Upload
others
View
17
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KESULITAN BELAJAR BAHASA INGGRIS
SISWA KELAS V SDN SUKATANI VII
KABUPATEN TANGERANG
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Nama Mahasiswa : Amelia Saputri
NIM : 1686206186
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “Analisi Kesulitan Belajar Bahasa Inggris Siswa Kelas V SDN
Sukatani VII Kabupaten Tangerang”. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Adapun penyusunan skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar di
Universitas Muhammadiyah Tangerang. Pada awalnya, penulis mengalami berbagai
macam kesulitan karena keterbatasan ilmu yang dimiliki. Namun, berkat dorongan
dan petunjuk dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan walaupun
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang.
2. Dr. Enawar, S.Pd., MM., MOS selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
3. Sumiyani, M.Pd selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
4. Dr. Asep Suhendar, M.Pd selaku Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
iii
5. Dr. Ina Magdalena, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
6. Dayu Retno Puspita, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bekal, bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.
7. Sunaryo, M.Ds selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bekal,
bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.
8. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
9. Dedeh Kurniasih, M.Pd selaku Kepala Sekolah, serta Dewan Guru SDN
Sukatani VII yang telah berkenan memberikan izin untuk melakukan
penelitian dan bekerjasama dalam proses penelitian skripsi ini.
10. Ayahanda Malian dan Ibunda Sri Maryanti tercinta, yaitu kedua orangtua
yang telah menjadi malaikat kehidupan bagi penulis dan juga adik saya Faiz
Maulana, yang tiada henti melantunkan do’a serta memberikan arahan dan
menemani perjalanan dunia dari awal perjuangan hidup sampai dengan saat
ini.
11. Keluarga Besar
12. Sahabat serta teman-teman seperjuangan Universitas Muhammadiyah
Tangerang khususnya kelas D PGSD 2016, serta teman-teman KKN untuk
setiap pengalaman yang diberikan dan arti kebersamaan dan yang telah
memberi semangat dan membantu kepada penulis.
iv
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, baik dari segi
materi maupun aspek metodologinya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi.
Tangerang, April 2020
Penulis
Amelia Saputri
NIM. 1686206186
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Fokus Penelitian 4
C. Perumusan Masalah 4
D. Tujuan Penelitian 5
E. Manfaat Penelitian 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori 7
1. Hakikat Belajar 7
2. Hakikat Kesulitan Belajar 8
3. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar 11
4. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar 16
B. Penelitian yang Relevan 18
vi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian 20
B. Waktu dan Tempat Penelitian 21
1. Lokasi Penelitian 21
2. Waktu Penelitian 21
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian 22
D. Teknik Pengumpulan Data 23
E. Intrumen Penelitian 24
F. Teknik Analisis Data 24
G. Keabsahan Data 26
DAFTAR PUSTAKA 29
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian 22
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian 24
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara 25
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Analisis data menurut model Milles & Huberman 26
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Pedoman Wawancara Siswa 31
Lampiran 1.2 Pedoman Wawancara Guru 33
Lampiran 1.3 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran merupakan kegiatan integral antara pelajar dan guru
sebagai pengajar, yang dalam kegiatan ini berlangsung interaksi hubungan antara
guru dengan peserta didik dalam situasi dalam pembelajaran. Keberhasilan kegiataan
pembelajaran ditentukan oleh kerjasama antara guru dan peserta didik tersebut.
Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar merupakan sebuah
ukuran atau proses pembelajaran. Apabila merujuk pada rumusan operasional
keberhasilan belajar, maka belajar dikatakan berhasil apabila diikuti ciri-ciri: 1) Daya
serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara
individu maupun kelompok; 2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran
khusus telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok; 3)
Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial mengantarkan materi
tahap berikutnya.
Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang digunakan secara
internasional. Sehingga bahasa Inggris dijadikan sebagai kompetensi dasar yang
penting bagi orang-orang yang ingin berwawasan dan berpengetahuan luas. Sebagai
salah satu bagian budaya, bahasa memegang peranan penting dalam pembicaraan
bisnis antar bangsa. Karena itu, bahasa Inggris adalah salah satu mata pelajaran
penting yang diajarkan di sekolah. Sehingga diharapkan lulusan yang menguasai
2
bahasa Inggris dengan baik akan memberikan ruang gerak yang seluas-luasnya
kepada mereka untuk menjadi bagian dari komunitas global masyarakat dunia. Oleh
sebab itu, pendidikan di sekolah dasar sudah sepatutnya mengenalkan bahasa Inggris
kepada siswa sejak usia dini.
