Upload
others
View
23
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pekerjaan
Perkerasan Kaku Menggunakan Metode Fault Tree Analysis
(Studi Kasus Proyek Jalan Tol Cengkareng – Kunciran –
Batu Ceper)
SKRIPSI
DISUSUN OLEH:
AKBAR KRISMANTO
(NIM: 2016-21-060)
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
JAKARTA, 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul
Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pekerjaan Perkerasan Kaku Menggunakan Metode Fault Tree Analysis
(Studi Kasus Proyek Jalan Tol Cengkareng-Kunciran-Batu Ceper)
Disusun oleh:
AKBAR KRISMANTO NIM: 201621060
PROGAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Jakarta, 15 September 2020
Mengetahui
Kepala Program Studi
Disetujui
Pembimbing Pertama
(Desi Putri, ST. MEng)
(Irma Wirantina K ST.MT)
Pembimbing Kedua
(Ranti Hidayawanti ST.MM)
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Nama : Akbar Krismanto
NIM : 201621060
Program Studi : S1 Teknik Sipil
Judul : Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pekerjaan
Perkerasan Kaku Menggunakan Metode Fault Tree
Analysis (Studi Kasus Proyek Jalan Tol Cengkareng-Kunciran-
Batu Ceper)
Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Skripsi pada Program Sarjana Strata 1, Program
Studi Teknik Sipil Institut Teknologi - PLN pada tanggal (25 Agustus 2020).
Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
1. Irma Sepriyana ST., MT Ketua Penguji
2. Ir.Hastanto SM., MT Sekretaris
3. Pratiwi Setyaning Putri ST.,MT
Anggota
.
Mengetahui :
Kepala Program Studi Teknik Sipil
(Desi Putri ST., M.Eng)
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nama : Akbar Krismanto
NIM : 201621060
Program Studi : S1 Teknik Sipil
Judul Proyek Akhir/Skripsi/Tesis : Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pekerjaan
Perkerasan Kaku Menggunakan Metode Fault Tree
Analysis (Studi Kasus Proyek Jalan Tol
Cengkareng-Kunciran-Batu Ceper)
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Proyek Akhir/Skripsi/Tesis ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli
Madya/Sarjana/Magister baik di lingkungan IT-PLN maupun di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan
penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika
ternyata pernyataan ini tidak benar.
Jakarta 10 Agustus 2020
Akbar Krismanto
2016-21-060
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang
sebesar besarnya kepada yang terhormat:
Irma Wirantina K., ST., MT
Ranti Hidayawanti., ST., MM
Yang telah memberikan petunjuk, saran – saran serta bimbingannya sehingga
penulisan sekripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih yang sama saya sampaikan kepada:
1. PT. Wijaya Karya proyek pembangunan jalan tol cengkareng – batu ceper -
kunciran
2. Muhammad Bahagia., ST
Yang telah mengijinkan melakukan pengumpulan data dan memberi bimbingan
mengenai data penelitian yang di jadikan bahan skripsi.
Jakarta, 10 Agustus 2020
Akbar Krismanto
2016-21-060
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT yan telah memberi rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisisi Faktor Penyebab Keterlambatan Pada Pekerjaan Perkerasan Kaku Jalan Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (Studi Kasus Proyek Jalan Tol Cengkareng-Kunciran-Batu Ceper)”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
jenjang studi Strata (S1) Teknik Sipil di Institut Teknologi PLN Jakarta. Dalam penyusunanya, penulis mendapatkan banyak bimbingan, motivasi dan bantuan baik materi maupun moril. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rasullullah SAW yang selalu menjadi panutan dalam kehidupan saya. 2. Keluarga yang telah membiayai saya kuliah sampai saat ini. 3. Ibu Irma Wirantina K ST., MT dan ibu Ranti Hidayawanti ST., MM selaku
pembimbing skripsi saya yang telah mengarakan saya pada saat melakukan penelitian.
4. Ibu Rr.Mekar Ageng Kinasti ST., MT selaku pembimbing akademik 5. Teman-teman Teknik Sipil angkatan 2016 yang telah mewarnai masa-masa
perkuliahan baik senang maupun duka. 6. Para teman-teman rooster Dota 2 yang selalu memperlambat skripsi saya
teruntuk Ojan, Reja, Rapy 2016-21-097, Afi, Daniel dan Aji.
7. Dan untuk pacar saya Hilda yang selalu mensupport saya dalam keadaan apapun. Semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-nya kepada semua pihak
atas segala jasa dan bantuanyya kepada penulis. Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Terima kasih dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja
yang membacanya.
Jakarta, 10 Agustus 2020
Akbar Krismanto
2016-20-060
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi – PLN, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : Akbar Krismanto
NIM : 201621060
Program Studi : Sarjana
Jurusan : Teknik Sipil
Jenis karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Sekolah Tinggi Teknik - PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif atas skripsi saya
yang berjudul:
Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pekerjaan
Perkerasan Kaku Menggunakan Metode Fault Tree Analysis
(Studi Kasus Proyek Jalan Tol Cengkareng – Kunciran – Batu Ceper)
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Institut Teknologi - PLN berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.Demikian pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 10 Agustus 2020 Yang menyatakan
(Akbar Krismanto)
vii
Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pekerjaan Perkerasan
Kaku Menggunakan Metode Fault Tree Analysis
(Studi Kasus Proyek Jalan Tol Cengkareng – Kunciran – Batu Ceper)
Oleh
Akbar Krismanto
Dibawah bimbingan Irma Wirantina K., ST., MT dan Ranti Hidayawanti., ST.,
MM
ABSTRAK
Keterlambatan pada proyek konstruksi bukanlah hal yang jarang terjadi
karena manusia itu tidak luput dari yang namanya kesalahan atau biasa disebut
human error. Contohnya pada pekerjaan perkerasan kaku yang rawan mengalami
keterlambatan pada pelaksanaan pekerjaanya karena memiliki tahapan-tahapan
pekerjaan yang panjang. Pekerjaan perkerasan kaku jalan (rigid pavement) pada
proyek jalan tol Cengkareng-Kunciran-Batu Ceper mempunyai 4 tahapan
pekerjaan diantaranya pekerjaan sub-grade, pekerjaan sub-base, pekerjaan lean
concret, dan pekerjaan pengecoran. Setiap pekerjaan tersebut memiliki 4 faktor
keterlambatan yaitu, faktor manusia, faktor alat dan bahan, serta faktor alam.
Metode Fault Tree Analysis dapat digunakan untuk menganalisa suatu
keterlambatan sebuah pekerjaan. Untuk mengolah data tersebut digunakan
program TopEvent FTA yang dapat mengolah data yang telah didapat menjadi
sebuah kombinasi basic event. Dari data yang telah diolah menggunakan program
TopEvent FTA diperoleh bahwa pekerjaan lean concrete lah yang memiliki
kombinasi basic event paling banyak, dan rata-rata faktor alat dan material lah
yang memiliki faktor keterlambatan paling banyak di setiap tahapan pekerjaan.
Kata kunci: perkerasan kaku, keterlambatan, fault tree analysis
viii
Analysis of Factors Causing Delay in Hardening Work
Rigid Using Fault Tree Analysis Method
(Case Study of Cengkareng Toll Road Project – Kunciran – Batu Ceper)
By
Akbar Krismanto
Under the guidance of Irma Wirantina K., ST., MT and Ranti Hidayawanti.,
ST., MM
ABSTRACT
Delays in construction projects are not uncommon because the man does
not escape the name of an error or commonly called human error. For example, in
a rigid labour work that is prone to delays in the implementation of its work because
it has long stages of employment. Rigid pavement work on the Cengkareng-
Kunciran toll road project-Batu Ceper has 4 step of work including sub-grade, sub-
base, lean concrete, and casting work. Each job has 4 factors of delay namely,
human factor, tool factor and material, as well as natural factors. The Fault Tree
Analysis method can be used to analyze a delay in a job. To process the data is
used TopEvent FTA program that can process the data that has been obtained
into a combination of basic events. From data that has been processed using the
program TopEvent FTA was obtained that the work of lean concrete which has the
most basic event combination, and the average tool and material factors that have
the most delay factor in every stage of the work.
