Upload
dek-yudha
View
76
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 1/24
Analisis Isi
Analisis isi (Content Analysis) adalah tekhnik penelitian untuk membuat inferensi – inferensi
yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi
berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa
setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbalmaupun nonverbal. Sejauh ini, makna komuniaksi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa
komunikasi.
Sebenarnya analisis isi komunikasi amat tua umurnya, setua umur manusia. Namun, panggunaan
teknik ini diintoduksikan di bawah nama analisis isi (content analysis) dalam metode penelitian
tidak setua umur penggunaan istilah tersebut. Tuanya umur penggunaan analisis isi dalampraktik kehiudupan menusia terjadi karena sejak ada manusia di dunia, manusia saling
menganalisis makna komunikasi yang dilakukan antara satu dengan lainnya. Gagasan untuk
menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian justru muncul dari orang seperti Bernard
Berelson (1959). Ia telah menaruh banyak perhatian pada analisis isi.
Berelson mendefinisikan analisis isi dengan: content anlysis is a research technique for the
objective, systematic, and quantitative description of the manifest content of communication. Tekanan Berelson adalah menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian yang objektif,
sistematis, dan deskripsi kuantitatif dari apa yang tampak dalam komunikasi. Kendatipun banyak
kritik yang dapat kita sampaikan pada definisi Berlson sehubungan perkembangan analisis isisampai hari ini, namun catatan mengenai objektif dan sistematik dalam menganalisis isi
komunikasi yang tampak dalam komunikasi, menjadi amat penting utnuk dibicarakan saat ini.
Analisis isi dapat di pergunakan pada teknik kuantitatif maupun kualitatif, tergantung pada sisimana peneliti memanfaatkannya. Dalam penelitian kualitatif, Analisis Isi ditekankan pada
bagaimana peneliti melihat keajekan isi komunikasi secara kualitatif, pada bagaimana penelitimemaknakan isi komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknakan isi interaksi simbolis yang
terjadi dalam komunikasi.
Karya-karya besar dalam penelitian kualitatif tentang penggunaan analisis isi seperti yang
dilakukan oleh Max Weber dalam bukunya The proestant ethic dan the spirit of capitalism.
Dalam karya ini Max Weber berusaha menentukan apa yang di maknakan dengan “Spirit of capitalism” terutapa dari apa yang di tulis oleh Benyamin Franklik. Namun, Weber lebih banyak
bertitik tolak dari kasus-kasus konkret yang bertujuan untuk menciptakan tipe-tipe ideal (idealtypes) dari sekadar menghasilkan suatu deskripsi objektif dan sistematis dari tulisan Franklin.
Jadi, dalam menyifatkan “Protestan ethic dan spirit of capitalism”, maka Weber mengkaji isi
tulisan Franklin secara ideal. Hal ini dilakukan dengan sengaja karena Weber tidak percayabahwa realitas historis adalah seperti yang dideskripsikan dalam tipe-tipe ideal yang diciptakan,seperti ascetism, rational organization of labour, dan lainnya.
Selain itu penggunaan analisis isi tidak berbeda dengan penelitian kualitatif lainnya. Hanya saja,karena teknik ini dapat digunakan pada pendekatan yang berbeda (baik kuantitatif maupun
kualitatif), maka penggunaan analisis isi tergantung pada kedua pendekatan itu. Penggunaan
analisis isi untuk penelitian kualitatif tidak jauh berbeda dengan pendekatan lainnya. Awal mula
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 2/24
harus ada fenomena komunikasi yang dapat diamati, dalam arti bahwa peneliti harus lebih dulu
dapat merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan semua tindkan harus didasarkan padatujuan tersebut.
Langkah berikutnya adalah memilih unit analisis yang akan di uji, memilih objek penelitian yang
menjadi sasaran analisis. Kalau objek penelitan berhubungan dengan data-data verbal (hal iniumumnya ditemukan dalam analisis isi), maka perlu disebutkan tempat, tanggal, dan alat
komunikasi yang bersangkutan. Namun, kalau objek penelitian berhubungan dengan pesan-pesan
dalam suatu media, perlu di lakukan identifikasi terhadap pesan dan media yang mengantarkanpesan itu.
Penggunaan analisis isi dapat dilakukan sebagaimana pual W.Missing melakukan studi tentang
“The Voice of America”. Analisis isi didahului dengan melakukan coding terhadap istilah-istilah
atau penggunaan kata dan kalimat yang relevan, yang paling banyak muncul dalam media
komunikasi. Dalam hal pemberian coding, perlu juga di catat konteks mana istilah itu muncul.
Kemudian, dilakukan klasifikasi terhadap coding yang telah dilakukan. Klasifikasi dilakukan
dengan melihat sejauh mana satauan makna berbungan dengan tujuan penelitian. Klasifikasi inidimaksudkan untuk membangun kategori dari setiap klasifikasi. Kemudian, satuan makna dan
kategori dianalisis dan di cari hubungan satu dengan lainnya untuk menemukan makna, arti, dantujuan isi komunikasi itu. Hasil analisis ini kemudian dideskripsikan dalam bentuk draf laporan
penelitian sebagaimana umumnya laporan penelitian.
Beberapa Bentuk Klasifikasi Ada beberapa bentuk klasifikasi dalam analisis isi. Janis menjelaskan klasifikasi sebagai berikut:
1. Analisis isi pragmatis, dimana klasifikasi dilakukan terhadap tanda menurut sebabakibatnya yang mungkin. Misalnya, berapa kali suatu kata diucapkan yang dapat
mengakibatkan munculnya sikap suka terhadap produk sikat gigi A.2. Analisis isi semantik, di lakukan untuk mengklasifikasikan: tanda menurut maknanya.Analisis ini terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
1. Analisis penunjukan (designation), menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu (orang, benda, kelompok, atau konsep) dirujuk.
2. Analisis penyifatan (attributions), menggambarkan frekuensi seberapa sering
karakterisasi dirujuk (misalnya referensi kepada ketidakjujuran, kenakalan, penipuan, dansebagainya).
3. Analisis pernyataan (assertions), menggambarkan frekuensi seberapa sering objek
tertentu dikarakteristikkan secara khusus. Analisis ini secara kasar di sebut analisis
tematik. Contohnya, referensi terhadap perilaku nyontek di kalangan mahasiswa sebagaimaling, pembohong dan sebagainya
4. Analisis sarana tanda (sign-vechile), dilakukan untuk mengklasifikasi isi pesan melalui
sifat psikofisik dari tanda, misalnya berapa kali kata cantik muncul, kata seks muncul.
Dalam penelitian kualitatif, penggunaan analisis isi lebih banyak ditekankan pada bagaimana
simbol-simbol yang ada pada komunikasi itu terbaca dalam interaksi sosial, dan bagimanasimbol-simbol itu terbaca dan dianalisis oleh peneliti. Dan sebagaimana penelitian kualitatif
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 3/24
lainnya, kredebilitas peneliti menjadi amat penting. Analisis isi memerlukan peneliti yang
mampu menggunakan ketajaman analisisnya untuk merajut fenomena isi komunikasi menjadifenomena sosial yang terbaca oleh orang pada umumnya.
Dapat dipahami bahwa makna simbol dan interaksi amat majemuk sehingga penafsiran ganda
terhadap objek simbol tunggal umumnya menjadi fenomena umum dalam penelitian sosial. Olehkarena itu , analisis isi menjadi tantangan sangat besar bagi peneliti itu sendiri. Oleh karena itu,
pemahaman dasar terhadap kultur dimana komunikasi itu terjadi amat penting. Kultur ini
menjadi muara yang luas terhadap berbagai macam bentuk komunikasi di masyarakat.
