Upload
dimass
View
23
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Heat Pipe Heat Exchanger
Citation preview
ANALISIS JURNAL
A HEAT PIPE HEAT RECOVERY HEAT EXCHANGER
FOR MINI-DRIER
Disusun oleh :
Wisnu Dimas Sasongko K2513071
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perpindahan Panas
Dosen Pengampu :
Danar Susilo Wijayanto, ST.,M.Eng.
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
LAMPIRAN JURNAL Journal of Energy , Vol 17, No 1 February 2006
University of Stellenbosch
ANALISIS
PENDAUR PANAS HPHE DALAM ALAT PENGERING MINI
A Meyer
Department of Mechanical Engineering, University of Stellenbosch, Stellenbosch
R T Dobson
Department of Mechanical Engineering, University of Stellenbosch, Stellenbosch
Abstrak
Makalah ini terdiri dari desain thermal dan tes eksperimen dari pipa pemanas
(thermosypon) yaitu pemindah panas dalam bentuk yang relatif kecil pada alat
pengering mini yang dikomersilkan. Tujuan dari pemindah panas ini untuk
mengembalikan panas dari molekul uap air yang terbuang untuk memanaskan udara
segar yang masuk. Fluida kerja yang digunakan adalah R134a dan berkorelasi
dengan evaporator dan kondensor dalam koefisien perpindahan panas yang baik
untuk nilai transfer panas secara maksimum. Model teoritikal dan simulasi program
komputer yang digunakan untuk desain kalkulasi termal juga dijelaskan disini.
Validitas sebagai desain dan manufaktur pemindah panas dipasangkan pada
pengering telah terbukti dalam eksperimen. Akurasi model teoritikal memprediksi
performa termal dan penyimpanan energi yang signifikan dan periode
pengembalian yang wajar dapat tercapai.
kata kunci : pipa pemindah panas, thermosypon, pengering udara, penyimpan
energi.
Keterangan Simbol
A Luas, m
Bo Bilangan Bond, / /g( )
Cp Kalor jenis (dalam tekanan tetap), J/kgC
D Diameter, m
g Ketetapan Gravitasi, 9.81 m/s
h Koefisien Perpindahan Panas W/mC
hfg Panas latent penguapan, J/kg
Ja Bilangan Jacob, ( )/
k Konduktifitas Thermal, W/mC
Ku Bilangan Kutateladze /( h(g()
2
2 )
L Panjang, m
Laju aliran massa, kg/s
P Tekanan, Pa
Laju Perpindahan Panas, W
R Ketahanan Thermal, C/W
Re Ketetapan Reynolds, Re = 4Q/(d)
t waktu, s atau h
T Temperatur, C
Rerata Tempertur, C
Keterangan lain
c Kondenser, dingin dingin
e evaporator, keluaran
h panas (hot)
hp pipa panas (heat pipe)
l cairan (liquid)
max maksimal
new baru (new)
o bbagian luar (outside)
v uap air (vapour)
w air (water)
Simbol Yunani
kerapatan, kg/3
v viskositas kinematik, 2/
Kelembapan relatif
viskositas dinamik, kg/ms
Tegangan Permukaan N/m
1. PENDAHULUAN
Mengingat penggunaan energi yang semakin meningkat, kebutuhan untuk
penghematan energi kini telah menjadi pertimbangan ekonomi yang penting. Salah
satu cara untuk menghemat energi adalah dengan memulihkan kembali sebagian
energi pada aliran buangan yang masih mengandung kalor dan digunakan untuk
memberi energi kalor dengan pemanasan aliran lain yang lebih dingin atau segar.
