Upload
phungnguyet
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS EFISlENSI PEMASARAN lVlAANVIS (Pterophyllum scalare) IK.4..N RIAS AIR TA WAR
(Studi Kasus Kccamatan Bcji, Kota Dcpok, Propinsi .fawa Barat)
Mohamad Ridwan
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIB1SNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA 2005 M/1426 H
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN MAANVIS (Pterophyllum seafare) IKAN RIAS AIR TA WAR
(Studi Kasus Kecamatan Beji, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat)
Olch: MOHAMAD RIDW AN
100092020273
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gdar
Sm:jana Pertan;an Pada Jurusan Sosial Ekonomi Perta11ian Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas !slain Negeri Symif Hidayatullab Jakarta
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGf{lBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YA TULLAR
JAKARTA 2005 M/1426 H
PENGESAHAN U.JIAN
Skripsi yang bcr udul "Analisis Efisicnsi Pcrnasaran Maanvis
(Pterop!iy/111111 seafare) limn Hias Air Tawar (Stndi Kasns Kccamatan Bcji, Kota
Dcpok, Propinsi Jawa Barnt). Telah diuji clan clinyatakan lulus sidang nrnnaqosah
Fakultas Sains clan Teknologi Universitas Islam Ncgeri Syarif Hidayatullah Jakarta
pada hari Jmnat, 16 September 2005. Skripsi ini telah diterima sebagai snlah satu
syarat rnempcroleh gclar Sarjana Strata Satu (SI) pacla Jurusan Sosial nkonomi
Pertanian/ Agribisnis.
Tim Penguji, Penguji I
/
(Ir. ~din, MM) NIP. 150 317 958
Jakarta, Oktober 2005
Penguji II Penguji Ill
Ir. iVluhan<r;SN';tadiwirya, MM.JVl.Si Ir. Lilis Inrnnrnh Ichdayati, M.Si NIP. 131 861314
Mengetahui, Dckan
Fctkultas Sain.' n Tcknologi
Dr. Syopiansya 1 Jaya Pntra, M.Sis NIP. 150 317 956 'Y't
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS FAKULTAS SA INS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSIT AS ISLAM NE GERI SY ARIF HJDA YATULLAH JAKARTA
=====o===== -- --===··-"-Dengan ini rncnyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh :
Narna : Mohamad Ridwan NIM : I 00092020273 Program Studi Judul Skripsi
: Sosial Ekonorni Pertanian : A1rnlisis Efisiensi Pemasaran Maanvis (Pterr>phyllum seafare) Ikan Hias Air Tawar (Studi Kasus Kccamatan Beji, Kota Depok, Propinsi Jawa Barnt)
Dapat ditcrima sebagai syarat' kelulusan untuk rnemperoleh gelar Sai:iana Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis, Fakultas Sains clan Teknologi, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Pernbimbing I
~
Jakarta, Oktober 2005
, ..,
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Pernbirnbing II
lt?/f/{.,( (Ir. Muhandis Natadiwirya, MM.M.Si) (Ir. Lil is lrnamah lchcbyati, M.Si)
NIP.135861314.
Mcngctahui, Dek·rn Ketua J urusan
~ (Dr. Syopiansya Jaya Putra, M.Sis)
NIP. 150 317 956 (Ir. Mudatsir Najamuddin, MM)
NIP. 150 317 958
PERNYATAAN
DEN GAN !NI SAY A MENY ATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SENDlRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Oktober 2005
(Mohamad Ridwan) 100092020273
RINGKASAN
MOHAMAD RIDW AN. Analisis Efisiensi Pernasaran Maanvis (Pterophyllum seafare) Ikan Hias Air Tawar (Studi Kasus Kecarnatan Beji, Kota Depok, Propinsi Jawa Barnt). (Dibawah Bimbingan MUHANDIS NATADIWIRYA clan LlLIS I. ICHDAYATI).
Potensi surnber daya ikan adalah ketersediaan surnber daya ikmi diseluruh wilayah perikanan Indonesia sesuai dengan daya dukung lingkungannya yang dirnanfaatkan untuk kepentingan usaha penangkapan dan pernbudidayaan ikan berwawasan kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan (Ditjen Perikanan 1999). Potensi produksi surnber daya perikanan yang dapat dihasilkan dari usaha perikanan budidaya diperkirakan sebesar 57, 7 ton/tahun.
· Salah satu kegiatan usaha perikanan budidaya adalah ikan hias, ikan hias Indonesia dikenal dengan nama ornament tropikal .fish. Ikan hias banyak dijual diternpat urnum seperti pasar, toko dan tempat lainnya. Ikm1 hias dijual decgan harga bervariasi hal ini dipengaruhi oleh jenis, bcntuk, ukuran dan warna. 'Dengan be1'agamnya harga ikan hias rnulai dari yang murah sampai yang mahal tidak mengurangi permintaan oleh masyarakat, maim prospek pemasaran ikan hias cukup baik. Hal ini menyebabkan banyak orang yang mulai usaha dibidang ikan hias baik dari pembudidaya sampai pedagang. Salah satu daerah yang dijadikan tempa1: usaha tersebut adalah Kota Depok. Hampir seluruh kecamatan yang ada di Kota Depok terdapat pelaku usaha ikan hias.
Salah satu daerah yang baik untuk mcmbudidayakan ikan hias di Kota Dcpok adalah kecamatan Beji. Adapun jenis ikan bias yang banyak dibudidayakan di Kecamatan Beji adalah jenis ikan maanvis. lkan maanvis yang diproduksi pctani selanjutnya dipasarkan keberbagai lembaga pemasaran seperti pedagang pasar clan pedagang bcsar dan pcngecer.
Adapun kendala yang dihadapi para lcmbaga pcmasaran adalah masalah pcn1asarannya diantaranya lcn1baga n1ana yang n1clakukan pcn1asaran yang cukup baik, saluran alau ranlai rnana pcmasaran yang mampu memberikan efisiensi yang tinggi terhadap petani. Bagaimana melakukm1 efisiensi pemasarm1 untuk membcrikan keuntungan yang tinggi. Faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat efisiensi pemasaran oleh petm1i agar mampu meningkat keuntungannya. BerdasaTkan ha! tersebut dapat dirurnuskan beberapa permasalahan; (1) Bagaimana gambaran umum pemasaran ikan maanvis yang meliputi saluran pemasaran, lembaga pcmasaran, aplikasi fungsi pemasaran dan permasalahan dalam pemasaran; (2) Berapa besar tingkat mmjin pemasaran dari lembaga pemasaran yang ada; (3) Berapa besar efisiensi pemasaran yang dimiliki oleh komoditas tersebut.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengetahui dan mempelajari gambarm1 umum pemasaran ikM bias hasil budidaya petani di Kecamatan Beji, Depok yMg meliputi salurm1 pemasaraJ1, lembaga pemasarM, aplikasi fungsi
pemasaran dan permasalahan yang ada dalam pemasaran, (2) Mengetahui bcrapa besar tingkat mmjin pemasaran pada setiap lembaga pemasarm1, (3) Mengetahui tingkat efisiensi pemasm·an komoditas tersebut pada lembaga pemasarm1 man yaug paling efisien.
Penelitian dilakukan di Kecmnatan Beji, Kota Depok. Pemilihan lokasi dil~kukan secara sengaja (purposive) karena Kecmnata11 Beji merupakm1 salah satu lokasi produksi ika11 hias khususnya ika11 maa11vis. Adapun waktu penelitian ya11g dilakukan mulai dari bulan Oktober smnpai Desember 2004 dan diperoleh responden yang terdiri dari 9 orang petani, 2 orang pedagang pasar, 5 orang pedagang besar dan 18 orang pengecer.
Data yang diperoleh diana!isis dengan tujuan melihat tingkat efisiensi pemasaran. Sedangkan analisis data yang dipakai antara lain analisis rnatjin pemasaran dan penyebarannya, analisis penerimaan terhadap biaya dan anaiisis ketepaduan pasm·. Adapun variabel yang dipakai adalah harga, biaya dan vol c1me produksi. Sedangkan untuk keterpaduan pasar variabel yang di gunakan adalah harga ikan maanvis di tingkat petani dan di tingkat pengecer.
Basil analisis efisiensi pemasarm1 ikan maanvis di Kecmm1tm1 Beji Kota Depok terdapat dua bentuk salurm1 pemasaran, yaitu : (1) petm1i ikan maanvis -------- pedaga11g pasar -------- pengecer ------- konsll111en (2) petani ikan maanvis ------- pedagang besar --------- pengecer -··----- kosumen.
Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan pe1.ani dan lembaga pemasaran lainnya, antara lain : petani melakukan fungsi pembelian, penjnalan, pengolahan atau budidaya, pengemasan, pena11ggungan resiko, dan informasi pasar. Adapun lembaga lain seperti pedagang pasar, pcdagang besar dan pengeccr aktilitas fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukannya· sama yaitu fungsi pembelian, penjualan, pengemasan, penyimpanan, grading dan sortasi, penanggungan resiko, dan informasi pasar.
Basil analisis rnmjin pcmasaran dan penyebarannya terlihat bahwa, nilai marjin pemasaran yang te1jadi pada saluran pertama scbesar 775 I% dan untuk saluran kedua scbesar 76, 14%. Scclangknn nilai fi1rmer 's share yang diperolch pe!ani pada saluran perlarna sebesar 22,50% dan saluran kedua sebcsar 23,86%i.
Nilai R/C rasio pada tiap lembaga pcma~;aran adalah lcbih dari :mtu, schingga ti<1p lcrnbaga pemasaran dabm melakukan kegiatan pernasaran rnampu membcrikan keuntungan. Nilai RIC rasio tertinggi ada pada salunm pcmasaran kcdua scbcsar 2,24%, ar!in:ya setiap satu rupiah yang dikeluarkan lembaga pcmasaran tersebut maka akan membcrikan keuntungan scbesar Rp 2,24. Scdangkan nilai RIC terendah diperoleh lembaga kcsatu sebesar 2, I 2% artinya untuk setiap satu rupiah yang dikeluarkannya akan memberikan kcuntungan sebesar Rp 2,12. Dilihat dari kctiga ind.ikator efisiensi pemasaran yang ada, maka kedua salurnn pemasaran terscbut dalam pcnyalurm1 ikan bias maanvis keduanya tidak eiisicn. Dimana besarnya nilai mmjin, farmer's share dan RIC rasio antara kedua saluran pemasaran tidak berbeda atau tidak signifikan.
Adapun hasil analisis keterpadum1 pasar pasar menunjukkan nilai koefisien Bt, B2, 133 adalah berturut-turut 0.0774, 0.2039, 0.1920. Terlihat bahwa nilai J32 tid2.k sama
dengan satu sernentara nilai IMC adalah sebesar 0.40 atau mendeirnti no!. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak te1jadi keterpaduan pasar di tingkat pengecer dengan pasar di tingkat petani
Kontribusi yang bisa dijadikan masukan bagi semua lembaga pemasaran yang terliobat <la.pat berupa : (I) Adan ya bantuan berupa pembenihan yang baik dari intansi terkait. Dengan cara ini ciiharapkan petani ikan untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ikan. Sehingga diharapkan adanya peningkatan pendapatan petani. (2) Masyarakat dibcri wawasan dan informasi, agar minat mereka terhadap ikan hias tinggi dan adanya keinginan untuk mcmbeli dan memiliki ikan. Sehi:Jgga arus pcmasaran ikan hias dapal bcrjalan dengan baik dan mcningkatkan pcnjualan pada setiap Jcrnbaga pernasaran.
KAT A PEN GANT AR
Assa la mu 'alaikum Wr. Wb. Bismillahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillahirrobbii 'a/amiin, scgala puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT yang lelah memberikan tauflk, hidayah, dan karunia-Nya kcpada kila
scrnua. Salawat dan salam kita haturkan kcpacla pernirnpin umat, suri taulaclcm. yang
paling baik baginda Nabi Muhammad SAW, semoga kita mcndapatkan syafaatFya di
akhirat kclak. Amin.
Skripsi rnerupakan salah satu syaral untuk rnernperoleh gclar sai:jrn1a pada
Jurusan Sosial Ekonorni Pertanian di Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tulisan skripsi ini masih banyak memiliki
kekurangan clan kelemahan, sehingga tanpa bantuan clari berbagai pihak skripsi yang
clisusun ini tidak akan terlaksana. Untuk itu perkenankanlah penulis menghaturkan
penghargaan yang scbesar-besarnya clan ucapan terirnakasih yang tak terhingga
Kepacla:
I. Dr. Sopiansyah Jaya Putra, M.Si, selaku Dckan rakultas Sains dan Tcknologi
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Ir. Mudatsir Najamuddin, MM dan Drs. Acep Muhib, MM, selaku Ketua
Jurusan clan Sekretaris Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.
3. Ir. Muhandis Natadiwirya, MM, M.Si, selaku pembimbing utarna dan Ir. Lilis
lmamah lchclayati, M.Si selaku pembimbing kedua yang bersedia meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dengan sab<0r membirnbing, mengarahkan Jan
memberikan ilrnu serta pengalamannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
4. Jr. Mudatsir Najamudin, MM, selaku penguji pertama yang telah memberikan
petunjuk dan saran at&s penyelesaian skripsi ini.
5. Kedua orang tua, H. Ois Subarkah dan Hj. Oon Sopiah beserta keluarga
tercinta Teh Yuyun, Teh 'Ai, Aa Ari yang selalu mendoakan dan rnendukung.
6. Pa' Aki, Pa' Andi, Pa' Setyo, Pa' Yudha, Bu Rizki, dan dosen lainnya selaku
stafpengajar pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribinis.
7. Pa' Basyir, Pa' Chatirn dan Pa' Jamiha, selaku staf perpustakaan Sains dan
Teknologi.
8. Pa' Sainih, Pa' Taba, Pa' Wadud, Bu Ova, Bu Yus, Bu Fitroh, Pa' Gun, Pa'
Mukhsin dan Pa' Amir, selaku staf administrasi pada Akademik Fakultas
Sains dan Teknologi.
9. Bapak dan !bu staf perpustakaan Departcmen Pertanian dan Departemen
Kelautan dan Pcrikanan, yang mernberikan kemudahan saya untuk
mcmperoleh data-data.
l 0. Pa' Sunari, Bang Syahlani, Musa, Ma'ruf, Bu Darti dan anggota kelornpok
Tani lkan Hias lainnya di Kecamatan Beji.
11. H. Asikin, 1-1. Tupah, 1-1. Manan, Bang Amung dan pedagang besar Jainnya.
Bang Tompel, Bang Hanali dan pedagang pasar lainnya.
12. Teman-tcrnan ku (in closs A) Ronggo, Nova!, Masburi, Syahril, Citra,
Fatimah, Lulu, Amel, Pitc, Nati; (in class B) Ucup, Gwe, Ghofur, Lubena,
.Jery, Acak, Dodi, clan Jain-lain yang memberikan dukunga•1 dalam
menyelesaikan skripsi.
13. Armansyah Lubis (AL) memberikan fasilitas printer dan komputer serta 'selalu
111engoreksi kesalahan dan kekurangan penulis tan pa bosan dan jemu.
14. My Friend In home, Sopian, Kosasih, !is, Dwi, Bang jar, Ki mo dan lain-Jain
yang memberikan dukungan dan menolong untuk selalu optimis clan pereaya
diri dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Amelia yang 111e111injamkan foto digital dan hard disk buat foto dan menyusun
skripsi hingga selesai, terirnakasih, sernoga Allah membalas dengan sesuatu
yang Jebih baik.
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat diterima oleh para pembaca
sekalian dan bisa dijadikan rnasukan bagi para mahasiswa atau masyarakat yang ingin
melakukan penelitian Jebih Janjut.
Jakarta, Oktober 2005
(Mohamad Ridwan)
DAFTARISI
Ha la man
· I-Jalaman Judul ........................................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar lsi ................................................................................................................. '. .. iii
Daftar Tabel ............................................................................................................. 1v
Daftar Gambar ....................................................................................................... vi
Daftar Lampiran ...................................................................................................... vii
BAB! PENDAI-IULUAN .................................................................................. I
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
1.4. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 7
1.5. Sistematika Penulisan ..................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10
2.1. Karakteristik dan Klasifikasi lkan Hi as ......................................... I 0
2.2. Budidaya lkan Maanvis (Pterophyllum scalare) ........................... 11
2.3. Pemasaran ...... ...... ...... ........................... ...... ..................... ......... ...... 14
2.4. Saluran dan Lembaga Pemasaran ................................................... 15
2.4.1. Saluran Pemasaran ............................................................... 15
2.4.2. Lembaga Pemasaran ............................................................. 18
2.5. Fungsi-Fungsi Pemasaran .............................................................. 19
2.6. Efisiensi Pemasaran ....................................................................... 20
2. 7. Struktur Pasar ................................................................................. 22
2.8. Peri laku Pasar ................................................................................. 24
2.9. Keragaman Pasar ............................................................................ 25
2.9.1. Farmer's Share ..................................................................... 25
2.9.2. Maijin Pemasaran ................................................................. 26
2.10. Pendapatan Usaha ......................................................................... 27
2.1 I. Keterpaduan Pasar ......................................................................... 27
2.12. Pcnelitian Terdahulu ...................................................................... 28
2.13. Kerangka Pemikiran Teoritis .......................................................... 32
BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 36
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 36
3.2. Jenis clan Sumber Data ................................................................... 36
Metocle Analisis Data .................................................................... 38 0 0 .) ,.) .
3.3.1. Analisis Mai:jin Pemasaran dan Penyebarannya .................. 38
3.3.2. Anaiisis Rasio Penerimaan Terhadap Biaya ........................ 39
3.3.3. Analisis Keterpaduan Pasar .................................................. 40
3.3.4. Pengujian Autokorelsi .......................................................... 41
3.4. lndeks Keterpaduan Pasar ............................................................. ' ... 42
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASJ PENELITIAN ................................... 43
4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian ................................................ 43
4.2. Produksi lkan J lias di Kccamatan Bcji .......................................... 47
4.3. Karakteristik Petani Responden ..................................................... 49
4.3.1. Umur Petani Respondcn ....................................................... 49
4.3.2. Pendidikan Pctani Rcspondcn .............................................. 50
4.3.3. Pcngalaman Pctani Rcsponclcn ............................................ SI
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 52
5.1. Gambaran U111u111 Usaha Ikan maanvis .......................................... 52
5.2. Saluran Pemasaran ......................................................................... 54
5.3. Praktek-Praktek Dalam Menjalankan Fungsi Pemasaran .............. 55
5.3.1. Fungsi-Fungsi Pemasaran Oleh Petani ................................. 56
5.3.2. Fungsi-Fungsi Pemasaran Oleh Pedagang Pasar ................ 58
5.3.3. Fungsi-Fungsi Pemasaran Oleh Pedagang Besar/ Agen ...... 60
5.3.4. Fungsi-Fungsi Pemasaran Oleh Pengecer ............................ 62
5.4. Struktur Pasar ................................................................................. 64
5.4.1. Jumlah Lembaga Pemasaran ................................................ 64
5.4.2. Kondisi Prociuk ................................................................... 65
5.4.3. Mudah Tidaknya Keluar Masuk Pasar ................................. 56
5.4.4. Tingkat· Pengetahuan lnfonnasi Pasar .................................. 67
5.5. Perilaku Pasar ................................................................................. 68
5.5.1. Prakkk Pembelian dan Penjualan ........................................ 68
5.5.2. Praktek Penentuan Harga ..................................................... 69
5.5.3. Praktek Pembayaran Harga .................................................. 70
5.5.4. Praktek Ketjasama Antar Lembaga Pemasaran ................... 71
5 .6. Keragaman Pasar ............................................................................ 72
5.6.1. Analisis Marj in Pemasaran di tingkat Pedagang Pasar ........ 72
5.6.2. Anali:,is Mmjin Pcmasaran di tingkat Pedagang Besar ........ 75
5.6.3. Analisis Mai:jin Pcmasaran di tingkat Pengecer .................. 76
5.7. Analisis Rasio Pendapatan Terhadap Biaya (R/C Rasio) .............. 77
5.8. Analisis Keterpacluan Pasar ........................................................... 79
5.9. Efisiensi Pemasaran ....................................................................... 81
Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 85
6.1. Kesimpulnn .................................................................................... 85
6.2. Saran ............................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 88
LAMPIRAN .............................................................................................................. 91
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
I. Tingkat Produksi lkan Hias Dalam Volume, Nilai dan Harga Rata-Rata ............ 2
2. Karakteristik dan Struktur Tataniaga Pertanian dari Sudut Pandang
Penj ual dan Pcm be! i ............................................................................................ 23
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kecarnatan Beji Tahun 2002 ............................................................................... 44
4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Peke1jaan di Kecamatan Beji
Tahun 2002 ......................................................................................................... 45
5. Kornposisi Penduduk BerdasarkanTingkat Pendidikan Tahun 2002 .................. 46
6. Perkembangan Luas Areal Kolam lkan Dibeberapa Kecarnalan di Kota Depok
Tahun 2002 - 2003 Per Ha ................................................................................. 47
7. Produksi Jkan Hi as Dibeberapa Kecamatan di Kota Depok
Tahun 2002 - 2003 ............................................................................................ 48
8. Sebaran Urnur Petani Resp1'inden di Kecamatan Beji Tahun 2004 ..................... 50
9. Tingkat Pendidikan Petani Responden Tahun 2004 ................................... : ....... 50
I 0. Tingkat Pengalaman Petani Responden Tahun 2004 .......................................... 51
I I. Fungsi-Fungsi Pe111asara11 yang Dilakukan Oleh Setiap Lernoaga Pemasaran
di Kccarnatan 13eii Tahun 2004 ........................................................................... 56
12. Jumlah Lcrnbaga Pcmasaran Sebagai Pernbentuk Struktur Pasar ....................... 65
13. Ma1jin Pernasaran Pedagang Pasar Terhadap Kegialan Pemasaran ................... 73
14. Maijin Pemasaran Pedagang Bl!sar Terhadap Kegiatan Pernasaran ................... 76
15. Maijin Pemasaran Pcngecer Terhadap Kegiatan Pemasaran .............................. 77
16. Rasio Pendapatan Terhadap Biaya Pada Setiap Lembaga Pemasaran ................ 78
17. Analisis lndeks Keterpaduan Pasar Antara Petani Dengan Pengeccr
di Kota Depok ..................................................................................................... 81
18.Analisis Farmer's Share. Biaya dan Maijin Pemasaran Pada Lembaga
Pemasaran lkan Maanvis Di Kecamatan Beji Kota Depok Tahun 2001 ............ 82
19. Tingkat Efisiensi Pemasaran Ikan Maanvis di Kecamatan Beji Kola Depok
Tahun 2004 ........................................................................................................ 83
DAFT AR GAMBAR
Garn bar Halaman
1. Saluran Pe111asaran Dalani Pen1asaran Barang .................................................... 17
2. Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................................................. 35
3. Saluran Pemasaran lkan l-lias Maanvis dari Kecamatan Beji ............................. 55
4. Perputaran Arus Dana At2.u Modal dan Arus lnfonnasi .................................... 68
DAFT AR LAMP IRAN
Lampiran Halaman
I. Rincian Perhitungan Rata-Rata Biaya Produksi, Penerimaan Petani Hean di
Kecamatan Bej i ................................................................................................... 91
2. Rincian Perhitungan Rata-Rata Biaya Pemasaran di Tingkat Pedagang Pasar ... 92
3. Rincian Perhitungan Rata-Rata Bia ya Pemasaran di Tingkat Pedagang Besar .. 92
4. Perhitungan Rata-Rata Biaya Pemasaran di Tingkat Pengecer Salman Pertama 93
5. Perhitungan Rata-rata Biaya l'emasaran di Tingkat Pcngecer Saluran Kcdua .... 93
6. Karakteristik Petani Responden di Kecamatan Beiji .......................................... 94
7. Data Harga Ikan Maanvis di Tingkat Petani lkan dan di Tingkat Konsup1en
atau Pengecer ...................................................................................................... 95
8. l-Iasil Estimasi Keterpaduan Pasar Tingkat Pet:mi Ikan Maanvis di Kecamatan
Beji Dengan Pasar di Tingkat Pengecer ............................................................. 96
9. Ikan Hias Maanvis (Pterophyllum sea/are) Air Tawar ......................................... 97
1.1. Latar Bclalrnng
BAB.I
PENDAHULUAN
Potensi sumber daya ikan adalah ketersediaan sumber daya ikan diselumh
wilayah perikanan Indonesia sesuai dengan daya dukung lingkungannya yang
dimanfaatkan untuk kepentingan usaha penangkapan clan pembudidayaan ikan
be1wawasan kelestarian sumber daya ikan clan lingkungan (Ditjen Perikanan 1999).