Pada penelitian kualitatif, terutama dalam strategi verifikasi kualiatif, teknik analisis data ini
diangap sebagai teknik analisis data yang sering digunakan. Namun selain itu pula, teknik analisis ini dipandang sebagai teknik analisis data yang paling umum. Artinya, teknik ini adalah
yang paling abstrak untuk menganalisis data-data kualitatif. Content analysis berangkat dari
anggapan dasar dari ilmu-ilmu sosial bahwa studi tentang proses dan isi komunikasi adalah dasar
dari studi-studi ilmu sosial. Deskripsi yang diberikan para ahli sejak janis (1949), Berelson
(1952) sampai Lindzey dan Aronso (1968) tentang Content Anlysis, selalu menampilkan tigasyarat, yaitu: objektivitas, pendekatan sistematis, dan generalisasi.
Analisis isi sering digunakan dalam analisis-analisis verifikasi. Cara kerja atau logika analisis
data ini sesungguhnya sama dengan kebanyakan analisis data kuantitatif. Peneliti memulai
analisisnya dengan menggunakan lambang-lambang tertentu, mengklasifikasikan data tersebutdengan kriteria-kriteria tertentu serta melakukan prediksi dengan teknik analisis yang tertentu
pula. Secara lebih jelas, alur analisis dengan menggunakan Teknik Content Analysis.
Analisis Wacana Analisis wacana adalah analisis isi yang lebih bersifat kualitatif dan dapat menjadi salah satu
alternatif untuk melengkapi dan menutupi kelemahan dari analisis isi kuantitatif yang selama inibanyak digunakan oleh para peneliti. Jika pada analisis kuantitatif, pertanyaan lebih ditekankan
untuk menjawab “apa” (what) dari pesan atau teks komunikasi, pada analisis wacana lebihdifokuskan BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Kegiatan penelitian didasarkan pada cirri-ciri keilmuan, yaitu rasional,
empiris, dan sistematis.
Penelitian harus rasional artinya penelitian ini dengan dilakukan dengan cara-cara yang masuk
akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan
dalam penelitian dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orange lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan. Sedangkan sistematis adalah proses yang digunakandalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis, ada beberapa
langkah yang harus dilakukan peneliti dalam penelitiannya. Kesemua langkah-langkah tersebut
harus dilewati oleh peneliti, diantaranya yaitu teknik dalam menganalisis data.
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 4/24
Dalam makalah ini penyusun akan mencoba membahas tentang tenik analisis data yang terdiri
dari teknik analisis kualitatif, analisis kuantitatif, statistic deskriptif dan inferensial, statisticparametris dan non para metris.
I.2 Rumusan Masalah
• Bagaimana teknik menganalisis data dengan analisis kualitatif? • Bagaimana teknik menganalisis data dengan analisis kuantitatif?
• Bagaimana teknik menganalisis data dengan statistic deskriptif dan inferensial?
• Bagaimana teknik menganalisis data dengan statistic parametris dan non para metris?
I.3 Sistematika Penulisan Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan II.1 Analisis Kualitatif
II.2 Analisis Kuantitatif
II.3 Statistik Deskriptif dan InferensialII.4 Statistik Parametris dan Non Parametris
Bab III Penutup III.1 SimpulanDaftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
TEKNIK ANALISIS DATA Patton menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar . Sedangkan
menurut Taylor, mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formaluntuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai
usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi
pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan
maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi:Analisis data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti
yang didasarkan oleh data.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data bermaksud pertama-
tama mengorganisasikanm data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatanlapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 5/24
sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian danpengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat
menjadi teori substantif.
Akirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Proses berartipelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakjan secara
intensif, yaitu sudah meninggalkan lapangan. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha
pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga, pikiran peneliti. Selain menganalisis data. Peneliti juga perlu dan masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk
menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan.
II.1 Analisis Kualitatif
A. Definisi Analisis Kualitatif Analisis kualitatif adalah aktivitas intensive yang memerlukan pengertian yang mendalam,kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, dan pekerjaan berat. Analisa kualitatif tidak
berproses dalam suatu pertunjukan linier dan lebih sulit dan kompleks dibanding analisis
kuantitatif sebab tidak diformulasi dan distandardisasi.
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses
penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis.
Dimulai dari wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitaspenyajian data serta menyimpulkan data. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan
model analisis interaktif . Pada penelitian kualitatif, verifikasi data dilakukan secara terus
menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan dan selamaproses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data
yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema, hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya
dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif.
Crabtree dan Miller (1992) mengamati ada banyak strategi analisis kualitatif. Mereka sudah
mengenal empat pola analisa utama yang lebih tepat sasaran, sistematis, dan distandardisasi, dan
pada ekstremum lain adalah satu model yang lebih yang intuitif, hubungan, dan interpretive.empat prototypical model-model yang mereka uraikan adalah sebagai berikut:
“Model Quasi-statistical”. Peneliti menggunakan statistik secara khas mulai denganpertimbangan analisa, dan menggunakan ide-ide untuk memilih jenis data. Pendekatan ini adalah
kadang dikenal sebagai analysis peneliti meninjau ulang isi dari data naratif, mencari-cari tema
atau kata tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu codebook. Hasil pencarian adalah informasi
yang dapat digerakkan secara statistik dan disebut Quasi statistik. Sebagai contoh, analis dapatmenghitung frekwensi kejadian dari tema-tema spesifik. Model ini adalah serupa dengan
pendekatan kwantitatif tradisional sampai melakukan analisa isi.
“Model Analisa Template”. Di model ini, peneliti mengkembangkan analisa cetakan untuk datanaratif yang digunakan. Unit-unit template adalah secara khas perilaku-perilaku, kejadian, dan
ungkapan ilmu bahasa. Template lebih mengalir dan dapat menyesuaikan diri dibanding suatu
codebook di dalam model Quasi statistik. Peneliti dapat mulai dengan template bersifatelementer sebelum mengumpulkan data, template mengalami revisi tetap sebanyak data
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 6/24
dikumpulkan. Analisa menghasilkan data. Model jenis ini adalah bisa dipastikan diadopsi oleh
peneliti yang biasa meneliti etnografi, etologi, analisa ceramah, dan ethnoscience.
“Model Analisa Editing” . Peneliti menggunakan model editing bertindak sebagai interpreter
yang membaca sampai habis data mencari segmen-segmen penuh arti dan unit-unit. Suatu ketika
segmen ini dikenali dan ditinjau, interpreter dikembangkan satu rencana pengelompokan dankode-kode sesuai yang dapat digunakan untuk memilih jenis dan mengorganisir data. Peneliti
kemudian mencari-cari struktur dan pola-pola yang menghubungkan kategori-kategori pokok.
Pendekatan teori yang khas menyertakan model ini. Peneliti-peneliti yang biasa menelitifenomenologi, hermeneutics, dan ethnomethodology menggunakan prosedur pola analisa editing.
“Model Immersion/crystallisasi”. Model ini melibatkan pembaptisan total analis di dalam dancerminan bahan-bahan teks, menghasilkan satu kristalisasi data yang intuitif. Terjemahan yang
interpretive dan subjektif dicontohkan dalam laporan kasus pribadi dari semi anekdot dan jumlah
sedikit ditemui di dalam literatur riset dibanding tiga model yang lain.
