Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2015-2019
SKRIPSI
Oleh
SRI ARINI PUTRI
NIM 105731103816
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2020
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2015-2019
SKRIPSI
Oleh
SRI ARINI PUTRI
NIM 105731103816
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2020
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua tercinta.
2. Orang yang telah menginspirasi
3. Sahabatku tersayang
4. Teman-temanku
5. Almamater UNISMUH Makassar.
MOTTO
Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS.
Al-Mujadalah:11).
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan maka apabila telah selesai (dari
suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain ada hanya kepada
Allah hendaknya kamu berharap. (QS. Alam
Nasyrah: 7,9).
vii
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Penelitian : “Analisis Kinerja Keuangan Pada perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek
Indonesia tahun 2015-2019“.
Nama Mahasiswa : Sri Arini Putri
No. Stambuk/ NIM : 105731103816
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jenjang Studi : Strata Saju (S1)
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan diajukan di
depan panitia penguji skripsi strata satu (S1) pada hari Sabtu, 25 Juli 2020
di Aplikasi Zoom Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar .
Makassar, Mei 2020
Menyetujui Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Hj Ruliaty, MM Mira, SE.,M.Ak, Ak. NIDN 0009095406 NIDN 0903038803
Tanggal : 27 Mei 2020 Tanggal : 27 Mei 2020
Mengetahui Ketua Program Studi Akuntansi,
Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM. 1 073428
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini atas Nama SRI ARINI PUTRI, NIM: 105731103816,
diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat
Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: /Tahun
1441 H/2020 M, Tanggal 25 Juli 2020 M sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 04 Dzulhijjah 1441 H 25 Juli 2020 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof.Dr.H.Ambo Asse, M.Ag (…….) (Rektor Unismuh Makassr)
2. Ketua : Ismail Rasulong, S.E.,M.M (…….) (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR,S.E.,M.M (…….) (Wakil Dekan 1 Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji :1. Dr.Ismail Badollahi,S.E.,M.Si.Ak.Ca.Csp (…….)
2. Faidul Adzim, SE.,M.Si (…….)
3. Mira, SE.,M.Ak.Ak (…….)
4. Samsul Rizal, SE.,MM (…….)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Sri Arini Putri
Stambuk : 105731103816
Program Studi : Akuntansi
Dengan Judul : “Analisis Kinerja Keuangan Pada perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek
Indonesia tahun 2015-2019“.
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil
karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa
pun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 25 Juli 2020
Yang membuat pernyataan
SRI ARINI PUTRI
Diketahui Oleh;
Dekan, Ketua,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
Unismuh Makassar
Ismail Rasulong,S.E.,M.M Dr.Ismail Badollahi,S.E.,M.Si.Ak.Ca.Csp NBM: 903078 NBM: 1073428
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
vii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.
Shalawat dan salam tak lupa saya kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
beserta para keluarga,sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang
tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja keuangan
perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) tahun
2015-2019”
Skripsi yang saya tulis ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama saya sampaikan ucapan terim kasih kepada
kedua orang tua saya bapak KOLLENG dan ibu HAYATI, yang senantiasa
memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak
pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan
memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas
segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi
keberhasilan saya dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan
kepada saya menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di
akhirat.
Saya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
viii
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada:
1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar,
2. Bapak Ismail Rasullong, SE,MM, Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar,
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP, selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar,
4. Ibu Dr. Hj Ruliaty, MM selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan
waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai
dengan baik.
5. Ibu Mira, SE.,M.Ak, Ak selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu
selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.
ix
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr Wb.
Makassar, 11 Juni 2020
SRI ARINI PUTRI
x
ABSTRAK
SRI ARINI PUTRI, Tahun 2020 Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019, Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I Hj Ruliaty dan pembimbing II Mira.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada tahun 2015-2019, dengan melihat laporan keuangan menggunakan alat analisis yaitu rasio liquiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan kuantitatif, dengan memfokuskan pada kinerja keuangan perusahaan. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan neraca, laporan laba rugi dan data-data yang diperlukan dari tahun 2015-2019, data tersebut diambil dari laporan keuangan perusahaan telekomunikasi yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel perusahaan menggunakan teknik purposive sampling . Analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif yang terdiri dari rasio liquiditas (current ratio) , rasio solvabilitas (total debt to asset ratio), rasio aktivitas (total asset turn over ratio), rasio profitabilitas (profit margin). Berdasarkan penelitian maka hasil penelitian yang didapat adalah PT XL Axiata memiliki kinerja yang baik. Hal ini dibuktikan dengan cukup baiknya rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas meski berfluktuasi turun naik setiap tahunnya. PT Smartfren memiliki kinerja yang cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas perusahaan yang baik setiap tahunnya. PT Indosat memiliki kinerja yang sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan sangat baiknya rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas perusahaan setiap tahunnya. PT Telekomunikasi Indonesia memiliki kinerja sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan semakin membaiknya rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas perusahaan setiap tahunnya.
Kata Kunci: Rasio likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktiivitas, Rasio
Profitabilitas.
xi
ABSTRACT
SRI ARINI PUTRI, 2020 Financial Performance Analysis on Telecommunications Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015-2019, Thesis Accounting Study Program Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University Makassar. Supervised by supervisor I Hj Ruliaty, and supervisor II Mira.
This study aims to analyze the financial performance of telecommunications companies listed on the Indonesian stock exchange in 2015-2019, by looking at financial statements using analytical tools namely liquidity ratios, solvency ratios, activity ratios, and profitability ratios. This research uses descriptive and quantitative analysis methods, focusing on the company's financial performance. Types and sources of data used are secondary data in the form of balance sheet, income statement and data needed from 2015-2019, the data is taken from the telecommunications company's financial statements published on the Indonesia Stock Exchange. The company's sampling technique uses purposive sampling techniques. The analysis used is a quantitative analysis consisting of liquidity ratio (current ratio), solvency ratio (total debt to asset ratio), activity ratio (total asset turn over ratio), profitability ratio (profit margin). Based on the research, the research results obtained are PT XL Axiata has good performance. This is evidenced by the fairly good liquidity ratios, solvency ratios, activity ratios, and profitability ratios despite fluctuating ups and downs every year. PT Smartfren has a pretty good performance. This is evidenced by the solvency ratio, the activity ratio, and the company's good profitability ratio every year. PT Indosat has a very good performance. This is evidenced by the very good liquidity ratios, solvency ratios, and company profitability ratios every year. PT Telekomunikasi Indonesia has a very good performance. This is evidenced by the improvement in liquidity ratios, solvency ratios, activity ratios, and company profitability ratios each year.
Keywords: Liquidity Ratios, Solvency Ratios, Activity Ratios, Profitability Ratios.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... x
ABSTRACT ........................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 11
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 13
A. Kajian Teori ....................................................................................... 13
1. Pengertian Laporan Keuangan ................................................... 13
2. Tujuan Laporan Keuangan .......................................................... 15
3. Pemakaian Laporan Keuangan ................................................... 15
4. Analisis Laporan Keuangan ........................................................ 19
5. Analisis Rasio Keuangan ............................................................ 20
6. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan .................................. 21
7. Rasio Likuiditas ........................................................................... 22
xiii
8. Rasio Solvabilitas ........................................................................ 24
9. Rasio Aktivitas ............................................................................ 26
10. Rasio Profitabilitas ...................................................................... 27
11. Kinerja Keuangan ....................................................................... 29
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 31
C. Kerangka Konsep .............................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 36
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 36
C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 36
D. Populasi dan Sampel ......................................................................... 37
1. Populasi ...................................................................................... 37
2. Sampel ....................................................................................... 39
E. Tekhnik Pengumpulan Data ............................................................... 41
F. Metode Analisis Data ......................................................................... 41
1. Rasio Likuiditas ........................................................................... 41
2. Rasio Solvabilitas ........................................................................ 41
3. Rasio Aktivitas ............................................................................ 42
4. Rasio Profitabilitas ...................................................................... 42
G. Definisi Dan Pengukuran Variabel Penelitian ..................................... 43
1. Rasio Likuiditas ........................................................................... 43
2. Rasio Solvabilitas ........................................................................ 44
3. Rasio Aktivitas ............................................................................ 44
4. Rasio Profitabilitas ...................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 46
A. Gambaran Umum .............................................................................. 46
B. Hasil Penelitian .................................................................................. 52
xiv
C. Analisa Hasil Penelitian ..................................................................... 67
D. Rekapan ............................................................................................ 70
E. Pembahasan ..................................................................................... 71
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 73
A. Simpulan ............................................................................................ 73
B. Saran ................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 75
LAMPIRAN ....................................................................................................... 78
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar di BEI ............................. 6
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 31
Tabel 3.1 Daftar Kriteria Sampel Penelitian ....................................................... 40
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Yang Dijadikan Sampel ....................................... 40
Tabel 3.3 Pengukuran Rasio Keuangan Perusahaan ........................................ 43
Tabel 4.1 Presentase Rasio Keuangan PT.XL Axiata, Tbk ................................ 53
Tabel 4.2 Presentase Rasio Keuangan PT.Smartfren,Tbk ................................. 56
Tabel 4.3 Presentase Rasio Keuangan PT.Indosat, Tbk ................................... 59
Tabel 4.4 Presentase Rasio Keuangan PT.Telekomunikasi, Tbk ....................... 63
Tabel 4.5 Rekapan ............................................................................................ 70
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep........................................................................... 31
Gambar 4.1 Rasio Likuiditas .............................................................................. 67
Gambar 4.2 Rasio Solvabilitas ........................................................................... 68
Gambar 4.3 Rasio Aktivitas ............................................................................... 69
Gambar 4.4 Rasio Profitabilitas ......................................................................... 70
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rasio Laporan Keuangan ................................................................ 78
Lampiran 2 Laporan Keuangan .......................................................................... 86
Lampiran 3 Bukti Pendukung ........................................................................... 146
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan industri Telekomunikasi nasional saat ini ditandai
dengan mulai menguatnya tiga tren utama, yaitu evolusi platform jejaring
sosial, mulai berkembangnya telepon seluler dan menguatnya posisi tawar
konsumen. Berdasarkan UU No. 36 Tahun 1999 pasal 10 ayat 1 tentang
telekomunikasi pelaksanaan perdagangan telekomunikasi di Indonesia tidak
lagi monopoli tetapi mengarah ke persaingan bebas. Peraturan tersebut
membuat struktur telekomunikasi di Indonesia mulai mengalami perubahan
yang sangat mendasar. Persaingan dagang sektor telekomunikasi secara
langsung maupun tidak langsung akan berimbas pada penjualan perusahan
telekomunikasi. (Akhmad,2015)
Tujuan utama laporan keuangan PT. Telekomunikasi adalah
menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi semua pihak yang
berhubungan dengan perusahaan tersebut. laporan keuangan merupakan
suatu informasi menggambarkan kondisi laporan keuangan suatu
perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai
gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. (Tangkuman,2015).
Laporan keuangan merupakan media informasi yang menyediakan
infromasi mengenai kondisi keuangan dan kinerja sebuah perusahaan yang
bisa diakses oleh publik khususnya adalah perusahaan yang sahammya
2
sudah diperjual belikan secara publik melalui Bursa Saham. Perubahan
sekecil apapun pada posisi keuangan perusahaan mempunyai arti yang
sangat penting, terlebih lagi ditengah tingginya persaingan antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin ketat. Lebih lanjut kondisi
perekonomian yang tidak menentu menyebabkan banyaknya perusahaan
yang tiba-tiba mengalami kebangkrutan, ini kan menjadi perhatian tersendiri
bagi perusahaan agar memperhatikan kondisi keuangan demi kelangsungan
hidup perusahaannya dengan memperhatikan dan mengadakan evaluasi
terhadap perkembangan perusahaannya dari waktu ke waktu untuk
meminimalkan resiko adanya kemungkinan financial distress kedepannya.
Untuk dapat melakukan hal tersebut seorang manajer harus dapat
memahami kondisi keuangan perusahaannya, karena pada dasarnya kondisi
keuangan tersebut akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaannya
secara keseluruhan.(Unun,2019)
Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya
terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat
bertahan bahkan bisa tumbuh dan berkembang perusahaan harus
mencermati kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Untuk mengetahui
dengan tepat bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan maka diperlukan
analisis yang tepat. (Teti,2016)
Salah satu manfaat pengukuran kinerja yaitu untuk mengukur
prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu
yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.
3
Pengukuran kinerja untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yakni
kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang
diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk
membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar
kembali pokok hutangnya tepat waktunya serta kemampuan membayar
deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami
hambatan atau krisis keuangan. (Teti,2016)
Salah satu alat yang dipakai untuk mengetahui kondisi keuangan
adalah berwujud laporan keuangan yang disusun pada setiap akhir periode
yang berisi pertanggung jawaban dalam bidang keuangan atas berjalannya
suatu usaha. Data keuangan yang dimaksud adalah data yang tercermin
dalam suatu laporan finansial, yang memberikan gambaran tentang
keuangan suatu perusahaan. (Teti,2016)
Menganalisis laporan keuangan akan membantu pihak-pihak yang
berkepentingan dalam memilih mengevaluasi informasi dan hanya berfokus
dengan informasi tersebut, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat
meningkatkan daya saingnya masing-masing. Namun pada hakikatya,
hampir semua perusahaan mengalami masalah yang sama yaitu bagaimana
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien guna
mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba maksimal untuk
mempertahankan eksistensi perusahaan. (Syafruddin,2015)
Menilai kinerja keuangan dibutuhkan tolak ukur.Tolak ukur yang
sering digunakan adalah rasio. Dengan mengkaji rasio keuangan, investor
dapat mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan dan
membandingkannya dengan kinerja perusahaan lain. Hal ini dilakukan
4
investor untuk menetapkan alternative keputusan investasi yang lebih baik.
Sebab tentu saja investor menginginkan dananya diivestasikan di
perusahaan yang memiliki hasil kinerja yang lebih baik, guna menjamin
keberlangsungan peningkatan nilai investasinya. Di samping itu, investor
juga dapat menilai kecenderungan hasil kinerja manajemen perusahaan dari
waktu ke waktu, apakah semakin meningkat atau justru menurun. Walaupun
kesuksesan di masa lalu tidak menjamin kesuksesan di masa depan, paling
tidak dengan adanya laporan keuangan tersebut dapat memperoleh
gambaran awal tentang kinerja perusahaan secara keseluruhan.
(Unun,2019)
Memastikan bahwa tujuan perusahaan dapat tercapai dan
mengetahui sejauh mana efektifitas operasi perusahaan dalam mencapai
tujuan maka secara periodik harus dilakukan pengukuran kinerja
perusahaan. Ada beberapa cara untuk menilai perkembangan perusahaan
dengan menggunakan analisis kinerja keuangan, diantaranya rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.
Rasio likuiditas adalah rasio yang dapat menunjukkan kemampuan
pengelolah perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang
jangka pendeknya. Artinya, seberapa mampu perusahaan untuk membayar
kewajiban atau utangnya yang sudah jatuh tempo. Jika perusahaan mampu
memenuhi kewajibannya, maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan
yang likuid. Sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajibannya, maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang
illikuid.(Bambang Subroto,2013).
5
Rasio solvabilitas yaitu jika suatu perusahaan menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila sekiranya perusahaan
dilikuidasi. Suatu perusahaan yang solvable berarti bahwa perusahaan
tersebut mempunyai aktiva.atau kekayaan yang cukup untuk membayar
semua hutang hutang nya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak
mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya
disebut perusahaan yang insolvable. (Kasmir,2017).
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif
perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya.
Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan
dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap
bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan
beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya.
Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akanmengakibatkan
semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana
kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang
lebih produktif. (Kamaluddin,2012).
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas
manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas
manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan
investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.
(Mulyadi,2015).
6
Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock
Exchange (IDX)) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES).Demi efektivitas
operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung
Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya
sebagai pasar obligasi dan derivatif. Sektor telekomunikasi adalah sub
sektor jasa yang merupakan kelompok ketiga dari semua sector yang ada di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini terdapat enam perusahaan yang
terdaftar di sektor telekomunikasi BEI antara lain :
Tabel 1.1 Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI
No Kode
saham Nama Emiten
Tanggal IPO
1 BTEL Bakrie
Telecom Tbk 3-Feb-2006
2 EXCL XL Axiata Tbk
(d.h Exelcomindo pratama Tbk )
29-sep-2005
3 FREN Smartfren Telecom Tbk (d.h mobile-8
telecom Tbk ) 29-Nov-2006
4 ISAT
Indosat Tbk (d.h Indonesian
Satelite Corporation perseroTbk )
19-Oct-1994
5 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
14-Nov-1995
( sub sektor telekomunikasi)
Alasan pemilihan obyek penelitian pada perusahaan telekomunikasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena penjualan perusahaan
telekomunikasi meningkat dari tahun ke tahun dan berdasarkan UU No. 36
tahun 1999 tentang telekomunikasi pelaksanaan persaingan secara bebas
7
yang secara langsung maupun tidak langsung akan berimbas pada
penjualan dan laba usaha perusahaan telekomunikasi. (Tuti,2016)
Kasus fenomena yang terjadi di perusahaan telekomunikasi yang
terdaftar di bursa efek Indonesia yang diakibatkan oleh kinerja keuangan
yakni kasus pemberhentian sementara perdagangan saham PT. Backrie
Telcom oleh bursa efek Indonesia berdasarkan surat PT Bakrie Telecom Tbk
Nomor 067/EST-07/CorpSec/I/2018 pada 11 Juni 2018 perihal penyampaian
laporan keuangan tahunan per 31 Desember 2017 dan Surat Perseroan
Nomor 0594/EST-06/CorpSec/V/2019 pada 22 Mei 2019 perihal
penyampaian laporan keuangan kuartal IV Tahun 2018 yang diterima bursa
pada 27 Mei 2019. Perseroan memperoleh opini tidak memberikan pendapat
(disclaimer) selama dua tahun berturut-turut periode 31 Desember 2018 dan
31 Desember 2017. Mengacu pada surat edaran Nomor: SE-008/BEJ/08-
2004 pada 27 Agustus 2004 perihal penghentian sementara perdagangan
efek (suspensi) perusahaan tercatat, maka bursa dapat melakukan
penghentian sementara perdagangan efek perusahaan tercatat apabila
laporan keuangan auditan perseroan memperoleh opini disclaimer sebanyak
dua kali berturut-turut. Sehubungan hal itu, Bursa efek indonesia suspensi
efek PT Bakrie Telecom Tbk di seluruh pasar sejak sesi II perdagangan
Senin 27 Mei 2019 hingga pengumuman lebih lanjut. Bursa meminta kepada
para pemangku kepentingan memperhatikan setiap keterbukaan informasi
yang disampaikan perseroan. Saham PT Bakrie Telecom Tbk ditransaksikan
di posisi Rp 50. Sebelumnya, manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
menghentikan sementara perdagangan efek (suspensi) sebanyak 12
perusahaan pada sesi pertama perdagangan efek 18 Januari 2019.
8
Suspensi itu dilakukan mengingat berdasarkan catatan bursa,
hingga 15 Februari 2019 merupakan batas akhir pembayaran pokok dan
denda biaya pencatatan tahunan (ALF) 2019 terdapat 12 perusahaan
tercatat yang belum membayar secara penuh.
Bursa efek indonesia pun menghentikan sementara perdagangan
efek (suspensi) di pasar regular dan tunai untuk lima perusahaan tercatat
atau emiten. Perusahaan itu antara lain pada sesi pertama yaitu PT
Indonesia Transport and Infrastruktur Tbk (IATA), PT Mitra International
Resources Tbk (MIRA). Akan tetapi, BEI mencabut suspensi saham MIRA di
pasar regular dan tunai terhitung sejak sesi II perdagangan efek pada Senin
18 Februari 2019 lantaran dipenuhinya kewajiban pembayaran annual listing
fee (ALF) pada 2019. Bursa efek indonesia masih memberlakukan suspensi
saham PT Sugih Energy Tbk (SUGI), PT Atlas Resources Tbk (ARII), dan
PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM).
Bursa efek indonesia juga memperpanjang suspensi perdagangan
efek untuk tujuh perusahaan tercatat yaitu PT Bara Jaya International Tbk
(ATPK), PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT Golden Plantation Tbk
(GOLL). Selanjutnya PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI), PT Cakra
Mineral Tbk (CKRA), PT Grahamas Citrawisata Tbk (GMCW), dan PT
Sekawan Intipratama Tbk (SIAP). Bursa efek indonesia menyatakan,
berkenaan dengan kewajiban perusahaan tercatat untuk membayar biaya
pencatatan tahunan (ALF) tahun 2019 antara lain:
1. Merujuk pada ketentuan VII.4.2, peraturan bursa nomor I-A tentang
pencatatan saham dan efek bersifat ekuitas selain saham yang
diterbitkan oleh perusahaan tercatat, diatur biaya pencatatan saham
9
tahunan wajib dibayar di muka oleh perusahaan tercatat untuk masa 12
bulan terhitung sejak Januari-Desember dan diterima oleh bursa di
rekening bank bursa paling lambat pada hari bursa terakhir pada
Januari.
2. Mengacu pada butir II.3 Peraturan Nomor I-H tentang sanksi, dalam hal
perusahaan tercatat dikenakan sanksi denda oleh bursa, denda tersebut
wajib disetor ke rekening bursa selambat-lambatnya 15 hari kalender
terhitung sejak sanksi tersebut dijatuhkan oleh bursa.
Apabila perusahaan tercatat yang bersangkutan tidak membayar
denda dalam jangka waktu tersebut di atas, bursa dapat melakukan
penghentian sementara perdagangan saham perusahaan tercatat di pasar
regular hingga dipenuhinya kewajiban pembayaran biaya pencatatan
tahunan dan denda tersebut, fenomena ini didasarkan pada kurang
efektifnya kinerja keuangan pada perusahaan yang mengakibatkan
perusahaan mengalami kerugian dan diberhentikan sementara sampai
kinerja keuangan kembali normal.
Penelitian ini bukan penelitian pertama, peneliti sebelumnya sudah
melakukan penelitian mengenai perusahaan Telekomunikasi, Peneilitian
yang dilakukan oleh Wardoyo dan Juni Purnomo (2018) tentang Analisis
Kinerja keuangan perusahaan Telekomunikasi dengan menggunakan
analisis sistem Du Pont, memperoleh hasil bahwa kinerja Perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada umumnya
memiliki kinerja keuangan yang baik karena nilai ROE dan ROI yang diatas
rata-rata industri, kecuali PT. XL Axiata Tbk. PT. Telekomunikasi Indonesia
memiliki kinerja keuangan yang paling baik dari perusahaan telekomunikasi
10
lainnya walaupun ROI tahun 2015 di bawah rata-rata industri, sedangkan
kinerja keuangan PT. XL Axiata Tbk paling buruk dibandingkan dengan
empat perusahaan lainnya.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yenni Eristi
Munandar (2017) tentang Analisis Kinerja Keuangan Pada Sub Sektor
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015
dimana penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan kuantitatif
dengan memfokuskan pada kinerja keuangan perusahaan sub sektor
telekomunikasi yang di publikasikan di Bursa Efek Indonesia, Tekhnik
pengambilan sampel perusahaan menggunakan tekhnik purposive sampling
dengan menggunakan dua rasio keuangan yakni rasio liquditas dan rasio
solvabilitas. Dan memperoleh Hasil yaitu analisis rasio tersebut perusahaan
sub sektor telekomunikasi ditanjau dari rasio liquiditas dan solvabilitas
perusahaan mampu mempunyai nilai rasio yang tinggi dan liquid sehingga
perusahaan akan cepat memenuhi segala kewajiban dan memiliki total
hutang yang sedikit sedangkan total asset lebih banyak maka risiko financial
perusahaan untuk mengembalikan hutangnya semakin sedikit.
