Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N
FORMULA MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE (MDRD) DI RUMAH SAKIT KABUPATEN BANTUL PERIODE 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Agustina Nila Yuliawati
NIM : 078114053
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2011
i
ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N
FORMULA MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE (MDRD) DI RUMAH SAKIT KABUPATEN BANTUL PERIODE 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Agustina Nila Yuliawati
NIM : 078114053
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2011
ANALISIS PENGOBATAN GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N
FORMULA MODIFICATION of DIET inRUMAH SAKIT
ii
Persetujuan Pembimbing
ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N
MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASERUMAH SAKIT KABUPATEN BANTUL PERIODE 2009
Skripsi yang diajukan oleh:
Agustina Nila Yuliawati
NIM : 078114053
telah disetujui oleh:
tanggal : 12 Januari 2011
ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N
RENAL DISEASE (MDRD) DI PERIODE 2009
tanggal : 12 Januari 2011
iii
iv
Success is a journey, not a destination. ~ Ben Sweetland
Kupersembahkan untuk :Kupersembahkan untuk :Kupersembahkan untuk :Kupersembahkan untuk :
Ibu dan Bapakku, sebagai ungkapan Ibu dan Bapakku, sebagai ungkapan Ibu dan Bapakku, sebagai ungkapan Ibu dan Bapakku, sebagai ungkapan
rasa hormat dan baktiku;rasa hormat dan baktiku;rasa hormat dan baktiku;rasa hormat dan baktiku;
Kakak dan adikku atas dukungan dan doanya;Kakak dan adikku atas dukungan dan doanya;Kakak dan adikku atas dukungan dan doanya;Kakak dan adikku atas dukungan dan doanya;
Seluruh temanku atas kebersamaan dan doaSeluruh temanku atas kebersamaan dan doaSeluruh temanku atas kebersamaan dan doaSeluruh temanku atas kebersamaan dan doa
yang selalu ada untukkuyang selalu ada untukkuyang selalu ada untukkuyang selalu ada untukku;;;;
AlmamaterkuAlmamaterkuAlmamaterkuAlmamaterku
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIA H UNTUK
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Agustina Nila Yuliawati
NIM : 078114053
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmi
ANALISIS PENGOBATAN GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N FORMULA MODIFICATION of DIET inRUMAH SAKIT KABUPATEN BANTUL PERIODE 2009 Dengan demikian saya memberiDharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya ke internet atau media lain untuk kepentingan tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 12 Januari 2011
Yang menyatakan
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIA H UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
: Agustina Nila Yuliawati
: 078114053
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N
MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASEKABUPATEN BANTUL PERIODE 2009
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya ke internet atau media lain untuk kepentingan tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
: 12 Januari 2011
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIA H
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N
RENAL DISEASE (MDRD) DI
kan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya ke internet atau media lain untuk kepentingan akademis
kepada saya selama
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang
undangan yang berlaku.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang
undangan yang berlaku.
Yogyakarta,
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
Yogyakarta, 12 Januari 2011
vii
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Pengobatan
Antiinflamasi Non Steroid Pada Geriatri Berdasarkan Formula Modification of
Diet in Renal Disease (MDRD) Di Rumah Sakit Kabupaten Bantul Periode
2009”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi di Universitas Sanata
Dharma.
Penulisan skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya bimbingan,
bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan perlindungan yang selalu
diberikan sehingga penulis dapat melakukan penelusuran penelitian ini,
2. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daeran (BAPPEDA)
Kabupaten Bantul yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul dan RS Santa Elisabeth
Ganjuran,
3. Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul dan RS Elisabeth Ganjuran
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di rumah sakit
bersangkutan,
4. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
viii
5. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing utama
yang telah memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga
dalam proses penyusunan skripsi,
6. Ibu dr. Fenty, M. Kes., Sp.PK, selaku dosen penguji yang telah
memberikan bimbingan, saran dan kritik yang berguna bagi penulis,
7. Ibu Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt., selaku dosen penguji yang telah
memberikan bimbingan, saran dan kritik yang berguna bagi penulis,
8. Sekretariat yang membantu menyelesaikan administrasi dalam membuat
berbagai surat ijin sehingga membantu kelancaran proses pengambilan
data,
9. Kedua orang tua (Agus Sasongko dan Harini Ekowati), kakak
(Kristiawan), adik (Immanuel), serta keluarga besar atas doa dan
dukungannya selama ini,
10. Seluruh staff pengajar dan karyawan Fakultas Farmasi Sanata Dharma
Yogyakarta, atas bimbingan dan bantuannya selama ini,
11. Teman – teman seperjuangan atas kerja sama dan kesediaan menjalani
penelitian skripsi ini : Aloysius Bimo T.N. dan Hendrika Toi D.,
12. Teman – teman satu tim payung GFR atas kerja sama dan bantuan yang
diberikan hingga penelitian skripsi ini selesai,
13. Teman – teman H-1 : Cosmas Mora Y., Aloysius Bimo, Hendrika Toi D.,
Ari Widya N., Maria Ratri D., Andreas Arry M., dan teman- teman yang
kami sebut bintang tamu, atas kebersamaan dan kerja sama yang
diberikan selama ini,
ix
14. Teman-teman angkatan 2007 (khususnya kelas FKK-A), atas doa,
semangat, dan kebersamaannya selama ini,
15. Andreas Amun Andropo atas doa dan semangat yang diberikan sampai
penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini,
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan telah
membantu dalam pembuatan skripsi ini dengan doa dan dukungannya
penulis ucapkan terimakasih.
Akhir kata, semoga penelitian skripsi yang telah dilakukan penulis dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu kefarmasian, semua pembaca, dan
masyarakat.
Yogyakarta, 12 Januari 2011
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv
HALAMAN PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... vi
PRAKATA ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv
INTISARI ................................................................................................ xvi
ABSTRACT ............................................................................................. xvii
BAB I PENGANTAR .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
2. Keaslian Penelitian ....................................................................... 4
3. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
B. Tujuan ................................................................................................ 6
1. Tujuan Umum .............................................................................. 6
2. Tujuan Khusus ............................................................................. 6
xi
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ...................................................... 8
A. Anatomi dan Fisiologi Ginjal ............................................................. 8
B. Pengubahan Sistem Ginjal pada Lansia ............................................. 9
C. Laju Filtrasi Glomerulus .................................................................... 10
D. Geriatri ............................................................................................... 13
E. Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS) ........................................ 14
F. Efek Obat Antiinflamasi Non Steroid Terhadap Penurunan
Fungsi Ginjal ...................................................................................... 16
G. Keterangan Empiris ........................................................................... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 17
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 17
B. Variabel dan Definisi Operasional ..................................................... 18
C. Subjek Penelitian ............................................................................... 19
D. Bahan Penelitian ................................................................................ 19
E. Tata Cara Penelitian ........................................................................... 20
1. Analisis Situasi ............................................................................. 20
2. Pengambilan Data ........................................................................ 21
3. Pengolahan Data .......................................................................... 23
F. Tata Cara Analisis Hasil .................................................................... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 26
A. Profil 114 Pasien Geriatri di Rumah Sakit Kabupaten Bantul
Periode 2009 ....................................................................................... 26
B. Jumlah Geriatri dengan Penurunan LFG Berdasarkan Formula
xii
MDRD serta Mendapatkan Peresepan OAINS yang Tidak Sesuai
di Rumah Sakit Kabupaten Bantul Periode 2009 .............................. 33
C. Penyesuaian Dosis OAINS dengan Hasil Perhitungan Nilai LFG
Menggunakan Formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten
Bantul Periode 2009 ........................................................................... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 43
A. Kesimpulan ........................................................................................ 43
B. Saran .................................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 45
LAMPIRAN ............................................................................................. 49
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................. 99
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Contoh dan Rejimen Dosis OAINS Terhadap Nilai LFG ....... 15
Tabel II. Klasifikasi Subyek Berdasarkan Umur ................................... 29
Tabel III. LFG Berdasarkan Klasifikasi CKD .......................................... 32
Tabel IV. Klasifikasi Umur Berdasarkan Penurunan Nilai LFG .............. 34
Tabel V. OAINS Tepat Dosis per Nama Generik Berdasarkan LFG ...... 38
Tabel VI. Penyesuaian OAINS Tidak Tepat Dosis per Nama Generik
Berdasarkan LFG ..................................................................... 39
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Anatomi Ginjal .................................................................... 9
Gambar 2. Laju Filtrasi Glomerulus ..................................................... 10
Gambar 3. Pembagian Sampel Kajian OAINS ..................................... 23
Gambar 4. Persentase Sampel Berdasarkan Tingkatan Umur Geriatri .. 28
Gambar 5. Persentase Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 29
Gambar 6. Persentase LFG Berdasarkan Ada dan Tidaknya
Penurunan Nilai LFG .......................................................... 30
Gambar 7. Persentase Item OAINS per Generik Berdasarkan Nilai
LFG Sampel ........................................................................ 33
Gambar 8. Persentase Penyesuaian Dosis OAINS dengan Penurunan
Nilai LFG ............................................................................. 35
Gambar 9. Persentase Item OAINS Tepat Dosis per Generik dengan
Penurunan Nilai LFG .......................................................... 37
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Sampel RS St. Elisabeth Ganjuran ............................ 49
Lampiran 2. Data Sampel RSUD Panembahan Senopati ...................... 52
Lampiran 3. Data Sampel Berdasarkan Tingkatan Umur Geriatri ......... 55
Lampiran 4. Data Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 61
Lampiran 5. Data Klasifikasi Umur Berdasarkan Jenis Kelamin .......... 67
Lampiran 6. Data Hasil Perhitungan Penurunan Nilai LFG .................. 71
Lampiran 7. Data Klasifikasi Umur dan Jenis Kelamin Berdasarkan
Penurunan Nilai LFG ........................................................ 77
Lampiran 8. Data Nilai Perhitungan LFG Berdasarkan Klasifikasi
CKD ................................................................................... 79
Lampiran 9. Data Klasifikasi CKD untuk Tiap Jenis Kelamin .............. 86
Lampiran 10. Data OAINS per Generik Berdasarkan Nilai LFG
Sampel ............................................................................... 93
Lampiran 11. Data Penyesuaian Dosis OAINS dengan Penurunan
Nilai LFG ........................................................................... 94
Lampiran 12. Guideline OAINS untuk Renal Impairment ...................... 96
Lampiran 13. Surat Keterangan Izin Penelitian BAPPEDA Bantul ........ 97
Lampiran 14. Surat Keterangan Izin Penelitian RSUD Panembahan
Senopati Bantul ................................................................. 98
xvi
INTISARI
Sekitar 25-50% dari total usia lanjut sering mengalami nyeri seperti osteoarthritis, rheumatoid arthtritis, dan nyeri punggung bawah. Terapi nyeri yang digunakan adalah obat antiinflamasi non steroid (OAINS). Peresepan OAINS dengan dosis yang tidak sesuai pada pasien geriatri dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) yang berdampak pada adanya disfungsi renal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG, mengetahui jumlah pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG serta mendapatkan peresepan OAINS yang tidak sesuai dan penyesuaian dosis OAINS berdasarkan hasil perhitungan LFG dengan formula Modification of Diet in Renal Disease(MDRD) di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif evaluatif dengan desain cross sectional yang bersifat retrospektif. Metode pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Hasil berupa data kualitatif yang disajikan dalam bentuk uraian, tabel, dan atau gambar grafik.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 114 pasien di Rumah Sakit Kabupaten Bantul mendapatkan pengobatan OAINS. Profil geriatri yang mempunyai persentase nilai LFG paling besar adalah pada tahap 1 (50,9%), penurunan nilai LFG paling banyak pada tingkat umur old sebanyak 66,7% untuk laki – laki dan 45,0% untuk perempuan, jumlah geriatri yang mengalami penurunan nilai LFG sebanyak 21,9% dan 6,7% menerima dosis OAINS yang tidak sesuai. Kata kunci: pasien geriatri, OAINS, LFG, formula MDRD.
xvii
ABSTRACT
Approximately 25-50% of the total elderly often get pain such as osteoarthritis, rheumatoid arthritis, and lower back pain. The therapy of pain uses non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Prescribing NSAID with inappropriate dose in geriatric patients can cause a decrease in glomerular filtration rate (GFR) that impact on renal dysfunction. This study aims to determine the profile of geriatric patients who experienced a decrease LFG, find out the number of geriatric patients who experienced a decrease LFG and get inappropriate prescribing NSAIDs and NSAID dose adjustment based on the calculation of GFR by Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) formula in the hospital of Kabupaten Bantul period of 2009. This was an observational descriptive evaluative research design with a retrospective cross sectional study. The method of sampling carried out by random sampling. The results of the qualitative data presented in the form of descriptions, tables, and or graph pictures. Results showed 114 patients in Hospital of Kabupaten Bantul use NSAIDs for treatment. Profile of geriatrics who have the greatest percentage of the value of GFR is in stage 1 (50,9%), decline in value of GFR at most at the level of old age as much as 66.7% for men and 45.0% for women, the number of geriatrics who are impaired as much as 21,9% LFG and 6.7% received a dose NSAIDs are not appropriate. Keywords: geriatric patients, NSAIDs, GFR, MDRD formula.
1
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan obat sebagai terapi pada berbagai usia memakai banyak
pertimbangan. Namun, yang lebih diperhatikan adalah penggunaan obat untuk
terapi penyakit pada lansia. Pada lansia terjadi suatu proses menua, yaitu suatu
proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang terjadi (Siti, 2008).
Proses menua menyebabkan perubahan struktur dan fungsi fisik tubuh.
Perubahan paling berarti saat memasuki usia lanjut ialah berkurangnya fungsi
ginjal dan menurunnya creatinine clearance, walaupun tidak terdapat penyakit
ginjal atau kadar kreatininnya normal. Pada usia lanjut, fungsi ginjal berkurang,
begitu juga dengan aliran darah ke ginjal sehingga kecepatan filtrasi glomerulus
berkurang sekitar 30 % dibandingkan pada orang yang lebih muda (Bustami,
2001).
Sekitar 25 – 50% dari total usia lanjut sering mengalami nyeri seperti
osteoarthritis, rheumatoid arthtritis, dan nyeri punggung bawah. Terapi nyeri yang
digunakan adalah obat antiinflamasi non steroid (OAINS). Penggunaan OAINS
yang tidak tepat dapat menimbulkan efek samping yang bisa fatal (Widyatmoko,
2010).
2
Field et al. (1999) menemukan bahwa pasien geriatri yang
mengkonsumsi OAINS cenderung mengalami peningkatan Blood Urea Nitrogen
(BUN), kreatinin serum, dan rasio BUN:kreatinin serum, di mana semua tanda
tersebut mengarah pada disfungsi renal (King, 2000). Didukung juga oleh Kurtal,
et al. (2008) menemukan bahwa pasien geriatri yang telah berumur 65 tahun ke
atas mengalami penurunan fungsi ginjal dengan nilai LFG kurang dari 60
ml/min/1,73 m2. Prevalensinya sebesar 43% bila nilai LFG dihitung dengan
formula MDRD dan 61% dengan formula CG. Adapun 52% pasien geriatri yang
mengalami penurunan GFR perlu adanya penyesuain dosis obat (Kurtal, et al.,
2008). OAINS diduga lebih cepat terakumulasi terutama pada pasien geriatri dan
pasien yang telah mengalami penurunan fungsi ginjal (Katzung, 2004).
Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) digunakan secara luas sebagai indeks
fungsi ginjal yaitu dengan mengukur secara tidak langsung kapasitas filtrasi
glomerulus berdasarkan pengukuran klirens ginjal. Klirens adalah volume plasma
yang mengandung semua zat yang larut melalui glomerulus serta dibersihkan atau
dihilangkan (cleared) dari plasma lalu diekskresikan ke dalam urin, karena itu
nilai klirens mewakili fungsi glomerulus (Nurhayana, et al., 2005).
Efek usia pada ginjal berpengaruh besar pada ekskresi beberapa obat.
Umumnya obat diekskresi melalui filtrasi glomerulus yang sederhana dan
kecepatan ekskresinya berkaitan dengan kecepatan filtrasi glomerulus. Oleh
karena itu, berhubungan juga dengan bersihan kreatinin (Bustami, 2001). Dalam
menghitung dosis obat pada lansia khususnya obat-obat yang terutama
dieksresikan di ginjal, diperlukan pengukuran klirens kreatinin yang cepat.
3
Pengukuran klirens kreatinin dari urin tampung 24 jam kurang praktis dan tidak
tepat untuk lansia (Tam, 2000).
National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative
(NKF K/DOQI) merekomendasikan persamaan tes klirens kreatinin (TKK) yang
menggunakan kadar kreatinin serum pada orang dewasa yaitu persamaan
Cockcroft and Gault (CG) yang dengan faktor koreksi umur, berat badan dan jenis
kelamin, dan Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) Study yang
memperhitungkan faktor usia, berat badan, jenis kelamin dan ras. Menurut
MacGregoor, et al. (2006) mengemukakan bahwa formula MDRD adalah formula
yang sudah divalidasi untuk memperkirakan LFG dan sekarang sedang banyak
diterapkan oleh klinis laboratorium kimia dan menambah pengenalan terhadap
chronic kidney disease (MacGreggor, et al., 2006).
Kadar kreatinin serum tidak dapat digunakan untuk menilai fungsi
ginjal, terutama pada lansia yang mengalami penurunan massa otot, sehingga
dapat mempengaruhi pengukuran kadar kreatinin (NKF K/DOQI, 2000). Selain
itu, kreatinin serum tidak hanya difiltrasi bebas oleh glomerulus juga disekresi
oleh tubulus proksimal, kadarnya dalam serum dipengaruhi oleh senyawa-
senyawa tertentu dalam darah (kromogen non kreatinin) dan proses inflamasi
(Nurhayana, et al., 2005). Beberapa literatur menunjukkan terdapat sejumlah
kecil nilai normal LFG lansia pada batas bawah, karena itu pada lansia dengan
LFG yang rendah harus dinilai penanda penyakit ginjal kronik lainnya seperti
adanya hipertensi dan proteinuria (NKF K/DOQI, 2000).
4
Peresepan OAINS dengan dosis yang tidak sesuai pada pasien geriatri
yang belum diketahui telah mengalami penurunan LFG akan semakin
memperparah keadaannya dan meningkatkan risiko chronic kidney disease
(CKD). Kasus terapi OAINS yang terbaru mengarah pada kemungkinan
terjadinya kerusakan ginjal kronik yang bersifat ireversibel (King, 2000).
Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Kabupaten Bantul, yaitu di
RSUD Panembahan Senopati dan RS Santa Elisabeth Ganjuran. Kedua rumah
sakit ini memiliki data serum kreatinin dan kontribusi yang besar pada pelayanan
kesehatan untuk masyarakat. Hal ini diperkuat dengan data nilai BOR (Bed
Occupancy Rate) sebagai salah satu indikator pelayan rumah sakit khusus rawat
inap. Nilai BOR untuk RSUD Panembahan Senopati pada tahun 2009 sebesar
89,92%. Nilai BOR tersebut masuk dalam BOR ideal dengan batas standar ideal
65 – 85%. Penelitan di Rumah Sakit Bantul diharapkan dapat memberikan
gambaran secara nyata dan jelas mengenai peresepan OAINS yang tidak sesuai
pada pasien geriatri dengan kondisi telah mengalami penurunan laju filtrasi
glomerulus di daerah Kabupaten Bantul. Oleh karena adanya peresepan yang
tidak rasional akan dapat menyebabkan terjadinya penurunan fungsi ginjal sampai
kerusakan ginjal kronik.
