Upload
ruchan-yulabi
View
86
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
skripsi anak stan kakak kelas saya, heehhe
Citation preview
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG
SKRIPSI
ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BESARNYA BELANJA OPERASIONAL PEMERINTAH KOTA KUPANG
TAHUN 2006-2008
Diajukan Oleh : EURIKE FERDERIKE DANIELA ADOE
NPM : 08460004741
AJUN AKUNTAN
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Tahun 2007
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Tahun 2009
2
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nama : Eurike Ferderike Daniela Adoe
Nomor Pokok Mahasiswa : 08460004741
Bidang Skripsi : Manajemen Keuangan Pemerintah
Judul Skripsi : Analisis Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Terhadap
Besarnya Belanja Operasional Pemerintah Kota
Kupang Tahun 2006-2008
Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi ini adalah hasil tulisan saya
sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin atau tiru
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Bila terbukti saya melakukan
tindakan plagiarisme saya siap dinyatakan tidak lulus dan dicabut gelar yang telah
diberikan.
Tangerang, 23 Oktober 2009 Yang memberi pernyataan,
Eurike Ferderike Daniela Adoe
3
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
NAMA : EURIKE FERDERIKE DANIELA ADOE
NOMOR POKOK MAHASISWA : 08460004741
BIDANG SKRIPSI : MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAH
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN
ASLI DAERAH TERHADAP BESARNYA
BELANJA OPERASIONAL PEMERINTAH
KOTA KUPANG TAHUN 2006-2008
Mengetahui Menyetujui
Direktur, Dosen Pembimbing,
Kusmanadji, Ak., MBA Margono, Ak., MM NIP.196009151981121001 NIP.195405251977121001
4
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG
PERNYATAAN LULUS UJIAN KOMPREHENSIF
NAMA : EURIKE FERDERIKE DANIELA ADOE
NOMOR POKOK MAHASISWA : 08460004741
BIDANG SKRIPSI : MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAH
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN
ASLI DAERAH TERHADAP BESARNYA
BELANJA OPERASIONAL PEMERINTAH
KOTA KUPANG TAHUN 2006-2008
Tangerang, 23 Oktober 2009
1. .................................................................... Drs.Achmad Ghozali.,Ak.,ST (Ketua Penguji)
2. ..................................................................... Margono, Ak., MM (Anggota Penguji/Pembimbing) NIP.195405251977121001
3. ..................................................................... Budi Mulyana, SE., M.Si (Anggota Penguji) NIP.197201051992031002
5
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan berkat-Nya
yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna
mencapai gelar Sarjana Sain Terapan pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan moril maupun
materiil dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segenap kerendahan
hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Kusmanadji, Ak., MBA selaku Direktur Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
2. Bapak Margono, Ak., MM selaku dosen pembimbing materi skripsi yang telah
memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan materi dan telah meluangkan waktu
serta pikirannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Cucu Pujasetia, SE selaku dosen pembimbing teknis yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan arahan kepada penulis.
4. Seluruh widyaiswara, dosen dan semua staf pada Bidang Akademis pendidikan
Akuntan yang telah mendidik, mengajar, membimbing dan memberikan bekal ilmu
pengetahuan dan wawasan kepada penulis.
5. Gubernur NTT yang telah memberikan kesempatan dan dukungan moril dan materi
kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
6
6. Bapak Drs.Daniel Adoe selaku Walikota Kupang yang telah memberikan izin untuk
melakukan riset dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kepala Biro Kepegawaian Setda Provinsi NTT beserta seluruh kabag, kasubag dan
staf. Atas dukungannya kepada penulis selama mengikuti pendidikan di Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara.
8. Bapak Drs.Noldianus.R.Dethan selaku Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota
Kupang beserta seluruh staf.
9. Bapak Gabriel Manuain, SE selaku Kepala Bagian Keuangan Setda Kota Kupang
beserta seluruh staf.
10. Ibu Maya Edon, Ibu Tien Siokh, Ibu Irma, Ibu Peggy, Bapak Dai Bolle, serta Bapak
Ope yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data.
11. Teman-teman seperjuangan, Ibu Corlin dan Pak Blasius
12. Teman-teman DIV angkatan 2008 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu, yang telah benyak memberikan bantuan moril maupun materil kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Secara khusus penulis mengucapkan tarima kasih yang tak terhingga kepada
Ayahanda Daniel Adoe dan Ibunda Welmintje Adoe yang telah melahirkan, merawat,
mendidik dan membesarkan penulis, Bapa R Bugel dan Mama Heni Bugel, suamiku
tercinta Renold Alberto Bugel dan anakku tersayang Rilda Welny Putri Bugel, kakak dan
adikku Tanti-Alti, Emi-Alex, Sandra-Rudi, Elis-Molly, Ina-Sofri, Oland-Vi, Heri-
Soemin, Adipapa-Citra, Wulan beserta semua keponakanku tersayang, yang senantiasa
7
memberikan dukungan moril dan materi serta mendoakan setiap langkah penulis. Semoga
Tuhan Yesus senantiasa memberikan berkat, ramat dan kasih yang berlimpah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terlalu jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, berbagai masukan, saran dan kritik dari pembaca sangatlah penulis harapkan. Akhir
kata, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan.
Tangerang, 23 Oktober 2009
Eurike Ferderike Daniela Adoe
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................................................
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI .........................................................................
TANDA LULUS MEMPERTAHANKAN SKRIPSI ...............................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
DAFTAR TABEL .....................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................
i
ii
iii
iv
v
viii
xi
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ..
A. Latar Belakang Penelitian .......
B. Ruang Lingkup Penelitian ...
C. Masalah Penelitian..
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...
E. Metodologi Penelitian .
F. Sistematika Pembahasan .
LANDASAN TEORI .
A. Pengertian Kontribusi..
B. Konsep Otonomi Daerah........................................
1
1
2
3
3
4
4
6
6
6
9
BAB III
1. Pengertian Otonomi Daerah......................................................
2. Tujuan Otonomi Daerah............................................................
C. Laporan RealisaiAnggaran...........................................................
1. Pendapatan Asli Daerah.............................................................
2. Belanja Daerah...........................................................................
D. Teknik Analisa Data............................. ..........................................
1. Analisis Kontribusi PAD Terhadap Besarnya Belanja
Operasional.......................... .....................................................
2. Analisis Laju Pertumbuhan PAD..... ........................................
3. Analisis Kinerja Administrasi Penerimaan PAD......................
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN LAPORAN
REALISASI ANGGARAN KOTA KUPANG TAHUN 2006-2008
A. Gambaran Organisasi.................................... ..................................
1. Pemerintah Kota Kupang...........................................................
a. Sejarah Singkat Kota Kupang..............................................
b. Kewilayahan, Kondisi Geografis dan Kondisi Ekonomi
Kota Kupang........................................................................
2. Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang....................................
a. Struktur Organisasi..............................................................
b. Tugas Pokok dan Fungsi.....................................................
6
7
8
9
15
17
17
20
20
22
22
22
22
24
27
27
29
10
BAB IV
BAB V
B. Realisasi PAD dan Belanja Operasional Tahun 2006-2008............
C. Anggaran dan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2006-2008
D. Anggaran dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2006-2008.
E. Biaya Perolehan PAD Tahun 2006-2008
ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH
TERHADAP BESARNYA BELANJA OPERASIONAL
PEMERINTAH KOTA KUPANG TAHUN 2006-2008.......
A. Analisis Kontribusi PAD Terhadap Besarnya Belanja Oparasional
1. Potensi Pajak Daerah...
2. Potensi Retribusi Daerah.
3. Kontribusi PAD Terhadap Belanja Operasional.
B. Analisis Laju Pertumbuhan PAD.....
C. Analisis Kinerja Administrasi Penerimaan PAD.............................
1. Efektivitas PAD.........................................................................
2. Efisiensi PAD ............................................................................
3. Kemandirian Keuangan Daerah.
SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
A. Simpulan ........................................................................................
B. Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
30
33
34
35
37
37
39
44
53
58
63
66
68
70
73
73
76
79
11
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................
81
82
12
DAFTAR TABEL
No. Nama Tabel Halaman
II.1 Matriks Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
18
III.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kota Kupang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2007.
27
III.2 Anggaran dan Realsiasi PAD Tahun 2006-2008........................
32
III.3 Anggaran dan Realisasi Belanja Operasional Tahun 2006-2008
33
III.4 Anggaran dan Realsiasi Pajak Daerah Tahun 2006-2008...........
34
III.5 Biaya Perolehan Pendapatan Asli Daerah tahun 2006-2008.......
36
IV.1 Matriks Potensi Pajak dan Retribusi Daerah...
38
IV.2 Realisasi Pajak Daerah Kota Kupang tahun 2006-2008.............
40
IV.3 Matriks Potensi Pajak tahun 2007...
41
IV.4 Matriks Potensi Pajak tahun 2008...
43
IV.5 Matriks Potensi Retribusi Daerah Tahun 2007........................... 45
13
IV.6 Matriks Potensi Retribusi Daerah tahun 2008.............................
47
IV.7 Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah dalam PAD 2006-2008
51
IV.8 Kontribusi PAD dalam Pendapatan Daerah tahun 2006-2008
52
IV.9 Perkembangan Peningkatan Belanja Operasional 2006-2008
54
IV.10
IV.11
Kontribusi PAD terhadap Belanja Operasional 2006-2008
Transfer pemerintah Pusat Dana Perimbangan 2006-2008......
56
57
IV.12 Realisasi Penerimaan PAD tahun 2006-2008.
