118
ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGAN FORMULA MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE (MDRD) DI RUMAH SAKIT KABUPATEN BANTUL PERIODE 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Diajukan oleh: Agustina Nila Yuliawati NIM : 078114053 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N

FORMULA MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE (MDRD) DI RUMAH SAKIT KABUPATEN BANTUL PERIODE 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh:

Agustina Nila Yuliawati

NIM : 078114053

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

Page 2: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

i

ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N

FORMULA MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE (MDRD) DI RUMAH SAKIT KABUPATEN BANTUL PERIODE 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh:

Agustina Nila Yuliawati

NIM : 078114053

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

Page 3: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

ANALISIS PENGOBATAN GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N

FORMULA MODIFICATION of DIET inRUMAH SAKIT

ii

Persetujuan Pembimbing

ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N

MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASERUMAH SAKIT KABUPATEN BANTUL PERIODE 2009

Skripsi yang diajukan oleh:

Agustina Nila Yuliawati

NIM : 078114053

telah disetujui oleh:

tanggal : 12 Januari 2011

ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N

RENAL DISEASE (MDRD) DI PERIODE 2009

tanggal : 12 Januari 2011

Page 4: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

iii

Page 5: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

iv

Success is a journey, not a destination. ~ Ben Sweetland

Kupersembahkan untuk :Kupersembahkan untuk :Kupersembahkan untuk :Kupersembahkan untuk :

Ibu dan Bapakku, sebagai ungkapan Ibu dan Bapakku, sebagai ungkapan Ibu dan Bapakku, sebagai ungkapan Ibu dan Bapakku, sebagai ungkapan

rasa hormat dan baktiku;rasa hormat dan baktiku;rasa hormat dan baktiku;rasa hormat dan baktiku;

Kakak dan adikku atas dukungan dan doanya;Kakak dan adikku atas dukungan dan doanya;Kakak dan adikku atas dukungan dan doanya;Kakak dan adikku atas dukungan dan doanya;

Seluruh temanku atas kebersamaan dan doaSeluruh temanku atas kebersamaan dan doaSeluruh temanku atas kebersamaan dan doaSeluruh temanku atas kebersamaan dan doa

yang selalu ada untukkuyang selalu ada untukkuyang selalu ada untukkuyang selalu ada untukku;;;;

AlmamaterkuAlmamaterkuAlmamaterkuAlmamaterku

Page 6: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIA H UNTUK

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Agustina Nila Yuliawati

NIM : 078114053

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmi

ANALISIS PENGOBATAN GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N FORMULA MODIFICATION of DIET inRUMAH SAKIT KABUPATEN BANTUL PERIODE 2009 Dengan demikian saya memberiDharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya ke internet atau media lain untuk kepentingan tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 12 Januari 2011

Yang menyatakan

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIA H UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

: Agustina Nila Yuliawati

: 078114053

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N

MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASEKABUPATEN BANTUL PERIODE 2009

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya ke internet atau media lain untuk kepentingan tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

: 12 Januari 2011

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIA H

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA GERIATRI BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGA N

RENAL DISEASE (MDRD) DI

kan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya ke internet atau media lain untuk kepentingan akademis

kepada saya selama

Page 7: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang

undangan yang berlaku.

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang

undangan yang berlaku.

Yogyakarta,

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

Yogyakarta, 12 Januari 2011

Page 8: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

vii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Pengobatan

Antiinflamasi Non Steroid Pada Geriatri Berdasarkan Formula Modification of

Diet in Renal Disease (MDRD) Di Rumah Sakit Kabupaten Bantul Periode

2009”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi di Universitas Sanata

Dharma.

Penulisan skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya bimbingan,

bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan perlindungan yang selalu

diberikan sehingga penulis dapat melakukan penelusuran penelitian ini,

2. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daeran (BAPPEDA)

Kabupaten Bantul yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul dan RS Santa Elisabeth

Ganjuran,

3. Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul dan RS Elisabeth Ganjuran

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di rumah sakit

bersangkutan,

4. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

Page 9: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

viii

5. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing utama

yang telah memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga

dalam proses penyusunan skripsi,

6. Ibu dr. Fenty, M. Kes., Sp.PK, selaku dosen penguji yang telah

memberikan bimbingan, saran dan kritik yang berguna bagi penulis,

7. Ibu Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt., selaku dosen penguji yang telah

memberikan bimbingan, saran dan kritik yang berguna bagi penulis,

8. Sekretariat yang membantu menyelesaikan administrasi dalam membuat

berbagai surat ijin sehingga membantu kelancaran proses pengambilan

data,

9. Kedua orang tua (Agus Sasongko dan Harini Ekowati), kakak

(Kristiawan), adik (Immanuel), serta keluarga besar atas doa dan

dukungannya selama ini,

10. Seluruh staff pengajar dan karyawan Fakultas Farmasi Sanata Dharma

Yogyakarta, atas bimbingan dan bantuannya selama ini,

11. Teman – teman seperjuangan atas kerja sama dan kesediaan menjalani

penelitian skripsi ini : Aloysius Bimo T.N. dan Hendrika Toi D.,

12. Teman – teman satu tim payung GFR atas kerja sama dan bantuan yang

diberikan hingga penelitian skripsi ini selesai,

13. Teman – teman H-1 : Cosmas Mora Y., Aloysius Bimo, Hendrika Toi D.,

Ari Widya N., Maria Ratri D., Andreas Arry M., dan teman- teman yang

kami sebut bintang tamu, atas kebersamaan dan kerja sama yang

diberikan selama ini,

Page 10: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

ix

14. Teman-teman angkatan 2007 (khususnya kelas FKK-A), atas doa,

semangat, dan kebersamaannya selama ini,

15. Andreas Amun Andropo atas doa dan semangat yang diberikan sampai

penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini,

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan telah

membantu dalam pembuatan skripsi ini dengan doa dan dukungannya

penulis ucapkan terimakasih.

Akhir kata, semoga penelitian skripsi yang telah dilakukan penulis dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu kefarmasian, semua pembaca, dan

masyarakat.

Yogyakarta, 12 Januari 2011

Penulis

Page 11: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

x

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv

HALAMAN PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... vi

PRAKATA ............................................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................ x

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv

INTISARI ................................................................................................ xvi

ABSTRACT ............................................................................................. xvii

BAB I PENGANTAR .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

1. Rumusan Masalah ........................................................................ 4

2. Keaslian Penelitian ....................................................................... 4

3. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

B. Tujuan ................................................................................................ 6

1. Tujuan Umum .............................................................................. 6

2. Tujuan Khusus ............................................................................. 6

Page 12: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

xi

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ...................................................... 8

A. Anatomi dan Fisiologi Ginjal ............................................................. 8

B. Pengubahan Sistem Ginjal pada Lansia ............................................. 9

C. Laju Filtrasi Glomerulus .................................................................... 10

D. Geriatri ............................................................................................... 13

E. Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS) ........................................ 14

F. Efek Obat Antiinflamasi Non Steroid Terhadap Penurunan

Fungsi Ginjal ...................................................................................... 16

G. Keterangan Empiris ........................................................................... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 17

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 17

B. Variabel dan Definisi Operasional ..................................................... 18

C. Subjek Penelitian ............................................................................... 19

D. Bahan Penelitian ................................................................................ 19

E. Tata Cara Penelitian ........................................................................... 20

1. Analisis Situasi ............................................................................. 20

2. Pengambilan Data ........................................................................ 21

3. Pengolahan Data .......................................................................... 23

F. Tata Cara Analisis Hasil .................................................................... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 26

A. Profil 114 Pasien Geriatri di Rumah Sakit Kabupaten Bantul

Periode 2009 ....................................................................................... 26

B. Jumlah Geriatri dengan Penurunan LFG Berdasarkan Formula

Page 13: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

xii

MDRD serta Mendapatkan Peresepan OAINS yang Tidak Sesuai

di Rumah Sakit Kabupaten Bantul Periode 2009 .............................. 33

C. Penyesuaian Dosis OAINS dengan Hasil Perhitungan Nilai LFG

Menggunakan Formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten

Bantul Periode 2009 ........................................................................... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 43

A. Kesimpulan ........................................................................................ 43

B. Saran .................................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 45

LAMPIRAN ............................................................................................. 49

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................. 99

Page 14: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Contoh dan Rejimen Dosis OAINS Terhadap Nilai LFG ....... 15

Tabel II. Klasifikasi Subyek Berdasarkan Umur ................................... 29

Tabel III. LFG Berdasarkan Klasifikasi CKD .......................................... 32

Tabel IV. Klasifikasi Umur Berdasarkan Penurunan Nilai LFG .............. 34

Tabel V. OAINS Tepat Dosis per Nama Generik Berdasarkan LFG ...... 38

Tabel VI. Penyesuaian OAINS Tidak Tepat Dosis per Nama Generik

Berdasarkan LFG ..................................................................... 39

Page 15: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Anatomi Ginjal .................................................................... 9

Gambar 2. Laju Filtrasi Glomerulus ..................................................... 10

Gambar 3. Pembagian Sampel Kajian OAINS ..................................... 23

Gambar 4. Persentase Sampel Berdasarkan Tingkatan Umur Geriatri .. 28

Gambar 5. Persentase Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 29

Gambar 6. Persentase LFG Berdasarkan Ada dan Tidaknya

Penurunan Nilai LFG .......................................................... 30

Gambar 7. Persentase Item OAINS per Generik Berdasarkan Nilai

LFG Sampel ........................................................................ 33

Gambar 8. Persentase Penyesuaian Dosis OAINS dengan Penurunan

Nilai LFG ............................................................................. 35

Gambar 9. Persentase Item OAINS Tepat Dosis per Generik dengan

Penurunan Nilai LFG .......................................................... 37

Page 16: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Sampel RS St. Elisabeth Ganjuran ............................ 49

Lampiran 2. Data Sampel RSUD Panembahan Senopati ...................... 52

Lampiran 3. Data Sampel Berdasarkan Tingkatan Umur Geriatri ......... 55

Lampiran 4. Data Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 61

Lampiran 5. Data Klasifikasi Umur Berdasarkan Jenis Kelamin .......... 67

Lampiran 6. Data Hasil Perhitungan Penurunan Nilai LFG .................. 71

Lampiran 7. Data Klasifikasi Umur dan Jenis Kelamin Berdasarkan

Penurunan Nilai LFG ........................................................ 77

Lampiran 8. Data Nilai Perhitungan LFG Berdasarkan Klasifikasi

CKD ................................................................................... 79

Lampiran 9. Data Klasifikasi CKD untuk Tiap Jenis Kelamin .............. 86

Lampiran 10. Data OAINS per Generik Berdasarkan Nilai LFG

Sampel ............................................................................... 93

Lampiran 11. Data Penyesuaian Dosis OAINS dengan Penurunan

Nilai LFG ........................................................................... 94

Lampiran 12. Guideline OAINS untuk Renal Impairment ...................... 96

Lampiran 13. Surat Keterangan Izin Penelitian BAPPEDA Bantul ........ 97

Lampiran 14. Surat Keterangan Izin Penelitian RSUD Panembahan

Senopati Bantul ................................................................. 98

Page 17: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

xvi

INTISARI

Sekitar 25-50% dari total usia lanjut sering mengalami nyeri seperti osteoarthritis, rheumatoid arthtritis, dan nyeri punggung bawah. Terapi nyeri yang digunakan adalah obat antiinflamasi non steroid (OAINS). Peresepan OAINS dengan dosis yang tidak sesuai pada pasien geriatri dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) yang berdampak pada adanya disfungsi renal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG, mengetahui jumlah pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG serta mendapatkan peresepan OAINS yang tidak sesuai dan penyesuaian dosis OAINS berdasarkan hasil perhitungan LFG dengan formula Modification of Diet in Renal Disease(MDRD) di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif evaluatif dengan desain cross sectional yang bersifat retrospektif. Metode pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Hasil berupa data kualitatif yang disajikan dalam bentuk uraian, tabel, dan atau gambar grafik.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 114 pasien di Rumah Sakit Kabupaten Bantul mendapatkan pengobatan OAINS. Profil geriatri yang mempunyai persentase nilai LFG paling besar adalah pada tahap 1 (50,9%), penurunan nilai LFG paling banyak pada tingkat umur old sebanyak 66,7% untuk laki – laki dan 45,0% untuk perempuan, jumlah geriatri yang mengalami penurunan nilai LFG sebanyak 21,9% dan 6,7% menerima dosis OAINS yang tidak sesuai. Kata kunci: pasien geriatri, OAINS, LFG, formula MDRD.

Page 18: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

xvii

ABSTRACT

Approximately 25-50% of the total elderly often get pain such as osteoarthritis, rheumatoid arthritis, and lower back pain. The therapy of pain uses non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Prescribing NSAID with inappropriate dose in geriatric patients can cause a decrease in glomerular filtration rate (GFR) that impact on renal dysfunction. This study aims to determine the profile of geriatric patients who experienced a decrease LFG, find out the number of geriatric patients who experienced a decrease LFG and get inappropriate prescribing NSAIDs and NSAID dose adjustment based on the calculation of GFR by Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) formula in the hospital of Kabupaten Bantul period of 2009. This was an observational descriptive evaluative research design with a retrospective cross sectional study. The method of sampling carried out by random sampling. The results of the qualitative data presented in the form of descriptions, tables, and or graph pictures. Results showed 114 patients in Hospital of Kabupaten Bantul use NSAIDs for treatment. Profile of geriatrics who have the greatest percentage of the value of GFR is in stage 1 (50,9%), decline in value of GFR at most at the level of old age as much as 66.7% for men and 45.0% for women, the number of geriatrics who are impaired as much as 21,9% LFG and 6.7% received a dose NSAIDs are not appropriate. Keywords: geriatric patients, NSAIDs, GFR, MDRD formula.

Page 19: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

1

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan obat sebagai terapi pada berbagai usia memakai banyak

pertimbangan. Namun, yang lebih diperhatikan adalah penggunaan obat untuk

terapi penyakit pada lansia. Pada lansia terjadi suatu proses menua, yaitu suatu

proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan

yang terjadi (Siti, 2008).

Proses menua menyebabkan perubahan struktur dan fungsi fisik tubuh.

Perubahan paling berarti saat memasuki usia lanjut ialah berkurangnya fungsi

ginjal dan menurunnya creatinine clearance, walaupun tidak terdapat penyakit

ginjal atau kadar kreatininnya normal. Pada usia lanjut, fungsi ginjal berkurang,

begitu juga dengan aliran darah ke ginjal sehingga kecepatan filtrasi glomerulus

berkurang sekitar 30 % dibandingkan pada orang yang lebih muda (Bustami,

2001).

Sekitar 25 – 50% dari total usia lanjut sering mengalami nyeri seperti

osteoarthritis, rheumatoid arthtritis, dan nyeri punggung bawah. Terapi nyeri yang

digunakan adalah obat antiinflamasi non steroid (OAINS). Penggunaan OAINS

yang tidak tepat dapat menimbulkan efek samping yang bisa fatal (Widyatmoko,

2010).

Page 20: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

2

Field et al. (1999) menemukan bahwa pasien geriatri yang

mengkonsumsi OAINS cenderung mengalami peningkatan Blood Urea Nitrogen

(BUN), kreatinin serum, dan rasio BUN:kreatinin serum, di mana semua tanda

tersebut mengarah pada disfungsi renal (King, 2000). Didukung juga oleh Kurtal,

et al. (2008) menemukan bahwa pasien geriatri yang telah berumur 65 tahun ke

atas mengalami penurunan fungsi ginjal dengan nilai LFG kurang dari 60

ml/min/1,73 m2. Prevalensinya sebesar 43% bila nilai LFG dihitung dengan

formula MDRD dan 61% dengan formula CG. Adapun 52% pasien geriatri yang

mengalami penurunan GFR perlu adanya penyesuain dosis obat (Kurtal, et al.,

2008). OAINS diduga lebih cepat terakumulasi terutama pada pasien geriatri dan

pasien yang telah mengalami penurunan fungsi ginjal (Katzung, 2004).

Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) digunakan secara luas sebagai indeks

fungsi ginjal yaitu dengan mengukur secara tidak langsung kapasitas filtrasi

glomerulus berdasarkan pengukuran klirens ginjal. Klirens adalah volume plasma

yang mengandung semua zat yang larut melalui glomerulus serta dibersihkan atau

dihilangkan (cleared) dari plasma lalu diekskresikan ke dalam urin, karena itu

nilai klirens mewakili fungsi glomerulus (Nurhayana, et al., 2005).

Efek usia pada ginjal berpengaruh besar pada ekskresi beberapa obat.

Umumnya obat diekskresi melalui filtrasi glomerulus yang sederhana dan

kecepatan ekskresinya berkaitan dengan kecepatan filtrasi glomerulus. Oleh

karena itu, berhubungan juga dengan bersihan kreatinin (Bustami, 2001). Dalam

menghitung dosis obat pada lansia khususnya obat-obat yang terutama

dieksresikan di ginjal, diperlukan pengukuran klirens kreatinin yang cepat.

Page 21: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

3

Pengukuran klirens kreatinin dari urin tampung 24 jam kurang praktis dan tidak

tepat untuk lansia (Tam, 2000).

National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative

(NKF K/DOQI) merekomendasikan persamaan tes klirens kreatinin (TKK) yang

menggunakan kadar kreatinin serum pada orang dewasa yaitu persamaan

Cockcroft and Gault (CG) yang dengan faktor koreksi umur, berat badan dan jenis

kelamin, dan Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) Study yang

memperhitungkan faktor usia, berat badan, jenis kelamin dan ras. Menurut

MacGregoor, et al. (2006) mengemukakan bahwa formula MDRD adalah formula

yang sudah divalidasi untuk memperkirakan LFG dan sekarang sedang banyak

diterapkan oleh klinis laboratorium kimia dan menambah pengenalan terhadap

chronic kidney disease (MacGreggor, et al., 2006).

Kadar kreatinin serum tidak dapat digunakan untuk menilai fungsi

ginjal, terutama pada lansia yang mengalami penurunan massa otot, sehingga

dapat mempengaruhi pengukuran kadar kreatinin (NKF K/DOQI, 2000). Selain

itu, kreatinin serum tidak hanya difiltrasi bebas oleh glomerulus juga disekresi

oleh tubulus proksimal, kadarnya dalam serum dipengaruhi oleh senyawa-

senyawa tertentu dalam darah (kromogen non kreatinin) dan proses inflamasi

(Nurhayana, et al., 2005). Beberapa literatur menunjukkan terdapat sejumlah

kecil nilai normal LFG lansia pada batas bawah, karena itu pada lansia dengan

LFG yang rendah harus dinilai penanda penyakit ginjal kronik lainnya seperti

adanya hipertensi dan proteinuria (NKF K/DOQI, 2000).

Page 22: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

4

Peresepan OAINS dengan dosis yang tidak sesuai pada pasien geriatri

yang belum diketahui telah mengalami penurunan LFG akan semakin

memperparah keadaannya dan meningkatkan risiko chronic kidney disease

(CKD). Kasus terapi OAINS yang terbaru mengarah pada kemungkinan

terjadinya kerusakan ginjal kronik yang bersifat ireversibel (King, 2000).

Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Kabupaten Bantul, yaitu di

RSUD Panembahan Senopati dan RS Santa Elisabeth Ganjuran. Kedua rumah

sakit ini memiliki data serum kreatinin dan kontribusi yang besar pada pelayanan

kesehatan untuk masyarakat. Hal ini diperkuat dengan data nilai BOR (Bed

Occupancy Rate) sebagai salah satu indikator pelayan rumah sakit khusus rawat

inap. Nilai BOR untuk RSUD Panembahan Senopati pada tahun 2009 sebesar

89,92%. Nilai BOR tersebut masuk dalam BOR ideal dengan batas standar ideal

65 – 85%. Penelitan di Rumah Sakit Bantul diharapkan dapat memberikan

gambaran secara nyata dan jelas mengenai peresepan OAINS yang tidak sesuai

pada pasien geriatri dengan kondisi telah mengalami penurunan laju filtrasi

glomerulus di daerah Kabupaten Bantul. Oleh karena adanya peresepan yang

tidak rasional akan dapat menyebabkan terjadinya penurunan fungsi ginjal sampai

kerusakan ginjal kronik.

1. Rumusan Masalah

a. Bagaimana profil pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi

glomerulus berdasarkan formula Modification of Diet in Renal Disease

(MDRD) di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009?

Page 23: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

5

b. Berapa banyak pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi

glomerulus berdasarkan formula Modification of Diet in Renal Disease

(MDRD) serta mendapatkan peresepan Antiinflamasi Non Steroid yang

tidak sesuai di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009?

c. Bagaimana penyesuaian dosis OAINS pada pasien geriatri dengan hasil

perhitungan nilai LFG menggunakan formula MDRD di Rumah Sakit

Kabupaten Bantul 2009?

2. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan analisis Obat

Antiinflamasi Non Steroid terhadap penurunan laju filtrasi glomerulus yang

pernah dilakukan, antara lain:

• “NSAIDs: Acute Kidney Injury (Acute Renal Failure) and Nephrotic”

(Rose, et al., 2010)

Metode : dengan melakukan sebuah nested case-control study rawat

inap yang berkolerasi dengan diagnosis gagal ginjal akut dengan inisiasi

penggunaan OAINS pada 121.722 pasien eldery (lanjut usia).

• “NSAID Use and Progression of Chronic Kidney Disease” (Gooch, et

al., 2007)

Metode : dilakukan pada subyek dengan usia ≥ 66 tahun yang

memiliki setidaknya satu pengukuran kreatinin serum dalam dua watu

periode (Juli – Desember 2001 dan Juli – Desember 2003) yang

dimasukkan. Analisis yang digunakan adalah multiple logistic regression

Page 24: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

6

meliputi kovarian umur, jenis kelamin, perkiraan LFG, diabetes, dan

komorbiditas ini digunakan untuk menggali hubungan penggunaan

NSAID pada penurunan hasil LFG.

• “Renal Function in The Oldest-Old on An Acute Geriatric Ward” (Van

Den Noortgate, et al., 2004).

Metode : review retrospektif pada pasien berusia 80 tahun ke atas,

masuk dalam bangsal geriatric akut dari bulan Agustus 1998 sampai

Agustus 1999. Data yang direkam adalah : usia, jenis kelamin, riwayat

kesehatan sebelumnya, ada diagnosis utama, penggunaan obat, berat

badan, kreatinin serum, BUN, natrium, kalium, kolesterol, urin dan USG

ginjal. Clearance creatinin diperkirakan dengan rumus Cockcroft-Gault

(CG) dan perkiraan LFG oleh persamaan MDRD.

Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, penelitian mengenai “Analisis

Pengobatan Anti Inflamasi Non Steroid pada Geriatri Berdasarkan Laju Filtrasi

Glomerulus dengan Formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di

Rumah Sakit Kabupaten Bantul Periode 2009” belum pernah dilakukan.

3. Manfaat penelitian

Secara praktis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk

pengambilan keputusan oleh farmasis dalam mempraktekkan pelayanan

kefarmasian salah satunya dalam mencegah terjadinya peresepan OAINS yang

tidak sesuai terhadap pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi

glomerulus.

Page 25: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

7

B. TUJUAN

Tujuan Umum:

Untuk menganalisis pengobatan pada pasien geriatri yang mendapatkan

peresepan OAINS, berdasarkan laju filtrasi glomerulus yang dihitung dengan

formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di Rumah Sakit

Kabupaten Bantul Periode 2009.

Tujuan Khusus:

a) Mengetahui profil pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi

glomerulus berdasarkan formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul

periode 2009.

b) Mengetahui jumlah pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi

glomerulus berdasarkan formula MDRD serta mendapatkan peresepan OAINS

yang tidak sesuai di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.

c) Mengetahui penyesuaian dosis OAINS pada pasien geriatri dengan hasil

perhitungan nilai LFG menggunakan formula MDRD di Rumah Sakit

Kabupaten Bantul 2009.

Page 26: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

8

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Ginjal Normal

Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua

sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal

kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Kelenjar adrenal terletak di atas kutub

masing – masing ginjal. Kutub atasnya terletak setinggi iga kedua belas.

Sedangkan kutub atas ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas (Sylvia and

Lorraine, 2006).

Ginjal mendapatkan darah dari banyak arteria atau vena. Arteri renalis

membawa darah murni dari aorta abdominalis ke ginjal. Arteri renalis bercabang-

cabang dalam ginjal membentuk arteriola aferen. Arteriol aferen merupakan

cabang arteria interlobularis yang pendek dan lurus. Tiap arteriol aferen

bercabang-cabang menjadi gelung-gelung kapiler glomerulus. Kapiler – kapiler

ini kemudian bersatu membentuk aretriol aferen, yang kembali bercabang-cabang

menjadi kapiler yang memberi darah ke tubulus (kapiler peritubulus) sebelum

mengalirkan darahnya ke dalam vena interlobularis (Ganong, 2002).

Unit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. Dalam setiap ginjal

terdapat sekitar 1 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi

sama. Dengan demikian, kerja ginjal dapat dianggap sebagai jumlah total dari

fungsi semua nefron tersebut, setiap nefron terdiri dari kapsula Bowman yang

mengitari rumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung

Page 27: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

9

Henle, dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri ke duktus

pengumpul (Sylvia and Lorraine, 2006).

Gambar 1. Anatomi Ginjal (Moondragon, 2010)

B. Perubahan Sistem Ginjal pada Lansia

Pertambahan usia menyebabkan banyak jaringan yang hilang dari korteks

ginjal, glomerulus dan tubulus. Permukaan glomerulus berkurang secara progresif

setelah 40 tahun disertai penambahan jaringan sklerotik. Pada korteks ginjal, arteri

aferen dan eferen cenderung mengalami atrofi sehingga menyebabkan

pengurangan jumlah darah yang terdapat di glomerulus. Setelah usia 20 tahun

terjadi penurunan aliran darah ginjal kira-kira 10% per dekade. Fungsi hemostasis

ginjal juga berkurang sehingga merupakan predisposisi terjadinya gagal ginjal

(Darmojo, 1999).

Page 28: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

10

Pada geriatri terjadi penurunan LFG karena telah terjadi pengurangan

total aliran darah ginjal, ukuran, dan jumlah glomerulus. Laju filtrasi glomerulus

akan menurun hingga 8-10 ml/menit/1,73 m2/dekade setelah umur 35 tahun.

Transpor maksimal tubulus juga mengalami penurunan progresif seiring dengan

peningkatan usia dan penurunan LFG (Darmojo, 1999).

C. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)

Salah satu indeks fungsi ginjal yang terpenting adalah laju filtrasi

glomerulus yang memberi informasi tentang jumlah jaringan ginjal yang

berfungsi (Sylvia and Lorraine, 2006). Klirens adalah volume plasma yang

mengandung semua zat yang larut melalui glomerulus serta dibersihkan atau

dihilangkan (cleared) dari plasma lalu diekskresikan ke dalam urin, karena itu

nilai klirens mewakili fungsi glomerulus (Nurhayana, et al., 2005).

Gambar 2. Laju Filtrasi Glomerulus (Yozi, 2000)

Page 29: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

11

National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative

(NKF K/DOQI) merekomendasikan persamaan tes klirens kreatinin (TKK) yang

menggunakan kadar kreatinin serum pada orang dewasa yaitu persamaan

Cockcroft and Gault (CG) yang dengan faktor koreksi umur, berat badan dan jenis

kelamin, dan Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) Study yang

memperhitungkan faktor usia, berat badan, jenis kelamin dan ras. Penentuan LFG

menurut persamaan C-G oleh Rolin et. al,1984 tanpa standarisasi mempunyai bias

10%, sedangkan dengan standarisasi 3% dan persamaan studi MDRD oleh Levey

et al, 2000 mempunyai bias 1% (Nurhayana, et al., 2005).

Persamaan Cockcroft and Gault (CG) dan Modification of Diet in Renal

Disease (MDRD) berdasarkan National Kidney Foundation DOQI, 2003, yaitu:

(Nurhayana, et al., 2005).

Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) digunakan secara luas sebagai indeks

fungsi ginjal, berikut ini adalah gambaran nilai LFG terhadap fungsi ginjal:

Page 30: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

12

(National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE) Clinical Guideline

73 Chronic Kidney Disease, 2008)

Faktor – faktor yang mempengaruhi LFG, antara lain :

1. Perubahan arus darah ginjal,

Golongan prostaglandin meningkatkan arus darah ke korteks ginjal dan

meneruskan arus darah ke medula ginjal.

2. Perubahan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus,

Dipengaruhi oleh perubahan tekanan darah sistemik dan kontraksi arteriol

aferen atau eferen. LFG akan dapat dipertahankan bila kontriksi arteriol eferen

lebih hebat daripada kontriksi arteriol aferen.

3. Perubahan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dipengaruhi oleh obstruksi

ureter dan edema ginjal di dalam kapsula renis yang ketat,

4. Perubahan kadar protein plasma akibat dehidrasi, hipoproteinemia,

Page 31: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

13

5. Perubahan Kf (koefisien ultrafiltrasi glomerulus) yang diatur oleh perubahan

permeabilitas kapiler glomerulus dan perubahan luas permukaan filtrasi efektif

(Ganong, 2002).

D. Geriatri

Geriatri adalah ilmu tentang merawat orang yang berusia lanjut terhadap

penyakitnya. Berdasarkan DEPKES RI , 2000, Geriatri merupakan cabang ilmu

dari gerontology dan kedokteran yang mempelajari kesehatan pada lansia dalam

berbagai aspek, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Geriatri dapat

pula diartikan sebagai cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit

pada lansia (Siti, 2008).

Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang

Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seorang yang telah mencapai usia

lebih dari 60 tahun. Pasien geriatri memiliki karakteristik khusus antara lain

menderita beberapa penyakit akibat gangguan fungsi jasmani dan rohani, dan

sering disertai masalah psikososial. Semuanya akan menyebabkan kemunduran,

keterbatasan, dan ketergantungan serta diberikan banyak obat-obatan yang

seringkali justru berakibat merugikan pasien (Siti, 2008).

Geriatri dapat diklasifikasikan sebagai berikut (menurut WHO) :

• Lansia (elderly) dengan kisaran umur 60-74 tahun,

• Tua (old) dengan kisaran umur 75-90 tahun

• Sangat tua (very old) dengan kisaran umur lebih dari 90 tahun (Walker and

Edwards, 2003).

Page 32: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

14

E. Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS)

Obat anti-inflamasi non steroid (OAINS) adalah sekelompok besar obat

yang memiliki sifat anti-inflamasi, antipiretik, dan analgesic dengan derajat

bervariasi. Obat golongan ini menghambat dua enzim siklo-oksigenase (COX-1

dan COX-2) yang diperlukan untuk sintesis prostaglandin (yang meningkatkan

inflamasi dan menyebabkan nyeri), terutama bekerja di perifer. OAINS dapat

diklasifikasikan berdasarkan kekuatannya. Parasetamol adalah contoh OAINS

lemah, ibuprofen adalah OAINS sedang, dan asam salisilat (aspirin) adalah

OAINS kuat. Obat ini juga diklasifikasikan berdasarkan strukrut kimiawinya,

misalakan salisilat, oksikam, dll. Sebagian besar OAINS diberikan per oral,

rektum, atau topikal meskipun sebagian dapat diberikan melalui injeksi (Brooker,

2005).

Penggunaan OAINS memerlukan monitoring yang ketat terutama pada

pasien geriatri. Obat ini dapat meningkatkan resiko komplikasi seperti

hiperkalemia atau gagal ginjal dan gangguan pada saluran gastrointestinal. Sejak

penyakit berhubungan dengan kondisi patologis yang bermain pada alur utama

untuk mendeterminasi nasib dan aksi obat, para klinik harus menggunakan

informasi tentang efek seputar nasib dan aksi obat yang ada pada usia tua untuk

memutuskan guide therapeutics yang akan diberikan khususnya (Melmon and

Morrelli, 2000).

Page 33: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

15

Tabel I. Contoh dan Rejimen Dosis OAINS Terhadap Nilai LFG

OAINS British National Formulary (BNF)

Drug Information Handbook (DIH)

Aspirin Hindari pada severe renal impairment (15-29 ml/min/1,73 m2)

Hindari penggunaan pada Clcr < 10 ml/min/1,73 m2

Celecoxib Hindari jika eGFR < 30 ml/min/1,73 m2)

Tidak direkomendasikan

Diclofenak Hindari pada severe renal impairment (15 – 29 ml/min/1,73 m2)

Tidak direkomendasikan untuk advance (<15 ml/min/1,73 m2) dan signifikan impairment (15-29 ml/min/1,73 m2)

Ketoprofen Kerusakan ringan dosis maks 150 mg/hari, kerusakan berat dengan Clcr <25 ml/menit dengan dosis maksimal 100 mg/hari.

mild impairment (30-59 ml/min/1,73 m2) maksimal 150 mg/hari; Severe dengan clcr< 25 ml/min/1,73 m2 max 100 mg/hari; Advanced dengan clcr <15 ml/min/1,73 m2 tidak direkomendasikan

Ketorolac Tidak melebihi 60 mg/ hari untuk pasien lansia dan atau gagal ginjal.

Kontraindikasi pada pasien dengan advanced renal impairment (<15 ml/min/1,73 m2). Pasien dengan kenaikan SrCr sedang (30-59 ml/min/1,73 m2) pakai ½ dosis anjuran. utk i.v/i.m tidak boleh lebih dari 60 mg/hari

Asam mefenamat Hindari pada severe renal impairment (15 – 29 ml/min/1,73 m2)

Tidak direkomendasikan

Meloxicam Hindari jika eGFR < 25 ml/mit/1.73 m2) (British National Formulary Organization, 2009).

Mild – moderate (30-59 ml/min/1,73 m2)� tidak ada dosis spesifik. Tidak direkomendasikan pada pasien dengan kliren kreatinin < 15 ml/menit (Lacy, 2008).

Page 34: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

16

F. Efek Obat Antiinflamasi Non Steroid terhadap Penurunan Fungsi Ginjal

OAINS menghambat dua enzim siklo-oksigenase (COX-1 dan COX-2)

yang diperlukan untuk sintesis prostaglandin (yang meningkatkan inflamasi dan

menyebabkan nyeri). Prostaglandin merupakan kelompok senyawa turunan asam

lemak prostanoat (C20) yang rantai atom karbonnya pada nomor 8-12 membentuk

cincin siklopentan. Saat ini dikenal prostaglandin A sampai I yang dibedakan oleh

substituen yang terikat pada cincin siklopentan (Emran, 2002).

Prostaglandin merupakan hormon asam lemak tidak jenuh yang terdapat

dalam banyak jaringan tubuh. Medula ginjal membentuk PGI2 (prostasiklin) dan

PGE2 yang merupakan vasodilator potensial. Prostaglandin berperan penting

dalam pengaturan aliran darah ginjal, pengeluaran renin, dan reabsorpsi Na+

(Sylvia and Lorraine, 2006). OAINS menghambat biosintesis prostaglandin,

prostasiklin, dan tromboksan melalui penghambatan aktivitas enzim

siklooksigenase (Emran, 2002).

G. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran evaluasi peresepan

OAINS pada pasien geriatri yang telah mengalami penurunan nilai LFG saat

dihitung dengan formula MDRD untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian di

Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.

Page 35: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai Analisis Pengobatan Analisis Pengobatan Anti

Inflamasi Non Steroid pada Geriatri Berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus dengan

Formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di Rumah Sakit

Kabupaten Bantul Periode 2009 merupakan jenis penelitian observasional

deskriptif evaluatif dengan desain cross sectional yang bersifat retrospektif.

Penelitian observasional merupakan penelitian dengan menggunakan

teknik atau pendekatan guna mendapatkan data primer dengan cara langsung

mengamati objek datanya. Penelitian observasional dapat dikelompokkan menjadi

observasi perilaku dan observasi non perilaku. Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian observasional tanpa perlakuan berupa observasi analisis catatan

(Jogiyanto, 2008).

Rancangan penelitian deskriptif karena tujuan dari penelitian yaitu

membuat gambaran atau mendeskripsikan mengenai suatu keadaan secara

objektif. Desain atau rancangan penelitian adalah cross sectional di mana efek dan

faktor resiko diambil dalam satu waktu (Notoatmodjo, 2005). Metode penelitian

ini merupakan deskriptif evaluatif karena gambaran data yang diperoleh dari

lembar rekam medis akan dievaluasi berdasarkan standar baku yang berlaku, dan

dideskripsikan dengan memaparkan fenomena yang telah terjadi, kemudian

ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram.

Page 36: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

18

Penelitian ini bersifat retrospektif karena data yang digunakan dalam

penelitian ini diambil dengan melakukan penelusuran dokumen terdahulu, yaitu

pada lembar rekam medis pasien di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel utama :

a. Variabel bebas : nilai perhitungan LFG yang diperoleh

Merupakan nilai yang diperoleh dengan menggunakan formula MDRD.

b. Variabel tergantung : dosis OAINS

Merupakan akibat dari penurunan nilai perhitungan LFG. Oleh karena itu,

perlu adanya penyesuaian terhadap dosis OAINS.

2. Variabel terkendali

a. Umur

b. Suku bangsa

3. Variabel tak terkendali

a. Penyakit penyerta

b. Berat badan pasien

4. Pasien geriatri yang telah mengalami penurunan LFG adalah pasien berusia 60

tahun keatas di mana pada rekam medis tercantum data laboratorium serum

kreatinin <5 mg/dL dan apabila dihitung dengan MDRD memiliki nilai LFG

<60 ml/min/1,73 m2 serta pasien yang telah menerima terapi OAINS.

5. Karakteristik pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG adalah pasien

yang belum terdiagnosis telah mengalami penurunan LFG dan belum

Page 37: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

19

mencapai tahap gagal ginjal pada saat pasien dirawat di Rumah Sakit

Kabupaten Bantul periode 2009.

6. Penurunan LFG dihitung dengan formula MDRD. Formula MDRD

membutuhkan beberapa data pasien meliputi serum kreatinin, umur, suku

bangsa, dan jenis kelamin, dan formula MDRD dalam menghitung LFG

adalah sebagai berikut:

LFG (ml/min/1,73 m2) = 186 x (Scr/88.4)-1.154 x (Age)-0.203 x (0.742 jika

wanita) x (1.212 bila African-American) (SI units)

7. Rumah sakit yang akan diambil sebagai sampel adalah RSU St.Elizabeth

Ganjuran, RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul. Alasan pemilihan

tersebut karena kedua rumah sakit tersebut dirasa mampu mewakili

(representatif) seluruh rumah sakit Kabupaten Bantul.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua pasien geriatri yang telah mengalami

pemeriksaan laboratorium mengenai nilai serum kreatinin di Rumah Sakit

Kabupaten Bantul periode 2009, kemudian diambil sesuai kriteria inklusi yaitu

pasien dengan usia 60 tahun keatas yang telah menerima terapi OAINS, dan

dengan kriteria eksklusi berupa pasien gagal ginjal.

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

rekam medis pasien geriatri yang telah mengalami penurunan nilai LFG kurang

Page 38: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

20

dari 60 ml/menit/1.73m2 menurut formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten

Bantul selama tahun 2009.

E. Tata Cara Penelitian

Penelitian ini merupakan sub dari proyek penelitian besar dengan judul

“Analisis Pengobatan pada Geriatri Berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)

Menurut Formula Cockroft-Gault (CG) dan Modification of Diet in Renal Disease

(MDRD) di Rumah Sakit Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kajian

Obat Hipertensi, Obat Antibiotika, dan Obat Antiinflamasi Non Steroid (Kota

Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman)”. Adapun tata cara

penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Analisis situasi

Analisis situasi dimulai dengan melihat data laboratorium mengenai

serum kreatinin, penggunaan satu atau lebih obat hipertensi, obat antibiotika,

dan OAINS sebagai terapi, umur, ras, jenis kelamin pasien geriatri yang

dirawat di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009 yang diperoleh dari

instalasi catatan medik rumah sakit pada bulan Januari 2009 hingga Desember

2009.

2. Pengambilan data

Pasien yang diperoleh dari rekam medis dipilih sesuai dengan kriteria

inklusi yang telah ditetapkan oleh penulis. Tahap pengambilan data dilakukan

melalui beberapa proses:

Page 39: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

21

a) Penelusuran data, dilakukan dengan melihat data dokumentasi berupa

buku hasil pemeriksaan laboratorium pasien di instalasi laboratorium yang

memuat laporan data laboratorium pasien geriatri yang pernah memeriksa

serum kreatinin dan pernah dirawat di rumah sakit bersangkutan. Pada

saat penelusuran data, dilakukan penyeleksian data hingga mendapatkan

nomer rekam medis pasien geriatri yang sesuai dengan definisi operasional

di atas, antara lain:

- pencarian data pasien yang pernah mengalami pemeriksaan serum

kreatinin,

- penyeleksian data berdasarkan umur geriatri, yaitu ≥ 60 tahun,

- pencatatan nomer rekam medis pasien geriatri sesuai dengan kriteria

umur geriatri, mempunyai data serum kreatinin, dan pernah di rawat di

rumah sakit bersangkutan.

- Mendapatkan jumlah populasi pada tiap Rumah Sakit Kabupaten

Bantul kemudian menghitung dan mengambil sampel minimum

menggunakan Rumus Slovin, yaitu :

di mana : n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

d = galat pendugaan (0,05) (Setiawan, 2007).

Page 40: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

22

- Melakukan randomisasi sampel menggunakan tabel random

berdasarkan nomer rekam medis sejumlah ukuran sampel minimum

yang didapat, antara lain untuk RSUD Panembahan Senopati

mempunyai populasi sebesar 890 pasien dengan sampel minimum

sebesar 276 sampel, sedangkan untuk RS St. Elisabeth Ganjuran

mempunyai populasi sampel dan ukuran sampel minimum sebesar 315

sampel.

- Dari ukuran sampel minimum, baru dilakukan pengambilan sampel

untuk kajian OAINS.

b) Pengumpulan data, pada tahap ini dilakukan pencarian pasien geriatri yang

sesuai dengan definisi operasional di atas berdasarkan nomor rekam medis

yang didapat sebanyak ukuran sampel minimum yang telah ditentukan.

c) Pencatatan data :

- dilakukan dengan mencatat data pasien geriatri sebagai sampel sesuai

dengan nomer rekam medis yang telah diacak dan sesuai dengan

ukuran sampel minimum. Data yang dicatat meliputi data serum

kreatinin sesuai dengan tanggal pemeriksaan yang tercatat di instalasi

laboratorium, umur, jenis kelamin, dan terapi yang diberikan terkait

penggunaan salah satu atau lebih obat hipertensi, obat antibiotik, dan

OAINS ketika di rawat di rumah sakit bersangkutan. Apabila terdapat

data yang kurang jelas dan kurang lengkap terkait dengan peresepan

OAINS, dilakukan tanya jawab dengan Apoteker yang berada di

rumah sakit bersangkutan.

Page 41: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

- Dari data sampel minimum yang sudah diambil, peneliti mengambil

sampel kajian OAINS dari sampel minimum per rumah sakit, sebanyak

52 sampel dari RS St.

Panembahan Senopati Bantul.

Data yang dikumpulkan meliputi nomor re

kelamin, suku bangsa,

penggunaan terapi

3. Pengolahan data

Data yang diperoleh

diagram yang meliputi data tentang pasien geriatri yang telah mengalami

penurunan LFG serta pengobatan

geriatri yang mengalami penu

analisis data untuk penyesuaian dosis OAINS terhadap hasil perhitungan nilai

Dari data sampel minimum yang sudah diambil, peneliti mengambil

sampel kajian OAINS dari sampel minimum per rumah sakit, sebanyak

52 sampel dari RS St. Elisabeth Ganjuran dan 62 sampel dari RSUD

Panembahan Senopati Bantul.

Gambar 3. Pembagian Sampel Kajian OAINS

Data yang dikumpulkan meliputi nomor rekam medis, umur, jenis

suku bangsa, nilai serum kreatinin, serta dosis dan frekuensi

penggunaan terapi OAINS yang diberikan.

Pengolahan data

Data yang diperoleh berupa penyajian dalam bentuk tabel dan

diagram yang meliputi data tentang pasien geriatri yang telah mengalami

penurunan LFG serta pengobatan OAINS yang tidak sesuai pada pasien

geriatri yang mengalami penurunan LFG menurut formula MDRD. Dasar

analisis data untuk penyesuaian dosis OAINS terhadap hasil perhitungan nilai

RSUD Senopati Bantul RS St. Elisabeth Ganjuran

62 52276

890315

Sampel OAINS Sampel minimum per RS

23

Dari data sampel minimum yang sudah diambil, peneliti mengambil

sampel kajian OAINS dari sampel minimum per rumah sakit, sebanyak

Elisabeth Ganjuran dan 62 sampel dari RSUD

Gambar 3. Pembagian Sampel Kajian OAINS

kam medis, umur, jenis

, serta dosis dan frekuensi

bentuk tabel dan

diagram yang meliputi data tentang pasien geriatri yang telah mengalami

g tidak sesuai pada pasien

runan LFG menurut formula MDRD. Dasar

analisis data untuk penyesuaian dosis OAINS terhadap hasil perhitungan nilai

RS St. Elisabeth Ganjuran

Populasi

Page 42: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

24

LFG dengan formula MDRD menggunakan British National Formulary

(BNF), 2009, sebagai acuan pustaka.

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data kualitatif yang diperoleh dibahas dalam bentuk uraian dan secara

deskriptif dalam bentuk tabel dan atau gambar diagram. Adapun data pasien akan

dikelompokkan terlebih dahulu sebagai berikut ini:

1. Persentase kasus geriatri dengan penurunan nilai LFG berdasarkan tingkatan

umur dan jenis kelamin dengan menghitung jumlah sampel dengan penurunan

LFG pada masing – masing tingkatan umur dan jenis kelamin dibagi dengan

jumlah total sampel kasus geriatri dengan penurunan LFG yang terdeteksi

MDRD pada masing – masing tingkatan umur dan jenis kelamin dikali 100%.

2. Persentase LFG berdasarkan klasifikasi CKD dengan menghitung jumlah

sampel pada masing – masing stage CKD dibagi dengan jumlah total kasus

geriatri terdeteksi MDRD dikali 100%.

3. Persentase LFG berdasarkan klasifikasi CKD pada masing – masing jenis

kelamin dengan menghitung masing – masing stage CKD pada tiap jenis

kelamin dibagi dengan jumlah total kasus di tiap jenis kelamin yang terdeteksi

MDRD dikali 100%.

4. Persentase per item OAINS berdasarkan nilai LFG sampel dengan

menghitung jumlah per item OAINS dibagi dengan jumlah total kasus geriatri

yang terdeteksi MDRD dikali 100%.

Page 43: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

25

5. Persentase kasus geriatri yang telah mengalami penurunan LFG berdasarkan

formula MDRD serta telah menerima terapi OAINS dengan dosis tepat

dengan menghitung jumlah kasus geriatri dengan penurunan LFG yang

memperoleh dosis tepat dibagi total kasus geriatri dengan penurunan LFG

menurut formula MDRD dikali 100%.

6. Persentase kasus geriatri yang telah mengalami penurunan LFG berdasarkan

formula MDRD serta telah menerima terapi OAINS dengan dosis tidak sesuai

dengan menghitung jumlah kasus geriatri dengan penurunan LFG yang

memperoleh dosis tidak sesuai atau tidak tepat dibagi total kasus geriatri

dengan penurunan nilai LFG menurut formula MDRD dikali 100%.

7. Persentase item OAINS tepat dosis dengan penurunan LFG dengan

menghitung jumlah per item OAINS tepat dosis dibagi dengan jumlah total

kasus geriatri dengan penurunan LFG yang terdeteksi MDRD dikali 100%.

8. Persentase item OAINS tidak tepat dosis dengan penurunan LFG dengan

menghitung jumlah per item OAINS tidak tepat dosis dibagi dengan jumlah

total kasus geriatri dengan penurunan LFG yang terdeteksi MDRD dikali

100%.

Page 44: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menganalisis

pengobatan pada geriatri yang mendapatkan peresepan OAINS berdasarkan laju

filtrasi glomerulus (LFG) yang dihitung dengan formula Modification of Diet in

Renal Disease (MDRD) di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009. Dari

analisis pengobatan ini juga secara khusus dapat mengetahui profil, jumlah dan

penyesuaian dosis OAINS pada pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG

berdasarkan formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.

Subyek penelitian diambil dari dua Rumah Sakit Kabupaten Bantul, yaitu

sebanyak 52 sampel berasal dari RS Elisabeth Ganjuran dan 62 sampel berasal

dari RSUD Panembahan Senopati Bantul.

A. Profil 114 Pasien Geriatri di Rumah Sakit Kabupaten Bantul Periode

2009

Perhitungan nilai LFG dengan formula MDRD memakai nilai ukuran

serum kreatinin bersamaan dengan usia, dan nilai yang ditentukan untuk jenis

kelamin dan suku bangsa. Subjek penelitian yang diambil adalah geriatri yang

telah mengalami pemeriksaan serum kreatinin, dengan kriteria inklusi pasien

berumur 60 tahun ke atas dan mendapatkan peresapan OAINS, sedangkan kriteria

eksklusinya berupa pasien gagal ginjal. Jika melihat kriteria inklusi dan ekslusi di

atas, maka subjek penelitian ini sudah memenuhi persyaratan untuk menghitung

nilai LFG menggunakan formula MDRD dengan kelengkapan data, antara lain

nilai serum kreatinin, umur, jenis kelamin, dan suku bangsa.

Page 45: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

27

Berdasarkan penelitian sebelumnya, menurut Van Den Noortgate,et al.,

2004 bahwa formula MDRD lebih akurat dalam memprediksi nilai LFG

dibandingkan dengan formula CG dan juga menurut MacGregoor, et al., 2006,

formula MDRD dianggap lebih baik dari klirens kreatinin yang dihitung dari

bahan urine 24 jam maupun dari formula Cockcroft and Gault (CG). Formula

MDRD hanya membutuhkan data umur, jenis kelamin, ras, dan kadar serum

kreatinin, jika dibandingkan formula CG yang membutuhkan data berat badan

untuk memprediksi nilai LFG. Pada rekam medis yang diamati saat penelitian,

peneliti jarang atau sama sekali tidak menemukan data berat badan pasien maka,

hal tersebut sangat menjadi kendala dalam memprediksikan nilai LFG jika

dihitung dengan formula CG. Inilah yang menjadi keuntungan terbesar dari

formula MDRD dibandingkan formula CG.

Sampel geriatri yang didapat pada penelitian ini berkisar dari umur 60 –

93 tahun dan dikelompokkan dalam 2 jenis kelamin, laki - laki dan perempuan.

Jumlah sampel yang didapat adalah sebanyak 114 kasus geriatri. Keterangan

umur, jenis kelamin ini dapat mengambarkan profil geriatri yang mendapatkan

perhitungan nilai LFG dengan formula MDRD. Pasien geriatri sering terkena

banyak jenis penyakit dimana umur berkorelasi dengan sedikit banyaknya

perubahan fungsi fisiologis tubuh dan terapi yang akan diberikan.

Page 46: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

Gambar 4. Persentase Sampel Berdasarkan Tingkatan Umur Geriatri

Berdasarkan gambar 4 di atas, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa

sampel geriatri paling banyak pada tingkatan umur

60 – 74 tahun dengan jumlah kasus sebanyak 62 kasus atau 54,4% dari total

kasus, kemudian old

total kasus, dan very old

total kasus. Dengan demikian, tingkatan umur

geriatri yang menerima pengobatan OAINS dan dapat dianalisis berdasarkan LFG

dengan formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.

Profil geriatri yang dilihat berdasarkan

diagram di bawah ini, menunjukkan bahwa kasus pada laki

daripada perempuan. Jumlah kasus geriatri laki

51,8% dari total kasus, sedangkan untuk perempuan sebanyak 55 kasus atau

48,3% dari total kasus.

43,0%

. Persentase Sampel Berdasarkan Tingkatan Umur Geriatri

Berdasarkan gambar 4 di atas, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa

sampel geriatri paling banyak pada tingkatan umur elderly, yaitu berkisar antara

74 tahun dengan jumlah kasus sebanyak 62 kasus atau 54,4% dari total

old dengan jumlah kasus sebanyak 48 kasus atau 43,0% dari

very old dengan jumlah kasus sebanyak 3 kasus atau 2,6% dari

kasus. Dengan demikian, tingkatan umur elderly mendominasi jumlah kasus

geriatri yang menerima pengobatan OAINS dan dapat dianalisis berdasarkan LFG

dengan formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.

Profil geriatri yang dilihat berdasarkan jenis kelamin seperti pada

diagram di bawah ini, menunjukkan bahwa kasus pada laki – laki lebih banyak

daripada perempuan. Jumlah kasus geriatri laki – laki sebanyak 59 kasus atau

51,8% dari total kasus, sedangkan untuk perempuan sebanyak 55 kasus atau

,3% dari total kasus.

54,4%

2,6%

28

. Persentase Sampel Berdasarkan Tingkatan Umur Geriatri

Berdasarkan gambar 4 di atas, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa

, yaitu berkisar antara

74 tahun dengan jumlah kasus sebanyak 62 kasus atau 54,4% dari total

dengan jumlah kasus sebanyak 48 kasus atau 43,0% dari

dengan jumlah kasus sebanyak 3 kasus atau 2,6% dari

mendominasi jumlah kasus

geriatri yang menerima pengobatan OAINS dan dapat dianalisis berdasarkan LFG

dengan formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009.

jenis kelamin seperti pada

laki lebih banyak

laki sebanyak 59 kasus atau

51,8% dari total kasus, sedangkan untuk perempuan sebanyak 55 kasus atau

Elderly

Old

Very old

n = 114

Page 47: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

Gambar 5. Persentase Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada setiap subyek penelitian, baik laki

dilihat juga banyaknya kasus berdasarkan tingkatan umur. Baik laki

maupun perempuan, proporsi kasus paling banyak terdapat pada tingkat umur

elderly. Pada tingkat

tua, sudah rentan terhadap berbagai penyakit di mana terjadi suatu proses

menghilangnya secara perlahan

diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya.

Tabel

Umur (tahun)

Elderly Old Very Old

Berdasarkan NKDEP (

menyatakan bahwa jika LFG >60

range, jika LFG <60 mL/menit/1,

48,3%

. Persentase Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada setiap subyek penelitian, baik laki – laki maupun perempuan dapat

dilihat juga banyaknya kasus berdasarkan tingkatan umur. Baik laki

maupun perempuan, proporsi kasus paling banyak terdapat pada tingkat umur

Pada tingkat elderly ini seseorang mulai bisa dikatakan pada kondisi yang

tua, sudah rentan terhadap berbagai penyakit di mana terjadi suatu proses

menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya.

Tabel II. Klasifikasi Subyek Berdasarkan Umur

Total n = 114

(Proporsi)

Laki – laki n = 59

(Proporsi) 62 (54,4%) 32 (54,2%) 48 (43,0%) 27 (45,8%) 3 (2,6%) 0 (0,0%)

Berdasarkan NKDEP (National Kidney Disease Education Programme

menyatakan bahwa jika LFG >60 mL/menit/1,73m2 maka masih dalam normal

, jika LFG <60 mL/menit/1,73m2 maka kemungkinan mempunyai

51,8%

29

. Persentase Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

laki maupun perempuan dapat

dilihat juga banyaknya kasus berdasarkan tingkatan umur. Baik laki – laki

maupun perempuan, proporsi kasus paling banyak terdapat pada tingkat umur

eorang mulai bisa dikatakan pada kondisi yang

tua, sudah rentan terhadap berbagai penyakit di mana terjadi suatu proses

lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

II. Klasifikasi Subyek Berdasarkan Umur

Perempuan n = 55

(Proporsi) 30(54,6%) 22 (40,0%) 3 (5,5%)

National Kidney Disease Education Programme)

maka masih dalam normal

maka kemungkinan mempunyai

Laki - laki

Perempuan

n = 114

Page 48: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

gangguan ginjal, dan jika LFG

114 kasus geriatri yang terdekteksi punya nilai LFG yang dihitung berdasarkan

formula MDRD, sebanyak 29 kasus atau 24,4% dari jumlah total kasus terdeteksi

mengalami penurunan nilai LFG, dan sisanya mempunyai nilai LFG normal, y

sebanyak 85 kasus atau 74,6% dari jumlah total kasus.

Gambar 6. Persentase LFG Berdasarkan Ada dan Tidaknya Penurunan

Adanya prediksi nilai LFG ini adalah salah satu antisipasi untuk

mengurangi dan mengendalikan faktor resiko yang mengarah pada CKD sebagai

manifestasi dari nilai LFG yang dimiliki oleh seseorang.

diberikan terhadap CKD adalah jika pr

tidak ada bukti kerusakan ginjal maka seseorang terhindar dari CKD (Kidney

Health Australia, 2007).

Perhitungan nilai LFG memerlukan data serum kreatinin karena serum

kreatinin juga salah satu parameter untuk mengetahui

gangguan ginjal, dan jika LFG ≤15 mL/menit/1,73m2 ada gagal ginjal. Sebanyak

114 kasus geriatri yang terdekteksi punya nilai LFG yang dihitung berdasarkan

formula MDRD, sebanyak 29 kasus atau 24,4% dari jumlah total kasus terdeteksi

mengalami penurunan nilai LFG, dan sisanya mempunyai nilai LFG normal, y

sebanyak 85 kasus atau 74,6% dari jumlah total kasus.

. Persentase LFG Berdasarkan Ada dan Tidaknya Penurunan Nilai LFG

Adanya prediksi nilai LFG ini adalah salah satu antisipasi untuk

mengurangi dan mengendalikan faktor resiko yang mengarah pada CKD sebagai

manifestasi dari nilai LFG yang dimiliki oleh seseorang. Tips klinik yang biasa

diberikan terhadap CKD adalah jika prediksi LFG >60 mL/menit/1,73m2 dan

tidak ada bukti kerusakan ginjal maka seseorang terhindar dari CKD (Kidney

Health Australia, 2007).

Perhitungan nilai LFG memerlukan data serum kreatinin karena serum

kreatinin juga salah satu parameter untuk mengetahui fungsi glomerulus.