1. Rumusan Masalah
a. Bagaimana profil pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi
glomerulus berdasarkan formula Modification of Diet in Renal Disease
(MDRD) di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009?
5
b. Berapa banyak pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi
glomerulus berdasarkan formula Modification of Diet in Renal Disease
(MDRD) serta mendapatkan peresepan Antiinflamasi Non Steroid yang
tidak sesuai di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009?
c. Bagaimana penyesuaian dosis OAINS pada pasien geriatri dengan hasil
perhitungan nilai LFG menggunakan formula MDRD di Rumah Sakit
Kabupaten Bantul 2009?
2. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan analisis Obat
Antiinflamasi Non Steroid terhadap penurunan laju filtrasi glomerulus yang
pernah dilakukan, antara lain:
• “NSAIDs: Acute Kidney Injury (Acute Renal Failure) and Nephrotic”
(Rose, et al., 2010)
Metode : dengan melakukan sebuah nested case-control study rawat
inap yang berkolerasi dengan diagnosis gagal ginjal akut dengan inisiasi
penggunaan OAINS pada 121.722 pasien eldery (lanjut usia).
• “NSAID Use and Progression of Chronic Kidney Disease” (Gooch, et
al., 2007)
Metode : dilakukan pada subyek dengan usia ≥ 66 tahun yang
memiliki setidaknya satu pengukuran kreatinin serum dalam dua watu
periode (Juli – Desember 2001 dan Juli – Desember 2003) yang
dimasukkan. Analisis yang digunakan adalah multiple logistic regression
6
meliputi kovarian umur, jenis kelamin, perkiraan LFG, diabetes, dan
komorbiditas ini digunakan untuk menggali hubungan penggunaan
NSAID pada penurunan hasil LFG.
• “Renal Function in The Oldest-Old on An Acute Geriatric Ward” (Van
Den Noortgate, et al., 2004).
Metode : review retrospektif pada pasien berusia 80 tahun ke atas,
masuk dalam bangsal geriatric akut dari bulan Agustus 1998 sampai
Agustus 1999. Data yang direkam adalah : usia, jenis kelamin, riwayat
kesehatan sebelumnya, ada diagnosis utama, penggunaan obat, berat
badan, kreatinin serum, BUN, natrium, kalium, kolesterol, urin dan USG
ginjal. Clearance creatinin diperkirakan dengan rumus Cockcroft-Gault
(CG) dan perkiraan LFG oleh persamaan MDRD.
Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, penelitian mengenai “Analisis
Pengobatan Anti Inflamasi Non Steroid pada Geriatri Berdasarkan Laju Filtrasi
Glomerulus dengan Formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di
Rumah Sakit Kabupaten Bantul Periode 2009” belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
Secara praktis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk
pengambilan keputusan oleh farmasis dalam mempraktekkan pelayanan
kefarmasian salah satunya dalam mencegah terjadinya peresepan OAINS yang
tidak sesuai terhadap pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi
glomerulus.
7
B. TUJUAN
Tujuan Umum:
Untuk menganalisis pengobatan pada pasien geriatri yang mendapatkan
peresepan OAINS, berdasarkan laju filtrasi glomerulus yang dihitung dengan
formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di Rumah Sakit
Kabupaten Bantul Periode 2009.
Tujuan Khusus:
a) Mengetahui profil pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi
glomerulus berdasarkan formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul
periode 2009.
b) Mengetahui jumlah pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi
glomerulus berdasarkan formula MDRD serta mendapatkan peresepan OAINS
yang tidak sesuai di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.
c) Mengetahui penyesuaian dosis OAINS pada pasien geriatri dengan hasil
perhitungan nilai LFG menggunakan formula MDRD di Rumah Sakit
Kabupaten Bantul 2009.
8
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi Ginjal Normal
Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua
sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal
kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Kelenjar adrenal terletak di atas kutub
masing – masing ginjal. Kutub atasnya terletak setinggi iga kedua belas.
Sedangkan kutub atas ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas (Sylvia and
Lorraine, 2006).
Ginjal mendapatkan darah dari banyak arteria atau vena. Arteri renalis
membawa darah murni dari aorta abdominalis ke ginjal. Arteri renalis bercabang-
cabang dalam ginjal membentuk arteriola aferen. Arteriol aferen merupakan
cabang arteria interlobularis yang pendek dan lurus. Tiap arteriol aferen
bercabang-cabang menjadi gelung-gelung kapiler glomerulus. Kapiler – kapiler
ini kemudian bersatu membentuk aretriol aferen, yang kembali bercabang-cabang
menjadi kapiler yang memberi darah ke tubulus (kapiler peritubulus) sebelum
mengalirkan darahnya ke dalam vena interlobularis (Ganong, 2002).
Unit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. Dalam setiap ginjal
terdapat sekitar 1 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi
sama. Dengan demikian, kerja ginjal dapat dianggap sebagai jumlah total dari
fungsi semua nefron tersebut, setiap nefron terdiri dari kapsula Bowman yang
mengitari rumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung
9
Henle, dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri ke duktus
pengumpul (Sylvia and Lorraine, 2006).
Gambar 1. Anatomi Ginjal (Moondragon, 2010)
B. Perubahan Sistem Ginjal pada Lansia
Pertambahan usia menyebabkan banyak jaringan yang hilang dari korteks
ginjal, glomerulus dan tubulus. Permukaan glomerulus berkurang secara progresif
setelah 40 tahun disertai penambahan jaringan sklerotik. Pada korteks ginjal, arteri
aferen dan eferen cenderung mengalami atrofi sehingga menyebabkan
pengurangan jumlah darah yang terdapat di glomerulus. Setelah usia 20 tahun
terjadi penurunan aliran darah ginjal kira-kira 10% per dekade. Fungsi hemostasis
ginjal juga berkurang sehingga merupakan predisposisi terjadinya gagal ginjal
(Darmojo, 1999).
10
Pada geriatri terjadi penurunan LFG karena telah terjadi pengurangan
total aliran darah ginjal, ukuran, dan jumlah glomerulus. Laju filtrasi glomerulus
akan menurun hingga 8-10 ml/menit/1,73 m2/dekade setelah umur 35 tahun.
Transpor maksimal tubulus juga mengalami penurunan progresif seiring dengan
peningkatan usia dan penurunan LFG (Darmojo, 1999).
C. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)
Salah satu indeks fungsi ginjal yang terpenting adalah laju filtrasi
glomerulus yang memberi informasi tentang jumlah jaringan ginjal yang
berfungsi (Sylvia and Lorraine, 2006). Klirens adalah volume plasma yang
mengandung semua zat yang larut melalui glomerulus serta dibersihkan atau
dihilangkan (cleared) dari plasma lalu diekskresikan ke dalam urin, karena itu
nilai klirens mewakili fungsi glomerulus (Nurhayana, et al., 2005).
Gambar 2. Laju Filtrasi Glomerulus (Yozi, 2000)
11
National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative
(NKF K/DOQI) merekomendasikan persamaan tes klirens kreatinin (TKK) yang
menggunakan kadar kreatinin serum pada orang dewasa yaitu persamaan
Cockcroft and Gault (CG) yang dengan faktor koreksi umur, berat badan dan jenis
kelamin, dan Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) Study yang
memperhitungkan faktor usia, berat badan, jenis kelamin dan ras. Penentuan LFG
menurut persamaan C-G oleh Rolin et. al,1984 tanpa standarisasi mempunyai bias
10%, sedangkan dengan standarisasi 3% dan persamaan studi MDRD oleh Levey
et al, 2000 mempunyai bias 1% (Nurhayana, et al., 2005).
Persamaan Cockcroft and Gault (CG) dan Modification of Diet in Renal
Disease (MDRD) berdasarkan National Kidney Foundation DOQI, 2003, yaitu:
(Nurhayana, et al., 2005).
Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) digunakan secara luas sebagai indeks
fungsi ginjal, berikut ini adalah gambaran nilai LFG terhadap fungsi ginjal:
12
(National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE) Clinical Guideline
73 Chronic Kidney Disease, 2008)
Faktor – faktor yang mempengaruhi LFG, antara lain :
1. Perubahan arus darah ginjal,
Golongan prostaglandin meningkatkan arus darah ke korteks ginjal dan
meneruskan arus darah ke medula ginjal.
2. Perubahan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus,
Dipengaruhi oleh perubahan tekanan darah sistemik dan kontraksi arteriol
aferen atau eferen. LFG akan dapat dipertahankan bila kontriksi arteriol eferen
lebih hebat daripada kontriksi arteriol aferen.
3. Perubahan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dipengaruhi oleh obstruksi
ureter dan edema ginjal di dalam kapsula renis yang ketat,
4. Perubahan kadar protein plasma akibat dehidrasi, hipoproteinemia,
13
5. Perubahan Kf (koefisien ultrafiltrasi glomerulus) yang diatur oleh perubahan
permeabilitas kapiler glomerulus dan perubahan luas permukaan filtrasi efektif
(Ganong, 2002).
D. Geriatri
Geriatri adalah ilmu tentang merawat orang yang berusia lanjut terhadap
penyakitnya. Berdasarkan DEPKES RI , 2000, Geriatri merupakan cabang ilmu
dari gerontology dan kedokteran yang mempelajari kesehatan pada lansia dalam
berbagai aspek, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Geriatri dapat
pula diartikan sebagai cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit
pada lansia (Siti, 2008).
Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang
Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seorang yang telah mencapai usia
lebih dari 60 tahun. Pasien geriatri memiliki karakteristik khusus antara lain
menderita beberapa penyakit akibat gangguan fungsi jasmani dan rohani, dan
sering disertai masalah psikososial. Semuanya akan menyebabkan kemunduran,
keterbatasan, dan ketergantungan serta diberikan banyak obat-obatan yang
seringkali justru berakibat merugikan pasien (Siti, 2008).
Geriatri dapat diklasifikasikan sebagai berikut (menurut WHO) :
• Lansia (elderly) dengan kisaran umur 60-74 tahun,
• Tua (old) dengan kisaran umur 75-90 tahun
• Sangat tua (very old) dengan kisaran umur lebih dari 90 tahun (Walker and
Edwards, 2003).
14
E. Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS)
Obat anti-inflamasi non steroid (OAINS) adalah sekelompok besar obat
yang memiliki sifat anti-inflamasi, antipiretik, dan analgesic dengan derajat
bervariasi. Obat golongan ini menghambat dua enzim siklo-oksigenase (COX-1
dan COX-2) yang diperlukan untuk sintesis prostaglandin (yang meningkatkan
inflamasi dan menyebabkan nyeri), terutama bekerja di perifer. OAINS dapat
diklasifikasikan berdasarkan kekuatannya. Parasetamol adalah contoh OAINS
lemah, ibuprofen adalah OAINS sedang, dan asam salisilat (aspirin) adalah
OAINS kuat. Obat ini juga diklasifikasikan berdasarkan strukrut kimiawinya,
misalakan salisilat, oksikam, dll. Sebagian besar OAINS diberikan per oral,
rektum, atau topikal meskipun sebagian dapat diberikan melalui injeksi (Brooker,
2005).
Penggunaan OAINS memerlukan monitoring yang ketat terutama pada
pasien geriatri. Obat ini dapat meningkatkan resiko komplikasi seperti
hiperkalemia atau gagal ginjal dan gangguan pada saluran gastrointestinal. Sejak
penyakit berhubungan dengan kondisi patologis yang bermain pada alur utama
untuk mendeterminasi nasib dan aksi obat, para klinik harus menggunakan
informasi tentang efek seputar nasib dan aksi obat yang ada pada usia tua untuk
memutuskan guide therapeutics yang akan diberikan khususnya (Melmon and
Morrelli, 2000).
15
Tabel I. Contoh dan Rejimen Dosis OAINS Terhadap Nilai LFG
OAINS British National Formulary (BNF)
Drug Information Handbook (DIH)
Aspirin Hindari pada severe renal impairment (15-29 ml/min/1,73 m2)
Hindari penggunaan pada Clcr < 10 ml/min/1,73 m2
Celecoxib Hindari jika eGFR < 30 ml/min/1,73 m2)
Tidak direkomendasikan
Diclofenak Hindari pada severe renal impairment (15 – 29 ml/min/1,73 m2)
Tidak direkomendasikan untuk advance (<15 ml/min/1,73 m2) dan signifikan impairment (15-29 ml/min/1,73 m2)
Ketoprofen Kerusakan ringan dosis maks 150 mg/hari, kerusakan berat dengan Clcr <25 ml/menit dengan dosis maksimal 100 mg/hari.
mild impairment (30-59 ml/min/1,73 m2) maksimal 150 mg/hari; Severe dengan clcr< 25 ml/min/1,73 m2 max 100 mg/hari; Advanced dengan clcr <15 ml/min/1,73 m2 tidak direkomendasikan
Ketorolac Tidak melebihi 60 mg/ hari untuk pasien lansia dan atau gagal ginjal.
Kontraindikasi pada pasien dengan advanced renal impairment (<15 ml/min/1,73 m2). Pasien dengan kenaikan SrCr sedang (30-59 ml/min/1,73 m2) pakai ½ dosis anjuran. utk i.v/i.m tidak boleh lebih dari 60 mg/hari
Asam mefenamat Hindari pada severe renal impairment (15 – 29 ml/min/1,73 m2)
Tidak direkomendasikan
Meloxicam Hindari jika eGFR < 25 ml/mit/1.73 m2) (British National Formulary Organization, 2009).
Mild – moderate (30-59 ml/min/1,73 m2)� tidak ada dosis spesifik. Tidak direkomendasikan pada pasien dengan kliren kreatinin < 15 ml/menit (Lacy, 2008).
16
F. Efek Obat Antiinflamasi Non Steroid terhadap Penurunan Fungsi Ginjal
OAINS menghambat dua enzim siklo-oksigenase (COX-1 dan COX-2)
yang diperlukan untuk sintesis prostaglandin (yang meningkatkan inflamasi dan
menyebabkan nyeri). Prostaglandin merupakan kelompok senyawa turunan asam
lemak prostanoat (C20) yang rantai atom karbonnya pada nomor 8-12 membentuk
cincin siklopentan. Saat ini dikenal prostaglandin A sampai I yang dibedakan oleh
substituen yang terikat pada cincin siklopentan (Emran, 2002).
Prostaglandin merupakan hormon asam lemak tidak jenuh yang terdapat
dalam banyak jaringan tubuh. Medula ginjal membentuk PGI2 (prostasiklin) dan
PGE2 yang merupakan vasodilator potensial. Prostaglandin berperan penting
dalam pengaturan aliran darah ginjal, pengeluaran renin, dan reabsorpsi Na+
(Sylvia and Lorraine, 2006). OAINS menghambat biosintesis prostaglandin,
prostasiklin, dan tromboksan melalui penghambatan aktivitas enzim
siklooksigenase (Emran, 2002).
G. Keterangan Empiris
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran evaluasi peresepan
OAINS pada pasien geriatri yang telah mengalami penurunan nilai LFG saat
dihitung dengan formula MDRD untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian di
Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.
17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai Analisis Pengobatan Analisis Pengobatan Anti
Inflamasi Non Steroid pada Geriatri Berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus dengan
Formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di Rumah Sakit
Kabupaten Bantul Periode 2009 merupakan jenis penelitian observasional
deskriptif evaluatif dengan desain cross sectional yang bersifat retrospektif.
Penelitian observasional merupakan penelitian dengan menggunakan
teknik atau pendekatan guna mendapatkan data primer dengan cara langsung
mengamati objek datanya. Penelitian observasional dapat dikelompokkan menjadi
observasi perilaku dan observasi non perilaku. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian observasional tanpa perlakuan berupa observasi analisis catatan
(Jogiyanto, 2008).
Rancangan penelitian deskriptif karena tujuan dari penelitian yaitu
membuat gambaran atau mendeskripsikan mengenai suatu keadaan secara
objektif. Desain atau rancangan penelitian adalah cross sectional di mana efek dan
faktor resiko diambil dalam satu waktu (Notoatmodjo, 2005). Metode penelitian
ini merupakan deskriptif evaluatif karena gambaran data yang diperoleh dari
lembar rekam medis akan dievaluasi berdasarkan standar baku yang berlaku, dan
dideskripsikan dengan memaparkan fenomena yang telah terjadi, kemudian
ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram.
18
Penelitian ini bersifat retrospektif karena data yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dengan melakukan penelusuran dokumen terdahulu, yaitu
pada lembar rekam medis pasien di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel utama :
a. Variabel bebas : nilai perhitungan LFG yang diperoleh
Merupakan nilai yang diperoleh dengan menggunakan formula MDRD.
b. Variabel tergantung : dosis OAINS
Merupakan akibat dari penurunan nilai perhitungan LFG. Oleh karena itu,
perlu adanya penyesuaian terhadap dosis OAINS.
2. Variabel terkendali
a. Umur
b. Suku bangsa
3. Variabel tak terkendali
a. Penyakit penyerta
b. Berat badan pasien
4. Pasien geriatri yang telah mengalami penurunan LFG adalah pasien berusia 60
tahun keatas di mana pada rekam medis tercantum data laboratorium serum
kreatinin <5 mg/dL dan apabila dihitung dengan MDRD memiliki nilai LFG
<60 ml/min/1,73 m2 serta pasien yang telah menerima terapi OAINS.
5. Karakteristik pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG adalah pasien
yang belum terdiagnosis telah mengalami penurunan LFG dan belum
19
mencapai tahap gagal ginjal pada saat pasien dirawat di Rumah Sakit
Kabupaten Bantul periode 2009.
6. Penurunan LFG dihitung dengan formula MDRD. Formula MDRD
membutuhkan beberapa data pasien meliputi serum kreatinin, umur, suku
bangsa, dan jenis kelamin, dan formula MDRD dalam menghitung LFG
adalah sebagai berikut:
LFG (ml/min/1,73 m2) = 186 x (Scr/88.4)-1.154 x (Age)-0.203 x (0.742 jika
wanita) x (1.212 bila African-American) (SI units)
7. Rumah sakit yang akan diambil sebagai sampel adalah RSU St.Elizabeth
Ganjuran, RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul. Alasan pemilihan
tersebut karena kedua rumah sakit tersebut dirasa mampu mewakili
(representatif) seluruh rumah sakit Kabupaten Bantul.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua pasien geriatri yang telah mengalami
pemeriksaan laboratorium mengenai nilai serum kreatinin di Rumah Sakit
Kabupaten Bantul periode 2009, kemudian diambil sesuai kriteria inklusi yaitu
pasien dengan usia 60 tahun keatas yang telah menerima terapi OAINS, dan
dengan kriteria eksklusi berupa pasien gagal ginjal.
D. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
rekam medis pasien geriatri yang telah mengalami penurunan nilai LFG kurang
20
dari 60 ml/menit/1.73m2 menurut formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten
Bantul selama tahun 2009.
E. Tata Cara Penelitian
Penelitian ini merupakan sub dari proyek penelitian besar dengan judul
“Analisis Pengobatan pada Geriatri Berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)
Menurut Formula Cockroft-Gault (CG) dan Modification of Diet in Renal Disease
(MDRD) di Rumah Sakit Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kajian
Obat Hipertensi, Obat Antibiotika, dan Obat Antiinflamasi Non Steroid (Kota
Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman)”. Adapun tata cara
penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Analisis situasi
Analisis situasi dimulai dengan melihat data laboratorium mengenai
serum kreatinin, penggunaan satu atau lebih obat hipertensi, obat antibiotika,
dan OAINS sebagai terapi, umur, ras, jenis kelamin pasien geriatri yang
dirawat di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009 yang diperoleh dari
instalasi catatan medik rumah sakit pada bulan Januari 2009 hingga Desember
2009.
2. Pengambilan data
Pasien yang diperoleh dari rekam medis dipilih sesuai dengan kriteria
inklusi yang telah ditetapkan oleh penulis. Tahap pengambilan data dilakukan
melalui beberapa proses:
21
a) Penelusuran data, dilakukan dengan melihat data dokumentasi berupa
buku hasil pemeriksaan laboratorium pasien di instalasi laboratorium yang
memuat laporan data laboratorium pasien geriatri yang pernah memeriksa
serum kreatinin dan pernah dirawat di rumah sakit bersangkutan. Pada
saat penelusuran data, dilakukan penyeleksian data hingga mendapatkan
nomer rekam medis pasien geriatri yang sesuai dengan definisi operasional
di atas, antara lain:
- pencarian data pasien yang pernah mengalami pemeriksaan serum
kreatinin,
- penyeleksian data berdasarkan umur geriatri, yaitu ≥ 60 tahun,
- pencatatan nomer rekam medis pasien geriatri sesuai dengan kriteria
umur geriatri, mempunyai data serum kreatinin, dan pernah di rawat di
rumah sakit bersangkutan.
- Mendapatkan jumlah populasi pada tiap Rumah Sakit Kabupaten
Bantul kemudian menghitung dan mengambil sampel minimum
menggunakan Rumus Slovin, yaitu :
di mana : n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = galat pendugaan (0,05) (Setiawan, 2007).
22
- Melakukan randomisasi sampel menggunakan tabel random
berdasarkan nomer rekam medis sejumlah ukuran sampel minimum
yang didapat, antara lain untuk RSUD Panembahan Senopati
mempunyai populasi sebesar 890 pasien dengan sampel minimum
sebesar 276 sampel, sedangkan untuk RS St. Elisabeth Ganjuran
mempunyai populasi sampel dan ukuran sampel minimum sebesar 315
sampel.
- Dari ukuran sampel minimum, baru dilakukan pengambilan sampel
untuk kajian OAINS.
b) Pengumpulan data, pada tahap ini dilakukan pencarian pasien geriatri yang
sesuai dengan definisi operasional di atas berdasarkan nomor rekam medis
yang didapat sebanyak ukuran sampel minimum yang telah ditentukan.
c) Pencatatan data :
- dilakukan dengan mencatat data pasien geriatri sebagai sampel sesuai
dengan nomer rekam medis yang telah diacak dan sesuai dengan
ukuran sampel minimum. Data yang dicatat meliputi data serum
kreatinin sesuai dengan tanggal pemeriksaan yang tercatat di instalasi
laboratorium, umur, jenis kelamin, dan terapi yang diberikan terkait
penggunaan salah satu atau lebih obat hipertensi, obat antibiotik, dan
OAINS ketika di rawat di rumah sakit bersangkutan. Apabila terdapat
data yang kurang jelas dan kurang lengkap terkait dengan peresepan
OAINS, dilakukan tanya jawab dengan Apoteker yang berada di
rumah sakit bersangkutan.
- Dari data sampel minimum yang sudah diambil, peneliti mengambil
sampel kajian OAINS dari sampel minimum per rumah sakit, sebanyak
52 sampel dari RS St.
Panembahan Senopati Bantul.
Data yang dikumpulkan meliputi nomor re
kelamin, suku bangsa,
penggunaan terapi
3. Pengolahan data
Data yang diperoleh
diagram yang meliputi data tentang pasien geriatri yang telah mengalami
penurunan LFG serta pengobatan
geriatri yang mengalami penu
analisis data untuk penyesuaian dosis OAINS terhadap hasil perhitungan nilai
Dari data sampel minimum yang sudah diambil, peneliti mengambil
sampel kajian OAINS dari sampel minimum per rumah sakit, sebanyak
52 sampel dari RS St. Elisabeth Ganjuran dan 62 sampel dari RSUD
Panembahan Senopati Bantul.
Gambar 3. Pembagian Sampel Kajian OAINS
Data yang dikumpulkan meliputi nomor rekam medis, umur, jenis
suku bangsa, nilai serum kreatinin, serta dosis dan frekuensi
penggunaan terapi OAINS yang diberikan.
Pengolahan data
Data yang diperoleh berupa penyajian dalam bentuk tabel dan
diagram yang meliputi data tentang pasien geriatri yang telah mengalami
penurunan LFG serta pengobatan OAINS yang tidak sesuai pada pasien
geriatri yang mengalami penurunan LFG menurut formula MDRD. Dasar
analisis data untuk penyesuaian dosis OAINS terhadap hasil perhitungan nilai
RSUD Senopati Bantul RS St. Elisabeth Ganjuran
62 52276
890315
Sampel OAINS Sampel minimum per RS
23
Dari data sampel minimum yang sudah diambil, peneliti mengambil
sampel kajian OAINS dari sampel minimum per rumah sakit, sebanyak
Elisabeth Ganjuran dan 62 sampel dari RSUD
Gambar 3. Pembagian Sampel Kajian OAINS
kam medis, umur, jenis
, serta dosis dan frekuensi
bentuk tabel dan
diagram yang meliputi data tentang pasien geriatri yang telah mengalami
g tidak sesuai pada pasien
runan LFG menurut formula MDRD. Dasar
analisis data untuk penyesuaian dosis OAINS terhadap hasil perhitungan nilai
RS St. Elisabeth Ganjuran
Populasi
24
LFG dengan formula MDRD menggunakan British National Formulary
(BNF), 2009, sebagai acuan pustaka.
F. Tata Cara Analisis Hasil
Data kualitatif yang diperoleh dibahas dalam bentuk uraian dan secara
deskriptif dalam bentuk tabel dan atau gambar diagram. Adapun data pasien akan
dikelompokkan terlebih dahulu sebagai berikut ini:
1. Persentase kasus geriatri dengan penurunan nilai LFG berdasarkan tingkatan
umur dan jenis kelamin dengan menghitung jumlah sampel dengan penurunan
LFG pada masing – masing tingkatan umur dan jenis kelamin dibagi dengan
jumlah total sampel kasus geriatri dengan penurunan LFG yang terdeteksi
MDRD pada masing – masing tingkatan umur dan jenis kelamin dikali 100%.
2. Persentase LFG berdasarkan klasifikasi CKD dengan menghitung jumlah
sampel pada masing – masing stage CKD dibagi dengan jumlah total kasus
geriatri terdeteksi MDRD dikali 100%.
3. Persentase LFG berdasarkan klasifikasi CKD pada masing – masing jenis
kelamin dengan menghitung masing – masing stage CKD pada tiap jenis
kelamin dibagi dengan jumlah total kasus di tiap jenis kelamin yang terdeteksi
MDRD dikali 100%.
4. Persentase per item OAINS berdasarkan nilai LFG sampel dengan
menghitung jumlah per item OAINS dibagi dengan jumlah total kasus geriatri
yang terdeteksi MDRD dikali 100%.
25
5. Persentase kasus geriatri yang telah mengalami penurunan LFG berdasarkan
formula MDRD serta telah menerima terapi OAINS dengan dosis tepat
dengan menghitung jumlah kasus geriatri dengan penurunan LFG yang
memperoleh dosis tepat dibagi total kasus geriatri dengan penurunan LFG
menurut formula MDRD dikali 100%.
6. Persentase kasus geriatri yang telah mengalami penurunan LFG berdasarkan
formula MDRD serta telah menerima terapi OAINS dengan dosis tidak sesuai
dengan menghitung jumlah kasus geriatri dengan penurunan LFG yang
memperoleh dosis tidak sesuai atau tidak tepat dibagi total kasus geriatri
dengan penurunan nilai LFG menurut formula MDRD dikali 100%.
7. Persentase item OAINS tepat dosis dengan penurunan LFG dengan
menghitung jumlah per item OAINS tepat dosis dibagi dengan jumlah total
kasus geriatri dengan penurunan LFG yang terdeteksi MDRD dikali 100%.
8. Persentase item OAINS tidak tepat dosis dengan penurunan LFG dengan
menghitung jumlah per item OAINS tidak tepat dosis dibagi dengan jumlah
total kasus geriatri dengan penurunan LFG yang terdeteksi MDRD dikali
100%.
26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menganalisis
pengobatan pada geriatri yang mendapatkan peresepan OAINS berdasarkan laju
filtrasi glomerulus (LFG) yang dihitung dengan formula Modification of Diet in
Renal Disease (MDRD) di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009. Dari
analisis pengobatan ini juga secara khusus dapat mengetahui profil, jumlah dan
penyesuaian dosis OAINS pada pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG
berdasarkan formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.
Subyek penelitian diambil dari dua Rumah Sakit Kabupaten Bantul, yaitu
sebanyak 52 sampel berasal dari RS Elisabeth Ganjuran dan 62 sampel berasal
dari RSUD Panembahan Senopati Bantul.
A. Profil 114 Pasien Geriatri di Rumah Sakit Kabupaten Bantul Periode
2009
Perhitungan nilai LFG dengan formula MDRD memakai nilai ukuran
serum kreatinin bersamaan dengan usia, dan nilai yang ditentukan untuk jenis
kelamin dan suku bangsa. Subjek penelitian yang diambil adalah geriatri yang
telah mengalami pemeriksaan serum kreatinin, dengan kriteria inklusi pasien
berumur 60 tahun ke atas dan mendapatkan peresapan OAINS, sedangkan kriteria
eksklusinya berupa pasien gagal ginjal. Jika melihat kriteria inklusi dan ekslusi di
atas, maka subjek penelitian ini sudah memenuhi persyaratan untuk menghitung
nilai LFG menggunakan formula MDRD dengan kelengkapan data, antara lain
nilai serum kreatinin, umur, jenis kelamin, dan suku bangsa.
27
Berdasarkan penelitian sebelumnya, menurut Van Den Noortgate,et al.,
2004 bahwa formula MDRD lebih akurat dalam memprediksi nilai LFG
dibandingkan dengan formula CG dan juga menurut MacGregoor, et al., 2006,
formula MDRD dianggap lebih baik dari klirens kreatinin yang dihitung dari
bahan urine 24 jam maupun dari formula Cockcroft and Gault (CG). Formula
MDRD hanya membutuhkan data umur, jenis kelamin, ras, dan kadar serum
kreatinin, jika dibandingkan formula CG yang membutuhkan data berat badan
untuk memprediksi nilai LFG. Pada rekam medis yang diamati saat penelitian,
peneliti jarang atau sama sekali tidak menemukan data berat badan pasien maka,
hal tersebut sangat menjadi kendala dalam memprediksikan nilai LFG jika
dihitung dengan formula CG. Inilah yang menjadi keuntungan terbesar dari
formula MDRD dibandingkan formula CG.
Sampel geriatri yang didapat pada penelitian ini berkisar dari umur 60 –
93 tahun dan dikelompokkan dalam 2 jenis kelamin, laki - laki dan perempuan.
Jumlah sampel yang didapat adalah sebanyak 114 kasus geriatri. Keterangan
umur, jenis kelamin ini dapat mengambarkan profil geriatri yang mendapatkan
perhitungan nilai LFG dengan formula MDRD. Pasien geriatri sering terkena
banyak jenis penyakit dimana umur berkorelasi dengan sedikit banyaknya
perubahan fungsi fisiologis tubuh dan terapi yang akan diberikan.
Gambar 4. Persentase Sampel Berdasarkan Tingkatan Umur Geriatri
Berdasarkan gambar 4 di atas, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa
sampel geriatri paling banyak pada tingkatan umur
60 – 74 tahun dengan jumlah kasus sebanyak 62 kasus atau 54,4% dari total
kasus, kemudian old
total kasus, dan very old
total kasus. Dengan demikian, tingkatan umur
geriatri yang menerima pengobatan OAINS dan dapat dianalisis berdasarkan LFG
dengan formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.
Profil geriatri yang dilihat berdasarkan
diagram di bawah ini, menunjukkan bahwa kasus pada laki
daripada perempuan. Jumlah kasus geriatri laki
51,8% dari total kasus, sedangkan untuk perempuan sebanyak 55 kasus atau
48,3% dari total kasus.
43,0%
. Persentase Sampel Berdasarkan Tingkatan Umur Geriatri
Berdasarkan gambar 4 di atas, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa
sampel geriatri paling banyak pada tingkatan umur elderly, yaitu berkisar antara
74 tahun dengan jumlah kasus sebanyak 62 kasus atau 54,4% dari total
old dengan jumlah kasus sebanyak 48 kasus atau 43,0% dari
very old dengan jumlah kasus sebanyak 3 kasus atau 2,6% dari
kasus. Dengan demikian, tingkatan umur elderly mendominasi jumlah kasus
geriatri yang menerima pengobatan OAINS dan dapat dianalisis berdasarkan LFG
dengan formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.
Profil geriatri yang dilihat berdasarkan jenis kelamin seperti pada
diagram di bawah ini, menunjukkan bahwa kasus pada laki – laki lebih banyak
daripada perempuan. Jumlah kasus geriatri laki – laki sebanyak 59 kasus atau
51,8% dari total kasus, sedangkan untuk perempuan sebanyak 55 kasus atau
,3% dari total kasus.
54,4%
2,6%
28
. Persentase Sampel Berdasarkan Tingkatan Umur Geriatri
Berdasarkan gambar 4 di atas, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa
, yaitu berkisar antara
74 tahun dengan jumlah kasus sebanyak 62 kasus atau 54,4% dari total
dengan jumlah kasus sebanyak 48 kasus atau 43,0% dari
dengan jumlah kasus sebanyak 3 kasus atau 2,6% dari
mendominasi jumlah kasus
geriatri yang menerima pengobatan OAINS dan dapat dianalisis berdasarkan LFG
dengan formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.
jenis kelamin seperti pada
laki lebih banyak
laki sebanyak 59 kasus atau
51,8% dari total kasus, sedangkan untuk perempuan sebanyak 55 kasus atau
Elderly
Old
Very old
n = 114
Gambar 5. Persentase Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada setiap subyek penelitian, baik laki
dilihat juga banyaknya kasus berdasarkan tingkatan umur. Baik laki
maupun perempuan, proporsi kasus paling banyak terdapat pada tingkat umur
elderly. Pada tingkat
tua, sudah rentan terhadap berbagai penyakit di mana terjadi suatu proses
menghilangnya secara perlahan
diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya.
Tabel
Umur (tahun)
Elderly Old Very Old
Berdasarkan NKDEP (
menyatakan bahwa jika LFG >60
range, jika LFG <60 mL/menit/1,
48,3%
. Persentase Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada setiap subyek penelitian, baik laki – laki maupun perempuan dapat
dilihat juga banyaknya kasus berdasarkan tingkatan umur. Baik laki
maupun perempuan, proporsi kasus paling banyak terdapat pada tingkat umur
Pada tingkat elderly ini seseorang mulai bisa dikatakan pada kondisi yang
tua, sudah rentan terhadap berbagai penyakit di mana terjadi suatu proses
menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya.
Tabel II. Klasifikasi Subyek Berdasarkan Umur
Total n = 114
(Proporsi)
Laki – laki n = 59
(Proporsi) 62 (54,4%) 32 (54,2%) 48 (43,0%) 27 (45,8%) 3 (2,6%) 0 (0,0%)
Berdasarkan NKDEP (National Kidney Disease Education Programme
menyatakan bahwa jika LFG >60 mL/menit/1,73m2 maka masih dalam normal
, jika LFG <60 mL/menit/1,73m2 maka kemungkinan mempunyai
51,8%
29
. Persentase Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
laki maupun perempuan dapat
dilihat juga banyaknya kasus berdasarkan tingkatan umur. Baik laki – laki
maupun perempuan, proporsi kasus paling banyak terdapat pada tingkat umur
eorang mulai bisa dikatakan pada kondisi yang
tua, sudah rentan terhadap berbagai penyakit di mana terjadi suatu proses
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
II. Klasifikasi Subyek Berdasarkan Umur
Perempuan n = 55
(Proporsi) 30(54,6%) 22 (40,0%) 3 (5,5%)
National Kidney Disease Education Programme)
maka masih dalam normal
maka kemungkinan mempunyai
Laki - laki
Perempuan
n = 114
gangguan ginjal, dan jika LFG
114 kasus geriatri yang terdekteksi punya nilai LFG yang dihitung berdasarkan
formula MDRD, sebanyak 29 kasus atau 24,4% dari jumlah total kasus terdeteksi
mengalami penurunan nilai LFG, dan sisanya mempunyai nilai LFG normal, y
sebanyak 85 kasus atau 74,6% dari jumlah total kasus.
Gambar 6. Persentase LFG Berdasarkan Ada dan Tidaknya Penurunan
Adanya prediksi nilai LFG ini adalah salah satu antisipasi untuk
mengurangi dan mengendalikan faktor resiko yang mengarah pada CKD sebagai
manifestasi dari nilai LFG yang dimiliki oleh seseorang.
diberikan terhadap CKD adalah jika pr
tidak ada bukti kerusakan ginjal maka seseorang terhindar dari CKD (Kidney
Health Australia, 2007).
Perhitungan nilai LFG memerlukan data serum kreatinin karena serum
kreatinin juga salah satu parameter untuk mengetahui
gangguan ginjal, dan jika LFG ≤15 mL/menit/1,73m2 ada gagal ginjal. Sebanyak
114 kasus geriatri yang terdekteksi punya nilai LFG yang dihitung berdasarkan
formula MDRD, sebanyak 29 kasus atau 24,4% dari jumlah total kasus terdeteksi
mengalami penurunan nilai LFG, dan sisanya mempunyai nilai LFG normal, y
sebanyak 85 kasus atau 74,6% dari jumlah total kasus.
. Persentase LFG Berdasarkan Ada dan Tidaknya Penurunan Nilai LFG
Adanya prediksi nilai LFG ini adalah salah satu antisipasi untuk
mengurangi dan mengendalikan faktor resiko yang mengarah pada CKD sebagai
manifestasi dari nilai LFG yang dimiliki oleh seseorang. Tips klinik yang biasa
diberikan terhadap CKD adalah jika prediksi LFG >60 mL/menit/1,73m2 dan
tidak ada bukti kerusakan ginjal maka seseorang terhindar dari CKD (Kidney
Health Australia, 2007).
