Upload
dinhquynh
View
214
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH
CABANG JAKARTA HARMONI PADA PRODUK PEMBIAYAAN
PERUMAHAN (PROPERTY) DI JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S. Kom. I)
Shinta Rusmyati
109053000049
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JAKARTA
2014/ 1434 H
ANALISIS KINER.IA BANK TABI.'NGAI\I NEGARA CABANG JAKARTA
DI JAKARTA & SEKITARIYYA
Skripsi
Diajukan Kepada fakultas Ilnru Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Meurenuhi s)4arat-syarat Mencapci Gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S. Kom.I)
Oleh:
Shinta Rusmyati
109053000049
ruRUSAN MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMI.'NIKASI
UNTVERSITAS ISLAM SYAzuF HTDAYATULLAH JAKARTA
JAKARTA
2ot4/ t434H
Di BawahBimbingan:
&\yDr; Wahyu Prasetyawan-,MA
MP. 1956101 719e403 1003
LEMBAR PENGESAIIAN PANITIA UJIAN
skripsi vary judul ANALrsrs KINERJA KEUANGAN BANKTABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG JAKARTA HARMOIIIPADA PEMBIAYAAN PERUMAHAN (pRopERTy) yang terah diujikan
dalam sidang Munaqosah Fakultas Ilmu Dakwah & Ilmu Komunikasi uIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, pada tanggar 15 April 2014. skripsi ini diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Komunikasi Islam (S.Kom. I)
pada Kosentrasi Manajemen Lembaga Keuangan syari,ah program sfudi
Manajemen Dakwah.
Jakarta, Mei2A1.4SIDANG MUNAQOSAII
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. Cecep Castrawijaya., MA., MM Drs. S arto., MA
NIP : 19670819199803100219960301
Anggota,
Prof. Dr. H. Syamsir Salam., MS
lt[IP: 150183034 IIIIP: 1955010il98302100r
Pembimbing,
Nd,A-,U' /v
Dr. Wahyu Prasetyaqan., MA
Penguji I
hlIP ; 19661317 1994031003
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Komunikasi Islam (S. Kom. I) di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas
Islam Of$ Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa k*ya ini bukan karya saya asli
saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berada di Universitas Islam Negeri
(Uf$ Syarif Hidayatullah Jakarta.
109053000049
Shinta Rusmyati
i
ABSTRAK
Shinta Rusmyati, NIM : 109053000049, Analisis Kinerja Keuangan Bank
Tabungan Negara Syariah Cabang Jakarta Harmoni Pada Produk
Pembiayaan Perumahan (Property) di Jakarta & Sekitarnya, di bawah
bimbingan Dr, Wahyu Prasetyawan, MA.
Kinerja keuangan pada suatu perbankan akan melihat pada laporan
keuangan yang dimilikinya. Kinerja keuangan akan dilakukan analisis untuk
mempelajari dan memahami perusahaan dalam menjalankan peraturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar, sehingga dapat diketahui kinerja
keuangan perbankan yang baik akan dilihat dari bagaimana lembaga perbankan
tersebut dalam membuat laporan keuangan. Sesuai dengan laporan keuangan yang
telah memenuhi standard ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan)
atau GAAP (General Acepted Accounting Principle).
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kinerja keuangan dalam
sebuah lembaga keuangan syari’ah, yang berdasarkan laporan keuangan Bank
BTN Syariah Cab. Jakarta Harmoni. Untuk mendapatkan gambaran mengenai
kinerja keuangan dalam merealisasikan pembiayan perumahan (KPR & KPA)
yang berada di Jakarta & sekitanya, serta dapat mempelajari kenaikan dan
penurunan yang terjadi selama dua periode 2011-2012, yang melalui wawancara,
dokumentasi dan observasi. Diketahui subjek yang utama adalah orang yang dapat
memberikan informasi representative yang terdiri dari Supporting Deputy Branch
Manager, Accounting Control Unit dan Housing & Commercial Financing Unit.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif
yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu sifat seperti apa yang ada di
lapangan. Sebagaimana yang telah peneliti kemukakkan, untuk pengumpulan data,
penulis menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah
data-data terkumpul kemudian penulis melakukan analisis dan kemudian
mengambil kesimpulan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa secara umum
kinerja keuangan BTN Syariah Cab. Jakarta Harmoni dilihat dari pembiayaan
perumahan selama dua periode 2011-2012 mengalami kenaikkan pada produk
pembiayaan KPR Indesya BTN iB mencapai 10% dan Pembiayaan Yasagriya
BTN iB mencapai 21%. Hal ini disebabkan daya beli masyakat dalam
mennginginkan hunian sangat tinggi, sehingga pihak developer menginovasikan
suatu hunian dengan sarana dan prasarana lengkap. Adapun kinerja keuangan
yang mengalami penurunan diantaranya KPR FLPP, KPR BTN iB, KPR
Swagriya BTN iB, dikarenakan faktor-faktor yang menghambat kinerja keuangan
pada pembiayaan perumahan diantaranya harga tanah yang cukup tinggi,
kebijakan pemerintah dalam mendukung pembangunan unruk masyarakat yang
berpenghasilan rendah, uang muka yang kurang terjangkau, dan harga bahan baku
pembangunan dalam tahunnya selalu meningkat.
Kata Kunci : Kinerja Keuangan Bank, Pembiayaan Perumahaan Berdasarkan
Akad Murabahah, Akad Musyarakah dan Akad Istishna’ dalam aplikasi
perbankan
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, hanya dengan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam kepada kekasih Allah SWT Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kedzaliman menuju
zaman kebenaran yang sesungguhnya.
Penulis menyadari sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segala materi,
pembahasan maupun tata bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan penulis yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan.
Untuk itu, kritik dan saran yang bertujuan untuk membangun merupakan masukan
bagi penulis demi kesempurnaan skripsi ini.
Skripsi ini adalah buah ketulusan dan keikhlasan dari berbagai pihak.
Terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu,
membimbing dan memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Dengan ini penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UNI Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Cecep Castrawijaya MA,, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah.
3. H. Mulkannasir, BA, S.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah
4. Dr. Wahyu Prasetyawan, MA selaku pembimbing skripsi penulis yang telah
membimbing, meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk penulis dalam
penyusunan skripsi.
iii
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik penulis dengan berbagai disiplin
ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
6. Seluruh Staff Perpustakan Utama dan Perpustakan Fakultas Ilmu Dakwah &
Ilmu Komunikasi. Yang mendukung penulis dalam mengkaji skripsi ini.
7. Almarhum Papa, Rusdi Putra walaupun beliau tidak berada di samping penulis
saat ini namun skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk beliau dan
Ibunda, Dra. Mulyati Rusdi, yang telah melimpahkan kasih sayangnya tiada
henti, yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis. Dan adikku, Siska
Permatasari dan Indra Rusmana, semoga berhasil dalam menggapai cita-
citanya.
8. Untuk teman seperjuangan satu bimbingan skripsi, yang akhirnya kami
bareng-bareng menyelesaikan skripsi ini (Reza Zuwinda dan Aris Firdaus)
9. Untuk orang-orang paling istimewa yang telah mewarnai hari demi hari Rendy
Zulianda, Imroatus Sholati, M Fatih Farha Lubbi yang telah mendukung
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Seluruh Teman jurusan Manajemen
Dakwah’09, Adhe Sholeha, Azmi Chujaipah yang mendukung dan memberi
semangat.
10. Seluruh Kepala Cabang, Karyawan Bank BTN Syari’ah Cabang Jakarta
Harmoni.
11. Keluarga Besar Bumi Dinasty School, yang telah mendukung kegiatan dalam
penulisan skripsi. Semoga kebaikan kalian dibalas Tuhan Yang Maha Esa.
12. Untuk guru-guru yang tidak bisa disebut satu persatu, terima kasih atas ilmu
yang kalian berikan, semoga Allat swt membalas-Nya. Amin
Jakarta, April 2014
Shinta Rusmyati
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK…………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..vii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….1
B. Identifikasi, Pembatasanan dan Perumusan Masalah…………..5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………6
D. Kerangka Teori…………………………………………………7
E. Metode Penelitian………………………………………………8
F. Sistematika Penulisan…………………………………………11
BAB I LANDASAN TEORI
A. Konsep Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah
1. Arti Kinerja Terhadap BankSyari’ah…………………….……13
2. Tahap-tahap dalam Menganalisis Kinerja Keuangan…………15
3. Tujuan Kinerja Keuangan………………………………….….17
B. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan Berdasarkan Akad
Murabahah dan Akad Musyarakah Konsep Dasar Bank Syariah
1. Arti Pembiayaan Perumahan………………………………………18
v
2. Pembiayan Berdasarkan Akad Murabahah….………………. 19
3. Pembiayan Berdasarkan Akad Musyarakah……………………..24
4. Pembiayaan Berdasarkan Akad Istishna………………………29
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BTN SYARIAH
A. Sejarah Berdirinya BTN Unit Usaha Syariah…………………34
B. Visi dan Misi………………………………………………….36
C. Struktur BTN Syariah…………………………………………37
D. Produk – Produk Unit Usaha Syariah…………………………40
BAB IV ANALISIS KINERJA BANK TABUNGAN
NEGARACABANG JAKARTA HARMONI PADA PRODUK
PEMBIAYAAN PERUMAHAN (PROPERTY) DI JAKARTA
& SEKITARNYA
A. Hasil Analisis Pencapaian Kinerja Keuangan BTN Syari’ah
KCPS Jakarta Harmoni Pada Produk Pembiayaan Perumahaan
(Property)………………………………….……………….. 44
B. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Penurunan dan
Kenaikkan dalam Pencapaian Kinerja Keuangan Selama Dua
Periode 2011-2012 Pada Realisasi Pembiayaan
Perumahaan…………………………………………………. ..46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………... ……66
B. Saran-Saran……………………………………….………….. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
Daftar Tabel
Tabel Halaman
4.1 Kinerja Keuangan Pada Realiasi Pembiayaan Bank BTN KCPS Jakarta
Harmoni…………….…………………………………..………………….... 45
4.2 Harga tanah pada tahun 2011 dan tahun 2012 di Jakarta………..……....…...53
4.3 Tahapan MerincikanAnggaran Bangunan(RAB)……...……………………..63
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema akad murabahah dalam Lembaga Keuangan syariah
2.2 Skema akad musyarakah dalam Lembaga Keuangan syariah
2.3 Skema akad istihna dalam Lembaga Keuangan syariah
……..……….21
……..………28
……..……...…….32
1
,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank Islam atau disebut dengan Bank Syari’ah merupakan bank yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga, dimana lembaga keuangan
atau lembaga perbankan yang operasional produknya dikembangkan
berdasarkan pada Al-Qura’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Dengan kata
lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.1 Bank
syari’ah di Indonesia mendapatkan pijakan yang kokoh setelah adanya
deregulasi sektor perbankan pada tahun 1983, sejak saat itu diberikan keleluasan
penentuan tingkat suku bunga, termasuk 0% atau peniadaan bunga sama sekali.
Kemudian posisi perbankan syari’ah semakin pasti setelah disahkan UU
perbankan No. 7 tahun 1992, dari nasabah diberikan kebebasan untuk
menentukan jenis imbalan yang akan diambil dari nasabahnya baik bunga
ataupun keuntunga-keuntungan bagi hasil. Kini titik kulminasi telah tercapai
dengan disahkannya UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang membuka
kesempatan bagi siapa saja yang akan mendirikan bank syari’ah maupun yang
ingin mengkonversi dari sistem konvesional menjadi sistem syari’ah.
Undang-undang No. 10 tahun 1998 ini sekaligus menghapus pasal 6 pada
PP No. 72/1992 yang melarang dual system. Dengan tegas pasal 6 UU No. 10
1 Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, hlm 13
2
,
tahun 1998 membolehkan bank umum yang melakukkan kegiatan secara
konvesional dapat juga melakukan kegiatan usaha dengan berdasarkan prinsip
syari’ah melalui:2
a. Pendirian kantor cabang atau di bawah kantor cabang baru, atau
b. Pengubahan kantor cabang atau di bawah kantor cabang yang
melakukan kegiatan usaha secara konvesional menjadi kantor yang melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari’ah.
Sepuluh tahun sejak diundangkannya pada lembaga Negara, Undang-
Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan Bagi Hasil, yang direvisi
dengan UU No. 10 tahun 1998, bank syari’ah dan lembaga keuangan Non Bank
secara kuantitatif tumbuh dengan pesat. Pertumbuhan yang pesat secara
kuantitatif tanpa diikuti dengan peningkatan kualitas ternyata telah
menimbulkan dampak negatif yang tidak kecil. Di sana-sini ada saja keluhan
tentang pelayanan yang tidak memuaskan dari lembaga keuangan syari’ah,
bahkan sudah mulai banyak Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah yang
menghadapi kesulitan.
Menghadapi kenyataan ini ada sebagian ummat Islam yang mulai goyah
keyakinannya akan kebenaran konsep lembaga keuangan syari’ah. Untuk
memutuskan suatu badan usaha atau perusahaan yang memiliki kualitas yang
baik maka ada dua penilian yang paling dominan, dimana dapat dijadikan acuan
untuk melihat badan usaha atau perusahaan tersebut telah menjalankan suatu
kaidah-kaidah manajemen yang baik. Penilian ini dapat dilakukan dengan
melihat sisi kinerja keuangan (financial performance) dan kinerja non keuangan
2 Undang-undang nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan
3
,
(non financial performance). Kinerja keuangan melihat pada laporan keuangan
yang memiliki oleh perusahan atau badan usaha yang bersangkutan dan itu
tercermin dari informasi yang diperoleh pada balancesheet (neraca),
incomestatment (laporan laba rugi), cash flow statement (laporan arus kas) serta
hal-hal lain yang turut mendukung sebagai penguat penilian financial
performance tersebut.
