responden dalam kepemilikan aset
6. Pertambangan emas menumbuhkan peluang
usaha lain bagi masyarakat
7. Aktifitas penambang emas menyebabkan
berkurangnya peluang pendapatan masyarakat
di bidang pertanian
8. Aktifitas penambangan emas menyebabkan
berkurangnya pendapatan masyarakat Non-
pertanian
26
Jenis pengukuran kuesioner yang dilakukan peneliti menggunakan skala
likert dengan lima penilaian. Kelima penilaian tersebut diberi bobot sesuai dengan
jawaban responden sebagai berikut :
Penilaian dan Skor
Sangat Setuju : 5
Setuju : 4
Ragu-ragu : 3
Tidak Setuju : 2
Sangat Tidak Setuju : 1
C. Jenis dan Sumber Data
Ada dua jenis data dalam penilitian ini, yaitu data primer dan sekunder:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dan digali dari sumber
utamanya (sumber asli), baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif.25
Penelitian ini menggunakan data primer dalam bentuk persepsi atau jawaban
responden (sampel) penilitian yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga tinggal
mencari dan mengumpulkan.26
Data sekunder yang diperoleh dari penelitian
ini adalah data yang diperoleh peneliti melalui buku-buku yang berkaitan
dengan peniltian, literatur, dan artikel yang didapat dari berbagai sumber.
25
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Teori dan Aplikasi, Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada, 2005, Hal. 122
26 Ibid, Hal. 122
27
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peniliti agar kegiatan tersebut menjadi sistemastis dan
mempermudah penelitian. Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan
dalam peniltian ini sebagai berikut :
1. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun
dan melihat langsung ke kapangan terhadap objek yang diteliti, yaitu dengan
melihat langsung kegiatan dan berinteraksi dengan para pekerja tambang emas
tanpa izin di Kec. Pangkalan Jambu
2. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.27
Dalam penilitian ini penulis akan memberikan
angket kepada responden yang akan dimintai pendapat/jawaban untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penilitian ini.
3. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksi makna dalam suatu topik.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti.
27 Sugiyono, Metode Penilitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND, (Bandung : Alfabeta, 2013), hal. 142.
28
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data sekunder yang diperoleh dari dokumen
pemerintah serta dokumen lainnya yang mendukung data primer.28
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.29
Dalam penelitian
ini data-data yang diperoleh dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Setelah
seluruh data yang diperoleh terkumpul, maka data tersebut dikelompokkan
menurut jenis dan macam data serta ditambahkan keterangan yang sifatnya
mendukung dalam menjelaskan hasil penelitian. Adapun yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kecamatan
Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin yang berjumlah 7.102 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi tersebut.30
Maka peneliti
28
Tim Penulis Fakultas Syariah, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi ; Syariah Press, 2012), hal. 41.
29 Sudaryono, Metodologi Penilitian, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2017), hal.
166. 30 Ibid, hal. 41.
29
mengambil sampel menggunakan rumus Slovin dengan besaran 10%. Jumlah
sampel ditentukan sebagai berikut.
= N 1 + Ne²
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N: Jumlah Populasi
e: Tingkat kesalahan sebesar 10%
Dengan jumlah populasi 7.102 jiwa, maka penentuan besaran sampelnya
dilakukan sebagai berikut :
7.102
= 1 + 7.102 (0,1)²
7.102 =
1 + 7.102 (0,01) 7.102
= 1 + 71,02
7.102 =
72,02
n = 98,61 yang dibulatkan menjadi 99
Berdasarkan hasil di atas maka peneliti mengambil ukuran sampel
sebesar 99 orang yang berdomisili di Kacamatan Pangkalan Jambu. Teknik ampel
yang dipilih secara purposive sampling, adalah pengambilan sampel yang telah
ditentukan penilti dengan kriteria tertentu.
30
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian,
termasuk alat-alat statistik yang relevan untuk digunakan dalam penelitian.31
Data-data yang telah diperoleh, akan diolah dengan mengggunakan rumus
statistik dengan bantuan program SPSS. Adapun teknik analisis datanya
sebagai berikut :
Metode regresi digunakan untuk menguji hubungan sekaligus pengaruh
dari variabel bebas (independen variable) terhadap variabel terikat (dependen
variable). 32
Data-data yang diperoleh, akan diolah menggunakan teknik
regresi linier Sederhana:
Rumus : Y = a + b X + e
Keterangan :
Y = Perekonomian masyarakat
X= Pertambangan
a= Konstanta
b= Koefesien arah regresi
e= Error
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui dan menguji apakah
dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya
31
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi,dan karya ilmiah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), Cet.1,hal. 163.
32 Husaini Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2007), hal. 114.
31
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal.33
Untuk menguji hipotesis ini digunakan
perhitungan dengan aplikasi SPSS.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah
variabel independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada
variabel dependen secara nyata. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut
:
Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif :
H0 : r = 0, artinya variabel pertambangan tidak berpengaruh terhadap
perekonomian masyarakat
Ha : r ≠ 0, artinya variabel pertambangan berpengaruh terhadap
perekonomian masyarakat
Level of significance α = 0,05
Jika thitung < ttabel : Ha ditolak
Jika thitung > ttabel : Ha diterima
Kesimpulan : membandingkan antara thitung dengan ttabel, maka dapat
ditentukan apakah H0 diterima atau ditolak
b. Koefisen Determinasi
33
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews, (Yogyakarta : UPP STIM YKPS, 2013), Edisi Keempat, hal. 137
32
Koefisien determinasi (R2) merujuk kepada kemampuan dari variabel
independen (X) dalam menerangkan variabel dependen (Y). Koefisien
determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi terikat. Dalam penelitian ini koefisien
determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas
(Pertambangan) dalam menjelaskan variabel terikat (perekonomian
masyarakat). Nilai R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1. R
2 sering
digunakan secara informal sebagai ukuran kebaikan dari kecocokan model
regresi. Makin besar nilai R2,
makin cocok garis regresi yang
menggambarkan pola hubungan X dan Y.34
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun sedemikian rupa secara sistematis yang terdiri dari
lima bab, dimana masing-masing bab terdiri dari karakteristik yang berbeda
namun masih dalam satu pembahasan.
BAB I : Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Kegunaan
Penilitian, Kerangka Teori, Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran,
Hipotesis
BAB II : Metodologi Penilitan. Dalam bab ini berisi tentang pendekatan
penilitian, Definisi operasional, Jenis dan Sumber Data, Instrumen
Pengumpulan Data, Populasi dan Sampel, dan Teknik Analisis data
34 Bambang Juanda, Ekonometrika : Permodelan dan Pendugaan, (Bogor : IPB Press, 2009) hal. 38.
33
BAB III : Gambaran Umum Tempat Penilitian. Dalam bab ini akan membahas
tentang sejarah singkat wilayah Kec. Pangkalan Jambu Kab.
Merangin
BAB IV : Hasil dan Pembahasan Penilitian. Pada bab ini penulis akan
memaparkan tentang apa yang akan diteliti oleh peniliti yakni
tentang analisis dampak penambangan emas tanpa izin terhadap
perekonomian masyarakat Kecamatan Pangkalan Jambu
BAB V : Penutup. Dalam bab ini berisi uraian kesimpulan serta saran dari
pembahasan di atas
34
H. Jadwal Penelitian
Tabel 2.2 Jadwal Penelitian
No 2018 2019
Kegiatan
Desember Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan x
Judul
2. Pembuatan x x
Proposal
3. Bimbingan x x x x
Proposal
4. Seminar x
Proposal
5. Perbaikan x x
Proposal
6. Riset x x
Lapangan
7. Pengolahan x x X x x x
Data
8. Penulisan x x x
Skripsi
9. Bimbingan x x x x x
Skripsi
10. Agenda x
Dan Ujian
Skripsi
11. Perbaikan x x
Dan
Penjilitan
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kecamatan Pangkalan Jambu
Pangkalan Jambu merupakan salah satu Marga Kecamatan di Kabupaten
Merangin. Kata Pangkalan Jambu adalah cerita dari ―Belalang Padang. Padang
dari Jambi‖. Puyang (Nenek Moyang) Pangkalan Jambu kemudian ―berakit dari
Indrapura kemudian di pemberhentian terdapat Pohon Jambu. Pemberhentian
inilah yang kemudian disebut Pangkalan Jambu. Tempat ini masih bisa ditemukan
didalam Hutan adat Pangkalan Jambu. Puyang Pangkalan Jambu berasal dari
Minangkabau Kerajaan Pagaruyung. Sehingga wajar bahasa sehari-hari yang
dgunakan masyarakat lebih mirip Bahasa Minang yang bercampur Bahasa
Melayu.
Walaupun merupakan keturunan dari Pagaruyung namun hukum adat
yang dibawa dari Pagaruyung kemudian mengalami proses yang kemudian diteliti
mudik dari Jambi. Cara ini biasa dikenal ―Tali Undang, Tambang Teliti‖
mengandung arti mencerminkan bahwa Daerah Kabupaten Merangin merupakan
daerah pertemuan yang berbentuk peraturan yang kuat antara dua induk suku yang
besar yaitu suku Batin dan suku Penghulu.. Seloko kemudian dapat ditemukan di
Lambang Kabupaten Merangin.
