15
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (3): 454-468 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2014 Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas, Solvabilitas Dan Rentabilitas Pada PT. Surya Teguh Perkasa Samarinda Rury Aprianti 1 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis, Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Surya Teguh Perkasa ditinjau dari aspek likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas sebagai dasar untuk menetapkan kebijakan bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan dalam beberapa tahun berjalan pada tahun 2010, 2011 dan 2012. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apakah kinerja keuangan perusahaan PT Surya Teguh Perkasa Samarinda semakin baik di tinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 dan 2010”. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka diajukan hipotesis sebagai berikut: “Diduga kinerja keuangan PT. Surya Teguh Perkasa Samarinda dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas pada tahun 2012 semakin baik dibandingkan pada tahun 2011 dan 2010”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio keuangan yaitu : rasio likuditas dibagi menjadi Current Ratio, Acid Test Ratio dan Cash Ratio, rasio solvabilitas dibagi menjadi Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio, dan rasio rentabilitas dibagi menjadi Return On Asset dan Return On Equity. Dari hasil analisis diperoleh bahwa analisis kinerja keuangan pada tahun 2012 lebih baik dibandingkan tahun 2011 dan 2010. Disebabkan kenaikan laba usaha dan meningkatnya aktiva lancar dan kas serta bank bertambah. Kata Kunci : Analisis Kinerja Keuangan ,Likuiditas, Solvabilitas Dan Rentabilitas Pendahuluan Pemilik investasi membangun sebuah perusahaan dengan tujuan untuk mengembangkan usahanya guna meraih suatu keuntungan yang maksimal. Untuk itu keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung bagaimana seorang manajer harus mampu merencanakan berbagai cara yang ditempuh untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi maupun kesempatan mengembangkan usaha dengan melihat peluang pasar. Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin bertambah dan bervariasi tersebut, maka berdirilah perusahaan- perusahaan baik perusahaan pemerintah ataupun perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang jasa, dagang maupun industri. Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai jenis usaha yang berbeda-beda, hal ini dapat dilihat dari bidang usahanya. 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (3): 454-468 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2014

Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas,

Solvabilitas Dan Rentabilitas Pada PT. Surya Teguh

Perkasa Samarinda

Rury Aprianti 1

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis, Untuk mengetahui

kinerja keuangan PT. Surya Teguh Perkasa ditinjau dari aspek likuiditas,

solvabilitas, dan rentabilitas sebagai dasar untuk menetapkan kebijakan bagi

pihak manajemen dalam pengambilan keputusan dalam beberapa tahun berjalan

pada tahun 2010, 2011 dan 2012. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah

“Apakah kinerja keuangan perusahaan PT Surya Teguh Perkasa Samarinda

semakin baik di tinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas pada

tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 dan 2010”. Berdasarkan rumusan

masalah di atas maka diajukan hipotesis sebagai berikut: “Diduga kinerja

keuangan PT. Surya Teguh Perkasa Samarinda dilihat dari rasio likuiditas,

solvabilitas dan rentabilitas pada tahun 2012 semakin baik dibandingkan pada

tahun 2011 dan 2010”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis rasio keuangan yaitu : rasio likuditas dibagi menjadi Current Ratio, Acid

Test Ratio dan Cash Ratio, rasio solvabilitas dibagi menjadi Debt to Asset Ratio

dan Debt to Equity Ratio, dan rasio rentabilitas dibagi menjadi Return On Asset

dan Return On Equity. Dari hasil analisis diperoleh bahwa analisis kinerja

keuangan pada tahun 2012 lebih baik dibandingkan tahun 2011 dan 2010.

Disebabkan kenaikan laba usaha dan meningkatnya aktiva lancar dan kas serta

bank bertambah.

Kata Kunci : Analisis Kinerja Keuangan ,Likuiditas, Solvabilitas Dan

Rentabilitas

Pendahuluan

Pemilik investasi membangun sebuah perusahaan dengan tujuan untuk

mengembangkan usahanya guna meraih suatu keuntungan yang maksimal. Untuk

itu keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung bagaimana seorang manajer

harus mampu merencanakan berbagai cara yang ditempuh untuk menghadapi

segala kemungkinan yang terjadi maupun kesempatan mengembangkan usaha

dengan melihat peluang pasar. Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang

semakin bertambah dan bervariasi tersebut, maka berdirilah perusahaan-

perusahaan baik perusahaan pemerintah ataupun perusahaan swasta yang

bergerak dalam bidang jasa, dagang maupun industri. Perusahaan-perusahaan

tersebut mempunyai jenis usaha yang berbeda-beda, hal ini dapat dilihat dari

bidang usahanya.

