116
ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AMELIA KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: RISKY PERMATA SARI 115 13 001 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AMELIA

KARYA TERE LIYE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RISKY PERMATA SARI

115 13 001

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

Page 2: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

i

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AMELIA

KARYA TERE LIYE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

RISKY PERMATA SARI

115 13 001

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

Page 3: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

ii

Page 4: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

iii

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AMELIA

KARYA TERE LIYE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

RISKY PERMATA SARI

115 13 001

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

Page 5: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

iv

Page 6: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

v

Page 7: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

vi

Page 8: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

vii

MOTTO

خير الناس أنفعهم للناسSebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat

bagi manusia lain.

(HR. Bukhari dan Muslim)

Page 9: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmad dan hidayah-Nya,

saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan karya ini saya

persembahkan kepada:

Ayahanda Nur Salim dan ibunda Lies Marwiyana tercinta yang penuh

kasih sayang dan tetesan air mata serta doa yang tulus dan tiada henti

untuk putrinya ini. telah memberikan dukungan moral maupun materil,

serta memberikan motivasi agar segera menyelesaikan tugas ini

Teruntuk sahabat-sahabatku terkasih, Silvia Wijayanti Santoso, Sera

Kania Sari, Citra Nur Hidayah dan Nanik Widayati, terimakasih untuh

motivasi dan kenangannya selama ini. Aku akan sangat merindukan

semua hal bersama kalian.

Teruntuk sahabatku KKN Posko 74, terimakasih sudah selalu

mengingatkan, dan saling support untuk lulus bareng tahun ini.

Semangat!!!!

Page 10: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

ix

Teruntuk teman-teman PGMI A angkatan 2013, terimakasih untuk

bantuannya dan kerjasama nya selama ini, berbagi keceriaan dan

melewati setiap suka duka selama kuliah.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Gaya Bahasa Personifikasi dan Nilai

Pendidikan dalam Novel Amelia Karya Tere Liye. Shalawat dan salam semoga selalu

tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat,

dan seluruh umat yang mencintainya.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada berbagai pihak

yang telah memberikan motivasi, bimbingan, arahan dan bantuan dalam

menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd.selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI

4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku pembimbing yang telah mengarahkan,

membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam penulisan

skripsi ini.

5. Bapak Drs. Sri Guno Najib Chaqoqo, M.Pd. selaku pembimbing akademik yang

membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.

Page 11: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

x

6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan

kepada penulis.

7. Ayahanda Nur Salim dan Ibunda Lies Marwiyana, dan segenap keluarga yang

senantiasa memberikan dukungan berupa moril, materil, dan spiritual kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman senasib seperjuangan 2013, khususnya jurusan PGMI.Selamat

jalan, kini kita harus berpisah, meneruskan langkah masing-masing.

9. Sahabat-sahabat yang sangat aku sayangi (Silvia, Sera, Citra, Nanik) terimakasih

atas doa dan motivasinya selama ini, kenangan kita tidak akan pernah terlupakan.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas

bantuan dan motivasinya.

Karena keterbatasan penulis, penulis menyadari dalam penulisan penelitian ini

masih banyak kekurangannya dan penulis berharap saran dan masukan dari para

pembaca demi kebaikan penelitian ini.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca

pada umumnya serta dapat menjunjung pengembangan ilmu pengetahuan.

Salatiga, 6 Oktober 2017

Penulis

Risky Permata Sari

Page 12: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

xi

ABSTRAK

Sari, Risky Permata. 2017. Analisis Gaya Bahasa Personifikasi dan Nilai Pendidikan dalam

Novel Amelia Karya Tere Liye. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.

Kata Kunci: gaya bahasa personifikasi & nilai pendidikan.

Bicara tentang sastra bicara pula tentang gaya bahasa. Gaya bahasa atau yang

kerap di sebut sebagai majas telah banyak sekali macamnya. Mengetahui gaya bahasa

sangat penting sekali bagi pengetahuan siswa pada zaman sekarang, berguna untuk

mendorong bakat dan potensi mereka dalam hal tulis menulis. Novel Amelia terdapat

banyak sekali contoh-contoh gaya bahasa personifikasi dan banyak pula nilai

pendidikan yang terkandung di dalamnya yang dapat melahirkan pemahaman baru

dan memberikan pembelajaran hidup serta memotivasi kita untuk menjadi pribadi

yang lebih baik lagi

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan wujud gaya bahasa

personifikasi yang digunakan Tere Liye dalam novelnya. (2) Mendeskripsikan nilai

pendidikan yang terkandung di dalam novel tersebut. (3) Mengetahui relevansi gaya

bahasa personifikasi dan nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Amelia dalam

pendidikan anak madrasah ibtidaiyah.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan

data dilakukan dengan teknik baca dan catat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Gaya bahasa personifikasi yang

digunakan Tere Liye lebih banyak untuk menyatakan suasana entah itu menunjukkan

waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan yang

terkandung dalam novel Amelia adalah nilai pendidikan religi, nilai pendidikan moral

dan nilai pendidikan budaya. (3) Relevansi gaya bahasa personifikasi nilai pendidikan

yang terkandung dalam novel tersebut yaitu: (a) Untuk menghangatkan suasana, (b)

Untuk menarik minat para pembaca, sehimgga novel tersebut asik untuk dibaca, (c)

Untuk memperjelas suasana agar pembaca dapat membayangkan dan seperti melihat

sendiri kejadian yang berlangsung, kemudian untuk relevansi nilai pendidikan yang

terkandung dalam novel tersebut yaitu: (a) Nilai pendidikan religi: taat beribadah,

Page 13: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

xii

menyegerakan shalat, melaksanakan khitan. (b) Nilai pendidikan moral: jujur,

pemberani, merasa kasih sayang, membantu teman, peduli terhadap sesama. (c) Nilai

pendidikan budaya: tradisi menunggu rumah yang ada di kampung Amelia, yaitu si

penunggu rumah adalah anak bungsu dan menunggu rumah ini dalam artian mereka

tidak boleh pergi untuk bekerja atau pun belajar keluar dari kampung tersebut.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... ii

JUDUL ............................................................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi

MOTTO ........................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

ABSTRAK ....................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7

D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 7

E. Metode Penelitian ............................................................................ 8

F. Penegasan Istilah ............................................................................. 9

Page 14: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

xiii

G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 10

BAB II BIOGRAFI NASKAH

A. Biografi Novel ................................................................................. 12

B. Biografi Penulis ............................................................................... 33

C. Karakteristik Novel Karya Tere Liye .............................................. 35

D. Karya-Karya Tere Liye .................................................................... 37

BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN

A. Gaya Bahasa .................................................................................... 41

B. Nilai Pendidikan .............................................................................. 49

C. Relevansi Gaya Bahasa Personifikasi dan Nilai Pendidikan Dalam Novel

......................................................................................................... 60

BAB IV PEMBAHASAN

A. Nilai Pendidikan dalam Novel Amelia ................................................ 67

B. Relevansi Nilai Pendidikan dalam Novel Amelia Bagi Pendidikan Anak

Madrasah Ibtidaiyah ............................................................................. 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 90

B. Saran ..................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 94

Page 15: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 2 Daftar Nilai SKK

Lampiran 3 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 4 Riwayat Hidup Penulis

Page 16: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

xv

Page 17: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu sastra menunjukkan keistimewaan, barang kali juga keanehan

yang mungkin tidak kita lihat pada banyak cabang ilmu pengetahuan lain:

yaitu bahwa objek utama penelitiannya tidak tentu, malahan tidak karuan.

Sampai sekarang belum ada seorang pun yang berhasil memberi jawaban

yang jelas atas pertanyaan pertama yang paling hakiki, yang mau tak mau

harus diajukan oleh ilmu sastra: apakah sastra?.(Teeuw,2015:19)

Dalam bahasa-bahasa Barat gejala yang ingin kita perikan atau batasi

disebut literature (Inggris), Literatur (Jerman), literature (Perancis), semua

berasal dari bahasa Latin litteratura. Kata litteratura sebetulnya diciptakan

sebagai terjemahan dari kata Yunani grammatika; litteratura dan gramatika

masing-masing berdasarkan kata littera dan gramma yang berarti huruf

(tulisan, letter). Menurut asalnya litteratura dipakai untuk tata bahasa dan

puisi; seorang litteratus adalah orang yang tahu tata bahasa dan puisi; dalam

bahasa Perancis masih dipakai kata lettre. Belanda geletterd: orang yang

berperadaban dengan kemahiran khusus di bidang sastra, Inggris man of

letters. Sebagai bahan perbandingan, kata sastra dalam bahasa Indonesia

berasal dari bahasa Sansekerta; akar kata hs-, dalam kata kerja turunan berarti

mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi. Akhiran -tra

Page 18: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

2

biasanya menunjukkan alat, sarana. Maka dari itu sastra dapat dapat berarti

alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran; misalnya

silpasastra, buku arsitektur; kamasastra buku petunjuk mengenai seni cinta.

Awalan su berarti baik, indah sehingga susastra dapat dibandingkan dengan

belles-lettres. Kata susastra tampaknya tidak terdapat dalam bahasa

Sansekerta dan Jawa Kuno, jadi susastra adalah ciptaan Jawa dan atau

Melayu yang kemudian timbul. (Teeuw, 2015:20)

Berbicara tentang karya sastra, berbicara pula tentang pandangan

masyarakat mengenai hasil karya sastra dari masa ke masa. Seperti halnya

pada masa pra kemerdekaan, masyarakat Indonesia mulai mengenal karya

sastra melayu. Dikarenankan kebanyakan penulis masih menulis dengan

bahasa melayu. Mereka memilih sastra melayu rendah karena faktor

kemudahan dalam membacanya. Kemudian sejarah berlanjut, mulai

bermunculan karya sastra yang banyak diminati oleh masyarakat seperti wiro

sableng atau lupus. Seiring kemajuan pemikiran dan perkembangan teknologi

yang pesat, bermuculan penulis-penulis hebat asal Indonesia. Sikap

masyarakat mengenai hasil karya sastra pun meningkat, alhasil setiap ada

karya sastra terbit, mereka segera berbondong-bondong pergi ke toko buku

untuk membelinya. Meski sudah banyak masyarakat yang gemar membaca

dan menghargai karya sastra di Indonesia ini, tidak bisa dipungkiri pula kalau

masih banyak masyarakat kita yang tidak suka membaca.

Page 19: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

3

Sastra yang diterapkan pada jenjang SD/MI biasanya mengenai cerita

pendek, puisi, ataupun pantun. Dalam pembelajaran sastra pada siswa SD/MI,

mereka diminta menyebutkan siapa tokoh yang ada di dalam cerita, kemudian

watak dari masing-masing tokoh. Biasanya berkisan diantara unsur intrinsik

dan unsur ekstrinsiknya. Pembelajaran yang diterapkan disekolah sebenarnya

agar siswa-siswi dapat dengan mudah memahami isi dari sebuah cerita dan

dapat menyimpulkan serta dapat mengambil pelajaran dari cerita tersebut, tak

lupa juga agar menarik minat siswa untuk gemar membaca.

Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan

istilah style. Kata style diturunkan dari kata Latin stilus, yaitu semacam alat

untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini akan

mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi. Kelak pada waktu

penekanan dititik beratkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style lalu

berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau

mempergunakan kata-kata secara indah.(Keraf,1994:112)

Akhirnya style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara

mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan

jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). (Keraf,1994:113)

Gaya bahasa personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang

menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa

seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. (Keraf,1994:140)

Page 20: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

4

Nilai pendidikan merupakan batasan segala sesuatu yang mendidik

kearah kedewasaan, bersifat baik maupun buruk sehingga berguna bagi

kehidupannya yang diperoleh melalui proses pendidikan. Nilai-nilai

pendidikan juga dapat membentuk karakter seseorang atau sebagai motivasi

bagi pembaca agar lebih baik lagi.

Novel adalah karangan prosa yang panjang yang mengandung

rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang sekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel dan cerpen mempunyai

kesamaan, yakni merupakan fiksi. Beda novel dan cerpen adalah tokoh di

dalam novel lebih banyak dan permasalahan di dalam novel lebih kompleks

daripada cerpen. Unsur-unsur yang terkandung dalam novel antara lain ada

dua hal yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Pada novel Amelia karya Tere Liye ini, menceritakan tentang gadis

kecil, anak bungsu dari keluarga Syahdan dan Nurmala. Amelia merupakan

anak bungsu dari 4 bersaudara. Kakak-kakaknya adalah Eliana, Pukat, dan

Burlian. Di dalam novel ini juga menceritakan bagaimana cara keluarga ini

mendidik anak-anak mereka menjadi anak-anak yang mandiri. Seperti halnya

Amelia, biasanya anak bungsu merupakan anak yang paling manja, namun

sebaliknya. Di sini diceritakan bahwa pekerjaan rumah dibagi rata sesuai

umur dari masing-masing anak. Misal Amelia yang masih duduk di bangku

kelas 3 mendapat tugas harian yaitu menyapu dan mengepel lantai rumah, tak

Page 21: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

5

lupa mencuci sepatu kotornya itu merupakan suatu kewajiban masing-masing

anak.

Pengarang novel ini adalah Tere Liye, lahir 21 Mei 1979 di Sumatera.

Tere Liye menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 2 Kikim Timur,

kemudian juga melanjutkan SMP di SMPN 2 Kikim Timur, Sumatra Selatan.

Kemudian melanjutkan ke SMU N 9 di Bandar Lampung. Setelah selesai

kemudian ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Indonesia dengan

mengambil Fakultas Ekonomi. Tere Liye merupakan salah satu penulis di

Indonesia yang karya-karya nya laku di pasaran dan menjadi best seller.

Berikut merupakan hasil karya Tere Liye, yaitu: Daun Yang Jatuh Tak Pernah

Membenci Angin, Serial Anak-Anak Emak(Eliana, Pukat, Burlian, Amelia),

Hafalan Shalat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, The Gogons Series

(James & Incridible Incodents, Bidadari-Bidadari Surga, Sang Penandai,

Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Mimpi-Mimpi Si Patah Hati, Cintaku

Antara Jakarta dan Kuala Lumpur, Senja Bersama Rosie dan masih banyak

lagi.

Gaya bahasa yang dimiliki seorang penulis memiliki suatu kekhasan

yang mungkin saja tidak bisa ditiru dengan penulis-penulis yang lain, dan

bahkan gaya bahasa yang terdapat dalam suatu novel memiliki keunikan

tersendiri yang dapat menarik minat baca para pecinta novel. Nilai pendidikan

dalam suatu novel sangatlah penting karena dapat pula membantu

memperbaiki karakter seseorang sehingga dapat menjadi lebih baik lagi.

Page 22: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

6

Novel Amelia ini pantas diteliti, karena novel ini merupakan salah satu

novel best seller yang ditulis oleh Tere Liye dan sudah tujuh kali melewati

proses cetak ulang. Novel ini dalam segi kebahasaan memiliki gaya bahasa

yang unik dan pemilihan kalimat oleh si penulis mudah dipahami karena

menggunakan bahasa-bahasa yang sederhana. Kemudian, penulis juga

berkeinginan untuk meneliti gaya bahasa yang seperti apa yang sering muncul

dalam novel Amelia karya Tere Liye ini. Tidak hanya itu, di dalam novel ini

juga terdapat banyak sekali nilai pendidikan yang dapat diambil. Sehingga

dapat memberikan pembelajaran dan dampak positif bagi pembaca. Dan

berikut sedikit komentar dari para tokoh: “Serial ini sempurna untuk

memahami dunia anak-anak.”-Ulil Absar, “Sebuah kisah yang mengharukan,

sekaligus penuh besitan hikmah. Layak dikoleksi sebagai bacaan keluarga.”-

Ahmadun Yosi Herfanda, Ketua Komunitas Sastra Indonesia.

Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti novel tersebut

dengan judul “Analisis Gaya Bahasa Personifikasi dan Nilai Pendidikan

dalam Novel Amelia Karya Tere Liye”

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini membahas permasalahan yang dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah wujud gaya bahasa personifikasi yang digunakan

pengarang dalam novel Amelia karya Tere Liye?

Page 23: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

7

2. Nilai Pendidikan apa yang terkandung dalam novel Amelia karya Tere

Liye?

3. Bagaimana relevansi gaya bahasa personifikasi dan nilai pendidikan yang

terkandung pada novel Amelia Karya Tere Liye?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan wujud gaya bahasa personifikasi yang ditampilkan Tere

Liye dalam novel Amelia.

2. Mendeskripsikan nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Amelia

karya Tere Liye.

3. Mengetahui relevansi gaya bahasa personifikasi dan nilai pendidikan yang

terkandung pada novel Amelia Karya Tere Liye.

D. Kegunaan Penelitian

Nilai dari suatu penelitian ditentukan oleh besar kegunaan yang dapat

diambil dari penelitian tersebut. Adapun kegunaan yang diharapkan penulis

dan peneliti adalah sebagai berikut:

Page 24: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

8

1. Manfaat Teoritis

a. Dari hasil penelitian ini diharapkan pembaca dapat mengetahui

dimana letak gaya bahasa personifikasi yang digunakan Tere Liye

dalam novel.

b. Dari hasil penelitian ini pula diharapkan agar pembaca dapat lebih

memahami nilai pendidikan apa saja yang terkandung dalam novel

Amelia ini, sehingga dapat menjadi suatu motivasi agar dapat

mencontoh karakter Amelia dalam novel tersebut.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih terhadap

karya sastra, terutama karya sastra yang banyak mengandung gaya

bahasa personifikasi dan nilai pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan pembaca dapat mengetahui secara

mendalam isi dari novel Amelia karya Tere Liye dan mengambil nilai

pendidikan yang terkandung didalamnya.

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian yang sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Kegiatan

penelitian deksriptif melibatkan mengumpulan data untuk menguji hipotesis

yang berkaitan dengan status atau kondisi objek yang diteliti pada saat

dilakukan penelitian. Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan

Page 25: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

9

menginterpretasi apa yang ada. Pada penelitian deskriptif, apabila masalah

penelitian telah didefinisikan, kajian pustaka dan hipotesis telah dibuat,

selanjutnya peneliti harus hati-hati dalam memikirkan pemilihan sampel dan

pengumpulan data (Sumanto,2014:179)

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik baca dan catat.

Teknik membaca dilakukan dengan membaca novel Amelia secara cermat

dan mendalam kemudian mencatat data untuk penelitian yang diperlukan

dalam novel tersebut. Teknik ini digunakan untuk mencari gaya bahasa

personifikasi dan nilai pendidikan yang ada pada Novel Amelia.

F. Penegasan Istilah

1. Gaya Bahasa Personifikasi

Gaya bahasa personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang

menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak

bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan.(Keraf, 1994:140)

2. Nilai Pendidikan

Nilai merupakan kadar relasi positif antara suatu hal terhadap

seseorang. Nilai adalah sesuatu atau hal-hal yang berguna bagi

kemanusiaan. Nilai berkitan erat dengan kebaikan yang ada pada sesuatu

hal. Namun, kebaikan itu berbeda denngan sesuatu yang baik belum tentu

bernilai. (Wicaksono, 2015:254)

Pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mencapai tujuan

hidupnya yang dilakukan secara terus menerus dan dimulai sejak anak

Page 26: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

10

dilahirkan sampai Ia meninggal dunia ‗long life education‘. (Wicaksono

Andri,2014:259)

3. Novel

Novel adalah suatu jenis karya sastra yang berbentuk prosa fiksi dalam

ukuran yang panjang (setidaknya 40.000 kata dan lebih kompleks dari

cerpen) dan luas yang dalamnya menceritakan konflik-konflik kehidupan

manusia yang dapat mengubah nasib tokohnya. Novel mengungkapkan

konflik kehidupan para tokohnya secara lebih mendalam dan halus. Selain

tokoh-tokoh, serangkaian peristiwa dan latar ditampilkan secara tersusun

hingga bentuknya lebih panjang dibandingkan dengan prosa yang

lain.(Wicaksono, 2015:77)

G. Sistematika Penulisan

Sistematika skripsi penelitian naskah dalam lima bab dibagi dalam

sub-sub bagian yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap

keseluruhan isi penelitian. Adapun sistematika penulisan analisis novel

Amelia ini adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah yang membuat

penulis tertarik untuk meneliti yaitu suatu perkara mengenai Gaya Bahasa

Personifikasi dan Nilai Pendidikan pada novel Amelia. Dalam bab ini juga

Page 27: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

11

diuraikan tentang rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

metode penelitian, penegasan istilah serta sistematika penulisan.

BAB II: BIOGRAFI NASKAH

Dalam bab ini diuraikan tentang biografi naskah dengan memperkuat

kajian teori yang berasal dari pada ahli maupun buku yang dijadikan sebagai

sumber kutipan.

BAB III: DESKRIPSI PEMIKIRAN

Dalam bab ini diuraikan secara lebih umum tentang rumusan masalah

yang sudah ada dengan menjabarkan hal-hal yang akan dibahas lebih lanjut

dalam bab pembahasan.

BAB IV: PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang pembahasan pada tujuan penelitian

yang dibuktikan dengan dari kutipan yang diambil dalam novel Amelia yaitu

sebagai berikut: mendekripsikan nilai gaya bahasa dan nilai pendidikan yang

terkandung dalam Novel Amelia karya Tere Liye, mendeskripsikan

karakteristik tokoh utama dalam Novel Amelia karya Tere Liye,

mendekripsikan gaya bahasa yang terkandung di dalamnya dan relevansi nilai

pendidikan dalam Novel Amelia karya Tere Liye dengan kehidupan sehari-

hari.

BAB V: PENUTUP

Menyajikan kesimpulan, saran dan keterbatasan penelitian yang

diharapkan menjadi masukan yang berguna bagi pihak yang terkait.