Penilian kinerja keuangan dalam suatu perusahaan berbeda-beda
tergantung pada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Pada perusahaan
dengan sektor keuangan salah satunya lembaga perbankan, dimana memiliki
ruang lingkup bisnis berbeda dengan ruang lingkup bisnis lainnya, karena
perbankan merupakan mediasi yang menghubungkan mereka yang memiliki
kelebihan dana (surplus financial), dengan mereka yang memiliki kekurangan
dana (deficit financial), dan bank berfungsi untuk menjembatani keduannya.
Kinerja keuangan pada suatu perbankan akan melihat pada laporan
keuangan yang dimilikinya. Kinerja keuangan akan dilakukan analisis untuk
menilai perusahaan dalam menjalankan peraturan pelaksanaan keuangan secara
baik dan benar, sehingga dapat diketahui kinerja keuangan perbankan yang baik
akan dilihat dari bagaimana lembaga perbankan tersebut dalam membuat
laporan keuangan. Apakah dalam laporan keuangan telah memenuhi standard
ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General
Acepted Accounting Principle) atau tidak. Apabila kinerja keuangan dalam
suatu perbankan mengalami kesulitan atau dapat dikatakan sangat buruk,
sehingga targetnya yang diinginkan tidak tercapai sesuai visi, misi dan tujuan.
4
,
Dari kinerja keuangan dapat diketahui permasalahan yang ada di lembaga
tersebut khususnya perbankan.
Lembaga bank merupakan lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan
dengan masalah uang. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu dikaitkan dengan
masalah uang yang berfungsi sebagai alat pelancaran sehingga terjadinya
perdagangan yang utama. Adanya Bank Islam diharapkan dapat memberikan
sumbangan terhadap pertumbuhan melalui pembiayaan-pembiayaan yang
dikeluarkan oleh Bank Islam. Melalui pembiayaan ini Bank Islam dapat
menjalin kerja sama dengan nasabah, sehingga hubungan bank Islam dengan
nasabah tidak lagi sebagai kreditur dan debitur tetapi menjadi kemitraan.
Peranan Bank Islam adalah memurnikan operasional perbankan syari’ah
sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat, meningkatkan kesadaran
syari’ah umat Islam sehingga dapat memperluas segmen pangsa pasar
perbankan syari’ah, dan menjalin kerja sama dengan para ulama karena
bagaimana pun peran ulama khusunya di Indonesia sangat dominan bagi
kehidupan umat Islam.3
Perbankan tidak akan terpisahkan dari nasabah, karena dari nasabah dapat
diketahui kepuasan mereka dalam menerima produk-produk syari’ah yang
diterbitkan oleh bank syari’ah tersebut. Dari sinilah kinerja suatu perbankan
akan dinilai dalam menjalankan manajemen yang berkaitan dengan kualitas
kinerjanya. Tidak hanya kinerja sumber daya manusianya tetapi kinerja
keuangannya dalam merealisasikan produk syari’ahnya khususnya pembiayaan
perumahan dalam suatu bank syari’ah.
3 Karnaen Perwataatmadja,”Istiqomah dalam Menjalankan Operasional Bank Syari’ah”,
Kertas Kerja seminar Bank Syari’ah, pada tanggal 24 September 1997.
5
,
Pembiayan perumahan di mana produk yang meningkat dalam dua periode
ini, karena perumahan merupakan kebutuhan papan bagi kehidupan manusia.
Berbagai macam perumahan yang ditawarkan dalam suatu produk perbankan
syari’ah, sehingga pemahaman masyarkat harus lebih ditingkat, karena
kebanyakkan masyarakat hanya terpaku pada suatu pembiayaan perumahan
tanpa harus lebih meneliti produk-produk perumahan apa saja yang diterbitkan
oleh bank syari’ah.
Berdasarkan data Lembaga Keuangan Perbankan Syari’ah yang
melakukan evaluasi kinerja keuangan dalam merealisasikan pembiayaan
perumahan di Bank BTN KCPS Jakarta Harmoni. Berangkat dari latar belakang
akhirnya penulis membuat judul skripsi dengan judul “Analisis Kinerja
Keuangan Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Jakarta Harmoni Pada
Produk Pembiayaan Perumahan (Property) di Jakarta & Sekitarnya”.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Kinerja keuangan perbankan akan memiliki kualitas yang sangat baik,
apabila perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang telah
memenuhi standard ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan)
atau GAAP (General Acepted Accounting Principle). Dalam pengelola
kinerja keuangan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu
perusahaan telah melaksanakan dengan aturan-aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar. Lembaga Keuangan Syari’ah (Bank
Tabungan Negara Syari’ah Cabang Jakarta Harmoni) merupakan lembaga
pengelola yangpendanaan dan pembiayaan kepada nasabah, dimana BTN
6
,
Syari’ah memiliki nama yang cukup besar dan memiliki jaringan kerja
sama yang luas.
Dari kinerja keuangan BTN Syariah Cab. Jakarta Harmoni dapat
dianalisis yang mengidentifikasi masalah pada penelitiaan pencapaian
kinerja keuangan selama dua periode 2011-2012 pada realisasi
pembiayaan, sehingga dapat dianalisis bahwa selama dua periode ini
terjadi peningkatan dan penurunan dari masing-masing pembiayaan salah
satunya pembiayaan perumahan yang mejadi tolak ukur kinerja keuangan
BTN Syariah Cab. Jakarta Harmoni.
2. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan ini tidak terlalu meluas dan keluar dari tema
persoalan, maka peneliti membatasi pada bahasan mengenai kinerja
keuangan BTN Syari’ah cabang Jakarta Haromoni pada pembiayaan
perumahan berdasarkan akad murabahah, musyarakah dan akad istihna,
dengan tolak ukur keberhasilan dalam mebuat laporan keuangan dan
pengelolaan dalam manajemen kinerja keuangan.
3. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang ada maka
rumusan masalah sebagai berikut :
a. Pencapaian kinerja keuangan BTN Syari’ah Cab. Jakarta Harmoni
selama dua periode 2011-2012, sehingga peneliti dapat
menganalisakan penyebab terjadi kenaikkan dan penurunan yang
menjadi tolak ukur dalam pencapaian kinerja keuangan BTN
Syariah
7
,
b. Fakor-foktor yang menyebabkan terjadinya penurunan dan
kenaikkan dalam pencapaian kinerja selama dua periode 2011-2012
pada realisasi pembiayaan perumahan.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan :
a. Untuk menganalisa bagaimana pencapaian kinerja keuangan Bank
BTN Syari’ah dalam merealisasikan pembiayaan perumahaan
selama dua periode 2011-2012
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kenaikkan dan penurunan
dalam pencapaian kinerja keuangan dalam merealisasikan
pembiayaan perumahan selama dua periode 2011-2012.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitan ini mengenai kinerja keuangan Bank
BTN Syarai’ah Cab. Jakarta Harmoni pada pembiayaan perumahanan,
diharapkan dapat bermanfaat baik secara akademis maupun praktis.
a. Kegunaan Akademis
Secara akademis diharapkan dapat menambah khazanah
keilmuan dan pengetahuan, tentang Kkinerja keuangan pada
Bank Syari’ah
b. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi Lembaga
Keuangan Syari’ah dan lembaga-lembaga terkenal yang lain
8
,
dalam melaksanakan kinerja keuangan yang melihat pada
laporan keuangan.
D. Kerangka Teori
Kinerja dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program atau kebijaksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi.4
Kinerja keuangan merupakan analisis yang dilakukan untuk melihat
sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan
aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.5
Bank syari’ah yang beroperasi sesuai prinsip syari’ah Islam adalah
bank yang operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syari’ah Islam,
khususnya yang menyakut tata cara bermuamalat secara Islam. Dalam tata
cara bermuamalat agar dijauhi praktik-pratik yang dikhawatirkan
mengandung unsur-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan
investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.6
E. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian sosiologis
atau empiris dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, berikut
4 Indra Bastian, 2001, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama, Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi UGM, Yogyakarta. hlm 329 5 Irham Fahmi, 2012, Analisis Laporan Keuangan, Bandung: Alfabeta, Cet Ke- 2, hlm
239 6 Karnean Perwataatmadja dan M. Syafe’I Antonio, 1997, Apa dan Bagaimana Bank
Islam¸ Yogyakarta : PT Dana Bhakti Wakaf, hlm 1
9
,
beberapa prosedur pendekatan kualitatif yang akan digunakan dalam
penelitian ini, diantaranya :
1. Sumber Data
Adapun data yang dipakai pada penelitian ini adalaha :
a. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang dapat memberikan
informasi secara langsung, serta sumber data memiliki hubungan
dengan masalah pokok penelitian sebagai bahan informasi yang
dicari.7 Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil
sebagai sumber data pertama berupa dari hasil wawancara secara
langsung dengan Karyawan BTN Syariah Cab. Jakarta Harmoni yang
terkait tentang pencapaian kinerja keuangan pada konsilidasi selama
dua periode 2011-2012. Sedangkan data yang menjadi objek informan
adalah seluruh data yang ada di BTN Syariah Cab. Jakarta Harmoni
baik tertulis maupun dokumen-dokumen.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber-sumber yang menjadi bahan
penunjang dan melengkapi analisis, selanjutnya data ini juga data tidak
langsung.8 Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari data dari
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kinerja keuangan bank
syariah pada pembiyaan perumahan berdasarkan akad-akad pada
pembiayaan di Bank Syari’ah, seperti buku yang relevan. Serta sumber
berupa hasil laporan penelitian yang masih ada hubungan dengan tema
7 Safidin Azwar, 1998, Metologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm 91 8 Safidin Azwar, 1998, Metologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm 91
10
,
yang dibahas sebagai pelengkap yang dapat dikoreksi dengan data
primer. Data tersebut adalah bahan tambahan yang berasal dari sumber
tertulis yang dapat dibagi atas sumber majalah ilmiah dan situs media
massa.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Dari hasil peneliti mengharapkan mendapatkan informasi yang
akurat dari salah satu karyawan BTN Syari’ah Cab. Jakarta Harmoni
secara langsung. Adapun wawancara yang dilakukan untuk memenuhi
kelengkapan data-data yang diharapkan peneliti diantaranya data
kinerja keuangan, data mengenai pembiayaan perumahan.
b. Observasi
Metode observasi yang digunakan oleh peneliti ingin mengetahui
secara empiris tentang fenomena yang diamati sebagai objek
penelitian.
c. Dokumnetasi
Peneliti juga mengumpulkan data menggunakan dokumentasi dari
brosur pembiayaan perumahaan BTN Syariah, dokumen dari pegawai
Bank BTN Syari’ah.
3. Metode Analisa Data
Proses analisa diawali dengan membaca kembali keseluruhan data
yang telah diperoleh baik melalui wawancara dan pengamatan maupun
dari dokumen laporan keuangan selama dua periode 2011-2012.
11
,
Selanjutnya peneliti mengkategorikan data yang telah diperoleh
berdasarkan pendekatan yang digunakan dalam menganalisis,
selanjutnya data yang diperoleh di klasifikasikan kembali apakah data
yang di dapat berhubungan dengan judul peneliti. Setelah tahap
pengkategorian dan klasifikasi maka dibandingkan data tersebut,
peneliti mencoba mendeskripsikan perilaku perubahan dengan
menggunakan beberapa teori.
4. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan dari 11 Maret sampai 11 April 2013
di Bank BTN Cab. Jakarta Harmoni, Jl. Suryo Pranoto No. 9 B-D,
Kelurahan Petojo Selatan, Kecematan Gambir, Jakarta Pusat 10130.
F. Teknik Penulisan
Dalam penelitian ini disusun sebuah sistematika pembahasan penulisan
agar dengan mudah diperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh, maka
secara global dapat ditulis sebagai berikut:
Bab I: PENDAHULUAN, yang terdiri dari latar belakang masalah, ruang
lingkup pembahasan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, serta sistematika pembahasan.
Bab II: LANDASAN TEORI, merupakan kajian teori yang memuat tentang
kinerja keuanganpada bank syari’ah, pelaksanaan pembiayaan
perumahan berdasarkan akad-akad dalam pembiayaan (murabahah,
musyarakah, dan istishna) dan aplikasi -akad dalam pembiayaan
(murabahah, musyarakah, dan istishna) dalam perbankan .
12
,
Bab III: GAMBARAN UMUM TENTANG BANK TABUNGAN
NEGARA (BTN) SYARI’AH , pada bab ini penulis
menerangkan sejarah dan profil BTN Syariah, visi dan misi
BTN Syari’ah, produk-produk pendanaan dan penyaluran BTN
Syari’ah.
Bab IV: ANALISIS KINERJA KEUANGAN BTN SYARI’AH CAB,
JAKARTA HARMONI PADA PRODUK PEMBIAYAAN
PERUMAHAN di JAKARTA & SEKITANYA, dalam bab ini
berisi tentang penyajian data hasil penelitian yang didapatkan
dari lapangan serta analisis.
Bab V: PENUTUP, merupakan bab terakhir dalam penelitian ini, yang
berisi tentang kesimpulan hasil penelitian secara keseluruhan
dan dilanjutkan dengan pemberian saran.
13
,
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Pada Pembiayaan
Perumahan (Property)
1. Arti Kinerja Keuangan Terhadap Bank Syari’ah
Istilah kinerja berasal dari kata prerstasi kerja (Job Perfomance) atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang (Actual Performance).
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996:503) menerangkan bahwa
kinerja mengandung arti, yaitu :9
a. Sesuatu yang dicapai
b. Prestasi yang diperhatikan
c. Kemampuan kerja
Arti kinerja lainnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu organisasi
baik organisasi bersifat profit oriented atau non profit oriented yang
dihasilkan selama satu periode waktu.
Menurut Amstron dan Baron mengatakan bahwa kinerja merupakan
hasil pekerjaaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis
organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi
(Amstrong dan Baron, 1998:15).10 Sedangkan menurut Indra Bastian yang
menyatakan mengenai kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat
9 http://riansyahefran-punyakoe.blogspot.com/2012/02/kinerja.html, pada tanggal 27
Februari 2014 pukul 16:43 wib 10 Michel Armstrong, 2004, Permoance Managmement, Tugu Publisher. Nyutran.
