126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR NON MIGAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1980-2010 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : ARIS MUNANDAR NIM . F0108038 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR

NON MIGAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1980-2010

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

ARIS MUNANDAR

NIM . F0108038

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai harapannya, maka Allah akan

memberi kepuasan dalam hatinya, menghimpunkan segala impiannya, dan dunia

pun akan mendatanginya dengan merunduk. Dan barangsiapa yang menjadikan

dunia sebagai cita-citanya, maka Allah akan jadikan kemiskinan di depan

matanya, membayarkan segala impiannya, dan dunia takkan mendatanginya

melainkan apa yang telah ditentukan baginya

(HR. Tirmidzi)

Terimalah sesuatu yang tidak dapat kamu ubah dan ubahlah sesuatu yang tidak

dapat kamu ubah. Bersyukurlah terhadap sesuatu yang telah diberi olehNya

karena rasa syukur dapat menjadikan seseorang ikhlas menjalani hidup dan selalu

berusaha mengoptimalkan sesuatu yang dimiliki sehingga keterbatasan dapat

dilawan dan meraih apa yang dicita – citakan

(Penulis)

Be better is better than be the best

Page 5: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini penulis persembahkan untuk :

Rabb Penguasa Alam Semesta, Allah SWT atas limpahan kekuatan, nikmat,

karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

Orangtuaku tercinta, ayah dan ibu yang selalu memberi doa dan pengorbanan

untuk penulis

Dosen Pembimbing-ku yang dengan sabar telah membantu menyelesaikan karya

ini. Semoga Allah tetap memberi beliau hidayah dan keistiqomahan.

Page 6: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan berkat – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul penelitian ini adalah “ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI EKSPOR NON MIGAS PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 1980 - 2010”, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan

terima kasih pada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Supriyono, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan di

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta..

3. Ibu Izza Mafruhah, S.E, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin penulisan

skripsi.

4. Bapak Wahyu Agung Setyo, DRS,MSI selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan banyak bantuan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

5. Kedua orang tua penulis, atas seluruh doa, cinta, pengorbanan, nasehat, dan

dukungan yang diberikan kepada penulis.

6. Adiku yang telah memberi inspirasi dan semangat.

7. Teman saya khususnya Rizki Adhi Pradana yang telah menemani saya

mencari data di semarang dan dukungannya.

Page 7: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

8. Teman-teman seperjuangan Jurusan Ekonomi Pembangunan 2008, yang telah

memberi doa dan dukungan.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi, yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang

membangun dari para pembaca, demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan penelitian

selanjutnya.

Surakarta, September 2012

Penulis

Page 8: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

ABSTRAK ............................................................................................................ ii

ABSTRACT.......................................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... viii

DAFTAR ISI......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perdagangan Internasional ............................................................ 13

1. Ekonomi internasional ............................................................. 13

2. Garis Besar Perdagangan Luar Negeri ................................... 13

3. Teori perdagangan internasional ............................................. 16

B. Ekspor............................................................................................. 24

1. Pengertian Ekspor .................................................................... 24

2. Dasar Kebijakan Ekspor .......................................................... 27

3. Kebijakan Lain yang Mempengaruhi Perdagangan ............... 28

4. Struktur Ekspor Negara Berkembang ..................................... 28

5. Penentu Ekspor......................................................................... 29

6. Tantangan, Peluang dan Strategi Ekspor Non Migas ............ 30

7. Hambatan Ekspor Non Migas ................................................. 33

8. Ekspor Non Migas ................................................................... 40

Page 9: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

C. Penelitian Terdahulu...................................................................... 43

D. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 48

E. Hipotesis ......................................................................................... 49

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 50

B. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 50

C. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 50

D. Metode dan Analisis Data ............................................................. 52

1. Uji Statistik ............................................................................... 53

2. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 56

a. Uji Normalistas ................................................................... 56

b. Multikolinieritas .................................................................. 57

c. Heteroskedastisitas ............................................................. 57

d. Autokorelasi ........................................................................ 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah..................................... 59

1. Potensi Geografis dan Sumber Daya Alam ........................... 59

2. Keadaan Penduduk .................................................................. 63

3. Tingkat Pendidikan ................................................................. 64

B. Kondisi Perekonomian Provinsi Jawa Tengah ............................ 66

C. Deskripsi Variabel – Variabel Penelitian ..................................... 71

1. Ekspor dan Impor Non Migas ................................................ 71

2. Perkembanggan Kurs .............................................................. 72

3. Inflasi........................................................................................ 74

4. Perkembanggan Ekspor Non Migas Jawa Tengah

ke Negara Tujuan Ekspor Utama ........................................... 75

D. Analisis Data dan Pembahasan ..................................................... 77

1. Uji Statistika ............................................................................ 79

a. Uji T ............................................................................. 79

b. Uji F ............................................................................. 82

c. Koefisien Determinan (R2) atau Goodness of Fit ..... 83

Page 10: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

2. Uji Ekonometrika / Asumsi Klasik ........................................ 84

a. Uji Normalitas ................................................................... 84

b. Uji Multikolinearitas ......................................................... 85

c. Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 86

d. Uji Autokorelasi ................................................................ 87

E. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 88

1. Pengaruh Inflasi terhadap Ekspor Non Migas

Provinsi Jawa Tengah ............................................................. 88

2. Pengaruh Kurs Terhadap Ekspor Non Migas

Provinsi Jawa Tengah ............................................................. 89

3. Pengaruh Pendapatan Perkapita Jepang (pGDP JPG)

terhadap Ekspor Non Migas Provinsi Jawa Tengah ............. 90

4. Pengaruh Pendapatan Perkapita Singapor (pGDP SING)

terhadap Ekspor Non Migas Provinsi Jawa Tengah ............. 91

5. Pengaruh Harga terhadap Ekspor Non Migas

Provinsi Jawa Tengah ............................................................. 92

6. Pengaruh Impor terhadap Ekspor Non Migas

Provinsi Jawa Tengah ............................................................. 92

7. Pengaruh Pendapatan Perkapita Amerika Serikat

(pGDP USA) terhadap Ekspor Non Migas

Provinsi Jawa Tengah ............................................................. 93

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 94

B. Saran ............................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1.1. Nilai Ekspor Non Migas Jawa Tengah Menurut Komoditi 2 DGT

Periode : 2007 - 2011 ...............................................................................5

4.1. Luas Wilayah Per Daerah Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Tengah 61

4.2. Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2001-2005 .....64

4.3. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di

Provinsi Jawa Tengah 2001-2005 ..........................................................65

4.4. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2002-2006 .....................68

4.5. Pertumbuhan SektorEkonomi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2001 -

2006 .........................................................................................................69

4.6. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ................................................78

4.7. Uji Multikolinearitas...............................................................................85

4.8. Uji Heterokedastisitas.............................................................................86

4.9. Uji Autokorelasi ......................................................................................87

Page 12: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1.1. Perkembangan Kurs Jawa Tengah ...........................................................2

4.1. Tingkat Pendidikan Provinsi Jawa Tegah .............................................66

4.2. Perkembangan Realisasi Ekspor Non Migas Jawa Tengah .................71

4.3. Perkembangan Impor Non Migas Jawa Tengah ...................................72

4.4. Perkembangan Nilai Kurs (Rp/$) ..........................................................73

4.5. Perkembangan Tingkat Inflasi Jawa Tengah ........................................74

4.6. Perkembangan Ekspor Non Migas Jawa Tengah ke Negara

Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ..............................................76

4.7. Uji Normalitas .........................................................................................84

Page 13: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRAKSI

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARHI EKSPOR NON MIGAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1980-2010.

Aris Munandar

F 0108038

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh harga ekspor produk non migas, inflasi, impor, nilai tukar rupiah terhadap dollar, dan GDP perkapita negara tujuan ekspor (Amerika Serikat, Jepang, Singapor). Metode analisis yang digunakan Regresi Linier Berganda dengan pengujian statistik meliputi uji t, uji F dan R2 (koefisien determinan) serta uji asumsi klasik yaitu multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

Hasil analisis data menunjukan bahwa variabel Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekspor non migas Provinsi Jawa. Variabel Kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor non migas Jawa Tengah. Variabel Pendapatan perkapita Jepang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekspor non migas Jawa. Sedangkan variabel Pendapatan perkapita Singapor berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor non migas Jawa Tengah. Pengujian terhadap uji asumsi klasik tidak terdapat Multikolinearitas, Heterokedastisitas dan Autokorelasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang terlah dilakukan maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: Perlu adanya capur tangan pemerintah yang tegas dalam hal pembuatan kebijakan untuk menstabilkan laju inflasi melalui kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, menciptakan kebijakan yang mendukung pengusaha dan bagi palaku bisnis agar selalu aktif dalam menghadapi perekonomian global yang selalu mengalami perubahan dengan perlu ditingkatkan daya saing produk – produk ekspor non migas Provinsi Jawa Tengah. Efek daya saing merupakan indkator kemampuan suatu komoditi ekspor di pasar luar negeri. Kemampuan daya saing suatu produk sebaiknya tidak hanya ditentukan oleh harga barang yang relatif murah terhadap jenis barang yang sama dari produsen yang lain. Kualitas, kemasan, waktu pengiriman, dan pelayanan kepada pembeli yang lebih baik dibandingkan dengan negara yang menjadi kompetitor.

Kata kunci : Ekspor, Inflasi, Kurs, Pendapatan Perkapita, Regresi Linier berganda.

Page 14: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT

AN ANALYSIS ON THE FACTORS AFFECTING NON-OIL & GAS EXPORT IN CENTRAL JAVA PROVINCE DURING 1980-2010 PERIOD

ARIS MUNANDAR

F 0108038

This research aims to analyze the effect of non-oil & Gas export price, inflation, import, rupiah exchange value to dollar, and per capita GDP of export destination countries (United States, Japan, Singapore). The method of analysis used was a Multiple Linear Regression with statistical tests including t-test, F-test, and R2 (coefficient of determinant) as well as classical assumption tests including multicolinearity, heteroskedasticity, and autocorrelation.

The result of data analysis showed that inflation variable affected negatively and significantly the non-oil and gas export of Java Province. The foreign exchange variable affected positively and significantly the non-oil and gas export of Central Java. The Japan’s gross national product affected negatively and significantly the non-oil and gas export of Java Province. Meanwhile the Singapore’s gross national product affected positively and significantly the non-oil and gas export of Central Java. The result of classical assumption test showed no multicolinearity, heteroscedasticity and autocorrelation.

Considering the result of research conducted, the following recommendations could be given: there should be government’s firmly intervention in the term of policy making in order stabilize the inflation rate through fiscal and monetary policies, the policy should be developed that supports the businessmen and the businessmen should face actively the ever changing global economy by improving the competitiveness of non-oil & gas exported products in Central Java Province. The effect of competitiveness was an indicator of an export commodity’s capability in foreign market. A product’s competitiveness should be determined by relatively cheap price compared with other producer’s good. The better quality, packaging, delivery time, and customer service compared with the competitor countries.

Keywords: Exports, Inflation, Exchange rate, Per capita income, Multiple linear regression.

Page 15: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perdagangan luar negeri pada era globalisasi sekarang ini merupakan

suatu keharusan yang tidak dapat dihindari oleh suatu negara, karena tanpa itu

suatu negara tidak akan mampu untuk dapat bertahan. Perdagangan luar

negeri merupakan suatu sarana dan stimulator penting bagi pertumbuhan

ekonomi, yaitu: memperbesar kemampuan konsumsi suatu negara,

meningkatkan output dunia dan memberikan jalan bagi pasaran produk-

produk seluruh dunia, yang tanpa melalui perdagangan tidak akan mungkin

dapat bagi negara-negara miskin untuk berkembang. Diversifikasi atau

keanekaragaman kondisi produksi merupakan alasan mendasar setiap negara

untuk terlibat didalam perdagangan internasional. Menurut prinsip umum,

perdagangan internasional terjadi apabila: (a) karena perbedaan kondisi

produksi, (b) karena menurunnya biaya (atau timbulnya skala ekonomis ) dan

(c) karena keanekaragaman selera. Semakin cepat timbulnya perbedaan

produktivitas di dalam suatu negara akibat perdagangan internasional, maka

spesialisasi dan perdagangan semakin menguntungkan. Perdagangan

internasional memungkinkan terwujudnya spesialisasi dan pembagian kerja

yang efisien dibanding hanya mengandalkan produktifitas domestik. Alasan

utama perdagangan internasional adalah prinsip keunggulan komparatif.

Prinsip ini mengatakan bahwa perdagangan antara dua wilayah akan

menguntungkan, meskipin salah satu wilayah, secara absolut lebih produktif

atau kurang produktif dibandingkan wilayah yang lain pada semua komoditi.

Page 16: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sepanjang terdapat perbedaan efisiensi relatif atau komparatif di antara

negara, setiap negara pasti mempunyai keunggulan komparatif atau

kelemahan komparatif pada suatu produk tertentu. Keunggulan yang besar

akan diperoleh bila suatu negara bersepesialisasi pada bidang yang

mempunyai keunggulan komparatif, mengekspor produk tersebut dan

menukarkannya dengan produk negara lain yang dinegaranya mempunyai

kelemahan absolut (Samuelson & Nordhaus. 1995).

Perdagangan luar negeri tidak lepas dari permasalahan yang timbul

antara lain karena ketidak siapan suatu negara untuk ikut serta dalam

persaingan pasar bebas akan kalah dengan kompetitor yang memiliki

kesiapan yang baik. Negara yang belum memiliki kesiapan hanya akan

menjadi pasar bagi negara – negara yang menjadi kompetitornya, akibatnya

banyak pengusaha yang gulung tikar kalah bersaing dengan kompetitor yang

berakibat banyaknya penganguran dan perekonomian akan lesu.

Page 17: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Gambar 1.1

Perkembangan Kurs di Jawa Tengah

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

Rp/U

S$

TAHUN

KURS

Sumber: Bank Indonesia , berbagai edisi

Sesuai dengan gambar 1.1 perubahan naik turunnya kurs rupiah

terhadap dollar memiliki dampak terhadap ekspor dan impor Provinsi Jawa

Tengah. Gejolak kurs dapat menyebabkan fluktuasi ekspor non – migas.

Menguatnya kurs rupiah dapat berdampak pada menurunnya ekspor non–

migas. Rupiah mengguat harga produk Indonesia akan meningkat jika di nilai

dengan mata uang asing, karena harga lebih mahal, maka permintaan produk

Indonesia di luar negeri akan berkurang, sehingga ekspor menurun.

Sebaliknya, bila kurs rupiah melemah maka akan terjadi peningkatan ekspor,

karena harga produk buatan Indonesia menjadi relative murah jika di nilai

dengan mata uang asing. Permintaannya cenderung meningkat, sehingga

ekspor bertambah.

Page 18: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Importir, apabila terjadi penguatan kurs rupiah, rnaka permintaan

akan barang - barang impor akan cenderung meningkat, karena menguatnya

kurs menyebabkan produk buatan luar negeri harganya akan turun bila dinilai

dengan rupiah. Sedangkan bila kurs rupiah melemah, maka impor akan

menurun, karena harga barang-barang impor menjadi mahal di Indonesia,

sehingga permintaan akan barang-barang impor menjadi berkurang.

Eksportir, akan diuntungkan jika dalam kondisi kurs rupiah

melemah terhadap dollar, sehingga dalam kondisi ini akan menjadikan

pendapatan pengusaha dari hasil kegiatan ekspor akan meningkat, dengan

melemahnya rupiah sehingga pengusaha mendapatkan hasil dari kegiatan

ekspor lebih tinggi dari sebelum adanya perubahan kurs, dan sebaliknya

pengusaha akan dirugikan jika kurs rupiah menguat terhadap dollar.

Page 19: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Tabel 1.2

NILAI EKSPOR NON MIGAS JAWA TENGAH

MENURUT KOMODITI HS 2 DGT PERIODE : 2007-2011 ( dalam satuan US$ )

HS2dgt KOMODITI 2007 2008 2009 2010 2011 trend %

th.'07-'11

- Komoditi 3,473,045,548.00 3,738,096,666.00 3,290,355,596.31 4,101,772,969.18 4,897,284,068.41 8.11

01 Binatang Hidup 8,864.00 45,076.00 2,830.00 2,000.00 2,327.49 (43.95)

02 Daging Hewan 996,338.00 1,035,358.00 817,407.60 702,923.22 371,192.74 (21.04)

03 Ikan dan Udang 86,213,321.00 118,345,084.00 84,277,473.53 102,114,459.34 120,237,750.74 5.31

04 Susu, Mentega, Telur 825,965.00 2,823,630.00 4,275,613.51 4,844,075.18 6,153,442.43 57.71

05 Produk Hewani 248,680.00 166,202.00 243,225.21 603,396.45 371,920.59 23.30

06 Pohon hidup, dan Bunga Potong 916,850.00 1,221,782.00 897,300.24 2,463,592.84 1,921,430.06 24.37

07 Sayuran 4,639,812.00 4,818,918.00 6,693,920.00 5,094,947.52 9,535,240.88 16.14

08 Buah-buahan 1,789,912.00 1,665,039.00 1,428,793.32 1,514,520.94 10,382,214.23 40.79

09 Kopi, Teh, Rempah-rempah 25,457,687.00 36,902,813.00 37,135,273.89 36,127,170.04 53,977,358.75 15.97

10 Gandum-ganduman 151,528.00 4,585,004.00 1,911,655.24 292.50 0.00 -

11 Hasil Penggilingan 713,929.00 1,885,451.00 213,577.96 446,816.41 637,731.73 (15.34)

12 Biji-bijian berminyak 4,600,515.00 9,406,428.00 6,628,743.22 6,864,936.37 8,674,956.63 10.01

13 Lak, Getah dan Damar 1,533,830.00 1,902,041.00 1,280,664.55 2,142,053.01 2,139,055.94 8.16

14 Bahan-bahan Nabati 1,602,214.00 1,445,594.00 808,140.79 936,218.70 902,315.59 (14.64)

15 Lemak & Minyak Hewan / Nabati 57,603,069.00 94,787,685.00 53,691,813.07 59,076,991.47 81,681,514.99 2.28

16 Daging dan Ikan Olahan 20,513,655.00 18,143,641.00 13,523,013.51 19,215,506.77 17,420,560.74 (2.66)

17 Gula dan Kembang Gula 9,121,403.00 17,350,607.00 11,954,725.44 13,054,806.22 9,718,512.52 (1.56)

18 Kakao / Coklat 757,444.00 609,795.00 703,485.35 1,171,211.65 1,516,765.98 22.65

19 Olahan dari Tepung 2,025,034.00 3,500,383.00 4,007,608.94 16,155,375.13 17,403,333.03 79.17

20 Olahan dari Buah-buahan / Sayuran 14,809,745.00 15,172,881.00 10,019,689.10 9,276,388.50 9,955,435.29 (12.07)

21 Berbagai Makanan Olahan 15,968,413.00 38,228,378.00 47,881,151.34 58,055,250.30 64,235,296.35 37.74

22 Minuman 3,727,483.00 1,901,756.00 855,219.05 2,332,178.14 1,894,181.79 (10.86)

Page 20: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23 Ampas / Sisa Industri Makanan 809,885.00 232,459.00 494,955.27 421,659.89 850,535.02 7.18