Dalam kerangka lintas budaya (cross culture), bahasa Inggris yang dipakai
sebagai bahasa internasional, kemudian menjadi unik karena tiap bangsa mempunyai
latar belakang budaya yang berbeda, yang tentu saja mempengaruhi dialek,
pengucapan tata bahasa dan tingkah laku yang berbeda pula. Kompetensi mata
pelajaran bahasa Inggris adalah siswa dapat berkomunikasi baik lisan maupun tertulis
dengan menggunakan ragam bahasa yang sesuai, lancar dan akurat. Pelajaran bahasa
Inggris mempunyai empat keterampilan yang harus dikuasai, yaitu listening,
speaking, reading dan writing.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
bidang studi. Oleh sebab itu, tujuan utama pembelajaran bahasa Inggris diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris,
baik secara lisan maupun tertulis. Pembelajaran bahasa Inggris sangat berbeda dengan
belajar ilmu pengetahuan lain, terutama bahasa merupakan alat komunikasi dalam
berhubungan dengan orang lain. Tidak cukup hanya mengetahui teori tata bahasa
Inggris baik struktur maupun kosakata, namun latihan berbicara dengan frekuensi
yang tinggi akan membuat seseorang semakin terbiasa dalam mengucapkan kalimat
berbahasa Inggris.
3
Pendidikan bahasa Inggris di SD/MI dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa yang digunakan untuk menyertai tindakan atau language
accompanying action. Bahasa Inggris digunakan untuk interaksi dan bersifat “here
and now”. Topik pembicaraannya berkisar pada hal-hal yang ada dalam konteks
situasi. Untuk mencapai kompetensi ini, peserta didik perlu dipajankan dan
dibiasakan dengan berbagai ragam pasangan bersanding (adjacency pairs) yang
merupakan dasar menuju kemampuan berinteraksi yang lebih kompleks. Oleh karena
itu, sekolah merupakan tumpuan dasar yang menjadikan siswa mampu berbahasa
Inggris dengan fasih.
Hasil observasi dari guru Bahasa Inggris di SDN Sukatani VII Kabupaten
Tangerang, bahwa pelajaran bahasa Inggris pada kemampuan siswa belajar bahasa
Inggris masih rendah. Penguasaan kosakata siswa masih kurang sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran, sementara penguasaan kosakata itu
sendiri mempengaruhi kemampuan siswa membaca (reading), menulis (writing),
mendengarkan (listening), dan berbicara (speaking) serta pengucapan
(pronounciation). Ada mengatakan bahwa kesulitan belajar pada siswa disebabkan
oleh kemauan siswa dalam belajar bahasa Inggris rendah, siswa sulit mengingat arti
dari kata dalam bahasa Inggris, ada juga yang mengatakan kesulitan siswa tersebut
disebabkan karena guru yang mengajar bukan spesialisasi di bidang bahasa Inggris,
belajar bahasa Inggris sangat membosankan, serta jam mata pelajaran bahasa Inggris
yang singkat kurang mengoptimalkan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah.
Menurut hasil wawancara tersebut, hasil belajar berupa nilai kelulusan ulangan harian
4
dan ulangan umum bahasa Inggris masih kurang optimal. Hal ini diketahui dari hasil
belajar siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah
ditetapkan oleh sekolah. Di SDN Sukatani VII nilai KKM bahasa Inggris adalah 65.
Sedangkan hasil ujian semester bahasa Inggris siswa rata-rata 60.
Berdasarkan penjabaran pada uraian di atas, peneliti ingin melaksanakan
penelitian tentang analisis kesulitan belajar bahasa Inggris siswa kelas V. Maka dari
itu penting diteliti tentang “Analisis Kesulitan Belajar Bahasa Inggris Pada Siswa
Kelas V SDN Sukatani VII Kabupaten Tangerang”.
B. Fokus Penelitian
Untuk menghindari interpretasi yang meluas dalam penelitian ini, peneliti
memfokuskan penelitian pada beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami
kesulitan belajar dalam mempelajari bahasa Inggris di kelas V SDN Sukatani VII
Kabupaten Tangerang.
.
C. Perumusan Masalah
Dari fokus penelitian yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini ialah kesulitan yang dialami siswa dalam
mempelajari Bahasa Inggris dan Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa
mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran bahasa Inggris di kelas V SDN
Sukatani VII Kabupaten Tangerang?
5
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari Bahasa
Inggris di kelas V SDN Sukatani VII.
2. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa
mengalami kesulitan dalam belajar Bahasa Inggris di kelas V SDN
Sukatani VII.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini bisa menjadi masukan untuk menambah
pengetahuan mengenai faktor yang menyebabkan siswa merasa sulit
dalam belajar bahasa Inggris sehingga dapat menjadi acuan dalam
mendesain pembelajaran bahasa Inggris, mengatasi masalah kesulitan
belajar siswa, serta pemberian motivasi terhadap siswa dalam belajar
bahasa Inggris.
2. Bagi Kepala Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam meningkatkan fasilitas
pembelajaran di sekolah.
6
3. Bagi Peneliti
Tulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
para peneliti yang lain jika ingin melakukan penelitian yang
berhubungan dengan kesulitan belajar bahasa Inggris.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Hakikat Belajar
Masyarakat berpendapat bahwa belajar merupakan kegiatan yang
berlangsung sepanjang hidup dengan tujuan untuk menambah pengetahuan.
Belajar merupakan kegiatan yang terjadi secara terus menerus dan dapat terjadi
dimanapun dan kapanpun. Tanpa disadari, segala aktivitas manusia dipenuhi
dengan kegiatan belajar dan hal itu menunjukkan bahwa belajar tidak mengenal
batas usia.
