Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
Bagian Analisa APBN/ Analisa Ekonomi Makro Tahun 2007
1
ANALISIS KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2007
Pendahuluan
Pemerintah telah menyampa ikan Pokok-pokok keb ijakan fiska l dan kerangka
ekonomi makro tahun 2007, sebaga i kesinambungan agenda pembangunan
yang terdapat pada RPJM 2006 -2009, yaitu :
Kebijakan ekonomi makro dan stabilisasi ekonomi, dalam rangka :
1. Menurunkan tingkat pengganguran dan kemiskinan
2. Mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi
3. Menjaga stabilitas ekonomi
Kondisi Makro Ekonomi dan Realisasi APBN
Berikut ada lah da ta mengena i perkembangan rea lisasi asumsi makro da lam
tahun APBN 2004, 2005 dan asumsi makro da lam APBN 2006, serta p royeksi
pencapaian 2006.
Tabel 1. Perkembangan asumsi makro selama tahun 2004 – 2005
Realisasi Realisasi Proyeksi Uraian
2004 2005 APBN
2006
APBN-P
1)
2007
2)
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,1 5,6 6,2 5,9 6,2 – 6,4
Tingkat Inflasi (%) 6,4 17,1 8,0 8,0 5,0 – 7,0
Nilai Tukar Rupiah (US$) 8.940 9.705 9.900 9.000 9.000 – 9.200
Suku Bunga SBI-3 bulan 7,6 9,09 9,5 12,0 8,0 – 9,0
Harga Minyak (US$/barel) 44 51,8 57 60 60 - 70
Produksi Minyak 1,072 1,060 1,110 1,050 1,045
Sumber :
1) Keterangan Menkeu ( Raker Komisi XI, 15 Mei 2005)
2) Kesepakatan Raker Komisi XI, 15 Mei 2005
3) angka harga minyak dan produksi, hanya proyeksi Menkeu
( belum merupakan kesepakatan Raker Komisi VII )
Kondisi Makro Ekonomi Terkini
Berikut ada lah da ta mengena i kond isi asumsi makro da lam tahun APBN 2006,
berdasarkan data-data terakhir :
Tabel 2. Indikator Makro Terkini
Sumber : RKP 2007 ( Raker Komisi XI DPR RI dengan Pemerintah / Bappenas) Senin, 15 Mei 2006
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
Bagian Analisa APBN/ Analisa Ekonomi Makro Tahun 2007
2
Indikator Besaran Sumber Waktu
SBI 1 Bulan 12,50 % Bank Indonesia 10 Mei 2006
SBI 3 Bulan 12,15 % Bank Indonesia 10 Mei 2006
Cadangan devisa US$ 42,8 miliar Bank Indonesia April 2006
Kurs Rupiah Rp. 9.214/US$ Bank Indonesia April 2006
Kenaikan IHSG 1,18 % Bapekki Depkeu 12 Mei 2006
Harga minyak dunia (OPEC) US$ 65, 61/barel Bapekki Depkeu 10 Mei 2006
Pencapaian Pendapatan Negara 23,09 % Bapekki Depkeu 11 Mei 2006
Penyerapan Belanja Negara 21,17% Bapekki Depkeu 11 Mei 2006
Analisis Kondisi Ekonomi Makro Tahun 2007
Perkembangan Suku Bunga
Keb ijakan Moneter BI d itetapkan mela lui BI ra te. Saa t ini besarnya BI ra te 1
bulan 12, 50 % dan 3 bulan 12,15 % (per mei 2006). Dengan demikian
kec enderungan perkembangan yang positif seperti da lam beberapa bulan
terakhir ini ( surplus nerac a transaksi berja lan, nerac a moda l dan finansia l,
pengua tan nila i tuka r, serta rendahnya inflasi) terus berlanjut maka BI akan
menurunkan suku bunga sec ara bertahap dapa t d ilakukan leb ih awa l. BI
Ra te ini sebaiknya d ipertahankan sampa i stab ilitas makroekonomi benar-
benar terjaga , khususnya terka it dengan ekspektasi inflasi dan tekanan
pemba likan a rus moda l ka rena a liran moda l masih berupa moda l jangka
pendek (portfolio investment).