Begitu juga identitas masyakarat yang mengakui keturunan Pagaruyung
namun tetap mengakui tanah Jambi yang dilihat dari Seloko ―Belalang Padang.
Padang dari Jambi‖. Pangkalan Jambu dari dulu nya terkenal sebagai salah satu
35
36
daerah penghasil emas, kebiasaan mendulang telah lama dikenal masyarakat.
Mendulang adalah kebiasaan mencari emas dari sungai dengan cara mengayak.
Cara ini salah satu pilihan untuk mendapatkan emas tanpa merusak sungai dan
tidak pernah menggunakan alat berat ataupun zat kimia yang sering digunakan
untuk memisahkan pasir dengan butiran emas.
Pengukuran emas yang didapatkan menggunakan penghitungan dari
dahulu kala hingga sekarang tetap digunakan. Mereka menyebutkan ―1 mayam‖.
Istilah mayam masih dikenal selain di Merangin juga dikenal di Sarolangun dan
Bungo. 1 mayam sama dengan 1 ¼ mas. 1 mayam diukur 2,5 gram. Sehingga 1
mas menjadi 3,7 gram. 35
B. Letak Geografis
Kecamatan Pangkalan Jambu adalah salah satu kecamatan di Kabupaten
Merangin yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Sungai Manau.
Kecamatan Sungai Manau sendiri telah mekar menjadi tiga kecamatan yaitu
Sungai Manau, Renah Pembarap dan Pangkalan Jambu. Luas wilayah Pangkalan
Jambu 427,05 km2 atau sekitar 5,56% dari wilayah Kabupaten Merangin.
- Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tabir Barat
- Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sungai Manau
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Muara Siau
- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kerinci.
35
Budihardjo, Perkembangan Ekonomi Masyarakat Daerah Jambi – Studi Masa Kolonial, Philosophy Press, University of Michigan, 2001, Hal. 64
37
Kecamatan Pangkalan Jambu merupakan wilayah berbukit dengan
ketinggian rata-rata 213 M di atas permukaan laut. Kecamatan Pangkalan Jambu
resmi menjadi kecamatan sendiri sejak tahun 2007 dengan ibu kota kecamatan di
Desa Sungai Jering. Kecamatan Pangkalan Jambu yang terdiri dari 8 (delapan)
desa yang dimulai dari Desa Tanjung Mudo, Desa Kampung Limo, Desa Sungai
Jering, Bungo Tanjung, Desa Tiga Alur, Bukit Perentak, Desa Baru Pangkalan
Jambu dan Desa Birun. 36
C. Aspek Demografis
Jumlah penduduk Kecamatan Pangkalan Jambu tahun 2018 mengalami
peningkatan menjadi 7.102. Jika dibandingkan tahun 2014 jumlah penduduk di
Kecamatan Pangkalan Jambu berjumlah 6.465 orang. Hal ini berarti ada adanya
peningkatan penduduk yang terjadi di Kecamatan Pangkalan Jambu sebesar 9%.
peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2018 sebesar 9% juga dipengaruhi oleh
peningkatan angka kelahiran, kematian dan migrasi. Dilihat dari kepadatan
penduduk maka kepadatan penduduk Pangkalan Jambu adalah 15 jiwa/km2.
Dilihat berdasarkan gender, jumlah penduduk kecamatan pangkalan jambu tidak
jauh berbeda antara laik-laki dan perempuan. Meski jika dikalkulasi jumlah
penduduk perempuan lebih banyak, dengan sex ratio 99. ini berarti dari 100
penduduk perempuan akan terdapat 99 penduduk laki—laki. Namun pengaruh
paling besar pada pertumbuhan penduduk di Kecamatan Pangkalan Jambu adalah
36 Badan Pusat Statistik Merangin, Kecamatan Pangkalan Jambu Dalam Angka 2018
38
karena faktor migrasi datang (imigrasi) yang terjadi di Kecamatan Pangkalan
Jambu.37
Tabel 3.1
Data Kependudukan Menurut Desa di Kecamatan Pangkalan
Jambu
No. Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah KK
(Jiwa)
1. Birun 653 204
2. Baru Pangkalan Jambu 429 135
3. Bukit Perentak 740 218
4. Tiga Alur Pangkalan Jambu 1.204 382
5. Bungo Tanjung 912 261
6. Sungai Jering 801 240
7. Kampung Limo 1.441 384
8. Tanjung Mudo 801 218
Jumlah 7.102 2.042
(Sumber Data : Kantor Camat Pangkalan Jambu, 2018)
D. Aspek Pemerintahan
1. Visi & Misi
Dalam menjalankan tugas Kecamatan Pangkalan Jambu memiliki visi
dan misi yang diterapkan dalam memberikan pelayanan optimal kepada
masyarakat Kecamatan Pangkalan Jambu. Visi Kecamatan Pangkalan Jambu yaitu
―Profesional, Aspiratif dan Inovatif dalam Membina, Melayani Sepenuh Hati dan
37 Arsip Data Kecamatan Pangkalan Jambu, 2018
39
Memfasilitasi Masyarakat dalam Rangka Menuju Merangin Emas 2018‖.
Selanjutnya untuk mewujudkan visi tersebut, Kecamatan Pangkalan Jambu
memiliki misi sebagai berikut :
a.Melaksanakan pelayanan masyarakat dan pengkoordinasian penyelenggaraan
kegiatan pemerintah kecamatan
b. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi pemerintah desa
c. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi pembangunan wilayah d.
Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi kemasyarakatan38
2. Strukur Organisasi
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan Pangkalan Jambu
CAMAT
SEKRETARIS CAMAT
KASUBBAG UMUM KASUBBAG PERENCANAAN
& KEPEGAWAIAN & KEUANGAN
KASI PEMERINTAHAN KASI PPMDK KASI PELUM KASI SOSIAL
& TRANTIBUM
38 Arsip Data Kantor Kecamatan Pangkalan Jambu, 2018.
40
(Sumber Data : Kantor Camat Pangkalan Jambu, 2019)
Dari Struktur tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa tugas dan tanggung
jawab pejabat kecamatan tersebut adalah :
a. Camat bertanggung jawab melakukan koordinasi terkait pemberdayaan
masyarakat, upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum,
penerapan serta penegakan aturan undang-undang, pelaksanaan pemeliharaan
prasarana serta fasilitas pelayanan umum dan kegiatan terkait pemerintahan
ruang lingkup wilayah kecamatan.
b. Sekretaris Camat bertanggung jawab melaksanakan penyusunan perencanaan
serta rancangan program kecamatan, Mengelola administrasi keuangan dan
kepegawaian serta pelaksanaan urusan umum lainnya berdasarkan perintah
wewenang dari camat.
c. Kasubbag Umum & Kepegawaian bertanggung jawab dalam memimpin,
merencanakan, mengatur, melakukan koordinasi, serta pengawasan terhadap
kegiatan pengelolaan administrasi, baik administrasi umum, perlengkapan,
maupun kepegawaian
d. Kassubag Perencanaan & Keuangan bertanggung jawab menyusun
perencanaan program dan kegiatan dan pengelolaan administrasi keuangan.
e. Kasi Pemerintahan & Trantibum bertanggung jawab merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis bidang pemerintahan dan kebijakan teknis
bidang ketentraman dan ketertiban umum.
f. Kasi PPMDK bertanggung jawab melaksanakan dan membina pembangunan
serta mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat
41
g. Kasi PELUM bertanggung jawab dalam perencanaan, pengorganisasian tugas
dan pelaksanaannya, pemantauan, pengevaluasian serta pelaporan mengenai
pelayanan umum.
h. Kasi Sosial bertanggung jawab atas perencanaan program pembinaan
kesehatan, pendidikan, kesejahteraan keluarga, keagamaan, sosial budaya dan
pemberdayaan masyarakat serta bantuan dan pelayanan sosial.
E. Kondisi Ekonomi
Pangkalan Jambu disebut sebagai lumbung padi terbesar bagi Kabupaten
Merangin. Pada tahun 2011 tanah seluas 30.022 hektare merupakan areal
persawahan. Mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani/pekebun di berbagai
sektor pertanian seperti padi, karet, kopi maupun sayur-sayuran. Namun beberapa
tahun ini adanya penurunan produksi sektor pertanian yang terjadi di Kecamatan
Pangkalan Jambu. Hal ini disebabkan peralihan masyarakat dari sektor pertanian
menjadi sektor pertambangan.
Peralihan minat masyarakat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi
masyarakat yang ada di Kecamatan Pangkalan Jambu. Desakan ekonomi dan
rendahnya pendapatan menjadi petani menjadi alasan kuat masyarakat mencoba
peruntungan sebagai penambang emas. Berdasarkan data yang dihimpun dari
Kecamatan Pangkalan Jambu. Keadaan Ekonomi dilihat dari Mata Pencaharian
penduduk adalah sebagai berikut.
42
Tabel. 3.2
Jenis Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Pangkalan Jambu
No. Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Petani/Pekebun 1.291 39,5
2. Pertukangan 231 7
3. PNS, TNI dan POLRI 187 5,5
4. Pensiunan 53 1,6
5. Peternak 215 6,5
6. Pedagang 437 13,4
7. Wiraswasta 250 7,7
8 Dan lain-lain 597 18,8
Jumlah 3.261 100%
Sumber Data : Kantor Camat Pangkalan Jambu, 2018
Dari data penduduk pada jenis mata pencaharian Kecamatan Pangkalan
Jambu, tidak ada yang menyatakan secara resmi atau tertulis tentang mata
pencaharian penduduk sebagai penambang emas. Hal ini dikarenakan aktivitas
penambangan emas tersebut dilakukan tanpa izin sehingga tidak ada data resmi
pemerintah akan jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertambangan di
Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin. Semua jenis mata
pancaharian penduduk berpotensi untuk bekerja di sektor pertambangan emas
tanpa izin di Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
Pada pembahasan penelitian berikut disajikan deskripsi data yang telah
diperoleh dalam penelitian. Data hasil penelitian diperoleh secara langsung dari
responden, yaitu angket penelitian dengan mengajukan pernyataan yang telah
disiapkan peneliti. Dalam penelitian ini berjumlah 99 responden masyarakat di
Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin.
Pada Penelitian ini menyajikan informasi mengenai keadaan umum
responden berdasarkan jenis kelamin, usia, status kependudukan, pendidikan
dan pendapatan responden sebelum dan setelah adanya pertambangan emas
tanpa izin di Kecamatan Pangkalan Jambu.
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %
Laki-Laki 77 77,8
Perempuan 22 22,2
Jumlah 99 100%
Sumber : Hasil Olah Data, 2019
Dilihat dari tabel 4.1 menunjukan bahwa jumlah responden segi jenis
kelamin tidak seimbang. Dimana yang paling mendominasi adalah laki-
laki berjumlah 77 orang atau dengan tingkat persentase 77,8% sedangkan
perempuan hanya 22 orang atau dengan persentase 22,2%.
43
44
2. Usia
Tabel 4.2
Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase %
Kurang 25 – 35 tahun 31 31,3
36 – 45 tahun 30 30,2
46 – 55 tahun 22 22,2
Lebih dari 56 tahun 16 16,1
Jumlah 99 100%
Sumber : Hasil Olah Data, 2019
Usia responden penelitian yaitu kurang 25-35 tahun sebanyak 31
orang atau dengan persentase 31,3 % , 36-45 tahun sebanyak 30 orang atau
dengan persentase 30,2% , 46-55 tahun sebanyak 22 orang atau dengan
persentase 22,2% dan lebih dari 56 tahun sebanyak 16 orang atau dengan
persentase 16,1% .
3. Status Kependudukan
Tabel 4.3
Deskripsi Responden Berdasarkan Status Kependudukan
Status Kependudukan Frekuensi Persentase %
Asli daerah 84 84,8
Pendatang 15 15,2
Jumlah 99 100%
Sumber : Hasil Olah Data, 2019
Status kependukan responden yang merupakan masyarakat asli daerah
sebanyak 84 orang atau dengan tingkat persentase 84,8% dan yang
merupakan masyarakat pendatang sebanyak 15 orang atau dengan tingkat
persentase 15,2%.
45
4. Pendidikan
Tabel 4.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Frekuensi Persentase %
SD 40 40,4
SLTP 22 22,2
SLTA 31 31,3
Sarjana 6 6,1
Jumlah 99 100%
Sumber :Hasil Olah Data, 2019
Pendidikan terakhir responden penelitian yaitu dengan yang lulusan
SD sebanyak 40 orang atau dengan tingkat persentase 40,4% , untuk yang
lulusan setingkat SLTP sebanyak 22 orang atau dengan persentase 22,2%,
lulusan tingkat SLTA sebanyak 31 orang atau dengan tingkat persentase
31,3%, dan untuk lulusan sarjana sebanyak 6 orang atau dengan tingkat
persentase 6,1%.
5. Pendapatan Responden
Tabel 4.5
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan Sebelum Ada Pertambangan
Pendapatan/Bulan Frekuensi Persentase %
Tidak Bekerja 6 6,1
Rp 500.000 – Rp 1.500.000 55 55,5
>Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 23 23,2
>Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 12 12,1
>Rp 3.500.000 – Rp 4.500.000 3 3,1
>Rp 4.500.000 – Rp 5.500.000 0 0
>Rp 5.500.000 0 0
46
Jumlah 99 100%
Sumber : Hasil Olah Data, 2019
Pendapatan responden per bulan sebelum adanya pertambangan emas
yang tidak bekerja berjumlah 6 orang atau dengan tingkat persentase 6,1%,
Rp500.000–Rp1500.000 berjumlah 55 orang atau dengan tingkat persentase
55,5%, >Rp1.500.000–Rp2.500.000 berjumlah 23 orang atau dengan tingkat
persentase 23,2% , >Rp2.500.000–Rp3.500.000 berjumlah 12 orang atau
dengan tingkat persentase 12,1%, >Rp3.500.000-Rp4.500.000 berjumlah 3
orang atau dengan tingkat persentase 3,1%, Sedangkan jumlah pendapatan dari
>Rp4.500.000 hingga >5.500.000 sebelum adanya pertambangan emas didapat
bahwa tidak ada responden yang mencapai pendapatan sebesar tersebut.
Tabel 4.6
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan Setelah Ada
Pertambangan
Pendapatan/Bulan Frekuensi Persentase (%)
Tidak Bekerja 0 0
Rp 500.000 – Rp 1.500.000 6 6,1
>Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 41 41,4
>Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 20 20,3
>Rp 3.500.000 – Rp 4.500.000 17 17,2
>Rp 4.500.000 – Rp 5.500.000 8 8
>Rp 5.500.000 7 7
Jumlah 99 100%
Sumber : Hasil Olah Data
Pendapatan responden per bulan setelah adanya pertambangan emas
yang tidak bekerja tidak ada atau dengan tingkat persentase 0% , Rp500.000–
47
Rp1.500.000 berjumlah 6 orang atau dengan tingkat persentase 6,1% ,
>Rp1.500.000–Rp2.500.000 berjumlah 41 orang atau dengan tingkat
persentase 41,4%, >Rp2.500.000–Rp3.500.000 berjumlah 20 orang atau
dengan tingkat persentase 20,3%, jumlah pendapatan >Rp3.500.000–
Rp4.500.000 sebanyak 17 orang atau dengan tingkat persentase 17,2%, jumlah
>Rp4.500.000–Rp5.500.000 sebanyak 8 orang atau dengan tingkat persentase
8% dan responden dengan jumlah pendapatan >Rp 5.500.000 sebanyak 7
orang atau dengan tingkat persentase 7%.
Gambar 4.1
Grafik Perbandingan Berdasarkan Pendapatan Responden Sebelum
dan Setelah Adanya Pertambangan
70
60
Jum
lah
50 30
40
20
10
0
Pendapatan SetelahPertambangan Pendapatan Sebelum Pertambangan
Dari grafik di atas diketahui bahwa terjadinya peningkatan pendapatan
responden sebelum dan setelah adanya pertambangan emas tanpa izin. Hal ini
48
ditunjukkan oleh naiknya garis grafik pendapatan setelah adanya pertambangan
jika dibandingkan dengan garis grafik pendapatan sebelum adanya pertambangan
emas tanpa izin yang terjadi pada masyarakat Kecamatan Pangkalan Jambu
Kabupaten Merangin
6. Pekerjaan Responden
Tabel 4.7
Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan Sebelum Ada Pertambangan
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Tidak Bekerja/Pengangguran 6 6
Petani/Pekebun 50 51
Pedagang 12 12
Peternak 4 4
Pertukangan 4 4
Pegawai Negeri Sipil 4 4
Supir 7 7
Wiraswasta 11 11
Guru Honorer 1 1
Jumlah 99 100%
Sumber : Hasil Olah Data, 2019
Pekerjaan responden sebelum pertambangan emas yang tidak bekerja
sebanyak 6 orang atau dengan tingkat persentase 6% , responden yang bekerja
sebagai petani/pekebun berjumlah 50 orang atau dengan tingkat persentase
51%, pedagang sebanyak 12 orang atau dengan tingkat persentase 12%,
peternak sebanyak 4 orang atau dengan tingkat persentase 4%, pertukangan
sebanyak 4 orang atau dengan tingkat persentase 4%, Pegawai Negeri Sipil
sebanyak 4 orang atau dengan tingkat persentase 4%, supir sebanyak 7 orang
49
atau dengan tingkat persentase 7%, Wiraswasta sebanyak 11 orang atau dengan
tingkat persentase 11%, dan responden yang bekerja sebagai guru honorer
berjumlah 1 orang atau dengan tingkat persentase 1%.