74,6%

24,4%

30

ada gagal ginjal. Sebanyak

114 kasus geriatri yang terdekteksi punya nilai LFG yang dihitung berdasarkan

formula MDRD, sebanyak 29 kasus atau 24,4% dari jumlah total kasus terdeteksi

mengalami penurunan nilai LFG, dan sisanya mempunyai nilai LFG normal, yaitu

. Persentase LFG Berdasarkan Ada dan Tidaknya Penurunan

Adanya prediksi nilai LFG ini adalah salah satu antisipasi untuk

mengurangi dan mengendalikan faktor resiko yang mengarah pada CKD sebagai

Tips klinik yang biasa

ediksi LFG >60 mL/menit/1,73m2 dan

tidak ada bukti kerusakan ginjal maka seseorang terhindar dari CKD (Kidney

Perhitungan nilai LFG memerlukan data serum kreatinin karena serum

fungsi glomerulus. Tidak

LFG normal

Penurunan LFG

n = 114

Page 49: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

31

cukup hanya serum kreatinin saja untuk menentukan apakah ginjal seseorang itu

masih baik. Pengukuran dengan LFG terhadap fungsi ginjal lebih baik daripada

serum kreatinin. Menurut MacGregoor, et al., 2006, serum kreatinin berkorelasi

dengan massa otot, maka untuk pasien dengan massa otot yang kecil seperti pada

wanita dan atau elderly akan mempunyai nilai serum kreatinin yang rendah

sehingga nilai LFG akan lebih tinggi dari aslinya, padahal belum tentu pasien,

khususnya wanita dan elderly yang mempunyai nilai kreatinin serum rendah, tidak

mengalami penurunan fungsi ginjal.

Pada tabel III dapat dilihat nilai LFG berdasarkan klasifikasi CKD

bahwa sebanyak 9 kasus geriatri laki – laki mengalami penurunan LFG dengan

pembagian tingkat berupa tingkat 3A sebanyak 3 kasus atau 5,1% dari jumlah

total subyek laki – laki, tingkat 3B sebanyak 3 kasus atau 5,1% dari jumlah total

subyek laki – laki, tingkat 4 sebanyak 3 kasus atau 5,1% dari jumlah total subyek

laki – laki, sedangkan pada tingkat 5 tidak ditemukan kasus yang mengalami

penurunan LFG dengan range LFG <15 mL/menit/1,73m2. Pada subyek

perempuan penurunan nilai LFG ditemukan sebanyak 20 kasus dari jumlah total

kasus dengan pembagian tingkat 3A sebanyak 13 kasus atau 23,6% dari jumlah

total subyek perempuan, tingkat 3B sebanyak 4 kasus atau 7,3% dari jumlah total

subyek perempuan, tingkat 4 sebanyak 3 kasus atau 5,5% dari jumlah total subyek

perempuan, sedangkan pada tingkat 5 tidak ditemikan kasus yang mengalami

penurunan LFG dengan range <15 mL/menit/1,73m2. Jumlah kasus geriatri pada

tingkat 1 dan 2 masih lebih banyak daripada pada tingkat 3A, 3B, 4, dan 5, maka

secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi ginjal geriatri masih cukup baik.

Page 50: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

32

Tabel III. LFG Berdasarkan Klasifikasi CKD

LFG (ml/min/1,732)

Total n = 114

(Proporsi)

Laki – laki n = 59

(Proporsi)

Perempuan n = 55

(Proporsi) Tingkat 1 = >90 58 (50,9%) 36 (61,0%) 22 (40,0%) Tingkat 2 = 60 – 89 27 (23,7%) 14 (23,7%) 13 (23,6%) Tingkat 3A = 45 - 59 16 (14,0%) 3 (5,1%) 13 (23,6%) Tingkat 3B = 30 – 44 7 (6,1%) 3 (5,1%) 4 (7,3%) Tingkat 4 = 15 – 29 6 (5,3%) 3 (5,1%) 3 (5,5%) Tingkat 5 = <15 0 (0,0%) 0 (0,0%) 0 (0,0%)

Berdasarkan National Institute for Health and Clinical Excellence

(NICE) Clinical Guideline, 2008, menyatakan bahwa CKD berada pada tingkat

3A dan 3B. Walaupun demikian, pada tingkat 2 perlu menjadi perhatian juga

karena pada tingkat 2 ada indikasi penyakit ginjal yang bisa terjadi. Menurut

Gooch, et al., 2007, pada populasi elderly yang mempunyai LFG 60 – 89

mL/menit/1,73m2 (tingkat 2 CKD), pada pengguna COX-2 inhibitor punya

peningkatan resiko yang cepat terhadap gangguan ginjal sebesar 25%

dibandingkan dengan subyek yang tidak menggunakan OAINS, sedangkan pada

pengguna non- selective COX-2 inhibitor adalah sebesar 29,0%.

Subyek penelitian yang terdeteksi mempunyai LFG yang dihitung dengan

formula MDRD juga mendapatkan peresepan OAINS pada terapi penyakit yang

diderita. Pada diagram di atas menunjukkan OAINS per nama generiknya yang

diberikan sebagai terapi di Rumah Sakit Kabupaten Bantul. Terlihat bahwa

OAINS yang banyak dipakai dalam pengobatan adalah dengan nama generik

ketorolac dengan bentuk sediaan injeksi, yaitu sebanyak 35 kasus atau 30,7% dari

jumlah total kasus yang mempunyai nilai LFG dan mendapatkan peresepan

OAINS.

Page 51: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

Gambar 7. Persentase

B. Jumlah Geriatri dengan Penurunan LFG Berdasarkan Formula MDRD serta Mendapatkan Peresepan OAINS yang Tidak Sesuai di Rumah Sakit

Pada profil geriatri menunjukkan bahwa sebanyak 114 kasus terdeteksi

mempunyai nilai LFG yang dihitung dengan formula MDRD. Berdasarkan

NKDEP (National Kidney Disease Education Programme

jika LFG >60 mL/menit/1,73m

mL/menit/1,73m2 maka kemungkinan mempunyai gangguan ginjal, dan jika LFG

≤15 mL/menit/1,73m

geriatri yang terdeteksi MDRD dapat dilihat bahwa

24,4% dari jumlah total kasus terdeteksi mengalami penurunan nilai LFG, dan

30,7%

12,3%

7,9%

Gambar 7. Persentase OAINS Berdasarkan Nilai LFG Sampel

Jumlah Geriatri dengan Penurunan LFG Berdasarkan Formula MDRD serta Mendapatkan Peresepan OAINS yang Tidak Sesuai di Rumah Sakit

Kabupaten Bantul Periode 2009

Pada profil geriatri menunjukkan bahwa sebanyak 114 kasus terdeteksi

mempunyai nilai LFG yang dihitung dengan formula MDRD. Berdasarkan

Kidney Disease Education Programme) menyatakan bahwa

mL/menit/1,73m2 maka masih dalam normal range

maka kemungkinan mempunyai gangguan ginjal, dan jika LFG

73m2 ada gagal ginjal. Dengan demikian, sebanyak 114 kasus

geriatri yang terdeteksi MDRD dapat dilihat bahwa yaitu, sebanyak 29 kasus atau

dari jumlah total kasus terdeteksi mengalami penurunan nilai LFG, dan

7,0%

28,1%

6,1%

5,3%

7,9%

0,9%

1,8%

Metampiron

Asam Mefenamat

Celecoxib

Ketoprofen

Injeksi ketorolac

Diklofenak

Meloxicam

Tinoridin HCl

Piroxicam

33

OAINS Berdasarkan Nilai LFG Sampel

Jumlah Geriatri dengan Penurunan LFG Berdasarkan Formula MDRD serta Mendapatkan Peresepan OAINS yang Tidak Sesuai di Rumah Sakit

Pada profil geriatri menunjukkan bahwa sebanyak 114 kasus terdeteksi

mempunyai nilai LFG yang dihitung dengan formula MDRD. Berdasarkan

menyatakan bahwa

range , jika LFG <60

maka kemungkinan mempunyai gangguan ginjal, dan jika LFG

ada gagal ginjal. Dengan demikian, sebanyak 114 kasus

, sebanyak 29 kasus atau

dari jumlah total kasus terdeteksi mengalami penurunan nilai LFG, dan

Metampiron

Asam Mefenamat

Celecoxib

Ketoprofen

Injeksi ketorolac

Diklofenak

Meloxicam

Tinoridin HCl

Piroxicam

Page 52: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

34

sisanya mempunyai nilai LFG normal, yaitu sebanyak 85 kasus atau 74,6% dari

jumlah total kasus.

Tabel IV. Klasifikasi Umur Berdasarkan Penurunan Nilai LFG

Umur (tahun)

Total n = 29

(Proporsi)

Laki – laki n = 9

(Proporsi)

Perempuan n = 20

(Proporsi) Elderly 11 (41,4%) 3 (33,3%) 8 (40,0%) Old 15 (48,3%) 6 (66,7%) 9 (45,0%) Very Old 3 (10,3%) 0 (0,0%) 3 (15,0%)

Penurunan nilai LFG pada setiap jenis kelamin dapat dibagi berdasarkan

tingkatan umur. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada laki – laki terdapat 9

kasus yang mengalami penurunan LFG, di mana pada tingkat usia elderly

diketahui mengalami penurunan nilai LFG sebanyak 33,3% dari jumlah total

kasus geriatri laki – laki dengan penurunan nilai LFG, sisanya sebanyak 66,7%

pada tingkat umur old dan 0,0% pada tingkat umur very old. Sedangkan, untuk

perempuan dapat dilihat bahwa terdapat 20 kasus yang mengalami penuruanan

nilai LFG, di mana pada tingkat umur elderly diketahui mengalami penurunan

nilai LFG sebanyak 40,0% dari jumlah total kasus geriatri perempuan dengan

penurunan nilai LFG, sisanya sebesar 45,0% mengalami penurunan nilai LFG

pada tingkat umur old, dan sebanyak 15,0% pada tingkat very old.

Pada gambar 8, dapat dilihat, dari jumlah total kasus geriatri dengan

penurunan LFG terkait dengan peresapan OAINS yang didapat bahwa ketepatan

dosis OAINS yang diresepkan masih ada yang tidak tepat. Walaupun demikian,

persentase OAINS yang diberikan dengan tepat dosis masih lebih besar

dibandingkan dengan persentase OAINS yang diberikan dengan tidak tepat dosis.

Pemberian OAINS tepat dosis sebanyak 23 kasus atau 76,7% dari jumlah total

Page 53: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

kasus dengan penurunan LFG , pemberian OAINS tidak sesuai atau tidak te

dosis sebanyak 2 kasus atau 6,7% dari jumlah total kasus dengan penurunan LFG,

dan sisanya sebanyak 16,7% adalah pemberian OAINS berupa metampiron dan

tinoridine HCl, yang tidak dapat dianalisis karena tidak ada pustaka yang dapat

diacu.

Gambar 8. Persentase Pen

Penurunan nilai LFG tidak seluruhnya disebabkan oleh penyakit ginjal,

namun bisa disebabkan oleh proses penuaan yang terjadi dalam tubuh manusia

sejalan dengan bertambahnya umur. Berd

formula MDRD maka, nilai LFG yang diprediksikan dapat menggambarkan

fungsi ginjal yang bermanifestasi pada

nilai LFG yang diprediksikan ini belum tentu mengindikasikan penderita

mengalami CKD, karena parameter seseorang terkena CKD tidak hanya dilihat

16,7%

6,7%

kasus dengan penurunan LFG , pemberian OAINS tidak sesuai atau tidak te

dosis sebanyak 2 kasus atau 6,7% dari jumlah total kasus dengan penurunan LFG,

dan sisanya sebanyak 16,7% adalah pemberian OAINS berupa metampiron dan

tinoridine HCl, yang tidak dapat dianalisis karena tidak ada pustaka yang dapat

Persentase Penyesuaian Dosis OAINS dengan Penurunan Nilai LFG

Penurunan nilai LFG tidak seluruhnya disebabkan oleh penyakit ginjal,

namun bisa disebabkan oleh proses penuaan yang terjadi dalam tubuh manusia

sejalan dengan bertambahnya umur. Berdasarkan perhitungan LFG dengan

formula MDRD maka, nilai LFG yang diprediksikan dapat menggambarkan

fungsi ginjal yang bermanifestasi pada Chronic Kidney Disease

nilai LFG yang diprediksikan ini belum tentu mengindikasikan penderita

CKD, karena parameter seseorang terkena CKD tidak hanya dilihat

76,7%

6,7%

OAINS tepat dosis

Tidak dapat dianalisis

OAINS tidak tepat dosis

35

kasus dengan penurunan LFG , pemberian OAINS tidak sesuai atau tidak tepat

dosis sebanyak 2 kasus atau 6,7% dari jumlah total kasus dengan penurunan LFG,

dan sisanya sebanyak 16,7% adalah pemberian OAINS berupa metampiron dan

tinoridine HCl, yang tidak dapat dianalisis karena tidak ada pustaka yang dapat

Dosis OAINS dengan Penurunan Nilai

Penurunan nilai LFG tidak seluruhnya disebabkan oleh penyakit ginjal,

namun bisa disebabkan oleh proses penuaan yang terjadi dalam tubuh manusia

asarkan perhitungan LFG dengan

formula MDRD maka, nilai LFG yang diprediksikan dapat menggambarkan

Chronic Kidney Disease (CKD). Namun,

nilai LFG yang diprediksikan ini belum tentu mengindikasikan penderita

CKD, karena parameter seseorang terkena CKD tidak hanya dilihat

OAINS tepat dosis

Tidak dapat dianalisis

OAINS tidak tepat dosis

n = 29

Page 54: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

36

dari nilai LFG saat itu, tetapi juga dengan hasil laboratorium yang lain berupa

protein, albumin, dan sebagainya. Pemeriksaan laboratorium terhadap adanya

CKD pun perlu dilakukan secara rutin karena pengertian CKD sendiri menurut

Kidney Health Australia (2007) adalah LFG <60 ml/menit/1,73m2 yang hadir

selama ≥ 3 bulan dengan atau tanpa bukti kerusakan ginjal atau bukti kerusakan

ginjal dengan atau tanpa penurunan LFG yang hadir selama ≥ 3 bulan

sebagaimana dibuktikan dengan salah satu diantaranya sebagai berikut :

microalbuminuria, proteinuria, glomerular haematuria, abnormalitas patologi

(missal pada biopsy ginjal abnormal), kelainan anatomis (misal pada jaringan

parut terlihat pada pencitraan atau ginjal polikistik).

C. Penyesuaian Dosis OAINS dengan Hasil Perhitungan Nilai LFG Menggunakan Formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul

Periode 2009

Pada kasus geriatri yang mengalami penurunan nilai LFG diperlukan

penyesuaian dosis terapi OAINS berdasarkan LFG yang dimiliki sehingga tidak

semakin menurunkan fungsi kerja ginjal. Prediksi nilai LFG dapat dipakai untuk

menggambarkan kerusakan terhadap fungsi ginjal yang dapat bermanifestasi

terhadap hadirnya CKD.

Penyesuaian dosis antar satu obat dengan obat lainnya akan berbeda dan

sangat bergantung pada nilai LFG yang dimiliki pasien. Jika pasien mengalami

penurunan nilai LFG tetapi mendapatkan dosis terapi yang tepat sesuai dengan

nilai LFG yang dimiliki maka dosis terapi yang sudah didapatkan sebelumnya

tidak perlu diubah. Demikian sebaliknya, jika pasien mengalami penurunan nilai

Page 55: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

LFG tetapi mendapatkan dosis terapi yang tidak sesuai dengan nilai LFG yang

dimilikinya maka dosis terapi tersebut sebaiknya diberikan penyesuaian, antara

lain bisa tidak direkomendasikan atau ada peningkatan atau penurunan dosis.

Gambar 9. Persentase OAINS Tepat Dosis

Pada gambar 9, ditunjukkan diagram item OAINS yang tepat dosis yang

diberikan pada pengobatan geriatri di Rumah Sakit

2009. Ketepatan pemberian OAINS paling banyak pada ketoprofen dengan

persentase sebanyak 16,67% dari jumlah total kasus OAINS yang butuh

penyesuaian dosis dengan penurunan LFG

Penentuan persentase item OAINS tepat dosis per nama

penurunan LFG didapatkan berdasarkan kesesuaian nilai LFG yang didapat

dengan panduan pemberian OAINS berdasarkan BNF. Hal tersebut dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

17,4%

8,7%

21,7%

LFG tetapi mendapatkan dosis terapi yang tidak sesuai dengan nilai LFG yang

dimilikinya maka dosis terapi tersebut sebaiknya diberikan penyesuaian, antara

irekomendasikan atau ada peningkatan atau penurunan dosis.

Gambar 9. Persentase OAINS Tepat Dosis dengan Penurunan Nilai LFG

Pada gambar 9, ditunjukkan diagram item OAINS yang tepat dosis yang

diberikan pada pengobatan geriatri di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode

2009. Ketepatan pemberian OAINS paling banyak pada ketoprofen dengan

persentase sebanyak 16,67% dari jumlah total kasus OAINS yang butuh

penyesuaian dosis dengan penurunan LFG.

Penentuan persentase item OAINS tepat dosis per nama

penurunan LFG didapatkan berdasarkan kesesuaian nilai LFG yang didapat

dengan panduan pemberian OAINS berdasarkan BNF. Hal tersebut dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

17,4%

17,4%

17,4%

21,7%

n = 23

37

LFG tetapi mendapatkan dosis terapi yang tidak sesuai dengan nilai LFG yang

dimilikinya maka dosis terapi tersebut sebaiknya diberikan penyesuaian, antara

irekomendasikan atau ada peningkatan atau penurunan dosis.

dengan Penurunan Nilai LFG

Pada gambar 9, ditunjukkan diagram item OAINS yang tepat dosis yang

Kabupaten Bantul periode

2009. Ketepatan pemberian OAINS paling banyak pada ketoprofen dengan

persentase sebanyak 16,67% dari jumlah total kasus OAINS yang butuh

Penentuan persentase item OAINS tepat dosis per nama generik dengan

penurunan LFG didapatkan berdasarkan kesesuaian nilai LFG yang didapat

dengan panduan pemberian OAINS berdasarkan BNF. Hal tersebut dapat dilihat

Asam mefenamat

Celecoxib

Injeksi ketorolac

Diklofenak

Meloxicam

Ketoprofen

n = 23

Page 56: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

38

Tabel V. OAINS Tepat Dosis per Nama Generik berdasarkan LFG

Nama Obat Pasien dengan nilai LFG

(ml/menit/1,73 m2)

Dosis dan frekuensi

pemberian per hari

Dosis seharusnya Penyesuaian dosis (tepat/tidak)

Asam mefenamat

55 3 x 500 mg

Hindari pada severe renal impairment (LFG 15-29 ml/menit/1,72m2)

Tepat, karena LFG pasien lebih dari LFG severe renal impairment.

45 42 34

Celecoxib 58 2 x100 mg

Hindari jika LFG < 30 ml/menit/1,72m2

Tepat, karena LFG pasien > 30 ml/menit/1,72m2.

55 45 30

Injeksi ketorolac

59 2 x 1 ampul

(30mg/ml)

Pada pasien geriatri tidak boleh lebih dari 60 mg/hari

Tepat, karena dosis diberikan per hari adalah 60 mg (2 x 30 mg/ml).

34 22 22

Diklofenak

54

2 x 25 -50 mg

Tidak direkomendasikan untuk advance (<15 ml/menit/1,73m2)

dan signifikan impairment (15-29 ml/menit/1,73m2) Hindari jika LFG <25 ml/menit/1,73m2

Tepat, karena LFG pasien lebih dari advance (<15 ml/menit/1,73m2)

dan signifikan impairment (15-29 ml/menit/1,73m2). Tepat, karena LFG pasien > 25 ml/menit/1,73m2.

51 41 30

Meloxicam

51 7,5 - 15 mg/hari

Mild impairment � (30-59 ml/min/1,73 m2) maksimal 150 mg/hari; Severe � LFG < 25 ml/min/1,73 m2 max 100 mg/hari; Advanced � LFG <15 ml/menit/1,73m2, tidak direkomendasikan

Tepat, karena dosis yang diberikan kurang dari dosis maksimal.