Hamalik (2003) dalam Susanto (2013) mendefinisikan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui
interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini berupa perubahan
dalam kebiasaan, sikap dan keterampilan yang disebabkan oleh pengalaman atas
latihan (h. 4).
Sadirman (2011) menerangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan
perubahan tingkah laku satu penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya
dengan membaca, mengamati, mendengarkan dan meniru (h. 20). Berdasarkan
pendapat dari berbagai ahli, Siregar dan Nara (2014) menyimpulkan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi
8
dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif
konstan (h. 5).
Dari berbagai pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar
adalah suatu proses yang berjalan seumur hidup tanpa mengenal usia. Belajar
menyebabkan adanya perubahan dalam diri individu yang dipengaruhi oleh
faktor dari dalam maupun dari luar diri individu tersebut yang membentuk
tingkah laku baru yang berlangsung secara tetep.
2. Hakikat Kesulitan Belajar
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh
aktivitas yang dilakukan guru dan siswa. Artinya apapun bentuk kegiatan-
kegiatan guru, mulai dari merancang pembelajaran, memilih dan menentukan
materi, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran, memilih dan menentukan
teknik evaluasi, semuanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa.
Meskipun guru secara sungguh-sungguh telah berupaya merancang dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, namun masalah-masalah
belajar yang menyebabkan kesulitan belajar siswa tetap akan dijumpai oleh guru.
Kesulitan belajar merupakan terjemah istilah bahasa inggris learning
disability. Terjemahan tersebut sesungguhnya kurang tepat karena learing artinya
belajar dan disability artinya ketidakmampuan, sehingga terjemahan yang benar
seharusnya adalah ketidakmampuan belajar. Mulyadi (2010) menyatakan bahwa
kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai adanya
9
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan
ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang-orang yang
mengalaminya dan bersifat sosiologis, psikologis atau pun fisiologis dalam
keseluruhan proses belajarnya (h. 6).
Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini
juga menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan siswa. Supriyono
dan Ahmadi (2013) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah keadaan dimana
anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar ini tidak
selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental), akan
tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi (h. 77).
Selain itu, Syah (2009) mengemukakan bahwa kesulitan belajar juga
dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh
faktor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang
sesuai dengan harapan. Anak dengan IQ yang tinggi belum tentu menjamin
keberhasilan belajar dan belum tentu anak dengan IQ rendah pasti akan
mengalami kesulitan belajar (h. 184).
Aburrahman (2012) mengklasifikasikan kesulitan belajar ke dalam dua
kelompok, yaitu 1) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan
(developmental learning disabilities) dan 2) Kesulitan belajar akademik
(academic learning disabilities) (h. 7). Kesulitan belajar yang berhubungan
dengan perkembangan (developmental learning disabilities) mencakup gangguan
motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi dan kesulitan
10
belajar yang disebabkan oleh tidak dikuasainya keterampilan prasyarat, yaitu
keterampilan yang harus dikuasi lebih dahulu agar dapat menguasai bentuk
keterampilan berikutnya. Kesulitan belajar yang bersifat perkembangan biasanya
sukar diketahui karena tidak ada pengukuran-pengukuran yang sistematik seperti
halnya dalam bidang akademik.
Kesulitan belajar adalah suatu gejala yang tampak dalam berbagai tingkah
laku yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hasil belajar yang rendah, apabila yang dicapai siswa dalam belajar
kurang memenuhi harapan maka hal tersebut merupakan pertanda
dialaminya masalah atau kesulitan belajar.
b. Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar, misalnya rata-rata
anak dapat menyelesaikan tugasnya dalam waktu 30 menit maka
anak yang mengalami kesulitan belajar memerlukan waktu yang
lebih lama lagi.
c. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah
dilakukan. Ada murid yang selalu giat belajar tetapi nilai yang
dicapainya selalu rendah.
d. Sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-
pura dan sebagainya.
e. Tingkah laku yang lain dari pada temannya, seperti datang terlambat
tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu temannya, tidak
mau mencatat pelajaran.
11
Kesulitan belajar akademik mengarah pada adanya kegagalan-gagalan
dalam mencapai prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang
diharapkan.kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan dalam
membaca, menulis ataupun matematika. Kesulitan ini apat diketahui ketika siswa
gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan akademik.
Dari berbagai penjelasan mengenai kesulitan belajar dapat disimpulkan
bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana siswa mengalami adanya
hambatan dalam mencapai hasil belajar. Hal itu terjadi karena adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi munculnya kesulitan belajar.
3. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Masalah kesulitan belajar ini, tentunya disebabkan oleh berbagai faktor.
Untuk memberikan suatu bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan
belajar, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor yang menjadi
penyebab munculnya maslah kesulitan belajar.
