58
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat diikuti dengan kecanggihan teknologi menimbulkan persaingan usaha yang kompetitif. Untuk menghadapi perubahan yang terjadi tentunya sebuah perusahaan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen diantaranya planning, organizing, actuating, dan controling dengan baik. Disamping itu salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pimpinan ialah menyediakan dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari atau yang disebut juga modal kerja yang diperlukan untuk menunjang kegiatan-kegiatan perusahaan. Pimpinan perusahaan harus selalu aktif meneliti sumber-sumber dan penggunaan modal kerja agar perusahaan selalu tercukupi. Modal kerja dapat diperoleh dari hasil operasi perusahaan maupun dari luar. Kegagalan memperoleh 1

Analisis Efisiensi Modal Kerja pada PT Astra Agro Lestari Tbk Part I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis Efisiensi Modal Kerja pada PT Astra Agro Lestari Tbk Part I

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDewasa ini kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat diikuti dengan kecanggihan teknologi menimbulkan persaingan usaha yang kompetitif. Untuk menghadapi perubahan yang terjadi tentunya sebuah perusahaan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen diantaranya planning, organizing, actuating, dan controling dengan baik. Disamping itu salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pimpinan ialah menyediakan dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari atau yang disebut juga modal kerja yang diperlukan untuk menunjang kegiatan-kegiatan perusahaan.Pimpinan perusahaan harus selalu aktif meneliti sumber-sumber dan penggunaan modal kerja agar perusahaan selalu tercukupi. Modal kerja dapat diperoleh dari hasil operasi perusahaan maupun dari luar. Kegagalan memperoleh modal kerja akan menimbulkan hambatan, meski hal itu juga turut dipengaruhi oleh faktor pengelolaan dalam meningkatkan mutu produksi dan faktor lain yang sifatnya eksternal. Peran modal kerja sangat penting bagi setiap perusahaan, walaupun bentuk peranan tersebut selalu berbeda pada masing-masing perusahaan. Dalam perusahaan industri, salah satu peranan modal kerja ialah menjamin kontinuitas perusahaan (Manullang, 2005 : 1).Seperti yang kita ketahui tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Tujuan ini tidak hanya merupakan kepentingan bagi para pemegang saham semata, tetapi juga akan memberi manfaat terbaik bagi masyarakat. Tujuan lain dari perusahaan adalah memaksimalisasi keuntungan perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan usaha. Berkaitan dengan hal tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan informasi tentang keuangan perusahaan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang disetor dalam rangka kemajuan perusahaan. Hal ini untuk mengetahui seberapa besar perusahaan mampu mengelola dana yang berasal dari investor, dengan melihat seberapa besar tingkat pengembalian yang dihasilkan dari sebuah investasi. Selain memaksimumkan kekayaan pemegang saham dan kontinuitas perusahaan, diharapkan modal yang diinvestasikan mampu dikelola dengan baik sehingga perusahaan mampu beroperasi lebih efektif dan efisien yang memungkinkan perusahaan dapat membayar semua kewajibannya tepat pada waktunya. Efisiensi Modal Kerja adalah ketepatan cara (usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan kegunaan berkaitan penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak juga kekurangan. (Rahma, 2011 : 3)Mengenai kondisi dan perkembangan keuangan suatu perusahaan, maka diperlukan analisis laporan keuangan suatu perusahaan untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. maka dari itu, diperlukannya alat analisis yang dinamakan rasio likuiditas dan rasio profitabilitas. Rasio likuiditas atau disebut juga rasio modal kerja merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Sedangkan rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.Dari perhitungan rasio ini diharapkan dapat membantu para manajer untuk menilai efisiensi modal kerja yang digunakan perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanyanya.PT. Astra Argo Lestari Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang agrobisnis yaitu produsen minyak kelapa sawit di Indonesia yang berdiri sejak 33 tahun lalu dan berkantor pusat di Jakarta, dengan komitmen untuk selalu menghasilkan produk minyak sawit berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar, baik didalam maupun luar negeri. Untuk mengetahui data laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk dalam penelitian ini disajikan laporan keuangan dari tahun 2009-2013.