Maka penelitian saya ingin melakukan pembuktian kembali atau
merupakan penelitian replikasi dari penelitian Yenni Eristi Munandar (2017)
untuk menguji kembali Variabel yang sama dengan tahun yang berbeda, dan
menguji apakah pada perusahaan Telekomunikasi analisis rasio dapat
digunakan sebagai alat pengukur kinerja.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, yaitu
pentingnya informasi tentang tingkat kesehatan perusahaan dan kinerja
perusahaan, dimana informasi tersebut adalah sesuatu yang dibutuhkan
11
oleh investor guna sebagai pertimbangan mereka dalam menanam
modalnya kepada perusahaan Telekomunikasi dengan pertimbangan kinerja
keuangan meningkat. Maka dari itu penulis mengangkat judul yaitu
“Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi
yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2019”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
“Apakah analisis rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabiltas dapat
digunakan sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan Telekomunikasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah analisis rasio
likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabiltas dapat digunakan sebagai
alat ukur kinerja keuangan perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian digunakan untuk memperdalam pengetahuan dalam
bidang manajemen keuangan khususnya kemampuan menganalisa
kinerja keuangan perusahaan.
12
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pihak manajemen, dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
sebagai bahan masukan dalam mengevaluasi kinerja keuangan
perusahaan.
b. Bagi peneliti, untuk memperdalam pengetahuan dalam bidang
manajemen keuangan, terutama yang berkaitan dengan analisis
likuiditas dan rentabilitas.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Laporan Keuangan
Praktik laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara
serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan
atau standar yang berlaku. Dalam hal laporan keuangan, sudah
merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan
melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal
yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi
dan posisi perusahaan terkini. (Harahap,2015)
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan
keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
oleh para pemilik perusahaan.disamping itu, laporan keuangan dapat
juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan
kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Agar pembaca laporan
keuangan memperoleh gambaran yang jelas, maka laporan keuangan
yang disusun harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim.
(Baridwan,2013).
laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
14
(Kasmir, 2017). Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi
perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi
perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal
tertentu (untuk posisi keuangan) dan periode tertentu (untuk laporan
laba rugi komprehemsif). Laporan keuangan (financial statement) dapat
mengungkapkan dan menginformasikan empat aktivitas perusahaan
(business) perencanaan, pendanaan, investasi dan operasi. (Syahrial
dan Purba, 2013).
Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan
perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Laporan keuangan
biasanya terdiri dari:
a. Laporan posisi keuangan;
b. Laporan laba rugi komprehensif;
c. Laporan perubahan ekuitas;
d. Laporan arus kas.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mengomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. (Hery,2015).
Laporan keuangan dapat disimpulkan sebagai catatan kondisi
keuangan suatu perusahaan yang berisi data-data yang dapat
digunakan untuk menganalisis dalam pengambilan keputusan.
15
2. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Untuk meengambil keputusan-
keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan perlu menentukan
tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan
yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara normatif tujuan
keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin tinggi kemakmuran yang akan
yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Jadi,dengan memperoleh
laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi
keuangan perusahaan secara menyeluruh yaitu dengan melakukan
analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim
dilakukan. (Sunyoto,2015).
3. Pemakaian Laporan Keuangan
Menurut (Sofyan Syafri Harahap, 2011), pengguna laporan
keuangan antara lain sebagai berikut:
1. Pemilik Perusahaan Bagi pemilik perusahaan laporan keuangan
dimaksudkan untuk :
a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen
perusahaan;
b. Mengetahui hasil deviden yang akan diterima;
c. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya;
16
d. Mengetahui nilai saham dan laba perlembar saham;
e. Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa
yang akan datang;
f. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau
mengurangi investasi.
2. Manajemen Perusahaan Bagi manajemen perusahaan laporan
keuangan digunakan untuk;
a. Alat untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan kepada
pemilik;
b. Mengatur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi
perusahaan, divisi, bagian segmen tertentu;
c. Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan,
divisi, bagian atau segmen tertentu;
d. Menilai hasil kerja individu yang diberikan tugas dan tanggung
jawab;
e. Untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu
tidaknya diambil kebijakan baru;
f. Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan, Anggaran Dasar,
Pasar Modal, dan lembaga regulator lainnya.
3. Investor Bagi Investor perusahaan laporan keuangan digunakan
untuk;
a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan;
b. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan;
c. Meniali kemungkinan menambah divestasi (menarik investasi)
dari perusahaan;
17
d. Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan dimasa datang.
4. Kreditor atau Banker Bagi Kreditor, Banker atau Supplier laporan
keuangan digunakan untuk;
a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan dalam
jangka pendek maupun dalam jangka panjang;
b. Menilai kualitas jaminan kredit / investasi untuk menopang
kredit yang akan diberikan;
c. Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin
diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return
perusahaan;
d. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas
perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan
kredit;
e. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit
yang sudah disepakati.
5. Pemerintah dan Regulator Bagi Pemerintah dan Regulator laporan
keuangan digunakan untuk;
a. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar;
b. Sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan-kebijakan baru;
c. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan
lain;
d. Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang
ditetapkan;
e. Bagi lembaga pemerintah lainnya bisa menjadi bahan
penyusunan data dan statistik.
18
6. Analisis, Akademis, Pusat Data Bisnis Para analis, akademis dan
juga lembaga-lembaga pengumpulan data bisnis laporan keuangan
penting sebagai bahan atau sumber informasi yang akan diolah
sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi analisa,
ilmu pengetahuan dan komoditi informasi.
Menurut (Halim,2013) pihak-pihak yang berkepetingan atas
hasil analisis keuangan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kreditur jangka pendek
Kreditur jangka pendek berkepentingan atas likuiditas perusahaan.
Sampai sejauh mana perusahaan mampu membayar utang jangka
pendek sangat penting bagi para kreditur janga pendek.
b. Kreditur jangka panjang
Kreditur jangka panjang berkepentingan atas profitabilitas dan
likuiditas perusahaan. Para kreditur menginginkan mendapat
informasi sampai sejauh mana perusahaan mendapatkan laba,
sehingga perusahaan mampu membayar bunga dari uang yang
dipinjamnya dan sejauh mana perusahaan mampu melunasi utang
jangka panjang apabila sudah sampai masa pelunasannya.
c. Pemegang saham
Pemegang saham berkepentingan atas profitabilitas perusahaan,
yaitu sampai sejauh mana perusahaan mampu membayar dividen
terutama dividen kas.
d. Pengelola
Pengelola atau manajemen berkepentingan atas informasi-informasi
yang disajikan dari hasil analisis guna pengambilan keputusan.
19
4. Analisis Laporan Keuangan
Menurut (Harahap,2015), Analisis laporan keuangan adalah
menguraikan pos-pos laporan keuangan (financial statement) menjadi
unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain
baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting
dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Menurut (Prastowo, 2015), Analisa laporan keuangan
merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka
membantu evaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada
masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi keuangan
dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Menurut (Herry, 2015), Analisis laporan keuangan merupakan
suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-
unsurnya dan menelaah masing-masing dari unsur tersebut guna
memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas
laporan keuangan itu sendiri.
Sedangkan pengertian analisis laporan keuangan menurut
(Munawir, 2012), “Penelahan atau mempelajari dari pada hubungan-
hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan
posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan
yang bersangkutan.”
20
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian analisis laporan keuangan adalah proses untuk mempelajari
data-data keuangan agar dapat memahami posisi keuangan, hasil
operasi, dan perkembangan perusahaan dengan mempelajari hubungan
data keuangan dalam suatu laporan keuangan perusahaan, sehingga
analisis laporan keuangan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
5. Analisis Rasio Keuangan
Menurut (Halim, 2013) rasio keuangan merupakan
perbandingan dari pos-pos atau elemen laporan keuangan yang dalam
hal ini adalah neraca dan laporan laba rugi. Pembandingan dilakukan
terhadap antar pos-pos dalam neraca, antar pos-pos neraca dalam
laporan rugi laba dan terhadap pos-pos neraca dengan pos-pos rugi
laba. Rasio keuangan, hasil dari analisis keuangan selanjutnya
dibandingkan dengan:
a. Rasio-rasio dari periode yang berbeda, misalnya rasio-rasio
sekarang dengan rasio-rasio tahun-tahun yang lalu, terutama tahun
terakhir. Untuk tahun yang berikutnya rasio-rasio tersebut
diproyeksikan.
b. Rasio-rasio industry atas perusahaan yang sejenis, yang di anggap
sebagai standar. Di Amerika rasio ini diterbitkan oleh bank-bank
komersial atau asosiasi industri, seperti Robert Moriest Associates
dan Dun and Brandstreet Co.
(Munawir, 2012). Analisis rasio keuangan ke dalam dua bentuk,
yaitu:
21
a. Sectional Ratio Analysis, yaitu analisis rasio dengan
membandingkanantar informasi atau data untuk satu periode,
kemudian hasilnya dibandingkan dengan rasio pembanding antara
lain rasio pada perusahaan sejenis atau rasio rata-rata industri.
b. Trend Ratio Analysis, yaitu analisis rasio keuangan untuk
beberapaperiode sehingga akan terlihat prestasi perusahaan
tersebut cenderung meningkat, menurus, atau cenderung konstan
dalam beberapa periode tersebut.
6. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
(Hery, 2012) menjelaskan terdapat beberapa keterbatasan
laporan keuangan yang dimiliki perusahaan, antara lain:
a. Masalah pengakuan dan pengukuran atas aktiva dan kewajiban;
dengan kata lain apa yang seharusnya dilaporkan dalam laporan
keuangan (laporan posisi keuangan).
b. Masalah ketepatan waktu laporan pelaporan keuangan; dengan
kata lain kapan seharusnya akun-akun dilaporkan.
c. Masalah pendistribusian informasi keuangan; dengan kata lain
bagaimana informasi keuangan didistribusikan kepada para users.
Menurut (Munawir,2013) laporan keuangan mempunyai
beberapa keterbatasan antara lain:
a. Laporan keuangan yannng dibuat secara periodik paddda dasarnya
merupakan interim report dan bukan merupakan laporan yang final.
b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang
kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dari
22
penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau
berubah-ubah.
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang
lalu, dimana daya beli uang tersebut semakin menurun
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga kenaikan
volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu
menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar,
mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang
tersebut yang mungkin juga diikuti dengan kenaikan tingkat harga-
harga.
7. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang dipergunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas memiliki tujuan untuk
melakukan uji kecukupan dana, solvency perusahaan, kemampuan
perusahaan membayar kewajiban-kewajiban yang segera harus
dipenuhi. (Bambang Subroto, 2013).
Rasio-rasio likuiditas sebagaimana yang diutarakan, dapat
dilihat pada uraian sebagai berikut :
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio-rasio likuiditas sebagaimana yang diutarakan, dapat
dilihat pada uraian sebagai berikut :
Aset Lancar
Current Ratio = ---------------------- X 100%
23
Kewajiban Lancar
Rasio ini merupakan cara untuk mengukur kesanggupan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya,
dengan pedoman 2:1 atau 200% ini adalah rasio minimum yang
akan dipertahankan oleh suatu perusahaan. Menurut (Fahmi,2011),
kondisi perusahaan yang memiliki current ratio yang baik adalah
dianggap sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namun jika
current ratio terlalu tinggi juga dianggap tidak baik karena dapat
mengindikasikan adanya masalah seperti jumlah persediaan yang
relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga
tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya
overinvestment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo
piutang yang besar yang tak tertagih.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar
dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Aset Lancar - Persediaan
Quick Ratio = ----------------------------------- X 100%
Kewajiban Lancar
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya tidak memperhitungkan
persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang retaif lama
untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin
persediaannya lebih likuid dari pada piutang. Menurut Fahmi (2011),
apabila menggunakan rasio ini maka dapat di katakana bahwa jika
24
suatu perusahaan mempunyai nilai quick ratio sebesar kurang dari
100% atau 1 : 1, hal ini di anggap kurang baik likuiditasnya.
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Menurut (Sudana,2011). Cash ratio atau rasio kas adalah
kemampuan kas dan surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk
menutup utang lancar. Rasio ini akurat dalam mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
karena hanya memperhitungkan komponen asset lancer yang
paling likuid. Dapat dilihat pada rumus sebagai berikut:
Kas + Bank
Cash Ratio = ----------------------------------- X 100%
Utang Lancar
Rasio Liabilitas dalam penelitian ini hanya menggunakan
salah satu indikator dari ketiga indikator rasio yaitu menggunakan
Current Ratio yang merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang
segera akan jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
8. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa
besar beban hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan
aktivanya.Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya apabila perusahaan dibubarkan (likuidasi). Kasmir (2017).
Rasio Solvabilitas dapat dilihat pada uraian sebagai berikut:
25
a. Rasio Hutang (Debt to Equit Ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan antara total kewajiban
dengan total aset. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Total kewajiban
Debt to Equit Ratio = --------------------- X 100%
Total aset
Rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban dapat
ditutupi oleh aset. Menurut Fahmi (2011), semakin rendah rasio ini
semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi.
b. Time Interest Earned
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba sebelum
bunga dan pajak atau laba operasi (EBIT) dengan beban bunga.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
EBIT
Time Interest Earned = ------------------ X 100%
Beban Bunga
Rasio ini menunjukkan sejauh mana besarnya jaminan
keuntungan sebelum bunga dan pajak atau laba operasi (EBIT)
untuk membayar beban bunganya. Menurut (Fahmi, 2011), semakin
tinggi rasio semakin baik karena perusahaan dianggap mampu
untuk membayar beban bunga periode tertentu dengan jaminan
laba operasi yang diperolehnya pada periode tertentu.
Rasio Solvabilitas dalam penelitian ini hanya menggunakan
salah satu indikator dari kedua indikator rasio yaitu menggunakan Rasio
Debt To Equity Ratio yang merupakan rasio yang menilai kewajiban
dengan asset.
26
9. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas atau efisiensi digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya atau
aktivanya. Rasio aktivitas menunjukkan seberapa jauh manajemen
dapat mengumpulkan penjualan yang cukup atas aktiva perusahaan
yang digunakan. Dalam menganalisis aktivitas persediaan terdapat
beberapa masalah yang perlu diketahui. Pertama, penjualan dilakukan
menurut harga pasar, sedangkan investasi dalam persediaan dicatat
menurut harga pokoknya.Kedua, penjualan terjadi sepanjang periode
(tahun dan sebagainya), sedangkan persediaan menunjukkan posisi
pada suatu tanggal tertentu. (Kamaluddin dan Indriani, 2012).
Penggunaan persediaan rata-rata antar awal dan akhir periode
dalam analisis aktivitas persediaan akan lebih baik. Mengenai rasio-
rasio aktivitas sebagaimana yang diutarakan, dapat dilihat pada uraian
sebagai berikut:
a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Rasio ini merupakan perbandingan antara harga pokok
penjualan dengan rata-rata persediaan. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Harga Pokok Penjualan Inventory Turnover = ------------------------------ X 100%
Rata-rata persediaan
Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran
persediaan dalam siklus persediaan normal. Semakin besar rasio ini
semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan
cepat. (Harahap ,2015)
27
b. Rata-Rata Periode Pengumpulan Piutang (Day’s Sales
Outstanding)
Rasio ini merupakan perbandingan antara piutang dengan
penjualan dibagi jumlah hari dalam setahun. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Piutang Day’s Sales Outstanding = ---------------------------
Penjualan / 360 hari
Rasio ini mengukur waktu rata-rata yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dari penjualan.
c. Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover)
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan
dengan total aset. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Penjualan
Total Asset Turnover = -------------------- X 100%
Total Aset
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aset yang dimiliki
perusahaan.
Rasio Aktivitas dalam penelitian ini hanya menggunakan
salah satu indikator dari ketiga indikator rasio yaitu menggunakan
Total Asset Turnover.
10. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menunjukkan gambaran tentang tingkat
aktivitas pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini
sebagai ukuran apakah pemilik atau pemegang saham dapat
28
memperoleh tingkat pengembalian yang pantas atas investasinya.
Mengenai rasio-rasio profitabilitas sebagaimana yang diutarakan, dapat
dilihat pada uraian sebagai berikut:
a. Margin Keuntungan (Profit Margin)
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih
dengan penjualan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Laba Bersih
Profit Margin = -----------------X 100%
Penjualan
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase
pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin
besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba. (Kamaluddin dan Indriani,
2012).
b. Tingkat pengembangan aset (Return On Assets)
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih
dengan total aset.Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Laba Bersih
Return On Assets = ---------------------- X 100%
Total Aset
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai asetnya. semakin besar rasionya
semakin bagus karena perusahaan dianggap mampu dalam
menggunakan naset yang dimilikinya secara efektif untuk
menghasilkan laba.
c. Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)
29
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih
dengan ekuitas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Laba Bersih
Return On Equity = -------------------- X 100%
Ekuitas
Rasio ini mengukur berapa persen diperoleh laba bersih
bila diukur dari modal pemilik.semakin besar rasionya semakin
bagus karena dianggap kemampuan perusahaan yang efektif dalam
menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba.
Rasio Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
hanya menggunakan salah satu indikator dari ketiga indikator rasio
yaitu menggunakan Net Profit Margin.
11. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk
melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan
benar. (Fahmi, 2012)
Menurut (Mulyadi, 2015), penilaian kinerja adalah penentuan
secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian
organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria
yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen
untuk :
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan, seperti promosi, transfer dan pemberhentian.
30
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program
pelatihan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana
atasan mereka menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Menurut (Munawir, 2015), pengukuran kinerja keuangan
perusahaan mempunyai beberapa tujuan diantaranya :
a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi pada saat ditagih.
b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi.
c. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode
tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan aset atau ekuitas
secara produktif.
d. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan
perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya
agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam
membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta
pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang saham
tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan.
31
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa kinerja perusahaan adalah prestasi yang telah
dicapai oleh suatu perusahaan yang menggambarkan tingkat kesehatan
perusahaan dengan tolak ukur berdasarkan standar sasaran atau
kriteria kriteria pada priode tertentu.
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. PENELITI JUDUL METODE HASIL PENELITI
1. Gina Sonia
(Jurismata, Vol. 1 No.2- 2019 )
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial TATO berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan CR, DER, dan EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan CR, DER, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi di BEI.
2. Anisa Nugraheni
(Edunomika – Vol. 03, No. 02-2019)
Analisis kinerja keuangan pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar dalam bursa efek Indonesia (BEI).
Kuantitatif Hasil penelitian yang didapatkan,memiliki kinerja keuangan yang baik dilihat dari analisis rasio keuangan.
32
3. Moch. Djoehar Ainun (Edunomika – Vol. 04, No. 01-2019)
Analisis Kinerja
Keuangan
Pada
Perusahaan
Telekomunikasi
yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Periode 2009-
2013
Kuantitatif Hasil dari penelitian dan pembahasan, maka diperoleh temuan bahwa kinerja perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia menunjukkan kinerja yang baik dalam hal likuiditas, leverage, profitabilitas dan aktivitas dibandingkan dengan pesaingnya.
4. Rezky rahmat
(Manajemen Bisnis, Vol 4, No.1 -2015)
Analisis kinerja keuangan yag terdaftar di bursa efek Indonesia.
Kuantitatif Hasil dari penelitian maka diperoleh temuan bahwa kinerja perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia menunjukkan kinerja yang baik.
5. Rakmini
(Manajemen bisnis, Vol 3, No 2-2017)
Analisis kinerja keuangan pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2016.
Kuantitatif Hasil penelitian membuktikan bahwa perusahaan Telekomunikasi Indonesia memiliki kinerja yang menurun dari tahun sebelumnya hal ini dibuktikan dengan menurunnya rasio likuiditas dan profitabilitas. Perusahaan XL Axiata mengalami penurunan kinerja. Hal ini dibuktikan menurunnya rasio likuiditas dan rasio profitabilitas. Namun rasio solvabilitas mengalami peningkatan sehingga penurun kinerja tidak cukup buruk. Perusahaan
33
masih berpontensi meningkatkan kinerjanya. PT Smarthfren Tbk. mengalami kinerja yang cukup buruk. Hal ini dibuktikan menurunnya rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Bahkan perusahaan mengalami kerugiaan. PT. Indosat Tbk mengalami kinerja yang cukup baik. Hal ini dibuktikan meningkatnya rasio rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Namun perusahaan mengalami penurunan rasio likuiditas artinya hutang perusahaan mengalami peningkatan dibandingkat aktiva lancar. Penurunan itu sebanding dengan peningkatan laba yang cukup signiifikan dari tahun sebelumnya yang mengalami kerugian.
6. Vendy Ari Kurniawan (Jurnal akuntans, Vol.3 No.5-2017)
Analisis kinerja keuangan pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI.
Kuantitatif Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI. Dilihat dengan menggunakan
34
rasio likuiditas kurang baik, sedangkan pada rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas perusahaan Telekomunikasi sudah baik.
7. Mujari
(Journal of Management and Bussines (JOMB) Volume 1, No.2- 2019)
Analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia
Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan kinerja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk berdasarkan rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas kinerja keuangan perusahaan Telekomunikasi sangat baik.
8. M.Khozzan Ifa Suyitno (Journal of Management and Bussines (JOMB) Volume 2, No.3- 2016)
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia.
Kuantitatif hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan di perusahaan telekomunikasi.
35
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
PERUSAHAAN
TELEKOMUNIKASI
1. PT. XL Axiata Tbk. 2. PT. Smartfren Tbk 3. PT. Indosat Tbk. 4. Telekomunikasi Indonesia
Tbk.
1. Rasio Liquditas 2. Rasio Solvabilitas 3. Rasio Aktivitas 4. Rasio Profitabilitas
KINERJA
KEUANGAN
36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan
studi kasus perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2015-2019.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian sekunder, yaitu
mengambil data atau informasi dari internet, melalui situs www.idx.co.id.
Situs tersebut menyediakan data keuangan perusahaan telekomunikasi yang
go publik sampai dengan tahun 2019. Untuk waktu penelitian dimulai dari
bulan April 2020 sampai dengan bulan Juni 2020.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif, yaitu data yang peneliti kumpulkan dalam bentuk angka-angka
absolut dari laporan keuangan yaitu laporan laba rugi dan neraca
perusahaan-perusahaan sektor industri telekomunikasi yang terdaftar di BEI
tahun 2015-2019.
Data penelitian yang digunakan merupakan data sekunder, dimana
data diperoleh secara tidak langsung dari pihak ketiga atau melalui
dokumen.Sumber data penelitian ini diperoleh dari internet melalui situs
resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id, berupa laporan tahunan
perusahaan-perusahaan sektor industri telekomunikasi tahun 2015-2019.