Tabel 3. Perkembangan Suku Bunga SBI 3 Bulan
SBI Rate Tanggal
12.09 % 5 Oktober 2005
12.69 % 9 Nopember 2005
12.83 % 30 Nopember2005
12.91 % 4 Januari2006
12.92 % 8 Februari 2006
12.73 % 1 Maret 2006
12.15 % 10 Mei 2006
Catatan :
BI rate tidak sepenuhnya merupakan kebijakan BI, namun merupakan pengaruh
dari mekanisme kesimbangan penawaran dan permintaan pasar. Namun,
mengingat tendensi pengua tan perekonomian nasiona l serta usaha
memperba iki iklim investasi, pada tahun 2007 BI ra te seba iknya pada tingka t
Sumber : Laporan Bank Indonesia ( Maret 2006)
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
Bagian Analisa APBN/ Analisa Ekonomi Makro Tahun 2007
3
yang mampu mendorong investasi dengan memperha tikan kemampuan
perbankan mengelola resiko usaha dengan ba ik. Menginga t adanya
peningkatan Non Performing Loans (NPLs) da lam sistem perbankan hingga
triwulan 1 tahun 2006.
Tabel 4. Perkembangan Non Performing Loans Perbankan
Tanggal Gross NPLs Net NPLs
Desember 2005 8,3 % 4,8 %
Maret 2006 9,4 % 5,6 %
Perkembangan Kurs Rupiah
Pada triwulan 1 2006, Kond isi Nerac a Pembaya ran menga lami surplus
sehingga mendukung pengua tan nila i tuka r Rup iah. Sedangkan, c adangan
devisa meningka t USD 40,08 milia r (per ap ril 2006) d iband ingkan USD 36.42
miliar (per ap ril 2005). Kurs rup iah da lam periode 01 – 12 Mei 2006 terus
menga lami pengua tan dan bertahan pada level Rp .8775/ US$. Apresiasi kurs
disebabkan beberapa hal, antara lain :
- aliran masuk modal portfolio internasional ke pasar finansial domestik
- menurunnya permintaan va las seja lan dengan melambatnya keg ia tan
ekonomi domestik (terutama yang d igunakan untuk kebutuhan transaksi
impor non migas).
Tabel 5. Posisi Cadangan Devisa ( Reserve Assets Position )
(Juta USD/Millions of USD) Periode Nilai
2005
Agustus 31180.29 September 30318.32 Oktober 32646.09 November 33239.82 Desember 34723.69 2006
Januari 35076.64 Februari 35525.12 Maret 40081.57
Perkembangan Ekspor Impor
Ekspor Indonesia pada bulan Maret menga lami peningka tan sebesar 1,33 %
d iband ing bulan Februari 2006 ya itu da ri US$7.350,3 juta menjad i US$7.448,4
juta . Pada bulan Maret 2005, ekspor menga lami peningka tan 1,14 %.
Sumber : Laporan Bank Indonesia ( Maret 2006)
Sumber : Laporan Bank Indonesia ( Maret 2006)
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
Bagian Analisa APBN/ Analisa Ekonomi Makro Tahun 2007
4
Peningka tan ini sec ara umum d isebabkan oleh meningka tnya ekspor migas
sebesar 4,09 %, ekspor nonmigas sebesar 0,55 %, ekspor minyak mentah
sebesar 6,18 %, serta, ekspor hasil minyak sebesar 18,29 %.
Impor Indonesia selama bulan Maret 2006 menga lami penurunan 3,85 persen
d iband ing impor bulan Februari 2006. Penurunan nila i impor ini disebabkan
oleh penurunan impor nonmigas sebesar 5,29 %, sementa ra impor migas
naik tipis sebesar 0,07 %.
Catatan :
Mengingat pengua tan rup iah yang terjad i d isebabkan oleh a liran moda l
jangka pendek, pemba likan moda l menjad i ha l yang b isa terjad i sewaktu-
waktu. Kond isi pasar dan usaha yang pasif membuat ekspor impor tidak
berja lan sebaga imana mestinya . Sehingga d iperlukan keb ijakan antisipasi untuk
stabilisasi kurs, antara lain :
- kebijakan stimulus ekspor yang kompetitif
- perbaikan iklim investasi
Ha l ini yang akan membawa perubahan fundamenta l da lam menc ip takan
usaha orientasi ekspor yang tangguh dan masuknya moda l untuk investasi da ri
luar negeri ( foreign direct investment), tidak hanya portfolio investment.
