71
1 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus vulgaris ) DI KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI Diajukan Kepada : Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Oleh : Galih Citra Loano Putri H 0306020 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

  • Upload
    dohuong

  • View
    244

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

1

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI

PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus vulgaris )

DI KABUPATEN PURWOREJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada :

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

Galih Citra Loano Putri

H 0306020

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

2

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI

PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus vulgaris )

DI KABUPATEN PURWOREJO

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

Galih Citra Loano Putri

H 0306020

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 3: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

3

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI

PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus vulgaris )

DI KABUPATEN PURWOREJO

yang dipersiapkan dan disusun oleh:

GALIH CITRA LOANO PUTRI NIM. H0306020

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal : Juni 2010

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Ir. Priya Prasetya, MS. NIP. 19470103 197609 1 001

Anggota I

Mei Tri Sundari, SP, MSi. NIP. 19780503 200501 2 002

Anggota II

Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP.NIP. 19480808 197612 2 001

Surakarta, Juni 2010

Mengetahui, Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro,MS. NIP. 19551217 198203 1 003

Page 4: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Efi-

siensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Semangka

(Citrullus vulgaris) di Kabupaten Purworejo”.

Usaha dan upaya untuk melakukan yang terbaik atas setiap kerja menjadi-

kan akhir dari pelaksanaan penelitian terwujud dalam bentuk penulisan skripsi

dengan judul “Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi

pada Usahatani Semangka (Citrullus vulgaris) di Kabupaten Purworejo”. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarja-

na Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantu-

an baik moril maupun materiil kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih ini penulis tujukan terutama kepada :

1. Allah SWT atas segalanya yang telah diberikan kepada penulis.

2. Ayahanda tersayang Bapak H. Bambang Tri Suwilo, S.Sos; Ibunda tercinta

Ibu Ninik Sukarsih; kakakku terkasih Dhian Indah Kumbarawati, dan semua

saudara-saudara atas do’a, cinta, serta kesabaran yang senantiasa mengalir.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Suntoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian UNS

Surakarta.

4. Bapak Ir. Agustono., M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

5. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing Akademik dan pembim-

bing utama skripsi atas pembelajaran, bimbingan serta arahan kepada penulis

selama menempuh pembelajaran di Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

6. Ibu Mei Tri Sundari, SP., MSi. selaku pembimbing pendamping atas diskusi,

bimbingan, serta arahan kepada penulis.

Page 5: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

5

7. Ibu Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP., selaku dosen penguji atas saran, masukan,

dan tambahan informasi yang sangat bermanfaat bagi penulis.

8. Badan Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo, Dinas Pertanian dan Tanam-

an Pangan, serta Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo yang telah mem-

berikan ijin penelitian serta menyediakan data-data yang diperlukan penulis.

9. Kantor Kecamatan Ngombol, Kepala Desa beserta Pamong Desa dan respon-

den di Desa Keburuhan dan Desa Depok, Kecamatan Ngombol Kabupaten

Purworejo atas bantuan kepada penulis selama penelitian.

10. Pendampingku, Eky Wahyu Hidayat, yang selalu menyabarkan dan menemani

setiap langkahku.

11. Sahabat-sahabatku Erna Oktavianingsih SP., Dina Maseli, Rahmawati Sauma,

Endang Wiwin SP., Amalia Rihi, dan Diah Damar yang saling mendukung

dan membantu.

12. Teman-teman seperjuanganku Hartati Kusumawati, Muthi’ah Setyawati, dan

Maharani Triwidianingsih sebagai semangat tersendiri bagiku.

13. Keluarga besar Agrobisnis Fakultas Pertanian UNS angkatan 2006.

14. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penulis dalam penelitian mau-

pun penyusunan skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis sadari bahwa sesungguhnya karya ini hanya sedikit memberikan

kontribusi bagi pihak pemerintah Kabupaten Purworejo maupun bagi almamater.

Namun, begitu besar memberikan kemanfaatan bagi penulis. Dengan segala ke-

rendahan hati penulis berharap di balik kekurangsempurnaan karya ini masih ada

manfaat yang bisa diberikan baik bagi penulis sendiri, bagi pihak almamater da-

pat menjadi tambahan referensi, dan bagi pembaca semoga bisa dijadikan tam-

bahan pengetahuan.

Surakarta, Juni 2010

Page 6: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

6

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii KATA PENGANTAR....................................................................................... iii DAFTAR ISI...................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix RINGKASAN .................................................................................................... x SUMMARY ...................................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................................ 3 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4 D. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 4

II. LANDASAN TEORI .................................................................................. 5 A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 5

1. Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris) .......................................... 5 2. Usahatani........................................................................................... 6 3. Produksi dan Fungsi Produksi........................................................... 7 4. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi................... 9 5. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 10

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ..................................................... 12 C. Hipotesis ................................................................................................. 14 D. Asumsi-asumsi ....................................................................................... 15 E. Pembatasan Masalah .............................................................................. 15 F. Definisi Operasional ............................................................................... 15

III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 18 A. Metode Dasar Penelitian ......................................................................... 18 B. Metode Penentuan Sampel...................................................................... 18

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian................................................ 18 2. Metode Pengambilan Sampel Responden......................................... 19

C. Jenis dan Sumber Data............................................................................ 19 1. Data Primer ....................................................................................... 19 2. Data Sekunder ................................................................................... 19

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 20 1. Wawancara........................................................................................ 20 2. Observasi........................................................................................... 20 3. Pencatatan ......................................................................................... 20

Page 7: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

7

E. Metode Analisis Data.............................................................................. 20 1. Analisis Pendapatan Usahatani ......................................................... 20 2. Analisis Hubungan Faktor-faktor Produksi terhadap Hasil Produksi 21 3. Analisis Tingkat Efisiensi Ekonomi ................................................. 24

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN........................................... 25 A. Keadaan Alam......................................................................................... 25

1. Letak dan Batas Wilayah ................................................................. 25 2. Topografi Daerah ............................................................................. 25 3. Keadaan Iklim .................................................................................. 26

B. Keadaan Penduduk.................................................................................. 27 1. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur................................. 27 2. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian .............................. 28

C. Keadaan Pertanian................................................................................... 29 1. Luas Daerah dan Tata Guna Lahan................................................... 29 2. Produksi Tanaman Semusim............................................................. 30

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 31 A. Budidaya Semangka................................................................................ 31 B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 36

1. Identitas Petani Sampel..................................................................... 36 2. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Usahatani

Semangka .......................................................................................... 38 3. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Semangka................ 41 4. Analisis Regresi Fungsi Produksi Cobb-Douglas ............................ 45 5. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi

pada Usahatani Semangka ................................................................ 51 C. Pembahasan............................................................................................. 52

1. Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani Semangka............... 52 2. Penggunaan Faktor-faktor Produksi yang Berupa Masukan pada

Usahatani Semangka ......................................................................... 55 3. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi

pada Usahatani Semangka ................................................................ 58

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 59 A. Kesimpulan ............................................................................................. 59 B. Saran ..................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 60

LAMPIRAN

Page 8: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

8

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman Tabel 1. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Semangka di

Kabupaten Purworejo 2006-2009 .................................................. 2

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kabupaten Purwo-rejo dan di Kecamatan Ngombol Tahun 2008 ............................... 27

Tabel 3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabu-paten Purworejo dan di Kecamatan Ngombol Tahun 2008 ........... 28

Tabel 4. Keadaan Luas Daerah dan Tata Guna Lahan di Kabupa-ten Purworejo dan di Kecamatan Ngombol Tahun 2008............... 29

Tabel 5. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran dan Buah-buahan Semusim di Kabupaten Purworejo Tahun 2008................................................................................................ 30

Tabel 6. Identitas Petani Sampel Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo..................................................................... 36

Tabel 7. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi pada Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo............................... 38

Tabel 8. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Se-mangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo................................... 40

Tabel 9. Rata-rata Biaya Sarana Produksi pada Usahatani Semang-ka MT 2009 di Kabupaten Purworejo............................................ 41

Tabel 10. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo................................................. 42

Tabel 11. Rata-rata Biaya Lain-lain pada Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo ....................................................... 43

Tabel 12. Biaya Total Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo ...................................................................................... 44

Tabel 13. Rata-rata Penerimaan Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo .................................................................... 44

Tabel 14. Rata-rata Pendapatan Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo..................................................................... 45

Tabel 15. Analisis Varians Penggunaan Masukan pada Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo dengan Penghilangan Masukan Bibit ......................................................... 48

Tabel 16. Analisis Uji Keberartian Koefisien Regresi Penggunaan Masukan pada Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupa-ten Purworejo dengan Penghilangan Masukan Bibit .................... 49

Page 9: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

9

Tabel 17. Nilai Standart Koefisien Regresi Parsial........................................ 50

Tabel 18. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Semangka MT 2009 di Kabu-paten Purworejo ............................................................................. 52

Page 10: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

10

DAFTAR LAMPIRAN No Judul Halaman

1 Penentuan Tipe Iklim Daerah Sampel ........................................... 62

2. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Semangka di Kabupaten Purworejo Tahun 2009 ................................................ 64

3. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Semangka di Kecamatan Ngombol Tahun 2009 ................................................. 65

4 Identitas Petani Sampel Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo..................................................................... 67

5 Biaya Sarana Produksi Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo..................................................................... 68

6 Biaya Tenaga Kerja Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo..................................................................... 70

7 Biaya Penyusutan Peralatan pada Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo ................................................ 71

8 Biaya Lain-lain Usahatani Semangka MT 2009 di Kabu-paten Purworejo ............................................................................. 73

9 Biaya Total Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo ...................................................................................... 74

10 Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo ................................................ 75

11 Penggunaan Masukan pada Fungsi Produksi Cobb-Douglass....... 76

12 Hasil Analisis Regresi (SPSS) Tujuh Variabel .............................. 77

13 Hasil Analisis Regresi (SPSS) Enam Variabel dengan Penghilangan Masukan Bibit ......................................................... 81

14 Perhitungan Standar Koefisien Regresi Parsial (bi’) ..................... 85

15 Perhitungan Perbandingan NPMxi dan Pxi (NPMxi/Pxi) Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo.............. 86

16 Daftar pertanyaan (kuisioner) penelitian........................................ 87

17 Peta Kabupaten Purworejo............................................................. 88

18 Peta Kecamatan Ngombol.............................................................. 89

19 Foto Lapang ................................................................................... 91

20 Surat Ijin Penelitian........................................................................ 92

Page 11: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

11

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA (Citrullus vulgaris)

DI KABUPATEN PURWOREJO

Galih Citra Loano Putri H 0306020

RINGKASAN

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan menganalisis

besarnya penerimaan, biaya, dan pendapatan usahatani semangka; mengkaji dian-tara faktor produksi yang berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara yang berpengaruh terhadap produksi semangka; dan menganalisis tingkat efisiensi ekonomi penggu-naan faktor produksi yang berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara pada usahatani se-mangka di Kabupaten Purworejo.

Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif dan pelaksanaannya dila-kukan dengan teknik survey. Penelitian dilakukan di Kabupaten Purworejo. Peng-ambilan sampel kecamatan dan desa dilakukan dengan cara sengaja (purposive sampling) dengan kriteria daerah tersebut memiliki luas panen dan produksi se-mangka terbesar. Kecamatan Ngombol terpilih menjadi kecamatan sampel dengan desa terpilih adalah Desa Keburuhan dan Desa Depokrejo. Jumlah petani sampel pada penelitian ini sebanyak 30 orang yang terdiri dari 15 orang petani dari Desa Keburuhan dan 15 orang petani dari Desa Depokrejo. Pengambilan sampel meng-gunakan metode simple random sampling, dengan cara undian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan rata-rata luas lahan 1,24 Ha, sarana produksi yang digunakan yang meliputi pupuk kandang 14.919,35 Kg/Ha, pupuk ZA 309,14 Kg/Ha, pupuk Phonska 409,95 Kg/Ha, pupuk NPK mutiara 127,69 Kg/Ha, mulsa 110,10 m/Ha, Antracol 3,36 Kg/Ha, Agrimex 1,24 Kg/Ha, Rendomil 1,73 Kg/Ha, dan Manzhet sebanyak 1,42 Kg/Ha. Tenaga kerja yang di-gunakan 196,13 HKP/Ha. Biaya usahatani semangka Rp 12.165.491/Ha/MT, yang terdiri atas biaya sarana produksi sebesar Rp 6.906.747/Ha/MT, biaya tenaga kerja Rp 4.151.419/Ha/MT, dan biaya lain-lain Rp 1.107.325/Ha/MT yang meliputi bia-ya penyusutan alat Rp 185.193/Ha/MT, biaya pajak tanah Rp 11.380/Ha/MT, dan biaya pengairan sebesar Rp 910.752/Ha/MT. Penerimaan usahatani adalah sebesar Rp 26.856.254/Ha/MT dan pendapatan usahatani sebesar Rp 14.690.763/Ha/MT.

Untuk mengkaji hubungan penggunaan faktor-faktor produksi dengan pro-duksi digunakan model regresi dengan model fungsi produksi Cobb Douglas. Sedangkan uji yang dilakukan adalah uji F, uji keberartian koefisien regresi de-ngan uji t, dan perbandingan nilai produk marginal faktor produksi berupa masuk-an dengan harga masukan tersebut. Hubungan penggunaan faktor-faktor produksi berupa masukan dengan hasil produksi semangka dinyatakan dalam model fungsi produksi Cobb-Douglas, sebagai berikut :

Y = 1,33.10-9 . X1-2,614. X2

0,277. X33,010. X4

0,217. X50,011 . X6

0,027 . X70,100

Page 12: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

12

Berdasarkan hasil análisis, pada model tersebut terjadi multikolinieritas antar variabel, yaitu pada masukan luas lahan (X1) dan masukan bibit (X3). Oleh karena itu, disusun model revisi dengan menghilangkan masukan bibit pada mo-del fungsi produksi tersebut. Model fungsi produksi yang baru menjadi:

Y = 516,42 . X10,395. X2

0,218. X40,146. X5

0,074. X60,054. X7

0,096

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa penggunaan masukan luas lahan tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi semangka. Sedangkan secara individual, masukan luas lahan dan pupuk kandang berpengaruh nyata ter-hadap hasil produksi semangka, tapi masukan tenaga kerja, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi se-mangka. Masukan luas lahan mempunyai pengaruh paling besar terhadap produk-si semangka. Nilai koefisien determinasi R2 adjusted sebesar 0,891 yang berarti 89,1% variasi hasil produksi semangka dipengaruhi oleh variabel luas lahan, tena-ga kerja, pupuk kandang, pupuk Phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara. Sedangkan 10,9% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan penjumlahan koefisien regresi semua faktor-faktor produksi berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara, diperoleh nilai 0,541. Nilai ini menunjukkan bahwa elastisitas produksi usahatani semangka 0 < Ep < 1. Hal ini berarti produksi se-mangka di Kabupaten Purworejo berada pada tahapan produksi II, yaitu pada ska-la hasil yang menurun (decreasing return to scale). Berdasarkan pendekatan keun-tungan maksimum, diketahui bahwa kombinasi penggunaan faktor produksi yang berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara pada usahatani semangka di Kabupaten Purworejo tidak optimal atau belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

Page 13: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

13

ANALYSIS OF ECONOMIC EFFICIENCY IN USE OF PRODUCTION FACTORS ON WATERMELON (Citrullus vulgaris) FARMING

IN PURWOREJO REGENCY

Galih Citra Loano Putri H 0306020

SUMMARY

This thesis is writen based on the research which have aims are to analyse

amount of farm expenses, acceptance and net return of watermelon farming, to study among of the production factors such widefarm, labor, seed, organic fertile-zer, Phonska fertilizer, ZA fertilizer, and cristal NPK fertilizer which has influ-ence on production of watermelon, and to analyse the economic efficiency level of inputs combination used on watermelon farming in Purworejo Regency.

Basic method of the research is descriptive method and its execution is by survey technique. The research is done in Purworejo Regency and the sample dis-tric and villages is taken purposively which has to fulfill the criteria: widest on harvest area and most on production. Ngombol distric is choosen as sample dis-tric with two villages choosen, they’re Keburuhan Village and Depokrejo Village. There are 30 respondents in this research and they are consist of 15 people from Keburuhan Village and 15 people from Depokrejo Village. The taken sample of farmers is used simple random sampling method with lottery.

