Upload
phamanh
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANALISIS KOORDINASI OVERCURRENT RELAY MENGGUNAKAN
SOFTWARE ETAP 12.6.0 & ISA-TDMS 6.5.1
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Oleh:
GALIH DWI SUSANTO
D 400 140 022
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS KOORDINASI OVERCURRENT RELAY MENGGUNAKAN
SOFTWARE ETAP 12.6.0 & ISA-TDMS 6.5.1
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
GALIH DWI SUSANTO
D 400 140 022
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
UMAR, S.T, M.T
NIK.731
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS KOORDINASI OVERCURRENT RELAY MENGGUNAKAN
SOFTWARE ETAP 12.6.0 & ISA-TDMS 6.5.1
OLEH
GALIH DWI SUSANTO
D 400 140 022
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari kamis, 11 Januari 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Umar, S.T, M.T (……………)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Ir. Jatmiko, S.T, M.T (……………)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Agus Supardi, S.T, M.T (…………….)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Ir. Sri Sunarjono, M.T, Ph. D
NIK. 628
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali
secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya
pertanggungjawabkan sepenuhnya.
.
Surakarta, 28 Desember 2017
Penulis
GALIH DWI SUSANTO
D 400 140 022
1
ANALISIS KOORDINASI OVERCURRENT RELAY MENGGUNAKAN
SOFTWARE ETAP 12.6.0 & ISA-TDMS 6.5.1
Abstrak
Listrik merupakan suatu kebutuhan pokok manusia diera modern. Dalam pendistribusian
energi listrik dari pembangkit hingga konsumen tidak lepas dari adanya gangguan yang
disebabkan oleh banyak faktor maka dibutuhkan peralatan-peralatan sistem proteksi.
Salah satu peralatan sistem proteksi yang terpasang pada transformator adalah Over
Current Relay (OCR) yaitu relay yang digunakan untuk mendeteksi gangguan minimum
2 fasa. Setting relay OCR perlu diperhatikan koordinasi waktu kerja rele terhadap
besarnya arus gangguan yang diterima, bertujuan untuk melepaskan gangguan dari
sistem pada daerah yang terganggu saja agar dapat selektif. Metode yang digunakan
dalam melakukan setting relay pada gardu induk 150kV palur yaitu mencari data
parameter trafo serta data setting relay berdasarkan panduan kesepakatan bersama
pengelolaan sistem proteksi trafo-penyulang 20kV tahun 2016 pada PT PLN (Persero),
kemudian disimulasikan menggunakan software ETAP 12.6.0 & ISA TDMS 6.5.1
dengan tujuan untuk mengetahui koordinasi waktu kerja antara sisi penyulang 20kV,
incoming 20kV, maupun sisi 150kV. Hasil simulasi yang didapatkan yaitu ketika terjadi
gangguan pada penyulang sebesar 2396A relay bekerja dengan waktu 1,18s pada
penyulang 20kV, sedangkan pada incoming 20kV waktu kerja relay 12,4s, dan pada sisi
150kV relay bekerja dengan waktu 17,2s.
Kata Kunci: ETAP 12.6.0, ISA-TDMS 6.5.1, Koordinasi, Gardu Induk, Relay Arus
Lebih
Abstract
Electricity is a basic human need in modern era. In the distribution of electrical energy
from the power plant is inseparable from the existence of disturbances caused by many
factors then required protection system equipment. One of the protection system
equipment installed on the transformer is the Over Current Relay (OCR) which is the
relay used for the upper 2 phase minimum disturbance. OCR relay settings need to be
considered the time required, so as not to be disturbed from the system in the disturbed
area just to be selective. The method used in setting relay at 150kV substation is to find
transformer parameter data and relay data arrangement based on system guide along with
20kV 20kV transformer protection in 2016 at PT PLN (Persero), then simulated using
ETAP 12.6.0 & ISA TDMS 6.5.1 to know the coordination of working time between the
20kV feeder side, 20kV entry, or 150kV side. The result of the simulation that happened
when the disturbance occurred on the repeater of 2396A rele worked with time 1.18s on
20kV repeater, while at incoming 20kV working time of 12,4s relay, and at 150kV side
relay work with time 17,2s.