B. Sistematika Penelitian Kualitatif Judul
Abstrak Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Bab I Pendahuluan
Konteks Penelitian
Fokus Kajian Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bab II Perspektif Teoritis dan Kajian Pustaka
Bab III Metode Penelitian
Pendekatan
Batasan Istilah
Unit Analisis
Deskripsi Setting Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
Keabsahan data
Bab IV Hasil dan pembahasan
Bab VI Kesimpulan dan saran
Daftar pustaka
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 7/24
Lampiran
C. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif memiliki 5 jenis penelitian, yaitu:
1. Biografi Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali
dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap
turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi ataumengubah hidup seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut
memposisikan dirinya sendiri.
2. Fenomenologi Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena
pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini
dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau
memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologimenunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan
ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data(subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun
dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang
dikatakan oleh responden.
3. Grounded theory Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah
individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatuteori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana individu saling berhubungan,
bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti daripendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada
konteks peristiwa dipelajari.
4. Etnografi Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. penelitimenguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi
adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan
pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebutpeneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan
anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa,
dan interaksi dalam kelompok.
5. Studi kasus Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan
terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumberinformasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa
program, peristiwa, aktivitas, atau individu.
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 8/24
D. Metode Pengumpulan Data Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Wawancara Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan
yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif
adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in – depth interview) adalah prosesmemperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalamkehidupan sosial yang relatif lama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalahintonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan
nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu
autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa
(wawancara dengan keluarga responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai
dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk
klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.
2. Observasi Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan,objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan
observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab
pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan
pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Bungin mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitiankualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak
terstruktur.
E. Keabsahan Data Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitusubjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian
yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika
dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurangcredible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara
menentukan keabsahan data, yaitu:
1. Kredibilitas Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam
menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus
negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check. Cara memperolehtingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 9/24
1. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data
yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dariresponden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga
kepercayaan diri peneliti sendiri.
2. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, sertamemusatkan diri pada
3. hal-hal tersebut secara rinci.
4. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluardata untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
5. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil sementara
atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.6. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang
berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan
mengaplikasikannya pada data, serta denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang
data.
2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain.3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalammengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi
untuk menarik kesimpulan.
4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasilpenelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal
ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak
berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.
F. Reliabilitas
Reliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi konsep yaitu suatu konsep dan definisiyang dirumuskan berbeda-beda menurut pengetahuan peneliti, metode pengumpulan dan analisisdata, situasi dan kondisi sosial, status dan kedudukan peneliti dihadapan responden, serta
hubungan peneliti dengan responden.
II.2 Analisis Kuantitatif Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai
analisis statistik. Penelitian kuantitatif dikembangkan oleh penganut positivisme yang dipeloporioleh Auguste Conte. Aliran ini berpendapat bahwa untuk memacu perkembangan ilmu-ilmu
sosial, maka metode-metode IPA harus diadopsi ke dalam riset-riset ilmu sosial . Karenanya
dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang diamati menjadi penting, sehingga
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (angket) yangdisusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan
data kuantitatif.
Berbeda dengan penelitian kualitatif yang menekankan pada studi kasus, penelitian kuantitatif
bermuara pada survey.
Richard dan Cook mengemukakan perbedaan paradigma penelitian kualitatif dan kuantitatif
sebagai berikut :
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 10/24
PARADIGMA KUALITATIF PARADIGMA KUANTITATIF Menganjurkan pemakaian metode kualitatif
Bersandar pada fenomenologisme dan verstehen; perhatian tertuju pada pemahaman tingkah laku
manusia dari sudut pandangan pelaku itu sendiri.
Pengamatan berlangsung secara alamiah (naturalistic) dan tidak dikendalikan (uncontrolled)
Bersifat subyektif
Dekat dengan data; bertolak dari perspektif dari “dalam” individu atau masyarakat yangditeliti.
Penelitian bersifat mendasar (grouned), ditujukan pada penemuan (discovery-oriented),
menekankan pada perluasan (expansionist), bersifat deskriptif, dan induktif.
Berorientasi pada proses
Valid; data bersifat „mendalam‟, „kaya‟, dan „nyata.
Tidak dapat digeneralisasikan; studi di atas kasus tunggal
Bersifat holistic Mengasumsikan adanya realitas yang bersifat dinamik Menganjurkan pemakaian metode-metode
kuantitatif.Bersandar pada positivisme logika; mencari fakta-fakta dan sebab-sebab dari gejala sosialdengan mengesampingkan keadaan individu-individu.
Pengamatan ditandasi pengukuran yang dikendalikan dan blak-blakan (obtrusive)
Bersifat obyektif Jauh dari data; bertolak dari sudut pandangan dari “luar”
Penelitian bersifat tidak mendasar (ungrouned), ditujukan pada pengujian (verification-oriented),menekankan penegasan (confirmatory), reduksionis, inferensial, deduktif-hipotetik.
Berorientasi pada hasil Reliabel; data „keras‟ dan dapat diulang
Dapat digeneralisasikan; studi atas banyak kasus
Bersifat partikularistik Mengasumsikan adanya realitas yang stabil
A. Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat hal-hal yang melatar belakangi dilakukannya penelitian, apa halyang menarik untuk melakukan penelitian biasanya karena adanya kesenjangan antara
kesenjangan antara yang seharusnya dan kenyataan. Dalam bagian ini dimuat deskripsi singkatwilayah penelitian dan juga jika diperlukan hasil penelitian peneliti sebelumnya. Secara rinci
latar belakang (Wardi Bachtiar:1997) berisi:
a. Argumentasi mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti dipandang dari bidangkeilmuan/maupun kebutuhan praktis.
b. Penjelasan akibat-akibat negatif jika masalah tersebut tidak dipecahkan.
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 11/24
c. Penjelasan dampak positif yang timbul dari hasil-hasil penelitian
d. Penjelasan bahwa masalah tersebut relevan, aktual dan sesuai dengan situasi dan kebutuhanzaman
e. Relevansinya dengna penelitian-penelitian sebelumnya
f. Gambaran hasil penelitian dan manfaatnya bagi masyarakat atau negara dan bagi
perkembangan ilmu.
2. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah
a. Identifikasi Masalah Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya
dan apa yang ada dalam kenyataan, adanya kesenjangan informasi atau teori dan sebagainya.
b. Pemilihan Masalah 1). Mempunyai nilai penelitian (asli penting dan dapat diuji)
2). Fisible (biaya, waktu dan kondisi)
3). Sesuai dengan kualifikasi peneliti
4). Menghubungkan dua variabel atau lebih
c. Sumber Masalah Bacaan, seminar, diskusi, pengamatan, pengalaman, hasil penelitian terdahulu, dan lain-lain.
d. Perumusan Masalah 1). Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
2). Jelas dan padat
3). Dapat menjadi dasar dalam merumusan hipotesa dan judul penelitian
e. Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian
1) Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan kita cari/ capai dari masalahpenelitian. Cara merumuskan yang paling mudah adalah dengan mengubah kalimat pertanyaan
dalam rumusan masalah menjadi kalimat pernyataan.2) Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan praktis.
f. Telaah Pustaka 1) Manfaat Telaah Pustaka
2) Untuk memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti
3) Menyusun kerangka teoritis yang menjadi landasan pemikiran4) Untuk mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesa
5) Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian
g. Pembentukan Kerangka Teori Kerangka teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah penelitian, pemilihan
konsep, perumusan hipotesa dan memberi kerangka orientasi untuk klasifikasi dan analisis data .