Potensi produksi sumber daya perikanan yang dapat dihasilkan dari usaha perikanan
budidaya diperkirakan sebesar 57,7 ton/tahun, dan barn diproduksi sebesar 1,6 juta
ton atau 0,3 persen (Dahuri, 2004 ).
Dari Potensi produksi yang ada diantaranya disumbangkan oleh produk ikan
hias. Ikan yang memiliki aneka warna dengan gerakannya yang meliuk-liuk dart
terkesan spektakuler, sehingga ada sebagian orang yang meyakini memiliki nilai
magls atau membawa keberuntungan clan rnampu memberi keuntungan (Putro,
2005). Menurut Liviawaty clan Eddy (2003: 12), potcnsi perikanan khususnya ikan
hias as~i Indonesia cukup menggiurkan. Indonesia memiliki 4.500 jenis ikan hias
berniiai ekonomis. Adapun j<"nis ikan hias yang ada di pasaran dunia pada 2003
tercatat sebanyak 8.000 jenis (Putro, 2005). Disarnping itu pcrmintaan ikari hias dari
tahun ke tahun jumlahnya terns meningkat, baik untuk kelmtuhan dalarn negeri
maupun ekspor. Sehingga produksi ikan hias Indonesia diharapkan mampu
memenuhi permintaan terse but.
Produksi ikan bias telah mengalami kenaikan yang signifikan selama dua
tahun terakhir, yaitu dari 2.682 ton dengan nilai 14.603 US$ pada tahun 2001 menjadi
3.514 ton dengan nilai 15.054 US$ pada tahun 2002. Adapun tahun 1997 sampai
1998 terjadi penurunan produksi dari 810 ton dengan nilai 3.159 US$ menjadi 192
ton dengan nilai 1.122 US:J,. Penurunan produksi tersebut disebabka11 oleh krisis
keuangan yang te1:jadi dan semakin besarnya biaya produksi yang hams diianggung.
Seperti terlihat dalam Tabe\ I yang menggambarkan tingkat produksi ikan hias dalam
volume, nilai dan harga rata-rata di pasaran selama I 0 tahun.
Tabcl .1 Tingkat Produksi lkan Bias Dalam Volume, Nilai dan Harga Hala-Rata
Tahun Volume (Ton ) Nilai (1.000 US$) Harga (US$/Kg) 1993 3.043 8.527 2,80 1994 3.232 9.140 2,83 1995 3.254 9.607 2,95 1996 2.479 8.530 3,44
-1997 810 3.159 3,90 1998 192 1.122 5,84 -- -- f--
1999 2.778 11.401 4,10 --·
2000 2.709 13.585 5.01 ---200 j 2.682 14.603 5.44 2002 3.514 15.054 4,28 --
Su1nber: Stal1st1k Pcnkanan Dcpartcn1cn Ke!autan dan Perikanan, 2002.
Berdasarkan jenis, ukuran, warna dan bentuk tubuhnya, ikan hias memcgang
peranan yang penting untuk menambah kesegaran, keindahan dan kesejukan
lingkungan. Sebagian besar penggemar ikan hias pereaya bahwa bentuk, warna, sifat
dan gerak gerik atau perilaku ikan hias ketika berenang dapat menentramkan hati,
menyembuhkan tekanan darah tinggi maupun stress (Liviawaty dan Eddy, 2003: 12).
Lebih lanjut Liviawaty dan Eddy (2003: 12), menjelaskan bahwa ikan hias banyak
dijual di tempat umum seperti pasar, toko dan tempat-tempat lainnya. Ikan hiaf
umumnya dijual dengan harga yang bervm-iasi mulai dari ratusan mpiah hingga
ratusan ribu rupiah untuk tiap ekornya. Hm-ga ilcan hias sangat dipengamhi oleh jenis,
ukuran, bentuk maupun warna ikan hias. Namun harga tidaklah menjadi mas2Jah bagi
para penggemar ikan hias. Hal ini terbukti dari tingginya penjnalan ikan hias drngan
jenis-jenis tertentu yang harganya bisa mencapaijutaan rupiah per ekor.
Dengan tingginya penjualan dan harga ikan hias, menjadikan pro:;pek
pemasaran ikan hias cukup cerab. Sehingga kegiatan budi daya ikan bias rnulai
banyak dilakukan rnasyarakat baik yang diusahakan dalam skala besar dalam ber:tuk
usaha profesional maupun bersifat konvensional dalam rumab tanggH. Kbususnya di
Indonesia, peluang bisnis yang sangat terbuka luas itu, terkait erat c!engan sumber
daya ikan bias di Indonesia yang cukup melimpah namun belum digarap secara
optimal, dimana Indonesia barn memasarkan ikan bias antara 300-500 jenis.
Sementara dari potensi ikan hias sebanyak 4.500 jenis yang ada di Tanah Air baru
sekitar 50 jenis yang berhasil dibudidayakan oleh masyarakat. Adapun potensi ikan
hias di Indonesia tersebar di Jawa, Sumatra, Bali, Sulawesi, Maluku clan Papua
(Putro, 2005). Khususnya di Kota Depok sebagai bagian clari wilayah Jawa bagian
barat merupakan salah satu lokasi bisnis ikan hias, karena claerah ini banyak terdapat
kegiatan pembudiclayaan ikan hias oleh petani dan adanya kegiatan tataniaga yang
dilakukan oleh pedagang besar, peclagang pengumpul, pengecer dan ada pula yang
bergerak dalam bidang cksportir.
Hampir seluruh kecamatan yang ada di kola Depok dan terscbar clari ujung
timur sampai barat terdapat para pelaku atau lembaga pemasaran yang berskala besar,
menengah maupun kecil. Kecamatan yang ada dikota Depok dengan pusat bisnis ilcan
hiasnya antara lain Beji, Sawangan, Cirnanggis, Pancoran Mas, Sukm'\jaya da11 Limo.
Di Kecamatan Bej i sencliri ban yak masyarakat yang terse bar pada beberapa
Kelurahan yang menjacli pelaku usaha atau lembaga pemasaran seperti breeder
(pembudidaya/petani) yang tergabung dalam sebuah organisasi berupa kelo111p0k tani
dan assosiasi ikan hi as air ta war. J enis ikan hias yang di budidayakan okh para
breeder sangat beragam, mulai dari jenis lokal seperti Cupang, Maskoki, Guppy
hingga jenis dari luar antara lain Black Ghost, Molly, Maanvis dan lain sebagainya.
Begitu pula harga ikan hias sangat beragam mulai clari harga yang ratusan rupiah
sampai ratusan ribu rupiah bahkan ada yang berharga sampai puluhan juta ha! itu
clipengaruhi oleh warna, bentuk, bobot dan sebagainya.
Pernasaran ikan maanvis yang dilakukan Iemhaga pemasaran banyak
mengalami kenclala. Seperti bagaimana melakukan efisiensi pemasaran sehingga hasil
penjualan yang cliperoleh petani clapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan. Faktor
apa yang dapat mempengaruhi tingkat efisiensi pemasaran. Saluran atau rantai
pemasaran mana yang mru:1pu memberikan efisiensi tinggi terhadap nsaha dru1
Iembaga mana yru1g mampu melakukan pemasaran yang lebih baik. Berdasarkan
penjelasan diatas sangat menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih
lru1jut tentang "Analisis Efisiensi Pemasaran Maanvis (Pterophyllum scalare) lkan
I-lias Air Tawar (Studi Kasus Kecamatan Beji, Kota Depok, Propinsi Jawa Baral)".
1.2. Perumusan Masalah
Ikan hias yang dibudidayakan oleh petani didistribusikan atau dipasarkan
clalai:n rangka memenuhi permintaan konsurnen yakni untuk menikmati keindahan
ornamennya. Mengingat ikan hias adalah produk yang clijual dalarn keadaan hidup
maka diperlakukan secara khusus selama dipasarkan. Kegiatan pemasaran iLan hias
membmuhkan clua pelaku, yaitu petani sebagai produsen dan konsurnen sebagai
pengguna. Petani rnenjual ikan bias ke konsumen melalui rantai pemasanm yang ada
clan memperoleh keuntungan sebagai modal untuk usahanya kernbali. Seclangkan
'k.onsumen atau pehobbis rnemerlukan produk ikan hias untuk mcnggantikan ikan
mercka yang telah mati atau menambah jenis ikan hi as yang bare.
Karena ikan hias merupakan procluk yang dituntut untuk ~~clalu clalam keadaan
hidup clan sehat maka memerlukan penanganan ynag yang lebih teliti clan cepat.
Karena itu dapat clipahami bahwa kendala yang clihadapi petani biasanya berkaitan
dengan masalah pemasaran
Lembaga pcmasaran mcrnpunyai peranan yang penting dalam menyalurkan
procluk ikan bias clari tangan petani ke konsumen akhir. I-Jal ini disebabkan oleh
pcrbeclaan lokasi antara petani dan konsurncn akhir. Adanya pcrbcdaan Jokasi
tersebut maka akan te1:jacli perbeclaan harga di setiap lembaga pemasaran. Selain
lokasi perbeclaan harga di setiap lembaga pemasaran clipengaruhi pula oleh aktivitas
yang dilakukan lembaga pemasaran seperti pembelian, peqjualan, pen2:angkutan,
pengolahan, pengemasan, penyimpanan clan lain sebagainya. Akibatnya timbul
masalah mengenai penycbaran harga dan kcuntungan antar lernbaga pemasaran yang
ticlak merata. Aclanya perbcclaan harga di setiap lembaga pemasaran yang ada akan
mengakibatkan perbeclaan harga yang cliterima konsumen tersebut.
Dengan perbeclaan harga yang clipcroleh lembaga pemasaran maka akan
terclapat beberapa permasalahan seperti rnasalah pemasaran ikan hias, yang meliputi
lembaga mana yang mampu melakukan pemasaran yang cukup baik, sa!uran atau
rantai pernasaran rnana yang mampu melakukan efisiensi pemasaran yang tinggi.
Bagaimana melakukan efisiensi pemasaran sehingga keuntungan pada lembaga
pemasaran tinggi. Faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat rfisiensi pemasaran
ikan hias oleh petani agar mereka mampu meningkatkan keuntungannya.
Dari pemaparan yang disarnpaikan di atas maka clapat clirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
l. Bagairnana gambaran umum pemasaran ikan maanv1s, meliputi saluran
pemasaran, lembaga pemasaran, aplikasi fungsi pemasaran clan permasalahan
yang acla clalam pemasaran ?
2. Berapa besar tingkat margin pemnsaran clari lembaga pemasaran yang acla?
3. Berapa besar efisiensi pemasaran yang dimiliki oleh komoditi tersebut secara
umum?
1.3. Tujuan Pcnclitian
Aclapun tujuan clari penelitian ini aclalah :
I. Mengetahui clan mempelajari gambaran umum pemasaran iican hias hasil
bucliclaya petani di Kecamatan Beji, Depok yang meliputi salurnn pemasaran,
lembaga pemasaran, aplikasi fungsi pcmasaran dan pcrmasalahan ya":; ada
dalam pcmasaran.
2. Mengetahui berapa besar tingkat marJm pemasaran pada setiap lel' 1baga
pemasaran.
3. Mengetahui tingkat cfisiensi pcmasaran komoditas tersebut pada lembaga
pemasaran man yang paling efisien.
1.4. Kcgunaan Pcnclitian
1. Sebagai informasi bagi petani ikan bias clan lcmbaga pemasaran lainnya untuk
mengembangkan usaha ikan bias.
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah setempal dan c!inas perikanan
sebagai c!ipertimbangkan dalam kcbijakan pembangunan clan pembinaan
perikanan rakyat.
3. Sebagai bahan masukan bagi pihak yang memerlukan informasi lebih lanjut
mengenai pemasaran ikan hias khususnya di Kecamatan Beji untuk penelitian
lebih lanjut.
1.5. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan tercliri clari beberapa bab, yang setiap babnya
rnempunyai isi pokok bahasan tersenc!iri diantaranya:
BAB I : Pcnclahuluan
Diuraikan mengenai permasalahan umum, maksud clan tujuan, metode
penelitian, ruang lingkup clan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisikan tentang penggunaan teori-teori yang berasal dari literatur
kepustakaan yang berkaitan clengan penelitian tersebut. Penelitian terdahulu sebagai
rujukan clalam penyusunan penelitian clan kerangka pemikiran konseptual terkandung
konsep yang digunakan oleh penulis untuk mengolah clan menganalisis marnlah yang
terkait langsung clengan penelitian dilapangan.
BAB Ill : Mctodologi Pcnclitian
Bab ini akan rnernbahas rnengenai lokasi clan waktu yang cligunakan, jcnis dan
sumber data yang diperlukan, metocle pengolah dan menganalisis data.
BAB IV : Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Bab yang menjabarkan mengenai keadaan singkat ternpat penelitian, ting.kat
produksi dan keadaan responclen.
BAB V : Hasil dan Pembahasan
Bab yang menjelaskan keaclaan singkat tentang gambaran usaha perikanan
ikan hias air tawar, saluran pemasaran yang terbentuk, praktek-praktek yang
dilakukan berkenaan dengan fungsi pemasaran, struktur pasar yang terkait dengan
·jurnlah lembaga konclisi produk, kernudahan keluar masuk pasar, tingbt pengetalnmn
inforn1asi pasar, perilaku pasar n1cngcnai praktck bcrtransaksi, pencntuarj harga,
sistem pembayaran dan kerjasama antar lembaga lembaga pemasaran yang ada serta
keragaan pasar membahas mengenai maijin pemasaran, rasio keuntungan terliadap
biaya harga yang cliterima petani serta tingkat efisiensi yang diperoleh pada saiuran di
lembaga penrn.saran yang ada.
BAB VI : Kesimpulau dan Saran
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian sesuai uraian pada bab-bab
yang telah dibahas serta saran - saran untuk memberikan masukan kepada pihak
pihak yang terkait, bersifat membangun dan memotivasi para petani ilrnn dan pihak
yang ingin terjun di bidang pembudidayaan dan pemasaran ikan hias.
BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik dan Klasifikasi lkan 1-Iias
Menurut Rismunandar dan Achjar (1986: 6) ikan yang terdapat di daerah
daerah perikanan darat banyak sekali jenisnya, tidak kurang dari 500 jenis dibagi
menjadi beberapa golongan. Diantara golongan tersebut terdapat Ikan yang bisa
dipelihara. Hean yang bisa dipelihara terdiri dari ikan·-ikan yang dengan mudah
dirawat dan diperbanyak serta dapat pula memberi keunt1mgan kepada para
pemiliknya. Salah satu ikan peliharaan adalah ilcan hias, dimana ikan hias berbeda
dengan jenis ikan peliharaan lainnya karena ikan tersebut memberikan manfaat dari
keindahan bentuk clan warnanya. Banyak onmg yang mulai menggemari memelihara
ikan hias untuk menghiasi ruangan maupun kolam-kolam kecil di taman atau Jm!aman
rumahnya dan di tempat-ten'pat umum seperti hotel maupun rumah malmr. untuk
menambah suasana dalam lingkungan (Liviawaty dan Eddy, 2003: J l).
Liviawaty dan Eddy (2003: 14), mcnambahkan bahwa ikan hias yang ada di
Indonesia dibagi dalam 3 golongan:
!. Ikan hias asli atau ilcan hias yang telah ada di Indonesia merupakan keturunan
dari nenek moyangnya.
2. limn hias yang didatangkan dari luar negeri ke Indonesia untuk memenuhi
tuj uan tertentu clan tel ah mampu hid up clan berkembang biak di l ndonesia.
3. Ikan bias hasil persilangan clan menghasilkan jenis ilcan hi as yang barn.
2.2. Budi Daya Ikau Maanvis (Pteropltyllum seafare)
Usaha perikanan yang didalamnya budidaya adalah semuu w;aha perorangan
atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan ikan termasuk kegiatan
menyimpan untuk tujuan komersial (Ditjen Perikanan 1999). Cabyono (2000: 8)
menerangkan bahwa pada awalnya ikan banyak yang hidup dan terscbar di berbagai
perairan, misalnya di sungai-sungai, rawa-rawa atau di danau-danau. km·ena dengan
perkembangan peradaban n,anusia yang membuahkan ilmu pengetahum1 dan
teknologi, maka ikan-ika'.1 yang awalnya hidup di perairm1 bebas banyak
clibudidayakan. Saat ini jurnlah ikan hias yang diperdagangkan mencapai 1600 jenis
clan 750 cliantaranya berasal dm·i air tawar melalui hasil pembudidayaan dan
diperkirakan akan terus bertambah clengan semakin majunya teknik pembudidayaan
ikan hias (Putro dkk, 2004: 4). Diantara ikan hias yang telah dibuclidayakan adalah
ikan macm1, belasak, sumatra, cupang, sepal reli, marbel dan lainnya. Ilcan yang
didatm1gkan dm·i luar negeri dan pembudidayaannya meningkat adalah ikan paradise,
ambasis, maanvis, zebra, rabiosa, mas koki dan jenis lainnya (Liviawaty dan Edi,
2003: 14).
Susanto (2000: 1) ikan maanvis merupakan ikan pajangan yang disukai,
karena bentuknya langsing dan gerakannya anggun yang menjadikan maanvis seolah
olah peragawati air tawar. Gerakannya lebih sering meluncur dari pada berenang
dcngan mcngibaskan sirip-siripnya. lkan maanvis tcrmasuk dalam genus
Pterophyl!um yang mengandung makna bersirip sepcrti daun (ptero = sirip, phyllum =
claun). Ikan maanvis (Angle Fish) berasal dari Amerika Selatan dan telah banyak
dibudidayakan di Indonesia. Ikan maanvis disebut Angle Fish (Ikan Bidadari), karena
bentuk dan warnanya menarik serta gerakkannya yang tenang (Susanto, 2005).
Ditambahkan lagi oleh Susanto (2000: 7) berdasarkan sosoknya, maanvis
dibedakan dua bentuk, yaitu bersirip normal dan slayer. Masing-masing bentuk
tersebut dibedakan berdasarkan warna. Berdasarkan penarnpilan warna, ada maanvis
berwarna tunggal seperti Black ( hitam), white (putih), grey (coklat) dan ada juga
kombinasi warna seperti black white (BW), marhel (campuran hitam, putih dan coklat
tak beraturan), zebra (loreng-loreng seperti zebra). Maanvis bersirip normal disebut
maanvis bersirip pendek atau maanvis biasa. Berdasarkan corak warnanya ada yang
black, white, BW dan marbel. Sedangkan maanvis bersirip slayer memiliki sirip
punggung, sirip anal (perut) dan sirip ekor seperti selendang. Berdasarkan corak
warnanya, maanvis slayer terdiri dari warna Black, white, marbel, BW dan tricolor.
Lesmana dan !wan (2001: 4) menyatakan secara umum kunci keberhasilan
pcmbudidayaan ikan bias ini :,crgantung pacla bcbcrapa hal scperti jcnis ikan, konclisi
induk, perawatan dan pengclolaan induk, konclisi tclur clan penetasannyii, kondisi
larva, kondisi bcnih clan pcrtumbuhan ikan. Susanto (2000: 4) Maanvis dapat
berkembang biak sepanjang tahun, tanpa mengenal musim bulan-bulan tertentu.
Namun untuk musim hujan mengembangbiakan maanvis lebih sulit dibancling pada
musim kemarau, karena sulm uclara terlalu clingin clan cuaca sering berubah secara
mendadak. Kegagalan tersehut karena telur banyak yang tidak mcne!as, claya tahan
tubuh benih lemah terhadap suhu sekitarnya.
Lebih lanjut Susanto (2000: 19) mengungkapkan bahwa proses perkawinan
maanvis yang sukses, diperlukan pemilihan induk yang baik, tempat pemijahan dan
ala! penempel telur (substrat). Induk yang baik untuk dipijahkan adalah yang telah
berumur lebih dari 6 bnlan, dengan panjang induk jantan ± 7,5 cm dan induk betina ±
5 cm. Sedangkan tempat pemijahan dapat berupa aquarium, bak atau paso dari tanah,
diisi air yang telah diendapkan setinggi 30 - 60 cm. Sedangkan tempat penempel telur
(substrat) biasanya menggunakan daun-daunan, tumbuhan air, potonrran kaca,
paralon, botol-botol dan lain-lain. Untuk satu kali pemijahan telur dapat be1jumlah
2.000 - 3.000 butir. Setelah induk memijah, penetasan telur dapat segera dilakukan.
Telur ditetaskan dalam tempat pemijahan, setelah menetas (2 ~ 3 hari) benih yang
masih menempel pada substrat dapat dipindahkan ke aquarium.
Benih ikan maanvis yang ada selanjutnya dilakukan proses pembesaran. Ada
beberapa ha! yang hams diperhatikan dalam membesarkan maanvis sampai tumbuh
menjadi ikan hias siap juc1l atau dipajang di akuarium seperti tempat pembesaran,
padat penebaran, pemberin pakan, pencegahan dan pengobatan penyakit serta
pembersihan tempat atau penggantian air. Tempat pembesaran bisa menggunakan
bak semen, fiber, jaring dan akuarium. Dengan ukuran bervariasi dari sec1ang sampai
besar sekitar 1,5x2x 1,5m3 sampai 4x3x1 ,5m3• Pcngisian air dilakukan sebanyak 50-
75% dari tinggi ternpat pcmbesaran. llntuk padat pcnebaran bila luasan kolam 3 1112
ditebar benih 1.000 ekor semakin luas kolam maka penebaran benih juga semakin
banyak, sehingga pemberian pakan bisa efektif. Pakan diberikan setiap pagi dan sore
hari, disediakan pada piring atau wadah lain tujuannya untuk memudahkan ikan
mengambil pakan. Sedangkan untuk penggantian air dilakukan seminggu sekali dan
air tersebut harus terlebih dahulu diendapkan sehari (Susanto, 2000: 20).
2.3. Pemasaran
Konsep pemasaran didefinisikan sebagai suatu proses sosial dan rnanajerial
yang di dalamnya individu d2.11 kelompok mendapatkan apa yang rnereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, rnenawarkan dalam rnernpert11karkan produk yang
bernilai dengan pihak lain (Kotler, 1997: 4). Mubyarto (1989: 166) mengistilah tata
niaga yang artinya sarna dengan pemasaran atau distribusi, yaitu semacarn kegiatan
ekonomi yang berfungsi rnernbawa dan rnenyampaikan barang dari produsen ke
konsumen. Tataniaga aclalah sebagai suatu keragarnan scmua usaha yang mencakup
kegiatan arus barang dan jasa, mulai dari titik usaha tani sampai dengan. di tangan
konsurnen akhir (Kohl dan Downey 1962: 10). Perreault dan McCharthy (2002: 8)
rnenjelaskan bahwa pemasaran aclalah sebuah proses sosial pacla alur ekonorni barang
dan jasa clari produsen kc konsumen dalam berbagai cara guna mengefektiflrnn
keseimbangan permintaan dan penawaran serta tujuan masyarakat secara rnenyeluruh.
Limbong dan Sitorus (1985: 3) mcnclclinisikan bahwa !ala niaga atau
pemasaran rnencakup segala aktivitas yang cliperlukan dalam menge1:jakan
pemindahan hak milik dan menyelenggarakan saluran fisik. Dalam ha! ini.mencakup
serru1gkaian jasa-jasa dan fungsi-fungsi dalam menjalankan dis1ribusi barang
dagangan dari produsen sampai ke konsumen kecuali tinclakan-tindakan yang acla
hubungannya dengan perubahan bentuk dari pada barang tersebut, dimana hal ini
dapat ldta sebut sebagai pengo!ahan atau manufaktur. Hanafiab dan Saefuddin (1986:
I) mengartikan pemasaran sebagai suatu kegiatan yang bertalian dengan penciptaan
atau penambahan kegunaan barang dan jasa. Kcgiatan yang dkiptc.kan oleh kegiatan
pcmasaran adalah kegunaan tcmpat, waktu dan hak milik.
Lebih lanjut Hanafiah dan Saefuddin (1986: 3) mengcmukakan bahwa
pemasaran basil pertanian mempunyai sejumlah ciri, diantaranya sebagai berikut :
I. Saluran pcmasaran hasil pcrtanian umurnnya tercliri dari proclusen (perusahaan/
petani ikan), peclagang perantara (grosir), pedagang eceran dan konsumen.