37
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan olah peneliti untuk dipelajari,
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sinambela, 2014). Dalam
mempelajari populasi, peneliti berfokus pada satu atau lebih karakteristik
atau sifat unit eksperimen dalam populasi.Sedangkan menurut Nazir
dalam (Sinambela, 2014) populasi adalah kumpulan dari individu
dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini
jumlah populasi ada 46 perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yaitu:
1. PT Asia Sejahtera Mina Tbk. (AGAR),
2. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA),
3. PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL),
4. PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO),
5. PT Bakrieland Development Tbk. (ELTY),
6. PT Eterindo Wahanatama Tbk. (ETWA),
7. PT Golden Plantation Tbk. (GOLL),
8. PT Graha Andrasenta Propertindo Tbk. (JGLE),
9. PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. (KBRI),
10. PT Mitra Pemuda Tbk. (MTRA),
11. PT Pollux Investasi Internasonal Tbk. (POLI),
12. PT Pollux Properti Indonesia Tbk. (POLL),
13. PT Mas Murni Indonesia Tbk. (MAMI),
14. PT Rimo International Lestari Tbk. (RIMO),
38
15. PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk. (SKYB),
16. PT Duta Anggada Realty Tbk. (DART),
17. PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. (TELE),
18. PT Trada Alam Minera Tbk. (TRAM),
19. PT First Indo American Leasing Tbk. (FINN),
20. PT Indo Komoditi Korpora Tbk. (INCF),
21. PT Sugih Energy Tbk. (SUGI),
22. PT Tira Austenite Tbk. (TIRA),
23. PT Trikomsel Oke Tbk. (TRIO),
24. PT Global Teleshop Tbk. (GLOB),
25. PT Armidian Karyatama Tbk. (ARMY),
26. PT Ratu Prabu Energi Tbk. (ARTI),
27. PT Air Asia Indonesia Tbk. (CMPP),
28. PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk. (CNKO),
29. PT Cowell Development Tbk. (COWL),
30. PT Evergreen Invesco Tbk. (GREN),
31. PT Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO),
32. PT Hotel Mandarine Regency Tbk. (HOME),
33. PT Indofarma Tbk. (INAF),
34. PT Steadfast Marine Tbk. (KPAL),
35. PT Grand Kartech Tbk. (KRAH),
36. PT Eureka Prima Jakarta Tbk. (LCGP),
37. PT Hanson International Tbk. (MYRX),
38. PT Nipress Tbk. (NIPS),
39. PT Sinergi Megah Internusa Tbk. (NUSA),
40. PT Siwani Makmur Tbk. (SIMA),
39
41. PT Totalindo Eka Persada Tbk. (TOPS),
42. PT Triwira Insanlestari Tbk. (TRIL),
43. PT. XL Axiata Tbk. (EXCL),
44. PT. Smartfren Tbk. (FREN),
45. PT. Indosat Tbk. (ISAT),
46. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM).
2. Sampel
(Sugiyono, 2012) mengatakan sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. teknik Purposive
sampling teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Alasan menggunakan teknik Purposive Sampling adalah karena
tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang
diteliti. Oleh karena itu, penulis memilih teknik Purposive Sampling yang
menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu
yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan dalam
penelitian ini.
Sampel perusahaan yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria
berikut:
a. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
telekomunikasi.
b. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan periode tahun 2015-
2019.
40
Tabel 3.1 Daftar kriteria sampel penelitian
Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI 46
Perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangan
tahun 2015-2019 (42)
Jumlah 4
Dari tabel diatas di peroleh sampel penelitian sebanyak 46
perusahaan karena 42 diantaranya tidak menerbitkan laporan keuangan
periode tahun 2015-2019 sehingga, tidak termasuk dalam kriteria sampel
penelitian. Periode pengamatan dilakukan 5 tahun yaitu pada tahun 2015-
2019.
Berdasarkan www.idx.co.id pertimbangan-pertimbangan yang
telah disebutkan diatas maka diperoleh rincian pemilihan sampel sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Daftar perusahaan yang dijadikan sampel
No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1. EXCL PT. XL Axiata Tbk.
2. FREN PT. Smartfren Tbk
3. ISAT PT. Indosat Tbk.
4. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk.
41
E. Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah teknik dokumentasi yaitu data dari laporan keuangan berupa laporan
laba rugi dan neraca perusahaan yang dikeluarkan oleh situs idx.co.id. Data
yang dikumpulkan tersebut berupa laporan keuangan perusahaan yang
berkaitan dengan variabel penelitian selama periode tiga tahun terakhir yakni
tahun 2015-2019.
F. Metode Analisis Data
Penelitian kali ini menggunakan teknik analisis deskriptif dengan
menggunakan analisis rasio keuangan, artinya data yang diperoleh
dilapangan diolah sedemikian rupa sehingga memberikan data yang
sistematis, faktual dan akurat mengenai permasalahan yang diteliti.
Teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisa data yaitu
dengan cara :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas dalam penelitian ini di hitung dengan :
Current Ratio:
Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
pada saat ditagih secara keseluruhan.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas dalam penelitian ini dapat dihitung dengan :
42
Total Debt To Assets Ratio:
debt to assest ratio yaitu rasio yang mengukur jumlah persentase dari
jumlah dana yang diberikan oleh kreditur berupa utang terhadap jumlah
asset perusahaan.
3. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas dalam penelitian ini dapat di hitung dengan :
Total Assets Turn Over Ratio:
Rasio yang digunakan untuk mengukur aktiva dengan penjualan.Semakin
tinggi nilai persentase rasio aktivitas ini maka semakin baik. Rasio ini juga
bisa dibandingkan dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di pasar agar
dapat menilai seberapa efisien kemampuan perusahaan dalam mengelola
sumber daya yang dimiliki.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas dalam penelitian ini dapat di hitung dengan cara:
Profit Margin
Semakin tinggi nilai persentase rasio profitabilitas ini adalah semakin
baik, nilai rasio ini sebaiknya dibandingkan dengan nilai rata-rata dari
industri sejenis di pasar.
43
Tabel 3.3 Pengukuran rasio keuangan perusahaan memiliki kinerja yang baik
Rasio Persentase perusahaan dikatakan baik
Liquditas 100%-200% atau 2:1
Solvabilitas 0 - 100% atau 1:1
Aktivitas 0 - 100%
Profitabilitas 0 - 100%
Dari tabel di atas dapat digunakan untuk mengukur seberapa efekktif
kinerja keuangan dalam mengelolah perusahaan dengan menggunakan
analisis rasio liquiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas
berdasarkan standar rasio yang telah ditetapkan.
G. Definisi Dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel yang akan digunakan dalam peneltian kali ini adalah rasio
keuangan yaitu Likuiditas, Solvabiitas, Aktivitas, dan Profitabilitas.
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan
perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada
saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan
keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya
mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Dalam penelitian ini
akan digunakan jenis rasio likuiditas Current Ratio, yaitu rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar.
44
2. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka
panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.Suatu perusahaan
yang solvable berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva
atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang hutang nya
begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan
yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut perusahaan
yang insolvable.
3. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas adalah rasio yang menunjukkan keefektifan
sebuah perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio
ini digunakan untuk menilai seberapa efisien perusahaan dapat
memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti penjualan,
penagihan piutang, pengelolaan persediaan, pengelolaan modal kerja,
dan pengelolaan dari seluruh aktiva.
Penelitian ini akan menggunakan jenis rasio Solvabilitas Total
Assets TurnOver, yaitu rasio untuk mengukur tingkat perputaran total
aktiva terhadappenjualan.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya
laba yang diperoleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu.Rasio
ini digunakan untuk menilai seberapa efisien pengelola perusahaan
45
dapat mencari keuntungan atau laba untuk setiap penjualan yang
dilakukan. Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemampua
perusahaan dalam melakukan peningkatan penjualan dan menekan
biaya-biaya yang terjadi. Selain itu, rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memanfaatkan seluruh dana yang dimilikinya untuk
mendapatkan keuntungan maksimal.
Dalam penelitian ini akan digunakan jenis rasio profitabilitas Net
Profit Margin, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba bersih dari penjualan.
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Di negara Indonesia saat ini jumlah pengguna handphone telah
mengalami peningkatan dari Tahun ke Tahun, perkembangan handphone di
Indonesia sendiri sangat memiliki dampak pengaruh yang cukup signifikan
terhadap penggunaan teknologi seluler di Indonesia. Dengan kemunculan
pertamanya pada Tahun 1984 ke Indonesia memang tidak memiliki harapan
yang cukup baik, selain bentuknya yang tidak nyaman untuk diselipkan,
harga unit satuannya pun mahal, diatas 10 juta rupiah pada saat itu. Namun
sekarang, penggunaan ponsel di Indonesia terus meningkat karena harga
yang relatif murah, bentuk dan model yang lebih berpariasi, spesifikasi yang
lebih lengkap dan mudah untuk mendapatkannya. Tanpa data pun bisa
terlihat secara kasar seberapa besar persentasi handphone di Indonesia
dengan tidak memandang kelas, pekerjaan, gaji, dan lain-lain.
Perkembangaan teknologi seluler yang semakin hari semakin pesat
seakan fenomena menghebohkan belakangan ini, seiring dengan motivasi
dan kebutuhan akan kemudahan yang ditawarkannya. Tak bisa di pungkiri
bahwa perkembangan teknologi seluler ini sedikit banyak telah berpengaruh
terhadap segala aspek di dalam kehidupan baik segi sosial, ekonomi bahkan
politik.
Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh
perusahaan milik negara sejak tahun 1961. Pengembangan dan modernisasi
dari infrastruktur telekomunikasi menjadi faktor penting dalam pembangunan
ekonomi secara umum di Indonesia. Jumlah penduduk yang besar dan
47
pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat menjadi salah satu faktor yang
menimbulkan permintaan yang cukup tinggi akan layanan telekomunikasi.
Akibatnya timbul persaingan antar perusahaan, sehingga menuntut setiap
perusahaan tetap tumbuh dan berkembang dalam membentuk peningkatan
kapasitas produksi dan atau dalam memperluas usahanya dengan cara
menganekaragamkan jenis-jenis produksinya.
Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat
memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya
mendukung pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Indonesia berawal
dari berdirinya Bursa Efek di Batavia atau sekarang yang lebih dikenal
dengan nama Jakarta, oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14
Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan berupa saham dan obligasi
perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu
itu. Perkembangan Bursa Efek Batavia sangat pesat sehingga pada tanggal
11 Januari 1925 pemerintah Belanda mendirikan Bursa Efek Surabaya dan
selang beberapa bulan kemudian pada tanggal 1 Agustus di tahun yang
sama mendirikan Bursa Efek Semarang, walaupun pada tahun 1939 kedua
Bursa Efek tersebut harus ditutup karena terjadinya gejolak ekonomi di
Eropa. Dan pada tahun 1942 bertepatan dengan terjadinya perang dunia ke
dua, Bursa Efek di Jakarta pun ditutup sekaligus menandakan berakhirnya
aktivitas pasar modal di Indonesia.
Lima tahun setelah Indonesia merdeka Bursa Efek Indonesia
diaktifkan kembali diawali dengan diterbitkannya Obligasi Pemerintahan
Republik Indonesia pada tahun 1950. Kemudian disusul dengan
diterbitkanya Undang-Undang Darurat tentang Bursa Nomor 13 tanggal 01
September 1951.Undang-Undang Darurat itu kemudian ditetapkan sebagai
48
Undang-Undang Nomor 15 tahun 1952.Pada saat itu penyelenggaraan
bursa diserahkan pada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek –Efek
(PPUE) dan Bank Indonesia (BI) ditunjuk sebagai penasehat.Setelah itu
Pasar modal Indonesia mengalami pasang-surut yang tejadi akibat peristiwa-
peristiwa ekonomi yang terjadi di dalam negeri.Tetapi hal tersebut tidak
berlangsung lama sebab pada tahun 1970 Bursa Efek di Jakarta dibuka
kembali disertai dengan dibentuknya Tim Uang dan Pasar Modal, disusul
pada tahun 1971 berdirinya BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).
Pada tanggal 10 Agustus 1977, Presiden Soeharto secara resmi
membuka pasar modal di Indonesia yang ditandai dengan go public-nya PT
Semen Cibinong sekaligus memperkenalkan Badan Pelaksana Pasar Modal
(BAPEPAM) sebagai usaha untuk menghidupkan pasar modal.Kegiatan
perdagangan dan kepitalisasi pasar saham pun meningkat seiring dengan
berkembangnya pasar finansial dan sektor swasta yang mencapai puncak
perkembangannya pada tahun 1990. Pada tanggal 13 Juli 1991 bursa
saham diswastanisasikan menjadi PT Bursa Efek Jakarta yang selanjutnya
lebih dikenal dengan nama BEJ, menjadi salah satu bursa saham yang
dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham menjadi BEJ ini mengakibatkan
beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Seiring perkembangan teknologi dan informasi yang serba cepat,
kebutuhan masyarakat dari segi produk dan jasa pun meningkat tajam untuk
memenuhi kebutuhan hidup salah satunya kebutuhan akan jasa komunikasi.
Berikut ini adalah profil perusahaan pada sektor Telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2017 yang merupakan
sampel dari penelitian ini:
49
1. PT XL Axiata Tbk.
PT XL Axiata Tbk (dahulu PT Excelcomindo Pratama Tbk) adalah
sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia.
Perusahaan XL yang kini bernama Axiata Tbk ini berdiri pada tanggal 8
Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari. Sekitar
enam tahun kemudian, XL mendirikan kemitraan dengan Rajawali
Group yang merupakan pemegang saham PT Grahametropolitan
Lestari dengan tiga investor asing yaitu NYNEX, AIF dan Mitsui. Setelah
itu, namanya pun diubah menjadi PT Exelcomindo Pratama yang
bergerak di bidang jasa telepon.XL mulai beroperasi secara komersil
pada tanggal 8 Oktober 1996 dan merupakan perusahaan swasta
pertama yang menyediakan layanan telepon seluler di
Indonesia.September 2005 juga menjadi tahun yang merupakan
tonggak utama bagi XL dimana XL menjadi perusahaan public yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Saat ini, mayoritas saham XL dimiliki
oleh Axiata grup Berhad melalui Axiata Investasi Sdn Bhd sebanyak
66,6% dan Emoratel Telecomunication Corporation (Etisalat) melalui
Etisalat International Indonesia Ltd sebanyak 13,3%.
2. PT Smartfren Telecom Tbk
Pada awalnya PT Smartfren Telecom Tbk didirikan pada bulan
Desember tahun 2002 dengan nama PT Mobile-8 Telecom. Pada bulan
Januari 2011, Perseroan melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi
PT Smart Telecom (Smartel). Kemudian Perseroan melakukan
perubahan nama menjadi PT Smartfren Telecom Tbk di bulan Maret
2011 dimana sinergi dilakukan di berbagai aspek untuk
50
mengembangkan infrastruktur jaringan, meningkatkan infrastruktur
jaringan, meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jaringan
distribusu dan pemasaran, serta pemakaian satu brand yaitu “ Smartfren
“.
Pada tanggal 15 Nopember 2006, FREN memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham FREN (IPO) kepada masyarakat sebanyak
3.900.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga
penawaran Rp225,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 29 Nopember 2006.
3. PT Indosat Tbk.
PT Indosat Tbk adalah nama dari salah satu perusahaan
penyedia jasa telekomunikasi dan jaringan telekomunikasi di Indonesia.
Indosat memiliki sejarah panjang perpindahan kepemilikan dan
perubahan tujuan perusahaan semenjak didirikan pada 20 November
1967.Didirikan sebagai perusahaan modal asing oleh pemerintah
Indonesia dengan nama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk.
(Persero), perusahaan ini mulai beroperasi pada September 1969
sebagai perusahaan komersil penyedia jasa sambungan langsung
internasional (IDD). Pada tahun 1980 Indosat menjadi Badan Usaha
Milik Negara dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.Pada akhir tahun
2008 saham pemerintah Indonesia tinggal 14,3 persen saja, dan
sebanyak 65 persen dikuasai oleh pemodal asing QTel (Pemerintah
Qatar), maka berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2007
penyelenggaraan jaringan telekomunikasi untuk jaringan bergerak baik
seluler maupun satelit, kepemilikan modal asing dibatasi 65 persen.
51
Perusahaan ini kemudian didaftarkan ganda oleh pemerintah Indonesia
(dual listed company) pada Bursa Efek Indonesia pada 19 Oktober 1994
(BEI:ISAT) dan Bursa Efek New York, Amerika Serikat (NYSE:IIT). Saat
didaftarkan di tahun 1994 pemerintah Indonesia tetap memiliki 65
persen perusahaan ini. Pada 24 April 2013 Indosat mengumumkan akan
menghapus pencatatan American Depositary Shares dari New York
Stock Exchange (NYSE) dan resmi keluar pada Juli 2013 atas
permintaan Menteri BUMN di bulan April 2013. Performa saham indosat
di bursa itu terus menurun sejak tahun 2009.
4. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) biasa disebut
Telkom Indonesia atau Telkom saja adalah perusahaan informasi dan
komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara
lengkap di Indonesia.Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha
swasta penyedia layanan pos dan telegraf.Layanan komunikasi
kemudian dikonsolidasikan oleh Pemerintah Hindia Belanda ke dalam
jawatan Post Telegraaf Telefoon (PTT).Sebelumnya, pada tanggal 23
Oktober 1856, dimulai pengoperasian layanan jasa telegraf
elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta (Batavia)
dengan Bogor (Buitenzorg).Pada tahun 1961, status jawatan diubah
menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).
Kemudian pada tahun 1965, PN Postel dipecah menjadi Perusahaan
Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan Negara
Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).Pada tahun 1974, PN
Telekomunikasi diubah namanya menjadi Perusahaan Umum
Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi
52
nasional maupun internasional. Pada tahun 1991 Perumtel berubah
bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi
Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1991.
Pada tanggal 14 November 1995 dilakukan Penawaran Umum Perdana
saham Telkom. Sejak itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) (keduanya
sekarang bernama Bursa Efek Indonesia (BEI)), Bursa Saham New
York (NYSE) dan Bursa Saham London (LSE). Saham Telkom juga
diperdagangkan tanpa pencatatan di Bursa Saham Tokyo.Jumlah
saham yang dilepas saat itu adalah 933 juta lembar saham.Tahun 1999
ditetapkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi. Sejak tahun 1989, Pemerintah Indonesia melakukan
deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar
bebas. Dengan demikian Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi
Indonesia.
B. Hasil Penelitian
Data yang diambil dari penelitian ini adalah Analisis Kinerja
Keuangan Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia . teknik analisis deskriptif dengan menggunakan analisis rasio
keuangan, artinya data yang diperoleh di lapangan diolah sedemikian rupa
sehingga memberikan data yang sistematis, faktual dan akurat mengenai
permasalahan yang diteliti. Adapun rasio-rasio yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain; Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas,
Dan Rasio Profitabilitas dengan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu dari tahun 2015 sampai dengan 2019.
53
1. Analisis Kinerja Keuangan PT. XL Axiata, Tbk
Tabel 4.1 Persentase Rasio Keuangan PT. XL Axiata, Tbk
Rasio Keuangan
2015 2016 2017 2018 2019
Likuiditas 6.45% 6.48% 2.03% 5.70% 5.40%
Solvabilitas 0.76% 0.61% 0.62% 0.68% 0.69%
Aktivitas 0.46% 0.63% 0.41% 0.40% 0.40%
profitabilitas 1.24% 1.76% 1.64% 1.44% 0.28%
Sumber: Data Sekunder , www.idx.co.id Diolah (2020)
a. Rasio Likuiditas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh rasio likuiditas
perusahaan PT. XL Axiata ,Tbk berfluktuatif dari tahun ke tahunnya,
Pada tahun 2015 nilai current ratio perusahaan sebesar 6.45% dengan
total aktiva lancar sebesar 10.151 miliar dan total hutang lancar sebesar
1.575 miliar, lalu mengalami kenaikan pada tahun 2016 menjadi 6.48%
dengan total aktiva lancar sebesar 6.807 miliar dan total hutang lancar
sebesar 1.051 miliar. Hal ini berarti perusahaan mampu membayar
hutang atau kewajiban lancar meski mengalami penurunan terhadap
asset lancarnya.
Pada tahun 2017 rasio likuiditas mengalami kenaikan sebesar
2,03% dengan nilai aktiva lancar sebesar 7.180 miliar dan total hutang
lancar sebesar 3.544 miliar. Hal ini berarti perusahaan sudah mampu
kembali mengelola kewajibannya dengan baik. Pada tahun 2018
penurunan dengan angka 5.70% yang disebabkan oleh turunnya aset
lancar dengan nilai sebesar 7.059 miliar dan hutang lanvar sebesar
1.239 miliar, pada tahun 2019 sebesar 5.40% dengan nilai aktiva
sebesar 7.145 miliar dan hutang lancar sebesar 1.323 miliar. Hal ini
54
berarti perusahaan mampu membayar kewajiban dengan baik meski
nilai aktiva dari tahun ke tahun mengalami penurunan, dengan demikian
kinerja perusahaan PT.XL Axiata dapat diukur menggunakan rasio
likuiditas karena, perusahaan mampu membayar kewajiban jangka
pendeknya.
b. Rasio Solvabilitas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh rasio solvabilitas
perusahaan PT. XL Axiata, Tbk mengalami fluktuatif dari tahun
ketahunnya. Pada tahun 2015 nilai debt ratio perusahaan sebesar
0.76% dengan total aktiva sebesar 58.844 miliar dan total hutang
sebesar 44.752 miliar, lalu mengalami penurunan pada tahun 2016
menjadi 0.61% dengan total aktiva sebesar 54.896 miliar dan total
hutang sebesar 33.687 miliar.
Pada tahun 2017 rasio solvabilitas mengalami kenaikan
sebesar 0.62% dengan nilai aktiva sebesar 56.321 miliar dan total
hutang sebesar 34.690 miliar. Hal ini berarti perusahaan sudah mampu
kembali mengelola kewajibannya dengan baik. Pada tahun 2018
mengalami peningkatan menjadi 0.68% dengan nilai aktiva sebesar
57.613 miliar dan hutang sebesar 39.271 miliar, pada tahun 2019
sebesar 0.69% dengan nilai aktiva sebesar 62.725 miliar dan hutang
sebesar 43.603 miliar. Hal ini berarti perusahaan mampu membayar
kewajiban dengan baik dengan nilai aktiva dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan, dengan demikian kinerja perusahaan PT.XL
Axiata dapat diukur menggunakan rasio solvabilitas.
c. Rasio Aktivitas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh rasio aktivitas
55
perusahaan PT. XL Axiata, Tbk mengalami fluktuatif dari tahun
ketahunnya. Pada tahun 2015 nilai Assets Turn Over Ratio perusahaan
sebesar 0.46% dengan penjualan sebesar 20.476 miliar dan nilai aktiva
sebesar 44.752 miliar , lalu mengalami kenaikan pada tahun 2016
menjadi 0,63% dengan total penjualan sebesar 21.341 miliar dengan
nilai sebesar 33.687 miliar, di tahun 2017 mengalami penurunan berada
pada angka 0,41%, dengan nilai penjualan sebesar 22.876 miliar dan
nilai aktiva sebesar 56.321 miliar. tahun 2018 dan 2019 mengalami
penurunan dan berada pada angka 0,40%, tahun 2018 dengan total
penjualan 22.939 miliar dan nilai aktiva 57.613 miliar dan pada tahun
2019 nilai penjualan 25.133 miliar dan nilai aktiva sebesar 62.725 miliar.
Hal ini berarti perusahaan mampu mengelola manajemen
perusahaan dengan baik karena penggunaan aktiva bisa menghasilkan
laba bersih dengan maksimal. Dan perusahaan mampu menagih
piutang lebih cepat dan menghasilkan laba yang maksimal.
d. Rasio Profitabilitas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh rasio
profitabilitas perusahaan PT. XL Axiata, Tbk mengalami fluktuatif dari
tahun ketahunnya. Pada tahun 2015 nilai Net Profit Margin perusahaan
sebesar 1,24% dengan penjualan sebesar 20.476 miliar dan
menghasilkan laba sebesar 25.388 miliar, tahun 2016 mengalami
kenaikan sebesar 1,76% dengan total penjualan sebesar 21.341 miliar
menghasilkan laba sebesar 37.552 miliar, dan mengalami penurunan
ditahun 2017 sebesar 1,64% dengan nilai penjualan sebesar 22.876
miliar menghasilkan laba sebesar 37.524 miliar, tahun 2018 kembali
mengalami penurunan menjadi 1,44% dengan nilai penjualan sebesar
56
22.939 miliar menghasilkan laba 32.969 miliar dan pada tahun 2019
mengalami penurunan menjadi 0,28% dengan penjualan sebesar
25.133 miliar dan menghasilkan laba sebesar 7.126 miliar. Hal ini berarti
perusahaan dalam mengelolah laba setelah pajak belum terlalu baik
namun, dalam melakukan penjualan mampu menghasilkan penjualan
dri tahun ketahun semakin meningkat.
