23
Disusun Oleh: Ahmad Almuhajir, Debby Coralia Toni Jurusan Akuntansi, Semester IV Kelas A, Universitas Khairun Ternate ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK 2 0 1 4 – 2 0 1 5

Analisis Laporan Keuangan Sektor Publik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh Analisa lap. keu sektor publik... masih banyak kesalahan!!!

Citation preview

  • Disusun Oleh: Ahmad Almuhajir, Debby Coralia Toni

    Jurusan Akuntansi, Semester IV Kelas A, Universitas Khairun Ternate

    ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

    2 0 1 4 2 0 1 5

  • 1

    Daftar Isi. BAB I Pendahuluan. ........................................................................................................................................................2

    1.1. Latar Belakang. .......................................................................................................................................................2

    1.2. Maksud dan Tujuan. ............................................................................................................................................2

    1.3. Permasalahan. .........................................................................................................................................................2

    1.4. Pengertian-Pengertian. ......................................................................................................................................2

    BAB II Kajian Teori...........................................................................................................................................................3

    2.1. Pengertian.................................................................................................................................................................3

    2.2. Konsep dan Teori. .................................................................................................................................................4

    2.3. Hasil Penelitian Terdahulu. ...............................................................................................................................5

    2.4. Kerangka Pemikiran. ............................................................................................................................................7

    BAB III Pembahasan. ......................................................................................................................................................8

    3.1. Gambaran Umum..................................................................................................................................................8

    3.2. Pembahasan. ...........................................................................................................................................................8

    KOMPONEN KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK ....................................................8

    TUJUAN DAN FUNGSI LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK ......................................................... 11

    TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT SFAC NO 4......................................................................... 14

    PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN KEPENTINGANNYA .............................. 15

    HAK DAN KEBUTUHAN PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN .................................................................... 17

    LUAS PENGUNGKAPAN (DISCLOSURE) YANG DIPERLUKAN ............................................................... 18

    ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK..................................................................................... 18

    PERBEDAAN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DENGAN SEKTOR SWASTA .................. 20

    BAB IV Penutup. ............................................................................................................................................................ 21

    4.1. Kesimpulan ............................................................................................................................................................ 21

    4.2. Saran......................................................................................................................................................................... 21

    Daftar Pustaka. .................................................................................................................................................................. 22

  • 2

    BAB I Pendahuluan. 1.1. Latar Belakang.

    Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode

    akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

    Oleh karena itu diperlukan analisis laporan keuangan dilakukan untuk beberapa alasan, salah

    satunya adalah untuk mengkaji lebih dalam sekaligus mengukur kinerja dari suatu entitas,

    termasuk sektor publik (pemerintah).

    1.2. Maksud dan Tujuan.

    Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini adalah selain untuk memenuhi tuntutan tugas dari

    mata kuliah Akuntansi Sektor Publik, juga untuk memperdalam pemahaman mengenai

    laporan keuangan pada sektor publik (pemerintah) yang cukup berbeda daripada laporan

    keuangan perusahaan swasta.

    1.3. Permasalahan.

    Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

    1. Pengertian analisis, laporan keuangan, sektor publik, dan keseluruhannya.

    2. Hambatan-hambatan penyusunan laporan keuangan sektor publik.

    3. Komponen laporan keuangan sektor publik.

    4. Tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik.

    5. Pemakai laporan keuangan sektor publik dan kepentingannya.

    6. Hak dan kebutuhan pemakai.

    7. Luas pengungkapan yang diperlukan.

    8. Indikator analisis laporan keuangan sektor publik.

    1.4. Pengertian-Pengertian.

    Analisis: penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui

    keadaan yang sebenarnya.

    Laporan keuangan: catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode

    akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

    Sektor Publik: suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang dan

    jasa untuk memenuhi kebutuhan dan hak publik.

    Analisis Laporan Keuangan: aplikasi dari berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan

    data keuangan untuk memperoleh ukuran ukuran dan hubungan hubungan yang berarti

    dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

  • 3

    BAB II Kajian Teori. 2.1. Pengertian.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

    (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab,

    duduk perkaranya, dsb); atau penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

    penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yg

    tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

    Sedangkan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada

    suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

    tersebut. Menurut Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis mengatakan laporan

    keuangan itu adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu

    perusahaan. Kedua daftar itu berupa neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar

    pendapatan atau rugi-laba. Namun, dewasa ini sudah menjadi kebiasaan bagi perusahaan

    untuk menambah daftar ketiga, yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan

    (Munawir, 1992:5). Laporan keuanganpada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan

    akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi

    perusahaan.

    Menurut Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan menyatakan bahwa laporan

    keuangan adalah bersifat historis dan menyeluruh sebagai suatu laporan kemajuan (progress

    report). Selain itu, dikatakan bahwa laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan

    hasil dari suatu kombinasi antara fakta-fakta yang telah dicatat (recorded fact), prinsip-prinsip,

    dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accountung convention and postulate), serta

    pendapat pribadi (personal judgement).

    Zaki Baridwan menyatakan bahwa Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu

    proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan, dan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

    selama satu tahun buku yang bersangkutan. Kemudian, pengertian di dalam standar akuntansi

    keuangan, Laporan keuangan adalah merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dan

    laporan keuangan lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

    posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti sebagai laporan arus kas),

    catatan, laporan keuangan lain, dan materi penjelasan yang bagian integral dari laporan

    keuangan.

    Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik sering didefinisikan sebagai suatu entitas

    yang aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi

    kebutuhan dan hak publik.

    Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen. Kompleksitas sektor

    publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan pengendalian

    manajemen lebih bervariasi. Demikian juga bagi stekeholder sektor publik, mereka

    membutuhkan informasi yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk pengambilan

  • 4

    keputusan. Tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi

    baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal.

    Dari pengertian-pengertian diatas, dapat dirangkum bahwa analisis laporan keuangan sektor

    publik adalah penyelidikan atau penguraian catatan informasi keuangan suatu entitas yang

    aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

    dan hak publik.

