Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN MARGIN MURABAHAH
DAN FEE BASED INCOME TERHADAP RETURN ON ASSETS
PT BANK BRI SYARIAH TBK
PERIODE 2016-2020
SKRIPSI
Oleh:
Halin Marfiah
NIM. 210817180
Pembimbing:
Ajeng Wahyuni, M. Pd.
NIP. 199307072019032030
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2021
ABSTRAK
Marfiah, Halin. 2021. “Analisis Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah dan
Fee Based Income Terhadap Return On Assets PT Bank BRI Syariah
Tbk. Periode 2016-2020”. Skripsi. Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo,
Pembimbing Ajeng Wahyuni M. Pd.
Kata Kunci: ROA, Pendapatan Margin Murabahah, Fee Based Income.
Berdasarkan data laporan keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk memiliki
ROA yang bergerak secara fluktuasi, namun secara keseluruhan tingkat rasio ROA
masih dalam keadaan baik dan stabil. Karena pentingnya ROA bagi kinerja suatu
bank, maka PT Bank BRI Syariah Tbk perlu memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat rasio ROA pada bank tersebut. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yakni laporan keuangan
bulanan PT Bank BRI Syariah Tbk periode 2016-2020 yang dipublikasikan oleh
PT Bank BRI Syariah Tbk. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu Autoregressive Distributed Lag dengan tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan margin murabahah
dalam jangka pendek berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap return
on assets, sedangkan dalam jangka panjang pendapatan margin murabahah
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return on assets. Kemudian fee
based income baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap return on assets. Selanjutnya untuk hasil
peramalan ROA pada periode 2021 yaitu secara garis besar mengalami
peningkatan. Dengan demikian PT Bank BRI Syariah Tbk tetap harus
memperhatikan perkembangan pendapatan margin murabahah dan fee based
income agar bank tetap mampu menjaga kestabilan return on assets.
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi atas nama saudara:
Nama : Halin Marfiah
NIM : 210817180
Jurusan/Prodi : Perbankan Syariah
Judul : Analisis Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah dan Fee
Based Income Terhadap Return On Assets PT Bank BRI
Syariah Tbk Periode 2016-2020
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dalam ujian Munaqasah.
Ponorogo, 8 Maret 2021
an
Mengetahui,
Kajur
.. Agung Eko Purwana, S.E, M.S.I
NIP. 197109232000031002
Menyetujui,
Pembimbing
Ajeng Wahyuni, M. Pd
NIP.199307072019032030
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Puspita Jaya Desa Pintu Jenangan Ponorogo
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Naskah Skripsi Berikut Ini:
Judul : Analisis Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah dan Fee
Based Income Terhadap Return On Assets PT Bank BRI
Syariah Tbk Periode 2016-2020
Nama : Halin Marfiah
NIM : 210817180
Jurusan : Perbankan Syariah
Telah diujikan dalam sidang Ujian Skripsi oleh Dewan Penguji Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Ponorogo dan dapat diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar sarjana dalam bidang Perbankan Syariah.
DEWAN PENGUJI:
Ketua Sidang
Dr. Shinta Maharani, M.AK.
NIP. 197905252003122002
:
( )
Penguji I
Agung Eko Purwana, S.E., M.SI.
NIP. 197109232000031002
:
( )
Penguji II
Ajeng Wahyuni, M.Pd.
NIP. 199307072019032030
:
( )
Ponorogo, 8 April 2021
Mengesahkan,
Dekan FEBI IAIN Ponorogo
SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Halin Marfiah
NIM : 210817180
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah dan Fee Based
Income Terhadap Return On Assets PT Bank BRI Syariah Tbk
Periode 2016-2020
Menyatakan bahwa naskah skripsi telah diperiksa dan disahkan oleh dosen
pembimbing. Selajutnya saya bersedia naskah skripsi tersebut dipublikasikan oleh
perpustakaan IAIN Ponorogo yang dapat diakses di etheses.iainponorogo.ac.id.
Adapun isi dari keseluruhan tulisan tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dari penulis.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan semestinya.
Ponorogo. 8 April 2021
Pembuat Pernyataan,
Halin Marfiah
NIM. 210817180
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Halin Marfiah
NIM : 210817180
Jurusan : Perbankan Syariah
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Analisis Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah dan Fee Based Income
Terhadap Return On Assets PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 2016-2020
Secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian
tertentu yang dirujuk sumbernya.
Ponorogo, 8 Maret 2021
Pembuat Pernyataan,
Halin Marfiah
NIM. 210817180
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan merupakan lembaga yang memiliki peran utama dalam
pembangunan suatu negara. Peran ini terwujud dalam fungsi bank sebagai
lembaga intermediasi keuangan masyarakat, yaitu lembaga yang bertugas
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian
menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau
kredit dengan tujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat.1
Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 berdasarkan prinsip
operasionalnya, bank dibedakan menjadi dua yaitu bank konvensional dan
bank syariah. Bank konvensional merupakan bank yang bergerak atas dasar
prinsip bunga, sedangkan bank syariah merupakan bank yang bergerak atas
dasar prinsip syariah. Bank syariah sendiri terdiri dari Bank Umum Syariah
dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah atau yang saat ini dikenal sebagai Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.2
Selain itu, bank syariah juga memiliki perbedaan operasional yang cukup
mendasar dengan bank konvensional dalam menjalankan fungsinya sebagai
lembaga intermediasi, yaitu terletak pada aspek kepemilikan komoditi yang
dibiayai dalam kerangka jual beli dan sewa. Dari sisi penyaluran dana, bank
syariah dapat melakukan jual beli komoditas, kegiatan sewa menyewa, dan
kegiatan investasi. Bank syariah juga dapat melakukan kegiatan dalam lalu
1 Khotibul Umam, Perbankan Syariah: Dasar-dasar dan Dinamika Perkembangannya
di Indonesia (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2017), 1. 2 Ibid.
lintas pembayaran sebagai wakil dalam melakukan transfer dan penarikan
dana serta melakukan jual beli valuta asing secara spot.3
Sesuai dengan karakteristiknya, bentuk utama produk dari bank
syariah adalah dengan menggunakan pola bagi hasil. Selain pola bagi hasil,
bank syariah juga menyediakan produk-produk pendanaan dan pembiayaan
lainnya. Dari segi pendanaan, bank syariah menggunakan prinsip wadi‟ah,
qardh, dan ijarah. Dalam produk pembiayaan, bank syariah juga
menyediakan pola jual beli baik dengan prinsip murabahah, salam, dan
istishna, dan pola sewa seperti dengan prinsip ijarah dan ijarah wa iqtina.4
Perbankan syariah merupakan lembaga keuangan dengan konsep
bebas bunga dalam pelaksanaan penjualan produk-produknya. Bentuk nisbah
ataupun pendapatan dalam perbankan syariah diantaranya yaitu berupa bagi
hasil, margin, fee, dan biaya administrasi. Bagi hasil adalah pendapatan bank
dari sebuah pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Kemudian margin
adalah pendapatan bank dari pembiayaan yang didasarkan pada akad jual beli
seperti murabahah, salam, dan istishna. Sedangkan fee serta biaya
administrasi merupakan pendapatan bank dari sektor jasa.5 Beberapa hal
tersebut merupakan konsep perbankan syariah dalam mendapatkan
keuntungan atau laba. Dengan demikian, maka akan diketahui nilai return on
assets yang merupakan gambaran produktivitas bank dalam mengelola aktiva
sehingga menghasilkan keuntungan.
3 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), 2. 4 Ibid. 5 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia (Yogyakarta: Gajah Mada
University Pers, 2009), 152.
Menurut data statistik pada Januari tahun 2011, pembiayaan dalam
perbankan syariah didominasi oleh pembiayaan murabahah atau pembiayaan
dengan konsep jual beli. Implementasi akad jual beli merupakan salah satu
cara yang ditempuh bank dalam rangka menyalurkan dana kepada
masyarakat.6 Dalam data statistik Otoritas Jasa Keuangan, pembiayaan
murabahah mencapai 54,2% dibanding dengan jenis pembiayaan lainnya.
Penyaluran pembiayaan murabahah pada triwulanan II periode Juni tahun
2019 mencapai 154,51 triliun rupiah dari total pembiayaan bank syariah yaitu
320,67 triliun rupiah.7
Pada tahun 2019, berdasarkan data yang ada dalam Otoritas Jasa
Keuangan, dilihat dari segi pendapatan, margin perbankan syariah lebih tinggi
daripada bunga kredit bank konvensional. Walaupun industri perbankan
mengalami penurunan margin akibat penurunan suku bunga, namun
perbankan syariah masih relatif mencatatkan nilai margin yang cukup tinggi.
Pencatatan peningkatan margin ini tercermin dari nilai Net Imbalan (NI). Dari
beberapa bank syariah yang mengalami peningkatan pendapatan margin,
yang paling utama atau lebih unggul di atas lainnya yaitu PT Bank BRI
Syariah Tbk dan PT BNI Syariah.8
Dalam laporan keangan BRI syariah diketahui nilai NI sebesar 5,58%
pada triwulanan III periode September 2019. Angka tersebut mengalami
peningkatan dari periode sebelumnya yaitu sebesar 5,28% atau naik 30 basis
6 Khotibul Umam, Perbankan Syariah: Dasar-dasar dan Dinamika Perkembangannya
di Indonesia (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2017), 103. 7 Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Triwulanan II, 2019. 8 Otoritas Jasa Keuangan, Statistika Perbankan Syariah.
poin (BPS) secara year on year. Disamping niali NI yang meningkat, BRI
syariah masih mencatatkan penurunan laba bersih. Tercatat periode
September 2019 perseroan baru membukukan laba bersih sebesar 56,45
miliar rupiah atau turun 62,64% secara yoy.9
Perbankan yang berhasil adalah perbankan yang memiliki kualitas
yang baik, baik dari segi pelayanan, pengelolaan keuangan, maupun
manajemennya. Untuk dapat mengetahui tingkat kualitas assets sutau
perbankan maka salah satunya adalah dengan melihat persentase return on
assets bank tersebut. Terdapat banyak faktor yang mencerminkan nilai return
on assets, diantaranya adalah pendapatan margin murabahah dan fee based
income.
Pendapatan margin murabahah diperoleh dari adanya pembiayaan
murabahah. Dengan adanya pembiayaan tersebut diharapkan mampu
mendorong masyarakat untuk mendirikan usaha dan mampu
mengembangkannya. bank BRI Syariah dalam penyaluran dana
menggunakan beberapa jenis pembiayaan yang sama dengan bank-bank
syariah lainnya, diantaranya yaitu pembiayaan dengan akad mudharabah,
musyarakah, murabahah, salam, istishna, salam, dan qard.
Namun dari banyaknya jenis pembiayaan, yang paling diminati oleh
nasabah yaitu pembiayaan dengan akad murabahah. Hal ini bertolak
belakang dengan teori yang menjelaskan bahwa pembiayaan paling ideal
9 Laurensius Marshal Sautlan Sitanggang, “Tak seperti bank konvensional, bank syariah
mampu cetak kenaikan margin” dalam https://amp.kontan.co.id/news/tak-seperti-bank-
konvensional-bank-syariah-masih-mampu-cetak-kenaikan-margin, (diakses pada tanggal 5
November 2019, jam 16:23 WIB).
yaitu mudharabah dan musyarakah karena sesuai dengan prinsip utama
perbankan syariah yaitu bagi hasil. Namun dalam sistem ekonomi saat ini,
terdapat beberapa kesulitan dalam penerapan mudharabah dan musyarakah
untuk pembiayaan beberapa sektor. Oleh karena itu, beberapa ulama
kontemporer membolehkan penggunaan murabahah sebagai bentuk
pembiayaan alternatif dengan syarat-syarat tertentu.10
Adapun alasan
pembiayaan murabahah menjadi paling dominan yaitu karena pembiayaan
murabahah merupakan pembiayaan jangka pendek, mudah untuk dilakukan,
dan lebih kecil dalam hal risikonya. Ketika pembiayaan murabahah
meningkat maka pendapatan margin murabahah akan meningkat. Besar
kecilnya nilai pendapatan margin murabahah akan mempengaruhi nilai
return on assets. Semakin tinggi nilai pendapatan margin murabahah maka
akan berdampak baik pada return on assets.11
Selain pendapatan margin murabahah, besarnya nilai return on assets
juga bisa diketahui melalui nilai fee based income. Menurut data yang tercatat
dalam Otoritas Jasa Keuangan, nilai fee based income meningkat 18,91% dari
429 milliar rupiah menjadi 510 milliar rupiah pada bulan Maret 2020. Fee
based income merupakan pendapatan dari transaksi yang diberikan dalam
bentuk jasa-jasa bank lainnya. Besar kecilnya nilai fee based income akan
mempengaruhi nilai return on assets. Semakin tinggi nilai fee based income
maka akan berdampak baik pada return on assets.12
10 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011) 11 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan Edisi Satu Cetakan Ketujuh (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2014) 12 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012).
Salah satu dari kegiatan perbankan selain menghimpun dan
menyalurkan dana yaitu memberikan jasa-jasa perbankan lainnya. Tujuannya
yaitu untuk memudahkan nasabah dalam bertransaksi, serta mendukung dan
memperlancar kedua kegiatan tersebut, kemudian dalam hal ini bank akan
mendapatkan pendapatan berupa imbalan atau fee dari nasabah yang
menggunakan jasa-jasa pelayanan tersebut. Beberapa jasa yang dapat
menghasilkan fee based income antara lain, yaitu transfer, inkaso, letter of
credit, safe deposit box, credit card, dana pembayaran rekening titipan
(payment point), garansi bank, jual beli atau perdagangan valuta asing,
commercial paper, dan traveller‟s check.13
Dalam teori dijelaskan bahwa ketika pendapatan margin murabahah
meningkat, maka nilai return on assets pun akan meningkat. Kemudian ketika
pendapatan margin murabahah menurun, maka nilai return on assets pun
akan menurun. Hal demikian juga berlaku untuk variabel fee based income,
ketika fee based income meningkat, maka nilai return on assets akan
meningkat. Kemudian ketika fee based income menurun, maka nilai return on
assets pun akan menurun.
Di bawah ini merupakan data terkait pendapatan margin murabahah,
fee based income, dan return on assets pada laporan keuangan bulanan PT
Bank BRI Syariah periode 2016 hingga 2020 yang telah dipublikasikan di
website www.brisyariah.co.id.
13 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012).
Sumber: Laporan Keuangan Bulanan PT Bank BRI Syariah Tbk
Gambar 1.1
Pendapatan Margin Murabahah
PT Bank BRI Syariah Periode 2016-2020
Sumber: Laporan Keuangan Bulanan PT Bank BRI Syariah Tbk
Gambar 1.2
Fee Based Income PT Bank BRI Syariah Periode 2016-2020
Sumber: Laporan Keuangan Bulanan PT Bank BRI Syariah Tbk
Gambar 1.3
Return On Assets PT Bank BRI Syariah Periode 2016-2020
0500000
10000001500000200000025000003000000
Jan
uar
i 201
6
Jun
i 201
6
No
v-1
6
Ap
r-17
Sep
-17
Feb
ruar
i 201
8
Juli
2018
Desem
ber…
Mei
20
19
Okt
ob
er 2
019
Mar
et 2
020
Agu
stu
s 2
020
Pendapatan MarginMurabahah
0
50000
100000
150000
200000
250000
Jan
uar
i 201
6
Mei
20
16Se
p-1
6
Jan
uar
i 201
7M
ei 2
017
Sep
-17
Jan
uar
i 201
8M
ei 2
018
Sep
-18
Jan
uar
i 201
9M
ei 2
019
Sep
-19
Jan
uar
i 202
0M
ei 2
020
Sep
-20
Fee Based Income
0.00
500.00
1,000.00
1,500.00
Jan
uar
i 20
16
Mei
20
16
Sep
-16
Jan
uar
i 20
17
Mei
20
17
Sep
-17
Jan
uar
i 20
18
Mei
20
18
Sep
-18
Jan
uar
i 201
9
Mei
20
19
Sep
-19
Jan
uar
i 20
20
Mei
20
20
Sep
-20
Return On Assets
Berdasarkan Gambar 1.1, Gambar 1.2, dan Gambar 1.3 diketahui
bahwa pendapatan margin murabahah, fee based income, dan return on
assets pada periode 2016 hingga 2020 mengalami fluktuasi. Dari grafik
tersebut diketahui nilai pendapatan margin murabahah terus mengalami
peningkatan setiap bulannya pada tahun 2016 hingga tahun 2020. Nilai fee
based income pada periode 2016 hingga 2020 juga terus mengalami
peningkatan setiap bulannya. Hal ini berpengaruh terhadap rasio return on
assets. Diketahui pada Gambar 1.3 nilai return on assets pada tahun 2016,
2017, 2018, dan 2020 terus mengalami peningkatan setiap bulannya. Namun
pada akhir tahun 2019 return on assets mengalami penurunan. Walaupun
demikian, secara keseluruhan nilai return on assets masih stabil dan dalam
keadaan baik.
Semakin besar return on assets suatu bank maka semakin besar pula
tingkat keuntungan yang berhasil dicapai bank tersebut dan semakin baik
posisi bank tersebut dilihat dari segi penggunaan assetnya. Return on assets
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba secara
keseluruhan.14
Return on assets dipengaruhi beberapa faktor yang dimuat dalam
assets dan laporan laba rugi perusahaan, seperti margin laba bersih dan
perputaran total aktiva karena apabila return on assets rendah maka margin
laba bersih akan rendah dan rendahnya margin laba bersih disebabkan oleh
rendahnya perputaran total aktiva. Pendapatan margin murabahah dan fee
14 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia (Yogyakarta: Gajah Mada
University Pers, 2009)
based income merupakan indikator dari dihasilkannya margin laba bersih.
Berikut adalah pendapatan margin murabahah, fee based income dan return
on assets laporan keuangan triwulanan PT Bank BRI Syariah Tbk periode
2016 hingga 2020 dilihat dari website resmi PT Bank BRI Syariah Tbk yaitu
www.brisyariah.co.id.
