6
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 % wilayahnya merupakan perairan laut dengan panjang garis pantai sekitar 95.181 Km (KKP 2013). Salah satu kekayaan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia adalah ekosistem terumbu karang. Terumbu karang merupakan salah satu bagian dari ekosistem pesisir yang mempunyai manfaat sangat banyak. Pengembangan potensi wisata bahari memiliki arti strategis dalam pengembangan budaya bahari, usaha multisektor, ekonomi daerah, dan penguatan peran serta masyarakat. Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang sangat besar dan beragam, ekonomi kelautan sangat potensial untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (rata-rata di atas 7% per tahun) dan berkualitas (menyerap banyak tenaga kerja dan menyejahterakan rakyat) secara berkelanjutan. Ekonomi kelautan adalah seluruh aktivitas ekonomi yang berlangsung di wilayah pesisir dan lautan, dan semua aktivitas ekonomi yang terdapat di wilayah hulu daratan yang menggunakan bahan baku (raw materials)-nya berasal dari wilayah pesisir atau lautan (Dahuri 2003). Menurut Dahuri (2009), sedikitnya ada 11 sektor ekonomi kelautan, yakni: (1) perikanan tangkap, (2) perikanan budidaya, (3) industri pengolahan hasil perikanan, (4) industri bioteknologi kelautan, (5) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), (6) pariwisata bahari, (7) kehutanan pesisir (coastal forestry), (8) transportasi laut, (9) industri dan jasa maritim, (10) sumber daya wilayah pulau-pulau kecil, dan (11) sumber daya alam (SDA) non-konvensional. Total nilai ekonomi dari ke-11 sektor kelautan itu mencapai sekitar 1,2 triliun dolar AS per tahun. Peran sektor pariwisata semakin penting sejalan dengan perkembangan struktur perekonomian Indonesia yang makin mengarah ke sektor jasa-jasa. Menurut Kemenpar (2014), sepanjang periode 2005-2012, pariwisata kawasan ini mampu tumbuh rata-rata 8,3% per tahun, jauh di atas rata-rata pertumbuhan global yang hanya 3,6%. Bahkan pada 2013, arus kunjungan wisatawan ke negara-negara ASEAN sudah mencapai 92,7 juta atau meningkat 12% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara pertumbuhan global hanya 5%. Perkembangan itu membuat peran sektor pariwisata semakin penting bagi perekonomian negara-negara ASEAN. Pada 2023, potensi kontribusi pariwisata terhadap perekonomian kawasan ini diproyeksikan akan mencapai US$ 480 miliar dengan pertumbuhan rata-rata 5,8% per tahun, sedangkan pertumbuhan investasinya sekitar 6,8% per tahun. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa sektor pariwisata telah memainkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah maupun stakeholder di bidang pariwisata untuk terus mengembangkan potensi pariwisata nasional yang masih sangat menjanjikan. Penerbangan langsung, peningkatan infrastruktur, dan fasilitas kemudahan visa adalah faktor pendorong pertumbuhan pariwisata terutama untuk

Analisis Model Bisnis Ekowisata di Taman Nasional Laut ... · Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan ... 2 Batu bara 27.221,80 Batu bara ... 5 Adanya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Model Bisnis Ekowisata di Taman Nasional Laut ... · Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan ... 2 Batu bara 27.221,80 Batu bara ... 5 Adanya

1

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km2 dan sekitar 70 % wilayahnya merupakan perairan laut dengan panjang garis pantai sekitar 95.181 Km (KKP 2013). Salah satu kekayaan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia adalah ekosistem terumbu karang. Terumbu karang merupakan salah satu bagian dari ekosistem pesisir yang mempunyai manfaat sangat banyak. Pengembangan potensi wisata bahari memiliki arti strategis dalam pengembangan budaya bahari, usaha multisektor, ekonomi daerah, dan penguatan peran serta masyarakat.

Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang sangat besar dan beragam, ekonomi kelautan sangat potensial untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (rata-rata di atas 7% per tahun) dan berkualitas (menyerap banyak tenaga kerja dan menyejahterakan rakyat) secara berkelanjutan. Ekonomi kelautan adalah seluruh aktivitas ekonomi yang berlangsung di wilayah pesisir dan lautan, dan semua aktivitas ekonomi yang terdapat di wilayah hulu daratan yang menggunakan bahan baku (raw materials)-nya berasal dari wilayah pesisir atau lautan (Dahuri 2003).

Menurut Dahuri (2009), sedikitnya ada 11 sektor ekonomi kelautan, yakni: (1) perikanan tangkap, (2) perikanan budidaya, (3) industri pengolahan hasil perikanan, (4) industri bioteknologi kelautan, (5) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), (6) pariwisata bahari, (7) kehutanan pesisir (coastal forestry), (8) transportasi laut, (9) industri dan jasa maritim, (10) sumber daya wilayah pulau-pulau kecil, dan (11) sumber daya alam (SDA) non-konvensional. Total nilai ekonomi dari ke-11 sektor kelautan itu mencapai sekitar 1,2 triliun dolar AS per tahun.

Peran sektor pariwisata semakin penting sejalan dengan perkembangan struktur perekonomian Indonesia yang makin mengarah ke sektor jasa-jasa. Menurut Kemenpar (2014), sepanjang periode 2005-2012, pariwisata kawasan ini mampu tumbuh rata-rata 8,3% per tahun, jauh di atas rata-rata pertumbuhan global yang hanya 3,6%. Bahkan pada 2013, arus kunjungan wisatawan ke negara-negara ASEAN sudah mencapai 92,7 juta atau meningkat 12% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara pertumbuhan global hanya 5%. Perkembangan itu membuat peran sektor pariwisata semakin penting bagi perekonomian negara-negara ASEAN. Pada 2023, potensi kontribusi pariwisata terhadap perekonomian kawasan ini diproyeksikan akan mencapai US$ 480 miliar dengan pertumbuhan rata-rata 5,8% per tahun, sedangkan pertumbuhan investasinya sekitar 6,8% per tahun.

Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa sektor pariwisata telah memainkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah maupun stakeholder di bidang pariwisata untuk terus mengembangkan potensi pariwisata nasional yang masih sangat menjanjikan. Penerbangan langsung, peningkatan infrastruktur, dan fasilitas kemudahan visa adalah faktor pendorong pertumbuhan pariwisata terutama untuk

Page 2: Analisis Model Bisnis Ekowisata di Taman Nasional Laut ... · Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan ... 2 Batu bara 27.221,80 Batu bara ... 5 Adanya

2

daerah. Kontribusi pendapatan pariwisata terhadap PDB Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan sejak tahun 2008 hingga tahun 2012. Pada tahun 2008 berjumlah sebesar Rp 232,93 miliar meningkat menjadi Rp 326,24 miliar pada tahun 2012 (Tabel 1). Hal ini menunjukkan besarnya potensi pariwisata di Indonesia.

Tabel 1 Kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian nasional

pada tahun 2008-2012 Komponen Output

Tahun Dampak terhadap PDB*

Dampak terhadap Tenaga Dampak terhadap Kerja** Pajak Tidak Langsung*

Pariwi-sata Nasional Share

(%) Pariwi-

sata Nasional Share (%)

Pariwi-sata Nasional Share

(%)

2008 232,93 4954,03 4,70 7,02 102,55 6,84 8,41 194,74 4,32

2009 233,64 5613,44 4,16 6,98 104,87 6,68 8,36 199,64 4,19

2010 261,06 6422,92 4,06 7,44 108,21 6,87 9,35 225,10 4,13

2011 296,97 7427,09 4,00 8,53 109,95 7,75 10,72 278,28 3,85

2012 326,24 8241,86 3,96 9,35 110,81 8,46 11,77 308,29 3,82 Keterangan : *triliun rupiah, **juta orang. Sumber : Nesparnas (2014).