59
IV.13 Pertumbuhan PAD...
60
IV.14 Anggaran dan Realisasi PAD tahun 2006-2008..
64
IV.15
IV.16
Biaya Perolehan PAD tahun 2006-2008.
Pendapatan Transfer tahun 2006-2008
65
71
14
DAFTAR LAMPIRAN
No. Nama Lampiran Halaman
1
2
3
4
5
6
Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2006...........................................
Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2007...........................................
Laporan Realisasi Anggaran Tahun2008............................................
Perhitungan Potensi Pajak Daerah Tahun 2007-2008.........................
Perhitungan Potensi Retribusi Daerah Tahun 2007-2008...................
Data Perkembangan Penduduk, Pembangunan dan Aset Tahun 2008
32
32
32
40
44
49
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Krisis ekonomi dan krisis kepercayaan yang pernah melanda Indonesia
memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi upaya peningkatan kesejahteraan
seluruh rakyat Indonesia. Di satu sisi, krisis tersebut telah membawa dampak yang luar
biasa pada tingkat kemiskinan, namun di sisi lain krisis tersebut juga telah membuka
jalan bagi munculnya reformasi total diseluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia. Salah
satu unsur reformasi total tersebut adalah tuntutan pemberian otonomi yang luas kepada
daerah kabupaten dan kota.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, sekarang ini daerah telah diberi kewenangan yang utuh untuk dapat
merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengendalikan serta mengevaluasi kebijakan-
kebijakan daerah. Dengan demikian pemerintah daerah diharapkan untuk dapat lebih
menggali sumber-sumber atau potensi daerahnya sendiri agar dapat membiayai
pengeluaran yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan operasional daerah. Dimana
anggaran belanja operasional daerah dipergunakan untuk merencanakan kebutuhan
sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan, serta bersifat rutin karena pengeluaran
tersebut ada dan berulang-ulang setiap tahunnya.
16
Kota Kupang sebagai salah satu daerah otonom yang termasuk ke dalam
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak lepas dari dampak penerapan
pelaksanaan otonomi daerah. Pemerintah Daerah Kota Kupang berusaha untuk
meningkatkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pengeluaran yang dipakai untuk
melaksanakan kegiatan operasional daerah, dimana sejalan dengan tuntutan otonomi
daerah, telah terjadi peningkatan belanja oparasional setiap tahunnya hal ini terjadi
karena pengembangan dan peningkatan Pegawai Negeri Sipil Daerah yang sampai
dengan tahun 2008 tercatat Pegawai Negeri Sipil Daerah pada pemerintah Kota Kupang
sebanyak 6.426 orang.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis ingin mengetahui berapa besar kontribusi
PAD terhadap belanja operasional daerah Kota Kupang dengan melihat terlebih dahulu
pemetaan potensi pajak dan retribusi daerah, serta melihat bagaimana laju pertumbuhan
PAD dan akhirnya dapat mengukur kinerja administrasi penerimaan PAD Pemerintah
Kota Kupang. Untuk itu penulis memilih judul untuk penulisan skripsi ini adalah:
Analisis Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Besarnya Belanja
Operasional Pada Pemerintah Daerah Kota Kupang Tahun 2006-2008.
Pada bagian akhir dari penulisan ini, penulis memberikan saran-saran kepada
Pemerintah Daerah Kota Kupang agar dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
B. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penulisan skripsi lebih fokus, penulis membatasi ruang lingkup penulisan
skripsi sebagai berikut:
17
1. Penulis hanya melakukan analisis pada Pemerintah Daerah Kota Kupang untuk tiga
tahun terakhir, yaitu dari tahun 2006-2008.
2. Pada analisis kontribusi PAD, penulis membuat pembatasan hanya pada belanja
operasional.
C. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis mengidentifikasikan masalah
sebagai berikut:
1. Berapa besar kontribusi PAD terhadap Belanja Operasional pada Pemerintah Daerah
Kota Kupang serta bagaimana pemetaan potensi pajak dan retribusi daerah,
2. Bagaimana laju pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah,
3. Bagaimana kinerja administrasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah.
D. Tujuan dan Manfaat penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah:
1. Memberikan gambaran yang jelas mengenai kontribusi PAD terhadap besarnya
belanja operasional Pemerintah Daerah Kota Kupang dengan melihat terlebih dahulu
pemetaan potensi pajak dan retribusi daerah,
2. Mengukur laju pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah,
3. Mengukur kinerja administrasi penerimaan PAD dengan menggunakan ratio
efektivitas dan efisiensi Pendapatan Asli Daerah.
Selain tujuan diatas, penulis juga mengharapkan agar penulisan ini dapat memiliki
manfaat selain bagi penulis dalam menambah wawasan dan cara berpikir penulis, juga
18
bagi Pemerintah Daerah Kota Kupang diharapkan dapat memberikan sumbangan saran
serta dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan khususnya yang
berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah serta Belanja Operasional Daerah. Dan juga
bagi pihak lain diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca dan dapat menjadi
bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
E. Metode Penelitian
Dalam mengumpulkan data sebagai bahan penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan metode penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.
1. Study Kepustakaan (Library Research), dilakukan dengan membaca dan menelaah
berbagai literatur, artikel maupun bahan-bahan kuliah yang mempunyai relevansi
dengan materi skripsi.
2. Penelitian Lapangan (Field Research), penulis mengumpulkan data dari obyek
penelitian, baik data kuantitatif maupun data kualitatif, dengan mengunjungi langsung
obyek penelitian serta melakukan wawancara dengan pejabat terkait.
F. Sistematika Pembahasan
Skripsi ini terbagi dalam lima bab dan tiap bab terbagi dalam subbab-subbab
dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang penelitian, ruang lingkup
penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan
untuk memperoleh bahan penulisan skripsi ini, serta sistematika penulisan..
19
BAB II LANDASAN TEORI
Untuk mendukung dan memperkuat pembahasan yang akan dilakukan, bab ini
akan menguraikan dasar-dasar teori yang akan digunakan pambahasan
penulisan yang meliputi konsep Otonomi Daerah, Laporan Realisasi Anggaran,
konsep PAD, konsep belanja operasional, analisis kontribusi PAD terhadap
belanja operasional, analisis laju pertumbuhan PAD, serta analisis pengukuran
kinerja administrasi penerimaan PAD Kota Kupang.
BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN LAPORAN REALISASI
ANGGARAN KOTA KUPANG TAHUN2006-2008
Pada bab ini menguraikan secara ringkas hasil penelitian lapangan, meliputi
gambaran umum organisasi serta uraian materi yang terkait dengan PAD dan
Belanja Operasional.
BAB IV ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP
BESARNYA BELANJA OPERASIONAL PEMERINTAH DAERAH KOTA
KUPANG TAHUN 2006-2008
Pada bab ini penulis akan menganalisis kontribusi PAD terhadap besarnya
belanja operasional Pemerintah Daerah Kota Kupang tahun 2006-2008, dengan
melihat terlebih dahulu pemetaan potensi pajak dan retribusi daerah, laju
pertumbuhan PAD, serta mengukur kinerja administrasi penerimaan PAD.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
20
Dalam bab terakhir ini penulis akan mengambil kesimpulan berdasarkan hasil
tinjauan yang pada bab sebelumnya, serta akan mencoba untuk memberikan
saran-saran perbaikan yang penulis pandang perlu.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kontribusi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian Kontribusi adalah
sumbangan; sedangkan menurut Kamus Ekonomi (T.Guritno 1992,76) kontribusi adalah
sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau
kerugian tertentu. Sedangkan kontribusi disini dapat diartikan sebagai sumbangan yang
diberikan oleh Pendapatan Asli Daerah terhadap besarnya Belanja Operasional.
B. Konsep Otonomi Daerah
Sebagai konsekuensi atau akibat dari pelaksanaan desentralisasi dalam system
pemerintahan di Indonesia, maka timbullah daerah-daerah otonom atau daerah yang
mempunyai otonomi. Sebelum digunakan cukup luas dalam skripsi ini, maka penulis
akan berusaha untuk menerangkan pengertian dan hal-hal yang berhubungan dengan
otonomi daerah tersebut.
1. Pengertian Otonomi Daerah
Otonomi atau authonomy berasal dari bahasa yunani, auto berarti sendiri
dan nomos berarti hukum atau peraturan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah,
Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
22
kepentingan setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut Encyclopedia of social science seperti yang dikutip oleh SerundaJang
(2001,33):
Otonomi dalam pengertian asli adalah the legal self sufficiency body and ats actual independence. Dalam kaitannya dengan politik atau pemerintah, Otonomi Daerah berarti self Government atau the condition of living under ones own laws. Jadi Otonomi Daerah adalah daerah yang memiliki legal self sufficiency yang bersifat self government yang diatur dan diurus oleh own laws. Namun demikian, walaupun otonomi tersebut sebagai self government, self sufficiency, dan actual independence, keotonomian tersebut tetap berada dalam batas yang tidak melampaui wewenang pemerintah pusat yang menyerahkan urusan kepada daerah.
Dalam ketentuan umum Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat (5)
dan (6) menyebutkan :
Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenag mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Tujuan Otonomi Daerah
Tujuan dari otonomi daerah dengan sistem desentralisasi adalah agar pemerintah
daerah memiliki wewenang untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan
daerahnya masing-masing sesuai dengan aspirasi dan kehendak mereka. Dengan
wewenang tersebut, pemerintah daerah diharapkan mampu mengurus dan mengatur
daerahnya sendiri.