Tabel 1.1PT. Astra Agro Lestari, Tbk.Ikhtisar Laporan Keuangan Periode Tahun 2009-2013(Dalam Jutaan Rupiah)

NOKETERANGANTAHUN

20092010201120122013

(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)

1Aktiva Lancar1.714.4262.051.1771.857.0251.780.3951.691.694

Kas dan setara kas788.5491.240.781838.190227.769709.090

Piutang156.72498.83216.35850.06820.554

Persediaan610.031624.694769.9031.249.050802.978

Uang muka122.27364.555177.184174.85885.453

Pajak dibayar dimuka36.84922.31555.39078.65073.619

2Kewajiban Lancar938.9761.061.8521.467.5692.600.5403.759.265

3Ekuitas6.226.3657.211.6878.426.1589.365.41110.267.859

4Penjualan bersih7.424.2838.843.72110.772.58211.564.31912.674.999

5Beban659.383684. 572765.053933.7751.593.585

6Laba Bersih1.729.6482.103.6522.498.5652.520.2661.903.088

Sumber : http://www.idx.co.id (Data Olahan)

Pada tabel 1.1 diatas, diketahui bahwa tahun 2009 aktiva lancar sebesar 1.729.648 (jutaan rupiah) dan tahun 2010 terjadi kenaikan menjadi 2.103.652 (jutaan rupiah) dan kemudian mengalami penurunan pada tahun 2011, 2012 dan 2013. Sedangkan untuk kewajiban lancar, ekuitas, penjualan bersih dan beban selalu terjadi kenaikan dari tahun ke tahun, kecuali untuk laba bersih yang mengalami penurunan ditahun 2013. Untuk mengetahui pengelolaan modal kerja perusahaan berkaitan dengan hutang lancar perusahaan yang selalu terjadi kenaikan dari tahun ketahun dibandingkan dengan aktiva lancar yang terjadi penurunan ditahun 2011, 2012 dan 2013 dan juga laba bersih yang menurun pada tahun 2013, maka manajer melakukan analisis terhadap modal kerjanya yang didasarkan pada informasi dari laporan keuangan perusahaan yang akan dikaitkan dengan rasio likuiditas dan rasio profitabilitas. Hal ini dikarenakan perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban - kewajiban jangka pendeknya yang kemungkinan akan dilikuidasi atau mengalami kebangkrutan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas (Sartono, 2010 : 385).Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar perusahaan mampu mengelola modal kerjanya secara efisien. Maka dari itu, penulis menarik judul penelitian Analisis Efisiensi Modal Kerja Pada PT. Astra Agro Lestari, Tbk.

1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah apakah modal kerja PT. Astra Agro Lestari Tbk tahun 2009-2013 telah berjalan secara efisien?

1.3. Tujuan penelitianAdapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui modal kerja PT. Astra Agro Lestari Tbk tahun 2009-2013 apakah telah berjalan secara efisien.

1.4. Manfaat penelitian1) Bagi penulis sebagai bahan kajian dari teori yang didapatkan di bangku kuliah dan fakta dilapangan.2) Bagi peneliti berikutnya dapat digunakan sebagai bahan penelitian sejenis dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut.3) Bagi pemilik perusahaan, pihak manajemen dan pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan agar dapat mengetahui sampai sejauh mana efisiensi modal kerja terhadap perusahaan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan PustakaPenelitian TerdahuluTerdapat beberapa penelitian terdahulu yaitu sebagai berikut :1) Charlie Oktavianus M (2013) melakukan penelitian tentang Analisis Penggunaan Modal Kerja Pada KPN Karya Luwuk. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu rasio likuiditas yaitu rasio perputaran kas dan rasio aktivitas yaitu rasio perputaran persediaan. Untuk teknik pengukuran menggunakan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No. 22/PER/M.KUKM/IV/2007. Dari hasil perhitungan bahwa rasio perputaran kas didapatkan hasil sebanyak 0,966 kali, 0,990 kali, 0,977 kali, 0,960 kali, 0,903 kali, dan 0,871 kali dan rasio perputaran persediaan sebanyak 27,778 kali, 19, 134 kali, 8,336 kali, 12,275 kali, 10,485 kali dan 14,742 kali dari hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan rasio perputaran persediaan berada dalam kondisi sangat baik karena berada pada tingkatan diatas 100% sedangkan untuk perputaran kas berada dalam kondisi baik karena persentasinya berada pada tingkatan 75%-100%.2) Kusuma Wardhani Samsul (2005) melakukan penelitian tentang Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Pada KPRI Kantor Departemen Agama Kabupaten Kudus. Penelitian ini menggunakan teknik analisa data yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio rentabilitas. Cara pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Keputusan Menteri Negara dan Usaha Kecil dan Menengah No. 129/Kep/M/KUKM/2002, Dari hasil penelitian bahwa berdasarkan analisis likuiditas menunjukkan bahwa rasio lancar tahun 2002-2004 dibandingkan dengan standar rasio dapat dikatakan cukup baik sedangkan untuk rasio cepat untuk tahun 2002-2004 dibandingkan standar rasio adalah kurang baik. Untuk rasio aktivitas menunjukkan bahwa perputaran piutang tahun 2002-2004 dibandingkan dengan standar rasio masih kurang efisien. Sedangkan untuk rasio rentabilitas menunukkan bahwa rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva tahun 2002-2004 adalah efisien.3) Subekti (2009) melakukan penelitian tentang Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Dan Prediksi Efisiensi Lanjutan Penggunaan Modal Kerja pada CV. Mitra Jaya. Penelitian ini menggunakan teknik analisa data yaitu, rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas dan metode least square. Cara pengukuran dalam penelitian ini menggunakan standar efisiensi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio lancar tahun 2007-2009 mengalami peningkatan, rasio cepat juga mengalami peningkatan hal ini menunjukkan posisi likuiditas perusahaan baik. Dari hasil perhitungan perputaran modal kerja selama tahun 2007 2009 selalu mengalami penurunan. Berdasarkan perhitungan prediksi dengan metode least square dapat diketahui bahwa untuk tahun 2010, diprediksikan rasio lancar sebesar 599 %, rasio cepat 162 %, yang menunjukan keadaan modal kerja cukup efisien. Secara ringkas penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dapat dilihat dalam tabel berikut :Tabel 2.1Tabel Penelitian Terdahulu