Pada tahun 2007, apab ila keb ijakan akan faktor fundamenta l ini Belum
optimium dilakukan, maka nilai kurs akan terancam adanya pembalikan modal.
Perkembangan Inflasi
Perkembangan inflasi terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) pada april
2006 menc apa i 15, 4 % (year on year), sedangkan inflasi inti ( komponen
yang harganya d ia tur pemerintah ) pada bulan april 2006 menc apa i 9,43%
(year on year).
Hal ini antara lain disebabkan oleh :
- membaiknya ekspektasi inflasi masyarakat
- menguatnya kurs
- melambatnya ekspansi perekonomian domestik
Tabel 5. Perkembangan Inflasi IHK
(Berdasarkan perhitungan Inflasi tahunan/ yoy)
Bulan Tahun Tingkat Inflasi
April 2006 15, 4%
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
Bagian Analisa APBN/ Analisa Ekonomi Makro Tahun 2007
5
Maret 2006 15.74 %
Februari 2006 17.92 %
Januari 2006 17.03 %
Desember 2005 17.11 %
November 2005 18.38 %
Oktober 2005 17.89 %
September 2005 9.06 %
Agustus 2005 8.33 %
Tabel 6. Perkembangan Inflasi Inti
(Berdasarkan perhitungan Inflasi tahunan/ yoy)
Bulan Tahun Tingkat Inflasi
April 2006 9, 43 %
Maret 2006 9, 64 %
Februari 2006 10, 20 %
Catatan :
Pengenda lian inflasi dengan tetap mempertimbangkan pencapaian
pertumbuhan ekonomi yang d ita rgetkan. Sec ara idea l untuk dapa t bersa ing
dengan Negara tetangga seperti Tha iland dan Ma laysia , inflasi Indonesia pada
tahun 2007 d iperlukan pada kisa ran 3 – 4 %. Namun, Indonesia mempunya i
kendala high c ost ec onomy seperti masih adanya pungutan lia r dan korupsi
masih memacu tingginya inflasi.
Harga Minyak
Harga ra ta -ra ta minyak OPEC pada bulan April menga lami peningka tan
yang c ukup signifikan. Pada 7 Ap ril 2006 d iperdagangkan d i level
US$61,80/barel, meningkat sampai ke level US$67.37/ barel pada 24 April 2006
dan kemud ian kemba li ke level US$66,41/ barel pada 4 Mei 2006. Dip ic u oleh
krisis Iran, dan adanya peningka tan permintaan konsumsi dunia , maka harga
minyak menga lami kec enderungan kena ikan yang c ukup signifikan. Terakhir
10 Mei 2006, harga minyak menjadi US$ 65,61 /barel.
Sementa ra itu, ha rga minyak mentah Indonesia d i pasar dunia na ik da ri
US$61,19 per ba rel d i bulan Februari 2006 menjad i US$61,72 d i bulan Maret
2006.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga minyak dunia, antara lain :
- Pertumbuhan ekonomi dunia (berdampak pada permintaan)
- Situasi politik negara-negara penghasil minyak (khususnya Timur Tengah)
Sumber : Laporan Bank Indonesia ( April 2006)
Sumber : Laporan Bank Indonesia ( April 2006)
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
Bagian Analisa APBN/ Analisa Ekonomi Makro Tahun 2007
6
- Kuota OPEC
- Tingkat produksi negara OPEC dan Non OPEC
- Tingkat stock minyak dunia
- Spekulasi pelaku pasar
Produksi Minyak
Menginga t kapasitas p roduksi minyak Indonesia belum banyak menga lami
perubahan, a tau belum dapa t berp roduksi sec ara op tima l. Sedangkan
ladang-ladang minyak sebag ian telah menga lami penurunan p roduksi
(na tura l dec lining) maka nila i lifting dan p roduksi minyak pada tahun 2007
d iperkirakan tidak menga lami peningka tan yang signifikan. Sumber-sumber
baru, seperti blok Cepu diperkirakan baru dapat diproduksi tahun 2008.
Realisasi Sementara APBN 2006
Sampa i dengan april 2006, penerimaan da lam negeri ba ru terea lisasi
Rp .143,902.1 milia r dari Rp . 621,605.4 mila r da lam APBN nya , a tau 23,15%.
