Upload
ngomien
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ALAT
PEMBAYARANMENGGUNAKANKARTU (APMK) SEBAGAI
INSTRUMENPEMBAYARAN NON TUNAI TERHADAPPERMINTAAN
UANG M1
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi
Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program
Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammmadiyah Surakarta
Disusun oleh :
TINA HIRMAWATI B 300 090 020
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARANMENGGUNAKANKARTU (APMK) SEBAGAI
INSTRUMENPEMBAYARAN NON TUNAI TERHADAPPERMINTAAN UANG M1
Tina Hirmawati (B 300 090 020)
Fakultas ekonomi dan bisnis UMS Surakarta
ABSTRAKSI
Pembayaran non tunai dengan kartu kredit, kartu debet, maupun kartu ATM menjadi pilihan terbaru masyarakat dalam bertransaksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) terhadap permintaan uang M1 di Indonesia dalam jangka panjang dan jangka pendek. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk urut waktu(time serries) bulanan dari tahun 2010:01 sampai 2012:12. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Permintaan Uang M1 sebagai variabel dependen, sedangkan transaksi pembayaran menggunakan kartu debet/ATM, transaksi pembayaran menggunakan kartu kredit, Kurs, Inflasi dan SBI sebagai variabel independen. Metode analisis yang digunakan adalah Uji Kointegrasi Eangle-Granger dan Error Correction Model (ECM). Hasil analisisnya dalam jangka panjang hanya transaksi menggunakan kartu debet/kartu Atm yang memiliki pengaruh positif terhadap Permintaan Uang M1, sedangkan dalam jangka pendek hasil yang sama ditunjukan oleh variabel transaksi menggunakan kartu debet/kartu ATM yang juga memiliki pengaruh positif terhadap Permintaan Uang M1, dan variabel lain yang dimasukan kedalam penelitian yaitu Inflasi dan SBI yang memiliki pengaruh negatif terhadap Permintaan Uang M1 dalam jangka pendek. Ternyata transaksi menggunakan kartu kredit belum mampu mempengaruhi Permintaan Uang M1 baik dalam jangka panjang maupun pendek.
Kata kunci: Alat Pembayaran Menggunakan Kartu, Permintaan Uang M1,
Sistem Pembayaran.
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca artikel publikasi dengan judul :
“ ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN
MENGGUNAKAN KARTU (APMK) SEBAGAI INSTRUMEN PEMBAYAR AN
NON TUNAI TERHADAP PERMINTAAN UANG M1”
Yang ditulis oleh :
TINA HIRMAWATI B300 090 020
Penandatangan berpendapat bahwa artikel publikasi tersebut telah memenuhi syarat
untuk diterima.
1. PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan teknologi yang tumbuh pesat, tranformasi
sistem pembayaranpun juga semakin berkembang. Salah satunya adalah sistem
pembayaran dengan kartu elektronik atau yang sering disebut dengan
Electronic Payment Sistem. Perkembangan sistem pembayaran didorong oleh
semakin besarnya volume transaksi yang dilakukan oleh masyarakat,
peningkatan resiko, kompleksitas transaksi, dan perkembangan teknologi itu
sendiri. Sistem pembayaran tunai ini berkembang dari commodity money
sampai fiat money, sedangkan sistem pembayaran non tunai berkembang dari
yang berbasis warkat (cek, bilyet giro, nota debet dan sebagainya) sampai
kepada yang berbasis elektronik (kartu elektronik maupun electronic money).
Mengingat sistem pembayaran ini merupakan salah satu komponen penting
dalam dunia perekonomian, baik perdagangan maupun transaksi-transaksi
pembayran yang terjadi di masyarakat.
Sistem pembayaran dan pola bertransaksi ekonomi terus mengalami
perubahan. Kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran menggeser peranan
uang tunai (currency) sebagai alat pembayaran non tunai yang lebih efisien dan
ekonomis. ( Pramono, 2006).
