Upload
duongxuyen
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENDEKATAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL
(DDM) DAN PRICE EARNING RATIO (PE.R) UNTUK MENILAI HARGA
SAHAM
(Studi Pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang
Tercatat di BEI Tahun 2011-2013)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh
Siti Asiah
1111081000053
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ANALISIS PENDEKATAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL
(DDM) DAN PRICE EARNING RATIO (PE.R) UNTUK MENILAI HARGA
SAHAM
(Studi Pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang
Tercatat di BEI Tahun 2011-2013)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh
Siti Asiah
1111081000053
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Siti Asiah
2. Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 10 November 1992
3. Usia : 22 tahun
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Alamat : Kp. Palsigunung RT 06/ RW 02 No. 31,
Tugu, Cimanggis, Depok.
6. Telepon : 085695598358
7. E-mail : [email protected]
8. Agama : Islam
9. Kewarganegaraan : Indonesia
10. Status : Belum Menikah
II. PENDIDIKAN
1. SDN Tugu 8 Tahun 1999-2005
2. SMPN 179 Jakarta Tahun 2005-2008
3. SMAN 64 Jakarta Tahun 2008-2011
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2015
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Kusno
2. Ibu : Syamsiah
3. Alamat : Kp. Palsigunung RT 06/ RW 02 No. 31,
Tugu, Cimanggis, Depok.
ii
ABSTRACT
Each investor who invests in stocks expected capital gains, and therefore we need
a method that may assist investors in assessing the stock in order to obtain the
maximum capital gain. This study aimed to analyze the stock price suffered
Undervalued (inexpensive) or overvalued (expensive), analyzing the differences in
the calculation results with the stock price method Dividend Discounted Model
(DDM) and the stock price by the method of Price Earning Ratio (PE.R). The
study sample originated Property and Real Estate sectors listed in Indonesia
Stock Exchange in the period 2011-2013. The total sample consisted of 39
companies selected by purposive sampling technique. Data obtained from the
Internet Data Exchange (IDX). This study using SPSS 22. The analysis tool used
is the Kolmogorov-Smirnov normality test and test different t-test with a
significant level (α = 5%). These results indicate that the company's share price
the property sector and real estate are assessed using Dividend Discounted Model
for the year 2011, six companies assessed undervalued (cheap) because of
reasonable price stock> share price formed on the stock market, and seven
companies overvalued (expensive ) because the price is reasonable stock <the
company's stock price formed on the stock market. In 2012 there were three
companies are undervalued (cheap) for a reasonable price stock> share price
formed on the stock market, and ten companies overvalued (expensive) because
the price is reasonable stock <the company's stock price formed on the stock
market. Whereas in 2013 there were five companies Tajun undervalued (cheap)
for a reasonable price stock> share price formed on the stock market and the
eight companies overvalued (expensive) because the price is reasonable stock
<the company's stock price formed on the stock market. The company's stock
price of property and real estate sector are assessed using methods Price earning
ratio year period 2011-2013 almost all company property and real estate sector
experienced a stock position undervalued (cheap) for a reasonable price stock>
share price formed on the stock market, only there is one company that is
experiencing overvalued (expensive) because the price is reasonable stock <the
company's stock price formed on the stock market in 2013, namely PT Jaya Real
Property Tbk. Reasonably priced stock using the Dividend Discount Model has no
significant difference on the price of the stock fair price earning ratio method.
Key word: Stock valuations, Dividend Discount Models, Price Earning Ratio.
iii
ABSTRAK
Setiap investor yang berinvestasi di saham mengharapkan capital gain, maka dari
itu diperlukan suatu metode yang dapat membantu investor dalam menilai saham
agar dapat mendapatkan capital gain yang maksimal. Penelitian ini bertujuan
menganalisis harga saham yang mengalami Undervalued (murah) atau
Overvalued (mahal), menganalisis perbedaan hasil perhitungan harga saham
dengan metode Dividend Discounted Model (DDM) dan harga saham dengan
metode Price Earning Ratio (PE.R). Sampel penelitian ini berasal sektor Property
dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-
2013. Total sampel terdiri dari 39 perusahaan yang dipilih dengan teknik
purposive sampling. Data diperoleh dari Internet data Exchange(IDX). Penelitian
ini menggunakan software SPSS 22. Alat analisis yang digunakan adalah uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji beda t-Test dengan tingkat signifikan (α
= 5%). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa harga saham perusahaan sector
property dan real estate yang dinilai menggunakan metode Dividend Discounted
Model untuk tahun 2011, enam perusahaan dinilai undervalued (murah) karena
harga wajar saham > harga saham perusahaan yang terbentuk di pasar saham dan
tujuh perusahaan overvalued (mahal) karena harga wajar saham < harga saham
perusahaan yang terbentuk di pasar saham. Pada tahun 2012 terdapat tiga
perusahaan undervalued (murah) karena harga wajar saham > harga saham
perusahaan yang terbentuk di pasar saham dan sepuluh perusahaan overvalued
(mahal) karena harga wajar saham < harga saham perusahaan yang terbentuk di
pasar saham. Sedangkan pada tajun 2013 terdapat lima perusahaan undervalued
(murah) karena harga wajar saham > harga saham perusahaan yang terbentuk di
pasar saham dan delapan perusahaan overvalued (mahal) karena harga wajar
saham < harga saham perusahaan yang terbentuk di pasar saham. Harga saham
perusahaan sector property dan real estate yang dinilai menggunakan metode
Price earning ratio periode tahun 2011-2013 hampir seluruh perusahaan sector
property dan real estate mengalami posisi saham undervalued (murah) karena
harga wajar saham > harga saham perusahaan yang terbentuk di pasar saham,
hanya terdapat satu perusahaan yang mengalami overvalued (mahal) karena harga
wajar saham < harga saham perusahaan yang terbentuk di pasar saham pada
tahun 2013 yaitu PT Jaya Real Property Tbk. Harga wajar saham menggunakan
metode Dividen Discount Model tidak memiliki beda yang signifikan terhadap
harga wajar saham menggunakan metode Price Earning ratio.
Kata Kunci: Valuasi Saham, Dividen Discount Model, Price Earning Ratio.
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW dan para sahabatnya. Adapun penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik
moril maupun materil, penulisan skripsi ini tidak akan terwujud dengan baik. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak ucapan
terimakasih kepada :
1. Orang tua tercinta, bapak saya Kusno dan ibu saya Syamsiah yang telah
memberikan dukungan terbaiknya baik berupa moril maupun materil dan doa
yang selalu menyertai untuk penulis. Segala sesuatu yang kalian berikan tidak
akan tergantikan oleh apapun.
2. Segenap keluarga besar yang telah menyemangati penulis dengan doa yang tak
henti. Terutama kepada adik saya Triwahyu Hidayati dan kakak saya Reni
Oktiawati beserta keluarga besar yang lain.
3. Bapak Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Titi Dewi Warnida,S.Ag., MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Ahmad Rodoni, Prof. Dr., MM selaku dosen pembimbing skripsi I yang
telah berkenan memberikan waktu, ilmu dan pengetahuan serta bimbingan dan
arahan kepada penulis selama penulis menyusun skripsi.
6. Ibu Amalia, M.S.M,selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah berkenan
memberikan waktu, ilmu dan pengetahuan serta bimbingan dan arahan kepada
penulis selama penulis menyusun skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis
selama penulis dalam masa perkuliahan.
v
8. Semua teman-teman Manajemen angkatan 2011, khususnya Manajemen B, Siti
Syifa Amalia, Bingah Pangesti Putri, Musyrifah Ratnasari, Suci Romadhona,
Puti Khalidia Syadzarin, Abi Nubli Aufar, Gunawan Widiyono dan
Manajemen Keuangan, Aditya Pratama, Novian Adi Nugraha, dan yang
lainnya, yang mendukung dan membantu proses penulisan skripsi, senang telah
menjadi bagian hidup dari kalian semua. Terimakasih telah berbagi waktu dan
belajar bersama dalam berbagai keadaan selama masa perkuliahan.
9. Sahabat-sahabat Nathya Chairani, Risma Fauziyah Ramadani, Safira Selviana
Yusko, Kattya Fitriyani, Fikry Zakia, Deny Setiawan, Fajar Wahyudin, Ahmad
Risandi, Muhamad Arif Furqon, Johan Sulistyo, Yesaya Hebbi, Robertus
Christianto Wibisono, Superyadi Syahputra, Takai Satria Utama yang selalu
menjadi tempat berkeluh kesah dan mendukung dalam proses penulisan skripsi.
10. KKN KITA 2014, Sheren Utari, Khariroh Maknunah, Ayi Fakhrotun Nisa, Siti
Nenden Fauziah, Nur Fika, Citra Kenanga, Eko Siswandanu, Wiza Walady,
Zahid Shibghotulloh, Aang Anwar, Halim Pratama, Ghiyats Hanif Iskandar,
Awwam Nuryadin, Gini Abdussalam yang selalu memberikan semangat,
dukungan dan berjuang bersama- sama dalam menyelasaikan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, dikarenakan
terbatasnya ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu, penulis
menerima segala bentuk masukan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tangerang, 17 September 2015
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
COVER dalam
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP i
ABSTRACT ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 12
C. Tujuan Penelitian 13
D.Manfaat Penelitian 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15
A. Saham 15
1. Konsep Saham 15
2. Harga Pasar 16
B. Penilaian Harga Pasar 17
1. Konsep Penilaian Harga Saham 17
2. Analisis Fundamental 20
C. Penelitian Terdahulu 28
D. Kerangka Penelitian 33 E. Hipotesis Penelitian 34
BAB III METODE PENELITIAN 35 A. Ruang Lingkup Penelitian 35
B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel 36
C. Metode Pengumpulan Data 37
D. Mencari Nilai Intrinsik Saham 38
D. Metode Pengujian Data 43
1. Analisis Statistik 43
a. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov 43
b. Uji Beda t-Test 44
c. Uji Statistik 45
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 46
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 46
1. Deskripsi Objek Penelitian 46
vii
2. Profil Perusahaan 47
B. Analisis Uji Statistic Deskriptif 52
C. Penilaian Intrinsik Saham 59
D. Analisis Uji Normalitas Kolmogoror-Snirnov 73
E. Hasil Uji Beda t-Test 75
BAB V PENUTUP 78
A. Kesimpulan 78
B. Saran 79
DAFTAR PUSTAKA 81
LAMPIRAN 84
viii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 28
Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian 37
Tabel 4.1 Deskripsi Rata-rata Return On equity (ROE) 53
Tabel 4.2 Deskripsi Rata-rata Earning Per Share 54
Tabel 4.3 Deskripsi Rata-rata Dividend Per Share 56
Tabel 4.4 Deskripsi Rata-rata Dividend Payout Ratio 57
Tabel 4.5 Tingkat Perumbuhan Saham yang Diharapkan 59
Tabel 4.6 Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan (r) 60
Tabel 4.7 Estimasi Deviden Yang Diharapkan 62
Table 4.8 Nilai intrinsic saham menggunakan metode 64
Dividend Discounted Model contant growth
Table 4.9 Estimasi Earning Per Share yang diharapkan 68
Tabel 4.10 Price Earning Ratio (PE.R) 69
Table 4.11 Nilai intrinsic saham menggunakan metode 70
Price Earning Ratio (PE.R)
Table 4.12 Nilai Intrinsik saham menggunakan Dividen 71
Discount Model (DDM) dan Price Earning
Ratio (PE.R)
Tabel 4.13 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar saham 74
yang dinilai dengan Dividend Discounted Model
Tabel 4.14 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar saham 74
yang dinilai dengan Price Earning Ratio
Tabel 4.15 Hasil uji beda t-Test harga wajar saham yang dinilai 76
dengan Dividend Discounted Model dan harga wajar
saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
Gambar 1.1 Perusahaan Pertambangan yang 8
Mengalami Peningkatan Harga
Saham Pada Tahun 2011- 2013
Gambar 1.2 Perusahaan Property dan Real Estate 9
yang Mengalami Peningkatan Rata-rata
Harga Saham Sebesar 9%- 30%
Gambar 1.3 Perusahaan Property dan Real Estate 10
yang Mengalami Peningkatan Rata-rata
Harga Saham Sebesar 31%- 40%
Gambar 1.4 Perusahaan Property dan Real Estate yang 11
Mengalami Peningkatan Rata-rata Harga
Saham Sebesar 41%- 60%
Gambar 2.2 Kerangka penelitian (41) 35
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
Lampiran 1 Perusahaan Property dan Real Estate 85
yang mengalami peningkatan rata- rata
harga saham sebesar 9%- 30% selama
2011-2013
Lampiran 2 Perusahaan Property dan Real Estate 85
yang mengalami peningkatan rata- rata
harga saham sebesar 31%- 40% selama
2011-2013
Lampiran 3 Perusahaan Property dan Real Estate 85
yang mengalami peningkatan rata-rata
harga saham sebesar 41%- 60% selama
2011-2013
Lampiran 4 Deskripsi Rata-rata Return On equity (ROE) 86
Perusahaan Property dan Real Estate
Lampiran 5 : Deskripsi Rata-rata Earning Per Share 86
Perusahaan Property dan Real Estate
Lampiran 6 Deskripsi Rata-rata Dividend Per share 88
Lampiran 7 Deskripsi Rata-rata Dividend Payout Ratio 88
Lampiran 8 Tingkat Perumbuhan Saham yang Diharapkan 89
Lampiran 9 Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan (r) 90
Lampiran 10 Estimasi Deviden Yang Diharapkan 91
Lampiran 11 Nilai intrinsic saham dengan menggunakan 91
metode Dividend Discounted Model contant
growth
Lampiran 12 Estimasi Earnings Per Share yang diharapkan 92
Lampiran 13 Price Earning Ratio (PE.R) 93
Lampiran 14 Nilai intrinsic saham menggunakan metode 93
Price Earning Ratio (PE.R)
Lampiran 15 Nilai Intrinsik saham menggunakan DDM dan PER 94
Lampiran 16 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar 95
saham yang dinilai dengan Dividend
Discounted Model
Lampiran 17 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar 96
saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio
Lampiran 18 Hasil uji beda t-Test harga wajar saham yang dinilai 96
dengan Dividend Discounted Model dan harga wajar
saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal adalah pasar keuangan untuk dana- dana jangka panjang.
Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana
efek- efek perdagangan yang disebut bursa efek. Bursa Efek atau stock
exchange adalah suatu sistim yang terorganisasi yang mempertemukan
penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung maupun dengan
melalui wakil- wakilnya (Dewi Astuti, 2004: 48). Salah satu instrument yang
banyak digemari di pasar modal adalah saham. Saham menurut Dewi Astuti
(2004:49) adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu
perseroan terbatas. Saham adalah sekuritas yang paling sering diperdagangkan
dan dapat diterbitkan dengan cara atas nama yang paling sering
diperdagangkan dan dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk.
Investor yang menginvestasikan dananya di saham, tentunya mempunyai
harapan yang sama jika diinvestasikan pada instrument investasi lainnya,
yaitu harapan surplus/ profit (untung) dari hasil investasinya tersebut.
Ada dua keuntungan yang diterima oleh investor apabila berinvestasi
di saham, yaitu berupa dividend dan capital gain. Dividen adalah pembagian
keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang
dihasilkan perusahaan, sedangkan capital gain adalah selisih antara harga beli
dengan harga jual (Martalena dan Maya, 2011:13). Selain itu, untuk berhasil
2
dalam berinvestasi di saham, tidak perlu IQ tinggi, karena menurut Warren
Buffet (2006) bahwa apa yang dibutuhkan dalam berinvestasi di saham adalah
sebuah kerangka pemikiran untuk membuat keputusan dan kemampuan
menjaga emosi dari kerangka tersebut. Maksudnya adalah sangat diperlukan
sebuah kerangka analisis sehingga investor mempunyai alasan yang jelas dan
rasional terhadap saham yang akan dibeli, dan tentunya selalu disiplin atas apa
yang sudah dirancangkan, serta meredam faktor emosi dalam membuat
sebuah keputusan investasi. Beragamnya pembeli dan penjual di bursa saham,
sehingga mengakibatkan semakin banyak pula persepsi akan penilaian suatu
saham, sehingga mengakibatkan perbedaan penilaian harga saham tersebut.
Oleh karena itu, harga saham yang terjadi di bursa bisa saja dinilai terlalu
mahal, namun dapat pula sebaliknya.
Dalam berinvestasi di saham tentunya investor dapat berekspetasi
dalam meramalkan harga saham yang akan terbentuk di masa depan. Oleh
sebab itu dibutuhkan sebuah metode analisis yang dapat mendukung harapan
investor tersebut. Selain itu metode analisis ini juga bermanfaat untuk
mengantisipasi terhadap kemungkinan- kemungkinan yang dapat terjadi,
maksudnya adalah dengan menggunakan metode analisis saham, apabila hasil
penilaian saham trsebut positif, maka investor dapat lebih yakin terhadap
ekspetasi ke depan saham tersebut, dan apabila hasil penilaian negative maka
investor dapat memperkecil kemungkinan kerugian yang akan timbul jika
membeli saham tersebut.
3
Motivasi untuk melakukan valuasi saham menurut Scott Hoover
(2006) sangatlah beragam. Selain untuk mendapatkan keuntungan dari
perdagangan, dapat pula untuk menetapkan kebijakan ekonomi yang efektif,
ataupun untuk memahami lebih baik dalam mengelola perusahaan, serta dapat
bermanfaat untuk menyampaikan informasi yang akurat untuk public. Selain
itu, bermacam- macam pula orang yang menggunakan valuasi saham, mulai
dari orang dalam perusahaan yang mengelola perusahaan hingga ekonom
yang mengelola perusahaan.
Ada dua jenis metode analisis yang sering digunakan dalam menilai
harga saham. Pertama adalah analisis teknikal dan analisis fundamental.
Analisis teknikal merupakan studi tentang tindakan atau aksi pasar, dengan
bantuan grafik- grafik tertentu. Analisis ini dibuat dengan melihat keadaan
harga, fluktuasi pasar serta analisis perkiraan (estimasi) menggunakan pola
yang dibentuk oleh grafik dan atau perhitungan matematis mengenai
pergerakan harga di waktu yang akan datang (Ahmad Rodoni, 2005:4).
Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap instrument investasi
mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai instrinsik yang dapat ditentukan
melalui suatu analisis yang sangat hati- hati terhadap kondisi pada saat
sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Ide dasar pendekatan ini
adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan (Kodrat dan
Indonanjaya, 2010:1). Manfaat dari analisis fundamental adalah untuk
menentukan berapa nilai intrinsik sebuah saham. Untuk setiap investor
tertentu, perkiraan nilai intrinsik merupakan refleksi dari nilai sebenarnya dari
4
suatu aset. Hal tersebut dikarenakan pencarian nilai intrinsik saham
berdasarkan pada informasi- informasi yang tersedia, baik itu eksternal
(IHSG, Inflasi, PDP) maupun internal (laporan keuangan perusahaan,
kebijakan- kebijakan perusahaan, dll).
Setelah mendapatkan nilai intrinsik saham tersebut, kemudian nilai
tersebut dibandingkan dengan harga yang terbentuk di bursa. Apabila yang
terjadi adalah nilai intrinsik saham lebih kecil daripada harga yang terbentuk
di bursa maka kondisi tersebut dinamakan saham tersebut overvalued (mahal).
Begitupula sebaliknya, jika nilai intrinsik saham tersebut ternyata lebih besar
daripada harga saham tersebut di bursa, kondisi tersebut dinamakan saham
tersebut undervalued (murah). Jika sudah diketahui apakah saham tersebut
murah, wajar ataukah mahal, maka investor dapat lebih yakin untuk
menentukan keputusan investasinya, apakah sahamnya ingin dibeli, ditahan
atau dijual.
Dalam mencari nilai dari saham tersebut dibutuhkan suatu metode
valuasi. Penilaian adalah proses untuk menentukan nilai dari suatu aktiva pada
suatu waktu tertentu dengan mempertimbangkan risiko dan pengembaliannya
(Sundjaja et al., 2010:103).
Saat ini ada beberapa metode valuasi yang berguna untuk
mempermudah investor dalam menganalisis saham, salah satunya adalah
pendekatan dengan metode Relative Valuation Technique, yakni Price
earning Ratio (PE.R). Dibandingkan dengan dua pendekatan sebelumnya,
pendekatan PER lebih baik karena model PER ini sudah mempertimbangkan
5
ekspetasi laba di masa yang akan datang (Arifin Zaenal,2005:152). Selain itu
ada pendekatan dengan metode DCF (Discounted Cash Flow Model), yakni
Dividend Discount Model (DDM) pertumbuhan dividen adalah tetap untuk
selamanya. Oleh karena itu model penilaian ini menggunakan
pertumbuhan dividen yang tetap untuk selamanya, model ini lebih tepat
digunakan untuk penilaian harga saham perusahaan yang pertumbuhannya
relative stabil (Damodaran, 2002:208). Dividend Discount Model (DDM)
pertumbuhan konstan DDM pertumbuhan konstan merupakan metode
penilaian harga saham yang mengasumsikan harga saham setara dengan
jumlah seluruh pembayaran dividen masa depan yang didiskontokan ke
nilai sekarang. Definisi dan perhitungan kedua metode tersebut berbeda dan
tidak berhubungan, namun apakah benar rata-rata kedua metode tersebut
berbeda atau tidak secara statistik.
Menurut Charumathi (2014), dalam penelitiannya yang berjudul “The
Reabilty Of Dividend Disount Model In Valuation Of Bank Stocks At The
Bombay Stock Exchange”, menyimpulkan Hasil dari penelitian ini yaitu dari
14 perusahaan yang diteliti, hanya empat perusahaan yang menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
Dividend Discount Model tidak dapat diandalkan oleh perusahaan dalam
penilaian saham bank mereka di BSE.
Penelitian yang dilakukan oleh Radim Gottwald (2012), yang berjudul
“The Use of the P/E Ratio to Stock Valuation”, menyimpulkan bahwa
6
Menggunakan P / E rasio, metode ini memungkinkan penilaian saham
tertentu. Teknik ini memungkinkan lagi-list model covenient. Beberapa uji
statistik yang digunakan dalam penerapan metode pada data real andal
membuktikan kemampuan metode untuk valuate saham. P / E ratio termasuk
jenis khusus milik antara indikator penting yang digunakan tidak hanya dalam
dasar analisis untuk memperkirakan nilai intrinsik saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Cameron Truong (2009), yang berjudul
“Value investing using price earnings ratio in New Zealand”, menyimpulkan
bahwa saham dengan P/E undervalued mengungguli saham P/E overvalued di
Selandia Baru. Investor harus menyadari bahwa portofolio P/E rendah dapat
sangat didiversifikasi portofolio ini mungkin berisi beberapa saham dari
sektor yang sama dengan P/E rendah. Akhirnya, P/E cut-off tingkat harus
dipilih tergantung pada berapa banyak saham investor ingin di portofolio dan
P/E rata-rata di pasar pada saat itu.
Penelitian yang dilakukan oleh Tobias Olweny (2011), yang berjudul
“The reability of Dividend Discount model in Valuation of Common Stock at
The Nairobi Stock Exchange” menyimpulkan Uji signifikansi menunjukkan
bahwa dari delapan belas perusahaan yang diteliti, hanya tiga menunjukkan
bahwa perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu menyimpulkan bahwa
diskon Model dividen tidak dapat diandalkan dalam penilaian saham biasa di
Bursa Efek Nairobi.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, hanya
ada perbedaan sampel penelitian dan periode penelitian. Penelitian ini
7
menggunakan sampel perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011- 2013.
Sektor property dan real estate menjadi pilihan peneliti sebagai
objek penelitian. Alasan peneliti memilih sektor tersebut karena sektor
property dan real estate kinerja sahamnya yang mengalami pertumbuhan
sangat pesat seperti yang diungkapkan Indonesia Daily “kinerja saham
property dan kostruksi pada Januari-Mei 2013 sangat cemerlang, tumbuh
73,11% atau tertinggi dibursa efek Indonesia (BEI)”. Selain itu dibandingkan
dengan sektor lain, perusahaan sektor Property dan Real Estate ada 14
perusahaan yang mengalami peningkatan harga saham pada tahun 2011-2013.
Sedangkan seperti sektor pertambangan, hanya ada dua perusahaan yang
mengalami peningkatan harga saham pada tahun 2011-2013.
Pada perusahaan sektor pertambangan hanya ada dua perusahaan yang
mengalami peningkatan harga saham pada tahun 2011-2013, yaitu pada
perusahaan PT Cita Mineral Investindo Tbk yang mengalami peningkatan
rata- rata harga saham sebesar 19, 23% dan perusahaan PT Eatertainment
International Tbk mengalami peningkatan rata- rata harga saham sebesar
44,5%.
8
Gambar 1.1
Perusahaan Pertambangan yang Mengalami Peningkatan Harga Saham
Pada Tahun 2011- 2013
Sumber: Yahoo.finance.com
Berikut adalah perusahaan property dan real estate yang mengalami
peningkatan harga saham selama 2011-2013.
315 315 390 648.8895
3650.01
5899.985
0500
1000150020002500300035004000450050005500600065007000
2011 2012 2013
Nila
i Sah
am (
Rp
)
Tahun
Perusahaan Pertambangan yang Mengalami Peningkatan Harga
Saham Pada Tahun 2011- 2013
PT EatertaintmentInternational Tbk
PT Cita Mineralinvestindo Tbk
9
Gambar 1.2
Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami Peningkatan Rata-
rata Harga Saham Sebesar 9%- 30%
Sumber: Yahoo.finance.com
Dari grafik diatas dapat diketahui perusahaan property dan real estate
yang mengalami kenaikan rata- rata harga saham sebesar 9%- 30% selama
tahun 2011- 2013 yaitu perusahaan PT Plaza Indonesia Realty Indonesia Tbk
yang mengalami kenaikan rata- rata harga saham sebesar 9,63%, PT Ciputra
Property Tbk sebesar 10,64%, PT Indonesia Prima Property Tbk sebesar
11,18%, kemudian PT Roda Vivatex Tbk sebesar 25,71%, dan PT Royal
OAK Development Asia Tbk sebesar 29,27%.
1550 1550 1920
490 610 620 265 335 340 89 143 150
2700
3500
4900
225 325 450 0
500100015002000250030003500400045005000
2011 2012 2013
Nila
i Sah
am (
Rp
)
Tahun
Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami
Peningkatan Rata-rata Harga Saham Sebesar 9%-
30%
PT Plaza IndonesiaRealty Tbk
PT Ciputra PropertyTbk
PT Indonesia PrimaProperty Tbk
PT Duta Graha IndahTbk
10
Gambar 1.3
Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami Peningkatan Rata-
rata Harga Saham Sebesar 31%- 40%
Sumber: Yahoo.finance.com
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui perusahaan property dan
real estate yang mengalami peningkatan rata- rata harga saham selama 2011-
2013 yaitu PT Duta Pertiwi yang mengalami peningkatan rata-rata harga
saham sebesar 36,57%, PT Lippo Cikarang Tbk sebesar 39,21%, kemudian
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebesar 32,28%, dan PT Pembangunan
Perusahaan (Persero) sebesar 35,08%.
1800
2850
4475
1790
3200
4875
610 485 820
1160
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
2011 2012 2013
Nila
i Sah
am (
Rp
)
Tahun
Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami
Peningkatan Rata-rata Harga Saham Sebesar 31%- 40%
Pt Duta Pertiwi Tbk
PT Lippo Cikarang Tbk
PT Wijaya Karya(Perseo) Tbk
PT PembangunanPerumahan(Persero)
11
Gambar 1.4
Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami Peningkatan Rata-
rata Harga Saham Sebesar 41%- 60%
Sumber: Yahoo.finance.com
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui perusahaan property dan
real estate yang mengalami kenaikan rata- rata harga saham selama 2011-
2013 yaitu PT Fortune Mate Indonesia yaitu sebesar 47,56%, PT Gowa
Makassar Tourism Development Tbk yaitu mengalami peningkatan rata- rata
harga saham sebesar 46,02%, kemudian PT Laguna Cipta Griya Tbk yaitu
sebesar 54,01%, dan PT Danayasa Arthama Tbk yaitu mengalami kenaikan
rata- rata harga saham sebesar 54,51%.
103 235 385 660 660
8300
59 150 285 500 830
2700
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
2011 2012 2013
Nila
i Sah
am (
Rp
)
Tahun
Perusahaan Property dan Real Estate yang Mengalami
Peningkatan Rata-rata Harga Saham Sebesar 41%- 60%
PT Fortune MateIndones'a Tbk
PT Gowa MakassarTourism DevelopmentTbk
PT Laguna Cipta GriyaTbk
PT Danayasa ArthatamaTbk
12
Berdasarkan ketiga grafik diatas dapat diketahui pula pada tahun 2011-
2012, PT Lippo Cikarang Tbk mengalami peningkatan harga saham tertinggi
yaitu sebesar 44,06%. Pada tahun 2012-2013, perusahaan yang mengalami
peningkatan harga saham tertinggi yaitu PT Gowa Makassar Tourism
Development Tbk sebesar 92,05%. Sedangkan perusahaan yang mengalami
peningkatan rata- rata harga saham tertinggi selama tahun 2011-2013 yaitu PT
Danayasa Arthama Tbk yaitu mengalami kenaikan rata- rata harga saham
sebesar 54,51%.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka skripsi ini diberi judul “Analisis Pendekatan Metode Dividend Discount
Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PE.R) untuk Menilai Harga Saham
(Studi pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang
Tercatat di BEI Tahun 2011-2013) ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
penulis mencoba untuk merumuskan beberapa maslah yang nantinya akan
dikaji pada penelitian ini agar tidak ada pembahasan yang keluar dari judul.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah harga saham yang dinilai dengan Dividend Discount Model
(DDM) dan Price Earning Ratio (PE.R) mengalami undervalued (murah)
atau overvalued (mahal) jika dibandingkan dengan harga yang terbentuk
di pasar saham?
13
2. Apakah harga saham yang dinilai dengan Dividend Discount Model
(DDM) memiliki beda dengan harga saham yang dinilai dengan Price
Earning Ratio (PE.R)?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian ini untuk melihat:
1. Menganalisis harga saham mengalami Undervalued (murah) atau
Overvalued (mahal) dari nilai intrinsik yang diperoleh jika
dibandingkan dengan harga yang terbentuk di pasar saham.
2. Menganalisis perbedaan hasil perhitungan harga saham dengan
metode Dividend Discounted Model (DDM) dan harga saham dengan
metode Price Earning Ratio (PE.R).
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti/ Akademisi
Sebagai pelengkap, penambah, dan pembanding hasil-hasil penelitian
yang telah ada, sehingga menambah referensi dan memberikan landasan
pijak untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini dapat membantu manajer perusahaan dalam
mengevaluasi harga saham perusahaan sehingga perusahaan dapat
memahami lebih baik dalam mengelola perusahaan, menyampaikan
informasi yang akurat untuk publik sehingga dapat memberikan
keuntungan yang besar bagi perusahaan dan meminimalisir kerugian bagi
perusahaan.
14
3. Investor
Sebagai tambahan referensi bagi investor dan calon investor dalam
menentukan nilai wajar saham yang tepat, sehingga mendapatkan capital
gain yang maksimal agar tidak terjadi risiko yang terlalu banyak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
15
A. Saham
1. Konsep Saham
Menurut Tandelin (2010:32), saham adalah surat bukti bahwa
kepemilikan atas aset perusahaan yang menerbitkan saham . Secara
sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham
adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut (Sundjaja et
al., 2010:114). Saham menunjukksn bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Pemilik suatu
saham perusahaan, disebut sebagai pemegang saham, merupakan pemilik
perusahaan (Husnan, 2001:285). Saham dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut
maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim
atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) (Martalena & Maya, 2011:12).
Menurut Dewi Astuti (2014: 49), saham adalah surat bukti atau tanda
kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Saham adalah
sekuritas yang paling sering diperdagangkan dan dapat diterbitkan
dengan cara atas nama yang paling sering diperdagangkan dan dapat
diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk. Saham menurut
16
Sunariyah (2006:47) saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan
atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
Berdasarkan pernyataan tersebut saham dapat dikatakan sebagai surat
bukti pemilikan terhadap sebagian modal atas perseroan terbatas. Bagi
investor, dengan memiliki surat bukti tersebut berarti ia sebagai pemilik
perusahaan yang menerbitkan sutrat bukti tersebut dalam hal ini saham.
Hal tersebut disebabkan karena untuk mendapatkan surat bukti tersebut
investor mengeluarkan dananya yang digunakn untuk kegiatan usaha
perusahaan. Oleh karena itu, saham dapat pula dikatakan sebagai tanda
penyertaan modal. Imbalan atas modal yang disertakan pada perusahaan
tersebut, investor berhak atas dividend atau yang lainnya yang
proforsinya sesuai dengan modal yang disetor pada perusahaan.
2. Harga Saham
Menurut Kodrat dan Indonanjaya (2010:1) dalam med press team
work,1998), harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa
saham dan umumnya harga saham itu diperoleh untuk menghitung nilai
saham.
Menurut Martalena dan Maya (2011:57), nilai dari suatu saham dapat
memiliki empat konsep, yaitu:
a. Nilai nominal
Merupakan nilai per lembar saham yang berkaitan dengan
akuntansi dan hukum. Nilai ini diperlihatkan pada neraca
17
perusahaan dan merupakan modal disetor penuh dibagi dengan
jumlah saham yang sudah diedarkan.
b. Nilai buku per lembar saham
Nilai buku per lembar saham menunjukkan nilai aktiva bersih
per lembar saham yang merupakan nilai ekuitas dibagi dengan
jumlah lembar saham.
c. Nilai pasar
Nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan
penawaran yang terbentuk di bursa saham.
d. Nilai inrinsik
Merupakan harga wajar saham yang mencerminkan harga
saham yang sebenarnya. Nilai intrinsik ini merupakan nilai
sekarang dari semua arus kas di masa mendatang (yang berasal
dari capital gain dan dividen).
B. Penilaian Harga Saham
1. Konsep Penilaian Harga Saham
Penilaian saham bertujuan untuk memaksimalkan return
dan meminimalkan risiko investasi saham sehingga seorang
investor harus melakukan analisis penilaian kewajaran harga saham
terlebih dahulu terhadap saham–saham yang akan dipilihnya untuk
selanjutnya menentukan apakah saham tersebut akan memberikan
tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan
dan disesuaikan dengan harga saham tersebut. Salah satu indikator
18
yang sering dijadikan fokus oleh para investor dalam berinvestasi
adalah dengan melihat pergerakan harga atau nilai saham dipasar.
Penilaian adalah proses untuk menentukan nilai dari suatu aktiva pada
suatu waktu tertentu dengan mempertimbangkan risiko dan
pengembaliannya (Sundjaja et al., 2010:103). Menurut Tandelilin
(2010:301) penilaian saham akan menghasilkan informasi tentang
nilai intrinsik yang selanjutnya akan dibandingkan dengan harga
pasar saham untuk menentukan posisi jual atau beli terhadap suatu
saham perusahaan. Nilai intrinsik adalah nilai saham yang sebenarnya
atau yang seharusnya terjadi, nilai ini ditentukan oleh beberapa
faktor fundamental berupa data keuangan historis perusahaan. Nilai
pasar adalah nilai saham di pasar yang di tunjukkan oleh harga
saham pada periode tertentu di bursa efek.Secara umum, tujuan
analisis investasi merupakan hal yang mendasar untuk diketahui
oleh para pemodal, mengingat tanpa analisis yang baik dan rasional
para pemodal akan mengalami kerugian (Sunariyah, 2006:168).
Kerugian yang dimaksud adalah saat investor salah memperkirakan dan
mengidentifikasi harga saham (misprice). Penilaian saham sangat
diperlukan untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan akibat
kesalahan dalam mengidentifikasi harga saham.
Untuk menentukan nilai saham, pemodal harus melakukan
analisis terlebih dahulu terhadap saham-saham yang ada di pasar
19
modal guna menentukan saham atau melakukan portofolio yang
dapat memberikan return paling optimal.
Menurut Husnan (2001:290), penilaian saham merupakan
suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi
atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau yang diamati)
menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel- variabel ekonomi
tersebut seperti misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan,
variabilitas laba, dan sebagainya.
Berdasarkan pernyataan tersebut penilaian saham adalah
proses menentukan apakah harga pasar saham wajar saat dibandingkan
dengan nilai intrinsik saham tersebut.
Menurut Husnan (2001: 288), analisis saham bertujuan untuk
menaksir nilai intrinsik (instrinsic value) suatu saham, dan kemudian
membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price)
saham tersebut. Nilai intrinsik (NI) menunjukkan present value arus
kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang dipergunakan
adalah sebagai berikut.
1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya
seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah
dimiliki.
20
2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
overvalued (harganya terlalu mahal), dan karenanya seharusnya
dijual.
3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
2. Analisis Fundamental
Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap instrument
investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai instrinsik yang
dapat ditentukan melalui suatu anlisis yang sangat hati- hati terhadap
kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang.
Ide dasar pendekatan ini adalah bahwwa harga saham dipengaruhi oleh
kinerja perusahaan (Kodrat dan Indonanjaya, 2010:1). Analisis
fundamental merupakan suatu metode yang mengukur nilai asset pada
saat ini dan waktu yang akan datang berdasarkan kondisi internal asset,
ekonomi, politik dan lingkungan lainnya yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran atas asset tersebut (Ahmad Rodoni,
2005:2).
Analisis fundamental, analisis ini menyatakan bahwa saham
memiliki nilai intrinsic (nilai yang seharusnya) tertentu. Analisis ini
membandingkan antara nilai intrinsic suatu saham dengan harga
pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah
mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum (Abdul Halim, 2005:21).
Analisis fundamental mempraktikan harga saham di masa yang akan
21
datang dengan mengestimasi nilai faktor- faktor fundamental yang
memengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan
hubungan variabel- variabel tersebut (Martalena dan Maya, 2011:47).
Menurut Suad Husnan (2001:315), analisis fundamental
mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang
dengan (i) mengestimate nilai faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (ii)
menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh
taksiran harga saham. Sedangkan menurut Sunariyah (2006:169)
menyatakan bahwa analisis ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa
tiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang
diestimasi oleh para pemodal atau analis. Hasil estimasi nilai intrinsik
kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang sekarang (current
market price). Terdapat dua pendekatan fundamental yang
umumnya digunakan dalam melakukan penilaian saham, yaitu
pendekatan nilai sekarang dan pendekatan laba atau Price Earning
Ratio (PER).
a. Pendekatan Nilai Sekarang
Pendekatan nilai sekarang menganalisis harga saham
berdasarkan harga saham saat ini adalah sama dengan present
value arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemegang
saham (Sharpe, 2006).
22
1) Dividend Discount Model (DDM) Pertumbuhan Konstan
(Constant Growth)
Asumsi dividen bertumbuh secara konstan ini biasanya
diterapkan pada perusahaan yang telah mapan atau memasuki
tahap kedewasaan (Kodrat dan Indonanjaya, 2010:275).
DDM pertumbuhan konstan merupakan metode
penilaian harga saham yang mengasumsikan harga saham
setara dengan jumlah seluruh pembayaran dividen masa
depan yang didiskontokan ke nilai sekarang. Formula
penilaian harga saham menggunakan DDM pertumbuhan
konstan yaitu:
Nilai intrinsik = D1
r-g
Sumber: Damodaran (2002:206)
Keterangan:
D1 = Dividen pada tahun 2013
r = Required return on equite
g = Pertumbuhan
Beberapa perusahaan memilih kebijakan dividen yang
meningkat secara tetap, dengan demikian dividen yang
dibagikan akan meningkat setiap periodenya dengan tingkat
23
kenaikkan yang sama. Dalam keadaan demikian rumus
penilaian saham yang dipakai adalah: (Dewi Astuti, 2004:93)
P0
=
D1
ks – g
Rumus penilaian saham untuk constant growth cukup
terkenal dan dikenal sebagai rumus Gordon Model. Jika
dividen diasumsikan bertumbuh secara konstan dari waktu ke
waktu, maka nilai saham dapat dihitung sebagai berikut
(Atmaja, 2008:101).
Jika g adalah konstan, dan Ks > g, maka
P0 = D0 (1+g)
= D1
ks – g ks – g
Dimana:
Po = Nilai/ harga saham biasa pada t = 0
D0 = Dividen terakhir yang dibagikan (dividen yang telah
berlaku, tidak akan kita terima jika kita membeli saham
sekarang/ pada t = 0).
g = growth atau tingkat pertumbuhan dividen.
ks = Tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham
tersebut
24
Asumsi dividen bertumbuh secara konstan ini biasanya
diterapkan pada perusahaan yang telah mapan atau memasuki
tahap kedewasaan. Jika dividen diasumsikan bertumbuh
secara konstan dari waktu ke waktu, maka nilai saham dapat
dihitung sebagai berikut: (David dan Kurniawan, 210:275).
Po = D1/(1+Ks)1 + D2/(1+Ks)
2 + …. + D∞/(1+Ks)
∞
Po = {D0 (1+g)
1/(1+ks)
1} + {D0(1+g)
2/(1+Ks)
2} + … + {D0
(1+g) D∞/(1+ks)
∞}
Po = ∑ D0(1+g) / (1+ks∞t 1 )
Asumsi-asumsi Dividen Discounted Model (DDM)
(Husnan, 2001,293)
a. Tidak semua laba dibagi, tetapi ada sebagian ditahan.
Proporsi laba yang ditahan (diberi notasi b) diasumsikan
konstan.
b. Laba yang ditahan dan diinvestasikan kembali tersebut bisa
menghasilkan tingkat keuntungan, disebut Return On
Equity, sebesar R.
c. Sebagai akibat dari asumsi-asumsi tersebut, maka laba per
lembar saham (=E) dan juga dividen (=D) meningkat
sebesar bR. Peningkatan ini kita beri notasi g. Dengan kata
lain g=bR.
25
Dengan menggunakan asumsi tersebut maka,
P0 = D1/(r-g)
Model peretumbuhan kontan (constant growth model)
karena diasumsikan pertumbuhan laba (dan juga dividen)
meningkat secara konstan. Bagi perusahaan yang
beroperasi pada industri yang telah berada pada tahap
maturity (kedewasaan) pada siklus kehidupan produk,
penggunaan model ini mungkin cukup memadai untuk
menaksir nilai intrinsik saham (Husnan, 2001:294).
Syarat-syarat saham dengan pertumbuhan konstan
(Brimingham, 2006:417).
1. Dividen diharapkan akan tumbuh selamanya dengan
tingkat yang konstan, g.
2. Harga saham diharapkan akan tumbuh dengan tingkat
yang sama.
3. Imbal hasil dividen yang diharapkan adalah konstan.
4. Imbal hasil keuntungan modal yang diharpkan adalah
juga konstan, dan nilainya sama dengan g.
5. Total tingkat pengembalian yang diharapkan, k, adalah
sama dengan imbal hasil dividen yang diharapkan plus
tingkat pertumbuhan yang diharapkan: k= imbal hasil
dividen + g.
26
Model constant growth merupakan model
penilaian saham yang paling banyak dikutip. Model ini
berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan
akan tumbuh konstan selamanya. Tingkat pertumbuhan
konstan yang dinotasikan dengan g diasumsikan lebih
kecil dibandingkan dengan required return, ks. dengan
karakteristik dividen seperti ini maka formula akan
menjadi (Zaenal Arifin, 2005:150)
P0 = D0 (1+g)
1
= D1
ks – g ks – g
b. Pendekatan Laba
Selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam
menghitung nilai intrinsik saham dapat juga menggunakan nilai
laba perusahaan (earnings). Dengan penggunaan metode Relative
Valuation Techniques. Melalui pendekatan ini, penulis
menggunakan metode Price Earnings Ratio (PE.R).
1) Price Earning Ratio (PE.R)
Menurut Darmadji et al., (2006:198), Price Earning
ratio (P/E Ratio) menggambarkan apresiasi pasar terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. PER
dihitung dalam satuan kali. Misalnya, jika suatu saham memiliki
PER sebesar 10 kali, berarti pasar menghargai 10 kali atas
27
kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Bagi investor,
semakin kecil PER suatu saham, semakin bagus, karena saham
tersebut termasuk dalam kategori murah. Selain itu, price
earning ratio ini menunjukkan berapa besar investor menilai
harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings. Rumus P/E
Ratio dapat djelaskan sebagai berikut :
Dimana:
D1/E1 = Rasio pembayaran dividen terhadap earnings
(disebut dividend payout ratio)
k = tingkat keuntungan yang diharapkan
g = tingkat pertumbuhan dividen normal
Rumus di atas menunjukkan faktor-faktor yang
menentukan besarnya P/E Ratio, yaitu:
a) P/E Ratio berhubungan positif dengan rasio pembayaran
dividen terhadap earnings (dividend payout ratio).
b) P/E Ratio berhubungan negatif dengan tingkat
pengembalian atau keuntungan yang diharapkan.
c) P/E Ratio berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan
dividen.
PER = (D1/E1)
(k-g)
28
Metode laba atau Price Earnings Ratio (PER)
merupakan metode yang menggunakan nilai earnings untuk
estimasi nilai intrinsic. Metode PER disebut juga dengan
metode multiplier, dalam metode ini investor akan menghitung
berapa kali (multiplier) nilai earnings yang tercermin dalam
harga suatu saham (Tandelilin, 2010:320).
Sumber: Tandelilin (2010:375)
Dimana:
D1 = Estimasi deviden tunai/ DPS
E1 = Estimasi EPS
k = tingkat return yang diharapkan investor
g = Expected earnings growth
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Nama Peliti
Judul
Penelitian
Sampel
Alat
Penelitian
Hasil 1 Ananda Rizky
(2014)
Penilaian Harga
wajar Saham
Dengan Realative
Valuation
Techiques PT.
Bank Mandiri,
Tbk dan PT.
Bank Rakyat
Indonesia, Tbk
PT. Bank
Mandiri,
Tbk dan PT.
Bank Rakyat
Indonesia,
Tbk
Analisis
deskriptif, uji
normalitas,
kolmogorov
smirnov dan
uji beda t-test
PT Bank Mandiri, Tbk,
harga saham dari tahun
2009 sampai dengan
2012 lebih besar dari
harga wajar yang
dinilai dengan Price
Earning Ratio maupun
Price Book Value
Ratio. Pada PT Bank
PER = (D1/E1)
(k-g)
29
Rakyat Indonesia, Tbk,
harga saham tahun
2009 sampai dengan
2012 lebih besar dari
harga wajar yang
dinilai dengan Price
Earning Ratio maupun
Price Book Value
Ratio. Hasil pengujian
pada signifikansi
perbedaan
menunjukkan bahwa
perbedaan yang
signifikan antara harga
wajar saham yang
dinilai dengan Price
Earning Ratio dan
Price Book Value Ratio
terhadap harga saham
terdapat pada PT Bank
Mandiri, Tbk. Dan
pada PT Bank Rakyat
Indonesia, Tbk juga
terjadi perbedaan yang
signifikan antara harga
wajar saham yang
dinilai dengan Price
Earning Ratio maupun
Price Book Value Ratio
terhadap harga saham.
2 Charumathi
(2014)
The Reabilty Of
Dividend Disount
Model In
Valuation Of
Bank Stocks At
The Bombay Stock
Exchange
14 bank
yang
termasuk
dalam BSE
Bankex.
t– test Hasil dari penelitian ini
yaitu dari 14
perusahaan yang
diteliti, hanya empat
perusahaan yang
menunjukkan
perbedaan yang
signifikan. Oleh karena
itu dapat disimpulkan
bahwa Dividend
Discount Model tidak
dapat diandalkan oleh
perusahaan dalam
penilaian saham bank
mereka di BSE
3 Dewi, Rustam,
Nila (2014)
Penerapan
Analisis
Fundamental
Untuk Penilaian
Kewajaran Harga
Saham dan
Keputusan
Investasi Dengan
Perusahaan
subsektor
cosmetic
and
household
yaitu
MRAT,
TCID dan
tahun 2010 saham
TCID berada dalam
keadaan undervalued
sehingga keputusan
yang diambil adalah
mem beli atau
menahan saham
tersebut apabila telah
30
Metode Price
Earning Ratio
(PER) (Studi
Pada Perusahaan
Cosmetic And
Household Yang
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia Tahun
2010-2012 )
UNVR dimiliki. Tahun 2011
saham MRAT, TCID
dan UNVR dalam
keadaan overvalued
sehingga keputusan
yang diambil adalah
menjual atau menahan
untuk tidak membeli
saham tersebut.
Sedangkan tahun 2012
saham MRAT dan
UNVR berada dalam
kondisi undervalued
sehingga keputusan
yang diambil adalah
membeli atau menahan
saham tersebut apabila
telah dimiliki
4 Oky, Suhandak,
Sri (2014)
Penerapan
Metode
Diskonto
Dividen
Dengan Model
Pertumbuhan
Konstan dan
Metode Price
Earning Ratio
(PER) Untuk
Menilai
Kewajaran
Harga Saham
Sebagai dasar
Pengambilan
Keputusan
Investasi (Studi
Pada
Perusahaan Sub
Sektor
Otomotif dan
Komponennya
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
Tahun 2009-
2012)
8
Perusahaan
Sub Sektor
Otomotif
dan
Komponenn
ya di Bursa
Efek
Indonesia
Metode Diskonto
Dividen dengan
Model Pertumbuhan
Konstan
menunjukkan bahwa
seluruh sampel
penelitian berada pada
posisi undervalued,
keputusan investasi
yang
tepat adalah membeli
saham-saham tersebut.
Kedua, Metode Price
Earning Ratio (PER)
menunjukkan
bahwa saham GJTL
dan saham SMSM
berada pada posisi
overvalued, keputusan
investasi yang tepat
adalah
menjual kedua saham
tersebut. Saham ASII,
AUTO, BRAM,
GDYR, TURI dan
UNTR berada pada
posisi
undervalued,
keputusan investasi
yang tepat adalah
membeli saham-saham
tersebut
5 Ulfa Yulfita
(2013)
Penilaian Harga
Saham Sektor
Manufaktur Yang
14 Sektor
yang
terdaftar di
Kedua metode yang
digunakan untuk
menghitung harga
31
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia
(Periode 2009 -
2011)
Bursa efek
Indonesia
periode
2009- 2013
wajar per lembar
saham yang diterbitkan
setiap
sektor tidak terlalu
memiliki perbedaan
harga, hal tersebut
dapat dilihat
berdasarkan
perbandingan harga
wajar
saham dengan harga
pasar saham, hal ini
sebetulnya dapat
menjadi perhatian bagi
investor dan
perusahaan pada
posisi harga yang mana
keputusan untuk
membeli ataupun
menjual sahamnya.
6 Radim Gottwald
(2012)
The Use of the
P/E Ratio to
Stock Valuation
Harga
saham di
Standard &
Poors
Cox-Pesaran-,
Davidson-
MacKinnon-
dan Mizon-
Tes Richard
Menggunakan P/E
rasio, metode ini
memungkinkan
penilaian saham
tertentu. Teknik ini
memungkinkan lagi-list
model covenient.
Beberapa uji statistik
yang digunakan dalam
penerapan metode pada
data real membuktikan
kemampuan metode
untuk valuasi saham.
P/E ratio termasuk
jenis khusus milik
antara indikator
penting yang
digunakan tidak hanya
dalam dasar analisis
untuk memperkirakan
nilai intrinsik saham.
7 Marmono Singgih
(2012)
“Penilaian
Kewajaran Harga
Saham Sebagai
Pertimbangan
Investasi di Bursa
Efek Indonesia”
30 Saham
yang listed
di Bursa
Efek
Indonesia
regresi cross-
section
Secara simultan growth
of earning dan
systematic risk (β)
mampu menjelaskan
perubahan PER
sebesar 26,6%. Uji
asumsi dasar klasik
menyatakan bahwa
regresi cross-section
tersebut BLUE (Best
Linier Unbiased
32
Estimator). Valuation
model yang diajukan
sangat berhasil
(highly successfull),
dalam menjelaskan
perubahan harga
saham, akan tetapi
kurang berhasil (much
less successfull),
dalam menyeleksi
saham
(security selection)
yang dapat dibeli atau
dijual(investasi)
8 Radim Gottwald
(2011)
Stock
Fundamental
Analysis Using
P/E Indicator
Republik
perusahaan
CEZ
Metode
deskriptif dan
analitik
Investor keputusan
tentang investasi yang
optimal tergantung
pada berbagai faktor.
Menggunakan analisis
fundamental, mereka
perlu tahu trend P / E.
Indikator ini tidak
dapat diandalkan dalam
setiap kasus. Namun
demikian, banyak
investor menghitung
nilai intrinsik dari
keamanan dengan cara
ini. Pertanyaannya
adalah predikatif.
Kemampuan indikator
ini dalam hal indikator
yang digunakan
lainnya. Itu akan
menjadi bersama-sama
dengan perbandingan
metode penilaian
saham lain seperti
psikologis dan teknis
analisis subyek
penelitian selanjutnya.
9 Tobias Olweny
(2011)
The reability of
Dividend
Discount model
in Valuation of
Common Stock
at The Nairobi
Stock Exchange
18
perusahaan
yang
tergolong
aktif
diperdagang
kan
t – test Uji signifikansi
menunjukkan bahwa
dari delapan belas
perusahaan yang
diteliti; hanya tiga
menunjukkan bahwa
perbedaan yang
signifikan. AKUM
Oleh karena itu
menyimpulkan bahwa
diskon model dividen
tidak dapat diandalkan
33
dalam penilaian saham
biasa di Bursa Efek
Nairobi.
10 Budi Erianda,
Arif Siswanto,
Renny Nur’ ainy
(2011)
Penentuan Harga
Wajar Saham PT.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk
dengan
Menggunakan
Metode Gordon
Growth Model
PT
Telekomuni
kasi
Indonesia
Tbk
Regresi Harga wajar saham PT.
Telekomunikasi Tbk.
Dengan pendekatan
Gordon Growth Model
ditemukan sebedar Rp
9.750/ lembar dengan
keputusan investasi
“buy” bagi investor
yang belum memiliki
saham dan “hold” bagi
investor yang tealh
memiliki saham PT.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
11 Cameron Truong
(2009)
Value investing
using price
earnings ratio in
New Zealand
New
Zealand
Stock
Exchange
(NZX)
saham dengan P/E
undervalued
mengungguli saham
P/E overvalued di
Selandia Baru. Investor
harus menyadari bahwa
portofolio P/E rendah
dapat sangat
didiversifikasi
portofolio ini mungkin
berisi beberapa saham
dari sektor yang sama
dengan P/E rendah.
Akhirnya, P/E cut-off
tingkat harus dipilih
tergantung pada berapa
banyak saham investor
ingin di portofolio dan
P/E rata-rata di pasar
pada saat itu.
Sumber: Hasil Penelitian Terdahulu
D. Kerangka Penelitian
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah untuk menunjukkan
hubungan variabel independen dengan harga saham di bursa pada perusahaan
Property dan Real Estate pada tahun 2011- 2013, sebagai berikut.
34
Gambar 2.2
Kerangka Penelitian
E. Hipotesis Penelitian
1. Harga saham yang dinilai dengan Dividen Discount Model (DDM) dan
Price Earning Ratio (PE.R) mengalami undervalued (murah).
2. Ada perbedaan harga saham yang dinilai menggunakan Dividen Discount
Model (DDM) dengan harga saham yang dinilai menggunakan Price
Earning Ratio (PE.R).
Sektor Property dan Real Estate
Laporan Keuangan Perusahaan
Model DDM
Overvalued/Undervalued
Interprestasi
Kesimpulan
Sektor-sektor di BEI
Model PER
Overvalued/Undevalued
Uji Beda t
Normalitas
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis harga saham mengalami
undervalued atau overvalued dari nilai intrinsik yang diperoleh jika
dibandingkan dengan harga pasar saham. Menganalisis perbedaan hasil
perhitungan harga saham dengan metode Dividend Discounted Model (DDM)
dan harga saham dengan metode Price Earning Ratio (PE.R).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yang berupa laporan keuangan tahunan (annual report). Sumber data yang
digunakan adalah data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2013.
Data diambil dari Internet data Exchange (IDX) yang terdapat di
Bursa Efek Indonesia. Ruang lingkup penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Variabel independen adalah nilai intrinsic yang dihitung dengang
Dividen Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PE.R).
2. Variabel dependen adalah harga pasar saham.
3. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
sektor property dan real estate yang terdaftat di Bursa Efek Indonesia.
4. Tahun penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2011-2013
36
B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2005:55). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian yang akan
dilakukan ini adalah perusahaan sector property dan real estate yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2013. Sedangkan sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2005:56). Teknik pengambilan sampel untuk penelitian
ini adalah teknik nonprobability sampling khususnya purposive
sampling.Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005:61). Adapun kriteria yang
ditentukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Perusahaan yang termasuk ke dalam sector property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama masa penelitian.
2. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah
memberikannya ke bursa setiap tahun (dari tahun 2011 sampai dengan
2013).
3. Perusahaan yang memiliki data pergerakan harga saham yang lengkap di
bursa dari periode 2011-2013.
4. Memiliki laporan keuangan lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian
sejak tahun 2011-2013 yang berakhir pada bulan Desember dan disajikan
dalam rupiah.
37
5. Memiliki nilai k (required return on equity) yang lebih besar dari nilai g
(growth).
6. Perusahaan- perusahaan yang membagikan deviden secara tunai selama
masa penelitian.
Berdasarkan kriteria di atas, maka terdapat 13 perusahaan yang
memenuhi kriteria tersebut dan dapat dijadikan sampel penelitian.
Perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar Sampel Penelitian
No Kode Perusahaan/ Emiten
1 ADHI PT. Adhi Karya (Persero) Tbk
2 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk
3 CTRA PT Ciputra Development Tbk
4 CTRP PT Ciputra Property Tbk
5 CTRS PT Ciputra Surya Tbk
6 GMTD
PT Gowa Makassar Turism Development
Tbk
7 GPRA PT Perdana Gapura Prima Tbk
8 JRPT PT Jaya Real Property Tbk
9 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk
10 PUDP PT Pudjiadi Prestige Tbk
11 SMRA PT Sumarecon Agung Tbk
12 TOTL PT. Total Bangun Persada Tbk
13 WIKA PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
Sumber: Situs Resmi Bursa Efek Indonesia
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari berbagai macam sumber, yaitu:
1. Studi Kepustakaan
38
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
cara mengumpulkan data dari teori-teori yang bersumber dari berbagai
referensi yang mendukung penelitian ini, meliputi jurnal, skripsi,
artikel, literatur, buku-buku dan sebagainya yang berkaitan dengan
penelitian ini.
2. Internet Research
Internet research merupakan cara pengumpulan data dengan
cara pengaksesan data melalui internet. Cara ini digunakan untuk
mencari jurnal-jurnal serta referensi lainnya yang berkaitan dengan
penelitian secara online guna mendukung penelitian ini. Selain itu,
laporan keuangan sektor-sektor yang terdaftar di BEI juga diakses
melalui internet dengan memasuki website dari BEI tersebut yaitu
www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com.
D. Mencari Nilai Intrinsik
1. Mencari Nilai Intrinsik Menggunakan Metode Dividend Disount Model
(DDM)
Berikut merupakan langkah-langkah dalam melakukan analisis
menggunakan metode DDM dengan model pertumbuhan dividen
constant growth:
a. Menghitung Tingkat Pertumbuhan Dividen (g)
g = ROE × retention rate
39
Return on Equity (ROE)
Sumber: Syamsudin (2002:64)
Retention rate = 1- Dividend Payout Ratio
t (DP )
(EP )
Sumber: Tandelilin (2010:376).
Keterangan:
g = Tingkat pertumbuhan dividen
ROE = Laba bersih atas modal sendiri
DPS = Dividen yang dibagikan per lembar saham
EPS = Earning yang didapatkan per lembar saham
b. Menentukan Estimasi Dividen yang diharapkan di masa depan.
Dt = D0 (1+g)
Sumber: Tambunan (2007:230).
Keterangan:
Dt = Estimasi dividen yang diharapkan tahun t
D0 =Dividen tahun terakhir diterima/dibagikan
g = tingkat pertumbuhan dividen
t = tahun ke-t
ROE = Net Profit After Tax
Stockholder Equity
40
c. Menghitung Tingkat Pengembalian yang diharapkan (required rate
of return).
k D
P0+ g
Sumber: Brigham (2006:369).
Keterangan:
k = Tingkat return yang disyaratkan (required rate of return)
D = Dividen terakhir
P0 = Harga pasar saat ini
g = Tingkat pertumbuhan dividen
d. Menghitung Nilai Intrinsik.
P0 D1
k-g
Sumber: Tandelilin (2010:308)
Keterangan:
= Nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan konstan
D1 = Dividen yang akan diterima dalam jumlah konstan selama
periode pembayaran dividen di masa datang.
k = Tingkat return yang disyaratkan
g = Tingkat pertumbuhan
2. Menghitung Nilai Intrinsik Menggunakan Metode Price Earning Ratio
(PE.R)
a. Menghitung expected earning growth (g)
g = ROE x b
41
sebelum menghitung (g) terlebih dahulu harus dihitung :
Return on Equity (ROE)
Sumber: Syamsudin (2007:64)
Dividen Payout Ratio (DPR)
Retention Ratio (b)
Sumber: Tandelilin (2010:376)
Keterangan:
g = Tingkat pertumbuhan deviden
ROE = Laba bersih atas modal sendiri
DPS = Dividen yang dibagikan per lembar saham
EPS = Earning yang didapatkan per lembar saham
b. Menentukan estimated cash earnings per share (EPS)
Sumber: Tambunan (2007:248)
Keterangan:
EPS1 = Estimasi EPS
EPS0 = EPS terakhir dibagikan
ROE = Net Profit After Tax
Stockholder Equity
DPR
b = (1-DPR)
EPS1 = EPS0 (1+g)
42
g = Expected earning growth
c. Menentukan return yang diisyaratkan investor (k)
Sumber : Bringham dan Houston (2001:394)
Keterangan:
D1 = Deviden
P0 = Harga pasar saat ini
g = Tingkat pertumbuhan deviden
d. Menghitung PER (Price Earning Ratio)
Sumber : Bodie (2006:243)
Keterangan:
PER = Price Earning Ratio
DPR = Dividen Payout Ratio
k = tingkat return yang diisyaratkan
g = expected earnings growth
e. Menghitung nilai intrinsic saham
Sumber: Tandelilin (2010:377)
k = D1
+ g
P0
PER DPR
k-g
Nilai Intrinsik = Estimasi EPS x PER
43
3. Nilai intrinsik dibandingkan dengan harga pasar untuk menilai
kewajaran harga saham. Berikut merupakan pedoman untuk
membandingkan:
1) Harga saham dikatakan undervalued (mura), jika nilai intrinsik lebih
besar dari harga pasar sekarang, maka saham seharusnya dibeli atau
ditahan kalau sudah dimiliki.
2) Harga saham dikatakan overvalued (mahal) saat nilai intrinsik lebih
kecil dari harga pasar sekarang, saham dinyatakan seharusnya
dihindari membeli atau sebaliknya segera dijual atau ditahan tetapi
dalam waktu yang sesingkat mungkin.
3) Jika nilai intrinsik sama dengan harga pasar sekarang, saham
tersebut dinilai wajar.
E. Metode Pengujian Data
1. Analisis Statistik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistic. Uji normalitas
dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual
kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab
itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik, uji
statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
44
adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)
(Ghazali,2011:160). Menurut Santoso (2014) dasar pengambilan
keputusan dilakukan dengan melihat angka probabilitasnya, jika nilai
probabilitasnya lebih besar dari nilai α (0,05) maka data dapat
dikatakan berdistribusi normal.
Tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal,
yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang
baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni
distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan
(Santoso,2014:43).
b. Pengujian dengan metode Uji Beda t
Menurut Ghozali (2011:64), metode ini digunakan untuk
menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki
nilai rata- rata yang berbeda. Uji beda t dilakukan dengan cara
membandingkan perbedaan antara dua nilai rata- rata dengan standard
error dari perbedaan rata- rata dua sampel tersebut, ataupun secara
rumus dapat ditulis sebagai berikut:
t = Rata- rata sampel pertama - Rata- rata sampel kedua
Standard error perbedaan rata- rata kedua sampel
45
Standar error perbedaan dalam nilai rata- rata terdistribusi
secara normal. Jadi tujuan uji beda t-test adalah membandingkan rata-
rata dua yang tidak berhubungan satu dengan yang lain. Apakah kedua
grup tersebut mempunyai nilai rata- rata yang sama ataukah tidak sama
secara signifikan.
c. Uji statistic
Pada penelitian ini, pengujian yang akan dilakukan
menggunakan software SPPS 22 dan Microsoft Excel. Hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Harga wajar saham yang dihitung dengan Dividen Discount
Model tidak memiliki beda terhadap harga wajar saham
yang dihitung dengan Price Earning Ratio.
Ha : Harga wajar saham yang dihitung dengan Dividen Discount
Model memiliki beda terhadap harga wajar saham yang
dihitung dengan Price Earning Ratio.
Pengambilan keputusan menurut Ghazali (2011:66)
1. Jika probalitas > 0.05, maka Ho tidak dapat ditolak, jadi
variance tidak memiliki beda.
2. Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak, jadi variance
memiliki beda.
46
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan pembahasan dan analisis data
yang berhubungan antara Deviden Discount Model (DDM) dan Price
Earning Ratio (P/E Ratio) dengan harga pasar saham. Bab ini juga akan
menjelaskan mengenai pengumpulan data analisis deskriptif, pengujian
hipotesis, dan pembahasan hasil pengujian yang telah dilakukan selama
penelitian. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
beda t-Test dengan bantuan program SPSS 22.0, uji beda t-Test
digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan
memiliki nilai rata- rata yang berbeda (Ghozali, 2011:64).
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
property dan real estate. Perusahaan property dan real estate adalah
perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan, pengadaan serta
pematangan lahan bagi keperluan usaha-usaha industri yang disertai
dengan hukum sewa dan kepemilikan. Produk yang dihasilkan perusahaan
ini di antaranya adalah perumahan, apartemen, ruko, pusat perbelanjaan,
dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan
keuangan perusahaan tahun 2011-2013. Data ini diperoleh dari situs resmi
Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.
47
Populasi yang digunakan adalah perusahaan property dan real
estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun penelitian
tahun 2011-2013, yaitu sebanyak 39 perusahaan. Dari keseluruhan
populasi, dilakukan teknik pengambilan sampel purposive sampling
dengan menyeleksi perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan dalam penelitian ini. Berdasarkan teknik pengambilan sampel
tersebut diperoleh 13 perusahaan yang layak dijadikan sampel.
2. Profil Perusahaan
a. Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)
Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) didirikan tanggal 1 Juni
1974 dan memulai usaha secara komersial pada tahun 1960. Pada
tanggal 8 Maret 2004, ADHI memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat.
Kemudian pada tanggal 18 Maret 2004 seluruh saham ADHI telah
tercatat pada Bursa Efek Jakarta (sekarang menjadi Bursa Efek
Indonesia) (britama.com 2012).
b. Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
PT Alam Sutera Realty Tbk didirikan pada tanggal 3 November
1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal. Kemudian pada tanggal
19 September 2007 berubah nama menjadi PT Alam Sutera Realty Tbk.
Perusahaan ini menjadi perusahaan publik dan tercatat di BEI sejak
tanggal 18 Desember 2007 (britama.com, 2012).
48
c. Ciputra Development Tbk (CTRA)
PT Ciputra Development Tbk didirikan pada tanggal 22 Oktober
1981. Pada tanggal 18 Februari 1994 PT Ciputra Development Tbk
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam–LK untuk melakukan IPO
perusahaan kepada masyarakat sebanyak 50.000.000 lembar saham
dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembarnya dengan harga penawaran
Rp 5.200 per lembar saham. Saham tersebut kemudian dicatatkan pada
BEI pada tanggal 28 Maret 1994 (britama.com, 2012).
d. Ciputra Property Tbk (CTRP)
PT Ciputra Property Tbk didirikan pada tanggal 22 Desember
1994 dengan nama PT Citraland Property. Pada tanggal 30 Oktober
2007 PT Ciputra Property Tbk memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan IPO kepada masyarakat sebanyaka
3.010.000.000 dengan nilai nominal Rp 250 per saham dengan harga
penawaran Rp 700 per saham. Saham tersebut kemudian dicatatkan di
BEI pada tanggal 7 November 2007 (britama.com, 2012).
e. Ciputra Surya Tbk (CTRS)
PT Ciputra Surya Tbk didirikan pada tanggal 21 November 1989
dengan nama PT Bumi Citrasurya. Pada tanggal 23 Oktober 1998 PT
Ciputra Surya Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam–LK
untuk melakukan IPO perusahaan kepada masyarakat sebanyak
420.188.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 500 per lembarnya.
49
Saham tersebut kemudian dicatatkan pada BEI pada tanggal 15 Januari
1999 (britama.com, 2012).
f. Gowa Makassar Turism Development Tbk (GMTD)
Gowa Makassar Tourism Development Tbk didirikan tanggal
14 Mei 1991 dengan nama PT Gowa Makassar Tourism Development
Corporation dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tanggal
21 Juni 1997. GMTD memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-
LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GMTD (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 35.538.000 dengan nilai nominal
Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp575,- per saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tanggal 11 Desember 2000 (Britama.com, 2012).
g. Perdana Gapura Prima Tbk (GPRA)
PT Perdana Gapuraprima Tbk didirikan tanggal 21 Mei 1987
dengan nama PT Perdana Gapura Mas dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1994. GPRA memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham GPRA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 962.000.000 dengan
nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp310,- per
saham dan disertai dengan penerbitan 192.400.000 Waran Seri I.
Saham Waram Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 10 Oktober 2007 (Britama.com,2012).
h. Jaya Real Property Tbk (JRPT)
50
PT Jaya Real Property Tbk didirikan pada tanggal 25 Mei 1979.
Pada tanggal 2 Juni 1994 PT Jaya Real Property Tbk memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan IPO dan
dicatatkan di BEI pada tanggal 29 Juni 1994 (britama.com, 2012).
i. Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
PT Lippo Karawaci Tbk didirikan pada tanggal 15 Oktober 1990
dengan nama PT Tunggal Reksakencana. Pada tanggal 3 Juni 1996 PT
Lippo Karawaci Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan IPO kepada masyarakat sebanyak 30.800.000 dengan
nilai nominal Rp 500 per saham dengan harga penawaran Rp 3.250 per
saham. Saham tersebut dicatatkan di BEI pada tanggal 28 Juni 1996
(britama.com, 2012).
j. Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP)
Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) didirikan dengan nama PT
Pudjiadi Prestige Limited pada tanggal 11 September 1980 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1981. PUDP
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham PUDP (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 26.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham
dengan harga penawaran Rp2.500,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18
Nopember 1994 (Britama.com, 2012).
k. Summarecon Agung Tbk (SMRA)
51
PT Summarecon Agung Tbk didirikan pada tanggal 26
November 1975. Pada tanggal 1 Maret 1990 PT Summarecon Agung
Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan IPO. Pada tanggal 7 Juli 2007 perusahaan memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK dalam rangka melaksanakan
penawaran umum terbatas I (PUT I/ Right Issue I) kepada Pemegang
Saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk
membeli saham baru (britama.com, 2012).
l. Total Bangun Persada Tbk (TOTL)
Total Bangun Persada Tbk (TOTL) didirikan dengan nama PT
Tjahja Rimba Kentjana tanggal 4 September 1970 dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1970. TOTL memperoleh
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham atas 300.000.000 lembar saham dengan nilai
nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp345,- per saham.
Sejak tanggal 25 Juli 2006, TOTL mencatatkan saham hasil
penawaran tersebut pada Bursa Efek Indonesia (Britama.com, 2012).
m. Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) didirikan tanggal 29
Maret 1961 dengan nama Perusahaan Negara/PN "Widjaja Karja" dan
mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1961. WIKA
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
52
Penawaran Umum Perdana Saham WIKA (IPO) kepada masyarakat
atas 1.846.154.000 lembar saham seri B baru, dengan nilai nominal
Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp420,- per saham. Saham-
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29
Oktober 2007 (Britama.com, 2012).
B. Analisis Uji Statistik Deskriptif
Pada bagian ini akan digambarkan atau dideskripsikan dari data
masing-masing variabel yang menampilkan karakterisitik dari sampel yang
digunakan dalam penelitian ini. Karakteristik sampel tersebut meliputi: rata-
rata sampel (mean), minimum dan maksimum untuk masing-masing variabel.
Deskripsi dalam penelitian ini meliputi 4 variabel, yaitu Return On equity
(ROE), Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Dividen Payout
Ratio (DPS). Adapun perhitungan data variabel pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Return On equity (ROE)
Return On equity (ROE) digunakan untuk mengukur Rate of
Return (tingkat imbal hasil) ekuitas. Para analis sekuritas dan pemegang
saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini. Semakin tinggi return
yang dihasilkan sebuah perusahaan, akan semakin tinggi harganya
(Tambunan, 2007:146).
53
Tabel 4.1
Deskripsi Rata-rata Return On equity (ROE) Perusahaan Property dan
Real Estate
ROE (dalam %)
No Emiten 2011 2012 2013
1 ADHI 25.8 22.6 34.6
2 ASRI 22 25 17
3 CTRA 6.4 10.5 15.3
4 CTRP 5 8 9
5 CTRS 9.8 14.4 16
6 GMTD 28 27 22.8
7 GPRA 6.88 8 13.3
8 JRPT 18.22 19.23 21.63
9 LPKR 8 10 10
10 PUDP 8.73 8.31 9.52
11 SMRA 16.00 21 24
12 TOTL 19.71 26.66 25.8
13 WIKA 17.11 18.33 19.33
Rata- rata 14.74231 16.84846 18.32923
Minimum 5 8 9
Maksimum 28 27 34.6
Sumber: idx.co.id
Berdasarkan hasil perhitungan return on equity masing-masing
perusahaan pada tabel 4.1, diketahui rata-rata tingkat return on equity pada
tahun 2011 adalah 14.74%. Tingkat return on equity terendah dimiliki oleh
PT Ciputra Property Tbk Tbk sebesar 5% dan tertinggi dimiliki oleh PT
Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 28%. Pada tahun 2012
rata-rata tingkat return on equity adalah 16,85%. Tingkat return on equity
terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar 8% dan
tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar
54
27%. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat return on equity adalah 18.33%.
Tingkat return on equity terendah dimiliki oleh PT Ciputra Property Tbk
sebesar 9% dan tertinggi dimiliki oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar
34.6%. Tahun 2011-2013 rata-rata tingkat return on equity mengalami
peningkatan setiap tahunnya menunujukkan bahwa penambahan modal
sebanding dengan laba bersih yang dihasilkan perusahaan, sehingga dapat
dikatakan bahwa ekuitas yang ditambahkan agar perusahaan dpat
meningkatkan laba berjalan efektif.
b. Earning Per Share (EPS)
Earning per share merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan perlembar saham pemilik.
Tabel 4.2
Deskripsi Rata-rata Earning Per Share Perusahaan Property dan Real
Estate
EPS (dalam Rp)
No Emiten 2011 2012 2013
1 ADHI 103.64 117.46 225.38
2 ASRI 33.68 61.19 44.62
3 CTRA 21 39 64
4 CTRP 26 49 70
5 CTRS 83 139 202
6 GMTD 483 634 904.45
7 GPRA 11.4 14.43 23.08
8 JRPT 131.14 161.82 41.45
9 LPKR 32 46 53.94
10 PUDP 75.07 71.84 82.74
11 SMRA 57.04 114.89 76.4
12 TOTL 36.61 51.51 56.98
13 WIKA 60.59 77.96 92.84
55
Rata- rata 88.78231 121.3923 149.0677
Minimum 11.4 14.43 23.08
Maksimum 483 634 904.45
Sumber: idx.co.id
Berdasarkan hasil perhitungan earning per share masing-masing
perusahaan pada tabel 4.2, diketahui rata-rata tingkat earning per share pada
tahun 2011 adalah Rp 88.78231,-. Tingkat earning per share terendah
dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar Rp 11.4,- dan tertinggi
dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar Rp 483,-.
Pada tahun 2012 rata-rata tingkat earning per share adalah Rp 1221.3923,-.
Tingkat earning per share terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima
Tbk sebesar Rp 14.43,- dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism
Development Tbk sebesar Rp 634,-. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat earning
per share adalah Rp 149.0677,-. Tingkat earning per share terendah dimiliki
oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar Rp 23.08,- dan tertinggi dimiliki
oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar Rp 904.45,-.
Earning per share perusahaan property dan real estate selalu
mengalami peningkatan sejak tahun 2011-2013. Peningkatan EPS
menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk meningkatkan laba per lembar
sahamnya setiap tahun/periode. EPS yang selalu meningkat tiap tahunnya
berdampak positif terhadap citra perusahaan terhadap para investor, karena
EPS merupakan laba bersih perusahaan perlembar sahamnya.
56
c. Deviden Per Share (DPS)
Dividen Per Share (DPS) merupakan total semua dividen yang
dibagikan pada tahun buku sebelumnya, baik dividen intern, dividen total atau
dividen saham.
Tabel 4.3
Deskripsi Rata-rata Dividend Per share Perusahaan Property dan Real
Estate
DPS
No Emiten 2011 2012 2013
1 ADHI 32.3 31.1 23.5
2 ASRI 4.03 6.13 14.6
3 CTRA 6 7 12
4 CTRP 7 8 22
5 CTRS 25 42 60
6 GMTD 38 38 50
7 GPRA 1.5 2 2
8 JRPT 33 43 53
9 LPKR 4.33 7.79 11.85
10 PUDP 20 12 12
11 SMRA 23 43 43
12 TOTL 14.7 44 29.33
13 WIKA 7.084 17.56 22.32
Rata- rata 16.61108 23.19846 27.35385
Minimum 1.5 2 2
Maksimum 38 44 60
Sumber: idx.co.id
Berdasarkan hasil perhitungan dividend per share masing-masing
perusahaan pada tabel 4.3, diketahui rata-rata tingkat dividend per share pada
tahun 2011 adalah Rp 16.61108,-. Tingkat dividend per share terendah
dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar Rp 1.5,- dan tertinggi
57
dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar Rp 38,-.
Pada tahun 2012 rata-rata tingkat dividend per share adalah Rp 23.19846,-.
Tingkat dividend per share terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima
Tbk sebesar Rp 2,- dan tertinggi dimiliki oleh PT Total Bangun Persada Tbk
sebesar Rp 44,-. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat dividend per share adalah
Rp 27.35385,-. Tingkat dividend per share terendah dimiliki oleh PT Perdana
Gapura Prima sebesar Rp 2,- dan tertinggi dimiliki oleh PT Ciputra Surya Tbk
sebesar Rp 60,-.
Deviden per share perusahaan property dan real estate selalu
mengalami peningkatan sejak tahun 2011-2013. Peningkatan DPS hal tersebut
memberikan citra positif bagi perusahaan terhadap investor, sehingga investor
lebih tertarik untuk menanamkan dana yang dimilikinya pada perushaan-
perusahaan yang dapat menghasilkan DPS yang meningkat setiap tahunnya.
d. Dividend Payout Ratio (DPR)
Dividen payout ratio menunjukkan besarnya dividen yang akan
dibayarkan perusahaan kepada investor dari earning yang diperoleh
perusahaan.
Tabel 4.4
Deskripsi Rata-rata Dividend Payout Ratio Perusahaan Property dan Real
Estate
DPR(dalam %)
No Emiten 2011 2012 2013
1 ADHI 0.311656 0.264771 0.104268
2 ASRI 0.119656 0.10018 0.327208
58
3 CTRA 0.285714 0.179487 0.1875
4 CTRP 0.269231 0.163265 0.314286
5 CTRS 0.301205 0.302158 0.29703
6 GMTD 0.078675 0.059937 0.055282
7 GPRA 0.131579 0.1386 0.086655
8 JRPT 0.251639 0.265727 1.278649
9 LPKR 0.135313 0.169348 0.219689
10 PUDP 0.266418 0.167038 0.145033
11 SMRA 0.403226 0.374271 0.562827
12 TOTL 0.40153 0.854203 0.514742
13 WIKA 0.116917 0.225244 0.240414
Rata- rata 0.236366 0.251095 0.333352
Minimum 0.078675 0.059937 0.055282
Maksimum 0.403226 0.854203 1.278649
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan dividend payout ratio masing-masing
perusahaan pada tabel 4.4, diketahui rata-rata tingkat dividend payout ratio
pada tahun 2011 adalah 0,24%. Tingkat dividend payout ratio terendah
dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 0,08%
dan tertinggi dimiliki oleh PT Summarecon Agung Tbk sebesar 0,40%. Pada
tahun 2012 rata-rata tingkat dividend payout ratio adalah 0,25%. Tingkat
dividend payout ratio terendah dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism
Development Tbk sebesar 0,06% dan tertinggi dimiliki oleh PT Total Bangun
Persada Tbk sebesar 0,85%. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat dividend payout
ratio adalah 0,33%. Tingkat dividend payout ratio terendah dimiliki oleh PT
Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 0,05% dan tertinggi
dimiliki oleh PT Jaya Real Property Tbk 1,28%.
59
dividend payout ratio perusahaan property dan real estate selalu
mengalami peningkatan sejak tahun 2011-2013 yang berarti proporsi alokasi
laba bersih yang akan diterima pemegang saham meningkat.
C. Penilaian Intrinsik Saham
1. Menghitung tingkat pertumbuhan deviden
Tabel 4.5
Tingkat Pertumbuhan Saham yang Diharapkan Perusahaan Sektor
Property dan Real Estate
ROE B g
No Emiten 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
1 ADHI 0.258 0.226 0.346 0.688344 0.735229 0.895732 0.177593 0.166162 0.309923
2 ASRI 0.22 0.25 0.17 0.880344 0.89982 0.672792 0.193676 0.224955 0.114375
3 CTRA 0.064 0.105 0.153 0.714286 0.820513 0.8125 0.045714 0.086154 0.124313
4 CTRP 0.05 0.08 0.09 0.730769 0.836735 0.685714 0.036538 0.066939 0.061714
5 CTRS 0.098 0.144 0.16 0.698795 0.697842 0.70297 0.068482 0.100489 0.112475
6 GMTD 0.28 0.27 0.228 0.921325 0.940063 0.944718 0.257971 0.253817 0.215396
7 GPRA 0.0688 0.08 0.133 0.868421 0.8614 0.913345 0.059747 0.068912 0.121475
8 JRPT 0.1822 0.1923 0.2163 0.748361 0.734273 -0.27865 0.136351 0.141201 -0.06027
9 LPKR 0.08 0.1 0.1 0.864688 0.830652 0.780311 0.069175 0.083065 0.078031
10 PUDP 0.0873 0.0831 0.0952 0.733582 0.832962 0.854967 0.064042 0.069219 0.081393
11 SMRA 0.16 0.21 0.24 0.596774 0.625729 0.437173 0.095484 0.131403 0.104921
12 TOTL 0.1971 0.2666 0.258 0.59847 0.145797 0.485258 0.117959 0.038869 0.125197
13 WIKA 0.1711 0.1833 0.1933 0.883083 0.774756 0.759586 0.151096 0.142013 0.146828
Rata- rata 0.113371 0.121015 0.118136
Minimum 0.036538 0.038869 -0.06027
Maksimum 0.257971 0.253817 0.309923
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan deviden (g) masing-
masing perusahaan pada tabel 4.5, diketahui rata-rata tingkat pertumbuhan
deviden (g) pada tahun 2011 adalah 0,113371. Tingkat pertumbuhan deviden
60
(g) terendah dimiliki oleh PT Ciputra Property Tbk sebesar 0,036538 dan
tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar
0,257971. Pada tahun 2012 rata-rata tingkat pertumbuhan deviden (g) adalah
0,121015. Tingkat pertumbuhan deviden (g) terendah dimiliki oleh PT Total
Bangun Persada Tbk sebesar 0,038869 dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa
Makassar Turism Development Tbk sebesar 0,253817. Pada tahun 2013 rata-
rata tingkat pertumbuhan deviden (g) adalah 0,118136. Tingkat pertumbuhan
deviden (g) terendah dimiliki oleh PT Jaya Real Property Tbk sebesar -
0,06027 dan tertinggi dimiliki oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar
0,309923.
