64
ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP DAYA INGAT SESAAT PAMILA ADHI ANNISA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

  • Upload
    lybao

  • View
    232

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN

STATUS GIZI SERTA PENGARUHNYA

TERHADAP DAYA INGAT SESAAT

PAMILA ADHI ANNISA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat
Page 3: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Densitas

Energi Konsumsi dan Status Gizi serta Pengaruhnya terhadap Daya Ingat Sesaat

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Pamila Adhi Annisa

NIM I14100064

Page 4: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat
Page 5: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

ABSTRAK

PAMILA ADHI ANNISA. Analisis Densitas Energi Konsumsi dan Status Gizi

serta Pengaruhnya terhadap Daya Ingat Sesaat. Dibimbing oleh IKEU TANZIHA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara densitas

energi, status gizi dan pengaruhnya terhadap daya ingat sesaat siswa sekolah dasar

di Bogor. Desain penelitian ini adalah studi cross sectional dengan purpossive

sampling 111 siswa sekolah dasar di Bogor. Uang saku, pendidikan dan

penghasilan orang tua, pengetahuan gizi, konsumsi makanan, aktivitas fisik dan

daya ingat sesaat dianalisis dengan uji chi square dan regresi logistik. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar contoh mengkonsumsi makanan

dengan nilai densitas energi yang tinggi dengan rata-rata nilai densitas energi

makanan contoh adalah 2,13 kkal/g untuk perempuan dan 1,98 kkal/g untuk laki-

laki. Uang saku dan pendidikan ibu merupakan variabel yang berhubungan

dengan densitas energi konsumsi. Sebagian besar status gizi contoh normal tetapi

27 persen contoh mengalami kegemukan. Pengetahuan gizi dan kebiasaan sarapan

merupakan variabel yang memiliki hubungan dengan status gizi. Hanya

pengetahuan gizi dan status gizi yang berpengaruh terhadap daya ingat sesaat.

Kata kunci: Densitas energi konsumsi, status gizi, daya ingat sesaat,siswa

sekolah dasar

ABSTRACT

PAMILA ADHI ANNISA. The analysis of dietary energy density, nutritional

status and their influence towards short term memory. Supervised IKEU

TANZIHA.

The aim of this study was to analyze the correlation between dietary

energy density, nutritional status and influence towards Bogor elementary

students’s short term memory. Design of this study is cross sectional study with

purpossive sampling 111 elementary school students in Bogor. Children’s

allowance, parents educational background and income, nutritional knowledge,

food consumption, physical activity and short term memory were analyzed by chi

square and logistic regression. The results showed that most of student consumed

high energy density with average of dietary energy density was 2,13 kkal/g for

girls and 1,98 kkal/g for boys. Children’s allowance and mother’s educational

were variabels that had significant correlation with dietary energy density. Most

of them had normal nutritional status but 27% of them were overweight and obese.

Nutritional knowledge and breakfast habit were variabels that had significant

correlation with nutritional status. Only nutritional knowledge and nutritional

status that has significant influence towards their short term memory

Keywords: dietary energy density, nutritional status, short term memory,

elementary school student

Page 6: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat
Page 7: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN

STATUS GIZI SERTA PENGARUHNYA

TERHADAP DAYA INGAT SESAAT

PAMILA ADHI ANNISA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 8: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat
Page 9: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat
Page 10: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala

karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Analisis Densitas Energi

Konsumsi dan Status Gizi serta Pengaruhnya terhadap Daya Ingat Sesaat dapat

diselesaikan. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada:

1. Dr. Ikeu Tanziha,M.S selaku pembimbing akademik dan skripsi yang telah

membimbing dan memberikan arahan dalam kegiatan akademik dan

penulisan skripsi ini.

2. Reisi Nurdiani,S.P, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak

membantu dan memberikan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

3. Bakhrun (ayah), Eliza (ibu) dan RilaSakli Annisa (kakak), serta seluruh

keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya selama ini.

4. Kerabat dan orang terdekat (Valendra Granitha Shandika Puri dan

Rhadityo Bhaskoro Arbarim) yang telah banyak membantu dalam

pengolahan data dan yang selalu memberikan semangat, motivasi dan

selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini.

5. Penghargaan penulis sampaikan kepada rekan-rekan Gizi Masyarakat 2010

(Ridhat, Wilda, Fara, Defika, Isna, Bibah, Oci, Mimi, Maryam, Kaka,

Raida, Nizaf, Emir, Ahmad Fauzi dan Ade cucu), teman teman enumerator

dan teman-teman satu perjuangan lainnya.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak

memberikan bantuan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Pamila Adhi Annisa

Page 11: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat
Page 12: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

KERANGKA PEMIKIRAN 2

METODE PENELITIAN 4

Desain , tempat dan waktu penelitian 4

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 4

Jenis dan cara pengumpulan data 4

Pengolahan dan Analisis Data 5

Definisi Operasional 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Gambaran Umum Sekolah 8

Konsumsi Pangan dan Tingkat Kecukupan Gizi 9

Densitas Energi Konsumsi 13

Status Gizi 18

Daya Ingat Sesaat 22

Faktor yang Berpengaruh terhadap Daya Ingat Sesaat 29

SIMPULAN DAN SARAN 30

Simpulan 30

Saran 31

DAFTAR PUSTAKA 32

LAMPIRAN 36

RIWAYAT HIDUP 48

Page 13: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

DAFTAR TABEL

1 Variabel, data, jenis data, dan cara pengumpulan data 5

2 Pengkategorian variabel penelitian 6 3 Sebaran makanan yang sering dikonsumsi contoh 9 4 Sebaran contoh berdasarkan kategori kebiasaan sarapan 10

5 Rata rata nilai densitas energi makanan dan kontribusinya

terhadap densitas energi konsumsi 13

6 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan densitas energi konsumsi 14

7 Sebaran contoh berdasarkan kategori uang saku dan densitas energi

konsumsi 15

8 Sebaran contoh berdasarkan kategori karakteristik keluarga dan

densitas energi konsumsi 16

9 Sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan gizi dan

densitas energi konsumsi 17

10 Sebaran contoh berdasarkan kategori aktivitas fisik

dan densitas energi konsumsi 18

11 Sebaran contoh berdasarkan kategori uang saku dan status gizi 19

12 Sebaran contoh berdasarkan kategori pendidikan orang tua

dan status gizi 19

13 Sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan gizi dan status gizi 20

14 Sebaran contoh berdasarkan kategori aktivitas fisik dan status gizi 21

15 Sebaran contoh berdasarkan kategori densitas energi konsumsi

dan status gizi 21

16 sebaran contoh berdasarkan kategori kebiasaan sarapan dan status gizi 22

17 Statistik skor daya ingat sesaat contoh 23

18 Sebaran contoh berdasarkan kategori daya ingat sesaat 23

19 Sebaran contoh berdasarkan kategori uang saku dan daya ingat sesaat 24

20 Sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan gizi dan daya ingat

sesaat 25

21 Sebaran contoh berdasarkan kategori aktivitas fisik dan daya ingat

sesaat 26

22 Sebaran contoh berdasarkan kategori densitas energi konsumsi

dan daya ingat sesaat 27

23 Sebaran contoh berdasarkan kategori status gizi dan daya ingat sesaat 27

24 Sebaran contoh berdasarkan kategori kebiasaan sarapan dan

daya ingat sesaat 28

25 Sebaran contoh berdasarkan kategori kebiasaan sarapan

dan pengambilan daya ingat sesaat 29

26 Hasil uji regresi logistik terhadap daya ingat sesaat 29

Page 14: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir kerangka pemikiran 3 2 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi, protein,

lemak dan karbohidrat 11 3 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan Fe dan vitamin C 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Pengisian kuesioner penelitian 36 2 Wawancara Contoh 36 3 Pengisian kuesioner daya ingat sesaat 36 4 Pengukuran BB menggunakan timbangan 36 5 Uji Statistik korelasi Chi square dengan densitas energi konsumsi 36 6 Uji Statistik korelasi Chi square dengan status gizi 36 7 Uji Statistik korelasi Chi square dengan daya ingat sesat 37 8 Test statistics pengambilan daya ingat sesaat 37 9 Uji regresi logistik 37

10 Kuesioner penelitian 38

Page 15: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat
Page 16: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat
Page 17: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Anak usia sekolah merupakan golongan usia yang membutuhan makanan

dengan jumlah dan kualitas lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Tingginya

asupan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan aktivitas fisik anak

sekolah. Selain itu juga untuk melindungi anak terhadap penyakit infeksi dan

menular (Harper, Brady & Judy 2009). Asupan zat gizi dari makanan yang

dikonsumsi selain harus makanan yang bergizi juga harus memenuhi syarat

beragam dan berimbang. Yang dimaksud dengan bergizi, beragam dan berimbang

(3B) adalah keanekaragaman bahan pangan baik sumber karbohidrat, protein

maupun vitamin dan mineral yang bila dikonsumsi dalam jumlah berimbang dapat

memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan. Terdapat tiga kata kunci dalam

pengertian 3B, yaitu keseimbangan antar asupan zat gizi dengan kebutuhan,

berimbangnya jumlah antar kelompok pangan dan berimbangnya jumlah antar

waktu (Kementan 2010).

Sedangkan permasalahan yang masih sering dijumpai di Indonesia adalah

masing seringnya konsumsi makanan yang tidak seimbang baik dari segi kuantitas

maupun kualitas. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 prevalensi penduduk usia

≥10 tahun mengkonsumsi makanan berisiko masih cukup tinggi yaitu makanan

dan minuman berpemanis (53,1%) dan makanan berlemak (40,7%). Berdasarkan

data di atas dapat dikatakan bahwa terdapat kecenderungan anak di Indonesia

masih sering mengkonsumsi makanan dengan nilai densitas energi tinggi.

Makanan dengan nilai densitas energi tinggi biasanya ciri cirinya merupakan

makanan sumber karbohidrat sederhana yang ditambahkan gula dan lemak

sehingga cenderung lezat , murah, dan banyak disukai.

WHO(2000) menyatakan terdapat hubungan antara konsumsi makanan

densitas energi tinggi dengan kejadian obesitas. Berdasarkan data Riskesdas tahun

2013 secara nasional di Indonesia prevalensi masalah kegemukan pada anak usia

5-12 tahun masih tinggi yaitu sebesar 18,8 persen. Kecenderungan kegemukan

yang dialami anak usia 5-12 tahun bukanlah permasalahan yang dapat

dikesampingkan. Karena kegemukan pada usia dini dapat berakibat pada resiko

timbulnya berbagai penyakit degeneratif pada saat dewasa dan diduga dapat

berpengaruh pada fungsi kognitif anak.

Menurut Triatma (1999) salah satu fungsi kognitif anak adalah

kemampuan mengingat dan dipengaruhi salah satunya oleh asupan gizi. Astina

(2012) juga menyatakan adanya hubungan antara status gizi dengan daya ingat

sesaat walaupun banyak faktor yang ikut berpengaruh dalam keterkaitan hal

tersebut. Diantaranya adalah peningkatan penyerapan sejumlah mineral tertentu

misalnya penyerapan zat besi atau kalsium yang penting peranannya dalam

pembentukan ion penghantar impuls syaraf untuk pembentukan memori. Daya

ingat dibagi menjadi dua, yaitu daya ingat jangka pendek (short term memory) dan

daya ingat jangka panjang (long term memory). Daya ingat sesaat adalah

kemampuan intelektual yang berhubungan dengan aspek aspek komplek dari

keterampilan kognitif dan termasuk dalam komponen short term memory

(Davidoff 1988). Oleh karena itu, asupan zat gizi makro maupun mikro perlu

Page 18: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

2

diperhatikan baik jumlah maupun jenisnya karena diduga memiliki dampak

langsung maupun tak langsung terhadap perkembangan otak dan status gizi. Efek

jangka panjangnya salah satunya berhubungan dengan daya ingat.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah dalam penelitian kali

ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran pola konsumsi pangan siswa sekolah dasar di Kota

Bogor.

2. Bagaimana densitas energi konsumsi berhubungan dengan status gizi

siswa sekolah dasar di Kota Bogor.

3. Bagaimana pengaruh hubungan densitas energi makanan dan status gizi

terhadap daya ingat sesaat siswa sekolah dasar di Kota Bogor.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan densitas

energi konsumsi dan status gizi serta pengaruhnya terhadap daya ingat sesaat

siswa sekolah dasar di Kota Bogor sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini

adalah :

1. Menganalisis konsumsi pangan siswa sekolah dasar di Kota Bogor.

2. Menganalisis densitas energi konsumsi siswa sekolah dasar di Kota Bogor.

3. Menganalisis status gizi siswa sekolah dasar di Kota Bogor.

4. Menganalisis daya ingat sesaat siswa sekolah dasar di Kota Bogor.

5. Menganalisis faktor faktor yang berpengaruh terhadap daya ingat sesaat

siswa sekolah dasar di Kota Bogor.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi mengenai

gambaran pola konsumsi dan densitas energi makanan yang dikonsumsi oleh

siswa sekolah dasar di kota Bogor. Hasil tersebut akan memberikan gambaran

bahwa hal tersebut berpengaruh terhadap status gizi dan kaitannya dengan

kemampuan mengingat siswa. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian bagi orang tua

dan pihak terkait untuk lebih memperhatikan konsumsi makanan siswa sekolah

dasar agar memenuhi syarat makanan bergizi, beragam dan berimbang.

KERANGKA PEMIKIRAN

Gizi yang tidak seimbang serta derajat kesehatan yang rendah akan

menghambat pertumbuhan otak sehingga menurunkan kemampuan otak dalam

Page 19: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

3

menyimpan dan merekonstruksi informasi. Kuantitas dan kualitas konsumsi

makanan yang baik dengan salah satunya dengan memenuhi syarat bergizi,

beragam dan berimbang akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan

perkembangan kemampuan otak terutama peranannya dalam pembentukan dan

pemeliharaan sistem syaraf pusat. Bukan hanya kuantitasnya saja, namun kualitas

dan keseimbangannya dengan zat gizi lain juga perlu diperhatikan. Tidak hanya

mementingkan kalori, namun juga mementingkan asupan zat gizi lainya yang

penting bagi kebutuhan gizi siswa sekolah dasar. Makanan yang bernilai densitas

energi yang tinggi pada umumnya rendah akan kandungan gizi lainnya. Sehingga

hal ini akan mempengaruhi keseimbangan asupan gizi yang diasup siswa dan

dapat berefek kepada kemampuan kognitif siswa. Dengan membiasakan

mengkonsumsi makanan yang bergizi, beragam dan berimbang status gizi akan

cenderung dalam keadaan normal dan mengakibatkan daya ingat sesaat siswa pun

pun akan baik.

Konsumsi Pangan

Densitas energi konsumsi

Daya Ingat Sesaat

Pengetahuan Gizi

Status anemia

Status gizi

Genetik

Aktivitas fisik

Karakteristik Contoh:

(Usia, Jenis Kelamin, Berat badan,

Tinggi Badan)

Karakteristik Keluarga:

(Besar Keluarga, Penghasilan

Orang tua, Pendidikan orang tua)

Status kesehatan

Tingkat Kecukupan: Energi, Protein,

Lemak, Karbohidrat, Fe, Vitamin C

Gambar 1 Diagram alir kerangka pemikiran

Keterangan:

= variabel yang diteliti

= variabel yang tidak diteliti

= hubungan yang diteliti

= hubungan yang tidak diteliti

Page 20: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

4

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study pada tiga sekolah

dasar di Kota Bogor. Sekolah tersebut adalah Sekolah Dasar Negeri Pengadilan

05, Sekolah Dasar Negeri Pajajaran 01, dan Sekolah Dasar Negeri Batutulis 02.