Sektor pariwisata Indonesia merupakan penyumbang devisa yang signifikan bagi Indonesia. Secara keseluruhan, sektor pariwisata menjadi penyumbang nomor 5 di tahun 2011 dan 2012, dan nomor 4 di tahun 2013 (Tabel 2). Namun di saat yang sama, pariwisata juga menimbulkan dampat negatif bagi lingkungan, kesejahteraan dan sosial budaya masyarakat lokal. Oleh karena itu, konsep pembangunan yang berkelanjutan mulai diadopsi secara luas di sektor pariwisata untuk menjamin keseimbangan manfaat ekonomi nya dengan aspek perlindungan lingkungan dan sosial budaya masyarakat.

Tabel 2 Peringkat penyumbang devisa di Indonesia tahun 2011-2013

Rank 2011  2012  2013 

Jenis Komoditas  Nilai (Juta dollar)  Jenis Komoditas  Nilai (Juta 

dollar)  Jenis Komoditas  Nilai (Juta dollar) 

1  Minyak dan gas bumi  41.477,10  Minyak dan gas bumi  36.977,00  Minyak dan gas bumi  32.633,2 2  Batu bara  27.221,80  Batu bara  26.166,30  Batu bara  24.501,4 3  Minyak kelapa sawit  17.261,30  Minyak kelapa sawit  18.845,00  Minyak kelapa sawit  15.839,1 4  Karet olahan  14.258,20  Karet olahan  10.394,50  Pariwisata  10.054,1 5  Pariwisata  8.554,40  Pariwisata  9.120,85  Karet olahan  9.316,6 6  Pakaian jadi  7.801,50  Pakaian jadi  7.304,70  Pakaian jadi  7.501,0 7  Alat listrik  7.364,30  Alat listrik  6.481,90  Alat listrik  6.418,6 8  Tekstil  5.563,30  Tekstil  5.278,10  Makanan olahan  5.434,8 9  Makanan olahan  4.802,10  Makanan olahan  5.135,60  Tekstil  5.293,6 10  Bahan kimia  4.630,00  Kertas dan brg dari kertas  3.972,00  Kertas dan brg dari kertas  3.802,2 11  Kertas dan brg dari kertas  4.214,40  Bahan kimia  3.636,30  Kayu olahan  3.514,5 12  Kayu olahan  3.288,90  Kayu olahan  3.337,70  Bahan kimia  3.501,6 

Sumber: www.parekraf.go.id.

Taman Nasional merupakan kawasan ekosistem asli yang dikelola dengan sistem zonasi untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata, dan rekreasi. Penetapannya memperhatikan berbagai kriteria dalam UU No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Kawasan Taman Nasional terdiri dari beberapa zona antara lain; zona inti, zona perlindungan bahari untuk wilayah perairan, zona rimba, zona

Page 3: Analisis Model Bisnis Ekowisata di Taman Nasional Laut ... · Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan ... 2 Batu bara 27.221,80 Batu bara ... 5 Adanya

3

pemanfaatan, dan zona khusus seperti zona tradisional, zona rahabilitas, dan zona religi (Permenhut No.56/2006, PP No.28/2011, UU 41/99).

Kawasan Taman Nasional yang letak, kondisi, dan potensi alamnya perlu dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan kondisi lainnya dimanfaatkan secara tradisional untuk masyarakat di sekitar kawasan. Kegiatan masyarakat di dalam maupun di sekitar kawasan Taman Nasional perlu diakomodir untuk keperluan hidup sehari-hari secara tradisional. Tidak jarang pemanfaatan di luar fungsinya kerap menimbulkan berbagai gangguan dan tekanan terhadap potensi kawasan. Adanya kegiatan ilegal seperti eksploitasi bahan tambang, pengambilan sumber daya yang tidak ramah lingkungan, eksplorasi, maupun konflik kepentingan dari masyarakat dan stakeholder di dalam kawasan.