2. Analisis Kinerja Keuangan PT. Smartfreen, Tbk
Tabel 4.2 Persentase Rasio Keuangan PT. Smartfreen, Tbk
Rasio Keuangan
2015 2016 2017 2018 2019
Likuiditas 0.53% 0.45% 0.40% 0.33% 0.29%
Solvabilitas 0.71% 0.68% 0.57% 0.51% 0.54%
Aktivitas 0.15% 0.16% 0.19% 0.21% 0.25%
profitabilitas 0.51% 0.54% 0.65% 0.64% 0.32%
Sumber: Data Sekunder , www.idx.co.id Diolah (2020)
a. Rasio Likuiditas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh rasio likuiditas
perusahaan PT. Smartfreen,Tbk mengalami peningkatan dari tahun ke
tahunnya, peninkgatan rasio ini dikarenakan asset lancar yang dimiliki
perusahaan terus naik, sementara hutang jangka pendek perusahaan
terus menurun.
Pada tahun 2015 nilai current ratio perusahaan sebesar 0.53%
dengan total aktiva lancar sebesar 2.207 miliar dan total hutang lancar
sebesar 4.159 juta , lalu mengalami kenaikan pada tahun 2016 menjadi
0.45% dengan total aktiva lancar sebesar 2.319 miliar dan total hutang
lancar sebesar 5.124 triliun. Hal ini berarti perusahaan mampu
membayar hutang atau kewajiban lancar meski mengalami penurunan
terhadap asset lancarnya.
57
Pada tahun 2017 rasio likuiditas sebesar 0.40% dengan nilai
aktiva lancar sebesar 2.570 miliar dan total hutang lancar sebesar 6.411
juta. Hal ini berarti perusahaan sudah mampu kembali mengelola
kewajibannya dengan baik. Pada tahun 2018 penurunan dengan angka
0.33% yang disebabkan oleh turunnya aset lancar dengan nilai sebesar
1.988 miliar dan hutang lancar sebesar 6.113 juta, pada tahun 2019
sebesar 0.29% dengan nilai aktiva sebesar 1.775 miliar dan hutang
lancar sebesar 6.120 juta. Hal ini berarti perusahaan mampu membayar
kewajiban dengan baik meski nilai aktiva dari tahun ke tahun mengalami
penurunan, dengan demikian kinerja perusahaan PT.Smartfren dapat
diukur menggunakan rasio likuiditas karena, perusahaan mampu
membayar kewajiban jangka pendeknya.
b. Rasio Solvabilitas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh rasio solvabilitas
perusahaan PT. Smartfreen, Tbk mengalami penurunan dari tahun
ketahunnya. Pada tahun 2015 nilai debt ratio perusahaan sebesar
0.71% dengan total aktiva sebesar 20.705 miliar dan total hutang
sebesar 13.857 miliar, lalu mengalami penurunan pada tahun 2016
menjadi 0.68% dengan total aktiva sebesar 22.807 miliar dan total
hutang sebesar 16.938 miliar.
Pada tahun 2017 rasio solvabilitas sebesar 0.57% dengan nilai
aktiva sebesar 24.144 miliar dan total hutang sebesar 14.870 miliar. Hal
ini berarti perusahaan sudah mampu kembali mengelola kewajibannya
dengan baik. Pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 0.51%
dengan nilai aktiva sebesar 25.214 miliar dan hutang sebesar 12.766
miliar, pada tahun 2019 sebesar 0.54% dengan nilai aktiva sebesar
58
27.651 miliar dan hutang sebesar 14.915 miliar. Hal ini berarti
perusahaan mampu membayar kewajiban dengan baik dengan nilai
aktiva dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dengan demikian
kinerja perusahaan PT. Smartfren dapat diukur menggunakan rasio
solvabilitas.
c. Rasio Aktivitas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh Rasio Aktivitas
perusahaan PT. Smartfreen, Tbk mengalami peningkatan terus dari
tahun ketahunnya. Pada tahun 2015 nilai Assets Turn Over Ratio
perusahaan sebesar 0.16% dengan penjualan sebesar 3.025 miliar dan
nilai aktiva sebesar 20.705 miliar , lalu mengalami kenaikan pada tahun
2016 menjadi 0.16% dengan total penjualan sebesar 3.637 miliar
dengan nilai sebesar 22.807 miliar, di tahun 2017 mengalami penurunan
berada pada angka 0.19%, dengan nilai penjualan sebesar 4.669 miliar
dan nilai aktiva sebesar 24.144 miliar. tahun 2018 sebesar 0.21%
dengan total penjualan 5.490 miliar dan nilai aktiva 25.214 miliar dan
pada tahun 2019 0.25% nilai penjualan 6.988 miliar dan nilai aktiva
sebesar 27.651 miliar.
Hal ini berarti perusahaan mampu mengelola manajemen
perusahaan dengan baik karena penggunaan aktiva bisa menghasilkan
laba bersih dengan maksimal. Dan perusahaan mampu menagih
piutang lebih cepat dan menghasilkan laba yang maksimal.
d. Rasio Profitabilitas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh rasio
profitabilitas perusahaan PT. Smartfreen, Tbk mengalami peningkatan
dari tahun ketahunnya. Hal ini berarti perusahaan ini memiliki
59
kemampuan kinerja lebih baik dan mampu menghasilkan laba dengan
maksimal.
Pada tahun 2015 nilai Net Profit Margin perusahaan sebesar
0.51% dengan penjualan sebesar 3.025 miliar dan menghasilkan laba
sebesar 1.559 miliar, tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 0.54%
dengan total penjualan sebesar 3.637 miliar menghasilkan laba sebesar
1.979 miliar, dan ditahun 2017 sebesar 0.65% dengan nilai penjualan
sebesar 4.669 miliar menghasilkan laba sebesar 3.025 miliar, tahun
2018 kembali mengalami penurunan menjadi 0.64% dengan nilai
penjualan sebesar 5.490 miliar menghasilkan laba 3.534 miliar dan
pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 0.32% dengan
penjualan sebesar 6.988 miliar dan menghasilkan laba sebesar 2.198
miliar. Hal ini berarti perusahaan dalam mengelolah laba setelah pajak
belum terlalu baik namun, dalam melakukan penjualan mampu
menghasilkan penjualan dri tahun ketahun semakin meningkat.
3. Analisis Kinerja Keuangan PT. Indosat, Tbk
Tabel 4.3
Persentase Rasio Keuangan PT. Indosat, Tbk
Rasio Keuangan
2015 2016 2017 2018 2019
Likuiditas 4.83% 4.23% 5.85% 3.76% 5.62%
Solvabilitas 0.76% 0.72% 0.71% 0.77% 0.78%
Aktivitas 0.48% 0.57% 0.59% 0.44% 0.42%
profitabilitas 0.04% 0.04% 0.04% 0.08% 0.06%
Sumber: Data Sekunder , www.idx.co.id Diolah (2020)
a. Rasio Likuiditas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh rasio likuiditas
perusahaan PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan dari tahun ke
tahunnya, sehingga perusahaan memiliki kemampuan lebih baik dalam
60
membayar kewajiban lancarnya.
Pada tahun 2015 nilai current ratio perusahaan sebesar 4.83%
dengan total aktiva lancar sebesar 9.919 miliar dan total hutang lancar
sebesar 2.053 juta , lalu pada tahun 2016 menjadi 4.23% dengan total
aktiva lancar sebesar 8.074 miliar dan total hutang lancar sebesar 1.909
miliar. Hal ini berarti perusahaan mampu membayar hutang atau
kewajiban lancar meski mengalami penurunan terhadap asset
lancarnya.
Pada tahun 2017 rasio likuiditas sebesar 5.95% dengan nilai
aktiva lancar sebesar 9.479 miliar dan total hutang lancar sebesar
1.620. Hal ini berarti perusahaan sudah mampu kembali mengelola
kewajibannya dengan baik. Pada tahun 2018 penurunan dengan angka
3.76% yang disebabkan oleh turunnya aset lancar dengan nilai sebesar
7.907 miliar dan hutang lancar sebesar 2.104 miliar, pada tahun 2019
sebesar 5.62% dengan nilai aktiva sebesar 12.445 miliar dan hutang
lancar sebesar 2.213 miliar. Hal ini berarti perusahaan mampu
membayar kewajiban dengan baik meski nilai aktiva dari tahun ke tahun
mengalami penurunan, dengan demikian kinerja perusahaan PT.Indosat
dapat diukur menggunakan rasio likuiditas karena, perusahaan mampu
membayar kewajiban jangka pendeknya.
b. Rasio Solvabilitas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh rasio solvabilitas
perusahaan PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan dari tahun
ketahunnya. Hal berarti perusahaan mampu melunasi hutang atau
kewajibannya dengan baik dan mampu menghasilkan laba dengan
maksimal. Karena semakin rendah rasio ini maka semakin baik buat
61
perusahaan ketika likuid.
Pada tahun 2015 nilai debt ratio perusahaan sebesar 0.76%
dengan total aktiva sebesar 55.388 miliar dan total hutang sebesar
42.124 miliar, lalu mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi
0.72% dengan total aktiva sebesar 50.838 miliar dan total hutang
sebesar 36.661 miliar.
Pada tahun 2017 rasio solvabilitas sebesar 0.71% dengan nilai
aktiva sebesar 50.661 miliar dan total hutang sebesar 35.846 miliar. Hal
ini berarti perusahaan sudah mampu kembali mengelola kewajibannya
dengan baik. Pada tahun 2018 mengalami kenaikan menjadi 0.77%
dengan nilai aktiva sebesar 53.140 miliar dan hutang sebesar 41.003
miliar, pada tahun 2019 sebesar 0.78% dengan nilai aktiva sebesar
62.813 miliar dan hutang sebesar 49.106 miliar. Hal ini berarti
perusahaan mampu membayar kewajiban dengan baik dengan nilai
aktiva dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dengan demikian
kinerja perusahaan PT. Indosat dapat diukur menggunakan rasio
solvabilitas.
c. Rasio Aktivitas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh Rasio Aktivitas
perusahaan PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan terus dari tahun
ketahunnya. Hal ini berarti kinerja keuangan PT. Smartfreen, Tbk dalam
kondisi sangat baik, sehingga dapat dikatakan perusahaan mampu
menunjukkan seberapa jauh manajemen perusahaan dapat
mengumpulkan penjualan yang cukup atas aktiva perusahaan yang
digunakan.
Pada tahun 2015 nilai Assets Turn Over Ratio perusahaan
62
sebesar 0.48% dengan penjualan sebesar 26.769 miliar dan nilai aktiva
sebesar 55.388 miliar , lalu mengalami kenaikan pada tahun 2016
menjadi 0.57% dengan total penjualan sebesar 29.185 miliar dengan
nilai sebesar 50.838 miliar, di tahun 2017 mengalami penurunan berada
pada angka 0.59%, dengan nilai penjualan sebesar 29.926 miliar dan
nilai aktiva sebesar 50.661 miliar. tahun 2018 sebesar 0.44% dengan
total penjualan 23.140 miliar dan nilai aktiva 53.140 miliar dan pada
tahun 2019 0.42% nilai penjualan 26.118 miliar dan nilai aktiva sebesar
62.813 miliar.
Hal ini berarti perusahaan mampu mengelola manajemen
perusahaan dengan baik karena penggunaan aktiva bisa menghasilkan
laba bersih dengan maksimal. Dan perusahaan mampu menagih
piutang lebih cepat dan menghasilkan laba yang maksimal.
d. Rasio Profitabilitas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh rasio
profitabilitas perusahaan PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan dari
tahun ketahunnya. Hal ini berarti perusahaan ini memiliki kemampuan
kinerja lebih baik dan mampu menghasilkan laba dengan maksimal.
Pada tahun 2015, 2016 dan 2017 nilai Net Profit Margin
perusahaan sebesar 0.04% dengan penjualan tahun 2015 sebesar
26.769 miliar dan menghasilkan laba sebesar 1.165 miliar, penjualan
tahun 2016 sebesar 29.185 miliar dan menghasilkan laba sebesar 1.276
miliar, penjualan tahun 2017 sebesar 29.962 miliar dan menghasilkan
laba sebesar 1.198 miliar, tahun 2018 kembali mengalami peningkatan
menjadi 0.08% dengan nilai penjualan sebesar 23.140 miliar
menghasilkan laba 1.861 miliar dan pada tahun 2019 mengalami
63
penurunan menjadi 0.06% dengan penjualan sebesar 26.118 miliar dan
menghasilkan laba sebesar 1.609 miliar. Hal ini berarti perusahaan
dalam mengelolah laba setelah pajak belum terlalu baik namun, dalam
melakukan penjualan mampu menghasilkan penjualan dri tahun
ketahun semakin meningkat.
4. Analisis Kinerja Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Tabel 4.4
Persentase Rasio Keuangan Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Rasio Keuangan
2015 2016 2017 2018 2019
Likuiditas 1.35% 1.20% 1.05% 0.94% 0.71%
Solvabilitas 0.43% 0.44% 0.44% 0.43% 0.47%
Aktivitas 0.62% 0.65% 0.65% 0.63% 0.61%
profitabilitas 0.23% 0.23% 0.24% 0.24% 0.19%
Sumber: Data Sekunder , www.idx.co.id Diolah (2020)
a. Rasio Likuiditas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh rasio likuiditas
perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, mengalami
peningkatan dari tahun ke tahunnya, sehingga perusahaan memiliki
kemampuan lebih baik dalam membayar kewajiban lancarnya.
Pada tahun 2015 nilai current ratio perusahaan sebesar 1.35%
dengan total aktiva lancar sebesar 47.912 miliar dan total hutang lancar
sebesar 35.413 miliar , lalu pada tahun 2016 menjadi 1.20% dengan
total aktiva lancar sebesar 47.701 miliar dan total hutang lancar sebesar
39.762 miliar. Hal ini berarti perusahaan mampu membayar hutang atau
kewajiban lancar meski mengalami penurunan terhadap asset
lancarnya.
Pada tahun 2017 rasio likuiditas sebesar 1.05% dengan nilai
64
aktiva lancar sebesar 47.561 miliar dan total hutang lancar sebesar
46.261 miliar. Hal ini berarti perusahaan sudah mampu kembali
mengelola kewajibannya dengan baik. Pada tahun 2018 penurunan
dengan angka 0.94% yang disebabkan oleh turunnya aset lancar
dengan nilai sebesar 43.268 miliar dan hutang lancar sebesar 46.261
miliar, pada tahun 2019 sebesar 0.71% dengan nilai aktiva sebesar
41.722 miliar dan hutang lancar sebesar 58.369 miliar. Hal ini berarti
perusahaan mampu membayar kewajiban dengan baik meski nilai
aktiva dari tahun ke tahun mengalami penurunan, dengan demikian
kinerja perusahaan PT.Telekomunikasi dapat diukur menggunakan
rasio likuiditas karena, perusahaan mampu membayar kewajiban jangka
pendeknya.
b. Rasio Solvabilitas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh rasio solvabilitas
perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan
dari tahun ketahunnya. Hal berarti perusahaan mampu melunasi hutang
atau kewajibannya dengan baik dan mampu menghasilkan laba dengan
maksimal. Karena semakin rendah rasio ini maka semakin baik buat
perusahaan ketika likuid.
Pada tahun 2015 nilai debt ratio perusahaan sebesar 0.43%
dengan total aktiva sebesar 166.173 miliar dan total hutang sebesar
72.067 miliar, lalu mengalami peningkatan pada tahun 2016 menjadi
0.44% dengan total aktiva sebesar 179.611 miliar dan total hutang
sebesar 74.067 miliar.
Pada tahun 2017 rasio solvabilitas sebesar 0.44% dengan nilai
aktiva sebesar 198.484 miliar dan total hutang sebesar 86.354 miliar.
65
Hal ini berarti perusahaan sudah mampu kembali mengelola
kewajibannya dengan baik. Pada tahun 2018 mengalami kenaikan
menjadi 0.43% dengan nilai aktiva sebesar 206.196 miliar dan hutang
sebesar 88.893 miliar, pada tahun 2019 sebesar 0.47% dengan nilai
aktiva sebesar 221.208 miliar dan hutang sebesar 103.958 miliar. Hal ini
berarti perusahaan mampu membayar kewajiban dengan baik dengan
nilai aktiva dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dengan
demikian kinerja perusahaan PT. Telekomunikasi dapat diukur
menggunakan rasio solvabilitas.
c. Rasio Aktivitas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh Rasio Aktivitas
perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan
terus dari tahun ketahunnya. Hal ini berarti kinerja keuangan PT.
Smartfreen, Tbk dalam kondisi belum baik, sehingga dapat dikatakan
perusahaan belum mampu menunjukkan seberapa jauh manajemen
perusahaan dapat mengumpulkan penjualan yang cukup atas aktiva
perusahaan yang digunakan.
Pada tahun 2015 nilai Assets Turn Over Ratio perusahaan
sebesar 0.62% dengan penjualan sebesar 102.470 miliar dan nilai
aktiva sebesar 166.173 miliar , lalu mengalami kenaikan pada tahun
2016 menjadi 0.65% dengan total penjualan sebesar 116.333 miliar
dengan nilai sebesar 179.611 miliar, di tahun 2017 mengalami
penurunan berada pada angka 0.65%, dengan nilai penjualan sebesar
128.256 miliar dan nilai aktiva sebesar 198.484 miliar. tahun 2018
sebesar 0.63% dengan total penjualan 130.784 miliar dan nilai aktiva
206.196 miliar dan pada tahun 2019 sebesar 0.61% nilai penjualan
66
135.567 miliar dan nilai aktiva sebesar 221.208 miliar.
Hal ini berarti perusahaan mampu mengelola manajemen
perusahaan dengan baik karena penggunaan aktiva bisa menghasilkan
laba bersih dengan maksimal. Dan perusahaan mampu menagih
piutang lebih cepat dan menghasilkan laba yang maksimal.
d. Rasio Profitabilitas
Berdasarkan data yang telah diolah, diperoleh rasio
profitabilitas perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami
peningkatan dari tahun ketahunnya. Hal ini berarti perusahaan ini
memiliki kemampuan kinerja lebih baik dan mampu menghasilkan laba
dengan maksimal.
Pada tahun 2015 nilai Net Profit Margin perusahaan sebesar
0.23% dengan penjualan sebesar 102.470 miliar dan menghasilkan laba
sebesar 23.948 miliar, tahun 2016 sebesar 0.23% dengan nilai
penjualan sebesar 116.333 miliar dan menghasilkan laba sebesar
27.073 miliar, tahun 2017 sebesar 0.24% dengan nilai penjualan
sebesar 128.256 miliar dan menghasilkan laba sebesar 30.369 miliar,
tahun 2018 kembali mengalami peningkatan menjadi 0.24% dengan
nilai penjualan sebesar 130.784 miliar menghasilkan laba 31.921 miliar
dan pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 0.19% dengan
penjualan sebesar 135.567 miliar dan menghasilkan laba sebesar
25.400 miliar. Hal ini berarti perusahaan dalam mengelolah laba setelah
pajak belum terlalu baik namun, dalam melakukan penjualan mampu
menghasilkan penjualan dri tahun ketahun semakin meningkat.
67
Pt. Smartfren PT. XL Axiata PT. Indosat PT.
Telekomunikasi
2015
2016
2017
2018
2019
C. Analisa Hasil Penelitian
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang dipergunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas memiliki tujuan untuk
melakukan uji kecukupan dana, solvency perusahaan, kemampuan
perusahaan membayar kewajiban-kewajiban yang segera harus
dipenuhi.
Dalam penelitian ini rasio likuditas hanya menggunakan satu
indikator saja yaitu dengan menggunakan current ratio. Dimana rasio ini
merupakan cara untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya, dengan pedoman 2:1 atau 200% ini
adalah rasio minimum yang akan dipertahankan oleh suatu perusahaan.
Gambar 4.1 Rasio Liquiditas
68
Pt. Smartfren PT. XL Axiata PT. Indosat PT.
Telekomunikasi
2015
2016
2017
2018
2019
Sumber: Data Sekunder , www.idx.co.id Diolah (2020)
2. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa
besar beban hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan
aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya apabila perusahaan dibubarkan (likuidasi).
Dalam penelitian ini rasio solvabilitas hanya menggunakan satu
indikator saja yaitu dengan menggunakan Debt To Asset Ratio. Dimana
rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban dapat ditutupi oleh aset.
semakin rendah rasio ini semakin baik karena aman bagi kreditor saat
likuidasi.
Gambar 4.2 Rasio Solvabilitas
Sumber: Data Sekunder , www.idx.co.id Diolah (2020)
69
Pt. Smartfren PT. XL Axiata PT. Indosat PT.
Telekomunikasi
2015
2016
2017
2018
2019
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas atau efisiensi digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya aktivanya.
Rasio aktivitas menunjukkan seberapa jauh manajemen dapat
mengumpulkan penjualan yang cukup atas aktiva perusahaan yang
digunakan.
Dalam penelitian ini rasio aktivitas hanya menggunakan satu
indikator saja yaitu dengan menggunakan Total Aset Turnover. Rasio ini
merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan penjualan berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan.
Gambar 4.3 Rasio Aktivitas
Sumber: Data Sekunder , www.idx.co.id Diolah (2020)
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah gambaran tentang tingkat aktivitas
pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini sebagai
70
Pt. Smartfren PT. XL Axiata PT. IndosatPT. Telekomunikasi
2015
2016
2017
2018
2019
ukuran apakah pemilik atau pemegang saham dapat memperoleh
tingkat pengembalian yang pantas atas investasinya.
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas hanya menggunakan
satu indikator saja yaitu dengan menggunakan Net Profit Margin. Rasio
ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan. Menurut Harahap (2015), semakin besar
rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba.
Gambar 4.4 Rasio Profitabilitas
Sumber: Data Sekunder , www.idx.co.id Diolah (2020)
D. Rekapan
Gambar 4.5 Rekapan
Perusahaan Likuiditas Solvbilitas Aktivitas Profitabilitas Keterangan
PT. XL Axiata 2:1 1:1 100% 100% PT XL Axiata memiliki kinerja yang baik. Hal ini dibuktikan dengan cukup baiknya rasio likuiditas, rasio
71
solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas
PT. Smartfren 2:1 1:1 100% 100% PT Smartfren memiliki kinerja yang cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas perusahaan yang baik setiap tahunnya
PT. Indosat 2:1 1:1 100% 100% PT Indosat memiliki kinerja yang sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan sangat baiknya rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas perusahaan setiap tahunnya.
PT. Telekomunikasi
2:1 1:1 100% 100% PT Telekomunikasi Indonesia memiliki kinerja sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan semakin membaiknya rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas perusahaan setiap tahunnya.
Sumber: Hasil Penelitian
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian perusahaan yang memiliki rasio
likuiditas yang baik adalah PT. Xl Axiata, PT. Smartfreen, Tbk, PT. Indosat,
Tbk dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, perusahaan ini dianggap
sebagai perusahaan yang baik dan bagus karena sudah mampu untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya.
72
Hasil pengukuran rasio likuiditas ,rasio solvabilitas juga memiliki tiga
perusahaan dengan Debt Ratio Yang Baik yaitu PT. Smartfreen, Tbk, PT.
Indosat, Tbk dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, perusahaan ini
dianggap sebagai perusahaan yang baik dan bagus karena setiap tahunnya
memiliki rasio solvabilitas yang rendah dimana masing-masing perusahaan
sudah mampu untuk membayar seluruh kewajibannya meski perusahaan
dinyatakan bubar atau likuidasi sekalipun, Sedangkan untuk PT. XL Axiata
mengalami fluktuatif sehingga belum stabil juga dalam mengelola hutangnya.