Lokasi dipilih secara purposif dikarenakan sekolah tersebut terpilih sebagai bagian

dari subjek penelitian lintas Fakultas yang berjudul ”Peningkatan Kesehatan

Masyarakat melalui Interactive Breakfast-Nutrition Learning Content

Management System Berbasis Mobile untuk Siswa Sekolah Dasar” (Rahmaniah et

al. 2013). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2013.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Contoh dalam penelitian ini adalah siswa kelas 6 dari tiga sekolah dasar

yang terpilih dengan pertimbangan bahwa pada usia ini anak berada pada tingkat

perkembangan kognitif masa konkrit operasional sehingga sudah mulai kooperatif

untuk pelaksanaan penelitian. Usia tersebut juga sedang dalam tahap pertumbuhan

menuju usia remaja awal dan termasuk kelompok usia rawan yang membutuhkan

asupan zat gizi yang cukup. Pemilihan dilakukan secara purpossive sampling

dengan penentuan jumlah responden minimal dihitung berdasarkan rumus

Lemeshow et al. (1997)

Keterangan

n : Jumlah contoh minimum

z 1-α2

: Tingkat kepercayaan 95% = 1.96

p :Proporsi obesitas anak usia 5-12 tahun sebesar 18,8% atau 0.188

d : Ketepatan penelitian = 0.1

Total contoh minimal dalam penelitian ini adalah 59 contoh dan akhirnya

terpilih 111 contoh dengan pengacakan kelas di tiap sekolah dasar. Dari setiap

kelas diambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel dalam penelitian kali ini.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung menggunakan

kuesioner kepada siswa maupun orang tua dan melalui pengukuran tinggi badan

dan berat badan secara langsung. Data sekunder diperoleh melalui data arsip

sekolah. Data primer yang dikumpulkan meliputi data karakteristik contoh,

pengetahuan gizi, konsumsi pangan dan aktivitas fisik diperoleh dengan cara

wawancara langsung dengan contoh sedangkan karakteristik keluarga diperoleh

dengan pengisian kuesioner oleh orang tua contoh. Berat badan contoh diukur

menggunakan timbangan digital dan untuk tinggi badan diukur menggunakan

microtoise. Pengukuran daya ingat sesaat contoh diperoleh dengan cara

Page 21: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

5

pengambilan secara langsung yang dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada

pukul 09.00 dan pukul 11.00 Berikut Tabel 1 menjelaskan jenis dan cara

pengumpulan data secara rinci.

Tabel 1 Variabel, data, jenis data, dan cara pengumpulan data

No. Variabel data Jenis data Cara pengumpulan data

1. Gambaran umum sekolah

- Keadaan umum sekolah

Data

sekunder Arsip sekolah

2. Karakteristik contoh

- Usia, jenis kelamin dan

uang saku

- Berat badan

- Tinggi badan

Data primer

- Kuesioner dengan

wawancara

- Pengukuran langsung

dengan timbangan injak

digital

- Pengukuran langsung

dengan microtoise

3. Karakteristik keluarga

- Besar keluarga

- Pendidikan orang tua

- Penghasilan orang tua

Data primer

Kuesioner dengan cara

pengisian langsung oleh

orang tua contoh

4. Pengetahuan gizi Data primer

10 pertanyaan seputar gizi

seimbang

5. Konsumsi sehari

- Konsumsi pangan

- Kebiasaan sarapan

- Tingkat kecukupan

energi dan zat gizi

Data primer

- Pengisian kuisioner

(FFQ dan Recall 2x24 jam)

- Kuisioner dengan

wawancara

- Hasil Food Recall 2x24

jam

6. Densitas energi konsumsi Data primer Data rata-rata konsumsi

sehari dengan metode Food

Recall 2x24 jam

7. Aktivitas fisik Data primer Kuesioner

9 Daya ingat sesaat Data primer Tes daya ingat

menggunakan metode dalam

Astina (2012)

Pengolahan Data dan Analisis Data

Data primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner dan pengukuran

dianalisis secara statistik dan deskriptif, sedangkan data sekunder yang diperoleh

melalui data arsip sekolah dianalisis secara deskriptif. Proses pengolahan data

meliputi editing, coding, entry, cleaning, dan analisis. Data diolah dengan

menggunakan program komputer Microsoft Excell 2007. Data berat badan dan

tinggi badan diolah menggunakan WHO Anthro Plus. Data konsumsi pangan

dengan metode Food Frequency Questionnaire (FFQ) 2x24 jam diolah

menggunakan program Nutrisurvey 2007 untuk mengetahui kebiasaan konsumsi

pangan. Sedangkan data konsumsi hasil olahan 2x 24 jam food recall diolah

Page 22: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

6

menggunakan program Nutrisurvey 2007 dan mengkonversikan jumlah zat gizi

merujuk pada daftar konversi bahan makanan(DKBM 2004). Cara pengkategorian

variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Pengkategorian variabel penelitian

No Variabel Kategori pengukuran Sumber

1 Usia 10, 11, 12, 13 tahun

2 Jenis kelamin Laki-laki

Perempuan

3 Uang saku <Rp 5000/hari

Rp5000-Rp 15000/hari

≥Rp 15000/hari

4 Status gizi

Severe obese (≥3 SD)

Obese (+2 SD ≤ z-score<+3 SD)

Overweight (+1 SD ≤ z-score <+2 SD)

Normal (-2 SD < z-score < +1 SD)

Thinness (-2 SD ≤ z-score < -3 SD)

Severe thinness (≤-3 SD)

WHO

(2007)

5 Besar keluarga Keluarga kecil (≤4 orang)

Keluarga sedang (5-7 orang)

Keluarga besar (≥8 orang)

BKKBN

(2005)

6 Pendidikan orang tua ≤ Lulusan SMA

> Lulusan SMA

7 Penghasilan orang

tua

≤ Rp 2.500.000,00

>Rp 2.500.000,00

8 Pengetahuan gizi Baik (>80%)

Sedang(60-80%)

Kurang(<60%)

Khomsan

(2000)

9 Tingkat kecukupan

energi, protein,

lemak dan

karbohidrat

Defisit tingkat berat (<70% AKG)

Defisit tingkat sedang

(70-79% AKG)

Defisit tingkat ringan

(80-89% AKG)

Normal (90-119% AKG)

Kelebihan (≥120% AKG)

Depkes

(1996)

dalam

Sukandar

(2007)

10 Tingkat kecukupan

Fe dan Vitamin C

Kurang <77%

Cukup >77%

Gibson

(2005)

11 Kebiasaan konsumsi

pangan

Frekuensi

Sering (>17 kali/minggu)

Jarang (14-16 kali/minggu)

Tidak pernah

Jenis

Pangan sumber energi

Protein hewani

Kelompok lain lain

Page 23: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

7

No Variabel Kategori pengukuran Sumber

12

Densitas energi

konsumsi

Laki laki

Rendah <1,7 kkal/g

Sedang 1,7-2,1 kkal/g

Tinggi >2,1 kkal/g

Perempuan

Rendah <1,6 kkal/g

Sedang 1,6-2,0 kkal/g

Tinggi >2,0 kkal/g

Jason et.al

(2006)

13 Densitas energi

makanan

Very low energy density (ED< 0,6

kkal/g),

Low energy density (0,6<ED<1,5

kkal/g),

Medium energy density (1,5<ED<4

kkal/g)

High energy density (ED>4 kkal/g).

Rolls &

Bernett

(2000)

14 Kebiasaan sarapan Selalu (7 kali/minggu)

Tidak selalu (<7 kali/minggu)

15 Aktivitas Fisik Ringan

Sedang

Berat

FAO

/WHO/

UNU(2001)

16 Daya Ingat Sesaat Baik : >rata rata skor daya ingat

Kurang:<rata rata skor daya ingat

Ohoiwutun

(2012)

Hubungan antara uang saku, karakteristik keluarga (besar keluarga,

pendidikan orang tua, penghasilan orangtua), pengetahuan gizi, kebiasaan

sarapan, aktivitas fisik dengan densitas energi konsumsi, status gizi dan daya ingat

sesaat maupun hubungan ketiganya dianalisis dengan uji korelasi chi square.

Perbedaan penurunan skor daya ingat sesaat pada bagi masing masing kelompok

sarapan dibedakan dengan uji beda Man Whitney, sedangkan faktor faktor yang

berpengaruh terhadap daya ingat sesaat siswa sekolah dasar di Kota Bogor

dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik. Uji regresi logistik digunakan

untuk melihat seberapa besar peluang atau kecenderungan variabel independent

berpengaruh terhadap variabel dependet. Uji Signifikansi dilakukan dengan

mencari nilai p-value dan Confidence Interval (CI). Hubungan antar variabel

dikatakan signifikan apabila nilai OR berada diantara selang lower-upper, nilai

OR tidak sama dengan satu, nilai satu tidak ada diantara selang Confidence

Interval (CI) dan nilai p<0.05

Definisi Operasional

Densitas energi konsumsi adalah asupan energi total per hari (dalam kkal)

dibagi dengan berat makanan total yang dikonsumsi (dalam gram).

Status gizi adalah keadaan contoh yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan,

dan penggunaan zat gizi dalam waktu yang lama yang dinyatakan dalam

satuan Indeks Massa Tubuh (IMT/U) untuk usia 10-13 tahun.

Page 24: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

8

Daya ingat sesaat adalah kemampuan seseorang untuk menangkap, mengkode,

menyimpan dan mengungkap kembali sebuah informasi baru, sesudah itu

informasi segera diterima dalam jangka waktu maksimal 18 detik.

Siswa sekolah dasar adalah anak usia sekolah yang berumur 10–13 tahun yang

duduk di kelas 6 dan menjadi unit percobaan dalam penelitian.

Tingkat kecukupan adalah perbandingan antara jumlah zat gizi yang dikonsumsi

siswa terhadap angka kecukupan zat gizi yang dianjurkan untuk anak

usia sekolah (7- 13 tahun).

Tingkat perkembangan Kognitif adalah tahapan yang menjelaskan bagaimana

anak beradaptasi dengan dan menginterprestasikan obyek dan kejadian-

kejadian di sekitarnya. Tingkat perkembangan kognitif dibagi menjadi 4

tingkatan yaitu periode sensori(0-2 tahun), praoperasional (2-7 tahun),

operasional konkrit (7-12 tahun) dan operasional formal (12-14 tahun)

(Piaget 1983)

Besar keluarga adalah banyak anggota keluarga dalam satu rumah tangga

Pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh

atau ditamatkan orang tua.

Penghasilan orang tua adalah total penghasilan orang tua selama sebulan.

Uang saku adalah uang harian/mingguan/bulanan yang diberikan oleh orangtua

kepada anaknya yang terutama diperuntukan untuk membeli makanan

jajanan di sekolah atau di sekitar sekolah.

Aktivitas fisik adalah informasi seluruh jenis dan lama kegiatan yang melibatkan

fisik (tubuh) dan diperoleh melalui recall 2x24 jam (1 hari sekolah dan 1

hari libur). Tingkat aktivitas dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu

sedentary atau gaya hidup kurang aktif (1.40 ≤ PAL≤ 1.69), Aktif atau

gaya hidup cukup aktif (1.70 ≤ PAL ≤ 1.99) dan gaya hidup sangat aktif

(2.00 ≤ PAL ≤ 2.40) (WHO/FAO/UNO 2001).

Densitas Energi Makanan adalah perbandingan antara kandungan energi (dalam

kkal) dibagi dengan berat makanan total yang dikonsumsi (dalam gram)

per bahan pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Sekolah Dasar

Sekolah dasar yang dijadikan contoh dalam penelitian kali ini merupakan

sekolah dasar yang berakreditasi baik dan unggulan di Kota Bogor. Sekolah Dasar

Negeri Pengadilan 05 berlokasi di jalan Pengadilan nomor 10, Sekolah Dasar

Negeri Pajajaran 01 berlokasi di jalan Raya Pajajaran nomor 26, dan Sekolah

Dasar Negeri Batutulis 02 berlokasi di jalan Batutulis nomor 137 kota Bogor.

Kegiatan belajar mengajar untuk kelas 6 berlangsung pada hari Senin hingga

Jumat berkisar antara 4 hingga 6 jam dimulai pukul 07.00 sampai dengan pukul

13.00 WIB. Selain kegiatan belajar mengajar ketiga sekolah juga menyediakan

kegiatan ekstrakurikuler guna mewadahi dan mengembangkan bakat, kreatifitas

dan minat contoh.

Page 25: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

9

Konsumsi Pangan dan Tingkat Kecukupan Zat gizi

Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan merupakan jumlah pangan secara tunggal maupun

beragam yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Definisi ini

menunjukkan bahwa konsumsi pangan dapat diketahui dari aspek jenis pangan

yang dikonsumsi seseorang dan jumlah pangan yang dikonsumsi. Kedua

informasi ini sangat penting dalam menghitung jumlah zat gizi yang dikonsumsi

oleh seseorang (Kusharto dan Sa’adiyah 2012). Data konsumsi pangan dalam

penelitian kali digolongkan menjadi dua yaitu makanan pokok dan jajanan yang

biasa dikonsumsi contoh didasarkan oleh data 2x24 jam food recall dan Food

Frequency Questionnaire. Berikut Tabel 3 menjelaskan daftar bahan makanan

yang paling sering dikonsumsi oleh contoh yang dijadikan contoh penelitian.

Tabel 3 Sebaran makanan yang sering dikonsumsi contoh

Kelompok

Pangan Jenis Pangan g/hari Frekuensi/minggu

Densitas

energi

Sumber

energi

Nasi 131.3 17 1,46

Mie 40.8 4 3,7

Protein

hewani

Telur Ayam 27.8 5 1,73

Ayam 23.2 4 1,88

Lain lain

Goreng-gorengan 66.8 10 3,4

Teh Gelas 127 5 5,33

Biskuit 55.7 5 4,6

Coklat 43 2 2,4

Pangan sumber energi yang sering dikonsumsi contoh adalah nasi dan mie.

Masing masing jenis makanan tersebut memiliki nilai densitas energi yaitu

sebesar 1,46 dan 3,70. Mie memiliki rasa yang gurih dan mengenyangkan, hal

inilah yang menjadi alasan contoh cukup sering mengkonsumsi mie. Biasanya

contoh mengkonsumsi mie bersama nasi dan telur tanpa sayur atau mie dengan

nasi tanpa telur dan sayur. Konsumsi cara yang demikian kurang tepat, karena mie

instan belum dapat dianggap makanan lengkap (wholesome food) dan belum

mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang bagi tubuh. Mie yang terbuat dari

tepung terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar, tetapi sedikit protein,

vitamin dan mineral. Mie instan dapat memenuhi kebutuhan gizi hanya jika ada

penambahan sayuran dan sumber protein. Jenis sayuran yang dapat ditambahkan

adalah wortel, sawi, tomat, kol atau tauge. Sumber proteinnya dapat berupa telur

daging, ikan, tempe atau tahu (Ratnasari 2012).

Protein hewani yang dominan dikonsumsi oleh contoh adalah telur dan

ayam dengan nilai densitas energi sebesar 1,73 dan 1,88. Rata rata konsumsi telur

yang dikonsumsi oleh contoh sebesar 27.8 g/hari. Nilai ini mendekati nilai standar

yang ditetapkan oleh Kementrian Pertanian (2012) yaitu sebesar 28.8 g/kap/hari.

Konsumsi ini perlu dijaga agar stabil dan mencapai nilai capaian untuk tahun

Page 26: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

10

2015 berdasarkan Roadmap Diversifikasi Pangan 2010-2015 yaitu sebesar 32.5

g/kap/hari.