Keywords: rigid pavement, delays, fault tree analysis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ...............................................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...............................................vi
ABSTRAK ...................................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL............................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 15
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 15
1.2 Permasalahan Penelitian ........................................................................................ 17
1.2.1 Identifikasi Masalah ........................................................................................... 17
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah .................................................................................... 17
1.2.3 Rumusan Masalah ............................................................................................ 17
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................................ 17
1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 17
1.3.2 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 17
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 18
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................ 19
2.1 Pengertian Manajemen ........................................................................................... 19
2.1.2 Pengertian Proyek Konstruksi ........................................................................... 19
2.1.3 Pengertian dan Sejarah Manajemen Konstruksi ............................................... 20
2.1.4 Tujuan Manajemen Konstruksi .......................................................................... 20
2.1.5 Pengertian Perkerasan Kaku............................................................................. 20
x
2.1.6 Pengertian Keterlambatan Proyek ..................................................................... 21
2.1.7 Jenis – jenis Keterlambatan .............................................................................. 21
2.1.8 Fault Tree Analysis .......................................................................................... 22
2.1.9 Istilah - istilah Dalam Fault Tree Analysis......................................................... 23
2.1.10 Manfaat Fault Tree Analysis ............................................................................ 23
2.1.11 Simbol Fault Tree Analysis .............................................................................. 23
2.2 Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 29
3.1 Perancangan Penelitian .......................................................................................... 29
3.2 Teknik Analisis ........................................................................................................ 29
3.2.1 Sumber Data ..................................................................................................... 29
3.2.2 Rincian Penelitian .............................................................................................. 30
3.2.2 Diagram Alir Penelitian ...................................................................................... 31
3.3 Jadwal Penelitian .................................................................................................... 32
BAB IV ........................................................................................................................... 33
4.1 Pengolahan data ..................................................................................................... 33
4.1.2 Menentukan Top Event ..................................................................................... 36
4.1.3 Menentukan Faktor Keterlambatan Pekerjaan .................................................. 36
4.1.4 Hasil Kuesioner ................................................................................................. 37
4.1.5 Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................................. 39
4.1.6 Pengelompokan Variabel dari Hasil Kuesioner dan Survey Lapangan ............. 49
4.1.7 Basic Event dan Intermediate Event ................................................................. 50
4.1.8 Membuat Diagram Fault Tree Analysis (FTA) ................................................... 52
4.2 Implikasi Penelitian .................................................................................................. 64
BAB V ............................................................................................................................ 65
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 65
5.2 Saran ....................................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 68
xi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................................ 71
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Basic Event .............................................................................................. 24
Gambar 2.2 Undeveloped Event .................................................................................. 24
Gambar 2.3 Conditioning Event ................................................................................... 24
Gambar 2.4 External Event .......................................................................................... 24
Gambar 2.5 Intermediate Event ................................................................................... 25
Gambar 2.6 Gerbang OR ............................................................................................. 25
Gambar 2.7 Gerbang AND ........................................................................................... 25
Gambar 2.8 Fault Tree Analysis ................................................................................... 26
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ............................................................................. 31
Gambar 3.2 Barchart Kegiatan Penelitian .................................................................... 32
Gambar 4.1 Bagan top event dan intermediate event .................................................. 36
Gambar 4.2 Output Uji Validitas Pekerjaan Sub-grade…………………………………..38
Gambar 4.3 Output Uji Validitas Pekerjaan Sub-base……………………………………41
Gambar 4.4 Output Uji Validitas Pekerjaan Lean Concrete……………………………...43
Gambar 4.5 Output Uji Validitas Pekerjaan Pengecoran Rigid………………………….45
Gambar 4.6 Diagram FTA Keseluruhan ....................................................................... 53
Gambar 4.7 Diagram FTA Keterlambatan Sub-Grade ................................................. 54
Gambar 4.8 Diagram FTA Keterlambatan Sub-Base ................................................... 56
Gambar 4.9 Diagram FTA Keterlambatan Base (lean concrete) .................................. 58
Gambar 4.10 Diagram FTA Keterlambatan pekerjaan cor rigid ................................... 59
Gambar 4.11 Output TopEvent FTA pekerjaan sub-grade ........................................... 62
Gambar 4.12 Output TopEvent FTA pekerjaan sub-base ............................................ 62
Gambar 4.13 Output TopEvent FTA pekerjaan lean concrete ..................................... 63
Gambar 4.14 Output TopEvent FTA pekerjaan pengecoran rigid ................................ 63
xiii
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Rangkuman Penelitian ................................................................................. 28
Table 4.1 Kuisioner Pekerjaan Sub-grade .................................................................... 33
Table 4.2 Kuisioner Pekerjaan Sub-base ..................................................................... 33
Table 4.3 Kuisioner Pekerjaan Lean Concrete ............................................................. 34
Table 4.4 Kuisioner Pekerjaan Pengecoran Rigid ........................................................ 34
Table 4.5 Daftar Top Event .......................................................................................... 35
Table 4.6 Hasil Kuisioner Pekerjaan Sub-grade ........................................................... 36
Table 4.7 Hasil Kuisioner Pekerjaan Sub-base ............................................................ 37
Table 4.8 Hasil Kuisioner Pekerjaan Lean Concrete .................................................... 37
Table 4.9 Hasil Kuisioner Pekerjaan Pengecoran Rigid ............................................... 37
Table 4.10 Output Excel Kuesioner Sub-grade ............................................................ 38
Table 4.11 Output Excel Kuesioner Sub-base ............................................................. 41
Table 4.12 Output Excel Kuesioner Lean Concrete ..................................................... 43
Table 4.13 Output Excel Kuesioner Pengecoran Rigid ................................................ 46
Table 4.14 Variable Faktor Keterlambatan Pekerjaan Sub-grade ................................ 48
Table 4.15 Variable Faktor Keterlambatan Pekerjaan Sub-base ................................. 48
Table 4.16 Variable Faktor Keterlambatan Pekerjaan Lean Concrete ......................... 49
Table 4.17 Variable Faktor Keterlambatan Pekerjaan Pengecoran Rigid .................... 49
Table 4.18 Hasil faktor-faktor keterlambatan pekerjaan sub-grade .............................. 55
Table 4.19 Hasil faktor-faktor keterlambatan pekerjaan sub-base ............................... 57
Table 4.20 Hasil faktor-faktor keterlambatan pekerjaan base (lean concrete) ............. 59
Table 4.21 Hasil faktor-faktor keterlambatan pekerjaan cor rigid ................................. 61
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ................................................................................ 72
Lampiran 2 Lembar Asistensi ...................................................................................... 75
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 76
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang memiliki batas waktu untuk dikerjakan
dengan sumber daya yang terbatas. Menurut Ervianto (2005), menyatakan bahwa proyek
konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan
umumnya berjangka waktu pendek, Dengan keterbatasan sumber daya yang ada bukan
menjadi penghalang untuk menghasilkan sebuah konstruksi dengan kualitas yang
memenuhi standar kualitas. Semakin berkembangnya zaman, pekerjaan proyek konstruksi
saat ini semakin canggih dan semakin komplek disebabkanya oleh metode-metode baru
yang ditemukan. Pelaksanaan proyek konstruksi sekarang memanfaatkan sumber daya
manusia dan material yang semakin banyak, oleh karena itu diperlukan metode-metode
yang paling pas dalam melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.
Salah satu jenis pekerjaan pada proyek konstruksi adalah pekerjaan perkerasan kaku
(rigid pavement), pekerjaan ini biasanya ada pada proyek konstruksi jalan tol. Perkerasan
kaku adalah pekerjaan perkerasan jalan yang menggunakan semen sebagai bahan
pengikat struktur utama. Perkerasan kaku mempunyai kelemahan yaitu ketika pekerjaan
perkerasan kaku sudah selesai, dibutuhkan masa waktu 30 hari untuk masa perawatan
yan dapat mengganggu kelancaran arus lalu lintas selama masa perawatan tersebut.
Menurut (Waluyo, 2008) pekerjaan perkerasan kaku memiliki biaya yang lebih mahal
daripada pekerjaan perkerasan lentur (flexible pavement).
Pada pelaksanaan sebuah proyek konstruksi pasti tidak selalu berjalan sesuai rencana
yang sudah ditetapkan pada tahap awal perencanaan. Akan banyak kendala dan
permasalahan yang terjadi di lapangan yang akan menyebabkan terlambatnya suatu
proyek. Keterlambatan proyek merupakan hal yang sering terjadi pada suatu pekerjaan
proyek konstruksi, keterlambatan pada proyek dapat disebabkan melalui faktor yang
berbeda-beda. Keterlambatan Proyek Menurut (Ervianto, 2005) terdapat hubungan antara
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek, yang pada umumnya dibedakan atas
hubungan fungsional, yaitu pola hubungan yang berkaitan dengan fungsi dari pihak-pihak
16
tersebut dan juga hubungan kerja formal, yaitu pola hubungan yang berkaitan dengan
kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi yang dikukuhkan
dengan suatu dokumen kontrak. Secara fungsional terdapat 3 pihak yang sangat berperan
dalam suatu proyek konstruksi, yaitu pihak pemilik proyek, pihak konsultan dan pihak
kontraktor. Pengertian keterlambatan atau penundaan (delay) menurut (Ervianto,2004)
adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan
rencana kegiatan sehingga menyebabkan satu atau beberapa kegiatan mengikuti menjadi
tertunda atau tidak diselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan.
Contoh pekerjaan yang mudah mengalami keterlambatan adalah pekerjaan
perkerasan kaku (rigid pavement), karena pekerjaan ini sangat bergantung pada kondisi
cuaca di lapangan. Saat musim hujan maka akan mengganggu slump beton yang
digunakan, maka dari itu pekerjaan harus dilakukan ketika cuaca sedang tidak hujan.
Pekerjaan perkerasan kaku pada proyek jalan tol cengkareng yang sedang berjalan
pada tahun 2020 ini memiliki potensi dalam mengalami keterlambatan karena pekerjaan
sedang berlangsung saat sedang musim hujan. Faktor keterlambatan pada pekerjaan
proyek dapat dianalisa menggunakan beberapa metode, salah satu metode yang dapat
digunakan adalah metode fault tree analysis
Menurut (Foster, 2004), Fault Tree Analysis adalah alat untuk menganalisa kesalahan
yang menyebabkan sebuah kegagalan pada system. Metode ini akan mendeskripsikan
sebuah kejadian di dalam system. .
Alasan dilakukan penelitian ini karena masih banyak beberapa pekerjaan yang
mengalami keterlambatan waktu pelaksanaan disebabkan oleh banyak hal yang
sebenarnya masih bisa diantisipasi sebelumnya dengan cara melakukan identifikasi
maslah yang mungkin terjadi.
Dari permasalahan yang ada di lapangan dapat ditarik permasalahan bahwa dengan
menganalisa keterlambatan sebuah pekerjaan maka dapat mengoptimalkan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Penelitian ini akan dilakukan di proyek
pembangunan jalan tol Cengkareng-Kunciran-Batu Ceper, dan akan meninjau pekerjaan
perkerasan kaku pada proyek konstruksi tersebut.
17
1.2 Permasalahan Penelitian
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di latar belakang bahwa
setiap pekerjaan pasti memiliki faktor faktor yang mempengaruhi terlaksananya suatu
pekerjaan tersebut yang nantinya akan membuat pekerjaan itu mengalami keterlambatan.
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah pada penulisan ini meliputi:
1. Penelitian dilakukan hanya mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi terlaksananya
pekerjaan perkerasan kaku (rigid pavement) dari mulai tahap persiapan hingga tahap
pelaksanaan.
2. Data yang digunakan merupakan data primer berupa wawancara dengan narasumber
dan data sekunder yang diberikan pihak Wijaya Karya.
3. Metode yang digunakan adalah metode Fault Tree Analysis.
1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas yaitu:
1. Apa saja faktor keterlambatan yang mempengaruhi terlaksananya pekerjaan
perkerasan kaku (rigid pavement)?
2. Analisa pekerjaan perkerasan kaku, pada tahapan pekerjaan apa yang memiliki faktor
keterlambatan paling banyak?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Pada penelitian ini tujuan yang ingin dicapai antara lain:
1. Mengetahui faktor-faktor yang memperlambat pengerjaan perkerasan kaku (rigid
pavement) pada proyek jalan tol Cengkareng.
2. Mengetahui tahapan yang memiliki faktor keterlambatan paling banyak pada pekerjaan
perkerasan kaku.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini memiliki manfaat, diantaranya:
18
1. Dapat digunakan sebagai referensi penelitian lanjutan pada masalah serupa berkaitan
dengan faktor-faktor yang memperlambat pekerjaan perkerasan kaku (rigid pavement).
2. Dapat digunakan sebagai referensi tentang penelitian yang menggunakan metode FTA
(fault tree analysis).
1.4 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari beberapa BAB yang isinya saling berkaitan dan merupakan
satu kesatuan utuh. Secara garis besar sistematika penulisan dari Tugas akhir skripsi ini
yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang Rumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian yang
dilakukan, ruang lingkup penelitian dan latar belakang dari penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung penelitian yang akan
dilakukan seperti engertian atau definisi dari tema yang berkaitan dengan penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab III menjelaskan tentang alur-alur atau step dari penelitian yang akan dilakukan
dari awal sampai akhir dan juga membahas tentang data-data yang akan digunakan dalam
penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab IV menjelaskan hasil dari penelitian yang telah dilakukan tentang faktor yang
memperlambat pekerjaan perkerasan kaku jalan.
BAB V PENUTUP
Bab V menejelaskan kesimpulan yang diambil dari hasil dan pembahasan pada bab
sebelumnya, dan juga berisi saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen
Menurut (Hasibuan, 2011), manajemen berasal dari kata to manage yang artinya
mengatur apa yang diatur, apa tujuannya diatur, mengapa harus diatur, siapa yang
mengatur, dan bagaimana mengaturnya.
Beberapa pendapat menurut ahli tentang pengertian dari manajemen adalah:
(Rivai, 2010). Manajemen merupakan seni dan ilmu mengatur proses
pendayagunaan sumber daya lainnya secara produktif, efisien dan efektif adalah
hal yang paling penting untuk mencapai suatu tujuan.
(Hasibuan, 2011). Manajemen merupakan seni dan ilmu mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efisien dan
efektif untuk menggapai suatu tujuan tertentu.
Dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari manajemen adalah sebuah ilmu untuk
mengelola proses seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengorganisasian untuk
mencapai suatu tujuan.