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua
golongan menurut Abu Ahmadi Widodo (2004), yaitu:
a. Faktor Intern (faktor dari dalam diri manusia) yang meliputi:
1) Faktor Fisiologi
Faktor fisiologi adalah faktor fisik dari anak itu sendiri,
seorang anak yang sedang sakit, tentunya akan mengalami kelemahan
secara fisik, sehingga proses menerima pelajaran, memahami
12
pelajaran menjadi tidak sempurna. Selain sakit faktor fisiologis yang
perlu kita perhatikan karena dapat menjadi penyebab munculnya
masalah kesulitan belajar yang berupa cacat tubuh yang dapat kita
bagi lagi menjadi cacat tubuh yang ringan seperti kurang
pendengaran, kurang penglihatan, serta gangguan gerak dan cacat
tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli dan bisu. Sumadi
Suryabrata mengatakan bahwa dalam sistem persekolahan dewasa ini
diantaranya panca indera yang memegang peranan dalam belajar mata
dan telinga.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah hal yang berkaitan dengan berbagai
perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana kita
ketahui bahwa belajar tentunya memerlukan sebuah kesiapan,
ketenangan dan rasa aman. Selain itu ada juga termasuk dalam faktor
psikologis yaitu intelegensi yang dimiliki oleh anak. Menurut
pendapat Mohammad Noor Syam (2010) bahwa Intelegasi merupakan
alat utama manusia untuk mengerti dan untuk memecahkan
persoalan-persoalan yang ada demi penyesuaian hidup manusia
dengan tuntutan-tuntutan yang terjadi (h. 15).
3) Faktor Emosional
Emosi mempengaruhi aktivitas mental secara umum emosi
yang tidak menyenangkan akan menyebabkan penurunan prestasi dari
13
aktivitas mental. Emosi mempengaruhi interaksi seseorang. Emosi
yang tidak menyenangkan mendorong untuk mempertahankan
tingkah laku sosialnya. Pola-pola emosi, diantaranya takut, malu,
khawatir, marah, iri hati, sedih, hasrat ingin tahu, kesukaan,
kesanggupan, kegembiraan dan kasih sayang. Emosi negatif
cenderung membuat anak merasa rendah diri dan merasa ditolak dari
lingkungan sosialnya.
Kelemahan emosional ini terdiri dari rasa tidak aman pada diri
sendiri dan lingkungan, penyesuaian yang salah terhadap orang
sekitar, situasi dan tuntutan tugas dan lingkungan, rasa takut besar dan
antisipasi dalam mempertahankan diri dan ketidak matangan
4) Faktor Kebiasaan Sikap yang Salah
Siswa yang mengalami kesulitan belajar disebabkan oleh
kebiasaan sikap yang salah, siswa cenderung akan melakukan
kegiatan yang tidak efektif dalam proses belajar, kurang percaya diri
dan sulit untuk memusatkan perhatian, kurang kooperatif dan
menghindari tanggung jawab, sering membolos dan timbul rasa
gerogi.
5) Faktor Intelektual
Siswa yang mengalami kesulitan belajar disebabkan oleh
faktor intelektual, biasanya tidak selalu berhasil dalam menguasai
konsep, kosakata, dan pengucapan yang dipelajari walaupun telah
14
berusaha mempelajarinya. Kesulitan ini secara sederhana dikatakan
akibat rendahnya kecerdasan yang dimiliki siswa.
b. Faktor Ekstern (faktor dari luar diri manusia) yang meliputi:
1) Faktor-faktor Non-sosial
Faktor non-sosial yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik
anak oleh orang tua mereka di rumah. Anak-anak yang tidak
mendapatkan perhatian yang tidak cukup tentunya akan berbeda
dengan anak-anak yang cukup mendapatkan perhatian atau anak yang
terlalu diberikan perhatian. Selain itu juga bagaimana hubungan orang
tua dengan anak, apakah harmonis atau jarang bertemu atau bahkan
terpisah. Pertumbuhan dan perkembangan anak baik fisik, psikis
maupun mental sangat dipengaruhi oleh rawatan, asuhan dan didikan
yang berikan kepada mereka. Dan hal ini yayang pertama-tama dan
terutama merupakan tanggung jawab kedua orang tua.
2) Faktor-faktor Sosial
Faktor-faktor sosial yang dapat menjadi penyebab munculnya
masalah kesulitan belajar siswa adalah faktor guru di sekolah,
kemudian alat-alat pembelajaran, kondisi tempat belajar, serta
kurikulum. Faktor sosial didalam kelas juga dapat berpengaruh
terhadap kelancaran atau kesulitan belajar siswa. Siswa yang tidak
dapat bergaul bergaul dengan teman sekelasnya atau tidak memiliki
15
teman, merasa terpencil dan merasa sangat terhina oleh sedikit olokan
atau ejekan temannya bahkan yang tidak langsung sekalipun.
3) Faktor Pedagogik
Diantaranya penyebab kesulitan belajar siswa yang paling
menentukan dalam pembelajaran adalah faktor dari guru. Guru yang
kurang memperhatikan kemampuan awal yang dimiliki siswa akan
menyebabkan apa yang diajarkan menjadi sulit untuk dipahami oleh
siswa. (h. 200)
Kesulitan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesulitan
belajar akademik, karena adanya kegagalan pencapaian prestasi akademik yang
tidak sesuai dengan yang diharapkan dalam mata pelajaran. Kegagalan ini karena
adanya faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam
mempelajari konsep bahasa inggris. Kesulitan belajar (learing difficulty) terjadi
karena siswa tidak mendapat kesempatan mempelajari Bahasa Inggris yang
bersumber pada sebagai berikut:
a. Kesulitan membaca kalimat dan kosa kata yaitu kesulitan membaca
bila kalimat itu merupakan kalimat pasif, kalimat aktif lebih mudah
dimengerti oleh siswa. Pengertian istilah kamus bahasa inggris adalah
kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan sesuatu
makna konsep, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Seringkali siswa tidak memahami benar istilah yang digunakan.