2. Keduclukan terpcnting dalam pemasaran hasi I pertanian terletak pada pcdagang
pcngumpul berfungsi sebagai pcngumpul hasi I, karena claerah procluksi
terpencar, skala procluksi kecil clan produksinya berlangsung musirnan.
3. Pacla umumnya pedagang pengumpul mcmberi kreclit (advanced payment)
kepada proclusen (petani ikan) sebagai ikatan atau jaminan untuk dapat
mcmperoleh bagian tcrbesar dari basil pertanian clalam waktu tertentu.
2.4. Salunrn clan Lcmbaga Pcmasaran
24.1 Saluran Pcmasaran
Scbagaimana kita ketahui bahwa komoditi pertanian pada unrn:nnya
mempunyai sifat mcmiliki bobol atau volume yang bcsar (bulky) clan muclah rusak
(perishable). Atas clasar sifat-sifat tersebut, maka sistcm pcnyaluran akan mcmpunyai
sifat mampu memberikan perlinclungan clan keamanan bagi barang tersebut
(Soekartawi, 1989: 6).
Branson dan Norvell (1983:405) menjelaskan saluran pemasaran adalah
sistem susunan lembaga-lembaga dan menggunakan sumberdaya manajer-mnnajer
untuk menggerakkan produk dari petani ke konsumen. Lain halnya dc:mgan Lirnbong
dan Sitorus (1985: 25), saluran pemasaran adalah saluran yang digunakan produsen
untuk mendistribusikan produknya kepada konsumen dari titik proclusen sampai ke
tangan konsumen. Dengan kata lain saluran distribusi adalah rangkaian lembaga
lembaga niaga yang di Jalui barang da1am penyalurannya dari produsen ke konsurnen.
Sedangkan Kotler dan Amstrong (1992: 6) rnendefinisikan saluran pemasaran
sebagai seperangkat atau sckelompok organisasi yang saling terlibat dalam proses
yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi pengguna atau konsumen.
Saluran pemasaran melibatkan berbagai lembaga pemasaran. Lembaga pernasaran
adalah bada11-badan yang mcnyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga pada saat
produk tersebut bergerak dari produsen sampai ke konsumen.
Hanafiah dan Saefudin (1986: 28), mengungkapkan bahwa panJang
pendeknya saluran pemasaran tergantung pada:
I. .larak antara produsen dan konsumen, semakin jauh jarak antara produscn dan
konsumen makin panj<eng saluran pemasaran yang terjadi.
2. Skala produksi, semakin kecil skala produksi saluran yang ter:iadi cenderung
semakin panjang karena memerlukan pedagang perantara dalam penyalurannya.
3. Cc pat tidaknya produk rusak, produk yang mudah rusak menghcndaki 'saluran
pemasaran yang pcnclek karena harus segera sampai kc konsumen.
4. Posisi keuangim pengusaha, pada posisi keuangan pengusaha yang cukup kuat
cenderung dapat melakukan lebih banyak fungsi pemasaran dan memperoleh
saluran pemasaran.
Pada gambar dibawah ini rnenunjukkan saluran pernasaran dengan beberapa
tingkat yang pada umumnya ditemui untuk barang industri atau kornoditas pertanian
(Craven, 1996: 70)
Produsen Konsumen
Produsen I ·I Pcngecer
I i Kon:t11nen
Produsen ~1 Agen I ·I Pengecer r- I Kon~t11nen
Produsen I A gen l I Grosir r-1 Pengecer J ~ Konsun1en r\ I "\ Gambar I. Saluran Pcmasaran dalarn Pemasaran Barang
Menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986: 28) saluran pemasaran terdiri dari
pedagang perantara yang mernbeli dan menjual barang dengan tidak menghiraukan
apakah mcrniliki barang dagangan alau hanya bcrtindak sebagai agen pcmilik barang.
Saluran pernasaran dapat berbentuk secara scderhana clan clapat pula rurnit sckali.
Sistern pasar yang monopoli mempunyai saluran pemasaran yang relatif sederhana
dibandingkan dengan sistem pasar yang lain. Komoditi pe1ianian yang lebih cepat ke
langan konsumen dan yang tidak mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, biaf:anya
mempunyai saluran pemasaran yang relatif sederhana (Soekartawi, 1993: 153).
2.4.2. Lembaga Pemasaran
Saluran pemasaran melibatkan berbagai lembaga pemasaran. Lembaga
pemasaran rnerupakan pihak yang langsung terkait dengan saluran pcmasaran, karena
lembaga pemasaran adalah pelaku dari sistem rantai tataniaga.
Hanafiah dan Saefuddin (I 986: 26) menjelaskan bahwa Jembaga tataniaga
merupakan badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga
dengan mana barang-barang bergerak clari pihak proclusen sampai ke pihak
konsumen. Dalam istilah tataniaga ini termasuk golongan produsen, pedagang
perantara dan lembaga pemberi jasa. Kohls dan Downey (1962: 24) bicrpenclapal
bahwa lembaga perantara sebagai individu atau pcrusahaac bisnis yang
berspesialisasi dalam membentuk berbagai fungsi pemasaran yang terlibat dalarn
pembelian dan penjualan l>arang dan jasa dari produsen ke konsumen. Lembaga
perantara clapat dikelompokkan atas :
l) Pedagang perantara (merchant middlemen), yang terdiri dari pengecer (retailer)
dan grosir ( wholesalers)
2). Agcn perantara (agent mid!emen ), lcrdiri dari broker dan komisi.
3) Pedagang speculative (speculative middlemen)
4) Pengolah (processor) dan pengusaha pabrik (manufacturers)
5) Organisasi fasilitas (fi1si!itativer organizations)
Hanafiah dan Saefuddin (1986: 29) menclefinisikan Golongan produsen
adalah mereka yang tugasnya menghasilkan barang, seperti nelayan, petani ikan dan
pengolah hasil perikanan. Selain berproduksi mereka sering aktif melaksanakan
beberapa fungsi tataniaga tertentu untuk rnenyalurkan hasil produksinya ke
konsw11en. Pedagang perantara adalah perorangan, perserikatan perseorangan yang
berusaha dalarn bidang tataniaga deng::m cara rnernbeli dan mengurnpulkan barnng
barang yang berasal dari produsen dan rnenyalurkannya kepada konsurnen. Pedagang
besar adalah mereka yang rnemperdagangkan barang-barang dalam jumlah besar.
Barang yang diperolehnya berasal dari mernbeli langsung ke pasar--pasar pusat dan
membeli dari pedagang pengumpul. Pedagang eceran adalah perantara yang menjual
barang dalam jumlah kecil sccara langsung kcpada konsumcn akhir. l'cdagang ini
biasanya menerima barang dari grosir (wholesaler) dan tcrkadang dari pcciagang
pengumpul. Pcdagang eceran digolongkan kc dalam: (1) golongan yang ticlak
memiliki toko (nonstore retailer), (2) golongan yang memilki toko (store retailer).
2.5. Fungsi-fungsi Pcmasaran
Tindakan-tindakan clari lembaga pemasaran untuk mcmperlancar kegiatan
penyampaian atau pcnclistribusian bcrupa barang-barang yang berawal clari proclusen
kc konsumen untuk meningkatkan kcpuasan konsumcn melalui pcningkatan kuantitas
clan kualitas. Tindakan tcrscbut dinamakan dcngan fungsi-fimgsi tataniaga-atau lcbih
dikcnal dengan fungsi-fungsi pcmasaran (Limbong dan Sitorus, 1985: 8).
Fungsi-fungsi pcmasaran bisa dikclompokkan mcnjadi 3 fung:>i. yaitu :
1. Fungsi pertukaran. mcrupakan kcgiatan mcmperlancar pemindahan hak milik
atas barang yang dipasarkan. Tercliri clari dua, yaitu : (1) fungsi penjualan, (2)
fongsi pembelian.
2. Fungsi fisik, adalah semua tindakan yang berhubungan langsung tlengan produk
untuk menciptakan kegunaan tempat, bentuk dan wakiu, meliputi beberapa
fungsi cliantaranya : (I) fungsi penyimpanan, (2) fungsi pengangkutan, (3)
fungsi pengolahan (bucliclaya).
3. Fungsi fasilitas, aclalah semua tinclakan untuk mempcrlancar kegiatan
pertukaran yang lerjadi antara produsen dengan konsumen. Tercliri dari empal
fungsi, yaitu : (I) fungsi stanclarisasi dan grading, (2) fungsi pembiayaan, (3) '
fungsi infionnasi pasar, ( 4) fungsi penanggungan resiko.
Pacla dasarnya fungsi pemasaran yang clilakukan, mulai dari produsen hingga
ke konsumen berusaha untuk rneningkalkan nilai guna clari produk pcrtanian baik
nilai guna bcntuk, waklu dan pcmilikan (Lim bong dan Si torus, 1985: 21 ).
2.6. Efisicnsi Pcmasarnn
Downey dan Erickson (1988: 78) berpcndapat bahwa efisiensi pemasaran
adalah suatu penilaian dari prestasi kerja proses pemasaran yang dapat diukur melalui
peningkatan rasio keluar-masukan (input-output). Dimana input merupakan pacluan
dari tenaga kerja, modal dan manajemen yang clilakukan oleh lembaga pemasaran
dalam pendistri busian poduk, sedangkan output adalah tingkat kepuasan k.onsumen
terhadap barang clan aktivitas yang dilakukan lembaga pemasaran yang ada.
Sedangkan Soekartawi (i 989: 3) tingginya biaya pemasaran clan nilai produk
yang dipasarkan jurnlahnya tidak lerlalu besar mcnjadikan sistem pcmasaran yang
tidak efisien. Sedangkan kondisi efisiensi pemasaran terjadi bila acla:
I) Penekanan pada biaya pemasaran agar keuntungan pemasaran lebih tinggi
2) Perbedaan harga dibayar konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi
3) Adanya kompetisi pasar yang sehat
4) Fasilitas fisik pemasaran yang tersedia
Menurut Nicholson (dalam Fransiska, 2003: 22) efisiensi dibedakan menjadi
efisiensi ekonomi dan efisiensi teknis. efisiensi ekonomi merupakan suatu situasi
dimana sumber-sumber dialokasikan secara optimal. Kondisi yang clikatakan efisiensi
bila relokasi barang-barang untuk dapat memperoleh keuntungan yang tinggi dari
suatu individu, maka keuntungan akan berkurang pada individu lain. Sedangkan
efisiensi teknis menggambarkan kondisi dimana untuk mcmperolch suatu barang
harus mengurangi produksi barang yang lain.
Rashid dan Chaudry (dalam Soekartawi, 1993: 161-i62) berdasarkan pada
konsep economic efficiency, efisiensi pemasaran sendiri dapat dibagi menjadi dua,
yaitu efisiensi teknis clan efisiensi ekonorni. Efisiensi teknis adalah bcrkaitan du1gan
efektivitas dalam hubungannya dengan aspek fisik pada suatu kegiatan pernasaran.
Sedangkan efisiensi ekonomi berkaitan dengan efektivitas dalam kegiatan fungsi
pemasaran seperti penjualan, pcmbelinn, pcnyimpanan dan scb:.igainya.
Suatu kegiatan pcmasaran dikatakan efisien apabila kcgiatan tersebut mampu
memberikan suatu balas jasa yang seimbang kepada semua pihak yang terlibat clalam
saluran pemasaran seperti petani (perusahaan), pedagang perantara, peclagang
pengumpul, pengecer dan yang lainnya. Serta mampu menditribusikan hasi\-hasil
pertanian dengan biaya semurah-muralmya kepacla konsurnen (Mubyarto 1989: 166).
Sistem pemasaran yang tidak efisien akan mengakibatkan kecilnya bagian
keuntungan yang akan diterima produsen, sedangkan konsumen akan membayar
dengan lrnrga yang tinggi (Limbong dan Sitorus, 1985: 5). Raju dan Open (dalam
Fransi ska, 2003: 23) menambahkan bahwa tingkat efisiensi pemasaran dapat ditinjau
dari dua sisi, yaitu efisiensi operasional dan efisiensi harga. Efisiensi harga diukur
melalui korelasi harga untuk komoditi yang sama pada segala tingkat pasar,
. sedangkan efisiensi operasional diukur clari biaya clan marjin pemasaran. Menurut
Rashid clan Chaudry (clalam Soekartawi 1989: 6) untuk mengukur dan meningkatkan
efisiensi pemasaran serta mernperhatikan welfare society adalah dengan
menggunakan aspek struktur pasar (Market Struktur), tingkah laku pasar atau perilaku
pasar (Market Conduct), clan keragaman pasar (Market PerjiJrmance).
2. 7. Struktur Pasar
Dahl dan Hammond ( dalam Fransiska, 2003: 18) menjelaskan ada empat
faktor penentu karakteristik struktur pasar, seperti: (1) jumla11 dan ukuran perusahaan,
(2) kondisi atau penentu keaclaan produk, (3) kondisi keluar atau masuk pasar dan (4)
pengetahuan inforrnasi pasar ya'.lg dimiliki dalam pemasaran.
Struktur pasar merupakan karakteristik organisasional dari suatu pasar. Dalam
prakteknya merupakan karakteristik yang menentukan hubungan antara pedagang dan
pembcli. Berdasarkan struktur, pasar diklasifikasikan mcnjadi dua macam, yaiti: :
1. Pasar pcrsaingan sempurna. Suatu pasar cligolongkan dalam bersaing sempuma
jika memenuhi ciri antara lain : (1) banyaknya jurnlah pembeli dan penjual di
pasar, (2) pcmbeli dan penjual hanya menguasai sebagian kecil dari barang atau
jasa yang dipasarkan. Karenanya penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi
harga pasar (3) adanya persamaan (homogen) barang dan jasa yang dipasarkan,
(4) kebebasan bagi pembeli dan penjual keluar masuk pasar
2. Pasar bersaing tidak sempurna dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi pembeli dan
sisi penjual. Pasar bersaing tidak sempurna berdasarkan sifat dan bentuknya di
kelompokkan menjadi beberapa macam, yaitu : pasar monopolistik, monopsoni,
oligopsoni, monopoli, oligopoli dan duopoly sepeti terlihat dalam Tabel 2.
Tabcl 2. Karaktcristik dan Struktur Tat:rniaga Pcrtanian dari Sudut P:mdang Pen.iual dan Pcmbcli
-Karakteristik Struktur Pasat J umlah Penjual dan
Sifat Produk Dari Sudut Penjual Dari Sudut Pei pembeli ·-·. . .. .. __ ,
-j'='- . .
Ban yak Homo gen Persaingan murni I Persaingan m
Ban yak Di ferensiasi I)crsaingan Persainga1
monopolistik 171onopolisti 1
k
mrn
Bcberapa Homogcn Oligopoli murni Oligopsoni m un~1
13eberapa Diferensiasi Oligopoli Oligopson
diferensiasi =t. diferensias Sa tu Unik Monopoli Monopson __ ;
Sun1bcr: Dahl dan Ha1n1nond dala11., l·rans1ska, 2003
Struktur pasar yang dikatakan olch Lim bong dan Si torus ( 1985: 133)
merupakan sua'u dimensi yang menjelaskan definisi industri dan perusahaan yang
dicirikan oleh (1) konsentrasi, (2) diferensiasi produk, (3) kebebasan keluar masuk
pasar dan (4) jumlah pelaku pasar.Pasar persaingan monopolistik adalah suatu pasar
yang terdiri dari banyak penjual dan pembeli yang melakukan transaksi pada berbagai
macam harga dengan kondisi produk yang berbeda corak. Pasar oligopoli mcrupakan
bentuk pasar dimana beberapa penjual yang sangat peka terhadap strategi per'nasaran
dan penetapan harga perusahaan Jainnya dimana procluknya dapat bersifat homogen
terstandarisasi atau berbeda corak.
Hanya terdapat seorang pembeli pada produk tertentu merupakan ciri dari
pasar monopsoni, climana pembeli clapat mempengaruhi permintaan dan harga produk
tersebut. Ciri pasar oligopsoni aclalah aclanya beberapa pembeli, hal itu merupakan
kebalikan dari pasar oligopoli. Seclangkan pasar monopoli yaitu bentuk pasar yang
hanya terdapat seorang penjual, sehingga penjual mampu mempengaruhi penawaran
produk tertentu yang akhimya dapat menentukan harga. Pada dasamya bentuk pasar
yang tidak bersaing sempurna kedudukan petani biasanya lemah (Limbong clan
Sitorus, 1985: 134-135).
Soekartawi (l 989: 6) mengatakan acla tiga ha! yang perlu cliketahui oleh
pembeli clan penjual clalam melakukan efisiensi pemasaran, yaitu : (1) ukuran besar
kecilnya pasar clan jumlah penjual maupun pembeli. Kecluanya menentukan tinggi
rendahnya harga clan persaingru1, (2) sistem keluar masuknya barang, (3) sifat clari
procluk pcrtanian clan jurnlah barnng yang memaclai se1ia terseclia.
2.8. Perilaku Pasar
Rashid dan Chauclry (dalam Fransiska, 2003: 19) perilaku pasar clidcfinisikan
sebagai bentuk pola tingka11 laku clari lembaga pemasaran yang menyesuaikan dcngan
pasar climana lembaga pemasaran tersebut mengaclakan kegiatan, meliputi penentuan
harga, hubungan antar peclagang clan strategi perclagangan ya:1g menclorong
peningkatan clan perbaikan mutu procluk
Perilalrn pasar aclalah perilaku clari penjual clan pembeli clengan menyesuaikan
pacla struktur pasar climana lembaga tersebut melakubm aktivitas penjualan clan
pembelian. Dikatakan bahwa perilaku pasar merupakan tingkah laku lcmbaga
pemasaran clalam struktur pasar tertentu meliputi kegiatan penjua\an, pernbelian,
penentuan harga clan siasat pernasaran (Azzaino, 1982: 8 I).
2.9. Kcragaman Pasar
Azzaino (1980: 81) keragaman pasar aclalah sampai sejauhrnana pcngaruh
suatu keaclaan scbagai akibat clari slruktur clan pcrilaku pasar clalarn kcnyalaar, schari-
hari yang cliukur clengan variabel harga, biaya clan volume prncluksi. Seclangkan
Dahl clan llammond (dalarn Viclor, 2004: 20) bcrpcnclapal bahwa sualu sislcrn
pemasaran struktur pasar clan pcrilaku pasar akan menentukan keragaman pasar yang
clapat cliukur melalui pcubah harga, biaya clan ma1jin pernasaran scrla jurnlah
komoclilas. Dcskripsi kcragaan pasar dapal clilihal clari :
l. Harga clan pcnycbarannya clitingkat produscn clan konsurncn
2. Marj in pemasaran clan penyebarannya pada setiap tingkat pasar
2.9.l. Farmer's Share
Farmer's Share aclalah istilah yang cligunakan untuk menyatakan bagian dari
harga jual akhir yang cliterima petani. Farmer's Share akan meningkat jika ma~jin
pemasaran diusahakan serendah-renclalmya. Tinggi renclalmya farmer's share
dipengaruhi oieh harga di tingkat konsumen, matJm pemasaran, biaya dan
keuntunga:n lembaga pemasaran (Departemen perdagangan dalam Amalia, 1999: 11 ).
Permana (1997: 20), biaya pemasaran merupakan sebagian dari biaya
komersial. Biaya pemasaran tersebut merupakan biaya distribusi atau biaya penjualan
atau biaya untuk pemasaran. Biaya pemasaran adalah jumlah biaya pengeluaran
perusahaan perikanan untuk keperluan pelaksanaan kegiaian yang berhubunr;an
clengan penjualan l produksinya dan jumlah pengeluaran oleh lcmbaga pemasaran
atau tataniaga (sebagai badan perantara) clan laba (profit /keuntungan) yang cliterima
oleh badan yang bersangkutan (Hanafiah clan Saefuclin, 1986: 134).
2.9.2. Marjin l'cmasarnn
Marjin ialah suatu istilah yang digunakan untuk mcnyalakan perbeclaan harga
yang diterima oleh penjual perlama clan harga yang clibayar olch pcmbeli akhir
(Hanafiah clan Saefudin,1986: 99). Sedangkan Dahl dan Hammond (clalan Melani,
2002: 15), marjin pemasaran merupakan perbedaan harga pada tingkat yang bcrbcda
dari suatu sistem pemasaran.
Marj in pemasanm d ipengaruhi oleh beberapa faktor. Gunarso ( da!am Amalia,
1999: 10), Caktor yang mcrnpcngaruhi bcsar kecilnya rnai:jin pemasaran adalai1
perubahan biaya pemasaran, keuntungan dari perantara, harga yang dibayar oleh
konsurnen clan harga yang cliterima petani produsen, sifat barang yang
cliperdagangkan clan tingkat pengolahan barang. Sedc.ngkan ma~jin pemasaran total
merupakan perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan bai·ga yang diterima
produsen. Ukuran marjin pemasaran, farmer's Share, biaya pemasanm dan
keuntungan pemasaran dapat dipakai untuk mengukur efisiensi pemasaran (Hanafiah
clan Saefodclin, 1986: 134).
2.10. Pendapatan Usaha
Tujuan analisis pendapatan adalah untuk melihat berapa besar pendapatan
yang diperoleh baik yang diperhitungkan atas biaya tunai maupun atas biaya total.
Pendapatan atas biaya tunai merupakan selisih antara penerimaan dengan semua
pengeluaran dalam bentuk tunai. Sedangkan pendapatan atas biaya toial adalah selisih
antara total penerimaan usaha tani dengan semua biaya yang dikeluarkan clalam usaha
yang bersangkutan (Hanafiah dan Saefuddin, 1986: 50).
Suatu cabang usaha dapat diukur tingkat keberhasilannya untuk mendapatkan
profit mclalui pcngujian analisis R/C Rasio clan analisis pcndapatan alau kcuntungan
usaha. Usaha dikatakan berhasil apabila nilai lt'C lebih besar dari satu dan nilai
pcndapatan positif RIC rasio adalah perbandingan antara total penerimaan dcngan
total biaya. Sernakin besar J.':/C rasio, maka semakin besar pula keuntungan yang
diperoleh petani, ha! tersebut dapat dilakukan dengan mengalokasikan faktor-faktor
produksi clengan lebih efisicn (Soekartawi, 1993: 168).
2:11. Kctcrpaduan Pasar
Dalam mengukur efisiensi pcmasaran suatu sistcm pemasaran. salah satu yang
dapat digunakan acla!ah tingkat keterpaduan pasar (market integration). Keterpacluan
pasar atau integrasi pasar menunjukkan seberapa jauh pembentukan harga suatu
tingkat lambaga Jainnya. Pengaruh ini dapat diduga melalui pendekatan korelasi,
elastisitas transrnisi clan model keterpaduan pasar (Ravalli on 19%: I 03).
Lebih lanjut pendekatan melalui korelasi harga akan menganalisis elastisitas
transmisi harga sebagai pen.1bahan harga di tingkat pengecer. Mrnurut Ravallion
(l 986: I 03 ), model keterpaduan pasar autoregresi distributed lag dapat diguaakan
untuk rncngukur bagairnana harga di pasar lokal dipcngaruhi harga di pasar acuan
dengan mernpertimbangkan harga pada waktu yang lalu dan harga saat ini. Aktivitas
pasar tersebul dihubungkan oleh adanya produk yang dipasarkan akan berubah jika
terjadi perubahan harga di pasar lain. Mctodc ini dapal rncngurangi kelcrnahan model
korelasi harga yang menganggap pcrubahan harga di tingkat konsurnen dcngan
produsen bergcrak dengan waklu yang sarna.
2.11. Pcnclitian Tcrdahulu
Victor (2003) melakukan penelitian lentang analisis efisiensi pemasaran benih
· ikan patin (Pangasius hypophta/mus) produksi desa Cihideung Ilir, Kccamatan
Ciarnpca Kabupalen I3ogor, Jawa Baral. Dalam penclitian tersebut tcridentitlkasi
bahwa ada dua bcntuk atau pola pcnyaluran benih ikan patin yaitu:
(I) Petani - pedagang pengumpul lokal (PPL) - pedagang besar (PB) -- p;;dagang
antar kola (PAK)
(2) Petani - Pedagang I3esar (PI3) - Pedagang Antar Kota (PAK).
