Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 11
ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI MOTIVASI
BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH MEGANG SAKTI
KABUPATEN MUSI RAWAS
Astuti Karya Dewi1, Shoriyani
2
Program Studi Manajemen STIE Musi Rawas, Lubuklinggau
Email : [email protected]
ABSTRACK
This study aims to determine the emotional intelligence of teachers in terms of
student learning motivation. The theory used is Human Resources related to Emotional
Intelligence in terms of student learning motivation. The method used in this research is
observation, interviews, and documentation, this type of research is qualitative analysis
and the nature of this research is descriptive (illustrated). The data source used in this
study is primary, which is about interviews with regard to research. The number of
samples used purposive sampling technique consisting of 4 samples. Data analysis model
used through structured interviews to participants. The conclusion of this study is the
analysis of teacher emotional intelligence is quite good at the Muhammadiyah Megang
Sakti Vocational School, Musi Rawas district.
Keywords: Emotional Intelligence, Motivation
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menegetahui kecerdasan emosional guru ditinjau
dari motivasi belajar siswa.Teori yang digunakan adalah sumber Daya Manusia yang
berkaitan dengan Kecerdasan Emosional yang ditinjau dari motivasi belajar siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi, jenis penelitian ini adalah analisis kualitatif dan sifat dari penelitian ini
adalah deskriftif ( meggambarkan ). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah primer yaitu mengenai wawancara yang berkenaan dengan penelitian. Jumlah
sampel menggunakan tehnik purposive sampling yang terdiri dari 4 sampel. Model
analisis data yang digunakan melalui wawancara terstruktur kepada partisipan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah analisis kecerdasan emosioal guru cukup baik pada
SMK Muhammadiyah Megang Sakti kabupaten Musi Rawas.
Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Motivasi.
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 12
I. PENDAHULUAN
Upaya meningkatan kualitas
sumber daya manusia di Indonesia
merupakan salah satu perwujudan dari
tujuan Nasional yang tercantum dalam
UUD 1945 yakni mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dalam pencapaian
hal tersebut pendidikan tidak boleh
diabaikan karena pendidikan merupakan
kunci dari kemajuan, perkembangan,
dan perubahan suatu bangsa.
Rendahnya mutu pendidikan pada
setiap jenjang pendidikan merupakan
salah satu masalah yang sedang dihadapi
oleh bangsa Indonesia saat ini.
Pendidikan sangat penting bagi
peningkatan kualitas sumber daya
manusia, oleh karena itu pendidikan
harus diarahkan untuk menghasilkan
manusia yang mampu bersaing di era
globalisasi serta memiliki budi pekerti
yang luhur. Salah satu tujuan pendidikan
adalah menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan
menciptakan ilmu, teknologi dan
kesenian. Untuk mendukung tujuan
pendidikan diatas, telah banyak
didirikan lembaga – lembaga pendidikan
di Indonesia, baik lembaga formal
maupun non formal. Sekolah menengah
kejuruan merupakan lembaga formal
yang memegang peranan yang sangat
penting dalam meningkatan sumber
daya manusia (SDM).
Guru merupakan salah satu
Sumber Daya Manusia yang sangat
penting di sekolah. guru merupakan
faktor kunci keberhasilan pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran, artinya
segala rencana inovasi gagasan
pendidikan yang ditetapkan untuk
mewujudkan cita-cita pendidikan
nasional, yang tertuju mutu pelaksanaan
terletak ditangan guru.
Kecerdasan emosional seorang
guru memainkan peranan penting dalam
meningkatkan performanya dalam
mengajar dan berinteraksi dengan
segenap komponen sekolah. Kesuksesan
seseorang dipengaruhi faktor kecerdasan
intelektualnya hanya sekitar 20 %.
Dorongan terhadap kinerja guru yang
bersifat internal sangat diperlukan
terutama dalam upaya mengkondisikan
guru untuk selalu bekerja secara
optimal. Dengan memiliki kecerdasan
emosional seorang guru akan mampu
mengendalikan dan mengelola emosinya
dan bahkan bisa menjalin kehidupan
sosial yang harmonis dengan sesama
guru, siswa, masyarakat sekitar sekolah
serta masyarakat dimana dia tinggal.