Perhitungan nilai LFG memerlukan data serum kreatinin karena serum
kreatinin juga salah satu parameter untuk mengetahui fungsi glomerulus.
74,6%
24,4%
30
ada gagal ginjal. Sebanyak
114 kasus geriatri yang terdekteksi punya nilai LFG yang dihitung berdasarkan
formula MDRD, sebanyak 29 kasus atau 24,4% dari jumlah total kasus terdeteksi
mengalami penurunan nilai LFG, dan sisanya mempunyai nilai LFG normal, yaitu
. Persentase LFG Berdasarkan Ada dan Tidaknya Penurunan
Adanya prediksi nilai LFG ini adalah salah satu antisipasi untuk
mengurangi dan mengendalikan faktor resiko yang mengarah pada CKD sebagai
Tips klinik yang biasa
ediksi LFG >60 mL/menit/1,73m2 dan
tidak ada bukti kerusakan ginjal maka seseorang terhindar dari CKD (Kidney
Perhitungan nilai LFG memerlukan data serum kreatinin karena serum
fungsi glomerulus. Tidak
LFG normal
Penurunan LFG
n = 114
31
cukup hanya serum kreatinin saja untuk menentukan apakah ginjal seseorang itu
masih baik. Pengukuran dengan LFG terhadap fungsi ginjal lebih baik daripada
serum kreatinin. Menurut MacGregoor, et al., 2006, serum kreatinin berkorelasi
dengan massa otot, maka untuk pasien dengan massa otot yang kecil seperti pada
wanita dan atau elderly akan mempunyai nilai serum kreatinin yang rendah
sehingga nilai LFG akan lebih tinggi dari aslinya, padahal belum tentu pasien,
khususnya wanita dan elderly yang mempunyai nilai kreatinin serum rendah, tidak
mengalami penurunan fungsi ginjal.
Pada tabel III dapat dilihat nilai LFG berdasarkan klasifikasi CKD
bahwa sebanyak 9 kasus geriatri laki – laki mengalami penurunan LFG dengan
pembagian tingkat berupa tingkat 3A sebanyak 3 kasus atau 5,1% dari jumlah
total subyek laki – laki, tingkat 3B sebanyak 3 kasus atau 5,1% dari jumlah total
subyek laki – laki, tingkat 4 sebanyak 3 kasus atau 5,1% dari jumlah total subyek
laki – laki, sedangkan pada tingkat 5 tidak ditemukan kasus yang mengalami
penurunan LFG dengan range LFG <15 mL/menit/1,73m2. Pada subyek
perempuan penurunan nilai LFG ditemukan sebanyak 20 kasus dari jumlah total
kasus dengan pembagian tingkat 3A sebanyak 13 kasus atau 23,6% dari jumlah
total subyek perempuan, tingkat 3B sebanyak 4 kasus atau 7,3% dari jumlah total
subyek perempuan, tingkat 4 sebanyak 3 kasus atau 5,5% dari jumlah total subyek
perempuan, sedangkan pada tingkat 5 tidak ditemikan kasus yang mengalami
penurunan LFG dengan range <15 mL/menit/1,73m2. Jumlah kasus geriatri pada
tingkat 1 dan 2 masih lebih banyak daripada pada tingkat 3A, 3B, 4, dan 5, maka
secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi ginjal geriatri masih cukup baik.
32
Tabel III. LFG Berdasarkan Klasifikasi CKD
LFG (ml/min/1,732)
Total n = 114
(Proporsi)
Laki – laki n = 59
(Proporsi)
Perempuan n = 55
(Proporsi) Tingkat 1 = >90 58 (50,9%) 36 (61,0%) 22 (40,0%) Tingkat 2 = 60 – 89 27 (23,7%) 14 (23,7%) 13 (23,6%) Tingkat 3A = 45 - 59 16 (14,0%) 3 (5,1%) 13 (23,6%) Tingkat 3B = 30 – 44 7 (6,1%) 3 (5,1%) 4 (7,3%) Tingkat 4 = 15 – 29 6 (5,3%) 3 (5,1%) 3 (5,5%) Tingkat 5 = <15 0 (0,0%) 0 (0,0%) 0 (0,0%)
Berdasarkan National Institute for Health and Clinical Excellence
(NICE) Clinical Guideline, 2008, menyatakan bahwa CKD berada pada tingkat
3A dan 3B. Walaupun demikian, pada tingkat 2 perlu menjadi perhatian juga
karena pada tingkat 2 ada indikasi penyakit ginjal yang bisa terjadi. Menurut
Gooch, et al., 2007, pada populasi elderly yang mempunyai LFG 60 – 89
mL/menit/1,73m2 (tingkat 2 CKD), pada pengguna COX-2 inhibitor punya
peningkatan resiko yang cepat terhadap gangguan ginjal sebesar 25%
dibandingkan dengan subyek yang tidak menggunakan OAINS, sedangkan pada
pengguna non- selective COX-2 inhibitor adalah sebesar 29,0%.
Subyek penelitian yang terdeteksi mempunyai LFG yang dihitung dengan
formula MDRD juga mendapatkan peresepan OAINS pada terapi penyakit yang
diderita. Pada diagram di atas menunjukkan OAINS per nama generiknya yang
diberikan sebagai terapi di Rumah Sakit Kabupaten Bantul. Terlihat bahwa
OAINS yang banyak dipakai dalam pengobatan adalah dengan nama generik
ketorolac dengan bentuk sediaan injeksi, yaitu sebanyak 35 kasus atau 30,7% dari
jumlah total kasus yang mempunyai nilai LFG dan mendapatkan peresepan
OAINS.
Gambar 7. Persentase
B. Jumlah Geriatri dengan Penurunan LFG Berdasarkan Formula MDRD serta Mendapatkan Peresepan OAINS yang Tidak Sesuai di Rumah Sakit
Pada profil geriatri menunjukkan bahwa sebanyak 114 kasus terdeteksi
mempunyai nilai LFG yang dihitung dengan formula MDRD. Berdasarkan
NKDEP (National Kidney Disease Education Programme
jika LFG >60 mL/menit/1,73m
mL/menit/1,73m2 maka kemungkinan mempunyai gangguan ginjal, dan jika LFG
≤15 mL/menit/1,73m
geriatri yang terdeteksi MDRD dapat dilihat bahwa
24,4% dari jumlah total kasus terdeteksi mengalami penurunan nilai LFG, dan
30,7%
12,3%
7,9%
Gambar 7. Persentase OAINS Berdasarkan Nilai LFG Sampel
Jumlah Geriatri dengan Penurunan LFG Berdasarkan Formula MDRD serta Mendapatkan Peresepan OAINS yang Tidak Sesuai di Rumah Sakit
Kabupaten Bantul Periode 2009
Pada profil geriatri menunjukkan bahwa sebanyak 114 kasus terdeteksi
mempunyai nilai LFG yang dihitung dengan formula MDRD. Berdasarkan
Kidney Disease Education Programme) menyatakan bahwa
mL/menit/1,73m2 maka masih dalam normal range
maka kemungkinan mempunyai gangguan ginjal, dan jika LFG
73m2 ada gagal ginjal. Dengan demikian, sebanyak 114 kasus
geriatri yang terdeteksi MDRD dapat dilihat bahwa yaitu, sebanyak 29 kasus atau
dari jumlah total kasus terdeteksi mengalami penurunan nilai LFG, dan
7,0%
28,1%
6,1%
5,3%
7,9%
0,9%
1,8%
Metampiron
Asam Mefenamat
Celecoxib
Ketoprofen
Injeksi ketorolac
Diklofenak
Meloxicam
Tinoridin HCl
Piroxicam
33
OAINS Berdasarkan Nilai LFG Sampel
Jumlah Geriatri dengan Penurunan LFG Berdasarkan Formula MDRD serta Mendapatkan Peresepan OAINS yang Tidak Sesuai di Rumah Sakit
Pada profil geriatri menunjukkan bahwa sebanyak 114 kasus terdeteksi
mempunyai nilai LFG yang dihitung dengan formula MDRD. Berdasarkan
menyatakan bahwa
range , jika LFG <60
maka kemungkinan mempunyai gangguan ginjal, dan jika LFG
ada gagal ginjal. Dengan demikian, sebanyak 114 kasus
, sebanyak 29 kasus atau
dari jumlah total kasus terdeteksi mengalami penurunan nilai LFG, dan
Metampiron
Asam Mefenamat
Celecoxib
Ketoprofen
Injeksi ketorolac
Diklofenak
Meloxicam
Tinoridin HCl
Piroxicam
34
sisanya mempunyai nilai LFG normal, yaitu sebanyak 85 kasus atau 74,6% dari
jumlah total kasus.
Tabel IV. Klasifikasi Umur Berdasarkan Penurunan Nilai LFG
Umur (tahun)
Total n = 29
(Proporsi)
Laki – laki n = 9
(Proporsi)
Perempuan n = 20
(Proporsi) Elderly 11 (41,4%) 3 (33,3%) 8 (40,0%) Old 15 (48,3%) 6 (66,7%) 9 (45,0%) Very Old 3 (10,3%) 0 (0,0%) 3 (15,0%)
Penurunan nilai LFG pada setiap jenis kelamin dapat dibagi berdasarkan
tingkatan umur. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada laki – laki terdapat 9
kasus yang mengalami penurunan LFG, di mana pada tingkat usia elderly
diketahui mengalami penurunan nilai LFG sebanyak 33,3% dari jumlah total
kasus geriatri laki – laki dengan penurunan nilai LFG, sisanya sebanyak 66,7%
pada tingkat umur old dan 0,0% pada tingkat umur very old. Sedangkan, untuk
perempuan dapat dilihat bahwa terdapat 20 kasus yang mengalami penuruanan
nilai LFG, di mana pada tingkat umur elderly diketahui mengalami penurunan
nilai LFG sebanyak 40,0% dari jumlah total kasus geriatri perempuan dengan
penurunan nilai LFG, sisanya sebesar 45,0% mengalami penurunan nilai LFG
pada tingkat umur old, dan sebanyak 15,0% pada tingkat very old.
Pada gambar 8, dapat dilihat, dari jumlah total kasus geriatri dengan
penurunan LFG terkait dengan peresapan OAINS yang didapat bahwa ketepatan
dosis OAINS yang diresepkan masih ada yang tidak tepat. Walaupun demikian,
persentase OAINS yang diberikan dengan tepat dosis masih lebih besar
dibandingkan dengan persentase OAINS yang diberikan dengan tidak tepat dosis.
Pemberian OAINS tepat dosis sebanyak 23 kasus atau 76,7% dari jumlah total
kasus dengan penurunan LFG , pemberian OAINS tidak sesuai atau tidak te
dosis sebanyak 2 kasus atau 6,7% dari jumlah total kasus dengan penurunan LFG,
dan sisanya sebanyak 16,7% adalah pemberian OAINS berupa metampiron dan
tinoridine HCl, yang tidak dapat dianalisis karena tidak ada pustaka yang dapat
diacu.
Gambar 8. Persentase Pen
Penurunan nilai LFG tidak seluruhnya disebabkan oleh penyakit ginjal,
namun bisa disebabkan oleh proses penuaan yang terjadi dalam tubuh manusia
sejalan dengan bertambahnya umur. Berd
formula MDRD maka, nilai LFG yang diprediksikan dapat menggambarkan
fungsi ginjal yang bermanifestasi pada
nilai LFG yang diprediksikan ini belum tentu mengindikasikan penderita
mengalami CKD, karena parameter seseorang terkena CKD tidak hanya dilihat
16,7%
6,7%
kasus dengan penurunan LFG , pemberian OAINS tidak sesuai atau tidak te
dosis sebanyak 2 kasus atau 6,7% dari jumlah total kasus dengan penurunan LFG,
dan sisanya sebanyak 16,7% adalah pemberian OAINS berupa metampiron dan
tinoridine HCl, yang tidak dapat dianalisis karena tidak ada pustaka yang dapat
Persentase Penyesuaian Dosis OAINS dengan Penurunan Nilai LFG
Penurunan nilai LFG tidak seluruhnya disebabkan oleh penyakit ginjal,
namun bisa disebabkan oleh proses penuaan yang terjadi dalam tubuh manusia
sejalan dengan bertambahnya umur. Berdasarkan perhitungan LFG dengan
formula MDRD maka, nilai LFG yang diprediksikan dapat menggambarkan
fungsi ginjal yang bermanifestasi pada Chronic Kidney Disease
nilai LFG yang diprediksikan ini belum tentu mengindikasikan penderita
CKD, karena parameter seseorang terkena CKD tidak hanya dilihat
76,7%
6,7%
OAINS tepat dosis
Tidak dapat dianalisis
OAINS tidak tepat dosis
35
kasus dengan penurunan LFG , pemberian OAINS tidak sesuai atau tidak tepat
dosis sebanyak 2 kasus atau 6,7% dari jumlah total kasus dengan penurunan LFG,
dan sisanya sebanyak 16,7% adalah pemberian OAINS berupa metampiron dan
tinoridine HCl, yang tidak dapat dianalisis karena tidak ada pustaka yang dapat
Dosis OAINS dengan Penurunan Nilai
Penurunan nilai LFG tidak seluruhnya disebabkan oleh penyakit ginjal,
namun bisa disebabkan oleh proses penuaan yang terjadi dalam tubuh manusia
asarkan perhitungan LFG dengan
formula MDRD maka, nilai LFG yang diprediksikan dapat menggambarkan
Chronic Kidney Disease (CKD). Namun,
nilai LFG yang diprediksikan ini belum tentu mengindikasikan penderita
CKD, karena parameter seseorang terkena CKD tidak hanya dilihat
OAINS tepat dosis
Tidak dapat dianalisis
OAINS tidak tepat dosis
n = 29
36
dari nilai LFG saat itu, tetapi juga dengan hasil laboratorium yang lain berupa
protein, albumin, dan sebagainya. Pemeriksaan laboratorium terhadap adanya
CKD pun perlu dilakukan secara rutin karena pengertian CKD sendiri menurut
Kidney Health Australia (2007) adalah LFG <60 ml/menit/1,73m2 yang hadir
selama ≥ 3 bulan dengan atau tanpa bukti kerusakan ginjal atau bukti kerusakan
ginjal dengan atau tanpa penurunan LFG yang hadir selama ≥ 3 bulan
sebagaimana dibuktikan dengan salah satu diantaranya sebagai berikut :
microalbuminuria, proteinuria, glomerular haematuria, abnormalitas patologi
(missal pada biopsy ginjal abnormal), kelainan anatomis (misal pada jaringan
parut terlihat pada pencitraan atau ginjal polikistik).
C. Penyesuaian Dosis OAINS dengan Hasil Perhitungan Nilai LFG Menggunakan Formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul
Periode 2009
Pada kasus geriatri yang mengalami penurunan nilai LFG diperlukan
penyesuaian dosis terapi OAINS berdasarkan LFG yang dimiliki sehingga tidak
semakin menurunkan fungsi kerja ginjal. Prediksi nilai LFG dapat dipakai untuk
menggambarkan kerusakan terhadap fungsi ginjal yang dapat bermanifestasi
terhadap hadirnya CKD.
Penyesuaian dosis antar satu obat dengan obat lainnya akan berbeda dan
sangat bergantung pada nilai LFG yang dimiliki pasien. Jika pasien mengalami
penurunan nilai LFG tetapi mendapatkan dosis terapi yang tepat sesuai dengan
nilai LFG yang dimiliki maka dosis terapi yang sudah didapatkan sebelumnya
tidak perlu diubah. Demikian sebaliknya, jika pasien mengalami penurunan nilai
LFG tetapi mendapatkan dosis terapi yang tidak sesuai dengan nilai LFG yang
dimilikinya maka dosis terapi tersebut sebaiknya diberikan penyesuaian, antara
lain bisa tidak direkomendasikan atau ada peningkatan atau penurunan dosis.
Gambar 9. Persentase OAINS Tepat Dosis
Pada gambar 9, ditunjukkan diagram item OAINS yang tepat dosis yang
diberikan pada pengobatan geriatri di Rumah Sakit
2009. Ketepatan pemberian OAINS paling banyak pada ketoprofen dengan
persentase sebanyak 16,67% dari jumlah total kasus OAINS yang butuh
penyesuaian dosis dengan penurunan LFG
Penentuan persentase item OAINS tepat dosis per nama
penurunan LFG didapatkan berdasarkan kesesuaian nilai LFG yang didapat
dengan panduan pemberian OAINS berdasarkan BNF. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
17,4%
8,7%
21,7%
LFG tetapi mendapatkan dosis terapi yang tidak sesuai dengan nilai LFG yang
dimilikinya maka dosis terapi tersebut sebaiknya diberikan penyesuaian, antara
irekomendasikan atau ada peningkatan atau penurunan dosis.
Gambar 9. Persentase OAINS Tepat Dosis dengan Penurunan Nilai LFG
Pada gambar 9, ditunjukkan diagram item OAINS yang tepat dosis yang
diberikan pada pengobatan geriatri di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode
2009. Ketepatan pemberian OAINS paling banyak pada ketoprofen dengan
persentase sebanyak 16,67% dari jumlah total kasus OAINS yang butuh
penyesuaian dosis dengan penurunan LFG.
Penentuan persentase item OAINS tepat dosis per nama
penurunan LFG didapatkan berdasarkan kesesuaian nilai LFG yang didapat
dengan panduan pemberian OAINS berdasarkan BNF. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
17,4%
17,4%
17,4%
21,7%
n = 23
37
LFG tetapi mendapatkan dosis terapi yang tidak sesuai dengan nilai LFG yang
dimilikinya maka dosis terapi tersebut sebaiknya diberikan penyesuaian, antara
irekomendasikan atau ada peningkatan atau penurunan dosis.
dengan Penurunan Nilai LFG
Pada gambar 9, ditunjukkan diagram item OAINS yang tepat dosis yang
Kabupaten Bantul periode
2009. Ketepatan pemberian OAINS paling banyak pada ketoprofen dengan
persentase sebanyak 16,67% dari jumlah total kasus OAINS yang butuh
Penentuan persentase item OAINS tepat dosis per nama generik dengan
penurunan LFG didapatkan berdasarkan kesesuaian nilai LFG yang didapat
dengan panduan pemberian OAINS berdasarkan BNF. Hal tersebut dapat dilihat
Asam mefenamat
Celecoxib
Injeksi ketorolac
Diklofenak
Meloxicam
Ketoprofen
n = 23
38
Tabel V. OAINS Tepat Dosis per Nama Generik berdasarkan LFG
Nama Obat Pasien dengan nilai LFG
(ml/menit/1,73 m2)
Dosis dan frekuensi
pemberian per hari
Dosis seharusnya Penyesuaian dosis (tepat/tidak)
Asam mefenamat
55 3 x 500 mg
Hindari pada severe renal impairment (LFG 15-29 ml/menit/1,72m2)
Tepat, karena LFG pasien lebih dari LFG severe renal impairment.
45 42 34
Celecoxib 58 2 x100 mg
Hindari jika LFG < 30 ml/menit/1,72m2
Tepat, karena LFG pasien > 30 ml/menit/1,72m2.
55 45 30
Injeksi ketorolac
59 2 x 1 ampul
(30mg/ml)
Pada pasien geriatri tidak boleh lebih dari 60 mg/hari
Tepat, karena dosis diberikan per hari adalah 60 mg (2 x 30 mg/ml).