    2.2. Konsep dan Teori.

    Suatu teori perlu didukung dari berbagai riset yang didalamnya terdapat hipotesa-hipotesa

    yang di uji kebenaranya. Teori memiliki 3 karakteristik, yaitu:

    a. Kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada ( the ability

    to explain)

    b. Kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict)

    c. Kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena).

    Suatu disiplin ilmu dapat di klasifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu : ilmu murni atau

    abstrak (abstract sciences), ilmu deskriptif (general descriptive sciences), ilmu derivative(special

    derivative sciences), ilmu sipnotis (synoptic sciences), dan ilmu terapan (appliend sciences).

    Untuk menghasilkan laporan keuangan sector public yang relevan dan dapat di andalkan

    terdapat beberapa kendala yang dihadapi akutansi sector public. Hambatan tersebut adalah :

    Obyektivitas

    Obyektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan yang relevan.

    Sering kali terjadi masalah obyektivitas laporan kinerja disebabkan oleh adanya benturan

    kepentingan antara kepentingan manajemen dengan kepentingan stakeholder. Masalah

    obyektifitas juga dapat dijelaskan melalui teori kontrak, menajemen menggunakan variable

    artivisial misalnya denganpemilihan teknik akutansi yang bisa menujukkan kinerja yang lebih

    baik dan menggunakan variabel rill (transaksional) yang dilakukan dengan cara melakukan

    manipulasi transaksi. Oleh karena itu, teknik akutansi yang di gunakan manajemen harus

    memiliki derejat obyektivitas yang dapat diterima semua pihak yang menjadi stakeholder.

    Konsistensi

    Konsistensi mngacu pada penggunaaan metode atau teknik akutansi yang sama untuk

    menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu secara berturut

    turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat di bandingakan kinerjannya dari tahun

    ketahun.

    Daya banding

    Kendala daya banding terkait dengan obyektivitas arena semakin obyektif suatu laporan

    keuangan maka akan semakin tinggi daya bandingnya, karena dengan dasar yang sama akan

    dapat dihasilkan laporang yang berbeda. Adanya alternative penggunaan akutansi juga dapat

    menyulitkan tercapainya daya banding.

  • 5

    Tepat waktu

    Laporan keuangan harus di sajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar

    pengambilan keputusan ekonomi, social, dan politik serta untuk menghindari tertundanya

    keputusan tersebut. Permasalahnya adalah semakin banyak kebutuhan informasi maka

    semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan informasi tersebut.

    Ekonomis dalam penyajian laporan

    Kendala ekonomis dalam penyajian laporan keuangan bisa berarti bahwa manfaat yang

    diperoleh harus lebih besar dari biaya yang di keluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.

    Materialitas

    Suatu informasi di anggap material apabila mempengaruhi keputusan atau jika informasi

    tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda.

    2.3. Hasil Penelitian Terdahulu.

    Penelitian 1.

    Judul Penelitian: PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN PENGAWASAN

    TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS

    KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

    Oleh: Bambang Pamungkas, Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor.

    Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan merupakan tipe penelitian kausalitas.

    Hasil Penelitian:

    1) Penerapan akuntansi keuangan sektor publik dan penerapan pengawasan berpengaruh

    terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah baik secara parsial maupun simultan.

    2) Penerapan akuntansi keuangan sektor publik dan penerapan pengawasan berpengaruh

    terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah baik secara parsial maupun simultan.

  • 6

    Penelitian 2.

    Judul Penelitian: NILAI RELEVAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN TERKAIT FINANCIAL

    DISTRESS PEMERINTAH DAERAH

    Oleh: SUTARYO, Alumni Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi UNS; BAMBANG SUTOPO,

    Fakultas Ekonomi UNS; dan DODDY SETIAWAN

    Metode Penelitian:

    1. Populasi & Sampel: Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah

    kabupaten/kota seluruh Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan dan dipublikasi

    melalui website www.bpk.go.id. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian

    ini menggunakan purposive sampling (Sekaran, 2003).

    2. Data Dan Sumber Data: Data yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut dikumpulkan dari

    catatan atau basis data baik berupa hardcopy maupun softcopy yang diperoleh dari hasil

    download pada website dan dokumentasi arsip-arsip Badan Pemeriksa Keuangan Republik

    Indonesia (BPK RI) yaitu www.bpk.go.id dan sumber lain yang terkait.

    3. Model Penelitian: Penelitian ini menggunakan model binary logistic regression. Model

    binary logistic regression merupakan regresi dengan dua kategori (binary) (Ghozali, 2006).

    Pengujian dengan binary logistic regression mengesampingkan asumsi normalitas data

    penelitian, karena variabel penelitian merupakan campuran antara variabel kontiyu (metrik)

    dan kategorial (non metrik) sebagaimana dinyatakan oleh Ghozali (2006). Selain itu, model

    penelitian ini juga mengesampingkan asumsi klasik yang terdiri dari heteroskedastisitas,

    autokorelasi dan multikolineritas (Ghozali, 2006).

    Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam

    laporan keuangan pemerintah daerah mempunyai nilai relevan terkait dengan kondisi financial

    distress pemerintah daerah di Indonesia. Simpulan ini didasarkan pada hasil pengujian model

    penelitian dengan binary logistic regression yang menunjukkan bahwa variabel ROA, POSGW,

    CLGW, CL dan LTDA berpengaruh terhadap financial distress pemerintah daerah di Indonesia

    pada periode satu tahun setelah tahun penerbitan laporan keuangan. Untuk pengujian

    prediksi financial distress dua tahun

    setelah tahun penerbitan laporan keuangan pemerintah daerah membuktikan bahwa variabel

    PERGW, LCO, LTDA dan DTR berpengaruh terhadap probabilitas pemerintah daerah

    mengalami financial distress.