Kecerdasan emosional bukan lawan dari
kecerdasan intelektual, akan tetapi
keduanya berinteraksi secara dinamis
baik pada tataran konseptual maupun di
dunia nyata. (Sari,2015:75)
Selain kecerdasan emosional guru
ada faktor yang tak kalah penting dalam
kegiatan belajar mengajar yaitu motivasi
belajar siswa. Motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku,
pada umumnya dengan beberapa
indikator dan unsur-unsur yang
mendukung.(Uno,2013:23)
Motivasi belajar tercipta jika guru
mengkondisikan situasi pembelajaran
yang tidak membosankan, Dan melalui
motivasi belajarnya, guru dan peserta
didik mengkondisikan pembelajaran
dikelas menjadi aktivitas yang
menyenangkan. Jadi, motivasi yang
efektif dan efesien adalah
memotivasikan para peserta didik untuk
belajar giat berdasarkan kebutuhan ilmu
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 13
mereka masing- masing secara
memuaskan, yakni kebutuhan akan
pengetahuan yang cukup bagi keperluan
peserta didik.
Bagi siswa yang mempunyai
motivasi belajar yang kuat akan
mempunyai keinginan yang besar untuk
melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Akan tetapi boleh jadi siswa
yang memiliki intelegensi yang cukup
tinggi menjadi gagal karena kurangnya
motivasi. Karenanya, bila siswa
mengalami kegagalan dalam belajar, hal
ini bukan semata-mata kesalahan siswa,
tetapi mungkin saja guru tidak berhasil
dalam membangkitkan motivasi siswa.
Motivasi dipandang sebagai
dorongan mental yang menggerakan dan
mengarahkan perilaku manusia,
termasuk perilaku belajar.
Menurut observasi sementara
penulis di SMK Muhammadiyah
Megang Sakti diperoleh informasi
bahwa guru yang mengajar belum dapat
memotivasi diri sendiri, mengelola
emosi diri dan berempati dengan baik.
Sedangkan motivasi yang dimiliki siswa
dalam mengikuti pelajaran juga kurang
baik. Hal ini disebabkan dari beberapa
indikator yaitu metode belajar yang
monoton, tidak memberikan apresiasi
kepada siswa dan kurangnya cita-cita
dan harapan dimasa depan.
Berdasarkan latar belakang diatas
penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “ Analisis
kecerdasan emosional guru di tinjau
dari motivasi belajar siswa di SMK
Muhamadiyah Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas “
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecerdasan Emosional
Inteligence, dalam bahasa
Indonesia kita sebut inteligensi
(kecerdasan), semula bearti
menggunakan kekuatan intelektual
secara nyata, tetapi kemudian diartikan
sebagai sesuatu kekuatan lain. (Uno,
2006:68). Masyarakat umum mengenal
intelligence sebagai istilah yang
menggambarkan kecerdasan, kepintaran,
kemampuan berpikir seseorang atau
kemampuan, untuk memecahkan
problem yang dihadapi. Memang, hal
tersebut tidak bisa dipungkiri, apalagi
sejarah telah mencatat bahwa sejak
tahun 1904, Binet, seorang ahli
psikologi berbangsa Prancis dan
kelompoknya telah berhasil membuat
suatu alat untuk mengukur kecerdasan,
Yang disebut dengan Intelligence
Quotient (IQ).
2.2 Wilayah Kecerdasan Emosional
Menurut Uno (2006: 73)
kemampuan kecerdasan Emosional
menjadi lima wilayah utama yaitu :
a. Mengenali Emosi Diri, intinya
kesadaran diri, yaitu mengenali
perasaan sewaktu perasaan itu
terjadi. Ini merupakan dasar
kecerdasan emosional. Kesadaran
diri adalah perhatian terus-menerus
terhadap keadaan batin seseorang.
b. Mengelola Emosi, yaitu menangani
perasaan agar perasaan dapat
terungkap dengan pas. Kecakapan
ini tergantung pula pada pada
kesadara diri. Mengelola emosi
berhubungan dengan kemampuan
untuk menghibur diri sendiri,
menghapus kecemasan,
kemurungan atau ketersinggungan
dan akibat yang timbul karena
gagalnya keterampilan emosional
dasar.
c. Memotivasi diri sendiri, termasuk
dalam hal ini adalah kemampuan
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 14
menata emmosi sebagai alat untuk
mencapai tujuandalan kaitan untuk
memberi perhatian, memotivasi diri
sendiri dan menguasai diri sendiri,
dan untuk berkreasi.
d. Mengenali emosi orang lain, yaittu
empati, kemampuan yang juga
bergantung pada kesadaran diri
emosional, yang merupakan
“keterampilan bergaul “ dasar.