Keunikan karakteristik sumber daya alam kawasan Taman Nasional baik di darat maupun di perairan telah ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Pertanian maupun Kehutanan. Potensi yang terkandung di dalamnya disiapkan untuk kepentingan dan kesejahteraan bagi generasi di masa depan. Namun selama dua dekade implementasi pengelolaannya di Indonesia masih belum menunjukkan keberhasilan yang signifikan.

Salah satu ekowisata bahari yang sedang berkembang saat ini adalah Taman Nasional Laut (TNL) Bunaken. Tempat wisata ini merupakan perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang terdiri dari ekosistem hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, dan ekosistem daratan/pesisir. Taman laut ditunjuk sebagai Taman Nasional berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.730/Kpts-II/1991 yang dikelola melalui sistem zonasi.

Secara keseluruhan TNL Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektar dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Nain. Meskipun meliputi area 75.265 hektar, lokasi diving hanya terbatas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau tersebut. Salah satu pulau yang sering dikunjungi karena keindahan alam bawah lautnya yaitu Pulau Bunaken, dengan titik penyelaman sebanyak 20 buah dan kedalaman sampai 1.344 m. Posisi TNL Bunaken sendiri relatif dekat dengan kota Manado yang merupakan pusat pemerintahan propinsi Sulawesi Utara (BTNB 2013).

Sebagai salah satu dari kawasan pelestarian alam perairan di Indonesia, TNL Bunaken memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai tempat pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya, perlindungan sistem penyangga kehidupan masyarakat di dalam kawasan melalui pemanfaatan ekstraktif terbatas, dan pemanfaatan secara lestari bagi pengembangan terbatas pariwisata alam. Pada tahun 2009 kawasan ini telah digelar event internasional di antaranya World Ocean Conference (WOC) dan Sail Bunaken hingga Coral Triangle Initiative (CTI) Summits atau Pertemuan Negara-negara Segitiga Terumbu Karang. Keadaan alam TNL Bunaken memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.

TNL Bunaken merupakan salah satu usaha Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Adanya potensi sumber daya alam di kawasan TNL Bunaken yang belum didayagunakan secara optimal, menunjukkan bahwa manajemen strategi pengembangan di kawasan ini belum efektif dalam mengatasi

Page 4: Analisis Model Bisnis Ekowisata di Taman Nasional Laut ... · Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan ... 2 Batu bara 27.221,80 Batu bara ... 5 Adanya

4

permasalahan yang sangat kompleks. Untuk itu dibutuhkan strategi yang dapat memberikan solusi dan kontribusi bagi pengembangan kawasan TNL Bunaken.

Salah satu pendekatan dalam membuat suatu pengembangan adalah dengan menggunakan pendekatan model bisnis. Pendekatan model bisnis merupakan salah satu faktor kritis untuk sukses dari suatu organisasi. Pendekatan model bisnis ini cukup banyak macamnya, salah satunya adalah business model canvas yang dikembangkan oleh Ostewalder dan Pigneur pada tahun 2010. Pendekatan model bisnis ini harus inovatif agar suatu organisasi mampu bertahan di tengah perkembangan zaman yang pesat (Giesen et al. 2010). Business model canvas terdiri dari 9 elemen blok yang digunakan untuk membantu memetakan model bisnis suatu organisasi yang dianalisis menjadi model bisnis yang lebih baik bagi pengembangan kawasan TNL Bunaken. Business model canvas ini merupakan konsep model bisnis yang sederhana namun dapat menyentuh seluruh aspek dan elemen di dalam organisasi.

Rumusan Masalah

Sektor pariwisata mampu menarik wisatawan nusantara maupun

mancanegara dan ini menjadi daya tarik bagi masyarakat TNL Bunaken sebagai mata pencaharian. Jumlah kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga 2012, namun mengalami penurunan pada tahun 2013. Seperti yang terlihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3 Jumlah kunjungan wisatawan di kawasan TNL Bunaken (2010-2013)

Tahun Wisatawan Domestik Wisatawan Asing Total (Orang) (%) (Orang) (%) (orang)

2010 17.584 61,3 11.083 38,7 28.667 2011 16.944 60,3 11.174 39,7 28.118 2012 31.893 74,6 10.865 25,4 42.758 2013 28.132 76,2 8.781 23,8 36.913

Sumber: Balai Taman Nasional Bunaken 2014 .