Tabel 1.1
Pendapatan Margin Murabahah, Fee Based Income,
dan Return On Assets PT Bank BRI Syariah Periode 2016-2020
Periode
Pendapatan Margin
Murabahah (Juta
rupiah)
Fee Based
Income (Juta
rupiah)
Return On
Assets (%)
Maret 2016 373,053 23,927 0,353
Juni 2016 764,750 50,767 0,809
September 2016 1,165,416 72,928 1,010
Desember 2016 1,533,338 102,546 1,229
Maret 2017 375,632 23,538 0,232
Juni 2017 747,866 51,171 0,472
September 2017 1,117,496 86,148 0,836
Desember 2017 1,507,099 122,620 0,640
Maret 2018 363,988 32,019 0,313
Juni 2018 716,799 63,898 0,664
September 2018 1,088,211 98,471 0,835
Desember 2018 1,480,934 131,480 0,562
Maret 2019 350,916 32,494 0,155
Juni 2019 703,048 66,487 0,290
Agustus 2019 943,428 92,889 0,439
September 2019 1,066,459 108,373 0,304
Oktober 2019 1,199,556 124,137 0,142
Desember 2019 1,468,365 157,295 0,343
Maret 2020 390,369 50,242 0,355
Juni 2020 920,958 97,681 0,472
September 2020 1,630,040 152,976 0,769
Desember 2020 2,414,928 228,167 0,859
Sumber: Laporan Keuangan Triwulanan PT Bank BRI Syariah Tbk
Berdasarkan data yang ada dalam Tabel 1.1 diketahui pada triwulan
IV periode 2017 pendapatan margin murabahah mengalami peningkatan
menjadi 1.507.099 juta rupiah dari sebelumnya yaitu triwulan III periode
2017 sebesar 1.117.196 juta rupiah. Namun pada periode yang sama, yaitu
triwulan IV 2017 return on assets mengalami penurunan menjadi 0,640%
dari sebelumnya yaitu triwulan III periode 2017 sebesar 0,836%. Hal ini juga
terjadi pada periode 2018 dan 2019. Berdasarkan data tersebut, maka
diketahui terdapat ketidaksesuaian anatar teori dan kenyataan yang ada,
dimana teori menyatakan bahwa semakin besar nilai pendapatan margin
murabahah maka semakin besar nilai return on assets. Dan semakin kecil
nilai pendapatan margin murabahah, maka semakin kecil pula nilai return on
assets.
Kemudian pada triwulan IV periode 2017 fee based income
mengalami peningkatan menjadi 122.620 juta rupiah dari sebelumnya yatiu
periode 2017 triwulan III sebesar 86.148 juta rupiah. Namun pada periode
yang sama, yaitu pada periode 2017 triwulan IV return on assets mengalami
penurunan menjadi 0,640% dari sebelumnya yaitu triwulan III periode 2017
sebesar 0,836%. Hal ini juga terjadi pada periode 2018 dan 2019.
Berdasarkan data tersebut, maka diketahui terdapat ketidaksesuaian anatar
teori dan kenyataan yang ada, dimana teori menyatakan bahwa semakin
besar nilai fee based income maka semakin besar nilai return on assets. Dan
semakin kecil nilai fee based income, maka semakin kecil pula nilai return on
assets.
Return on assets merupakan salah satu rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dari aktiva yang digunakan. Return on assets digunakan sebagai
indikator kinerja keuangan perbankan. Semakin tinggi return on assets suatu
bank, maka semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut.
Dengan demikian, suatu perbankan dengan return on assets yang tinggi maka
akan berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan laba.15
Berdasarkan data serta uraian permasalahan di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Pengaruh Pendapatan
Margin Murabahah dan Fee Based Income terhadap Return On Assets PT
Bank BRI Syariah Tbk. Periode 2016-2020”, dari hasil penelitian ini
diharapkan dapat mengetahui apakah pendapatan margin murabahah dan fee
based income memiliki pengaruh terhadap return on assets, baik pengaruh
dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek antara pendapatan
margin murabahah dan fee based income terhadap return on assets PT Bank
BRI Syariah Tbk. Dalam penelitian ini, jangka pendek maupun jangka
panjang memiliki kriterianya masing-masing. Adapun kriteria jangka pendek
dalam penelitian ini yaitu nilai pendapatan margin murabahah, fee based
income, dan return on assets PT Bank BRI Syariah Tbk yang kurang dari 1
tahun dilihat dari laporan keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk. Sedangkan
untuk kriteria jangka panjang dalam penelitian ini adalah nilai pendapatan
margin murabahah, fee based income, dan return on assets PT Bank BRI
Syariah Tbk yang lebih dari 1 tahun, data ini dilihat dari laporan keuangan
PT Bank BRI Syariah Tbk.
15 Slamet Munawir, Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty, 2002), 219.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah pendapatan margin murabahah secara jangka pendek dan jangka
panjang berpengaruh terhadap return on assets PT Bank BRI Syariah
Tbk?
2. Apakah fee based income secara jangka pendek dan jangka panjang
berpengaruh terhadap return on assets PT Bank BRI Syariah Tbk?
3. Bagaimana analisis peramalan terhadap return on assets PT Bank BRI
Syariah Tbk pada periode satu tahun mendatang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas
maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh pendapatan margin murabahah secara jangka
pendek dan jangka panjang terhadap return on assets PT Bank BRI
Syariah Tbk.
2. Mengetahui pengaruh fee based income secara jangka pendek dan
jangka panjang terhadap return on assets PT Bank BRI Syariah Tbk.
3. Mengetahui analisis peramalan return on assets PT Bank BRI Syariah
Tbk pada periode satu tahun mendatang.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantaranya
adalah:
1. Manfaat Teoritis
Menambah ilmu pengetahuan dari hasil analisis laporan keuangan
PT Bank BRI Syariah Tbk terutama dari sisi pengaruh pendapatan
margin murabahah dan fee based income terhadap return on assets.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Bank BRI Syariah
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan-kebijakan untuk
menjalankan operasional yang berprinsip syariah dengan tujuan
meningkatkan return on assets.
b. Bagi Bank Umum Syariah
Sebagai catatan untuk koreksi agar dapat mempertahankan
dan meningkatkan kinerja bank umum syariah, terutama dalam hal
meningkatkan return on assets dan memperbaiki apabila terdapat
kekurangan atau kelemahan pada hasil kinerja yang telah dilakukan
oleh bank umum syariah.
c. Bagi Investor
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
ukuran sekaligus memberikan penjelasan mengenai pengaruh
pendapatan margin murabahah dan fee based income terhadap
return on assets, dengan demikian investor dapat menjadikan return
on assets sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi.
d. Bagi Otoritas Jasa Keuangan atau Bank Indonesia
Dapat digunakan untuk mengetahui kondisi tingkat
keuntungan bank-bank yang diteliti terutama dalam hal pengaruh
pendapatan margin murabahah dan fee based income terhadap
return on assets.
E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk memberikan kemudahan dalam pemahaman terkait penulisan
skripsi ini maka penulis menyajikan pembahasan dalam bentuk beberapa bab.
Sistematika pembahasan skripsi ini disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian serta sistematika pembahasan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas tentang deskripsi teori, yaitu return on assets,
pendapatan margin murabahah, dan fee based income. Kemudian juga
membahas terkait studi penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan
hipotesis. Pada bab ini berfungsi sebagai penjelas teori-teori yang akan diuji.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang rancangan penelitian, variabel penelitian,
definisi operasional, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data, serta teknik pengolahan dan analisis data. Pada bab ini
berfungsi sebagai penjelas tentang prosedur penelitian, baik dari awal hingga
analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan hasil pengujian deskripsi dan hipotesis
menggunakan E-Views 10 serta pembahasannya. Bab ini berfungsi sebagai
penguji teori dengan data yang diambil sekaligus pembuktian dari teori-teori
yang telah dijelaskan sebelumnya.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil analisis
data dalam penelitian yang dilakukan. Bab ini berfungsi sebagai acuan dan
masukkan untuk bank syariah lebih baik lagi ke depannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Return On Assets
a. Definisi Return On Assets
Return on assets adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata
total asset bank yang bersangkutan.1 Menurut Dahlan Siamat,
return on assets merupakan rasio yang memberikan informasi
seberapa efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya,
rasio ini mengindikasikan berapa besar keuntungan dapat
diperoleh rata-rata terhadap setiap rupiah assetnya.2
Berdasarkan penjelasan atas definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa return on assets adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan bank dalam memperoleh laba.
b. Rumus Return On Assets
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
9/24/DPbS tahun 2007 tentang kesehatan bank syariah, diperoleh
rumus return on assets yaitu:
1 Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syariah: Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di
Indonesia (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010), 166. 2 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI,
2004), 102.
ROA = Total Asset / Laba Bersih x 100%
2
c. Kegunaan Return On Assets
Kegunaan atau manfaat dari return on assets diantaranya yaitu:
1) Sifatnya yang menyeluruh, artinya apabila perusahaan sudah
menjalankan praktek akuntansi yang baik maka manajemen
dapat menggunakan return on assets dalam mengukur efisiensi
penggunaan modal kerja, asset, dan efisiensi bagian penjualan.
2) Dapat membandingkan efisiensi penggunaan modal pada
perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dan untuk
mengukur rentabilitas dari masing-masing produk yang
dihasilkan oleh perusahaan.
3) Dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh bagian atau divisi dengan mengalokasikan
semua biaya dan modal ke bagian yang bersangkutan.
4) Selain berguna untuk keperluan control, return on assets juga
berguna untuk keperluan perencanaan.3
d. Kriteria Penilaian Peringkat Return On Assets
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/DPbS
tahun 2007 tentang kesehatan bank syariah, tujuan dari rasio
return on assets adalah mengukur keberhasilan manajemen dalam
menghasilkan laba.4 Diketahui bahwa semakin besar rasio ini
maka mengindikasikan besarnya kemampuan manajemen bank
3 Abdul Halim dan Bambang Supomo, Akuntansi Manajemen Edisi 1 (Jakarta: Salemba
Empat, 2001). 4 Nurma Lutfiana, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode
Risk-Based Bank Rating (RBBR), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 22, (2015).
dalam mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan atau
menekan biaya.
Tabel 2.1
Kriteria Penilaian Peringkat Return On Assets
Peringkat 1 ROA > 1,5%
Peringkat 2 1,25% < ROA ≤ 1,5%
Peringkat 3 0,5% < ROA ≤ 1,25%
Peringkat 4 0% < ROA ≤ 0,5%
Peringkat 5 ROA ≤ 0%
Sumber: SE Bank Indonesia No. 9/24/DPbS tahun 2007
e. Faktor yang Mempengaruhi Return On Assets
Return on assets dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya yaitu:5
1) Tingkat perputaran aktiva baik rasio perputaran kas, rasio
perputaran piutang, dan rasio perputaran persediaan.
2) Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasional yang
diketahui dalam bentuk presentase dan jumlah penjualan
bersih. Profit margin dapat digunakan untuk mengukur
keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang
dihubungkan dengan penjualannya.
Adapun komponen-komponen pembentuk return on assets
adalah sebagai berikut:
1) Pendapatan, yaitu arus masuk aktiva yang timbul dari
pengiriman atau produksi barang dan aktivitas lain operasi
utama perusahaan.
5 Munawir, Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty, 2010)
2) Beban, yaitu arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva
yang timbul dari aktivitas operasi utama perusahaan.
3) Keuntungan, yaitu kenaikan ekuitas atau aktiva bersih
perusahaan dari pendapatan atau investasi perusahaan.
4) Kerugian, yaitu penurunan ekuitas atau aktiva bersih dari
beban yang dikeluarkan perusahaan.
2. Pendapatan Margin Murabahah
a. Pengertian Pendapatan Margin Murabahah
Murabahah berasal dari kata ribhu yang berarti tumbuh atau
berkembang. Pengertian tumbuh atau berkembang ini lebih tepatnya
adalah tumbuh dan berkembang dalam hal perniagaan. Sedangkan
menurut istilah, murabahah merupakan akad jual beli antara bank
dan nasabah dimana penjual (bank) menyebutkan terlebih dahulu
harga barang yang dibelinya untuk dijual kepada pembeli (nasabah),
kemudian penjual menyebutkan harga jual barang tersebut kepada
pembeli dengan keuntungan tertentu yang disepakati dengan
pembeli.6
Murabahah merupakan transaksi jual beli dimana bank
menyebutkan jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai
penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga
beli bank dari pemasok ditambah keuntungan. Kedua pihak harus
menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual
6 Adji Waluyo Priyatno, Perbankan Syariah (Jakarta: PKES Publishing, 2008), 33.
dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak
dapat berubah selama berlakunya akad.7 Dalam perbankan,
murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi
tsaman ajil). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah
akad sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.8
Sedangkan pendapatan margin merupakan keuntungan yang
diperoleh dari hasil transaksi jual beli, baik jual beli dengan akad
murabahah, salam, maupun istishna yang besarannya ditentukan
pada awal akad sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Dalam pengertian lainnya, pendapatan margin merupakan
keuntungan dalam presentase tertentu yang ditetapkan pertahun dan
perhitungannya dapat harian ataupun bulanan. Pengertian margin
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa yaitu laba
kotor atau tingkat selisih antara biaya produksi dengan harga jual di
pasar.
Dengan demikian, pendapatan margin murabahah merupakan
selisih antara harga jual dengan harga beli yang disepakati oleh
penjual (bank) dan pembeli (nasabah). Murabahah adalah transaksi
jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah
dengan margin yang disepakati oleh kedua belah pihak, dimana
penjual sebelumnya menginformasikan harga perolehan barang
kepada pembeli.
7 Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance A-Z Keuangan Syariah (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), 337. 8Ibid., 34.
Dalam implementasinya, akad murabahah dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu murabahah dengan pesanan dan murabahah
dengan tanpa pesanan. Dalam pelaksanaan murabahah dengan
pesanan artinya perusahaan pembiayaan bertindak sebagai penjual
(ba‟i) melakukan pembelian barang setelah adanya pemesanan dari
konsumen sebagai pembeli (musytari‟) dalam hal ini adalah nasabah.
Dalam murabahah dengan pesanan ini bersifat mengikat, artinya
konsumen sebagai pembeli (musytari‟) dalam hal ini adalah nasabah
tidak dapat membatalkan pesanannya.9
Sebagai penjelas atas uraian sebelumnya, di bawah ini adalah
contoh dari skema dengan akad murabahah. Dengan adanya skema
murabahah ini maka akan memberikan gambaran tentang alur
pelaksanaan transaksi dengan akan murabahah.
Gambar. 2.1
SKEMA MURABAHAH
9 Maro, “Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis”, 2, (2019).
1.Negosiasi
Supplier
(Pemasok)
Nasabah
(Pembeli)
Bank Syariah
(Penjual)
2. Akad Jual Beli
4. Kirim
5. Terima
Barang
dan
Dokumen
3. Beli Barang
6. Bayar
b. Landasan Hukum
Landasan hukum yang berkaitan dengan akad murabahah
atau akad jual beli, diantaranya:
1) Q.S. An-Nisa’ ayat 29
نكم يأيها الذين ءامنوا ل تأكلوا أموالكم بينكم بالبطل إل أن تكون تجرة عن تر اض م
Artinya: “Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak
benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar
suka sama suka diantara kamu.” (Q.S. An-Nisa’: 29)10
2) Q.S. Al-Ma’idah ayat 1
ا يمة الهعام الذ ما يتل عليك غي م يأيه ين امنوا اوفوا بلعقود احلذت لك ب يد الذ حل الصذ
ك ما يريد ) (١واهت حرم انذ الل ي
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-
akad itu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang
akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendaki-Nya.” (Q.S. Al-Ma’idah: 1)11
3) Al-Hadits
“Dari „Ala‟ bin Abdurrahman dari ayahnya dari kakeknya
bahwa Utsman bin Affan memberinya harta dengan cara
10 al-Qurʾan, 4: 29. 11 Enang Sudrajat, Al-Qur‟an dan Terjemahnya Qordova (Bandung: PT Syigma
Exsamedia Arkanleem, 2009), 106.
qiradh yang dikelolanya dengan ketentuan keuntungan dibagi
diantara mereka berdua.” (HR. Al-Imam Malik)12
3. Fee Based Income
a. Pengertian Fee Based Income
Salah satu dari kegiatan perbankan selain menghimpun dana
dan menyalurkan dana yaitu memberikan jasa-jasa lainnya. Adapun
tujuan dari adanya pelayanan jasa-jasa diantaranya mempermudah
nasabah dalam bertransaksi, serta mendukung dan memperlancar
kedua kegiatan utama tersebut. Bank dituntut untuk memberikan
berbagai kemudahan dalam setiap transaksinya dengan cara
mengembangkan teknologi perbankan bagi masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan ekonomi.
Fee based income yaitu keuntungan yang didapat dari
transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa perbankan lainnya.13
Pengelolaan bank dalam melaksanakan operasionalnya juga selalu
dituntut untuk terus menjaga keseimbangan pemeliharaan likuiditas
dengan kebutuhan profitabilitas yang wajar serta modal yang cukup
sesuai dengan penanamannya.
Hal tersebut dilakukan karena selain kegiatan bank
menanamkan dana dalam aktiva produktif namun juga memberikan
komitmen jasa-jasa lainnya sehingga dapat menghasilkan fee atau
12
Imam Malik, Al-Muwathta’ Riwayat Yahya Al-Laitsiy, Juz 2, Nomor Hadits 13735,
CD Room, Maktabah Kutub Al-Mutun, Silsilah Al’I 1 An-Nafi’ Seri IV, Al-Ishdar Al-Awwal,
1426 H, 688. 13 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012),
129.
imbalan yang dapat digunakan untuk menunjang keuntungan
perusahaan.14
b. Sumber-sumber Fee Based Income
Prinsip jasa atau fee pada bank syariah yaitu seluruh layanan
non pembiayaan yang diberikan oleh bank. Adapun bentuk jasa yang
menghasilkan fee based income, diantaranya yaitu:15
1) Transfer
Transfer adalah kegiatan jasa bank dengan memindahkan
sejumlah dana tertentu sesuai dengan keinginan nasabah
(pemberi amanat) yang ditujukan untuk keuntungan seseorang
sebagai penerima transfer. Baik transfer masuk ataupun transfer
keluar akan mengakibatkan adanya hubungan antar cabang yang
bersifat timbal balik, artinya bila salah satu cabang mendebet
maka cabang lainnya mengkredit.