Kemampuan berempati yaitu
kemampuan untuk mengentahui
perasaan orang lain.
e. Membina hubungan, yaitu seni
membina hubungan, sebagian besar
merupakan keterampilan mengelola
orang lain. Dalam keterampilan dan
ketidak terampilan sosial, serta
ketemrapilan-keterampilan tertentu
yang berkaitan adalah termasuk
didalamnya. Ini merupakan
keterampilan yang menunjang
popularitas, kepemimpinan, dan
keberhasilan antar pribadi.
Dari penjelasan diatas, maka
indikator kecerdasan emosional guru
dalam penelitian ini yaitu, mengenali
emosi diri, memotivasi diri sediri dan
mengenali emosi orang lain.
2.3 Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Uno (2006:01)
Motivasi adalah dorongan dasar yang
menggerakan seseorang untuk
bertingkah laku. Dorongan ini berada
pada diri seseorang yang menggerakan
untuk melakukan sesuatu yang sesuai
denga dorongan dalam dirinya.
2.4 Peran Motivasi dalam Belajar dan
pembelajaran
a. Peran motivasi dalam menentukan
Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam
penguatan belajar apabilaseorang anak
yang belajar dihadapkan pada suatu
masalah yang memerlukan pemecahan,
dan hanya dapat dipecahkan berkat
bantuan hal-hal yang dilaluinya.
b. Peran motivasi dalam memperjelas
tujuan belajar
Erat kaitanya dengan kemaknaan
belajar. Anak akan tertarik untuk belajar
sesuatu, jika yang dipelajari itu
sedikitnya sudah dapat diketahui atau
dinikmati manfaatnya bagi anak.
c. Motivasi menentukan ketekunan
belajar
Seorang yang telah termotivasi untuk
belajar sesuatu, akan berusaha
mempelajarinya dengan baik dan tekun,
dengan harapan memperoleh hasil yang
baik. Dalam hal ini, tampak bahwa
motivasi untuk belajar menyebabkan
seorang tekun belajar. Sebaliknya,
apabila seorang kurang atau tidak
memiliki motivasi untuk belajar, maka
ia tidak tahan lama untuk belajar. Dia
mudah tergoda untuk mengerjakan hal
lain yang buka belajar. Itu bearti
motivasi sangat berpengaruh terhadap
ketahanan dan ketekunan belajar.
2.4 Indikator Motivasi Belajar
Menurut Uno (2006:23)
indikator dari motivasi belajar adalah :
a. Adanya Hasrat dan Keinginan
Berhasil
Hasrat dan keinginan untuk berhasil
dalam belajar dan dalam kehidupan
sehari-hari pada umumnya disebut motif
berprestasi, yaitu motif untuk berhasil
dalam melakukan suatu tugas dan
pekerjaan atau motif untuk memperolah
kesempurnaan. Motif semacam ini
merupakan unsur kepribadian dan
prilaku manusia, sesuatu yang berasal
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 15
dari ‘’dalam’’ diri manusia yang
bersangkutan.
Motif berprestasi adalah
motif yang dapat dipelajari, sehingga
motif itu dapat diperbaiki dan
dikembangkan melalui proses belajar.
Seseorang yang mempunyai motif
berprestasi tinggi cenderung untuk
berusaha menyelesaikan tugasnya secara
tuntas, tanpa menunda-nunda
pekerjaanya. Penyelesaian tugas
semacam ini bukanlah karena dorongan
dari luar diri, melainkan upaya pribadi.
b. Adanya Dorongan dan Kebutuhan
Dalam Belajar
Penyelesaian suatu tugas tidak
selamanya dilatar belakangi oleh motif
berprestasi atau keinginan untuk
berhasil, kadang kala seorang individu
menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik
orang yang memiliki motif berprestasi
tinggi, justru karena dorongan
menghindari kegagalan yang bersumber
pada ketakutan akan kegagalan itu.
c. Adanya Harapan dan Cita – cita
Masa Depan
Harapan didasari pada
keyakinan bahwa orang dipengaruhi
oleh perasaan mereka tetang gambaran
hasil tindakan mereka contohnya oarang
yang menginginkan kenaikan pangkat
akan menunjukan kinerja yang baik
kalau mereka menganggap kinerja yang
tinggi diakui dan dihargai dengan
kenaikan pangkat.
d. Adanya penghargaan dalam
belajar
Pernyataan verbal atau
penghargaan dalam bentuk lainya
terhadap prilaku yang good atau belajar
anak didik yang baik merupakan cara
paling dan efektif untuk meningkatkan
motif belajar anak didik kepada hasil
belajar yang lebih baik. Pernyataan
seperti bagus, hebat dan lain – lain di
samping akan menyenangkan siswa.