Keywords: ETAP 12.6.0, ISA-TDMS 6.5.1, Coordinate, Substation, Overcurrent Relay
2
1. PENDAHULUAN
Sistem proteksi merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam sistem tenaga listrik, karena
sistem tenaga listrik tidak bisa lepas dari adanya gangguan. Jenis gangguan sendiri yaitu karena
adanya arus hubung singkat yang menyebabkan arus yang mengalir cukup besar dan gangguan
karena putusnya penghantar. Dilihat dari akibat yang ditimbulkannya adanya suatu gangguan,
hubung singkat memerlukan perhatian yang jauh lebih besar daripada rangkaian terbuka (stevenson,
1993). Sehingga dalam menghilangkan gangguan hubung singkat yang cepat serta dapat selektif
dalam melepaskan gangguan dalam sistem tenaga listrik diperlukan kerja yang benar dalam sistem
perlindungannya. Terdapat banyak jenis relay proteksi didalam sistem tenaga listrik, sehingga dalam
kerjanya relay proteksi perlu dikoordinasikan dengan baik antara relay satu dengan yang lainnya
agar kehandalan sistem tetap terjamin. Bagian terpenting dalam mendesain perlindungan perlu
dipertimbangkan seperti jenis relay, ukuran pemutus arus, dan sekering (Zellagui, dkk., 2015).
Misalkan pada transformator terdapat proteksi cadangan yaitu relay arus lebih dengan waktu
bertingkat dan proteksi utama yaitu relay differensial. Relay proteksi utama harus beroperasi di
dalam periode waktu yang telah ditentukan, jika terjadi kegagalan relay primer, relay berikutnya
disebut back-up perlindungan harus bereaksi setelah penundaan yang ditentukan (choden, dkk.,
2017). Jika gangguan tidak lepas pada waktunya, hal tersebut menyebabkan hilangnya stabilitas,
kerusakan peralatan sistem dan pemadaman listrik jaringan (Kheirollahi., Namdari., 2014).
Badan usaha milik Negara Indonesia yaitu PT PLN (Persero) terus berupaya menyediakan
energi listrik yang handal dan berkualitas maka diperlukan pemeliharaan peralatan sistem. Peralatan
dari sistem tenaga listrik sebagian besar memerlukan pembebasan tegangan yang berarti bahwa
peralatan yang dipelihara harus dikeluarkan dari operasi, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan penyediaan daya dari sistem tenaga listrik (D. Marsudi, 2015). Oleh karena itu, perlu
dikoordinir jadwal pemeliharaan sistem tenaga listrik satu daerah dengan daerah yang lainnya sesuai
jadwal. Pemeliharaan pada gardu induk 150 kV palur basecamp jajar dilakukan tiap 2 tahun oleh PT
PLN (Persero) agar dapat dipertahankan keandalan sistem.
Berdasarkan uraian diatas, tugas akhir ini melakukan analisa koordinasi dari nilai setting
overcurrent relay dengan data setting relay pada gardu induk 150 kV palur tersebut. Overcurrent
Relay adalah relay proteksi dimana relay bekerja saat besarnya arus melebihi tingkat pick up (uma,
onwuka, 2014). Tujuan analisa ini adalah untuk mendapatkan waktu seberapa cepat kerja relay
tersebut ketika mendapatkan besarnya arus gangguan yang ia terima melebihi setting relay
menggunakan simulasi ETAP 12.6.0 dan ISA-TDMS 6.5.1 dan sebagai dasar pengetahuan untuk
pengujian kualitas kerja dari perangkat relay tersebut.
3
2. METODE
2.1 Rancangan Penelitian
Penyusunan tugas akhir ini didasarkan pada beberapa metode sebagai berikut:
1) Studi Literatur
Studi literatur dilakukan sebagai dasar teori dalam melakukan penelitian berdasarkan tentang
tema yang diambil. Studi literatur yang digunakan meliputi buku, artikel, serta naskah publikasi
yang berhubungan dengan tema sebagai bahan referensi analisa.
2)Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan di PT PLN (Persero) BASECAMP JAJAR, SURAKARTA untuk
dijadikan sebagai bahan analisa pada penulisan tugas akhir ini.
3)Pengujian
Pengujian dilakukan untuk menguji nilai setting relay berdasarkan data yang diperoleh untuk
mengetahui waktu kerja terhadap arus gangguan yang dirasakan oleh relay. Menggunakan
software ISA-TDMS 6.5.1 & software ETAP 12.6.0.
4)Analisa Data
Data-data yang diperoleh berdasarkan simulasi ETAP 12.6.0 maupun pengujian dengan software
ISA-TDMS 6.5.2 kemudian dianalisa dengan perhitungan dan analisa koordinasi relay penyulang
20kV, incoming 20kV dan sisi 150kV.
