53
ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PAD SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI PERIODE TAHUN 2006-2010 PADA KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi DISUSUN OLEH: JAMALUDDIN MALIK NIM:’ 106082002626 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010

ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

  • Upload
    vuphuc

  • View
    221

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN

RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PAD SEBELUM DAN

SESUDAH OTONOMI PERIODE TAHUN 2006-2010 PADA KOTA

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

DISUSUN OLEH:

JAMALUDDIN MALIK

NIM:’ 106082002626

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H/2010

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

xi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi…………………………………………………….. i

Lembar Ujian Komprehensif……………………………………………………. ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi……………………………………………… iii

Surat Pernyataan……………………………………………………………....... iv

Daftar Riwayat Hidup………………………………………………………….. v

Abstract…………………………………………………………………………… vi

Abstrak…………………………………………………………………………… vii

Kata Pengantar………………………………………………………………….. viii

Daftar Isi…………………………………………………………………………. xi

Daftar Gambar………………………………………………………………….. xiv

Daftar Tabel……………………………………………………………………… xv

Daftar Lampiran………………………………………………………………… xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 6

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………… 7

D. Manfaat Penelitian……………………………………………………….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis……………………………………………………… 9

1 Negara Hukum dan Otonomi Daerah…………………………………. 9

2 Pendapatan Daerah…………………………………………………….. 15

3 Pendapatan Asli Daerah……………………………………………….. 15

4 Dana Perimbangan…………………………………………………….. 18

5 Lain-lain Pendapatan yang Sah………………………………………… 19

B. Pengertian Pajak………………………………………………………… 20

Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

xii

C. Sistem PemungutanPajak………………………………………………. 21

D. Pedoman Pemungutan Pajak…………………………………………… 22

E. Pajak Daerah……………………………………………………………. 23

1 Definisi Pajak Daerah………………………………………………….. 23

2 Jenis-jenis Pajak Daerah………………………………………………. 24

3 Jenis-jenis Penggolongan Pajak Daerah……………………………….. 24

4 Surat Ketetapan Pajak Daerah…………………………………………. 28

3 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Daerah………………………………… 30

F. Retribusi Daerah………………………………………………………… 32

1 Pengertian Retribusi Daerah…………………………………………… 32

2 Penentuan Objek, Sujek dan Wajib Pajak………………………………32

3 Tata Cara Penghitungan Retribusi……………………………………... 34

4 Pemungutan Retribusi………………………………………………….. 35

G. Penilitian Terdahulu…………………………………………………….. 36

H. Kerangka Pemikiran…............................................................................. 43

I. Keterkaiatan Antar Variabel……………………………………………. 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian……………………………………………. 46

B. Objek Kajian…………………………………………………………… 46

C. Metode Pengumpulan Data…………………………………………… 47

D. Jenis dan sumber data…………………………………………………. 47

E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………. 48

F. Definisi operasional variabel………………………………………….. 50

G. Metode Analisis dan Uji Hipotesisi……………………………………… 50

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Kota Tangerang Selatan………………………………. 54

1 Gambaran Umum Profil Kota Tangerang Selatan…………………….. 54

Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

xiii

2 Struktur Pemerintahan…………………………………………………..58

3 Kondisi Geografis……………………………………………………… 64

4 Kondisi Sosial Ekonomi……………………………………………….. 64

B. Gambaran Umum Profil Wilayah Kabupaten Tangerang…………… 71

1 Orientasi Wilayah……………………………………………………… 72

2 Jumlah Data Pertumbuhan Penduduk……………………………….. 73

3 Kondisi Perekonomi Daerah…………………………………………. 74

4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)…………………………………. 74

C. Gambaran Umum DPPKAD Tangerang Selatan dan

DIPENDA Kabupaten Tangerang............................................................ 75

1 Kedudukan…………………………………………………………….. 75

2 Tugas Pokok…………………………………………………………….76

3 Susunan Oragnisasi…………………………………………………….. 76

D. Hasil Uji Mann Whitney U Test………………………………………. 76

1 Penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli

Daerah……………………………………………………………….. 77

2 Uji SPSS……………………………………………………………… 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 83

B. Implikasi………………………………………………………………… 84

C. Keterbatasan Masalah…………………………………………………. 85

D. Saran……………………………………………………………………. 86

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 87

LAMPIRAN……………………………………………………………………… 89

Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran………………………………………………………… 47

4.1 Perkembangan IPM Kabupaten Tangerang Tahun 2004-2009…………….. 74

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seperti halnya daerah-daerah lain yang berada di provinsi Banten, maka

Daerah Pemekaran atau disebut juga dengan Daerah Otonom Baru (DOB) Kota

Tangerang Selatan yang sebelumnya termasuk dalam wilayah Kabupaten

Tangerang juga sedang berusaha untuk meningkatkan pembangunan daerahnya.