Pernyataan verbal seperti itu
juga mengandung makna interaksi dan
pengalaman pribadi yang langsung
antara siswa dan guru dan penyampaian
konkret, sehingga merupakan suatu
peretujuan pengakuan sosial. Apalagi
kalau penghargaan verbal itu diberikan
didepan orang banyak.
e. Adanya kegiatan menarik dalam
belajar
Baik simulasi maupun
permainan merupaka salah satu proses
yang sangat menarik bagi siswa.
Suasana yang menarik menyebabkan
proses belajar menjadi bermakna.
Sesuatu yang bermakana akan selalu di
ingat, dipahami, dan dihargai.
f. Adanya lingkungan Belajar yang
kondusif
Pada umumnya motif dasar
yang bersifat pribadi muncul dalam
tindakan individu setelah dibentuk oleh
lingkunganya. Lingkungan belajar yang
kondusif salah satu faktor pendorong
belajar anak didik, dengan demikian
anak didik mampu memperoleh bantuan
yang tepat dalam mengatasi kesulitan
atau masalah dalam belajar.
Berdasarkan penjelasan
diatas, maka peneliti ini menggunakan
indikator motivasi belajar yaitu adanya
harapan dan cita-cita dimasa depan,
adanya penghargaan dalam belajar dan
adanya kegiaatn menarik dalam belajar.
2.5 Penelitian Terdahulu
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 16
Kecerdasan Emosional Guru pada
Taman Kanak – kanak ( studi
deskriptif )
Laila Fitriani dengan Judul Kecerdasan
Emosional Guru pada Taman kanak –
kanak. Kecerdasan emosional
merupakan komponen yang dapat
membuat seseorang menjadi lebih
pintar dalam menguasai dirinya.
Kecerdasan emosional merupakan
hal yang diperlukan oleh seorang
guru Taman Kanak-kanak. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran kecerdasan emosional
pada guru Taman Kanak-kanak.
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif berupa study
deskriptif. Skala kecerdasan
emosional disusun berdasarkan
komponen kecerdasan emosional
dari Goleman (1996), yaitu
mengenali emosi diri, mengelola
emosi, memotivasi diri sendiri,
mengenali emosi orang lain, dan
membina hubungan dengan orang
lain. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif
dengan menggunakan pendekatan
kualitatif.penegumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan metode
kuesioner yaitu suatu data yang
berisikan kumpulan pertanyaan
mengenai masalah dalam bidang
yang akan diteliti. Berdasarkan
hitungan meanempirik dan
meanhipotetik, secara keseluruhan
didapatkan kecerdasan emosional
pada responden pada penelitian ini
berada pada taraf yang tinggi.
Komponen kecerdasan emosional
paling tinggi dalam penelitian ini
terdapat pada komponnen mengenali
emosi orang lain, tertinggi kedua ada
pada komponen memotivasi diri
sendiri dan mengelola emosi,
sedangkan yang terendah yaitu
mengenali emosi diri. Maka
kesimpulan dalam penelitian ini
kecerdasan emosianal guru cukup
baik.
Hubungan Antara Kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar
fisika siswa kelas X MA AL-
Muhajirin ( tahun 2015)
Fadilla Salmawati,. Dengan Judul
Hubungan antara kecerdasan emosisonal
dengan prestasi belajar fisika siswa kelas
X MA – Almuhajirin Tugu Mulyo.
Permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah hubungan antara
kecerdasan emosional denga prestasi
belajr fisika siswa kela X MA –
Almuhajirin. Dari pemberian angket
tersebut, diperoleh data yang
menunjukan kecerdasanemosional yang
dimiliki cenderung berbeda-beda.
Berdasarkan analisis data
angketkecerdasan emosional siswa
didapatkan siswa dengan kategori
kecerdasan emosionalsangat tinggi
sebanyak 1 orang (3,33%), pada kategori
kecerdasan emosional tinggisebanyak 17
orang (56,67%), dan pada kategori
sedang sebanyak 12 orang (40%).Dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan
emosional siswa rata-rata pada kateggori
tinggi,dan tidak ada siswa yang berada
pada kategori rendah dan sangat rendah
Hasil penelitian kecerdasan emosional
siswa menunjukan bahwa aspek-aspek
kecerdasan esmoional siswa telah
menunjukan gambaran kecerdasan
emosional yang dimiliki siswa.