24 Tembakau 31,528,048.00 29,801,133.00 33,635,276.45 42,922,309.09 48,002,509.79 12.81

25 Garam, Belerang, Kapur 2,448,364.00 11,100,913.00 31,142,134.18 22,566,020.80 11,904,075.00 47.29

26 Bijih, Kerak dan Abu Logam 308,630.00 2,291,688.00 2,812,954.68 10,733,609.63 48,881,586.94 221.37

27 Bahan Bakar Mineral 332.00 15,047.00 1,745,762.71 886.04 0.00 -

28 Bahan Kimia Anorganik 55,130.00 800.00 8,545.27 492,132.00 1,702,576.30 277.44

29 Bahan Kimia Organik 12,134,062.00 10,689,666.00 8,220,980.62 4,396,009.46 17,237,588.92 (1.85)

30 Produk Industri Farmasi 1,012,925.00 1,366,409.00 1,103,529.23 1,631,669.66 1,821,431.95 14.46

31 Pupuk 662,869.00 2,549,559.00 1,188,652.96 1,714,539.08 2,026,946.21 20.19

32 Sari Bahan Samak & Celup 1,701,452.00 2,485,265.00 1,356,503.45 1,655,981.14 1,672,211.32 (4.31)

33 Minyak Atsiri, Kosmetik Wangi-wangian 2,573,690.00 4,162,568.00 3,693,688.26 4,567,592.79 11,417,362.54 35.97

34 Sabun dan Preparat Pembersih 5,376,608.00 5,714,670.00 9,333,729.46 4,198,805.96 4,680,905.28 (5.69)

35 Perekat, Enzim 56,711.00 231,319.00 131,067.38 163,024.28 232,099.41 28.00

36 Bahan Peledak 0.00 54,705.00 19,029.00 84,349.25 194,535.82 -

37 Barang-barang Fotografi / Sinematografi 1,610.00 0.00 0.00 2,703.75 122,845.70 -

38 Berbagai Produk Kimia 41,900,818.00 42,274,744.00 47,121,463.04 66,714,419.31 81,023,654.90 19.42

39 Plastik dan Barang dari Plastik 55,480,144.00 54,962,476.00 46,791,615.61 50,476,470.10 55,808,504.81 (0.73)

40 Karet dan Barang dari Karet 31,358,820.00 42,836,518.00 28,046,688.91 45,972,179.99 81,118,061.94 21.79

41 Jangat dan Kulit Mentah 13,172,738.00 9,076,804.00 2,451,429.48 3,727,627.63 9,357,238.73 (14.56)

42 Barang-barang dari Kulit 10,356,716.00 10,822,607.00 9,923,744.95 14,647,208.84 14,385,991.62 10.07

43 Kulit Berbulu 35,199.00 23,243.00 2,164.97 7,794.38 25,774.76 (15.77)

44 Kayu, Barang dari Kayu 412,996,216.00 452,827,668.00 401,485,983.59 506,238,650.84 657,448,962.40 10.98

45 Gabus dan Barang-barang Gabus 64,589.00 48,550.00 1,037.38 164.16 1,156.40 (74.68)

46 Jerami / Bahan Anyaman 5,307,186.00 6,953,722.00 7,128,725.94 6,823,707.73 6,455,999.29 3.80

47 Bubur Kayu / Pulp 17,614.00 0.00 10.00 1,868.48 20,032.81 -

48 Kertas / Karton 31,628,833.00 33,177,334.00 28,642,164.33 39,303,423.55 35,702,235.87 4.20

49 Buku dan Barang Cetakan 9,713,853.00 4,049,734.00 2,177,483.67 3,684,490.26 3,530,082.60 (19.10)

50 Sutera 1,732.00 8,152.00 7,387.04 23,668.90 8,260.59 52.05

51 Wol, Bulu Hewan 6,804.00 668,069.00 202,821.10 2,383,403.66 1,800,956.50 246.57

52 Kapas 201,350,482.00 164,039,767.00 122,922,416.06 163,494,464.44 169,113,225.43 (3.46)

Page 21: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

53 Serat Tekstil dan Barang Kertas 158,246.00 99,253.00 37,598.42 53,961.60 205,361.02 (0.88)

54 Filamen Buatan 175,809,062.00 151,662,424.00 169,665,709.12 173,998,829.63 195,347,589.02 3.54

55 Serat Stafel Buatan 379,681,109.00 337,480,265.00 303,168,699.33 488,320,741.80 575,985,291.20 12.78

56 Kapas Gumpalan, Tali 2,182,788.00 307,045.00 42,737.32 24,340.55 1,265,507.63 (30.41)

57 Permadani 37,115.00 89,033.00 61,316.67 52,916.40 94,669.96 14.48

58 Kain Tenunan Khusus 3,528,460.00 3,550,596.00 3,058,919.74 2,857,759.68 1,387,206.27 (18.81)

59 Kain Ditenun Berlapis 2,343,965.00 538,288.00 57,337.49 173,716.92 1,245,618.12 (21.30)

60 Kain Rajutan 521,153.00 425,233.00 255,404.18 248,871.39 378,932.65 (11.07)

61 Barang-barang Rajutan 184,894,791.00 208,813,643.00 216,058,770.78 214,911,826.58 269,934,858.98 8.17

62 Pakaian Jadi Bukan Rajutan 577,602,389.00 621,098,939.00 655,498,028.62 803,628,316.83 960,256,419.42 13.59

63 Kain Perca 84,556,558.00 75,868,604.00 47,911,883.52 74,793,293.49 124,783,533.08 7.94

64 Alas Kaki 28,428,712.00 31,351,531.00 31,488,598.37 35,742,675.75 41,329,978.07 9.19

65 Tutup Kepala 170,735.00 78,711.00 295,161.23 327,196.39 922,271.68 61.58

66 Payung 749,745.00 1,436,667.00 313,387.34 783,109.61 516,592.80 (12.64)

67 Bulu Unggas 38,411,718.00 47,593,186.00 56,951,116.60 87,720,468.15 121,076,763.32 33.74

68 Benda-benda dari Batu, Gips dan Semen 5,806,355.00 6,548,316.00 6,049,224.67 8,346,767.97 15,886,586.25 25.30

69 Produk Keramik 13,537,358.00 19,116,646.00 16,341,680.42 17,385,199.51 23,124,292.65 10.25

70 Kaca & Barang dari Kaca 29,081,371.00 35,120,877.00 25,542,419.66 29,979,843.12 27,017,088.67 (3.01)

71 Perhiasan / Permata 326,241.00 1,051,403.00 789,431.40 771,883.03 1,282,468.99 27.49

72 Besi dan Baja 176,048.00 1,106,354.00 829,938.64 748,084.51 824,401.80 30.95

73 Benda-benda dari Besi dan Baja 14,628,656.00 18,084,548.00 12,958,172.25 16,294,638.06 16,687,205.78 1.60

74 Tembaga 533,228.00 337,099.00 134,651.59 233,122.67 776,752.06 3.91

75 Nikel 0.00 5,379.00 0.00 173.00 2,268.86 -

76 Alumunium 1,339,050.00 5,901,325.00 3,116,122.99 5,573,318.57 3,626,578.50 21.35

78 Timah Hitam 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -

79 Seng 0.00 75,149.00 0.72 242.45 73,568.53 -

80 Timah 84.00 0.00 0.00 0.00 587.00 -

81 Logam Dasar Lainnya 0.00 400.00 0.00 0.00 0.00 -

82 Perkakas, Perangkat Potong 14,497.00 212,239.00 45,365.99 344,759.21 17,780.33 9.35

83 Berbagai Barang Logam Dasar 832,266.00 1,635,769.00 1,396,692.95 1,426,800.77 8,197,352.16 55.86

Page 22: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84 Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 26,214,209.00 21,479,320.00 24,054,891.50 31,201,600.41 57,410,315.20 21.42

85 Mesin / Peralatan Listik 106,059,312.00 138,120,968.00 78,835,025.26 102,139,496.96 137,036,454.41 2.13

86 Lokomotif dan Peralatan Kereta Api 1,557,394.00 2,341,297.00 2,023,234.39 2,161,205.96 4,215,671.71 21.06

87 Kendaraan dan Bagiannya 120,533.00 736,872.00 470,708.78 1,053,605.52 1,641,900.21 74.73

88 Kapal Terbang dan Bagiannya 50,000.00 1,914,400.00 1,170,015.00 244.29 17,064.56 (67.10)

89 Kapal Laut dan Bangunan Terapung 17,427.00 1,437,800.00 12,650.00 133,750.00 0.00 -

90 Perangkat Optik 7,300,720.00 8,693,458.00 8,799,843.52 8,034,143.21 11,915,305.12 9.43

91 Lonceng, Arloji dan Bagiannya 874.00 4,025.00 3,482.77 2,004.50 5,788.46 36.12

92 Perangkat Musik 13,408,271.00 17,124,339.00 15,252,254.67 25,686,745.61 21,978,384.12 14.96

93 Senjata / Amunisi 0.00 2,736.00 1,210.75 0.00 0.00 -

94 Perabot, Penerangan Rumah 643,264,394.00 704,772,879.00 522,554,230.03 621,322,811.26 575,949,019.05 (3.41)

95 Mainan 1,045,524.00 1,620,901.00 1,385,231.67 1,398,723.32 3,102,287.29 22.48

96 Berbagai Barang Buatan Pabrik 1,002,274.00 853,048.00 1,407,814.17 2,068,427.84 1,742,102.13 22.03

97 Hasil Karya Seni 1,365,165.00 996,566.00 1,273,363.97 581,406.90 4,342,364.10 19.43

98 Kendaraan bermotor / komponen terbongkar 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -

Sumber: BI ( data diolah Dinperindag Prov. Jateng )

Page 23: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Perkembangan eksor non migas Provinsi Jawa Tengah,

menunjukkan bahwa perkembangan ekspor non migas terus mengalami

kenaikan. Peranan ekspor non migas pada tahun 2007 sampai 2011

mencapai trend 8.11 % dari total nilai ekspor non migas Provinsi Jawa

Tengah ke berbagai negara tujuan ekspor. Berdasarkan tabel 1.2 diatas

menunjukan bahwa komoditas Bahan Kimia Anorganik dengan persentase

perubahan dari tahun 2007 sampai 2011 mencapai 277.44%. Tahun 2007

komoditi perabotan penerangan rumah merupakan komoditas dengan nilai

ekspor paling tinggi di bandingkan dengan komoditas yang lain dengan nilai

US$ 643,264,394.00. Data diatas dapat dilihat bahwa pada periode tahun

2007 – 2011 komoditas perabotan penerangan rumah yang paling tinggi

nilai ekspornya akan tetapi mengalami penurunan pada tahun 2009 dengan

nilai sebesar US$ 522,554,230.03 dan pada periode tahun 2010 - 2011

mengalami penurunan sebesar US$ 45,373,792,21. Komoditas pakaian jadi

bukan rajutan merupakan komoditas ekspor terbesar nomor dua di Provinsi

Jawa Tengah dengan nilai ekspor sebesar US$ 577,602,389.00 pada tahun

2007 , komuditas ini dari tahun ke tahun pada periode 2007 – 2010 selalu

mengalami kenaikan yang signifikan. Komoditas kayu barang dari kayu

merupakan komoditas ekspor terbesar nomor tiga di Provinsi Jawa Tengah

dengan nilai ekspor sebesar US$ 412,996,216.00 pada tahun 2007, namun

komoditas ini selalu mengalami kenaikan yang signifikan akan tetapi pada

periode tahun 2008 – 2009 mengalami penurunan sebesar US$

51,341,684.41. Meskipun Indonesia (Jawa Tengah khususnya ) memiliki

banyak sumber daya alam (SDA) dan jumlah tenaga kerja yang berlimpah,

Page 24: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang merupakan dua faktor utama keunggulan komparatif, namun produk –

produk ekspor Indonesia sanggat terkonsentrasi pada hal – hal berikut: (a)

empat produk, yakni furniture (perabotan), kayu lapis, pakaian jadi, dan

produk tekstil yang memiliki pangsa pasar terbesar komoditi non migas,

dimana kontinuitas bahan baku dan ketergantungan impor merupakan

kendala yang harus diantisipasi: (b) tiga negara, yakni Amerika Serikat,

Jepang dan Singapora,merupakan tiga negara pengekspor terbesar produk

Jawa Tengah. Diperlukan diversifikasi pasar dan pendekatan ke pasar yang

potensial yang lain dengan promosi, pemeran, misi dagang dan lain – lain

agar ekspor Jawa Tengah tidak tergantung pada tiga negara tersebut guna

menghindari external shock :(c) banyaknya negara yang menjadi kompetitor

yang aktif pada perubahan yang terjadi diluar sehingga produk dari Jawa

Tengah tidak mampu bersaing dengan negara yang menjadi kompetitor

seperti Chaina, Thailand, Filipina.

Kegiatan ekspor provinsi Jawa Tengah dihadapkan pada tantangan –

tantangan baik dari lingkungan internal maupun eksternal. Pengaruh

lingkungan eksternal antara lain ditandai dengan perkembangan ekonomi

dunia yang cepat dan dinamis dalam pola hubungan ekonomi dan

perdagangan antara negara. Globalisasi juga meningkatkan saling

ketergantungan antara bangsa dan negara sehingga peranan suatu sistem

multilateral seperti “ World Trade Organization” (WTO) yang mulai

beroprasi pada tanggal 1 Januari 1995 menjadi penting dalam penegakkan

suatu sistem perdagangan multilateral yang terbuka, bebas, adil, dan

transparan. Semakin tersedianya pasar yang terbuka dan bebas akan

Page 25: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

mendorong peningkatan perdagangan dunia yang pada akhirnya mendorong

pembangunan sektor perdagangan dan industri.

B. Perumusan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada analisis faktor – faktor yang

mempengaruhi fluktuasi perkembangan ekspor non migas provinsi Jawa

Tengah sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh variabel harga ekspor non migas, impor non

migas, inflasi, kurs, dan GDP negara tujuan ekspor (Amerika Serikat,

Jepang, Singapor) secara individu dan bersama – sama terhadap

tingkat pertumbuhan ekspor non migas provinsi Jawa Tengah tahun

1980 – 2010.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan diatas bahwa penelitian ini:

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel harga ekspor non migas, impor non

migas, inflasi, kurs, dan GDP negara tujuan ekspor (Amerika Serikat,

Jepang, Singapor) secara individu dan bersama – sama terhadap tingkat

pertumbuhan ekspor non migas provinsi Jawa Tengah tahun 1980 – 2010.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para pelaku ekspor dan

pihak-pihak yang berkepentingan dalam bidang perdagangan luar negeri.

2. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang kaitannya dengan

masalah ini.

Page 26: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Menambah pustaka dalam bidang dan masalah pengembangan ekspor non

migas.

4. Bagi peneliti ini merupakan penerapan dari ilmu yang didapat selama

kuliah.

Page 27: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perdagangan Internasional

1 . Ekonomi internasional

Ilmu ekonomi internasional mempelajari alokasi sumber daya

yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Problematika ekonomi

di pelajari dalam ruang lingkup internasional. Artinya, masalah alokasi di

analisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu negara dengan negara

yang lain. Ilmu ekonomi internasional berusaha untuk mempelajari

bagaimana hubungan ekonomi antara satu negara dengan negara yang lain

dapat memenuhi alokasi sumberdaya baik antara dua negara tersebut

maupun beberapa negara. Hubungan ekonomi internasional ini dapat

berupa perdagangan, harga, pinjaman, bantuan serta kerjasama

internasional. Ekonomi internasional lebih luas pengertiannya apabila di

bandingkan dengan perdagangan internasional yang hanya menyangkut

pertukaran barang dan jasa. Pelaku yang mengadakan hubungan ekonomi

internasional meliputi swasta, pemerintah, maupun organisasi internasional

( Nopirin, 1995).

2. Garis Besar Perdagangan Luar Negeri

Setiap negara berbeda dengan negara lainnya ditinjau dari sudut

sumber alamnya, iklimnya, letak geografis, penduduk, keahlian, tenaga

kerja, tingkat harga, keadaan struktur ekonomi dan sosial.

Page 28: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perbedaan – perbedaan itu menimbulkan pula perbedaan barang

yang di hasilkan, biaya yang di perlukan, serta mutu dan kuantumnya.

Karena itu mudah dipahami adanya negara yang lebih unggul dan lebih

istimewa dalam memproduksi hasil tertentu.

Keunggulan suatu negara dalam memproduksi suatu jenis

barang di sebabkan faktor alam, maka negara itu di sebut mempunyai ke

unggulan mutlak ( absolute advantage). Negara dapat memproduksi

suatu jenis barang lebih baik dan lebih murah disebabkan lebih baiknya

kombinasi faktor – faktor produksi ( alam, tenaga kerja, modal dan

pengurusannya ) maka negara tersebut dapat pula memperoleh

keunggulan ini di sebabkan karena produktivitasnya yang tinggi hal ini di

sebut sebagai keunggulan dalam perbandingan biaya ( Amir, 1996 ).

Spesialisasi dengan bidang – bidang tertentu yang tingkat

produktifitasnya tinggi, setiap negara dapat memproduksi lebih banyak

barang maupun jasa daripada bila memproduksi segala sesuatunya

sendiri. Perdagangan luar negeri merupakan kegiatan pertukaran barang

dan jasa yang dilakukan antara penduduk suatu negara dengan penduduk

negara lain. Perdagangan internasional (ekspor impor) adalah kegiatan

yang dijalankan eksportir maupun produsen eksportir dalam transaksi

jual beli suatu komoditi dengan orang asing, bahasa asing, negara asing.

Tahap selanjutnya penjual dan pembeli, yang lazim disebut eksportir dan

importir, melakukan pembayaran dengan valuta asing (Amir M.S,2004).

Page 29: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Para ekonom seperti Haberler, telah mengemukakan keuntungan

– keuntungan perdagangan internasional bagi pembangunan ekonomi

negara – negara berkembang dewasa ini. Adapun keuntungan –

keuntungan antara lain adalah:

a. Perdagangan dapat meningkatkan pendayagunaan sumber – sumber

daya domestik disuatu negara berkembang. Hubungan perdagangan

internasional, suatu negara berkembang dapat beranjak dari titik

produksinya tidak efisien (titik – titik yang terletak dibawah kurva

batas kemungkinan produksi), dan memanfaatkan sumber daya yang

semula tidak bisa diserap oleh pasar domestik.

b. Melalui peningkatan ukuran pasar, perdagangan internasional juga

dapat menciptakan pembagian kerja dan skala ekonomis (economies

of scale) yang lebih tinggi.

c. Perdagangan internasional juga berfungsi sebagai wahana transmisi

gagasan – gagasan baru, teknologi yang lebih baik, serta kecakapan

manejerial dan bidang – bidang keahlian lainnya yang diperlukan

bagi kegiatan bisnis.

d. Perdagangan antara negara juga merangsang dan memudahkan

mengalirnya arus modal internasional dari negara maju ke negara

berkembang.

e. Perdagangan internasional merupakan instrumen yang efektif untuk

mencegah monopoli karena perdagangan pada dasarnya akan

Page 30: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

merangsang peningkatan efisiensi setiap produsen domestik agar

mampu menghadapi persaingan dari negara lain (Salvatore,1997).

3. Teori Perdagangan Internasional

Teori perdagangan internasional membatu menjelaskan arah serta

komposisi perdagangan antara beberapa negara serta bagaimana efeknya

terhadap stuktur perekonomian suatu negara. Di samping itu, teori

perdagangan internasional dapat menunjukkan adanya keuntungan yang

timbul dari adanya perdagangan internasional. Beberapa teori yag

menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional pada dasarnya

adalah sebagai berikut.

a. Merkantilisme

Merkantilisme adalah filosofi ekonomi abad enam belas yang

berpendapat bahwa kekayaan suatu negara diukur berdasarkan atas

kepemilikan logam mulia (emas dan perak). Menurut penganut

merkantilisme, tujuan negara adalah memperbesar kepemilikan logam

mulia dengan meningkatkan ekspor dan mencegah impor.