Kartu elektronik ini dibuat dengan tujuan untuk kemudahan masyarakat
dalam bertransaksi. Jika dulu sebelum munculnya sistem pembayaran
elektronik, maka ketika bertransaksipun kita harus bertemu dengan pihak yang
kita ajak untuk bertransaksi, setelah kemunculan elektronic payment sistem ini
kita mampu menghemat biaya, maupun mendapatan kepraktisan dan
kemudahan dalam bertransaksi. Dalam hal ini perbankan berlomba-lomba
dalam berinovasi dalam sistem pembayaran elektronik, yaitu diantranya kartu
debit, kartu ATM, kartu kredit, smart cart, e money dll.
Menurut Peraturan Bank Indonesia No.6/30/PBI/2004 kartu kredit adalah
alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk
melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan
ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan atau untuk melakukan
penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi
terlebih dahulu oleh penerbit atau aquirer, dan pemegang kartu berkewajiban
melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang
disepakati baik secara sekaligus ataupun secara angsuran.
Kartu ATM dan kartu debit memiliki definisi yang hampir sama yaitu alat
pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk
melakukan penarikan tunai dan atau pemindahan dana dimana kewajiban
pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung
simpanan pemegang kartu pada bank atau lembaga selain bank yang mendapat
untuk menghimpun dana.
Perkembangan teknologi informasi yang diikuti dengan tingkat persaingan
bank yang semakin tinggi mendorong sektor perbankan atau non bank untuk
semakin inovatif dalam menyediakan berbagai alternatif jasa pembayaran non
tunai berupa sistem transfer dan alat pembayaran menggunakan kartu
elektronis (electronic card payment) yang aman, cepat dan efisien, serta
bersifat global (Santomero dan Seater, 1996). Pembayaran elektronis tersebut,
pada awal perkembangannya masih selalu terkait langsung dengan rekening
nasabah bank yang menggunakannya (pramono, 2006).
Hasil penelitian yang dilakukan Bank Indonesia (2012) memperlihatkan
tingginya animo publik dan dunia usaha untuk memakai alat pembayaran non
tunai. Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) di Indonesia, baik ATM,
kartu kredit, maupun kartu ATM yang juga berfungsi sebagai kartu debit yang
beredar terus meningkat jumlahnya.
Berkembangnya alat pembayaran menggunakan kartu akan mengurangi
transaksi tunai (cash transaction) dan diharapkan menciptakan efisiensi,
mengingat pengelolaan uang tunai sangat mahal dan bagi bank sentral itu
adalah biaya terbesar kedua setelah biaya sumber daya manusia (SDM).
Sedangkan bagi masyarakat, transaksi non tunai (non cash transaction) akan
lebih mudah, cepat, praktis, dan mengurangi risiko kejahatan. (Nirmala, 2011).
Topik ini menjadi semakin relevan seiring dengan perkembangan
perekonomian Indonesia dewasa ini. Wacana yang kini menjadi pusat perhatian
oleh ekonom dan Bank Indonesia dalam kebijakan moneter adalah mengenai
keberadaan simpanan tabungan (saving deposit) dalam M2. Padahal,
sebagaimana diketahui, kebanyakan tabungan yang ditawarkan oleh perbankan
adalah jenis tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu. Ditambah dengan
kemudahan pelayanan melalui penggunaan kartu ATM, sifat simpanan
tabungan dinilai sama dengan simpanan giral, bahkan hampir sama dengan
uang tunai. Dengan demikian simpanan tabungan jenis tersebut seharusnya
digolongkan ke dalam jenis uang M1, bukan M2. (Mutaqhin, 2006)
Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis pengaruh peningkatan
pembayaran dengan mengguankan kartu (APMK) sebagai instrumen
pembayaran non tunai terhadap permintaan uang (M1) dalam jangka panjang
dan dalam jangka pendek.
2. LANDASAN TEORI
Teori tentang uang dan permintaan uang, antara lain.