2.1.2 Pengertian Proyek Konstruksi
Proyek Konstruksi (Dannyati, 2010). Dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan yang
bermaksud untuk membangun suatu bangunan yang memerlukan biaya, tenaga kerja,
peralatan dan material.
Dalam sejarah kehidupan manusia, sudah diketahui kemampuan manusia untuk
membentuk bangunan-bangunan yang dibutuhkan untuk kehidupannya. Semenjak
manusia mampu membangun bangunan-bangunan tersebut, semenjak itulah manusia
sudah mengaplikasikan manajemen proyek. Semakin berkembang peradaban manusia
maka semakin maju pula teknologi, dan meningkat pula ilmu manajemen proyek.
Perkembangan ilmu manajemen proyek sangat bersangkutan dengan perkembangan ilmu
manajemen umum (general management). (Suparno, 2018)
20
2.1.3 Pengertian dan Sejarah Manajemen Konstruksi
Pengertian manajemen konstruksi menurut (Ervianto, 2002) adalah semua
pengendalian, perencanaan, koordinasi dan pelaksanaan suatu proyek dari awal hingga
terlaksananya proyek tersebut.
Menurut Harold Kerzner manajemen konstruksi yaitu mengorganisir,
mengendalikan dan merencanakan sumber daya perusahaan supaya mencapai sasaran
jangka pendek yang telah ditargetkan.
Pengertian manajemen konstruksi menurut (Wideman, 1992) yaitu ilmu dan seni
untuk mencampurkan sumber daya lain untuk menggapai tujuan-tujuan dalam kualitas,
waktu dan anggaran yang terbatas untuk menyuguhkan pelayanan terbaik bagi semua
orang yang terlibat.
Menurut (suparno, 2018). Sejarah manajemen proyek konstruksi hampir
bertepatan dengan datangnya peradaban manusia itu sendiri. Pada masyarakat pra
sejarah, manusia purba membangun tempat berlindung dari bahaya binatang buas
maupun dari ancaman alam lainnya, berupa gua-gua atau tempat tinggal di atas
pohon, hal tersebut jelas memakai strategi tertentu dengan melibatkan sejumlah
anggota kelompoknya.
2.1.4 Tujuan Manajemen Konstruksi
Tujuan Manajemen Konstruksi yaitu mengolah fungsi manajemen atau mengatur
pelaksanaan proyek sedemikian rupa sampai diperoleh hasil yang optimal sesuai dengan
spesifikasi (specification) untuk kebutuhan pencapaian tujuan ini, perlu dilihat pula
mengenai mutu bangunan, budget yang digunakan dan waktu pengerjaan dalam rangka
pencapaian hasil ini selalu diupayakan pelaksanaan pengawasan waktu pelaksanaan
(Time Control), pengawasan biaya (Cost Control) dan pengawasan mutu (Quality Control).
2.1.5 Pengertian Perkerasan Kaku
Pada struktur perkerasan kaku jalan (Rigid Pavement) terdiri atas lapis tanah dasar,
lapis pondasi bawah dan pelat beton. Setiap bagian memiliki nilai elastisitas bahan E
sendiri-sendiri (Saodang, 2004). Karena menggunakan beton sebagai bahan utamanya,
perkerasan jenis ini juga dapat disebut dengan jalan beton. Dalam konstruksinya, plat
21
beton sering disebut dengan lapis pondasi karena adanya kemungkinan lapisan aspal
beton di atasnya sebagai lapisan permukaan.
Untuk melaksanakan pekerjaan perkerasan kaku dibutuhkan 2 jenis tahapan, yaitu:
1. Tahap Persiapan Kerja
Tahap persiapan merupakan langkah awal sebelum melakukan kegiatan,
beberapa contoh tahap persiapan pada pekerjaan perkerasan kaku adalah
pembebasan lahan dan mobilisasi alat menuju lapangan.
3. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah rangkaian kegiatan yang akan dilakukan pada
pekerjaan perkerasan kaku, setelah tahap persiapan sudah selesai dikerjakan
maka proyek dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap pelaksanaan, contoh
kegiatan pada pekerjaan perkerasan kaku adalah pembuatan lantai kerja (lean
concrete), pengecoran dll.
2.1.6 Pengertian Keterlambatan Proyek
Menurut (Ervianto, 2004), keterlambatan proyek terjadi karena adanya beberapa
kegiatan yang tidak dimanfaatkan secara baik atau sesuai rencana sehingga membuat
pekerjaan tidak selesai sesuai rencana yang telah ditetapkan. Penyebab umum yang
menyebabkan keterlambatan proyek adalah kondisi cuaca yang tidka menentu, kondisi
lokasi yang berbeda dari rencana, material yang terlambat datang dan spesifikasi yang
tidak sesuai rencana.
2.1.7 Jenis – jenis Keterlambatan
Menurut (Ervianto, 2004), keterlambatan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu:
1. Excusable Delay, yaitu gagalnya pihak pelaksana proyek dalam menyelesaikan
proyek tersebut sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Penyebabnya adalah mulai
dari perubahan desain, faktor cuaca yang tidak menentu atau perselisihan
pekerja. Excusable Delay sendiri dapat dibagi lagi menjadi 2 kelompok,
diantaranya:
22
a. Compensable dan Noncompensable
Perbedaan antara compensable dan noncompensable adalah jika
keterlambatan masuk kedalam compensable maka proyek tersebut akan
diberikan tambahan biaya dan waktu ganti rugi sesuai analisa yang telah
dilakukan.
b. Critical dan Noncritical delay
Pada kondisi critical delay, proyek akan mendapatkan perubahan atau
penambahan tenggat waktu penyelesaian proyek. Jika noncritical delay
tidak mendapatkan tambahan waktu penyelsaian.
2. Nonexcusable Delay, adalah tertundanya suatu proyek konstruksi akibat dari
pengelola proyek tersebut. Penyebabnya adalah ketidakmampuan sumber daya
kontraktor dan perencanaan proyek yang gagal atau salah. Biasanya jika
keterlambatan masuk nonexcusable delay maka bisa terajdi pemutusan kontrak
kerja, pada umumnya nonexcusable delay tidak akan mendapatkan
perpanjangan waktu.
2.1.8 Fault Tree Analysis
Fault Tree Analysis menurut (Hanif, 2015), adalah uraian suatu teknik analisis yang
berbentuk pohon kesalahan. Pohon kesalahan merupakan sebuah diagram yang
memperlihatkan kesalahan-kesalahan yang biasa menyebabkan kejadian yang tidak
diinginkan, atau lebih singkatnya adalah gambaran timbal balik suatu kegiatan dengan
kegiatan lainnya
Untuk membuat pohon kesalahan bias dilakukan dengan melakukan wawancara
dengan manajemen atau mengamati langsung pekerjaan di lapangan. Lalu sumber-
sumber masalah akan digambarkan pada pohon kesalahan yang nantinya akan dianalisa
akar permasalahanya.
23
2.1.9 Istilah - istilah Dalam Fault Tree Analysis
Terdapat istilah – istilah yang digunakan pada metode fault tree analysis,
diantaranya:
1. Event
Merupakan suatu kegagalan yang terjadi pada system atau pekerjaan.
2. Top Event
Kejadian puncak yang nantinya akan diteliti penyebabnya mengapa bisa terjadi
kejadian tersebut.
3. Logic Event
Hubungan secara logika antara input dinyatakan dalam AND dan OR.
4. Transffered Event
Simbol ini menunjukan bahwa penjabaran masalah berada di halaman lain.
5. Undeveloped Event
Kejadian dasar yang tidak dilanjuti lagi karena keterbatasan informasi yang
dimiliki.
6. Basic Event
Kejadian yang menjadi penyebab dasar sehingga tidak perlu dianalisa lebih
lanjut.
2.1.10 Manfaat Fault Tree Analysis
Menurut (Ansori, 2013), manfaat dari fault tree analysis adalah:
1. Dapat menemukan kegiatan yang kemungkinan menjadi penyebab dari suatu
kegagalan pada sebuah kegiatan.
2. Dapat menemukan tahapan-tahapan kejadian yang dapat menyebabkan
kegagalan.
3. Dapat mengidentifikasi resiko-resiko yang nantinya dapat menimbulkan suatu
kegagalan.
4. Dapat menganalisa suatu kegagalan.
2.1.11 Simbol Fault Tree Analysis
Ada beberapa symbol yang digunakan dalam fault tree analysis menurut
(Wulandari, 2011), yaitu:
24
1. Basic Event
Symbol lingkaran digunakan untuk melambangkan basic event atau kegagalan
dasar, yang berarti lambang ini menandakan batas akhir penyebab suatu
peristiwa.
Gambar 2.1 Basic Event
Sumber : Google.com
2. Undeveloped Event
Simbol diamond digunakan untuk melambangkan undeveloped event atau
kejadian yang tidak berkembang diakibatkan tidak ada hubunganya dengan
kejadian lain.
Gambar 2.2 Undeveloped Event
Sumber : Google.com
3. Conditioning Event
Symbol berbentuk oval digunakan untuk melambangkan conditioning event,
yaitu kejadian dimana output terjadi karena kejadian input memenuhi kondisi-
kondisi tertentu.
Gambar 2.3 Conditioning Event
Sumber : Google.com
25
3. External Event
Symbol berbentuk segilima (pentagon) digunakan untuk melambangkan external
event, yaitu kejadian yang diharapkan berjalan dengan normal dan tidak
mengalami gangguan.
Gambar 2.4 External Event
Sumber : Google.com
4. Intermediate Event
Symbol persegi panjang digunakan untuk melambangkan intermediate event,
yaitu kegiatan-kegiatan yang gagal masuk ke dalam gerbang.
Gambar 2.5 Intermediate Event
Sumber : Google.com
Selain symbol diatas ada juga symbol gerbang, dipakai untuk memperlihatkan
hubungan antara kejadian input yang mempengaruhi output, diantaranya:
1. Gerbang OR
Gerbang OR dipakai untuk menunjukan bahwa kejadian yang akan terjadi,
muncul jika kondisi tertentu terpenuhi.
Gambar 2.6 Gerbang OR
Sumber : Google.com
26
2. Gerbang AND
Gerbang AND dipakai untuk menunjukan output ketika semua input terjadi.
Gambar 2.7 Gerbang AND
Sumber : Google.com
Dibawah ini adalah contoh penggunaan metode Fault Tree Analysis
Gambar 2.8 Gambar Fault Tree Analysis
Sumber : https//teknik-industri-rachman.blogspot.com
Dari gambar 2.8 dijelaskan bahwa tidak menggunakan masker, operator tidak terbiasa
menggunakan dan masker tidak layak digunakan merupakan intermediate event. Dari
intermediate event tersebut dihasilkan empat basic event yaitu pekerja merasa sulit
bernafas, operator merasa kegerahan, tali masker putus dan masker kotor dan berdebu.
Menurut (Sinaga, 2014), ada langkah-langkah dalam membuat diagram fault tree,
yaitu:
1. Mengidentifikasi kejadian utama (top event) yang telah didapatkan dari survey
pendahuluan yang nantinya akan dianalisis penyebabnya
27
2. Mengidentifikasi contributor tingkat pertama atau kejadian tambahan yang
berkontribusi pada terjadinya top event.
3. Menetapkan gerbang logika (logic gate) sesuai dengan kejadian yang terjadi
pada waktu dan tempat yang sama (AND) atau hanya salah satu kejadian yang
terjadi (OR).
4. Mengidentifikasi contributor tingkat kedua yaitu menentukan symbol-simbol dan
menghubungkan semua kegiatan yang mungkin menjadi penyebab kegagalan
contributor tingkat pertama.
5. Menetapkan gerbang logika (logic cate) contributor tingkat kedua.
6. Ulang atau lanjutkan. Membuat strategi baru agar kejadian yang sama tidak
terulang kembali.
2.2 Tinjauan Pustaka
Berikut adalah beberapa penelitian yang telah membahas tentang keterlambatan suatu
pekerjaan yang telah dilakukan, diantaranya:
Penelitian oleh (Amalia, 2012), yang berjudul Analisa Penyebab Keterlambatan Proyek
Pembangunan Sidoarjo Town Square Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA).
Penelitian tersebut membahas tentang penyebab keterlambatan pada proyek sidoarjo
town square menggunakan metode fault tree analysis.
Penelitian oleh (Karunia, 2016), yang berjudul analisis risiko keterlambatan waktu pada
proyek (studi kasus: pembangunan jalan tol trans sumatera bakauheni-terbanggi besar
(paket ii sidomulyo-kotabaru sta. 39+400 - sta. 80+000) dan (paket iii kotabaru-metro sta
80+000 – sta. 109+000)). Penelitian tersebut membahas keterlambatan proyek
menggunakan diagram fishbone.
Yang membedakan penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian diatas
adalah disini penulis hanya akan berfokus pada keterlambatan yang terjadi pada pekerjaan
perkerasan kaku (rigid pavement) menggunakan metode Fault Tree Analysis dan mencari
faktor keterlambatan apa saja yang terjadi.
28
Tabel 2.1 Rangkuman Penelitian
• Analisa Penyebab Keterlambatan ProyekPembangunan Sidoarjo Town SquareMenggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA)
• Pada penelitian ini penulis membahasketerlambatan yang terjadi pada proyek sidoarjotown square menggunakan metode fault treeanalysis
• Ridhati Amalia (2012)
• Analisis Resiko Keterlambatan Waktu PadaProyek (studi kasus: Pembangunan Jalan TolTrans Sumatera Bakauheni-Terbanggi Besar)
• Penelitian ini membahas tentang keterlambatanpada proyek jalan tol menggunakan metodediagram fishbone
• Meutia Nadia Karunia (2016)
• Analisa keterlambatan Pekerjaan Perkerasankaku Menggunakan Metode Fault Tree Analysis(Studi Kasus Proyek Pembangunan Jalan TolCengkareng-Kunciran-Batu Ceper)
• Penelitian ini melakukan analisa keterlambatanpekerjaan perkerasan kaku untuk mencari faktor-faktor apa saja yang memperlambat pekerjaanperkerasan kaku
• Akbar Krismanto (2020)
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Perancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif, langkah yang diambil untuk
melakukan peneitian adalah:
1. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pada pekerjaan
perkerasan kaku menggunakan metode fault tree analysis.
2. Menemukan faktor terbesar yang mengakibatkan keterlambatan pada pekerjaan
perkerasan kaku.
3.2 Teknik Analisis
Pengumpulan Data Perencanaan dan Studi Literatur :
a. Lokasi Proyek
Penelitian ini dilakukan di proyek Pembangunan Jalan Tol Cengkareng – Kunciran –
Batu Ceper.
b. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian dilakukan degan beberapa cara, yaitu
sebagai berikut:
1. Penelitian lapangan (Field Research)
Studi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer dengan melakukan survey
ke lokasi proyek yang sedang diteliti. Penulis melakukan wawancara ke pengawas
proyek tentang kendala yang dihadapi pada pekerjaan perkerasan kaku.
2. Studi Dokumen
Penulis juga mempelajari dokumen-dokumen yang telah diberikan pihak WIKA untuk
mendapatkan data primer yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian.
3.2.1 Sumber Data
Data yang diperlukan untuk penelitian ini ada 2 macam yaitu data primer dan data
sekunder, berikut data-data yang diperlukan untuk melakukan penelitian.
30
Data Primer yang diperlukan pada penelitian ini:
1. Hasil wawancara dengan narasumber
2. Hasil kuesioner yang sudah diberikan
3.2.2 Rincian Penelitian
Setelah semua data terkumpul, penulis akan langsung mengolah data yang sudah
didapatkan dari hasil wawancara dan kuesioner. Penulis juga akan menganalisa data yang
diberikan pihak WIKA seperti data kurva S dan data jadwal pelaksanaan.
Kuisioner yang telah didapatkan dari responden akan diuji validitas dan
reliabilitasnya terlebih dahulu menggunakan program SPSS.
Dari data permasalahan yang telah didapat, penulis dapat membentuk pohon
kesalahan untuk melakukan metode FTA (Fault Tree Analysis). Dalam metode ini penulis
akan menentukan event-event yang akan terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan
perkersan kaku (rigid pavement), seperti Top event, basic event, intermediate event dll.
Untuk penelitian yang akan dilakukan saat ini penulis akan menentukan top event-nya yaitu
keterlambatan pekerjaan sub-grade, sub-base, base dan cor rigid penulis menentukan top
event tersebut karena penelitian ini membahas tentang keterlambatan pekerjaan
perkerasan kaku pada proyek jalan tol.
Setelah selesai menentukan top event selanjutnya dilakukan dengan membuat
cabang secara vertical yang berisikan kejadian-kejadian yang menyebabkan mengapa top
event tersebut bisa terjadi, kejadian itu bisa disebut dengan basic event.
Jika pohon kesalahan sudah selesai langkah selanjutnya adalah menentukan
minimal cut set dari metode FTA (Fault Tree Analysis) tersebut, setelah mendapatkan
minimal cut set dari pohon kesalahan maka penulis dapat melihat kejadian-kejadian (basic
event) mana yang paling berdampak pada keterlambatan proyek pekerjaan perkersan
kaku.
31
3.2.2 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian bias dilihat pada gambar dibawah ini :
Mulai
Studi literatur
Pengumpulan data primer
berupa kuisioner dan wawancara
Mengolah data primer dan sekunder
Metode fault tree analysis
Kesimpulan
Selesai
Analisa data
Gambar 3.1 Diagram Alir penelitian
32
3.3 Jadwal Penelitian
Berikut adalah alur pelaksanaan penelitian digambarkan dalam bentuk diagram
batang (bar chart).
Gambar 3.2 Barchart Kegiatan Penelitian
0 1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
Uru
tan
Keg
iata
nLaporan Seminar Analisis Asistensi Penelitian Persiapan
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengolahan data
Dalam menentukan faktor apa saja yang menyebabkan keterlambatan pekerjaan
rigid pavement sangat diperlukan penentuan variable kegiatan-kegiatan yang
berkemungkinan dapat menyebabkan keterlambatan pekerjaan rigid pavement, karena
pekerjaan rigid pavement memiliki 4 tahapan yaitu sub-grade, sub-base, base dan rigid
maka diperlukan juga penentuan variable untuk masing masing pekerjaan, seperti :
1. Variable kegiatan yang berkemungkinan memperlambat pekerjaan sub-grade:
Table 4.1 Kuisioner Pekerjaan Sub-grade
variabel Referensi
1. Nilai CBR tanah kurang dari 6%
Pengamatan langsung ketika melakukan magang
2. MAT tinggi Pengamatan langsung ketika melakukan magang
3. Sulitnya akses alat berat ke lokasi proyek
Yunita Afliana Messah (2013)
4. Hujan lebat Haekal Hassan (2016)
5. Alat berat kurang Haekal Hassan (2016)
6. Tanahnya berpasir Pengamatan langsung ketika melakukan magang
7. Data tanah kurang detail Haekal Hassan (2016)
8. Kerusakan alat di lapangan Haekal Hassan (2016)
9. SDM kurang Haekal Hassan (2016)
10. Produktivitas tenaga kerja rendah
Haekal Hassan (2016)
11. Tenaga ahli kurang berpengalaman
Haekal Hassan (2016)
Sumber : Olahan Penulis
Dari table 4.1 didapatkan 11 item kuisioner untuk disebar ke para responden
mengenai pekerjaan sub-grade.
2. Variable kegiatan yang berkemungkinan memperlambat pekerjaan sub-base:
Table 4.2 Kuisioner Pekerjaan Sub-base
variabel referensi
1. Material kurang Haekal Hassan (2016)
34
2. SDM kurang Haekal Hassan (2016)
3. Alat berat kurang Haekal Hassan (2016)
4. Akses alat berat ke lokasi proyek sulit
I.A Rai Widhiawati (2009)
5. Hujan lebat Haekal Hassan (2016)
6. Slump beton tidak sesuai spesifikasi
Haekal Hassan (2016)
7. Pengiriman material terlambat Haekal Hassan (2016)
8. Lokasi berada di lalu lintas padat
Yunita Afliana Messah (2013)
9. Produktivitas tenaga kerja rendah
Haekal Hassan (2016)
10. Kerusakan alat berat di lapangan
Haekal Hassan (2016)
11. Lokasi proyek jauh dari batching plant
Yunita Afliana Messah (2013)
12. Tenaga ahli kurang berpengalaman
Haekal Hassan (2016)
13. Ketebalan tidak sesuai rencana
Yunita Afliana Messah (2013)
Sumber : Olahan Penulis
Dari table 4.2 didapatkan 13 item kuisioner yang nantinya akan disebar ke para
responden mengenai pekerjaan sub-base.
3. Variable kegiatan yang berkemungkinan memperlambat pekerjaan Lean
Concrete (base):
Table 4.3 Kuisioner Pekerjaan Lean Concrete
variabel referensi
1. Material kurang Haekal Hassan (2016)
2. Sumber daya manusia kurang Haekal Hassan (2016)
3. Alat berat kurang Haekal Hassan (2016)
4. Akses alat berat sulit Yunita Afliana Messah (2013)
5. Hujan lebat Haekal Hassan (2016)
6. Slump beton tidak sesuai spesifikasi
Haekal Hassan (2016)
7. Pengiriman material terlambat Haekal Hassan (2016)
8. Produktivitas tenaga kerja rendah
Haekal Hassan (2016)
9. Kerusakan alat di lapangan Haekal Hassan (2016)
10. Lokasi jauh dari batching plant
Yunita Afliana Messah (2013)
11. Tenaga ahli kurang berpengalaman
Haekal Hassan (2016)
35
12. Ketebalan tidak sesuai rencana
Yunita Afliana Messah (2013)
Sumber : Olahan Penulis
Dari table 4.3 didapatkan 12 item kuisioner yang nantinya akan disebar ke para
responden mengenai pekerjaan lean concrete.
4. Variable kegiatan yang berkemungkinan memperlambat pekerjaan Cor rigid:
Table 4.4 Kuisioner Pekerjaan Pengecoran Rigid
variabel referensi
1. Material kurang Haekal Hassan (2016)
2. Sumber daya manusia kurang Haekal Hassan (2016)
3. Alat berat kurang Haekal Hassan (2016)
4. Akses alat berat sulit Yunita Afliana Messah (2013)
5. Hujan lebat Haekal Hassan (2016)
6. Slump beon tidak sesuai spesifikasi
Haekal Hassan (2016)
7. Pengiriman material terlambat Haekal Hassan (2016)
8. Produktivitas tenaga kerja rendah
Haekal Hassan (2016)
9. Kerusakan alat di lapangan Haekal Hassan (2016)
10. Lokasi jauh dari batching plant
Yunita Afliana Messah (2013)
11. Tenaga ahli kurang berpengalaman
Haekal Hassan (2016)
12. Terjadi keretakan pada saat pengerjaan
Pengamatan langsung ketika melakukan magang
13. Kurang paham desain gambar
Yunita Afliana Messah (2013)
14. Dowel kurang Haekal Hassan (2016)
15. Dowel tidak sesuai spesifikasi
Haekal Hassan (2016)
16. Pengisian sealant berantakan
Yunita Afliana Messah (2013)
17. Mesin cutter concrete rusak Haekal Hassan (2016)
Sumber : Olahan Penulis
Dari table 4.4 didapatkan 17 item kuisioner yang nantinya akan disebar ke para
responden mengenai pekerjaan pengecoran rigid.
36
4.1.2 Menentukan Top Event
Dalam diagram Fault Tree Analysis (FTA) perlu menentukan Top Event untuk
menandakan puncak masalah, karena disini puncak masalahnya adalah keterlambatan
pekerjaan rigid pavement maka Top Eventnya adalah:
Table 4.5 Daftar Top Event
no Top Event
1 Keterlambatan pekerjaan sub-grade
2 Keterlambatan pekerjaan sub-base
3 Keterlambatan pekerjaan base
4 Keterlambatan pekerjaan cor rigid
Sumber : Olahan Penulis
Dari table 4.5 diatas maka diambil 4 top event untuk dilakukan analysis selanjutnya yaitu
keterlambatan pekerjaan sub-grade, keterlambatan pekerjaan sub-base, keterlambatan
pekerjaan base dan keterlambatan pekerjaan cor rigid. Untuk pengurutan Top Event
diambil berurutan sesuai dengan tahapan pekerjaan perkerasan kaku, karena tahapan
awal adalah pekerjaan sub-grade maka Top Event keterlambatan pekerjaan sub-grade
berada di posisi pertama.
4.1.3 Menentukan Faktor Keterlambatan Pekerjaan
Dalam menentukan intermediate event disini penulis membagi faktor keterlambatan
menjadi 3 faktor, yaitu faktor manusia, faktor alat dan material, yang terakhir adalah faktor
lainnya. Hal ini merupakan faktor utama yang mempengaruhi proses pekerjaan di
lapangan. Dari penjelasan tersebut maka dapat digambarkan seperti bagan dibawah ini:
Gambar 4.1 Bagan Top Event dan Intermediate Event
37
4.1.4 Hasil Kuesioner
Dari hasil kuesioner yang sudah disebar penulis kepada 10 responden, didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Pekerjaan Sub-grade
Faktor yang Memperlambat Proses Pekerjaan Tanah Timbunan (Sub-grade)
No Faktor Pekerjaan Tidak terjadi
Terjadi Sering terajdi
1 Nilai CBR tanah kurang dari 6% 0 2 8
2 MAT tinggi 0 4 5
3 Sulitnya akses alat berat ke lokasi proyek 1 5 4
4 Hujan lebat 1 8 1
5 Alat berat kurang 1 3 6
6 Tanahnya berpasir 4 5 1
7 Data tanah kurang detail 0 6 5
8 Kerusakan alat di lapangan 1 5 4
9 SDM kurang 1 2 7
10 Pandemic COVID-19 0 5 5
11 Produktivitas tenaga kerja rendah 0 6 4
12 Tenaga ahli kurang berpengalaman 2 5 3
Sumber : Olahan Penulis
Dari table 4.6 dijelaskan bahwa semua item kuisioner yang disebar ke responden
semuanya terjadi di lapangan.
Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Pekerjaan Sub-base
Faktor yang Memperlambat Proses Pekerjaan Sub-base
No Faktor Pekerjaan Tidak terjadi
Terjadi Sering terajdi
1 Material kurang 0 4 6
2 SDM kurang 0 3 7
3 Alat berat kurang 0 4 6
4 Akses alat berat ke lokasi proyek sulut 0 7 3
5 Hujan lebat 0 6 4
6 Slump beton tidak sesuai spesifikasi 0 3 7
7 Pengiriman material terlambat 0 4 6
8 Lokasi berada di lokasi lalu lintas padat 6 4 0
9 Produktivitas tenaga kerja rendah 1 5 4
10 Kerusakan alat berat di lapangan 0 3 7
11 Pandemic COVID-19 0 6 4
12 Lokasi jauh dari batching plant 0 4 6
38
13 Tenaga ahli kurang berpengalaman 1 4 5
14 Ketebalan tidak sesuai rencana 0 5 5
Sumber : Olahan Penulis
Dari table 4.7 dijelaskan bahwa dari kuisioner yang telah disebar ada satu kegiatan
yang tidak terjadi pada pekerjaan sub-base.
Tabel 4.8 Hasil Kuesioner Pekerjaan Lean Concrete
Faktor yang Memperlambat Proses Pekerjaan Lean Concrete (Base)
No Faktor Pekerjaan Tidak terjadi
Terjadi Sering terajdi
1 Material kurang 0 5 5
2 Sumber daya manusia kurang 0 5 5
3 Alat berat kurang 0 7 3
4 Akses alat berat sulit 0 5 5
5 Hujan lebat 0 6 4
6 Slump beton tidak sesuai spesifikasi 0 6 4
7 Pengiriman material terlambat 0 7 3
8 Produktivitas tenaga kerja rendah 0 6 4
9 Kerusakan alat di lapangan 0 4 6
10 Pandemic COVID-19 0 6 4
11 Lokasi jauh dari batching plant 0 4 6
12 Tenaga ahli kurang berpengalaman 7 3 0
13 Ketebalan tidak sesuai rencana 7 3 0
Sumber : Olahan Penulis
Dari table 4.8 dijelaskan bahwa dari kuisioner yang telah disebar ada dua kegiatan
yang tidak terjadi pada pekerjaan lean concrete.
Tabel 4.9 Hasil Kuesioner Pekerjaan Pengecoran Rigid
Faktor yang Memperlambat Proses Pekerjaan Cor Jalan (Rigid Pavement)
No Faktor Pekerjaan Tidak terjadi
Terjadi Sering terajdi
1 Material kurang 0 6 4
2 Sumber daya manusia kurang 0 7 3
3 Alat berat kurang 0 5 5
4 Akses alat berat sulit 0 4 6
5 Hujan lebat 0 6 4
6 Slump beton tidak sesuai spesifikasi 0 2 8
7 Pengiriman material terlambat 0 3 7
8 Produktivitas tenaga kerja rendah 1 5 4
9 Kerusakan alat di lapangan 0 3 7
39
10 Pandemic COVID-19 0 6 4
11 Lokasi jauh dari batching plant 0 4 6
12 Tenaga ahli kurang berpengalaman 0 4 6
13 Terjadi keretakan pada saat pengerjaan 7 3 0
14 Kurang paham desain gambar 8 2 0
15 Dowel kurang 8 2 0
16 Dowel tidak sesuai spesifikasi 6 4 0
17 Pengisian sealant berantakan 7 3 0
18 Mesin cutter concrete rusak 0 7 3
Sumber : Olahan Penulis
Dari table 4.9 dijelaskan bahwa dari kuisioner yang telah disebar ada lima kegiatan
yang tidak terjadi pada pekerjaan pengecoran rigid.
4.1.5 Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner yang telah dijawab oleh responden harus diuji validitas dan reliabilitas
terlebih dahulu untuk menandakan bahwa kuesioner yang disebar itu valid. Untuk menguji
validitas dan reliabilitas penulis menggunakan program SPSS yang dapat menentukan
valid atau tidaknya data yang diuji. Menurut (Sugiyono,2016) jika koefisien antara item
dengan total item sama atau diatas 0,3 maka item tersebut dinyatakan valid, dan untuk uji
reliabilitas data dianggap reliabel apabila nilai alpha > 0,7 dan jika nilai alpha < 0,7 maka
data tersebut kurang reliabel.