34 22 22
Diklofenak
54
2 x 25 -50 mg
Tidak direkomendasikan untuk advance (<15 ml/menit/1,73m2)
dan signifikan impairment (15-29 ml/menit/1,73m2) Hindari jika LFG <25 ml/menit/1,73m2
Tepat, karena LFG pasien lebih dari advance (<15 ml/menit/1,73m2)
dan signifikan impairment (15-29 ml/menit/1,73m2). Tepat, karena LFG pasien > 25 ml/menit/1,73m2.
51 41 30
Meloxicam
51 7,5 - 15 mg/hari
Mild impairment � (30-59 ml/min/1,73 m2) maksimal 150 mg/hari; Severe � LFG < 25 ml/min/1,73 m2 max 100 mg/hari; Advanced � LFG <15 ml/menit/1,73m2, tidak direkomendasikan
Tepat, karena dosis yang diberikan kurang dari dosis maksimal.
29
Ketoprofen 51
50 – 100 mg/hari
Tidak direkomendasikan untuk advance (<15 ml/menit/1,73m2)
dan signifikan impairment (15-29 ml/menit/1,73m2)
Tepat, karena LFG pasien lebih dari advance (<15ml/menit/1,73m2)
dan signifikan impairment (15-29 ml/menit/1,73m2).
46 51 49 49
39
Pada gambar 8, sebelumnya sudah ditampilkan bahwa sebanyak 16,7%
dari total kasus penurunan nilai LFG terdapat OAINS yang tidak dapat dianalisis
karena tidak ada pustaka yang dapat diacu. Oleh karena itu dapat
direkomendasikan dengan penggantian OAINS non selective COX-2 yang yang
lainnya. Namun, rekomendasi yang diberikan disesuaikan dengan nilai LFG yang
dimiliki pasien. Kemudian, telah diketahui juga bahwa sebanyak 2 kasus atau
6,7% dari total kasus penurunan nilai LFG terdapat OAINS yang tidak sesuai.
Kedua kasus OAINS tidak tepat dosis tersebut adalah untuk asam
mefenamat 500 mg dan meloxicam 15 mg, dengan keterangan penyesuaian dosis
sebagai berikut:
Tabel VI. Penyesuaian OAINS Tidak Tepat Dosis Berdasarkan Penurunan Nilai LFG
Nama Obat Pasien
dengan nilai LFG (ml/menit/ 1,73 m2)
Dosis dan frekuensi
pemberian per hari
Dosis seharus-
nya
Penyesuaian dosis
(tepat/tidak)
Rekomendasi
Asam mefenamat (OAINS non selective COX-2)
16 1 x500 mg Hindari pada severe renal impairment (LFG 15-29 ml/menit/1,73m2)
Tidak tepat, karena LFG pasien ada pada range LFG severe renal.
Pemberian OAINS non selective COX-2 lainnya, seperti ketorolac, ketoprofen, atau diklofenak.
Meloxicam (OAINS selective COX-2)
18 1 x 15 mg Hindari jika LFG < 25 ml/menit/1,73m2
Tidak tepat, karena LFG pasien < 25 ml/menit/1,73m2.
Pemberian OAINS non selective COX-2 lainnya, seperti ketoprofen, atau diklofenak.
40
Keterangan obat :
1. Asam mefenamat 500 mg.
- Indikasi :
Nyeri dan inflamasi pada rheumatoid arthtritis dan
osteoarthritis, nyeri pascaoperasi, nyeri ringan hingga
sedang.
- Mekanisme aksi : non selective COX-2
inhibitor
- Dosis :
Dewasa > 18 tahun = 3 x 500 mg; anak – anak 12 – 18 tahun,
untuk
nyeri akut disertai dengan dysmenorrhoea, menorrhagia = 3 x
500 mg; tidak direkomendasikan untuk anak di bawah 12 tahun.
- Efek samping :
Ginjal : OAINS mampu memprovokasi
kerusakan ginjal apalagi pada pasien yang sudah mempunyai
kerusakan ginjal terlebih dahulu.
2. Meloxicam.
- Indikasi :
Nyeri dan inflamasi pada penyakir rematik, eksaserbasi dari
osteoarthritis (short-term), dan ankylosing spondylitis.
- Mekanisme aksi : selective COX-2 inhibitor
- Dosis :
41
Oral : osteoarthritis 7,5 mg/hari jika perlu
ditambahkan hingga 15 mg/hari; rheumatoid arthritis ankylosing
spondylitis 15 mg/hari, dapat direndahkan menjadi 7,5 mg/hari;
elderly 7,5 mg/hari. Tidak direkomendasikan untuk anak di
bawah 15 tahun.
- Efek samping :
Ginjal : OAINS mampu memprovokasi
kerusakan ginjal apalagi pada pasien yang sudah mempunyai
kerusakan ginjal terlebih dahulu (British National Formulary
Organization, 2009).
Berdasarkan keterangan obat di atas menunjukkan bahwa asam
mefenamat merupakan OAINS non selective COX-2 inhibitor, sedangkan
meloxicam adalah OAINS selective COX-2 inhibitor. Menurut penelitian
sebelumnya yaitu studi oleh Gooch, et al., 2007, bahwa tidak ada perbedaan
indentifikasi resiko antara non selective COX-2 maupun selective COX-2
inhibitor pada pasien elderly yang mempunyai CKD. Berarti, keduanya
mempunyai resiko yang sama terhadap CKD. Oleh karena itu, diperlukan
rekomendasi untuk mengganti terapi OAINS tersebut antara lain dengan
menggunakan alternatif pilihan OAINS non selective COX-2 lainnya baik untuk
OAINS selective COX-2 maupun OAINS non selective COX-2 seperti pada kasus
di atas. Alternatif OAINS non selective COX-2 yang bisa digunakan antara lain
ketorolac, ketoprofen, atau pun diklofenak, dan OAINS non selective COX-2
42
lainnya. Namun, rekomendasi ini tetap melihat pada kesesuaian dosis OAINS
pengganti sesuai dengan nilai LFG yang ada.
Pada contoh kasus di atas, yaitu asam mefenamat yang merupakan
OAINS non selective COX-2 tidak dapat diberikan pada pasien dengan nilai LFG
sebesar 16 ml/menit/1,73 m2. Oleh karena itu, pemberian asam mefenamat ini bisa
diganti dengan ketorolac dengan aturan penyesuaian dosis ketorolac di mana
ketorolac dapat diberikan pada pasien lansia dan atau gagal ginjal dengan dosis
tidak melebihi 60mg/hari. Begitu juga dengan meloxicam sebagai OAINS
selective COX-2, harus dihindari pada pasien dengan nilai LFG <25
ml/menit/1,73 m2 sehingga dapat direkomendasikan dengan pemberian OAINS
non selective COX-2 seperti ketorolac.
Penggunaan OAINS baik non selective COX-2 maupun selective COX-2
harus digunakan hati – hati terlebih untuk pasien yang sudah mempunyai CKD
lebih dahulu karena untuk menghindari kerusakan ginjal lebih parah lagi. Salah
satu caranya adalah dengan melakukan penyesuaian dosis OAINS berdasarkan
hasil perhitungan nilai LFG.
43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Profil 114 pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG berdasarkan
formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009 pada tingkat
1 (50,9%), tingkat 2 (23,7%), tingkat 3A (14,0%), tingkat 3B (6,1%), tingkat 4
(5,3%), dan tingkat 5 (0,0%); paling banyak ditemukan pada laki – laki
sebanyak 6 kasus (66,7%) dan pada perempuan sebanyak 9 kasus (45,0%) di
tingkat umur old.
2. Jumlah geriatri yang mengalami penurunan LFG berdasarkan formula MDRD
serta mendapatkan peresepan OAINS di Rumah Sakit Kabupaten Bantul
periode 2009 adalah sebanyak 29 kasus (21,9%) dan 6,7% mendapatkan
peresepan OAINS tidak sesuai.
3. Penyesuaian dosis OAINS pada geriatri dengan hasil perhitungan nilai LFG
berdasarkan formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009
dilakukan pada dosis OAINS baik OAINS non selective atau pun selective
COX-2 yang tidak sesuai dengan melakukan rekomendasi pengganti OAINS
non selective COX-2 lainnya sesuai dengan nilai LFG pasien.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan pembanding nilai LFG
dengan formula terbaru seperti Chronic Kidney Disease Epidemiology
Collaboration (CKD-EPI) dan atau Mayo Clinic Quadratic (MCQ). Dengan
44
demikian, nilai LFG dengan CKD-EPI, MCQ, maupun MDRD dapat
dibandingkan apakah berbeda signifikan atau tidak terhadap fungsi ginjal.
2. Perlu dilakukannya rekomendasi terhadap dosis OAINS yang tidak sesuai
dengan alternatif OAINS lainnya sesuai dengan nilai LFG yang dimiliki
pasien.
45
DAFTAR PUSTAKA
British National Formulary Organization, 2009, British National Formulary 58, BMJ Group Tavistock Square, London WC1H 9JP, UK, pp. 566, 567, 817, 819, 820, 823, 824, 825.
Brooker, C., 2005, Ensklopedia Keperawatan, Penerbit BUku Kedokteran EGC,
Jakarta, 421. Bustami, Z. S., 2001, Obat Untuk Kaum Lansia, Edisi kedua., Penerbit ITB,
Bandung. Darmojo, B., 1999, Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Balai
Penerbit FKUI, Jakarta, 71 – 76. Dipiro, 2008, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, Seventh Edition,
705, 711, Mc Graw Hill Medical, USA. Emran, 2002, Perkembangan Obat Antiradang Bukan Steroid, 75 – 77, Vol.
XXVII, No. 4, Unit Bidang Ilmu Kimia Medisinal/Farmasi Analisis, Departemen Farmasi, FMIPA ITB, Bandung.
Field, T.S., Gurwitz, J.H., Glynn, R.J., 1999, The renal effects of nonsteroidal
anti-inflammatory drugs in older people: findings from the Established Populations for Epidemiologic Studies of the Elderly. J Am Geriatr Soc 47(5):507-511.
Ganong, 2002, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 674, 679, 680. Gooch, K., Culleton, B.F., Manns, B.J., Zhang, J., Alfonso, H., Tonelli, M., et al.,
2007, NSAID Use and Progression of Chronic Kidney Disease, The American Journal of Medicine (2007) 120, 280.e1-280.e7,http://download.journals.elsevierhealth.com/pdfs/journals/00029343/PIIS0002934306001963.pdf, diakses tanggal 1 April 2010.
Jogiyanto, 2008, Metodologi Penelitian Sistem Informasi, Penerbit Andi,
Yogyakarta, 89,90. Katzung, 2004, Basic and Clinical Pharmacology, 9th Edition, Mc Graw-Hill,
New York, pp. 1007, 1012. Kidney Healt Australia, 2007, Chronic Kidney Disease (CKD) Management in
General Practise, Kidney Health Australia, Melbourne, pp.2.
46
King, A. S., 2000, The Use of NSAIDs for Geriatric Pain, http://www.cmellc.com/geriatrictimes/g000805.html , diakses tanggal 1 April 2010.
Kurtal, H., Schwenger, V., Azzaro, M.,, Abdollahnia, N., Steinhagen-Thiessen,
E., Nieczaj, R., et al., 2008, Clinical Value of Automatic Reporting of Estimated Glomerular Filtration Rate in Geriatrics, Gerontology 2009;55:288-295 (DOI: 10.1159/000172982) http://content.karger.com/ProdukteDB/produkte , diakses tanggal 11 Maret 2010.
Lacy, C. F., 2008, Drug Information Handbook, Lexi-Comp, US, pp. 128,149,
200, 300, 413, 453, 547, 568, 604, 716, 736, 978, 1089. MacGreggor, M.S., Boag, D.E., Innes, A., 2006, Chronic Kidney Disease:
Evolving Strategies for Detection and Management of Impaired Renal Function,http://qjmed.oxfordjournals.org/content/99/6/365.full.pdf+html, diakses tanggal 01 Desember 2010.
Melloni, C., Peterson, E.C., Chen, A.Y., Szczech, L.A., Newby, L.K., Harrington,
R.A., et al., 2005, Cockcroft-Gault Versus Modification of Diet in Renal Disease Importance of Glomerular Filtration Rate Formula for Classification of Chronic Kidney Disease in Patients With Non–ST-Segment Elevation Acute Coronary Syndromes, http://www.onlinejacc.org, diakses tanggal 1 April 2010.
Melmon and Morrelli, 2000, Clinical Pharmacology Basic Principles In
Therapeutics, 4th Edition, McGraww Hill, New York, pp. 656, 659, 1151, 1168, 1172-1173.
Moondragon, 2010, Kidney Stones, http://www.moondragon.org/health/disorders/kidneystones.html, diakses tanggal 01 Desember 2010.
National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative
(NKF/KDOQI) Guidelines, 2000, Estimation of GFR, http://www.kdoqi.org, diakses tanggal 16 Januari 2011.
National Kidney Disease Education Program, 2010, Patients and Public Testing
for Kidney Disease, National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), National Institutes of Health (NIH), U.S. Department of Health & Human Services (DHHS), http://www.nkdep.nih.gov/about/index.html, diakses tanggal 01 Desember 2010.
NICE Clinical Guideline 73 Chronic Kidney Disease, 2008, Chronic Kidney
Disease, Early Identification and Management of Chronic Kidney
47
Disease in Adults in Primary and Secondary Care, National Institute for Health and Clinical Excellence, 7, MidCity, London.
Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta, 138. Nurhayana, S. A. N., Sulina, Adriani B., Hardjoeno, 2005, Laju Filtrasi
Glomerulus pada Orang Dewasa Berdasarkan Tes Klirens Kreatinin Menggunakan Persamaan, Cockroft-Gault dan Modification of Diet in Renal Disease , J Med Nus Vol. 24 No.2 April-Juni 2005,80 – 84.
Rose, B.D., Post, T.W., 2010, NSAIDs: Acute Kidney Injury (Acute Renal Failure)
and Nephrotic,http://www.uptodate.com/patients/content/topic.do?topicKey=~gjS/LK_.CKVnPo, diakses tanggal 01 April 2010.
Setiawan, N., 2007, Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya, Fakultas Peternakan
Universitas Padjajaran, 7, http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/03/penentuan_ukuran_sampel_memakai_rumus_slovin.pdf, diakses tanggal 01 April 2010.
Siti, R.M., 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Penerbit Salemba
Medika, Jakarta, 2, 32. Sylvia and Lorraine, 2006, PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 867 – 871, 889. Tam, T.C., 2000, Obtaining Creatinine Clearance in a Group of Out-Patient
Elderly People, J.H.K. Geriatric Soc. 10, pp. 13-15. Van Den Noortgate, N.J., Janssens, W.H., Afschrift, M.B., Lameire, N.H., 2004,
Renal Function in The Oldest-Old on An Acute Geriatric Ward, International Urology and Nephrology 32: 531–53, http://www.springerlink.com/content/vbrl7xmnwap6ehmt/fulltext.pdf VDN 2004, diakses tanggal 01 April 2010.
Widyatmoko, 2010, Nyeri pada Usia Lanjut,
http://www.penapendidikan.com/nyeri-pada-usia-lanjut/html, diakses tanggal 1 April 2010.
Walker, R., and Edward, C., 2003, Clinical Pharmacy and Therapeutics, 3rd
Edition, Churchill Livingstone, Philadhelphia, pp.65.
48
Yozi, A.A, 2010, Gangguan Sistem Gunjal dan Traktus Urinarius pada Lanjut Usia, http://ahmadyozi.blogspot.com/2010/01/gangguan-sistem-ginjal-dan-traktus.html, diakses tanggal 5 April 2010.
LAMPIRAN
49
Lampiran 1. Data Sampel RS St. Elisabeth Ganjuran
Populasi (N) : 315
Kasus OAINS dari sampel minumum : 52 kasus
No. RM Nama Cr
(mg/dL) Umur
(tahun) JK
(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat
LFG (ml/min/1.73 m2) terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis
021388 Bp. Tu 0.50 65 L Pronalges 1 ampul (100 mg/2 mL) 177 -
021388 Bp. Tu 0.50 65 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
177 -
021388 Bp. Tu 0.50 65 L Asam mefenamat 3 x500 mg 177 -
008510 Ny. MA 0.40 76 P Meloxicam 2x 7.5 mg 165 -
008510 Ny. MA 0.40 76 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 165 -
019562 Ny. LS 0.60 73 P Kalium diklofenak 2 x 50 mg 104 - 019981 Ny. K 0.60 72 P Asam mefenamat 2 x 500 mg 104 -
015433 Bp. Sr 0.80 75 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 100 -
015433 Bp. Sr 0.80 75 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 100 - 019341 Bp. KA 0.80 82 L Profenid 2 x 50 mg 98 -
019341 Bp. KA 0.80 82 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
98 -
019341 Bp. KA 0.80 82 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -
020403 Bp. SC 0.80 90 L Celebrex 2 x 50 mg 97 -
020886 Bp. SR 0.90 61 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 91 -
020886 Bp. SR 0.90 61 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
91 -
50
001434 Ny. S 0.70 70 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 88 -
019713 Ny. ND 0.70 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 86 - 021294 Bp. BS
(2511) 1.00 76 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -
007485 Ny. T 0.80 82 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
73 -
018245 Sr. LB 0.80 69 P Novalgin 1 amp iv 69 - 021201 Bp. M 1.10 81 L Celebrex 2 x 50 mg 68 -
021201 Bp. M 1.10 81 L Kalium diklofenak 2 x 25 mg 68 -
019156 Ny. M 0.90 77 P Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 65 -
003665 Ny. P 0.90 88 P Antalgin 2 x 500 mg (na metamizole)
63 -
021294 Bp. BS (21 Nov)
1.20 76 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 63 -
000239 Bp. S 1.20 83 L Novamidon Ampul 2mL 61 -
006344 Ny. M 1.00 67 P Injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg) 59 Dosis sudah sesuai 006948 Ny. MJ 1.00 73 P Celebrex 2 x 50 mg 58 Dosis sudah sesuai
008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 Tidak ada pustaka
011292 Ny. Sr 1.00 90 P Asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Tidak direkomendasikan
011292 Ny. Sr 1.00 90 P Celebrex 2 x 50 mg 55 Dosis sudah sesuai
015450 Bp. T (1804)
1.40 67 L Na diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai
004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 Tidak direkomendasikan
019615 Ny. S 1.10 77 P Na diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid supp I 100 mg 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai
51
021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai
003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai
021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid supp I 100 mg 46 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P Asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P Celebrex 2 x 50 mg 45 Dosis sudah sesuai
019713 Ny. ND 1.30 78 P Asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai
019278 Ny. S 1.80 66 P Celebrex 2 x 50 mg 30 Dosis sudah sesuai
005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 Tidak ada pustaka 021182 Bp. TA
(2011) 2.30 80 L Meloxicam 1 x 15mg 29 Dosis sudah sesuai
020170 Ny. Su (0307)
2.30 70 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
22 Dosis sudah sesuai
020170 Ny. Su (0607)
2.30 70 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
22 Dosis sudah sesuai
019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 Tidak ada pustaka 021182 Bp. TA
(1811) 3.50 80 L Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak direkomendasikan
021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak direkomendasikan
Keterangan : : dosis sudah sesuai (tidak perlu penyesuaian dosis); : dosis tidak sesuai (perlu penyesuaian dosis); : tidak ada pustaka.