  • 7

    2.4. Kerangka Pemikiran.

    Sebagai sebuah siklus, akuntansi sektor publik terangkai dari proses perencanaan,

    penganggaran, pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta

    pertanggungjawaban. Dengan demikian, pembahasan tentang kerangka konseptual akuntansi

    sektor publik ini akan meliputi:

    Perencanaan publik

    Penganggaran publik

    Realisasi anggaran publik

    Pengadaan barang dan jasa publik

    Pelaporan sektor publik

    Audit sektor publik

    Pertanggungjawaban publik

    Perencanaan merupakan proses pertama dan sangat menentukan keberhasilan proses

    selanjutnya. Sistem penganggaran adalah tatanan logis, sistematis dan baku yang terdiri dari

    tata kerja, pedoman kerja dan prosedur kerja penyusunan anggaran yang saling berkaitan.

    Jadi, proses penganggaran yang baik dan berkualitas sangat menentukan keberhasilan serta

    akuntabilitas program.

    Sebagai tahap pelaksanaan dari hasil proses sebelumnya, dibutuhkan mekanisme bagaimana

    agar proses realisasi anggaran dilaksanakan dengan baik dan berkualitas. Pelaksanaan realisasi

    anggaran diwujudkan dalam bentuk pengadaan barang dan jasa public, sehingga proses ini

    merupakan pembahasan dalam kerangka konseptual. Proses pengadaan barang dan jasa yang

    baik akan berdampak terhadap pencapaian efektifitas dan efisiensi program.

    Laporan keuangan dan laporan kinerja organisasi sector publik disusun serta disajikan

    sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kepentingan sejumlah besar pemakai.

  • 8

    BAB III Pembahasan. 3.1. Gambaran Umum.

    Laporan keuangan sector public merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-

    transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sector public. Tujuan umum pelaporan keuangan

    adalah untk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas dari suatu

    entitas yang berguna bagi sejmlah besar pemakai (wide range users) dalam membuat dan

    mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu entitas

    dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan.

    Secara spesifik, tujuan khusus pelaporan keuangan sector public adalah menyediakan

    informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan, dan menunjukkan akuntabilitas entitas

    atas sumber daya yang dipercayakan, dengan cara :

    Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber alokasi, dan penggunaan sumber

    daya keuangan atau financial.

    Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mandanai aktivitasnya dan

    memenuhi kebutuhan kasnya

    Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam

    pendanaan aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya

    Menyediakan informasi mengenai kondisi financial suatu entitas dan perubahan

    didalamnya

    Menyediakan informasi agregat yang berguna untuk mengevaluasi kinerja entitas

    dalam hal bidang jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

    3.2. Pembahasan.

    KOMPONEN KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

    Komponen laporan keuangan sector public yang lengkap meliputi :

    1. Laporan posisi keuangan

    2. Laporan kinerja keuangan

    3. Laporan perubahan aktiva/ekuitas netto

    4. Laporan arus kas

    5. Kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan

    Komponen laporan keuangan diatas dijadikan sebagai pedoman dalam pembuatan laporan

    keuangan sector public

    A. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

    Laporan posisi keuangan, atau disebut juga dengan neraca ataupun laporan aktiva dan

    kewajiban adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi aktiva, hutang dan modal pemilik

    pada satu saat tertentu. Sevara minimum, laporan posisi keuangan harus memasukkan pos-

    pos yang menyajikan jumlah berikut :

  • 9

    Properti, pabrik dan peralatan

    Aktiva-aktiva tak berwujud

    Aktiva-aktiva financial

    Investasi yang diperlukan dengan

    metode ekuitas

    Persediaan

    Pemulihan transaksi non

    pertukaran, termasuk pajak dan

    transfer

    Piutang dari transaksi pertukaran

    Kas dan setara kas

    Hutrang pajak dan transfer

    Hutang karana transaksi pertukaran

    Cadangan (provision)

    Kewajiban tidak lancer

    Pertisipasi minoritas, dan

    Aktiva/ekuitas neto

    B. Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus/Devisit)

    Laporan kinerja keuangan atau disebut dengan laporan pendapatan dan biaya, laporan rugi

    laba, laporan operasi, adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya

    selama satu periode tertentu.

    Laporan kinerja keuangan minimal harus mencakup pos-pos lini berikut :

    Pendapatan dari aktivitas operasi

    Surplus atau devisit dari aktivitas operasi

    Biaya keuangan (biaya pinjaman)

    Surplus atau devisit neto saham asosiasi dan joint venture yang menggunakan metode

    ekuitas

    Surplus atau devisit dari aktivitas biasa

    Pos-pos luar biasa

    Saham partisipasi minoritas dari surplus atau devisit neto, dan

    Surplus atau devisit neto untuk suatu periode.

    C. Laporan Perubahan Dalam Aktiva/Ekuitas Neto

    Laporan perubahan aktiva/ekuitas neto dari suatu entitas daiantara dua tanggal pelaporan

    menggambarakan peningkatan atau penurunan kekayaan, bedasarkan prinsip pengukuran

    tertentu yang diadopsi dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Perubahan

    keseluruhan dalam aktiva atau ekuitas neto menyajikan total surplus/devisit neto untuk suatu

    periode, pendapatan dan biaya lainnya yang diakui secara langsung sebagai perubahan dalam

    aktiva/ekuitas neto dan setiap kontribusi oleh, dan kontribusi kepada pemilik dalam

    kapasitasnya sebagai pemilik.

    Laporan perubahan dalam aktiva/ekuitas neto ini paling tidak meliputi :

    Kontribusi oleh pemilik dan distribusi kepada pemili dalam kapasitanya sebagai pemilik

    Saldo untuk surplus dan devisit akumulasian pada awal periode dan pada tanggal

    pelaporan dan pergerakan selama periode

    Pengungkapan komponen aktiva/ekuitas neto secara terpisah, dan rekonsiliasi antara

    nilai tercatat dari setiap komponen aktova atau ekuitas neto pada awal dan akhir

    periode yang mengungkapkan setiap perubahan.