Persentase ketercapaian tertinggi pada
aspek memotivasi diri sendiri mencapai
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 17
79,9 %. Hal ini menunjukan bahwa
dalam proses pembelajaran kemampuan
untuk menumbuhkan motivasi positif
dalam diri sendiri untuk dapat
berhadapan dengan hambatan-hambatan
yang terjadi dalam proses belajar,
sehingga lebih bersemangat dan lebih
giat belajar. Persentase ketercapaian
yang paling rendah pada aspek
mengelola emosi diri yaitu 68,25%. Hal
ini menunjukan bahwa siswa yang
kurang mampu dalam mengelola
emosinya, terkadang lebih cepat marah
dan dalam belajar selalu terpengaruh
oleh suasana hati, jika sedang marah
atau takut, maka akan malas dalam
belajar.
Efektifitas Strategi Pembelajaran Dan
Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar Matematika SMK Baskara
Depok.
Witri Lestari, dengan judul
Efektifitas strategi pembelajaran dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar
matematika.
Tujuan dalam penelitian ini untuk
mengetahui bagaimana strategi
pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar matematika di
SMK Baskara Depok.
Metode dalam penelitian ini adalah
penelitian eksperimen dengan desain
penelitian ANAVA dua arah. Penelitian
ini dilakukan pada peserta didik SMK
Baskara Kelas X sebanyak 40 orang.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa: 1)
terdapat pengaruh strategi pembelajaran
terhadap hasil belajar matematika, 2)
terdapat pengaruh motivasi belajar
terhadap hasil belajar matematika, 3)
terdapat pengaruh interaksi strategi
pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar matematika.dapat
disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran dan motivasi belajar dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar dan
gur harus mampu memilih strtegi
pembelajaran yang tepat dan disenangi
peserta didik.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Secara sederhana masalah dalam
penelitian ini yaitu bagaimana analisis
kecerdasan emosional guru terhadap
motivasi belajar siswa di SMK
Muhammadiyah Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas ?
Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui analisis kecerdasan
emosional guru terhadap motivasi
belajar siswa di SMK Muhammadiyah
Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas.
Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif, yang berupa
kata-kata dan gambar. Tehnik
pengumpulan sampel menggunakan
metode purposive sampling. Tehnik
pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara terstktur dan
dokumentasi. Tehnik analisi data
menggunakan Data reduction, data
display dan conclusiong Drawing.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif yaitu untuk
membuat gambaran/fakta-fakta yang
berhubungan dengan objek yang akan
diteliti dengan memberikan gambaran
melalui deskripsi atau kata-kata/kalimat.
3.3 Sampel
Menurut Sugiyono (2014:297)
Sampel adalah Bagian dari populasi itu.
Tehnik sampling yang akan digunakan
dalam penelitian adalah nonprobability
sampling adalah tehnik pengambilan
sampel yang tidak memberi
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 18
peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.Tehnik yang
diambil adalah Purposive Sampling
adalah tehknik pengambilan data dengan
pertimbangan tertentu. Yaitu orang yang
dianggap paling tahu apa yang kita
harapkan.Maka sampel dalam penelitian
ini sebanyak 4 partisipan yang
merupakan kepala sekolah dan Siswa Di
SMK Muhammadiyah Megang Sakti.
Antara lain :
1. Kepala sekolah SMK
Muhammadiyah Megang Sakti
2. Siswa Kelas X
3. Siswa kelas XI
4. Siswa Kelas XII
3.4 Sumber Data
Menurut Sugiyono (2014:308)
bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer dan sumber skunder.
Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada
pengumpulan data, dan sumber skunder
merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya lewat orang lain atau
dokumen.
Dalam penelitian ini yang
menjadi sumber data primer adalah
wawancara yang berkenaan dengan
penelitian yang dilakukan di SMK
Muhammadiyah Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
a. Objek Penelitian
Pendidikan merupakan hal yang
sangat penting bagi kemajuan suatu
bangsa, dengan adanya pendidikan maka
akan bangsa itu akan menjadi generasi
yang cerdas. Banyak organisasi
pendidikan yang ada di Indonesia yang
turut menyumbangkan peranya di dunia
pendidikan.
SMK Muhammadiyah Megang
Sakti berdiri sejak tahun 2009 hingga
sekarang, jumlah seluruh siswa pada
tahun ajaran 2017 sebanyak 79 siswa.
Dan jumlah guru yaitu 19 guru dan 3
pegawai Tata Usaha.
b. Hasil Wawancara Awal
Narasumber : Bapak Felix S.Kom
Tanggal : 16-12-2016
Tempat : Ruang Kantor SMK
Muhamadiyah Megang Sakti kabupaten
Musi Rawas
Uraian Wawancara:
a.Motivasi yang dimiliki siswa kurang,
Banyak yang lulus sekolah
langsung menikah bahkan jarang yang
ingin meneruskan kuliah.
b.Mayoritas orang tua murid golongan
menengah kebawah, sehingga banyak
sebagian siswa lebih banyak waktu
membantu orang tua dari pada waktu
belajar.
