Upload
doanmien
View
248
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Analisis Implementsi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Dan
Hubungannya Terhadap Kinerja PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Ristifani
Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2009
Abstrak
Bank merupakan salah satu faktor dalam mendukung perekonomian di Indonesia.
Untuk dapat untuk memperkuat industri perbankan nasional sesuai dengan Arsitektur
Perbankan Indonesia (API) maka salah satu upaya adalah dengan meningkatkan kualitas
pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG).
Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui implementasi prinsip-prinsip
Good Corporate Governance (GCG) dan hubungannya terhadap kinerja pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Jakarta. Prinsip-prinsip yang digunakan telah mengikuti
Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 yaitu Transparancy (Transparansi),
Accountability (Akuntabilitas), Responsibility (Pertanggungjawaban), Independency
(Kemandirian) dan Fairness (Kewajaran). Sedangkan untuk Kinerja, terdiri dari aspek
keuangan, aspek Proses Bisnis Internal serta Aspek Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Dalam menilai implementasi Good Corporate Governance (GCG) dan pengaruhnya
terhadap kinerja, penulis menggunakan data primer, yaitu menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian ini menggunakan instrumen kusioner, dimana masing-masing
variabel memperoleh nilai sebesar 84,65% dan 84%. Hal ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan
pelaksanaan kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah dilaksanakan
dengan baik.
Sedangkan hubungan Implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. merupakan hasil perhitungan korelasi rank spearman sebesar 0,914 atau 91,40% yang artinya mempunyai hubungan searah yang sangat kuat. Dan hasil koefisien determinan dengan nilai sebesar 83,53% mempunyai arti bahwa hubungan kedua variabel mempunyai pengaruh sebesar 83,53%. Dimana implementasi prinsip Good Corporate Governance (GCG) mempengaruhi kinerja sebesar 83,53% dan sisanya sebesar 16,47% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar prinsip Good Corporate Governance.
Kata Kunci: Good Corporate Governance, Pengukuran Kinerja.
-
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 1990-an mulai terjadi
perubahan besar – besaran dalam bidang
sosial politik dan ekonomi baik di Eropa
maupun di Asia. Perubahan era globalisasi
terhadap ekonomi global yang terjadi di
berbagai Negara berdampak pula pada
Negara Indonesia. Untuk itu pemahaman
terhadap visi dan misi perusahaan juga
terhadap tata kelola yang baik dari
pemerintah, perusahaan pemerintah maupun
swasta mutlak dibutuhkan demi
kelangsungan usaha.
Tentunya kegiatan terencana dan
terprogram ini dapat tercapai dengan
keberadaan sistem tatakelola perusahaan
yang baik. Sistem tatakelola organisasi
perusahaan yang baik ini menuntut
dibangunnya dan dijalankannya konsep dasar
Good Corporate Governance (GCG) dalam
proses manajerial perusahaan.
Pemahaman terhadap prinsip-
prinsip corporate governance telah dijadikan
acuan oleh negara-negara di dunia termasuk
Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut
diperlukan untuk mencapai kinerja yang
berkesinambungan dengan tetap
memperhatikan pihak-pihak yang
berkepentingan. Adapun prinsip-prinsip
Good Corporate Governance yang
diterbitkan oleh organisasi internasional
OECD mencakup enam (6) hal. Pertama,
landasan hukum yang diperlukan untuk
menjamin penerapan Good Corporate
Governance secara efektif. Kedua, hak
pemegang saham dan fungsi pokok
kepemilikan perusahaan. Ketiga, perlakuan
adil terhadap para pemegang saham.
Keempat, peranan stakeholder dalam
corporate governance. Kelima,
pengungkapan informasi perusahaan secara
transparan. Dan keenam adalah tanggung
jawab Dewan Pengurus.(Siswanto Sutojo dan
E. John Aldrige, 2008 : 9-10)
Dalam lingkungan bisnis, tak
terkecuali dunia perbankan yang semakin
kompetitif membutuhkan suatu informasi
yang dapat memberikan gambaran mengenai
kinerja perusahaan. Untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan perusahaan tersebut,
diperlukan suatu penilaian atau pengukuran
terhadap kinerja yang telah dilakukan oleh
perusahaan dalam melaksanakan strategi
yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja
perusahaan di dunia perbankan yang
kompetitif seperti sekarang ini menuntut
suatu pengukuran kinerja dari aspek
keuangan dan juga aspek non-keuangan.
Dimana berdasarkan aspek
keuangan, perusahaan mengacu pada laporan
keuangan. Hal ini karena setiap perusahaan
pada suatu periode akan melaporkan semua
kegiatan keuangannya dalam bentuk ikhtisar
keuangan atau laporan keuangan. Laporan
keuangan adalah sebuah produk informasi
yang dihasilkan yang sangat penting yang
berkaitan dengan kondisi perusahaan
sehingga dalam penyusunannya tidak bisa
terlepas dari proses penyusunannya. Oleh
karena itu, laporan keuangan merupakan
dasar dalam penilaian kinerja perusahaan.
Laporan keuangan yang tersebut bertujuan
untuk memberikan gambaran mengenai
hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu
periode waktu yang telah berlalu (past
performance), serta berfungsi sebagai alat
pertanggungjawaban manajemen. Dan setiap
kebijakan dan keputusan yang diambil dalam
proses penyusunan laporan keuangan akan
sangat mempengaruhi sekali dalam penilaian
kinerja perusahaan.
-
Sedangkan berdasarkan aspek non-
keuangan mengacu pada sistem pengukuran
kinerja yang di rancang oleh Robert S
Kaplan dan David P Norton yang dikenal
sebagai Balanced Scorecard. Balanced
Scorecard memiliki keistimewaan dalam hal
pengkurannya yang komprehensif, karena
juga mempertimbangkan kinerja dalam aspek
non-keuangaan. Selain itu, Balanced
Scorecard juga menterjemahkan visi, misi
dan strategi perusahaan kedalam berbagai
tujuan dan ukuran, yang tersusun ke dalam
empat perspektif. Dengan menggunakan
Balanced Scorecard perusahaan bisa
melangsungkan kehidupannya dalam jangka
panjang karena Balanced Scorecard tidak
hanya mengukur kinerjanya dari sisi
keuangannya saja tetapi dari sisi non-
keuangannya juga. (Nita Yuanita, 2007)
Kinerja suatu bank sangat erat
hubungannya dengan peran dan fungsi
manajemen dari bank tersebut. Keberhasilan
suatu bank untuk dapat menghasilkan suatu
keuntungan merupakan suatu prestasi yang
dilakukan oleh pihak manajemen dalam
mengelola banknya secara baik dan benar.
Dengan demikian maju tidaknya kegiatan
operasional suatu bank sangat tergantung
dengan kemampuan dari manajemen tersebut
mengelola banknya masing-masing.
Disamping besarnya peran manajemen dalam
mengelola bank agar dapat menghasilkan
kinerja yang baik, peran dari pemilik bank
itu sendiri juga cukup besar untuk
memberikan kontribusi dalam memilih
manajemen yang bagus.
Namun, kelemahan mendasar pada
perekonomian di Indonesia terutama di
tingkat mikro, diakibatkan pengelolaan
ekonomi dan sektor usaha yang kurang
efisien serta sistem perbankan yang rapuh.
Pemerintah melalui Bapepam telah
mengeluarkan beberapa peraturan yang
bertujuan untuk meningkatkan transparansi
dan konsistensi dalam pelaksanaan kebijakan
ekonomi, serta mendorong terciptanya
penerapan pengelolaan dunia usaha yang
baik (Good Corporate Governance). Sulit
dipungkiri, selama sepuluh tahun terakhir ini,
istilah Good Corporate Governance (GCG)
kian populer. Tak hanya populer, tetapi
istilah tersebut juga ditempatkan di posisi
terhormat. Hal itu, setidaknya terwujud
dalam dua keyakinan. Pertama, GCG
merupakan salah satu kunci sukses
perusahaan untuk tumbuh dan
menguntungkan dalam jangka panjang,
sekaligus memenangkan global, terutama
bagi perusahaan yang telah mampu
berkembang sekaligus menjadi terbuka.