Page 28: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

12

BAB II

BIOGRAFI NASKAH

A. Biografi Novel

1. Profil Novel

Judul : Amelia (Serial Anak-Anak Mamak)

Penulis : Tere Liye

Desain dan Ilustrasi Sampul : Mano Wolfie

Penerbit : Republika, Jakarta

Tahun Terbit : 2013

Ukuran : 392 hlm; 20cm

ISBN : 978-602-8997-73-7

2. Sinopsis

Sinopsis adalah hasil dari kegiatan merangkum atau disebut juga

ringkasan. Ringkasan diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau

meringkas suatu uraian menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan

perbandingan secara proposional antara bagian yang di ringkas dengan

ringkasannya. (Handayani, 2012:3)

Pada Bab I menceritakan tentang kakak Amelia yang suka mengatur.

Namanya Eliana. Pagi itu adalah hari libur, dan Mamak harus menyiapkan

bekal makanan untuk penyebar benih di Ladang Mang Dullah. Tetapi

Page 29: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

13

Amelia tidah diperbolehkan ikut karena ladangv Mang Dullah sangat jauh.

Hari itu Amelia mendapat tugas menyapu, mengepel, mencuci sepatu dan

merapikan semua kamar. Namun hingga siang hari, Amel masih saja duduk

di teras dan asyik membaca buku. Itu sebabnya Eliana marah dan meminta

Amelia untuk segera menyelesaikan pekerjaan rumahnya, Eliana selalu

mengecek semua pekerjaan Amelia hingga benar-benar beres. Itulah yang

membuat Amelia kesal dan menurutnya Eliana kakanya adalah si tukang

ngatur-ngatur.

Pada Bab II menceritakan tentang Amelia yang tidak mau jadi anak

bungsu. Itu berawal dari Amelia yang selalu disuruh-suruh Eliana

mengerjakan pekerjaan rumahnya. Sampai Eliana menyita semua buku

bacaan Amelia agar ia bergegas menyelesaikan tugasnya. Hingga malam

harinya Amelia duduk di teras ditemani oleh bapak. Pada saat itulah

Amelia menceritakan kepada Bapak bahwa ia benci menjadi anak bungsu,

ia tidak suka karena anak bungsu selalu di suruh-suruh. Sampai seragam

sekolah pun ia hanya memperolehnya dari lungsuran Eliana. Amelia

mendadak menyadari bahwa kalimat tersebut bisa menyinggung dan

menyakiti hati bapak, kemudia ia langsung meminta maaf kepada bapak.

Pada Bab III menceritakan tentang sekolah yang tiba-tiba diliburkan.

Keesokan harinya, sekolah tiba-tiba diliburkan karena Pak bin, guru di

sekolah tersebut sedang rapat di kota kabupaten, hingga sekolah terpaksa

diliburkan. Kemudian Maya, teman sekelas Amelia mengajak Amelia

Page 30: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

14

untuk ikut dengannya memanen jamur di ladangnya. Amelia langsung ikut

tanpa memberitahu kakaknya.

Pada Bab IV menceitakan tentang Amelia pulang dari ladng Maya

pada saat hari menjelang siang, Eliana yang menemukan Amelia baru saja

pulang, langsung saja memarahi Amelia karena tidak meminta izin terlebih

dahulu. Kemudian memuncaklah kekesalan Amelia hingga pada saat ia

mandi, ia mencuci sepatu sekolahnya dengan sikat gigi Eliana.

Pada Bab V menceritakan tentang perasaan bersalah Amelia. Ternyata

tindakan tercela Amelia ketahuan pada saat semua anggota keluarga akan

segera tidur dan Eliana pergi ke kamar mandi untuk sikat gigi dan

menemukan sikatnya yang rusak. Kemudian Amelia duduk di teras rumah

bersama bapak. Amelia menceritakan bahwa ia terpaksa melakukan itu

semua karena ia sangat kesal dan karena ia selalu disuruh-suruh oleh

Eliana. Malam itu juga bapak menceritakan bahwa Eliana seperti itu karena

sayang kepada Amelia.

Pada Bab VI menceritakan tentang hukuman bapak. Keesokan

harinya, hukuman yang diterima Amelia adalah ia menggantikan Eliana

dan ia mengerjakan semua pekerjaan rumah yang selama ini menjadi

tanggung jawab Eliana.

Pada Bab VII menceritakan tentan Amelia yang ingi di panggil Eli,

seperti kakanya. Berawal setelah Amelia selesai mengerjakan tugasnya, ia

disuruh mamak untuk mengambil kayu bakar di hutan bersama Eliana.

Page 31: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

15

perjalanan pulang, kaki Amelia malah terkilir dan ia tidak bisa berjalan,

maka Eliana lah yang menggendong Amelia sampai rumah dengan sisa-

sisa tenaganya. Baru saat itu juga Amelia menyadari bahwa selama ini

Eliana sangat menyayanginya, dan ia ingin di panggil Eli karena ia ingin

seperti kakaknya.

Pada Bab VII menceritakan tentang kejadian di sekolahnya. Pada saat

itu Pak Bin menyuruh Amelia untuk mendiktekan buku ipa, namun

ditengah-tengan pembelajaran berlangsung, ada teman Amelia yang

bernama Chuck Norris yang izin ke kamar mandi, sengaja pelajaran

mencatatnya dihentikan untuk menunggu Chuck Norris. namun yang

ditunggu ternyata tidak kunjung datang, padahal sudah setengah jam

lamanya.

Pada bab IX menceritakan Amelia yang diminta oleh Pak Bin untuk

membantu Norris, menemani Norris mengerjakan PR dan cukup bersikap

baik padanya agar Norris merasa ia masih memiliki teman.

Pada Bab X menceritakan tentang percakapan sore hari di rumah Wak

Yati.Saat itu Amelia ditanya oleh Wak Yati, kalau sudah besar Amelia mau

jadi apa. Tetapi ia masih bingung karena disana ada tradisi bahwa anak

bungsu mendapat julukan penunggu rumah yang artinya tidak

diperbolehkan pergi dari kampong tersebut.

Pada Bab XI menceritakan tentang kejadian di sekolah sata pelajaran

Bahasa Indonesia. Pak Bin mengajari Amelia dan teman-temannya belajar

Page 32: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

16

mengarang. Di depan kelas dopasang gambar pemandangan pasar,

kemudian anak-anak disuruh mengarang tentang gambar tersebut,

kemudian setelah selesai salah satu karangannya akan dibacakan oleh Pak

Bin di depan kelas.

Pada Bab XII menceritakan tentang Amelia yang pergi ke rumah

Chuck Norris untuk belajar bersama mengerjakan PR mengarang. Namun

ketikan Amelia akan bergegas pulang, ia melihat foto keluaga Norris dan

Amelia bertanya apakah foto itu adalah foto ibu Norris. tetapi ternyata hal

itu memnbuat Norris marah dan menyuruh Amel segera pergi dari

rumahnya

Pada Bab XIII menceritakan tentang masa lalu Norris. ternyata selama

ini ibu Norris pergi dari rumah dan Norris hanya tinggal bersama bapak

dan kakak-kakaknya. Ternyata ibu Norris pergi bukan karena tidak ingin

mengurus Norris melainkan ia sedang sakit dan sedang dirawat di rumah

sakit Kota Provinsi.

Pada Bab XIV menceritakan tentang Pasar Kalangan. Pasar Kalangan

adalah pasar mingguan di kota kecamatan. Amelia dan keluarganya pagi-

pagi sekali sudah berangkat ke Pasar Kalangan dengan membawa

keranjang rotan yang akan dijual nantinya di Pasar Kalangan. Sesampainya

disana Amel membeli buku tentang lukisan yang ternyata juga pilihan

Norris. tetapi Amelia bersikeras bahwa ia yang berhak memiliki buku itu

karena ia yang membayarnya terlebih dahulu. Namun diperjalanan pulang,

Page 33: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

17

Amelia dirundungi perasaan bersalah karena sudah bersikap egois terhadap

Chuck Norris. sesampainya diruah, ia segera pergi ke rumah Norris untuk

memberikan buku yang telah dibelinya tersebut.

Pada Bab XV menceritakan tentang ujian lisan peta dunia di

sekolahnya. Amelia berhasil menjawab semua pertanyaan Pak Bin dengan

tepat. Namun setelah pembelajaran selesai, Amelia bertugas piket bersama

Norris. Siang itu mendung dan Amelia meminta tolong kepada Norris

untuk mengembalikan gulungan peta dunia itu ke ruang guru. Tetapi

ternyata Norris hanya meninggalkannya di depan kelas dan gulungan peta

itu hancur terkena air hujan. Amelia sangat marah dan ia bergegas pergi ke

rumah noris untuk bertanya mengapa ia tega sekali meninggalkan gulungan

peta itu di depan kelas hingga sekarang gulungan itu menjadi rusak.

Pada Bab XVI menceritakan tentang Norris yang tidak berangkat

sekolah setelah kejadian itu terjadi. Di kelas saat itu Pak Bin sedang

membacakan PR membuat puisi. Dan kali itu puisi yang dibacakan adalah

milik Amelia. Kejutan besar pada hari itu adalah Norris kembali, ia diantar

bapaknya pergi ke sekolah dengan membawa gulungan kertas besar sekali,

yang ternyata itu adalah peta dunia. Norris yang membuatnya, bakat yang

Norris miliki selama ini adalah menggambar. Peta itu sangat terlihat nyata.

Pada Bab XVII menceritakan tentang memanen kopi di lading milik

keluarga Amel. Amel baru mengetahui bahwa ternyata kopi akan berbuah

banyak jika bibit yang ditanam adalah bibit yang bagus dan dengan cara

Page 34: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

18

perawatan yang baik. Namun di kampungnya, para pemilik lading kopi

masih saja menggunakan cara bertani yang mereka dapat dari nenek

moyang, alhasil kopi yang dihasilkannya pun kurang baik dan kurang

maksimal.

Pada Bab XVIII menceritakan tentang rencana bapak setelah

mendapat hasil dari lading kopi. Yaitu Amelia akan mendapatkan sepatu

baru, seragam dan tas baru, Eli tidak jadi menumpang di rumah koh aceng

melainkan ia akan disewakan kamar yang dekat dengan sekolahnya di kota

kelak. Kemudian Burlian dan Pukat akan disunat.

Pada Bab XIX menceritakan tentang sekolah Amelia yang kedatangan

tamu dari kota yang sedang melaksanakan survey yang beralasan agar

strategi dan prestasi di sekolah dapat meningkat. Namun nyatanya mereka

mengganggu jam pelajaran siswa selama 1 jam.

Pada Bab XX menceritakan tentang kekuatan doa. Nek kiba yang

menceritakannya kepada Amelia, Eliana, Pukat dan Burlian.

Pada Bab XXI menceritakan tentang hari dimana Pukat dan Burlian

akan disunar, namun mereka malah melarikan diri dan mengacaukan

acaranya. Beruntung mereka dapat tertangkap, hingga akhirnya mereka pun

di sunat.

Pada Bab XXII menceritakan tentang Kak Eli yang melanjutkan

sekolahnya ke Kota Kabupaten. Semua keluarga mengantar Eliana ke

stasiun kampung.

Page 35: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

19

Pada Bab XXIII menceritakan tentang pelajaran mencangkok di

sekolahan Amelia.

Pada Bab XXIV menceritakan tentang Wawak Amelia yang bernama

Wak Yati. Amelia siang itu diminta oleh Mamak untuk mengantarkan

rebung kerumah Wak Yati. Kemudian Amelia membantu Wak Yati

merapikan buku-buku Wak Yati hingga cerita tentang perjalanan Wak Yati

di tanah malaka itu diceritakan kepada Amelia.

Pada Bab XXV menceritakan kasih sayang mamak. Mamak memang

tidak menangis pada saat kepergian Eliana untuk melanjutkan sekolah di

Kota Kabupaten, tetapi itu tidak berarti mamak tidak sedih. Mamak

memang tidak menangis pada saat itu agar Eliana dapat pergi dengan riang

dan tidak merasa terbebani.

Pada Bab XXVI menceritakan tentang petualangan Amelia bersama

Maya dan Paman Unus ke hutan paling dalam di kampungnya dan mereka

disana melihat pohon yang sangat besar. Bisa disebut dengan Pohon

raksasa. Disana Amelia juga diperlihatkan bahwa ada pohon kopi yang

berbuah sangat lebat.

Pada Bab XXVII menceritakan tentang pertemuan tetua kampung

yang berlangsung di rumah Amelia. Pada saat itu Amelia memberanikan

diri untuk mengemukakan pendapatnya bahwa sebaiknya lading kopi yang

ada di kampungnya itu diganti dengan bibit kopi yang lebih baik agar

hasilnya pun lebih banyak.

Page 36: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

20

Pada Bab XXVIII menceritakan tentang rencana-rencana besar Amelia

tentang mengganti bibit kopi di kampungnya dengan bibit kopi yang lebih

baik. Tempat penyemaian biji kopi tersebut berada di belakang sekolah

Amelia.

Pada Bab XXIX menceritakan tentang kultur jaringan yang dijelaskan

oleh Paman Unus. Penggunaan kultur jaringan bertujuan agar hasil kopi

yang dihasilkan sama baiknya dengan induknya.

Pada Bab XXX menceritakan tentang gunjingan para warga tentang

Amelia yang menyemai bibit kopi bersama teman-temannya. Ada juga

mereka yang salah paham, mereka mengira hal itu hanya akan

menguntungkan keluarga Amelia, padahal sebenarnya tidak.

Pada Bab XXXI menceritakan tentang Amelia, Maya, Tambusai dan

Norris yang berkeliling kampung untuk memberikan penjelasan kepada

warga mengenai penggantian bibit kopi tersebut agar warga tidak salah

paham lagi.

Pada Bab XXXII menceritakan tentang cita-cita Amelia dan teman-

temannya. Ketika mereka berada di rumah Wak Yati, Tambusai lah yang

pertama ditanya, ia ingin menjadi apa, Tambusai ingin menjadi pedagang,

Norris ingin menjadi pelukis besar, Maya ingin menjadi petualang, namun

sayangnya Amelia belum memiliki cita-cita.

Page 37: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

21

Pada Bab XXXIII menceritakan tentang pertemuan besar tetua

kampung yang dihadiri semua warga. Disana Amelia diminta menjelasakan

tentang penggantian bibit kopi di kampungnya tersebut.

Sebenarnya kisah Amel selesai pada pertemuan besar tersebut, namun

Tere Liye menjelaskan kelanjutannya pada epilog. Ternyata rencana

penggantian bibit kopi tersebut gagal total karena beberapa hari setelah

rapat pertemuan besar itu terjadi bencana banjir bandang yang

menghanyutkan 2000 bibit kopi tersebut. Amelia juga melanjutkan sekolah

dan mendapatkan dua gelar doktor sekaligius, yang pertama dalam bidang

pedagogik dan yang kedua dari bidang pertanian kultur jaringan.

3. Unsur Intrinsik Novel

Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang membangun karya

sastra dari dalam.

Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara

langsung) turut serta membangun cerita. Unsur yang dimaksud untuk

menyebut sebagian saja misalnya, cerita, plot, penokohan, tema, latar,

sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa dan nilai dalam cerita.

Adapun unsur-unsur intrinsik dalam novel Amelia adalah sebagai

berikut:

Page 38: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

22

a. Tema

Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema cerita

menyangkut segala persoalan, yaitu persoalan kemanusiaan, kekuasaan,

kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui tema

suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur

karangan. Bisa saja tema “dititipkan” dalam unsur penokohan, alur, atau

latar.

Tema dalam novel ini adalah tentang sebuah keluarga sederhana yang

memiliki 4 anak spesial, dan anak terahir dari keluarga tersebut adalah

Amelia, anak kelas 3 SD (Sekolah Dasar) yang memiliki pemahaman dan

keteguhan hati lebih kuat dari ketiga kakanya dan anak seumuran lainnya.

Novel ini juga mengajarkan tentang keberanian mengemukaan pendapat

seorang anak seusia Amelia. (Kosasih, 2008:55)

b. Penokohan

Penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan dan

mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. (Kosasih, 2008:61)

Berikut tokoh-tokoh dalam novel Amelia:

1) Amelia

Tokoh Amelia merupakan tokoh utama dalam novel ini, dia

merupakan anak yang kuat dalam hal keteguhan hatinya dan

pemahamannya.

Page 39: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

23

―Kau anak paling kuat di keluarga ini, Amel. Benar sekali. Bukan

kuat secara fisik, tapi kuat dari dalam.kau adalah anak yang

paling teguh hatinya, paling kokoh dengan pemahaman baik.

Lihatlah, bahkan pembicaraan seperti ini tidak akan kita peroleh

dari Kak Eli, Kak Pukat, apalagi Kak Burlian. Tapi kau, dengan

usia yang jauh lebih muda, bisa menunjukkan kemampuan

memahami dengan baik. Tidak usah dipikirkan, Bapak maafkan

soal baju lungsuran itu.‖ (Liye, 2013:26)

Amelia juga merupakan anak yang baik hati, ia tetap sabar meski

ada temannya yang sudah membuatnya jengkel.

―Apa kubilang, Amel.‖ Maya menepuk lenganku. ―seharusnya

kau tidak meminjamkan apa pun ke biang rebut itu. Dijamin tidak

akan kembali.‖

Aku menghembuskan napas, tidak mendengarkan kalimat Maya.

Buku tulis itu penting sekali. Semua catatanku ada di sana. Tapi

sudahlah, Norris telah menghilangkannya. Aku akan meminjam

buku tulis Maya atau Lamsari, dan menyalinnya, masih banyak

solusi atas masalah ini.(Liye, 2013:67)

2) Eliana

Eliana adalah kakak pertama Amelia, dia adalah anak yang

pemberani.

―Kau juga terlalu kecil untuk tahu, saat usia kau masih dua

tahun, Kak Eli-lah yang menjaga kau di rumah saat Mamak dan

Bapak ke lading. Tidak pernah lalai, tidak pernah meninggalkan.

Hari itu seekor anjing liar masuk ke halaman rumah, menaiki

anak tangga. Kakak kau sendirian. Dia ketakutan setengah mati.

Tapi dia tidak pergi. Dia memeluk adiknya yang menangis.

Sendirian Kak Eli berusaha mengusir anjing itu. Menyuruh

adiknya tengkurap lantas Kak Eli memeluknya dari

atas,melindungi sepenuh hati. Jika tidak ada Pak Bin yang

kebetulan lewat, entahlah apa yang terjadi.‖(Liye. 2013:58)

Page 40: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

24

3) Pukat

Pukat adalah Kakak ke 2 Amelia, dia merupakan anak yang jenius

dan unik karena kadang ia sampai dimarahin mamak karena rasa

penasarannya.

Hanya si jenius, Kak Pukat, yang membuat sendiri perahu otok-

otok-nya dengan mengambil kaleng sarden, kaleng kopi, kaleng

apa saja milik Mamak-yang kadang jadi masalah. Menurut Kak

Pukat, membuat perahu sebesar genggaman tangan itu mudah.

Hanya butuh bagian tempat meletakkan kapas dilumuri minyak,

kemudian dinyalakan. Api akan memanaskan bagian pipa yang

berfungsi seperti knalpot, kemudian uap menyembur dari ujung

knalpot tersebut, membuat perahu bergerak di atas permukaan air

dengan mengeluarkan suara ―otok-otok-otok-otok‖.(Liye,

2013:12)

4) Burlian

Burlian adalah kakak ke 3 Amelia, Ia merupakan anak yang

spesial yang akan melihat dunia luas, pergi ke banyak tempat.

―Juga Burlian, anak itu spesial sekali. Kakak kau yang satu ini

akan melihat dunia luas, pergi ke banyak tempat,mungkin akan

menjadi pujangga besar.‖(Liye, 2013:104)

5) Maya

Maya adalah teman baik Amelia, dia juga teman sebangku

Amelia.

―Pagi, Maya.‖ Aku masuk ke dalam kelas, berseru senang.

Ternyata ada teman sekelasku yang telah datang, malah teman

satu meja, Maya.(Liye, 2013:29)

Page 41: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

25

6) Norris

Norris adalah teman satu kelas Amelia, dia terkenal anak yang

paling susah di atur dan sok berkuasa.

Aku mengangguk paham. Satu sekolah juga tahu, si Norris ini

adalah anak paling susah diatur, mau menang sendiri, dan sok

berkuasa. Di sekolah kami, piket selalu dilakukan setelah pulang

sekolah, dua orang. Nasib malang bagi Maya, teman semejaku

itu, Ia dipasangkan dengan Chuck Norris. ini masih mending si

Norris mau membantu piket pagi-pagi. Biasanya Ia kabur, pergi

bermain di lapangan.(Liye, 2013:31)

7) Tambusai

Tambusai adalah teman sekelas Amelia.

Salah seorang teman sekelasku mengacungkan tangan. Tambusai

namanya. Nama lengkapnya keren sekali, Tuanku

Tambusai.(Liye, 2013:79)

8) Mamak dan Bapak

Mamak dan bapak Amelia bernama Syahdan dan Nurmas, mereka

orangtua yang sangat baik yang tidak akan melarang anaknya untuk

pergi jauh demi menuntut ilmu.

―Tapi lagi-lagi tidak perlu kau pikirkan seserius itu, Amel. Itu

hanya tradisi. Masa depan kau, mau jadi apa kau kelak, Miesje,

itu semua adalah pilihan kau sendiri. Wawak tahu persis

pemahaman orangtua kau. Syahdan dan Nurmas tidak akan

menghalangi anak-anaknya pergi jauh. Bahkan, mereka sendiri

yang akan melepaskan anak-anaknya.‖ Wak yati menepuk lembut

lenganku.(Liye, 2013:107)

9) Wak Yati

Wak Yati adalah wawak Amel, dia kakak dari ayah Amel. Wak

Yati orangnya baik hati dan bijaksana sekali setiap memberi nasehat.