Sejak disahkan Kota Tangerang Selatan sebagai Daerah Otonom Baru (DOB)

pada 29 Oktober 2008, Diresmikan Oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia dan

Akhirnya tanggal 29 Septemper 2008 keluar Undang-Undang Nomor 51 Tahun

2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan melalui Sidang Paripurna

DPR-RI dan setelah berdirinya Kota Tangerang Selatan sebagai DOB, maka

Kabupaten Tangerang selaku induk dari Kota Tangerang Selatan melimpahkan

semua hasil yang berkaitan/bersumber dari Pendapatan Daerah khususnya yang

ada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat

atau Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) guna

untuk menata pembangunan wilayah Kota Tangerang tersebut.

Terkait dengan pendapatan asli daerah, seorang pakar dari World Bank

berpendapat bahwa batas 20% perolehan PAD merupakan batas minimum untuk

menjalankan otonomi daerah. Sekiranya PAD kurang dari angka 20%, maka

daerah tersebut akan kehilangan kredibilitasnya sebagai kesatuan yang mandiri

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

2

(Mohammad Riduansyah, 2003). Namun yang memegang peranan penting dan

sangat menentukan agar pembangunan tersebut berjalan dengan lancar yaitu

tersedianya dana yang dapat digunakan untuk membelanjai kegiatan-kegiatan

tersebut. Dana tersebut diperoleh dari pemerintah dari berbagai sumber pajak

yang digunakan, seperti pajak daerah dan retribusi daerah. Realisasi yang diterima

dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) oleh Pemerintah Daerah Kota Tengerang

Selatan setiap tahunnya digunakan untuk membelanjai usaha-usaha pembangunan

di dalam berbagai bidang, misalnya sarana periklanan, sarana pembangunan,

sarana sosial yang dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah itu sendiri. Hal ini

yang tercermin dalam anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dari

APBD akan tersimpul adanya usaha dan harapan suatu daerah untuk melangkah

lebih maju. Jika ditinjau dari segi pengaruhnya maka, Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah ini sangat penting artinya sebagai salah satu sumber dana pembangunan di

Kota Tangerang Selatan, berhubung sebagian besar Pendapatan Asli Daerah ini di

peroleh dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Namun demikian, Akai dan Sakata (2002) pendekatan di atas kurang dapat

menghitung derajat/tingkatan desentralisasi fiskal secara tepat, kecuali apabila

mempertimbangkan dua hal berikut. Pertama, pengeluaran oleh pemerintah

propinsi dan kabupaten/kota dapat bersumber dari block transfer yang berasal dari

pemerintah pusat. Dengan demikian, porsi pengeluaran oleh pemerintah daerah

yang besar tidak serta merta mengindikasikan adanya kemandirian (otonomi

daerah). Isu kedua adalah, terkait dengan pelaksanaan otonomi. Kendati porsi

Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

3

pengeluaran atau penerimaan pemerintah daerah terhadap pos penerimaan dan

pengeluaran pemerintah pusat tidak besar, namun suatu daerah dapat dikatakan

memiliki kemampuan fiskal secara otonom apabila terdapat sumber PAD yang

cukup besar

Salah satu sumber dana berupa pajak yang dimaksud adalah Pajak Derah

dan Retribusi Daerah sesuai dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 dan

Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 Pengesahan Undang-undang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah (UUPDRD). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi penentuan kebijakan yang terkait

dengan hasil dari penerimaan Pajak Daerah, seperti Pajak Reklame, Pajak

Penerangan Jalan, Pajak Pengembalian Bahan Galian Golongan C dan Pajak

Parkir, sedangkan hasil dari penerimaan Retribusi Daerah adalah Retribusi Jasa

Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perijinan Tertentu. Meskipun

penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah memberikan kontribusi terhadap

penerimaan pajak yang relatif kecil, namun merupakan sumber penerimaan yang

sangat potensial bagi daerah. Sebagai salah satu PAD, maka sumber pendapatan

daerah sepenuhnya milik daerah untuk dikelola sebagai sarana utama penunjang

pembangunan daerah.