'lO
Defir;isi Pola Saluran Pemasaran (1) Pola Saluran Pemasaran (2) Ukuran % inchi linchi % inchi linchi --_Maijin 72% 71% 72% 66% Fam1er Share 27% 29% 28% =r_ 34%
Marjin pemasai·an pada kedua bentuk saluran pemasaran diatas tidak ter!alu
jauh perbedaarmya, untuk masing-masing ukuran ikan patin pada bentuk ke satu
adalah 72% ukuran ';4 inchi dai1 71 % ukuran 1 inchi. Sedangkan bentuk kc dua,
maijin yang cliperoleh untuk ukuran % inchi adalah 72% dan ukuran I inchi adalah
66%. Selain itu nilai faimer shai·e yai1g diperoleh petani w1tuk pola satu berdasarkan
ukurai1 masing-masing ';4 inchi 27% clan I inchi 29%, sedangkan untuk pola dua
ukuran % dan I inchi adalah 28% dan 34%. Jika dilihat secara umum dari hcsarnya
maijin pcrnasaran dan farmer share untuk kcdua ukurnn bcnib pacLi pola y<1ng ada
maka saluran pemasarnn pacla pola dua dengan bcnih ikan patin ukurnn l inchi lebih
efisien dibandingkan clengan saluran pemasaran pola satu.
Lebih lai1jut penyebaran keuntungai1 terbesar benih ikan patin dengan ukuran
';4 inchi dan I inchi sebagaimana cliatas tcrjacli pada lcmbaga penrnsaran Pech~gang
Antar Kota (PAK) sebesar 40% clan 42,3% dari harga jual PAK- Adapun rasio
keuntungan tcrhaclap biaya yang tertinggi ada pada PAK dengan po la pemasaran II
untuk benih ukuran ')!,; inchi scbcsar I 0,0.
Dalam kegiatan pemasaran petani clan lembaga pemasaran melakukan
beberapa fungsi pemasaran seperti :
(I). Petani melakukan fo.ngsi pembelian, penjualan, pengemasan, sortasi,
penanggungan resiko
(2) Pedagang Pengumpul !okal
pengangkutan dan informasi pasar
melakukan fungsi pembelian, penjualan,
(3) Pedagang Besar - melakukan fungsi pembelian, penjualan, pengangkutan,
pengemasan, penyirnpanan, sortasi, penanggungan resiko dan informasi pasar
(4) Pedagang Antar Kota - melakukan fungsi pembelian, penjualan, pengangkutan,
pengemasan, penyimpanan, sortasi, penanggungan resiko dan informasi pasar.
Indeks Market Connection (IMC) merupakan rasio antara peubah harga
ditingkat petani dengan peubah harga pasar acuan. Dari hasil pengamatar, nila; IMC
terlihat ticlak sama dengan no! yaitu sebesar 3,56 untuk 3/4 inchi clan 1,73 untuk
ukuran 1 inchi. Maka pasar tidak terpadu dalurn jangka panjang dc'll pasc::r bcrada
pada struktur tidak bersaing.
Melani (2002) dalam sebuah penelitiannya tentang analisis saluran pemasaran
ikan Koi di Kecamatan Cisaat Sukabumi Jawa Baral mengernukakan adanya empat
saluran pernasaran, meliputi :
(I) Petani - Pedagang Eccran - Konsumen
(2) Petani - Tengkulak Kan1pung- Pedagang Eceran - Konsurnen
(3) Petani -Tengkulak Pasar - Pedagang Eceran - Konsumen
( 4) Petani - Tengkulak Kampung -Tengkulak Pasar -Pengeccr- Konsurnen
Dalarn pola saluran pemasaran yang ada tersebut setiap kmbaga-lembaga
pemasaran clan petani terrnasuk melakukim fungsi pemasaran. f<'nngsi pemasaran yang
dilakukan meliputi :
( l) Petani - melakukan fungsi penjualan, pengangkutan
(2) Tengkulak kampung - melakukan fungsi pembelian, penjualan, pengangkutm1,
penyimpanan, penilllggungm1 resiko, informasi pasar, standm·isasi dilll grading
(3) Tengkulak Pasar - melakukm1 fungsi pembelian, penjualan, penganglrntan,
penyimpanan, penanggungm1 resiko, informasi pasar, standarisasi dilll grnding
( 4) PeJagang Eceran - melakukan fungsi pembelian, penjualan, pengang.~utan,
p0nyimpanill1, penm1ggungan resiko, informasi pasar, stillldarisasi dan grading.
Untuk keuntungan pemasaran total yang tertinggi terdapal pada pedagang
eceran di saluran II yaitu sebesar Rp 9.717, 13 perekor. Sedangkan keuntungan
pemasaran lerendah ada pacla tengkulak pasar di saluran lII yaitu sebesar Rp 573,28
perekor. Selain itu nilai mar.ii.n pemasaran tertinggi terdapat pacla pedagang eceran di
saluran II sebcsar Rp I 0.066,67 pcrckor ukuran I 0-15 cm, dan mai:jin terendah acla
pada lengkulak kampung di saluran II dan IV sekitar Rp 6,34 perekor ukuran 1-2 cm.
Ni!ai farmer's share digunakan untuk rnengetahui bcsarnya bagian yang
diterima petm1i. Berdasarkilll penelitian dengan pola pemasaran yang aca terdapat
pada saluran II dan IV sebesar 81,67% ukuran koi 1-2 cm, sedangkan terendah te1jacli
di saluran II untuk koi ukurnn I 0 -15 cm sebesar 16,92%.
Menurul hasil anali,is efisicnsi pemasaran ayam ras pedaging di Kccarnalan
C]jcruk Kabupatcn Bogor oleh Susan ti (2001 ), saluran pemasaran yang tcrjadi tcrbagi
atas enam sal urnn. Sal uran tersebut adalah :
(I) Peternak plasma- inti - Pedagang pengumul - pemotong pengecer- konsumen;
(2) Peternak plasma - inti - RP A - Industri pengolahan makanan - konsumen
(3) Pelernak plasma -Inti - pembeli dari luar Bogor
( 4) Peternak non plasma - Pedaga11g pe11gumpul - Pemoto11g pengecer - Konsume11
(5) Peternak 11011 plasma - RPA - I11dustri pe11golaha11 makanan- Konsume11
(6) Peternak non plasma - Pembeli dari luar Bogor.
Nilai marjin pemasaran serta penyebarannya terlihat bahwa nilai maz1m
pemasaran yang tc1jadi pada salnran pemasaran I, II, IV clan V aclalah berturut-turut
sebcsar 36%, 41 'Yo, 34% clan 39%. Sementara nilai farmer's share yang di peroleh
peternak dari saluran I 64%, saluran II 59% clan saluran IV 66% serta salura11 V 61 %.
Oleh sebab itu saluran ke IV lebih efisien jika clibandingkan dengan saluran
pemasaran lainnya.
Lebih lanjut dilihat dari konsentrasi penjual di tingkat pasar output,
konsentrasi pembeli di pasar input produksi, sifat serla hambatan keluar :.nasuk pasar
dapat disimpulkan bahwa struktur pasar output ayam ras pcdaging adalah pa;;ar tidak
bersaing scmpurna atau oligopoli murni, baik dilihat dari sudut pandang· pcnjual
maupun pcmbeli.
Adapun nilai B/C pada tiap-tiap lembaga pcmasaran adalah !cbih dari satu
(B/C> I), sehingga lcmbaga pemasaran ayam ras pcdaging di Bog or sudah
memberikan keuntungan. Nilai tertinggi B/C !crdapat pacla saluran ke II scbesar 2,47
sementara nilai terenclah acla di saluran JV sekitar 1,38.
2.12. Kcrangka Pemikiran Tcoritis
Indonesia sebagai negara yang kaya akan potensi perikanan, narnun dalam
procluksi perikanan Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara tetangga lainnya.
.Potensi smnberdaya yang melimpah merupakan modal untuk pembangunan dan dapat
dimanfaatkan untuk kemakmuran. Adapm1 potensi perikanan Indonesia terdiri dari
perikanan laul, payau clan darat. Untuk pcrikanan darat scndiri ada ban yak jenis ilcan
yang dikembangkan, salah satunya adalah ikan hias. Dalam rangka usaha
pemanfaalan perairan darat, usaha budidaya ikan hias mempunyai prospek yang
cerah. Nanrnn sedikit sekali orang yang berani membudidayakan ikan hias karena
berbagai faktor yang harus mereka haclapi, seperti masalah incluk, pembenihan,
pmbesaran dan lain sebagainya. Akan tetapi clari kondisi yang akau dihaclap'. oleh
petani masih terclapat claerah yang mengemoangkan budidaya ikan hias, adapun
clacrah tersebut adalah Jawa, Sumatra, Kalimar.tan, Maluku, Sulawesi, frian Jaya.
Kecamatan Beji scbagai salah salu Kccarnalan yang ada di pulau Jawa
khususnya .lawa Baral masih banyak tcrdapal pembudidaya ikan hias stau petani ikan
hias. Petani ikan hias clalam melakukan aktiJitasnya selalu bcrtujuan untuk
pemasaran. Sedangkan orientasi pemasaran yang dilakukan petani untuk mempcroleh
kcuntungan. Dimana kcuntungan yang dipcrolch sclanjutnya dapal digunakan scbagai
modal usaba budiclaya ikan hi;,s. Agar sampai kc tangan konsumen tlhir pemasaran
ikan hias harus melalui beberapa lembaga pemasaran. Lembaga pernasaran yang
terkait dengan tataniaga ikan hias adalah pclani, pcdagang pasar, pcdagang besar,
pengecer. Dengan adanya lernbaga pemasaran tersebut akan diketahui berapa jumlah
lembaga per.iasaran ynag terlibat dai1 saluran pemasaran yang terbentuk dalam
pendistribusian procluk. Selain itu dalam proses pendistribusian akan tcrlihat fungsi
fungsi pemasaran apa yang telah dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran.
Sedangkan untuk melihat peran masing-masing lembaga pemasaran saat' terjadi
transaksi penjualan dan pembelian dapat diketahui melalui beberapa komponen
seperti struktur pasar, perilaku pasar dan keragaman pasar. Sampai berapa jauh
pengaruh kornponen yang ada dalam realitas sehari-hari biasanya diukur oleh
beberapa variabel seperti jurnlah lembaga pemasaran, konsentrasi pasar, diferensiasi
produk, jumlah produk, harga dan biaya.
Setelah ikan hias tei:jual dari petani kemudian pedagang pasar dan agen akan
menjual ikan tersebut kc daerah lain. Pedagang pasar dan agen tersebut biasanya
mendatangi langsung petani ke lokasi usaha budidaya ikan hias tanpa melalui
perantara. Kemudian mereka menjual ke pengecer yang tersebar diluar daerah
terse but.
Dalam proses pemasaran ikan hias dari petani ke pedagru1g pasar dan agen,
se1ia dari pedagang pasar dan agen ke pengeccr maka dapa! di hitung dan dianalisis
seberapa besar mru·gin pemasru·an, fanner's share, biaya dan keumungan untuk di
pukai scbagai alat ukur efisiensi pernasarnn. yaitu dalam ha! efisiensi ekonornis.
Selain itu pctani sebagai pelaku usaha atau lernbaga pertarna dalam rantai pemasaran
selalu mcndapatkan kcuntungan yang sangat kecil dibandingkan lembciga pemm:aran
lainnya. Uraian kcrangka pcmikiran tcoritis dapal dilihal pada gambar bcrikut.
OA
P etani Ilrnn hi as I
- Jumlah Saluran Pemasaran dan Lembaga Pemasaran. - Fungsi-Fungsi Pemasaran - Struktur, Perilaku dan Keragaman Pasar - Marj in Pemasaran, Farmer's Share dan R/C Rasio - Ke<ov'''~ P,,ru·' A"'orngre"i '" Iod~ Ke<ov'''" I
Pasar (!nde:Cs ()l1'vfarket Connection)
Analisis Deskriptif
Efisiensi Pemas~:=i
Gambar 2. Kcrangka Pemikiran Tcoritb
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Pcnclitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji, Kota Depok, Propinsi .lawa Baral.
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (pw7Josive) didasarkan pada perlimbangan
bahwa Kecamatan Beji merupakan salah satu sentra produksi ikan hias air tawar yang
ada di Kola Depok, propinsi Jawa Barnt. Selain itu kondisi alam yang terdapat di clcsa
atau kecamtan lersebut cocok untuk kegiatan usaha budiclaya ikan hias, karcna
kctersecliaan air cukup. Dism11ping itu, sarana clan prasm·ana transportasi berupa jalm1
yang baik menghubungkan Beji (Depok), dengan claerah sckitarnya sepcrti Bogor clan
Jakarta, sehingga memudahkan dalam mcmasarkan hasil dan pcngadaan ir:pul
produksi dari bcberapa dacrah. Adapun waktu pcnclitian yang dilakukan lcrhitung
mulai dmi bulan Oktobcr sarnpai dengtm Dcscmber 2004.
3.2. Jcnis dan Sumbcr Data
Adapun jenis data yang diguna.lrnn bernpa data primer maupun data sclrnnder.
Data primer dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif yang dipcroleh dari bel-·:rapa
responden sccan.t acak atau randon1, scpcrti pclani ikan dan pcdagang ikan, untuk
selanjutnya diedit dan disusun clalam bentuk tabulasi guna dibkukan an.ilisis
deskriptif. Dalam mcnentukan sm11pel yang akan dijaclikan responden ada bcberapa
kriteria. Untuk petani yang dijaclikan sampel merupakan pe!ani ikan hi as maanvis dan
bersedia diwawancarai. Seclangkan untuk para peclagang yang krdiri dari pedagang
besar dan pedagang pasar yang dijadikan sampel merupakan pedagang yang membeli
ikari maanvis dari petani di Kecamatan Bej i, dim bersedia diwawancarai serta untuk
pengecer rnerupakan peclagang yang membcli ikan maanvis dari pedagang bes8r clan
atau pedagang pasar dan yang bersedia pula diwawancarai. Aclapun jrn~1lah respunden
scbanyak 34 orang rcsponden yang tcrdiri dari 9 orang petani, 2 orang pedu<!,ang
pasar, 5 orang pedagang bcsar clan 18 orang pengecer.
Data primer diperoleh dengan cara wawancara rnenggunakan daftar
pertanyaan yang telah clisiapkan sebelumnya. Data primer meliputi:
I. Kegiatan lembaga pcmasaran yang acla dalam saluran pemasaran.
2. Sistem transaksi ikan antara petani dengan lcmbaga pcmasaran.
Data sekunder diperoleh clari bcrbagai literatur yang ada di pcrpustakaan
fakultas Sains clan Tcknologi, Dcpartemcn Kclautan clan Pcrikanan, BPS pusat clan
BPS tingkat Kola Depok clan internet.
Dalam pcngumpulan data pada pcnclitian i11i mcnggunakan mclodc, yaitu:
I. Studi k0pllslakuan yailu n1cn1bnca huku-buku, jurnal-jurn~1l iln1iah. d«>ku111cnlasi
dan laporan pcmcrintah daerah atau mclalui surnber inforrnasi Jainnya.
2. Metode observasi. yaitu suatu cara pcngumpulan data dengan earn melakukan
pcngan1atan langsung dan pcncatatan sccara sistcn1atis dan bcrdnsark~1n kcpadn
tujuan penelitian.
3. Metodc wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data dcngan jalan
mengadakan tanya jawab langsung ke petani clan pcdagang yang dikc1:jakan
secara sistematis clan bcrdasarkan kepada tujuan penelitian.
3.3. Mctode Analisis Data
Analisis data dignnakan untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran yang
dilihat dari sistem pemasaran secara keseluruhan. Teknik analisis data yang
digunakan antara lain analisis marjin pernasaran dan penyebarannya, analisis
penerimaan terhadap biaya dan analisis keterpaduan pasar. Adapun variabel yang
dipakai adalah harga, biaya dan volume produksi, sedangkan untuk ketcrpaduan pasar
variabel yang digunakan adalah harga ikan di tingkat petani dan di tingkat pengecer.
3.3.1. Analisis Marjin Pcmasaran dan Pcnycbarannya
Mm:jin pemasaran terdiri dua komponen, yaitu biaya ]Jlomasaran dan
kcuntungan pcmasaran. Pcrhitungan maqrn pcmasaran dalam analisis ini
menggunakan data harga dan biaya (Limbong dan Sitorus. 1987: 12).
Mai:jin yang dipcrolch dikc!ornpokkan alas dua bagian, yaitu marjin absolut
(mutlak) dan mai:jin rc!atif. Modc!nya tcrlilrnt scpcrti berikut:
Mi=Pji-Pbi .............................................................. (1)
Mi= Bi+ Fi
Dengan menggabungkan persamaan (1) dan (2), maka:
Pji-Pbi =Bi+ Fi
Bcsarnya mai:jin pcmasaran adalah :
Dimana:
n
MP= 2: Mi i =l
(2)
(3)
• Mi Mmjin pemasaran pada lembaga pemasaran ditingkat ke-i (Rp/ ekor)
• Pji = Harga penjualan pada lembaga pemasaran di tingkat ke-i (Rp/ ekor)
• Pbi Harga pembelian pada Jembaga pemasaran di tingkat ke-! (Rp/ ekor)
• Bi = Biaya pemasaran pada lembaga pemasaran di tingkat ke-i (Rp/ ekor)
• Fi = Keuntungan pada lembaga pemasaran di tingkat ke-i (Rp/ ekor)
• MP = Marjin pemasaran (Rp/ ekor)
• Bilangan asli (1,2,3,. .. ,n)
Penyebaran marjin dapat dilihat berdasarkan bagian yang diperoleh masing-
masing lembaga pemasaran yang dihitung berdasarkan runrns :
Fs =.till.. x 100%, Pc
Dimana :
• Fs = Farmer's share(%)
• Pjp = Harga penjualan 1kan (Rp/ ekor)
• Pe = I-larga eceran/ harga be! i di konsumcn (Rp/ ckor)
3.3.2. Analisis Rasio PcncrinrnanTcrhadap Biliya (R/C Rasio)
Menurut Soekartawi (1993: 30) untuk rnengetahui apakah kcg!atan pcrnasaran
yang dilakukan rncrnbcrikan kcuntungan bagi pclaku rasar, digunakan rumus :
R/C = t.1. R t.l.C
Din1ana :
•
•
t.l.R = Pencrimaan yang dircroleh karcna mclakukan kegiatan rcma:;anp1
t.l.C = Biaya yang harus dikcluarkan karcna mclakukan kcgiatan pemasa•.·an
Keterangan :
.. •
R/C > 1 : Usaha mengalami kcuntungan
RIC= 1 : Usaha mengalami impas atau imbang
R/C < 1 : usaha mcngalami kerugian
3.3.3. Analisis Kctcrpadua a Pasar
Pemahaman mengenai keterpaduan pasar dapat dilihat dengan mengetahui
perkembangan harga dari waktu kewaktu serta penyebaran harga yang te1jadi
diberbagai tingkat pasar. Adapun untuk mengetahui tingkat keterpac!uan pasar
dianalisis secara statistik dengan menggunakan program minitab, c!engan
menggunakan pendekatan AU/oregressive Distribusited Lag berc!asarkan model
Index oflvfarket Connection (IMC) atau integrasi pasar (Ravallion, 1986: 105).
Adapun model integrasi pasar c!iduga c!engan menggunakan mel.odc: kuac!rat
terkecil biasa atau Ordilza1J1 Least Square (OLS) sebagaimana berikut:
Din1ana :
• P,
• l\.1
• R,
• R,.1
• 130
• 131
• 132
• /33
• e,
=
=
=
=
=
Pt= fl 0 + ll1 P1.1 + fl2 (R,- R1.1) + fl3 H+.1 + c1
I-larga di Tingkat Pctani lkan Waktu t
Lag Harga di Tingknt Pctani Waktu t
Harga di Tingkat Pasar Acuan Walctu l
Lag Harga di Tingkat Pasar Acuan Waktu t
Koefisien Konstanta
Koefisien Perubahan Barga d Tingkat Pasar Lokal
Koefisien Perubahan Maijin Harga d Tingkat Pasm Acuan
Koefisien Perubahan Harga di Tingkat Pasar Acuan
Random Error
Adapun model Autoregressive Distributed Lag ac!alah distributed lag model
yang memasukan satu atau lebih nilai masa lalu (lagged) dari variahcl tidak bebas
diantara variabel bebasnya (Arief, 1993: 47). Variabel bebas adalah variabel-variacel
yang menentukan nilai variabel tidak bebas. Variabel bebas pada persamaa;i aiatas
dalam model lc:terpaduan pasar adalah P,.i, R,-R,.1 dan Rt-J, sedangkan untuk variabel
tidak bebasnya adalah P,.
3.3-4. Pcngujian Autokorclasi
Uji autokorclasi bcrtujuan untuk mclihat apakah ada korelasi antara
pengamatan km-ena didalar~ model terdapat variabel lag. Uji korelasi ini
menggunakan uji h-statistik dengan hipotesis :
Ho : fl i, !32, !33 terdapat autokorelasi (autokorelasi positif atau negatif)
1-l 1 : !31, fl2, ll3 ticlak terdapat autokorelasi (autokorclasi posit if atau negi:tif)
[ clw
h-statistik = I - 7 ] ~ -1--N-I ~:._:_a_r-(BJJ Dimana :
• clw = Nilai Durbin-Watson
• N = J urn I ah Observasi
• Var (!32) =Varian Koefi~ien Regresi untuk Lagged Dependent variabcl
Karena distribusi h-statistik mengikuti pola slanclarcl normal c!istribu1ion rnaka
h-slatistik lerscbul diuji dcngan menggunakan label slanclarizecl normal distribution.
sehingga kesimpulan asumsi adalah jika:
h > 1,96, (maka 1-lo cliterima) lerclapat autokorelasi positif
h > -1,96, (maka I-lo diterirna) terdapal autokorelasi negatif
-1,96 < clurbin h < 1,96 (maka H 1 cliterima), sehingga ticlak ierclapat
autokorelasi negatif clan positif (Arief, 1993: 16).
3.4 Indeks Kctcrpaduan Pasar
Keterpaduan pasar jangka pendek dapat dilihat dari koefisien reg~esi B2
sedangkan keterpaduan pasar jangka paujang dapat dilihat dari nilai Index of Market
Connection (IMC) dengan rumus sebagai berikut :
IMC = 1l1 B3
Jika koefisien fl 1 °0 0 dan koefisien B3 > 0, maka nilai IMC akan sama dungan
nol. Hal ini berarti pasar tersebut berada dalam keadaan integrasi jangka panjang
yang kuat. Jika koefisien fl 1 > 0 clan koefisien B3 = 0, maka nilai IMC menjadi tak
terhingga (co). Menunjukan bahwa pasar tersebut mengalami segmentnsi pasar.
Intcgrasi jm1gka pcndek ccndcrung te1jadi pada kondisi d.imana fl 1 < B3
sehingga nilai IMC antara 0 clan I. Pada situasi ini biasanya nilai 1.\.1 rnendekati nilai 1.
Jika nilai fl2 = 1 berarli pasar berada pada keseimbangan jangka pendck yang kuat
dimana kenaikan harga di pasar rujukan (acuan) segera diteruskan ke pasar lokal.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASJ PENELITIAN
4.1. Kcadaan Umum Dacrah Pcnclitian
Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Beji yang termasuk bagian wilayah
Kota Depok, Propoinsi Jawa Barat. Selain Kecamatan Beji ada beberapa kecamatan
lain yang masuk Kota Depok seperti Kecamatan Sawangan, Limo, Cimanggis,
Pancoran Mas dan Sukmajaya. Kecamatan Bt<ii secara aclrninistratif memiliki enam
wilayah pemerintahan daerah tingkat Kelurahan (Desa) yang meliputi Kelurahan
Beji, Beji Timur, Kemiri Muka, Pondok Cina, Kukusan clan Tanah Baru. Seclangkan
daerah pemerintahan dibawah Kelurahan sepcrti Rukun Warga (RW) dan Rukun
Tetangga (RT), sebanyak 72 RW dan 366 RT. Diantara bcbcrapa kclurahan yang ada
di Kecamata11 Beji hanya sejumlah kecil S<\ia yang memiliki potcnsi pcrikanan se!lc~li
ikan hias adalah Kelurahan Tanah Baru dan Kukusan. Karena daerah tersebut
memiliki pusat-pusat budidaya ikan hias air tawar yang tcrbesar kedua di Kota
Depok. Ada pun kel urahan lain unmmnya merupakan pusat ekonomi clan sosial :;eperti
perkantoran, rumah sakit, perguruan tinggi dan pasar.
