Upload
duongkien
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH RISIKO SISTEMATIS DAN LIKUIDITAS TERHADAP EKSPEKTASI PENGEMBALIAN 14 SAHAM LQ-45
DI BEI PERIODE 2004-2008 DENGAN MENGGUNAKAN PATH ANALYSIS
Di susun oleh :
MOHAMAD AKHYAR 105081002483
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ii
Pada hari Jumat Tanggal 1 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas Nama Mohamad Akhyar NIM:105081002483 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH RISIKO SISTEMATIS DAN LIKUIDITAS TERHADAP EKSPEKTASI PENGEMBALIAN 14 SAHAM LQ-45 DI BEI PERIODE 2004-2008 DENGAN MENGGUNAKAN PATH ANALYSIS”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Eknomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta.
Ciputat, 1 Desember 2009
Tim Penguji Komprehensif
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli
Arief Mufraini. Lc. M.SI Sekretaris
Indoyama Nasarudin, SE. MAB
Ketua
ii
iii
iii
ANALISIS PENGARUH RISIKO SISTEMATIS DAN LIKUIDITAS TERHADAP EKSPEKTASI PENGEMBALIAN 14
SAHAM LQ-45 DI BEI PERIODE 2004-2008 DENGAN MENGGUNAKAN PATH ANALYSIS
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjanan Ekonomi
Oleh :
Mohamad Akhyar NIM : 105081002483
Dibawah Bimbingan
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010
Pembimbing I
Prof. Dr. Ahmad Rodoni NIP : 195706171958031002
Pembimbing II
Indoyama Nasarudin, SE. MAB
NIP : 19741127 200112 1002
iv
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda-tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Mohamad Akhyar
NIM : 105081002483
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang
lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan
harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelar dibatalkan.
Demikian skripsi ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 20 Agustus 2010
Mohamad Akhyar
v
v
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi
Nama Lengkap : Mohamad Aِkhyar
NIM : 105081002483
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Desember 1986
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat Sekarang : Jl. Banjir Kanal Rt 011/001 No. 29A Kel. Grogol,
Kec. Grogol Petamburan, Jakarta 11450
No. Telp : Rumah: (021) 56971196 Hp: 02192998475
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
1. SDN Grogol 11 PG, Jakarta 1993 – 1999.
2. SLTPN 89 Tanjung Duren, Jakarta 1999 – 2002.
3. SMUN 57 Kedoya, Jakarta 2002 – 2005.
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Jurusan Manajemen, Konsentrasi Keuangan 2005 – 2010.
Pengalaman Organisasi
1. Koord. Pemberdayaan Ekonomi, Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan
Manajemen FEIS 2006 – 2007.
2. Staf Divisi Kesenian dan Olahraga, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Komisariat Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Cab. Ciputat 2006 -2007.
3. Staf Divisi Divisi Ekonomi, Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial 2007-2008.
4. Anggota Himpunan Mahasiswa Manajemen Se-JABODETABEK 2007-
2008.
vi
vi
ABSTRACT
This research aim to analyze the effect of systematic risk and expected return of liquidity to the LQ-45 14 shares in BEI. Samples were determined by purposive sampling. Way used to determine the value of using the CAPM beta (Capital Assets Pricing Model) and to determine the value of liquidity by using financial ratio indicators (Current Ratio and Quick Ratio). This research method is purposive sampling of 45 shares LQ-45, the election of 14 companies that consistently included in the LQ-45 from the period January 2004 until December 2008. This research uses path analysis, using the trimming and Goodness of Fit test in which each variable using a significance level of 5%.
From this research we can know that much influence Beta, Current Ratio, Quick Ratio to share price of 30.6% before trimming. While the effect of Beta, Current Ratio, Quick Ratio, to the stock price after the trimming process at 28.6%. Then the big influence of Beta, Current Ratio, Quick Ratio to stock return of 27.7%.
In this research note that the Quick Ratio significantly influence stock returns. While the Beta and Current Ratio not significantly influence stock returns. Keywords: Beta, Current Ratio, Quick Ratio, Systematic Risk, Liquidity, Capital
Asset Pricing Model, Return.
vii
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh risiko sistematis dan
likuiditas terhadap ekspektasi pengembalian 14 saham LQ-45 di BEI. Sampel ditentukan dengan purposive sampling. Cara yang digunakan untuk mengetahui nilai beta dengan menggunakan CAPM (Capital Assets Pricing Model) dan untuk mengetahui nilai likuiditas dengan menggunakan data indikator rasio keuangan (Current Rasio dan Quick Rasio). Metode penelitian ini adalah purposive sampling dari 45 saham LQ-45, terpilihnya 14 perusahaan yang konsisten masuk di dalam LQ-45 dari periode januari 2004 sampai desember 2008. Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur, dengan menggunakan trimming dan uji Goodness Fit yang mana setiap variabel menggunakan tingkat signifikansi 5%.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa besar pengaruh Beta, Current Ratio, Quick Ratio terhadap harga saham sebelum trimming sebesar 30.6%. Sedangkan pengaruh Beta, Current Ratio, Quick Ratio, terhadap harga saham setelah proses trimming sebesar 28.6%. Kemudian besar pengaruh Beta, Current Ratio, Quick Ratio terhadap return saham sebesar 27.7%.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan Beta dan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Kata kunci : Beta, Current Ratio, Quick Ratio, Resiko Sistematik, Likuiditas,
Capital Asset Pricing Model, Return.
viii
viii
Kata Pengantar
Panjatkan Puji dan Syukur hamba kepada ilahi rabbi Allah Subhanahu
Wata’ala Tuhan Seluruh Alam Semesta, yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah – Nya serta jalan kemudahan dan Keteguhan hati, sampai akhirnya
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik untuk memenuhi salah satu
syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, pada bidang studi Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
Shalawat dan Salam terhatur kepada baginda Nabi Muhammad Rasulullah
Shallallahu ’Alaihi Wasalam, Keluarga dan Sahabat serta para tabi’in dan tabi’ut
tabi’in sampai hari kebangkitan.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis mengalami banyak kesulitan,
namun dengan support dan bantuan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat
diatasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meski masih jauh dari
kesempurnaan.
Dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan penghormatan dan rasa
terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada semua pihak yang membantu
dalam penyusunan Skripsi ini dan juga membimbing penulis selama menempuh
pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Terutama
kepada :
1. Ibunda Haryani dan Ayahanda Sain Entong Saputra tercinta yang
memberikan dukungan, kepercayaan dan doa, semoga Allah Subhanahu
Wata’ala memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada
mereka, dan semoga penulis dapat membahagiakan keduanya, amin Ya
Robbal ’Alamin.
2. Kakak ku Ahmad Sayid, Adik-adik ku Nur Asiah Jamil, Laila Latifah, dan
Mohamad Asyiri yang turut memberikan dukungan dan doa yang tulus
kepada penulis, semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa melindungi
dan memberikan kebahagiaan kepada mereka, Amin.
ix
ix
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial, terima kasih atas support dan arahannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, Pudek I Bidang Akademik Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial, sekaligus dosen pembimbing I yang selalu
memberikan arahan dan nasihat, terima kasih atas nasihat dan saran-saran
yang berharga kepada penulis.
5. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB. Kepala Jurusan Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, sekaligus dosen pembimbing II, terima
kasih atas bimbingan, motivasi dan arahan yang berharga kepada penulis
sehingga menjadi pengalaman yang tak terlupakan di hati penulis.
6. Bapak Hemmy Fauzan, SE. MM., Dosen Pembimbing Akademik, yang
telah memberikan perhatian dan dukunganya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
7. Untuk segenap Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karyawan dan
petugas perpustakaan, terima kasih, semoga Allah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya.
8. Sahabat Seperjuangan di Manajemen Keuangan 2005, Firman Muttaqin,
Ozy, Maharis, Here, Asmawi, Budi Santoso, Nurfitri Bisyria, Dahlan, Ana
Apriliana, Tian, Fitriawati, Muhibah, Intan dan yang tidak penulis sebutkan
namanya namun terukir dihati.
9. Sahabat-sahabat Manajemen B 2005, Ahmad Ridho, Aris Saeful
Mazmuddin, Agustiarman Basirun, Fikri Septiadi Ginanjar, Asmawi, Taufan,
Yoko Istiwiyono, Wisudowati, Faizah, Fitriawati, Iin Purwaningsih, Susi,
Enny Safitri, Sigit Irawan Melala, Anwar Irhamsyah, Abu Bakar Siddiq,
Ahmad Faisal Taufik, Budi Santoso, Zahrul Umam, Firman Muttaqin, Fadhli
Ahmad Syahroni, Sanusi Alfa, kholilah, Herdian, Jamaludin, Tuti serta yang
tidak penulis sebutkan namanya namun terukir dihati, terima kasih atas
kebaikan kalian semoga persahabatan kita tak lekang oleh waktu.
x
x
10. Sahabat kosan yang senasib dan sepenanggungan, Firman Muttaqin, Heru,
Lukman, Guruh, Fajri, Rahmat. Terima kasih atas pengertian dan Doanya.
Moga persahabatan kita makin erat.
11. Hartini, yang telah menemaniku selama tiga tahun dan banyak
membantuku dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk doa dan
motivasi yang diberikan selama ini sehingga aku bersemangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
12. Spesial untuk Istiqomah Diningrum. Terimakasih atas Doanya dan
dukunganya selama ini sehingga skripsi ini dapat selesai. Luph u...
13. Pengurus di BEMJ Manajemen 2006-2007 terima kasih atas kerja samanya
semoga kita bisa menjadi partner kembali di lain kesempatan.
14. Sahabat-sahabat di PMII KomFEIS, Sutan Syarif Hidayat, M. Nurul
Shobah, Badru Tamam, Bambang dwi Tomo, Apria Roles, Ahmad Efendy,
Ahmad Ilham Syarif, Badri Tamam, Reksa Ardiansyah, Ade Fauzan, Ahamd
Rifa’i, Syahrullah, Yudhi Nur Alamsyah dan yang tidak penulis sebutkan
namanya namun tidak dapat di gantikan dihati, terima kasih atas dukungan
dan ketulusan yang telah diberikan semoga pergerakan dapat terus kita
lanjutkan.
15. Teman – teman di tanah kelahiran.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik yang bersifat membangun untuk
pencapaian yang lebih baik.
Ciputat, 20 Maret 2010
Mohamad Akhyar
xi
xi
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... v
Abstract ........................................................................................................ vi
Abstrak ......................................................................................................... vii
Kata Pengantar.............................................................................................. viii
Daftar Isi....................................................................................................... ix
Daftar Tabel.................................................................................................. xiv
Daftar Gambar .............................................................................................. xv
Daftar Lampiran............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal di Indonesia.............................................................. 8
1. Pengertian Pasar Modal ............................................................. 8
2. Lembaga-lembaga Pasar Modal ................................................. 13
3. Peran dan Manfaat Pasar Modal................................................. 15
4. Pendekatan-Pendekatan Analisis Dalam Penilaian Saham ........... 17
5. Investasi di Pasar Modal .............................................................. 18
6. Saham Sebagai Pilihan Investasi .................................................. 19
xii
xii
7. Strategi Investasi di Pasar Modal ................................................. 20
8. Return Saham Sebagai Proyeksi Atas Risiko .............................. 22
9. Risiko Saham ................................................................................ 26
B. Tingkat Risiko dan Tingkat Pengembalian ................................... 32
C. Likuiditas...................................................................................... 34
D. Penelitian Sebelumnya .................................................................... 35
E. Kerangka Pemikiran...................................................................... 37
F. Uji Hipotesis ................................................................................. 39
1. Struktur I ................................................................................... 39
2. Struktur II.................................................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 42
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 42
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 43
D. Metode Analisis dan Uji Hipotesis ............................................... 44
1. Identifikasi Variabel ................................................................. 44
2. Pengertian Analisis Jalur........................................................... 45
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 51
1. Variabel Eksogen (Independent variabel) X.............................. 51
2. Variabel Endogen (Dependent variabel) Y ............................... 52
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian............................................... 55
1. Pengertian Pasar Modal ............................................................ 55
xiii
xiii
2. Jenis Pasar Modal ..................................................................... 56
3. Lembaga-lembaga Pasar Modal ................................................ 57
B. Penemuan dan Pembahasan .......................................................... 60
1. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ...................................... 60
2. Koefisien Struktur 1.................................................................. 68
3. Koefisien Struktur 2.................................................................. 77
4. Koefisien Korelasi .................................................................... 86
5. Penghitungan Pengaruh............................................................. 90
6. Pengujian Kesesuaian Model ( Goodness Of Fit )...................... 93
C. Interpretasi.................................................................................... 95
1. Interpretasi Model Struktur 1 .................................................... 95
2. Interpretasi Model Struktur 2 .................................................... 95
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan .................................................................................. 97
B. Implikasi....................................................................................... 98
Daftar Pustaka ............................................................................................. 100
Lampiran ...................................................................................................... 103
xiv
xiv
DAFTAR TABEL
No Keterangan Hal
4.1 Current Ratio Tahun 2004-2008........................................................ 61
4.2 Quick Ratio Tahun 2004-2008........................................................... 63
4.3 Beta Tahun 2004-2008 ...................................................................... 66
4.4 Return Saham Tahun 2004-2008 ....................................................... 67
4.5 Koefisien Determinasi Struktur 1....................................................... 68
4.6 Analisis Varian (Annova) Struktur 1.................................................. 69
4.7 Uji t Struktur 1 .................................................................................. 71
4.8 Hasil Struktur 1 setelah Trimming ..................................................... 74
4.9 Koefisien Determinasi Struktur 2....................................................... 77
4.10 Analisis Varian (Annova) Struktur II................................................. 78
4.11 Uji t Struktur II.................................................................................. 79
4.12 Hasil Struktur II setelah Trimming …………………………………... 82
4.13 Koefisien Korelasi............................................................................. 86
4.14 Pengujian Antar Sub VAriabel ........................................................... 88
4.15 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung CR terhadap
Harga Saham..................................................................................... 90
4.16 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung QR terhadap
Harga Saham..................................................................................... 90
4.17 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung CR terhadap Return ....... 91
4.18 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung QR
terhadap Return ................................................................................ 92
xv
xv
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Hal
2.1 Hubungan antara Return dan Risiko Saham........................................ 25
2.2 Risiko Tidak Sistematis ...................................................................... 31
2.3 Kerangka Pemikiran………………………………………………….. 38
3.1 Diagram Jalur..................................................................................... 47
4.1 Jalur (Path Analysis) Struktur 1 setelah Trimming .............................. 76
4.2 Jalur (Path Analysis) Struktur II setelah Trimming.............................. 85
4.3 Pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio terhadap
Herga Saham Asing dan Return Saham setelah Trimming.................. 89
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Hal
1. Lampiran I......................................................................................... 103
2. Lampiran II ....................................................................................... 105
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Investasi merupakan suatu penanaman modal secara langsung atau
tidak, baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan yang diharapkan atau bentuk manfaat lainnya
sebagai hasil penanaman modal. Jadi, disini ada suatu imbalan atau
keuntungan yang diinginkan oleh si penanam modal atau investor sebelum
menanamkan dananya, karena dalam kehidupan sehari-hari ketidakpastian
akian selalu ada dan timbul. Prinsip kehati-hatian merupakan hal utama yang
harus diambil oleh para investor walaupun telah didukung dengan data-data
akurat.
Pada umumnya, hampir semua investasi mengandung unsur
ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan
diperolehnya dari suatu investasi yang dilakukan. Dalam keadaan semacam itu
dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi risiko dalam investasi yang
dilakukannya. Hal yang dapat dilakukan oleh investor adalah memperkirakan
berapa tingkat keuntungan yang diharapkan.
Karena investor menghadapi kesempatan investasi yang berisiko,
pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan
yang diharapkan. Apabila investor mengharapkan untuk memperoleh tingkat
2
keuntungan yang tinggi, maka investor harus bersedia menanggung risiko
yang tinggi pula.
Pemilihan investasi dapat berbeda untuk setiap individunya, karena hal
tersebut akan sangat bergantung pada perilaku investor terhadap variabel-
variabel penentu tingkat pengembalian suatu investasi. Pada investasi dalam
bentuk saham di pasar modal, khususnya pada saham yang tergabung dalam
LQ-45 mempunyai tingkat pengembalian saham yang tidak sama karena
besarnya deviden kas yang dibayarkan pada investor dan keuntungan atau
kerugian dalam menjual setiap saham berbeda. Oleh karenanya, investor harus
mempertimbangkan secara matang mengenai beberapa hal yang sangat
penting dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya, yaitu
berapa tingkat pengembalian yang diharapkan, berapa besar resiko yang harus
ditanggung dan berapa likuiditas investasi tersebut.
Pada dasarnya, investor akan selalu memperhatikan besarnya risiko
saham, dalam hal ini risiko saham yang tidak dapat dieliminasi dengan
diversifikasi oleh investor adalah risiko sistematik yang dilambangkan dengan
(β) sebagai variabel penentu tingkat pengembalian saham yang diharapkan,
karena risiko saham yang tinggi akan memberikan tingkat pengembalian
saham yang tinggi, dan demikian pula sebaliknya, semakin rendah risiko suatu
saham maka akan memberikan tingkat pengembalian yang rendah pula.
Namun sebenarnya ada variabel penentu lain yang juga memepengaruhi
tingkat pengembalian saham, yaitu likuiditas saham.
3
Sedangkan, perilaku investor terhadap variabel-variabel penentu tingkat
pengembalian saham tersebut dapat berbeda-beda, investor dapat mendasarkan
pertimbangannya pada risiko saham (risiko sistematis) yang harus
ditanggungnya atau dapat juga menjadikan likuiditas saham sebagai
pertimbangan utamanya dalam melakukan investasi.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) yang
menganalisis pengaruh faktor fundamental terhadap beta dengan
menggunakan sampel perusahaan yang termasuk industri barang konsumsi
yang go public. Sampel penelitian terdiri dari 16 perusahaan selama periode
1990-1997. Hasil penelitian Natarsyah (2000) membuktikan faktor
fundamental yang berasal dari informasi laporan keuangan secara bersama-
sama mempunyai pengaruh yang signifikan pada peta. Sedangkan secara
parsial ROA, rasio utang terhadap modal, dan nilai buku saham mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap beta.
Hasil yang berbeda pada penelitian yang lain dilakukan oleh Brooks
dan Shoong (2002) yang menganalisis perubahan risiko sistematis akibat
krisis moneter di Kuala Lumpur Stock Exchange. Mereka mereview kebijakan
kontrol terhadap nilai tukar ringgit terhadap dollar US dan kontrol terhadap
lalu llintas uang di Malaysia terhadap nilai beta. Mereka membandingkan nilai
beta pada periode krisis moneter dan setelah adanya kebijakan kontrol ringgit.
Hasilnya menunjukkan nilai rata-rata beta setelah kebijakan kontrol nilai tukar
ringgit lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata beta pada periode krisis
moneter.
4
Dasar-dasar yang telah dipaparkan diatas maka laporan keuangan
sebagai refleksi tingkat kesehatannya yang akan memberikan informasi
penting dalam pengambilan keputusan investasi kepada investor, kreditur dan
investor potensial. Kemudian berdasarkan kepentingan serta pentingnya Bursa
Efek Indonesia (BEI) dalam peningkatan perekonomian Indonesia, yang lebih
spesifik terhadap tingkat return, likuiditas dan risiko atas tingkat kinerja
keuangan perusahaan, maka penulis ingin mencoba menganalisis lebih dalam
tentang pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap return saham.
Mempelajari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dengan hasil, maka penulis ingin mencoba melakukan penelitian
kembali dalam bentuk skripsi, yang terdapat perbedaan dengan penelitian
sebelumnya, yaitu penelitian yang bertujuan mencari pengaruh antara risiko
sistematis dan likuiditas saham terhadap tingkat pengembalian saham dengan
metode jalur sehingga dapat memberikan analisis hubungan sebab akibat yang
terjadi pada pengaruh antara variable bebas dan variable terikat.
Pemilihan perusahaan yang merupakan objek penelitian adalah
perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada LQ-45 di Bursa Efek Indonesia
(BEI), pemilihan objek penelitian ini disesuaikan dengan konsenterasi jurusan
manajemen yang ditempuh oleh penulis sehingga diharapkan mampu
memberikan sumbangan pada ilmu pengetahuan dibidang manajemen
keuangan, maka penelitian ini berjudul:
5
”Analisis pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap ekspektasi
pengembalian 14 saham LQ-45 di bursa efek indonesia periode 2004-2008
dengan menggunakan Path Analyze”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio terhadap Harga
Saham.
2. Variabel independen apakah yang paling dominan mempengaruhi Harga
Saham.
3. Bagaimana pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio terhadap Return.
4. Variabel independen apakah yang paling dominan mempengaruhi Return.
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk menganalisa pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio
terhadap Harga Saham.
2. Untuk menganalisa variabel independen yang paling dominan
mempengaruhi Harga Saham
3. Untuk menganalisa pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio
terhadap Return.
4. Untuk menganalisa variabel independen yang paling dominan
mempengaruhi Return.
2. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Memperluas informasi serta wawasan yang luas mengenai
pasar modal di Indonesia terutama masalah pemilihan investasi dalam
bentuk saham di pasar modal serta sebagai bahan masukan dalam
memahami kesempatan investasi yang berisiko.
2. Bagi investor
Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan investasi yang
berisiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan serta sebagai
7
informasi untuk bahan pengambilan keputusan investasi di pasar
modal.
3. Bagi Akademis
Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami pengaruh
risiko sistematis dan likuiditas saham.
4. Bagi Ilmu Manajemen, khususnya Manajemen Keuangan
Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi
ilmiah mengenai validitas empiris dan aplikasi Systematic Risk dan
Expected Return.
5. Bagi Bursa Efek Indonesia (BEI)
Dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki kinerja Bursa.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal di Indonesia
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian
fisik yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa
Efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang
mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara
langsung maupun melalui wakil-wakilnya (Siamat, 2001:365).
Definisi pasar modal menurut kamus pasar uang dan pasar modal
adalah pasar konkrit atau abstrak yang mempertemukan pihak yang
menawarkan dan memerlukan dana jangka pangjang. Definisi lain tentang
pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk dana jangka
panjang (dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun) dan merupakan
pasar yang konkrit (Rodoni, 20006:10).
Secara formal pasar modal menurut Suad Husnan (2005:3)
didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas)
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun
modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, publik authorities,
maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep
yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market).
9
Menurut Boedi, et al. (2002:210), pasar modal adalah pasar dimana
instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang bisa diperjualbelikan baik
dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, diterbitkan oleh pemerintah,
public authorities maupun perusahaan swasta. Instrumen yang paling populer
diperjualbelikan adalah obligasi (surat hutang) dan saham.
Menurut UU No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan
lebih spesifik sebagai kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek
(Bambang Widjajanta & Aristanti Widyaningsih, 2008:36).
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara,
karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan
fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi, karena
pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak
yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi
keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan
memperoleh return bagi investor sesuai dengan karakterisitik investasi yang
dipilih (Hendy, 2008:3).
Menurut UU No. 8 Tahun 1995, bursa efek didefinisikan sebagai
berikut: “Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek
10
Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka”
(Samsul, 2006:95).
Dalam pengertian umum, bursa efek disamakan dengan pasar pertama
(first market), yaitu pasar perdana (primary market) dan initial public offering
(IPO). Pasar kedua (secondary market) biasa disebut Bursa Efek, sedangkan
pasar ketiga (third market) biasa disebut over the counter market atau
disingkat OTC atau Bursa Paralel (Bodie, 2002:73)
Fungsi bursa efek sendiri antara lain menjaga kontinuitas pasar dan
menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan
penawaran (Siamat, 2001:294).
Perkembangan pasar modal secara langsung dipengaruhi oleh
banyaknya jumlah perusahaan yang menjual saham atau obligasi melalui pasar
modal, jumlah emisi, perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah
memasyarakatkan saham, serta kegiatan jual beli saham atau obligasi
dianatara anggota masyarakat yang dilakukan setiap hari di pasar sekunder. Di
pasar sekunder inilah harga saham akan terbentuk atas dasar kekuatan
permintaan dan penawarn, sehingga mencerminkan bagaimana penilaian
investor atau calon investor terhadap pendapatan dan risiko dari masing-
masing saham yang diperdagangkan. Hal ini secara tidak langsung
mencerminkan penilaian investor terhadap perusahaan emiten (Siamat,
2001:366).
Dengan adanya pasar modal, pemerintah akan terbantu dalam
memobilisasi dana masyarakat. Para investor akan terus menambah jumlah
11
investasinya di pasar modal karena perusahaan yang menerima dana dari
pemilik modal akan meningkatkan usahanya, baik melalui pembelian mesin
baru maupun penyerapan tenaga kerja (Arifin, 2007:47)
Surat-surat berharga yang didagangkan di pasar modal dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:
1. Saham merupakan bukti penyertaan modal pada suatu perusahaan,
imbalannya adalah dividen.
2. Obligasi merupakan bukti hutang dari perusahaan yang mengeluarkannya
dan imbalannya berupa bunga.
3. Sekuritas lainnya disebut Sekuritas kredit, seperti right, warrant, opsi,
dan lain-lain (Siamat, 2001:385).
Adapun jenis-jenis pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4 pasar,
yaitu:
1. Pasar Perdana (Primary market) adalah tempat atau sarana bagi
perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke
masyarakat umum. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh
penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten), berdasarkan
fundamental peruahaan yang bersangkutan.
2. Pasar sekunder (Secondary market) adalah tempat atau sarana transaksi
jual-beli efek antarinvestor dan harga dibentuk oleh investor melalui
perantara efek. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan
dan penawaran antara pembeli dan penjual.
12
3. Pasar ketiga (Third market) adalah tempat untuk memperdagangkan saham
dan sekuritas lain di luar bursa efek. Pasar modal ini disebut Over The
Counter Market atau di Indonesia disebut Bursa Paralel. Operasi yang ada
pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi, yang meliputi : harga
saham, jumlah transaksi, dan keterangan lainnya mengenai surat berharga
yang bersangkutan.
4. Pasar Keempat (Fourt market) adalah sarana transaksi jual-beli antara
investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek (Samsul,
2006:46-50).
Fungsi pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana
dari unit ekonomi yang memiliki surplus dana ke unit yang mempunyai defisit
dana. Bentuk konkrit dari pasar modal adalah bursa efek. Bursa efek adalah
istilah yang digunakan untuk lokasi menjual dan membeli surat-surat berharga
(efek serta sistem yang menjalankannya). Oleh karena itu, harga dari saham
dan efek-efek lainnya berubah sesuai dengan perubahan keseimbangan antara
penawaran dan permintaan terhadap efek yang bersangkutan. Keberhasilan
pasar modal di pengaruhi oleh kondisi supply dan demand tersebut. Untuk
menarik pembeli dan penjual agar dapt berpartisipasi, pasar modal harus
bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid, jika penjual
dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat.
Pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat berharga mencerminkan
nilai dari perusahaan secara akurat (Limopranoto, 2003:25).
13
2. Lembaga-lembaga Pasar Modal
Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial sangat luas, pasar modal
melibatkan banyak orang dan banyak lembaga. Masing-masing pihak
mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda-beda dan saling menunjang
kepentingan pihak yang lain. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan pasar
modal diantaranya adalah :
a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
Fungsi utama badan ini adalah melakukan pembinaan dan
pengawasan atas pasar modal. BAPEPAM diharapkan dapat mewujudkan
tujuan penciptaan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, transparan,
efisien, serta penegakan peraturan dan melindungi kepentingan investor di
pasar modal. BAPEPAM secara struktural ada dibawah pengawasan dan
pengendalian menteri keuangan.
b. Emiten
Emiten adalah merupakan sebutan bagi perusahaan yang
menerbitkan saham atau obligasi (bond) dan pembelinya adalah
masyarakat umum. Emiten dapat memperoleh dana jangka panjang baik
berupa modal sendiri (ekuitas) maupun modal pinjaman (obligasi)
c. Investor
Investor atau sering juga disebut pemodal adalah pihak yang
menginvestasikan dana pada sekuritas. Para investorlah yang memasok
dana ke pasar modal sehingga kemajuan suatu pasar modal sangat
tergantung pada peran yang dipakai investor. Investor terdiri atas investor
14
lembaga (dana pensiun, asuransi, reksadana, dan lainnya) dan investor
individu atau perorangan.
d. Penjamin Emisi (Underwriter)
Penjamin emisi efek (Underwriter) adalah salah satu aktivitas
padaperusahhan efek yang melakukan kontrak dengan emiten untuk
melaksanakan penawaran umum dengan atau tanpa kewajiban untuk
membeli sisa efek yang tidak terjual (full commitment and non full
commitment).
e. Perantara Pedagang Efek
Perantara pedagang efek (broker dealer) atau perusahaan pialang adalah
salah satu aktivitas pada perusahaan efek yang melakukan kegiatan usaha
jual-beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. Pialang atau
broker ialah pihak yang membeli dan menjual efek di bursa atas
permintaan investor. Atas jasanya menjualkan atau membelikan efek,
pialang mendapat balas jasa yang besarnya ditentukan antara investor
dengan pialang.
f. Badan Pengelola Bursa
Badan pengelola bursa bertanggung jawab dalam menjalankan dan
mengoperasikan bursa. Di Indonesia ada dua badan pengelola bursa, yaitu
bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) dan berfungsi
sebagai lembaga pengatur sendiri (self regulatory). Kedua bursa tersebut
berperan sebagai fasilitator yang menyediakan semua sarana perdagangan,
15
dan dalam menjalankan perannya kedua bursa tersebut mempunyai
kewenangan yang besar.
g. Lembaga-lembaga Pendukung Pasar Modal
Setelah terjadi kesepakatan jual beli efek di bursa efek maka
selanjutnya adalah menyelesaikan transaksi tersebut yang dilaksanakan
oleh Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) dan Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian (LPP).
h. Penjamin(Guarantor)
Pada instrumen obligasi, dua faktor yang sangat penting bagi
investor ialah kepastian pembayaran bunga dan pengembalian pinjaman
pokok. Untuk memperkuat kepercayaan investor terhadap emiten bahwa
pinjaman pokok maupun bunga akan di bayar tepat waktu maka dalam
penerbitan obligasinya biasanya diperlukan jasa penanggung (guarantor).
i. Wali Amanat (Trustee)
Wali Amanat (trustee), adalah pihak yang mewakili kepentingan
pemegang efek bersifat utang Tugas wali amanat adalah mewakili dan
melindungi kepentingan investor melalui pengawasan terhadap emiten
(Tandelilin, 2010:62-72).
3. Peran dan Manfaat Pasar Modal
Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting sebagai wahana
penyaluran dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana) kepada perusahaan
(pihak yang kekurangan dana) secara efesien. Tanpa adanya pasar modal maka
16
akses ke sumber dana yang tersedia secara efesien akan berkurang. Akibatnya,
perusahaan akan menanggung biaya capital yang lebih tinggi, atau bahkan
mengurangi kegiatan usahanya, yang pada akhirnya akan menyebabkan
terganggunya kegiatan perekonomian nasional. Selain itu, melalui
mekanismenya pasar modal mengalokasikan dana yang tersedia kepada pihak
yang paling produktif dapat menggunakan dana tersebut. Dengan demikian
pasar modal juga berfungsi untuk mengalokasikan dana secara optimal
(Bambang, 2008:40).
a. Pasar Modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien
Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui
pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan
di pasar modal. Sebaliknya perusahaan dapat memperoleh dana yang
dibutuhkan dengan menawarkan instrumen keuangan jangka panjang
melalui Pasar Modal tersebut.
b. Pasar Modal sebagai alternatif investasi Pasar modal memudahkan
alternatif berinvestasi dengan memberikan keuntungan dengan sejumlah
resiko tertentu.
c. Investor dapat memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik
Perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik, sebaiknya tidak
hanya dimiliki oleh sejumlah orang-orang tertentu saja karena penyebaran
kepemilikan secara luas akan mendorong perkembangan perusahaan
menjadi lebih transparan.
17
d. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara professional dan transparan,
keikut sertaan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan mendorong
perusahaan untuk menerapkan manajemen secara lebih profesional,
efesien dan berorientasi pada keuntungan, sehingga tercipta suatu kondisi
”Good Corporate Governance”, Bapepam menganjurkan setiap
perusahaan publik untuk memiliki suatu komite audit.
e. Peningkatan aktifitas ekonomi nasional dengan keberadaan Pasar Modal,
perusahaan–perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga
akan mendorong perekonomian Indonesia menjadi lebih maju, yang
selanjutnya akan menciptakan pendapatan pajak bagi pemerintah.
4. Pendekatan-Pendekatan Analisis Dalam Penilaian Saham
Untuk menentukan nilai saham, pemodal dan analisis melakukan
analisa terlebih dahulu terhadap saham-saham yang ada di pasar modal (bursa
efek) guna menentukan saham-saham yang dapat memberikan return paling
optimal. (Suad Husnan, 2005:307-341).
Ada dua pendekatan analisis yang dapat di gunakan yakni:
1. Pendekatan Analisis Teknikal
Pendekatan analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang
menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha
mengakses pemerintah dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar
secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang
sudah di publikasikan, seperti: harga saham, indeks harga saham
18
gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Karenanya
pendekatan ini juga di sebut pendekatan analisis pasar (market analysis)
atau analisis internal (internal analysis).
Sasaran pendekatan analisis teknikal adalah ketepatan waktu dalam
memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham maupun suatu
indikator pasar. Para analisis teknikal lebih menekankan perhatian pada
perubahan harga ketimbang tingkat harga, karenanya analisis mereka lebih
di usahakan untuk meramalkan trend perubahan harga tersebut.
2. Pendekatan Analisis Fundamental
Analisis fundamental di dasarkan pada suatu anggapan bahwa
setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik merupakan suatu
fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang di kombinasikan untuk
menghasilkan suatu return yang di harapkan dan suatu resiko yang melekat
padanya. Hasil estimasi nilai intrinsik tersebut kemudian di bandingkan
dengan harga pasar yang sekarang (current market price). Pemodal yang
sanggup melakukan analisis fundamental yang baik seharusnya mampu
meraih return dengan beraksi lebih dahulu sebelum pasar merefleksi
informasi yang sesungguhnya.
5. Investasi di Pasar Modal
Jogiyanto (2000:5) menyatakan bahwa “ investasi merupakan
penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien
19
selama periode waktu yang tertentu. Sedangkan pengertian investasi menurut
E.A. Koetin (2002:6) sebagai berikut:
Investasi adalah penggunaan uang untuk objek-objek tertentu dengan
tujuan bahwa nilai objek tersebut selama jangka waktu investasi akan
meningkat, paling tidak bertahan, dan selama jangka waktu itu pula
memberikan hasil yang teratur.
Menurut Tendelilin (2010:2), investasi adalah komitmen atas sejumlah
dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Investasi menurut pandangan keynesian akan ditentukan oleh
ekspektasi atas keuntungan. Sementara itu, ekspektasi atas keuntungan akan
ditentukan oleh dua fakor penting. Pertama, ekspektasi atas tingkat
pengembalian investasi (return on investment) atau dengan kata lain
ditentukan oleh efisiensi dari investasi itu sendiri (marginal efficiency of
investment). Kedua, tingkat keuntungan akan berhubungan dengan tingkat
penjualan (Prasetyantoko, 2008:73)
6. Saham Sebagai Pilihan Investasi
Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan
seorang investor di dalam suatu perusahaan. Jika sebuah perusahaan menjual
sebagian sahamnya kepada masyarakat luas atau kepada publik maka
perusahaan tersebut dikatakan go public atau telah menjadi perusahaan publik,
dalam arti kepemilikan atas perusahaan tersebut atas perusahaan tersebut tidak
20
hanya dimiliki sekelompok orang, namun kepemilikannya telah menyebar ke
banyak pihak (Hendy, 2008:30-31).
Saham adalah bukti telah dilakukannya penyetoran penuh modal yang
diambil bagian oleh para pemegang saham perseroan terbatas. Saham
diterbitkan segera setelah perseroan terbatas memperoleh status sebagai badan
hukum, yaitu segera setelah perseroan terbatas disahkan oleh Menteri Hukum
dan HAM (Gunawan, 2008:27).
7. Strategi Investasi di Pasar Modal
Investasi di pasar modal, investor harus benar-benar menyadari bahwa
disamping akan memperoleh keuntungan juga kemungkinan akan mengalami
kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipegaruhi oleh
kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham dan kemungkinan
turun naiknya harga di Bursa. Oleh karena itu bermain di pasar modal tidak
memiliki jaminan untuk mendapatkan capital gain yaitu selisih lebih dari
harga beli saham dan harga jual saham. Dengan demikian bermain di Bursa
akan sangat mungkin pula investor mengalami capital loss (Purnastuti,
2006:47)
Menurut Sri Susilo, dkk (2000:204) beberapa strategi yang dapat
digunakan dalam melakukan investasi di bursa efek khususnya dalam bentuk
saham antara lain sebagai berikut:
21
a. Mengumpulkan beberapa jenis saham dalam satu portofolio. Strategi ini
dapat memperkecil risiko investasi karena risiko akan disebar ke berbagai
jenis saham.
b. Beli dipasar perdana dan jual setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.
c. Beli dan simpan. Strategi ini dapat digunakan apabila investor memiliki
keyakinan berdasarkan analisis dalam perusahaan yang bersangkutan
memiliki prospek untuk berkembang yang cukup pesat beberapa tahun
mendatang sebagai sahamnya diharapkan akan menjalani kenaikan yang
cukup besar pada saat itu.
d. Beli saham tidur. Saham tidur adalah saham yang jarang atau tidak pernah
ada transaksi. Saham tidur ini bisa disebabkan jumlah saham yang
dicatatkan terlalu sedikit atau dikuasai oleh investor insitusi dan pemilik
saham sama. Dapat pula disebabkan karena kinerja perusahaan yang
bersangkutan kurang baik atau prospek usahanya masih cerah dan kurang
mendapat perhatian pemodal.
e. Srategi berpindah dari saham yang satu ke saham yang lain. Investor yang
memiliki strategi ini cenderung bersifat lebih spekulatif. Mereka akan
cepat-cepat melepas saham-saham yang di perkirakan harganya akan
mengalami penurunan atau cepat-cepat membeli saham yang menurut
anggapannya akan mengalami kenaikan kurs.
f. Konsentrasi pada industri tertentu. Strategi ini lebih cocok bagi investor
yang belum menguasai kondisi suatu jenis industri sehingga mengetahui
prospek perkembangannya di masa yang akan datang.
22
g. Mutual fund. Melakukan investasi dengan membeli unit sertifikat atau
saham yang diterbitkan oleh investment trust. Strategi ini cocok untuk
investor yang tidak memiliki cukup waktu melakukan analisis pasar atau
tidak ada akses informasi.
8. Return Saham Sebagai Proyeksi Atas Risiko
Keputusan investasi bagi para investor mengandung risiko dan
ketidakpastian. Pengetahuan tentang risiko merupakan suatu hal yang penting
untuk dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Seorang investor
yang rasional, sebelum mengambil keputusan investasi harus
mempertimbangkan dua hal, yaitu pendapatan yang diharapkan (expected
return) dan risiko (risk) yang tergantung pada jenis investasinya. Investasi
pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan
dengan alternatif investasi yang lain seperti obligasi, deposito dan tabungan.
Hal ini disebabkan karena pendapatan yang diharapkan dari investasi pada
saham bersifat tidak pasti, dimana mendapatkan saham terdiri dari dividen dan
capital gain. Kesanggupan suatu perusahaan untuk membayar dividen
ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sedangkan
capital gain ditentukan oleh fluktuasi harga saham. Risiko investasi saham
tercermin pada variabilitas pendapatan (return) saham, baik pendapatan saham
individual maupun pendapatan saham secara keseluruhan (return market) di
pasar modal (Nurdin, 2005: 13).
23
Pengertian return menurut Kevin (2006:19) adalah, “The expected
return is the uncertain future return that an investor expects to get for his
investment”.
Return adalah total keuntungan atau kerugian dari suatu investasi pada
suatu periode tertentu, yaitu perubahan nilai invetasi ditambah suatu distribusi
kas selama periode tertentu dibandingkan dengan nilai investasi pada periode
awal. Jadi return dihasilkan dari 2 sumber yaitu pendapatan (arus kas) dan
peningkatan harga dari investasi (capital gain atau loss) (Suad Husnan,
2001:208).
Pengertian return menurut Weston dan Copeland (2005:143) adalah
imbalan yang di harapkan akan di peroleh pada masa yang akan datang.
Sedangkan perngertian expected return menurut (Hinsa, 2009:78) adalah
pengembalian yang diharapkan investor dari investasinya (aktivanya),
menurut harga tertentu, potensi pertumbuhan, dan faktor exogenous.
Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas
investasi saham yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen
yaitu current income dan capital gain (Wahyudi, 2003). Bentuk dari current
income berupa keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat
periodik berupa dividen sebagai hasil kinerja fundamental perusahaan.
Sedangkan capital gain berupa keuntungan yang diterima karena selisih antara
harga jual dan harga beli saham. Besarnya capital gain suatu saham akan
positif, bilamana harga jual dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga
belinya. Menurut Jogiyanto (2003:109) saham dibedakan menjadi dua, yaitu:
24
1. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi
2. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh
investor di masa yang akan datang.
Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil
yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham
periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen,
maka dapat ditulis dengan rumus: Ross et al. (2003:238).
Keterangan: Ri = Return saham Pt = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1
Selain return saham terdapat juga return pasar (Rm) yang dapat
dihitung dengan rumus: Jogiyanto (2003 : 232)
Keterangan: Rm = Return pasar IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode t IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode t-1
25
Dalam kaitannya dengan pemantauan kondisi stabilitas sistem
keuangan, hasil perhitungan beta antara lain dapat dipantau untuk melihat
sektor yang sedang berkembang dan berpotensi risiko karena pertumbuhannya
yang cukup tinggi relatif terhadap perkembangan pasar (Muliaman, 2004:18).
Gambar 2.1 Hubungan antara Return dan Risiko saham
Gambar diatas menunjukan adanya hubungan positif antara risk dan
return. Garis vertikal dalam gambar menunjukan besarnya tingkat hasil yang
diharapkan yang layak, sedangkan garis horizontal memperlihatkan risiko
yang ditanggung investor. Titik Rf pada gambar menunjukan return bebas
risiko (risk-free rate). Rf pada gambar di atas menunjukan satu pilihan
investasi yang menawarkan return sebesar Rf dengan risiko sebesar nol (0).
Kesimpulan dari pola hubungan antara risiko dan return adalah, bahwa risiko
dan return mempunyai hubungan yang searah dan linier. Artinya semakin
tinggi risiko suatu aset semakin tinggi pula return dari aset tersebut, demikian
juga sebaliknya.
26
Dalam berinvestasi apapun berbagai risiko yang bisa mempengaruhi
tingkat keuntungan atau mengalami kerugian selalu akan menjadi
pertimbangan bagi investor. Sebanyak mungkin faktor risiko yang mungkin
akan mempengaruhi tingkat keuntungan dalam investasi saham harus selalu
dideteksi agar seluruh gerak pasar bisa diantisipasi (Dwityapoetra, 2004:19).
9. Risiko Saham
Pengertian Risiko menurut Eugene F. Brigham (2008:202) adalah,
”Risk is defined in Webster’s as a hazard; a peril; exposure to loss or injury.”
Sri Susilo,dkk (2000:206) pengertian risiko secara umum adalah
kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang menimbulkan
kerugian. Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk
mempertimbangkan kehidupan perekonomian di masa mendatang. Sri Susilo,
dkk (2000:207) dalam mengenai risiko tersebut minimal ada 5 cara yang dapat
dilakukan, antara lain :
a. Menghindari risiko atau risk avoidence
Adalah orang yang bersangkutan perlu mempertimbangkan risiko
yang mungkin muncul dari aktivitas yang akan dilakukan. Setelah
mengidentifikasikan risiko, orang dapat meneruskan kegiatannya dapat
juga menarik diri dari kegiatan yang akan di lakukan. Dengan cara
menarik diri, sebenarnya orang tersebut sudah menghindari risiko.
b. Mengurangi risiko atau risk reduction
27
Mengurangi risiko berarti mengambil tindakan yang bersifat
meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko kerugian. Mengurangi risiko
dapat berarti mengurangi peluang terjadinya atau mengurangi jumlah
kerugian yang mungkin terjadi
c. Menahan risiko atau risk retention
Berarti tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut.
Risiko tersebut dapat ditahan karena seara ekonomi biasanya melibatkan
jumlah yang kecil. Bahkan kadang-kadang orang tidak sadar akan usaha
menahan risiko ini.
d. Membagi risiko atau risk sharing
Membagi risiko berarti melibatkan orang lain untuk sama-sama
menghadapi risiko. Misalnya saja dalam memulai investasi tersebut.
e. Mentransfer risiko atau risk transfer
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang
bersedia serta mampu memikul beban beresiko. J. Fred Weston & Thomas
E. Copeland (2005:605) risiko dapat di bagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Risiko tidak sistematik adalah risiko unik yang tergantung secara
spesifik pada masing-masing perusahaan. Itu mencangkup dengan
melakukan diversifikasi aset pada portofolio.
b. Risiko sistematik atau risiko pasar adalah risiko yang
tergantung pada kondisi makro ekonomi pasar dan merupakan risiko yang
tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi aset pada portofolio. Bahkan
28
nilai suatu portofolio yang terdiversivikasi dengan baik akan berfluktuasi
terhadap perubahan dalam hasil pengembalian atas pasar.
Risiko investasi yang dihadapi oleh investor (Rose, 2006:277-280)
sebagai berikut:
1. Market Risk (risiko pasar), sering disebut juga sebagai interest rate risk,
nilai investasi akan menjadi turun ketika suku bunga meningkat
mengakibatkan pemilik investasi mengalami capital loss.
2. Reinvestment risk, risiko yang disebabkan sebuah aset akan memiliki yield
yang lebih sedikit pada beberapa waktu di masa yang akan datang.
3. Default risk. Risiko apabila penerbit aset gagal membayar bunga atau
bahkan pokok aset.
4. Inflation risk. Risiko menurunnya nilai riil aset karena inflasi.
5. Currency risk. Risiko menurunnya nilai aset karena penurunan nilai tukar
mata uang yang dipakai oleh asset.
6. Political risk. Risiko menurunya nilai aset karena perubahan dalam
peraturan atau hukum karena perubahan kebijakan pemerintah atau
perubahan penguasa.
Bodie et al. (2005:2) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model
(CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern. Capital
Asset Pricing Model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara
hubungan risiko sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian (expected
return). Walaupun Capital Asset Pricing Model belum dapat dibuktikan secara
29
empiris, Capital Asset Pricing Model sudah luas digunakan karena Capital
Asset Pricing Model merupakan model yang cukup akurasi pada aplikasi
penting.
Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan
ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians
portofolio. Sehingga strategi yang efisien adalah passive strategy. Capital
Asset Pricing Model berimplikasi bahwa premium risiko dari sembarang aset
individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium pada portofolio
pasar dan koefisien beta (Tendelilin, 2010:187).
a. Risiko sistematis
Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat dihindarkan, disebut juga
dengan risiko pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar
secara umum, misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko
tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar.
Risiko ini mempengaruhi semua perusahaan dan karenanya tidak bisa
dihilangkan dengan diversifikasi. Parameter yang digunakan dalam mengukur
risiko ini adalah beta (Tendelilin, 2010:104).
Pengertian Beta menurut Jones (2000:178) adalah “Beta a measure of
valatility, or relative systematic risk”. Dimana pengertian volatilitas adalah
sebagai fluktuasi dari return suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Jika
30
fluktuasi return sekuritas secara statistik mengikuti fluktuasi return pasar,
maka beta dari sekuritas tersebut. beta dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
)()( .
m
mii RVar
RRCov
Keterangan: βI : Beta saham Cov : Covarian Var : Varians Atau menurut Boedie et al.(2005:166) beta dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
22 )(
))((XXN
YXXYN
Keterangan: X = Return pasar (Rm) Y = Return saham (Ri) N = Jumlah data β = Beta saham
b. Risiko tidak sistematis
Risiko tidak sistematik (Rodoni, 2010:89) merupakan risiko yang
berpengaruh khusus pada sebuah asset tunggal atau sebuah asset kelompok
kecil, dan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan
dengan diversifikasi. Parameter yang digunakan dalam risiko tidak sistematis
adalah standar deviasi. Standar deviasi adalah risiko yang dihadapi oleh
31
investor saat ini dianggap sama dengan tingkat variabilitas dari return yang
diharapkan. Semakin berfluktuasi tingkat harapan return yang akan didapat
maka tingkat risiko juga tinggi.
(Sumber:Rose, et al.2003:107)
Gambar 2.2
Risiko tidak sistematis
Gambar 2.2 di atas menjelaskan hubungan risiko sistematis dan risiko
tidak sistematis. Risiko tersebut digambarkan melalui risiko total yang
merupakan penjumlahan dari risiko sistematis (Systematic risk) dan risiko
tidak sistematis (Unsystematic risk). Risiko tersebut dipergunakan karena
dapat mengukur secara garis besar tingkat risiko secara keseluruhan.
32
B. Tingkat Resiko dan Tingkat Pengembalian
Pengertian Risiko menurut Kevin (2006:20) adalah “Risk is the
potential for variability in return.”
Tingkat pengembalian saham menurut Tendelilin (2001:105)
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor yang berinvestasi dan
juga merupakan imbalan atas keberanian investor untuk menanggung risiko
atas investasi yang di lakukannya.
Menurut Jugiyanto (2003:201), ekspektasi pengembalian adalah
pengembalian yang di harapkan akan di peroleh oleh investor di masa
mendatang. Sedangkan menurut Halim (2003:30), memberikan pengembalian
saham sebagai imbalan yang di peroleh dari investasi. Pengembalian ini di
bedakan menjadi dua. Pertama, pengembalian yang telah terjadi
(pengembalian aktual) yang di hitung berdasarkan data historis. Kedua adalah
pengembalian yang di harapkan di mana pengembalian ini akan di peroleh
investor di masa mendatang.
Risiko sistematis atau risiko pasar (Suad Husnan,2005:200) merupakan
risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena
fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro yang dapat mempengaruhi
pasar secara keseluruhan. Misalnya, adanya perubahan tingkat bunga, kurs
valas, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Sehingga sifatnya umum dan
berlaku untuk semua saham yang bersangkutan. Risiko ini disebut juga
undiversifiable risk. Hal ini berarti kinerja saham suatu badan usaha di
pengaruhi oleh kondisi yang terjadi dalam perekonomian negara dan
33
perubahan pasar. Dengan kata lain, ekspektasi pengembalian dipengaruhi oleh
perubahan faktor di luar kendali manajemen suatu badan usaha, dan setiap
saham memiliki kepekaan yang berbeda terhadap kondisi pasar tersebut.
Pada dasarnya, investor akan selalu memperhatikan besarnya risiko
saham, dalam hal ini risiko saham yang tidak dapat di hilangkan dengan
diversifikasi oleh investor adalah resiko sistimatis yang di lambangkan dengan
β sebagai variabel penentu tingkat pengembalian saham yang di harapkan.
Hubungan antara risiko sistematis dengan pengembalian tersebut
apabila digambarkan dalam suatu model akan membentuk Capital Asset
Pricing Model (CAPM) (Sharpe,2005:105). Model tersebut bisa dituliskan
dalam bentuk Persamaan :
E(Ri) = Rf +[E(Rm)-Rf]βi
Dimana E(Ri) adalah pengembalian yang diharapkan dari surat
berharga i dan merupakan fungsi dari risiko sistematisnya (β). Sedangkan
kemiringan [E(Rm)-Rf] dinamakan dengan harga risiko atau premi risiko,
yaitu selisih antara pengembalian pasar yang diharapkan (E(Rm)) dengan
tingkat bebas risiko (Rf).
C. Likuiditas
Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segara harus
dipenuhi. Kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban finansial
tersebut dapat dilihat dari jumlah alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki
34
oleh perusahaan. Kemampuan membayar baru dapat diketahui setelah
membandingkan alat likuid di satu pihak dengan kewajiban finansialnya yang
segera harus dipenuhi. Likuiditas badan usaha berarti kemampuan perusahaan
untuk dapat menyediakan alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih. Rasio likuiditas adalah
rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan
(Jogiyanto,2007:210).
D. Penelitian Sebelumnya
Investor yang melakukan investasi akan selalu menghadapi dua hal
utama, yaitu: tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko yang dihadapi.
Risiko investasi yang dihadapi oleh investor terbagi menjadi dua: risiko tidak
sistematis dan risiko sistematis. Investor dapat meminimalkan risiko tidak
sistematis dengan melakukan diversifikasi investasi atau dengan membentuk
portofolio saham. Sedangkan risiko sistematis merupakan risiko yang dihadapi
oleh investor yang tidak dapat dieliminir dan terdapat pada semua jenis saham
dan portofolio. Risiko sistematis dinyatakan dengan beta. Beta merupakan
ukuran volatilitas return sekuritas atau portofolio dengan return pasar.
Semakin tinggi fluktuasi antara return sekuritas dengan return pasar, maka
semakin tinggi nilai beta.
1. Ahmed dan Lockwood (1998) menguji faktor-faktor makro ekonomi yang
mempengaruhi beta pada periode pasar bull dan bear dan saat
perekonomian Amerika mengalami resesi dan ekspansi. Mereka
35
membuktikan beta periode bull dan bear berbeda signifikan, begitu juga
beta pada periode resesi berbeda dengan beta periode ekspansi. Jadi risiko
sistematis pada periode perekonomian yang dilanda kontraksi berbeda
dengan risiko sitematik periode perekonomian yang mengalami ekspansi.
Selanjutnya Ahmed dan Lockwood (1998) menguji perbedaan struktur
model beta periode kontraksi dengan ekspansi dan membuktikan struktur
beta tersebut berbeda secara signifikan. Perbedaan tersebut karena adanya
perbedaan pada variabel inflasi. Berdasarkan penelitiannya Ahmed dan
Lockwood (1998) menyimpulkan nilai beta berbeda pada kondisi
perekonomian yang berbeda. Penelitian ini mengkonfirmasi Bhardwaj dan
Brooks (1993) yang menunjukkan beta pada periode pasar yang sedang
bear dan bullish berbeda. Tandelilin (2001) juga menunjukkan beta yang
dihitung secara terpisah pada periode pasar yang bear dan bullish dapat
menjelaskan return saham pada periode tersebut.
2. Miswanto dan Husnan (1999) menguji pengaruh variabel operating
leverage, cyclicality dan ukuran perusahaan terhadap risiko bisnis. Hasil
penelitian mereka menunjukkan beta perusahaan yang unleverage
merupakan proksi terhadap risiko bisnis. Selanjutnya Miswanto dan
Husnan (1999) menguji pengaruh masing-masing variabel terhadap beta.
Sampel yang digunakan adalah 30 perusahaan teraktif berdasarkan volume
perdagangannya selama periode 1992-1995. Hasilnya menunjukkan secara
bersama-sama ketiga variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap beta.
36
Sedangkan secara parsial, variabel cyclical dan ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta.
3. Natarsyah (2000) meneliti pengaruh faktor fundamental terhadap beta
dengan menggunakan sampel perusahaan yang termasuk industri barang
konsumsi yang go publik. Sampel penelitian terdiri dari 16 oerusahaan
selama periode 1990-1997. Hasil penelitian Natarsyah (2000)
membuktikan faktor fundamental yang berasal dari informasi laporan
keuangan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan pada
peta. Sedangkan secara parsial ROA, rasio utang terhadap modal, dan nilai
buku saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta.
4. Penelitian yang lain dilakukan oleh Brooks dan Shoong (2002) yang
menganalisis perubahan risiko sistematis akibat krisis moneter di Kuala
Lumpur Stock Exchange. Mereka mereview kebijakan kontrol terhadap
nilai tukar ringgit terhadap dollar US dan kontrol terhadap lalu llintas uang
di Malaysia terhadap nilai beta. Mereka membandingkan nilai beta pada
periode krisis moneter dan setelah adanya kebijakan kontrol ringgit.
Hasilnya menunjukkan nilai rata-rata beta setelah kebijakan kontrol nilai
tukar ringgit lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata beta pada
periode krisis moneter.
5. Andi Nugraha (2004), meneliti pengaruh CAR, LDR, ROA, dan BOPO
terhadap return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta,
serta menganalisis diantara variabel-variabel tersebut yang berpengaruh
dominan terhadap return saham perbankan. Pengambilan sampel dilakukan
37
dengan metode Purposive Sampling, dengan kriteria perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEJ selama tiga tahun yaitu 2002-2004.
Sampel yang memenuhi kriteria tersebut adalah 16 perusahaan perbankan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang berpengaruh
signifikan terhadap return saham perbankan yang terdaftar diBEJ adalah
LDR dan BOPO, sedangkan CAR dan ROA tidak berpengaruh yang
signifikan terhadap return saham. Di antara LDR dan BOPO, ternyata
LDR memiliki pengaruh yang dominan terhadap return saham perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
E. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini akan menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap
risiko saham bank dengan menggunakan data historis selama periode 2004-
2008. Data sekunder yang berupa harga saham diambil dari periode Januari
2003 hingga desember 2008 kemudian diolah untuk menghitung besarnya
return serta risiko saham. Sedangkan data yang berupa rasio keuangan berasal
dari laporan Tahunan, Desember 2004 hingga Desember 2008.
Pada penelitian ini, aspek ekonomi dan non-ekonomi yang lain seperti:
perubahan suhu politik, sasaran konsumen (Nasabah), dan sebagainya tidak
diperhitungkan. Sesuai dengan penelitian ini, maka model penelitian path
analyze/analisis jalur dan hipotesis yang menggambarkan pengaruh kinerja
keuangan terhadap risiko saham seperti seperti pada gambar diagram jalur
pada halaman selanjutnya.
38
Gambar 2.3
”Pengaruh Risiko Sistematik dan Likuiditas terhadap Return Saham.” (Kerangka konseptual diambil dari model Riduwan Engkos, 2007:5)
Risiko sistematik (X1)
Current Ratio (X2)
Harga saham (Y1)
Return saham (Y2)
Quick Ratio (X3)
ρ y1x1
ρ y1x2
ρ y2x3 ρ y1x3
ρ y2x2
ρ y2x1
πx1x2
πx2x3
πx1x3
ε1
ε2
39
F. Uji Hipotesis
1. Struktur I
Y1 = y1x1 + y1x2 + y1x3
Hipotesis Struktur I :
a. Dengan Uji Stimultan (F-Test)
1) Ha : x1y1 = x2y1 = x3y1 ≠ 0
Artinya : Terdapat pengaruh antara Risiko sistematis (beta),
Current Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) terhadap
harga saham.
Ho : x1y1 = x2y1 = x3y1 = 0
Artinya : Tidak terdapat pengaruh antara Risiko sistematis (beta),
Current Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) terhadap
harga saham.
b. Dengan Uji Parsial (t-Test)
1) Ha : x1y1 > 0
Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Risiko sistematis
(beta) terhadap harga saham.
Ho : x1y1 = 0
Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Risiko
sistematis (beta) terhadap harga saham.
2) Ha : x2y1 > 0
Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Current Ratio (CR)
terhadap harga saham.
40
Ho : x2y1 = 0
Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Current
Ratio (CR) terhadap harga saham.
Ha : x3y1 > 0
Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Quick Ratio (QR)
terhadap harga saham.
Ho : x3y1 = 0
Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Quick
Ratio (QR) terhadap harga saham.
2. Struktur II
Y2 = y2x1 + y2y1 + y2x3
Hipotesis Struktur II :
a. Dengan Uji Stimultan (F-Test)
1) Ha : x1y2 = y1y2 = x3y2 ≠ 0
Artinya : Terdapat pengaruh antara Risiko sistematis (beta),
Current Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) terhadap
return saham.
Ho : x1y2 = y1y2 = x3y2 = 0
Artinya : Tidak terdapat pengaruh antara Risiko sistematis (beta),
Current Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) terhadap
return saham.
41
b. Dengan Uji Parsial (t-Test)
1) Ha : x1y2 > 0
Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Risiko sistematis
(beta) terhadap return saham.
Ho : x1y2 = 0
Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Risiko
sistematis (beta) terhadap return saham.
2) Ha : y1y2 > 0
Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Current Ratio (CR)
terhadap return saham.
Ho : y1y2 = 0
Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Current
Ratio (CR) terhadap return saham.
3) Ha : x3y2 > 0
Artinya: Terdapat pengaruh signifikan antara Quick Ratio (QR)
terhadap return saham.
Ho : x3y2 = 0
Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Quick
Ratio (QR) terhadap return saham.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah di BEI dengan menggunakan data
bulanan mengenai perkembangan IHSG, harga saham dan dividen yang
dibayar dari saham perusahaan yang secara konsisten tergolong dalam LQ-45
di .BEI tahun 2004-2008.
B. Metode Penentuan Sampel
Cara pemilihan sampel dengan menggunakan teknik purposive
sampling atas populasi perusahaan yang terlisting di BEI. Populasi dari
penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 yang
listing di BEI periode 2004-2008. Dari populasi tersebut, kemudian digunakan
metode purposive sampling agar kualifikasi sampel sesuai dengan kriteria-
kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian. Hasilnya terdapat 14 perusahaan
yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian. Anggota sampling
harus memenuhi kriteria berikut ini:
a. Perusahan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan konstan
selama periode 2004-2008.
b. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan selama periode
2004 sampai dengan 2008.
43
c. Perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dari periode Desember
2002 hingga Januari 2009.
d. Perusahaan yang kegiatannya dalam periode penelitian tidak pernah terjadi
partial delisting.
e. Perusahaan-perusahaan tersebut tergolong dalam LQ-45 sebagai saham
yang teraktif di PT BEI selama periode 2004-2008.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk
melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Field Reseach
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain (yang berkaitan) dengan
penulisan skripsi ini, seperti pusat referensi pasar modal di Bursa Efek
Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data runtun
waktu atau data berkala (time series) yaitu adalah data yang disusun
berdasarkan urutan waktu atau data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu.
Waktu yang digunakan dapat berupa mingguan, bulanan, tahunan, dan
sebagainya. (Iqbal Hasan, 2005:184)
Data tersebut berupa data harga saham penutupan akhir tahun, yang
diperoleh dari BEI periode Januari 2003 – Desember 2008 dan rasio keuangan
yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan selama periode Desember 2004
44
– 2008 yang telah dipublikasikan, meliputi rasio: Current Ratio dan Quick
Ratio .
2. Library Reseach
Data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah data yang
diperoleh dengan membaca literatur, buku, artikel, jurnal dan hal lain
yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya untuk
memperoleh data yang valid.
3. Internet Reseach
Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam
diperpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau tidak up to date, karena
ilmu yang selalu berkembang, penulis melakukan penelitian dengan teknologi
yang berkembang, yaitu dengan internet sehingga data yang diperoleh up to
date seperti: www.idx.go.id
D. Metode Analisis
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil analisis jalur untuk
menganalisis data yang diperoleh, karena dari model yang disusun
terdapat keterkaitan hubungan antara sejumlah variabel yang dapat di
estimasi secara simultan. Selain itu variabel dependen pada suatu
hubungan yang sudah ada, akan menjadi variabel independent pada
hubungan selanjutnya.
1. Identifikasi Variabel, terdapat dua variabel yaitu:
45
a. Variabel Endogen, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel
eksogen dan merupakan variabel antara. Dalam penelitian ini yang
menjadi variable endogen harga saham dan return saham.
b. Variabel Eksogen, yaitu variabel yang diduga secara bebas
berpengaruh terhadap variabel endogen. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel eksogen yaitu Risiko Sistematis (beta), Current Ratio
(CR), dan Quick Ratio (QR.
2. Pengertian Analisis Jalur
Analisis jalur (path analysis) merupakan pengembangan dari analisis
regresi, sehingga analisis regeresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari
analisis jalur (regression is special case of path analysis). Analisis jalur
digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel
yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono, 2005). Dengan demikian dalam
model hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel bebas (Independent
Variabel) atau dalam hal ini disebut variabel eksogen (Exogenous), dan
variabel terikat (Dependent Variabel) atau yang disebut variabel endogen
(endogenous). Melalui analisis jalur ini akan dapat ditemukan jalur mana yang
paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju variabel dependen
yang terakhir. Menurut Sugiyono (2005) penggunaan analisis jalur dalam
analisis data penelitian didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut
yaitu:
a) Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linear, aditif
dan kausal.
46
b) Variabel-variabel residual tidak berkolerasi dengan variabel yang
mendahuluinya, dan tidak juga berkolerasi dengan variabel yang lain.
c) Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/sebab-
akibat searah.
d) Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval yang berasal
dari sumber yang sama.
Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya,
maka peneliti harus menyusun model hubungan antar variabel yang dalam hal
ini disebut diagram jalur. Diagram jalur disusun berdasarkan kerangka
pemikiran yang dikembangkan dari teori yang digunakan untuk penelitian.
Dalam penelitian ini model hubugan antar variabel independen yaitu Risiko
sistematis (X1), Current Ratio (X2), dan Quick Ratio (X3) dengan variabel
dependen yaitu harga saham (Y1) dan return saham (Y2) dapat digambarkan
dalam diagram jalur berikut ini :
47
Gambar 3.1 ”Pengaruh Risiko Sistematik dan Likuiditas terhadap Return Saham.” (Kerangka konseptual diambil dari model Riduwan Engkos, 2007:5)
Persamaan Struktur I
Y1 = ρy1x1 X1 + ρy1x2 X2+ ρy1x3 X3 + Є1
Persamaan Struktur II
Y2 = ρy2x1 X1 + ρy2y1 Y1 + ρy2x3 X3 + Є2
Risiko sistematik (X1)
Current Ratio (X2)
Quick Ratio (X3)
Harga saham (Y1)
Return saham (Y2) ρ y2x2
ε2
ε1
πx1x3
πx1x2
πx2x3
ρ y1x1
ρ y1x2
ρ y2x1
ρ y1x3
ρ y2x3
48
a. Uji Hipotesis
Dari perhitungan dengan SPSS 16.00 akan diperoleh keterangan atau
hasil mengenai Uji F (Uji Stimultan), Uji t (Uji Parsial), dan koefisien
determinan (R2) untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Berikut ini
keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut yaitu sebagai berikut :
1) Uji F (Uji Stimultan)
Uji F dilakukan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu, merumuskan hipotesis alternatif (Ha)
dan juga menyertai dengan hipotesis nol (Ho), seperti dibawah ini :
a) Ho : x1y1 = x2y1 = x3y1 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel X1, X2 dan X3 dengan variabel Y1.
Ha : x1y1 = x2y1 = x3y1 ≠ 0 → terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel X1, X2 dan X3 dengan variabel Y1.
b) Ho : x1y2 = y1y2 = x3y2 = 0→ tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel X1, X2 dan X3 dengan variabel Y2.
Ha : x1y2 = y1y2 = x3y2 ≠ 0 → terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel X1,, X2 dan X3 dengan variabel Y2.
Untuk mengetahui korelasi ini signifikan atau tidak, digunakan Uji F,
dengan rumus sebagai berikut :
F = 2
2
11/
RkknR
49
Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Jika Sig F > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat
pengaruh antara variabel bebas dan terikat.
Jika Sig F < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh
antara variabel bebas dan variabel terikat.
2) Uji t (Uji Parsial)
Untuk mengisi signifikan hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk
semua populasi maka perlu diisi dengan tingkat signifikan sebesar 5% dengan
rumus signifikansi product moment (Sugiono, 2005:189). Sedangkan hipotesis
untuk uji t adalah sebagai berikut :
a) Ho : x1y1 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
X1 variabel Y1.
Ha : x1y1 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1
variabel Y1.
b) Ho : x2y1 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
X2 variabel Y1.
Ha : x2y1 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X2
variabel Y1.
c) Ho : x3y1 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
X3 variabel Y1.
50
Ha : x3y1 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X3
variabel Y1.
d) Ho : x1y2 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
X1 variabel Y2.
Ha : x1y2 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1
variabel Y2.
e) Ho : y1y2 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
Y1 variabel Y2.
Ha : y1y2 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Y1
variabel Y2.
f) Ho : x3y2 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
X3 variabel Y2.
Ha : x3y2 ≠ 0→ terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X3
variabel Y2.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen dengan
melakukan uji t. Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
51
Jika Sig t > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
Jika Sig t < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
3) Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam
output SPSS, koefisen determinasi terletak pada tabel model summaryb dan
tertulis R square yang sudah disesuaikan atau tertulis adjust R square, karena
disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam
penelitian
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini dikategorikan
menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
a. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Return
saham.
Return ekspektasi dan resiko mempunyai hubungan yang positif,
semakin besar resiko suatu sekuritas semakin besar return yang
diharapkan. Sebaliknya juga benar yaitu semakin kecil return yang
diharapkan semakin kecil resiko yang harus ditanggung. Hubungan positif
ini hanya berlaku untuk return ekspektasi atau exante return (before the
52
fact) yaitu untuk return yang belum terjadi. Untuk return realisasi (yang
sudah terjadi) hubungan positif ini dapat tidak terjadi. Untuk pasar yang
rasional, kadang kala return realisasi yang tinggi tidak mesti mempunyai
resiko yang tinggi pula. Bahkan keadaan sebaliknya dapat terjadi yaitu
return realisasi yang tinggi hanya mempunyai resiko yang kecil.
b. Variabel bebas (Independent variable) dalam penelitian ini adalah :
1. Current Ratio
Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur
keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk
dapat megetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila
memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat
merasa aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan
sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mandapat kredit itu kira-
kira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk
melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan pada tanggal yang
sudah ditentukan. Dasar perbandingan itu menunjukan apakah jumlah
aktiva lancar itu cukup melampaui besarnya kewajiban lancar, sehingga
dapatlah kiranya diperkirakan bahwa, sekiranya pada suatu ketika
dilakukan likuiditas dari aktiva lancar dan ternyata hasilnya dibawah nilai
dari yang tercantum di neraca, namun masih tetap akan terdapat cukup kas
ataupun yang dapat dikonversikan menjadi uang kas di dalam waktu
singkat, sehingga dapat memenuhi kewajibannya (Tunggal, 2005: 154).
Adapun formulasi dari current ratio (CR) adalah sebagai berikut :
53
Aktiva Lancar
Current Ratio = X 100%
Hutang Lancar
(Sawir,2001: 8)
2. Quick Ratio
Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan
antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar (Munawir
2001: 74). Rasio ini merupakan ukuran kemampuan ukuran kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak
memperhitungkan persediaan, karena menganggap persediaan
memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi kas, walaupun pada
kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari piutang. Rasio ini lebih
tajam dari pada current ratio karena hanya membandingkan aktiva yang
sangat likuid. Jika current ratio tinggi tapi quick ratio rendah, hal ini
menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan.
Adapun formulasi dari quick ratio adalah sebagai berikut :
Aktiva Lancar – Persediaan
Quick Ratio = X 100%
Utang Lancar
(Sawir,2001: 10)
54
3. Beta (ß )
Beta merupakan suatu pengukur volalitas (volability) return suatu
sekuritas atau return portofolio terhadap pasar. Dengan demikian Beta
merupakan pengukur resiko sistematik (systematic risk) dari suatu
sekuritas atau portofolio relatif terhadap resiko pasar. Adapun volalitas
adalah fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam
suatu periode waktu tertentu (Jogianto, 2000:237-238). Untuk menghitung
Beta yang mempresentasikan resiko dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
)()( .
m
mii RVar
RRCov
Dimana :
ß = tingkat resiko pasar
Cov (Ri;Rm) = kovarian return investasi dengan pasar
Var (Rm) = varian pasar
.
55
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian
fisik yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa
Efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang
mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara
langsung maupun melalui wakil-wakilnya (Siamat, 2001:365).
Definisi pasar modal menurut kamus pasar uang dan pasar modal
adalah pasar konkrit atau abstrak yang mempertemukan pihak yang
menawarkan dan memerlukan dana jangka pangjang. Definisi lain tentang
pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk dana jangka
panjang (dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun) dan merupakan
pasar yang konkrit (Rodoni, 20006:10).
Secara formal pasar modal menurut Suad Husnan (2005:3)
didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas)
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun
modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, publik authorities,
maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep
yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market).
56
2. Jenis Pasar Modal
Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat
dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai
dengan jenis ataupun bentuk pasarmodal dimana sekuritas tersebut diperjual
belikan. Jenis pasar modal ada beberapa macam, yaitu:
a. Pasar Perdana (Primary Market)
Merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau
sekurutas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum)
sebelum saham tersebut dicatatkan dibursa. Harga saham di pasar perdana
ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public
(emiten), berdasarkan fundamental perusahaan yang bersangkutan.
b. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Merupakan pasar yang dimana saham dan sekuritas lain diperjual
belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana.
Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran
antara pembeli dan penjual.
c. Pasar Ketiga (Third Market)
Merupakan tempat perdagangan saham atau sekurutas lain diluar
bursa (over the counter market). Operasi yang ada pada pasar ketiga
berupa pemusatan informasi, yang meliputi : harga saham, jumlah
transaksi, dan keterngan lainnya mengenai surat berharga yang
bersangkutan.
57
d. Pasar Keempat (Fourth Market)
Merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau pengalihan
saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui
perantara pedagang efek.
3. Lembaga-lembaga Pasar Modal
Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial sangat luas, pasar modal
melibatkan banyak orang dan banyak lembaga. Masing-masing pihak
mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda-beda dan saling menunjang
kepentingan pihak yang lain. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan pasar
modal diantaranya adalah:
a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
Fungsi utama badan ini ialah melakukan pembinaan dan pengawasan
atas pasar modal. BAPEPAM diharapkan dapat mewujudkan tujuan
penciptaan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, transparan, efisien
serta penegakan peraturan dan melindungi kepentingan investor di pasar
modal. BAPEPAM secara struktural ada dibawah pengawasan dan
pengendalian menteri keuangan.
b. Emiten
Emiten ialah perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar modal
dengan menjual sekuritas atau efek kepada masyarakat luas. Emiten dapat
memperoleh dana jangka panjang baik berupa modal sendiri (ekuitas)
maupun modal pinjaman (obligasi).
58
c. Investor
Investor memainkan peran sentral di pasar modal. Para investorlah
yang memasok dana ke pasar modal sehingga kemajuan suatu pasar modal
sangat tergantung pada peran yang dipakai investor. Investor terdiri atas
investor lembaga (dana pensiun, asuransi, reksa dana dan lainnya) dan
investor individu atau perorangan.
d. Penjamin Emisi (Underwriter)
Perusahaan yang akan melakukan penawaran umum memerlukan jasa
underwriter, mulai dari persiapannya, penentuan harga penawaran, hingga
pemasarannya. Dalam persiapan penawaran publik, underwriter dapat
memberikan nasihat mengenai jenis efek yang sebaiknya ditawarkan,
waktu yang tepat untuk melakukan penawaran, lokasi bursa dimana efek
akan diperdagangkan, dan sebagainya.
e. Perantara Pedagang Efek
Investor hanya dapat menjual dan membeli efek melalui perusahaan-
perusahaan efek yang terdaftar resmi di bursa. Pialang atau broker ialah
pihak yang membeli dan menjual efek di bursa atas permintaan investor.
Atas jasanya menjualkan atau membelikan efek, pialang mendapat balas
jasa yang besarnya ditentukan antara investor dengan pialang.
f. Badan Pengelola Bursa
Badan pengelola bursa bertanggung jawab dalam menjalankan dan
mengoperasikan bursa. Di Indonesia ada dua badan pengelola bursa, yaitu
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) dan berfungsi
59
sebagai lembaga pengatur sendiri (self regulatory). Kedua bursa tersebut
berperan sebagai fasilitator yang menyediakan semua sarana perdagangan,
dan dalam menjalankan perannya kedua bursa tersebut mempunyai
kewenangan yang besar.
g. Lembaga Pendukung Pasar Modal
Setelah terjadi kesepakatan jual beli efek di bursa efek maka
selanjutnya adalah menyelesaikan transaksi tersebut yang dilaksanakan
oleh Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) dan Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian (LPP).
h. Penjamin (Guarantor)
Pada instrumen obligasi, dua faktor yang sangat penting bagi investor
ialah kepastian pembayaran bunga dan pengembalian pinjaman pokok.
Untuk memperkuat kepercayaan investor terhadap emiten bahwa pinjaman
pokok maupun bunga akan dibayar tepat waktu maka dalam penerbitan
obligasinya biasanya diperlukan jasa penanggung (guarantor).
i. Wali Amanat (Trustee)
Jasa wali amanat hanya diperlukan pada emisi obligasi. Lembaga ini
bertindak sebagai wali pemberi amanat, yaitu investor. Tugas wali amanat
adalah mewakili dan melindungi kepentingan investor melalui pengawasan
terhadap emiten.
60
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Pengelolaan data dilakukan secara elektronik yakni menggunakan
Microsoft Excel Windows 2007 dan SPSS 16.0 untuk mempercepat
perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel – variabel yang diteliti yakni
variabel independen (variabel bebas) Current Ratio, Quick Ratio dan Beta.
Dan yang menjadi variabel dependennya (variabel terikat) adalah Return
Saham dan Harga Saham. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
a. Current Ratio (CR )
Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur
keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk
dapat megetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila
memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa
aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat
petunjuk, apakah perusahaan yang mandapat kredit itu kira-kira akan mampu
ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran
kembali atau pada pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan. Dasar
perbandingan itu menunjukan apakah jumlah aktiva lancar itu cukup
melampaui besarnya kewajiban lancar, sehingga dapatlah kiranya diperkirakan
bahwa, sekiranya pada suatu ketika dilakukan likuiditas dari aktiva lancar dan
ternyata hasilnya dibawah nilai dari yang tercantum di neraca, namun masih
tetap akan terdapat cukup kas ataupun yang dapat dikonversikan menjadi uang
kas di dalam waktu singkat, sehingga dapat memenuhi kewajibannya
61
(Tunggal, 2005: 154). Adapun formulasi dari Current Ratio (CR) adalah
sebagai berikut :
Aktiva Lancar
Current Ratio = X 100%
Hutang Lancar
(Sawir,2001: 8)
Periode penelitian didasarkan pada data yang digunakan dalam
analisis merupakan data historis, artinya data yang terjadi dan mencerminkan
keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan
keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Data mengenai Current Ratio
periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 akan tampak pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
NAMA PERUSAHAAN 2004 2005 2006 2007 2008 PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk 120.9 168.5 87.3 160.3 194.4 PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk 326.33 267.83 281.27 442.67 801.65 PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk 0.7 0.7 0.8 1.3 1.3 PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk 309.56 184.02 214 289 179 PT GUDANG GARAM,Tbk 168.49 188.62 188.62 193.48 138.58 PT GAJAH TUNGGAL,Tbk 1.4 2.3 1.9 2.2 1.5 PT INDOFOOD,Tbk 1.48 1.46 1.17 0.92 0.9 PT INDOSAT,Tbk 146.3 138.58 83.28 92.59 90.49 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk 143 252 214 289 179 PT KALBE FARMA,Tbk 289.25 394 504.17 498.26 333.35 PT BANK PAN,Tbk 384.13 309.56 184.02 181.07 214.94 PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk 78.8 67.8 67.8 77.3 54.2 PT UNITED TRACTOR,Tbk 1.84 1.56 1.33 1 1.64 PT UNILEVER INDONESIA,Tbk 161 135.2 126.6 111 100.4 RATA-RATA 2133.18 2112.13 1956.26 2.340 2291.35
(Sumber :data sekunder,www. idx.co.id periode 2004-2008)
62
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata Current Ratio
(CR) mempunyai rata-rata tertinggi di tahun 2008 yaitu 2291.35 dan rata-rata
terendah berada di tahun 2007 yaitu 2.340.
b. Quick Ratio
Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan
antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar (Munawir
2001:74). Rasio ini merupakan ukuran kemampuan ukuran kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak memperhitungkan
persediaan, karena menganggap persediaan memerlukan waktu lama untuk
direalisir menjadi kas, walaupun pada kenyataannya mungkin persediaan
lebih likuid dari piutang. Rasio ini lebih tajam dari pada current ratio karena
hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid. Jika current ratio tinggi tapi
quick ratio rendah, hal ini menunjukkan adanya investasi yang sangat besar
dalam persediaan. Adapun formulasi dari Quick Ratio adalah sebagai berikut:
Aktiva Lancar – Persediaan
Quick Ratio = X 100%
Utang Lancar
(Sawir,2001: 10)
Periode penelitian didasarkan pada data yang digunakan dalam
analisis merupakan data historis, artinya data yang terjadi dan mencerminkan
keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan
keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Data mengenai Quick Ratio
periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 akan tampak pada tabel 4.2.
63
Tabel 4.2
NAMA PERUSAHAAN 2004 2005 2006 2007 2008 PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk 36.4 15.3 18.8 21.5 18.1 PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk 52.4 51.7 2.27 2.78 3.14 PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk 0.5 0.5 0.5 0.6 0.6 PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk 24 21.5 22.1 19.2 15.8 PT GUDANG GARAM,Tbk 36.73 40.76 40.68 39.38 40.91 PT GAJAH TUNGGAL,Tbk 0.7 0.7 0.7 0.7 0.8 PT INDOFOOD,Tbk 0.68 0.67 0.65 0.63 0.67 PT INDOSAT,Tbk 52.11 55.8 55 62.83 65.76 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk 42 29 23 11 0.2 PT KALBE FARMA,Tbk 34.54 22.01 8.19 6.11 7.11 PT BANK PAN,Tbk 5.61 2.27 2.78 3.14 1.75 PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk 58.9 52.4 51.7 47.5 51.8 PT UNITED TRACTOR,Tbk 0.3 0.28 0.31 0.3 0.21 PT UNILEVER INDONESIA,Tbk 37.6 43.2 48.6 49.5 52.2 RATA-RATA 382.47 336.09 275.28 265.17 259.05
(Sumber :data sekunder,www. idx.co.id periode 2004-2008)
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata Quick Ratio
(QR) mempunyai rata-rata tertinggi di tahun 2004 yaitu 382.47 dan rata-rata
terendah berada di tahun 2008 yaitu 259.05 .
c. Beta (ß)
Beta merupakan suatu pengukur volalitas (volability) return suatu
sekuritas atau return portofolio terhadap pasar. Dengan demikian Beta
merupakan pengukur resiko sistematik (systematic risk) dari suatu sekuritas
atau portofolio relatif terhadap resiko pasar. Adapun volalitas adalah
fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu
periode waktu tertentu (Jogianto,2000:237-238). Untuk menghitung Beta
yang mempresentasikan resiko dapat digunakan rumus sebagai berikut :
64
)()( .
m
mii RVar
RRCov
Dimana :
ß = tingkat resiko pasar
COV (Ri;Rm) = kovarian return investasi dengan pasar
Var (Rm) = varian pasar
Atau menurut Boedie et al.(1999:166) beta dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
22 )(
))((XXN
YXXYN
Keterangan:
X = Return pasar (Rm)
Y = Return saham (Ri)
N = Jumlah data
β = Beta saham
Nilai Beta saham dapat di kelompokkan menjadi tiga golongan yaitu :
1. ß lebih besar dari 1 (ß > 1) disebut sebagai saham agresif (agresif stock)
karena perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock) lebih
65
besar daripada yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki return yang
sangat berfluktuasi dibandingkan dengan perubahan return pasar.
2. ß lebih kecil dari 1 (ß < 1) disebut sebagai saham defensive (defensive
stock) karena perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock)
lebih kecil daripada yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki return
yang kurang berfluktuatif dengan perubahan return pasar.
3. ß sama dengan 1 (ß = 1) disebut sebagai saham netral (neutral stock)
karena perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock) sama
dengan yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki return yang
bervariasi secara proporsional dengan excess return pasar.
Periode penelitian didasarkan pada data yang digunakan dalam
analisis merupakan data historis, artinya data yang terjadi dan mencerminkan
keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan
keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Data mengenai Beta saham
periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 akan tampak pada tabel 4.3.
66
Tabel 4.3
NAMA PERUSAHAAN 2004 2005 2006 2007 2008 PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk 9.010833 6.865833 5.220833 2.1325 4.999167 PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk 10.83917 14.93 12.1675 20.33083 11.02417 PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk 12.1675 11.61583 12.35833 8.933333 17.55833 PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk 11.22 7.308333 8.358333 6.68 7.505833 PT GUDANG GARAM,Tbk 11.02417 7.651667 5.220833 2.1325 4.999167 PT GAJAH TUNGGAL,Tbk 9.964167 8.358333 5.484167 3.490833 4.605 PT INDOFOOD,Tbk 9.010833 6.865833 5.484167 11.615 6.915 PT INDOSAT,Tbk 10.7525 7.651667 5.220833 4.605 2.1325 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk 9.964167 8.358333 5.484167 6.68 3.490833 PT KALBE FARMA,Tbk 11.615 9.964167 3.86 3.490833 4.605 PT BANK PAN,Tbk 11.02417 11.06917 5.6375 10.83917 3.545833 PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk 12.1675 11.22 9.010833 5.865 4.560833 PT UNITED TRACTOR,Tbk 11.02417 10.7525 4.614167 8.273333 11.81917 PT UNILEVER INDONESIA,Tbk 10.7525 9.681667 2.349167 5.291667 3.534167 RATA-RATA 150.5367 132.2933 90.47083 100.36 91.295
(Sumber :data sekunder,www. idx.co.id periode 2004-2008)
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat di ketahui bahwa rata-rata Beta (ß)
mempunyai rata-rata tertinggi di tahun 2004 yaitu 150.5367 dan rata-rata
terendah berada di tahun 2006 yaitu 90.47083.
d. Harga Saham Penutupan (Closing Price)
Harga saham penutupan adalah harga yang terjadi pada transaksi terakhir
satu saham. Menggunakan harga saham penutupan bulanan yang digunakan
untuk mengukur perubahan setiap saham.
e. Return Saham
Return ekspektasi dan resiko mempunyai hubungan yang positif,
semakin besar resiko suatu sekuritas semakin besar return yang diharapkan.
Sebaliknya juga benar yaitu semakin kecil return yang diharapkan semakin
kecil resiko yang harus ditanggung. Hubungan positif ini hanya berlaku untuk
return ekspektasi atau exante return (before the fact) yaitu untuk return yang
67
belum terjadi. Untuk return realisasi (yang sudah terjadi) hubungan positif ini
dapat tidak terjadi. Untuk pasar yang rasional, kadang kala return realisasi
yang tinggi tidak mesti mempunyai resiko yang tinggi pula. Bahkan keadaan
sebaliknya dapat terjadi yaitu return realisasi yang tinggi hanya mempunyai
resiko yang kecil.
Periode penelitian didasarkan pada data yang digunakan dalam
analisis merupakan data historis, artinya data yang terjadi dan mencerminkan
keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan
keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Data mengenai Return saham
periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 akan tampak pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
NAMA PERUSAHAAN 2004 2005 2006 2007 2008 PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk 0.696985 0.570267 0.993637 0.871414 -0.67315 PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk 0.541184 0.014668 0.208433 0.759949 -1.02519 PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk 0.035773 1.523013 -0.0918 0.335328 1.48899 PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk 0.498763 0.192847 0.396588 0.388602 -0.06192 PT GUDANG GARAM,Tbk -0.05858 -0.3115 -0.04876 -0.17049 -0.59399 PT GAJAH TUNGGAL,Tbk 0.149855 -0.12665 -0.02546 -0.13106 -0.4986 PT INDOFOOD,Tbk -0.04072 0.166208 0.506866 0.485484 -0.8824 PT INDOSAT,Tbk 0.4004 0.014668 0.208433 0.381 -0.17765 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk 0.431087 0.107606 0.32764 0.499345 -0.3139 PT KALBE FARMA,Tbk 0.212701 0.741649 -0.01573 -0.00058 -0.92834 PT BANK PAN,Tbk 3.713072 2.888076 1.474798 -0.54961 3.502021 PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk 0.118441 0.235108 0.509696 0.091194 -0.22408 PT UNITED TRACTOR,Tbk 0.757996 0.320602 0.577875 0.541184 -0.57671 PT UNILEVER INDONESIA,Tbk -0.12252 0.24178 0.474747 0.155923 0.127526 RATA-RATA 7.334437 6.578342 5.496963 3.657683 -0.83739
(Sumber :data sekunder,www. idx.co.id periode 2004-2008)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat di ketahui bahwa rata-rata Return
mempunyai rata-rata tertinggi di tahun 2004 yaitu 7.334437 dan rata-rata
terendah berada di tahun 2008 yaitu -0.83739.
68
2. Koefisien Struktur 1
a. Persamaan Analisis Jalur Struktur 1
Y1 = ρy1x1 X1 + ρy1x2 X2+ ρy1x3 X3 + Є1
Untuk melihat pengaruh variable CR ,QR, dan Beta terhadap harga
saham secara gabungan, ditunjukkan pada tabel summary, khususnya angka
R square dibawah ini :
Tabel 4.5 Koefeisien Determinasi Struktur 1
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1 .553a .306 .275 .95255 a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta, lncr (Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010)
Pada tabel Model Summary besarnya angka R square adalah 0.306.
Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh Beta, Current
Ratio, Quick Ratio, terhadap harga saham dengan cara menghitung
Koefisien Determinasi dengan menggunakan rumus :
KD = r2 x 100%
KD = 0.306 x 100%
KD = 30.6 %
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh Beta, Current
Ratio, Quick Ratio, terhadap harga saham secara gabungan adalah sebesar
30.6 % sedangkan sisanya sebesar 69.4% ( 100 % - 30.6 %) dipengaruhi
oleh faktor lain atau variabel-variabel lain di luar model. Hal ini
69
menunjukkan para investor akan mempertimbangkan informasi mengenai
perubahan Beta, Current Ratio, Quick Ratio dalam kegiatan investasinya.
b. Uji Simultan (Uji F)
Y1 = ρy1x1 X1 + ρy1x2 X2+ ρy1x3 X3 + Є1
Tabel 4.6 Analisis Varian (Anova) Struktur 1
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Regression 26.443 3 8.814 9.714 .000a Residual 59.886 66 .907
1
Total 86.328 69 a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta, lncr b. Dependent Variable: lnsaham
(Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010)
Pada Tabel analisis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F yang dapat
digunakan untuk menguji model apakah variabel Beta, Current Ratio,
Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Ftabel :
Jika Fhitung > t tabel, maka Ho ditolak
Jika Fhitung < t tabel, maka Ho diterima
Dari perhitungan didapat nilai F hitung sebesar 9.714. dengan tingkat
signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan
numerator, jumlah variabel – 1 atau 5-1 = 4, dan denumerator jumlah kasus
– 5 atau 70 – 5 = 65. dengan ketentuan tersebut diperoleh angka F tabel
sebesar 2.51. Karena nilai F hitung (9.714) > nilai F tabel (2.51) maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada hubungan linier antara Beta, Current
70
Ratio, Quick Ratio dengan harga saham. Dengan demikian, model regresi
diatas sudah layak dan benar. Kesimpulannya, Beta, Current Ratio, dan
Quick Ratio secara gabungan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak untuk digunakan. Atau
jika dilihat dari nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.000<0.05)
sehingga memiliki kesimpulan yang sama dengan Uji F yaitu terdapat
kecocokan antara model dengan data.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh
Natarsyah S. (2002) fluktuasi harga saham secara nyata dan simultan
dipengaruhi oleh variabel-variabel independen, salah satunya adalah indeks
beta saham. Beta saham dipengaruhi oleh faktor-faktor ketidakpastian
kondisi ekonomi (gejolak kurs tukar mata uang, tingkat inflasi dan tingkat
suku bunga yang tidak menentu) dan ketidakpastian politik. Hal ini berarti
kinerja saham suatu badan usaha dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi
dalam perekonomian negara dan perubahan pasar.
71
c. Uji Parsial ( Uji t)
Tabel 4.7 Uji t Struktur 1
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
(Constant) 7.609 .526 14.456 .000 lnbeta .321 .229 .146 1.403 .165 lncr -.297 .076 -.613 -3.920 .000
1
lnqr .478 .090 .839 5.332 .000 a. Dependent Variable: lnsaham
(Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010)
Untuk melihat besarnya pengaruh Beta, Current Ratio, Quick Ratio
terhadap harga saham secara parsial , digunakan uji t atau membandingkan
nilai sig.
1) Pengaruh Beta (X1) Terhadap Harga Saham (Y1)
Dari perhitungan didapat nilai t hitung sebesar 1.403. dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan
ketentuan n – 2, atau 70-2 =68. Dari ketentuan tersebut diperoleh t tabel
sebesar 1.664. Karena nilai t hitung (1.403) < nilai t tabel (1.664) maka
Ho diterima. Artinya, tidak ada hubungan linier antara Beta dengan
harga saham. Atau jika dilihat dari nilai signifikansi, Didapat nilai sig
0.165 > 0.05, maka Ha ditolak. Tidak ada pengaruh antara Beta
dengan harga saham. Besar pengaruh antara Beta dengan harga
saham sebesar (0.146x 100%) = 14.6%. Hal ini menunjukkan bahwa
pergerakan beta saham sangat berfluktuasi, karena jarak antara beta
72
terendah dan beta tertinggi cukup jauh. Hal ini menunjukkan besar
kecilnya resiko yang akan ditanggung oleh investor apabila
melakukan diversifikasi dengan memilih saham perusahaan yang
bersangkutan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Natarsyah S. (2002) yang menganalisis pengaruh beberapa
faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham.
Penelitiannya merupakan studi terhadap 16 industri barang konsumsi
yang go public di pasar modal dalam periode 8 tahun (1990—1997)
dengan mengasumsikan bahwa harga saham merupakan fungsi dari
ROA, ROE, beta, book value, debt/equity dan required rate of return.
Setelah melakukan pengujian terhadap hipotesis diperoleh hasil
bahwa faktor fundamental seperti return on assets, dividend payout
ratio, debt to equity ratio, book value equity pershare, dan indeks
beta berpengaruh terhadap harga saham perusahaan
2) Pengaruh Current Ratio (X2) Terhadap Harga Saham (Y1)
Dari perhitungan didapat nilai t hitung sebesar -3.920. dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan
ketentuan n – 2, atau 70-2 =68. Dari ketentuan tersebut diperoleh t tabel
sebesar 1.664. Karena nilai t hitung (-3.920) > nilai t tabel (1.664) maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, ada hubungan linier antara
Current Ratio dengan harga saham. Atau jika dilihat dari nilai
signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.000<0.05) sehingga
memiliki kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu terdapat
73
kecocokan antara model dengan data. Kesimpulannya, Current Ratio
(CR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak untuk digunakan..
Besarnya Current Ratio (CR) dengan harga saham sebesar 0.613 atau
16.3%.
3) Pengaruh Quick Ratio (X3) Terhadap Harga Saham (Y1)
Dari perhitungan didapat nilai t hitung sebesar 5.332. dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan
ketentuan n – 2, atau 70-2 =68. Dari ketentuan tersebut diperoleh t tabel
sebesar 1.664. Karena nilai t hitung (5.332) > nilai t tabel (1.664) maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada hubungan linier antara
antara Quick Ratio dengan harga saham. Atau jika dilihat dari nilai
signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.000<0.05) sehingga
memiliki kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu terdapat
kecocokan antara model dengan data. Kesimpulannya, Quick Ratio
(QR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak untuk digunakan..
Besarnya Quick Ratio (QR) dengan harga saham sebesar 0.839 atau
83.9%. Persamaan struktur 1 menjadi :
Y1 = 0.146 X1 + (-0.613) X2 + 0.839 X3 + 0.694 Є1
Angka residu sebesar 0.276 diperoleh dari 2R1
= √1 0.306 = 0.694
74
Hasil perhitungan diatas sesuai dengan perhitungan oleh Engkos
Ahmad Kuncoro, (2008:138).
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada koefisien jalur yang tidak
signifikan pengaruhnya terhadap harga saham, yaitu variabel beta
saham (X1), maka model struktur 1 perlu diperbaiki melalui metode
trimming, dimaksudkan untuk menguji kebermaknaan setiap koefisien
jalur yang telah dihitung. Apabila koefisien jalur yang dihitung tidak
signifikan, perhitungan diulang kembali dengan cara menghilangkan
jalur yang tidak signifikan tersebut yaitu mengeluarkan variabel X1
yang dianggap tidak signifikan Hasil perhitungannya sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Struktur 1 Setelah Trimming
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1 .534a .286 .264 .95941 a. Predictors: (Constant), lnqr, lncr
(Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010)
Dari hasil output SPSS 16.00 R2(R Square) setelah trimming
menunjukan sebesar 0.286 (28.6%) yang berarti bahwa variabel
Current Ratio dan Quick Ratio berpengaruh sebesar 28.6% terhadap
harga saham di BEI dan sisanya 71.4% dipengaruhi oleh varibel lain.
75
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 24.657 2 12.328 13.393 .000a Residual 61.672 67 .920
1
Total 86.328 69 a. Predictors: (Constant), lnqr, lncr b. Dependent Variable: lnsaham (Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010
Coefficientsa Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 8.277 .226 36.603 .000 lncr -.299 .076 -.618 -3.924 .000
1
lnqr .465 .090 .815 5.176 .000 a. Dependent Variable: lnsaham (Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010)
Besarnya kontribusi Current Ratio yang secara langsung
mempengaruhi harga saham sebesar 0.618 x 100% = 61.8%. Sedangkan
besarnya kontribusi Quick Ratio yang secara langsung mempengaruhi harga
saham sebesar 0.815 x 100% = 81.5 %. Sedangkan nilai B yang
mempengaruhi harga saham sebesar 0.166 (-0.299 + 0.465). Dan nilai
constant dari 8.277 berubah menjadi -8.111 (0.166 - 8.277). Hal ini
menyebabkan nilai harga saham dari 8.277 turun menjadi -8.111. Dari hasil
diatas dapat disimpulkan bahwa Quick Ratio lebih berpengaruh
dibandingkan dengan Current Ratio terhadap harga saham.
76
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Ulupui (2004). Hasil penelitiannya menunjukkan
kesimpulan bahwa variable current ratio memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hal ini
mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh return yang lebih tinggi
jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya
semakin tinggi.
Gambar 4.1
Jalur (Path Analysis) Struktur 1 setelah trimming
Persamaan setelah trimming menjadi :
Y1 = - 0.618 X1 + 0.815 X2 + 0.714 Є1
Angka residu sebesar 0.714 diperoleh dari 2R1
= √1 0.286 = 0.714
πx1x2 = 0.286
CR (x2)
QR (x3)
Saham (Y1)
ρx3y1=0,815
Є1= 0,714 Ρx2y1=-0,618
77
3. Koefisien Struktur II
a. Persamaan Analisis Jalur
Y2 = ρy2x1 X1 + ρy2y1 Y1 + ρy2x3 X3 + Є2
Untuk melihat pengaruh variabel Current Ratio, harga saham dan
Quick Ratio terhadap return saham secara gabungan, ditunjukkan pada tabel
summary, khususnya angka R square dibawah ini
Tabel 4.9 Koefisien Determinasi Struktur 1I
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1 .526a .277 .225 1.02947 a. Predictors: (Constant), lnqr, lnsaham, lncr
(Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010)
Pada tabel Model Summary besarnya angka R square adalah 0.277.
Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh Current Ratio,
harga saham dan Quick Ratio terhadap return saham dengan cara
menghitung Koefisien Determinasi dengan menggunakan rumus :
KD = r2 x 100%
KD = 0.277 x 100%
KD = 27.7 %
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh Current Ratio,
harga saham dan Quick Ratio terhadap return saham secara gabungan
adalah sebesar 27.7 % sedangkan sisanya sebesar 72.3 % ( 100 % - 27.7 %)
dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel-variabel lain di luar model. Hal
ini menunjukkan investor asing akan mempertimbangkan informasi
78
mengenai perubahan Current Ratio, harga saham dan Quick Ratio dalam
kegiatan investasinya.
b. Uji Simultan ( Uji F )
Tabel 4.10 Analisis Varian (Anova) Struktur II
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 17.021 3 5.674 5.353 .003a
Residual 44.512 42 1.060
1
Total 61.533 45 a. Predictors: (Constant), lnqr, lnsaham, lncr b. Dependent Variable: lnreturn
(Sumber : out put SPSS 16.00)
Pada Tabel analisis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F yang dapat
digunakan untuk menguji model apakah variabel Current Ratio, harga
saham dan Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham. Ftabel:
Jika Fhitung > F tabel, maka Ho ditolak
Jika Fhitung < F tabel, maka Ho diterima
Dari perhitungan didapat nilai F hitung sebesar 5.353. dengan tingkat
signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan
numerator, jumlah variabel – 1 atau 5-1 = 4, dan denumerator jumlah kasus
– 5 atau 70 – 5 = 65. dengan ketentuan tersebut diperoleh angka F tabel
sebesar 2.513. Karena nilai F hitung (5.353) > nilai F tabel (2.513) maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada hubungan linier antara Current Ratio,
harga saham dan Quick Ratio terhadap return saham. Dengan demikian,
model regresi diatas sudah layak dan benar. Kesimpulannya, Current Ratio,
79
harga saham dan Quick Ratio secara gabungan berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak
untuk digunakan. Atau jika dilihat dari nilai signifikansi, diketahui bahwa
nilai sig (0.000<0.05) sehingga memiliki kesimpulan yang sama dengan Uji
F yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data.
c. Uji Parsial ( Uji t).
Tabel 4.11 Uji t Struktur II
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -1.302 1.581 -.824 .415 lnbeta .363 .132 .705 2.749 .009 lnsaham -.003 .177 -.002 -.015 .988
1
lnqr -.516 .154 -.861 -3.359 .002 a. Dependent Variable: lnreturn Sumber : out put SPSS 16.00)
Untuk melihat besarnya pengaruh Current Ratio, harga saham dan
Quick Ratio terhadap return saham secara parsial digunakan uji t atau
membandingkan nilai sig
1) Pengaruh Beta (X1) terhadap Return Saham (Y2)
Dari perhitungan didapat nilai t hitung sebesar 2.749. dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan
ketentuan n – 2, atau 70-2 =68. Dari ketentuan tersebut diperoleh t tabel
sebesar 1.664. Karena nilai t hitung (2.749) > nilai t tabel (1.664) maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada hubungan linier antara
80
antara Beta dengan return saham. Atau jika dilihat dari nilai
signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.009<0.05) sehingga
memiliki kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu terdapat
kecocokan antara model dengan data. Kesimpulannya, Beta secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sehingga model
analisis jalur yang didapatkan layak untuk digunakan. Besarnya
pengaruh Beta terhadap return saham sebesar 0.705 atau 70.5%.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hadinugroho (2002) yang menunjukkan bahwa return tidak
dipengaruhi oleh beta dan variabel fundamental lainnya, sedangkan
Agoeng (2000) dengan membedakan kondisi pasar juga menunjukkan
bahwa beta tidak mampu memprediksikan return.
2) Pengaruh Harga Saham (Y1) terhadap Return Saham (Y2)
Dari perhitungan didapat nilai t hitung sebesar -0.015. dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan
ketentuan n – 2, atau 60-2 =58. Dari ketentuan tersebut diperoleh T
tabel sebesar 1.664. Karena nilai t hitung (-0.015) < nilai t tabel (1.664)
maka Ho diterima. dan Ha ditolak. Artinya, tidak ada hubungan linier
antara harga saham dengan return saham. Atau jika dilihat dari nilai
signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.988>0.05) sehingga
memiliki kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu terdapat
kecocokan antara model dengan data. Kesimpulannya, harga saham
81
secara parsial tidak mempengaruhi return saham. Besarnya pengaruh
harga saham dengan return saham sebesar -0.002 atau -0.2%.
3) Pengaruh Quick Ratio (X3) Terhadap Return Saham (Y2)
Dari perhitungan didapat nilai thitung sebesar -3.359. dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan
ketentuan n – 2, atau 60-2 =58. Dari ketentuan tersebut diperoleh t tabel
sebesar 1.664. Karena nilai t hitung (-3.359) > nilai t tabel (1.664) maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, ada hubungan linier antara
Quick Ratio dengan return saham. Atau jika dilihat dari nilai
signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.002<0.05) sehingga
memiliki kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu terdapat
kecocokan antara model dengan data. Kesimpulannya, Quick Ratio
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Besarnya pengaruh Quick Ratio terhadap return saham sebesar -0.861
atau -86.1%.
Hal ini sejalan dengan penelitian Ika Rahayu (2003) dimana
Quick Ratio tidak signifikan terhadap return saham. Secara praktis
likuiditas perusahaan berubah dari waktu ke waktu bergantung pada
kondisi masing-masing perusahaan dan industri. Tidak adanya
hubungan antara kegiatan riel / sektor riel yang menjadi ajang
kegiatan usaha dan sektor financial dimana saham diperdagangkan
merupakan sesuatu yang wajar. Dengan demikian hal tersebut di atas
merupakan sesuatu yang wajar atau bisa terjadi, apabila likuiditas
82
yang operasionalnya ada dalam kegiatan sektor riel (operasi kegiatan
usaha) tidak signifikan dengan harga saham yang kegiatannya di
bursa (sektor finansial). Hal itu bisa terjadi karena antara sektor riel
dan sektor keuangan tidak memiliki hubungan yang langsung,
sehingga wajar apabila likuiditas tidak signifikan terhadap perubahan
return saham. Persamaan struktur 2 menjadi :
Y1 = 0.705 X1 + (-0.002) Y1 + (-0.861) X3 + 0.723 Є2
Angka koefisien residu sebesar 0.723 diperoleh dari 2R1
= √1 0.277 = 0.723
Hasil perhitungan diatas sesuai dengan perhitungan oleh Engkos
Ahmad Kuncoro, (2008:138)
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada koefisien jalur yang tidak
signifikan pengaruhnya terhadap return saham, yaitu variabel harga
saham, maka model struktur 2 perlu diperbaiki melalui metode
Trimming, yaitu mengeluarkan variabel harga saham yang dianggap
hasil dari koefisien jalur tidak signifikan dari analisisnya. Kemudian
diuji lagi yang mana variabel harga saham yang tidak signifikan,
tidak diikut sertakan. Hasil perhitungannya sebagai berikut:
Tabel 4.12 Struktur 2 setelah Trimming
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1 .526a .277 .243 1.01744 a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta (Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010)
83
Dapat dilihat variabel Beta (X3) dan Quick Ratio (X4) yang
masuk dalam pengujian, sehingga nilai R square berubah menjadi
0,277 berarti Beta dan Quick Ratio memberi pengaruh langsung
terhadap return saham hanya sebesar 27.7%, sisanya 72.3%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model ini.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 17.021 2 8.510 8.221 .001a
Residual 44.512 43 1.035
1
Total 61.533 45 a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta b. Dependent Variable: lnreturn
(Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010)
Dari perhitungan didapat nilai F hitung sebesar 8.221. dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan
ketentuan numerator, jumlah variabel – 1 atau 5-1 = 4; dan
denumerator jumlah kasus – 5 atau 70 – 5 = 65. dengan ketentuan
tersebut diperoleh angka F tabel sebesar 2,22. Karena nilai F hitung (8.221)
> nilai F tabel (2.513) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada
hubungan linier antara current ratio dan quick ratio terhadap return
saham. Dengan demikian, model regresi diatas sudah layak dan benar.
Kesimpulannya, current ratio dan quick ratio secara gabungan
berpengaruh signifikan terhadap return saham.. Sehingga model
analisis jalur yang didapatkan layak untuk digunakan. Atau jika
dilihat dari nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0,001 < 0,05)
84
sehingga memiliki kesimpulan yang sama dengan Uji F yaitu terdapat
kecocokan antara model dengan data.
Coefficientsa Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -1.326 .305 -4.342 .000 lnbeta .364 .110 .707 3.317 .002
1
lnqr -.517 .128 -.863 -4.051 .000 a. Dependent Variable: lnreturn
(Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010)
Besarnya kontribusi Beta yang secara langsung mempengaruhi
Return Saham sebesar 0.707 x 100% = 70.7%. Dan variabel Quick Ratio
mempengaruhi Return Saham sebesar -0.863 x 100% = -86.3%. Sedangkan
nilai B yang mempengaruhi Return Saham sebesar -0.153 (0.364 - 0.517).
Dan nilai constant dari -1.326 berubah menjadi -1.479 (-0.153 – 1.326). Hal
ini menyebabkan Return Saham dari -1.326 naik menjadi -1.479. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Beta lebih berpengaruh dibandingkan dengan Quick
Ratio terhadap Return Saham.
Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Auliyah dan Hamzah (2006) yang mencoba menguji pengaruh variabel
bebas karakteristik perusahaan yang salah satunya diukur melalui Quick
Ratio terhadap return saham dan beta saham syariah. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Quick Ratio
terhadap return dan ada pengaruh yang signifikan antara beta saham
terhadap return.
85
Gambar 4.2
Jalur (Path) Struktur 2 Setelah Trimming
Persamaan setelah trimming menjadi :
Y1 = 0.707 X1 + (-0.863) X3 + 0.723 Є1
Angka residu sebesar 0.714 diperoleh dari 2R1
= √1 0.277 = 0.723
Beta (x1)
QR (x3)
Return (y2)
Ρy2x1=-0.707
Ρy2x3=-0.863
ε2 = 0.723
86
4. Koefisien Korelasi antara variabel Beta, Current Ratio, Quick Ratio, dan
Return Saham setelah Trimming
Tabel. 4.13 Analisis korelasi antar variabel Beta, Current Ratio, Quick Ratio, dan
Return Saham setelah Trimming
Correlations lnbeta lncr lnqr lnsaham lnreturn
Pearson Correlation 1.000 -.155 -.186 .086 -.091 Sig. (2-tailed) .201 .124 .481 .548
lnbeta
N 70.000 70 70 70 46 Pearson Correlation -.155 1.000 .755** -.002 .022 Sig. (2-tailed) .201 .000 .984 .885
lncr
N 70 70.000 70 70 46 Pearson Correlation -.186 .755** 1.000 .348** -.302* Sig. (2-tailed) .124 .000 .003 .041
lnqr
N 70 70 70.000 70 46 Pearson Correlation .086 -.002 .348** 1.000 -.285 Sig. (2-tailed) .481 .984 .003 .055
lnsaham
N 70 70 70 70.000 46 Pearson Correlation -.091 .022 -.302* -.285 1.000 Sig. (2-tailed) .548 .885 .041 .055
lnreturn
N 46 46 46 46 46.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). (Sumber : out put SPSS 16.00)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai korelasi antar variabel.
Angka koefisien korelasi bertanda positif (+) menunjukkan bahwa
hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat berbanding lurus, artinya
peningkatan satu variabel akan diikuti oleh peningkatan variabel lain.
Angka koefisien korelasi bertanda negatif (-) hubungan antar dua variabel
87
tersebut bersifat saling berlawanan, artinya peningkatan satu variabel akan
diikuti oleh penurunan variabel lain.
Untuk penentuan keeratan hubungan digunakan kriteria berdasarkan :
0.00 < 0.25 = Hubungan yang sangat lemah dan bisa diabaikan
0.25 < 0.50 = Hubungan yang lemah (tidak erat) / cukup kuat
0.50 < 0.75 = Hubungan yang kuat
0.75 < 1 = Hubungan yang sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis sebagai
berikut:
H0 : Tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel
Ha : Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel
Pengujian berdasarkan uji probabilitas adalah sebagai berikut :
Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima
Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak
88
Tabel. 4.14 Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel
Hubungan Koefisien Korelasi Kategori Probabilitas Kesimpulan
Beta (X1) dengan Current Ratio (X2) (rx1x2)
- 0.155 Sangat Lemah 0.201 Tidak
Signifikan Beta (X1) dengan
Quick Ratio (X3) (rx1x3) - 0.186 Sangat
Lemah 0.124 Tidak Signifikan
Current Ratio (X2) dengan Quick Ratio (X3) (rx2x3)
0.755 Sangat Kuat 0.000 Signifikan
Harga Saham (Y1) dengan Beta (X1) (ry1x1)
0.086 Sangat Lemah 0.481 Tidak
Signifikan Harga Saham (Y1) dengan Current Ratio (X2) (ry1x2)
- 0.002 Sangat Lemah 0.984 Tidak
Signifikan Harga Saham (Y1) dengan
Quick Ratio (X3) (ry1x3) 0.348 Cukup
Kuat 0.003 Signifikan
Return Saham (Y2) dengan Beta (X1) (ry2x1)
- 0.091 Sangat Lemah 0.548 Tidak
Signifikan Return Saham (Y2) dengan Current Ratio (Y1) (ry2y1)
0.022 Sangat Lemah 0.885 Tidak
Signifikan Return Saham (Y2) dengan
Quick Ratio (X3) (ry2x3) - 0.302 Cukup
Kuat 0.041 Signifikan
(Sumber : Data sekunder, diolah 2010)
Berdasarkan hasil pengujian diatas, hampir semua hubungan yang
terjadi antar dua variabel memiliki hubungan yang tidak signifikan karena
probabilitasnya lebih besar dari pada 0.05 kecuali pada variabel (X2-X3, Y1-
X3, dan Y2-X3 ) hubungannya sangat kuat, cukup kuat dan signifikan karena
probabilitasnya lebih kecil dari pada 0.05.
89
ρy2x1=0,707
Gambar 4.3
Analisis pengaruh Beta, Current Ratio, Quick Ratio, dan Return Saham setelah Trimming
CR (x2)
QR (x3)
Hrg shm (y1)
Rtn shm (y2)
ρy2x3=-0,863
ρy1x2=-0,618
ρy1x3=0,815
ε1=0.714
ε2=0.723
πx3x2=0,755
Beta (x1)
90
5. Penghitungan Pengaruh
a. Penghitungan Pengaruh Struktur I
Tabel 4.15 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung variabel Current
Ratio terhadap Harga Saham
Pengaruh langsung dan tidak langsung Perhitungan Besar Kontribusi
X1 langsung ρy1x2. ρy1x2 (-0,618)(-0,618) 0.382 X1 melalui X2 ρy1x2. πx3x2. ρy1x3 (-0,618)(0.755)(0.815) - 0.380
Total pengaruh X1 terhadap Y1 0.002
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung variabel
Current Ratio terhadap kepemilikan saham Harga Saham adalah sebesar
0.382 dan pengaruh tidak langsung melalui Quick Ratio adalah sebesar -
0.380.
Sehingga total pengaruh yang diberikan variabel Current Ratio
terhadap harga saham adalah sebesar 0.002.
Tabel 4.16 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung variabel Quick Ratio
terhadap Harga Saham
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung variabel
Quick Ratio terhadap harga saham adalah sebesar 0.664 dan pengaruh tidak
langsung melalui Current Ratio adalah sebesar - 0.380.
Pengaruh langsung dan tidak langsung Perhitungan Besar Kontribusi
X2 langsung ρy1x3. ρy1x3 (0,815)(0,815) 0.664 X2 melalui X1 ρy1x3. πx3x2. ρy1x2 (0,815)(0,755)(-0,618) - 0.380
Total pengaruh X2 terhadap Y1 0.284
91
Sehingga total pengaruh yang diberikan variabel Quick Ratio
terhadap harga saham adalah sebesar 0.284.
Pengaruh total kedua variabel terhadap Kepemilikan Saham Investor
Asing.
Pengaruh total : Pyxi + Pyxi. rxixj Pyxj
Pengaruh total X1 = 0.382 - 0.380 = 0.002
Pengaruh total X2 = 0.664 - 0.380 = 0.284
Pengaruh total X1, X2 = 0.002 + 0.284 = 0.286
Hasil ini mendekati hasil Koefisien Determinasi (R2x1x2) yaitu sebesar
0.306.
b. Perhitungan Pengaruh Strktur II
Tabel 4.17 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung variabel Current
Ratio terhadap Return
Pengaruh langsung dan tidak langsung
Perhitungan Besar Kontribusi
X2 langsung ρy2x1 (0,707) 0,707 Total pengaruh X1 terhadap Y2 0,707
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung variabel
Current Ratio terhadap Return adalah sebesar 0,707 dan tidak terdapat
pengaruh tidak langsung sehingga total pengaruh yang diberikan variabel
Current Ratio (X2) adalah 0,707 atau sebesar (0.7072 = 0.500) 50%
terhadap Return saham (Y2). Ini berarti Current Ratio memiliki pengaruh
yang besar terhadap Return saham.
92
Tabel 4.18 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung variabel Quick Ratio
terhadap Return
Pengaruh langsung dan tidak langsung
Perhitungan Besar Kontribusi
X3 langsung ρy2x3 (-0.863) (-0.863) Total pengaruh X3 terhadap Y2 -0.863
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung variabel
Quick Ratio terhadap Return adalah sebesar -0.863 dan tidak terdapat
pengaruh tidak langsung sehingga total pengaruh yang diberikan variabel
Quick Ratio (X3) adalah -0.863 atau sebesar (-0.8632 = 0.744) 74.4%
terhadap Return saham (Y2). Ini berarti Quick Ratio memiliki pengaruh
yang besar terhadap Return saham.
Pengaruh total kedua variabel terhadap Return.
Pengaruh total : Pyxi + Pyxi. rxixj Pyxj
Pengaruh total X2= 0,707
Pengaruh total X3 =-0.863
Maka pengaruh total X2, X3 = 0,707 - 0.863 = -0.156
Hasil ini mendekati hasil Koefisien Determinasi (R2x1x2y1) yaitu
sebesar 0.277.
93
6. Pengujian Kesesuain Model ( Goodness Of Fit )
Uji kesesuaian model dimaksudkan untuk menguji apakah model yang
diusulkan memiliki kesesuaian dengan data atau tidak. Menurut Bachrudin
dan Harapan Tobing dalam Riduwan dan Engkos (2005:146), rumusan
hipotesis statistik kesesuaian model analisis jalur dirumuskan sebagai berikut :
Ha : R ≠ R (Ø): Matriks korelasi estimasi berbeda dengan matriks korelasi
sampel.
Ho : R = R (Ø) : Matriks korelasi estimasi sama dengan matriks korelasi
sampel.
Dasar pengambil Keputusan :
Jika W hitung ≥ 2 : Ho ditolak (berarti kedua model signifikan).
Jika W hitung ≤ 2 : Ho diterima (berarti kedua model tidak signifikan).
Sebelum Trimming Sesudah Trimming
R12 = 0.306 R1
2 = 0.286
R22 = 0.277 R2
2 = 0.277
1. R2m = 1(1- R12)(1- R2
2)
= 1(1-0.306)(1-0.277)
= 1- (0.694)(0.723)
= 1-0.502
= 0.498
2. M = R2m (setelah Trimming)
= 1(1- R12)(1- R2
2)
= 1(1-0.286)(1-0.277)
94
= 1- (0.714)(0.723)
= 1-0.516
= 0.484
3. Q = 1 - R2m = 1- 0.498= 0.502 = 0.973
1- M 1– 0.48 0.516
4. W hitung = - (N-d) Ln Q
= -(70-2) Ln 0.973
= -(68) (-0.027)
= 1.836
Dicari dari tabel distribusi (2) atau chi-kuadrat / chi-square untuk
DK =2 (koefisien jalur yang tidak signifikan) dengan = 0,005 diperoleh
sebesar 5,991. ternyata W hitung < 2 tabel atau 1.836 < 5,991, berarti
matriks korelasi sampel sama dengan matriks korelasi estimasi, maksudnya
kedua model tersebut tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa model
yang diusulkan tidak memiliki kesesuaian (fit) dengan data yang ada. Dalam
analisis jalur untuk suatu model yang diusulkan dikatakan fit dengan data
apabila matriks korelasi sample tidak jauh berbeda dengan matriks korelasi
estimasi atau korelasi yang diharapkan. (Riduwan & Engkos, 2008:146).
95
C. Interpretasi
1. Interpretasi Model Struktur 1
Berdasarkan nilaiR2 yang besar 28.6%, dan signifikannya uji hipotesis
terhadap koefisien determinasi, terlihat bahwa adanya korelasi yang kuat
antara perubahan CR dan QR terhadap persentase perubahan Harga Saham
sehingga model ini dikatakan baik.
Adapun koefisien CR yang sebesar -0.618, dapat diinterpretasikan
bahwa naiknya CR sebesar 1% , akan mengakibatkan menurunya transaksi
rata-rata transaksi harga saham yaitu pada transaksi jual sebesar -0.618%.
Dari interpretasi ini peneliti memngambil kesimpulan bahwa perubahan
indeks harga saham berdampak positif bagi pasar modal Indonesia, terutama
adalah pada return saham yang akan diterima investor.
Kemudian koefisien QR yang sebesar 0.815, dapat dinterpretasikan
bahwa kenaikan QR 1% akan mengakibatkan naiknya transaksi rata-rata
transaksi harga saham yaitu pada transaksi jual sebesar 0.815%. Dari
Interpretasi ini peneliti mengambil kesimpulan bahwa peubahan QR
berdampak negatif bagi iklim investasi di pasar modal Indonesia.
2. Interpretasi Model Struktur 2
Berdasarkan nilaiR2 yang besar 27.7%, dan signifikanya uji hipotesis
terhadap koefisien determinasi, terlihat bahwa adanya korelasi yang kuat
antara perubahan CR dan QR terhadap persentase perubahan Return Saham
sehingga model ini dikatakan baik.
96
Adapun koefisien CR sebesar 0.707, dapat diinterpretasikan bahwa
naiknya CR sebesar 1% akan mengakibatkan naiknya CR sebesar 0.707 %.
Dari interpretasi ini peneliti mengambil kesimpulan bahwa perubahan CR
berdampak negatif bagi iklim investasi di pasar modal Indonesia.
Kemudian koefisien QR yang sebesar -0.863, dapat dinterpretasikan
bahwa kenaikan QR 1% akan mengakibatkan menurunya transaksi rata-rata
transaksi return saham yaitu pada transaksi jual sebesar -0.863%. Dari
Interpretasi ini peneliti mengambil kesimpulan bahwa peubahan QR
berdampak positif terhadap return saham yang akan diterima investor.
