14
Analisis Model Model studi adalah rekam ortodontik yang paling sering digunakan untuk menganalisis suatu kasus dan memberikan banyak informasi, pembuatannya relatif mudah dan murah. Keadaan yang dapat dilihat pada model adalah sebagai berikut: Bentuk lengkung gigi Model dilihat dari oklusal kemudian diamati bentuk lengkung geligi. Bentuk lengkung geligi yang normal adalah berbentuk parabola; ada beberapa bentuk lengkung geligi yang tidak normal misalnya lebar, menyempit di daerah anterior dan lain-lain. Bentuk lengkung geligi ini berhubungan dengan bentuk kepala misalnya pasien dengan bentuk kepala brakisefalik cenderung memiliki bentuk lengkung geligi yang lebar. Diskrepansi pada model Diskrepansi pada model adalah perbedaan antara tempat yang tersedia (available space) dengan tempat yang dibutuhkan (required space). Diskrepasni pada model merupakan bagian dari diskrepansi total yang terdiri dari: diskrepansi model, diskrepanasi sefalometrik, kedalaman kurva spee dan pergeseran molar ke mesial. Diskrepansi pada model digunakan untuk menetukan macam perawatan pasien tersebut, apakah termasuk

Analisis Model

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis Model

Citation preview

Analisis ModelModel studi adalah rekam ortodontik yang paling sering digunakan untuk menganalisis suatu kasus dan memberikan banyak informasi, pembuatannya relatif mudah dan murah. Keadaan yang dapat dilihat pada model adalah sebagai berikut: Bentuk lengkung gigiModel dilihat dari oklusal kemudian diamati bentuk lengkung geligi. Bentuk lengkung geligi yang normal adalah berbentuk parabola; ada beberapa bentuk lengkung geligi yang tidak normal misalnya lebar, menyempit di daerah anterior dan lain-lain.Bentuk lengkung geligi ini berhubungan dengan bentuk kepala misalnya pasien dengan bentuk kepala brakisefalik cenderung memiliki bentuk lengkung geligi yang lebar. Diskrepansi pada modelDiskrepansi pada model adalah perbedaan antara tempat yang tersedia (available space) dengan tempat yang dibutuhkan (required space). Diskrepasni pada model merupakan bagian dari diskrepansi total yang terdiri dari: diskrepansi model, diskrepanasi sefalometrik, kedalaman kurva spee dan pergeseran molar ke mesial. Diskrepansi pada model digunakan untuk menetukan macam perawatan pasien tersebut, apakah termasuk perawatan pencabutan gigi permanen atau tanpa pencabutan gigi permanen.Untuk mengetahui diskrepansi pada model perlu diketahui tempat yang tersedia dan tempat yang dibutuhkan. Pengertian tempat yang tersedia (available space) adalah tempat disebelah mesial molar pertama permanen kiri sampai mesial molar pertama permanen kanan yang ditempati gigi-gigi permanen (premolar kedua kiri sampai premolar kedua kanan) kedudukan/letak benar.Ada berbagai cara untuk mengukur tempat yang tersedia. Salah satu cara untuk mengukur tempat yang tersedia di rahang atas adalah dengan membuat lengkungan dari kawat tembaga (brass wire) mulai dari mesial molar pertama permanen kiri melewati fisura gigi-gigi didepannya terus melewati insisal insisiv yang letaknya benar terus melewati fisura gigi-gigi posterior sampai mesial molar pertama permanen kanan. Kawat ini kemudian diluruskan kemudian diukur panjangnya. Panjang kawat ini merupakn tempat yang tersedia. Untuk rahang bawah lengkung kawat tidak melewati fisura gigi posterior tetapi lewat tonjolan bukan gigi posterior rahang bawah.Cara lain untuk mengukur tempat yang tersedia adalah dengan membagi lengkung geligi dalam beberapa segmen, biasanya dari mesial molar pertama permanen kiri sampai dengan mesial kaninus kiri. Dari mesial kaninus kiri sampai mesial insisiv sentral kiri, dari mesial insisiv sentral kanan sampai distal kaninus kanan, dari distal kaninus kanan sampai mesial moalr pertama permanen kanan. Masing-masing segmen diukur dengan kaliper kembudian dijumlahkan.Tempat yang dibutuhkan adalah jumlah lebar mesiodistal gigi-gigi permanen disebelah mesial molar pertama permanen kiri sampai molar pertama permanen kanan (premolar kedua kiri sampai premolar kedua kanan). Untuk mendapatkan tempat yang dibutuhkan juga terdapat beberapa cara. Dapat dilakukanpengukuran lebear mesiodistal premolar kedua kanan sampai sampai premolar kedua kiri pada model studi, kemudian dijumlahkan.Pengukuran lebar mesiodistal gigi juga dapat dipakai untuk menilai apakah lebar gigi normal atau terdapat makrodonti atau mikrodonti. Jumlah lebar keempat insisiv atas permanen antara 28mm-36mm dianggap normal. Bisa saja jumlahnya normal tapi ukuran masing-masing gigi tidak normal, misalnya insisiv sentral ukurannya melebihi normal sedangkan insisiv lateral ukurannya lebih kecil dari pada normal. Oleh karena itu perlu diukur mesiodistal masing-masing gigi.Bila pasien dalam fase geligi pergantian maka ada beberapa cara untuk mengukur. Pertama adalah mengukur pada model untuk gigi-gigi yang telah erupsi, sedangkan untuk gigi-gigi yang belum erupsi (benih gigi) diukur pada rontgen foto. Cara ini memiliki kelemahankarena gmbar pada foto rontgen biasanya mengalami distorsi, bisa bertambah panjang atau bertambah pendek. Untuk mengatasi keadaan ini dapat dilakukan perhitungan agar didapat ukuran benih gigi yang tepat. Rumus untuk menghitung lebar benih gigi adalah :