Untuk kelompok pangan lain lain sebagian besar contoh dalam penelitian

kali ini mengkonsumsi jajanan sebagai selingan dan berkontribusi terhadap

konsumsi sehari hari contoh. Jajanan yang sering dikonsumsi contoh adalah

goreng- gorengan, teh gelas, biskuit dan coklat. Jenis gorengan yang biasa

dikonsumsi contoh adalah bakwan dengan nilai densitas energi yang cukup tinggi

diantara jenis gorengan lainnya yaitu sebesar 3,40. Untuk minuman kemasan

contoh lebih sering mengkonsumsi teh gelas dengan rata rata nilai densitas energi

sebesar 5,33. Jenis biskuit yang biasa dikonsumsi contoh sebagai jajanan memiliki

nilai densitas energi sebesar 4,60.

Gizi yang tidak seimbang dan derajat kesehatan yang rendah dapat

menghambat pertumbuhan otak sehingga dapat menurunkan kemampuan otak

dalam mengolah informasi yang didapat. Keadaan gizi yang baik didukung oleh

kebiasaan makan yang baik yaitu salah satunya dengan tidak melewatkan sarapan.

Cueto & Chinen (2008) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sarapan,

peningkatan diet, dan peningkatan performance cognitive. Berikut Tabel 4 yang

menggambarkan sebaran kebiasaan sarapan contoh .

Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan kategori kebiasaan sarapan

Kebiasaan

Sarapan

Jenis Kelamin Total

Laki laki Perempuan

n % n % N %

Tidak Selalu 14 12,61 13 11,71 27 24,32

Selalu 25 22,52 59 53,15 84 75,68

Total 39 35,14 72 64,86 111 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar contoh (75,68%) melakukan

sarapan dan hanya sedikit contoh (24,32%) yang tidak selalu sarapan. Sarapan

pagi diantaranya memiliki manfaat jika dilakukan setiap hari diantaranya adalah

sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk

meningkatkan kadar glukosa darah. Dengan kadar gula darah yang terjamin

normal, maka semangat dan konsentrasi kerja bisa lebih baik sehingga berdampak

positif untuk meningkatkan produktifitas (Kral 2011). Menu sarapan sebaiknya

mengandung sumber karbohidrat, protein, tinggi serat, dan rendah lemak (Latifah

2010). Sedangkan jenis sarapan yang biasa dikonsumsi oleh contoh yaitu nasi

goreng, roti, telur, mie goreng dan bubur ayam.

Jenis bahan pangan dari makanan yang dicerna dalam tubuh juga

mempengaruhi kadar glukosa darah seseorang. Kadar glukosa dalam darah ini lah

yang akan mempengaruhi efisiensi aktivitas fisik maupun mental karena

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sumber energi untuk beraktifitas.

Menurut Williams (1995), makanan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti

nasi akan meningkatkan secara cepat kadar glukosa darah namun pada umumnya

hanya berlangsung dalam satu jam. Sehingga sarapan yang baik seharusnya

mengandung karbohidrat namun jenis nya adalah karbohidrat kompleks seperti

roti dan serealia yang juga mengandung tinggi serat dan rendah lemak. Karena

akan merangsang glukosa dan mikro nutrient dalam otak untuk menghasilkan

energi. Sehingga dapat memacu otak agar dapat memusatkan pikiran untuk belajar

Page 27: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

11

dan memudahkan penyerapan pelajaran dan daya ingat nya menjadi lebih baik dan

konsisten.

Tingkat Kecukupan Zat Gizi

Penilaian untuk mengetahui tingkat kecukupan zat gizi dilakukan dengan

membandingkan antar konsumsi zat gizi aktual dengan kecukupan gizi yang

dianjurkan sesuai dengan angka kecukupan gizi sehingga diperoleh rasio antara

konsumsi dengan kecukupan yang dinyatakan dalam persen. Angka kecukupan

gizi (AKG) adalah banyaknya masing-masing zat gizi yang harus dipenuhi dari

makanan untuk mencukupi hampir semua orang sehat. Hardinsyah dan Tambunan

(2004) mengartikan Angka Kecukupan Energi (AKE) adalah rata-rata tingkat

konsumsi energi dari pangan yang seimbang dengan pengeluaran energi pada

kelompok umur, jenis kelamin, ukuran tubuh (berat) dan tingkat kegiatan fisik

agar hidup sehat dan dapat melakukan kegiatan ekonomi dan sosial yang

diharapkan. Selanjutnya Angka Kecukupan Protein (AKP) dapat diartikan rata-

rata konsumsi protein untuk menyeimbangkan protein yang hilang ditambah

sejumlah tertentu, agar mencapai hampir semua populasi sehat (97.5%) di suatu

kelompok umur, jenis kelamin, dan ukuran tubuh tertentu pada tingkat aktivitas

sedang. Sebaran tingkat kecukupan energi, protein, lemak dan karbohidrat contoh

yang dijadikan dalam penelitian kali ini dijelaskan pada Gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi, protein, lemak

dan karbohidrat

Rata rata konsumsi energi contoh berjenis kelamin laki laki pada penelitian

kali ini sebesar 2034 kkal sedangkan perempuan 2088 kkal. Angka ini sudah

mendekati dengan angka kecukupan yang dianjurkan yaitu 2100 kkal untuk laki

laki dan 2000 kkal untuk perempuan. Kecukupan energi pada sebagian besar

contoh berada dalam keadaan normal, laki laki (10,81%) dalam kisaran normal

begitu pula dengan perempuan (18,02%). Untuk protein, rata rata contoh berjenis

kelamin laki laki mengkonsumsi protein lebih sedikit dibanding perempuan yaitu

49,85 g sedangkan perempuan sebesar 57,28 g. Namun secara keseluruhan baik

contoh yang berjenis kelamin laki laki (16,22%) dan perempuan (18,02%) berada

0

20

40

60

80

100

lak

i la

ki

per

emp

uan

lak

i la

ki

per

emp

uan

lak

i la

ki

per

emp

uan

lak

i la

ki

per

emp

uan

energi protein Lemak karbohidrat

10,81 16,22 18,02 18,02 15,32

24,32

13,51

36,94

Defisit berat

Defisit sedang

Defisit ringan

Normal

Diatas angka kebutuhan

Page 28: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

12

dalam kisaran normal. Berbeda dengan energi dan protein, kecukupan lemak

sebagian besar contoh melebihi diatas angka kebutuhan. Rata rata contoh berjenis

kelamin laki laki mengkonsumsi lemak sebesar 58,14 g sedangkan contoh berjenis

kelamin perempuan rata rata mengkonsumsi lemak sebanyak 68,38 g. Contoh

berjenis kelamin laki laki (15,32%) dan perempuan (24,32%) melebihi diatas

angka kebutuhan. Begitu pula dengan tingkat kecukupan karbohidrat contoh

berjenis kelamin laki laki (13,51%) dan perempuan (36,94%) memiliki tingkat

kecukupan melebihi diatas angka kecukupan yang dianjurkan dengan rata rata

konsumsi sebesar 484 g untuk laki laki dan permepuan 614,74 g.

Selain energi, protein, lemak dan karbohidrat vitamin dan mineral

merupakan zat gizi mikro yang juga diperlukan oleh tubuh walaupun dalam

jumlah yang sedikit. Tingkat kecukupan vitamin dan mineral dikategorikan

menjadi 2, yaitu kurang (tingkat kecukupan < 77%) dan cukup (tingkat kecukupan

> 77%) (Gibson 2005). Tingkat kecukupan Fe dan Vitamin C terhadap kebutuhan

contoh dijelaskan pada Gambar 3 dibawah .

Gambar 3 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan Fe dan vitamin C

Gambar 3 menunjukkan sebagian besar contoh sudah dalam kategori

cukup untuk tingkat kecukupan Fe, baik contoh berjenis kelamin laki laki

(22,52%) dan perempuan (34,32%). Dengan rata rata asupan Fe yang diasup

contoh yaitu sebesar 12,9 g untuk laki laki dan sebesar 13,8 g untuk perempuan.

Hal berbeda untuk tingkat kecukupan vitamin C. Contoh berjenis kelamin laki laki

(27,93%) dan perempuan (50,45%) berada dalam kategori kurang. Dengan rata

rata konsumsi untuk contoh berjenis kelamin laki laki sebesar 29,86 g dan 37,28 g

untuk contoh berjenis kelamin perempuan.

Tingkat kecukupan energi, protein dan zat gizi adalah komponen yang

menggambarkan pemenuhan kebutuhan zat gizi secara umum yang diperlukan

bagi tubuh. Secara langsung masalah gizi dipengaruhi oleh tidak cukupnya

konsumsi energi, protein dan zat gizi lain serta adanya infeksi kesehatan (Nahak

& Lewi 2012). Konsumsi energi dan protein yang kurang dalam waktu tertentu

akan menyebabkan kurang gizi dan akan menganggu untuk proses pertumbuhan

dan perkembangan kesehatan (Pertiwi 2012). Berlaku sebalikya, bila konsumsi

energi dan protein sudah mencukup angka kecukupan tentunya akan berdampak

baik pula bagi proses pertumbuhan dan perkembangan. Tingkat kecukupan Fe

yang baik dan dalam kisaran normal merupakan salah satu upaya menghindarkan

siswa dari defisiensi anemia yang sering berujung pada kejadian anemia pada

anak usia sekolah dasar. Tingkat kecukupan Fe yang baik juga merupakan salah

0

20

40

60

80

100

Laki laki perempuan Laki laki perempuan

Fe Vitamin C

27,93

50,45

22,52 34,23

7,21 14,41

kurang

cukup

Page 29: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

13

satu faktor yang mendukung terpenuhinya daya ingat sesaat yang baik bagi siswa

skeolah dasar.

Densitas Energi Konsumsi

Perhitungan densitas energi konsumsi diperoleh melalui total energi

makanan sehari yang diasup dibagi dengan berat makanan sehari (Avihani 2013).

Masing masing makanan mempunyai nilai densitas energi masing masing.

Dihitung dengan cara membagi kandungan kalori masing masing makanan dengan

berat nya. Untuk nilai densitas energi makanan diklasifikasikan menjadi 4

golongan yaitu very low energy density (ED< 0,6 kkal/g), low energy density

(0,6<ED<1,5 kkal/g), medium energy density (1,5<ED<4 kkal/g) dan high energy

density (ED>4 kkal/g). Makanan yang tergolong tinggi nilai densitas energinya

contohnya adalah cokelat, selai coklat, selai kacang, keripik kentang, mayonaise

dll. Sedangkan kelompok makanan yang tergolong rendah nilai densitas energinya

adalah kelompok sayur sayuran dan buah buahan(Rolls& Barnett 2000).

Meskipun beberapa makanan padat energi sehat, namun ternyata lebih banyak

dipilih dan dikonsumsi contoh. Makanan padat energi yang sehat contohnya

adalah kacang kacangan , biji bijian, alpukat, telur, kentang dan susu. Makanan

padat energi yang tidak sehat disebut makanan padat energi rendah gizi (Energy

dense, nutrient-poor foods (EDNP)). EDNP dikategorikan menjadi 5 jenis yaitu

visible fat (margarin, mentega, minyak, krim, saus dressing, gajih, steak,osis dan

makanan yang digoreng), sweeteners (gula, sirup, permen, minuman manis),

dessert (biskuit, pie, kue, pastry, donat, eskrim, milkshake, puding, kue keju);

snack asin( keripik kentang, keripik jagung, tortilla) dan lain lain (kopi, teh, kaldu,

saus tomat, saus sambal) (Ashima 2000). Berikut Tabel 5 yang menggambarkan

kontribusi terbesar densitas energi makanan terhadap asupan densitas energi

konsumsi sehari contoh.

Tabel 5 Rata rata nilai densitas energi makanan dan kontribusinya terhadap

densitas energi konsumsi

No Kelompok Pangan Densitas energi

makanan

Kontribusi terhadap nilai

densitas energi konsumsi

1 Makanan pokok 2,2 11,44

2 Pangan hewani 2,96 15,39

3 Kacang kacangan 2,48 12,90

4 Sayur 0,36 1,87

5 Buah 0,64 3,33

6 Jajanan :

Makanan 4,79 24,91

Minuman 5,8 30,16

Total 19,23 100

Makanan dengan densitas energi tinggi sebagian besar berasal dari

kelompok minuman jajanan yang dikonsumsi contoh (30,16%) dan sumber

pangan hewani (15,39%), sedangkan kelompok sayur (1,87%) dan buah buahan

Page 30: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

14

(3,33%) merupakan kelompok jenis pangan yang memiliki nilai densitas energi

terkecil (Nuzrina & Wiyono 2010). Dari hasil penelitian kali ini dapat diketahui

bahwa dari 57 jenis bahan makanan yang dikonsumsi oleh 11 contoh yang

memiliki densitas energi tertinggi adalah jerohan (9.02 kkal/ gram), diikuti dengan

minuman bersoda (7,7) dan yang memiliki densitas energi terendah adalah

ketimun (0.08 kkal/ gram). Selain itu dapat diketahui juga bahwa bahan makanan

dengan densitas energi tinggi. Pangan hewani dan kelompok jajanan yang

menyumbang nilai densitas energi konsumsi yang cukup tinggi pada umumnya

kelompok makanan tersebut diolah dengan cara digoreng atau deep fried.

Fenomena konsumsi makanan dengan densitas energi tinggi seperti fast

food dan minuman bergula telah menjadi kebiasaan dan trend bagi remaja dan

anak usia sekolah. Konsumsi makanan dengan densitas energi tinggi secara

berlebih secara langsung dapat mempengaruhi peningkatan IMT (Ashima 2008).

Berikut Tabel 6 yang menjelaskan sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan

densitas energi konsumsi.

Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan densitas energi konsumsi

Jenis

Kelamin

Densitas energi konsumsi Total

Tinggi Sedang Rendah

n % n % n % N %

Laki Laki 22 19,82 10 9,01 7 6,31 39 35,14

Perempuan 46 41,44 14 12,61 12 10,81 72 64,86

Total 68 61,26 24 21,62 19 17,12 111 100

Sebagian besar contoh (41,44%) berjenis kelamin perempuan

mengkonsumsi makanan dengan nilai densitas energi tinggi dibandingkan laki-

laki (19,82%). Ditunjukkan dengan rata-rata nilai densitas energi makanan pada

perempuan (2,13 kkal/g) lebih tinggi dibandingkan laki-laki (1,98 kkal/g).

Umumnya konsumsi makanan dengan nilai densitas energi tinggi ini berasal

jajanan yang diasup oleh contoh. Beberapa makanan ringan atau jajanan yang

dikonsumsi oleh contoh terkategorikan jajanan tidak sehat, tinggi kalori, tinggi

natrium, dan tinggi lemak. Belum lagi makanan ringan yang mengandung

pemanis buatan, pengawet makanan, dan yang belum terdaftar di BPOM..

Tingginya nilai densitas energi makanan pada contoh berjenis kelamin perempuan

dikarenakan perempuan lebih banyak mengkonsumsi makanan dengan nilai

densitas energi tinggi seperti gorengan, es krim, coklat dan fast food sehingga

dapat meningkatkan nilai densitas energi makanan yang diasup. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian sebelumnya (Dewi 2013) menyebutkan perempuan lebih

sering mengkonsumsi fast food sedangkan laki-laki lebih sering mengkonsumsi

makanan dengan densitas energi rendah seperti buah dan sayur. Konsumsi lemak

secara berlebih menyebabkan peningkatkan nilai densitas energi makanan,

sedangkan konsumsi cukup serat dapat menurunkan densitas energi makanan. Hal

inilah yang menyebabkan pada perempuan nilai densitas energinya lebih tinggi

walaupun asupan energinya lebih rendah dibandingkan laki-laki

Uang saku

Syafitri et al. (2009) menyebutkan bahwa lebih dari separuh siswa

mengalokasikan uang saku untuk keperluan membeli makanan jajanan (68,00%).