1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

Analisis Kinerja Keuangan Dari Aspek Likuiditas, Solvabilitas & Rentabilitas( Rury A)

455

PT. Surya Teguh Perkasa di Samarinda merupakan salah satu perusahaan

yang bergerak dibidang jasa dan distributor barang bahan jadi. Perusahaan

tersebut adalah perusahaan distributor penyedia keperluan alat kantor, kertas

fotocopy, tinta printer maupun buku tulis dan lakban dengan kualitas yang baik

serta berorientasi pada perkembangan zaman.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari neraca pada PT Surya Teguh

Perkasa dalam waktu dua tahun yaitu pada tahun 2010, 2011 sampai dengan

tahun 2012, menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada modal dari tahun

2010, 2011 sampai dengan 2012, yaitu tahun 2010 sebesar Rp. 708.984.169,-

pada tahun 2011 sebesar Rp. 1.029.795.736,- menjadi Rp. 1.547.167.867,- pada

tahun 2012. Penjualan bersih dari tahun 2010, 2011 sampai dengan 2012, yaitu

tahun 2010 sebesar Rp. 1.824.941.780,-pada tahun 2011 sebesar Rp.

2.426.982.000,- menjadi Rp. 3.035.856.000,- pada tahun 2012. Total aktiva dari

tahun 2010,2011 sampai dengan 2012, yaitu tahun 2010 sebesar Rp.

1.802.409.547,- pada tahun 2011 sebesar Rp. 280.023.427.886,- menjadi Rp.

355.305.722.792,- pada tahun 2012. Tingkat keuntungan yang telah dicapai

perusahaan dapat dilihat pada laporan rugi-laba, dimana laba pada tahun 2010

sebesar Rp. 208.833.639,- pada tahun 2011 sebesar Rp. 320.811.567,- naik

menjadi Rp. 517.372.131,- pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa modal,

penjualan bersih, total aktiva dan laba / keuntungan pada PT Surya Teguh Perkasa

mengalami peningkatan.

Kerangka Dasar Teori

Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian Laporan Keuangan menurut Darsono dan Ashari (2005:15),

mengemukakan bahwa Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses

akuntansi. Laporan keuangan memuat informasi tentang pelaksanaan tanggung

jawab manajemen, laporan keuangan (financial statement) merupakan pernyataan

manajemen tentang kondisi perusahaan yang diungkapkan dalam bentuk mata

uang (rupiah).

Dengan demikian laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban atas

kewenangan mengelola sumber daya perusahaan yang diserahkan oleh pemilik.

Menurut Munawir (2004:5), Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun

oleh akuntan pada akhir periode suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar

neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan rugi laba.

Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2006:190), Analisa laporan keuangan adalah

menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil

dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna

antara yang satu dengan yang lain, baik antara data kuantitatif maupun data non

kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang

sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah

sebagai berikut :

Page 3: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 454-468

456

a. Analisis perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa

dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau

lebih dengan menunjukkan :

1) Data absolute atau jumlah dalam rupiah

2) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah

3) Kenaikan atau penurunan dalam prosentase

4) Perbandingan yang dinyatakan dalam ratio

5) Prosentase dari total

b. Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang

biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Data keuangan yang digunakan

untuk mengadakan analisis trend dengan persentase adalah data yang paling

awal. Kemudian, data tersebut dibandingkan dengan data selanjutnya. Artinya

data paling awal dianggap sebagai tahun dasar sebagai awal perhitungan.

(Kasmir,2008:82).

c. Analisis persentase per komponen merupakan teknik analisis laporan keuangan

dengan menganalisis komponen-komponen yang ada dalam laporan keuangan.

Tujuan analisis per komponen adalah untuk mengetahui hal-hal antara lain

(Kasmir, 2008:91).

1) Persentase investasi terhadap masing-masing aktiva atau terhadap pasiva

2) Untuk mengetahui struktur permodalan

3) Untuk mengetahui komposisi biaya terhadap penjualan

d. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan suatu analisis yang

berhubungan dengan sumber-sumber penggunaan dana yang berkaitan dengan

modal kerja perusahaan. Artinya dari mana saja perusahaan memperoleh dana

guna membiayai kegiatannya. (Kasmir, 2008:248).

e. Analisis sumber dan penggunanaan kas (cash flow statement analysis) adalah

analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas selama

periode tertentu.

f. Analisis ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari

pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individual atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut.

Rasio Laporan Keuangan

Rasio analisis keuangan meliputi dua jenis perbandingan, pertama analisis

dapat membandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang

untuk perusahaan yang sama (perbandingan internal). Jika rasio keuangan

disajikan dalam bentuk suatu daftar untuk periode beberapa tahun, analisis dapat

mempelajari komposisi perubahan-perubahan dan menetapkan apakah telah

terdapat suatu perbaikan atau bahkan sebaliknya didalam kondisi keuangan dan

prestasi perusahaan selama jangka waktu tersebut.

Rasio keuangan juga dapat diperhitungkan berdasarkan laporan keuangan

proforma atau proyeksi, dan dibandingkan dengan rasio sekarang atau masa lalu.