=

Cara lain untuk mengetahui lebar benih gigi adalah dengan menghitung memakai rumus tertentu. Untuk menggunakan rumus ini diukur lebar mesiodistal masing-masing insisiv bawah terus dijumlah, kemudian angka ini dimasukkan kedalam rumus, hasil perhitungan menunjukkan jumlah lebar mesiodistal kaninus, premolar pertama dan premolar kedua pada satu sisi. Tempat yang dibutuhkan bisa diperoleh dari jumlah lebar insisiv (atas atau bawah) ditambah duakali lebar mesiodistal kaninus permanen dan premolar yang didapat dari rumus. Suatu rumus biasanya sesuai untuk ras tertentu sehingga perlu diketahui ras pasien.Sitepu (1983) dalam tesisnya menemukan rumus untuk memprediksi lebar mesiodistal kaninus permanen, premolar pertama dan kedua pada satu sisi (Y) berdasarkan jumlah lebar mesiodistal insisiv bawah (X) sebagai berikut:

Y rahang atas = 0,484236X + 11,7181Y rahang bawah = 0,460037X + 10,9117

Rumus ini sesuai untuk ras deutero-malayu karena sampel untuk penelitian ini (215 anak) adalah dari ras tersebut. Dengan mengukur berbagai lebar mesiodistal insisiv bawah dan memasukkan angka ini ke rumus tersebut dapat disusun tabel. Sebagai panduan umum Profitt dkk., 2007 mengatakan bahwa: Bila kekurangan tempat sampai dengan 4 mm tidak diperlukan pencabutan gigi permanen. Bila kekurangan tempat antara 5-9 mm kadang-kadang masih dapat dirawat tanpa pencabutan gigi permanen, namun sering diperlukan pencabutan gigi permanen (tidak termasuk molar ketiga) Bila kekurangan tempat 10 mm atau lebih hampir selalu diperlukan pencabutan gigi permanen, biasanya premolarGigi permanen yang sering dicabut untuk perawatan ortodontik adalah premolar pertama, bila semua gigi permanen ada dan dalam keadaan baik. Bila ada gigi permanen yang karies banyak dan tidak dapat dirawat lagi maka gigi dapat dicabut sesuai dengan keadaan kasus tersebut. Analisa ukuran gigiUntuk mendapat oklusi yang baik diperlukan ukuran gigi yang proporsional. Bila gigi-gigi atas besar sedangkan gigi-gigi bawah kecil tidak mungkin untuk mendapatkan oklusi yang ideal. Meskipun pada kebanyakn orang proporsi giginya sangat sesuai tetapi kurang lebih 5% tidak mencapai proporsi ini karena adanya variasi ukuran gigi secara individual. Keadaan ini biasa disebut tooth size discrepazy. Insisiv lateral atas merupakan gigiyang paling banyak mengalami anomali, meskipun gigi-gigi lain juga mempunyai banyak variasi ukuran.Tooth size analysis atau lebih sering disebut analisis bolton dilakukan dengan mngukur lebar mesiodistal setiap gigi permanen. Ukuran ini kemudian dibandingkan dengan tabel standart jumlah lebar gigi anterior atas maupun bawah (dari kaninus ke kaninus) dan juga jumlah lebar mesiodistal semua gigi atas dan bawah (molar pertama ke molar pertama) tidak termasuk moalr kedua dan ketiga. Bila pengukuran menggunakan saran digital maka komputer dengan cepat dapat menentukan tooth size analysis. Pemeriksaan cepat untuk mengetahui perbedaan gigi anterior dapat dilakukan dengan membandingkan ukuran insisiv lateral atas dan