4.2 Pembahasan
a. Deskripsi Data Hasil Quesioner
Dalam penelitian ini yang
menjadi partisipan yaitu sebanyak 30
siswa SMK Muhammadiyah Megang
Sakti. Banyak lulusan yang bekerja
sebagai buruh atau tidak bekerja untuk
mendapatkan pengalaman.Hasil
Rekapitulasi jawaban responden
mengenai item yang berkaitan dengan
Analisis Kecerdasan Emosional guru
ditinjau dari motiasi belajar siswa
dijelaskan pada uraian dibawah ini,
dimana masing-masing skor atas
jawaban responden dengan klarifikasi
sebagai berikut :
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 19
Jumlah jawaban responden
Rumus perhitungan persen sebagai berikut: x 100
Jumlah responden
Kemudian dibawah ini dapat penulis
deskripsikan mengenai hasil jawaban
responden terhadap item pertanyaan
yang berkaitan dengan Analisis
kecerdasan emosional guru ditinjau dari
motivasi belajar siswa di SMK
Muhammadiyah Megang Sakti.
Tabel 1
no Daftar pertanyaan
Jawaban
responden Persen %
total
Ya tidak Ya tidak
1 Apakah emosional guru
ketika mengajar baik 20 10 66,6 33,4
100 %
Dari hasil tabel 3 dapat disimpulkan jika
di SMK Muhammadiyah kecerdasan
emosional sudah cukup
baik. Dengan presentasi nilai 20 (66,6)
yang mengatakan ya.
Tabel 2
no Daftar pertanyaan
Jawaban
responden Persen %
total
Ya tidak Ya tidak
2 Apakah guru yang
mengajar mengerti karater
siswa
10 20 33,4 66,6
100 %
Jawaban responden menunjukan bahwa
terdapat 10 siswa (33,4) menyatakan ya,
dan terdapat 20 siswa ( 66,6)
menyatakan tidak. Berdasarkan hasil
tersebut, mayoritas responden
menganggap guru yang mengajar tidak
mengerti karakter siswa yaitu sebesar
66,6 %.
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 20
Tabel 3
no Daftar pertanyaan
Jawaban
responden Persen %
total
Ya tidak Ya tidak
3 Apakah guru mengajar
secara optimal 8 22 26,6 73,3 100 %
Jawaban responden menunjukan bahwa
terdapat 8 ( 26,6) siswamenyaakan ya,
dan terdapat 22 siswa menyata tidak.
Berdasarkan hasil tersebut mayoritas
guru menajar secara optimal yaitu
sebesar 26,6 %.
Tabel 4
no Daftar pertanyaan
Jawaban
responden Persen %
total
Ya tidak Ya tidak
4 Apakah guru
peduli/memahami siswa 8 22 26,6 73,3 100 %
Jawaban responden menunjukan
bahwa terdapat 8 ( 26,6)
siswamenyaakan ya, dan terdapat 22
siswa menyata tidak. Berdasarkan hasil
tersebut mayoritas guru peduli/
memahami karakter siswa yaitu sebesar
26,6 %.
Tabel 5
no Daftar pertanyaan
Jawaban
responden Persen %
total
Ya tidak Ya tidak
5 Apakah anda pernah diberi
motivasi 18 12 60,0 40,0 100 %
Jawaban responden menunjukan
bahwa terdapat 18 (60,0) siswa
menyatakan ya, dan terdapat 12 siswa
menyata tidak. Berdasarkan hasil
tersebut mayoritas siswa pernah diberi
motivasi yaitu sebesar 60,0 %.
Tabel 6
no Daftar pertanyaan
Jawaban
responden Persen %
total
Ya Tidak Ya tidak
6
Apakah setuju dengan
pemberian motivasi dari
guru yang mengajar
28 2 93,4 6,6 100 %
Jawaban responden menunjukan
bahwa terdapat 28 (93,4) siswa
menyatakan ya, dan terdapat 2 siswa
menyata tidak. Berdasarkan hasil
tersebut mayoritas siswa setuju dengan
diberi motivasi yaitu sebesar 93,4%.