Kedua, perbandingan meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan

lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada satu titik yang sama

(perbandingan eksternal) (Sawir,2001:6-7)

Page 4: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

Analisis Kinerja Keuangan Dari Aspek Likuiditas, Solvabilitas & Rentabilitas( Rury A)

457

Jenis-jenis Rasio Keuangan

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek. Perusahaan yang mampu memenuhi

kewajiban-kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan

dikatakan “likuid”. Dalam menilai posisi keuangan dengan analisa likuiditas

maka dapat dilakukan dengan cara :

1) Rasio lancar (current ratio)

2) Rasio kas (cash ratio)

3) Rasio cepat (quick ratio)

b. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio ini juga disebut dengan

rasio pengungkit (leverage) yaitu menilai batasan perusahaan dalam

meminjam uang. Tujuan analisa solvabilitas adalah untuk mengetahui posisi

keuangan jangka pendek dan jangka panjang, dengan membandingkan antara

total aktiva yang dimiliki perusahaan dengan total hutang yaitu hutang

jangka pendek maupun jangka panjang.

1) Debt to asset ratio

2) Debt to equity rasio

c. Rasio Rentabilitas

Menurut Kasmir (2008:196), rentabilitas adalah merupakan rasio untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan rasio ini juga

memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini

ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan

investasi. Intinya adalah pengginaan rasio ini menunjukkan efesiensi

perusahaan.

Adapun rasio yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Return On Asset (ROA)

2) Return On Equity (ROE)

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kuantitatif, yaitu

menggunakan perhitungan analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio

likuiditas yakni Current Ratio, Quick Test Ratio (QTR) dan Cash ratio, rasio

solvabilitas yakni Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER),

Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE) dari data laporan keuangan

PT Surya Teguh Perkasa dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan

meliputi neraca, laporan rugi-laba, selama tahun 2010, 2011, 2012.

b. Melakukan perhitungan pada rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas,

solvabilitas dan rasio rentabilitas PT Surya Teguh Perkasa dari tahun 2010,

2011 sampai dengan tahun 2012.

Page 5: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 454-468

458

Hasil Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data laporan keuangan

berupa neraca dan laporan rugi-laba PT. Surya Teguh Perkasa Samarinda seperti

yang disajikan pada bahasan berikut ini : PT SURYA TEGUH PERKASA NERACA

PERIODE 31 DESEMBER 2010, 2011 DAN 2012

Sumber data diolah : PT. Surya Teguh Perkasa

(Dalam Rupiah)

Pos-pos 2010 2011 2012

Aktiva Lancar

Kas 24.567.300 27.067.300 44.096.900

Bank 118.731.114 144.281.450 258.709.594

Piutang Dagang 491.843.724 547.505.844 478.924.764

Piutang Karyawan 1.950.000 2.250.000 2.850.000

Persed. Barang Dagangan 344.716.859 494.917.359 618.058.501

Jumlah Aktiva Lancar 981.808.997 1.216.021.953 1.402.639.759

Aktiva Tetap

Tanah 400.000.000 400.000.000 400.000.000

Bangunan 250.000.000 250.000.000 250.000.000

Akum penyust.Bangunan (17.000.000) (25.000.000) (37.500.000)

233.000.000 225.000.000 212.500.000

Kendaraan 204.553.938 224.884.600 239.884.600

Akum Penyust.Kendaraan (13.386.403) (37.941.703) (63.184.565)

191.167.535 186.942.897 176.700.035

Inventaris Kantor 8.138.067 11.025.000 15.075.000

Akum penyust.Inv.Kantor (1.021.007) (3.351.563) (6.282.422)

7.117.060 7.673.437 8.792.578

Jumlah Aktiva Tetap 820.600.550 819.616.334 797.992.613

Jumlah Aktiva 1.802.409.547 2.035.638.287 2.200.632.372

Pasiva

Hutang Pajak 64.150.459 72.922.890 110.034.125

Hutang Dagang 1.029.274.919 932.919.661 543.430.380

Jumlah Hutang 1.093.425.378 1.005.842.551 653.464.505

Modal

Modal saham 500.150.530 708.984.169 1.029.795.736

Laba tahun berjalan 208.833.639 320.811.567 517.372.131

Jumlah Modal 708.984.169 1.029.795.736 1.547.167.867

Jumlah Pasiva 1.802.409.547 2.035.638.287 2.200.632.372

Page 6: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

Analisis Kinerja Keuangan Dari Aspek Likuiditas, Solvabilitas & Rentabilitas( Rury A)

459

PT SURYA TEGUH PERKASA LAPORAN RUGI LABA

PERIODE 31 DESEMBER 2010, 2011 DAN 2012

( Dalam Rupiah)

Pos-pos 2010 2011 2012

Penjualan

Penjualan bruto 1.766.994.000 2.367.224.000 2.974.325.000

Retur Penjualan 57.947.780 59.758.000 61.531.000

Penjualan Bersih 1.824.941.780 2.426.982.000 3.035.856.000

Harga Pokok Penjualan :

Persediaan Awal Barang 309.430.936 402.131.136 494.917.359

Pembelian Barang 1.271.783.180 1.577.538.300 1.882.230.720

Barang Siap Dijual 1.581.214.116 1.979.669.436 2.377.148.079

Persediaan Akhir Barang (372.397.039) (494.917.359) (618.058.501)

Harga Pokok Penjualan 1.208.817.077 1.484.752.077 1.759.089.578

Laba Kotor 616.124.703 942.229.923 1.276.766.422

Biaya-biaya Operasi :