Kedua, krisis ekonomi dunia, di kawasan
Asia dan Amerika Latin yang diyakini
muncul karena kegagalan penerapan GCG.
Sejak Pedoman Good Corporate
Governance dikeluarkan pada tahun 1999
dan selama proses pembahasan pedoman
GCG sektor perbankan dan sektor
perasuransian, telah terjadi perubahan-
perubahan yang mendasar, baik di dalam
negeri maupun di luar negeri. Walaupun
peringkat penerapan Good Corporate
Governance (GCG) di dalam negeri masih
sangat rendah, namun semangat menerapkan
GCG di kalangan dunia usaha dirasakan ada
peningkatan. Perkembangan lain yang
penting dalam kaitan dengan perlunya
penyempurnaan Pedoman Good Corporate
Governance adalah adanya krisis ekonomi
dan moneter pada tahun 1997-1999 yang di
Indonesia berkembang menjadi krisis
multidimensi yang berkepanjangan. Krisis
tersebut antara lain terjadi karena banyak
-
perusahaan yang belum menerapkan Good
Corporate Governance secara konsisten,
khususnya belum diterapkannya etika bisnis.
Hasil survey dari Worl Bank
mengenai penerapan Corporate Governance
di Indonesia tahun 2004 pun menunjukan
bahwa penerapan hukum dan peraturann
perundang-undangan perlu diperkuat, dan
sanksi yang ada dianggap belum terlalu
efektif dalam mengatasi pelanggaran yang
terjadi dalam dunia perbankan. Hal ini
mengakibatkan tidak efektifnya pula
kegiatan operasional yang terjadi, sehingga
kinerja perusahaan dianggap belum
semaksimal mungkin. Untuk itu diharapkan
penerapaan Good Corporate Governance di
dunia perbankan harus mengikuti prinsip-
prinsip dari Good Corporate Governance
secara total dan mutlak yang telah ditetapkan
dalam Surat Edaran Kepada Semua Bank
Umum Di Indonesia, perihal Pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi Bank
Umum No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007
yang menetapkan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari
2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum dan
Peraturan Bank Indonesia Nomor
8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006
tentang Perubahan atas Peraturan Bank
Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum. Dengan adanya
penerapaan Good Corporate Governanve ini
akan membawa pengaruh terhadap kinerja
keuangan yang berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan yang lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan asumsi, pertimbangan
dan alasan pada uraian latar belakang
masalah di atas telah mendorong penulis
untuk mengetahui dan mempelajari
mengenai perusahaan yang bergerak pada
bidang lembaga keuangan bank yang
berkaitan dengan kinerja perusahaan dalam
hal Good Governance sebagai pokok
pembahasan penulisan skripsi ini dengan
mengambil judul “ANALISIS
IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(GCG) DAN HUBUNGANNYA
TERHADAP KINERJA PADA PT.
BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) TBK.”.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana implementasi prinsip-
prinsip Good Corporate Governance
(GCG) di PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.?
2) Bagaimana kinerja PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk.?
3) Bagaimana hubungan implementasi
prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) terhadap kinerja
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk.?
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan
tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka
dari rumusan permasalahan di atas penulis
telah mempersempit ruang lingkup
pembahasan berkaitan dengan perusahaan
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
pada implementasi prinsip-prinsip good
corporate governance (GCG) dan
hubungannya terhadap kinerja
perusahaan. Untuk kinerja perusahaan
yang digunakan oleh penulis berkaitan
dengan aspek keuangan pada tingkat ukur
-
Rentabilitas (Profitabilitas) yaitu Return
on Investment yang meliputi Return on
Asset dan Return on Equity, aspek bisnis
internal serta pertumbuhan dan
pembelajaran.
Untuk proses bisnis internal
meliputi kegiatan inovasi, operasi dan
layanan purna jual sedangkan untuk aspek
pertumbuhan dan pembelajaran meliputi
kepuasan kerja, kapabilitas sistem
informasi dan motivasi serta keselarasan
dan pemberdayaan. Adapun dalam
menganalisis kedua variabel antara
implementasi prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG) dan kinerja
penulis menggunakan instrument
kuesioner.
1.4 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas,
tujuan penulisan skripsi ini adalah :
1) Untuk mengetahui implementasi
prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) di PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
2) Untuk mengetahui kinerja PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
3) Untuk mengetahui hubungan
implementasi prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG)
terhadap kinerja PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk.
1.5 Manfaat Penelitian
1) Untuk menambah pengalaman dan
pengetahuan penulis terhadap suatu
permasalahan sesuai dengan ilmu yang
telah diperoleh selama perkuliahan.
2) Penulis dapat memecahkan
permasalahan berkaitan dengan
perusahaan perbankan atau lembaga
keuangan dalam hal menganalisis
implementasi prinsip-prinsip good
corporate governance (GCG) dan
pengaruhnya terhadap kinerja
perusahaan.
3) Sebagai bahan referensi perpustakaan
di Universitas Gunadarma dan pihak-
pihak yang membutuhkan referensi
dengan topik bahasan yang ada di
skripsi ini.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian dan Konsep Dasar Good
Corporate Governance (GCG)
Dua teori utama yang terkait
dengan corporate governance adalah
stewardship theory dan agency theory
(Chinn, 2000; Shaw, 2003). Stewardship
theory dibangun di atas asumsi filosofis
mengenai sifat manusia, yaitu bahwa
manusia pada hakekatnya dapat dipercaya,
mampu bertindak dengan penuh
tanggungjawab, memiliki integritas dan
kejujuran terhadap pihak lain. Dengan kata
lain, stewardship theory memandang
manajemen sebagai dapat dipercaya untuk
bertindak dengan sebaik-baiknya bagi
kepentingan publik maupun stakeholder.
Sementara itu, agency theory yang
dikembangkan oleh Michael Johnson,
memandang bahwa manajemen
perusahaan sebagai “agents” bagi para
pemegang saham, akan bertindak dengan
penuh kesadaran bagi kepentingannya
sendiri. Good Corporate Governance
didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan
proses yang digunakan oleh organ
perusahaan guna memberikan nilai tambah
-
perusahaan yang berkesinambungan dalam
jangka panjang.
Tata kelola perusahaan yang baik
(Good Coorporate Governance)
merupakan struktur yang oleh stakeholder,
pemegang saham, komisaris dan manajer
menyusun tujuan perusahaan dan sarana
untuk mencapai tujuan tersebut dan
mengawasi kinerja (OECD, 2003) (
Wahyudin Zarkasyi, 2008: 35).
Good Corporate Governance
(GCG) sebagai kumpulan hukum,
peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib
dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja
sumber-sumber perusahaan untuk
berfungsi secara efisien guna
menghasilkan nilai ekonomi jangka
panjang yang berkesinambungan bagi para
pemegang saham maupun masyarakat
sekitar secara keseluruhan. Bank Dunia
(World Bank)
Penerapan GCG juga diharapkan
dapat menunjang upaya pemerintah dalam
menegakkan good corporate governance
pada umumnya di Indonesia. Saat ini
Pemerintah sedang berupaya untuk
menerapkan good corporate governance
dalam birokrasinya dalam rangka
menciptakan Pemerintah yang bersih dan
berwibawa. Corporate governance
didefinisikan oleh Monks dan Minow
dalam Darmawati (2005) adalah sebagai
hubungan partisipan dalam menentukan
arah dan kinerja
Dapat disimpulkan bahwa Good
Corporate Governance (www.madani-
ri.com) merupakan:
1). Suatu struktur yang mengatur pola
hubungan harmonis tentang peran
dewan komisaris, direksi, pemegang
saham dan para stakeholder lainnya.
2). Suatu sistem pengecekan dan
perimbangan kewenangan atas
pengendalian perusahaan yang
dapat membatasi munculnya dua
peluang: pengelolaan yang salah
dan penyalahgunaan aset
perusahaan.
3). Suatu proses yang transparan atas
penentuan tujuan perusahaan,
pencapaian, berikut pengukuran
kinerjanya.