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 21
Tabel 7
no Daftar pertanyaan
Jawaban
responden Persen %
total
Ya tidak Ya Tidak
7 Apakah pemberian
motivasi sudah baik 14 16 46,6 14,4 100 %
Jawaban responden menunjukan
bahwa terdapat 14 (46,6) siswa
menyatakan ya, dan terdapat 16 siswa
menyata tidak. Berdasarkan hasil
tersebut mayoritas pemberian motivasi
sudah baik yaitu sebesar 93,4%.
Tabel 8
no Daftar pertanyaan
Jawaban
responden Persen %
total
Ya tidak Ya Tidak
8 Adakah pemberian pujian
sebagai apresiasi untuk
siswa
21 9 70,0 30,0 100 %
Jawaban responden menunjukan
bahwa terdapat 21 (70,0) siswa
menyatakan ya, dan terdapat 9 (30,0)
siswa menyata tidak. Berdasarkan hasil
tersebut mayoritas siswa setuju dengan
pemberian apresiasi untuk siswa yang
berprestasi sudah baik yaitu sebesar
70,0%.
Tabel 9
no Daftar pertanyaan
Jawaban
responden Persen %
total
Ya tidak Ya Tidak
9 Apakah guru memberikan
apresiasi pada siswa yang
tepat
24 6 80,0 20,0 100 %
Jawaban responden menunjukan
bahwa terdapat 24 (0,0) siswa
menyatakan ya, dan terdapat 6 (20,0)
siswa menyata tidak. Berdasarkan hasil
tersebut mayoritas siswa setuju dengan
pemberian apresiasi pada siswa yang
tepat sudah baik yaitu sebesar 80,0%.
Tabel 10
no Daftar pertanyaan
Jawaban
responden Persen %
total
Ya tidak Ya Tidak
10 Biasanya pemberian
apresiasi pada siswa yang
berpestasi
27 3 90,0 10,0 100 %
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 22
Jawaban responden menunjukan bahwa
terdapat 27 (90,0) siswa menyatakan ya,
dan terdapat 3 (10,0) siswa menyata
tidak. Berdasarkan hasil tersebut
mayoritas pemberian apresiasi paa siswa
yang berprestasi yaitu sebesar
90,0%.“Guru, murid dan mereka
melaksanakan tugasnya cukup baik.
Tabel 11
Hasil Rekapitulasi jawaban responden
No Daftar pertayaan
Jawaban
responden persen Notal
100% Ya tidak Ya tidak
1 Apakah emosional guru
ketika mengajar baik
20 10 66,6 33,3 100%
2 Apakah guru yang mengajar
mengerti karakter siswa
10 20 33,3 66,6 100%
3 Apakah guru mengajar secara
optimal
8 22 26,6 73,3 100%
4 apakah guru
memahami/peduli pada siswa
8 22 26,6 73,3 100%
5 Apakah anda pernah diberi
motivasi
18 12 60,0 40,0 100%
6 Anda setuju dengan
pemberian motivasi dari guru
yang mengajar
28 2 93,4 6,6
7 Apakah pemberian motivasi
sudah baik
14 16 46,6 54,4 100%
8 Adakah pemberian apresiasi
untuk siswa
21 9 70,0 30,0 100%
9 Apakah guru memberikan
apresiasi pada orang yang
tepat
24 6 80,0 20,0 100%
10 Biasanya pemberian apresiasi
pada siswa yang berprestasi
27 3 90,0 10,0 100%
Total responden = 30 siswa
:
Berdasarkan hasil wawancara penulis
dengan Kepala Sekolah dan Siswa di
SMK Muhammadiyah Megang Sakti
tersebut, dapat disimpulkan bahwa
mayoritas Kecerdasan Emosional guru
dalam membangkitkan Motivasi Belajar
Siswa sudah cukup baik walaupun masih
belum maksimal dalam membangkitkan
Motivasi belajar Siswa di SMK
Muhammadiyah Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas.
Guru mempunyai tugas untuk
menciptakan pembelajaran yang
merupakan proses membantu siswa agar
dapat belajar dengan baik yang di
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 23
dalamnya melibatkan interaksi antara
guru dan siswa. Dalam proses ini guru
membangun kecerdasan emosional
siswa. Untuk suksesnya usaha
membangun kecerdasan emosional
siswa tentu saja terlebih dahulu guru
membangun kecerdasan emosional diri
sendiri. Kecerdasan emosional seorang
guru memainkan peranan penting dalam
meningkatkan perfomanya dalam
mengajar dan berinteraksi dengan
segenap komponen sekolah terutama
siswa. Kemampuan kecerdasan
emosional akan berdampak pada
keberhasilan guru dalam mengelola
interaksi antara guru dengan siswa,
antara siswa dengan siswa lainnya
sehingga seorang guru dapat menjaga
dan mengendalikan ketertiban kelas,
mengelola kegiatan pembelajaran
sehingga terjadi pembelajaran yang
efektif.