2) Inkaso
Inkaso yaitu jasa yang diberikan bank atas permintaan
nasabah untuk menagihkan pembayaran surat-surat berharga
kepada pihak ketiga di tempat lain dimana bank yang
bersangkutan mempunyai cabang atau pada bank lain. Sebagai
imbalan jasa tersebut maka bank menerapkan sejumlah tarif atau
fee (biaya inkaso) tertentu kepada nasabah.
14 Taswan, Manajemen Perbankan (Yogyakarta: UUP STMIK YKPN, 2006). 15 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012).
3) Letter of Credit
Letter of Credit atau L/C merupakan jasa yang diberikan
kepada nasabah untuk mempermudah atau memperlancar
transaksi jual beli barang terutama yang berkaitan dengan
transaksi internasional dan memungkinkan exportir menerima
pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah
barang dan berkas dokumen dikirimkan ke luar negeri.
4) Safe Deposit Box
Safe Deposit Box merupakan jasa bank berupa
penyewaan kotak penyimpanan harta atau surat-surat berharga
yang dirancang secara khusus dari bahan baja dan ditempatkan
dalam ruang khasanah yang kokoh, tahan bongkar dan tahan api
untuk memberikan rasa aman bagi penggunanya.
5) Dana Pembayaran Rekening Titipan (Payment Point)
Rekening titipan yaitu pembayaran dari masyarakat yang
ditujukan untuk kepentingan pihak tertentu, biasanya giro milik
perusahaan yang pembayarannya dilakukan melalui bank.
6) Garansi Bank
Garansi bank yaitu suatu jaminan yang diberikan bank
dengan menyatakan bahwa pihak bank memberikan jaminan
untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak lain sesuai dengan
perjanjian yang telah ditentukan.16
16 Ibid.
7) Transaksi Valuta Asing
Dalam melakukan transaksi jual beli valuta asing, bank
harus memiliki rekening giro pada bank korespondensi di luar
negeri dimana dalam pelaksanaan transaksi jual beli valuta asing
dilakukan dengan melalui dua cara yaitu secara tunai dan
berjangka.
8) Commercial Paper
Commercial Paper merupakan promes yang tidak
disertai dengan jaminan (unsequred promissory notes),
diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka
pendek dan dijual kepada investor yang melakukan investasi
dalam instrument pasar uang. Penerbit berjanji disini akan
membayar sejumlah uang tertentu ketika sudah jatuh tempo.
Penerbit CP ini adalah perusahaan yang memiliki kredibilitas
tinggi.
9) Bank Card, yaitu kartu plastik yang dikeluarkan oleh bank dan
diberikan kepada nasabahnya untuk dapat digunakan sebagai
alat pembayaran di tempat-tempat tertentu seperti supermarket,
pasar swalayan, hotel, restoran, dan tempat-tempat lainnya.
Selain itu, kartu ini juga dapat diuangkan (menarik uang) di
berbagai tempat seperti di Automated Teller Machine.17
17Lapoliwa dan Kuswandi Daniel, Akuntansi Perbankan (Jakarta: Institut Bankir
Indonesia, 2000).
c. Keuntungan Jasa-jasa Bank
Adapun keuntungan yang diperoleh dari jasa-jasa bank antara lain:
1) Biaya administrasi
Biaya administrasi dikenakan untuk jasa-jasa yang
membutuhkan administrasi khusus atau fasilitas tertentu. Contoh
dari biaya administrasi adalah biaya administrasi kerdit.
2) Biaya kirim
Biaya kirim diperoleh dari jasa pengiriman uang
(transfer), baik jasa transfer dalam negeri maupun luar negeri.
3) Biaya tagih
Biaya tagih adalah biaya yang diperoleh dari jasa
menagihkan dokumen-dokumen milik nasabahnya seperti jasa
kliring (penagihan dokumen-dokumen dalam kota) dan jasa
inkaso (penagihan dokumen luar kota). Biaya tagihan ini berlaku
baik di dalam negeri maupun luar negeri.
4) Biaya provisi dan komisi
Biaya provisi dan komisi diperoleh dari jasa kredit dan
jasa transfer serta jasa-jasa atas bantuan bank terhadap fasilitas
perbankan. Besarnya jasa provisi dan komisi ditentukan
berdasarkan jasa yang diberikan serta status nasabah yang
bersangkutan.
5) Biaya sewa, yaitu jasa sewa kepada nasabah yang menggunakan
jasa safe deposit box, besarnya biaya sewa sesuai dengan ukuran
box dan jangka waktu yang ditentukan.18
6) Biaya iuran
Biaya iuran adalah biaya yang diperoleh dari jasa iuran
berupa jasa pelayanan bank card atau kartu kredit, dimana
kepada setiap pemegang kartu dikenakan biaya iuran, biaya
iuran ini biasanya dikenakan per tahun.
7) Biaya lainnya
Besar kecilnya penetapan biaya terhadap nasabahnya
tergantung dari masing-masing banknya, artinya sesuai dengan
metode yang digunakan, dan mengingat tingkat persaingan
perbankan yang saat ini semakin ketat.19
d. Unsur-unsur Fee Based Income
Unsur-unsur Fee Based Income antara lain sebagai berikut:
1) Pendapatan provisi dan komisi
Komisi adalah imbalan yang diperhitungkan atau
diterima atas pemberian jasa dalam pelaksanaan transaksi,
sedangkan provisi yaitu imbalan yang diperhitungkan bank
sehubungan dengan jasa yang diberikan untuk pelaksanaan
suatu transaksi.
18 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya ((Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012). 19 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2014), 129.
2) Pendapatan atas transaksi valuta asing
Pendapatan yang didapat dari transaksi valuta asing
lazimnya berasal dari selisih kurs, kemudian selisih kurs ini
akan di masukkan dalam laporan keuangan yaitu bagian
laporan laba rugi. Laba atau rugi yang ditimbulkan dari
transaksi valas harus diakui sebagai pendapatan atau beban
dalam perhitungan laba rugi tahun berjalan.
3) Pendapatan operasional lainnya
Pendapatan operasional lainnya pada prakteknya dalam
penyaluran pembiayaan fee administrasi besarnya disepakati
antara bank dan nasabah. Pendapatan fee administrasi menjadi
milik bank syariah, karena pendapatan tersebut merupakan
upah administrasi atas jasa yang diberikan bank kepada
nasabah. Pendapatan operasional lainnya juga diperoleh bank
dari kegiatan yang memberikan layanan jasa keuangan dan
kegiatan lainnya yang berbasis imbalan.
B. Studi Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat bermanfaat bagi penulis dalam melakukan
penelitian, karena dengan adanya penelitian terdahulu maka peneliti dapat
memperkaya teori (sebagai referensi) untuk digunakan dalam penelitian yang
dilakukan.
Berikut merupakan beberapa hasil dari penelitian terdahulu yang
serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Hasil penelitian Perbedaan
1. Gustina
Anggraini
(2016)
Pengaruh
Pembiayaan
Murabahah
terhadap
Return On
Assets Bank
Umum
Syariah di
Indonesia
Periode
2014-2016.20
Analisis
Regresi
Sederhana
Pembiayaan
murabahah
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap Return
On Assets
dengan
kemampuan
prediksi yaitu
sebesar 15,1%.
Pada variabel
independen,
yaitu dalam
penelitian
Gustina
Anggraini
menggunakan
variabel
pembiayaan
murabahah,
sedangkan
dalam penelitian
ini
menggunakan
variabel
pendapatan
margin
murabahah dan
fee based
income. Pada
pemilihan
sampel
penelitian,
dimana dalam
penelitian ini
menggunakan
sampel Bank
BRI Syariah
saja, sedangkan
dalam penelitian
Gustina
Anggraini
menggunakan
empat sampel
bank yaitu Bank
BNI Syariah,
20 Gustina Anggraini, Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Return On Assets
(ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2014-2016 (Skripsi: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Bengkulu, 2017)
No Peneliti Judul Metode Hasil penelitian Perbedaan
Bank BCA
Syariah, Bank
BRI Syariah,
dan Bank
Bukopin
Syariah.
Kemudian
perbedaan
dalam periode
waktu, yaitu
penelitian ini
menggunakan
periode tahun
2016 hingga
2020, sedangkan
dalam penelitian
Gustina
Anggraini
menggunakan
periode 2014
hingga 2016.
2. Yuniarti
Anissya
(2016)
Pengaruh
Fee Based
Income dan
Penyaluran
Kredit
terhadap
Profitabilitas
(ROA) Studi
Kasus
Perusahaan
Perbankan
yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Tahun 2010-
2014..21
Analisis
Regresi
Berganda
Fee Based
Income
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
Profitabilitas
(ROA), dimana
semakin tinggi
nilai Fee Based
Income yang
diperoleh, maka
profitabilitas
perusahaan yang
bersangkutan
semakin tinggi.
Dan penyaluran
kredit
Pada variabel
independen,
dimana dalam
penelitian ini
menggunakan
variabel
independen
pengaruh
pendapatan
margin
murabahah dan
fee based
income,
sedangkan
dalam penelitian
Yuniarti
Anissya
menggunakan
21 Yuniarti Anissya, “Pengaruh Fee Based Income dan Penyaluran Kredit terhadap
Profitabilitas (ROA) Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2014,” Skripsi (Universitas Komputer Indonesia, 2016).
No Peneliti Judul Metode Hasil penelitian Perbedaan
berpengaruh
positif terhadap
profitabilitas
(ROA), dimana
semakin tinggi
penyaluran
kredit maka
pendapatan
bunga yang
diharapkan
semakin besar,
sehingga
profitabilitas
(ROA) pun akan
semakin
meningkat.
variabel
independen fee
based income
dan penyaluran
kredit. Pada
pemilihan
sampel
penelitian ini
yaitu
menggunakan
Bank BRI
Syariah saja,
sedangkan
dalam penelitian
Yuniarti
Anissya
menggunakan
perusahaan
perbankan yang
terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia.
Kemudian
perbedaan
dalam periode
waktu, yaitu
penelitian ini
menggunakan
periode tahun
2016 hingga
2020, sedangkan
dalam penelitian
Yuniarti
Anissya
menggunakan
periode 2010
hingga 2014.
3. Nurhami
dah
(2016)
Pengaruh
Fee Based
Income
terhadap
Reurn On
Analisis
Regresi
Linier
Berganda.
Berdasarkan
hasil regresi
diketahui bahwa
variabel fee
based income
Pada variabel
independen,
dimana dalam
penelitian ini
menggunakan
No Peneliti Judul Metode Hasil penelitian Perbedaan
Assets PT
Bank Syariah
Mandiri Tbk.
Periode
2007-2015.22
berpengaruh
secara signifikan
terhadap return
on assets dengan
nilai t-hitung
2,451 lebih
besar dari nilai
t-tabel 1,692.
variabel
independen
pengaruh
pendapatan
margin
murabahah dan
fee based
income,
sedangkan
dalam penelitian
Nurhamidah
menggunakan
variabel
independen fee
based income
saja. Pada
pemilihan
sampel
penelitian ini
yaitu
menggunakan
Bank BRI
Syariah,
sedangkan
dalam penelitian
Nurhamidah
menggunakan
Bank Syariah
Mandiri Tbk.
Kemudian
perbedaan
dalam periode
waktu, yaitu
penelitian ini
menggunakan
periode tahun
2016 hingga
2020, sedangkan
dalam penelitian
22 Nurhamidah, “Pengaruh Fee Based Income terhadap Return On Assets PT Bank
Syariah Mandiri Tbk. Periode 2007-2015,” Skripsi (Institut Agama Islam Negeri
Padangsidimpuan, 2016).
No Peneliti Judul Metode Hasil penelitian Perbedaan
Nurhamidah
menggunakan
periode 2007
hingga 2015.
4. Maulidy
a
Himmah
Annisa
(2017)
Pengaruh
Fee Based
Income,
Sertifikat
Bank
Indonesia
Syariah,
Pembiayaan
Bagi Hasil,
dan Dana
Pihak Ketiga
terhadap
Profitabilitas
Perbankan
Syariah di
Indonesia
Periode
2012-
2016..23
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil regresi
ditemukan
variabel Fee
Based Income,
Sertifikat Bank
Indonesia
Syariah,
Pembiayaan
Bagi Hasil, dan
Dana Pihak
Ketiga sama-
sama
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas
perbankan
syariah di
Indonesia.
Pada variabel
independen,
dimana dalam
penelitian ini
menggunakan
variabel
independen
pengaruh
pendapatan
margin
murabahah dan
fee based
income,
sedangkan
dalam penelitian
Maulidya
Himmah Annisa
menggunakan
variabel
independen fee
based income,
sertifikat bank
indonesia
syariah,
pembiayaan
bagi hasil, dan
dana pihak
ketiga.
Kemudian pada
variabel
dependen,
dimana dalam
penelitian ini
menggunakan
variabel
23 Maulidya Himmah Annisa, “Pengaruh Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia
Syariah, Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana Pihak Ketiga terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah
di Indonesia Periode 2012-2016,” Skripsi (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).
No Peneliti Judul Metode Hasil penelitian Perbedaan
dependen return
on assets,
sedangkan
dalam penelitian
Maulidya
Himmah Annisa
menggunakan
variabel
dependen
profitabilitas
secara
keseluruhan.
Pada pemilihan
populasi dan
sampel
penelitian ini
yaitu
menggunakan
Bank BRI
Syariah saja,
sedangkan
dalam penelitian
Maulidya
Himmah Annisa
menggunakan
populasi dan
sampel
perbankan
syariah yang ada
di Indonesia.
Kemudian
perbedaan
dalam periode
waktu, yaitu
penelitian ini
menggunakan
periode tahun
2016 hingga
2020, sedangkan
dalam penelitian
Maulidya
Himmah Annisa
No Peneliti Judul Metode Hasil penelitian Perbedaan
menggunakan
periode 2012
hingga 2016.
5. Dhovit
Riyanto
(2020)
Pengaruh
Pendapatan
Margin Jual
Beli,
Pendapatan
Bagi Hasil,
dan Fee
Based
Income
terhadap
Laba Bersih
pada Bank
Umum
Syariah di
Indonesia
Tahun 2014-
2018.24
Analisis
Regresi
Berganda.
Hasil regresi
ditemukan
variabel
pendapatan
margin jual beli
berpengaruh
signifikan
terhadap laba
bersih,
pendapatan bagi
hasil tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap laba
bersih, dan fee
based income
berpengaruh
signifikan
terhadap laba
bersih.
Pada variabel
independen,
dimana dalam
penelitian ini
menggunakan
variabel
independen
pengaruh
pendapatan
margin
murabahah dan
fee based
income,
sedangkan
dalam penelitian
Dhovit Riyanto
menggunakan
variabel
independen
pendapatan
margin jual beli,
pendapatan bagi
hasil, dan fee
based income.
Kemudian pada
variabel
dependen,
dimana dalam
penelitian ini
menggunakan
variabel
dependen return
on assets,
sedangkan
dalam penelitian
Dhovit Riyanto
24 Dhovit Riyanto, “Pengaruh Pendapatan Margin Jual Beli, Pendapatan Bagi Hasil, dan
Fee Based Income terhadap Laba Bersih Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2014-2018,”
Skripsi (Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2020).
No Peneliti Judul Metode Hasil penelitian Perbedaan
menggunakan
variabel
dependen laba
bersih. Pada
pemilihan
populasi dan
sampel
penelitian ini
yaitu
menggunakan
Bank BRI
Syariah saja,
sedangkan
dalam penelitian
Dhovit Riyanto
menggunakan
populasi dan
sampel
perbankan
syariah yang ada
di Indonesia.
Kemudian
perbedaan
dalam periode
waktu, yaitu
penelitian ini
menggunakan
periode tahun
2016 hingga
2020, sedangkan
dalam penelitian
Dhovit Riyanto
menggunakan
periode 2014
hingga 2018.
Dari beberapa penjelasan hasil penelitian terdahulu di atas, maka di
sini peneliti bermaksud memberikan pengetahuan tambahan terkait pengaruh
pendapatan margin murabahah dan fee based income terhadap return on
assets, dimana di sini peneliti menggunakan metode yang berbeda dari para
peneliti sebelumnya. Jika mayoritas dari peneliti di atas sebelumnya
menggunakan analisis regresi linier berganda, maka di sini peneliti
menggunakan metode analisis yang berbeda, yaitu analisis Autoregressive
Distributed Lag (ARDL). Jadi selain dapat mengetahui pengaruh antar
variabel juga dapat mengetahui pengaruh jangka pendek dan jangka panjang
antar variabel tersebut dengan melihat hubungan nilai pada waktu lampau.
Lag disini berarti bahwa suatu nilai di masa lalu akan digunakan untuk
melihat nilai di masa depan.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir merupakan proses memilih aspek-aspek dalam
tinjauan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dibuat dalam
bentuk bagan adalah satu rangkaian konsep dasar secara sistematis yang
menggambarkan variabel dan hubungan antar variabel.25
Di bawah ini adalah bagan kerangka berfikir dalam analisis pengaruh
pendapatan margin murabahah dan fee based income terhadap return on
assets dengan menggunakan uji Autoregressive Distributed Lag (ARDL).
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir Variabel X dan Variabel Y
25 Firdaus and Fakhry Zamzam, Aplikasi Metodologi Penelitian (Yogyakarta: CV Budi
Utama, 2018), 76.
Fee Based Income
(X2)
Pendapatan Margin
Murabahah (X1)
Return On Assets (Y)
Kerangka berpikir di atas menjelaskan mengenai hubungan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian yang
dilakukan. Adapun keterangan dari kerangka berpikir pada Gambar 2.2 di
atas adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen :
X1 = Pendapatan Margin Murabahah
X2 = Fee Based Income
2. Variabel Dependen :
Y = Return On Assets
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu persoalan yang
masih perlu dibuktikan kebenarannya dan harus bersifat logis, jelas, serta
dapat diuji. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Hipotesis pendapatan margin murabahah terhadap return on assets:
Ho1 : Variabel pendapatan margin murabahah dalam jangka pendek
tidak berpengaruh signifikan terhadap return on assets
Ha1 : Variabel pendapatan margin murabahah dalam jangka pendek
berpengaruh signifikan terhadap return on assets
Ho2 : Variabel pendapatan margin murabahah dalam jangka panjang
tidak berpengaruh signifikan terhadap return on assets
Ha2 : Variabel pendapatan margin murabahah dalam jangka panjang
berpengaruh signifikan terhadap return on assets
2. Hipotesis fee based income terhadap return on assets:
Ho3 : Variabel fee based income dalam jangka pendek tidak
berpengaruh signifikan terhadap return on assets
Ha3 : Variabel fee based income dalam jangka pendek berpengaruh
signifikan terhadap return on assets
Ho4 : Variabel fee based income dalam jangka panjang tidak
berpengaruh signifikan terhadap return on assets
Ha4 : Variabel fee based income dalam jangka panjang berpengaruh
signifikan terhadap return on assets
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan sebuah pedoman, prosedur, atau
teknik yang digunakan dalam perencanaan penelitian sebagai panduan untuk
membangun strategi yang menghasilkan model penelitian. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif.
Pendekatan asosiatif yaitu suatu pendekatan yang bersifat memberikan
jawaban atas hubungan antara dua variabel atau lebih.1 Pendekatan ini
bertujuan untuk meneliti suatu sampel atau populasi tertentu yang
menjelaskan variabel independen apakah memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen.
Penelitian ini menggunakan angka-angka sebagai data numerik dan
kemudian dianalisis yang umumnya menggunakan statistik. Data yang berupa
angka beruntun ini disebut juga dengan data time series. Pendekatan
kuantitatif berpusat pada gejala-gejala yang memiliki karakteristik tertentu di
dalam suatu variabel. Hubungan di antara variabel-variabel dalam pendekatan
hakikatnya menggunakan teori yang objektif.2
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian merupakan sesuatu yang berbentuk apapun yang
ditetapkan peneliti sebagai bahan informasi sehingga diperoleh hasil atau
1 Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2016), 36. 2 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan
(Bandung: Refika Aditama, 2012), 49.
jawaban dari apa yang diteliti.3 Dalam penelitian terdapat dua macam jenis
variabel, yaitu:
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel lain dan memiliki sifat berdiri sendiri. Adapun
variabel independen dari penelitian ini adalah pendapatan margin
murabahah yang dilambangkan dengan X1, dan fee based income yang
dilambangkan dengan X2.
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak bisa berdiri sendiri. Adapun
variabel dependen dari penelitian ini adalah return on assets yang
dilambangkan dengan Y.
Agar lebih mudah dalam memahami pembahasan, maka terlebih
dahulu akan diberikan definisi operasional atas setiap variabel tersebut
sebelum dilakukannya analisis instrument.4 Berikut adalah definisi
operasional dari setiap variabel yang bersangkutan, yaitu pendapatan
margin murabahah, fee based income, dan return on assets.
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Penelitian
Definisi Operasional Rumus Sumber atau
Referensi
Return On
Assets
Return On Assets adalah
rasio yang digunakan untuk
ROA =
Total Aktiva / Laba
Muhammad,
2014.
3 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2009). 4 Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian Bisnis Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka Baru
Press, 2015), 90.
Variabel
Penelitian
Definisi Operasional Rumus Sumber atau
Referensi
mengukur kemampuan bank
dalam mengelola dana yang
diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva yang
menghasilkan keuntungan.
ROA adalah gambaran
produktifitas bank dalam
mengelola dana sehngga
menghasilkan keuntungan.
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan nilai return on
assets PT Bank BRI Syariah
Tbk. periode 2016 hingga
2020.
Bersih x 100%
2
Pendapatan
Margin
Murabahah
Pendapatan margin
murabahah merupakan
selisih antara harga jual
dengan harga beli yang
disepakati oleh penjual
(bank) dan pembeli
(nasabah). Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan
nilai pendapatan margin
murabahah PT Bank BRI
Syariah Tbk. periode 2016
hingga 2020.
Menentukan harga jual
bank = Harga beli +
(jangka waktu x cost
recovery) + margin
Menentukan cost
recovery = Nilai
pembiayaan/total
pembiayaan x estimasi
biaya operasi 1 tahun
Menentukan margin =
Presentase x
pembiayaan bank
Muzayam,
2010.
Fee Based
Income
Fee based income adalah
pendapatan provisi, fee, atau
komisi yang diperoleh bank
dan bukan merupakan
pendapatan bunga. Fee based
income merupakan
keuntungan yang diberikan
dalam jasa-jasa bank lainnya.
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan nilai fee based
income PT Bank BRI Syariah
Tbk. periode 2016 hingga
2020.
FBI = PK + TV + POL
Keterangan:
PK : Provisi dan
Komisi
TV : Transaksi Valas
POL : Pendapatan
Operasional Lainnya
Yedho Trinata,
Dikdik
Tandika, 2018.
Sumber: Diolah dari Berbagai Sumber
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang memiliki kualitas serta karakteristik tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Populasi bukan hanya terpaku kepada orang, tetapi
benda-benda alam juga bisa termasuk ke dalam populasi.5
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan
PT Bank BRI Syariah Tbk periode 2016 hingga 2020 yang telah
dipubilkasikan di website resmi milik Bank BRI Syariah
www.brisyariah.co.id.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah serta karakteristik yang
dimiliki dari populasi tersebut. Tujuan dari penggunaan sampel adalah
untuk mempemudah peneliti dalam melakukan penelitian sehingga
peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Kesimpulan dari sampel yang telah dipelajari akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
representative atau mewakili.6
Pengambilan sampel dalam metode ini adalah dengan
menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan
5Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan (Bandung:
Alfabeta, 2016), 80. 6 Ibid., 81.
sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu.7 Adapun kriteria
pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu:
a) Merupakan laporan keuangan bulanan PT Bank BRI Syariah Tbk
dan memuat informasi tentang jumlah pendapatan margin
murabahah, fee based income, dan return on assets.
b) Merupakan laporan keuangan bersifat time series yang telah
dipublikasikan.
Berdasarkan penjelasan kriteria di atas, maka sampel dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan PT Bank BRI Syariah
periode 2016 hingga 2020 dengan banyaknya jumlah data yang
digunakan untuk analisis adalah 49 data yang dimuat dalam website
resmi Bank BRI Syariah, yaitu pada laman www.brisyariah.co.id.
D. Jenis dan Sumber Data
Data merupakan suatu angka atau bilangan yang diolah atau dianalisis
dengan menggunakan teknik perhitungan matematika.8 Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang kemudian diolah oleh
peneliti menggunakan perhitungan statistik.
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder.
Sumber data pada penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan PT Bank
BRI Syariah Tbk periode 2016 hingga 2020 yang memuat jumlah pendapatan
margin murabahah, fee based income, dan return on assets yang telah
tersedia di website PT Bank BRI Syariah Tbk.
7 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Jakarta: CV Alpabeta, 2014), 68. 8 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebiajakn Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2005),132.
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam suatu penelitian bertujuan untuk memperoleh
bahan-bahan yang relevan, akurat, dan realistis. Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi dan metode studi pustaka. Metode dokumentasi yaitu
mempelajari dokumen yang berkaitan dengan seluruh data yang dibutuhkan
dalam penelitian. Metode dokumentasi yang dalam penelitian ini adalah
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti laporan keuangan PT Bank
BRI Syariah Tbk. Sedangkan metode kepustakaan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah bahan-bahan yang diperoleh dari instansi-instansi terkait,
buku referensi, maupun jurnal-jurnal ekonomi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series. Data
time series atau data runtut waktu merupakan sekumpulan observasi dalam
rentang waktu tertentu. Data ini dikumpulkan dalam interval waktu secara
kontinu.9 Data yang dikumpulkan berupa data laporan keuangan bulanan PT
Bank BRI Syariah Tbk periode 2016 hingga 2020 yang diperoleh dari website
resmi PT Bank BRI Syariah Tbk www.brisyariah.co.id.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan metode analisis data kuantitaif. Analisis data
yang digunakan adalah analisis data time series dengan menggunakan uji
Autoregressive Distributed Lag (ARDL). ARDL merupakan suatu metode
9 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya disertai Panduan Eviews,
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2017), 9.
regresi yang memasukkan lag dari setiap variabel dependen dan variabel
independen secara bersamaan. Dengan menggunakan metode ARDL maka
dapat dilakukan analisis hubungan jangka panjang ketika variabel-variabel
penjelasnya campuran antara yang bersifat I(1) dan I(0). Selain dapat
mengetahui pengaruh jangka pendek, salah satu manfaat dari metode ARDL
yaitu dapat menghasilkan estimasi yang konsisten dengan koefisisen jangka
panjang yang bagus tanpa peduli apakah variabel-variabel penjelasnya I(0)
atau I(1). Jika terdapat kasus dengan jangka panjang yang bersifat trend
stationary, maka dengan ARDL dapat dilakukan detrending terhadap series
serta memodelkannya sebagai distributed lag yang stasioner.10
Model ARDL
dapat digunakan untuk mengatasi model dengan tingkat stasioneritas yang
berbeda. Model ARDL ini dikembangkan oleh Pesaran, Shin dan Smith pada
tahun 2001 dengan menggunakan uji kointegrasi Bound Testing Approach.11
Perangkat yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data
dalam penelitian ini adalah software Econometric Views (Eviews) versi 10 ,
software Minitab versi 17, dan Microsoft Excel 2010. Software Econometric
Views (Eviews) digunakan untuk mengetahui pengaruh antar variabel
independen terhadap variabel dependen baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjangnya dengan melihat hubungan suatu nilai di masa lalu akan
digunakan untuk melihat nilai di masa depan. Selanjutnya software Minitab
versi 17 digunakan untuk melakukan analisis peramalan. Kemudian Microsoft
10
Aulia Rahmasari, “Metode Autoregressive Distributed Lag (ARDL) Pada Peramalan
Data Kemiskinan di NTB”, Jurnal Teori dan Aplikasi Matematika p-ISSN 2597-7512/e-ISSN
26141175, (2018). 11 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya disertai Panduan Eviews
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2017), 329.
Excel 2010 digunakan untuk menyimpan data sebelum diolah dengan
menggunakan software Econometric Views (Eviews) versi 10. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan analisis ARDL adalah
sebagai berikut:
1. Uji Stasioneritas
Proses yang bersifat random atau stokastik adalah kumpulan dari
variabel random atau stokastik dalam urutan waktu. Suatu data hasil
proses random dikatakan stasioner jika memenuhi tiga kriteria, yaitu rata-
rata dan variannya konstan sepanjang waktu dan kovarian antara dua data
runtun waktu hanya tergantung dari kelambanan antara dua periode
waktu tersebut.12
Uji stasioneritas sangat penting dilakukan bagi data bersifat time
series dan uji ini dilakukan sebelum analisa. Jika nilai rata-rata varian
tersebut tidak mengalami perubahan secara sistematis sepanjang waktu
maka data tersebut disebut konstan. Uji stasioneritas digunakan dengan
melihat uji grafik dan uji akar unit agar mendapatkan hasil yang akurat.
Uji akar unit pertama kali dikembangkan oleh Dickey Fuller dan
kemudian dikenal dengan uij akar unit Dickey Fuller (DF). Dasar uji
staioneritas data dengan uji akar unit dijelaskan melalui model berikut:
= ρ + -1 ≤ ρ ≤ 1 (3.1)
Keterangan:
12 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya disertai Panduan Eviews
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2017), 320.
: Variabel gangguan yang bersifat random atau stakostik dengan rata-
rata nol, varian yang konstan dan tidak saling berhubungan atau
nonautokorelasi seperti yang ada dalam asumsi metode OLS. Varian
gangguan yang memiliki sifat tersebut disebut dengan gangguan white
noise.13
Jika nilai ρ = 1 maka dapat dikatakan bahwa variabel random Y
memiliki akar unit (unit root). Jika pada data time series memiliki akar
unit maka diketahui data tersebut bergerak secara random (random walk)
dan data yang memiliki sifat random disebut data tidak stasioner. Dengan
demikian, jika kita melakukan regresi pada lag dan mendapatkan
nilai ρ = 1 maka data disebut tidak stasioner. Inilah ide dasar uji akar unit
yang digunakan untuk mengetahui apakah data stasioner atau tidak.14
Jika persamaan (3.1) tersebut dikurangi kedua sisinya dengan
maka akan menghasilkan persamaan sebagai berikut:
- = ρ - + (3.2)
= (ρ-1) +
Persamaan (3.2) dapat ditulis menjadi:
= + (3.3)
dimana ρ-1) dan = -
Pada prakteknya untuk menguji ada atau tidaknya masalah akar
unit dapat mengestimasi persamaan (3.3) daripada persamaan (3.1)
13 Ibid. 14 Ibid., 309-310.
dengan menggunakan hipotesis nol 0. Jika 0 maka ρ = 1
sehingga data mengandung akar unit, dengan demikian berarti data
time series adalah tidak stasioner. Jika 0 maka persamaan (3.3)
dapat ditulis menjadi:
= (3.4)
karena adalah variabel gangguan yang memiliki sifat white noise,
maka perbedaan atau diferensi pertama (first difference) dari data time
series random walk adalah stasioner.
Sebagai alternatifnya Dickey-Fuller menunjukkan bahwa dengan
hipotesis nol 0, nilai estimasi dari koefisien di dalam
persamaan (3.3) akan mengikuti distribusi statistik (tau). Distribusi
statistik kemudian dikembangkan lagi oleh Mackinnon dan dikenal
dengan distribusi Mackinnon.15
Dalam menguji apakah data mengandung akar unit atau tidak,
Dickey-Fuller menyarankan untuk melakukan regresi dengan model-
model berikut:
= (3.5)
= + (3.6)
= + (3.7)
dimana adalah variabel trend waktu.
Persamaan (3.5) merupakan uji tanpa konstanta dan trend waktu.
Persamaan (3.6) adalah uji dengan konstanta dan tanpa trend waktu.
15 Ibid., 310.
Sedangkan persamaan (3.7) merupakan uji dengan konstanta dan trend
waktu. Dalam setiap model, jika data time series mengandung akar unit
yang berarti data tidak stasioner maka hipotesis nolnya adalah + 0.
Sedangkan hipotesis alternatifnya 0 yang berarti data stasioner.16
Prosedur dalam menentukan apakah data tersebut stationer atau
tidak adalah dengan cara membandingkan antara nilai statistik DF
dengan nilai kritisnya yaitu distribusi statistik Nilai statistik DF
ditunjukkan oleh nilai statistik koefisien Jika nilai absolut
statistik DF lebih besar dari nilai kritisnya maka kita tolak hipotesis nol
yang berarti data stasioner. Sedangkan jika nilai absolut statistik DF lebih
kecil dari nilai kritis distribusi statistik maka kita terima hipotesis nol
yang berarti data tidak stasioner.
Uji akar unit Dickey-Fuller pada persamaan (3.5) sampai dengan
persamaan (3.7) merupakan model sederhana dan hanya dapat dilakukan
jika data time series mengikuti pola AR(1). Namun, dalam banyak kasus
data time series mengandung unsur AR yang lebih tinggi sehingga
asumsi tidak adanya autokorelasi variabel gangguan ( tidak terpenuhi.
Dickey-Fuller selanjutnya mengembangkan uji akar unit dengan
memasukkan unsur AR yang lebih tinggi dalam modelnya dan
menambahkan kelambanan variabel diferensi di sisi kanan persamaan
yang dikenal dengan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF). Dalam
prakteknya, uji ADF inilah yang sering digunakan dalam mendeteksi
16 Ibid., 311.
apakah data stasioner atau tidak. Adapun fotmulasi dari uji ADF adalah
sebagai berikut:
= ∑ (3.8)
= + ∑ (3.9)
= + ∑ (3.10)
dimana adalah variabel yang diamati; = - dan = trend
waktu.
Sebagaimana uji ADF, persamaan (3.8) merupakan uji tanpa
konstanta dan tanpa trend waktu. Persamaa17
n uji (3.9) adalah uji dengan
konstanta namun tanpa trend waktu. Sedangkan persamaan (3.10)
merupakan uji dengan konstanta dan trend waktu. Adapun prosedur
untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak adalah dengan cara
membandingkan antara nilai statistik ADF dengan nilai kritis distribusi
statsitik Mackinnon. Nilai statistik ADF ditunjukkan oleh nilai statistik
koefisien pada persamaan (3.8) sampai dengan persamaan (3.10).
jika nilai absolut statistik ADF lebih besar dari nilai kritisnya, maka data
yang diamati menunjukkan stasioner, sebaliknya jika nilai absolut
statistik ADF lebih kecil dari nilai kritisnya maka data tidak stasioner.
Hal krusial pada uji ADF ini adalah dalam menentukan panjang
kelambanannya. Panjangnya kelambanan dapat ditentukan dengan
berdasarkan kriteria AIC atau SIC.18
2. Uji Lag Optimum
17 Ibid., 311. 18 Ibid., 312.
Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan lag yang akan
digunakan dalam persamaan tes berikutnya. Dengan adanya penentuan
lag optimum diharapkan panjang lag dapat sesuai sehingga mampu
menghasilkan dinamika sistem yang baik untuk dimodelkan. Jika lag
terlalu panjang maka akan mengakibatkan lebih banyaknya parameter
yang harus diduga sehingga dapat mengurangi kemampuan untuk
menolak Ho, karena dengan tambahan parameter akan mengurangi
degrees of freedom (derajat kebebasan). Penentuan panjangnya
kelambanan (lag) yang optimal dapat dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya dengan melihat informasi pada AIC (Akaike Information
Criterion) dan SC (Schwarz Criterion).19
Dalam penelitian ini untuk
menentukan uji lag optimum yaitu dengan melihat informasi pada AIC
(Akaike Information Criterion).
3. Uji Kointegrasi (Cointegrasi Bound)
Ada atau tidaknya hubungan jangka panjang antara variabel di
dalam model ARDL dapat diuji dengan menggunakan uji kointegrasi
Bound Testing Approach yang dikembangkan oleh Pesaran, Shin, dan
Smith. Uji Bound Testing Approach ini dilakukan berdasarkan uji
statistik F. Berikut adalah hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Hi)
dari uji hipotesis kointegrasi Bound Testing Approach:
Ho : 1 = 2 = 3 = 0 (3.11)
Hi : 1 2 3 0 (3.12)
19 Ibid., 329.
Hipotesis nol menyatakan tidak terdapat kointegrasi, sedangkan
hipotesis alternatif menyatakan terdapat kointegrasi antara variabel yang
diteliti. Nilai F kritis uji kointegrasi didasarkan pada nilai kritis yang
dikembangkan oleh Pesaran, Shin, dan Smith pada tahun 2001. Terdapat
dua nilai F kritis yaitu lower bound or I(0) dan upper bound or I(1). Jika
nilai F hitung lebih besar dari nilai upper bound maka dapat disimpulkan
bahwa model terdapat kointegrasi, kemudian jika nilai F hitung lebih
kecil dari lower bound maka dapat disimpulkan bahwa model tidak
terdapat kointegrasi, dan jika nilai F hitung diantara lower bound dan
upper bound maka tidak terdapat keputusan.20
4. Estimasi Model ARDL
Pendekatan model Autoregressive Distributed Lag (ARDL) mulai
pertama kali diperkenalkan oleh Pesaran, Shin, dan Smith. Model ARDL
memiliki beberapa kegunaan, namun penggunaan yang paling utama bagi
pekerjaan ekonometrika adalah untuk mengatasi model dengan tingkat
stasioneritas yang berbeda.21
Tujuan analisis dengan menggunakan
metode ARDL yaitu selain dapat mengetahui pengaruh antar variabel
juga dapat mengetahui pengaruh jangka pendek dan jangka panjang antar
variabel tersebut dengan melihat hubungan nilai pada waktu lampau. Lag
disini berarti bahwa suatu nilai di masa lalu akan digunakan untuk
melihat nilai di masa depan.22
Berikut adalah bentuk persamaan regresi dari model ARDL:
20 Ibid., 330. 21 Widarjono, 329. 22 Ibid., 329..
= + (3.13)
Dalam penelitian ini model return on assets (Y) dapat ditulis dalam
persamaan regresi sebagai berikut:
= + (3.14)
Keterangan:
ROA : Return On Assets
PMM : Pendapatan Margin Murabahah
FBI : Fee Based Income
: Variabel gangguan yang bersifat random atau stakostik
dengan rata-rata nol, varian yang konstan dan tidak saling
berhubungan atau nonautokorelasi seperti yang ada dalam
asumsi metode OLS. Varian gangguan yang memiliki sifat
tersebut disebut dengan gangguan white noise.23
Adapun persamaan model ARDL untuk persamaan (3.14) dapat
ditulis sebagai berikut:
= ∑ ∑
∑
adalah kelambanan (lag). Koefisien - merupakan model
hubungan dinamis jangka pendek dan koefisien - dimana hal
tersebut menunjukkan model hubungan dinamis jangka panjang. Adapun
model autoregressive distributed lag dalam bentuk model koreksi
23 Ibid., 320.
kesalahan dari persamaan ARDL sebelumnya (3.15) dapat ditulis sebagai
berikut:
= ∑ ∑
∑
ECT merupakan variabel koreksi kesalahan yaitu kesalahan
(residual) periode sebelumnya.24
a. Uji Hubungan Jangka Panjang dan Jangka Pendek (Cointegrating
Long Run Form)
Estimasi model autoregressive distributed lag dalam
penentuan jangka panjang hampir sama dengan model error
correction model. Jika nilai probabilitas signifikan atau lebih kecil
dari maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut
memiliki pengaruh jangka panjang terhadap variabel dependen.
Kemudian untuk estimasi jangka pendek dengan model error
correction model, dimana variabel koreksi kesalahan (error
correction) yang merupakan kesalahan periode sebelumnya
ditunjukkan oleh variabel CointEq (-1), yaitu dimana diketahui nilai
variabel koreksi kesalahan bertanda negatif dan signifikan. Artinya
model ARDL error correction model adalah valid serta
menunjukkan adanya kointegrasi antara variabel independen dengan
variabel dependen.
b. Uji Asumsi Klasik
24 Ibid., 332.
Uji asumsi klasik adalah uji persyaratan yang digunakan dalam
uji regresi dengan metode estimasi Ordinal Least Squares. Uji
asumsi klasik yang hasilnya memenuhi setiap asumsi maka akan
memberikan hasil Best Linier Unbiased Estimator. Sedangkan bagi
hasil asumsi klasik yang tidak memenuhi asumsi akan memberikan
makna bias bahkan sulit untuk diinterpretasikan.25
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam uji asumsi klasik:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Hasil uji normalitas harus
terdistribusi normal karena dalam uji t dan uji F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.26
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan uji statistik non parametrik Jarque-Bera, dimana
jika nilai probabilitasnya lebih besar dari maka model
dinyatakan berdistribusi normal.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengujii apakah
terdapat ketidaksamaan varian dari residual atau tidak dalam
model.
25 Slamet Riyanto and Aglis Andhita Hatmawan, Metode Riset Penelitian Kuantitatif di
Bidang Manajemen, Teknik Pendidikan dan Eksperimen (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020),
137. 26 Ibid., 137.
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan
uji Breusch-Pagan-Godfrey yaitu dengan melihat nilai Prob.
Chi-Square dari Obs*R-Square, jika nilai Prob. Chi-Square dari
Obs*R-Square lebih besar dari maka dapat disimpulkan
bahwa model terbebas dari heteroskedastisitas.
3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode
sebelumnya (t-1). Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi yaitu dilakukan dengan uji Breusch-
Godfrey Serial Correlation LM Test, yaitu dengan melihat nilai
Prob. Chi-Square dari Obs*R-Square, jika nilai Prob. Chi-
Square dari Obs*R-Square lebih besar dari maka dapat
disimpulkan bahwa model terbebas dari kasus autokorelasi.
5. Uji Peramalan (Forecasting)
Uji peramalan (forecasting) dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui informasi hari esok atau masa depan dengan didasarkan
kepada data historis atau spekulasi mengenai masa depan ketika tidak
terdapat suatu data historis. Uji peramalan (forecasting) digunakan
sebagai panduan untuk melangkah ke masa depan. Dalam melakukan
peramalan dengan metode ekonometrika dan data time series terdapat
berbagai macam metode, namun pada penelitian ini dalam menentukan
peramalan dilakukan dengan metode Seasonal Autoregressive
Integreted Moving Average (SARIMA). SARIMA merupakan salah
satu model Box-Jenkins yang memanfaatkan perilaku dari data
yang telah diamati dan terdapat faktor musiman pada data.27
Model Box-Jenkins merupakan salah satu teknik peramalan pada
model time series yang didasarkan pada perilaku variabel yang
diamati.28
Untuk tahapan-tahapan dalam melakukan peramalan dengan
model SARIMA yaitu sama dengan model ARIMA, diantaranya
sebagai berikut:
a) Deskripsi Data
b) Analisis Data dengan SARIMA, antara lain:
1) Preprocessing Data dan Identifikasi Model Stasioner
Identifikasi model time series bertujuan untuk memodelkan
sifat-sifat dan perilaku dari data yang diamati, seperti dengan
melihat plot dari suatu data tersebut. Tujuannya yaitu untuk
mengetahui apakah dari data yang diamati terdapat tren,
komponen faktor/musiman, tidak stasioner dalam mean dan
varian, serta gejala lainnya. Stasioneritas dalam mean dapat
dilakukan dengan melakukan uji unit root terhadap data dengan
menggunakan uji ADF serta melihat bentuk fungsi autokorelasi
27 Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2017). 28 Ni Putu Nanik Hendayanti dan Maulida Nurhidayati, “Perbandingan Metode Seasonal
Autoregressive Integrated Moving Average (SARIMA) dengan Support Vector Regression (SVR)
dalam Memprediksi Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Bali”, Jurnal Varian, Vol. 3,
(2020).
(sampel ACF dan PACF) dari data. sedangkan untuk uji
stasioneritas dalam varian dapat dilakukan dengan
menggunakan pengujian Box-Cox.
Suatu proses yang stasioner (Zt) memiliki mean E(Zt) =
dan varians Var(Zt) = E(Zt - )2 = 2
dimana masing-masing itu
merupakan suatu konstanta lalu covarian Cov(Zt,Zs) ialah suatu
fungsi dari perbedaan waktu | |. Covarian antara Zt dan
Zt+k dapat didefinisikan sebagai berikut:
= Cov(Zt, Zt+k) = E(Zt - ) (Zt+k - (3.17)
Korelasi antara Zt dan Zt+k adalah sebagai berikut:
=
√ √ =
(3.18)
Dengan Zt) = Zt+k) = .
Untuk suatu proses stasioner, fungsi autokovarian dan
fungsi autokorelasi memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
(a) = Zt); =1
(b) | | | |
= dan = untuk semua k. dan adalah
fungsi genap yang simetris pada lag k=0. Jadi, berdasarkan
sifat tersebut fungsi autokorelasi selalu digambarkan pada lag
yang tidak negatif dan selanjutnya disebut sebagai
correlogram.29
29 Wei, Time Series Analysis: Univariate and Multivariate Methods Second Edition
(USA: Pearson Education, 2006).
Autokorelasi parsial digunakan untuk mengukur korelasi
antara Zt dan Zt+k setelah menghilangkan atau memisahkan
dependensi linier pada variabel Zt+1, Zt+2, …, Zt+k-1 terhadap
Zt+k kemudian dinyatakan sebagai berikut:
Corr (Zt,Zt+k | |) (3.19)
Autokorelasi parsial dapat diperoleh berdasarkan model
regresi dengan variabel dependen adalah dan variabel
independen adalah + + … + sehingga dapat
membentuk model sebagai berikut:
= + + … + +
(3.20)
Apabila pada saat melakukan tahap preprocessing data dan
telah dihasilkan data yang stasioner maka dapat dilanjutkan
dengan menentukan bentuk model SARIMA dengan jalan
menentukan orde p dan q untuk model berdasarkan plot ACF
dan PACF.
2) Estimasi Model
Estimasi terhadap parameter model dilakukan setelah
bentuk model dari data ditentukan. Beberapa model yang dapat
digunakan antara lain Least Square (LS), metode Maksimum
Likelihood Estimator (MLE), metode Whittle atau Hannan
Rissanen. Untuk menguji signifikan parameter dari model maka
dapat dilakukan dengan uji t.
3) Diagnostic Check dan Pemilihan Model Terbaik
Pada tahap ini dilakukan konfirmasi kesamaan model
sesuai dengan sifat yang dimiliki. Jika sama, maka data fitted
value akan dihitung melalui model yang juga memiliki sifat
hampir sama dengan data asli. Kemudian untuk mengetahui ada
atau tidaknya residual bersifat white noise dapat dilakukan dua
cara, yaitu dengan melihat plot sampel ACF/PACF residual
yang terstandarisasi telah memenuhi sifat-sifat proses white
noise dimana nilai mean 0 dan variansi 1 atau dengan
melakukan uji korelasi serial.
4) Peramalan (Forecasting)
Apabila model terbaik telah diperoleh, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan forecasting. Model yang baik
adalah model terbaik untuk dilakukan peramalan. Adapaun
jenis dari kebaikan ukuran peramalan seperti Mean Absolut
Percentage Error (MAPE), Mean Squared Error (MSE), dan
Median atau Mean Absolut Error (MAE).
Secara umum untuk membuat model sesasonal dapat dilakukan
dengan model-model berikut:30
a) Model Seasonal Additive
Pada model seasonal additive komponen musiman disini
melakukan interkasi dengan komponen non musiman dalam model
30 Rosadi, Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews
(Yogyakarta: Andi Offset, 2012).
secara additive, lalu dinyatakan sebagai SARIMA ((p,P), (d, D),
(q,Q))s bagi proses Zt sebagai berikut:
(1- - … P) (1 - )
d (1 - )
D = (1 + + … +
q
+ s + … +
Sq) t (3.21)
Keterangan:
: Operator backward (BjY)t = Yt-1
: orde non musiman autoregressive
q : orde non musiman moving autoregressive
P : orde koefisien autoregressive dari komponen musiman
multiplikatif
D : orde diferensi musiman
Q : orde koefisien moving average dari komponen musiman
Multiplikatif
Untuk model pada persamaan (3.21) komponen musiman
digambarkan dengan menggunakan komponen moving average
orde s. Komponen musiman ini dapat juga dinyatakan dengan
komponen autoregressive, yaitu menggunakan model (3.22)
berikut.
- … P - B
s - …
sP) (1 – B)
d (1 -
D = (1 +
+ … + q) t (3.22)
b) Model Seasonal Multiplikatif
Pada model seasonal multiplikatif komponen musiman disini
melakukan interkasi dengan komponen non musiman dalam model
secara multiplikatif (perkalian), dapat ditulis sebagai berikut:
- … P (1 – B)
d (1 -
D = (1 + + … +
q)
(1+ s + … +
Sq) t (3.23)
Disini komponen musiman digambarkan menggunakan
komponen moving average orde s. komponen musiman dapat juga
dinyatakn dengan menggunakan autoregressive, yakni:
- … P (1 – B)
d (1 -
D = (1 + + … +
q)
(1+ s + … +
Sq) t (3.24)
Untuk model multiplikatif ini dapat juga dinotasikan sebagai
model ARIMA (p,d,q) (P,D,Q)s.
Kemudian dalam menilai performansi suatu peramalan dapat
dilakukan dengan menggunakan ukuran-ukuran error sebagai
berikut:31
a) Mean Absolut Percentage Error (MAPE)
MAPE =
∑ |
|
b) Mean Squared Error (MSE)
MSE =
∑
c) Mean Absolut Error (MAE)
MAE =
∑ | |
Dimana merupakan selisih dan adalah data aktua;
dengan i=1, 2, …, n dan i adalah data peramalan dengan i=1,
2, …, n.
31 Makrikadis, Wheelwright dan McGee, Metode dan Aplikasi Peramalan Jilid 2
(Jakarta: Binarupa Aksara, 1999).
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Profil PT Bank BRI Syariah Tbk
PT Bank BRI Syariah Tbk berkedudukan di Jakarta, Indonesia.
Awalnya didirikan dengan nama PT Bank Jasa Arta (BJA) berdasarkan
Akta Pendirian Nomor 4 tanggal 3 April 1969 yang dibuat dihadapan
Liem Toeng Kie, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.
J.A.5/70/4 tanggal 28 Mei 1970 dan telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia Nomor 43 tanggal 28 Mei 1971, tambahan
No. 242/1971.
Perubahan nama serta kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
dari PT Bank Jasa Arta (BJA) menjadi PT Bank Syariah BRI (BSBRI)
didasarkan pada Pernyataan Keputusan Persetujuan Bersama Seluruh
Pemegang Saham Perseroan Terbatas BJA, sesuai dengan Akta Nomor
45 tanggal 22 April 2008 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, S.H.,
notaris di Jakarta.1
Kemudian pada tahun 2009, PT Bank Syariah BRI (BSBRI)
melakukan perubahan nama lagi menjadi PT Bank BRI Syariah sesuai
dengan Akta Keputusan Persetujuan Bersama Seluruh Pemegang Saham
PT Bank Syariah BRI (BSBRI) Nomor 18 tanggal 14 April 2009, dibuat
1 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah, diakses dari https://www.brisyariah.co.id,
pada tanggal 19 Januari 2021 pukul 08.00
dihadapan notaris Fathiah Helmi, S.H., yang telah mendapat persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam
Surat Keputusan No. AHU-53631 AH.01.02.TH 2009 tanggal 5
November 2009 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 98 tanggal 1 Desember 2009, tambahan No. 27908 dan
Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
11/63/KEP.GB/DpG/2009 tanggal 15 Desember 2009.2
Kantor pusat PT Bank BRI Syariah Tbk berlokasi di Jalan Abdul
Muis Nomor 2-4 Jakarta Pusat. Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018, bank memiliki jaringan unit kerja dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Jaringan Unit Kerja PT Bank BRI Syariah Tbk
Periode 2018 dan 2019
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Kantor Cabang 57 54
Kantor Cabang Pembantu 215 207
Kantor Kas 10 11
Kantor Layanan Syariah 2.209 1.044
PT Bank BRI Syariah Tbk saat ini menjadi bank syariah terbesar
ketiga berdasarkan asset PT Bank BRI Syariah Tbk yang mengalami
pertumbuhan dengan pesat baik dari sisi asset, jumlah pembiayaan dan
perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah
ke bawah, PT Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern
2 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah, diakses dari https://www.brisyariah.co.id,
pada tanggal 19 Januari 2021 pukul 08.00
terkemuka dengan berbagai macam produk dan layanan perbankan yang
dimiliki.
Dengan memiliki payung hukum yang semkain jelas, menjadikan
bank BRI Syariah semakin luas dan merambah di seluruh tanah air.
Sebagai bentuk dari perkembangan PT Bank BRI Syariah Tbk ini tidak
hanya terlihat dari jumlah kantor yang ada, namun juga ditunjukkan dari
tingkat profitabilitas yang semakin meningkat.3
Sumber: Data Pertumbuhan Asset (www.brisyariah.co.id) data diolah
Gambar 4.1
Pertumbuhan Asset
PT Bank BRI Syariah Tbk (dalam jutaan rupiah)
Pertumbuhan asset yang dialami PT Bank BRI Syariah Tbk terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal ini menunjukkan bahwa PT
Bank BRI Syariah Tbk memiliki kinerja keuangan yang baik. Dapat
diketahui bahwa pada tahun 2013 pertumbuhan asset berkisar Rp.
17.400.914.000.000 naik menjadi Rp. 20.341.033.000.000. Kemudian
pada tahun berikutnya, meningkat lagi menjadi Rp. 24.230.247.000.000.