The result of the research show that by 1,24 hectare area the production needs that consist of organic fertilizer which is 14.919,35 kg/Ha, ZA fertilizer which is 309,14 Kg/Ha, Phonska fertilizer which is 409,95 Kg/Ha, cristal NPK which is 127,69 Kg/Ha, plastic 110,10 m/Ha, Antracol 3,36 Kg/Ha, Agrimex 1,24 Kg/Ha, Rendomil 1,73 Kg/Ha, and Manzhet 1,42 Kg/Ha. The labour that are needed are 196,13 MDW/Ha. Total farm expenses is Rp 12.165.491/Ha/MT. They are consist of production needs expenses Rp 6.906.747/Ha/MT, labour expenses Rp 4.151.419/Ha/MT, and other expenses such as reduction of equipment is Rp185.193/Ha, for watering is Rp 910.752/Ha, tax Rp 11.380,31/Ha. Acceptance is Rp 26.856.254/Ha/MT, Net return is Rp 14.690.763/Ha/MT.

To study the effect of the use of production factors about production is used regression model with the Cobb Douglas produce function model. While test be used is F test, regression coefficient meaning test with t-test and the compareson marginal product value of production factors with price of production factors. The correlation of the use of production factors with production of watermelon is realized in the Cobb Douglas produce function model as this :

Y = 1,33.10-9 . X1-2,614. X2

0,277. X33,010. X4

0,217. X50,011 . X6

0,027 . X70,100

Based on the result of regression analysis shows that there are multicolli-nearity between variables in the model above. They are widefarm input (X1) and seed input (X3). Therefore, made revision model without seed input in the model (lost the seed input). The new produce function model become:

Page 14: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

14

Y = 516,42 . X10,395. X2

0,218. X40,146. X5

0,074. X60,054. X7

0,096

The result of regression analysis shows that the use of production factors of widefarm, labors, organic fertilizer, Phonska fertilizer, ZA fertilizer, and cristal NPK fertilizer by all together have an effect on to yield up the production of watermelon. While individually, widefarm and organic fertilizer have an effect to yield up production of watermelon. While labor, phonska fertilizer, and ZA ferti-lezer have no effect on to yield up production of watermelon. Production factor of widefarm have a largest effect for production of watermelon. Determinan coeffi-cient value (R2 adjusted) is 0,891, it is mean that 89,1% production of watermelon are influenced by widefarm, labors, organic fertilizer, Phonska fertilizer, ZA ferti-lizer, and cristal NPK fertilizer, and 10,9% are influenced by other factors.

Based on the sum of coefficien of regression from all of production factor, such widefarm, labors, organic fertilizer, Phonska fertilizer, ZA fertilizer, and cristal NPK fertilizer obtained value equal to 0,541. It is showing its production elasticity on 0<Ep<1. It is mean that the production of watermelon in Purworejo Regency reside in second step production (dereasing return to scale). Pursuant to maximum advantage approach can be known that combination of using inputs on watermelon farming in Purworejo Regency has not been optimal yet or the highest economic efficiency has not been reached yet.

Page 15: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

15

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian mampu

memegang peranan penting bagi masyarakat. Menurut Soekartawi (1999:30),

pertanian dalam arti luas terdiri dari lima sub sektor, yaitu tanaman pangan,

perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Kelima sub sektor perta-

nian tersebut bila ditangani dengan serius sebenarnya akan mampu membe-

rikan sumbangan yang besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia

mendatang. Salah satu cara penanganannya yaitu dengan berorientasi pada

bisnis pertanian atau agrobisnis.

Salah satu sub sektor yang telah berorientasi pada pemenuhan kebutuh-

an masyarakat adalah sub sektor tanaman pangan dimana di dalamnya juga

tercakup tanaman hortikultura. Pemanfaatan areal hortikultura dapat diguna-

kan untuk budidaya tanaman buah, sayuran maupun untuk tanaman obat.

Komoditas buah unggulan Indonesia antara lain durian, semangka, manggis,

rambutan, sukun, salak, dan mangga (Nuswamarhaeni, 1989 : 8).

Semangka merupakan salah satu buah yang menjanjikan di antara ko-

moditas buah unggulan tersebut. Menurut Wihardjo (1993 : 13), disamping

memenuhi pasaran lokal, buah hasil panen juga dikirim ke daerah lain yang

belum tentu daerah tersebut sedang berbuah atau bahkan belum lazim dibu-

didayakan. Masuknya benih semangka impor mempunyai daya tarik kuat ka-

rena semangka mampu merebut pasaran sejajar dengan yang buah lain. Buah

semangka yang berkualitas baik banyak dipasarkan di supermarket di kota-

kota besar. Kenyataan demikian menjadikan permintaan pasar semangka se-

makin meningkat. Terlebih saat buah yang didatangkan dari daerah-daerah

penghasil tadi relatif sedikit jumlahnya, sehingga harganyapun melonjak.

Semangka (Citrullus vulgaris) termasuk salah satu jenis tanaman buah-

buahan semusim yang mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial eko-

nomi rumah tangga maupun negara. Pengembangan budidaya komoditas ini

mempunyai prospek cerah karena dapat mendukung upaya peningkatan pen-

1

Page 16: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

16

dapatan petani, pengentasan kemiskinan, perbaikan gizi, perluasan kesempat-

an kerja, pengurangan impor, dan lain-lain. Kelayakan aspek sosial dalam pe-

ngembangan budidaya semangka merupakan peran ganda dalam hal penyerap-

an dan perluasan tenaga kerja serta kecukupan gizi penduduk. Tiap hektar la-

han usahatani semangka minimal dapat menyerap 20 orang tenaga kerja untuk

setiap musim. Di samping itu, buah semangka mempunyai karisma tersendiri

dan digemari masyarakat luas (Rukmana, 1994 : 11-12).

Kabupaten Purworejo merupakan salah satu daerah penghasil semangka

di Jawa Tengah. Tanaman semangka umumnya masih dibudidayakan secara

konvensional, dan relatif belum tersentuh teknologi. Perkembangan budidaya

semangka di Kabupaten Purworejo dapat dilihat dari luas panen, produktivi-

tas, dan produksi usahatani semangka selama empat tahun terakhir seperti

yang tertera pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Semangka di Kabupaten Purworejo Tahun 2006-2009

Tahun Luas Panen (Ha) Produktivitas (Kw/Ha) Produksi (Kw) 2006 2007 2008 2009

57 41 90 198

198,74 225,43 153,70 240,34

12.018 9.370 14.232 48.227

Jumlah 339 617,47 72.821 Rata-rata 113 205,82 24.273,67

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Purworejo Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa selama empat tahun terakhir

produksi semangka di Kabupaten Purworejo mengalami peningkatan, tapi

mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat pada produktivitasnya.

Namun, produktivitas semangka di Kabupaten Purworejo tergolong rendah

karena standar normal produktivitas semangka di Kabupaten Purworejo adalah

250 Kw/Ha (Budiono, 2009). Rendahnya produktivitas semangka di Kabu-

paten Purworejo dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu-

nya dapat dipengaruhi oleh penggunaan faktor-faktor produksi yang dipakai

oleh petani dalam proses produksi. Kombinasi penggunaan faktor-faktor pro-

duksi yang dilakukan petani akan berpengaruh terhadap produktivitas semang-

ka yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan petani semangka.

Page 17: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

17

B. Perumusan Masalah Perubahan produktivitas semangka dapat dipengaruhi oleh penggunaan faktor-faktor produksinya, dimana

besarnya produktivitas semangka tersebut akan berpengaruh terhadap keuntungan yang akan diperoleh. Keuntungan

akan meningkat apabila efisiensi ekonomi produksi semangka meningkat. Efisiensi ekonomi berhubungan dengan

pengkombinasian dalam penggunaan faktor-faktor produksi dalam usahatani semangka. Petani akan mampu meng-

kombinasikan faktor-faktor produksi dengan tepat apabila mengetahui hu-bungan antara faktor-faktor produksi

dengan hasil produksi semangka. Apabi-la penggunaan faktor-faktor produksi tersebut dilakukan dengan tepat, maka

produktivitas semangka dapat meningkat, sehingga dapat mencapai produksi yang optimal dimana petani dapat

memperoleh keuntungan yang maksimal atau dapat dikatakan bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi

yang digunakan oleh petani telah mencapai efisiensi ekonomi tertinggi. Fak-tor-faktor produksi pada usahatani

semangka disini adalah berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk NPK

mutiara, dan pupuk ZA.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah yang digunakan dalam

penelitian ini, antara lain:

1. Diantara faktor produksi yang berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bi-

bit, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara,

masukan manakah yang berpengaruh nyata terhadap produksi semangka di

Kabupaten Purworejo?

2. Apakah petani di Kabupaten Purworejo dalam mengkombinasikan peng-

gunaan faktor-faktor produksi yang berupa masukan luas lahan, tenaga

kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK

mutiara pada usahatani semangka telah mencapai efisiansi ekonomi ter-

tinggi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan dari usahatani

semangka di Kabupaten Purworejo.

2. Mengkaji pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa ma-

sukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk phonska, pu-

puk ZA, dan pupuk NPK mutiara terhadap hasil produksi semangka di

Kabupaten Purworejo.

3. Mengkaji besarnya tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor

produksi yang berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kan-

Page 18: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

18

dang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara pada usahatani

semangka di Kabupaten Purworejo.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menambah wawasan peneliti ter-

kait dengan bahan yang dikaji. Di samping itu, penelitian ini dimaksud-

kan sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat

kelengkapan dalam meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian Univer-

sitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah daerah setempat, penelitian ini diharapkan dapat menja-

di bahan pertimbangan dan evaluasi untuk menentukan kebijakan di sek-

tor pertanian, khususnya sub sektor tanaman bahan makanan.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambah-

an informasi dan referensi bagi pengkajian penelitian pada masalah yang

sama.

Page 19: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

19

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris)

Semangka atau tembikai (Citrullus vulgaris, suku ketimun-ketimun-

an atau Cucurbitaceae) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah

setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat de-

ngan melon (Cucumis melo) dan ketimun (Cucumis sativus). Semangka bi-

asanya dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat jus. Biji semang-

ka yang dikeringkan dan disangrai juga dapat dimakan isinya (kotiledon)

yang disebut sebagai kuaci. Kedudukan tanaman semangka dalam sistema-

tik tumbuhan atau taksonominya, diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Cucurbitales

Familia : Cucurbitaceae

Genus : Citrullus

Species : Citrullus vulgaris

(Anonim, 2009).

Seperti anggota suku ketimun-ketimunan lainnya, habitus tanaman

ini merambat, tapi tidak dapat membentuk akar adventif dan tidak dapat

memanjat. Jangkauan rambatan dapat mencapai belasan meter. Daun se-

mangka berlekuk-lekuk di tepinya. Bunganya sempurna, berwarna kuning,

kecil (diameter + 3 cm). Semangka adalah andromonoecious monoklin,

yaitu memiliki dua jenis bunga pada satu tumbuhan: bunga jantan, yang

hanya memiliki benang sari (stamen), dan bunga banci (hermafrodit), yang

memiliki benang sari dan putik (pistillum). Bunga banci dapat dikenali dari

adanya bakal buah (ovarium) di bagian pangkal bunga berupa pembesaran

berbentuk oval. Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau

pekat atau hijau muda dengan larik-larik hijau tua. Tergantung kultivarnya,

daging buahnya yang berair berwarna merah atau kuning. Tanaman ini cu-

5

Page 20: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

20

kup tahan akan kekeringan terutama apabila telah memasuki masa pem-

bentukan buah (Redaksi Agromedia, 2009).

Daya tarik budidaya tanaman semangka bagi petani terletak pada

nilai ekonomisnya yang tinggi. Beberapa kelebihan usahatani semangka

diantaranya adalah berumur relatif singkat hanya sekitar 70-80 hari, dapat

dijadikan tanaman penyelang di lahan sawah pada musim kemarau, mudah

dipraktekkan petani dengan cara biasa (konvensional) maupun cara semi

intensif serta memberikan keuntungan usaha (Rukmana, 1994 : 11).

2. Usahatani

Usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir

faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, keterampilan, dan modal

sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Dalam usahatani tersebut

melingkupi cara-cara petani untuk dapat menentukan, mengorganisasikan,

dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi tersebut dapat

seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha dapat tersebut memberikan

pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah, 2006).

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan adalah perkalian antara pro-

duksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi berhubung-

an negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi

berlebih-an. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Pr = Y x H

Keterangan :

Pr : penerimaan total

Y : jumlah produk yang dihasilkan

H : harga produk

Menurut Hadisapoetra (1973 : 7-8), biaya usahatani dibagi menjadi

tiga kategori, yaitu:

a. Biaya alat-alat luar yaitu semua pengorbanan yang diberikan dalam

usahatani untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bunga seluruh

aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan pengusaha

(keuntungan pengusaha) dan upah tenaga keluarga sendiri.

Page 21: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

21

b. Biaya mengusahakan yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan upah

tenaga keluarga sendiri, yang diperhitungkan berdasarkan upah yang

dibayarkan kepada tenaga luar.

c. Biaya menghasilkan yaitu biaya mengusahakan ditambah dengan bu-

nga dari aktiva yang dipergunakan dalam usahatani.

Keberhasilan suatu usahatani antara lain dapat diukur dari tingkat

pendapatan yang diperoleh. Pendapatan usahatani adalah selisih antara pe-

nerimaan usahatani dengan biaya yang dikeluarkan. Besarnya pendapatan

merupakan balas jasa untuk tenaga kerja keluarga, modal yang dipakai dan

pengelolaan dalam kegiatan usahatani (Mubyarto, 1989 : 75).

Pendapatan petani dapat diperhitungkan dengan mengurangi penda-

patan kotor dengan biaya alat-alat luar dan dengan modal dari luar. Se-

dangkan pendapatan bersih dapat diperhitungkan dengan mengurangi pen-

dapatan kotor dengan biaya mengusahakan (Hadisapoetra, 1973).

3. Produksi dan Fungsi Produksi

Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-material

dan kekuatan-kekuatan (masukan, faktor, sumberdaya, atau jasa-jasa pro-

duksi) dalam pembuatan suatu produk. Produk tersebut dapat berupa ba-

rang ataupun jasa (Beattle dan Taylor, 1995 : 3).

Boediono (1980) menyatakan bahwa setiap proses produksi mempu-

nyai landasan teknis yang dalam teori ekonomi disebut fungsi produksi.

Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukan

hubungan teknis antara jumlah faktor produksi yang digunakan dengan

jumlah hasil produksi yang dihasilkan per satuan waktu. Secara matematis

fungsi produksi digambarkan sebagai berikut:

Y = f ( X1 . X2 . X3 …. Xn )

dimana Y adalah produksi dan Xi adalah masukan.

Fungsi produksi merupakan hubungan teknis, maka fungsi produksi

dapat berubah akibat pengaruh penggunaan faktor produksi. Perubahan

tersebut ditunjukkan oleh kenaikan hasil. Oleh karena itu, terdapat tiga

bentuk kenaikan hasil dalam fungsi produksi yaitu :

Page 22: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

22

a. Kenaikan hasil tetap yang artinya penambahan satu satuan korbanan

menyebabkan kenaikan hasil yang tetap. Dengan kata lain, produk

marjinal mengalami kenaikan yang cenderung tetap.

b. Kenaikan hasil bertambah, artinya penambahan satu satuan korbanan

menyebabkan hasil yang bertambah. Dengan kata lain, produk marjinal

mengalami kenaikan yang semakin meningkat.

c. Kenaikan hasil berkurang, artinya penambahan satu satuan korbanan

menyebabkan kenaikan hasil yang semakin berkurang. Dengan kata

lain produk marjinal mengalami kenaikan yang semakin berkurang.

Bentuk persamaan fungsi ada dua, yaitu fungsi linier dan non linier.

Fungsi produksi juga bermacam-macam, salah satunya adalah fungsi da-

lam bentuk kepangkatan. Di antara fungsi produksi dalam bentuk fungsi

kepangkatan, yang umum dibahas dan dipakai oleh peneliti adalah fungsi

produksi Cobb-Douglas. Hubungan antara hasil produksi dengan faktor

produksi pada fungsi Cobb-Douglas dapat diketahui dengan melakukan

analisis regresi linier berganda. Analisis tersebut kemudian dilakukan de-

ngan cara melogaritmakan fungsi Cobb-Douglas agar diperoleh fungsi da-

lam bentuk linier. Oleh karena itu, ada persyaratan yang harus dipenuhi se-

belum menggunakan fungsi Cobb-Douglas, yaitu:

a. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol sebab logaritma dari bi-

langan nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui.

b. Dalam fungsi produksi, perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan tek-

nologi pada setiap pengamatan (non neutral difference in the res-

pective technology). Hal ini berarti, apabila fungsi Cobb-douglas yang

dipakai sebagai model dalam suatu pengamatan dan bila diperlukan

analisis yang merupakan lebih dari satu model (katakanlah dua model),

maka perbedaan tersebut terletak pada intercept dan bukan pada

kemiringan garis (slope) model tersebut

c. Tiap variabel X adalah perfect competition.

d. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) seperti iklim adalah sudah ter-

cakup pada faktor kesalahan.