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
dianalisis maka dapat disimpulkan
anatara lain :
1. Kecerdasan Emosional guru cukup
baik dan sangat penting guna
meningkatkan motivasi belajar siswa,
motivasi belajar siswa sangat
berperan dalam membantu
kecerdasan emosional seorang guru.
2. Guru yang mengajar seharusnya
mengenali perasaan sewaktu persaan
itu terjadi sehingga tidak dikuasai
oleh emosi.
3. Kepala sekolah mempunyai tugas
untuk menilai, memeriksa atau pun
mengawasi kecerdasan emosional
guru ketika belajar karena apabila
kecerdasan emosinalnya baik siswa
akan sangat termotivasi untuk maju
dan berprestasi.
4. Peran seorang guru dan pihak- pihak
lain sudah cukup baik dalam
membangkitkan motivasi belajar
siswa.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian,
kesimpulan dan permasalahan dengan
Analisis Kecerdasan Emosional Guru di
tinjau dari motivasi belajar Siswa, maka
dapat di rumuskan beberapa saran
dengan penekanan sebagai berikut :
1. Hendaknya pendidik dapat
mengelola kecerdasan
emosionalnya dengan baik, agar
siswa dapat termotivasi dan
pendidik dapat dijadikan sebagai
teladan.
2. Disarankan agar mengikut sertakan
para guru dalam kegiatan-kegiatan
yang dapat menambah wawasan
para guru, terutama dengan hal
yang menyangkut kecerdasan
emosional misalnya dapat
dilakukan dengan cara mengikuti
pelatihan-pelatihan dan seminar.
3. Untuk penelitian selanjutnya
diharapkan agar meneliti lebih
lanjut lagi, misalnya saja dengan
menambah jumlah responden
penelitian, meneliti responden
berdasarkan jenis kelamin yang
berbeda, atau dengan menambah
variabel psikologis kemudian juga
agar dibahas secara lebih mendalam
lagi agar dapat lebih
menyempurnakan penelitian ini
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 24
VI. DAFTAR PUSTAKA
[1] Fadilah ainun,09 februari
2014.kecerdasan emosional
dalambelajar (online)
(http;//ainunfadillah.blogspot.co.
id/2014/02/kecerdasan-
emosional-sebagai-hasil,diakses
21 mei 2017)
[2] Fahmi Irham. 2014. Manajemen
Teori, Kasus dan Solusi.
Cetakan ke III. Bandung:
Alfabeta
[3] Gusniwati Mira. 2015.
Pengaruh Kecerdasan
Emosional dan MinatBelajar
Terhadap Penguasaan Konsep
Matematika Siswa SMAN di
Kebon Jeruk. Jurnal Formatif.
Volume 5 (1:26-41).
[4] http:/blospot.co.id/2012/02.
kecerdasan-emosi-guru, diakses
21 mei 2017.
[5] Lestari Witri. Efektifitas Strategi
pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap hasilbelajar
matematika. Jurnal formatif.
Volume 2(3):170-181
[6] Sugiyono. 2014. Metodologi
Penelitian Pendidikan
Pendekata Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Cetakan
ke 19. Bandung: Alfabeta
[7] Sari Lina. Analisis pengaruh
faktor-faktor kecerdasan
emosional terhadap kinerja guru
SMA Negeri 1 Waringin
Kabupaten Balanagn.
[8] Salmawati fadila.Hubungan
Antar Kecerdasan Emosional
Dengan Prestasi Belajar Fisika
Siswa kelas x MA Al- muhajirin
Tugu Mulyo.2015
[9] Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia. Sesudah Amandemen
I-IV. Surakarta: ITA Surakarta
[10] Uno Hamzah. 2006. Orientasi
Baru dalam Psikologi
Pembelajaran. Cetakan ke I.
Jakarta: Bumi Aksara
[11] Uno Hamzah. 2013. Teori
Motivasi dan Pengukurannya.
Cetakan ke X. Jakarta: Bumi
Aksara
[12] Winarni Sudati. 2014. Pengaruh
Perhatian Guru, Motivasi
Belajar, dan Kecerdasan
Emosional Terhadap Prestasi
Belajar Biologi Siswa SMA
Negeri 2 Bantul. Jurnal
Bioedukatika. Volume II (1:42-
45)