  • 10

    D. Laporan Arus Kas

    Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran dari kas selama

    satu periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut kegiatan

    operasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan investasi. Informasi arus kas bermanfaat bagi

    pemakai laporan keuangan karena menyediakan dasar taksiran kemampuan entitas untuk

    menghasilkan kas dan setara kas, dan kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas

    tersebut.

    E. Kebijakan Akuntansi dan Catatan Atas Laporan Keuangan

    Catatan laporan keuangan dari entitas harus:

    Menyediakan informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan, dan kebijakan

    akuntansi spesifik yang dipilih serta menetapkan terhadap transaksi-transaksi dan peristiwa-

    peristiwa penting lainnya

    Mengungkapkan informasi yang diwajibkan oleh standar akuntansi keuangan sector public,

    yang tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan kinerja keuangan, laporan arus

    kas, dan laporan perubahan aktiva/ekuitas neto, dan:

    Menyediakan informasi yang tidak disajikan pada laporan keuangan, namun persyaratan

    penyajian wajar tetap ditetapkan.

    Kebijakan akuntansi yang dapat dipertimbangkan oleh suatu entitas untuk disajikan meliputi,

    namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

    Pengakuan pendapatan

    Prinsip-prinsip konsolidasi, termasuk entitas pengendalian

    Investasi-investasi

    Pengakuan depresiasi/amortisasi aktiva berwujud dan tak berwujud

    Kapitalisasi biaya dan pengeluaran lain

    Persediaan yang dimiliki untuk dijual

    Aktiva bersyarat lain

    Kontrak-kontrak kontruksi

    Investasi property

    Instrument financial dan investasi

    Sewa guna usaha/lease

    Biaya penelitian dan pengembangan

    Persediaan untuk dikonsumsi

    Penyisihan

    Biaya manfaat pensun

    Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai (hedging)

    Devinisi segmen-segmen dan dasar alokasi biaya antar segmen

    Akuntansi inflasi

    Hibah pemerintah.

  • 11

    TUJUAN DAN FUNGSI LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah :

    1. Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)

    Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan

    keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan

    sesuai dengan ketentuan hokum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.

    2. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and

    retrospective reporting).

    Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, untuk

    memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend

    antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya

    dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada, serta memungkinkan pihak luar untuk

    memperoleh informasi biaya atas barang dan jasa yang diterima dan untuk menilai efisiensi

    dan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi.

    3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization

    information)

    Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan daar perencanaan kebijakan dan aktivitas di

    masa yang akan datang dan untuk memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi

    penggunaan dana.

    4. Kelangsungan Organisasi (viability)

    Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam menentukan apakah suatu

    organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di

    masa yang akan datang.

    5. Hubungan Masyarakat (public relation)

    Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi, untuk

    mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pemi lik yang dipengaruhi

    karyawan dan masyarakat serta sebagai alat komunikasi dengan public dan pihak-pihak lain

    yang berkepentingan.

    6. Sumber Fakta dan Gambaran (source of facts and figures)

    Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada kelompok kepentingan

    yang ingin mengetahui organisasi secara lebih mendalam.

    Bagi organisasi pemerintahan, tujuan umum akuntansi dan laporan keuangan adalah :

    1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomi,

    sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban (accontability) dan

    pengelolaan (stewardship).

    2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial

    dan organisasional.

  • 12

    Laporan keuangan untuk mendukung pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik

    tersebut meliputi informasi yang digunakan untuk :

    a. Membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan

    b. Menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi

    c. Membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang

    terkait dengan masalah keuangan lainnya

    d. Membantu dalam mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.

    Govermental Accounting Standards Board (GASB) dalam Concepts Statement No. 1 tentang

    Objectives of Finacial Reporting menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar dari

    pelaporan keuangan di pemerintah.

    Akuntabilitas merupakan tujuan tertinggi pelaporan keuanganpemerintah. GASB

    menjelaskan keterkaitan akuntabilitas dan pelaporan keuangan sebagai berikut:

    Accountability requires governments to answer to the citizenry to justify the

    raising of public resources and the purpose for which they are used. Governmental

    accountability is based on the belief that the citizenry has a right to know, a

    right to receive openly declared facts that may lead to public debate by the

    citizens and their elected representatives. Financial reporting plays a major role

    in fulfilling governments duty to be publicly accountable in a democratic society

    (par.56).

    Laporan keuangan sebagai sumber informasi financial memiliki pengaruh yang sangat besar

    terhadap kualitas keputusan yang dihasilkan. Laporan keuangan merupakan tindakan

    pragmatis,oleh karena itu laporan keuangan pemerintah harus dievaluasi dalam hal manfaat

    laporan tersebut terhadap kualitas keputusan yang dihasilkan serta mudah tidaknya laporan

    keuangan tersebut oleh pemakai. Dalam konteks akuntansi sector public, jenis informasi yang

    diberikan untuk pengambilan keputusan adalah terbatas pada informasi yang bersifat financial

    saja, sedangkan informasi financial itu sendiri adalah informasi yang diukur dengan satuan

    moneter.

    Secara rinci tujuan akuntansi dan laporan keuangan organisasi pemerintah adalah :

    Memberikan informasi keuangan untuk menemukan dan memprediksi aliran kas, saldo

    neraca, dan kebutuhan sumber daya financial jangka pendek unit pemerintah.

    Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi

    ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi di

    dalamnya.

    Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuiannya dengan

    peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah di sepakati, dan ketentuan lain

    yang di syaratkan.

  • 13

    Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk

    memprediksi pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap pencapaian tujuan

    operasional.

    Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan operasional.

    Sumber Daya Finansial Jangka Pendek

    Sumber daya finansial jangka pendek sangat penting bagi pemerintah untuk melakukan

    transaksi rutin. Kas merupakan contoh sumber financial jangka pendek yang siap digunakan.