Tabel 4 Total penerimaan dari tarif masuk kawasan TNL Bunaken (2010-2013)

Tahun Total Penerimaan (juta rupiah)

Setoran ke Pusat (5%) (juta rupiah)

Setoran ke Daerah (15%) (juta rupiah)

2010 1450,3 72,5 217,5 2011 1556,6 77,8 233,5 2012 1577,2 77,9 233,6 2013 1274,2 63,7 191,1

Sumber: DPTNB 2014.

Dilihat dari segi penerimaan berdasarkan tarif masuk kawasan TNL Bunaken, pada tahun 2013 total penerimaan yang diperoleh pihak pengeloala mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu Rp 1.274,2 juta, yang tahun sebelumnya sebesar Rp 1.577,2 juta pada tahun 2012 (Tabel 4). Hal ini tentu berdampak pada setoran ke pusat dan daerah. Selain itu juga berpengaruh pada program kegiatan operasional yang dilakukan oleh pihak pengelola.

Page 5: Analisis Model Bisnis Ekowisata di Taman Nasional Laut ... · Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan ... 2 Batu bara 27.221,80 Batu bara ... 5 Adanya

5

Adanya potensi sumber daya di TNL Bunaken yang belum dimanfaatkan

secara optimal, pihak pengelola harus terus berupaya untuk memelihara kelestarian kawasan yang berkelanjutan. Namun kegiatan tersebut tentu membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit. Selain itu pihak pengelola juga memiliki komitmen dalam berkontribusi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pihak pengelola harus dapat mendayagunakan aset-aset yang ada di TNL Bunaken dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki, yang secara bersamaan dapat meningkatkan nilai tambah dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Selain itu kawasan TNL Bunaken juga memiliki permasalahan yang kompleks antara lain pengusaha lokal yang masih berorientasi pada keuntungan usaha sementara, illegal fishing, rendahnya harga karcis masuk, kurangnya dana pengelolaan sehingga upaya konservasi masih rendah, berakibat pada penurunan daya dukung lingkungan dalam penanganan limbah. Hal ini juga membuat para pemangku kepentingan bersikap apatis terhadap pengembangan kawasan. Untuk itu diperlukan suatu pengembangan ekowisata yang berorientasi pada perlindungan dan konservasi sumber daya alam tanpa mengesampingkan permasalahan yang ada. Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Pihak mana saja yang berperan dan berkepentingan dalam pengembangan

Taman Nasional Laut (TNL) Bunaken? 2. Bagaimana model bisnis yang ada di TNL Bunaken, ditinjau melalui

pendekatan business model canvas saat ini? 3. Bagaimana perbaikan dari model bisnis yang lama, dibuat melalui pendekatan

business model canvas?

Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi para stakeholder dalam pengembangan Taman Nasional Laut (TNL) Bunaken.

2. Mengidentifikasi model bisnis di TNL Bunaken dengan pendekatan business model canvas.

3. Membuat perbaikan model bisnis yang baru melalui pendekatan business model canvas.

Manfaat Penelitian

1. Bagi TNL Bunaken diharapkan dapat membantu dan memberikan masukan

kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan Taman Nasional Laut Bunaken.

2. Bagi pemda, Dapat digunakan sebagai bahan koreksi untuk meningkatkan kinerja pemerintah setempat serta dapat memberikan sumbangan pemikiran atas faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengelolaan kawasan TNL Bunaken.

3. Bagi akademisi diharapkan dapat menjadi acuan dalam menambah referensi keilmuan yang relevan dengan penelitian ini.

4. Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan yaitu seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empirik selama mengikuti kegiatan perkuliahan.

Page 6: Analisis Model Bisnis Ekowisata di Taman Nasional Laut ... · Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan ... 2 Batu bara 27.221,80 Batu bara ... 5 Adanya

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB