91
ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA PADA KURIKULUM 2013 BAGI GURU SD NEGERI 37 MAJANG KABUPATEN BONE Tesis ST. A M A N PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA PADA KURIKULUM 2013 BAGI GURU SD

NEGERI 37 MAJANG KABUPATEN BONE

Tesis

ST. A M A N

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Page 2: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA PADA KURIKULUM 2013 BAGI GURU SD

NEGERI 37 MAJANG KABUPATEN BONE

Tesis

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Pascasarjana Program Sutudi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Makassar

ST. A M A N

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Page 3: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

PROGRAM PASCASARJANA

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL TESIS : ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA PADA KURIKULUM 2013 BAGI GURU SD NEGERI 37 MAJANG KABUPATEN BONE

NAMA MAHASISWA : ST. AMAN

NIM : 105.04.09.095.14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Setelah diteliti dan diperiksa ulang, tesis ini dinyatakan memenuhi syarat untuk ujian tutup

Menyetujui Komisi Pembimbing,

Pembimbing I

Dr. A. RAHMAN RAHIM, M.Hum.

Pembimbing II

Dr. H. ANDI SUKRI SYAMSURI, M.Hum.

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. A. RAHMAN RAHIM, M.Hum.

Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar

Prof. Dr. H. M. IDE SAID D.M., M.Pd. NBM: 988 463

Page 4: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …
Page 5: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah pemilik seluruh alamt. atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan. Tesis ini berjudul: “Analisis Keterbacaan

Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bagi Guru SD 37

Majang Kabupaten Bone“ Banyak hambatan yang penulis hadapi selama studi

dan penyelesaian tesis ini, namun atas bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, akhirnya hambatan tersebut dapat teratasi hingga tesis ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, dengan segala ketulusan

dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang kepada Dr. A.

Rahman Rahim, M.Hum.. pembimbing I dan Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum

pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, saran serta motivasi sejak penyusunan

proposal hingga penyelesaian tesis ini.

Ucapan terima kasih kepada Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar, Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Makassar, Ketua Program Studi Pendidikan Pendidikan Bahasa Indoensia

Program Pascasrjana Universitas Muhammadiyah Makassar, dan semua Dosen

serta para karyawan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Secara khusus ucapan terima kasih kedua orang tua dan seluruh

keluarga yang telah memberikan dukungan dan perhatian, bahkan pengorbanan

selama penulis menempuh studi hingga penyelesaian tesis ini.

Page 6: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

Akhirnya ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut

membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini. Semoga segala bantuan,

petunjuk dan dorongannya dapat bernilai ibadah dan mendapatkan rahmat dari

Allah Swt. Amin

Makassar, 21 Mei 2016

ST. AMAN

Page 7: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL DEPAN i

HALAMAN JUDUL DALAM ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

PRAKATA v

DAFTRA ISI vii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

ABSTRAK x ABSTRACT xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 8

B. Kerangka Pikir 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 41

B. Variabel Penelitian 41

C. Populasi dan Sampel 41

D. Teknik Pengumpulan Data 42

E. Teknik Pengumpulan Data 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 44

B. Pembahasan 68

Page 8: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 71

B. Saran 71 DAFTAR PUSTAKA 72 LAMPIRAN 75 BIOGRAFI SINGKAT 106

Page 9: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

DAFTAR TABEL

No Deskripsi tabel Halaman

1 Distribusi Guru Kelas SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone Berdasarkan Jenis Kelamin

42

2 Gambaran Umum Guru Kelas Guru SDNegeri 37 Majang Kabupaten Bone Berdasarkan Umur

43

3 Distribusi Guru Kelas SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone Berdasarkan Tingkat Pendidikan

45

4 Distribusi Informan Menurut Golongan Ruang 46

5 Distribusi Guru Kelas SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone Berdasarkan Masa Kerja

47

6 Distribusi Skor Keterbacaan KD Bahasa Indonesia Guru Kelas I SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

47

7 Distribusi Skor Keterbacaan KD Bahasa Indonesia guru kelas II SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

52

8 Distribusi Skor Keterbacaan KD Bahasa Indonesia guru kelas III SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

55

9 Distribusi Skor Keterbacaan KD Bahasa Indonesia Guru Kelas IV SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone 58

10 Distribusi Skor Keterbacaan KD Bahasa Indonesia Guru Kelas V SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

61

11 Distribusi Skor Keterbacaan KD Bahasa Indonesia Guru Kelas VI SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

64

Page 10: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1 Intrumen Penelitian 75

2 Riwayat Hidup 106

Page 11: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

ABSTRAK

ST. A M A N . 2016. Tesis. “Analisis Keterbacaan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bagi Guru SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone“dibimbing oelh A. Rahman Rahim i pembimbing I dan Andi Sukri Syamsuri sebagai pembimbing II.

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh, mengenalisis, dan mendeskrikan data mengenai (1) Tingkat pemahaman makna setiap kompetensi dasar bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 bagi guru SD Majang Kabupaten Bone. (2) Tingkat pemahaman teknik penilaian pada setiap kompetensi dasar bahasa ndonesia pada kurikulum 2013 bagi guru SD Majang Kabupaten Bone. (3) Tingkat pemahaman teknik penilaian pada setiap kompetensi dasar bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bagi guru SD Majang Kabupaten Bone.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan teknik deskripstif. Adapun populasi penelitian adalah seluruh guru kelas SD Majang Kabupaten Bone. Seluruh guru kelas dijadikan subjek penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tingkat keterbacaan berkaitan dengan makna/hakikat/maksud pada setiap kompetensi dasar bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 bagi guru SD Majang Kabupaten Bone masih sangat rendah (2) Tingkat keterbacaan berkaitan dengan stratetegi/metode, teknik pembelajaran pada setiap kompetensi dasar bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 bagi guru SD Majang Kabupaten Bone masih sangat rendah.(3) Tingkat keterbacaan berkaitan dengan teknik penilaian pada setiap kompetensi dasar bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 bagi guru SD Majang Kabupaten Bone masih sangat rendah. Hal ini terlihat pada skor keterbacan berkaitan dengan hakikat atau makna KD hanya skor 1,84, keterbacaan berkaitan dengan teknik pembelajaran hanya skor 1,71, dan keterbacaan berkaitan dengan teknik pembelajaran hanya skor 1,15, Rata-rata skor keterbacaan masih sangat rendah yakni hanya skor 1,50, jika dikaitkan dengan rentang nila 1-100, hanya 32,00 atau kategori sangat rendah.

Kata Kunci: Keterbacaan, Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia, dan Kurikulum 2013

Page 12: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …
Page 13: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …
Page 14: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …
Page 15: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta

didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan

menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara

Indonesia sepanjang zaman. Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan,

kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang

signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta

didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan

dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk

mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan

proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia

terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.

Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19)

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah

lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada

1

Page 16: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

2

tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,

dan keterampilan secara terpadu.

Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai

tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan

dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional

Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana

prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar

proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk

Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Terkait dengan

tantangan internal pertama, berbagai kegiatan dilaksanakan untuk

mengupayakan agar penyelenggaraan pendidikan dapat mencapai ke delapan

standar yang telah ditetapkan.. Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa

depan hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan

pola pikir. Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran sebagai berikut, dari

berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa,dari satu arah menuju interaktif.

Dari isolasi menuju lingkungan jejaring, dari pasif menuju aktif-menyelidiki, dari

maya/abstrak menuju konteks dunia nyata,dari pembelajaran pribadi menuju

pembelajaran berbasis tim, dari luas menuju perilaku khas memberdayakan

kaidah keterikatan, dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala

penjuru, dari alat tunggal menuju alat multimedia, dari hubungan satu arah

bergeser menuju kooperatif, dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan,

dari usaha sadar tunggal menuju jamak, dari satu ilmu pengetahuan bergeser

menuju pengetahuan disiplin jamak, dari kontrol terpusat menuju otonomi dan

Page 17: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

3

kepercayaan, dari pemikiran faktual menuju kritis, dari penyampaian

pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.

Dengan demikian Kurikulum 2013 adalah dirancang dengan tujuan untuk

mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai

pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

bernegara dan peradaban dunia. Kurikulum adalah instrumen pendidikan untuk

dapat membawa insan Indonesia memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif,

kreatif, inovatif, dan afektif.

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang

mewajibkan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis, dan

landasan empirik. Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan

dasar untuk pengembangan kurikulum dan yang mengharuskan adanya

pengembangan kurikulum baru. Landasan filosofis adalah landasan yang

mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum.

Landasan teoritik memberikan dasar-dasar teoritik pengembangan kurikulum

sebagai dokumen dan proses. Landasan empirik memberikan arahan

berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan.

Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini

dan masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan

pretasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan

untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-

masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi landasan filosofis

pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi bangsa di masa lampau

memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota

Page 18: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

4

masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun

kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa

kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warganegara di amsa

mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu

menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial-budayanya,

mengembangkan kehidupan individu peserta didik sebagai warganegara yang

tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang lebih

baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum

berbasis kompetensi oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada

pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil

belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan

kurikulum dartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam

dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.Masalahnya sekarang penerapan

Kurikulum 2013 masih menghadapi banyak permasalahan, baik teknis maupun

konten materi kurikulum bagi guru. Salah satu mata pelajaran yang dianggap

masih menuai masalah adalah bahasa Indonesia sekolah dasar. Kompetensi

dasar bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 diubah dari Kurikulum 2006 dari

pendekatan komunikatif ke pendekatan teks. Hal ini menjadi persoalan karena

banyak unsuryang harus dimasukkan dalam komptensi tersebut. Banyak

kompetensi dasar yang oleh banyak guru tidak jelas maksudnya, tidka jes

strategi pembelajarannya, serta tuidak jelas penerapannya. Hasil wawancara

kepada beberapa guru SD di kabupaten Bone, menunjukkan bahwa kompetensi

dasar bahasa Indonesia Kurikulum 2013 banyak yang sulit dipahami, bahkan

secara subtansi tidak jelas oleh guru. Secara tegas Baswedan (2014)

menyatakan masalah utama penerapan Kurikulum 2013 adalah (1)

Page 19: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

5

Penyeragaman tema di seluruh kelas, sampai metode, isi pembelajaran dan

buku yang bersifat wajib sehingga terindikasi bertentangan dengan UU

Sisdiknas. (2) Penyusunan konten Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang

tidak seksama sehingga menyebabkan ketidakselarasan. (3) Kompetensi

Spiritual dan Sikap terlalu dipaksakan sehingga menganggu substansi keilmuan

dan menimbulkan kebingungan dan beban administratif berlebihan bagi para

guru. (4) Metode penilaian sangat kompleks dan menyita waktu sehingga

membingungkan guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian

sepenuhnya pada siswa. (5) Ketidaksiapan guru menerapkan metode

pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang menyebabkan beban juga tertumpuk

pada siswa sehingga menghabiskan waktu siswa di sekolah dan di luar sekolah.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai persoalan tersebut,

penulis terdorong melakukan penelitian tingkat keterbacan guru terhadap

kompetensi dasar bahasa Indonesia kurikulum 2013. Hal ini dianggap sangat

penting karena jika penguasaan terhadap komptensi dasartersebut tidak

memadai maka mustahil pembelajaran dapat berhasil dengan baik. Adapun

penelitian yang dimaksud adalah analisis keterbacaan kompetensi dasar bahasa

Indonesia pada kurikulum 2013. Peneitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

kajian untuk pengembangan kurikulum pada masala yang akan datang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah

yang akan dikaji dalam penelitian yaitu bagaimana tingkat keterbacaan

kompetensi dasar bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bagi guru SD 37

Majang Kabupaten Bone, yang secara khusus berkaitan dengan pertanyaan

sebagai berikut.

Page 20: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

6

1. Bagaimana tingkat keterbacaan berkaitan dengan makna setiap

kompetensi dasar bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bagi guru SD

Majang Kabupaten Bone?

2. Bagaimana tingkat keterbacaan berkaitan dengan strategi pembelajaran

pada setiap kompetensi dasar bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013

bagi guru SD Majang Kabupaten Bone?

3. Bagaimana tingkat keterbacaan berkaitan dengan teknik penilaian pada

setiap kompetensi dasar bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bagi

guru SD Majang Kabupaten Bone?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini untuk

mendeskripsikan hal sebagai berikut.

1. Tingkat keterbacaan berkaitan dengan makna setiap kompetensi dasar

bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bagi guru SD Majang

Kabupaten Bone.

2. Tingkat keterbacaan berkaitan dengan strategi pembelajaran pada setiap

kompetensi dasar bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bagi guru SD

Majang Kabupaten Bone.

3. Tingkat keterbacaan berkaitan dengan teknik penilaian pada setiap

kompetensi dasar bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bagi guru SD

Majang Kabupaten Bone.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan kepada pembina untuk menjadi salah satu bagian

dalam pembinaan guru

Page 21: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

7

2. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam melakukan pengembangan

kurikulum

3. Sebagai bahan kajian penelitian lanjutan berkaitan dengan

pengembangan kurikulum

4. Sebagai salah satu sumbangan pemikiran mengenai pelaksanaan

kurikulun 2013.

Page 22: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Hakikat Kurikulum

Hakikat kurikulum dikemukakan oleh bebarapa ahli dalam Suparlan

(2013) sebagai berikut. Menurut Tanner mengemukakan kurikulum

ialah pengalaman pembelajaran yang terarah dan juga terencana dengan secara

terstuktur dan juga tersusun dengan melalui proses rekontruksi pengetahuan

serta pengalaman secara sistematis yang berada dibawah suatu pengawasan

lembaga pendidikan sehingga pelajar tersebut mempunyai motivasi dan juga

minat belajar. Menurut Rachmad (2001) kurikulum ialah usaha menyeluruh yang

dirancang secara khusus oleh sekolah di dalam membimbing murid untuk dapat

memperoleh hasil dari pelajaran yang telah ditentukan tersebut. Menurut Taba

(dalam Syukron, 2012) bahwa kurikulum ialah sebuah pembelajaran yang

dirancang dan juga dilaksanakan dengan individu serta juga berkelompok baik itu

di luar ataupun di dalam sekolah. Menurut George A. Beaucham (dalam

Ginting, 2011), Pengertian kurikulum ialah suatu dokumen tertulis yang

didalamnya terkandung isi mata pelajaran yang akan diajar kepada peserta

didik(murid) dengan melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu,

rumusan masalah yang dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Neagley dan

Evans (dalam Jayora, 2013) menyatakan kurikulum ialah semua pengalaman

yang telah dibangung atau dirancang oleh pihak sekolah untuk dapat menolong

para siswa didalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang

paling baikl. Daniel Tanner & Laurel Tanner (dalam Tri, 2014) Pengalaman

pembelajaran yang terencana dan terarah, yang disusunmelalui proses

Page 23: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

9

rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang sistematis di bawah

pengawasanlembaga pendidikan agar pembelajar dapat terus memiliki minat

untuk belajar sebagai bagian darikompetensi sosial pribadinya. Rusman (2009)

Kurikulum mencakup semua temu permbelajaran, aktivitas dan pengalaman

yang diikutioleh anak didik dengan arahan dari sekolah baik di dalam maupun di

luar kelas. Murray Print(dalam Nasution , 1999) Kurikum didefinisikan sebagai

semua ruang pembelajaran terencana yang diberikankepada siswa oleh lembaga

pendidikan dan pengalaman yang dinikmati oleh siswa saat kurikulum

ituterapkan. Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh

dan dipelajari oleh siswa untukmemperoleh sejumlah pengetahuan.Kurikulum

adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa.

Denganprogram itu, para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga

terjadi perubahan danperkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan

pendidikan dan pembelajaran. Dengan katalain, sekolah menyediakan

lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar.

Secara Yuridis Kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional

serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan

pendidikan dan peserta didik (Kemendiknas, 2006) . Oleh sebab itu kurikulum

disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program

pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

2. Fungsi dan Peran Kurikulum

Kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi. Oleh Sukmadinata

(2011) dikemukakan sebagai berikut: (a) Fungsi kurikulum dalam rangka

Page 24: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

10

mencapai tujuan pendididkan Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain

merupakan alat untuk mencapai tujuan pendididkan.dalam hal ini, alat untuk

menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap

bangsa dan negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang

dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segi agama, idiologi, kebudayaan, maupun

kebutuhan Negara itu sendiri. Dengan demikian, dinegara kita tidak sama

dengan Negara-negara lain, untuk itu, maka: 1) Kurikulum merupakan alat untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional, 2) Kuriulum merupakan program yang

harus dilaksanakan oleh guru dan murid dalam proses belajar mengajar, guna

mencapai tujuan-tujuan itu, 3) kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa

agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai

tujuan pendidikan. (b) Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan

Kurikulum. Bagi sekolah yang bersangkutan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan 2) Sebagai

pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah tersebut, fungsi ini

meliputi: a. Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan b. Cara

menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan c. Orang yang bertanggung

jawab dan melaksanakan program pendidikan. (c). Fungsi kurikulum yang ada di

atasnya 1) Fungsi Kesinambungan Sekolah pada tingkat atasnya harus

mengetahui kurikulum yang dipergunakan pada tingkat bawahnya sehingga

dapat menyesuaikan kurikulm yang diselenggarakannya. 2) Fungsi Peniapan

Tenaga Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga guru

bagi sekolah yang memerlukan tenaga guru tadi, baik mengenai isi, organisasi,

maupun cara mengajar. (d) Fungsi kurikulum bagi guru. Guru tidak hanya

berfungsi sebagai pelaksana kurikulum sesuai dengan kurikulum yang berlaku,

Page 25: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

11

tetapi juga sebagai pengembanga kurikulum dalam rangaka pelaksanaan

kurikulum tersebut. (e) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah. Bagi kepala

sekolah, kurikulum merupakan barometer atau alat pengukur

keberhasilanprogram pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah

dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah kcegiatan proses pendidikan

yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang berlaku. (f) Fungsi kurikulum

bagi pengawas (supervisor). Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat

dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana

yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan

kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan. (g) Fungsi kurikulum bagi

masyarakat. Melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan, masyarakat bisa

mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan nilaiserta keterampilan yang

dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kuri-kulum suatu sekolah. (h). Fungsi

kurikulum bagi pemakai lulusan. Instansi atau perusahaan yang memper-

gunakan tenaga kerja yang baik dalamarti kuantitas dan kualitas agar dapat

meningkatkan produk-tivitas

Selain itu fungsi fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik,

terdapat enam fungsi kurikulum sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution

(1988) yaitu (a) Fungsi Penyesuaian. Fungsi penyesuaian mengandung makna

bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan anak didik

agar memiliki sifat mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik

lingkungan fisik maupun lingkungan social.Sebagai makhluk Allah, anak didik

perlu diarahkan melalui program pendidikan agar dapat menyesuaikan diri

dengan masyarakat. (b) Fungsi Pengintegrasian. Fungsi integrasi mengandung

makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan

pribadi-pribadi yang utuh. Dalam hal ini, orientasi dan fungsi kurikulum adalah

Page 26: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

12

mendidik anak didik agar mempunyai pribadi yang integral. Siswa pada dasarnya

merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat, pribadi yang integrasi

itu akan memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau

pengintegrasian masyarakat. (c) Fungsi Perbedaan. Fungsi diferensiasi

mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu

memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu anak didik. Pada

prinsipnya, potensi yang dimiliki anak didik itu memang berbeda-beda dan peran

pendidikanlah yang mengembangkan potensi-potensi yang ada, sehingga anak

didik dapat hidup dalam bermasyarakat yang senantiasa beraneka ragam namun

satu tujuan pembangunan tersebut. Jadi fungsi kurikulum sebagai pembeda

dapat dimulai dengan memprogram kurikulum pendidikan yang relevan dan

mengaplikasikannya dalam proses belajar-mengajar yang mendorong perbedaan

anak didik tersebut dapat berpikir kreatif, kritis dan berorientasi kedepan

(d) Fungsi Persiapan. Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum

sebagai alat pendidikan harus mampu memepersiapakan anak didik agar mampu

melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkau yang lebih jauh, baik itu

melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi maupun untukl belajar di masyarakat

seandainya ia tidak mungkin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. (e) Fungsi

Pemilihan. Dalam fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum

sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada anak

didik dalam memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemempuan

dan minatnya. (f) Fungsi Diagnostik. Salah satu aspek pelayanana pendidikan

adalah membantu dan mengarahkan anak didik agar mampu memahami dan

menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang

dimilikinya. Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat

pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan anak didik untuk dapat

Page 27: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

13

memahami dan menerima potensi dan kelemahan yang dimilikinya. Apabila anak

didik sudah mampu memahami kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya,

maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi kekuatan yang

dimilikinya atau memperbaiki kelemahannya.

Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan

mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan. Apabila dianalisis

secara sederhana, paling tidak terdapat tiga jenis peranan kurikulum yang dinilai

sangat pokok, sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2011) yaitu:

Peranan Konservatif, Peranan Kreatif, Peranan kritis dan evaluative. (a) Peranan

Konservatif. Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum dapat diajadikan

sebagai sarana untuk mentransmisikan niali-nilai warisan budaya masa lalu yang

dianggap masih relevan dengan masa kini kepada anak didik selaku generasi

penerus. Dengan demikian kurikulum bisa dikatakan konservatif karena

mentransmisikan dan menafsirkan warisan social kepada anak didik atau

generasi muda. Pada hakekatnya, pendidikan itu berfungsi untuk menjembatani

antara siswa selaku peserta didik dengan orang dewasa didalam suatu proses

pembudayaan yang semakin berkembang menjadi lebih kompleks. Dalam hal ini

kurikulum menjadi sangat penting, serta turut membantu dalam proses tersebut.

(b) Peranan kreatif. Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya

senantiasa terjadi setiap saat. Kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif

dan konstruktif, dalam arti menekankan bahwa kurikulum harus mampu

mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi

dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa

mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setiap

siswa mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh

pengetahuan-pengetahuan baru, serta cara berpikir baru yang dibutuhkan dalam

Page 28: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

14

kehidupannya. (c) Peranan Kritis dan Evaluative. Peranan ini dilatarbelakangi

oleh adanya kenyataan bahwa niali-nilai dan budaya yang hidup dalam

masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai

dan budaya masa lalu kepada anak didik perlu disesuaikan dengan kondisi yang

terjadi pada masa sekarang. Selai itu perkembangan yang terjadi masa sekarang

dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Oleh

karena itu peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya yang ada

atau menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga memiliki

peranan untul menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru

yang akan diwariskan tersebut. Dalam hal ini kurikulum harus turut aktif

berpartisipasi dalam control atau filter social. Nilai-nilai social yang tidak sesuai

lagi dengan keadaan dan tuntunan masa kini dihilangkan dan diadakan

modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan.

5. Pengembangan Kurikulum

Menurut Hasan (2000) bahwa kurikulum merupakan sejumlah pengalaman

pendidikan, kebudayaan,social, olahraga, dan kesenian yang disediakan sekolah

untuk anak didiknnya baik di dalam maupun di luar sekolah dengan maksud

menolongnya agar dapat berkembang secara menyeluruh di semua aspeknya

dan mengubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.

Dari sana dapat di tarik garis terang tentang hakikat perkembangan kurikulum.

Bahwasannya kurikulum pendidikan itu harus sesuai dengan dinamika zaman,

dimana implikasi dari pengembangan kurikulum terhadap peserta didik adalah

mereka akan semakin aktual serta mampu membawa dirinya sesuai dengan

hakikatnya dan hakikat lingkungannya.

Dengan demikian perubahan kurikulum, termasuk Kurikulum 2013 adalah

dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki

Page 29: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

15

kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif,

kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Kurikulum adalah

instrumen pendidikan untuk dapat membawa insan Indonesia memiliki

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi

pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari

pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan secara terus menerus ini

menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk

penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing

dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

Atas dasar tuntutan mewujudkan masyarakat seperti itu diperlukan upaya

peningkatan mutu pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh

mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-

aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

keterampilan dan seni. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada

peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui

pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri,

dan berhasil di masa datang. Dengan demikian, peserta didik memiliki

ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui

pembelajaran dan atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan

berkesinambungan. Oleh karena itu diperlukan penyempurnaan kurikulum

sekolah dan madrasah yang berbasis pada kompetensi peserta didik.

Page 30: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

16

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang

mewajibkan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis, dan

landasan empirik. Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan

dasar untuk pengembangan kurikulum dan yang mengharuskan adanya

pengembangan kurikulum baru. Landasan filosofis adalah landasan yang

mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum.

Landasan teoritik memberikan dasar-dasar teoritik pengembangan kurikulum

sebagai dokumen dan proses. Landasan empirik memberikan arahan

berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan. (a)

Landasan Yuridis. Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-

undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Lebih lanjut,

pengembangan Kurikulum 2013 diamanatkan oleh Rencana Pendidikan

Pendidikan Menengah Nasional (RJPMN). Landasan yuridis pengembangan

Kurikulum 2013 lainnya adalah Instruksi Presiden Republik Indonesia tahun

2010 tentang Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif dan Pendidikan

Kewirausahaan. (c) Landasan Filosofis. Secara singkat kurikulum adalah untuk

membangun kehidupan masa kini dan masa akan datang bangsa, yang

dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi bangsa di masa lalu, serta kemudian

diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi

kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi

landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi bangsa

di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai

Page 31: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

17

anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk

membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi

kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warganegara di

amsa mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu

menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial-budayanya,

mengembangkan kehidupan individu peserta didik sebagai warganegara yang

tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang lebih

baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi. (c) Landasan

Empiris. Pada saat ini berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan

Indonesia harus terus ditingkatkan. Hasil riset PISA (Program for International

Student Assessment), studi yang memfokuskan pada literasi bacaan,

matematika, dan IPAmenunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10

besar terbawah dari 65 negara. Hasil Riset TIMSS (Trends in International

Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada

rangking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang

komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat,

prosedur dan pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil-hasil ini

menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum, dengan tidak membebani

peserta didik dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial yang

diperlukan semua warga negara untuk berperanserta dalam membangun

negaranya pada abad 21. (d) Landasan Teoritik. Kurikulum 2013 dikembangkan

atas dasar teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education),

dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar

adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal

warganegara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan

kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas standar

Page 32: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

18

nasional atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar

Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan

menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI,

SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.

5. Prinsip- prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap

kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah di bawah koordinasi dan

supervisi Dinas Pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota

untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Penyusunan

KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas

pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan

penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagaimana

dikemukakan Nasution (1988) sebagai berikut:

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan

prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk

mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian

tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan

dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan

pembelajaran berpusat pada peserta didik.

Page 33: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

19

b. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan

keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis

pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan

agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.

Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan

lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam

keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar

substansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh

karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar

peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum

dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders)

untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,

termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan

dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,

keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan

vokasional.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup

keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata

pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan

antar semua jenjang pendidikan.

Page 34: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

20

f. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses

pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang

berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan

antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan

memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang

serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional

dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi

dan memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Khusus untuk Kurikulum 2013 pengembangannya didasarkan pada

prinsip-prinsip berikut:

a. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran

karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran

untuk mencapai kompetensi.

b. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan

untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program

pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar

12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar

pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta

didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.

c. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model

kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi

Page 35: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

21

berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan

psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.

d. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan

pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi

Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery

learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.

e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan

minat.

f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan

berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan

aktif dalam belajar.

g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,

budaya, teknologi, dan seni.

h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.

i. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan,

pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung

sepanjang hayat.

j. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan

daerah.

k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki

pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat

untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau

sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti

Page 36: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

22

dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang

dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.

6. Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum

berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu

pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang

dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum

diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum dartikan sebagai

pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh

peserta didik. Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut:

a. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk

Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi

Dasar (KD) mata pelajaran.

b. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial

mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan

ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta

didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta

didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang

diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.

c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari

peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata

pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.

d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan

menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang

Page 37: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

23

pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan

kognitif tinggi).

e. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements)

Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran

dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.

f. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip

akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya

(enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi

horizontal dan vertikal).

g. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema

(SD/MI) atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS,

SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk

tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.

h. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD

yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.

7. Perbedaan Kurikulum 2006 dan 2013

Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013.

Sedangkan implementasinya telah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 di

sekolah-sekolah tertentu atau masih terbatas. Dulu dan sekarang, kita sudah

mengenal dengan yang namanya 2006 yang mulai diberlakukan sejak tahun

ajaran 2007/2008. Kalau dicermati bersama, perbedaan paling mendasar antara

Kurikulum 2013 dengan 2006, maka 2006, kegiatan pengembangan silabus

merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013

kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah,

kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di

satuan pendidikan yang bersangkutan.

Page 38: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

24

Namun dibalik perbedaan yang ada, sebenarnya juga terdapat

kesamaan esensi antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum 2006 . Misalnya

tentang pendekatan ilmiah (Scientific Approach) yang pada hakikatnya adalah

pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan

menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan

Pendekatan Keterampilan Proses . Masalah pendekatan sebenarnya bukan

masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa

jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib

sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham

dan tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.

Berikut ini adalah tabel perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan 2006.

