89
ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP STABILITAS NILAI TUKAR RUPIAH (Skripsi) OLEH: Helena Arthakamami Soetikno JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG 2016

ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH

UANG BEREDAR TERHADAP STABILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

(Skripsi)

OLEH:

Helena Arthakamami Soetikno

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

2016

Page 2: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

ABSTRACT

ANALYSIS EFFECT OF BI RATE, FOREIGN EXCHANGE RESERVES,

AND MONEY SUPPLY TO RUPIAH EXCHANGE RATE STABILITY

By

Helena Arthakamami Soetikno

The purpose of this study is to analysis effect of BI rate, foreign exchange

reserves and money supply to rupiah exchange rate. Furthermore, this study also

aims to notice rupiah exchange rate stability. This study used data time series

2007:Q1-2015:Q4 period. Analysis tools that used in this study is multiple

regression with Error Correction Model (ECM) method and Hodrick Prescott

filter. The result of this study indicate in short term BI Rate has no significant

effect, foreign exchange reserves has negative effect and significant, and money

supply has positive effect and significant to rupiah exchange rate. In long term, BI

Rate, foreign exchange reserves, and money supply has significant effect to rupiah

exchange rate. Furthermore, based on stability test using HP filter analysis can be

concluded that rupiah exchange rate during this study 2007:Q1-2015:Q4 period is

unstable.

Keywords: rupiah exchange rate stability, BI Rate, foreign exchange reserves,

money supply

Page 3: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH

UANG BEREDAR TERHADAP STABILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

Oleh

Helena Arthakamami Soetikno

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh BI Rate,

cadangan devisa, dan jumlah uang beredar terhadap nilai tukar rupiah. Selain itu

penelitian ini juga bertujuan untuk melihat stabilitas nilai tukar rupiah. Penelitian

ini menggunakan data time series periode 2007:Q1-2015:Q4. Alat analisis yang

digunakan adalah alat regresi berganda dengan metode Error Correction Model

(ECM) dan Hodrick Prescott filter. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

dalam jangka pendek BI Rate tidak berpengaruh signifikan, cadangan devisa

berpengaruh negatif dan signifikan, dan jumlah uang beredar berpengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai tukar rupiah. Dalam jangka panjang BI Rate,

cadangan devisa, dan jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap nilai

tukar rupiah. Selain itu, berdasarkan uji stabilitas menggunakan analisis HP filter

dapat disimpulkan bahwa nilai tukar selama periode penelitian 2007:Q1-2015:Q4

tidak stabil.

Kata kunci: stabilitas nilai tukar rupiah, BI Rate, cadangan devisa, jumlah uang

beredar

Page 4: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH

UANG BEREDAR TERHADAP STABILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

Oleh

HELENA ARTHAKAMAMI SOETIKNO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

2016

Page 5: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh BI Rate, Cadangan Devisa, dan

Jumlah Uang Beredar terhadap Stabilitas Nilai

Tukar Rupiah

Nama Mahasiswa : Helena Arthakamami Soetikno

Nomor Pokok Mahasiswa : 1211021061

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Marselina Muchtar, S.E., M.P.M.

NIP. 19670710 199003 2 001

2. Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Dr. Nairobi, S.E., M.Si.

NIP. 19660621 199003 1 003

Page 6: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Marselina Muchtar, S.E., M.P.M. ………………

Penguji

Bukan Pembimbing: Nurbetty Herlina Sitorus, S.E., M.Si. ………………

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.

NIP. 19610904 198703 1 011

Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 13 Juni 2016

Page 7: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis

dengan sungguh-sungguh dan bukan merupakan penjiplakan hasil karya orang

lain. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka

saya sanggup menerima hukuman/ sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, 13 Juni 2016

Penulis

Helena Arthakamami Soetikno

Page 8: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Helena Arthakamami Soetikno lahir di New York pada tanggal

16 Agustus 1994. Penulis lahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari

pasangan Bapak Dwi Surya Soetikno dan Ibu Ning Sudiarti.

Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Huda Bekasi,

diselesaikan pada tahun 2000. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sepanjang Jaya VIII Bekasi dan lulus pada tahun

2006. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama

Negeri (SMPN) 2 Bekasi dan lulus pada tahun 2009. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 8 Bekasi dan

lulus pada tahun 2012.

Pada tahun 2012, penulis diterima di perguruan tinggi Universitas Lampung

melalui jalur undangan pada Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Lampung. Selama masa kuliah, penulis aktif di Organisasi

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB Unila sebagai Brigadir Muda pada

periode 2012/2013 dan menjabat sebagai Sekretaris Dinas 2 pada periode

2015/2016.

Pada tahun 2014, penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kunjung Lapangan (KKL)

ke Otoritas Jasa Keuangan, Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

Page 9: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

Republik Indonesia, dan Badan Perencana Pembangunan Nasional. Pada awal

tahun 2015 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Margo

Makmur, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji selama 40 hari.

Page 10: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

MOTO

“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan

sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah: 153)

“Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk

dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan

sesuatu) dari semesta alam”

(QS. Al-„Ankabut: 6)

“If you want something you‟ve never had, you must be willing to do something

you‟ve never done”

(Anonim)

“All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them”

(Walt Disney)

Page 11: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur atas segala rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan

Allah SWT, kupersembahkan karya sederhana ini dengan segala ketulusan dan

kerendahan hati untuk:

Kedua Orang Tuaku Ayahanda Dwi Surya Soetikno dan Ibunda Ning Sudiarti,

yang begitu luar biasa yang telah membesarkan dan mendidik anak–anaknya

dengan segala limpahan kasih sayang, doa, keikhlasan, ketulusan, kesabaran, dan

pengorbanan yang selalu diberikan dalam setiap langkah perjalan hidup penulis.

Terima kasih banyak atas semua yang telah diberikan untukku.

Adik-adikku tersayang Kevin Arisudana Soetikno dan Shandy Kesuma Wardana

Soetikno, yang selalu memberikan dukungan, semangat dan kehangatan di dalam

kehidupan penulis, serta keluarga besar yang selalu mendoakan.

Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Lampung dan sahabat-sahabat yang senantiasa memberikan saran,

motivasi, doa dan semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

Dan

Almamater tercinta Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Lampung.

Page 12: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Analisis Pengaruh BI Rate, Cadangan Devisa, dan Jumlah Uang Beredar

terhadap Stabilitas Nilai Tukar Rupiah” sebagai salah satu syarat mencapai

gelar Sarjana Ekonomi.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini dengan kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H.Satria Bangsawan, S.E, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. dan Ibu Emi Maimunah, S.E.,M.Si. selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Marselina Muchtar, S.E., M.P.M. selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmu, arahan, dan saran dalam

proses penyusunan skripsi hingga akhir kepada penulis.

4. Ibu Nurbetty Herlina Sitorus, S.E., M.Si. selaku dosen penguji yang telah

memberikan nasehat-nasehat yang bermanfaat bagi penulis.

Page 13: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

5. Bapak Dr. Saimul, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan perhatian dan pengarahan kepada penulis selama menjadi

mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Lampung.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan: Prof. Sahala,

Pak Toto, Pak Yoke, Pak Heru, Pak Ambya, Pak Wayan, Pak Husaini, Pak

Imam, Pak Thomas, Pak Yudha, Ibu Irma, Ibu Tiara, Ibu Zulfa, Ibu Asih,

serta seluruh Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan ilmu dan pelajaran yang sangat bermanfaat selama menuntut

ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

7. Ibu Hudaiyah, Mas Ferry, Ibu Yati, Mas Ma‟ruf, Pak Kasim, Mas Usman,

Mas Rody, Kyai serta staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung atas segenap kekeluargaan dan bantuan yang

diberikan kepada penulis.

8. Orang tuaku tercinta, Bapak Dwi Surya Soetikno dan Ibu Ning Sudiarti

yang telah menjadi orang tua yang sangat luar biasa. Terima kasih atas

dukungan yang tiada henti dan doa-doa yang dipanjatkan untuk anakmu,

serta adik-adikku tersayang Kevin Arisudana Soetikno dan Shandy Kesuma

Wardhana Soetikno yang selalu memberikan dukungan, semangat dan

kehangatan di dalam kehidupan penulis.

9. Pade Surip, Bude Sas, Mamadin, Pade Jun, Om Nur, Tante Lina, Mba Tita,

Syalu, Mba Pita, Mas Andry, Mas Andre, dan Via serta seluruh keluarga

besarku tercinta yang telah memberikan semangat tiada henti.

Page 14: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

10. Sahabat-sahabat tersayang, gadis-gadis cumi: Amiza, Arli, Maulidya, Ria,

Sinta, Mia, Vema dan Yusmitha yang selalu mendukung, menghibur, dan

selalu siap mendengarkan keluh kesah penulis.

11. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2012, Rini, Isti, Puspa, Dewi,

Almira, Arifa, Machpudzoh, Deffa, Firdha, Meri, Devina, Rina, Siti,

Sunarti, Jefri, Rizky, Deri, Ageng, Handicky, Deo, Ulung, serta teman-

teman, kakak tingkat dan adik tingkat Ekonomi Pembangunan lainnya yang

tidak dapat disebutkan satu-persatu terimakasih atas kebersamaannya.

12. Presidium BEM FEB 2015/2016, Madon, Trida, Uca, Argi, Shaumi, Jisung,

Ferdinan, Edit, Ari, Bagus, Nugi, Putri, dan Jestin, serta dan Brigadir Muda

BEM FEB 2015/2016 terimakasih untuk ilmu, pengalaman, dan

kebersamaannya.

13. Teman-teman KBB, Bang Ecky, Bang Yuda, Bang Bukit, Bang Ridel, Bang

Putra, Mba Dewi, Mba Putri, Mba Ayu, Mba Nurul, Mba El, Legita, Sendy,

Nadia, Nanda, Racka, Tian, Uje, Arif, Ricky, Kamal. Terkhusus untuk

Ramadhan Akbar Milian Zaman terima kasih telah memberikan dukungan

baik waktu, tenaga, pikiran, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Sahabat-sahabat terbaik SMA: Alifia, Deasy, Risa, Syifa, Via, Vika, dan

Nurul, serta VVIP: Dwi, Feby, Lita, Rezty, dan Rosanna yang selalu

memberikan keceriaan, semangat dan dukungan yang memotivasi.

15. Keluarga Desa Margo Makmur Mesuji, Pak Suratno selaku Kepala Desa,

beserta Ibu Semi dan keluarga, warga desa, pemuda-pemudi karang taruna,

dan kepengurusan desa serta teman-teman KKN Tematik 2015, Elin, Rida,

Page 15: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

Mba Nia, Devry, Rifki, Ridho yang telah memberikan pelajaran dan

kenangan yang luar biasa.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dari awal

hingga akhir yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 13 Juni 2016

Penulis

Helena Arthakamami Soetikno

Page 16: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................... i

DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... v

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 14

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 15

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 15

E. Kerangka Penelitian ........................................................................ 16

F. Hipotesis .......................................................................................... 18

G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 18

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ................................................................................. 20

1. Nilai Tukar ............................................................................... 20

2. BI Rate...................................................................................... 30

3. Cadangan Devisa ...................................................................... 34

4. Jumlah Uang Beredar ............................................................... 36

B. Tinjauan Empiris ............................................................................. 40

III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 46

B. Batasan dan Definisi Operasional Variabel .................................... 47

C. Metode Analisis .............................................................................. 48

D. Prosedur Analisis Data .................................................................... 50

1. Uji Stasioneritas ....................................................................... 50

2. Uji Kointegrasi ......................................................................... 51

3. Penentuan Lag Optimum .......................................................... 52

4. Model Koreksi Kesalahan (ECM) ............................................ 53

5. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 54

E. Uji Hipotesis ................................................................................... 58

F. Uji Stabilitas: Hodrick Prescott (HP) Filter .................................... 60

Page 17: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

ii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian ............................................................................... 63

1. Uji Stasioneritas ....................................................................... 63

2. Uji Kointegrasi ......................................................................... 65

3. Uji Lag Optimum ..................................................................... 65

4. Estimasi Model Koreksi Kesalahan (ECM) ............................. 66

5. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 68

B. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................... 71

C. Interpretasi Hasil Regresi ECM ...................................................... 72

D. Hasil Uji Stabilitas: Hodrick Prescott (HP) Filter .......................... 75

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ......................................................................................... 83

B. Saran ................................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Ringkasan Penelitian Terdahulu .......................................................... 40

2. Nama, Satuan Pengukuran, Simbol dan Sumber Data Variabel .......... 46

3. Hasil Uji Unit Root dengan Pendekatan ADF Pada Tingkat Level...... 63

4. Hasil Uji Unit Root dengan Pendekatan ADF Pada Tingkat First

Difference ............................................................................................. 64

5. Hasil Uji Unit Root dengan Pendekatan ADF Pada Tingkat Second

Difference ............................................................................................. 64

6. Hasil Uji Kointegrasi Model Engel-Granger....................................... 65

7. Hasil Uji Lag Optimum ....................................................................... 66

8. Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM) .................................. 66

9. Hasil Uji Normalitas Metode Jarque-Bera Test .................................. 68

10. Hasil Uji Multikolinearitas................................................................... 68

11. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji White Cross Term ........................... 69

12. Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM) dengan Penyembuhan

Heteroskedastisitas Metode White ....................................................... 70

13. Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 70

14. Hasil Uji t-statistik ............................................................................... 71

15. Hasil Uji F-statistik .............................................................................. 72

16. Ringkasan Hasil Pengujian HP Filter Nilai Tukar Rupiah/Dolar AS .. 76

Page 19: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pergerakan Nilai Tukar Rupiah/Dolar AS Periode 2007:Q1-

2015:Q4 ................................................................................................ 5

2. Pergerakan BI Rate dan Nilai Tukar Rupiah/Dolar AS Periode

2007:Q1-2015:Q4 ................................................................................ 9

3. Pergerakan Cadangan Devisa dan Nilai Tukar Rupiah/Dolar AS

Periode 2007:Q1-2015:Q4 ................................................................... 11

4. Pergerakan Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar Rupiah/Dolar AS

Periode 2007.Q1-2015.Q4 ................................................................... 13

5. Model Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................ 17

6. Keseimbangan dalam Pasar Valuta Asing ........................................... 22

7. Model Mundell-Flemming ................................................................... 26

8. HP Filter Jangka Panjang Nilai Tukar Rupiah/Dolas AS .................... 76

Page 20: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Penelitian ..................................................................................... L-1

2. Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level .................................................. L-2

3. Hasil Uji Stasioneritas Tingkat First Difference ................................. L-3

4. Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Second Difference .............................. L-4

5. Hasil Regresi Kointegrasi Engel-Granger ........................................... L-5

6. Hasil Uji Kointegrasi Engel-Granger .................................................. L-6

7. Hasil Uji Lag Optimum ....................................................................... L-7

8. Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM) .................................. L-8

9. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................................... L-9

10. Hasil Uji HP Filter Nilai Tukar Rupiah/Dolar AS .............................. L-10

Page 21: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara berkembang dengan sistem perekonomian yang terbuka

membuat perekonomian Indonesia semakin terintegrasi dengan perekonomian

dunia. Nilai tukar memiliki peranan yang sangat penting dengan semakin

terbukanya perekonomian Indonesia. Nilai tukar menunjukkan bagaimana

perbandingan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Kuat atau

lemahnya nilai tukar mata uang suatu negara tidak hanya ditentukan oleh kondisi

dan kebijakan ekonomi di dalam negeri, tetapi juga kondisi perekonomian

internasional serta kondisi non-ekonomi seperti keamanan dan kondisi politik.

Bank Indonesia sebagai otoritas moneter merupakan lembaga yang berwenang

dalam menentukan kebijakan moneter di Indonesia. Kebijakan dan intervensi

yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilakukan dalam upaya menjaga stabilitas

perekonomian dan mencapai sasaran kebijakan yang diinginkan. Menurut UU.

No. 3 Tahun 2004 tentang perubahan atas UU. No. 23 Tahun 1999 tentang Bank

Indonesia, dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai

satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata

uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Page 22: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

2

Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua

tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

Peran Bank Indonesia dalam melakukan kebijakan moneter melalui berbagai cara

untuk mencapai tujuan tunggal tersebut, diharapkan dapat berjalan dengan efektif

sehingga dapat meredam berbagai gejolak yang timbul dari perekonomian dunia.

Nilai tukar yang stabil digambarkan dengan nilai tukar yang bergerak relatif stabil

baik itu meningkat ataupun menurun, dan apabila mengalami perubahan maka

tidak terlalu berfluktuasi sehingga tidak menimbulkan shock atau guncangan yang

besar bagi perekonomian suatu negara. Menurut Mayer (1982) stabilitas nilai

tukar pada dasarnya sangat diharapkan oleh semua pelaku ekonomi termasuk

masyarakat luas. Gejolak nilai tukar yang berlebihan tidak sesuai dengan sasaran

kepentingan jangka panjang karena ketidakstabilan nilai tukar dapat mendistorsi

tingkat daya saing ekonomi, mengurangi efisiensi alokasi sumber daya dan

meningkatkan ketidakpastian bagi para pelaku ekonomi.

Persoalan yang dihadapi perekonomian Indonesia selama beberapa kuartal

terakhir cukup kompleks menyangkut keadaan ekonomi yang kurang baik dari

dalam maupun luar negeri. Fenomena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap

dolar AS yang menyentuh angka Rp. 14.657 (kurs tengah per 30 September 2015)

membuat perekonomian Indonesia semakin tertekan. Melemahnya nilai tukar

rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh dua faktor, yakni berasal dari eksternal

dan internal. Faktor eksternal tersebut berasal dari semakin membaiknya

perekonomian Amerika Serikat sehingga berdampak pada semakin kuatnya nilai

mata uang dolar yang berimbas juga pada perekonomian internasional dan nilai

mata uang di dunia. Kemudian, adanya ketidakpastian mengenai timing dan

Page 23: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

3

besaran kenaikkan Fed Fund Rate (FFR) atau suku bunga bank sentral Amerika.

Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah juga turut dipengaruhi oleh kekhawatiran

negosiasi fiskal Yunani, serta Yuan yang terus terdepresiasi di tengah

perekonomian Tiongkok yang masih lemah (Bank Indonesia, 2015).

Meskipun faktor eksternal lebih dominan dalam melemahnya kurs rupiah terhadap

dolar AS, kondisi perekonomian nasional turut mempunyai andil dalam

pelemahan nilai rupiah. Sejak tahun 2012, transaksi berjalan di dalam neraca

pembayaran Indonesia terus mengalami defisit. Defisit neraca pembayaran

tersebut dibiayai oleh cadangan devisa negara. Dengan demikian, apabila defisit

transaksi berjalan tidak segera diperbaiki, cadangan devisa Indonesia akan

semakin berkurang sehingga nilai rupiah juga akan terus tertekan. Selain itu,

pelemahan nilai tukar rupiah dari sisi domestik juga disebabkan oleh

meningkatnya permintaan valas untuk pembayaran utang dan deviden secara

musiman, serta kekhawatiran terhadap melambatnya ekonomi domestik (Bank

Indonesia, 2015).

Mengingat peran kestabilan nilai tukar rupiah yang sangat penting, kebijakan nilai

tukar yang dianut Indonesia telah mengalami perubahan dan perkembangan

mengikuti tingkat pembangunan yang dicapai oleh pemerintah Indonesia. Secara

garis besar, Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar. Pada tahun 1970-

1978, Indonesia menerapkan sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate) yakni

dengan mengaitkan nilai tukar rupiah pada dolar Amerika Serikat. Pada periode

tersebut, pemerintah memiliki andil yang sangat besar dan sangat ketat di dalam

menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Apabila perubahan nilai tukar rupiah terlalu

besar atau melebihi batas-batas yang dikehendaki, maka pemerintah akan

Page 24: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

4

langsung mengintervensi menggunakan cadangan devisa yang dilakukan di pasar

valuta asing.

Pada 1978-Juli 1997, Indonesia menerapkan sistem nilai tukar mengambang

terkendali (manage floating exchange rate) yakni dengan mengaitkan nilai tukar

rupiah terhadap sekeranjang mata uang mitra dagang utama. Dalam sistem

tersebut, pemerintah menetapkan kurs indikasi (pembatas) dan membiarkan kurs

bergerak di pasar dengan selisih (spread) tertentu. Pada saat kurs menyentuh batas

atas atau bawah, secara otomatis pemerintah melalui Bank Indonesia melakukan

intervensi. Pemerintah hanya melakukan intervensi jika kurs bergejolak melebihi

batas atas atau bawah dari spread. Intervensi tersebut menggunakan cadangan

devisa yang dimiliki negara untuk mengembalikan nilai tukar ke dalam selisih

yang stabil. Dalam kurun waktu tersebut, nilai tukar rupiah cenderung melemah

dari waktu ke waktu. Dengan kondisi cadangan devisa yang terus menipis dan

adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997,

maka pemerintah akhirnya menghapus sistem tersebut dan menggantikannya

dengan sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) pada

14 Agustus 1997. Dengan diberlakukannya sistem nilai tukar tersebut membuat

nilai tukar mata uang rupiah menjadi lebih berfluktuasi. Selain itu, Bank Indonesia

tidak berkewajiban untuk melakukan intervensi dengan menjual atau membeli

dolar ke pasar valuta asing. Namun, apabila pergerakan nilai tukar rupiah

mengalami fluktuasi yang cukup besar, maka Bank Indonesia akan intervensi

yang besarannya akan disesuaikan dengan kondisi perekonomian Indonesia.

Intervensi tersebut tidak dimaksudkan untuk mengarahkan atau mencapai nilai

tukar pada tingkat tertentu, tapi untuk menjaga agar gejolak nilai tukar yang

Page 25: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

5

terjadi tidak berlebihan yang membahayakan perekonomian Indonesia secara

keseluruhan.

Sumber:Bank Indonesia, 2007-2015

Gambar 1. Pergerakan Nilai Tukar Rupiah/Dolar AS Periode 2007:Q1-2015:Q4

Gambar 1. menunjukkan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari

tahun 2007:Q1 sampai 2015:Q4. Dapat dilihat pergerakan nilai tukar rupiah

terhadap dolar AS tidak terlalu berfluktuatif meski dibeberapa kuartal terakhir

mengalami peningkatan (terdepresiasi). Pada kuartal pertama tahun 2009 nilai

tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp. 11.575. Hal tersebut disebabkan oleh

sentimen negatif terkait semakin pesimisnya outlook ekonomi global, kondisi

tersebut mendorong investor beralih ke safe haven assets dan menarik dananya

dari emerging market yang dianggap lebih berisiko termasuk Indonesia, sehingga

akhirnya menimbulkan tekanan pada rupiah (Bank Indonesia, 2009).

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Nilai Tukar Rupiah/Dolar AS (Rupiah)

Page 26: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

6

Kemudian nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menurun hingga kuartal

kedua tahun 2011 menjadi Rp. 8.597 dan merupakan nilai kurs terendah.

Penguatan nilai rupiah tersebut disebabkan likuiditas global yang melimpah pasca

pelonggaran kuantitatif dimasa krisis keuangan tahun 2008 serta kebijakan

akomodatif dengan suku bunga rendah di negara maju menyebabkan ekses

likuiditas tersebut tidak sepenuhnya dapat diserap. Sebagai konsekuensinya,

investor mencari lokasi penempatan dana yang memberikan imbal balik lebih

tinggi, salah satu tujuan utamanya ialah negara-negara emerging market Asia,

termasuk Indonesia, sehingga berdampak pada nilai mata uang negara-negara di

kawasan Asia yang terus mengalami penguatan, termasuk rupiah (Bank Indonesia,

2011).

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali meningkat hingga kuartal keempat

tahun 2013 menjadi Rp. 12.189. Pelemahan nilai tukar tersebut terutama dipicu

oleh sentimen negatif pelaku pasar terhadap rencana pengurangan stimulus

moneter AS (tapering-off) serta pengaruh defisit transaksi berjalan Indonesia

(Bank Indonesia, 2013). Kemudian nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus

bergerak meningkat sepanjang tahun 2014 hingga kuartal ketiga tahun 2015

menjadi sebesar Rp. 14.657 dan merupakan nilai tukar rupiah tertinggi. Kemudian

menurun kembali pada kuartal keempat 2015 menjadi Rp. 13.795. Pelemahan

nilai tukar rupiah tersebut berasal dari semakin membaiknya perekonomian

Amerika Serikat sehingga berdampak pada semakin kuatnya nilai mata uang dolar

yang berimbas juga pada perekonomian internasional dan nilai mata uang di

dunia. Kemudian, adanya ketidakpastian mengenai timing dan besaran kenaikkan

Fed Fund Rate (FFR) atau suku bunga bank sentral Amerika. Selain itu,

Page 27: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

7

pelemahan nilai tukar rupiah juga turut dipengaruhi oleh kekhawatiran negosiasi

fiskal Yunani, serta Yuan yang terus terdepresiasi di tengah perekonomian

Tiongkok yang masih lemah. Sementara itu, dari sisi domestik nilai rupiah yang

terdepresiasi dipicu oleh defisit transaksi berjalan yang masih berlanjut,

meningkatnya permintaan valas untuk pembayaran utang dan deviden secara

musiman, serta kekhawatiran terhadap melambatnya ekonomi domestik (Bank

Indonesia, 2015).

Berdasarkan beberapa literatur, terdapat beberapa faktor yang dapat menstabilkan

nilai tukar rupiah, diantaranya yakni BI Rate yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia, jumlah cadangan devisa Indonesia, dan jumlah uang beredar di

Indonesia. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang dapat dikontrol oleh

Bank Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam

menstabilkan nilai tukar rupiah.

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance

kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada

publik. Menurut Djulius & Nurdiansyah (2014) BI Rate adalah suku bunga acuan

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia bagi perbankan di dalam negeri. Suku bunga

dalam perspektif ini dapat menjadi sinyal bagi masuk keluarnya modal asing dan

pada akhirnya juga menentukan nilai tukar.

Dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter, perubahan BI Rate dapat

mempengaruhi nilai tukar. Mekanisme tersebut disebut dengan jalur nilai tukar.

Sebagai contoh, kenaikan BI Rate akan mendorong kenaikan selisih antara suku

bunga di Indonesia dengan suku bunga luar negeri. Dengan melebarnya selisih

Page 28: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

8

suku bunga tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan modal ke

dalam instrumen-instrumen keuangan di Indonesia seperti Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) karena mereka akan mendapatkan tingkat pengembalian yang

lebih tinggi. Aliran modal masuk asing ini pada gilirannya akan mendorong

apresiasi nilai tukar rupiah. Hal tersebut juga sejalan dengan Astuti (2014) yang

menyatakan jika BI Rate meningkat ketika tingkat suku bunga luar negeri relatif

tidak berubah. Investor Indonesia akan mengurangi permintaan terhadap dolar AS

karena Indonesia menawarkan tingkat pengembalian yang lebih menarik dan

investor dari luar negeri akan menawarkan dolar AS untuk diinvestasikan dalam

rupiah. Hal ini menggambarkan bahwa kenaikan BI Rate akan menurunkan nilai

tukar rupiah terhadap dolar AS (rupiah menguat), yang mana faktor lain dianggap

konstan. Selain itu, menurut Arifin (1998) menyebutkan bahwa suku bunga efektif

untuk memperkuat nilai tukar apabila tidak terdapat faktor-faktor non-ekonomi

lain yang mengganggu.

Page 29: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

9

Sumber:Bank Indonesia, 2007-2015

Gambar 2. Pergerakan BI Rate dan Nilai Tukar Rupiah/Dolar AS Periode

2007:Q1-2015:Q4

Gambar 2. menunjukkan pergerakan BI Rate dan nilai tukar rupiah terhadap dolar

AS dari tahun 2007:Q1 sampai 2015:Q4. Pada gambar di atas menunjukkan

perkembangan BI Rate bergerak menurun dari waktu ke waktu dan terlihat bahwa

ketika BI Rate mengalami peningkatan maka nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

mengalami penurunan dan sebaliknya, ketika BI Rate mengalami penurunan maka

nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami peningkatan, hanya pada

beberapa kuartal BI Rate bergerak searah dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar

AS. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan tidak searah antara BI Rate

terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Selain BI Rate, faktor lain yang berpengaruh dalam stabilisasi nilai tukar rupiah

terhadap dolar AS adalah cadangan devisa. Berdasarkan konsep International

Reserves and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) yang dikeluarkan oleh

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

BI Rate (%) Nilai Tukar Rupiah/Dolar AS (Rupiah)

Page 30: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

10

International Monetary Fund (IMF), cadangan devisa atau official reserve assets

merupakan seluruh aktiva luar negeri yang dikuasai oleh otoritas moneter dan

dapat digunakan setiap waktu, guna membiayai ketidakseimbangan neraca

pembayaran atau dalam rangka stabilitas moneter dengan melakukan intervensi di

pasar valuta asing dan untuk tujuan lainnya. Menurut Carbaugh (2004), tujuan

utama dari international reserves adalah untuk memfasilitasi pemerintah dalam

melakukan intervensi pasar sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar. Pada

saat nilai tukar rupiah melemah cukup tajam, Bank Indonesia akan menjual

cadangan valas untuk menstabilkan nilai tukar. Semakin sering rupiah tertekan

akibat sentimen negatif, semakin banyak cadangan devisa yang harus dilepas. Jika

pasokan valas senantiasa tersedia dalam jumlah besar, maka kondisi nilai tukar

rupiah tidak mudah tertekan akibat sentimen negatif. Selain itu, menurut Musaroh

& Margasari (2014) menyatakan bahwa kenaikan cadangan devisa dalam neraca

pembayaran memberi stimulus untuk membuat mata uang rupiah mengalami

apresiasi. Cadangan devisa yang kuat atau mencukupi berbagai kebutuhan valuta

asing dari masyarakat suatu negara akan mampu menahan nilai tukar suatu mata

uang dari depresiasi mata uang asing.

Page 31: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

11

Sumber: Bank Indonesia, 2007-2015

Gambar 3. Pergerakan Cadangan Devisa Indonesia dan Nilai Tukar Rupiah/Dolar

AS Periode 2007:Q1-2015:Q4

Gambar 3. menunjukkan pergerakan cadangan devisa Indonesia dan nilai tukar

rupiah terhadap dolar AS dari tahun 2007:Q1 sampai 2015:Q4. Cadangan devisa

Indonesia bergerak terus meningkat, hanya pada beberapa kuartal mengalami

penurunan dan terlihat bahwa ketika cadangan devisa Indonesia mengalami

peningkatan maka nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penurunan dan

sebaliknya, ketika cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan maka nilai

tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami peningkatan. Hal tersebut

menunjukkan adanya hubungan tidak searah antara cadangan devisa Indonesia

terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Dengan intervensi yang efektif melalui intervensi di pasar valuta asing

menggunakan cadangan devisa maka akan diperoleh tiga keuntungan, yaitu: (i)

rupiah akan menguat; (ii) likuiditas perekonomian tetap terkendali; dan (iii) suku

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

Cadangan Devisa Indonesia (Juta USD)

Nilai Tukar Rupiah/Dolar AS (Rupiah)

Page 32: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

12

bunga tidak perlu meningkat karena rupiah terserap kembali ke bank sentral bukan

melalui mekanisme SBI sehingga tidak memberatkan sektor perbankan dan sektor

riil. Namun, intervensi perlu dilakukan pada saat yang tepat karena adanya

keterbatasan cadangan devisa. Intervensi sebaiknya dilakukan pada saat sentimen

pasar membaik untuk memperkuat tekanan kearah penguatan dan bukan pada saat

sentimen pasar sedang memburuk (Arifin, 1998).

Selain itu, faktor lain yang berpengaruh dalam stabilisasi nilai tukar rupiah adalah

jumlah uang beredar. Uang beredar dalam arti luas (broad money) yang

disimbolkan dengan M2, yaitu penjumlahan M1, uang kuasi (mencakup tabungan,

simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta asing), dan

surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta

domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.

Dalam pendekatan moneter, yang mendasarkan pada pengembangan konsep teori

kuantitas uang, jumlah uang beredar (money supply) memegang peran penting

dalam perekonomian suatu negara. Berlebihannya jumlah beredar dalam

perekonomian suatu negara akan dapat memberikan tekanan pada nilai tukar mata

uangnya terhadap mata uang asing (Atmadja, 2002). Dengan menaiknya

penawaran uang atau atau jumlah uang beredar akan menaikkan harga barang

yang diukur dengan (term of money) sekaligus akan menaikkan harga valuta asing

yang diukur dengan mata uang domestik (Triyono, 2008).

Page 33: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

13

Sumber: Bank Indonesia, 2007-2015

Gambar 4. Pergerakan Jumlah Uang Beredar di Indonesia dan Nilai Tukar

Rupiah/Dolar AS Periode 2007:Q1-2015:Q4

Gambar 4. menunjukkan pergerakan jumlah uang beredar di Indonesia dan nilai

tukar rupiah terhadap dolar AS dari tahun 2007:Q1 sampai 2015:Q4. Jumlah uang

beredar di Indonesia memiliki tren yang meningkat dari waktu ke waktu,

meskipun pada beberapa kuartal mengalami penurunan dan terlihat bahwa ketika

jumlah uang beredar di Indonesia mengalami peningkatan maka nilai tukar rupiah

juga mengalami peningkatan (terdepresiasi) terhadap dolar AS dan sebaliknya,

ketika jumlah uang beredar di Indonesia mengalami penurunan maka nilai tukar

rupiah terhadap dolar AS juga mengalami penurunan (terapresiasi). Hal tersebut

menunjukkan adanya hubungan searah antara jumlah uang beredar di Indonesia

terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Dengan demikian, diperlukan kebijakan yang tepat dan efektif guna menjaga nilai

rupiah tetap stabil sehingga kondisi dan kegiatan perekonomian Indonesia juga

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

3,500,000

4,000,000

4,500,000

5,000,000

Jumlah Uang Beredar/M2 (Miliar Rupiah)

Nilai Tukar Rupiah/Dolar AS (Rupiah)

Page 34: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

14

dapat berlangsung dengan baik. Maka berdasarkan uraian dari latar belakang yang

telah dijelaskan di atas baik pada aspek alasan gap teoritik, gap penelitian

terdahulu maupun pada aspek fenomena empiris, penulis hendak melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh BI Rate, Cadangan Devisa, dan

Jumlah Uang Beredar terhadap Stabilitas Nilai Tukar Rupiah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh BI Rate terhadap nilai tukar rupiah/dolar AS?

2. Bagaimana pengaruh cadangan devisa terhadap nilai tukar rupiah/dolar

AS?

3. Bagaimana pengaruh jumlah uang beredar terhadap nilai tukar

rupiah/dolar AS?

4. Bagaimana pengaruh BI Rate, cadangan devisa, dan jumlah uang beredar

secara bersama-sama terhadap nilai tukar rupiah/dolar AS?

5. Bagaimana stabilitas nilai tukar rupiah/dolar AS pada periode 2007:Q1-

2015:Q4?

Page 35: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

15

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis:

1. Pengaruh BI Rate terhadap nilai tukar rupiah/dolar AS.

2. Pengaruh cadangan devisa terhadap nilai tukar rupiah/dolar AS.

3. Pengaruh jumlah uang beredar terhadap nilai tukar rupiah/dolar AS

4. Pengaruh BI Rate, cadangan devisa, dan jumlah uang beredar secara

bersama-sama terhadap nilai tukar rupiah/dolar AS.

5. Stabilitas nilai tukar rupiah/dolar AS pada periode 2007:Q1-2015:Q4.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai syarat dalam meraih

gelar sarjana Strata 1 (S1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung.

2. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

tentang faktor-faktor ekonomi yang efektif dalam stabilisasi nilai tukar

rupiah dan dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian sejenis serta

dapat dikembangkan secara luas lagi dengan mengambil faktor-faktor

ekonomi makro yang lain.

Page 36: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

16

E. Kerangka Pemikiran

Nilai tukar rupiah pada penelitian ini dipengaruhi oleh BI Rate yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia, cadangan devisa Indonesia, dan jumlah uang beredar di

Indonesia.

Dalam mekanisme kebijakan moneter, perubahan BI Rate dapat mempengaruhi

nilai tukar. Kenaikan BI Rate akan mendorong kenaikan selisih antara suku bunga

di Indonesia dengan suku bunga luar negeri. Dengan melebarnya selisih suku

bunga tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan modal ke dalam

instrumen-instrumen keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka akan

mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Aliran modal masuk asing

ini pada gilirannya akan mendorong apresiasi nilai tukar rupiah. Hal tersebut

sejalan dengan Arifin (1998) yang menyatakan bahwa suku bunga efektif untuk

memperkuat nilai tukar apabila tidak terdapat faktor-faktor non-ekonomi lain yang

mengganggu. Hal tersebut menunjukkan BI Rate memiliki pengaruh negatif

terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Cadangan devisa juga merupakan faktor penting dalam menstabilkan nilai tukar.

Hal tersebut sejalan dengan Carbaugh (2004) yang menyatakan tujuan utama dari

international reseves adalah untuk memfasilitasi pemerintah dalam melakukan

intervensi pasar sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar. Selain itu, menurut

Musaroh & Margasari (2014) menyatakan bahwa kenaikan cadangan devisa

dalam neraca pembayaran memberi stimulus untuk membuat mata uang rupiah

mengalami apresiasi. Hal tersebut menunjukkan cadangan devisa Indonesia

memiliki pengaruh negatif terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Page 37: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

17

Selanjutnya, faktor yang berpengaruh dalam stabilisasi nilai tukar rupiah adalah

jumlah uang beredar. Jumlah uang beredar memiliki peran yang cukup besar di

dalam stabilisasi nilai tukar rupiah. Hal tersebut sejalan dengan Atmadja (2002)

dalam pendekatan moneter, yang mendasarkan pada pengembangan konsep teori

kuantitas uang, jumlah uang beredar (money supply) memegang peran penting

dalam perekonomian suatu negara. Berlebihannya jumlah beredar dalam

perekonomian suatu negara akan dapat memberikan tekanan pada nilai tukar mata

uangnya terhadap mata uang asing. Hal tersebut menunjukkan jumlah uang

beredar memiliki pengaruh positif terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Gambar 5. Model Kerangka Pemikiran Penelitian

BI Rate (-)

(X1)

(PDB Nilai Tukar Rupiah

(Y)

Cadangan Devisa

Indonesia (-)

(X2)

(PDB Jumlah Uang

Beredar (+)

(X3)

(PDB

Page 38: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

18

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan untuk diteliti adalah:

1. Diduga BI Rate berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai tukar

rupiah/dolar AS.

2. Diduga cadangan devisa berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai

tukar rupiah/dolar AS.

3. Diduga jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap

nilai tukar rupiah/dolar AS.

4. Diduga BI Rate, cadangan devisa, dan jumlah uang beredar berpengaruh

signifikan secara bersama-sama terhadap nilai tukar rupiah/dolar AS.

5. Diduga nilai tukar rupiah/dolar AS stabil pada periode 2007:Q1-2015:Q4.

G. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan. Meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penulisan, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis, dan

sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka. Meliputi tinjauan teoritis dan tinjauan empiris.

BAB III : Metode Penelitian. Meliputi jenis dan sumber data, batasan

definisi operasional variabel, metode analisis, prosedur analisis

data, uji hipotesis, dan uji stabilitas.

BAB IV : Hasil dan Pembahasan.

Page 39: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

19

BAB V : Simpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 40: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

20

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Nilai Tukar/Kurs

Nilai tukar atau kurs merupakan harga dari satu mata uang dalam mata uang lain

(Miskhin, 2008). Sedangkan menurut Sukirno (2006), nilai tukar/kurs adalah

suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri yang diperlukan

untuk mendapatkan satu unit mata uang asing. Menurut Mankiw (2006) nilai tukar

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai tukar nominal (nominal exchange rate)

dan nilai tukar riil (real exchange rate). Nilai tukar nominal adalah nilai yang

digunakan seseorang saat menukar mata uang suatu negara dengan mata uang

negara lain. Sedangkan nilai tukar riil adalah nilai yang digunakan seseorang saat

menukar barang dan jasa dari suatu negara dengan barang dan jasa dari negara

lain (tingkat harga).

Nilai tukar/kurs bersifat fluktuatif artinya nilai tukar/kurs bisa mengalami

kenaikan dan penurunan, sehingga memungkinkan terjadinya hal-hal berikut ini:

Apresiasi artinya keadaan meningkatnya atau menguatnya nilai mata uang

dalam negeri terhadap mata uang asing atau valuta asing, melalui mekanisme

pasar.

Page 41: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

21

Depresiasi artinya keadaan menurunnya atau melemahnya nilai mata uang

dalam negeri terhadap mata uang asing atau valuta asing, melalui mekanisme

pasar.

Devaluasi artinya kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk

menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing atau

valuta asing, dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor dan menambah

devisa negara serta untuk mencapai surplus dalam neraca perdagangan.

Revaluasi artinya kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menaikan

nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing atau valuta asing.

Nilai tukar yang stabil digambarkan dengan nilai tukar yang bergerak relatif stabil

baik itu meningkat ataupun menurun, dan apabila mengalami perubahan maka

tidak terlalu berfluktuasi sehingga tidak menimbulkan shock atau guncangan yang

besar bagi perekonomian suatu negara. Nilai tukar yang stabil dapat memberikan

dampak positif bagi perekonomian, dalam arti dapat memberikan kepastian bagi

semua pelaku ekonomi; meningkatkan pertumbuhan ekonomi; serta memberi

pengaruh pada kebijakan makro lainnya sehingga kestabilan nilai rupiah sangat

penting untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan

meningkatkan kesejahteraan rakyat.

1.1 Konsep Keseimbangan Nilai Tukar

Kunci untuk memahami perilaku kurs jangka pendek adalah mengetahui bahwa

kurs adalah harga dari aset domestik (deposito bank, obligasi, saham, dan lain-

lain, yang didenominasikan dalam mata uang domestik) dinyatakan dalam asset

luar negeri (aset serupa yang dengan denominasi dalam mata uang asing). Oleh

Page 42: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

22

karena kurs adalah harga dari aset yang dinyatakan dalam aset lainnya, maka

penentuan kurs jangka pendek adalah menggunakan pendekatan pasar aset.

Sumber: Mishkin, 2008

Gambar 6. Keseimbangan dalam Pasar Valuta Asing

Kurva permintaan untuk aset domestik adalah perkiraan tingkat pengembalian

relatif atas aset domestik. Semakin rendah kurs sekarang, Et, maka semakin besar

perkiraan apresiasi dolar, sehingga semakin tinggi perkiraan tingkat pengembalian

atas aset dolar secara relatif terhadap aset luar negeri. Semakin rendah kurs

sekarang, maka semakin tinggi aset dolar yang diminta (lainnya dianggap sama),

sehingga kurva permintaan mempunyai kemiringan negatif. Sedangkan kurva

penawaran untuk aset domestik dikarenakan jumlah aset dolar yang ditawarkan

sebagain besar adalah jumlah deposito bank, obligasi, dan saham, maka dianggap

tetap (fixed) sehubungan dengan kurs. Jumlah penawaran pada berbagai kurs

tidak berubah sehingga kurva penawaran, S, adalah vertikal. Keseimbangan dalam

pasar valuta asing terjadi pada titik B, perpotongan antara kurva permintaan D dan

kurva penawaran S. Keseimbangan kurs adalah E*= 1 euro per dolar.

Kurs, Et

(euro/$)

Jumlah Aset Dolar

E*= 1.00

0 Q

S

D

B

A

C 0,95

1,05

Page 43: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

23

1.2 Teori Penentuan Nilai Tukar

Pendekatan Moneter

Pendekatan moneter menyatakan bahwa nilai tukar ditentukan dalam proses

penyeimbangan permintaan dan penawaran mata uang domestik di masing-masing

negara. Penawaran (supply) uang di setiap negara diasumsikan ditentukan secara

independen oleh otoritas moneter negara yang bersangkutan. Sedangkan

permintaan (demand) uang ditentukan oleh tingkat pendapatan riil, tingkat harga,

dan tingkat suku bunga.

M = k.P.Y (2.1)

Dimana:

M = Supply mata uang domestik

k = Konstanta

P = Tingkat Harga

Y = Pendapatan Nasional

Semakin tinggi pendapatan riil dan tingkat harga, maka semakin besar permintaan

akan uang, karena semakin banyak transaksi yang dilakukan, sehingga

memerlukan uang yang lebih banyak. Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin

besar keinginan untuk berinvestasi, sehingga semakin sedikit permintaan akan

uang. Misalnya pasar valuta asing dalam keadaan keseimbangan, lalu pemerintah

menambah supply uang. Dalam jangka panjang, penambahan supply uang ini akan

menyebabkan harga barang-barang di dalam negeri naik dan mata uang domestik

terdepresiasi. Jadi jika M naik, sementara k dan Y tetap, maka P atau tingkat harga

akan naik. Kalau tingkat harga naik, sesuai dengan teori Purchasing Power

Parity, maka mata uang domestik akan terdepresiasi.

Page 44: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

24

Purchasing Power Parity (PPP) Theory

Teori Purchasing Power Parity atau paritas daya beli dikemukakan oleh Gustav

Cassel pada tahun 1920 yang menyatakan bahwa perbandingan nilai satu mata

uang dengan mata uang lain ditentukan oleh tenaga beli uang tersebut di masing

masing negara. Dasar teorinya adalah perbandingan nilai tukar menggunakan

tingkat harga di masing-masing negara. Ada dua versi teori paritas daya beli yaitu

versi absolut dan versi relatif. Menurut versi absolut, perbandingan kurs

ditentukan oleh tingkat harga di masing-masing negara, atau dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Rab = Pa/Pb (2.2)

Dimana Rab merupakan nilai tukar negara A terhadap negara B, Pa dan Pb adalah

tingkat harga umum di negara A dan negara B. Dalam pendekatan absolut,

diasumsikan bahwa: (1) semua barang dan jasa dapat diperdagangkan secara

internasional tanpa dikenakan biaya transportasi (2) tidak ada biaya masuk, kuota,

barrier ataupun hambatan lain dalam perdagangan internasional. Prinsip utama

hukum ini adalah harga barang dan jasa akan menjadi sama di semua pasar

dengan asumsi tidak adanya biaya transportasi.

Pendekatan absolut menjadi tidak tepat dalam menentukan nilai tukar, karena

tidak semua barang dan jasa dapat diperdagangkan secara internasional sehingga

muncul konsep baru yaitu PPP relatif. Sedangkan menurut versi relatif yang

merupakan penyempurnaan dari konsep absolut, adalah sebagai berikut:

Rab1 = ((Pa1/Pa0)/(Pb1/Pb0))*Rab0 (2.3)

Page 45: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

25

Dimana: Rab1 dan Rab0 = kurs negara A terhadap negara B pada perode 1 dan 0

Pa1 dan Pa0 = indeks harga konsumen pada negara A pada periode 1 dan 0

Pb1 dan Pb0 = indeks harga konsumen negara B pada periode 1 dan 0

Contohnya apabila Indonesia mengalami inflasi lebih tinggi dari Amerika Serikat

maka akan menyebabkan harga ekspor barang dan jasa Indonesia menjadi relatif

lebih mahal dan tidak mampu berkompetisi dengan barang dari luar negeri. Dalam

hal ini, ekspor Indonesia akan cenderung menurun sedangkan impor dari negara

lain cenderung meningkat. Dampaknya, rupiah akan mengalami tekanan dan

terdepresiasi atau dolar AS akan mengalami apresiasi terhadap nilai rupiah.

Model Mundell-Flemming

Hubungan antara nilai tukar dengan harga dalam makroekonomi dapat melalui

pasar uang dan pasar barang. Salah satu model yang digunakan untuk memahami

hubungan tersebut adalah model Mundell-Flemming yang dikembangkan sekitar

tahun 1960 oleh Robert A. Mundell dan J. Marcus Flemming. Model Mundell-

Flemming membuat suatu asumsi penting dan ekstrem: perekonomian terbuka

kecil dengan mobilitas modal sempurna, yaitu perekonomian bisa meminjam atau

memberi pinjaman sebanyak yang ia inginkan di pasar keuangan dunia dan

akibatnya, tingkat bunga perekonomian ditentukan oleh tingkat bunga dunia

(Mankiw, 2000).

r = r* (2.4)

Model Mundell-Flemming adalah versi perekonomian terbuka untuk model IS-

LM. Model persamaannya sebagai berikut (Mankiw, 2000):

Y = C (Y-T) + I (r*) + G + NX (e)……….IS* (2.5)

M/P = L (r*, Y)……………………………LM* (2.6)

Page 46: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

26

Persamaan pertama menjelaskan keseimbangan di pasar barang dan persamaan

kedua menjelaskan keseimbangan di pasar uang. Variabel eksogen adalah

kebijakan fiskal G dan T, kebijakan moneter M, tingkat harga P, dan tingkat

bunga dunia r*. Variabel endogen adalah pendapatan Y dan kurs e.

Sumber: Mankiw, 2000

Gambar 7. Model Mundell-Flemming

Mundell-Flemming ini menunjukkan kondisi keseimbangan pasar barang IS* dan

kondisi keseimbangan pasar uang LM*. Kedua kurva mempertahankan tingkat

bunga konstan pada tingkat bunga dunia. Perpotongan kedua kurva ini

menunjukkan tingkat pendapatan dan kurs yang memenuhi keseimbangan baik di

pasar barang maupun pasar uang. Titik e* merupakan kurs keseimbangan, dan Y*

adalah pendapatan dalam keseimbangan.

Dalam perekonomian terbuka kecil, tingkat bunga ditentukan oleh tingkat bunga

dunia. Begitu kenaikan dalam penawaran uang menekan tingkat bunga domestik,

modal mengalir keluar dari perekonomian. Aliran modal keluar ini melindungi

tingkat bunga domestik agar tidak turun. Selain itu, karena aliran modal keluar

Kurs, e

Pendapatan, output, Y

e*

Y*

LM*

IS*

Page 47: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

27

meningkatkan penawaran mata uang domestik di pasar kurs mata uang asing, kurs

mengalami depresiasi. Penurunan dalam kurs membuat barang-barang domestik

menjadi relatif mahal terhadap barang-barang luar negeri dan meningkatkan

ekspor bersih. Maka, dalam perekonomian terbuka kecil, kebijakan moneter

mempengaruhi pendapatan melalui kurs, bukan tingkat bunga (Mankiw, 2000).

1.3 Sistem Nilai Tukar di Indonesia

Sejak tahun 1970, secara garis besar Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai

tukar.

Sistem Kurs Tetap (1970-1978)

Mulai tahun 1970 sampai dengan tahun 1978 Indonesia menerapkan sistem nilai

tukar tetap. Selama 8 tahun diterapkannya sistem tersebut telah terjadi 3 kali

devaluasi mata uang rupiah terhadap dolar AS. Devaluasi dilakukan karena nilai

mata uang rupiah yang ditetapkan tidak lagi sesuai dengan nilai riilnya.

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 1964 nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

ditetapkan dengan kurs resmi sebesar Rp. 250 per satu dolar AS. Untuk nilai tukar

dengan mata uang lainnya ditetapkan atas dasar nilai tukar rupiah dengan dolar

AS di pasar domestik maupun internasional.

Dalam periode diberlakukannya sistem fixed exchange rate, pemerintah Indonesia

sangat ketat dalam mengontrol devisa. Meskipun usaha mengontrol devisa telah

dilakukan dengan ketat, kenyataan menunjukkan pemerintah Indonesia telah

melakukan devaluasi sebanyak tiga kali yaitu yang pertama kali dilakukan pada

tanggal 17 April 1970 dimana nilai tukar rupiah ditetapkan kembali menjadi Rp.

378 per dolar AS. Devaluasi yang kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus

Page 48: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

28

1971 menjadi Rp. 415 per dolar AS dan yang ketiga pada tanggal 15 November

1978 dengan nilai tukar sebesar Rp. 625 per satu dolar AS (Wijaya, 2000).

Sistem Kurs Mengambang Terkendali (1978-Juli 1997)

Pemerintah menyadari bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang

ditetapkan terlalu tinggi, dapat mengurangi daya saing produk ekspor Indonesia di

luar negeri. Sedangkan apabila ditetapkan terlalu rendah akan mendorong

terjadinya impor yang berlebihan sehingga menurunkan daya saing produk dalam

negeri di pasar domestik. Oleh karena itu, pemerintah mengganti sistem nilai tukar

tetap menjadi sistem nilai tukar mengambang terkendali.

Diambilnya kebijakan nilai tukar terkendali pada November 1978 diharapkan

dapat mewujudkan tercapainya nilai tukar rupiah yang realistis. Namun demikian,

perkembangan nilai tukar rupiah tersebut sampai akhir tahun 1982-1983 belum

mencerminkan nilai yang sesungguhnya (overvalued) sehingga menurunkan daya

saing komoditi ekspor Indonesia. Oleh karena itu, pada 30 Maret 1983 pemerintah

kembali melakukan devaluasi rupiah dari Rp. 702 menjadi Rp. 970 per dolar AS.

Dengan sistem mengambang terkendali (managed floating) nilai tukar rupiah

diambangkan terhadap sekeranjang mata uang (basket of currencies) negara mitra

dagang utama Indonesia. Sejak sistem ini dilaksanakan, pemerintah menetapkan

kurs indikasi dan membiarkan kurs bergerak di pasar dengan rentang tertentu.

Apabila terdapat perubahan nilai tukar suatu mata uang yang menyentuh batas

yang ditetapkan (intervention band), otoritas moneter akan melakukan intervensi.

Maksud pengendalian atau intervensi ini adalah agar rupiah tidak terlalu fluktuatif

dan tetap wajar. Nilai tukar yang terlalu fluktuatif akan berdampak negatif

Page 49: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

29

terhadap aliran barang, jasa dan modal, yang pada gilirannya mempengaruhi

perekonomian nasional. Selain itu nilai tukar yang terlalu fluktuatif akan

mendorong tindakan kontra produktif (spekulan), yang jelas berdampak negatif

bagi perekonomian nasional.

Sistem ini adalah penyempurnaan sistem mengambang bebas bagi negara-negara

yang tidak ingin nilai tukarnya terus merosot. Dengan adanya intervensi

pemerintah, nilai tukar mata uang tidak terus turun, meskipun sebenarnya keadaan

perekonomian negara tersebut belum baik (Wijaya, 2000).

Sistem Kurs Mengambang Bebas (14 Agustus 1997-sekarang)

Sistem ini mulai diberlakukan di Indonesia sejak tahun 1997 sampai dengan saat

ini. Perubahan sistem nilai tukar tersebut terjadi karena krisis keuangan yang

melanda negara-negara Asia. Pada akhir Desember 1990, kurs rupiah per dolar AS

(kurs tengah) yakni sebesar Rp 1.901 dan kurs ini mengalami penyesuaian

menjadi Rp 2.383 pada akhir tahun 1996. Kestabilan nilai kurs rupiah berlanjut

sampai dengan 11 Juli 1997, dimana nilai kurs rupiah terhadap dolar AS sebesar

Rp. 2.440. Namun pada minggu kedua Juli 1997 goncangan terhadap nilai kurs

rupiah mulai dirasakan, yang bermula dari jatuhnya mata uang bath Thailand dan

menyebar ke kawasan ASEAN termasuk Indonesia (Wijaya, 2000). Pemerintah

akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1997, melepas batas-batas kurs intervensi.

Dengan pelepasan batas-batas kurs intervensi, pemerintah meninggalkan sistem

tukar rupiah yang mengambang terkendali menjadi sistem nilai tukar

mengambang murni sehingga nilai tukar kurs rupiah ditentukan sepenuhnya oleh

kekuatan pasar. Dengan diberlakukannya sistem yang terakhir ini, nilai tukar

rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar sehingga kurs yang berlaku adalah

Page 50: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

30

benar-benar pencerminan keseimbangan antara kekuatan penawaran dan

permintaan. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-

waktu tertentu melakukan intervensi di pasar valuta asing, khususnya pada saat

terjadi gejolak kurs yang berlebihan.

2. BI Rate

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance

kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada

publik. Sejak Juli 2005, Bank Indonesia secara resmi mengimplementasikan

Inflation Targeting Framework (ITF) secara penuh. Untuk mendukung

pelaksanaan ITF tersebut, Bank Indonesia mengubah target operasional kebijakan

moneter dari besaran uang beredar (base money/M0) menjadi target suku bunga,

yakni BI Rate. Sebelum penggunaan BI Rate, Bank Indonesia juga menggunakan

suku bunga SBI untuk memberikan sinyal ke pasar. Namun sejak Juli 2005, Bank

Indonesia hanya menggunakan BI Rate sebagai policy rate untuk memberikan

sinyal arah kebijakan moneter dan referensi suku bunga kepada pelaku pasar

keuangan.

BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan

Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan

Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar

uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional

kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang

Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini

Page 51: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

31

diharapkan akan diikuti oleh perkembangan suku bunga deposito, dan pada

gilirannya suku bunga kredit perbankan.

Dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter, perubahan BI Rate dapat

mempengaruhi nilai tukar. Mekanisme tersebut sering disebut dengan jalur nilai

tukar. Kenaikan BI Rate, sebagai contoh, akan mendorong kenaikan selisih antara

suku bunga di Indonesia dengan suku bunga luar negeri. Dengan melebarnya

selisih suku bunga tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan modal

ke dalam instrumen-instrumen keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka

akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Aliran modal masuk

asing ini pada gilirannya akan mendorong apresiasi nilai tukar rupiah.

2.1 Teori Tingkat Suku Bunga

Teori Klasik

Bunga adalah harga dari penggunaan loanable funds atau dapat diartikan sebagai

dana yang tersedia untuk dipinjamkan atau dana investasi, sebab menurut teori

klasik, bunga adalah harga yang terjadi di pasar dana investasi. Menurut teori

klasik, tabungan dan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi

tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung dan

keinginan untuk melakukan investasi akan makin meningkat. Artinya, pada

tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan

pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan. Disisi lain semakin tinggi

tingkat bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil,

alasannya adalah seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya

apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari

Page 52: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

32

tingkat bunga yang harus dibayarkan untuk dana investasi tersebut sebagai ongkos

untuk penggunaan dana (cost of capital) (Nopirin, 2000). Makin rendah tingkat

bunga, maka pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya

penggunaan dana juga semakin kecil. Tingkat bunga dalam keadaan seimbang

(artinya tidak ada dorongan naik turun) akan tercapai apabila keinginan menabung

masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.

Teori Keynes

Teori tingkat bunga Keynes ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang.

Menurut teori ini ada tiga motif yang merupakan sumber timbulnya permintaan

uang yaitu motif transaksi, motif berjaga-jaga dan motif spekulasi. Tiga motif

inilah yang merupakan sumber timbulnya permintaan uang yang diberi istilah

liquidity preference, adanya permintaan uang menurut teori Keynes berlandaskan

pada konsepsi bahwa umumnya orang menginginkan dirinya tetap likuid untuk

memenuhi tiga motif tersebut (Nopirin, 2000). Memegang uang tunai menjamin

likuiditas seseorang. Preferensi atau keinginan untuk tetap likuid membuat orang

bersedia membayar harga tertentu untuk penggunaan uang (Boediono, 2004).

Guna memudahkan modelnya, Keynes membagi kekayaan dalam dua bentuk

yaitu uang kas dan surat berharga. Keuntungan dalam bentuk uang kas adalah

kemudahan dalam melakukan transaksi sebab uang kas adalah alat pembayaran

yang paling likuid. Besarnya uang kas yang di pegang adalah tergantung pada

tingkat penghasilan atau pendapatan yang diperoleh. Sebaliknya, kekayaan dalam

bentuk surat berharga, dimana harganya dapat turun naik tergantung dari tingkat

bunga. Hubungan antara permintaan uang untuk spekulasi dengan suku bunga

adalah negatif. Artinya setiap kenaikan suku bunga, maka permintaan uang untuk

Page 53: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

33

spekulasi akan berkurang. Dan sebaliknya, apabila suku bunga turun, maka

permintaan uang untuk spekulasi naik. Apabila tingkat bunga naik, harga surat

berharga turun, masyarakat akan tertarik untuk membeli surat berharga karena

harga turun dan sebaliknya, apabila suku bunga turun, harga surat berharga akan

naik, masyarakat tidak berminat untuk membeli surat berharga karena naik,

sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita capital loss

atau capital gain. Tingkat bunga disini adalah tingkat bunga rata-rata dari segala

macam surat berharga yang beredar di masyarakat.

Teori Paritas Tingkat Bunga

Kondisi paritas suku bunga menyatakan bahwa suku bunga domestik sama dengan

suku bunga luar negeri dikurangi perkiraan apresiasi dari mata uang domestik atau

dapat dinyatakan dengan suku bunga domestik sama dengan suku bunga luar

negeri ditambah perkiraan apresiasi dari mata uang asing. Jika suku bunga

domestik lebih tinggi daripada suku bunga luar negeri, ini artinya ada perkiraan

apresiasi positif dari mata uang asing, yang akan mengompensasi penurunan suku

bunga luar negeri lebih rendah. Suku bunga domestik sebesar 5% dibandingkan

dengan suku bunga luar negeri 3% berarti bahwa perkiraan apresiasi dari mata

uang asing seharusnya adalah 2% atau perkiraan depresiasi mata uang domestik

seharusnya adalah 2%.

Misalnya keadaan suku bunga dalam dan luar negeri sama, kemudian salah satu

negara menaikkan tingkat suku bunganya, hal tersebut menyebabkan selisih

tingkat bunga antar masing-masing negara, maka akan ada aliran modal masuk

(capital inflow) ke negara yang menaikkan tingkat suku bunga tersebut, sehingga

Page 54: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

34

akan membuat mata uangnya terapresiasi. Sedangkan negara lain yang awalnya

tidak menaikkan suku bunganya, dikarenakan di negara tersebut mengalami

capital outflow dan nilai tukarnya terdepresiasi, negara tersebut akhirnya juga

akan meningkatkan tingkat suku bunganya, untuk membalikkan keadaan arus

modal dan nilai tukarnya seperti semula.

Keseimbangan dalam pasar valuta asing masyarakat adanya kondisi interest

parity, yakni kondisi dimana berbagai simpanan dalam mata uang apapun

menawarkan perkiraan imbalan yang sama besarnya, hal itu terjadi apabila diukur

dengan satuan yang sama. Apabila suku bunga dan perkiraan kurs mendatang

tetap, kondisi interest parity dapat menjamin adanya keseimbangan kurs

(Krugman dan Obstfeld, 1999).

3. Cadangan Devisa

Dalam perkembangan ekonomi nasional Indonesia dikenal dua terminologi

cadangan devisa, yaitu official foreign exchange reserve dan country foreign

exchange reserve, yang masing-masing mempunyai cakupan yang berbeda.

Official foreign exchange reserve adalah cadangan devisa milik negara yang

dikelola, diurus dan ditatausahakan oleh bank sentral, sedangkan country foreign

exchange reserve adalah seluruh cadangan devisa yang dimiliki oleh badan dan

lembaga terutama lembaga keuangan nasional di bawah otoritas kebijakan

moneter yang merupakan bagian dari kekayaan nasional (Halwani, 2005).

Cadangan devisa di dalam konsep International Reserves and Foreign Currency

Liquidity (IRFCL) atau official reserves assets didefinisikan sebagai seluruh

Page 55: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

35

aktiva luar negeri yang dikuasai oleh otoritas moneter dan dapat digunakan setiap

waktu, guna membiayai transaksi internasional seperti ketidakseimbangan neraca

pembayaran atau dalam rangka stabilitas moneter dengan melakukan intervensi di

pasar valuta asing dan untuk tujuan lainnya. Cadangan devisa meliputi emas

moneter (monetary gold), hak tarik khusus (special drawing rights), posisi

cadangan di IMF (reserve position in the fund), cadangan dalam valuta asing

(foreign exchange), dan tagihan lainnya (other claims).

Cadangan devisa bertambah ataupun berkurang tampak dalam neraca lalu

lintas moneter. Cadangan devisa disimpan dalam neraca pembayaran (BOP).

Cadangan devisa lazim diukur dengan rasio cadangan resmi terhadap impor, yakni

jika cadangan devisa cukup untuk menutupi impor suatu negara selama 3 bulan,

lazim dipandang sebagai tingkat yang aman, dan jika hanya 2 bulan atau kurang

maka akan menimbulkan tekanan terhadap neraca pembayaran (Kamaluddin,

1998).

Pada saat nilai tukar rupiah melemah cukup tajam, Bank Indonesia akan menjual

cadangan valas untuk menstabilkan nilai tukar. Semakin sering rupiah tertekan

akibat sentimen negatif, semakin banyak cadangan devisa yang harus dilepas. Hal

tersebut akan menyebabkan menipisnya persediaan valuta asing suatu negara yang

nantinya dapat menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan.

Bukan saja negara tersebut akan kesulitan mengimpor barang-barang yang

dibutuhkannya dari luar negeri, tetapi juga akan semakin memerosotkan

kredibilitas mata uang negara tersebut. Kurs mata uangnya di pasar valuta asing

akan mengalami depresiasi. Apabila posisi cadangan devisa itu terus menipis,

maka dapat terjadi serbuan (rush) terhadap valuta asing dalam negeri. Namun, jika

Page 56: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

36

pasokan valas senantiasa tersedia dalam jumlah besar, maka kondisi nilai tukar

rupiah tidak mudah tertekan akibat sentiment negatif.

4. Jumlah Uang Beredar

Konsep uang beredar dapat ditinjau dari dua sisi, penawaran dan permintaan.

Interaksi antara keduanya menentukan jumlah uang beredar di masyarakat. Uang

beredar tidak hanya dikendalikan oleh bank sentral semata, namun dalam

kenyataannya juga ditentukan oleh pelaku ekonomi yaitu bank-bank umum

(sektor perbankan) dan masyarakat umum. Perilaku dan reaksi kedua pelaku ini

ikut menentukan jumlah uang beredar pada suatu saat, walaupun secara umum

memang benar otoritas moneter yang merupakan penentu utamanya.

Uang beredar adalah kewajiban sistem moneter (Bank Sentral, Bank Umum, dan

Bank Perkreditan Rakyat/BPR) terhadap sektor swasta domestik (tidak termasuk

pemerintah pusat dan bukan penduduk). Kewajiban yang menjadi komponen uang

beredar terdiri dari uang kartal yang dipegang masyarakat (di luar Bank Umum

dan BPR), uang giral, uang kuasi yang dimiliki oleh sektor swasta domestik, dan

surat berharga selain saham yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki

sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.

Uang beredar dapat didefinisikan dalam arti sempit (M1) dan dalam arti luas (M2).

M1 meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral (giro

berdenominasi rupiah), sedangkan M2 meliputi M1, uang kuasi (mencakup

tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta

Page 57: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

37

asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki

sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.

Dalam pendekatan moneter, yang mendasarkan pada pengembangan konsep teori

kuantitas uang, jumlah uang beredar (money supply) memegang peran penting

dalam perekonomian suatu negara. Berlebihannya jumlah beredar dalam

perekonomian suatu negara akan dapat memberikan tekanan pada nilai tukar mata

uangnya terhadap mata uang asing (Atmadja, 2002). Berpengaruhnya jumlah uang

beredar terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS karena

peredaran reserve valuta asing (neraca pembayaran) timbul sebagai akibat

kelebihan permintaan atau penawaran uang. Apabila terdapat kelebihan jumlah

uang beredar maka neraca pembayaran akan defisit dan sebaliknya apabila

terdapat kelebihan permintaan uang, neraca pembayaran akan surplus kelebihan

jumlah uang beredar akan mengakibatkan masyarakat membelanjakan kelebihan

ini, misalnya untuk impor atau membeli surat-surat berharga luar negeri sehingga

terjadi aliran modal keluar, yang berarti permintaan akan valas naik sedangkan

permintaan mata uang sendiri turun. Selain itu, jika pemerintah menambah uang

beredar akan menurunkan tingkat bunga dan merangsang investasi keluar negeri

sehingga terjadi aliran modal keluar pada giliran kurs valuta asing naik (apresiasi)

(Nopirin, 1997).

4.1 Teori Permintaan Uang

Teori permintaan uang yang dikembangkan atas dasar pemikiran aliran klasik atau

lebih dikenal dengan Teori Kuantitas Uang menjelaskan peranan uang terhadap

perekonomian secara umum yang pertama kali dijelaskan oleh Irving Fisher pada

Page 58: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

38

tahun 1911 melalui The Quantity Theory of Money. Teori ini berpandangan bahwa

terdapat hubungan langsung antara pertumbuhan jumlah uang beredar dengan

kenaikan harga-harga umum (inflasi). Teori kuantitas uang menggambarkan

kerangka yang jelas mengenai hubungan langsung yang sistematis antara

pertumbuhan jumlah uang beredar dan inflasi. Analisis Fisher dalam teori ini

mengacu pada persamaan pertukaran (equation of exchange) yang dirumuskan

sebagai:

M.V = P.T (2.7)

Dimana: M = Jumlah uang beredar

V = Velocity of money

P = Harga barang dan jasa

T = Volume transaksi

Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah uang beredar dikalikan

dengan velositas uang akan sama dengan nilai transaksi. Persamaan tersebut dapat

dikembangkan menjadi teori tentang peranan uang dalam perekonomian dengan

cara melihat perilaku setiap variabel-variabel dalam persamaan berikut:

1. Jumlah uang beredar merupakan variabel eksogen yang jumlahnya ditentukan

oleh pemerintah dan bank sentral sebagai otoritas moneter.

2. Variabel tingkat harga merupakan variabel residu yang nilainya ditentukan

oleh hasil interaksi ketiga variabel lainnya. Harga diasumsikan fleksibel,

sehingga harga dapat menyesuaikan atau bergerak naik atau turun.

3. Variabel velositas menunjukkan berapa kali uang berpindah tangan dalam

suatu periode tertentu. Variabel ini tidak tergantung pada jumlah uang beredar

(asumsi klasik). Artinya perubahan dalam jumlah uang beredar tidak

Page 59: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

39

mempengaruhi velositas. Jika jumlah uang beredar bergerak berlawanan

dengan variabel velositas maka perubahan jumlah uang beredar akan

dinetralkan oleh perubahan velositas yang tidak akan berpengaruh terhadap

tingkat harga dan volume transaksi.

4. Variabel transaksi merupakan jumlah keseluruhan transaksi pada suatu selang

waktu tertentu. Perilaku variabel tersebut dapat dijelaskan baik dalam

perilaku jangka pendek maupun jangka panjang.

Jika mengacu pada teori kuantitas uang tersebut, maka penyebab utama dari satu-

satunya yang memungkinkan inflasi muncul adalah terjadinya kelebihan uang

sebagai akibat penambahan jumlah uang beredar dimasyarakat. Inflasi semata-

mata merupakan gejala moneter. Artinya, perubahan indeks harga umum hanya

diakibatkan oleh perubahan jumlah uang beredar. Jika bank sentral

mempertahankan jumlah uang beredar tetap stabil, tingkat harga akan stabil. Jika

bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar dengan cepat, maka tingkat harga

akan meningkat dengan cepat (Mankiw, 2006).

Sedangkan menurut Keynes, permintaan uang didasarkan 3 (tiga) motif yaitu

motif transaksi adalah motif yang mendasari permintaan uang untuk keperluan

aktivitas sehari-hari dari unit ekonomi. Permintaan uang cenderung akan naik

(M1), jika pola pembayaran secara umum meningkat. Motif berjaga-jaga adalah

motif yang mendasari permintaan uang untuk mengantisipasi fluktuasi dari

aktivitas ekonomi, esensi dari motif ini adalah adanya faktor ketidakpastian

dimasa datang, sedangkan motif spekulasi adalah merujuk pada perkembangan

aset alternatif atau ketidakpastian risiko sehingga dimungkinkan untuk

memperoleh laba atau rugi.

Page 60: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

40

B. Tinjauan Empiris

Penelitian terdahulu ini memuat berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti lain baik dalam bentuk jurnal, skripsi, dan tesis. Penelitian yang ada telah

mendasari pemikiran penulis dalam penyusunan skripsi, adapun penelitiannya

adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Judul &

Penulis Variabel

Metode

Analisis Kesimpulan

1. Efektifitas

Kebijakan

Suku Bunga

dalam Rangka

Stabilisasi

Rupiah di

Masa Krisis

(Sjamsul

Arifin/1998)

Variabel

Dependen:

Nilai Tukar

Rupiah (Y1),

Inflasi (Y2)

Variabel

Independen:

Suku Bunga

(X)

Analisis

Kuatitatif

Suku bunga efektif untuk

memperkuat nilai tukar

apabila tidak terdapat faktor-

faktor non-ekonomi lain yang

mengganggu. Dalam upaya

mengendalikan inflasi,

efektivitas suku bunga

menjadi lebih rendah karena

inflasi selain disebabkan oleh

faktor permintaan (core

inflation) juga dipengaruhi

oleh faktor penawaran (noise

inflation). Peningkatan suku

bunga memang efektif untuk

mengendalikan core inflation,

tetapi tidak efektif untuk

menekan noise inflation.

2. Pengaruh

Suku Bunga

dan Cadangan

Devisa

terhadap Nilai

Tukar Serta

Dampaknya

terhadap

Stabilitas

Harga

(Yanah, 2014)

Variabel

Dependen:

Nilai Tukar

(Y1),

Stabilitas

Harga (Y2)

Variabel

Independen:

Suku Bunga,

Cadangan

Devisa, Nilai

Tukar

Path Analysis

Model De-

composition

Sub - struktur 1:

Tingkat suku bunga dan

cadangan devisa secara

keseluruhan signifikan

mempengaruhi nilai tukar

mata uang rupiah terhadap

USD. Secara parsial

cadangan devisa memiliki

pengaruh pada nilai tukar

sedangkan tingkat suku bunga

tidak mempengaruhi nilai

tukar.

Page 61: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

41

Sub - struktur 2:

Tingkat bunga, cadangan

devisa dan nilai tukar

memiliki dampak pada

stabilitas harga secara

keseluruhan. Secara parsial

suku bunga mempengaruhi

stabilitas harga sementara

cadangan devisa dan nilai

tukar tidak memiliki dampak

yang signifikan terhadap

stabilitas harga.

3. Pengaruh

Jumlah Uang

Beredar (M2),

Tingkat Suku

Bunga SBI,

Impor &

Cadangan

Devisa

terhadap Nilai

Tukar Rupiah

/ Dolar

Amerika

(2001–2013)

(Iin Nurul

Yuliyanti/

2014)

Variabel

Dependen:

Nilai Tukar

Rupiah/Dolar

Amerika (Y)

Variabel

Independen:

Jumlah Uang

Beredar (M2),

Tingkat Suku

Bunga SBI ,

Impor, dan

Cadangan

Devisa

Error

Correction

Model

(ECM)

Dalam jangka pendek JUB

dan Impor tidak signifikan

terhadap kurs rupiah/dolar

Amerika. Namun, dalam

jangka panjang JUB (M2)

dan Impor mempunyai

pengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai tukar

rupiah/dolar Amerika.

Dalam jangka pendek dan

jangka panjang tingkat suku

bunga SBI dan Cadangan

Devisa mempunyai pengaruh

signifikan terhadap nilai tukar

rupiah/dolar Amerika.

4. Keseimbangan

Jangka Pendek

dan Jangka

Panjang Nilai

Tukar Rupiah

terhadap

Dollar

Amerika

(Horas Djulius

& Yudi

Nurdiansyah/

2014)

Variabel

Dependen:

Nilai Tukar

Rupiah

terhadap

Dollar

Amerika (Y)

Variabel

Independen:

Inflasi, JUB

(M2), BI Rate,

Impor,

Ekspor,

IHSG, dan

Net Ekspor.

Error

Correction

Model

(ECM)

JUB dan Impor memiliki

pengaruh yang positif

terhadap nilai tukar, baik

dalam jangka pendek maupun

jangka panjang.

Tingkat suku bunga dan

IHSG memiliki pengaruh

yang negatif baik dalam

jangka pendek maupun dalam

jangka panjang terhadap nilai

tukar.

Dalam jangka pendek, ekspor

memiliki pengaruh bertanda

positif terhadap nilai tukar,

dan bertanda negatif dalam

jangka panjang terhadap nilai

tukar.

Page 62: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

42

5. Faktor-Faktor

yang Mem-

pengaruhi

Perubahan

Nilai Tukar

Rupiah /Dollar

Amerika Di

Indonesia

Tahun 1980-

2010

(Prasetyo Joko

Purnomo/

2012)

Variabel

Dependen:

Nilai Tukar

Rupiah/Dollar

Amerika

Variabel

Independen:

Cadangan

Devisa, JUB,

Ekspor Neto

dan Suku

Bunga

Error

Correction

Model

(ECM)

Jangka pendek: cadangan

devisa, jumlah uang beredar

dan suku bunga belum

mempunyai pengaruh yang

positif sedangkan ekspor

bersih mempunyai pengaruh

yang positif terhadap kurs.

Jangka panjang: keseluruhan

variabel mempunyai

pengaruh yang positif

terhadap kurs.

6. Faktor

Penentu Nilai

Tukar Rupiah

terhadap

Dollar

Amerika

Serikat

(Eman

Sulaeman/

2012)

Variabel

Dependen:

nilai tukar

Rupiah

terhadap

Dolar AS

Variabel

Independen:

Perbedaan

Imbal Hasil

(Yield) Jangka

Panjang &

Jangka

Pendek

Indonesia &

Amerika,

JUB (M2),

Cadangan

Devisa,

IHSG,dan

CDS (Credit

Default

Swap).

Error

Correction

Model

(ECM)

Semua variabel penjelas

yakni perbedaan imbal hasil

(yield) jangka panjang &

jangka pendek antara

Indonesia dengan Amerika,

JUB (M2), Cadangan Devisa,

IHSG, dan CDS (Credit

Default Swap) memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat nilai

tukar Rp/US$ baik dalam

jangka pendek maupun

jangka panjang (equilibrium).

7 Analisis

Keefektivan

Kebijakan

Nilai Tukar

Rupiah Pasca

Krisis

Ekonomi Oleh

Bank Sentral

Di Indonesia

Variabel:

Nilai Tukar

Rupiah

Analisis rata-

rata, analisis

standar

deviasi,

analisis

Skewness,

dan analisis

kurtosis

Periode sebelum krisis

ekonomi: nilai tukar rupiah

memiliki stabilitas yang lebih

tinggi dengan distribusi nilai

tukar lebih didominasi oleh

depresiasi, sedangkan hasil

uji signifikan rata-rata:

pergerakan nilai tukar rupiah

perbulan pada periode ini

Page 63: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

43

(Tri Ariati

Sarojaini)

sesuai dengan target yang

ditetapkan oleh Bank

Indonesia. Sehingga

disimpulkan pada periode ini

kebijakan nilai tukar

mengambang terkendali yang

dianut oleh Indonesia telah

berjalan efektif.

Pada periode saat & setelah

krisis ekonomi nilai tukar

rupiah memiliki stabilitas

yang rendah dengan distribusi

nilai tukar lebih didominasi

oleh depresiasi nilai tukar

rupiah terhadap dolar AS.

Selain itu, berdasarkan uji

signifikansi rata-rata:

pergerakan nilai tukar rupiah

lebih besar dari target nilai

tukar yang diharapkan oleh

bank sentral. Sehingga

disimpulkan kebijakan nilai

tukar rupiah periode ini

belum berjalan efektif.

8. Karakter

Kebijakan

(Procyclical

VS Counter-

cyclical) dan

Stabilitas

Makro-

ekonomi:

Studi Empiris

Asian

Emerging

Economies

Periode 2000

– 2012

(Muhammad

Sahirul Alim/

2014)

Variabel

Dependen:

GDP, Inflasi,

Nilai Tukar

Variabel

Independen:

Surplus /

defisit

anggaran

pemerintah

pusat per

PDB, central

bank policy

rate dan

pertumbuhan

JUB negara:

Tiongkok

(CHN),

Indonesia

(IDN), India

(IND),

Hodrick-

Prescott

Filter,

Random-

Effect data

panel

Kebijakan fiskal yang

ekspansif (procyclical/

countercyclical) signifikan

dalam menstabilkan GDP.

Kebijakan moneter yang

ekspansif baik dalam rezim

inflation targeting atau money

base targeting memicu GDP

instabil.

Kebijakan fiskal yang

ekspansif akan memicu

instabilitas inflasi. Central

bank policy rate yang

ekspansif akan menstabilkan

inflasi. Penelitian ini

membuktikan central bank

policy rate yang procyclical

tidak signifikan, sedangkan

central bank policy rate yang

countercyclical signifikan.

Kebijakan money base

Page 64: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

44

Malaysia

(MYS),

Pakistan

(PAK),

Filipina

(PHL) dan

Thailand

(THA).

targeting yang ekspansif akan

memicu tingkat harga-harga

instabil.

Kebijakan fiskal yang

ekspansif akan menstabilkan

nilai tukar. Akan tetapi,

hanya kebijakan fiskal

countercyclical yang

signifikan, sedangkan

kebijakan procyclical tidak

signifikan mempengaruhi

stabilitas nilai tukar.

Kebijakan inflation targeting

yang countercyclical, central

bank policy rate yang

signifikan akan menstabilkan

nilai tukar, sedangkan

kebijakan moneter yang pro-

cyclical, central bank policy

rate yang ekspansif akan

memicu instabilitas nilai

tukar. Sementara itu,

kebijakan moneter money

base targeting yang

ekspansif, akan memicu

instabilitas nilai tukar.

9. Pertumbuhan

Kredit

Optimal dan

Kebijakan

Makro-

pudensial

Untuk

Pengendalian

Kredit (G.A

Diah Utari,

Trinil

Arimurti, Ina

Nurmalia

Kurniati/

2012)

Pertumbuhan

Kredit Riil,

Rasio

Kredit/PDB

Nominal,

PDB Riil,

Inflasi, Suku

Bunga Kredit,

Reserve

Requirement

(RR), Buffer

Kapital,

GWM/DPK,

NPL

Markov

Switching

Univariate,

MS Vector

Error

Correction

Model, dan

panel data

dinamis

Pendekatan HP filter: Januari

1997 s.d. Mei 2012,

pertumbuhan kredit riil

Indonesia beserta dis-

agregasinya masih berada

pada kisaran trend jangka

panjang. Namun, setelah

periode krisis (Januari 2001

s.d. Mei 2012) pertumbuhan

kredit total, kredit modal

kerja, dan kredit investasi

menunjukkan telah melewati

batas atas threshold 1 stdev

dari trend jangka panjangnya.

Analisis MS univariate &

didapat batas atas

pertumbuhan kredit riil untuk

rejim normal adalah 17,39%,

sedangkan dengan

Page 65: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

45

pendekatan MS VECM

adalah sebesar 22,15%.

Rasio GWM berdampak

signifikan terhadap

pertumbuhan kredit di

Indonesia. Oleh karena itu,

kebijakan RR cukup efektif

untuk digunakan.

10. Measuring

real exchange

rate

misalignment

in Croatia:

cointegration

approach

(Irena Palić,

Ksenija

Dumičić

&Petra

Šprajaček/

2014)

Real

exchange

rate, relative

effective price

of tradables

and

nontradables

(TNT), net

foreign assets

(NFA), real

interest rate

differential

(IRD),

and relative

terms of trade

(TOT)

Hodrick-

Prescott

filtering,

Error

Correction

Model (ECM)

Keseimbangan nilai tukar riil

diperoleh dari ECM, nilai-

nilai permanen kurs riil yang

diestimasi dengan cara

mengekstrak komponen tren

dari keseimbangan kurs riil.

Ketidaksesuaian kurs riil

dihitung sebagai

penyimpangan kurs riil yang

diamati dari tingkat

ekuilibrium tetapnya.

Empat periode overvaluation

dan tiga periode

undervaluation dicatat di

Kroasia pada periode yang

diamati. Overvaluation lebih

sering dan lebih lama

daripada undervaluation.

Oleh karena itu, depresiasi

nilai tukar tidak dianjurkan

oleh otoritas moneter

Kroasia.

Page 66: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

46

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan

teori-teori dan data-data yang berhubungan dengan penelitian ini. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah time series (runtun waktu) yakni data nilai

tukar rupiah terhadap dolar AS, suku bunga BI Rate, cadangan devisa, dan jumlah

uang beredar (M2) yang merupakan data sekunder selama periode 2007:Q1-

2015:Q4. Data diperoleh dengan mengunduh dari internet melalui situs resmi

Bank Indonesia (www.bi.go.id) dalam publikasi bulanan dan kuartalan.

Tabel 2. Nama, Satuan Pengukuran, Simbol dan Sumber Data Variabel

No. Nama Variabel Satuan

Pengukuran Simbol Sumber Data

1. Nilai Tukar Rupiah Rupiah NT Bank Indonesia

2. BI Rate Persen (%) BIR Bank Indonesia

3. Cadangan Devisa Juta USD CD LNPI, Bank Indonesia

4. Jumlah Uang Beredar Miliar Rupiah JUB Bank Indonesia

Page 67: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

47

B. Batasan dan Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar rupiah terhadap

dolar AS, BI Rate, cadangan devisa, dan jumlah uang beredar. Definisi

operasional masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar atau kurs merupakan harga dari satu mata uang dalam mata uang

lain (Miskhin, 2008). Nilai tukar rupiah yang digunakan dalam penelitian ini

adalah nilai tukar nominal (kurs tengah) yang diperoleh dari perhitungan:

Data nilai tukar rupiah yang digunakan dalam penelitian ini yakni dari

periode 2007:Q1-2015:Q4. Data diperoleh dari Bank Indonesia dan

dinyatakan dalam satuan rupiah.

2. BI Rate

BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau

stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan

diumumkan kepada publik. Data BI Rate yang digunakan dalam penelitian ini

yakni dari periode 2007:Q1-2015:Q4. Data diperoleh dari Bank Indonesia dan

dinyatakan dalam bentuk persen (%).

3. Cadangan Devisa Indonesia

Cadangan devisa atau official reserves assets berdasarkan konsep

International Reserves And Foreign Currency Liquidity (IRFCL) yang

dikeluarkan oleh IMF didefinisikan sebagai seluruh aktiva luar negeri yang

dikuasai oleh otoritas moneter dan dapat digunakan setiap waktu, guna

Page 68: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

48

membiayai transaksi internasional. Data cadangan devisa Indonesia yang

digunakan dalam penelitian ini yakni dari periode 2007:Q1-2015:Q4. Data

diperoleh dari Laporan Neraca Pembayaran Indonesia (LNPI) yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia dan dinyatakan dalam satuan juta USD.

4. Jumlah Uang Beredar

Jumlah uang beredar yang digunakan di dalam penelitian ini adalah jumlah

uang beredar dalam arti luas, atau disimbolkan dengan M2 yang meliputi M1,

uang kuasi dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang

dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu

tahun. Data jumlah uang beredar (M2) yang digunakan dalam penelitian ini

yakni dari periode 2007:Q1-2015:Q4. Data diperoleh dari Bank Indonesia

dinyatakan dalam satuan miliar rupiah.

C. Metode Analisis

Metode analisis pertama yakni untuk mengetahui pengaruh variabel BI Rate,

cadangan devisa, dan jumlah uang beredar terhadap nilai tukar rupiah. Penelitian

ini menggunakan model Error Corection Model (ECM). Model ini biasanya

digunakan untuk menyeimbangkan perilaku ekonomi yang sering menunjukkan

ketidakseimbangan, sehingga perlu suatu model yang memasukkan variabel

penyesuaian untuk melakukan koreksi untuk kondisi ketidakseimbangan tersebut

(Widarjono, 2013). Engel dan Granger (1991) telah mengembangkan model

koreksi kesalahan yang digunakan untuk mengoreksi persamaan regresi antar

variabel-variabel yang secara individual tidak stasioner agar dapat kembali ke

Page 69: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

49

nilai keseimbangan pada jangka panjang, dengan syarat terdapat hubungan

kointegrasi antar varibel-variabel dalam suatu persamaan.

Metode analisis selanjutnya yakni untuk mengetahui stabilitas nilai tukar rupiah

dengan melihat pergerakan dan batasan nilai tukar rupiah menggunakan

pendekatan Hodrick-Prescott Filter (HP filter). Dalam penelitian ini, indikator

stabilitas nilai tukar rupiah menjadi perhatian utama. Nilai tukar yang stabil

digambarkan dengan nilai tukar yang bergerak relatif stabil baik itu meningkat

ataupun menurun, dan apabila mengalami perubahan maka tidak terlalu

berfluktuasi sehingga tidak menimbulkan shock atau guncangan yang besar bagi

perekonomian suatu negara. Bank Indonesia menetapkan tingkat stabilitas suatu

indikator makroekonomi yakni berada dalam + 1.stdev (standar deviasi).

Dengan menggunakan HP filter, akan dapat terlihat komponen tren dan komponen

siklus dari suatu indikator. Komponen siklus dari HP filter itulah yang akan

menjadi stabilitas suatu indikator. Komponen siklus tersebut dihitung dari selisih

antara nilai aktual dengan komponen tren dari indikator tersebut. Ukuran stabilitas

suatu indikator yakni makin stabil apabila semakin kecil variabilitas original

series dengan tren jangka panjangnya, sedangkan semakin instabil berarti semakin

besar variabilitas original series dengan tren jangka panjangnya.

Page 70: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

50

D. Prosedur Analisis Data

Proses pengolahan data pada penelitian ini menggunakan software Eviews 6.

Adapun tahapan dalam melakukan analisis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Stasioneritas (Unit Root Test)

Uji stasioneritas akar unit (unit root test) merupakan uji yang pertama harus

dilakukan sebelum melakukan analisis regresi. Salah satu konsep penting yang

untuk data time series adalah kondisi data yang stasioner atau tidak stasioner. Data

dikatakan stasioner bila data tersebut mendekati rata-ratanya dan tidak

terpengaruhi waktu.

Dengan data yang stasioner, model time series dapat dikatakan lebih stabil. Jika

estimasi dilakukan dengan menggunakan data yang tidak stasioner maka data

tersebut dipertimbangkan kembali validitas dan kestabilannya, karena hasil regresi

yang berasal dari data yang tidak stasioner akan menyebabkan spurious

regression. Spurious regression memiliki pengertian bahwa hasil regresi dari satu

variabel time series pada satu atau beberapa variabel time series lainnya

cenderung untuk menghasilkan kesimpulan hasil estimasi yang bias yang

ditunjukkan dengan karakteristik seperti memperoleh R2 yang tinggi tetapi pada

kenyataannya hubungan antara variabel tersebut tidak memiliki arti. Apabila data

yang diamati dalam uji unit root ternyata belum stasioner maka harus dilakukan

uji stasioneritas sampai memperoleh data yang stasioner.

Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak adalah dengan cara

membandingkan nilai statistik ADF test dengan nilai kritis distribusi statistik

MacKinnon, dimana nilai statistik ADF test ditunjukkan oleh nilai t statistik.

Page 71: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

51

Hipotesis:

H0 = data time series tidak stasioner.

Ha = data time seriesstasioner.

Jika nilai absolut statistik ADF test lebih besar dari nilai kritis distribusi statistik

MacKinnon maka H0 ditolak, dalam arti data time series yang diamati telah

stasioner. Dan sebaliknya, jika nilai absolut statistik ADF test lebih kecil dari nilai

kritis distribusi statistik MacKinnon, maka H0 diterima, yang berarti data time

series tidak stasioner.

Apabila hasil ADF test menunjukkan bahwa data time series yang diamati tidak

stasioner dalam bentuk level, maka perlu dilakukan transformasi melalui proses

differencing agar data menjadi stasioner. Data dalam bentuk difference merupakan

data yang telah diturunkan dengan periode sebelumnya, dimana bentuk derajat

pertama (first difference) dapat dinotasikan dengan I(1) kemudian prosedur ADF

test kembali dilakukan apabila data time series yang diamati masih belum

stasioner pada derajat pertama sehinggga kembali dilakukan differencing yang

kedua (second difference) untuk memperoleh data yang stasioner.

2. Uji Kointegrasi (Cointegration Test)

Uji kointegrasi adalah uji ada tidaknya hubungan jangka panjang antara variabel

bebas dan variabel terikat. Tujuan utama uji kointegrasi ini adalah untuk

mengetahui apakah residual terkointegrasi stationary atau tidak. Apabila variabel

terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang.

Sebaliknya jika tidak terdapat kointegrasi antar variabel maka implikasi tidak

adanya keterkaitan hubungan dalam jangka panjang. Istilah kointegrasi dikenal

juga dengan istilah error, karena deviasi terhadap ekuilibrium jangka panjang

Page 72: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

52

dikoreksi secara bertahap melalui series parsial penyesuaian jangka pendek.

Dalam penelitian ini uji kointegrasi menggunakan uji kointegrasi Engle-Granger.

Uji kointegrasi Engel-Granger (EG) berhubungan dengan uji akar unit yang

dikembangkan oleh Dickey-Fuller melalui uji DF atau ADF. Untuk melakukan

uji kointegrasi dengan EG, maka kita harus melakukan regresi persamaan dan

kemudian mendapatkan residualnya, kemudian, residual ini kita uji menggunakan

DF maupun ADF. Dari hasil estimasi nilai statistik DF dan ADF kemudian

dibandingkan dengan nilai kritisnya.

Hipotesis:

H0 = tidak terdapat kointegrasi

Ha = terdapat kointegrasi

Jika nilai absolut statistik ADF test lebih besar dari nilai kritis distribusi statistik

MacKinnon maka H0 ditolak, dalam arti variabel-variabel diamati saling

berkointegrasi. Dan sebaliknya, jika nilai absolut statistik ADF test lebih kecil

dari nilai kritis distribusi statistik MacKinnon, maka H0 diterima, yang berarti

variabel-variabel diamati tidak terkointegrasi.

3. Penentuan Lag Optimum

Penentuan panjang lag bertujuan untuk mengetahui lamanya periode

keterpengaruhan suatu variabel terhadap variabel masa lalunya maupun terhadap

variabel endogen lainnya dalam sistem. Permasalahan yang muncul apabila

panjang lag terlalu kecil akan membuat model tersebut tidak dapat digunakan

karena kurang mampu menjelaskan hubungannya. Sebaliknya jika panjang lag

yang digunakan terlalu besar maka derajat bebasnya (degree of freedom) akan

menjadi lebih besar sehingga tidak efisien lagi dalam menjelaskan hubungan.

Page 73: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

53

Umumnya pemilihan lag optimum menggunakan kriteria Likehood Ratio (LR),

Final Prediction Error (FPE), Akaike Information Criteria (AIC), Schwarz

Information Criterion (SIC), dan Hannah-Quinn Criterion (HQ). Lag optimum

yang dimaksud adalah lag model dengan estimasi error paling kecil. Jika kriteria

informasi hanya merujuk pada 1 (satu) lag maka lag tersebut adalah lag yang

optimum, namun apabila diperoleh lebih dari 1 (satu) kandidat maka pemilihan

lag dilanjutkan dengan membandingkan nilai adjusted R2. Lag optimum akan

dipilih dari pada lag yang menghasilkan nilai adjusted R2 terbesar pada variabel

terpenting dalam sistem (Enders, 2004).

4. Model Koreksi Kesalahan (ECM)

Pendekatan model Error Correction Model (ECM) pertama kali diperkenalkan

oleh Sargan dan dikembangkan oleh Hendry yang kemudian dipopulerkan oleh

Engle-Granger. Model ECM digunakan di dalam mengatasi masalah data time

series yang tidak stasioner dan masalah regresi lancung. Setelah melakukan uji

stasioner dan uji kointegrasi dilanjutkan dengan uji ECM. Data yang sebelumnya

tidak stasioner pada tingkat level, tetapi pada tingkat diferensi dan kedua variabel

terkointegrasi maka menunjukkan adanya hubungan atau keseimbangan jangka

panjang. Lain hal dengan kesimbangan jangka pendek mungkin saja ada

ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan inilah perlu dilakukan penyesuaian

(adjusment). Model dalam penyesuaian untuk melakukan koreksi bagi

ketidakseimbangan disebut model ECM (Widarjono, 2013).

Koreksi ketidakseimbangan jangka pendek menggunakan model ECM dengan

memasukkan penyesuaian. Model Error Correction Model (ECM) mempunya ciri

khas dengan dimasukannya unsur Error Correction Term (ECt) dalam model. ECt

Page 74: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

54

merupakan hal terpenting dalam model ECM. Besarnya koefisien ECt

menunjukkan kecepatan penyesuaian (speed of adjustment) jangka pendek untuk

kembali kekeseimbangan jangka panjangnya. Apabila koefisien ECt signifikan

secara statistik, maka spesifikasi model yang digunakan dalam penelitian adalah

valid. Model umum dari ECM adalah sebagai berikut:

ΔYt = α0 + α1 ΔXt+ α2ECt+ ɛt (3.1)

Sehingga model ECM yang diasumsikan dalam penelitian ini yaitu:

ΔNTt = α0 + α1 ΔBIRt + α2 ΔCDt + α3 ΔJUBt + α4ECt+ ɛt (3.2)

Dimana: α0 = Konstanta Regresi Jangka Pendek

α1, α2, α3, α4 = Koefisien Regresi Jangka Pendek

BIRt = BI Rate (%)

CDt = Cadangan Devisa (Juta USD)

JUBt = Jumlah Uang Beredar (Miliar Rupiah)

ECt = Error Correction Term

Jika nilai ECt tidak signifikan, maka y menyesuaikan diri dengan perubahan x

pada waktu yang sama. Sebaliknya, jika nilai ECt signifikan berarti bahwa

signifikan berarti bahwa y menyesuaikan diri dengan perubahan x tidak pada

waktu yang sama.

5. Uji Asumsi Klasik

5.1 Uji Normalitas

Uji asumsi normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

terikat maupun bebas dan juga galat (error term) mempunyai distribusi normal

atau apakah data sudah tersebar secara normal. Uji normal diperlukan untuk

mengetahui kenormalan error term baik variabel bebas maupun terikat, apakah

Page 75: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

55

data sudah menyebar secara normal atau belum. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi residual antara

lain Jarque-Bera Test (J-B Test).

Hipotesis:

H0 : residual terdistribusi normal

Ha : residual tidak terdistribusi normal

Kriteria pengujiannya yaitu:

a. Jika Jarque Bera < Chi Square (χ2) tabel H0 diterima, yang berarti residual

terdistribusi normal.

b. Jika Jarque Bera > Chi Square (χ2) tabel H0 ditolak, yang berarti residual

tidak terdistribusi normal.

5.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-

variabel peubah. Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linear

antara variabel-variabel bebas. Adanya hubungan linear tersebut akan

menyebabkan kesulitan dalam melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikatnya. Pengujian terhadap gejala multikolinearitas di dalam penelitian ini

yakni dengan melihat seberapa besar korelasi parsial antar variabel dependen.

Hipotesis:

H0 : tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen

Ha : terdapat multikolinearitas antar variabel independen

Page 76: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

56

Kriteria pengujiannya yaitu:

a. Jika koefisien korelasi < 0,85 H0 diterima, berarti tidak terdapat masalah

multikolinearitas di dalam model.

b. Jika koefisien korelasi > 0,85 H0 ditolak, berarti terdapat masalah

multikolinearitas di dalam model.

5.3 Uji Heteroskedatisitas

Heteroskedastisitas adalah varian dari residual model regresi yang digunakan

dalam penelitian tidak homokedastis, dengan kata lain tidak konstan. Uji

heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah varian dari residual konstan

atau tidak. Apabila variabel e tidak konstan, maka kondisi tersebut dikatakan tidak

homoskedastik atau mengalami heteroskedastisitas.Untuk menguji apakah terjadi

heteroskedastisitas atau tidak, penelitian ini menggunakan metode uji White.

Hipotesis:

H0 : residual model regresi tidak terdapat masalah heteroskedastisitas

Ha : residual model regresi terdapat masalah heteroskedastisitas

Kriteria pengujiannya yaitu:

a. Jika Obs*R square (χ2) hitung < Chi Square (χ

2) tabel H0 diterima, yang

berarti residual model regresi tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

b. Jika Obs*R square (χ2) hitung > Chi Square (χ

2) tabel H0 ditolak, yang berarti

residual model regresi terdapat masalah heteroskedastisitas.

Page 77: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

57

5.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi antara anggota-anggota dari

serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkain waktu (time series). Uji

autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara data dalam

variabel pengamatan. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya atau penganggu suatu periode

berkorelasi dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Autokorelasi

sering terjadi pada sampel dengan data bersifat time series. Untuk menguji asumsi

klasik ini, penelitian ini menggunakan metode Breusch-Godfrey yang merupakan

pengembangan dari metode Durbin-Watson. Dimana metode ini lebih dikenal

dengan nama metode Lagrange Multiplier (LM).

Hipotesis:

H0 : tidak terdapat masalah autokorelasi

Ha : terdapat masalah autokorelasi

Kriteria pengujiannya yaitu:

a. Jika Obs*R square (χ2) hitung < Chi Square (χ

2) tabel H0 diterima, yang

berarti tidak terdapat masalah autokorelasi.

b. Jika Obs*R square (χ2) hitung > Chi Square (χ

2) tabel H0 ditolak, yang berarti

terdapat masalah autokorelasi.

Page 78: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

58

E. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan komponen utama yang diperlukan untuk dapat menarik

kesimpulan dari suatu penelitian, uji hipotesis juga digunakan untuk mengetahui

keakuratan data. Uji hipotesis dibagi menjadi beberapa pengujian diantaranya

adalah:

1. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t-statistik)

Uji t statistik untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel

bebasnya terhadap variabel terikatnya. Uji ini dilakukan dengan membandingkan

t-hitung atau t-statistik dengan t-tabel. Tahapan pengujian hipotesis secara parsial

(t-statistik) adalah:

1) Menentukan H0 dan Ha,

Jika hipotesis positif, maka: Jika hipotesis negatif, maka:

H0 : βi = 0 Ho : βi = 0

Ha : βi > 0 Ha : βi < 0

2) Menentukan tingkat keyakinan dan daerah kritis (Df = n-k-1)

3) Menentukan t-tabel kemudian membandingkan nilai t-tabel dan nilai t-

statistik.

Hipotesis yang digunakan dalam uji t yaitu:

H0 : variabel independen tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen

Ha : variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen

Jika kita menolak H0 atau menerima Ha berarti secara statistik variabel

independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan sebaliknya jika kita

Page 79: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

59

menerima H0 dan menolak Ha berarti secara statistik variabel independen tidak

signifikan mempengaruhi variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan yaitu:

a. Jika statistik positif, t-statistik < t-tabel H0 diterima, sedangkan jika t-statistik

> t-tabel maka H0 ditolak.

b. Jika statistik negatif, -t-statistik > -t-tabel H0 diterima, sedangkan jika -t-

statistik < -t-tabel maka H0 ditolak.

H0 : β1 = 0 variabel BI Rate tidak berpengaruh negatif terhadap nilai tukar

rupiahterhadap dolar AS.

Ha : β1 < 0 variabel BI Rate berpengaruh negatif terhadap nilai tukar rupiah

terhadap dolar AS.

H0 : β2 = 0 variabel cadangan devisa tidak berpengaruh negatif terhadap nilai tukar

rupiah terhadap dolar AS.

Ha : β2 < 0 variabel cadangan devisa berpengaruh negatif terhadap nilai tukar

rupiah terhadap dolar AS.

H0 : β3 = 0 variabel jumlah uang beredar tidak berpengaruh positif terhadap nilai

tukar rupiah terhadap dolar AS.

Ha : β3 > 0 variabel jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap nilai tukar

rupiah terhadap dolar AS.

2. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F-statistik)

Pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan dilakukan dengan

menggunakan uji F-statistik. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

semua variabel bebas yang terdapat dalam model secara bersama-sama

Page 80: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

60

terhadap variabel terikat. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai

berikut:

H0 : βi = 0, maka variabel bebas secara bersama-sama tidak mempengaruhi

variabel terikat.

Ha : βi ≠ 0, maka variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel

terikat.

Dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu:

a. Jika Fhitung > Ftabel H0 ditolak, yang berarti variabel bebas secara bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

b. Jika Fhitung < Ftabel H0 diterima, yang berarti variabel bebas secara bersama-

sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

F. Uji Stabilitas: Hodrick Prescott (HP) Filter

HP filter yang diperkenalkan oleh Hodrick dan Prescott (1980) merupakan metode

detrending yang fleksibel dan umum digunakan dalam riset ekonomi. HP filter

digunakan untuk memperoleh taksiran komponen tren jangka panjang. HP filter

mendekomposisi original series (yt) menjadi komponen tren (st) dan komponen

siklus (ct). Komponen siklus dimaksudkan sebagai perbedaan antara original

series dengan komponen tren.

yt = st + ct (3.3)

ct = yt – st (3.4)

Page 81: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

61

Secara teknis metode ini merupakan filter linier dua sisi (backward-forward) yang

digunakan untuk menghitung smoothed-trend series dari original series (yt)

dengan cara meminimumkan loss function (L) yaitu varians dari komponen siklus:

min L = (yt – st)

2 + λ

[(st+1 – st) – (st – st-1)2] (3.5)

Dengan penjelasan λ (lambda) adalah parameter penghalus (smoothing

parameter). Suku pertama dari persamaan (3.5) mengukur keakuratan model atau

dengan kata lain merupakan penalti untuk varians dari komponen siklikal.

Sementara itu, suku kedua adalah penalti dari tingkat kehalusan pada trend. Oleh

karena itu, terdapat konflik antara tingkat kehalusan trend dan goodness of fit-nya

dan parameter λ merupakan parameter trade-off yang dapat diatur untuk

permasalahan tersebut. Jika λ bernilai nol, komponen trend sama dengan data asli

(yt = st), sedangkan jika mendekati tak terhingga (λ→∞) trend akan konvergen

menjadi trend linier. Hodrick dan Prescott merekomendasikan λ = 14400 untuk

data bulanan, λ = 1600 untuk data kuartalan, dan λ = 100 untuk data tahunan

(Hodrick & Prescott, 1997).

HP filter digunakan di dalam penentuan range nilai tukar yang stabil di dalam

penelitian ini. Ukuran stabilitas suatu indikator yakni makin stabil apabila

semakin kecil variabilitas original series dengan tren jangka panjangnya,

sedangkan semakin instabil berarti semakin besar variabilitas original series

dengan tren jangka panjangnya. Dari data nilai tukar nominal, batas atas serta

batas bawah dari nilai tukar nominal sepanjang periode penelitian ini akan

diestimasi menggunakan HP filter. Setelah terbentuk grafik dari estimasi HP filter

maka akan didapatkan range nilai tukar yang stabil yakni berada dalam + 1.stdev

(standar deviasi). Apabila nilai tukar berada dalam batas + 1.stdev maka nilai

Page 82: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

62

tukar pada periode tersebut stabil. Namun, apabila nilai tukar tukar rupiah

melewati batas atas atau batas bawah dari + 1.stdev, maka nilai tukar rupiah pada

periode tersebut tidak stabil.

Page 83: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

83

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Dalam jangka pendek, variabel BI Rate tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai tukar rupiah/dolar AS. Sedangkan dalam jangka panjang,

variabel BI Rate berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah/dolar

AS.

2. Dalam jangka pendek dan jangka panjang, variabel cadangan devisa

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai tukar rupiah/dolar AS.

Semakin besar jumlah cadangan devisa yang dimiliki suatu negara maka

kepercayaan luar negeri atas kemampuan dalam negeri untuk mengatasi

external shocks akan meningkat sehingga dapat mengapresiasi mata uang

domestik.

3. Dalam jangka pendek dan jangka panjang, variabel jumlah uang beredar

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai tukar rupiah/dolar AS.

Berlebihannya jumlah beredar dalam perekonomian suatu negara akan

menaikkan harga barang yang diukur dengan (term of money) sehingga

dapat memberikan tekanan pada nilai tukar mata uangnya terhadap mata

uang asing.

Page 84: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

84

4. Variabel BI Rate, cadangan devisa, dan jumlah uang beredar berpengaruh

signifikan secara bersama-sama terhadap nilai tukar rupiah/dolar AS.

5. Berdasarkan pendekatan HP filter terlihat bahwa dari 36 periode penelitian

tercatat hasil sebagai berikut: (a) melewati batas bawah (undervalued) pada

13 periode, (b) stabil pada 13 periode, (c) melewati batas atas (overvalued)

pada 10 periode sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak stabil

selama periode penelitian 2007:Q1-2015:Q4. Hal tersebut sebagian besar

dikarenakan terdapat faktor-faktor eksternal yang mengganggu, khususnya

kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat dan situasi ekonomi

internasional lainnya, serta diluar kondisi eksternal yakni faktor risiko dan

ekspektasi masyarakat yang rasional terhadap nilai tukar rupiah.

B. Saran

1. Policy Maker atau pembuat kebijakan seperti pemerintah dan Bank

Indonesia harus lebih selektif membuat kebijakan yang tepat dalam

memperbaiki kondisi nilai tukar yang cenderung terdepresiasi untuk

beberapa periode terakhir dengan cara menjaga stabilitas perekonomian

dalam negeri. Berdasarkan hasil pengujian parsial dalam jangka pendek,

secara statistik variabel BI Rate tidak berpengaruh signifikan terhadap

nilai tukar rupiah. Maka dari itu, penelitian ini turut mendukung keputusan

Bank Indonesia untuk mereformulasi suku bunga kebijakan dari BI Rate

menjadi BI 7-day Repo Rate yang akan mulai diberlakukan pada 19

Agustus 2016 mendatang. Dengan reformulasi kebijakan tersebut

Page 85: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

85

diharapkan nantinya akan meningkatkan pengendalian jumlah mata uang

rupiah yang beredar dimasyarakat, sehingga inflasi otomatis menjadi

terkendali, kurs nilai tukar rupiah akan lebih stabil, dan pertumbuhan

ekonomi akan semakin meningkat.

Selain itu, dengan peningkatan pengelolaan cadangan devisa Indonesia

sehingga dengan jumlah cadangan devisa yang semakin besar kepercayaan

luar negeri atas kemampuan dalam negeri untuk mengatasi external shocks

akan meningkat sehingga dapat mengapresiasi mata uang domestik.

2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambahkan atau

memilih variabel lain yang berpengaruh lebih besar dalam stabilisasi nilai

tukar rupiah/dolar AS seperti tingkat suku bunga luar negeri, tingkat harga

domestik, tingkat pendapatan riil, ekspor, impor, intervensi bank sentral,

risiko dan ekspektasi pasar.

Page 86: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Agus Rahman & Muchlas, Zainul. 2015. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Pasca Krisis (2000-

2010). Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015.

Arimurti, Trinil; Kurniati, Ina Nurmalia & Utari, G.A Diah. 2012. Pertumbuhan

Kredit Optimal dan Kebijakan Makro-pudensial Untuk Pengendalian

Kredit. Working Paper Bank Indonesia. WP/12/2012.

Alim, Muhammad Sahirul. 2014. Karakter Kebijakan (Procyclical VS Counter-

cyclical) dan Stabilitas Makro-ekonomi: Studi Empiris Asian Emerging

Economies Periode 2000 – 2012. FE UNDIP.

Arifin, Sjamsul. 1998. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan: Efektifitas

Kebijakan Suku Bunga Dalam Rangka Stabilisasi Rupiah Di Masa Krisis.

Astuti, Dewi Yuni. 2014. Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga (BI Rate)

Dan Nilai Impor Terhadap Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika

Periode 2009-2013. FE Univesitas Negeri Medan, Medan.

Atmadja, Adwin Surja. 2002. Analisa Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap

Dolar Amerika Setelah Diterapkannya Kebijakan Sistem Nilai Tukar

Mengambang Bebas di Indonesia. Staf Pengajar Fakultas Ekonomi

Universitas Kristen Petra. Jurusan Akuntansi. Jurnal Akuntansi &

Keuangan Vol 4. No. 1. Mei 2002.

Bank Indonesia. Publikasi. Laporan Kebijakan Moneter berbagai terbitan.

Bank Indonesia. 2016. Siaran Pers. Gubernur BI: Bank Indonesia Menetapkan 7-

day Repo Rate Sebagai Suku Bunga Kebijakan Baru.

Boediono. 2004. Ekonomi Moneter Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta.

Carbaugh, Robert. J. 2004. International Economics. 9th

Ed. USA. Thomson.

Page 87: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

Dumičić, Ksenija; Palić, Irena & Šprajaček, Petra. 2014. Measuring real exchange

rate mis-alignment in Croatia: Cointegration Approach. Croatian

Operational Research Review. CRORR 5(2014), 135–148.

Djulius, Horas & Nurdiansyah, Yudi. 2014. Keseimbangan Jangka Pendek dan

Jangka Panjang Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. FE

Universitas Pasundan, Bandung.

Enders, W. 2004. Applied Econometrics Time Series, Second Edition. John Wiley

& Sony Inc.

Gujarati, D. N. dan Porter, D. C. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Buku 1 Edisi

5. Terjemahan Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.

Halwani, Hendra. 2005. Ekonomi Internasional & Globalisasi Ekonomi Edisi

Kedua. Ghalia Indonesia: Bogor.

Hidayat, Teguh. 2016. Mengenal BI 7-day Rate dan Dampaknya ke Perbankan.

www.teguhhidayat.com/2016/04/mengenal-bi-7-day-rate-dan-

dampaknya.html?m=1.

Hodrick, Robert; Prescott, Edward C. 1997. Postwar U.S. Business Cycles: An

Empirical Investigation. Journal of Money, Credit, and Banking 29 (1): 1–

16. JSTOR.

Kamaluddin, Rustian. 1998. Perdagangan dan Pinjaman Luar Negeri. FE UI.

Jakarta.

Krugman, Paul and Obstfeld, Maurice. 1999. Ekonomi Internasional: Teori dan

Kebijakan. Buku Pertama: Perdagangan. Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja

Grafindo.

Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi. Edisi Keempat. Terjemahan.

Penerbit Erlangga. Jakarta.

Mankiw, N. Gregory. 2006. Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Ketiga. Salemba

Empat Jakarta.

Mayer, H. and Taguchi, H. 1982. Official Intervention in The Exchange Rate

Markets : Stabilisingof Destabilising, BIS Economic Papers No. 6, Basle.

Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan

Buku2. Edisi 8. Salemba Empat, Jakarta (penerjemah: Lana

Soelistianingsih dan Beta Yulianita G).

Page 88: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

Musaroh & Margasari, Naning. 2014. Analisis Determinan Depresiasi dan

Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Pasca Kuartal II

Tahun 2012. FE UNY.

Nopirin. 1997. Ekonomi Internasional Edisi 3. BPFE. Yogyakarta.

Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta.

Purnomo, Prasetyo Joko. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Di Indonesia Tahun 1980-

2010. FE UMY.

Sarojaini, Tri Ariati. Analisis Keefektivan Kebijakan Nilai Tukar Rupiah Pasca

Krisis Ekonomi Oleh Bank Sentral Di Indonesia. FE UNILA.

Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi Teori dan Pengantar Edisi Ketiga. PT

Raja Grafindo Persada. Jakarta

Suleman, Eman. 2012. Faktor Penentu Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar

Amerika Serikat. UGM.

Tambunan, Tulus T.H. 2004. Globalisasi dan Perdagangan Internasional. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Triyono. 2008. Analisis Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika.

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Ekonomi

Pembangunan Vol 9. N. 2 Desember 2008.

Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia.

Undang-Undang No. 32 Tahun 1964 Tentang Peraturan Lalu-Lintas Devisa.

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Lampung. Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. UPP STIM,

YKPN. Yogyakarta.

Wijaya, Krisna. 2000. Kebijakan Nilai Tukar Sistem Bretton Wood Masih

Relevan. Kompas 28 Juni 2000.

Yanah. 2014. Pengaruh Suku Bunga dan Cadangan Devisa Terhadap Nilai Tukar

Serta Dampaknya Terhadap Stabilitas Harga. FE UNTAG, Cirebon.

Yuliadi, Imamudin. 2007. Analisis Nilai Tukar Rupiah Dan Implikasinya Pada

Perekonomian Indonesia: Pendekatan Error Correction Model (ECM).

Page 89: ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH ...digilib.unila.ac.id/22722/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS PENGARUH BI RATE, CADANGAN DEVISA, DAN JUMLAH UANG

Yuliyanti, Iin Nurul. 2014. Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M2), Tingkat Suku

Bunga Sbi, Impor, Dan Cadangan Devisa Terhadap Nilai Tukar Rupiah /

Dolar Amerika Tahun 2001 – 2013. FE Universitas Negeri Semarang.