2. Menghitung Tingkat Pengembalian yang diharapkan (r)
Tabel 4.6
Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan (r) Perusahaan Sektor
Property dan Real Estate
2011
No Emiten D Po g R
1 ADHI 32.3 580 0.177593 0.233282
2 ASRI 4.03 460 0.193676 0.202437
3 CTRA 6 540 0.045714 0.056825
4 CTRP 7 490 0.036538 0.050824
5 CTRS 25 870 0.068482 0.097218
6 GMTD 38 660 0.257971 0.315547
7 GPRA 1.5 156 0.059747 0.069363
8 JRPT 33 2200 0.136351 0.151351
9 LPKR 4.33 660 0.069175 0.075736
10 PUDP 20 465 0.064042 0.107052
11 SMRA 23 1240 0.095484 0.114032
12 TOTL 14.7 285 0.117959 0.169537
61
13 WIKA 7.084 610 0.151096 0.162709
Rata-rata 0.138916
Minimum 0.050824
Maksimum 0.315547
2012
1 ADHI 31.1 1770 0.166162 0.183732
2 ASRI 6.13 600 0.224955 0.235172
3 CTRA 7 790 0.086154 0.095015
4 CTRP 8 570 0.066939 0.080974
5 CTRS 42 2200 0.100489 0.11958
6 GMTD 38 660 0.253817 0.311393
7 GPRA 2 101 0.068912 0.088714
8 JRPT 43 2900 0.141201 0.156028
9 LPKR 7.79 1000 0.083065 0.090855
10 PUDP 12 500 0.069219 0.093219
11 SMRA 43 1880 0.131403 0.154275
12 TOTL 44 890 0.038869 0.088308
13 WIKA 17.56 1490 0.142013 0.153798
Rata-rata 0.142389
Minimum 0.080974
Maksimum 0.311393
2013
1 ADHI 23.5 1510 0.309923 0.325486
2 ASRI 14.6 430 0.114375 0.148328
3 CTRA 12 750 0.124313 0.140313
4 CTRP 22 620 0.061714 0.097198
5 CTRS 60 1310 0.112475 0.158277
6 GMTD 50 8300 0.215396 0.22142
7 GPRA 2 151 0.121475 0.13472
8 JRPT 53 800 -0.06027 0.005978
9 LPKR 11.85 910 0.078031 0.091053
10 PUDP 12 480 0.081393 0.106393
11 SMRA 43 780 0.104921 0.16005
12 TOTL 29.33 500 0.125197 0.183857
13 WIKA 22.32 1580 0.146828 0.160955
Rata-rata 0.148771
Minimum 0.005978
62
Maksimum 0.325486
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat pengembalian yang diharapkan
(r) masing-masing perusahaan pada tabel 4.6, diketahui rata-rata tingkat
pengembalian yang diharapkan (r) pada tahun 2011 adalah 0,138916. Tingkat
pengembalian yang diharapkan (r) terendah dimiliki oleh PT Ciputra Property
Tbk sebesar 0,050824 dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism
Development Tbk sebesar 0,315547. Pada tahun 2012 rata-rata pengembalian
yang diharapkan (r) adalah 0,142389. Tingkat pengembalian yang diharapkan
(r) terendah dimiliki oleh PT Ciputra Property Tbk sebesar 0,080974 dan
tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar
0,311393. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat pengembalian yang diharapkan
(r) adalah 0,148771. Tingkat pengembalian yang diharapkan (r) terendah
dimiliki oleh PT Jaya Real Property Tbk sebesar 0,005978 dan tertinggi
dimiliki oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar 0,325486.
a. Penilaian intrinsic saham menggunakan metode Dividend Disounted
Model
1) Menghitung estimasi deviden yang diharapkan
Tabel 4.7
Estimasi Deviden Yang Diharapkan Perusahaan Sektor Property
dan Real Estate
D 1+g d2
No Emiten 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
1 ADHI 32.3 32.3 31.1 1.177593 1.166162 1.309923 38.03625 37.66702 40.73861
63
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi deviden yang diharapkan
masing-masing perusahaan pada tabel 4.7, diketahui rata-rata tingkat estimasi
deviden yang diharapkan pada tahun 2011 adalah 14,27979. Tingkat estimasi
deviden yang diharapkan terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima
Tbk sebesar 1,059747 dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism
Development Tbk sebesar 47,8029. Pada tahun 2012 rata-rata estimasi
deviden yang diharapkan adalah 18,95901. Tingkat estimasi deviden yang
diharapkan terendah dimiliki oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebesar
8,090019 dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development
Tbk sebesar 47,64505. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat estimasi deviden
yang diharapkan adalah 26,00208. Tingkat estimasi deviden yang diharapkan
terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar 2,24295 dan
tertinggi dimiliki oleh PT Total Bangun Persada Tbk sebesar 49,50865.
2 ASRI 4 4.03 6.13 1.193676 1.224955 1.114375 4.774703 4.936569 6.831117
3 CTRA 6 6 7 1.045714 1.086154 1.124313 6.274286 6.516923 7.870188
4 CTRP 7 7 8 1.036538 1.066939 1.061714 7.255769 7.468571 8.493714
5 CTRS 13 25 42 1.068482 1.100489 1.112475 13.89027 27.51223 46.72396
6 GMTD 38 38 38 1.257971 1.253817 1.215396 47.8029 47.64505 46.18503
7 GPRA 1 1.5 2 1.059747 1.068912 1.121475 1.059747 1.603368 2.24295
8 JRPT 24 33 43 1.136351 1.141201 0.939728 27.27243 37.65962 40.40831
9 LPKR 2.88 4.33 7.79 1.069175 1.083065 1.078031 3.079224 4.689672 8.397863
10 PUDP 5 20 12 1.064042 1.069219 1.081393 5.320209 21.38438 12.97671
11 SMRA 10 23 43 1.095484 1.131403 1.104921 10.95484 26.02227 47.51162
12 TOTL 7.5 14.7 44 1.117959 1.038869 1.125197 8.384689 15.27138 49.50865
13 WIKA 10 7.08 17.6 1.151096 1.142013 1.146828 11.5319 8.090019 20.1383
Rata- rata 14.27979 18.95901 26.00208
Minimum 1.059747 8.090019 2.24295
Maksimum 47.8029 47.64505 49.50865
64
2) Menghitung nilai intrinsic saham dengan menggunakan metode
Dividend Discounted Model contant growth
Table 4.8
Nilai intrinsic saham menggunakan metode Dividend Discounted
Model contant growth Perusahaan Sektor Property dan Real Estate
Closing Intrinsik Closing Intrinsik Closing Intrinsik
No Emiten Price 2011 Price 2012 Price 2013
1 ADHI 580 683.0038 1770 2143.75 1510 2617.672
2 ASRI 460 545.0033 600 483.1878 430 201.1904
3 CTRA 540 564.6857 790 735.4813 750 491.8867
4 CTRP 490 507.9038 570 532.1357 620 239.3683
5 CTRS 870 483.3812 2200 1441.117 1310 1020.14
6 GMTD 660 830.2609 660 827.5192 8300 7666.716
7 GPRA 156 110.2137 101 80.97008 151 169.3427
8 JRPT 2200 1818.162 2900 2539.835 800 609.9368
9 LPKR 660 469.3505 1000 602.0119 910 644.8992
10 PUDP 465 123.6948 500 891.016 480 519.0686
11 SMRA 1240 590.6087 1880 1137.718 780 861.8387
12 TOTL 285 162.5603 890 308.8984 500 843.9933
13 WIKA 610 993.0071 1490 686.4538 1580 1425.561
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitunga dividend discounted model
masing-masing perusahaan pada tabel 4.8, diketahui pada tahun 2011
terdapat enam perusahaan yang mengalami posisi saham undervalued
antara lain, PT Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki nilai intrinsic
lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 683,0038 > Rp 580. PT
Alam Sutera Realty Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga
pasar saham yakni Rp 545,0033 > Rp 460. PT Ciputra Development
Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni
Rp 564,6857 > Rp 540. PT Ciputra Property Tbk memiliki nilai
65
intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 507,9038 > Rp
490. PT Gowa Makassar Turism Development Tbk memiliki nilai
intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 830,2609 > Rp
660. PT. Wijaya karya (Persero) Tbk memiliki nilai intrinsic lebih
besar dari harga pasar saham yakni Rp 993,0071> Rp 610. Selain itu
tujuh perusahaan berada dalam kondisi overvalued yaitu, PT Ciputra
Surya Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham
yakni Rp 483,3812< Rp 870. PT Perdana Gapura Prima Tbk memiliki
nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 110,2137 <
Rp 156. PT Jaya Real Property Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil
dari harga pasar saham yakni Rp 1818,162 < Rp 2200. PT Lippo
Karawaci Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar
saham yakni Rp 469,3505< Rp 660. PT Pudjiadi Prestige Tbk
memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp
123,6948< Rp 465. PT Sumarecon Agung Tbk memiliki nilai intrinsic
lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 590,6087 < Rp 1240. PT.
Total bangun Persada Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari
harga pasar saham yakni Rp 162,5603 < Rp285.
Pada tahun 2012 terdapat tiga perusahaan berada dalam kondisi
undervalued, yaitu PT. Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki nilai
intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 2143,75 > Rp
1770. PT Gowa Makassar Turism Development Tbk memiliki nilai
intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 827,5192 > Rp
66
660. PT Pudjiadi Prestige Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari
harga pasar saham yakni Rp 891,016 > Rp 500. Dan sepuluh
perusahaan berada dalam kondisi overvalued, yaitu PT Alam Sutera
Realty Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham
yakni Rp 483,1878 < Rp 600. PT Ciputra Development Tbk memiliki
nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 735,4813 <
Rp 790. PT Ciputra Property Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil
dari harga pasar saham yakni Rp 532,1357 < Rp 570. PT Ciputra
Surya Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham
yakni Rp 1441,117 < Rp 2200. PT Perdana Gapura Prima Tbk
memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp
80,97008 < Rp 101. PT Jaya Real Property Tbk memiliki nilai
intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 2539,835 < Rp
2900. PT Lippo Karawaci Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari
harga pasar saham yakni Rp 602,0119 < Rp 1000. PT Sumarecon
Agung Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham
yakni Rp 1137,718 < Rp 1880. PT. Total bangun Persada Tbk
memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp
308,8984 < Rp 890. PT. Wijaya karya (Persero) Tbk memiliki nilai
intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 6864538 < Rp
1490.
Pada tahun 2013 terdapat lima perusahaan berada dalam
kondisi undervalued, yaitu PT. Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki
67
nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 2617,672 >
Rp 1510. PT Perdana Gapura Prima Tbk memiliki nilai intrinsic lebih
besar dari harga pasar saham yakni Rp 169,3427 > Rp 151. PT
Pudjiadi Prestige Tbk memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga
pasar saham yakni Rp 519,0686 > Rp 480. PT Sumarecon Agung Tbk
memiliki nilai intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp
861,8387 > Rp 780. PT. Total Bangun Persada Tbk memiliki nilai
intrinsic lebih besar dari harga pasar saham yakni Rp 843,9933 > Rp
500. Selain itu delapan perusahaan berada dalam kondisi overvalued,
yaitu PT Alam Sutera Realty Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil
dari harga pasar saham yakni Rp 201,1904 < Rp 430. PT Ciputra
Development Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar
saham yakni Rp 491,8867 < Rp 750. PT Ciputra Property Tbk
memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp
239,3683 < Rp 620. PT Gowa Makassar Turism Development Tbk
memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp
7666,716 < Rp 8300. PT Jaya Real Property Tbk memiliki nilai
intrinsic lebih kecil dari harga pasar saham yakni Rp 609 < Rp 800.
PT Lippo Karawaci Tbk memiliki nilai intrinsic lebih kecil dari harga
pasar saham yakni Rp 644,8992 < Rp 910.
b. Menghitung nilai intrinsic saham menggunakan metode Price Earning
Price (P/E Ratio)
1) Menentukan estimated cash earnings per share (EPS)
68
Tabel 4.9
Estimasi Earnings Per Share Yang Diharapkan Perusahaan
Sektor Property dan Real Estate
EPS1 1+g EPS2
No Emiten 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
1 ADHI 103.64 117.46 225.38 1.177593 1.166162 1.309923 122.0457 136.9774 295.2305
2 ASRI 33.68 61.19 44.62 1.193676 1.224955 1.114375 40.203 74.955 49.7234
3 CTRA 21 39 64 1.045714 1.086154 1.124313 21.96 42.36 71.956
4 CTRP 26 49 70 1.036538 1.066939 1.061714 26.95 52.28 74.32
5 CTRS 83 139 202 1.068482 1.100489 1.112475 88.684 152.968 224.72
6 GMTD 483 634 904.45 1.257971 1.253817 1.215396 607.6 794.92 1099.265
7 GPRA 11.4 14.43 23.08 1.059747 1.068912 1.121475 12.08112 15.4244 25.88364
8 JRPT 131.14 161.82 41.45 1.136351 1.141201 0.939728 149.0211 184.6691 38.95174
9 LPKR 32 46 53.94 1.069175 1.083065 1.078031 34.2136 49.821 58.149
10 PUDP 75.07 71.84 82.74 1.064042 1.069219 1.081393 79.87761 76.8127 89.47445
11 SMRA 57.04 114.89 76.4 1.095484 1.131403 1.104921 62.4864 129.9869 84.416
12 TOTL 36.61 51.51 56.98 1.117959 1.038869 1.125197 40.92846 53.51217 64.1137
13 WIKA 60.59 77.96 92.84 1.151096 1.142013 1.146828 69.74488 89.03132 106.4715
Rata- rata 104.292 142.5937 175.5903
Minimum 12.08112 15.4244 25.88364
Maksimum 607.6 794.92 1099.265
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi earnings per share yang
diharapkan masing-masing perusahaan pada tabel 4.9, diketahui rata-rata
tingkat estimasi earnings per share yang diharapkan pada tahun 2011 adalah
104,282. Tingkat estimasi earnings per share yang diharapkan terendah
dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar 12,08112 dan tertinggi
dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar 607,6.
Pada tahun 2012 rata-rata estimasi earnings per share yang diharapkan
adalah 142.5937. Tingkat estimasi earnings per share yang diharapkan
69
terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar 15.4244 dan
tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development Tbk sebesar
794.92. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat estimasi earnings per share yang
diharapkan adalah 175.5903. Tingkat estimasi earnings per share yang
diharapkan terendah dimiliki oleh PT Perdana Gapura Prima Tbk sebesar
25.88364 dan tertinggi dimiliki oleh PT Gowa Makassar Turism Development
Tbk sebesar 1099.265.
2) Menghitung PER
Tabel 4.10
Price Earning Ratio (PE.R) Perusahaan Sektor Property dan
Real Estate
PER
No Emiten 2011 2012 2013
1 ADHI 5.596295 15.06896 6.699796
2 ASRI 13.65796 9.805524 9.636934
3 CTRA 25.71429 20.25641 11.71875
4 CTRP 18.84615 11.63265 8.857143
5 CTRS 10.48193 15.82734 6.485149
6 GMTD 1.36646 1.041009 9.176848
7 GPRA 13.68421 6.999307 6.542461
8 JRPT 16.77596 17.92115 19.30036
9 LPKR 20.625 21.73913 16.8706
10 PUDP 6.194219 6.959911 5.801305
11 SMRA 21.73913 16.36348 10.20942
12 TOTL 7.784758 17.2782 8.775009
13 WIKA 10.06767 19.11237 17.01853
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi price earning ratio masing-
masing perusahaan pada tabel 4.10, diketahui pada tahun 2011 tingkat
70
estimasi price earning ratio terendah dimiliki oleh PT Gowa Makassar
Turism Development Tbk sebesar 1,3665 kali dan tertinggi dimiliki oleh PT
Ciputra Development Tbk sebesar 25,714 kali. Pada tahun 2012 tingkat
estimasi price earning ratio yang diharapkan terendah dimiliki oleh PT Gowa
Makassar Turism Development Tbk sebesar 1,041009 kali dan tertinggi
dimiliki oleh PT Lippo Karawaci Tbk sebesar 21,73913 kali. Pada tahun
tingkat estimasi price earning ratio terendah dimiliki oleh PT Pudjiadi
Prestige Tbk sebesar 5,801305 kali dan tertinggi dimiliki oleh PT Jaya Real
Property Tbk sebesar 19,30036 kali. Perusahaaan yang mengalami
peningkatan estimasi price earning ratio selama tahun 2011-2013 yaitu PT
Jaya Real Property Tbk. Sedangkan PT Alam Sutera Realty Tbk, PT Ciputra
Development Tbk, PT Ciputra Property Tbk, Pt Perdana Gapura Prima Tbk,
dan PT Sumarecon Agung Tbk mengalami penurunan selama tahun 2011-
2013.
3) Menghitung nilai intrinsic saham menggunakan metode Price
Earning Price (P/E Ratio).