Rasio aktivitas semua perusahaan memenuhi kriteria penilaian
karena rata-rata perusahaan memiliki nilai rasio aktivitas yang baik. PT.
Smartfreen, Tbk, PT. Indosat, Tbk dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk,
ketiga perusahaan ini dianggap sudah mampu untuk memperoleh tingkat
pengembalian labanya karena tiap tahunnya mengalami peningkatan
berbeda dengan PT. XL Axiata, Tbk berfluktuatif atau naik turun laba setiap
tahunnya.
Rasio profitabilitasnya semua perusahaan memenuhi kriteria
penilaian karena rata-rata perusahaan memiliki profit yang baik yakni PT. XL
Axiata.Tbk, PT.Smartfren.Tbk, PT.Indosat,Tbk dan PT.Telekomunikasi,Tbk,
ke empat perusahaan ini dianggap sudah mampu untuk memperoleh tingkat
laba dengan penjualan yang semakin meningjat disetiap tahunnya.
Kinerja keuangan yang dianggap paling baik dan efektif adalah PT.
Telekomunikasi Indonesia. Maka dari itu analisis rasio dapat digunakan
sebagai alat ukur kinerja keuangan pada perusahaan Telekomunikasi yang
terdaftar di burasa efek idonesia tahun 2015-2019.
73
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
PT XL Axiata memiliki kinerja yang baik. Hal ini dibuktikan dengan
cukup baiknya rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio
profitabilitas meski berfluktuasi turun naik setiap tahunnya.
PT Smartfren memiliki kinerja yang cukup baik. Hal ini dibuktikan
dengan rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas perusahaan
yang baik setiap tahunnya.
PT Indosat memiliki kinerja yang sangat baik. Hal ini dibuktikan
dengan sangat baiknya rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
profitabilitas perusahaan setiap tahunnya.
PT Telekomunikasi Indonesia memiliki kinerja sangat baik. Hal ini
dibuktikan dengan semakin membaiknya rasio likuiditas, rasio solvabilitas,
rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas perusahaan setiap tahunnya.
74
B. Saran
a. Bagi perusahaan dengan tingkat likuiditas yang rendah seperti PT. XL
Axiata Tbk, perusahaan harus berusaha meningkatkan volume
penjualan secara maksimal untuk memperkuat posisi aktiva lancar yang
digunakan dan mengelola modal sendiri secara lebih efisien.
b. Bagi perusahaan dengan tingkat aktivitas yang rendah harus terus
berusaha meningkatkan penjualan dengan penggunaan aktiva secara
efisien, sehingga jumlah aset yang sama dapat memperbesar volume
penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar.
c. Seiring dengan semakin berkembangnya dunai teknologi, perusahaan
telekomunikasi juga dapat memodernisasikan teknologi yang digunakan
,sebab konsumen pasti memilih teknologi yang lebih terbaru. Sehingga,
perusahaan yang tidak memodernisasikan teknologinya akan
ketinggalan.
d. Bagi pemilik perusahaan hendaknya selalu mempertahankan dan
mengevaluasi kinerja perusahaan dengan menggunakan rasio
keuangan agar dapat menjaga kepuasan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan khususnya pihak pemegang saham
dan kreditur selain itu berdasarkan rasio-rasio keuangan tersebut
pemilik perusahaan diharapkan dapat menetapkan kebijakan-kebijakan
di bidang keuangan sehingga dapat menjaga kelangsungan perusahaan
dimasa yang akan datang.
75
e. Bagi investor dan calon investor yang ingin mengambil keputusan
berinvestasi hendaknya perlu untuk melakukan analisis yang lebih baik
dengan meliat kemampuan perusahan dari berbagai sudut pandang.
75
DAFTAR PUSTAKA
Ainun, Djoehar Moch. 2019. Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-
2013. Edunomika – Vol. 04, No. 01.
Akhmad Syarifuddin, 2015, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Keuangan Perusahaan Telekomunikasi Yang Go Public Di Bursa Efek
Indonesia, Jurnal Manajemen Dan Akuntansi, Vol 12 No.1.
Brigham, Eugene. 2013. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Akuntansi. Bandung: ALFABETA.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Perkasa.
Harahap.2015. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.Edisi 1-10, Jakarta:
Rajawali Pers.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Center For
Academic Publishing Services.
I Made Sudana. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori Dan Praktik.
Jakarta: Erlangga
Kamaludin, Dan Rini Indriani. 2012. Manajemen Keuangan. Edisi Revisi. CV.
Bandar Maju. Bandung.
Kasmir. 2017. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Aty. Cetakan Ketujuh. Jakarta:
PT RAJA GRAFINDO PERKASA
Khoirun Unun, 2019, Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan
Telekomunikasi Menggunakan Market Value Added Tahun 2015, Jurnal
Ilmu Manajeman, Vol.8,No.3.
Munawir. S. 2015. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty..
Mulyadi.2015. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Munandar Eristi Yenni. 2017. Analisis Kinerja Keuangan Pada Sub Sektor
Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-
2015. Journal Of Management And Bussines (JOMB Volume 3, Nomor
9.
76
Mujari, 2019, Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan
Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,
Journal Of Management And Bussines (JOMB) Volume 1, No.2.
M.Khozzan Ifa Suyitno, 2016, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Keuangan Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Go Public Di Bursa
Efek Indonesia, Journal Of Management And Bussines (JOMB) Volume
2, No.3.
Nugraheni, Anisa. 2019. Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
Telekomunikasi Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).
Edunomika – Vol. 03, No. 02.
Purba, Syahrial. 2013. Analisis Data Penelitian Dan Statistik ,Jakarta: Bumi
Aksara.
Purnomo Juni, Wardoyo. 2018. Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaaan
Telekomunikasi Dengan Menggunakan Analisis Sistem Du Pont. Jurnal
Akuntansi,Volume 20, Nomor 2.
Rahmat, Rezki. 2015. Analisis Kinerja Keuangan Yag Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Manajemen Bisnis, Vol 4, No.1.
Rakmini, 2017. Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Telekomunikasi
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2016,
Manajemen Bisnis, Vol 3, No 2.
Sarwoko, Halim. 2013. Analisis Kinerja Keuangan. YKPN, Yogyakarta.
Sonia, Gina. 2019. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham
Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurismata, Vol. 1 No.2.
Sunyoto, Danang, Fathonah Eka Susanti, 2015, Manajemen Keuangan Untuk
Center Of Academic Publishing Service, Yogyakarta
Sunyoto, Bambang Subroto. 2013. Hak Dan Kewajiban Bagi Pekerja Dan
Pengusaha, Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Tangkuman, Tatengkeng. 2015. Praktis Menyusun Laporan Keuangan. Depok:
Viscota Publishing
Vendy Ari Kurniawan, 2017, Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
Telekomunikasi Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Akuntansi, Vol.3 No.5.
Yuliarni Teti, 2016, Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan
Sesudah Initial Public Offering (IPO) Dii Bursa Efek Indonesia, Jurnal
Akuntansi Dan Manajemen, Vol.11, No.1.
77
Zaki Baridwa, 2013. Intermediate Accounting .STIE, Edisi Keempat, Yogyakarta.
78
LAMPIRAN
LAMPIRAN I
1. Laporan Rasio Keuangan Masing-Masing Perusahaan
a. PT. XL Axiata, Tbk
1. Rasio Likuiditas
TAHUN AKTIVA LANCAR (Milliar Rp)
HUTANG LANCAR
(Milliar Rp) Likuiditas
2015 10,151 1,575 6,45%
2016 6,807 1,051 6,48%
2017 7,180 3,544 2,03%
2018 7,059 1,239 5,70%
2019 7,146 1,323 5,40%
2. Rasio Solvabilitas
TAHUN TOTAL
HUTANG (Milliar Rp)
TOTAL AKTIVA
(Milliar Rp) Solvabilitas
2015 44,752 58,844 0,76%
2016 33,687 54,896 0,61%
2017 34,690 56,321 0,62%
2018 39,270 57,613 0,68%
2019 43,603 62,725 0,69%
79
3. Rasio Aktivitas
TAHUN PENJUALAN (Milliar Rp)
TOTAL AKTIVA (Milliar Rp)
Aktivitas
2015 20,476 44,752 0,46%
2016 21,341 33,687 0,63%
2017 22,876 56,321 0,41%
2018 22,939 57,613 0,40%
2019 25,133 62,725 0,40%
4. Rasio Profitabilitas
TAHUN LABA BERSIH
(Milliar Rp) PENJUALAN (Milliar Rp)
Profitabilitas
2015 25,388 20,476 1,24%
2016 37,552 21,341 1,76%
2017 37,524 22,876 1,64%
2018 32,969 22,939 1,44%
2019 7,126 25,133 0,28%
b. PT. Smartfreen, Tbk
1. Rasio Likuiditas
TAHUN AKTIVA LANCAR
(Milliar Rp) HUTANG LANCAR
Likuiditas
80
(Milliar Rp)
2015 2,207 4,159 0,53%
2016 2,319 5,124 0,45%
2017 2,570 6,411 0,40%
2018 1,988 6,113 0,33%
2019 1,775 6,120 0,29%
2. Rasio Solvabilitas
TAHUN TOTAL
HUTANG (Milliar Rp)
TOTAL AKTIVA
(Milliar Rp) Solvabilitas
2015 13,857 20,705 0,71%
2016 16,938 22,807 0,68%
2017 14,870 24,144 0,57%
2018 12,766 25,214 0,51%
2019 14,915 27,651 0,54%
3. Rasio Aktivitas
TAHUN PENJUALAN (Milliar Rp)
TOTAL AKTIVA (Milliar Rp)
Profitabilitas
2015 3,035 20,705 0,15%
2016 3,637 22,807 0,16%
2017 4,669 24,144 0,19%
81
2018 5,490 25,214 0,21%
2019 6,988 27,651 0,25%
4. Rasio Profitabilitas
TAHUN LABA BERSIH
(Milliar Rp)
PENJUALAN
(Milliar Rp) Aktivitas
2015 1,559 3,035 0,51%
2016 1,979 3,637 0,54%
2017 3,025 4,669 0,65%
2018 3,534 5,490 0,64%
2019 2,198 6,988 0,32%
c. PT. Indosat, Tbk
1. Rasio Likuiditas
TAHUN AKTIVA LANCAR (Milliar Rp)
HUTANG LANCAR
(Milliar Rp) Likuiditas
2015 9,919 2,050 4,83%
2016 8,074 1,909 4,23%
2017 9,479 1,620 5,85%
2018 7,907 2,104 3.76%
2019 12,445 2,213 5.62%
82
2. Rasio Solvabilitas
TAHUN TOTAL
HUTANG (Milliar Rp)
TOTAL AKTIVA
(Milliar Rp) Solvabilitas
2015 42,124 55,388 0,76%
2016 36,661 50,838 0,72%
2017 35,846 50,661 0,71%
2018 41,003 53,140 0,77%
2019 9,106 62,813 0,15%
3. Rasio Aktivitas
TAHUN PENJUALAN (Milliar Rp)
TOTAL AKTIVA (Milliar Rp)
Aktivitas
2015 26,769 55,388 0,48%
2016 29,185 50,838 0,57%
2017 29,926 50,661 0,59%
2018 23,140 53,140 0,44%
2019 26,118 62,813 0,42%
4. Rasio Profitabilitas
TAHUN LABA BERSIH
(Milliar Rp) PENJUALAN (Milliar Rp)
Profitabilitas
83
2015 1,165 26,769 0,04%
2016 1,276 29,185 0,04%
2017 1,198 29,926 0,04%
2018 1,861 23,140 0,08%
2019 1,609 26,118 0,06%
d. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
1. Rasio Likuiditas
TAHUN AKTIVA LANCAR (Milliar Rp)
HUTANG LANCAR
(Milliar Rp) Likuiditas
2015 47,912 35,413 1,35%
2016 47,701 39,762 1,20%
2017 47,561 45,376 1,05%
2018 43,268 46,261 0,94%
2019 41,722 58,369 0,71%
2. Rasio Solvabilitas
TAHUN TOTAL
HUTANG (Milliar Rp)
TOTAL AKTIVA
(Milliar Rp) Solvabilitas
2015 72,745 166,173 0,43%
2016 74,067 179,611 0,41%
84
2017 86,354 198,484 0,44%
2018 88,893 206,196 0,43%
2019 103,958 221,208 0,47%
3. Rasio Aktivitas
TAHUN PENJUALAN (Milliar Rp)
TOTAL AKTIVA (Milliar Rp)
Aktivitas
2015 102,470 166,173 0,62%
2016 116,333 179,611 0,65%
2017 128,256 198,484 0,65%
2018 130,784 206,196 0,63%
2019 135,567 221,208 0,61%
4. Rasio Profitabilitas
TAHUN LABA BERSIH
(Milliar Rp)
PENJUALAN
(Milliar Rp) Profitabilitas
2015 23,948 102,470 0,23%
2016 27,073 116,333 0,23%
2017 30,369 128,256 0,24%
2018 31,921 130,784 0,24%
2019 25,400 135,567 0,19%
85
2. Laporan Persentase Rasio Keuangan Masing-Masing Perusahaan
a. PT. XL Axiata, Tbk
Rasio Keuangan
2015 2016 2017 2018 2019
Likuiditas 6.45% 6.48% 2.03% 5.70% 5.40%
Solvabilitas 0.76% 0.61% 0.62% 0.68% 0.69%
Aktivitas 0.46% 0.63% 0.41% 0.40% 0.40%
profitabilitas 1.24% 1.76% 1.64% 1.44% 0.28%
b. PT. Smartfreen, Tbk
Rasio Keuangan
2015 2016 2017 2018 2019
Likuiditas 0.53% 0.45% 0.40% 0.33% 0.29%
Solvabilitas 0.71% 0.68% 0.57% 0.51% 0.54%
Aktivitas 0.15% 0.16% 0.19% 0.21% 0.25%
profitabilitas 0.51% 0.54% 0.65% 0.64% 0.32%
c. PT. Indosat, Tbk
Rasio Keuangan
2015 2016 2017 2018 2019
Likuiditas 4.83% 4.23% 5.85% 3.76% 5.62%
Solvabilitas 0.76% 0.72% 0.71% 0.77% 0.15%
Aktivitas 0.48% 0.57% 0.59% 0.44% 0.42%
profitabilitas 0.04% 0.04% 0.04% 0.08% 0.06%
d. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Rasio Keuangan
2015 2016 2017 2018 2019
Likuiditas 1.35% 1.20% 1.05% 0.94% 0.71%
Solvabilitas 0.43% 0.44% 0.44% 0.43% 0.47%
Aktivitas 0.62% 0.65% 0.65% 0.63% 0.61%
profitabilitas 0.23% 0.23% 0.24% 0.24% 0.19%
86
LAMPIRAN II
Laporan keuangan masing-masing perusahaan
PT.XL Axiata,Tbk,
Laporan posisi keuangan
Statement of financial position
31 December 2019 31 December 2018
Aset Assets
Aset lancar Current assets
Kas dan setara kas 1.603.445 1.047.115 Cash and cash equivalents
Investasi jangka pendek 0 0 Short-term investments
Dana yang dibatasi penggunaannya lancar
0 0 Current restricted funds
Aset keuangan lancar Current financial assets
Aset keuangan lancar yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
0 0 Current financial assets at fair value through profit or loss
Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo lancar
0 0 Current financial assets held-to-maturity investments
Aset keuangan lancar tersedia untuk dijual
0 0 Current financial assets available-for-sale
Aset keuangan lancar lainnya 127.478 0 Current other financial assets
Aset keuangan derivatif lancar 0 798.003 Current derivative financial assets
Piutang usaha Trade receivables
Piutang usaha pihak ketiga 410.947 430.741 Trade receivables third parties
Piutang usaha pihak berelasi 251.997 138.499 Trade receivables related parties
Piutang sewa pembiayaan lancar
0 0 Current finance lease
87
receivables
Piutang subsidi 0 0 Receivables on subsidy
Piutang lainnya Other receivables
Piutang lainnya pihak ketiga 25.032 23.841 Other receivables third parties
Piutang lainnya pihak berelasi 76.524 38.484 Other receivables related parties
Persediaan lainnya 74.608 189.063 Inventories
Biaya dibayar dimuka lancar 3.966.614 3.814.077 Current prepaid expenses
Jaminan 0 0 Guarantees
Uang muka lancar 0 0 Current advances
Pajak dibayar dimuka lancar 91.951 448.820 Current prepaid taxes
Klaim atas pengembalian pajak lancar
0 0 Current claims for tax refund
Aset pengampunan pajak lancar 0 0 Current tax amnesty assets
Aset non-keuangan lancar lainnya
119.823 130.009 Other current non-financial assets
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
397.229 0 Non-current assets or disposal groups classified as held-for-sale
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik
0 0 Non-current assets or disposal groups classified as held-for-distribution to owners
Jumlah aset lancar 7.145.648 7.058.652 Total current assets
Aset tidak lancar Non-current assets
Piutang sewa pembiayaan tidak lancar
0 0 Non-current finance lease receivables
Dana yang dibatasi penggunaannya tidak lancar
0 0 Non-current restricted funds
88
Dana cadangan perawatan pesawat
0 0 Aircraft maintenance reserve funds
Piutang dari pihak berelasi 0 0 Receivables from related parties
Piutang dari pemegang saham 0 0 Receivables from stockholders
Piutang tidak lancar lainnya Other non-current receivables
Piutang tidak lancar lainnya pihak ketiga
0 0 Other non-current receivables third parties
Piutang tidak lancar lainnya pihak berelasi
0 0 Other non-current receivables related parties
Investasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
0 0 Investments accounted for using equity method
Investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi
Investments in subsidiaries, joint ventures and associates
Investasi pada entitas anak 0 0 Investments in subsidiaries
Investasi pada entitas asosiasi 0 0 Investments in associates
Investasi pada entitas ventura bersama
143.486 0 Investments in joint ventures
Uang muka tidak lancar 0 0 Non-current advances
Aset keuangan tidak lancar Non-current financial assets
Aset keuangan tidak lancar yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
0 0 Non-current financial assets at fair value through profit or loss
Aset keuangan tidak lancar dimiliki hingga jatuh tempo
0 0 Non-current financial assets held-to-maturity
89
Aset keuangan tidak lancar tersedia untuk dijual
0 0 Non-current financial assets available-for-sale
Aset keuangan tidak lancar lainnya
129.331 0 Non-current other financial assets
Aset keuangan derivatif tidak lancar
0 0 Non-current derivative financial assets
Biaya dibayar dimuka tidak lancar
665.165 814.467 Non-current prepaid expenses
Pajak dibayar dimuka tidak lancar
0 0 Non-current prepaid taxes
Aset pajak tangguhan 0 283.836 Deferred tax assets
Properti investasi 0 0 Investment properties
Aset tetap 42.081.680 36.759.530 Property and equipment
Hak konsesi jalan tol 0 0 Toll road concession rights
Beban tangguhan 0 0 Deferred charges
Klaim atas pengembalian pajak tidak lancar
0 0 Non-current claims for tax refund
Aset imbalan pasca kerja 0 0 Post-employment benefit assets
Goodwill 6.681.357 6.681.357 Goodwill
Aset takberwujud selain goodwill 5.734.185 5.766.948 Intangible assets other than goodwill
Aset pengampunan pajak tidak lancar
0 0 Non-current tax amnesty assets
Aset tidak lancar non-keuangan lainnya
144.390 249.164 Other non-current non-financial assets
Jumlah aset tidak lancar 55.579.594 50.555.302 Total non-current assets
Jumlah aset 62.725.242 57.613.954 Total assets
Liabilitas dan ekuitas Liabilities and equity
Liabilitas Liabilities
Liabilitas jangka pendek Current liabilities
Pinjaman jangka pendek 0 0 Short-
90
term loans
Utang usaha Trade payables
Utang usaha pihak ketiga 7.925.215 8.936.515 Trade payables third parties
Utang usaha pihak berelasi
116.883 169.293 Trade payables related parties
Utang lainnya Other payables
Utang lainnya pihak ketiga
0 0 Other payables third parties
Utang lainnya pihak berelasi
0 0 Other payables related parties
Uang muka pelanggan jangka pendek
Current advances from customers
Uang muka pelanggan jangka pendek pihak ketiga
0 0 Current advances from customers third parties
Uang muka pelanggan jangka pendek pihak berelasi
0 0 Current advances from customers related parties
Utang dividen 0 0 Dividends payable
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
0 0 Other current financial liabilities
Beban akrual jangka pendek 986.785 872.230 Current accrued expenses
Liabilitas imbalan pasca kerja jangka pendek
393.653 357.324 Short-term post-employment benefit obligations
Utang pajak 152.313 53.418 Taxes payable
Utang proyek 0 0 Project payables
Uang jaminan jangka pendek 0 0 Current deposits
Pendapatan diterima dimuka jangka pendek
0 0 Current unearned revenue
Pendapatan ditangguhkan jangka pendek
3.656.851 2.001.275 Current deferred revenue
Provisi jangka pendek Current
91
provisions
Provisi jangka pendek pelapisan jalan tol
0 0 Current provisions for overlay
Provisi jangka pendek biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat
0 0 Current provisions for aircraft return and maintenance funds
Provisi jangka pendek lainnya
568.500 765.264 Other current provisions
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Current maturities of long-term liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas utang bank
4.076.202 646.095 Current maturities of bank loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman beragunan
0 0 Current maturities of secured loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman tanpa agunan
0 0 Current maturities of unsecured loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas penerusan pinjaman
0 0 Current maturities of step loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman dari pemerintah republik indonesia
0 0 Current maturities of loans from government of the republic of indonesia
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman subordinasi
0 0 Current maturities of subordinated loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas liabilitas kerja sama operasi
0 0 Current maturities of joint operations liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas liabilitas pembebasan tanah
0 0 Current maturities of land acquisition liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas liabilitas sewa pembiayaan
1.997.488 1.248.959 Current maturities of finance lease
92
liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas utang listrik swasta
0 0 Current maturities of electricity purchase payables
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas wesel bayar
0 0 Current maturities of notes payable
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas utang obligasi
309.874 326.491 Current maturities of bonds payable
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas sukuk
1.075.440 356.430 Current maturities of sukuk
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman lainnya
0 0 Current maturities of other borrowings
Utang pihak berelasi jangka pendek
0 0 Current due to related parties
Utang pemegang saham jangka pendek
0 0 Current due to stockholders
Liabilitas keuangan derivatif jangka pendek
0 0 Short-term derivative financial liabilities
Liabilitas pengampunan pajak lancar
0 0 Current tax amnesty liabilities
Liabilitas non-keuangan jangka pendek lainnya
0 0 Other current non-financial liabilities
Liabilitas yang secara langsung berhubungan dengan aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik
33.480 0 Liabilities directly associated with non-current assets or disposal groups classified as held-for-sale or as held-for-distribution to owners
Jumlah liabilitas jangka pendek
21.292.684 15.733.294 Total current liabilities
Liabilitas jangka panjang Non-current liabilities
93
Liabilitas keuangan derivatif jangka panjang
0 0 Long-term derivative financial liabilities
Liabilitas pajak tangguhan 152.127 0 Deferred tax liabilities
Utang pihak berelasi jangka panjang
0 0 Non-current due to related parties
Utang pemegang saham jangka panjang
0 0 Non-current due to stockholders
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Long-term liabilities net of current maturities
Liabilitas jangka panjang atas utang bank
4.266.534 8.043.168 Long-term bank loans
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman beragunan
0 0 Long-term secured loans
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman tanpa agunan
0 0 Long-term unsecured loans
Liabilitas jangka panjang atas penerusan pinjaman
0 0 Long-term step loans
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman dari pemerintah republik indonesia
0 0 Long-term loans from government of the republic of indonesia
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman subordinasi
0 0 Long-term subordinated loans
Liabilitas jangka panjang atas liabilitas kerja sama operasi
0 0 Long-term joint operations liabilities
Liabilitas jangka panjang atas liabilitas pembebasan tanah
0 0 Long-term land acquisition liabilities
Liabilitas jangka panjang atas liabilitas sewa pembiayaan
12.122.370 9.258.332 Long-term finance lease liabilities
Liabilitas jangka panjang atas utang listrik swasta
0 0 Long-term electricity purchase payables
94
Liabilitas jangka panjang atas wesel bayar
0 0 Long-term notes payable
Liabilitas jangka panjang atas utang obligasi
992.449 668.325 Long-term bonds payable
Liabilitas jangka panjang atas sukuk
2.088.832 2.523.058 Long-term sukuk
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman lainnya
0 0 Long-term other borrowings
Obligasi konversi 0 0 Convertible bonds
Pendapatan diterima dimuka jangka panjang
0 0 Non-current unearned revenue
Uang jaminan jangka panjang 0 0 Non-current deposits
Pendapatan ditangguhkan jangka panjang
1.896.104 2.318.980 Non-current deferred revenue
Provisi jangka panjang Non-current provisions
Provisi pelapisan jalan tol jangka panjang
0 0 Non-current provisions for overlay
Provisi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat jangka panjang
0 0 Non-current provisions for aircraft return and maintenance funds
Provisi jangka panjang lainnya
520.339 508.095 Other non-current provisions
Kewajiban imbalan pasca kerja jangka panjang
271.837 217.604 Long-term post-employment benefit obligations
Liabilitas pengampunan pajak tidak lancar
0 0 Non-current tax amnesty liabilities
Liabilitas keuangan jangka panjang lainnya
0 0 Other non-current financial liabilities
Liabilitas non-keuangan jangka panjang
0 0 Other non-current non-
95
financial liabilities
Jumlah liabilitas jangka panjang
22.310.592 23.537.562 Total non-current liabilities
Jumlah liabilitas 43.603.276 39.270.856 Total liabilities
Ekuitas Equity
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Equity attributable to equity owners of parent entity
Saham biasa 1.068.796 1.068.796 Common stocks
Saham preferen 0 0 Preferred stocks
Tambahan modal disetor 12.202.382 12.149.371 Additional paid-in capital
Saham tresuri (0) (0) Treasury stocks
Uang muka setoran modal 0 0 Advances in capital stock
Opsi saham 0 0 Stock options
Cadangan revaluasi 0 0 Revaluation reserves
Cadangan selisih kurs penjabaran
0 0 Reserve of exchange differences on translation
Cadangan perubahan nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual
0 0 Reserve for changes in fair value of available-for-sale financial assets
Cadangan keuntungan (kerugian) investasi pada instrumen ekuitas
0 0 Reserve of gains (losses) from investments in equity instruments
Cadangan pembayaran berbasis saham
0 0 Reserve of share-based payments
Cadangan lindung nilai arus kas
0 0 Reserve of cash flow hedges
Cadangan pengukuran kembali program imbalan pasti
0 0 Reserve of remeasurements of defined
96
benefit plans
Cadangan lainnya 0 0 Other reserves
Komponen ekuitas lainnya 0 0 Other components of equity
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Retained earnings (deficit)
Saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya
900 900 Appropriated retained earnings
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya
5.849.888 5.124.031 Unappropriated retained earnings
Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
19.121.966 18.343.098 Total equity attributable to equity owners of parent entity
Proforma ekuitas 0 0 Proforma equity
Kepentingan non-pengendali 0 0 Non-controlling interests
Jumlah ekuitas 19.121.966 18.343.098 Total equity
Jumlah liabilitas dan ekuitas 62.725.242 57.613.954 Total liabilities and equity
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Statement of profit or loss and other
comprehensive income
31 December 2019
31 December 2018
Penjualan dan pendapatan usaha
25.132.628 22.938.812 Sales and revenue
Pendapatan lainnya 422.875 422.875 Other income
Beban eksplorasi (0) (0) Exploration expenses
Beban pengumpulan tol (0) (0) Toll collection expenses
Beban pelayanan pemakai jalan tol
(0) (0) Toll road service expenses
Beban pemeliharaan jalan tol (0) (0) Toll road maintenance expenses
Beban kerjasama operasi (0) (0) Joint operations expenses
Beban konstruksi (0) (0) Construction expenses
97
Beban operasional penerbangan
(0) (0) Flight operations expenses
Beban interkoneksi (1.914.297) (2.421.268) Interconnection expenses
Beban tiket, penjualan, dan promosi
(1.970.279) (2.038.624) Ticketing, sales and promotion expenses
Beban pelayanan penumpang (0) (0) Passenger services expenses
Beban pemakaian bandara (0) (0) User charges and station expenses
Beban pemeliharaan dan perbaikan
(0) (0) Maintenance and overhaul expenses
Beban operasional transportasi (0) (0) Transportation operation expenses
Beban operasional jaringan (9.471.130) (8.452.928) Network operation expenses
Beban operasional hotel (0) (0) Hotel operation expenses
Beban manfaat karyawan (1.279.376) (1.037.244) Employee benefits expenses
Beban penyusutan dan amortisasi
(7.363.195) (11.621.320) Depreciation and amortisation expenses
Pembentukan (pembalikan) kerugian penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi
(0) (0) Addition (reversal) of impairment loss recognised
in profit or loss
Beban lainnya (328.250) (460.120) Other expenses
Keuntungan (kerugian) lainnya 45.513 (467.762) Other gains (losses)
Pendapatan keuangan 111.092 487.497 Finance income
Beban keuangan (2.242.505) (1.746.198) Finance costs
Bagian atas laba (rugi) entitas asosiasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
0 0 Share of profit (loss) of associates accounted for
using equity method
Bagian atas laba (rugi) entitas ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas
1.041 0 Share of profit (loss) of joint ventures accounted for
using equity method
Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
1.144.117 (4.396.280) Total profit (loss) before tax
Pendapatan (beban) pajak (431.538) 1.099.390 Tax benefit (expenses)
Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan
712.579 (3.296.890) Total profit (loss) from continuing operations
Laba (rugi) dari operasi yang dihentikan
0 0 Profit (loss) from discontinued operations
Jumlah laba (rugi) 712.579 (3.296.890) Total profit (loss)
Pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak
Other comprehensive income, after tax
Pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
Other comprehensive income that will not be
reclassified to profit or loss, after tax
98
Pendapatan komprehensif lainnya atas keuntungan (kerugian) hasil revaluasi aset tetap, setelah pajak
0 0 Other comprehensive income for
gains (losses) on revaluation of property and
equipment, after tax
Pendapatan komprehensif lainnya atas pengukuran kembali kewajiban manfaat pasti, setelah pajak
13.278 16.777 Other comprehensive income for remeasurement of defined benefit obligation, after tax
Penyesuaian lainnya atas pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
0 0 Other adjustments to other comprehensive
income that will not be reclassified to profit or loss,
after tax
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
13.278 16.777 Total other comprehensive income that
will not be reclassified to profit or loss, after tax
Pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
Other comprehensive income that may be
reclassified to profit or loss, after tax
Keuntungan (kerugian) selisih kurs penjabaran, setelah pajak
0 0 Gains (losses) on exchange differences on
translation, after tax
Penyesuaian reklasifikasi selisih kurs penjabaran, setelah pajak
(0) (0) Reclassification adjustments on exchange differences on translation,
after tax
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual, setelah pajak
0 0 Unrealised gains (losses) on changes in fair value of available-for-sale financial assets, after tax
Penyesuaian reklasifikasi atas aset keuangan tersedia untuk dijual, setelah pajak
(0) (0) Reclassification adjustments on available-
for-sale financial assets, after tax
Keuntungan (kerugian) lindung nilai arus kas, setelah pajak
0 0 Gains (losses) on cash flow hedges, after tax
Penyesuaian reklasifikasi atas lindung nilai arus kas, setelah pajak
(0) (0) Reclassification adjustments on cash flow
hedges, after tax
Nilai tercatat dari aset (liabilitas) non-keuangan yang perolehan atau keterjadiannya merupakan suatu prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi yang dilindung nilai, setelah pajak
0 0 Carrying amount of non-financial asset (liability)
whose acquisition or incurrence was hedged on
highly probable forecast transaction, adjusted from
equity, after tax
Keuntungan (kerugian) lindung nilai investasi bersih kegiatan usaha luar negeri,
0 0 Gains (losses) on hedges of net investments in foreign operations, after
99
setelah pajak tax
Penyesuaian reklasifikasi atas lindung nilai investasi bersih kegiatan usaha luar negeri, setelah pajak
(0) (0) Reclassification adjustments on hedges of net investments in foreign
operations, after tax
Bagian pendapatan komprehensif lainnya dari entitas asosiasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, setelah pajak
0 0 Share of other comprehensive income of associates accounted for
using equity method, after tax
Bagian pendapatan komprehensif lainnya dari entitas ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, setelah pajak
0 0 Share of other comprehensive income of
joint ventures accounted for using equity method, after
tax
Penyesuaian lainnya atas pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
0 0 Other adjustments to other comprehensive
income that may be reclassified to profit or loss,
after tax
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
0 0 Total other comprehensive income that may be reclassified to profit
or loss, after tax
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak
13.278 16.777 Total other comprehensive income,
after tax
Jumlah laba rugi komprehensif 725.857 (3.280.113) Total comprehensive income
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan
Profit (loss) attributable to
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas induk
712.579 (3.296.890) Profit (loss) attributable to parent entity
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke kepentingan non-pengendali
0 0 Profit (loss) attributable to non-controlling interests
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan
Comprehensive income attributable to
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk
725.857 (3.280.113) Comprehensive income attributable to parent entity
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke kepentingan non-pengendali
0 0 Comprehensive income attributable to non-controlling interests
Laba (rugi) per saham Earnings (loss) per share
Laba per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Basic earnings per share attributable to equity
owners of the parent entity
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dilanjutkan
67,00 (308,00) Basic earnings (loss) per share from continuing
operations
100
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dihentikan
0,00 0,00 Basic earnings (loss) per share from
discontinued operations
Laba (rugi) per saham dilusian
Diluted earnings (loss) per share
Laba (rugi) per saham dilusian dari operasi yang dilanjutkan
67,00 (308,00) Diluted earnings (loss) per share from continuing operations
Laba (rugi) per saham dilusian dari operasi yang dihentikan
0,00 0,00 Diluted earnings (loss) per share from
discontinued operations
PT.Smartfern, Tbk.
Laporan posisi keuangan
Statement of financial position
31 December 2019 31 December 2018 Aset Assets
Aset lancar Current assets
Kas dan setara kas
196.775.520.432 405.702.084.176 Cash and cash equivalents
Investasi jangka pendek
Short-term investments
Dana yang dibatasi penggunaannya lancar
10.276.381.851 80.500.531.202 Current restricted funds
Aset keuangan lancar
Current financial assets
Aset keuangan lancar yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Current financial assets at fair value through profit or loss
Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo lancar
Current financial assets held-to-maturity investments
Aset keuangan lancar tersedia untuk dijual
Current financial assets available-for-sale
Aset keuangan lancar lainnya
Current other financial assets
Aset keuangan derivatif lancar
Current derivative financial assets
Piutang usaha Trade receivables
Piutang usaha pihak ketiga
78.196.144.374 71.590.529.921 Trade receivables third parties
101
Piutang usaha pihak berelasi
256.027.730 104.968.438 Trade receivables related parties
Piutang sewa pembiayaan lancar
Current finance lease receivables
Piutang subsidi Receivables on subsidy
Piutang lainnya Other receivables
Piutang lainnya pihak ketiga
19.699.380.155 48.284.731.060 Other receivables third parties
Piutang lainnya pihak berelasi
319.474.286 550.771.390 Other receivables related parties
Persediaan lainnya
60.265.792.900 67.645.533.383 Inventories
Biaya dibayar dimuka lancar
1.164.049.414.048 1.095.931.222.584 Current prepaid expenses
Jaminan Guarantees
Uang muka lancar
41.621.664.195 66.943.971.659 Current advances
Pajak dibayar dimuka lancar
197.099.624.038 147.060.175.944 Current prepaid taxes
Klaim atas pengembalian pajak lancar
6.037.237.167 3.268.363.801 Current claims for tax refund
Aset pengampunan pajak lancar
Current tax amnesty assets
Aset non-keuangan lancar lainnya
Other current non-financial assets
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
Non-current assets or disposal groups classified as held-for-sale
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik
Non-current assets or disposal groups classified as held-for-distribution to owners
Jumlah aset lancar
1.774.596.661.176 1.987.582.883.558 Total current assets
Aset tidak lancar
Non-current assets
Piutang sewa pembiayaan tidak lancar
Non-current finance lease receivables
102
Dana yang dibatasi penggunaannya tidak lancar
Non-current restricted funds
Dana cadangan perawatan pesawat
Aircraft maintenance reserve funds
Piutang dari pihak berelasi
Receivables from related parties
Piutang dari pemegang saham
Receivables from stockholders
Piutang tidak lancar lainnya
Other non-current receivables
Piutang tidak lancar lainnya pihak ketiga
Other non-current receivables third parties
Piutang tidak lancar lainnya pihak berelasi
Other non-current receivables related parties
Investasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
Investments accounted for using equity method
Investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi
Investments in subsidiaries, joint ventures and associates
Investasi pada entitas anak
Investments in subsidiaries
Investasi pada entitas asosiasi
220.000.000 220.000.000 Investments in associates
Investasi pada entitas ventura bersama
Investments in joint ventures
Uang muka tidak lancar
2.169.525.928.939 1.953.159.840.116 Non-current advances
Aset keuangan tidak lancar
Non-current financial assets
Aset keuangan tidak lancar yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Non-current financial assets at fair value through profit or loss
Aset keuangan tidak lancar dimiliki hingga jatuh tempo
Non-current financial assets held-to-maturity
Aset keuangan tidak lancar tersedia untuk
Non-current financial assets available-for-sale
103
dijual
Aset keuangan tidak lancar lainnya
Non-current other financial assets
Aset keuangan derivatif tidak lancar
Non-current derivative financial assets
Biaya dibayar dimuka tidak lancar
72.685.547.783 44.900.061.867 Non-current prepaid expenses
Pajak dibayar dimuka tidak lancar
Non-current prepaid taxes
Aset pajak tangguhan
1.605.313.151.236 1.450.633.380.973 Deferred tax assets
Properti investasi
Investment properties
Aset tetap 19.894.482.043.118 16.747.033.996.892 Property and equipment
Hak konsesi jalan tol
Toll road concession rights
Beban tangguhan
837.299.704 875.257.408 Deferred charges
Klaim atas pengembalian pajak tidak lancar
Non-current claims for tax refund
Aset imbalan pasca kerja
Post-employment benefit assets
Goodwill 901.765.131.350 901.765.131.350 Goodwill
Aset takberwujud selain goodwill
1.208.430.910.124 2.103.922.075.131 Intangible assets other than goodwill
Aset pengampunan pajak tidak lancar
Non-current tax amnesty assets
Aset tidak lancar non-keuangan lainnya
22.605.504.909 23.502.449.741 Other non-current non-financial assets
Jumlah aset tidak lancar
25.875.865.517.163 23.226.012.193.478 Total non-current assets
Jumlah aset 27.650.462.178.339 25.213.595.077.036 Total assets
Liabilitas dan ekuitas
Liabilities and equity
Liabilitas Liabilities
Liabilitas jangka pendek
Current liabilities
Pinjaman jangka pendek
Short-term loans
104
Utang usaha Trade payables
Utang usaha pihak ketiga
207.669.198.367 125.904.350.274 Trade payables third parties
Utang usaha pihak berelasi
15.054 34.106.703 Trade payables related parties
Utang lainnya Other payables
Utang lainnya pihak ketiga
1.390.070.474.397 338.855.506.624 Other payables third parties
Utang lainnya pihak berelasi
81.532.618 26.989.066 Other payables related parties
Uang muka pelanggan jangka pendek
Current advances from customers
Uang muka pelanggan jangka pendek pihak ketiga
173.454.756.429 246.677.057.821 Current advances from customers third parties
Uang muka pelanggan jangka pendek pihak berelasi
Current advances from customers related parties
Utang dividen Dividends payable
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
6.995.727.582 500.000.000.000 Other current financial liabilities
Beban akrual jangka pendek
2.566.925.124.327 2.444.582.400.584 Current accrued expenses
Liabilitas imbalan pasca kerja jangka pendek
Short-term post-employment benefit obligations
Utang pajak 42.239.149.114 24.391.974.443 Taxes payable
Utang proyek Project payables
Uang jaminan jangka pendek
Current deposits
Pendapatan diterima dimuka jangka pendek
697.025.002.390 163.969.204.408 Current unearned revenue
Pendapatan ditangguhkan jangka pendek
Current deferred revenue
Provisi jangka pendek
Current provisions
Provisi jangka pendek pelapisan jalan tol
Current provisions for overlay
105
Provisi jangka pendek biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat
Current provisions for aircraft return and maintenance funds
Provisi jangka pendek lainnya
Other current provisions
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Current maturities of long-term liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas utang bank
803.498.662.363 2.005.875.634.165 Current maturities of bank loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman beragunan
Current maturities of secured loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman tanpa agunan
Current maturities of unsecured loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas penerusan pinjaman
Current maturities of step loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman dari pemerintah republik indonesia
Current maturities of loans from government of the republic of indonesia
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman
Current maturities of subordinated loans
106
subordinasi
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas liabilitas kerja sama operasi
Current maturities of joint operations liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas liabilitas pembebasan tanah
Current maturities of land acquisition liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas liabilitas sewa pembiayaan
231.976.439.532 263.049.391.722 Current maturities of finance lease liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas utang listrik swasta
Current maturities of electricity purchase payables
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas wesel bayar
Current maturities of notes payable
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas utang obligasi
Current maturities of bonds payable
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas sukuk
Current maturities of sukuk
107
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman lainnya
Current maturities of other borrowings
Utang pihak berelasi jangka pendek
Current due to related parties
Utang pemegang saham jangka pendek
Current due to stockholders
Liabilitas keuangan derivatif jangka pendek
Short-term derivative financial liabilities
Liabilitas pengampunan pajak lancar
Current tax amnesty liabilities
Liabilitas non-keuangan jangka pendek lainnya
Other current non-financial liabilities
Liabilitas yang secara langsung berhubungan dengan aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik
Liabilities directly associated with non-current assets or disposal groups classified as held-for-sale or as held-for-distribution to owners
Jumlah liabilitas jangka pendek
6.119.936.082.173 6.113.366.615.810 Total current liabilities
Liabilitas jangka panjang
Non-current liabilities
Liabilitas keuangan derivatif jangka panjang
806.278.550.365 777.555.594.590 Long-term derivative financial liabilities
Liabilitas pajak tangguhan
Deferred tax liabilities
Utang pihak berelasi jangka panjang
Non-current due to related parties
108
Utang pemegang saham jangka panjang
Non-current due to stockholders
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Long-term liabilities net of current maturities
Liabilitas jangka panjang atas utang bank
2.570.372.144.669 3.512.960.578.774 Long-term bank loans
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman beragunan
Long-term secured loans
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman tanpa agunan
Long-term unsecured loans
Liabilitas jangka panjang atas penerusan pinjaman
Long-term step loans
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman dari pemerintah republik indonesia
Long-term loans from government of the republic of indonesia
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman subordinasi
Long-term subordinated loans
Liabilitas jangka panjang atas liabilitas kerja sama operasi
Long-term joint operations liabilities
Liabilitas jangka panjang atas liabilitas pembebasan tanah
Long-term land acquisition liabilities
Liabilitas jangka panjang atas liabilitas sewa pembiayaan
915.868.023.620 1.151.308.080.123 Long-term finance lease liabilities
Liabilitas jangka panjang atas utang listrik swasta
Long-term electricity purchase payables
Liabilitas jangka panjang atas
Long-term notes payable
109
wesel bayar
Liabilitas jangka panjang atas utang obligasi
815.215.875.873 787.186.727.620 Long-term bonds payable
Liabilitas jangka panjang atas sukuk
Long-term sukuk
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman lainnya
3.134.675.500.000 Long-term other borrowings
Obligasi konversi
Convertible bonds
Pendapatan diterima dimuka jangka panjang
Non-current unearned revenue
Uang jaminan jangka panjang
Non-current deposits
Pendapatan ditangguhkan jangka panjang
Non-current deferred revenue
Provisi jangka panjang
Non-current provisions
Provisi pelapisan jalan tol jangka panjang
Non-current provisions for overlay
Provisi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat jangka panjang
Non-current provisions for aircraft return and maintenance funds
Provisi jangka panjang lainnya
Other non-current provisions
Kewajiban imbalan pasca kerja jangka panjang
225.401.300.000 176.919.378.000 Long-term post-employment benefit obligations
Liabilitas pengampunan pajak tidak lancar
Non-current tax amnesty liabilities
Liabilitas keuangan jangka panjang lainnya
327.227.903.620 230.901.677.790 Other non-current financial liabilities
Liabilitas non-keuangan jangka panjang
15.390.600.687 Other non-current non-financial liabilities
Jumlah liabilitas jangka panjang
8.795.039.298.147 6.652.222.637.584 Total non-current liabilities
110
Jumlah liabilitas 14.914.975.380.320 12.765.589.253.394 Total liabilities
Ekuitas Equity
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Equity attributable to equity owners of parent entity
Saham biasa 28.146.978.619.300 23.462.023.225.000 Common stocks
Saham preferen Preferred stocks
Tambahan modal disetor
713.340.973.067 713.340.973.067 Additional paid-in capital
Saham tresuri Treasury stocks
Uang muka setoran modal
Advances in capital stock
Opsi saham Stock options
Cadangan revaluasi
Revaluation reserves
Cadangan selisih kurs penjabaran
Reserve of exchange differences on translation
Cadangan perubahan nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual
Reserve for changes in fair value of available-for-sale financial assets
Cadangan keuntungan (kerugian) investasi pada instrumen ekuitas
Reserve of gains (losses) from investments in equity instruments
Cadangan pembayaran berbasis saham
Reserve of share-based payments
Cadangan lindung nilai arus kas
Reserve of cash flow hedges
Cadangan pengukuran kembali program imbalan pasti
Reserve of remeasurements of defined benefit plans
Cadangan lainnya
Other reserves
Komponen ekuitas lainnya
8.000.000.000.000 10.200.000.000.000 Other components of equity
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Retained earnings (deficit)
111
Saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya
100.000.000 100.000.000 Appropriated retained earnings
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya
(24.124.987.605.504) (21.927.565.829.943) Unappropriated retained earnings
Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
12.735.431.986.863 12.447.898.368.124 Total equity attributable to equity owners of parent entity
Proforma ekuitas
Proforma equity
Kepentingan non-pengendali
54.811.156 107.455.518 Non-controlling interests
Jumlah ekuitas 12.735.486.798.019 12.448.005.823.642 Total equity
Jumlah liabilitas dan ekuitas
27.650.462.178.339 25.213.595.077.036 Total liabilities and equity
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Statement of profit or loss and other comprehensive income
31 December 2019 31 December 2018
Penjualan dan pendapatan usaha
6.987.804.620.572 5.490.311.128.559 Sales and revenue
Beban pokok penjualan dan pendapatan
Cost of sales and revenue
Jumlah laba bruto 6.987.804.620.572 5.490.311.128.559 Total gross profit
Beban penjualan (939.362.411.828) (648.487.185.301) Selling expenses
Beban interkoneksi (257.136.097.895) (158.339.879.960) Interconnection expenses
Beban umum dan administrasi
(8.093.594.926.155) (7.330.018.167.414) General and administrative expenses
Pendapatan keuangan
7.042.647.105 8.076.464.609 Finance income
Beban keuangan (375.029.222.477) (606.387.919.357) Finance costs
Keuntungan (kerugian) selisih kurs mata uang asing
314.766.231.385 (146.855.195.828) Gains (losses) on changes in foreign exchange rates
112
Bagian atas laba (rugi) entitas asosiasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
Share of profit (loss) of associates accounted for using equity method
Bagian atas laba (rugi) entitas ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas
Share of profit (loss) of joint ventures accounted for using equity method
Keuntungan (kerugian) atas instrumen keuangan derivatif
(28.722.955.775) (124.442.246.089) Gains (losses) on derivative financial instruments
Pendapatan lainnya 11.909.537.965 22.155.969.803 Other income
Beban lainnya Other expenses
Keuntungan (kerugian) lainnya
33.105.150.917 208.149.582.357 Other gains (losses)
Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
(2.339.217.426.186) (3.285.837.448.621) Total profit (loss) before tax
Pendapatan (beban) pajak
151.445.579.263 (266.996.558.619) Tax benefit (expenses)
Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan
(2.187.771.846.923) (3.552.834.007.240) Total profit (loss) from continuing operations
Laba (rugi) dari operasi yang dihentikan
Profit (loss) from discontinued operations
Jumlah laba (rugi) (2.187.771.846.923) (3.552.834.007.240) Total profit (loss)
Pendapatan komprehensif lainnya, sebelum pajak
Other comprehensive income, before tax
Pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak
Other comprehensive income that will not be reclassified to profit or loss, before tax
113
Pendapatan komprehensif lainnya atas keuntungan (kerugian) hasil revaluasi aset tetap, sebelum pajak
Other comprehensive income for gains (losses) on revaluation of property and equipment, before tax
Pendapatan komprehensif lainnya atas pengukuran kembali kewajiban manfaat pasti, sebelum pajak
Other comprehensive income for remeasurement of defined benefit obligation, before tax
Penyesuaian lainnya atas pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak
Other adjustments to other comprehensive income that will not be reclassified to profit or loss, before tax
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak
Total other comprehensive income that will not be reclassified to profit or loss, before tax
Pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak
Other comprehensive income that may be reclassified to profit or loss, before tax
Keuntungan (kerugian) selisih kurs penjabaran, sebelum pajak
Gains (losses) on exchange differences on translation, before tax
Penyesuaian reklasifikasi selisih kurs penjabaran, sebelum pajak
Reclassification adjustments on exchange differences on translation, before tax
114
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual, sebelum pajak
Unrealised gains (losses) on changes in fair value of available-for-sale financial assets, before tax
Penyesuaian reklasifikasi atas aset keuangan tersedia untuk dijual, sebelum pajak
Reclassification adjustments on available-for-sale financial assets, before tax
Keuntungan (kerugian) lindung nilai arus kas, sebelum pajak
Gains (losses) on cash flow hedges, before tax
Penyesuaian reklasifikasi atas lindung nilai arus kas, sebelum pajak
Reclassification adjustments on cash flow hedges, before tax
Nilai tercatat dari aset (liabilitas) non-keuangan yang perolehan atau keterjadiannya merupakan suatu prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi yang dilindung nilai, sebelum pajak
Carrying amount of non-financial asset (liability) whose acquisition or incurrence was hedged on highly probable forecast transaction, adjusted from equity, before tax
Keuntungan (kerugian) lindung nilai investasi bersih kegiatan usaha luar negeri, sebelum pajak
Gains (losses) on hedges of net investments in foreign operations, before tax
Penyesuaian reklasifikasi atas lindung nilai investasi bersih kegiatan usaha luar negeri, sebelum pajak
Reclassification adjustments on hedges of net investments in foreign operations, before tax
115
Bagian pendapatan komprehensif lainnya dari entitas asosiasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, sebelum pajak
Share of other comprehensive income of associates accounted for using equity method, before tax
Bagian pendapatan komprehensif lainnya dari entitas ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, sebelum pajak
Share of other comprehensive income of joint ventures accounted for using equity method, before tax
Penyesuaian lainnya atas pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak
Other adjustments to other comprehensive income that may be reclassified to profit or loss, before tax
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak
Total other comprehensive income that may be reclassified to profit or loss, before tax
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, sebelum pajak
(12.936.764.000) 26.806.344.000 Total other comprehensive income, before tax
Pajak atas pendapatan komprehensif lainnya
3.234.191.000 (6.701.586.000) Tax on other comprehensive income
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak
(9.702.573.000) 20.104.758.000 Total other comprehensive income, after tax
Jumlah laba rugi komprehensif
(2.197.474.419.923) (3.532.729.249.240) Total comprehensive income
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan
Profit (loss) attributable to
116
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas induk
(2.187.719.595.257) (3.552.619.911.297) Profit (loss) attributable to parent entity
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke kepentingan non-pengendali
(52.251.666) (214.095.943) Profit (loss) attributable to non-controlling interests
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan
Comprehensive income attributable to
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk
(2.197.421.775.561) (3.532.515.808.333) Comprehensive income attributable to parent entity
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke kepentingan non-pengendali
(52.644.362) (213.440.907) Comprehensive income attributable to non-controlling interests
Laba (rugi) per saham
Earnings (loss) per share
Laba per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Basic earnings per share attributable to equity owners of the parent entity
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dilanjutkan
(7,07) (16,40) Basic earnings (loss) per share from continuing operations
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dihentikan
Basic earnings (loss) per share from discontinued operations
Laba (rugi) per saham dilusian
Diluted earnings (loss) per share
Laba (rugi) per saham dilusian dari operasi yang dilanjutkan
Diluted earnings (loss) per share from continuing operations
Laba (rugi) per saham dilusian dari operasi yang dihentikan
Diluted earnings (loss) per share from discontinued operations
117
PT.Indosat, Tbk.