Kecamatan Beji berada di wilayah dataran tinggi dengan ketinggian sekit2.r 16
m dari permukaan laut. Dilihat sccara demografi dengan perrnukaan 1anah v1ila;1ah
Kecamalan Bcji berbcnluk datar sampai bcrombak. Karcnanya suhu udara maksi1>rnm
dan minimum berkisar antara 40-20°C, curah Jmjan yang turun clalam satu t<tlmn
sebanyak 300 m/talmn.
Adapun batas wilayah Kecamatan Beji terdiri dari :
Sebelah Utarn berbatasan dengan DK! Jakarta
Sebelah Timur berbatasan dengan Kccamatan Cimanggis
SebeJah Sclatan berbatasan dengan Kccamatan Pancoran Mas
Sebelah Baral berbatasan dengan Kecamatan Limo
.larak pusat pemerintahan Kecarnatan Bcji dengan kelurahan yang terjauh
sekitar 5 km. Dari lokasi penelitian dengan kantor Walikota Depok bei:jarak 3 Km,
sedangkan jarak kecamatan Beji dengan Badan Koordinnsi Wilayah Depok sejauh 0,9
km sertajarak dengan Bandung sekitar 300 Km.
Luas Kccamatan Beji yang ditetapkan pada tanggal 18 Maret 1982 •adalah
sekitar 1.631,91 Ha. Sedangkan jumlah penduduk Kecamatan Beji hingga tahu~1 2002
tercatat sebanyak 120.462 jiwa clan jumlah kepala keluarga sekitar 25.342 kk.
Tabcl 3. Jumlah Pcnduduk Bcrdasarlrnn Kclompok Umur dan ,Jcnis Kdmnin di K t B .. T I 2002 ccan1a an Cll a1un
·--·
No Kclompok Urnur (Tahun) Jonis Kelamin
.lumlah (.liwa) Laki-laki llcrc111nuan ·-
I 0- 14 17.854 16.522 34376 2 15 -34 25.096 25.730 50.828 3 35 -54 14.866 12.873 27.739 4 55 -69 3.386 2.823 6.20R 5 70 kcatas 612 698 1.3 11
Jumlah 61.816 58.646 120.462 ·-.. Su111ber: Kepcndudukan KccanHttan Bej1, 2002
Dalam Tabel 3 di atas terlihat bahwa jumlah pencluduk berdasarkan jenis
kelamin sebanyak 61.816 orang laki-laki (51,32%) clan perempuan sebanyak 58.646
orang ( 48,68%). Seclangkw1 berclasarkan kelompok mnur, jurnlah masyarakat beji
yang terbanyak adalah kelornpok umur antara 15-34 tahun. Dengan rincian untuk
terhadap kedua Kola lersebut. Adanya pertumbuhan tersebut dalam kaitannya drngan
pertanian adalah meningkatnya permintaan produk pertanian khususnya ikan hias.
Dari 7,0 J % penduduk yang bermata pencaharian bi dang pertanian :;ebagian besar
merupakan petani atau peketja di subsektor perikanan khususnya pcrikanan clarat.
Perikanan clarat yang paling banyak clibudiclayakan masyarakat adalah jenis ikan hias
baik clalam skala usaha besar maupun kecil.
Tab cl 5. Komposisi Pcndudu 1{ Bcrclas:irkan Tingkat Pcnclidikan Tahun 2002 No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentasc 1 Tidak Tama! SD 5.484 6,28 2 SD 15.924 ~ 3,24 3 SLTP 20.365 23,33 4 SLTA 23.988 27,48
I 5 Akadcmi 14.463 16,57 6 Universitas 7.066 8,09
I Jumlah 87.290 I 00 ,
Sumbcr : BPS Kota Dcpok, 2002
Pacla Tabel 5 di ala;c lcrlihal bahwa populusi masyarakat Bcji dari tingkat
pendiclikan sebagian besar adalah pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Alas (SLTA)
dan sederajat sekitar 27,48% (23.988) jiwa. Kcmudian masyarakat yang
berpendiclikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama clan sederajat tercmnt scbesar
23,33% (20.365) jiwa, Sckolah Dasar dan sedcrajat 18,24% (15.925) jiwa. Scdangkan
rnasyarakat yang sarnpai pcndiclikan pcrguruan linggi maupun akademi masih sangat
sedikil, untuk perguruan tinggi 8,09% (7.066) jiwa dan akademi tercata~ sebcsar
16,57°;(, (14.463) jiwa. Sehingga berclasarkan pendidikan yang ditempuh, rata-rata
masyarakal Beji adalah rnasyarakat berpendidikan.
4.2. Produksi Ikan Hias di Kecamatan Beji
J umlah produksi ikan hias yang ada di Ko ta Depok sangat terkait dengan
jumlah dan luas lahan usaha yaitu kolam ikan yang dimiliki petani. Selain kolam ikan
yang digunakan untuk usalm budidaya wada11 akuarium dan jaring suda11 rnulai
berkembang, sehingga tingkat produksi ikan hias di Kata Depok khususnya
Kecamatan Beji terus mengalami peningkatan. Luas kepemilikan kolam ikan sehagai
lahan usaha dari tahun 2002 hingga tahun 2003 meningkat, ha! ini seperti tulihat
dalam Tabel 6.
Tabel 6. Perkembangan Luas Areal Kolam Ikan di Jl:ebewapa Kecamatau di Kota Depok Tahun 2002-2003 per (Ha).
f ~o Kecama~an
Sawangan I 2 Pancoran Mas
' Sukmajaya .)
4 Cimanggis 5 Beji 6 Limo
J umlah Sumber: BPS kota Depok, 2003
--·~------
2002 4,36 0,67 0,42 o.on 0,39 0,17 8,01
2003 3,63 1,50 0,52 0.02 0,41 0,70 7,51
Kolam ikan hias yang terluas di kota Depok bcrada di Kec::unatan Sawangan
sekitar 4,36 ha dan pada tahun 2003 Juasnya hcrkurang menjadi 3,36 ha. Disusul
kecamatan Pancoran Mas 0,67 ha tahun 2002 bertambah menjadi 1,50 :1a di talmn
2003, kccamatan Sukmajaya 0,42 ha tahun 2002 mcnjadi 0,52 ha tahun 2003.
sedangkan untuk Kecamatan Beji sendiri luas kolam ikan yang tersebar di beberapa
wilayah bertambah luasnya dari 0,39 ha tahun 2002 menjadi 0,4Jl1a tahun 2003.
Adapun bcrtambalrnya luas kolam ikan pada bebcrapa Kecamatan di atas karcna para
petani banyak mcmbuat kolam ikan yang barn di lahan sencliri maupun clilahan ticlur
atau lahan kosong milik orang lain yang ticlak climanfoatkan. Seclangkan
berkurangnya lahan kolam ikan clikarenakan lahan tersebut banyak dibangun untuk
perumahan clan fasilitas lainny.1.
Tabcl 7. Produksi limn Hias di Bebcrapa Kccamatan cii Kota Ucpok Tahun 2002-2003
No Kecamatan 2002 2003 1 Sa\vangan 27.885.680 27.516.740 2 Pancoran Mas l.810.000 l .941.000 " Sukm11jaya 660.000 732.400 .)
4 Cimanggis - 50.230 5 Bcji 6.439.l 30 7.500.000 6 Limo 687.280
'--450.300
Jumlah 37.482.090 38.190.670 Sumber: BPS kota Depok, 2003
Terlihat pacla Tabel 7 di alas mcskipun jumlah kolam ikan hi;is yang ada di
Kecarnatan Beji masih sedikit bila dibandinglrnn dcngan bebcrapa Kecamatan lain
yaitu masih berada di urutan keempat. Namun da!arn procluksi total ikan hias di Beji
pada tahun 2002 mencapai 17, l 8% chm rncngalarni peningkatan mcnjadi 19,64% di
lahuan 2003 dari total procluksi ikan hias kota Depok. Dengan jumlah produksi
tersebut maka Kccamatan Beji menduduki urutan kedua dari total procluksi yang
dapal disurnbangkan unluk Kota Depok dalam komoditas ikan hias. Sekalipun luas
kolarn ikan hias yang di rniliki pclani Kccamalan Bcji rnasih rclatif scmpil, tctapi
produksinya cukup tinggi dan Japat bcrsaing dcngan Kccamatan lain dalarn kuantitas.
I-Jal terscbut mengindikasikan bahwa teknik pernbudiclayaan ikan hias oleh petani
sudah sangat bagus karena mampu rneningkatkan total produksi sampai 7 .500.000
ekor. Selain itu banyalc petani yang membudidayakan ikan bias dalam berbagai
tempat seperti akuarium, jarring, kolam dan lainnya.
4.3. Karakteristik Pctani Rcsponclcn
Petani ikan yang ada di Kecamtan Bcji umumnya membudidayakan ikan hias
imtara tiga sampai lima jcnis. Dari beberapa jenis yang ada sebagian besar dari
mereka membudidayakan jenis ikan hias rnaanvis, sehingga pembudidaya ikan hias
maanvis merupakan petani yang dijadikan responden.
Selain itu petani ikan hias yang dijadikan rersponden oleh peneliti adalah
pctani yang bersedia untuk diwawancarai secara Jisan maupun tulisan dengan
menggunakan claJlar pertanyaan secara tcrstruktur dan penycbaran angkct.
Berdasarkan hasil wawancarn clan penyebaran angket maka didapatkan sembilan
orang responden. Dari kcsembilan responden yang acla rnerupakan petani yang
memiliki pcngalaman lcbih dari satu tahun.
4.3.1. Umur Pctani Respon<len
lJmur petani ikan hias maanv1s yang !erpilih scbagai respondcn clalam
penelitian di Kecamatm1 Beji berkisar antara 25 tahun sampm dengan 55 tahun.
Berclasarkan klasifikasi yang telah dilakukan sebagian besar petani responden berada
pada kisaran golongan urnur 36 tahun sampai dcngan 45 tahun yang mcncapai sckilar
66.67 '% (6 orang). Jika dililrnl dari umur tcrscbut maka scbagian bcsnr pctani
. respond en tcrgolong kepada usia yang produktif. Berikut sebaran umur petani
responden ikan bias maanvis yang ada di Kecamatan Bcji pada Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Sebaran Umnr Pctani Rcspondcn di Kccamatan Beji Tahun 2004.
Golongan Umur (Tahun) Jumlah Responden (orang) Persentase (%) 25-35 2 22,22 36-45 6 66,67 46-55 1 11, 11 ..
Jumlah 9 100 .
Sun1ber: Olahan Data Prnncr
4.3.2. Pcndidikan Pctani Rcspondcn
Tabcl 9. Tingkat Pcndidikan Pctani Rcspondcn Tahnn 2004
II Tingkat Pendidikan SD
SMP SMA
Perguruan Tin >1
Jumlah Su111bcr : Olahan Dai·a Prin1cr
.lumlah Responden (oran >) 2
Persentase (%) 22,22
2 22,22
1-~~~~~5~~~~--+-~~-'-=55_,5_6~~--~ 9 100
Tingkat pcndidikan pctani ikan hias 111aanv1s di lcmpat pcnclilian pada
urnurnnya adalah pctani dengan pendidikan yang tinggi. l'cndidikan formal yang
pernah mercka ikuti rnulai dari tingkat rcndah scpcni Sckolah Dasar (SD) hingga
san1pai kc pcrguruan tinggi. Scbagian bcsar rcspondcn adalah pctani yang n1cngikuti
pcndidikan hingga kc pcrguruan tinggi sekilar 55,56% (5 orang). Dari scbrtgian
responden rnerupakan petani yang berpendidikan formal sarnpai ke tingkal Sekolah
Menengah Atas (SM/\) clan hanya sarnpai pcndidikan Sekolah Dasar (SD) rna~ing-
masing dengan jumlah 22,22% (2 orang). Tingkat pendidikan petani responden tersaji
dalarn Tabel 9 di atas.
4.3.3. Pcngalaman Petani Rcspon<lcn
Pengalaman responden sendiri sangatlah beragam mulai dari yang terendah 1
tahun sampai yang tertinggi sekitar 20 tahun. Pengalaman petani rcsponden ikau hias
tersaji dalam Tab el 10 di bawa]J.
Tabcl 10. Tingkat Pcngalaman Petani Respon<len
·------Pcngalarnan (Tahun) .. .Jumlah Rcspondcn (orang) p
·-__ _£i:scntasc ('X>)
1-5 4 44,44 6 ·· I 0 I I I ,12 I I - 15 -16 - 20 4 44,44
L Jumlah 9 100 Sun1ber : Olahan Data Pnn1er
Bcrdasarkan Tabcl 10 di alas adanya sebaran pcngalaman yang sarna din1iliki
oleh petani yaitu pengalaman antara I tabun sarnpai 5 tahun dan pengaiama;1 16 tahun
sampai 20 tabun masing-masing sebesar 44,44% ( 4 orang). Sclain itu ban ya satu
petani responden, memi!ki pengalaman 6 talrnn sampai 10 tahun (11,12%) clm1 ticlak
ada responclen yang memiliki pengalaman antara 11 tahun sampai 15 tahun.
BABV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gmnbanrn Umum Usalrn Ilrnn Maanvis
Usaha perikanan yang dikembangkan oleh petani di Kecamatan Beji amat
beragam jcnis ikannya. Umumnya mereka membudidayakan ikun hias lebih dari satu
jenis, karena ada beberapa faktor yang mcmpengaruhinya dimana sctiap jenis ikan
hias memiliki perbcdaan dalam ha! teknis maupun ekonomis.
Adapun jenis ikan hir·s yang dibudidayakan oleh petani diantaranya adalah
jenis maanvis (Pterophyllum scalare), koki (Cotassius aura/us), or.kar (Astronotus
ocel/atus), lele belang atau lcle pulih (Cfarias balrachus) dan cat fish
(Phractocepha!us hemiofioptera). Diantara jcnis ikan hias yang discbutkan di alas
umurnnya jcnis ikan hias 1naanvis yang banyak dibudidayakan pclani di Kccamalan
Beji. lkan bias maanvis dikcnal olch masyarakal adalah ikan lnyang-layang. karcna
bentuk tubuhnya yang mcnycrupai layang-layang, pipih dan melcbar.
Ikan maanvis merupakan _icnis ikan hias yang pcrlumbuhannya sangal ccpal,
lamanya budidaya kurang lebih selama 2 bulan selanjutnya ikan terscbut sudah dapat
dipanen. Tidak scmua petani ikan di Kecamalan Beji membudidayakan ikan pada
waktu bcrsamaan akan tctapi tcrgantung pacla masing-masing pctani itu scndiri
dengan mcmperhitungkan cuaca, modal clan acla tidaknya kolam yang kosong. !3cntuk
budidaya yang dilakukan pclani adalah budidaya dengan pola pcmbesara:1 yang
climulai dari benih. Sedangkan ikan yang dijadikan benih aclalah ikan yan:.; diiieroleh
petani dengan earn mcrnbeli dari peclagang benih . Digunakannya henih clari basil
rnernbeli oleh petani dikarenakan beberapa ha! scperti pengetahuan dan penga!aman
petani yang kurang clalam teknik pernbenihan. Karena untuk menghasilka•1 benih
yang bagus dari segi kualitas maupun kuantitas cliperlukan kedua hal ternebut.
Meskipun secara umum petani berpengalaman clalam pembesaran ikan, namun clari
segi pengetahuan tentang proses pembenihan masih kurang.
Sclain clari segi pcngetahuan clan pengalaman diperlukan pula ternpat
pembenihan, musim pemijahan clan yang terpenting adalah pemilihan induk yang
berkualitas. Untuk mendapatkan benih yang bagus clibutuhkan induk yang bagus
pula, karena banyak ikan yang harganya tunm dikaren2.kan keturunan dari induk yang
kurang bagus. Proses pembenihan yang cliawali clengan perkawinan incluk sampai
dihasilkan benih membutuhkan waktu sekitar satu rninggu. Dalam memilih induk
maanvis yang bagus acla beberapa ha! yang harus clipcrhatikan seperti inclul( maanvis
suclah mencapai ukuran 7,5 cm atau berumur 7 bulan yang dilandai clcngan
kcn1atangan kclan1in dan ikan sudah n1cn1asuki n1asu birahi.
Untuk proses perkawinan hingga dihasilkan benih diperlukan tempat yang
sesuai seperti luasan kolam atau akuarium, konclisi air, pakan clan lainnya. Tidak
sedikit induk maanvis akan mengalami stress berat ketika ko!am atau ternpat yang
terseclia ticlak sesuai sehingga lc~jacli kematian yang dapal mcrugikan pdani. Sulilnya
proses terscbut mcnyebabkan pctani lebih rnenyukai rnembeli benih clibanclingkan
hasil pembenihan sencliri sehingga dikenal sebagai petani pembesaran.
Untuk teknik budidaya dengan pola pembesaran ik2n maanvis dibutuhkan
waktu sekitar 2 bulan, mulai dari benih c!engan ukuran 'h inci hingga ukuran .siap jual
sckilar ukuran 2 inci. Adapun pakan yang diberikan tercliri clari clua jenis yaitu pal.an
aiami seperti cacing sutra (Tubifex sp), kecu Gentik nyamuk), daphnia sp atau nzoina
dan kutu air (protozoa) dan p.\kan buatan berbentuk pelet. Pakan cliberikan sebanyak
setengah kilogram untuk perluasan kolam 8 m2 perhari, pernberian clilakukan
sebanyak dua kali pcrhari pada pagi clan sore hari.
Aclapun pola panen yang biasa clilakukar, petani adalah dcngan cara pancn
total namun dilakukan secara bergilir, yaitu rnemanen sebagian unit atau kolam yang
sudah cukup waktunya untuk clipanen. Sebelum ikan clipanen, maka yang clilakukan
petani adalah ikan tersebut ticlak diberikan rnakan atau dipuasakan sclarna kurang
Iebih Yz sampai l hari, bertujuan agar ikan yang akan ditangkap terlihat lmcah, segar
clan tidak Iemas schingga kualitas ikan tetap terjaga. Tujuan lainnya aclalah untuk
menjaga kebersihan dan kctersecliaan oksigen yang cukup selamr: dalam kernasan.
5.2 Saluran Pcmasanrn
Saluran pemasaran menggambarkan proses penclistribusian ikan hias maanvis
clari petani di Kecamatan Beji sebagai proclusen sampai ke tangan konsumen akhir.
Pacla dasarnya pcnyaluran ikan hias maanvis dari lokasi pcnelitian mchlui bcrbagai
lcmbaga pemasaran seperti pedagang pasar a!au tengkulak pasar, pedagang besar atau
agcn clan pengecer. Saluran pemasaran maanvis dari Kecamatan Beji dapat dilihat
pada Gambar 3 bcrikuL
.j, Pro<lusen I Petani lkan
Pedagang I>asar/ Tcngkulak Pasar
I Pcngccer .
Konsumcn Akhir
<I
1 Pcdagan g Resar/ I
gen A
I
Gambar 3. Saluran Pemasaran limn Hias Maanvis dari Kecamatan Beji
Dari uambar di alas terlihat jelas bahwa saluran pemasaran ikan hias maanvis 0 '
yang terbentuk terdiri dari :
!) Salman I : Petani -~ Peclagang Pasar -~ Pengecer -~ Konsumen akhir
2) Salman II : Petani --+ Pedagang Besar -~ Pengecer -+ Konsumen akhir
5.3 Praktck-praktck Dalam Mcn,jalank:rn Fungsi Pcmasaran
Fungsi-fungsi penrnsaran pacla dasarnya ditujukan untuk mc:11per!ancar
pendistribusian atau arus barang clari procluscn kc langan konsumcn akhir. Fungsi-
f11ngsi pen1asaran din1aksudknn agnr pcn1asarnn suatu kon1oditas daltuY1 hal ini ikan
maanvis clapat lebih efcktif. Schingga membcrikan kcpuasan yang maksimal bagi
konsumen disamping keuntungan yang lebih besar akun diterima procl11scn.
Fungsi-fungsi pemasaran yang ada biasanya dimulai dari tingkat petani
sebagai proclusen clan pemilik barang yang pertama kali hingga berlanjut pada
lembaga-lembaga pemasaran berikutnya yang terkait dengan saluran pemasaran. Pada
kondisi tertentu, dimana lembaga pemasaran yang terkait tidak sepcnulmya
melakukan semua fungsi-fungsi pemasaran ysng ada. Fungsi-fimgsi pemasarar: yang
dilakukan pada seliap Jembaga pemasaran anlara Jain fungsi pertuka:·an (penjuabn,
pembclian), fungsi fisik (pengolahan, pcnyimpanan, pengemasan da11 pengangkutan)
dan fungsi fasilitas (sorlasi, grading, penanggungan resiko dan informasi pasar)
seperti yang terlihal pada Tabel J 1.
Tabcl 11. Fungsi-fungsi Pcmasarnn yang Dilakukan Olch Seliap Lcmbaga P r K B .. T l 2004 cn1asaran c 1 ccan1atan CJ! aiun
Fungsi Pemasaran I
Petani Pedagang I)adagang i'engecer Pasar Bcsar ,-- -
Pembelian .,/ .,/ .,/ .,/
Penjualan .. -p- .,/ .,/ .,/ - . ·-----Pengangkutan .,/ .,/ .,/
-··~--·--·-- f-------Pengolahan (Budidaya) I .,/ - - -l)engen1asan I .,/ .,/ .,/ .,/
I - - -·
Penyimpanan - .,/ .,/ .,/ -----·
Grading dan Sorlasi b __ .,/ .,/ .,/ -
J Penanggungan Rcsiko .,/ .,/ .,/ -
Informasi Pasar .,/ .,/ .,/ -- .L---·----
Su111bcr: l)ata Pruner d1o!ah
5.3.l Fungsi-fungsi Penrnsaran oleh Pctani
I)alan1 proses kcgiatan pcn1asarnn ikan n1::1anvis. pctani sclnigai produscn dan
pelaku pertama clalam melakukan fungsi pemasaran. Fungsi-fungsi pemasaran yang
dilakukannya melipuli fungsi pernbelian, fungsi penjualan, fongsi pengolahan clalam
hal ini adalah budidaya , ltmgsi pengcrnasan, fungsi pcnanggungan rcsiko clan ltmgsi
inforn1asi pasar.
Fungsi pcmbclian mcrupakan ltmgsi yang pcrlama kali dilakukan olch rctani
untuk rncmperoleh input produksi seperti benih ikan, pakan, obat-obal~>n, blower,
filter serla peralatan dan bahan lainnya (jaring, kolam dan akuarium). Karena benih
ikan maanvis diperoleh dari hasil pembelian maka petani ikan di Kecamatan Beji
merupakan petani pembesaran. Pembelian input produksi oleh pdani sebagaimana
yang ada dilakukan dengan sistem tunai. Adapun fungsi penjualan olch petani adalah
melakukan transaksi penjualan ikan maanvis dengan ukuran siap jual yaitu sekitar
ukuran L (2 inci) atau kurang lebih 5 cm. Sistem penjualan ikan antara petani dengan
para pedagang dilakukan dengan sistem tunai, artinya ikan yang abn dibeli oleh
pcdagang harus dibayarkan tunai kepada petani. Sistem pembayaran tunai yang
dilakukan oleh petani lerkait dengan kebutuhan petani terhadap dana alau uang tunai
untuk pembiayaan usaha budidaya ikan hias.
Fungsi pemasaran yang kedua adalah fungsi pengolahan a'tau budidaya.
Budidaya yang dilakukan petani terkait dengan meningkatkan nilai jual ikan melalui
perlakuan petani terhadap ikan seperti pembcrian pakan, obat-obatan, pembersihan
lwbitat ikan dan lain sebagainya. Proses budidaya ikan yang dilakulrnn petani adalah
mulai benih ikan hingga ikan !ersebul sudah cukup wak!u untuk dipanen. Dalam
proses pcngolahan alau budidaya ikan maanvis yang dilakukan pctani, sangt;l crat
sekali dengan resiko kematian. Karena ikan hias merupakan makhluk hidup, maka
kondisi kematian ikan sangat berpengamh terhadap usaha. Resiko kematian yang
ditanggung oleh petani menunjukkan mereka melakukan fongsi penanggungan resiko.
