115
Analisis Pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan dan Tingkat Kepercayaan kepada BAZNAS Terhadap Minat Membayar Zakat Profesi Para Muzakki (Studi Dosen dan Karyawan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu (S.1) Dalam Ilmu Ekonomi Syariah OLEH : Digo Armando Siregar NIM : SES 141275 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2018

Analisis Pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat ...repository.uinjambi.ac.id/600/1/SES141275_DIGO... · hidayah-Nya atas selesainya skripsi ini, dengan judul “Analisis Pengaruh

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Analisis Pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan dan

    Tingkat Kepercayaan kepada BAZNAS Terhadap Minat Membayar Zakat

    Profesi Para Muzakki

    (Studi Dosen dan Karyawan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi)

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu (S.1)

    Dalam Ilmu Ekonomi Syariah

    OLEH :

    Digo Armando Siregar

    NIM : SES 141275

    KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

    PROGAM STUDI EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    TAHUN 2018

  • i

  • ii

  • iii

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Sebagai ucapan terimakasih, cinta dan kasih sayang yang tulus, ku persembahkan

    Skripsi ini kepada:

    1. Ayahanda Guntur Siregar & Ibunda Reni Afzawita tercinta

    2. Adik ku tersayang

    3. Adikku tercinta, Nursusanti

    4. Seluruh keluarga besarku, Serta sahabat-sahabat ku tersayang

    Teruntuk kedua orangtuaku yang telah mengasuh, membesarkan serta

    mendidikku dengan sepenuh hati dan sabar serta tanpa lelah, terus mendengar

    semua cerita suka maupun dukaku walaupun terkadang aku mengeluh.

    Dan terimakasih kepada Nursusanti, yang selalu membantu dalam

    penyelesaian skripsi ini hingga benar-benar selesai, yang selalu memberikan

    semangat serta doanya.

    Dan teruntuk seluruh keluarga besarku, terimakasih atas doa dan semangat

    yang selalu kalian berikan.

    Dan dosen pembimbingku maupun dosen-dosen yang selalu memberi Ilmu

    dalam penyelesaian skripsi ini.

    Serta sahabat-sabat yang selalu mendukung, mendoakan, serta

    mengulurkan tangannya diasaat aku terjatuh, dan seluruh teman-teman Ekonomi

    Syariah angkatan 2014 khususnya Perbankan A, mereka para sahabat sekaligus

    teman baikku yang telah mengenalkan arti sebuah keluarga, sahabat dan arti

    kebersamaan.

  • v

    MOTTO

    ِلِهْم َصدَقَةاُخْذِمْن أَْمو

    “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka”

    QS. At-Taubah (9) : 103

  • vi

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Tingkat Pengetahuan

    Zakat, Tingkat Pendapatan, Tingkat Kepercayaan secara simultan terhadap Minat

    Membayar Zakat Profesi dan Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan,

    Tingkat Kepercayaan secara parsial terhadap Minat Membayar Zakat Profesi.

    Adapun jenis penelitian ini adalah kuantitatif-deskriptif. Penelitian ini di lakukan

    di UIN STS Jambi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Dosen dan

    Karyawan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang

    berjumlah 685 orang. Sedangkan sampel penelitian berjumlah 87 orang Dosen

    dan Karyawan.

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Tingkat Pengetahuan Zakat,

    Tingkat Pendapatan, dan Tingkat Kepercayaan berpengaruh secara simultan

    terhadap Minat Membayar Zakat Profesi dengan nilai Fhitung sebesar 19,316 >

    Ftabel 2,70 dengan taraf signifikansi 0,000 (Sig < 0,05). Berdasarkan hasil

    pengujian parsial (uji t) antara variabel Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat

    Pendapatan dan Tingkat Kepercayaan terhadap Minat Membayar Zakat Profesi

    berpengaruh secara simultan dengan nilai thitung untuk variabel Tingkat

    Pengetahuan Zakat adalah sebesar 7,602, Tingkat Pendapatan sebesar 5,256 dan

    Tingkat Kepercayaan sebesar 4,664 dan dari ketiga variabel tersebut memiliki

    nilai thitung yang lebih besar dari ttabel (1,984) dengan tingkat signifikan masing-

    masing variabel dibawah 0,05. Dengan demikian berarti ketiga variabel tersebut

    memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Membayar Zakat.

    Diantara variabel Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan dan Tingkat

    Kepercayaan yang secara parsial memiliki pengaruh yang paling dominan

    terhadap variabel Minat Membayar Zakat adalah adalah variabel Pengetahuan

    Zakat. Hal ini dikarenakan dari hasil thitung 7,602 > ttabel 1,984 dengan tingkat

    signifikan 0,000.

    Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan, Tingkat

    Kepercayaan dan Minat Membayar Zakat Profesi

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan

    hidayah-Nya atas selesainya skripsi ini, dengan judul “Analisis Pengaruh

    Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan dan Tingkat Kepercayaan

    kepada BAZNAS Terhadap Minat Membayar Zakat Profesi Para Muzakki

    (Studi Kasus Dosen dan Karyawan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi)” untuk memenuhi tugas akhir pada program studi Ekonomi

    Syariah konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Untuk melaksanakan

    tugas tersebut saya sebagai penulis menjalankannya dengan sungguh-sungguh,

    namun tidak terlepas dari berbagai hambatan-hambatan dan rintangan, maka dari

    itu penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan-kesalahan

    baik dalam pelaksanaan nanti maupun dalam pembuatan skripsi ini.

    Selesainya skripsi ini juga tidak lepas dari adanya berbagai pihak yang

    telah memberi petunjuk, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini selesai.

    Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan pihak yang

    telah membantu baik dari segi moril maupun materil, terutama sekali kepada

    Yang Terhormat:

    1. Dosen pembimbing skripsi saya Bapak Drs. Fathuddin Abdi SM. Hk., M.M

    selaku dosen pembimbing 1 saya dan Ibu Efni Anita., M.E. Sy selaku dosen

    pembimbing 2 saya. Yang selalu menyediakan waktu untuk saya dalam

    berkonsultasi mengenai apapun yang terkait dengan skripsi saya.

  • viii

    2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi, Bpk Dr. Subhan Rahman, MA Yang telah

    memberikan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan penelitian skripsi,

    yang merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Strata satu (S1)

    pada Program Studi Ekonomi Syariah bidang Perbankan Syariah.

    3. Ketua Jurusan FEBI, Bpk Dr. Sucipto, MA. Yang telah memberikan banyak

    pemahaman, penjelasan, serta sosialisasi mengenai pembuatan skripsi.

    4. Ayah dan Ibu saya tercinta yang selalu memberikan support kepada saya,

    selalu memberikan semangat, dukungan moril maupun materil, serta kasih

    sayang dan Do’anya sampai saat ini.

    5. Teman-teman seperjuangan, anak-anak Perbankan A yang tidak bisa saya

    sebutkan namanya satu persatu.

    Keikhlasan hati semuanya semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal

    shaleh, karena Dia-lah sebaik-baiknya pemberi balasan. Akhirnya dengan

    mengharap ridha-Nya semoga skripsi ini bermanfaat meskipun dengan berbagai

    keterbatasan yang terdapat didalamnya.

    Jambi, 2018

    DIGO ARMANDO SIREGAR

    SES.141275

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ i

    NOTA DINAS ............................................................................................... ii

    PERSEMBAHAN ........................................................................................ iii

    MOTTO ........................................................................................................iv

    ABSTRAK ...................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR ...................................................................................vi

    DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

    DAFTAR TABEL .........................................................................................xi

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 9

    D. Batasan Masalah ........................................................................... 10

    E. Kerangka Teori ............................................................................. 11

    F. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 33

    G. Hipotesis ...................................................................................... 35

  • x

    H. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 35

    BAB II METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 37

    B. Pendekatan Penelitian ................................................................... 37

    C. Jenis dan Sumber Data.................................................................. 38

    1. Data Primer ............................................................................ 38

    2. Data Sekunder ........................................................................ 39

    D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 39

    1. Kuesioner ............................................................................... 39

    2. Dokumentasi ........................................................................... 39

    E. Skala Pengukuran Data ................................................................. 40

    F. Populasi dan Sampel ..................................................................... 41

    1. Populasi .................................................................................. 41

    2. Sampel .................................................................................... 41

    G. Instrumen Penelitian ..................................................................... 43

    1. Uji Validitas ........................................................................... 43

    2. Uji Reliabilitas ........................................................................ 43

    H. Metode dan Teknik Analisis Data ................................................. 43

    1. Metode Analisis Data .............................................................. 43

    a. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 43

    1. Uji Normalitas ............................................................. 43

    2. Uji Multikolinearitas ................................................... 44

    3. Uji Hetereskedastisitas ................................................ 44

  • xi

    b. Uji Hipotesis ..................................................................... 45

    1. Uji Simultan (F) .......................................................... 45

    2. Uji Parsial (T) ............................................................. 45

    3. Koefisien Determinasi (R) ........................................... 45

    2. Teknik Analisi Data ................................................................ 45

    I. Defenisi Operasional .................................................................... 47

    J. Sistematika Penulisan ................................................................... 48

    BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah Perkembangan UIN STS Jambi ........................................ 50