Laporan posisi keuangan
Statement of financial position
31 December 2019 31 December 2018 Aset Assets
Aset lancar Current assets
Kas dan setara kas
196.775.520.432 405.702.084.176 Cash and cash equivalents
Investasi jangka pendek
Short-term investments
Dana yang dibatasi penggunaannya lancar
10.276.381.851 80.500.531.202 Current restricted funds
Aset keuangan lancar
Current financial assets
Aset keuangan lancar yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Current financial assets at fair value through
profit or loss
Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo lancar
Current financial assets held-to-maturity
investments
Aset keuangan lancar tersedia untuk dijual
Current financial assets available-for-sale
Aset keuangan lancar lainnya
Current other financial assets
Aset keuangan derivatif lancar
Current derivative financial assets
Piutang usaha Trade receivables
Piutang usaha pihak ketiga
78.196.144.374 71.590.529.921 Trade receivables third parties
Piutang usaha pihak berelasi
256.027.730 104.968.438 Trade receivables related parties
Piutang sewa pembiayaan lancar
Current finance lease receivables
Piutang subsidi Receivables on subsidy
Piutang lainnya Other receivables
Piutang lainnya pihak ketiga
19.699.380.155 48.284.731.060 Other receivables third parties
118
Piutang lainnya pihak berelasi
319.474.286 550.771.390 Other receivables related parties
Persediaan lainnya
60.265.792.900 67.645.533.383 Inventories
Biaya dibayar dimuka lancar
1.164.049.414.048 1.095.931.222.584 Current prepaid expenses
Jaminan Guarantees
Uang muka lancar
41.621.664.195 66.943.971.659 Current advances
Pajak dibayar dimuka lancar
197.099.624.038 147.060.175.944 Current prepaid taxes
Klaim atas pengembalian pajak lancar
6.037.237.167 3.268.363.801 Current claims for tax refund
Aset pengampunan pajak lancar
Current tax amnesty assets
Aset non-keuangan lancar lainnya
Other current non-financial assets
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
Non-current assets or disposal groups classified as
held-for-sale
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik
Non-current assets or disposal groups classified as
held-for-distribution to owners
Jumlah aset lancar
1.774.596.661.176 1.987.582.883.558 Total current assets
Aset tidak lancar Non-current assets
Piutang sewa pembiayaan tidak lancar
Non-current finance lease receivables
Dana yang dibatasi penggunaannya tidak lancar
Non-current restricted funds
Dana cadangan perawatan pesawat
Aircraft maintenance reserve funds
Piutang dari pihak berelasi
Receivables from related parties
Piutang dari pemegang saham
Receivables from stockholders
119
Piutang tidak lancar lainnya
Other non-current receivables
Piutang tidak lancar lainnya pihak ketiga
Other non-current receivables third parties
Piutang tidak lancar lainnya pihak berelasi
Other non-current receivables related parties
Investasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
Investments accounted for using equity method
Investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi
Investments in subsidiaries, joint ventures
and associates
Investasi pada entitas anak
Investments in subsidiaries
Investasi pada entitas asosiasi
220.000.000 220.000.000 Investments in associates
Investasi pada entitas ventura bersama
Investments in joint ventures
Uang muka tidak lancar
2.169.525.928.939 1.953.159.840.116 Non-current advances
Aset keuangan tidak lancar
Non-current financial assets
Aset keuangan tidak lancar yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Non-current financial assets at fair value through
profit or loss
Aset keuangan tidak lancar dimiliki hingga jatuh tempo
Non-current financial assets held-to-maturity
Aset keuangan tidak lancar tersedia untuk dijual
Non-current financial assets available-for-sale
Aset keuangan tidak lancar lainnya
Non-current other financial assets
Aset keuangan derivatif tidak lancar
Non-current derivative financial assets
120
Biaya dibayar dimuka tidak lancar
72.685.547.783 44.900.061.867 Non-current prepaid expenses
Pajak dibayar dimuka tidak lancar
Non-current prepaid taxes
Aset pajak tangguhan
1.605.313.151.236 1.450.633.380.973 Deferred tax assets
Properti investasi
Investment properties
Aset tetap 19.894.482.043.118 16.747.033.996.892 Property and equipment
Hak konsesi jalan tol
Toll road concession rights
Beban tangguhan
837.299.704 875.257.408 Deferred charges
Klaim atas pengembalian pajak tidak lancar
Non-current claims for tax refund
Aset imbalan pasca kerja
Post-employment benefit assets
Goodwill 901.765.131.350 901.765.131.350 Goodwill
Aset takberwujud selain goodwill
1.208.430.910.124 2.103.922.075.131 Intangible assets other than goodwill
Aset pengampunan pajak tidak lancar
Non-current tax amnesty assets
Aset tidak lancar non-keuangan lainnya
22.605.504.909 23.502.449.741 Other non-current non-financial assets
Jumlah aset tidak lancar
25.875.865.517.163 23.226.012.193.478 Total non-current assets
Jumlah aset 27.650.462.178.339 25.213.595.077.036 Total assets
Liabilitas dan ekuitas Liabilities and equity
Liabilitas Liabilities
Liabilitas jangka pendek
Current liabilities
Pinjaman jangka pendek
Short-term loans
Utang usaha Trade payables
Utang usaha pihak ketiga
207.669.198.367 125.904.350.274 Trade payables third parties
Utang usaha pihak berelasi
15.054 34.106.703 Trade payables related parties
Utang lainnya Other payables
Utang lainnya pihak ketiga
1.390.070.474.397 338.855.506.624 Other payables third parties
Utang lainnya pihak berelasi
81.532.618 26.989.066 Other payables related parties
121
Uang muka pelanggan jangka pendek
Current advances from customers
Uang muka pelanggan jangka pendek pihak ketiga
173.454.756.429 246.677.057.821 Current advances from customers
third parties
Uang muka pelanggan jangka pendek pihak berelasi
Current advances from customers
related parties
Utang dividen Dividends payable
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
6.995.727.582 500.000.000.000 Other current financial liabilities
Beban akrual jangka pendek
2.566.925.124.327 2.444.582.400.584 Current accrued expenses
Liabilitas imbalan pasca kerja jangka pendek
Short-term post-employment benefit
obligations
Utang pajak 42.239.149.114 24.391.974.443 Taxes payable
Utang proyek Project payables
Uang jaminan jangka pendek
Current deposits
Pendapatan diterima dimuka jangka pendek
697.025.002.390 163.969.204.408 Current unearned revenue
Pendapatan ditangguhkan jangka pendek
Current deferred revenue
Provisi jangka pendek
Current provisions
Provisi jangka pendek pelapisan jalan tol
Current provisions for overlay
Provisi jangka pendek biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat
Current provisions for aircraft return
and maintenance funds
Provisi jangka pendek lainnya
Other current provisions
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Current maturities of long-term liabilities
122
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas utang bank
803.498.662.363 2.005.875.634.165 Current maturities of bank loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman beragunan
Current maturities of secured loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman tanpa agunan
Current maturities of unsecured loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas penerusan pinjaman
Current maturities of step loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman dari pemerintah republik indonesia
Current maturities of loans from
government of the republic of indonesia
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman subordinasi
Current maturities of subordinated
loans
123
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas liabilitas kerja sama operasi
Current maturities of joint operations
liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas liabilitas pembebasan tanah
Current maturities of land acquisition
liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas liabilitas sewa pembiayaan
231.976.439.532 263.049.391.722 Current maturities of finance lease
liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas utang listrik swasta
Current maturities of electricity
purchase payables
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas wesel bayar
Current maturities of notes payable
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas utang obligasi
Current maturities of bonds payable
124
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas sukuk
Current maturities of sukuk
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman lainnya
Current maturities of other borrowings
Utang pihak berelasi jangka pendek
Current due to related parties
Utang pemegang saham jangka pendek
Current due to stockholders
Liabilitas keuangan derivatif jangka pendek
Short-term derivative financial liabilities
Liabilitas pengampunan pajak lancar
Current tax amnesty liabilities
Liabilitas non-keuangan jangka pendek lainnya
Other current non-financial liabilities
Liabilitas yang secara langsung berhubungan dengan aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik
Liabilities directly associated with non-current
assets or disposal groups classified as held-for-sale or
as held-for-distribution to owners
Jumlah liabilitas jangka pendek
6.119.936.082.173 6.113.366.615.810 Total current liabilities
Liabilitas jangka panjang
Non-current liabilities
Liabilitas keuangan derivatif jangka panjang
806.278.550.365 777.555.594.590 Long-term derivative financial liabilities
125
Liabilitas pajak tangguhan
Deferred tax liabilities
Utang pihak berelasi jangka panjang
Non-current due to related parties
Utang pemegang saham jangka panjang
Non-current due to stockholders
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Long-term liabilities net of current maturities
Liabilitas jangka panjang atas utang bank
2.570.372.144.669 3.512.960.578.774 Long-term bank loans
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman beragunan
Long-term secured loans
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman tanpa agunan
Long-term unsecured loans
Liabilitas jangka panjang atas penerusan pinjaman
Long-term step loans
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman dari pemerintah republik indonesia
Long-term loans from government of the
republic of indonesia
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman subordinasi
Long-term subordinated loans
Liabilitas jangka panjang atas liabilitas kerja sama operasi
Long-term joint operations liabilities
126
Liabilitas jangka panjang atas liabilitas pembebasan tanah
Long-term land acquisition liabilities
Liabilitas jangka panjang atas liabilitas sewa pembiayaan
915.868.023.620 1.151.308.080.123 Long-term finance lease liabilities
Liabilitas jangka panjang atas utang listrik swasta
Long-term electricity purchase payables
Liabilitas jangka panjang atas wesel bayar
Long-term notes payable
Liabilitas jangka panjang atas utang obligasi
815.215.875.873 787.186.727.620 Long-term bonds payable
Liabilitas jangka panjang atas sukuk
Long-term sukuk
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman lainnya
3.134.675.500.000 Long-term other borrowings
Obligasi konversi
Convertible bonds
Pendapatan diterima dimuka jangka panjang
Non-current unearned revenue
Uang jaminan jangka panjang
Non-current deposits
Pendapatan ditangguhkan jangka panjang
Non-current deferred revenue
Provisi jangka panjang
Non-current provisions
Provisi pelapisan jalan tol jangka panjang
Non-current provisions for overlay
127
Provisi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat jangka panjang
Non-current provisions for aircraft return
and maintenance funds
Provisi jangka panjang lainnya
Other non-current provisions
Kewajiban imbalan pasca kerja jangka panjang
225.401.300.000 176.919.378.000 Long-term post-employment benefit
obligations
Liabilitas pengampunan pajak tidak lancar
Non-current tax amnesty liabilities
Liabilitas keuangan jangka panjang lainnya
327.227.903.620 230.901.677.790 Other non-current financial liabilities
Liabilitas non-keuangan jangka panjang
15.390.600.687 Other non-current non-financial liabilities
Jumlah liabilitas jangka panjang
8.795.039.298.147 6.652.222.637.584 Total non-current liabilities
Jumlah liabilitas 14.914.975.380.320 12.765.589.253.394 Total liabilities
Ekuitas Equity
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Equity attributable to equity owners of parent entity
Saham biasa 28.146.978.619.300 23.462.023.225.000 Common stocks
Saham preferen
Preferred stocks
Tambahan modal disetor
713.340.973.067 713.340.973.067 Additional paid-in capital
Saham tresuri
Treasury stocks
Uang muka setoran modal
Advances in capital stock
Opsi saham Stock options
Cadangan revaluasi
Revaluation reserves
Cadangan selisih kurs penjabaran
Reserve of exchange differences on
translation
128
Cadangan perubahan nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual
Reserve for changes in fair value of available-for-
sale financial assets
Cadangan keuntungan (kerugian) investasi pada instrumen ekuitas
Reserve of gains (losses) from investments in
equity instruments
Cadangan pembayaran berbasis saham
Reserve of share-based payments
Cadangan lindung nilai arus kas
Reserve of cash flow hedges
Cadangan pengukuran kembali program imbalan pasti
Reserve of remeasurements of defined
benefit plans
Cadangan lainnya
Other reserves
Komponen ekuitas lainnya
8.000.000.000.000 10.200.000.000.000 Other components of equity
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Retained earnings (deficit)
Saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya
100.000.000 100.000.000 Appropriated retained earnings
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya
(24.124.987.605.504) (21.927.565.829.943) Unappropriated retained earnings
Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
12.735.431.986.863 12.447.898.368.124 Total equity attributable to equity owners
of parent entity
Proforma ekuitas
Proforma equity
Kepentingan non-pengendali
54.811.156 107.455.518 Non-controlling interests
Jumlah ekuitas 12.735.486.798.019 12.448.005.823.642 Total equity
Jumlah liabilitas dan ekuitas
27.650.462.178.339 25.213.595.077.036 Total liabilities and equity
129
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Statement of profit or loss and other comprehensive income
31 December 2019 31 December 2018 Penjualan dan pendapatan usaha
6.987.804.620.572 5.490.311.128.559 Sales and revenue
Beban pokok penjualan dan pendapatan
Cost of sales and revenue
Jumlah laba bruto 6.987.804.620.572 5.490.311.128.559 Total gross profit
Beban penjualan (939.362.411.828) (648.487.185.301) Selling expenses
Beban interkoneksi (257.136.097.895) (158.339.879.960) Interconnection expenses
Beban umum dan administrasi
(8.093.594.926.155) (7.330.018.167.414) General and administrative expenses
Pendapatan keuangan
7.042.647.105 8.076.464.609 Finance income
Beban keuangan (375.029.222.477) (606.387.919.357) Finance costs
Keuntungan (kerugian) selisih kurs mata uang asing
314.766.231.385 (146.855.195.828) Gains (losses) on changes in foreign exchange rates
Bagian atas laba (rugi) entitas asosiasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
Share of profit (loss) of associates accounted for using equity method
Bagian atas laba (rugi) entitas ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas
Share of profit (loss) of joint ventures accounted for using equity method
Keuntungan (kerugian) atas instrumen keuangan derivatif
(28.722.955.775) (124.442.246.089) Gains (losses) on derivative financial instruments
Pendapatan lainnya 11.909.537.965 22.155.969.803 Other income
Beban lainnya Other expenses
Keuntungan (kerugian) lainnya
33.105.150.917 208.149.582.357 Other gains (losses)
Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
(2.339.217.426.186) (3.285.837.448.621) Total profit (loss) before tax
Pendapatan (beban) pajak
151.445.579.263 (266.996.558.619) Tax benefit (expenses)
130
Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan
(2.187.771.846.923) (3.552.834.007.240) Total profit (loss) from continuing operations
Laba (rugi) dari operasi yang dihentikan
Profit (loss) from discontinued operations
Jumlah laba (rugi) (2.187.771.846.923) (3.552.834.007.240) Total profit (loss)
Pendapatan komprehensif lainnya, sebelum pajak
Other comprehensive income, before tax
Pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak
Other comprehensive income that will not be reclassified to profit or loss, before tax
Pendapatan komprehensif lainnya atas keuntungan (kerugian) hasil revaluasi aset tetap, sebelum pajak
Other comprehensive income for gains (losses) on revaluation of property and equipment, before tax
Pendapatan komprehensif lainnya atas pengukuran kembali kewajiban manfaat pasti, sebelum pajak
Other comprehensive income for remeasurement of defined benefit obligation, before tax
Penyesuaian lainnya atas pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak
Other adjustments to other comprehensive income that will not be reclassified to profit or loss, before tax
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak
Total other comprehensive income that will not be reclassified to profit or loss, before tax
Pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak
Other comprehensive income that may be reclassified to profit or loss, before tax
131
Keuntungan (kerugian) selisih kurs penjabaran, sebelum pajak
Gains (losses) on exchange differences on translation, before tax
Penyesuaian reklasifikasi selisih kurs penjabaran, sebelum pajak
Reclassification adjustments on exchange differences on translation, before tax
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual, sebelum pajak
Unrealised gains (losses) on changes in fair value of available-for-sale financial assets, before tax
Penyesuaian reklasifikasi atas aset keuangan tersedia untuk dijual, sebelum pajak
Reclassification adjustments on available-for-sale financial assets, before tax
Keuntungan (kerugian) lindung nilai arus kas, sebelum pajak
Gains (losses) on cash flow hedges, before tax
Penyesuaian reklasifikasi atas lindung nilai arus kas, sebelum pajak
Reclassification adjustments on cash flow hedges, before tax
Nilai tercatat dari aset (liabilitas) non-keuangan yang perolehan atau keterjadiannya merupakan suatu prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi yang dilindung nilai, sebelum pajak
Carrying amount of non-financial asset (liability) whose acquisition or incurrence was hedged on highly probable forecast transaction, adjusted from equity, before tax
Keuntungan (kerugian) lindung nilai investasi bersih kegiatan usaha luar negeri, sebelum pajak
Gains (losses) on hedges of net investments in foreign operations, before tax
Penyesuaian reklasifikasi atas lindung nilai investasi bersih kegiatan usaha luar negeri, sebelum pajak
Reclassification adjustments on hedges of net investments in foreign operations, before tax
132
Bagian pendapatan komprehensif lainnya dari entitas asosiasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, sebelum pajak
Share of other comprehensive income of associates accounted for using equity method, before tax
Bagian pendapatan komprehensif lainnya dari entitas ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, sebelum pajak
Share of other comprehensive income of joint ventures accounted for using equity method, before tax
Penyesuaian lainnya atas pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak
Other adjustments to other comprehensive income that may be reclassified to profit or loss, before tax
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak
Total other comprehensive income that may be reclassified to profit or loss, before tax
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, sebelum pajak
(12.936.764.000) 26.806.344.000 Total other comprehensive income, before tax
Pajak atas pendapatan komprehensif lainnya
3.234.191.000 (6.701.586.000) Tax on other comprehensive income
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak
(9.702.573.000) 20.104.758.000 Total other comprehensive income, after tax
Jumlah laba rugi komprehensif
(2.197.474.419.923) (3.532.729.249.240) Total comprehensive income
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan
Profit (loss) attributable to
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas induk
(2.187.719.595.257) (3.552.619.911.297) Profit (loss) attributable to parent entity
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke kepentingan non-pengendali
(52.251.666) (214.095.943) Profit (loss) attributable to non-controlling interests
133
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan
Comprehensive income attributable to
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk
(2.197.421.775.561) (3.532.515.808.333) Comprehensive income attributable to parent entity
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke kepentingan non-pengendali
(52.644.362) (213.440.907) Comprehensive income attributable to non-controlling interests
Laba (rugi) per saham
Earnings (loss) per share
Laba per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Basic earnings per share attributable to equity owners of the parent entity
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dilanjutkan
(7,07) (16,40) Basic earnings (loss) per share from continuing operations
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dihentikan
Basic earnings (loss) per share from discontinued operations
Laba (rugi) per saham dilusian
Diluted earnings (loss) per share
Laba (rugi) per saham dilusian dari operasi yang dilanjutkan
Diluted earnings (loss) per share from continuing operations
Laba (rugi) per saham dilusian dari operasi yang dihentikan
Diluted earnings (loss) per share from discontinued operations
PT.Telekomunikasi, Tbk.