Heat Pipe Heat Exchanger (HPHE) dalam hal ini adalah perangkat yang mampu
menyelamatkan energi (Dunn dan Reay,1994). Produksi komersial pada HPHE
dimulai pada pertengahan tahun 1970-an dan telah menemukan berbagai aplikasi,
khususnya dalam proses pengering bidang pertanian, saluran pemanas dan industri
pendingin udara (Russwurm, 1980). Karekteristik dari semua alat tersebut
pengoprasiannya membutuhkan jumlah energi yang besar, untuk penguapan dari
proses pembuatan produk yang dihasilkan masih mengeluarkan sisa udara yang
masih mengandung kalor kedalam atmosfer.
Sebuah HPHE adalah alat yang menggunakan cairan yang ditambahkan
dalam perpindahan kalor dengan tipe penukar panas dan mempunyai sebuah angka
satuan yang dapat berdiri sendiri atau dengan yang lainnya dalam pipa panas atau
thermosypon sebagai sarana utama untuk melakukan perpindahan panas dari
temperatur tinggi ke tempertur yang rendah. Disetiap pipa dilapisi dengan lembaran
kapiler untuk fluida bekerja dan mampu dibagi ke dalam evaporator atau bagian
penambah panas dan kondenser atau bagian pembuang panas. Ketika panas
ditambahkan dalam evaporator, saat fluida bekerja lembar kapiler menjadi panas
panas, menguap dan mengalir ke bagian pendingin atau kondenser, didalamnya
terjadi pemisahan uap dengan panas laten. Kekuatan lembar kapiler kemudaian
memompa cairan kembali ke evaporator (Dunn and Reay, 1994)
Thermosyphons di sisi lain merupakan pipa panas tetapi tanpa menggunakan
lembar kapiler. Perbedaan antara keduanya adalah thermosyiphons menggunakan
gaya grafitasi untuk mentransfer panas dari sumber panas, penampung fluida dingin
yang berlokasi dibawah. Dan hasilnya, bagian evaporator terletak dibawah bagian
kondenser. Saat bekerja fluida menguap, embun dalam kondenser mengalir kembali
ke evaporator bagian bawah karena dipengaruhi gaya grafitasi. Hal itu telah
menunjukkan bahwa adanya arah grafitasi, thermosyphons lebih mudah daripada
pipa panas karena faktanya pipa panas yang mempunyai lembar kapiler
menghasilkan perlawanan tambahan untuk mengalir dalam kondenser (pioro dan
pioro, 1997) Gambar 1 menggambarkan prinsip perbedaan antara pipa panas dan
termosipon.
Penggunaan pipa panas atau thermosyphons di konfigurasi penukar panas
yang terus meningkat dan dikaitkan ke thermosyphons yang tidak memiliki bagian
bergerak dan membantu daya kerja dalam memompa fluida yang diperlukan. Hal
tersebut bisa diaplikasikan untuk gas ke gas, gas ke cairan, dan cairan ke cairan
dalam penukar panas. Aliran panas dan didinginkan di HPHE juga mampu
diisolasikan secara penuh untuk mencegah kontaminasi silang oleh fluida. Karena
sekat-sekat pipa disendirikan, walaupun salah satu pipa mengalami kegagalan,
pengoprasian tetap berjalan, juga dengan mengurangi kelemahan dan menggunakan
refrigran umum sebagai cairan kerja, standar teknologi HVAC menjadi mudah
digunakan. HPHE mungkin dipandang sebagai pilihan yang menarik secara
komersial oleh perusahaan dalam penciptaan produk yang berhubungan dengan
energi karena efisiensinya yang bagus.
Gambar 1. Perbedaan cara kerja Thermosyphon dengan Pipa panas
Dalam makalah ini , penggunaan HPHE memanfaatkan thermosyphons (dalam pipa
panas terdapat lembar kapiler) yang dianggap untuk memulihkan limbah panas
dalam alat komersil yang relatif kecil yang ada di pengering dan dipakai untuk
memanaskan udara dingin yang masuk (tipe pengering untuk skala yang kecil,
seperti untuk buah, sayur,daging, dan produk lain dengan kapasitas antara 50
sampai 250 kg). Teori Penukar panas tidak terdapat dalam literatur umum, terdapat
spesialisasasi tekanan di bagian dalam evaporator dan kondenser, koefisien
perpindahan panas dan laju perpindahan panas mampu bekerja maksimal dengan
fluida R134a dan Butane. Program komputer memprediksi kekuatan panas di dalam
HPHE dan mendiskripsikannya. Dinilai dari segi ekonomis potensi penghematan
energinya mudah dilakukan dan pengujian yang benar.