NoNama/JudulPersamaanPerbedaanHasil Penelitian

1Charlie Oktavianus M, Analisis Penggunaan Modal Kerja Pada KPN Karya LuwukTeknik analisa data Penelitian Rasio likuiditasteknik analisa data rasio aktivitas, teknik pengukuran menggunakan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No. 22/PER/M.KUKM/IV/2007Rasio perputaran kas dalam kondisi baik dan rasio perputaran persediaan dalam kondisi sangat baik

2Kusuma Wardani Samsul, Analisis Efisiensi Modal Kerja Pada KPRI Kantor Departemen Agama Kab. KudusTeknik analisa data Penelitian Rasio likuiditasteknik analisa data rasio aktivitas, rasio rentabilitas. Teknik pengukuran menurut Keputusan Menteri Negara dan UKMRasio likuiditas menunjukkan rasio lancar cukup baik dan rasio cepat kurang baik, Rasio aktivitas menunjukkan perputaran piutang kurang efisien, rasio rentabilitas menunjukkan rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva adalah efisien

3Subekti (2009) melakukan penelitian tentang Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Dan Prediksi Efisiensi Lanjutan Penggunaan Modal Kerja pada CV. Mitra JayaTeknik analisa data rasio likuiditas dan teknik pengukuran standar ratioTeknik analisa data rasio aktivitas, rasio rentabilitas, least square Berdasarkan perhitungan prediksi dengan metode least square dapat diketahui bahwa untuk tahun 2010, diprediksikan rasio lancar sebesar 599 %, rasio cepat 162 %, yang menunjukan keadaan modal kerja cukup efisien.

Pengertian Manajamen Keuangan Menurut Sutrisno (2013 : 3), manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan dapat diartikan sebagai Semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.

Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan. Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja maupun untuk pembelian aktiva tetap. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, perusahaan harus mampu mencari sumber dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya paling murah. Menurut James C. Van Horne (Kasmir, 2010 : 5) manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa kegiatan manajemen keuangan adalah bekutat di sekitar :1) Bagaimana memperoleh dana untuk membiayai usahanya2) Bagaimana mengelola dana tersebut sehingga tujuan perusahaan tecapai.3) Bagaimana perusahaan mengelola aset yang dimiliki secara efisien dan efektif.Perusahaan memerlukan berbagai kekayaan (mesin, gedung, kendaraan, persediaan dan sebagainya) untuk menjalankan operasinya. Untuk itu perusahaan perlu mencari sumber dana untuk membiayai kebutuhan untuk operasi tersebut. Dalam suatu organisasi, pengaturan kegiatan keuangan sering disebut manajemen keuangan (Husnan dan Pudjiastuti, 2012 : 3).Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan adalah suatu proses usaha dalam melakukan pengeloaan keuangan perusahaan yang bersumber dari pihak internal maupun eksternal dan mengalokasikannya terkait dengan lembaga yang berhubungan secara efektif dan efisien.