Kerangka teori dibuat berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau berdasarkan pemikiran logisyang dibangun oleh peneliti sendiri.
Teori yang dibahas atau teori yang dikupas harus mempunyai relevansi yang kuat dengan
permasalahan penelitian. Sifatnya mengemukakan bagaimana seharusnya tentang masalah yang
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 12/24
diteliti tersebut berdasar konsep atau teori-teori tertentu. Khusus untuk penelitian hubungan dua
variabel atau lebih maka dalam landasan teori harus dapat digambarkan secara jelas bagaimanahubungan dua variabel tersebut.
h. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap palingmungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesa merupakan kristalisasi dari
kesimpulan teoritik yang diperoleh dari telaah pustaka. Secara statistik hipotesis merupakan
pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yangdiperoleh dari sampel penelitian.
i. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Konsep merupakan definisi dari sekelompok fakta atau gejala (yang akan diteliti). Konsep ada
yang sederhana dan dapat dilihat seperti konsep meja, kursi dan sebagainya dan ada konsep yang
abstrak dan tak dapat dilihat seeprti konsep partisipasi, peranan dan sebagainya. Konsep yang tak dapat dilihat disebut construct. Karena construct bergerak di alam abstrak maka perlu diubah
dalam bentuk yang dapat diukur secara empiris, atau dalam kata lain perlu ada definisi
operasional.
Definisi operasional adalah mengubah konsep dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku
atau gejala yang dapat diamati dan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain.
Konsep yang mempunyai variasi nilai disebut variabel. Variabel dibagi menjadi dua:
a. Variabel deskrit/katagorikal misalnya : variabel jenis kelamin.
b. Variabel Continues misal : variabel umur
Proses pengukuran variabel merupakan rangkaian dari empat aktivitas pokok yaitu:
1. Menentukan dimensi variabel penelitian. Variabel-variabel penelitian sosial sering kalimemiliki lebih dari satudimensi. Semakin lengkap dimensi suatu variabel yang dapat
diukur, semakin baik ukuran yang dihasilkan.
2. Merumuskan dimensi variabel. Setelah dimensi-dimensi suatu variabel dapat ditentukan,barulah dirumuskan ukuran untuk masing-masing dimensi. Ukuran ini biasanya
berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan dimensi tadi.
3. Menentukan tingkat ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran. Apakah skala:nominal, ordinal, interval, atau ratio.
4. Menguji tingkat validitas dan reliabilitas dari alat pengukur apabila yang dipakai adalah
alat ukur yang baru.
Contoh yang bagus proses pengukuran suatu variabel dikemukakan oleh Glock dan Stark yang
mengembangkan suatu konsep untuk mengukur tingkat religiusitas. Menurut pendapat merekakonsep religiusitas mempunyai lima dimensi sebagai berikut :
1. Ritual Involvement, yaitu tingkatan sejauh mana orang mengerjakan kewajiban ritual didalam agama mereka. Seperti sholat, puasa, membayar zakat, dan lain-lain, bagi yang
beragama Islam. atau pergi ke gereja dan kegiatan ritual lainnya bagi yang beragama
Kristen.
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 13/24
2. Ideologi Involvement, yaitu tingkatan sejauh mana orang menerima hal-hal yang
dogmatik di dalam agama mereka masing-masing. Misalkan apakah seseorang yangberagama percaya tentang adanya malaikat, hari kiamat, surga, neraka, dan lain-lain hal
yang sifatnya dogmatik.
3. Intellectual Involvement, sebenarnya jauh seseorang mengetahui tentang ajaran
agamanya. Seberapa jauh aktivitasnya di dalam menambah pengetahuan agamanya,apakah dia mengikuti pengajian, membaca buku-buku agama, bagi yang beragama Islam.
bagi yang beragama Kristen apakah dia menghadiri Sekolah Minggu, membaca buku-
buku agama, dan lain-lain. Demikian pula dengan orang pemeluk agama lainnya, apakahdia mengerjakan hal-hal yang serupa.
4. Experiential Involvement, yaitu dimensi yang berisikan pengalaman-pengalaman unik
dan spektakuler yang merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan. Misalnya, apakahseseorang pernah merasakan bahwa doanya dikabulkan Tuhan; apakah di apernah
merasakan bahwa jiwanya selamat dari bahaya karena pertolongan Tuhan, dan lain-lain.
5. Consequential Involvement, yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku
seseorang dimotifikasikan oleh ajaran agamanya. Misalkan apakah dia menerapkan
ajaran agamanya di dalam kehidupan sosial. misalnya, apakah dia pergi mengunjungitetangganya yang sakit, mendermakan sebagian kekayaannya untuk kepentingan fakir
miskin. Menyumbangkan uangnya untuk pendirian rumah yatim piatu, dan lain-lain.
Dimensi-dimensi yang disebut di atas kemudian diperinci dalam aspek yang lebih kecil dalam
bentuk pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian dijadikan komponen alat pengukuryang terhadap dimensi tingkat religiusitas.
II.3 Statistik Deskriptif dan Inferensial Statistika deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Misalnya penyajian data menggunakantable, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, desil, persentil,
rata-rata, standar defiasi, porsentasi, korelasi, dan regresi tanpa pengujian signifikasi.
Statistika deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat digambarkan dideskripsikan) ataudisimpulkan, baik secara numerik (misalnya menghitung rata-rata dan deviasi standar) atau
secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik), untuk mendapatkan gambaran sekilas mengenai
data tersebut, sehingga lebih mudah dibaca dan bermakna.
Statistika inferensial adalah teknik statistic untuk menganalisis data sampel data dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk
populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan). Bila peluangkesalahan sebesar 5 persen, maka taraf kepercayaannya sebesar 95 persen. Ini disebut sebagai
taraf signifikasi yang mencerminkan kemampuan suatu sampel untuk dilakukan generalisasi
terhadap suatu populasi dengan taraf kesalahan tertentu. Dengan menggunakan uji t dan uji Fdiperoleh taraf signifikasi tertentu.
Statistika inferensial berkenaan dengan permodelan data dan melakukan pengambilan keputusanberdasarkan analisis data, misalnya melakukan pengujian hipotesis, melakukan estimasi
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 14/24
pengamatan masa mendatang (estimasi atau prediksi), membuat permodelan hubungan (korelasi,
regresi, ANOVA, deret waktu), dan sebagainya.
II.4 Statistik Parametris dan Non Parametris
a) Statistika Parametris
Statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio.Ukuran uji dalam Statistik parametris antara lain :
– T-test
– Anova
– Korelasi.
Contoh :
– Rumusan masalah : berapa rata-rata penayangan iklan di TV ?
– Hypotesis : rata-rata penayangan iklan di TV paling lama 120 menit.
– Uji hypoteis : t-test
b) Statistika Non Parametris Statistik non parametris digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya berbentuk nominal dan
ordinal dan tidak berlandaskan asumsi bahwa distribusi data harus normal. Sehingga kita kenalbeberapa tes yang digunakan dalam penelitian hipotesis antara lain :
Test binomial Tes binomial digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua kelompok kelas, datanya berbentuk nominal dan jum,lha sampelnya kecilnya (kurang dari 25).
