7
PERBANDINGAN KOMIK INDONESIA “JUKI : LIKA-LIKU ANAK KOS” DAN KOMIK KOREA “CLASS 8” 1. Setting budaya 2. Visual : bentuk/Figur/Karakter, warna, komposisi, teks Komik Korea : “Class 8 : When stranger student together in class”

Analisis Komik Indonesia Dan Korea

Embed Size (px)

DESCRIPTION

just my analysis about comic

Citation preview

PERBANDINGAN KOMIK INDONESIA “JUKI : LIKA-LIKU ANAK KOS” DAN

KOMIK KOREA “CLASS 8”

1. Setting budaya

2. Visual : bentuk/Figur/Karakter, warna, komposisi, teks

Komik Korea : “Class 8 : When stranger student together in class”

Komik Korea “Class 8” karya Youngpaka

1. Setting Budaya

Komik korea mempunyai ciri khas yang mirip dengan kehidupan aslinya seperti

karakter muka yang cantik. Selain itu, komik korea telah dipengaruhi oleh sejarah

kebudayaan modern Korea sehingga bentuk komik menyesuaikan zaman dan situasi yang

terjadi pada masa kini.

2. Visual

a. Figur

Bentuk Figur dari komik korea pada bentuk fisik umumnya memiliki dahi

yang lebar. Pada bagian mata terdapat dua jenis mata untuk karakter pria dan

wanita. Sedangkan rambut pada karakter pria biasanya lebih tebal. Bentuk bibir

juga tebal baik itu karena warna maupun karena garis yang ditarik. Penggambaran

bentuk tubuh manusia sesuai dengan bentuk aslinya yang sangat mencerminkan

orang-orang Korea tetapi lebih halus daripada komik Amerika.

b. Warna

Pemilihan warna pada komik korea cenderung bersifat bright (terang) dan

juga dramatis. Tetapi penggunaan shadow maupun sisi gelap pada lekukan-

lekukan terlihat masih kaku dalam pengaplikasiannya dibanding komik Indonesia,

Jepang maupun yang lainnya.

c. Komposisi

Komposisi merupakan suatu tatanan yang disusun sedemikian rupa

sehingga mencapai tujuan tertentu. Komposisi dalam hal ini adalah layout dari

tatanan komik. Komik Korea merupakan komik yang penggunaan layoutnya

termasuk simetris dan teratur yang rata-rata berbentuk grid layout atau konsep

grid. Panel-panel yang tersusun pada komik diatas terlihat seimbang tapi karena

terlalu simetris tatanan komik tersebut semakin lama terlihat membosankan.

d. Teks

Penggunaan teks pada komik “Class 8” cenderung datar karena jenis huruf

percakapan dengan huruf pada narasi tidak berbeda. Komik diatas juga lebih

banyak narasi dibanding percakapan sehingga dalam satu panel membutuhkan

space yang cukup banyak untuk teks.

Komik Indonesia “Juki : Lika-Liku Anak Kos”

1. Setting Budaya

Komik Indonesia era 20-an mulai banyak bermunculan komik-komik digital dan

berwarna, dulu bentuk komik Indonesia masih kental dengan latar budaya dan berisi

cerita-cerita rakyat yang menyangkut-pautkan dengan hal-hal gaib sesuai dengan situasi

saat itu. Selain itu, komik dengan karakter wayang masih banyak namun mendapat

respon yang kurang baik ditengah masyarakat. Tetapi sekarang komik Indonesia mulai

beragam jenisnya dengan latar budaya yang agak modern seperti cerita kehidupan sehari-

hari dan konflik yang juga ringan. Komik comedi “Juki: Lika-Liku Anak Kos”

merupakan salah satu komik yang menggunakan setting budaya Indonesia versi modern

yang mengangkat kebiasaan anak kos khususnya mahasiswa Indonesia.

2. Visual

a. Figur

Bentuk fisik cenderung pendek dengan kepala yang agak besar seperti karakter

gambar karikatur. Bagian mata biasanya dibuat konyol dan berbagai jenis bentuk

mata ada di komik Indonesia. Hal ini juga menunjukkan karakter orang Indonesia

yang mempunyai beragam suku dan ras. Bentuk mulut rata-rata dibuat lebar dan besar

daripada hidungnya. Semua indera rata-rata juga dilebih-lebihkan untuk memperkuat

karakter serta sangat ekspresif dalam mengungkapkan cerita.

b. Warna

Pemilihan warna cukup cerdas dengan warna terang yang terkesan tegas dan menarik.

Shadows atau bayangan yang dibentuk juga lebih luwes serta lekukan-lekukan terlihat

sederhana.

c. Komposisi

Komposisi layout dari komik diatas mulai bervariasi, rata-rata masih simetris tetapi

lebih ekspresif dan hidup karena tidak selalu menggunakan frame pada panel cerita.

d. Teks

Pemilihan teks pada komik diatas sudah bervariasi yaitu antara narasi,

ungkapan/situasi dan dialog percakapan berbeda-beda jenis hurufnya sehingga tidak

terkesan monoton dan lebih menarik.