Tabel 1. Perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan 2006

No Kurikulum 2013 Kurikulum 2006

1 SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013

Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006

2 Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

lebih menekankan pada aspek pengetahuan

3 di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI

di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III

4 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP

Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013 bersambung.....

Page 39: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

25

5 Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.

Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi

6 TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran

TIK sebagai mata pelajaran

7 Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.

Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan

8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib

9 Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA

Penjurusan mulai kelas XI

10 BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa

BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa

(Lestari, 2013)

8. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia Kurikulum 2013

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk

setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah

konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan

yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.

Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta

didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran

sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan

bambungan tabel 1

Page 40: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

26

tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi

hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat

dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau

non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial,

progresifisme atau pun humanisme.

Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus

dipenuhi atau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis

pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran.

Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam

domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh

karena itu, Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup

dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang

dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman

materi ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses

pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga kompetensi tersebut memiliki proses

pemerolehan yang berbeda. Sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas:

menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami,

menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan

diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba,

menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan

proses pemerolehannya mempengaruhi Standar Isi.

8. Konsep Pembelajaran Kurikulum 2013

a. Konsep dasar pendekatan saintifik

Page 41: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

27

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran

yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk

konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk

mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan

atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum

atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk

memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami

berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal

dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk

mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui

observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan

keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur,

meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-

proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut

harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau

semakin tingginya kelas siswa.

Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori

Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori

belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner

(dalam Suparlan 2013). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan

pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan

proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi

dan kepuasan intelektual yang merupakan suatau penghargaan intrinsik. Ketiga,

Page 42: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

28

satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam

melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan

penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat

retensi ingatan. Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif

yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.

Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan

dan perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental

atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi

dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin dalam Idi, 2007). Skema

tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang

menjadi skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya

perubahan skemata disebut dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi

merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan

stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun

pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada didalam pikirannya.

Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan

ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga

cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya

penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi.

Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi

apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum

dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan

atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak

antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai

Page 43: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

29

kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau

teman sebaya yang lebih mampu. (Nur dan Wikandari, 2013).

Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai

berikut:

1) berpusat pada siswa.

2) melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum

atau prinsip.

3) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang

perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

4) dapat mengembangkan karakter siswa.

b. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada

keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuanembelajaran dengan

pendekatan saintifik adalah:

a) untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa.

b) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu

masalah secara sistematik.

c) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu

merupakan suatu kebutuhan.

d) diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

e) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam

menulis artikel ilmiah.

f) untuk mengembangkan karakter siswa.

c. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Page 44: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

30

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran

adalah sebagai berikut:

1) pembelajaran berpusat pada siswa

2) pembelajaran membentuk students’ self concept

3) pembelajaran terhindar dari verbalisme

4) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip

5) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan

berpikir siswa

6) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi

mengajar guru

7) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan

dalam komunikasi

8) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang

dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

d. Langkah-langkah umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang

dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-

langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran

meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian

mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan

dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk

mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah

ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini,

tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat

Page 45: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

31

ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik

dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:

1) Mengamati (observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran

(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan

mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi

pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran

memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran

sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru

membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan

pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.

Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka

untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari

suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih

kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

2) Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas

kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak,

dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat

mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang

konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur,

atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai

kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik

dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru

untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu

Page 46: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

32

mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah

pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta

didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat

dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang

lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang

ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang

beragam.

Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana

disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan

pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau

pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati

(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah

mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan

pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan

belajar sepanjang hayat.

3) Mengumpulkan Informasi

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari

bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi

dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat

membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang

lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul

sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas

mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain

selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara

sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah

Page 47: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

33

mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain,

kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi

melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan

belajar sepanjang hayat.

4) Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar

Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan

pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a

Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik

terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari

kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan

informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan

kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi

dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada

yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu

informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi

tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap

jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur

dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses

berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi

untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam

konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak

merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi

dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide

dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya

menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke

Page 48: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

34

otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-

pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi

dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.

5) Menarik kesimpulan

Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan

saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi.

Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola

dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan

kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.

6) Mengkomunikasikan

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari.

Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang

ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan

pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil

belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan

“mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan

dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil

pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau

media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah

mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan

kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

9. Penialain Kurikulum 2013.

Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik

tidak hanya menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga

Page 49: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

35

perubahan dalam melaksanakan penilaian. Paradigma lama, penilaian

pembelajaran lebih ditekankan pada hasil yang cenderung menilai kemampuan

aspek kognitif, dan kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes

seperti pilihan ganda, benar atau salah, menjodohkan yang telah gagal

mengetahui kinerja peserta didik yang sesungguhnya. Tes tersebut belum bisa

mengetahui gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan

pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar

sekolah atau masyarakat. Aspek afektif dan psikomotorik juga diabaikan.

Pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak hanya

ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup

seluruh aspek kepribadian siswa, seperti perkembangan moral, perkembangan

emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya.

Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi

juga mempertimbangkan segi proses.

Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik

mendatangkan problem bagi pendidik dalam proses pembelajaran dan penilaian.

Pendidik merasa kebingungan dalam proses penilaian yang dapat memberikan

gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta

didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau masyarakat

dan juga serta bagaimana format penilaiannya. Penilaian autentik sesuai

ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang

penilaian autentik(authentic asessment) dan Permendikbud Nomor 66 Tahun

2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis

dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang

dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga dapat menjadi

Page 50: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

36

informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Standar Penilaian

Kurikulum 2013 bertujuan untuk menjamin perencanaan penilaian peserta didik

sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip

penilaian, pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka,

edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan

pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah

dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Linda (2014)

mengemukakan bahwa “Kurikulum 2013 mempertegas adanya pergeseran

dalam melakukan penilaian, yakni dari penilaian melalui tes (berdasarkan hasil

saja), menuju penilaian autentik (mengukur sikap, keterampilan, dan

pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)”. Penilaian ini mampu

menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka

mengobservasi, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik

dilakukan oleh guru dalam bentuk penilaian kelas melalui penilaian kinerja,

portofolio, produk, projek, tertulis, dan penilaian diri.

Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik

tidak hanya menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga

perubahan dalam melaksanakan penilaian. Paradigma lama, penilaian

pembelajaran lebih ditekankan pada hasil yang cenderung menilai kemampuan

aspek kognitif, dan kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes

seperti pilihan ganda, benar atau salah, menjodohkan yang telah gagal

mengetahui kinerja peserta didik yang sesungguhnya. Tes tersebut belum bisa

mengetahui gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan

pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar

sekolah atau masyarakat. Aspek afektif dan psikomotorik juga diabaikan. Dalam

Page 51: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

37

pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak hanya

ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup

seluruh aspek kepribadian siswa, seperti perkembangan moral, perkembangan

emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya.

Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik

mendatangkan problem bagi pendidik dalam proses pembelajaran dan

penilaian. Pendidik merasa kebingungan dalam proses penilaian yang dapat

memberikan gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan

pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar

sekolah atau masyarakat dan juga serta bagaimana format penilaiannya.

Makalah ini membahas tentang penilaian otentik sebagai jawaban atas

kebingungan pendidik dalam penilaian sesuai ketentuan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang penilaian autentik (authentic

asessment) dan Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

Pendidikan.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam

pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.

Kunandar (2013:36) mengemukakan bahwa “Kurikulum 2013

mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni dari

penilaian melalui tes (berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik

(mengukur sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan

hasil)”. Penilaian ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta

didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, dan membangun

jejaring. Penilaian autentik dilakukan oleh guru dalam bentuk penilaian kelas

melalui penilaian kinerja, portofolio, produk, projek, tertulis, dan penilaian diri.

Asesmen seharusnya didasarkan pada pengetahuan kita tentang belajar dan

Page 52: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

38

tentang bagaimana kompetensi berkembang dalam materi pelajaran yang kita

ajarkan. Hal ini merupakan kebutuhan yang sangat jelas untuk membuat suatu

asesmen dimana pendidik dapat mempergunakannya untuk meningkatkan

kegiatan pendidikan dan mengawasi hasil belajar dan mengajar yang kompleks.

Penilaian kelas merupakan penilaian internal yang dilaksanakan oleh

pendidik dalam hal ini guru di kelas atas nama satuan pendidikan untuk menilai

kompetensi peserta didik pada saat dan akhir pembelajaran. Sistem penilaian

hasil belajar yang diterapkan dalam kurikulum sekolah adalah sistem penilaian

otentik atau lebih dikenal dengan nama asesmen otentik. Penilaian otentik ini

harus dipahami secara mendalam oleh guru-guru mengingat bahwa setiap

pengukuran kompetensi peserta didik tidak cukup hanya dengan tes objektif saja,

karena tes tersebut tidak dapat menunjukkan seluruh kompetensi yang dikuasai

siswa. Penilaian otentik merupakan penilaian yang secara langsung bermakna,

dalam arti bahwa apa yang dinilai adalah merupakan sesuatu yang benar-benar

diperlukan siswa dalam kehidupan nyata sehari-hari.

10. Konsep Keterbacaan KD

Keterbacaan (readability) adalah seluruh unsur yang ada dalam teks

(termasuk di dalamnya interaksi antarteks) yang berpengaruh terhadap

keberhasilan pembaca dalam memahami materi yang dibacanya pada kecepatan

membaca yang optimal (Arham, 2014). Keterbacaan adalah kemudahan

untuk membaca dan memahami suatu teks atau naskah. Kemudahan ini

dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti panjang kalimat, pilihan kata, dan tata

letak. Secara kuantitatif, keterbacaan dapat diukur melalui uji keterbacaan

(https://id.wikipedia.org/wiki/Keterbacaan)

Gilliland (dalam Suherli. 2013)) kemudian menyimpulkan keterbacaan itu

berkaitan dengan tiga hal, yakni kemudahan, kemenarikan, dan keterpahaman.