Page 31: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

15

Hanya 8% siswa yang mengalokasikan uang sakunya untuk keperluan transportasi.

Sebesar 12 % siswa mengalokasikan uang sakunya untuk menabung. Oleh karena

itu, uang saku dianggap berpengaruh terhadap pengalokasian pembelian makanan

yang diasup contoh selama di sekolah. Makanan jajanan seringkali lebih banyak

mengandung unsur karbohidrat dan hanya sedikit mengandung protein, vitamin

atau mineral. Oleh karena itu makanan jajanan tidak dapat menggantikan sarapan

pagi atau makan siang. Anak-anak yang banyak mengkonsumsi makanan jajanan

perutnya akan merasa kenyang karena padatnya kalori atau tingginya nilai

densitas energi makanan yang masuk kedalam tubuh. Sementara gizi seperti

protein, vitamin dan mineral masih sangat kurang (Khomsan 2006). Sebaran uang

saku berdasarkan densitas energi konsumsi contoh terdapat pada Tabel 7 dibawah

ini.

Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan kategori uang saku dan densitas energi

konsumsi

Uang saku

Densitas energi konsumsi

p Tinggi Sedang Rendah

n % n % n %

≤5000 7 6,31 5 4,50 3 2,70

0.044 5001-15000 59 53,15 19 17,12 16 14,41

≥15001 2 1,80 0 0 0 0

Total 68 61,26 24 21,62 19 17,12

Berdasarkan Tabel 7 pada penelitian kali ini sebagian besar contoh

memiliki uang saku Rp 5000,00– Rp 15.000,00/hari dan mengkonsumsi makanan

dengan nilai densitas energi makanan tinggi (53,15%). Hasil ini tidak jauh

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryaalamsyah (2009)

menyebutkan bahwa rata-rata uang saku siswa sekolah dasar di Bogor adalah Rp

5000-10000 per harinya. Dengan jajanan yang dikonsumsi oleh contoh sebagian

besar merupakan makanan dengan nilai densitas energi tinggi seperti gorengan

dan makanan minuman kemasan. Hal ini dikarenakan selain harganya lebih

terjangkau juga lebih memberikan rasa nikmat dan kenyang yang identik dengan

makanan bernilai densitas energi tinggi.

Hasil uji korelasi chi square menunjukkan adanya hubungan antara uang

saku dengan asupan densitas energi contoh (p=0.044). Penelitian ini didukung

oleh penelitian Drewnowski & Darmon (2005) yang menyatakan bahwa makanan

makanan yang lebih sehat dan memiliki densitas energi rendah cenderung lebih

mahal dibandingkan bahan makanan yang tinggi densitas energinya seperti

manisan dan makanan berlemak. Hal ini hampir serupa dengan yang terjadi di

Indonesia dimana makanan sehat seperti buah buahan yang bisa dijadikan

konsumsi jajanan oleh anak sekolah harganya lebih mahal dibandingkan jajanan

yang dijajakan di sekolah seperti gorengan ataupun makanan minuman

berpemanis seperti es campur, arum manis dll. Bagi contoh dengan uang jajan

yang dalam rentang sedang yaitu Rp 5000,00 – Rp 15.000,00/hari akan cenderung

membeli makanan dengan cita rasa kenyang namun murah yang identik dengan

makanan bernilai densitas energi tinggi.

Page 32: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

16

Karakteristik keluarga

Karakteristik keluarga adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh masing-

masing keluarga contoh. Dalam penelitian kali ini karakteristik keluarga yang

dimaksud seperti besar keluarga, pendidikan dan penghasilan orang tua.

Karakteristik keluarga diduga berperan positif terhadap tingginya nilai densitas

energi makanan yang diasup oleh contoh. Walaupun beberapa ada yang memiliki

keterkaitan hubungan langsung maupun tidak. Sebaran contoh berdasarkan

kategori karakteristik keluarga dan densitas energi makanan sehari yang diasup

oleh contoh dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan kategori karakteristik keluarga dan densitas

energi konsumsi

Karakteristik

keluarga

Densitas energi konsumsi

p Tinggi Normal Rendah

n % n % n %

Besar Keluarga

Kecil 65 58,56 22 19,82 18 16,22 0.539 Sedang 3 2,70 2 1,80 1 0,90

Besar 0 0,00 0 0 0 0

Total 68 61,26 24 21,62 19 17,12

Penghasilan Orang Tua

≤ Rp.2.500.000 36 32,43 10 9,01 12 10,81 0.939

>Rp. 2.500.000 32 28,83 14 12,61 7 6,31

Total 68 61,26 24 21,62 19 17,12

Pendidikan Ayah

Lulusan ≤ SMA 45 40,54 16 14,41 10 9,01 0.392

Lulusan >SMA 23 20,72 8 7,21 9 8,11

Total 68 61,26 24 21,62 19 17,12

Pendidikan Ibu

Lulusan ≤ SMA 51 45,95 18 16,22 14 12,61 0.008

Lulusan >SMA 17 15,32 6 5,41 5 4,50

Total 68 61,26 24 21,62 19 17,12

Besar keluarga mempengaruhi pengeluaran pangan. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa pendapatan per kapita dan pengeluaran pangan menurun

dengan peningkatan besar keluarga (Sanjur 1982). Besar keluarga yang tergolong

kecil akan memungkinan semakin baik kualitas makanan yang dikonsumsi oleh

suatu keluarga. Hal ini dikarenakan pembagian porsi makanan akan makin

seimbang di dalam sebuah keluarga. Namun hasil penelitian ini menunjukkan

sebagian besar keluarga contoh merupakan keluarga kecil dan mengkonsumsi

makanan dengan nilai densitas energi sehari yang tinggi (58,56%). Hasil uji

korelasi chi square tidak menunjukkan hubungan antara besar keluarga dengan

densitas energi konsumsi contoh (p>0.05).

Penghasilan merupakan faktor yang menentukan kuantitas dan kualitas

makanan yang dikonsumsi. Keluarga dengan penghasilan terbatas akan kurang

dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat

gizi dalam tubuhnya (Fikawati & Syafiq 2007). Dapat dilihat dari Tabel 8 bahwa

penghasilan orang tua contoh sebagian besar kurang dan sama dengan Rp

Page 33: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

17

2.500.000,00/bulan dan mengkonsumsi makanan dengan nilai densitas energi

yang tergolong tinggi (32,43%). Hal ini sejalan dengan penyataan Soekirman

(2000) yang menyatakan bahwa tingginya penghasilan akan mencerminkan

kemampuan untuk membeli bahan pangan. Rendahnya penghasilan maka akan

menunjukkan kecenderungan kurangnya kemampuan membeli bahan pangan.

Secara teoritis terdapat hubungan positif antara penghasilan dengan jumlah

permintaan pangan sehingga konsumsi makanan baik jumlah maupun mutunya

dipengaruhi oleh penghasilan keluarga. Dengan penghasilan yang tidak tergolong

tinggi maka menjadi wajar bila konsumsi makanan yang dikonsumsi contoh tidak

seimbang. Namun hasil uji korelasi chi square tidak menunjukkan adanya

hubungan antara penghasilan orangtua dengan densitas energi konsumsi contoh

(p>0.05).

Sebagian besar ayah (40,54%) dan ibu (45,95%) contoh merupakan lulusan

≤ SMA dan memiliki nilai densitas energi konsumsi sehari yang tergolong tinggi,

yang berarti kurang seimbang dalam asupan makanannya. Hasil uji korelasi chi

square menunjukkan hasil korelasi yang positif (p=0.008) pada hubungan

pendidikan ibu dengan densitas energi konsumsi contoh. Dengan pendidikan ibu

yang baik ibu menjadi lebih baik dalam memberikan pengertian, memperbaiki

pola asuh makan dan mengenalkan pendidikan gizi sedini mungkin kepada anak.

Hal ini tentu akan mempengaruhi makanan yang dikonsumsi contoh yang berasal

dari rumah. Ibu menjadi lebih selektif dan lebih pandai untuk memilih makanan

sehat yang dikonsumsi contoh di rumah. Penelitian ini didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Madanijah (2004) yang menyebutkan bahwa terdapat

hubungan positif antara pendidikan ibu dengan pengetahuan gizi, kesehatan, dan

pengasuhan anak yang baik dengan status gizi anak.

Pengetahuan Gizi Pengetahuan gizi berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih

makanan. Dengan pengetahuan gizi yang baik memungkinkan seseorang akan

semakin baik pula memilih makanan yang akan dikonsumsi. Kurang cukupnya

pengetahuan tentang gizi dan kesalahan dalam memilih makanan dalam jangka

panjang akan berpengaruh terhadap status gizi. Berikut Tabel 9 yang

menggambarkan sebaran contoh berdasarkan pengetahuan gizi dan densitas energi

konsumsi.

Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan gizi dan densitas

energi konsumsi

Pengetahuan

gizi

Densitas energi konsumsi

p Tinggi Sedang Rendah

n % n % n %

Kurang 0 0 0 0 0 0

0.739 Sedang 17 15,32 8 7,21 5 4,50

Baik 51 45,95 16 14,41 14 12,61

Total 68 61,26 24 21,62 19 17,12

Berdasarkan Tabel 9 sebagian besar contoh (45,95%) mempunyai

pengetahuan gizi baik namun masih memiliki nilai densitas energi konsumsi yang

tergolong tinggi. Hasil uji korelasi chi square juga menunjukkan tidak adanya

Page 34: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

18

hubungan positif antara pengetahuan gizi dan densitas energi contoh(p>0.05). Hal

ini dapat dijelaskan karena pengetahuan gizi yang baik tidak selalu mendasari

pilihan makanan yang bergizi, hal ini masih dipengaruhi oleh kebiasan dan

kemampuan daya beli (Rauf et al 2010).

Aktivitas fisik Pada penelitian ini aktivitas fisik contoh diukur dengan melihat nilai PAR

(Physical Activity Ratio) yang diperlukan untuk menentukan tingkat aktivitas

fisik berupa Physical Activity Level (PAL). Aktivitas ringan adalah melakukan

aktivitas dalam waktu yang lama untuk kegiatan dalam posisi berdiri, diam atau

duduk tanpa disertai beban, aktivitas sedang diantaranya adalah melakukan

aktivitas berdiri dalam waktu lama dengan membawa beban ringan, sedangkan

aktivitas berat diantaranya adalah mencangkul, dan berjalan kaki dalam jarak yang

jauh dengan beban yang berat (Nadhiroh & Suryaputra 2012). Berikut Tabel 10

yang konsumsi.

Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan kategori aktivitas fisik dan densitas energi

konsumsi

Aktivitas Fisik

Densitas energi konsumsi

p Tinggi Sedang Rendah

n % n % n %

Ringan 50 45,05 14 12,61 14 12,61

0.67

2

Sedang 12 10,81 3 2,70 3 2,70

Berat 6 5,41 7 6,31 2 1,80

Total 68 61,26 24 21,62 19 17,12

Dari Tabel 10 maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar contoh

digolongkan memiliki aktivitas fisik ringan dan mengasup makanan dengan nilai

densitas energi yang tergolong tinggi (45,05%). Hasil uji korelasi chi square tidak

menunjukkan adanya hubungan antara kategori aktivitas fisik dengan nilai

densitas energi konsumsi contoh. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya

yang menjelaskan hubungan antara densitas energi dengan aktivitas fisik dan IMT.

Penelitian tersebut menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif antara densitas

energi dengan IMT pada remaja, namun tidak ada hubungan secara langsung

antara densitas energi dengan aktifitas fisik (Dewi 2013).

Status Gizi

Supariasa et al. (2001) menyatakan status gizi adalah keadaan seseorang

yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi dari

makanan dalam jangka waktu yang lama. Dengan menilai status gizi seseorang

atau sekelompok orang maka dapat diketahui apakah seseorang atau sekelompok

orang tersebut status gizinya normal atau tidak. Banyak faktor yang berhubungan

dengan status gizi seseorang baik faktor sosial ekonomi maupun bukan sosial

ekonomi. Berikut merupakan penjelasan yang menjelaskan hubungan beberapa

faktor dengan status gizi.

Page 35: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

19

Uang saku

Uang saku yang relatif tinggi dapat mengakibatkan anak suka jajan yang

berlebihan sehingga meningkatkan resiko mengkonsumsi jajanan yang tidak sehat.

Makanan jajanan anak sekolah perlu mendapat perhatian karena pada beberapa

penelitian diketahui bahwa makanan jajanan masih jauh dari nilai gizi yang

diharapkan dapat disumbangkan dan dikhawatirkan mempengaruhi status gizi

anak. Berikut Tabel 11 yang menggambarkan sebaran contoh berdasarkan

kategori uang saku dan status gizi

Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan kategori uang saku dan status gizi

Uang saku

Status gizi

p Sangat

kurus Kurus Normal Gemuk Obesitas

n % n % n % n % n %

≤5000 0 0 1 0,90 11 9,91 1 0,90 2 1,80

0.634 5001-15000 1 0,90 1 0,90 64 57,66 18 16,22 10 9,01

≥15001 0 0 0 0 2 1,80 0 0 0 0

Total 1 0,90 2 1,80 77 69,37 19 17,12 12 10,81

Kebiasaan konsumsi jajanan yang kurang sehat lama kelamaan dapat

berpengaruh pada status kesehatan dan juga bisa berpengaruh pada status gizi

(Afandi 2012). Hal ini tidak sejalan dengan pernyataan tersebut, dapat dilihat dari

Tabel 11 sebagian besar contoh (57,66%) memiliki uang saku berada di kisaran

Rp 5000,00 – Rp 15.000,00/ hari dan memiliki status gizi normal. Hasil uji

korelasi chi square juga tidak menunjukkan adanya hubungan antara uang saku

dan status gizi contoh pada penelitian kali ini (p>0.05).

Karakteristik keluarga Pendidikan orang tua pada penelitian kali ini dianggap sebagai variabel

karakteristik keluarga yang berhubungan dengan status gizi contoh. Semakin

tinggi tingkat pendidikan diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi

yang dimilikinya akan lebih baik. (Fikawati & Syafiq 2007). Berikut Tabel 12

yang menjelaskan sebaran pendidikan orang tua berdasarkan status gizi contoh.

Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan kategori pendidikan orang tua dan status

gizi

Pendidikan

orang tua

Status gizi

Sangat

kurus Kurus Normal Gemuk Obese

p n % n % n % n % n %

Pendidikan ayah

≤lulusan SMA 1 0,90 1 0,90 54 48,65 11 9,91 4 3,60

0.288 >Lulusan SMA 0 0 1 0,90 23 20,72 8 7,21 8 7,21

Total 1 0,90 2 1,80 77 69,37 19 17,12 12 10,81

Pendidikan ibu

≤lulusan SMA 1 0,90 2 1,80 59 53,15 13 11,71 8 7,21

0.440 >Lulusan SMA 0 0 0 0 18 16,22 6 5,41 4 3,60

Total 1 0,90 2 1,80 77 69,37 19 17,12 12 10,81

Page 36: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

20

Tingkat pendidikan, khususnya tingkat pendidikan wanita mempengaruhi

derajat kesehatan. Terdapat hubungan positif antara pendidikan ibu dengan

pengetahuan gizi, kesehatan, dan pengasuhan anak. Sebagian besar ibu (74,77%)

merupakan lulusan kurang dari Sekolah Menengah Atas dan memiliki anak yang

normal status gizinya (52,25%). Hasil uji korelasi chi square tidak menunjukkan

adanya hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi contoh. (p>0.05).

Pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang untuk menyerap

informasi. Namun seseorang yang berpendidikan rendah belum tentu kurang

memiliki pengetahuan tentang gizi, karena meskipun berpendidikan rendah tetapi

apabila orang tersebut rajin mendengarkan dan melihat informasi mengenai gizi

maka pengetahuan gizinya akan lebih baik (Zuraida 2013).

Pengetahuan gizi Cukupnya pengetahuan gizi contoh dapat berhubungan dengan tersedianya

fasilitas bacaan dan fasilitas informasi yang ada di sekolah yang menunjang para

contoh untuk selalu mengakses informasi terkini. Pendidikan formal merupakan

faktor utama yang mempengaruhi pengetahuan seseorang termasuk pengetahuan

tentang gizi dan kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin

mudah menyerap informasi gizi dan kesehatan sehingga pengetahuan gizi dan

kesehatan akan semakin baik. Berikut Tabel 13 yang menggambarkan sebaran

contoh berdasarkan kategori pengetahuan gizi dan status gizi.

Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan gizi dan status gizi

Pengetahuan

gizi

Status gizi

p Sangat

kurang Kurang Normal Gemuk Obesitas

n % n % n % n % n %

Kurang 0 0 0 0 5 4,50 0 0 1 0,90

0.047 Sedang 0 0 1 0,90 27 24,32 5 4,50 6 5,41

Baik 1 0,90 1 0,90 45 40,54 14 12,61 5 4,50

Total 1 0,90 2 1,80 77 69,37 19 17,12 12 10,81

Dapat disimpulkan dari Tabel 13 bahwa sebagian besar contoh memiliki

tingkat pengetahuan gizi yang baik dan memiliki status gizi yang normal

(40,54%). Hasil uji korelasi chi square menunjukkan hubungan dua variabel ini

(p=0.047). Prayitno (2013) mengatakan bahwa tingkat pengetahuan gizi seseorang

berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan, yang

menentukan mudah atau tidaknya dalam memahami manfaat kandungan gizi dari

makanan yang dikonsumsi. Pengetahuan gizi yang baik diharapkan memengaruhi

konsumsi makanan yang baik sehingga dapat menuju status gizi yang baik pula.

Aktivitas fisik

Konsumsi berlebih bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang dapat

menyebabkan seseorang mengalami gizi lebih. Faktor lain yang dapat

mengakibatkan seseorang mengalami gizi lebih adalah kurangnya aktivitas fisik.

Salah satu bentuk aktifitas fisik yang dapat dilakukan di sekolah oleh anak adalah

melalui pelajaran pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani inilah yang dapat

memberi kesempatan contoh untuk aktif dan dalam jangka panjang dapat menjadi

Page 37: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

21

strategi untuk mengurangi angka obesitas di masa mendatang(Carison et al.2008).

Berikut Tabel 14 yang menggambarkan sebaran status gizi contoh berdasarkan

aktvitas fisik yang dilakukan.

Tabel 14 Sebaran contoh berdasarkan kategori aktivitas fisik dan status gizi

Aktivitas

fisik

Status gizi

p Sangat

kurus Kurus Normal Gemuk Obesitas

n % n % n % n % n %

Ringan 0 0 2 1,80 57 51,35 11 9,91 8 7,21

0.440 Sedang 1 0,90 0 0 9 8,11 6 5,41 2 1,80

Berat 0 0 0 0 11 9,91 2 1,80 2 1,80

Total 1 0,90 2 1,80 77 69,37 19 17,12 12 10,81

Dapat dilihat pada Tabel 14 sebagian besar contoh memiliki status gizi

normal dengan aktivitas fisik yang dilakukan tergolong aktivitas fisik ringan

(51,35%). Hasil dari uji korelasi chi square dapat diketahui bahwa tidak terdapat

hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi (p>0,05). Hasil ini sejalan

dengan hasil penelitian Carison et al.(2008). di Skotlandia bahwa tidak terdapat

hubungan antara olahraga dengan IMT. Hal ini dapat terjadi contohnya seperti

orang dengan tingkat olahraga yang tinggi akan memiliki massa otot yang lebih

besar, hal ini dapat terlihat seperti orang tersebut obesitas padahal bukan obesitas.

Densitas energi konsumsi

Konsumsi makanan dengan densitas energi yang tinggi secara berlebihan

berkontribusi dalam peningkatan asupan energi total dan turut menyebabkan

keseimbangan energi yang positif. Kebiasaan senang mengkonsumsi makanan

dengan densitas energi yang tinggi memungkinkan tubuh memperoleh tambahan

energi sehingga tanpa disadari asupan energi ke dalam tubuh melebihi kebutuhan

dan dampaknya berupa bertambahnya timbunan lemak dan memudahkan

terjadinya obesitas. Berikut Tabel 15 yang menggambarkan sebaran contoh

berdasarkan kategori densitas energi konsumsi dan status gizi.

Tabel 15 Sebaran contoh berdasarkan kategori densitas energi konsumsi dan

status gizi

Densitas

energi

konsumsi

Status gizi

p Sangat

kurus

Kurus

Normal

Gemuk

Obesitas

n % n % n % n % n %

Tinggi 0 0 1 0,90 45 40,54 11 9,91 11 9,91

0.634 Sedang 1 0,90 1 0,90 17 15,32 4 3,60 1 0,90

Rendah 0 0 0 0 15 13,51 4 3,60 0 0

Total 1 0,90 2 1,80 77 69,37 19 17,12 12 10,81

Berdasarkan Tabel 15 diatas terlihat bahwa sebagian besar contoh

mempunyai nilai densitas energi konsumsi tinggi namun memiliki status gizi yang

normal (40,54%). Hasil uji korelasi chi square juga tidak menunjukkan hubungan

antara densitas energi yang dikonsumsi dengan status gizi (p>0.05). Menurut

Page 38: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

22

Drewnowski (2004) hal tersebut dapat terjadi dikarenakan walaupun densitas

energi makanan tinggi berhubungan positif dengan total energi yang diasup dan

dengan presentase energi yang berasal dari lemak, asupan densitas energi

makanan yang tinggi ini belum dapat dibuktikan berkorelasi dengan kejadian

overweight, hal ini bisa dikarenakan adanya faktor perancu lainnya yaitu umur

dan energi ekspenditur yang dilakukan dalam sehari.

Kebiasaan sarapan

Pencapaian status gizi tiap individu berbeda beda bergantung dari perilaku

makan yang dimiliki. Perilaku makan yang baik salah satunya dengan tidak

melewatkan sarapan. Sarapan menjadi suatu kegiatan penting sebelum melakukan

berbagai macam aktivitas pada hari tersebut dan memiliki efek jangka panjang

terhadap status gizi. Melewatkan sarapan juga dapat berisiko menjadi obesitas dan

memiliki gangguan kesehatan (Rampersaud 2005). Berikut Tabel 16 yang

menggambarkan sebaran contoh berdasarkan kebiasaan sarapan dan hubungannya

dengan status gizi.

Tabel 16 Sebaran contoh berdasarkan kategori kebiasaan sarapan dan status gizi

Kebiasaan

sarapan

Status Gizi

p Sangat

kurus Kurus Normal Gemuk Obesitas

n % n % n % n % n %

Tidak selalu 0 0 0 0 15 13,51 9 8,11 3 2,70

0.028 Selalu 1 0,90 2 1,80 62 55,86 10 9,01 9 8,11

Total 1 0,90 2 1,80 77 69,37 19 17,12 12 10,81

Sebagian besar contoh selalu melakukan kegiatan sarapan dan memiliki

status gizi yang normal (55,86%). Hasil uji korelasi chi square juga menunjukkan

adanya hubungan kebiasaan sarapan dengan status gizi contoh (p=0.028).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anne et

al.(2006) pada siswa Sekolah Menengah Atas di sebuah distrik pedesaan bagian

selatan Norwegia. Penelitian diikuti oleh 54 responden berusia 15 tahun dibagi

menjadi dua kelompok terdiri dari kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi

intervensi sarapan di sekolah selama 4 bulan) dan kelompok intervensi (kelompok

yang diberi intervensi sarapan di sekolah selama 4 bulan), hasilnya adalah

kelompok intervensi memiliki Indeks Massa Tubuh yang lebih baik setelah diberi

intervensi sarapan dibandingkan dengan kelompok control (Anne et al. 2006).

Daya Ingat Sesaat

Pengukuran daya ingat sesaat dapat dilakukan dengan dua cara (Seifort &

Hoffnung 1997 dalam Kustiyah 2005) yaitu mengenali kembali (recognition

memory) dan mengingat kembali (recall memory). Pada recognition memory

seseorang hanya membandingkan stimulus atau isyarat yang diberikan dengan

pengalaman atau pengetahuan yang sebelumnya dia peroleh. Sedangkan pada

recall memory yang terjadi sebaliknya, seseorang diminta untuk mengingat

kembali informasi dengan memberikan rangsangan atau isyarat tertentu. Misalnya

Page 39: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

23

seseorang diminta untuk mengingat nomor telepon temannya tanpa melihat nomor

tersebut kembali. Recall umumnya lebih sulit dibandingkan dengan recognition,

akan tetapi dalam perkembangannya menunjukkan pola yang sama yaitu

mengalami perubahan sesuai dengan pertambahan umur.

Metode dasar yang digunakan untuk mengukur daya ingat sesaat kali ini

adalah serial recall dengan alat bantu daftar kata. Metode serial recall subyek

diminta untuk mengingat kembali informasi tanpa memberikan rangsangan atau

isyarat tertentu secara berurutan. Berikut Tabel 17 yang menyajikan hasil statistik

dari skor daya ingat sesaat contoh.

Tabel 17 Statistik skor daya ingat sesaat contoh

Statistika Skor daya ingat sesaat

Awal Akhir

Mean 5,69 5,23

Std.Deviasi 0,94 1,45

Minimum 1 1

Maximum 6 6

Tabel 17 menjelaskan bahwa nilai minimum skor daya ingat sesaat adalah

1 yang berarti contoh hanya mengingat satu kata yang benar dari 6 kata yang

harus diingat contoh pada masing masing waktu pengambilan dan nilai 6 bila

semua kata tersebut dijawab benar oleh contoh. Skor daya ingat sesaat contoh

dibagi menjadi dua kali waktu pengambilan yaitu awal pengambilan atau DIS

awal yaitu pukul 09.00 WIB dan pada akhir pengambilan atau DIS akhir yaitu

pukul 11.00 WIB. Pukul 09.00 WIB dipilih sebagai representasi daya ingat sesaat

pagi hari sehabis contoh melakukan sarapan sedangkan pukul 11.00 WIB dipilih

sebagai waktu yang merepresentasikan daya ingat sesaat contoh diwaktu siang

hari sebagai efek dari aktivitas yang sudah dilakukan contoh hampir setengah hari

dan untuk melihat apakah ada efek dari konsumsi jajanan yang diasup contoh

selama istirahat terhadap daya ingat sesaat contoh. Rata rata skor daya ingat sesaat

contoh adalah 5,69 di awal dan 5,23 di akhir pengambilan daya ingat sesaat.

Pengkategorikan daya ingat sesaat digolongkan menjadi dua yaitu daya ingat

sesaat kurang bila kurang dari rata rata skor daya ingat sesaat, berlaku sebaliknya

untuk pengkategorian daya ingat sesaat baik (Ohoiwutun 2012). Maka bila dilihat

dari skor daya ingat sesaat awal dan akhir siswa dapat dikatakan bahwa sebagian

besar contoh berada dalam daya ingat sesaat yang baik pada pengambilan awal

dan akhir. Berikut Tabel 18 yang menggambarkan sebaran contoh berdasarkan

daya ingat sesaat.

Tabel 18 Sebaran contoh berdasarkan kategori daya ingat sesaat

Daya ingat sesaat Awal Akhir

N % N %

Baik 98 88,29 81 72,97

Kurang 13 11,71 30 27,03

Total 111 100 111 100

Tabel 18 menunjukkan sebagian besar contoh baik pada awal pengambilan

yaitu pada pukul 09.00 (88,29%) dan pada akhir pengambilan yaitu pada pukul

Page 40: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

24

11.00 (72,97%). Terjadi penurunan jumlah contoh yang mempunyai daya ingat

sesaat baik dari pengambilan awal ke pengambilan akhir sekitar 16 persen. Hal ini

sejalan dengan pernyataan Seifort dan Hoffnung (1997) bahwa jenis informasi

yang masuk pada memori jangka pendek anak-anak biasanya terbatas hanya dapat

mengingat tiga digit dan pada umumnya daya ingat sesaat dan konsentrasi yang

baik pada waktu pagi hari, bila siang hari aktivitas fisik mulai meningkat akan

terjadi kecenderungan penurunan daya ingat sesaat. Oleh karena itu hal ini dapat

menjelaskan mengapa skor daya ingat sesaat contoh lebih baik pada waktu awal

pengamibilan dibandingkan dengan skor akhir pengambilan. Hal yang

berhubungan dengan daya ingat sesaat contoh dijelaskan pada penjelasan dibawah

ini.

Uang saku

Uang saku merupakan bagian dari pengalokasian pendapatan keluarga

yang diberikan pada anak untuk keperluan di sekolah. Jajanan anak sekolah sangat

beresiko terhadap cemaran biologis atau kimiawi yang menganggu kesehatan.

Selain itu, jajanan yang biasa dijual di warung kurang memperhatikan

keseimbangan gizi dan kebersihan. Bila sudah bepengaruh pada status gizi anak

maka akan berdampak pula pada kemampuan kognitif anak. Sebaran contoh

berdasarkan uang saku dan daya ingat sesaat dijelaskan pada Tabel 19.

Tabel 19 Sebaran contoh berdasarkan kategori uang saku dan daya ingat sesaat

Uang saku DIS kurang DIS baik

p n % n %

≤5000 4 3,60 11 9,91

5000-15000 23 20,72 71 63,96 0.962

>15000 2 1,80 0 0

Total 29 26,13 82 73,8739

Konsumsi dan kebiasaan jajan anak turut mempengaruhi kontribusi dan

kecukupan energi dan zat gizi dan dapat berujung pada status gizi anak (Syafitri

2009). Status gizi dalam jangka waktu panjang akan mempengaruhi kemampuan

kognitif anak salah satunya daya ingat. Tabel 19 menunjukkan bahwa uang saku

contoh berada pada rentang Rp 5000,00 – Rp 15.000,00/hari dengan daya ingat

sesaat yang tergolong baik (63,96%). Dengan uang jajan contoh yang tergolong

cukup akan menunjang untuk terpenuhinya asupan gizi contoh sehingga

diharapkan memiliki hubungan positif dengan daya ingat sesaat contoh. Namun

setelah dilakukan uji korelasi tidak ditemukan adanya hubungan diantara

keduanya (p>0.05).

Konsumsi jajanan atau selingan pada anak anak memang memiliki efek

yang baik pada daya ingat sesaat contoh. Namun yang perlu dijadikan perhatian

dalam hal ini, konsumsi jajanan yang berlebihan juga belum tentu memberikan

efek yang baik pada status gizi contoh. Karena jajanan yang biasa dijajakan dan

dikonsumsi siswa belum memenuhi syarat keamanan pangan. Konsumsi makanan

yang belum terjamin keamanannya bukan tidak mungkin akan menimbulkan

penyakit dan akan berefek pada status gizi contoh. Oleh karena itu lebih baik

contoh mengkonsumsi bekal dari rumah yang dibuatkan dari rumah sebagai

Page 41: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

25

konsumsi jajanannya. Karena selain mengurangi uang saku contoh, makanannya

pun lebih terjamin keamanannya.