52
Lampiran 2. Data Sampel RSUD Panembahan Senopati Populasi (N) : 890
Sampel minimum :
n = ���
���.��,���� = 276
Kasus OAINS dari sampel minumum : 62 kasus
No. RM Nama Cr
(mg/dL) Umur
(tahun) JK
(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat
LFG (ml/min/1.73 m2) terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis
370640 Ny. Sa 0.33 60 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 216 -
372102 Bp. MM 0.52 70 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 167 -
375188 Bp. MI 0.52 87 L Piroxicam 3 x 10 mg 160 -
280857 Bp. MW 0.59 65 L Kalium diklofenak 2 x 25 mg 147 -
390135 Ny. Mj 0.48 65 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 138 -
381748 Ny. PR 0.48 83 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 131 -
375323 Bp.AW 0.63 80 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 130 -
375302 Ny. Paenah 0.49 80 P Asam mefenamat 3 x 500 mg 129 -
375597 Ny. S 0.51 71 P Asam mefenamat 3 x 500 mg 126 -
379630 Bp. GS 0.66 75 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 125 -
53
383812 Setyo wiyono 0.66 75 L
Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 125 -
370477 Ny. AS 0.52 73 P Celebrex 1 x 1 123 -
138504 Bp. WD 0.69 69 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 121 -
371339 Bp. Ju 0.7 65 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 120 -
388184 Ny. Pa 0.54 68 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 119 -
372673(2) Bp. PS 0.69 77 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 118 -
383295 Bp. So 0.79 83 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 113 -
368060 Bp. M 0.56 75 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 112 -
134983 Ny. R 0.58 66 P Meloxicam 1x 15 mg 111 -
380245 Bp. MS 0.74 75 L Na diklofenak 2 x 50 mg 110 -
380390 Yadi Utomo 0.77 60 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 110 -
376845 Ny. Kt 0.6 60 P Meloxicam 1x 15 mg 108 -
390683 Bp. MiW 0.76 70 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -
374367 Ny. SW 0.6 60 P Asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -
379284 Ny. Tuk 0.6 65 P asam mefenamat 3 x 500 mg 107 -
393984 Bp. Km 0.77 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -
375811 Paidah 0.61 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -
103530 Bp. Ma 0.78 70 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 105 -
389728 Depo 0.79 64 L asam mefenamat 3 x 500 mg 105 -
389728 Depo 0.79 64 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 105 -
54
370591 Bp. AN 0.79 67 L asam mefenamat 3 x 500 mg 104 -
378091 Bp. MD 0.82 70 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 99 -
378091 Bp. MD 0.82 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 99 -
187139 Ny. M 0.84 63 L asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -
187139 Ny. M 0.84 63 L piroxicam 1 x 20 mg 98 -
187139 Ny. M 0.84 63 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 98 -
382450 Ny. Si 0.65 70 P na diklofenak 2 x 50 mg 96 -
374833 Ny. L 0.68 60 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 94 -
375530 Bp. UP 0.66 75 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 93 -
373255 Bp. RM 0.85 82 L Na diklofenak 2 x 25 mg 92 -
373941 Ny. SW 0.66 85 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 90 -
373941 Ny. SW 0.66 85 P asam mefenamat 3 x 500 mg 90 -
244250 Ny. R 0.92 64 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 88 -
280550 Bp. MD 0.87 87 L renadinac 2 x 1 88 -
378867 Bp. Kr 0.96 61 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 85 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 82 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 82 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L meloxicam 1 x 15 mg 82 -
378865 Ny. Sk 0.74 75 P asam mefenamat 3 x 500 mg 81 -
55
369587 Bp. WR 1.04 60 L
Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 77 -
369587 Bp. WR 1.04 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -
314970 Bp. UU 1 85 L meloxicam 1x 15 mg 75 -
371262 Ny. AS 0.82 64 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 75 -
318074 Ny. Pn 0.84 72 P meloxicam 1 x 15 mg 71 -
318074 Ny. Pn 0.84 72 P Na diklofenak 2 x 50 mg 71 -
384829 Ny. Sy 0.9 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 68 -
376364 Ny. N 0.91 60 P Na diklofenak 2 x 50 mg 67 -
376364 Ny. N 0.91 60 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 67 -
106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai
376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai
376133 Bp. Jo 2.04 76 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 34 Dosis sudah sesuai
Keterangan : : dosis sudah sesuai ( tidak perlu penyesuaian dosis).
Lampiran 3. Data Sampel Berdasarkan Tingkatan Umur Geriatri
Jumlah total kasus : 114 kasus
No. RM Nama Cr
(mg/dL) Umur
(tahun) JK
(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat
LFG (ml/min/1.73 m2) terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis
370640 Ny. Sa 0.33 60 P injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 216 -
56
380390 Yadi Utomo 0.77 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 110 -
376845 Ny. Kt 0.60 60 P meloxicam 1x 15 mg 108 -
374367 Ny. SW 0.60 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -
375811 Paidah 0.61 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -
374833 Ny. L 0.68 60 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 94 -
369587 Bp. WR 1.04 60 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 77 -
369587 Bp. WR 1.04 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -
384829 Ny. Sy 0.90 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 68 -
376364 Ny. N 0.91 60 P Na diklofenak 2 x 50 mg 67 -
376364 Ny. N 0.91 60 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 67 - 003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai
020886 Bp. SR 0.90 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)
91 -
020886 Bp. SR 0.90 61 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 91 -
378867 Bp. Kr 0.96 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 85 -
187139 Ny. M 0.84 63 L piroxicam 1 x 20 mg 98 -
187139 Ny. M 0.84 63 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 98 -
187139 Ny. M 0.84 63 L asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -
389728 Depo 0.79 64 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -
389728 Depo 0.79 64 L asam mefenamat 3 x 500 mg 105 -
244250 Ny. R 0.92 64 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -
57
371262 Ny. AS 0.82 64 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 75 -
004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 - 021388 Bp. Tu 0.50 65 L Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 177 -
021388 Bp. Tu 0.50 65 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)
177 -
021388 Bp. Tu 0.50 65 L Asam mefenamat 3 x500 mg 177 -
280857 Bp. MW 0.59 65 L kalium diklofenak 2 x 25 mg 147 -
390135 Ny. Mj 0.48 65 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 138 -
371339 Bp. Ju 0.70 65 L asam mefenamat 3 x 500 mg 120 -
379284 Ny. Tuk 0.60 65 P asam mefenamat 3 x 500 mg 107 -
134983 Ny. R 0.58 66 P meloxicam 1x 15 mg 111 - 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai
019278 Ny. S 1.80 66 P celebrex 2 x 100 mg 30 Dosis sudah sesuai
370591 Bp. AN 0.79 67 L asam mefenamat 3 x 500 mg 104 -
282178 Bp. T 0.81 67 L Fenaren 2 x 25 mg 101 -
006344 Ny. M 1.00 67 P injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg/ml) 59 Dosis sudah sesuai
015450 Bp. T (1804)
1.40 67 L Na.diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai
388184 Ny. Pa 0.54 68 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 119 -
138504 Bp. WD 0.69 69 L injeksi ketrolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 121 -
018245 Sr. LB 0.80 69 P Novalgin 1 amp iv 69 -
372102 Bp. MM 0.52 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 167 -
58
390683 Bp. MiW 0.76 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -
393984 Bp. Km 0.77 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -
103530 Bp. Ma 0.78 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -
378091 Bp. MD 0.82 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 99 -
378091 Bp. MD 0.82 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 99 -
382450 Ny. Si 0.65 70 P na diklofenak 2 x 50 mg 96 -
001434 Ny. S 0.70 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L meloxicam 1 x 15 mg 82 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 82 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi injeksi ketrobat 1 ampul/12 jam 82 -
005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 - 020170 Ny. Su
(0307) 2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30
mg) 22 Dosis sudah sesuai
020170 Ny. Su (0607)
2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
22 Dosis sudah sesuai
375597 Ny. S 0.51 71 P asam mefenamat 3 x 500 mg 126 -
019981 Ny. K 0.60 72 P asam mefenamat 2 x 500 mg 104 -
318074 Ny. Pn 0.84 72 P Na diklofenak 2 x 50 mg 71 -
318074 Ny. Pn 0.84 72 P meloxicam 1 x 15 mg 71 -
370477 Ny. AS 0.52 73 P celebrex 2 x 100 mg 123 -
019562 Ny. LS 0.60 73 P Kalium diklofenak 2 x 50 mg 104 - 006948 Ny. MJ 1.00 73 P celebrex 2 x 100 mg 58 Dosis sudah sesuai
59
021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak direkomendasikan
379630 Bp. GS 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 125 -
383812 setyo wiyono 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 (30 mg/ml) 125 -
368060 Bp. M 0.56 75 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 112 -
380245 Bp. MS 0.74 75 L Na diklofenak 2 x 50 mg 110 -
015433 Bp. Sr 0.80 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 100 -
015433 Bp. Sr 0.80 75 L asam mefenamat 3 x 500 mg 100 -
375530 Bp. UP 0.66 75 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 93 -
378865 Ny. Sk 0.74 75 P asam mefenamat 3 x 500 mg 81 -
106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai
008510 Ny. MA 0.40 76 P Meloxicam 2x 7.5 mg 165 -
008510 Ny. MA 0.40 76 P injeksi keterolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 165 -
021294 Bp. BS (2511)
1.00 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -
021294 Bp. BS (21 Nov)
1.20 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 63 -
376133 Bp. Jo 2.04 76 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 34 Dosis sudah sesuai
376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai
019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 - 372673 (2) Bp. PS 0.69 77 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 118 -
60
019156 Ny. M 0.90 77 P Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 65 -
019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid id supp 100 mg 1 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Na.diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai
019713 Ny. ND 0.70 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 86 -
019713 Ny. ND 1.30 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai
375323 Bp.AW 0.63 80 L injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 130 -
375302 Ny. Paenah 0.49 80 P asam mefenamat 3 x 500 mg 129 -
008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 - 021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid id supp I (100 mg) 46 Dosis sudah sesuai
021182 Bp. TA (2011)
2.30 80 L Meloxicam 1 x 15mg
29 Dosis sudah sesuai
021182 Bp. TA (1811)
3.50 80 L
Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak direkomendasikan
021201 Bp. M 1.10 81 L Kalium diklofenak 2 x 25 mg 68 -
021201 Bp. M 1.10 81 L celebrex 2 x 100 mg 68 -
019341 Bp. KA 0.80 82 L Profenid 2 x 50 mg 98 -
019341 Bp. KA 0.80 82 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)
98 -
019341 Bp. KA 0.80 82 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -
373255 Bp. RM 0.85 82 L Na diklofenak 2 x 25 mg 92 - 007485 Ny. T 0.80 82 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30
mg/ml) 73 -
381748 Ny. PR 0.48 83 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 131 -
61
383295 Bp. So 0.79 83 L asam mefenamat 3 x 500 mg 113 - 000239 Bp. S 1.20 83 L Novamidon Ampul 2mL 61 -
373941 Ny. SW 0.66 85 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 90 -
373941 Ny. SW 0.66 85 P asam mefenamat 3 x 500 mg 90 -
314970 Bp. UU 1.00 85 L meloxicam 1x 15 mg 75 - 021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai
375188 Bp. MI 0.52 87 L piroxicam 3 x 10 mg 160 -
280550 Bp. MD 0.87 87 L renadinac 2 x 25 mg 88 - 003665 Ny. P 0.90 88 P Antalgin 2 x 500 mg (na
metamizole) 63 -
020403 Bp. SC 0.80 90 L celebrex 2 x 100 mg 97 -
011292 Ny. Sr 1.00 90 P celebrex 2 x 100 mg 55 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sr 1.00 90 P asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 - 011292 Ny. Sm 1.20 93 P celebrex 2 x 100 mg 45 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai
Maka :
Tingkatan umur Jumlah Persentase
Elderly 62 54,4%
Old 48 43,0%
Very old 3 2,6%
Total 114 100.0%
62
Lampiran 4. Data Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah total kasus : 114 kasus
No. RM Nama Cr
(mg/dL) Umur
(tahun) JK
(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat
LFG (ml/min/1.73 m2) terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis
021388 Bp. Tu 0.50 65 L Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 177 -
021388 Bp. Tu 0.50 65 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)
177 -
021388 Bp. Tu 0.50 65 L Asam mefenamat 3 x500 mg 177 -
372102 Bp. MM 0.52 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 167 -
375188 Bp. MI 0.52 87 L piroxicam 3 x 10 mg 160 -
280857 Bp. MW 0.59 65 L kalium diklofenak 2 x 25 mg 147 -
375323 Bp.AW 0.63 80 L injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 130 -
379630 Bp. GS 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 125 -
383812 setyo wiyono 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 (30 mg/ml) 125 -
138504 Bp. WD 0.69 69 L injeksi ketrolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 121 -
371339 Bp. Ju 0.70 65 L asam mefenamat 3 x 500 mg 120 - 372673 (2) Bp. PS 0.69 77 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 118 -
383295 Bp. So 0.79 83 L asam mefenamat 3 x 500 mg 113 -
380390 Yadi Utomo 0.77 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 110 -
380245 Bp. MS 0.74 75 L Na diklofenak 2 x 50 mg 110 -
63
390683 Bp. MiW 0.76 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -
393984 Bp. Km 0.77 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -
389728 Depo 0.79 64 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -
389728 Depo 0.79 64 L asam mefenamat 3 x 500 mg 105 -
103530 Bp. Ma 0.78 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -
370591 Bp. AN 0.79 67 L asam mefenamat 3 x 500 mg 104 -
282178 Bp. T 0.81 67 L Fenaren 2 x 25 mg 101 -
015433 Bp. Sr 0.80 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 100 -
015433 Bp. Sr 0.80 75 L asam mefenamat 3 x 500 mg 100 -
378091 Bp. MD 0.82 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 99 -
378091 Bp. MD 0.82 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 99 -
187139 Ny. M 0.84 63 L piroxicam 1 x 20 mg 98 -
187139 Ny. M 0.84 63 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 98 -
187139 Ny. M 0.84 63 L asam mefenamat 3 x 500 mg 98 - 019341 Bp. KA 0.80 82 L Profenid 2 x 50 mg 98 -
019341 Bp. KA 0.80 82 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)
98 -
019341 Bp. KA 0.80 82 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -
020403 Bp. SC 0.80 90 L celebrex 2 x 100 mg 97 -
373255 Bp. RM 0.85 82 L Na diklofenak 2 x 25 mg 92 - 020886 Bp. SR 0.90 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30
mg/ml) 91 -
64
020886 Bp. SR 0.90 61 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 91 -
244250 Ny. R 0.92 64 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -
280550 Bp. MD 0.87 87 L renadinac 2 x 25 mg 88 -
378867 Bp. Kr 0.96 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 85 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L meloxicam 1 x 15 mg 82 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 82 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi injeksi ketrobat 1 ampul/12 jam 82 -
369587 Bp. WR 1.04 60 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 77 -
369587 Bp. WR 1.04 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 - 021294 Bp. BS
(2511) 1.00 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -
314970 Bp. UU 1.00 85 L meloxicam 1x 15 mg 75 - 021201 Bp. M 1.10 81 L Kalium diklofenak 2 x 25 mg 68 -
021201 Bp. M 1.10 81 L celebrex 2 x 100 mg 68 -
021294 Bp. BS (21 Nov)
1.20 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 63 -
000239 Bp. S 1.20 83 L Novamidon Ampul 2mL 61 -
008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 - 015450 Bp. T
(1804) 1.40 67 L Na.diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai
021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai
376133 Bp. Jo 2.04 76 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 34 Dosis sudah sesuai
65
376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai
005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 - 021182 Bp. TA
(2011) 2.30 80 L
Meloxicam 1 x 15mg 29 Dosis sudah sesuai
021182 Bp. TA (1811)
3.50 80 L
Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak direkomendasikan
021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak direkomendasikan
370640 Ny. Sa 0.33 60 P injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 216 -
008510 Ny. MA 0.40 76 P Meloxicam 2x 7.5 mg 165 -
008510 Ny. MA 0.40 76 P injeksi keterolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 165 -
390135 Ny. Mj 0.48 65 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 138 -
381748 Ny. PR 0.48 83 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 131 -
375302 Ny. Paenah 0.49 80 P asam mefenamat 3 x 500 mg 129 -
375597 Ny. S 0.51 71 P asam mefenamat 3 x 500 mg 126 -
370477 Ny. AS 0.52 73 P celebrex 2 x 100 mg 123 -
388184 Ny. Pa 0.54 68 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 119 -
368060 Bp. M 0.56 75 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 112 -
134983 Ny. R 0.58 66 P meloxicam 1x 15 mg 111 -
376845 Ny. Kt 0.60 60 P meloxicam 1x 15 mg 108 -
374367 Ny. SW 0.60 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -
379284 Ny. Tuk 0.60 65 P asam mefenamat 3 x 500 mg 107 -
66
375811 Paidah 0.61 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -
019981 Ny. K 0.60 72 P asam mefenamat 2 x 500 mg 104 -
019562 Ny. LS 0.60 73 P Kalium diklofenak 2 x 50 mg 104 -
382450 Ny. Si 0.65 70 P na diklofenak 2 x 50 mg 96 -
374833 Ny. L 0.68 60 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 94 -
375530 Bp. UP 0.66 75 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 93 -
373941 Ny. SW 0.66 85 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 90 -
373941 Ny. SW 0.66 85 P asam mefenamat 3 x 500 mg 90 -
001434 Ny. S 0.70 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -
019713 Ny. ND 0.70 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 86 -
378865 Ny. Sk 0.74 75 P asam mefenamat 3 x 500 mg 81 -
371262 Ny. AS 0.82 64 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 75 -
007485 Ny. T 0.80 82 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)
73 -
318074 Ny. Pn 0.84 72 P Na diklofenak 2 x 50 mg 71 -
318074 Ny. Pn 0.84 72 P meloxicam 1 x 15 mg 71 -
018245 Sr. LB 0.80 69 P Novalgin 1 amp iv 69 -