(terjemahan), hlm 29
14
,
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau kebijaksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
perumusan skema strategis (strategic planning) dari suatu organisasi.11
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja
adalah hubungan antara pengertian kinerja dengan pengertian kinerja
menurut para ahli yang sangat nyata dan saling berkaitan satu sama lain,
yaitu bahwa pencapaian dari suatu lembaga perusahaan atau organisasi
yang digambarkan dari sebuah hasil prestasi kemampuan kerja dari
sumber daya manusia yang telah berkerja sama dalam mewujudkan
kebijaksanaan untuk memberikan kontribusi pada suatu lembaga
perusahaan atau organisasi tersebut.
Kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk
meilhat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan
benar.12 Adapun pengertian kineja keuangan adalah gambaran dari setiap
hasil ekonomi yang mampu diraih oleh suatu perusahaan, perbankan pada
periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan secara efesien dan efektif yang dapat diukur
perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data
keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan.13
11 Indra Bastian, 2001, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama, Yogyakarta : Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, hlm 329. 12 Irham Fahmi, 2011, Manajemen Kinerja Teori dan Praktik , Bandung: Alfabeta, Cet Ke-
2, hlm 142 13 http://www.referensimakalah.com/2013/02/pengertian-kinerja-keuangan.html, pada
tanggal 27 Februri 2014 pukul 17:36 wib
15
,
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
adalah hasil yang dicapai dari suatu perusahaan, perbankan atas aktivitas-
aktivitas yang dilakukan dalam mengelola dan memperdayagunakan
sumber keuangan dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah
memenuhi standard ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan)
atau GAAP (General Acepted Accounting Principle).
2. Tahap-Tahap dalam Menganalisis Kinerja Keuangan
Penilian kinerja setiap perusahaan adalah berbeda-beda karena itu
tergantung dalam ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Perbankan
merupakan mediasi yang menghubungkan mereka yang memiliki
kelebihan dana (surplus financial) dengan mereka yang memiliki
kekurangan dana (deficit financial), dan bank bertugasuntuk menjembatani
keduannya. Ada lima tahap dalam menganalisis kinerja keuangan dalam
suatu perusahaan secara umum, yaitu:14
a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan
Review ini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan
yang sudah dibuat sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang
berlaku dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil
laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
b. Melakukan perhitungan
Penerapan yang dilakukan dalam metode perhitungan yang
disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang
14 Irham Fahmi, 2011, Manajemen Kinerja Teori dan Praktik , Bandung: Alfabeta, Cet
Ke- 2, hlm 142
16
,
dilakukan sehingga hasil dari perhitungan, sehingga memberikan
suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.
c. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai
permasalahan yang ditemukan
Dalam tahap analisis ini melihat kinerja keuangan perusahaan
yang dilakukan penafsiran untuk melihat apa-apa saja
permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perbankan
tersebut.
d. Melakukan perbandingan terhadap hasil perhitungan yang telah
diperoleh
Dari hasil perhitungan yang sudah diperoleh kemudian
dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai
perusahaan lainnya. Metode yang paling umum dipergunakan
untuk melakukan perbandingan ini ada yaitu :15 Time series
analysis, yaitu membandingkan secara antara waktu atau antar
periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.
e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap
berbagai permasalahan yang ditemukan
Tahap analisis ini akan menemukan berbagai permasalahan
yang dihadapi, sehingga akan dicarikan solusi guna memberikan
suatu input atau masukan agar apa yang menjadi kendala dan
hambatan selama ini dapat diselesaikan.
15 Irham Fahmi, 2011, Manajemen Kinerja Teori dan Praktik , Bandung: Alfabeta, Cet
Ke- 2, hlm 143
17
,
Dengan demikian bahwa dalam mempelajari kinerja keuangan sangat
diperlukan untuk suatu perusahaan dan lembaga keuangan perbankan,
karena dengan adanya penilian yang dilakukan akan menemukan
permasalahan yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan dari suatu
perusahan dan perbankan, apabila dalam kinerja keuangan mengalami
kesulitan sehingga ada persiapan dalam perbaikkan untuk meningkatkan
kinerja keuangan yang dicapai sesuai kebijaksanaan dari perusahaan
tersebut.
5. Tujuan Kinerja Keuangan
Menurut Mardiasmo ( 2002:122) secara umum, tujuan pengukuran
kinerja adalah:16
a. Untuk mengkomunikasikan strategis secara lebih baik,
b. Untuk mengukur kinerja financial dan non financial secara
berimbang sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian
strategi.
c. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manager level
menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal
congruence.
d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan
individual dan kemampuan kolektif yang rasional.
Dengan demikian, tujuan kinerja keuangan dalam suatu perusahaan
tersebut akan dievaluasi kembali dari laporan keuangannya, sehingga
16 http://rgpnd.blogspot.com/2013/02/tujuan-pengukuran-kinerja-
keuangan.html#.Uw8YilNH4wo, pada tanggal 27 Februari 2014 pukul 18:39 wib.
18
,
perusahaan atau perbankan akan mengetahui seberapa pentingnya penilian
kinerja keuangan dilakukan.
B. Anlisis Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan Berdasarkan Akad
Murabahah dan Akad Musyarakah Konsep Dasar Bank Syariah
1. Arti Pembiayaan Perumahaan
Pembiayaan atau financing yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu
pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.17 Dalam kaitannya
dengan pembiayaan pada pembiayaan pada perbank syari’ah atau istilah
teknisnya disebut sebagai aktiva produktif. Dalam pelaksanaan
pembiayaan, bank syari’ah harus memilih :
a. Aspek Syari’ah
Dalam setiap realisasi pembiayaan kepada para nasabah, bank
syari’ah harus tetap berpedoman pada syariat Islam (antara lain
tidak mengandung unsur maisir, gharar, dan riba serta bidang
usahanya harus halal)
b. Aspek Ekonomi
Mempertimbangkan hal-hal syari’ah bank syari’ah tetap
mempertimbangkan perolehan keuntungan baik bagi bank syari’ah
maupun bagi nasabah bank syariah.
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pembiayaan
merupakan realisasi pendanaan yang difasilitaskan kepada bank syari’ah
17 Muhammad, 2005, Manajemen Pembiayaan BANK SYARI’AH, Yogyakarta : UPP
AMP YKPN, , hlm 16
19
,
sebagai pendanaan yang dikeluarkan untuk rencana investasi dalam
memperoleh keuntungan bank syari’ah.
Sedangkan perumahan merupakan kelompok rumah yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan
prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya
penyedian air minum, pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon,
jalan, yang memungkinkan lingkungan permukiman berfungsi
sebagaimana mestinya.
Dapat dikatakan bahwa perumahan adalah tempat yang paling
pokok bagi manusia untuk memenuhi salah satu kebutuhan hidupnya,
dimana manusia melindungi dirinya dari terik matahari dapat dikatakan
sebagai pelindung dan kenyamanan hidup.
Pembiayaan perumahan dalam suatu perusahaan atau Lembaga
Keuangan Syari’ah adalah suatu perusahaan yang dibentuk untuk membeli
suatu kredit pemilikan rumah (KPR) dari bank kreditur yang kemudian
tagihannya dibentuk dalam suatu efek hutang yang kemudian dijual
kepada investor. Umumnya pembiayaan dilakukan dengan menggunakan
suatu perusahaan khususnya perseoran terbatas yang ditunjuk oleh
lembaga keuangan yang melaksanakan kegiatan pembiayaam
perumahan.18
2. Pembiayaan berdasarkan Akad Murabahah
Kata murabahah berasal dari kata (Arab) rabaha, yurabihu,
murabahatan, yang berarti untung atau menguntungkan, seperti ungkapan
18 http://id.wikipedia.org/wiki/Pembiayaan_sekunder_perumahan, diakses pada tanggal 20
Maret 2014 pada pukul 20.16 wib
20
,
“tijaratun rabihah, wabaa’u asy-syai murabahatan” artinya perdangangan
yang menguntungkan, dan menjual sesuatu barang yang memberi
keuntungan.19
Menurut Yusuf al-Qardhawi, yang perlu dipahami, yaitu adanya
wa’ad (janji) artinya janji untuk membelikan barang yang diminta
pembeli dan janji penjual untuk meminta keuntungan dari barang tersebut.
Kesepakatan pembeli dan penjual bahwa janji ini bersifat mengikat
(iltizam) yang kemudian akan dilakukan pembayaran dengan cara
ditangguhkan (muajjal).20
Dari berbagai pengertian mengenai murabahah secara istilah dan
menurut para ahli saling berkaitan, yaitu bahwa pembiayaan yang
berdasarkan kepercayaan antara pembeli dan penjual atas kesepakatan
terlebih dahulu, sehingga penjual akan menginformasikan harga jual
kepada pembeli. Apabila harga jual telah disepakati oleh pembeli maka
penjual akan menyerahkan barang tersebut
a. Rukun dan Syarat Murabahah
Rukun murabahah adalah sama dengan rukun jual beli pada
umumnya, yaitu adanya penjual (al-bai’), pembeli (al-musytari’),
barang yang dibeli (al-mabi), harga (al-tsaman), dan shighat (ijab-
qabul).
b. Dasar Hukum Murabahah
Landasan hukum akad murabahah ini adalah:
19 Asy-syihab al-Jundi, Al-‘aqdu al-Murabahah baina al-Fiqh al islami wa al-Ta’amuli al-
Masharafi, ( Saudi Arabia: Dar al-Nadhah al-‘Arabiyah,1986), hlm. 15. 20 Yusuf al-Qardhawi, Bai’ al-Murabahah li amir Bisysyira Kama Tajriyatul Mushrif al-
Syariyyah, (Kairo, Maktabah Wahbah), hlm. 25-26.
21
,
1. Al-Quran
Ayat-ayat Al-Quran yang secara umum membolehkan jual beli,
diantaranya adalah firman Allah:
أ لللال بل رحأو مر م
Artinya: "..dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba" (QS. Al-Baqarah:275). Ayat ini menunjukkan bolehnya
melakukan transaksi jual beli dan murabahah merupakan salah satu
bentuk dari jual beli.
2. Hadits
Hadits dari riwayat Ibnu Majah, dari Syuaib:
عليه وسلم صلى للا عن أبيه قال سمعت أبا سعيد الخدري يقول قال رسول للا
سنن ابن ماجة، تحقيق األلباني : صحيح() إنما البيع عن تراض
Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW
bersabda,"Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama
suka."( HR. Ibnu Majah)
c. Murabahah dalam Aplikasi Perbankan
Penerapan murabahah di Lembaga Keuangan Syari’ah didasarkan
pada asumsi bahwa nasabah membutuhkan barang atau objek tertentu,
tetapi kemampuan finansial tidak cukup untuk melakukan pembayaran
secara tunai. Untuk itulah nasabah berhubungan dengan Lembaga
Keuangan Syari’ah. Lembaga Keuangan Syariah pada umunya tidak
memiliki inventory terhadap barang atau objek yang dibutuhkan
nasabah, maka Lembaga Keuangan Syari’ah melakukan pembelian
22
,
atas barang yang diinginkan nasabah kepada pihak laiinya seperti
supplier atau pemasok, deadler, developer, atau penyedia barang
lainnya.
Dengan demikian, Lembaga Keuangan Syari’ah bertindak selaku
penjual disatu sisi, dan disisi lain bertindak selaku pembeli, yang
kemudian akan menjualnya kembali kepada nasabah pemesan dengan
harga jual yang disepakati.
Gambar 2.1 Skema akad murabahah dalam Lembaga Keuangan
syariah21
Keterangan dari gambar 1 skema akad murabahah di atas :
Lembaga Keuangan Syari’ah (Bank) bertindak selaku penjual dan
bertindak selaku pembeli. Nasabah mendatangi pihak bank untuk
memesan barang atau objek yang diinginkan. Maka pihak bank
melakukan pembelian atas barang atau objek yang diinginkan nasabah
kepada pihak ke-3 yaitu supplier, dealer, developer. Kemudian harga
21 Fathurraman Djamil, 2012, Penerapan Huklum Perjanjian dalam Transaksi di
Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta : SINAR GRAFIKA, hlm 130
23
,
yang disepakati adalah harga jual, yaitu harga beli margin dan biaya-
biaya yang timbul dari proses pembelian barang tersebut. Apabila
harga pembelian dari supplier atau pemasok yang dibeli oleh bank
mendapatkan potongan harga atau diskon, maka potongan harga atau
diskon tersebut merupakan hak nasabah, sehingga harga jual adalah
harga setelah diskon. Akan tetapi, apabila potongan harga itu terjadi
setelah akad dilakukan, maka pembagian diskon tersebut dilakukan
berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam akad antara bank dan
nasabah.22
Sebelum melakukan pembelian barang terhadap supplier, bank
dapat meminta urbun sebagai uang muka pembelian kepada nasabah
apabila kedua belah pihak bersepakat. Apabila akad murabahah
dilaksanakan, urbun tersebut menjadi bagian pembayaran piutamg
murabahah. Apabila batal, yaitu tidak terjadi transaksi murabahah,
maka urbun dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan
kerugian yang ditanggung oleh bank. Jika urbun itu lebih kecil dari
kerugian bank, maka bank dapat meminta tambahan dari nasabah.23
Pada saat harga jual disepakati, maka pihak bank menyerahkan
barang yang dipesan tersebut sesuai dengan kuantitas, kualitas, tempat
dan waktu yang disepakati. Apabila barang yang telah dibeli oleh bank
(sebagai penjual) mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan
kepada pembeli, maka penurunan nilai tersebut menjadi beban
bank,dan bank mengganti barang tersebut atau mengurangi nilai jual
22 Fatwa DSN No. 16/DSN-MUI/XI/2000 tentang Diskon dalam Murabahah 23 Fatwa DSN No. 16/DSN-MUI/XI/2000 tentang Uang Muka dalam Murabahah
24
,
sesuai dengan kesepakatan, sehingga yang diserahkan tersebut benar-
benar sesuai permintaan nasabah.