    Bagian keuangan perlu mengetahui jumlah uang yang ada ditangan (cash on hand) dan yang

    berada di bank. Jika sumber financial tidak mencukupi untuk membiayai transaksi jangka

    pendek, maka perlu dicari cara untuk menutup kebutuhan financial jangka pendek tersebut,

    mungkin dengan menggunakan pinjaman.

    Kondisi Ekonomi

    Kondisi ekonomi suatu entitas mengacu pada seberapa bagus nilai ekonomi suatu entitas

    pada waktu tertentu. Nilai ekonomi merupakan selisih antara sumber daya total yang dimiliki

    oleh suatu entitas dengan total utang yang menjadi kewajibannya.. Unit pemerintah dapat

    dipandang sebagai lembaga politik dan juga sebagai lembaga usaha. Sebagai lembaga politik,

    pemerintah merupakan alat untuk menyejahterakan konstituennya. Di sisi lain, pemerintah

    juga dapat di pnadang sebagai lembaga usaha yang dapat dibenarkan secara hokum untuk

    memmiliki kekayaan,melakukan kontrak, dan transaksi ekonomi sebagaimana perusahaan

    swasta.

    Konsep nilai bersih lebih relevan untuk memandang pemerintah sebagai entitas usaha yang

    memiliki kekayaan dan utang. Informasi akuntansi dibutuhkan untuk memprediksi nilai bersih

    unit pemerintah dan mengukur kondisi ekonomi ekonomi pemerintah. Informasi mengenai

    kondisi ekonomi pemerintah tersebut penting sebagai dasar untuk pengambilan keputusan

    ekonomi, social, dan politik baik oleh pemerintah maupun konstituen pemerintah.

    Ketentuan Hukum, Kontraktual, dan Ketentuan lainnya

    Unit pemerintah memiliki kendala khusus dalam melakukan aktivitasnya, yaitu dibatasi oleh

    peraturan hokum dan perundang-undangan serta ketentuan lain yang ditetapkan. Dalam

    melakukan eksploitasi sumber daya dan penggunaannya, pemerintah harus selalu mengacu

    pada peraturan-peraturan hokum yang mengikat, misalnya undang-undang,peraturan

    pemerintah, letter of intent (Lol), memorandum of understanding(MoU), dan sebagainya.

    Masyarakat pemilih,legislative,lembaga pengwasan,dan pemberi bantuan sangat

    berkepentingan untuk memastikan bahwa sumber dana digunakan sesuai dengan ketentuan

    hokum dan perundang-undangan serta kontrak yang disepakati.

    Perencanaan dan Penganggaran

    Anggaran merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian pemerintah. Anggaran

    sebagai alat perencanaan mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah,

    sedangkan anggaran sebagai alat pengendalian mengindikasikan alokasi sumber dana yang

    di setujui legislatif untuk dibelanjakan. Proses penganggaran sector public melibatkan

  • 14

    partisipasi banyak pihak, sehingga informasi financial sangat diperlukan agar public dapat

    mengevaluasi anggaran yang diajukan pemerintah.

    Membuat anggaran membutuhkan pertimbangan-pertimbangan teknis akuntansi yang

    matang. Dalam membuat anggaran, akuntansi dibutuhkan terutama untuk mengestimasi

    biaya program dan memprediksi kondisi ekonomi pemerintah dan perubahan-perubahan

    yang akan terjadi. Informasi akuntansi sangat membantu dalam pemilihan program yang

    efektif sesuai dengan kemampuan ekonomi pemerintah.

    Kinerja Manajerial dan Organisasional

    Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai berdasarkan laba yang diperoleh, karena organisasi

    pemerintah bukan entitas bisnis yang mencari laba. Mungkin saja pemerintah memiliki

    program atau aktivitas yang dari program tersebut dihasilkan pendapatan yang lebih besar

    dari biayanya, sehingga pemerintah mengalami surplus atas program tersebut. Akan tetapi,

    surplus yang diperoleh tidak berarrti menunjukakan kinerja unit pemerintah yang bagus sebab

    harus dilihat juga apakah surplus tersebut karena tariff yang terlalu tinggi yang dibebankan

    kepada public,termasuk tingkat kualitas pelayanan yang diberikan apakah sudah memadai.

    Laba bukan merupakan ukuran yang relevan bagi unit pemerintah. Akuntansi sector public

    berfungsi untuk memfasilitasi terciptanya alat ukur kinerja sector public yang memadai.

    Ukuran kinerja sector public dapat berupa biaya program, efisiensi,dan efektivitas program.

    Akuntan sector public bertanggung jawab untuk menetapkan biaya program dan menghitung

    tingkat efisiensi dan efektivitas program. Pengukuran efisiensi memerlukan informasi biaya,

    sehingga biaya pelayanan dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran kinerja. Selain informasi

    biaya, pengukuran efisiensi memerlukan penghitungan output atau hasil. Akan tetapi, output

    pada sector public lebih banyak berupa intangible output, sehingga pengukuran efisiensi

    sering mengalami kesulitan. Ukuran kinerja yang kemudian dikembangkan adalah pengukuran

    efektivitas. Karena sulitanya mengukur secara tepat kinerja di sector public, maka analisis

    terakhir adalaha dengan mempertimabangkan seberapa jauh suatu program dan pelayanan

    memenuhi kebutuhan masyarakat relative terhadap biaya yang dikeluarkan.

    TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT SFAC NO 4

    Sebagai bagian dari usaha untuk membuat rerangka konseptual, Financial Accounting

    Standards Board (FASB, 1980) mengeluarkan Statement of Financial Accounting Concepts No.4

    (SFAC 4) mengenai tujuan laporan keuangan untuk organisasi nonbisnis/nirlaba (objectives of

    financial reporting by nonbusiness organizations). Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba

    dalam SFAC 4 tersebut adalah:

    1. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang

    bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon

    pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber

    daya organisasi.

    2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber

    daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang

  • 15

    diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan member

    pelayanan tersebut.

    3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber

    daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer

    organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja

    lainnya.

    4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan kekayaan

    bersih organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kejadian ekonomi yang

    mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut.