Mengingat pentingnya peran Pajak Daerah dan Retribusi Daerah bagi

kelangsungan dan kelancaran pembangunan, maka perlu penanganan dan

pengelolaan yang lebih intensif. Penanganan dan pengelolaan tersebut diharapkan

mampu menuju tertib administrasi serta mampu meningkatkan partisipasi

Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

4

masyarakat dalam pembiayaan pembangunan. Untuk menaikkan penerimaan

pajak perlu dilakukan penyempurnaan aparatur pajak dengan memberlakukan

komputerisasi, peningkatan mutu para pegawainya dan penggunaan system

pemungutan pajak yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Pada prinsipnya system perpajakan nasional menganut System Self

Assesment dalam system ini wajib pajak diberikan kepercayaan untuk

menghitung, membayar dan melaporkan kewajiban perpajakannya sendiri.

Namun mengingat besarnya jumlah obyek pajak dan beragamnya tingkat

pendidikan dan pengetahuan wajib pajak, terutama dipedesaan maka belum

sepenuhnya wajib pajak dapat melaksanakan kewajiban untuk mendaftarkan dan

melaporkan obyek pajaknya dengan baik. Oleh karena itu untuk memberikan

pelayanan yang lebih baik, dilakukan pendataan terhadap obyek dan subyek

pajak, yang wilayah kerjanya meliputi letak/lokasi obyek pajak. Pendaftaran

tersebut dilakukan dengan mengisi formulir yang disebut Surat Setoran Pajak

Daerah (SSPD) dan untuk menentukan besarnya jumlah pajak terutang disebut

dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) sedangkan untuk Retribusi Daerah

adalah Surat Setoran Retribusi Daerah (SSRD) dan untuk menentukan besarnya

jumnlah pajak terutang disebut Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD)

tersebut disetorkan ke kas daerah atau ke tempat.lain yang ditetapkan oleh Kepala

Daerah (pasal 1 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 sebagaimana telah

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

5

diubah Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 dan telah diperbaharui

kembali dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009).

Puji wibowo (2008) Secara teoritik, PAD merupakan suatu sumbangan

nyata yang diberikan oleh masyarakat setempat guna mendukung status otonom

yang diberikan kepada daerahnya. Tanda dukungan dalam bentuk besarnya

perolehan PAD penting artinya bagi suatu pemerintah daerah agar memiliki

keleluasaan yang lebih dalam melaksanakan pemerintahan sehari-hari maupun

pembangunan yang ada di wilayahnya.

Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

dekosentrasi dan tugas pembantuan yang dilaksanakan secara bersama-sama.

Untuk mewujudkan pelaksanaan asas desentralisasi tersebut maka dibentuklah

daerah otonom yang terbagi dalam daerah provinsi, daerah kabupaten dan daerah

kota yang bersifat otonom sesuai dengan ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1999. Menurut pasal 1 huruf 1 dalam Undang-Undang

tersebut dirumuskan bahwa “Daerah Otonom”, selanjutnya disebut daerah, adalah

kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa

sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara kesatuan Republik

Indonesia Rona Rositawati (2009). Pengertian daerah otonom dimaksud agar

daerah yang bersangkutan dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya

sendiri yang tidak bergantung kepada pemerintah pusat, oleh karena itu daerah

otonom harus mempunyai kemampuan sendiri untuk mengurus dan mengatur

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

6

rumah tangganya sendiri melalui sumber-sumber pendapatan yang dimiliki. Hal

ini meliputi semua kekayaan yang dikuasai oleh daerah dengan batas-batas

kewenangan yang ada dan selanjutnya digunakan untuk membiayai semua

kebutuhan dalam rangka penyelenggaraan urusan rumah tangganya sendiri. Jadi

agar daerah dapat menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya perlu ada

sumber pendapatan daerah, sesuai dengan apa yang dikatakan Soedjito yaitu

“Semakin besar keuangan daerah, semakin besar pulalah kemampuan daerah

untuk menyelenggarakan usaha-usahanya dalam bidang keamanan, ketertiban

umum, sosial, kebudayaan dan kesejahteraan pada umumnya bagi wilayah dan

penduduknya, atau dengan kata lain semakin besarlah kemampuan daerah untuk

memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Mohammad Riduansyah

(2003), Akai dan Sakata (2002), Puji Wibowo (2008), Rona Rositawati (2009)

dan Asmy Asmauri (2006). Adapun yang menjadi perbedaan dari penelitian

sebelumnya adalah:

1. Periode penelitian

Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2003, 2002, 2008, 2009 dan

2006 sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2010

2. Tempat penelitian

Penelitian sebelumnya melakukan riset diberbagai daerah kabupaten/kota

yang berbeda sedangkan pada pnelitian ini mengambil tempat di Kota

Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.