Pada saat terjadi serah terima barang antara bank dan nasabah,
maka kewajiban nasabah adalah melakukan pembayaran sesuai
kesepakatan, baik secara angsuran atau diakhir secara lumpsum.
Manakah nasabah ingin mempercepat cicilan atau ingin mempercepat
cicilan atau ingin melunasi piutangnya sebelum jatuh tempo, maka
boleh saja nasabah mengajukan kepada bank, atas tindakan nasabah
melakukan pembayaran lebih cepat dari waktu yang disepakati.
Bank dapat memberikan potongan pelunasan dari kewajiban
pembayaran sesuai kebijakan dan pertimbangannnya.24 Diserahkan
kepada kebijakan dan pertimbangan bank, maka berkaitan dengan
potongan pelunasan dalam murabahah tidak perlu dimasukan dalam
akad.25 Dengan memperhatikan mekanisme murabahah tersebut, jelas
sekali bahwa bank sebagai penjual harus memiliki barang dan
diserahkan barang tersebut kepada pembeli. Manakala hal ini tidak
dilakukan, maka secara konsepsional transaksi tersebut tidak sesuai
dengan kretaria dari transaksi murabahah.
3. Pembiayaan Berdasarkan Akad Musyarakah
Musyarakah atau dikenal dengan sebutan syirkah secara bahasa berarti
percampuran (ikhtilath), yaitu percampuran antara sesuatu dengan yang lainnya,
sehingga sulit untuk dibedakan. Secara termonologi, para ahli fiqh memberikan
definisi yang beragam, tetapi secara subtansi memiliki kesamaan, yaitu kerja sama
24 Fatwa DSN No. 16/DSN-MUI/XI/2000 tentang Potongan Pelunasan dalam Murabahah 25 Fatwa DSN No. 16/DSN-MUI/XI/2000 tentang Potongan Tagihan dalam Murabahah
25
,
usaha antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan
resiko akan ditnaggung bersamasesuai dengan kesepakatan.26
Dengan berbagai pengertian yang saling berhubungan dan terkait, bahwa
suatu kerja sama antara dua belah pihak atau lebih, dimana salah satu pihak
berkontribusi dalam menjalankan usaha sehingga ada kesepakatan diantara kedua
belah pihak atas keuntungan dan kerugian sesuai kesepakatan.
a. Rukun dan Syarat Musyarakah
Rukun musyarakah menurut mayoritas ulama fiqh adalah adanya
pra pihak yang bekerja sama (asy-syuraka), modal (ra’sul maal), usaha
atau proyek (al-masyru), dan pernyataan kesepakatan (ijab-qabul).
b. Dasar Hukum Musyarakah
Landasan hukum akad Musyarakah ini adalah:
1) Al-Qur’an
QS. Shad ayat 24:
"…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
bersyarikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian
lain, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; dan
amat sedikitlah mereka ini…."
26 Fathurrahman Djamil, 2012, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transksi di
Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, Cet Ke-2., hlm 165.
26
,
2) Hadits
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin
kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan
syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram.” (HR. Tirmidzi)
c. Musyarakah dalam Aplikasi Perbankan
Musyarakah atau syirkah ini dapat digunakan oleh Lembaga
Keuangan Syari’ah antara lain dalam pembiayaan proyek dan modal
ventura. Dalam pembiayaan proyek nasabah dan bank sama-sama
menyediakan suatu proyek tertentu. Setelah proyek itu selesai, nasabah
mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasilnya yang telah
disepakati dengan pihak Lembaga Keuangan Syari’ah. Sementara
dalam modal ventura, penanam modal dilakukan untuk jangka waktu
tertentu, dan setelah itu bank melakukan divestasi, baik secara singkat
atau bertahap.
Dalam transaksi musyarakah harus dilandasi adanya keinginan
para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang
mereka miliki secara bersama-sama. Semua bentuk usaha yang
melibatkan dua pihak atau lebih, di mana mereka secara bersama-sama
memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun
tidak. Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama
dapat berupa dana, barang perdagangan (trading asset) ,
27
,
kewiraswastaan (entrepreneurship), kepandaian (skill) , kepemilikan
(property), peralatan (equipment) , atau intangible asset (seperti hak
paten atau goodwill), kepercayaan atau reputasi (credit worthiness) dan
barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Setiap pemilik
modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan usaha yang
dijalankan oleh pelaksana usaha. Pemilik modal dipercaya untuk
menjalankan usaha musyarakah tidak boleh melakukan tindakan
seperti:
1) Menggabungkan dana usaha dengan harta pribadi
2) Menjalankan usaha musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin
pemilik modal lainnya
3) Memberi pinjaman kepada pihak lain.
Pada pembiayaan musyarakah ini setiap pemilik modal dapat
mengalihkan penyertaan atau digantikan oleh pihak lain. Setiap
pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila:
1) Menarik diri dari perserikatan
2) Meninggal dunia
3) Menjadi tidak cakap hukum
Biaya yang timbul dalam pelaksanaan usaha dan jangka waktu
usaha atau kegiatan harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi
sesuai kesepakatan sedangkan kerugian dibagi sesuai dengan
kontribusi modalnya. Usaha yang akan dijalankan harus disebutkan
dalam akad. Setelah usaha selesai nasabah mengembalikan dana
tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati.
28
,
Gambar 2.2 Skema akad musyarakah dalam Lembaga Keuangan
syariah27
Keterangan dari gambar 2 skema akad musyarakah :
Calon nasabah mempunyai kontrak kerja, diantaranya pengadaan
alat tulis kantor dari suatu intitusi. Kemudian calon nasabah
berkunjung ke Bank Syariah dengan maksud untuk mengajukan
Pembiayaan Modal Kerja untuk proyek pengadaan barang dilengkapi
dengan persyaratan yang ditentukan. Bank melakukan analisa
kelayakan pembiayaan. Jika dinilai layak untuk dibiayai maka bank
memberikan persetujuan prinsip pembiayaan kepada calon nasabah
(surat penawaran).
Setelah terjadinya negosiasi dan kesepakatan, kedua belah pihak
melakukan perjanjian pembiayaan dengan prinsip musyarakah.
Kemudian bank membiayai sebagian kebutuhan proyek pengadaan
27 Fathurrahman Djamil, 2012, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transksi di
Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, Cet Ke-2., hlm 172
29
,
ATK. Sebagian lagi dibiayai nasabah. Nasabah sendiri sebagai
kontraktor (pengelola proyek) dan pemilik dana (mitra). Pengembalian
modal dan distribusi keuntungan dapat dilakukan secara angsuran atau
tempo.
Distribusi tingkat keuntungan bank sebesar nisbah yang telah
ditentukan pada akad dan distribusi tingkat keuntungan untuk nasabah
sebesar nisbah yang telah ditentukan pada akad. Pengembalian modal
bank dibayar pada saat jatuh tempo pembiayaan. Pengembalian pokok
dapat dilakukan secara bertahap sesuai cash flow nasabah.
4. Pembiayaan berdasarkan Akad Istishna’
Istishna' (ناع ص ت س adalah bentuk ism mashdar dari kata dasar (ا
istashna'a-yastashni'u (نع ص نع - ات ص ت س Artinya meminta orang .(ي
lain untuk membuatkan sesuatu untuknya.28 Dikatakan : istashna'a
fulan baitan, meminta seseorang untuk membuatkan rumah
untuknya.Istishna’ berarti minta dibuatkan atau dipesan. Akad yang
mengandung tuntutan agar tukang atau ahli (shani) membuatkan suatu
pesanan dengan ciri-ciri khusus. Dengan demikian, istihna adalah jual
beli antara pemesan dan penerima pesanan, di mana spesifikasi dan
harga barang disepakati diawal, sedangkan pembayaran dilakukan
secara bertahap sesuai kesepakatan.
Istishna’ dapat diterapkan dengan melakukan pemesanan barang
dari pabrik, baik dalam skala besar ataupun kecil. Dengan demikian,
28 http://hukumzone.blogspot.com/2012/03/istishna-dalam-fiqh-muamalah.html, pada
tanggal 29 Februari 2014 pukul 21:29 wib
30
,
dalam istishna’ bahan dan tenaga dari produsen, sedangkan
konsumen hanya memesan sesuai dengan kehendaknya.
a. Dasar Hukum Istishna’
Landasan Hukum Akad Istishna’ sebagai berikut :
1) Al-Quran
رح مر م أ لللال بل أو
“…Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”.
(Qs. Al Baqarah: 275)
Berdasarkan ayat ini dan lainnya para ulama' menyatakan
bahwa hukum asal setiap perniagaan adalah halal, kecuali yang
nyata-nyata diharamkan dalam dalil yang kuat dan shahih.
2) Hadits
Dari Anas RA bahwa Nabi SAW hendak menuliskan surat
kepada raja non-Arab, lalu dikabarkan kepada beliau bahwa raja-
raja non-Arab tidak sudi menerima surat yang tidak distempel.
Maka beliau pun memesan agar ia dibuatkan cincin stempel dari
bahan perak. Anas menisahkan: Seakan-akan sekarang ini aku
dapat menyaksikan kemilau putih di tangan beliau." (HR. Muslim).
c. Rukun dan Syarat Akad Istishna’
Rukun Istishna’ ada empat, yaitu pemesan (mustashni), penjual
atau pembuat (shani), barang (mashnu), dan pernyataan kesepakatan
(shighat ijab qabul).
31
,
d. Aplikasi Akad Istishna’ dalam Perbankan
Dalam pratik perbankan, prinsip Akad Istishna’ ini dapat dilakukan
dengan cara di mana pihak bank melakukan pesanan barang kepada
produsen sesuai kebutuhan nasabah. Barang tersebut harus secara jelas
diketahui karateristiknya, baik berupa jenis, spesifikasi teknis, kualitas
dan kuantitasnya. Apabila barang yang dipesan tersebut ada kecacatan
atau salah maka pihak produsen atau penjual bertanggungjawab atas
kelalaiannya. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual
dalam suatu transaksi istishna’ .
Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada
pihak lain (subkontarktor) untuk menyediakan barang pesanan dengan
cara istishna maka hal ini sering disebut istishna’ bertingkat (al-
muza’).
Cara ini dibenarkan selama akad kedua antara bank dan sub-
kontraktor terpisah dari akad pertama antara bank dan pembeli akhir,
akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah. 29
Adapun dalam pratik pembiayaan istishna’ di perbankan adalah :
1. Nasabah memerlukan proyek dan meminta bantuan bank
2. Bank mengecek atau menganalisa kesanggupan produsen atau
kontraktor untuk menyelesaikan proyek
3. Produsen atau kontraktor menyelesaikan proyek sesuai pesanan
bank
4. Bank menjual proyek kepada nasabah
29 Fatwa DSN-MUI No.22/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli Istishna Pararel.
32
,
Gambar 2.3 Skema akad istishna dalam Lembaga Keuangan
syariah30
Keterangan skema akad istishna di atas :
Calon nasabah datang ke Bank untuk mengajukan pembiayaan
untuk pembanguan atau kontruksi rumah tinggal. Bank akan meminta
calon nasabah melengkapi persyaratan permohonan pembiayaan. Jika
pembiayaan telah lengkap, selanjutnya bank melakukan kelayakan
pembiayaan. Jika calon nasabah layak, maka bank akan mengeluarkan
Surat Persetujuan kepada calon nasabah (syrat oenawaran). Calon
nasabah melakukan negoisasi dengan bank. Jika terjadi kesepakatan,
calon nasabah menandatangani surat penawaran dan berjanji (wa’ad)
untuk melakuakn transaksi istishna’ dengan bank.
Calon nasabah dan bank melakukan perjanjian pembiayaan
berdasarkan prinsip istishna’ dalam rangka pembangunan atau
30 Fathurrahman Djamil, 2012, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transksi di
Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, Cet Ke-2., hlm 149
33
,
kontruksi rumah nasabah. Bank akan menunjuk kontraktor atau
pemborong bangunan berdasarkan kontrak kerja atau perjanjian
pembanguan rumah (akad fiqh istishna’ paralel) untuk membangun
rumah nasabah sesuai spesifikasi yang ditentukan. Bank dalam hal ini
dapat mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk menunjuk
kontraktor sesuai pilihan nasabah.
Bank membayar secara termin kepada kontarktor sesuai progress
penyelesaian pekerjaan pembangunan rumah. Dalam hali ini disepakati
pada awal akad, nasabah dapat menunjuk bank untuk melakukan
monitoring dan pengawasan atas penyelesaian banguan rumah secara
periodik. Atas upaya ini bank mendapatkan ujrah (free) dari nasabah.
Bank melalui kontraktor (wakil) menyerahkan rumah yang telah
selesai kepada nasabah. Nasabah menerima rumah dan membayar
secara angsuran atau betahap sesuai jadwal yang disepakati.
34
,
BAB III
GAMBARAN UMUM BTN SYARI’AH
A. Sejarah Berdirinya BTN Unit Usaha Syari’ah
BTN Syari’ah merupakan Strategic Bussiness Unit (SBU) dari Bank
BTN yang menjalankan bisnis dengan prinsip syariah, mulai beroperasi
pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang
Syari’ah pertama di Jakarta. Pembukaan SBU ini guna melayani tingginya
minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa keuangan Syariah dan
memperhatikan keunggulan prinsip Perbankan Syari’ah, adanya Fatwa
MUI tentang bunga bank, serta melaksanakan hasil RUPS tahun 2004.
Dalam prakteknya ternyata Bank Syari’ah bukan hanya diminati oleh
kalangan umat muslim, tetapi juga dimanfaatkan oleh kalangan non
muslim, baik dalam kapasitasnya sebagai nasabah, karyawaan maupun
pemilik. Hal ini menunjukan bahwa Bank Syari’ah merupakan Bank yang
universal dan tidak semata-mata dimanfatkan atas pertimbangan agama,
tetapi juga pertimbangan ekonomis dan manfaatnya.
