Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019
1
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA PURA I
CABANG BANDARA HASANUDDIN MAKASSAR
Andi Arwinda Wildam
STIMI YAPMI Makassar
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja keuangan pada P.T. (Persero)
Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin Makassar dapat dikatakan sehat
berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, tentang
tingkat kesehatan BUMN? Rasio yang digunakan dalam penelitian ini, mengacu kepada
aspek keuangan dengan memakai delapan rasio keuangan sesuai Keputusan Menteri
BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002 tanggal 4 juni 2002 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Badan Usaha Milik Negara antara lain : Return On Equity, Return On
Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turnover, Total
Asset Turnover dan Total Modal Sendiri terhadap Total Aset. Hasil penelitian
menyatakan bahwa kondisi keuangan P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara
Hasanuddin Makassar pada tahun 2011-2013 dikatakan sehat berdasarkan Surat
Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, tentang tingkat kesehatan
BUMN apabila ditinjau dari tingkat likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas,
sehingga dapat dinyatakan bahwa perusahaan sedang dalam keadaan berkembang.
Secara umum dapat diketahui bahwa kinerja atau penilaian keuangan P.T. (Persero)
Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan Keputusan Menteri Badan
Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU 2002 dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2013 berada pada klasifikasi sehat predikat AAA.
Kata Kunci : Kinerja Keuangan
ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE IN P.T. (PERSERO) ANGKASA
PURA I HASANUDDIN AIRPORT MAKASSAR BRANCH
Andi Arwinda Wildam
STIMI YAPMI Makassar
Email : [email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine whether the financial performance of P.T. (Persero)
Angkasa Pura I Hasanuddin Airport Branch Makassar can be said to be healthy based
on Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, about the
soundness of BUMN? The ratio used in this study, refers to the financial aspect by
using eight financial ratios in accordance with the Decree of the Minister of BUMN
Nomor : Kep-100 / MBU / 2002 dated June 4, 2002 concerning the Assessment of
Badan Usaha Milik Negara Health Levels, among others : Return On Equity, Return On
Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turnover, Total
Asset Turnover and Total Own Capital to Total Assets. The results of the study stated
that the financial condition of P.T. (Persero) Angkasa Pura I Hasanuddin Airport
Branch Makassar in 2011-2013 said to be healthy based on the Decree of the Minister
of BUMN Nomor : KEP-100 / MBU / 2002, about the soundness of BUMN when
viewed from the level of liquidity, solvency, profitability and activity, so that it can
stated that the company is in a developing state. In general it can be seen that the
Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019
2
financial performance or evaluation of P.T. (Persero) Angkasa Pura I Hasanuddin
Airport Branch based on the Decree of the Minister of Badan Usaha Milik Negara
Nomor : KEP-100 / MBU 2002 from 2011 to 2013 is in the healthy classification of the
title of AAA.
Key Words : Financial Performance
PENDAHULUAN
Persaingan dunia usaha saat ini cukup ketat, hal ini disebabkan adanya
globalisasi ekonomi yang tidak mengenal batas dunia. Dalam kondisi perekonomian
seperti itu pemerintah melalui kebijaksanaannya telah memberikan peran yang lebih
banyak terhadap sektor swasta dan ini merupakan waktu yang sangat tepat untuk
berkompetisi sesuai dengan kemampuan dari masing-masing perusahaan.
Suatu perusahaan baik yang bergerak dalam bidang agraris, perniagaan, industri
maupun bidang pemberian jasa pada umumnya mempunyai tujuan yang sama bila
ditinjau dari segi fungsi keuangan yaitu untuk mencapai laba yang maksimal dan
berusaha menjamin tingkat likuiditasnya. Tercapainya laba yang maksimal karena
kejelian manajemen keuangan dalam memperhatikan dan mengontrol biaya, harga serta
bertanggung jawab atas analisa dan ramalan tingkat laba yang akan diperoleh. Tetapi
dalam praktek sering dijumpai perusahaan gagal mendapatkan laba karena kurangnya
perhatian manajer keuangan terhadap hal tersebut.
Untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan dapat tercapai maka perlu
dilakukan pengukuran kinerja perusahaan secara periodik. Kemudian kinerja tersebut
dianalisis dan hasilnya akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan. Bagi pemilik dan pemegang saham
hasil analisis tadi digunakan untuk menilai sukses tidaknya manajemen dalam
mengelola perusahaan. Bagi manajemen digunakan untuk mengevaluasi kinerja di masa
lalu, memperbaiki sistem pengawasan dan merumuskan program atau kebijaksanaan
yang lebih tepat. Sedangkan bagi kreditur atau investor digunakan untuk menilai
kemampuan dalam memenuhi kewajibannya serta dalam menghasilkan laba.
Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan
sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Dengan diketahuinya
kondisi keuangan perusahaan, keputusan yang rasional dapat dibuat. Media yang dapat
dipakai untuk meneliti kondisi keuangan perusahaan adalah laporan keuangan yang
terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, perubahan modal dan cash flow. Neraca lebih
menggambarkan tentang kinerja keuangan perusahaan dan laba rugi menggambarkan
kinerja operasi perusahaan, namun secara keseluruhan laporan keuangan dapat dijadikan
dasar untuk menilai kenerja sebuah perusahaan. Untuk itu pemakai laporan keuangan
harus memiliki kemampuan untuk menelusuri latar belakang angka-angka dalam
laporan keuangan, mencari hubungan kemampuan kecenderungan (trend) angka-angka
tersebut kemudian menginterpretasikannya dan proses ini disebut analisis laporan
keuangan.
Analisis keuangan merupakan suatu proses analisis dari data neraca, laporan
laba rugi, perubahan modal dan cash flow menjadi suatu informasi yang beguna untuk
pengambilan keputusan. Salah satu proses analisis ini adalah analisis rasio. Analisis
rasio digunakan untuk mengidentifikasi keadaan keuangan perusahaan dan untuk dasar
perencanaan keuangan.
Analisis perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan memungkinkan
manajer keuangan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dengan cepat. Dengan rasio
keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya perusahaan dari waktu ke waktu
serta mengidentifikasi perkembangannya. Dengan kata lain tujuan analisis rasio adalah
Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019
3
untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas serta stabilitas
usaha dari perusahaan yang bersangkutan.
Kinerja keuangan adalah gambaran mengenai hasil yang telah dicapai
perusahaan dalam suatu periode tertentu satu tahun atas pelaksanaan suatu kegiatan
dengan mengacu pada program atau kebijakan yang tertentu dalam visi, misi, sasaran
dan tujuan perusahaan.
Kinerja perusahaan di bagi atas dua bagian, pertama adalah kinerja pemasaran,
yaitu hasil yang dicapai perusahaan sehubungan aktivitas kegiatan pemasarannya. Yang
indikasinya dapat dilihat dari volume penjualan yang diperoleh, market share dan trend
penjualan (forecasting) yang akan dihasilkan pada masa yang akan datang, Kedua
adalah kinerja keuangan, yaitu hasil yang dicapai perusahaan ditinjau dari segi
akuntansinya yang indikasinya dapat diukur melalui tingkat liquiditas dan profitabilitas
pada setiap akhir periode akuntansi.
Kinerja keuangan dengan alat ukur tingkat likuiditas, solvabilitas dan
profitabilitas merupakan penentuan paling dominan terhadap keberhasilan perusahaan
dalam aktifitasnya, dengan pertimbangan, hasil yang dicapai perusahaan tidak semata-
mata di ukur berapa besar penjualan dan pendapatan yang mampu diraih, tetapi harus di
hubungkan dengan berapa besar pengorbanan ekonomi yang dikeluarkan perusahaan
untuk mencapai hasil tersebut sebagai beban biaya, sehingga hasilnya adalah
pendapatan bersih (netto).
Di lingkup manajemen P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara
Hasanuddin Makassar mengemban misi pemerintah sebagai agen pembangunan dalam
menunjang kelancaran arus penumpang dan barang. Kantor Cabang Bandar Udara
Hasanuddin dalam misi pengusahaan kebandarudaraan memberikan pelayanan kepada
pemakai jasa bandar udara dalam bidang aeronautika dan non aeronautika. Bidang
aeronautika terdiri dari PJP4U (Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, Penyimpanan,
Pesawat Udara), PJP2U (Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara) dan PJP
(Pelayanan Jasa Penerbangan). Sedangkan bidang non aeronautika terdiri dari jasa
pemakaian counter, conveyor, jasa sewa ruangan/tanah dan tempat di bandara, jasa
konsesi, jasa parkir, jasa pemasangan reklame di bandara dan jasa lain-lain yaitu
memberikan jasa diluar jasa tersebut, antara lain jasa panggilan informasi, administrasi.
pemakaian listrik, air dan telepon. Dilihat dari berbagai aspek di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Kinerja Keuangan pada P.T.
(Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin Makassar.
Masalah Pokok
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah pokok dalam
penelitian ini adalah apakah kinerja keuangan pada P.T. (Persero) Angkasa Pura I
Cabang Bandara Hasanuddin Makassar dapat dikatakan sehat berdasarkan SK Menteri
BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, tentang tingkat kesehatan BUMN?
Hipotesis
Berdasarkan pada latar belakang dan masalah pokok yang telah dikemukakan di
atas, maka hipotesis yang diajukan sebagai substansi dalam pembahasan penelitian ini
maka, kinerja keuangan P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin
Makassar dapat dikatakan sehat berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor :
KEP-100/MBU/2002, tentang tingkat kesehatan BUMN.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Laporan Keuangan
Kegiatan keuangan tidak terbatas dilakukan oleh manajer keuangan, bahkan
dalam kehidupan sehari-hari setiap orang nyaris akan berhubungan dengan kegiatan
keuangan. Demikian pula keputusan keuangan akan berkaitan dengan banyak pihak.
Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019
4
Sawir (2001) menyatakan bahwa data yang dipakai untuk melihat kondisi
kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba
ditahan dan posisi laporan keuangan. Harahap (2008) menyatakan bahwa laporan
keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat
tertentu atau jangka waktu tertentu.
Seperti telah diketahui bahwa laporan keuangan merupakan kewajiban setiap
perusahaan untuk membuat dan melaporkannya pada suatu periode tertentu. Apa yang
dilaporkan kemudian dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan
terkini. Dengan melakukan analisis akan diketahui letak kelemahan dan kekuatan
perusahaan. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan
perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik
kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Di samping itu, juga untuk
memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi atau menghindari ancaman yang
mungkin timbul sekarang dan di masa akan datang.
Kasmir (2010) secara umum dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan
yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu. Sugiyarso (2005) menyatakan laporan keuangan (Financial Statement)
merupakan daftar ringkasan akhir transaksi keuangan organisasi yang menunjukkan
semua kegiatan operasional organisasi dan akibatnya selama tahun buku yang
bersangkutan.
Menurut Munawir (2010) menyatakan pada umumnya laporan keuangan itu
terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca
menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun
perkembangan suatu badan usaha adalah pemilik perusahaan, manajer atau pimpinan,
investor dan bankers serta pemerintah.
Fahmi (2012), inti dari laporan keuangan adalah menggambarkan pos-pos
keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal
beberapa macam laporan keuangan, antara lain : neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan modal dan laporan arus kas.
Hal yang paling penting bagi manajemen adalah bahwa laporan keuangan
tersebut merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada para pemilik
perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Pertanggungjawaban
yang dituangkan dalam laporan keuangan hanyalah perjanjian secara wajar posisi
keuangan dan hasil usaha dalam suatu periode sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang dilaksanakan secara konsisten.
Fungsi Laporan Keuangan
Laporan keuangan juga dapat digunakan oleh manajer untuk :
1. Mengukur tingkat biaya dari kegiatan perusahaan.
2. Menentukan atau mengukur efisiensi setiap bagian proses atau produksi serta untuk
menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan.
3. Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijakan atau prosedur yang baru untuk
mencapai hasil yang lebih baik.
Tujuan Laporan Keuangan
Kasmir (2011) tujuan laporan keuangan dalam suatu perusahaan atau badan
usaha adalah :
1. Untuk mengetahui keadaan keuangan perusahaan atau badan usaha tersebut.
Setelah itu dengan membandingkannya dalam jangka waktu 2 tahun atau lebih akan
Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019
5
dapat diketahui bagaimanakah perkembangan modal atau kekayaan perusahaan atau
badan usaha yang bersangkutan.
2. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-
pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi yang rasional.