2. TEORI
2.1 Teori perpindahan panas Thermosyphon
Untuk dua fase tunggal thermosyphon tertutup, seperti ditunjukkan pada
Gambar 1, dan untuk diagram ketahanan panas ditunjukkan pada Gambar 2, panas
ditransfer dari sumber panas, melalui dinding evaporator ke dalam fluida kerja dan
keluar melalui kondensor menuju ke heat sink. Tingkat perpindahan panasnya
mudah dinyatakan dalam perbedaan suhu dan jumlah dari tahanan panasnya adalah
.............................................(1)
Dimana :
Diketahui suhu pemanasan dan pendinginan saluran masuk dan keluar, laju aliran
masa di aliran pemanas dan pendingin, evaporator dan kondenser dapat dihitung
sesuai dengan perhitungan energi, seperti :
........................................(2)
......................................(3)
istilah dalam persamaan (2) dan (3) perhitungan panas yang tidak
di transfer ke fluida yang bekerja dalam evaporator, dan dari fluida kerja dalam
kondenser, tapi hal itu hilang atau diperoleh dari lingkungan melalui dinding jaket
pemanas atau pendingin mserta melalui struktur pendukung thermosyphon tersebut.
2.2 Korelasi koefisien Perpindahan panas dalam Thermosyphon
Keberhasilan pelaksanaan dalam desain HPHE membutuhkan pengetahuan
yang rinci dalam karakteristik perpindahan panas. Korelasi untuk bagian dalam
thermosyphon evaporator, koefisien perpindahan panas kondenser dan laju
perpindahan panas maksimum ditulis dalam persamaan 4,5 dan 6 (Meyer dan
Dobson, 2005). Korelasi tersebut ditentukan berdasar eksperimen untuk bagian
dalam diameter pipa yang bervariasi dari 15.0 sampai 32.0 mm dan panjang 2
sampai 6 m untuk mengisi 50% cairan dengan volume rasio bagian evaporator,
dengan temperatur 15 sampai 80 derajat celsius dengan menggunakan freon R134a
dan campuran butana yang dijual secara komersil sebagai bahan bakar gas yang
ringan (50% n-butana,25% iso-butana dan 25% propana dari massanya) sebagai
fluida kerja
Parameter penukar panas yang lain seperi tabung, sirip, koefisien perpindahan
panas bagian luar dan penurunan tekanan yang ada dalam perpindahan panas secara
umum dan literatur penukar panas (Mils, 1995 & Incropera and DeWitt, 2002) tidak
Gambar 2. Diagram ketahanan panas untuk Thermosyphons
diberikan disini. Laju perpindahan panas maksimum meningkat secara siknifikan
berkisar 40% (Meyer dan Dobson, 2005) jika thermosyphone disudut dari vertikal.
Meskipun sudut meningkat secara siknifikan, peningkatan tersebut tidak
sensitif,untuk sudut sudut kemiringan 15 sampai 60 derajat dari vertikal. untuk
alasan itu, korelasi yang dihasilkan hanya untuk vertikal dan sudut orientasi.
2.3 Prosedur produksi untuk ketahanan penukar panas
Tentukan atau asumsikan definisi fisik dari HPHE (misalnya, dimensi yang
diberikan dalam Tabel 2), koefisien perpindahan panas, konduktivitas termal (heo,
ke, hei, HCI, kc, HCO), dan suhu (Thi, Tho, Tci dan TCO), suhu internal Ti
kemudian bisa ditemukan dengan mencoba dan menebak nilai Ti dari persamaan 1.