Pengetahuan Gizi Tingkat pengetahuan gizi dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku

pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi.

Semakin baik tingkat pengetahuan gizi diharapkan semakin baik pula status

gizinya. Pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya pengetahuan tentang

kebiasaan makan yang baik, serta pengertian yang kurang tepat mengenai

kontribusi gizi dari makanan akan menimbulkan permasalahan gizi yang dapat

merugikan kecerdasan dan produktivitas. Tabel 20 merupakan tabel yang

menjelaskan sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan gizi dan daya ingat

sesaat.

Tabel 20 Sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan gizi dan daya ingat

sesaat

Pengetahuan

gizi

DIS Kurang DIS Baik p

n % n %

Kurang 0 0 0 0

0.046 Sedang 18 16,22 12 10,81

Baik 11 9,91 70 63,06

Total 29 26,13 82 73,87

Tabel 20 menunjukkan pada kelompok subjek daya ingat sesaat kurang

sebagian besar contoh (16,22%) memiliki pengetahuan gizi sedang, sedangkan

pada kelompok daya ingat sesaat yang baik pada umumnya memiliki pengetahuan

gizi yang baik (63,06%). Pengetahuan gizi sangat erat hubungannya dengan baik

buruknya kualitas gizi dari rnakanan yang dikonsumsi. Pengetahuan gizi yang

baik akan mempengaruhi pemilihan makanan, pemililihan makanan yang baik

akan memenuhi kebutuhan gizi. Pengetahuan gizi, sikap terhadap gizi, dan

keterampilan gizi secara bersama sama akan menentukan perilaku gizi. Dengan

pemahaman tentang pengetahuan gizi yang baik diharapkan seseorang dapat

memilih makanan yang dikonsumsi nya. (Afandi 2012). Gizi yang baik akan

mempengaruhi daya ingat sesaat yang baik bagi contoh. Penelitian kali ini

menunjukkan semakin baik pengetahuan gizi contoh semakin baik pula daya ingat

sesaat nya. Hasil uji korelasi pun menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

antara pengetahuan gizi dengan daya ingat sesaat (p=0.046)

Aktivitas fisik

Riset yang dilakukan Podulka (2006) memperlihatkan bahwa program

pendidikan jasmani yang didesain dan diimplementasikan dengan baik dapat

mendorong anak aktif secara fisik dan memperlihatkan efek positif pada nilai

akademis, termasuk fungsi kognitifnya. Kondisi aerobik yang baik memiliki efek

yang baik bagi fungsi memori karena dianggap mempunyai pengaruh pada lobus

frontalis yaitu suatu area otak yang berhubungan dengan kemampuan konsentrasi

dan mengingat (Podulka, 2006). Berikut Tabel 21 yang menyajikan sebaran

tingkat aktivitas fisik contoh berdasarkan daya ingat sesaatnya.

Page 42: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

26

Tabel 21 Sebaran contoh berdasarkan kategori aktivitas fisik dan daya ingat sesaat

Aktivitas

fisik

DIS Kurang DIS Baik p

n % n %

Ringan 16 14,41 62 55,86

0.251 Sedang 5 4,50 13 11,71

Berat 8 7,21 7 6,31

Total 29 26,13 82 73,87

Sebagian besar contoh memiliki aktivitas fisik dalam kategori ringan dan

memiliki daya ingat sesaat baik (55,68%). Namun ada beberapa contoh (6,31%)

yang melakukan aktivitas fisik berat memiliki daya ingat sesaat yang baik.

Aktivitas ringan yang dilakukan oleh contoh antara lain seperti membaca buku,

menonton TV atau bermain game. Sedangkan aktivitas berat yang dilakukan

contoh seperti berlari, melompat,bermain sepak bola dan berenang. Hasil uji

korelasi chi square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara aktivitas

fisik dengan daya ingat sesaat (p>0.05).

Sebagian besar contoh yang tergolong memiliki aktivitas fisik ringan

memiliki daya ingat sesaat yang baik. Hal ini kurang sejalan dengan teori yang

dikemukakan Podulka (2006) yang menyatakan bahwa dengan rutin melakukan

aktifitas fisik atau olahraga selama 30 menit maka akan terjadi perubahan positif

di otak. Sehingga terjadi proses neurogenesis yang lebih baik terutama di

hipokampus sebagai pusat memori, suplai oksigen dan glukosa ke otak dan

berpengaruh baik bagi kemampuan mengingat contoh. Sehingga seharusnya

contoh yang memiliki daya ingat sesaat baik didominasi oleh contoh yang

tergolong melakukan aktivitas fisik berat bukan aktivitas fisik ringan. Hal ini bisa

terjadi kemungkinan dikarenakan contoh yang sebagian besar tergolong dalam

melakukan aktivitas ringan diantaranya sering bermain game dan membaca buku.

Kemungkinan kedua aktivitas ini juga memicu otak untuk mendapat rangsangan

lebih baik sehingga dapat mengingat lebih baik dibandingkan contoh yang

melakukan aktivitas fisik berat. Oleh karena itu dalam penelitian kali ini contoh

yang sebagian besar daya ingat sesaatnya baik termasuk contoh yang melakukan

akitivitas fisik ringan.

Densitas energi konsumsi

Makanan yang dikonsumsi sebaiknya bukan hanya mengandung tinggi

energi saja tetapi mengandung perbandingan yang proporsional dengan zat gizi

lainnya. Makanan dengan jumlah energi yang tinggi menurut teori memang baik

untuk daya ingat sesaat contoh, namun akan lebih baik bila jumlah tersebut

proporsional kadarnya. Karena bila dalam waktu yang lama dikhawatirkan akan

berpengaruh pada status gizi contoh. Berikut Tabel 22 yang menggambarkan

sebaran contoh berdasarkan kategori densitas energi dan daya ingat sesaat.

Page 43: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

27

Tabel 22 Sebaran contoh berdasarkan kategori densitas energi konsumsi dan daya

ingat sesaat

Densitas energi

konsumsi

DIS Kurang DIS Baik p

n % n %

Tinggi 14 12,61 54 48,65

0.684 Sedang 9 8,11 15 13,51

Rendah 6 5,41 13 11,71

Total 29 26,13 82 73,87

Sebagian besar contoh memiliki daya ingat sesaat yang baik dan

mengkonsumsi makanan dengan nilai densitas energi yang tinggi (48,65%).

Mengkonsumsi makanan dengan nilai densitas energi tinggi berarti contoh

mengkonsumsi makanan yang belum cukup proporsional antara kalori dengan zat

gizi yang lain (Avihani 2013). Tingginya konsumsi pangan sumber karbohidrat

identik dengan tingginya konsumsi makanan dengan nilai densitas energi yang

tinggi. Hal ini memiliki efek yang positif terhadap daya ingat sesaat contoh.

Makanan tinggi karbohidrat akan cepat menaikkan kadar glukosa contoh. Kadar

glukosa yang baik akan berpengaruh terhadap daya ingat sesaat contoh. Namun

setelah diuji hubungan korelasi chi square tidak menunjukkan hasil yang positif

(p>0.05).

Status Gizi Daya ingat anak merupakan suatu proses yang terjadi di otak tentunya

sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan organ otak dan bagaimana stimulasi dan

rangsangan diberikan agar otak dapat berkembang optimal menjalankan fungsinya.

Keadaan gizi sejak janin dalam kandungan sampai bayi lahir dan usia dini perlu

terus dipertahankan secara optimal sampai anak usia sekolah, karena akan

berpengaruh pada perkembangan otak. Gizi yang tidak seimbang, gizi buruk, serta

derajat kesehatan yang rendah akan menghambat pertumbuhan otak, dan pada

gilirannya akan menurunkan kemampuan otak dalam mencatat, menyerap,

menyimpan, memproduksi dan merekonstruksi informasi. Dapat dilihat pada

Tabel 23 adanya kecenderungan bahwa contoh dengan status gizi normal dan

memiliki daya ingat sesaat baik. Sebaran status gizi contoh berdasarkan daya ingat

sesaat disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23 Sebaran contoh berdasarkan kategori status gizi dan daya ingat sesaat

contoh

Status Gizi DIS Kurang DIS Baik

p n % n %

Sangat Kurus 0 0 1 0,90

0.034

Kurus 0 0 2 1,80

Normal 21 18,92 56 50,45

Gemuk 5 4,50 14 12,61

Obesitas 3 2,70 9 8,11

Total 29 26,13 82 73,87

Page 44: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

28

Tabel 23 menunjukkan bahwa sebagian besar contoh memiliki status gizi

yang normal dan daya ingat sesaat yang baik (50,45%). Berdasarkan hasil korelasi

chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan daya

ingat sesaat contoh pada contoh penelitian ini (p=0.034). Hal ini sejalan dengan

pernyataan Pollit dan Gossin (1989) yang telah menelaah sembilan studi yang

menghubungkan indikator antropometrik dengan indikator sekolah. Indikator

antropometri yang digunakan adalah tinggi badan terhadap umur (TB/U), berat

badan terhadap umur (BB/U) dan berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB).

Indikator sekolah adalah prestasi sekolah, umur waktu masuk sekolah, IQ, daya

ingat dan tugas-tugas kognitif. Semua studi dilaporkan bahwa terdapat hubungan

signifikan antara indikator status gizi dengan tes skor kognitif atau prestasi

sekolah.

Kebiasaan sarapan

Sarapan adalah menu makanan pertama yang dikonsumsi seseorang.

Biasanya orang makan malam sekitar pukul 19:00 dan baru makan lagi paginya

sekitar pukul 06:00. Berarti selama sekitar 10-12 jam mereka puasa. Dengan

adanya puasa itu, cadangan gula darah (glukosa) dalam tubuh seseorang hanya

cukup untuk aktivitas dua sampai tiga jam di pagi hari. Tanpa sarapan seseorang

akan mengalami hipoglikemia atau kadar glukosa di bawah normal. Hipoglikemia

mengakibatkan tubuh gemetaran, pusing, sakit dan kurang berkonsentrasi. Hal ini

dikarenakan terjadi akibat dari kekurangan glukosa yang merupakan sumber

energi bagi otak (Wiharyanti 2006). Berikut Tabel 24 yang menggambarkan

kebiasaan sarapan berdasarkan daya ingat sesaat contoh.

Tabel 24 Sebaran contoh berdasarkan katgeori kebiasaan sarapan dan daya ingat

sesaat

Kebiasaan

Sarapan

DIS Kurang DIS Baik p

n % n %

Tidak Selalu 8 7,21 19 17,12

0.028 Selalu 21 18,92 63 56,76

Total 29 26,13 82 73,87

Tabel 24 menunjukkan sebagian besar contoh selalu melakukan sarapan

dan memiliki skor daya ingat sesaat yang baik (56,76%). Dari hasil uji korelasi chi

square juga menunjukkan hasil yang positif terhadap kedua variabel ini. Hasil ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arijanto et al.(2008) yang

menyatakan bahwa berdasarkan uji Fisher exact probability dapat dibuktikan

adanya hubungan antara kebiasaan sarapan dengan daya ingat sesaat siswa kelas

VI SDN Pranti Kabupaten Sidoarjo. Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan

oleh Bagwel (2008) menunjukkan bahwa pada dua kelompok populasi dengan

kebiasaan sarapan yang rutin pada satu kelompok dan kebiasaan sarapan yang

tidak rutin pada kelompok lainnya dites menggunakan tes daya ingat yaitu dengan

cara memberikan 8 (delapan) kata-kata yang sering ditemui oleh kedua kelompok

tersebut untuk dihafal selama lima menit, kemudian menuliskannya kembali

dalam waktu satu menit. Hasil dari tes tersebut didapatkan nilai rata-rata yang

Page 45: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

29

lebih tinggi pada kelompok dengan kebiasaan sarapan rutin dibandingkan dengan

kelompok yang kebiasaan sarapannya tidak rutin.

Tabel 25 Sebaran contoh berdasarkan kategori kebiasaan sarapan dan

pengambilan daya ingat sesaat

Kebiasaan

Sarapan

Awal Akhir

p DIS

Kurang DIS Baik DIS Kurang DIS Baik

n % n % n % n %

Tidak selalu 1 0,90 26 23,42 10 9,01 17 15,32

0.620 Selalu 12 10,81 72 64,86 20 18,02 64 57,66

Total 13 11,71 98 88,29 30 27,03 81 72,97

Dari Tabel 25 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar contoh selalu

melakukan sarapan dan memiliki skor daya ingat sesaat yang baik, baik pada awal

pengambilan daya ingat sesaat (88,29%) dan juga pada pengambilan daya ingat

sesaat akhir (72,97%). Contoh yang selalu sarapan mengalami penurunan daya

ingat sesaat dari di waktu awal pengambilan dan di akhir pengambilan sebesar 7,2

persen sedangkan contoh yang tidak selalu sarapan mengalami penurunan sebesar

8,1 persen. Contoh yang selalu sarapan mengalami penurunan daya ingat yang

lebih sedikit dibandingkan contoh yang tidak selalu melakukan sarapan. Namun

dari hasil uji beda menunjukkan contoh yang selalu sarapan tidak memiliki

perbedaan nyata penurunan daya ingat sesaatnya dibandingkan dengan contoh

yang tidak selalu melakukan sarapan (p>0.05). Hal ini dikarenakan pada waktu

pengambilan daya ingat sesaat akhir contoh sudah melewati waktu istirahat.

Sebagian contoh mengkonsumsi jajanan pada waktu istirahat tersebut, sehingga

contoh mendapat tambahan energi untuk berkonsentrasi pada waktu berikutnya.

Oleh karena itu tidak ditemukan adanya perbedaan nyata antara pengambilan DIS

awal maupun DIS akhir.

Faktor faktor yang berpengaruh terhadap Daya Ingat Sesaat

Hasil analisis korelasi chi square menunjukkan beberapa variabel

berhubungan dengan daya ingat sesaat. Lalu faktor tersebut diuji lanjut dengan

regresi logistik dan menghasilkan beberapa faktor yang mempengaruhi daya ingat

sesaat diantaranya adalah pengetahuan gizi dan status gizi. Berikut Tabel 26 yang

menggambarkan hasil uji regresi logistik.

Tabel 26 Hasil uji regresi logistik terhadap daya ingat sesaat

Variabel P OR 95% CI

Pengetahuan Gizi 0.046 2.631 1.016-6.813

Status Gizi 0.034 1.262 1.255-7.687

Contoh yang memiliki pengetahuan gizi yang baik berpeluang memiliki

daya ingat sesaat lebih baik 2.631 kali dibandingkan dengan contoh yang

memiliki pengetahuan gizi kurang. Pada nilai selang CI : 1.016-6.813 tidak

terdapat angka 1 (95% CI : 1.016-6.813), maka pengetahuan gizi yang tinggi

Page 46: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

30

merupakan faktor protektif terhadap daya ingat sesaat yang baik bagi contoh

penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan gizi yang lebih baik memiliki

pengaruh lebih baik terhadap daya ingat sesat contoh pada penelitian kali ini.

Sejalan dengan penelitian Astina (2012) yang juga menunjukkan bahwa

pengetahuan gizi memiliki pengaruh terhadap status gizi.