Informasi bermanfaat yang disajikan dalam laporan keuangan antara lain :
a. Pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan.
b. Untuk menilai prospek arus kas baik penerimaan atau pengeluaran di masa
yang akan datang.
c. Mengenai pemenuhan fungsi sosial perusahaan, termasuk pengelolaan dana.
d. Laporan keuangan juga merupakan sarana pertanggung jawaban manajemen.
Analisis Laporan Keuangan
Analisa dilakukan dengan mengukur hubungan unsur-unsur tersebut dari tahun
ke tahun untuk mengetahui perkembangannya. Untuk dapat melakukan analisis laporan
keuangan harus memperhatikan faktor-faktor berikut ini :
1. Rasio Likuiditas
Riyanto (2010) memberikan pengertian likuiditas adalah kemampuan
perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat yang likuid sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih.
Suatu badan usaha yang mampu memenuhi kewajibannya saat ditagih disebut
perusahaan yang likuid. Sedangkan badan usaha yang tidak mampu melaksanakan
kewajibannya pada saat ditagih adalah perusahaan yang tidak likuid. Apabila badan
usaha dalam keadaan likuid berarti perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran
atau aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya (hutang jangka pendek).
Pedoman yang dianggap layak adalah 2 : 1 atau 200 %, bahwa setiap hutang lancar
sebesar Rp 1,- harus dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 2,-. Semakin tinggi
kemampuan aktiva lancar untuk menutup hutang lancar, merupakan indikasi bahwa
hutang lancar itu akan dapat dibayar. Sebaliknya badan usaha yang tidak likuid berarti
badan usaha tersebut aktiva lancarnya lebih kecil daripada hutang lancarnya.
Hasil perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar pada suatu neraca
disebut Current Ratio atau Working Capital Ratio. Apabila suatu badan usaha
menggunakan current ratio untuk mengukur tingkat likuiditasnya, maka current ratio
badan usaha tersebut apabila mengalami penurunan dapat ditinggikan.
Mengingat bahwa current ratio adalah angka perbandingan antara aktiva lancar
dengan hutang lancar, maka setiap transaksi yang melibatkan aktiva lancar atau hutang
lancar baik itu sendiri-sendiri ataupun keduanya dapat mengakibatkan berubahnya
current ratio dan ini berarti likuiditas badan usaha juga berubah.
2. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas menurut Riyanto (2010) adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar semua hutangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang). Solvabilitas
suatu badan usaha menunjukkan kemampuan untuk memenuhi segala kewajiban
finansialnya apabila badan usaha pada saat itu dibubarkan. Tetapi jika badan usaha tidak
mampu melunasi hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjangnya, dibubarkan
berarti badan usaha yang bersangkutan dinamakan badan usaha yang insolvable.
Suatu badan usaha yang solvable berarti bahwa badan usaha tersebut
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-
hutangnya tetapi tidak dengan sendirinya berarti bahwa badan usaha tersebut likuid.
Sebaliknya badan usaha yang insolvable tidak dengan sendirinya juga likuid.
Tingkat solvabilitas suatu badan usaha dapat diukur dengan ratio leverage atau
dengan membandingkan jumlah aktiva atau pihak dengan jumlah tertentu di pihak lain.
Atau dapat juga dengan membandingkan modal sendiri dengan jumlah hutang, dimana
Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019
6
modal sendiri ini adalah kelebihan nilai aktiva atas hutang. Dalam menghitung
solvabilitas ini aktiva yang tidak terwujud tidak diperhitungkan dan hasil angka
perbandingan tersebut dinyatakan dalam rasio atau persentase.
3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini meliputi :
1. Profit Margin on Sales
Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin merupakan salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan.
2. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment/ROI)
Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment
(ROI) atau Return on Total Assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
3. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri
merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
4. Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock)
Rasio laba per lembar saham (rasio nilai buku) merupakan rasio untuk mengukur
keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.
4. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan
perusahaan dalam menjalankan operasinya. Rasio ini meliputi :
1. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama
penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam
piutang ini berputar selama satu periode.
2. Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over)
Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali
dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode.
3. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Perputaran modal kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai
keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu.
4. Fixed Assets Turn Over
Fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa
kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
5. Total Assets Turn Over
Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aktiva.