16
Beberapa siswa hanya menghafal saja tanpa memahami apa maksud
sebenarnya. Misalnya dari aspek listening, grammer.
b. Kesulitan memahami konsep yaitu Bahasa Inggris banyak ditemukan
banyak konsep, konsep adalah gagasan mengenai materi yang dapat
ditanyakan dengan kata atau istilah. Sedangkan pengertian teori
menurut kamus Bahasa inggris adalah asas-asas dan hukum-hukum
yang menjadi dasar suatu ilmu pengetahuan. Misalnya dari segi aspek
structure, reading.
4. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar
Kegiatan belajar rmengajar di dalam kelas yang dilakukan guru bersama
murid akan menghasilkan kelompok yang cepat belajar dengan prestasi baik,
kelompok murid yang sedang dengan prestasi sedang dan kelompok murid yang
lambat belajar dengan prestasi rendah. Hal ini biasanya menimbulkan reaksi-
reaksi tertentu yang dapat menimbulkan masalah dalam belajar.
Dalam jurnal Siti Sapuroh (2010) adapun gejala kesulitan belajar dapat
terlihat dengan memperhatikan beberapa ciri-ciri tingkah laku yang merupakan
manifestasi dari gejala kesulitan belajar, yaitu:
a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah (dibawah rata-rata nilai yang
dicapai oleh kelompok belajar di kelas).
17
b. Hasil yang dicapai tidak seimbangdengan usaha yang dilakukan,
mungkin ada murid yang selalu berusaha untuk belajar dengan giat
tetapi nilai yang dicapai kurang dan tidak sesuai harapan.
c. Lambat dalam melakukan dan mengerjakan tugas-tugas kegiatan
belajar,selalu tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan
tugas-tugas sesuai dengan waktu yang tersedia.
d. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, menentang,berpura-
pura, masa bodoh danberdusta.
e. Menunjukkan tingkah laku yang menyimpang, seperti membolos,
datang terlambat, tidak mengerjakan tugas, mengasingkan diri, tidak
bisa bekerja sama, mengganggu teman baik di luar maupun di dalam
kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur belajar dan kurang
percaya diri.
f. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar yaitu pemurung,
mudah tersinggung, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi
situasi tertentu.
Langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan belajar menurut Muhibbin
Syah (2010) adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah
dan hubungan antara bagian tersebut memperoleh pengertian yang
benar mengenai masalah kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.
18
b. Mengidentifikasi dan menentukan bisa kecakapan tertentu yang
memerlukan perbaikan.
c. Menyusun program ulangan atau perbaikan khususnya program
remedial teaching (pengajaran perbaikan) (h. 188-189).
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Lesmi Juwita Nasution (2019) “Analisis Faktor Kesulitan Belajar
Matematika Pada Kurikulum 2013 Kelas IV SD Negeri 101871 Sidodadi
Batang Kuis”. Dari penelitian tersebut dihasilkan temuan bahwa (1) Adanya
faktor-faktor kesulitan belajar matematika pada Kurikulum 2013 yang dialami
oleh siswa kelas IV SD Negeri 101871 Sidodadi Batang Kuis, (2) Berbagai
upaya yang harus dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar
matematika pada Kurikulum 2013 SD Negeri 101871 Sidodadi Batang Kuis.
2. Penelitian Rahayu Sri Waskitoningtyas (2016) “Analisis Kesulitan Belajar
Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar Kota Balikpapan Pada Materi
Satuan Waktu Tahun Ajaran 2015/2016”, Dari data hasil tes analisis akhir
diperoleh persentase kesulitan peserta didik dalam fakta sebesar 14,4%,
kesulitan siswa dalam konsep sebesar 56,9%, kesulitan siswa dalam
keterampilan sebesar 42,2% dan kesulitan siswa dalam prinsip sebesar 76,7%.
Faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam
belajar yaitu faktor intern dan ekstern. Diharapkan guru dalam memberikan
19
materi satuan waktu lebih menekankan terhadap penguasaan konsep,
keterampilan dan prinsip kepada siswa. Sehingga kesulitan siswa pada materi
satuan waktu sedikit teratasi.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian
Dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan
jenis metode penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat
mendeskripsikan secara jelas dan rinci serta mendapat data yang mendalam tentang
kesulitan belajar bahasa inggris siswa kelas V di SDN Sukatani VII Kabupaten
Tangerang. Langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh data dalam
penelitian ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Memilih Topik Kajian
a. Menentukan topik dengan mengkaji paradigm dan fenomena empiric
b. Menetapkan fokus inquiri
c. Menentukan unit analisis / kataegori, sub unit analisis / sub kategori
2. Instrumentasi
a. Menentukan teknik pengumpulan data
b. Memilih informan dari tiap unit analisis
c. Menyiapkan instrument pedoman observasi / partisipasi / wawancara /
studi dokumentasi
3. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengurusan izin
b. Menemui kepala sekolah dan guru
21
c. Observasi pasrtisipasi, wawancara, studi, dokumen, triangulasi
d. Mempersiapkan catatan lapangan, FGD (Forum Grup Diskusi)
4. Pengolahan Data
a. Reduksi Data
b. Display
c. Analisis
5. Hasil Penelitian
a. Kesimpulan
b. Implikasi
c. Rekomendasi
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Sukatani VII Kabupaten Tangerang.
Alasan tempat ini dijadikan tempat penelitian karena di SDN Sukatani VII
Kabupaten Tangerang tersebut memiliki kesulitan dalam belajar atau
memahami mata pelajaran bahasa inggris khususnya siswa kelas V. Maka
peneliti ingin meneliti permasalahan tersebut agar sekolah dapat mengetahui
apasaja kesulitan dan mencari jalan keluarnya.
22
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2019 untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Waktu
1. Pengajuan Judul Juli
2. Bimbingan Proposal Januari-Maret
3. Perubahan Judul April
4. Bimbingan Proposal April
5. Seminar Proposal Mei
6. Bimbingan dan Revisi Hasil Seminar Mei-Juni
7. Pembuatan Instrumen Penelitian Juni
8. Pengumpulan Data Juni-Juli
9 Pengolahan dan Analisis Data Juli
10. Ujian Skripsi Agustus
C. Sumber dan Jenis Penelitian
Sumber penelitian dalam penelitian ini diambil dari berbagai referensi seperti
buku teks, majalah, koran dan lain-lain. Adapun jenis data penelitian terdiri dari:
1. Data Primer adalah data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan
dari informan yang berkompeten sesuai fokus penelitian atau data yang
didapat dari penglihatan langsung. Data primer dalam penelitian ini yaitu
tentang kesulitan belajar bahasa inggris yang dialami siswa kelas V di
SDN Sukatani VII Kabupaten Tangerang.
23
2. Data Sekunder yaitu data-data yang sudah tersedia di tempat yang akan
diteliti, seperti surat-surat gambar (foto) dan statistik. Data sekunder yang
dicari oleh peneliti adalah kesulitan belajar bahasa inggris yang dialami
siswa kelas V di SDN Sukatani VII Kabupaten Tangerang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang dapat mendukung fokus masalah dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan:
1. Observasi
Observasi yaitu, peneliti meneliti dengan melihat langsung situasi social
sehari-hari yang dilakukan oleh warga sekolah. Terutama melihat situasi
kondisi proses kegiatan belajar mengajar.
2. Wawancara
Wawancara yaitu, peneliti melakukan tanya jawab dengan kepala sekolah,
dengan guru dan siswa yang berkaitan dengan kesulitan belajar bahasa
inggris siswa, oleh sekolah atau guru terhadap siswa keselitan belajar
bahasa inggris.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu, peneliti mengumpulkan dokumen terutama
dokumen yang tertulis.
24
E. Instrumen Penelitian
Kisi-kisi instrumen penelitian analisis kesulitan belajar bahasa inggris:
Tabel 3.2
Instrumen Penelitian
No. Kegiatan Fokus
1. Observasi Pengamatan kondisi lingkungan sekolah dan
pengamatan langsung kondisi ruang kelas
2. Wawancara a. Target subjek penelitian ini adalah kepala
sekolah mengenai sarana dan prasarana
sekolah, kendala solusi dan upaya dalam
proses belajar mengajar.
b. Target subjek penelitian ini adalah guru
bahasa inggris mengenai kendala, solusi dan
upaya dalam proses belajar mengajar bahasa
inggris.
c. Target subjek penelitian ini adalah siswa
mengenai persepsi siswa dalam
pembelajaran bahasa inggris, ketertarikan
dan solusi dalam pemahaman siswa tentang
bahasa inggris.
3. Studi Dokumen Dokumentasi guru, siswa, sarana dan prasarana
sekolah.
25
Tabel 3.3
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No. Variabel Indikator Sub Indikator
1. Faktor Kesulitan
Belajar
Faktor Intern - Kondusi tubuh dan mental
- Kecerdasan Siswa
- Sikap siswa dalam
pembelajaran
- Minat siswa terhadap
pembelajaran
- Kebiasaan siswa saat belajar
Faktor Ekstern - Perhatian orang tua terhadap
kegiatan belajar siswa
- Kondisi lingkungan
- Hubungan guru dengan
murid
- Media, alat penunjang
pembelajaran yang tersedia
- Kondisi sekolah dan ruang
kelas
2. Pembelajaran
Bahasa Inggris
Materi - Ketertarikan siswa terhadap
materi pembelajaran
- Kesulitan dalam
pembelajaran Bahasa Inggris
Pembelajaran
Bahasa Inggris
- Sarana dan prasarana
pembelajaran
- Ketertarikan siswa terhadap
pembelajaran
Peran Guru
dalam
Pembelajaran
- Kesiapan siswa dalam
pembelajaran
26
F. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2015) Analisis data dalam penelitian tindangan ini bertujuan untuk
memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan atau perubahan
sebagaimana yang diharapkan.