1. Teori Irving Fisher
Irving Fisher merumuskan teorinya pada suatu persamaan:
M × V = P × T
Dimana M adalah jumlah uang, V adalah tingkat perputaran uang
(velocity), P adalah harga barang, dan T adalah volume barang yang
menjadi objek transaksi.
Dari persamaan di atas, V (velocity of money), didefinisikan sebagai
jumlah rata-rata waktu yang dihabiskan untuk membelanjakan komoditi
barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian (Mishkin, 2001).
Persamaan ini tidak cukup baik menggambarkan keadaan keseimbangan.
Keberadaan uang hanyalah untuk memfasilitasi transaksi dan tidak memiliki
kegunaan intrinsik.
2. Pendekatan Cambridge/Marshall Equation
Disamping menganalisis permintaan uang secara institusional,
ekonom Cambridge lebih dalam menganalisis bagaimana individu
memegang uang daripada keseimbangan pasar (Mishkin, 2001). Tingkat
kesejahteraan masyarakat mempengaruhi permintaan uang. Uang dalam
pendekatan ini tidak saja berfungsi sebagai alat pertukaran, melainkan
sebagai penyimpan nilai. Para ekonom seperti A. C. Pigou dan Alfred
Marshall memformulasikan pendekatan ini melalui persamaan:
Md = k × PY
dimana Md= permintaan uang, P = tingkat harga, Y = tingkat pendapatan,
dan k = konstanta.
3. Teori Keynes
Keyness memformulasikan tiga motif permintaan uang, yaitu:
1) Motif Transaksi. Keynes menyatakan, bahwa permintaan uang kas
untuk tujuan transaksi ini tergantung pada besarnya pendapatan
yang masyarakat peroleh.
2) Motif Berjaga-jaga. Keynes berpendapat bahwa masyarakat akan
memegang uang untuk kebutuhan yang tidak bisa diekspektasi
sebelumnya (untuk berjaga-jaga).
3) Motif Spekulasi. Keyness mempertegas teori Cambridge, bahwa
ketidakmenentuan di masa datang mempengaruhi masyarakat untuk
meminta uang. Uang bersifat sebagai penyimpan kekayaan, dan
masyarakat kadangkala akan menggunakan uang untuk
kepentingan spekulasi.
4. Teori Baumol dan Tobin
Baumol dan tobin dengan inventory modelnya menyebutkan bahwa
ada dua hal yg dipertimbangkan dalam pilihan untuk memegang uang atau
aset yakni: biaya transaksi yang harus dikeluarkan ketika memilih untuk
memegang aset karena dengan memegang aset berkurang likuiditasnya serta
return yang diperoleh dengan memegang aset. Tingkat optimal uang yang
dipegang masyarakat dapat dirumuskan sebagai berikut:
M* = �� ��� �
M* : tingkat optimal stok uang
c : biaya transaksi
i : return dari aset
Py : harga barang y
Dalam konteks inventory model, permintaan non-interest bearing
money, yakni uang kartal dan demand deposit (dalam hal ini diasumsikan
tidak ada bunga atas simpanan dalam bentuk rekening giro) ditentukan oleh
pendapatan riil, suku bunga dan biaya transaksi. Tingkat suku bunga dan
biaya transaksi tersebut dalam hal ini adalah berbagai jenis simpanan yang
tidak termasuk dalam kategori M1 (time deposit dan saving deposit) serta
berbagai aset lainnya (seperti obligasi). Rumsuan tersebut dapat pula
digunakan untuk menganalisis permintaan uang kartal dan M2, tentunya
dengan menggunakan besaran tingkat suku bunga dan biaya transaksi yang
relevan.
3. METODE PENELITIAN
Objek yang akan diteliti dalam penelitian adalah Alat Pembayaran dengan
Menggunakan Kartu (APMK), yang termasuk didalamnya kartu kredit, kartu
debit, dan kartu ATM. Penelitian ini akan menganalisis penggaruh penggunaan
alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) terhadap permintaan uang M1
periode 2010:1 sampai dengan 2012:12, dengan metode analisis uji kointegrasi
Eangle-Granger dan Erorr Correction Model (ECM).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam
bentuk deret waktu (time serries) bulanan dari tahun 2010:1 sampai dengan
2012:12 meliputi data nominal transaksi dengan kartu debet/kartu ATM, kartu
kredit, kurs, inflasi, SBI. Data diperoleh dari Bank Indonesia yaitu Statistik
Ekonomi dan Keuangan (SEKI) dan statistik pembayaran Bank Indonesia.
Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan dalam penelitian
ini adalah uji Kointegrasi Eangle-Granger dan Erorr Correction Model (ECM).
Adapun beberapa tahapan analisisnya adalah sebagai berikut.
Pertama, uji akar unit (unit root test) untuk mengetahui apakah data
tersebut stasioner atau tidak. Ada tidaknya akar unit dapat diketahui dengan
menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF) Test.
Kedua, uji kointegrasi untuk mengetahui adanya hubungan jangka panjang
dan meramalkan keseimbangan dengan menggunakan Engle-Granger
Cointegration Test.
Ketiga, melakukan pengkoreksian kesalahan (error correction) dengan
menggunakan ECM untuk model yang digunakan. Adapun syarat untuk
menggunakan model koreksi kesalahan yaitu jika minimal ada salah satu
variabel yang tidak stasioner. Apabila seluruh data yang digunakan ternyata
stasioner, maka persamaan tersebut tidak dapat dianalisa dengan menggunakan
ECM.
Keempat, dilakukan pengujian asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji
hetreoskedastisitas, uji otokorelasi dan uji Ramsey Reset.
4. HASIL PENELITIAN
Koefisien Regresi dalam Jangka Pendek dan jangka Panjang
Variabel Koefisien Regresi
Jangka Pendek Jangka Panjang C 1.503254** 12,019758
DLOG(DATM) 0.281691 2,4283972 LOG(DATM(-1)) -0.180068 - DLOG(KRED) 0.091374 0,86707028
LOG(KRED(-1)) -0.433353 - DLOG(KURS) 0.462068 1,060104
LOG(KURS(-1)) -0.455845 - D(INF) -0.001971 1,0075498 INF(-1) -0.543424* - D(SBI) 0.029653 0,93366131 SBI(-1) -0.548979** -
ECT 0.542926* - Sumber : Data sekunder yang Diolah
Keterangan :
* = signifikan pada derajat kepercayaan (α) 1%
** = signifikan pada derajat kepercayaan (α) 5%
*** = signifikan pada derajat kepercayaan (α) 10%
Interpretasi ekonomi dalam jangka panjang, menunjukan hubungan yang
positif antara kartu debet dengan M1. Koefisien transaksi kartu debet dan ATM
menunjukan elastisitasnya, artinya bahwa peningkatan transaksi kartu debet
dan kartu ATM sebesar satu persen maka akan meningkatkan permintaan uang
M1 sebesar 2,43 persen. Transaksi kartu kredit dan SBI mempunyai koefisien
negatif tetapi variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
M1, begitu juga dengan kurs dan inflasi walaupun mempunyai koefisien yang
positif tetapi tidak mempengaruhi variabel dependennya.
Interpretasi ekonomi dalam jangka pendek, menunjukan tidak semua
variabel memiliki hubungan jangka pendek terhadap permintaan uang M1.
Variabel kartu kredit dan variabel kurs tidak memiliki pengaruh baik jangka
panjang maupun jangka pendek terhadap variabel M1. Selain variabel kartu
debet/ATM dan variabel kartu kredit yang menjadi inti dalam penelitian ini,
ternyata variabel lain inflasi dan SBI yang dimasukan kedalam penelitian juga
memiliki pengaruh yang signifikan dalam jangka pendek terhadap permintaan
uang M1.