97
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan, dimana
hal ini merupakan jawaban dari perumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Pengaruh langsung dan tidak langsung variabel Current Ratio dan Quick
Ratio terhadap Harga Saham.
a. Pengaruh langsung Current Ratio terhadap Harga Saham adalah
sebesar 0.382 dan pengaruh tidak langsung melalui Quick Ratio
adalah -0.380. Total pengaruh yang diberikan Current Ratio terhadap
Harga Saham adalah 0.002.
b. Pengaruh langsung Quick Ratio terhadap Harga Saham adalah 0.664.
Pengaruh tidak langsung melalui Current Ratio adalah -0.380. Total
pengaruh yang diberikan Quick Ratio terhadap Harga Saham adalah
0.284.
Total pengaruh variabel Current Ratio dan Quick Ratio terhadap
Harga Saham sebesar 0.286.
2. Variabel yang paling dominan mempengaruhi Harga Saham adalah Quick
Ratio yaitu sebesar 0.284.
98
3. Pengaruh langsung dan tidak langsung variabel Current Ratio dan Quick
Ratio terhadap Return Saham
a. Pengaruh langsung Current Ratio terhadap Return Saham adalah
sebesar 0,707.
b. Pengaruh langsung Quick Ratio terhadap Return Saham adalah
sebesar -0.863.
Total pengaruh variabel Current Ratio dan Quick Ratio terhadap
Return Saham sebesar -0.156.
4. Variabel yang paling dominan mempengaruhi Return Saham adalah
variabel Current Ratio dengan total pengaruh sebesar 0,707.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa variabel Current
Ratio dan Quick Ratio secara parsial dan simultan mempengaruhi variabel
harga saham secara signifikan. Selain itu Current Ratio dan Quick Ratio
secara parsial dan simultan mempengaruhi variable return saham secara
signifikan.
Hal ini menunjukkan bahwa Current Ratio dan Quick Ratio memiliki
pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan perusahaan untuk
memberikan gambaran kepada investor bahwa perusahaan tersebut normal
atau tidak sehingga mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Investor
berharap dengan adanya laporan keuangan tersebut dapat memperoleh return
yang cukup besar terutama pada saham yang masuk dalam LQ-45. hal ini
99
diketahui pada hasil penelitian menunjukkan bahwa antara Current Ratio dan
harga saham memiliki arah hubungan yang negatif atau berbanding terbalik.
Dengan demikian apabila persentase Current Ratio cenderung turun maka
yang terjadi adalah harga saham pada tiap peusahaan dalam LQ45 akan
meningkat terutama pada transaksi beli, hal imi menjadi indikator investor
untuk melakukan transaksi beli saham di Indonesia terutama saham LQ45, hal
ini dilakukan untuk mendapatkan selisih keutungan yang lebih besar. Apabila
ini terjadi maka akan berdampak positif pada bursa lokal terutama pada
saham LQ45 sehingga menyebabkan harga saham LQ45 menjadi naik karena
investor memiliki persentase modal yang besar di BEI.
Selain hal tersebut Quick Ratio juga memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap harga saham, terutama pada saham LQ45. Hal ini dikarenakan
Quick Ratio tersebut merupakan acuan bagi para investor untuk berinvestasi
di perusahaan tersebut sehingga investor mendapatkan keuntungan atau return
saham yang besar. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa antara Quick
Ratio dan harga saham memiliki arah hubungan yang positif atau searah.
Dengan demikian yang terjadi adalah jika persentase Quick Ratio naik, maka
persentase rata-rata harga saham terutama pada saham LQ45 akan meningkat,
sehingga investor cenderung memilih berinvestasi pada saham LQ45. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan return saham yang besar.
100
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Bhuono.”Strategi jitu memilih metode statistik penelitian dengan SPSS”.CV.Andi offset,Yogyakarta, 2005.
Amsari M. “Investasi”. Intermedia, Jakarta, 1993.
Ang, Robert. “Pasar Modal Indonesia”. Media Soft Indonesia, Jakarta, 1997.
Anoraga P. “Pengantar Pasar Modal”. Rineka Cipta. Jakarta. 2003.
Astuti, Rini Dwi, “ Analisis Makro Kinerja Pasar Modal Indonesia Dengan Pendekatan Error Correction Model”, Jurnal ekonomi dan pembangunan kajian ekonomi negara berkembang , JEP Vol 06 No.1 hal. 13 -32, 2001.
Bodie, Zvi. Kane,Alex and Marcus. ”Invesment”. 5th ed, McGraw-Hill, Boston, 2002.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. “Pasar Modal Indonesia”: Pendekatan Tanya Jawab”, Edisi pertama, Jakarta, Salemba empat, 2001.
Djalal Nachrowi dan Hardius Usman. “Penggunaan Teknik Ekonometri”. Jakarta: PT. Raja Gafindo. 2008.
Dwiyanti, Vonny. “Wawasan Bursa Saham”. Unika Atma Jaya: Yogyakarta. 1999.
Frensidy, Budi. “Analisis Pengaruh Aksi Beli-Jual Asing, Kurs, Dan Indeks Hang Seng Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Jakarta Dengan Model GARCH”. Jurnal UI. 2009.
Gilbert. Christoper, L, “International Finance Architecture Capital Account Convertibility and poor developing countries”. 2000.
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan 1, FEIS UIN Press, Jakarta, 2004.
Henry, Peter Blair,” Do Stock Market Liberalizations Cause Investment Booms?,” Journal of Financial Economics, Graduate School of Business, Stanford University. 2000.
Husnan, Suad. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN, Jogjakarta, 2005.
101
Jogiyanto H.M.,”Teori Portofolio Dan Analisis Investasi”, Edisi ketiga, BPFE, Yogyakarta, 2003.
Jones. ”Invesment”. University Press, North Holland, 2000. Koetin E. “Investasi”. Jakarta, Intermedia. 2002. Kamesaka, Akiko et al. ” The Asian Crisis And Investor Behavior” ,” School
of Management”, Aoyama Gakuin University, Tokyo. 2004. Kim, Suk-Joong, Do-Quoc-Tho Nguyen. “The Spillover Effects Of Target
Interest Rate News From The US Fed And The European Central Bank On The Asia-Pacific Stock Markets”. Journal, School of Banking and Finance, The University of New South Wales. Sydney. 2006.
Limopranoto. “Pasar Modal Indonesia”. Jakarta, Intermedia. 2003. Madura, Jeff “Financial Management’, Florida University Press. 1993. Manurung, Adler Haymans,Pananda Pasaribu, Wilson R. L. Tobing.
“Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap IHSG”. Jurnal 2008. Munawir. “ Analisa Laporan Keuangan”. Yogyakarta : Liberty. 2001.
Nurdin. “Investasi”. Jakarta, Intermedia. 1993.
R.. C Maysami. dan Tiong Sim Kho. “A vektor Error Correction Model of the Singapore Stock Market”, International Review of Economics and Finance. Elsivier Science Inc, North Holland, 2000
Riduwan, Engkos Ahmad Kuncoro. “Cara menggunakan dan memaknai analisis jalur atau path analysis”. Alfabeta. Bandung, 2007.
Riyanto, Bambang. “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Edisi 4. Yogyakarta, BPFE, 2001.
Rodoni, Ahmad. “Pasar Modal Indonesia”, Cetakan 1, FEIS UIN Press, Jakarta, 2006.
Ruth, Djunarto. “Analisa Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar, Dan Suku Bunga Deposito Terhadap Indeks LQ45 Di Bursa Efek Jakarta Periode 1999-2004”. Skripsi, Universitas Kristen Petra. Surabaya. 2006.
Sawir. “Cara Menghitung Variabel Keuangan”. Jakarta, Intermedia. 2001.
102
Sharpe, Wlliam F. Alexander, Gordon J. Bailey, Jeffery V. Investasi Edisi keenam Jilid 1, Indeks, Jakarta, 2005.
Siamat, Dahlan. “Manajemen Bank Umum”. Jakarta, Intermedia. 1993.
Situs Web Resmi Bapepam : http://www.bapepam.go.id
Situs Web Resmi BEI : http://www.idx.go.id
Situs Web : http:// www.yahoofinance.com
Sugiyono.. “Statistik Untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta. 2005.
Sukirno, Sadono, “Pengantar Teori Makroekonomi”, edisi kedua, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1995.
Susilo, Sri. Y., Triandaru. Sigit, dan A. Totok Budi Santoso. “Bank dan Lembaga KeuanganLain”. Jakarta, Salemba Empat, 2000.
Tinawati, Ratri Aries, Gunawan Hadi Saputra. “Studi Kasus Pengaruh Harga Minyak Dunia Dan Suku Bunga The Fed Terhadap Indeks LQ 45 Bursa Efek Jakarta Periode Januari 2000 November 2004”. Skripsi, Universitas Kristen Petra. Surabaya. 2006.
Timilsina, Yogendra.“Capital Market Develpoment and Stock price Behavior In Nepal,” Economic Review: Occasional Paper, 2001. p. 13
Wahyudi. “Pengantar Pasar Modal”. Jakarta, Intermedia. 2003.
Weston, Copeland. “Financial Management’, Florida University Press. 1995
103
LAMPIRAN I
Current Ratio
Quick ratio
NAMA PERUSAHAAN 2004 2005 2006 2007 2008 PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk 36.4 15.3 18.8 21.5 18.1 PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk 52.4 51.7 2.27 2.78 3.14 PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk 0.5 0.5 0.5 0.6 0.6 PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk 24 21.5 22.1 19.2 15.8 PT GUDANG GARAM,Tbk 36.73 40.76 40.68 39.38 40.91 PT GAJAH TUNGGAL,Tbk 0.7 0.7 0.7 0.7 0.8 PT INDOFOOD,Tbk 0.68 0.67 0.65 0.63 0.67 PT INDOSAT,Tbk 52.11 55.8 55 62.83 65.76 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk 42 29 23 11 0.2 PT KALBE FARMA,Tbk 34.54 22.01 8.19 6.11 7.11 PT BANK PAN,Tbk 5.61 2.27 2.78 3.14 1.75 PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk 58.9 52.4 51.7 47.5 51.8 PT UNITED TRACTOR,Tbk 0.3 0.28 0.31 0.3 0.21 PT UNILEVER INDONESIA,Tbk 37.6 43.2 48.6 49.5 52.2 RATA-RATA 382.47 336.09 275.28 265.17 259.05
NAMA PERUSAHAAN 2004 2005 2006 2007 2008 PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk 120.9 168.5 87.3 160.3 194.4 PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk 326.33 267.83 281.27 442.67 801.65 PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk 0.7 0.7 0.8 1.3 1.3 PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk 309.56 184.02 214 289 179 PT GUDANG GARAM,Tbk 168.49 188.62 188.62 193.48 138.58 PT GAJAH TUNGGAL,Tbk 1.4 2.3 1.9 2.2 1.5 PT INDOFOOD,Tbk 1.48 1.46 1.17 0.92 0.9 PT INDOSAT,Tbk 146.3 138.58 83.28 92.59 90.49 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk 143 252 214 289 179 PT KALBE FARMA,Tbk 289.25 394 504.17 498.26 333.35 PT BANK PAN,Tbk 384.13 309.56 184.02 181.07 214.94 PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk 78.8 67.8 67.8 77.3 54.2 PT UNITED TRACTOR,Tbk 1.84 1.56 1.33 1 1.64 PT UNILEVER INDONESIA,Tbk 161 135.2 126.6 111 100.4 RATA-RATA 2133.18 2112.13 1956.26 2.340 2291.35
104
Beta
NAMA PERUSAHAAN 2004 2005 2006 2007 2008 PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk 9.010833 6.865833 5.220833 2.1325 4.999167 PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk 10.83917 14.93 12.1675 20.33083 11.02417 PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk 12.1675 11.61583 12.35833 8.933333 17.55833 PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk 11.22 7.308333 8.358333 6.68 7.505833 PT GUDANG GARAM,Tbk 11.02417 7.651667 5.220833 2.1325 4.999167 PT GAJAH TUNGGAL,Tbk 9.964167 8.358333 5.484167 3.490833 4.605 PT INDOFOOD,Tbk 9.010833 6.865833 5.484167 11.615 6.915 PT INDOSAT,Tbk 10.7525 7.651667 5.220833 4.605 2.1325 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk 9.964167 8.358333 5.484167 6.68 3.490833 PT KALBE FARMA,Tbk 11.615 9.964167 3.86 3.490833 4.605 PT BANK PAN,Tbk 11.02417 11.06917 5.6375 10.83917 3.545833 PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk 12.1675 11.22 9.010833 5.865 4.560833 PT UNITED TRACTOR,Tbk 11.02417 10.7525 4.614167 8.273333 11.81917 PT UNILEVER INDONESIA,Tbk 10.7525 9.681667 2.349167 5.291667 3.534167 RATA-RATA 150.5367 132.2933 90.47083 100.36 91.295 Return Saham
NAMA PERUSAHAAN 2004 2005 2006 2007 2008 PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk 0.696985 0.570267 0.993637 0.871414 -0.67315 PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk 0.541184 0.014668 0.208433 0.759949 -1.02519 PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk 0.035773 1.523013 -0.0918 0.335328 1.48899 PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk 0.498763 0.192847 0.396588 0.388602 -0.06192 PT GUDANG GARAM,Tbk -0.05858 -0.3115 -0.04876 -0.17049 -0.59399 PT GAJAH TUNGGAL,Tbk 0.149855 -0.12665 -0.02546 -0.13106 -0.4986 PT INDOFOOD,Tbk -0.04072 0.166208 0.506866 0.485484 -0.8824 PT INDOSAT,Tbk 0.4004 0.014668 0.208433 0.381 -0.17765 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk 0.431087 0.107606 0.32764 0.499345 -0.3139 PT KALBE FARMA,Tbk 0.212701 0.741649 -0.01573 -0.00058 -0.92834 PT BANK PAN,Tbk 3.713072 2.888076 1.474798 -0.54961 3.502021 PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk 0.118441 0.235108 0.509696 0.091194 -0.22408 PT UNITED TRACTOR,Tbk 0.757996 0.320602 0.577875 0.541184 -0.57671 PT UNILEVER INDONESIA,Tbk -0.12252 0.24178 0.474747 0.155923 0.127526 RATA-RATA 7.334437 6.578342 5.496963 3.657683 -0.83739
105
LAMPIRAN II
Koefisien Korelasi
Correlations
lnbeta lncr lnqr lnsaham lnreturn
Pearson Correlation 1.000 -.155 -.186 .086 -.091
Sig. (2-tailed) .201 .124 .481 .548
lnbeta
N 70.000 70 70 70 46
Pearson Correlation -.155 1.000 .755** -.002 .022
Sig. (2-tailed) .201 .000 .984 .885
lncr
N 70 70.000 70 70 46
Pearson Correlation -.186 .755** 1.000 .348** -.302*
Sig. (2-tailed) .124 .000 .003 .041
lnqr
N 70 70 70.000 70 46
Pearson Correlation .086 -.002 .348** 1.000 -.285
Sig. (2-tailed) .481 .984 .003 .055
lnsaham
N 70 70 70 70.000 46
Pearson Correlation -.091 .022 -.302* -.285 1.000
Sig. (2-tailed) .548 .885 .041 .055 lnreturn
N 46 46 46 46 46.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Struktur I (Regression)
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 lnqr, lnbeta, lncra . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: lnsaham
106
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .553a .306 .275 .95255
a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta, lncr
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 26.443 3 8.814 9.714 .000a
Residual 59.886 66 .907
1
Total 86.328 69
a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta, lncr
b. Dependent Variable: lnsaham
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 7.609 .526 14.456 .000
lnbeta .321 .229 .146 1.403 .165
lncr -.297 .076 -.613 -3.920 .000
1
lnqr .478 .090 .839 5.332 .000
a. Dependent Variable: lnsaham
107
Trimming Struktur 1(Regression)
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 lnqr, lncra . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: lnsaham
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .534a .286 .264 .95941
a. Predictors: (Constant), lnqr, lncr
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 24.657 2 12.328 13.393 .000a
Residual 61.672 67 .920 1
Total 86.328 69
a. Predictors: (Constant), lnqr, lncr
b. Dependent Variable: lnsaham
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 8.277 .226 36.603 .000
lncr -.299 .076 -.618 -3.924 .000
1
lnqr .465 .090 .815 5.176 .000
a. Dependent Variable: lnsaham
108
Struktur 2 (Regression)
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 lnqr, lnsaham, lncra . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: lnreturn
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .526a .277 .225 1.02947
a. Predictors: (Constant), lnqr, lnsaham, lnbeta
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 17.021 3 5.674 5.353 .003a
Residual 44.512 42 1.060 1
Total 61.533 45
a. Predictors: (Constant), lnqr, lnsaham, lnbeta
b. Dependent Variable: lnreturn
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -1.302 1.581 -.824 .415
lncr .363 .132 .705 2.749 .009
lnsaham -.003 .177 -.002 -.015 .988
1
lnqr -.516 .154 -.861 -3.359 .002
a. Dependent Variable: lnreturn
109
Trimming Struktur 2 (Regression)
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 lnqr, lncra . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: lnreturn
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .526a .277 .243 1.01744
a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 17.021 2 8.510 8.221 .001a
Residual 44.512 43 1.035
1
Total 61.533 45
a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta
b. Dependent Variable: lnreturn
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -1.326 .305 -4.342 .000
lncr .364 .110 .707 3.317 .002
1
lnqr -.517 .128 -.863 -4.051 .000
a. Dependent Variable: lnreturn