1. Uji validitas dan reliabilitas hasil kuesioner faktor yang memperlambat pekerjaan sub-
grade
40
Gambar 4.2 Output Uji Validitas Pekerjaan Sub-grade
Sumber : Olahan Penulis
Dari output data Excel kita mendapatkan:
Table 4.10 Output Excel Kuesioner Pekerjaan Sub-grade
No Nilai Korelasi Pearson Keterangan
x1 0,748 Valid
x2 0,759 Valid
x3 0,836 Valid
x4 0,712 Valid
x5 0,797 Valid
x6 0,669 Valid
x7 0,645 Valid
x8 0,662 Valid
x9 0,683 Valid
X10 0,665 Valid
x11 0,645 Valid
x12 0,736 Valid
Sumber : Olahan Penulis
Ket : X1. Nilai CBR tanah kurang dari 6%
X2. MAT tinggi
X3. Sulitnya akses alat berat ke lokasi proyek
X4. Hujan lebat
X5. Alat berat kurang
X6. Tanahnya berpasir
X7. Data tanah kurang detail
X8. Kerusakan alat di lapangan
X9. SDM kurang
X10. Pandemic COVID
X11. Produktivitas tenaga kerja rendah
41
X12. Tenaga ahli kurang berpengalaman
Dari gambar 4.2 dan table 4.10 dijelaskan bahwa semua variable yang diuji itu valid
karena nilai korelasi person yang didapatkan melalui perhitungan excel nilainya diatas 0,3.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.766 13
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
1 53.60 96.711 .729 .753
2 54.10 92.989 .729 .743
3 54.40 95.156 .822 .748
4 53.90 93.211 .675 .744
5 53.80 94.844 .778 .748
6 54.70 94.233 .629 .748
7 54.00 96.444 .613 .753
8 54.10 94.322 .622 .748
9 53.80 93.733 .643 .746
10 53.90 96.100 .634 .752
11 54.00 96.444 .613 .753
12 54.30 92.456 .700 .742
total 28.20 25.733 1.000 .905
Data diatas reliabel karena nilai cronbach’s alpha > 0,7
2. Uji validitas dan reliabilitas hasil kuesioner faktor yang memperlambat pekerjaan sub-
base
42
Gambar 4.3 Output Uji Validitas Pekerjaan Sub-base
Sumber : Olahan Penulis
Dari output Excel kita mendapatkan:
Table 4.11 Output Excel Kuesioner Pekerjaan Sub-base
No Nilai Korelasi Pearson Keterangan
x1 0,805 Valid
x2 0,734 Valid
x3 0,842 Valid
x4 0,766 Valid
x5 0,931 Valid
x6 0,695 Valid
x7 0,805 Valid
x8 0,931 Valid
x9 0,718 Valid
x10 0,695 Valid
X11 0,931 Valid
x12 0,731 Valid
x13 0,714 Valid
x14 0,687 Valid
Sumber : Perhitungan pada Ms.Excel
Ket : X1. Material kurang
X2. SDM kurang
43
X3. Alat berat kurang
X4. Akses alat berat ke lokasi proyek sulut
X5. Hujan lebat
X6. Slump beton tidak sesuai spesifikasi
X7. Pengiriman material terlambat
X8. Lokasi berada di lokasi lalu lintas padat
X9. Produktivitas tenaga kerja rendah
X10. Kerusakan alat berat di lapangan
X11. Pandemic COVID
X12. Lokasi jauh dari batching plant
X13. Tenaga ahli kurang berpengalaman
X14. Ketebalan tidak sesuai rencana
Dari gambar 4.3 dan table 4.11 dijelaskan bahwa semua variable yang diuji itu valid
karena nilai korelasi person yang didapatkan melalui perhitungan excel nilainya diatas 0,3.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.772 15
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
1 65.80 126.400 .788 .756
2 65.70 127.789 .714 .759
3 65.80 125.956 .828 .754
4 66.10 127.433 .748 .758
44
5 66.00 124.889 .924 .752
6 65.70 128.233 .672 .760
7 65.80 126.400 .788 .756
8 67.00 124.889 .924 .752
9 66.10 124.989 .688 .754
10 65.70 128.233 .672 .760
11 66.00 124.889 .924 .752
12 65.80 127.289 .709 .758
13 66.00 124.667 .683 .753
14 65.90 127.656 .662 .759
total 34.20 33.956 1.000 .949
Data diatas reliable karena nilai cronbach’s alpha > 0,7
3. Uji validitas dan reliabilitas hasil kuesioner faktor yang memperlambat pekerjaan base
Gambar 4.4 Output Uji Validitas Pekerjaan Lean Concrete
Sumber : Olahan Penulis
45
Dari output Excel kita mendapatkan:
Table 4.12 Output Excel Kuesioner Lean Concrete
No Nilai Korelasi Pearson Keterangan
x1 0,672 Valid
x2 0,716 Valid
x3 0,686 Valid
x4 0,716 Valid
x5 0,753 Valid
x6 0,841 Valid
x7 0,734 Valid
x8 0,753 Valid
x9 0,797 Valid
x10 0,753 Valid
x11 0,797 Valid
x12 0,686 Valid
x13 0,639 valid
Sumber : Sumber : Olahan Penulis
Ket : X1. Material kurang
X2. Sumber daya manusia kurang
X3. Alat berat kurang
X4. Akses alat berat sulit
X5. Hujan lebat
X6. Slump beton tidak sesuai spesifikasi
X7. Pengiriman material terlambat
X8. Produktivitas tenaga kerja rendah
X9. Kerusakan alat di lapangan
X10. Pandemic COVID
X11. Lokasi jauh dari batching plant
X12. Tenaga ahli kurang berpengalaman
X13. Ketebalan tidak sesuai rencana
Dari gambar 4.4 dan table 4.12 dijelaskan bahwa semua variable yang diuji itu valid
karena nilai korelasi person yang didapatkan melalui perhitungan excel nilainya diatas 0,3.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
46
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.769 14
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
1 56.50 87.833 .641 .754
2 56.50 87.389 .688 .752
3 56.70 88.233 .659 .755
4 56.50 87.389 .688 .752
5 56.60 87.156 .728 .751
6 56.60 86.267 .825 .748
7 56.70 87.789 .709 .753
8 56.60 87.156 .728 .751
9 56.40 86.711 .776 .750
10 56.60 87.156 .728 .751
11 56.40 86.711 .776 .750
12 57.70 88.233 .659 .755
13 57.70 88.678 .608 .757
total 29.50 23.611 1.000 .929
Data diatas reliabel karena nilai cronbach’s alpha > 0,7
4. Uji validitas dan reliabilitas hasil kuesioner faktor yang memperlambat pekerjaan cor
rigid
47
Gambar 4.5 Output Uji Validitas Pekerjaan Pengecoran Rigid
Sumber : Sumber : Olahan Penulis
Dari output Excel kita mendapatkan:
Table 4.13 Output Excel Kuesioner Pengecoran Rigid
No Nilai Korelasi Pearson Keterangan
x1 0,916 Valid
x2 0,753 Valid
x3 0,828 Valid
x4 0,775 Valid
x5 0,740 Valid
x6 0,647 Valid
x7 0,753 Valid
x8 0,701 Valid
x9 0,753 Valid
x10 0,704 Valid
x11 0,634 Valid
x12 0,704 Valid
x13 0,828 Valid
x14 0,690 Valid
x15 0,518 Valid
x16 -0,352 Tidak Valid
x17 0,828 Valid
x18 0,828 Valid
Sumber : Olahan Penulis
48
Ket : X1. Material kurang
X2. Sumber daya manusia kurang
X3. Alat berat kurang
X4. Akses alat berat sulit
X5. Hujan lebat
X6. Slump beon tidak sesuai spesifikasi
X7. Pengiriman material terlambat
X8. Produktivitas tenaga kerja rendah
X9. Kerusakan alat di lapangan
X10. Pandemic COVID
X11. Lokasi jauh dari batching plant
X12. Tenaga ahli kurang berpengalaman
X13. Terjadi keretakan pada saat pengerjaan
X14. Kurang paham desain gambar
X15. Dowel kurang
X16. Dowel tidak sesuai spesifikasi
X17. Pengisian sealant berantakan
X18. Mesin cutter concrete rusak
Dari gambar 4.5 dan table 4.13 dijelaskan bahwa data no.16 tidak valid karena nilai
korelasi person < 0,3 tetapi karena hanya satu variable yang tidak valid maka dapat
dilakukan dropout atau menghapus variable tersebut.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
49
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.760 19
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
1 75.60 138.044 .908 .740
2 75.70 140.678 .735 .745
3 75.50 138.944 .814 .742
4 75.40 139.822 .757 .744
5 75.60 140.267 .719 .745
6 75.20 142.844 .626 .750
7 75.30 140.678 .735 .745
8 75.70 138.233 .671 .742
9 75.30 140.678 .735 .745
10 75.60 140.711 .682 .746
11 75.40 141.600 .608 .748
12 75.40 140.711 .682 .746
13 76.70 139.789 .815 .743
14 76.80 142.400 .671 .749
15 76.80 144.178 .492 .753
16 76.60 154.044 -.388 .773
17 76.70 139.789 .815 .743
18 75.70 139.789 .815 .743
total 39.00 37.333 1.000 .930
Data diatas reliabel karena nilai cronbach’s alpha > 0,7
4.1.6 Pengelompokan Variabel dari Hasil Kuesioner dan Survey Lapangan
Data kuesioner yang sudah valid dan reliabel selanjutnya akan dikelompokan
menjadi beberapa variable bersama dengan data hasil survey langsung di lapangan agar
nantinya mudah dipahami ketika diinput pada diagram Fault Tree Analysis.
50
4.1.7 Basic Event dan Intermediate Event
Basic event adalah kegagalan mendasar atau bisa disebut batas akhir penyebab
suatu kejadian, sedangkan intermediate event muncul akibat kejadian-kejadian hasil dari
basic event tersebut.
Table 4.14 Variabel Faktor Keterlambatan Pekerjaan Sub-grade
Variabel Keterangan
X1a Tenaga ahli kurang berpengalaman
X2a Data tanah yang diberikan kurang detail
X3a Kurangnya jumlah tenaga kerja
X4a Kecapaian ketika bekerja di bulan puasa
X5a Mesin sudah tua
X6a Maintenance alat kurang
X7a Sulitnya akses alat berat ke lokasi proyek
X8a Hujan lebat
X9a Muka Air Tanah tinggi
X10a Tanah Berpasir
X11a Nilai CBR tanah < 6%
A1 Faktor manusia
A2 Faktor alat dan material
A3 Faktor lainnya
A4 Produktifitas tenaga kerja rendah
A5 Kerusakan alat berat di lapangan
A6 Kondisi tanah
Sumber : Olahan Penulis
Dari table 4.14 dijelaskan bahwa ada 11 basic event dan 6 intermediate event
pada pekerjaan sub-grade.
Table 4.15 Variabel Faktor Keterlambatan Pekerjaan Sub-base
Variabel Keterangan
X1b Kecapaian bekerja di bulan puasa
X2b Sumber daya manusia yang kurang
X3b Tenaga kerja kurang berpengalaman
X4b Tenaga kerja kurang teliti
X5b Alat berat kurang
X6b Kurang maintenance alat
X7b Alat sudah tua
X8b Material kurang
X9b Slump beton tidak sesuai spesifikasi
X10b Lokasi proyek jauh dari batching plant
X11b Sulitnya akses alat berat ke lokasi proyek
51
X12b Hujan lebat
B1 Faktor manusia
B2 Faktor alat dan material
B3 Faktor lainnya
B4 Produktifitas tenaga kerja rendah
B5 Ketebalan tidak sesuai rencana
B6 Ketersediaan alat
B7 Ketersediaan material
B8 Kerusakan alat berat di lapangan
B9 Pengiriman material terlambat
Sumber : Olahan Penulis
Dari table 4.15 dijelaskan bahwa ada 12 basic event dan 9 intermediate event
pada pekerjaan sub-base.
Table 4.16 Variable Faktor Keterlambatan Pekerjaan Lean Concrete
Variable Keterangan
X1c Kecapaian bekerja di bulan puasa
X2c Sumber daya manusia kurang
X3c Terbatasnya jumlah tenaga ahli
X4c Alat berat kurang
X5c Kurang maintenance alat
X6c Alat sudah tua
X7c Lokasi proyek jauh dari batching plant
X8c Sulitnya akses alat berat ke lokasi proyek
X9c Slump beton tidak sesuai spesifikasi
X10c Material kurang
X11c Hujan lebat
C1 Faktor manusia
C2 Faktor alat dan material
C3 Faktor lainnya
C4 Produktifitas tenaga kerja rendah
C5 Ketersediaan alat
C6 Ketersediaan material
C7 Kerusakan alat di lapangan
C8 Pengiriman material terlambat
Sumber : Olahan Penulis
Dari table 4.16 dijelaskan bahwa ada 11 basic event dan 8 intermediate event
pada pekerjaan sub-grade.
Table 4.17 Variable Faktor Keterlambatan Pekerjaan Pengecoran Rigid
Variable Keterangan
X1d Kecapaian bekerja di bulan puasa
X2d Terbatasnya jumlah tenaga kerja
52
X3d Kurang pengalaman bekerja
X4d Sumber daya manusia kurang
X5d Alat berat kurang
X6d Kurang maintenance alat
X7d Alat sudah tua
X8d Material kurang
X9d Slump beton tidak sesuai spesifikasi
X10d Lokasi proyek jauh dari batching plant
X11d Akses alat berat ke proyek sulit
X12d Hujan lebat
D1 Faktor manusia
D2 Faktor alat dan material
D3 Faktor lainnya
D4 Produktifitas tenaga kerja rendah
D5 Tenaga ahli dan tenaga kerja
D6 Ketersediaan alat
D7 Ketersediaan material
D8 Kerusakan alat di lapangan
D9 Pengiriman material terlambat
Sumber : Olahan Penulis
Dari table 4.17 dijelaskan bahwa ada 12 basic event dan 9 intermediate event
pada pekerjaan sub-grade.