23
Sehubungan dengan sistem pemerintahan dengan berazaskan desentralisasi,
Suparmoko (2002,16) menyebutkan bahwa tujuan dari desentralisasi adalah: (i)
Mewujudkan keadilan antara kemampuan dan hak daerah, (ii) Meningkatkan pendapatan
asli daerah dan mengurangi subsidi dari pemerintah pusat, (iii) Mendorong pembangunan
daerah sesuai dengan aspirasi masyarakat daerah.
Pemberian wewenang yang seharusnya diberikan oleh pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah (hubungan kewenangan) adalah sebagai konsekuensi logis untuk
tercapainya maksud dan tujuan pemberian otonomi kepada daerah, serta untuk imbalan
terhadap kewajiban dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi
daerahnya.
C. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran merupakan salah satu laporan keuangan yang wajib
dibuat oleh pemerintah daerah. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah
memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding.
Penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukan tingkat ketercapaian target-
target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan,
belanja , transfer dan pembiayaan. Informasi dalam LRA berguna bagi para pengguna
24
laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi,
akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran.
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Menurut ketentuan umum Undang-Undang nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang dimaksud
dengan Pendapatan Asli Daerah adalah: Pendapatan yang diperoleh daerah yang
dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendapatan Asli Daerah bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam
menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas
desentralisasi.
Sedangkan pengertian pendapatan Asli Daerah menurut Indra Bastian (2001,110)
menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah merupakan akumulasi dari pos penerimaan
pajak daerah dan pos retribusi daerah, pos penerimaan pajak yang berisi hasil perusahaan
milik daerah, pos pengelolaan investasi serta pengelolaan sumber alam.
b. Komponen-Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Menurut pasal 157 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari:
1. Hasil Pajak Daerah;
2. Hasil Retribusi Daerah;
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; dan
25
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.
1) Pajak Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 pengertian Pajak Daerah adalah:
Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi / badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Menurut Mardiasmo (2003,98) defenisi Pajak Daerah adalah:
Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi / badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Adapun Jenis-jenis Pajak Daerah adalah sebagai berikut:
1. Pajak daerah provinsi, terdiri atas:
a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air
b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air
c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
d. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan aur permukaan
2. Pajak daerah kabupaten/kota, terdiri atas:
a. Pajak hotel
b. Pajak restoran
c. Pajak hiburan
d. Pajak reklame
26
e. Pajak penerangan jalan
f. Pajak bahan galian golongan C
g. Pajak parkir
2) Retribusi Daerah
Menurut ketentuan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan
Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atasa jasa atau pemberian
ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah, dijelasakan bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan dan
pemberian pelayanan kepada masyarakat serta peningkatan, pertumbuhan perekonomian
di daerah diperlukan penyediaan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang hasilnya
memadai. Upaya peningkatan penyediaan pembiayaan dari sumber tersebut antara lain
dilakukan dengan peningkatan kinerja pemungutan, penyempurnaan dan penambahan
jenis retribusi serta pemberian bagi daerah untuk menggali sumber-sumber penerimaan
khususnya dari sektor retribusi daerah.
Jenis-jenis retribusi adalah pengelompokan retribusi yang meliputi Retribusi Jasa
Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu.
1. Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah
daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
27
orang pribadi atau badan. Berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun 2001 bahwa jenis-jenis retribusi umum adalah:
a. Retribusi pelayanan kesehatan
b. Retribusi pelayanan persampahan / kebersihan
c. Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil
d. Retribusi pemakaman dan pengabuan mayat
e. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum
f. Retribusi pelayanan pasar
g. Retribusi pengujian kendaraan bermotor
h. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran
i. Retribusi penggantian biaya cetak peta
j. Retribusi pengujian kapal perikanan
2. Retribusi jasa usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan pemerintah daerah
dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh
sektor swasta. Jenis-jenis retribusi jasa usaha adalah sebagai berikut:
a. Retribusi pemakaian kekayaan daerah
b. Retribusi pasar grosir dan atau pertokoan
c. Retribusi tempat pelelangan
d. Retribusi terminal
e. Retribusi tempat khusus parkir
f. Retribusi tempat penginapan /pesanggarahan /villa
28
g. Retribusi penyedotan kakus
h. Retribusi rumah potong hewan
i. Retribusi pelayanan pelabuhan kapal
j. Retribusi tempat rekreasi dan olahraga
k. Retribusi penyebrangan di atas air
l. Retribusi pengolahan limbah cair
m. Retribusi penjualan produksi usaha daerah
3. Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah
dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi / badan yang dimaksud untuk
pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan
ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana dan sarana atau fasilitas
tertentu guna melindungi kepentingan umumdan menjaga kelestarian lingkungan.
Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu adalah sebagai berikut:
a. Retribusi izin mendirikan bangunan
b. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol
c. Retribusi izin gangguan
d. Retribusi izin trayek
Rincian dan masing-masing jenis retribusi daerah diatur dalam peraturan daerah
yang bersangkutan. Selain jenis retribusi yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah, dengan peraturan daerah dapat ditetapkan jenis retribusi lainnya sesuai
kriteria yang ditetapkan dalam Undang-Undang.
29
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Menurut penjelasan pasal 157 huruf a ayat (3) Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004tentang Pemerintah Daerah, bahwa yang dimaksud dengan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan adalah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan adalah antara lain bagian laba dari BUMD, hasil kerjasama dengan pihak
ketiga.
Menurut Abdul Halim (2004,68), yang dimaksud dengan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan adalah Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang
dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik
daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Jenis-jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan meliputi objek
pendapatan berikut:
a. Bagian laba perusahaan milik daerah
b. Bagian laba lembaga keuangan bank
c. Bagian laba lembaga keuangan non bank
d. Bagian laba atas penyertaan modal / investasi
4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) Yang Sah
Menurut penjelasan pasal 57 huruf a ayat (4) Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah, bahwa yang dimaksud dengan lain-lain PAD yang sah
adalah Lain-lain PAD yang sah antara lain penerimaan daerah diluar pajak dan retribusi
daerah seperti jasa giro, dan hasil penjualan aset daerah.
30
Sedangkan pengertian lain-lain PAD yang sah menurut Abdul Halim (2004,67),
yaitu Lain-lain PAD yang sah merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain
milik Pemerintah Daerah.
Jenis-jenis lain-lain PAD yang sah meliputi objek pendapatan berikut ini:
1. Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan
2. Penerimaan jasa giro
3. Penerimaan bunga deposito
4. Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
5. Penerimaan ganti rugi atas kerugian / kehilangan kekayaan daerah (TP-TGR)
Sedangkan menurut pasal 6 ayat (2) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah,
bahwa lain-lain PAD yang sah meliputi:
1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;
2. Jasa giro;
3. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
4. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan atau
pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah.
2. Belanja Daerah
Pengeluaran daerah (belanja daerah) menurut Undang-Undang 33 Tahun 2004
pasal 1 ayat (14) merupakan Belanja Daerah adalah semua kewajiban daerah yang
31
diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan.
Menurut Mahmudi (2007,68) pos belanja diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
belanja operasi, belanja modal dan belanja tak terduga.
a. Belanja Operasi, meliputi: Belanja pegawai, Belanja barang dan jasa, Belanja Bunga ,
Belanja Subsidi, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan sosial.
b. Belanja Modal, meliputi: Balanja tanah, Belanja peralatan dan mesin, Belanja gedung
dan bangunan, Belanja jalan, irigasi dan jaringan, Belanja aset tetap lainnya, dan
Belanja aset lainnya.
c. Belanja Tak Terduga, meliputi: Bantuan bencana alam, Bantuan bencana social,
Bantuan korban politik.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis
belanja), organisasi, dan fungsi.
a. Klasifikasi belanja menurut ekonomi (jenis belanja) adalah pengelompokan belanja
yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi
belanja menurut ekonomi terdiri dari:
1. Belanja Operasional, merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-
hari pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja
operasional antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga,
belanja subsidi, belanja hibah dan belanja bantuan sosial.
32
2. Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja
modal terdiri dari belanja aset tetap, belanja aset tetap lainnya dan melanja aset
lainnya
3. Belanja Tak Terduga, merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan
bencana alam, bencana sosial dan pengeluaran tidak terduga lainnya.
b. Klasifikasi belanja menurut organisasi, merupakan klasifikasi berdasarkan unit
organisasi pengguna anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi pada
Pemerintah Daerah terdiri dari belanja Sekretariat DPRD, Sekretariat Daerah
pemerintah provinsi / kabupaten / kota dan lembaga teknis daerah provinsi /
kabupaten / kota.
c. Klasifikasi belanja menurut fungsi, merupakan klasifikasi yang didasarkan pada
fungsi-fungsi utama pemerintah pusat/daerah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Klasifikasi ini terdiri atas belanja pelayanan umum, pertahanan,
ketertiban dan keamanan, ekonomi, perlindungan lingkungan hidup, perumahan dan
permukiman, kesehatan, pariwisata dan budaya, agama, pendidikan dan perlindungan
sosial.
Menurut Mardiasmo (2002,66), pengeluaran pemerintah yang dikategorikan
dalam anggaran operasional adalah Belanja Rutin (recurrent expenditure). Dikatakan
belanja rutin karena sifat pengeluaran tersebut berulang-ulang ada setiap tahunnya.