Page 53: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

39

Kemudahan membaca berhubungan dengan bentuk tulisan, yakni tata huruf

(topografi) seperti besar huruf dan lebar spasi. Kemudahan ini berkaitan dengan

kecepatan pengenalan kata, tingkat kesalahan, jumlah fiksasi mata per detik, dan

kejelasan tulisan (bentuk dan ukuran tulisan). Kemenarikan berhubungan dengan

minat pembaca, kepadatan ide pada bacaan, dan keindahan gaya tulisan.

Keterpahaman berhubungan dengan karakteristik kata dan kalimat, seperti

panjang-pendeknya dan frekuensi penggunaan kata atau kalimat, bangun

kalimat, dan susunan paragraf.

Dalam kaitannya dengan kompetensi dasar (KD) Bahasa Indoensia,

keterbacan yang dimaksud adalah pemahaman arti atau makna yang tersurat

maupun tersurat dalam KD tersebut atau esesnsi KD tersebut. Selain itu, strategi

membelajarkan KD tersebut dan strategi merancanakan dan melakukan serta

mengelolah hasil penelian berdasarkan KD.

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk

setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah

konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan

yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.

Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta

didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran

sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan

tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi

hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat

dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau

non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial,

progresifisme atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum

adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata

Page 54: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

40

pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak

perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme. Kompetensi

Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang

diturunkan dari Kompetensi Inti (Kemdikbud, 2013).

B. Kerangka Pikir

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keraguan tentang pemahaman guru

dalam komptensi dasar bahasa Indonesia di SD. Masalah yang sering muncul

sejak penerapan Kurikulum 2013 tentang masalah kebingungan dalam

mengajarkan materi bahasa Indonesia di SD. Olehnya dibutuhkan pengkajian

tentang keterbacaan kompetensi dasar bahasa Indonesia di SD. Hal ini terkait

dengan pemahaman KD, pemahaman strategi pembelajaran, dan pemahaman

penilaian tentang KD tersebut. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada bagan

kerangka pikir berikut.

BAGAN KERANGKA PIKIR

KURIKULUM

Kompetensi Dasar

Strategi Pembelajaran KD Penilaian KD

Analisis Keterbacaan

Makna KD

Kompetensi Dasar

Temuan

Page 55: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-eksperimen yang berupaya

mengungkap data apa adanya melalui deskriptif. Metode deskripstif ini pada

prinsipnya adalah mengkaji apa adanya tingkat keterbacaan kompetensi dasar

bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bagi guru SD Negeri 37 Majang

Kabupaten Bone. Data pada penelitian ini dideskripsikan apa adanya pada tiga

hal utama yaitu keterbacaan makna, strategi pembelajaran, dan penilaian tanpa

dikaitkan atau dihubungkan dengan data lain.

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini berupaya untuk mengungkap dua tunggal yaitu keterbacaan

kompetensi dasar bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bagi guru SD Negeri

37 Majang Kabupaten Bone

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi atau subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD Negeri

37 Majang Kabupaten Bone tahun pelajaran 2015/2016. Populasi tersebut

berjumlah 6 orang yang terbagi dalam enam kelas, yaitu kelas 1,2,3,4,5 dan 6.

Untuk lebih jelasnya, keadaan populasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 56: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

42

Tabel 2 Deskripsi Keadaan Populasi

Sumber: Absen Guru SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

2. Sampel

Karena jumlah populasi penelitian dan sesuai dengan karakterisktik

penelitian, maka seluruh populasi dijadikan subjek penelitian (total Sampling).

Jadi seluruh populasi menjadi objek penelitian (6 orang)

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik tes (pengetesan

pemahaman) bagi guru terhadap KD bahasa Indonesia sesua tingkatan kelas.

Instrumen yang digunakan adalah tes esai berkaitan dengan tiga hal yaitu makna

KD, teknik pembelajaran, dan cara menilai. Skor setiap KD adalah 1,3,dan 5.

Skor 1 jika jawaban hanya memiliki unsur kebenaran jawaban 1-33%, skor 2 jika

memiliki unsur kebenaran jawaban 34-67%, skor 5 jika memiliki unsur

kebenaran jawaban 68-100%. Skor hasil tes dirumuskan dalam sebuah format

penilaian yang selanjutnya dianalisis untuk melihat tingkat keterbacaan KD

bahasa Indonesia bagi guru dengan kategori sebagai berikut:

kategori sangat tinggi : (4,5 -5,0)

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Ket.

1. I 1 - 1

2 II 1 - 1

3 III - 1 1

4 IV - 1 1

5 V 1 1

6 VI 1 1

Jumlah 4 2 6

Page 57: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

43

kategori tinggi : (3,5-4,44)

kategori sedang : (2,5- 3,4)

kategori rendah : (1,5-2,4)

kategori sanag rendah : (1,0-1,4)

(Panduan Penilaian Sekolah Dasar, 2015)

E. Teknik Analisis Data

Data tingkat keterbacaan KD bahasa Indonesia bagi guru dianalisis

dengan teknik presentasi (%) dengan rumus: n/Nx100 untuk rentang 10-100.

Page 58: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Penelitian

1. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian yaitu seluruh guru SD Negeri 37 Majang Kabupaten

Bone tahun pelajaran 2015/2016. Populasi tersebut berjumlah 6 orang yang

terbagi dalam enam kelas, yaitu kelas 1,2,3,4,5 dan 6. Populasi tersebut semua

menjadi subjek penelitian. Subjek penelitian yang sekaligus menjadi informan

dapat digambarkan menurut jenis kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan,

golongan ruang, dan masa kerja sebagaimana tabel di bawah ini:

a. Jenis kelamin

Gambaran guru kelas 1,2,3,4,5 dan 6 sebagai subjek penelitian menurut

jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 3. Distribusi guru kelas SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-Laki 4 66,67

2 Perempuan 2 33,33

Jumlah 6 100

Sumber: Diolah dari data lapangan, Februari 2015

Pada Tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa jumlah informan laki-laki

lebih banyak daripada perempuan.

Page 59: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

45

b. Umur

Subjek penelitian jika dilihat dari segi umur dapat dilihat pada Tabel 3

berikut:

Tabel 4. Gambaran umum guru kelas guru SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone berdasarkan umur

NO Kelompok Umur Frekuensi Persentase

1 25 – 30 2 33,33

2 31– 45 1 16,67

3 46 – 50 2 33,33

4 51 - 55 1 16,67

Jumlah 6 100

Sumber: Diolah dari data lapangan Februari 2016

Berdasarkan data pada Tabel 3 di atas, diketahui bahwa guru guru kelas

guru SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone mayoritas berusia produktif dan

cukup dewasa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan demikian,

guru-guru tersebut masih sangat memungkinkan untuk dapat memahami

dengan baik standar isi kurikulum 2013, termasuk bahasa Indonesia.

c. Tingkat pendidikan

Ditinjau dari segi tingkat pendidikan, guru kelas guru SD Negeri 37

Majang Kabupaten Bone masih bervariasi. Untuk lebih jelasnya, disajikan Tabel

4 sebagai berikut:

Page 60: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

46

Tabel 5. Distribusi Guru Kelas SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

berdasarkan tingkat pendidikan

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

1 SPG dan Sederajat - 0

2 D2/D3 - 0

3 S1 6 100

4 S2 - 0

5 53 - 0

Jumlah 6 100

Sumber: Diolah dari data lapangan Februari 2016

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa di guru kelas guru SD Negeri 37

Majang Kabupaten Bone hanya semua guru atau 100 % berkualifikasi sarjan

atau S13 dan tidak seorang pun,0% yang berpendidikan Diploma. Demikian

halnya pendidikan pascasarja (S2 dan S3) tidak ada atau 0%. Data ini

menunjukkan bahwa secara akademik, guru kelas guru SD Negeri 37 Majang

Kabupaten Bone memiliki potensi yang cukup besar untuk melaksanakan proses

pembelajaran di sekolah dengan baik dan memahami kurikulum. Selain itu,

dengan tingkat pendidikan yang digambarkan di atas, juga memberi indikasi

bahwa guru tersebut memiliki wawasan luas mengenai pendidikan sehingga

informasi yang diberikan dalam pengumpulan data sangat berarti.

d. Golongan ruang

Guru kelas guru SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone memiliki

golongan ruang yang bervariasi mulai golongan II hingga golongan IV. Hal ini

dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:

Page 61: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

47

Tabel 6. Distribusi Informan Menurut Golongan Ruang

No Golongan Frekuensi Persentase

1 II/B-D 2 33,33

2 III/C-D 1 16,67

3 IV/A 2 33,33

4 Non-PNS 1 16,67

Jumlah 6 100

Sumber: Diolah dari data lapangan 2016

Berdasarkan Tabel 5 di atas, dapat disimpulkan bahwa jika dilihat

menurut golongan ruang, maka guru-guru kelas kelas guru SD Negeri 37

Majang Kabupaten Bone masih bervariasi. Hal ini berarti kepala sekolah

menempatkan guru kelas di kelas V tidak melihat strata pangkat dan jabatan

fungsional seorang guru, tetapi mereka mengaturnya berdasarkan kemampuan

profesional guru menurut pandangan kepala sekolah bersangkutan. Bahkan,

seorang di antara informan adalah Non-PNS dengan status GTT (Guru Tidak

Tetap). Secara kasad mata khususnya di kelas guru SD Negeri 37 Majang

Kabupaten Bone sekolah sangat membantu siswa pada khusunya.

e. Masa kerja

Menurut masa kerja informan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut:

Tabel 7. Distribusi guru kelas SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone berdasarkan masa kerja

No M asa Kerja (tahun) Frekuensi Persentase

1 1– 5 2 33,33

2 6 – 10 1 16,67

3 11 – 15 0 0

Page 62: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

48

4 16– 20 0 0

5 21 – 25 1 16,67

6 26 – 30 2 33,33

Jumlah 6 100

Sumber: Diolah dari data lapangan 2016

Berdasarkan Tabel 6 di atas, masa kerja guru kelas kelas guru SD Negeri

37 Majang Kabupaten Bone juga sangat bervariasi. Ada dua orang yang masa

kerjanya antara 1-5 tahun dan satu orang yang masa kerja mengajarnya berkisar

6-10 tahun.