2.1.2 Sejarah Good Corporate Governance.
Sejarah corporate governance
telah dimulai sejak 200 tahun yang lalu,
yaitu ketika Blackstone menggambarkan
corporation sebagai little republic. Dengan
penganalogian seperti itu memberi
konsekuensi bahwa suatu corporation
harus dikelola sebagaimana suatu republik
dan seringkali perusahaan disebut sebagai
miniatur Negara. Sehingga unsur-unsur
pengelolaan sebuah perusahaan harus
diselenggarakan melalui tindakan sebagai
berikut : (Laporan Penelitian, Lastuti
Abubakar, 2002:11)
1). Pemilihan anggota board ofdirector
oleh pemegang saham melalui
pemberian suarayang merupakan
hak dasar pemegang saham.
2). Organ legislatif perusahaan yang
merupakan sentral kewenangan
manajerial.
3). Birokrasi perusahaan yang terdiri
dari board of director dan eksekutif
pelaksana sehari-hari manajemen
perusahaan.
Konsep Corporate Governance
yang komperenhensif mulai berkembang
sejak kejadian The New York Stock
Exchange Crash pada tanggal 19 Oktober
1987 dimana cukup banyak perusahaan
multinasional yang tercatat di Bursa Efek
NewYork, mengalami kerugian financial
-
yang cukup besar. Sejak terbitnya Cadbury
Code on Corporate Governance pada
tahun 1992, semaskin banyak intitusi yang
melakukan penyempurnaan dalam prinsip-
prinsip dan petunjuk teknis praktik Good
Corporate Governance. Pola Good
Corporate Governance kemudian diikuti
oleh Negara-negara di Eropa hingga
seluruh dunia.
2.1.3 Tujuan dan Manfaat Good Corporate
Governance
Menurut Siswanto Sutojo dan E.
John Aldridge (2005:5-6), Good
corporate governance mempunyai lima
macam tujuan utama. Kelima tujuan
tersebut adalah sebagai berikut.
1). Melindungi hak dan kepentingan
pemegang saham.
2). Melindungi hak dan kepentingan
para anggota the stakeholders non-
pemegang saham.
3). Meningkatkan nilai perusahaan dan
para pemegang saham.
4). Meningkatkan efisiensi dan
efektifitas kerja Dewan Pengurus
atau Board of Directors dan
manajemen perusahaan, dan
5). Meningkatkan mutu hubungan
Board of Directors dengan
manajemen senior perusahaan.
2.1.4 Prinsip Dasar Good Corporate
Governance
Penerapan GCG perlu di dukung
oleh tiga pilar yang saling berhubungan,
yaitu negara dan perangkatnya sebagai
regulator, dunia usaha sebagai pelaku
pasar, dan masyarakat sebagai pengguna
produk. (Wahyudin Zarkasyi, 2008:36)
Prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh
masing – masing pilar adalah :
1). Negara dan perangkatnya
menciptakan peraturan perundang –
undangan yang menunjang iklim
usaha yang sehat, efisien, dan
transparan. Melaksanakan peraturan
perundang – undangan dan
penegakan hokum secara konsisten
(consistent law enforcement).
2). Dunia usaha sebagai pelaku pasar
menerapkan GCG sebagai pedoman
pasar pelaksanaan usaha.
3). Masyarakat sebagai pengguna
produk dan jasa duia usaha serta
pihak yang yang terkena dampak
dari keberadaan perusahaan,
menunjukan kepedulian dan
melakukan kontrol sosial secara
obyektif dan bertanggung jawab.
2.1.5 Faktor Penerapan Prinsip Good
Corporate Governance
Dikutip dari (www.madani-
ri.com), syarat keberhasilan penerapan
GCG memiliki dua faktor yang memegang
peranan sebagai berikut :
Faktor Eksternal
1. Terdapatnya sistem hukum yang baik.
2. Dukungan pelaksanaan GCG dari
sektor publik / lembaga
pemerintahaan.
3. Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG
yang tepat (best practices).
4. Terbangunnya sistem tata nilai sosial
yang mendukung penerapan GCG di
masyarakat..
5. Semangat anti korupsi yang
berkembang di lingkungan publik di
mana perusahaan beroperasi disertai
perbaikan masalah kualitas
pendidikan dan perluasan peluang
kerja.
-
Faktor Internal
1. Terdapatnya budaya perusahaan
(corporate culture) yang mendukung
penerapan GCG.
2. Berbagai peraturan dan kebijakan yang
dikeluarkan perusahaan mengacu pada
penerapan nilai-nilai GCG.
3. Manajemen pengendalian risiko
perusahaan juga didasarkan pada kaidah-
kaidah standar GCG.
4. Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan)
yang efektif dalam perusahaan.
5. Adanya keterbukaan informasi bagi
publik.
2.1.6 Good Corporate Governance Pada Bank
Umum
Secara sepintas penerapan GCG
di bank umum tidak berbeda dengan
perusahaan lainnya, akan tetapi tidaklah
demikian halnya. Dalam banyak hal
perilaku manager dan pemilik bank
merupakan faktor utama yang memerlukan
perhatian dalam penerapan GCG. Dalam
banyak hal konsep Agency Theory yang
sering digunakan dalam penerapan GCG
tidak sepenuhnya dapat digunakan dalam
industri perbankan. Untuk itu perlu
ditelaah lebih lanjut bagaimana seharusnya
penerapan GCG pada industri perbankan
dilakukan. (Leo J. Susilo,2007)
Bank Indonesia (BI) pada tanggal
30 Januari 2006 yang lalu telah
mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia
(PBI) No. 8/4/PBI/2006 tentang
pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dan
Peraturan Bank Indonesia Nomor
8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006
tentang Perubahan atas Peraturan Bank
Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum. Upaya BI dengan
mengeluarkan peraturan tentang
pelaksanaan GCG tersebut sudah tepat,
meskipun agak terlambat.
Sesuai pasal 2 ayat 1 disebutkan
bahwa bank wajib melaksanakan prinsip-
prinsip GCG dalam setiap kegiatan
usahanya pada seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi. Pelaksanaan prinsip-
prinsip GCG sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 paling kurang harus diwujudkan
dalam 7 (tujuh) hal sebagai berikut.
1). Pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab dewan komisaris dan direksi.
2). Kelengkapan dan pelaksanaan tugas
komite-komite dan satuan kerja yang
menjalankan fungsi pengendalian
internal bank.
3). Penerapan fungsi kepatuhan, auditor
internal dan auditor eksternal.
4). Penerapan manajemen risiko,
termasuk system pengendalian
intern.
5). Penyediaan dana kepada pihak
terkait dan penyediaan dana besar.
6). Rencana strategis bank.
7). Transparansi kondisi keuangan dan
nonkeuangan bank.
2.1.7 Aspek Khusus Penerapan GCG pada
Bank Umum
Dari segi operasional Ross
Levine (2003, 2005) menyatakan bahwa
bank pada dasarnya mempunyai dua ciri
khas yang tidak terdapat pada jenis
industri lainnya yaitu (1) industri
perbankan relatif lebih kurang transparan
(opaque) dibandingkan dengan industri
lainnya karena adanya informasi asimetri,
dan (2) intervensi regulator sangat tinggi
dalam perbankan baik secara makro yaitu
pada pasar jasa perbankan maupun secara
mikro terhadap masing-masing bank. Hal
yang sama juga dikemukakan oleh
Wiraguna Bagoes Oka dari Bank
-
Indonesia yang menyatakan bahwa dua
elemen penting dalam penerapan GCG
diperbankan adalah transparansi dan
regulasi. (Leo J. Susilo,2007:64)
Terdapat 4 (empat) hal yang
dapat dijadikan sebagai kriteria penilaian
bagi BI dalam menentukan peringkat GCG
perbankan adalah sebagai berikut.
1). Transparansi bank terhadap pihak-
pihak terkait.
2). Efektivitas direksi dan komisaris
perbankan dalam mengemban
tugasnya.
3). Efektivitas komite-komite yang
wajib dibentuk di lingkungan direksi
dan komisaris.
4). Independensi Satuan Kerja Audit
Intern (SKAI).