Untuk mengatisipasi kecenderungan tersebut, maka Bank NTN Unit
Usaha Syari’ah berdiri berdasarkan risalah RUPS tanggal 16 Januari 2004
dan perubahan Anggaran Dasar dengan akta No. 29 tanggal 27 Oktober
2004 oleh Emi Sulityowati, SH Notaris di Jakarta yang ditandai dengan
terbentuknya Divisi Syari’ah berdasarkan Ketetapan Direksi No.
14/DIR/DSYA/2004 tanggal 4 Novrmber 2004. Bank BTN telah pula
mendapatkan izin prinsip operasional Unit Usaha Syari’ah dari Bank
melalui surat BI No. 6/1350/DPbS tanggal 15 Desember 2004. Selanjutnya
35
,
Bank BTN Unit Usaha Syari’ah disebut “ BTN Syari’ah “ dengan motto “
Maju dan Sejahtera Bersama “.31
Dalam pelaksanaannya, Unit Usaha Syari’ah didampingi oleh Dewan
Pengawas Syari’ah (DPS) yaitu badan independent yang ditempatkan oleh
Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSNMUI) pada Bank
yang bertugas sebagai pengawas, penasehat dan pemberi saran kepada
Direksi, Pimpinan Divisi Syari’ah dan Pemimpinan Kantor Cabang
Syari’ah mengenai hal-hal yang terkait dengan prinsip Syari’ah.
Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) adalah badan independen yang
ditempatkan oleh Dewan Syari’ah Nasional (DSN) pada bank. Anggota
DPS harus terdiri dari para pakar di bidang syari’ah muamalah yang juga
memiliki pengetahuan umum bidang perbankan. Persyaratan anggota DPS
diatur dan ditetapkan oleh DSN. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,
DPS wajib mengikuti fatwa DSN yang merupakan otoritas tertinggi dalam
mengeluarkan fatwa mengenai kesesuaian produk dan jasa bank dengan
ketentuan dan prinsip syari’ah.
Adapun jajaran Dewan Pengawas Syari’ah pada Bank Tabungan
Syari’ah yaitu : 32
Ketua : Drs. H. Ahmad Nazri Adlani
Anggota : a. Drs. H. Mohammad Hidayat MBA, MH
b. Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS. QIP
Pada tahun 2006, dalam operasional Bank Tabungan Negara (BTN)
Syari’ah telah didukung oleh 9 (sembilan) Kantor Cabang Syari’ah dan 27
31 Bank BTN, Laporan Tahunan Annual Report 2006, Jakarta, hal 85 32 Ibid, hal 85
36
,
(dua puluh tujuh) Kantor Layanan Cabang Konvesional (Office
Channeling) pada kantor-kantor cabang dan kantor cabang konvesional.
Adapun kantor cabang syari’ah telah tersebar di berbagai kota, diantaranya
Jakarta, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Batam
dan Medan.33
BTN Syari’ah yang baru beroperasi kurang dari dua tahun
membukukan laba pada tahun 2006 sebesar Rp.1,65 miliar dengan asset
Rp.413,03 ,iliar dan pembiayaan Rp.256,89 miliar serta berhasil
mendapatkan beberapa penghargaan Award yang telah diterima oleh BTN
Syari’ah34
B. Visi dan Misi BTN Unit Usaha Syari’ah
Visi dan Misi Bank BTN Syari’ah sejalan dengan Visi Bank BTN yang
merupakan Strategic Business Unit dengan peran untuk meningkatkan pelayanan
dan pangsa pasar sehingga Bank BTN tumbuh dan berkembang di masa yang
akan datang. BTN Syari’ah juga sebagai pelengkap dari bisnis perbankan di mana
secara konvensional tidak dapat terlayani.35
1) Visi Bank BTN Syari’ah
" Menjadi Strategic Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka
dalam penyediaan jasa keuangan syariah dan mengutamakan
kemaslahatan bersama."
2) Misi Bank BTN Syari’ah
a) Mendukung pencapaian sasaran laba usaha BTN.
33 Ibid, Hal 86 34 Ibid, Hal 86 35 Ibid, hal 6
37
,
b) Memberikan pelayanan jasa keuangan Syari’ah yang unggul dalam
pembiayaan perumahan dan produk serta jasa keuangan Syari’ah
terkait sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan
memperoleh pangsa pasar yang diharapkan.
c) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip
Syari’ah sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN dalam
menghadapi perubahan lingkungan usaha serta meningkatkan
shareholders value.
d) Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap
stakeholders serta memberikan ketentraman pada karyawan dan
nasabah.
C. Struktur Organisasi BTN Unit Usaha Syari’ah
Berdasarkan Struktur Organisasi Kantor Cabang BTN Syari’ah mengacu
pada Keputusan Direksi No. 15/DIR/DSYA/2004, tanggal 4 November
2004, tentang : Struktur Organisasi Kantor Cabang BTN Syariah. Konsep
Dasar dan Metodologi Struktur Organisasi Kantor Cabang BTN Syariah,
yaitu :
1. Susunan Core Unit di Struktur Organisasi Kantor Cabang adalah suatu
unit kerja yang harus ada di suatu kantor cabang sebagai berikut :
a. Branch Manager (Kepala Cabang)
b. Retail Service (Layanan Rital)
c. Operation (Operasional)
38
,
d. Financing Recorvey (Pembinaan dan Penyelamatan Pembiayaan)
2. Di bawah Core Unit Kerja Retail Service (teller service, customer
servive, financing service) dan Operation (transaction processing,
financing administration, general branch administration) maksimal
dijabat oleh Assistant Manager atau Supervisor (Penyelia) yang akan
disesuaikan dengan jumlah rasio supervise terhadap jumlah staffing
atau cabang tumbuh.
3. Branch Manager (Kepala Cabang)
Mempunyai Tanggung Jawab sebagai berikut :
a. Memberikan kontribusi laba yang sesuai dengan target yang telah
ditetapkan Divisi Syariah.
b. Menjaga tingkat efesiensi operasinal Kantor Cabang BTN Syariah.
c. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah Bank Syariah.
Tanggung Jawab yang harus dilakukan sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan otorisasi sesuai kewenangan.
b. Bertanggung jawab atas pengelolaan risiko bisnis, baik yang
dilakukan oleh cabang syariah maupun kantor kas syariah,
c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang
menyangkut operasional Bank, baik ketentuan intern maupun
ekstern.
4. Retail Service
39
,
Misi :
1. Mencapai standar pelayan prima yang berbasis kepada customer
focus.
2. Meningkatkan pangsa pasar baik dana, pembiayaan, feebased yang
berbasis kepada customer focus.
Tanggung jawab yang harus dilakukan sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab atas penerapan prinsip mengenal nasabah
b. Bertanggung jawab atas perencanaan dan penetapan strategi bisnis
di unit kerja yang menjadi tanggung jawabnya sesuai kebijakan
Bank.
5. Operational
Misi :
a. Memproses transaksi non tunai secara efesien dan akurat
b. Menyediakan pelayan administrasi pembiayaan dan umum yang
tepat waktu dan efesiensi kepada cabang.
Tanggung jawab yang harus dilakukan sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan operasional barian cabang
untuk menjamin efektivitas dan efesiensi
b. Bertanggung jawab terhadap standar kualitas yang tinggi dalam
bidang pemprosesan transaksi, administrasi pembiayaan dan
administrasi umum cabang.
40
,
D. Produk – Produk Unit Usaha Syari’ah
1. Produk Pendanaan BTN Syari’ah (Funcing Product)
a. Giro BTN iB
Sebagai sarana pendukung bisnis terpercaya, dengan menawarkan
transaksi perbankan yang menguntungkan melalui Giro Batara iB.
Simpanan dana Perorangan atau Korporasi untuk memperlancar
aktivitas bisnis dan penarikan dana dapat dilakukan dengan cek atau
bilyet giro atau sarana pemindah bukuan lainnya. Menggunakan akad
sesuai syari’ah yaitu Wadi’ah, bank tidak menjanjikan bagi hasil tetapi
boleh memberikan bonus yang menguntungkan bagi nasabah.
b. Giro BTN Investa iB
Giro BTN Investa iB adalah Giro yang bersifat investasi atau
berjangka dengan akad Mudharabah yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu dengan imbalan bagi hasil
yang disepakati.
c. Tabungan BTN Batara iB
Produk Tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah
dengan menggunakan akad sesuai syari’ah yaitu Wadi’ah, bank tidak
menjanjikan bagi hasil tetapi dapat memberikan bonus yang
menguntungkan dan bersaing bagi nasabah.
d. Tabungan BTN Prima iB
Produk Tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah
dengan menggunakan akad sesuai syari’ah yaitu Mudharabah
41
,
(Investasi), bank menjanjikan bagi hasil yang menguntungkan dan
bersaing bagi nasabah atas simpanannya.
e. Tabungan BTN Haji iB
Produk tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah
untuk Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH), dengan menggunakan
akad sesuai syariah yaitu Mudharabah (Investasi), bank menjanjikan
bagi hasil yang menguntungkan dan bersaing bagi nasabah atas
simpanannya.
f. Deposito BTN iB
Produk penyimpanan dana dalam bentuk simpanan deposito
dengan jangka waktu tertentu sesuai pilihan/keinginan nasabah dan
menggunakan akad sesuai syariah yaitu Mudharabah (Investasi), bank
memberikan bagi hasil yang bersaing bagi nasabah atas simpanan
depositonya.
g. TabunganKu iB
TabunganKu iB adalah produk tabungan perorangan dengan syarat
yang mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama-sama oleh
bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Produk Pembiayaan (Financing Product)
a. Pembiayaan KPR BTN iB
Produk pembiayaan dalam rangka pembelian rumah, ruko, rukan,
rusun atau apartemen bagi nasabah perorangan dengan menggunakan
prinsip akad Murabahah (Jual Beli).
42
,
b. Pembiayaan KPR Indensya BTN iB
Produk pembiayaan dalam rangka pembelian rumah, ruko, rukan,
rusun atau apartemen secara indent (atas dasar pesanan), bagi nasabah
perorangan dengan menggunakan prinsip akad Istishna’ (Jual Beli atas
dasar pesanan), dengan pengembalian secara tangguh (cicilan bulanan)
dalam jangka waktu tertentu.
c. Pembiayaan Kendaraan Bermotor BTN iB
Produk pembiayaan dalam rangka pembelian kendaraan bermotor
(mobil dan sepeda motor) bagi nasabah perorangan dengan
menggunakan prinsip akad Murabahah (Jual Beli).
d. Pembiayaan Modal Kerja BTN iB
Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan
belanja modal kerja nasabah lembaga atau perusahaan dengan
menggunakan prinsip akad Mudharabah (Bagi Hasil), dengan rencana
pengembalian berdasarkan proyeksi kemampuan cashflow nasabah.
e. Pembiayaan Yasa Griya BTN iB
Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan
belanja modal kerja pengembang perumahan untuk membangun
proyek perumahan dengan menggunakan prinsip akad Musyarakah
(Bagi Hasil), dengan rencana pengembalian berdasarkan proyeksi
kemampuan cashflow nasabah.
f. Pembiayaan Investasi BTN iB
Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan
belanja barang modal (capital expenditure) perusahaan/lembaga
43
,
dengan menggunakan prinsip akad Murabahah (Jual Beli) atau
Musyarakah (Bagi Hasil), dengan rencana pengembalian berdasarkan
proyeksi kemampuan cashflow nasabah.
g. Gadai BTN iB
Pembiayaan Gadai BTN iB adalah pinjaman kepada nasabah
berdasarkan Prinsip Qardh yang diberikan oleh Bank kepada nasabah
berdasarkan kesepakatan, yang disertakan dengan Surat Gadai sebagai
penyerahan Marhun (Barang Jaminan) untuk jaminan pengembalian
seluruh atau sebagian hutang nasabah kepada Bank.
h. Pembiayaan Bangun Rumah BTN iB
Swagriya BTN iB adalah fasilitas pembiayaan berdasarkan akad
Murabahah (jual beli), yang diperuntukan bagi pemohon yang
memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh bank untuk membiayai
pembangunan atau renovasi rumah, ruko, atau bangunan lain diatas
tanah yang sudah dimiliki baik untuk dipakai sendiri maupun untuk
disewakan.
44
,
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Hasil Analisis Pencapaian Kinerja Keuangan BTN Syari’ah Cab.
Jakarta Harmoni Pada Produk Pembiayaan Perumahaan (Property)
Kinerja keuangan adalah analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-
aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.36 Dimana gambaran
tersebut dilihat dari kondisi kinerja keuangan suatu lembaga Bank maupun
Non Bank dalam periode tertentu baik mencakup aspek perhimpunan dana
maupun penyaluran dana. Tidak hanya itu kinerja keuangan dapat
menunjukan suatu hubungan antara kekuatan dan kelemahan dari
perusahaan tersebut. Sehingga dari kekuatan tersebut harus dipelajari agar
dapat dimanfaatkan lebih baik dan kelemahan dapat diketahui
penyebabnya supaya lembaga perusahaan dapat mengambil langkah-
langkah untuk perbaikinya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan
Bank BTN Syari’ah Jakarta Harmoni selama dua periode terakhir 2011-
2012, data tersebut murni diperoleh dari Bank BTN Syari’ah Cab. Jakarta
Harmoni. Analisis kinerja keuangan dilakukan terhadap Bank BTN
Syari’ah Jakarta Harmoni yang bertujuan mengetahui perkembangan
kinerja keuangan dari Bank Syari’ah yang meliputi realisasi pembiayaan
terhadap pembiayaan perumahan (property).
36 Irham Fahmi, Manajemen Kinerja Teori & Aplikasi.Bandung: Alfabeta, 2011, hlm 142
45
,
Realisasi pembiayaan dimana kegiatan operasional Bank BTN
Syari’ah secara real yang menyediakan fasilitas dana untuk memenuhi
pihak-pihak (deficit unit) berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan dan bagi hasil (Nisbah).