Biaya Gaji 291.700.000 316.200.000 340.200.000

Biaya Listrik 12.462.594 16.212.924 20.053.152

Biaya Air 8.078.748 9.578.748 11.102.820

Biaya Telepon 28.251.412 37.830.072 47.427.684

Biaya Bahan Bakar 31.042.800 32.442.000 45.906.000

Biaya Promosi 52.450.000 54.900.000 57.300.000

Biaya Penyust. Bangunan 12.500.000 12.500.000 12.500.000

Biaya Penyust. Kendaraan 27.500.630 26.706.128 25.242.862

Biaya Penyust. Inv. Kantor 2.172.292 2.557.813 2.930.859

Jumlah Biaya Operasi 466.158.476 508.927.685 562.663.377

Laba Sebelum Pajak 408.955.940 433.302.239 714.103.044

Pajak (200.122.301) (112.490.672) (196.730.913)

Laba Sesudah Pajak 208.833.639 320.811.567 517.372.131

Sumber data diolah : PT. Surya Teguh Perkasa

Analisis dan Pembahasan

Berdasarkan data yang penulis peroleh dari hasil penelitian lapangan pada

PT. Surya Teguh Perkasa Samarinda, selanjutnya penulis akan mengadakan

analisis sesuai dengan dasar teori dan alat analisis yang tersedia.

Pembuktian masalah ini dimaksud untuk dapat mengetahui bahwa

perumusan ini dalam melaksanakan aktivitas benar-benar mengalami perumusan

atau hambatan untuk membuktikan bahwa perusahaan tersebut telah mengalami

suatu masalah, maka diperlukan penganalisaan data-data untuk mendukung

pembuktian masalah tersebut, maka berikut ini penulis akan menyajikan analisis

Page 7: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 454-468

460

data laporan keuangan pada tahun 2010, 2011 dan 2012 yang diperoleh dari PT.

Surya Teguh Perkasa Samarinda.

Analisis data

Berikut akan disajikan perhitungan analisis rasio yang diterapkan pada

laporan keuangan tahun 2010, 2011 dan 2012.

a. Rasio Likuiditas

1) Current Ratio (rasio lancar), yaitu untuk mengukur kemampuan PT.STP

dalam memenuhi hutang atau kewajiban jangka pendek adalah sebagai

berikut :

Current Ratio = x 100%

Curent Ratio 2010 = x 100% = 89,79 %

Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa setiap Rp 1,- hutang

lancar dijamin dengan Rp 89,79 aktiva lancar atau 1 : 0,89.

Current Ratio 2011 = x 100% = 120,89 %

Dari perhitugan tersebut bisa disimpulkan bahwa setiap Rp 1,- hutang

lancar dijamin dengan Rp 120,89 aktiva lancar atau 1 : 1,2.

Current Ratio 2012 = x 100% = 214,65%

Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa setiap Rp 1,- hutang

lancar dijamin dengan Rp 214,65 aktiva lancar atau 1 : 2,14.

2) Acid Test Ratio (rasio cepat), yaitu untuk mengukur kemampuan PT.STP

dalam memenuhi kewajibannya dengan mengurangkan persediaan, adalah

sebagai berikut :

Acid Test Ratio = x 100%

Acid Test Ratio 2010 = x 100% = 58,26%

Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa setiap Rp 1,- hutang

lancar dijamin dengan Rp 58,26 aktiva lancar yang paling lancar yang

sudah dikurangi persediaan atau 1 : 0,58.

Acid Test Ratio 2011 = x 100% = 71,69%

Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa setiap Rp 1,- hutang

lancar dijamin dengan Rp 71,69 aktiva lancar yang paling lancar yang

sudah dikurangi persediaan atau 1 : 0,71.

Acid Test Ratio 2012 = x 100%= 120,06%

Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa setiap Rp 1,- hutang

lancar dijamin dengan Rp 120,06 aktiva lancar yang paling lancar yang

sudah dikurangi persediaan atau 1 : 1,2.

Page 8: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

Analisis Kinerja Keuangan Dari Aspek Likuiditas, Solvabilitas & Rentabilitas( Rury A)

461

3) Cash Ratio (kas rasio), yaitu kemampuan PT.STP dalam membandingkan

antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan

hutang lancar, adalah sebagai berikut :

Cash Ratio = x 100%

Cash Ratio 2010 = x 100% = 13,10%

Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa setiap Rp 1,- hutang

lancar dijamin dengan Rp 13,10 uang kas dan yang segera menjadi kas

atau 1 : 0,13.

Cash Ratio 2011 = x 100% = 17,03%

Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa setiap Rp 1,- hutang

lancar dijamin dengan Rp 17,03 uang kas dan yang segera menjadi kas

atau 1 : 0,17.

Cash Ratio 2012 = x 100% = 46,34%

Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa setiap Rp 1,- hutang

lancar dijamin dengan Rp 46,34 uang kas dan yang segera menjadi kas

atau 1 : 0,46. b. Rasio Solvabilitas

1. Debt to Asset Ratio, yaitu seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh

hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap

pengelolaan aktiva, adalah sebagai berikut :

Debt to Asset Ratio = x 100%

Debt to Asset Ratio 2010 = x 100% = 60,66%

Artinya aktiva perusahaan 60,66% dibelanjai dengan hutang atau 1 : 0,60.