Teknik analisis data dalam penelitian ini nantinya diolah berdasarkan analisis
kualitatif. Teknik analisis data kualitatif dilakukan melalui tahap menyeleksi,
menyederhanakan, mengklasifikasikan, memfokuskan, membuat abstraksi atas
kesimpulan makna hasil analisis. Model analisis kualitatif yang digunakan adalah
model Miles & Huberman yang meliputi:
1. Reduksi Data
Reduksi data merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting untuk dicari tema dan polanya dari jumlah data
yang banyak diperoleh di lapangan. Dengan demikian dapat membantu
untuk memberikan gambaran lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk mengumpulkan data selanjutnya.
2. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar variabel dan lain-lain. Dengan tujuan untuk
mempermudah dalam memahami apa yang terjadi dan merancang
langkah selanjutnya.
27
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan kesimpulan kualitatif yang dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
memungkinkan juga jika tidak. Atau temuan baru yang sebelumnya
belum pernah ada, yaitu berupa deskripsi suatu byek yang sebelumnya
masih semua sehingga setelah diteliti menjadi jelas (h. 338-345).
Gambar 3.1
Analisis Data Model Miles & Huberman
G. Keabsahan Data
Untuk memperoleh penyajian data yang akurat, maka dibutuhkan pemeriksaan
sumber data. Dalam hal ini, penulis menggunakan triangulasi. Triangulation is
qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the
convergence or multiple data sources or multiple data collection procedures
(William Wiersma, 1986). Sugiyono (2015) Triangulasi dalam pengujiam kredibilitas
Pengumpulan
data Penyajian
data
Kesimpulan-
kesimpulan:
Penarikan/Verifikasi
Reduksi
data
28
ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu. Dengan semikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data dan triangulasi waktu.
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalu beberapa sumber.
Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang kesulitan belajar
siswa, maka pengumpulan data dan pengujian data yang telah diperoleh
dapar dilakukan oleh guru, teman siswa yang bersangkutan dan orang
tuanya. Data dari ketiga sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan sepeti
data kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan pandangan yang
sama atau berbeda dan spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang
dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan
selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan tiga sumber data tersebut.
2. Tringulasi Teknik Pengumpulan Data
Tringulasi teknik pengumpulan data untuk menguji kredibilitas
data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber data yang sama
dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara,
lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau kuesioner. Bila dengan tiga
teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang
berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada
29
sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data
mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut
pandangnya berbeda-beda.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih
valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian
kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan
dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian
datanya (h 372-374).
30
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2012). Pendidikan Bagi Anak-Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Amanah, U. S. (2008). Upaya Guru Menanggulangi Kesulitan Belajar Siswa
Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di SD Negeri 2 Kademangan Blitar. 18.
Mawardi. (2018). Metoologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: UMT.
Meirani, E. S. (2017). Faktor-faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas V Dalam
Pembelajaran Seni Musik Di Sekolah Dasar Dabin Slerok Kota Tega;. 30.
Moleong. (2005). Metodologi Penilitian Kualitatitf. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Muhibbin, S. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.
Muhibbinsyah. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda KArya.
Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan
Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.
Sadirman. (2011). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
31
Sapuroh, S. (2010). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Memahami Konsep
Biologi pada Konsep Monera.
Siregar, E., & Nara, H. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Supriyono, W., & Ahmadi, A. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Metode Penelitian. Jakarta: Prenamedia
Group.
Widodo, A. A. (Psikologi Belajar). 2004. Jakarta: Rineka Cipta.
32
Lampiran 1.1 Pedoman Wawancara Siswa
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA SISWA
Nama :
Hari/tanggal wawancara :
Jam wawancara :
Tempat wawancara :
1. Apakah adik setiap hari selalu berangkat sekolah dalam kondisi sehat?
2. Bila adik dalam kondisi tidak sehat apakah merasa terganggu dalam belajar?
3. Apakah adik mempunyai kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
dikelas?
4. Apakah yang membuat adik bisa sulit dalam memahami pelajaran?
5. Bagaimana sikap adik saat pelajaran bahasa inggris?
6. Saat adik tidak tertarik terhadap pelajaran yang disampaikan guru apa yang
adik lakukan?
7. Apakah cara belajar bahasa inggris yang adik rasakan berubah dengan
menurut adik biasanya?
8. Apakah adik sering merasa bosan saat mengikuti pelajaran bahasa inggris?
9. Apabila sedang bosan apa yang adik lakukan agar tetap bisa mengikuti
pelajaran?
10. Dalam pembelajaran bahasa inggris, materi apa yang adik anggap sulit?
33
11. Apa yang sulit dari materi tersebut?
12. Apakah adik sudah mengerti mengenai materi tersebut?
13. Adik lebih mudah memahami pembelajaran dengan cara apa?
14. Apakah orang tua sering menanyakan kegiatan di sekolah yang adik lakukan?
15. Apakah adik dekat dengan guru-guru di sekolah terutama pada guru bahasa
inggris adik?