Pada studi ini menjelaskan mekanisme pencapaian kinerja keuangan
Bank BTN Syari’ah Cab. Jakarta Harmoni terhadap realisasi pembiayaan
(funding) terhadap pembiayaan perumahan selama dua periode tahun
2011-2012.
Tabel 4.1 Kinerja Keuangan Pada Realiasi Pembiayaan Bank BTN Cab.
Jakarta Harmoni37
No Keterangan Pencapaian Kinerja
2011
Pencapaian Kinerja
2012
%
1 KPR FLPP/ Subsidi Rp. 8.384.000.000 Rp. 1.319.000.000 -71%
2 KPR BTN iB Rp. 8.861.000.000 Rp. 4.480.000.000 -44%
3 KPR Indesya BTN iB Rp. 1.289.000.000 Rp. 2.311.000.000 10%
4 KPR Swagriya BTN iB Rp. 823.000.000 Rp. 440.000.000 -4%
5 Yasagriya BTN iB Rp. 5.920.000.000 Rp. 14.667.000.000 87%
Total Rp. 25.277.000.000 Rp. 23.217.000.000 -21%
37 Data diperoleh dari penelitian berupa software “konsilidasi kinerja keuangan BTN
Syariah”
46
,
B. Fakor-Foktor Yang Menyebabkan Terjadinya Penurunan dan
Kenaikkan dalam Pencapaian Kinerja Selama Dua Periode 2011-
2012 Pada Realisasi Pembiayaan Perumahan
1. KPR FLPP
KPR FLPP/ Subsidi merupakan pembiayaan perumahan untuk
masyarakat yang berpenghasilan rendah, dimana dana FLPP akan
disatukan dengan dana pihak Bank dalam menyalurkan kredit perumahan
bersubsidi, sehingga dapat menghasilkan margin yang murah dan stabil
selama jangka waktu tertentu. KPR FLPP kerja sama antara Kementrian
Perumahan Rakyat (Kemenpera) dengan Bank BTN Syariah dalam
melaksanakan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahaan (FLLP) untuk
masyarakat yang berpenghasilan rendah dan masyarakat berpenghasilan
menengah. Kesepakatan ini tertuang dalam MOU yang ditanda tangani
kedua belah pihak yaitu BTN Syari’ah dan Kementerian Perumahan
Rakyat (Kemenpera). Dari hasil analisis tabel 1 Realisasi Pembiayaan
pada produk KPR FLPP/Subsidi terjadi penurunan mencapai -70% selama
dua periode 2011-2012. Hal ini disebabkan antara lain :
a. Kurang Mencapai Target
Pada tahun 2011 pembangunan perumahan khususnya FLPP
mencapai 133.000 unit sedangkan tahun 2012 hanya mencapai 127.000
unit, sehingga dalam pencapaian Bank BTN Syari’ah belum mencapai
target yang diinginkan. Hal ini disebabkan supply terganggu dengan
peraturan pemerintah yang menetapkan batas harga jual rumah di
bawah Rp. 70 juta untuk tipe 36. Sedangkan pihak BTN Syari’ah akan
47
,
merasa keberatan karena dapat mengganggu daya beli masyarakat
terhadap perumahan ini.
b. Kebijakan Pemerintah Dalam Memfasilitaskan KPR FLPP
Kebijakankan pemerintah sendiri dalam melaksanakan program
KPR FLPP sekitar 60% dalam merealisasi kredit perumahan
bersubsidi. Dana tersebut akan dikelola untuk program KPR FLPP,
dana yang baru diterima sebesar Rp.2,45 triliun. Bagi Bank BTN
Syari’ah target pemerintah dalam mengelola dana KPR FLPP ini
sebesar Rp.7,09 triliun. Sehingga BTN Syari’ah harus menutupi dana
KPR FLPP mencapai Rp.4,64 triliun. Pemerintah dalam kesepakatan
untuk mendanai program KPR FLPP ini sekitar 60% yang diberikan
Bank BTN Syariah, sedangkan pihak Bank BTN Syariah mendanai
program ini sekitar 40%.
Hal ini disebabkan Bank BTN Syariah dalam mendistribusikan
program KPR FLLP senilai Rp.6,38 Triliyun tahun 2011 hingga akhir
tahun 2012 telah memberikan dukungan pendanaan untuk refinancing
KPR FLPP sebesar Rp.5,55 triliun. Pemerintah khususnya Kementrian
Kreditan Perumahan Rakyat dalam mendanai program KPR FLLP
harus mengalokasikan dana sebesar Rp.7,34 triliyun untuk
memfasilitaskan program KPR FLPP ini. Berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak untuk memfasilitaskan masyarakat dalam
mengajukan kreditan hunian, dengan pertimbangan Bank BTN
Syariah akan mengoptimalkan dana FLPP ini untuk memfasilitaskan
penerbit 24.000 unit KPR Sejahtera dan 1.500 KPR Sejahtera Susun.
48
,
Untuk kelancaran pelaksanaan program ini baik pihak Bank BTN
Syariah dan Pihak Kementerian Kredit Perumahan Rakyat
(Kemenpera) secara bersama-sama memonitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan kebijakan pengadaan perumahan melalui kredit
pembiayaan pemilikan rumah sejahtera.
c. Uang Muka atau Uang DP Yang Tinggi
Uang muka atau uang DP saat mengajukan kredit KPR FLPP
merupakan jaminan bahwa calon nasabah akan mengambil salah satu
produk yang ada di Bank BTN Syari’ah. Bagi masyarakat hunian yang
layak merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupannya.
Hunian yang layak dapat dikatakan idaman bagi seluruh masyarakat
diantaranya terbebas dari bencana alam (banjir). Adapun faktor
masyarakat sulit dalam mengajukan kredit salah satunya uang muka
atau uang DP, untuk mengambil kredit perumahan di lembaga Bank
yaitu BTN Syari’ah dengan memfasilitaskan nasabahanya dalam
mengajukan kredit perumahan.
Adapun pihak Bank BTN Syari’ah dalam memberikan kredit akan
memberikan keringanan bagi calon nasabahnya dalam kredit
perumahan, dimana masyakarat dapat mengangsurkan pembayarannya
setiap bulan dengan jangka waktu 15-25 tahun sehingga masyakarat
tidak merasakan beban berat dalam memikirkan pembayarannya.
Dengan ini Bank BTN Syari’ah dapat menargetkan masyarakat
khususnya yang berpenghasilan rendah memiliki hunian tersebut,
walaupun Bank BTN Syari’ah telah memfasilitaskan kredit perumahan
49
,
bersubsidi, akan tetapi masyarakat belum tertarik dikarenakan uang
muka atau uang DP sekitar 10%, masyarakat sendiri akan
memperhitungkan uang muka yang diberikan, apabila calon nasabah
mengajukan kredit karena kebutuhan mereka tidak hanya kebutuhan
perumahan masih banyak lagi yang perlu dipikirkan apabila mereka
mengajukan kredit dengan uang muka yang cukup tinggi.
Adapun pun penyebab lainnya yang dapat menurunkan kinerja
keuangan BTN Syari’ah dalam KPR FLPP ini adalah :
a. Pengetahuan masyarakat mengenai program KPR FLPP ini
masih kurang, karena berdasarkan laporan Bank Indonesia pada
kuartal 1 KPR melalui skema FLPP hanya 3,5% dari
penyaluran KPR secara keselurahan.
b. Sejumlah persyaratan perbankan dan pemerintah, seperti
keharusan adanya NPWP, SPT kecukupan penghasilan
membuat masyarakat berpenghasilan rendah sulit mengakses
progam ini.
c. Adanya ketentuan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman Pasal 22 ayat (3) yang berdampak
rumah yang dapat difasilitasi dengan KPR FLPP adalah yang
luasnya 36 m².
d. Adanya ketentuan batas harga jual yang dibebaskan dari PPN
sehingga terjadi penurunan permintaan perumahaan FLPP.
e. Naiknya biaya produksi pembangunan rumah dipengaruhi oleh
inflasi dan kenaikkan harga tanah
50
,
f. Belum ada persiapan secara penuh dalam infrastruktur
Realisasi membutuhkan jangka waktu yang lama terkait dengan
kesiapan pihak developer untuk mempersiapkan infratruktur, seperti
lahan, jalan dan listrik.
2. KPR BTN iB
KPR BTN iB merupakan kredit kepemilikan rumah dari Bank
BTN Syari’ah untuk keperluan pembelian rumah dari developer
ataupun non developer, baik untuk pembelian rumah baru atau bekas,
pembelian rumah belum jadi (indent) maupun take over credit dari
Bank lain. Dari hasil analisis tabel 1 Realisasi Pembiayaan pada
produk KPR BTN iB terjadi penurunan mencapai -44% selama dua
periode 2011-2012. Hal ini disebabkan antara lain :
a. Selera Masyarakat Terhadap Hunian Idaman
Rumah idaman merupakan idaman bagi masyarakat yang
nyaman dan tempat berteduh dari terik matahari. Banyak
masyarakat menginginkan hunian sesuai idaman dengan
mempertimbangkan biaya kredit yang sesuai denga
penghasilannya. Masyakarat tidak perlu memikirkan biaya
untuk mendapatkan hunian idamannya. Karena pihak BTN
Syari’ah memudahkan nasabahnya untuk memberikan kredit
rumah kepada nasabah atau dimana Bank BTN Syari’ah telah
bekerjasama dengan pihak developer dalam membangun
hunian idaman selera nasabah.
51
,
Pihak developer harus mempertimbangkan pembangunan
perumahan sesuai permintaan masyarakat umumnya pihak
developer akan membangun perumahan dengan melihat pangsa
pasar yang sedang diminati saat ini. Salah satunya
pembangunan (property) diantaranya :38
1) Rumah tipe 21
Adalah rumah dengan luas bangunan 21 meter
persegi misalnya rumah dengan ukuran 6 m x 3,5 m =
21 m2, ukuran tanah pada rumah tipe 21 ini dapat
dipadukan dengan ukuran luas tanah 6 m x 10 m =
60m2 dan 6m x 12 m = 72 m2 sehingga disebut rumah
tipe 21/60 atau 21/72, tipe rumah ini banyak digunakan
untuk pemasaran rumah dengan model sederhana yang
mengutamakan biaya rumah terjangkau, rumah ini
mempunyai 1 kamar tidur, 1 ruang tamu dan 1 kamar
mandi atau wc sehingga cocok digunakan oleh
pasangan muda.
2) Rumah tipe 36
Yaitu rumah yang mempunyai luas lantai sebesar 36
meter persegi contohnya sebuah rumah dengan ukuran
6 meter x 6 meter = 36 m2, pengunaan lahan pada
rumah tipe 36 ini dapat dipadukan dengan beberapa
ukuran luas tanah seperti 60 m2 sehingga disebut rumah
38 http://baliputraproperty.blogspot.com/2013/02/jenis-jenis-type-rumah-di-perumahan.html
diakses pada tanggal 20 Februari 2014 pukul 21:58 wib.
52
,
tipe 36/60 diperumahan atau ukuran luas tanah 72 m2
dengan nama tipe rumah 36/72, rumah tipe 36 di
perumahan ini mempunyai 2 kamar tidur, ruang tamu
dan ruang keluarga serta 1 kamar mandi atau wc.
3) Rumah tipe 54
Yaitu rumah dengan ukuran bangunan 6m x 9m =
54m2 sehingga disebut rumah tipe 54 diperumahan, tipe
rumah ini digunakan pada rumah kelas menengah yang
mengutamakan keluasan bangunan namun dengan
harga rumah yang masih dapat dijangkau konsumen
calon pemilik rumah di perumahan.
4) Rumah tipe 60
Mempunyai ukuran bangunan 6 m x 10 m = 60 m2
sehingga disebut rumah tipe 60, rumah ini sudah cukup
luas sehingga dapat digunakan pada rumah dengan
kelas mewah diperumahan namun masih dengan harga
yang terjangkau karena masih terdapat rumah mewah
dengan luas bangunan yang lebih besar lagi dari nilai 60
meter persegi.
Dari seluruh tipe hunian perumahan yang paling
diminati oleh masyarakat salah satunya tipe 36/72.
Karena pembangunan tipe ini banyak masyarakat yang
tertarik dengan konsep rumah minimalis yang dibangun
oleh pihak developer. Sedangkan untuk pembayarannya
53
,
tidak langsung tunai melainkan sistem kredit yang telah
disediakan oleh pihak BTN Syari’ah. Tidak hanya tipe
36/72 yang banyak diminati ada juga tipe 45/96, tidak
hanya itu pihak developer menyediakan perumahan
berbagai tipe 27, tipe 28, tipe 36, tipe 45 dan tipe 60
akan menyesuaikan pada pesanan konsumen.
b. Harga Tanah Yang Tinggi
Yang Dalam membangun sebuah rumah yang layak dan
idaman harus melihat dari segi bahan baku salah satunya tanah.