Table 4.11
Nilai intrinsic saham menggunakan metode Price Earning
Ratio (PE.R) Perusahaan Sektor Property dan Real Estate
Closing Intrinsik Closing Intrinsik Closing Intrinsik
No Emiten Price 2011 Price 2012 Price 2013
1 ADHI 580 683.0038 1770 2064.106 1510 1977.984
2 ASRI 460 549.0909 600 734.973 430 479.1811
3 CTRA 540 564.6857 790 858.0615 750 843.2344
4 CTRP 490 507.9038 570 608.1551 620 658.2629
71
5 CTRS 870 929.5793 2200 2421.076 1310 1457.343
6 GMTD 660 830.2609 660 827.5192 8300 10087.78
7 GPRA 156 165.3206 101 107.9601 151 169.3427
8 JRPT 2200 2499.973 2900 3309.482 800 751.7826
9 LPKR 660 705.6555 1000 1083.065 910 981.0083
10 PUDP 465 494.7794 500 534.6096 480 519.0686
11 SMRA 1240 1358.4 1880 2127.038 780 861.8387
12 TOTL 285 318.6182 890 924.5938 500 562.5983
13 WIKA 610 702.1683 1490 1701.599 1580 1811.988
Berdasarkan hasil perhitungan price earning ratio masing-masing
perusahaan pada tabel 4.11, diketahui pada tahun 2011-2013 seluruh
perusahaan sector property dan real estate mengalami posisi saham
undervalued, hanya terdapat satu perusahaan yang mengalami overvalued
pada tahun 2013 yaitu PT Jaya Real Property Tbk memiliki intrinsic lebih
kecil dari harga pasar saham yakni Rp 751,7826 < Rp 800.
Table 4.12
Nilai intrinsic saham menggunakan metode Dividend Discount
Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PE.R) Perusahaan
Sektor Property dan Real Estate
Tahun Emiten DDM Tahun Emiten PER
Undervalued Undervalued
2011 ADHI 683.0038 2011 ADHI 683.0038
ASRI 545.0033 ASRI 549.0909
CTRA 564.6857 CTRA 564.6857
CTRP 507.9038 CTRP 507.9038
GMTD 830.2609 CTRS 929.5793
WIKA 993.0071 GMTD 830.2609
2012 ADHI 2143.75 GPRA 165.3206
GMTD 827.5192 JRPT 2499.973
72
PUDP 891.016 LPKR 705.6555
2013 ADHI 2617.672 PUDP 494.7794
GPRA 169.3427 SMRA 1358.4
PUDP 519.0686 TOTL 318.6182
SMRA 861.8387 WIKA 702.1683
TOTL 843.9933 2012 ADHI 2064.106
ASRI 734.973
Overvalued CTRA 858.0615
2011 CTRS 483.3812 CTRP 608.1551
GPRA 110.2137 CTRS 2421.076
JRPT 1818.162 GMTD 827.5192
LPKR 469.3505 GPRA 107.9601
PUDP 123.6948 JRPT 3309.482
SMRA 590.6087 LPKR 1083.065
TOTL 162.5603 PUDP 534.6096
2012 ASRI 483.1878 SMRA 2127.038
CTRA 735.4813 TOTL 924.5938
CTRP 532.1357 WIKA 1701.599
CTRS 1441.117 ADHI 1977.984
GPRA 80.97008 ASRI 479.1811
JRPT 2539.835 CTRA 843.2344
LPKR 602.0119 CTRP 658.2629
SMRA 1137.718 CTRS 1457.343
TOTL 308.8984 GMTD 10087.78
WIKA 686.4538 GPRA 169.3427
2013 ASRI 201.1904 LPKR 981.0083
CTRA 491.8867 PUDP 519.0686
CTRP 239.3683 SMRA 861.8387
CTRS 1020.14 TOTL 562.5983
GMTD 7666.716 WIKA 1811.988
JRPT 609.9368
LPKR 644.8992 Overvalued
WIKA 1425.561 2013 JRPT 751.7826
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan dividen discount model dan price
earning ratio masing-masing perusahaan pada tabel 4.12, diketahui pada
tahun 2011-2013 menggunakan metode dividen discount model pada
73
perusahaan sector property dan real estate terdapat 14 perusahaan yang
mengalami posisi saham undervalued, dan terdapat 25 perusahaan yang
mengalami overvalued. Sedangkan pada tahun 2011-2013 menggunakan
metode price earning ratio terdapat 38 perusahaan yang mengalami
undervalued dan satu perusahaan yang mengalami overvalued.
D. Analisis Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebasnya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal. Uji Kolomogorov Smirnov merupakan pengujian
normalitas dengan membandingkan harga wajar saham yang dinilai dengan
dividend discounted model/price earning ratio terhadap harga saham atau
distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku.
Distribusi normal baku merupakan data yang telah ditransformasikan ke
dalam bentuk Z-Scoredan diasumsikan normal. Penerapan yang dilakukan
pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05
berarti data yang akan diuji bersifat abnormal (tidak normal), sedangkan jika
signifikansi di atas 0,05 berarti data yang akan diuji bersifat normal. Hasil uji
normalitas dapat dilihat pada tabel 4.13 dan 4.14 berikut ini:
74
Tabel 4.13
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar saham yang dinilai
dengan Dividend Discounted Model
Dari table di atas dapat kita lihat bahwa Asymp. Sig. (2-Tailed) dari harga
wajar saham perusahaan sector Property dan Real Estate periode 2011-2013 yang
dinilai dengan Dividen Discount Model adalah sebesar 0,200 atau lebih besar dari
0,05 (20% > 5%) yang mengindikasikan bahwa data berdistribusi normal.
Tabel 4.14
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar saham yang dinilai
dengan Price Earning Ratio
75
Dari table di atas dapat kita lihat bahwa Asymp. Sig. (2-Tailed) dari
harga wajar saham perusahaan sector Property dan Real Estate periode 2011-
2013 yang dinilai dengan Price Earning Ratio adalah sebesar 0,200 atau lebih
besar dari 0,05 (20% > 5%) yang mengindikasikan bahwa data berdistribusi
normal.
E. Hasil Uji Beda t-Test
Uji beda t-test dalam penelitian ini membandingkan harga wajar
saham yang dinilai dengan Dividen Discount Model dengan harga wajar
saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio apakah mempunyai beda yang
signifikan atau tidak.
Hipotesis yang dapat diambil adalah :
Ho : Harga wajar saham dengan Dividen Discount Model tidak memiliki
beda yang signifikan terhadap harga wajar dengan Price Earning
Ratio.
Ha : Harga wajar saham dengan Dividen Discount Model memiliki beda
yang signifikan terhadap harga wajar saham dengan Price Earning
Ratio.
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika α > sig pada α 5%
Ha diterima jika α < sig pada α 5%
Namun sebelum langsung melihat ketahap itu, pengujian ini harus
melewati dua tahapan analisis yang dilakukan, yang pertama menguji asumsi
dengan menggunakan uji homogenitas atau disebut dengan istilah F-Test. Uji
76
ini dilakukan untuk menguji persamaan varians populasi kedua sampel
tersebut apakah sama (equal variances assumed) ataukah berbeda (equal
variances not assumed) dengan melihat nilai signifikansi pada l ’s T s
for quality of variances.
Tabel 4.15
Hasil uji beda harga wajar saham yang dinilai dengan Dividend
Discounted Model terhadap harga wajar saham yang dinilai dengan Price
Earning Ratio
Tabel menunjukkan Sig. pada L ’s T s f q l f V c s
sebesar 0,471 yang merupakan lebih besar dari 0,05 (0,471 > 0,05) yang
sesuai dengan kriteria yang telah dibuat, bahwa asumsi varians populasi
kedua sampel tersebut adalah sama (equal variances assumed). Selanjutnya
dilihat pada Sig. (2-tailed) pada equal variances assumed yang hasilnya
adalah 0,387 atau lebih besar dari 0,05 (0,387 > 0,05) yang dapat
diinterpretasikan bahwa Ho diterima yaitu “Harga saham yang dinilai dengan
Dividen Discount Model tidak memiliki beda yang signifikan terhadap harga
saham yang dinilai dengan Price Earning Ratio”. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Andrian (2007) yang menyatakan
bahwa harga saham yang dihitung dengan Dividen Discount Model tidak
77
memiliki beda yang signifikan terhadap harga saham yang dihitung dengan
Price Earning Ratio.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Harga saham perusahaan sector property dan real estate yang dinilai
menggunakan metode Dividend Discounted Model untuk tahun 2011, enam
perusahaan dinilai undervalued (murah) dan tujuh perusahaan overvalued
(mahal). Pada tahun 2012 terdapat tiga perusahaan undervalued (murah) dan
sepuluh perusahaan overvalued (mahal). Sedangkan pada tajun 2013 terdapat
lima perusahaan undervalued (murah) dan delapan perusahaan overvalued
(mahal). Harga saham perusahaan sector property dan real estate yang dinilai
menggunakan metode Price earning ratio periode tahun 2011-2013 hampir
seluruh perusahaan sector property dan real estate mengalami posisi saham
undervalued (murah), hanya terdapat satu perusahaan yang mengalami
overvalued pada tahun 2013 yaitu PT Jaya Real Property Tbk.
2. Harga wajar saham perusahaan sector property dan real estate yang dihitung
menggunakan metode Dividen Discount Model tidak memiliki beda yang
signifikan terhadap harga wajar saham yang dihitung menggunakan metode
Price Earning Ratio.
79
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang ingin penulis sampaikan adalah
sebagai berikut :
1. Disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk menggunakan metode lain
pada analisis fundamental seperti metode Abnormal Earning maupun PBV
Ratio. Dengan tujuan untuk melengkapi penelitian sebelumnya, sehingga
secara keseluruhan dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
2. Kepada investor yang ingin berinvestasi pada saham yang overvalued,
sebaiknya harus memperhitungkan premium (country risk, market risk,
liquidity risk, financial risk, bussiness risk, beta, dan inflasi) yang akan
dihadapinya selama memegang saham tersebut dan mempertimbangkan time
horizon (jangka waktu berinvestasi pada saham) untuk menentukan nilai harga
saham dengan wajar sesuai dengan tingkat imbal hasil yang diharapkan.
dengan pola investasi jangka panjang (long-term investment) serta pelajari
pergerakan harganya, sampai dimana harga pasar tersebut dapat ditoleransi dan
menggunakan pialang yang bonafit.
3. Investor jangan takut untuk berspekulasi dengan membeli saham pada saat
harga sedang naik dan selalu mengharapkan membeli saham dengan harga
yang paling rendah dikarenakan investor akan kehilangan kesempatan karena
saham yang baik tidak akan turun begitu harganya naik walaupun membeli
saham pada harga rendah dan menjualnya pada harga tinggi memang impian
setiap orang tetapi seringkali kita tidak pernah tahu kapan titik terendah terjadi
dan kapan titik tertinggi dapat diraih. Untuk itulah seorang investor harus
80
menetapkan time horizon dengan investasi jangka panjang untuk menghindari
adanya sentimen dan tekanan fluktuasi jangka pendek.
4. Berinvestasi dalam jangka panjang akan menghindari adanya sentimen dan
tekanan fluktuasi jangka pendek. Time horizon panjang akan menyebabkan
compounding effect dapat bekerja secara optimum. Investasi dalam 1 tahun
merupakan pilihan yang cukup baik bagi para investor dan lebih pendek
untuk para spekulator.
81
DAFTAR PUSATAKA
Arifin, Zaenal. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonosia, 2005.
Astuti, Dewi. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia, 2004.
Atmaja, Stia, Lukas. Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi
Offset, 2008.
Bodie, Kanie, dkk. Investment. Buku 2. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Brigham, Eugene F. Dasar- dasar Manajen Keuangan, Edisi Kesepuluh, Jakarta:
Salemba Empat, 2006.
Charumathi, 2014, The Reability Of Dividend Discount Model In Valuation Of Bank
Stocks At The Bombay Stock Exchange.
Damodaran Aswath. Investment Valuation, Second Edition, John Willey and
Sons,New York, 2002.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia.
Salemba Empat, Jakarta.
Gottwald, Radim, 2012, The Use of the P/E Ratio to Stock Valuation.
Gottwald, Radim, 2011, Stock Fundamental analysis using P/E Indicator.
Gozali, Imam. 2001. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 22.
Badan Penerbit Universitas Diponogoro: Semarang.
Halim, Abdul. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat, 2005.
Hoover, Scott A. (2006). ck V l : A ss l G W ll ’s M s
Popular Valuation Models. USA: McGraw Hill.
Husnan, Suad. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas, ed3.
Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2001.
Khairi, Rizky, 2014, Penilaian Harga Wajar Saham dengan Realative Valuation
Techique PT. Bank Mandiri, Tbk dan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk.
82
Kodrat, Sukardi, David dan Indonanjaya, Kurniawan. Manajemen Investasi
Pendekaatan Teknikal dan Fundamental untuk analisis Saham, ed1.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Martalena dan Malinda, Maya. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Andi, 2011.
Murhadi, Werner. Analisis Saham Pendekatan Fundamental. Jakarta: Indeks, 2009.
Olweny,Tobias, 2011, The Reliability of Dividend Discount Model in Valuation of
Common Stock at the Nairobi Stock Exchange.
Pardoe, James. Sukses Berinvestasi Ala Buffet: 24 Strategi Investasi Sederhana dari
Investor Nilai Terbaik Dunia. Jakarta: Erlangga, 2006.
Rahayu, Hidayat, Nuzula, 2014, Penerapan Analisis Fundamental untuk Penilaian
Kewajaran Harga Saham dan Keputusana Investasi dengan Metode Price
Earnings Ratio (PER) (Studi Pada Perusahaan Cosmetic and
Household yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012.
Riyanto, Suhandak, Rahayu, 2014, Penerapan Metode Diskonto Dividen dengan
Model Pertumbuhan Konstan dan Metode Price Earning Ratio (PER) untuk
Menilai Kewajaran Harga Saham Sebagai Dasar Pengambilan
Keputusan Investasi.
Rodoni, Dr. Ahmad. Analisis Teknikal dan Fundamental Pada Pasar Modal. Jakarta:
CV. Grafika Karya Utama, 2005.
Santoso, Singgih. Statistik Parametik. Jakarta: PT Elex Media Kompetindo, 2014.
Sharpe, William F, dkk. Investment, edisi 6, Alih bahasa oleh Kamil.Jakarta: Indeks,
2006.
Singgih, Marmono, 2012, Penilaian Kewajaran Harga Saham Sebagai Pertimbangan
Investasi di Bursa Efek Indonesia.
Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2005.
Sunariyah. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, ed5. Yogyakarta: UPP
AMPYKPN, 2006.
Sundjaja, Ridwan, dkk. Manajemen Keuangan 2, ed6, Bandung: Literata Lintas
Media, 2010.
Syamsuddin, Lukman, 2007, Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
83
Tambunan, Andy Porman. 2007. Menilai Harga Wajar Saham. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Tandelilin, Eduardus. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta, 2010.
Truong, Cameron, 2009, Value Investing Using Price Earnings Ratio in New
Zealand.
Yulfita, Ulfa, 2013, Penilaian Harga Saham Sektor Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (Periode 2009-2011).
http://www.finance.com
www.idx.co.id
www.britama.com
www.dailyindonesia.com
84
LAMPIRAN
85
Lampiran 1 : Perusahaan Property dan real estate yang mengalami peningkatan rata-
rata harga saham sebesar 9%- 30% selama 2011-2013.
No Perusahaan Harga Saham
2011 2012 2013
1 PT Ciputra Property Tbk 490 610 620
2 PT Duta Graha Indah Tbk 89 143 150
3 PT Indonesia Prima Property Tbk 265 335 340
4 PT Plaza Indonesia Realty Tbk 1550 1550 1920
5 PT Roda Vivatex Tbk 2700 3500 4900
6
PT Royal OAK Development Asia
Tbk 225 325 450
Lampiran 2 : Perusahaan Property dan real estate yang mengalami peningkatan rata-
rata harga saham sebesar 31%- 40% selama 2011-2013.
No Perusahaan Harga Saham
2011 2012 2013
1 Pt Duta Pertiwi Tbk 1800 2850 4475
2 PT Lippo Cikarang Tbk 1790 3200 4875
3
PT Pembangunan
Perumahan(Persero) 485 820 1160
4 PT Wijaya Karya (Perseo) Tbk 610 1490 1580
Lampiran 3 : Perusahaan Property dan real estate yang mengalami peningkatan rata-
rata harga saham sebesar 41%- 60% selama 2011-2013.