Dengan cara yang sama, temperatur dan fluks panas tergantung dari variabel yang
didapat dari perhitungkan.
Prosedur dasar, inlet memerlukan aliran panas dan dingin secara spesifik.
Mulai dari baris pertama (sebagai contoh, konfigurasi laju aliran penukar panas
yang berlawanan yang ditunjukan di gambar 3) temperatur aliran dingin keluar
dapat diperkirakan oleh "marching" dari baris pertama sampai selanjutnya,
temperatur aliran dingin masuk dapat dihitung. Prosedur dilakukan berulang-ulang
untuk nilai yang berbeda dari aliran dingin yang keluar sampai nilai temperaturnya
sesuai.
2.4 Program Komputer
Spesifikasi desain thermal HPHE perlu ditetapkan secara spesifik, termasuk
tekanan atmosfer, temperatur aliran panas di inlet, temperatur aliran dingin di inlet,
temperatur aliran dingin di outlet dan laju aliran masa panas dan dingin yang akan
ditentukan (tabel 1)
Tabel 1. Spesifikasi HPHE yang dibutuhkan
Temperatur panas inlet 40-60 derajat C
Temperatur dingin inlet Udara Jenuh
Temperatur outlet yang diinginkan Tergantung pencapaian
Laju masa udara kedalam bagian kondenser 0,72 kg/s
Laju masa udara kedalam bagian evaporator 0,72 kg/s
Gambar 3. Desain dasar dari konfigurasi dari HPHE
Tabel 2. Definisi desain produksi dari HPHE
Fluida Kerja R134a
Konfigurasi penampungan tabung Plat dan tabung
Panjang Evaporator 0,35 m
Panjang Kondenser 0,35 m
Jumlah baris tabung 6
Jumlah tabung tiap baris 11
Jarak longitudinal 0,0381
Jarak Transverse 0,0381
Jarak sirip 10 sirip/inchi
Tebal sirip 0,0002 m
Diameter luar dari tabung 0,01588 m
Diameter dalam dari tabung 0,01490 m
Langkah selanjutnya, diasumsikan penukar panas geometri ,didalamnya
terdapat pipa berdiameter, perbandingan penjang dari evaporator terhadap
kondenser, jumlah dari baris dan jumlah tabung tiap baris, dan mudah atau tidak,
atau bersirip atau tidak (Tabel 2).
Hasilnya, membutuhkan kumpulan percobaan dan pengulangan
permasalahan yang dimana dalam kecepatan perpindahan panas evaporator
sebanding dengan kecepatan perpindahan panas kondenser, apabila uap dingin yang
diinginkan dalam outlet kondsinya sudah terpenuhi (untuk mengasumsikan susunan
aliran yang kembali, digambarkan dalam gambar 3) Sebuah diagram kecepatan
yang ditampilkan dengan program komputer (ditulis dengan tampilan utama) yang
digambarkan di gambar 4(Meyer,2005) dan hasilnya digabungkan dalam tabel 3.
Gambar 4. Diagram siklus aliran utama dalam program komputer
Tabel 3. Perhitungan temperatur secara teoritis , laju perpindahan panas dan
penurunan tekanan HPHE dituliskan di tabel 2 (baris 1-j sama dengan temperatus
antara baris i dengan j)
Inlet,Outlet Baris 1-2 Baris
3-4
Baris
2-5
Baris
5-6 Outlet,Inlet
Temperatur
aliran panas
[drjat C]
50.00 45.73 43.6 41.46 39.32 37.19
Temperatur
aliran
dingin [drjat
C]
34.82 30.55 28.41 26.28 24.14 22.00
Total
penurunan
tekanan [Pa]
281.5
3
Total panas
yang
termuat [W]
9297.