Page 42: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

26

―Coba kau bayangkan, Miesje. Jika seluruh anak-anak pintar

seperti Kak Eli, Burlian, Pukat dan juga kau memilih pergi ke

kota, maka siapa yang akan mengurus kampong kita? Siapa yang

akan membuat kampong ini maju? Membuat penduduknya lebih

makmur? Berpuluh tahun lembah ini tetap begini-begini saja,

tidak banyak berubah. Diwariskan turun-temurun dengan dengan

segala keterbatasan. Ketika semua anak pintar memilih tinggal di

kota, maka kampong akanberkembang dengan lambat. Nah,

kenapa harus anak bungsu? Karena biasanya anak paling

bungsulah yang paling dekat secara emosional dengan orangtua.‖

(Liye, 2013:106)

10) Pak Bin

Pak Bin adalah guru kelas Amelia, beliau mengajar 6 kelas

sekaligus setiap hari.

Di sekolah kami, praktis hanya ada satu orang guru. Kami

memanggilnya, Pak Bin. Sebenarnya ada satu guru PNS lagi

merangkap kepala sekolah, tapi beliau tinggal di Kota Kabupaten.

Kadang datang, lebih sering tidaknya. Kalau datang ke sekolah

hanya sehari, sisanya kembali ke kota.

Terkadang, ada juga satu guru honorer lainnya, meski situasinya

sama saja. Mereka mengajar demi syarat mengajukan jadi guru

PNS—yang hanya memerlukan rekomendasi telah mengajar

sekian tahun kepada kepala sekolah, padahal baru mengajar

hitungan minggu. Kebanyakan guru –guru honorer ini kerebat

dekat dari kepala sekolah atau orang kota. Jika sudah diangkat,

pindah mengajar di kota. Jadi hanya Pak Bin yang setiap hari

mengajar di sekolah. (Liye, 2013:32)

11) Nek Kiba

Nek Kiba adalah guru ngaji Amelia setiap sore.

―Bagus. Berarti sama. Aku lupa meletakkan buku kau di mana,

Amel. Hanya lupa, bukan berarti aku jadi berdosa, jan? tuhan

saja maha pemaaf, puasanya tidak batal. Masak kau tidak bisa

memaafkan. Bukankah kau murid kesayangan Nek Kiba? Selalu

Page 43: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

27

duduk di depan setiap kali mengaji. Seharusnya kau paham lebih

dari siapa pun.‖ Norris nyengir lebar sekali.(Liye, 2013:110)

12) Paman Unus

Paman Unus adalah adik satu-satunya mamak Amelia, dia adalah

paman Amelia.

Kak Burlian dan Kak Pukat ikut merapat, menyapa Paman. Juga

Kak Eli, yang wajahnya terlihat berseri-seri. Bertanya apa kabar.

Paman Unus adalah adik satu-satunya Mamak, juga satu-satunya

orang dewasa di kecamatan yang kuliah. Usianya dua puluh

tujuh, masih bujangan. Paman lulusan Universitas kota Provins,

jurusan Teknik Sipil. Sempat bekerja di Ibukota, tapi memutuskan

kembali ke kampung dan tinggal di Kota Kecamatan, tempat

keluarga besar Mamak Tinggal.(Liye,2013:188)

c. Alur

Alur adalah pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan

sebab-akibat. Pola pengembangan cerita cerpen atau novel tidaklah

seragam. Jalan cerita suatu novel kadang-kadang berbelit-belit dan penuh

kejutan, tetapi kadang-kadang sederhana. Hanya saja, bagaimanapun

sederhananya alur suatu novel, tidak akan sesederhana jalan cerita dalam

cerpen. Novel akan memiliki jalan cerita yang panjang. Itu karena tema

cerita yang dikisahkannya lebih kompleks dengan persoalan para

tokohnya yang juga lebih rumit. (Kosasih, 2008:58)

Alur yang digunakan dalam novel Amelia ini adalah alur maju.

―Bangun, Amel! Suara khas Kak Eli terdengar nyaring di langit-langit

kamar.

Aku membuka mata, masih terpicing sebelah.

Page 44: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

28

―Ini hamper pukul enam, bergegas bangun, shalat, mandi. Kau tidak

sekolah hari ini?‖

Aku bergegas mengambil air wudhu di pipa bamboo luar kamar

mandi, mengabaikan Kak Burlian dan Kak Pukat yang berebut siapa

mandi duluan. Mengerjakan shalat sebaik mungkin, daripada nanti

ada yang cerewet menyindirku shalat seperti maling dikejar orang

sekampung.(Liye, 2013:27)

Pagi ini indah sekali. Setelah semalaman hujan turun, matahari cerah

menyiram halaman sekolah. Aku semangat berlari-lari kecil,

berangkat lebih dulu disbanding Kak Eli, Kak Pukat, apalagi Kak

Burlian yang selalu paling akhir berangkat sekolah. Rumput masih

basah, menyisakan embun di ujungnya yang runtuh karena gerakan

kakiku. Sepagi ini, halaman sekolah masih lengang, baru ada

beberapa anak yang menyapaku.(Liye, 2013:29)

d. Latar

Latar merupakan unsur intrinsik karya sastra. Latar meliputi latar

tempat dan latar waktu.

1) Latar Waktu

a) Pagi Hari

―Bangun, Amel‖

Aduh, ini kan hari libur, apa pentingnya bangun pagi-pagi, aku

protes dalam hati. Suara gerimis, suasana dingin, lebih baik

meringkuk dibawah kemul.(Liye, 2013:5)

Cahaya matahari pagi menerpa atap-atap genteng rumah.

Lembut menerabas kabut yang mulai menipis. Suara burung

terdengar ramai, loncat lincah di atas ranting belukar.(Liye,

2013:145)

b) Siang Hari

Kami tiba di rumah pukul dua belas tepat, sebelum adzan zuhur.

Mamak menyuruhku dan Kak Eli makan siang, lalu shalat.

Setelah istirahat sebentar, kami kembali ke lading karet. Seperti

Page 45: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

29

yang Mamak suruh, sepanjang hari kami bolak-balik ke lading

karet.(Liye, 2013:71)

―Maksud Kakak, ini sudah pukul dua belas lebih, Amel! Apa

yang kau lakukan? KAu hanya membaca saja sejak tadi pagi,

hah? Lihat, lantai belum kau pel sama sekali. Kamar-kamar

masih berantakan semua. Sepatu sekolah belum kau cuci.‖ Kak

Eli berseru lantang, terlihat jengkel.(Liye, 2013:15)

c) Sore Hari

Kak Pukat dan Kak Burlian baru pulang menjelang maghrib.

Ternyata mereka membawa perahu otok-otok ke kampong

tetangga, berlomba disana bersama teman-teman sekelas. Seru

bermain membuat mereka abai matahari telah beranjak

tumbang. Lantas lari terbirit-birit, bergegas pulang. Sayangnya

tetap saja telat.(Liye, 2013:19)

Kak Eli bolak-balik memeriksa lantai yang ku-pel, memastikan

semua bersih mengilap, sesuai standar versi miliknya. Juga saat

membersihkan kamar-kamar. Dengan perasaan dongkol aku

harus mengerjakannya di bawah tatapan tajam Kak Eli. Berkali-

kali disuruh mengerjakan ulang, seolah baru kemarin aku

belajar memasang seprai, melipat kemul. Hanya satu tugas

Mamak yang tidak sempat kukerjakan, mencuci sepatu

sekolahku. Sudah terlanjur sore dan awan hitam menggelayut di

langit, nanti tidak kering dijemur.(Liye, 2013:20)

d) Malam Hari

Malam datang membungkus perkampungan. Hujan deras

akhirnya turun. Jalanan depan rumah sepi. Tidak terlihat orang

lewat seperti biasa, membawa obor bamboo. Siapa pula yang

mau berpergian malam-malam hujan begini, kecuali urusannya

penting sekali.(Liye, 2013:20)

Aku yang telah menarik kemul, bersiap memajamkan mata,

langsung merasakan ada yang tidak beres. Jantung berdetak

lebih kencang. Aduh, kenapa aku jadi pencemas sekali? Belum

tentu juga Kak Eli tiba-tiba berteriak karena aku, kan? Boleh

jadi karena ada tikus melintas di kakinya.(Liye, 2013:52)

Page 46: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

30

2) Latar Tempat

a) Kamar Amelia

―Bangun, Amel!‖ mamak sudah tiba di pintu kamar. Tudung

rambutnya agak miring. Pakaiannya terlihat kotor oleh bumbu

masakan. Tangannya bahkan masih memegang irus, sendok

besar untuk menyendok sayur. Mamak selalu sibuk, dalam

situasi apapun. Aku tidak pernah melihat Mamak tidak sibuk.

Tangannya pasti memegang sesuatu, dan ia selalu banyak

pekerjaan.(Liye, 2013:7)

b) Sekolah

―Pagi, Maya.‖ Aku masuk ke dalam kelas, berseru senang.

Ternyata ada teman sekelasku yang telah datang, malah teman

satu meja, Maya.(Liye, 2013:29)

c) Teras Rumah Amelia

Kak Pukat dan Kak Burlian ada di kamar mereka. Mamak

menyuruh mereka belajar, dilarang keluar kamar. Entah apa

yang dilakukan sigung nakal itu. Boleh jadi lagi sembunyi-

sembunyi tertawa cekikikan di dalam kamar, membahas balap

perahu otok-otok. Kak Pukat dan Kak Burlian selalu cepat

melupakan omelan karena mereka berdua kompak. Dimarahi

satu jam, maka satu jam berikutnya mereka telah asik bermain,

merencanakan hal lain. Aku akhirnya memutuskan duduk di

teras, di bangku kayu panjang. Menatap perkampungan yang

gelap. Menatap tetes air dari atap dan hujan deras.(Liye,

2013:20)

d) Ladang Jamur Milik Maya

Tetapi, jamur yang tumbuh di lading milik keluarga Maya jauh

lebih mencengangkan. Aku sampai terantuk akar pohon saking

asyiknya menatap lading. Belum pernah kulihat jamur tumbuh

sebanyak ini. Cerita Maya sepanjang jalan menuju ladangnya

benar. Lihatlah, lading Maya yang sebenarnya tidak terawatt,

sekarang dipenuhi oleh jamur setiap sudutnya.(Liye, 2013:37)

Page 47: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

31

e) Rumah Wak Yati

Aku berlari-lari kecil mendahului Kak Eli, menaiki anak tangga,

menuju teras rumah panggung. Belum lengkap mulutku hendak

memanggil,Wak Yati telah melangkah keluar dari pintu.

Wajahnya terlihat riang, senyum mengembang dari wajahnya

yang keriput.(Liye, 2013:101)

f) Rumah Norris

Rumah panggung keluarga Norris sepi. Angin bertiup lembut

membuat anak rambutku bergerak-gerak. Aku mendorong pintu

pagar, berseru mengucap salam. Terdengar jawaban salam,

suara serak orang dewasa.(Liye, 2013:127)

g) Pasar Kalangan

Kami tiba di Pasar Kalangan satu jam kemudian. Pakaianku

lembap oleh keringat. Menyeka dahi yang berpeluh. Mamak

langsung menuju pengepul anyaman keranjang di pojok pasar.

Mamak sudah mengenal pembelinya, teman Paman Unus dari

kota. Tanpa tawar-menawar, keranjang itu dinaikkan semua ke

atas mobil pick-up. Teman Paman Unus menyerahkan uang yang

telah dihitung. Transaksi selesai.(Liye, 2013:148)

h) Ladang Kopi

Kami tiba di lading kopi satu jam kemudian. Semua bekal

diturunkan, diletakkan di bawah pondok kayu beratap daun

enau. Mamak menyuruh Kak Eli dan beberapa remaja tanggung

merapikan bekal tersebut. Sementara Bapak membagikan

keranjang kosong untuk mulai memetik buah kopi.(Liye,

2013:190)

i) Rumah Nek Kiba

Rumah panggung Nek Kiba segera lengang. Anak-anak

menuruni tangga, berlarian di halaman. Obor-obor dari bambu

yang mereka bawa terlihat seolah menari-nari di sepanjang

jalan.(Liye, 2013:220)

Page 48: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

32

e. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.

Posisi pengarang terdiri atas dua macam, yaitu berperan langsung sebagai

orang pertama dan hanya sebagai orang ketiga yang berperan sebagai

pengamat. (Kosasih, 2008:62)

Pada novel Amelia ini, sudut pandang pengarang sebagai orang

pertama, yang berperan langsung di dalam cerita.

Aku menoleh, menggeleng. Bagaimana aku mau membaca buku, Kak

Eli menyita seluruh bukuku, dan baru dikembalikan kalau ia mau

mengembalikan, yang itu berarti terserah-serah Kak Eli. Tadi

sebenarnya aku mau mengadu soal itu ke Bapak, tapi Kak Eli selalu

punya ‗akasan baik‘ kenapa terpaksa menyita bukuku. Dan meskipun

Bapak selalu membelaku, setiap ada maslah dengan Kak Eli, tapi

Bapak juga selalu menyuruhku membereskan sendiri masalahnya. Jadi

percuma.(Liye, 2013:21)

f. Gaya Bahasa

Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk mencipta nada atau

suasana persuasif dan merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan

hubungan dan interaksi antar tokoh. Kemampuan sang penulis dalam

menggunakan bahasa secara cermat dapat menjelmakan suasana yang

berterus-terang atau satiris, simpatik, atau menjengkelkan, dan objektif

atau emosional. Bahasa dapat menimbulkan suasana yang tepat guna bagi

adegan yang seram, adegan cinta, peperangan, keputusasaan, atau

harapan.(Kosasih, 2008:64)

Page 49: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

33

Gaya bahasa yang sering muncul dalam novel tersebut adalah gaya

bahasa personifikasi. Berikut contoh-contohnya:

1) Pagi baru saja menyapa. (Liye, 2013:5)

2) Gerimis sudah berhenti, digantikan cahaya matahari yang lembut

membasuh perkampungan.(Liye, 2013:14)

3) Matahari telah tergelincir dari titik tertingginya. Sudah lewat waktu

dzuhur.(Liye, 2013:44)

g. Amanat

Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak

disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui karyanya.

Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah, kita sebagai

pembaca dapat mencontoh siap dari Amelia, Amelia adalah anak yang

kuat dalam keteguhan hatinya dan pemahaman yang baik untuk anak se

usianya. Dia juga anak yang mau memaafkan temannya, meski temannya

itu selalu membuatnya kesal dan menjengkelkan. Amelia anak yang

berani, bahkan ia pun berani mengutarakan pendapatnya dalam rapat tetua

kampung yang diselenggarakan di rumahnya demi kemajuan

kampungnya.

B. Biografi Penulis

Nama Tere Liye merupakan nama seorang penulis berbakat tanah air. Dari

beberapa informasi yang beredar di internet nama aslinya adalah Darwis. Tere

Page 50: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

34

Liye merupakan nama populernya yang diambil dari bahasa India yang artinya

untukmu. Bebas diartikan untuk siapa saja, sebuah persembahan karya untuk

Sang Maha Segalanya, Tampaknya Tere Liye tidak ingin dikenal oleh

pembacanya. Hal ini terlihat dari sedikitnya informasi tentang kehidupan dan

keluarganya yang pembaca dapat melalui bagian “tentang penulis yang

terdapat pada bagian belakang sebuah novel. Ia bisa di anggap salah satu

penulis yang telah banyak mengeluarkan karya-karya best seller. Saat ini ia

telah menghasilkan banyak karya, bahkan beberapa di antaranya telah di

angkat ke layar lebar.

Tidak seperti penulis lain yang kebanyakan memasang foto, kontak nomor

yang bisa dihubungi, profil lengkap pada setiap karyanya. Akan tetapi Tere

Liye memang tidak ingin dipublikasikan ke media umum terkait dengan

kehidupan pribadinya, mungkin alasannya karena Tere Liye ingin

mempersembahkan karya terbaiknya dengan sederhana dan tulus.

Nama aslinya adalah Darwis. Darwis lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di

pedalaman Sumatera Selatan, di Tandaran Palembang. Darwis lahir di dekat

Bukit Barisan. Ia tinggal dikelilingi hutan, dilingkari sungai, dibentengi bukit

dan gunung. Ia dibesarkan dari sebuah keluarga yang sangat sederhana,

Ayahnya bernama Syahdan (beliau meninggal beberapa tahun lalu) sedangkan

ibunya bernama Nurmas. Walaupun sudah ditinggal ayahnya, tapi Darwis

mempunyai semangat yang tinggi juga mempunyai mimpi-mimpi besar

tentang hidup. Darwis juga sangat antusias dalam mempelajari ilmu agama.

Page 51: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

35

Selain itu, ia juga pernah mendalami ilmu agama disalah satu pondok

pesantren di daerah Sumatera.

Tere Liye menikah dengan Ny. Riski Amelia dan di karuniai seorang

putra bersnama Abdullah Pasai dan seorang putrid bernama Faizah Azkia.

Tere Liye tumbuh di Pedalaman Sumatra, ia tumbuh di keluarga yang sangat

sederhana dan merupakan anak ke enam dari tujuh bersaudara. Kemudian,

novel-novel karya Tere Liye yang diangkat menjadi film layar lebar dalah

novel Hafalan Shalat Delisa dan Bidadari-Bidadari Surga. Satu satunya

sarana yang digunakan Tere Liye untuk berkomunikasi dengan para

penggemarnya adalah email [email protected].

Pendidikan sekolah dasar yang ia lalui di SDN 2 Kikim Timur Sumatera

Selatan, kemudian setelah lulus melanjutkan ke SMPN @ Kikim Timur

Sumatera Selatan. Lalu mengenyam pendidikan menengah atas di SMUN 9

Bandar Lampung. Terahir ia kuliah di Universitas Indonesia pada Fakultas

Ekonomi.

C. Karakteristik Novel Karya Tere Liye

Setiap penulis memiliki karakteristik sendiri-sendiri dalam penulisan

novel. Tere Liye biasanya menyuguhkan novel yang menyentuh, dan bisa

membuat para pembacanya hanyut dan merasa seolah-olah menjadi tokoh

dalam novel atau menyaksikan sendiri kejadian-kejadian dalam novel

tersebut. Tere Liye tidak hanya mampu mengolah kata sedemikian baiknya,

Page 52: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

36

namun mampu memberikan pemahaman-pemahaman baru dalam setiap

nomelnya. Entah itu pemahaman tentang arti kehidupan, tentang arti keluarga,

tentang arti kehilangan sehingga pembaca dapat memahami bahwa apapun

yang ada di dunia ini bukanlah milik kita, namun milik sang pemberi

kehidupan, adapun tentang dunia anak-anak yang dapat di sajikan oleh Tere

Liye dengan sedemikian baiknya, dunia anak-anak yang bahkan belum pernah

penulis bayangkan sebelumnya, dimana rasa ingin tahu dan proses belajar

menyatu dengan kepolosan, kenakalan dan keisengan anak kecil.

Tere Liye juga selalu mengaitkan permasalahan dalam setiap novelnya

dengan keagamaan dan terkadang menyampaikan bahwa setiap apa yang kita

inginkan tidak selalu dapat terpenuhi, sehingga banyak juga karya-karya Tere

Liye yang mengajarkan arti kesabaran.

Dari karya-karya Tere Liye membagi pemahaman bahwa sebetulnya

hidup ini tidaklah rumit seperti yang sering terpikir oleh kebanyakan orang.

Hidup adalah anugrah yang Kuasa dan karena anugrah berarti harus disyukuri.

―Bekerja keras dan selalu merasa cukup, mencintai, berbuat baik dan selalu

berbagi, senantiasa bersyukur serta berterimakasih, maka Ia percaya bahwa

kebahagiaan itu sudah berada di tangan kita‖.(Nurhidayati, 2016:16)

Page 53: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

37

D. Karya-karya Tere Liye

Tere Liye merupakan penulis berbakat yang dimiliki Indonesia dengan

sebagian besar karyanya merupakan best seller, seperti halnya novel yang

diteliti oleh penulis.

Inilah beberapa novel karya Tere Liye yang lainnya beserta kutipan

sinopsis yang telah tersebar di seluruh Indonesia, yaitu:

1. Hafalan Shalat Delisa (Republika, 2005)

Novel ini mengangkat kisah seorang bocah perempuan bermata hijau

telaga yang baru berusia 6 tahun. Gadis cilik tersebut bernama Delisa.

Ia merupakan anak bungsu di dalam keluarganya. Adapun kakak-

kakak Delisa adalah Cut Fatimah, Cut Zahra dan juga Cut Aisyah.

Keluarga Delisa berdomisili di Lhok Nga. Delisa dan saudara-

saudaranya hanya tinggal bersama Ummi, sebab sang Abi bekerja

sebagai mekanik kapal yang berbulan-bulan ikut di kapal yang

berlayar.

2. Kisah Sang Penandai (Mahakata, 2005)

Duhai, apakah kau akan memilih mati ketika cinta sejatimu tidak

terwujudkan? Ataukah hanya bisa memeluk lutut, menangis tersedu,

bersembunyi di balik pintu seperti anak kecil tidak kebagian sebutir

permen? Adalah Jim, pemuda yatimp-piatu dipilih oleh Sang Penandai

(penjaga dongeng-dongeng), untuk mengukir kisah melupakan sang

pujaan hati, Nayla. Adalah Jim, pemuda yang jangankan memegang

pedang, membaca pun dia tidak bisa, terpilih untuk menggurat cerita

tentang berdamai dengan masa-lalu. Dia harus menyelesaikan pahit-

getir perjalanannya apapun harganya!