    B. Perubahan IAIN Menjadi UIN STS Jambi .................................... 53

    C. Visi dan Misi UIN STS Jambi ...................................................... 54

    D. Tujuan UIN STS Jambi ................................................................ 54

    E. Program Prioritas UIN STS Jambi ................................................ 55

    F. Fakultas ........................................................................................ 55

    G. Fakultas UIN STS Jambi .............................................................. 56

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

    1. Hasil Penelitian ................................................................................. 57

    A. Gambaran Umum Responden ....................................................... 57

    B. Uji Coba Statistik ......................................................................... 59

    1. Uji Validitas Instrument .......................................................... 59

    2. Uji Reliabilitas ........................................................................ 62

    C. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 64

    1. Uji Normalitas ........................................................................ 64

  • xii

    2. Uji Multikolinearitas ............................................................... 65

    3. Uji Heterokedastisitas ............................................................. 66

    D. Uji Hipotesis................................................................................. 68

    1. Uji F (Simultan) ...................................................................... 68

    2. Uji T (Parsial) ......................................................................... 68

    3. Hasil Koefisien Determinasi (R2) ............................................ 70

    E. Teknik Analisis Data .................................................................... 71

    2. Pembahasan ...................................................................................... 72

    1. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan

    dan Kepercayaan Secara Parsial terhadap Minat

    Membayar Zakat Profesi Dosen dan Karyawan UIN STS

    Jambi ................................................................................................... 72

    2. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan

    dan Kepercayaan Secara Simultan terhadap Minat

    Membayar Zakat Profesi Dosen dan Karyawan UIN STS

    Jambi ................................................................................................... 74

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................................. 76

    B. Saran ······································································ 77

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    CURICULUM VITAE

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Jumlah Dana Zakat dan Infaq di BAZNAS Provinsi Jambi .......... 6

    Tabel 1.2 Jumlah Dana Zakat Perguruan Tinggi .......................................... 6

    Tabel 1.3 Jumlah Dosen Berdasarkan Kepangkatan ................................... 7

    Tabel 1.4 Jumlah PNS Strktural UIN STS Jambi Tahun 2018 ..................... 8

    Tabel 1.5 Tinjauan Pustaka ....................................................................... 33

    Tabel 2.1 Jumlah Dosen dan karyawan UIN STS Jambi ............................ 41

    Tabel 2.2 Defenisi Operasional ................................................................. 47

    Tabel 3.1 Nama-nama Tokoh terkemuka UIN STS Jambi ......................... 52

    Tabel 3.2 Nama-nama Rektor UIN STS Jambi dari Tahun 1967-sekarang . 52

    Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan Umur ............................... 57

    Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir .......... 58

    Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan Perbulan ....... 58

    Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Pengetahuan Zakat ........... 59

    Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Pendapatan ...................... 60

    Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Kepercayaan..................... 61

    Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Membayar Zakat ................. 61

  • xiv

    Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tingkat Pengetahuan Zakat ....... 62

    Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tingkat Pendapatan ................... 63

    Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tingkat Kepercayaan ............... 63

    Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Minat Membayar Zakat ............ 64

    Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................... 65

    Tabel 4.13 Hasil Uji F ............................................................................... 68

    Tabel 4.14 Hasil Uji T............................................................................... 69

    Tabel 4.15 Hasil Uji R2 ............................................................................. 70

    Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ................................... 71

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas ··················································· 65

    Gambar 4.2 Scatterplot Hasil Uji Heterokedastisitas ····························· 67

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dunia zakat memiliki potensi untuk dikembangkan secara ekonomi. Pada

    satu dekade terakhir, zakat mengalami perkembangan yang pesat jika dilihat dari

    pertumbuhannya. Namun, pertumbuhan zakat tersebut masih sangat jauh dengan

    potensi zakat sebenarnya. Menurut Kahf, total potensi zakat di negara-negara

    anggota OIC berkisar antara 1,8 – 4,34 persen dari total PDB. Jika potensi zakat

    ini dikalikan dengan PDB harga berlaku tahun 2010 dari negara-negara anggota

    OIC, maka potensi zakat dunia mencapai USD 600 miliar (Beik, 2015).

    Potensi zakat di Indonesia sangat besar. Hal tersebut juga sudah disadari

    oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian BAPPENAS, yang telah

    mengintegrasikan program-program zakat di OPZ kedalam program nasional

    pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals). Selain itu, BAPPENAS juga

    memasukkan zakat kedalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia

    (MAKSI) yang diluncurkan pada tahun 2015. Berdasarkan MAKSI, BAZNAS

    diarahkan sebagai koordinator dalam pengaturan, pengumpulan, dan distribusi

    zakat nasional, dengan Kementerian Agama sebagai regulator dan pengawas

    kinerja BAZNAS.

    Terdapat beberapa studi yang membahas mengenai potensi zakat di

    Indonesia. Pertama, studi PIRAC menunjukkan bahwa potensi zakat di Indonesia

    memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan survei ke 10

  • 2

    kotabesar di Indonesia, PIRAC menunjukkan bahwa potensi rata-rata zakat

    permuzakki mencapai Rp. 684.550,00 pada tahun 2007, meningkat dari

    sebelumnya Yaitu Rp. 416.000,00 pada tahun 2004. Kedua, PEBS FEUI

    menggunakan pendekatan jumlah muzakki dari populasi Muslim Indonesia

    dengan asumsi 95 persen muzakki yang membayar zakat, maka dapat

    diproyeksikan potensi penghimpunan dana zakat pada tahun 2009 mencapai Rp.

    12,7 triliun (Indonesia Economic Outlook, 2010). Ketiga, penelitian yang

    dilakukan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa potensi

    zakat nasional dapat mencapai Rp. 19,3triliun. Keempat, penelitian Firdaus (2012)

    menyebutkan bahwa potensi zakat nasional pada tahun 2011 mencapai angka 3,4

    persen dari total PDB, atau dengan kata lain potensi zakat di Indonesia

    diperkirakan mencapai Rp. 217 triliun. Jumlah ini meliputi potensi penerimaan

    zakat dari berbagai area, seperti zakat di rumah tangga, perusahaan swasta,

    BUMN, serta deposito dan tabungan. Kelima, menurut penelitian BAZNAS,

    potensi zakat nasional pada tahun 2015 sudah mencapai Rp. 286 triliun.

    Namun potensi zakat di Indonesia masih mengalami kesenjangan yang

    cukup tinggi antara potensi zakat dengan penghimpun dana zakatnya.

    Kesenjangan ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti:

    1. Rendahnya kesadaran wajib zakat (muzakki), rendahnya kepercayaan terhadap

    BAZ dan LAZ, dan perilaku muzakki yang masih berorientasi jangka pendek,

    desentralis dan interpersonal.

    2. Basis zakat yang tergali masih terkonsentrasi pada beberapa jenis zakat

    tertentu, seperti zakat fitrah dan profesi.

  • 3

    3. Masih rendahnya insentif bagi wajib zakat untuk membayar zakat, khususnya

    terkait zakat sebagai pengurang pajak sehingga wajib zakat tidak terkena

    beban ganda (Indonesia Economic Outlook 2010).

    Dalam indokator kinerja kunci tahun 2017 target pengumpulan zakat

    nasional dicanangkan sebesar 6 triliun rupiah. Target pengumpulan ini di

    distribusikan kepada BAZNAS, BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota

    serta LAZ.1

    Organisasi Pengelolah Zakat % Jumlah

    BAZNAS 4.00 240,000,000,000

    BAZNAS provinsi dan kab/kota 56.00 3.360.000.000.000

    LAZ 40.00 2.400.000.000.000

    Total 100 6.000.000.000.000

    Sumber OUTLOOK ZAKAT 2017 PUSKAS BAZNAS

    Dari target 3 triliun rupiah realisasi zakat pada tahun 2017 hanya sebesar

    Rp158,752,636,318.85 yang terkumpul oleh BAZNAS berarti masih ada

    ketimpangan atau kurang sadar dan pemahaman tentang zakat sehingga minat

    bayar masyarakat muslim masih rendah.

    Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan BAZNAS Provinsi Jambi

    Tahun 2017 pada 52 Dinas Instansi di lingkungan Pemenrintah Provinsi Jambi

    dan yang setingkat dengannya, diketahui Zakat dan Infak yang dapat dikumpulkan

    oleh BAZNAS Provinsi Jambi sebesar Rp. 3.826.872.078,26. Penghimpunan ini

    1 BAZNAS rencana kerja dan anggaran tahun 2017

  • 4

    meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp. 2.633.212.250,00.

    Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, terkumpul dana ZIS sebagai berikut:

    Tabel 1.1

    Jumlah Dana Zakat dan Infaq di BAZNAS Provinsi Jambi

    Tahun Jumlah Dana Terhimpun

    Zakat Infaq

    2014 2.002.186.550,90 184.255.470,00

    2015 2.283.673.369,00 215.884.201,00

    2016 2.467.019.011,00 166.193.239,00

    2017 3.607.117.016,26 219.755.062,00 Sumber: BAZNAS Provinsi Jambi

    Dari beberapa Lembaga dan Instansi pemerintah, Perguruan Tinggi

    merupakan salah satu bagian dari lembaga yang menyetorkan zakatnya ke

    BAZNAS Provinsi Jambi. Perguruan Tinggi yang terdata di BAZNAS, yaitu UIN

    STS Jambi, UNJA, UNBARI, ASM Jambi, STMIK NH, STIE Muhammadiyah,

    dan Universitas Terbuka.2

    Tabel 1.2

    Jumlah Dana Zakat Perguruan Tinggi

    Perguruan Tinggi Tahun

    2013 2014 2015 2016 2017

    UIN STS Jambi 12.132.000 9.450.000 13.500.000 16.200.000 13.500.000

    UNJA

    UNBARI 13.580.000 13.642.000 12.914.569 14.308.000 16.005.143

    ASM Jambi

    STMIK NH

    STIE Muhammadiyah

    Universitas Terbuka Sumber Data: BAZNAS Provinsi Jambi

    2 BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Provinsi Jambi

  • 5

    Berdasarkan tabel 1.2 dari beberapa Perguruan Tinggi yang terdata di

    BAZNAS hanya UIN STS Jambi dan UNBARI yang rutin menyetorkan dana

    zakat kepada BAZNAS. Akan tetapi pada Tahun 2014 dana zakat yang disetorkan

    UIN STS Jambi mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Tahun 2013,

    dan pada Tahun 2017 dana zakat yang disetorkan juga mengalami penurunan bila

    dibandingkan dengan Tahun 2016. Dan jika dibandingkan dengan UNBARI pada

    Tahun 2017 dana zakat yang disetorkan UIN STS Jambi kepada BAZNAS juga

    lebih kecil. UIN STS Jambi merupakan salah satu lembaga perguruan tinggi

    negeri di Provinsi Jambi dengan jumlah Dosen dan Karyawan yang berstatus PNS

    dan Non PNS berjumlah 685 orang

    Tabel 1.3

    Jumlah Dosen Berdasarkan Kepangkatan

    No Jabatan Pascasarjana

    Fak Adab

    dan

    Humaniora

    Fak

    Ekonomi

    dan Bisnis

    Islam

    Fak

    Syariah

    Fak

    Dakwah

    Fak

    Ushuluddin

    Fak Ilmu

    Tarbiyah

    dan

    Perguruan

    Jumlah

    Total

    Dosen

    PNS

    %

    1

    Penata

    Muda

    0 0 0 0 1 2 2 5 1,56%

    2

    Penata

    Muda TK I

    0 8 8 6 1 1 22 46 14,33%

    3 Penata 1 7 0 7 3 5 25 48 14,95%

    4

    Penata TK

    I

    8 10 11 9 2 7 25 73 22,74%

    5 Pembina 7 5 19 11 7 33 91 30,21%

    6

    Pembina TK I

    7 1 1 4 1 2 11 27

    9,65%

    7

    Pembina Utama

    Muda

    4 0 1 3 0 1 4 13

    3,11%

    8

    Pembina

    Utama

    Madya

    7 0 1 1 0 1 0 10

    4,05%

    9

    Pembina

    Utama

    3 0 0 0 0 0 2 5

    1,57%

    Jumlah 37 35 32 49 19 25 124 321

    100,00%

  • 6

    Sumber Data: LPM UIN STS Jambi

    Tabel 1.4

    Jumlah PNS Strktural UIN STS Jambi Tahun 2018

    Tenaga Kontrak Tenaga Kontrak Keamanan

    Kepala Biro 2

    140 30

    Kepala Bagian 10

    Kepala Sub Bagian 29

    JFU 76

    JFT 16

    Jumlah Total 133 140 30 Sumber Data: LPM UIN STS Jambi

    Berdasarkan tabel 1.3 potensi zakat profesi UIN STS Jambi berdasarkan

    kepangkatandengan asumsi gaji pokok Rp. 5.000.000 potensi zakat UIN STS

    Jambi berjumlah Rp. 56.750.000.

    Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengangkat

    skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat

    Pendapatan dan Tingkat Kepercayaan Kepada BAZNAS Terhadap Minat

    Membayar Zakat Profesi Para Muzakki (Studi Dosen dan Karyawan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang menarik

    untuk diteliti adalah:

    1. Seberapa besar pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan,

    dan Tingkat Kepercayaan kepada BAZNAS secara simultan terhadap minat

    membayar zakat profesi?

  • 7

    2. Seberapa besar Pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan,

    dan Tingkat Kepercayaan kepada BAZNAS secara parsial terhadap minat

    membayar zakat profesi?

    3. Dari ketiga Variabel tersebut, variabel mana yang paling dominan

    mempengaruhi minat membayar zakat profesi?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    a. Tujuan

    1. Untuk mengetahui besar pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat

    Pendapatan, dan Tingkat Kepercayaan kepada BAZNAS secara simultan

    terhadap minat membayar zakat profesi.

    2. Untuk mengetahui besar Pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat

    Pendapatan, dan Tingkat Kepercayaan kepada BAZNAS secara parsial

    terhadap minat membayar zakat profesi.

    3. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan mempengaruhi minat

    membayar zakat profesi.

    b. Manfaat

    1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai referensi dalam

    penelitian selanjutnya.

    2. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi masyarakat dalam

    upaya meningkatkan minat membayar zakat.

    3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi BAZNAS dan

    lembaga zakat lain untuk meningkatkan kredibilitas pelayanan menjadi lebih

    baik lagi.

  • 8

    D. Batasan Masalah

    Agar permasalahan penelitian ini menjadi lebih sfesifik, maka penulis

    melakukan pembatasan masalah, dimana penelitian ini hanya dilakukan di

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Adapun responden

    dalam penelitian ini adalah seluruh Dosen dan Karyawan UIN STS Jambi.

  • 9

    E. Kerangka Teori

    1. Pengertian Zakat

    Zakat adalah isim masdar dari kata zaka-yazka-zakah. Oleh karena kata

    dasar zakat adalah zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik dan bertambah.

    Dengan makna tersebut, orang yang telah mengeluarkan zakat diharapkan hati dan

    jiwanya akan menjadi bersih, sebagaimana firman Allah swt dalam surat at-

    Taubah: 103, yang berbunyi:3

    يِهْم ِبَها َوَصل ِ َعلَْيِهْم ۖ إِنَّ َصََلتََك َسَكٌن لَُهْم ۗ ُرُهْم َوتَُزك ِ ُخْذ ِمْن أَْمَواِلِهْم َصدَقَةً تَُطه ِ

    ُ َسِميٌع َعِليمٌ َوَّللاَّ

    Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

    membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

    Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah

    Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.4 QS. At-Taubah (9) : 103

    Disamping itu, selain hati dan jiwanya bersih, kekayaannya akan bersih

    pula. Dari ayat diatas tergambar bahwa zakat yang dikeluarkan para muzakki

    (orang yang mengeluarkan zakat) dapat membersihkan dan mensucikan hati

    manusia, tidak lagi mempunyai sifat yang tercela terhadap harta, seperti sifat

    rakus dan kikir.

    3 Fakhruddin, Fiqih dan.... hlm 13 4 At-Taubah (9) : 103

  • 10

    Secara etimologi (lughah/bahasa), al-zakah berarti al-numuw wa al-

    ziyadah. Terkadang juga diartikan dengan kata al-thaharah (suci), seperti dalam

    QS. Asy- Syam: 9, yang berbunyi:

    َزكَّاَهاقَْد أَْفلََح َمْن

    Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.5 QS. Ash-

    Syam (91) : 9

    Menurut Abdurrahman al-Jaziri, kata zakat secara bahasa bermakna al-

    tathhir wa al-nama’. Sedangkan secara terminologi zakat adalah pemilikan harta

    yang dikhususkan kepada mustahiq (penerima)nya dengan syarat-syarat tertentu.

    Wahbah al-Zuhaili dalam kitabnya al-fiqh al-islami wa Adillatuh mengungkapkan

    beberapa defenisi zakat menurut para ulama mazhab:

    a. Menurut Malikiyah, zakat adalah mengeluarkan bagian yang khusus dari harta

    yang telah mencapai nisabnya untuk yang berhak menerimanya, jika milik

    sempurna dan mencapai haul selain barang tambang, tanaman dan rikaz.

    b. Hanafiyah mendefinisikan zakat adalah kepemilikan bagian harta tertentu dari

    harta tertentu untuk orang/pihak tertentu yang telah ditentukan oleh syari’

    (Allah swt untuk mengharapkan keridhoan-Nya.

    c. Syafi’iyyah, zakat adalah nama bagi sesuatu yang dikeluarkan dari harta dan

    badan dengan cara tertentu.

    5 Ash-Syam (91) : 9

  • 11

    d. Menurut Hanabilah, zakat adalah hak yang wajib dalam harta tertentu untk

    kelompok tertentu pada waktu tertentu.6

    Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa, zakat adalah

    harta yang wajib dikeluarkan apabila telah memenuhi syarat-syarat yang telah

    ditentukan oleh agama dan disalurkan kepada orang-orang yang telah ditentukan

    pula, yaitu delapan golongan yang berhak menerima zakat.

    Tujuan zakat adalah untuk membersihkan dan memberkahi harta para

    pembayar zakat (muzakki) dan menolong sesama dengan menyalurkan kepada

    yang berhak menerima dana zakat tersebut (mustahik). Mustahik yang berhak

    menurut Al-Quran Surat At-Taubah (9) : 60 terdiri dari 8 golongan atau asnaf,

    yang artinya:

    دَقَاُت ِللْ َقاِب إِنََّما الصَّ فُقََراِء َواْلَمَساِكيِن َواْلعَاِمِليَن َعلَْيَها َواْلُمَؤلَّفَِة قُلُوبُُهْم َوفِي الر ِ

    ُ َعِليٌم َحِكيمٌ ِ ۗ َوَّللاَّ ِ َواْبِن السَّبِيِل ۖ فَِريَضةً ِمَن َّللاَّ َواْلغَاِرِميَن َوفِي َسِبيِل َّللاَّ

    “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang

    miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk

    (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan

    untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang

    diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.7 QS. At-

    Taubah (9) : 60

    6 Fakhruddin, Fiqih dan.... hlm 16-17 7 At-Taubah (9) : 60

  • 12

    Adapun delapan asnaf tersebut adalah:8

    1. Fakir

    Al-fuqara adalah bentuk jama’ dari al-faqir. Al-faqir menrut mazhab

    Syafi’i dan Hambali adalah orang yang tidak memiliki harta benda dan pekerjaan

    yang mampu mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Menurut mazhab Hnanafi

    adalah orang yang tidak memiliki barang apa-apa di bawah nisab menurut hukum

    zakat sah. Menurut mazhab Maliki faqir adalah orang yang mempunyai harta,

    sedangkan hartanya tidak mencukupi untuk keperluannya dalam masa satu tahun.9

    2. Miskin

    Orang miskin ialah orang yang memiliki pekerjaan, tetapi

    penghasilannya tidak dapat dipakai untuk memenuhi hajat hidupnya. Seperti

    orang yang memerlukan sepuluh, tetapi dia hanya mendapatkan delapan sehingga

    masih belum dianggap baik dari segi makanan, pakaian serta tempat tinggal.