Contoh yang memiliki status gizi yang normal berpeluang memiliki daya

ingat sesaat lebih baik 1.262 kali dibandingkan dengan contoh yang memiliki

status gizi tidak normal. Pada nilai selang CI 1.255-7.687 tidak terdapat angka 1

(95% CI : 1.255-7.687), maka status gizi normal juga merupakan faktor protektif

daya ingat sesaat yang baik bagi contoh penelitian. Penelitian sebelumnya juga

telah banyak dilakukan menunjukkan bahwa status gizi memiliki keterkaitan yang

cukup konsisten dengan daya ingat sesaat (Astina 2012). Selain itu, menurut

Astina (2012) terdapat banyak faktor protektif daya ingat sesaat pada usia sekolah

dasar yang salah satunya adalah status gizi dan status anemia individu. Seseorang

yang memiliki status gizi dan status anemia yang baik akan berpengaruh positif

pada daya ingat sesaat contoh. Namun pada penelitian kali ini tidak diteliti

bagaimana hubungan lebih lanjut status anemia mempengaruhi daya ingat sesaat

contoh.

Dengan uji regresi logistik yang telah dilakukan juga didapatkan

persamaan garis yaitu:

[

]

y = Daya ingat sesaat

x1= pengetahuan gizi

x2 = status gizi

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pangan sumber energi yang selalu dikonsumsi contoh adalah nasi dan mie.

Sedangkan protein hewani yang dominan dikonsumsi oleh contoh antara lain telur

dengan rata rata konsumsi sebesar 27.8 g/hari. Sedangkan untuk pangan kelompok

jajanan didominasi seperti minuman dari berbagai merek biskuit, permen dan

coklat. Sebagian besar contoh (75,68%) melakukan sarapan, dengan kecukupan

energi pada sebagian besar contoh berada dalam keadaan normal, laki laki

(10,81%) dalam kisaran normal begitu pula dengan perempuan (18,02%). Untuk

protein baik contoh yang berjenis kelamin laki laki (16,22%) dan perempuan

(18,02%) juga berada dalam kisaran normal. Berbeda dengan energi dan protein,

kecukupan lemak sebagian besar contoh melebihi diatas angka kebutuhan. Contoh

berjenis kelamin laki laki (15,32%) dan perempuan (24,32%) melebih diatas

angka kebutuhan. Begitu pula dengan tingkat kecukupan karbohidrat contoh baik

laki laki (13,51%) dan perempuan (36,94%) yang melebihi diatas angka

kecukupan yang dianjurkan. Untuk zat gizi mikro, tingkat kecukupan Fe contoh

Page 47: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

31

sudah berada dalam kondisi cukup (53,15% ) hanya vitamin C contoh saja yang

masih dalam kondisi kurang (78,48%).

Sebagian besar contoh berjenis kelamin perempuan (41,44%) dan

mengkonsumsi makanan dengan nilai densitas energi tinggi lebih banyak

dibandingkan laki-laki (19,82%). Rata rata densitas energi konsumsi juga lebih

tinggi ditunjukkan oleh contoh berjenis kelamin perempuan (2,13 kkalg/)

dibandingkan laki-laki (1,98 kkal/g). Uang saku (p=0.044) dan pendidikan ibu

(p=0.008) merupakan variabel yang berhubungan positif dengan tingginya

densitas energi konsumsi sesuai dengan uji korelasi chi square.

Sebagian besar contoh memiliki status gizi normal dan memiliki hubungan

dengan beberapa variabel diantaranya adalah pengetahuan gizi (p=0.047) dan

kebiasaan sarapan (p=0.028). Contoh yang memiliki pengetahuan gizi yang baik

akan memiliki status gizi normal. Contoh yang rutin melakukan sarapan juga akan

memiliki status gizi yang normal dibandingkan contoh yang tidak rutin melakukan

sarapan. Densitas energi konsumsi yang diduga akan berhubungan dengan status

gizi contoh namun pada penelitian kali ini tidak menunjukan adanya hubungan

positif dengan status gizi, begitu pula dengan aktivitas fisik contoh.

Sedangkan untuk daya ingat sesaat walaupun terjadi penurunan sebesar

0,46 point pada pengambilan awal ke pengambilan akhir tetapi sebagian besar

contoh sebagian besar memiliki daya ingat sesaat yang baik. Faktor faktor yang

berhubungan dengan daya ingat sesaat adalah pengetahuan gizi, status gizi dan

kebiasaan sarapan. Namun setelah diuji lanjut regresi logistik hanya pengetahuan

gizi (p=0.012) dan status gizi(p=0.042) yang berpengaruh pada daya ingat sesaat

contoh. Dari hasil uji regresi logistik diketahui pengetahuan gizi (OR) = 2.631

(95% CI : 1.016-6.813) dan status gizi (OR) = 1.262 (95% CI: 1.255-7.687)

memiliki pengaruh dengan daya ingat sesaat. Didapatkan kesimpulan bahwa

status gizi yang normal dan pengetahuan gizi yang baik merupakan faktor

protektif daya ingat sesaat yang baik bagi contoh penelitian.

Saran

Sudah seharusnya konsumsi anak diperhatikan sesuai dengan prinsip

seimbang baik secara kualitas maupun kuantitas. Peran keluarga juga diharapkan

dapat lebih memahami pentingnya pengaturan makanan yang seimbang bagi anak.

Pemberian penyuluhan kepada anak juga dinilai penting dilakukan terkait

pengetahuan tentang gizi seimbang dan pentingnya konsumsi sayur dan buah

untuk menetralisir konsumsi energi dan makanan berlemak berlebih yang selama

ini diasup contoh. Hasil yang kurang siginifikan pada penelitian kali ini

dimungkinkan terjadi karena biasnya metode pengambilan data konsumsi contoh.

Pemilihan metode penilaian konsumsi pangan dan penilaian aktifitas fisik untuk

penilaian variabel densitas energi dan aktifitas fisik seharusnya mungkin akan

lebih baik jika diambil secara food record dan IPAQ.

Page 48: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

32

DAFTAR PUSTAKA

Afandi 2012.Pengaruh Peer Group Support Terhadap Perilaku Jajanan Sehat

Siswa Kelas 5 SDN Ajung 2 Kalisat Jember. Indonesian Journal of

Community Health Nursing.ISSN : Vol. 1(1): 10

Anne S, Sigrunn H, Ingebjorg A, Gaute J, Margaretha H. 2006. Changes in

dietary pattern in 15 year old adolescents following a 4 month dietary

intervention with school breakfast – a pilot study. Nutrition Journal 5:33.

Arijanto et.al. 2008. Hubungan antara Kebiasaan Sarapan dengan prestasi belajar

yang dicapai dalam bidang IPA,IPS, Olahraga, total nilai dan daya ingat

pada contoh kelas VI SDN Pranti Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.

[Laporan Penelitian]. Surabaya (ID):Fakultas Kedokteran Universitas

Wijaya Kusuma Surabaya.

Ashima K Kant et al.2008.Association of breakfast energy density with diet

quality and body mass index in American adults: National Health and

Nutrition Examination Surveys, 1999–2004. Am J Clin Nutr 88:1396–404.

Astina Junaida.2012. Pengaruh Status Gizi dan Status Anemia terhadap Daya

Ingat Sesaat siswa di SDN Pasanggrahan 1, Kabupaten Purwakarta.. Jurnal

Gizi dan Pangan :7(2):103-110.

Avihani Rizka Dyah Ayu . 2013 . Densitas energi makanan dan hereditas sebagai

faktor resiko hipertensi obesitik pada remaja awal.Journal of Nutrition

College. 2(1):69-75.

[DEPKES] Badan Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan RI . 2007. Laporan

Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional . Jakarta: Depkes RI.

Bagwel E Susan.2008.The Relationship Between Breakfast and School

Performance [internet]. [diunduh 2014 Mei 23]. Terdapat pada:

http://clearinghouse.missouriwestern.edu/manuscripts/202.asp

[BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.2013.2-5

Pendapatan keluarga. BKKBN [Internet]. [dunduh 2013 Des 30]. Tersedia

pada: www.bkkbn.go.id

[BPOM RI] Badan Pengawa Obat dan Makanan. 2009. Pangan Jajanan Anak

Sekolah. Jakarta : Edisi II.

Carison, Susan A, Fulton, Janet E, Lee ,&Sarah M. 2008. Physical Education and

academic achievement in elementary school: Data form the early childhood

Longitudinal Study. Am J Public Health, Vol 98, No.4

Cueto S and Chinen M. 2008. Educational Impact of a School Breakfast

Programme in Rural Peru. International Journal of Educational

Development 28 : 132-148.

Davidoff Linda L. 1988. Psikologi Suatu Pengantar. Edisi 2, Jilid 1(Mari Juniati,

Penerjemah). McGraw-Hill, Erlangga, Jakarta.

[DEPKES] Departemen Kesehatan. 1996. Pedoman Praktis Pemantauan Gizi

Orang Dewasa. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

[DEPKES] Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 2010. Daftar Komposisi

Bahan Makanan. Bhratara Press, Jakarta.

Dewi Ulfah Puspita. 2013. Hubungan Antara Densitas Energi Dan Kualitas Diet

Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Remaja. Semarang.[skripsi].

Page 49: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

33

Semarang (ID): Program studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran, Universitas

Diponegoro.

Drewnowski A,Darmon N. 2005. The economics of obesity: dietary energy

density and energy cost.Am J Clin Nutr;82(suppl):265S–73S.

Drewnowski A, Specter SE. 2004. Poverty and obesity: the role of energy density

and energy costs. Am J Clin Nutr 2004;79:6 –16.

FAO/WHO/UNU. 2001. Human Energy Requirement, Report of a Joint

FAO/WHO/UNU Expert Consultation. Rome 17-24 October.

Fikawati S, Syafiq A. 2007. Konsumsi kalsium pada remaja. Gizi dan Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Gibson.2005.Principles of Nutritional Assesment..New York.: Oxford University

Press.

Hardinsyah, Tambunan V, 2004. Kecukupan Energi, Protein, Lemak dan Serat

Makanan, Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta :67-69.

Harper L, Brady D, Judy D. 2009. Pangan, Gizi dan Pertanian. Suhardjo,

penerjemah.Jakarta: UI Press. Terjemahan dari: Food, Nutrition and

Agriculture.

Jason H. Ledikwo, et.al.2006. Dietary Energy Density is Associated with Eergy

Intake and Weight Status in US Adults. Am J Clin Nutr ;83:1362-8.

[KEMENTAN] Kementrian Pertanian.2010. Pedoman Pangan bergizi beragam

berimbang. [internet]. [diunduh pada 2014 Juli 15]. Tersedia pada :

http://cybex.deptan.go.id

[KEMENTAN] Kementrian Pertanian. 2012. Roadmap Diverifikasi Pangan

Tahun 2010-2015. Jakarta : Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian

RI

Khomsan A. 2000. Tehnik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Jurusan Gizi

Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Khomsan A. 2006. Solusi Makanan Sehat. Jakarta:Raja grafindo Persada.

Kral TVE, LM Whiteford, M Heo.2011. Effects Of Eating Breakfast Compared

With Skipping Breakfast On Ratings Of Appetite And Intake At

Subsequent Meals In 8- To 10-Y-Old Children. Journal of the American

Clinical Nutrition.1(2):33-37.

Kusharto C , Sa’addiyah. 2012. Diktat Penilaian Konsumsi Pangan. Bogor:

Jurusan Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian

Bogor.

Kustiyah L. 2005. Kajian Pengaruh Intervensi Makanan Kudapan Terhadap

Peningkatan Kadar Glukosa Darah Dan Daya Ingat Anak Sekolah Dasar.

[disertasi]. Bogor: Program Studi Gizi Masyarakat Dan Sumberdaya

Keluarga, Institut Pertanian Bogor.

Latifah M.2010 Impact Of Breakfast Eating Pattern On Nutritional Status,

Glucose Level, Iron Status In Blood, And Test Grade Among Upper

Primary School Girls In Riyadh City, Saudi Arabia. Pakistan Journal Of

Nutrition 9 (2): 106-111.

Lemeshow S, Hosmer DW, Janelle, Lwanga SK. 1997. Besar Sampel dalam

Penelitian Kesehatan.Pramono D,penerjemah. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Page 50: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

34

Madanijah S, Syarief H, Karyadi D, Aunuddin, Patmonodewo S. 2004. Model

Pendidikan “GI-PSI-SEHAT” (Nutrition-Psychosocial-Health) for Mothers,

The Mother Behaviour, and Educational Environment of Children under

two years. Media Gizi dan keluarga [internet]. [diunduh 2014 Jan 1]; 29(2):

1-13. Terdapat pada: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/41880.

Nadhiroh Siti Rahayu, Suryaputra Kartika. 2012. Perbedaan Pola Makan Dan

Aktivitas Fisik Antara Remaja Obesitas Dengan Non Obesitas. Makara

Kesehatan. 16 (1) : 45-50.

Nahak Landalinus,Lewi Jutomo. 2012. Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu, Gejalan

Penyakit infeksi dan tingkat kecukupan zat gizi terhadap pertumbuhan

baduta di wilayah kerja Puskesmas Noemuti. Jurusan Gizi Kesehatan

Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Jurnal UNDANA.Vol.1, No.1:

1-7.

Nuzrina Rachmanida, Wiyono Sugeng. 2010. Biaya Bahan Makanan, Densitas

Energi Makanan Dan Status Gizi Wanita Pedagang Pasar Kebayoran Lama

Jakarta Selatan. Jurnal Gizi Vol.2 No.1:75-79.

Ohoiwutun Maria K.2012.Pengaruh jenis kudapan terhadap daya ingat sesaat

contoh SDN 1 Pasanggarahan Purwakarta[Tesis].Bogor (ID): Fakultas

Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Pertiwi, Lucky Juliana.Hubungan Angka Kecukupan Gizi dan Pengetahuan

Tentang Gizi dengan Status Gizi Balita di Desa 2012. Jurnal Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Padjajaran. Bandung.[internet] [diunduh 2014

Mei 1]; 1(2): 1-13.

Piaget J. 1983. Handbook of Child Psychology. 4th edition. Vol. 1. New York:

Wiley

Podulka, Dwan. Pivarnik , james M&Wornack ,C.J. 2006. Effect of Physcial

education and activity levels on academis achievement in children. Med.

Sci. Sport Exerc.,Vol .38 , pp.1515-1519.

Pollit E, Gossin L. 1989. The impact of poor nutrition and desease on educational

outcome. UNESCO Meeting, Stockholm, Sweden.

Prayitno et al. 2013. Perbedaan Status Gizi Anak SD Kelas IV dan V Di SD

Unggulan (06 Pagi Makasar) dan SD Non Unggulan (09 Pagi Pinang Ranti)

Kecamatan Makasar Jakarta Timur Tahun 2012 Program Studi S1

Kesehatan Masyarakat STIKes MH. Thamrin. Jurnal Ilmiah Kesehatan,

5(1); 22-25.

Rahmaniah M, Tanziha I, Firman I, Herdiani Y.2013. Peningkatan kesehatan

masyarakat melalui interactive breakfast-nutrition learning content

management system berbasis mobile untuk siswa sekolah dasar.[Tesis]

Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Rampersaud, Pereira, M. A., Girard, B. L., Adams, J., & Metzl, J. D. 2005.

Breakfast Habits, Nutritional Status, Body Weight, and Academic

Performance in Children and Adolescents. Journal of the American Dietetic

Association, 105(5), 743-760.

Ratnasari Dewi Kristina.2012.Gambaran Kebiasaan Konsumsi Mie Instan Pada

Anak Usia 7-12 Tahun [skripsi]. Semarang(ID) : Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro.

Page 51: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

35

Rauf et al.2010. Pengetahuan Gizi, Pola Makan Dan Status Gizi Contoh SMP

Negeri 4 Tompobulu Kabupaten Bantaeng. Media Gizi Pangan, Vol. IX,

Edisi 1, Januari – Juni 2010.42-48. Rolls, B. & Barnett, R.A. 2000. Volumetrics: Feel full on fewer calories. New York:

Harper Collins. Sanjur. 1982. Social and Culture Perspective in Nutrition. New Jersey:

Englewood Cliffts, prentice hall.