Fungsi pengcmasan yang dilakukan pctani adalah mengg.unakan plastik
sebagai wadah, udara (02) dan karel scbagai pcngika!. Plastik yang digunakan
sebagai wadah pengemasan ikan adalah plastik ukuran 50 x 75 cm. Rata-rata ikan
yang dapal ditampung sekitar I 00 sampai 200 ekor sesuai jarak tempuh dari pelimi ke
pedagang tersebut. Sedangkan penggunaan udara clan air dalam setiap kemasan
adalah jumlah udara lebih banyak tiga kali dari air (3:1) sehingga l!dara iidak cepat
babis dan ikan terns bertahan. Oksigen yang digunakan oleh pctani merupakan
oksigen mumi, diperoleh dari membeli yang biasa dijual para pedagang oksigen.
Adapun proses pengisian OJ(sigen atau udara dari tabung ke dalarn kemasan
menggunakan selang scbagai ala! penghubungnya, kcmudian keran penutup ta.bung
dibuka untuk mcngalirkan udara setelah cukup plastik kemasan kemudian ditutup.
Sedangkan mcngenai informasi pasar, petani ikan maanvis biasanya
mendapatkan informasi d&ri sesama petani atau dari para pedagang. Adapun
informasi pasar yang sering diperoleh petani aclalah tentang harga clan sistem
penjualan ikan. Sistem penjualan ikan yang clilakukan petani aclalah petani
menghubungi pedagang pasar clan pedagang besar atau agen untuk dipcrlihatkan
contoh ikan tersebut, jika cocok clcngan para peclagang maka iransaksi berlangsung.
5.3.2 Fungsi-fungsi Pcmasaran olch Pcdagang Pasar
Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan pedagang pasar meliputi fungsi
pembelian, fungsi penjualan, fungsi pengangkutan, fungsi pengemasan, fungsi sortasi
dan grading, fungsi penyimpanan, fungsi penanggungan resiko dan fongsi infonnasi
pasar.
Fungsi pcmbclian yang dilakukan pcdagang pasar adalah mcmbcli ikan
maanvis berdasarkan jumlah serta kualitas ikan yang akan dibeli dan mencari sumber
pembelian untuk selanjutnya melakukan penawaran dan pengumpulan dari petani di
Kecamatan Beji. Dalam melakukan pembelian ikan, pengangkutan merupakan salah
satu fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pcdagang pasar. Fungsi pengangkutan
dilakukan untuk mcngm1gkut ikan dari petani ke tcmpat penyimpanan untuk
selanjutnya dikirim ke pasar. Pengangkutan ikan yang dikemas dalam plastik
. biasanya dilakukan menggunakan kendaraan bermotor roda dua.
Sebelum ikan tersebut dijual Ice pasar biasanya pedagang pasar menyimpan
atau menampung dahulu, untuk itu ia melakukan fungsi penyimpanan. Adapun
tujuannya adalah untuk mempersiapkan kondisi ikan agar ketika dij ual esok har i ikan
dalam kondisi sehat. Tujuan Ja;nnya adalah karena pedagang pasar barns memiliki
persediaan ikan tmtuk dijual esok harinya di pasar yang terletak di pasar Parung.
Pasar ikan khususnya ilcan hias sangat unik dimana hanya hari-hari tertentu saja pasar
tersebut berlangsung seperti hari Senin, Rabu dan Jumat dan waktunya 1erbatm; pula
antara pukul 5.00 sampai pukul 9.00 pagi.
Sctelah mcngalami proses pcnyimpanan, ikan maanvis sudah bisa untu:, dijual
olch karcna itu pctani mclakukan l'ungsi pcnjualan. Untuk melakukan pcnjualan para
pcdagang pasar biasanya mengemas kembali ikan dalam kcmasnn yttng Iebih kecil
dengan jumlah ikan untuk setiap kemasan sekitar 5 sampai 20 ckor. Untuk itu
pedagang pasar melakukan salah satu fungsi pemasaran yaitu fungsi pengemasan.
Tujuan fungsi pengcmasan adalah memberikan oksigcn dan air yang barn untuk ikan
serta mengelompokan ikan dulam jumlah kecil. Pengclompokkan atau pemecahan
ikan dalam jumlah dan jcnis tertentu yang clilakukan pedagang pasar termasuk clalam
fungsi sortasi dan grading. Pernbclian ikan yang dilakukan oleh nedagang pasar
berlujuan untuk dijual kembali kepada pihak pengccer, maka pedagang pasar juga
melakukan fi.mgsi penjualan.
Pedagang pasar sama halnya dengan petani yaitu mereka sama menanggung
resiko, namun bila dibandingkan dengan petani, resiko yang harus ditanggung
pedagang pasar relatif kecil. Karena fungsi penyimpanan yang dilakukan oleh
pedagang pasar mulai dari pembelian ikan dari petani hingga dij ual kembali ke
pengecer hanya memakan waktu sekitar I sampai 2 hari saja. Sehingga pedagang
pasar melakukan fungsi penanggungan resiko namun resiko yang ada kecil karena
waktu periode penjua!an sangat singkat.
Adapun fungsi terakhir yang dilakukan pedagang pasar adalah lungsi
informasi pasar. Inforrnasi pasar diperolehnya dari sesama pedagang pasar atau juga
dari para pengecer. lnforrnasi pasar yang diperlukan pedagang pasar b0rkenaan
dcngan jenis dan kualitas ikan yang banyak dicari pengecer, harga ikan dan lain· lain.
5.3.3 Fungsi-fungsi Pcmasaran olch Pcdagang Besar /Agcn
Pedagang besar atau agen adalah pedagang yang mebkukan pembe!ian ikan
dari petani untuk selanjutnya dijual kepada pengecer. Pedagang besar berbeda den[,an
pedagang pasar, adapun pcrbcdaannya adalah : Pcdagang bcsar lokasi usaha bcrada di
daerah tempat tingga.I rncreku, sedangkan pedagang pasar lokasi usaha berada di
pasar Panmg. Pedagang besar menjual ikan di tempat pcnampungan ~cperti akuarium,
kolam dan lainnya, scdangkan pcdagang pasar menjual ikan dalam kemasan plastik.
Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang besar meliputi fungsi
pembelian, fungsi penjualan, fungsi penga:Jgkutan, fungsi penyimpan~n, fungsi
sortasi clan grading, fungsi pengernasan, fungsi penanggungan resiko dai~ informasi
pasar.
Fungsi pembe!ian yang dilakukan pedagang besar adalah rnembeli ikan
maanvis dari petani di Kecamatan Bc:ji, untuk dijual kembali ke pengeccr. di Jakarta
clan sekitarnya. Proses pembe!ian ikan oleh pedagang pasar dengan earn mendatangi
petani untuk melihat contoh ikan, apabila cocok maka pedagang besar akan
membelinya . Sctelah ikan dibeli maka ikan tcrscbul clikcmas dan cliangkut kc tcmpat
penyimpanan atau penampungan mereka. Adapun proses pengangkutan yang
' dilakukan pedagang besar menggunakan kendaraan bermotor rocla dua, sedangkan
terilpat untuk menampung dan menyimpan ikan menggunakan kolam dan akuarium
yang cliberi aerator. Dari hal tersebut maka pcclagang besar melaku1rnn fungsi
pembelian, pengangkutan clan penyimpanan.
Sclama proses pcnyi111panan ikan-ikan · tcrscbut langsung dijual kepada
pengecer. Peqjualan yang dilakukan peclagang bcsar adalah clidatangi olch para
pengecer dcngan sebelumnya melakukan sortir clan grading yang cliclasarkan pacla
jenis, bentuk, warna clan ukuran yang sesuai. Fungsi pengemasan yang clilakukan
pedagang besar aclalah clengan menggunakan kemasan kantong plastik clcngan
berbagai ukuran seperti 20x30, 25x40, 40x60 cm gas oksigen clan karet pengikat
sesuai tingkat pembelian oleh pengecer.
Dalam melakukan fungsi penynnpanan, pedagang besar akan menghadapi
kondisi penanggungan resiko yaitu kematian ikan. Penanggungan resiko berupa
kematian ikan yang harus mereka alami ticlaklah terlalu besar, karena ikan yang telah
dibeli disimpan dan dirawat di kolam dan akuarium yang bersih. Sehingga ikan
terhindar dari kondisi stress akibat peijalanan dari petani ke tempat tujuan. Selain itu,
waktu yang ada antara pembelian dari petani hingga di jua! kemb:ili tidak lama
sekitar 2 sampai 3 hari. Scclangkan informasi pasar ya:1g mereka peroleh berasal dari
sesama pedagang besar dan juga pengecer
5.3.4 Fungsi-fungsi I'cmasarnn olch Pcngcccr
Fungsi pembelian, fungsi penjualan, fungsi pengangkutan, fungsi
pengemasan, fungsi penyimpanan, fungsi sortasi dan grading, fungsi penanggnngan
rcsiko clan fungsi informasi pasar, dimana fungsi-fungsi tersebut dilakukan juga oleh
pengecer. Pembelian yang dilakukan oleh pengecer adalah membeli ikan maanvis
dari pedagang besar dan atau pedagang pasar. Dalam pembelian yang dilakukan oleh
pengecer biasanya dalam jumlah yang tidak banyak sekitar 5 sampai 20 ekor .. Jika
harga ikan antara pengecer clan pedagang pasar atau pedagang besar dirasa cocok
maka transaksi biasanya berlangsung, tentu saja dengan sistem pembayaran secara
tunai. Ikan yang telah dibeli oleh pengecer kemudian dikemas dalam plastik clan
diangkut untuk selanjutnya ditampung di kolam dan akuarium dalam kio:<-kios
mereka. Sehingga pengecer melakukan fungsi pengangkutan, penyimpanan, adapun
tmsportasi yang digunakan oleh pengecer adalah kendaraan bermotor roda dua.
Pengecer merupakan pedagang terakhir dati aliran arus kom.oditas ikan
maanvis yang akan dijual kepada konsumen terakhir sebagai pengguna. Mereka
langsung berhubungan dengan p'~mbeli terakhir dan biasanya pembeli akhir hanya
membeli dalam jumlah sedikit sekitar 1 sampai 5 ekor. Peranan pengecer ~angat
besar untuk rnernpercepat pendistribusian barang kcpada ko11sumen karcna konwmen
mcmbutuhkan ikan bias yang dipcrlukan olch mcrcka.
Karena jurnlah ikan yang diperdagangkan dan dibeli olch kt1nsu111en sangal
sedikit maka pengemasan yang dilakukan pengeccr menggtEmkan kemasan plastik
dengan ukuran kecil hingga ukuran sedang saja. Fungsi penyimpanan yang dilakukan
pengecer hanya mcmindahkan dari kemasan bcsar untuk di tampung dalam kolum
dan akuarium untuk selanjutnya menunggu pembeli datang langsung ke kios mereka.
Penyimpanan yang mercka lak ukan tidak tcrlalu lama hanya bebcrapa jam saja karena
sctelah membeli ikan maanvis pada pagi harinya maka sekitar sian ~ atau sore hari
ikan tersebut sudah tcrjual. Dalam melakukan fungsi sortasi dan grading, pengecer
binsanya n1cn1ilih ikan bcrdusarkan kondisi ikan, kclengknpan lubuh ikan, ukuran~
dan warna. Ketika ikan dimasukkan kc dalam kolam atau akuarium yang bertujuan
agar konsumen tertarik untuk mcmbcli ikan terscbut, ha! itu merupakan salah satu
dari fungsi sortasi dan grading. Untuk mcngctahui infonnasi pasar biasanya pcngcccr
mendapatkannya dari sesama pengecer clan dari para pelanggan mereka. Informasi
yang diterima pengecer dari konsumcn rncreka mcrupakan salah satu dari fi.mgsi
pemasaran yang ada. lnfi:mnusi yang mcrcka dapat dari pclanggan biasa hcrhubungan
dengan jumlah ikan, harga dan ukuran yang lcbih disukai oleh pelanggan.
Ketika pengecer melakukan proses penyimpanan di akuarium clan kolam
pada kios, mereka juga akan mengalami resiko berupa kematian ikan maanvis dalam
jumlah tertentu. Adapun resiko kematian yang akan dialami oleh pengecer tidak
terlalu besar. Dimana ketika ikan dipajang di !dos biasanya tiduk terlalu lama antara I
hari sampai I minggu. Dan ikan tersebut sudah terjual pada konsumen, sehingga
resiko kematian ikan dapat di tckan.
5.4 Struktur Pasar
Analisis struktur pasar ikan 111aanv1s yang ada di claerah penelitian dapat
clilakukan melalui pengamatan terhadap jumlah lembaga pemasaran yang terlibat,
sifat produk, kondisi keluar masuk pasar dan tingkat pengetahuan informasi ,pasar.
5.4.1 Jumlah Lcmbaga Pcmasanrn
Ikan maanvis merupakan jenis ikan hias yang banyak disukai oleh masyarakat
lrnrena keunikan bentuk dan warnanya. Peminat ikan ini berasaf clari segala golongan
ekonomi baik mencngah kc atas maupun mcncngah kc bawah. Sclain itu ikan
tersebut, tidak hanya disukai oleh konsmnen di pasar lokal tetapi jug<; di pasar
mancanegara. Bagi pcrninat ikan bias yang bcrada di pasar Iokal umunmya tcrscbar di
berbagai lokasi baik di .Jakarta rnaupun daerah lainnya, diperlukan adanya Jcmbaga
lembaga pemasaran bernoa pedagang perantara yang sangat dibutnhkau untuk
rncnyarnpaikan produk dari pctani kc konsumcn akhir. Di dacrah pcnclilian scndiri
lcmbaga-lcmbaga pcmasaran yang tcrlibat dalam pcnyaluran ikan hins tcrscbut
meliputi pedagang pasar, pedagang bcsar atau agcn dan pengcccr.
Struktur pasar yang ada di lokasi penelitian dilihat dari sudut pandang pembeli
cendenmg mendekati pasar oligopoli. Struktur pasar yang berbentuk oligqpoli ini
te1jadi karena jumlah pembeli dalam ha! ini pedagang pasar, pcdagang br:sar clan
pengecer hanya terdiri dari beberapa orang saja. Sedangkan dari sudut penjual
struktur pasar yang tcrbcntuk mcrupakan pasar aligopsoni, karcna jumlab pcnjual
yaitu petani, pcdagang pasar dan pcdagang bcsar hanya tcrdiri dari bcbcrapa orang.
Untuk kbih jclasnyajumlah lcmbaga pemasaran dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabcl l 2 .. Jumlah Lcmbaga Pemasaran Sebagai Pembcntnk Struktur Pasar
Lembaga Pemasaran Jumlah Struktur Pasar
Dari sudut Een,jual Dari sndut pembeli Petani ll(an 9 Oligopoli -Pedagang Pasar 2 Oligopoli Oigopsoni Pedagang Besar 5 Oligopoli Oligopsoni Pengecer 18 Oligopoli Oligopsoni
Sumber : Data Primer d1olah
5.4.2 Kondisi Produk
Penilaian terhadap sifat produk dapat dilihat dati keragaman produk pertanian
dalam ha! ini ikan maanvis dapat dikatakan homogen. Untuk ikan sejenis hanya
dilihat dari kondisinya bagaimana ikan terscbut bcrcnang sepcrti kelincahan kctika
meluncur dikolam atau akuarium dan apakah ad!l kckurangan dari anggota tubuhnya
seperti cacat atau tidak. Sedangkan untuk pcngccer yang menjual ikan maanvis
kcpada pembeli atau konsumen akhir bcrdasarkan pad a jenis atau kelompok tenentu
seperti jenis black white, tri color, slayer dan lain-lainnya. Belain itu ukuran dan
bentuk tubuh ikan maanvis merupakan kriteria pengelompokan sepe1ii 2 inchi sampai
2,5 inchi ukuran sedang dan le bih dari 2,5 inchi ukuran besar.
5.4.3. Mudah Tidalmya Kcluar M:1suk Pasar
Mudah ticlaknya pedagang baru untuk masuk ke dalam suatu pasar dapat di
lihat clari ada ticlaknya hambatan bagi mereka untuk memasuki pasar tersebut.
r lambatan yang ada clalam sebuah pasar clapat dilihat clari kcbcbasan lcmbaga
pemasaran untuk memasuki pasar yang acla, kebebasan untuk menentukan harga jual
ikan atau harga jual ikan diserahkan berclasarkan mekanisme pasar bukan clari pihak
tertentu, kebebasan menjual ikan kepada pihak manapun dan tidak ditcn!ukan atau
clidasarkan satu pihak (monopoli) scrta pcrsaingan antara lcmbaga pcmasaran
merupakan persaingan secara sehat. Berdasarkan kriteria tersebut maka struktur pasar
ikan maanvis dari petani kr; lembaga pemasaran yang ada cenclenmg mcnclekati pasar
persaingan. Di111ana para pctani dan pihak yang ingin 111cnjadi pctani bchas untuk
memasuki pasar ikan maanvis.
Begi(u pula peclagang pasar, pedagang besar memiliki kcbebasan untuk
memasuki pasar ikan bias. Mereka bcbas untuk bcrtransaksi clengan pctarii manapun
clan mereka bcbas pula untuk masuk pasar sebagai pedagang. Meskipun di tingkat
pedagang tersebut memiliki petani langganan, sehingga biasanya mereka mencari
ikan pada petani langganannya terlebih dahulu sebelum ke petani lainnya. Seperti
halnya pedagang pasar dan peclagang besar para pengecer memil iki kebebasan untuk
memasuki pasar ikan maanvis karena tidak adanya hambatan bagi mereka untuk
rnernasuki pasar yang ada. Pengecer biasanya rnemheli dalmn jumlah yang sedikit
sehingga untuk masuk sebagai pengeccr tidak memerlukan pendanaan yang besar,
selain itu ikan yang dibeli umumnya berasal dari pedagang Iangganan mereka.
5.4.4. Tingkat Pcngctahuan Ynformasi Pasar
lnformasi mcngcnai pasar merupakan ha! yang sangat penting bagi lcmbaga
lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran suatu komoditas pertanian.
lnformasi pasar yang diidentifikasikan berupa harga ikan hias maanvis, jenis dan
ukuran. lnformasi pasar akan rnembantu terciptanya kondisi transaksi peqjualan dan
pembelian di pasar sehingga permintaan ikan hias oleh konsumen dapat dipenuhi dari
petani dan para pedagang.
Petani sebagai pihak produsen membutuhkan informasi pasar ikan hias
maanvis yang meliputi harga ikan, kualitas, ukuran dan lainnya yang ditetapkan
sebagai pertimbangan untuk mcmenuhi permintaan dari pedagang. lnforn~asi tentang
harga ikan dipcrolch pctani dari para pctani lainnya baik yang ada di Kccamatan Bcji
sendiri maupun di lunr Kccamatan Bcji. Sclain dari scsama pctani ikan hias i1;for111asi
harga mercka pcrolch dari para pedagang pasar dan pcdagang besar.
Adapun informasi pasar mengenai ukuran ikan hias, petani mcmperolehnya
111clalui pcdagang pasar dan pcdagang bcsar. Karena ukuran ikan yang akan dibcli
dari petani berdasarkan kcinginan dan jumlah pcrscdiaan ikan yang ada di kcdua
jenis pedagang. Namun bisa pula pedagang akan membeli ukuran yang Jain jika
dimungkinkan dana untuk pembelian dan pesanan clari pengecer.
Perputaran arus dana dan arns inforrnasi kecepatannya sama. Hal ini terlihat
dari sistem pcmbayaran antara lembaga pemasaran dengan cara tunai dan pemberian
infornrnsi harga dan kualitas ikan langsung diketahui oleh setiap lernbaga.
Sebagaimana terlihat alur perputaran dana dan informasi pad a Gambar 4 berikut.
Pcrputanm Arns Dana Atau Modal
Petani Pedagang besar dan Pengecer pedagang pasnr J
Perputaran Arus Informasi
Petani Pedagang besar clan Pengecer pedagang pasar
Gambar 4. Perputaran Arns Dana Atau Modal dan Arns lnformasi
5.5. Pcrilaku Pasar
Perilaku pasar menunjukkan tingkah laku lembaga pernasarm1 pada strnktur
pasar tertentu clalam rnelakukan fungsi-fungsi pemasaran. Perilaku pasar yang
dilakukan lembaga pemasaran dalam prakteknya meliputi pembelian clan penjualan,
proses pencntuan clan pembentukan harga, pembayaran dan ke1:jasama antara lcmbaga
pernasaran.
5.5.1. Praktck Pcmbclian clan Pcnjualan
Petani ikan hias umumnya menjual ikan kepada pedagang langganannya,
karena tel ah tercipta kerjasama yang erat clalam jangka waktu yang cukup lama antara
keduanya. Kondisi yang ada mencip1.akan kesepakatan untuk rnenji.;al ikan tersebut
dengan harga yang telah disepakati. Sekalipun ha] seperti di atas terjadi tidak
ikan tersebut kepada pihak lain dimana sebelumnya ada penawaran dari petani kepada
pedagang langganannya. Dilihat dari praktek jual beli pada lembaga pemasaran dari
petani hingga pengecer, maka tergolong dalam bentuk pasar persaingan sempurna.
5.S.2. Praktck Pcncntuan Harga
Di daera11 penelitian, harga ikan yang berlaku merupakan kesepakatan antara
pembeli dan pejual mulai dari tingkat petani hingga pengecer. Harga yang berialrn di
petani berdasarkan pada kekuatan tawar menawar antara merelm dengan para
pedagang. Sehingga harga yang terbentuk diantara keduanya merupakan harga pasar
yang bcrlaku. Sedangkan pembentukan harga yang terjadi di tingkat pctani
merupakan harga penjualan ikan maanvis. Dimana para pctani meh1h1kan
pcrhitungan setelah dikurangi dengan beberapa biaya produksi dan biaya pemasaran.
Begitu pula harga yang berlaku antara pedagang pas:ir dan pedagang bcsar
dengan para pengecer merupakan harga pasar. Harga pasar yang terbcnluk diantara
keduanyapun berdasarksan mekanisme pasar yailu kcmampuan tawur rnenawar. Sama
halnya pada pihak pengcccr dcngan konsumcn akhir, pcnen!uan harga anlara
keduanya merupakan basil kekuatan permintaan clan penawaran. Berdasarkan
penjelasan yang ada, terliha! bahwa praktek penentuan harga ikan mengarah pada
pasar persaingan sernpurna. Karena pada bentuk pasar persaingan sempurna baik
penjual maupun pcmheli sama-sama tidak dapa! mempcngaruhi harga pasar.
· Setiap pelaku ekonomi yang aktif dalam melakukan kegia1an pemasaran
tentunya akan berusaha memaksirnalkan kepuasan dengan segala keterbatasan yang
.dimiliki. Kondisi tersebut akan mempengaruhi perilaku ekonomi dalam penentuan
harga, baik harga beli maupun harga jual. Sehingga akan mempengaruhi keberanian
pembeli untuk membeli dengan harga yang lebih tinggi dengan kerelaan menjual
dengan harga yang lebih rendah, untuk mendapatkan bagian keuntungan yang lebih
kecil. Hai ini tergantung pacla pelaku pasar, apakah untuk mendapatkan keuntungan
setinggi-tingginya atau adanya keinginan pemerataan dalan1 memperolch keuntungan.
5.5.3. Praktek Pembayaran Harga
Sistem pembayaran harga ikan hias yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
pemasaran sangat tergantung pada t!ngkat kepercayaan dan petjanjian antara pembeli
dan penjual. Umumnya sistem pembayaran yang dilakukan antara pembeli dan
pe1~jual menggunakan sistem tunai. Sistem pembayaran tunai artir,ya begitu ikan
diterima pembeli langsung dibayar berdasarkan harga yang telah disepakati bersama.
Pcmbeli akan rnenclatangi petani untuk melihat ikan, setelah ikan yang akan
dibeli dirasa coco~( maka berlangsung tawar menawar antara keduanya. Jika harga
sesuai kesepakatan, kemudia 1 pembeli akan membayar dengan tunai ke peta.ni.
Begitu pula sistem pembayaran antara lembaga yang lain seperti antara pedagang
pasar dan pengecer atau anlara pedagang besar dan pengecer. Setelah transaksi yang
diclasarkan pada kesepakatan harga tercapai, rnaka pembayaran lunai antara keduanya
dilakukan. Hal yang sama pula te1:jadi antara konsumen akhir dan pengecer.