Sedangkan untuk belanja negara baru terserap Rp .137,132.9 milia r da ri
Rp.647,667.8 miliar dalam APBN 2007, atau 21,17 % nya.
Renc ana pemerintah melakukan front load ing budget (percepatan
penyerapan anggaran) d i awa l tahun 2006, terkenda la kesulitan
departemen, lembaga non departemen dan pemerintah daerah untuk
p roses penc a iran dana . Hambatan la in ada lah p roses pengesahan APBD
yang berla rut-la rut, dan adanya a turan untuk APBD kabupa ten/ kota ha rus
diverifikasi kembali oleh Provinsi.
Catatan :
Belanja Negara ada lah sa lah sa tu stimulus fiska l, untuk menc apa i pertumbuhan
ekonomi yang ditargetkan. Pada triwulan 1 tahun 2006, anggaran yang terserap
mayoritas hanya untuk pembayaran ga ji dan belanja rutin, sedangkan belanja
la innya masih minim penyerapannya . Keta tnya pera turan penggunaan
anggaran, mengakiba tkan keha ti-ha tian b irokrasi. Lambatnya penyerapan ini
dipastikan akan merupakan kendala bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan da ta -da ta BPS, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
tahun 2005 d iband ing tahun 2004 menc apa i 5,60 persen. Pertumbuhan PDB
tahun 2005 tersebut terjad i d i hamp ir semua sektor ekonomi. Pertumbuhan
Sumber : Pertamina ( RDP Komisi VII, 12 Mei 2006)
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
Bagian Analisa APBN/ Analisa Ekonomi Makro Tahun 2007
7
tertinggi d ihasilkan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi (12,97 %) ,
sektor perdagangan, hotel dan restoran (8,59 %), dan sektor bangunan (7,34
%).
Perekonomian Indonesia tahun 2005 d iukur berdasarkan besaran PDB a tas
dasar ha rga berlaku menc apa i Rp 2.729,7 triliun, sedangkan a tas dasar
ha rga konstan 2000 sebesar Rp 1.749,5 triliun. La ju pertumbuhan ekonomi
Indonesia tersebut didorong oleh pertumbuhan :
- konsumsi rumah tangga sebesar 3,95 persen
- konsumsi pemerintah sebesar 8,06 persen
- pembentukan modal tetap bruto sebesar 9,93 persen
- pertumbuhan ekspor sebesar 8,60 persen
- pertumbuhan impor sebesar 12,35 persen.
Pertumbuhan PDB tahun 2005 d ic ip takan d i KBI (sekita r 83%) dan d i KTI (17%).
Di KBI send iri, p rop insi-p rop insi DKI Jakarta , Jawa Timur, dan Jawa Barat
merupakan 3 p rop insi yang memberikan kontribusi terbesar kepada PDB
Indonesia . Sedangkan d i KTI, p rop insi-p rop insi Ka limantan Timur, Sulawesi
Sela tan, dan Papua merupakan 3 p rop insi yang memberikan kontribusi
terbesar (dengan porsi lebih kecil) kepada PDB Indonesia.
Pada triwulan I tahun 2006, PDB Indonesia pada meningka t sebesar 2,03
persen dibandingkan triwulan IV tahun 2005. Pertumbuhan ini terjadi pada :
- sektor pertanian (18,77 %, tertinggi karena musim panen )
- sektor konstruksi
- sektor pengangkutan
- sektor komunikasi
- sektor keuangan
- sektor real estate
- sektor jasa perusahaan
- sektor jasa-jasa.
PDB Indonesia pada triwulan I tahun 2006 d iband ingkan triwulan yang sama
tahun 2005 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar 4,59 persen.
Proyeksi Makro Ekonomi Tahun 2007
Proyeksi Uraian 2007 1)
2007 2)
Keterangan
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
Bagian Analisa APBN/ Analisa Ekonomi Makro Tahun 2007
8
Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,2 – 6,4 6,4 Kondisi Optimis perbaikan
fundamental iklim investasi dan tercapainya stimulus belanja negara
Tingkat Inflasi (%) 5,0 – 7,0 6,0 Mempertimbangkan pencapaian pertumbuhan yang ditargetkan dengan tetap menjaga stabilisasi harga
Nilai Tukar Rupiah (US$) 9.000 – 9.200 9.000 Kondisi struktur FDI yang jangka panjang dan bertumbuh mengantikan portfolio investment
Suku Bunga SBI-3 bulan 8,0 – 9,0 8,5 Mempertimbangkan pertumbuhan investasi dengan tetap menjaga stabilisasi sistem perbankan nasional
Harga Minyak (US$/barel) 60 - 70 70 Mempertimbangkan perkembangan harga minyak internasional
Produksi Minyak 1,045 1,045 Mempertimbangkan perkembangan potensi produksi minyak
Sumber :
1) Kesepakatan Raker Komisi XI, 15 Mei 2005
2) Analisis APBN
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.This page will not be added after purchasing Win2PDF.