Chi kuadrat Chi kuadrat satu sampel, adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
deskriptif bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebi kelas, data berbentuk nominal dan
smapelnya besar. yang dimaksud hipotesis deskriptif diatas adlah merupakan estimasi gugaan
terhadap ada tidaknya perbedaan frekuensi anatra kategori satu dan kategori lainnya dalamsebuah sampel tentang suatu hal.
Run test Test ini digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel, bial datanya berbentuk ordina.
pengujian dilakukan dengan dengancara mengukur kerandoman populasi yang didasarkan atas
data hasil pengamatan melalui data sampel.
McNemar Test Teknik statistik digunakan untk mengji hipotesa komparatif dua sampel yang berkorelasi bila
datanya berbentuk nominal/diskrit. dancangan peneitianya biasanya bebentuk before after. jadihipotesa penelitian merupakan perbandaingan antara nilai sebelum dan sesudah ada perlakuan.
Sign Test test ini digunakan untuk menguji hipotesa komparatif dua sampel yang berkorelasi, bila datanyaberbentuk ordinal. teknik ini dianamakan uji tanda karena data yang akan dianalisis dinyatakan
dalam bentuk tanda-tanda yaitu tanda positif dan negatif.
Wilcoxon Match Pairs Test
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 15/24
Teknik ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda (sign test). kalau dalam uji tnada besarnya
selisih nilai angka antara positif dan negatif tidak diperhitungkan sedangkan dlaam uji wilcoxonini diperhitungkan, teknik digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel
yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal.
Chi kuadrat dua sampel Chi kuadrat dua sampel digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua smapel bila datanya
berbentuk nominal dan sampelnya besar. cara perhitungan dapat menggunakan rumus yang telah
ada atau dapat menggunakan tabel kontingensi 2×2.
Fisher Exact Probability Test Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil independenbila datanya berbentuk nominal untuk sampel yang besar duigunakan chi kuadrat.
Test median Tes median digunakan untuk menguji signifikansi hipoteis komparatif dua smapel independen
bila datanya bernbentuk nominal atau ordinal. pengjuijan didasarkaan atas median dari smapelyang diambil secara random. dengan demikian Ho yang akan diuji berbunyi : tidak terdapat
perbedaan dua kelompok populasi berdasarkan mediannya.
Mann-Whitney U-Test U-test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen biladatanya berbentuk ordinal test ini merupakan test yang terbaik untuk menguji hipotesis
komparatif dua sampel indenden bila datanya berbentuk ordinal.
Test Kolmogorov-Smirnov dua sampel Test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya
bernetuk ordinal yang telah tersusun pada tabel distribusi frekuensi kumulatif denganmenggunakan kela-kelas interval.
Test Run Wald-Wolfowitz Tes ini dibgunakan untuk meguji signifikasin hipotesis komparatif dua sampel independen biladatanya berbentuk ordinal dan disusun dalam bentuk run. oleh karena itu sebelum dtaa dua
sampel (n1 + n2) dianalisis maka perlu disusun terlebih dahulu kedlaam bentuk ranking.
Test Cochran Tes ini digunakan untuk hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila datanya benrbnuk
nominal dan frekuensi dikotomi.
Test Friedman Friedman two way anova (analisi varian dua jalan Friedman) digunakan untuk menguji hipotesis
komparatif k sampel yang berpasanga (related) bila datany aberebntuk ordinal (ranking), bila
datany terkumpul berbntuk interval atau ratio maka data tersebut diubah kedalam ordinal.
Chi-kuadrat k Sampel Test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif lebih dari dua sample, bila datanyabenrbntuk diskrit atau nominal.
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 16/24
Median Extention test median extension digunakan untuk menguji hipotesis komparatif median k sampel
independen bila datanya berbentuk ordinal dan dalam tes ini ukuran sampel tidak harus sama.
Analisis Varian satu jalan Kruskal-Walls teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis k sampel inedependen bila datanya berbentuk
ordinal. bila dalam pengukuran ditemukan data berbentuk interval atau ratio maka perlu dirubah
dulu kedlam ordinal (data berbentukr anking/peringkat).
Koefiisen Kontingensi koefisien ini digunakan untuk menghitung hubungan antar variabel bila datanya berbentuk nominal. teknik mempunyai kaitan eratdengan chi kuadrat yang digunakan untuk menguji
hipotesis komparatif k sampel independen, oleh karena itu rumus yang digunakan mengandung
nilai cjhi kuadrat.
Korelasi Spearman Rank Korelasi spearman rank digunakan mencari hubungan atau uji signifikansi hipotesisi asosiatif
bila amsing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data aantarvariabel tidak harus sama.
Korelasi Kendal Tau Sepertinya dalam korelasi spearman rank, korlasi kendal tau digunakan untuk mencari hubungan
dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih bila datanya berbentuk ordinal atau ranking
BAB III
PENUTUP
III.1 Simpulan Teknik analisis data dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu analisis kualitaif, analisis
kuantitatif, statistic deskriptif dan inferensial, serta statistic parametris dan non parametris.
Keempat cara tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Seorang peneliti dapat memilih cara apa yang akan dia lakukan dalam menganalisis datanya.
Cara memilih teknik analisis apa yang akan dia gunakan yaitu dengan menganalisis terlebihdahulu tema apa yang akan peneliti angkat dalam penelitiannya.
Daftar Pustaka
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California.kuskan untuk melihat pada “bagaimana” (how), yaitu bagaimana isi teks berita dan juga
bagaimana pesan itu disampaikan.
Analisis wacana merupakan suatu kajian yang digunakan secara ilmiah, baik dalam bentuk tulis
maupun lisan. Penggunaan bahasa secara alamiah ini berarti penggunaan bahasa seperti dalamkomunikasi sehari-hari. Stubbs menjelaskan bahwa analisis wacana menekankan kajian
penggunaan bahasa dalam konteks sosial, khususnya dalam interaksi antar penutur. Senada
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 17/24
dengan itu, cocok dalam hal ini menyatakan bahwa analisis wacana itu merupakan kajian yang
membahas tentang wacana, sedangkan wacana itu adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Menurut Stubbs (Arifin,2000:8).
Analisis wacana dalam Sobur ( 2006:48) adalah studi tentang struktur pesan pada dalam
komunikasi. Lebih tepatnya lagi, telaah mengenai aneka fungsi (prakmatik) bahasa. Kajiantentang pembahasaan realitas dalam sebuah pesan tidak hanya apa yang tampak dalam teks atau
tuklisan, situasi dan kondisi (konteks) seperti apa bahasa tersebut diujarkan akan membedakan
makna subyektif atau makna dalam perspektif mereka.Crigler (1996) dalam Sobur (2006 : 72) mengemukakan bahwa analisis wacana termasuk dalam
pendekatan konstruktionis. Ada dua karakteristik penting dari pendekatan konstruksionis yaitu :
1. Pendekatan konstruksionis menekankan pada politik pemaknaan dan proses bagaimana
seseorang membuat gambaran tentang realitas politik.
2. Pendekatan konstruksionis memandang kegiatan komunikasi sebagai suatu proses yangterus menerus dan dinamis. Dari sisi sumber (komunikator), pendekatan konstruksionis
memeriksa pembentukan bagaimana pesan ditampilkan, dan dari sisi penerima iamemeriksa bagaimana konstruksi individu ketika menerima pesan.
Kembali pada anilsa wacana yang sesungguhnya berusaha memahami bagaimana realitas
dibingkai, direproduksi dan didistribusikan ke khalayak. Analisis ini bekerja menggali praktek-praktek bahasa di balik teks untuk menemukan posisi ideologis dari narasi dan
menghubungkannya dengan struktur yang lebih luas.