5.5.4. Praktck Kcrjasama Antar· Lembaga Pcmasaran
Berdasarkan penelitian yang dilaknkan di lapangan, hubungan dagang yang
dilakukan antara Jembaga pemasaran telah rnenciptakan suatu bentuk kerjasama yang
cukup baik. I-Jal tersebut dapat terlihat dari hubungan transaksi antara lembaga yang
terkait dalam pemasaran ikan bias yang teijalin sudah cukup Jama. Kerjasama yang
telah terjalin biasanya menumbuhkan rasa saling percaya.
J(c1:iasan1a antara sesan1a pctani sudah te1:jalin sangat crat, scb2_gain1ana
terlihat jika ikan bias dari salah satu petani sedang tcrserang penyakit 1rn1l;c1 petani
lain akan membantu untuk mengatasi masa!ah tersebut baik melalui pikiran inaupun
perbuatan. Ke1jasama lainnya yang dilakukan oleh sesama petani adalah mengenai
kebutuhan input untuk buclidaya ikan hias. Seperti digambarkan seornng petani
kekurangan permintaan ikan maanvis dari pedagang rnaka ia akan menghubungi
petani lain untuk menyediakan ikan maanvis dengan cara membeli dari pctani yang
bersangkutan. Dan bisa pula petani tersebut menyarankan pembeli untuk membeli
ilcan maanvis pada petani lain.
Selama ini hubungan kerjasama yang telah te1jalin lama antara sesama petani
sudah sangat baik. Meskipun terlihat adanya persaingan diantara mcreka dari segi
harga maupun produk, tetapi ha! itu hanya dianggap sebagai persaingan pasar.
Kerjasama yang baik antara mereka terlihat dari penjualan ikan climana petani akan
menghubungi pedagang pasar atau pedagang besar. Ketika panen ikan maanvis
pembeli akan datang untuk melihat kondisi ikan
Adapun kei:jasama antara petani dengan peclagang besar juga sangat baik.
Kerjasama antara keduanya telah terjalin eukup lama terlihat dari knalitas ikan bias
maanvis yang dibeli dari petani sudah te1jamin kualitasnya. Sedangkan ke1jasama
antara pedagang pasar ataupun pedagang besar clengan pengecer suclah terjalin lama
dan sangat baik. Aclapun hubungan mcreka tcrl ihat dari transaksi, pengccc:· biasanya
membeli ikan pacla peclagang pasar atau pedagang besar langganannya.
S.6. Kcragaman Pasar
Keragaman pasar clapat dilakukan clengan melihat rnarjin pemasaran yang
terdapat diantara lembaga pemasaran yang terlibat sc1ia bagian harga yang diterima
petani ikan.
5.6.1. Analisis Marjin Pemasaran di Tingkat Pcdagang Pasar
Maijin pemasaran diukur berdasarkan selisih harga penjualan tcrhaclap harga
pembelian pacla lcrnbaga pemasaran yang tcrkait. Marjin pcmasaran juga dapat
dipitung dengan menjumlahkan biaya-biaya pemasaran clengru1 besarnya keuntungan
yang diperoleh setiap lembaga pemasaran yang ada. Besarnya biaya pemasaran yang
dikeluarkan setiap lembaga pemasaran jumlahnya berbcda-beda scjalan dengan
per!akuill1 yang diberikan.
Dalam penelitian yill1g dilalmkan, marjin pemasaran dihitung berdasru·kill1 dua
komponen yang penting. Adapun kedua komponen tersebut terdiri clari biaya-biaya
pemasaran clan keuntungru1 pemasaran yang diterima oleh lembaga pemasaran. Biaya
pemasaran rnerupakan sernua biaya yang dikelnarkan oleh setiap lemb2ga pema~'aran,
clalam ha! ini peclagang pasar, peclagang besar clan pengecer. Aclapun komponen biaya
pemasaran yang clikeluarkan peclagang pasar adalah biaya transportasi, tenaga kerja,
kemasan, perawatan clan biaya lain-lain.sedangkan untuk keuntrn,gan pc:masaran
adalah selisih antar harga jual clan harga beli. Selanjunt~ keclua komponen tcrsebut
yaitu biaya clan keuntungan dijumlahkan. Sebagaiman terlihat dalam Taoel 13
berikut.
Tabcl 13. Marj in Pcmasaran Pcdagang Pasar Tcrhadap I<cgiatan Pcmasaran
-Uraian Rp/ ekor ! %
Harga Beli - 600 60 Harga Jual
-1000 100
Biaya pemasaran - Transportasi 14,17 1,42 - Tenaga kerja 45 4,5 - Kemasan 23,5 2,35 --- -- Perawatan 50 5 -- Lain-lain 12,5 l,25
t Tot~I. Biaya 145,17 14,52 400 40 Mm:im
Sun1ber: Data Pruner d10Jah
Terlihat bahwa total biaya pemasaran yang harus dikeluarkan oleh pedagang
pasar berjumlah sekitar Rp 145, 17 per ekor atau J 4,52% terhaclap harga jual di
tingkat peclagang yang bersangkutan. Dari jumlah biaya pemasaran total, biaya
perawatan merupakan biaya yang terbesar yaitu Rp 50 per ekor atmi 5%, terhadap
harga jual ikan di peclagang tersebul. Tingginya biaya perawatan yang clikeluarkr.n
terkait clengan pakan ikan yang cligunakan. Pakan ikan yang cligunakan oleh
peclagang pasar bukan pakan buatan scpcrti pclet, !etapi pakan alarni sepcrli cacing
halus, cacing sutra, cu clan lainnya. Selain itu tingginya biaya perawatan disebabkan
pe:iggunaan sistem geJembung udara atau aerator yang berasal dari kompresor udara
yang dijaJankan dengan tenaga listrik agar ikan mampu berlahan hidup
Biaya tenaga ke1:ja merupakan pengeluaran atau biaya P'"masaran untuk
menggaji pegawai. Besarnya adalah Rp 45 per ekor alau 4,5% dari ilarga juaJ ikan.
Pegawai atau tenaga kerja yang digaji merupakan tenaga k<~rja yang melakukan
pcrawatan di tcmpat penampungan clan yang menjaga kins atau Japak i kan di pasar.
Untuk biaya pengemasan pedagang pasar mengeluarkan scbc:mr Rp 23,50 per
ekor. Digunakan p]m·tik karcna pedagang pasar tidak rncnggela» ilrnn di akuarium
atau kolam tetapi di plastik-plastik yang suclah dikemas rapi. Unluk biaya transportasi
mereka mengel uarkan sckitar Rp 14, 17 per ckor, biaya terscbut untuk mclakukan
pernbcJian di tingkat pctani dan mcngirim ikan ke oasar.
Besarnya biaya lain-Jain adalah Rp 12,5 per ekor yang clikcluarkan untuk
retribusi tempat atau kios, sampab alau kcbersihan, clan keamanan yang ditarik oleh
pctugas pasm-. Tcrmasuk dalam biaya lainnya adalah komisi, komisi dibc•ikan pada
orang yang mcncarikan dan ,11enawarka11 ikan pada pcmbeli
Pedagang pasar rnemperoJeh mmjin pemasaran sebesar Rp 400 per ckor atau
40% dari nilai harga jual ikan untuk tiap ckornya. Tcrlihal bahwa mm:iin yang di
perolch sangat tinggi dkarcnakan sclisih antara hargajual ikan di pcdaga11g pasar dan
harga beli pada pelani sangat jauh. Besarnya selisih harga antara petani dengan
pedagang pasar dipcngarnhi oleh tindakan pedagang pasar melakukan sor(asi dan
grading terhaclap ikan, sedangkan pelani ticlak melakukan sortasi dan grading. ,
5.6.2. Analisis Mar.iin Pcmasaran di Tingkat Pcdagang Bcsar
. Adapun mmjin pemasaran yang di peroleh pedagang besar adalah Rp 650
per ekor atau 52% terhadap harga jual ikan di lembaga tersebut. Tingginya marjin
karena perbedaan harga antara harga beli dan harga jual sangat besar. Sedangkan
jumlah biaya pernasaran yang dikeluarkannya kecil yaitu sebesar Rp 135,09 per ekor
atau 10,81% dari hargajual ikan tersebut.
Untuk biaya pemasaran komponcn biaya tenaga keija merupakan biaya
terbesar yang dikeluarkan sebesar Rp 48,84 per ekor atau 3,91% dibanding clengan
harga pemasaran ilcan . Karena pedagang besar rata-rata memiliki karyawan sebm1yak
3 · orang. Sedangkan biaya yang terkecil yang di keluarkan adalah biaya untuk
transporlasi Rp 16,63 per ekor atau scbesar 1,33% dari harga jual ikan. Rendahnya
biaya tersebut terkait dengan penggunaa11 transportasi hmwa untuk mencari dan
membeli ika11 dm·i peta11i. Pedagang besm· tidak melakukan pengirirnan ke pengecer
karena pengecerlah yang mendatangi pedagang tersebut. Sedangka11 biaya lain-Iain
sGbesar Rp 6 pGr Gkor. Rendahnya total biaya pemasaran oleh pedagang besar Irnrena
tidak adanya biaya untuk sewa tern pat bila dibandingkan dengan lernbaga lain. I-Jal ini
karena Iokasi penampungan dan penjualan ikan di tingkat pedagang besar merupakan
lokasi usaha milik sendiri yang berada di halaman rumah pedagang besar. Amilisis
mm:jin dapat dilihat dalam Tabel 14 berikut.
Tabcl 14. Marj in Pcmasaran Pcdagang Bcsar Tcrhadap Kegiatan P~masaran
Uraian Rp/ ekor % _ Harga Beli 600 48 Harn.a Jual 1250 100 Biava ne111asaran - 1,ransportasi 16,63 1,33 - rrcna~~a kcria 48,84 3,91 - Ke1nasan 25,24 2.,02 - Pcn1\vatan 38,38 3,07 - Lain-lain 6 0,48_ Total Biaya 135,09 I 0,81 Marj in 650 52
Sumber: Data Primer diolah
5.6.3. Analisis Marjin Pcmasaran di Tingkat Pcngccer
Pengecer merupakan lembaga yang berada di tingkat terakhir dari lembaga
pe<masaran sekaligus pihak yang berinteraksi dengan konsumen akhir. Dalam
penelitian ini penge<::er ada dua jenis yaitu pengecer yang mengambil atau membeli
ikan dari pedagang pasar dan termasuk dalam saluran pemasaran pertania sedangkan
pengecer yang membeli ikan dari pedagang besar merupakan pengeccr padn saluran
kedua. Pcngcccr yang mcmbcli ikan dari pedagang pasar harga. yang mcrcka krima
sebesar Rp 1000 per ckor (37,50%) dari harga penjualan clan pengcccr yang mcmbcli
ikan clari pedagang bcsar scharga Rp 1250 per ckor (47,621/;,) clari 1-inrga pcnju·Jlan,
seperti tercantum dalam Tabel I 5 berikut
Tabcl 15. Mar.iin Pcmasaran Pcngcccr Tcrhadap Kcgiatan Pcmasuran
Uraian Sal uran Pertama Saluran kedua Rp/ ekor % Rp/ ekor %
Barga Beli lt'OO 37,50 1250 47,62 Harga Jual 2666,67 100 2625 · 100 Biaya pemasaran - Transportasi 105,28 3,95 115 4,38 - Tenaga kerja :'.29,26 8,60 I 03,29 4,13
.:::. Sewa Tempat 117, 11 4,39 148,44 5,66 - Kemasan 92,80 3,48 104,72 3,99
-- Perawatan 168,75 6,33 142,74 5,44 - Lain-lain 16,67 0,62 36,02 ~37 .
Total Biaya 729,86 27,37 655,21 i,96 Marj in 1666,67 62,49 1375 52,38
Su1nber: Datu Priiner diolah
Dari Tabel 15 terlihat mmJm pemasaran yang diperoleh pengecer saluran
pe1iama sebesar Rp 1666,67 per ekor (62,49%) dan saluran kedua sebesar Rp 1375
per ckor (52,38'Xi). Scdangkan total biaya pcmasaran yang dikeluarkan oich pengecer
besarnya masing-masing Rp 729,86 per ekor ( 27,37%) dan Rp 655,22 per ekor
(24,96%). Tingginya biaya pcrnasaran yang dikeluarkan sctiap bu\annya terkait
clenganjumlah pcmbelian ikan yang dilakukan pengece•-.
5.7. Analisis Rasio Pcndapatan Tcrhadap Biaya
Untuk mengctahui apakah kegiatan usaha pcmasaran yang dilakukan dapat
mernberikan keuntungan bagi pelaku usaha tersebut maka digunakan analisis
pendapa'.an tcrhaclap biaya atau R/C Rasio . .Jika nilai RIC kurang dari satu (R/C<l)
maka kegiatan tidak memberikan keuntungan. Sebaliknya jika nilai RIC lebih dari
satu (R/C> I) maka kegiatan mendapatkan kcuntungan.
Tabcl 16. Rasio Pcndapatan Tcrhadap Biaya Pada Sctiap Lcmbaga Pcmasaran
Lembaga Pemasaran Pendapatan Biaya I?JCRasio. Salman I
Petani 600 383,85 1,56 Pedagang Pasar 400 145,17 2,76 Pengecer -- 1666.67 729,86 2,28
Rata-rata 888,89 419,63 2,12 Salman II
Petani 600 383,85 l.56 Pcdagang Besar 650 135,09 4,81 Pengecer 1375 655.21 2,10
Rat-rata 875 391,38 2,24 Sumber: Data Prn11er d1olah
Dalarn Tabel 16 di atas terlihat bahwa nilai rasio pendapatan terluidap biaya
pada lembaga disetiap saluran pernasaran memiliki nilai lebih besar dari satu. Hal ini
menunjukkan bahwa lernbaga pada saluran pemasaran sudab marnpu memberikan
. keuntungan. Nilai rasio penclapatan terhadap biaya dalam Penyebarannya pada sctiap
lembaga pemasaran tidak merata. Seperti diketahui nilai rasio tertinggi te1ja_di pada
pedagang besar sebesar 4,81 berada di saluran kcdua. Nilai tcrsebut bcrart,i untuk
setiap satu rupiah yang dikeluarkan · oleh pedagang besar akan membc!·ikan
keuntungan scbesar Rp 4,81. Besarnya nilai tersebut karena pedagang besar
mcngambil keuntungan yang tinggi dibanding dcngan biaya yang dikelu&rkan.
TJntuk saluran pemasaran pertama nilai rasio pendapatan terhadap biaya yang
tertinggi te1jacli pada pedagang pasar sebesar 2,76 Artinya untuk setiap satu rupiah
yang mereka keluarkan akan memberikan keuntungan sebesar Rp 2,76. Adapun
pengecer baik di saluran pertama maupun di salman kedua masing-masing
memperoleh nilai rasio sehesar 2,28 dan 2, 10. Berarti untuk setiap satu rupiah yang
dikeluarkan akan memberikan kcuntungan sebesar Rp 2,28 dan Rp 2,10. Hal tersebut
te1jadi karena biaya yang dikeluarkan besarnya mendekati keuntungan yang
diperoleh. Sedangkan petani memiliki nilai rasio pendapatan terhadr,p hiaya terkecil
sebesar 1,56 haik di saluran kesatu maupun kedua. Kecilnya nilai tersebut disebabkan
ol.eh faktor kcmatian ikan selama budidaya. Sedangkan untuk masing-rnas;ng saluran
pemasaran rata-rata nilai R/C rasio yang diperoleh adalah 2, 12°/., untuk saluran
pertama clan saluran kedua 2,24%. Dari keterangan di atas, maka nilai R/C rasio
antara saluran pertama dan saluran keclua ticlak jauh berbecla.
5.8. Analisis Kctcrpaduan Pasar
Untuk mengetahui sarnpai sejauhrnana pengaruh pembentukan harga pada
suatu pasar tcrhadap pasar lainnya, maka dilakukan analisis kclcrpaduan pasar.
Sistem pemasaran dikatakan cfisien apabila dalam mcmasarkan suatu komoditas yang
sarna, nilai rnarjin pcmasaran yang clipcroleh rcnclah scrla tingkat kctcrpacluan pasar
yang tinggi. Dalam pcnelitian ini clilakukan analisis kcterpacluan pasar anlnra pasar
pacla tingkat pctani ikan clcngan pasar pacla tingkat pcngcccr. Data yang digunakan
adalah harga rata-rata pacla tingkat pctani pcrbulan dan pcngcccr perbulan. Data harga
jual pada petani ikan dan pada pengecer ikan maanvis clapat dilihat pada Lampiran 7.
Pcngolahan data :lianalisis secara statistik clengan menggunakan model Index
CJ[ lvfarket Connection (IMC) melalui pendckatan model Autoregressive Distributed
Lag yang diduga dengan rnetode kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square
(OLS). Basil estirnasi persamaan regresi keterpaduan pasar terlihat pada Larnpiran 8.
Sebelum melakukan pembahasan terhadap hasil regresi keterpaduan pasar
secara keseluruhan, perlu diketahui apakah ada masalah autokorelasi. Untuk melihat
apakah ada tidaknya masalah autokorelasi dapat dilihat melalui nilai durbin watson
(dw) selaajutnya dibandingkan dengan nilai durbin watson maksimurn (dwU) dan
nilai 2. Dirnana tidak ada autokorelasi bila ni Jai dw be rad a diantara nilai dwU dan 2
(dwU < dw < 2), sedangkan nilai dwU sebesar 1,650. Dari hasil olahan data 1';rlihat
bahwa tidak terdapat rnasalah autokorelasi pada persarnaan regresi. Sdain
menggunakan nilai dw untuk rnelihat masalah autokorelasi dapat pr.la menggurakan
nilai dnrbin h-slatistik. Dengan mengenmkakan asurnsi jika nilai dmbin h-statistik
berada diantara nilai -1,96 dan nilai 1,96 (-1,96< durbin h <1,96) rnaka tidak ada
masalah autokorelasi. Adapun nilai durbin h-stalistik sebesar 0,10 sehingga tidak ada
masalah autokorelasi dalam persarnaan regresi.
Nilai koclisicn fl1 untuk maanvis adalah scbcsar 0,0774. Nilai lcrscbut
menunjukkan bahwa se!iap plrubahan harga bulan lain di tingkat pelani (pasar lokal)
sebesar Rp I 00 per ckor, cctcris paribus, dilcruskan kc pasar tingkH pctani saat ini
sebesar 7, 74 rupiah per ekor. Adapun koefisien B2 bernilai 0,2039, menunjukkan
bahwa selisih harga sekarang terhadap harga sebelunmya di tingkat pengecer
memberikan proporsi sebcsar 20,39% terhadap pembentukan harga di tingkat petani
setiap kcnaikan 100% pada ma~jin harga di tingkat pengeccr. Sedangkan B3 bernilai
0, 1920, memmjukkan arti bahwa sctiap pcrubahan harga di tingkat pengecer bulan
lalu sebesar Rp 100, ceteris p1ribus, diteruskan ke pasar tingkat petani sebesar 19,20
ri1piah per ekor. Seperti dalam persamaan berikut.
Pt= 57,4 + 0,0774 PH +0,204 R1-R1.1 + 0, 192 R1-1
R2 = 92,5%
R2 yang diperoleh aclalah 92,5% mengindikasikan bahwa sebagian besar
keragamaan harga ditingkat petani ikan maanvis pada bulan ini sekitar 92,5%
dipengaruhi olch harga ikan pacla bulan lalu di tingkat pctani, harga ikan pada bulan
la!u di tingkat pengecer clan mm:jin harga ikan di tingkat pengccer.
Tabcl 17. Analisis Inclcks Kcterpaduan Pasar Antara Petani Dcng:rn Pengecer di Kota Depok
.
Uraian Nilai Kocfisien 8 1 0,0774 Koefisien 82 0,2039 Koefisien lh O,l 920 -
· R-sq (%) 92,5 Ow 1,97 Taraf kepercayaan (a%) 5 Durbin h-statistik 0,10 IMC 0.40
S111nber : Data Pruner d1olah
5.9. Efisicnsi Pemasaran
Efisiensi pcmasaran clapat cliketahui melalui dua earn yaitu efisiensi harga dan
efisiensi operasional. Efisiensi harga menekankan pada kcterkaitan harga yang dalam
mengalokasikan komoclitas clari proclusen kepada konsumen sebagai akibat dari
perubahan tempat, bentuk clan waktu. Efisiensi operasional menekankan pada
kemampuan meminimumkan biaya yang clikeluarkan untuk menyelenggarakan
fungsi-fungsi pemasaran. Sc;dangkan efisiensi harga dapat diukur melalui keteroaduan
pasar yang tei:jadi akibat pergerakan komoditas dari satu pasar ke pasar lainnya.
Tabel 18. Analisis Farme1"'s Share, Biaya chm Marjin Pcmasaran Pada Lembaga Pcmasaran Ikan Maanvis Di Kccamatan Bcji Kot:1 Depok Tahuu 2004
Pclaku Pasar Saluran Pamasaran I Saluran Pemasaran II Unsur Marj in Rp/ ekor (%) Rp/ ekor (%)
I. Petcmi Jkan - Barga Jual 600 22,50 600 22,86
-2. ·Pedagane: Pasar
- I-Iarga Beli 600 22,50 - -Total Biaya Pe1nasaran 145,17 5,44 - -
f(euntungan 254,8LJ 9,56 - -Marj in 400 15 - -
Harga Jual 1000 37,50 - -3. Pedagang Besar/ Agen - - -
- Harga Beli - - 600 22,86 Total Biava Pe1nasaran - - 135,09 5,15
l(euntungan - - 514,91 19,62 Marj in - - 650 24,76
Harga .Jual - - 1250 47,62 3. JJengecer
- 1-:larga Beli 1000 37,50 1250 47,62 Total Biaya Pemasaran 729,86 27,37 655,21 24,96
Keuntungan 936,81 35, 13 719,79 27,42 Marj in 1666,67 62,50 1375 52,~8 ·--
Total Mnrjin 2066,67 77,50 2025 76714 Harga Jual Eceran 2667,67 JOO 2625 100
Sumber: Data Pruner d1olah
Efisiensi operasional dapat dikctahui mclalui tingkat biaya pcmasaran clan
rnmjin pemasaran. Sebuah saluran pemasaran dapat dikatakan efisien dengan melihat
indikator ym1g ada yaitu memiliki nilai farmer's share (Farmer's share merupakan
penerimaan bersih petani) yang tinggi dan nilai maijin pemasaran yang rendah ..
Tabel 18 di atas menunjukkan bahwa nilai farmer's share yang diperoleh
petarii pada saluran pertama sebesar 22,50% dan saluran kedua sebesar 22,86%.
Sementara untuk marjin pemasaran yang terjadi pada saluran pertan1a sebesar Rp
2066,67 per ekor (77,51 %) dan saluran kedua sebesar Rp 2025 per ekor (77,14%).
Sebuah saluran pemasaran dapat dikatakan efisien dcngan melihat indikator
yang ada yaitu memiliki nilai farmer's share yang tinggi dan nilai marjin pemasaran
yang rendah serta nilai RIC rasio yang tinggi. Kedua saiuran pemasaran yang ada
baik saluran pertarna maupun saluran kedua dalam penyaluran ibn hias 111ac.1nvis
keduanya tidak efisien. Dimana besarnya nilai mmjin, farmer's share dan RIC rasio
antma kedua sitluran pemasaran tidak berbeda besarnya atau tidak sig>,1ifikan.
Tabcl 19. Tingkat Efisicnsi Pemasaran Ikan Maanvis di Kccamatan Bcji Kota Depok Tahun 2004
..
Uraian Persentase
Saluran I Saluran II Biaya Pemasarau 3,81 30,05 Marj in Pemasaran 77,51 76,14 Farmer's Share 22,50 23,86 Barga Eceran 2667,67 2625 RIC Rasio 2,12 2,24 Koefisien Regresi fl2 0,2039 Koefisien Regresi fl 1/B3 (IMC) 0,40
Surnbcr: Data Pnn1cr d1o!ah
Keterpaduan pasar adalah hubungan yang saling mempengaruhi clalam ha;
perubahan harga antar dua pasar. Keterpaduan pasar (integrasi) pasar terjadi jika
informasi pasar yang memadai dan pada saatnya, disalurkan dengan cepat clari satu
pasar ke pasar lainnya.