29

Ketoprofen 51

50 – 100 mg/hari

Tidak direkomendasikan untuk advance (<15 ml/menit/1,73m2)

dan signifikan impairment (15-29 ml/menit/1,73m2)

Tepat, karena LFG pasien lebih dari advance (<15ml/menit/1,73m2)

dan signifikan impairment (15-29 ml/menit/1,73m2).

46 51 49 49

Page 57: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

39

Pada gambar 8, sebelumnya sudah ditampilkan bahwa sebanyak 16,7%

dari total kasus penurunan nilai LFG terdapat OAINS yang tidak dapat dianalisis

karena tidak ada pustaka yang dapat diacu. Oleh karena itu dapat

direkomendasikan dengan penggantian OAINS non selective COX-2 yang yang

lainnya. Namun, rekomendasi yang diberikan disesuaikan dengan nilai LFG yang

dimiliki pasien. Kemudian, telah diketahui juga bahwa sebanyak 2 kasus atau

6,7% dari total kasus penurunan nilai LFG terdapat OAINS yang tidak sesuai.

Kedua kasus OAINS tidak tepat dosis tersebut adalah untuk asam

mefenamat 500 mg dan meloxicam 15 mg, dengan keterangan penyesuaian dosis

sebagai berikut:

Tabel VI. Penyesuaian OAINS Tidak Tepat Dosis Berdasarkan Penurunan Nilai LFG

Nama Obat Pasien

dengan nilai LFG (ml/menit/ 1,73 m2)

Dosis dan frekuensi

pemberian per hari

Dosis seharus-

nya

Penyesuaian dosis

(tepat/tidak)

Rekomendasi

Asam mefenamat (OAINS non selective COX-2)

16 1 x500 mg Hindari pada severe renal impairment (LFG 15-29 ml/menit/1,73m2)

Tidak tepat, karena LFG pasien ada pada range LFG severe renal.

Pemberian OAINS non selective COX-2 lainnya, seperti ketorolac, ketoprofen, atau diklofenak.

Meloxicam (OAINS selective COX-2)

18 1 x 15 mg Hindari jika LFG < 25 ml/menit/1,73m2

Tidak tepat, karena LFG pasien < 25 ml/menit/1,73m2.

Pemberian OAINS non selective COX-2 lainnya, seperti ketoprofen, atau diklofenak.

Page 58: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

40

Keterangan obat :

1. Asam mefenamat 500 mg.

- Indikasi :

Nyeri dan inflamasi pada rheumatoid arthtritis dan

osteoarthritis, nyeri pascaoperasi, nyeri ringan hingga

sedang.

- Mekanisme aksi : non selective COX-2

inhibitor

- Dosis :

Dewasa > 18 tahun = 3 x 500 mg; anak – anak 12 – 18 tahun,

untuk

nyeri akut disertai dengan dysmenorrhoea, menorrhagia = 3 x

500 mg; tidak direkomendasikan untuk anak di bawah 12 tahun.

- Efek samping :

Ginjal : OAINS mampu memprovokasi

kerusakan ginjal apalagi pada pasien yang sudah mempunyai

kerusakan ginjal terlebih dahulu.

2. Meloxicam.

- Indikasi :

Nyeri dan inflamasi pada penyakir rematik, eksaserbasi dari

osteoarthritis (short-term), dan ankylosing spondylitis.

- Mekanisme aksi : selective COX-2 inhibitor

- Dosis :

Page 59: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

41

Oral : osteoarthritis 7,5 mg/hari jika perlu

ditambahkan hingga 15 mg/hari; rheumatoid arthritis ankylosing

spondylitis 15 mg/hari, dapat direndahkan menjadi 7,5 mg/hari;

elderly 7,5 mg/hari. Tidak direkomendasikan untuk anak di

bawah 15 tahun.

- Efek samping :

Ginjal : OAINS mampu memprovokasi

kerusakan ginjal apalagi pada pasien yang sudah mempunyai

kerusakan ginjal terlebih dahulu (British National Formulary

Organization, 2009).

Berdasarkan keterangan obat di atas menunjukkan bahwa asam

mefenamat merupakan OAINS non selective COX-2 inhibitor, sedangkan

meloxicam adalah OAINS selective COX-2 inhibitor. Menurut penelitian

sebelumnya yaitu studi oleh Gooch, et al., 2007, bahwa tidak ada perbedaan

indentifikasi resiko antara non selective COX-2 maupun selective COX-2

inhibitor pada pasien elderly yang mempunyai CKD. Berarti, keduanya

mempunyai resiko yang sama terhadap CKD. Oleh karena itu, diperlukan

rekomendasi untuk mengganti terapi OAINS tersebut antara lain dengan

menggunakan alternatif pilihan OAINS non selective COX-2 lainnya baik untuk

OAINS selective COX-2 maupun OAINS non selective COX-2 seperti pada kasus

di atas. Alternatif OAINS non selective COX-2 yang bisa digunakan antara lain

ketorolac, ketoprofen, atau pun diklofenak, dan OAINS non selective COX-2

Page 60: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

42

lainnya. Namun, rekomendasi ini tetap melihat pada kesesuaian dosis OAINS

pengganti sesuai dengan nilai LFG yang ada.

Pada contoh kasus di atas, yaitu asam mefenamat yang merupakan

OAINS non selective COX-2 tidak dapat diberikan pada pasien dengan nilai LFG

sebesar 16 ml/menit/1,73 m2. Oleh karena itu, pemberian asam mefenamat ini bisa

diganti dengan ketorolac dengan aturan penyesuaian dosis ketorolac di mana

ketorolac dapat diberikan pada pasien lansia dan atau gagal ginjal dengan dosis

tidak melebihi 60mg/hari. Begitu juga dengan meloxicam sebagai OAINS

selective COX-2, harus dihindari pada pasien dengan nilai LFG <25

ml/menit/1,73 m2 sehingga dapat direkomendasikan dengan pemberian OAINS

non selective COX-2 seperti ketorolac.

Penggunaan OAINS baik non selective COX-2 maupun selective COX-2

harus digunakan hati – hati terlebih untuk pasien yang sudah mempunyai CKD

lebih dahulu karena untuk menghindari kerusakan ginjal lebih parah lagi. Salah

satu caranya adalah dengan melakukan penyesuaian dosis OAINS berdasarkan

hasil perhitungan nilai LFG.

Page 61: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Profil 114 pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG berdasarkan

formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009 pada tingkat

1 (50,9%), tingkat 2 (23,7%), tingkat 3A (14,0%), tingkat 3B (6,1%), tingkat 4

(5,3%), dan tingkat 5 (0,0%); paling banyak ditemukan pada laki – laki

sebanyak 6 kasus (66,7%) dan pada perempuan sebanyak 9 kasus (45,0%) di

tingkat umur old.

2. Jumlah geriatri yang mengalami penurunan LFG berdasarkan formula MDRD

serta mendapatkan peresepan OAINS di Rumah Sakit Kabupaten Bantul

periode 2009 adalah sebanyak 29 kasus (21,9%) dan 6,7% mendapatkan

peresepan OAINS tidak sesuai.

3. Penyesuaian dosis OAINS pada geriatri dengan hasil perhitungan nilai LFG

berdasarkan formula MDRD di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009

dilakukan pada dosis OAINS baik OAINS non selective atau pun selective

COX-2 yang tidak sesuai dengan melakukan rekomendasi pengganti OAINS

non selective COX-2 lainnya sesuai dengan nilai LFG pasien.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan pembanding nilai LFG

dengan formula terbaru seperti Chronic Kidney Disease Epidemiology

Collaboration (CKD-EPI) dan atau Mayo Clinic Quadratic (MCQ). Dengan

Page 62: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

44

demikian, nilai LFG dengan CKD-EPI, MCQ, maupun MDRD dapat

dibandingkan apakah berbeda signifikan atau tidak terhadap fungsi ginjal.

2. Perlu dilakukannya rekomendasi terhadap dosis OAINS yang tidak sesuai

dengan alternatif OAINS lainnya sesuai dengan nilai LFG yang dimiliki

pasien.

Page 63: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

45

DAFTAR PUSTAKA

British National Formulary Organization, 2009, British National Formulary 58, BMJ Group Tavistock Square, London WC1H 9JP, UK, pp. 566, 567, 817, 819, 820, 823, 824, 825.

Brooker, C., 2005, Ensklopedia Keperawatan, Penerbit BUku Kedokteran EGC,

Jakarta, 421. Bustami, Z. S., 2001, Obat Untuk Kaum Lansia, Edisi kedua., Penerbit ITB,

Bandung. Darmojo, B., 1999, Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Balai

Penerbit FKUI, Jakarta, 71 – 76. Dipiro, 2008, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, Seventh Edition,

705, 711, Mc Graw Hill Medical, USA. Emran, 2002, Perkembangan Obat Antiradang Bukan Steroid, 75 – 77, Vol.

XXVII, No. 4, Unit Bidang Ilmu Kimia Medisinal/Farmasi Analisis, Departemen Farmasi, FMIPA ITB, Bandung.

Field, T.S., Gurwitz, J.H., Glynn, R.J., 1999, The renal effects of nonsteroidal

anti-inflammatory drugs in older people: findings from the Established Populations for Epidemiologic Studies of the Elderly. J Am Geriatr Soc 47(5):507-511.

Ganong, 2002, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta, 674, 679, 680. Gooch, K., Culleton, B.F., Manns, B.J., Zhang, J., Alfonso, H., Tonelli, M., et al.,

2007, NSAID Use and Progression of Chronic Kidney Disease, The American Journal of Medicine (2007) 120, 280.e1-280.e7,http://download.journals.elsevierhealth.com/pdfs/journals/00029343/PIIS0002934306001963.pdf, diakses tanggal 1 April 2010.

Jogiyanto, 2008, Metodologi Penelitian Sistem Informasi, Penerbit Andi,

Yogyakarta, 89,90. Katzung, 2004, Basic and Clinical Pharmacology, 9th Edition, Mc Graw-Hill,

New York, pp. 1007, 1012. Kidney Healt Australia, 2007, Chronic Kidney Disease (CKD) Management in

General Practise, Kidney Health Australia, Melbourne, pp.2.

Page 64: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

46

King, A. S., 2000, The Use of NSAIDs for Geriatric Pain, http://www.cmellc.com/geriatrictimes/g000805.html , diakses tanggal 1 April 2010.

Kurtal, H., Schwenger, V., Azzaro, M.,, Abdollahnia, N., Steinhagen-Thiessen,

E., Nieczaj, R., et al., 2008, Clinical Value of Automatic Reporting of Estimated Glomerular Filtration Rate in Geriatrics, Gerontology 2009;55:288-295 (DOI: 10.1159/000172982) http://content.karger.com/ProdukteDB/produkte , diakses tanggal 11 Maret 2010.

Lacy, C. F., 2008, Drug Information Handbook, Lexi-Comp, US, pp. 128,149,

200, 300, 413, 453, 547, 568, 604, 716, 736, 978, 1089. MacGreggor, M.S., Boag, D.E., Innes, A., 2006, Chronic Kidney Disease:

Evolving Strategies for Detection and Management of Impaired Renal Function,http://qjmed.oxfordjournals.org/content/99/6/365.full.pdf+html, diakses tanggal 01 Desember 2010.

Melloni, C., Peterson, E.C., Chen, A.Y., Szczech, L.A., Newby, L.K., Harrington,

R.A., et al., 2005, Cockcroft-Gault Versus Modification of Diet in Renal Disease Importance of Glomerular Filtration Rate Formula for Classification of Chronic Kidney Disease in Patients With Non–ST-Segment Elevation Acute Coronary Syndromes, http://www.onlinejacc.org, diakses tanggal 1 April 2010.

Melmon and Morrelli, 2000, Clinical Pharmacology Basic Principles In

Therapeutics, 4th Edition, McGraww Hill, New York, pp. 656, 659, 1151, 1168, 1172-1173.

Moondragon, 2010, Kidney Stones, http://www.moondragon.org/health/disorders/kidneystones.html, diakses tanggal 01 Desember 2010.

National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative

(NKF/KDOQI) Guidelines, 2000, Estimation of GFR, http://www.kdoqi.org, diakses tanggal 16 Januari 2011.

National Kidney Disease Education Program, 2010, Patients and Public Testing

for Kidney Disease, National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), National Institutes of Health (NIH), U.S. Department of Health & Human Services (DHHS), http://www.nkdep.nih.gov/about/index.html, diakses tanggal 01 Desember 2010.

NICE Clinical Guideline 73 Chronic Kidney Disease, 2008, Chronic Kidney

Disease, Early Identification and Management of Chronic Kidney

Page 65: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

47

Disease in Adults in Primary and Secondary Care, National Institute for Health and Clinical Excellence, 7, MidCity, London.

Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta, 138. Nurhayana, S. A. N., Sulina, Adriani B., Hardjoeno, 2005, Laju Filtrasi

Glomerulus pada Orang Dewasa Berdasarkan Tes Klirens Kreatinin Menggunakan Persamaan, Cockroft-Gault dan Modification of Diet in Renal Disease , J Med Nus Vol. 24 No.2 April-Juni 2005,80 – 84.

Rose, B.D., Post, T.W., 2010, NSAIDs: Acute Kidney Injury (Acute Renal Failure)

and Nephrotic,http://www.uptodate.com/patients/content/topic.do?topicKey=~gjS/LK_.CKVnPo, diakses tanggal 01 April 2010.

Setiawan, N., 2007, Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya, Fakultas Peternakan

Universitas Padjajaran, 7, http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/03/penentuan_ukuran_sampel_memakai_rumus_slovin.pdf, diakses tanggal 01 April 2010.

Siti, R.M., 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Penerbit Salemba

Medika, Jakarta, 2, 32. Sylvia and Lorraine, 2006, PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 867 – 871, 889. Tam, T.C., 2000, Obtaining Creatinine Clearance in a Group of Out-Patient

Elderly People, J.H.K. Geriatric Soc. 10, pp. 13-15. Van Den Noortgate, N.J., Janssens, W.H., Afschrift, M.B., Lameire, N.H., 2004,

Renal Function in The Oldest-Old on An Acute Geriatric Ward, International Urology and Nephrology 32: 531–53, http://www.springerlink.com/content/vbrl7xmnwap6ehmt/fulltext.pdf VDN 2004, diakses tanggal 01 April 2010.

Widyatmoko, 2010, Nyeri pada Usia Lanjut,

http://www.penapendidikan.com/nyeri-pada-usia-lanjut/html, diakses tanggal 1 April 2010.

Walker, R., and Edward, C., 2003, Clinical Pharmacy and Therapeutics, 3rd

Edition, Churchill Livingstone, Philadhelphia, pp.65.

Page 66: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

48

Yozi, A.A, 2010, Gangguan Sistem Gunjal dan Traktus Urinarius pada Lanjut Usia, http://ahmadyozi.blogspot.com/2010/01/gangguan-sistem-ginjal-dan-traktus.html, diakses tanggal 5 April 2010.

Page 67: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

LAMPIRAN

Page 68: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

49

Lampiran 1. Data Sampel RS St. Elisabeth Ganjuran

Populasi (N) : 315

Kasus OAINS dari sampel minumum : 52 kasus

No. RM Nama Cr

(mg/dL) Umur

(tahun) JK

(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat

LFG (ml/min/1.73 m2) terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis

021388 Bp. Tu 0.50 65 L Pronalges 1 ampul (100 mg/2 mL) 177 -

021388 Bp. Tu 0.50 65 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

177 -

021388 Bp. Tu 0.50 65 L Asam mefenamat 3 x500 mg 177 -

008510 Ny. MA 0.40 76 P Meloxicam 2x 7.5 mg 165 -

008510 Ny. MA 0.40 76 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 165 -

019562 Ny. LS 0.60 73 P Kalium diklofenak 2 x 50 mg 104 - 019981 Ny. K 0.60 72 P Asam mefenamat 2 x 500 mg 104 -

015433 Bp. Sr 0.80 75 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 100 -

015433 Bp. Sr 0.80 75 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 100 - 019341 Bp. KA 0.80 82 L Profenid 2 x 50 mg 98 -

019341 Bp. KA 0.80 82 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

98 -

019341 Bp. KA 0.80 82 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -

020403 Bp. SC 0.80 90 L Celebrex 2 x 50 mg 97 -

020886 Bp. SR 0.90 61 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 91 -

020886 Bp. SR 0.90 61 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

91 -

Page 69: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

50

001434 Ny. S 0.70 70 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 88 -

019713 Ny. ND 0.70 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 86 - 021294 Bp. BS

(2511) 1.00 76 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -

007485 Ny. T 0.80 82 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

73 -

018245 Sr. LB 0.80 69 P Novalgin 1 amp iv 69 - 021201 Bp. M 1.10 81 L Celebrex 2 x 50 mg 68 -

021201 Bp. M 1.10 81 L Kalium diklofenak 2 x 25 mg 68 -

019156 Ny. M 0.90 77 P Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 65 -

003665 Ny. P 0.90 88 P Antalgin 2 x 500 mg (na metamizole)

63 -

021294 Bp. BS (21 Nov)

1.20 76 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 63 -

000239 Bp. S 1.20 83 L Novamidon Ampul 2mL 61 -

006344 Ny. M 1.00 67 P Injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg) 59 Dosis sudah sesuai 006948 Ny. MJ 1.00 73 P Celebrex 2 x 50 mg 58 Dosis sudah sesuai

008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 Tidak ada pustaka

011292 Ny. Sr 1.00 90 P Asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Tidak direkomendasikan

011292 Ny. Sr 1.00 90 P Celebrex 2 x 50 mg 55 Dosis sudah sesuai

015450 Bp. T (1804)

1.40 67 L Na diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai

004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 Tidak direkomendasikan

019615 Ny. S 1.10 77 P Na diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid supp I 100 mg 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai

Page 70: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

51

021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai

003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai

021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid supp I 100 mg 46 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P Asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P Celebrex 2 x 50 mg 45 Dosis sudah sesuai

019713 Ny. ND 1.30 78 P Asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai

019278 Ny. S 1.80 66 P Celebrex 2 x 50 mg 30 Dosis sudah sesuai

005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 Tidak ada pustaka 021182 Bp. TA

(2011) 2.30 80 L Meloxicam 1 x 15mg 29 Dosis sudah sesuai

020170 Ny. Su (0307)

2.30 70 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

22 Dosis sudah sesuai

020170 Ny. Su (0607)

2.30 70 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

22 Dosis sudah sesuai

019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 Tidak ada pustaka 021182 Bp. TA

(1811) 3.50 80 L Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak direkomendasikan

021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak direkomendasikan

Keterangan : : dosis sudah sesuai (tidak perlu penyesuaian dosis); : dosis tidak sesuai (perlu penyesuaian dosis); : tidak ada pustaka.

Page 71: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

52

Lampiran 2. Data Sampel RSUD Panembahan Senopati Populasi (N) : 890

Sampel minimum :

n = ���

���.��,���� = 276

Kasus OAINS dari sampel minumum : 62 kasus

No. RM Nama Cr

(mg/dL) Umur

(tahun) JK

(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat

LFG (ml/min/1.73 m2) terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis

370640 Ny. Sa 0.33 60 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 216 -

372102 Bp. MM 0.52 70 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 167 -

375188 Bp. MI 0.52 87 L Piroxicam 3 x 10 mg 160 -

280857 Bp. MW 0.59 65 L Kalium diklofenak 2 x 25 mg 147 -

390135 Ny. Mj 0.48 65 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 138 -

381748 Ny. PR 0.48 83 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 131 -

375323 Bp.AW 0.63 80 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 130 -

375302 Ny. Paenah 0.49 80 P Asam mefenamat 3 x 500 mg 129 -

375597 Ny. S 0.51 71 P Asam mefenamat 3 x 500 mg 126 -

379630 Bp. GS 0.66 75 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 125 -

Page 72: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

53

383812 Setyo wiyono 0.66 75 L

Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 125 -

370477 Ny. AS 0.52 73 P Celebrex 1 x 1 123 -

138504 Bp. WD 0.69 69 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 121 -

371339 Bp. Ju 0.7 65 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 120 -

388184 Ny. Pa 0.54 68 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 119 -

372673(2) Bp. PS 0.69 77 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 118 -

383295 Bp. So 0.79 83 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 113 -

368060 Bp. M 0.56 75 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 112 -

134983 Ny. R 0.58 66 P Meloxicam 1x 15 mg 111 -

380245 Bp. MS 0.74 75 L Na diklofenak 2 x 50 mg 110 -

380390 Yadi Utomo 0.77 60 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 110 -

376845 Ny. Kt 0.6 60 P Meloxicam 1x 15 mg 108 -

390683 Bp. MiW 0.76 70 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -

374367 Ny. SW 0.6 60 P Asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -

379284 Ny. Tuk 0.6 65 P asam mefenamat 3 x 500 mg 107 -

393984 Bp. Km 0.77 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -

375811 Paidah 0.61 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -

103530 Bp. Ma 0.78 70 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 105 -

389728 Depo 0.79 64 L asam mefenamat 3 x 500 mg 105 -

389728 Depo 0.79 64 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 105 -

Page 73: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

54

370591 Bp. AN 0.79 67 L asam mefenamat 3 x 500 mg 104 -

378091 Bp. MD 0.82 70 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 99 -

378091 Bp. MD 0.82 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 99 -

187139 Ny. M 0.84 63 L asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -

187139 Ny. M 0.84 63 L piroxicam 1 x 20 mg 98 -

187139 Ny. M 0.84 63 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 98 -

382450 Ny. Si 0.65 70 P na diklofenak 2 x 50 mg 96 -

374833 Ny. L 0.68 60 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 94 -

375530 Bp. UP 0.66 75 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 93 -

373255 Bp. RM 0.85 82 L Na diklofenak 2 x 25 mg 92 -

373941 Ny. SW 0.66 85 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 90 -

373941 Ny. SW 0.66 85 P asam mefenamat 3 x 500 mg 90 -

244250 Ny. R 0.92 64 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 88 -

280550 Bp. MD 0.87 87 L renadinac 2 x 1 88 -

378867 Bp. Kr 0.96 61 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 85 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 82 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 82 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L meloxicam 1 x 15 mg 82 -

378865 Ny. Sk 0.74 75 P asam mefenamat 3 x 500 mg 81 -

Page 74: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

55

369587 Bp. WR 1.04 60 L

Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 77 -

369587 Bp. WR 1.04 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -

314970 Bp. UU 1 85 L meloxicam 1x 15 mg 75 -

371262 Ny. AS 0.82 64 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 75 -

318074 Ny. Pn 0.84 72 P meloxicam 1 x 15 mg 71 -

318074 Ny. Pn 0.84 72 P Na diklofenak 2 x 50 mg 71 -

384829 Ny. Sy 0.9 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 68 -

376364 Ny. N 0.91 60 P Na diklofenak 2 x 50 mg 67 -

376364 Ny. N 0.91 60 P Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 67 -

106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai

376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai

376133 Bp. Jo 2.04 76 L Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 34 Dosis sudah sesuai

Keterangan : : dosis sudah sesuai ( tidak perlu penyesuaian dosis).

Lampiran 3. Data Sampel Berdasarkan Tingkatan Umur Geriatri

Jumlah total kasus : 114 kasus

No. RM Nama Cr

(mg/dL) Umur

(tahun) JK

(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat

LFG (ml/min/1.73 m2) terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis

370640 Ny. Sa 0.33 60 P injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 216 -

Page 75: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

56

380390 Yadi Utomo 0.77 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 110 -

376845 Ny. Kt 0.60 60 P meloxicam 1x 15 mg 108 -

374367 Ny. SW 0.60 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -

375811 Paidah 0.61 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -

374833 Ny. L 0.68 60 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 94 -

369587 Bp. WR 1.04 60 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 77 -

369587 Bp. WR 1.04 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -

384829 Ny. Sy 0.90 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 68 -

376364 Ny. N 0.91 60 P Na diklofenak 2 x 50 mg 67 -

376364 Ny. N 0.91 60 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 67 - 003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai

020886 Bp. SR 0.90 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)

91 -

020886 Bp. SR 0.90 61 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 91 -

378867 Bp. Kr 0.96 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 85 -

187139 Ny. M 0.84 63 L piroxicam 1 x 20 mg 98 -

187139 Ny. M 0.84 63 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 98 -

187139 Ny. M 0.84 63 L asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -

389728 Depo 0.79 64 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -

389728 Depo 0.79 64 L asam mefenamat 3 x 500 mg 105 -

244250 Ny. R 0.92 64 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -

Page 76: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

57

371262 Ny. AS 0.82 64 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 75 -

004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 - 021388 Bp. Tu 0.50 65 L Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 177 -

021388 Bp. Tu 0.50 65 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)

177 -

021388 Bp. Tu 0.50 65 L Asam mefenamat 3 x500 mg 177 -

280857 Bp. MW 0.59 65 L kalium diklofenak 2 x 25 mg 147 -

390135 Ny. Mj 0.48 65 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 138 -

371339 Bp. Ju 0.70 65 L asam mefenamat 3 x 500 mg 120 -

379284 Ny. Tuk 0.60 65 P asam mefenamat 3 x 500 mg 107 -

134983 Ny. R 0.58 66 P meloxicam 1x 15 mg 111 - 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai

019278 Ny. S 1.80 66 P celebrex 2 x 100 mg 30 Dosis sudah sesuai

370591 Bp. AN 0.79 67 L asam mefenamat 3 x 500 mg 104 -

282178 Bp. T 0.81 67 L Fenaren 2 x 25 mg 101 -

006344 Ny. M 1.00 67 P injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg/ml) 59 Dosis sudah sesuai

015450 Bp. T (1804)

1.40 67 L Na.diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai

388184 Ny. Pa 0.54 68 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 119 -

138504 Bp. WD 0.69 69 L injeksi ketrolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 121 -

018245 Sr. LB 0.80 69 P Novalgin 1 amp iv 69 -

372102 Bp. MM 0.52 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 167 -

Page 77: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

58

390683 Bp. MiW 0.76 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -

393984 Bp. Km 0.77 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -

103530 Bp. Ma 0.78 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -

378091 Bp. MD 0.82 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 99 -

378091 Bp. MD 0.82 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 99 -

382450 Ny. Si 0.65 70 P na diklofenak 2 x 50 mg 96 -

001434 Ny. S 0.70 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L meloxicam 1 x 15 mg 82 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 82 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi injeksi ketrobat 1 ampul/12 jam 82 -

005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 - 020170 Ny. Su

(0307) 2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30

mg) 22 Dosis sudah sesuai

020170 Ny. Su (0607)

2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

22 Dosis sudah sesuai

375597 Ny. S 0.51 71 P asam mefenamat 3 x 500 mg 126 -

019981 Ny. K 0.60 72 P asam mefenamat 2 x 500 mg 104 -

318074 Ny. Pn 0.84 72 P Na diklofenak 2 x 50 mg 71 -

318074 Ny. Pn 0.84 72 P meloxicam 1 x 15 mg 71 -

370477 Ny. AS 0.52 73 P celebrex 2 x 100 mg 123 -

019562 Ny. LS 0.60 73 P Kalium diklofenak 2 x 50 mg 104 - 006948 Ny. MJ 1.00 73 P celebrex 2 x 100 mg 58 Dosis sudah sesuai

Page 78: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

59

021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak direkomendasikan

379630 Bp. GS 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 125 -

383812 setyo wiyono 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 (30 mg/ml) 125 -

368060 Bp. M 0.56 75 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 112 -

380245 Bp. MS 0.74 75 L Na diklofenak 2 x 50 mg 110 -

015433 Bp. Sr 0.80 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 100 -

015433 Bp. Sr 0.80 75 L asam mefenamat 3 x 500 mg 100 -

375530 Bp. UP 0.66 75 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 93 -

378865 Ny. Sk 0.74 75 P asam mefenamat 3 x 500 mg 81 -

106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai

008510 Ny. MA 0.40 76 P Meloxicam 2x 7.5 mg 165 -

008510 Ny. MA 0.40 76 P injeksi keterolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 165 -

021294 Bp. BS (2511)

1.00 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -

021294 Bp. BS (21 Nov)

1.20 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 63 -

376133 Bp. Jo 2.04 76 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 34 Dosis sudah sesuai

376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai

019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 - 372673 (2) Bp. PS 0.69 77 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 118 -

Page 79: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

60

019156 Ny. M 0.90 77 P Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 65 -

019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid id supp 100 mg 1 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Na.diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai

019713 Ny. ND 0.70 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 86 -

019713 Ny. ND 1.30 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai

375323 Bp.AW 0.63 80 L injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 130 -

375302 Ny. Paenah 0.49 80 P asam mefenamat 3 x 500 mg 129 -

008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 - 021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid id supp I (100 mg) 46 Dosis sudah sesuai

021182 Bp. TA (2011)

2.30 80 L Meloxicam 1 x 15mg

29 Dosis sudah sesuai

021182 Bp. TA (1811)

3.50 80 L

Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak direkomendasikan

021201 Bp. M 1.10 81 L Kalium diklofenak 2 x 25 mg 68 -

021201 Bp. M 1.10 81 L celebrex 2 x 100 mg 68 -

019341 Bp. KA 0.80 82 L Profenid 2 x 50 mg 98 -

019341 Bp. KA 0.80 82 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)

98 -

019341 Bp. KA 0.80 82 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -

373255 Bp. RM 0.85 82 L Na diklofenak 2 x 25 mg 92 - 007485 Ny. T 0.80 82 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30

mg/ml) 73 -

381748 Ny. PR 0.48 83 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 131 -

Page 80: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

61

383295 Bp. So 0.79 83 L asam mefenamat 3 x 500 mg 113 - 000239 Bp. S 1.20 83 L Novamidon Ampul 2mL 61 -

373941 Ny. SW 0.66 85 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 90 -

373941 Ny. SW 0.66 85 P asam mefenamat 3 x 500 mg 90 -

314970 Bp. UU 1.00 85 L meloxicam 1x 15 mg 75 - 021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai

375188 Bp. MI 0.52 87 L piroxicam 3 x 10 mg 160 -

280550 Bp. MD 0.87 87 L renadinac 2 x 25 mg 88 - 003665 Ny. P 0.90 88 P Antalgin 2 x 500 mg (na

metamizole) 63 -

020403 Bp. SC 0.80 90 L celebrex 2 x 100 mg 97 -

011292 Ny. Sr 1.00 90 P celebrex 2 x 100 mg 55 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sr 1.00 90 P asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 - 011292 Ny. Sm 1.20 93 P celebrex 2 x 100 mg 45 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai

Maka :

Tingkatan umur Jumlah Persentase

Elderly 62 54,4%

Old 48 43,0%

Very old 3 2,6%

Total 114 100.0%

Page 81: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

62

Lampiran 4. Data Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah total kasus : 114 kasus

No. RM Nama Cr

(mg/dL) Umur

(tahun) JK

(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat

LFG (ml/min/1.73 m2) terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis

021388 Bp. Tu 0.50 65 L Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 177 -

021388 Bp. Tu 0.50 65 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)

177 -

021388 Bp. Tu 0.50 65 L Asam mefenamat 3 x500 mg 177 -

372102 Bp. MM 0.52 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 167 -

375188 Bp. MI 0.52 87 L piroxicam 3 x 10 mg 160 -

280857 Bp. MW 0.59 65 L kalium diklofenak 2 x 25 mg 147 -

375323 Bp.AW 0.63 80 L injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 130 -

379630 Bp. GS 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 125 -

383812 setyo wiyono 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 (30 mg/ml) 125 -

138504 Bp. WD 0.69 69 L injeksi ketrolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 121 -

371339 Bp. Ju 0.70 65 L asam mefenamat 3 x 500 mg 120 - 372673 (2) Bp. PS 0.69 77 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 118 -

383295 Bp. So 0.79 83 L asam mefenamat 3 x 500 mg 113 -

380390 Yadi Utomo 0.77 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 110 -

380245 Bp. MS 0.74 75 L Na diklofenak 2 x 50 mg 110 -

Page 82: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

63

390683 Bp. MiW 0.76 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -

393984 Bp. Km 0.77 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -

389728 Depo 0.79 64 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -

389728 Depo 0.79 64 L asam mefenamat 3 x 500 mg 105 -

103530 Bp. Ma 0.78 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -

370591 Bp. AN 0.79 67 L asam mefenamat 3 x 500 mg 104 -

282178 Bp. T 0.81 67 L Fenaren 2 x 25 mg 101 -

015433 Bp. Sr 0.80 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 100 -

015433 Bp. Sr 0.80 75 L asam mefenamat 3 x 500 mg 100 -

378091 Bp. MD 0.82 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 99 -

378091 Bp. MD 0.82 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 99 -

187139 Ny. M 0.84 63 L piroxicam 1 x 20 mg 98 -

187139 Ny. M 0.84 63 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 98 -

187139 Ny. M 0.84 63 L asam mefenamat 3 x 500 mg 98 - 019341 Bp. KA 0.80 82 L Profenid 2 x 50 mg 98 -

019341 Bp. KA 0.80 82 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)

98 -

019341 Bp. KA 0.80 82 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -

020403 Bp. SC 0.80 90 L celebrex 2 x 100 mg 97 -

373255 Bp. RM 0.85 82 L Na diklofenak 2 x 25 mg 92 - 020886 Bp. SR 0.90 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30

mg/ml) 91 -

Page 83: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

64

020886 Bp. SR 0.90 61 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 91 -

244250 Ny. R 0.92 64 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -

280550 Bp. MD 0.87 87 L renadinac 2 x 25 mg 88 -

378867 Bp. Kr 0.96 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 85 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L meloxicam 1 x 15 mg 82 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 82 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi injeksi ketrobat 1 ampul/12 jam 82 -

369587 Bp. WR 1.04 60 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 77 -

369587 Bp. WR 1.04 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 - 021294 Bp. BS

(2511) 1.00 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -

314970 Bp. UU 1.00 85 L meloxicam 1x 15 mg 75 - 021201 Bp. M 1.10 81 L Kalium diklofenak 2 x 25 mg 68 -

021201 Bp. M 1.10 81 L celebrex 2 x 100 mg 68 -

021294 Bp. BS (21 Nov)

1.20 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 63 -

000239 Bp. S 1.20 83 L Novamidon Ampul 2mL 61 -

008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 - 015450 Bp. T

(1804) 1.40 67 L Na.diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai

021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai

376133 Bp. Jo 2.04 76 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 34 Dosis sudah sesuai

Page 84: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

65

376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai

005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 - 021182 Bp. TA

(2011) 2.30 80 L

Meloxicam 1 x 15mg 29 Dosis sudah sesuai

021182 Bp. TA (1811)

3.50 80 L

Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak direkomendasikan

021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak direkomendasikan

370640 Ny. Sa 0.33 60 P injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 216 -

008510 Ny. MA 0.40 76 P Meloxicam 2x 7.5 mg 165 -

008510 Ny. MA 0.40 76 P injeksi keterolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 165 -

390135 Ny. Mj 0.48 65 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 138 -

381748 Ny. PR 0.48 83 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 131 -

375302 Ny. Paenah 0.49 80 P asam mefenamat 3 x 500 mg 129 -

375597 Ny. S 0.51 71 P asam mefenamat 3 x 500 mg 126 -

370477 Ny. AS 0.52 73 P celebrex 2 x 100 mg 123 -

388184 Ny. Pa 0.54 68 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 119 -

368060 Bp. M 0.56 75 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 112 -

134983 Ny. R 0.58 66 P meloxicam 1x 15 mg 111 -

376845 Ny. Kt 0.60 60 P meloxicam 1x 15 mg 108 -

374367 Ny. SW 0.60 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -

379284 Ny. Tuk 0.60 65 P asam mefenamat 3 x 500 mg 107 -

Page 85: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

66

375811 Paidah 0.61 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -

019981 Ny. K 0.60 72 P asam mefenamat 2 x 500 mg 104 -

019562 Ny. LS 0.60 73 P Kalium diklofenak 2 x 50 mg 104 -

382450 Ny. Si 0.65 70 P na diklofenak 2 x 50 mg 96 -

374833 Ny. L 0.68 60 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 94 -

375530 Bp. UP 0.66 75 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 93 -

373941 Ny. SW 0.66 85 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 90 -

373941 Ny. SW 0.66 85 P asam mefenamat 3 x 500 mg 90 -

001434 Ny. S 0.70 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -

019713 Ny. ND 0.70 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 86 -

378865 Ny. Sk 0.74 75 P asam mefenamat 3 x 500 mg 81 -

371262 Ny. AS 0.82 64 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 75 -

007485 Ny. T 0.80 82 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)

73 -

318074 Ny. Pn 0.84 72 P Na diklofenak 2 x 50 mg 71 -

318074 Ny. Pn 0.84 72 P meloxicam 1 x 15 mg 71 -

018245 Sr. LB 0.80 69 P Novalgin 1 amp iv 69 -

384829 Ny. Sy 0.90 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 68 -

376364 Ny. N 0.91 60 P Na diklofenak 2 x 50 mg 67 -

376364 Ny. N 0.91 60 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 67 - 019156 Ny. M 0.90 77 P Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 65 -

003665 Ny. P 0.90 88 P Antalgin 2 x 500 mg (na 63 -

Page 86: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

67

metamizole)

006344 Ny. M 1.00 67 P injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg/ml) 59 Dosis sudah sesuai

006948 Ny. MJ 1.00 73 P celebrex 2 x 100 mg 58 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sr 1.00 90 P celebrex 2 x 100 mg 55 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sr 1.00 90 P asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Dosis sudah sesuai

004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 -

019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid id supp 100 mg 1 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Na.diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai

003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai

021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid id supp I (100 mg) 46 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 - 011292 Ny. Sm 1.20 93 P celebrex 2 x 100 mg 45 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai

019713 Ny. ND 1.30 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai

106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai

019278 Ny. S 1.80 66 P celebrex 2 x 100 mg 30 Dosis sudah sesuai

020170 Ny. Su (0307)

2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

22 Dosis sudah sesuai

020170 Ny. Su (0607)

2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

22 Dosis sudah sesuai

019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 -

Page 87: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

68

Maka,

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki – laki 59 51.8%

Perempuan 55 48.3%

Total 114 100.0%

Lampiran 5. Data Klasifikasi Umur Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah total kasus : 114 kasus

No. RM Nama Cr

(mg/dL) Umur

(tahun) JK

(L/P) No. RM Nama Cr

(mg/dL) Umur

(tahun) JK

(L/P) 380390 Bp. YU 0.77 60 L 370640 Ny. Sa 0.33 60 P

369587 Bp. WR 1.04 60 L 376845 Ny. Kt 0.60 60 P

369587 Bp. WR 1.04 60 L 374367 Ny. SW 0.60 60 P 020886 Bp. SR 0.90 61 L 375811 Paidah 0.61 60 P 020886 Bp. SR 0.90 61 L 374833 Ny. L 0.68 60 P