Dengan demikian analisis wacana merupakan salah satu model analisa kritis yang memperkayapandangan khalayak bahwa ada keterkaitan antara produk media, ekonomi dan politik.
Keterkaitan ini dapat dimunculkan pada saat analisis wacana bergerak menuju pertanyaan
bagaimana bahasa bekerja dalam sebuah konteks dan mengapa bahasa digunakan dalam sebuahkonteks dan bukan untuk konteks yang lain.
Pada dasarnya ada beberapa perbedaan mendasar antara analisis wacana dengan analisis isi yang
bersifat kuantitatif adalah sebagai berikut. Analisis wacana lebih bersifat kualitatif daripada yangumum dilakukan dalam analisis isi kuantitatif karena analisis wacana lebih menekankan pada
pemaknaan teks daripada penjumlahan unit kategori, seperti dalam analisis isi. Analisis isi
kuantitatif digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata),sedangkan analisis wacana justru memfokuskan pada pesan yang bersifat latent (tersembunyi).
Analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan “apa yang dikatakan” (what), tetapi tidak
dapat menyelidiki bagaimana ia dikatakan (how). Analisis wacana tidak berpretensi melakukangeneralisasi, sedangkan analisis isi kuantitatif memang diarahkan untuk membuat generalisasi.
Analisis Semiotik (Semiotic Analysis) Pengertian semiotika secara terminologis adalah ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-
objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Menurut Eco, semiotik sebagai
“ilmu tanda” (sign) dan segala yang berhubungan dengannya cara berfungsinya, hubungannyadengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 18/24
Menurut Eco, ada sembilan belas bidang yang bisa dipertimbangkan sebagai bahan kajian untuk
semiotik, yaitu semiotik binatang, semiotik tanda-tanda bauan, komunikasi rabaan, kode-kodececapan, paralinguistik, semiotik medis, kinesik dan proksemik, kode-kode musik, bahasa yang
diformalkan, bahasa tertulis, alfabet tak dikenal, kode rahasia, bahasa alam, komunikasi visual,
sistem objek, dan sebagainya Semiotika di bidang komunikasi pun juga tidak terbatas, misalnya
saja bisa mengambil objek penelitian, seperti pemberitaan di media massa, komunikasiperiklanan, tanda-tanda nonverbal, film, komik kartun, dan sastra sampai kepada musik.
Berkenaan dengan hal tersebut, analisis semiotik merupakan upaya untuk mempelajari linguistik-bahasa dan lebih luas dari hal tersebut adalah semua perilaku manusia yang membawa makna
atau fungsi sebagai tanda. Bahasa merupakan bagian linguistik, dan linguistik merupakan bagian
dari obyek yang dikaji dalam semiologi. Selain bahasa yang merupakan representasi terhadapobyek tertentu, pemikiran tertentu atau makna tertentu, obyek semiotika juga mempelajari pada
masalah-masalah non linguistik.
Salah seorang sarjana yang secara konservatif menjabarkan teori De de Saussure ialah Roland
Barthes (1915 – 1980) . Ia menerapkan model Ferdinand De Saussure dalam penelitiannyatentang karya -karya sastra dan gejala-gejala kebudayaan, seperti mode pakaian. Bagi Barthes
komponen – komponen tanda penanda – petanda terdapat juga pada tanda -tanda bukan bahasaantara lainterdapat pada bentuk mite yakni keseluruhan si stem citra dan kepercayaan yang
dibentukmasyarakat untuk memp-ertahankan dan menonjolkan identitasnya (de Saussure,1988).
Selanjutnya Barthes (1957 dalam de Saussure) menggunakan teori signifiant – signifie yang
dikembangkan menjadi teori tentang metabaha sa dan konotasi. Istilah signifiant menjadi
ekspresi (E) dan signifie menjadi isi (C). Namun Barthes mengatakan bahwa antara E dan C
harus ada relasi (R) ter-tentu, sehingga membentuk tanda ( sign, Sn). Konsep relasi ini membuatteori tentang tanda lebih mungkin berkembang karena relasi ditetapkan oleh pemakai tanda.
Menurut Barthes, ekspresi dapat berkembang dan membentuk tanda baru, sehingga ada lebih dari
satu dengan isi yang sama. Pengem-bangan ini disebut sebagai gejala meta -bahasa danmembentuk apa yang disebut kesinoniman (synonymy). Setiap tanda selalu memperoleh
pemaknaan awal yang dikenal dengan dengan istilah denotasi dan oleh Barthes disebut sistem
primer. Kemudian pengembangan -nya disebut sistem sekunder. Sistem sekunder ke arahekspresi dise but metabahasa. Sistem sekunder ke arah isi disebut konotasi yaitu pengembangan
isi sebuah ekspresi. Konsep konotasi ini tentunya didasari tidak hanya oleh paham kognisi,
melainkan juga oleh paham pragmatik yakni pemakai tanda dan situasi pemahamannya.
Macam-macam Semiotik
Hingga saat ini, sekurang-kurangnya terdapat sembilan macam semiotik yang kita kenalsekarang (Pateda, dalam Sobur, 2004) . Jenis -jenis semiotik ini antara lain semiotik analitik,diskriptif, faunal zoosemiotic, kultural, naratif, natural, normatif, sosial, struktural.
1. Semiotik analitik merupakan semiotik yang menganalisis sistem tanda. Peircemengatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya menjadi ide, obyek
dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang
terdapat dalam lambang yang mengacu pada obyek tertentu.
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 19/24
2. Semiotik deskriptif adalah semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita
alami sekarang meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikansekarang.
3. Semiotik faunal zoosemiotic merupakan semiotik yang khusus memper hatikan sistem
tanda yang dihasilkan oleh hewan. Semiotik kultural merupakan semiotik yang khusus
menelaah system tanda yang ada dalam kebudayaan masyarakat.4. Semiotik naratif adalah semiotik yang membahas sistem tanda dalam narasi yang
berwujud mitos dan c erita lisan (folklore).
5. Semiotik natural atau semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan olehalam. Semiotik normative merupakan semiotik yang khusus membahas sistem tanda yang
dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma.
6. Semiotik sosial merupakan semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkanoleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang kata maupun lambing rangkaian
kata berupa kalimat. Semiotik struktural adalah semiotik yang khusus menelaah system
tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.
Analisis Framing Analisa Framing adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas (aktor,kelompok, atau apa saja) dikonstruksi oleh media (Eriyanto, 2005, p.3) . Analisa framingmemiliki dua konsep yakni konsep pskiologis dan sosiologis. Konsep psikologis lebih
menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi pada dirinya sedangkan konsep
sosiologis lebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Analisis Framing sendiri juga merupakan bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian tentang wacana persaingan
antar kelompok yang muncul atau tampak di media.
Analisis Framing juga dikenal sebagai konsep bingkai, yaitu gagasan sentral yang terorganisasi,dan dapat dianalisis melalui dua turunannya, yaitu simbol berupa framing device dan reasoning
device. Framing device menunjuk pada penyebutan istilah tertentu yang menunjukkan “julukan”pada satu wacana, sedangkan reasoning device menunjuk pada analisis sebab-akibat. Di
dalamnya terdapat beberapa „turunan‟, yaitu metafora, perumpamaan atau pengandaian.Catchphrases merupakan slogan-slogan yang harus dikerjakan. Exemplar mengaitkan bingkai
dengan contoh, teori atau pengalaman masa silam. Depiction adalah “musuh yang harus dilawan
bersama”, dan visual image adalah gambar -gambar yang mendukung bingkai secara keseluruhan.