Pengertian Laporan KeuanganLaporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan (Fahmi, 2012 : 22).Laporan keuangan sangat penting bagi pihak manajemen dan pemilik perusahaan. Selain itu, banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kreditor, investor maupun para supplier. Menurut Kasmir (2014 : 7) secara sederhana laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini yaitu kondisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu dan periode tertentu.Secara umum, ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu (Kasmir, 2014 : 28-30) :1) Neraca Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan passiva ( kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. Penyusunan komponen didalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo. Artinya penyusunan komponen neraca harus didasarkan likuiditasnya atau komponen yang paling mudah dicairkan. Misalnya kas disusun lebih dulu karena merupakan komponen yang paling likuid dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya, kemudian bank dan seterusnya. Sementara itu, berdasarkan jatuh tempo, yang menjadi petimbangan adalah jangka waktu, terutama untuk passiva. Contohnya untuk kewajiban (utang) disusun dari yang paling pendek sampai yang paling panjang. Misalnya pinjaman jangka pendek lebih dulu disajikan dan seterusnya yang lebih panjang.2) Laporan laba rugi Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian, juga tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba atau rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan laba. Sebaliknya bila jumlah pendapatan lebih kecil dari biaya, perusahaan dikatakan rugi.3) Laporan perubahan modal Laporan ini merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. Laporan perubahan modal jarang dibuat bila tidak tejadi perubahan modal. Artinya laporan ini baru dibuat apabila memang ada perubahan modal.4) Laporan arus kasLaporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan kas terdiri dari arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode tertentu. Kas masuk terdiri dari uang yang masuk keperusahaan, seperti hasil penjualan atau penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah pengeluaran dari jenis-jenis pengeluarannya, seperti pembayaran biaya operasional perusahaan.5) Laporan catatan atas laporan keuangan Laporan ini merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu penyajian yang berbentuk laporan atas informasi kondisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi pihak internal maupun eksternal.

Pengertian Modal KerjaMenurut Weston & Brigham (1990:410) Modal kerja (Working Capital) adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha.Mengenai pengertian modal kerja Drs. Bambang Riyanto mengemukakan tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu (Manullang, 2005 : 49) :1) Konsep kuantitatifKonsep ini didasarkan atas kualitas dana yang ditanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, yaitu aktiva yang dipakai sekali dan akan kembali menjadi bentuk semula, atau aktiva dengan dana tertanam didalamnya yang akan bebas lagi dalam waktu singkat. Kosep ini sering disebut Gross Working Capital.2) Konsep kualitatifKonsep ini didasarkan pada aspek kualitatif, yaitu kelebihan aktiva lancar dari hutang lancarnya. Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang bersifat rutin tanpa menggangu likuiditasnya. Konsep ini sering disebut sebagai Net Working Capital.3) Konsep Fungsional Konsep ini didasarkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan, dengan kalkulasi sebagian dana digunakan untuk menghasilkan pada periode tersebut (current income) dan sebagian lagi digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode-periode berikutnya (future income). Menurut Kasmir (2010 : 210) modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek.Secara umum konsep modal kerja dibagi menjadi 3 macam , yaitu:1) Konsep kuantitatif2) Konsep kualitatif3) Konsep fungsionalKonsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan dalam jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital). Konsep ini memiliki beberapa kelemahan, seperti :a. Konsep ini tidak mencerminkan tingkat likuiditas perusahaanb. Konsep ini tidak mementingkan kualitas apakah modal kerja dibiayai oleh utang jangka panjang atau jangka pendek atau pemilik modal. Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja. Dalam konsep ini adalah melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Konsep fungsional, menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh dana. Artinya, sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Makin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba, demikian pula sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, maka laba pun akan menurun.Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari hari (Sawir, 2001 : 129).Berkaitan dengan beberapa pengertian diatas, sehingga dapat disimpulkan modal kerja adalah dana yang digunakan untuk operasional sehari-hari dan wujud dari modal kerja tesebut adalah perkiraan perkiraan yang ada dalam aktiva lancar.

Jenis Jenis Modal KerjaMenurut A. W. Taylor (Sutrisno, 2007 : 41) modal kerja bisa dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu :1) Modal kerja permanenModal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja permanen diabgi menjadi dua macam yakni :a. Modal kerja primer Modal kerja primer adalah modal; kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi.b. Modal kerja normal Merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan bisa beroperasi dengan tingkat produksi normal. Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang sebesar kapasitas normal perusahaan.2) Modal kerja variabel Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubahubah sesuai dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan. Modal kerja variabel terdiri dari :a. Modal kerja musimanMerupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan biscuit harus menyediakan modal kerja lebih besar pada saat musim hari raya.b. Modal kerja siklisAdalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungtorc. Modal kerja darurat Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang terjadi diluar kemampuan perusahaan.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Modal KerjaMenurut Kasmir (2010 : 217) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi modal kerja antara lain :

1) Jenis perusahaan Jenis perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa (industri). Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Diperusahaan industri, investasi dalam bidang kas, piutang, dan sediaan relatif besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Oleh karena itu, jenis kegiatan perusahaan sangat menentukan kebutuhan akan modal kerjanya.2) Syarat kreditSyarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil (angsuran) juga sangat memengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit.3) Waktu produksiUntuk waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya makin pendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi modal kerja, maka semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan.

4) Tingkat perputaran sediaanPengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Makin kecil atau rendah tingkat perputaran, maka kebutuhan modal kerja makin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran sediaan yang cukup tinggi agar memperkecil risiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan sediaan.