33
Pengertian Belanja rutin adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun
anggaran dan tidak dapat menambah aset atau kekayaan bagi pemerintah.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah, Belanja Operasional adalah pengeluaran anggaran untuk
kegiatan sehari-hari pemerintah pusat/daerah yang memberikan manfaat jangka pendek.
Belanja operasional antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga,
belanja subsidi, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial.
D. Teknik Analisis Data
1. Analisis Kontribusi PAD Terhadap Besarnya Belanja Operasional
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar kontribusi PAD terhadap
belanja operasional, apabila semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi
kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai pembelanjaan daerah
(Mahmudi,2007,131). Rumus yang digunakan untuk menghitung kontribusi PAD
terhadap besarnya belanja operasional adalah sebagai berikut:
Pendapatan Asli Daerah Kontribusi PAD = X 100% Total Belanja Operasional
Namun sebelum penulis membahas lebih jauh tentang kontribusi PAD, maka
terlebih dahulu penulis ingin melihat bagaimana komponen PAD, khususnya pajak dan
retribusi daerah yang memiliki peranan penting dalam PAD, jika dipetakan dalam matriks
potensi sesuai dengan yang dikemukakan Mahmudi (2007,135).
34
Pemetaan dalam matrik potensi dibawah ini dilakukan guna mengetahui jenis
pajak dan retribusi daerah tertentu apakah masuk dalam kategori potensial, prima,
berkembang atau terbelakang. Untuk dapat memetakan kategori potensial, prima,
berkembang dan terbelakang tersebut perlu dibuat matriks potensi pajak/retribusi daerah
sebagai berikut:
Tabel II.1. Matriks Potensi Pajak / retribusi daerah
PROPORSI
PROPORSI
Yi 1
Yi < 1
Yi 1
Y
PRIMA
BERKEMBANG
Yi < 1
Y
POTENSIAL
TERBELAKANG
Keterangan:
Yi : Penerimaan pajak atau retribusi i pada tahun t
: Nilai rata-rata pajak atau retribusi pada tahun t
Yi : Tambahan penerimaan jenis pajak atau retribusi i pada tahun t
Y : Tambahan penerimaan pajak atau retribusi tahun t
Sementara itu,untuk mengetahui Yi dan Y dihitung dengan rumus:
Yi,tahun t Yi, tahun(t-1)
Yi = X 100% Yi, tahun (t-1)
35
Ytahun t Ytahun (t-1) Y = X 100% Ytahun (t-1)
Yi : Proporsi suatu jenis pajak atau retribusi i dari rerata pajak atau Retribusi
Yi : Proporsi tambahan suatu jenis pajak atau retribusi dari total Y Tambahan penerimaan pajak atau retribusi
Semakin besar suatu proporsi suatu pajak atau retribusi dari rerata pajak atau
retribusi, maka semakin layak pajak atau retribusi tersebut untuk diupayakan
peningkatannya dimasa mendatang. Sebaliknya, semakin kecil proporsi pajak atau
retribusi tersebut maka upaya identifikasi mengenai kelayakan untuk dijadikan sumber
penerimaan dimasa mendatang perlu diintensifkan. Sementara untuk proporsi tambahan,
semakin besar proporsi tambahan suatu pajak atau retribusi dari total penerimaan pajak
atau retribusi, maka semakin layak pajak atau retribusi tersebut untuk diupayakan
peningkatannya. Sebaliknya semakin kecil proporsi tambahan suatu jenis pajak atau
retribusi maka upaya identifikasi mengenai kelayakan untuk dijadikan sumber
penerimaan dimasa mendatang perlu diintensifkan.
Setelah melihat matriks diatas, maka dapat diketahui faktor-faktor yang
memengaruhi besar atau kecilnya kontribusi pajak dan retribusi daerah dalam PAD,
karena banyaknya jenis pajak atau retribusi yang dikategorikan prima atau potensial
maka hal ini akan mempengaruhi juga besarnya kontribusi PAD terhadap belanja
operasional.
36
2. Analisis Laju Pertumbuhan PAD
Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui apakah PAD mengalami pertumbuhan
positif ataukah negatif. Diharapkan pertumbuhan PAD tersebut positif dan
kecenderungannya (trend) meningkat. Sebaliknya jika terjadi pertumbuhan negatif maka
harus ditelusuri penyebabnya (Mahmudi,2007,125). Rumus yang digunakan untuk
menghitung laju pertumbuhan PAD adalah sebagai berikut:
PAD tahun t PAD tahun (t-1) Pertumbuhan PAD tahun t = X 100%
PAD tahun (t-1)
3. Analisis Kinerja Administrasi Penerimaan PAD
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan rasio efektivitas, rasio efisiensi dan
rasio kemandirian keuangan daerah. Rasio Efektivitas PAD menunjukkan kemampuan
pemerintah daerah dalam memobilisasi penerimaan PAD sesuai dengan yang ditargetkan.
Kemampuan memperoleh PAD dikategorikan efektif apabila rasio ini mencapai minimal
1 atau 100%. Rasio efisiensi dihitung dengan cara membandingkan biaya yang
dikeluarkan pemerintah daerah untuk memperoleh PAD dengan realisasi penerimaan
PAD. Kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan PAD dikategorikan
efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari 10% (Mahmudi,2007,129). Sedangkan
rasio kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemandirian keuangan suatu daerah
dalam menjalankan otonomi daerah. Rasio kemandirian keuangan daerah dihitung
dengan cara membandingkan jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah dibagi dengan
37
jumlah pendapatan transfer dari pemerintah pusat dan provinsi serta pinjaman daerah.
Menurut Mahmudi (2007,128) semakin tinggi angka rasio ini menunjukkan suatu
pemerintahan daerah dengan tingkat kemandirian keuangan daerah yang tinggi. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Realisasi penerimaan PAD Rasio Efektivitas PAD =
Target penerimaan PAD
Biaya pemerolehan PAD Rasio Efisiensi PAD =
Realisasi penerimaan PAD
Pandapatan Asli Daerah Rasio Kemandirian Daerah = Transfer Pusat + Provinsi + Pinjaman
38
BAB III
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN LAPORAN REALISASI
ANGGARAN PEMERINTAH KOTA KUPANG
TAHUN 2006 - 2008
A. Gambaran Umum Organisasi
Objek penelitian yang diambil penulis adalah tentang Analisis Kontribusi
Pendapatan Asli Daerah Terhadap besarnya Belanja Operasional pada Pemerintah Kota
Kupang khususnya pada Dinas Pendapatan Daerah yang merupakan unsur pelaksana dan
pengelola Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Kupang yang dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Kupang.
Tugas Dinas Pendapatan Daerah adalah melaksanakan sebagian tugas rumah
tangga Pemerintah Kota Kupang dalam bidang pendapatan daerah yang diserahkan oleh
Walikota Kupang. Hal tersebut berkaitan erat dengan upaya Pemerintah Kota Kupang
dalam menggali sumber Pendapatan Asli Daerah di Kota Kupang dalam rangka
pelaksanaan otonomi daerah.
1. Pemerintah Kota Kupang
a. Sejarah Singkat Pemerintah Kota Kupang
Asal mula nama Kupang sesungguhnya diambil dari nama raja Helong Nai
Koepan atau Lai koepan yang menguasai dan memerintah wilayah ini sebelum
kedatangan bangsa barat (Portugis dan Belanda).
39
Pada tanggal 29 Desember 1645 seorang Padri Portugis yang bernama Antonio
Desao Jasinto mendarat di Kupang dan selanjutnya membangun benteng pertahanan yang
disebut Ford Concordia dan pada tahun 1653 VOC Belanda merebut benteng Concordia
tersebut. Tanggal 23 April 1886 oleh Residen Greeve ditetapkan batas Kota Kupang
seluas 2 km yang diumumkan dalam Lembaran Negara Nomor 171 Tahun 1886,
kemudian pada tahun 1949 Kota Kupang berstatus Heminte.
Melalui Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor PUD.5/16/46 tanggal 22
Oktober 1955 Kota Kupang disamakan statusnya menjadi Kecamatan, sementara
penetapan Wilayah Kota Kupang ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Propinsi Nusa Tenggara Timur, Nomor 17/1969 tanggal 12 Mei 1969.
Dalam perkembangan lebih lanjut, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1978,
Kota Kupang ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif Kupang dengan luas
wilayah 25,13 km yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 18 September 1978.
Pada tahun 1996, dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1996 tanggal 20 Maret
1996 Kota Administratif Kupang ditingkatkan lagi statusnya menjadi Kotamadya Daerah
Tingkat II Kupang, dengan luas wilayah 180,27 km. Seiring adanya deregulasi, maka
dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan di
Daerah, istilah Kotamadya Kupang mengalami perubahan menjadi daerah Kota Kupang.
b. Kewilayahan, Kondisi Geografis dan Kondisi Ekonomi Kota Kupang
Dalam wilayah Kota Kupang sampai dengan tahun 2008 terdapat 4 kecamatan
dan 49 kelurahan dengan rincian sebagai berikut:
40
1. Kecamatan Kelapa Lima : 15 Kelurahan
2. Kecamatan Oebobo : 14 Kelurahan
3. Kecamatan Maulafa : 9 Kelurahan
4. Kecamatan Alak : 11 Kelurahan
Dengan jumlah penduduk sampai dengan akhir tahun 2008 berjumlah 282.035
jiwa yang dirinci menurut jenis kelamin, laki-laki berjumlah 143.164 jiwa dan perempuan
berjumlah 138.871 jiwa.