    3. Amil (Pengumpul Zakat)

    Amil adalah orang-orang yang bekerja memungut zakat. Panitia harus

    memiliki sifat jujur dan menguasai hukum zakat. Yang boleh dikategorikan

    sebagai panitia zakat adalah orang yang di tugasi mengambil sepersepuluh

    (Al’asyir); penulis (Al-katib); pembagi zakat untuk para mustahiq-nya, penjaga

    harta yang dikumpulkan.

    8 Sayyid sabiq, Ringkasan Fiqh Sunnah, (Jakarta: PUSTAKA AL-KAUTSAR, 2013),

    hlm 212-217 9 Fahrur Mu’iz, ZAKAT A-Z: Panduan Mudah, Lengkap, dan Praktis tentang Zakat

    (Solo: Tinta Medina, 2011), hlm 124

  • 13

    4. Muallaf

    Muallaf adalah orang-orang yang masih lemah niatnya dalam memeluk

    Islam, maka seorang pemimpin perlu membujuk hatinya dengan pemberian

    sebagian zakat itu diharapkan orang-orang yang setaraf dengannya ikut masuk

    Islam.10

    5. Riqab

    Riqab adalah budak yang akan membebaskan dirinya. Untuk

    membebaskan diri harus menebusnya dengan sejumlah uang dengan Tuannya

    karena perlu mendapatkan bantuan, maka ia berhak menerima pemberian zakat.11

    6. Gharimin (orang yang memiliki utang)

    Yaitu orang yang berhutang untuk kepentingan yang bukan maksiat dan

    tidak sanggup membayarnya. Atau orang yang berhutang untuk mendamaikan

    orang yang bersengketa dan atau orang yang berhutang untuk memelihara

    persatuan umat Islam, maka hutang mereka bisa dibayar dengan zakat.12

    7. Fisabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah)

    Yang termasuk dalam kelompok ini adalah para pejuang yang berperang

    di jalan Allah yang tidak digaji oleh markas komando mereka karena yang mereka

    lakukan hanya berperang.13

    10 Abdul Rochim dan Fathoni, Syariat Islam: Tafsir Ayat-Ayat Ibadah, Edisi I, Jakarta

    Rajawali, Cet. Ke-1, 1987, hlm 255 11 Moh, Rifa’i dkk,Kifayatul Ahyar, (terj), (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1997) Jilid. I, hlm

    143 12 Enizar dkk, Rintrprtasi Pendayagunaan ZIS Menuju Efektifitas Pemanfaatan ZIS

    (Jakarta: Piramedia, 2004) hlm 22 13 Muhammad Abu Zahrah, Zakat Dalam Persfektif Sosial, (Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet.

    IV, 2004) hlm 146

  • 14

    8. Ibnu Sabil (orang yang sedang dalam perjalanan)

    Orang yang sedang melakukan perjalanan adalah orang-orang yang

    bepergian (musafir) untuk melaksanakan suatu hal yang baik (tha’ah) tidak

    termasuk maksiat.14

    2. Landasan Hukum Zakat

    Nabi Muhammad SAW menerima perintah zakat setelah beliau berhijrah

    ke Madinah Al-Munawwarah. Kewajiban melaksanakan zakat ini terdapat pada

    ayat-ayat yang diturunkan di kota Madinah yang kemudiannya diperkuat oleh

    Sunnah Nabi Muhammad SAW, baik mengenai nisab, jumlah, syarat-syarat, jenis,

    dan bentuk-bentuk pelaksanaan yang konkrit dan kuat.15

    a. Al-Qur’an

    1. Al-Baqarah (2) : 43

    اِكِعينَ َكاةَ َواْرَكعُوا َمَع الرَّ ََلةَ َوآتُوا الزَّ َوأَقِيُموا الصَّ

    Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-

    orang yang ruku'.16 QS. AL-Baqarah (2) : 43

    2. Al-An’am (6) : 141

    ْرَع ُمْختَِلفًا َوُهَو الَِّذي أَْنَشأَ َجنَّاٍت َمْعُروَشاٍت َوَغْيَر َمْعُروَشاٍت َوالنَّْخَل َوالزَّ

    اَن ُمتََشابًِها َوَغْيَر ُمتََشابٍِه ۚ ُكلُوا ِمْن ثََمِرِه إِذَا أَثَْمَر َوآتُوا مَّ ْيتُوَن َوالرُّ أُُكلُهُ َوالزَّ

    ْلُمْسِرفِينَ َحقَّهُ يَْوَم َحَصاِدِه ۖ َوََل تُْسِرفُوا ۚ إِنَّهُ ََل يُِحبُّ ا

    14 Panduan Zakat Praktis Kementrian Agama Islam Republik Indonesia, hlm 69 15 Gustian Djuanda dkk, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan (Jakarta; PT.

    Raja Grafindo Persada, 2006) hlm 14 16 AL-Baqarah (2) : 43

  • 15

    Artinya: Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang

    berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,

    zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya).

    Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan

    tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir

    miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak

    menyukai orang yang berlebih-lebihan17. QS. Al-An’am (6) : 141

    b. Hadist

    ُ َعْنُهَما: ) أَنَّ اَلنَِّبيَّ صلى هللا عليه وسلم َبعَثَ ُمعَاذًا َعنِ اِْبنِ َعبَّاٍس َرِضيَ َّللَاَّ

    َ قَدِ اِْفتََرضَ َعلَْيِهمْ َصدَقَةً رضي هللا عنه إِلَى اَْليََمنِ ( فَذََكرَ اَْلَحِديَث, َوفِيِه: ) أَنَّ َّللَاَّ

    فِي أَْمَواِلِهْم, تُْؤَخذُ ِمنْ أَْغنِيَاِئِهْم, فَتَُردُّ فِي فُقََرائِِهمْ ( ُمتَّفَقٌ َعلَْيِه, َواللَّْفظُ ِلْلبَُخاِري ِ

    Dari Ibnu Abbas r. bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengutus Mu'adz

    ke negeri Yaman --ia meneruskan hadits itu-- dan didalamnya (beliau bersabda):

    "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan mereka zakat dari harta mereka yang

    diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dibagikan kepada orang-

    orang fakir di antara mereka." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.18

    17 Al-An’am (6) : 141

    18 https://hamzahjohan.blogspot.com/2015/08/hadits-hadits-tetang-zakat.html diakses

    pada Jumat, 28-09-2018, pukul 15:03

    https://hamzahjohan.blogspot.com/2015/08/hadits-hadits-tetang-zakat.html

  • 16

    ٍ رضي هللا عنه أَنَّ اَْلعَبَّاَس رضي هللا عنه ) َسأََل اَلنَّبِيَّ صلى هللا عليه َوَعْن َعِلي

    , َص لَهُ ِفي ذَِلَك ( َرَواهُ اَلت ِْرِمِذيُّ , فََرخَّ وسلم فِي تَْعِجيِل َصدَقَتِِه َقْبَل أَْن تَِحلَّ

    َواْلَحاِكم ُ

    Dari Ali bahwa Abbas bertanya kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam

    penyegeraan pengeluaran zakat sebelum waktunya, lalu beliau mengizinkannya.

    Riwayat Tirmidzi dan Hakim.19

    3. Harta Yang Wajib di Zakati

    Harta dalam bahasa Arab disebut al-amwal yang merupakan jama’ atau

    plural (menunjukkan arti banyak) dari kata al-mal (bentuk mufrad, menunjukkan

    arti tunggal. Menurut Yusuf al-Qardawi harta adalah segala sesuatu yang

    diinginkan sekali oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya. 20

    Selanjutnyadengan mengutip pendapat Ibn Asyr, Yusuf al-Qardhawi mengatakan

    bahwa kekayaan pada mulanya berarti emas dan perak, tetapi kemudian berubah

    pengertiannya menjadi sgala barang yang disimpan dan dimiliki.21

    Menurut pendapat beberapa ulama dibawah ini adalah tentang macam

    harta yang wajib dikeluarkan zakatnya, diantaranya adalah:

    a. Abdurrahman al-Jaziri mengatakan bahwa harta yang wajib dikeluarkan

    zakatnya ada lima macam, yaitu hewan ternak (unta, sapi dan kambing), emas dan

    19 https://hamzahjohan.blogspot.com/2015/08/hadits-hadits-tetang-zakat.html diakses pada Jumat,

    28-09-2018, pukul 15:04 20 Yusuf al-Qardhawi, Op. Cit, hlm 124 21 Yusuf al-Qardhawi, Ibid

    https://hamzahjohan.blogspot.com/2015/08/hadits-hadits-tetang-zakat.html

  • 17

    perak, barang dagangan, barang tambang dan rikaz (barang temuan), serta

    tanaman-tanaman dan buah-buahan.

    b. Sayyid Sabiq mengatakan bahwa harta yang waib dikeluarkan zakatnya adalah

    emas, perak, hasil tanaman, buah-buahan, barang-barang perdagangan, binatang

    ternak, madu, barang tambang dan barang temuan (harta karun).22

    c. Ibnu Qayyim al-Juaziyah dalam kitabnya Zad al-Ma’ad mengatakan bahwa

    harta yang menjadi sumber zakat yang diekemukakan secara terperinci dalam al-

    Qur’an dan Hadist ada empat jenis, yaitu tanam-tanaman dan buah-buahan, hewan

    ternak, emas dan perak serta harta perdagangan.

    d. Wahbah al-Zuhaili mengatakan bahwa harta yang wajib dizakati ada lima, yaitu

    nuqud (emas,perak dan surat-surat berharga), barang tambang dan barang temuan,

    barang perdagangan, tanam-tanaman dan buah-buahan, dan hewan ternak (unta,

    sapi dan kambing). Kemudian wahbah juga mengutip pendapat Abu Hanifah yang

    mewajibkan kuda untuk dizakati.

    e. Hasbi al-Shiddiqiy membagi harta yang wajib dizakati dibagi menjadi dua,

    yaitu harta-harta zhahir (al-amwal al-zhahirrah), yaitu binatang, tumbuh-

    tumbuhan dan buah-buahan, dan harta-harta yang tersembunyi (al-amwal al-

    bathinah), yaitu emas, perak, dan barang perniagaan.

    f. Ibnu Rusyd juga membagi harta yang wajib dikeluarkan zakatnya menjadi dua,

    yaitu, pertama yang disepakati dua macam dari barang tambang (emas dan perak),

    tiga macam dari hewan (unta, sapi dan kambing), dua macam dari buah-buahan

    (kurma dan kismis). Kedua, yang diperselisihkan, yaitu emas yang dibuat pakaian.