Sumber dan Penggunaan Modal Kerja1) Sumber modal kerja Sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan passiva. Berikut sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu (Kasmir, 2010:219) :a. Hasil operasi perusahaanHasil operasi perusahaan, maksudnya adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada priode tertentu.b. Keuntungan penjualan surat berhargaKeuntungan penjualan surat berharga juga dapat digunakan untuk keperluan modal kerja. Besarnya selisisih antara harga beli dengan harga jual surat berharga tesebut.

c. Penjualan sahamPenjualan saham, artinya perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. Hasil penjualan saham ini dapat digunakan sebagai modal kerja, sekalipun kebiasaan dalam manajemen keuangan hasil penjualan saham lebih ditekankan untuk kebutuhan investasi jangka panjang.d. Penjualan aktiva tetapMaksudnya yang dijual disini adalah aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini dapat dijadikan uang kas atau piutang sebesar harga jual.e. Penjualan obligasiPenjualan obligasi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun hasil penjualan obligasi lebih diutamakan kepada investasi perusahaan jangka panjang sama seperti halnya dengan penjualan saham.f. Memperoleh pinjamanMemperoleh pinjaman dari kreditor (bank atau lembaga lain), terutama pinjaman jangka pendek. Khusus untuk pinjaman jangka panjang juga dapat digunakan, hanya saja peruntukkan jangka panjang biasanya digunakan untuk kepentingan investasi.

2) Penggunaan modal kerjaPenggunaan dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari kenaikan aktiva dan menurunnya passiva. Secara umum dikatakan bahwa penggunaan modal kerja biasa dilakukan perusahaan untuk tujuan (Kasmir, 2010 : 222) :a. Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya operasi perusahaan lainnya.b. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan.c. Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga d. Pembentukan danae. Pembelian aktiva tetap ( tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan lain-lain)f. Pembayaran utang jangka panjang (obligasi, hipotek, utang bank jangka panjang)g. Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredarh. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadii. Penggunaan lainnya

Penentuan Kebutuhan Modal KerjaMenurut Sutrisno (2007 : 45) penentuan besarnya modal kerja, bisa digunakan beberapa metode, yaitu :

1) Metode keterikatan dana Penentuan besarnya modal kerja dengan metode ini perlu diketahui dua faktor yang mempengaruhi, yaitu (1) periode terikatnya modal kerja dan (2) proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari. Periode terikatnya modal kerja adalah jangka waktu yang diperlukan mulai kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen miodal kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama periode terikatnya modal kerja akan semakin memperbesar jumlah kebutuhan modal kerja, demikian sebaliknya. Periode terikatnya modal kerja pada perusahaan perdagangan biasanya lebih rendah dibanding perusahaan industri. Pada perusahaan dagang periode terikatnya dana dimulai dari kas dibelikan barang dagangan yang kemudian dijual (misalkan dalam kredit) akan menjadi piutang dan setelah piutang terbayar, maka akan menjadi kas lagi. Lamanya barang dagangan terjual dan lamanya piutang tertagih tersebut merupakan periode terikatnya modal kerja.2) Metode perputaran modal kerjaMetode ini besarnya modal kerja ditentukan dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.

Pengukuran Efisiensi Modal KerjaEfisien adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu atau mengahasilkan sesuatu tanpa membuang-buang waktu (memboroskan) material, waktu, atau energi. (http://www.materiakuntansi.com /pengertian-efektif-dan-efisien-menurut-para-ahli)Menurut Handoko (Rahma, 2011 : 3) Efisiensi Modal Kerja adalah ketepatan cara (usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan kegunaan berkaitan penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak juga kekurangan. Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan dengan menutupi kerugian-kerugian dan dapat mengatasi keadaan kritis atau darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.Menurut Keown, et,al (Sugiyanti, 2013 : 20), mengatakan bahwa efektifitas perusahaan dalam mengelola modal kerjanya memakai pendekatan sebagai berikut : bahwa tujuan perusahaan adalah meminimalkan modal kerja itu harus cukup untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan. Meminimalkan modal kerja bisa dicapai dengan mempercepat penagihan (collection) kas dari penjualan, meningkatkan perputaran persediaan, dan mengurangi pembelanjaan dengan kas.Menurut Muslich (1997:144) mengemukakan bahwa : Siklus modal kerja dapat dijelaskan sebagai berikut : perusahaan memiliki alat liquid berupa kas dan surat berharga. Dengan alat liquid ini perusahaan membeli bahan mentah. Bahan mentah ini kemudian diproses melalui proses produksi menjadi barang jadi. Barang jadi ini kemudian dijual baik secara tunai meupun dengan kredit. Penjualan secara kredit akan menimbulkan piutang yang akan menjadi lengkap.