Setelah adanya pertambangan terjadi peralihan mata pencaharian
penduduk dari sebelumnya ke sektor pertambangan. Hal ini dapat dbuktikan
pada data responden dalam pengisian kuesioner yang dilakukan peniliti. Pada
sektor pertambangan masyarakat perannya dapat sebagai pemilik lahan,
pemodal, kuli penambang dan lain sebagainya yang dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 4.8
Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan Setelah Ada Pertambangan
Frekuensi Persentase (%)
Tidak Bekerja/Pengangguran 0 0
Petani/Pekebun 2 2,1
Pedagang 16 16,2
Pertukangan 1 1
Pegawai Negeri Sipil 1 1
Wiraswasta 1 1
Guru Honorer 1 1
Pemilik Lahan 22 22,2
Pemodal 15 15,1
Kuli Penambang 40 40,4
Jumlah 99 100%
Sumber : Hasil Olah Data,2019
Pekerjaan responden setelah adanya pertambangan emas yang tidak
bekerja/pengangguran tidak ada atau dengan tingkat persentase 0%. Responden
50
yang bekerja sebagai petani/pekebun sebanyak 2 orang atau dengan tingkat
persentase 16,2% , pedagang sebanyak 16 orang atau dengan tingkat persentase
16,2%, pertukangan sebanyak 1 orang atau dengan tingkat persentase 1%,
Pegawai Negeri Sipil sebanyak 1 orang atau dengan tingkat persentase 1%,
Wiraswasta sebanyak 1 orang atau dengan tingkat persentase 1%, guru honorer
sebanyak 1 orang atau dengan tingkat persentase 1%. Pada sektor
pertambangan, responden yang berperan sebagai pemilik lahan areal
pertambangan sebanyak 22 orang atau dengan tingkat persentase 22,2%,
sebagai pemodal sebanyak 15 orang atau dengan tingkat persentase 15,1%, dan
responden yang bekerja sebagai kuli penambang berjumlah 40 orang atau
dengan tingkat persentase 40,4%.
Gambar 4.2
Grafik Peralihan Mata Pencaharian Responden Setelah Ada Pertambangan
Petani
2% Pensiunan
1%
Pedagang Wiraswasta
16% 1%
Pertukangan 1%
Pertambangan Guru Honorer
78%
1%
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa terjadinya peralihan mata
pencaharian responden ke sektor pertambangan sebagai pemilik lahan, pemodal
dan kuli penambang yang berjumlah 77 orang atau dengan persentase 78% .
51
Pekerjaan responden pada sektor pertambangan merupakan pekerjaan sampingan
karena aktivitas pertambangan emas ini dilakukan tanpa adanya izin operasional
pemerintah. Walaupun hanya pekerjaan sampingan namun tak dipungkiri bahwa
pekerjaan pada sektor pertambangan ini baik sebagai pemilik lahan, pemodal dan
kuli penambang menjadi sumber utama pendapatan masyarakat setempat beberapa
tahun terakhir dan berdampak terhadap perekonomian karena meliputi sebagian
besar masyarakat di Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin.
B. Hasil Analisis Data
1. Analisis Regresi Sederhana
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi dengan menggunakan regresi linear sederhana. Tujuannya untuk
mengetahui pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
Hasil regresi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.9
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 9,780 3,812 2,565 ,012 1
PERTAMBANGAN ,744 ,124 ,521 6,017 ,000 a. Dependent Variable: PEREKONOMIAN MASYARAKAT
Sumber : Hasil Olahan Data, 2019
Dari hasil tersebut persamaan regresi dapat diperoleh dari standardized
coefficient, hal ini karena pengukurannya menggunakan skala penilaian likert,
sehingga persamaannya sebagai berikut :
52
Y = a + b X + e
Y = 9,780 + 0,744X + e
Hasil analisis menunjukan bahwa besarnya nilai konstanta yang
dihasilkan adalah sebesar 9,780 dan koefisien dampak pertambangan sebesar
0,744, artinya pertambangan bersifat positif dan signifikan terhadap
perekonomian masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa dampak pertambangan
terhadap perekonomian masyarakat di Kecamatan Pangkalan Jambu
berdampak positif.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas data dideteksi dengan
melihat data (titik), pada sumbu diagonal pada gambar berikut.
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas
53
Dilihat dari grafik normal probility plot tampak titik menyebar
terhimpit di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal. Hal ini
dapat dikatakan residual terdistribusi secara normal. Untuk lebih
memastikan, maka residual dapat diuji komolgrav di bawah ini.
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas Kolmograv-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 99
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,27033814
Absolute ,080
Most Extreme Differences Positive ,041
Negative -,080
Kolmogorov-Smirnov Z ,793
Asymp. Sig. (2-tailed) ,556 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan uji normalitas diketahui nilai Kolmogorov-Smirnov Z
sebesar 0,793 dan signifikansi 0,556. Karena nilai signifikan >0,05 yaitu
0.566 maka data terdistribusi normal dan asumsi normalitas terpenuhi.
3. Uji Statistik
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan menguji apakah variabel bebas (independen) memiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat
signifikansi 0,05 atau 5% dengan menganggap variabel bebas bernilai
konstan. Diperoleh data statistik sebagai berikut.
54
Tabel 4.11
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 9,780 3,812 2,565 ,012 1
PERTAMBANGAN ,744 ,124 ,521 6,017 ,000 a. Dependent Variable: PEREKONOMIAN MASYARAKAT
Ketentuan ttabel :
Tingka signifikansi >0,05
Df = n – k
Df = 99 – 2
Df = 97 maka ttabel diketahui = 1,984
Dari hasil uji t diatas, diketahui untuk variabel pertambangan
mempunyai nilai t sebesar 6,017 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
Pertambangan berpengaruh terhadap tingkat perekonomian masyarakat
karena nilai thitung > ttabel atau 6,017 > 1,984 dan signifikan yang dihasilkan
0,000 < 0,05. Dengan ini berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan
kata lain bahwa ada dampak yang signifikan antara pertambangan (X)
terhadap tingkat perekonomian masyarakat (Y) di Kecamatan Pangkalan
Jambu Kabupaten Merangin.
4. Koefisien determinan (R Square)
Analisis koefisien deterrminasi dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar nilai persentase kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat.
55
Dari hasil perhitungan melalui alat ukur statistik software didapatkan nilai
koefisien determinasi sebagai berikut.
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,521a
,272 ,264 2,282
a. Predictors: (Constant), PERTAMBANGAN
b. Dependent Variable: PEREKONOMIAN MASYARAKAT
Berdarkan tabel 4.12 menunjukan bahwa nilai R (korelasi) sebesar
0,521 sehingga variabel dependen dan variabel independen dapat dikatakan
bahwa memiliki korelasi atau hubungan yang kuat. Selanjutnya angka
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,272 atau sama dengan 27,2%. Hal ini
berarti bahwa kemampuan variabel dependen (pertambangan)
mempengaruhi variabel independen (perekonomian masyarakat) sebesar
27,2%. Sedangkan sisanya 72,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dimasukan dalam penelitian ini.
C. Pembahasan
Analisis Dampak Penambangan Emas Tanpa Izin Terhadap Perekonomian
Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan diketahui bahwa
faktor pendorong pertambangan emas tanpa izin yang terjadi di Kecamatan
Pangkalan akibat kesulitan ekonomi, rendahnya harga di sektor pertanian bagi
56
masyarakat yang bekerja sebagai petani/pekebun dan tingginya tingkat
keberhasilan masyarakat dalam membuka areal pertambangan. Dampak
pertambangan emas tanpa izin ini dapat berupa dampak positif dan negatif.
Dampak positifnya dapat meningkatkan perekonomian pada tingkat pendapatan,
tingkat pendidikan, kepemilikan aset hingga jenis pemukiman. Sedangkan
dampak negatifnya ialah rusaknya lingkungan yang dijadikan areal pertambangan,
pencemaran alam, membahayakan keselamatan dan kesehatan pekerja tambang
dan juga melanggar aturan pemerintah.
Pada aspek tingkat pendapatan dapat dibandingkan dari tabel 4.5 sebelum
ada pertambangan dengan tabel 4.6 setelah ada pertambangan emas dapat terlihat
bahwa terjadinya peluang kerja terhadap responden dengan tidak adanya atau 0%
responden yang tidak bekerja/pengangguran. Tingkat pendapatan responden pun
bertambah dengan hanya 6 orang atau dengan tingkat 6,1% responden yang
pendapatannya berjumlah Rp500.000-Rp1.500.000.
Pada penyerapan dan peralihan mata pencaharian responden dapat dilihat
pada Gambar 4.2 Grafik Peralihan Mata Pencaharian Responden Setelah Adanya
Pertambangan dapat dilihat bahwa 78% responden beralih profesi ke sektor
pertambangan yang berperan sebagai pemilik lahan, pemodal dan kuli
penambang. Selain itu sejak kehadiran pertambangan emas ini tidak ada
responden yang tidak bekerja/pengangguran.