2.1.8 Implementasi Prinsip Good Corporate
Governance
Penerapan prinsip-prinsip good
corporate governance dalam suatu
perusahaan merupakan salah satu bahan
pertimbangan utama bagi kreditor dalam
mengevaluasi potensi suatu perusahaan
untuk menerima pinjaman kredit. Bahkan
bagi perusahaan yang berdomisili di
negara-negara berkembang, implementasi
prinsip corporate governance secara
konkret, dapat memberikan kontribusi
untuk memulihkan kepercayaan para
kreditor terhadap kinerja suatu perusahaan
yang telah dilanda krisis, misalnya di
Indonesia.
Penerapan prinsip good corporate
governance adalah untuk menghasilkan
kinerja perusahaan yang efektif dan
efisien, melalui harmonisasi manajemen
perusahaan. Dibutuhkan peran yang penuh
komitmen dan independen dari dewan
direksi dan dewan komisaris dalam
menjalankan kegiatan perusahaan,
sehingga menghasilkan kinerja perusahaan
yang baik.
2.1.9 Kinerja Perusahaan
Pengertian kinerja adalah
gambaran pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan atau program atau kebijaksanaan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi
dan visi organisasi.
Kinerja perusahaan dapat dilihat
dari aspek keuangan dan juga aspek non-
keuangan. Dari aspek keuangan dapat
dilihat dari laporan keuangan yang
menggambarkan bagaimana kinerja
keuangan dalam suatu perusahaan dan
sering menjadi perhatian utama bagi para
pemakai informasi laporan keuangan.
Sedangkan dari aspek non-keuangan bisa
dilihat dari kepuasan nasabah ataupun
perkerja, dan juga bisa dilihat dari
perkembangan aktivitas bisnis perusahaan
dan lain sebagainya.
2.1.10 Manfaat Penerapan Prinsip-Prinsip
Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perusahaan.
1). Dengan good corporate governance
proses pengambilan keputusan akan
langsung baik sehingga akan
menghasilkan keputusan yang
optimal, meningkatkan efisiensi
serta terciptanya budaya kerja yang
lebih sehat.
2). Good corporate governance
memungkinkan dihindarinya atau
sekurang-kurangnya dapat
meminimalisasi terhadap
penyalahgunaan wewenang oleh
pihak direksi dalam pengelolaan
perusahaan maupun pihak yang
berkepentingan lainya.
3). Nilai perusahaan dimata investor
meningkat akibat meningkatnya
-
kepercayaan mereka terhadap
pengelolaan perusahaan tempat
mereka berinvestasi.
4). Bagi para pemegang saham,
peningkatan kinerja merupakan
point penting yang utama yang akan
menaikan nilai saham mereka dan
juga nilai deviden yang akan
diterima.
5). Penerapan good corporate
governance yang konsisten juga
akan meningkatkan laporan
keuangan perusahaan untuk
mematuhi berbagai aturan dan
prinsip akuntansi yang berlaku dan
penyajian informasi yang
transparan.
2.1.11 Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan
Secara teoritis praktik good
corporate governance dapat meningkatkan
kinerja perusahaan, mengurangi resiko
yang mungkin dilakukan oleh dewan
dengan keputusan yang menguntungkan
sendiri dan umumnya good corporate
governance dapat meningkatkan
kepercayaan investor untuk menanamkan
modalnya yang berdampak terhadap
kinerjanya. (Diah Kusuma, 2008:16)
Penelitian yang dilakukan oleh
Yudha Pranata pada tahun 2007
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan GCG terhadap ROE, Tobin’s Q
dan net profit margin (NPM). Sampel yang
digunakan sebanyak 35 perusahaan
diambil secara purposive sampling yaitu
perusahaan go public yang terdaftar di BEJ
selama tahun 2001-2005 dan masuk dalam
kelompok 10 besar berdasarkan indeks
GCG. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan GCG
berpengaruh positif terhadap return on
equity (ROE), Tobin’s Q dan net profit
margin (NPM) dan perubahan yang terjadi
pada skor penerapan GCG disebabkan oleh
faktor lain yang tidak tercakup dalam
model regresi.
III. METODELOGI PENELITIAN.
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian untuk penulisan
skripsi ini dilakukan di perusahaan yang
berbentuk persero pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. yang beralokasi
Jalan Jenderal Sudirman Kav 44-46
Jakarta Pusat Tromol Pos 1094/1000
Jakarta 10210.
3.2 Metode Penelitian Yang Digunakan
Dalam penulisan skripsi ini
menggunakan metode deskriptif analitis
dengan pendekatan studi kasus, yaitu
metode yang melihat dan menggambarkan
lingkungan dan keadaan yang nyata yang
tampak dalam perusahaan dengan cara
mengumpulkan, menyajikan dan
menganalisis data sehingga dapat
memberikan gambaran yang cukup jelas
mengenai objek yang diteliti, agar dapat
diambil suatu kesimpulan maupun
dijadikan saran dimasa yang akan datang
berdasarkan penelitian yang dilakukan.
3.2.1 Metode Pengumpulan Data
Penulis melakukan penelitian
dengan menggunakan 2 (dua) metode
penelitian, yaitu :
1). Dengan Studi Pustaka (Library
Study)
Dalam hal ini, penulis melakukan
studi pustaka untuk memperkuat
-
dan mendukung penulisan skripsi
ini yaitu menguraikan teori-teori
yang diperlukan dalam pembahasan
masalah dengan mengumpulkan
bahan atau data yang dianggap
perlu dan mempunyai kaitan dengan
judul yang diambil. Dari data-data
tersebut kemudian dijadikan sebagai
alat bantu dalam penyelesaian
penelitian ini.
2). Dengan Studi Lapangan (Field
Study)
Metode ini ditempuh dengan
melakukan kunjungan lapangan ke
perusahaan yang bersangkutan
untuk mendapatkan kelengkapan
data sesuai dengan materi judul
penelitian.
3.2.2 Populasi dan Sampel
Penelitian ini membahas tentang
Implementasi Prinsip-Prinsip Good
Corporate Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan dengan mengambil populasi
pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. Dalam melakukan penelitian ini,
penulis memperoleh data dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada responden
di perusahaan yang diteliti dengan
menggunakan sampling purposive dan
memperoleh sampel 12 responden.
Responden yang dipilih oleh penulis
adalah orang-orang yang ahli dan
berpengalaman serta terkait dengan
penelitian ini.
3.2.3 Data Dan Variabel Penelitian
Dalam penulisan Analisis
Implementasi Prinsip-Prinsip Good
Corporate Governance (GCG) dan
Hubungannya Terhadap Kinerja Pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
menggunakan beberapa data guna
memaksimalkan hasil penulisan. yaitu
merupakan data primer dan data sekunder.
Data primer, yaitu berasal dari PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berupa
wawancara, observasi dan kuesioner.
Sedangkan data sekunder berasal dari
literatur (kepustakaan) yang berkaitan
serta alamat web site yang berkaitan
dengan judul penulisan. Dua variabel yang
akan dianalisis, yaitu:
1). Variabel Independen (Variabel
X)
Pada penelitian ini yang menjadi
variabel independent adalah
implementasi prinsip Good
Corporate Governance (GCG)
dalam perusahaan yang meliputi
transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban,
kemandirian, dan kewajaran.
2). Variabel Dependen (Variabel
Y)
Yang menjadi variabel dependen
adalah kinerja yang ditentukan
dengan indikator berkaitan
dengan aspek keuangan, aspek
bisnis internal serta pertumbuhan
dan pembelajaran.perusahaan.
Untuk mengukur kedua variabel
di atas berdasarkan skala variabel
digunakan analisis korelasi rank
spearman. Dari analisis data yang
digunakan akan diketahui
hubungan diantara kedua variabel
yang diteliti dan sampai sejauh
mana derajat pengaruhnya.
-
3.2.4 Teknik Pengembangan Instrumen
Variabel
Instrument yang digunakan dalam
penelitian ini adalah daftar pertanyaan
yang sering disebut kuesioner, yang terdiri
dari dua bagian, yaitu :
1. Pertanyaan Umum. Yaitu pertanyaan
yang menyangkut identitas umum
responden, antara lain, nama, usia,
jabatan, pendidikan terakhir, lama
bekerja.