16. Bagaimana kedekatan adik dengan guru bahasa inggris adik?
17. Apakah adik sering bertanya ketika guru bahasa inggris adik menjelaskan
pelajaran?
18. Bagaimana sikap guru bahasa inggris adik saat menjelaskan pelajaran yang
tidak adik pahami, apakah guru berusaha biar adik mengerti dengan pelajaran
tersebut?
19. Apakah guru sering menggunakan media saat pembelajaran bahasa inggris?
20. Jika teman adik yang mengalami kesulitan belajar apa yang adik lakukan?
21. Apakah adik pernah mendapat bimbingan khusus saat mengalami kesulitan
belajar?
34
Lampiran 1. 2 Pedoman Wawancara Guru
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA GURU
Nama :
Hari/tanggal wawancara :
Jam wawancara :
Tempat wawancara :
1. Apakah ibu memperhatikan kemampuan siswa sebelum menyusun kriteria
ketuntasan belajar?
2. Bagaimana ibu menyusunya kreteria ketuntasan belajar siswa?
3. Apakah dalam setiap pembalajaran ada siswa yang menggangu jalannya
pembelajaran?
4. Apa yang ibu lakukan dengan siswa tersebut?
5. Apakah dalam setiap pembelajaran ada siswa yang kesulitan memahami
materi yang ibu sampaikan?
6. Apakah ibu tahu siswa yang mengalami kesulitan belajar?
7. Apa yang ibu lakukan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar di
dalam kelas?
8. Dalam setiap pembelajaran apakah ibu mengunakan media pembelajaran?
9. Apakah terdapat media pembelajaran atau alat pembelajaran di sekolah?
10. Bagaimana pemanfaatan media dan alat pembelajaran tersebut?
35
11. Apa perbedaan pembelajaran mengunakan media pembelajaran dan tanpa
media pembelajaran?
12. Apabila media pembelajaran tidak tersedia di sekolah apa yang ibu lakukan ?
13. Bagaimana kondisi lingkungan sekolah ini termasuk ruang kelas?
14. Apakah ibu merasa nyaman mengajar dengan kondisi ruang kelas ini?
15. Apa pendapat ibu mengenai kurikulum yang digunakan saat ini?
16. Bagaimana sikap ibu dalam menggunakan kurikulum 2013?
17. Apakah ibu memiliki kesulitan dalam penyampaian materi pembelajaran?
18. Apabila terdapat kesulitan apa yang ibu lakukan?
19. Apakah ada perubahan penyampaian materi bahasa inggris waktu pertama ibu
mengajar disini sampai sekarang?
20. Perubahan apa yang ibu alami?
21. Bagaimana kesiapan ibu sebelum melakukan pembelajaran?
22. Bagaimana tanggapan siswa saat ibu mengajar menggunakan kurikulum 2013
terutama dalam pembelajaran bahasa inggris?
23. Apakah ada kesulitan belajar yang dialami siswa saat belajar bahasa inggris?
24. Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam materi yang ibu sampaikan?
25. Apa yang harus ibu lakukan ketika siswa ibu mengalami kesulitan belajar?
26. Apakah ada pendekatan yang ibu lakukan mengenai pembelajaran tersebut?
36
Lampiran 1.3 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA KEPALA SEKOLAH
Nama :
Hari/tanggal wawancara :
Jam wawancara :
Tempat wawancara :
1. Sejak kapan sekolah ini beridiri?
2. Sudah berapa lama sekolah ini di dirikan?
3. Berapa guru yang mengajar di sekolah ini?
4. Apakah semua PNS apa masih ada yang honor?
5. Bagaimana kondis lingkungan sekolah ini termasuk ruang kelas serta ruangan
lainnya?
6. Apakah ibu merasa nyaman menjadi kepala sekolah disini?
7. Apa pendapat ibu mengenai kurikulum yang digunakan di sekolah ini?
8. Mulai sejak kapan dan sudah berapa lama kurikulum 2013 diterapkan di SD
Negeri Sukatani VII Kabupaten Tangerang ini?
9. Bagaimana tanggapan ibu dengan adanya kurikulum 2013 pada saat ini?
10. Apakah langkah awal yang ibu lakukan untuk menerapkan kurikulum 2013 di
sekolah ini?
11. Bagaimana kesiapan ibu sebelum melakukan pembelajaran?
37
12. Apakah ada kesulitan guru pada penyampaian mata pelajaran bahasa inggris?
13. Kesulitan apa yang dialami guru?
14. Apakah banyak siswa berkesulitan dalam memahami pembelajaran semenjak
perubahan kurikulum 2013?
15. Bagaimana sikap ibu dalam menanggapi ini?
16. Apakah sarana dan prasarana di sekolah ini sudah disediakan?
17. Apakah semua guru sudah menggunakan media ketika melakukan
pembelajaran?
18. Apakah sarana dan prasarana sudah mendukung terlaksananya dalam proses
pembelajaran?
19. Apa dampak positif dan negatif setelah diterapkannya kurikulum 2013 di
sekolah ini?