Dilihat dari aspek astronomis, Kota Kupang terletak pada bagian
Utara : 10 7' 10" Lintang Selatan
Selatan : 10 17' 39" Lintang Selatan
Timur : 123 31' 35" Bujur Timur
Barat : 123 41' 00" Bujur timur
Sedangkan dari aspek geografis, Kota Kupang berada diujung barat pulau Timor,
dekat dengan negara baru Timor Leste, berhadapan dengan Australia Bagian Utara.
Posisi ini menempatkan Kota Kupang sebagai satu-satunya ibukota Provinsi yang terletak
dibagian paling selatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan
sendirinya, perkembangan Kota Kupang ke depan akan menjadi pintu gerbang masuk-
keluar / arus lalu lintas (entry and exit gate) orang, barang dan jasa tidak saja pada aras
lokal, regional dan nasional tetapi sudah meluas pada lingkup global.
41
Sebagai ibukota provinsi, Kota Kupang yang luas wilayahnya hanya sebesar
180,27 km atau 18.027 Ha, memiliki sedikit potensi unggulan jika dibandingkan dengan
kabupaten lain. Potensi unggulan tersebut antara lain:
1. Perikanan laut
2. Pertambangan dan penggalian : Batu gamping, batu mangan
3. Industri pengolahan : Sektor perikanan dan sektor pertanian sub sektor peternakan
4. Pariwisata : Wisata alam, wisata bahari dan wisata budaya
5. Industri kerajinan : Tenun ikat
Kondisi makro ekonomi Kota Kupang saat ini telah tumbuh dengan peningkatan
yang positif pada semua sektor antara lain pertanian, perikanan, pertambangan dan
penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air, bangunan/konstruksi, perdagangan,
hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan serta sektor jasa.
Perkembangan pertumbuhan ekonomi Kota Kupang sampai dengan tahun 2008
juga seiring dengan perkembangan pertumbuhan PAD Kota Kupang yang dipicu antara
lain dengan bertambahnya jumlah objek pajak dan retribusi sebagai sumber penerimaan
PAD. Diketahui bahwa sampai dengan tahun 2008 jumlah hotel yang berada di Kota
Kupang sebanyak 49 hotel, objek pajak reklame sebanyak 202, objek pajak hiburan yang
terdiri dari tempat karaoke dan panti pijat sebanyak 230, objek pajak restoran sebanyak
451 dengan rincian restoran sebanyak 79 dan rumah makan kecil sebanyak 372. Selain
penambahan objek pajak dapat juga dipengaruhi oleh perkembangan penduduk dan
42
pembangunan serta kekayaan daerah yang dimiliki oleh pemerintah Kota Kupang (lihat
lampiran 6).
Dalam kurun waktu empat tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Kota Kupang
terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 0,52% per tahun. Pada tahun 2007
pertumbuhan ekonomi makro berdasarkan asumsi RPMJ Kota Kupang berada pada
kisaran 5,75%, sedangkan dalam perkembangan dinamis ekonomi makro daerah, BPS
Kota Kupang mencatat pertumbuhan ekonomi mencapai kisaran 7,75% (Laporan
Pertanggungjawaban Walikota Kupang Tahun 2008,15). Ini membuktikan bahwa
kebijakan dan strategi pembangunan ekonomi Kota Kupang dengan memberikan
pembobotan yang cukup signifikan terhadap sektor tersier, khususnya jasa dan
perdagangan merupakan pilihan yang tepat.
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi
adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB disajikan atas harga yang
berlaku dan atas harga konstan. PDRB disajikan atas harga berlaku, semua data agregat
dinilai atas harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan, sedangkan penyajian atas
harga konstan, semua data agregat dinilai atas harga tetap yang ditetapkan pada tahun
dasar, sehingga perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun hanya disebabkan
oleh perkembangan riil, bukan oleh perkembangan harga.
Berdasarkan data PDRB menurut harga yang berlaku dan harga konstan, tiga
sektor yang paling besar memberikan kontribusi bagi peningkatan PDRB Kota Kupang
adalah sektor jasa umum, disusul dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran dan yang
43
ketiga adalah pengangkutan dan komunikasi. Untuk data laju pertumbuhan PDRB Kota
Kupang atas harga berlaku dan harga konstan tahun 2006-2007 dapat telihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel III.1. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Kupang Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2006 - 2007
PDRB Harga Berlaku PDRB Harga Konstan Lapangan Usaha 2006 2007 2006 2007
2 3 4 5 6
1. Pertanian
127.315.511,00
141.019.143,00 86.014.657,00 90.273.883,00 2. Pertambangan dan
Penggalian
50.152.793,00
56.847.993,00 34.720.845,00 37.007.046,00 3. Industri Pengelolaan 84.502.606,00 93.942.973,00 61.107.817,00 63.739.929,00
4. Listrik, Gas dan Air
26.917.746,00
31.571.228,00 19.071.683,00 22.817.456,00
5. Bangunan/Konstruksi
317.188.087,00
356.499.315,00 131.777.718,00 169.846.224,00 6. Perdaganan, Hotel
dan Restoran
649.429.559,00
722.232.669,00 480.717.788,00 505.362.006,00 7. Pengangkutan dan
Komunikasi
321.268.700,00
360.734.117,00 237.679.150,00 256.531.590,00
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
119.733.135,00
132.313.727,00 81.950.907,00 85.839.316,00
9. Jasa-Jasa
715.709.459,00
793.359.500,00 514.516.996,00 543.825.840,00
PDRB 2.412.217.596,00
2.688.520.665,00 1.647.557.561,00 1.775.313.290,00 Sumber : Laporan Pertanggungjawaban Walikota Kupang Tahun 2008
2. Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang dibentuk dengan Peraturan Daerah Kota
Kupang Nomor 34 Tahun 2002 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pendapatan Kota Kupang. Dalam menjalankan tugas, Dinas Pendapatan Daerah Kota
Kupang sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Kupang dipimpin oleh seorang Kepala
44
Dinas dengan eselon II-b yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah.
a. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Kupang
Struktur organisasi adalah kerangka kerja yang didalamnya mencakup pembagian
kerja dan kegiatan ke dalam bagian-bagian yang ada baik pada perusahaan swasta
maupun di pemerintahan, sehingga dapat terjamin koordinasi dan kerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk menghindari terjadinya kesimpangsiuran
setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang dilaksanakan pada Dinas Pendapatan
Daerah Kota Kupang, perlu adanya penyusunan struktur organisasi. Adapun pegawai
yang melaksanakan tugas pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang berjumlah 131
orang, dengan rincian eselon II-b sebanyak 1 orang, eselon III-a sebanyak 1 orang,
eselon III-b sebanyak 6 orang, eselon IV-a sebanyak 21 orang, staf sebanyak 82 orang
dan tenaga honorer sebanyak 20 orang.
Struktur organisasi pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang diatur
berdasarkan Keputusan Walikota Kupang Nomor 220/KEP/HK/2002 tanggal 26
Nopember 2002. Berikut ini adalah struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota
Kupang:
1. Kepala Dinas
2. Bagian Tata Usaha, membawahi:
a. Subbagian Umum dan Perlengkapan
b. Subbagian Keuangan
45
c. Subbagian Kepegawaian
3. Subdinas Program, membawahi:
a. Seksi Data, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
b. Seksi Bimbingan dan Penyuluhan
c. Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan
4. Subdinas Pendaftaran dan Pendataan, membawahi:
a. Seksi Pendaftaran
b. Seksi Pendataan
c. Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data
5. Subdinas Penetapan, membawahi:
a. Seksi Perhitungan
b. Seksi Angsuran
c. Seksi Penerbitan Surat Ketetapan
6. Subdinas Penagihan, membawahi:
a. Seksi Penagihan
b. Seksi Keberatan
c. Seksi Pendapatan Lain-lain
d. Seksi pengendalian Operasional
7. Subdinas Pembukuan dan Pelaporan, membawahi:
a. Seksi Penerimaan
b. Seksi Pembukuan dan Persediaan
46
c. Seksi Pelaporan
8. Subdinas Bagi Hasil Pajak dan Non Pajak, membawahi:
a. Seksi Bagi Hasil Pajak
b. Seksi Bagi Hasil Non Pajak
9. Unit Pelaksana Teknis Dinas
10. Kelompok Jabatan Fungsional
b. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Kupang
Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang merupakan salah satu dinas di lingkungan
Pemerintah Kota Kupang yang mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam
melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah di bidang pendapatan serta
melaksanakan tugas-tugas lain yang diserahkan oleh Walikota.
Untuk melaksanakan tugas pokok diatas, Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan dan pelaksana kebujakan teknis dibidang pendapatan sesuai dengan garis
kebijaksanaan pemerintah daerah.
2. Pelaksanaan pendaftaran, pendataan, penetapan, penagihan dan pembagian hasil
pajak daerah.
3. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum.
4. Pelaksanaan koordinasi teknis dengan instansi lain guna memperlancar
penyelenggaraan pelaksanaan tugas.
5. Pembinaan kepada Unit Pelaksana Teknis Dinas.
47
6. Pelaksanaan administrasi ketatausahaan Dinas
7. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
B. Realisasi Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Operasional Tahun 2006-2008
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh daerah
yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pendapatan Asli Daerah pada Pemerintah Kota Kupang bersumber:
1. Pajak Daerah, meliputi :
Pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan,
pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan c, dan pajak parkir.