Melambungnya harga tanah yang tinggi sangat mempengaruhi
pada pembangunan perumahan tersebut. Karena itu pihak
developer akan memperhitungkan semuanya sehingga tidak ada
yang dirugikan. Adapun rincian harga tanah pada tahun 2011
dan tahun 2012 :39
Tabel 2 Harga tanah pada tahun 2011 dan tahun 2012 di DKI
Jakarta40
No Keterangan
Wilayah
Harga Tanah 2011
(dalam hitungan
rata-rata)
Harga Tanah 2012
(dalam hitungan
rata-rata)
%
1 Jakarta Timur Rp. 3.642.000 Rp. 4.058.000 4%
2 Jakarta Selatan Rp. 6.474.000 Rp. 6.684.000 2%
39 http://rumahsemua.wordpress.com/2012/02/18/daftar-harga-tanah-jakarta-2012/ diakses
pada tanggal 21 Februari 2014 pukul 19:35 wib 40 http://bicaraproperty.wordpress.com/2011/01/13/daftar-harga-tanah-jakarta-2011/ diakses
pada tanggal 21 Februari 2014 pukul 19:35 wib
54
,
3 Jakarta Barat Rp. 3.958.000 Rp. 4.958.000 10%
4 Jakarta Pusat Rp. 7.100.000 Rp. 7.140.000 0,4%
5 Jakarta Utara Rp. 5.510.200 Rp. 8.160.000 26%
Harga suatu tanah sangat bervariasi oleh :
1) Surat Hak ( Hak milik, HGB, HPL, Hak sewa dll
2) Bentuk Kavling (kotak dan tidak huk biasanya lebih
mahal)
3) Ukuran ideal (luas ideal 200-400 m persegi, lebar
dibanding panjang min. 1 : 2, max. 1 : 3 )
4) Posisi kavling (dipojok belakang biasanya lebih murah
daripada didepan atau tengah)
5) Lebar jalan
6) Letak kavling terhadap jalan
7) Hadap (arah mata angin)
8) Tanah yang sudah dibangun dinilai plus 5-10%
Sedangkan harga tanah pada tahun 2012 mengalami
peningkatan yang cukup tinggi sekitar 10-30%, harga tanah di
Jakarta akan terus naik mulai Rp. 2 juta - Rp. 70 juta per meter
persegi (m²) kenaikkan harga ini didorong oleh semakin
menipisnya ketersedian lahan tanah di Jakarta untuk
membangun perumahan. Sedangkan pada harga Rp. 70 juta per
m² , umunya digunakan untuk pusat bisnis. Kawasan yang
55
,
mengalami kenaikkan salah satunya Kelapa Gading, Pondok
Indah, Kemang.
Apabila harga tanah meningkat tinggi maka harga jual
perumahan akan tinggi dipasaran sehingga dampaknya kepada
masyarakat akan memikirkan kembali dalam mengajukan
kredit perumahan.
c. Uang Muka dan Angsuran Dalam Pengajuan Kredit Perumahan
Yang Tinggi
Ketika calon nasabah sudah mengajukan kredit kepada
Bank BTN Syariah dengan memilih hunian sesuai idamannya.
Maka perlu diperhatikaan bagi masyarakat dalam mengajukan
kredit perumahan dengan memperhitungkan uang muka dan
angsurannya.
Apabila calon nasabah mengajukan kredit perumahan harus
memperhatikan uang muka dan angsuran yang perlu
dibayarkan kepada pihak Bank BTN Syari’ah, sehingga calon
nasabah dapat melihat kesanggupan dalam mengajukan kredit.
Stimulasi perhitungannya :
Setelah calon nasabah memenuhi persyaratannya, adahal
yang perlu dihitungkan yaitu uang muka dan angsurannya.
Apabila calon nasabah mengajukan kredit perumahan tipe
36/72 cara perhitungannya adalah :
Rumah tipe 36 berarti 36 m dengan harga per m² sekitar
Rp. 2.000.000. tanah seluas 72 m² dengan harga tanah per m²
56
,
sekitar Rp. 2.000.000 (apabila nasabah mengajukan kredit
perumahan di wilayah Jakarta Barat, maka perhitungan harga
sesuai wilayah yang akan diajukan).
Harga Rumah = 36 m² x Rp. 2.000.000
= Rp. 72.000.000
Luas Tanah = 72 m² x Rp. 2.000.000
= Rp. 144.000.000
Harga Tanah + Harga Tanah = Rp. 72.000.000 + Rp.
144.000.000
= Rp. 216.000.000
Jadi harga rumah tipe 36/72 seharga Rp. 216.000.000
Margin 9.97% yang ditetapkan oleh Bank BTN Syariah
dimana sewaktu-waktu akan berubah.
Margin pokok = margin bank x jangka waktu angsuran x pokok
pinjaman
= 9,97 % x 15 x Rp. 216.000.000
= Rp. 323.028.000,-
Margin Total = Margin pokok + pokok pinjaman
= Rp. 323.028.000,- + Rp. 216.000.000
= Rp. 539.028.000,-
Adapun perhitungan dalam penetapan uang DP/Uang muka
minimal 20% yaitu :
Uang muka (20%) x Rp. 539.028.000,- = Rp. 107.805.600.
(uang muka yang perlu disediakan oleh nasabah).
57
,
Rp. 539.028.000– Rp. 107.805.600= Rp. 431.222.400 akan
dibayarkan dengan system angsuran. Calon nasabah berhak
mengajukan masa angsuran mulai 8 tahun s/d 15 tahun.
Apabila nasabah mengambil 15tahun (180bulan).
Maka angsuran yang akan dibayar dengan Rp. 431.222.400
/180= Rp. 2.395.680.- per bulan. Walaupun angsuran per bulan
tidak terlalu tinggi, akan tetapi uang muka yang diajukan
terlalu tinggi bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Sehingga perlu dievaluasi kembali oleh pihak Bank BTN
Syariah dalam memberikan pengajuan uang muka.
3. KPR Indesya iB
KPR Indesya iB merupakan produk pembiayaan dalam rangka
pembelian rumah, ruko, rukan/apartemen secara inden (atas dasar
pemesanan). Pada produk KPR Indesya iB tertuju pada apartemen
karena Apatemen merupakan salah satu hunian idaman kalangan
masyarakat. Dari hasil analisis tabel 1 Realisasi Pembiayaan pada
produk KPR Indesya iB terjadi kenaikkan mencapai 10% selama dua
periode 2011-2012. Hal ini disebabkan antara lain :
a. Fasilitas yang lengkap
Umumnya apartemen yang disediakan oleh pihak developer
akan menyajikan pelayanan fasilitas, sarana dan prasarana yang
diberikan bagi konsumennya. Sehingga memberikan kenyaman
bagi penghuni.
b. Investasi yang menjanjikan
58
,
Alasan seseorang membeli apartemen tidak hanya sebagai
hunian tetapi investasi hal disebabkan antara lain:
1) Biaya maintance lebih ekonomis. Karena semua sudah
ditanganin oleh pihak developer
2) Dengan harga yang relatif murah jika mendapatkannya
harga perdana. Ditambah lagi unit yang bisa disewakan
walaupun sedang masa tenor angsuran KPA
3) Menurut pakar ekonomi & bisnis Indonesia property adalah
bisnis investasi kategori strong. Yang mana jenis investasi
ini adalah investasi yang kebal akan inflasi dan jarang
mengalami akumulasi penyusutan. Seiring inflasi, pasti
harga property akan melambung tinggi.
4) Tanah atau lahan yang dibutuhkan lebih mudah didapatkan
& lebih murah dibandingkan mencari property jenis rumah
atau tanah, yang pastinya lebih mahal dan sulit dicari
5) Asuransi general untuk bangunannya sudah termasuk pada
saat membeli
6) Lebih dinamis, fashionable dan legkap fasilitas.
c. Letaknya Strategis
Letak suatu tempat hunian akan mempertimbangkan calon
konsumen untuk mengajukan KPA karena calon nasabah ingin
hunian yang letaknya sangat strategis sehingga calon nasabah
dapat menghindari macet dalam perjalanan menuju aktivitas
sehari-hari dan kondisi bencana alam salah satunya yang terjadi
59
,
salah satunya banjir. Sehingga pihak developer
mempertimbangkan semua struktur bangunannya.
d. Rendahnya Uang Muka dan Angsuran dalam Pengajuan KPA
Ini yang menjadi ketertarikkan masyarakat dalam
mengajukan pembiayaan KPA, karena pihak developer ingin
memfasilitaskan masyarakat dengan berbagai kemudahan
dalam pengajuan kredit khususnya Apartemen. Setelah
masyarakat memahami fasilitas dan prasarana yang diberikan
sehingga merasa puas dengan pelayanan yang diberikan pihak
developer dalam membagun apartemen tersebut.
Pihak developer sendiri akan memberikan kemudahan bagi
masyarakat dalam mengajukan KPA, dimana telah
berkerjasama dengan pihak Bank yang terkait salah satunya
adalah BTN Syariah. Tidak hanya pelayanan saja yang
dipuaskan, akan tetapi cara pengajuan dalam kepemilikan KPA
yaitu angsuran yang mudah dijangkau oleh masyarakat dana
tidak disertai uang muka. Inilah yang menjadi primadona
dalam pengajuan kepemilikan KPA yaitu tanpa adanya uang
muka, sehingga memudahkan masyarakat untuk
mengajukannya. Stimulasi perhitungan dalam pengajuan KPA
:
Calon nasabah memesan “Apartemen Casablanca East
Residences” :
60
,
Harga “Apartemen Casablanca East Residences” sebesar Rp.
395.000.000, type Studio L24 seluas tanah 45m² dengan
fasilitas 2 kamar tidur, ruang dapur. Tidak hanya itu penghuni
dilengkapi sarana dan prasarana lainnya.
Setelah calon nasabah mengetahui rincian harganya dan
mensetujui persyaratan yang diajukan oleh pihak BTN Syariah
yaitu pembiayaan Bank 80% dari Harga Beli KPA dari pihak
Developer dan 20% sisanya uang muka Nasabah. Untuk
pembayaran angsuran secara potong gaji, kontribusi uang muka
cukup 10%.
Harga “Apartemen Casablanca East Residences” Rp.
395.000.000,-
Pihak Bank BTN Syariah akan membiayai 80%
Rp. 395.000.000 x 80% = Rp. 316.000.000
Sisa yang perlu dibayarkan oleh nasabah
Rp. 395.000.000 – Rp. 316.000.000 = Rp. 79.000.000
Rp. 79.000.000 sebagai uang muka yang perlu dibayarkan oleh
nasabah kepada pihak BTN Syariah. Karena pihak Developer
“Apartemen Casablanca East Residences” memfasilitaskan
tanpa adanya uang muka.
Adapun angsuran yang pelu dibayarkan oleh nasabah setiap
bulannya adalah :
61
,
Rp. 316.000.000/ 180 bulan (apabila nasabah mengambil tenor
15tahun), dengan margin yang ditetapkan oleh pihak Bank
9.97%. Maka perhitungannya :
Margin pokok = margin bank x jangka waktu angsuran x pokok
pinjaman
= 9,97 % x 15 x Rp. 316.000.000
= Rp. 472.578.000
Margin Total = Margin pokok + pokok pinjaman
= Rp. 472.578.000,- + Rp. 316.000.000
= Rp. 788.578.000,-
Dengan jangka angsuran selama 15 tahun (180bulan) :
Rp. 317.580.000,- / 180 = Rp. 4.380.988,89,- per bulan
Dalam stimulasi perhitungan pengajuan dapat diketahui
bahwa masyakarat umumnya tertarik dalam membeli
apartemen adalah uang muka yang ringan dengan angsuran
terjangkau oleh semua golongan masyarakat dan fasilitas yang
dapat dinikmati kapan saja oleh penghuni apartemen.
4. KPR Swagriya iB
KPR swagriya iB dimana diperuntukkan bagi pemohon yang
memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Bank BTN Syariah untuk
membiayai pembangunan atau renovasi rumah, ruko atau bangunan
lainnya diatas yang sudah dimiliki baik untuk dipakai sendiri maupun
disewakan. Dari hasil analisis tabel 1 Realisasi Pembiayaan pada
62
,
produk KPR Swagriya iB terjadi penurunan mencapai -4% selama dua
periode 2011-2012. Hal ini disebabkan antara lain :
a. Harga bahan bangunan yang sewaktu-waktu berubah, sehingga
masyarakat akan memperhitungkan setiap anggaranya perlu
dikeluarkan dalam membangun rumah.
Adapun anggaran biaya bangun rumah yang perlu diperhatikan
dalam membuat rincian item pekerjaan yang akan dihitung harga
satuannya, secara umum misalnya :
1) Persiapan (pembersihan lahan, pendatangan material, dll)
2) Pondasi (galian tanah, pemasangan pondasi batu kali,
urugan tanah kembali)
3) Struktur beton bertulang seperti sloof, kolom, dan balok.
4) Dinding meliputi pasangan dinding batu bata berikut
plesteran dan acian.
5) Rangka atap dan finishing penutup atap rumah.
6) Pekerjaan plafond rumah.
7) Pekerjaan lantai rumah.
8) Instalasi plumbing dan listrik rumah.
9) Pengecatan dan perapihan.
Rencana Anggaran Biaya dalam pembangunan rumah type 36/72 :
1) Pekerjaan Persiapan meliputi pembersihan, bouwplank,
urugan tanah
2) Pekerjaan Tanah meliputi galian tanah, urugan tanah,
urugan pasir pondasi, urugan pasir lantai
63
,
3) Pekerjaan Pasangan meliputi anstampeng
4) Setelah memahamai dan merincikan kebutuhan yang
diperlukan dalam membangun
Tabel 3.3 Tahapan Merincikan Anggaran Bangunan (RAB)41
Nama Kegiatan Pekerjaan Harga Kegiatan Pekerjaan
Kegiatan Pondasi Rp. 2.141.000
Kegiatan Beton Rp. 3.475.000
Kegiatan Kap/ Atap Rp. 3.544.000
Kegiatan Loteng Rp. 2.479.000
Kegiatan Plesteran Rp. 5.348.000
Kegiatan Lantai Rp. 22.658.000
Kegiatan Pengecatan Rp. 14.263.000
Kegiatan Perlengkapan Rp. 3.288.000
Kegiatan Pintu Rp. 2.563.000
Biaya tak terduga Rp. 259.000
Total Rp. 60.000.000
Dalam membangun rumah yang perlu dipersiapkan adalah
anggaran rencana pembangunan, dimana biaya yang diperlukan
adalah Rp. 60.000.000,-. Setelah diketahui rincian pembiayaan
pembangunan rumah maka nasabah mengajukan diri kepada Bank
BTN Syariah.
41 http://www.ilmusipil.com/cara-menghitung-rab-rencana-anggaran-biaya-bangun-rumah,
diakses pada tanggal 20 Februari 2014 pukul 21: 35 wib.