Aliran merkantilisme yang tumbuh dan berkembang pada

abad XVI-XVIII di Eropa Barat, menempatkan kegiatan perdagangan

internasional, khususnya ekspor, sebagai pengerak utama yang dipacu

melalui peningkatan industri di dalam negeri. Ide pokok merkantilisme

adalah sebagai berikut:

Page 31: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

1) Suatu negara akan kaya atau makmur dan kuat bila ekspor lebih

besar dari impor.

2) Surplus yang diperoleh dari selisih (X-M) atau ekspor neto yang

positif tersebut ditunjukan dengan semakin banyaknya logam mulia

(sebagai alat pembayaran atau uang) yang dimiliki negara.

3) Logam mulia yang melimpah digunakan oleh negara untuk

memperluas perdagangan luar negeri dengan kolonisasi (Hady.

2004).

Karena merkantilisme benar – benar menguntungkan anggota –

anggota masyarakat tertentu, kebijakan – kebijakan merkantilisme

secara politis masih menarik bagi beberapa perusahaan dan pekerjanya.

Pendukung modern kebijakan – kebijakan semacam itu, yang biasa

disebut noemerkantilis dan proteksionis (Griffin dan pustay.2005).

Menurut (Halwani dan Tjiptoherijanto 1993) menyebutkan

bahwa aliran merkantilisme berpendapat bahwa penekanan

perdagangan internasional terletak pada kesempatan memperoleh

surplus penerimaan dalam neraca transaksi berjalan (current account).

Itulah sebabnya kegiatan ekspor merupakan lokomotif utama melalui

peningkatan industri dalam negeri, untuk memenuhi kebutuhan impor,

sedangkan impor tersebut merupakan saingan yang dapat menurunkan

permintaan terhadap produk – produk industri lokal yang dihasilkan di

dalam negeri. Merkantilisme berpendapat bahwa kegiatan produksi

dalam negeri dan ekspor harus digenjot melalui rangsangan subsidi dan

Page 32: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

fasilitas dari pemerintah. Sebaliknya, impor harus dibatasi melalui

hambatan yang bersifat proteksi, khususnya untuk industri strategis

yang memang memerlukan perlindungan, yang dijadikan sarana utama

adalah bagaimana mengupayakan surplus perdagangan luar negeri.

b. Teori klasik

1) Keunggulan absolute ( absolute advantage ) oleh Adam Smith.

Teori ini lebih mendasarkan pada besaran ( variabel ) riil

bukan moneter sehingga sering di kenal dengan nama teori murni (

pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa

teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti

misalnya nilai suatu barang di ukur dengan banyaknya tenaga kerja

yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Banyaknya tenaga

kerja yang di gunakan akan makin tinggi harga barang tersebut (

Nopirin, 1995).

Menurut Adam Smith, perdagangan antara dua negara

didasarkan pada keunggulan absolut. Jika sebuah negara lebih

efisien daripada (atau memiliki keunggulan absolut terhadap )

negara lain dalam memproduksi sebuah komoditi, namun kurang

efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap )

negara lain dalam memproduksi komoditas lainnya, maka kedua

negara tersebut bisa memperoleh keuntungan dengan cara masing –

masing melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditi yang

memiliki keunggulan absolut, dan menukarnya dengan komoditi

Page 33: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

lain yang memiliki kerugian absolut. Melalui proses ini , sumber

daya dari kedua negara dapat digunakan dengan cara yang paling

efisien. Output kedua komoditas yang diproduksi pun akan

meningkat. Peningkatan dalam output ini akan mengukur

keuntungan dari spesialisasi produksi untuk kedua negara yang

melakukan perdagangan ( Salvatore. 1997).

2) Keunggulan komparatif (Comparative Advantage ) oleh J. S Mill

Pada teori keunggulan absolut terdapat

permasalahan bila antara dua negara hanya satu negara saja

yang mempunyai keunggulan absolut atas semua barang.

Perdagangan tidak akan terjadi karena bila dilakukan hanya akan

menguntungkan salah satu negara saja. Dalam perkembangan

selanjutnya,di sadari bahwa perdagangan yang saling

menguntungkan tidak selalu menuntut setiap negara harus memiliki

keunggulan absolute di banding dengan mitra dagangnya. Menurut

J.S.Mill, jika suatu negara kurang efisien dibanding dengan negara

yang lain dalam produksi ke dua komoditi, akan menguntungkan

jika negara satu memproduksi dan mengekspor komoditi yang

kerugian absolute lebih kecil ( komoditas yang memiliki

keunggulan komparatif ) dan mengimpor komoditi yang kerugian

absolutnya lebih besar ( komoditi yang memiliki kerugian

komparatife ). Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai

suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang di

arahkan untuk memproduksi barang tersebut. Semakin banyak

Page 34: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang semakin

mahal barang tersebut ( Nopirin, 1995 )

3) Biaya Relatif ( comparative cost ) oleh David Ricardo

Titik pangkal teori David Ricardo tentang perdagangan

internasional adalah teori tentang nilai. Menurut David Ricardo

nilai suatu barang tergantung dari banyaknya tenaga kerja yang di

curahkan untuk memproduksi barang tersebut ( labor cost value

theory ). Perdagangan antara negara akan timbul apabila masing –

masing negara memiliki comparative cost yang terkecil.

Pada dasarnya teori comparative cost dengan comparative

advantage itu sama, hanya saja pada teori:

a) Comparative advantage untuk sejumlah tertentu tenaga kerja di

masing – masing negara outputnya berbeda.

b) Sedangkan comparative cost untuk sejumlah output tertentu,

waktu yang di butuhkan berbeda antara satu negara dengan

negara lainnya.

Teori – teori klasik tersebut di atas disusun berdasarkan beberapa

anggapan antara lain adalah hanya ada 2 negara, 2 barang, keadaan

full employment, persaingan sempurna, mobilitas dalam negara

yang tinggi dari faktor – faktor produksi tenaga kerja dan capital (

Nopirin. 1995 ).

Page 35: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

c. Teori modern

1) Faktor proporsi ( Hecksher dan Ohlin)

Teori ini menyatakan bahwa perbedaan dalam opportunity

cost suatu negara dengan negara lain karena adanya perbedaan

dalam jumlah faktor produksi yang dimiliki.

Suatu negara memiliki tenaga kerja lebih banyak dari pada

negara lain, sedangkan negara lain memiliki capital lebih banyak

dari pada negara tersebut sehingga dapat menyebabkan terjadinya

pertukaran.

Pada dasarnya, teori perdagangan Heckscher – Ohlin

dilandaskan pada asumsi – asumsi pokok sebagai berikut:

a) Didunia hanya terdapat dua negara saja (negara 1 dan negara

2), dua komoditas (komoditas X dan komoditas Y) dan dua

faktor produksi (tenaga kerja dan modal).

b) Kedua negara tersebut memiliki dan mengunakan metode atau

tingkat teknologi produksi yang sama persis.

c) Komoditi X secara umum bersifat padat karya atau padat

tenaga kerja sedangkan komoditi Y secara umum bersifat padat

modal, hal ini berlaku untuk kedua negara.

Page 36: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d) Kedua komoditi tersebut sama – sama diproduksikan

berdasarkan skala hasil yang konstan dan hal ini sama – sama

terjadi di kedua negara.

e) Spesialisasi produksi yang berlangsung di kedua negara sama –

sama tidak lengkap atau tidak menyeluruh; artinya masing –

masing negara tetap memproduksi kedua jenis komoditi itu

secara sekaligus, meskipun dalam komposisi yang berbeda.

f) Selera atau preferensi – preferensi permintaan para konsumen

yang ada dikedua negara itu sama.

g) Terdapat kompetisi sempurna dalam pasar produk (tempat

perdagangan kedua komoditi) dan juga dalam pasar faktor

(tempat bertemunya permintaan dan penawaran atau berbagai

faktor produksi, yang dalam teori ini dibatasi pada modal dan

pasar tenaga kerja). Pemasok komoditi maupun faktor produksi

begitu banyak, sehingga tidak ada yang bisa megatur harga

secara sefihak. Harga terbentuk oleh mekanisme pasar.

h) Terdapat mobilitas faktor yang sempurna dalam ruang lingkup

masing – masing negara namun tidak ada mobilitas faktor

antara negara atau internasional. Seorang pekerja atau sejumlah

modal bisa dengan mudah berpindah – pindah dari satu sektor

ekonomi atau industri ke sektor lainnya dalam negara yang

sama, namun mereka tidak bisa berpindah kenegara lain.

Page 37: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

i) Sama sekali tidak ada biaya transportasi, tarif atau berbagai

bentuk hambatan lainnya yang dapat mengurangi kebebasan

arus perdagangan barang yang berlangsung di antara kedua

negara tersebut.

j) Semua sumber daya produksi dan faktor produksi yang ada di

masing – masing negara dapat dikerahkan secara penuh dalam

kegiatan produksi.

k) Perdagangan internasional yang terjadi di antara negara 1

dengan negara 2 sepenuhnya seimbang (jumlah ekspor dan

impor kedua negara itu persis sama) (Salvatore.1997).

2) Kesamaan harga faktor produksi (factor price equalization)

Inti dari teori ini adalah bahwa perdagangan bebas

cenderung mengakibatkan harga – harga faktor produksi sama di

beberapa negara.

3) Teori permintaan dan penawaran

Pada prinsipnya perdagangan antara dua negara itu timbul

karena adanya perbedaan di dalam permintaan maupun penawaran.

Permintaan itu berbeda karena perbedaan pendapatan dan selera

sedangkan perbedaan penawaran di karenakan perbedaan di dalam

jumlah dan kualitas faktor – faktor produksi , tingkat teknologi dan

eksternalitas.

Page 38: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Kurva kemungkinan produksi dan indifference ( production

possibilities and indifference curves )

Production possibilities curve (ppc) adalah kurva yang

menunjukkan berbagai kombinasi dari pada output yang dapat

dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor produksi yang

dikerjakan dengan sepenuhnya (full employment).

5) Offer curve.

Offer curve seperti halnya kurva permintaan menunjukan

berapa jumlah suatu barang yang ingin di tukar dengan barang lain

pada harga tertentu. Harga keseimbangan di tentukan oleh

perpotongan antara permintaan dan penawaran.

B. Ekspor

1. Pengertian Ekspor

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean

sesuai peraturan dan perundang – undangan yang berlaku. Daerah pabean

adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan,

dan udara, serta tempat – tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif

(ZEE) dan landasan kontinen yang di dalamya berlaku undang – undang

No 10 tahun 1995, tentang Kepabean ( SK Menperindag

No.146/MPR/IV/1999)

Kegiatan jual beli yang dilakukan dengan Negara atau bangsa lain

dengan pembayaran valuta asing (Amir MS,2000).

Page 39: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

a. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah Pabean.

b. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan

disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintah dan kegiatan ekonomi yang digunakan sebagai tempat kapal

bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat

barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan

kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra

dan antar moda transportasi.

c. Eksportir adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha baik yang

berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan

dan berkedudukan atau melakukan kegiatan (ekspor) dalam wilayah

hukum NKRI, baik sendiri maupun secara bersama-sama melalui

perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.

d. Eksportir Terdaftar adalah perusahaan atau perorangan yang telah

mendapat pengakuan dari Menteri Perdagangan untuk mengekspor

barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Barang yang diatur ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya

dapat dilakukan oleh Eksportir Terdaftar.

f. Barang yang diawasi ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya

dapat dilakukan dengan persetujuan Menteri Perdagangan atau Pejabat

yang ditunjuk setelah mendapat rekomendasi dari instansi terkait.

Page 40: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g. Barang yang dilarang ekspornya adalah barang yang tidak dapat

diekspor.

h. Barang yang bebas ekspornya adalah barang yang tidak termasuk pada

butir (d,e,f).

i. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk

tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak

yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat K3LM,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman,

perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk

memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

j. Verifikasi atau penelusuran teknis adalah penelitian dan pemeriksaan

yang dilakukan surveyor sebelum muat barang.

k. Surveyor adalah perusahaan survey yang mendapat otorisasi dari dan

ditetapkan oleh Menteri Perdagangan untuk melakukan verifikasi atau

penelusuran teknis atas ekspor dan impor.

l. Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia tertentu yang

dapat digunakan sebagai bahan baku penolong untuk keperluan proses

produksi industri apabila disimpangkan dapat digunakan dalam

memproses pembuatan narkotika dan atau psikotropika.

m. Rekomendasi adalah surat yang diterbitkan oleh instansi terkait yang

memuat penjelasan secara teknis dan bukan merupakan izin persetujuan

ekspor.

Page 41: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

n. Pre-Export Notification (PEN) adalah pemberitahuan persetujuan

ekspor yang disampaikan kepada instansi badan lembaga yang

berwenang di negara tujuan ekspor ( Departemen Perdagangan,2007).

2. Dasar Kebijakan Ekspor.

a. Kebijakan ekspor didasarkan pada Program Perencanaan Nasional

(Propenas) dan Rencana Jangka panjang dan Menengah (RJPM) yang

pelaksanaannya dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-

undangan, peraturan Presiden dan peraturan Menteri.

b. Penetapan kebijakan ekspor dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat

mengingat bahwa kebijakan tersebut terkait dengan perjanjian

internasional, jangkauan operasional bersifat nasional yang

memerlukan koordinasi antar instansi terkait tingkat nasional maupun

lembaga internasional.

c. Kebijakan ekspor disusun dalam rangka peningkatan daya saing,

menjamin kepastian usaha dan kesinambungan bahan baku industri di

dalam negeri, mendukung tetap terpeliharanya kelestarian lingkungan

sumber daya alam dan yang menyangkut Kesehatan, Keamanan,

Keselamatan, Lingkungan dan Moral Bangsa (K3LM) serta adanya

perjanjian internasional.

d. Kebijakan ekspor ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini

Menteri Perdagangan (Departemen Perdagangan,2007).

Page 42: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Kebijakan Lain yang Mempengaruhi Perdagangan.

Dumping merupakan diskriminasi harga internasional, dimana

suatu perusahaan pengekspor menjual barangnya di luar negeri dengan

harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga di pasar yang lain

(biasanya di dalam negeri sendiri). Dumping perampasan (Predatory

dumping) terjadi apabila perusahaan melakukan diskriminasi yang

menguntungkan beberapa pembeli luar negeri dan di laksanakan secara

temporer, dengan tujuan menghilangkan beberapa pesaing dan kemudian

meningkatkan kembali harganya setelah pesaingnya tersingkir. Dumping

secara terus menerus seperti pada namanya berlangsung tanpa batas waktu

(Lindert & Kindleberger. 1990)

4. Struktur Ekspor Negara Berkembang.

Ekspor andalan sebagian besar negara berkembang adalah produk

alam mentah atau produk pertanian. Ketergantunan ini membuahkan

kesulitan makro ekonomi mengingat produk – produk tersebut relatif

sangat tidak setabil dibandingkan dengan harga produk manufaktur.

Kemerosotan harga suatu produk yang menjadi andalan ekspor akan

langsung mengakibatkan kemerosotan serentak pada tingkat pendapatan

dan saldo neraca transaksi berjalan, sehingga pertumbuhan perekonomian

secara keseluruhan pun merosot. Keseimbangan eksternal dan internal dari

negara yang bersangkutan tidak dapat di pulihkan sampai harga itu

membaik kembali.

Page 43: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Harga ekspor negara – negara berkembang sanggat peka terhadap

kebijakan makro ekonomi negara – negara maju. Pengurangan permintaan

agregat di negara maju dengan cepat memukul perekonomian negara

berkembang karena hal itu mengurangi secara derastis pendapatan ekspor

mereka ( krugman & obstfeld, 1999)

5. Penentu Ekspor

Suatu negara yang melakukan ekspor apabila negara tersebut

dapat memproduksi barang – barang yang kemudian melakukan kegiatan

ekspor ke negara – negara lain yang membutuhkan produk tersebut dan

negara tersebut tidak bisa memproduksi sendiri. Faktor yang paling

penting dalam menentukan besarnya ekspor satu negara adalah

kemampuan dari negara tersebut untuk memproduksi barang - barang yang

dapat bersaing di pasaran luar negeri. Mutu barang dan harga barang

produksi dalam negeri itu haruslah paling sedikit sama baiknya dengan

yang diperjualbelikan dalam pasar luar negeri. Semakin banyak barang

yang mempunyai keistimewaan yang demikian yang dihasilkan oleh suatu

negara, semakin besar ekspor yang dilakukan (Sukirno.2002).

Ekspor merupakan salah satu komponen pengeluaran

agregat, oleh sebab itu ekspor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan

nasional yang akan dicapai apabila ekspor bertambah, pengeluaran agregat

bertambah tinggi dan selanjutnya akan menaikkan pendapatan nasional.

Sebaliknya pendapatan nasional tidak akan mempengaruhi ekspor. Ekspor

Page 44: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

belum tentu bertambah apabila pendapatan nasional bertambah, atau

ekspor dapat mengalami perubahan walaupun pendapatan nasional tetap.

6. Tantangan, Peluang dan Strategi Ekspor Non Migas

a. Diversifikasi ekspor

Strategi pengembangan ekspor pada dasarnya ditunjukan untuk

menciptakan struktur ekspor yang kuat dan tangguh. Struktur ekspor

yang kuat dapat tercapai apabila produk ekspor tersebut telah benar –

benar beragam jenisnya, pasarnya tersebar luas, dan juga pelakunya

semakin banyak. Untuk itu langkah yang perlu dilakukan adalah

diversifikasi, baik produk, pasar, maupun pelakunya.

1) Diversifikasi produk dapat dilakukan secara horisontal, dengan

cara menggali berbagai jenis produk baru, dan secara vertikal

dengan cara menciptakan produk baru dari bahan baku yang ada.

2) Strategi dalam diversifikasi pasar dilakukan dengan

memperhatikan pengelompokan jenis produk yang akan

dipasarkan dalam produk primer dan hasil industri pengolahan

serta pasarnya, baik pasar tradisional maupun pasar baru. Dalam

hal komoditi primer, sering terjadi bahwa negara sedang

berkembang dihadapkan dalam keadaan kelebihan barang di dunia

atau adanya peraturan yang menghambat ekspor negara tersebut.

Dalam menghadapi hal tersebut, negara berkembang harus

mempertahankan pangsa pasar serta harus meningkatkan nilai

Page 45: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

ekspor dengan meningkakan kualitas serta dengan meningkatkan

nilai tambah dengan melalui pengolahan.

3) Diversifikasi pelaku ekspor juga perlu ditingkatkan agar tidak

hanya tergantung pada kelompok kecil pengusaha tetapi meliputi

keseluruhan pelaku dunia usaha, baik swasta BUMN, maupun

koprasi, baik yang besar, menengah maupun yang kecil.

b. Daya saing ekspor

Daya saing yang tinggi dalam berbagai bidang merupakan salah satu

faktor penting dalam perdagangan internasional. Memasarkan produk

diluar negeri sering berbeda dengan memasarkan produk di dalam

negeri. Pasaran di luar negeri sanggat kompetitif sehingga hanya

pengusaha yang ulet dan mempunyai daya saing tinggi yang akan

menang dalam persaingan itu dan yang merebut pasaran.

Untuk mencapai hal tersebut tindakan yang perlu dilakukan adalah

meningkatkan :

1) Produktifitas.

2) Efisiensi kerja.

3) Kualitas produk.

4) Konsistensi.

