42
ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM PELESTARIAN OWA JAWA (Hylobates moloch) DI JAVAN GIBBON CENTER AIRANA NAFIRA RAMADHITA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM PELESTARIAN OWA JAWA (Hylobates moloch)

DI JAVAN GIBBON CENTER

AIRANA NAFIRA RAMADHITA

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2016

Page 2: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi
Page 3: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Peran

Stakeholder dalam Program Pelestarian Owa Jawa (Hylobates moloch) di Javan Gibbon Center adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2016

Airana Nafira Ramadhita

NIM E34120005

Page 4: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

ABSTRAK

AIRANA NAFIRA RAMADHITA. Analisis Peran Stakeholder dalam Program Pelestarian Owa Jawa (Hylobates moloch) di Javan Gibbon Center. Dibimbing oleh RINEKSO SOEKMADI dan AGUS PRIYONO KARTONO.

Owa jawa (Hylobates moloch) dilindungi oleh negara berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 dan merupakan salah satu dari 25 spesies prioritas yang dilindungi negara. Sesuai dengan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Owa Jawa (2016-2026), diperlukan upaya bersama dari beberapa pemangku kepentingan dalam melakukan upaya konservasi owa jawa dalam melengkapi keterbatasan masing-masing stakeholder. Penelitian ini dilakukan untuk memetakan hubungan antar stakeholder yang terlibat dalam program pelestarian owa jawa oleh Javan Gibbon Center (JGC) dengan metode wawancara mendalam terhadap key informan. Terdapat 12 stakeholders yang terdiri dari instansi pemerintah, badan usaha milik negara, lembaga swasta, organisasi relawan, lembaga masyarakat dan masyarakat. Program pelestarian owa jawa juga didukung oleh Tupoksi instansi serta aturan kelembagaan yang dimiliki oleh stakeholder. Adapun pada peraturan perundangan (UU, PP, Permenhut, Kepres) yang berlaku, terdapat 71.6% pasal mengenai aspek konservasi, 23.8% partisipasi dan 4.6% edukasi. Yayasan Owa Jawa selaku pengelola langsung dari JGC memiliki hubungan terbanyak dalam bentuk kerjasama, koordinasi dan komunikasi.

Kata kunci: javan gibbon center, kepentingan dan pengaruh, owa jawa, stakeholder

ABSTRACT

AIRANA NAFIRA RAMADHITA. Analysis on Stakeholders Roles’ on Javan Gibbon Conservation Program (Hylobates moloch) in Javan Gibbon Center. Supervised by RINEKSO SOEKMADI and AGUS PRIYONO KARTONO.

Javan gibbon (Hylobates moloch) is one of protected wildlife animals by

government regulation (Article Num. 7 Year 1999) and listed as one of the 25 priority species to be conserved. Based on the Strategic Plans and Conservation for Javan Gibbon (2016-2026), collaborative stakeholders actions are required to succeed the conservation program in terms of limitations of each stakeholders. This study aims’ to draw the relations between stakeholders involved in the Javan Gibbon Center conservation program using in-depth interview methods to key informans. Twelve stakeholders are involved within the programs which involves governmental institutions, state-owned enterprises, non-governmental organizations, volunteer organizations, community organization, and local communities. Conservation program is supported by duties and functions, institutional rules. Meanwhile within the existing legislations (laws, government regulations, forestry governor regulations, and presidential decree) the highest percentations stated on conservation aspect (71.6%) followed by participation (23.8%) and education (4.6%). Javan Gibbon Foundation as the administator of JGC has the most relations toward other stakeholders through cooperation, coordination and communication. Key words: interests and influence, javan gibbon, javan gibbon center, stakeholder.

Page 5: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM PELESTARIAN OWA JAWA (Hylobates moloch) DI

JAVAN GIBBON CENTER

AIRANA NAFIRA RAMADHITA

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2016

Page 6: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi
Page 7: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi
Page 8: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

PRAKATA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, taufiq serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan program Sarjana Kehutanan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Rinekso Soekmadi, MScFTrop, Dr Ir Agus Priyono Kartono, MSi selaku dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu dalam membimbing proses penulisan skripsi. Kepada kedua orangtua Bapak Amireno Soenoro dan Ibu Nino Sri Suryani, serta Drasthya Zarisha yang senantiasa memberikan dukungan doa serta kasih sayang sampai saat ini. Teman-teman yang telah memberikan saran, dampingan serta kesediaan untuk selalu memberikan semangat. Kelompok PKLP TNGC, Cantigi Gunung (KSHE 49), FAHUTAN 49, keluarga besar Fahutan IPB tanpa terkecuali mamang bibi, bapak satpam, Staff TU Dekanat Fahutan IPB, serta Staf DKSHE.

Semua pihak atas kesediannya memberikan informasi serta dampingan di lapangan dalam pengambilan data antara lain; Bapak Anton Ario (CI Indonesia dan YOJ), Mba Iip Latipah dan Kang Hilman (YOJ), Bapak Ali Mulyanto, Bapak Aden Mahyar dan Bapak Tangguh (BBTNGGP), Bapak Bambang Tulus Mulyanto, Bapak Kusnadi dan Bapak Misbah (Perum Perhutani KPH Bandung Selatan), Bu Putri (BBKSDA Provinsi Jawa Barat dan Banten), Pak Didin (LMDH Bukit Amanah), Pak Ery Ridwan dan Bu Linggar (Pertamina EP Field Subang), Clare Campbell (SGP), Bah Onil (PGPI), Mas Elan Juanda (EAGLE), Mas Duduy, Mas Arif (TEPALA), Kang Ae, Kang Budi (Bodogol) sera semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun sehingga proses penulisan skripsi dapat diselesaikan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2016

Airana Nafira Ramadhita

Page 9: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 2 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2

METODE 2 Pengertian Reintroduksi Spesies 2

Waktu dan Tempat 3 Alat dan Instrumen 4 Metode Pengumpulan Data 4

Analisis Data 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Hasil 7 Pembahasan 7

Identifikasi Stakeholder 7 Klasifikasi Stakeholder 10 Analisis Isi Tupoksi dan Aturan Kelembagaan 13 Peta dan Matriks Hubungan Antar Stakeholder 15 Analisis Peraturan Perundangan Pelestarian Owa jawa 20 SIMPULAN DAN SARAN 23

Simpulan 23 Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 24LAMPIRAN 26

Page 10: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

DAFTAR TABEL

1 Matriks pengumpulan data 4 2 Identifikasi stakeholder 7 3 Tingkat kepentingan stakeholder 11 4 Tingkat pengaruh stakeholder 11 5 Hasil analisis isi tupoksi dan aturan kelembagaan 12 6 Komunikasi antar stakeholder 17 7 Koordinasi antar stakeholder 18 8 Kerjasama antar stakeholder 20 9 Analisis isi peraturan perundangan 23 10 Hasil perhitungan komponen analisis isi pada peraturan perundangan 24

DAFTAR GAMBAR

1 Stakeholder mapping 6 2 Stakeholder mapping dalam konservasi owa jawa 12 3 Peta hubungan antar stakeholder dalam konservasi owa jawa 15 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi owa jawa 16

DAFTAR LAMPIRAN

1 Panduan wawancara terbuka 29 2 Panduan penilaian tingkat kepentingan stakeholder 30 3 Panduan penilaian tingkat pengaruh stakeholder 31

Page 11: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Owa jawa (Hylobates moloch) merupakan salah satu jenis primata endemik jawa yang mengalami penurunan populasi dikarenakan adanya fragmentasi dan degradasi habitat, perburuan, dan perdagangan untuk dijadikan satwa liar, maka dari itu pemerintah Republik Indonesia menetapkan owa jawa sebagai salah satu satwa yang dilindungi oleh negara berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 dan merupakan salah satu dari 25 jenis satwa langka prioritas yang dilindungi. Pada tahun 2008 owa jawa dinyatakan endangered oleh International Union Conservation of Nature (IUCN), dan pada tahun yang sama dikeluarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. 57 Tahun 2008 Tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional yang menjadi landasan disusunnya Strategi Rencana Aksi Konservasi Owa Jawa (Hylobates moloch) yang dirumuskan bersama oleh beberapa stakeholder. SRAK Owa Jawa 2016-2026 menekankan dibutuhkannya bentuk keterlibatan dari beberapa pihak untuk mencapai pelestarian owa jawa yang salah satunya diimplementasikan pada program penyelamatan dan rehabilitasi owa jawa. Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Owa Jawa atau Javan Gibbon Center (JGC) didirikan oleh beberapa stakeholder sebagai upaya pelestarian owa jawa yang didirikan di dalam Resort Bodogol, Wilayah III Bogor Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Owa jawa yang direhabilitasi di JGC merupakan hasil sitaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) maupun penyerahan secara sukarela dari masyarakat. Adapun tujuan akhir dari program pelestarian owa jawa yang dilaksanakan oleh JGC adalah pelepasliaran.

Program penyelamatan dan rehabilitasi owa jawa yang dilaksanakan oleh JGC memerlukan banyak dukungan baik dari lembaga maupun masyarakat mengingat banyaknya keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh stakeholder. Kesuksesan program konservasi satwaliar tidak hanya ditentukan oleh faktor biologi namun didukung dengan faktor ekonomi (Shwiff et al 2012) serta dibutuhkan pemahaman, dukungan berupa partisipasi dari kelompok pengguna dan stakeholder lain (Kellert, Clark & Wallace, Stankey & Shindler diacu dalam Sacwhuk et al. 2015) hal tersebut selaras dengan pernyataan IUCN (2013) bahwa kegiatan translokasi akan memberikan maupun mendapatkan dampak dari kepentingan manusia yang memuat tiga faktor; ekonomi, politik dan sosial. Banyaknya stakeholder yang terlibat memiliki peran dalam program pelestarian owa jawa di JGC dapat digambarkan oleh tingkat kepentingan dan pengaruh. Pemetaan hubungan stakeholder dihasilkan berdasarkan analisis stakeholder yang merupakan salah satu landasan dalam menentukan kerjasama yang baik antar stakeholder pada kegiatan yang melibatkan banyak pihak (Reed et al. 2009). Salah satu penerapan kerjasama dapat terbentuk dalam pelestarian satwa liar dalam pengelolaan jenis maupun habitat. Hasil dari pemetaan serta deksripsi hubungan yang dijalin antar stakeholder dapat dijadikan model pengelolaan program pelestarian bersama dan menggambarkan dasar dari kolaborasi stakeholder dalam konservasi spesies yang dilindungi baik dalam lingkup lokal maupun internasional untuk mencapai tujuan kelestarian.

Page 12: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

2

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan peran stakeholder dalam

pelestarian owa jawa (Hylobates moloch) Javan Gibbon Center. Tujuan ini akan dicapai melalui tujuan antara sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi peran stakeholder dalam program pelestarian owa jawa Javan Gibbon Center berdasarkan tingkat kepentingan dan pengaruh

2. Menganalisis tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), aturan kelembagaan dan peraturan perundangan yang mendukung pelestarian owa jawa

3. Menganalisis hubungan antar stakeholder dalam program pelestarian owa jawa Javan Gibbon Center

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam perancangan maupun evaluasi dari penerapan pelestarian owa jawa dan menjadi model perencanaan dalam program pelestarian pada spesies lainnya yang dilindungi.