Semakin cepat masa perputaran modal kerja semakin efisien penggunaan modal kerja dan tentunya investasi pada modal kerja semakin kecil (Sutrisno, 2013 : 41).Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan. Karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada pada elemen-elemen modal kerja hingga menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau berjangka pendek. Masa perputaran modal kerja ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja tersebut.Menurut Sawir (2001 : 133) manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban lancar.Berkaitan dengan beberapa pengertian diatas, maka efisiensi modal kerja sangat penting sehingga perusahaan mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari.

Rasio Modal KerjaMenurut Agnes Sawir (Fahmi, 2012 : 44) rasio merupakan hubungan antara satu jumlah dengan jumlah lainnya dan perbandingan yang dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan.Secara sederhana rasio dapat diartikan sebagai perbandingan jumlah dari satu jumlah dengan jumlah lainnya dengan harapan akan ditemukan jawaban yang selanjutnya dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan.Menurut James C Van Horne (Kasmir, 2014 : 104) pengertian rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.Besarnya modal kerja sebuah perusahaan berhubungan dengan berbagai aktivitas operasional dan finansial. Tanpa modal kerja yang cukup aktivitas bisnis perusahaan dapat terancam (Sawir, 2001 : 143 )Berkaitan dengan pengertian diatas untuk mengukur efisiensi modal kerja pada PT. Astra Agro Lestari, Tbk, maka penelitian ini menggunakan rasio modal kerja sebagai berikut :1) Rasio LikuiditasMasalah likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dipenuhi. Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan (Kasmir, 2014 : 130).Menurut Munawir (1995 : 71) rasio modal kerja atau rasio likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi management untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan.

Rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun didalam perusahaan (likuiditas perusahaan).Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan yaitu (Kasmir, 2014 : 134 - 141) :a. Rasio lancar (current ratio)Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rumus untuk mencari rasio lancar yang dapat digunakan sebagai berikut:Current Ratio =

b. Rasio cepat (Quick Ratio)Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Artinya nilai sediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Rumus untuk mencari rasio cepat dapat digunakan sebagai berikut :Quick ratio (Acit Test Ratio) = Atau Quick ratio (Acit Test Ratio) = c. Rasio Kas (Cash Ratio)Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Rumus untuk mencari rasio kas dapat digunakan sebagi berikut : Cash ratio = d. Rasio perputaran kasMenurut James O. Gill, rasio perputaran kas (cash turnover) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Rumus yang digunakan untuk mencari rasio perputaran kas adalah sebagai berikut :Rasio perputaran kas = e. Inventory to Net Working CapitalInventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Rumus yang dapat digunakan sebagai berikut:Inventory to NWC = Adapun rasio-rasio likuiditas menurut Sawir (2001 : 143-150) sebagai berikut : a. Current RatioAktiva lancar perusahaan merupakan tolok ukuran yang paling kasar menunjukkan adanya dana likuid yang segera menjadi kas dan tersedia untuk membayar tagihan-tagihan. Rasio yang rendah merupakan indikasi bahwa perusahaan mungkin tidak dapat membayar tagihan-tagihannya pada masa mendatang. Rasio yang tinggi mungkin mengindikasikan jumlah aktiva lancar yang berlebihan. Secara kasar dapat dikatakan bahwa perusahaan yang bukan perusahaan kredit, dengan rasio kurang dari 2:1 dianggap kurang baik. Akan tetapi pedoman ini bukan pedoman mutlak karena hanya merupakan rule of thumb berdasarkan prinsip hati-hatian. Rasio ini dapat dirumuskan :Current Ratio = b. Quick RatioQuick assets terdiri dari kas dan piutang dan aktiva paling liquid dalam neraca. Dengan menggunakan kas dan piutang, likuiditas dapat diukur dengan lebih tepat daripada aktiva lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur likuiditas dengan menggunakan aktiva paling likuid yaitu kas dan piutang terhadap kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar tagihan tanpa bergantung pada penjualan persediaannya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa sebuah perusahaan yang mempunyai rasio kurang dari 1:1 dianggap krang baik.Quick ratio = c. Cash RatioKebanyakan perusahaan mempertahankan saldo kas seminimal mungkin tetapi menginvestasikan dalam efek yang setara kas yang dapat segera dicairkan. Efek-efek tersebut harus dimasukkan dalam perhitungan rasio untuk menghitung kecukupan kas. Kas harus tersedia untuk membayar tagihan-tagihan yang jatuh tempo dalam hitungan minggu ataupun bulan. Pengukuran terhadap kecukupan kas dapat dilakukan dengan menggunakan rasio kas terhadap kewajiban lancar. Rasio ini mengukur kemampuan sesungguhnya untuk memenuhi utang-utang tepat pada waktunya.Cash ratio = d. Arus dana dari persediaan Adalah penting bagi sebuah perusahaan memiliki arus kas yang cukup dari kegiatan operasinya. Apabila perusahaan tidak menjual persediaan, maka tidak akan ada piutang. Apabila piutang tidak dikumpulkan, perusahaan tidak memiliki kas. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan. Rasio ini mengukur berapa kali dalam 1 tahun sebuah perusahaan menghasilkan penjualan yang sama dengan saldo persediaannya. Perputaran 12:1 berarti penjualan 1 bulan sama dengan saldo persediaan.Inventory turnover in cash = e. Kecukupan modal kerjaModal kerja bersih, selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar, adalah ukuran dasar dari likuiditas perusahaan. Kecukupan modal kerja dapat dievaluasi dengan menggunakan rasio. Rasio yang tinggi mengindikasikan rendahnya tingkat likuiditas, sedangkan rasio yang rendah mengindikasikan tingkat likuiditas yang tinggi.Working capital turnover = 2) Rasio ProfitabilitasRasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kamampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan (Kasmir, 2014 : 196).