Debt to Asset Ratio 2011 = x 100% = 49,41%

Artinya aktiva perusahaan 49,41% dibelanjai dengan hutang atau 1 : 0,49.

Debt to Asset Ratio 2012 = x 100% = 29,69%

Artinya aktiva perusahaan 29,69% dibelanjai dengan hutang atau 1 : 0,29.

2. Debt to Equity ratio, yaitu untuk mengetahui jumlah dana yang

disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata

lain rasio ini, berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri

yang dijadikan untuk jaminan hutang.

Debt to equity = x 100%

Page 9: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 454-468

462

Debt to equity 2010 = x 100% = 154,22%

Artinya bahwa kreditor menyediakan Rp 154,22 untuk setiap 100,00 yang

disediakan pemegang saham atau perusahaan dibiayai oleh hutang

sebanyak 154,22% atau 1 : 1,54 sisanya 54,22 dibiayai dengan modal

sendiri.

Debt to equity 2011 = x 100% = 97,67%

Artinya bahwa kreditor menyediakan Rp 97,67% untuk setiap 100,00

yang disediakan pemegang saham atau perusahaan dibiayai oleh hutang

sebanyak 97,67 atau 1 : 0,97 sisanya 2,33 dibiayai dengan modal sendiri.

Debt to equity 2012 = x 100% = 42,24%

Artinya bahwa kreditor menyediakan Rp 42,24 untuk setiap 100,00 yang

disediakan pemegang saham atau perusahaan dibiayai oleh hutang

sebanyak 42,24% atau 1 : 0,42 sisanya 57,76 dibiayai dengan modal

sendiri.

c. Rasio Rentabilitas

1. Return on Assets, yaitu kemampuan PT. STP dalam menghasilkan

keuntungan dari setiap rupiah asset, adalah sebagai berikut :

Return on Asset = x 100%

Return on Asset 2010= x 100% = 22,69%

Dari perhitungan tersebut, artinya bahwa perusahaan mampu

menghasilkan tingkat keuntungan 22,69% dari aktiva yang digunakan.

Return on Asset 2011= x 100% = 23,28%

Dari perhitungan tersebut, artinya bahwa perusahaan mampu

menghasilkan tingkat keuntungan sebesar 23,28% dari aktiva yang

digunakan.

Return on Asset 2012= x 100% = 32,45%

Dari perhitungan tersebut, artinya bahwa perusahaan mampu

menghasilkan tingkat keuntungan sebesar 32,45% dari aktiva yang

digunakan.

2. Return on Equity, yaitu kemampuan PT.STP utuk mengetahui besarnya

kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari

pemilik, adalah sebagai berikut :

Return on Equity = x 100%

Page 10: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

Analisis Kinerja Keuangan Dari Aspek Likuiditas, Solvabilitas & Rentabilitas( Rury A)

463

Return on Equity 2010 = x 100% = 29,45%

Dari perhitugan tersebut, artinya bahwa setiap Rp 100,00,- uang yang

ditanamkan oleh pemilik bisa menghasilkan Rp 29,45.

Return on Equity 2011 = x 100% = 31,15%

Dari perhitungan tersebut, artinya bahwa setiap Rp 100,00,- uang yang

ditanamkan oleh pemilik bisa menghasilkan Rp 31,15.

Return on Equity 2012 = x100% = 33,44%

Dari perhitungan tersebut, artinya bahwa setiap Rp 100,00,- uang yang

ditanamkan oleh pemilik bisa menghasilkan Rp 33,44.

Pembahasan

Untuk mengetahui hasil perhitungan rasio-rasio keuangan di atas, maka

berikut ini hasil dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas PT. Surya

Teguh Perkasa Samarinda tahun 2010, 2011 dan 2012, sebagai berikut :

Tabel hasil analisis kinerja keuangan ditinjau dari aspek likuiditas,

solvabilitas, dan rentabilitas pada PT. Surya Teguh Perkasa. Jenis Rasio 2010 2011 2012 Naik/Turun

1. Likuiditas

a. Current Ratio

b. Acid Test Ratio

c. Cash Ratio

89,79%

58,26%

13,10%

120,89%

71,69%

17,03%

214,65%

120,06%

46,34%

3,97% (+)

9,89% (+)

16,21% (+)

2. Solvabilitas

a. Debt to Asset Ratio

b. Debt to Equity Ratio

60,66%

154,22%

49,41%

97,67%

29,69%

42,24%

18,44% (-)

14,31% (-)

3. Rentabilitas

a. Return On Asset

b. Return On Equity

22,69%

29,45%

23,28%

31,15%

32,45%

33,44%

11,52% (+)

27,16% (+)

Sumber data hasil perhitungan

Penjelasan :

1. Rasio Likuiditas

Kondisi keuangan PT. Surya Teguh Perkasa sedang mengalami kenaikan,

dampak dari peningkatan likuiditas ini sendiri bernilai positif bagi PT. Surya

Teguh Perkasa dimana akan terlihat seberapa likuid perusahaan dalam

menjalankan usahanya sehingga dari pemakai informasi sendiri, dapat

mempercayai kemampuan dari perusahaan dalam hal penyelesaian

kewajibannya. Terutama dari pihak kreditur yang akan memberikan

pinjamannya.