5) Pelayanan yang memperhatikan ketepatan waktu pengiriman.

6) Kepastian dan kesinambungan pasok.

Page 46: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7) Pelayanan lain yang dituntut pembeli.

8) Sikap ulet pengusaha dalam mengupayakan pemasaran produknya.

Sekalipun produknya sudah mempunyai daya saing yang cukup,

kurangnya ketekunan dan keuletan pemasaran sering menyebabkan

tidak mempunyai produk tersebut dipasarkan.

9) Jeli melihat alternatif yang terbuka, termasuk pendirian unit

pemarasan di negara lain.

10) Pendirian usaha patunggan guna untuk meningkatkan ekspor.

11) Setrategi pemasaran yang sesuai dengan bagian atau segmen pasar

ekspor yang dituju.

12) Diperlukan informasi pasar yang dapat dijadikan sebagai dasar

pengambilan keputusan dalam memanfaatkan peluang yang

tersedia.

13) Menguasai pesaing – pesaing disetiap pasar.

c. Mitra usaha asing

Pengembangan dengan mitra usaha asing juga merupkan faktor penentu

dalam meningkakan ekspor, terutama dalam menerobos pasar

internasional. Perlunya mitra asing dengan dasar pertimbangan sebagai

berikut:

1) Kerjasama dengan mitra usaha asing lebih memudahkan dalam

penetrasi pasar baru.

Page 47: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2) Upaya penerobosan pasar yang dilakukan tanpa kerjasama (single

fighter) untuk memasarkan produknya usaha yang mengandung

resiko yang cukup besar.

3) Upaya kerjasama dengan mitra kerja asing merupakan rangkaian

upaya untuk menekan biaya.

4) Untuk menekan kerugian akibat kompetisi sesama pesaing, upaya

kerja sama sangat diperlukan dalam batas saling menguntungkan.

5) Kerjasama dilakukan untuk menghindari persaingan dari kompetitor

yang lebih kuat, terutama bagi perusahaan yang mengalami

kesulitan likuiditas (Halwani dan Tjiptoherijanto.1993)

7. Hambatan Ekspor Non Migas

Adapun beberapa hambatan dalam ekspor non migas antaranya:

a. Umum

Ekspor tidak di andalkan sebagai sarana untuk pertumbuhan ekonomi

nasional karena itu pembinaan secara nasional kurang memadai.

b. Peraturan

1) Kelambatan perijinan, ijin perluasan, ijin penambahan produksi,

karena panjangnya mata rantai birokasi dan banyaknya peraturan.

2) Penyelesaian dokumen ekspor dan pabean memakan waktu lama,

dan banyaknya punggutan liar.

Page 48: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Belum dilakukannya check price ( harga petokan ) untuk beberapa

jenis barang sehingga timbul persaingan yang tidak sehat.

4) System pengawasan mutu belum terpadu dan juga peneluaran

certificate of quality.

c. Informasi

Kurang dikuasainya data, produksi, konsumsi dalam negeri sehingga

sulit mengadakan proyeksi ekspor dan juga proyeksi pasaran luar

negeri.

d. Promosi

Kesalahan dalam system promosi, yang sering diikutkan di Trade Fair

International justru produk industry kecil dan kerajinan rakyat yang

sebenarnya kurang mempunyai kemampuan ekspor ( non exportable).

e. Tarif atau Bea Masuk

Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang –

barang yang melewati batas suatu negara (Nopirin,1995) ditinjau dari

mekanisme perhitungannya, ada beberapa jenis tarif, yakni:

1) Tarif Ad Valorem (ad valorem tariffs)

Tarif ad valorem adalah pajak yang dikenakan berdasarkan angka

persentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor

(misalnya, suatu negara memungut tarif 25% atas nilai atau harga

disetiap unit mobil yang diimpor).

Page 49: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2) Tarif spesifik (spesific tariffs)

Tarif spesifik adalah tarif yang dikenakan sebagai beban tetap unit

barang yang diimpor (misalnya, pungutan US$ 3 untuk setiap barel

minyak).

3) Tarif campuran ( compound tariffs)

Tarif campuran adalah gabungan dari kedua tarif ad valorem dan

tarif spesifik. Di samping mengenakan pungutan dalam jumlah

tertentu, tarif campuran juga memungut sekian persen lagi.

f. Kuota

Kuota ( jatah, atau pembakuan kuantitas) merupakan bentuk hambatan

perdagangan non tarif yang paling penting. Kuota adalah pembatasan

secara langsung terhadap jumlah impor atau ekspor (Nopirin:1995).

Kuota bisa serupa pembatasan kuantitas pasokan. Sedangakan kuota

impor yang didefinisikan sebagai pembatasan jumlah volume terhadap

barang yang masuk ke dalam negeri. Jenis kuota impor adalah :

1) Absolute atau unilateral kuota adalah kuota yang besar atau kecilnya

ditentukan sendiri oleh satu negara tanpa persetujuan dengan negara

lain. Kuota semacam ini sering menimbulkan tindakan balasan oleh

negara lain.

2) Negotiated atau bilateral kuota adalah kuota yang besar atau

kecilnya ditentukan berdasarkan perjanjian antara 2 negara atau

lebih.

Page 50: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Tarif kuota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk sejumlah

tertentu barang yang diizinkan masuk dengan tarif tertentu,

tambahan impor masih diizinkan akan tetapi dikenakan tarif yang

lebih tinggi.

4) Mixing kuota adalah membatasi pengunaan bahan mentah yang

diimpor dalam proporsi tertentu dalam produksi barang akhir.

Pembatasan ini untuk mendorong berkembangnya industri di dalam

negeri.

Pembatasan barang yang masuk menyebabkan berkurangnya

barang masuk tersebut di dalam pasar dalam negeri, sedangkan

permintaan relatif tetap. Keadaan ini mengakibatkan harga impor di

dalam pasar dalam negeri lebih tinggi daripada di pasar dunia.

g. Produksi

1) Teknologi yang di pakai masih rendah.

2) Hambatan peningkatan produksi.

3) Komoditas ekspor Indonesia kebanyakan hasil agraria dan ekstraktif

yang sifatnya inelastic. Kenaikan permintaan tidak langsung bisa

diikuti kenaikan penawaran dan sebaliknya kenaikan penawaran

yang tidak langsung mendapat pesanan akan rusak.

4) Rehabilitas, ekstensifikasi, reboisasi, peremajaan dan lain usaha

untuk melestarikan dan meningkatkan produksi tidak berjalan

menurut semestinya.

Page 51: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

5) Excess capacity industry ( kelebihan daya terpasang ) tidak dapat

dimanfaatkan untuk produksi ekspor karena high cost economy dan

tidak adanya Trading House yang dapat menampung.

6) Belum dikembangkan secara sistematis outward looking industries

yang bertumpu pada bahan baku unggul.

h. Pengangkutan

1) Tarif angkutan lokal yang mahal.

2) Tidak lancarnya angkutan dan lancarnya Transhipment dari outport(

pelabuhan pedalaman ) ke pelabuhan transit utama.

3) Kenaikan harga BBM, kenaikan ongkos angkut ke negara

konsumen, karena resesi.

4) Kurangnya muatan balik (return cargo ) dari kapal – kapal dalam

negara.

i. Pemasaran

1) Sarana pemasaran dari mulai jalur – jalur pengumpulan, sortasi,

grading pengepakan sampai ekspor belum terbina dengan baik.

2) Tehnik pemasaran hasil pertanian relative masih mudah tetapi

pemasaran hasil kerajinan dan hasil industry membutuhkan system

distribusi yang sesuai dengan system distribusi negara pembeli.

Page 52: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Belum adanya kemampuan untuk melaksanakan uji coba penetrasi

pasar karena tidak adanya perwakilan perusahaan besar di luar

negeri.

4) Industry yang ada kebanyakan dimiliki perusahaan asing, sehingga

sulit mendapat pasaran di luar negeri karena di halangi oleh kantor

induknya.

5) Kurang tanggapnya terhadap perkembangan di negara yang menjadi

competitor yang semakin lama semakin mendesak kedudukan

komoditi yang menjadi andalan di pasar dunia.

j. Pembiyayaan

1) Pelayanan perbankan yang belum baik dalam hal negosiasi shipping

document dan pemberian fasilitas kridit.

2) System pembayaran dalam masalah ekspor cash against document

lebih baik dari system LC.

k. Tata Niaga

1) Pola tata niaga perdagangan internasional tidak jelas apakah akan

dikembagkan monocomodity system atau general trading system.

2) Jalur pengumpulan hasil pertanian dan hasil hutan yang panjang

tidak lagi dalam formasi yang rapi dengan usaha sortasi, grading,

dan processing sampai pada eksportir

Page 53: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

3) Di sektor perkebunan negara di mana fungsi produksi menyatu

dengan fungsi pemasaran, pengawasan atas biaya produksi sulit di

lakukan karena akan selalu terselubung oleh fluktuasi harga

penjualan.

4) Para eksportir terlalu kecil, sedang dan kebanyakan merupakan

mono commodity exporter yang terlalu kecil untuk bisa melakukan

penetrasi pasar di luar negeri.

l. Mentalitas

1) Sikap pemerintah yang ragu – ragu dalam menentukan kebijakan

yang berhubungan dengan ekspor dan impor.

2) Pengusaha Indonesia hanya pasif dan reaktif tidak dinamis.

3) Citra yang menawan merupakan tujan dari setiap eksportir nasional

sesuai yang di harapkan pemerintah namun kenyataan yang timbul

adalah sebaliknya karena kecurangan dan ketidak profesionalnya

para pengusaha.

4) Adakalanya pemerintah tanpa sadar sering menambah buruknya

citra pengusaha dengan pengeluaran kebijakan larangan ekspor

yang mendadak, sehingga akhirnya orang lebih sering membeli

melalui negara ketiga (Amir, 2005).

Page 54: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Ekspor Non Migas

Pengertian ekspor non migas adalah ekspor produk – produk di

luar minyak dan gas bumi yang terdiri dari produk – produk sektor

pertanian, industry (manufaktur), pertambangan dan yang lainnya, seperti

barang kesenian. Komoditas ekspor non migas di kelompokkan menjadi

komoditas primer dan non primer. Komoditas primer merupakan hasil dari

sektor pertanian dan pertambangan, sedangkan komoditas non primer

berasal dari sektor industry lainnya (BPS,2000). Ekspor Indonesia pada

dasarnya didominasi oleh produk-produk migas. Banyak pengeluaran

pemerintah yang bertumpu pada ekspor migas dan bahkan pada tahun

1970-an ekspor migas merupakan sumber devisa negara yang paling besar.

Hal ini disebabkan pada tahun 1970-an harga minyak sedang booming.

Permintaan akan minyak mentah ditahun tersebut meningkat tajam dimana

saat itu sedang terjadi perang korea. Hal tersebut berdampak positif bagi

Indonesia, Indonesia sebagai salah satu produsen minyak dapat

mengekspor minyak secara besar-besaran, hal ini ditandai dengan

meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi ditahun tersebut.

Terlepas dari hal itu, ditahun 1982 harga minyak turun hingga 50%

sehingga perndapatan negara dari ekspor minyak menurun. Memicu

pemerintah untuk mencari alternatif sebagai pengganti merosotnya

pendapatan negara dari sektor migas. Salah satunya adalah dengan

mengembangkan dan meningkatkan ekspor non migas. Strategi

industrialisasi diubah dari strategi subsitusi impor menjadi strategi

orientasi ekspor.

Page 55: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kinerja ekspor non migas yang didominasi oleh produk-produk

industri manufaktur mengindikasikan bahwa proses industrialisasi disuatu

negara berjalan dengan baik. Suatu negara dikatakan berhasil dalam

strategi pengembangan ekspor non migas khususnya ekspor manufaktur

jika pertumbuhan ekspor rata-rata pertahun tinggi dan komposisinya tidak

lagi didominasi oleh barang – barang sederhana ( bahan baku atau barang

setengah jadi), melainkan sebagaian besar sudah berupa produk – produk

dengan nilai tambah dari hasil proses pengolahan yang efisien dan maju

sehingga berdaya saing internasional (Tulus Tambunan.2001).

a. Faktor – faktor yang mempengaruhi ekspor

1) Kurs ( Exchange Rate )

Kurs adalah perbandingan antara nilai atau harga antara mata uang

dalam negeri dengan mata uang negara lain. Kurs tergantung dari

sistem kurs dan sifat pasar yang diterapkan suatu negara. Sistem

kurs yang dianut adalah kurs bebas maka kurs valuta asing akan

berubah – ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan

penawaran. Kurs yang di pakai adalah stabilisasi kurs, maka

pemerintah dapat melakukan intervensi pasar dengan cara : apabila

tendensi kurs valuta asing akan naik maka pemerintah akan

menjual valuta asing di pasar. Pertambahan penawaran valuta asing

tersebut maka tendensi kurs untuk naik dapat dicegah, dan juga

sebaliknya.

Page 56: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kegiatan ekonomi dan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi

pendapatan, harga dan bunga akan berpengaruh terhadap kurs.

Disamping faktor – faktor ekonomi, kurs valuta asing juga di

pengaruhi oleh faktor non ekonomi seperti faktor politis dan

psikologi baik yang bersumber dari dalam maupun luar negeri

(Nopirin.1987).

Depresiasi nilai kurs memiliki efek positif terhadap ekspor.

Depresiasi nilai kurs ( nilai mata uang sendiri turun relative

terhadap valuta asing ) maka menyebabkan harga produk ekspor

menjadi semakin murah di luar negeri. Adanya harga yag semakin

murah dimata buyer inilah yang menyebabkan permintaan akan

naik yang selanjutnya ekspor akan meningkat. Eksportir, kenaikan

nilai kurs ( nilai mata uang sendiri turun relative terhadap valuta

asing ) akan mendorong peningkatan produksi akibat keuntungan

yang semakin meningkat.

2) Inflasi

Inflasi di dalam negeri yang tidak dibarengi dengan tingkat jumlah

uang beredar yang meningkat menyebabkan penawaran uang riil

berkurang sehingga suku bunga akan naik yang menyebabkan

harga akan turun. Jika suku bunga naik diikuti oleh naiknya biaya –

biaya produksi yang lainnya seperti upah dan sebagainya maka

produksi akan mengalami penurunan, hal ini akan berakibat

penurunan pada ekspor karena dengan harga bahan baku yang naik

Page 57: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dan juga faktor – faktor produksi yang lainnya sehingga harga

produk ekspor juga akan naik dan tidak mampu akan bersaing

dengan harga dari Negara competitor.

3) Produk Domestik Bruto per Kapita

GDP adalah jumlah output total yang dihasilkan dalam batas

wilayah suatu negara dalam satu tahun ( Samuelson dan

Nordhaus,1995)

Menurut Edgmand E Michael (1979) bahwa fluktuasi perdagangan

internasional (ekspor – impor) salah satu dipengaruhi oleh Produk

Domestik Bruto (PDB) per kapita Negara pengimpor. Negara

importer, peningkatan pendapatan per kapita akan mendorong

meningkatnya permintaan terhadap produk impor (berarti ekspor

meningkat jika di lihat dari sisi eksportir ).

C. Penelitian terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Herta Sianipar tahun 2006 tentang analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Kakao Indonesia

ke Amerika Serikat Tahun 1987-2004. dengan menggunakan empat

variabel independen, yaitu: Harga Komoditas Kakao Indonesia, Harga

Gula Internasional, PDB riil Amerika Serikat, dan Kurs nominal.

Penelitian tersebut merupakan analisis data sekunder yang berupa data

time series dari tahun 1987–2004. alat analisis yang digunakan adalah

model regresi linier berganda. Uji yang digunakan adalah uji statistik yang

meliputi: uji t, uji F, R2 dan uji asumsi klasik yang meliputi uji

Page 58: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

heteroskedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi. Hasil dari penelitian

menunjukkan bahwa variable harga komoditas kakao Indonesia

mempunyai tanda negatif dan signifikan terhadap permintaan ekspor kakao

ke Amerika Serikat artinya dengan tingginya harga komoditas kakao

Indonesia akan menyebabkan turunnya permintaan ekspor kakao ke

Amerika Serikat. Sedangkan variabel harga gula internasional mempunyai

tanda yang positif tetapi tidak signifikan, ini menunjukkan bahwa

walaupun peningkatan harga gula internasional juga berdampak pada

kenaikan permintaan kakao ke Amerika Serikat, namun kenaikan tersebut

tidak membawa perubahan yang berarti terhadap Permintaan Ekspor kakao

itu sendiri. Sedangkan variabel jumlah penduduk berpengaruh positif dan

signifikan, artinya dengan bertambahnya jumlah penduduk Amerika

Serikat akan menyebabkan besarnya permintaan ekspor kakao Indonesia

ke Amerika Serikat bertambah.

2. Penelitian dilakukan oleh Aliman dan Damrin Ade tahun 2000 penelitian

ini tentang Indonesia Adalah Pertumbuhan Ekonomi Mendorong Ekspor,

dalam penelitian ini menguraikan beberapa hal. Pertama,menguraikan

secara teoritis empat hipotesis dalam hubungan antara ekspor dan

pertumbuhan ekonomi. Dalam khasanah teori ekonomi pembangunan,

hipotesis export-led growth dan hipotesis export-reducing growth

merupakan dua hipotesis yang ramai didiskusikan dan mendapatkan porsi

pembahasan yang sangat mendalam dalam literatur – literatur yang

berkaitan dengan ekonomi pembangunan. Akan tetapi, dua hipotesis

lainnya yaitu growth-led export dan terutama growth-reducing export

Page 59: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

kurang mendapatkan perhatian secara teoritis, padahal bila dalam suatu

penelitian empiris dengan mengunakan uji kausalitas, dua hipotesis

tersebut juga merupakan hipotesis yang masuk akal dan sulit ditolak

keberadaannya.

Kedua, membahas sekaligus mengaplikasi uji kausalitas model

koreksi kesalahan. Penelitian ini juga menjawab teka teki hubungan

kausalitas ekspor dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Harus diakui

bahwa dalam dataran teoritis maupun empiris, hipotesis export-led

growth merupakan hipotesis yang banyak mendapat dukungan ketika

model yang digunakan adalah model regresi linier, namun dengan

mengunakan metode kausalitas, relevansi dari hipotesis tersebut kurang

mendapat dukungan atau dengan kata lain kurang terbukti secara empiris

Hasil studi empiris ini menunjukan bahwa walaupun dengan

mengunakan uji kausalitas model koreksi kesalahan menunjukan adanya

pola kausalitas timbal balik (tingkat ekspor rill mempengaruhi tingkat

pendapatan nasional rill dan sebaliknya juga tingkat pendapatan nasional

rill juga mempengaruhi tingkat ekspor rill), namun pola kausalitas satu

arah dari tingkat pendapatan nasional rill ke tingkat ekspor rill selama

periode penelitian, nampaknya lebih kuat dan lebih signifikan,

sebagaimana diperlihatkan oleh nilai koefisien error corection term dan

nilai reaksi koefisien penyesuaian model koreksi kesalahan serta.

Dengan demikian, hasil studi empiris dalam penelitian ini mendukung

hipotesis internally generated export.

Page 60: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Penelitian ini dilakukan oleh A.Husni Malian, 2003, penelitian ini

tentang Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian

Dan Produk Industri Pertanian Indonesia: Pendekatan Macroeconometric

Models Dengan Path Analysis, penelitian ini menjelaskan tentang

perubahan – perubahan yang memberikan pengaruh total terhadap ekspor

produk pertanian (X1) dalam jangka panjang adalah harga privat di

sektor pertanian (I1p), harga ekspor agregat (PX1), nilai tukar rill (RER),

harga pemerintah di sektor pertanian (I1G), PDB dunia (Yw) dan ICOR

sektor pertanian (ICOR1), sementara itu peubah – peubah PDB total (Y),

indeks harga barang impor (Pm), impor barang konsumsi (Mc) dan

tingkat bunga pinjaman harga (ic), tidak memberikan pengaruh terhadap

ekspor pertanian (X1).