Subjek penelitian yang sekaligus menjadi informan berdasarkan

pertimbangan peneliti dan atas informasi dari informan sebelumnya.

Pengamatan peneliti dalam berbagai pertemuan dan kunjungan kelas bahwa

informan terpilih tersebut banyak mengetahui tentang fokus penelitan dan

mampu memberi informasi yang jelas. Pertimbangan ini diperkuat oleh informasi

dari guru-guru kelas kelas guru SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone.

2. Gambaran Tingkat Keterbacaan Guru-Guru Kelas Guru SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone.

a. Keterbacaan guru kelas I

Hasil tes keterbacaan KD Bahasa Indonesia guru kelas I SD Negeri 37

Majang Kabupaten Bone disajikan pada tabel berikut

Page 63: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

49

Tabel 8. Distribusi Skor Keterbacaan KD Bahasa Indonesia guru kelas I SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

NO KOMPETENSI DASAR SKOR JUM-LAH

NILAI (n/Nx100

) I II III

1 3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

1 1 1 3 20,00

2 3.2 Mengenal teks petunjuk/arahan tentang perawatan tubuh serta pemeliharaan kesehatan dan kebugaran tubuh dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

1 1 1 3 20,00

3 3.3 Mengenal teks terima kasih tentang sikap kasih sayang dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

3 3 1 9 46,67

4 3.4 Mengenal teks cerita diri/ personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

1 1 1 3 20,00

Page 64: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

50

5 3.5 Mengenal teks diagram/label tentang anggota keluarga dan kerabat dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

1 1 1 3 20,00

6 4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

3 3 3 9 60,00

7 4.2 Mempraktikkan teks arahan/petunjuk tentang merawat tubuh serta kesehatan dan kebugaran tubuh secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

3 3 1 9 46,67

8 4.3 Menyampaikan teks terima kasih mengenai sikap kasih sayang secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

3 3 3 9 60

9 4.4 Menyampaikan teks cerita diri/personal tentang keluarga secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

1 1 1 3 20

10 4.5 Membuat teks diagram/label tentang anggota keluarga dan kerabat secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata

1 1 1 3 20

Page 65: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

51

bahasa daerah untuk membantu penyajian

JUMLAH SKOR 18 18 14 50 333,33 RERATA SKOR 1,8 1,8 1,4 1,67 33,33

Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa tingkat keterabacaan

guru kelas I SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone nila rata-rata 33,33 atau

kategori masih sangat rendah. Umumnya KD memiliki skor 1, hanya KD 3.3.

Mengenal teks terima kasih tentang sikap kasih sayang dengan bantuan guru

atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan

kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman, KD 4.1 Mengamati dan

menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat

benda, serta peristiwa siang dan malam secara mandiri dalam bahasa Indonesia

lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu

penyajian, 4.2 Mempraktikkan teks arahan/petunjuk tentang merawat tubuh

serta kesehatan dan kebugaran tubuh secara mandiri dalam bahasa Indonesia

lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu

penyajian, dan KD 4.3 Menyampaikan teks terima kasih mengenai sikap kasih

sayang secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi

dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian dan KD yang

memiliki skor 3 tidak ada KD yang memiliki skor 5. Rata-rata skor pemahaman

makna/maksud KD hanya1,8, teknik pembelajaran juga 1,8, dan teknik penilaian

lebih rendah lagi yakni 1,4. Rata-rata skor ketiganya hanya1,67

b. Keterbacaan guru kelas II

Hasil tes keterbacaan KD bahasa Indonesia guru kelas II SD

Negeri 37 Majang Kabupaten Bone disajikan pada tabel berikut

Page 66: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

52

Tabel 9 Distribusi skor keterbacaan KD Bahasa Indonesia guru kelas II SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

NO KOMPETENSI DASAR SKOR JUM-LAH

NILAI (n/Nx100

) I II III

1 3.1 Mengenal teks laporan sederhana tentang alam sekitar, hewan, dan tumbuhan serta jumlahnya dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

3 3 3 9 60

2 3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan bermain di lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

3 3 3 9 60

3 3.3 Mengenal teks buku harian tentang kegiatan anggota keluarga dan dokumen milik keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

1 1 1 3 20

4 3.4 Mengenal teks lirik puisi tentang alam semesta dan penampakannya dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

1 1 1 3 20

Page 67: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

53

5 3.5 Mengenal teks permintaan maaf tentang sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

3 3 1 7 46,67

6 4.1 Mengamati dan mencoba menyajikan teks laporan sederhana tentang alam sekitar, hewan, dan tumbuhan serta jumlahnya secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

3 3 1 7 46,67

7 4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan dan bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

3 3 1 7 46,67

9 4.4 Melantunkan dan menyajikan teks lirik puisi tentang alam semesta dan penampakannya secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

3 3 1 7 46,67

10 4.5 Menggunakan teks permintaan maaf tentang sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga dan teman secara mandiri bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

1 1 1 3 60

Page 68: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

54

JUMLAH SKOR 21 21 13 55 406,68

RERATA SKOR 2,1 2,1 1,3 1,83 40,67

Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa tingkat keterabacaan

guru kelas I SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone nilai rata-rata 40,67 atau

kategori masih sangat rendah. Umumnya KD memiliki skor 1, hanya KD 3.1

Mengenal teks laporan sederhana tentang alam sekitar, hewan, dan tumbuhan

serta jumlahnya dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan

dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu

pemahaman. KD 3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan

bermain di lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia

lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu

pemahaman, KD 3.5 Mengenal teks permintaan maaf tentang sikap hidup rukun

dalam kemajemukan keluarga dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis

yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman,

KD 4.1 Mengamati dan mencoba menyajikan teks laporan sederhana tentang

alam sekitar, hewan, dan tumbuhan serta jumlahnya secara mandiri dalam

bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa

daerah untuk membantu penyajian, 4.2 Memperagakan teks cerita narasi

sederhana tentang kegiatan dan bermain di lingkungan secara mandiri dalam

bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa

daerah untuk membantu penyajian, dan KD 4.4 Melantunkan dan menyajikan

teks lirik puisi tentang alam semesta dan penampakannya secara mandiri dalam

bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata yang memiliki

skor 3 tidak ada KD yang memiliki skor 5. Rata-rata skor pemahaman

makna/maksud KD hanya 2,10, teknik pembelajaran juga 2,10, dan teknik

penilaian lebih rendah lagi yakni 1,30. Rata-rata skor ketiganya hanya 1,83. .

Page 69: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

55

c. Keterbacaan guru kelas III

Hasil tes keterbacaan KD bahasa Indonesia guru kelas III SD Negeri 37

Majang Kabupaten Bone disajikan pada tabel berikut .

Tabel 10. Distribusi skor keterbacaan KD Bahasa Indonesia guru kelas III SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

NO KOMPETENSI DASAR SKOR JUM-LAH

NILAI (n/Nx100

) I II III

1 3.1 Menggali informasi dari teks laporan informatif hasil observasi tentang perubahan wujud benda, sumber energi, perubahan energi, energi alternatif, perubahan iklim dan cuaca, rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

1 1 1 3 20,00

2 3.2 Menguraikan teks arahan/petunjuk tentang perawatan hewan dan tumbuhan, serta daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

1 1 1 3 20,00

3 3.3 Mengemukakan isi teks surat tanggapan pribadi tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta permasalahan dan lingkungan sosial di daerah dengan bantuan guru dan

1 1 1 3 20,00

Page 70: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

56

teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

4 3.4 Menggali informasi dari teks dongeng tentang kondisi alam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan

1 1 1 3 20,00

5 3.5 Mengenal teks permintaan maaf tentang sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

3 1 1 5 33,33

6 4.1 Mengamati dan mengolah isi teks laporan informatif hasil observasi tentang perubahan wujud benda, sumber energi, perubahan energi, energi alternatif, perubahan iklim dan cuaca, rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta secara mandiri dalam bahasa Indonesia

1 1 1 3 20,00

7 4.2 Menerangkan dan mempraktikkan teks arahan/petunjuk tentang perawatan hewan dan tumbuhan serta daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

3 3 1 7 46,67

8 4.3 Mengolah dan menyajikan teks surat tanggapan pribadi tentang perkembangan teknologi

1 1 1 3 20,00

Page 71: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

57

produksi, komunikasi, dan transportasi serta permasalahan dan lingkungan sosial di daerah secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

9

4.4 Menyampaikan teks dongeng tentang kondisi alam dalam bentuk permainan peran secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

3 3 1 7 46,67

10 4.5 Mendemonstrasikan teks permainan/ dolanan daerah tentang kehidupan hewan dan tumbuhan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu

1 1 1 3 20,00

JUMLAH SKOR 16 14 10 40 266,67

RERATA SKOR 1,6 1,4 1 1,33 26,67

Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa tingkat keterabacaan

guru kelas I SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone nilai rata-rata 26,67 atau

kategori masih sangat rendah. Umumnya KD memiliki skor 1, hanya KD 4.2

Menerangkan dan mempraktikkan teks arahan/petunjuk tentang perawatan

hewan dan tumbuhan serta daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman

secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan

kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian yang memiliki skor 3 tidak

ada KD yang memiliki skor 5. Rata-rata skor pemahaman makna/maksud KD

Page 72: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

58

hanya 1,60, teknik pembelajaran juga 1,40, dan teknik penilaian lebih rendah lagi

yakni 1,00. Rata-rata skor ketiganya hanya 1,33.

d. Keterbacaan guru kelas IV

Hasil tes keterbacaan KD bahasa Indonesia guru kelas IV SD Negeri 37

Majang Kabupaten Bone disajikan pada tabel berikut .

Tabel 11. Distribusi skor keterbacaan KD Bahasa Indonesia guru kelas IV SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

NO KOMPETENSI DASAR SKOR JUM-

LAH

NILAI

(n/Nx100) I II III

1 3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

3 3 1 7 46,67

2 3.2 Menguraikan teks instruksi tentang pemeliharaan pancaindera serta penggunaan alat teknologi modern dan tradisional dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

3 1 1 5 33,33

3 3.3 Menggali informasi dari teks wawancara tentang jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia

1 1 1 3 20,00

Page 73: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

59

lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4 3.4 Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

3 1 1 5 33,33

5 3.5 Menggali informasi dari teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-Budha di Indonesia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

1 1 1 3 20,00

6 4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

1 1 1 3 20,00

7 4.2 Menerangkan dan mempraktikkan teks arahan/petunjuk tentang pemeliharaan pancaindera serta penggunaan alat teknologi modern dan tradisional secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

3 3 1 7 46,67

8 4.3 Mengolah dan menyajikan teks wawancara tentang jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis

1 1 1 3 20,00

Page 74: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

60

dengan memilih dan memilah kosakata baku

9 4.4 Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

1 1 1 3 20,00

10 4.5 Mengolah dan menyajikan teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-Budha di Indonesia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

1 1 1 3 20,00

JUMLAH SKOR 18 14 10 42,00 280,00

RERATA SKOR 1,8 1,4 1 1,4 28,00

Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa tingkat keterabacaan guru

kelas I SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone nilai rata-rata 28,00 atau

kategori masih sangat rendah. Umumnya KD memiliki skor 1, hanya KD 3.1

Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak,

energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam

bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

dan KD 4.2 Menerangkan dan mempraktikkan teks arahan/petunjuk tentang

pemeliharaan pancaindera serta penggunaan alat teknologi modern dan

tradisional secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan

memilih dan memilah kosakata baku, yang memiliki skor 3 tidak ada KD yang

memiliki skor 5. Rata-rata skor pemahaman makna/maksud KD hanya 1,40,

teknik pembelajaran juga 1,80, dan teknik penilaian lebih rendah lagi yakni

1,00. Rata-rata skor ketiganya hanya 1,40.

Page 75: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

61

e. Keterbacaan guru kelas V

Hasil tes keterbacaan KD bahasa Indonesia guru kelas V SD Negeri 37

Majang Kabupaten Bone disajikan pada tabel berikut .

Tabel 12. Distribusi Skor Keterbacaan KD Bahasa Indonesia guru kelas V SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

NO KOMPETENSI DASAR

SKOR JUM-

LAH

NILAI

(n/Nx100

) I II III

1 3.1 Menggali informasi dari teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

1 1 1 3,00 20,00

2 3.2 Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan dengan bantuan guru dan

teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

3 3 1 7,00 46,67

3 3.3 Menguraikan isi teks paparan iklan tentang ekspor impor sebagai kegiatan ekonomi antarbangsa dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah

1 1 1 3,00 20,00

Page 76: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

62

kosakata baku

4 3.4 Menggali informasi dari teks pantun dan syair tentang bencana alam serta kehidupan berbangsa dan bernegara dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

3 3 1 7,00 46,67

5 3.5 Menggali informasi dari teks cerita narasi sejarah tentang nilai-nilai perkembangan kerajaan Islam di Indonesia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

3 3 3 9,00 60,00

6 4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

1 1 1 3,00 20,00

7 4.2 Menyampaikan teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

1 1 1 3,00 20,00

8 4.3 Menyajikan teks paparan iklan tentang ekspor impor sebagai kegiatan ekonomi antarbangsa secara mandiri dalam bahasa Indonesia

1 1 1 3,00 20,00

Page 77: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

63

lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

9 4.4 Melantunkan dan menyajikan teks pantun dan syair tentang bencana alam serta kehidupan berbangsa dan bernegara secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

3 3 1 7,00 46,67

10 4.5 Mengolah dan menyajikan teks cerita narasi sejarah tentang nilai-nilai perkembangan kerajaan Islam di Indonesia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

3 1 1 5,00 33,33

JUMLAH 20 18 12 50,00 333,33

RERATA SKOR 2 1,8 1,2 1,67 33,33

Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa tingkat keterabacaan

guru kelas V SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone nilai rata-rata 33,33 atau

kategori masih sangat rendah. Umumnya KD memiliki skor 1, hanya KD 3.2

Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat

magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem

pernapasan dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan

tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku, KD 3.4 Menggali informasi

dari teks pantun dan syair tentang bencana alam serta kehidupan berbangsa dan

bernegara dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan

tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku, KD 3.5 Menggali informasi

dari teks cerita narasi sejarah tentang nilai-nilai perkembangan kerajaan Islam di

Indonesia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan

Page 78: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

64

tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku, dan KD 4.4 Melantunkan dan

menyajikan teks pantun dan syair tentang bencana alam serta kehidupan

berbangsa dan bernegara secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan

tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku yang memiliki skor 3, tidak ada

KD yang memiliki skor 5. Rata-rata skor pemahaman makna/maksud KD hanya

2.00, teknik pembelajaran juga 1,80, dan teknik penilaian lebih rendah lagi yakni

1,20. Rata-rata skor ketiganya hanya 1,67

f. Keterbacaan guru kelas VI

Hasil tes keterbacaan KD bahasa Indonesia guru kelas VI SD Negeri 37

Majang Kabupaten Bone disajikan pada tabel berikut .

Tabel 13. Distribusi skor keterbacaan KD Bahasa Indonesia guru kelas VI SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

NO KOMPETENSI DASAR SKOR JUM-

LAH

NILAI

(n/Nx100) I II III

1 3.1 Menggali informasi dari teks laporan investigasi tentang ciri khusus makhluk hidup dan lingkungan, serta campuran dan larutan dengan bantuan guru dan teman dalam ahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

1 1 1 3 20,00

2 3.2 Menguraikan isi teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah tentang penyebab perubahan dan sifat benda, hantaran panas, energi listrik dan perubahannya, serta tata surya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

1 1 1 3 20,00

Page 79: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

65

3 3.3 Menguraikan isi teks pidato persuasif tentang cinta tanah air dan sistem pemerintahan serta layanan masyarakat daerah dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

3 3 1 7 46,67

4 3.4 Menggali informasi dari teks cerita fiksi sejarah tentang keutuhan wilayah nusantara Indonesia dan hubungannya dengan negara tetangga dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

3 3 1 7 46,67

5 4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan investigasi tentang ciri khusus makhluk hidup dan lingkungan, serta campuran dan larutan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

1 1 1 3 20,00

6 4.2 Menyajikan teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah tentang penyebab perubahan dan sifat benda, hantaran panas, energi listrik dan perubahannya, serta tata surya secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

1 1 1 3 20,00

7 4.3 Menyampaikan teks pidato persuasif tentang cinta tanah air dan sistem pemerintahan serta layanan masyarakat daerah secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis

3 3 1 7 46,67

Page 80: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

66

dengan memilih

8 4.4 Mengolah dan menyajikan teks cerita fiksi sejarah tentang keutuhan wilayah nusantara Indonesia dan hubungannya dengan negara tetangga secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

1 1 1 3 20,00

JUMLAH 14 14 8 31 240,00

RERATA SKOR 1,75 1,75 1 1,5 30,00

Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa tingkat keterabacaan

guru kelas VI SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone nilai rata-rata 30,00 atau

kategori masih sangat rendah. Umumnya KD memiliki skor 1, hanya KD 3.3

Menguraikan isi teks pidato persuasif tentang cinta tanah air dan sistem

pemerintahan serta layanan masyarakat daerah dengan bantuan guru dan teman

dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata

baku, KD 3.4 Menggali informasi dari teks cerita fiksi sejarah tentang keutuhan

wilayah nusantara Indonesia dan hubungannya dengan negara tetangga dengan

bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih

dan memilah kosakata baku, dan KD 4.3 Menyampaikan teks pidato persuasif

tentang cinta tanah air dan sistem pemerintahan serta layanan masyarakat

daerah secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih

yang memiliki skor 3, tidak ada KD yang memiliki skor 5. Rata-rata skor

pemahaman makna/maksud KD hanya 1,75, teknik pembelajaran juga 1,75, dan

teknik penilaian lebih rendah lagi yakni 1,00. Rata-rata skor ketiganya hanya

1,50.

Page 81: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

67

g. Rekapituasi keterbacaan guru kelas VI SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

Hasil tes keterbacaan KD bahasa Indonesia guru kelas asecara

keseluruhan SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone disajikan pada tabel berikut.

Tabel. 14 Rekapitulasi Hasil tes keterbacaan KD bahasa Indonesia guru kelas asecara keseluruhan SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone

NO RERATA KETERBACAAN

KELAS

SKOR Rerata

NILAI (n/Nx100) I II III

1 Kelas I 1,80 1,80 1,40 1,67 33,33

2 Kelas II 2,10 2,10 1,30 1,80 40,67

3 Kelas III 1,60 1,40 1,00 1,33 26,67

4 Kelas IV 1,80 1,40 1.00 1,40 28.00

5 Kelas V 2,00 1,80 1,20 1,67 33,33

6 Kelas VI 1,75 1,75 1,00 1,15 30,00

JUMLAH 11,05 10,25 6,90 9,02 192,00

RERATA SKOR 1,84 1,71 1,15 1,50 32,00

Berdasarkan data padat tabel di atas dapat dipahami bahwa tingkat

keterabacaan guru SD Negeri 37 Majang Kabupaten Bone nilai rata-rata 32,00

atau kategori masih sangat rendah. Keterbacaan yang paling rendah adalah

masalah penilaian KD yakni hanya skor 1,15. Keterbacan berkaitan dengan

hakikat atau makna KD paling tinggi meskipun hanya skor 1,84. Keterbacaan

berkaitan dengan teknik pembelajaran hanya skor 1,71 Rata-rata skor

keterbacaan masih sangat rendah skor 1,50.