PT. Surya Teguh Perkasa mengalami peningkatan rasio likuiditas dari

tahun 2010, 2011 sampai dengan tahun 2012, dimana current ratio

menunjukkan sejauh mana utang lancar dijamin pembayarannya oleh aktiva

lancar yang dimiliki perusahaan. Dimana pada tahun 2010 aktiva lancar

Page 11: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 454-468

464

sebesar Rp 981.808.997,- naik pada tahun 2011 sebesar Rp 1.2126.021.953,-

dan pada tahun 2012 juga mengalami kenaikan sebesar Rp 1.402.639.759,-.

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa current ratio mengalami peningkatan,

dimana pada tahun 2010 current ratio perusahaan sebesar 89,79% mengalami

kenaikan menjadi 120,89% pada tahun 2011 dan tahun 2012 sebesar

214,65%. Mengalami peningkatan sebesar 3,97%, peningkatan tersebut

disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar berupa kas dan bank serta

persediaan. Dimana kas dan bank merupakan aktiva lancar yang paling likuid

dalam perusahaan selain piutang, faktor lain yang menyebabkan

meningkatnya current ratio adalah menurunnya total hutang yang dimiliki

perusahaan. Dalam hal ini perusahaan masih mampu membayar kewajiban

lancarnya dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

Acid test ratio dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva

lancar dengan membagi sisanya dengan utang lancar sebagai jaminan

terhadap utang lancar yang jatuh tempo. Dari hasil perhitungan, terlihat

bahwa acid test ratio mengalami peningkatan, dimana acid test ratio pada

tahun 2010 sebesar 58,26% mengalami kenaikan pada tahun 2011 menjadi

71,69% dan tahun 2012 sebesar 120,06%. Mengalami peningkatan sebesar

9,89% , acid test ratio mengalami kenaikan yang disebabkan besarnya jumlah

kas dan piutang masih dapat memenuhi kewajiban lancarnya yaitu berupa

utang dagang yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini perusahaan masih

mampu membayar kewajiban lancarnya dengan tanpa memperhitungkan

persediaan yang dimiliki perusahaan.

Cash ratio alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas

yang tersedia untuk membayar utang. Dari hasil perhitungan, terlihat bahwa

cash ratio mengalami peningkatan, dimana cash ratio pada tahun 2010 sebesar

13,10% mengalami kenaikan pada tahun 2011 menjadi 17,03% dan tahun

2012 sebesar 46,34%. Mengalami kenaikan sebanyak 16,21%. Cash ratio

yang tinggi perlu diantipasi apakah penggunaan kas sudah dilakukan secara

optimal karena rasio kas yang tinggi dicurigai karena manajemen belum

melakukan pengelolaan secara baik, artinya adanya kas yang idle

(menganggur) dan tentu saja ini dapat merugikan perusahaan.

2. Rasio Solvabilitas

Dari hasil perhitungan rasio solvabilitas perusahaan mengalami

penurunan dari tahun ke tahun. Penurunan tersebut bernilai positif bagi PT.

Surya Teguh Perkasa diman semakin kecil resiko yang akan ditanggung

perusahaan seandainya saat itu perusahaan akan dilikuidasi dalam artian

perusahaan masih dapat meningkatkan laba dengan cara meningkatkan

penjualan tanpa harus menambah utang.

Dampak lain yang ditimbulkan dari penurunan rasio solvabilitas yaitu PT.

STP lamban untuk mengembangkan usahanya. Walaupun hutang berarti

resiko, ada sejumlah investor yang berminat untuk berinvestasi dalam bisnis

yang berisiko. Hutang juga memberikan potensi perusahaan untuk

memperbesar keuntungan bagi sipemilik. Kalau hutang dikelola dengan baik

Page 12: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

Analisis Kinerja Keuangan Dari Aspek Likuiditas, Solvabilitas & Rentabilitas( Rury A)

465

laba usaha lebih besar dan cukup untuk menutup beban hutang, dengan kata

lain perusahaan dapat memperoleh dana lebih tanpa kehilangan pengendalian

perusahaan.

PT. Surya Teguh Perkasa mengalami penurunan rasio solvabilitas dari

tahun 2010, 2011 sampai dengan tahun 2012, dimana total aktiva pada tahun

2010 sebesar Rp 1.802.409.547,- naik pada tahun 2011 sebesar Rp

2.035.638.287,- dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan kembali sebesar

Rp 2.200.632.372,-. Dan debt to asset ratio terlihat bahwa penggunaan utang

mengalami penurunan pada tahun 2010 sebesar 60,66% menjadi 49,41% pada

tahun 2011 dan tahun 2012 sebesar 29,69%. Mengalami penurunannya

sebanyak 18,44%. Penurunan ini disebabkan meningkatnya total aktiva

perusahaan yang dapat memenuhi kewajibannya yang berupa utang dagang.

Oleh karena itu, perusahaan masih mampu membayar utang-utangnya baik

jangka pendek maupun jangka panjang dengan total aktiva yang dimiliki

perusahaan.