    5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran

    secara periodic atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumber kekayaan bersih

    organisasi nonbisnis serta informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi

    secara bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai

    kinerja.

    6. Memberikan informasi mengenai bagaimana oganisasi memperoleh dan

    membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali

    utang, dan mengenai factor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.

    7. Memberikan penjelasan dan interprestasi untuk membantu pemakai dalam memahami

    informasi keuangan yang diberikan.

    PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN

    KEPENTINGANNYA

    Pemakai laopran keuangan sector public dapat diidentifikasikan dengan menelusur siapa yang

    menjadi stakeholder organisasi. Stakeholder organisasi sector public telah dibahas pada bab

    2, pada bab ini akan dilakukan pengklasifikasian pengguna laporan keuangan dan kebutuhan

    masing-masing kelompok pengguna laporan keuangan sector public tersebut.

    Drebin et al. (1981) mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai laporan

    keuangan. Lebih lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan antar kelompok pemakai laporan

    keuangan tersebut dan menjelaskan kebutuhannya. Kesepuluh kelompok pamakai laporan

    keuangan tersebut adalah:

    1. Pembayar pajak (taxpayers)

    2. Pemberi dana bantuan (grantors)

    3. Investor

    4. Pengguna jasa (fee-paying service

    recipients)

    5. Karyawan/pegawai

    6. Pemasok (vendor)

    7. Dewan legislatif

    8. Manajemen

    9. Pemilih (voters)

    10. Badan pengawas (oversight bodies)

    Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa pembayar pajak, pemberi

    dana bantuan, investor, dan pembayar jasa pelayanan merupakan sumber penyedia keuangan

    organisasi; karyawan dan pemasok merupakan penyedia tenaga kerja dan sumber daya

    material; dewan legislative dan manajemen membuat keputusan alokasi sumber daya; dan

  • 16

    aktivitas mereka semua diawasi oleh pemilih dan badan pengawas, termasuk level

    pemerintahan yang lebih tinggi.

    Anthony mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan sector public menjadi lima kelompok,

    yaitu:

    1. Lembaga pemerintah (governing bodies)

    2. Investor dan kreditor

    3. Pemberi sumber daya (resource providers)

    4. Badan pengawas (oversight bodies)

    5. konstituen

    Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan yang dilakukan Anthony adalah dengan

    mempertimbangkan semua organisasi nonbisnis, bukan untuk organisasi pemerintahan saja,

    sedangkan Drebin et al. mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan untuk sector

    pemerintahan saja. Jika dibandingkan dengan analisis Drebin et al., Anthony memasukkan

    pembayar pajak, pemilih, dan karyawan dalam satu kelompok yang ia sebut konstituen; ia

    mengelompokkan pemberi dana bantuan dan pembayar jasa sebagai pemberi sumber daya;

    investor dan kreditor dikelompokkan menjadi satu.

    Sementara itu, Hanley et al. (1992) mengklasifikasikan pengguna laporan keuangan sector

    public menjadi 12 (dua belas) kelompok, yaitu:

    1. Anggota terpilih (elected members)

    2. Masyarakat sebagai pemilih

    dan/atau pembayar pajak

    3. Pelanggan atau klien

    4. Karyawan/pegawai

    5. Pelanggan dan pemasok

    6. Pemerintah

    7. Pesaing (competitors)

    8. Regulator

    9. Pemberi pinjaman (lenders)

    10. Donor dan sponsor

    11. Investor atau patner bisnis

    12. Kelompok penekan lainnya

    Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan sector public menurut Borgonovi dan Anessi -

    Pessina (1997):

    1. Masyarakat pengguna jasa public

    2. Masyarakat pembayar pajak

    3. Perusahaan dan organisasi social ekonomi yang menggunakan pelayanan public

    sebagai input atas aktivitas organisasi

    4. Bank dan masyarakat sebagai kreditor pemerintah

    5. Badan-badan international, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, PBB, dsb.

    6. Investor asing dan Country Analyst

    7. Generasi yang akan datang

    8. Lembaga Negara.

  • 17

    HAK DAN KEBUTUHAN PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN

    Pada dasarnya masyarakat (publik) memiliki hak dasar terhadap pemerintah, yaitu :

    a. Hak untuk mengetahui (right to know).

    Mengetahui kebijakan pemerintah

    Mengetahui keputusan yang diambil pemerintah

    Mengetahui alasan dilakukannya suatu kebijakan dan keputusan tertentu

    b. Hak untuk diberi informasi (right to be informed ).

    Meliputi hak untuk diberi penjelasan secara terbuka atas permasalahan permasalahan

    tertentu yang menjadi perdebatan publik.

    c. Hak untuk didengar aspirasinya ( right to be heard and to be listen to ).

    Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan oleh pemerintah,

    baik pusat maupun daerah. Hak publik atas informasi keuangan muncul sebagai konsekuensi

    konsep pertanggungjawaban publik. Pertanggungjawaban publik mensyaratkan organisasi

    publik untuk memberikan laporan keuangan sebagai bukti pertanggungjawaban dan

    pengelolaan (accountability & stewardship).

    Setiap pemakai laporan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda beda terrhadap

    informasi keuangan yang diberikan oleh pemerintah. Bahkan di antara kelompok pemakai

    laporan keuangan tersebut dapat timbul konflik kepentingan. Laporan keuangan pemerintah

    disediakan untuk memberi informasi kepada berbagai kelompok pemakai, meskipun setiap

    kelompok pemakai memiliki kebutuhan informasi yang berbeda beda.

    Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah tersebut dapat diringkas sebagai

    berikut :

    1. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya, harga,

    dan kualitas pelayanan yang diberikan.

    2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaan dan

    penggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin mengetahui apakah pemerintah

    melakukan etaatan fiskal dan ketaatan pada peraturan perundangan atas pengeluaran

    pengeluaran yang dilakukan.

    3. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghiitung tingkat risiko,

    likuiditas, dan solvabilitas.