384829 Ny. Sy 0.90 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 68 -
376364 Ny. N 0.91 60 P Na diklofenak 2 x 50 mg 67 -
376364 Ny. N 0.91 60 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 67 - 019156 Ny. M 0.90 77 P Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 65 -
003665 Ny. P 0.90 88 P Antalgin 2 x 500 mg (na 63 -
67
metamizole)
006344 Ny. M 1.00 67 P injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg/ml) 59 Dosis sudah sesuai
006948 Ny. MJ 1.00 73 P celebrex 2 x 100 mg 58 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sr 1.00 90 P celebrex 2 x 100 mg 55 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sr 1.00 90 P asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Dosis sudah sesuai
004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 -
019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid id supp 100 mg 1 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Na.diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai
003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai
021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid id supp I (100 mg) 46 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 - 011292 Ny. Sm 1.20 93 P celebrex 2 x 100 mg 45 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai
019713 Ny. ND 1.30 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai
106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai
019278 Ny. S 1.80 66 P celebrex 2 x 100 mg 30 Dosis sudah sesuai
020170 Ny. Su (0307)
2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
22 Dosis sudah sesuai
020170 Ny. Su (0607)
2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
22 Dosis sudah sesuai
019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 -
68
Maka,
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki – laki 59 51.8%
Perempuan 55 48.3%
Total 114 100.0%
Lampiran 5. Data Klasifikasi Umur Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah total kasus : 114 kasus
No. RM Nama Cr
(mg/dL) Umur
(tahun) JK
(L/P) No. RM Nama Cr
(mg/dL) Umur
(tahun) JK
(L/P) 380390 Bp. YU 0.77 60 L 370640 Ny. Sa 0.33 60 P
369587 Bp. WR 1.04 60 L 376845 Ny. Kt 0.60 60 P
369587 Bp. WR 1.04 60 L 374367 Ny. SW 0.60 60 P 020886 Bp. SR 0.90 61 L 375811 Paidah 0.61 60 P 020886 Bp. SR 0.90 61 L 374833 Ny. L 0.68 60 P
378867 Bp. Kr 0.96 61 L 384829 Ny. Sy 0.90 60 P
187139 Ny. M 0.84 63 L 376364 Ny. N 0.91 60 P
187139 Ny. M 0.84 63 L 376364 Ny. N 0.91 60 P
187139 Ny. M 0.84 63 L 003480 Ny. MS 1.20 60 P
389728 Depo 0.79 64 L 371262 Ny. AS 0.82 64 P
389728 Depo 0.79 64 L 004708 Ny. Sm 1.10 64 P
69
244250 Ny. R 0.92 64 L 390135 Ny. Mj 0.48 65 P 021388 Bp. Tu 0.50 65 L 379284 Ny. Tuk 0.60 65 P 021388 Bp. Tu 0.50 65 L 134983 Ny. R 0.58 66 P 021388 Bp. Tu 0.50 65 L 019278 Ny. S 1.80 66 P
280857 Bp. MW 0.59 65 L 019278 Ny. S 1.80 66 P
371339 Bp. Ju 0.70 65 L 006344 Ny. M 1.00 67 P
370591 Bp. AN 0.79 67 L 388184 Ny. Pa 0.54 68 P
282178 Bp. T 0.81 67 L 018245 Sr. LB 0.80 69 P 015450 Bp. T
(1804) 1.40 67 L
382450 Ny. Si 0.65 70 P
138504 Bp. WD 0.69 69 L 001434 Ny. S 0.70 70 P
372102 Bp. MM 0.52 70 L 020170 Ny. Su
(0307) 2.30 70 P
390683 Bp. MiW 0.76 70 L 020170 Ny. Su
(0607) 2.30 70 P
393984 Bp. Km 0.77 70 L 375597 Ny. S 0.51 71 P
103530 Bp. Ma 0.78 70 L 019981 Ny. K 0.60 72 P
378091 Bp. MD 0.82 70 L 318074 Ny. Pn 0.84 72 P
378091 Bp. MD 0.82 70 L 318074 Ny. Pn 0.84 72 P
377313 Bp. SM 0.96 70 L 370477 Ny. AS 0.52 73 P
377313 Bp. SM 0.96 70 L 019562 Ny. LS 0.60 73 P
377313 Bp. SM 0.96 70 L 006948 Ny. MJ 1.00 73 P
005430 Bp. A 2.30 70 L 368060 Bp. M 0.56 75 P 021087 Bp. Y 4.00 73 L 375530 Bp. UP 0.66 75 P
379630 Bp. GS 0.66 75 L 378865 Ny. Sk 0.74 75 P
383812 setyo 0.66 75 L 106812 Ny. St 1.34 75 P
70
wiyono
380245 Bp. MS 0.74 75 L 008510 Ny. MA 0.40 76 P
015433 Bp. Sr 0.80 75 L 008510 Ny. MA 0.40 76 P
015433 Bp. Sr 0.80 75 L 019392 Ny. TW 2.40 76 P 021294 Bp. BS
(2511) 1.00 76 L 019156 Ny. M 0.90 77 P
021294 Bp. BS (21 Nov)
1.20 76 L 019615 Ny. S 1.10 77 P
376133 Bp. Jo 2.04 76 L 019615 Ny. S 1.10 77 P
376133 Bp. Jo 2.04 76 L 019615 Ny. S 1.10 77 P 372673 (2) Bp. PS 0.69 77 L 019713 Ny. ND 0.70 78 P
375323 Bp.AW 0.63 80 L 019713 Ny. ND 1.30 78 P 008609 Bp. JN 1.30 80
L 375302 Ny. Paenah 0.49 80 P
021182 Bp. TA (2011)
2.30 80 L 021445 Ny. Sm 1.20 80 P
021182 Bp. TA (1811)
3.50 80 L
007485 Ny. T 0.80 82 P
021201 Bp. M 1.10 81 L 381748 Ny. PR 0.48 83 P 021201 Bp. M 1.10 81 L 373941 Ny. SW 0.66 85 P 019341 Bp. KA 0.80 82 L 373941 Ny. SW 0.66 85 P 019341 Bp. KA 0.80 82 L 003665 Ny. P 0.90 88 P
019341 Bp. KA 0.80 82 L 011292 Ny. Sr 1.00 90 P
373255 Bp. RM 0.85 82 L 011292 Ny. Sr 1.00 90 P
383295 Bp. So 0.79 83 L 011292 Ny. Sm 1.20 93 P
000239 Bp. S 1.20 83 L 011292 Ny. Sm 1.20 93 P
71
314970 Bp. UU 1.00 85 L 011292 Ny. Sm 1.20 93 P
021182 Bp. Tu 1.40 86 L
375188 Bp. MI 0.52 87 L
280550 Bp. MD 0.87 87 L 020403 Bp. SC 0.80 90 L
Maka,
Jenis Kelamin Jumlah Elderly Jumlah Old Jumlah Old
Laki – laki 32 (54,2%) 27 (45,8%) 0 (0,00%)
Perempuan 30 (54,6%) 22 (40,0%) 3 (5,5%)
Total 144 59 55
Lampiran 6. Data Hasil Perhitungan Penurunan Nilai LFG
Jumlah total kasus : 114 kasus
No. RM Nama Cr
(mg/dL) Umur
(tahun) JK
(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat
LFG (ml/min/1.73 m2) terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis
370640 Ny. Sa 0.33 60 P injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 216 -
021388 Bp. Tu 0.50 65 L Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 177 -
021388 Bp. Tu 0.50 65 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)
177 -
72
021388 Bp. Tu 0.50 65 L Asam mefenamat 3 x500 mg 177 -
372102 Bp. MM 0.52 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 167 -
008510 Ny. MA 0.40 76 P Meloxicam 2x 7.5 mg 165 -
008510 Ny. MA 0.40 76 P injeksi keterolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 165 -
375188 Bp. MI 0.52 87 L piroxicam 3 x 10 mg 160 -
280857 Bp. MW 0.59 65 L kalium diklofenak 2 x 25 mg 147 -
390135 Ny. Mj 0.48 65 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 138 -
381748 Ny. PR 0.48 83 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 131 -
375323 Bp.AW 0.63 80 L injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 130 -
375302 Ny. Paenah 0.49 80 P asam mefenamat 3 x 500 mg 129 -
375597 Ny. S 0.51 71 P asam mefenamat 3 x 500 mg 126 -
379630 Bp. GS 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 125 -
383812 setyo wiyono 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 (30 mg/ml) 125 -
370477 Ny. AS 0.52 73 P celebrex 2 x 100 mg 123 -
138504 Bp. WD 0.69 69 L injeksi ketrolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 121 -
371339 Bp. Ju 0.70 65 L asam mefenamat 3 x 500 mg 120 -
388184 Ny. Pa 0.54 68 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 119 -
372673 (2) Bp. PS 0.69 77 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 118 -
383295 Bp. So 0.79 83 L asam mefenamat 3 x 500 mg 113 -
368060 Bp. M 0.56 75 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 112 -
73
134983 Ny. R 0.58 66 P meloxicam 1x 15 mg 111 -
380390 Yadi Utomo 0.77 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 110 -
380245 Bp. MS 0.74 75 L Na diklofenak 2 x 50 mg 110 -
376845 Ny. Kt 0.60 60 P meloxicam 1x 15 mg 108 -
374367 Ny. SW 0.60 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -
390683 Bp. MiW 0.76 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -
379284 Ny. Tuk 0.60 65 P asam mefenamat 3 x 500 mg 107 -
375811 Paidah 0.61 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -
393984 Bp. Km 0.77 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -
389728 Depo 0.79 64 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -
389728 Depo 0.79 64 L asam mefenamat 3 x 500 mg 105 -
103530 Bp. Ma 0.78 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -
370591 Bp. AN 0.79 67 L asam mefenamat 3 x 500 mg 104 -
019981 Ny. K 0.60 72 P asam mefenamat 2 x 500 mg 104 -
019562 Ny. LS 0.60 73 P Kalium diklofenak 2 x 50 mg 104 -
282178 Bp. T 0.81 67 L Fenaren 2 x 25 mg 101 -
015433 Bp. Sr 0.80 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 100 -
015433 Bp. Sr 0.80 75 L asam mefenamat 3 x 500 mg 100 -
378091 Bp. MD 0.82 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 99 -
378091 Bp. MD 0.82 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 99 -
187139 Ny. M 0.84 63 L piroxicam 1 x 20 mg 98 -
187139 Ny. M 0.84 63 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 98 -
74
187139 Ny. M 0.84 63 L asam mefenamat 3 x 500 mg 98 - 019341 Bp. KA 0.80 82 L Profenid 2 x 50 mg 98 -
019341 Bp. KA 0.80 82 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)
98 -
019341 Bp. KA 0.80 82 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -
020403 Bp. SC 0.80 90 L celebrex 2 x 100 mg 97 -
382450 Ny. Si 0.65 70 P na diklofenak 2 x 50 mg 96 -
374833 Ny. L 0.68 60 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 94 -
375530 Bp. UP 0.66 75 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 93 -
373255 Bp. RM 0.85 82 L Na diklofenak 2 x 25 mg 92 - 020886 Bp. SR 0.90 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30
mg/ml) 91 -
020886 Bp. SR 0.90 61 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 91 -
373941 Ny. SW 0.66 85 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 90 -
373941 Ny. SW 0.66 85 P asam mefenamat 3 x 500 mg 90 -
244250 Ny. R 0.92 64 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -
001434 Ny. S 0.70 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -
280550 Bp. MD 0.87 87 L renadinac 2 x 25 mg 88 -
019713 Ny. ND 0.70 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 86 -
378867 Bp. Kr 0.96 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 85 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L meloxicam 1 x 15 mg 82 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 82 -
75
377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi injeksi ketrobat 1 ampul/12 jam 82 -
378865 Ny. Sk 0.74 75 P asam mefenamat 3 x 500 mg 81 -
369587 Bp. WR 1.04 60 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 77 -
369587 Bp. WR 1.04 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 - 021294 Bp. BS
(2511) 1.00 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -
371262 Ny. AS 0.82 64 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 75 -
314970 Bp. UU 1.00 85 L meloxicam 1x 15 mg 75 - 007485 Ny. T 0.80 82 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30
mg/ml) 73 -
318074 Ny. Pn 0.84 72 P Na diklofenak 2 x 50 mg 71 -
318074 Ny. Pn 0.84 72 P meloxicam 1 x 15 mg 71 -
018245 Sr. LB 0.80 69 P Novalgin 1 amp iv 69 -
384829 Ny. Sy 0.90 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 68 - 021201 Bp. M 1.10 81 L Kalium diklofenak 2 x 25 mg 68 -
021201 Bp. M 1.10 81 L celebrex 2 x 100 mg 68 -
376364 Ny. N 0.91 60 P Na diklofenak 2 x 50 mg 67 -
376364 Ny. N 0.91 60 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 67 - 019156 Ny. M 0.90 77 P Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 65 -
021294 Bp. BS (21 Nov)
1.20 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 63 -
003665 Ny. P 0.90 88 P Antalgin 2 x 500 mg (na metamizole) 63 -
000239 Bp. S 1.20 83 L Novamidon Ampul 2mL 61 -
006344 Ny. M 1.00 67 P injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg/ml) 59 Dosis sudah sesuai 006948 Ny. MJ 1.00 73 P celebrex 2 x 100 mg 58 Dosis sudah sesuai
76
008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 - 011292 Ny. Sr 1.00 90 P celebrex 2 x 100 mg 55 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sr 1.00 90 P asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Dosis sudah sesuai
015450 Bp. T (1804)
1.40 67 L Na.diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai
004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 -
019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid id supp 100 mg 1 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Na.diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai
021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai
003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai
021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid id supp I (100 mg) 46 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 - 011292 Ny. Sm 1.20 93 P celebrex 2 x 100 mg 45 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai
019713 Ny. ND 1.30 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai
106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai
376133 Bp. Jo 2.04 76 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 34 Dosis sudah sesuai
376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai
019278 Ny. S 1.80 66 P celebrex 2 x 100 mg 30 Dosis sudah sesuai
005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 - 021182 Bp. TA
(2011) 2.30
80 L
Meloxicam 1 x 15mg 29 Dosis sudah sesuai
020170 Ny. Su 2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 22 Dosis sudah sesuai
77
(0307)
020170 Ny. Su (0607)
2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 22 Dosis sudah sesuai
019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 - 021182 Bp. TA
(1811) 3.50 80 L Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak
direkomendasikan 021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak
direkomendasikan
Maka,
LFG Jumlah Persentase
LFG normal 85 74.6%
Penurunan LFG 29 25.4%
Total 114 100.00%
Lampiran 7. Data Klasifikasi Umur dan Jenis Kelamin Berdasarkan Penurunan Nilai
Jumah total kasus : 114
Jumlah penurunan nilai LFG : 29
No. RM Nama Cr
(mg/dL) Umur
(tahun) JK
(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat
LFG (ml/min/1.73 m2)
terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis
78
015450 Bp. T (1804)
1.40 67 L Na.diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai
005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 - 021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak
direkomendasikan
376133 Bp. Jo 2.04 76 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 34 Dosis sudah sesuai
376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai 008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 - 021182 Bp. TA
(2011) 2.30
80 L
Meloxicam 1 x 15mg 29 Dosis sudah sesuai
021182 Bp. TA (1811)
3.50 80 L Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak direkomendasikan
021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai
003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai
004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 - 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai
019278 Ny. S 1.80 66 P celebrex 2 x 100 mg 30 Dosis sudah sesuai
006344 Ny. M 1.00 67 P injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg/ml) 59 Dosis sudah sesuai
020170 Ny. Su (0307)
2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
22 Dosis sudah sesuai
020170 Ny. Su (0607)
2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
22 Dosis sudah sesuai
006948 Ny. MJ 1.00 73 P celebrex 2 x 100 mg 58 Dosis sudah sesuai
106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai
019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 -
019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai
79
019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid id supp 100 mg 1 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Na.diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai
019713 Ny. ND 1.30 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai 021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid id supp I (100 mg) 46 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sr 1.00 90 P celebrex 2 x 100 mg 55 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sr 1.00 90 P asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 - 011292 Ny. Sm 1.20 93 P celebrex 2 x 100 mg 45 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai
Maka,
Umur (tahun)
Total n = 29
(Proporsi)
Laki – laki n = 9
(Proporsi)
Perempuan n = 20
(Proporsi) Elderly 11 (41,4%) 3 (33,3%) 8 (40,0%) Old 15 (48,3%) 6 (66,7%) 9 (45,0%) Very Old 3 (10,3%) 0 (0,0%) 3 (15,0%)
Lampiran 8. Data Nilai Perhitungan LFG Berdasarkan Klasifikasi CKD
Jumlah total kasus : 114 kasus
No. RM Nama Cr
(mg/dL) Umur
(tahun) JK
(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat
LFG (ml/min/1.73 m2)
terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis
80
370640 Ny. Sa 0.33 60 P injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 216 -
021388 Bp. Tu 0.50 65 L Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 177 -
021388 Bp. Tu 0.50 65 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)
177 -
021388 Bp. Tu 0.50 65 L Asam mefenamat 3 x500 mg 177 -
372102 Bp. MM 0.52 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 167 -
008510 Ny. MA 0.40 76 P Meloxicam 2x 7.5 mg 165 -
008510 Ny. MA 0.40 76 P injeksi keterolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 165 -
375188 Bp. MI 0.52 87 L piroxicam 3 x 10 mg 160 -
280857 Bp. MW 0.59 65 L kalium diklofenak 2 x 25 mg 147 -
390135 Ny. Mj 0.48 65 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 138 -
381748 Ny. PR 0.48 83 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 131 -
375323 Bp.AW 0.63 80 L injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 130 -
375302 Ny. Paenah 0.49 80 P asam mefenamat 3 x 500 mg 129 -
375597 Ny. S 0.51 71 P asam mefenamat 3 x 500 mg 126 -
379630 Bp. GS 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 125 -
383812 setyo wiyono 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 (30 mg/ml) 125 -
370477 Ny. AS 0.52 73 P celebrex 2 x 100 mg 123 -
138504 Bp. WD 0.69 69 L injeksi ketrolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 121 -
371339 Bp. Ju 0.70 65 L asam mefenamat 3 x 500 mg 120 -
81
388184 Ny. Pa 0.54 68 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 119 -
372673 (2) Bp. PS 0.69 77 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 118 -
383295 Bp. So 0.79 83 L asam mefenamat 3 x 500 mg 113 -
368060 Bp. M 0.56 75 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 112 -
134983 Ny. R 0.58 66 P meloxicam 1x 15 mg 111 -
380390 Yadi Utomo 0.77 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 110 -
380245 Bp. MS 0.74 75 L Na diklofenak 2 x 50 mg 110 -
376845 Ny. Kt 0.60 60 P meloxicam 1x 15 mg 108 -
374367 Ny. SW 0.60 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -
390683 Bp. MiW 0.76 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -
379284 Ny. Tuk 0.60 65 P asam mefenamat 3 x 500 mg 107 -
375811 Paidah 0.61 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -
393984 Bp. Km 0.77 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -
389728 Depo 0.79 64 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -
389728 Depo 0.79 64 L asam mefenamat 3 x 500 mg 105 -
103530 Bp. Ma 0.78 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -
370591 Bp. AN 0.79 67 L asam mefenamat 3 x 500 mg 104 -
019981 Ny. K 0.60 72 P asam mefenamat 2 x 500 mg 104 -
019562 Ny. LS 0.60 73 P Kalium diklofenak 2 x 50 mg 104 -
282178 Bp. T 0.81 67 L Fenaren 2 x 25 mg 101 -
015433 Bp. Sr 0.80 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 100 -
82
015433 Bp. Sr 0.80 75 L asam mefenamat 3 x 500 mg 100 -
378091 Bp. MD 0.82 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 99 -
378091 Bp. MD 0.82 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 99 -
187139 Ny. M 0.84 63 L piroxicam 1 x 20 mg 98 -
187139 Ny. M 0.84 63 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 98 -
187139 Ny. M 0.84 63 L asam mefenamat 3 x 500 mg 98 - 019341 Bp. KA 0.80 82 L Profenid 2 x 50 mg 98 -