Ket : Basic Event
Intermediate Event
4.1.8 Membuat Diagram Fault Tree Analysis (FTA)
Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas maka bisa dilanjutkan untuk membuat
diagram fault tree analysis (FTA) menggunakan data yang tadi sudah didapatkan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggambaran diagram FTA adalah tiap gambar
atau symbol harus diberi notasi huruf atau angka, hal ini bertujuan untuk mempermudah
nanti ketika melakukan analisa minimal cut sets. Hasil dari penggambaran FTA adalah
seperti pada gambar berikut:
53
Sumber : Olahan Penulis
Pekerjaan
Perkerasan
Kaku
Pekerjaan
Subgrade
Pekerjaan
Subbase
Pekerjaan Lean
Concrete
Pekerjaan
Pengecoran
A3
A2
A1
B3
B2
B1
C3
C2
C1
D3
D2
D1
A5
A6
A4
B7
B6
B9
B8
B4
B5
C6
C5
C8
C7
C4
D7
D6
D9
D8
D5
D4
X9a
X10a
X11a
X1a
X2a
X8a X7a
X6a
X5a
X4a
X3a
X12b X8b X10b
X11b
X9b
X5b
X7b
X6b
X1b
X2b
X4b
X3b
X11c
X9c
X10c X7c
X8c
X4c X5c
X6c
X3c
X1c
X2c
X12d
X11c
X8d
X11c
X9d
X11c
X10d
X11c
X11d
X11c
X5d
X11c
X7d
X11c
X6d
X11c
X1d
X11c
X2d
X11c
X3d
X11c
X4d
X11c
Gambar 4.6 Diagram FTA Keseluruhan
54
1. Gambar konstruksi diagram fault tree analysis pada pekerjaan sub-grade.
Keterlambatan
Pekerjaan Sub-Grade
A1
X1a X2a A4
X3a X4a
A2 A3
X8a A5
X11a X10a X9a
X7a A6
X5a X6a
Gambar 4.7 Diagram FTA Keterlambatan Sub-grade
Sumber : Olahan Penulis
55
Hasil dan keterangan faktor-faktor keterlambatan pada pekerjaan Sub-Grade
Table 4.18 Hasil faktor-faktor keterlambatan pekerjaan sub-grade
Faktor Keterlambatan Pekerjaan Sub-Grade
A1. Faktor Manusia
X1a.Tenaga ahli kurang berpengalaman
X2a.Data tanah yang diberikan kurang detail
A4. Produktivitas tenaga kerja rendah
X3a.Kurangnya jumlah tenaga kerja
X4a.Kecapaian ketika bekerja di bulan puasa
A2. Faktor alat dan material
A5. Kerusakan alat berat di lapangan
X5a.Mesin sudah tua
X6a.Maintenance kurang
X7a.Sulitnya akses alat berat ke lokasi proyek
A3. Faktor lainnya
X8a.Hujan lebat
A6. Kondisi tanah
X9a.MAT tinggi
X10a.Tanah berpasir
X11a.Nilai CBR tanah < 6%
Ket: 1. Top Event
2. Intermediate Event
3. Basic Event
Dari gambar 4.7 dan table 4.18 dijelaskan bahwa faktor manusia memiliki 4 basic
event, faktor alat dan material memiliki 3 basic event dan faktor lainnya memiliki 4
basic event.
56
2. Gambar konstruksi diagram fault tree analysis pada pekerjaan sub-base
Faktor keterlambatan
pekerjaan sub-base
B1 B3 B2
B6 B7
X5b B8
X6b X7b
X8b B9 X9b
X10b X11b
X12b
B4
X1b X2b
B5
X3b X4b
Gambar 4.8 Diagram FTA Keterlambatan Sub-Base
Sumber : Olahan Penulis
57
Hasil dan keterangan faktor-faktor keterlambatan pada pekerjaan sub-base
Table 4.19 Hasil faktor-faktor keterlambatan pekerjaan sub-base
Faktor Keterlambatan Pekerjaan Sub-Base
B1. Faktor Manusia
B4.produktivitas tenga kerja rendah
X1b.kecapaian bekerja di bulan puasa
X2b.sumber daya manusia kurang
B5.ketebalan tidak sesuai rencana
X3b.tenaga kerja kurang berpengalaman
X4b.tenaga kerja kurang teliti
B2. Faktor alat dan material
B6. Ketersediaan alat
X5b.Alat berat kurang
B8.Kerusakan alat berat di lapangan
X6b.Kurang maintenance alat
X7b.Alat sudah tua
B7.Ketersediaan material
X8b.Material kurang
B9.Pengiriman material terlambat
X10b.Lokasi jauh dari batching plant
X11b.Sulitnya akses alat berat ke lokasi proyek
X9b.Slump beton tidak sesuai spesifikasi
B3. Faktor lainnya
X12b.Hujan lebat
Ket: 1. Top Event
2. Intermediate Event
3. Basic Event
Dari gambar 4.8 dan table 4.19 dijelaskan bahwa faktor manusia memiliki 4
basic event, faktor alat dan material memiliki 7 basic event dan faktor lainnya
memiliki 1 basic event.
58
3. Gambar konstruksi diagram fault tree analysis pada pekerjaan base (lean concrete)
Faktor keterlambatan pekerjaan
lean concrete
C1 C2 C3
C5 C6
X4c C7
X5c X6c
X9c X10c
C8
X8c X7c
X11c
C4 X3c
X1c X2c Gambar 4.9 Diagram FTA Keterlambatan Lean concrete
Sumber : Olahan Penulis
59
Hasil dan keterangan faktor-faktor keterlambatan pada pekerjaan sub-base
Table 4.20 Hasil faktor-faktor keterlambatan pekerjaan base (lean concrete)
Faktor Keterlambatan Pekerjaan Base (Lean concrete)
C1. Faktor Manusia
C4.produktivitas tenga kerja rendah
X1c.kecapaian bekerja di bulan puasa
X2c.sumber daya manusia kurang
X3c.Terbatasnya jumlah tenaga ahli
C2. Faktor alat dan material
C5. Ketersediaan alat
X4c.Alat berat kurang
C7.Kerusakan alat berat di lapangan
X5c.Kurang maintenance alat
X6c.Alat sudah tua
C6.Ketersediaan material
C8.Pengiriman material terlambat
X7c.Lokasi proyek jauh dari batching plant
X8c.Sulitnya akses alat berat ke lokasi proyek
X9c.Slump beton tidak sesuai spesifikasi
X10c.Material kurang
C3. Faktor lainnya
X11c.Hujan lebat
Ket: 1. Top Event
2. Intermediate Event
3. Basic Event
Dari gambar 4.9 dan table 4.20 dijelaskan bahwa faktor manusia memiliki 3 basic
event, faktor alat dan material memiliki 7 basic event dan faktor lainnya memiliki 1
basic event.
60
4. Gambar konstruksi diagram fault tree analysis pada pekerjaan cor rigid
Faktor keterlambatan
pekerjaan cor rigid
D1 D2 D3
D7 D6
X5d D8
X7d X6d
X9d X8d D9
X11d X10d
X12d
D4 D5
X2d X1d X4d X3d
Gambar 4.10 Diagram FTA Keterlambatan pekerjaan cor rigid
Sumber : Olahan Penulis
61
Hasil dan keterangan faktor-faktor keterlambatan pada pekerjaan cor rigid
Table 4.21 Hasil faktor-faktor keterlambatan pekerjaan cor rigid
Faktor Keterlambatan Pekerjaan Base Cor Rigid
D1. Faktor Manusia
D4.produktivitas tenga kerja rendah
X1d.kecapaian bekerja di bulan puasa
X2d.terbatasnya jumlah tenaga kerja
D5.Tenaga ahli dan tenaga kerja
X3d.Kurang pengalaman kerja
X4d.Sumber daya manusia kurang
D2. Faktor alat dan material
D6. Ketersediaan alat
X5d.Alat berat kurang
D8.Kerusakan alat berat di lapangan
X6d.Kurang maintenance alat
X7d.Alat sudah tua
D7.Ketersediaan material
X8d.Material kurang
X9d.Slump beton tidak sesuai spesifikasi
D9.Pengiriman material terlambat
X10d.Lokasi jauh dari batching plant
X11d.Akses alat berat sulit ke lokasi proyek
D3. Faktor lainnya
X12d.Hujan lebat
Ket: 1. Top Event
2. Intermediate Event
3. Basic Event
Dari gambar 4.10 dan table 4.21 dijelaskan bahwa faktor manusia memiliki 4 basic
event, faktor alat dan material memiliki 7 basic event dan faktor lainnya memiliki 1
basic event.
62
Setelah selesai melakukan penggambaran diagram fault tree analysis (FTA) untuk
setiap pekerjaan, maka selanjutnya adalah menentukan minimal cut set dari tiap diagram
fault tree analysis. Minimal cut set adalah kombinasi basic event yang mana bila semua
terjadi maka akan menyebabkan kejadian puncak (top event). Sedangkan Method For
Obtaining Cut Set adalah metode untuk menemukan minimal cut set dari diagram fault
tree analysis.
Berikut adalah analisis dari tiap Top Event menggunakan program TopEvent FTA:
1. Analysis minimal cut set pada pekerjaan sub-grade
Gambar 4.11 Output TopEvent FTA Pekerjaan Sub-grade
Sumber : Olahan Penulis
Dari gambar 4.11 dijelaskan hasil fault tree analysis pekerjaan sub-grade
menghasilkan 11 basic event sedangkan dengan analisa MOCUS
menggunakan TopEvent FTA didapatkan 7 kombinasi basic event.
2. Analysis minimal cut set pada pekerjaan sub-base
Gambar 4.12 Output TopEvent FTA Pekerjaan Sub-base
Sumber : Olahan Penulis
63
Dari gambar 4.12 dijelaskan hasil fault tree analysis pekerjaan sub-base
menghasilkan 12 basic event sedangkan dengan analisa MOCUS
menggunakan TopEvent FTA didapatkan 8 kombinasi basic event.
3. Analysis minimal cut set pada pekerjaan base (lean concrete)
Gambar 4.13 Output TopEvent FTA Pada Pekerjaan Lean Concrete
Sumber : Olahan Penulis
Dari gambar 4.13 dijelaskan hasil fault tree analysis pekerjaan base (lean
concrete) menghasilkan 11 basic event sedangkan dengan analisa MOCUS
menggunakan TopEvent FTA didapatkan 9 kombinasi basic event.
4. Analysis minimal cut set pada pekerjaan cor rigid
Gambar 4.14 Output TopEvent FTA Pada Pekerjaan Cor Rigid
Sumber : Olahan Penulis
64
Dari gambar 4.14 dijelaskan hasil fault tree analysis pekerjaan base (lean
concrete) menghasilkan 12 basic event sedangkan dengan analisa MOCUS
menggunakan TopEvent FTA didapatkan 8 kombinasi basic event.
4.2 Implikasi Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk calon perencana atau kontraktor sebagai
masukan untuk kedepannya jika ingin merencanakan sebuah proyek konstruksi agar dapat
mengantisipasi kejadian-kejadian yang bisa menggangu atau memperlambat sebuah
pekerjaan yang nantinya dapat membuat proyek tersebut mengalamai keterlambatan.
65
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Analisa terhadap faktor-faktor penyebab keterlambatan pekerjaan perkerasan kaku
(rigid pavement) pada proyek pembangunan jalan tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran
berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian pada BAB sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil diagram Fault Tree Analysis (FTA) maka menemukan faktor-faktor
yang mempengaruhi keterlambatan 4 pekerjaan diatas adalah sebagai berikut:
a. Faktor yang mempengaruhi pekerjaan sub-grade:
1. Tenaga ahli kurang berpengalaman dan produktivitas tenaga kerja yang
rendah akibat proyek tetap berlangsung ketika bulan puasa.
2. Kerusakan alat berat yang terjadi di lapangan akibat alat berat kurang
dilalukan maintenance dan umur alat yang sudah tua.