Pengertian Kinerja Keuangan
Pengertian kinerja keuangan adalah salah satu bentuk penilaian dengan asas
manfaat dan efisiensi dalam penggunaan anggaran keuangan. Dalam organisasi sektor
publik, setelah adanya operasional anggaran, langkah selanjutnya adalah pengukuran
kinerja untuk menilai prestasi dan akuntabilitas organisasi dan manajemen dalam
menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas yang merupakan salah
satu ciri dari terapan good governance bukan hanya sekedar kemampuan menujukkan
bagaimana menunjukkan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara
ekonomis, efektif dan efisien. Ekonomis terkait dengan sejauh mana organisasi sektor
publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan yaitu dengan menghindari
pengeluaran yang boros dan tidak produktif. Efisiensi merupakan perbandingan ouput/
Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019
7
input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
Sedangkan efektif merupakan tingkat standar kinerja atau program dengan target yang
telah ditetapkan yang merupakan perbandingan-perbandingan outcome dengan output.
Adapun arti dari penilaian kinerja yaitu penentuan secara periodik efektivitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi, karyawan berdasarkan sasaran, standar,
dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 tahun 2002 yang sekarang
berubah manjadi Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengurusan,
pertanggung jawaban dan pengawasan keuangan daerah serta tata cara penyusunan
anggaran pendapatan dan belanja daerah, pelaksanaan tata usaha keuangan daerah dan
penyusunan perhitungan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), bahwa tolak
ukur kinerja merupakan komponen lainya yang harus dikembangkan untuk dasar
pengukuran kinerja keuangan dalam sistem anggaran kinerja. Sedangkan menurut para
ahli, kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang teruang dalam stategic planning suatu organisasi. Kinerja
(performance) diartikan sebagai hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen
atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat diukur
dengan dibandingkan standar yang telah ditentukan. Faktor kemampuan sumber daya
aparatur pemerintah terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan ability
(knowladge + skill), sedangkan faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) sumber
daya aparatur pemerintah dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi
yang menggerakan sumber daya aparatur pemerintah dengan terarah untuk mencapai
tujuan pemerintah, yaitu good governance.
Kinerja keuangan merupakan gambaran tentang setiap hasil ekonomi yang
mampu diraih oleh perusahaan pada saat periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif yang dapat diukur
perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang
tercermin dalam laporan keuangan.
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, analisis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap kesehatan
perusahaan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis rasio, yaitu rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas dan rasio aktivitas yang
berpedoman pada SK Menteri BUMN Nomor 100 tahun 2002. Dapat disimpulkan
bahwa kinerja diukur dengan cara : (a) menentukan tujuan, sasaran dan strategi
organisasi, (b) merumuskan indikator dan ukuran kinerja, (c) mengukur tingkat
ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi, (d) evaluasi kerja.
Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN
Sebagai sebuah BUMN, pengukuran kinerja P.T. (Persero) Angkasa Pura I
Cabang Bandara Hasanuddin didasarkan pada keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep–
100/MBU/2002 tentang penilaian tingkat kesehatan BUMN. Penilaian tingkat kesehatan
BUMN digolongkan menjadi :
1. Sehat yang terdiri dari :
a. AAA apabila Total Skor (TS) lebih besar dari 95
b. AA apabila 80 < TS ≤ 80
c. A apabila 65 < TS ≤ 80
2. Kurang sehat yang terdiri dari :
a. BBB apabila 50 < TS ≤ 65
b. BB apabila 40 < TS ≤ 50
c. B apabila 30 < TS ≤ 40
Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019
8
3. Tidak sehat yang terdiri dari :
a. CCC apabila 20 < TS ≤ 30
b. CC apabila 10 < TS ≤ 20
c. C apabila TS ≤ 10
Penilaian BUMN berdasarkan surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor :
198/KMK.061/1998 tentang penilaian kinerja BUMN, agar sistem penilaian kinerja
BUMN lebih mencerminkan kegiatan usaha masing–masing BUMN untuk
meningkatkan kinerjanya. Aspek yang kemudian dinilai sesuai surat keputusan Menteri
Keuangan Nomor : 198/KMK.016/1998 tentang penilaian kinerja BUMN (diperbaharui
dengan keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002 tanggal 4 juli 2002
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN), yaitu aspek operasional dan aspek
administrasi. Dengan pembobotan untuk kategori BUMN dibagi dalam dua yaitu
infrastruktur dan non infrastruktur.