019341 Bp. KA 0.80 82 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)
98 -
019341 Bp. KA 0.80 82 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -
020403 Bp. SC 0.80 90 L celebrex 2 x 100 mg 97 -
382450 Ny. Si 0.65 70 P na diklofenak 2 x 50 mg 96 -
374833 Ny. L 0.68 60 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 94 -
375530 Bp. UP 0.66 75 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 93 -
373255 Bp. RM 0.85 82 L Na diklofenak 2 x 25 mg 92 - 020886 Bp. SR 0.90 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30
mg/ml) 91 -
020886 Bp. SR 0.90 61 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 91 -
373941 Ny. SW 0.66 85 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 90 -
373941 Ny. SW 0.66 85 P asam mefenamat 3 x 500 mg 90 -
244250 Ny. R 0.92 64 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -
001434 Ny. S 0.70 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 88 -
83
mg/ml)
280550 Bp. MD 0.87 87 L renadinac 2 x 25 mg 88 -
019713 Ny. ND 0.70 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 86 -
378867 Bp. Kr 0.96 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 85 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L meloxicam 1 x 15 mg 82 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 82 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi injeksi ketrobat 1 ampul/12 jam 82 -
378865 Ny. Sk 0.74 75 P asam mefenamat 3 x 500 mg 81 -
369587 Bp. WR 1.04 60 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 77 -
369587 Bp. WR 1.04 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 - 021294 Bp. BS
(2511) 1.00 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -
371262 Ny. AS 0.82 64 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 75 -
314970 Bp. UU 1.00 85 L meloxicam 1x 15 mg 75 - 007485 Ny. T 0.80 82 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30
mg/ml) 73 -
318074 Ny. Pn 0.84 72 P Na diklofenak 2 x 50 mg 71 -
318074 Ny. Pn 0.84 72 P meloxicam 1 x 15 mg 71 -
018245 Sr. LB 0.80 69 P Novalgin 1 amp iv 69 -
384829 Ny. Sy 0.90 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 68 - 021201 Bp. M 1.10 81 L Kalium diklofenak 2 x 25 mg 68 -
021201 Bp. M 1.10 81 L celebrex 2 x 100 mg 68 -
84
376364 Ny. N 0.91 60 P Na diklofenak 2 x 50 mg 67 -
376364 Ny. N 0.91 60 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 67 - 019156 Ny. M 0.90 77 P Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 65 -
021294 Bp. BS (21 Nov)
1.20 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 63 -
003665 Ny. P 0.90 88 P Antalgin 2 x 500 mg (na metamizole)
63 -
000239 Bp. S 1.20 83 L Novamidon Ampul 2mL 61 -
006344 Ny. M 1.00 67 P injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg/ml) 59 Dosis sudah sesuai
006948 Ny. MJ 1.00 73 P celebrex 2 x 100 mg 58 Dosis sudah sesuai
008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 - 011292 Ny. Sr 1.00 90 P celebrex 2 x 100 mg 55 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sr 1.00 90 P asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Dosis sudah sesuai
015450 Bp. T (1804)
1.40 67 L Na.diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai
004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 -
019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid id supp 100 mg 1 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Na.diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai
021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai
003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai
021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid id supp I (100 mg) 46 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 - 011292 Ny. Sm 1.20 93 P celebrex 2 x 100 mg 45 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai
85
019713 Ny. ND 1.30 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai
106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai
376133 Bp. Jo 2.04 76 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 34 Dosis sudah sesuai
376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai
019278 Ny. S 1.80 66 P celebrex 2 x 100 mg 30 Dosis sudah sesuai
005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 - 021182 Bp. TA
(2011) 2.30 80 L
Meloxicam 1 x 15mg 29 Dosis sudah sesuai
020170 Ny. Su (0307)
2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
22 Dosis sudah sesuai
020170 Ny. Su (0607)
2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
22 Dosis sudah sesuai
019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 - 021182 Bp. TA
(1811) 3.50 80
L Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak
direkomendasikan 021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak
direkomendasikan
Maka,
LFG (ml/min/1,732)
Total n = 114
(Proporsi) Stage 1 = >90 58 (50,9%) Stage 2 = 60 – 89 27 (23,7%) Stage 3A = 45 - 59 16 (14,0%)
86
Stage 3B = 30 – 44 7 (6,1%) Stage 4 = 15 – 29 6 (5,3%) Stage 5 = <15 0 (0,0%)
Lampiran 9. Data Klasifikasi CKD untuk Tiap Jenis Kelamin
No. RM Nama Cr
(mg/dL) Umur
(tahun) JK
(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat
LFG (ml/min/1.73 m2)
terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis
021388 Bp. Tu 0.50 65 L Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 177 -
021388 Bp. Tu 0.50 65 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)
177 -
021388 Bp. Tu 0.50 65 L Asam mefenamat 3 x500 mg 177 -
372102 Bp. MM 0.52 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 167 -
375188 Bp. MI 0.52 87 L piroxicam 3 x 10 mg 160 -
280857 Bp. MW 0.59 65 L kalium diklofenak 2 x 25 mg 147 -
375323 Bp.AW 0.63 80 L injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 130 -
379630 Bp. GS 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 125 -
383812 setyo wiyono 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 (30 mg/ml) 125 -
138504 Bp. WD 0.69 69 L injeksi ketrolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 121 -
371339 Bp. Ju 0.70 65 L asam mefenamat 3 x 500 mg 120 -
87
372673 (2) Bp. PS 0.69 77 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 118 -
383295 Bp. So 0.79 83 L asam mefenamat 3 x 500 mg 113 -
380390 Yadi Utomo 0.77 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 110 -
380245 Bp. MS 0.74 75 L Na diklofenak 2 x 50 mg 110 -
390683 Bp. MiW 0.76 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -
393984 Bp. Km 0.77 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -
389728 Depo 0.79 64 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -
389728 Depo 0.79 64 L asam mefenamat 3 x 500 mg 105 -
103530 Bp. Ma 0.78 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -
370591 Bp. AN 0.79 67 L asam mefenamat 3 x 500 mg 104 -
282178 Bp. T 0.81 67 L Fenaren 2 x 25 mg 101 -
015433 Bp. Sr 0.80 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 100 -
015433 Bp. Sr 0.80 75 L asam mefenamat 3 x 500 mg 100 -
378091 Bp. MD 0.82 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 99 -
378091 Bp. MD 0.82 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 99 -
187139 Ny. M 0.84 63 L piroxicam 1 x 20 mg 98 -
187139 Ny. M 0.84 63 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 98 -
187139 Ny. M 0.84 63 L asam mefenamat 3 x 500 mg 98 - 019341 Bp. KA 0.80 82 L Profenid 2 x 50 mg 98 -
019341 Bp. KA 0.80 82 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)
98 -
88
019341 Bp. KA 0.80 82 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -
020403 Bp. SC 0.80 90 L celebrex 2 x 100 mg 97 -
373255 Bp. RM 0.85 82 L Na diklofenak 2 x 25 mg 92 - 020886 Bp. SR 0.90 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30
mg/ml) 91 -
020886 Bp. SR 0.90 61 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 91 -
244250 Ny. R 0.92 64 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -
280550 Bp. MD 0.87 87 L renadinac 2 x 25 mg 88 -
378867 Bp. Kr 0.96 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 85 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L meloxicam 1 x 15 mg 82 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 82 -
377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi injeksi ketrobat 1 ampul/12 jam 82 -
369587 Bp. WR 1.04 60 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 77 -
369587 Bp. WR 1.04 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 - 021294 Bp. BS
(2511) 1.00 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -
314970 Bp. UU 1.00 85 L meloxicam 1x 15 mg 75 - 021201 Bp. M 1.10 81 L Kalium diklofenak 2 x 25 mg 68 -
021201 Bp. M 1.10 81 L celebrex 2 x 100 mg 68 -
021294 Bp. BS (21 Nov)
1.20 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 63 -
000239 Bp. S 1.20 83 L Novamidon Ampul 2mL 61 -
008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 -
89
015450 Bp. T (1804)
1.40 67 L Na.diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai
021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai
376133 Bp. Jo 2.04 76 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 34 Dosis sudah sesuai
376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai
005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 - 021182 Bp. TA
(2011) 2.30 80 L
Meloxicam 1 x 15mg 29 Dosis sudah sesuai
021182 Bp. TA (1811)
3.50 80 L
Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak direkomendasikan
021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak direkomendasikan
370640 Ny. Sa 0.33 60 P injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 216 -
008510 Ny. MA 0.40 76 P Meloxicam 2x 7.5 mg 165 -
008510 Ny. MA 0.40 76 P injeksi keterolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 165 -
390135 Ny. Mj 0.48 65 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 138 -
381748 Ny. PR 0.48 83 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 131 -
375302 Ny. Paenah 0.49 80 P asam mefenamat 3 x 500 mg 129 -
375597 Ny. S 0.51 71 P asam mefenamat 3 x 500 mg 126 -
370477 Ny. AS 0.52 73 P celebrex 2 x 100 mg 123 -
388184 Ny. Pa 0.54 68 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 119 -
368060 Bp. M 0.56 75 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 112 -
90
134983 Ny. R 0.58 66 P meloxicam 1x 15 mg 111 -
376845 Ny. Kt 0.60 60 P meloxicam 1x 15 mg 108 -
374367 Ny. SW 0.60 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -
379284 Ny. Tuk 0.60 65 P asam mefenamat 3 x 500 mg 107 -
375811 Paidah 0.61 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -
019981 Ny. K 0.60 72 P asam mefenamat 2 x 500 mg 104 -
019562 Ny. LS 0.60 73 P Kalium diklofenak 2 x 50 mg 104 -
382450 Ny. Si 0.65 70 P na diklofenak 2 x 50 mg 96 -
374833 Ny. L 0.68 60 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 94 -
375530 Bp. UP 0.66 75 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 93 -
373941 Ny. SW 0.66 85 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 90 -
373941 Ny. SW 0.66 85 P asam mefenamat 3 x 500 mg 90 -
001434 Ny. S 0.70 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -
019713 Ny. ND 0.70 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 86 -
378865 Ny. Sk 0.74 75 P asam mefenamat 3 x 500 mg 81 -
371262 Ny. AS 0.82 64 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 75 -
007485 Ny. T 0.80 82 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)
73 -
318074 Ny. Pn 0.84 72 P Na diklofenak 2 x 50 mg 71 -
318074 Ny. Pn 0.84 72 P meloxicam 1 x 15 mg 71 -
018245 Sr. LB 0.80 69 P Novalgin 1 amp iv 69 -
384829 Ny. Sy 0.90 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 68 -
91
376364 Ny. N 0.91 60 P Na diklofenak 2 x 50 mg 67 -
376364 Ny. N 0.91 60 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 67 - 019156 Ny. M 0.90 77 P Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 65 -
003665 Ny. P 0.90 88 P Antalgin 2 x 500 mg (na metamizole)
63 -
006344 Ny. M 1.00 67 P injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg/ml) 59 Dosis sudah sesuai
006948 Ny. MJ 1.00 73 P celebrex 2 x 100 mg 58 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sr 1.00 90 P celebrex 2 x 100 mg 55 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sr 1.00 90 P asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Dosis sudah sesuai
004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 -
019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid id supp 100 mg 1 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Na.diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai
003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai
021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid id supp I (100 mg) 46 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 - 011292 Ny. Sm 1.20 93 P celebrex 2 x 100 mg 45 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai
019713 Ny. ND 1.30 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai
106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai
019278 Ny. S 1.80 66 P celebrex 2 x 100 mg 30 Dosis sudah sesuai
020170 Ny. Su (0307)
2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
22 Dosis sudah sesuai
020170 Ny. Su 2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 22 Dosis sudah sesuai
92
(0607) mg)
019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 -
Maka,
LFG (ml/min/1,732)
Total n = 114
(Proporsi)
Laki – laki n = 59
(Proporsi)
Perempuan n = 55
(Proporsi) Stage 1 = >90 58 (50,9%) 36 (61,0%) 22 (40,0%) Stage 2 = 60 – 89 27 (23,7%) 14 (23,7%) 13 (23,6%) Stage 3A = 45 - 59 16 (14,0%) 3 (5,1%) 13 (23,6%) Stage 3B = 30 – 44 7 (6,1%) 3 (5,1%) 4 (7,3%) Stage 4 = 15 – 29 6 (5,3%) 3 (5,1%) 3 (5,5%) Stage 5 = <15 0 (0,0%) 0 (0,0%) 0 (0,0%)
93
Lampiran 10. Data OAINS per Generik Berdasarkan Nilai LFG Sampel
Jumlah total kasus : 114 kasus
Nama Generik Jumlah Persentase Metampiron 8 7,0% Asam Mefenamat 32 28,1% Celecoxib 7 6,1% Ketoprofen 6 5,3% Injeksi ketorolac 35 30,7% Diklofenak 14 12,3% Meloxicam 9 7,9% Tinoridin HCl 1 0,9% Piroxicam 2 1,8% Total 114 100,0%
DATA ITEM OAINS PER GENERIK TIDAK DENGAN PENYESUAIAN DOSIS BERDASARKAN PENURUNAN LFG
Nama Generik Jumlah Persentase Asam mefenamat 4 13,3% Celecoxib 4 13,3% Injeksi ketorolac 4 13,3% Diklofenak 4 13,3%
Meloxicam 2 6,7% Ketoprofen 5 16,7% Total penurunan LFG 30 100,0%
DATA ITEM OAINS PER GENERIK PERLU PENYESUAIAN DOSIS
Nama Generik Jumlah Persentase Asam mefenamat 1 3,3% Meloxicam 1 3,3% Total penurunan LFG 30 6,7%
94
Lampiran 11. Data Penyesuaian Dosis OAINS dengan Penurunan Nilai LFG
Jumlah total kasus : 114 kasus
Jumlah penurunan nilai LFG : 29 kasus
No. RM Nama Cr
(mg/dL) Umur
(tahun) JK
(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat
LFG (ml/min/1.73 m2)
terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis
015450 Bp. T (1804)
1.40 67 L Na.diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai
005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 - 021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak
direkomendasikan
376133 Bp. Jo 2.04 76 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 34 Dosis sudah sesuai
376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai 008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 - 021182 Bp. TA
(2011) 2.30
80 L
Meloxicam 1 x 15mg 29 Dosis sudah sesuai
021182 Bp. TA (1811)
3.50 80 L Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak direkomendasikan
021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai
003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai
004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 - 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai
019278 Ny. S 1.80 66 P celebrex 2 x 100 mg 30 Dosis sudah sesuai
95
006344 Ny. M 1.00 67 P injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg/ml) 59 Dosis sudah sesuai
020170 Ny. Su (0307)
2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
22 Dosis sudah sesuai
020170 Ny. Su (0607)
2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)
22 Dosis sudah sesuai
006948 Ny. MJ 1.00 73 P celebrex 2 x 100 mg 58 Dosis sudah sesuai
106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai
019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 -
019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid id supp 100 mg 1 51 Dosis sudah sesuai
019615 Ny. S 1.10 77 P Na.diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai
019713 Ny. ND 1.30 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai 021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid id supp I (100 mg) 46 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sr 1.00 90 P celebrex 2 x 100 mg 55 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sr 1.00 90 P asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 - 011292 Ny. Sm 1.20 93 P celebrex 2 x 100 mg 45 Dosis sudah sesuai
011292 Ny. Sm 1.20 93 P asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai Maka,
Penyesuaian Dosis Jumlah Persentase OAINS tepat dosis (tidak perlu penyesuaian dosis) 23 76,7%
Lain – lain 5 16,7%
OAINS tidak tepat dosis (perlu penyesuaian dosis) 2 6,7%
96
Lampiran 12. Guideline OAINS untuk Renal Impairment
OAINS BNF DIH Celecoxib Hindari jika eGFR < 30
ml/min/1,73 m2) Tidak direkomendasikan
Diclofenak Hindari pada severe renal impairment (15 – 29 ml/min/1,73 m2)
Tidak direkomendasikan untuk advance (<15 ml/min/1,73 m2) dan signifikan impairment (15-29 ml/min/1,73 m2)
Ketoprofen Kerusakan ringan dosis maks 150 mg/hari, kerusakan berat dengan Clcr <25 ml/menit dengan dosis maksimal 100 mg/hari.
mild impairment � (30-59 ml/min/1,73 m2) maksimal 150 mg/hari; Severe � clcr< 25 ml/min/1,73 m2 max 100 mg/hari; Advanced � clcr <15 ml/min/1,73 m2 tidak direkomendasikan
Ketorolac Tidak melebihi 60 mg/ hari untuk pasien lansia dan atau gagal ginjal.
Kontraindikasi pada pasien dengan advanced renal impairment (<15 ml/min/1,73 m2). Pasien dengan kenaikan SrCr sedang (30-59 ml/min/1,73 m2) pakai ½ dosis anjuran. utk i.v/i.m tidak boleh lebih dari 60 mg/hari
Asam mefenamat Hindari pada severe renal impairment (15 – 29 ml/min/1,73 m2)
Tidak direkomendasikan
Meloxicam Hindari jika eGFR < 25 ml/mit/1.73 m2) (British National Formulary Organization, 2009).
Mild – moderate (30-59 ml/min/1,73 m2)� tidak ada dosis spesifik. Tidak direkomendasikan pada pasien dengan kliren kreatinin < 15 ml/menit (Lacy, C. F., 2008).
97
Lampiran 13. Surat Keterangan Izin Penelitian BAPEDA Bantul
98
Lampiran 14. Surat Keterangan Izin Penelitian RSUD Panembahan Senopati Bantul
99
BIOGRAFI PENULIS
Agustina Nila Yuliawati, penulis skripsi berjudul “Analisis
Pengobatan Antiinflamasi Non Steroid Pada Geriatri
Berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus Berdasarkan
Formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di
Rumah Sakit Kabupaten Bantul Periode 2009” dilahirkan
di Klaten pada tanggal 29 Juli 1989.
Penulis merupakan putri kedua dari pasangan Ir. Agus
Sasongko, M.Si dan Harini Ekowati. Penulis telah menyelesaikan pendidikan di TK
Sukapirena Sukabumi pada tahun 1993-1995, Sekolah Dasar Yuwati Bhakti
Sukabumi pada tahun 1995-2001, SLTP Yuwati Bhakti Sukabumi pada tahun 2001-
2004, dan SMU Santa Maria Yogyakarta pada tahun 2004-2007. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada tahun 2007 hingga dapat selesai pada tahun 2011. Selama di bangku
kuliah penulis pernah menjadi asisten praktikum Farmasi Fisika II pada semester 5
tahun 2009 dan asisten praktikum Kromatografi pada semester 6 tahun 2010. Selain
itu, penulis juga aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Basket dan ikut dalam
berbagai kejuaraan basket antar fakultas dan universitas.