METODE

Pengertian Reintroduksi Spesies

Berdasarkan Panduan Reintroduksi dan Translokasi Tujuan Konservasi Lainnya dari International Union Conservation of Nature (IUCN 2013), kegiatan konservasi tidak hanya didasari oleh manfaat translokasi individu, namun didasari oleh hasil penilaian manfaat yang diberikan baik terhadap level populasi, spesies, maupun ekosistem. Proses translokasi merupakan kegiatan yang efektif apabila dilakukan berdampingan dengan justifikasi, mengingat banyaknya dampak yang ditimbulkan dari proses translokasi. Perancangan dan implementasi translokasi harus didasari oleh tahapan standar termasuk mengumpulkan informasi dasar mengenai analisis ancaman dan pengelolaan pengawasan yang disesuaikan dengan kebutuhan setelah proses translokasi dilakukan yang dapat menjamin keseluruhan proses dan perkembangan yang dilakukan tercatat dengan baik yang kemudian dapat dijadikan acuan sebagai bahan evaluasi untuk adaptasi pengelolaan selanjutnya. Reintroduksi didefinisikan sebagai kegiatan pelepasliaran individu organisme di dalam wilayah yang termasuk historic range dari organisme tersebut. Pelaksanaan translokasi dapat dilakukan apabila; memiliki manfaat dalam konservasi yang diikuti dengan resiko dalam kepentingan ekologi, sosial dan ekonomi; telah dilaksanakan penilaian translokasi yang meliputi identifikasi potensi manfaat dan dampak negatif (sosial, ekonomi dan ekologi), justifikasi dari kesiapan individu yang akan ditranslokasi beradaptasi pada wilayah pelepasliaran (ekologi, dan kepentingan sosial dan ekonomi dari kelompok masyarakat sekitar); memastikan bahwa tingkat resiko yang didapatkan seimbang dengan tingkat manfaat; dan apabila tingkat ketidakpastiaan atau

Page 13: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

3

kesiapan tinggi dalam translokasi maka perlu ada perencanaan dalam kegiatan konservasi dalam bentuk lainnya.

Ketercapaian dan perencanaan translokasi ditentukan oleh beberapa faktor yaitu; biologis, sosial, kesesuaian regulasi, dan ketersediaan sumberdaya. Faktor biologis meliputi kesiapan habitat baik ketersediaan pakan yang cukup untuk individu yang direintroduksi serta kesesuaian habitat (biotik dan abiotik) yang telah dinilai sebelumnya. Faktor iklim meliputi kesesuaian bio-iklim dengan tingkat toleransi dari spesies terhadap iklim pada lokasi reintroduksi, adapun faktor dalam dari spesies yang akan dilepasliarkan merupakan individu yang telah melalui tahap pemeriksaan terhadap kesiapan secara genetik, morfologi, fisiologi dan sifat yang dibandingkan dengan populasi liarnya. Selain itu kesejahteraan satwa dipertimbangkan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan secara internasional namun disesuaikan dengan peraturan, regulasi dan kebijakan dari tempat asal dan pelepasliaran. Kegiatan yang dilaksanakan baik sebelum hingga sesudah translokasi perlu memperhatikan tingkat stres satwa. Pertimbangan penyakit dan parasit yang perlu dikelola untuk memaksimalkan kesehatan organisme yang akan ditranslokasi dan meminimalisasi resiko penyebaran patogen baru terhadap lokasi pelepasliaran.

Pelaksanaan translokasi perlu mengakomodasi kepentingan lokal yang beragam, begitu juga dengan sikap masyarakat yang dapat bersifat kontradiktif dengan kegiatan translokasi. Maka dari itu perlunya perencanaan translokasi yang dapat mengakomodasi keadaan sosial ekonomi, nilai dan sifat, motivasi dan ekspektasi, perubahan sikap serta antisipasi dari biaya dan manfaat yang dipahami oleh kalangan masyarakat sebelum kegiatan dilaksanakan. Mekanisme dalam komunikasi untuk membangun keterlibatan dan memecahkan masalah merupakan kunci dalam keberhasilan penanggulangan dampak dan kekhawatiran dari publik mengenai translokasi yang perlu dilakukan oleh pengelola kegiatan konservasi. Selain itu perlu adanya pemahaman mengenai manfaat yang didapatkan setelah translokasi berhasil dilaksanakan, seperti kesempatan pengembangan program translokasi untuk ekowisata maupun kegiatan lainnya yang dapat membangun masyarakat sekitar yang memungkinkan. Keberhasilan translokasi tidak hanya memberikan dampak terhadap kelestarian satwa yang ditranslokasi, tetapi juga memberikan manfaat kepada stakeholder yang memiliki beragam kepentingan.

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Agustus 2016. Lokasi penelitian merupakan instansi pemerintah, lembaga swasta, organisasi relawan, kelompok masyarakat dan masyarakat yang terlibat dalam program pelestarian owa jawa di Javan Gibbon Center. Observasi lapang berdasarkan lokasi program Javan Gibbon Center pada kawasan konservasi Resort Bodogol SPTN Wilayah V Bodogol Bidang PTN Wilayah III Bogor, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Kawasan Hutan Lindung Gunung Malabar Resort Logawa, BKPH Banjaran, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani KPH Bandung Selatan.

Page 14: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

4

Alat dan Instrumen

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain perekam suara, alat tulis dan kamera. Instrumen penelitian yang digunakan adalah panduan wawancara dan penilaian kepentingan (Lampiran 2) dan pengaruh (Lampiran 3) stakeholder, Microsoft Excel 2010.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara informan, pengamatan lapang dan penelusuran dokumen. Matriks pengumpulan data disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Matriks pengumpulan data

No. Tujuan Penelitian Variabel yang diukur

Metode Pengumpulan

Data

Teknik Analisis

Data 1. Menganalisis

peran stakeholder berdasarkan kepentingan dan pengaruh dalam program pelestarian owa jawa JGC.

Kepentingan dan pengaruh stakeholders

Wawancara (in-depth interview) dan observasi lapang Penentuan informan: snowball sampling method

Analisis stakeholder (stakeholder mapping) (Reed et al. 2009)

2. Menganalisis Tupoksi, aturan kelembagaan dan kebijakan berkaitan dengan pelestarian owa jawa

Tupoksi, aturan kelembagaan dan Peraturan Perundangan

Wawancara dan penelusuran dokumen

Analisis isi dan perhitungan komponen konservasi, partisipasi dan edukasi

3. Memetakan hubungan stakeholders dalam pelestarian owa Jawa

Kerjasama, koordinasi dan komunikasi

Wawancara dan penelusuran dokumen

Matriks hubungan antar stakeholder (Biggs & Matseart 2004)

Penentuan informan

Penentuan informan kunci pertama menggunakan Purpossive sampling. Informan dianggap sebagai representatif dari instansi/lembaga/kelompok yang memahami keterlibatan stakeholder dalam program pelestarian owa jawa. Informan dapat berasal dari instansi pemerintah, lembaga swasta, kelompok masyarakat dan masyarakat. Informan dalam penelitian ini merupakan ketua/wakil ketua organisasi maupun staff yang ditunjuk oleh para pemimpin yang dianggap

Page 15: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

5

representatif terhadap instansi/lembaga dan memiliki pemahaman mengenai peran stakeholder yang terlibat dalam program pelestarian owa jawa (Hylobates moloch) di Javan Gibbon Center. Informan kunci kedua didapatkan berdasarkan rekomendasi dari informan kunci pertama dan seterusnya sehingga data yang dibutuhkan dalam penelitian terkumpulkan. Metode penentuan informan ini kemudian disebut dengan snowball-sampling (Reed et al. 2009). Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap 12 representatif dari stakeholder yang terlibat dengan panduan wawancara menggunakan metode in-depth interview. In-depth interview merupakan sebuah teknik penelitan kualitatif yang melibatkan wawancara individu secara intensif untuk mendapatkan perspektif, ide tertentu, program maupun situasi (Boyce & Neale 2006). Bentuk wawancara berupa diskusi mengenai keterlibatan instansi/lembaga serta hubungan yang terjalin antar instansi/lembaga pada program pelestarian owa jawa di program Javan Gibbon Center. Adapun panduan wawancara yang digunakan terlampir (Lampiran 1).

Observasi lapang

Observasi lapang dilakukan dalam pencatatan terhadap bahan kajian yang diteliti. Observasi lapang ini dilakukan untuk memverifikasi peran stakeholder yang terlibat berdasarkan keterangan hasil wawancara dengan informan kunci. Penelusuran dokumen

Penelusuran dokumen dilakukan terhadap Tupoksi, aturan kelembagaan, dokumen perjanjian kerjasama dan koordinasi, serta peraturan perundangan yang dimiliki tiap instansi terkait dengan program pelestarian owa jawa.

Analisis Data

Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan analisis stakeholder, analisis isi (content analysis) dan analisis deskriptif. Analisis stakeholder

Analisis stakeholder merupakan cara dalam mengidentifikasi stakeholder dalam sebuah program yang kemudian dilanjutkan dengan mengelompokkan dalam kelas – kelas stakeholder yang dapat diidentifikasi dengan atribut yang disesuaikan. Atribut yang digunakan adalah atribut kepentingan (interest) dan pengaruh (influence) Freeman (1994) dan Mitchell (1997). Berdasarkan Reed et al. (2009) tahapan melakukan analisis stakeholder meliputi identifikasi stakeholder, klasifikasi stakeholder, dan menggambarkan hubungan antar stakeholder.

Identifikasi stakeholder

Identifikasi stakeholder merupakan cara dalam mengelompokkan stakeholder terkait dengan program pelestarian owa jawa di Javan Gibbon Center. Stakeholder yang dimaksud dapat meliputi instansi pemerintah, lembaga swasta, kelompok masyarakat dan masyarakat.

Page 16: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

6

Klasifikasi stakeholder Berdasarkan Borini-Feyerabend (2004) stakeholder atau yang juga disebut

dengan institutional actors memiliki kapasitas tertentu seperti pengetahuan dan keterampilan dan atau keuntungan komparatif seperti kedekatan atau mandat untuk mengelola sumberdaya dan pada umumnya memiliki kesediaan untuk memberikan sumber daya tertentu seperti waktu, dana dan otoritas politik. Kapasitas maupun mandat yang ada pada stakeholder dapat menggambarkan peran yang dimiliki dalam pelestarian owa jawa. Pemetaan klasifikasi stakeholder merupakan tahap setelah identifikasi yang bertujuan untuk mengelompokkan stakeholder berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh sebagai atribut penilaian (Ackerman & Eden 2011) berdasarkan unsur-unsur penilaian yang disusun berdasarkan Strategi Rencana Aksi Konservasi Owa Jawa (KLHK 2016) dan Groenendijk (2003).

Berdasarkan tingkat kepentingan dan pengaruh, stakeholder akan diklasifikasikan menjadi 4 bagian di dalam kuadran (Gambar 1) berdasarkan Reed et al. (2009) dengan yaitu Key players, Subject, Context Setter, Crowd (Gambar 1). Adapun keterangan mengenai keempat klasifikasi adalah sebagai berikut:

1. Key players: Memiliki kepentingan dan pengaruh yang tinggi 2. Subject: Memiliki kepentingan yang tinggi dan pengaruh yang rendah 3. Context Setter: Memiliki kepentingan yang rendah dan pengaruh yang

tinggi 4. Crowd: Memiliki kepentingan dan pengaruh yang rendah

Hubungan antar stakeholder

Hubungan antar stakeholder digambarkan berdasarkan hasil wawancara dan dokumen kerjasama maupun koordinasi antar stakeholder. Hubungan antar stakeholder dan hubungan peran antar stakeholder digambarkan pada matriks hubungan antar stakeholder (Actor-linkages matrices). Hubungan antar stakeholder dikelompokkan menjadi hubungan kerjasama, koordinasi dan komunikasi (Riani 2012) dalam aspek konservasi, partisipasi dan edukasi. Matriks

Key Players Subject

Crowd Context Setter

Pengaruh

Kep

entin

gan

Gambar 1 Stakeholder mapping (Reed et al. 2009)

Page 17: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

7

hubungan antar stakeholder melengkapi keterangan pada peta hubungan antar stakeholder dalam bentuk matriks yang menunjukkan alur informasi antar stakeholder berdasarkan peran yang dimiliki dalam program dengan membuat daftar stakeholder serta perannya di dalam matriks (Biggs & Matsaert 2004). Analisis isi tupoksi, aturan kelembagaan dan peraturan perundangan

Analisis isi dilakukan terhadap dokumen tertulis untuk mendukung bukti data kualitatif (Daymon & Holloway 2011) terhadap Tupoksi, aturan kelembagaan dan peraturan perundangan menggunakan kata kunci (key words) sebagai variabel penilaian (Bungin 2009). Analisis isi diacu pada isi (manifest) dan makna (latent) dari transkrip Joffe & Yardley (2004). Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: konservasi, partisipasi dan edukasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Stakeholder

Program pelestarian owa jawa di Javan Gibbon Center (JGC) melibatkan 12 stakeholder yang berasal dari berbagai instansi pemerintahan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), lembaga swasta (nasional dan internasional), kelompok masyarakat dan masyarakat. Hasil identifikasi stakeholder disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Identifikasi stakeholder No. Nama Keterangan 1. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango Instansi Pemerintah

2. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Barat dan Banten

Instansi Pemerintah

3. Yayasan Owa Jawa Lembaga swasta 4. Conservation International Indonesia Lembaga swasta 5. Silvery Gibbon Project Lembaga swasta 6. Perum Perhutani (KPH Bandung Selatan) Badan Usaha Milik Negara 7. Pertamina EP (Field Subang) Badan Usaha Milik Negara 8. LMDH Bukit Amanah Lembaga Masyarakat 9. Persaudaraan Gunung Puntang Indonesia Organisasi Relawan 10. Teman Pecinta Alam Organisasi Relawan 11. EAGLE Organisasi Relawan 12. Masyarakat sekitar Bodogol Masyarakat

Instansi pemerintah

Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) sebagai unit pelaksana teknis taman nasional sesuai dengan PP No. 03/Menhut-II/2007 memiliki peran dalam program pelestarian owa jawa sebagai pengelola lokasi didirikannya Pusat Rehabilitasi dan Penyelamatan Owa Jawa/ Javan Gibbon Center (JGC) yang masuk dalam zona konservasi owa jawa di Resort Bodogol, Wilayah III Bogor. Peran BBTNGGP pada program ini didasari oleh mandat dalam penyelenggara konservasi baik in-situ maupun eks-situ di kawasan

Page 18: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

8

BBTNGGP, serta berdasarkan SK Dirjen PHKA 39/ IV-KKBHL/2011 ditetapkannya 7 zonasi dalam kawasan TNGGP yang salah satunya adalah Zona Konservasi Owa Jawa.

Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Privinsi Jawa Barat dan Banten (BBKSDA Provinsi Jawa Barat dan Banten) merupakan unit pelaksana teknis dari konservasi sumber daya alam sesuai dengan PP No. 02/Menhut-II/2007 sebagai penyelenggara konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya, pengelola kawasan konservasi dan konservasi di luar kawasan konservasi. BBKSDA memiliki peran dalam pengeluaran surat administrasi penyelenggaraan penyitaan owa jawa yang dipelihara untuk direhabilitasi serta translokasi dalam proses pelepasliaran owa jawa hasil rehabilitasi berdasarkan mandat pelaksanaan koordinasi teknis bidang pengawetan tumbuhan dan satwa liar serta penyiapan pelayanan dan penegakan hukum. Pada pelaksanaannya BBKSDA melaksanakan pemeriksaan terhadap owa jawa serta kesiapan dalam proses translokasi hingga pelepasliaran.

Badan usaha milik negara (BUMN)

Perum Perhutani KPH Bandung Selatan bergerak di bidang kehutanan dengan tugas serta wewenang dalan kegiatan pengelolaan sumber daya hutan (SDH) dengan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. Berdasarkan PP No. 72 Tahun 2010 Perhutani menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan dan kelestarian sumberdaya hutan. KPH Bandung Selatan menjalin kerjasama dengan Yayasan Owa Jawa berdasarkan PKS No. 055/SJ/DIR/2012 dengan dokumen tersebut Perhutani memiliki peran sebagai pengelola dari kawasan Hutan Lindung Gunung Malabar, yakni Wana Wisata Gunung Puntang. Gunung Puntang yang dipilih sebagai lokasi pelepasliaran owa jawa hasil rehabilitasi JGC. Perum Perhutani juga memiliki peran dalam pengamanan kawasan sebagai habitat owa jawa serta membantu fasilitas program. Pertamina bergerak pada bidang energi yang meliputi minyak gas serta energi baru di Indonesia. Salah satu cabang Pertamina, Pertamina EP Field Subang berdiri pada 13 September 2005 melakukan kerjasama dengan Yayasan Owa Jawa dimulai pada tahun 2013 dalam memberikan donasi CSR (Corporate Social Responsibility) pada program rehabilitasi, reintroduksi dan penyadartahuan mengenai owa jawa dengan mendokumentasikan program penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi JGC sebagai upaya dalam penyebaran informasi mengenai konservasi owa jawa yang diadakan di lokasi reintroduksi owa jawa kawasan Gunung Puntang di bawah pengelolaan BKPH Banjaran, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Divisi Regional III Jawa Barat. Lembaga swasta

Yayasan Owa Jawa atau disebut juga dengan Javan Gibon Foundation berdiri pada tanggal 7 Maret 2001 di Jakarta serta memiliki fokus pelestarian owa jawa, yang didirikan atas dasar kesepahaman beberapa kelompok orang yang bekerja dalam lingkup konservasi untuk membangun yayasan dengan tenaga ahli Indonesia yang mandiri untuk menjaga dan melindungi satwa milik negara. Berlandaskan AD-ART, YOJ berdiri sebagai yayasan yang bergerak dalam bidang kemanusiaan dan sosial (konservasi keanekaragaman hayati). Sebagai pengelola

Page 19: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

9

dari JGC yayasan sebagai pelaksana penelitian serta kajian teknis dalam konservasi in-situ dan eks-situ owa jawa, pengumpulan owa jawa hasil sitaan dan penerima penyerahan sukarela, penyelenggara rehabilitasi owa jawa, penangkaran dan pelepasliaran, pembentukan Gibbon Protection Unit (GPU) dan Gibbon Monitoring Unit (GMU), penyelenggara pelatihan dan pemberdayaan masyarakat serta pendidikan konservasi kehati.

Conservation International Indonesia merupakan lembaga non pemerintah internasional yang berdiri pada tahun 1996 yang merupakan kantor regional dari Conservation International. CI Indonesia merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang konservasi sesuai dengan misinya aktif melakukan kegiatan riset sebagai penunjang kegiatan konservasi yang dilaksanakan. CI Indonesia memiliki peran sebagai tenaga ahli dalam melakukan penelitian sebagai landasan kegiatan rehabilitasi owa jawa dan penentuan lokasi pelepasliaran bersama dengan YOJ. Selain itu CI juga menyelenggarakan pelatihan dan penyadartahuan masyarakat sekitar dalam upaya konservasi.

Silvery Gibbon Project (SGP) merupakan organisasi non pemerintah internasional yang berada di Australia dengan misi konservasi jangka panjang dari owa jawa dan perlindungan habitat aslinya, yang berdiri pada tahun 1991 didirikan atas inisiasi dari beberapa relawan di Kebun Binatang Perth yang memiliki kepedulian mengenai keberadaan owa jawa serta habitatnya. SGP memiliki peran sebagai donatur dari program di JGC yang meliputi program penyelamatan dan rehabilitasi, reintroduksi hasil rehabilitasi, pengamanan habitat, serta edukasi dan pengembangan masyarakat melalui mobil konservasi Moli (Hylobates moloch). Donasi yang diberikan oleh SGP merupakan kumpulan dana yang didapatkan dari lingkup internasional yang bergantung pada dana hibah perusahaan maupun dana sukarela yang didapatkan secara umum.

Organisasi relawan

TEPALA atau Teman Pecinta Alam merupakan kelompok masyarakat Bodogol yang memiliki kesadaran dalam bidang lingkungan, khususnya menekuni bidang interpretasi alam sebagai interpreter di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) memiliki tujuan pemberdayaan masyarakat lokal sekitar taman nasional yang bertujuan dalam mencapai masyarakat yang peduli terhadap kelestarian alam. Peran TEPALA dalam pelestarian owa jawa adalah sebagai organisasi yang melaksanakan penyadartahuan terhadap masyarakat mengenai program konservasi yang dilaksanakan di JGC. EAGLE merupakan organisasi relawan yang bergerak di bidang pelestarian dan perlindungan alam dengan penyelenggaraan kegiatan yang berbasis pendidikan/ penyuluh lingkungan baik di luar maupun di dalam kawasan konservasi, interpretasi konservasi di jalur PPKAB, serta ikut serta dalam pengamanan kawasan TNGGP bersama dengan petugas Resort Bodogol. Peran EAGLE dalam pelestarian owa jawa adalah sebagai organisasi yang melaksanakan penyadartahuan terhadap masyarakat mengenai program konservasi yang dilaksanakan di JGC. Persaudaraaan Gunung Puntang Indonesia (PGPI) merupakan organisasi relawan yang terbentuk sejak tahun 30 Juni 1996. PGPI merupakan organisasi penggiat alam bebas dan mengabdi pada lingkungan. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh PGPI adalah program reboisasi yang dilakukan baik di dalam

Page 20: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

10

maupun luar kawasan, SAR, dan desa binaan. PGPI sebagai mitra Perhutani dan LMDH yang memiliki peran dalam pelestarian owa jawa sebagai pelaksana program pengamanan kawasan dengan melakukan upaya patroli kawasan bersama dengan pihak Perhutani dan LMDH beserta dengan masyarakat sekitar. Lembaga masyarakat

Lembaga masyarakat yang ikut serta dalam pelestarian owa jawa adalah Lembaga Masyarakat Desa Hutan Bukit Amanah (LMDH Bukit Amanah). LMDH Bukit Amanah di Gunung Puntang memiliki AD/ART antara lain mencakup peningkatan peran aktif masyarakat, penyelarasan pengelolaan SDH, serta penanaman kesadaran serta kebersamaan penjagaan dan peningkatan kesejahteraan. Perannya dalam program pelestarian owa jawa adalah sebagai anggota dari Gibbon Protection Unit (GPU) dan Gibbon Monitoring Unit (GMU) yang dibentuk oleh Perum Perhutani KPH Bandung Selatan, YOJ dan SGP dalam upaya pengamanan kawasan dan pemantauan owa jawa pasca pelepasliaran serta pembangunan akses dan kandang habituasi. Masyarakat

Masyarakat sekitar Bodogol yang dimaksud merupakan masyarakat yang direkrut secara langsung oleh YOJ dan terikat oleh kontrak sebagai keeper dan atau yang memiliki peran serta dalam program konservasi bersama dengan organisasi relawan di PPKAB.

Klasifikasi Stakeholder

Penilaian berdasarkan atribut kepentingan dan pengaruh stakeholder dilakukan dalam tahapan klasifikasi stakeholder (Reed 2009). Klasifikasi dilakukan berdasarkan hasil wawancara terhadap representatif dari 12 stakeholder stakeholder yang terlibat dalam program pelestarian owa jawa. Panduan penilaian yang digunakan (Lampiran 2 dan 3) merupakan sintesis dari komponen kepentingan dan pengaruh berdasarkan Groenendijk (2003) dan Strategi Rencana dan Aksi Konservasi Owa jawa 2016-2026. Unsur penilaian dari atribut kepentingan meliputi; keterlibatan dalam program pelestarian owa jawa; manfaat yang didapatkan dari program pelestarian owa jawa di JGC terhadap stakeholder yang terlibat; program kerja stakeholder dalam pelestarian owa jawa; kesediaan partisipatif dengan stakeholder lain dan; kesesuaian tupoksi atau aturan kelembagaan stakeholder.

Unsur penilaian dari atribut pengaruh meliputi; pengaruh wewenang stakeholder; tipe tindakan dalam program; penguasaan sumberdaya strategis (sumberdaya manusia, dana, sarana dan prasarana, dan kelembagaan); bentuk keahlian yang dimiliki stakeholder serta; pengaruh stakeholder dalam keberlangsungan/ kontinuitas program pelestarian owa jawa. Nilai yang didapatkan paling tinggi untuk setiap stakeholder adalah 25 poin pada atribut kepentingan dan 25 poin pada atribut pengaruh. Poin yang didapatkan merupakan hasil dari wawancara terhadap kesesuaian kepentingan dan pengaruh stakeholder terhadap unsur dan sub-unsurnya (Lampiran 2 dan 3). Hasil penilaian terhadap tingkat kepentingan dan pengaruh stakeholder dalam program pelestarian owa jawa di JGC ditunjukkan pada Tabel 3 dan 4.

Page 21: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

11

Tabel 3 Tingkat kepentingan stakeholder

Keterangan: K1=Keterlibatan program; K2= Manfaat program; K3= Program yang diselenggarakan; K4= Kesediaan stakeholder; K5= Kesesuaian Tupoksi/aturan kelembagaan.

Tabel 4 Tingkat pengaruh stakeholder

Keterangan: P1= Pengaruh wewenang instansi; P2= Tipe kebijakan stakeholder; P3= Kekuasaan sumberdaya strategis; P4= Keahlian/spesialisasi instansi/lembaga; P5= Pengaruh terhadap keberlangsungan program.

Hasil klasifikasi menunjukan adanya perbedaan peran antar stakeholder

dalam tingkat kepentingan dan pengaruh pada program pelestarian owa jawa. Nilai yang didapatkan tiap stakeholder kemudian digambarkan dalam 4 bagian kuadran menggunakan matriks menurut Reed et al. (2009) pada Gambar 4.

No. Stakeholder Nilai Total K1 K2 K3 K4 K5

1. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

4 4 3 5 4 20

2. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jabar Banten

3 3 2 2 4 14

3. Perhutani KPH Bandung Selatan 5 5 4 5 4 23 4. Pertamina EP Field Subang 3 3 3 1 3 13 5. Yayasan Owa Jawa 5 5 5 5 5 25 6. Conservation International

Indonesia 2 5 3 5 4 23

7. Silvery Gibbon Project 2 4 4 2 5 17 8. PGPI 2 4 2 2 3 13 9. LMDH Bukit Amanah 2 5 3 2 1 13 10. TEPALA 1 4 1 2 2 10 11. EAGLE 1 4 1 2 2 10 12. Masyarakat sekitar Bodogol 1 5 1 1 1 9

No. Stakeholder Nilai Total P1 P2 P3 P4 P5

1. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

4 3 4 2 5 18

2. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jabar Banten

4 2 2 3 2 13

3. Perhutani KPH Bandung Selatan 4 3 4 3 4 18 4. Pertamina EP Field Subang 3 3 2 3 3 14 5. Yayasan Owa Jawa 4 3 5 5 5 22 6. Conservation International

Indonesia 3 3 4 3 5 18

7. Silvery Gibbon Project 3 2 2 2 4 13 8. PGPI 3 3 3 2 3 14 9. LMDH Bukit Amanah 3 2 2 2 2 11 10. TEPALA 3 2 2 2 3 12 11. EAGLE 3 2 2 2 3 12 12. Masyarakat sekitar Bodogol 2 2 2 2 3 11

Page 22: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

12

Key players Stakeholder yang termasuk dalam klasifikasi key players adalah BBTNGGP, BBKSDA Jawa Barat dan Banten, Perum Perhutani Divisi Regional III Jawa Barat KPH Bandung Selatan, Pertamina EP Field Subang, Yayasan Owa Jawa, Conservation International Indonesia dan Silvery Gibbon Project. Key players memiliki peran yang penting dalam keberlangsungan program rehabilitasi hingga pelepasliaran mencakup instansi/lembaga sebagai pengelola JGC, pengelola lokasi JGC serta pelepasliaran, donatur program, pelaksana penyitaan owa jawa dan administrasi dalam program penyelamatan dan translokasi untuk pelepasliaran owa jawa hasil rehabilitasi serta penyelenggara program pendidikan konservasi sebagai penyebarluasan informasi mengenai upaya konservasi owa jawa yang dilaksanakan. Subject Stakeholder yang termasuk dalam klasifikasi subject adalah Persaudaraan Gunung Puntang Indonesia (PGPI) yang memiliki peran dalam pemberdayaan masyarakat desa hutan (LMDH Bukit Amanah) dalam memberikan penyadartahuan mengenai upaya konservasi owa jawa di Gunung Puntang. PGPI juga menyediakan bibit pohon pakan owa jawa yang ditanami di sekitar lokasi pelepasliaran owa jawa hasil rehabilitasi JGC serta terlibat dalam pengamanan kawasan Gunung Puntang bersama dengan LMDH Bukit Amanah, Perhutani dan YOJ dalam Gibbon Protection Unit (GPU) dan Gibbon Monitoring Unit (GMU).

0

2.5

5

7.5

10

12.5

15

17.5

20

22.5

25

0 2.5 5 7.5 10 12.5 15 17.5 20 22.5 25

Kep

entin

gan

Pengaruh

5

316

724

8

10,1112

9

Key Players Subject

Crowd Context Setter

Keterangan: 1 = BBTNGGP, 2 = BBKSDA Provinsi Jawa Barat dan Banten, 3 = Perum Perhutani KPH Bandung Selatan, 4 = Pertamina EP Field Subang, 5 = YOJ, 6 = CI Indonesia, 7 = SGP, 8 = PGPI 9 = LMDH Bukit Amanah, 10 = TEPALA, 11 = EAGLE, 12 = Masyarakat sekitar Bodogol

Gambar 2 Stakeholder mapping dalam konservasi owa jawa

Page 23: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

13

Context setter Stakeholder yang termasuk dalam klasifikasi context setter adalah Lembaga Masyarakat Desa Hutan Bukit Amanah. LMDH Bukit Amanah memiliki peran dalam pengamanan kawasan Gunung Puntang sebagai lokasi pelepasliaran owa jawa hasil rehabilitasi JGC bersama dengan PGPI, Perhutani dan YOJ dalam Gibbon Protection Unit (GPU). Selain itu anggota LMDH Bukit Amanah diberikan kepercayaan oleh Yayasan Owa Jawa dan Perhutani untuk melaksanakan monitoring owa jawa pasca pelepasliaran Gibbon Monitoring Unit (GMU). Crowd Stakeholder yang termasuk dalam klasifikasi crowd adalah TEPALA, EAGLE dan masyarakat sekitar Bodogol. Peran yang dimiliki oleh TEPALA dan EAGLE mencakup penyebarluasan informasi mengenai upaya konservasi owa jawa yang dilakukan di JGC, sedangkan beberapa masyarakat sekitar Bodogol direkrut oleh JGC sebagai keeper owa jawa pada saat proses rehabilitasi serta merupakan anggota dari mitra polisi hutan dalam pengawasan kawasan.

Analisis Isi Tupoksi dan Aturan Kelembagaan

Analisis isi Tupoksi maupun aturan kelembagaan (Tabel 5) stakeholder terhadap tiga komponen; konservasi, partisipasi dan edukasi. Analisis isi terhadap Tupoksi maupun aturan kelembagaan dilakukan sebagai pendukung landasan peran masing-masing stakeholder. Hasil dari analisis isi tupoksi dan aturan kelembagaan terhadap 12 stakeholder yang terlibat dalam program pelestaria owa jawa di JGC menunjukan komponen yang paling banyak dijelaskan adalah konservasi. Hal tersebut dikarenakan 7 (tujuh) dari 12 (dua belas) stakeholder bergerak dalam bidang konservasi yakni BBTNGGP, BBKSDA Provinsi Jawa Barat dan Banten, YOJ, CI Indonesia, SGP, TEPALA dan EAGLE. Adapun stakeholder yang tidak memiliki mandat dalam tupoksi dalam bidang konservasi telah membangun divisi maupun program yang selaras dalam bidang lingkungan maupun pelestarian sebagai bentuk tanggungjawab sosial/corporate social responsibility (CSR) pada bidang konservasi keanekaragaman hayati.

Selain itu komponen yang paling banyak dijelaskan setelah konservasi adalah partisipasi, yang mana stakeholder memiliki tupoksi maupun aturan kelembagaan untuk mengupayakan keikutsertaan pihak lain sebagai mitra maupun mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan dalam programnya. Hal tersebut dikarenakan adanya keterbatasan yang dimiliki oleh stakeholder baik berupa sumberdaya manusia, dana operasional, serta fasilitas pendukung program pelestarian owa jawa. Maka dari itu dibutuhkan hubungan antar stakeholder berupa kerjasama, koordinasi maupun komunikasi untuk melengkapi kebutuhan stakeholder dalam pelaksanaan program.

Page 24: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

14

Tabel 5 Hasil analisis isi Tupoksi dan aturan kelembagaan

No. Stakeholder Tupoksi/ Aturan

Kelembagaan Komponen Pasal/Keterangan

1. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP)

Tupoksi Konservasi 2,3,11,12,14,20 Partisipasi 3,12,14,16,18,20

Edukasi 3,12,14,16,18,20

2. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Barat dan Banten (BBKSDA)

Tupoksi Konservasi 2,3,11,12,14,16 Partisipasi 3,15 Edukasi 3,12,14,16,17,22

3. Perum Perhutani KPH Bandung Selatan

Tupoksi Konservasi 6 Partisipasi 73 Edukasi -

4. Pertamina EP Field Subang

Kebijakan CSR

Konservasi Misi Partisipasi Misi Edukasi -

5. Yayasan Owa Jawa AD-ART Konservasi 2,3 Partisipasi 3 Edukasi 3

6. Conservation International Indonesia

Visi Misi Konservasi Visi, Misi Partisipasi

Edukasi 7. Silvery Gibbon

Project

Visi Misi Konservasi Visi, Misi/Rencana

Strategis Partisipasi Edukasi

8. PGPI Visi Misi Konservasi Visi Misi dan Tujuan Khusus Partisipasi

Edukasi Tujuan Khusus 9. LMDH Bukit

Amanah AD-ART Konservasi 4,5

Partisipasi Edukasi

10. TEPALA Visi Misi Konservasi Visi, Misi Partisipasi

Edukasi 11. EAGLE Visi Misi Konservasi Visi, Misi

Partisipasi Misi Edukasi

Edukasi merupakan komponen yang paling sedikit dijelaskan, namun

setiap stakeholder melengkapi keikutsertaan dalam program pelestarian owa jawa di JGC dengan mencanangkan program pendidikan konservasi. Pendidikan konservasi dilaksanakan secara langsung melalui program pendidikan penyadartahuan seperti kegiatan interpretasi oleh TEPALA dan EAGLE,

Page 25: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

15

pelaksanaan Bina Cinta Alam oleh BBTNGGP dan BBKSDA Provinsi Jawa Barat dan Banten. Selain penyadartahuan terhadap pentingnya owa jawa untuk ekosistem hutan kepada masyarakat secara luas melalui program Bioskop Alam di Gunung Puntang oleh YOJ, Pertamina EP Field Subang, dan Perum Perhutani KPH Bandung Selatan, serta pelatihan secara khusus untuk operasional program pelestarian owa jawa oleh CI Indonesia. Peran edukasi dalam pelaksanaan program pelestarian owa jawa menjadi sangat penting terutama pada masyarakat sekitar lokasi pelepasliaran untuk ikut serta dalam menjaga baik habitat maupun owa jawa yang dilepasliarkan.

Peta dan Matriks Hubungan Stakeholder Pelestarian Owa jawa

Hubungan antar stakeholder dipetakan (Gambar 5) dan didefinisikan (Gambar 6) berdasarkan hasil wawancara dan penelusuran dokumen perjanjian kerjasama maupun koordinasi. Hubungan antar 12 stakeholder yang terlibat dalam program pelestarian owa jawa JGC yang kemudian dikelompokkan menjadi hubungan kerjasama, koordinasi dan komunikasi baik di dalam dokumen maupun di lapangan meliputi komponen konservasi, partisipasi dan edukasi.

Keterangan:

Gambar 5 Peta hubungan antar stakeholder dalam konservasi owa jawa

Yayasan Owa Jawa

Perum Perhutani KPH Bandung

Selatan

Pertamina EP Field Subang

LMDH Bukit Amanah

Persaudaraan Gunung Puntang

Indonesia

TEPALA

EAGLE Masyarakat

sekitar Bodogol

Silvery Gibbon Project

Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango

Conservation International

Indonesia

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Barat dan

Banten

:Kerjasama di lapangan :Kerjasama di dalam dokumen

:Komunikasi di lapangan :Komunikasi di dalam dokumen

:Koordinasi di lapangan :Koordinasi di dalam dokumen

Page 26: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

16

Keterangan angka: 1 = BBTNGGP, 2 = BBKSDA Jawa Barat dan Banten, 3 = Perhutani III KPH Bandung Selatan, 4 = Pertamina EP Field Subang, 5 = YOJ, 6 = CI Indonesia, 7 = SGP, 8 = PGPI, 9 = LMDH Bukit Amanah, 10 = TEPALA,11 = EAGLE, 12 = Masyarakat sekitar Bodogol

Keterangan abjad: A= Komunikasi; B= Koordinasi; C= Kerjasama; D= Donasi; Ed= Edukasi; Em= Empowerement; Hr= Human resource; I= Informasi; id= Idem/memiliki hubungan dua arah yang sama; K= Konsorsium KAB; P= Patroli; R= Rehabilitasi; Rep= Report; Rn= Reintroduksi; Rs= Research, S= Sarana; T= Translokasi

Pemetaan terhadap hubungan stakeholder merupakan gambaran dari hubungan antar stakeholder yang terlaksana baik di lapangan maupun yang tertulis di dalam dokumen. Adapun hubungan di dalam dokumen tertulis pada Tupoksi maupun aturan kelembagaan stakeholder terkait. Hubungan yang paling banyak tertulis dalam dokumen adalah komponen konservasi, meliputi koordinasi dalam translokasi, pengeluaran berita acara pemeriksaan owa jawa, pengeluaran surat angkut tumbuhan dan/ satwa liar dalam negeri (SATS-DN), penyerahan proposal pelepasliaran, serta surat koordinasi dalam persiapan sarana dan prasarana pelepasliaran. Adapun deskripsi dari hubungan yang telah dipetakan tertera dalam matriks hubungan antar stakeholder pada Gambar 6 serta dideskripsikan berdasarkan hubungan komunikasi, koordinasi dan kerjasama.

Sh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 B1,2 T C 1,5

K C 1,6

K B 1,10 Ed (S)

B 1,11 Ed (S)

B1,12 Em

2 id B2,3 T B 2,5

T

3 id B 3,4 Ed

C 3,5 Rn, Ed

id B 3,8 S

C 3,9 Em

4 B 4,1 Ed id C 4,5

D

5 id id id C 5,4 Rep C 5,6

Ed

C 5,7 Rep,

S

B5,8 Em

B 5,9 Em

A 5,10 I

A 5,11 I

B5,12 Em

6 C6,1 K B6,3

Rs B 6,5 R, I,

D A 6,7

D B6,10 Em

B 6,11 Em

B6,12 Em

7 C 7,5 D id A6,12

Em

8 B8,3 Hr id A8,9

Em

9 id id B 9,8 P

10 B10,1 Ed

(Hr) id

B 10,6 Ed

(Hr)

B 10,11 Ed

B10,12Ed

11 B10,1 Ed

(Hr) id

B11,6 Ed

(Hr) id B11,12

Ed

12 C

12,1 Hr

id id id

Gambar 6 Matriks hubungan antar stakeholder program pelestarian owa jawa JGC

Page 27: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

17

Komunikasi Komunikasi mengacu pada upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan

pada hasil atau akibat yang diinginkan tergantung dari keinginan maupun harapan dari masing-masing pelakunya (Riswandi 2009). Berikut merupakan penjelasan dari hubungan komunikasi antar stakeholder (Tabel 6).

Tabel 6 Komunikasi antar stakeholder

No Stakeholder Keterangan 1. A5,(10,11) YOJ sebagai pengelola langsung dari JGC

memberikan informasi kepada TEPALA dan EAGLE sebagai bahan interpretasi serta pendidikan konservasi yang diberikan pada kegiatan di PPKAB

2 A 6,7 Inisiasi terbentuknya kegiatan donasi dari SGP kepada program JGC terjalin dari hasil komunikasi antara CI Indonesia dengan perwakilan dari Perth Zoo (pendiri SGP) di lokakarya PHVA (Population Habitat Viability Analysis) yang ditindaklanjuti setelah diperkuat oleh para ahli di kongres International Primatological Society (IPS)

3 A 8,5 PGPI menjalin komunikasi dengan Perhutani Bandung Selatan dengan mendukung kegiatan konservasi owa jawa dan ikut menyebarkan informasi terkait kegiatan konservasi owa jawa kepada pengunjung yang menggunakan jasa PGPI

4 A7,12 SGP memberikan kesempatan kepada keeper dari JGC untuk mendapatkan pelatihan secara langsung di kebun binatang Perth dalam penanganan owa jawa

5 A 8,9 PGPI melakukan komunikasi secara persuasif dengan LMDH Bukit Amanah terkait dukungan program pelepasliaran di kawasan Gunung Puntang lokasi penanaman pohon kopi yang dijual kepada PGPI. Pihak PGPI memastikan adanya program konservasi owa jawa tidak akan mengganggu produksi kopi dengan memastikan cukupnya pakan owa jawa di kawasan pelepasliaran

Komunikasi merupakan faktor penting dalam pelaksanaan program

pelestarian owa jawa di JGC. Pada dasarnya komunikasi pada setiap stakeholder yang terlibat merupakan landasan bentuk keterlibatan dalam program. Adanya komunikasi memberikan informasi kepada stakeholder yang terlibat dalam menyampaikan tingkat kepentingan stakeholder yang dapat mendukung program, serta besar pengaruh yang dapat diberikan oleh stakeholder agar keterlibatan dari stakeholder dapat mencapai tujuan program pelestarian owa jawa di JGC, maupun mengakomodasi hasil yang diinginkan oleh stakeholder berdasarkan kepentingan yang dimiliki. Selain itu komunikasi juga perlu dilaksanakan mengingat dampak yang ditimbulkan pada proses reintroduksi (IUCN 2013) yang mana lokasi reintroduksi perlu didukung oleh seluruh masyarakat sekitar untuk meningkatkan pengawasan dan perlindungan hasil reintroduksi.

Page 28: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

18

Koordinasi Koordinasi didefinisikan sebagai proses informasi tambahan yang ada saat

beberapa pihak yang berhubungan memiliki tujuan yang sama yang tidak dapat dicapai hanya oleh satu pihak (Malone 1988). Selain itu koordinasi dibutuhkan karena adanya keahlian khusus yang dimiliki oleh setiap orang yang saling bergantung satu dan lainnya untuk mencapai sebuah tujuan yang sama (Crowston & Osborn 1998). Berikut merupakan penjelasan dari hubungan koordinasi antar stakeholder (Tabel 7).

Tabel 7 Koordinasi antar stakeholder No Stakeholder Keterangan 1 B1,2 Koordinasi dalam translokasi meliputi perizinan

memasuki kawasan TNNGGP lokasi JGC (Resort Bodogol) dalam pelaksanaan pemeriksaan owa jawa sebelum proses translokasi

2 B1,12 BBTNGGP melakukan koordinasi dengan masyarakat sekitar Bodogol dalam pengamanan kawasan sebagai masyarakat mitra polisi hutan

3 B2,3 Koordinasi dalam proses persiapan translokasi, BBKSDA Provinsi Jawa Barat dan Banten mengeluarkan surat angkut tumbuhan dan satwa liar dalam negeri (SATS-DN) setelah adanya koordinasi surat kesiapan lokasi pelepasliaran owa di Gunung Puntang (KPH Bandung Selatan)

4 B2,5 Koordinasi dalam persiapan translokasi dari pihak BBKSDA kepada pihak YOJ selaku pengelola dari JGC berupa surat koordinasi serta proposal kesiapan proses translokasi owa jawa (jumlah individu, kandang, angkutan, petugas) sebelum diadakannya pemeriksaan owa jawa oleh pihak BKSDA

5 B3,4 Perum Perhutani KPH Bandung Selatan menyediakan lokasi pemutaran video dokumentasi program konservasi owa jawa yang didokumentasi oleh pihak Pertamina sebagai media pendidikan konservasi pengunjung

6 B3,8 Perhutani Bandung Selatan menyediakan tempat bagi PGPI untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan konservasi/ aktivitas alam di kawasan Gunung Puntang yang dijadikan sarana PGPI untuk menyampaikan program konservasi owa jawa

7 B4,1 Pertamina EP Field Subang dengan pihak BBTNGGP mendokumentasikan kegiatan di JGC yang kemudian ditayangkan dalam beberapa media sebagai bentuk penyadartahuan terhadap konservasi owa jawa

8 B5,8 YOJ melakukan koordinasi dengan PGPI dalam patroli kawasan sebagai upaya pengamanan habitat pelepasliaran owa jawa

Page 29: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

19

Tabel 7 Koordinasi antar stakeholder (lanjutan) No Stakeholder Keterangan 9 B5,9 YOJ memberdayakan LMDH Bukit Amanah menjadi

bagian dari Gibbon Protection Unit (GPU) dan Gibbon Monitoring Unit (GMU) yang diinisiasikan oleh SGP untuk ikut serta dalam pengamanan kawasan habitat owa jawa. Selain itu LMDH Bukit Amanah memberikan bantuan dalam pembuatan kandang aklimatisasi

10 B5,12 YOJ sebagai pengelola langsung dari JGC mempekerjakan masyarakat seskitar Bodogol menjadi keeper dari owa jawa yang direhabilitasi di JGC

11 B6,3 CI Indonesia berkoordinasi dengan Perhutani dalam pemasangan camera trap untuk melakukan inventarisasi satwa di Gunung Puntang yang dapat bersifat predator bagi owa jawa, sebagai bahan pertimbangan dalam pelepasliaran

12 B6,5 CI Indonesia berkoordinasi dengan YOJ sebagai salah satu pendiri JGC bersama BBTNGGP dan SGP. Selain itu informasi yang didapatkan oleh CI Indonesia terkait perilaku harian owa jawa di TNGGP merupakan data yang digunakan sebagai landasan kegiatan konservasi dari YOJ di program JGC. CI Indonesia juga menyediakan donasi bersama dengan SGP dalam program JGC

13 B6,(10,11,12) CI Indonesia memberikan pelatihan interpreter kepada TEPALA, EAGLE dan masyarakat Bodogol sebagai bentuk pemberdayaan yang kemudian diaplikasikan dalam program PPKAB

14 B8,3 PGPI menyediakan sumber daya manusia dalam pelaksanaan patroli kawasan Gunung Puntang bersama dengan pihak Perhutani dan masyarakat

15 B9,8 Koordinasi yang dilakukan antara LMDH Bukit Amanah dan PGPI berupa patroli kawasan lokasi pelepasliaran

16 B10,11(1,6) TEPALA dan EAGLE merupakan sumberdaya bagi pelaksana PPKAB selaku interpreter

17 B10,11 TEPALA dan EAGLE melakukan koordinasi sebelum pelaksanaan kegiatan interpretasi di PPKAB.

18 B10,11,(12) Kedua perwakilan dari organisasi sering melakukan pemanduan interpretasi bersama. TEPALA dan EAGLE mengikutsertakan masyarakat di luar organisasi dalam kegiatan interpretasi

Koordinasi merupakan hubungan antar stakeholder yang paling banyak

ditemukan di lapangan. Hal tersebut menunjukkan adanya keterlibatan stakeholder dalam melengkapi keterbatasan dari stakeholder lain untuk mencapai tujuan dari program pelestarian owa jawa. Bentuk koordinasi yang dilakukan pada

Page 30: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

20

program pelestarian owa jawa di JGC merupakan bentuk teknis dari pelaksanaan program, meliputi; persiapan sarana dan prasarana translokasi; persiapan sarana dan prasarana interpretasi dan reintroduksi dan pelaksanaan patroli kawasan dan monitoring perilaku pasca pelepasliaran owa jawa. Kerjasama

Kerjasama dibutuhkan untuk menjangkau banyaknya kepentingan stakeholder baik di dalam maupun di luar bidang konservasi seperti badan pengelola, lembaga swasta, lembaga masyarakat maupun industri yang terlibat dalam bidang konservasi (McNeely 1995). Berikut merupakan penjelasan dari hubungan kerjasama antar stakeholder (Tabel 8).

Tabel 8 Kerjasama antar stakeholder No Stakeholder Keterangan 1 C1,5 Peran para pihak di nota kesepahaman Konsorsium

KAB menjelaskan peran BBTNGGP dan YOJ melakukan kerjasama dalam program penyelamatan dan rehabilitasi owa jawa dengan penyediaan lokasi didirikannya JGC, memelihara serta penambahan sarana JGC, serta mengeluarkan surat izin masuk kawasan konservasi (Simaksi) untuk penilitian dan pendidikan konservasi

2 C1,6 BBTNGGP menyediakan area didirikannya PPKAB, memeliharan dan menambah sarana, melakukan pengawasan kegiatan, mengeluarkan simaksi, serta melaksanakan monitoring owa jawa bersama dengan pihak CI Indonesia

3 C3,5 Perum Perhutani KPH Bandung Selatan menyusun program bersama YOJ, menyediakan dan menetapkan lokasi pelepasliaran bagi owa yang telah direhabilitasi di JGC, membantu fasilitas pendukung konservasi owa jawa, mendistribusikan informasi pelestarian owa jawa

4 C5,3 YOJ bersama Perum Perhutani KPH Bandung Selatan menyusun program bersama, mengidentifikasi lokasi pelepasliaran, melaksanakan kegiatan reintroduksi, melaporkan perkembangan kegiatan kepada Perhutani, menjaga dan mengamankan lokasi kegiatan, mendistribusikan informasi pelestarian owa jawa kepada masyarakat sekitar Gunung Puntang

5 C4,5 Pertamina EP Field Subang menyediakan dana sebagai donasi kepada YOJ untuk program pelestarian owa jawa JGC (penyelamatan, rehabilitasi, reintroduksi dan monitoring, pelatihan, penelitian dan penyuluhan serta penyebaran informasi konservasi owa jawa) dimulai pada tahun 2013. Pertamina melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan YOJ

Page 31: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

21

Tabel 8 Kerjasama antar stakeholder (lanjutan) No Stakeholder Keterangan 6 C5,1 YOJ mendukung pembangunan sarana dan prasarana

JGC, kontribusi operasional program pendidikan konservasi, bantuan teknis JGC, kontribusi perencanaan serta evaluasi teknis, sarana prasarana JGC

7 C5,4 YOJ wajib memberikan laporan kegiatan mengenai perkembangan program kepada Pertamina sebagai pertanggungjawaban penggunaan donasi

8 C6,1 CI Indonesia mendukung pengembangan sarana prasarana JGC, memberikan bantuan teknis program pendidikan dan penelitian owa jawa, koordinasi dengan jaringan di tingkat internasional, memberikan referensi untuk bahan pendidikan konservasi di PPKAB dan dasar informasi JGC

9 C5,6 YOJ memiliki program pendidikan dan penyadartahuan menetap (PPKAB) dan berpindah (Moli). Program ini dilaksanakan bersama CI Indonesia sesuai dengan Konsorsium Konservasi Alam Bodogol (KAB)

10 C5,7 YOJ wajib memberikan laporan kegiatan selaku pihak pelaksana (Excecuting parties) atas pengamanan habitat dan populasi liar owa jawa, rehabilitasi dan reintroduksi, penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam operasional JGC, pendidikan dan pelatihan, penyadartahuan lingkungan, survey dan penelitian ilmiah yang dibutuhkan. Selain itu YOJ juga menyediakan fasilitas bagi SGP dalam proses pelaksanaan pengawasan kegiatan oleh SGP pada saat reintroduksi maupun kegiatan lain yang dibutuhkan

11 C7,5 SGP menjalin kerjasama berlandaskan Memorandum of Understanding (MoU) dengan YOJ untuk memberikan donasi setiap tahunnya sebagai biaya operasional JGC dan kebutuhan persiapan pelepasliaran serta pasca pelepasliaran (monitoring dan patroli)

Kerjasama merupakan bentuk hubungan yang dijalin paling banyak oleh stakeholder yang berada di dalam klasifikasi key players hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang dilandasi oleh hak dan kewajiban (kontribusi) antar pihak berupa dukungan yang diperlukan dalam program pelestarian owa jawa. Bentuk kerjasama dijelaskan di dalam dokumen kerjasama dengan periode waktu yang ditentukan oleh pihak yang bersangkutan. Adapun kerjasama yang dijalin meliputi; penyediaan lokasi pusat penyelamatan dan rehabilitasi owa jawa; donasi untuk operasional program; serta penyediaan lokasi reintroduksi owa jawa. Berdasarkan dokumen kerjasama hubungan kerjasama yang dijalin memastikan hubungan antar stakeholder berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati dan menghargai serta saling menguntungkan.

Page 32: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

22

Selaras dengan hasil pemetaan stakeholder (Gambar 2), pada matriks hubungan antar stakeholder bahwa Yayasan Owa Jawa (YOJ) merupakan stakeholder yang berada pada klasifikasi key players dengan kepentingan serta pengaruh yang tinggi terhadap program pelestarian owa jawa, menjalin hubungan yang paling banyak terhadap stakeholder lainnya dalam klasifikasi yang sama, yakni kerjasama dengan BBTNGGP, BBKSDA Provinsi dan Banten, Perum Perhutani KPH Bandung Selatan, Pertamina EP Field Subang, CI Indonesia, dan SGP. Hal tersebut menunjukkan adanya kebutuhan antar stakeholder yang memiliki kepentingan dan pengaruh yang tinggi untuk bekerjasama dalam proses pelestarian owa jawa dari penerimaan owa jawa hasil sitaan maupun penyerahan sukarela dengan BBKSDA Provinsi Jawa Barat dan Banten, proses rehabilitasi yang dilaksanakan di kawasan BBTNGGP serta bantuan tenaga ahli dari CI Indonesia, kerjasama dalam pendanaan operasional untuk pakan dan kesehatan owa jawa di JGC yang meliputi proses rehabilitasi sampai dengan pelepasliaran oleh Pertamina EP Field Subang, SGP, dan CI Internasional.

Kerjasama yang dijalin bersama dengan Perum Perhutani KPH Bandung Selatan dalam penggunaan kawasan di bawah pengelolaan BKPH Banjaran untuk reintroduksi owa jawa, serta koordinasi dan bentuk komunikasi baik dengan organisasi relawan di Bodogol dan Gunung Puntang dalam penyelenggaraan pendidikan konservasi dan penyadartahuan mengenai program yang dilaksanakan dan patroli kawasan pelepasliaran owa jawa. Pada hubungan yang terjalin tidak ditemukan hubungan konflik antar stakeholder, hal ini didasari oleh komunikasi yang baik serta pemahaman bersama atas pentingnya pelestarian owa jawa yang dimiliki oleh stakeholder. Namun berdasarkan hasil yang didapatkan dari pemetaan stakeholder (Gambar 2) dan matriks hubungan antar stakeholder (Gambar 6) diperlukan koordinasi yang lebih baik dalam pelaksanaan pendidikan konservasi dalam dukungan dana maupun kebutuhan fasilitas terhadap stakeholder yang terklasifikasi sebagai crowd (TEPALA dan EAGLE) maupun subject (LMDH Bukit Amanah) oleh stakeholder yang terklasifikasi dalam key players yang memiliki sumberdaya strategis (SDM, dana, sarana dan prasarana serta kelembagaan) lebih banyak dibandingkan dengan stakeholder lainnya agar pelaksanaan program konservasi yang dilaksanakan dapat diselaraskan dengan pendidikan konservasi owa jawa.

Analisis isi peraturan perundangan pelestarian owa jawa Analisis peraturan perundangan sebagai salah satu bentuk kebijakan

dimaksudkan untuk melihat adanya dukungan dari pemerintah dalam program pelestarian owa jawa. Selain itu salah satu pendekatan dalam analisis kebijakan adalah dengan mengetahui bentuk implementasi berupa program yang diharapkan memberikan dampak maupun perubahan yang diharapkan (Wahab 2008). Maka dari itu analisis isi peraturan perudangan yang melandasi program pelestarian owa jawa di JGC. Analisis isi (content analysis) dilakukan terhadap tiga komponen yaitu komponen konservasi, partisipasi dan edukasi baik komponen yang disebutkan atau tertulis di dalam peraturan perundangan maupun yang tersirat atau menunjukan makna komponen tersebut. Hasil analisis isi peraturan perundangan ditunjukan pada Tabel 9.

Page 33: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

23

Tabel 9 Analisis isi peraturan perundangan No. Kebijakan Komponen Pasal 1. Undang- Undang Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya

Konservasi 2-5, 7-21, 24-28, 31-37 Partisipasi 4, 18, 34,37 Edukasi 17,31,37

2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Konservasi 2-4,6-10,11,13,17,18, 21, 22-26,28,30-37, 40-42

Partisipasi 3,4,10,11,13,17,18,21, 30,34,37

Edukasi 3, 8, 10 3. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwaliar

Konservasi 1-6,8-24, 27 Partisipasi 10-15 Edukasi -

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwaliar

Konservasi 1-13, 18-20, 27-28,30, 32-34, 37-42

Partisipasi - Edukasi 27,28

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan

Konservasi 23,24,40 Partisipasi 3 Edukasi 40

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2011 tentang Kawasan Pelestarian Alam dan Kawasan Suaka Alam

Konservasi 2,3,8,13,25-30, 32,35,43,49,50

Partisipasi 3,27,28,43,49,50 Edukasi -

7. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.57/Menhut-II/2008 tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional

Konservasi 1-3, Lampiran Partisipasi Lampiran Edukasi Lampiran

8. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor Nomor P.19/Menhut-II/ 2004 Tentang Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam

Konservasi 2-11 Partisipasi 2-11 Edukasi -

9. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. 56 Tahun 2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional

Konservasi 3,5-7 Partisipasi 3,5-7,10,19 Edukasi 5-7

Page 34: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

24

Tabel 9 Analisis isi peraturan perundangan (lanjutan) No. Kebijakan Komponen Pasal 10. Peraturan Menteri Kehutanan

Republik Indonesia No. 4 Tahun 2010 tentang Pengurusan Barang Bukti Tindak Pidana Kehutanan

Konservasi 3,5,14,17,18,20,26,39-44 Partisipasi 17 Edukasi -

11. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.63/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Memperoleh Spesimen Tumbuhan dan Satwa Liar untuk Lembaga Konservasi

Konservasi 1-3,6-8, 10-12,23,31-34,38, 41-42,44, 46-48,52,54

Partisipasi 8,15-22,25,27-31, 39,51 Edukasi -

12. Kepres No. 1 Tahun 1987 tentang Pengesahan Amandemen 1979 Atas Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora 1973

Konservasi 1 Partisipasi - Edukasi -

Identifikasi terhadap kebijakan meliputi 2 Undang-Undang, 4 Peraturan

Pemerintah, 5 Peraturan Menteri Kehutanan dan 1 Keputusan Presiden. Selain itu terdapat kebijakan internasional mengenai pelestarian owa jawa pada CITES (Convention on International Trade of Endangered Species of Wild Flora and Fauna) yang masuk dalam Appendix I (tidak dapat diperjualbelikan) serta Red-lists IUCN (International Union Conservation of Nature) yang masuk klasifikasi Endangered. Adapun perhitungan terhadap komponen konservasi, partisipasi dan edukasi pada peraturan perundangan yang teridentifikasi tertera pada Tabel 10.

Tabel 10 Perhitungan komponen analisis isi pada peraturan perundangan Peraturan Perundangan Komponen

Konservasi Partisipasi Edukasi UU No. 5 Tahun 1990 32 4 3 UU No. 41 Tahun 1999 30 11 3 PP No. 7 Tahun 1999 25 6 0 PP No. 8 Tahun 1999 28 0 2 PP No. 44 Tahun 2004 3 1 1 PP No. 28 Tahun 2011 15 6 0 Permenhut No. 57 Tahun 2008 3 0 0 Permenhut No. 19 Tahun 2004 10 10 0 Permenhut No 56 Tahun 2006 4 6 3 Permenhut No. 4 Tahun 2010 13 1 0 Permenhut No. 63 Tahun 2013 1 0 0 Kepres No. 1 Tahun 1987 23 17 0 Total 187 62 12 % 71.6 23.8 4.6

Page 35: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

25

Berdasarkan perhitungan, komponen yang paling banyak dijelaskan yaitu konservasi yang digunakan sebagai dasar upaya konservasi owa jawa maupun habitat aslinya baik di dalam kawasan konservasi maupun di luar kawasan konservasi. Upaya pelestarian owa jawa juga dilandasi oleh status perlindungan owa jawa berdasarkan populasi dan keutuhan habitat asli. Upaya yang dilakukan untuk melestarikan owa jawa dan dilakukan dengan merehabilitasi hasil sitaan tindak pidana kehutanan berdasarkan prosedur yang ditetapkan serta menangkarkan owa jawa sebagai upaya menaikkan populasi di alam yang dilakukan pada lembaga konservasi yang legal. Komponen kedua adalah partisipasi yang dijelaskan dalam kebijakan dalam bentuk keterlibatan antar lembaga pemerintah, swasta maupun masyarakat sebagai mitra baik secara langsung maupun dalam bentuk pengawasan terhadap kegiatan. Dalam pelaksanaannya, stakeholder tidak dapat melaksanakan program pelestarian Owa jawa tanpa adanya bantuan dari stakeholder lain karena adanya keterbatasan yang dimiliki, baik keahlian, SDM maupun dana. Terbentuknya kerjasama dalam konservasi mengakomodasi tantangan dalam kegiatan konservasi seperti terbatasnya pendanaan (McNeely 1995). Selain itu Cheyne (2009) menyatakan bahwa program rehabilitasi dan reintroduksi dari monyet dan kera membutuhkan dana yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya karena waktu yang dibutuhkan lebih lama dalam proses rehabilitasi sampai dengan satwa dapat belajar berperilaku liar kembali.

Bentuk kegiatan edukasi yang tertulis di dalam peraturan perundangan berupa pelatihan maupun penyadartahuan mengenai konservasi satwa liar. Pentingnya edukasi pada kegiatan konservasi merupakan media dalam penyampaian kebijakan yang diharapkan dapat mengubah sikap (Jacobson et al. 2015) dan sifatnya memberikan dampak jangka panjang (UNESCO diacu dalam Disinger 1990). Selain itu telah ditetapkan berdasarkan hasil rumusan Konvensi Keanekaragaman hayati (Convention on Biological Diversity) bahwa peran penyadartahuan merupakan dasar yang penting dalam pencapaian kelestarian keanekaragaman hayati (CBD 2010). Dasar ini telah tertuang pada Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Owa Jawa (SRAK Owa Jawa 2016-2026). Adapun beberapa luaran yang diharapkan dari edukasi dan penyadaran konservasi adalah tersosialisasikannya upaya konservasi owa jawa di berbagai pihak dan tersedianya materi produk edukasi dan kampanye owa jawa serta terbentuknya dukungan publik secara luas terhadap konservasi owa jawa.

Peraturan perundangan sebagai instrumen kebijakan nasional serta dukungan dari instrumen internasional (CITES dan IUCN Red-lists) terhadap program pelestarian owa jawa melandasi setiap proses dari kegiatan di Javan Gibbon Center mulai dari proses penyelamatan, rehabilitasi, translokasi hingga reintroduksi. Wahab (2008) menyatakan bahwa konten serta konteks dari instrumen kebijakan yang ada akan memengaruhi tipe aktor yang terlibat, hal tersebut menggambarkan berbagai peran yang dimiliki oleh stakeholder yang terlibat dalam program JGC berdasarkan kebutuhan kegiatan yang dilaksanakan. Hal tersebut merupakan landasan yang penting dalam pelaksanaan program pelestarian, terutama dalam menyangkut banyak stakeholder yang memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh yang beragam.

Page 36: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

26

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Terdapat 12 stakeholder yang terlibat dalam program pelestarian owa jawa Javan Gibbon Center yang teridentifikasi yaitu 2 instansi pemerintahan, 2 badan usaha milik negara, 3 lembaga swasta, 3 organisasi relawan, 1 lembaga masyarakat dan masyarakat. Stakeholder sebagai Key Players (YOJ, CI Indonesia, BBTNGGP, BBKSDA Provinsi Jawa Barat dan Banten, Perum Perhutani KPH Bandung Selatan, Pertamina EP Field Subang, dan SGP) memiliki peran dalam perencanaan program, pelaksana program meliputi penyitaan serta pengurusan administrasi translokasi, pengelola JGC dan lokasi rehabilitasi serta reintroduksi, donatur program dan penyebarluasan informasi mengenai program pelestarian owa jawa. Stakeholder yang termasuk sebagai Subject (PGPI) mendukung program dalam penyediaan bibit pakan owa serta pengawasan kawasan pelepasliaran. Stakeholder yang termasuk dalam Context setter (LMDH Bukit Amanah) memiliki peran dalam pengawasan kawasan dan pemantauan perilaku owa pasca-pelepasliaran. Sedangkan peran Crowd adalah penyebarluasan informasi konservasi owa jawa melalui pendidikan konservasi dan interpretasi (TEPALA dan EAGLE) dan sebagai keeper dan pengawasan kawasan rehabilitasi di JGC (Masyarakat sekitar Bodogol).

2. Komponen konservasi yang paling banyak dijelaskan dalam Tupoksi serta aturan kelembagaan. Terdapat 12 peraturan perundangan yang digunakan dalam landasan pelestarian owa jawa dan memiliki komponen konservasi paling banyak sebesar 71.6%, partisipasi 23.8% dan edukasi 4.6%. Adapun peraturan perundangan yang ada melandasi setiap proses dari kegiatan program pelestarian owa jawa di Javan Gibbon Center

3. Yayasan Owa Jawa memiliki peran sebagai pengelola dan juga menjalin hubungan terbanyak terhadap 11 stakeholder lainnya baik dalam hubungan kerjasama, koordinasi maupun komunikasi pada aspek konservasi, edukasi dan partisipasi.

Saran

Perlu adanya peningkatan frekuensi program edukasi terkait konservasi owa jawa yang diberikan dukungan oleh stakeholder yang terklasifikasi sebagai key players baik berupa sumberdaya strategis (dana, fasilitas, kelembagaan) terhadap crowd yang memiliki kegiatan pendidikan konservasi atau interpretasi alam. Hal tersebut dapat mengoptimalkan frekuensi kegiatan yang dilaksanakan oleh stakeholder crowd dalam penyebaran informasi terkait upaya pelestarian owa jawa yang dilaksanakan oleh JGC. Selain itu peningkatan keterlibatan khususnya organisasi relawan dalam kegiatan program pelestarian owa jawa juga dapat dilakukan dalam memberdayakan sumberdaya manusia pada stakeholder crowd terhadap program key players. Pembaharuan dokumen kerjasama (Nota kesepahaman) menjadi sangat penting untuk mendefinisikan hubungan antar stakeholder khususnya bagi key players sebagai upaya pengembangan program baik edukasi maupun konservasi.

Page 37: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

27

DAFTAR PUSTAKA Ackermann F, Eden C. 2011. Strategic management of stakeholders: theory and

practice. Long Range Planning (44):179-196. Andayani N, Brockelman W, Geissmann T, Nijman V, Supriatna J. 2008.

Hylobates moloch. The IUCN Red List of Threatened Species 2008: [Diunduh pada 23 Januari 2016].

Ario A, Supriatna J, Andayani N. 2011. Owa Jawa di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jakarta (ID): Conservation International.

Ario A, Andayani N, Wedana M, Setiawan A. 2016. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Owa Jawa (Hylobates moloch) 2016-2026. Jakarta (ID): Dirjen KSDAE-Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. [Belum dipublikasi].

[BBTNGGP] Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 2013. Selayang Pandang Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Bogor (ID): BBTNGGP.

Biggs S, Matsaert H. 2004. Strengthening Poverty Reduction Programmes Using an Actor-Oriented Approach: Examples From Natural Resources Innovation Systems. Agricultural Research and Extension Network Paper No. 134.

Borrini-Feyeraben G. 1996. Collaborative Management of Protected Areas: Tailoring The Approach to The Context. Gland (CH): International Union Conservation of Nature and Natural Resources.

Borrini-Feyerabend G, Pimbert M, Farvar MT, Kothari A, Renard Y. 2004. Sharing Power Learning by Doing in Co-management of Natural Resources Throughout the World. London (UK): International Institute for Environment Development.

Boyce C, Neale P. 2006. Conducting In-Depth Interviews: A Guide Designing and Conducting In-Depth Interview for Evaluation Input. Watertown (USA): Pathfinder International.

Bungin B. 2009. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group.

[CITES]. 2016. Appendices I,II and III. [Internet]. (10 Maret 2016, [diunduh 13 September 2016]). Tersedia pada: https://cites.org/sites/default/files/eng/app/2016/E-Appendices-2016-03-10.pdf

Cheyne SM. 2009. Challanges and opportunities of primate rehabilitation-gibbons as a case study. Endangered Species Research. (9) 159-165.

Daymon C, Holloway I. 2011. Qualitative Research Methods in Public Relations and Marketing Communications. New York (US): Routlefe Taylor and Francis Group.

Disinger JF. 1990. Environmental education for sustainable development. Journal of Environmental Education. (21):3-6.

Groenendijk L. 2003. Planning and Management Tools. Netherland (AN): The International Institute for Geo-Information Science and Earth.

Page 38: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

28

[IUCN] International Union for Conservation of Nature. 2013. Guidelines for Reintroductions and Other Conservation Translocations Version 1.0. Gland (CH): IUCN Species Survival Commission.

Jacobson SK, McDuff MD, Monroe MC. 2015. Conservation Education and Outreach Tecniques Second Edition. Oxford (UK): Oxfor University Press.

Joffe H, Yardley L. 2004. Research Methods for Clinical and Health Psychology. London (UK): Sage Publication. [e-book]

Malone TW. 1988. What is Coordination Theory?. Massachussets (US): Massachusetts Institute of Technology Cambridge. [e-book]. [Diunduh pada 7 September 2016].

McNeely JA. 1995. Expanding Partnership in Conservation. IUCN. Washington DC: Island Press. [e-book].

Mitchell RK, Agle BR, Wood DJ. 1997. Toward a theory of stakeholder identification and salience: defining the principle of who and what really counts. Academy of Management. (22): 853-886.

Reed MS, Graves A, Dandy N, Posthumus H, Hubacek K, Morris, J, Presll C, Quinn CH, Stringer LC. 2009. Who’s in and why? A typology of stakeholder analysis methods for natural resource management. Journal of Environment Management.90:1933-1949.

Riani WM. 2012. Mekanisme hubungan para pihak dalam pengelolaan wisata alam di Kota Bandar Lampung dan sekitarnya, Provinsi Lampung [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu. Sawchuk JH, Beaudreau AH, Tonnes D, Fluharty D. 2015. Using stakeholder

engagement to inform endangered species management and improve conservation. Marine Policy. (54): 98-107.

Supriatna J. 2006. Conservation programs for the endangered javan gibbon (Hylobates moloch). Primate Conservation. (21):155-162.

Shwiff SA, Anderson A, Cullen R, White PCL, Shwiff SS. 2012. Assignment of measurable costs and benefits to wildlife conservation projects. Wildlife Research. (40):134-141.

Wahab SA. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang (ID): UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.

Page 39: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

29

Lampiran 1 Panduan wawancara terbuka

a) Sejarah keterlibatan instansi pada program pelestarian owa jawa 1. Sejak kapan instansi terlibat pada program pelestarian owa jawa Javan

Gibbon Center? 2. Apa dasar keterlibatan instansi dalam program pelestarian owa jawa? 3. Apakah ada hubungan antar stakeholder baik secara langsung maupun

tertulis pada dokumen (kerjasama/koordinasi/komunikasi)? 4. Apakah ada hambatan selama kerjasama /koordinasi /komunikasi

terjalin?

b) Kepentingan instansi pada program pelestarian owa jawa? 1. Apa saja keterlibatan stakeholders terkait pelestarian owa jawa

(Perencanaan, Organisasi, Pelaksanaan, Pengawasan, Evaluasi), dalam bentuk kegiatan apa saja?

2. Apakah ada manfaat yang didapatkan dari pelestarian owa jawa bagi stakeholder, jika ada apa saja?

3. Apakah ada kesesuaian Tupoksi/aturan kelembagaan dalam upaya pelestarian owa jawa?

4. Program apa saja yang telah dilakukan (atau ikut terlibat) sebagai upaya pelestarian owa jawa?

5. Apakah ada bentuk kerjasama maupun kesediaan stakeholder dengan stakeholder lainnya dalam pelestarian owa jawa? Apa bentuknya?

c) Pengaruh instansi pada program pelestarian owa jawa 1. Bagaimana pengaruh lembaga/instansi Anda terhadap pelestarian owa

Jawa, apa bentuknya? 2. Tindakan apa yang diterapkan dalam menggerakkan organisasi/

kelompok/sdm dalam upaya pelestarian owa jawa? 3. Apa bentuk keahlian atau spesialisasi saudara yang diberikan terhadap

pelestarian owa jawa 4. Bagaimana pengaruh kekuatan atas penguasaan sumberdaya strategis 5. Bagaimana pengaruh keterlibatan terhadap keberlangsungan dan

keberlanjutan upaya pelestarian owa jawa?

Page 40: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

30

Lampiran 2 Panduan penilaian tingkat kepentingan stakeholder No Unsur Sub-Unsur Ada

≥4 Ada

3 Ada

2 Ada

1 Tidak ada

1 Keterlibatan stakeholder terkait pelestarian owa jawa

1. Perencanaan pelestarian

2. Organisasi pelestarian 3. Pelaksanaan

pelestarian 4. Pengawasan

pelestarian 5. Evaluasi pelestarian

5 4 3 2 1

2 Manfaat pelestarian owa jawa bagi stakeholder

1. Lapangan pekerjaan 2. Acknowledgement 3. Jaringan 4. Transfer knowledge 5. Lainnya

5 4 3 2 1

3 Program stakeholder bagi pelestarian owa jawa

1. Edukasi/penyuluhan 2. Inventarisasi dan

pemantauan 3. Rehabilitasi dan

reintroduksi 4. Penyelamatan jenis

dan/habitat 5. Pengkajian, penelitian

dan pengembangan

5 4 3 2 1

4 Kesediaan partisipatif stakeholder

1. Mengurangi fragmentasi dan degradasi habitat owa jawa

2. Penetapan dan evaluasi kawasan prioritas owa jawa

3. Pemberdayaan masyarakat sekitar

4. Penyediaan data dan informasi

5. Merancang pendanaan

5 4 3 2 1

5 Kesesuaian Tupoksi

1. Penyelamatan owa jawa

2. Pengamanan kawasan (habitat) owa jawa

3. Mendukung sarana/prasarana pelestarian owa jawa

4. Promosi pelestarian 5. Lainnya

5 4 3 2 1

Keterangan: 5= Sangat tinggi, 4= Tinggi, 3=Cukup tinggi, 2= Kurang tinggi dan 1= Rendah

Page 41: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

31

Lampiran 3 Panduan penilaian tingkat pengaruh stakeholder No Unsur Sub-Unsur Ada

≥4 Ada

3 Ada

2 Ada

1 Tidak ada

1 Pengaruh wewenang stakeholder

1. Memiliki wewenang dalam keputusan

2. Memiliki wewenang dalam tindakan pelestarian

3. Memiliki mandat 4. Penerimaan

pengakuan wewenang

5. Lainnya

5 4 3 2 1

2 Tipe tindakan dalam program

1. Penyuluhan pelestarian (Preemtif)

2. Pengamanan kawasan (Preventif)

3. Pemberian sanksi (Represif)

4. Penindaklanjutan sanksi

5. Lainnya

5 4 3 2 1

3 Penguasaan sumberdaya strategis

1. Finansial 2. Fisik (sarana) 3. Tenaga kerja/SDM 4. Aturan kelembagaan

(organisasi) 5. Lainnya

5 4 3 2 1

4 Bentuk keahlian stakeholder

1. Peneliti/pengkaji 2. Tenaga kerja

lapangan 3. Penggalang dana 4. Penyuluh 5. Lainnya

5 4 3 2 1

5 Pengaruh stakeholder untuk kontinuitas program

1. Mengembangkan program

2. Mengadakan perbaikan fasilitas

3. Melatih dan mengembangkan kapasitas sdm

4. Memantau keberlanjutan program

5.Lainnya

5 4 3 2 1

Keterangan: 5= Sangat tinggi, 4= Tinggi, 3=Cukup tinggi, 2= Kurang tinggi dan 1= Rendah

Page 42: ANALISIS PERAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... (UU, PP, Permenhut, Kepres) ... 4 Matriks hubungan antar stakeholder dalam konservasi

32

RIWAYAT HIDUP

Airana Nafira Ramadhita dilahirkan di Balikpapan, Kalimantan Timur pada tanggal 23 Februari 1994 merupakan anak kedua dari Bapak Amireno Soenoro dan Ibu Nino Sri Suryani. Penulis memulai pendidikan pada tahun 2000 di SDN Polisi I Bogor dan melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas di Madania Progressive Indonesian School, Telaga Kahuripan, Parung, Bogor. Penulis diterima sebagai mahasiswi Perguruan Tinggi Negeri Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur undangan (SNMPTN Undangan) pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 diterima di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan.

Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif sebagai anggota International Forestry Student Associations’ Local Committee-IPB (IFSA LC-IPB) periode 2013-2015 dan menjadi Ketua Human Resource Development (HRD) di organisasi tersebut periode 2014-2015, menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) periode 2013-2015 sebagai anggota Biro Informasi dan Komunikasi (Infokom) serta sebagai sekretaris II Bina Corps Rimbawan (BCR) pada tahun 2014. Penulis juga pernah menjadi delegasi dari IFSA LC-IPB untuk acara Conference of Parties 12th Convention on Biological Diversity di Pyeongchang, Korea Selatan (2014). Selain itu, penulis telah melakukan praktik dan kegiatan lapang antara lain Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Cagar Alam Talaga Bodas dan Cagar Alam Sancang Timur (2014) di Garut, dan Praktik Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (2015), serta Praktik Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Gunung Ciremai (2016). Dalam memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan IPB, penulis menyusun skripsi yang berjudul “Analisis Peran Stakeholder dalam Program Pelestarian Owa Jawa (Hylobates moloch) di Javan Gibbon Center” yang dibimbing oleh Dr Ir Rinekso Soekmadi, MScFTrop dan Dr Ir Agus Priyono Kartono, MSi.