Untuk debt to equity ratio ini memperbandingkan antara total utang

dengan jumlah modal sendiri dari tahun 2010, 2011 sampai dengan tahun

2012 mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 154,22% menjadi

97,67% tahun 2011 dan tahun 2012 sebesar 42,24%. Mengalami penurunan

sebanyak 14,31%, debt to equity ratio mengalami penurunan yang disebabkan

oleh meningkatnya modal perusahaan, sehingga modal sendiri merupakan

jaminan terhadap utang-utangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang

yang dimiliki perusahaan. Dengan kata lain proporsi utang dalam pembiayaan

untuk aktiva terus mengalami penurunan atau dapat dikatakan struktur modal

perusahaan aman atau rendah resiko.

3. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas merupakan salah satu alat pengukur untuk menilai

apakah modal usaha yang digunakan oleh perusahaan tersebut produktif atau

tidak, oleh karena itu rentabilitas mencerminkan kemampuan modal

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Dimana penjualan pada tahun 2010 sebesar Rp 1.824.941.780,- dengan

net profit margin 22,4%, naik pada tahun 2011 sebesar Rp 2.426.982.000,-

dengan net profit margin 17,9%, dan pada tahun 2012 sebesar Rp

3.035.856.000,- dengan net profit margin 23,5%. Dan kenaikan modal dari

tahun 2010 sebesar Rp 708.984.169,-, pada tahun 2011 sebesar Rp

1.029.795.736,- naik dan pada tahun 2012 juga mengalami kenaikan sebesar

Rp 1.547.167.867,-.

Return on Asset (ROA) ini menunjukkan perbandingan antara EBIT

dengan total aktiva dari hasil perhitungan terlihat bahwa return on asset secara

keseluruhan mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2010 sebesar

22,69% naik menjadi 23,28% pada tahun 2011 dan tahun 2012 sebesar

32,45%. Mengalami kenaikan sebanyak 11,52%. Dari hasil peningkatan

return on asset disebabkan oleh seimbangnya penggunaan total aktiva didalam

menghasilkan laba dimiliki perusahaan. Hal ini berarti perusahaan mampu

Page 13: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 454-468

466

secara keseluruhan didalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan

aktiva yang dimiliki perusahaan.

Return on equity (ROE) merupakan pencerminan dari seluruh kinerja

perusahaan karena tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan

keuntungn bagi pemilik perusahaan. Dari hasil perhitungan, membandingkan

EAT dengan modal sendiri dari tahun 2010 29,45% pada tahun 2011 naik

menjadi 31,15% dan tahun 2012 sebesar 33,44%. Mengalami kenaikan

sebanyak 27,16%. Hal ini disebabkan kenaikan laba yang dihasilkan

perusahaan diikuti dengan naiknya modal yang dimiliki perusahaan.

Penutup

Rasio Likuiditas

Berdasarkan Current Ratio ( rasio lancar ) PT. Surya Teguh Perkasa pada

tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan dikarenakan

jumlah aktiva lancar dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 meningkat dan

jumlah hutang lancar menurun dari tahun 2010 sampai dengan 2012. Dari hasil

perhitungan Acid Test Ratio / Quick Ratio PT. Surya Teguh Perkasa dari tahun

2010 sampai dengan 2012 mengalami peningkatan dikarenakan jumlah aktiva

lancar dan jumlah persediaan meningkat sedangkan jumlah hutang lancar

menurun dari tahun 2010 sampai dengan 2012. Dari hasil perhitungan Cash Ratio

PT. Surya Teguh Perkasa dari tahun 2010 sampai dengan 2012 mengalami

peningkatan dikarenakan kas dan bank mengalami peningkatan dan hutang lancar

mengalami penurunan dari tahun 2010 sampai dengan 2012.

Peningkatan kas dan bank pada tahun 2010 sebesar Rp 143.298.414,- , tahun

2011 sebesar Rp 171.348.750,- , dan tahun 2012 sebesar Rp 302.806.494,-. Dan

hutang lancar dari tahun 2010 menurun sebesar Rp 1.093.425.378,- , tahun2011

sebesar Rp 1.005.842.551,- , dan tahun 2012 sebesar Rp 563.464.505,-.

Rasio Solvabilitas

Berdasarkan perhitungan Debt to Asset Ratio PT. Surya Teguh Perkasa dari

tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami penurunan. Hal ini terjadi

karena menurunnya total kewajiban, sedangkan total aktiva meningkat dari tahun

2010 sampai tahun 2012. Dari hasil perhitungan Debt to Equity Ratio PT. Surya

Teguh Perkasa dari tahun 2010 sampai tahun 2012 mengalami penurunan. Hal ini

terjadi karena menurunnya total kewajiban dari tahun 2010 sebesar Rp

1.093.425.378,- pada tahun 2011 turun sebesar Rp 1.005.842.551,- dan turun

kembali pada tahun 2012 sebesar Rp 653.464.505,-, sedangkan total ekuitas

meningkat dari tahun 2010 sebesar Rp 708.984.169,- naik pada tahun 2011

sebesar Rp 1.029.795.736,- dan naik kembali di tahun 2012 sebesar Rp

1.547.167.867,-, dan total aktiva tahun 2010 sebesar Rp 1.802.409.547,-, naik

pada tahun 2011 sebesar Rp 2.035.638.287,- dan naik kembali pada tahun 2012

sebesar Rp 2.200.632.372,-.