Rasio yang digunakan dalam penelitian ini, mengacu kepada aspek keuangan
dengan memakai delapan rasio keuangan sesuai Keputusan Menteri BUMN Nomor :
Kep-100/MBU/2002 tanggal 4 juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan
Usaha Milik Negara antara lain : Return On Equity, Return On Investment, Cash Ratio,
Current Ratio, Collection Period, Inventory Turnover, Total Asset Turnover dan Total
Modal Sendiri terhadap Total Aset.
METODOLOGI PENELITIAN
Obyek Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian pada penulisan ini adalah P.T. (Persero)
Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin Makassar, waktu penelitian selama dua
bulan yaitu bulan Januari 2014 - Februari 2014.
Metode Pengumpulan Data
Tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data sekunder berupa
laporan keuangan perusahaan. Data yang diperoleh diambil melalui beberapa data,
antara lain :
1. Wawancara yaitu melakukan pembicaraan langsung kepada pihak-pihak yang
terlibat dalam perusahaan tersebut untuk mencari informasi-informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian.
2. Dokumentasi yaitu kegiatan yang dilakukan dengan pencatatan terhadap dokumen
yang dibutuhkan atau bukti tertulis yang resmi dan dapat dipertanggungjawabkan
yang ada hubungannya dengan penelitian ini untuk mengumpulkan data laporan
keuangan perusahaan.
3. Observasi yaitu melakukan langsung penelitian kepada objek tersebut atau terjun
langsung untuk menelitinya.
Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Jenis Data
a. Data kualitatif, yaitu data berupa laporan keuangan untuk periode tertentu atau
dokumen-dokumen yang menyajikan informasi mengenai keuangan
perusahaan dan relevan dengan pembahasan penulisan ini.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang memberikan interpretasi terhadap laporan
keuangan perusahaan serta informasi lainnya yang berkenaan dengan gambaran
umum perusahaan.
2. Sumber Data
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengadakan pengamatan,
wawancara langsung dengan instansi-instansi atau kantor-kantor yang terkait
dengan penelitian ini.
Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019
9
b. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari luar perusahaan atau materi
yang terkait dengan penelitian ini (laporan keuangan berupa neraca dan laporan
rugi laba dan sejarah dan struktur organisasi perusahaan).
Metode Analisis Data
Dalam melakukan teknik-teknik analisis yang digunakan adalah rasio keuangan
yang sesuai keputusan Menteri BUMN yang meliputi :
1. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE)
Earning After Interest and Tax
ROE = x 100 %
Equity
2. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment/ROI)
Earning After Interest and Tax
ROI = x 100 %
Total Assets
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Kas + Surat Berharga
Cash Ratio = x 100 %
Hutang Lancar
4. Rasio Lancar (Current Ratio)
Aktiva Lancar
Current Ratio = x 100 %
Hutang Lancar
5. Collection Period (CP)
Total Piutang Usaha
Collection Period = x 365 hari
Total Pendapatan Usaha
6. Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over)
Total Persediaan
Inventory Turnover = x 365 hari
Total Pendapatan Usaha
7. Total Asset Turn Over
Total Pendapatan
Total Asset Turn Over = x 100 %
Total Aktiva
8. Total Modal Sendiri terhadap Total Aset (TMS terhadap TA)
Total Modal Sendiri
TMS terhadap TA = x 100 %
Total Aset
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Jumlah Skor dari Analisis Rasio Keuangan
Hasil perhitungan dari rumus rasio di atas merupakan tingkat prestasi dari
BUMN pada aspek keuangan. Memberikan penafsiran terhadap tingkat prestasi aspek
keuangan yang ditemukan tersebut, maka menurut Sutrisno (2008) menyatakan bahwa
untuk dibandingkan dengan aturan kesehatan, maka aspek keuangan dibuat
ekuivalennya dengan cara membagi total nilai kinerja aspek keuangan dengan bobot
kinerja aspek keuangan, hasilnya merupakan kinerja aspek keuangan yang telah
ekuivalen dengan kinerja kedelapan aspek BUMN Infrastruktur atau Noninfrastruktur.
Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019
10
Tabel 1.