3 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah, diakses dari https://www.brisyariah.co.id,
pada tanggal 19 Januari 2021 pukul 08.00
0
2
4
6
8
10
12
2013 2014 2015 2016
17.401
24.270 24.230
20.341
Kemudian pada tahun 2016 kinerja BRI Syariah semakin baik dengan
pencapaian asset terbesar Rp. 24.270.000.000.
Sebagai bahan pertimbangan nasabah dalam menggunakan jasa
perbankan seperti mengambil keputusan untuk melakukan pembiayaan
adalah dengan membandingkan beberapa faktor. Faktor yang sering
menjadi pertimbangan nasabah adalah faktor internal yang ada dalam
perbankan syariah seperti kinerja perusahaan, nisbah bagi hasil, tingkat
margin, dan rasio terkait kelancaran usaha perbankan syariah.4
2. Visi dan Misi PT Bank BRI Syariah Tbk
a. Visi
Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial
sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk
kehidupan lebih bermakna.
b. Misi
1) Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam
kebutuhan finansial nasabah
2) Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
3) Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun
dan dimana pun
4) Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas
hidup dan menghadirkan ketenteraman pikiran.
4 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah, diakses dari https://www.brisyariah.co.id,
pada tanggal 19 Januari 2021 pukul 08.00
3. Produk-produk Penghimpunan Dana (Funding) PT Bank BRI
Syariah Tbk
a. Tabungan Faedah
Produk simpanan yang ditujukan untuk nasabah perorangan dengan
memberikan kemudahan transaksi keuangan sehari-hari.
b. Tabungan Faedah Haji
Produk simpanan dengan menggunakan akad bagi hasil sesuai prinsip
syariah khusus bagi calon haji yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).
c. Tabungan Faedah Impian
Produk simpanan berjangka ditujukan untuk nasabah perorangan yang
dirancang untuk mewujudkan impian nasabahnya seperti kurban,
pendidikan, liburan dan belanja dengan terencana.
d. Simpanan Faedah
Simpanan dana pihak ketiga dengan menggunakan akad Mudharabah
dimana nasabah sebagai pemilik dana dan bank bertindak sebagai
pengelola dana, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah
pihak didasarkan atas nisbah dan jangka waktu yang telah disepakati.5
e. SimPel (Simpanan Pelajar) iB, yaitu tabungan untuk siswa yang
diterbitkan secara nasional oleh bank-bank di Indonesia dengan
persyaratan yang mudah dan sederhana serta fitur yang menarik.
f. Giro Faedah
5 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah, diakses dari https://www.brisyariah.co.id,
pada tanggal 19 Januari 2021 pukul 08.00
Simpanan investasi dana nasabah dengan menggunakan akad
Mudharabah Mutlaqah dimana penarikannya dilakukan sesuai sesuai
dengan kesepakatan baik menggunakan cek, bilyet giro, sarana
perintah pembayaran lainnya ataupun dengan pemindah bukuan.
g. Deposito Faedah
Produk simpanan berjangka dengan menggunakan akad bagi hasil
sesuai prinsip syariah baik bagi perorangan maupun bagi perusahaan
yang memberikan keuntungan optimal.
4. Produk-produk Penyaluran Dana (Financing) PT Bank BRI Syariah
Tbk
a. Griya Faedah
KPR BRI Syariah bertujuan mewujudkan impian nasabah untuk
memiliki rumah idaman.
b. KPR Sejahtera
Produk pembiayaan kepemilikan rumah untuk pembiayaan rumah
dengan dukungan bantuan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan (FLPP).
c. OTO Faedah
Produk kepemilikan mobil dari BRI Syariah yang ditujukan kepada
nasabah perorangan dalam memenuhi kebutuhan akan kendaraan
dengan menggunakan prinsip jual beli (Murabahah).
d. Pembiayaan Umrah
Pembiayaan umrah BRI Syariah bertujuan untuk membantu
menyempurnakan niat nasabah beribadah dan berziarah ke Baitullah.
e. Purna Faedah
KMF Purna iB merupakan kepemilikan Multifaedah fasilitas
pembiayaan yang diberikan kepada para pensiunan dalam memenuhi
sebagian atau keseluruhan kebutuhan paket barang atau jasa dengan
menggunakan prinsip jual beli (Murabahah) atau sewa menyewa
(Ijarah).
f. Multi Faedah
Kepemilikan multi faedah pembiayaan diberikan untuk karyawan
dalam memenuhi segala kebutuhan yang bersifat konsumtif dengan
cara yang mudah.6
g. Gadai Faedah
Pembiayaan kepada perorangan dengan tujuan untuk kepemilikan
emas dengan menggunakan akad Murabahah dimana pengembalian
pembiayaan dilakukan dengan cara mengangsur setiap bulan hingga
jangka waktu selesai sesuai dengan kesepakatan.
h. Mikro Faedah
Pembiayaan mikro dengan menggunakan akad jual beli (Murabahah)
dengan tujuan pembiayaan untuk modal kerja, investasi, dan
konsumsi.7
6 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah, diakses dari https://www.brisyariah.co.id,
pada tanggal 19 Januari 2021 pukul 08.00 7 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah, diakses dari https://www.brisyariah.co.id,
pada tanggal 19 Januari 2021 pukul 08.00
B. Hasil Pengujian Deskripsi
1. Statistik Deskriptif Variabel
Pada penelitian ini terdapat satu variabel dependen yaitu return on
assets dan dua variabel independen yaitu pendapatan margin murabahah
dan fee based income. Agar kita dapat mengetahui karakteristik data
masing-masing variabel maka digunakan statistik data. Statistik data
bertujuan untuk memberikan deskripsi atau gambaran dari data yang telah
terkumpul.
Pada Tabel 4.2 di bawah ini kita dapat mengetahui statistik data
dari masing-masing variabel dengan total observasi 49 data yang meliputi
nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai maksimum dan nilai
minimum.
Tabel 4.2
Data Mean, Median, Maksimum, dan Minimum dari Variabel Return On
Assets, Pendapatan Margin Murabahah, dan Fee Based Income
Nilai Return On
Assets (Y) (%)
Pendapatan
Margin
Murabahah (X1)
(Juta Rupiah)
Fee Based
Income (X2)
(Juta Rupiah)
Mean 0,492633 831739,9 71588,69
Median 0,419000 747866,0 64778,00
Maksimum 1,229000 2414928 228167,0
Minimum 0,011000 116495,0 7850,000
Sumber: Data Sekunder, diolah 2021
Berdasarkan statistik data yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 di
atas maka dapat kita peroleh gambaran dari masing-masing variabel.
Adapun hasil deskripsi dari masing-masing variabel sesuai dengan
statistik data di atas adalah sebagai berikut:
a. Return On Assets
Return On Assets
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1.4
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019 2020
ROA
Sumber: Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah, diolah 2021
Gambar 4.2
Laju Return On Assets Bulanan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode
2016-2020
Gambar 4.2 menunjukkan perkembangan tingkat ROA pada
PT Bank BRI Syariah Tbk periode 2016 hingga 2020. Berdasarkan
data pada Tabel 4.2 sebelumnya dapat diketahui bahwa return on
assets memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,492633%, nilai
tengah (median) sebesar 0,419000%, nilai maksimum sebesar
1,229000%, dan nilai minimum sebesar 0,011000%. Tingkat ROA
tertinggi terjadi pada bulan Desember tahun 2016, sedangkan
tingkat ROA terendah terjadi pada bulan Januari tahun 2019.
Secara keseluruhan laju ROA pada periode Januari 2016
hingga Desember 2020 mengalami fluktuasi seperti yang terlihat
pada gambar 4.2 di atas. Namun berdasarkan tingkat peringkat
ROA pada SE Bank Indonesia No. 9/24/DPbS tahun 2007 maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat ROA masih dalam keadaan stabil
meskipun mengalami penurunan pada periode akhir 2018 dan
2019, terutama pada bulan Januari 2019 yang mengakibatkan ROA
berada pada posisi peringkat keempat (0% < ROA ≤ 0,5%).
b. Pendapatan Margin Murabahah
Berikut adalah grafik pendapatan margin murabahah pada
laporan keuangan bulanan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 2016
hingga 2020.
0
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019 2020
PMM
Sumber: Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah, diolah 2021
Gambar 4.3
Pendapatan Margin Murabahah Bulanan PT Bank BRI Syariah Tbk
Periode 2016-2020 (dalam jutaan Rupiah)
Berdasarkan Tabel 4.2 sebelumnya dapat diketahui bahwa
pendapatan margin murabahah memiliki nilai rata-rata (mean)
sebesar 831.739,9 juta rupiah, nilai tengah (median) sebesar 747.866
juta rupiah, nilai maksimum sebesar 2.414.928 juta rupiah, dan nilai
minimum sebesar 116.495 juta rupiah. Nilai pendapatan margin
murabahah tertinggi terjadi pada bulan Desember tahun 2020,
sedangkan nilai pendapatan margin murabahah terendah terjadi pada
bulan Januari tahun 2019.
Berdasarkan Gambar 4.3 secara keseluruhan nilai pendapatan
margin murabahah berada dalam keadaan stabil. Peningkatan
tertinggi terjadi pada periode 2020, yang sebelumnya pada tahun
2019 mengalami penurunan yang sangat drastis kemudian pada akhir
tahun 2020 langsung meningkat mencapai 2.414.928 juta rupiah.
c. Fee Based Income
0
40,000
80,000
120,000
160,000
200,000
240,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019 2020
FBI
Sumber: Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah, diolah 2021
Gambar 4.4
Fee Based Income Bulanan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 2016-
2020 (dalam jutaan Rupiah)
Berdasarkan Tabel 4.2 sebelumnya dapat diketahui bahwa fee
based income memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 71.588,69 juta
rupiah, nilai tengah (median) sebesar 64.778 juta rupiah, nilai
maksimum sebesar 228.167 juta rupiah dan nilai minimum sebesar
7.850 juta rupiah. Nilai fee based income tertinggi terjadi pada bulan
Desember tahun 2020, sedangkan nilai fee based income terendah
terjadi pada bulan Januari tahun 2016.
Secara keseluruhan nilai fee based income pada periode 2016
hingga 2020 mengalami fluktuasi seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 4.4. Fee based income dalam setiap bulannya pada periode
2016 hingga 2020 selalu mengalami peningkatan dan peningkatan
tertinggi terjadi pada periode 2020.
2. Uji Autoregressive Distributed Lag (ARDL)
a. Uji Stasioneritas Data
Dalam penelitian ini uji stasioneritas data menggunakan uji
akar unit atau unit root test Augmented Dickey-Fuller (ADF). Dalam
pelaksanaannya uji ADF biasa digunakan untuk mendeteksi apakah
data tersebut memiliki kestasioneritasan atau tidak. Dalam uji
stasioneritas Augmented Dickey-Fuller jika hasil uji data tidak
stasioner pada tingkat level maka dapat dilakukan uji stasioner
Augmented Dickey-Fuller pada tingkat first difference.
Dalam uji ARDL sendiri dapat mengatasi data yang tidak
stasioner pada tingkat yang sama, seperti terdapat data yang stasioner
pada tingkat level dan stasioner pada tingkat first difference. Namun
hal ini tidak berlaku pada data yang stasioner pada tingkat second
difference.
Di bawah ini merupakan hasil uji stasioneritas variabel
pendapatan margin murabahah, fee based income, dan return on
assets dengan menggunakan unit root test Augmented Dickey-Fuller
pada tingkat level.
Tabel 4.3
Hasil Uji Stasioneritas Augmented Dickey-Fuller
pada Tingkat Level
Variabel t-Statistic Probabilitas Kesimpulan
Pendapatan Margin
Murabahah (X1)
-2,452666 0,1333 Tidak
Stasioner
Fee Based Income (X2) -2,050102 0,2653 Tidak
Stasioner
Return On Assets (Y) -2,909548 0,0516 Tidak
Stasioner
Sumber: Data Sekunder Diolah Menggunakan Eviews 10, 2021
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa semua variabel
yaitu pendapatan margin murabahah, fee based income, dan return on
assets belum stasioner pada tingkat level. Hal ini diketahui dari nilai
probabilitas ADF yang lebih besar dari 0,05. Artinya, pada tingkat
level semua variabel dinyatakan tidak stasioner. Karena semua
variabel masih belum stasioner pada tingkat level maka langkah
selanjutnya adalah dilakukan uji stasioneritas pada tingkat first
difference.
Kemudian untuk hasil uji stasioneritas pada tingkat first
difference variabel pendapatan margin murabahah, fee based income,
dan return on assets dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4
Hasil Uji Stasioneritas Augmented Dickey-Fuller
pada Tingkat First Difference
Variabel t-Statistic Probabilitas Kesimpulan
Pendapatan Margin
Murabahah (X1)
-7,858122 0,0000 Stasioner
Fee Based Income (X2) -7,942435 0,0000 Stasioner
Return On Assets (Y) -7,327893 0,0000 Stasioner
Sumber: Data Sekunder Diolah Menggunakan Eviews 10, 2021
b. Uji Lag Optimum
Dalam uji ARDL, setelah dilakukan uji kestasioneritasan data
maka tahap selanjutnya adalah uji lag optimum. Uji lag optimum
dilakukan dengan tujuan untuk menentukan lag yang akan digunakan
dalam persamaan tes berikutnya. Dengan adanya penentuan lag
optimum diharapkan panjang lag dapat sesuai sehingga mampu
menghasilkan dinamika sistem yang baik untuk dimodelkan. Dalam
penelitian ini untuk menentukan uji lag optimum yaitu dengan melihat
informasi pada AIC (Akaike Information Criterion).
Berikut adalah hasil uji lag optimum yang dilakukan dari
model penelitian ini:
-1.56
-1.54
-1.52
-1.50
-1.48
-1.46
-1.44
-1.42
-1.40
-1.38
ARDL
(7, 7
, 0)
ARDL
(7, 0
, 7)
ARDL
(7, 7
, 1)
ARDL
(6, 7
, 1)
ARDL
(6, 1
, 7)
ARDL
(6, 0
, 7)
ARDL
(6, 7
, 0)
ARDL
(7, 1
, 7)
ARDL
(7, 7
, 2)
ARDL
(7, 2
, 7)
ARDL
(6, 2
, 7)
ARDL
(6, 7
, 2)
ARDL
(7, 7
, 3)
ARDL
(6, 7
, 3)
ARDL
(7, 3
, 7)
ARDL
(6, 3
, 7)
ARDL
(5, 5
, 1)
ARDL
(6, 6
, 1)
ARDL
(5, 7
, 1)
ARDL
(7, 6
, 1)
Akaike Information Criteria (top 20 models)
Sumber: Data Sekunder Diolah Menggunakan Eviews 10, 2021
Gambar 4.5
Hasil Uji Lag Optimum
Berdasarkan Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa besarnya lag
yang dipilih dalam penelitian ini adalah lag (7,7,0). Hasil tersebut
diperoleh dengan melihat kriteria Akaike Information Criterion (AIC)
paling rendah.
c. Uji Kointegrasi (Cointegrating Bound)
Seletah dilakukan uji lag optimum maka tahap selanjutnya
adalah uji kointegrasi. Uji kointegrasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah setiap variabel terkointegrasi dalam jangka
panjang. Dalam penelitian ini, uji kointegrasi dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Bound Test. Dalam uji ARDL, uji
kointegrasi dapat dilihat dari nilai F-Statistic kemudian dibandingkan
dengan nilai kritis. Jika nila F-Statistic lebih kecil dari nilai lower
bound I(0) 5% maka dapat disimpulkan bahwa model tidak terdapat
kointegrasi. Namun jika nilai F-Statistic lebih besar dari nilai upper
bound I(1) maka dapat disimpulkan bahwa model memiliki
kointegrasi. Hasil pengujian kointegrasi dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Uji Kointegrasi (Cointegrating Bound)
Test Statistic Value K
F-Statistic 15,90510 2
Critical Value Bounds
Significance I(0) Bound I(1) Bound
10% 2,63 3,35
5% 3,1 3,87
2,5% 3,55 4,38
1% 4,13 5
Sumber: Data Sekunder Diolah Menggunakan Eviews 10, 2021
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa F-Statistic pada
model ini lebih besar dari nilai kritis pada batas atas (upper bound),
pada tingkat 5% (3,87). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak, artinya terdapat kointegrasi atau hubungan jangka panjang
antara variabel pendapatan margin murabahah, fee based income, dan
return on assets.
d. Estimasi Autoregressive Distributed Lag (ARDL)
1) Uji Hubungan Jangka Panjang dan Jangka Pendek (Uji
Cointegrating Long Run Form)
Berdasarkan hasil uji kointegrasi bound test yang telah
dilakukan sebelumnya diketahui telah terjadi keseimbangan
jangka panjang pada faktor-faktor yang mempengaruhi return on
assets di PT Bank BRI Syariah Tbk. Adapun hasil hubungan
jangka panjang dan hubungan jangka pendek berdasarkan model
autoregressive distributed lag dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan
Tabel 4.7.
Koefisien negatif memiliki arti bahwa variabel terkait
memiliki pengaruh buruk terhadap return on assets, sehingga
menyebabkan persentase return on assets menjadi menurun.
Sebaliknya jika nilai koefisien bertanda positif, dapat diartikan
bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh baik atau dengan kata
lain memiliki dampak baik terhadap variabel return on assets
sehingga persentase return on assets menjadi meningkat.
Tabel 4.6
Hasil Uji Jangka Panjang
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
Pendapatan margin
murabahah 1,6910-6
9,5910-8
17,58438 0,0000
Fee based income 1,2210-5
7,4510-7
-16,34140 0,0000
Sumber: Data Sekunder Diolah Menggunakan Eviews 10, 2021
Model persamaan jangka panjang:
EC= ROA – (0,0000*PMM – 0,0000*FBI – 0,0121)
Variabel pendapatan margin murabahah memiliki nilai t-
Statistic sebesar 17,58438 dengan coefficient bertanda positif, maka
hasil pengolahan data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa untuk
variabel pendapatan margin murabahah memiliki pengaruh positif
terhadap return on assets. Kemudian diketahui nilai probabilitas
sebesar 0,0000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikasi
= 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho2 ditolak, artinya dalam
jangka panjang pendapatan margin murabahah berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap tingkat return on assets. Ketika
pendapatan margin murabahah mengalami peningkatan sebesar 1
triliun rupiah maka return on assets akan mengalami peningkatan
sebesar 1,69% dengan asumsi variabel lain tetap.