Peubah – peubah yang memberika pengaruh total terhadap

ekspor produk industri pertanian (X2) dalam jangka panjang adalah nilai

tukar rill (RER), PDB dunia (Yw), dan harga ekspor agregat produk

industri pertanian (PX2). Sementara itu, peubah – peubah PDB total (Y),

harga privat di sektor industri pertanian (I2p), dan ICOR sektor industri

pertanian (ICOR2) tidak memberikan pengaruh terhadap ekspor produk

industri pertanian (X2).

Peubah kebijakan yang mempengaruhi secara dominan ekspor

produk pertanian (X1) adalah nilai tukar rill (RER) dan harga pemerintah

di sektor pertanian (I1G), sementara yang mempengaruhi ekspor produk

industri pertanian (X2) adalah nilai tukar (RER). Ada dua alternatif

kebijakan yang dapat ditempuh, yaitu: (1) jika tujuan untuk

Page 61: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

meningkatkan ekspor produk pertanian (X1), ekspor produk industri

pertanian (X2) dan PDB total (Y), maka pemetintah perlu

mempertahankan nilai tukar rill (RER) pada suatu tingkat yang dapat

mendorong ekspor: dan (2) jika tujuannya hanya untuk meningkatkan

ekspor produk pertanian (X1), maka pemerintah perlu meningkatkan

harga pemerintah di sektor pertanian (I1G), khususnya terhadap berbagai

komoditas yang memiliki orientasi dan potensi ekspor.

Laju peningkatan ekspor produk industri manufaktur selama

1983-2002 meningkat dengan pesat, karena dukungan oleh insentif dan

proteksi yang diberikan pemerintah terhadap industri baru. Untuk

meningkatkan ekspor produk pertanian (X1) dan produk industri

pertanian (X2), pemerintah juga perlu mendorong harga privat oleh

swasta. Instrumen kebijakan yang dapat ditempuh antara lain subsidi

bunga kridit harga. Jaminan keamanan dan penegakan hukum bagi harga

yang memanfaatkan hak guna usaha (HGU), serta pemberian keringanan

pajak (tax holiday) ke pada investor yang bersedia melakukan harga di

kawasan timur Indonesia (KTI).

Page 62: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Kerangka Pemikiran

Berdasar dari perumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian

maka Penulis menentukan akan membahas tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi ekspor non migas provinsi Jawa Tengah tahun 1980-2010.

Dari variabel-variabel tersebut dapat diketahui apakah ada pengaruhnya satu

sama lain. Secara sistematis kerangka pemikirannya adalah sebagai berikut :

Ekspor non migas provinsi Jawa Tengah

1. Harga

2. Impor

3. Inflasi

4. Kurs rupiah terhadap dollar

5. pGDP Amerika Serikat

6. pGDP Jepang

7. pGDP Singapor

Page 63: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

E. Hipotesis

Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan sebelumnya dan

ditunjang dengan tinjauan pustaka dari beberapa penelitian empiris yang

erat kaitannya dengan penelitian ini maka dapat disusun hipotesis dalam

penelitian ini meliputi sebagai berikut:

Harga ekspor non migas, impor non migas, kurs, GDP negara tujuan ekspor

(Amerika Serikat, Jepang, Singapor) diduga berpengaruh positif dan inflasi

diduga berpengaruh negatif terhadap ekspor non migas provinsi Jawa

Tengah.

Page 64: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan studi mengenai ekspor non migas Provinsi

Jawa Tengah Gross Domestic Product (GDP), Kurs, Harga, Impor, Inflasi.

Selanjutnya akan diteliti Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekspor Non

Migas Provinsi jawa tengah. Penelitian ini didasarkan pada analisis data

sekunder dengan periode penelitian tahun 1985 sampai dengan tahun 2010.

B. Jenis dan Sumber Data

Penelitian menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai

sumber. Data sekunder merupakan data penunjang yang diperoleh dari

beberapa instansi yang terkait dan dari berbagai sumber kepustakaan lain

melalui literatur, laporan penelitian dan media masa.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel dari penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen

(variabel terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variabel

bebasnya. Dan variabel independen (variabel bebas), yaitu variabel yang

mempengaruhi variabel terikat.

1. Ekspor Non Migas

Variabel ini diukur dengan menjumlahkan seluruh nilai ekspor

komoditi non migas Provinsi Jawa Tengah selama satu tahun dalam US$,

dengan pencatatan transaksi ekspor menggunakan syarat FOB.

Page 65: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Pengklarifikasian komoditi ekspor mengunakan Harmonized Commodity

Description and Coding System (HS) yang berlaku.

2. Kurs

Kurs adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata

uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua

mata uang masing-masing negara atau wilayah.

3. Harga Ekspor non migas

Harga ekspor non migas adalah nilai ekspor non migas dibagi

volume ekspor non migas dalam satu tahun, dinyatakan dalam US$ FOB.

Harga ekspor non migas adalah harga non migas yang terjadi di pasar

internasional sebagai akibat interaksi antara penawaran dan permintaan.

4. Impor non migas

Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari

suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam

proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan memasukan

barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang

secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di

negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari

perdagangan internasional

5. Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum

dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang

dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat

yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi

Page 66: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya

ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga

merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu

6. GDP per kapita

GDP per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di

suatu negara. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil

pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk

negara tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per kapita.

D. Metode dan Analisis Data

Guna menganalisis pengaruh variabel GDP per kapita negara

tujuan ekspor, Kurs, Harga, Impor dan Inflasi terhadap ekspor non migas

Provinsi Jawa Tengah, digunakan analisi regresi linier berganda (multiple

regression) guna dapat mengukur arah dan besaran pengruh beberapa

variabel bebas (independent variabels) terhadap perkembangan ekspor non

migas sebagai variabel terikat ( dependent variable). Pengolahan data

dilakukan dengan program Econometric Views (E-Views) versi 4.0. adapun

tahapan dalam menentukan metode analisis data adalah sebagai berikut.

formulasi modelnya adalah :

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6+ β7 X7 + ei

Dimana : Y = ekspor non migas (dalam satuan rupiah)

X1 = Harga (dalam satuan US$)

X2 = impor (dalam satuan rupiah)

X3 = Inflasi (dalam satuan persen)

X4 = Kurs (dalam satuan rupiah)

Page 67: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

X5 = GDP/kapita Amerika Serikat (dalam satuan US$)

X6 = GDP/kapita Jepang (dalam satuan US$)

X7 = GDP/kapita Singapor (dalam satuan US$)

Ei = Variabel pengganggu

1. Uji Statistik

Uji statistik dilakukan untuk mengetahui kebenaran atau

kepalsuan dari hipotesis nol. Ada tiga uji statistik yang dilakukan, yaitu:

a. Uji t

Uji t ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen (Y), dengan beranggapan bahwa variabel independen lain

tetap atau konstan. Signifikan artinya berarti atau pengaruh yang terjadi

dapat berlaku untuk populasi. Langkah-langkah pengujian sebagai

berikut :

b. Hipotesis

H0 : β1 = 0, artinya variabel independen secara individu tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : β1 ≠ 0, artinya variabel independen secara individu

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

c. Menentukan Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 (α = 5%)

d. Daerah kritis

Page 68: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Daerah tolak Daerah terima Daerah tolak

- T tabel + T tabel

Daerah Terima dan Daerah Tolak Uji t

e. Perhitungan uji t

Nilai t hitung = dicari berdasarkan penghitungan hasil regresi

pada tabel Coefficients.

Nilai t tabel = dicari pada tabel statistik

pada signifikansi 0,05/ 2 = 0,025 (uji 2 sisi)

df = n – k – 1 (k adalah jumlah variabel independen)

Kesimpulan : t hitung < t tabel, maka H0 diterima

t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

f. Uji F

Uji F adalah suatu pengujian untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen

secara bersama-sama. Dalam hal ini membuktikan apakah faktor GDP

per kapita negara tujuan ekspor, kurs, harga, impor dan inflasi memiliki

hubungan yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor non migas.

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung

dengan F tabel. Jika F hitung lebih besar dari F tabel maka hasilnya

adalah signifikan dan apabila F hitung lebih kecil dari F tabel maka

hasilnya adalah tidak signifikan.

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Page 69: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0

Artinya variabel GDP per kapita negara tujuan ekspor, kurs, harga,

impor dan inflasi secara serentak tidak berpengaruh terhadap

keuntungan.

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0

Artinya variabel GDP per kapita negara tujuan ekspor, kurs, harga,

impor dan inflasi secara serentak berpengaruh terhadap

keuntungan.

2) Menentukan taraf signifikansi.

Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 (α = 5%)

3) Daerah kritis

Ho diterima apabila F tabel ≤ Fα; k -1 ; k(n – 1)

Ho ditolak apabila F > F α; k -1 ; k(n – 1)

Daerah terima Daerah tolak

F tabel F tabel = Fα; k-1 ; n – k

Daerah Terima dan Daerah Tolak Uji F

4) Perhitungan uji F

Nilai F hitung = dicari berdasarkan penghitungan hasil regresi

pada tabel ANOVA.

Nilai t tabel = dicari pada tabel statistik

pada signifikansi 0,05

df1 = k–1; df2 = n-k (k adalah jumlah variabel independen)

Page 70: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Kesimpulan

F hitung < F tabel, maka H0 diterima

F hitung > F tabel, maka H0 ditolak

g. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui berapa persen

variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Nilai R2 terletak antara 1 dan 0. Jika nilai R2 = 1 berarti garis regresi

tersebut menjelaskan 100% variasi atau proporsi dalam variabel

dependen dan sebaliknya jika nilai R2 = 0, berarti model tersebut sama

sekali tidak menjelaskan variasi dalam variabel dependen. Dari

pernyataan itu maka dapat diartikan bahwa suatu model dapat dikatakan

lebih baik apabila nilai koefisien determinasinya makin dekat dengan 1.

2. Uji Asumsi Klasik

Dalam regresi linear terdapat faktor pengganggu, model yang

baik mengharapkan faktor-faktor pengganggu tidak muncul. Untuk

mengetahui ada tidaknya faktor pengganggu dalam suatu model, maka

digunakan pengujian asumsi klasik terhadap model tersebut.

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah sudah

dapat terpenuhi salah satu asumsi, bahwa data yang dianalisis dengan

mengunakan statistik parametris harus terdistribusi normal. Metode

yang digunakan untuk uji normalitas adalah uji Jarque-Bera (JB).

Kriteria pengujian : jika JB hitung < χ2 tebel (probabilitas JB lebih

besar 0,05), maka Ho diterima: residual terdistribusi normal.

Page 71: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Sebaliknya jika JB hitung > χ2 tabel ( probabilitas JB lebih kecil 0,05 ),

maka Ho ditolak : residual tidak terdistribusi normal.

Berarti sudah dapat terpenuhi salah satu asumsi, bahwa data

yang dianalisis dengan mengunakan statistik parametrik harus

terdistribusi normal.

b. Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah hubungan linier atau korelasi secara

sempurna maupun tidak sempurna diantara beberapa atau semua

variabel yang menjelaskan atau variabel penjelas dalam model regresi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan

melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Semakin

kecil nilai Tolerance dan semakin besar VIF maka semakin mendekati

terjadinya masalah multikolinearitas.

c. Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi penting model linier klasik adalah varians

tiap variabel pengganggu merupakan varian yang sama atau konstan

atau terdapat asumsi heteroskedastisitas. Jika asumsi tersebut tidak

dipenuhi, maka akan terjadi gejala heteroskedastisitas yaitu suatu

keadaan dimana varian dari kesalahan pengganggu tidak sama untuk

semua nilai variabel bebas.

Pada pembahasan ini akan dilakukan uji heteroskedastisitas

dengan menggunakan Uji White, yaitu mengkorelasikan nilai residual

(Unstandardized residual) dengan masing-masing variabel

Page 72: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

independen. Jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada

model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas.

d. Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari

residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang

disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan

tidak adanya masalah autokorelasi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan dilakukan

uji Durbin-Watson dengan prosedur sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

H0 : β = 0, maka tidak terjadi autokorelasi

Ha : β ≠ 0, maka terjadi autokorelasi

2) Menentukan taraf signifikansi.

Taraf signifikansi menggunakan 0,05 (α = 5%)

3) Menentukan nilai d (Durbin-Watson)

Nilai d yang didapat dari hasil regresi.

4) Menentukan nilai dL dan dU

Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin-Watson pada

signifikansi 0,05

5) Pengambilan keputusan

a) dU < d < 4 – dU maka H0 diterima (tidak terjadi autokorelasi)

b) d < dL atau d > 4 – dL maka H0 ditolak (terjadi autokorelasi)

c) dL < d < dL atau 4 – dU < d < 4 – dL maka tidak ada

kesimpulan

Page 73: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

1. Potensi Geografis dan Sumber Daya Alam

Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang

letaknya cukup strategis karena berada di daratan padat. Pulau Jawa, diapit

oleh dua Profinsi besar Jawa Barat dan Jawa Timur, dan satu Daerah

Istimewa Yogyakarta. Sepanjang bagian utara dan selatan terbentang pantai

yang cukup panjang. Letaknya antara 50 40"-80 30" Lintang Selatan dan

antara 1080 30"-1110 30" Bujur Timur (termasuk Kepulauan Karimun

jawa), Jarak terjauh dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke

Selatan 226 km (tidak termasuk kepulauan Karimunjawa).

Sebagaimana provinsi - provinsi lainnya di Indonesia, Provinsi

Jawa Tengah memiliki iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin musim.

Dalam satu tahun ada dua musim, yaitu musim kemarau yang berkisar

antara bulan April sampai dengan bulan September, dan musim penghujan

yang berkisar antara bulan Oktober sampai dengan Maret. Meskipun tidak

merata, kedua provinsi tersebut dikenal sebagai daerah yang basah karena

memiliki curah hujan dengan intensitas lebih dari 2.000 milimeter setahun.

Suhu udara rata-rata di Jawa Tengah berkisar °C, dengan kelembaban udara

antara 77% °C sampai dengan 28° antara 18 dengan 94%. Tempat - tempat

yang letaknya dekat pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi.

Page 74: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Topografi Provinsi Jawa Tengah terdiri dari wilayah daratan

sebagai berikut:

a. Ketinggian antara 0 - 100 m dan permukaan laut yang memanjang di

sepanjang pantai utara dan selatan seluas 53,3 %,

b. Ketinggian 100 - 500 m dari permukaan laut yang memanjang pada

bagian tengah pulau seluas 27,4%,

c. Ketinggian 500 - 1000 m dari permukaan laut seluas 14,7%,

d. Ketinggian di atas 1.000 m dari permukaan laut seluas 4,6 %.

Secara administratif Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29

kabupaten dan 6 kota. Luas wilayah Jawa Tegah tercatat sebesar 32.544,12

krn2 atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa (1,70% dari luas Indonesia).

Daerah yang terluas adalah Kabupaten Cilacap dengan luas 213.851 Ha atau

sekitar 6,57 % dari luas total Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan Kota

Magelang merupakan daerah yang memiliki wilayah paling kecil yaitu

hanya seluas 1.812 Ha. Luas wilayah masing - masing kabupaten kota dapat

dilihat dalam Tabel 4-l berikut ini.

Page 75: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 4.1 Luas Wilayah Per Daerah Kabupaten/Kota

di Provinsi Jawa Tengah.

No Kota/Kabupaten Luas (km2) No Kota/Kabupaten Luas(km2)

1 Kota Tegal 34,49 19 Kab. Kebumen 1.282,74

2 Kota Surakarta 44,03 20 Kab. Brebes 1.657,73

3 Kota Pekalongan 44,96 21 Kab. Pekalongan 836,13

4 Kota Magelang 18,12 22 Kab. Batang 788,95

5 Kota Salatiga 52,96 23 Kab. Semarang 946,86

6 Kota Semarang 373,67 24 Kab. Jepara 1.004,16

7 Kab. Klaten 655,56 25 Kab. Temanggung 870,23

8 Kab. Tegal 879,70 26 Kab. Purworejo 1.034,82

9 Kab. Sukoharjo 466,66 27 Kab. Wonosobo 984,68

10 Kab. Kudus 425,17 28 Kab. Demak 897,43

11 Kab. Banyumas 1.327,59 29 Kab. Banjarnegara 1.069,74

12 Kab. Boyolali 1.015,07 30 Kab. Cilacap 2.138,51

13 Kab. Pemalang 1.011,90 31 Kab. Pati 1.491,20

14 Kab. Purbolingo 777,65 32 Kab. Grobogan 1.975,85

15 Kab. Magelang 1.085,73 33 Kab. Wonogiri 1.822,37

16 Kab. Kendal 1.002,27 34 Kab. Rembang 1.014,10

17 Kab. Karanganyar 722,20 35 Kab. Blora 1.794,40

18 Kab. Seragen 946,49 Total 32.544,12

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (Jawa Tengah Dalam Angka 2006)

Page 76: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Struktur daratan (kontur) Provinsi Jawa Tengah adalah bergunung -

gunung yang membujur sejajar dengan arah panjang pulau Jawa, baik di

bagian tengah maupun daerah pantai utara dan pantai selatan, dan terdapat

beberapa gunung yang masih aktif. Banyaknya daerah pegunungan dengan

tanah yang cukup subur tersebut sangat cocok untuk budidaya tanaman

hortikultura. Selain itu, di antara barisan pegunungan terdapat dataran subur

karena dialiri oleh 7 (tujuh) singai yang memberikan kehidupan terutama

pada tanaman padi. Dengan luas lahan persawahan yang ada, produksinya

mampu mendukung pemenuhan kebutuhan beras di Jawa Tengah, bahkan

mampu mendukung pemenuhan kebutuhan beras nasional (Wahyu

Agung.2008).

Meskipun demikian, ada beberapa wilayah Jawa Tengah yang

memiliki tanah yang kering dan tandus, seperti daerah - daerah Jawa Tengah

bagian timur serta bagian tenggara Jawa Tengah. Di beberapa daerah

bahkan memiliki tanah tandus dan berkapur sehingga cocok untuk

pertambangan kapur dan semen. Hasil tambang dan bahan galian antara lain

adalah tanah liat, silica, marmer, dan pasir besi, Di beberapa wilayah Jawa

Tengah sumber tambang relatif melimpah dan seluruhnya dapat digali dan

dimanfaatkan. Bahan tambang seperti emas, tembaga, andesit dan pasir besi

yang sudah diusahakan, relatif masih sedikit. Sedangkan bahan galian

golongan C sudah banyak diusahakan dan telah dapat memberikan

sumbangan pada penerimaan pendapatan daerah di wilayah Jawa Tengah.

Potensi air permukaan terdapat di Satuan Wilayah Sungai (SWS)

Jawa Tengah terdiri atas Cimanuk, Citanduy, Pemali Comal, Serayu,

Page 77: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Jratunseluna, dan Bengawan Solo dengan potensi air sebesar 94.752,82 nbu

m3 per tahun. Di samping itu terdapat potensi air bawah tanah yang dapat

digunakan untuk air minum,/air bersih, irigasi, dan keperluan lainnya.