Dari hasil uji asumsi klasik diketahui bahwa berdasarkan hasil gambar
scatter plot di atas didapatkan bahwa titik-tik data menyebar di atas dan di bawah
atau di sekitar angka 0. Penyebaran titik-titik membentuk pola yang teratur. Hal
57
ini dapat dikatakan residual terdistribusi secara normal. Untuk lebih memastikan,
maka peneliti menggunakan uji komolgrav yang kemudian diketahui nilai
Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,793 dan signifikansi 0,556. Karena nilai
signifikan >0,05 yaitu 0.588 maka dapat dinyatakan bahwa data terdistribusi
normal dan asumsi normalitas terpenuhi.
Hasil analisis pada regresi sederhana menunjukan bahwa besarnya nilai
konstanta yang dihasilkan adalah sebesar 9,780 dan koefisien dampak
pertambangan sebesar 0,744, artinya pertambangan bersifat positif dan
signifikan terhadap perekonomian masyarakat.
Pada hasil uji t diketahui untuk variabel pertambangan mempunyai nilai t
sebesar 6,017 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Pertambangan berpengaruh
terhadap tingkat perekonomian masyarakat karena nilai thitung > ttabel atau 6,017 >
1,984 dan signifikan yang dihasilkan 0,000 < 0,05.
Pada uji koefisien determinasi menunjukan bahwa nilai R (korelasi)
sebesar 0,521 sehingga variabel dependen dan variabel independen dapat
dikatakan bahwa memiliki korelasi atau hubungan yang kuat. Selanjutnya angka
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,272 atau sama dengan 27,2%. Hal ini berarti
bahwa kemampuan variabel dependen (pertambangan) mempengaruhi variabel
independen (perekonomian masyarakat) sebesar 27,2%. Sedangkan sisanya 72,8%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan berpedoman
pada instrumen pengumpulan data (IPT) dengan ini dapat dinyatakan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak. Dengan kata lain bahwa ada dampak yang signifikan
58
antara pertambangan emas tanpa izin (X) terhadap tingkat perekonomian
masyarakat (Y) di Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan pada pengujian dampak pertambangan terhadap perekonomian
masyarakat di Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin bahwa dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan kata lain bahwa ada
dampak yang signifikan antara pertambangan emas tanpa izin (X) terhadap tingkat
perekonomian masyarakat (Y) di Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten
Merangin.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi linear
sederhana. Penelitian ini menunjukkan adanya dampak pertambangan (X) emas
tanpa izin terhadap perekonomian masyarakat di Kecamatan Pangkalan Jambu
Kabupaten Merangin.
Pertambangan berpengaruh signifikan terhadap tingkat perekonomian
masyarakat di Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin. Dikarenakan
pertambangan ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (6,017 > 1,984) dan
signifikan yang dihasilkan 0,000 < 0,05.
Faktor penguat uji statistik ialah berdasarkan hasil observasi dan
wawancara diperoleh bahwa penyebab utama kehadiran maraknya aktivitas
pertambangan emas tanpa izin disebabkan sulitnya perekonomian masyarakat dan
rendahnya pendapatan menjadi petani/pekebun. Selain itu tingginya rata-rata
keberhasilan masyarakat dalam membuka areal pertambangan emas tanpa izin
59
60
menjadikan aktivitas ini semakin marak digeluti masyarakat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan perubahan bangunan rumah secara total dan banyaknya
masyarakat dalam kepemilikan aset kendaraan. Walaupun pertambangan emas
tanpa izin (PETI) berdampak positif bagi perekonomian masyarakat di Kecamatan
Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin, namun aktivitas ini seharusnya tidak
boleh terus dibiarkan karena merusak lingkungan, mencemari alam dan juga
melanggar aturan pemerintah. Untuk itu agar aktivitas pertambangan emas tanpa
izin tidak lagi terulang di Kecamatan Pangkalan Jambu maka diperlukan inovasi
kebijakan pemerintah bekerja sama dengan masyarakat sebagai pelaku suapaya
pertambangan ini diberikan izin secara legal sesuai Undang-undang No. 4 Tahun
2009 tentang pertambangan batu bara dan mineral yang terjadi di Kecamatan
Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan maka
selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat memberikan
manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini. Adapun saran-
saran yang dapt disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak terkait agar dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga kesejahteraan dapat
tercapai. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa perekonomian masyarakat
meningkat dengan kehadiran pertambangan emas, namun aktivitas
pertambangan emas ini tidak adanya izin operasional pemerintah yang
61
berdampak terhadap rusaknya ekologi lingkungan dan terancamnya
keselamatan pekerja tambang. Dengan adanya hal tersebut perlunya sosialisasi
pemerintah terhadap masyarakat agar pertambangan emas tanpa izin tidak
terjadi lagi, selain itu harus ada sinergi pemerintah dalam upaya meningkatkan
perekonomian masyarakat selain dengan bertambang emas sehingga
kesejahteraan penduduk dapat tercapai.
2. Bagi Akedemik
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
dan dokumentasi bagi pihak kampus sebagai bahan penelitian selanjutnya
dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan dampak pertambangan
terhadap perekonomian masyarakat di Kecamatan Pangkalan Jambu
Kabupaten Merangin. Meskipun peneliti dalam melakukan penelitiannya
mengalami berbagai kendala dalam pencarian informasi karena menyangkut
kerahasian data.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bisa menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi
perekonomian masyarakat di Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten
Merangin.
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Semarang : C.V Toha Putra, 1989
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Paduan Eviews, (Yogyakarta : UPP STIM YKPS)
Bambang Juanda, Ekonometrika : Permodelan dan Pendugaan, Bogor : IPB Press, 2009
Budihardjo, Perkembangan Ekonomi Masyarakat Daerah Jambi – Studi Masa Kolonial, Philosophy Press, University of Michigan, 2001
Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat, Yogyakarta: IDEA ,1998
Gunawan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2004
Husaini Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi,dan karya ilmiah, Jakarta: Prenadamedia Group, 2011
Muhammad Teguh, Metodelogi Penilitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, 2005
Nandang Sudrajat, Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia Menurut Hukum, Pustaka Yustisia, Jakarta, 2010
Sudaryono, Metodologi Penilitian, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2017
Sugiyono, Metode Penilitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND, Bandung : Alfabeta, 2013
Tim Penulis Fakultas Syariah, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Jambi ; Syariah Press, 2012
62
63
B. Lain-lain
Balai Pengkajian Teknologi dan Lingkungan Provinsi Jambi, 2017
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016
Status Laporan Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, 2016
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi
Badan Pusat Statistik Merangin, Kecamatan Pangkalan Jambu Dalam Angka 2018
Arsip Data Pemeritah Kantor Camat Pangkalan Jambu
http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/jskpm/article/view/193, Diakses 05
Desember 2018
https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/geber-mewah-dongkrak-produksi-
padi-menjadi-802-4-ton-di-merangin, diakses 15 Desember 2018
http://belajarterusjanganmenyerah.blogspot.com/2010/01/pertambangan-
jambi.html, diakses pada 3 Januari 2019
Ahyani, Pengaruh Kegiatan Penambangan Emas Terhadap Kondisi Kerusakan Tanah Pada Wilayah Pertambangan Rakyat di Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara, Tesis Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, 2011
Edi Farlan, Dampak Pertambangan Emas Tradisional Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di Gampong Mersak Kecamata Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan, Jurnal Ilmiah Pertanian Unsyiah, 2016
Fitri Amalia, Etika Bisnis Islam : Konsep dan Implementasi Pada Pelaku Usaha Kecil, Skripsi FEB, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013
Hamdi, Kontribusi Pertambangan Emas Rakyat Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Penambang Desa Taman Baru Kecamatan SekotongPerspektif Ekonomi Islam, Skripsi Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Mataram, 2016
Ismatul Hidayah, Kajian Dampak Penambangan Emas terhadap Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan Pertanian di Kabupaten Buru, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016
Meri Yuliana, Dampak Penambangan Batu Gunung Di Desa Merangin Kecamatan Kuok Ditinjau Menurut Ekonomi Islam, Skripsi Fakultas
Syariah dan Ilmu Hukum, UIN Suska Riau, 2013
64
Nopriadi, Dampak Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (Peti) Terhadap Pencemaran Air Sungai, Sosial Ekonomi, dan Solusinya di Kabupaten Kuantan Singing, 2016
Wibisono, Model Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Pertambangan Mineral yang Berkelanjutan (Studi Kasus: Pengelolaan Lingkungan ModADA Di Kabupaten Mimika, Papua), Disertasi Institut Pertanian Bogor, 2008
Wira Fuji Astuti, Dampak Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin Terhadap
Kesejahteraan Rumah Tangga Gurandil, Skripsi Fakultas Ekologi
Manusia Institut Pertanian Bogor Bogor, 2015
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
KUESIONER
“ANALISIS DAMPAK PERTAMBANGAN EMAS TANPA IZIN TERHADAP
EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN PANGKALAN JAMBU
KABUPATEN MERANGIN”
Sehubungan dengan adanya penelitian untuk tugas akhir program Strata
Satu (S1), saya Nailis Sa’adah A mahasiswi UIN STS Jambi jurusan Ekonomi
Syariah meminta kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk membantu penelitian saya
yang berjudul “Analisis Dampak Pertambangan Emas Tanpa Izin Terhadap
Ekonomi Masyarakat (Studi Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten
Merangin)”. Atas kerja sama dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.
A. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden (diisi peneliti): .....................
Nama : ............................................................................... ..
Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
Usia : Kurang 25-35 tahun 36 – 45 tahun
46 - 55 tahun Lebih 56 tahun
Status Kependudukan : Asli daerah
Pendatang, dari daerah...................................
Pendidikan Terakhir : ...............................
Status : ................................
Pekerjaaan : ..................................................................................
Pendapatan sebelum ada Pertambangan:
Rp 500.000 – Rp 1.500.000
> Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000
> Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000
> Rp 3.500.000 – Rp 4.500.000
> Rp 4.500.000 – Rp 5.500.000
>Rp 5.500.000
Pekerjaan : ................................................................
Pendapatan setelah ada Pertambangan :
Rp 500.000 – Rp 1.500.000
> Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000
> Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000
> Rp 3.500.000 – Rp 4.500.000
> Rp 4.500.000 – Rp 5.500.000
>Rp 5.500.000
B. PERTAMBANGAN (X)
No. Pernyataan SS S RR TS STS
1. Usaha pertambangan emas menyebabkan
rusaknya ekosistem lingkungan
2. Sebelum ada pertambangan emas mayoritas
masyarakat ber profesi sebagai petani/pekebun
3. Maraknya aktivitas pertambangan emas akibat
menurunnya komoditas harga pada sektor
pertanian
4. Bertambang emas berdampak buruk bagi
keselamatan dan kesehatan pekerja tambang
5. Pertambangan emas di Kecamatan Pangkalan
Jambu masih dilakukan secara tradisional
6. Aktivitas penambangan emas memberikan
manfaat bagi masyarakat yang terkena dampak
7. Usaha Pertambangan emas di Kecamatan
Pangkalan Jambu dilakukan tanpa izin
pemerintah
C. EKONOMI MASYARAKAT (Y)
No. Pernyataan SS S RR TS STS
1. Usaha pertambangan emas membuka
kesempatan kerja yang cukup besar di daerah
2. Tenaga kerja lokal mendapat prioritas untuk
bekerja tambang
3. Upah yang diterima sesuai dengan harapan
masyarakat
4. Usaha pertambangan emas meningkatkan
penghasilan responden
5. Usaha pertambangan emas meningkatkan
kemampuan responden dalam kepemilikan aset
6. Pertambangan emas menumbuhkan peluang
usaha lain bagi masyarakat
7. Aktifitas penambang emas menyebabkan
berkurangnya peluang pendapatan masyarakat di
bidang pertanian
8. Aktifitas penambangan emas menyebabkan
berkurangnya pendapatan masyarakat Non-
pertanian
Keterangan
SS : Sangat Setuju
S: Setuju
RR: Ragu-Ragu
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Lampiran 2 Data Jawaban Responden
No Pertambangan (X) Jumlah Ekonomi Masyarakat (Y) Jumlah
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8
1 4 5 5 4 4 4 4 30 4 4 4 4 4 4
4 2 30
2 5 5 5 5 5 4 5 34 5 4 4 5 5 5
5 3 36
3 4 4 5 5 5 4 5 32 5 5 4 4 4 5
5 3 35
4 5 5 5 5 5 5 5 35 5 4 5 5 5 5
4 2 35
5 5 5 5 5 5 4 5 34 5 4 4 5 4 5
5 2 34
6 5 5 5 4 4 4 5 32 5 5 4 5 5 5
4 2 35
7 5 5 5 5 5 5 5 35 5 5 5 5 5 4
5 3 37
8 5 5 5 4 4 5 5 33 5 4 4 5 5 5
4 2 34
9 4 5 5 4 4 5 5 32 4 4 4 5 4 5
5 4 35
10 5 4 4 4 3 4 4 28 4 4 4 4 4 4
5 4 33
11 5 5 5 4 4 4 5 32 5 5 4 5 5 4
5 2 35
12 5 5 5 4 3 4 5 31 5 4 4 2 4 5
5 2 31
13 5 5 5 4 4 4 5 32 5 5 4 5 5 4
5 4 37
14 5 5 5 4 3 5 5 32 5 4 5 5 5 4
5 2 35
15 5 5 5 5 5 4 5 34 5 5 4 5 5 5
5 2 36
16 5 5 5 4 2 5 5 31 5 5 5 5 5 5 5 2 37
17 5 5 5 4 4 5 5 33 5 5 5 5 5 4 5 3 37
18 5 5 5 4 3 4 5 31 5 5 4 5 5 4 5 2 35
19 5 5 4 4 4 4 5 31 5 5 4 5 5 4 5 3 36
20 5 5 4 4 3 5 5 31 5 4 5 5 5 5 4 3 36
21 5 5 5 5 5 4 5 34 5 5 4 4 5 5 4 2 34
22 5 5 5 5 5 4 5 34 5 5 4 4 5 5 4 2 34
23 5 4 4 4 4 4 5 30 5 2 4 4 5 5 4 3 32
24 4 5 5 4 3 4 5 30 4 4 4 5 5 5 4 2 33
25 5 4 4 4 4 4 5 30 5 5 4 4 4 4 4 3 33
26 5 5 5 4 3 4 5 31 5 4 4 4 4 4 5 3 33
27 4 4 4 5 4 4 5 30 5 2 4 5 4 5 5 4 34
28 5 5 5 5 5 4 5 34 5 5 4 4 5 5 4 2 34
29 5 4 4 5 5 5 5 33 5 5 5 5 5 4 5 2 36
30 5 5 4 4 3 5 5 31 5 5 5 5 5 5 5 3 38
31 5 5 5 4 4 5 5 33 5 5 5 5 5 4 5 2 36
32 5 5 5 4 4 5 5 33 5 5 5 5 5 5 5 3 38
33 5 5 4 4 4 4 5 31 5 4 4 5 5 5 5 3 36
34 5 5 5 5 5 4 5 34 5 4 4 5 4 4 5 3 34
35 5 4 4 4 3 4 4 28 4 4 4 4 4 4 5 3 32
36 5 4 4 4 5 4 4 30 5 4 4 4 5 5 5 3 35
37 5 5 5 4 3 4 5 31 5 4 4 4 5 4 5 3 34
38 5 5 5 4 3 4 5 31 5 4 4 4 5 4 4 3 33
39 5 5 5 5 5 5 5 35 5 5 5 5 5 5 5 2 37
40 5 5 5 4 3 5 5 32 5 5 5 5 5 5 5 2 37
41 4 4 4 4 3 3 5 27 4 4 4 2 4 5 4 2 29
42 5 4 4 4 4 4 5 30 4 4 4 4 4 4 4 2 30
43 5 4 4 4 4 3 5 29 4 4 4 2 4 5 4 2 29
44 4 5 4 4 3 4 5 29 4 4 4 5 5 5 4 3 34
45 5 5 4 5 5 4 4 32 4 4 2 2 4 4 4 4 28
46 4 4 4 4 4 4 5 29 4 4 4 4 3 4 4 2 29
47 5 5 5 4 3 5 4 31 4 4 5 5 5 4 5 2 34
48 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 2 4 2 28
49 4 5 5 4 3 4 4 29 4 4 2 2 4 4 5 2 27
50 4 4 4 4 4 5 4 29 4 4 5 5 5 4 4 2 33
51 4 4 4 4 3 4 4 27 4 4 2 4 4 4 4 2 28
52 4 4 4 4 4 4 5 29 4 4 4 4 4 4 4 2 30
53 4 5 5 4 4 4 5 31 4 4 5 4 5 5 4 2 33
54 5 5 5 4 4 4 4 31 4 4 4 4 5 4 5 2 32
55 5 4 4 5 5 4 5 32 4 4 4 4 5 4 4 2 31
56 5 4 4 4 3 4 5 29 5 4 4 4 5 5 4 2 33
57 4 4 4 5 5 5 5 32 4 4 5 4 5 4 4 4 34
58 5 5 4 4 3 4 5 30 5 4 4 4 5 4 4 2 32
59 4 4 4 5 5 4 5 31 4 4 4 4 4 4 4 2 30
60 5 5 5 4 3 4 4 30 4 4 4 4 5 4 5 2 32
61 4 5 5 4 4 4 4 30 4 4 4 4 4 4 5 2 31
62 4 4 4 4 4 4 4 28 5 4 4 4 5 4 4 3 33
63 4 4 4 5 5 4 5 31 5 4 4 4 4 2 4 2 29
64 5 5 5 4 4 4 5 32 4 4 4 5 5 4 5 2 33
65 5 4 4 4 4 4 5 30 4 5 4 4 5 4 5 3 34
66 4 5 5 4 3 4 5 30 4 5 4 4 4 4 5 3 33
67 4 4 5 5 4 4 4 30 5 5 4 4 4 4 5 2 33
68 4 5 5 4 4 4 5 31 4 4 4 5 5 4 5 2 33
69 4 5 5 5 4 3 4 30 4 4 2 2 4 4 5 2 27
70 4 4 5 5 4 4 4 30 5 4 4 4 4 4 4 3 32
71 5 4 4 4 3 4 5 29 4 4 4 4 5 4 4 2 31
72 4 4 4 5 4 4 4 29 4 5 4 4 4 4 4 3 32
73 4 4 4 4 3 5 5 29 5 4 4 5 5 5 4 2 34
74 5 5 5 4 4 3 5 31 4 4 2 2 4 4 4 2 26
75 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 5 4 4 3 32
76 5 5 4 4 3 4 5 30 4 4 4 4 4 4 5 3 32
77 4 4 4 4 4 4 4 28 5 5 4 4 4 4 4 3 33
78 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 3 31
79 5 5 5 5 5 4 4 33 4 4 4 4 5 4 4 3 32
80 4 5 5 4 4 4 5 31 4 4 4 4 4 4 4 2 30
81 5 4 4 5 5 4 5 32 5 4 4 4 5 4 4 3 33
82 5 5 5 4 4 4 5 32 4 4 4 4 5 4 4 3 32
83 4 4 5 4 4 4 5 30 4 4 4 4 4 5 4 3 32
84 4 5 5 4 3 4 4 29 4 4 4 4 4 4 5 2 31
85 5 4 4 4 3 4 5 29 5 4 4 2 2 5 5 2 29
86 4 4 4 4 4 4 5 29 5 5 4 4 4 4 5 3 34
87 5 4 4 4 4 4 5 30 4 4 4 4 4 4 4 3 31
88 5 5 5 4 3 4 5 31 4 4 4 5 5 4 4 2 32
89 4 5 5 4 3 4 4 29 4 4 4 4 4 4 4 3 31
90 5 5 4 4 4 4 5 31 5 4 4 4 5 4 4 3 33
91 4 4 5 4 4 4 5 30 4 4 4 4 5 4 5 2 32
92 5 4 4 4 4 4 5 30 4 4 4 4 5 4 5 3 33