Variabel fee based income memiliki nilai t-Statsitic sebesar -
16,34140 dengan coefficient bertanda negatif, maka hasil pengolahan
data pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel fee based
income memiliki pengaruh negatif terhadap return on assets.
Kemudian diketahui nilai probabilitas sebesar 0,0000 dimana nilai
tersebut lebih kecil dari tingkat signifikasi = 5%, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho4 ditolak, artinya dalam jangka panjang fee
based income berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap
tingkat return on assets. Ketika fee based income mengalami
peningkatan sebesar 1 triliun rupiah maka return on assets akan
mengalami penurunan sebesar 1,22% dengan asumsi variabel lain
tetap.
Tabel 4.7
Hasil Uji Jangka Pendek
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0,016717 0,072545 -0,230435 0,8196
ROA(-1)* -1,384600 0,179308 -7,721919 0,0000
Pendapatan margin
murabahah (-1) 2,3310-6
3,1710-7
7,358354 0,0000
Fee based income** -1,6910-5
2,2310-6
-7,573832 0,0000
D(ROA(-1)) 0,592123 0,138169 4,285492 0,0002
D(ROA(-2)) 0,638183 0,138182 4,618440 0,0001
D(ROA(-3)) 0,602259 0,144108 4,179214 0,0003
D(ROA(-4)) 0,649352 0,130853 4,962451 0,0000
D(ROA(-5)) 0,421147 0,131440 3,204087 0,0037
D(ROA(-6)) 0,197954 0,115209 1,718217 0,0981
D(Pendapatan margin
murabahah) 1,9810-6
1,9810-7
9,982702 0,0000
D(Pendapatan margin
murabahah (-1)) -4,5910-7
1,2010-7
-3,816785 0,0008
D(Pendapatan margin
murabahah (-2)) -5,3310-7
1,1910-7
-4,492164 0,0001
D(Pendapatan margin
murabahah (-3)) -4,9610-7
1,1210-7
-4,437106 0,0002
D(Pendapatan margin
murabahah (-4)) -4,2610-7
9,9310-8
-4,287963 0,0002
D(Pendapatan margin
murabahah (-5)) -2,9610-7
8,9710-8
-3,295157 0,0029
D(Pendapatan margin
murabahah (-6)) -1,9110-7
7,3910-8
-2,584929 0,0160
Sumber: Data Sekunder Diolah Menggunakan Eviews 10, 2021
Model persamaan jangka pendek:
D(ROA)=-0,016716923319–1,384599918090*ROA(-1)+
0,000002334802*PMM(-1)-0,000016852172*FBI**+
0,592122662398*D(ROA(-1))+0,638183291456*D(ROA(-2))+
0,602258705251*D(ROA(-3))+0,649351830628*D(ROA(-4))+
0,421146536306*D(ROA(-5))+0,197953757143*D(ROA(-6))+
0,000001977812*D(PMM)-0,000000459389*D(PMM(-1))-
0,000000532902*D(PMM(-2))-0,000000496121*D(PMM(-3))-
0,000000425774*D(PMM(-4))-0,000000295501*(ROA-
(0,00000169*PMM(-1)-0,00001217*FBI(-1)-0,01207347)-
0,000000191001*D(PMM(-6)) )
Variabel (Pendapatan margin murabahah) dalam jangka
pendek memiliki pengaruh signifikan terhadap return on assets baik
pada periode t, t-1, t-2, t-3, t-4, t-5, dan t-6, hal ini dilihat dari nilai
probabilitas setiap periode yang berada di bawah tingkat signifikasi
=5%. Pada periode t, pendapatan margin murabahah memiliki
pengaruh signifikan dan positif terhadap return on assets dengan
koefisien sebesar 1,9778118. Artinya jika terjadi peningkatan
pendapatan margin murabahah sebesar 1 triliun rupiah maka akan
memperbesar return on assets sebesar 1,98% dengan asumsi variabel
lain tetap. Kemudian pada periode t-1, t-2, t-3, t-4, t-5, dan t-6
pendapatan margin murabahah memiliki pengaruh siginifikan dan
negatif terhadap return on assets dengan koefisien pada t-1 sebesar
4,59, koefisien pada t-2 sebesar 5,33, koefisien pada t-3 sebesar 4,96,
koefisien pada t-4 sebesar 4,26, koefisien pada t-5 sebesar 2,96, dan
koefisien pada t-6 sebesar 1,91. Jadi, dalam jangka pendek return on
assets dipengaruhi oleh pendapatan margin murabahah pada tahun-
tahun sebelumnya (t-1, t-2, t-3, t-4, t-5, dan t-6). Artinya, performa
pendapatan margin murabahah yang baik pada tahun sebelumnya
akan mempengaruhi secara negatif dan signifikan terhadap return on
assets pada periode sekarang. Maka apabila pendapatan margin
murabahah pada t-1, t-2, t-3, t-4, t-5, dan t-6 meningkat 1 triliun
rupiah maka akan menurunkan return on assets pada periode ini
sebesar 4,59%, 5,33%, 4,96%, 4,26%, 2,96%, dan 1,91% dengan
asumsi variabel lain tetap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Ho1 ditolak, artinya dalam jangka pendek pendapatan margin
murabahah berpengaruh signifikan terhadap return on assets.
Variabel (Fee based income) pada periode t memiliki nilai
probabilitas sebesar 0,0000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari
tingkat signifikasi = 5%, dan memiliki koefisien bertanda negatif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho3 ditolak, artinya fee
based income berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap
return on assets. Jika fee based income mengalami peningkatan 1
triliun rupiah maka return on assets akan mengalami penurunan
sebesar 1,69% dengan asumsi variabel lain tetap.
2) Uji Asumsi Klasik (Uji Kelayakan Model)
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual berdistribusi
normal. Hasil uji normalitas ini harus berdistribusi normal agar
dapat terus melangkah ke tahap selanjutnya, karena dalam uji t
dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Jika nilai probabilitas lebih dari tingkat
signifikan = 5% maka dapat dinyatakan bahwa residual
berdistribusi normal. Namun apabila nilai probabilitas kurang dari
tingkat signifikan = 5% maka dapat dinyatakan bahwa residual
tidak berdistribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas
menggunakan histogram residual dengan metode Jarqua-Bera.
Hasil uji normalitas dengan histogram residual dapat dilihat pada
Gambar 4.6 di bawah ini.
0
2
4
6
8
10
-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15
Series: Residuals
Sample 2016M08 2020M01
Observations 42
Mean 3.67e-16
Median -0.001752
Maximum 0.174380
Minimum -0.174183
Std. Dev. 0.075410
Skewness -0.063014
Kurtosis 3.279665
Jarque-Bera 0.164667
Probability 0.920965
Sumber: Data Sekunder Diolah Menggunakan EViews 10,
2021.
Gambar 4.6
Hasil Uji Normalitas dengan Metode Jarque-Bera
Berdasarkan Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa nilai
probabilitas sebesar 0,920965. Karena nilai probabilitas lebih
besar dari = 5% maka dapat disimpulkan bahwa data yang
digunakan dalam regresi jangka pendek model ARDL
berdistribusi normal.
b) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
terdapat atau tidaknya kasus heteroskedastisitas dalam model
regresi. Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan
dengan menggunakan uji Breusch-Pagan-Godfrey. Jika nilai
Prob. Chi-Square dari Obs*R-Square dalam regresi jangka
pendek menunjukkan angka lebih besar dari = 5% maka
dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan dalam jangka
pendek model ARDL tidak memiliki kasus heteroskedastisitas.
Adapun hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini.
Tabel 4.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
F-statistic 0,629071 Prob. F(16,25) 0,8307
Obs*R-squared 12,05573 Prob. Chi-Square(16) 0,7401
Scaled explained SS 4,868733 Prob. Chi-Square(16) 0,9964
Sumber: Data Sekunder Diolah Menggunakan EViews 10,
2021
Berdasarkan hasil olahan data pada uji
heteroskedastisitas diketahui nilai probabilitas Chi-Square dari
Obs*R-Squared sebesar 0,7401 lebih besar dari = 5%, maka
dapat disimpulkan bahwa data dalam model persamaan regersi
jangka pendek ARDL tidak memiliki kasus heteroskedastisitas.
c) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah ada atau tidaknya indikasi autokorelasi
dalam model regresi. Dalam penelitian ini uji autokorelasi
dilakukan dengan menggunakan uji Breusch-Godfrey Serial
Correlation LM Test. Jika nilai probabilitas Chi Square dari
Obs*R-Squared lebih besar dari tingkat signifikasi = 5%
maka dapat dinyatakan bahwa data pada model tersebut tidak
memiliki kasus autokorelasi. Namun jika nilai probabilitas Chi
Square dari Obs*R-Squared lebih kecil dari tingkat signifikasi
= 1%, 5% maka dapat dinyatakan bahwa data pada model
tersebut memiliki kasus autokorelasi. Adapun hasil uji
autokorelasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.9
di bawah ini.
Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Breusch-Godfrey Serial
Correlation LM Test
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0,593905 Prob. F(2,23) 0,5604
Obs*R-squared 2,062526 Prob. Chi-Square(2) 0,3566
Sumber: Data Sekunder Diolah Menggunakan EViews 10,
2021
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa
nilai probabilitas Chi-Square dari Obs*R-Squared sebesar
0,3566 lebih besar dari tingkat signifikasi = 5%, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam persamaan
jangka pendek dengan model Autoregressive Distributed Lag
tidak memiliki kasus autokorelasi.
e. Uji Peramalan (Forecasting)
Uji peramalan (forecasting) dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui informasi hari esok atau masa depan dengan didasarkan
kepada data historis. Dalam penelitian ini uji peramalan menggunakan
model Seasonal Autoregressive Integreted Moving Average
(SARIMA). Berikut adalah hasil uji peramalan (forecasting) pada
variabel return on assets.
1) Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan data return on assets yang
telah dipublikasikan pada laporan keuangan bulanan PT Bank
BRI Syariah Tbk periode 2016 hingga 2020. Adapun data tersebut
dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Year
Month
20202019201820172016
JulJanJulJanJulJanJulJanJulJan
1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
RO
A
Time Series Plot of ROA
Gambar 4.7
Plot Return On Assets PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 2016-
2020
Gambar 4.7 merupakan perkembangan tingkat return on
assets pada PT Bank BRI Syariah Tbk periode 2016 hingga 2020.
Berdasarkan Gambar 4.7 tersebut diketahui return on assets
memiliki tren musiman yaitu cenderung turun pada tiap awal
tahun dan cenderung naik pada tiap akhir tahun.
2) Analisis Data dengan SARIMA
a) Preprocessing data dan identifikasi model stasioner
Pada proses ini dilakukan pengujian stasioneritas baik
dalam mean maupun varian. Hasil pengujian stasioneritas
dalam varian dengan pengujian Box-Cox ditunjukkan pada
Gambar 4.8 di bawah ini.
543210-1-2
1.6
1.4
1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Lambda
StD
ev
Lower CL Upper CL
Limit
Estimate 0.83
Lower CL 0.56
Upper CL 1.15
Rounded Value 1.00
(using 95.0% confidence)
Lambda
Box-Cox Plot of ROA
Gambar 4.8
Hasil Pengujian Box-Cox
Hasil pengujian Box-Cox pada Gambar 4.8
menunjukkan bahwa Rounded Value bernilai 1,00 artinya data
sudah stasioner dalam varian. Setelah data diuji
kestasioneritasannya dalam varian, selanjutnya data diuji
stasioneritasnya dalam mean dengan menggunakan ACF dan
PACF, hasil uji stasioneritas dalam varian ditunjukkan pada
gambar 4.9 dan 4.10 di bawah ini.
5550454035302520151051
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
Lag
Au
toco
rre
lati
on
Autocorrelation Function for C2(with 5% significance limits for the autocorrelations)
Gambar 4.9
Plot ACF
5550454035302520151051
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
Lag
Pa
rtia
l A
uto
co
rre
lati
on
Partial Autocorrelation Function for C2(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)
Gambar 4.10
Plot PACF
Berdasarkan hasil plot ACF dan PACF pada Gambar
4.9 dan Gambar 4.10 menunjukkan bahwa pada non seasonal
data telah stasioneritas dalam mean. Dalam data tersebut
diketahui bahwa plot ACF dan PACF mengalami dying down
(menurun perlahan mendekati nol) dan cut off pada lag 12.
Karena terdapat tren musiman maka dilakukan pengecekkan
untuk seasonal dengan lag 12 karena tren yang diketahui
berdasarkan tahunan. Hasil plot ACF dan PACF data
musiman dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan Gambar 4.12.
454035302520151051
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
Lag
Au
toco
rre
lati
on
Autocorrelation Function for C3(with 5% significance limits for the autocorrelations)
Gambar 4.11
Plot ACF Data Seasonal
454035302520151051
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
Lag
Pa
rtia
l A
uto
co
rre
lati
on
Partial Autocorrelation Function for C3(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)
Gambar 4.12
Plot PACF Data Seasonal
Berdasarkan Gambar 4.11 dan Gambar 4.12 diketahui
bahwa plot ACF mengalami cut off pada lag 1,2 sedangkan
plot PACF mengalami cut off pada lag 1 sehingga data return
on assets pada PT Bank BRI Syariah Tbk mengikuti model
SARIMA (1,1,1) (1,1,0)12
. Pada penelitian ini dicobakan juga
model dengan orde yang lebih tinggi yaitu model SARIMA
(1,1,1) (2,1,0)12
.
b) Estimasi model dan pemilihan model terbaik
Hasil estimasi parameter model SARIMA ditunjukkan
pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10
Hasil Estimasi Model SARIMA
Model Type Coef P-value
SARIMA (1,1,1)
(1,1,0)12
AR 1 0,7139 0,000
SAR 12 -0,6215 0,000
MA 1 0,9459 0,000
Const 0,002411 0,136
Model Type Coef P-value
SARIMA (1,1,1)
(2,1,0)12
AR 1 0,7248 0,003
SAR 12 -0,5627 0,000
SAR 24 -0,5994 0,000
MA 1 0,9058 0,000
Const 0,005112 0,024
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa model SARIMA
(1,1,1) (1,1,0)12
dan model SARIMA (1,1,1) (2,1,0)12
memiliki parameter yang signifikan karena nilai P-value yang
dihasilkan kurang dari 0,05 untuk semua parameter dalam
model. Dengan demikian, maka tidak ada parameter yang
dikeluarkan dan dapat dilanjutkan dengan diagnostic check
untuk memastikan model yang diperoleh dari hasil estimasi
memenuhi asumsi white noise dengan menggunakan uji
Ljung-Box.
Tabel 4.11
Hasil Pengujian White Noise
Model Lag Chi-Square P-value
SARIMA (1,1,1)
(1,1,0)12
12 7,4 0,497
24 16,9 0,657
36 20,2 0,947
Model Lag Chi-Square P-value
SARIMA (1,1,1)
(2,1,0)12
12 7,3 0,402
24 16,8 0,606
36 25,4 0,749
Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa semua
statistik Q untuk lag 12, 24, dan 36 untuk kedua model
SARIMA tidak signifikan sehingga kedua model tersebut
bersifat white noise. Jadi, untuk menentukan model terbaik
dari kedua model SARIMA tersebut adalah dengan melihat
nilai performa masing-masing model dengan menggunakan
nilai MAPE, MSE, dan MAE. Semakin kecil nilai MAPE,
MSE, dan MAE maka berarti semakin baik model tersebut
untuk digunakan dalam pengujian peramalan. Dalam uji
performa model SARIMA pada penelitian ini akan dilihat
berdasarkan nilai MSE kedua model. Adapun untuk hasil uji
performa kedua model SARIMA ditunjukkan pada Tabel 4.12
Tabel 4.12
Hasil Uji Performa Model SARIMA
Uji Performa
Model
SARIMA (1,1,1)
(1,1,0)12
SARIMA (1,1,1)
(2,1,0)12
MSE 0,02804 0,02504
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa model
SARIMA (1,1,0) (2,1,0)12
memiliki nilai MSE lebih kecil
yaitu 0,02504 daripada nilai MSE model SARIMA (1,1,0)
(1,1,0)12
yaitu 0,02804. Dengan demikian model terbaik yang
digunakan untuk analisis lebih lanjut adalah model SARIMA
(1,1,0) (2,1,0)12
dengan nilai MSE 0,02504.
c) Peramalan (Forecasting)
Tahap ini merupakan hasil peramalan return on assets
PT Bank BRI Syariah Tbk bulan Januari hingga Desember
2021 dengan menggunakan metode SARIMA (1,1,1)
(2,1,0)12
. Hasil peramalan ditunjukkan pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13
Prediksi Return On Assets PT Bank BRI Syariah Tbk Tahun
2021 dengan SARIMA (1,1,1) (2,1,0)12
Bulan Return On Assets
Januari 0,36849
Februari 0,44075
Maret 0,59467
April 0,70068
Mei 0,80749
Juni 0,93742
Juli 0,94982
Agustus 1,06391
September 1,17038
Oktober 0,97039
November 1,15088
Desember 1,10092
Tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa prediksi tingkat
return on assets PT Bank BRI Syariah Tbk pada tahun 2021
secara mayoritas mengalami peningkatan, walaupun pada
bulan Oktober dalam prediksi akan mengalami penurunan.
Peningkatan paling drastis untuk return on assets terjadi pada
bulan September dengan tingkat return on assets mencapai
1,17038%, dan tingkat return on assets paling kecil dalam
prediksi terjadi pada bulan Januari dengan presentase
0,36849%.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah terhadap Return On
Assets
Pendapatan margin murabahah merupakan keuntungan atau
margin yang diperoleh dari adanya pembiayaan dengan akad jual beli
murabahah. Murabahah merupakan akad jual beli antara bank dan
nasabah dimana penjual (bank) menyebutkan terlebih dahulu harga
barang yang dibelinya untuk dijual kepada pembeli (nasabah), kemudian
penjual menyebutkan harga jual barang tersebut kepada pembeli dengan
keuntungan tertentu yang disepakati dengan pembeli. Margin murabahah
ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pihak penjual (bank) dan
pihak pembeli (nasabah) dalam suatu transaksi.