378867 Bp. Kr 0.96 61 L 384829 Ny. Sy 0.90 60 P

187139 Ny. M 0.84 63 L 376364 Ny. N 0.91 60 P

187139 Ny. M 0.84 63 L 376364 Ny. N 0.91 60 P

187139 Ny. M 0.84 63 L 003480 Ny. MS 1.20 60 P

389728 Depo 0.79 64 L 371262 Ny. AS 0.82 64 P

389728 Depo 0.79 64 L 004708 Ny. Sm 1.10 64 P

Page 88: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

69

244250 Ny. R 0.92 64 L 390135 Ny. Mj 0.48 65 P 021388 Bp. Tu 0.50 65 L 379284 Ny. Tuk 0.60 65 P 021388 Bp. Tu 0.50 65 L 134983 Ny. R 0.58 66 P 021388 Bp. Tu 0.50 65 L 019278 Ny. S 1.80 66 P

280857 Bp. MW 0.59 65 L 019278 Ny. S 1.80 66 P

371339 Bp. Ju 0.70 65 L 006344 Ny. M 1.00 67 P

370591 Bp. AN 0.79 67 L 388184 Ny. Pa 0.54 68 P

282178 Bp. T 0.81 67 L 018245 Sr. LB 0.80 69 P 015450 Bp. T

(1804) 1.40 67 L

382450 Ny. Si 0.65 70 P

138504 Bp. WD 0.69 69 L 001434 Ny. S 0.70 70 P

372102 Bp. MM 0.52 70 L 020170 Ny. Su

(0307) 2.30 70 P

390683 Bp. MiW 0.76 70 L 020170 Ny. Su

(0607) 2.30 70 P

393984 Bp. Km 0.77 70 L 375597 Ny. S 0.51 71 P

103530 Bp. Ma 0.78 70 L 019981 Ny. K 0.60 72 P

378091 Bp. MD 0.82 70 L 318074 Ny. Pn 0.84 72 P

378091 Bp. MD 0.82 70 L 318074 Ny. Pn 0.84 72 P

377313 Bp. SM 0.96 70 L 370477 Ny. AS 0.52 73 P

377313 Bp. SM 0.96 70 L 019562 Ny. LS 0.60 73 P

377313 Bp. SM 0.96 70 L 006948 Ny. MJ 1.00 73 P

005430 Bp. A 2.30 70 L 368060 Bp. M 0.56 75 P 021087 Bp. Y 4.00 73 L 375530 Bp. UP 0.66 75 P

379630 Bp. GS 0.66 75 L 378865 Ny. Sk 0.74 75 P

383812 setyo 0.66 75 L 106812 Ny. St 1.34 75 P

Page 89: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

70

wiyono

380245 Bp. MS 0.74 75 L 008510 Ny. MA 0.40 76 P

015433 Bp. Sr 0.80 75 L 008510 Ny. MA 0.40 76 P

015433 Bp. Sr 0.80 75 L 019392 Ny. TW 2.40 76 P 021294 Bp. BS

(2511) 1.00 76 L 019156 Ny. M 0.90 77 P

021294 Bp. BS (21 Nov)

1.20 76 L 019615 Ny. S 1.10 77 P

376133 Bp. Jo 2.04 76 L 019615 Ny. S 1.10 77 P

376133 Bp. Jo 2.04 76 L 019615 Ny. S 1.10 77 P 372673 (2) Bp. PS 0.69 77 L 019713 Ny. ND 0.70 78 P

375323 Bp.AW 0.63 80 L 019713 Ny. ND 1.30 78 P 008609 Bp. JN 1.30 80

L 375302 Ny. Paenah 0.49 80 P

021182 Bp. TA (2011)

2.30 80 L 021445 Ny. Sm 1.20 80 P

021182 Bp. TA (1811)

3.50 80 L

007485 Ny. T 0.80 82 P

021201 Bp. M 1.10 81 L 381748 Ny. PR 0.48 83 P 021201 Bp. M 1.10 81 L 373941 Ny. SW 0.66 85 P 019341 Bp. KA 0.80 82 L 373941 Ny. SW 0.66 85 P 019341 Bp. KA 0.80 82 L 003665 Ny. P 0.90 88 P

019341 Bp. KA 0.80 82 L 011292 Ny. Sr 1.00 90 P

373255 Bp. RM 0.85 82 L 011292 Ny. Sr 1.00 90 P

383295 Bp. So 0.79 83 L 011292 Ny. Sm 1.20 93 P

000239 Bp. S 1.20 83 L 011292 Ny. Sm 1.20 93 P

Page 90: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

71

314970 Bp. UU 1.00 85 L 011292 Ny. Sm 1.20 93 P

021182 Bp. Tu 1.40 86 L

375188 Bp. MI 0.52 87 L

280550 Bp. MD 0.87 87 L 020403 Bp. SC 0.80 90 L

Maka,

Jenis Kelamin Jumlah Elderly Jumlah Old Jumlah Old

Laki – laki 32 (54,2%) 27 (45,8%) 0 (0,00%)

Perempuan 30 (54,6%) 22 (40,0%) 3 (5,5%)

Total 144 59 55

Lampiran 6. Data Hasil Perhitungan Penurunan Nilai LFG

Jumlah total kasus : 114 kasus

No. RM Nama Cr

(mg/dL) Umur

(tahun) JK

(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat

LFG (ml/min/1.73 m2) terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis

370640 Ny. Sa 0.33 60 P injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 216 -

021388 Bp. Tu 0.50 65 L Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 177 -

021388 Bp. Tu 0.50 65 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)

177 -

Page 91: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

72

021388 Bp. Tu 0.50 65 L Asam mefenamat 3 x500 mg 177 -

372102 Bp. MM 0.52 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 167 -

008510 Ny. MA 0.40 76 P Meloxicam 2x 7.5 mg 165 -

008510 Ny. MA 0.40 76 P injeksi keterolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 165 -

375188 Bp. MI 0.52 87 L piroxicam 3 x 10 mg 160 -

280857 Bp. MW 0.59 65 L kalium diklofenak 2 x 25 mg 147 -

390135 Ny. Mj 0.48 65 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 138 -

381748 Ny. PR 0.48 83 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 131 -

375323 Bp.AW 0.63 80 L injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 130 -

375302 Ny. Paenah 0.49 80 P asam mefenamat 3 x 500 mg 129 -

375597 Ny. S 0.51 71 P asam mefenamat 3 x 500 mg 126 -

379630 Bp. GS 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 125 -

383812 setyo wiyono 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 (30 mg/ml) 125 -

370477 Ny. AS 0.52 73 P celebrex 2 x 100 mg 123 -

138504 Bp. WD 0.69 69 L injeksi ketrolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 121 -

371339 Bp. Ju 0.70 65 L asam mefenamat 3 x 500 mg 120 -

388184 Ny. Pa 0.54 68 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 119 -

372673 (2) Bp. PS 0.69 77 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 118 -

383295 Bp. So 0.79 83 L asam mefenamat 3 x 500 mg 113 -

368060 Bp. M 0.56 75 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 112 -

Page 92: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

73

134983 Ny. R 0.58 66 P meloxicam 1x 15 mg 111 -

380390 Yadi Utomo 0.77 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 110 -

380245 Bp. MS 0.74 75 L Na diklofenak 2 x 50 mg 110 -

376845 Ny. Kt 0.60 60 P meloxicam 1x 15 mg 108 -

374367 Ny. SW 0.60 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -

390683 Bp. MiW 0.76 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -

379284 Ny. Tuk 0.60 65 P asam mefenamat 3 x 500 mg 107 -

375811 Paidah 0.61 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -

393984 Bp. Km 0.77 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -

389728 Depo 0.79 64 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -

389728 Depo 0.79 64 L asam mefenamat 3 x 500 mg 105 -

103530 Bp. Ma 0.78 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -

370591 Bp. AN 0.79 67 L asam mefenamat 3 x 500 mg 104 -

019981 Ny. K 0.60 72 P asam mefenamat 2 x 500 mg 104 -

019562 Ny. LS 0.60 73 P Kalium diklofenak 2 x 50 mg 104 -

282178 Bp. T 0.81 67 L Fenaren 2 x 25 mg 101 -

015433 Bp. Sr 0.80 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 100 -

015433 Bp. Sr 0.80 75 L asam mefenamat 3 x 500 mg 100 -

378091 Bp. MD 0.82 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 99 -

378091 Bp. MD 0.82 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 99 -

187139 Ny. M 0.84 63 L piroxicam 1 x 20 mg 98 -

187139 Ny. M 0.84 63 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 98 -

Page 93: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

74

187139 Ny. M 0.84 63 L asam mefenamat 3 x 500 mg 98 - 019341 Bp. KA 0.80 82 L Profenid 2 x 50 mg 98 -

019341 Bp. KA 0.80 82 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)

98 -

019341 Bp. KA 0.80 82 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -

020403 Bp. SC 0.80 90 L celebrex 2 x 100 mg 97 -

382450 Ny. Si 0.65 70 P na diklofenak 2 x 50 mg 96 -

374833 Ny. L 0.68 60 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 94 -

375530 Bp. UP 0.66 75 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 93 -

373255 Bp. RM 0.85 82 L Na diklofenak 2 x 25 mg 92 - 020886 Bp. SR 0.90 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30

mg/ml) 91 -

020886 Bp. SR 0.90 61 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 91 -

373941 Ny. SW 0.66 85 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 90 -

373941 Ny. SW 0.66 85 P asam mefenamat 3 x 500 mg 90 -

244250 Ny. R 0.92 64 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -

001434 Ny. S 0.70 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -

280550 Bp. MD 0.87 87 L renadinac 2 x 25 mg 88 -

019713 Ny. ND 0.70 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 86 -

378867 Bp. Kr 0.96 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 85 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L meloxicam 1 x 15 mg 82 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 82 -

Page 94: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

75

377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi injeksi ketrobat 1 ampul/12 jam 82 -

378865 Ny. Sk 0.74 75 P asam mefenamat 3 x 500 mg 81 -

369587 Bp. WR 1.04 60 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 77 -

369587 Bp. WR 1.04 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 - 021294 Bp. BS

(2511) 1.00 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -

371262 Ny. AS 0.82 64 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 75 -

314970 Bp. UU 1.00 85 L meloxicam 1x 15 mg 75 - 007485 Ny. T 0.80 82 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30

mg/ml) 73 -

318074 Ny. Pn 0.84 72 P Na diklofenak 2 x 50 mg 71 -

318074 Ny. Pn 0.84 72 P meloxicam 1 x 15 mg 71 -

018245 Sr. LB 0.80 69 P Novalgin 1 amp iv 69 -

384829 Ny. Sy 0.90 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 68 - 021201 Bp. M 1.10 81 L Kalium diklofenak 2 x 25 mg 68 -

021201 Bp. M 1.10 81 L celebrex 2 x 100 mg 68 -

376364 Ny. N 0.91 60 P Na diklofenak 2 x 50 mg 67 -

376364 Ny. N 0.91 60 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 67 - 019156 Ny. M 0.90 77 P Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 65 -

021294 Bp. BS (21 Nov)

1.20 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 63 -

003665 Ny. P 0.90 88 P Antalgin 2 x 500 mg (na metamizole) 63 -

000239 Bp. S 1.20 83 L Novamidon Ampul 2mL 61 -

006344 Ny. M 1.00 67 P injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg/ml) 59 Dosis sudah sesuai 006948 Ny. MJ 1.00 73 P celebrex 2 x 100 mg 58 Dosis sudah sesuai

Page 95: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

76

008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 - 011292 Ny. Sr 1.00 90 P celebrex 2 x 100 mg 55 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sr 1.00 90 P asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Dosis sudah sesuai

015450 Bp. T (1804)

1.40 67 L Na.diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai

004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 -

019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid id supp 100 mg 1 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Na.diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai

021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai

003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai

021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid id supp I (100 mg) 46 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 - 011292 Ny. Sm 1.20 93 P celebrex 2 x 100 mg 45 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai

019713 Ny. ND 1.30 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai

106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai

376133 Bp. Jo 2.04 76 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 34 Dosis sudah sesuai

376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai

019278 Ny. S 1.80 66 P celebrex 2 x 100 mg 30 Dosis sudah sesuai

005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 - 021182 Bp. TA

(2011) 2.30

80 L

Meloxicam 1 x 15mg 29 Dosis sudah sesuai

020170 Ny. Su 2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 22 Dosis sudah sesuai

Page 96: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

77

(0307)

020170 Ny. Su (0607)

2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg) 22 Dosis sudah sesuai

019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 - 021182 Bp. TA

(1811) 3.50 80 L Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak

direkomendasikan 021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak

direkomendasikan

Maka,

LFG Jumlah Persentase

LFG normal 85 74.6%

Penurunan LFG 29 25.4%

Total 114 100.00%

Lampiran 7. Data Klasifikasi Umur dan Jenis Kelamin Berdasarkan Penurunan Nilai

Jumah total kasus : 114

Jumlah penurunan nilai LFG : 29

No. RM Nama Cr

(mg/dL) Umur

(tahun) JK

(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat

LFG (ml/min/1.73 m2)

terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis

Page 97: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

78

015450 Bp. T (1804)

1.40 67 L Na.diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai

005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 - 021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak

direkomendasikan

376133 Bp. Jo 2.04 76 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 34 Dosis sudah sesuai

376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai 008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 - 021182 Bp. TA

(2011) 2.30

80 L

Meloxicam 1 x 15mg 29 Dosis sudah sesuai

021182 Bp. TA (1811)

3.50 80 L Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak direkomendasikan

021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai

003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai

004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 - 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai

019278 Ny. S 1.80 66 P celebrex 2 x 100 mg 30 Dosis sudah sesuai

006344 Ny. M 1.00 67 P injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg/ml) 59 Dosis sudah sesuai

020170 Ny. Su (0307)

2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

22 Dosis sudah sesuai

020170 Ny. Su (0607)

2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

22 Dosis sudah sesuai

006948 Ny. MJ 1.00 73 P celebrex 2 x 100 mg 58 Dosis sudah sesuai

106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai

019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 -

019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai

Page 98: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

79

019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid id supp 100 mg 1 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Na.diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai

019713 Ny. ND 1.30 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai 021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid id supp I (100 mg) 46 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sr 1.00 90 P celebrex 2 x 100 mg 55 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sr 1.00 90 P asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 - 011292 Ny. Sm 1.20 93 P celebrex 2 x 100 mg 45 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai

Maka,

Umur (tahun)

Total n = 29

(Proporsi)

Laki – laki n = 9

(Proporsi)

Perempuan n = 20

(Proporsi) Elderly 11 (41,4%) 3 (33,3%) 8 (40,0%) Old 15 (48,3%) 6 (66,7%) 9 (45,0%) Very Old 3 (10,3%) 0 (0,0%) 3 (15,0%)

Lampiran 8. Data Nilai Perhitungan LFG Berdasarkan Klasifikasi CKD

Jumlah total kasus : 114 kasus

No. RM Nama Cr

(mg/dL) Umur

(tahun) JK

(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat

LFG (ml/min/1.73 m2)

terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis

Page 99: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

80

370640 Ny. Sa 0.33 60 P injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 216 -

021388 Bp. Tu 0.50 65 L Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 177 -

021388 Bp. Tu 0.50 65 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)

177 -

021388 Bp. Tu 0.50 65 L Asam mefenamat 3 x500 mg 177 -

372102 Bp. MM 0.52 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 167 -

008510 Ny. MA 0.40 76 P Meloxicam 2x 7.5 mg 165 -

008510 Ny. MA 0.40 76 P injeksi keterolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 165 -

375188 Bp. MI 0.52 87 L piroxicam 3 x 10 mg 160 -

280857 Bp. MW 0.59 65 L kalium diklofenak 2 x 25 mg 147 -

390135 Ny. Mj 0.48 65 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 138 -

381748 Ny. PR 0.48 83 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 131 -

375323 Bp.AW 0.63 80 L injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 130 -

375302 Ny. Paenah 0.49 80 P asam mefenamat 3 x 500 mg 129 -

375597 Ny. S 0.51 71 P asam mefenamat 3 x 500 mg 126 -

379630 Bp. GS 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 125 -

383812 setyo wiyono 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 (30 mg/ml) 125 -

370477 Ny. AS 0.52 73 P celebrex 2 x 100 mg 123 -

138504 Bp. WD 0.69 69 L injeksi ketrolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 121 -

371339 Bp. Ju 0.70 65 L asam mefenamat 3 x 500 mg 120 -

Page 100: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

81

388184 Ny. Pa 0.54 68 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 119 -

372673 (2) Bp. PS 0.69 77 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 118 -

383295 Bp. So 0.79 83 L asam mefenamat 3 x 500 mg 113 -

368060 Bp. M 0.56 75 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 112 -

134983 Ny. R 0.58 66 P meloxicam 1x 15 mg 111 -

380390 Yadi Utomo 0.77 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 110 -

380245 Bp. MS 0.74 75 L Na diklofenak 2 x 50 mg 110 -

376845 Ny. Kt 0.60 60 P meloxicam 1x 15 mg 108 -

374367 Ny. SW 0.60 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -

390683 Bp. MiW 0.76 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -

379284 Ny. Tuk 0.60 65 P asam mefenamat 3 x 500 mg 107 -

375811 Paidah 0.61 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -

393984 Bp. Km 0.77 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -

389728 Depo 0.79 64 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -

389728 Depo 0.79 64 L asam mefenamat 3 x 500 mg 105 -

103530 Bp. Ma 0.78 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -

370591 Bp. AN 0.79 67 L asam mefenamat 3 x 500 mg 104 -

019981 Ny. K 0.60 72 P asam mefenamat 2 x 500 mg 104 -

019562 Ny. LS 0.60 73 P Kalium diklofenak 2 x 50 mg 104 -

282178 Bp. T 0.81 67 L Fenaren 2 x 25 mg 101 -

015433 Bp. Sr 0.80 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 100 -

Page 101: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

82

015433 Bp. Sr 0.80 75 L asam mefenamat 3 x 500 mg 100 -

378091 Bp. MD 0.82 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 99 -

378091 Bp. MD 0.82 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 99 -

187139 Ny. M 0.84 63 L piroxicam 1 x 20 mg 98 -

187139 Ny. M 0.84 63 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 98 -

187139 Ny. M 0.84 63 L asam mefenamat 3 x 500 mg 98 - 019341 Bp. KA 0.80 82 L Profenid 2 x 50 mg 98 -

019341 Bp. KA 0.80 82 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)

98 -

019341 Bp. KA 0.80 82 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -

020403 Bp. SC 0.80 90 L celebrex 2 x 100 mg 97 -

382450 Ny. Si 0.65 70 P na diklofenak 2 x 50 mg 96 -

374833 Ny. L 0.68 60 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 94 -

375530 Bp. UP 0.66 75 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 93 -

373255 Bp. RM 0.85 82 L Na diklofenak 2 x 25 mg 92 - 020886 Bp. SR 0.90 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30

mg/ml) 91 -

020886 Bp. SR 0.90 61 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 91 -

373941 Ny. SW 0.66 85 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 90 -

373941 Ny. SW 0.66 85 P asam mefenamat 3 x 500 mg 90 -

244250 Ny. R 0.92 64 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -

001434 Ny. S 0.70 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 88 -

Page 102: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

83

mg/ml)

280550 Bp. MD 0.87 87 L renadinac 2 x 25 mg 88 -

019713 Ny. ND 0.70 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 86 -

378867 Bp. Kr 0.96 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 85 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L meloxicam 1 x 15 mg 82 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 82 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi injeksi ketrobat 1 ampul/12 jam 82 -

378865 Ny. Sk 0.74 75 P asam mefenamat 3 x 500 mg 81 -

369587 Bp. WR 1.04 60 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 77 -

369587 Bp. WR 1.04 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 - 021294 Bp. BS

(2511) 1.00 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -

371262 Ny. AS 0.82 64 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 75 -

314970 Bp. UU 1.00 85 L meloxicam 1x 15 mg 75 - 007485 Ny. T 0.80 82 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30

mg/ml) 73 -

318074 Ny. Pn 0.84 72 P Na diklofenak 2 x 50 mg 71 -

318074 Ny. Pn 0.84 72 P meloxicam 1 x 15 mg 71 -

018245 Sr. LB 0.80 69 P Novalgin 1 amp iv 69 -

384829 Ny. Sy 0.90 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 68 - 021201 Bp. M 1.10 81 L Kalium diklofenak 2 x 25 mg 68 -

021201 Bp. M 1.10 81 L celebrex 2 x 100 mg 68 -

Page 103: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

84

376364 Ny. N 0.91 60 P Na diklofenak 2 x 50 mg 67 -

376364 Ny. N 0.91 60 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 67 - 019156 Ny. M 0.90 77 P Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 65 -

021294 Bp. BS (21 Nov)

1.20 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 63 -

003665 Ny. P 0.90 88 P Antalgin 2 x 500 mg (na metamizole)

63 -

000239 Bp. S 1.20 83 L Novamidon Ampul 2mL 61 -

006344 Ny. M 1.00 67 P injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg/ml) 59 Dosis sudah sesuai

006948 Ny. MJ 1.00 73 P celebrex 2 x 100 mg 58 Dosis sudah sesuai

008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 - 011292 Ny. Sr 1.00 90 P celebrex 2 x 100 mg 55 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sr 1.00 90 P asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Dosis sudah sesuai

015450 Bp. T (1804)

1.40 67 L Na.diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai

004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 -

019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid id supp 100 mg 1 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Na.diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai

021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai

003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai

021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid id supp I (100 mg) 46 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 - 011292 Ny. Sm 1.20 93 P celebrex 2 x 100 mg 45 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai

Page 104: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

85

019713 Ny. ND 1.30 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai

106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai

376133 Bp. Jo 2.04 76 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 34 Dosis sudah sesuai

376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai

019278 Ny. S 1.80 66 P celebrex 2 x 100 mg 30 Dosis sudah sesuai

005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 - 021182 Bp. TA

(2011) 2.30 80 L

Meloxicam 1 x 15mg 29 Dosis sudah sesuai

020170 Ny. Su (0307)

2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

22 Dosis sudah sesuai

020170 Ny. Su (0607)

2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

22 Dosis sudah sesuai

019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 - 021182 Bp. TA

(1811) 3.50 80

L Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak

direkomendasikan 021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak

direkomendasikan

Maka,

LFG (ml/min/1,732)

Total n = 114

(Proporsi) Stage 1 = >90 58 (50,9%) Stage 2 = 60 – 89 27 (23,7%) Stage 3A = 45 - 59 16 (14,0%)

Page 105: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

86

Stage 3B = 30 – 44 7 (6,1%) Stage 4 = 15 – 29 6 (5,3%) Stage 5 = <15 0 (0,0%)

Lampiran 9. Data Klasifikasi CKD untuk Tiap Jenis Kelamin

No. RM Nama Cr

(mg/dL) Umur

(tahun) JK

(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat

LFG (ml/min/1.73 m2)

terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis

021388 Bp. Tu 0.50 65 L Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 177 -

021388 Bp. Tu 0.50 65 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)

177 -

021388 Bp. Tu 0.50 65 L Asam mefenamat 3 x500 mg 177 -

372102 Bp. MM 0.52 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 167 -

375188 Bp. MI 0.52 87 L piroxicam 3 x 10 mg 160 -

280857 Bp. MW 0.59 65 L kalium diklofenak 2 x 25 mg 147 -

375323 Bp.AW 0.63 80 L injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 130 -

379630 Bp. GS 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 125 -

383812 setyo wiyono 0.66 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 (30 mg/ml) 125 -

138504 Bp. WD 0.69 69 L injeksi ketrolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 121 -

371339 Bp. Ju 0.70 65 L asam mefenamat 3 x 500 mg 120 -

Page 106: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

87

372673 (2) Bp. PS 0.69 77 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 118 -

383295 Bp. So 0.79 83 L asam mefenamat 3 x 500 mg 113 -

380390 Yadi Utomo 0.77 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 110 -

380245 Bp. MS 0.74 75 L Na diklofenak 2 x 50 mg 110 -

390683 Bp. MiW 0.76 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -

393984 Bp. Km 0.77 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -

389728 Depo 0.79 64 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -

389728 Depo 0.79 64 L asam mefenamat 3 x 500 mg 105 -

103530 Bp. Ma 0.78 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 105 -

370591 Bp. AN 0.79 67 L asam mefenamat 3 x 500 mg 104 -

282178 Bp. T 0.81 67 L Fenaren 2 x 25 mg 101 -

015433 Bp. Sr 0.80 75 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 100 -

015433 Bp. Sr 0.80 75 L asam mefenamat 3 x 500 mg 100 -

378091 Bp. MD 0.82 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 99 -

378091 Bp. MD 0.82 70 L asam mefenamat 3 x 500 mg 99 -

187139 Ny. M 0.84 63 L piroxicam 1 x 20 mg 98 -

187139 Ny. M 0.84 63 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 98 -

187139 Ny. M 0.84 63 L asam mefenamat 3 x 500 mg 98 - 019341 Bp. KA 0.80 82 L Profenid 2 x 50 mg 98 -

019341 Bp. KA 0.80 82 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)

98 -

Page 107: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

88

019341 Bp. KA 0.80 82 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 98 -

020403 Bp. SC 0.80 90 L celebrex 2 x 100 mg 97 -

373255 Bp. RM 0.85 82 L Na diklofenak 2 x 25 mg 92 - 020886 Bp. SR 0.90 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30

mg/ml) 91 -

020886 Bp. SR 0.90 61 L Asam mefenamat 3 x 500 mg 91 -

244250 Ny. R 0.92 64 L injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -

280550 Bp. MD 0.87 87 L renadinac 2 x 25 mg 88 -

378867 Bp. Kr 0.96 61 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 85 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L meloxicam 1 x 15 mg 82 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 82 -

377313 Bp. SM 0.96 70 L injeksi injeksi ketrobat 1 ampul/12 jam 82 -

369587 Bp. WR 1.04 60 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 77 -

369587 Bp. WR 1.04 60 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 - 021294 Bp. BS

(2511) 1.00 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 77 -

314970 Bp. UU 1.00 85 L meloxicam 1x 15 mg 75 - 021201 Bp. M 1.10 81 L Kalium diklofenak 2 x 25 mg 68 -

021201 Bp. M 1.10 81 L celebrex 2 x 100 mg 68 -

021294 Bp. BS (21 Nov)

1.20 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 63 -

000239 Bp. S 1.20 83 L Novamidon Ampul 2mL 61 -

008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 -

Page 108: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

89

015450 Bp. T (1804)

1.40 67 L Na.diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai

021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai

376133 Bp. Jo 2.04 76 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 34 Dosis sudah sesuai

376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai

005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 - 021182 Bp. TA

(2011) 2.30 80 L

Meloxicam 1 x 15mg 29 Dosis sudah sesuai

021182 Bp. TA (1811)

3.50 80 L

Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak direkomendasikan

021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak direkomendasikan

370640 Ny. Sa 0.33 60 P injeksi ketorolac 3 x 1 ampul (30 mg/ml) 216 -

008510 Ny. MA 0.40 76 P Meloxicam 2x 7.5 mg 165 -

008510 Ny. MA 0.40 76 P injeksi keterolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 165 -

390135 Ny. Mj 0.48 65 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 138 -

381748 Ny. PR 0.48 83 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 131 -

375302 Ny. Paenah 0.49 80 P asam mefenamat 3 x 500 mg 129 -

375597 Ny. S 0.51 71 P asam mefenamat 3 x 500 mg 126 -

370477 Ny. AS 0.52 73 P celebrex 2 x 100 mg 123 -

388184 Ny. Pa 0.54 68 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 119 -

368060 Bp. M 0.56 75 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 112 -

Page 109: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

90

134983 Ny. R 0.58 66 P meloxicam 1x 15 mg 111 -

376845 Ny. Kt 0.60 60 P meloxicam 1x 15 mg 108 -

374367 Ny. SW 0.60 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 108 -

379284 Ny. Tuk 0.60 65 P asam mefenamat 3 x 500 mg 107 -

375811 Paidah 0.61 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 106 -

019981 Ny. K 0.60 72 P asam mefenamat 2 x 500 mg 104 -

019562 Ny. LS 0.60 73 P Kalium diklofenak 2 x 50 mg 104 -

382450 Ny. Si 0.65 70 P na diklofenak 2 x 50 mg 96 -

374833 Ny. L 0.68 60 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 94 -

375530 Bp. UP 0.66 75 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 93 -

373941 Ny. SW 0.66 85 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 90 -

373941 Ny. SW 0.66 85 P asam mefenamat 3 x 500 mg 90 -

001434 Ny. S 0.70 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 88 -

019713 Ny. ND 0.70 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 86 -

378865 Ny. Sk 0.74 75 P asam mefenamat 3 x 500 mg 81 -

371262 Ny. AS 0.82 64 P injeksi ketrobat 2 x 1 ampul (30 mg/ml) 75 -

007485 Ny. T 0.80 82 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg/ml)

73 -

318074 Ny. Pn 0.84 72 P Na diklofenak 2 x 50 mg 71 -

318074 Ny. Pn 0.84 72 P meloxicam 1 x 15 mg 71 -

018245 Sr. LB 0.80 69 P Novalgin 1 amp iv 69 -

384829 Ny. Sy 0.90 60 P asam mefenamat 3 x 500 mg 68 -

Page 110: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

91

376364 Ny. N 0.91 60 P Na diklofenak 2 x 50 mg 67 -

376364 Ny. N 0.91 60 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul 67 - 019156 Ny. M 0.90 77 P Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 65 -

003665 Ny. P 0.90 88 P Antalgin 2 x 500 mg (na metamizole)

63 -

006344 Ny. M 1.00 67 P injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg/ml) 59 Dosis sudah sesuai

006948 Ny. MJ 1.00 73 P celebrex 2 x 100 mg 58 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sr 1.00 90 P celebrex 2 x 100 mg 55 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sr 1.00 90 P asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Dosis sudah sesuai

004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 -

019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid id supp 100 mg 1 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Na.diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai

003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai

021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid id supp I (100 mg) 46 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 - 011292 Ny. Sm 1.20 93 P celebrex 2 x 100 mg 45 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai

019713 Ny. ND 1.30 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai

106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai

019278 Ny. S 1.80 66 P celebrex 2 x 100 mg 30 Dosis sudah sesuai

020170 Ny. Su (0307)

2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

22 Dosis sudah sesuai

020170 Ny. Su 2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 22 Dosis sudah sesuai

Page 111: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

92

(0607) mg)

019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 -

Maka,

LFG (ml/min/1,732)

Total n = 114

(Proporsi)

Laki – laki n = 59

(Proporsi)

Perempuan n = 55

(Proporsi) Stage 1 = >90 58 (50,9%) 36 (61,0%) 22 (40,0%) Stage 2 = 60 – 89 27 (23,7%) 14 (23,7%) 13 (23,6%) Stage 3A = 45 - 59 16 (14,0%) 3 (5,1%) 13 (23,6%) Stage 3B = 30 – 44 7 (6,1%) 3 (5,1%) 4 (7,3%) Stage 4 = 15 – 29 6 (5,3%) 3 (5,1%) 3 (5,5%) Stage 5 = <15 0 (0,0%) 0 (0,0%) 0 (0,0%)

Page 112: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

93

Lampiran 10. Data OAINS per Generik Berdasarkan Nilai LFG Sampel

Jumlah total kasus : 114 kasus

Nama Generik Jumlah Persentase Metampiron 8 7,0% Asam Mefenamat 32 28,1% Celecoxib 7 6,1% Ketoprofen 6 5,3% Injeksi ketorolac 35 30,7% Diklofenak 14 12,3% Meloxicam 9 7,9% Tinoridin HCl 1 0,9% Piroxicam 2 1,8% Total 114 100,0%

DATA ITEM OAINS PER GENERIK TIDAK DENGAN PENYESUAIAN DOSIS BERDASARKAN PENURUNAN LFG

Nama Generik Jumlah Persentase Asam mefenamat 4 13,3% Celecoxib 4 13,3% Injeksi ketorolac 4 13,3% Diklofenak 4 13,3%

Meloxicam 2 6,7% Ketoprofen 5 16,7% Total penurunan LFG 30 100,0%

DATA ITEM OAINS PER GENERIK PERLU PENYESUAIAN DOSIS

Nama Generik Jumlah Persentase Asam mefenamat 1 3,3% Meloxicam 1 3,3% Total penurunan LFG 30 6,7%

Page 113: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

94

Lampiran 11. Data Penyesuaian Dosis OAINS dengan Penurunan Nilai LFG

Jumlah total kasus : 114 kasus

Jumlah penurunan nilai LFG : 29 kasus

No. RM Nama Cr

(mg/dL) Umur

(tahun) JK

(L/P) Pengobatan NSAID yg didapat

LFG (ml/min/1.73 m2)

terdeteksi MDRD Penyesuaian Dosis

015450 Bp. T (1804)

1.40 67 L Na.diklofenak 2x50 mg 54 Dosis sudah sesuai

005430 Bp. A 2.30 70 L Novalgin 1amp iv 30 - 021087 Bp. Y 4.00 73 L Asam mefenamat 1 x 500 mg 16 Tidak

direkomendasikan

376133 Bp. Jo 2.04 76 L injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30mg/ml) 34 Dosis sudah sesuai

376133 Bp. Jo 2.04 76 L asam mefenamat 3 x 500 mg 34 Dosis sudah sesuai 008609 Bp. JN 1.30 80 L Novalgin 1 ampul (500 mg/1 mL) 56 - 021182 Bp. TA

(2011) 2.30

80 L

Meloxicam 1 x 15mg 29 Dosis sudah sesuai

021182 Bp. TA (1811)

3.50 80 L Meloxicam 1 x 15mg 18 Tidak direkomendasikan

021182 Bp. Tu 1.40 86 L Meloxicam 1 x 15mg 51 Dosis sudah sesuai

003480 Ny. MS 1.20 60 P Pronalges 3 x 50 mg 49 Dosis sudah sesuai

004708 Ny. Sm 1.10 64 P Novalgin 1 amp 53 - 019278 Ny. S 1.80 66 P Ka diklofenak 2x 25 mg 30 Dosis sudah sesuai

019278 Ny. S 1.80 66 P celebrex 2 x 100 mg 30 Dosis sudah sesuai

Page 114: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

95

006344 Ny. M 1.00 67 P injeksi ketorolac 2 x 1 amp (30 mg/ml) 59 Dosis sudah sesuai

020170 Ny. Su (0307)

2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

22 Dosis sudah sesuai

020170 Ny. Su (0607)

2.30 70 P injeksi ketorolac 2 x 1 ampul (30 mg)

22 Dosis sudah sesuai

006948 Ny. MJ 1.00 73 P celebrex 2 x 100 mg 58 Dosis sudah sesuai

106812 Ny. St 1.34 75 P Na diklofenak 2 x 50 mg 41 Dosis sudah sesuai

019392 Ny. TW 2.40 76 P Nonflamin 3 x 50 mg 21 -

019615 Ny. S 1.10 77 P Pronalges 1 amp (100 mg/2ml) 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Profenid id supp 100 mg 1 51 Dosis sudah sesuai

019615 Ny. S 1.10 77 P Na.diklofenak 2x50 mg 51 Dosis sudah sesuai

019713 Ny. ND 1.30 78 P asam mefenamat 3 x 500 mg 42 Dosis sudah sesuai 021445 Ny. Sm 1.20 80 P Profenid id supp I (100 mg) 46 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sr 1.00 90 P celebrex 2 x 100 mg 55 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sr 1.00 90 P asam mefenamat 3 x 500 mg 55 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P Novalgin 1 amp 45 - 011292 Ny. Sm 1.20 93 P celebrex 2 x 100 mg 45 Dosis sudah sesuai

011292 Ny. Sm 1.20 93 P asam mefenamat 3 x 500 mg 45 Dosis sudah sesuai Maka,

Penyesuaian Dosis Jumlah Persentase OAINS tepat dosis (tidak perlu penyesuaian dosis) 23 76,7%

Lain – lain 5 16,7%

OAINS tidak tepat dosis (perlu penyesuaian dosis) 2 6,7%

Page 115: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

96

Lampiran 12. Guideline OAINS untuk Renal Impairment

OAINS BNF DIH Celecoxib Hindari jika eGFR < 30

ml/min/1,73 m2) Tidak direkomendasikan

Diclofenak Hindari pada severe renal impairment (15 – 29 ml/min/1,73 m2)

Tidak direkomendasikan untuk advance (<15 ml/min/1,73 m2) dan signifikan impairment (15-29 ml/min/1,73 m2)

Ketoprofen Kerusakan ringan dosis maks 150 mg/hari, kerusakan berat dengan Clcr <25 ml/menit dengan dosis maksimal 100 mg/hari.

mild impairment � (30-59 ml/min/1,73 m2) maksimal 150 mg/hari; Severe � clcr< 25 ml/min/1,73 m2 max 100 mg/hari; Advanced � clcr <15 ml/min/1,73 m2 tidak direkomendasikan

Ketorolac Tidak melebihi 60 mg/ hari untuk pasien lansia dan atau gagal ginjal.

Kontraindikasi pada pasien dengan advanced renal impairment (<15 ml/min/1,73 m2). Pasien dengan kenaikan SrCr sedang (30-59 ml/min/1,73 m2) pakai ½ dosis anjuran. utk i.v/i.m tidak boleh lebih dari 60 mg/hari

Asam mefenamat Hindari pada severe renal impairment (15 – 29 ml/min/1,73 m2)

Tidak direkomendasikan

Meloxicam Hindari jika eGFR < 25 ml/mit/1.73 m2) (British National Formulary Organization, 2009).

Mild – moderate (30-59 ml/min/1,73 m2)� tidak ada dosis spesifik. Tidak direkomendasikan pada pasien dengan kliren kreatinin < 15 ml/menit (Lacy, C. F., 2008).

Page 116: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

97

Lampiran 13. Surat Keterangan Izin Penelitian BAPEDA Bantul

Page 117: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

98

Lampiran 14. Surat Keterangan Izin Penelitian RSUD Panembahan Senopati Bantul

Page 118: ANALISIS PENGOBATAN ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA

99

BIOGRAFI PENULIS

Agustina Nila Yuliawati, penulis skripsi berjudul “Analisis

Pengobatan Antiinflamasi Non Steroid Pada Geriatri

Berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus Berdasarkan

Formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di

Rumah Sakit Kabupaten Bantul Periode 2009” dilahirkan

di Klaten pada tanggal 29 Juli 1989.

Penulis merupakan putri kedua dari pasangan Ir. Agus

Sasongko, M.Si dan Harini Ekowati. Penulis telah menyelesaikan pendidikan di TK

Sukapirena Sukabumi pada tahun 1993-1995, Sekolah Dasar Yuwati Bhakti

Sukabumi pada tahun 1995-2001, SLTP Yuwati Bhakti Sukabumi pada tahun 2001-

2004, dan SMU Santa Maria Yogyakarta pada tahun 2004-2007. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta pada tahun 2007 hingga dapat selesai pada tahun 2011. Selama di bangku

kuliah penulis pernah menjadi asisten praktikum Farmasi Fisika II pada semester 5

tahun 2009 dan asisten praktikum Kromatografi pada semester 6 tahun 2010. Selain

itu, penulis juga aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Basket dan ikut dalam

berbagai kejuaraan basket antar fakultas dan universitas.