95
4. Percobaan awal
Percobaan awal dalam pemasangan HPHE untuk pengering standar yang
penyalurannya fleksibel, seperi yang ditunjukan dalam gambar 5 dan gambar 6.
Untuk pengering, dimens keseluruhannya adalah, panjang 2.8 m, lebar 1.4, dan
tinggi 1.9 m. Semua dimens dalam HPHE tersebut ditunjukan dalam gambar 7, itu
adalah spesifikasinya secara detail dan terdapat dalam tabel 2, dan pembuatannya
sesuai dengan standar dan teknologi pipa tembaga dan perpindahan panas sirip plat
almunium berjalan normal dalam industri HVAC.
Biasanya udara kering menguap dari air produk yang dikeringkan dan udara
lembab panas keluar melalui keluaran ke atmosfer. Dengan HPHE
Gambar 5. Skema HPHE untuk pengering berbentuk mini
Gambar 6. Gambar HPHE untuk pengering berbentuk mini
Gambar 7. Diatas merupakan desain manfaktur dari HPHE (dijelaskan dalam
gambar 2)
Uap panas ini kemudian masuk melalui evaporator yang ada di HPHE. Udara
ambient kemudian ditarik kedalam kondenser yang ada di HPHE, dimana suhu naik
dan kemudian kembali ke dalam sistem dan mengurangi beban pemanasan element
yang ada didalam pengering.
Pengukuran suhu diambil dari saluran masuk dan saluran keluar di masing-
masing aliran panas dan dingin, dan anemometer digunakan untuk mengukur
kecepatan aliran, dari laju aliran masa yang bisa dihitung. Sebuah kWh meter
dipasang untuk mengukur energi listrik yang dikonsumsi. Untuk memastikan
akurasi dengan melakukan simulasi pengeringan handuk basah dengan dan tnpa
HPHE untuk pembandingnya.
5. Hasil dan diskusi
5.1 HPHE Drier hasil eksperimen, kecepatan perpindahan panas untuk
pengeringan 45 menit pertama (dengan HPHE) dijelaskan pada Gambar 8.
Gambar 8. Percobaan tempertur dan laju perpindahan panas dalam waktu untuk
HPHE untuk untuk ________________________
Setelah 35 menit, termostat pengering (diatur pada suhu 50 C) mulai
mengontrol suhu pengering dan laju perpindahan panas antara aliran panas dan
aliran dingin yang bernilai antara 7700 dan 9000 W. Periode pengeringan
dilanjutkan untuk keseluruhan selama 5 jam dan kWh-meter membaca komnsumsi
daya listrik dengan waktu yang berbeda dapat dilihat dalam gamber 9. Dengan
HPHE total konsumsi daya pengering berkisar 35,4 kWh dan untuk pengeringan
dengan alat pengering tapi tanpa HPHE konsumsi dayanya berkisar 52,2 kWh
5.2 Verifikasi eksperimental dari teori desain HPHE
Percobaan kecepatan perpindahan panas dalam perbedaan suhu aliran panas
dan aliran dingin (yang digambarkan dalam gambar 8) adalah sebagai pembanding
antara prediksi dari teori yang digambarkan dalam gambar 10. Dan untuk perbedaan
suhu sekitar 15 derajat Celcius dengan perbandingan antara rumus matematika dan
dengan yang ditemukan dalam percobaan.
Gambar 9. Konsumsi energi untuk alat pengering tanpa HPHE
Gambar 10. Prediksi dari hasil teori dan percobaan yang menjelaskan tentang
fungsi laju perpindahan panas HPHEm dalam perbedaan rerata temperatur antara
aliran panas dan dingin
Saat perbedaan suhu yang lebih rendah, penyesuaian menjadi kurang
menguntungkan dan tidak menentu. Hal ini terjadi karena kesalahan dalam
perhitungan temperatur secara signifikan. Semakin kecil perbedaan temperatur,
maka semakin besar pertukaran panas yang dibutuhkan untuk mentransfer jumlah
panas yang sama.