93 4 4 4 4 4 4 5 29 4 4 4 4 4 5 4 3 32
94 5 5 5 4 4 3 5 31 4 4 3 2 4 3 5 2 27
95 5 4 4 4 4 4 5 30 4 4 4 2 2 4 5 2 27
96 4 4 4 4 4 4 4 28 4 5 4 4 4 4 5 2 32
97 5 4 4 4 4 4 4 29 4 4 4 4 4 5 4 2 31
98 4 5 5 4 4 4 5 31 4 4 4 4 4 4 4 3 31
99 5 5 5 5 5 4 5 34 5 5 4 4 5 4 4 2 33
Lampiran 3 Data Profil Responden
No. Nama Jenis Usia Pendidikan Status Pekerjaan Penghasilan sebelum Pekerjaan Penghasilan setelah
Kelamin Kependudukan sebelum ada ada pertambangan Setelah ada ada pertambangan
pertambangan (Rp ) pertambangan (Rp )
1 Rapikoh Perempuan 46 Tahun SD Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Pedagang >1.500.000-2.500.000
2 Fiko Febri Laki-Laki 27 Tahun SLTP Asli Daerah Wiraswasta 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
3 Joko Sugiono Laki-Laki 39 Tahun SLTA Pendatang Petani 500.000-1.500.000 Pedagang >1.500.000-2.500.000
4 Irhamna Laki-Laki 60 Tahun SD Asli Daerah Petani >2.500.000-3.500.000 Pemilik lahan >3.500.000-4.500.000
5 Hendra Laki-Laki 36 Tahun SLTP Asli Daerah Supir >1.500.000-2.500.000 Kuli Penambang >2.500.000-3.500.000
6 Yon Sahrial Laki-Laki 39 Tahun SLTP Asli Daerah Petani >1.500.000-2.500.000 Pemilik lahan >2.500.000-3.500.000
7 Hendri Laki-Laki 36 Tahun SLTA Asli Daerah Peternak 500.000-1.500.000 Pemodal >3.500.000-4.500.000
8 Makmur Laki-Laki 46 Tahun SD Asli Daerah Pedagang >1.500.000-2.500.000 Pemodal >4.500.000-5.500.000
9 Syafruddin Laki-Laki 45 Tahun SLTP Asli Daerah Pedagang >2.500.000-3.500.000 Pemilik lahan >3.500.000-4.500.000
10 Suhaina Perempuan 50 Tahun SD Asli Daerah Tidak Berkerja 0 Pedagang >1.500.000-2.500.000
11 Safrudin Laki-Laki 45 Tahun SLTP Asli Daerah Petani >1.500.000-2.500.000 Pemilik lahan >3.500.000-4.500.000
12 Syarkawi Laki-Laki 56 Tahun SD Pendatang Petani >2.500.000-3.500.000 Kuli Penambang >2.500.000-3.500.000
13 Pian Laki-Laki 60 Tahun SD Asli Daerah Petani >2.500.000-3.500.000 Pemilik lahan >3.500.000-4.500.000
14 Jon Laki-Laki 45 Tahun SLTA Asli Daerah Wiraswasta >2.500.000-3.500.000 Pemilik lahan >5.500.000
15 Zainal Abidin Laki-Laki 62 Tahun SD Asli Daerah Petani >2.500.000-3.500.000 Pemilik lahan >3.500.000-4.500.000
16 Zainudin Laki-Laki 42 Tahun SLTA Asli Daerah Petani >1.500.000-2.500.000 Pemodal >4.500.000-5.500.000
17 Amir Laki-Laki 56 Tahun SD Asli Daerah Petani >1.500.000-2.500.000 Pemilik lahan >3.500.000-4.500.000
18 Umar Laki-Laki 34 Tahun SLTA Asli Daerah Petani >1.500.000-2.500.000 Pemilik lahan >3.500.000-4.500.000
19 Natasan Laki-Laki 60 Tahun SLTP Asli Daerah Petani >1.500.000-2.500.000 Pemilik lahan >3.500.000-4.500.000
20 Ramlah Perempuan 56 Tahun SD Asli Daerah Pedagang 500.000-1.500.000 Pedagang >1.500.000-2.500.000
21 Amerudin Laki-Laki 44 Tahun SD Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
22 Herman Laki-Laki 43 Tahun SD Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
23 Al Amin Laki-Laki 37 Tahun SLTA Pendatang Wiraswasta 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
24 Mulyadi Laki-Laki 29 Tahun SLTP Asli Daerah Petani >2.500.000-3.500.000 Pemodal >4.500.000-5.500.000
25 M. Zaky Laki-Laki 25 Tahun SD Asli Daerah Tidak Berkerja 0 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
26 Habibi Laki-Laki 32 Tahun SLTA Pendatang Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
27 Sipen Laki-Laki 39 Tahun SLTA Pendatang Supir 500.000-1.500.000 Pedagang >1.500.000-2.500.000
28 Nasrun Laki-Laki 40 Tahun SD Asli Daerah Peternak 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
29 Yuli Safni Laki-Laki 48 Tahun S1 Asli Daerah PNS >3.500.000-4.500.000 Pemilik lahan >5.500.000
30 M. Tajur Laki-Laki 35 Tahun SLTA Asli Daerah Supir >2.500.000-3.500.000 Pemilik lahan >4.500.000-5.500.000
31 Abdul Gapur Laki-Laki 36 Tahun SLTA Asli Daerah Pedagang >1.500.000-2.500.000 Pemodal >3.500.000-4.500.000
32 Saiful Laki-Laki 40 Tahun SLTA Asli Daerah Petani >1.500.000-2.500.000 Pemilik lahan >4.500.000-5.500.000
33 Ahmad Dahlan Laki-Laki 40 Tahun SD Asli Daerah Supir >2.500.000-3.500.000 Pemilik lahan >3.500.000-4.500.000
34 Bani Amin Laki-Laki 65 Tahun SD Asli Daerah Petani >1.500.000-2.500.000 Pemilik lahan >2.500.000-3.500.000
35 Syaidina Ali Laki-Laki 58 Tahun SD Asli Daerah Supir >1.500.000-2.500.000 Pemilik lahan >2.500.000-3.500.000
36 Musa Laki-Laki 54 Tahun SD Asli Daerah Peternak >1.500.000-2.500.000 Kuli Penambang >3.500.000-4.500.000
37 Nukhlis Laki-Laki 50 Tahun SD Asli Daerah Petani >1.500.000-2.500.000 Pemilik lahan >2.500.000-3.500.000
38 Emy Perempuan 45 Tahun SD Asli Daerah Petani >1.500.000-2.500.000 Pedagang >2.500.000-3.500.000
39 Suar Laki-Laki 50 Tahun SLTP Asli Daerah Wiraswasta >1.500.000-2.500.000 Pemilik lahan >5.500.000
40 Darul Kutni Laki-Laki 40 Tahun SLTA Asli Daerah PNS >3.500.000-4.500.000 Pemodal >5.500.000
41 Aan Baruzen Laki-Laki 27 Tahun SLTA Pendatang Wiraswasta >1.500.000-2.500.000 Pedagang >1.500.000-2.500.000
42 Afrianto Laki-Laki 35 Tahun SLTA Pendatang Pedagang 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >2.500.000-3.500.000
43 Marzuki Laki-Laki 25 Tahun SLTA Pendatang Petani 500.000-1.500.000 Pedagang 500.000-1.500.000
44 Bariah Perempuan 28 Tahun SLTA Asli Daerah Pedagang >1.500.000-2.500.000 Pemodal >3.500.000-4.500.000
45 Adi Laki-Laki 24 Tahun SLTA Asli Daerah Pedagang 500.000-1.500.000 Kuli Penambang 500.000-1.500.000
46 Randi Laki-Laki 29 Tahun SLTP Asli Daerah Supir 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
47 Puri Purnama Laki-Laki 35 Tahun SD Asli Daerah Petani >1.500.000-2.500.000 Pemodal >5.500.000
48 Abdul Qadir Laki-Laki 48 Tahun SLTP Asli Daerah Pertukangan 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
49 Hakimah Perempuan 50 Tahun SD Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Pedagang 500.000-1.500.000
50 Juwanis Laki-Laki 57 Tahun SD Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >3.500.000-4.500.000
51 Endriana Perempuan 48 Tahun SD Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Pedagang >1.500.000-2.500.000
52 Nurma Perempuan 52 Tahun SD Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Pemilik lahan >2.500.000-3.500.000
53 Pitriyanti Perempuan 47 Tahun SLTA Asli Daerah Pedagang 500.000-1.500.000 Pedagang >2.500.000-3.500.000
54 Samsul Bahri Laki-Laki 56 Tahun SD Pendatang Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
55 Rian Laki-Laki 35 Tahun SLTP Asli Daerah Supir 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