Seifort KL, Hoffnung RJ. 1997. Child and Adolescent Development. Houghton

Zifflin Company. New York.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional.

Sukandar D. 2007. Studi sosial ekonomi, aspek pangan, gizi dan sanitasi petani

sawah beririgasi di Banjar Jawa Barat. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Supariasa IDN, B Bakri, I Fajar. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC.

Suryaalamsyah II. 2009. Konsumsi fast food dan faktor-faktor yang berhubungan

dengan kegemukan anak sekolah di SD Bina Insani Bogor [Tesis]. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

Syafitri Y, Syarief H, dan Baliwati YF. 2009. Kebiasaan jajan contoh sekolah

dasar (studi kasus di SDN Lawanggintung 01 Kota Bogor). Jurnal Gizi dan

Pangan 4(3): 167-175.

Triatma B. 1999. Pengaruh Kudapan PMT-AS Terhadap Glukosa Darah dan Daya

Ingat Sesaat Anak sekolah di Karyasari, Leuwliang [tesis] Bogor(ID):Ilmu

Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB.

Institut Pertanian Bogor.

[WHO] World Health Organization. 2000. Obesity: Preventing and Managing the

Global Epedemic. Geneva: WHO Technical Report Series.

[WHO] World Health Organization. 2007. Measuring Change in Nutrition Status.

Geneva.

Wiharyanti Rooslain. 2006. Anak Yang Sarapan Daya Ingatnya Lebih Baik.

[internet]. [diunduh 2014 Juni 1]; Terdapat pada: www.bernas.co.id

Williams, M.H. 1995. Nutrition for Fitness and Sport (4th ed.). Broken & Bench

Mark Pub.Madison

Zuraida Nuris Rakhmawati.2013.Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan

Perilaku Pemberian Makanan Anak Usia 12-24 bulan.[Skripsi]

Semarang(ID): Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro.

Page 52: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

36

LAMPIRAN

Lampiran 5 Uji Statistik korelasi Chi square dengan densitas energi konsumsi

Variabel yang diteliti p

Uang Saku 0.044

Besar Keluarga 0.539

Penghasilan Orang Tua 0.939

Pendidikan Ayah 0.392

Pendidikan Ibu 0.008

Pengetahuan Gizi 0.739

Aktivitas Fisik 0.672

Lampiran 6 Uji Statistik korelasi Chi square dengan status gizi

Variabel yang diteliti p

Uang Saku 0.634

Pendidikan Ayah 0.288

Pendidikan Ibu 0.440

Pengetahuan Gizi 0.047

Aktivitas Fisik 0.440

Kebiasaan Sarapan 0.028

Densitas Energi Makanan 0.634

Lampiran 2 Wawancara

Contoh

Lampiran 3 Pengisian

kuesioner daya ingat sesaat

Lampiran 1 Pengisian

kuesioner

Lampiran 4 Pengukuran BB

menggunakan timbangan

Page 53: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

37

Lampiran 7 Uji Statistik korelasi Chi square dengan daya ingat sesat

Variabel yang diteliti p

Uang Saku 0.962

Pengetahuan Gizi 0.046

Aktivitas Fisik 0.251

Densitas Energi Makanan 0.684

Status Gizi 0.034

Kebiasaan Sarapan 0.028

Lampiran 8 Test statistics pengambilan daya ingat sesaat

Skor penurunan daya

ingat sesaat

Mann Whitney U 1.653E3

Wilcoxon W 4.734E3

Z -0.956

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.620

Lampiran 9 Uji regresi logistik

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 121.561a .052 .076

Independent Variabel : Status Gizi dan Pengetahuan Gizi

Dependent Variabel : Daya Ingat Sesaat

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Step 1a PENGGIZ 1.133 .462 6.012 1 .046 2.631 1.016 6.813

STATUSGIZI .002 .497 .000 1 .034 1.262 1.255 7.687

Constant -1.999 1.244 2.585 1 .108 .135

a. Variable(s) entered on step 1: PENGGIZ, STATUSGIZI.

Page 54: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

38

Lampiran 9 Kuesioner penelitian

KUESIONER SISWA

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Isilah dengan huruf kapital. Jawaban yang jujur sangat membantu untuk

keberhasilan penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi Anda.

Sheet 1: Cover

Nama Lengkap : ________________________________________

Usia : ____________________________________ tahun

Tempat/tanggal Lahir : ________________________________________

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

Asal SD : 1.SD .......................................................................

No. Telepon Rumah/HP : ________________________________________

Sheet 2: Data IDV

A. Data Karakteristik Individu

1.Saya adalah anak ke ________ dari _________ orang bersaudara

sekandung.

2. Uang saku per hari saya sebanyak Rp ________________________

Sheet 3: Data KLRG

B. Data Karakteristik Keluarga

1.Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah

a) 1-4 orang

b) 5-6 orang

c) > 7 orang

2.Nama orang tua

Nama Ayah : ________________________________________

Nama Ibu : ________________________________________

3.Pekerjaan orang tua

Pekerjaan Ayah : ________________________________________

Pekerjaan Ibu : ________________________________________

4.Pendidikan orang tua

Pendidikan Ayah : _______________________________________

Pendidikan Ibu : _______________________________________

5. Pendapatan orang tua per bulan

Pendapatan Ayah : _______________________________________

Pendapatan Ibu : _______________________________________

Tanggal Pengisian : ________________________________________

Pengumpulan Data :

Nama Enumerator* : ________________________________________

Page 55: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

39

Keterangan: - Pendidikan orang tua: (0) Tidak sekolah; (1) SD/Sederajat; (2)

SMP/Sederajat; (3) SMA/Sederajat; (4) Diploma/Akademi; (5)

Sarjana/Pascasarjana.

- Pekerjaan orang tua: (0) Tidak Bekerja; (1) PNS/ABRI/POLRI; (2)

Peagawai Swasta; (3) Wiraswasta; (4) Buruh/petani; (5) Ibu rumah tangga;

(6) Lainnya, sebutkan…

Sheet 4: Data PGTHN

C. Data Pengetahuan Gizi Siswa

Nama / Kelas : __________________________________________________

Beri tanda silang (x) pada jawaban yang kamu anggap benar. Pikirkan baik-baik

sebelum kamu menjawab.

Catatan: Hasil tes ini TIDAK akan berpengaruh pada nilaimu di Sekolah.

1. Makanan tinggi serat adalah

a. Daging sapi

b. Ayam

c. Sayuran hijau

2. Serat berfungsi sebagai

a. Memperlancar buang air besar

b. Memperlancar buang air kecil

c. Memperlancar buang air besar dan kecil

3. Makanan tinggi lemak adalah

a. Jeroan

b. Jeruk

c. Kangkung

4. Fungsi lemak dalam tubuh adalah

a. Mencegah penyakit gondok

b. Mencegah sariawan

c. Sebagai cadangan energi

5. Fungsi lemak dalam makanan adalah

a. Memberikan rasa gurih dan renyah

b. Pengawet makanan

c. Pewarna makanan

6. Lemak nabati berasal dari

a. Tumbuhan

b. Hewan

c. Bakteri

7. Berikut merupakan contoh lemak hewani

a. Telur

b. Tempe

c. Alpukat

8. Kegiatan tidur terdiri dari

a. Tidur malam

b. Tidur pagi dan tidur siang

c. Tidur siang dan tidur malam

9. Yang merupakan aktivitas fisik ringan adalah

a. Bersepeda

Page 56: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

40

b. Bermain sepak bola

c. Duduk santai

10. Yang merupakan aktivitas fisik berat adalah

a. Bemain sepak bola

b. Mengepel

c. Berjalan

Sheet 5: Data KSPN

D.Recall Konsumsi Pangan

CONTOH:

Hari Libur (5 /09/2013)

Waktu Jenis Makanan Bahan Makanan Jumlah yang dikonsumsi

URT gr*

Pagi

(06.00-10.00)

NASI GORENG NASI 1 PIRING

TELUR CEPLOK TELUR 1 BUTIR

SAYUR KACANG KACANG

PANJANG 4 SENDOK MAKAN

Selingan

(10.00-12.00)

ROTI COKLAT ROTI 1 BUNGKUS

COKLAT PASTA 1 SENDOK MAKAN

Siang

(12.00-16.00)

NASI NASI 1 PIRING

TEMPE BACEM TEMPE 1 POTONG

SAYUR BAYAM BAYAM 1/2 MANGKUK

KECIL

IKAN GORENG IKAN MUJAIR 1 POTONG

BUAH PEPAYA PEPAYA 1 POTONG

URT= Ukuran Rumah Tangga): piring, mangkok, piring kecil, gelas,

bungkus, sendok makan, sendok teh, cangkir, tusuk, bungkus, potong, porsi,

buah.

*= tidak perlu diisi oleh responden.

Hari Libur (Minggu) ( / /2013)

Waktu Jenis Makanan Bahan Makanan

Jumlah yang

dikonsumsi

URT gr*

Pagi

(06.00-10.00)

Selingan

(10.00-12.00)

Page 57: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

41

Siang (12.00-

16.00)

Selingan

(16.00-19.00)

Malam

(19.00-21.00)

Selingan

(21.00-tidur)

URT= Ukuran Rumah Tangga): piring, mangkok, piring kecil, gelas,

bungkus, sendok makan, sendok teh, cangkir, tusuk, bungkus, potong, porsi,

buah.

*= tidak perlu diisi oleh responden.

Hari Sekolah ( / /2013)

Waktu Jenis Makanan Bahan Makanan

Jumlah yang

dikonsumsi

URT gr*

Pagi

(06.00-10.00)

Selingan

(10.00-12.00)

Page 58: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

42

Siang (12.00-

16.00)

Selingan

(16.00-19.00)

Malam

(19.00-21.00)

Selingan

(21.00-tidur)

URT= Ukuran Rumah Tangga): piring, mangkok, piring kecil, gelas,

bungkus, sendok makan, sendok teh, cangkir, tusuk, bungkus, potong, porsi,

buah.

*= tidak perlu diisi oleh responden.

Sheet 6: Data FFQ

E. Data FFQ Sehari

No Bahan Makanan Frekuensi (kali)

Keterangan*

(S / R /T) Sehari Seminggu Sebulan

1 Sumber Energi

Nasi

Mie

Bihun

Kentang

Singkong/ubi

Sereal

Jagung

Roti

Biskuit

Lainnya,

sebutkan ………………

……….

Page 59: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

43

2 Protein Hewani

Lele

Mujair

Mas

Bawal

Ikan asin

Kembung

Udang/makanan laut

Daging sapi

Daging ayam

Daging kambing

Hati sapi

Hati ayam

Telur ayam

Telur bebek

Susu kental manis

Susu sapi

Keju

Lainnya,

sebutkan ………………

……….

4 Protein Nabati

Kacang kedelai

Kacang hijau

Kacang merah

Kacang bogor

Kacang tanah

Kacang polong

Tempe

Tahu

Oncom

Susu kedelai

Lainnya,

sebutkan ………………

……….

5 Sayur-sayuran

Bayam

Kangkung

Daun singkong

Wortel

Kool

Kembang kool

Ketimun

Sawi

Brokoli

Tomat

Tauge

Lainnya,

sebutkan ………………

……….

6 Buah-buahan

Jeruk

Pepaya

Page 60: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

44

Apel

Mangga

Sirsak

Pisang

Jambu biji

Alpukat

Lainnya,

sebutkan ………………

……….

7 Lain Lain

Gorengan tempe

Bakwan goring

Pisang goring

Risoles

Santan

Mentega

Margarin

Coklat

Jeroan

Teh manis

Jeruk manis

Nutrisari

Fruit tea

Coca-cola

Teh gelas

Teh kotak

Ale-ale

Teh sisri

Keterangan* : Pembelian di sekolah (S), Dibawa dari rumah (R), pemberian teman (T)

Sheet 7: Data AKFS

F.Aktifitas Fisik

CONTOH:

(Hari Libur)

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

5.00 SHALAT MANDI SARAPAN

6.00 MEMBACA BERANGKAT SEKOLAH

Hari/Tanggal : ................... (Hari Libur)

(menit) 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

5.00

6.00

7.00

8.00

Petunjuk Pengisian:

Responden mengisi semua jenis kegiatan yang dilakukan selama 1x24 jam sehari sebelum

dilakukan wawancara, misalnya: wawancara pada hari Selasa, maka responden menulis semua

kegiatan yang dilakukan pada hari Senin dari bangun tidur pagi sampai tidur malam.

Page 61: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

45

9.00

10.00

11.00

12.00

13.00

14.00

15.00

16.00

17.00

18.00

19.00

20.00

21.00

22.00

23.00

24.00

01.00

02.00

03.00

04.00

Hari/Tanggal : ................... (Hari Sekolah)

(menit)

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

11.00

12.00

13.00

14.00

Ja

m

Ja

m

Page 62: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

46

15.00

16.00

17.00

18.00

19.00

20.00

21.00

22.00

23.00

24.00

01.00

02.00

03.00

04.00

Page 63: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

47

Sheet 8. Kuisioner Daya Ingat Sesaat

G. Daya Ingat Sesaat

Daya Ingat Sesaat

Kata yang diberikan pada Pengambilan pertama yaitu:

mangga, kucing, melati , Indonesia , cilok , ibu.

Kata yang diberikan pada pengambilan kedua yaitu:

adik , kamboja , ayam, batagor, jambu , India.

Lembar jawab Daya Ingat Sesaat Siswa

Nama :

Kelas :

Nama enumerator :

Asal Sekolah :

I. Periode waktu pertama

1.

2.

3.

4.

5.

6.

II.Periode waktu yang kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Page 64: ANALISIS DENSITAS ENERGI KONSUMSI DAN STATUS GIZI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70547/I14paa.pdf · selalu membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini. ... dapat

48

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di DKI Jakarta pada tanggal 09 Juni 1992. Penulis merupakan

anak kedua dari dua bersaudara, putri dari pasangan Bakhrun dan Ibu Eliza.

Pendidikan Menengah Atas ditempuh penulis di SMAN 1 Purwokerto tahun 2007-

2010. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) Fakultas

Ekologi Manusia , Departemen Gizi Masyarakat melalui jalur Undangan Seleksi

Masuk IPB (USMI) pada tahun 2010. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif

dalam beberapa organisasi kemahasiswaan yaitu bendahara divisi Pengembangan

Sumber Daya Manusia (2011-2012), exchange participant AIESEC IPB(2013-2014)

dan anggota Badan Konsultasi Gizi IPB (2013-2014). Penulis juga pernah menjadi

koordinator expo divisi acara Nutrition Fair 2013 dan divisi humas dan publikasi

Indonesian Ecology Expo 2012.

Pada bulan Maret 2014 penulis mengikuti Internship dietetic (ID) di Rumah

Sakit Pusat Kanker Nasional Dharmais, Jakarta. Penulis pernah menjadi asisten

praktikum mata kuliah Sosiologi Umum untuk mahasiswa Tingkat Persiapan

Bersama(2012-2013) dan mata kuliah Konsultasi Gizi tahun ajaran 2013/2014.

Penulis juga merupakan penerima beasiswa PPA dari Direktorat Pendidikan Tinggi

(DIKTI) pada tahun 2011 dan Beasiswa Sobat Bumi Pertamina Foundation tahun

2012 hingga tahun 2014. Penulis juga pernah melakukan presentasi karya tulis

ilmiahnya di International Conference on Youth 2013 di Kuala Lumpur Malaysia

yang dibiayai full oleh Kalbe Nutritionals dan Pertamina Foundation.