5)Penyusunan Laporan
Pembuatan laporan sebagai dokumen hasil penelitian yang telah dilakukan.
2.2 Peralatan Pendukung Penelitian
Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1)Laptop
2) Software ISA-TDMS (Test and Data Management System) digunakan untuk mendapatkan hasil
waktu kerja overcurrent relay terhadap arus gangguan yang diterima dengan nilai arus setting dan
waktu setting ocr yang telah ditentukan.
3) Software ETAP 12.6.0 digunakan untuk simulasi koordinasi kerja relay OCR dan PMT pada sisi
penyulang 20 kV, incoming 20 kV, dan sisi 150 kV.
4
2.3 Gambar Single Line Trafo III 60 MVA Palur
Gambar 1. Single Line Diagram Gardu Induk 150 kV Palur Trafo III
2.4 Diagram Alir Penelitian
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
5
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sistem Kerja Relay
Relay arus lebih berfungsi sebagai relay cadangan untuk mengamankan trafo dari kerusakan akibat
gangguan luar. Karena gangguan luar tidak dapat diisolasi oleh proteksi utama maka perlu dipasang
relay lain jika dibiarkan akan berakibat beban lebih pada trafo yang akan menyebabkan pemanasan
berlebih (overheating) sehingga digunakan over current relay. Berikut adalah skema koordinasi
relay arus lebih dengan waktu tunda :
Gambar diatas adalah skema area pengaman oleh relay arus lebih, dalam pengaturan relay tersebut
perlu diperhatikan arus dan waktu kerjanya. Relay pada sisi penyulang harus bekerja lebih cepat
daripada sisi incoming sedangkan sisi incoming harus lebih cepat daripada sisi 150 kV. Berdasarkan
data PT PLN (Persero) terdapat kesepakatan bersama dari direksi tentang setting waktu kerja relay
yaitu untuk sisi penyulang 0,5s, sisi incoming 20 kV 1s, sisi 150 kV 1,5s.
3.2 Data Diambil Dari PT PLN (Persero) Trans-JBT Gardu Induk 150 kV Palur Pada Trafo 3
Kapasitas : 60 MVA
XT : 12,32 %
Jenis Relay : Areva Micom P122
Kurva : Standard Inverse
Tabel 1. Data Setting OCR Trafo 3 60 MVA Palur
No Keterangan 150 kV Incoming 20 Kv Penyulang 20 Kv
1 Arus Setting Relay 0,92*In Relay 0,832*In Relay 0,6*In Relay
1 Time Multiple Setting 0,36 s 0,25 s 0,275
2 Trafo CT 300/1 2500/1 800/5
3 Arus nominal Relay 1 A 1 A 5 A
4 Arus Highsetting 1 10*In 2,75*In 4,3*In
A = OCR sisi 150 kV
B = OCR sisi incoming 20
C = OCR sisi Penyulang 20 kV
Gambar 3. Daerah Pengaman OCR
6
5 Time Highsetting 1 0.00 s 0,6s 0,3s
6 K faktor 0,14 0,14 0,14
7 α faktor 0,02 0,02 0,02
Berdasarkan data yang diketahui maka didapatkan hasil analisa perhitungan sebagai berikut:
Arus Nominal Trafo :
In Trafo = Ket: (1)
In = Arus Nominal Trafo
In Trafo 150 kV = = 230,9 A
Berdasarkan data diatas Arus Setting Relay sebagai contoh arus setting pada Penyulang
20 kV :
Ket:
I set= Arus setting pada OCR
3.3 Analisa Kerja Relay
3.3.1 Simulasi Menggunakan ETAP 12.6.0
Gambar 4. Simulasi Koordinasi Proteksi OCR software ETAP 12.6.0
(2) I set =Rasio CT
120% * In
= 0,92 A (sekunder CT) I set =120% * 230,9
300/1
I set = 0,92 * 300 = 276 A (primer CT)
√3 * 150
60000
√3 * V
S
7
Simulasi koordinasi Over Current Relay menggunakan software ETAP 12.6.0 pada gambar diatas
dengan memasukkan nilai-nilai setting OCR baik arus setting maupun time multiple setting serta
trafo CT masing-masing OCR sisi penyulang, incoming 20 kV, maupun sisi 150 kV untuk
memproteksi sistem tenaga listrik tersebut. Maka berdasarkan simulasi tersebut dihasilkan koordinasi
proteksi dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 5. Grafik kerja OCR terhadap arus gangguan pada penyulang
Grafik diatas menunjukkan terjadi gangguan pada sisi penyulang sebesar 2,396 kA, maka relay akan
bekerja dengan waktu 1,18s. Apabila penyulang terjadi kegagalan kerja, maka sisi incoming akan
bekerja ketika arus 2,396 kA dengan waktu 12,4s. Sedangkan sisi incoming mengalami kegagalan
kerja maka sisi 150 kV akan bekerja dengan arus 0,319 kA dengan waktu 17,2s. Analisa perhitungan
sebagai contoh pada sisi 150 kV, pada simulasi ETAP 12.6.0 gangguan yang terjadi pada sisi
penyulang 2396 A.