Alat penukar panas untuk luasan yang besar berarti membutuhkan penukar
panas yang mahal, karenanya, untuk menekan biaya pengoprasian alat penukar
panas dengan perbedaan temperatur lebih dari 15 derajat. Alasan untuk konsisten
dalam perbedaan temperatur sekitar 11 derajat dikaitkan untuk diskontinuitas
dalam lingkup titik perpindahan dari satu koefisien perpindahan panas untuk
berbgai model teori.
5.3 Evaluasi Ekonomi
Hasil dari evaluasi ekonomi deri penghematan energi dengan menggunakan
HPHE digambarkan gambar 4. Bahan baku dan tenaga kerja (termasuk biaya
dengan nominal atas) termasuk untuk keuntungan dari HPHE digambarkan dalam
tabel 4, yang besarnya R7 469 dan dengan penghematan energi dikurangi dengan
biaya operasional tambahan sebesar R2 231, dan untuk membalikan modal bisa
ditempuh selam 3,2 tahun. Pelindung anti korosi epoxy sejumlah R2231 meruakan
biaya tmbahan yang signifikan.
Produsen dari HPHE mengeklaim bahwa keahlian mereka tidak akan
diperlukan untuk pengeringan hasil pertanian. Rangkaian pengering disisi lain
memerlukan lapisan pelindung. Dengan biaya tambahan ini modal akan kembali
sekitar 2,3 tahun. Alat HPHE telah dimasukkan dalam desain fitur setandar
produksi, waktu unutk mengembalikan modal berkisar 1,8 tahun yanga dianggap
memungkin bukan?
6. Kesimpulan
Tingkat perpindahan panas antara aliran panas dan dingin dari pipa panas
(thermosyphon) penukar panas sangat diprediksi akurat dengan model teori untuk
rerata perbedaan temperatur antara dua aliran yang lebih besar 15 C.
Tabel 4. Evaluasi Ekonomi (di tahun 2004-Rands(mata uang Afrika))
Biaya tambahan untuk HPHE
HPHE standar R2660
Lapisan anti korosi R2231
Variabel kecepatan kipas R1000
Saluran R78
Bagian peredam R500
Tenaga kerja R1000
1. Biaya total instalasi HPHE R7469
2. Biaya tambahan penggunaan HPHE R400/Tahun
Konsumsi energi tanpa HPHE :
Konsumsi energi tanpa HPHE 10,44 kWh/h
Operasi tiap tahun 250
Waktu(jam) tiap pergantian 18
Biaya daya listrik R0,18/kWh
3. Biaya tahunan untuk energi tanpa
HPHE
R8456
Konsumsi energi dengan HPHE:
Konsumsi daya listrik 7,08kWh
Evaluasi percobaan pemulihan panas penukar panas dipasang untuk
pengering mini menghasilkan penghematan 32% dan R2 321 per tahun (poin 5,
Tabel 4) dan untuk biaya pemasangan pipa panas total sebesar R7 469 (poin 1,
Tabel 4) waktu pengembalian modal 7469/2321 = 3,2 telah diperoleh. Sebuah
periode pengembalian modal dengan waktu yang singkat jika penukar panas
dimasukkan dalam desain pengering mini sebagai fitur standar produksi.
Operasi tiap tahun 250
Waktu(jam) tiap pergantian 18
Biaya daya listrik R0,18/kWh
4. Biaya tahunan untuk energi dengan
HPHE
R5735
5. Penghematan tian tahun (3-4-2) R2321
6. Periode pengembalian modal (1/5) 3,2 Tahun
Referensi
Dunn DP and Reay D, 1994, Heat pipes, 4th Edition,Pergamon.
Incropera FP and DeWitt DP, 2002, Fundamentals of Heat and Mass Transfer,
Wiley.
Meyer A, 2004, Development of a Range of Air-to-Air Heat Pipe Heat Recovery
Heat
Exchangers, MSc Thesis, University of Stellenbosch, Stellenbosch.