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar dapat terlihat perkembangan perusahaan dalam rentan waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.Menurut Sawir (2001 : 1) rasio kemampulabaan (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberikan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan.

Adapun rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah (Sawir, 2001 : 18) :a. Marjin laba kotorRasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Dalam mengevaluasi dapat dilihat margin per unit produk, bila rendah maka perusahaan tersebut sensitif terhadap pesaingnya. Adapun rumus marjin laba kotor sebagai berikut :Marjin laba kotor = b. Marjin laba bersih Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Adapun rumus marjin laba bersih sebagai berikut :Marjin laba bersih = c. Hasil pengembalian atas total aktiva atau ROA (Return on Assets)Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (Return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya.ROA = d. Hasil pengembalian atas ekuitas atau ROE (Return on Equity)Rasio ini memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.ROE =

2.2. Kerangka PemikiranLaporan keuangan sangat dibutuhkan bagi pemakainya dalam suatu perusahaan, karena dalam laporan keuangan tersebut memuat informasi-informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan kelangsungan perusahan yang akan datang.Menurut (Fahmi, 2012 : 22) Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.Secara umum, laporan keuangan perusahaan terdiri dari beberapa jenis yakni neraca, laba rugi, perubahan modal dan laporan arus kas. Untuk menganalisis dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari hari atau disebut juga modal kerja dapat digunakan alat analisis rasio likuiditas yang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan dan rasio profitabilitas yang merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efisiensi manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Karena perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas (Sartono, 2010 : 385).Efisiensi modal kerja sangat dibutuhkan perusahaan karena kegagalan memperoleh modal kerja akan menimbulkan hambatan, meski hal itu juga turut dipengaruhi oleh faktor pengelolaan dalam meningkatkan mutu produksi dan faktor lain yang sifatnya eksternal.Menurut Handoko (Rahma, 2011 : 3) Efisiensi Modal Kerja adalah ketepatan cara (usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan kegunaan berkaitan penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak juga kekurangan.

Alat pengukuran yang dapat digunakan untuk menunjukkan efisiensi perusahaan yaitu dengan menggunakan analisis trend dan standar rasio. Analisis trend adalah analisis perkembangan rasio finansial perusahaan yang diteliti dalam beberapa tahun yaitu perbandingan antara suatu rasio dengan rasio yang sama pada waktu lampau. Sedangkan standar ratio adalah angka ratio yang dapat digunakan sebagai pembanding yang dapat memberikan gambaran baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. (Munawir, 1995 : 64)Dari beberapa pengertian diatas dapat digambarkan sebagai berikut :Gambar 2.1Kerangka Pemikiran

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu penelitianPerusahaan yang akan diteliti oleh penulis adalah PT. Astra Agro Lestari Tbk. PT Astra Agro Lestari Tbk (Perusahaan) adalah produsen minyak kelapa sawit dan berkantor pusat di Jakarta. PT. Astra Agro Lestari merupakan perusahaan yang sudah Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Alasan pemilihan perusahaan karena laporan keuangan yang valid dan adanya kondisi keuangan yang terkait dengan teori teori yang didapatkan. Waktu yang digunakan dalam penelitian sekitar 1 bulan mulai bulan Desember 2014 sampai Januari 2015.

Jenis dan Sumber DataJenis dataBerdasarkan jenis data yang diperoleh dari obyek penelitian adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk numerik atau angka-angka seperti laporan keuangan perusahaan.Sumber dataSumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 147 : 1999).

Teknik Pengumpulan Data1) Studi PustakaMenurut Sofingi (2008 : 27) studi pustaka yaitu dengan mencari literatur-literatur yang berhubungan dengan objek penelitian dan masalah yang diteliti.2) DokumentasiDokumentasi merupakan pengumpulkan data-data sekunder dari perusahaan untuk memperoleh data keuangan yang diperlukan (Sugiyanti, 2013 : 24). Dalam penelitian ini penulis menggunakan data internet di website http://www.idx.co.id untuk memperoleh data keuangan PT. Astra Agro Lestari, Tbk di situs bursa efek jakarta.