2. Pertanyaan Khusus. Yaitu terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan implementasi
prinsip-prinsip good corporate
governance (GCG) dan kaitannya
dengan kinerja perusahaan melalui
pertanyaan tertutup juga dengan
alternatif jawaban.
3.3 Alat Analisis Yang Digunakan
Dalam melakukan penulisan ini,
penulis menggunakan analisis deskriptif
analisis dengan dua (2) variabel penelitian
yaitu variabel independen (X) dan variabel
dependen (Y).
Metode deskriptif analistis adalah
metode yang melihat dan menggambarkan
lingkungan dan keadaan yang nyata yang
tampak dalam perusahaan dengan cara
mengumpulkan,menyajikan dan
menganalisis data sehingga diperoleh
gambaran yang jelas atas objek yang
diteliti, agar dapat diambil suatu
kesimpulan maupun dijadikan saran
dimasa yang akan datang.
Sebagaimana telah diuraikan diatas
berkaitan dengan variabel yang digunakan
dalam penelitian ini dianggap telah cukup
jelas. Adapun untuk variabel independen
(X), adalah tentang prinsip-prinsip Good
Corporate Governance yang meliputi
keterbukaan (transparancy), akuntabilitas
(accountability), pertanggungjawaban
(responsibility), independensi/kemandirian
(independency), dan kewajaran (fairness).
Sedangkan untuk variabel
dependen (Y) adalah kinerja perusahaan
dengan aspek keuangan, aspek bisnis
internal serta pertumbuhan dan
pembelajaran di ukur dengan
menggunakan kuesioner. Untuk aspek
keuangan berkaitan dengan rasio
Rentabilitas (Profitabilitas) pada tingkat
ukur Return On Equity (ROE) dan Return
On Assets (ROA). Hal ini di karenakan
sektor perbankan merupakan sektor yang
sangat strategis sebagai lembaga
penghimpun dana masyarakat dan juga
sekaligus sebagai gerbang investasi. Oleh
karena sebagai gerbang investasi, penulis
membandingkan tingkat rasio pada
investasi dengan menggunakan rasio
Return On Equity (ROE) dan Return On
Assets (ROA). Rasio rentabilitas dapat
digunakan sebagai alat ukur tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai oleh bank yang bersangkutan.
Untuk aspek bisnis internal
meliputi kegiatan inovasi, operasi dan
layanan purna jual. Hal ini karena sebagai
sektor perbankan tidak hanya melayani
masyarakat dengan pengembangan
produk/jasa tetapi juga memberikan modal
usaha kepada masyarakat dengan
melakukan kerjasama dengan instansi
pemerintah atau swasta dalam rangka
menciptakan kebutuhan para nasabah dan
karyawan perusahaan. Sedangkan aspek
pertumbuhan dan pembelajaran meliputi
kepuasan kerja, kapabilitas sistem
informasi dan motivasi serta keselarasan
dan pemberdayaan.
Adapun dalam pengukuran kedua
variabel menggunakan kuesioner.
Sedangkan untuk mengukur pengaruh
-
antara implementasi Good Corporate
Governance dengan kinerja digunakan uji
validitas dan uji reabilitas.
3.3.1 Pengujian Validitas
Validitas setiap item yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan
skor total yang merupakan jumlah setiap
skor butir. Syarat minimal untuk dianggap
memenuhi syarat adalah r = 0,3”. Dapat
disimpulkkan bahwa apabila korelasi
antara butir dengan skor total kurang dari
0,3 maka butir dalam instrument tersebut
dinyatakan tidak valid. Korelasi
menggunakan rumus korelasi product
moment :
Dimana :
rxy = Koefisien Korelasi
X = Skor Setiap Item Pertanyaan (Skor
Buitir)
Y = Skor Total Seluruh Item Pertanyaan
XY = Skor Pernyataan Dikali Skor Total
N = Jumlah Responden
(Data diolah dengan menggunakan SPSS versi 12.)
3.3.2 Pengujian Reliabilitas
Menurut Singarimbun (1999,144)
pengujian realibitas dilakukan dengan
menngunakan teknik belah dua ganjil-
genap, dimana penelitian dilakukan
dengan menggelompokan skor butir
bermotor ganjil sebagai belahan pertama
dan kelompok skor butir genap sebagai
belahan kedua. Rumus yang di digunakan
adalah rumus Spearman – Brown, yaitu:
Dimana : ri = Reabilitas Internal Instrumen
r = Korelasi Product Moment Antara Belahan
Pertama Dan Kedua
3.3.3 Pengujian Analisis Rank Spearman
Tujuan dari penggunaan analisis
korelasi Rank Spearman adalah untuk
menentukan hubungan antara variabel
yang ada, yaitu variabel independent dan
variabel dependen. Dalam analisis data
penulis telah menetapkan dua variabel
yaitu:
1). Penerapan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance dalam
perusahaan sebagai variabel
independent, dengan notasi X.
2). Kinerja perusahaan sebagai
variabel dependen, dengan notasi
Y.
Dalam menganalisis hubungan
penerapan prinsip GCG terhadap kinerja
keuangan perusahaan digunakan rumus
korelasi Rank Spearman yaitu:
Jika terdapat data kembar digunakan rumus sebagai
berikut
Dimana :
N(∑xy) – (∑x)(∑y) rxy =
√[ N (∑x²) – (∑x)²][ N∑ y ² - (∑y)²]
N³ - N ∑Y² =
12 -∑Ty 2.r½½ ri
= 1+ r½½
6∑di ² rs = 1 -
n(n² - 1)
∑X² +∑Y² + ∑ di ² rs =
²√∑X².∑Y²
N³ - N ∑X² =
12 -∑Tx
-
Untuk menghitung besarnya sumbangan atau
kontribusi dari variabel X terhadap naik atau
turunnya variabel Y dihitung Koefesien
Determinasi dengan rumus :
Kd = Kofesien determinasi
rs = Nilai Kofesien Korelasi Rank Spearman
3.4 Uji Asumsi Klasik
Dalam uji klasik ini yang
digunakan uji normalitas. Uji normalitas
adalah suatu pengujian yang digunakan
untuk mengetahui apakah data yang
digunakan terdistribusi normal atau tidak.
Dalam pengujian ini penulis akan
menggunakan SPSS 12, dimana syarat
pengujian mempunyai ketentuan jika hasil
Asymp. Sig.(2-tailed) lebih besar dari taraf
signifikansi maka data tersebut dapat
dikatakan terdistribusi normal. Taraf
signifikansi yang digunakan adalah 0.05
(alpha = 5%).
3.5 Pengujian Hipotesis
Suatu kofesien korelasi haruslah
mempunyai nilai yang berarti
(signifikansi). Untuk menguji keberartian
kofesien korelasi maka langkah-langkah
yang ditempuh adalah:
1). Menentukan Ho dan Ha
Ha : rs > 0
Berarti terdapat hubungan antara
implementasi prinsip good corporate
governance terhadap kinerja pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Ho : rs < 0
Berari tidak terdapat hubungan antara
implementasi prinsip good corporate
governance terhadap terhadap kinerja pada
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
2). Menentukan tingkat signifikasi
Tingkat signifikan yang digunakan yaitu
95% (α = 5% = 0,05) dan merupakan tingkat
signifikan yang sering dipakai dalam ilmu-
ilmu sosial untuk menunjukan korelasi
antara variabel yang cukup nyata. α = 0,05
berarti hasil penelitian bisa
dipertanggungjawaban bila kekeliruan dalam
proses penelitian besarnya tidak lebih dari
5%.
3). Kriteria pengambilan keputusan
Dari penerapan rumus di atas maka akan
diperoleh distribusi student dengan tingkat
kebebasan (dk) = n – 2. Melalui dk dan tarif
signifikan maka akan diperoleh nilai t
melalui tabel dan keputusan yang diambil
adalah :
1). Ho akan diterima apabila ttest <
ttabel
2). Ha akan diterima apabila ttest >
ttabel.