56 Marpisoh Perempuan 30 Tahun S 1 Asli Daerah PNS >2.500.000-3.500.000 Pemodal >4.500.000-5.500.000
57 Jandri Laki-Laki 29 Tahun SLTA Asli Daerah Wiraswasta 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >3.500.000-4.500.000
58 Desi Hermayanti Perempuan 31 Tahun S1 Pendatang Guru Honorer 500.000-1.500.000 Guru Honorer 500.000-1.500.000
59 Andi Saputra Laki-Laki 38 Tahun SLTP Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
60 Umi Kalsum Perempuan 49 Tahun SD Pendatang Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
61 Timah Sara Perempuan 55 Tahun SD Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
62 Pesrianti Perempuan 32 Tahun SLTA Asli Daerah Tidak Berkerja 0 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
63 Alimudin Laki-Laki 36 Tahun SLTP Asli Daerah Pedagang 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
64 Guswati Perempuan 46 Tahun SLTP Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Pemilik lahan >5.500.000
65 Darma Yani Perempuan 44 Tahun SD Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >2.500.000-3.500.000
66 Maria Perempuan 37 Tahun SLTA Asli Daerah Petani 500.00-1.500.000 Kuli Penambang >2.500.000-3.500.000
67 Asrof Laki-Laki 27 Tahun SLTA Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
68 Burhanudin Laki-Laki 56 Tahun SD Asli Daerah Petani >1.500.000-2.500.000 Pemilik lahan >4.500.000-5.500.000
69 Yasid Laki-Laki 62 Tahun SD Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang 500.000-1.500.000
70 Adiarahman Laki-Laki 49 Tahun SD Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
71 Sukron Laki-Laki 31 Tahun SLTA Asli Daerah Wiraswasta 500.000-1.500.000 Pemodal >2.500.000-3.500.000
72 Ahmad Fadel Laki-Laki 32 Tahun SLTA Pendatang Pertukangan 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
73 Zainal Amri Laki-Laki 53 Tahun SLTA Asli Daerah Wiraswasta >2.500.000-3.500.000 Pemodal >5.500.000
74 Arpendi Laki-Laki 57 Tahun SLTP Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Petani 500.000-1.500.000
75 Ahmad Sukri Laki-Laki 33 Tahun SD Asli Daerah Pedagang 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
76 Eko Prima Laki-Laki 38 Tahun S1 Asli Daerah Wiraswasta >1.500.000-2.500.000 Pemodal >3.500.000-4.500.000
77 Ari Putra Laki-Laki 26 Tahun SLTP Asli Daerah Tidak Berkerja 0 Kuli Penambang 500.000-1.500.000
78 M. Halim Laki-Laki 39 Tahun SLTP Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
79 Saipul Laki-Laki 30 Tahun SD Asli Daerah Pedagang 500.000-1.500.000 Pedagang >1.500.000-2.500.000
80 Ikrom Laki-Laki 25 Tahun SLTA Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Pemodal >1.500.000-2.500.000
81 Povi Andriadi Laki-Laki 28 Tahun S1 Asli Daerah Wiraswasta >1.500.000-2.500.000 Kuli Penambang >2.500.000-3.500.000
82 Arif Laki-Laki 56 Tahun SD Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-3.500.000
83 Apdol Laki-Laki 46 Tahun SLTA Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Pedagang >2.500.000-3.500.000
84 Zidanul Madin Laki-Laki 43 Tahun SLTP Pendatang Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
85 Yusnidar Perempuan 60 Tahun S1 Asli Daerah PNS >3.500.000-4.500.000 PNS >3.500.000-4.500.000
86 Habil Laki-Laki 26 Tahun SLTP Asli Daerah Tidak Berkerja 0 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
87 Fery Hermawan Laki-Laki 34 Tahun SLTP Asli Daerah Pertukangan 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
88 Abu Bakar Laki-Laki 60 Tahun SD Asli Daerah Petani >1.500.000-2.500.000 Pemilik lahan >5.500.000
89 Husni Fadli Laki-Laki 39 Tahun SLTA Pendatang Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
90 Antoni Laki-Laki 55 Tahun SD Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Pemilik lahan >2.500.000-3.500.000
91 Maimunah Perempuan 30 Tahun SLTA Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Pedagang >1.500.00-2.500.000
92 Asral Laki-Laki 42 Tahun SD Asli Daerah Pedagang 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
93 Noriah Perempuan 42 Tahun SD Pendatang Peternak 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
94 Fitriyanti Perempuan 47 Tahun SLTP Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Petani 500.000-1.500.000
95 Ghoza Laki-Laki 31 Tahun SLTA Asli Daerah Wiraswasta >1.500.000-2.500.000 Wiraswasta >1.500.000-2.500.000
96 M. Lutfi Laki-Laki 40 Tahun SD Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Kuli Penambang >1.500.000-2.500.000
97 Abdul Rahmat Laki-Laki 39 Tahun SD Asli Daerah Pertukangan 500.000-1.500.000 Pertukangan >1.500.000-2.500.000
98 M. Barok Laki-Laki 32 Tahun SLTA Asli Daerah Petani 500.000-1.500.000 Pemodal >2.500.000-3.500.000
99 Asmawita Perempuan 45 Tahun SD Asli Daerah Tidak Bekerja 0 Pedagang >1.500.000-2.500.000
Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 99
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,27033814
Absolute ,080
Most Extreme Differences Positive ,041
Negative -,080
Kolmogorov-Smirnov Z ,793
Asymp. Sig. (2-tailed) ,556
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 5 Uji Hipotesis
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Method
Removed
1 PERTAMBANGANb
. Enter
a. Dependent Variable: PEREKONOMIAN
MASYARAKAT
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,521a
,272 ,264 2,282 a. Predictors: (Constant), PERTAMBANGAN
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 188,522 1 188,522 36,201 ,000b
1 Residual 505,135 97 5,208
Total 693,657 98
a. Dependent Variable: PEREKONOMIAN MASYARAKAT
b. Predictors: (Constant), PERTAMBANGAN
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 9,780 3,812 2,565 ,012 1
PERTAMBANGAN ,744 ,124 ,521 6,017 ,000
a. Dependent Variable: PEREKONOMIAN MASYARAKAT
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 7 Pemukiman Penduduk
DAFTAR RIWAYAT
( CURRICULUM VITAE )
Nama
Tempat/Tgl Lahir
Email/Surel
No. Kontak/HP
Alamat
: Nailis Sa’adah A
: Kampung Limo, 15 Agustus 1997
: Nailisrg@gmailcom
: 0853-6867-8828
: Simpang IV Sipin, Kecamatan Telanaipura
Pendidikan Formal :
1. SD Negeri 77 Kampung Limo Kecamatan Pangkalan Jambu, 2009
2. MTs Negeri Bangko Kabupaten Merangin, 2012
3. MA Negeri Bangko, Kabupaten Merangin, 2015
Pengalaman Organisasi :
1. Lembaga Pengurus Asrama Ma’had Al-Jami’ah (La_PASMA)
Motto Hidup :
―Sesuatu yang dipikirkan itu tidak akan selesai bila selalu dipikirkan.
Jalani saja dahulu. Kerjakan satu persatu. nanti kamu bakal tahu sendiri
bahwa sesuatu itu ternyata tidak serumit yang dipikirkan‖
Jambi, Mei 2019
Nailis Sa’adah A
EES 150781