Page 82: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

68

B. Pembahasan

Data hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa secara umum tingkat

keterbacaan KD bahasa Indonesia guru kelas SD Negeri 37 Majang Kabupaten

Bone berada pada kategori sangat rendah yakni skor keterbacan berkaitan

dengan hakikat atau makna KD hanya skor 1,84, keterbacaan berkaitan dengan

teknik pembelajaran hanya skor 1,71, dan keterbacaan berkaitan dengan teknik

pembelajaran hanya skor 1,15, Rata-rata skor keterbacaan masih sangat

rendah yakni hanya skor 1,50, jika dikaitkan dengan rentang nila 1-100, hanya

32,00 atau kategori sangat rendah.

Rendahnya tingkat keterbacaan KD bahasa Indonesia guru kelas SD

Negeri 37 Majang Kabupaten Bone ini umumnya disebabkan oleh beberapa

alasan. Berdsarkan hasil wawancara dengan para guru (informan), antara lain

penyebab rendahnya tingkat keterbacaan KD bahasa Indonesia guru adalah (1)

merupakan hal baru oleh guru yang belum pernah diberi penguatan/pembekalan/

pelatihan/penataran, (2) pendekatan teks dianggap pendekatan baru bagi guru

SD sehingga membutuhkan pemahaman baru juga, (3) Banyak istilah yang

secara terpadu harus dipahami dengan utuh (4) KD bahasa Indonesia SD

umumnya belum dibaca oleh guru.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kurikulum bahasa Indoensia

merupakan hal yang sulit. Pemahaman kurikulum tidak hanya sekadar dibaca

dan dipahami, tetapi membutuhkan pencermtan mendalam terhadap substansi

yang dimuat dalam kurikulum. Hal ini juga menunjukkan bahwa pembelajaran

bahasa Indoensia sangat dinamis, mengalami perekmbangan dari masa ke

masa, sehingga subtansi yang selama ini dipahami guru mengalami perubahan

sebagai suatu kebaruan.

Page 83: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

69

Kondisi di atas menunjukkan bahwa dalam pengembangan Kurikulum

2013 membutuhkan kompetensi memadai oleh para guru. Oleh karena itu,

penguatan dan pendalaman materi yang memadai sangat dibutuhkan. Jika hal ini

tidak dilakukan maka materi tidak akan tersampaikan dengan baik, olehnya guru

dalam pembelajaran. Selain itu, hal ini menunjukkan bahwa guru SD harus

belajar keras dan terus menerus. Hal ini relevan dengan konsep yang

menyatakan bahwa pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik jika orang

yang belajar (siswa) todak belajar dan orang yang mengajar (guru) tidak belajar.

Artinya, pembelajaan adalah kedua belah pihak, guru-murid harus terus belajar.

Hal ini relevan dengan prinsip pengembangan kurikulum dipahami

sebagai peningkatan berbagai aspek dalam kehidupan. Sebagaimana tujuan

pengembangan kurikulum yang substansial: 1) merekonstruksi kurikulum

sebelumnya; 2) menginovasi; 3) beradaptasi dengan perubahan sosial (sisi

positifnya); 4) mengeksplorasi pengetahuan yang masih tersembunyi

berdasarkan tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan. Dari

pengembangan kurikulum harus berakar, namun harus juga berpucuk menjulang

tinggi, beranting, dan berdaun rindang. Berakar berarti tetap berpegang kepada

falsafah bangsa dan menjulang berarti mengikuti perubahan dan perkembangan

zaman (Bahri, 2014).

Hasil penelitian ini juga mengisyaratkan pentingnya pengembangan

kurikulum diikuti pengembangan sumber daya manusia. Hal ini sesuai

pandangan bahwa arah dan tujuan kurikulum pendidikan akan mengalami

pergeseran dan perubahan seiring dengan dinamika perubahan sosial yang

disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Karena sifatnya

yang dinamis dalam menyikapi perubahan, kurikulum mutlak harus fleksibel dan

futuristik. Ketimpangan-ketimpangan dalam disain kurikulum karena kurang

Page 84: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

70

respon terhadap perubahan sosial boleh jadi berkonsekuensi kepada lahirnya

output pendidikan yang ‘gagap’ dalam beradaptasi dengan kondisi sosial yang

dimaksud. Termasuk di dalamnya perlu adaptasi terhadap sumber daya manusia

yang akan menggunakan kurikulum tersebut. (Suparlan 2013).

Hal ini juga sesuai dengan konsep sistem dalam kurikulum bahwa tidak

ada subsistem dalam kurikulum yang dianggap paling penting. Semua komponen

atau subsistem sama pengtingnya, sehingga harus menjadi perhatian secara

terpadu dan komprehensif, termasuk peningkatan kapasitas guru dan tenaga

kependidikan lainnya (Ahmad, dkk. 1998). Padangan yang mengatakan bahwa

tidak ada artinya perubahan kurikulum jika tidak dibarengi dengan perubahan

sumber daya manusia (Kemdikbud, 2013)

Page 85: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

71

BAB

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Tingkat keterbacaan berkaitan dengan makna pada setiap kompetensi

dasar bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bagi guru SD Majang

Kabupaten Bone masih rendah

2. Tingkat keterbacaan berkaitan dengan stratetegi pembelajaran pada

setiap kompetensi dasar bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bagi

guru SD Majang Kabupaten Bone masih rendah.

3. Tingkat keterbacaan berkaitan dengan teknik penilaian pada setiap

kompetensi dasar bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bagi guru SD

Majang Kabupaten Bone maasih rendah

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran

sebagai berikut.

1. Kiranya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan kepada

pembina untuk menjadi salah satu bagian dalam pembinaan guru di

sekolah dasar.

2. Kiranya hasil penelitian menjadi masukan bagi pemerintah dalam

melakukan pengembangan kurikulum khususnya kurikulum 2013

Page 86: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

72

3. Kiranya hasil penelitian menjadi bahan kajian penelitian lanjutan

berkaitan dengan pengembangan kurikulum 2013.

4. Kiranya hasil penelitian ini menjadi salah satu sumbangan pemikiran

mengenai pelaksanaan kurikulun 2013.

Page 87: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

73

DAFATAR PUSTAKA

Nasution, S. 1988. Asas-asas Kurikulum. Bandung : Jemmars Bandung.

Nasution ,S. 1999. Kurikulum dan Pengajaran.

Jakarta:Bumi A Hasan, Ilham. 2000. Kurikulum dan Pembelajaran.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

ksara Undang -undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Kemendiknas, 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Balitbang: Depdiknas

Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar Ruzz Media

nting , Fadilah Jasa. 2011

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.

. Kurikulum dalam Pandangan Beuchamp, dalam http://jasafadilahginting. blogspot.co.id. Diakses 21 Febuari 2016.

Jayora, Harianto . 2013. Kurikulum KBK, KTSP, dan kurikRachmad, Rifai. 2001. Kurikulum dan Pengembangannya. Jakarta: Gema Medulum 2013. http://jayharianto83.blogspot.co.id/. Diakses 21 Febuari 2016.

Kemdikbud, 2013. Kurikulum 2013. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lestari, Tri. 2013. http://info-data-guru-ptk.blogspot.co.id/2014/01/perbedaan-kurikulum-2013-dengan-ktsp.html

Nur dan Wikandari, 2013. Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Bandung:Angksa

Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013. tentang Pengembangan Kurikulum

Arham, Dirga. 2014. Membaca dan Keterabacaan.Jakarta: Gema Media

.blogspot.com/2008/11/keterbacaan buku tekspelajaran https://id.wikipedia.org/wiki/Keterbacaan

Page 88: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

74

Suparlan 2013. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara

Syukron.2012. Model Pengembangan Kurikulum Hilda Taba, dalam http://blog-syukron.blogspot.co.id. Diakses 21 Febuari 2016.

Tri, Haryanto. 2014.Kurikulum Menurut Para Ahli. http://www.academia.edu. Diakses 21 Febuari 2016.

Undang -undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiona Kurikulum dalam Pandangan Beuchamp, dalam http://jasafadilahginting. blogspot.co.id. Diakses 21 Febuari 2016.

l

Page 89: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

75

RIWAYAT HIDUP

Page 90: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

76

ST.AMAN lahir pada tanggal 5 juli 1966 di Kabupaten Bone.

Tamat di Sekolah Dasar pada tahun 1977.Sekolah menengah pertama

Pada tahun 1981.Sekolah Pendidikan Guru pada tahun 1984

di kabupaten Bone

Menyelesaikan diploma dua ( D2) Pada UNIVERTAS NEGERI

MAKASSARTahun 1995

kemudian melanjutkan pendidikan pada Sekolah Tinggi

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (S T K I P) Muhammadiyah

Bone tamat pada tahun2003.Pada tanggal satu November

tahun 1985 diangkat menjadi

guru( CPNS) Yang ditempatkan pada SD 72 RENTEDENGENG

KEC.Sanggalangi Kabupaten Tanah Toraja (TATOR ).Pada tahun 1988

Dimutasi ke Kabupten Bone.dan ditempatkan pada SDN 206 Apala

KEC.Barebbo ..Pada Tanggal 7 Maret 2014 dimutasikan ke SDN 37 Majang

Kec.Tanete Riattang Barat.dengan Tugas tambahan sebagai Kepala sekolah

Sampai sekarang.Pada tahun 2014 menulis melanjutkan pendidikan pada

Program Pasca Sarjana..Program studi Bahasa dan dan Sastra indonesia

Yang akhirnya menyusun TESIS yang berjudul :Analisis Keterbacaan

Kompetensi Dasar bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 Bgi guru SDN

37 Majang Kbvupaten Bone

Page 91: ANALISIS KETERBACAAN KOMPETENSI DASAR BAHASA …

77