Sementara itu, luas hutan di Jawa Tengah sekitar 647,596,81 ha, yang terdiri

dari 573.241,63 ha hutan produksi. 73.477,83 ha hutan lindung, dan 87730

ha merupakan hutan wisata dan suaka alam (Wahyu Agung.2008).

2. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Tengah

jumlah penduduk di Jawa Tengah tahun 2005 (hasil SUSENAS 2005)

adalah 32.908.850 jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun 2004 ( 32.397.431

jiwa terjadi penambahan jumlah penduduk Jawa Tengah sebanyak 511.419

jiwa ( 1,58 % ) Penyebaran penduduk Jawa Tengah belum secara merata.

Rata-rata kepadatan penduduk Jawa Tengah tercatat sebesar 1.011 jiwa

setiap kilometer persegi, dimana wilayah terpadat adalah Kota Surakarta

dengan tingkat kepadatan sekitar 12 ribu setiap kilometer persegi.

Bila kita lihat jumlah rumah tangga di Jawa Tengah mengalami

kenaikan dari sebesar 8,35 juta pada tahun 2004 menjadi 8,64 juta pada

tahun 2005 atau naik sekitar 3,44 persen. Berdasarkan data banyaknya

rumah tangga dan rata - rata anggota rumah tangga menurut

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2005 rata - rata penduduk per

rumah tangga tercatat sebesar 3,81 jiwa.

Page 78: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.2. Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2001 -2005

Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan Prosentase

2001 31.063.818 288.872 0,94

2002 31.691.866 628.048 2,02

2003 32.052.840 360.974 1,14

2004 32.397.431 344.591 1,07

2005 32.908.850 511.419 1,58

Sumber: BPS Provinsi JAWA TENGAH (Hasil Susenas Tahun 2005)

Dari tabel tersebut terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk di

Jawa Tengah mulai mengalami peningkatan dari tahun 2001 sebesar 0,94 %

dan tahun 2005 sebesar 1,58 %. Sementara itu jumlah penduduk tertinggi

dan terendah pada tahun 2005 masih sama dengan tahun 2004, dimana yang

tertinggi di Kabupaten Brebes sebanyak 1,814.274 jiwa (5,51 % dari total

penduduk Jawa Tengah) dan terendah di Kola Magelang sebanyak 130.732

jiwa (0,40%) (Wahyu Agung.2008).

3. Tingkat Pendidikan

Pada tahun 2005 jumlah penduduk laki-laki dan perempuan berusia

10 tahun keatas menurut pendidikan yang ditamatkan yaitu yang tidak

punya ijazah SD sebesar 31,80% sedangkan yang sudah memiliki ijazah

terdiri atas SD/M1 sebesar 35,47%, tamat SLTP, 16,57%, tamat SMU/SMK

sebesar 12,82% dan sebesar 3,35% tamatan Diploma/akademi/Diploma

IV/Universitas/Perguruan Tinggi (lihat table 4.3)

Page 79: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Dibandingkan dengan tahun 2004 telah terjadi peningkatan di

bidang pendidikan baik bagi penduduk laki - laki maupun perempuan,

artinya semakin banyak orang yang bisa menikmati pendidikan dan mampu

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

Tabel 4.3. Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2001-2005

Tahun Tidak tamat

SD/MI

SD/MI SLTP SMU/SMK DIP/AKD/PT

2001 9.595.367 8.827.623 3.508.102 2.761.190 697.247

2002 9.061.887 9.204.288 3.950.777 3.021.149 727.433

2003 8.958.316 9.583.156 4.136.700 3.066.563 738.472

2004 8.593.267 9.526.129 4.385.889 3.362.031 760.254

2005 8.687.739 9.692.273 4.526.870 3.500.941 915.656

Sumber; BPS Provinsi Jawa Tengah (Hasii Sensus Susenas Tahun 2005)

Kemampuan baca tulis penduduk tercermin dari Angka Melek

Huruf, Persentase penduduk yang dapat membaca dan menulis huruf latin

dan huruf lainnya pada tahun 2005 sebesar 88,87%, sedangkan yang buta

huruf sebesar 11,13%. Persentase penduduk yang buta huruf pada

perempuan yaitu sebesar 7,78% lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki

yang hanya sebesar 3,35%. Berikut ini disajikan tabel jumlah penduduk

berusia 10 tahun keatas menurut tingkat pendidikan tertinggi yang

ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2001-2005.

Page 80: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.1. Tingkat Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah (Hasil Sensus Susenas Tahun 2005)

B. KONDISI PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA TENGAH

Kondisi perekonomian nasional yang semakin membaik ternyata

juga berdampak positif di tingkat daerah khususnya Provinsi Jawa Tengah.

Meskipun pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah masih dibawah pertumbuhan

ekonomi nasional, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sejak krisis ekonomi

pada tahun 1997 hingga tahun 2005 menunjukan trend yang semakin baik,

meskipun kondisi stagnan terjadi pada tahun 2006. Bersamaan dengan

membaiknya indikator - indikator makro - moneter seperti nilai tukar, infasi,

dan suku bunga, perekonomian Jawa Tengah pada secara umum masih

mengindikasikan berlangsungnya proses pemulihan ekonomi (recovery)

menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kinerja perekonomian setiap provinsi di Pulau Jawa yang

dijelaskan PDRB atas dasar harga konstan tahun dasar 2000, dalam tahun

2006 tidak lebih baik dibandingkan dengan keadaan tahun 2005, kecuali

Provinsi Jawa Barat yang mengalami pertumbuhan lebih tinggi dari 5,40

persen menjadi 5,91 persen. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2006 berkisar

Page 81: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

antara 3,69 persen sampai 5,91 persen, di tahun 2005 hal tersebut berkisar

antara 4,73 persen sampai 6,01 persen.

Dari keenam provinsi di Pulau Jawa tahun 2006, ada empat

provinsi yang mengalami pertumbuhan ekonomi di atas pertumbuhan

nasional (5,48 persen) diantaranya: Provinsi Banten 5,53 persen, Provinsi

DKI Jakarta 5,90 persen, Provinsi Jawa Barat 5,91 persen dan Provinsi Jawa

Timur 5,80 persen. Sedangkan Provinsi Jawa Tengah sebesar 5.33 persen dan

Provinsi di Yogyakarta sebesar 3,91 persen ( pertumbuhan ekonomi di bawah

pertumbuhan nasional) (Wahyu Agung.2008).

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pertengahan tahun 1997,

menyebabkan Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah tahun 1998

turun sebesar 11,74 persen dari tahun sebelumnya. Berbagai upaya untuk

memperbaiki perekonomian Jawa Tengah pada tahun 1999, rnampu menahan

penurunan PDRB sehingga mampu tumbuh sebesar 3,49 persen. Selanjutnya,

PDRB dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pertumbuhannya

belum sesuai bisa pulih seperti sebelum krisis ekonomi yang mencapai rata-

rata 7 persen per tahun. Kondisi krisis yang belum sepenuhnya pulih

diperberat dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) serta iklim

usaha dan investasi yang belum membaik menyebabkan pertumbuhan

ekonomi belum sesuai dengan yang diharapkan.

Page 82: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel : 4.4 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2002-2006

Tahun Pertumbuhan Ekonomi (persen)

(1) (2)

2002 3,55

2003 4,98

2004 5,13

2005 5,35

2006 5,33

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (PDRB Jateng 2006)

Tabel 4.4 menjelaskan laju pertumbuhan seluruh sektor ekonomi

pada tahun 2002-2006. Selama periode tahun ini pertumbuhan

ekonominya sudah membaik pada seluruh sektor ekonomi.

Selanjutnya tahun 2002-2006 hampir seluruh sektor ekonomi sudah

menunjukkan pertumbuhan ke arah positif, kecuali sektor pertanian (tahun

2003), dan sektor jasa, jasa (tahun 2002) yang pertumbuhannya negatif pada

tahun 2006, sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami pertumbuhan

yang paling besar (15,41 persen) diikuti dengan sektor Jasa-jasa (7,89

persen) dan sektor Pengangkutan dan Komunikasi (6,63 persen). Sedangkan

sektor Pertanian merupakan sektor dengan pertumbuhan terendah yaitu 3,60

persen.

Page 83: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel : 4.5 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2001-2006

No Sektor

(1)

2002

(2)

2003

(3)

2004

(4)

2005

(5)

2006

(6)

1 Pertanian 4,95 -2,05 5,33 4,61 3,60

2 Pertambangan dan pengalian 3,13 5,51 2,73 9,28 15,41

3 Industri pengolahan 5,46 5,49 6,41 4,80 4,52

4 Listrik, gas dan air minum 11,83 0,45 8.65 10,78 6,49

5 Bangunan 10,56 12,92 7,84 6,88 6,10

6 Perdagangan, hotel dan

restoran

1,85 5,24 2,45 6,05 5,85

7 Pengankutan dan komunikasi 5,30 5,91 4,67 7,34 6,63

8 Keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan

2,35 2,80 3,78 5,00 6,55

9 Jasa – jasa -6,05 16,46 5,58 4,75 7,89

PDRB total 3,55 4,98 5,13 5,35 5,33

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (PDRB Jateng 2006)

Page 84: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, sektor industri pengolahan

masih merupakan sektor yang menjadi andalan terbesar di Provinsi Jawa

Tengah. Hal ini ditandai sumbangannya terhadap total PDRB Jawa Tengah

berkisar di atas 30%, paling tinggi dibanding sektor yang lainnya.

Selanjutnya yang memberikan sumbangan terbesar seletah sektor industri

pengolahan adalah sektor pertanian dan perdagangan, hotel dan restoran,

tahun 2006 ini masing – masing memberikan sumbangan sebesar 20,34%

dan 19,63%. Sedangkan sektor pertambangan dan pengalian memberikan

sumbangan terkecil yakni hanya sebesar 1,02%. Dalam tahun 2006 terjadi

pergeseran struktur ekonomi. Sektor pertanian yang semula memberikan

sumbangan terbesar ketiga, tahun 2006 memberikan sumbangan terbesar

kedua mengeser sektor perdagangan. Pertumbuha sektor yang menunjukan

trend meningkat selama kurun waktu tahun 2003 – 2006 adalah sektor

industri dan pengolahan (Wahyu Agung.2008).

Page 85: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

C. DESKRIPSI VARIABEL – VARIABEL PENELITIAN

1. Ekspor dan Impor Non Migas

Gambar 4.2

Perkemangan Realisasi Ekspor Non Migas Jawa Tengah

Tahun 1980 – 2010

Sumber: BI ( data diolah Dinperindag Prov. Jateng ).

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa perkembangan realisasi

ekspor non migas Provinsi Jawa Tengah mengalami fluktuasi

perkembanggan yang menunjukkan trend positif sejak tahun 1980 sampai

2010 dengan tingkat ekspor tertinggi adalah pada tahun 2010 dengan nilai

sebesar US$ 4101772969, meskipun menunjukan trend yang positif namun

permasalahan yang terkait langsung di bidang ekspor, atara lain basis ekspor

dan pemasarannya yang sempit.

Page 86: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.3

Perkembangan Impor Non Migas Jawa Tengah Tahun 1980 – 2010

Sumber: BI ( data diolah Dinperindag Prov. Jateng ).

Impor Provinsi Jawa Tengah mengalami trend yang selalu naik dari

tahun 1980 sanpai tahun 2006 akan tetapi pada periode tahun 2007 – 2010

trend impor mengalami penurunan dari tahun – tahun sebelumnya. Impor

Jawa Tengah di dominasi produk mesin – mesin dan produk barang

elektronik.

2. Perkembanggan Kurs (Rp/$)

Kurs sering disebut nilai tukar mata uang antar negara yang

berbeda, mempunyai peranan penting dalam perekonomian disuatu negara.

Kestabilan nlai tukar mata uang (kurs) sangat diperlukan untuk terciptanya

iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan dunia usaha. Perkembangan

kurs tidak lepas dari peran pemerintah yang menciptakan kebijakan –

kebijakan dibidang moneter dan kondisi ekonomi baik dari dalam negeri

maupun dari luar negeri. Nilai tukar mata uang suatu negara mengalami

Page 87: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

apresiasi ketika nilai uangnya meningkat relatif terhadap nilai mata uang

negara lain.

Gambar 4.4

Perkembagan nilai kurs (Rp/$)

Sumber: Bank Indonesia , berbagai edisi

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa kurs rupiah

terhadap dollar pada periode tahun 1980 – 2001 selalu mengalami fluktuasi,

tetapi cenderung mengalami pelemahan (depresiasi). Periode tahun 2001 –

2002 nilai rupiah mengalami penguatan terhadap dollar sebesar Rp 1460

dan tahun selanjutnya rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap

dollar. Selama periode tersebut depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar

AS mencapai titik tertinggi yaitu sebesar 10,950 rupiah per dollar AS pada

tahun 2008.

Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus berlanjut dan

yang terbesar adalah pada periode tahun 1997 – 1998 yang berawal pada

tingkat 4650 rupiah/dollar AS menuju 8025 rupiah / dollar AS dengan

Page 88: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

selisih perubahan sebesar 3375 rupiah/ dollar AS. Hal ini disebabkan bahwa

terjadinya krisis moneter di Indonesia pada tahun 1998, sehingga

perekonomian Indonesia terguncang dan menyebabkan terdepresiasinya

nilai mata uang dalam negeri terhadap nilai mata uang luar negeri.

3. Inflasi

Inflasi timbul karena bertambahnya biaya produksi. Bertambahnya

biaya produksi menyebabkan produksi turun dan penawaran menjadi

berkurang pada akhirnya akan menyebabka kenaikan harga. Kenaikan biaya

produksi dapat berasal dari kenaikan harga bahan baku industri.

Gambar 4.5

Perkembanggan Tingkat Inflasi Jawa Tengah

Sumber: Bank Indonesia , berbagai edisi

Berdasarkan gambar diatas, inflasi Jawa Tengah mengalami

fluktuasi sejalan dengan kondisi makro ekonomi yang ada di Jawa Tengah.

Page 89: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar 39,63% , dimana pada

tahun 1998 terjadi krisis moneter di Indonesia. Seiring dengan proses

pemulihan ekonomi, inflasi dapat diturunkan dibawah dua digit. Inflasi

kembali meningkat menjadi dua digit, yaitu sebesar 15,97% pada tahun

2005 dengan penyebabnya adalah kenaikan harga bahan bakar minyak

(BBM) yang rata – rata mencapai 100%. Inflasi dapat ditekan menjadi lebih

rendah dimana langkah ini tidak terlepas dari kebijakan Bank Indonesia

dalam mengambil langkah – langkah penguatan kebijakan moneter untuk

kestabilan harga.

4. Perkembaggan Ekspor Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan

Ekspor Utama

Negara tujuan ekspor komoditi Jawa Tengah dibedakan menjadi

dua yaitu negara tradisional ( pasar utama ) dan non tradisional ( pasar

potensial ). Negara tradisional adalah negara tujuan ekspor utama

Indonesia dan Jawa Tengah. Dikatakan negara tradisional kerena

merupakan negara yang biasa dituju Indonesia sebagai negara pengimpor

sejak lama. Negara non tradisional yaitu negara – negara tujuan ekspor

yang relatif baru yang memiliki pertumbuhan impor tinggi untuk produk

dari Indonesia.

Page 90: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.6

Perkembanggan Ekspor Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000 – 2010.

Sumber: Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, 2006

Dilihat dari nilainya, Amerika Serikat merupakan negara tujuan

utama terbesar bagi produk ekspor non migas Jawa Tengah. Pada tahun

2010, nilainya mencapai US$ 1,105,786,214.31. Peringkat kedua dan

ketiga negara tujuan ekspor Jawa Tengah adalah Jepang dan Singapora.

Pada periode pengamatan, tujuan ekspor Jawa Tengah ke Asia

khususnya negara – negara ASEAN ternyata masih sangat kurang. Negara

– negara tujuan ekspor ASEAN yang masuk 10 besar nilai ekspor Jawa

Tengah hanya Singapora(Wahyu Agung.2008).

Page 91: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

D. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Untuk menganalisis pengaruh variabel kurs, harga, impor, inflasi,

perkapita GDP USA, perkapita GDP Jepang dan perkapita GDP singapor

terhadap ekspor non migas Provinsi Jawa Tengah, mengunakan alat analisis

regresi berganda untuk dapat mengukur dan besaran pengaruh beberapa

variabel bebas (independent variables) terhadap perkembangan ekspor non

migas Provinsi Jawa Tengah sebagai variabel terikat (dependent variable).

Dalam penelitian ini persamaan model regresi (Estimation

Equation) adalah sebagai berikut:

Persamaan

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6+ β7 X7 + ei

Dimana : Y = ekspor non migas (dalam satuan rupiah)

X1 = Harga (dalam satuan US$)

X2 = impor (dalam satuan rupiah)

X3 = Inflasi (dalam satuan persen)

X4 = Kurs (dalam satuan rupiah)

X5 = GDP/kapita Amerika Serikat (dalam satuan US$)

X6 = GDP/kapita Jepang (dalam satuan US$)

X7 = GDP/kapita Singapor (dalam satuan US$)

Ei = Variabel pengganggu

Model pengolahan data di kerjakan mengunakan program

Econometric Views (E-Views) versi 4.0. adapun tahapan pengolahan data

dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Page 92: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: EKSPOR Method: Least Squares Date: 07/10/12 Time: 10:40 Sample: 1980 2010 Included observations: 31

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -3.55E+08 1.72E+08 -2.065749 0.0503 HARGA 48412935 2.15E+08 0.224971 0.8240 IMPOR 0.048758 0.038360 1.271075 0.2164

INFLASI -10068828 4781088. -2.105970 0.0463 KURS 81020.35 22074.07 3.670386 0.0013 USA 13898.44 12908.85 1.076660 0.2928 JPG -30071.28 5602.939 -5.367054 0.0000

SING 91154.22 11940.28 7.634178 0.0000

R-squared 0.985673 Mean dependent var 1.33E+09 Adjusted R-squared 0.981313 S.D. dependent var 1.20E+09 S.E. of regression

1.64E+08 Akaike info criterion 40.88273

Sum squared resid 6.16E+17 Schwarz criterion 41.25279 Log likelihood -625.6823 F-statistic 226.0565 Durbin-Watson stat 1.395194 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : E-Views versi 4.0, data diolah

Berdasarkan tabel 4.10 tersebut, hasil ekstimasi dengan mengunakan regresi

diatas dapat dituliskan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6+ β7 X7 + ei

Dimana : Y = ekspor non migas (dalam satuan rupiah)

X1 = Harga (dalam satuan US$)

X2 = impor (dalam satuan rupiah)

X3 = Inflasi (dalam satuan persen)

X4 = Kurs (dalam satuan rupiah)

X5 = GDP/kapita Amerika Serikat (dalam satuan US$)

X6 = GDP/kapita Jepang (dalam satuan US$)

Page 93: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

X7 = GDP/kapita Singapor (dalam satuan US$)

Ei = Variabel pengganggu

Setelah didapatkan nilai parameter – parameter estimasi dari

persamaan regresi tersebut, maka dilakukan pengujian statistik dan uji

ekonometrika sebagai berikut:

1. Uji Statistika

a. Uji t (Uji Parameter Individual)

Uji t adalah uji secara indivual semua koefisien regresi yang

bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing – masing

variabel independent terhadap variabel dependent. Hasil pengujian

terhadap koefisien regresi masing – masing variabel bebas dengan α =

5% akan diperoleh sebagai berikut:

1) Jika | t hitung | < | t tabel | pada tingkat signifikasi 5%, maka Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independent tidak

mempengaruhi variabel dependent secara signifikan.

2) Jika | t hitung | > | t tabel | pada tingkat signifikasi 5%, maka Ho

ditolak dan Ha diterima, maka artinya variabel independent

mempengaruhi variabel dependent secara signifikan.

Berikut ini adalah hasil dari pengujian parameter individual

dengan tingkat signifikasi (α = 5%):

1) Koefisien regresi dari konstanta mempunyai t hitung sebesar -

2.065749dan t tabel adalah sebesar 1,711 sehingga | 2.065749 | > |

1,711 |, dimana nilai probabilitasnya sebesar 0.0503 < 0,05, maka

Page 94: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

konstata tersebut signifikan pada tingkat signifikasi (α = 5%)

dengan kata lain, konstanta berpengaruh secara statistik terhadap

EKSPOR.

2) Koefisien regresi dari HARGA mempunyai t hitung sebesar

0.224971 dan t tabel adalah sebesar 1,711 sehingga | 0.224971 | < |

1,711 |, dimana nilai probabilitasnya adalah 0.8240 > 0,05, maka

Ho diterima dan Ha ditolak, maka artinya bahwa variabel

independent tidak mempengaruhi variabel dependent secara

signifikan pada tingkat signifikasi (α = 5%). Dengan mengangap

variabel lain konstan, maka secara individu variabel HARGA tidak

berpengaruh secara statistik terhadap EKSPOR.

3) Koefisien regresi dari IMPOR mempunyai t hitung sebesar

1.271075 dan t tabel adalah sebesar 1,711 sehingga | 1.271075 | < |

1,711 |, dimana nilai probabilitasnya adalah 0.2164 > 0,05, maka

Ho diterima dan Ha ditolak, maka artinya bahwa variabel

independent tidak mempengaruhi variabel dependent secara

signifikan pada tingkat signifikasi (α = 5%). Dengan mengangap

variabel lain konstan, maka secara individu variabel IMPOR tidak

berpengaruh secara statistik terhadap EKSPOR.

4) Koefisien regresi dari INFLASI mempunyai t hitung sebesar -

2.105970 dan t tabel adalah sebesar 1,711 sehingga | 2.105970 | > |

1,711 |, dimana nilai probabilitasnya adalah 0.0463 < 0,05, maka

Ho ditolak dan Ha diterima, maka artinya bahwa variabel

independent mempengaruhi variabel dependent secara signifikan

Page 95: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

pada tingkat signifikasi (α = 5%). Dengan mengangap variabel lain

konstan, maka secara individu variabel INFLASI berpengaruh

secara statistik terhadap EKSPOR.

5) Koefisien regresi dari KURS mempunyai t hitung sebesar 3.670386

dan t tabel adalah sebesar 1,711 sehingga | 3.670386 | > | 1,711 |,

dimana nilai probabilitasnya adalah 0.0013 < 0,05, maka Ho

ditolak dan Ha diterima, maka artinya bahwa variabel independent

mempengaruhi variabel dependent secara signifikan pada tingkat

signifikasi (α = 5%). Dengan mengangap variabel lain konstan,

maka secara individu variabel KURS berpengaruh secara statistik

terhadap EKSPOR.

6) Koefisien regresi dari USA mempunyai t hitung sebesar 1.076660

dan t tabel adalah sebesar 1,711 sehingga | 1.076660 | < | 1,711 |,

dimana nilai probabilitasnya adalah 0.2928 > 0,05, maka Ho

diterima dan Ha ditolak, maka artinya bahwa variabel independent

tidak mempengaruhi variabel dependent secara signifikan pada

tingkat signifikasi (α = 5%). Dengan mengangap variabel lain

konstan, maka secara individu variabel USA tidak berpengaruh

secara statistik terhadap EKSPOR.

7) Koefisien regresi dari JPG mempunyai t hitung sebesar -5.367054

dan t tabel adalah sebesar 1,711 sehingga | 5.367054 | > | 1,711 |,

dimana nilai probabilitasnya adalah 0.0000 < 0,05, maka Ho

ditolak dan Ha diterima, maka artinya bahwa variabel independent

mempengaruhi variabel dependent secara signifikan pada tingkat

Page 96: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

signifikasi (α = 5%). Dengan mengangap variabel lain konstan,

maka secara individu variabel JPG berpengaruh secara statistik

terhadap EKSPOR.

8) Koefisien regresi dari SING mempunyai t hitung sebesar 7.634178

dan t tabel adalah sebesar 1,711 sehingga | 7.634178 | > | 1,711 |,

dimana nilai probabilitasnya adalah 0.0000 < 0,05, maka Ho

ditolak dan Ha diterima, maka artinya bahwa variabel independent

mempengaruhi variabel dependent secara signifikan pada tingkat

signifikasi (α = 5%). Dengan mengangap variabel lain konstan,

maka secara individu variabel SING berpengaruh secara statistik

terhadap EKSPOR.

b. Uji F

Uji F adalah uji untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel

independent terhadap variabel dependent secara bersama – sama,

dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

1) Jika nilai F hitung < F tabel ( pada α = 5%), maka Ho diterima dan

Ha ditolak, yang berarti bahwa variabel independent secara

bersama – sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependent.

2) Jika nilai F hitung > F tabel ( pada α = 5%), maka Ho ditolak dan

Ha diterima, yang berarti bahwa secara bersama – sama variabel

independent berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependent.

Page 97: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Berdasar hasil pengolahan diketahui bahwa nilai F hitung

adalah sebesar 226.0565 lebih besar dari F tabel yaitu 2,42, dengan

probabilitas sebesar 0.000000 yang berarti signifikan pada α = 5%.

Hal ini berarti bahwa variabel INFLASI, KURS , GDP perkapita

JEPANG dan GDP perkapita SINGAPOR bersama – sama

berpengaruh secara signifikan terhadap ekspor non migas Provinsi

Jawa Tengah.

c. Koefisien Determinasi ( R2 ) atau Goodness of Fit

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa

persen perubahan variasi variabel independent dapat menjelaskan

perubahan variabel dependentnya. Hasil estimasi koefisien

determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R-squared) sebesar

0.9813 yang berarti 98,13% variabel dependent dapat dijelaskan oleh

variabel independent yang dimasukan dalam model. Sedangkan

sisanya sebesar 1,87% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model.

Page 98: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Uji Ekonometrika / Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Gambar 4.7

Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

-4.0E+08 -2.0E+08 0.00000 2.0E+08

Series: ResidualsSample 1980 2010Observations 31

Mean -9.52E-08Median 23834726Maximum 2.84E+08Minimum -3.62E+08Std. Dev. 1.43E+08Skewness -0.463444Kurtosis 3.170714

Jarque-Bera 1.147341Probability 0.563453

Sumber : E-Views 4.0, data diolah

Metode yang dapat digunakan untuk uji normalitas adalah uji

Jarque – Bera (JB). Kriteria pengujian : jika JB hitung < χ2 tabel

(probabilitas JB lebih besar 0,05) maka Ho diterima: residual

terdistribusi normal.

Dari hasil uji JB diatas, terlihat bahwa JB hitung (1.147) < dari

χ2 tabel (36.415) dengan probabilitas JB > 0,05, berarti Ho diterima :

residual terdistribusi normal. Berarti sudah dapat terpenuhi salah satu

asumsi, bahwa data yang dianalisis dengan mengunakan statistik

parametris harus terdistribusi normal.

Page 99: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana terdapat

hubungan linier sempurna atau pasti di antara variabel – variabel

bebas dalam suatu regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

linier yang pas diantara variabel yang menjelaskan dalam model

regresi ini dapat dilakukan berbagai cara pengujian . gejala

multikolinier adalah pada saat R2 sangat tinggi, namun tidak ada

satupun dari koefisien regresi yang signifikan secara statistik melalui

uji t . Uji multikolinearitas dilakukan dengan pendekatan korelasi

parsial seperti yang disarankan oleh Farrar dan Gruber (1967).

Pedoman yang digunakan adalah, jika nilai R2a (R2 regresi awal )

lebih tinggi dari nilai R2 pada regresi antara variabel bebas, maka

dalam model empirik tersebut tidak terdapat adanya multikoliearitas.

Tabel 4.7

Uji Multikolinearitas

Variabel dependent

R2 Tanda R2 (awal) Kesimpulan

(1) (2) (3) (4) (5) INFLASI 0.074074

< 0.985673 Tidak Ada

Multikolinearitas KURS 0.667424

< 0.985673 Tidak Ada

Multikolinearitas JPG 0.729213

< 0.985673 Tidak Ada

Multikolinearitas SING 0.821128

< 0.985673 Tidak Ada

Multikolinearitas Sumber: Eviews 4.0, data diolah

Dari tabel diatas terlihat bahwa R2 pada regresi antara variabel

bebas, dengan menempatkan masing – masing variabel bebas sebagai

Page 100: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

variabel dependent yaitu INFLASI, KURS, GDP perkapita JEPANG,

dan GDP perkapita SINGAPOR. Diperoleh nilai R2 lebih kecil dari

nilai R2a (regresi awal), sehingga tidak terdapat adanya

multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas muncul dalam fungsi regresi dengan varian

yang tidak sama, sehingga penaksir OLS tidak efisien baik dalam

sampel kecil maupun besar (tetapi masih tidak bias dan konsisten

pengujian terhadap ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model

empirik dilakukan dengan uji White , kriteria pengujian adalah dengan

membandingkan nilai Obs*R-squared dengan χ2 tabel. Jika : Obs*R-

squared < χ2 tabel, maka tidak signifikan, berarti bahwa tidak terjadi

masalah heterokedastisitas. Berdasarkan hasil pengolahan dengan E-

Views, diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.8

Uji Heterokedastisitas

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 0.794010 Probability 0.664623 Obs*R-squared 12.70831 Probability 0.549609

Sumber: Eviews 4.0, data diolah

Dari data tersebut terlihat bahwa Obs*R-squared (R2) dengan

nilai 12,70 < χ2 tabel ( 36.415), berarti dalam model penelitian ini

tidak terjadi masalah heterokedastisitas.

Page 101: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota –

anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian

waktu (seperti pada data time series) atau yang tersusun dalam

rangkaian ruang (Gujarati, 1995). Adanya korelasi antara variabel

ganguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil

maupun besar. Pengujian dilakukan dengan metode Breusch-Godfrey

(BG) Test, dengan kriteria pengujian sebagai berikut : jika BG (n-

p)*R2 < χ2 tabel, maka tidak signifikan, berarti bahwa tidak terjadi

masalah autokorelasi. Disamping itu juga dapat kita lihat dari

probabilitasnya, jika probabilitas > α = 0,05, maka model terhindar

dari masalah autokorelasi.

Tabel 4.9

Uji Autokorelasi (BG Test)

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 3.699023 Probability 0.065905 Obs*R-squared 3.995596 Probability 0.045619

Sumber: Eviews 4.0, data diolah

Dari hasil uji autokorelasi diketahui bahwa (n-p)Obs*R-

squared (R2) dengan nilai 3.995596 < χ2 tabel (36.415), berarti dalam

model penelitian ini tidak terjadi masalah autokorelasi.

Page 102: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Inflasi terhadap Ekspor Non Migas Provinsi Jawa Tengah

Inflasi berpengaruh negatif terhadap ekspor non migas Provinsi

Jawa Tengah. Berdasarkan hasil penghitungan, nilai koefisien Inflasi

sebesar -10068828 dengan probabilitas sebesar 0.0463 pada tingkat

signifikan 5% yang dapat diartikan bahwa setiap peningkatan inflasi

sebesar 1% maka akan mengakibatkan penurunan ekspor non migas Jawa

Tengah sebesar US$ 10,068,828

Inflasi memiliki efek negatif terhadap ekspor non migas Provinsi

Jawa Tengah. Inflasi akan menaikan biaya produksi yang berasal dari

kenaikan harga bahan baku industri, perjuangan serikat buruh yang

berhasil menuntut kenaikan upah dan lain – lain. Kenaikan biaya produksi

pada gilirannya akan menaikan harga dan turunnya produksi. Kenaikan

harga barang akhir (output) mengikuti kenaikan harga – harga barang

input/ faktor produksi (Boediono, 1995. Dalam Wahyu Agung.2008 )

Pada dasarnya kenaikan inflasi akan menurunkan ekspor non

migas Provinsi Jawa Tengah. Kenaikan inflasi menyebabkan kenaikan

harga input yang berpengaruh pada kenaikan harga output yang di ekspor

sehingga buyer akan menurunkan tingkat pembelian terhadap produk dari

Jawa Tengah dan akan menggantinya dengan barang pengganti atau buyer

mengimpor dari negara yang menjadi kompetitor yang harga nya lebih

rendah dari produk Jawa Tengah.

Page 103: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

2. Pengaruh Kurs terhadap Ekspor Non Migas Provinsi Jawa Tengah

Kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor non

migas Jawa Tengah. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien kurs

sebesar 81020.35 dengan probabilitas sebesar 0.0013 pada tingkat

signifikasi 5% yang dapat diartikan bahwa setiap peningkatan Rp1000

(seribu) rupiah/ nilai mata uang sendiri turun relatif terhadap dollar AS,

akan meningkatkan ekspor non migas Jawa Tengah sebesar 81,020 juta

dollar AS.

Kurs (nilai tukar ) memiliki efek positif terhadap ekspor. Semakin

tinggi nilai kurs (nilai mata uang sendiri turun relatif terhadap valuta

asing) maka menyebabkan harga produk ekspor menjadi semakin murah

dimata buyer luar negeri (importir). Disisi eksportir, naiknya nilai kurs

(nilai mata uang sendiri turun relatif terhadap valuta asing) akan

mendorong peningkatan produksi akibat keuntungan yang semakin

meningkat karena rupiah yang diperoleh lebih besar sehingga mendorong

peningkatan ekspor.

Intinya, dengan menurunnya nilai rupiah terhadap dollar maka

ekspor akan meningkat karena baik dilihat dari eksportir dan importir sama

– sama memperoleh keuntungan. Bagi eksportir akan menerima rupiah

yang lebih besar sementara bagi importir harga ekspor menjadi lebih

murah (dalam dollar). Semua kondisi tersebut berlangsung dengan asumsi

menurunnya nilai tukar rupiah tidak diikuti oleh inflasi dalam negeri yang

lebih besar.

Page 104: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Pengaruh Pendapatan Perkapita Jepang (pGDP JPG) terhadap Ekspor Non

Migas Provinsi Jawa Tengah.

Pendapatan perkapita Jepang (pGDP JPG) berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap ekspor non migas Jawa Tengah. Berdasar hasil

perhitungan, nilai koefisien pGDP JPG sebesar -30071.28 dengan

probabilitas sebesar 0.0000 pada tingkat signifikan 5% yang dapat

diartikan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) dollar AS pendapatan

perkapita masyarakat Jepang akan mengakibatkan penurunan ekspor non

migas Jawa Tengah sebesar 30,071 dollar AS

Hasil temuan ini tidak sejalan dengan hipotesis bahwa pendapatan

perkapita negara tujuan ekspor akan berpengaruh positif terhadap

peningkatan ekspor non migas Jawa Tengah, dengan beberapa argumen

sebagai berikut: (1) produk – produk non migas Jawa Tengah yang masuk

kepasar Jepang adalah tergolong inferior goods sehingga semakin tinggi

pendapatan masyarakat Jepang permintaan terhadap produk – produk

ekspor non migas dari Jawa Tengah (Indonesia) menurun. (2) Jepang

terkenal dengan pembeli yang tuntutan terhadap kualitas sangat

diutamakan. Semakin tinggi pendapatan perkapita masyarakat Jepang,

maka akan lebih memilih produk – produk yang memiliki kualitas lebih

tinggi dibanding produk ekspor Jawa Tengah. Seperti diketahui, Indonesia

(khususnya Jawa Tengah) mengahadapi persaingan yang berat dari negara

– negara seperti, Vietnam, Malaysia, Thailand, China dan lain – lain.

Page 105: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

4. Pengaruh Pendapatan Perkapita Singapor (pGDP SING) terhadap Ekspor

Non Migas Provinsi Jawa Tengah.

Pendapatan perkapita Singapor (pGDP SING) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap ekspor non migas Jawa Tengah. Berdasar hasil

perhitungan, nilai koefisien (pGDP SING) sebesar 91154.22 dengan

probabilitas sebesar 0.0000 pada tingkat signifikan 5% yang dapat

diartikan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) dollar AS pendapatan

perkapita masyarakat Singapor akan mengakibatkan peningkatan ekspor

non migas Jawa Tengah sebesar 91,154 dollar AS.

Temuan empirik ini sejalan dengan teori dan hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini. Bahwa GDP/kapita negara tujuan ekspor

merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi ekspor Jawa

Tengah. Semakin tinggi GDP/kapita negara tujuan ekspor maka

permintaan terhadap produk – produk ekspor Jawa Tengah akan

meningkat. Singapora merupakan negara “trading” dimana produk –

produk yang diimpor dari Indonesia (Jawa Tengah) sebagian besar

didistribusi ke berbagai negara di dunia (re-export) produk ekspor Jawa

Tengah ke Singapor didominasi oleh Furniture (perabotan) , rempah –

rempah, barang – barang dari plastik dan lain – lain.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pendapatan perkapita

negara tujuan ekspor (dalam hal ini Jepang, Singapor, Amerika Serikat)

mempunyai pengaruh yang berbeda – beda terhadap perkembangan ekspor

non migas Jawa Tengah. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor

Page 106: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

antara lain : (1) karakteristik pasar, (2) regulasi dan tuntutan kualitas, (3)

jenis komoditi, (4) daya beli dan lain –lain.

5. Pengaruh Harga terhadap Ekspor Non Migas Provinsi Jawa Tengah.

Variabel harga mempunyai nilai koefisien regresi sebesar

48412935 dengan nilai probabilitas sebesar 0,8240, sehingga variabel

harga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ekspor non migas

Provinsi Jawa Tengah yang artinya bahwa jika apabila variabel harga ada

kenaikan meka belum tentu ekspor non migas juga akan meningkat. Harga

meningkat justru ekspor akan menurun karena di mata buyer dengan harga

semakin mahal maka akan mengurangi pembelian terhadap produk non

migas dari Indonesia (khususnya Jawa Tengah). Akibatnya ekspor Jawa

Tengah akan menurun karena kenaikan harga yang terjadi.

6. Pengaruh Impor terhadap Ekspor Non Migas Provinsi Jawa Tengah.

Variabel impor mempunyai nilai koefisien regresi sebesar

0.048758 dengan nilai probabilitas sebesar 0,2164, sehingga variabel

impor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ekspor non migas

Provinsi Jawa Tengah yang artinya bahwa jika impor meningkat belum

tentu ekspor Jawa Tengah akan meningkat dikarenakan ekspor non migas

Provinsi Jawa Tengah kebanyakan menggandalkan Sumber Daya Alam

yang terdapat di Indonesia. Ekspor non migas Jawa Tengah didominasi

oleh komoditas yang bahan bakunya dari alam misalnya furniture yang

merupakan komoditas ekspor besar Indonesia (khususnya Jawa Tengah).

Page 107: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

7. Pengaruh Pendapatan Perkapita Amerika Serikat (pGDP USA) terhadap

Ekspor Non Migas Provinsi Jawa Tengah.

Variabel pGDP Amerika Serikat mempunyai nilai koefisien

regresi sebesar 13898.44 dengan nilai probabilitas sebesar 0,2928 ,

sehingga variabel pGDP Amerika Serikat tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap ekspor non migas Provinsi Jawa Tengah yang artinya

bahwa peningkatan pendapatan perkapita negara tujuan ekspor non migas

Jawa Tengah yaitu Amerika Serikat belum tentu ekspor non migas dengan

negara tujuan Amerika Serikat meningkat. Tahun 2008 Amerika Serikat

mengalami krisis ekonomi yang berakibat diberbagai sektor kehidupan,

krisis yang terjadi mengakibatkan penurunan daya beli penduduk Amerika

Serikat sehingga produk dari Jawa Tengah mendapat imbas dari krisis

tersebut, dengan menurunnya tingkat pendapatan penduduk Amerika

Serikat akibat adanya krisis berimbas pada penurunan permintaan produk

dari Indonesia (Jawa Tengah). Pendapatan perkapita Amerika Serikat

meningkat maka permintaan produk dari Indonesia (khususnya Jawa

Tengah) belum tentu meningkat.

Page 108: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian empiris terhadap faktor – faktor yang

bepengaruh terhadap ekspor non migas Provinsi Jawa Tengah, maka dapat

disampaikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Inflasi berpengaruh negatif terhadap ekspor non migas Provinsi Jawa

Tengah. Inflasi akan menaikan biaya produksi yang berasal dari kenaikan

harga bahan baku industri, perjuangan serikat buruh yang berhasil

menuntut kenaikan upah dan lain – lain. Kenaikan biaya produksi pada

gilirannya akan menaikan harga dan turunnya produksi. Kenaikan harga

barang akhir (output) mengikuti kenaikan harga – harga barang input/

faktor produksi (Boediono, 1995. Dalam Wahyu Agung.2008 ). Pada

dasarnya kenaikan inflasi akan menurunkan ekspor non migas Provinsi

Jawa Tengah.

2. Kurs (nilai tukar) memiliki efek positif terhadap ekspor. Semakin tinggi

nilai kurs (nilai mata uang sendiri turun relatif terhadap valuta asing) maka

menyebabkan harga produk ekspor menjadi semakin murah dimata buyer

luar negeri (importir). Disisi eksportir, naiknya nilai kurs (nilai mata uang

sendiri turun relatif terhadap valuta asing) akan mendorong peningkatan

produksi akibat keuntungan yang semakin meningkat karena rupiah yang

diperoleh lebih besar sehingga mendorong peningkatan ekspor.

Page 109: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

3. Pendapatan perkapita Jepang (pGDP JPG) berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap ekspor non migas Jawa Tengah. Argumen terhadap

hasil temuan ini sebagai berikut: (1) produk – produk non migas Jawa

Tengah yang masuk kepasar Jepang adalah tergolong inferior goods

sehingga semakain tinggi pendapatan masyarakat Jepang permintaan

terhadap produk – produk ekspor non migas dari Jawa Tengah (Indonesia)

menurun. (2) Jepang terkenal dengan buyer yang tuntutan terhadap kualitas

sangat diutamakan. Semakin tinggi pendapatan perkapita masyarakat

Jepang, maka akan lebih memilih produk – produk yang memiliki kualitas

lebih tinggi dibanding produk ekspor Jawa Tengah. Seperti diketahui,

Indonesia (khususnya Jawa Tengah) mengahadapi persaingan yang berat

dari negara – negara seperti, Vietnam, Malaysia, Thailand, China dan lain –

lain.

4. Pendapatan perkapita Singapor (pGDP SING) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ekspor non migas Jawa Tengah. Temuan empirik ini

sejalan dengan teori dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.

Bahwa GDP/kapita negara tujuan ekspor merupakan faktor eksternal yang

akan mempengaruhi ekspor Jawa Tengah. Semakin tinggi GDP/kapita

negara tujuan ekspor maka permintaan terhadap produk – produk ekspor

Jawa Tengah akan meningkat. Singapor merupakan negara “trading”

dimana produk – produk yang diimpor dari Indonesia (Jawa Tengah)

sebagian besar didistribusi ke berbagai negara di dunia (re-export) produk

ekspor Jawa Tengah ke Singapor didominasi oleh Furniture (perabotan) ,

rempah – rempah, barang – barang dari plastik dan lain – lain.

Page 110: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Berdasar hasil pengolahan diketahui bahwa variabel INFLASI, KURS ,

GDP perkapita JEPANG dan GDP perkapita SINGAPOR bersama – sama

berpengaruh secara signifikan terhadap ekspor non migas Provinsi Jawa

Tengah.

B. SARAN

1. Peran serta pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan ekspor Provinsi

Jawa Tengah sangat dibutuhkan antaranya dengan berbagai langkah

sebagai berikut:

a. Pemerintah memberikan bantuan pada pengusaha dalam bidang

pemasaran produk agar diharapkan tidak bergantung pada negara

tradisional dan melakukan pembinaan dan pelatihan pengusaha yang

memiliki potensi ekspor dalam melakukan strategi pemasaran dengan

melaui dinas perindustrian dan perdagangan.

b. Diharapkan adanya peran serta pemerintah dalam rangka pengembangan

ekspor non migas Provinsi Jawa Tengah, seperti dengan langkah

mempermudah perkriditan bagi para pengusaha (kridit usaha rakyat) dan

dalam peningkatan teknologi produksi dalam meningkatkan kualitas

produk dan efisiensi dalam proses.

2. Peran para pelaku usaha dalam upaya untuk meningkatkan ekspor Provinsi

Jawa Tengah sangat dibutuhkan antaranya dengan berbagai langkah

sebagai berikut:

Page 111: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

a. Pengusaha harus aktif dalam mencari informasi tentang perkembangan

para kompetitornya baik dalam produk maupun perkembangan struktur

organisasinya.

b. Pengusaha memberikan standarisasi dalam hal perekrutan pegawai

sehinga mendapatkan pegawai yang benar – benar ahli dalam bidangnya

sehingga hasil akhirnya adalah kemajuan perusahaannya.

c. Selalu berinovasi dalam peningkatan kualitas dan keanekaragaman

produknya.

d. Membuka kerjasama bisnis dengan perusahaan asing sehingga lebih

mudah dalam melakukan penetrasi dalam pemasaran produk kenegara

asing.

Page 112: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Ade, Aliman.2000. Indonesia Adalah Pertumbuhan Ekonomi Mendorong Ekspor. Jurnal Manajemen Daya Saing, Vol.1, No.2, Desember 2000.

Bank Indonesia,Kurs berbagai edisi. Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 1985 – 2010. Jakarta.Laporan Tahunan Bank Indonesia.

Direktorat Jendral Perdagangan Luar Negeri DEPARTEMEN PERDAGANGAN 2007.

Griffin, Pustay.2005.International Business. Jakarta: PT INDEKS Klompok GRAMEDIA.2005.

Hady, Hamdy. 2004. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional. Ghalia Indonesia. Jakarta.2004.

Halwani, Tjiptoherijanto.1993.Perdagangan Internasional: Pendekatan Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta. Ghalia Indonesia.1993.

IMF. GDP per capita U.S. Dollar by Country tahun 1985-2010: http://www.econstats.com/weo/CAUS.htm

Krugman paul, Obstfeld maurice:1999. Ekonomi Internasional Teori Dan Kabijakan.jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1999.

Lindert.peter & kindleberger. 1990. Ekonomi Internasional. Erlangga.1990.

M.S.Amir, 1996, perdagangan internsional, jakarta,1996

M.S. Amir, 2005, Ekspor Impor, , jakarta , PPM, 2005

Malian.Husni.2003, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Dan Produk Industri Pertanian Indonesia: Pendekatan Macroeconometric Models Dengan Path Analysis.Jurnal Agro Ekonomi Volume 21 No. 2 Oktober 2003.

Nopirin, 1995, Ekonomi Internasional, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, anggota IKAPI, no-003, 1995.

Siti Aisyah, 2007. Modul Laboratorium Ekonometrika. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Salvatore, Dominick. 1997. Ekonomi Internasional. Jakarta: Erlangga.1997.

Samuelson, Nordhaus.1995. Makro Ekonomi. Jakarta.Erlangga.1995.

Tambunan,Tulus. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.2001.

Page 113: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Undang – Undang No 10 tahun 1995, tentang Kepabean ( SK Menperindag No.146/MPR/IV/1999 ).

Wahyu Agung Setyo 2008. Dampak Liberalisasi Perdagangan (Free Trade) dan faktor – faktor Internal dan Eksternal Terhadap Ekspor Non Migas Provinsi Jawa Tengah.

Page 114: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN

Page 115: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

DATA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1980 - 2010 dalam US$

TAHUN EKSPOR (Y) KURS (X1) HARGA (X2) IMPOR (X3) INFLASI (X4) GDP USA (X5) GDP JPG (X6) GDP SING (X7)

1980 101000000 626 0,45 27800014 0,12 12274 9184 4865 1981 100000000 644 0,35 38345125 11,3 13618 10059 5698 1982 91000000 692 0,34 36500250 9,7 14038 9286 6181 1983 130000000 998 0,36 57710175 11,5 15087 10078 7224 1984 161000000 1075 0,41 96860553 8,8 16638 10689 7706 1985 152000000 1125 0,39 48836978 4,31 17665 11302 7134 1986 171000000 1641 0,46 56020282 8,83 18501 16653 7147 1987 214000000 1650 0,46 72491661 8,9 19529 20150 7987 1988 320000000 1729 0,54 75206000 5,47 20845 24291 8853 1989 337000000 1796 0,63 74982669 5,97 22193 24124 10185 1990 378000000 1901 0,76 248876582 9,02 23217 24717 12159 1991 608465850 1992 0,62 166524002 9,62 23695 28100 13612 1992 631965740 2062 0,67 792126384 11,55 24744 30562 15187 1993 800466710 2110 0,7 848787072 9,37 25737 35049 17310 1994 950966270 2200 0,86 956000000 7 27069 38441 20386 1995 1049745378 2308 1,02 1545000000 8,45 28135 42175 23579 1996 1119109359 2383 0,91 1836000000 4,37 29433 37339 24876 1997 1513697542 4650 1,13 2014379705 10,88 31038 34213 25042 1998 1526332094 8025 1,07 1714988299 39,63 32457 31171 21161 1999 1710749232 7100 1,12 2093224573 2,01 24010 35478 21288 2000 1873345982 9595 1,05 2921742066 9,35 34911 37559 23001 2001 1782030034 10400 0,76 2925102864 13,81 35401 32522 20758 2002 1765081091 8940 0,83 2826718710 11,52 36073 31158 20216

Page 116: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber berbagai sumber

2003 1865598931 8465 0,96 3400200000 4,19 37046 33615 20152 2004 2039677578 9290 1,35 4653800000 5,76 41400 36503 24220 2005 2398152798 9830 1,15 5954000000 15,97 42637 37663 25503 2006 2899272529 9070 1,12 6266534000 5,95 44214 38642 27237 2007 3473045548 9419 2,1 2107563266 6,24 46467 34268 36643 2008 3738096666 10950 1,9 2707847345 9,55 46901 38216 37971 2009 3290355596 9400 1,39 2484134651 3,32 45348 39459 36112 2010 4101772969 9036 1,57 4337769024 6,88 46860 42783 43117

Page 117: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

GRAFIK DATA EKSPOR

GRAFIK DATA IMPOR

Page 118: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

GRAFIK DATA INFLASI

GRAFIK DATA KURS

Page 119: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

GRAFIK DATA HARGA

GRAFIK GDP PERKAPITA AMERIKA SERIKAT

Page 120: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

GRAFIK GDP PERPAKITA JEPANG

GRAFIK GDP PERKAPITA SINGAPOR

Page 121: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

1. MODEL LINIER EKSPOR C HARGA IMPOR INFLASI KURS USA JPG SING

Dependent Variable: EKSPOR Method: Least Squares Date: 07/10/12 Time: 10:40 Sample: 1980 2010 Included observations: 31

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -3.55E+08 1.72E+08 -2.065749 0.0503 HARGA 48412935 2.15E+08 0.224971 0.8240 IMPOR 0.048758 0.038360 1.271075 0.2164 INFLASI -10068828 4781088. -2.105970 0.0463 KURS 81020.35 22074.07 3.670386 0.0013 USA 13898.44 12908.85 1.076660 0.2928 JPG -30071.28 5602.939 -5.367054 0.0000 SING 91154.22 11940.28 7.634178 0.0000

R-squared 0.985673 Mean dependent var 1.33E+09 Adjusted R-squared 0.981313 S.D. dependent var 1.20E+09 S.E. of regression 1.64E+08 Akaike info criterion 40.88273 Sum squared resid 6.16E+17 Schwarz criterion 41.25279 Log likelihood -625.6823 F-statistic 226.0565 Durbin-Watson stat 1.395194 Prob(F-statistic) 0.000000

Estimation Command: ===================== LS EKSPOR C HARGA IMPOR INFLASI KURS USA JPG SING Estimation Equation: ===================== EKSPOR = C(1) + C(2)*HARGA + C(3)*IMPOR + C(4)*INFLASI + C(5)*KURS + C(6)*USA + C(7)*JPG + C(8)*SING Substituted Coefficients: ===================== EKSPOR = -355123309.4 + 48412935.16*HARGA + 0.04875796237*IMPOR - 10068827.95*INFLASI + 81020.34528*KURS + 13898.44004*USA - 30071.27597*JPG + 91154.21651*SING

Page 122: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. UJI ASUMSI KLASIK a. NORMALITAS

0

1

2

3

4

5

6

-4.0E+08 -2.0E+08 0.00000 2.0E+08

Series: ResidualsSample 1980 2010Observations 31

Mean -9.52E-08Median 23834726Maximum 2.84E+08Minimum -3.62E+08Std. Dev. 1.43E+08Skewness -0.463444Kurtosis 3.170714

Jarque-Bera 1.147341Probability 0.563453

b. AUTOKORELASI

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 3.699023 Probability 0.065905 Obs*R-squared 3.995596 Probability 0.045619

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 07/11/12 Time: 19:30 Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -29838225 95735975 -0.311672 0.7579 INFLASI 3381223. 4918018. 0.687517 0.4981 KURS 4737.026 13459.96 0.351935 0.7278 JPG 708.5565 5142.360 0.137788 0.8915 SING -2176.240 6723.381 -0.323682 0.7489

RESID(-1) 0.416102 0.216350 1.923284 0.0659

R-squared 0.128890 Mean dependent var 7.02E-08 Adjusted R-squared -0.045332 S.D. dependent var 1.57E+08 S.E. of regression 1.61E+08 Akaike info criterion 40.80124 Sum squared resid 6.46E+17 Schwarz criterion 41.07879 Log likelihood -626.4193 F-statistic 0.739805 Durbin-Watson stat 1.847252 Prob(F-statistic) 0.600863

Page 123: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3. HETEROKEDASTISITAS

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 0.794010 Probability 0.664623 Obs*R-squared 12.70831 Probability 0.549609

Test Equation: Dependent Variable: RESID 2̂ Method: Least Squares Date: 07/11/12 Time: 19:28 Sample: 1980 2010 Included observations: 31

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -8.59E+16 8.71E+16 -0.986116 0.3388 INFLASI 3.22E+15 8.07E+15 0.399227 0.6950

INFLASI 2̂ -3.49E+13 1.77E+14 -0.196950 0.8463 INFLASI*KURS 9.87E+11 1.99E+12 0.495756 0.6268 INFLASI*JPG -4.25E+11 6.24E+11 -0.681929 0.5050

INFLASI*SING 1.45E+11 8.96E+11 0.162247 0.8731 KURS -6.09E+13 5.69E+13 -1.070100 0.3005

KURS 2̂ 1.09E+09 4.43E+09 0.246861 0.8082 KURS*JPG 1.56E+09 1.82E+09 0.856692 0.4043 KURS*SING -8.75E+08 2.15E+09 -0.407221 0.6892

JPG 1.42E+13 1.16E+13 1.223517 0.2388 JPG 2̂ -6.25E+08 4.50E+08 -1.388385 0.1840

JPG*SING 9.89E+08 1.09E+09 0.905741 0.3785 SING 1.69E+12 1.96E+13 0.086364 0.9322

SING 2̂ -5.55E+08 6.40E+08 -0.866790 0.3989

R-squared 0.409946 Mean dependent var 2.39E+16 Adjusted R-squared -0.106352 S.D. dependent var 4.43E+16 S.E. of regression 4.66E+16 Akaike info criterion 79.90337 Sum squared resid 3.47E+34 Schwarz criterion 80.59724 Log likelihood -1223.502 F-statistic 0.794010 Durbin-Watson stat 2.007911 Prob(F-statistic) 0.664623

4. MULTIKOLINEARITAS

INFLASI C KURS JPG SING

Dependent Variable: INFLASI Method: Least Squares Date: 07/11/12 Time: 19:24 Sample: 1980 2010 Included observations: 31

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 8.772372 3.580260 2.450205 0.0210 KURS 0.000771 0.000534 1.442417 0.1607 JPG 5.39E-05 0.000215 0.251156 0.8036 SING -0.000269 0.000273 -0.986549 0.3326

R-squared 0.074074 Mean dependent var 9.010968 Adjusted R-squared -0.028807 S.D. dependent var 6.642679

Page 124: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

S.E. of regression 6.737677 Akaike info criterion 6.773222 Sum squared resid 1225.700 Schwarz criterion 6.958252 Log likelihood -100.9849 F-statistic 0.719997 Durbin-Watson stat 2.146351 Prob(F-statistic) 0.548765

KURS C INFLASI JPG SING

Dependent Variable: KURS Method: Least Squares Date: 07/11/12 Time: 19:26 Sample: 1980 2010 Included observations: 31

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1501.197 1343.218 -1.117612 0.2736 INFLASI 92.84169 64.36537 1.442417 0.1607

JPG 0.001742 0.074595 0.023355 0.9815 SING 0.292119 0.078294 3.731047 0.0009

R-squared 0.667424 Mean dependent var 4874.258 Adjusted R-squared 0.630472 S.D. dependent var 3847.157 S.E. of regression 2338.643 Akaike info criterion 18.47244 Sum squared resid 1.48E+08 Schwarz criterion 18.65747 Log likelihood -282.3229 F-statistic 18.06152 Durbin-Watson stat 0.247092 Prob(F-statistic) 0.000001

JPG C INFLASI KURS SING

Dependent Variable: JPG Method: Least Squares Date: 07/11/12 Time: 19:27 Sample: 1980 2010 Included observations: 31

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 11342.87 2792.689 4.061629 0.0004 INFLASI 43.23271 172.1346 0.251156 0.8036 KURS 0.011596 0.496497 0.023355 0.9815 SING 0.892674 0.179785 4.965228 0.0000

R-squared 0.729213 Mean dependent var 28562.87 Adjusted R-squared 0.699126 S.D. dependent var 10999.54 S.E. of regression 6033.467 Akaike info criterion 20.36795 Sum squared resid 9.83E+08 Schwarz criterion 20.55298 Log likelihood -311.7032 F-statistic 24.23646 Durbin-Watson stat 0.364413 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 125: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

SING C INFLASI KURS JPG

Dependent Variable: SING Method: Least Squares Date: 07/11/12 Time: 19:27 Sample: 1980 2010 Included observations: 31

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -992.5407 2736.596 -0.362692 0.7197 INFLASI -129.2708 131.0333 -0.986549 0.3326 KURS 1.164552 0.312125 3.731047 0.0009 JPG 0.534670 0.107683 4.965228 0.0000

R-squared 0.821128 Mean dependent var 18790.65 Adjusted R-squared 0.801253 S.D. dependent var 10474.02 S.E. of regression 4669.427 Akaike info criterion 19.85537 Sum squared resid 5.89E+08 Schwarz criterion 20.04040 Log likelihood -303.7583 F-statistic 41.31523 Durbin-Watson stat 0.453399 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 126: ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah ... Non Migas Jawa Tengah ke Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun 2000-2010 ... pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user