KD = rs ²x 100%
-
IV HASIL PENELITIAN
Pengumpulan data yang dilakukan
penulis adalah dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden yang berjumlah
12 lembar. Dengan rincian yaitu, 1(satu)
lembar surat permohonan kuesioner, 1 (satu)
lembar daftar pertanyaan dan 10 (sepuluh)
lembar pertanyaan kusioner untuk variabel X
dan variabel Y. Kuesioner yang dibagikan
kepada 12 responden telah terkumpul
sejumlah 12 yang menunjukkan bahwa
tingkat pengembalian kuesioner adalah
100%. Penyebaran kuesioner yang dilakukan
oleh penulis berlangsung selama bulan
Agustus 2009. Dan proses pengumpulan data
dianggap telah melengkapi dalam penulisan
skripsi ini.
Dari hasil pengumpulan
kuesioner tersebut penulis melakukan
konversi dari data kualitatif menjadi data
kuantitatif dengan menggunakan skala
Likert.
Kemudian Hasil jawaban
responden diolah untuk memperoleh skor
setiap pertanyaan dengan menggunakan
weighted mean score. Dan untuk
mengetahui bagaimana hubungan antara
implementasi Prinsip-Prinsip GCG dan
kinerja menggunakan perhitungan
koefisien determinan.
-
Tabel 4.1
Weighted Mean Score Variabel X
Implementasi Prinsip-Prinsip GCG
No.Pertanyaan SB Fx B Fx CB Fx Br Fx SBr Fx
X
rata-
rata
Ideal %
I. Transparansi Mengembangkan sistem akuntansi berdasarkan standard akutansi dan
memastikan kualitas dari laporan keuangan dan disclosure
1 7 35 5 20 - - - - - - 4,58 5 91,67%
Mengembangkan teknologi informasi manajemen.
2 7 35 5 20 - - - - - - 4,58 5 91,67%
3 7 35 5 20 - - - - - - 4,58 5 91,67%
14 70 10 40 - - - - - - 4,58 5 91,67%
Mengembangkan manajemen resiko dalam tingkatan perusahaan
4 5 25 6 24 1 3 - - - - 4,16 5 83,33%
Mempublikasikan informasi keuangan dan informasi lain yang material.
5 7 35 5 20 - - - - - - 4,58 5 91,67%
II. Akuntabilitas Membentuk Komite audit
6 5 20 6 24 1 3 - - - - 3,75 5 75%
Membentuk dan menetapkan kembali peran dan fungsi auditor internal.
7 7 35 4 16 1 3 - - - - 4,50 5 90%
Menetapkan sistem penilaian kerja
8 6 30 6 24 - - - - - - 4,50 5 90%
9 5 25 6 24 1 3 - - - -
4,33 5 86,67%
11 55 12 48 1 3 - - - - 4,42 5 88,40%
Menggunakan auditor eksternal yang berkualitas dan independen..
10 5 25 6 24 1 3 - - - - 4,33 5 86,67%
III. Pertanggungjawaban. Mempertimbangkan tanggung jawab sosial.
11 4 20 7 28 1 3 - - - - 4,25 5 85%
12 3 15 6 24 3 9 - - - - 4,00 5 80%
-
7 35 13 52 4 11 - - - - 4.08 5 81,67%
Menghindari peyalahan penggunaan kekuasaan.
13 2 10 3 12 6 18 1 2 - - 3,50 5 70%
14 6 30 4 16 2 6 - - - - 4,33 5 86,67%
8 40 7 28 8 24 1 2 - - 3,92 5 78,40%
Menjadi profesional dan mematuhi etika.
15 6 30 4 16 2 6 - - - - 4,33 5 86,67%
Menjadikan lingkungan bisnis yang baik.
16 7 35 4 16 1 3 - - - - 4,50 5 90%
IV. Kewajaran Menetapkan aturan perusahaan untuk melindungi kepentingan pemegang saham,
khususnya minoritas.
17 4 20 7 28 1 3 - - - - 4,25 5 85%
Menetapkan kebijakan untuk melindungi dari kesalahan yang berasal dari dalam,
18 3 15 8 32 1 3 - - - - 4,17 5 83,40%
19 3 15 4 16 5 15 - - - - 3,83 5 76,77%
Menetapkan kebijakan untuk melindungi dari kesalahan yang berasal dari dalam,
20 4 20 7 28 1 3 - - - - 4,25 5 85%
21 4 20 5 20 3 9 - - - - 4,08 5 81,60%
22 3 15 7 28 2 6 - - - - 4,08 5 81,60%
17 85 31 124 12 36 - - - - 4,08 5 81,60%
Menetapkan peran dan tanggungjawab komisaris dan manajemen.
23 5 25 4 16 3 9 - - - - 4,17 5 83,40%
24 5 25 5 20 2 6 - - - - 4,25 5 85%
10 50 9 36 5 15 - - - - 4,20 5 84%
Wajar dalam mengungkapkan setiap informasi.
25 3 15 6 24 3 9 - - - - 4,00 5 80%
V. Kemandirian Menggunakan Tenaga ahli
26 3 15 3 12 6 18 - - - - 3,75 5 75%
-
Sumber : Hasil Jawaban Kuesioner (diolah)
Keterangan :
SB = Sangat Baik
B = Baik
CB = Cukup Baik
Br = Buruk
SBr = Sangat Buruk
Dari Tabel diatas dapat terlihat bahwa
nilai skor kuesioner atas variabel X
adalah 84,65%. Hal ini menunjukkan
bahwa secara umum implementasi
prinsip Good Corporate Governance
pada perusahaan BRI sebesar
84,65%. adalah baik.
Tidak melibatkan pengaruh pihak luar yang tidak sesuai dengan prinsip
korporasi yang sehat.
27 2 10 8 32 2 6 - - - - 4,00 5 80%
Menghindari benturan kepentingan.
28 2 10 3 12 5 15 2 4 - - 3,42 5 68,40%
Menjalankan aktivitas perusahaan dengan baik dan dinamis.
29 3 15 9 36 - - - - - - 4.25 5 85%
-
Tabel 4.21
Weighted Mean Score Variabel Y
Penerapan Kinerja
No.Pertanyaan SB Fx B Fx CB Fx Br Fx Sbr Fx
X
rata-
rata
Ideal %
I. Aspek Keuangan Adanya laporan keuangan yang tepat waktu dan sudah diaudit oleh pihak
independen
1 6 30 6 24 - - - - - - 4,50 5 90%
2 5 25 7 28 - - - - - - 4,42 5 88,33%
3 6 30 6 24 - - - - - - 4,50 5 90%
17 85 19 76 - - - - - - 4,47 5 89,44%
Adanya analisis rasio keuangan rentabilitas (ROA dan ROE)
4 5 25 7 28 - - - - - - 4,50 5 90%
5 3 15 6 24 3 9 - - - - 4,00 5 80%
6 3 15 6 24 3 9 - - - - 4,00 5 80%
11 55 19 76 6 18 - - - - 4,14 5 82,80%
Adanya peningkatan laba dan efisiensi biaya.
7 3 15 7 28 2 6 - - - - 4,08 5 81,67%
8 3 15 7 28 2 6 - - - - 4,08 5 81,67%
9 3 15 7 28 2 6 - - - - 4,08 5 81,67%
10 6 30 6 24 - - - - - - 4,50 5 90%
11 6 30 6 24 - - - - - - 4,50 5 90%
21 105 32 132 6 18 - - - - 4,25 5 85%
II.Aspek Bisnis Internal Melakukan kegiatan inovasi
12 3 15 7 28 2 6 - - - - 4,08 5 81,67%
13 3 15 8 32 1 3 - - - - 4,17 5 83,40%
14 4 20 7 28 1 3 - - - - 4,25 5 85%
15 6 30 6 24 - - - - - - 4,50 5 90%
16 5 25 7 28 - - - - - - 4,50 5 90%
17 5 25 6 24 1 3 - - - - 4,33 5 86,67%
18 2 10 7 28 3 9 - - - - 3,92 5 78,40%
28 140 48 192 8 24 - - - - 4,24 5 84,80%
-
II.Aspek Bisnis Internal
Mengintensifkan program budaya kepatuhan, peningkatan kualitas dan memonitor
tindakan yang bertanggunggjawab.