2. Retribusi Daerah, terdiri dari tiga jenis retribusi, yaitu:
a. Retribusi Jasa Umum
Meliputi : retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan persampahan,
retribusi pengganti biaya cetak KTP & akte catatan sipil, retribusi pelayanan
pemakaman, retribusi parkir tepi jalan umum, retribusi pengujian kendaraan
bermotor, retribusi PHB/Askes, retribusi izin penggunaan tanah, retribusi alat
mesin pertanian, retribusi izin usaha sarana kesehatan hewan, retribusi jasa
pelayanan kesehatan hewan, retribusi izin tempat penyimpanan & penjualan BBM
dan gas, retribusi izin usaha jasa konstruksi, retribusi izin pengelolaan air bawah
tanah, retribusi izin usaha sarana kesehatan.
b. Retribusi Jasa Usaha
48
Meliputi : retribusi terminal, retribusi parkir di tempat khusus, retribusi
penyediaan / penyedotan kakus, retribusi rumah potong hewan, retribusi tempat
rekreasi dan olah raga, retribusi penjualan produksi usaha daerah (UPTD).
c. Retribusi Perizinan Tertentu
Meliputi : retribusi izin mendirikan bangunan, retribusi izin tempat penjualan
minuman beralkohol, retribusi izin gangguan dan keramaian, retribusi izin trayek
dan retribusi izin usaha perikanan.
3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, terdiri dari:
a. Bagian laba perusahaan milik daerah, meliputi bagian bagi hasil laba PD pasar
dan UPTD air bersih.
b. Bagian laba atas penyertaan modal / investasi pada pihak ketiga,meliputi deviden
Bank NTT, deviden Bank Bukopin, Deviden KPN Maju.
4. Lain-lain PAD yang sah, terdiri dari:
a. Jasa giro kas daerah
b. Sumbangan pihak ketiga
c. Penerimaan lain-lain
Tujuan dari Pendapatan Asli Daerah bagi Pemerintah Kota Kupang adalah untuk
memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan
otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi. Pendapatan Asli Daerah Kota
Kupang dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Sesuai Laporan Realisasi
Anggaran tiga tahun terakhir (Lampiran 1-3), pada tahun 2006 PAD Kota Kupang
49
berjumlah Rp25.427.999.965,00 pada tahun 2007 berjumlah Rp30.659.877.526,00
sedangkan pada tahun 2008 berjumlah Rp32.036.713.530,00. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel III.2. Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Kupang
Tahun 2006-2008
Pendapatan Asli Daerah 2006 2007 2008
Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah
6.685.303.661,00 6.228.427.868,00 1.803.363.274,95
10.710.905.161,85
8.198.294.642,00 7.593.047.533,00 2.809.443.014,00
12.059.092.337,00
9.946.115.049,00 8.898.181.422,00 3.284.624.905,00
9.907.792.154,94
Total PAD 25.427.999.965,80 30.659.877.526,00 32.036.713.530,94
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Kupang Tahun 2006-2008
Sedangkan Belanja Operasional merupakan anggaran yang digunakan untuk
merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan. Dimana belanja
operasional tediri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bunga, belanja
subsidi, belanja hibah dan belanja bantuan sosial.
Seiring dengan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah, Belanja Operasional pun
juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2006 berjumlah Rp225.432.911.024,00
tahun 2007 berjumlah Rp253.537.914.667,00 dan pada tahun 2008 berjumlah
Rp341.199.025.335,00. Pada Pemerintah Kota Kupang semua Pendapatan Asli Daerah
diprioritaskan untuk membiayai kegiatan rutin atau membiayai belanja operasional.
50
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat rincian belanja operasional setiap tahunnya pada tabel
dibawah ini:
Tabel III.3. Realisasi Belanja Operasional Pemerintah Kota Kupang
Tahun 2006-2008
Belanja Operasional 2006 2007 2008
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial
141.230.554.783,00 69.306.068.594,00
-
-
-
14.896.287.647,00
187.424.302.848,00 54.156.111.819,00
-
-
-
11.957.500.000,00
259.143.152.057,00 66.122.467.778,00
-
-
1.577.090.500,00 14.356.315.000,00
Total Belanja Operasional 225.432.911.024,00 253.537.914.667,00 341.199.025.335,00
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Kupang Tahun 2006-2008
C. Anggaran dan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2006-2008
Pajak Daerah merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi / badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang dipergunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Penerimaan pajak daerah Kota Kupang selalu mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Pada tahun 2006 pendapatan pajak daerah berjumlah Rp6.685.303.661,00 tahun
2007 berjumlah Rp8.198.294.642,00 mengalami peningkatan 22,63% dari tahun 2006
dan pada tahun 2008 mencapai jumlah Rp9.946.115.049,00 dengan peningkatan 21,32%
dari tahun 2007. Pajak penerangan jalan merupakan penyumbang terbesar, kemudian
51
pajak hotel dan diikuti oleh pajak restoran. Realisasi pendapatan pajak daerah selalu
melebihi yang dianggarkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel III.4. Anggaran dan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2006-2008
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang Tahun 2008
D. Anggaran dan Realisasi Retribusi daerah Tahun 2006-2008
Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau yang diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Pada Pemerintah Kota Kupang terdapat 25 retribusi yang dipungut, dimana setiap
tahunnya selama tiga tahun terakhir pendapatan retribusi mengalami peningkatan. Pada
tahun 2006 pendapatan retribusi daerah berjumlah Rp6.228.472.868,00 pada tahun 2007
pendapatan retribusi mengalami peningkatan sebanyak 21,90% menjadi
2006 2007 2008
Pajak Daerah Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Pajak Hotel
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Bahan Galian
gol C
Pajak Parkir
600.000.000,00
325.000.000,00
62.500.000,00
300.000.000,00
4.800.000.000,00
340.000.000,00
37.500.000,00
706.935.840,00
368.175.110,00
63.840.500,00
362.429.846,00
4.796.888.405,00
363.028.760,00
24.005.200,00
750.000.000,00
400.000.000,00
62.500.000,00
350.000.000,00
5.700.000.000,00
365.000.000,00
46.200.000,00
811.363.475,00
516.655.894,00
61.221.200,00
373.866.160,00
5.896.824.613,00
485.547.100,00
52.816.200,00
1.110.000.000,00
715.000.000,00
85.000.000,00
460.000.000,00
5.700.000.000,00
425.000.000,00
60.000.000,00
1.115.942.764,00
1.244.286.319,00
89.360.250,00
574.804.848,00
6.407.897.575,00
453.823.293,00
60.000.000,00
Jumlah Pajak Daerah
6.465.000.000,00
6.685.303.661,00 7.673.700.000,00 8.198.294.642,00
8.555.000.000,00
9.946.115.049,00
52
Rp7.593.047.533,00 sedangkan tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 17,18%
menjadi Rp8.898.181.422,00 dengan penyumbang terbesar untuk tiga tahun berturut-turut
adalah retribusi pengganti biaya cetak KTP, retribusi izin mendirikan bangunan dan
retribusi izan gangguan dan keramaian. Hal ini didukung dengan kondisi yang
sebenarnya, karena Kota Kupang merupakan Ibukota Provinsi dengan kepadatan
penduduk yang cukup tinggi serta menjadi pilihan tempat untuk berinvestasi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel anggaran dan realisasi retribusi daerah dapat dilihat pada
lampiran 5.
E. Biaya Perolehan PAD Tahun 2006-2008
Dalam melaksanakan otonomi daerah, Pemerintah Kota Kupang harus
mempertimbangkan dalam memperoleh Pendapatan Asli Daerah. Salah satu yang
menjadi pertimbangan penting adalah biaya perolehan yang dianggarkan oleh instansi
penghasil PAD setiap tahunnya. Dimana idealnya adalah kenaikan biaya perolehan tiap
tahunnya juga diimbangi oleh kenaikan PAD.
Biaya perolehan PAD merupakan biaya yang dikeluarkan oleh instansi terkait
dalam memperoleh PAD. Dalam Pendapatan Asli Daerah, pendapatan yang
membutuhkan biaya dalam perolehannya adalah pendapatan pajak daerah dan pendapatan
retribusi daerah.
Berikut adalah data perolehan Pendapatan Asli Daerah selama tiga tahun terakhir
mulai dari tahun 2006 - 2008:
53
Tabel III.5. Biaya Perolehan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2006-2008
Biaya Perolehan PAD Jumlah (Rp)
2006
2007
2008
1.472.747.000,00
1.778.755.340,00
1.544.714.364,00
Sumber : Bagian Keuangan dan Dispenda Kota Kupang Tahun 2006-2008
Dari tabel diatas terlihat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2007 terjadi peningkatan yaitu 20,78% sedangkan
pada tahun 2008 terjadi penurunan biaya perolehan sebesar 13,16%. Adapun instansi
penghasil PAD yang mengeluarkan biaya dalam perolehan PAD antara lain Dinas
Pendapatan Daerah, Dinas Kependudukan, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, dan
Dinas Kebersihan.
54
BAB IV
ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH
TERHADAP BESARNYA BELANJA OPERASIONAL PADA
PEMERINTAH KOTA KUPANG TAHUN 2006-2008
A. Analisis Kontribusi PAD Terhadap Besarnya Belanja Operasional
Salah satu sumber keuangan daerah untuk menyelenggarakan kegiatan pemerintah
adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan
yang harus terus digali dan ditingkatkan secara terus menerus oleh Pemerintah Kota
Kupang khususnya Dinas Pendapatan Daerah, sehingga kedepan bisa mengurus rumah
tangganya sendiri dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan para pegawai
dilingkungan Pemerintah Kota Kupang serta untuk meningkatkan pembangunan
diberbagai sektor.