Rasio Rentabilitas

Berdasarkan perhitungan Return On Asset PT. Surya Teguh Perkasa

mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2012. Hal ini dikarenakan

Page 14: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

Analisis Kinerja Keuangan Dari Aspek Likuiditas, Solvabilitas & Rentabilitas( Rury A)

467

semakin baiknya aktiva perusahaan yang tentunya meningkatkan laba perusahaan.

Dari hasil perhitungan Return On Equity PT. Surya Teguh Perkasa mengalami

peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2012, peningkatan ini menunjukkan

bahwa semakin baiknya pengelolaan modal sendiri yang akan meningkatkan laba

bersih perusahaan.

Dimana penjualan pada tahun 2010 sebesar Rp 1.824.941.780,- dengan net

profit margin 22,4%, naik pada tahun 2011 sebesar Rp 2.426.982.000,- dengan

net profit margin 17,9%, dan pada tahun 2012 sebesar Rp 3.035.856.000,- dengan

net profit margin 23,5%. Dan kenaikan modal dari tahun 2010 sebesar Rp

708.984.169,-, pada tahun 2011 sebesar Rp 1.029.795.736,- naik dan pada tahun

2012 juga mengalami kenaikan sebesar Rp 1.547.167.867,-.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang

menduga kinerja keuangan perusahaan PT. Surya Teguh Perkasa pada tahun

2010, 2011 sampai dengan tahun 2012 ditinjau dari aspek likuiditas, solvabilitas

dan rentabilitas mengalami peningkatan diterima.

Rasio Likuiditas

Dengan mempertahankan Likuiditas melalui perhitungan jumlah aktiva

lancar, serta penjualan bila perlu ditingkatkan lagi sehingga PT Surya Teguh

Perkasa mampu mengendalikan hutang lancar secara efesien agar biaya yang ada

tidak melebihi anggaran atau melampaui aktiva perusahaan.

Rasio Solvabilitas

Walaupun Debt to Asset Ratio PT Surya Teguh Perkasa sudah cukup dalam

memenuhi kewajiban namun hal ini perlu di perhatikan agar lebih efektif dalam

penggunaan biaya sehingga total kewajiban perusahaan tetap terkendalikan.

Meskipun total aktiva meningkat dari tahun ke tahun, bila perlu aktiva ini terus di

tingkatkan dan jangan sampai menurun agar bisa mengendalikan kewajiban yang

ada pada PT Surya Teguh Perkasa. Untuk Debt to Equity Ratio, walaupun total

kewajiban menurun dari tahun ke tahun namun hal ini harus bisa diatasi dengan

ekuitas perusahaan tanpa harus melibatkan sumber dana dari pihak lain atau di

luar perusahaan.

Rasio Rentabilitas

Perusahaan harus lebih efisien dalam menekan biaya-biaya yang ada dan

harus dapat melakukan pemanfaatan aktiva agar lebih efisien sehingga Return On

Asset dan Return On Equity dapat terus meningkat pada tahun yang akan datang.

Dan modal yang digunakan harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien agar

dapat menghasilkan pendapatan yang lebih banyak lagi untuk dikembalikan

kepada pemilik modal perusahaan.

Daftar Pustaka

Abdullah, M. Faisal, 2005, Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kedua,

Cetakan Kelima, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Astuti, Dewi, 2004, Manajemen Keuangan Perusahaan, Gahlia Indonesia,

Jakarta.

Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Edisi 8, BPFE, Yogyakarta.

Page 15: Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 454-468

468

Brigham, Eugene F. Dan Houston Joel F, 2001, Manajemen Keuangan, Edisi

Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Darsono dan Ashari, 2004, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan,

ANDI Yogyakarta, Yogyakarta.

Gill, James O. Dan Chatton Moira, 2006, Memahami Laporan Keuangan

Memanfaatkan Informasi Keuangan Untuk Mengendalikan Bisnis Anda,

Cetakan 4, Penerbit PPM, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2006, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Helfert, Erich A, 2000, Technique of Financial Analysis, Eight Edition, The

Dryden Press, New York.

Lee, Cheng Few dan Alice C. Lee, 2006, Encyclopedia of Finance, Springer

Science and Business Media, Inc, United States of America.

Manullang, M. (Mengutip Hary Simons dan Jay M. Smith), 2005, Pengantar

Manajemen Keuangan, Andi Offset, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang, 2006, Aplikasi Excel Pada Manajemen Keuangan, Cetakan

Kedua, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sartono, R. Agus, 2001, Manajemen Keuangan, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta.

Sawir, Agnes, 2001, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan, Cetakan Kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Umar, Husein, 2001, Manajemen Risiko Bisnis Pendekatan Finansial dan

Nonfinansial, Cetakan Kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sutrisno, H.,2007, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kelima,

Ekonisia, Yogyakarta.

Munawir, 2000, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty Yogyakarta.