19 5 25 7 28 - - - - - - 4,50 5 90%
20 5 25 7 28 - - - - - - 4,50 5 90%
21 3 15 9 36 - - - - - - 4,25 5 85%
22 3 15 9 36 - - - - - - 4,25 5 85%
16 80 32 128 - - - - - - 4,33 5 86,67%
Peningkatan atas kepuasan nasabah.
23 4 20 7 28 1 3 - - - - 4,25 5 85%
24 - - 6 24 5 15 1 2 - - 3,42 5 68,40%
4 20 13 52 6 18 1 2 - - 4 5 80%
III. Aspek Pembelajaran
dan Pertumbuhan Kepuasan karyawan atas peningkatan kompetensi SDM
25 3 15 7 28 1 3 1 2 - - 4,00 5 80%
26 3 15 7 28 1 3 1 2 - - 4,00 5 80%
27 7 35 5 20 - - - - - - 4,58 5 91,60%
28 3 15 8 32 - - - - - - 3,92 5 78,40%
29 4 20 7 28 1 3 - - - - 4,25 5 85%
30 4 20 7 28 1 3 - - - - 4,25 5 85%
31 2 10 8 32 2 6 - - - - 4,00 5 80%
26 130 49 196 6 18 2 4 - - 4,19 5 83,80%
Penggunaan dan pengembangan pemanfaatan sistem teknologi informasi
32 3 15 8 32 1 3 - - - - 4,17 5 83,40%
33 3 15 8 32 1 3 - - - - 4,17 5 83,40%
34 2 10 8 32 2 6 - - - - 4,00 5 80%
8 40 24 96 4 12 - - - - 4,63 5 92,60%
Hubungan yang komunikatif antara atasan dan bawahan maupun rekan kerja.
35 1 5 9 36 1 3 - - - - 3,67 5 73,40%
36 1 5 6 24 5 15 - - - - 3,67 5 73,40%
37 2 10 9 36 1 3 - - - - 4,08 5 81,6%
4 20 24 96 7 27 - - - - 3,92 5 78,40%
Jumlah 135 675 261 1044 43 129 3 6 - - 4,20 5 84%
-
Keterangan :
SB = Sangat Baik
B = Baik
CB = Cukup Baik
Br = Buruk
SBr = Sangat Buruk
Dari Tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai
skor kuesioner atas variabel Y adalah
84%. Hal ini menunjukkan bahwa secara
umum penerapan Kinerja pada perusahaan
BRI sebesar 84% adalah baik.
Tabel 4.3
Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip GCG dan Hubungannya Terhadap Kinerja pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Keterangan Penjelasan/Penjabaran
Laporan GCG pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2006-2008
Sudah Terlaksana Dengan Baik Sesuai Dengan
Peraturan Perundang-Undangan Bank Indonesia
Perihal Surat Edaran Bank Indonesia Perihal
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank
Umum No.9/12/DPNP
Implementasi Prinsip GCG pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menunjukan sebesar
84.65% dan menunjukkan pelaksanaanya adalah Sangat baik, dengan rincian :
• Implementasi Transparancy pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Pelaksanaan Prinsip ini Sebesar 90.95% Yang
Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Sangat Baik
• Implementasi Accountability pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Pelaksanaan Prinsip Ini Sebesar 96.33% Yang
Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Sangat Baik
• Implementasi Responsibility pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Pelaksanaan Prinsip Ini Sebesar 82.47% Yang
Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Baik
• Implementasi Independency pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Pelaksanaan Prinsip Ini Sebesar 82.41% Yang
Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Baik
• Implementasi Fairness pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Pelaksanaan Prinsip Ini Sebesar 78.67% Yang
Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Baik
Penerapan Kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menunjukan sebesar 84% dan
menunjukkan pelaksanaanya adalah baik, dengan rincian :
• Penilaian Kinerja Berdasarkan Aspek
Keuangan
Pelaksanaan Kinerja Dengan Aspek Ini Sebesar
86.26% Yang Menunjukan Pelaksanaannya Adalah
Baik
-
• Penilaian Kinerja Berdasarkan Aspek
Bisnis Internal
Pelaksanaan Kinerja Dengan Aspek Ini Sebesar
84.10% Yang Menunjukan Pelaksanaannya Adalah
Baik
• Penilaian Kinerja Berdasarkan Aspek
Pertumbuhan dan Pembelajaran.
Pelaksanaan Kinerja Dengan Aspek Ini Sebesar 84%
Yang Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Baik
Uji Normalitas
Menunjukan Bahwa Data Yang Penulis Gunakan
Terdistribusi Normal Dengan Masing–Masing
Variabel X Dan Y Adalah Sebesar 0.862 Dan 0.901
Yang Artinya Melebihi Alpha Yang Digunakan 0.05
Uji Validitas dan Realibilitas untuk
Variabel X
• Validitas
• Realibilitas
Menggunakan Alat Bantu SPSS 12.
rtabel Dengan Nilai 0,576 > rhitung Untuk Semua Data.
Hal Ini Membuktikan Data Yang Penulis Gunakan
Dalam Penelitian Mempunyai Data Yang Valid.
rtabel Dengan Nilai 0,576 > rhitung Dengan Nilai 96,20%
Untuk Semua Data. Hal Ini Membuktikan Data Yang
Penulis Gunakan Dalam Penelitian Mempunyai Data
Yang Reliabel.
Uji Validitas dan Realibilitas untuk
Variabel Y
• Validitas
• Realibilitas
Menggunakan alat bantu SPSS 12.
rtabel Dengan Nilai 0,576 > rhitung Untuk Semua Data.
Hal Ini Membuktikan Data Yang Penulis Gunakan
Dalam Penelitian Mempunyai Data Yang Valid.
rtabel Dengan Nilai 0,576 > rhitung Dengan Nilai 97,70%
Untuk Semua Data. Hal Ini Membuktikan Data Yang
Penulis Gunakan Dalam Penelitian Mempunyai Data
Yang Reliabel.
Korelasi Rank Spearman
0.914 Atau 91.40%
Var X Dan Var Y Mempunyai Hubungan Searah
Yang Sangat Kuat.
Koefisien Determinasi (α = 5%)
83.53
Var X Dan Var Y Mempunyai Hubungan Yang
Saling Mempengaruhi.
Uji Hipotesis (t)
ttest > ttabel Sebesar 6.505 >2.228
Var X Dan Var Y Mempunyai Hubungan Positif Atau
Implementasi GCG Dan Kinerja Mempunyai
Hubungan Positif
-
Implementai Prinsip GCG dan
Hubungannya terhadap Kinerja PT.Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Mempunyai Hubungan Positif Searah Yang Sangat
Kuat Sebesar 83.53% Yang Mempunyai Atri Bahwa
Implementasi Prinsip GCG Mempengaruhi Kinerja
Sebesar 83.53% Dan Sisanya Sebesar 16.47%
Dipengaruhi Oleh Faktor Lain.
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan
pembahasan yang telah penulis uraikan
uraian pada bab sebelumnya mengenai
Analisis Implementasi Prinsip Good
Corporate Governance (Variabel X) Dan
Hubungannya Terhadap Kinerja (Variabel
Y) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk maka penulis mempunyai
kesimpulan sebagai berikut :
1) Implementasi prinsip Good Corporate
Governance (GCG) pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
mempunyai nilai sebesar 84,65%. Hal
ini sesuai dengan perhitungan hasil
kuesioner yang menunjukan bahwa
prinsip-prinsip GCG pada perusahaan
ini telah dilaksanakan dengan baik.
2) Kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk mempunyai nilai sebesar
84%. Hal ini sesuai dengan perhitungan
hasil kuesioner menunjukan bahwa
pelaksanaan kinerja pada perusahaan ini
telah dilaksanakan dengan baik.