Menurut Gustina Anggraini pembiayaan murabahah berpengaruh
positif signifikan terhadap return on assets dengan kemampuan prediksi
yaitu sebesar 15,1%.8 Penjelasan ini sesuai dengan hasil uji jangka
panjang dan jangka pendek yang peneliti lakukan bahwa pendapatan
margin murabahah memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap
8 Gustina Anggraini, Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Return On Assets
(ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2014-2016 (Skripsi: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Bengkulu, 2017)
return on assets. Pada hasil uji jangka panjang, variabel pendapatan
margin murabahah memiliki nilai t-Statistic sebesar 17,58438 dengan
coefficient bertanda positif, dan memiliki nilai probabilitas sebesar
0,0000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikasi = 5%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam jangka panjang
pendapatan margin murabahah berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap return on assets. Kemudian berdasarkan hasil uji jangka
pendek, variabel pendapatan margin murabahah pada periode t, t-1, t-2,
t-3, t-4, t-5, dan t-6 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return
on assets. Hal ini dibuktikan dari nilai probabilitas setiap periode yang
berada di bawah tingkat signifikasi =5%. Pada periode t, pendapatan
margin murabahah memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap
return on assets dengan koefisien sebesar 1,9778118. Kemudian pada
periode t-1, t-2, t-3, t-4, t-5, dan t-6 pendapatan margin murabahah
memiliki pengaruh siginifikan dan negatif terhadap return on assets
dengan koefisien pada t-1 sebesar 4,59, koefisien pada t-2 sebesar 5,33,
koefisien pada t-3 sebesar 4,96, koefisien pada t-4 sebesar 4,26, koefisien
pada t-5 sebesar 2,96, dan koefisien pada t-6 sebesar 1,91. Jadi, dalam
jangka pendek return on assets dipengaruhi oleh pendapatan margin
murabahah pada tahun-tahun sebelumnya (t-1, t-2, t-3, t-4, t-5, dan t-6).
Artinya, performa pendapatan margin murabahah yang baik pada tahun
sebelumnya akan mempengaruhi secara negatif dan signifikan terhadap
return on assets pada periode sekarang.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa baik dalam
jangka panjang maupun jangka pendek pendapatan margin murabahah
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on assets. Hal
tersebut didukung dengan laporan PT Bank BRI Syariah Tbk yang
melaporkan bahwa pertumbuhan laba bersih 235,14% secara tahunan
meningkat menjadi 248 miliar rupiah. Berdasarkan laporan keuangan
yang dipublikasikan pada 29 Januari 2021 pertumbuhan laba signifikan
tersebut dikarenakan peningkatan pada pendapatan yang naik 44,4%
secara tahunan dari 2,16 triliun rupiah menjadi 3,12 triliun rupiah.
Kemudian untuk menjawab penurunan return on assets pada bulan
September 2019 yaitu Otoritas Jasa Keuangan mencatat hingga akhir
kuartal III 2019 posisi return on assets turun menjadi 2,48% dari yang
sebelumnya 2,5%. Hal ini disebabkan oleh permintaan kredit baru mini
dan banyaknya aturan yang harus dipenuhi perbankan yang
menyebabkan tergerusnya laba perusahaan. Dalam hal lain, penurunan
tersebut merupakan dampak dari adanya pembebanan biaya cadangan
kerugian yang cukup besar.
Return on assets sangat penting digunakan sebagai indikator
kinerja keuangan perbankan. Semakin tinggi return on assets suatu bank,
maka semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut.
Dengan demikian, pihak perbankan syariah terutama PT Bank BRI
Syariah Tbk harus terus memperhatikan pergerakan pendapatan margin
murabahah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dengan
cara meningkatkan tingkat pembiayaan murabahah dan memastikan
margin atau keuntungan yang menjadi hak bank dapat diterima sesuai
dengan kesepakatan waktu yang telah ditentukan, sehingga peningkatan
pendapatan margin murabahah dapat dijadikan sebagai acuan bank
syariah dalam menentukan kebijakan lain untuk tetap menjaga kestabilan
return on assets. Dengan demikian bagi PT Bank BRI Syariah Tbk dapat
bersaing dengan bank konvensional, terutama persaingan dalam
memperebutkan segmen deposan rasional.
2. Pengaruh Fee Based Income terhadap Return On Assets
Fee based income merupakan keuntungan yang didapat dari
transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa perbankan lainnya. Pengelolaan
bank dalam melaksanakan operasionalnya juga selalu dituntut untuk terus
menjaga keseimbangan pemeliharaan likuiditas dengan kebutuhan
profitabilitas yang wajar serta modal yang cukup sesuai dengan
penanamannya. Hal tersebut dilakukan karena selain kegiatan bank
menanamkan dana dalam aktiva produktif namun juga memberikan
komitmen jasa-jasa lainnya sehingga dapat menghasilkan fee atau
imbalan.
Menurut Maulidya Himmah Annisa dalam penelitiannya
diketahui bahwa hasil regresi menyatakan variabel fee based income,
Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana
Pihak Ketiga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas perbankan syariah di Indonesia.9 Kemudian menurut
Yuniarti Anissya dalam penelitiannya diketahui bahwa fee based income
berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas (ROA), dimana
semakin tinggi nilai fee based income yang diperoleh, maka profitabilitas
perusahaan yang bersangkutan semakin tinggi.10
Hasil penelitian Maulidya Himmah Annisa berbanding terbalik
dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti kali ini. Dalam penelitian
ini, berdasarkan hasil uji jangka pendek dan uji jangka panjang yang
dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa fee based income memiliki
pengaruh signifikan dan negatif terhadap return on assets. Pada hasil uji
jangka panjang diketahui bahwa nilai probabilitas sebesar 0,0000 dimana
nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikasi =5% dengan koefisien
bertanda negatif. Kemudian pada uji jangka pendek diketahui bahwa
variabel fee based income pada periode t memiliki nilai probabilitas
sebesar 0,0000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikasi
=5%, dan memiliki koefisien bertanda negatif.
Berdasarkan hasil analisis penelitian ini diketahui bahwa dalam
jangka pendek maupun jangka panjang variabel fee based income
berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap return on assets. Hal
ini berarti bahwa semakin besar nilai fee based income maka semakin
9 Maulidya Himmah Annisa, “Pengaruh Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia
Syariah, Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana Pihak Ketiga terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah
di Indonesia Periode 2012-2016,” Skripsi (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017). 10
Yuniarti Anissya, “Pengaruh Fee Based Income dan Penyaluran Kredit terhadap
Profitabilitas (ROA) Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2014,” Skripsi (Universitas Komputer Indonesia, 2016).
rendah presentase return on assets. Meskipun pertumbuhan fee based
income meningkat pada tiap bulannya, tingkat return on assets yang
merupakan bagian dari kinerja keuangan perusahaan selalu mengalami
fluktuasi. Hal tersebut tidak relevan dengan teori yang menyatakan
bahwa fee based income yang dihimpun perusahaan menghasilkan
keuntungan atau dapat dikatakan bahwa fee based income berpengaruh
positif terhadap return on assets. Hal ini mungkin disebabkan karena
dalam penelitian ini menggunakan metode analisis autoregressive
distributed lag jadi diketahui nilai fee based income yang ada pada lag
sebelumnya memiliki pengaruh buruk terhadap return on assets pada saat
ini. Penurunan persentase return on assets pada periode September 2019
merupakan penurunan terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Penurunan ini juga disebabkan oleh adanya penurunan kinerja laba
sebelum pajak.
3. Analisis Peramalan Variabel Return On Assets pada Periode Satu
Tahun Mendatang
Peramalan (forecasting) digunakan untuk melihat keadaan di masa
depan dengan menggunakan data historis yang ada. Tujuan dari
peramalan (forecasting) yaitu untuk menjadi acuan dalam melangkah ke
masa depan. Hasil peramalan variabel return on assets digunakan sebagai
gambaran untuk melihat kemungkinan yang terjadi di masa depan.
Berdasarkan hasil ramalan diketahui bahwa variabel return on
assets pada periode satu tahun mendatang mengalami tren meningkat.
Hal tersebut dibuktikan dari hasil uji peramalan yang telah dijelaskan
sebelumnya yaitu diketahui secara keseluruhan terdapat peningkatan
setiap bulannya pada tahun 2021. Peningakatn terbesar diprediksi terjadi
pada bulan September dengan peningkatan sekitar 90,9%. Dari hasil
penelitian ini kemungkinan terdapat perbedaan dengan periode satu tahun
mendatang, yaitu pada tahun 2021. Kemungkinan ini disebabkan oleh
adanya perkiraan atau perencanaan yang dilakukan pada periode tersebut
dimana perkiraan yang dilakukan relatif sangat jauh dengan kenyataan
yang ada.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendapatan margin murabahah dalam jangka pendek maupun jangka
panjang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return on
assets. Hal tersebut dibuktikan dengan uji jangka pendek dan uji jangka
panjang yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil uji jangka pendek
menunjukkan bahwa pada periode t, t-1, t-2, t-3, t-4, t-5, dan t-6 memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return on assets. Hal ini dibuktikan
dari nilai probabilitas setiap periode yang berada di bawah tingkat
signifikasi =5%. Pada periode t, pendapatan margin murabahah
memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap return on assets
dengan koefisien sebesar 1,9778118. Kemudian pada periode t-1, t-2, t-3,
t-4, t-5, dan t-6 pendapatan margin murabahah memiliki pengaruh
siginifikan dan negatif terhadap return on assets dengan koefisien pada t-
1 sebesar 4,59, koefisien pada t-2 sebesar 5,33, koefisien pada t-3 sebesar
4,96, koefisien pada t-4 sebesar 4,26, koefisien pada t-5 sebesar 2,96, dan
koefisien pada t-6 sebesar 1,91. Jadi, dalam jangka pendek return on
assets dipengaruhi oleh pendapatan margin murabahah pada tahun-tahun
sebelumnya (t-1, t-2, t-3, t-4, t-5, dan t-6). Artinya, performa pendapatan
margin murabahah yang baik pada tahun sebelumnya akan
mempengaruhi secara negatif dan signifikan terhadap return on assets
pada periode sekarang. Dengan demikian dapat disimpulkan Ho1 ditolak,
artinya dalam jangka pendek pendapatan margin murabahah berpengaruh
secara negatif dan signifikan terhadap return on assets. Kemudian
berdasarkan uji jangka panjang diketahui bahwa pendapatan margin
murabahah memiliki nilai t-Statistic sebesar 17,58438 dengan coefficient
bertanda positif, dan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0000 dimana
nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikasi = 5%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho2 ditolak, artinya dalam jangka
panjang pendapatan margin murabahah berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap return on assets.
2. Fee based income berdasarkan hasil uji jangka pendek dan uji jangka
panjang memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap return
on assets. Berdasarkan hasil uji hubungan jangka pendek diketahui
bahwa fee based income pada periode t memiliki nilai probabilitas
sebesar 0,0000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikan
=5%, dan nilai t-Statistic sebesar -7,573832 dengan koefisien bertanda
negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho3 ditolak, artinya
dalam jangka pendek fee based income berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap return on assets. Kemudian berdasarkan hasil uji
jangka panjang diketahui bahwa nilai probabilitas fee based income
sebesar 0,0000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikan
=5%, dan nilai t-Statistic sebesar -16,34140 dengan koefisien bertanda
negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho4 ditolak, artinya
dalam jangka panjang fee based income berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap return on assets.
3. Hasil uji forecasting menunjukkan bahwa peramalan terhadap variabel
return on assets pada periode satu tahun mendatang akan mengalami tren
peningkatan. Berdasarkan hasil uji peramalan return on assets mayoritas
menunjukkan peningkatan setiap bulannya pada tahun 2021. Peningkatan
tertinggi terjadi pada bulan September dengan presentase pencapaian
sekitar 1,17038%, dan tingkat return on assets paling kecil dalam
prediksi terjadi pada bulan Januari dengan presentase 0,36849%.
Peningkatan terbesar diprediksi terjadi pada bulan September dengan
peningkatan sebesar 90,9% dari bulan sebelumnya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, maka dapat disampaikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kedepannya PT Bank BRI Syariah Tbk untuk terus
memperhatikan pergerakan pendapatan margin murabahah baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang dengan cara meningkatkan
tingkat pembiayaan murabahah dan memastikan margin atau keuntungan
yang menjadi hak bank dapat diterima sesuai dengan kesepakatan waktu
yang telah ditentukan, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bank
syariah dalam menentukan kebijakan lain untuk tetap menjaga kestabilan
return on assets. Dengan demikian bagi PT Bank BRI Syariah Tbk dapat
bersaing dengan bank konvensional, terutama persaingan dalam
memperebutkan segmen deposan rasional.
2. Diharapkan kedepannya PT Bank BRI Syariah Tbk untuk terus
mewaspadai nilai fee based income baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang dan terus meningkatkan kualitas perbankan sehingga
mampu menarik nasabah untuk menggunakan jasa dan produk dari bank
syariah terutama PT Bank BRI Syariah Tbk.
3. Dalam melakukan uji peramalan masih terdapat kemungkinan kesalahan
dalam meramal, sehingga akan lebih baik jika dilakukan uji peramalan
kembali dengan metode yang berbeda agar hasil yang diperoleh jauh
lebih sesuai dan akurat. Kemudian kedepanya PT Bank BRI Syariah Tbk
diharapkan untuk terus meningkatkan kinerja keuangan perusahaan agar
nilai return on assets selalu dalam keadaan baik dan stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2011.
Ayub, Muhammad. Understanding Islamic Finance A-Z Keuangan Syariah.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebiajakn Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana,
2005.
Dendawijaya. Manajemen Perbankan Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia,
2005.
Ghofur Anshori, Abdur. Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Gajah
Mada University Pers, 2009.
Halim, Abdul dan Bambang Supomo. Akuntansi Manajemen Edisi 1. Jakarta:
Salemba Empat, 2001.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo, 2004.
Machmud, Amir dan Rukmana. Bank Syariah: Teori, Kebijakan, dan Studi
Empiris di Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010.
N Lapoliwa dan Kuswandi Daniel. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Institut Bankir
Indonesia, 2000.
Priyatno, Adji Waluyo. Perbankan Syariah. Jakarta: PKES Publishing, 2008.
Rahmasari, Aulia. “Metode Autoregressive Distributed Lag (ARDL) Pada
Peramalan Data Kemiskinan di NTB”, Jurnal Teori dan Aplikasi
Matematika p-ISSN 2597-7512/e-ISSN 26141175, 2018.
Riyanto, Slamet and Andhita Hatmawan, Aglis. Metode Riset Penelitian
Kuantitatif di Bidang Manajemen, Teknik Pendidikan dan Eksperimen.
Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020.
Rohamtul Ajja, Shocrul. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba
Empat, 2011.
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE
UI, 2004.
Sudrajat, Enang, dkk. Al-Qur‟an dan Terjemahnya Qordova. Bandung: PT
Syigma Exsamedia Arkanleem, 2009.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2009.
_______. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung:
Alfabeta, 2016.
_______. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi,
dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2017.
Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: Refika Aditama, 2012.
Sujarweni, Wiratna. Metode Penelitian Bisnis Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press, 2015.
Sumar’in. Konsep Kelembagaan Bank Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Syafi’i Antonio, Muhammad. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani, 2010.
Taswan. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UUP STMIK YKPN, 2006.
Umam, Khotibul. Perbankan Syariah: Dasar-dasar dan Dinamika
Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2017.
Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya disertai Panduan
Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2017.
Zamzam, Fakhry dan Firdaus. Aplikasi Metodologi Penelitian. Yogyakarta: CV
Budi Utama, 2018.
Jurnal:
Ardana, Yudhistira. Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Indeks Saham
Syariah di Indonesia: Model ECM. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 2016.
Lutfiana, Nurma. Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode
Risk-Based Bank Rating (RBBR). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol.
22, 2015.
Maro. Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 2 No. 2, November 2019.
Oni Setiadi, Inung. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang
di Indonesia Tahun 1999: Q1-2010: Q4 dengan Pendekatan Error
Correction Models (ECM). Economics Development Analysis Journal,
2013.
Hendayanti, Nanik, Maulida Nurhidayati. Perbandingan Metode Seasonal
Autoregressive Integrated Moving Average (SARIMA) dengan Support
Vector Regression (SVR) dalam Memprediksi Jumlah Kunjungan
Wisatawan Mancanegara ke Bali. Jurnal Varian. 2020.
Skripsi:
Anggraini, Gustina. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Return On
Assets (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2014-2016.
Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu, 2017.
Anissya, Yuniarti. Pengaruh Fee Based Income (FBI) dan Penyaluran Kredit
terhadap Profitabilitas (ROA) Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014. Skripsi: Universitas
Komputer Indonesia, 2016.
Hidayat, Rian. Pengaruh Fee Based Income terhadap Profitabilitas Bank Umum
Konvensional Periode 2011-2016. Skripsi Universitas Widyatama, 2013.
Himmah Annisa, Maulidiya. Pengaruh Fee Based Income (FBI), Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana Pihak
Ketiga (DPK) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia
Periode 2012-2016. Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Ismah Wardani, Amaliyah. Analisis Pengaruh Kinerja Bank, Equivalent Rate, dan
Jaringan Kantor terhadap Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank Umum
Syariah. Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018.
Wulansari, Dita. Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil,
Financing to Deposit Rasio, dan Non Performing Financing terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2009-2012.
Skripsi: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro,
Semarang, 2014.
Internet:
Sitanggang, Laurensius Marshal Sautlan. “Tak seperti bank konvensional, bank
syariah mampu cetak kenaikan margin” dalam
https://amp.kontan.co.id/news/tak-seperti-bank-konvensional-bank
syariah-masih-mampu-cetak-kenaikan-margin, diakses pada tanggal 5
November 2019, pukul 16:23 WIB.
Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah, diakses dari
https://www.brisyariah.co.id, pada tanggal 19 Januari 2021 pukul 08.00.