3. Kondisi tanah yang nilai CBRnya < 6% dan memiliki MAT yang tinggi.
b. Faktor yang mempengaruhi pekerjaan sub-base:
1. Ketebalan sub-base yang tidak sesuai rencana akibat tenaga kerja yang
kurang berpengalaman dan kurang teliti saat melakukan pengerjaan.
2. Kerusakan alat berat, Material kurang dan pengiriman material terlambat
akibat lokasi proyek jauh dari batching plant.
3. Proyek berlangsung ketika musim hujan yang dapat mengganggu
pekerjaan.
c. Faktor yang mempengaruhi pekerjaan lean concrete (base):
1. Produktivitas tenaga kerja rendah akibat terbatasnya jumlah tenaga kerja
dan proyek tetap berlangsung saat bulan puasa.
2. Kerusakan alat berat, Material kurang dan pengiriman material terlambat
akibat lokasi proyek jauh dari batching plant.
3. Proyek berlangsung ketika musim hujan yang dapat mengganggu
pekerjaan.
d. Faktor yang mempengaruhi pekerjaan pengecoran rigid:
66
1. Terbatasnya jumlah tenaga kerja yang mengakibatkan produktivitas
tenaga kerja menjadi rendah.
2. Akses alat berat ke lokasi proyek sulit yang menyebabkan terlambatnya
pengiriman material ke lokasi.
3. Hujan lebat yang dapat menggangu pekerjaan pengecoran.
2. Dari 4 pekerjaan diatas yang memiliki faktor keterlambatan paling banyak adalah
pekerjaan lean concrete (base) karena dari analisis diagram FTA menggunakan
TopEvent FTA menghasilkan 9 kombinasi basic event yang dapat menyebabkan
keterlambatan pekerjaan lean concrete.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis buat diatas maka penulis memiliki saran
sebagai berikut:
5. Saran untuk para perencana proyek selanjutnya dapat lebih memperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut:
a. Lokasi batching plant yang jauh dapat menyebabkan pengiriman material
yang terlambat, oleh sebab itu sebisa mungkin membuat batching plant dekat
dengan lokasi proyek yang sedang berlangsung.
b. Ketersediaan material juga dapat mempengaruhi keterlambatan pada
pelaksanaan pekerjaan, maka dari itu sebelum melaksanakan pekerjaan
alangkah baiknya untuk mengecek ketersediaan material agar material tidak
kurang.
c. Kurangnya sumber daya manusia juga dapat mempengaruhi produktivitas
tenaga kerja, oleh karena itu pihak proyek harus menyediakan tenaga kerja
yang cukup agar produktivitas dapat optimal.
2. Karena dari kesimpulan hal yang paling banyak memiliki kombinasi faktor
keterlambatan adalah pekerjaan lean concrete (base) mungkin para kontraktor
selanjutnya dapat lebih memperhatikan pekerjaan tersebut dan jangan terlalu
terpaku pada pekerjaan besar seperti pengecoran rigid, karena pekerjaan kecil
juga bisa memiliki faktor keterlambatan yang besar.
67
3. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan sudut pandang yang
berbeda atau menggunakan faktor yang berbeda seperti faktor kontraktor, faktor
owner dan faktor pengawas.
68
DAFTAR PUSTAKA
[Kementerian PUPR]. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2003). Pd
T-14-2003 tentang Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen. 52.
Dannyati, E. (2010). Optimalisasi Pelaksanaan Proyek Dengan Metode PERT Dan CPM .
Universitas Dipenogoro Semarang. 2010.
Ervianto, W. I. (2002). Manajemen Proyek Konstruksi, Edisi Pertama. Salemba Empat,
2002.
Hasibuan, M. (2011). Hasibuan, Malayu S.P, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia .
Jakarta: PT Bumi Askara. 2011.
Rivai, V. (2010). Vietzal, Rivai. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan . PT. Raja Grafindo Persada Jakarta: 2010.
Saodang, I. I. (2004). konstruksi jalan raya.
suparno. (2018). Suparno, manajemen konstruksi. ponorogo: wade group.
Wideman, R. M. (1992). Project and program risk management: a guide to managing
project risks and opportunities. The PMBOK Handbook Series, 6(6), 120.
Hassan Haekal. (2016). Faktor faktor keterlambatan pada proyek konstruksi dan
alternatif penyelesaianya.
Messah A.Y. (2013). Kajian penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi
gedung.
Nuswantoro Waluyo. (2008). Studi perbandingan biaya konstruksi perkerasan kaku dan
69
perkerasan lentur.
Ansori, N., & Mustajib, M. I. (2013). Sistem Perawatan Terpadu (Integreted Maintenance
System). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wulandari Trisya. (2011). Analisa kegagalan system dengan fault tree.
Amalia R. (2012). Analisa Penyebab Keterlambatan Proyek Pembangunan Sidoarjo Town
Square Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA).
Karunia Meutia. (2016). Analisis risiko keterlambatan waktu pada proyek (studi kasus:
pembangunan jalan tol transsumatera bakauheni-terbanggi besar (paket ii sidomulyo-
kotabaru sta. 39+400 - sta. 80+000) dan (paket iii kotabaru-metro sta 80+000 – sta.
109+000)).
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Ervianto, W.I., 2004. Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Penerbit: Andi,
Yogyakarta.
70
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Personal
NIM : 2016 – 21 – 060
Nama : Akbar Krismanto
Tempat/Tgl. Lahir : Bandung, 25 Juni 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum kawin
Program Studi : S1 Teknik Sipil
Alamat Rumah : Villa Bogor Indah 1 Blok C1 No 16 Ciparigi,
Bogor Utara, Kota Bogor
13157
No. Telepon / HP : 081802991475
Email : [email protected]
Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD SDN Sindang Sari - 2010
SMP Madrasah Tsanawiyah Negeri 1
Cibinong
IPA 2013
SMA SMA Negeri 8 Kota Bogor IPA 2016
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya
Jakarta, Mei 2020
Akbar Krismanto
71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
72
Kuesioner
Analisis Keterlambatan Pada Pekerjaan Perkerasan
Kaku Menggunakan Metode Fault Tree Analysis
Kuisioner ini bertujuan untuk melakukan identifikasi potensi risiko pada kegiatan
pekerjaan perkerasan kaku jalan. Hasil kuisioner akan diolah lebih lanjut dan digunakan
untuk kepentingan akademik (penelitian tugas akhir).
Bapak/Ibu diminta untuk mengkonfirmasi apakah kegiatan dibawah menghambat
terlaksananya pekerjaan perkerasan kaku dengan memberi tanda (√) pada kolom tidak
terjadi, terjadi, atau sering terjadi.
Identitas Responden
Mohon diisi dengan cara menyilang salah satu opsi.
1. Pengalaman bekerja
a. 1-5 tahun
b. 5-10 tahun
c. >10 tahun
2. Pendidikan terakhir
a. SD/SMP/SMA
b. Sarjana 1
c. S2/S3
3. Umur
a. 20-25 tahun
b. 26-30 tahun
c. > 30 tahun
73
Panduan Mengisi
Tidak Terjadi = Tidak terjadi di proyek
Terjadi = Terjadi di beberapa lokasi proyek
Sering Terjadi = Terjadi di banyak lokasi proyek
Faktor yang Memperlambat Proses Pekerjaan Tanah Timbunan (Sub-grade)
No Faktor Pekerjaan Tidak terjadi
Terjadi Sering terajdi
1 Nilai CBR tanah kurang dari 6%
2 MAT tinggi
3 Sulitnya akses alat berat ke lokasi proyek
4 Hujan lebat
5 Alat berat kurang
6 Tanahnya berpasir
7 Data tanah kurang detail
8 Kerusakan alat di lapangan
9 SDM kurang
10 Produktivitas tenaga kerja rendah
11 Tenaga ahli kurang berpengalaman
Faktor yang Memperlambat Proses Pekerjaan Sub-base
No Faktor Pekerjaan Tidak terjadi
Terjadi Sering terajdi
1 Material kurang
2 SDM kurang
3 Alat berat kurang
4 Akses alat berat ke lokasi proyek sulut
5 Hujan lebat
6 Slump beton tidak sesuai spesifikasi
7 Pengiriman material terlambat
8 Lokasi berada di lokasi lalu lintas padat
9 Produktivitas tenaga kerja rendah
10 Kerusakan alat berat di lapangan
11 Lokasi jauh dari batching plant
12 Tenaga ahli kurang berpengalaman
13 Ketebalan tidak sesuai rencana
Faktor yang Memperlambat Proses Pekerjaan Lean Concrete (Base)
No Faktor Pekerjaan Tidak terjadi
Terjadi Sering terajdi
1 Material kurang
2 Sumber daya manusia kurang
74
3 Alat berat kurang
4 Akses alat berat sulit
5 Hujan lebat
6 Slump beton tidak sesuai spesifikasi
7 Pengiriman material terlambat
8 Produktivitas tenaga kerja rendah
9 Kerusakan alat di lapangan
10 Lokasi jauh dari batching plant
11 Tenaga ahli kurang berpengalaman
12 Ketebalan tidak sesuai rencana
Faktor yang Memperlambat Proses Pekerjaan Cor Jalan (Rigid Pavement)
No Faktor Pekerjaan Tidak terjadi
Terjadi Sering terajdi
1 Material kurang
2 Sumber daya manusia kurang
3 Alat berat kurang
4 Akses alat berat sulit
5 Hujan lebat
6 Slump beton tidak sesuai spesifikasi
7 Pengiriman material terlambat
8 Produktivitas tenaga kerja rendah
9 Kerusakan alat di lapangan
10 Lokasi jauh dari batching plant
11 Tenaga ahli kurang berpengalaman
12 Terjadi keretakan pada saat pengerjaan
13 Kurang paham desain gambar
14 Jumlah Dowel kurang
15 Dowel tidak sesuai spesifikasi
16 Pengisian sealant berantakan
17 Mesin cutter concrete rusak
Terimakasih atas waktunya yang sudah diluangkan untuk mengisi kueisioner diatas,
semoga segala kebaikan anda dibalas oleh tuhan YME.
75
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
LEMBAR BIMBINGAN PROYEK
AKHIR/ SKRIPSI/TESIS *
Nama Mahasiswa : Akbar Krismanto
NIM : 2016-21-060
Program Studi : Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan
Jenjang : Sarjana
Pembimbing Utama (Materi) : Irma Wirantina K., ST., MT
Judul Proyek Skripsi : Analisis Keterlambatan Pekerjaan Perkerasan Kaku
Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (Studi
Kasus Proyek Jalan Tol Cengkareng-Kunciran-Batu
Ceper)
Tanggal Materi Bimbingan Paraf
Pembimbing
20 Mei 2020
23 Mei 2020
25 Mei 2020
28 Mei 2020
31 Mei 2020
10 Juli 2020
15 Juli 2020
20 Juli 2020
Pengajuan Ulang Judul skripsi
Asistensi BAB 1
Asistensi BAB 2
Asistensi BAB 3
ACC BAB 1 2 3
Asistensi BAB 4
Asistensi BAB 5
ACC Skripsi
76
77
Dokumentasi Penelitian
Pekerjaan Timbunan
Uji Slump Beton di proyek
78
Paver Wirtgen SP-500
Pengecoran Metode Manual
79
Pekerjaan Sub-Base
Pekerjaan Pemadatan Tanah