    22 Sayyid sabiq, Op. Cit, hlm 190

  • 18

    Menurut Mali, Laits dan Syafi’i barang tersebut tidak dizakati, sedangkan

    menurut Abu Hanifah wajib dikeluarkan zakatnya.23

    Dari pendapat-pendapat diatas, secara umum memang terdapat beberapa

    jenis kekayaan yang disebutkan dan diperingatkan al-Qur’an untuk dikeluarkan

    zakatnya sebagai hak Allah, yaitu:24

    1. Emas dan perak, dalam QS. At-Taubah: 34

    ْهبَانِ لَيَأُْكلُ ونَ أَْمَوالَ النَّاِس بِاْلبَاِطلِ يَا أَيَُّها الَِّذينَ آَمنُوا إِنَّ َكثِيًرا ِمنَ األْحبَارِ َوالرُّ

    ِ ةَ َوَل يُْنِفقُوَنَها فِي َسِبيلِ َّللاَّ ِ َوالَِّذينَ يَْكنزونَ الذََّهبَ َواْلِفضَّ َويَُصدُّونَ َعنْ َسِبيلِ َّللاَّ

    ْرُهمْ ِبعَذَابٍ أَِليمٍ فَبَش ِ

    “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-

    orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta

    orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari

    jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak

    menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka,

    (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”25

    2. Tanaman dan buah-buahan, dalam QS. Al-An’am: 141

    ْرَع ُمْختَِلفًا أُُكلُهُ َوُهَو الَِّذي أَْنَشأَ َجنَّاٍت َمْعُروَشاٍت َوَغْيَر َمْعُروَشاٍت َوالنَّْخَل َوالزَّ

    اَن ُمتََشاِبًها َوَغيْ َر ُمتََشابٍِه ُكلُوا ِمْن ثََمِرِه إِذَا أَثَْمَر َوآتُوا َحقَّهُ َيْوَم مَّ ْيتُوَن َوالرُّ َوالزَّ

    َحَصاِدِه َوََل تُْسِرفُوا إِنَّهُ ََل يُِحبُّ اْلُمْسِرفِينَ

    “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak

    berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,

    23 Fakhruddin, FIQH dan Manajemen.... Op. Cit 89-90 24Rozalinda, EKONOMI ISLAM Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi (Jakarta:

    PT. RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 254-256 25 At-Taubah (9) : 34

  • 19

    zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama

    (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia

    berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan

    disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.

    Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”26

    3. Perniagaan

    Harta perniagaan adalah semua yang dapat diperjualbelikan untuk meraih

    keuntungan dari berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian,

    makanan, perhiasan, dll.27

    4. Barang Tambang dan Hasil Laut,

    Ma‟din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam perut

    bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah, tembaga, marmer,

    giok, minyak bumi, batu-bara dan sebagainya.

    Rikaz adalah harta yang terpendam di dalam tanah dari zaman dahulu

    atau biasa disebut dengan harta karun. Termasuk didalamnya harta atau barang

    yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya.

    Para ulama berbeda pendapat tentang barang tambang yang wajib

    dikeluarkan zakatnya. Imam Ahmad mengatakan, dia adalah seluruh benda yang

    dikeluarkan dari bumi dan punya nilai, seperti emas, perak, besi, kuningan, dan

    timah dan ia wajib telah mencapai satu nisab baik dengan dirinya sendiri maupun

    dengan nilainya.28

    26 Al-An’am (6) : 141 27 Gustian Juanda, dkk, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, ( Jakarta: Raja

    Grafindo Persada, 2006), hlm 22 28 Sulaiman Al-faifi, Ringkasan Fikih Sunnah, (Solo: Ummul Qura, 2012), hlm 249

  • 20

    4. Pengertian Zakat Profesi

    Zakat profesi atau zakat atas penghasilan adalah suatu istilah yang

    muncul dewasa ini. Adapun istilah ulama’ salaf, zakat profesi biasanya disebut

    dengan al-mal al-mutafad. Yang termasuk dalam kategori zakat al mal mustafad

    adalah pendapatan yang dihasulkan dari profesi non-zakat yang dijalani, seperti

    gaji pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter, dan lain-lain, atau rezeki yang

    dihasilkan secara tidak terduga seperti undian, kuis berhadiah (yang tidak

    mengandung unsur judi), dan lain-lain.

    Pendapatan profesi adalah buah dari hasil kerja menguras otak dan

    keringat yang dilakukan oleh setiap orang. Contoh dari pendapatan profesi adalah

    gaji, upah, insentif atau nama lainnya disesuaikan dengan jenis profesi yang

    dikerjakan baik itu pekerjaan yang mengandalkan kemampuan otak atau

    kemampuan fisik lainnya dan bahkan kedua-duanya.29

    Yusuf al-Qardawi menyatakan bahwa barangkali bentuk penghasilan

    yang paling menyolok pada zaman sekarang ini adalah apa yang diperoleh dari

    pekerjaan dan profesinya. Pekerjaan yang menghasilkan uang ada dua macam:30

    Pertama: pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain,

    berkat kecekatan tangan atau otak. Penghasilan yang diperoleh dengan cara ini

    merupakan penghasilan profesional, seperti penghasilan seorang dokter, insinyur,

    advokat seniman, penjahit, tukang kayu dan lain-lainnya.

    Kedua:pekerjaan yang dikerjakan seseorang buat pihak lain, baik pemerintah,

    perusahaan, maupun perorangan dengan memperoleh upah yang diberikan dengan

    29 Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengomunikasikan Kesadaran dan

    Membangun Jaringan, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm 73 30 Yusuf al-Qardhawi, Hukum Zakat... hlm 459

  • 21

    tangan, otak, ataupun keduanya. Penghasilan dari pekerjaan seperti itu berupa gaji,

    upah, ataupun honorarium.

    Semua penghasilan melalui kegiatan profesional, apabila telah mencapai

    nisbah maka wajib dikeluarkan zakatnya. Hal ini berdasarkan nash-nash yang

    bersifat umum, misalnya firman Allah swt dalam QS. Adz-dzaariyaat (51): 19

    َوفِي أَْمَواِلِهْم َحقٌّ ِللسَّائِِل َواْلَمْحُرومِ

    Artinya: Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta

    dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.31 QS. Adz-dzaariyaat (51): 19

    Imam al-Qurthubi sebagaimana dikutip oleh Wahbah al-Zuhaili dalam

    kitabnya al-tafsir al-munir menyatakan bahwa pendapat yang paling kuat tentang

    makna haqqun adalah ukuran yang telah diketahui secara syara’, yaitu zakat. Hal

    ini juga diperkuat oleh ibn al-Araby dan al-Jashash. Muhmmad ibn Sirin dan

    Qatadah mengatakan bahwa kata haqqun dalam ayat tersebut bermakna zakat

    wajib.32

    Zakat yang berasal dari profesi ini sudah disepakati oleh para ulama-

    ulama berikut untuk wajib dikenakan zakat. Perbedaan pendapat hanya tentang

    haul.33

    a. Menurut Abu Hanifah: mal mustafad tidak dizakati sebelum sempurna satu

    tahun di tangan pemiliknya, kecuali apabila pemiliknya mempunyai harta

    sejenis yang pada permualaan tahun sudah mencapai satu nisab, maka mal

    mustafad itu dipungut zakatnya bersamaan,

    31 Adz-dzaariyaat (51): 19 32 Fakhruddin, FIQH dan Manajemen.... hlm 139 33 Fakhruddin, FIQH dan Manajemen.... hlm 140-141

  • 22

    b. Menurut Malik: mal mustafad tidak dizakati sebelum sempurna setahun, baik

    sipemilik mempunyai harta yang sejenis, kecuali tentang ternak.

    c. Menururt Syafi’i: mal mustafad tidak dizakati sebelum setahun, meskipun si

    pemilik mempunyai harta yang sejenis, kecuali anak ternaknya sendiri, maka

    mal mustafad yang berupa anak ternaknya sendiri dizakati mengikuti

    induknya.

    d. Menurut Ibn Hazm: mengkritik penafsiran ulama sebelumnya, ia mengatakan

    bahwa pendapat-pendapat tersebut tanpa dalil sama sekali. Menurutnya,

    semua harta itu disyaratkan setahun, baik harta mal mustafad maupun tidak.

    e. Menurut Daud al-Zahiri, mal mustafad wajib zakat tanpa syarat sampai

    setahun.

    f. Menurut Yusuf al-Qardhawi, mal mustafad, seperti gaji pegawai, upah buruh,

    penghasilan dokter, pengacara, pemborong, dan penghasilan modal diluar

    perdagangan, persewaan mobil, perahu dan penerbangan, hotel, dan tempat

    hiburan, wajib dikenakan zakat dan tidak disyaratkan sampai setahun, akan

    tetapi dizakati pada waktu menerima pendapatan tersebut.

    Nisab zakat profesi dan cara perhitungannya

    Nisab merupakan batas minimal atau jumlah minimal harta yang dikenai

    kewajiban zakat. Karena zakat profesi ini tergolong baru, nisabnya pun mesti yang

    dikembalikan kepada zakat zakat yang lain, yang sudah ada ketentuan hukumnya.

    Ada dua kemungkinan yang dapat di kemukakan untuk ukuran zakat

    profesi ini.

  • 23

    1. Disamakan dengan nisab zakat emas dan perak yaitu dengan mengkiaskannya

    kepada emas dan perak sebagai standar nilai uang yang wajib di zakati yakni 20

    dinar atau 93,6 gram emas.

    2. Disamakan dengan zakat hasil pertanian yaitu 5 wasq (sekitar 750 kg beras).

    Diterimanya penghasilan dari profesi tersebut sejumlah 5 atau 10% sesuai

    dengan biaya yang dikeluarkan.34

    5. Pendapatan

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja

    (usaha atau sebagainya). 35 Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen

    adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam

    bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba.36

    Pendapatan seseorang juga dapat didefinisikan sebagai banyaknya

    penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan

    seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu. Reksoprayitno

    mendefinisikan: “Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan

    yang diperoleh pada periode tertentu”. Dengan demikian dapat disimpulkan

    bahwa pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh para

    anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-

    faktor produksi yang telah disumbangkan.37

    34 Agus Marimin dan Tia Nur Fitria, Zakat Profesi (Zakat Penghasilan) Menurut Hukum

    Islam, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam. Vol 01, No 01, Maret 2015 35Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

    Balai Pustaka, 1998), hlm. 185

    36 BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), hlm. 230

    37 Reksoprayitno, Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, (Jakarta: Bina Grafika,

    2004), hlm. 79

  • 24

    Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu

    daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa

    kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan dari konsumsi

    maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah untuk berjaga-jaga apabila

    baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan sebagainya juga mempengaruhi

    tingkat tabungan masyarakat. Demikian pula hanya bila pendapatan masyarakat

    suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah

    tersebut tinggi pula.38

    Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa konsep

    pendapatan harus dipusatkan perhatiannya kepada arus masuk daripada asset yang

    ditimbulkan, dan harus dipusatkan kepada pencapaian barang dan jasa oleh

    perusahaan.

    Selain itu terdapat dua konsep yang sangat erat berhubungan dengan

    masalah proses pendapatan yaitu:

    a. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process) adalah suatu konsep

    tentang terjadinya pendapatan. Konsep ini berdasarkan pada asumsi bahwa

    semua kegiatan operasi yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil yang

    meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan

    piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan

    perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan

    kegiatan produksi.

    38 Mahyu Danil, “Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi pada Pegawai

    Negeri Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen”, Journal Ekonomika Universitas Almuslim

    Bireuen Aceh, Vol. IV No. 7: 9

  • 25

    b. Proses realisasi pendapatan (Realization Process) adalah proses pendapatan

    yang terhimpun atau terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual

    atas kontrak penjualan. Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap terakhir

    kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan

    kepada pelanggan dan jika kontrak penjualan mendahului produksi barang

    atau jasa maka pendapatan belum dikatakan terjadi. Proses realisasi

    pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:

    a. Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses

    penjualan yang sah.

    b. Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva

    lancar.39

    6. Kepercayaan

    Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu

    objek, atributnya, dan manfaatnya. Berdasarkan konsep tersebut, maka

    pengetahuan konsumen sangat terkait dengan pembahasan sikap karena

    pengetahuan konsumen adalah kepercayaan konsumen. Kepercayaan konsumen

    atau pengetahuan konsumen menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk

    memiliki berbagai atribut, dan manfaat dari berbagai atribut tersebut.40

    Kepercayaan (trust) secara umum dapat diartikan sebagai kepercayaan

    kepada pihak lain dikarenakan pihak tersebut dapat dipercaya. Seseorang atau

    perusahaan dapat dipercaya karena mempunyai integritas yang tinggi yang

    39 http://eprint.radenfatah.ac.id/131/2/BAB%252011.pdf Diakses pada Rabu, 28-02-2018

    pukul 10.07 WIB 40 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran,

    Ghalia Indonesia, Bogor, 2011), hlm. 165-166.

    http://eprint.radenfatah.ac.id/131/2/BAB%252011.pdf

  • 26

    dihubungkan dengan kualitas seperti konsisten, berkompeten, jujur, adil,

    bertanggung jawab, sangat menolong, dan baik hati (kebajikan).41

    Menurut Mowen dan Minor menjelaskan bahwa kepercayaan konsumen

    adalah “Semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan

    yang dibuat konsumen tentang objek, atribut dan manfaatnya. Objek dapat berupa

    produk, orang, perusahaan dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki

    kepercayaan dan sikap. Atribut adalah karakteristik atau fitur yang mungkin

    dimiliki atau tidak dimiliki oleh oleh objek. Sedangkan manfaat adalah hasil

    positif yang diberikan kepada konsumen. Kepercayaan secara umum dipandang

    sebagai unsur mendasar bagi keberhasilan relationship.Tanpa adanya kepercayaan,

    suatu relationship tidak akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang.42

    Imam Al-Qusairi mengatakan bahwa kata shadiq ‘orang yangjujur’

    berasal dari kata shidq ‘kejujuran’. Kata shiddiq adalah bentuk penekanan

    (mubalaghah) dari shadiq dan berarti orang yang mendominasi kejujuran. Dengan

    demikian, di dalam jiwa seseorang yang jujur itu terdapat komponen nilai ruhani

    yang memantulkan berbagai sikap yang berpihak kepada kebenaran dan sikap

    moral yangterpuji.43

    41 Mokhamad Arwani, dkk, “Peran Karakteristik Individu Sebagai Moderator Pengaruh

    Kepuasan, Kepercayaan dan Komitmen Terhadap Loyalitas (Studi pada Nasabah Bank Syariah di

    Kabupaten Kudus)”, Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 4 Nomor 2, Desember, 2011, hlm. 159-170

    42 Nurul Widyawati, “Pengaruh Kepercayaan dan Komitmen Serta Bauran Pemasaran

    Jasa terhadap Loyalitas Konsumen di Hotel Zakiyah Medan”, Jurnal Ekitas, Vol. 12, 2008, hlm.

    74-96

    43 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Gema Insani Press, Jakarta, 2002),

    hlm. 80

  • 27

    Pelaku bisnis yang jujur dan amanah akan dikumpulkan kelak diakhirat

    bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada’.Sedangkan mereka semua di akhirat

    tidak memiliki tempat melainkan di surga. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW

    bersabda:

    دُوُق ُ َعلَْيِه َوَسلََّم قَاَل التَّاِجُر الصَّ ِ َصلَّى َّللاَّ َعْن أَبِي َسِعيٍد َعْن النَّبِي

    ِد يِقيَن َوالشَُّهدَاءِ يُن َمَع النَّبِيِ يَن َوالِص ِِ األَم

    رواه الترمذي

    “Dari Abu Sa’id r.a. dari Rasulullah SAW. Bersabda.‘Seorang pebisnis yang

    yang jujur lagi amanah, maka ia akan bersama para nabi, shiddiqin dan

    syuhada’.” (H.R. Turmudzi)

    Dalam kepercayaan terdapat dimensi reliable. Dimensi reliable

    (kehandalan) yang berkenaan dengan kemampuan untuk memberikan jasa yang

    dijanjikan secara terpercaya dan akurat. Pelayanan akan dapat dikatakan reliabel

    apabila dalam perjanjian yang telah diungkapkan dicapai secara akurat. Ketepatan

    dan keakuratan inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap

    lembaga penyedia layanan jasa. Dalam konteks ini, Allah juga menghendaki

    setiap umatNya untuk menepati janji yang telah dibuat dan dinyatakan

    sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 91 yang

    artinya:

    “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah

    kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu sesudah meneguhkannya, sedang

  • 28

    kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah sumpah itu),

    sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”.44

    Kepercayaan didefinisikan sebagai keinginan untuk menggantungkan diri

    pada mitra bertukar yang dipercayai. Green yang dikutip oleh Fasochah

    menyatakan bahwa komponen-komponen kepercayaan adalah:

    a. Kredibilitas

    Kredibilitas berarti bahwa karyawan jujur dan katakatanya dapat

    dipercaya. Kredibilitas harus dilakukan dengan kata-kata, bentuk lain yang

    berhubungan adalah believability dan truthfulness.

    b. Reliabilitas

    Reliabilitas berarti sesuatu yang bersifat reliable atau dapat dihandalkan.

    Ini berarti berhubungan dengan kualitas individu/organisasi. Reliabilitas harus

    dilakukan dengan tindakan, bentuk lain yang berhubungan adalah predictability

    dan familiarity.

    c. Intimacy

    Kata yang berhubungan adalah integritas yang berarti karyawan memiliki

    kualitas sebagai karyawan yang memiliki prinsip moral yang kuat. Integritas

    menunjukkan adanya internal consistency, ada kesesuaian antara apa yang

    dikatakan dan dilakukan, ada konsistensi antara pikiran dan tindakan. Selain itu

    integritas menunjukkan adanya ketulusan.45

    44 https://ridwan202.wordpress.com/2013/02/11/kualitas-pelayanan-dalam-islam/ Diakses

    Rabu, 28-02-2018 45 Fasochah, Analisis Pengaruh Kepercayaan dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas

    Pelanggan dengan Kepuasan Konsumen sebagai variabel Mediasi (Studi Pada RS Darul

    Istiqomah Kaliwungu Kendal), Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi, No. 13, 2013, hlm. 1-22

    https://ridwan202.wordpress.com/2013/02/11/kualitas-pelayanan-dalam-islam/

  • 29

    7. Minat

    Menurut Hurlock dalam Rahmanto, mengartikan minat sebagai sumber

    motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan

    bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu

    mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang

    pada akhirnya nanti akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya.46

    Minat merupakan aspek psikis yang dimiliki seseorang yang

    menimbulkan rasa suka atau tertarik terhadap sesuatu dan mampu mempengaruhi

    tindakan orang tersebut. Minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan

    dalam diri individu yang kemudian menimbulkan keinginan untuk berpartisipasi

    atau terlibat pada suatu yang diminatinya. Seseorang yang berminat pada suatu

    obyek maka akan cenderung merasa senang bila berkecimpung didalam obyek

    tersebut sehingga cenderung akan memperhatikan perhatian yang besar terhadap

    obyek. Perhatian yang diberikan tersebut dapat diwujudkan dengan rasa ingin tahu

    dan mempelajari obyek tersebut.47

    Faktor-faktor yang mempengaruhi minat, yaitu:48

    1. The Factor Inner Urge : Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang

    lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah

    menimbulkan minat.

    2. The Factor Of Social Motive : Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu

    hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan

    46 Santy Andriyani, Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi

    Agroindustri, FPTK UPI Universitas Pendidikan Indonesia, 2013 47 http://eprints.uny.ac.id/7795/3/pdf Diakses pada Rabu, 28-02-2018 pukul 16.17 WIB 48 http://eprints.uny.ac.id/7795/3/pdf Diakses pada Rabu, 28-02-2018 pukul 16.17 WIB

    http://eprints.uny.ac.id/7795/3/pdfhttp://eprints.uny.ac.id/7795/3/pdf

  • 30

    oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat

    status social yang tinggi pula.

    3. Emosional Factor : Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh

    terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu

    kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat

    menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya

    kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.

    F. Tinjauan Pustaka

    Tabel 1.5

    Tinjauan Pustaka

    N

    o

    Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

    1 Eka Satrio Dan

    Dodik Siswanto

    (2016)

    Analisis Faktor

    Pendapatan,

    Kepercayaan Dan

    Religiusitas Dalam

    Mempengaruhi Minat

    Muzakki Untuk

    Membayar Zakat

    Penghasilan Melalui

    Lembaga Amil Zakat

    Variabel Terikat: Minat

    Variabel Bebas: Pendapatan,

    Kepercayaan, Dan Religiusitas

    Hasil penelitian

    empiris

    menunjukkan

    bahwa variabel

    Pendapatan,

    Kepercayaan,

    Dan Religiusitas

    berpengaruh

    secara signifikan

    terhadap minat

    muzakki berzakat

    melalui Lembaga

    Amil Zakat.

  • 31

    2 Hanwar Ahmad

    Sidiq

    (2015)

    Pengaruh Pengetahuan

    Zakat, Tingkat

    Pendapatan,

    Religiusitas Dan

    Kepercayaan Kepada

    Organisasi Pengelola

    Zakat Terhadap Minat

    Membayar Zakat Pada

    Lembaga Amil Zakat

    (Studi Kasus Terhadap

    Muzakki di Fakultas

    Agama Islam dan

    Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Universitas

    Muhammadiyah

    Surakarta)

    Variabel Terikat: Minat

    membayar Zakat

    Variabel Bebas: Pengetahuan

    Zakat, Tingkat Pendapatan,

    Religiusitas Dan Kepercayaan

    Berdasarkan hasil

    analisis yang

    dilakukan maka

    diperoleh

    kesimpulan,

    Pengetahuan

    zakat, Tingkat

    kepercayaan,

    berpengaruh

    signifikan

    terhadap minat

    membayar zakat

    pada lembaga

    amil zakat.

    Sedangkan

    Sedangkan untuk

    variabel tingkat

    pendapatan dan

    tingkat

    religiusitas tidak

    memiliki

    pengaruh yang

    signifikan

    terhadap minat

    membayar zakat

    pada lembaga

    amil zakat.

    3 Nurul Huda &

    Abdul Gofur

    (2012)

    Analisis Intensi

    Muzakkî Dalam

    Membayar Zakat

    Profesi

    Variabel Terikat: Intensi

    Muzakki

    Variabel Bebas: Sikap, Norma

    Subjective, Kendali Perilaku,

    Penghasilan, Pendidikan, Dan

    Pengetahuan

    Berdasarkan

    analisis multiple

    regression dapat

    diketahui bahwa

    secara bersama-

    sama variabel

    Sikap, Norma

    Subjective,

    Kendali Perilaku,

    Penghasilan,

    Pendidikan, Dan

    Pengetahuan

    memiliki

    pengaruh yang

    signifikan

    terhadap variabel

    Intensi muzakkî.

    4 Muhammad Abdul

    Aziz

    (2015)

    Pengaruh pemahaman,

    religiusitas dan

    kondisiKeuangan

    muzaki terhadap

    kepatuhan zakat

    Variabel Terikat: Kepatuhan

    Zakat Profesi

    Variabel Bebas: Pemahaman,

    ReligiusitasdanKondisiKeuangan

    Berdasarkan hasil

    analisis

    yangdilakukan,

    secara parsial

    hanya variabel

  • 32

    Profesi di kota

    yogyakarta

    pemahaman

    muzaki yang

    berpengaruh

    positif signifikan

    terhadap

    kepatuhan zakat

    profesi,

    sedangakan

    religiusitas dan

    kondisi keuangan

    tidak berpengaruh

    signifikan

    terhadap

    kepatuhan zakat

    profesi.

    Perbedaannya penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

    variabel bebas yang digunakan pada penelitian Nurul Huda dan Abdul Ghofur

    (2012), pada penelitiannya Nurul dan Abdul menggunakan enam variabel bebas,

    yaitu Sikap, Norma Subjectif, Kendali Perilaku, penghasilan, pendidikan dan

    pengetahuan, dimana lima variabel bebasnya berbeda, dan perbedaan selanjutnya,

    terletak pada objek dan lokasi penelitiannya.

    G. Hipotesis

    Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang

    dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga menuntun/mengarahkan penyelidikan

    selanjutnya.49

    Adapun dalam penelitian ini, yang digunakan adalah hipotesis alternative

    yang disingkat Ha dan hipotesis nol yang selanjutnya disingkat Ho. Ha disebutkan

    juga sebagai hipotesis kerja atau hipotesis penelitian (research hypothesis).

    Ha adalah lawan atau bandingan dari Ho. Ha cenderung dinyatakan dalam

    kalimat positif sedangkan Ho dinyatakan dalam kalimat negative.50

    49Husein Umar,Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali Pers,

    2014), hlm. 104

  • 33

    Jadi, dari uraian diatas, maka penulis telah menyusun hipotesis sebagai

    berikut:

    Ho: Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan dan Tingkat Kepercayaan

    terhadap BAZNAS tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

    terhadap Minat membayar zakat profesi para muzakki.

    Ha : Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan dan Tingkat Kepercayaan

    terhadap BAZNAS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Minat

    membayar zakat profesi para muzakki.

    H. Kerangka Pemikiran

    Tingkat pengetahuan zakat merupakan hal penting yang dapat

    mempengaruhi Minat muzakki dalam membayar zakat profesi. Apabila tingkat

    pengetahuan zakat muzakki rendah, maka kemungkinan besar muzakki tersebut

    tidak akan membayar zakat. Selanjutnya, factor kedua yang mempengaruhi minat

    muzakki dalam membayar zakat profesi adalah Tingkat pendapatan. Tingkat

    pendapatan merupakan instrument penting dalam kesadaran diri muzakki dalam

    membayar zakat, karena kadar zakat profesi yang dikeluarkan dihitung dari

    seberapa besar pendapatan yang telah mencapai nisab. Terakhir, factor yang

    mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat profesi adalah Tingkat

    kepercayaan kepada BAZNAS.

    50Dewi, Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Syariah Terhadap Kinerja Keuangan di

    Bank Rakyat Indonesia Syariah Kota Jambi, (Skripsi: UIN STS Jambi, 2017), hlm, 22

  • 34

    Ket: Berpengaruh secara Parsial

    Berpengaruh secara Simultan

    Pengetahuan Zakat

    (X1)

    Minat

    (Y)

    Tingkat Pendapatan

    (X2)

    Tingkat Kepercayaan

    (X3)

  • 35

  • 37

    BAB II

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan secara langsung kepada Dosen dan Karyawan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jl. Jambi-Muaro Bulian

    Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi, Kode Pos. 36363 Telp. 0741 5841 18.

    B. Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian mix methods, yaitu suatu langkah

    penelitian dengan menggabungkan dua bentuk pendekatan dalam penelitian, yaitu

    kualitatif dan kuantitatif. Penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian

    yang mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan penelitian

    kuantitatif.41 Sedangkan menurut Sugiyono mix methods adalah metode penelitian

    dengan mengkombinasikan antara dua metode penelitian sekaligus, kualitatif dan

    kuantitatif dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga akan diperoleh data yang

    lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif.42

    Penelitian ini menggunakan teknik campuran bertahap. Menurut

    Creswell, strategi ini merupakan strategi dimana peneliti menggabungkan data

    yang ditemukan dari satu metode dengan metode lainnya.43 Strategi ini dapat

    dilakukan dengan interview terlebih dahulu untuk mendapatkan data kualitatif lalu

    41 Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

    Mixed.Yogyakarta : Pustaka Pelajar hlm 5 42 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (pPendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

    R&D, (Bandung: ALFABETA, 2012) hlm 18

    43 Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan..... hlm 313

  • 38

    diikuti dengan data kuantitatif, dalam hal ini menggunakan survey. Strategi ini

    menjadi tiga bagian, yaitu :

    a. Strategi eksplanatoris sekuensial. Dalam stretegi ini tahap pertama adalah

    mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif kemudian diikuti oleh

    pengumpulan dan menganalisis yang dibangun berdasarkan hasil awal

    kualitatif. Bobot atau prioritas ini diberikan pada data kuantitatif.

    b. Strategi eksploratoris sekuensial. Strategi ini kebalikan dari strategi

    eksplanatoris sekuensial, pada tahap pertama peneliti mengumpulkan dan

    menganalisis data kualitatif kemudian mengumpulkan data kuantitatif dan

    menganalisisnya pada tahap kedua yang didasarkan pada hasil dari tahap

    pertama. Bobot utama pada strategi ini adalah pada data kualitatif.

    c. Strategi transformatif sekuensial. Pada strategi ini peneliti menggunakan

    perspektif teori untuk membentuk prosedur-prosedur tertentu dalam

    penelitian. Dalam model ini peneliti boleh memilih untuk menggunakan

    salah satu dari dua metode dalam tahap pertama, dan bobotnya dapat

    diberikan pada salah satu dari keduanya.

    C. Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

    Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. 44 Data

    kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan

    matematika dan statistik.

    Sumber data dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder.

    44 J. Supranto, “Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran”, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

    2003), hlm 20

  • 39

    1. Data primer

    Data Primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh

    perorangan/suatu organisasi langsung melalui objeknya. Data primer merupakan

    data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan

    seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan

    oleh peneliti. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada

    responden yang merupakan objek penelitian sedangkan data sekunder merupakan

    data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau lembaga pengumpul data yang

    kemudian dipublikasi.45

    Yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah data langsung yang

    diperoleh dari Dosen dan Karyawan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi melalui teknik pengisian kuesioner yang dilakukan oleh Dosen

    dan Karyawan.

    2. Data sekunder

    Data sekunder adalah data yang bukan diperoleh dari hasil pengumpulan

    dan pengolahan sendiri oleh peneliti, melainkan dilakukan oleh orang lain atau

    lembaga tertentu. Meskipun demikian, data tersebut sangat mendukung

    permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Data sekunder dalam penelitian

    ini didapatkan dari buku liteteratur, jurnal, skripsi dan internet.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan datanya yaitu dengan

    menggunakan

    45 Husein Umar, “Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”, (Jakarta; Rajawali

    Pers, 2014), hlm 42

  • 40

    1. Kuesioner (angket)

    Kuesioner (angket) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

    dengan cara memberi seperangkat pertanyaan ataupun pernyataan tertulis kepada

    responden untuk dijawabnya.46 Kuesioner pada penelitian ini dibagikan kepada

    100 responden dari Dosen dan Karywan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    2. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan

    dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan

    sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan, wasiat, buku, undang-

    undang, dan sebagainya. Dalam artian umum dokumentasi merupakan sebuah

    pencarian, penyelidikan, pengumpulan, pengawetan, penguasaan, pemakaian dan

    penyediaan dokumen. Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan keterangan

    dan penerangan pengetahuan dan bukti. Dalam hal ini termasuk kegunaan

    dari arsip perpustakaan dan kepustakaan.47

    E. Skala Pengukuran Data

    Pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Menurut

    Kinnear (1988), skala likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap

    seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan

    baik-tidak baik. Responden diminta mengisi perntyataan dalam skala ordinal

    (sebagian ahli menyebutnya interval).48 Skala likert digunakan untuk mengukur

    46 Sugiyono,,,,,, hlm 199 47 https://id.wikipedia.org/wiki/Dokumentasi Diakses pada, Sabtu 03-03-2018 pukul

    17.34 WIB 48 Ibid, hlm 71

    https://id.wikipedia.org/wiki/Dokumenhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bukti&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Informasihttps://id.wikipedia.org/wiki/Karanganhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wasiat&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Bukuhttps://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Arsiphttps://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaanhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kepustakaan&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Dokumentasi

  • 41

    sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

    sosial. Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

    indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

    instrumen yang dapat berupa pertanyaan.

    Dalam penelitian ini, untuk menilai jawaban responden peneliti

    menggunakan skala Likert dengan jawaban berikut:

    Jawaban Keterangan Skor

    SS Sangat Setuju 5

    S Setuju 4

    RR Ragu Ragu 3

    TS Tidak Setuju 2

    STS Sangat Tidak Setuju 1

    F. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

    yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang duitetapkan oleh peneliti

    untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

    Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda

    alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang

  • 42

    dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh

    subyek/obyek itu.49

    Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Dosen dan Karyawan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dengan rincian sebagai

    berikut:

    Tabel 2.1

    Jumlah Dosen dan Karyawan UIN STS Jambi

    Dosen PNS

    (Orang)

    Dosen Tetap Non

    PNS (Orang)

    Pegawai Strukturial UIN

    PNS (Orang)

    Pegawai Kontrak

    UIN (Orang) Jumlah

    321 61 133 170 685 Sumber: Data Primer

    2. Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

    populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari

    semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

    waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

    tersebut.50

    Sampel dari penelitian ini adalah Dosen dan Karyawan Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    Jumlah sampel didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin yang

    melakukan penentuan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 10% dengan

    kepercayaan 95% terhadap populasi. Penentuan jumlah sampel dengan

    menggunakan rumus Slovin dipilih karena praktis dan telah terbukti

    keakuratannya. Rumus Slovin adalah sebagai berikut:

    49 Ibid, hlm 117 50 Ibid, hlm 118

  • 43

    𝑛 = 𝑁

    1 + 𝑁 𝑒2

    Keterangan:

    n : Ukuran sampel

    N : Ukuran populasi

    e : Persen kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang masih

    dapat ditolerir atau diinginkan (10%)

    Dengan jumlah populasi sebanyak 685 orang, maka penentuan besaran

    sampelnya dilakukan sebagai berikut:

    𝑛 = 𝑁

    1+𝑁 𝑒2 𝑛 =

    685

    1+685 (0,1)2

    𝑛 = 685

    1 + 685 (0,01) 𝑛 =

    685

    1 + 6,85

    𝑛 = 685

    7,85 𝑛 = 87𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

    G. Instrumen Penelitian

    1. Uji Validitas

    Untuk memastikan bahwa kuisioner yang digunakan dalam penelitian

    mampu mengukur variabel penelitian dengan baik agar mendapatkan hasil yang

    sesuai, Dimana jika a>0,3 menunjukan variabel tersebut valid.51

    2. Uji Reliabilitas

    Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang

    terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian

    51Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . . . . Hlm 117

  • 44

    reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan cornbach’s alpha, dimana jika

    a>0,6 menunjukkan instrumen tersebut reliable.52

    H. Metode dan Teknik Analisis Data

    1. Metode Analisis Data

    Pada penelitian ini, metode analisis data yang digunakan oleh peneliti

    yaitu menggunakan uji asumsi klasik dan uji hipotesis yaitu:

    a. Uji Asumsi Klasik

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen

    atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Mendeteksi

    apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan

    menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di

    sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi

    memenuhi asumsi normalitas.53

    2. Uji Multikolinearitas

    Bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan

    model korelasi yang kuat antar variable independen. Jika variable independen

    saling berkorelasi, maka variable-variable ini tidak ortogonal. Variable ortogonal

    aalah variable independen sama dengan nol. Multokoliearitas dapat dilihat dari

    nilai tolerance dan lawannya dan variance inflation factor (VIF). Nilai tolerance

    yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai

    52 Ibid 53 Husein Umar, “ Metode Penelitian..... hlm 181

  • 45

    untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau

    sama dengan VIF > 10.

    3. Uji Heterokedastisitas

    Dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah model regresi terjadi

    ketidaksamaan variansi dan resdual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika

    varian tersebut tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

    heterokedastisistas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

    heterokedastisistas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan grafik scatterplot

    antara nilai prediksi variabel terikat dengan residual. Jika titik-titik pada grafik

    tidak menunjukkan pola yang jelas dan menyebar di atas dan di bawah angka 0

    pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

    b. Uji hipotesis

    1. Uji Simultan (Uji F)

    Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variable-variable independen

    secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variable dependen.

    Hipotesis alternatof (Ha) tidak semua parameter simultan sama dengan nol dan

    hipotesis nol (Ho) yang di uji adalah apakah semua parameter dalam model sama

    dengan nol.

    2. Uji Parsial (Uji T)

    Uji T dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variable

    independen terhadap variable dependen. Ha yang diuji adalah suatu parameter

    yang tidak sama dengan nol dan Ho adalah suatu parameter yang sama dengan nol.

  • 46

    Cara melakukannya adalah degan membandingkan nilai statistik t dengan titik

    kritis menurut tabel, apabila t hitung > t tabel maka Ha diterima.

    3. Koefisien Determinasi (R2)

    R2 bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

    menerangkan variasi variable dependen. Dalam penelitian ini perhitungan R2

    untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variable independen dalam

    menjelaskan variable dependen.

    2. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.

    Regresi Linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih

    variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini

    untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel

    dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau

    negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel

    independen mengala