Jika berbicara tentang PAD, maka yang paling berperan adalah pajak daerah dan
retribusi daerah. Hal ini disebabkan karena pajak dan retribusi daerah merupakan sumber
penerimaan daerah yang bersifat tetap dan berjangka panjang. Selain itu juga pajak dan
retribusi daerah memberikan sumbangan yang cukup besar dalam PAD. Untuk
mengetahui berapa besar kontribusi pajak dan retribusi daerah terhadap PAD secara
keseluruhan, maka perlu mengetahui terlebih dahulu potensi pajak dan retribusi yang
55
dimiliki oleh daerah dengan menggunakan matriks yang dikemukakan oleh Mahmudi
(2007,135) sebagai berikut:
Tabel IV.1. Matrks Potensi Pajak / Retribusi Daerah
PROPORSI
PROPORSI
Yi 1
Yi < 1
Yi 1
Y
PRIMA
BERKEMBANG
Yi < 1
Y
POTENSIAL
TERBELAKANG
Keterangan: Yi : Penerimaan pajak atau retribusi i pada tahun t
: Nilai rata-rata pajak atau retribusi pada tahun t
Yi :Tambahan penerimaan jenis pajak atau retribusi i pada tahun t
Y : Tambahan penerimaan pajak atau retribusi tahun t
Sementara itu, untuk mengetahui Yi dan Y dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Yi,tahun t Yi, tahun(t-1) Yi = X 100% Yi, tahun (t-1)
Ytahun t Ytahun (t-1) Y = X 100% Ytahun (t-1)
56
Yi : Proporsi suatu jenis pajak atau retribusi i dari rerata pajak atau Retribusi
Yi : Proporsi tambahan suatu jenis pajak atau retribusi dari total Y Tambahan penerimaan pajak atau retribusi
Menurut Mahmudi (2007,135), semakin besar suatu proporsi suatu pajak atau
retribusi dari rerata pajak atau retribusi, maka semakin layak pajak atau retribusi tersebut
untuk diupayakan peningkatannya dimasa mendatang. Sebaliknya, semakin kecil proporsi
pajak atau retribusi tersebut maka upaya identifikasi mengenai kelayakan untuk
dijadikan sumber penerimaan dimasa mendatang perlu diintensifkan. Sementara untuk
proporsi tambahan, semakin besar proporsi tambahan suatu pajak atau retribusi dari total
penerimaan pajak atau retribusi, maka semakin layak pajak atau retribusi tersebut untuk
diupayakan peningkatannya. Sebaliknya semakin kecil proporsi tambahan suatu jenis
pajak atau retribusi maka upaya identifikasi mengenai kelayakan untuk dijadikan sumber
penerimaan dimasa mendatang perlu diintensifkan.
1. Potensi Pajak Daerah
Jika dilihat dari jenis pajak yang ada pada Pemerintah Kota Kupang, maka pajak
daerah sangat potensial sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.
Perkembangan pembangunan yang cukup pesat pada pemerintah Kota Kupang,
seharusnya dapat membuat kenaikan penerimaan pajak daerah yang cukup besar.
57
Berikut ini data mengenai pendapatan Pajak Daerah pada Pemerintah Kota
Kupang selama tiga tahun terakhir dari tahun 2006-2008, sebagai berikut:
Tabel IV.2. Realisasi Pajak Daerah Kota Kupang Tahun 2006-2008
2006 2007 2008
Pajak Daerah Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
Pajak Hotel Pajak restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Pajak Parkir
706.935.840,00 368.175.110,00
63.840.500,00 362.429.846,00
4.796.888.405,00 363.028.760,00
24.005.200,00
811.363.475,00 516.655.894,00
61.221.200,00 373.866.160,00
5.896.824.613,00 485.547.100,00
52.816.200,00
1.115.942.764,00 1.244.286.319,00
89.360.250,00 574.804.848,00
6.407.897.575,00 453.823.293,00
60.000.000,00
Total Pajak Daerah 6.685.303.661,00 8.198.294.642,00 9.946.115.049,00
Rata-Rata Pajak Daerah 955.043.380,14,00 1.171.203.591,71
1.420.873.578,43
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang Tahun 2006-2008
Jika dilihat pada tabel diatas, penerimaan pajak daerah baik secara total maupun
dari setiap komponennya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, kecuali pajak hiburan
yang mengalami penurunan pada tahun 2007 dan pajak pengambilan bahan galian
golongan C yang mengalami penurunan pada tahun 2008. Pajak penerangan jalan
merupakan penyumbang terbesar dalam pajak daerah, kemudian disusul dengan pajak
hotel dan pajak restoran yang juga memberikan sumbangan yang cukup besar, hal ini
58
disebabkan karena adanya penambahan objek pajak, baik untuk pajak hotel maupun pajak
restoran selama tiga tahun terakhir.
Berdasarkan data diatas maka dapat dihitung dan dipetakan kedalam matriks
potensi Pendapatan Asli Daerah (perhitungan lihat lampiran 4).
a. Potensi Pajak Daerah Tahun 2007
Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 4) maka jenis-jenis pajak daerah tersebut
dipetakan sebagai berikut:
Tabel IV.3. Matriks Potensi Pajak Daerah Tahun 2007
PROPORSI
PROPORSI
Yi 1
Yi < 1
Yi 1
Y
PRIMA :
- Pajak penerangan jalan
BERKEMBANG :
- Pajak restoran - Pajak pengambilan bahan
galian golongan C - Pajak parkir
Yi < 1
Y
POTENSIAL :
-
TERBELAKANG :
- Pajak hotel - Pajak hiburan - Pajak reklame
Untuk potensi pajak daerah tahun 2007 sesuai hasil pemetaan pada matriks diatas
maka dapat terlihat bahwa jenis pajak yang dikategorikan prima hanyalah pajak
penerangan jalan, sedangkan pajak restoran, pajak pengambilan bahan galian golongan C,
59
dan pajak parkir masuk kedalam kategori berkembang, dan yang dikategorikan
terbelakang yaitu pajak hotel, pajak hiburan, serta pajak reklame, dan juga sesuai hasil
diatas maka tidak ada jenis pajak yang dikategorikan potensial.
Masuknya pajak penerangan jalan dalam kategori prima karena realisasi
penerimaan pada tahun 2007, pajak penerangan jalan realisasinya sangat melampaui atau
rentangannya sangat jauh dari jenis pajak lainnya. Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan rumus matriks, penerimaan pajak penerangan jalan pada tahun 2007
dibagi rata-rata pajak pada tahun 2007 hasilnya melebihi satu ( >1) yaitu 5,034 dan
tambahan jenis pajak penerangan jalan dibagi dengan tambahan penerimaan pajak total
pajak nilainya melebihi 1 ( >1) yaitu 1,013. Hal ini disebabkan karena di kota Kupang
semua masyarakat membutuhkan listrik yang bersumber dari PLN. Sampai dengan tahun
2008 Pemerintah Kota Kupang belum memiliki alternatif sumber listrik selain dari PLN.
Selain itu, hal ini juga dipicu oleh penambahan penduduk dan lahan usaha baru setiap
tahunnya, dan sistem pembayaran yang dilakukan oleh PLN terbilang cukup keras yaitu,
apabila pelanggan menunggak hingga dua bulan maka aliran listrik langsung diputuskan.
Hal ini mempengaruhi penerimaan pajak penerangan jalan yang diterima oleh Kota
Kupang.
Pajak Restoran, Pengambilan pajak galian C dan pajak parkir dikategorikan
berkembang karena dengan menggunakan perhitungan matriks, pajak-pajak ini pada
tahun 2007 hanya tambahan per jenis dibagi tambahan total penerimaannya pada tahun
2007 hasilnya melebihi 1 (>1) sedangkan penerimaan masing-masing pajak tersebut pada
60
tahun 2007 dibagi dengan rata-rata pajaknya pada tahun 2007 kurang dari 1 (< 1),
sehingga berdasarkan pemetaan ketiganya digolongkan berkembang.
Pajak hotel, hiburan, reklame dikatakan terkebelakang karena baik penerimaan
pajak pada tahun 2007 dibagi rata-rata penerimaan tahun 2007 dan juga tembahan per
jenis pajak 2007 dibagi dengan tambahan penerimaan pajak 2007, dua-duanya kurang
dari 1. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah Kota Kupang. Untuk pajak hotel,
hiburan dan reklame yang dikategorikan terbelakang masih harus mendapat perhatian
lebih dari Pemerintah Kota Kupang, misalnya saja di Kota Kupang masih banyak
iklan/reklame yang dipasang tanpa izin dari Pemerintah Kota Kupang. Oleh karena itu
Pemerintah Kota Kupang perlu melakukan peninjauan kembali atas penetapan pajak,
sistem pemungutan serta Peraturan Daerah yang mengatur tentang pajak-pajak tersebut,
terutama untuk pajak-pajak yang diketegorikan terbelakang.
b. Potensi Pajak Daerah Tahun 2008
Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 4) maka jenis-jenis pajak daerah tersebut
dipetakan sebagai berikut:
61
Tabel IV.4. Matriks potensi pajak Daerah Tahun 2008
PROPORSI
PROPORSI
Yi 1
Yi < 1
Yi 1
Y
PRIMA :
-
BERKEMBANG :
- Pajak hotel - Pajak restoran - Pajak hiburan - Pajak reklame
Yi < 1
Y
POTENSIAL :
- Pajak penerangan jalan
TERBELAKANG :
- Pajak pengambilan bahan galian golongan C
- Pajak parkir
Dari matriks diatas diketahui bahwa pada tahun 2008 tidak ada jenis pajak di Kota
Kupang yang tergolong prima. Pajak penerangan jalan yang pada tahun 2007
dikategorikan prima pada tahun 2008, pajak tersebut masuk kategori potensial karena
berdasarkan pemetaan matriks penerimaan pajaknya pada tahun 2008 dibagi rata-rata
pajaknya pada tahun 2008 hasilnya lebih dari 1 (>1), sedangkan tambahan per jenis pajak
dibagi total pajaknya hasilnya kurang dari 1 (
62
1 (> 1) yaitu masing masing hotel 1,7, restoran 6,6, hiburan 2,1 dan reklame 2,5
sedangkan penerimana pajaknya tahun 2008 dibagi dengan rata-rata pajak tahun 2008
hasilnya kurang dari 1 (< 1).