3. Burlian (Serial Anak-Anak Mamak, Buku 2. Republika, 2009)

Jalan ini tidak pernah berujung, Burlian-Kun tidak pernah…. Jalan-

jalan ini akan terus mengalir melewati lembah-lembah basah, lereng-

lereng gunung terjal, kota-kota, desa-desa eksotis nan indah, tempat-

tempat yang memberikan pengetahuan, tempat-tempat yang

menjanjikan masa depan, lantas jalan ini akan terus, terus menuju

Page 54: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

38

pelabuhan-pelabuhan, bandara-bandara, dan dari sana kau bahkan bisa

pergi lebih jauh lagi menemukan sambungan jalan berikutnya,

mengelilingi dunia, melihat seluruh dunia, masa depan anak-anak

kampong, masa depan bangsa kalian, masa depan kau yang penuh

kesempatan Burlian-kun.

4. Pukat (Serial Anak-Anak Mamak, Buku 3. Republika, 2010)

“Jangan pernah membenci mamak kau, jangan sekali-kali. Karena jika

kau tahu sedikit saja apa yang telah ia lakukan demi kau, Amelia,

Burlian, dan Ayuk Eli, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum

sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta easa sayangnya

kepada kalian…”

5. Eliana (Serial Anak-Anak Mamak, Buku 4 Republika, 2011)

Pernahkah kau memperhatikan, siapa orang terahir yang bergabung di

meja makan? Orang yang terahir menyendok sisa sayur, bahkan

kadang kala kehabisan makanan di piring? Lantas siapa pula yang

terahir beranjak tidur, baru bisa memejamkan mata setelah

memastikan anak-anaknya tidur? Ia selalu menjadi yang terahir dalam

setiap urusan. Dan ia pula yang selalu menjadi yang pertama dalam

urusan lainnya, Ia yang pertama bangun, Ia yang pertama

membereskan rumah, Ia yang pertama ada saat anak-anaknya sakit,

terluka, dan membutuhkannya. Tidakkah kau memperhatikannya?

6. Bumi (Gramedia Pustaka Utama, 2014)

Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh.

Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian,

Aku punyadua kucing, namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan

Papaku menyenangkan. Guru-guru di sekolahku seru. Teman-temanku

baik dan kompak.

Aku sama seperti remaja kebbanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang

kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan.

Namaku Raib. Dan aku bisa menghilang.

7. Rindu (Republika, 2014)

“Apalah arti memiliki,

Ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami?

Page 55: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

39

Apalah arti kehilangan,

ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan,

dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan?

Apalah arti cinta,

ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah?

Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang

seharusnya suci dan tidak menuntut apa pun?

Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan?

Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu?

Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja.”

8. Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta (Gramedia Pustaka

Utama, 2014)

“Dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta”

Kumpulan 24 sajak dengan ilustrasi ternaik dari Tere Liye.

Sajak tentang memiliki, pun tentang melepaskan.

Sajak tentang pertemuan, juga tentang perpisahan.

Sajak tentang kebahagiaan, juga tentang kesedihan.

Tambahkan pula sajak bergurau, bercanda dengan perasaan.

Para pecinta adalah pujangga terbaik yang pernah ada.

Dan kasih sayang pun adalah sumber inspirasi paling deras yang

pernah ada.

Hadiahkan sajak-sajak ini un tuk orang yang paling kita sayangi.

Agar mereka paham tentang perasaan.

Karena sungguh:

“Dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta

9. Bulan (Gramedia Pustaka Utama, 2015)

Namanya Seli, usianya 15 tahun, kelas sepuluh. Dia sama seperti

remaja yang lain. Menyukai hal yang sama, mendengarkan lagu-lagu

yang sama, pergi ke gerai fast food, menonton serial drama, film, dan

hal-hal yang disukai remaja.

Page 56: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

40

Tetapi ada sebuah rahasia kecil Seli yang tidak pernah diketahui siapa

pun. Sesuatu yang dia simpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang

menakjubkan dengan tangannya.

Namanya Seli. Dan tangannya bisa mengeluarkan petir.

10. Pulang (Republika, 2015)

“Aku tahu sekarang, lebih banyak luka di hati bapakku di tubuhnya.

Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati Mamak disbanding di

matanya.”

Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi

pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit.

11. #aboutlove (Gramedia Pustaka Utama, 2015)

Jatuh cinta adalah salah satu anugerah terbaik. Cinta member kita

kesempatan untuk memahami banyak hal. Cinta juga menjadikan kita

lebih dewasa, lebih berani, dan bertanggung jawab. Cinta pula yang

menjadikan manusia sebagai manusia.

Masing-masing dari kita memiliki kutipan favorit tentang cinta. Satu,

sepuluh, atau bahkan seratus kutipan seperti yang ada dalam buku ini

bisa menjadi pegangan kita dalam mencinta.

12. Matahari (Gramedia, 2016)

Namanya Ali, usianya 15 tahun. Kelas X. Jika saja orangtuanya

mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika

program doctor di universitas ternama. Ali tidak menyukai

sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua

memboxankan baginya. Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada

diriku dan Seli, teman sekelasnya, hidupnya yang membosankan

berubah seru. Aku bisa menghilang, dan Seli bisa mengeluarkan petir.

Ali sendiri mempunyai rahasia kecil. Dia bisa berubah menjadi

beruang raksasa. Kami bertiga kemudian berpetualang ke tempat-

tempat menakjubkan.

Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang

dilihat orang. Dan du atas segalanya, dia akhirnya tahu persahabatan

adalah hal yang paling utama.

Page 57: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

41

BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN

A. Gaya Bahasa

Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah

style. Kata style diturunkan dari kata Latin stilus, yaitu semacam alat untuk

menulis pada lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini akan

mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi. Kelak pada waktu

penekanan dititikberatkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style lalu

berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau

mempergunakan kata-kata secara indah. (Keraf, 1994:112)

Bila kita melihat gaya secara umum, kita dapat mengatakan bahwa gaya

adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku,

berpakaian, dan sebagainya. Dengan menerima pengertian ini, maka kita dapat

mengatakan, “Cara berpakaiannya menarik perhatian orang banyak”,” Cara

menulisnya lain dari kebanyakan orang”, gaya bahasa adalah cara

menggunakan bahasa. Gaya bahasa dapat memungkinkan kita dapat menilai

pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang dapat mempergunakan bahasa

itu. (Keraf, 1994:113)

Gaya Bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara

khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa).

(Keraf, 1994:113)

Page 58: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

42

Sebenarnya, Tere liye memakai banyak gaya bahasa dalam novelnya yang

berjudul Amelia. Namun yang banyak muncul atau mendominasi novel

tersebut adalah gaya bahasa personifikasi.

Gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang

menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa

seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. (Keraf, 1994:140)

Berikut kutipan novel yang menunjukkan gaya bahasa personifikasi:

1. Gerimis membungkus perkampungan.

Sejauh mata memandang terlihat tetes air. Di ujung-ujung genteng,

dedaunan, juga halaman. Tidak lebat. Tidak sampai menghalangi

penduduk kampung kami pergi ke ladang menyadap karet, menyiangi

rumput kebun kopi, atau ke hutan mencari rotan dan bambu.(Liye,

2013:5)

2. Pagi baru menyapa. Di jalan depan rumah panggung terlihat beberapa

tetangga yang kukenal, menyampirkan keranjang di punggung, berjalan

bergegas di bawah rinai. Satu dua mengenakan plastic besar sebagai jas

hujan. Lebih banyak yang memakai topi lebar. Kata Pak Bin, penduduk

kampung kami itu memang rajin-rajin. Sepagi ini, hujan tidak membuat

mereka mengeluh, apalagi menunda pekerjaan. (Liye, 2013:5)

3. Dan Mamak dengan suara nyaring, langsung menyahut dari dapur,

―Bangunkan segera adik-adik kau, Eli. Hari ini Mamak dan Bapak akan

sibuk sekali membantu Mang Dullah menebar bibit padi. Harus segera

berangkat pagi-pagi buta.‖(Liye, 2013:6)

4. ―BURLIAN!! PUKAT!!‖ Suara Kak Eli memotong hembusan napasku.

Memecah suara gerimis, ―Kalian mau ke mana?‖ (Liye, 2013:11)

5. Aku segera terbenam, asyik membaca. Duduk di kursi kayu panjang teras

rumah. Gerimis sudah berhenti, digantikan cahaya matahari yang lembut

membasuh perkampungan. Dan waktu berlalu sepat tanpa terasa.(Liye,

2013:14)

6. Kak Pukat dan Kak Burlian baru pulang menjelang maghrib. Ternyata

mereka membawa perahu otok-otok ke kampung tetangga, berlomba di

Page 59: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

43

sana bersama teman-teman sekelas. Seru bermain membuat mereka abai

matahari telah beranjak tumbang.lantas lari terbirit-birit, bergegas

pulang. Sayangnya tetap saja telat (Liye, 2013:19)

7. Kak Eli bolak-balik memeriksa lantai yang ku-pel, memastikan semua

bersih mengilap, sesuai standar versi miliknya. Juga saat membersihkan

kamar-kamar. Dengan perasaan dongkol aku harus mengerjakannya

ulang, seolah baru kemarin aku belajar memasang sprai melipat kemul.

Hanya satu tugas Mamak yang tidak sempat kukerjakan, mencuci sepatu

sekolahku. Sudah terlanjur sore dan awan hi\am menggelayut di langit,

nanti tidak kering di jemur. (Liye, 2013:20)

8. Malam datang membungkus perkampungan. Hujan deras akhirnya turun.

Jalanan depan rumah sepi. Tidak terlihat orang lewat seperti biasa,

membawa obor bambu. Siapa pula yang mau bepergian malam-malam

hujan begini, kecuali urusannya penting sekali (Liye, 2013:20)

9. Pagi ini indah sekali. Setelah semalam hujan turun, matahari cerah

menyiram halaman sekolah. Aku semangat berlari-lari kecil, berangkat

lebih dulu disbanding Kak Eli, Kak Pukat, apalagi Kak Burlian—yang

selalu paling akhir berangkat sekolah. Rumput masih basah, menyisakan

embun di ujungnya yang runtuh karena gerakan kakiku. Sepagi ini,

halaman sekolah masih lengang, baru ada beberapa anak yang

menyapaku. (Liye. 2013:29)

10. Aku berdiri dengan kaki kesemutan. Tidak terasa, cukup lama aku

berjongkok. Keranjang rotan yang kubawa sudah penuh dengan

tumpukan jamur merang dan jamur tiram yang dipisahkan. Maya dengan

bangga menunjukkan keranjangnya. Isinya sama banyaknya. Kak Ais

yang sejak tadi bolak-balik memeriksa kami, memastikan kami

mengerjakan tugas dengan baik, mengangguk melihat pekerjaan kami.

Tanpa banyak bicara Kak Ais mengajak pulang. Matahari telah

tergelincir dari titik tertingginya. Sudah lewat waktu shalat zuhur.(Liye,

2013:40)

11. Aku mengangguk. Sebenarnya ingin berseru riang, tapi entah mengapa

mendengar kata sepatu aku jadi teringat apa yang kulakukan tadi sore.

Meski sepanjang sore aku tertawa puas,tapi melihat Kak Eli pulang tak

utung membuat hatiku kecut. Juga saat menyiapkan makan malam.

Bagaimana kalau Kak Eli tahu? Pertanyaan ini menghantuiku. (Liye,

2013:51)

Page 60: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

44

12. Aku duduk di bangku kayu panjang rumah. Masih menunduk. Tangisku

tidak sekencang tadi, menyisakan isak kecil. Lengan bajuku basah untuk

menyeka pipi dan hidung. Hujan membungkus halaman, deras. Sejauh

mata memandang hanya air hujan, dengan kerlap-kerlip lampu

petromaks rumah tangga di kejauhan. Tidak ada yang keluar malam-

malam hujan begini. Bahkan, jika ada siaran televisi pertandingan tinju

seru sekalipun, penduduk kampung memilih meringkuk di balik kemul.

Beristirahat, setelah seharian mengurus ladang.(Liye, 2013:55)

13. Teras rumah panggung lengan, menyisakan suara hujan. Sesekali petir

menyambar terang, membuat lereng-lereng bukit Nampak jelas. Disusul

gemeretuk geledek di kejauhan.(Liye, 2013:56)

14. Cahaya matahari menerabas dedaunan. Jalan setapak yang kami lewati

licin. Beberapa bagian malah menjadi kubangan lumpur kecil, bekas

hujan deras tadi malam. Kak Eli berjalan cepat dan lincah menghindari

lincak. Aku susah payah menyusul kecepatannya.(liye, 2013:69)

15. Matahari tumbang di kaki barat. Pukul lima sore. Ladang karet terlihat

remang lebih cepat karena rimbun dedaunan menutup cahaya matahari.

Suara burung mulai sepi,siap digantikan oleh binatang malam.(liye,

2013:72)

16. Matahari pagi menyambut dengan lembut. Hujan tadi malam menyisakan

bulir air di dedaunan, ujung genteng, dan pucuk bunga mawar di

halaman. Bapak melepas bebat kakiku di hari ke delapan. Mamak berdiri

di belakangku. Sementara, Kak Burlian, Kak Pukat, dan Kak Eli antusias

memperhatikan.(Liye, 2013:77)

17. Pak Bin menatap kami semua lamat-lamat, ―Anak-anak, dalam banyak

hal, meski kita telah bekerja keras setiap hari sepanjang tahun,belenggu

kemiskinan tetap menjerat erat akibat dari ketidaktahuan, akibat

dangkalnya pendidikan. Itulah pentingnya sekolah, agar kita bisa

menghancurkan belenggu itu.‖(Liye, 2013:83)

18. Cahaya matahari menerobos kisi-kisi ruangan, menyinari papan tulis

hitam. Suara burung pipit terdengar ramai di luar kelas. Sesekali ada

teman yang minta diulang karena ketinggalan. Aku mengulang membaca

kalimatnya juga sambil ikut menyalin. Cara belajar mendikte seperti ini

harus diterapkan Pak Bin bukan karena ia malas mengajar, tapi karena

keterbatasan. Dengan cara itu, ia bisa meninggalkan kelas untuk

mengurus kelas lain. Juga karena di sekolah kami buku teks amat

Page 61: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

45

terbatas. Mencatat adalah cara terbaik agar kami bisa membacanya,

belajar lagi di rumah.(Liye, 2013:84)

19. Lonceng pulang terdengar lantang. Anak-anak berseru riang. Kembali ke

bangku masing-masing. Bergegas memasukkan peralatan ke dalam

tas.(Liye, 2013:91)

20. ―Nah, maka jangan terlalu kau pikirkan tradisi itu. Kau pikirkan saja

besok lusa kau akan menjadi apa, Amel. Mulai pikirkan sekarang.

Tegakkan pohon cita-cita kau setinggi mungkin. Jangan ragu-ragu, langit

adalah batasnya. Siapa pun bisa menggapai mimpinya jika bersungguh-

sungguh. Termasuk anak-anak dari kampung di lembah terpencil

sekalipun.‖ Wak Yati berkata mantap, mengacak rambut

panjangku.(Liye, 2013:106)

21. Suara alat tenun yang digerakkan Kak Eli berbunyi teratur, memenuhi

langit-langit ruang tengah Wak Yati yang lapang. Cahaya matahari senja

menerobos tirai jendela jatuh di lantai papan. Aku senang mendengar

kalimat Wak Yati, itu membesarkan hatiku.(Liye, 2013:106)

22. Lonceng pulang berdentang nyaring. Anak-anak bergegas memasukkan

buku dan peralatan tulis ke dalam tas mesing-masing. Aku juga

memasukkan buku dan alat tulisku.(Liye, 2013:123)

23. Matahari mulai tumbang di kaki barat ketika Norris menghela nafas

pelan, menatap buku tulisnya, tersenyum tipis. Kalian tahu, Norris jarang

sekali tersenyum. Ia lebih sering terlihat marah-marah di sekolah, di

tempat mengaji Nek Kiba, di sungai, di mana pun. Sepertinya ia juga

telah selesai mengerjakan karangannya.(Liye, 2013:130)

24. Itu malam yang amat membahagiakan keluarga Bahri dan Julaiha. Tidak

ada yang menyangka enam bulan kemudian Julaiha tiba-tiba

meninggalkan rumah. Lantas sekejap mata, gelap tanpa penjelasan.

Sama sekali tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Mendung tebal seolah

mengungkung rumah panggung Norris kecil.‖(Liye, 2013:140)

25. Cahaya matahari pagi menerpa atap-atap genteng rumah. Lembut

menerabas kabut yang mulai menipis. Suara burung terdengar ramai,

loncat lincah di atas ranting belukar.(liye, 2013:145)

26. Kota Kecamatan berbilang enam kilometer dari kampungv kami. Maka

kami harus berjalan kaki sejauh itu hingga tiba di lapangan besar itu.

Melewati jalan semi aspal. Matahari masih malu-malu menerabas

Page 62: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

46

pepohonan. Suara monyet berkejaran di pohon terdengar nyaring. Ini

masih pagi sekali. Aku melirik Kak Burlian yang menguap lebar di

sebelahku. Ia kadang masih menabrak Kak Pukat. Tapi perjalanan itu

menyenangkan, hanya beberapa menit melewati kampung, kami bertemu

dengan rombongan lain.(Liye, 2013:147)

27. Sepanjang hari matahari bersembunyi di balik awan hitam. Mendung

mengungkung lembah, awan gelap bertumpuk di atas kepala. Angin

bertiup kencang. Udara terasa lembap. Tapi hujan tak kunjung datang

hingga siang merangkak naik.(Liye, 2013:162)

28. Aku tidak kuasa menahan tangis sekarang. Aku belum tahu apakah yang

diceritakan Bapak itu benar atau tidak. Itu hanya dugaan Bapak. Tapi

membayangkan ibunya Norris sekaranbg berada di rumah sakit jiwa,

hatiku amat sedih. Di luar hujan terus membungkus perkampungan.(Liye,

2013:171)

29. Hening sejenak. Angin lembah menelisik kisi-kisi.(Liye, 2013:173)

30. Juga hari keempat, kelima, Norris tetap tidak datang ke sekolah.

Rumahnya terkunci, tidak ada yang tahu kabar keluarganya. Aku

bertanya kepada Bapak, juga tidak ada penjelasan ke mana mereka

pergi. Gelap. Kejadian bertahun-tahun lalu itu sepertinya terulang

kembali di rumah Norris. ketika ibunya juga pergi. Gelap menyelimuti,

tidak ada penjelasan baiknya.(Liye, 2013:176)

31. Waktu melesat cepat. Norris seperti terlahir kembali dengan tabiat baru.

Ia sekarang sama riangnya dengan teman-teman yang lain. Kami

semakin disibukkan dengan ulangan kenaikan kelas. Sementara di rumah,

bapak mulai bersiap panen besar ladang kopi.(Liye, 2013:180)

32. Lepas kalimat Bapak, kami mulai berjalan beriringan meninggalkan

halaman rumah. Cahaya matahari pagi persis menyentuh lembah saat

warga mulai mendaki lereng menuju ladang kopi milik Bapak. Kabut

masih mengambang di sela-sela pepohonan, cahaya lembut menyiram

jalanan setapak yang kering--hampir seminggu hujan tak turun.(Liye,

2013:189)

33. Tidak ada kejadian serius hingga matahari tumbang di kaki barat.

Belasan karung penuh buah kopi menumpuk di depan dangau. Di sisa

hari, aku tidak banyak bertanya pada Paman Unus tentang apa yang

kupikirkan. Paman yang lebi sering bicara, bergurau. Aku tertawa

Page 63: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

47

memegangi perut mendengar lelucon Paman tentang seekor tupai dan

sarang semut. Teringat kejadian kKak Burlian tadi pagi.(Liye, 2013:197)

34. Mendung. Cahaya matahari yang beranjak tinggi tidak mampu

menembus gumpalan awan. Halaman sekolah ramai oleh anak-anak

bermain, saling berkejaran, main gobak sodor, beberapa berkerumun di

depan kelas. Aku menghembuskan napas tidak semangat. Sudah lima

menit yang lalu seharusnya lonceng tanda masuk istirahat pertama

dipukul, tapi tidak dipukul-pukul juga.(Liye, 2013:205)

35. Kereta baru akan lewat setengah jam lagi. Kabut mengambang

membungkus perkampungan. Sejauh mata memandang terlihat putih.

Dari kejauhan terdengar suara burung menyambut pagi. Juga monyet

yang saling berkejaran di atas pohon lereng bukit, membuat pohon

seolah bergerak-gerak sendiri di dalam selimut kabut. Aku merapatkan

kerah baju.(Liye, 2013:242)

36. Setelah menunggu lagi beberapa menit, akhirnya auman gagah kereta api

terdengar dari kejauhan, bahkan sebelum tubuhnya tiba. Kak Eli

langsung loncat dari duduknya. Petugas stasiun beranjak mengambil

bendera. Kami semua bergegas berdiri di atas peron.(Liye, 2013:244)

37. Kereta merapat ke peron, mendesis panjang. Asap mengepul dari

cerobongnya. Tanah terasa bergetar. Pintu gerbang terbuka. Barang-

barang bawaan dinaikkan oleh petugas stasiun dan kondektur.(Liye,

2013:245)

38. Suara auman kencang kereta api membelah langit-lagit lembah yang

masih berkabut. Membuat monyet di atas pohon berlarian riuh. Akhirnya

kereta tersebut hilang di kelok terjauh. Kak Eli sudah pergi ke Kota

Kabupaten.(Liye, 2013:246)

39. Di luar gerimis membungkus perkampungan. Suara kodok menghiasi

malam. Udara terasa dingin. Menyenangkan untuk tidur bergelung

dibalik kemul. Tapi aku selalu mengingat kalimat Wak Yati tadi siang.