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
LAMPIRAN
Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Sekretariat Jenderal DPR-RI
sumber : Kadin Indonesia*1
1 Laporan Ekonomi Bulanan Maret 2006, Kadin Indonesia dan Jetro, www.kadin-indonesia.or.id, tgl akses 16 Mei 2006
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
LAMPIRAN
Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Sekretariat Jenderal DPR-RI
Ringkasan Perkembangan Ekspor Indonesia
Januari – Februari 2006
Sumber : BPS2
2 Berita Resmi Statistik : Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Bulan Maret 2006, www.BPS.go.id , tgl akses : 15 Mei 2006
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
LAMPIRAN
Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Sekretariat Jenderal DPR-RI
Ringkasan Perkembangan Impor Indonesia Januari – Maret 2005 dan 2006
Sumber : BPS3
3 Berita Resmi Statistik : Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Bulan Maret 2006, www.BPS.go.id , tgl akses : 15 Mei 2006
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
LAMPIRAN
Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Sekretariat Jenderal DPR-RI
Grafik Perkembangan Ekspor Maret 2004 – Maret 2006
Sumber : BPS4
4 Berita Resmi Statistik : Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Bulan Maret 2006, www.BPS.go.id , tgl akses : 15 Mei 2006
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
LAMPIRAN
Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Sekretariat Jenderal DPR-RI
STRUKTUR NILAI EKSPOR JANUARI – MARET 2005 DAN 2006
Sumber : BPS5
5 Berita Resmi Statistik : Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Bulan Maret 2006, www.BPS.go.id , tgl akses : 15 Mei 2006
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
LAMPIRAN
Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Sekretariat Jenderal DPR-RI
Suku Bunga SBI 1 Bulan
Suku Bunga Tgl dikeluarkan
12.50% 5/10/2006 12.74% 5/3/2006 12.74% 4/26/2006
12.74 % 4/19/2006 12.74 % 4/12/2006 12.73 % 4/5/2006 12.73 % 3/29/2006 12.73 % 3/22/2006 12.70 % 3/15/2006 12.74 % 3/8/2006 12.73 % 3/1/2006 12.74 % 2/22/2006 12.74 % 2/15/2006 12.75 % 2/8/2006 12.74 % 2/1/2006 12.75 % 1/25/2006 12.75 % 1/18/2006 12.75 % 1/11/2006 12.74 % 1/4/2006
Sumber : BI
SUKU BUNGA BANK INDONESIA
Jangka Waktu Suku Bunga 3 Bulan 12.15 %
Dikeluarkan Tanggal : 5/10/2006
Jangka Waktu Suku Bunga 3 Bulan 12.64 %
Dikeluarkan Tanggal : 4/5/2006
Jangka Waktu Suku Bunga 3 Bulan 12.73 %
Dikeluarkan Tanggal : 3/1/2006
Jangka Waktu Suku Bunga 3 Bulan 12.92 %
Dikeluarkan Tanggal : 2/8/2006
Jangka Waktu Suku Bunga 3 Bulan 12.91 %
Dikeluarkan Tanggal : 1/4/2006
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
LAMPIRAN
Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Sekretariat Jenderal DPR-RI
GRAFIK TIME SERIES SUKU BUNGA SBI
Jangka Waktu 1 Bulan
Sumber : Bank Indonesia
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
LAMPIRAN
Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Sekretariat Jenderal DPR-RI
Kurs Tengah USD Terhadap Rupiah di Bank Indonesia Selected Foreign Exchange Midle Rates Againts Rupiah at Bank Indonesia
Periode Nilai 2005
Jan. 9165 Feb. 9260 Mar. 9480 Apr. 9570 May. 9495 Jun. 9713 Jul. 9819 Aug. 10240 Sep. 10310 Oct. 10090 Nov. 10035 Dec. 9830 2006
Jan. 9395 Feb. 9230 Mar. 9075 Apr.