Pajak pengambilan bahan galian golongan C dan pajak parkir pada tahun 2008
justru mengalami kemunduran menjadi terbelakang karena berdasarkan pemetaan
tambahan per jenis pajak dibagi dengan total penerimaan pajak dan penerimaan masing-
masing pajak dibagi dengan rata-rata pajak dua-duanya memperoleh hasilnya kurang dari
1 (< 1). Menurunnya pajak pengambilan bahan galian golongan C menjadi kategori
terbelakang , hal ini disebabkan karena penurunan realisasi pada tahun 2008, dimana
dalam pengerjaan proyek kali dendeng pada tahun 2008, ada pengambilan bahan galian
golongan C yang pajaknya belum dibayar dengan nilai yang cukup besar.
2. Potensi Retribusi Daerah
Berdasarkan data realisasi retribusi daerah tahun 2006-2008 (lihat lampiran 5),
terlihat bahwa realisasi retribusi tahun 2006 mencapai Rp6.228.427.868,00 untuk tahun
2007 sebesar Rp7.593.047.533,00 sedangkan untuk tahun 2008 sebesar
Rp8.898.181.422,00. Dari total pendapatan Retribusi Daerah selama tiga tahun terakhir
mangalami peningkatan yaitu pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebanyak
Rp.1.364.619.665,00 dari tahun 2006, sedangkan pada tahun 2008 juga mengalami
kenaikan sejumlah Rp.1.305.133.889,00 dari tahun 2007. Dari data diatas maka akan
dihitung sehingga dapat dipetakan kedalam matriks potensi Pendapatan Asli Daerah
(perhitungan lihat lampiran 5).
63
a. Potensi Retribusi Daerah Tahun 2007
Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 5) maka jenis-jenis retribusi daerah
tersebut dipetakan sebagai berikut:
Tabel IV.5. Matriks Potensi retribusi Daerah Tahun 2007
PROPORSI
PROPORSI
Yi 1
Yi < 1
Yi 1
Y
PRIMA :
- Ret penggandaan biaya cetak KTP
- Ret izin mendirikan bangunan
BERKEMBANG :
- Ret parkir tepi jalan umum - Ret izin penggunaan tanah - Ret izin usaha sarana kesehatan
hewan - Ret izin penyimpanan dan penjualan
BB Migas - Ret penyedotan kakus - Ret tempat rekreasi dan olah raga - Ret izin trayek
Yi < 1
Y
POTENSIAL :
- Ret Pelayanan kesehatan - Ret penngujian kendaraan
bermotor - Ret PHB/Askes - Ret terminal - Ret tempat penjualan
minuman beralkohol - Retribusi izin gangguan
TERBELAKANG :
- Ret kebersihan / sampah - Ret pelayanan pemakaman - Ret alat mesin pertanian - Ret jasa pel kesehatan hewan - Ret izin usaha jasa konstruksi - Ret izin pengolahan air bawah tanah - Ret parkir ditempat khusus - Ret rumah potong hewan - Ret izin usaha perikanan
Dengan melihat matriks diatas pada tahun 2007, retribusi daerah yang tergolong
prima adalah retribusi pengadaan KTP dan retribusi izin mendirikan bangunan sedangkan
yang lainnya termasuk dalam kategori berkembang, potensial dan terbelakang. Retribusi
izin KTP dan IMB ini dikategorikan prima karena berdasarkan perhitungan pembagian
penerimaan retribusi dibagi dengan rata-rata retribusi tahun 2007 dan perhitungan
64
pembagian tambahan penerimaan per jenis dibagi dengan penerimaan total hasilnya
melebihi 1 (> 1).
Penerimaan retribusi pengadaan KTP yang tergolong baik menunjukkan bahwa
adanya kesadaran masyarakat untuk mengurus administrasi kependudukan dibarengi
dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang selalu meningkat, dan dengan adanya
peningkatan penerimaan retribusi IMB menunjukkan bahwa adanya peningkatan
pembangunan diberbagai sektor di Kota Kupang.
Retribusi parkir di tepi jalan umum, izin penggunaan tanah, izin usaha sarana
kesehatan hewan, izin penyimpanan dan penjualan BB Migas, penyedotan kakus,
rekreasi dan olah raga, dan izin trayek dikategorikan berkembang karena berdasarkan
matriks tambahan per jenis retribusi dibagi dengan total penerimaan retibusi hasilnya
lebih besar 1 (> 1) sedangkan penerimaan retribusinya pada tahun 2007 dibagi dengan
rata-rata retribusi tahun 2007 hasilnya kurang dari 1 (< 1).
Retribusi pelayanan kesehatan, pengujian kendaraan bermotor, PHB/askes,
terminal, penjualan minuman beralkohol dan izin ganguan dikategorikan potensial karena
berdasarkan pemetaan matriks penerimaan retribusi pada tahun 2007 dibagi rata-rata
retribusi hasilnya lebih dari 1 (>1), sedangkan tambahan per jenis retribusi dibagi total
retribusi hasilnya kurang dari 1 (
65
tergolong terbelakang karena berdasarkan pemetaan, tambahan per jenis retribusi dibagi
dengan total penerimaan retribusi dan pembagian penerimaan masing-masing retribusi
dengan rata-rata retribusi keduanya memperoleh hasilnya kurang dari 1 (< 1).
b. Potensi Retribusi Daerah Tahun 2008
Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 5) maka jenis-jenis retribusi daerah tersebut
dipetakan sebagai berikut:
Tabel IV.6. Matriks Potensi Retribusi Daerah Tahun 2008
PROPORSI
PROPORSI
Yi 1
Yi < 1
Yi 1
Y
PRIMA : - Ret kebersihan / sampah - Ret penggandaan biaya
cetak KTP - Ret penngujian kendaraan
bermotor - Ret PHB/Askes - Ret tempat penjualan
minuman beralkohol
BERKEMBANG : - Ret izin usaha jasa konstruksi - Ret izin pengolahan air bawah
tanah - Ret parkir ditempat khusus - Ret penyedotan kakus - Ret tempat rekreasi dan olah
raga
Yi < 1
Y
POTENSIAL : - Ret Pelayanan kesehatan - Ret terminal - Ret penjualan produksi
usaha daerah (UPTD) - Ret izin mendirikan
bangunan - Retribusi izin gangguan
TERBELAKANG : - Ret pelayanan pemakaman - Ret parkir tepi jalan umum - Ret izin penggunaan tanah - Ret alat mesin pertanian - Ret izin usaha sarana kesehatan
hewan - Ret jasa pel kesehatan hewan - Ret rumah potong hewan - Ret izin trayek - Ret izin usaha perikanan
Berdasarkan matriks retribusi tahun 2008 terlihat bahwa retribusi yang tergolong
prima adalah retribusi kebersihan, pengadaan KTP, pengujian kendaraan bermotor,
66
PHB/Askes, dan izin penjualan minuman beralkohol karena retribusi izin KTP dan IMB
ini dikategorikan prima karena berdasarkan perhitungan pembagian penerimaan
retribusi dibagi dengan rata-rata retribusi tahun 2008 dan perhitungan pembagian
tambahan penerimaan per jenis dengan penerimaan total hasilnya melebihi 1 (> 1).
Retribusi-retribusi yang tergolong prima diatas berdasarkan data perkembangan
(lihat lampiran 6), baik itu perkembangan penduduk maupun perkembangan
pembangunan yang terjadi di Kota Kupang sampai dengan tahun 2008 sangat
mempengaruhi peningkatan penerimaan retribusi-retribusi tersebut, misalnya saja untuk
retribusi biaya cetak KTP hal ini di sebabkan karena adanya peningkatan jumlah
penduduk yang sampai dengan tahun 2008 berjumlah 282.035 jiwa. Untuk itu pemerintah
berkewajiban untuk tetap bahkan meningkatkan upaya dalam perolehan retribusi-retribusi
tersebutdi atas, hal yang sangat penting dan berpengaruh adalah kesadaran masyarakat
Kota Kupang sendiri sebagai wajib retribusi. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tersebut maka Pemerintah Kota Kupang harus terus melakukan sosialisasi kepada
masyarakat.
Retribusi yang tergolong berkembang pada tahun 2008 adalah retribusi izin usaha
jasa konstruksi, izin pengolahan air bawah tanah, parkir tempat khusus, penyedotan
kakus, tempat rekreasi dan olah raga karena berdasarkan matriks tambahan per jenis
retribusi dibagi dengan total penerimaan retibusi hasilnya lebih besar 1 (> 1) sedangkan
p