64
,
Apabila nasabah mengajukan sebesar Rp. 60.000.000 kepada
pihak Bank BTN Syariah dengan jangka waktu 5 tahun (60 bulan),
sehingga angguran yang perlu dibayar adalah :
Margin yang ditetapakan oleh pihak Bank BTN Syariah 9,97%.
Margin pokok = margin bank x jangka waktu anggsuran x pokok
pinjaman
= 9,97% x 5 x Rp. 60.000.000
= Rp. 29.910.000
Margin Total = margin pokok + pokok pinjaman
= Rp. 29.910.000 + Rp. 60.000.000
= Rp. 89.910.000,-
Angsuran bulanan = Rp. 89.910.000,- / 60
= Rp. 1.498.500,-
Jadi angsuran yang perlu dibayarkan oleh nasabah setiap bulannya
adalah Rp. 1.498.500,- .
b. Tingginya biaya bangunan
Jika harga property residensial di Indonesia naik 4,5%
ditahun 2012, sehingga bahan bangunan mencapai 7-12%, upah
pekerja lebih tinggi dan biaya izin membangu suatu bangunan
yang tinggi menjadi alas an kenaikkan harga konstrusi.
c. Tinggi tarif pajak dan birokrasi dalam pemerintah
5. Yasagria BTN iB
Yasagriya BTN iB merupakan produk pembiayaan yang
disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal kerja
65
,
pengembangan perumahan untuk membangun proyek perumahan. Dari
hasil analisis tabel 1 Realisasi Pembiayaan pada produk Yasagriya
BTN iB terjadi kenaikkan mencapai 88% selama dua periode 2011-
2012. Hal ini dapat dikatakan pihak Bank BTN Syari’ah akan
megalokasikan dananya kepada pihak developer untuk membangun
perumahan bagi calon pembeli yaitu nasabah. Dimana Bank BTN
Syari’ah berfungsi sebagai penyalur kredit pemilikan rumah
menargetkan sekitar 25-30%. Sedangkan pihak developer
membutuhkan dana untuk membelanjai keperluan pembangunan
perumahan yang akan dipesan oleh calon nasabah. Dalam hal ini
antara pihak Bank dan pihak developer berfungsi sangat berbeda
dalam memberikan pelayanan kepada calon konsumen.
Perbedaan developer yaitu suatu proyek pembangunan yang akan
mengajukan kredit modal usaha pembangunan dalam mendirikan
hunian yang layak dan idaman sesuai pesanan calon nasabah. Dengan
rencana pengembalian berdasarkan proyeksi kemampuan cashflow
nasabah. Sedangkan pihak Bank BTN Syari’ah sebagai fasilitator yang
mendanai 80% dari kebutuhan modal kerja kontruksi.
66
,
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah membahas teori dan menganalisis hasil penelitian pada Bank BTN
Syari’ah Cab. Jakarata Harmoni, maka pada bab ini penulis akan membuat
kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi Bank BTN Syari’ah Cab.
Jakarata Harmoni untuk masa yang akan datang.
A. Kesimpulan
1. Pada Kinerja Keuangan Bank Tabungan Negara Syari’ah (BTN
Syariah) Cab. Jakarta Harmoni pada produk-produk pembiayaan
perumahan selama dua periode 2011-2012, yang menjadi tolak ukur
dalam pencapaian kinerja keuangan BTN Syariah Cab. Jakarta
Harmoni. Sehingga pihak Bank akan mengetahui dan menganalisa
kembali kinerja yang perlu dievaluasi kembali untuk meninggkatkan
kinerja keuangan BTN Syari’ah Cab. Jakarta Harmoni.
2. Dalam realisasi kinerja keuangan BTN Syari’ah terjadi kenaikkan dan
penurunan pada pembiayaan perumahan. Ada factor-faktor yang
menyebabkan kinerja keuangan BTN Syariah mengalami penurunan
dan kenaikkan. Hal ini disebabkan kebijakan pemerintah yang kurang
berperan dalam mensejahterakan masyarakat yang berpenghasilan
rendah, harga tanah yang tinggi yang mengakibatkan harga rumah
meningkat, harga bahan baku bangunan yang tinggi. Sedangkan
kenaikkan yang dipengaruhi fasilitas yang diberikan oleh pihak Bank
dan pihak developer yang bekerja sama dalam mendirikan bangunan
perumahan sesuai selera masyarakat, sehingga daya beli akan
67
,
perumahan dapat lebih meningkat. Berdasarkan analisis penulis,
masyarkat umumnya lebih tertarik untuk mengajukan pembiayaan
kreditan perumahan apartemen (KPA), karena KPA memberikan
fasilitas sarana dan prasarana yang dapat memuaskan konsumennya.
B. Saran
1. Dalam memberikan pembiayaan kredit kepemilikan lebih ditingkatkan
kepuasan nasabah agar masyarakat dapat lebih tertarik untuk
mengajukan pembiayaan perumahan. Dan informasi mengenai
pembiayaan perumahan yang ada di Bank BTN Syari’ah.
2. Agar pihak Bank BTN KCPS Syari’ah dapat meningkatkan kinerja
keuangan pada pembiayaan perumahaan sehingga target dalam
pencapaian pembelian perumahan bisa melebih dari target. Dan
melihat pada aspek-aspek yang terjadi dilapangan.
3. Agar pihak Bank BTN Syari’ah menurunkan margin uang muka yang
dirasakan berat bagi nasabah yang berpenghasilan rendah, sehingga
masyarakat akan lebih berminat untuk mengajukan perkreditan.
68
,
Daftar Pustaka
Tohardi, A, 2002, Petunjuk Praktis Menulis Skripsi, Bandung : Mandar Maju.
Muslich, Masnur, 2010, Bagaimana Menulis Skripsi?, Jakarta : Bumi Aksara.
Azwar, Safidin, 1998, Metologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudarsono, Heri, 2003, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta :
EKONISIA.
Hasan, Zubairi, 2009, Undang-undang Perbankan Syari’ah, Jakarta :
RAJAGRAFINDO PERSADA.
Muhammad, 2005, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, Yogyakarta :
UPP AMP YKPN.
Fahmi, Irfam, 2011, Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi, Bandung:
ALFABETA.
Fahmi, Irfam, 2011, Analisis Laporan Keuangan, Bandung: ALFABETA.
Muhammad, 2005, Manajeme Bank Syari’ah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Djamil, Fathurrahman, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di
Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta : Sinar Grafika.
Indra Bastian, 2001, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama, Yogyakarta :
Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.
69
,
Situs dan Media Massa
RiansyahEfran,2012,http://riansyahefranpunyakoe.blogspot.com/2012/
02/kinerja.html, diakses pada tanggal 27 Februari 2014 pukul
16:43 wib
MushlihinalHafizh,2014,http://www.referensimakalah.com/2013/02/penge
rtian-kinerja-keuangan.html, diakses pada tanggal 27 Februri 2014
pukul 17:36 wib.
Hakim Simanjutntak, 2013, http://rgpnd.blogspot.com/2013/02/tujuan-
pengukuran-kinerja-keuangan.html#.Uw8YilNH4wo,diakses pada
tanggal 27 Februari 2014 pukul 18:39 wib.
Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah, Laporan Tahunan Annual Report
2006, Jakarta.
BaliPutraProperty,2013,http://baliputraproperty.blogspot.com/2013/02/jeni
s-jenis-type-rumah-di-perumahan.html, pada tanggal 20 Februari
2014 pukul 21:58 wib.
BicaraProperty,2011,http://bicaraproperty.wordpress.com/2011/01/13/daft
ar-harga-tanah-jakarta-2011, pada tanggal 21 Februari pukul 19:35
wib.
Rumah Semua, 2012http://rumahsemua.wordpress.com/2012/02/18/daftar-
harga-tanah-jakarta-2012/, pada tanggal 21 Februari 2014 pukul
19:35 wib.
http://www.ilmusipil.com/cara-menghitung-rab-rencana-anggaran-biaya-
bangun-rumah, diakses pada tanggal 20 Februari 2014 pukul 21: 35
wib.
LEMBAR WAWANCARA
Hari : Kamis
Tanggal : 18 April 2013
Tempat : Bank BTN Syari’ah Cab. Jakarta Harmoni
Pewawancara : Shinta Rusmyati
Terwawancara :
1. Mas Harry Jabatan Accounting & Reporting
2. Bapak Imam Jabatan Supporting Deputy Branch Manager
3. Mba Ida Jabatan Consumer Financing Service
4. Mba Poetri Jabatan Sekretaris BTN Syari’ah Cab, Jakarta Harmoni
Pertanyaan yang diajukan pada saat penelitian :
1. Selama dua periode 2011-2012 kinerja keuangan mengalami penurunan
dan kenaikkan, apabila kita melihat laporan konsilidasi kinerja keuangan
BTN Syariah Cab. Jakarta Harmoni?
Jawaban :
Ada, diantara pada pembiayaan perumahan. Hal ini menjadi tolak ukur
BTN Syariah Cab. JakartaHarmoni dalam meningkatkan daya beli kepada
nasabah.
2. Selama dua periode 2011-2012 yang menjadi tolak ukur BTN Syariah
Cab. Jakarta Harmoni dalam meningkat kinerja keuangan?
Jawaban :
Yang menjadi tolak ukur kinerja keuangan semuanya, sebagai acuan kami
menargetkan pada pembiayaan perumahan. Karena masyarakat lebih
mengenal BTN Syariah dengan produk yang diunggulkan salah satunya
perumahan (property).
3. Bagaimana cara menentukan perhitungan pembiayaan perumahan, apabila
nasabah ingin mengambil salah satu produk KPR dan KPA?
Jawaban :
Harga Rumah = 36 m² x Rp. 2.000.000
= Rp. 72.000.000
Luas Tanah = 72 m² x Rp. 2.000.000
= Rp. 144.000.000
Harga Tanah + Harga Tanah = Rp. 72.000.000 + Rp. 144.000.000
= Rp. 216.000.000
Jadi harga rumah tipe 36/72 seharga Rp. 216.000.000
Margin 9.97% yang ditetapkan oleh Bank BTN Syariah dimana sewaktu-
waktu akan berubah.
Margin pokok = margin bank x jangka waktu angsuran x pokok pinjaman
= 9,97 % x 15 x Rp. 216.000.000
= Rp. 323.028.000,-
Margin Total = Margin pokok + pokok pinjaman
= Rp. 323.028.000,- + Rp. 216.000.000
= Rp. 539.028.000,-
Adapun perhitungan dalam penetapan uang DP/Uang muka minimal 20%
yaitu :
Uang muka (20%) x Rp. 539.028.000,- = Rp. 107.805.600. (uang muka
yang perlu disediakan oleh nasabah).
Rp. 539.028.000– Rp. 107.805.600= Rp. 431.222.400 akan dibayarkan
dengan system angsuran. Calon nasabah berhak mengajukan masa angsuran
mulai 8 tahun s/d 15 tahun. Apabila nasabah mengambil 15tahun
(180bulan).
Sedangkan stimulasi KPA
Calon nasabah memesan “Apartemen Casablanca East Residences” :
Harga “Apartemen Casablanca East Residences” sebesar Rp. 395.000.000,
type Studio L24 seluas tanah 45m² dengan fasilitas 2 kamar tidur, ruang
dapur. Tidak hanya itu penghuni dilengkapi sarana dan prasarana lainnya.
Setelah calon nasabah mengetahui rincian harganya dan mensetujui
persyaratan yang diajukan oleh pihak BTN Syariah yaitu pembiayaan Bank
80% dari Harga Beli KPA dari pihak Developer dan 20% sisanya uang
muka Nasabah. Untuk pembayaran angsuran secara potong gaji, kontribusi
uang muka cukup 10%.
Harga “Apartemen Casablanca East Residences” Rp. 395.000.000,-
Pihak Bank BTN Syariah akan membiayai 80%
Rp. 395.000.000 x 80% = Rp. 316.000.000
Sisa yang perlu dibayarkan oleh nasabah Rp. 395.000.000 – Rp.
316.000.000 = Rp. 79.000.000. Rp. 79.000.000 sebagai uang muka yang
perlu dibayarkan oleh nasabah kepada pihak BTN Syariah. Karena pihak
Developer “Apartemen Casablanca East Residences” memfasilitaskan tanpa
adanya uang muka.
Adapun angsuran yang pelu dibayarkan oleh nasabah setiap bulannya adalah
:
Rp. 316.000.000/ 180 bulan (apabila nasabah mengambil tenor 15tahun),
dengan margin yang ditetapkan oleh pihak Bank 9.97%. Maka
perhitungannya :
Margin pokok = margin bank x jangka waktu angsuran x pokok pinjaman
= 9,97 % x 15 x Rp. 316.000.000
= Rp. 472.578.000
Margin Total = Margin pokok + pokok pinjaman
= Rp. 472.578.000,- + Rp. 316.000.000
= Rp. 788.578.000,-
Dengan jangka angsuran selama 15 tahun (180bulan) :
Rp. 317.580.000,- / 180 = Rp. 4.380.988,89,- per bulan
Untuk tabel angsuran pada pembiayaan KPA dan KPR akan berubah, karena
Bank BTN Syari’ah mengikuti kebijakan Bank BTN Syari’ah Pusat.
4. Produk-produk apa saja yang dikembangkan BTN Syariah Cab. Jakarta
Harmoni?
Jawaban
Produk pembiayaan BTN Syariah yang meliputi :
a. Pembiayaan KPR BTN iB
b. Pembiayaan KPR Indensya BTN iB
c. Pembiayaan Kendaraan Bermotor BTN iB
d. Pembiayaan Yasa Griya BTN iB
e. Pembiayaan Investasi BTN iB
f. Gadai BTN iB
g. Pembiayaan Bangun Rumah BTN iB
Produk pendanaan BTN Syariah yang meliputi :
a. Giro BTN iB
b. Tabungan BTN Batara iB
c. Deposito BTN iB
d. TabunganKu iB
Jakarta
Yang diwawancarai