Mei (5/17/2006) 9060
Sumber BI6
USD/USD
6 www.BI.go.id
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
LAMPIRAN
Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Sekretariat Jenderal DPR-RI
REALISASI LIFTING MINYAK SAMPAI DENGAN MEI 2005
(dalam ribu Barel)
KABUPATEN / PROGNOSA REALISASI NO.
KOTA PENGHASIL LIFTING 2005 LIFTING %
1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 5,640.06 3,054.08 48.25
2 SUMATERA UTARA 892.79 499.33 55.93
3 R I A U 171,191.84 82,896.60 48.42
4 KEPULAUAN RIAU 32,160.15 10,627.77 33.05
5 JAMBI 10,555.76 4,404.74 41.73
6 SUMATERA SELATAN 29,942.30 14,071.19 46.99
7 LAMPUNG 3,283.86 1,494.24 45.50
8 DKI JAKARTA 4,407.35 1,900.96 43.13
9 JAWA BARAT 7,423.38 3,012.03 40.57
10 JAWA TENGAH 214.99 162.76 75.71
11 JAWA TIMUR 6,080.45 2,552.33 41.98
12 KALIMANTAN SELATAN 2,799.22 977.88 34.93
13 KALIMANTAN TIMUR 37,880.99 18,043.44 47.63
14 MALUKU 5,590.00 473.13 8.46
15 IRIAN JAYA BARAT 4,509.84 2,337.70 51.84
TOTAL ( A ) 322,572.98 146,508.18 45.41
Sumber : ESDM (keputusan ESDM No.1135K/81/MEM/2005 tanggal 28 Maret 2005
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
LAMPIRAN
Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Sekretariat Jenderal DPR-RI
REALISASI APBN 2006 (DALAM MILIAR RUPIAH)
URAIAN APBN 2005
APBN 2006 REALISASI S.D. APRIL % SISA
A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 540,126.1
625,237.1 144,392.0
23.09 480,845.1
I Penerimaan Dalam Negeri
532,671.0 621,605.5 143,902.1
23.15 477,703.4
1 Penerimaan Perpajakan 351,973.6
416,313.2
120,039.7 28.83
296,273.5
a Pajak Dalam Negeri 334,403.2
399,321.7
115,727.3 28.98
283,594.4
i Pajak Penghasilan 180,252.9
210,713.6
66,213.4 31.42
144,500.2
1 Migas 37,235.5
37,516.1
9,204.2 24.53
28,311.9
2 Non Migas 143,017.4
173,197.5
57,009.2 32.92
116,188.3
iii Pajak Pertambahan Nilai 102,670.5
128,307.6
36,058.5 28.10
92,249.1
iii Pajak Bumi dan Bangunan 13,375.3
15,727.9
436.0 2.77 15,291.9
iv Bea Perolehan Hak atas Tanah & Bangunan
3,661.4
5,280.1
669.2 12.67
4,610.9
v Cukai 32,244.8
36,519.7
11,643.8 31.88
24,875.9
vi Pajak Lainnya 2,198.3
2,772.8
706.4 25.48
2,066.4
b Pajak Perdagangan Internasional 17,570.4
16,991.5
4,312.4 25.38
12,679.1
i Bea masuk 16,590.5
16,572.6
3,789.5 22.87
12,783.1
iii Pajak /Pungutan Ekspor 979.9 418.9 522.9 124.83
(104.0)
2 Penerimaan Bukan Pajak 180,697.4
205,292.3
23,862.4 11.62
181,429.9
a Penerimaan Bukan Pajak 144,361.3
151,641.6
13,139.5 8.66 138,502.1
i Migas 138,560.2
146,234.3
11,061.5 7.56 135,172.8
iii Non Migas 5,801.1
5,407.3
2,078.0 38.43
3,329.3
b Bagian Laba BUMN 12,000.0
23,278.0
188.0 0.81 23,090.0
c PNBP Lainnya 24,336.1
30,372.7
10,534.9 34.69
19,837.8
II Hibah 7,455.1
3,631.6 489.9
13.49 3,141.7
-
B BELANJA NEGARA 565,069.7
647,667.8 137,132.9 510,534.9
I Belanja Pemerintah Pusat 411,667.5