Maka besarnya gangguan pada sisi 150 kV :
Ket:
Vp = Tegangan primer Trafo
Vs = Tegangan Sekunder Trafo
Ip = Arus primer Trafo
Is = Arus Sekunder Trafo
(3) Ip
Vp
Vs
Is =
150
20
2,396
Ip = Ip = 0,319
kA
8
Waktu Kerja Relay 150 kV :
(Standard Invers)
Ket:
t = Waktu kerja relay (s)
TMS = Waktu setting relay OCR (s)
If = Arus gangguan (A)
Is = Arus Setting OCR (A)
3.3.2 Simulasi menggunakan ISA-TDMS 6.5.1
Tabel 2. Hasil Percobaan pada ISA-TDMS 6.5.1
No Penyulang 20 kV Incoming 20 Kv 150 kV
Ir (A) If (A) T (s) Ir (A) If (A) T (s) Ir (A) If (A) T (s)
1 3 480 23,2 0,924 2310 16,67 0,94 282 117,2
2 3,5 560 12,4 1,024 2560 8,411 1,04 312 20,53
3 4 640 6,67 1,124 2810 5,8 1,14 342 11,73
4 4,5 720 4,72 1,224 3060 4,516 1,24 372 8,417
5 5 800 3,74 1,324 3310 3,749 1,34 402 6,676
6 5,5 880 3,15 1,424 3560 3,239 1,44 432 5,6
7 6 960 2,75 1,524 3810 2,874 1,54 462 4,866
8 7 1120 2,25 1,624 4060 2,599 1,64 492 4,334
9 8 1280 1,94 1,724 4310 2,385 1,74 522 3,929
10 9 1440 1,73 1,824 4560 2,212 1,84 552 3,61
11 10 1600 1,58 1,924 4810 2,07 1,94 582 3,353
12 11 1760 1,46 2,024 5060 1,951 2,04 612 3,139
13 12 1920 1,36 2,124 5310 1,85 2,14 642 2,96
14 13 2080 1,29 2,224 5560 1,762 2,24 672 2,807
15 14 2240 1,23 2,324 5810 1,686 2,34 702 2,674
16 14,5 2320 1,20 2,424 6060 1,619 2,44 732 2,558
17 15 2400 1,17 2,524 6310 1,559 2,54 762 2,456
18 16 2560 1,13 2,624 6560 1,506 2,64 792 2,365
(4) x TMS -1
0,02
0,14
(If/Is) t =
x 0,36 - 1
0,02 (319/276)
0,14 t =
t = 17,3 s
9
19 17 2720 1,09 2,724 6810 1,458 2,74 822 2,284
20 17,5 2800 1,07 2,824 7060 0,6 2,84 852 0,001
21 18 2880 1,05 2,924 7310 0,6 2,94 882 0,001
22 18,5 2960 1,04 3,024 7560 0,6 3,04 912 0,001
23 19 3040 1,02 3,124 7810 0,6 3,14 942 0,001
24 19,5 3120 1,01 3,224 8060 0,6 3,24 972 0,001
25 20 3200 0,99 3,324 8310 0,6 3,34 1002 0,001
26 20,5 3280 0,98 3,424 8560 0,6 3,44 1032 0,001
27 21 3360 0,97 3,524 8810 0,4 3,54 1062 0,001
28 21,5 3440 0,3 3,624 9060 0,4 3,64 1092 0,001
Berdasarkan hasil simulasi software ISA TDMS versi 6.5.1 didapatkan nilai waktu kerja dan arus
yang dibaca relay pada sisi penyulang 20 kV yaitu 3A dengan waktu 23,2 s (pada gangguan 480 A)
dan setting highset (setting definite time) aktif ketika relay membaca arus sebesar 21,5 A (pada
gangguan 3440 A) maka relay akan bekerja seketika dengan waktu 0,3s. Sedangkan pada sisi
incoming 20 kV, arus yang dibaca relay 0,924 A (pada gangguan 2310 A) dengan waktu 16,67 s dan
setting highset 1 (setting definite time) aktif ketika relay membaca arus sebesar 2,824 A (pada
gangguan 7060 A) maka relay akan bekerja seketika dengan waktu 0,6 s, sedangkan highsett 2
(setting definite time) aktif ketika relay membaca arus sebesar 3,524 A (pada gangguan 8810 A)
maka relay akan bekerja seketika dengan waktu 0,4 s. Kemudian pada sisi 150 kV, arus yang dibaca
relay 0,94 A (pada gangguan 282 A) dengan waktu 117,2 s dan setting highset 1 (setting definite
time) aktif ketika relay membaca arus sebesar 2,84 A (pada gangguan 852 A) maka relay akan