3) Hubungan Implementasi prinsip-prinsip
Good Corporate Governance (GCG)
Terhadap Kinerja pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. diketahui dari
hasil perhitungan korelasi rank
spearman sebesar 0,914 atau 91,40%
yang artinya mempunyai hubungan
searah yang sangat kuat. Dan dari hasil
koefisien determinan dengan nilai
sebesar 83,53% mempunyai arti bahwa
hubungan implementasi prinsip Good
Corporate Governance (GCG) terhadap
pelaksanaan kinerja mempunyai
pengaruh sebesar 83,53%. Dimana
implementasi prinsip Good Corporate
Governance (GCG) mempengaruhi
kinerja sebesar 83,53% dan sisanya
sebesar 16,47% dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain di luar prinsip Good
Corporate Governance.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas
maka penulis memberikan saran sebagai
bahan masukan dan pertimbangan yang
mungkin dapat berguna bagi PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yaitu :
1) Pelaksanaan GCG merupakan salah satu
faktor yang penting dalam
meningkatkan kinerja perusahaan,
karenanya juga sebagai landasan
pelaksanaan bagi Bank Umum sesuai
dengan peraturan Bank Indonesia yang
sudah ditetapkan. Sebaiknya di masa
yang akan datang perusahaan dapat
lebih meningkatkan mutu dari
pelaksanaan GCG tersebut agar tingkat
kepercayaan bagi investor atau
masyarakat dapat lebih meningkat dan
pengembagan perusahaan lebih maju
lagi. Diharapkan perusahaan secara
konsisten dan berkesinambungan untuk
mengimplementasikan prinsip GCG
karena dalam jangka panjang akan dapat
-
memperoleh manfaat dalam peningkatan
kinerja. Selain itu, peningkatan mutu
implementasi prinsip-prinsip GCG juga
sangat penting guna pencapaian tujuan
perusahaan.
2) Kinerja yang baik apabila perusahaan
dapat lebih memperhatikan segala
kegiatan yang akan dilakukan sebagai
sasaran usaha dalam mengembangkan
perusahaan. Untuk itu diharapkan agar
perusahaan terus meningkatkan
pelayanan terhadap para nasabah dan
kualitas para karyawan secara efektif
dan memadai untuk mendukung
peningkatan kinerja perusahaan dalam
semua aspek kinerja. Selain itu untuk
mendukung peningkatan kinerja yang
lebih efektif, efisien serta tepat waktu,
sebaiknya perusahaan terus
mengembangkan jaringan kerja dan
layanan serta sistem informasi
teknologi.
3) Hubungan antara implementasi prinsip
GCG dan kinerja adalah sagat kuat dan
salah satu faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan kinerja perusahaan adalah
Implementai prinsip GCG. Jadi agar
kinerja perusahaan lebih maksimal dapat
tercapai, perusahaan harus
meningkatkan kualitas daripada
implementasi GCG dan bisa lebih
mengembangkan prinsip-prinsip GCG
secara berkala dengan lebih baik lagi
sehingga dapat meraih hasil yang lebih
baik lagi dan sempurna.
4) Sosialisasi penerapan GCG sebaiknya
dilaksanakan secara berkesinambungan
agar seluruh karyawan perusahaan lebih
mengerti dan memahami sehingga pada
akhirnya dapat melaksanakan tugas,
tanggungjawab dan wewenangnya
sesuai denga prinsip-prinsip GCG.
DAFTAR PUSTAKA
Aburizal Bakrie. Good Corporate Governanc :
Sudut Pandang Pengusaha dalam “Good
Corporate Governance: Konsep dan
Implementasi Perusahaan Publik dan Korporasi
Indonesia”. 2002.
Adhisyahfitri Evalina Ichsan, dkk. Pengaruh
Penerapan Good Corporate
Governance Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Dan Nilai
Perusahaan. Laporan Penelitian.
Daerah Nanggroe Aceh Darrusalam :
Universitas Syiah Kuala, Fakultas
Ekonomi. November 2007.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 8 No 1
Maret 2006.
Bank BRI. Laporan Tahunan 2008 : Apa yang
Dirasakan 30 Juta Nasabah Bank
Terbaik Di Indonesia?
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang
Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum. 30
Januari 2006.
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/14/PBI/2006 : Perubahan
Atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang
Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum. 5
Oktober 2006.
-
Bhuono Agung Nugroho. Strategi Jitu Memilih
Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS. Yogyakarta : Andi. 2005.
Chandra Aditiawan. Membangun Tatakelola
Perusahaan Menurut Prinsip-Prinsip
GCG. http://mediabisnis-
kita.blogspot.com di Akses 27 Maret
2009.
Diah Kusuma Wardani. Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan di Indonesia. Skripsi
Sarjana (tidak dipublikasikan).
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia. 2008.
Erna Hidayah. Pengaruh Kualitas Pengungkapan
Informasi Terhadap Hubungan
Antara Penerapan Corporate
Governance Dengan Kinerja
Perusahaan Di Bursa Efek Jakarta.
Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia. JAAI Vol 12 No.1. 2008.
Hidayatul Fitri. Manfaat Penerapan Prinsip-
Prinsip Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Perusahaan. Skripsi
Sarjana (tidak dipublikasikan).
Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas
Widyatama. 2008.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.
Metodelogi Penelitian Bisnis. Edisi
Pertama. BPFE: Yogyakarta. 1999.
Irene Dumasi Siahaan. Analisis Penerapan Good
Corporate Governance Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Yang
Diukur Dengan Value Added. Skripsi
Sarjana (tidak dipublikasikan). Fakultas
Ekonomi Universitas Widyatama.
Bandung. 2008.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada. 2008.
Khomsyiah Darmawati dan Rika Gelar R.
Hubungan Corporate Governance dan
Kinerja Perusahaan. Yogyakarta:
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Publik. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia Vol 8 No 1. Januari 2005.
Lastuti Abubakar. Penerapan Prinsip Good
Corporate Governance Sebagai Upaya
Peningkatan Investasi Tidak
Langsung (Indirect Investment).
Laporan Penelitian. Bandung:
Universitas Padjadjaran, Fakultas
Hukum. November 2002
Leo J. Susillo dan Karlen Simarmata. Good
Corporate Governance Pada Bank :
Tanggung Jawab Direksi dan
Komisaris Dalam Melaksanakannya.
Bandung : PT. Hikayat Dunia. 2007.
Moh. Wahyudin Zarkasyi. Good Corporate
Governance Pada Badan Usaha
Manufaktur, Perbankan, dan Jasa
Keuangan Lainnya. Bandung :
Alfabeta. 2008.
Muh. Arief Ujiyantho dan Bambang Agus
Pramuka. Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan
Kinerja Keuangan. Makalah SNA X.
2007.
Muh. Arif Effendi. The Power Of Good Corporate
Governance : Teori dan Implementasi.
Jakarta : Salemba Empat. 2009.
-
Nita Yuanita. Penerrapan Balanced Scorecard
Sebagai Alternatif Pengukuran
Kinerja Perusahaan. Skripsi Sarjana
(tidak dipublikasikan). Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia. 2007
Prapto Yuwono. Pengantar Ekonometri.
Yogyakarta : Andi. 2005.
Ridwan Frediawan. Pengaruh Penerapan Prinsip
Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan (studi kasus pada PT
Jamsostek Kantor Cabang II Bandung). Skripsi
Sarjana (tidak dipublikasikan). Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama. Bandung. 2008.
Riduwan. Metode dan Teknik Menyusus Tesis.
Bandung:Alfabeta. 2008
Rudi Isnata. Pengaruh Corporate Governance
Dan Struktur Kepemilikan Terhadap
Manajemen Laba dan Kinerja
Keuangan. Skripsi Sarjana (tidak
dipublikasikan). Yogyakarta : Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
2008.
Siswanto Sutojo dan Aldridge, E. John. Good
Corporate Governance : Tata Kelola
Perusahaan Yang Sehat. Jakarta : PT.
Damar Mulia Rahayu. 2005.
Sugiyono. Metodelogi Penelitian Bisnis. Bandung
: Alfabeta. 2004.
Surat Edaran No. 9/12/DPNP Kepada Semua Bank
Umum Di Indonesia. Jakarta, 30 Mei
2007. Perihal : Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank
Umum
Yudha Pranata. Pengaruh Penerapan Corporate
Governance Terhadap Kinerja
Keuangan. Skripsi Sarjana (tidak
dipublikasikan). Yogyakarta : Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
2007.
www.bi.go.id
www.bri.co.id
www.fcgi.org.id
www.iicg.org
www.madani-ri.com
-