bawah. Bila insisiv latelar atas lebih besar maka hampir dapat dipastikan akan didapat perbedaan. Untuk rahang bawah dapat dilakukan dengan membandingkan ukuran premolar kedua atas dan bawah yang ukurannya kurang lebih sama. Bila perbedaan ukuran gigi ini kurang dari 1,5mm jarang berpengaruh secara signifikan, tetapi kalau melebihi 1,5 mm akan menimbulkan maslah dalam perawatan ortodonti dan sebaiknya hal ini dimasukkan dalam pertimbangan perawatan ortodontik. Kurva SpeeLengkung yang menghubungkan insisal insisiv dengan bidang oklusal molar terakhir pada rahang bawah. Pada keadaan normal kedalamannya tidak melebihi 1,5 mm. Pada kurva spee yang positif (bentuk kurvanya jelas dan dalam) biasanya didapatkan gigi insisiv yang supra posisi atau gigi posterior yang infra posisi atau gabungan dari keduanya tadi.Kurva space adalah kurva dengan dengan pusat pada suatu titik di tulang lakrimal dengan radius pada orang dewasa 65-70 mm. Kurva ini berkontak di empat oklusi yaitu permukaan anterior kondili, daerah kontak distooklusal molar ketiga, daerah kontak mesiooklusal molar pertama dan tepi insisal. DiastemaRuang antara dua gigi yang berdekatan, gingiva diantara gigi-gigi kelihatan. Adanya diastem pada fase geligi pergantian masih merupakan keadaan normal, tetapi adanya diastem pada fase geligi permanen perlu diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui keadaan tersebut suatu keadaan yang tidak normal. Simetri gigi-gigiPemeriksaan ini untuk mengetahui simetri gigi senama dalam jurusan sagital maupun transversal dengan cara membandingkan letak gigi permanen senama kiri dan kanan. Berbagai alat bisa digunakan untuk keperluan pemeriksaan ini, misalnya suatu transparent ruled grid atau simetroskop yang dapat dibuat sendiri.Letakkan model studi pada dasarnya kemudian simetroskop diletakkan pada bidang oklusal gigi mulai dari yang paling , bagian simetroskop menyentuh gigi yang paling labial, garis tengah simetroskop garis berimpit dengan median model. Kemudian geser simetroskop ke distal sambil mengamati apakah gigi yang senama terletak pada jarak yang sama baik dalam jurusan sagital maupun transversal. Gigi yang terletak salahPenyebutan letak gigi yang digunakan diantaranya sebagai berikut: Versi: mahkota gigi miring kearah tertentu tetapi akar gigi tidak. Infraoklusi : gigi yang tidak mencapai garis oklusi dibandingkan dengan gigi lain dalam lengkung geligi. Supraoklusi: gigi yang melebihi garis oklusal dibandingkan dengan gigi lain dalam lengkung geligi. Rotasi: gigi berputar pada sumbu panjang gigi, bisa sentris atau eksentris. Transposisi: dua gigi yang bertukar tempat Ektostema: gigi yang terletak diluar lengkung geligiKelainan letak gigi dapat juga merupakan kelainan sekelompok gigi. Protrusi: kelainan kelompok gigi anterior atas yang sudut inklinasinya terhadapat garis maksila >110 untuk rahang bawah >90 terhadap garis mandibula. Retrusi : kelainan kelompok ggi anterior atas yang sudut inklinasinya terhadap garis maksila < 110, untuk rahang bawah