bekerja seketika dengan waktu 0,001s.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada tugas akhir ini dengan pengambilan data pada
gardu induk 150 kV palur yaitu :
1)Koordinasi waktu kerja relay menggunakan metode grafik standard inverse serta definite time.
2) Definite time digunakan untuk setting highsett 1 dan setting highsett 2. Setting highsett 1 maupun
highsett 2 melihat aspek ketahanan trafo pemutusan gangguan harus dipercepat. Berdasarkan
buku pedoman kesepakatan bersama pengelolaan sistem proteksi trafo-penyulang 20 kV milik PT
PLN (Persero) disepakati parameter setting highsett 1 incoming 4*In dengan waktu 0,6s, highsett
2 incoming 5*In dengan waktu 0,4s. Pada penyulang highsett 1 2*In trafo (60 MVA) dengan
waktu 0,3s dan highsett 2 4,8*In dengan waktu 0s.
10
3) Hasil simulasi tersebut dapat digunakan untuk membandingkan dengan pengujian fisik dari relay
OCR apakah masih bagus atau perlu ada penggantian relay OCR yang baru.
PERSANTUNAN
Syukur alhamdulilah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada
kepada nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya serta penegak sunnah-Nya sampai
kelak akhir zaman. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan tugas akhir ini terutama
kepada kedua orang tua selalu mendo’akan dan memberi motivasi, dan bapak Umar, S.T, M.T selaku
pembimbing tugas akhir ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Rahman
B, dan mas Ari selaku pembimbing kerja praktek serta teman kelompok kerja praktek antara lain
Dyah Sekar Arum & Muhammad Ardan Ramadhani di PT PLN(Persero) Trans-JBT APP Salatiga
Basecamp Surakarta, serta teman-teman angkatan 2014 teknik elektro Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Intan Meidy Astuti yang selalu
memotivasi, mendukung serta membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
DAFTAR PUSTAKA
Marsudi, Djiteng. 2015. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Artono Arismunandar, Sususmu Kuwahara. 1993. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik. Jakarta:
Pradnya Paramita.
William D. Stevenson, Kamal Idris. 1993. Analisis Sistem Tenaga Listrik, Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga.
PT PLN. 2016. Kesepakatan Bersama Pengelolaan Sistem Proteksi Trafo-Penyulang 20kV. Jawa
Tengah: PT PLN.
Karyana. 2013. Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa Bali.
Jakarta: PT PLN.
Choden, Rinzin., Sither, Tshewang., Namgyel, Tashi. 2017. Overcurrent Relay Coordination In
Distribution System (A Case Study On Phuentsholing Low Voltage Distribution Network).
Puentsholing: College Of Science And Technology.
Kheirollahi, Reza., Namdari, Farhad. 2014. Optimal Coordination of Overcurrent Relays Based on
Modified Bat Optimization Algorithm. Lorestan: Lorestan University.
Zellagui, Mohamed., Benabid, Rabah., dkk. 2015. Optimal Overcurrent Relays Coordination in the
Presence Multi TCSC on Power Systems Using BBO Algorithm. Algeria: MECS.
11
Uma, Uma U., Onwuka, I.K. 2014. Overcurrent Relay Setting Model for Effective Substation Relay
Coordination. Nigeria: IOSR Journal of Engineering (IOSRJEN)