Pengaruh penggunaan kartu debet/ATM berpengaruh secara signifikan
terhadap permintaan uang M1 dengan tingkat kepercayaan 5 persen dan 10
persen. Pengaruh penggunaan kartu debet/ATM dengan proxy nilai transaksi
ternyata memiliki pengaruh dalam jangka pendek terhadap permintaan uang
M1. Kenaikan 1 persen dari nilai transaksi kartu debet/ATM akan menaikan
0,28 persen permintaan uang M1, begitu juga sebaliknya setiap nilain transaksi
kartu debet/kartu ATM turun sebesar 1 persen maka permintaan uang M1 juga
akan turun sebesar 0,28 persen. Hubungan penggunaan kartu debet/ATM ini
ternyata berbanding lurus dengan permintaan uang M1, ketika penggunaan
transaksi kartu debet/ATM naik permintaan uang M1 juga akan naik begitu
juga sebaliknya.
Varibel lain yang dimasukan dalam penelitian yaitu inflasi dan SBI
ternyata juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam jangka pendek
terhadap permintaan uang M1. Berbeda dengan variabel kurs, yang ternyata
tidak memliliki pengaruh yang signifikan terhadap permintaan uang M1. Inflasi
berpengaruh secara signifikan pada tingkat kepercayaan 1 persen, 5 persen dan
10 persen memiliki pengaruh yang negatif terhadap permintaan uang M1.
Setiap kenaikan 1 persen inflasi makan aka menurunkan 0,54 persen
permintaan uang M1, begiru juga sebaliknya ketika inflasi turun sebesar 1
persen makan akan menaikan permintaan uang sebesar 0,54 persen.
Variabel SBI memiliki pengaruh yang singnifikan dan berhubungan
negatif dalam jangka pendek terhadap permintaan uang M1 pada tingkat
kepercayaan 5 persen dan 10 persen. Setiap kenaikan 1 persen SBI maka akan
menurunkan 0,55 persen permintaan uang M1, begitu juuga sebaliknya ketika
SBI turun sebesar 1 persen maka permintaan uang M1 akan naik sebesar 0,55
persen.
5. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil estimasi persamaan jangka panjang ternyata hanya variabel kartu
debet dan ATM yang memiliki pengaruh positif dalam jangka panjang
terhadap permintaan uang M1 yaitu sebesar 0,77 persen. Hasil estimasi
persamaan jangka pendeknya variabel kartu debet/kartu ATM, Inflasi dan
SBI saja yang memiliki pengaruh jangka pendek terhadap permintaan uang
M1. Pengaruhnyapun bervariasi, kartu debet dan kartu ATM memiliki
pengaruh positif terhadap permintaan uang M1 sebesar 0,28 persen, artinya
meningkatnya transaksi menggunakan kartu debet maupun ATM juga dapat
meningkatkan permintaan uang M1. Inflasi dan SBI dalam jangka pendek
memiliki pengaruh negatif maing-masing sebesar 0,54 persen dan 0,55 persen
terhadap permintaan uang M1, artinya naiknya inflasi dan SBI justru dapat
menurunkan permintaan uang M1.
Saran
Hasil penelitian menujukan bahwa hanya kartu debet/kartu ATM yang
memiliki pengaruh baik jangka panjang maupun pendek terhadap permintaan
uang, berbeda dengan kartu kredit yang tidak memliki pengaruh sama sekali.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan kartu kredit masih sedikit
jika dibandingkan dengan kartu debet maupun ATM. Sehingga bagi pihak
perbankan yang menerbitkan APMK khususnya kartu kredit diharapkan
perhatiannya untuk menunjang atau megiatkan penggunaan kartu kredit.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2004. Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/30/PBI/2004 Tentang Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu.
Bank Indonesia. 2007. Laporan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2007 Tentang
Perkembangan Sistem Pembayaran. Pusat Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan.
Bank Indonesia. 2011. Laporan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2011 Tentang
Kelancaran Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang. Pusat pendidikan dan Studi Kebanksentralan.
Bank Indonesia. 2013. Statistik Sistem Pembayaran-Alat Pembayaran
Menggunakan Kartu. http://www.bi.go.id. Diakses tanggal 10 februari 2013.
Bank Indonesia. 2013. Statistik Ekonomi Dan Keuangan Indonesia.
http://www.bi.go.id. Diakses tanggal 10 februari 2013. Gujarati, Damodar N., 2003. Basic Econometrics, fourth edition, Mc Graw-Hill:
International Edition. Humphrey, D. B. 2001. Payment Systems: Principles, Practice, and
Improvements. The World Bank, Washington, D. C. Mankiw N. Gregory. 2003. Teori Makroekonomi, Edisi ke 4. Jakarta: Erlangga. Mishkin, F. S. 2001. The Economic of Money Banking, and Financial Markets.
Sixth Edition. Addison Wesley Longman: Columbia University, Columbia.
Muttaqin, Z. 2006. Analisis Pengaruh Penggunaan Alat Pembayaran dengan
Menggunakan Kartu dan Variabel-Variabel Makroekonomi terhadap Permintaan Uang di Indonesia. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Nirmala, T. 2011. Alat Pembayaran Menggunakan Kartu dan Permintaan Uang
Kartal (Studi Kasus Indonesia dan Malaysia). [Tesis]. Program Ilmu Magister dan Sains Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah Mada.
Nirmala, T., Tri Widodo. 2011. “Effect Of Increasing Use Card Payment
Eqiupment On The Indonesian Economy”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2011, Hal. 36 – 45 Vol. 18, No. 1. ISSN: 1412-3126.
Nopirin. 1992. Ekonomi Moneter. Buku I, Edisi ke 4. Yogjakarta: BPFE UGM. Nopirin, 2000. Ekonomi Moneter. Buku II, Edisi ke 1, Cetakan kesepuluh.
Yogjakarta: BFFE UGM. Pramono, Bambang, Tri Yuniarti, Pipih D Purusitawati, dan Yosefin Tyas Emmy
D. K. 2006. “Dampak Pembayaran Non Tunai Terhadap Perekonomian Dan Kebijakan Moneter”. Working Paper Bank Indonesia, No WP/11/ September.
Sitorus S. R. 2006. Analisis Penggaruh Penggunaan Kartu Pembayaran
Elektronik dan Daya Subtitusi Transaksi Non Tunai Elektronik Terhadap Transaksi Tunai Indonesia. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Sriram, S. S. 1999. “Survey of Literature on Demand for Money: Theoritical and
Empirical Work with Special Reference to Error-Correction Models”. IMF Working Paper. WP/99/64.
Subari dan Ascarya. 2003. Kebijakan Moneter di Indonesia. Jakarta: PPSK BI. Sukirno, Sadono. 2008. Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi ke 3. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Syarifuddin, Ferry, Ahmad Hidayat, dan Tarsidin. 2009. “Dampak Peningkatan
Pembayaran Non Tunai Terhadap Perekonomian dan Implikasinya Terhadap Pengendalian Moneter”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, April.
Thomas, R. L. 1997. Modern Econometrics an Introduction. Addison Wesley
Longman, England.
Utomo, P. Y. 2011. Buku Praktek Komputer Statistik II Eviews. Surakarta: Fakultas Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Warjiyo, P. 2006. Non-Cash Payments and Monetary Policy Implications in
Indonesia. Di dalam: Bank Indonesia. Seminar Internasional “Toward Less Cash Society in Indonesia”; Jakarta, 17 Mei 2006 – 18 Mei 2006. Jakarta: Bank Indonesia.
Yilmazkuday, H. 2006. “The Effects of Credit and Debit Cards On the Money
Demand of a Small Open Economy”. Preliminary journal .