Meyer A and Dobson RT, 2005, Thermal performancecharacterization of R134a
and Butane charged twophase closed thermosyphons, R & D Journal
(submitted for review and publication).
Mills AF, 1995, Heat and Mass Transfer, Richard D. Irwin.
Pioro LS and Pioro IL, 1997, Industrial Two-phase Thermosyphons, Begell House.
Russwurm AE, January 1980, Q-pipes add a new dimension to waste heat recovery,
recycling energy Part 1, Heating, Air Conditioning & Refrigeration (Now Refrigeration and Air Conditioning), pp 27-39.
Russwurm AE, March 1980, Recovering waste heat with Q-pipes, recycling energy
Part 2 Recycling energy, Heating, Air Conditioning & Refrigeration (Now Refrigeration and Air Conditioning), pp 45-49.
ANALISIS JURNAL
Sebuah pengering mini yang manufakturnya disisipi alat penukar kalor
HPHE. HPHE (Heat Pipe Heat Exchanger) merupakan alat penukar kalor yang
berfungsi sebagai pendaur panas yang sudah terbuang, tepatnya panas yang sudah
keluar dari sistem, akan di daur lagi untuk dipakai kembali memanaskan atau
mengeringkan di dalam sistem. Penggunaan HPHE sudah muncul pada pertengahan
tahun 1970, awalnya HPHE digunkan untuk pengeringan hasil pertanian, industri
saluran pemanas dan industri pendingin udara,
Penggunaan HPHE memeiliki berbagai model dari struktur pipa didalamnya.
Yang pertama adalah heat pipe dimana pipa yang ada dalam alat HPHE merupakan
pipa yang hanya polos dan kurang efisien, karena jalannya fluida tidak akan
menyebar secara penuh dalam pipa tersebut. Lalu yang kedua adalah
Thermosyphons, hampir sama dengan heat pipe hanya saja didalam
Thermosyphones disisipi wick atau kasa yang membanti fluida untuk menyebar
dalam luasan pipa.
HPHE sendiri merupakan alat yang sangat ekonomis, karena HPHE sendiri
bisa diaplikasikan untuk alat yang ukurannya relatif kecil (penegerng mini) ataupun
juga dalam skala besar (Industri). Maka perlu adanya standarisasi alat pengehasil
energi yang harus mengandung prinsip HPHE untuk menekan biaya yang timbul
dibandingkan dengan alat penghasil energi tanpa menggunakan HPHE.
Bila ditinjau dari segi ekonomis, Penggunaan HPHE merupakan langkah
yang tepat. Karena berdasarkan penelitian, biaya produksi saat alat tidak
menggunakan HPHE adalah sebesar R8456 (Rands, mata uang afrika) sedangkan
apabila alat terdAPAT HPHE untuk alat pendaur panasnya biaya dapat ditekan
menjadi R5735. Hal itu terjadi karena konsumsi energi untuk elemen pemanas
dalam pengering atau pemanas mempunyai bebean yang besar (tanpa HPHE)
sehingga konsumsi energi listriknya besar. Berbeda dengan alat pngering atau
pemanas yang menggunakan prinsip HPHE, elemen pemanasnya bekerja dibantu
oleh HPHE yang menyebabkan konsumsi energi listriknya menjadi lebih rendah.
Kesimpulannya pendaur panas HPHE menghasilkan penghematan yang
cukup besar, dalam peelitian penghematan di persentasekan sebesar 32% dan
biayanya sebesar R2321 per tahun (poin 5, Tabel 4) dan untuk biaya pemasangan
pipa panas total sebesar R7 469 (poin 1, Tabel 4) waktu pengembalian modal
7469/2321 = 3,2 telah diperoleh. Sebuah periode pengembalian modal dengan
waktu yang singkat jika penukar panas dimasukkan dalam desain pengering mini
sebagai fitur standar produksi.