Laporan posisi keuangan
Statement of financial position
31 December 2019 31 December 2018
Aset Assets
Aset lancar Current assets
Kas dan setara kas 18.242 17.439 Cash and cash equivalents
Investasi jangka pendek
Short-term investments
Dana yang dibatasi penggunaannya lancar
Current restricted funds
Aset keuangan Current financial assets
134
lancar
Aset keuangan lancar yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Current financial assets at fair value through profit or loss
Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo lancar
Current financial assets held-to-maturity investments
Aset keuangan lancar tersedia untuk dijual
Current financial assets available-for-sale
Aset keuangan lancar lainnya
554 1.304 Current other financial assets
Aset keuangan derivatif lancar
Current derivative financial assets
Piutang usaha Trade receivables
Piutang usaha pihak ketiga
10.005 9.288 Trade receivables third parties
Piutang usaha pihak berelasi
1.792 2.126 Trade receivables related parties
Piutang sewa pembiayaan lancar
Current finance lease receivables
Piutang subsidi Receivables on subsidy
Piutang lainnya Other receivables
Piutang lainnya pihak ketiga
292 727 Other receivables third parties
Piutang lainnya pihak berelasi
Other receivables related parties
Persediaan lainnya 585 717 Inventories
Biaya dibayar dimuka lancar
5.982 6.179 Current prepaid expenses
Jaminan Guarantees
Uang muka lancar 670 1.803 Current advances
Pajak dibayar dimuka lancar
2.569 2.749 Current prepaid taxes
Klaim atas pengembalian pajak lancar
992 596 Current claims for tax refund
Aset pengampunan pajak lancar
Current tax amnesty assets
Aset non-keuangan lancar lainnya
Other current non-financial assets
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
39 340 Non-current assets or disposal groups classified as held-for-sale
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk didistribusikan kepada
Non-current assets or disposal groups classified as held-for-distribution
to owners
135
pemilik
Jumlah aset lancar 41.722 43.268 Total current assets
Aset tidak lancar Non-current assets
Piutang sewa pembiayaan tidak lancar
Non-current finance lease receivables
Dana yang dibatasi penggunaannya tidak lancar
Non-current restricted funds
Dana cadangan perawatan pesawat
Aircraft maintenance reserve funds
Piutang dari pihak berelasi
Receivables from related parties
Piutang dari pemegang saham
Receivables from stockholders
Piutang tidak lancar lainnya
Other non-current receivables
Piutang tidak lancar lainnya pihak ketiga
Other non-current receivables third parties
Piutang tidak lancar lainnya pihak berelasi
Other non-current receivables related parties
Investasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
1.944 2.472 Investments accounted for using equity method
Investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi
Investments in subsidiaries, joint ventures and associates
Investasi pada entitas anak
Investments in subsidiaries
Investasi pada entitas asosiasi
Investments in associates
Investasi pada entitas ventura bersama
Investments in joint ventures
Uang muka tidak lancar
1.334 988 Non-current advances
Aset keuangan tidak lancar
Non-current financial assets
Aset keuangan tidak lancar yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Non-current financial assets at fair value through profit or loss
Aset keuangan tidak lancar dimiliki hingga jatuh tempo
Non-current financial assets held-to-maturity
Aset keuangan tidak lancar tersedia untuk
Non-current financial assets available-for-sale
136
dijual
Aset keuangan tidak lancar lainnya
9.891 8.684 Non-current other financial assets
Aset keuangan derivatif tidak lancar
Non-current derivative financial assets
Biaya dibayar dimuka tidak lancar
Non-current prepaid expenses
Pajak dibayar dimuka tidak lancar
Non-current prepaid taxes
Aset pajak tangguhan
2.898 2.504 Deferred tax assets
Properti investasi Investment properties
Aset tetap 156.973 143.248 Property and equipment
Hak konsesi jalan tol
Toll road concession rights
Beban tangguhan Deferred charges
Klaim atas pengembalian pajak tidak lancar
Non-current claims for tax refund
Aset imbalan pasca kerja
0 0 Post-employment benefit assets
Goodwill 1.403 1.037 Goodwill
Aset takberwujud selain goodwill
5.043 3.995 Intangible assets other than goodwill
Aset pengampunan pajak tidak lancar
Non-current tax amnesty assets
Aset tidak lancar non-keuangan lainnya
Other non-current non-financial assets
Jumlah aset tidak lancar
179.486 162.928 Total non-current assets
Jumlah aset 221.208 206.196 Total assets
Liabilitas dan ekuitas Liabilities and equity
Liabilitas Liabilities
Liabilitas jangka pendek
Current liabilities
Pinjaman jangka pendek
8.705 4.043 Short-term loans
Utang usaha Trade payables
Utang usaha pihak ketiga
13.078 13.773 Trade payables third parties
Utang usaha pihak berelasi
819 993 Trade payables related parties
Utang lainnya Other payables
Utang lainnya pihak ketiga
449 448 Other payables third parties
Utang lainnya pihak berelasi
Other payables related parties
137
Uang muka pelanggan jangka pendek
Current advances from customers
Uang muka pelanggan jangka pendek pihak ketiga
1.289 1.569 Current advances from customers third parties
Uang muka pelanggan jangka pendek pihak berelasi
Current advances from customers related parties
Utang dividen Dividends payable
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
Other current financial liabilities
Beban akrual jangka pendek
13.736 12.769 Current accrued expenses
Liabilitas imbalan pasca kerja jangka pendek
Short-term post-employment benefit obligations
Utang pajak 3.431 1.180 Taxes payable
Utang proyek Project payables
Uang jaminan jangka pendek
Current deposits
Pendapatan diterima dimuka jangka pendek
7.352 5.190 Current unearned revenue
Pendapatan ditangguhkan jangka pendek
Current deferred revenue
Provisi jangka pendek
Current provisions
Provisi jangka pendek pelapisan jalan tol
Current provisions for overlay
Provisi jangka pendek biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat
Current provisions for aircraft return and maintenance funds
Provisi jangka pendek lainnya
Other current provisions
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Current maturities of long-term liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas utang bank
5.434 4.472 Current maturities of bank loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman beragunan
Current maturities of secured loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman tanpa
Current maturities of unsecured loans
138
agunan
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas penerusan pinjaman
194 198 Current maturities of step loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman dari pemerintah republik indonesia
Current maturities of loans from government of the republic of
indonesia
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman subordinasi
Current maturities of subordinated loans
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas liabilitas kerja sama operasi
Current maturities of joint operations liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas liabilitas pembebasan tanah
Current maturities of land acquisition liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas liabilitas sewa pembiayaan
764 807 Current maturities of finance lease liabilities
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas utang listrik swasta
Current maturities of electricity purchase payables
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas wesel bayar
496 525 Current maturities of notes payable
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas utang obligasi
1.995 0 Current maturities of bonds payable
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas sukuk
Current maturities of sukuk
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun atas pinjaman lainnya
627 294 Current maturities of other borrowings
Utang pihak berelasi jangka pendek
Current due to related parties
139
Utang pemegang saham jangka pendek
Current due to stockholders
Liabilitas keuangan derivatif jangka pendek
Short-term derivative financial liabilities
Liabilitas pengampunan pajak lancar
Current tax amnesty liabilities
Liabilitas non-keuangan jangka pendek lainnya
Other current non-financial liabilities
Liabilitas yang secara langsung berhubungan dengan aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik
Liabilities directly associated with non-current assets or disposal
groups classified as held-for-sale or as held-for-distribution to owners
Jumlah liabilitas jangka pendek
58.369 46.261 Total current liabilities
Liabilitas jangka panjang
Non-current liabilities
Liabilitas keuangan derivatif jangka panjang
Long-term derivative financial liabilities
Liabilitas pajak tangguhan
1.230 1.252 Deferred tax liabilities
Utang pihak berelasi jangka panjang
Non-current due to related parties
Utang pemegang saham jangka panjang
Non-current due to stockholders
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Long-term liabilities net of current maturities
Liabilitas jangka panjang atas utang bank
21.171 18.753 Long-term bank loans
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman beragunan
Long-term secured loans
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman tanpa agunan
Long-term unsecured loans
Liabilitas jangka panjang atas penerusan pinjaman
542 751 Long-term step loans
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman dari pemerintah republik indonesia
Long-term loans from government of the republic of indonesia
140
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman subordinasi
Long-term subordinated loans
Liabilitas jangka panjang atas liabilitas kerja sama operasi
Long-term joint operations liabilities
Liabilitas jangka panjang atas liabilitas pembebasan tanah
Long-term land acquisition liabilities
Liabilitas jangka panjang atas liabilitas sewa pembiayaan
1.576 2.338 Long-term finance lease liabilities
Liabilitas jangka panjang atas utang listrik swasta
Long-term electricity purchase payables
Liabilitas jangka panjang atas wesel bayar
467 961 Long-term notes payable
Liabilitas jangka panjang atas utang obligasi
7.000 8.995 Long-term bonds payable
Liabilitas jangka panjang atas sukuk
Long-term sukuk
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman lainnya
3.113 1.950 Long-term other borrowings
Obligasi konversi Convertible bonds
Pendapatan diterima dimuka jangka panjang
803 652 Non-current unearned revenue
Uang jaminan jangka panjang
Non-current deposits
Pendapatan ditangguhkan jangka panjang
Non-current deferred revenue
Provisi jangka panjang
Non-current provisions
Provisi pelapisan jalan tol jangka panjang
Non-current provisions for overlay
Provisi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat jangka panjang
Non-current provisions for aircraft return and maintenance funds
Provisi jangka panjang lainnya
1.066 852 Other non-current provisions
Kewajiban imbalan pasca kerja jangka panjang
8.078 5.555 Long-term post-employment benefit obligations
141
Liabilitas pengampunan pajak tidak lancar
Non-current tax amnesty liabilities
Liabilitas keuangan jangka panjang lainnya
543 573 Other non-current financial liabilities
Liabilitas non-keuangan jangka panjang
Other non-current non-financial liabilities
Jumlah liabilitas jangka panjang
45.589 42.632 Total non-current liabilities
Jumlah liabilitas 103.958 88.893 Total liabilities
Ekuitas Equity
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Equity attributable to equity owners of parent entity
Saham biasa 4.953 4.953 Common stocks
Saham preferen Preferred stocks
Tambahan modal disetor
2.711 2.455 Additional paid-in capital
Saham tresuri Treasury stocks
Uang muka setoran modal
Advances in capital stock
Opsi saham Stock options
Cadangan revaluasi
Revaluation reserves
Cadangan selisih kurs penjabaran
Reserve of exchange differences on translation
Cadangan perubahan nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual
Reserve for changes in fair value of available-for-sale financial
assets
Cadangan keuntungan (kerugian) investasi pada instrumen ekuitas
Reserve of gains (losses) from investments in equity instruments
Cadangan pembayaran berbasis saham
Reserve of share-based payments
Cadangan lindung nilai arus kas
Reserve of cash flow hedges
Cadangan pengukuran kembali program imbalan pasti
Reserve of remeasurements of defined benefit plans
Cadangan lainnya
Other reserves
Komponen ekuitas lainnya
408 507 Other components of equity
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Retained earnings (deficit)
Saldo laba yang telah ditentukan
15.337 15.337 Appropriated retained earnings
142
penggunaannya
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya
76.152 75.658 Unappropriated retained earnings
Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
99.561 98.910 Total equity attributable to equity owners of parent entity
Proforma ekuitas Proforma equity
Kepentingan non-pengendali
17.689 18.393 Non-controlling interests
Jumlah ekuitas 117.250 117.303 Total equity
Jumlah liabilitas dan ekuitas
221.208 206.196 Total liabilities and equity
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Statement of profit or loss and other comprehensive
income
31 December 2019
31 December 2018
Penjualan dan pendapatan usaha
135.567 130.784 Sales and revenue
Pendapatan lainnya 826 1.002 Other income
Beban eksplorasi Exploration expenses
Beban pengumpulan tol Toll collection expenses
Beban pelayanan pemakai jalan tol
Toll road service expenses
Beban pemeliharaan jalan tol Toll road maintenance expenses
Beban kerjasama operasi Joint operations expenses
Beban konstruksi Construction expenses
Beban operasional penerbangan
Flight operations expenses
Beban interkoneksi (5.077) (4.283) Interconnection expenses
Beban tiket, penjualan, dan promosi
(3.724) (4.214) Ticketing, sales and promotion expenses
Beban pelayanan penumpang
Passenger services expenses
Beban pemakaian bandara User charges and station expenses
Beban pemeliharaan dan perbaikan
Maintenance and overhaul expenses
Beban operasional transportasi
Transportation operation expenses
Beban operasional jaringan (42.226) (43.791) Network operation expenses
Beban operasional hotel Hotel operation expenses
Beban manfaat karyawan (13.012) (13.178) Employee benefits expenses
Beban penyusutan dan (23.178) (21.406) Depreciation and amortisation
143
amortisasi expenses
Pembentukan (pembalikan) kerugian penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi
Addition (reversal) of impairment loss recognised in profit or loss
Beban lainnya (6.696) (6.137) Other expenses
Keuntungan (kerugian) lainnya
(86) 68 Other gains (losses)
Pendapatan keuangan 1.092 1.014 Finance income
Beban keuangan (4.240) (3.507) Finance costs
Bagian atas laba (rugi) entitas asosiasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
(1.338) 53 Share of profit (loss) of associates accounted for using equity method
Bagian atas laba (rugi) entitas ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas
Share of profit (loss) of joint ventures accounted for using equity method
Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
37.908 36.405 Total profit (loss) before tax
Pendapatan (beban) pajak (10.316) (9.426) Tax benefit (expenses)
Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan
27.592 26.979 Total profit (loss) from continuing operations
Laba (rugi) dari operasi yang dihentikan
Profit (loss) from discontinued operations
Jumlah laba (rugi) 27.592 26.979 Total profit (loss)
Pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak
Other comprehensive income, after tax
Pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
Other comprehensive income that will not be reclassified to profit or loss,
after tax
Pendapatan komprehensif lainnya atas keuntungan (kerugian) hasil revaluasi aset tetap, setelah pajak
Other comprehensive income for gains (losses) on revaluation of
property and equipment, after tax
Pendapatan komprehensif lainnya atas pengukuran kembali kewajiban manfaat pasti, setelah pajak
Other comprehensive income for remeasurement of defined benefit
obligation, after tax
Penyesuaian lainnya atas pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
Other adjustments to other comprehensive income that will not be
reclassified to profit or loss, after tax
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
Total other comprehensive income that will not be reclassified to
profit or loss, after tax
144
Pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
Other comprehensive income that may be reclassified to profit or loss,
after tax
Keuntungan (kerugian) selisih kurs penjabaran, setelah pajak
Gains (losses) on exchange differences on translation, after tax
Penyesuaian reklasifikasi selisih kurs penjabaran, setelah pajak
(2.192) 4.942 Reclassification adjustments on exchange differences on
translation, after tax
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual, setelah pajak
Unrealised gains (losses) on changes in fair value of available-for-
sale financial assets, after tax
Penyesuaian reklasifikasi atas aset keuangan tersedia untuk dijual, setelah pajak
Reclassification adjustments on available-for-sale financial assets,
after tax
Keuntungan (kerugian) lindung nilai arus kas, setelah pajak
Gains (losses) on cash flow hedges, after tax
Penyesuaian reklasifikasi atas lindung nilai arus kas, setelah pajak
Reclassification adjustments on cash flow hedges, after tax
Nilai tercatat dari aset (liabilitas) non-keuangan yang perolehan atau keterjadiannya merupakan suatu prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi yang dilindung nilai, setelah pajak
Carrying amount of non-financial asset (liability) whose
acquisition or incurrence was hedged on highly probable forecast
transaction, adjusted from equity, after tax
Keuntungan (kerugian) lindung nilai investasi bersih kegiatan usaha luar negeri, setelah pajak
Gains (losses) on hedges of net investments in foreign operations,
after tax
Penyesuaian reklasifikasi atas lindung nilai investasi bersih kegiatan usaha luar negeri, setelah pajak
Reclassification adjustments on hedges of net investments in
foreign operations, after tax
Bagian pendapatan komprehensif lainnya dari entitas asosiasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, setelah pajak
Share of other comprehensive income of associates accounted for
using equity method, after tax
Bagian pendapatan komprehensif lainnya dari entitas ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode
Share of other comprehensive income of joint ventures accounted for
using equity method, after tax
145
ekuitas, setelah pajak
Penyesuaian lainnya atas pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
Other adjustments to other comprehensive income that may be reclassified to profit or loss, after tax
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
(2.192) 4.942 Total other comprehensive income that may be reclassified to
profit or loss, after tax
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak
(2.192) 4.942 Total other comprehensive income, after tax
Jumlah laba rugi komprehensif
25.400 31.921 Total comprehensive income
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan
Profit (loss) attributable to
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas induk
18.663 18.032 Profit (loss) attributable to parent entity
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke kepentingan non-pengendali
8.929 8.947 Profit (loss) attributable to non-controlling interests
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan
Comprehensive income attributable to
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk
16.624 22.844 Comprehensive income attributable to parent entity
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke kepentingan non-pengendali
8.776 9.077 Comprehensive income attributable to non-controlling interests
Laba (rugi) per saham Earnings (loss) per share
Laba per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Basic earnings per share attributable to equity owners of the
parent entity
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dilanjutkan
188,40 182,03 Basic earnings (loss) per share from continuing operations
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dihentikan
Basic earnings (loss) per share from discontinued operations
Laba (rugi) per saham dilusian
Diluted earnings (loss) per share
Laba (rugi) per saham dilusian dari operasi yang dilanjutkan
Diluted earnings (loss) per share from continuing operations
Laba (rugi) per saham dilusian dari operasi yang dihentikan
Diluted earnings (loss) per share from discontinued operations
146
LAMPIRAN III
Bukti pendukung
Laporan Keuangan 2019 Lewati
Batas Waktu, BEI Denda AISA
hingga TELE Aditya Pratama · Kamis, 09 Juli 2020 - 11:45 WIB
BEI. (Foto: ilustrasi/Okezone)
JAKARTA, iNews.id - Bursa Efek Indonesia (BEI) menjatuhkan sanksi kepada
42 emiten yang tidak menyampaikan laporan keuangan auditan 2019 yang
melewati batas waktu 30 Juni 2020. Perusahaan tersebut dinilai melanggar
kewajiban penyampaian lapkeu.
147
"Bursa telah mengenakan Peringatan Tertulis II dan denda sebesar Rp50 juta
kepada 42 Perusahaan Tercatat yang tidak memenuhi kewajiban penyampaian
Laporan Keuangan Auditan yang berakhir per 31 Desember 2019 sesuai dengan
batas waktu yang telah ditentukan," kata Kepala Divisi Penilaian Perusahaan BEI,
Adi Pratomo Aryanto, Kamis (9/7/2020).
Jumlah itu setara 6 persen dari total emiten yang ada di BEI. Dari 42 emiten
tersebut, di antaranya ada nama PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan PT Rimo
International Lestari Tbk.
AISA menyampaikan lapkeu auditan 2019 pada 2 Juli 2020. Lapkeu emiten
konsumer yang sampai saat ini sahamnya masih disuspensi tersebut memperoleh
opini wajar dengan pengecualian (WDP).
Opini WDP itu karena adanya dua pos yang belum clear, yaitu perubahan akun
piutang dan lain-lain yang tercatat Rp326,6 miliar dan transaksi akun liabilitas
jangka pendek dalam pos lain-lain sebesar Rp30,6 miliar.
Adapun TELE yang tersangkut gagal bayar obligasi karena kesulitan mengatur
arus kas (cashflow) hingga kini belum melaporkan lapkeu auditan 2019. Tidak
ada penjelasan apa pun yang diberikan TELE kepada pemegang saham.
Berikut daftar lengkap emiten yang tidak menyampaikan lapkeu auditan hingga
batas akhir:
1. PT Asia Sejahtera Mina Tbk. (AGAR)
2. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA)
3. PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL)
4. PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO)
5. PT Bakrieland Development Tbk. (ELTY)
6. PT Eterindo Wahanatama Tbk. (ETWA)
7. PT Golden Plantation Tbk. (GOLL)
8. PT Graha Andrasenta Propertindo Tbk. (JGLE)
9. PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. (KBRI)
10. PT Mitra Pemuda Tbk. (MTRA)
11. PT Pollux Investasi Internasonal Tbk. (POLI)
12. PT Pollux Properti Indonesia Tbk. (POLL)
13. PT Mas Murni Indonesia Tbk. (MAMI)
14. PT Rimo International Lestari Tbk. (RIMO)
15. PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk. (SKYB)
16. PT Duta Anggada Realty Tbk. (DART)
17. PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. (TELE)
18. PT Trada Alam Minera Tbk. (TRAM)
19. PT First Indo American Leasing Tbk. (FINN)
20. PT Indo Komoditi Korpora Tbk. (INCF)
148
21. PT Sugih Energy Tbk. (SUGI)
22. PT Tira Austenite Tbk. (TIRA)
23. PT Trikomsel Oke Tbk. (TRIO)
24. PT Global Teleshop Tbk. (GLOB)
25. PT Armidian Karyatama Tbk. (ARMY)
26. PT Ratu Prabu Energi Tbk. (ARTI)
27. PT Air Asia Indonesia Tbk. (CMPP)
28. PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk. (CNKO)
29. PT Cowell Development Tbk. (COWL)
30. PT Evergreen Invesco Tbk. (GREN)
31. PT Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO)
32. PT Hotel Mandarine Regency Tbk. (HOME)
33. PT Indofarma Tbk. (INAF)
34. PT Steadfast Marine Tbk. (KPAL)
35. PT Grand Kartech Tbk. (KRAH)
36. PT Eureka Prima Jakarta Tbk. (LCGP)
37. PT Hanson International Tbk. (MYRX)
38. PT Nipress Tbk. (NIPS)
39. PT Sinergi Megah Internusa Tbk. (NUSA)
40. PT Siwani Makmur Tbk. (SIMA)
41. PT Totalindo Eka Persada Tbk. (TOPS)
42. PT Triwira Insanlestari Tbk. (TRIL)
Editor : Rahmat Fiansyah
149
150
BIOGRAFI PENULIS
Sri Arini Putri panggilan Rini lahir di Sinjai pada
tanggal 10 September 1999 dari pasangan suami
istri Bapak Kolleng dan Ibu Hayati. Peneliti anaka
Kedua dari Tiga bersaudara. Peneliti bertempat
tinggal di Dusun Manajo, Desa Tellulimpoe,
Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai.
Menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 111 Lembang Gogoso tahun
2010, melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 5 Sinjai
Selatan dan lulus pada tahun 2013, Kemudian melanjutkan Sekolah
Menengah Atas di SMA Negeri 1 Tellulimpoe, lulus pada tahun 2016.
Pada tahun 2016 penulis melanjutkan kuliah di Universitas
Muhammadiyah Makassar dan diterima sebagai salah satu mahasiswa
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Strata Satu
(S1).