Pada instrumen penalaran, Roots memperlihatkan analisis sebab-akibat, Appeals to principles
merupakan premis atau klaim moral, dan Consequences merupakan kesimpulan logika
penalaran.
Teknik Framing Dan Konsep Model Zhondhang Pan Dan Gerald M Kosicki
Menurut Etnman, framing berita dapat dilakukan dengan empat teknik, yakni pertama, problemidentifications yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan nilai positif atau negatif apa, causalinterpretations yaitu identifikasi penyebab masalah siapa yang dianggap penyebab masalah,
treatmen rekomnedations yaitu menawarkan suatu cara penanggulangan masalah dan kadang
memprediksikan penanggulannya, moral evaluations yaitu evaluasi moral penilaian ataspenyebab masalah.
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 20/24
Ada dua konsep framing yang saling berkaitan, yaitu konsep psikologis dan konsep sosiologis
yaitu :
1. Dalam konsep psikologis, framing dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu
konteks khusus dan menempatkan elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan
lebih menonjol dalam kognisi seseorang. Elemen-elemen yang diseleksi itu menjadi lebihpenting dalam mempengaruhi pertimbangan seseorang saat membuat keputusan tentang
realitas.2. Sedangkan konsep sosiologis framing dipahami sebagai proses bagaimana seseorang
mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk
mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya Dalam Zhondhang Pan Dan Gerald MKosicki, kedua konsep tersebut diintegrasikan.
Secara umum konsepsi psikologis melihat frame sebagai persoalan internal pikiran seseorang,
dan konsepsi sosiologis melihat frame dari sisi lingkungan sosial yang dikontruksi seseorang.Dalam model ini, perangkat framing yang digunakan dibagi dalam empat struktur besar, yaitu
sintaksis (penyusunan peristiwa dalam bentuk susunan umum berita), struktur skrip (bagaimanawartawan menceritakan peristiwa ke dalam berita), struktur tematik (bagaimana wartawanmengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat, atau antar hubungan
hubungan kalimat yang memberntuk teks secara keseluruhan), dan struktur retoris (bagaimana
menekankan arti tententu dalam berita)
Analisa Kebijakan Redaksional Kebijakan sendiri merujuk pada tiga hal yakni sudut pandang (point of view); rangkaian tindakan
(series of actions) dan peraturan (regulations). Ketiga hal tersebut menjadi pedoman bagi parapengambil keputusan untuk menjalankan sebuah kebijakan. Dan seorang Redaktur merupakan
suatu pimpinan sekaligus penanggung jawab dalam suatu media. Oleh karenanya Analisa
Kebijakan Redaktur merupakan suatu proses analisa mengenai kebijakan redaktur dalam prosespenerbitan suatu media.
Dalam proses analisa kebijakan, terdapat dua pendekatan yaitu:
1. Analisis proses kebijakan (analysis of policy process), dimana dalam pendekatan ini,
analisis dilakukan atas proses perumusan, penentuan agenda, pengambilan keputusan,adopsi, implementasi dan evaluasi dalam proses kebijakan. Jika dilihat dari item
analisisnya, pendekatan ini lebih melihat kandungan (content) sebuah proses kebijakan.
2. Analisis dalam dan untuk proses kebijakan (analysis in and for policy process), dimana
dalam pendekatan ini, analisis dilakukan atas teknik analisis, riset, advokasi dalam
sebuah proses kebijakan. Nampaknya, pendekatan ini cenderung melihat prosedur proseskebijakan. Hasil analisis kebijakan adalah informasi yang relevan bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan kebijakan. Analisis bisa dilakukan pada semua tahap proses
kebijakan Analisis pada tahap selanjutnya mencakup interpretasi dan sosialisasikebijakan, merencanakan serta menyusun kegiatan implementasi kebijakan. Hasil analisis
pada tahap ini adalah aksi kebijakan (policy action).
3. Analisis berikutnya adalah evaluasi implementasi kebijakan dengan memperhatikantingkat kinerja dan dampak sebuah implementasi kebijakan. Hasil analisisnya berupa
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 21/24
informasi kinerja yang akan menjadi dasar tindakan apakah kebijakan tersebut akan
diteruskan atau sebaliknya.
Tipe Analisis Kebijakan Tipe analisis kebijakan dikategorikan menjadi dua tipe yaitu:
1. Tipe analisis akademis. Tipe analisis ini berfokus pada hubungan antara faktordeterminan utama dengan isi kebijakan dan berusaha untuk menjelaskan hakikat,
karakteristik dan profil kebijakan dan bersifat komparatif baik dari segi waktu maupun
segi subtansi.
2. Tipe analisis terapan. Tipe analisis ini lebih memfokuskan diri pada hubungan isikebijakan dengan dampak kebijakan serta lebih berorientasi pada evaluasi kebijakan dan
bertujuan untuk menemukan alternatif lebih baik dan bisa menggantikan kebijakan yang
sedang dianalisis.
Elemen dalam Kebijakan yang Menjadi target analisis Terdapat tiga elemen dalam kebijakan yang menjadi target analisis, yakni:
1. faktor determinan utama;
2. isi kebijakan; dan
3. dampak kebijakan baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.
Analisa Korelasional Analisa Korelasional adalah analisa yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara duavariabel atau lebih. Analisa korelasional/hubungan/assosiasi dapat dikatakan merupakan
pengembangan dari analisa deskriptif (untuk selanjutnya baca : deskriptif-kuantitatif), kalau
dalam penelitia deskriptif kita mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, menyusunya dengan
sistematis, kita analisa dengan cermat dan yang dideskripsikan dalam analisis penelitian adalahvariabel-variabel penelitian, situasi dan kondisi yang melingkupinya. Penelitian korelasional
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar gejala (variabel), hubungan tersebut
positif atau negatif dan seberapa erat hubungan antar gejala tersebut.
Misalnya pengusaha ingin mengetahui hubungan antara muatan informasi
(kecukupan/kekurangan informasi) dan kebutuhan akan informasi, Divisi Humas inginmengetahui hubungan antara kualitas media (daya tarik untuk dibaca, sesuai dengan kebutuhan,
terpercaya, mudah dipahami, lengkap dan jelas dsb) dan motif pengunaan media, dosen ingin
mengetahui hubungan antara pemberian tugas dengan prestasi mahasiswa dsb.
Terdapat beberapa perbedaan yang membedakan Analisa Korelasional dan Analisa Deskriptif
yaitu bahwa dalam analisa deskriptif tidak membahas tentang hubungan antar variabel,sedangkan kalau kita lihat dari jenis datanya sama, yang membedakan adalah sifat-sifat
analisanya, analisa deskripsi mendeskripsikan variabel dan karakteristik responden, sedangkan
analisa korelasional meneliti bagaimana untuk memperoleh kejelasan ada tidaknya hubunganantar variabel dan karakteristik responden seperti apa dalam konteks penelitian tersebut. Statistik
deskripsi tidak berupaya adanya generalisasi data sampel terhadap populasi, sedangkan analisis
korelasional selain mendesripsikan data sampel, peneli ingin memperoleh kesimpulan apakahkorelasi (yang sebenarnya data sampel) tersebut juga berlaku pada populasi (dengan uji
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 22/24
signifikansi).