Skor Untuk Aspek Keuangan Pada Tahun 2011-2013
No Keterangan
Tahun 2011
Nilai
Rasio
(%)
Skor
Kinerja
Nilai
Rasio
(%)
Skor
Kinerja
Nilai
Rasio
(%)
Skor
Kinerja
1 Return on Investment 23,22 10 44,44 10 17,51 9
2 Return on Equity 8,7 9 9,6 10,5 7,2 7,5
3 Cash Ratio 0,7 0 0,6 0 0,5 0
4 Current Ratio 428 3 123 2,5 88,9 0
5 Collection Periods 10 4 10 4 4 4
6 Inventory Turnover 12 4 16 4 4 4
7 Total Asset Turn Over 24,24 1 21,23 1 18,52 0,5
8 Total Modal Sendiri
terhadap Total Asset 10,23 3 10,56 3 10,74 3
Total Nilai P.T. (Persero) Angkasa
Pura I Cabang Bandara Hasanuddin
Tahun 2011-2013
34 35 28
1520,8 672,65 540,60
Sumber : Angkasa Pura I (data diolah)
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No : KEP-100/MBU 2002 tentang
penilaian tingkat kesehatan BUMN perusahaan dinyatakan “SEHAT” dengan penilaian
“AAA” dimana total skor yang diperoleh dari aspek keuangan tahun 2011 adalah
1520,85 dengan standar penilaian apabila total (TS) lebih besar dari 95. Pada tahun
2012 adalah 672,65 dinyatakan “SEHAT” dengan penilaian “AAA” dimana total skor
yang diperoleh dari aspek keuangan dengan standar penilaian apabila total (TS) lebih
besar dari 95. Pada tahun 2013 adalah 540,60 dinyatakan “SEHAT” dengan penilaian
“AAA” dengan standar penilaian apabila total (TS) lebih besar dari 95.
Pembahasan
Rasio Likuiditas
Kinerja P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan
cash ratio pada tahun 2011 sampai tahun 2013 cukup baik dilihat dari penilaian
berdasarkan cash ratio meskipun pada tahun 2012 dan 2013 masih dibawah rata-rata
industri yaitu sebesar 200 %, dimana pada tahun 2011 sebesar 428 %, tahun 2012
sebesar 123 % yang masih dibawah rata-rata industri dan tahun 2013 menurun sebesar
88,9 %. Walaupun pada tahun 2012 dan 2013 nilai cash ratio masih dibawah rata-rata
industri, dengan hasil cash ratio yang positif dapat diartikan bahwa perusahaan telah
mampu membayar utang lancarnya yang dijamin oleh kas. Sedangkan kinerja P.T.
Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan current ratio cukup
baik walaupun pada tahun 2012 dan 2013 masih dibawah rata-rata industri yaitu sebesar
200 %, dimana pada tahun 2011 sebesar 428 %, tahun 2012 sebesar 123 % dan tahun
2013 sebesar 88,9 %. Walaupun demikian dengan nilai current ratio yang positif dapat
diartikan bahwa perusahaan telah mampu membayar kewajiban jangka pendeknya
dengan aktiva lancar yang dimiliki.
Rasio Solvabilitas
Kinerja P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan
Total Modal Sendiri terhadap Total Aset pada tahun 2011 sampai tahun 2013
dikategorikan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari TMS terhadap TA yaitu pada tahun
2011 sebesar 10,23 %, tahun 2012 sebesar 10,56 % dan tahun 2013 sebesar 10,74 %
yang berarti bahwa perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam, bukan utang.
Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019
11
Rasio Profitabilitas
Kinerja P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan
rasio Return on Investment (ROI) pada tahun 2011 sampai tahun 2013 dimana ROI
perusahaan pada tahun 2011 adalah 23,22 %, tahun 2012 adalah 44,44 %, dan tahun
2013 adalah 17,51 % dengan demikian hasil ROI yang positif pada setiap tahunnya
dapat diartikan bahwa P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin telah
mampu memanfaatkan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba. Sedangkan kinerja
P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan penilaian
Return On Equity (ROE), dimana ROE perusahaan pada tahun 2011 adalah 8,7 %,
tahun 2012 adalah 9,6 %, dan tahun 2013 adalah 7,2 % dengan demikian nilai ROE
yang positif dapat diartikan bahwa perusahaan sudah mampu memanfaatkan modal
yang dimiliki untuk memperoleh laba.
Rasio Aktivitas
Kinerja P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan
collection period pada tahun 2011 sampai tahun 2013 dikategorikan cukup baik
walaupun pada tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan. Hal ini dilihat berdasarkan
hasil perhitungan collection period tahun 2012 selama 8 hari dan tahun 2013 selama 9
hari. Sedangkan pada tahun 2011 selama 10 hari dapat diartikan bahwa konsumen
membayar tagihan sudah tepat waktu. Ini berarti setiap 1 piutang usaha, perusahaan
harus melakukan penagihan rata-rata selama 10 hari pada tahun 2011, 8 hari pada tahun
2012 dan 9 hari pada tahun 2013. Sedangkan kinerja P.T. (Persero) Angkasa Pura I
Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan inventory turnover dikategorikan sangat baik
dimana pada tahun 2011 selama 12 hari, tahun 2012 selama 16 hari dan tahun 2013
selama 13 hari. Sedangkan kinerja P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara
Hasanuddin berdasarkan total assets turn over dikategorikan cukup baik dimana pada
tahun 2011 sebesar 24,24 %, tahun 2012 sebesar 21,34 % dan tahun 2013 sebesar 18,52
%. Hal ini dapat diartikan bahwa P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara
Hasanuddin dikatakan sehat berdasarkan salinan keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor : KEP-100/MBU 2002 tentang penilaian tingkat kesehatan BUMN.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian dan hasil analisa data yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : kondisi keuangan
P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin Makassar pada tahun
2011-2013 dikatakan sehat berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor :
KEP-100/MBU/2002, tentang tingkat kesehatan BUMN apabila ditinjau dari
tingkat likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas, sehingga dapat
dinyatakan bahwa perusahaan sedang dalam keadaan berkembang.
2. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas, maka secara umum dapat
diketahui bahwa kinerja atau penilaian keuangan P.T. (Persero) Angkasa Pura I
Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor : KEP-100/MBU 2002 dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013
berada pada klasifikasi sehat predikat AAA, dengan demikian rumusan masalah
dan hipotesis yang dikemukakan penulis menyatakan bahwa P.T. (Persero)
Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin selama dua tahun terakhir yaitu 2011
sampai dengan tahun 2013 menunjukkan keadaan yang Sehat.
Saran
Saran yang dapat diberikan untuk dapat menambah masukan bagi pihak P.T.
(Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin dalam mengembangkan diri dan
menjaga kelangsungan pada masa-masa yang akan datang adalah sebagai berikut :
Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019
12
1. Diharapkan perusahaan P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin
dapat meningkatkan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitasnya dalam
menghadapi tahun berikutnya, dengan memberikan pelayanan jasa penerbangan
yang terbaik kepada para pengguna P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara
Hasanuddin.
2. Mampu mempertahankan kondisi kinerja keuangannya agar tidak turun, sehingga
bisa mempertahankan tingkat keuangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Sawir. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, Edisi Soft Cover, Gramedia Pustaka Utama.
Djarwanto P. S. 2004. Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan. BPFE, Yogyakarta.
Fahmi. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Cetakan Pertama. Alfabeta. Bandung.
Harahap. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit P.T.
Raja Grafindo Persada.
Harahap. Sofyan Syafri. 2008. Manajemen Keuangan Perusahaan. Konsep Aplikasi
Dalam Perencanaan. P.T. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan. Penerbit : P.T. Bumi Aksara. Jakarta.
Harnanto. 2000. Analisa Laporan Keuangan. AMP-YKPN, Yogyakarta.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Penerbit : P.T. Kencana. Jakarta.
Martono dan D. Agus Harijito. 2008. Manajemen Keuangan, Cetakan Ketujuh, Ekonisia
Yogyakarta.
Martono dan D. Agus Harijito. 2008. Manajemen Keuangan. Penerbit : Ekonisia
Kampus Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.
Munawir. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Penerbit Liberty,
Yogyakarta.
Riyanto. 2004. Dasar-Dasar Pembelajaan Perusahaan. Edisi Keempat. Penerbit BPFE-
Yogyakarta.
Sugiyarso dan Winarni. 2005. Manajemen Keuangan. Penerbit : P.T. Agromedia
Pustaka. Jakarta.