    4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk melakukan

    fungsi pengawasan, encegah terjadinya laporan yang bias atas kondisi keuangan

    pemerintah, dan penyelewengan keuangan negara.

    5. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen sistem

    informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan pengendalian organisasi,

    pengukuran kinerja, dan membandingkan kinerja organisasi antar kurun waktu dan

    dengan organisasi lain yang sejenis.

    6. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.

  • 18

    LUAS PENGUNGKAPAN (DISCLOSURE) YANG DIPERLUKAN

    Pemerintah harus menentukan kebijakan yang menjelaskan komponen apa saja yang dapat

    dikategorikan sebagai pendapatan atau biaya operasi yang tepat untuk suatu unit kerja yang

    dilaporkan, luas pengungkapan (disclosure) dan kebijakan kebijakan akuntansi yang

    dipraktikkan secara konsisten. Pemerintah dapat diharapkan dapat memberikan atmbahan

    informasi untuk hal hal sebagai berikut :

    1. Fokus pengukuran dan dasar akuntansi yang digunakan untuk pembuatan laporan.

    2. Kebijakan menghapuskan / menghentikan aktivitas internal unit kerja pada Laporan

    Aktivitas.

    3. Kebijakan kapitalisasi aktiva dan menaksir umur ekonomi aktiva aktiva tersebut untuk

    menentukan biaya depresiasinya.

    4. deskripsi mengenai jenis jenis transaksi yang masuk dalam penerimaan program dan

    kebijakan untuk mengalokasikan biaya biaya tidak langsung kepada suatu fungsi atau

    unit kerja dalam Laporan Aktivitas.

    5. Kebijakan pemerintah dalam menentukan pendapatan operasi dan non operasi.

    6. Pemerintah harus mengungkapkan secara detail/lengkap dalam catatan (notes)

    laporan keuangan mengenai aset moodal dan utang jangka panjang. Aset modal yang

    tidak didepresiasi harus diungkapkan secara terpisah dari aset modal yang

    didepresiasi.

    ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

    Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari berbagai alat dan teknik analisis pada laporan

    dan data keuangan untuk memperoleh ukuran ukuran dan hubungan hubungan yang

    berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Analisa Laporan Keuangan

    mengkonversi data-data menjadi informasi.

    Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari Neraca dan Perhitungan Rugi Laba serta

    Laporan Perubahan Modal, di mana Neraca menunjukkan/ menggambarkan jumlah aktiva,

    hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan Perhitungan

    (laporan) Rugi Laba memperlihatkan hasil hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta

    biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan Laporan Perubahan Modal menunjukan

    sumber dan penggunaan atau alasan alasan yang menyebabkan perubahan modal

    perusahaan. Tetapi dalam prakteknya sering diikutsertakan kelompok lain yang sifatnya

    membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut, misalnya laporan perubahan modal

    kerja, laporan sumber dan penggunaaan kas atau laporan arus kas, laporan sebab- sebab

    perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar- daftar lainnya.

    Dalam Prinsip- prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntansi Indonesia, Jakarta 1974)

    dikatakan bahwa laporan keuangtan ialah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala

    keterangan keterangan yang dimuat dalam lampiran lampirannnya antara lain laporan

    sumber dan penggunaan dana- dana. Untuk perusahaan yang banyak pemegang sahamnya,

  • 19

    maka disamping laporan keuangan(finansiil) ternaksud diatas sebgaiiknya ditambah

    keterangan keterangan tentang:

    Kondisi dan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi

    Usaha usaha yang lalu, sekarang maupun yang akan datang

    Luasnya produksi

    Kebijaksanaan- kebijaksanaan perusahan

    Penelitian dan pengembangan

    Marketing dan advertising

    Rencana encana dalam belanja modal dan pembelelanjaan di masa yang akan datang

    Kebijaksanaan mengenai deviden dan sebagainya.

    Analisis laporan keuangan dapat ditinjau dari ragam pelaporan yang ada, yaitu:

    1. Laporan kinerja keuangan (Neraca)

    2. Likuiditas pemerintah

    3. Komposisi investasi

    4. Kekayaan pemerintah

    5. Komposisi kewajiban

    6. Ravaluasi cadangan

    7. Komposisi hutang pension

    8. Laporan kinerja keuangan

    (surplus/devisit)

    9. Efektifitas penarikan pajak

    10. Tingkat pelanggaran peraturan

    keuangan

    11. Komposisi pendapatan

    12. Komposisi pengeluaran

    13. Beban bunga pinjaman

    14. Rugi surplus translasi keuangan

    15. Laporan arus kas

    16. Komposisi arus kas

    17. Tingkat panarikan pajak baik

    indivisual, organisasi maupun

    produk

    18. Komposisi pajak tidak langsung

    19. Komposisi likuiditas pendapatan

    lain-lain

    20. Komposisi pengeluaran kas

    21. Komposisi pengeluaran investasi

    22. Komposisi pencairan investasi

    23. Komposisi likuiditas pertukaran

    mata uang

    Selain menganalisis laporan keuangan, pengukuran kinerja perekonomian dapat di lakukan

    melalui beberapa indikator, diantaranya:

    I. Indikator pertumbuhan ekonomi

    Pendapatan nasional bruto per kapita

    Tingkat konsumsi per kapita

    Volume ekspor

    Harga-harga (tingkat inflasi

    II. Indikator Structural

    Persentase tabungan domestic bruto terhadap pendapatan nasional bruto

    Persentase domestic bruto terhadap PNB

    Persentase barang-barang primer terhadap total ekspor

    Konsumsi energi per kapita

  • 20

    III. Indikator social

    Tingkat kematian

    Tingkat kematian bayi

    Konsumsi kalori per kapita

    Tingkat pendidikan dasar

    Tingkat pendidikan menengah

    PERBEDAAN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DENGAN

    SEKTOR SWASTA

    Laporan keuangan pemerintahan dalam beberapa hal berbeda dengan laporan keuangan

    pada sektor swasta. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan jenis jenis laporan keuangan,

    elemen laporan keuangan, tujuan pelaporan keuangan, dan teknik akuntansi yang digunakan.