Perbedaan tersebut dapat terlihat dari analisa deskriptif kita mengumpulkan data sebanyak-
banyaknya, menyusunya dengan sistematis, kita analisa dengan cermat dan yang dideskripsikan
dalam analisis penelitian adalah variabel-variabel penelitian, situasi dan kondisi yang
melingkupinya. Analisa korelasional bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antargejala (variabel), hubungan tersebut positif atau negatif dan seberapa erat hubungan antar gejala
tersebut. Misalnya pengusaha ingin mengetahui hubungan antara muatan informasi
(kecukupan/kekurangan informasi) dan kebutuhan akan informasi, Divisi Humas inginmengetahui hubungan antara kualitas media (daya tarik untuk dibaca, sesuai dengan kebutuhan,
terpercaya, mudah dipahami, lengkap dan jelas dsb) dan motif pengunaan media, dosen ingin
mengetahui hubungan antara pemberian tugas dengan prestasi mahasiswa dsb.
Statistik deskripsi tidak berupaya adanya generalisasi data sampel terhadap populasi, sedangkan
analisis korelasional selain mendesripsikan data sampel, peneli ingin memperoleh kesimpulan
apakah korelasi (yang sebenarnya data sampel) tersebut juga berlaku pada populasi (dengan uji
signifikansi). Penelitian korelasi (secara statistik) menunjukkan adanya ko-variasi (sebaran datayang sama) antar variabel, apakah variasi-variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada
faktor yang lain, yang mana hubungan tersebut kemungkinan merupakan :
1. “ ko-variasi antar variabel dari penyebab (dependen) yang sama” 2. “ko-variasi antar variabel akibat (independent)” , atau 3. atau mungkin korelasi tersebut sifatnya “hanya kebetulan saja”. Untuk memperoleh
informasi yang akurat tentang dugaan hubungan antar variabel tersebut dapat
perpedoman pada teori (konsep dan proposisi), model, atau melakukan penelitian secara
intensif dan mendalam.
Penelitian asosiasi atau korelasi sering dikaburkan dengan penelitian/analisis causal (sebab-akibat), korelasi yang kuat dianggap adanya hubungan sebab-akibat. Hubungan kausal dapat
diinterpretasikan pasti “ada hubungan” yang sifatnya kausalitas, tetapi kalau “ada hubungan”
belum tentu adanya kausalitas. Kita sering terjebak dengan proses berfikir yang nampaknya logis
atau cara berfikir linier, hal inilah yang perlu dicermati, khususnya dalam perumusan masalah.Jika ada kesalahan dalam membuat perumusan masalah, alih-alih pertanyaan yang salah tentang
obyek yang kita teliti tidak akan menghasilkan jawaban yang benar.
Sebagai Contoh, pernyataan :
1. Pengaruh “kemampuan membaca” terhadap “lamanya belajar Mahasiswa”
2. Hubungan antara “kemampuan membaca”dengan “lamanya belajar Mahasiswa”
3.
Pengaruh “kemampuan membaca” dan “lamanya belajar Mahasiswa” terhadap “TingkatPengetahuan Mahasiswa tentang Metode Penelitian Komunikasi”.
Adanya hubungan antara “kemampuan membaca” dan “lamanya belajar” jangandiinterpretasikan bahwa “lamanya belajar” disebabkan oleh “kemampuan membaca”. Atau
“Lamanya Belajar” diakibatkan oleh “ Kemampuan membaca”. Mahasiswa yang “lama belajar”
belum tentu atau bukan karena “kemampuan membacanya yang kurang”, tetapi (diduga) karenaakan mengikuti UTS, karena ingin bisa, lagi tertarik dsb. Bandingkan dengan; Pengaruh
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 23/24
“kemampuan membaca” dan “ lamanya belajar” terhadap “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
tentang Metode Penelitian Komunikasi”.
Jika kita perhatikan dengan seksama, dari ketiga pernyataan tersebut yang secara logika mana
yang lebih dapat diterima dan benar. Dengan demikian tipe hubungan antar variabel dalam
penelitian korelasional adalah hubungan simetri, adalah jenis hubungan antar variabel yang manasuatu variabel yang satu tidak disebabkan oleh variabel yang lain atau tidak dipengaruhi oleh
variabel yang lain.
Hal ini dapat terjadi apabila :
1. Kedua variabel tersebut merupakan dimensi/indikator untuk konsep yang sama, misalnya
: Hubungan antara frekuensi penggunaan media, durasi (lama), pilihan jenis media dan
jenis isi sebagai indikator dari pola penggunaan media dsb.
2. Sebagai akibat dari faktor yang sama, Misalnya; Penguasaan materi, lulus mata kuliah, IPbagus sebagai akibat yang sama karena rajin membaca/belajar dsb.
3.
Berkaitan secara fungsional, apabila keberadaan sesuatu hal diikuti oleh keberadaan yanglainnya atau sebaliknya. Misalnya : ada mahasiswa ada dosen, ada asap – ada api, adapekerja – ada majikan, ada pimpinan – ada bawahan, dsb.
4. Hubungan yang sifatnya kebetulan saja. Misalnya; hubungan mimpi buruk dengan
kehilangan HP, hubungan berkokok-nya ayam dengan terbitnya matahari, dsb.
Analisis Data dalam Analisa Korelasional Dalam melakukan analisis data yang perlu diperhatikan adalah :
1. Masalah dan Tujuan penelitian;
2. Hubungan antar variabel (hipotesis penelitian) yang dalam analisa statistik sebagai
hipotesis statistik (Ho dan H1);3. Jenis informasi dan jenis data; apakah data yang kita peroleh sebagai data nominal,
ordinal, interval atau rasio;
4. Kesesuaian antara jenis data dengan jenis analisa statistik yang digunakan;5. Taraf signifikansi (α) atau tingkat kepercayaan (1- α);
6. Berbagai variasi analisis data berdasarkan kebutuhan dsb. Alat analisis korelasi
digunakan untuk mengetahui hubungan dua atau lebih variabel. Korelasi antar duavariabel disebut korelasi sederhana, dan korelasi lebih dari dua variabel disebut korelasi
berganda (multiple Correlation). Sehingga alat anlisa ada rumus untuk menghitung
korelasi sederhana dan berganda.
Berbagai variasi alat analisa korelasi tergantung dari hubungan antar variabel dan jenis data,apakah nominal, ordinal atau interval dan tujuan penelitian kita.
Daftar Pustaka:
Al Rasyid, Harun, 2000, Hand out Statistik Sosial, PPS UNPAD, Bandung.
Alex Sobur, Analis is Teks Media…..hal 172
Bungin, Burhan, 2008, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana prenada media group, hlm. 155 –
5/11/2018 Analisis Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-isi-55a0cf87c8acf 24/24
156.
Bungin, Burhan, 2008, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana prenada media group, hlm. 156 –
159.
Dajan, Anto, 1996, Pengantar Statistik Jilid I, LP3ES, Jakarta.
Dajan, Anto,1996, Pengantar Statistik Jilid II, LP3ES, Jakarta .
Kriyantono, Rachmat, 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana prenada media
group, hlm.247-251
Rakhmat ,Jalaludin, 1999, Metode Penelitian Komunikasi, Rosdakarya, Bandung .
Sudradjat M,2002, Metode Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala, UNPAD Bandung.
Wimmer D. Roger, 1987, Mass Media Research, Wadsworth Publisher Company, Belmont,
California .
Sumber Buku Metode Penelitian Komunikasi Karya Bambang Setiawan