Nilai indeks keterpaduan pasar jangka pendek sebesar 0,2039. Nilai tersebut
dapat dilihat dari koefisien 132 yang jauh dari nilai satu tetapi mendekati no!, ha!
tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan harga di tingkat pengecer (pasar acuan)
tidak mempengaruhi perubahan harga di tingkat petani (pasar lokal). Artinya bahwa
selisih harga sekarang terhadap harga sebelumnya di tingkat pengecer memberikan
proporsi sebesar 20,39% terhadap pembentukan harga di tingka1 petani setiap
kenaikan I 00% pada maijin harga di tingkat pengecer. Nilai parameter dugaan Jl2
menjauhi satu maka keterpaduan pasar jangka pendek semakin kurang baik atau
lemah.
Nilai IMC merupakan rasio antara peubah harga di tingkat petani (13 1) dengan
pcubah harga di pasar acuan pada waktu yang lalu (ll3), adalah scbcsar 0,40 atau nilai
!MC tidak sarna dengan no!. Nilai IMC yang tidak sama dengan no] rnenunjukkan
b.ahwa pasar tidak terpadu ddam jangka panjang. Selain itu pula, keadaan tersebut
juga menjadi salah satu indikator secara kuantitatif bahwa pasar berada pada struktur
pasar tidak bersaing sempurna.
6.1. Kcsimpulan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang ikan manv1s di Kecamatan BeJi Kota
Depok diketahui bahwa :
1. Kegiatan pemasaran yang te1jadi melibatkan beberapa lembaga pemasaran.
Adapun lembaga pemasaran yang terlibat terdiri dari petani, pedagang pasar,
peclagang besar dan pengecer. Petani melakukan fungsi pembelian, penjualan,
pengolahan (bucliclaya), pengemasan, penanggungan resiko, dan infonnasi pasar.
Pedagang pasar melakukan fungsi pembelian, penjualan, pengangkutan,
· pengemasan, penyimpanan, grading clan sortasi, penanggungan resiko dan
informasi pasar. Pedagang besar melakukan fungsi µembelian, penjnalan,
pengangkutan, pengemasan, penyimpanan, grading clan sortasi, penanggnngan
resiko clan informasi pasar. Pengecer melakukan fungsi pembelian, penjualan,
pengangkutan, pengemasan, penyinipanan, grading clan sortasi, penanggungan
resiko clan informasi pasar. Saluran pemasaran yang terbentuk sepe1ii berikut :
Salman (I) Petani ---------- Pedagang Pasar --------------- Pcngccer
Saluran (JI) Petani ---------- Pedagang Besar --------------- Pengecer.
2. Ditinjau clari efisiensi oper<•.sional, dapat clikatakan bahwa pemasaran ilcan 1mmvis
dari lokasi penelitian belum efisien. Hal ini terlihat clari marjin pemasaran yang
tinggi serta rendahnya bagian harga yang diterima petani (farmer's share). Dari
kedua saluran pemasaran yang ada, efisiensi saluran pemasaran hdua lebih baik.
Karena nilai maijin pemasaran pada saluran kedua 76,14% lebih re.ndah dari pada
saluran pertama sebesar 77,51 % clan bagian harga yang cliterima petani saluran
kedua lebih besar 22,86% sedangkan saluran kedua sebesar 22,86%.
3 .. Rasio pendapatan terhadap biaya pada masing-masing lembaga memiliki nilai
lebih dari satu sehingga semua lembaga tersebut sudah mernberikan keuntungan.
Saluran kedua memiliki ragio RIC lebih besar karena biaya yang dikeluarkan pada
saluran tersebut lebih kecil dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan
oleh saluran pertama. Adapun nilai R/C rasio untuk masing-masing saluran
pemasaran adalah 2,12% untuk saluran pertama clan salurnn kedua 2,24%.
4. Ditinjau clari efisiensi harga, clapat pula dikatakan bahwa sistem pcmasaran ikan
maanvis dari lokasi penc:litian belum efisien. Hal ini terlihat clari ketcrpacluan
pasar antara pasar di tingkat petani (pasar lokal) clengan pasar di tingkat pengecer
· (pasar acuan). Basil estimasi analisis keterpacluan pasar memmjukkan nilai
koe.fisien 131, 132, 133 adalah berturut-turut 0,0774, 0,2039, 0,1920. Terlihat lJahwa nilai
· 132 ticlak sama dengan satu sementara nilai IMC aclalah sebesar 0,40 mendekati
nilai no!. Nilai parameter dugaan 132 menjauhi satu atau tidak sama dengan no!
maka keterpaduan pasar jangka penclek semakin kurang baik atau Jemah.
· Sementara nilai IMC yang manclekati no! menunjukkan bal1wa tidak te1jacli
keterpaduan pasar jangka panjang yang kuat di tingkat pcngecer clcngan pasar di
tingkat petani
6.2. Saran
l. Adanya bantnan berupa pembenihan yang baik dari intansi tcrkait. Denr,an
cam ini diharapkan petani ikan untuk dapat meningkatkan kualitas clan
kuantitas ilrnn. Sehing\\a cliharapkan aclanya peningkatan pendapatan petani.
2. Masyarakat diberi wawasan clan informasi, agar minat mereka terbadap ikan
bias tinggi dan adanya keinginan nntnk membeli dan m~rniliki ikan. Sehingga
arus pemasaran ikan bias dz.pat be1jalan dengan baik clan meningkatkan
penjualan pada setiap lembaga pemasaran.
ltt/UWA l cl,~ fi/ll,·m1 •
DAFT AR PUST AKA
Amalia, Noor. l'cran Distributor dan Analisis Efisiensi Dalam Pemasaran lkan Mas (Cyprinus carpio) Produksi Waduk Cirata, Desa Bobojong, K1~camatan Mande, Kabupaten Cianjur, .lawa Baral. (Skripsi). (Bogar: Prngram Studi Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan, !PB, 1999)
Arief, Sritua. Metodologi Penelitian Ekonomi. (Jakarta: Ul-Prnss, l 993)
Azzaino, Zulki!li. Pengantar Tataniaga Pertanian. (Bogar: Depertemen llmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, 1982)
Badan l'usat Statistik Tingkat Kata. (Statistik Depok Dalam Angka. Dcpok, 2003)
Badan Statistik. Statistik Perikanan. (Direktorat Jenderal Perikanan. D.K.P, 2002)
Branson, Robert. Edan Norvell Douglass. G. Introduction to Agricultv.ral Marketing. (New Yark: McGraw Hi!: Book, 1983)
Cahyono, Bambang. Budida:'a lkan Air Tawar. (Yogyakarta: Kanisius, 2000)
Craven. Basic Marketing. 17 edition. (New York: McGraw Hill, 2003)
Dahuri, Rokhmin. 2005. Polcnsi Pcrikanan Indonesia. hal 3. www.kompas.com. 20 September. 13.00
. Direktorat .lenderal Pcrikanan. Penyuluhan Hukum Bidang Perikanan. (Dcpartcmen Pcrlanian, 1999)
Downey, D. W. dan Erickson, Steven P. Manajemen Agribisnis. (.Jakarta: Erlangga, 1988)
Fransiska, Anna. Analisis Efisicnsi Pcmasaran Ikan Kcmbung (Studi Karns Muara Angke, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara, Propinsi DK! Jakarta). (Skripsi). (Eogor: Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, !PB, 2003)
Hanafiah, A.M dan A.M. Saefuddin. Tataniaga Hasil Perikanan. (Jakarta: UI Press, 1986)
Kecamatan Beji. Laporan Data Monografi Kecamatan Beji. (Kota Depok: 2004)
Kohl. Richard. L dan W. David Downey. Marketing of' Agricultural Products. (New York: The Macmillan, 1962)
Kotler, Phillip clan Gary Amstrong. Dasar-Dasar Pcmarnran. Eclisi ketujuh. (.Jakartr.: !ntermedia, 1992)
Kotl~1-, Phillip. Manajemen Pemasaran Analisis, Percncanaan, Jmplcrncntasi clan Kontrol. Edisi kesembilan. (Jakarta: P.T. Prcnhalindo, 1997)
Lesrnana. D.S clan I wan Dannawan. Budidaya Jkan Hias Air Tawar Populer. (Jakarta: Penebar Swadaya, 200 I)
Limbong clan Sitorus. Pengantar Tataniaga Pertanian. (Bogar: Jurusan Sosial Ekonomi Perlanian, Fakultas Pertanian, IPB, 1985)
Liviawaty, Evi clan Eddy Afrianto. Mas Koki : Budidaya clan Pemasarannya. (Yogyakarta: Kanisius, 1990)
Melani. Analisis Saluran Pcmasarnn lkan Koi (di Kccamalan Cisaat Sukabumi Jawa Barat). (Bogar: Jurusan llmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, JPB, 2002)
Mubyarlo. Penganlar Ekonomi Pertanian. (Jakarta: LPJES, 1989)
Permana, K. Ekonomi Pernsahaan. (Bandung: Baskara Jaya, 1997)
Perreault, D. William clan McCharthy, E. Jerome. Basic Marketing: a global managerial approach 14 edition. (New York: McGraw Hill, 2002)
Putro, Supeno. 2005. Bisnis Jkan Hias Tetap Menggiurkan. hal 3. vvww.forek.or.id. 20 September 2005. I 3 .00
Putro, Supeno. clkk,. Direktori lkan Hias. Ditjen Peningkatan Kapasitas Kelembagaan clan Pemasaran DKP. (Jakarta: Penebar Swadaya, 2004)
Ravallion, M. Testing Market Integration. American Journal of Agricultural Enomomics. Volume 68. New York. February, !986
Rismunnnclar clan Moch Achjar. Pcrikanan Darat. (Bandung: CV Sinar 13nru, 1986)
Soekarta\vi. Prinsip Dasar Manajcn1cn Pcrnasaran I-Iasi 1-hasi I Pcrtan ian: ·rcori dan Aplikasinya. (Jakarta: CV. Rajawali, 1989)
----------·--. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. (Jakarta: Raja Grnfindo, 1993)
.Susanli J\nalisis E·:fisicnsi Pcn1asaran Aya111 R.as Pcdaging di I(ecan1atan Cijeruk, Kabupatcn 13ogor. (Skripsi). (13ogor: .lurusdn llmu-ilmu Sosial Ekonomi l'crlanian. Fakultas Pcrtanian, 11'13, 2002)
Susanto. 2004. Teknologi Tepat Guna: Budidaya lkan Maanvis. hal I. 1-Hvw.warintekprogrcsio.co.id. 20 September. 13.00
Susanto., Huru. Maanvis. (.Jakarta: Pcncbar Swadaya, 2000)
Victor, P. Julius. Analisis Efisicnsi Pcmasaran Bcnih lkan Patin ( Pangasius hypophtalmus) Produksi dari Dcsa Cihidcung llir, Kccamatan Ciampea, Kabupatcn 13ogor, Propinsi .lawn Barnt. (Skripsi). (Bogor: Jurusan llmu-ilmu Sosial Ekonomi Pcrlanian, Fakullas Pcrtanian, ll'B, 2004)
Lampiranl. Rincian Pcrhitungan Biaya Produksi Rata-Rata, Pcndapatan Petani Ikan di Kecamatan Beji
B iaya-biaya Produksi /ekor/ petani Kematian Total
Produksi Benih Tenaga Kerja Pakan Kemasan Transoort I Listrik Telepon Biaya HargaJual % i
Jml HidurnPendaoatan Biaya RIC Rasio
6,ooo I 125 100 I 52.5 18 40 24 20 I 379.5 GOO 5 5,700 I 3420000 2277000 1.58
2,000 125 I 75 21 00 25 5 25 309 600 5 1,900 1140000 618000 1.94 OJ
2,000 125 75 52.5 00 25 I I 25 I 006 - 600 5 1,900 1140000 673000 1.78 JO ,).) ,)
4,ooo I 125 50 52.5 18.5 12.5 2.5 I 12.5 273.5 600 5 3,800 2280000 1094000 2.19 -
! 2,000 125 75 52.5 33 I 25 5 I 25 340.5 60G 5 1,900 1140000 681000 1.76
2,000 125 75 52.5 I 00 I 25 5 25 340.5 600 5 1,900 1140000 681000 l.76 OJ
uooo 125 50 83.33 22 33.33 66.67 16.67 397 600 5 2,850 1710000 1191000 1.51
4,000 125 100 320.83 21 16.67 70.88 30.56 684.94 600 0 3,800 2280000 2739760 0.86 J
8,000 0 150 123.75 13.25 6.25 75 25 393.25 600 5 7,600 4560000 3146000 1.53
33,000 1000 750 811.41 224.75 208.75 255.05 204.73 3454.69 5400 45 31,350 18810000 13100760 1.56
3,666.67 111.11 83.3 90.157 24.97 I 23.19 I 2s.34 22.75 383.85 600 5 3483.33 2090000 1455640 l.56
Lampiran 2. Rincian Pcrhitungan Rata-Rata Biaya Pemasanm di Tingkat Pcdagang Pasar
esponden 1 Harga Harga I Maijin Biaya Pemasaran Rp/ekor Total Biaya Pendapatan I R/C Rasio I Pen1belian Penjualan Peinasaran Transpoi1asi I 'fenaga Keija I keinasan j Pcra\vatan Lain-lain· Pe1nasaran perekor
J [ 600 JOOO I 400 13.33 I 40 I 32 I 50 12 147.33 400 12.71 2 I 600 I JOOO I 400 i 15 I 50 I 15 I 50 I 13 143 I 400 I 2.80 -
Total J 1-200 2000 SOO I 28.33 I 90 47 I JOO T 25 790.33 I 800 I 2.76
lata-rata J 600 1000 400 I 1.J 165 I 45 23.5 I 50 I 12.5 145.165 I ______'il)O I 2.76 f
Lampiran 3. Rincian l'erhitungan Rata-Rata Biaya Pemasaran di Tingkat Pedagang Besar
Harga Harga Maijin Biaya pemasaran Rp/ekor
Biaya Pendapatan R/C ~sponden
Pembelian Penjualan Pemasaran T ranspo11asi Tenaga
ken1asan Pera\vatan Lain- Total perekor P ... asio
Kerja lain
l 600 1250 650 22.73 55 23 36.36 6 143.09 650 4.54
2 600 1250 650 14.29 38.1 14.29 45.24 6 l 17.92 650 5.5 l
3 600 1250 650 10 40 50 32.5 6 138.5 650 I 4.69
4 600 1250 650 22.22 44.44 22.22 38.89 6 133. 77 650 d, .86
5 600 1250 650 13.89 66.67 16.67 38.89 6 142.12 650 4.57
Jumlah 3000 6250 3250 83.13 244.2 l 126.18 '
l 9 l.88 30 675.4 3250 4.81
lata-rata 600 1250 650 16.626 48.842 25.236 38..l 76 6 1°35.09 650 4.81
Lampiran 4. Perhitungan Rata-Rata Biaya Pemasaran di Tinglrnt Peng~cer Saluran Pertama
Harga I-larga Biava pen1asaran esponclen Beli Jual Ma1jin
TransportasilTenaga Kerjalsewa TempatlKemasanlPerawatanlLain-lain Pendapatan
een1asaran Total perekor RIC Rasio 1 I 1000 2500 I 1500 I 166.661 I 388.89 I 0 I 137.78 166.67 10 870.007 1500 I 1.72 I
2 1000 2500 1500 I 100 I 375 I 0 I 125 125 10 735 1500 I 2.04 I
3 I 1000 I 2500 I 1500 I 125 I 0 I 200 I 75 187.5 I 20 607.5 I 1500 I 2.47 4 I 1000 3000 I 2000 I 150 I 200 ! 0 I 80 180
I
20 630 2000 3.18 I 5 I 1000 I 2500
I 1500 40 I 166.67 i 166.67 I 55 113.33 I 15 556.67 1500 2.70 I
6 1000 3000 I 2000 I 50 I 245 I 336 I 84 I 240 I 25 980 2000 I 2.04 Jumlah 6000 I 16000 I 10000 i 6: l.667 I 1375.56 I 702.67 i 556.78 I 1012.5 100 4379.177 10000 I 2.28 Zata-rata 1000 I 2666.67 i 1666.67 I 105.28 ! 229.26 I 117 .11 i 92.80 I 168.75 16.57 729.86 1666.67 2.28
Lampiran 5. Perhitungan Rata-Rata Biaya Pemasaran di Tingkat Pcngecer Saluran Kedua
'spondenj Harga I Harga Beli I Jucl Total
l Pendapatan perekor IR/C Rasio
M .. Biarn Pemasaran Rp/ekor arJm
1
·, I 1 I Pemasaran Transportasi Tenaga KerjaiSewa Tempat KemasanjPerawatan1Lain-lain
1 1 1250 2500 1250 1 100 r o o 1 87.5 1 125 1 25 1 337.5 1 1250 1 3.7o 2 I 1250 3000 1750 I 200 I 0 I 100 I 133.33 I 200 I 66.67 I 700 I 1750 I 2.5 3 I 1250 I 2500 · 1 1250 I 160 i 180 I 0 I 240 I 180 60 820 I 1250 I 1.52 4 1250 2500 1250 I 100 : 300 !33.33 I 56.67 i 160 33.33 783.33 1250 1.6 5 I 1250 I 2500 I 1250 JO I 0 . I 125 I 41 90 25 311 1250 4.02 6 ! 1250 I 25001-1250-i 83.33 i 0 I 3]3.33 I 77.03 i 116.67 I 41.67 652.08 I 1250 ! 1.92 1 l 1250 i 2500 l 1250 l 166.67 I 2n.18 I o 111.11 l 222.22 22.22 soo , 1250 I 1.56
s 1 · 1250 l 3000 I l 1so I 100 ·I 233.33 I 293 93.33 I 84 33.33 s41.99 I n5o I 2.os
9 1250 I 3000 I i7so I 17.5 I 208.33 I 500 _s3.3J_1 1s8J~-+. 41.61 1116.66 11so t57 10 1250 2500 1250 125 : 0 I 0 125 : 1G6.67 i 25 441.67 1250 I 2.83 I
11 1250 I 2500 1250 I 100 I 0 I 166.67 133.33 I 100 I 33.33 533.33 1250 T 2.34 12 I 1250 I 2500 1250 I 90 I loo I 125 I 75 I 110 I 25 I 525 I 1250 I 2.38
J umlah I 15000 I 31500 I 16500 I 1380 I 1299.44 1 781.33 1256.68 1712.89 432.22 7862.56 16500 I 210 lata-rata I 1250 I 2625 I 1375 I 115 I 108.2866667/ 148.4441667 104.7233 142.74083 36.0183 655.2133 1375 I 2.10
Lampiran 6. Karakteristik Pctani Responden di Kccamatan lkji
No Nama Usia (Tahun) Pendidikan Pengalarnan
I Mata Jumlah Lahan (unit)
(Tahun) pencaharian Ko lam I Akuarium Jaring -1 i Sunari 40 PT 20 I Sampingan 25 I 10 20 2 Musa 46 SD 5
I Sarnpingan 1, 6 I - I ~ I
" PT " San1pi11gan i --------,-
Suhada 38 - I -.) .) I I
4 I Ma'ruf 40 SD 18 I Utama I - I -5 I Budi 35 PT 6 ! Utama I I I 7
I - I -6 Wawan 28 I SivlA 2
I Utama I I ! 4 I I - -
I
I 7 I Syahlani I 39 I Stv!EA 16 I Utama 24 i, - -
8 Nairn 40 PT ,, I Sampingan I 16 I - -~ I I
9 i Daiii 40 PT 17 I Sampingan 20 I 60 I
~terangan:
- PT = Perauruan Tingai b <.-b
- Rata-rata = luas kolam 2xl,5 m - Rata-rata = besar akuarium 100x7 5x50 cm - Rata-rata = luas jaring 5x3x2 m
Lampiran 7. Data Barga Ikan Maanvis di Tinglrnt Pctani Ikan dan di Tingkat Konsmncn atau Pcn<>eccr
! bulan JL i % IL_or JC-~11_=r ==rr[==1~=r,"'"1 ==r\L=1-=1,"==\o==L=_ =H;,-,=
I 7 0.935 600 561 2600 2431 1---··------j----1--·- 1-----1-------+-------;----4
2 7 0.873 600 523.8 2600 2269.8 ·------+----+-------+-----+-------;----
3 7 0.816 600 489.6 2600 2121.6 1-----4--+--7--i-,--o.-1-=-63:-----i----:-65-=--o=-----r--c4-=-95-.-=-95-=--r---c2600 1983.s
5 7 0-713 600 427.8 2600 1853.8 f-------1--------1----+------t----+-------t--------:-J
6 7 0.666 650 432.9 2600 l 731.6 7 7 0.623 700 436.1 2600 1619.8 8 7 0.582 650 378.3 2600 1513.2
1--------+-----+------+----t-----·-----t----------i 9 7 0.544 600 326-4 2600 14 l 4.4 10 7 0.508 650 330.2 2600 1320.8 l l 7 0-475 600 285 2600 1235 12 7 0.444 600 266-4 2600 1154.4 I 6 0_043 600 565.8 2600 2451.8
1-----+----+-------+----l----+----+--2 6 0.89 650 578.5 2600 2314 3 6 0.84 600 504 2600 2184 4 6 0.792 650 514.8 2600 2059.2 5 6 0. 747 600 448.2 2600 1942.2 6 6 0.705 650 458.25 2600 1833 7 6 0.665 600 399 2600 172~
8 6 0.627 650 _ 407.55 2_6_00 ___ +-_16_3_0_.2-ll I 9 __ 6 __ , __ 0._5_92_~_)0 _____ 3_5_5,~ _ _____?_60_0_ 1539.21' I 0 6 0.558 600 334.8 2600 1450.8 f------·----- -----·----f-----+- ____ ,
___ I l __ ~()__==_Q.527 --==6_00 316.2 201300.. 1370.2 -12 6 0-497 650 323.05 2600 1292.2
------! 8 0.926 600 555.6 2600 2407.6 2 8 0.857 600 514.2 2600 2228.2
-
J ___ __i ____ ilil ___ ill_ ___ ~~ --~~~ ~ -~~!;~:~ 6 8 0.63 600 ~ 78 2600 =t 1638
~----==-------- ---- -==-·~-~ --- --Sumbcr: www.bi.co.id J(eterangan
¢; i <!(, : 'l'ingkat lnflasi dari Bulan
• D : Diskon f'aktor
• • • •
I-Ip, : l-brga .Tuai lkan di Tingkat Pctani Sebelurn Pcrubahan I 1-Jp, : Barga Jual llrnn di Tingkat Petani Setelah Pernbahan
I-l1H : Harga .Tuai lkan di Tingkat Pengecer Sebelum Pen:bahan I l-I1u : 1-Iarga Jual lkan di Tingkat Pengecer Setelah Perubahan
Lampiran 8. Basil i~stimasi Kclcrpaduan Pasar Tinglrnt Petlmi Ilc:m Maanvis di Kccama1an He.ii Dcngan Pasar di Tingkat Pcngcccr
Regression Analysis: Pt versus Pt-I, Rt-Rt-1, Rt-1
The regression equ~tlon is Pt; 57.4 + 0.0774 Pt-1 ·~ 0.2039 Rt-Rt-1 + 0.1920 Rt-1
29 cases used 1 cases contain missing values
Predictor Cocf Constant 57.38 Pt-1 0.0771 Rt-Rt-1 0.20394 Rt-1 0.19208
s .. 22. 9·1 R-.Sq
Analysis of Variance
Source Regression Residua] Error Total
Sou rec~ Pt-1 Rt-Rt:-1 Rt-J
DF 3
25 2B
Observations
SE Coef 31. 2B
0.2202 0.01569 0.04•103
92. :1?,
SS 161915
131 '.·)5 175109
:;r;q ~-)~;
4 22~)5 10~J()l~)
l.00·1 s
T l. 83 0.35
13.00 4.36
R-Sq(udj)
MS 53972
s2n
p
0. 079 0. 72:3 0.000 0.000
91. 67.
F 102.26
p
0.000
Unusual Obs Pt-1 Pl: Fit SE F.:i t Rr,~sidual
9 4 0·7 408.00 359.33 7.89 48. 67 13 289 566.00 565.93 17. 44 0.07 25 298 556.00 556.22 15.34 -0.22
R denotes an observatic>n with a large standardized residual X denotes an observation whose X value gives it large influence.
Durbin-Watson statistic= 1.97
St Res id 2.?6R 0.00 x
-0.01 x
Lampiran 9. Ikan Hias Maanvis (Pterophyllum seafare) Air Tawar
/'' (Maanvis Black White Slayer) (Ma:rnvis Black)
le~'.: ...
(Maanvis Black \Vhitc Slayer) (Maanvis While Slayer)
(Maanvis dalam kemasan plastik)