    Selain memiliki perbedaan, keduanya juga memiliki persamaan yaitu kedua duanya

    membutuhkan standar akuntansi keuangan sebagai pedoman untuk membuat laporan

    keuangan

    Perbandingan Laporan Keuangan Pemerintah dengan Sektor Swasta

    PERBEDAAN

    Laporan Departemen Pemerintah Laporan Keuangan Sektor Swasta

    Fokus Finansial dan Politik

    Kinerja diukur secara finansial dan

    non-finansial

    Pertanggungjawaban kepada

    parlemen dan masyarakat luas

    Berfokus pada bagian organiasasi

    Melihat ke masa depan secara detail

    Aturan pelaporan ditentukan oleh

    departemen keuangan

    Laporan diperiksa oleh Treasury

    Cash Accounting

    Fokus Finansial

    Sebagian besar diukur secara

    finansial

    Pertanggungjawaban kepada

    pemegang saham dan kreditur

    Berfokus pada organisasi secara

    keseluruhan

    Tidak dapat melihat masa depan

    secara detail

    Aturan pelaporan ditentukan oleh

    undang undang, standar

    akuntansi, pasar modal, dan praktik

    akuntansi.

    Laporan keuangan diperiksa oleh

    auditor independen

    Accrual Accounting

    PERSAMAAN

    Memiliki dokumen dokumen sumber

    Berperan sebagai hubungan masyarakat

    Laporan keuangan pemerintahan yang buruk dapat menimbulkan implikasi negatif, antara lain

    :

    a. Menurunkan kepercayaan masyarakat kepada pengelola dana publik.

  • 21

    b. Investor akan takut menanamkan modalnya karena laporan keuangan tidak dapat

    diprediksi yang berakibat meningkatnya resiko investasi.

    c. Pemberi donor akan mengurangi atau menghentikan bantuannya.

    d. Kualitas keputusan menjadi buruk.

    e. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan kinerja aktual.

    Pemberi informasi keuangan yang tidak dapat diandalkan akan mempengaruhi kualitas

    keputusan baik bagi pemakai internal meupun pemakai eksternal.

    BAB IV Penutup. 4.1. Kesimpulan

    Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari berbagai alat dan teknik analisis pada laporan

    dan data keuangan untuk memperoleh ukuran ukuran dan hubungan hubungan yang

    berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Analisa Laporan Keuangan

    mengkonversi data-data menjadi informasi.

    Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari Neraca dan Perhitungan Rugi Laba serta

    Laporan Perubahan Modal, di mana Neraca menunjukkan/ menggambarkan jumlah aktiva,

    hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan Perhitungan

    (laporan) Rugi Laba memperlihatkan hasil hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta

    biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan Laporan Perubahan Modal menunjukan

    sumber dan penggunaan atau alasan alasan yang menyebabkan perubahan modal

    perusahaan. Tetapi dalam prakteknya sering diikutsertakan kelompok lain yang sifatnya

    membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut, misalnya laporan perubahan modal

    kerja, laporan sumber dan penggunaaan kas atau laporan arus kas, laporan sebab- sebab

    perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar- daftar lainnya.

    Dalam Prinsip- prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntansi Indonesia, Jakarta 1974)

    dikatakan bahwa laporan keuangtan ialah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala

    keterangan keterangan yang dimuat dalam lampiran lampirannnya antara lain laporan

    sumber dan penggunaan dana-dana.

    4.2. Saran.

    Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan oleh pemerintah,

    baik pusat maupun daerah. Hak publik atas informasi keuangan muncul sebagai konsekuensi

    konsep pertanggungjawaban publik. Pertanggungjawaban publik mensyaratkan organisasi

    publik untuk memberikan laporan keuangan sebagai bukti pertanggungjawaban dan

    pengelolaan (accountability & stewardship).

  • 22

    Daftar Pustaka. Wikipedia, Laporan Keuangan.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan

    Pengertian Ahli, Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ahli.

    http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-laporan-keuangan-menurut-ahli

    Artikel LLM, Pengertian Sektor Publik.

    http://artikellm.blogspot.com/2011/02/pengertian-sektor-publik

    Matkul Akuntansi, Teori dan Teknik Akuntansi Sektor Publik.

    http://matkulakuntansi-jami.blogspot.com/2013/10/teor i-dan-teknik-akuntansi-sektor-publik.htmls

    Feriyanto16, Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik.

    http://feriyanto16.wordpress.com/2013/10/30/kerangka-konseptual-akuntansi-sektor-publik/

    Jurnal Ilmiah, NILAI RELEVAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN TERKAIT FINANCIAL

    DISTRESS PEMERINTAH DAERAH. Oleh: Sutaryo, Bambang Sutopo, dan Doddy Setiawan.

    UNS.

    Jurnal Ilmiah, PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN PENGAWASAN

    TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS

    KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Oleh: Bambang Pamungkas. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

    Kesatuan Bogor. 2012.

    Jurnal Ilmiah, ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN SEBAGAI DASAR

    PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM BERBASIS DU PONT SYSTEM & FUZZY

    LOGIC. Oleh: Achmad Zakki Falani. Universitas Narotama Surabaya. 2013.

    Jurnal Ilmiah, PERANAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN, PENILAIAN PRINSIP 5C CALON

    DEBITUR DAN PENGAWASAN KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT PADA PD

    BPR BANK PASAR KABUPATEN TEMANGGUNG. Oleh: Rosita Ayu Saraswati. Universitas Negeri

    Yogyakarta. 2012.

    Jurnal Ilmiah, ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN

    PADA PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK. Oleh: Hendry Anders Maith. Universitas

    Sam Ratulangi Manado.

    Jurnal Ilmiah, ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA RASIO

    KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

    INDONESIA. Oleh: Silvi Junita, dan Siti Khairani. STIE MDP.