Jadi, aku sejak sore memutuskan untuk terus terjaga.(Liye, 2013:273)

40. Selepas shalat maghrib bersama, kami makan malam. Mamak

menghidangkan pindang ikan, hasil tangkapan Bapak tadi siang di

sungai. Irisan cabai merah, potongan ikan dan belimbing terlihat begitu

menggoda.uap mengepul dari panic besar berisi pindang ikan yang

diletakkan di atas meja makan. Hujan kembali turun membungkus

Page 64: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

48

perkampungan. Tanpa disuruh dua kali, Kak Burlian dan Kak Pukat

sudah saling sikut mengambil makanan.(Liye, 2013:290)

41. Matahari mulai tumbang di kaki langit. Semburat merah menghias langit

sejauh mata memandang. Satu-sua ekor burung hinggap di sekitar kami,

berkicau. Juga derik serangga. Aku menghela napas. Lahan penyemaian

separuh pun belum siap.(Liye, 2013:314)

42. Pagi buta seperti ini, sungai ramai dengan penduduk kampung yqang

mandi. Meski di rumah ada sumur, kebiasaan mandi dan mencuci di

sungai selalu ada.(Liye, 2013:330)

43. Cahaya matahari pagi lembut membasuh lembah kami. Kabut putih

terlihat sejauh mata memandang. Terlihat begitu khidmad. Aku semangat

berangkat sekolah, berseru pamit kepada Mamak. Ini masih pagi sekali,

kak Burlian dan Kak Pukat bahkan belum selesai mandi.(Liye, 2013:331)

44. Hari-hari melesat tidak terasa.(Liye, 2013:355)

45. Dua ribu poly bag yang berbaris rapi di bawah bangunan penyemaian

dipenuhi oleh batang kopi muda yang mulai tumbuh tinggi. Daunnya

tidak lagi dua, tapi sudah enam dan delapan. Hijau, lebar, dan segar.

Batangnya lurus nan gagah. Semua batang kopi muda tumbuh rata bagai

serdadu yang berbaris. Tidak ada yang lebih tinggi pun lebih

rendah.(Liye, 2013:355)

46. Suara kereta terdengar gagah dari kejauhan.(Liye, 2013:369)

47. Aku menatap kelokan rel di ujung kampung. Lokomotif kereta terlihat

mulai mendekat. Semakin lama semakin besar, menyibak hutan. Derap

roda menggilas batang baja membuat peron bergetar. Kereta dengan

gagah mendesis, menggeram. Semakin lambat. Aku menunggu tidak

sabaran. Rasanya ingin lari menyambutnya.(Liye, 2013:370)

48. Setelah satu desis panjang, diikuti suara mendecit membuat nyilu kuping,

percik api roda menggilas rel, kereta api itu akhirnya sempurna berhenti.

Pintu salah satu gerbang penumpang dibuka kondektur.(Liye, 2013:370)

49. Peluit kereta api melenguh panjang, member tahu kereta siap berangkat

kembali. Kondektur beranjak naik. Pintu gerbong penumpang ditutup

rapat. Petugas stasiun kereta menaikkan tanda hijau.(Liye, 2013:372)

Page 65: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

49

50. Dan selepas suara peluit kedua kalinya, kereta itu mendesis, menggeram

dengan gagah. Roda bajanya melanjutkan perjalanan. Seolah tersengal,

tapi maju dengan pasti.(Liye, 2013:372)

B. Nilai Pendidikan

Nilai merupakan kadar relasi positif antara suatu hal terhadap seseorang.

Nilai adalah sesuatu atau hal-hak yang berguna bagi kemanusiaan. Nilai

berkaitan erat dengan kebaikan yang ada pada sesuatu hal. Namun, kebaikan

itu berbeda dengan sesuatu yang baik belum tentu bernilai.(Wicaksono,

2014:254)

Nilai tidak berubah, nilai itu mutlak. Nilai tidak di kondisikan oleh

perbuatan. Tanpa memperhatikan hakikatnya, nilai itu bersifat historis, sosial,

biologis atau murni individual. Nilai merupakan suatu yang abstrak, tetapi

secara fungsional mempunyai ciri mampu membedakan antara yang satu

dengan lainnya. Suatu nilai jika dihayati seseorang, nilai tersebut akan sangat

berpengaruh terhadap cara berpikir, cara bersikap, dan cara bertindak dalam

mencapai tujuan hidupnya.(Wicaksono, 2014:255)

Pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mencapai tujuan hidupnya

yang dilakukan secara terus menerus dan dimulai sejak anak dilahirkan

sampai ia meninggal dunia “long life education‖.(Wicaksono, 2014:259)

Pendidikan pada hakikatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan

sengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa

kepada anak-anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut

Page 66: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

50

mencapai kedewasaan yang di cita-citakan dan berlangsung terus-

menerus.(Wicaksono, 2014: 259)

Nilai-nilai pendidikan erat kaitannya dengan karya sastra. Setiap karya

sastra yang baik (termasuk fiksi) selalu mengungkapkan nilai-nilai luhur yang

bermanfaat bagi pembacanya. Nilai pendidikan yang dimaksud dapat

mencakup nilai pendidikan moral, agama, sosial, maupun estetis

(keindahan).(Wicaksono, 2014:260)

1. Nilai Religius

Menurut Subardini, Widodo dan Hakim dalam Thontowi (dalam

Wicaksono, 2014), nilai religius sama halnya dengan agama yaitu nilai

yang dilihat berdasarkan nilai Ketuhanan dan kerohanian yang tinggi dan

mutlak. Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan dan keyakinan. Nilai

religius ini dimaksud untuk menjadi penegguh batin pembaca dalam

meyakinkan agamanya.

2. Nilai Moral

Istilah moral berasal dari kata ―mos/mores‖ yang berarti kebiasaan,

mengacu pada sejumlah ajaran, wejangan, khotbah tentang bagaimana

manusia seharusnya hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik.

Moral adalah aturan kesusilaan yang meliputi nsemua norma untuk

kelakuan, perbuatan dan tingkah laku yang baik. Nilai moral yang terdapat

dalam karya sastra dapat memberikan sumbzngan yang besar terhadap

pembentukan akhlaq (pembaca). Pendidikan moral merupakan sarana

Page 67: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

51

untuk membentuk kata hati anak-anak agar memiliki kepekaan terhadap

baik buruknya serta membentuk kemauan yang kuat untuk dapat menolak

hal-hal yang tidak baik dan hanya berat sesuai dengan yang

baik.(Wicaksono, 2014:268)

Menurut Andri Wicaksono dalam (Wicaksono, 2014:273) Aspek

moral adalah segala aspek yang menyangkut baik buruknya suatu

perbuatan. Dalam hal ini mengenai sikap, kewajiban, ahlaq, budi pekerti,

dan susila. Adapun bentuk-bentuk moral sebagai berikut.

a. Moral Baik dan Buruk

1) Moral Baik

a) Kesabaran

Kesabaran merupakan sebuah keutamaan yang menghiasi diri

seorang mukmin, di mana orang itu mampu mengatasi berbagai

kesusahan dan tetap berada dalam ketaatan kepada Tuhan

meskipun kesusahan dan cobaan itu datang silih berganti.

b) Tawakkal

Seseorang yang memiliki sifat tawakkal akan merasakan

ketenangan, ketentraman, dan senantiasa merasa mantap dan

optimis dalam bertindak, akan mendapatkan kekuatan spiritual,

juga merasakan kerelaan yang penuh atas segala yang

diterimanya, dan selanjutnya akan senantiasa memiliki harapan

atas segala yang dikehendaki dan dicita-citakannya

Page 68: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

52

c) Taat Beribadah

Ibadah menyucikan jiwa dan membersihkannya dan

mengangkatnya ke derajat tertinggi menuju kesempurnaan.

d) Penolong

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan orang lain.

Tak hanya sebagai teman dalam kesendirian, tetapi juga rekan

dalam melakukan sesuatu. Entah itu aktivitas ekonomi, sosial,

budaya, politik maupun amal perbuatan yang terkait dengan

ibadah kepada Tuhan. Di sinilah tercipta hubungan untuk saling

tolong menolong antara manusia satu dengan yang lainnya. Saling

berbagi terhadap sesame merupakan suatu kebutuhan sebagai

manusia.

e) Rajin Bekerja dan Belajar

Dengan bekerja keras, seseorang atau setiap manusia akan

mendapatkan yang diinginkan meski dalam melakukannya

bersusah payah, tetapi juga harus diimbangi dengan rasa ikhlas.

f) Mampu Mengendalikan Diri

Dengan pengendalian diri, tidak hanya pahala yang kelak dapat

di raih. Pengendalian diri membuat seseorang terbiasa menikmati

keteraturan hidup, terbiasa taat, dan merasa bahagia ketika mampu

menjalankan perintah dan menjauhi larangan.

Page 69: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

53

g) Penyesalan

Perasaan merasa bersalah/melakukan kesalahan akan sesuatu

dan ingin kembali ke masa saat melakukan kesalahan tersebut dan

memperbaikinya pada masa yang telah lalu. Belajar dari

kesalahan, itulah yang akan seseorang perbuat, setelah merasa

menyesal.

2) Moral Buruk

a) Intrik

Intrik adalah penyebar kabar bohong yang sengaja dilakukan

untuk menjatuhkan pihak lawan.

b) Konflik

Konflik merupakan sesuatu yang buruk dan sangat merugikan

bagi seseorang apabila terus terjadi, dan merupakan sesuatu yang

terjadi akibat kurangnya kepercayaan seseorang kepada orang lain.

c) Bohong

Bohong adalah mengatakan sesuatu yang tidak benar kepada

orang lain atau tidak cocok dengan keadaan yang sebenarnya,

seperti dusta dan palsu. Jadi, apabila tidak berkata jujur orang itu

dikatakan munafik.

Page 70: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

54

3. Nilai Budaya

Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti

cipta, karsa dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari kata sansekerta

budhayah, yaitu bentuk jamak kata budi atau akal.(Wicaksono, 2014:284)

Nilai budaya merupakan kosepsi ideal atau citra ideal tentang sesuatu

yang dipandang dan diakui berharga, hidup dalam alam pikiran, tersimpan

dalam norma/aturan, terakualisasi dalam tindakan sebagian besar anggota

masyarakat yang satu dan utuh. Nilai budaya adalah sesuatu yang menjadi

pusat atau sumber daya hidup dan kehidupan manusia secara individual,

sosial, dan religius transcendental untuk terjaganya pandangan hidup

masyarakat.(Wicaksono, 2014:286)

Berikut nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Amelia karya Tere

Liye.

1. Nilai Religi

a. ―Susah sekali member tahu kalian. Sudah dari kemarin Mamak bilang

berkali-kali, rombongan yang membantu Mang Dullah menyebar benih

akan datang pagi-pagi. Mamak harus menyiapkan bekal sarapan dan

makan siang untuk mereka di ladang nanti. Bergegas Amel, kau shalat

shubuh dulu. Jamaah dengan Burlian dan Pukat. Selepas itu bantu Kak

Eli menyiapkan bekal di dapur.‖ Mamak mengomel seperti biasa.(Liye,

2013:7)

b. ―Baik. Sekarang, kau segera makan siang, Amel. Lantas shalat. Mamak

akan lebih marah lagi kalau tahu kau terlambat makan dan shalat.

Kakak akan mencari dua sigung itu di kolam belakang sekolah. Sudah

sesiang ini mereka tidak pulang-pulang juga. Main kelamaan, sengaja

benar mencari-cari masalah.‖(Liye, 2013:16)

Page 71: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

55

c. ―Maka dengan kekalutan, berangkatlah Auf Bin Malik menemui Rasul

Allah, hendak menceritakan apa yang sedang menimpa keluarganya.

Kemudian Rasulo Allah mendengarkan cerita Auf Bin Malik dengan

saksama. Auf Bin Malik, ‗Banyaklah mengucapkan kalimat La haula

wala quwwata illa billahil aliyyil adzim‖(Liye, 2013:223)

d. ―Dengarka aku, Burlian, Pukat. Apakah doa bisa mengubah sesuatu?

Apakah doa bisa terwujud menjadi sebuah bala bantuan tidak terbilang

yang langsung dikirim dari langit? Maka jawabannya iya, Nak. Doa

adalah benteng pertahanan terbaik. Doa juga sekaligus senjata terbaik

bagi setiap muslim. Rasulullah tidak mengirimkan pasukan untuk

mencari si Salim, mengejar penjahat itu. Atau mengirim pengintai

terbaik untuk agar si Salim bisa ditemukan dan dibebaskan. Rasulullah

hanya menyuruh Auf Bin Malik banyak-banyak mengucap kalimat

‗Tiada daya dan kekuatan melainkan (atas pertolongan) Allah yang

Mahatinggi dan Mahaagung‘. Diucapkan dengan sungguh-sunggu,

maka jadilah kalimat itu sebuah doa terbaik yang ada.‖(Liye,

2013:223)

e. ―Kalian tahu, Burlian, Pukat. Sunat adalah perintah Rasul Allah.

Semua laki-laki muslim harus disunat. Itu bukti apakah kita mencintai

Rasul Allah. Kita harus patuh, taat, tidak protes‖(Liye, 2013:224)

2. Nilai Moral

a. Kesabaran

―Kau harus bersabar, Amel. Bersabar juga usaha terbaik. Kau

tetap melakukan apa yang telah kau lakukan selama ini. Terus

peduli dan membantu. Cepat atau lambat, keajaiban akan tiba. Dan

ketika tiba, bahkan tembok paling keras pun akan runtuh. Batu

paling besar pun akan berlubang oleh tetes air hujan kecil yang

terus menerus.‖ Pak Bin menatapku penuh penghargaan,

membesarkan hati, itu percakapan setelah pulang sekolah untuk ke

sekian kali. Norris tetap Norris selama ini.(Liye, 2013:161)

b. Tawakkal

―Kalimat Paman Unus sebelumnya benar, bertani adalah proses

panjang penuh kesabaran. Petani yang baik adalah yang paling

tawakal dalam setiap urusan. Malam itu, hujan deras membungkus

lembah. Lebat sekali, itu musim penghujan, tidak ada yang

menduga kalau hujan itu akan membawa bencana serius. Pukul

Page 72: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

56

empat dini hari terbetik kalau bebat besar di hulu Sungai Rokan

putus.(Liye, 2013:387)

c. Taat Beribadah

―Aku bergegas mengambil air wudhu di pipa bambu luar kamar

mandi, mengabaikan Kak Burlian dan Kak Pukat yangberebut

siapa mandi duluan. Mengerjakan shalat sebaik mungkin, daripada

nanti ada yang cerewet mentindirku shalat seperti maling dikejar

orang sekampung.(Liye, 2013:29)

d. Penolong

Aku memasukkan task e laci meja, memperhatikan Maya yang

telaten menyapu lantai.

―mau kubantu, May?‖ aku menawarkan bantuan.

―Aduh!‖ Maya mengaduh. Kepalanya yang hendak keluar dari

bawah meja terantuk lagi.‖jangan ngagetin, sih, Amel.‖

―Tidak ada yang ngageti, May.‖ Aku tertawa. ― Kamu saja yang

suka kaget. Aku bantu ya.‖

―Tidak usah, Amel.‖ Maya menggeleng.

Aku tidak mendengarkan keberatan Maya, melangkah ke pojok

kelas. Di balik lemari ada sapu ijuk butut yang tidak dipakai.

Sepagi ini sekolah masih sepi, bermain di halaman juga tidak seru.

Aku juga tidak terlalu suka jajan di warung Bu Ahmad. Lebih baik

membantu Maya menyelesaikan piketnya.(Liye, 2013:31)

e. Rajin Bekerja dan Belajar

―Baik. Kalau kau tidak mau, aku bisa mengerjakan PR mengarang

sendiria.‖ Aku nyengir, lantas duduk santai di atas lantai papan,

mengeluarkan buku tulis dan pulpen.(Liye, 2013:129)

f. Mampu Mengendalikan Diri

Astaga! Aku meremas jemariku. Sungguh tidak percaya mendengar

apa yang ia katakana. Andai saja aku tidak menahan rasa

marahku, sejak tadi ingin kutimpuk Norris dengan penghapus

papan tulis. Apa hubungannya antara puasa dengan buku

tulisku?(Liye, 2013:110)

Page 73: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

57

g. Penyesalan

Aku tidak suka dengan perasaan ini, merasa bersalah.

Sama ketika aku diam-diam merusak sikat gigi Kak Eli, lantas

sepanjang malam sebelum ketahuan aku merasa tidak nyaman,

merasa bersalah. Kali ini aku juga dihinggapi perasaan itu. Jelas-

jelas aku membeli buku besar ini. Norris datang terlambat sesuai

yang dijanjikan oleh pedagang buku dan majalah bekas. Apa

salahku?(Liye, 2013:153)

h. Jujur

Dan jawabanku keluar: aku menangis. Awalnya tertahan. Sekejap,

bersamaan dengan gerimis di luar yang menderas, tangisku

mengencang. Aku terisak.

Kak Eli berseru-seru tidak terima. Tangisku berarti mengaku.(Liye,

2013:53)

i. Pemberani

Aku sekali lagi menatap Bapak yang kali ini ikut mengangguk

kepadaku. Baiklah, aku menelan ludah, meneguhkan hati, mulai

buka suara.

Awalnya, kalimatku masih patah-patah, tapi semakin lama semakin

lancer. Dengan suara lantang, aku mengusulkan agar penduduk

kampung membahas tentang kemungkinan menggangti seluruh

batang kopi di ladang yang gagal panen, tidak produktif. Itu bisa

menjadi jalan keluar agar kehidupan kami lebih baik, tidak hanya

mengandalkan cara-cara lama.(Liye, 2013:298)

j. Peduli Dengan Sesama

Paman, kalau penduduk kampung tetap bertani begitu-begitu saja,

mereka tidak akan pernah berhasil keluar dari keterbatasan yang

ada.‖ Aku berkata pelan. Lebih tepatnya, aku bicara sambil

memikirkan sesuatu. ―tetap tidak ada uang untuk sekolah. Anak-

anak kampung terpaksa bekerjadi ladang, mencari rotan,

mengambil rebung di hutan, menangkap ikan di sungai. Kampung

ini bertahun-tahun hanya akan seperti itu. Anak-anaknya, cucu-

cucunya tetap akan menjadi petani miskin.‖(Liye, 2013:195)

Page 74: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

58

k. Saling Memaafkan

―Maafkan, Amel, Kak.‖

Aku tidak tahan lagi. Suaraku pelan saja. Bahkan kalah oleh desau

angin.

―Maafkan apa, Amel?Kak Eli bertanya. Napasnya tersengal.

―Maafkan Amel yang selama ini tidak menurut.‖ Suaraku serak.

―Kau bicara apa, Amel? Langkah kaki Kak Eli terhenti.

Kak Eli berhenti di jalan setapak dengan aku memeluk erat-erat

dari punggungnya.

―Maafkan Amel yang susah diatur. Maafkan Amel yang kemarin

menggunakan sikat gigi Kak Eli untuk menyikat sepatu sekolah.

Amel sungguh menyesal. Maafkan Amel, Kak.‖ Aku benar-benar

menangis sekarang. Terisak di punggung Kak Eli.

Kak Eli terdiam. Hutan lebat lengang, menyisakan suara tangisku

bersama jangkrik dan serangga hutan yang berderik. Kunang-

kunang terbang semakin banyak.

Melintas di sekitar kami.

―Seharusnya aku yang minta maaf, Amel.‖ Kak Eli akhirnya

berkata pelan. Suaranya bergetar.

―Aku terus-terusan memarahi, Amel. Menyuruh-nyuruhmu.‖ Suara

Kak Eli tersendat, ―Karena akulah kau merusak sikat gigi itu.

Semua bukan salahmu. Maafkan Kak Eli, Amel.‖(Liye, 2013:75)

l. Kasih Sayang

―Tapi bagaimana aku tidak cemas, Bang. Anak kita Eli sendirian di

kota. Jauh dari siapa pun. Tidak ada kita yang selalu membantunya

jika dia perlu bantuan. Tidak ada kita yang selalu ada di

sampingnya.‖

―Kau benar, memang tidak ada. Tapi Eli tetap baik-baik saja,

Nung.‖

Mamak menyeka hidungnya.

―bagaimana kiya tahu Eli baik-baik saja, Bang? Pertanyaan Amel

tadi sore benar. Apakah Eli sudah makan semalam ini? Apakah dia

punya lauk dan sayur? Kita semua tadi sore makan enak, udang

goring dan sayur rebung, entah Eli makan apa. Bagaimana kalau

dia tidak tahu harus membeli keperluan masak di mana?

Bagaimana kalau dia tersesat? Itu kota besar. Bagaimana kalau

kompornya rusak?‖(Liye, 2013:274)

Page 75: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

59

m. Tanggung Jawab

Aku masih sempat menyelesaikan pekerjaanku, jadi ketika Mamak

pulang, semua telah beres. Tapi itu sisa hari yang amat

menyebalkan. Kak Eli terus memeriksa tugasku. Ia bahkan

menungguiku saat mengepel lantai.(Liye, 2013:20)

n. Tidak Mengharapkan Imbalan

Menurutku, Nek Kiba adalah guru menguji terbaik sedunia.

Berpuluh-puluh tahun mengajar mengaji, tidak serupiah pun ia

meminta bayaran. Bahkan dipaksa sekalipun oleh penduduk

kampung Nek Kiba tidak mau. Meski tidak dibayar, kami semua

tahu, rumah panggungnya paling besar di antara yang lain. Kebun

karet dan kopinya juga luas. Belum lagi, menurut cerita Bapak,

anak-anak juga luas. Belum lagi, menurut cerita Bapak, anak-anak

Nek Kiba sukses menjadi orang sukses menjadi orang besar di kota

seberang. Karena kecintaan Nek Kiba atas kampung dan rasa tulus

mengajar mengajilah yang membuatnya tetap betah tinggal di

kampung, tidak ikut anak-anaknya.(Liye, 2013:219)

o. Bijaksana

―Coba kau bayangkan, Miesje. Jika seluruh anak-anak pintar

seperti Kak Eli, Burlian, Pukat dan juga kau memilih pergi ke kota,

maka siapa yang akan mengurus kampung ini maju? Membuat

penduduknya lebih makmur? Berpuluh tahun lembah ini tetap

begini-begini saja, tidak banyak berubah. Diwariskan turun-

temurun dengan segala keterbatasan. Ketika semua anak pintar

memilih di kota, maka kampung akan berkembang lambat. Nah,

kenapa harus anak bungsu? Karena biasanya anak paling

bungsulah yang paling dekat secara emosional dengan

orangtua.‖(Liye, 2013:106)

3. Nilai Budaya

Di kampung kami, ada tradisi ‗menunggu rumah‘ . anak bungsu

menetap[ di rumah orangtua. Ketika seluruh kakak-kakaknya pergi

merantau jauh, menyisakan orangtua yang semakin lanjut usia, anak

bungsu versama suami atau istrinya tetap dinggal di rumah

orangtua,‘menunggu rumah‘. Kak Burlian sering mengolok-olok soal ini di

rumah, bilang, ‗Amel si bungsu penunggu rumah.‘ Atau, ‗Kau tidak usah

Page 76: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

60

ikut kami bermain, Amel. Kau ditakdirkan menunggu rumah.(Liye,

2013:104)

C. Relevansi Gaya Bahasa Personifikasi dan Nilai Pendidikan yang

terkandung dalam Novel Amelia Karya Tere Liye

1. Relevansi Gaya Bahasa Personifikasi yang terkandung dalam Novel Amelia

Karya Tere Liye dengan Pendidikan Anak Madrasah Ibtidaiyah

a. Memperjelas suasana

Relevansi pada gaya bahasa yang akan penulis sampaikan berikut ini

yaitu memperjelas suasana. Tere Liye menginginkan agar para pembaca

memahami dan dapat membayangkan suasana yang terjadi dalam novel

tersebut. Berikut salah satu kutipan dalam novelnya:

Gerimis membungkus perkampungan.

Sejauh mata memandang terlihat tetes air. Di ujung-ujung genteng,

dedaunan, juga halaman. Tidak lebat. Tidak sampai menghalangi

penduduk kampung kami pergi ke ladang menyadap karet, menyiangi

rumput kebun kopi, atau ke hutan mencari rotan dan bambu.(Liye,

2013:5)

Gaya bahasa yang dimaksudkan diatas menunjukkan bahwa gerimis

sudah berlangsung agak lama mengguyur perkampungan Amelia.

b. Menarik Minat Pembaca

Relevansi yang akan penulis sampaikan pada kutipan novel berikut ini

adalah menarik minat pembaca. Tere Liye memilih menggunakan gaya

bahasa personifikasi berikut agar menarik minat para pembaca. Hal ini

dibuktikan dalam salah satu kutipan berikut ini:

Page 77: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

61

Suara auman kencang kereta api membelah langit-lagit lembah yang

masih berkabut. Membuat monyet di atas pohon berlarian riuh.

Akhirnya kereta tersebut hilang di kelok terjauh. Kak Eli sudah pergi

ke Kota Kabupaten.(Liye, 2013:246)

c. Dapat dijadikan sebagai contoh Gaya Bahasa Personifikasi

Relevansinya, gaya bahasa personifikasi yang terdapat dalam novel

Amelia ini dapat dijadikan sebagai contoh dan pembelajaran bagi siswa-

siswi. Berikut salah satu kutipan di dalam novel:

Matahari pagi menyambut dengan lembut. Hujan tadi malam

menyisakan bulir air di dedaunan, ujung genteng, dan pucuk bunga

mawar di halaman. Bapak melepas bebat kakiku di hari ke delapan.

Mamak berdiri di belakangku. Sementara, Kak Burlian, Kak Pukat,

dan Kak Eli antusias memperhatikan.(Liye, 2013:77)

d. Memperhangat suasana

Relevansinya, gaya bahasa personifikasi yang ada di dalam novel

tersebut dapat digunakan untuk memperhangat suasana, agar bahasa

tulisan di dalam novel tersebut tidak hanya terkesan biasa saja. Berikut

salah satu kutipannya di dalam novel:

Kota Kecamatan berbilang enam kilometer dari kampungv kami.

Maka kami harus berjalan kaki sejauh itu hingga tiba di lapangan

besar itu. Melewati jalan semi aspal. Matahari masih malu-malu

menerabas pepohonan. Suara monyet berkejaran di pohon terdengar

nyaring. Ini masih pagi sekali. Aku melirik Kak Burlian yang menguap

lebar di sebelahku. Ia kadang masih menabrak Kak Pukat. Tapi

perjalanan itu menyenangkan, hanya beberapa menit melewati

kampung, kami bertemu dengan rombongan lain.(Liye, 2013:147)

e. Menjadikan kekhasan dalam novel

Relevansinya, Tere Liye menggunakan gaya bahasa personifikasi ini

lebih sering untuk menjelaskan cuaca yang sedang terjadi. entah itu pagi,

Page 78: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

62

atau menjelaskan cuaca panas atau pun hujan. Maka, itu dapat dijadikan

sebagai kekhasan dalam novel tersebut. Berikut kutipannya dalam novel:

Selepas shalat maghrib bersama, kami makan malam. Mamak

menghidangkan pindang ikan, hasil tangkapan Bapak tadi siang di

sungai. Irisan cabai merah, potongan ikan dan belimbing terlihat

begitu menggoda.uap mengepul dari panic besar berisi pindang ikan

yang diletakkan di atas meja makan. Hujan kembali turun

membungkus perkampungan. Tanpa disuruh dua kali, Kak Burlian dan

Kak Pukat sudah saling sikut mengambil makanan.(Liye, 2013:290)

2. Relevansi Nilai Pendidikan yang terkandung dalam Novel Amelia Karya

Tere Liye dengan Pendidikan Anak Madrasah Ibtidaiyah

a. Menyegerakan Shalat

Relevansinya adalah bahwa menyegerakan shalat itu lebih baik. Juga

merupakan pendidikan bagi anak, sehingga anak dapat dibiasakan shalat

tepat pada waktunya.

―Susah sekali memberi tahu kalian. Sudah dari kemarin Mamak

bilang berkali-kali, rombongan yang membantu Mang Dullah

menyebar benih akan datang pagi-pagi. Mamak harus menyiapkan

bekal sarapan dan makan siang untuk mereka di ladang nanti.

Bergegas Amel, kau shalat shubuh dulu. Jamaah dengan Burlian dan

Pukat. Selepas itu bantu Kak Eli menyiapkan bekal di dapur.‖

Mamak mengomel seperti biasa.(Liye, 2013:7)

b. Jangan Menunda Pekerjaan

Relevansinya, jika menunda pekerjaan maka pekerjaan tersebut tidak

akan cepat selesai, misalnya pekerjaan rumah.

―Jangan suka menjnda-nunda pekerjaan, Amel. Nanti tidak selesai.

Ingat, kaujuga disuruh Mamak membersihkan semua kamar, mencuci

sepatu sendiri‖ Kak Eli Melotot.(Liye, 2013:13)

Page 79: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

63

c. Tanggung Jawab

Relevansinya, jika sudah mendapatkan tugas maka tetap harus

menyelesaikannya.

Aku masih sempat menyelesaikan pekerjaanku,jadi ketika Mamak

pulang, semua sudah beres. Tapi itu sisa hari yang amat

menyebalkan. Kak Eli terus memeriksa tugasku.(Liye, 2013:19)

d. Mengakui Kesalahan

Relevansinya bagi pendidikan anak madrasah ibtidaiyah jika mereka

melakukan kesalahan, entah itu kepada teman atau bahkan kepada orang

tua hendaknya mengakui kesalahan dan berani meminta maaf.

Aku menunduk, ―Maafkan Amel, Pak. Seharusnya Amel tidak bicara

itu.‖

Tentu seharusnya aku tahu. Keluarga kami sederhana. Bapak

mendidik kami sejak kecil dengan semua keterbatasan. Tidak

seharusnya aku malah mengungkit hal tersebut, semarah apa pun

aku dengan Kak Eli, itu tidak ada hubungannya. Toh sebenarnya aku

baik-baik saja dengan baju lungsuran.(Liye, 2013:25)

e. Membantu Teman

Relevansinya bagi pendidikan anak, bahwa tolong menolong itu

memang diperlukan. itu menunjukkan bahwa kita peduli terhadap teman

karena suatu saat pun kita juga memerlukan bantuan mereka.

―Mau kubantu, May?‖ aku menawarkan bantuan.

―Aduh!‖ Maya mengaduh. Kepalanya yang hendak keluar dari

bawah meja terantuk lagi. ―Jangan ngagetin, sih, Amel.‖

―Tidak ada yang ngagetin, May.‖ Aku tertawa. ―Kamu saja yang

suka kaget. Aku bantu ya.‖

―Tidak usah, Amel.‖ Maya menggeleng

Aku tidak mendengarkan keberatan Maya, melangkah ke pojok kelas.

Dibalik lemari ada sapu ijuk butut yang tidak dipakai. Sepagi ini

sekolah masih sepi, bermain di halaman juga tidak seru. Aku juga

Page 80: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

64

tidak terlalu suka jajan di warung Bu Ahmad. Lebih baik membantu

Maya menyelesaikan piketnya.(Liye, 2013:31)

f. Jujur

Relevansi bagi pendidikan anak bahwa jujur itu kewajiban. Dan

sebaiknya anak dibiasakan untuk jujur karena itu merupakan salah satu

sifat terpuji.

Dan jawabanku keluar: aku menangis. Awalnya tertahan. Sekejap,

bersamaan dengan gerimis di luar yang menderas, tangisanku

mengencang. Aku terisak.(Liye, 2013:53)

g. Pemberani

Relevansinya bagi pendidikan anak bahwa akan lebih baik melatin

anak menjadi anak yang pemberani, misalnya berani mengemukakan

pendapat.

Aku sekali lagi menatap Bapak yang kali ini ikut mengangguk

kepadaku. Baiklah, aku menelan ludah, meneguhkan hati, mulai buka

suara.

Awalnya, kalimatku masih patah-patah, tapi semakin lama semakin

lancar. Dengan suara lantang, aku mengusulkan agar penduduk

kampung membahas tentang kemungkinan menggangti seluruh

batang kopi di ladang yang gagal panen, tidak produktif. Itu bisa

menjadi jalan keluar agar kehidupan kami lebih baik, tidak hanya

mengandalkan cara-cara lama.(Liye, 2013:298)

h. Melaksanakan Khitan

Relevansinya bagi pendidikan anak bahwa sebaiknya anak diberitahu

sejak dini jika khitan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan

setiap anak laki-laki muslim.

―Kalian tahu, Burlian, Pukat. Sunat adalah perintah Rasul Allah.

Semua laki-laki muslim harus disunat. Itu bukti apakah kita

Page 81: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

65

mencintai Rasul Allah. Kita harus patuh, taat, tidak protes‖(Liye,

2013:224)

i. Peduli Terhadap Sesama

Relevansinya sebaiknya anak dididik agar peduli terhadap sesame

maupun lingkungan.

―Kalian tahu, Burlian, Pukat. Sunat adalah perintah Rasul Allah.

Semua laki-laki muslim harus disunat. Itu bukti apakah kita mencintai

Rasul Allah. Kita harus patuh, taat, tidak protes‖(Liye, 2013:224)

j. Saling Memaafkan

Relevansinya, sebaiknya anak dilatih dan di nasehati agar mau

memaafkan agar tidak ada rasa dendam.

―Maafkan, Amel, Kak.‖

Aku tidak tahan lagi. Suaraku pelan saja. Bahkan kalah oleh desau

angin.

―Maafkan apa, Amel?Kak Eli bertanya. Napasnya tersengal.

―Maafkan Amel yang selama ini tidak menurut.‖ Suaraku serak.

―Kau bicara apa, Amel? Langkah kaki Kak Eli terhenti.

Kak Eli berhenti di jalan setapak dengan aku memeluk erat-erat dari

punggungnya.

―Maafkan Amel yang susah diatur. Maafkan Amel yang kemarin

menggunakan sikat gigi Kak Eli untuk menyikat sepatu sekolah. Amel

sungguh menyesal. Maafkan Amel, Kak.‖ Aku benar-benar menangis

sekarang. Terisak di punggung Kak Eli.

Kak Eli terdiam. Hutan lebat lengang, menyisakan suara tangisku

bersama jangkrik dan serangga hutan yang berderik. Kunang-

kunang terbang semakin banyak.

Melintas di sekitar kami.

―Seharusnya aku yang minta maaf, Amel.‖ Kak Eli akhirnya berkata

pelan. Suaranya bergetar.

―Aku terus-terusan memarahi, Amel. Menyuruh-nyuruhmu.‖ Suara

Kak Eli tersendat, ―Karena akulah kau merusak sikat gigi itu. Semua

bukan salahmu. Maafkan Kak Eli, Amel.‖(Liye, 2013:75)

Page 82: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

66

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh penulis ketik1a melakukan

penelitian pada novel Amelia melalui teknik baca dan catat, maka penulis dapat

menulis hal-hal apa saja yang terkait dengan gaya bahasa dan nilai pendidikan yang

terkandung di dalam novel. Dalam hal ini gaya bahasa merupakan style atau menulis

dengan indah di dalam sastra. Gaya Bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran

melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis

(pemakai bahasa). Hal ini sesuai dengan QS. Az-Zukruf:4)

ى حك ب نؼه ف او انكتت نذ ا

Artinya: ―Dan sesungguhnya Al-Qur‘an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di

sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung

keindahan sastra yang senpurna‖ (QS. Az-Zukruf:4)

Dari ayat di atas menjelaskan bahwa di dalam Al-Quran pun mengandung banyak

sekali keindahan sastra. Penulis juga meneliti mengenai nilai pendidikan yang terkandung

dalam novel Amelia karya Tere Liye. Nilai pendidikan yang dimaksud adalah nilai atau

pelajaran yang dapat diambil dari novel tersebut, sehingga mereka dapat mengambil

pelajaran adari apa yang mereka baca. Seperti firman Allah dalam QS. Shaad:29 berikut ini:

نا الانجب ة ش ا نـتز ك ا اـ ذ ثش ك ن ز ن ان كتبة ا

Artinya: Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan

berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat

pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Shaad:29)

Page 83: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

67

Dari ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menciptakan Al-Qur’an dengan penuh

berkah dan agar orang-orang yang membacanya dapat mengambil pelajaran atas ayat-

ayat tersebut.

Sesuai dengan pengertian di atas maka penulis dapat menjabarkan data sesuai

dengan deskripsi pemikiran, antara lain sebagai berikut:

A. Nilai Pendidikan yang terkandung dalam Novel Amelia karya Tere Liye

Adapun nilai pendidikan yang terkandung dalam novel dengan hasil

penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Nilai Religi

Dalam hal ini, Mamak selalu saja setiap pagi, siang, sore atau pun

malam mengingatkan anak-anaknya untuk segera shalat. Disitu diceritakan

bahwa Eli sedang membangunkan Amelia dan Amelia sulit sekali

dibangunkan, tidak hanya Amelia tetapi juga Pukat dan Burlian. Kemudian

Mamak ikut membangunkan Amelia dan memintanya agar bergegas

bangun kemudian shalat. Pelajaran yang dapat diambil adalah agar

menyegerakan shalat. Seperti halnya dalam kutipan novel berikut.

―Susah sekali memberi tahu kalian. Sudah dari kemarin Mamak bilang

berkali-kali, rombongan yang membantu Mang Dullah menyebar benih

akan datang pagi-pagi. Mamak harus menyiapkan bekal sarapan dan

makan siang untuk mereka di ladang nanti. Bergegas Amel, kau shalat

shubuh dulu. Jamaah dengan Burlian dan Pukat. Selepas itu bantu Kak

Eli menyiapkan bekal di dapur.‖ Mamak mengomel seperti biasa.(Liye,

2013:7)

Allah juga menegaskan perintah melaksanakan shalat dan

menyegerakan sahat dalam ayat berikut ini:

Page 84: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

68

ذ ػ ش تجذ خ فسكى ي ا لا ي يب تقذ كح ه ح اتا انز ا انص اق ش ثص ه ب تؼ لله ث الله ا

Artinya: Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat. Dan kebaikan apa

saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat

pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa

yang kamu kerjakan.(QS. Al-Baqarah:110)

Kemudian, nilai pendidikan religi yang terkandung dalam novel Amelia

selain melaksanakan sholat yaitu melaksanakan kewajiban khitan bagi laki-

laki muslim. Dalam novel tersebut diceritakan bahwa setelah panen ladang

kopi milik keluarga Amelia, Bapak memiliki rencana-rencana besar, salah

satunya yaitu rencana untuk Pukat dan Burlian adalah tahun ini mereka

khitan.sebagaimana yang kita tahu, bahwa khitan merupakan kewajiban

bagi setiap laki-laki muslim. Rasulullah SAW pun juga menganjurkan

untuk berkhitan seperti dalam hadits berikut:

ا ختت ك شؼش ا نكفش أ نق ػ

Artinya: Hilangkan darimu rambut kekafiran (yang menjadi alamat

orang kafir) dan berkhitanlah.(HR. Abu Dawud, dan dihasankan oleh

Syeikh Al-Albany)

Selain itu, dalam novel Amelia ini juga mengajarkan bahwa doa adalah

benteng yang baik dan sekaligus senjata yang ampuh. Karena jika doa itu

terkabul maka tidak aka nada yang bisa mengalahkannya karena semua

bantuan berasal dari Allah. Seperti yang diberitahukan oleh Nek Kiba

kepada Pukat, Burlian dan Amelia pada saat mereka selesai mengaji.

Berikut kutipan dalam novel tersebut.

Page 85: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

69

―Dengarka aku, Burlian, Pukat. Apakah doa bisa mengubah sesuatu?

Apakah doa bisa terwujud menjadi sebuah bala bantuan tidak terbilang

yang langsung dikirim dari langit? Maka jawabannya iya, Nak. Doa

adalah benteng pertahanan terbaik. Doa juga sekaligus senjata terbaik

bagi setiap muslim. Rasulullah tidak mengirimkan pasukan untuk

mencari si Salim, mengejar penjahat itu. Atau mengirim pengintai

terbaik untuk agar si Salim bisa ditemukan dan dibebaskan. Rasulullah

hanya menyuruh Auf Bin Malik banyak-banyak mengucap kalimat

‗Tiada daya dan kekuatan melainkan (atas pertolongan) Allah yang

Mahatinggi dan Mahaagung‘. Diucapkan dengan sungguh-sungguh,

maka jadilah kalimat itu sebuah doa terbaik yang ada.‖(Liye,

2013:223)

Allah pun menganjurkan hambanya untuk berdoa kepada-Nya.

Dipertegas dalam firman Allah pada QS. Al-Mukmin ayat 60

ػجب د ػ ستكجشؤ ا نز قب ل سثكى ا د ػ أ ستجت نكى إ جى دا خش ت سذ خه

Artinya: berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.

Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari

menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina

dina.(QS. Mukmin:60)

2. Nilai Moral

a. Kesabaran

Dalam hal ini banyak sekali yang dapat kita pelajari, entah utu dari

Amelia, Pak Bin, Nek Kiba atau pun yang lain. Kali ini kita belajar dari

Amelia dan Pak Bin. Awal ceritanya dimulai ketika Amelia diminta oleh

Pak Bin untuk membantu Norris, menganggap Norris seperti teman-

teman yang lain, seperti misalnya mengajak Norris mengerjakan PR

atau menawarkan bantuan kepada Norris agar ia merasa bahwa ia tidak

sendiri. Agar Norris memnyadari bahwa ia memiliki teman.

Page 86: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

70

Namun, Norris tetaplah Norris, ia masih saja membuat ulah di

sekolah atau dimanapun hingga Amel hampir saja putus asa. Berikut

kutipan di dalam novel:

―Kau harus bersabar, Amel. Bersabar juga usaha terbaik. Kau tetap

melakukan apa yang telah kau lakukan selama ini. Terus peduli dan

membantu. Cepat atau lambat, keajaiban akan tiba. Dan ketika tiba,

bahkan tembok paling keras pun akan runtuh. Batu paling besar pun

akan berlubang oleh tetes air hujan kecil yang terus menerus.‖ Pak

Bin menatapku penuh penghargaan, membesarkan hati, itu

percakapan setelah pulang sekolah untuk ke sekian kali. Norris tetap

Norris selama ini.(Liye, 2013:161)

Dari kutipan diatas, dapat kita ambil pelajaran bahwa kesabaran juga

usaha terbaik jika usaha kita selama ini masih juga belum membuahkan

hasil. Mungkin dengan bersabar maka semuanya akan segera membaik.

Allah juga menyukai orang-orang yang bersabar. Seperti ditegaskan

dalam firman Allah berikut ini

قب تم ج ي كب

آ اصب ثى ف ا ن ب ش ف كث يؼ س ث

جش الله حت انص ا يب استكب ا يبضؼف م الله سج

Artinya:Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama

mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka

tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan

Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh).

Allah menyukai orang-orang yang sabar.(QS. Ali Imran:146)

b. Tawakkal

Dalam hal ini, tawakkal merupakan menyerahkan segala urusan

kepada Allah atau bisa juga disebut berserah diri. Misalnya jika awalnya

kita sudah melakukan usaha semaksimal mungkin, maka hasil akhir

sebainya diserahkan kepada Allah. Dalam novel diceritakan pada saat

panen ladang kopi milik keluarga Amelia, pada saat itu Paman Unus

ikut membantu memanen kopi. Ketika itu Paman unus sedang

Page 87: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

71

membicarakan tentang pertanian dengan Amelia dan pada saat itu pula

Paman Unus memberitahu Amelia bahwa bertani merupakan proses

panjang penuh kesabaran dan tawakkal. Berikut kutipannya di dalam

novel:

―Kalimat Paman Unus sebelumnya benar, bertani adalah proses

panjang penuh kesabaran. Petani yang baik adalah yang paling

tawakal dalam setiap urusan. Malam itu, hujan deras membungkus

lembah. Lebat sekali, itu musim penghujan, tidak ada yang menduga

kalau hujan itu akan membawa bencana serius. Pukul empat dini

hari terbetik kalau bebat besar di hulu Sungai Rokan putus.(Liye,

2013:387)

Sikap tawakal memang sebaiknya dimiliki semua orang, tidak hanya

untuk para petani seperti yang dicontohkan di dalam novel, tetapi semua

orang agar dapat menerima semua hasil akhir yang selama ini sedang

diperjuangkan dengan lapang hati. Allah juga memerintahkan umatnya

untuk bertawakkal kepada Allah, dipertegas dalam firman Allah QS, Al-

Anfal:61

ى غ انؼه انس م ػه الله ا ك ت هى فب جح نب ا نهس جح ا Artinya: Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka

condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah.

Sesungguhnya Sialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui

c. Taat Beribadah

Dalam hal ini, yang dapat kita pelajari adalah taat dalam beribadah

dan menyegerakan shalat. Seperti Amelia dalam novelnya, ia segera

melaksanakan shalat dengan sebaik-baiknya. Tanpa memperdulikan

kedua kakak laki-lakinya yang sedang berebut siapa yang mandi duluan,

berikut kutipan dalam novelnya:

―Aku bergegas mengambil air wudhu di pipa bambu luar kamar

mandi, mengabaikan Kak Burlian dan Kak Pukat yangberebut siapa

Page 88: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

72

mandi duluan. Mengerjakan shalat sebaik mungkin, daripada nanti

ada yang cerewet mentindirku shalat seperti maling dikejar orang

sekampung.(Liye, 2013:29)

Allah juga memerintahkan umatnya untuk menyegerakan shalat,

sehingga sebaiknya dari kecil anak sudah dibiasakan untuk

menyegerakan shalat. Berikut ayat yang menegaskan menyegerakan

shalat.

ذ ػ ش تجذ خ فسكى ي ا لا ي يب تقذ كح ه ح اتا انز ا انص اق ش ثص ه ب تؼ لله ث الله ا

Artinya: Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat. Dan kebaikan

apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan

mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha

Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Baqarah:110)

d. Penolong

Dalam hal ini, yang dapat kita pelajari dari novel tersebut adalah

menolong entah itu menolong kepada yang lebih tua ataupun menolong

sesame. Misalnya membantu teman di sekolah, sepertihalnya yang

dilakukan Amelia, ia menawarkan bantuan kepada Maya untuk

menyapu ruang kelas, berikut kutipan di dalam novelnya:

Aku memasukkan task e laci meja, memperhatikan Maya yang telaten

menyapu lantai.

―mau kubantu, May?‖ aku menawarkan bantuan.

―Aduh!‖ Maya mengaduh. Kepalanya yang hendak keluar dari

bawah meja terantuk lagi.‖jangan ngagetin, sih, Amel.‖

―Tidak ada yang ngageti, May.‖ Aku tertawa. ― Kamu saja yang

suka kaget. Aku bantu ya.‖

―Tidak usah, Amel.‖ Maya menggeleng.

Aku tidak mendengarkan keberatan Maya, melangkah ke pojok kelas.

Di balik lemari ada sapu ijuk butut yang tidak dipakai. Sepagi ini

sekolah masih sepi, bermain di halaman juga tidak seru. Aku juga

tidak terlalu suka jajan di warung Bu Ahmad. Lebih baik membantu

Maya menyelesaikan piketnya.(Liye, 2013:31)

Page 89: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

73

Allah juga memerintahkan umatnya untuk saling tolong menolong,

atau saling membantu. Dipertegas dalam QS. Al-Maidah:2

انتق اتقاالله ػه ا نجش ا انؼذ اػه الاثى لا تؼب

ذانؼقبة ابلله شذArtinya: ….. dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwam dan jangan tolong-menolong dalam berbuat

dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,

sesungguhnya Allah amat berat siksanya.

e. Rajin Bekerja dan Belajar

Dalam hal ini, nilai yang dapat diambnil dalam novel tesebut adalah

sikap Amelia terhadap kewajibannya belajar. Dan Amelia rajin sekali

mengerjakan PR. Berikut kutipan di dalam novel.

―Baik. Kalau kau tidak mau, aku bisa mengerjakan PR mengarang

sendiria.‖ Aku nyengir, lantas duduk santai di atas lantai papan,

mengeluarkan buku tulis dan pulpen.(Liye, 2013:129)

Dalam kutipan di atas menunjukkan bahwa ilmu itu kepentingan bagi

kita. Rasulullah juga bersabda dalam sebuah haditsnya. Berikut

potongan hadits tersebut,

ضخ ػه كم يسهى طهت انؼهى فش Artinya:Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap

muslim.(HR. ibnu Majah)

f. Mampu Mengendalikan Diri

Dalam hal ini kita dapat mengambil pelajaran jika kita harus dapat

menahan diri dan menahan marah. Seperti dalam contoh Amelia

menahan marah ketika Norris sangatlah menjengkelkan. Berikut kutipan

dalam novelnya:

Page 90: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

74

Astaga! Aku meremas jemariku. Sungguh tidak percaya mendengar

apa yang ia katakana. Andai saja aku tidak menahan rasa marahku,

sejak tadi ingin kutimpuk Norris dengan penghapus papan tulis. Apa

hubungannya antara puasa dengan buku tulisku?(Liye, 2013:110)

Allah juga memerintahkan agar umatnya dapat menahan marah dan

dapat mengendaalikan emosinya. Rasulullah SAW juga pernah bersabda

jika orang yang dapat menahan amarahnya akan masuk surga, berikut

hadits yang menegaskannya:

و ا نق فز دػب الله ستطغ أ ظب كظى غ بيخػه ي

انحسشبء سءس انخلا ئق حت جش ف أ Artinya:siapa saja yang mnahan marah, padahal dia mampu

melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya pada Hari

Kiamat di atas kepala para makhluk hingga dipilihkan baginya

bidadari yang dia sukai.(HR, Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah)

g. Jujur

Dalam hal ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa segala sesuatu

sebaiknya kita jujur, entah bagaimana nanti akhirnya, seperti dalam

novel, berikut kutipannya:

Dan jawabanku keluar: aku menangis. Awalnya tertahan. Sekejap,

bersamaan dengan gerimis di luar yang menderas, tangisku

mengencang. Aku terisak.

Kak Eli berseru-seru tidak terima. Tangisku berarti mengaku.(Liye,

2013:53)

Jujur adalah salah satu sifat yang dimiliki RasulullahSAW, maka dari

itu sebainya kita membiasakan diri untuk berperilaku jujur. Berikut ayat

yang menegaskan tentang jujur QS. Al-Israa:53:

ا ى ا زع ث ط انش ا احس ا انت ن ق قم نؼجب د س نلا كب ط ب نش ج ي ػذ ب

Artinya: dan katakanlah kepada hamba-hambak-Ku: Hendaklah

mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).

Sesungguhnya syaitan (suka) menimbulkan perselisihan diantara

Page 91: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

75

mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi

manusia.

h. Pemberani

Dalam hal ini, pelajaran yang dapat kita ambil dari sikap Amelia

adalah berani, Amelia berani mengemukakan pendapat. Diceritakan di

dalam novel ketika itu adalah pertemuan tetuia kampung yang bertempat

di rumah Amelia. Ia berani mengungkapkan pendapatnya bahwa

sebaiknya warga kampung mengganti bibit kopi dengan bibit yang lebih

baik lagi, agar kopi yang dihasilkan pun lebih baik dan jumlahnya lebih

banyak. Berikut kutipannya di dalam novel.

Aku sekali lagi menatap Bapak yang kali ini ikut mengangguk

kepadaku. Baiklah, aku menelan ludah, meneguhkan hati, mulai buka

suara.

Awalnya, kalimatku masih patah-patah, tapi semakin lama semakin

lancar. Dengan suara lantang, aku mengusulkan agar penduduk

kampung membahas tentang kemungkinan menggangti seluruh

batang kopi di ladang yang gagal panen, tidak produktif. Itu bisa

menjadi jalan keluar agar kehidupan kami lebih baik, tidak hanya

mengandalkan cara-cara lama.(Liye, 2013:298)

Dari kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa memiliki sikap berani

itu lebih, karena Allah pun tidak menyukai orang yang lemah. Dan

Allah hanya memerintahkan untuk takut hanya kepada Allah, seperti

dijelaskan dalam firman Allah QS. Ali-Imran:175

ى نآء فلا تخبف ف ا خ ط برنكى انش إ ؤي تى ي ك ا خبف

Artinya: Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang

menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang

musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka,

Page 92: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

76

tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang

beriman.

i. Peduli Dengan Sesama

Pelajaran yang dapat kita ambil dari sikap amel kali ini adalah peduli

terhadap sesamanya. Dalam novel diceritakan tentang Amelia yang

sedang berbicara bersama Paman Unus tentang ladang kopi milik warga

yang hasilnya tidak seberapa, sehingga yang ditakutkan Amel, jika

hasilnya begitu-begitu saja maka warga tersebut tidak akan keluar dari

keterbatasan yang ada. Berikut kutipan dari dalam novelnya

Paman, kalau penduduk kampung tetap bertani begitu-begitu saja,

mereka tidak akan pernah berhasil keluar dari keterbatasan yang

ada.‖ Aku berkata pelan. Lebih tepatnya, aku bicara sambil

memikirkan sesuatu. ―tetap tidak ada uang untuk sekolah. Anak-anak

kampung terpaksa bekerjadi ladang, mencari rotan, mengambil

rebung di hutan, menangkap ikan di sungai. Kampung ini bertahun-

tahun hanya akan seperti itu. Anak-anaknya, cucu-cucunya tetap

akan menjadi petani miskin.‖(Liye, 2013:195)

Dari kutipan novel di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa

sebaiknya kita lebih peduli terhadap kondisi di sekeliling kita. Allah pun

memerintahkan umatnya untuk peduli terhadap sesama dan saling

tolong menolong. Berikut firman Allah dalam QS. Al-Israa:26

لا م ج انس اث سك ان اد را انقش ث حق شا تجز س تجز

Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan

haknya,kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan

janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

Page 93: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

77

j. Saling Memaafkan

Dalam hal ini, hendaklah kita mengambil pelajaran dari kisah Amelia

bersama kakaknya Eliana, kali ini pelajaran yang dapat kita ambil

adalah saling memaafkan dan mengakui kesalahan, agar tidak ada lagi

rasa dengki di dalam hati. Diceritakan di dalam novel tentang Amelia

yang sudah mencuci sepatunya menggunakan sikat gigi Eliana,

kemudian Eliana yang sering memarahi Amelia karena susah diatur.

Maka suatu waktu mereka saling mengakui kesalahan dan saling

memaafkan. Berikut kutipan dalam novelnya.

―Maafkan, Amel, Kak.‖

Aku tidak tahan lagi. Suaraku pelan saja. Bahkan kalah oleh desau

angin.

―Maafkan apa, Amel?Kak Eli bertanya. Napasnya tersengal.

―Maafkan Amel yang selama ini tidak menurut.‖ Suaraku serak.

―Kau bicara apa, Amel? Langkah kaki Kak Eli terhenti.

Kak Eli berhenti di jalan setapak dengan aku memeluk erat-erat dari

punggungnya.

―Maafkan Amel yang susah diatur. Maafkan Amel yang kemarin

menggunakan sikat gigi Kak Eli untuk menyikat sepatu sekolah. Amel

sungguh menyesal. Maafkan Amel, Kak.‖ Aku benar-benar menangis

sekarang. Terisak di punggung Kak Eli.

Kak Eli terdiam. Hutan lebat lengang, menyisakan suara tangisku

bersama jangkrik dan serangga hutan yang berderik. Kunang-

kunang terbang semakin banyak.

Melintas di sekitar kami.

―Seharusnya aku yang minta maaf, Amel.‖ Kak Eli akhirnya berkata

pelan. Suaranya bergetar.

―Aku terus-terusan memarahi, Amel. Menyuruh-nyuruhmu.‖ Suara

Kak Eli tersendat, ―Karena akulah kau merusak sikat gigi itu. Semua

bukan salahmu. Maafkan Kak Eli, Amel.‖(Liye, 2013:75)

Dalam kutipan diatas dapat kita ambil pelajaran bahwa saling

memaafkan akan membuat semuanya lebih baik dan menghindarkan

Page 94: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

78

dari sifat dengki. Allah juga menganjurkan kepada umatnya agar saling

memaafkan satu sama lain. Seperti dalam firman Allah QS. Asy

Syura:40

جزؤاسئخ لاحت اصهح فبجش ػه الله ا ػفب ثهب ف سئخ ي

انظه

Artinya:Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa,

maka barang siapamemaafkan dan berbuat baik maka pahalanya

atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-

orang yang zalim.

k. Kasih Sayang

Dalam hal ini, kita dapat belajar tentang kasih sayang seoramg ibu.

Dalam novel diceritakan tentang Eliana yang sedang pergi ke Kota

Kecamatan untuk melanjutkan sekolah dan Mamak sangat

mencemaskan Eliana. itulah bukti dari kasih sayang seorang ibu. Berikut

kutipannya dalam novel.

―Tapi bagaimana aku tidak cemas, Bang. Anak kita Eli sendirian di

kota. Jauh dari siapa pun. Tidak ada kita yang selalu membantunya

jika dia perlu bantuan. Tidak ada kita yang selalu ada di

sampingnya.‖

―Kau benar, memang tidak ada. Tapi Eli tetap baik-baik saja,

Nung.‖

Mamak menyeka hidungnya.

―bagaimana kiya tahu Eli baik-baik saja, Bang? Pertanyaan Amel

tadi sore benar. Apakah Eli sudah makan semalam ini? Apakah dia

punya lauk dan sayur? Kita semua tadi sore makan enak, udang

goring dan sayur rebung, entah Eli makan apa. Bagaimana kalau dia

tidak tahu harus membeli keperluan masak di mana? Bagaimana

kalau dia tersesat? Itu kota besar. Bagaimana kalau kompornya

rusak?‖(Liye, 2013:274)

Page 95: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

79

Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa kasih sayang Mamak

begitu besar kepada Eliana. Allah pun memerintahkan umatnya untuk

saling menyayangi dan mengasihi, seperti dalam firman Allah QS. Al-

Fatihah:1

ح انش ح ى ثسى الله انش Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi

Maha Penyayang

Dari ayat di atas juga disebutkan bahwa Allah Maha Pengasih dan

Maha Penyayang, maka kita sebagai umat hendaknya saling

menyayangi dan mengasihi. Rasulullah SAW pun juga menganjurkan

kita untuk saling mencintai sesame kaum Allah. Berikut salah satu sabda

Rasulullah dalam HR.Bukhari tentang kasih sayang:

احت نهبس يب تحت نفسكArtinya: Cintailah sesama manusia seperti engkau mencintai dirimu

sendiri

l. Tanggung Jawab

Dalam hal ini yang dapat kita mengambil pelajaran dari sikap Amelia

adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Dalam novel diceritakan

tentang Amelia yang sedang mendapatkan tugas dari Mamak menyapu,

mengepel dan membereskan semua kamar. Berikut kutipan dalam

novelnya.

Aku masih sempat menyelesaikan pekerjaanku, jadi ketika Mamak

pulang, semua telah beres. Tapi itu sisa hari yang amat

menyebalkan. Kak Eli terus memeriksa tugasku. Ia bahkan

menungguiku saat mengepel lantai.(Liye, 2013:20)

Dalam kutipan diatas dapat dijelaskan meski awalnya Amelia

menunda-nunda pekerjaannya, namun pada akhirnya ia dapat

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Mamak. Allah pun juga

memerintahkan kepada umatnya untuk bertanggung jawab dengan

semua kewajiban umatnya. Rasulullah SAW juga telah memperingatkan

Page 96: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

80

bahwa setiap hal apapun pasti aka nada pertanggung jawabannya kelak.

Berikut hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari:

ل ػ سػت كهكى يسئ كهكى ساع Artinya: ―Kamu semua adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan

dimintai pertanggungjawabannya tentang kepemimpinannya,(HR.

Bukhari)

3. Nilai Budaya

Dalam hal ini, kita dapat mengambil pelajaran tentang suartu

kebudayaan di sebuah desa. Seperti yang diceritakan Amelia dalam

novelnya, disana ada suatu tradisi untuk anak bungsu. Yaitu bagi mereka

yang terlahir sebagai anak bungsu, mereka tidak boleh keluar dari

kampungnya. Tetapi berbeda dengan Bapak dan Mamak Amelia, tidak ada

yang bisa mencegah anak-anak Mamak pergi untuk melanjutkan sekolah

meski pada akhirnya nanti mereka akan kembali ke kampung tersebut.

Berikut kutipan di dalam novel.

Di kampung kami, ada tradisi ‗menunggu rumah‘ . anak bungsu

menetap di rumah orangtua. Ketika seluruh kakak-kakaknya pergi

merantau jauh, menyisakan orangtua yang semakin lanjut usia, anak

bungsu versama suami atau istrinya tetap dinggal di rumah

orangtua,‘menunggu rumah‘. Kak Burlian sering mengolok-olok soal

ini di rumah, bilang, ‗Amel si bungsu penunggu rumah.‘ Atau, ‗Kau

tidak usah ikut kami bermain, Amel. Kau ditakdirkan menunggu

rumah.(Liye, 2013:104)

B. Relevansi Nilai Pendidikan Dalam Novel Amelia Karya Tere Liye

1. Menyegerakan Shalat

Relevansinya adalah bahwa menyegerakan shalat itu lebih baik. Juga

merupakan pendidikan bagi anak, sehingga anak dapat dibiasakan shalat

Page 97: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

81

tepat pada waktunya. Allah juga memerintahkan umatnya untuk

menyegerakan shalat, berikut firman Allah:

يب تق كح ه ح اتا انز ا انص اق ذ ػ ش تجذ خ فسكى ي ا لا ي ذ

ش ثص ه ب تؼ لله ث الله اArtinya: Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat. Dan kebaikan apa

saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat

pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa

yang kamu kerjakan.(QS. Al-Baqarah:110)

Dalam ajaran agama Allah memerintahkan untuk mendirikan shalat dan

menunaikan zakan. Serta perintah untuk melakukan kebaikan. Oleh karena

itu tunaikanlah shalat, dan usahakan untuk menyegerakan shalat. Hal ini

dibuktikan sesuai dari isi kutipan dalam novel sebagai berikut:

―Susah sekali memberi tahu kalian. Sudah dari kemarin Mamak bilang

berkali-kali, rombongan yang membantu Mang Dullah menyebar benih

akan datang pagi-pagi. Mamak harus menyiapkan bekal sarapan dan

makan siang untuk mereka di ladang nanti. Bergegas Amel, kau shalat

shubuh dulu. Jamaah dengan Burlian dan Pukat. Selepas itu bantu Kak

Eli menyiapkan bekal di dapur.‖ Mamak mengomel seperti biasa.(Liye,

2013:7)

2. Jangan Menunda Pekerjaan

Jika kita mendapatkan suatu pekerjaan, maka kita harus segera

menyelesaikannya. Seperti halnya pekerjaan rumah entah itu menyapu

lantai, mengepel atau mencuci sepatu. Adapun pekerjaan yang dapat kita

peroleh dari sekolah misalnya mendapat PR mengarang atau membuat

puisi. Apabila pekerjaan itu tidak cepat diselesaikan, maka kita akan

merasa terus saja terbebani. Dalam hal ini dicontohkan tokoh Eliana yaitu

Page 98: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

82

mengingatkan Amelia untuk jangan menunda-nunda pekerjaan. Hal ini

tertuang dalam QS. Al-Mu’minun:61

ى نب سجق شد ف انخ انئك سبسػ

Artinya: Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan

merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.(QS. Al-

Mu’minun 61)

Dalam ajaran agama juga menganjurkan untuk menyegerakan kebaikan,

seperti menyegerakan pekerjaan dan tidak menunda-nunda. Seperti yang

dicontohkan oleh tokoh Eliana. Hal ini dibuktikan dalam kutipan novel

berikut:

―Jangan suka menunda-nunda pekerjaan, Amel. Nanti tidak selesai.

Ingat, kau juga disuruh Mamak membersihkan semua kamar, mencuci

sepatu sendiri‖ Kak Eli Melotot.(Liye, 2013:13)

3. Tanggung Jawab

Apabila kita sedang mendapatkan tugas, entah itu dari sekolah atau pun

dari rumah, hendaknya kita harus tanggung jawab untuk menyelesaikan

tugas tersebut. Seperti yang dicontohkan oleh tokoh Amelia di dalam

novel. Ia mendapat tugas dari Mamak untuk membereskan rumah, maka

tanggung jawab dari Amelia, tugas tersebut harus di selesaikan. Hal

mengenai pertanggung jawaban tertuang dalam HR. Bukhari berikut:

كهكى ل ػ سػت كهكى يسئ ساع Artinya: ―Kamu semua adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan

dimintai pertanggungjawabannya tentang kepemimpinannya,(HR.

Bukhari)

Page 99: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

83

Dalam ajaran agama, Rasulullah memberitahukan bahwa setiap tugas

akan mendapat pertanggung jawabannya. Seperti yang dicontohkan Amel

di dalam novel. Hal ini dibuktikan dalam kutipan novel berikut:

Aku masih sempat menyelesaikan pekerjaanku,jadi ketika Mamak

pulang, semua sudah beres. Tapi itu sisa hari yang amat menyebalkan.

Kak Eli terus memeriksa tugasku.(Liye, 2013:19)

4. Mengakui Kesalahan

Mengakui kesalahan sebenarnya sikap yang harus dimiliki oleh setiap

orang. Terlebih lagi untuk anak madrasah ibtidaiyah, sebaiknya dilatih

sejak dini. Agar suatu saat apabila mereka melakukan kesalahan kepada

orang tua, teman atau guru, mereka berani untukmengakui kesalahan

mereka dan mau meminta maaf. Hal ini tertuang dalam QS. Al-A’raf:23

انخسش ي ب نك تشح نى تغفشنب إ فسب ب أ ب ظه قبلاسث

Artinya: Keduanya berkata: ―Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya

diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan member

rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang

merugi.(QS. Al-A’raf:23)

Dalam agama pun mengajarkan untuk mengakui kesalahan dan meminta

segera meminta maaf. Seperti yang dicontohkan tokoh Amelia dalam

novel. Hal ini dibuktikan dalam kutipan novel berikut:

Aku menunduk, ―Maafkan Amel, Pak. Seharusnya Amel tidak bicara

itu.‖

Tentu seharusnya aku tahu. Keluarga kami sederhana. Bapak mendidik

kami sejak kecil dengan semua keterbatasan. Tidak seharusnya aku

malah mengungkit hal tersebut, semarah apa pun aku dengan Kak Eli,

itu tidak ada hubungannya. Toh sebenarnya aku baik-baik saja dengan

baju lungsuran.(Liye, 2013:25)

Page 100: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

84

5. Membantu Teman

Tolong menolong itu memang diperlukan, untuk menunjukkan bahwa

kita peduli terhadap teman karena suatu saat pun kita juga memerlukan

bantuan mereka. Tidak hanya kepada teman, sebaikya sikap saling tolong

menolong ini diberlakukan untuk siapapun yang memerlukan bantuan kita.

Hal ini tertuang dalam QS. Al-Maidah:2

اتقاالله ا انؼذ اػه الاثى لا تؼب انتق ػه ا نجش

ذانؼقبة ابلله شذArtinya: ….. dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwam dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa

dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya

Allah amat berat siksanya.

Dalam ajaran agama pun diperintahkan untuk tolong-menolong dalam

hal kebaikan. Misalnya membantu teman melaksanakan piket, membantu

ibu menyelesaikan pekerjaan rumah dan lain sebagainya. Hal ini

dicontohkan oleh tokoh Amelia pada saat di lingkungan sekolah. Dalam hal

ini dibuktikan dengan kutipan novel berikut:

―Mau kubantu, May?‖ aku menawarkan bantuan.

―Aduh!‖ Maya mengaduh. Kepalanya yang hendak keluar dari bawah

meja terantuk lagi. ―Jangan ngagetin, sih, Amel.‖

―Tidak ada yang ngagetin, May.‖ Aku tertawa. ―Kamu saja yang suka

kaget. Aku bantu ya.‖

―Tidak usah, Amel.‖ Maya menggeleng

Aku tidak mendengarkan keberatan Maya, melangkah ke pojok kelas.

Dibalik lemari ada sapu ijuk butut yang tidak dipakai. Sepagi ini

sekolah masih sepi, bermain di halaman juga tidak seru. Aku juga tidak

terlalu suka jajan di warung Bu Ahmad. Lebih baik membantu Maya

menyelesaikan piketnya.(Liye, 2013:31)

Page 101: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

85

6. Jujur

Memiliki sikap jujur adalah hal yang istimewa pada zaman sekarang ini.

Maka dari itu sebaiknya anak-anak dibiasakan untuk beperilaku jujur. Hal

ini dituang dalam QS. Muhammad:21

ى شا ن خ صذقا الله نكب فه

Artinya: . . . . Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya

yang demikian itu lebih baik bagi mereka.(QS. Muhammad:21)

Dalam agama pun mengajarkan untuk berperilaku jujur karena jujur itu

lebih baik. Seperti dalam novel dicontohkan oleh Amelia, berikut kutipan

dalam novel:

Dan jawabanku keluar: aku menangis. Awalnya tertahan. Sekejap,

bersamaan dengan gerimis di luar yang menderas, tangisanku

mengencang. Aku terisak.(Liye, 2013:53)

7. Pemberani

Memiliki sifat pemberani sngat penting bagi diri anak. Misalnya ia

berani mengemukakan pendapat, berani bertanya hal-hal yang kurang

dimengerti pada saat jam jam pelajaran dan berani dalam hal positif

lainnya. Sikap pemberani seperti ini tertuang dalam QS. Ali Imron:175

ا خبف ى نآء فلا تخبف ف ا خ ط برنكى انش إ ؤي تى ي ك

Artinya: Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang

menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik

Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi

takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.

Page 102: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

86

Dalam ajaran agama pun mengajarkan agar menjadi orang yang

pemberani karena sesungguhnya yang memberikan perasaan takut itu

adalah dari bisikan syaitan. Seperti dicontohkan oleh Amelia dalam

novelnya, ia berani mengemukakan pendapatnya pada saat rapat tetua

kampung. Hal ini di buktikan dalam kutipan novel berikut:

Aku sekali lagi menatap Bapak yang kali ini ikut mengangguk kepadaku.

Baiklah, aku menelan ludah, meneguhkan hati, mulai buka suara.

Awalnya, kalimatku masih patah-patah, tapi semakin lama semakin

lancar. Dengan suara lantang, aku mengusulkan agar penduduk

kampung membahas tentang kemungkinan menggangti seluruh batang

kopi di ladang yang gagal panen, tidak produktif. Itu bisa menjadi

jalan keluar agar kehidupan kami lebih baik, tidak hanya

mengandalkan cara-cara lama.(Liye, 2013:298)

8. Melaksanakan Khitan

Sebaiknya anak diberitahu sejak dini jika khitan merupakan kewajiban

yang harus dilaksanakan setiap anak laki-laki muslim. Hal ini tertuang

dalam sabda Rasulullah pada hadits berikut:

ا ختت ك شؼش ا نكفش أ نق ػ

Artinya: Hilangkan darimu rambut kekafiran (yang menjadi alamat

orang kafir) dan berkhitanlah.(HR. Abu Dawud, dan dihasankan oleh

Syeikh Al-Albany)

Rasulullah SAW pun menganjurkan umatnya untuk berkhitan. Maka

dicontohkan dalam novel oleh tokoh Pukat dan Burlian. Hal ini dibuktikan

dalam kutipan novel berikut:

Page 103: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

87

―Kalian tahu, Burlian, Pukat. Sunat adalah perintah Rasul Allah.

Semua laki-laki muslim harus disunat. Itu bukti apakah kita mencintai

Rasul Allah. Kita harus patuh, taat, tidak protes‖(Liye, 2013:224)

9. Peduli Terhadap Sesama

Sebaiknya anak dididik agar peduli terhadap sesama maupun

lingkungan. Agar menjadi anak yang baik hati dan dapat menolong orang

yang membutuhkan tampa dimintai terlebih dahulu. Hal ini tertuang dalam

QS. Al-Israa:26

شا لا تجز س تجز م ج انس اث سك ان اد را انقش ث حق

Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan

haknya,kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan

janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.(QS.

Al-Israa:26)

Dalam agama telah dianjurkan agar peduli terhadap sesama dan tolong

menolong. Seperti dalam novelyang dicontohkan oleh Amelia. Hal ini

dibuktikan dalam kutipan novel berikut:

Paman, kalau penduduk kampung tetap bertani begitu-begitu saja,

mereka tidak akan pernah berhasil keluar dari keterbatasan yang ada.‖

Aku berkata pelan. Lebih tepatnya, aku bicara sambil memikirkan

sesuatu. ―tetap tidak ada uang untuk sekolah. Anak-anak kampung

terpaksa bekerjadi ladang, mencari rotan, mengambil rebung di hutan,

menangkap ikan di sungai. Kampung ini bertahun-tahun hanya akan

seperti itu. Anak-anaknya, cucu-cucunya tetap akan menjadi petani

miskin.‖(Liye, 2013:195)

Page 104: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

88

10. Saling Memaafkan

Sebaiknya anak dilatih dan di nasehati agar mau memaafkan agar tidak

ada rasa dendam. Dalam hal ini telah dituangkan dalam (QS. Asy-

Syura:40)

لاحت اصهح فبجش ػه الله ا ػفب ثهب ف جزؤاسئخ سئخ ي

انظه

Artinya:Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa,

maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas

(tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang

yang zalim.

Dalam agama pun sudah dianjurkan untuk saling memaafkan karena

sesungguhnya Allah tudak menyukai orang-orang yang zalim. Seperti yang

dicontohkan oleh Amelia dan Eliana dalam novel. Dalam hal ini dibuktikan

dengan kutipan novel berikut:

―Maafkan, Amel, Kak.‖

Aku tidak tahan lagi. Suaraku pelan saja. Bahkan kalah oleh desau

angin.

―Maafkan apa, Amel?Kak Eli bertanya. Napasnya tersengal.

―Maafkan Amel yang selama ini tidak menurut.‖ Suaraku serak.

―Kau bicara apa, Amel? Langkah kaki Kak Eli terhenti.

Kak Eli berhenti di jalan setapak dengan aku memeluk erat-erat dari

punggungnya.

―Maafkan Amel yang susah diatur. Maafkan Amel yang kemarin

menggunakan sikat gigi Kak Eli untuk menyikat sepatu sekolah. Amel

sungguh menyesal. Maafkan Amel, Kak.‖ Aku benar-benar menangis

sekarang. Terisak di punggung Kak Eli.

Kak Eli terdiam. Hutan lebat lengang, menyisakan suara tangisku

bersama jangkrik dan serangga hutan yang berderik. Kunang-kunang

terbang semakin banyak.

Melintas di sekitar kami.

―Seharusnya aku yang minta maaf, Amel.‖ Kak Eli akhirnya berkata

pelan. Suaranya bergetar.

Page 105: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

89

―Aku terus-terusan memarahi, Amel. Menyuruh-nyuruhmu.‖ Suara Kak

Eli tersendat, ―Karena akulah kau merusak sikat gigi itu. Semua bukan

salahmu. Maafkan Kak Eli, Amel.‖(Liye, 2013:75)

Page 106: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Gaya Bahasa yang terdapat dalam novel Amelia Karya Tere Liye

Berikut beberapa wujud gaya bahasa yang muncul dalam novel

Amelia: Gerimis membungkus perkampungan, Pagi baru saja menyapa,

Seru bermain membuat mereka abai matahari telah beranjak tumbang dan

masih banyak lagi.

2. Nilai Pendidikan yang terkandung dalam Novel Amelia karya Tere Liye

a. Nilai Pendidikan Religi

Salah satu nilai pendidikan religi yang terkandung dalam novel

tersebut adalah taat dalam beribadah dan menyegerakan shalat.

b. Nilai Pendidikan Moral

Beberapa nilai pendidikan moral yang terkandung dalam novel

tersebut adalah jujur, saling tolong menolong, saling memaafkan,

bijaksana, dan kasih sayang.

c. Nilai Pendidikan Budaya

Nilai pendidikan budaya yang terkandung dalam novel tersebut adalah

adanya tradisi di kampung Amelia, apabila anak bungsu akan menjadi

penunggu rumah. Penunggu rumah yang dimaksud adalah mereka tidak

boleh pergi kemanapun, dan harus menetap di kampungnya.

Page 107: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

91

3. Relevansi Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan yang terkandung dalam

Novel Amelia Karya Tere Liye

a. Relevansi gaya bahasa personifikasi dalam novel Amelia ini adalah

untuk memperjelas suasana, menarik minat pembaca, memperhangat

suasana dan dapat menjadi kekhasan dalam novel ini sendiri. Novel ini

sangat relevan dalam segi kebahasaan, karena gaya bahasa personifikasi

yang ada di dalam novel tersebut dapat dijadikan contoh dalam

pembelajaran.

b. Relevansi nilai pendidikan dalam novel Amelia ini lebih banyak

mengacu ke dalam segi keagamaan dan kehidupan sehari-hari seperti:

menyegerakan shalat, melaksanakan khitan, tidak menunda pekerjaan,

tanggung jawab, mengakui kesalahan, dan jujur. Novel ini sangat

relevan dalam segi keagamaan dan tingkah laku pada kehidupan sehari-

hari. Sehingga nilai pendidikan yang terkandung dalam novel tersebut

dapat dijadikan pembelajaran dan dapat dicontoh khususnya bagi anak

madrasah ibtidaiyah.

B. Saran

Setelah penulis mengadakan penelitian tentang gaya bahasa personifikasi

dan nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Amelia karya Tere Liye,

maka penulis ingin menyampaikan saran-saran demi perbaikan dan kemajuan:

1. Bagi mahasiswa calon guru, guru dan guru senior hendaknya mencontoh

hal-hal yang ada dalam novel ini, antara lain tentang apa itu gaya bahasa

Page 108: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

92

personifikasi dan gaya bahasa personifikasi itu yang seperti apa. Kemudian

mengenai nilai pendidikan yang terkandung dalam novel ini.

2. Sebagai orang tua, dapat mencontoh langkah apa saja yang digunakan

keluarga Amelia dalam mendidik anak-anaknya.

3. Dalam akhiran novel ini adalah akhir yang menggantung, sebaiknya pada

akhirannya langsung dijelaskan bagaimana akhir cerita ini.

Page 109: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

93

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Rani. 2012. Model Pembelajaran Menulis Sinopsis Menggunakan Teknik

Rumpang di Kelas V SDN Jatisari 3 Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun

Pelajaran 2011/2012. Bandung: STKIP Siliwangi Bandung

Keraf, Gorys. 1994. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kosasih. E. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia

Kusrianti, Anik dkk. 2004. Analisis Wacana. Bandung: Pakar Raya

Liye, Tere. 2013. Amelia Serial Anak-Anak Mamak. Jakarta: Republika

Nurhidayati, Tri Agustina. 2016. Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Novel Bidadari-

Bidadari Surga Karya Tere Liye. Salatiga: IAIN Salatiga

Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir STAIN SALATIGA. 2008

Teeuw. A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung: Pustaka Jaya

Wicaksono, Andri. 2014. Pengkajian Prosa Fiksi. Yogyakarta: Garudhawaca

http://tanya-biografi.blogspot.co.id/2013/01/biografi-tere-liye.html#.WbDKhyc12HA

(Diakses pada Minggu, 20 Agustus 2017. Pukul 09.42)

http://www.biografiku.com/2016/09/biografi-dan-profil-tere-liye-penulis-novel-

terkenal-asal-indonesia.html (Diakses pada Minggu, 20 Agustus 2017. Pukul

09.57)

http://ruangbacadigital.blogspot.co.id/2015/09/novel-karya-tere-liye.html (Diakses

pada Minggu, 20 Agustus 2017. Pukul 10.11)

Page 110: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

94

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Risky Permata Sari Dosen PA : Sri Guno Najib

C, M.Pd

NIM : 115-13-001 Fakultas/Jurusan : FTIK/PGMI

NO

NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN STATUS SKOR

1. 0PAK 2013 di selenggarakan

oleh STAIN SALATIGA

26-27Agustus 2013 Peserta 3

2. OPAK TARBIYAH 2013 yang

dilaksanakan di STAIN Salatiga

29 Agustus 2013 Peserta 3

3. PIAGAM PENGHARGAAN

MASA TA’ARUF IKATAN

MAHASISWA

MUHAMMADIYAH yang

dilaksanakan oleh IMM

6 September 2013 Peserta 2

4. LIBRARY USER

EDUCATION yang

dilaksanakan oleh UPT

PERPUSTAKAAN

16 September 2013 Peserta 2

5. INOVASI PEMBELAJARAN

BAHASA, SEMINAR

NASIONAL BAHASA ARAB

yang dilaksanakan oleh

ITTAQO

9 OKTOBER 2013 PESERTA 8

6. PIAGAM PENGHARGAAN

KONSER PERDANA FIDELIO

HARMONI SANG PELANGI

yang dilaksanakan oleh SMC

20 MARET 2014 PANITIA 3

7. SERTIFIKAT PENDIDIKAN

DAN LATIHAN CALON

PRAMUKA PANDEGA yang

dilaksanakan oleh Racana

Kusuma Dilaga Woro Srikandi

26-29 SEPTEMBER

2014

PESERTA 2

8. SERTIFIKAT DALAM

ACARA PENTAS SENI DAN

BUDAYA HMPS PGMIyang

dilakukan oleh HMPS PGMI

9 DESEMBER 2014 PESERTA 2

9. SERTIFIKAT

MEMPERINGATI MAULID

NABI SAW yang dilaksanakan

5 JANUARI 2015 PESERTA 2

Page 111: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

95

oleh TPQ Darunnajah

Lingkungan Congol

10. SERTIFIKAT

MEMPERINGATI TAHUN

BARU HIJRIYAH, 1

MUHARRAM 1437 H yang

dilaksanakan oleh TPQ

Darunnajah Lingkungan Congol

18 OKTOBER 2015 PANITIA 3

11. PIAGAM PENGHARGAAN

PEDAS MUSIK XVI DAN

WORKSHOP PSM X SMC

SALATIGA yang dilaksanakan

oleh SMC

2DESEMBER - 9

DESEMBER 2015

PANITIA 3

12. SERTIFIKAT SEMINAR

NASIONAL TENTANG HAK

GENDER KAUM DIFABEL

DALAM PERSPEKTIF

SOSIOLOGI DAN HUKUM

ISLAM yang dilaksanakan oleh

HMJ AS

24 DESEMBER 2015 PESERTA 8

13. SERTIFIKAT SEMINAR

STAY POSITIVE yang

dilaksanakan oleh Fakultas

Dakwah

26 MEI 2016 PESERTA 2

14. SERTIFIKAT PERINGATAN

LOMBA HUT RI KE-71 DAN

LOMBA ANAK yang

dilaksanakan oleh Karang

Taruna SMART

14 Agustus 2016 PANITIA 3

15. SERTIFIKAT PERINGATAN

HUT RI DAN ANNIVERSARY

KARANG TARUNA SMART

KE-1 yang dilaksanakan oleh

Karang Taruna SMART

16 Agustus 2016 PESERTA 2

16. SEMINAR INTERNASIONAL

PETANI UNTUK NEGERI

yang dilaksanakan oleh Marta

Mukti Semata

18 SEPTEMBER

2016

PESERTA 2

17. PIAGAM PENGHARGAAN

KONSER GAMANANTA IT‘S

MORE THAN MUSIC SMC

SALATIGA yang dilaksanakan

28 SEPTEMBER

2016

PANITIA 3

Page 112: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

96

oleh SMC

18. SERTIFIKAT PANITIA

PERINGATAN TAHUN

BARU HIJRIYAH 1

MUHARRAM 1438 H yang

dilaksanakan oleh TPQ

Darunnajah Lingkungan Congol

2 OKTOBER 2016 PANITIA 3

19. PERINGATAN MAULID

NABI MUHAMMAD SAW

yang dilakukan oleh TPQ

Darunnajah Lingkungan Congol

4 OKTOBER 2016 PESERTA 2

20. SEMINAR NASIONAL

DIMANAKAH KIBLAT

PENDIDIKAN KITA yang

dilaksanakan oleh DEMA FTIK

9 NOVEMBER 2016 PESERTA 8

21. SERTIFIKAT SEMINAR

NASIONAL TENTANG

MENUMBUHKAN JIWA

KEWIRAUSAHAAN

MELALUI USAHA ONLINE

UNTUK MASYARAKAT

EKONOMI MANDIRI yang

dilaksanakan oleh HMI

10 DESEMBER 2016 PESERTA 8

22. SERTIFIKAT OUTBOND

TENTANG

MENGEMBANGKAN DIRI

UNTUK MENJADI ANAK

MUSLIM BERPRESTASI yang

diselenggarakan oleh TPA AL-

Ikhsan

28 JANUARI 2017 PANITIA 3

23. SERTIFIKAT FESTIVAL

ANAK SOLEH SE-DESA

MUKIRAN dilaksanakan oleh

KKN Desa Mukiran

19 FEBUARI 2017 PANITIA 3

24. SERTIFIKAT KEGIATAN

HAFLAH ATTASYAKKUR

LIL IKHTITAM yang

diselenggarakan oleh KKN

Desa Mukiran

24 FEBRUARI 2017 PANITIA 3

25. SEMINAR NASIONAL

GREAT yang diselenggarakan

oleh KKI

4 APRIL 2017 PESERTA 8

Page 113: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

97

Page 114: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

98

Page 115: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

99

Page 116: ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2074/1/RISKY...waktu, cuaca atau suasa yang sedang terjadi pada saat itu,. (2) Nilai pendidikan

100

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Risky Permata Sari

Tempat, Tgl/ Lahir : Kab. Semarang, 17 Juli 1995

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Email : [email protected]

Nomor Telepon : 08985049360

Alamat Rumah : Klero RT 04 RW 01, Kecamatan Tengaran, Kab.

Semarang, Jawa Tengah, 50775.

Riwayat Pendidikan

SDN Klero 01 : 2001-2007

SMPN 1 Tengaran : 2007-2010

SMAN 1 Tengaran : 2010-2013

S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) : 2013-2017

(Masih sedang dalam proses)

Pengalaman Organisasi

Racana : 2014