Definisi operasional variabelVariabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1) Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari hari.2) Current Rasio (rasio lancar)Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio yang rendah merupakan indikasi bahwa perusahaan mungkin tidak dapat membayar tagihan-tagihannya pada masa mendatang. Rasio yang tinggi mungkin mengindikasikan jumlah aktiva lancar yang berlebihan. Secara kasar dapat dikatakan bahwa perusahaan yang bukan perusahaan kredit, dengan rasio kurang dari 2:1 dianggap kurang baik. Akan tetapi pedoman ini bukan pedoman mutlak karena hanya merupakan rule of thumb berdasarkan prinsip hati-hatian.3) Quick rasioRasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Rasio ini digunakan unuk mengukur likuiditas dengan menggunakan aktiva paling likuid terhadap kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar tagihan tanpa bergantung pada penjualan persediaannya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa sebuah perusahaan yang mempunyai rasio kurang dari 1:1 dianggap krang baik.4) Working Capital TurnoverModal kerja bersih, selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar, adalah ukuran dasar dari likuiditas perusahaan. Kecukupan modal kerja dapat dievaluasi dengan menggunakan rasio. Rasio yang tinggi mengindikasikan rendahnya tingkat likuiditas, sedangkan rasio yang rendah mengindikasikan tingkat likuiditas yang tinggi.5) Marjin laba bersih Marjin laba bersih merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. 6) Hasil pengembalian atas total aktiva atau ROA (Return on Assets)Return on assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik demikian pula sebaliknya.7) Hasil pengembalian atas ekuitas atau ROE (Reutn on equity) Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian sebaliknya.

Teknik Pengukuran VariabelMengenai kondisi perusahaan dari tahun ketahun, maka penelitian ini menggunakan alat ukur sebagai berikut:1) Analisis TrendAnalisis trend atau trendensi merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun, atau tetap , serta seberapa besar perubahan yang dalam presentase. (Kasmir, 2014:71)Menurut Tunggal (2000:86) persentase trend digunakan apabila hendak mempelajari perkembangan suatu perusahaan. Analisis trend adalah analisis perkembangan rasio finansial perusahaan yang diteliti dalam beberapa tahun yaitu perbandingan antara suatu rasio dengan rasio yang sama pada waktu lampau. Analisis ini sering disebut sebagai rasio analisis historis (historical analysis).(Oktavianus, 2013:44)Menurut Munawir (2007 : 52), ada beberapa langkah untuk melakukan analisis trend ini adalah sebagai berikut :a. Menentukan tahun dasar. Biasanya data atau laporan keuangan dari tahun yang paling awal dalam deretan laporan keuangan yang dianalisa tersebut dianggap sebagai tahun dasar (base year).b. Tiap-tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai tahun dasar diberikan angka index 100.c. Menghitung angka indeks tahun-tahun lainnya dengan menggunakan angka pos laporan keuangan tahun dasar sebagai penyebut.

Adapun rumus analisa trend sebagai berikut (Basia, 2010 : 32) :Analisa Trend = 2) Standard RatioStandar Ratio adalah angka ratio yang dapat digunakan sebagai pembanding yang dapat memberikan gambaran baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan apabila angka ratio tersebut dibandingkan dengan angka ratio pembanding yang digunakan sebagai standard. (Munawir, 1995 : 64)Menurut Subekti (2009 : 5-6) standar pengukuran efisiensi modal kerja adalah sebagai berikut :Tabel 3.1Standar Rasio EfisiensiJenis rasioPersentaseKriteria

a. Current Ratio > 174% 150% - 174% 125% - 149% < 125% Sangat Efisien Efisien Cukup Efisien Kurang Efisien

b. Quick ratio 100% 75% - 99% 50% - 74% < 50% Sangat Efisien Efisien Cukup Efisien Kurang Efisien

c. Working Capital Turnover > 3 Kali 2 3 Kali < 2 Kali Sangat Efisien Efisien Cukup Efisien

Teknik Analisis Data Alat analisis yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :1) Current RatioRasio yang dapat digunakan :Current Ratio = (Sawir, 2001:144)2) Quick RatioRasio yang dapat digunakan:Quick ratio = (Sawir, 2001:145)3) Working Capital TurnoverRasio yang dapat digunakan :Working capital turnover = (Sawir, 2001:150)4) Marjin laba bersihMarjin laba bersih = (Sawir, 2001:18)5) Return on AssetsROA = (Sawir, 2001:19)6) Return on equityROE = (Sawir, 2001:20)44