No Perusahaan Harga Saham
2011 2012 2013
1 PT Fortune Mate Indones'a Tbk 103 235 385
2
PT Gowa Makassar Tourism Development
Tbk 660 660 8300
3 PT Laguna Cipta Griya Tbk 59 150 285
4 PT Danayasa Arthatama Tbk 500 830 2700
86
Lampiran 4: Deskripsi Rata-rata Return On equity (ROE) Perusahaan Property dan
Real Estate
ROE (dalam %)
No Emiten 2011 2012 2013
1 ADHI 25.8 22.6 34.6
2 ASRI 22 25 17
3 CTRA 6.4 10.5 15.3
4 CTRP 5 8 9
5 CTRS 9.8 14.4 16
6 GMTD 28 27 22.8
7 GPRA 6.88 8 13.3
8 JRPT 18.22 19.23 21.63
9 LPKR 8 10 10
10 PUDP 8.73 8.31 9.52
11 SMRA 16.00 21 24
12 TOTL 19.71 26.66 25.8
13 WIKA 17.11 18.33 19.33
Rata- rata 14.74231 16.84846 18.32923
Minimum 5 8 9
Maksimum 28 27 34.6
Lampiran 5: Deskripsi Rata-rata Earning Per Share Perusahaan Property dan Real
Estate.
EPS (dalam Rp)
No Emiten 2011 2012 2013
1 ADHI 103.64 117.46 225.38
2 ASRI 33.68 61.19 44.62
3 CTRA 21 39 64
4 CTRP 26 49 70
5 CTRS 83 139 202
6 GMTD 483 634 904.45
7 GPRA 11.4 14.43 23.08
8 JRPT 131.14 161.82 41.45
9 LPKR 32 46 53.94
10 PUDP 75.07 71.84 82.74
87
11 SMRA 57.04 114.89 76.4
12 TOTL 36.61 51.51 56.98
13 WIKA 60.59 77.96 92.84
Rata- rata 88.78231 121.3923 149.0677
Minimum 11.4 14.43 23.08
Maksimum 483 634 904.45
Lampiran 6: Deskripsi Rata-rata Dividend Per share Perusahaan Property dan Real
Estate.
DPS
No Emiten 2011 2012 2013
1 ADHI 32.3 31.1 23.5
2 ASRI 4.03 6.13 14.6
3 CTRA 6 7 12
4 CTRP 7 8 22
5 CTRS 25 42 60
6 GMTD 38 38 50
7 GPRA 1.5 2 2
8 JRPT 33 43 53
9 LPKR 4.33 7.79 11.85
10 PUDP 20 12 12
11 SMRA 23 43 43
12 TOTL 14.7 44 29.33
13 WIKA 7.084 17.56 22.32
Rata- rata 16.61108 23.19846 27.35385
Minimum 1.5 2 2
Maksimum 38 44 60
88
Lampiran 7: Deskripsi Rata-rata Dividend Payout Ratio Perusahaan Property dan
Real Estate.
DPR(dalam %)
No Emiten 2011 2012 2013
1 ADHI 0.311656 0.264771 0.104268
2 ASRI 0.119656 0.10018 0.327208
3 CTRA 0.285714 0.179487 0.1875
4 CTRP 0.269231 0.163265 0.314286
5 CTRS 0.301205 0.302158 0.29703
6 GMTD 0.078675 0.059937 0.055282
7 GPRA 0.131579 0.1386 0.086655
8 JRPT 0.251639 0.265727 1.278649
9 LPKR 0.135313 0.169348 0.219689
10 PUDP 0.266418 0.167038 0.145033
11 SMRA 0.403226 0.374271 0.562827
12 TOTL 0.40153 0.854203 0.514742
13 WIKA 0.116917 0.225244 0.240414
Rata- rata 0.236366 0.251095 0.333352
Minimum 0.078675 0.059937 0.055282
Maksimum 0.403226 0.854203 1.278649
Lampiran 8: Tingkat Perumbuhan Saham yang Diharapkan Perusahaan Sektor
Property dan Real Estate
ROE B g
No Emiten 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
1 ADHI 0.258 0.226 0.346 0.688344 0.735229 0.895732 0.177593 0.166162 0.309923
2 ASRI 0.22 0.25 0.17 0.880344 0.89982 0.672792 0.193676 0.224955 0.114375
3 CTRA 0.064 0.105 0.153 0.714286 0.820513 0.8125 0.045714 0.086154 0.124313
4 CTRP 0.05 0.08 0.09 0.730769 0.836735 0.685714 0.036538 0.066939 0.061714
5 CTRS 0.098 0.144 0.16 0.698795 0.697842 0.70297 0.068482 0.100489 0.112475
6 GMTD 0.28 0.27 0.228 0.921325 0.940063 0.944718 0.257971 0.253817 0.215396
7 GPRA 0.0688 0.08 0.133 0.868421 0.8614 0.913345 0.059747 0.068912 0.121475
8 JRPT 0.1822 0.1923 0.2163 0.748361 0.734273 -0.27865 0.136351 0.141201 -0.06027
9 LPKR 0.08 0.1 0.1 0.864688 0.830652 0.780311 0.069175 0.083065 0.078031
89
10 PUDP 0.0873 0.0831 0.0952 0.733582 0.832962 0.854967 0.064042 0.069219 0.081393
11 SMRA 0.16 0.21 0.24 0.596774 0.625729 0.437173 0.095484 0.131403 0.104921
12 TOTL 0.1971 0.2666 0.258 0.59847 0.145797 0.485258 0.117959 0.038869 0.125197
13 WIKA 0.1711 0.1833 0.1933 0.883083 0.774756 0.759586 0.151096 0.142013 0.146828
Rata- rata 0.113371 0.121015 0.118136
Minimum 0.036538 0.038869 -0.06027
Maksimum 0.257971 0.253817 0.309923
Lampiran 9: Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan (r) Perusahaan Sektor Property
dan Real Estate
2011
No Emiten D Po G r
1 ADHI 32.3 580 0.177593 0.233282
2 ASRI 4.03 460 0.193676 0.202437
3 CTRA 6 540 0.045714 0.056825
4 CTRP 7 490 0.036538 0.050824
5 CTRS 25 870 0.068482 0.097218
6 GMTD 38 660 0.257971 0.315547
7 GPRA 1.5 156 0.059747 0.069363
8 JRPT 33 2200 0.136351 0.151351
9 LPKR 4.33 660 0.069175 0.075736
10 PUDP 20 465 0.064042 0.107052
11 SMRA 23 1240 0.095484 0.114032
12 TOTL 14.7 285 0.117959 0.169537
13 WIKA 7.084 610 0.151096 0.162709
Rata-rata 0.138916
Minimum 0.050824
Maksimum 0.315547
2012
1 ADHI 31.1 1770 0.166162 0.183732
2 ASRI 6.13 600 0.224955 0.235172
3 CTRA 7 790 0.086154 0.095015
4 CTRP 8 570 0.066939 0.080974
5 CTRS 42 2200 0.100489 0.11958
90
6 GMTD 38 660 0.253817 0.311393
7 GPRA 2 101 0.068912 0.088714
8 JRPT 43 2900 0.141201 0.156028
9 LPKR 7.79 1000 0.083065 0.090855
10 PUDP 12 500 0.069219 0.093219
11 SMRA 43 1880 0.131403 0.154275
12 TOTL 44 890 0.038869 0.088308
13 WIKA 17.56 1490 0.142013 0.153798
Rata-rata 0.142389
Minimum 0.080974
Maksimum 0.311393
2013
1 ADHI 23.5 1510 0.309923 0.325486
2 ASRI 14.6 430 0.114375 0.148328
3 CTRA 12 750 0.124313 0.140313
4 CTRP 22 620 0.061714 0.097198
5 CTRS 60 1310 0.112475 0.158277
6 GMTD 50 8300 0.215396 0.22142
7 GPRA 2 151 0.121475 0.13472
8 JRPT 53 800 -0.06027 0.005978
9 LPKR 11.85 910 0.078031 0.091053
10 PUDP 12 480 0.081393 0.106393
11 SMRA 43 780 0.104921 0.16005
12 TOTL 29.33 500 0.125197 0.183857
13 WIKA 22.32 1580 0.146828 0.160955
Rata-rata 0.148771
Minimum 0.005978
Maksimum 0.325486
91
Lampiran 10: Estimasi Deviden Yang Diharapkan Perusahaan Sektor Property dan
Real Estate
Lampiran 11: Nilai intrinsic saham dengan menggunakan metode Dividend
Discounted Model contant growth Perusahaan Sektor Property dan
Real Estate
Closing Intrinsik Closing Intrinsik Closing Intrinsik
No Emiten Price 2011 Price 2012 Price 2013
1 ADHI 580 683.0038 1770 2143.75 1510 2617.672
2 ASRI 460 545.0033 600 483.1878 430 201.1904
3 CTRA 540 564.6857 790 735.4813 750 491.8867
4 CTRP 490 507.9038 570 532.1357 620 239.3683
5 CTRS 870 483.3812 2200 1441.117 1310 1020.14
6 GMTD 660 830.2609 660 827.5192 8300 7666.716
7 GPRA 156 110.2137 101 80.97008 151 169.3427
D 1+g d2
No Emiten 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
1 ADHI 32.3 32.3 31.1 1.177593 1.166162 1.309923 38.03625 37.66702 40.73861
2 ASRI 4 4.03 6.13 1.193676 1.224955 1.114375 4.774703 4.936569 6.831117
3 CTRA 6 6 7 1.045714 1.086154 1.124313 6.274286 6.516923 7.870188
4 CTRP 7 7 8 1.036538 1.066939 1.061714 7.255769 7.468571 8.493714
5 CTRS 13 25 42 1.068482 1.100489 1.112475 13.89027 27.51223 46.72396
6 GMTD 38 38 38 1.257971 1.253817 1.215396 47.8029 47.64505 46.18503
7 GPRA 1 1.5 2 1.059747 1.068912 1.121475 1.059747 1.603368 2.24295
8 JRPT 24 33 43 1.136351 1.141201 0.939728 27.27243 37.65962 40.40831
9 LPKR 2.88 4.33 7.79 1.069175 1.083065 1.078031 3.079224 4.689672 8.397863
10 PUDP 5 20 12 1.064042 1.069219 1.081393 5.320209 21.38438 12.97671
11 SMRA 10 23 43 1.095484 1.131403 1.104921 10.95484 26.02227 47.51162
12 TOTL 7.5 14.7 44 1.117959 1.038869 1.125197 8.384689 15.27138 49.50865
13 WIKA 10 7.08 17.6 1.151096 1.142013 1.146828 11.5319 8.090019 20.1383
Rata- rata 14.27979 18.95901 26.00208
Minimum 1.059747 8.090019 2.24295
Maksimum 47.8029 47.64505 49.50865
92
8 JRPT 2200 1818.162 2900 2539.835 800 609.9368
9 LPKR 660 469.3505 1000 602.0119 910 644.8992
10 PUDP 465 123.6948 500 891.016 480 519.0686
11 SMRA 1240 590.6087 1880 1137.718 780 861.8387
12 TOTL 285 162.5603 890 308.8984 500 843.9933
13 WIKA 610 993.0071 1490 686.4538 1580 1425.561
Lampiran 12: Estimasi Earnings Per Share Yang Diharapkan Perusahaan Sektor
Property dan Real Estate
EPS1 1+g EPS2
No Emiten 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
1 ADHI 103.64 117.46 225.38 1.177593 1.166162 1.309923 122.0457 136.9774 295.2305
2 ASRI 33.68 61.19 44.62 1.193676 1.224955 1.114375 40.203 74.955 49.7234
3 CTRA 21 39 64 1.045714 1.086154 1.124313 21.96 42.36 71.956
4 CTRP 26 49 70 1.036538 1.066939 1.061714 26.95 52.28 74.32
5 CTRS 83 139 202 1.068482 1.100489 1.112475 88.684 152.968 224.72
6 GMTD 483 634 904.45 1.257971 1.253817 1.215396 607.6 794.92 1099.265
7 GPRA 11.4 14.43 23.08 1.059747 1.068912 1.121475 12.08112 15.4244 25.88364
8 JRPT 131.14 161.82 41.45 1.136351 1.141201 0.939728 149.0211 184.6691 38.95174
9 LPKR 32 46 53.94 1.069175 1.083065 1.078031 34.2136 49.821 58.149
10 PUDP 75.07 71.84 82.74 1.064042 1.069219 1.081393 79.87761 76.8127 89.47445
11 SMRA 57.04 114.89 76.4 1.095484 1.131403 1.104921 62.4864 129.9869 84.416
12 TOTL 36.61 51.51 56.98 1.117959 1.038869 1.125197 40.92846 53.51217 64.1137
13 WIKA 60.59 77.96 92.84 1.151096 1.142013 1.146828 69.74488 89.03132 106.4715
Rata- rata 104.292 142.5937 175.5903
Minimum 12.08112 15.4244 25.88364
Maksimum 607.6 794.92 1099.265
93
Lampiran 13 : Price Earning Ratio (PE.R) Perusahaan Sektor Property dan Real
Estate
PER
No Emiten 2011 2012 2013
1 ADHI 5.596295 15.06896 6.699796
2 ASRI 13.65796 9.805524 9.636934
3 CTRA 25.71429 20.25641 11.71875
4 CTRP 18.84615 11.63265 8.857143
5 CTRS 10.48193 15.82734 6.485149
6 GMTD 1.36646 1.041009 9.176848
7 GPRA 13.68421 6.999307 6.542461
8 JRPT 16.77596 17.92115 19.30036
9 LPKR 20.625 21.73913 16.8706
10 PUDP 6.194219 6.959911 5.801305
11 SMRA 21.73913 16.36348 10.20942
12 TOTL 7.784758 17.2782 8.775009
13 WIKA 10.06767 19.11237 17.01853
Lampiran 14: Nilai intrinsic saham menggunakan metode Price Earning Ratio
(PE.R) Perusahaan Sektor Property dan Real Estate.
Closing Intrinsik Closing Intrinsik Closing Intrinsik
No Emiten Price 2011 Price 2012 Price 2013
1 ADHI 580 683.0038 1770 2064.106 1510 1977.984
2 ASRI 460 549.0909 600 734.973 430 479.1811
3 CTRA 540 564.6857 790 858.0615 750 843.2344
4 CTRP 490 507.9038 570 608.1551 620 658.2629
5 CTRS 870 929.5793 2200 2421.076 1310 1457.343
6 GMTD 660 830.2609 660 827.5192 8300 10087.78
7 GPRA 156 165.3206 101 107.9601 151 169.3427
8 JRPT 2200 2499.973 2900 3309.482 800 751.7826
9 LPKR 660 705.6555 1000 1083.065 910 981.0083
10 PUDP 465 494.7794 500 534.6096 480 519.0686
11 SMRA 1240 1358.4 1880 2127.038 780 861.8387
12 TOTL 285 318.6182 890 924.5938 500 562.5983
94
13 WIKA 610 702.1683 1490 1701.599 1580 1811.988
Lampiran 15: Nilai intrinsic saham menggunakan metode Dividen Discount Model
(DDM) dan Price Earning Ratio (PE.R) Perusahaan Sektor Property
dan Real Estate.
Tahun Emiten DDM Tahun Emiten PER
Undervalued Undervalued
2011 ADHI 683.0038 2011 ADHI 683.0038
ASRI 545.0033 ASRI 549.0909
CTRA 564.6857 CTRA 564.6857
CTRP 507.9038 CTRP 507.9038
GMTD 830.2609 CTRS 929.5793
WIKA 993.0071 GMTD 830.2609
2012 ADHI 2143.75 GPRA 165.3206
GMTD 827.5192 JRPT 2499.973
PUDP 891.016 LPKR 705.6555
2013 ADHI 2617.672 PUDP 494.7794
GPRA 169.3427 SMRA 1358.4
PUDP 519.0686 TOTL 318.6182
SMRA 861.8387 WIKA 702.1683
TOTL 843.9933 2012 ADHI 2064.106
ASRI 734.973
Overvalued CTRA 858.0615
2011 CTRS 483.3812 CTRP 608.1551
GPRA 110.2137 CTRS 2421.076
JRPT 1818.162 GMTD 827.5192
LPKR 469.3505 GPRA 107.9601
PUDP 123.6948 JRPT 3309.482
SMRA 590.6087 LPKR 1083.065
TOTL 162.5603 PUDP 534.6096
2012 ASRI 483.1878 SMRA 2127.038
CTRA 735.4813 TOTL 924.5938
CTRP 532.1357 WIKA 1701.599
CTRS 1441.117 ADHI 1977.984
95
GPRA 80.97008 ASRI 479.1811
JRPT 2539.835 CTRA 843.2344
LPKR 602.0119 CTRP 658.2629
SMRA 1137.718 CTRS 1457.343
TOTL 308.8984 GMTD 10087.78
WIKA 686.4538 GPRA 169.3427
2013 ASRI 201.1904 LPKR 981.0083
CTRA 491.8867 PUDP 519.0686
CTRP 239.3683 SMRA 861.8387
CTRS 1020.14 TOTL 562.5983
GMTD 7666.716 WIKA 1811.988
JRPT 609.9368
LPKR 644.8992 Overvalued
WIKA 1425.561 2013 JRPT 751.7826
Lampiran 16: Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar saham yang dinilai dengan
Dividend Discounted Model.
96
Lampiran 17: Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov harga wajar saham yang dinilai dengan
Price Earning Ratio.
Lampiran 18: Hasil uji harga wajar saham yang dinilai dengan Dividend Discounted
Model terhadap harga wajar saham yang dinilai dengan Price Earning
Ratio