(Soekartawi, 1993 : 87-88).

Page 23: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

23

Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan fungsi pangkat dari

bentuk:

Q = A. Ka. Lb

Keterangan:

Q = Kuantitas hasil produksi

K = Modal

L = Tenaga kerja

A, a, b = Parameter yang akan diestimasi

(Salvatore, 2002).

4. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi

Faktor produksi sering disebut “korbanan produksi”, karena faktor

produksi tersebut “dikorbankan” untuk menghasilkan produksi. Dengan

kata lain, faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada

tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan

baik (Soekartawi, 1999 : 47).

Faktor produksi terdiri dari empat komponen, yaitu tanah, modal, te-

naga kerja, dan manajemen (pengelolaan). Masing-masing faktor mempu-

nyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Apabila salah

satu faktor tidak tersedia maka proses produksi tidak akan berjalan, teru-

tama tiga faktor terdahulu, antara lain tanah, modal, dan tenaga kerja

(Daniel, 2002 : 52).

Menurut Adiwilaga (1992), kelebihan penggunaan faktor produksi

yang tidak berimbang dapat terjadi juga pada penggunaan tenaga kerja pa-

da luasan tanah yang terbatas. Keseimbangan yang dimaksud adalah ter-

jadinya kombinasi optimal diantara satuan-satuan faktor produksi. Kese-

imbangan dalam arti perpaduan penggunaan faktor-faktor produksi secara

efisien sehingga produksi dapat optimal dan menghasilkan keuntungan

yang maksimal.

Berdasarkan teori produksi, untuk menganalisis tingkat efektivitas

dan efisiensi usahatani melalui fungsi produksi yang sebagai alat anali-

sisnya, digunakan pendekatan Produk Marjinal. Pada fungsi produksi ini,

Page 24: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

24

yang berperan sebagai masukan adalah luas lahan garapan, bibit, tenaga

kerja, pupuk kandang, pupuk Phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutia-

ra. Dengan cara analisis ini, dapat diketahui sampai sejauh mana kontribu-

si masukan terhadap hasil produksi yang dicapai.

Menurut Soekartawi (1994 : 41-42), efisiensi ekonomi tertinggi akan

terjadi jika petani mampu membuat suatu upaya sehingga Nilai Produk

Marjinal (NPM) untuk suatu masukan sama dengan harga masukan (H),

atau dapat dikatakan bahwa penggunaan masukan sudah optimal, atau da-

pat dituliskan sebagai berikut:

NPMx = Hx ; atau

1=Hx

NPMx

Namun, pada kenyataannya, NPM tidak selalu sama dengan H, yang

sering terjadi adalah:

1>Hx

NPMx atau 1<

Hx

NPMx ; yang berarti bahwa penggunaan masukan

x tersebut tidak optimal.

5. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian Wijayanto (2004 : 41-53) yang berju-dul Analisis Efisiensi Ekonomi

Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Melon di Kabupaten Sukoharjo selama musim tanam

Januari sampai April 2001 menunjukkan bahwa luas lahan garapan melon sebesar 20,25 m2. Rata-rata biaya

produksi Rp 47.865.437,17/Ha. Penerimaan se-besar Rp 61.342.604,38/Ha. Pendapatan Rp 13.477.167,21/ Ha.

Berdasar-kan hasil analisis regresi dengan menggunakan uji F, faktor-faktor produk-si yang berupa masukan

luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk ZA, pupuk KCL, pupuk TSP, pupuk Urea, pupuk

Dolomit, pestisi-da, dan perangsang secara bersama-sana berpengaruh nyata terhadap pro-duksi melon.

Berdasarkan hasil uji keberartian koefisien regresi, faktor produksi yang berupa masukan luas lahan, bibit,

tenaga kerja, pupuk TSP, pupuk Urea, dan perangsang mempunyai hubungan yang nyata terhadap produksi

melon. Berdasarkan jumlah koefisien regresi dari semua masukan yang berpengaruh nyata, diperoleh nilai

sebesar 1,1373. yang berarti usa-hatani melon berada pada tahapan produksi I yaitu Increasing Return To Scale.

Berdasarkan hasil analisis efisiensi ekonomi diperoleh nilai efisiensi ekonominya tidak sama dengan satu yang

berarti bahwa kombinasi peng-gunaan masukan dalam usahatani melon belum mencapai tingkat efisiensi

ekonomi tertinggi

Berdasarkan hasil penelitian Pipit Yuniarti (2009 : 41-53) yang ber-judul Analisis Efisiensi Ekonomi

Penggunaan Faktor-faktor Produksi pa-da Usahatani Semangka di Kabupaten Blora pada musim tanam 2008,

menunjukkan bahwa dengan luas lahan garapan rata-rata 0,24 Ha, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp

9.843.472,21/Ha/MT. Besarnya penerimaan usahatani semangka adalah Rp 21.805.333,33/Ha/MT, sehingga

diperoleh pendapatan yaitu sebesar Rp 11.961.861,12 /Ha /MT. Hasil análisis regresi menggunakan uji F

menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi yang berupa masukan luas lahan, pupuk kompos, pupuk

Page 25: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

25

Phonska, tenaga kerja dan air secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi semangka. Sedangkan

berdasarkan uji keberartian koefisien regresi, masukan luas la-han dan pupuk Phonska berpengaruh nyata

terhadap produksi semangka. Masukan luas lahan merupakan masukan yang paling berpengaruh terha-dap hasil

produksi semangka. Berdasarkan penjumlahan koefisien regresi dari masukan yang berpengaruh terhadap

produksi semangka, yaitu luas lahan dan pupuk Phonska, diperoleh nilai sebesar 0,762. Nilai ini menun-jukkan

bahwa elastisitas produksi usahatani tersebut 0 < Ep < 1, sehingga usahatani berada pada tahapan produksi II.

Berdasarkan pendekatan keun-tungan maksimum, diketahui bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor

produksi yang berupa luas lahan, pupuk kompos, pupuk Phonska, tenaga kerja dan air pada usahatani semangka

di Kabupaten Blora belum optimal atau belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Usahatani adalah suatu jenis kegiatan pertanian rakyat yang diusahakan

oleh petani dengan mengkombinasikan faktor alam, tenaga kerja, modal dan

pengelolaan yang ditujukan pada peningkatan produksi. Setiap kegiatan

usahatani akan menghasilkan sejumlah penerimaan. Pada usahatani semang-

ka, penerimaan usahatani merupakan nilai produksi total dari usahatani se-

mangka. Penerimaan diukur dengan mengalikan jumlah produksi (Y) dengan

harga produk (Hy) dan dinyatakan dalam rupiah.

Biaya merupakan seluruh korbanan ekonomik yang dikeluarkan untuk

usahatani. Biaya usahatani yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah

biaya mengusahakan. Biaya mengusahakan terdiri dari biaya alat-alat luar di-

tambah biaya tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan

upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar. Biaya alat-alat luar terdiri

dari biaya untuk upah tenaga kerja luar, bibit, pupuk, insektisida, pajak,

pengangkutan, dan biaya penyusutan alat. Setelah diketahui besarnya peneri-

maan dan biaya dalam usahatani maka dapat dihitung pendapatan usahatani.

Untuk mengetahui pendapatan bersih dari usahatani digunakan rumus:

Pd U = Pr U – BU

= Hy x Y – BU

Keterangan :

Pd U: Pendapatan usahatani (Rp/Ha/MT)

Pr U: Penerimaan usahatani (Rp/Ha/MT)

BU : Biaya mengusahakan (Rp/Ha/MT)

Hy : Harga hasil produksi usahatani per Kg (Rp)

Y : Hasil produksi usahatani (Kg)

Page 26: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

26

Produksi adalah suatu proses dimana faktor-faktor produksi diubah

menjadi hasil produksi atau disebut produk. Faktor produksi yang digunakan

pada proses produksi berupa korbanan atau masukan untuk menghasilkan

suatu produk.

Hubungan antara produksi semangka dengan faktor produksi yang

berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk phons-

ka, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara pada usahatani tersebut digunakan

model fungsi produksi Cobb-Douglas yang telah dimodifikasi, sehingga

dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut:

Y = a. X1b1. X2

b2. X3b3. X4

b4. X5b5. X6

b6 . X7b7

Keterangan :

Y : Produksi semangka (Kg)

a : Konstanta

b1-b5: Koefisien regresi

X1 : Luas lahan (Ha)

X2 : Tenaga kerja (HKP)

X3 : Bibit (tanaman)

X4 : Pupuk kandang (Kg)

X5 : Pupuk phonska (Kg)

X6 : Pupuk ZA (Kg)

X7 : Pupuk NPK mutiara (Kg)

Hubungan antara produksi semangka dengan faktor produksi yang

berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, dan pupuk

phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara diketahui dengan melakukan

analisis regresi linier berganda. Oleh karena itu, persamaan tersebut harus

diubah menjadi persamaan linier dengan cara melogaritmakannya menjadi:

Log Y = log a + b1log X1 + b2log X2 + b3log X3 + b4log X4 + b5log X5 +

b6log X6 + b7log X7

Analisis regresi linier berganda terdiri dari uji F dan uji t. Uji F untuk

mengetahui pengaruh faktor produksi yang berupa masukan luas lahan, tena-

ga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK

Page 27: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

27

mutiara secara bersama-sama terhadap produksi semangka. Uji keberartian

koefisien regresi dianalisis dengan uji t untuk mengetahui pengaruh setiap

masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk phonska, pu-

puk ZA, dan pupuk NPK mutiara yang berpengaruh dan yang tidak berpenga-

ruh terhadap hasil produksi semangka.

Selain itu, analisis regresi linier berganda juga mencakup analisis ko-

efisien regresi parsial (bi’) untuk mengetahui masukan yang paling berpenga-

ruh diantara masukan-masukan yang lain dalam usahatani semangka. Analisis

koefisien determinasi (R2) untuk mengetahui seberapa jauh faktor produksi

yang berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk

phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara yang digunakan dalam usaha-

tani semangka dapat menjelaskan hasil produksi semangka.

Efisiensi usahatani dapat diukur dengan cara membandingkan antara

nilai hasil produksi usahatani dengan nilai masukan yang digunakan. Efisiensi

ekonomi tertinggi pada usahatani semangka akan tercapai jika petani semang-

ka dapat mengkombinasikan faktor produksi yang berupa masukan luas la-

han, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pu-

puk NPK mutiara secara optimal yaitu apabila nilai produk marjinal untuk su-

atu masukan (NPMxi) sama dengan harga masukan (Hxi) tersebut, atau dapat

dituliskan:

NPMxi = Hxi atau Hxi

NPMxi = 1

Dengan ketentuan:

HxiNPMxi

= 1, yang berarti penggunaan masukan xi telah optimal atau

mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

1>Hx

NPMx atau 1<

Hx

NPMx ; yang berarti bahwa penggunaan masukan

xi tersebut tidak optimal.

C. Hipotesis

Page 28: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

28

1. Faktor produksi yang berupa masukan tenaga kerja, pupuk kandang, dan

pupuk phonska pada usahatani semangka berpengaruh nyata terhadap pro-

duksi semangka.

2. Penggunaan faktor produksi berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bi-

bit, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara

pada usahatani semangka belum optimal.

D. Asumsi-asumsi

1. Petani dalam menjalankan usahataninya bertindak rasional yaitu ingin

memperoleh keuntungan maksimal.

2. Harga produksi dan harga faktor-faktor produksi diperhitungkan sesuai de-

ngan harga yang berlaku di daerah penelitian.

3. Penerapan teknologi yang digunakan petani dianggap tetap selama masa

penelitian.

4. Variabel-variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian, pengaruhnya

diabaikan.

E. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dilakukan pada usahatani semangka di Kabupaten Purwo-

rejo yang diusahakan dalam satu kali musim tanam yaitu pada Musim Tanam

2009 yaitu pada bulan Juli sampai September 2009. F. Definisi Operasional

1. Usahatani semangka adalah usaha budidaya tanaman semangka di lahan

sawah secara monokultur selama satu kali musim tanam, yaitu pada Juli

sampai September 2009.

2. Petani sampel adalah petani pemilik penggarap yang menanam semangka

secara monokultur.

3. Produksi semangka (Y) adalah jumlah total produksi atau hasil panen

semangka yang dihasilkan dari usahatani semangka pada satu kali musim

tanam dan pada satuan luas lahan garapan yang dinyatakan dalam satuan

kilogram (Kg).

4. Harga produksi semangka (Hy) adalah nilai produk semangka per satuan

kilogram yang dihasilkan dari usahatani semangka pada satu musim tanam

Page 29: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

29

dan pada satuan luas lahan tertentu yang dinyatakan dalam satuan rupiah

(Rp).

5. Penerimaan usahatani semangka (Pr) adalah nilai produksi total usahatani

semangka yang dihitung dengan mengkalikan produk fisik semangka per

satuan luas usahatani semangka (Y) dengan harga semangka per Kg (H).

Dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar per musim tanam (Rp/Ha/MT).

6. Biaya usahatani semangka (Bu) adalah biaya mengusahakan dalam ke-

giatan usahatani semangka, meliputi biaya alat-alat luar ditambah upah

tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan upah yang

dibayarkan kepada tenaga kerja luar. Dinyatakan dalam satuan rupiah per

hektar per musim tanam (Rp/Ha/MT).

7. Pendapatan usahatani semangka (Pd) adalah pendapatan dari usahatani

semangka yang diperhitungkan dari selisih antara penerimaan usahatani

semangka (Pr) dengan biaya usahatani semangka (Bu) selama satu musim

tanam dengan satuan rupiah per hektar per musim tanam (Rp/Ha/MT).

8. Faktor produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masukan yang

digunakan pada usahatani semangka untuk satu kali musim tanam, yang

berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk ZA,

pupuk phonska, dan pupuk NPK mutiara.

9. Luas lahan (X1) adalah luas lahan sawah garapan petani yang digunakan

untuk usahatani semangka selama satu kali musim tanam, dan dinyatakan

dengan satuan hektar (Ha).

10. Tenaga kerja (X2) adalah seluruh tenaga kerja yang digunakan dalam

usahatani semangka, selama satu musim tanam baik tenaga kerja keluarga,

maupun tenaga kerja luar dan dinyatakan dalam satuan Hari Kerja Pria

(HKP). Nilai tenaga kerja berdasarkan upah dan dinyatakan dalam rupiah

per Hari Kerja Pria (Rp/HKP).

Page 30: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

30

11. Bibit (X3) adalah banyaknya bibit yang digunakan dalam usahatani se-

mangka selama satu kali musim tanam dan dinyatakan dengan satuan ta-

naman. Harga bibit dinyatakan dengan satuan rupiah (Rp).

12. Pupuk kandang (X4) adalah jumlah pupuk kandang yang digunakan dalam

usahatani semangka selama satu kali musim tanam dan dinyatakan dengan

satuan kilogram (Kg). Harga pupuk kandang dinyatakan dengan satuan

rupiah (Rp).

13. Pupuk Phonska (X5) adalah jumlah pupuk phonska yang digunakan dalam

usahatani semangka selama satu musim tanam dan dinyatakan dengan sa-

tuan kilogram (Kg). Harga pupuk phonska dinyatakan dengan satuan ru-

piah (Rp).

14. Pupuk ZA (X6) adalah jumlah pupuk ZA yang digunakan dalam usahatani

semangka selama satu musim tanam dan dinyatakan dengan satuan kilo-

gram (Kg). Harga pupuk ZA dinyatakan dengan satuan rupiah (Rp).

15. Pupuk NPK mutiara (X7) adalah jumlah pupuk NPK mutiara yang diguna-

kan dalam usahatani semangka selama satu musim tanam dan dinyatakan

dengan satuan kilogram (Kg). Harga pupuk NPK mutiara dinyatakan de-

ngan satuan rupiah (Rp).

Page 31: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

31

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah meto-

de deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik mempunyai ciri memusatkan

diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada

masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, di-

jelaskan, dan kemudian dianalisis (Surakhmad, 1994 : 140).

Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survey. Teknik

survey yaitu teknik pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam

waktu (atau jangka waktu) yang bersamaan dengan menggunakan beberapa

daftar pertanyaan berbentuk kuesioner (Surakhmad, 1994 : 141-142).

B. Metode Penentuan Sampel

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Purworejo yang merupakan

salah satu daerah penghasil semangka di Jawa Tengah. Dari Kabupaten

Purworejo dipilih satu kecamatan yang dilakukan secara sengaja (purpo-

sive sampling), yaitu pengambilan lokasi penelitian yang dilakukan secara

sengaja dengan mempertimbangkan alasan tertentu sesuai dengan tujuan

penelitian. Pertimbangan pemilihan kecamatan tersebut adalah terdapatnya

usahatani semangka dan mempunyai luas panen dan produksi semangka

terbesar di Kabupaten Purworejo. Berdasarkan pertimbangan tersebut, di-

pilihlah Kecamatan Ngombol sebagai sampel kecamatan (dapat dilihat pa-

da Lampiran 2). Selanjutnya dari kecamatan terpilih tadi, yaitu Kecamatan

Ngombol, diambil dua desa sebagai lokasi penelitian yang juga dilakukan

secara sengaja (purposive sampling). Pemilihan desa sebagai lokasi peneli-

tian dilakukan dengan pertimbangan bahwa di desa tersebut terdapat usa-

hatani semangka dan mempunyai luas panen dan produksi semangka yang

berada pada urutan pertama dan kedua terbesar di Kecamatan Ngombol.

Page 32: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

32

Oleh karena itu, terpilihlah Desa Keburuhan dan Desa Depokrejo sebagai

lokasi penelitian (Lampiran 3).

2. Metode Pengambilan Sampel Responden

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995 : 171), data yang dianalisis

harus menggunakan jumlah sampel yang cukup besar sehingga bisa meng-

ikuti distribusi normal. Sampel yang besar dan mengikuti distribusi normal

adalah sampel yang jumlahnya lebih besar atau sama dengan 30. Berdasar-

kan pertimbangan tersebut, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30

orang petani yang terdiri atas 15 petani dari Desa Keburuhan dan 15 petani

dari Desa Depokrejo. Pengambilan sampel petani sebanyak 15 orang di se-

tiap desa dilakukan dengan pertimbangan karena jumlah petani pada satu

desa tidak mencukupi untuk dijadikan sampel sehingga diambil dua desa

untuk memenuhi jumlah sampel responden. Jumlah petani pada kedua

desa tersebut hampir sama, di Desa Keburuhan sebanyak 24 petani dan di

Desa Depokrejo sebanyak 22 petani. Oleh karena itu, dilakukan pengam-

bilan sampel petani dengan jumlah yang sama.

Pemilihan sampel petani semangka menggunakan metode simple

random sampling. Menurut Kountur (2003), simple random sampling ada-

lah cara pemilihan sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu persa-

tu secara acak sehingga semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk

dipilih. Kemudian, pemilihan petani ditentukan dengan cara undian.

C. Jenis dan Sumber data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari petani yang

mengusahakan semangka maupun pihak lain yang berhubungan dengan

usahatani semangka, misalnya data mengenai hasil produksi semangka,

masukan yang digunakan, biaya, penerimaan, serta proses produksi yang

dilakukan. Data ini diperoleh melalui wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pencatatan terha-

dap laporan maupun dokumen dari instansi-instansi yang berkaitan de-

ngan penelitian, yaitu Kantor Kecamatan Ngombol, Dinas Pertanian dan

Page 33: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

33

Tanaman Pangan Kabupaten Purworejo, Bapedda Kabupaten Purworejo

dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan melalui kegiatan pemusatan per-

hatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera

(Wirartha, 2006 : 37).

2. Wawancara

Wawancara (interview) atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog

yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh infor-

masi dari yang diwawancarai (Wirartha, 2006 : 37). Teknik wawancara ini

dilakukan dengan bantuan kuesioner (daftar pertanyaan).

3. Pencatatan

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu de-

ngan melakukan pencatatan terhadap data yang ada pada instansi-instansi

yang berhubungan dengan penelitian. Data yang dikumpulkan misalnya

data mengenai luas panen, produktivitas, dan produksi semangka di Kabu-

paten Purworejo, dan sebagainya.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Analisis Pendapatan Usahatani

Menurut Soekartawi (1995), untuk mengetahui besarnya biaya, pene-

rimaan dan pendapatan usahatani semangka digunakan rumus :

PdU = PrU – BU

= H.Y – BU

Keterangan :

PdU : Pendapatan usahatani semangka (Rp/Ha/MT)

PrU : Penerimaan usahatani semangka (Rp/Ha/MT)

BU : Biaya mengusahakan dalam usahatani semangka (Rp/Ha/MT)

H : Harga semangka (Rp/Kg)

Page 34: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

34

Y : Jumlah produksi semangka (Kg/Ha/MT)

2. Analisis Hubungan Faktor-faktor Produksi terhadap Hasil Produksi

Untuk mengkaji hubungan penggunaan faktor-faktor produksi yang

berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk ZA,

pupuk phonska, dan pupuk NPK mutiara terhadap hasil produksi usahatani

semangka digunakan model regresi dengan model fungsi produksi Cobb

Douglas yang telah dimodifikasi, dengan rumus :

Y = a . X1b1 . X2

b2 . X3b3 . X4

b4 . X5b5. X6

b6 . X7b7

Keterangan :

Y : hasil produksi semangka (Kg)

X1 : luas lahan (Ha)

X2 : tenaga kerja (HKP)

X3 : bibit (tanaman)

X4 : pupuk kandang (Kg)

X5 : pupuk phonska (Kg)

X6 : pupuk ZA (Kg)

X7 : pupuk NPK mutiara (Kg)

a : konstanta

b1 – b7 : Nilai dugaan besaran parameter

Hubungan antara masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kan-

dang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara yang digunakan

pada usahatani semangka dengan hasil produksi semangka dapat diketahui

dengan melakukan analisis regresi linier berganda. Oleh karena itu, fungsi

produksi Cobb Douglas harus diubah ke dalam bentuk linier dengan cara

melogaritmakan menjadi:

Log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + b3 log X3 + b4 log X4+ b5 log X5

+ b6log X6 + b7log X7

(Soekartawi, 1994 : 86-87).

Untuk menguji apakah masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pu-

puk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara secara

Page 35: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

35

bersama-sama berpengaruh terhadap hasil produksi semangka, digunakan

uji F dengan rumus berikut :

)/(

)1/(

kNTSS

kESSF

-

-=

Dimana :

ESS = Explained Sum of Square

= Jumlah kuadrat yang bisa dijelaskan atau variasi yang bisa

dijelaskan

TSS = Total Sum of Square

= Jumlah kuadrat total

k = Jumlah variabel

N = Jumlah sampel

Dengan hipotesis :

Hi : minimal ada satu masukan dengan bi ¹0,

Dengan tingkat signifikasi a 5% maka:

a. Jika Fhitung > Ftabel : Hi diterima, yang berarti faktor-faktor produksi

yang berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang,

pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara secara bersama-

sama berpengaruh nyata terhadap hasil produksi semangka.

b. Jika Fhitung < Ftabel : Hi ditolak berarti faktor-faktor produksi yang be-

rupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk

phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara secara bersama-sama ti-

dak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi semangka.

Untuk mengetahui pengaruh setiap masukan; luas lahan, tenaga ker-

ja, bibit, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mu-

tiara terhadap hasil produksi semangka digunakan uji keberartian koefisien

regresi dengan uji t dengan tingkat kepercayaan 95%, dengan rumus :

)(biSe

bithitung =

Dimana : bi = koefisien regresi ke-i

Se = standard error koefisien regresi ke-i

Page 36: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

36

Dengan hipotesis :

Hi : bi ¹0

Pada tingkat signifikasi a 5%,

a. Jika t hitung > t tabel : Hi diterima, yang berarti masukan ke-i berpengaruh

nyata terhadap hasil produksi semangka.

b. Jika t hitung < t tabel : Hi ditolak, yang berarti masukan ke-i tidak ber-

pengaruh nyata terhadap hasil produksi semangka.

Untuk mengetahui masukan mana yang paling berpengaruh diantara

masukan yang lain digunakan standard koefisien regresi parsial (bi’) :

Sy

Sibibi ='

Keterangan :

bi’ : standard koefisien regresi parsial

bi : koefisien regresi untuk masukan ke-i

Si : standard deviasi masukan ke-i

Sy : standard deviasi hasil produksi

Nilai standard koefisien regresi parsial yang paling besar merupakan

variabel yang paling berpengaruh terhadap produksi semangka.

Untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas (faktor produksi yang

berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk ZA,

pupuk phonska, dan pupuk NPK mutiara) mempengaruhi variabel tak be-

bas (hasil produksi), digunakan uji determinasi (R2). Masukan pada usaha-

tani semangka akan semakin dekat hubungannya dengan hasil produksi

semangka bila nilai R2 sama dengan atau mendekati satu.

TSSESS

R =2

Keterangan :

ESS : Explained Sum of Square

: Jumlah kuadrat regresi atau jumlah kuadrat yang bisa dijelaskan

TSS : Total Sum of Square

: Jumlah kuadrat total

Page 37: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

37

(Gujarati, 1999 : 187-197).

3. Analisis Tingkat Efisiensi Ekonomi

Untuk mengkaji penggunaan faktor-faktor produksi semangka yang

berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk

phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara mencapai tingkat efisiensi

ekonomi tertinggi menggunakan rumus:

1

1

Hx

NPMx=

2

2

Hx

NPMx=

3

3

Hx

NPMx =

4

4

Hx

NPMx=

5

5

Hx

NPMx=1

Keterangan :

NPMxi : Nilai Produk Marginal untuk masukan xi

Dimana nilai NPMxi merupakan hasil kali dari Produk Fisik

Marginal (PFM) dengan Harga hasil Pertanian (Hy)

Hxi : Harga masukan xi

Kriteria yang digunakan sebagai berikut :

a. Apabila nilai : Hxi

NPMxi = 1 : artinya penggunaan masukan xi optimal

atau telah mencapai nilai efisiensi ekonomi tertinggi.

b. Apabila nilai : Hxi

NPMxi > 1 : atau Hxi

NPMxi < 1 artinya penggunaan

masukan xi tidak optimal.

(Soekartawi, 1994 : 41-42)

Page 38: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

38

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

F. Keadaan Alam

1. Letak dan Batas Wilayah

Secara geografis Kabupaten Purworejo merupakan bagian dari Pro-

pinsi Jawa Tengah yang terletak di antara 109°47’28” BT, 110°8’20” BT,

7°32” LS, dan 7°54” LS. Secara administratif, Kabupaten Purworejo ter-

diri atas 16 kecamatan, 469 desa, dan 25 kelurahan dengan luas wilayah

sebesar 1.034,82 km2 yang dibatasi oleh:

Sebelah utara : Kabupaten Magelang

Sebelah timur : Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

Sebelah selatan : Samudera Hindia

Sebelah barat : Kabupaten Kebumen

Kecamatan Ngombol sebagai daerah sampel penelitian merupakan

salah satu kecamatan di Kabupaten Purworejo yang terletak di sebelah se-

latan kota Purworejo, berjarak 15,25 km. Kecamatan Ngombol terdiri atas

57 desa dan merupakan kecamatan yang memiliki desa terbanyak di Kabu-

paten Purworejo dengan luas wilayah 5.526,936 Ha atau 55,27 km2. Ada-

pun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Kecamatan Banyuurip

Sebelah selatan : Samudera Hindia

Sebelah barat : Kecamatan Grabag

Sebelah timur : Kecamatan Purwodadi

2. Topografi Daerah

Topografi lahan menggambarkan penggunaan lahan pertanian yang

didasarkan pada ketinggian tempat. Pembagian lahan menurut ketinggian

tempat (topografi) sering dikategorikan menjadi lahan dataran pantai, da-

taran rendah, dan dataran tinggi. Pembagian klasifikasi ini menggambar-

kan macam usaha pertanian yang dapat diusahakan oleh penduduk di

daerah tersebut.

25

Page 39: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

39

Sekitar 2/5 bagian daerah di Kabupaten Purworejo adalah berupa

dataran rendah yang terletak di daerah sebelah selatan dan barat dengan

ketinggian antara 0-25 mdpl, dimana di daerah tersebut kegiatan pertanian

berjalan secara intensif. Sedangkan sekitar 3/5 daerah di Kabupaten Pur-

worejo berupa pegunungan yang terletak pada bagian utara dan timur de-

ngan ketinggian antara 25 - 1.064 mdpl. Daerah ini beriklim tropis basah

dengan suhu rata-rata antara 19o C – 28o C. Berdasarkan jenis tanah, 45%

tanah di Kabupaten Purworejo merupakan tanah jenis alluvial berwarna

kelabu, coklat, dan hitam; 5% tanah regosol dengan warna coklat kelabu,

dan 50% merupakan tanah latosol berwarna kuning dan merah.

Wilayah Kecamatan Ngombol termasuk dalam katagori dataran ren-

dah dengan ketinggian tempat rata-rata 12 m dari permukaan air laut. Suhu

daerah ini berkisar antara 21oC – 34oC. Jenis tanah di Kecamatan Ngombol

sebagian besar adalah jenis tanah alluvial atau lempung, sehingga apabila

musim kemarau tiba, tanahnya menjadi sangat keras dan pecah-pecah atau

nelo, khususnya di daerah Ngombol Tengah sampai Ngombol Utara. Se-

dangkan Ngombol Selatan tanahnya berpasir. Hal ini dikarenakan daerah

ini dekat dengan pantai.

Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka

adalah 100-300 mdpl. Namun, kenyataannya semangka dapat ditanam di

daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan

di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 mdpl. Suhu berkisar

yang cocok adalah antara + 250C (BAPPENAS, 2000 : 3). Oleh karena itu,

Kecamatan Ngombol merupakan daerah yang cocok untuk pengembangan

tanaman semangka, khususnya pada saat musim kemarau.

3. Keadaan Iklim

Keadaan iklim suatu daerah dapat ditentukan atas dasar jumlah hari

hujan, jumlah curah hujan, rata-rata bulan kering, rata-rata bulan basah,

ketinggian tempat dari permukaan laut, dan suhu udara. Tipe iklim di Ke-

camatan Ngombol dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan ber-

dasarkan metode Schmit Ferguson, yaitu dengan cara membagi iklim ber-

dasarkan jumlah bulan kering (BK) dengan bulan basah (BB) dari data cu-

Page 40: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

40

rah hujan selama 10 tahun. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai

Q sebesar 76,56%. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan Ngombol

memiliki tipe iklim D, yaitu daerah bertipe iklim sedang (60≤Q<100),

dimana tanaman semangka masih dapat tumbuh baik pada kondisi iklim

sedang seperti ini.

B. Keadaan Penduduk

1. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur

Keadaan penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada

Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Purworejo dan di Kecamatan Ngombol, 2008

Kabupaten Kecamatan No. Golongan Umur Jumlah % Jumlah %

1. 0-14 tahun 163.074 20,95 7.048 12,68 2. 15-64 tahun 516.750 66,37 42.379 76,19 3. 65 tahun ke atas 98.688 12,68 6.193 11,13

Jumlah 778.512 100,00 55.620 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Purworejo, 2009

Dari Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa di Kabupaten Purworejo

jumlah golongan umur terbanyak adalah 15–64 tahun atau golongan umur

produktif yang sebesar 516.750 orang atau 66,37% dari jumlah penduduk

keseluruhan di Kabupaten Purworejo, sedangkan golongan umur non pro-

duktif (0 – 14 tahun) di Kabupaten Purworejo berjumlah 163.094 orang

atau 20,95% dan untuk umur lebih dari atau sama dengan 65 tahun ber-

jumlah 98.688 orang atau 12,68% dari jumlah penduduk keseluruhan di

Kabupaten Purworejo.

Demikian pula di Kecamatan Ngombol, jumlah golongan umur ter-

banyak adalah 15-64 tahun atau golongan umur produktif sebanyak 42.379

orang atau sebesar 76,19%. Untuk golongan umur non produktif, yaitu

umur 0-14 tahun sebanyak 7.048 orang atau 12,68% dan umur lebih dari

atau sama dengan 65 tahun sebanyak 6.193 orang atau 11,13%.

Sebagian besar penduduk di Kabupaten Purworejo maupun Keca-

matan Ngombol termasuk pada golongan usia produktif. Pada penduduk

usia produktif ini, masih dimungkinkan adanya keinginan untuk mening-

Page 41: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

41

katkan ketrampilan dan menambah pengetahuan dalam mengelola usaha-

taninya serta penyerapan teknologi baru untuk memajukan usahataninya,

khususnya dalam hal ini adalah usahatani semangka. Dengan meningkat-

nya ketrampilan dan pengetahuan karena penerapan teknologi yang tepat,

maka diharapkan pula dapat meningkatkan produktivitas semangka se-

hingga dapat meningkatkan pendapatan petani semangka tersebut.

2. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Keadaan penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten Purwo-

rejo dan Kecamatan Ngombol dapat dilihat dalam Tabel 3 berikut :

Tabel 3. Keadaan Penduduk Menurut Mata pencaharian di Kabupaten Purworejo dan di Kecamatan Ngombol, 2008

Kabupaten Kecamatan No Bidang Lapangan Usaha (Mata pencaharian) Jiwa % Jiwa %

1. Pertanian 175.893 41,99 10.056 84,78

2. Pertambangan dan Penggalian

11.089 2,65 0 0,00

3. Industri 76.084 18,16 180 1,52 4. Listrik, gas, dan air 987 0,24 0 0,00 5. Konstruksi 17.508 4,18 0 0,00 6. Perdagangan 75.904 18,12 750 6,32 7. Komunikasi 16.708 3,99 604 5,09 8. Keuangan 1.608 0,38 183 1,54 9. Jasa-jasa 43.087 10,67 88 0,74 Jumlah 418.868 100,00 11.861 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Purworejo, 2009

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa bidang lapangan usaha

pertanian menempati urutan yang pertama baik di Kabupaten Purworejo

(41,99%) maupun di Kecamatan Ngombol (84,78%). Hal ini berarti seba-

gian besar penduduk di Kabupaten Purworejo dan Kecamatan Ngombol

menggantungkan hidupnya dalam bidang pertanian sebagai petani, buruh

tani, dan nelayan.

Mata pencaharian di bidang pertanian umumnya sebagai petani dan

buruh tani dan dilakukan secara turun temurun. Selain itu, iklim dan lahan

pertanian turut mendukung tetap berlangsungnya kegiatan bertani, khusus-

nya pada saat musim kemarau yang sangat cocok untuk bertanam semang-

Page 42: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

42

ka. Hasil dari usahatani semangka ini dijual untuk memenuhi kebutuhan

petani.

C. Keadaan Pertanian

1. Luas Daerah dan Tata Guna Lahan

Luas daerah dan tata guna lahan di Kabupaten Purworejo dan Keca-

matan Ngombol dapat dilihat dalam Tabel 4 berikut ini :

Tabel 4. Luas Daerah dan Tata Guna Lahan di Kabupaten Purworejo dan Kecamatan Ngombol, 2008

Kabupaten Kecamatan No Luas Wilayah untuk: Luas (Ha) % Luas (Ha) %

1. Lahan Sawah - Irigasi Teknis - Irigasi Setengah Teknis - Irigasi Sederhana - Tadah Hujan - Pasang Surut

30.626,97 20.921,34 4.402,92 2.352,88 2.945,38

0,00

16,59 11,33 7,97 1,55 1,94 0,00

3.416,13 1.120,67

511,76 888,03 895,67 0,00

38,21 12,53 5,72

9,93

10,02 0,00

2. Lahan Kering - Bangunan dan

Pekarangan - Padang Rumput - Tambak - Kolam/ Tebat/ Empang - Hutan Negara - Perkebunan Negara - Lainnya

72.854,78 10.116,50

175,66 27,00 92,40

6.857,88 12,45

3.254,71

39,46 16,81 0,10 0,01 0,05 3,81 0,01 5,57

1.415,43 295,92

0,00 0,00 0,00

36,00 0,00

360,46

15,83 3,31 0,00 0,00 0,00 0,42 0,00 4,03

Jumlah 184.642,87

100 8.940,87 100

Sumber: BPS Kabupaten Purworejo, 2009

Berdasarkan Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa penggunaan lahan

terluas di Kabupaten Purworejo berupa lahan kering yang mencapai

72.854,78 Ha atau sebesar 39,46% yang sebagian besar digunakan untuk

bangunan dan pekarangan. Sedangkan penggunaan lahan terluas di Keca-

matan Ngombol adalah lahan sawah sebesar 3.419,13 atau 38,21% dimana

sebagian besar lahan sawah ini merupakan sawah irigasi teknis. Luasnya

lahan sawah di Kecamatan Ngombol ini menunjukkan bahwa Kecamatan

Ngombol juga cocok untuk pengembangan usahatani semangka yang dita-

nam di lahan sawah tersebut.

Page 43: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

43

2. Produksi Tanaman Semusim

Kabupaten Purworejo, terutama Kecamatan Ngombol yang meru-

pakan daerah bagian selatan Kabupaten Purworejo adalah daerah yang me-

miliki potensi tinggi di bidang pertanian bila ditinjau dari luasnya lahan

yang digunakan pada sektor pertanian. Penduduknya juga masih mengan-

dalkan sektor pertanian dengan mata pencahariannya sebagai petani.

Selain tanaman pangan, tanaman hortikultura juga banyak dibudi-

dayakan sesuai dengan keadaan iklim dan musimnya, antara lain terong,

semangka, tomat, mentimun, buncis, cabai merah dan sebagainya yang

juga memberikan pendapatan kepada petani. Data mengenai jenis dan pro-

duksi tanaman hortikultura di Kabupaten Purworejo dapat dilihat dari tabel

berikut:

Tabel 5. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran dan Buah-buahan Semusim di Kabupaten Purworejo, 2008

No. Jenis Tanaman Luas Panen (Ha)

Produktivitas (Kw/Ha)

Produksi (Kw)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Kacang panjang Cabe besar Cabe rawit Tomat Terung Timun Kangkung Bayam Melon Semangka

51 53

102 2

14 4

16 10 4

41

19,56 35,02 15,30 65,77 49,32 40,68

4.689,12 30,41

172,56 225,74

1.108,5 1.918,6 1.668,5

138,0 730,0 167,0

75.603,0 312,0 700,0

9.370,0

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Purworejo, 2009

Berdasarkan dari Tabel 5 di atas, diketahui bahwa jenis tanaman

sayur-sayuran dan buah-buahan semusim di Kabupaten Purworejo pada ta-

hun 2008 yang jumlahnya paling banyak yaitu kangkung (75.503 Kw), dan

semangka menempati urutan kedua yaitu sebesar 9.370 Kw, dimana se-

Page 44: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

44

mangka merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang

tinggi.

Page 45: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

45

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Budidaya Semangka (Citrulus vulgaris)

Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh me-

rambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Tanaman semangka

berasal dari daerah kering tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang

dengan pesat ke berbagai negara seperti Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan

Indonesia. Semangka termasuk dalam keluarga dari buah labu-labuan atau

Cucurbitaceae.

Terdapat berbagai jenis semangka yang dibudidayakan, tapi hanya be-

berapa jenis yang diminati oleh petani maupun konsumen. Di Indonesia, varie-

tas yang cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: Semangka

Lokal (Semangka hitam dari Pasuruan, Semangka Batu Sengkaling dan Se-

mangka Bojonegoro) dan Semangka Hibrida Impor (hasil silangan Hibridasi)

yang banyak dibudidayakan di berbagai daerah, salah satunya di Kabupaten

Purworejo. Usahatani semangka di Kabupaten Purworejo ini banyak diusa-

hakan di daerah pesisir pantai yaitu di Kecamatan Ngombol yang biasanya di-

lakukan pada musim kemarau sekitar bulan April sampai Oktober. Sedangkan

penelitian ini mengambil usahatani semangka pada musim tanam di bulan Juli

sampai September.

Teknik budidaya tanaman semangka yang dilakukan oleh petani me-

liputi beberapa tahap, antara lain:

1. Pembibitan

Pembibitan dilakukan pada awal bulan Juli. Benih semangka yang

sudah disiapkan disemaikan terlebih dahulu yang melalui beberapa tahap-

an, yaitu :

a. Perendaman biji dalam larutan yang telah diramu dari bahan-bahan an-

tara lain: air hangat suhu 20o-25oC, larutan hormon, obat anti jamur, dan

bakterisida. Biji direndam selama 4 jam, lalu diangkat, ditiriskan dan

diangin-anginkan sampai kering.

b. Biji-biji semangka tersebut kemudian dibungkus dengan kain lembab

dan bersih selama + 8 jam agar berkecambah.

Page 46: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

46

c. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

Pengecambahan dilakukan dengan penyemaian yang mengguna-kan kantong-kantong plastik (polybag) yang diisi campuran tanah de-ngan pupuk organik. Kantong-kantong persemaian tersebut diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh. Pemupukan bibit dapat dila-kukan lewat daun untuk memacu perkembangan bibit dan dicampur de-ngan obat yang dilakukan bila perlu.

d. Pemindahan bibit ke areal penanaman yang telah diolah dan siap untuk

ditanami setelah bibit berumur 7 hari dan telah berdaun 2-3 helai.

2. Pengolahan Media Tanam dan Pembuatan Bedengan

Lahan yang akan ditanami dilakukan pembalikan tanah untuk meng-hancurkan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan yang merata agar tidak mempengaruhi perkembangan tanaman semangka yang akan ditanam di areal tersebut. Dalam pengolahan media tanam ini, juga dilakukan pe-mupukan dasar dengan menggunakan pupuk kandang dan pupuk ZA. Ta-naman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase yang dibuat. Jumlah bedengan tergantung jumlah baris tanam yang dikehendaki oleh petani. Umumnya, petani di Kecamatan Ngombol menanam tanaman se-mangka dengan bentuk bedengan baris tanam ganda dimana bedengan melintang pada areal penanaman dengan lebar antar bedengan 5 meter dan tinggi bedengan 20-30 cm.

3. Pemasangan Mulsa

Pemasangan mulsa dilakukan untuk mengurangi penguapan air dan tumbuhnya tanaman liar (gulma). Mulsa dipasang dengan lebar 60 cm. Mulsa yang sering digunakan oleh petani adalah mulsa plastik yang dapat digunakan 2-3 kali. Namun, penggunaan mulsa yang berkali-kali akan me-micu berkembangnya hama dan penyakit pada tanaman semangka, jadi pe-tani lebih memilih untuk menggunakan mulsa dengan satu kali pemakaian.

4. Penanaman

Tanaman semangka merupakan tanaman semusim dengan pola ta-nam monokultur. Penanaman bibit semangka pada lahan dilakukan setelah bibit berumur 7 hari dan telah tumbuh daun ± 2-3 lembar. Sambil menung-gu bibit cukup besar, dilakukan pembuatan lubang tanam dengan kedalam-an 8-10 cm. Persiapan lubang tanam dilakukan sebelum bibit dipindahkan. Bibit ditanam mulai 20-30 cm dari tepi bedengan dan jarak antar lubang +60 cm.

Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram agar tanah siap menerima penanaman bibit sampai menggenangi areal sekitar ¾ ting-gi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Urutan penanaman adalah sebagai berikut :

Page 47: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

47

a. Kantong plastik diambil dengan hati-hati agar perakarannya tidak rusak.

b. Bibit dimasukkan ke dalam lubang.

c. Celah-celah lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan.

d. Tanah disiram dengan sedikit air agar media tanam menyatu dengan bi-

bit yang sudah di tanam.

5. Pemeliharaan Tanaman

a. Penjarangan dan Penyulaman

Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila tumbuh terlalu lebat atau tanaman mati dilakukan penyulaman dengan bibit baru yang telah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan bila tanaman terlalu lebat dengan memangkas daun dan ba-tang yang tidak diperlukan, karena menghalangi sinar matahari yang membantu perkembangan tanaman.

b. Penyiangan

Tanaman semangka cukup mempunyai 1 - 3 buah saja. Dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak, dipelihara 2-3 ca-bang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah ditebang karena mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan batang utama dan cabang primer agar semua daun pada tiap cabang tidak sa-ling menutupi, sehingga pembagian sinar merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik pohon/buahnya.

c. Perempelan

Proses perempelan dilakukan dengan penyortiran dan pengambil-an tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertum-buhan pohon dan buah semangka yang sedang berkembang. Perempel-an dilakukan untuk mengurangi tanaman yang terlalu lebat akibat ba-nyak tunas-tunas muda yang kurang bermanfaat.

d. Pemupukan

Pemberian pupuk dasar pada saat sebelum tanam tidak akan se-muanya terserap. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemupukan susulan yang disesuaikan dengan fase pertumbuhannya, antara lain fase pertum-buhan vegetatif diperlukan pemupukan untuk perkembangan tanaman, fase pembentukan buah dan pemasakan diperlukan pemupukan untuk memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan. Semakin tua umur tanam-an, pemupukan yang dilakukan akan semakin sering. Pupuk yang digu-nakan untuk pupuk susulan antara lain pupuk Phonska dan pupuk NPK mutiara. Pemupukan dilakukan dengan melarutkan pupuk-pupuk terse-but dengan air, dan setelah dilakukan pemupukan, tanaman disirami de-ngan air untuk mencegah penguapan larutan pupuk pada tanaman.

Page 48: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

48

e. Pengairan dan Penyiraman

Pengairan dilakukan dengan mengalirkan air melalui saluran dian-tara bedengan. Pengairan ini dilakukan dengan pompa air sumur (diesel air). Sedangkan penyiraman dilakukan dengan gembor dan bantuan se-lang plastik yang cukup besar sehingga lebih cepat. Frekuensi pemberi-an air 1-3 hari sekali, tergantung lokasi lahannya dan dengan volume pengairan yang tidak berlebihan. Tanaman semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air.

f. Penyemprotan Pestisida

Selain pupuk, tanaman semangka juga perlu disemprot dengan

pestisida karena tanaman semangka rawan akan penyakit. Penyemprot-

an obat dapat dilakukan setelah tanaman berusia lebih dari 10 hari di la-

han. Selanjutnya dilakukan tiap 3-5 hari sekali. Namun, semakin tua

umur tanaman, penyemprotan semakin dikurangi. Penyemprotan dapat

dilakukan dengan tangki semprot (sprayer) atau dengan menggunakan

mesin diesel (kompresor). Penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari

tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca. Pestisida yang digunakan an-

tara lain Antracol, Agrimex, Rendomil, dan Manzhet.

g. Pemeliharaan Lain

Seleksi calon buah merupakan pekerjaan penting untuk mempero-

leh kualitas buah yang baik. Calon buah yang dekat dengan perakaran

biasanya berukuran kecil karena umur tanaman relatif muda. Setiap ta-

naman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Di daerah

penelitian, tidak dilakukan pembalikan buah untuk menghindari warna

yang kurang baik akibat ketidakmerataan terkena sinar matahari, se-

hingga warna kurang menarik dan menurunkan harga jual buah.

6. Panen

Buah semangka siap dipanen pada umur tanaman 52-56 hari setelah

penanaman, yaitu pada sekitar awal sampai pertengahan bulan September.

Ciri-ciri buah yang siap dipanen antara lain: sudah terjadi perubahan warna

buah, dan batang buah mulai mengecil. Pemetikan buah dilakukan saat cu-

aca cerah dan tidak berawan sehingga buah dalam kondisi kering pada per-

mukaan kulitnya sehingga tahan selama masa penyimpanan.

Page 49: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

49

Hasil produksi dari masing-masing tanaman semangka perlu diada-

kan pembatasan hasil buahnya, sehingga dapat diperkirakan jumlah pro-

duksinya. Umumnya, jumlah buah berkisar antara 2-3 buah setiap pohon

dengan berat buahnya ± 4-10 Kg per buah. Biasanya buah semangka dipa-

nen secara serentak (1 kali) dan dibeli oleh tengkulak langsung di lahan

panen, sehingga tidak ada perlakuan khusus lagi oleh petani setelah pema-

nenan dan harga semangka juga ditentukan oleh tengkulak.

B. Hasil Penelitian

1. Identitas Petani Sampel

Identitas petani sampel atau responden merupakan gambaran secara umum tentang keadaan responden yang meliputi umur, lama pendidikan formal, jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang aktif da-lam usahatani, rata-rata luas lahan garapan, dan lama berusahatani. Res-ponden yang digunakan dalam penelitian ini adalah petani semangka yang mengusahakan semangka hibrida (Citrulus vulgaris) di Kabupaten Purwo-rejo. Adapun identitas responden pada usahatani semangka di Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini: Tabel 6. Identitas Petani Sampel Usahatani Semangka MT 2009 di

Kabupaten Purworejo

No. Identitas Petani Keterangan 1. 2. 3. 4. 5.

6. 7.

Jumlah petani sampel (orang) Rata-rata umur (tahun) Rata-rata pendidikan formal (tahun) Rata-rata jumlah anggota keluarga (orang) Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif di usahatani semangka (orang) Rata-rata luas lahan garapan (Ha) Rata-rata pengalaman berusahatani (tahun)

30 40 10 5

1 1,24 6,5

Sumber : Analisis Data Primer Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan petani dalam me-

ngelola usahataninya diantaranya adalah umur, pendidikan dan penga-

laman. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata umur petani adalah 40 tahun

yang berarti masih tergolong usia produktif, lama pendidikan formal yaitu

10 tahun atau setingkat dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan lama

berusahatani yaitu 6,5 tahun. Pengalaman merupakan salah satu faktor

yang menentukan keberhasilan dalam berusahatani, karena pengalaman se-

seorang dapat berpengaruh terhadap pekerjaan yang sekarang dilakukan.

Page 50: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

50

Hal ini berkaitan dengan resiko kegagalan usahatani. Mengenai lamanya

peng-alaman yang berbeda antar responden turut berpengaruh dalam

menjalan-kan usahataninya. Dengan belajar dari pengalaman, petani akan

mendapat-kan pengetahuan baik teori maupun praktek untuk

memperlancar kegiatan usahataninya. Petani yang berpengalaman lebih

lama akan lebih mengeta-hui situasi dan kondisi usahatani yang dihadapi,

sehingga keberhasilan maupun kegagalan dimasa lampau dapat dijadikan

tolok ukur dalam me-laksanakan usahatani yang lebih baik. Umur,

pendidikan, dan pengalaman petani akan berpengaruh pada pola pikir, cara

kerja dan kemampuan petani dalam menerima informasi dan mengadopsi

teknologi serta berpengaruh pula dalam pengambilan keputusan dalam

usahatani untuk meningkatkan pendapatan usahataninya.

Sebagian besar petani dalam melakukan kegiatan usahatani semang-

ka bukan karena usaha turun-temurun tetapi karena inisiatif dari petani

sendiri. Petani melakukan usahatani semangka karena melihat kesuksesan

petani lain dalam mengusahakan semangka dan adanya bantuan dari peme-

rintah yang berupa benih dan pupuk bersubsidi. Dengan bantuan ini, diha-

rapkan petani dapat mengembangkan budidaya semangka di daerahnya un-

tuk meningkatkan pendapatannya.

Banyaknya tanggungan keluarga petani responden akan berpengaruh

terhadap cepat atau lambatnya penerimaan inovasi. Umumnya petani res-

ponden yang mempunyai tanggungan lebih banyak akan lebih mudah me-

nerima inovasi, hal ini dikarenakan terdorong oleh kewajibannya untuk

membiayai sejumlah orang yang menjadi tanggungannya. Rata-rata jumlah

anggota keluarga petani semangka di Kabupaten Purworejo yaitu 5 orang,

yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak. Sedangkan rata-rata jumlah

anggota keluarga yang aktif dalam usahatani adalah 1 orang, yaitu suami.

Jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usahatani akan berpengaruh

pada besarnya penggunaan tenaga kerja luar. Apabila usahatani sudah bisa

dilakukan sendiri oleh petani dan keluarganya, maka penggunaan tenaga

kerja luar dapat dikurangi.

Page 51: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

51

Luas lahan garapan usahatani sering menjadi bahan pertimbangan

petani dalam mengambil keputusan untuk menerima suatu inovasi. Biasa-

nya petani yang mempunyai lahan garapan usahatani yang luas akan lebih

berani mengambil resiko dibandingkan petani yang mempunyai lahan

garapan yang lebih sempit, karena merasa takut seandainya biaya yang

dikeluarkan untuk membeli sarana produksi lebih besar dibanding hasil

panen yang diterima. Rata-rata luas lahan garapan petani adalah 1,24 Ha.

Luas lahan ini merupakan salah satu faktor penunjang dalam keberhasilan

berusahatani. Luasnya lahan berpengaruh terhadap banyaknya bibit yang

ditanam, sehingga juga akan berpengaruh pada penerimaan yang akan di-

peroleh. Dalam satu tahun, petani dapat menanam semangka 2-3 kali.

2. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Usahatani Semangka

a. Penggunaan Sarana Produksi pada Usahatani Semangka

Macam dan jumlah sarana produksi yang digunakan dalam usa-hatani akan menentukan hasil yang diperoleh, oleh karena itu kombi-nasi dalam penggunaan sarana produksi harus tepat untuk memperoleh hasil yang maksimal. Sarana produksi yang digunakan dalam usaha-tani semangka meliputi bibit, pupuk, mulsa, dan pestisida. Pupuk yang digunakan antara lain: pupuk kandang, pupuk ZA, pupuk Phonska dan pupuk NPK mutiara. Sedangkan pestisida yang umum digunakan oleh petani antara lain: Antracol, Agrimex, Rendomil, dan Manzhet.

Rata-rata penggunaan sarana produksi pada usahatani semangka dapat dilihat dalam Tabel 7 berikut ini: Tabel 7. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi pada Usahatani

Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo

No. Sarana Produksi Per Usahatani Per Hektar 1. 2. 3.

4. 5.

Luas lahan garapan (Ha) Bibit (tanaman) Pupuk: a. Pupuk Kandang (Kg) b. Pupuk ZA (Kg) c. Pupuk Phonska (Kg) d. Pupuk NPK mutiara (Kg) Mulsa plastik (m) Pestisida: a. Antracol (Kg) b. Agrimex (Kg) c. Rendomil (Kg) d. Manzhaet (Kg)

1,24 7.483

18.500,00

383,33 508,33 158,33 136,00

4,17 1,53 2,14 1,77

1,00 6.026

14.919,35

309,14 409,95 127,69 110,10

3,36 1,24 1,73 1,42

Page 52: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

52

Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan data pada Tabel 7 di atas, sarana produksi yang di-

gunakan dalam usahatani semangka adalah penggunaan bibit seba-

nyak 7.483 tanaman/MT atau 6026 tanaman/Ha. Di Kecamatan Ngom-

bol sudah diatur jarak penanaman untuk bibit semangka, yaitu sekitar

60 cm x 6 m, sehingga jumlah bibit per hektarnya umumnya akan sama

antar petani yaitu sekitar 6000 tanaman per hektar. Pupuk kandang

yang digunakan per usahatani adalah 18.500 Kg atau 14.919,35 Kg/Ha,

dimana pupuk kandang merupakan pupuk yang penggunaannya paling

banyak diantara pupuk yang lainnya. Hal ini karena pupuk kandang

merupakan pupuk organik yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak

untuk mengembalikan struktur tanah. Pupuk NPK mutiara merupakan

pupuk yang penggunaanya paling sedikit, yaitu 127,69 Kg/Ha.

Pestisida yang digunakan antara lain adalah Antracol, Agrimex,

Rendomil, dan Manzhet. Penggunaan pestisida ini sebenarnya dilaku-

kan sesuai dengan kebutuhan tanaman, yaitu sesuai dengan keadaan

musim dan gangguannya. Berdasarkan hasil penelitian, Antracol yang

digunakan sebanyak 3,36 Kg/Ha. Agrimex yang digunakan sebanyak

1,24 Kg/Ha. Rendomil yang digunakan sebanyak 1,73 Kg/Ha. Sedang-

kan Manzhaet yang digunakan adalah sebanyak 1,42 Kg/Ha. Rata-rata

pemakaian mulsa plastik per usahatani adalah 136 m atau 110,10 m per

hektarnya.

b. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Semangka

Penggunaan tenaga kerja akan sangat berpengaruh pada proses

produksi usahatani semangka. Kebutuhan tenaga kerja setiap cabang

usaha akan berbeda tergantung jenis kegiatan, jenis komoditi yang di-

usahakan, tingkat teknologi, intensitas kombinasi dari faktor produksi,

skala usahanya serta waktu. Tenaga kerja yang digunakan pada usaha-

tani semangka ini terdiri atas tenaga kerja dalam atau keluarga dan te-

naga kerja luar. Tenaga kerja luar itu sendiri terbagi menjadi dua ma-

cam, yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. Tenaga kerja te-

tap yang digunakan petani biasanya berjumlah 2 orang untuk 1 Ha

Page 53: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

53

luas garapan. Tenaga kerja tetap bekerja mulai dari penanaman sampai

dengan pemanenan.

Rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam usahatani semangka di

Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Semang-ka MT 2009 di Kabupaten Purworejo

TKD (HKP) TKL (HKP) Jumlah (HKP) No. Keterangan Per

UT Per Ha

Per UT

Per Ha

Per UT

Per Ha

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Pengolahan tanah Penanaman Pengairan Pemupukan Pengendalian OPT Pemanenan

6,57 1,03

19,33 10,80 3,82 0,17

5,30 0,83

15,59 8,71 3,08 0,13

54,33 17,13 62,03 28,80 32,93

6,23

43,82 13,82 50,03 23,23 26,56 5,03

60,90 18,16 81,36 39,60 36,75 6,40

49,12 14,65 65,62 31,94 29,64 5,16

Jumlah 41,72 33,64 201,45 162,49 243,17 196,13

Sumber: Analisis Data Primer Keterangan : TKD : Tenaga Kerja Dalam/Keluarga

TKL : Tenaga Kerja Luar

HKP : Hari Kerja Pria

UT : Usahatani

Berdasarkan Tabel 8 di atas, rata-rata penggunaan tenaga kerja

terbanyak pada usahatani semangka di Kabupaten Purworejo adalah

untuk pengairan, yaitu 81,36 HKP/MT atau 65,62 HKP/Ha. Pengairan

dilakukan 1-3 kali sehari tergantung lokasi lahan. Semakin dekat letak

lahan dengan pantai, pengairan yang dilakukan akan semakin sering.

Pengolahan tanah dilakukan selama 5-10 hari dengan jumlah tenaga

kerja yang disesuaikan dengan luas lahannya. Semakin luas lahan dan

semakin lama pengolahan tanahnya, maka akan semakin banyak jum-

lah tenaga kerja yang digunakan. Penggunaan tenaga kerja untuk peng-

olahan tanah adalah sebanyak 60,90 HKP/MT atau 49,12 HKP/Ha.

Rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk penanaman bibit se-

mangka adalah 18,16 HKP/MT atau 14,65 HKP/Ha. Penanaman bibit

semangka dilakukan dalam satu hari secara serentak, sehingga membu-

tuhkan banyak tenaga kerja. Pemupukan dilakukan 3-5 hari sekali de-

ngan rata-rata penggunaan tenaga kerja sebanyak 39,60 HKP/MT atau

31,94 HKP/Ha. Intensitas kegiatan pengendalian OPT (Organisme

Page 54: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

54

Pengganggu Tanaman) hampir sama dengan pemupukan, yaitu dilaku-

kan 3-5 hari sekali tergantung kebutuhan, dan dengan penggunaan te-

naga kerja sebanyak 36,75 HKP/MT atau 29,64 HKP/Ha.

Pemanenan dilakukan dalam satu hari dan pada umumnya dila-

kukan dengan ditebaskan oleh tengkulak yang biasanya sudah memba-

wa buruh sendiri untuk memanen. Namun, ada beberapa petani yang

menggunakan tenaga kerja sendiri sehingga rata-rata banyaknya peng-

gunaan tenaga kerja untuk pemanenan tidak banyak. Kegiatan pema-

nenan ini merupakan kegiatan yang membutuhkan tenaga kerja paling

sedikit, yaitu sebanyak 6,40 HKP/MT atau 5,16 HKP/Ha.

3. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Semangka

a. Biaya Usahatani Semangka

Biaya adalah sejumlah nilai uang yang dikeluarkan oleh petani

untuk membiayai kegiatan usahataninya yang meliputi biaya sarana

produksi, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, dan biaya lain-lain.

1). Biaya Sarana Produksi

Macam sarana produksi serta besar biayanya dapat dilihat

pada Tabel 9 berikut:

Tabel 9. Rata-rata Biaya Sarana Produksi pada Usahatani Semang-ka MT 2009 di Kabupaten Purworejo

No. Macam Sarana Produksi

Biaya Per Usahatani (Rp)

Biaya Per Hektar (Rp)

1. Bibit 1.870.833 1.508.737 2. Pupuk:

a. Kandang b. ZA c. Phonska d. NPK Mutiara Jumlah Pupuk:

2.035.000

406.333 915.000

1.076.666 4.433.000

1.641.129

327.688 737.903

868.2780 3.575.000

3. Mulsa 1.684.167 1.358.199 4. Pestisida:

a. Antracol b. Agrimex c. Rendomil d. Manzhet Jumlah Pestisida

187.500 39.867

190.000 159.000 576.367

151.210

32.150 153.226 128.226 464.812

Jumlah 8.564.367 6.906.747

Sumber : Analisis Data Primer

Page 55: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

55

Berdasarkan Tabel 9 di atas, rata-rata biaya sarana produksi pada usahatani semangka adalah sebesar Rp 6.906.747/Ha/MT de-ngan pengeluaran saprodi terbesar adalah pada penggunaan pupuk yaitu sebesar Rp 3.575.000/Ha/MT dan diantara pupuk-pupuk yang digunakan, biaya untuk pembelian pupuk kandang merupakan pe-ngeluaran yang terbesar dengan harga Rp 110,00/Kg. Selain pupuk kandang, pupuk lain yang digunakan antara lain: pupuk ZA dengan harga Rp 1.060,00/Kg; pupuk Phonska Rp 1.800,00/Kg; dan pupuk NPK mutiara dengan harga Rp 6.800,00/Kg.

Sarana produksi berupa bibit yang digunakan pada usahatani ini membutuhkan biaya sebesar Rp 1.508.737/Ha/MT. Biaya sara-na produksi yang lain adalah untuk penggunaan mulsa plastik yaitu sebesar Rp 1.358.199/Ha/MT. Selain itu, sarana produksi berupa pestisida yang digunakan petani sebesar Rp 464.812/Ha/MT, dima-na pestisida yang digunakan antara lain: Antracol, Agrimex, Ren-domil, dan Manzhet.

2). Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani semangka ter-diri atas tenaga kerja dari dalam keluarga dan tenaga kerja dari lu-ar, dimana rata-rata upah setiap HKP adalah sebesar Rp 21.167 Rata-rata biaya penggunaan tenaga kerja pada usahatani semangka dapat dilihat pada Tabel 10 berikut: Tabel 10. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Semang-

ka MT 2009 di Kabupaten Purworejo

No. Keterangan Jumlah HKP/UT

Per Usahatani (Rp)

Jumlah HKP/Ha

Per Hektar (Rp)

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Pengolahan tanah Penanaman Pengairan Pemupukan Pengendalian OPT Pemanenan

60,90 18,16 81,36 39,60 36,75

6,40

1.289.050 384.386

1.722.120 838.200 777.875 135.467

49,12 14,65 65,62 31,94 29,64 5,16

1.039.707 310.092

1.388.957 676.063 627.380 109.220

Jumlah 243,17 5.147.099 196,13 4.151.419

Sumber: Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 10 di atas, diketahui bahwa total biaya te-

naga kerja yang digunakan dalam usahatani semangka adalah sebe-sar Rp 4.151.419/Ha/MT dengan biaya terbesar adalah untuk peng-airan (Rp 1.388.957) dan biaya terkecil adalah untuk kegiatan pe-manenan (Rp 109.220). Upah untuk tenaga kerja harian berkisar antara Rp 15.000,00 – Rp 24.000,00 per orang, dimana tenaga ker-ja dalam (keluarga) dihitung seperti tenaga kerja luar dengan upah harian tersebut.

3). Biaya Lain-lain

Page 56: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

56

Komponen biaya lain-lain yang dikeluarkan petani meliputi biaya penyusutan peralatan, pajak, dan biaya pengairan. Uraian mengenai rata-rata biaya lain-lain, dapat dilihat pada Tabel 11: Tabel 11. Rata-rata Biaya Lain-lain pada Usahatani Semangka MT

2009 di Kabupaten Purworejo

No. Macam biaya Per Usahatani (Rp)

Per hektar (Rp)

1. Biaya Penyusutan 277.789 185.193

2. Pajak 14.131 11.380

3. Biaya pengairan 1.130.850 910.752 Jumlah 1.422.770 1.107.325

Sumber : Analisis Data Primer Biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh petani adalah sebesar

Rp 1.107.325/Ha/MT. Biaya lain-lain ini terdiri atas penyusutan alat (Rp 185.193/Ha/MT), pajak tanah (Rp 11.380/Ha/MT), dan bi-aya pengairan (Rp 910.752/Ha/MT). Biaya pengairan merupakan biaya bensin yang dikeluarkan petani sebagai bahan bakar pompa diesel untuk pengairan, dimana tiap liter bensin dihitung dengan harga Rp 4.500,00 dan biaya pengairan dihitung sesuai dengan ku-antitas pengairan yang dilakukan petani.

4). Biaya Total

Biaya total yang dikeluarkan petani dalam usahatani se-mangka meliputi biaya saprodi, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lain seperti pada Tabel 12 berikut ini: Tabel 12. Biaya Total Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupa-

ten Purworejo

No. Macam biaya Per Usahatani (Rp)

Per hektar (Rp)

1. Biaya Saprodi 8.564.367 6.906.747

2. Biaya Tenaga Kerja 5.147.099 4.151.419

3. Biaya Lain-lain 1.422.770 1.107.325 Jumlah 15.134.236 12.165.491

Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 12 di atas, biaya total yang dikeluarkan

petani untuk usahatani semangka sebesar Rp 12.165.491/Ha/MT. Biaya tersebut terdiri atas biaya saprodi (Rp 6.906.747/Ha/MT), bi-aya tenaga kerja (Rp 4.151.419/Ha/MT) dan biaya lain-lain sebesar Rp 1.107.325/Ha/MT. Pengeluaran biaya paling besar adalah untuk biaya sarana produksi. Hal ini dikarenakan sarana produksi yang diperlukan untuk usahatani semangka sangat banyak dan pemakai-annya dilakukan secara rutin selama masa tanam semangka, misal-nya pada penggunaan pupuk dan pestisida.

Page 57: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

57

b. Penerimaan Usahatani Semangka

Penerimaan usahatani dalam penelitian ini dihitung dengan me-ngalikan besarnya produksi semangka dengan harga jual semangka per kilogramnya. Rata-rata penerimaan usahatani semangka di Kabu-paten Purworejo dapat dilihat pada Tabel 13 berikut: Tabel 13. Rata-rata Penerimaan Usahatani Semangka MT 2009 di

Kabupaten Purworejo

No. Keterangan Per Usahatani Per hektar

1. Produksi (Kg) 26.500 21.371 2. Harga Produksi (Rp/Kg) 1.257 1.257 3. Penerimaan (Rp) 33.301.667 26.856.254

Sumber : Analisis Data Primer Produksi rata-rata semangka yang diperoleh petani adalah seba-

nyak 21.371 Kg/Ha dengan harga buah semangka rata-rata setiap kilo-gramnya Rp 1.257, sehingga diperoleh penerimaan petani pada usaha-tani semangka sebesar Rp 26.856.254/Ha/MT.

c. Pendapatan Usahatani Semangka

Pendapatan usahatani semangka dihitung dengan mengurangkan penerimaan dengan biaya usahatani semangka. Rata-rata pendapatan petani dari hasil usahatani semangka MT 2009 di Kabupaten Purwo-rejo dapat dilihat dari Tabel 14 berikut: Tabel 14. Rata-rata Pendapatan Usahatani Semangka MT 2009 di

Kabupaten Purworejo

No. Keterangan Per usahatani (Rp)

Per hektar (Rp)

1. Penerimaan usahatani 33.301.667 26.856.254

2. Biaya usahatani 15.134.236 12.165.491 3. Pendapatan usahatani 18.167.431 14.690.763

Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa rata-rata penerima-

an usahatani semangka sebesar Rp 26.856.254/Ha/MT dengan biaya usahatani sebesar Rp 12.165.491/Ha/MT, sehingga diperoleh rata-rata pendapatan usahatani semangka sebesar Rp 14.690.763/Ha/MT. Pen-dapatan usahatani semangka dapat dikatakan tinggi karena total biaya yang dikeluarkan lebih rendah daripada pendapatan yang diperoleh.

4. Analisis Regresi Fungsi Produksi Cobb-Douglas

a. Hubungan Faktor-Faktor Produksi dengan Hasil Produksi Semangka

Faktor produksi yang digunakan dengan produksi yang dihasil-kan terdapat hubungan yang erat. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi produksi. Fungsi produksi inilah yang dipergunakan un-tuk mengetahui hubungan antara faktor produksi dengan pendapatan

Page 58: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

58

usahatani. Hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksi da-lam usahatani semangka ditunjukkan dengan fungsi produksi Cobb-Douglas. Pada awalnya, faktor produksi yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah masukan yang berupa luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, dan pupuk phonska. Namun, ternyata pada kenyataan di lapang saat penelitian, masukan yang digunakan tidak hanya lima masukan tersebut. Oleh karena itu, peneliti menambah dua masukan lagi sebagai variabel bebas dalam penelitian, yaitu masukan pupuk ZA dan pupuk NPK mutiara.

Model fungsi Cobb-Douglas adalah regresi non linier berganda sehingga untuk melakukan analisis ini, harus diubah ke dalam bentuk persamaan linier dengan cara melogaritmakan fungsi Cobb-Douglas tersebut. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh model fungsi produksi semangka adalah sebagai berikut: Y = 1,33.10-9 . X1

-2,614. X20,277. X3

3,010. X40,217. X5

0,011 . X60,027 . X7

0,100

Keterangan : Y = Hasil produksi semangka (Kg)

X1 = Luas lahan (Ha) X2 = Tenaga kerja (HKP) X3 = Bibit (tanaman) X4 = Pupuk kandang (Kg) X5 = Pupuk Phonska (Kg) X6 = Pupuk ZA (Kg) X7 = Pupuk NPK mutiara (Kg)

Dari tujuh masukan yang dimasukkan dalam model, ternyata ha-nya satu masukan yang berpengaruh nyata terhadap produksi semang-ka yaitu masukan yang berupa pupuk kandang. Sedangkan masukan-masukan lain yang berupa luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk phons-ka, pupuk ZA, dan NPK mutiara tidak berpengaruh nyata terhadap produksi semangka. Padahal dari uji F, diketahui bahwa semua masuk-an secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi semangka. Hal tersebut dimungkinkan terjadi adanya penyimpangan pada model yang diuji. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui ada-nya multikolinearitas antar variabel yang ditunjukkan dengan adanya nilai Pearson Correlation yang besar (PC > 0,85) (lampiran 13). Koli-nieritas terbesar yang terjadi adalah pada masukan luas lahan (X1) dan bibit (X3) dimana nilai PCnya sebesar 0,999. Selain itu, adanya multi-kolinieritas antar variabel juga dapat ditunjukkan dengan adanya nilai VIF pada tabel Collinearity Statistic dengan batas nilai kolinearitasnya 1 < VIF < 10 (Priyatno, 2009 : 57). Berdasarkan hasil analisis, diketa-hui adanya multikolinearitas dengan nilai VIF yang sangat tinggi, yaitu pada variabel X1 (masukan luas lahan) dengan nilai VIFnya sebesar 1177,343 dan pada variabel X3 (masukan bibit) dengan nilai VIF sebe-

Page 59: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

59

sar 1170,117. Dengan adanya hal tersebut, salah satu langkah yang da-pat diambil adalah dengan cara menghilangkan salah satu variabel, yai-tu variabel X3 atau masukan bibit. Masukan bibit dihilangkan dengan pertimbangan karena tidak ada variasi pada penggunaan bibit oleh pe-tani, sehingga masukan bibit dianggap variabel yang dapat dihilangkan pengaruhnya terhadap produksi. Model fungsi regresi yang baru adalah Y = a . X1

b1 . X2b2 . X4

b4. X5b5

. X6b6. X7

b7

Berdasarkan hasil analisis regresi fungsi produksi yang baru, diperoleh persamaan fungsi regresi yang baru, yaitu: Y = 516,42 . X1

0,395. X20,218. X4

0,146. X50,074. X6

0,054. X70,096

Keterangan :

Y = Hasil produksi semangka (Kg)

X1 = Luas lahan (Ha)

X2 = Tenaga kerja (HKP)

X4 = Pupuk Kandang (Kg)

X5 = Pupuk Phonska (Kg)

X6 = Pupuk ZA (Kg)

X7 = Pupuk NPK Mutiara (Kg)

b. Pengaruh Faktor-faktor Produksi terhadap Hasil Produksi Semangka

1) Pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi berupa masukan luas

lahan, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA,

dan pupuk NPK mutiara secara bersama-sama terhadap hasil pro-

duksi semangka dapat diketahui dengan melakukan uji F (F-test).

Hasil analisis uji F dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 15. Analisis Varians Penggunaan Masukan pada Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo dengan Penghilangan Masukan Bibit

Model Jumlah Kuadrat df Kuadrat

Tengah F hitumg Ftabel

(α:0,05) Regression Residual

1,560 0,147

6 23

0,260 0,006

40,556** 2,53

Total 1,707 29

Sumber : Analisis Data Primer Keterangan : **) Berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan

95%

Berdasarkan Tabel 15 di atas, dapat diketahui bahwa nilai

Fhitung (40,556) lebih besar daripada Ftabel (2,53), yang berarti bahwa

Page 60: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

60

masukan yang berupa luas lahan, tenaga kerja, pupuk kandang, pu-

puk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara secara bersama-

sama berpengaruh terhadap produksi semangka di Kabupaten Pur-

worejo. Untuk mengetahui seberapa jauh faktor produksi yang me-

rupakan masukan dalam usahatani semangka dapat menjelaskan

hasil produksi semangka digunakan uji koefisien determinasi (R2).

Dalam analisis ini, jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam

model ada lebih dari dua variabel bebas, sehingga koefisien deter-

minasi yang digunakan adalah adjusted R2 atau koefisien determi-

nasi yang telah disesuaikan. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh

nilai adjusted R2 sebesar 0,891 atau 89,1%, yang berarti bahwa

89,1% variasi produksi semangka dipengaruhi oleh variabel luas la-

han, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan

pupuk NPK mutiara. Sedangkan 10,9% sisanya dijelaskan oleh fak-

tor lain, misalnya kondisi kesuburan tanah, cuaca, dan faktor-faktor

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2) Pengaruh masing-masing masukan terhadap hasil produksi semang-

ka dapat diketahui melalui uji keberartian koefisien regresi dengan

uji t (t-test) yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 16. Analisis Uji Keberartian Koefisien Regresi Penggunaan Masukan pada Usahatani Semangka MT 2009 di Kabu-paten Purworejo dengan Penghilangan Masukan Bibit

No Variabel Koefisien Regresi t hitung

t tabel (a :0,05)

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Luas Lahan Tenaga Kerja Pupuk Kandang Pupuk Phonska Pupuk ZA Pupuk NPK

0,395 0,218 0,146 0,074 0,054 0,096

2,637**

1,583ns

2,123**

0,723ns

0,719ns

1,084ns

2,074 2,074 2,074 2,074 2,074 2,074

Page 61: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

61

Sumber : Analisis Data Primer Keterangan : **) berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%

ns) tidak berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%

Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa faktor produksi yang

berupa masukan luas lahan memiliki hubungan positif dengan pro-

duksi semangka yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi se-

besar 0,395. Nilai thitung untuk masukan luas lahan adalah 2,637

dimana nilai tersebut lebih besar dari ttabelnya, yaitu 2,074. Hal ini

berarti luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi semangka.

Faktor produksi berupa masukan tenaga kerja memiliki hu-

bungan positif dengan produksi semangka dengan koefisien re-

gresi sebesar 0,218. Nilai thitung masukan tenaga kerja (1,583) lebih

kecil daripada ttabel (2,074) sehingga tenaga kerja tidak mempunyai

pengaruh nyata terhadap produksi semangka.

Nilai koefisien regresi masukan pupuk kandang sebesar 0,146

yang berarti berhubungan positif dengan produksi semangka. Bila

dilihat dari nilai thitungnya, masukan pupuk kandang bernilai 2,123

yang lebih besar dari ttabel (2,074) yang berarti masukan pupuk kan-

dang tersebut berpengaruh nyata terhadap produksi semangka.

Faktor produksi yang berupa masukan pupuk Phonska memi-

liki nilai koefisien regresi sebesar 0,074 yang menunjukkan bahwa

masukan ini berhubungan positif dengan produksi semangka. Nilai

thitung masukan pupuk Phonska (0,723) mempunyai nilai yang lebih

kecil dari ttabel (2,074), yang berarti pupuk Phonska tidak berpenga-

ruh nyata terhadap produksi semangka.

Nilai koefisien regresi masukan pupuk ZA adalah 0,054 yang

berarti berhubungan positif dengan produksi semangka. Apabila di-

lihat dari nilai thitungnya, masukan pupuk ZA bernilai 0,719 yang le-

bih kecil dari ttabel (2,074) yang berarti masukan pupuk ZA tersebut

tidak berpengaruh nyata terhadap produksi semangka.

Faktor produksi yang berupa masukan pupuk NPK mutiara

memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,096 yang menunjukkan

bahwa masukan ini berhubungan positif dengan produksi semang-

Page 62: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

62

ka. Nilai thitung masukan pupuk NPK mutiara (1,084) mempunyai

nilai yang lebih kecil dari ttabel (2,074), yang berarti pupuk NPK

mutiara ini tidak berpengaruh nyata terhadap produksi semangka.

3) Faktor produksi berupa masukan yang paling berpengaruh terhadap

hasil produksi semangka dapat diketahui dengan uji standard koefi-

sien regresi parsial (bi’) seperti pada Tabel 17 berikut:

Tabel 17. Nilai Standard Koefisien Regresi Parsial

No. Masukan bi Si Sy bi’

1. 2.

Luas Lahan (X1) Pupuk Kandang (X4)

0,395 0,146

0,222060,3378

0,2426 0,2426

0,3615 0,2033

Sumber : Analisis Data Primer Keterangan :

bi = Koefisien regresi masukan ke-i

Si = Standard deviasi masukan ke-i

Sy = Standard deviasi hasil produksi

bi’ = Koefisien regresi parsial masukan ke-i

Berdasarkan Tabel 17, terlihat bahwa nilai koefisien regresi

parsial untuk luas lahan (0,3615) lebih besar daripada masukan

pupuk kandang (0,2033). Oleh karena itu, dari kedua masukan

yang berpengaruh terhadap produksi semangka tersebut, luas la-

han merupakan masukan yang paling berpengaruh terhadap pro-

duksi semangka di Kabupaten Purworejo.

5. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usa-

hatani Semangka

Efisiensi usahatani menunjukkan perbandingan antara nilai hasil pro-duksi usahatani dengan nilai masukan yang digunakan pada proses pro-duksi usahatani. Dalam pengelolaan usahatani petani perlu mengetahui su-dah efisien atau belum usahataninya. Efisiensi ekonomi tertinggi akan me-nunjukkan bahwa produksi yang dihasilkan dalam suatu usahatani tersebut sudah mencapai keuntungan yang maksimal. Efisiensi ekonomi juga dapat menjadi pedoman petani dalam mengalokasikan faktor produksi yang be-rupa berbagai macam masukan yang digunakan dalam usahataninya.

Penjumlahan koefisien regresi dari masukan-masukan yang berpe-

ngaruh nyata pada usahatani semangka, yaitu luas lahan (0,395) dan pupuk

kandang (0,146) diperoleh nilai sebesar 0,541. Nilai penjumlahan koefisi-

Page 63: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

63

en regresi tersebut juga menunjukkan nilai elastisitas produksinya (Ep),

yaitu bahwa elastisitas produksi usahatani semangka (Ep) sebesar 0,541

atau 0 < Ep < 1, sehingga usahatani semangka berada pada daerah pro-

duksi II yaitu produksi berada pada skala hasil yang menurun (decreasing

return to scale). Oleh karena itu, perhitungan efisiensi ekonomi usahatani

semangka ini menggunakan konsep pendekatan keuntungan maksimum

dimana efisiensi ekonomi tertinggi terjadi jika nilai produk marginal sama

dengan harga dari masing-masing masukan tersebut (NPMxi = Pxi). Nilai

perbandingan produk marginal dengan harga dari masing-masing masukan

dapat dilihat pada Tabel 18 berikut:

Tabel 18. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaaan Faktor-faktor Produk-si pada Usahatani Semangka MT 2009 di Kabupaten Purworejo

Masukan xi bi PFMxi NPMxi Pxi NPMxi Pxi

Luas Lahan (X1) Pupuk Kandang (X4)

1,24 18.500

0,395 0,146

8.441,53 0,21

10.608.192,20262,81

500.000,00110,00

21,22 2,39

Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa perbandingan nilai produk

marginal masukan (NPMxi) dengan harga masukan (Pxi) pada luas lahan sebesar 21,22 dan untuk masukan pupuk kandang sebesar 2,39 sehingga:

14

4

1

1 ¹¹Px

NPMx

Px

NPMx

Nilai efisiensi ekonomi masukan luas lahan dan pupuk kandang me-nunjukkan nilai lebih dari satu, yang berarti bahwa kombinasi penggunaan faktor produksi yang berupa masukan luas lahan dan pupuk kandang pada usahatani semangka di Kabupaten Purworejo tidak optimal.

C. Pembahasan

1. Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani Semangka

Konsep biaya yang digunakan dalam analisis usahatani semangka adalah biaya mengusahakan. Komponen biaya yang dikeluarkan petani an-tara lain biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan pera-latan, biaya pajak tanah, dan biaya pengairan atau irigasi. Tenaga kerja da-ri dalam keluarga petani juga ikut diperhitungkan dalam analisis dan diper-hitungkan sama dengan tenaga kerja dari luar.

Biaya sarana produksi terdiri dari biaya pengadaan bibit, pupuk kan-dang, pupuk Phonska, pupuk ZA, pupuk NPK mutiara, mulsa plastik, pes-tisida Antracol, pestisida Agrimex, pestisida Rendomil, dan pestisida Man-zhet. Dari berbagai macam sarana produksi yang digunakan, biaya saprodi merupakan biaya yang paling besar, terutama untuk membeli pupuk kan-

Page 64: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

64

dang. Dalam satu musim tanam, petani melakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang sebesar Rp 1.641.129/Ha/MT. Harga pupuk kandang di daerah penelitian adalah Rp 550.000 per 5 ton atau Rp 110/Kg. Meskipun harga pupuk kandang tergolong murah, tapi pupuk kandang di-butuhkan dalam jumlah yang banyak. Pupuk ZA yang digunakan sebagai pupuk dasar merupakan sarana produksi pupuk yang membutuhkan biaya paling sedikit, yaitu sebesar Rp 327.688/Ha/MT. Hal ini karena pengguna-an pupuk ZA dilakukan dalam jumlah yang tidak besar, hanya sebagai pu-puk awal. Untuk pupuk Phonska digunakan sebagai pupuk susulan dimana biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan pupuk Phonska adalah sebesar Rp 737.903/Ha/MT. Harga pupuk Phonska adalah Rp 1.800,00 per kilo-gramnya. Sedangkan pupuk NPK mutiara merupakan pupuk yang diguna-kan dalam jumlah yang paling sedikit dalam satu musim tanam semangka, tapi pupuk ini merupakan pupuk yang mempunyai harga paling mahal di-antara pupuk lainnya, yaitu Rp 6.800,00/Kg. Biaya yang dikeluarkan un-tuk penggunaan pupuk NPK mutiara ini adalah Rp 868.280/Ha/MT.

Biaya tenaga kerja diperoleh dari pengguaan tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan di daerah penelitian adalah tenaga kerja dalam (kelu-arga) dan tenaga kerja luar (buruh). Rata-rata jumlah anggota keluarga pe-tani yang aktif dalam kegiatan usahatani hanya satu orang. Oleh karena itu, untuk pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga, seperti pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, dan sebagainya petani harus mempeker-jakan tenaga dari luar keluarga petani. Tenaga kerja luar ada dua macam, yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. Dalam perhitungan tenaga kerja ini, upah tenaga kerja dalam (keluarga) dihitung seperti upah tenaga kerja harian, dimana upah tenaga kerja harian yang diberikan memiliki nilai yang berbeda antar petani. Upah tenaga kerja harian berkisar antara Rp 15.000,00 – Rp 24.000,00 per HKP. Upah tenaga kerja antara pria dan wanita di daerah penelitian dihitung sama. Hal ini karena sebagian besar buruh di tempat penelitian adalah wanita. Selain tenaga kerja harian, peta-ni biasanya juga mempunyai tenaga kerja tetap dengan upah yang juga berbeda-beda antar petani. Upah tenaga kerja tetap yaitu berkisar antara Rp 1.200.000,00 – Rp 1.600.000,00 per musim tanamnya. Adanya tenaga kerja tetap ini dimaksudkan untuk lebih menghemat pengeluaran untuk biaya tenaga kerja luar. Tenaga kerja tetap ini bekerja mulai dari kegiatan penanaman sampai dengan pemanenan. Sedangkan penghitungan tenaga kerja tetap tersebut sudah dimasukkan sesuai curahan kerjanya tiap aktivi-tas usahatani.

Selain biaya sarana produksi dan biaya tenaga kerja, komponen bi-aya lain yang harus dikeluarkan petani adalah biaya lain-lain yang meliputi biaya penyusutan peralatan, biaya pajak tanah, dan biaya pengairan. Pera-latan utama yang digunakan antara lain pompa diesel, tangki semprot (sprayer), pralon, dan kompresor. Masing-masing alat tersebut mempunyai umur ekonomis yang berbeda-beda tergantung pada penggunaannya. Alat-alat tersebut biasanya digunakan sampai rusak dan tidak dijual lagi, se-hingga alat-alat tersebut tidak memiliki nilai sisa (sama dengan nol). Biaya

Page 65: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

65

pajak tanah antar petani berbeda-beda tergantung luas lahan dan lokasi lahannya tersebut. Biaya pajak tanah ini merupakan komponen biaya lain-lain yang terkecil yaitu sebesar Rp 14.131/Ha/MT. Hal ini dikarenakan pa-jak tanah di daerah penelitian tergolong relatif murah. Pengairan yang dila-kukan di daerah penelitian adalah dengan menggunakan pompa pada su-mur di lahan. Biaya pengairan ini dihitung dari penggunaan bensin yang perlukan untuk pompa tersebut. Intensitas pengairan yang dilakukan petani juga berbeda-beda tergantung lokasi lahannya, karena berkaitan dengan kualitas peresapan airnya, yaitu 1-3 hari sekali. Dalam satu kali pengairan petani rata-rata membutuhkan bensin sebanyak 5,57 L. Rata-rata biaya un-tuk pengairan adalah sebesar Rp 1.130.850/Ha/MT.

Penerimaan yang diperoleh petani merupakan hasil perkalian dari jumlah produksi semangka dengan harga semangka per satuan. Produksi rata-rata tanaman semangka adalah 21.371 Kg/Ha/MT. Harga rata-rata se-mangka di daerah penelitian sebesar Rp 1.257dengan harga tertinggi dapat mencapai Rp 1.700 dan harga terendah Rp 900 per kilogramnya. Berat se-mangka dapat mencapai 12 Kg per buah. Dari penerimaan dan biaya terse-but, dapat diketahui besarnya pendapatan yang diperoleh petani. Pendapat-an petani merupakan ukuran penghasilan yang diterima oleh petani dari usahataninya yang dihitung dari selisih antara penerimaan dengan biaya un-tuk produksi yang digunakan dalam usahatani. Berdasarkan dari hasil per-hitungan, pendapatan yang diperoleh petani dapat dikatakan relatif tinggi karena pendapatan petani (Rp 14.690.763/Ha/MT) lebih besar daripada bi-aya yang dikeluarkan (Rp 12.165.491/Ha/MT).

2. Penggunaan Faktor-faktor Produksi yang Berupa Masukan pada Usaha-

tani Semangka

Penggunaan masukan pada usahatani semangka pada awalnya digu-nakan lima masukan, yaitu luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, dan pupuk Phonska. Namun, pada kenyataan di lapang, masukan yang di-gunakan tidak hanya lima masukan tersebut. Oleh karena itu, dilakukan penambahan dua masukan lagi sebagai variabel bebas pada penelitian, yai-tu pupuk ZA dan pupuk NPK mutiara.

a. Luas Lahan (X1)

Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup be-sar terhadap usahatani. Besar kecilnya produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan. Hasil ana-lisis regresi menunjukkan bahwa faktor produksi berupa masukan luas lahan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap produksi usahatani semangka yang ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 2,637, lebih be-sar dari ttabel sebesar 2,074 pada taraf nyata 5%. Selain itu, masukan

Page 66: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

66

luas lahan mempunyai koefisien regresi yang paling besar (0,361) di-antara masukan lain. Hal ini memberikan gambaran bahwa masukan luas lahan merupakan masukan yang paling besar pengaruhnya dalam menentukan tingkat produksi dalam usahatani semangka.

b. Tenaga Kerja (X2)

Tenaga kerja merupakan banyaknya tenaga kerja yang diguna-kan dalam satu proses produksi usahatani semangka, mulai dari kegiat-an pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pengairan, pengenda-lian OPT, dan pemanenan. Masukan tenaga kerja merupakan masukan yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup dan bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga ker-janya, tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja juga perlu diperhati-kan. Berdasarkan hasil penelitian, tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi semangka. Penambahan tenaga kerja tidak akan me-ningkatkan produksi semangka, tetapi bisa membantu mempercepat selesainya pekerjaan.

c. Pupuk Kandang (X4)

Pupuk kandang digunakan oleh petani sebagai pupuk dasar da-lam pengelolaan usahatani. Berdasarkan hasil penelitian, masukan pu-puk kandang berpengaruh nyata terhadap produksi semangka. Pembe-rian pupuk kandang di lahan akan dapat meningkatkan kesuburan ta-nah karena akan memberikan nutrisi sebelum tanah ditanami tanaman semangka serta dapat memperbaiki struktur tanah sehingga kesuburan tanah akan tetap terjaga. Pemberian pupuk kandang oleh petani hanya dilakukan sekali selama satu musim tanam, yaitu pada awal penanam-an. Rekomendasi takaran pupuk kandang yang seharusnya adalah seba-nyak 25.000 Kg/Ha, sedangkan petani rata-rata memberikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 14.919,35 Kg/Ha. Jumlah ini masih jauh dari yang direkomendasikan.

d. Pupuk Phonska (X5)

Pupuk Phonska adalah pupuk kimia yang mengandung Nitro-gen, Kalium dan Phospat yang berkadar tinggi. Pupuk Phonska diguna-kan untuk pertumbuhan akar tanaman muda, membantu asimilasi dan pernapasan serta mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman terutama dalam pembentukan daun hijau dan mengandung banyak klo-rofil. Selain itu, unsur Nitrogen dapat mempercepat pertumbuhan ta-naman dan menambah kandungan protein tanaman. Unsur Phospor di-perlukan terutama untuk merangsang pertumbuhan bunga dan buah. Sedangkan Kalium diperlukan untuk menunjang perakaran yang kuat.

Berdasarkan hasil penelitian, masukan pupuk Phonska tidak ber-pengaruh nyata terhadap produksi semangka. Dosis pemberian pupuk Phonska yang dianjurkan pada usahatani semangka adalah 400 Kg/Ha.

Page 67: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

67

Sedangkan, para petani menggunakan pupuk Phonska rata-rata seba-nyak 410 Kg/Ha. Pemberian pupuk Phonska oleh petani di daerah pe-nelitian melebihi takaran yang telah dianjurkan, meskipun hanya terpa-ut sedikit. Pemberian pupuk yang berlebihan tidak baik untuk produksi tanaman dan dapat menurunkan produksi karena tanah akan menjadi jenuh terhadap unsur hara tersebut.

e. Pupuk ZA (X6)

Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan dengan komposisi utama adalah amonium sulfat, yang dirancang untuk memberikan hara nitro-gen dan belerang bagi tanaman semangka. Berdasarkan hasil analisis, penggunaan pupuk ZA pada usahatani semangka tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi semangka. Pada penelitian ini, petani ha-nya memberikan pupuk ZA satu kali sebagai pupuk dasar sebelum la-han ditanami. Padahal penggunaan pupuk ZA yang dianjurkan adalah sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan sesuai dengan dosis anjuran untuk dapat lebih meningkatkan produksi. Jumlah pupuk ZA yang di-gunakan petani juga belum sesuai dengan dosis yang direkomendasi-kan dan penggunaannya oleh masing-masing petani kurang bervariasi. Rata-rata penggunaan pupuk ZA adalah 303,14 Kg/Ha, padahal peng-gunaan pupuk ZA yang dianjurkan pada usahatani semangka adalah 500 Kg/Ha.

f. Pupuk NPK Mutiara (X7)

Pupuk NPK digunakan oleh petani sebagai pupuk susulan dalam

pengelolaan usahatani semangka. Berdasarkan hasil penelitian, masuk-

an pupuk NPK mutiara ini tidak berpengaruh nyata terhadap produksi

semangka. Dosis yang dianjurkan dalam penggunaan pupuk NPK mu-

tiara ini adalah 120 Kg/Ha. Sedangkan rata-rata penggunaan pupuk

NPK mutiara oleh petani sebanyak 127,69 Kg/Ha atau dikatakan mele-

bihi dosis yang dianjurkan. Seperti halnya pada penggunaan pupuk

Phonska, penggunaan pupuk yang berlebihan tidak baik bagi tanaman.

Dari enam masukan yang dimasukkan dalam model, yaitu luas la-

han, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk Phonska, pupuk ZA, dan pupuk

NPK mutiara, ternyata hanya dua masukan yang berpengaruh nyata terha-

dap produksi semangka, yaitu masukan luas lahan dan pupuk kandang.

Dengan demikian, petani harus memperhatikan untuk menambah penggu-

naan masukan pupuk kandang pada lahan tersebut agar dapat meningkat-

kan produksi.

Page 68: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

68

3. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usa-

hatani Semangka

Berdasarkan hasil penjumlahan koefisien regresi dari masukan yang berpengaruh terhadap produksi semangka, yaitu masukan luas lahan dan pupuk kandang, diperoleh nilai 0,541. Ini menunjukkan bahwa elastisitas produksi usahatani semangka sebesar 0,541 atau 0 < Ep < 1. Dalam keada-an yang demikian, apabila dilakukan penambahan terhadap masukan yang digunakan, maka tambahan produksi yang dihasilkan akan semakin berku-rang. Peristiwa seperti ini terjadi di daerah produksi II, dimana pada se-jumlah masukan yang diberikan, maka produksi total akan tetap meningkat pada tahapan decreasing rate. Dengan demikian, untuk mengetahui efisi-ensi ekonomi penggunaan masukan, digunakan perbandingan nilai produk marginal masukan dengan harga masukan (NPMx/Px). Jika suatu usahata-ni efisien secara ekonomi, maka perbandingan nilai produk marginal de-ngan harga masukan antara satu masukan dengan masukan yang lain harus sama dengan satu. Berdasarkan hasil analisis, nilai efisiensi dari masukan luas lahan (21,22) dan pupuk kandang (2,39) mempunyai nilai efisiensi le-bih dari satu, yang artinya penggunaan masukan-masukan tersebut tidak optimal. Oleh karena itu, untuk memperoleh keuntungan maksimum, ma-sukan-masukan tersebut perlu ditambah penggunaannya.

Page 69: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

69

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada usahatani semangka di Kabupaten

Purworejo, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Produktifitas semangka adalah 21.371 Kg/Ha. Besarnya biaya mengusa-

hakan adalah Rp 12.165.491/Ha/MT, besarnya penerimaan usahatani se-

besar Rp 26.856.254/Ha/MT, sehingga pendapatan yang diperoleh petani

sebesar Rp 14.690.763/Ha/MT.

2. Faktor produksi yang berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, pupuk

kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk NPK mutiara secara

bersama-sama berpengaruh terhadap hasil produksi semangka. Sedang-

kan pengaruh dari setiap masukan, diketahui bahwa masukan luas lahan

dan pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap produksi semangka.

3. Kombinasi penggunaan faktor produksi yang berupa masukan luas la-

han, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk ZA, dan pupuk

NPK mutiara pada usahatani semangka di Kabupaten Purworejo tidak

optimal atau belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan masukan pada usahatani

semangka tergolong masih belum intensif. Hal ini ditunjukkan dengan peng-

gunaan masukan yang belum sesuai dengan yang direkomendasikan, misal-

nya pada penggunaan masukan pupuk kandang dan pupuk ZA yang penggu-

naannya masih lebih rendah dari yang direkomendasikan. Oleh karena itu,

sebaiknya petani menambah jumlah penggunaan masukan tersebut sesuai

dengan yang dianjurkan untuk meningkatkan produksi semangka.

59

Page 70: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

70

DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga, A. 1992. Ilmu Usahatani. Universitas Padjajaran. Bandung.

Anonim. 2009. Semangka. www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 23 November 2009.

BAPPENAS. 2000. Semangka (Citrullus vulgaris). Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta

Beattle, R.B. dan Taylor, R. 1995. Ekonomi Produksi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Boediono, S. 1980. Ekonomi Mikro. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

BPS. 2009a. Kabupaten Purworejo dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo. Purworejo

BPS. 2009b. Kecamatan Ngombol dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo. Purworejo

Budiono, A. 2009. Pertanian Purworejo. Sukses. Purworejo

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Dinas Pertanian Purworejo. 2009. Laporan Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Semusim di Kabupaten Purworejo (Berkala). www.dinaspertanianpurworejo.com. Diakses 28 Oktober 2009.

Gujarati, D. 1999. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Hadisapoetra, S. 1973. Biaya dan Pendapatan di dalam Usahatani. Departemen Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.

Kountur. 2003. Metode Penelitian. www.wordpress.com. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2009

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Nuswamarhaeni, S. 1989. Mengenal Buah Unggul Indonesia. Penebar Swadaya. Jakarta

Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Andi Offset. Yogyakarta

Redaksi Agromedia. 2009. Budidaya Semangka. www.agromedia.com. Diakses pada tanggal 23 November 2009.

Rukmana, R. 1994. Budidaya Semangka Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.

Singarimbun, M. dan S. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta

Soekartawi. 1993. Analisis Fungsi Cobb Douglas, Teori dan Aplikasinya. Universitas Brawijaya, Malang.

60

Page 71: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI …/Analisis... · 2 ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI SEMANGKA ( Citrullus

71

_________. 1994. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

_________. 1995. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta

_________. 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Surakhmad, W. 1994. Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, dan Teknik. Tarsito. Bandung

Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wihardjo, D. 1993. Bertanam Semangka. Kanisius. Yogyakarta.

Wijayanto. 2004. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Melon di Kabupaten Sukoharjo. Skripsi Fakultas Pertanian UNS. Surakarta

Wirartha, I. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Andi Offset. Yogyakarta.

Yuniarti, P. 2009. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Semangka di Kabupaten Blora. Skripsi Fakultas Pertanian UNS. Surakarta