427,598.3 74,342.1
17.39 353,256.2
1 Belanja Pegawai 61,167.2
79,896.1
20,723.3 25.94
59,172.8
2 Bel;anja Barang 42,311.8
55,180.9
6,601.3 11.96
48,579.6
3 Belanja Modal 54,746.6
62,952.2
6,397.5 10.16
56,554.7
4 Pembayaran Bunga Utang 60,982.2
76,629.0
22,799.7 29.75
53,829.3
a Utang Dalam Negeri 48,610.6
16,932.7 34.83
31,677.9
b Utang Luar Negeri 28,018.4
5,867.0 20.94
22,151.4
5 Subsidi 119,089.5
79,510.4
3,048.7 3.83 76,461.7
a Perusahaan Negara 79,435.7
3,048.7 3.84 76,387.0
i Lembaga Keuangan 535.0 - - 535.0
ii Lembaga Non Keuangan 78,900.7
3,048.7 3.86 75,852.0
b Perusahaan Swasta 75.0 - - 75.0
6 Belanja Hibah
- - - - -
7 Belanja Sosial 29,996.5
36,930.5
7,112.7 19.26
29,817.8
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
LAMPIRAN
Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Sekretariat Jenderal DPR-RI
URAIAN APBN 2005
APBN 2006 REALISASI S.D. APRIL % SISA
8 Belanja lain-lain
43,373.7 36,499.2
7,658.9 20.98
28,840.3
a Belanja lain-lain
35,064.9 7,658.9
21.84 27,406.0
b Belanja lain-lain (penunjang)
1,434.2 - - 1,434.2
9 Dana Hasil Optimalisasi - - - -
II Belanja Daerah 153,402.2
220,069.5 62,790.8
28.53 157,278.7
1 Dana Perimbangan 146,159.7
216,592.4
62,237.8 28.73
154,354.6
a Dana Bagi Hasil 52,566.5
59,358.4
1,731.0 2.92 57,627.4
b Dana Alokasi Umum 88,765.6
145,664.2
60,215.8 41.34
85,448.4
c Dana Alokasi Khusus 4,827.6
11,569.8
291.0 2.52 11,278.8
2 Dana Otonomi khusus dan Penyesuaian 7,242.5
3,477.1
553.0 15.90
2,924.1
a Dana Otonomi Khusus 2,913.3
437.0 15.00
2,476.3
b Dana Penyesuaian 563.8 116.0 20.57
447.8
C KESEIMBANGAN PRIMER (A-(B-B.1.4)) 36,038.6
54,198.3 30,058.8
55.46 24,139.5
-
D SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN (A-B) (24,943.6)
(22,430.7) 7,259.1
(32.36) (29,689.8)
-
E PEMBIAYAAN (E.I+E.II) 24,944.0
22,430.8 (10,397.4)
(46.35) 32,828.2
I Pembiayaan Dalam Negeri 29,786.0
50,913.0 3,227.5 6.34 47,685.5
1 Perbankan Dalam Negeri 4,270.6
23,026.7
0.1 0.00 23,026.6
2 Non Perbankan Dalam Negeri 25,515.4
27,886.3
3,227.4 11.57
24,658.9
a Privatisasi dan Penj.Aset Program Restruksi 3,500.0
3,350.0
43.9 1.31 3,306.1
b Surat Utang Negara (Netto) 5,124.6
24,886.3
3,183.5 12.79
21,702.8
c PMN 5.195,0 (5,195.0)
(350.0)
- - (350.0)
II Pembiayaan Luar Negeri (4,842.0)
(28,482.2) (13,624.9)
47.84 (14,857.3)
1 Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 35,540.0
35,112.4
655.9 1.87 34,456.5
a Pinjaman Program 11,270.0
9,900.0
- - 9,900.0
b Pinjaman Proyek 24,270.0
25,212.4
655.9 2.60 24,556.5
2 Pembayaran Pokok Hutang LN (40,382.0)
(63,594.6)
(14,280.8) 22.46
(49,313.8)
Sumber : Subdit APHLN Depkeu
BIRO A
NALISA A
NGGARAN DAN P
ELAKSANAAN A
PBN – SETJE
N DPR R
I
This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.This page will not be added after purchasing Win2PDF.