Page 12: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

7

Berdasarkan penjelasan hal tersebut di atas maka penulis ingin mengetahui

sebenarnya “Analisi Perbandingan Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Sebelum dan

Sesudah Otonomi Daerah Periode Tahun 2006-2010 Pada Kota Tangerang

Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan penerimaan Pajak Daerah terhadap peningkatan

Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan sebelum dan sesudah

dilakukannya Otonomi Daerah pada Periode Tahun 2006-2010?

2. Apakah terdapat perbedaan penerimaan Retribusi Daerah terhadap

peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan sebelum dan

sesudah dilakukannya Otonomi Daerah pada Periode Tahun 2006-2010?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis perbedaan penerimaan Pajak Daerah Terhadap

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah sebelum dan sesudah dilakukannya

Otonomi Daerah Kota Tangerang Selatan pada Periode Tahun 2006-2010

Page 13: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

8

2. Untuk menganalisis perbedaan penerimaan Retribusi Daerah Terhadap

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah sebelum dan sesudah dilakukannya

Otonomi Daerah Kota Tangerang Selatan pada Periode Tahun 2006-2010.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat diantaranya:

1. Bagi Akademik

Dapat menambah kepustakaan dan dapat memberikan masukan

dibidang perpajakan, khususnya mengenai penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan sebagai salah satu sumber pajak daerah yang pemungutanya

merupakan hak kewenangan daerah terhadap peningkatan Pendapatan Asli

Daerah.

2. Bagi Instansi

Dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang berguna dan

dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini digunakan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Ilmu Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta untuk memperluas dan

memperdalam pengetahuan penulis.

Page 14: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Peneletian

Dalam melakukan studi penelitian yang berhubungan dengan judul skripsi

peneliti yang berhubungan dengan Peneriman Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

dalam kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), setelah

melakukan survey di berbagai tempat, maka peneliti mengambil dua tempat

berbeda sebagai objek penelitian di salah satu kantor Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) yang berada di Kota

Kabupaten Tangerang beralamat Komplek Perkantoran Tiga Raksa – Tangerang

15720 dan Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) yang berada di Kota

Tangerang Selatan beralamat Jl. Witana Harja Komplek Sasmita Jaya Kel.

Pamulang Barat Kec. Pamulang.

B. Objek Kajian

Objek kajian penelitian adalah objek kajian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. (Suharsimi Arikunto, 2000:99). Objek kajian dalam

penelitian ini adalah penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap

peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

Page 15: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

47

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :

Metode Diskriptis Analitif Yaitu metode yang menggambarkan keadaan yang

sebenarnya berdasarkan apa yang tampak kemudian digunakan untuk

memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, menganalisis dan

menginterpretasikan data sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.

D. Jenis dan sumber data

Data yang digunakan dalam penilitian ini adalah data sekunder atau

sumber sekunder. Menurut Sugiyono (2004:129), sumber sekunder yang secara

tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Pengertian tersebut

dapat dijelaskan bahwa data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-

bahan yang tersedia di buku-buku, jurnal, majalah dan sumber lainnya yang

secara tidak langsung berhubungan dengan penelitian. Jenis data yang digunakan

dalam penilitian ini adalah:

1. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema dan gambar. Jenis data

kualitatif ini ialah data sekunder yaitu data yang telah mengalami proses

pengolahan oleh sumbernya.

2. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka atau data kualitatif

yang disajikan dalam bentuk angka. Data ini meunjukkan nilai terhadap

Page 16: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

48

besaran atau variabel yang diwakilinya. Sifat data ini adalah rentet waktu

yaitu data yang diperoleh dari hasil pengamatan dalam suatu periode tertentu.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk keperluan analisi data, maka penulis memerlukan sejumlah data

pendukung yang bersumber dari dalam maupun luar organisasi. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam pengumpulan data yang berkaitan dan

menunjang penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya.

(Suharsimi Arikunto, 2000: 106). Metode dokumentasi ini digunakan

untuk mengumpulkan data tentang penerimaan Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung suatu objek yang akan diteliti

dalam waktu singkat dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran

mengenai objek penelitian. Observasi dilakukan penulis dengan

mengamati bagaimana sistem pemungutan serta Penerimaan Pajak Daerah

Page 17: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

49

dan Retribusi Daerah terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.

F. Definisi operasional variabel

Definisi opersional variabel adalah penjelasan dari variable-variabel yang

digunakan sebagai objek pengamatan dalam penelitian ini. Oprasionalisasi

variabel adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

Sesuai dengan judul yang penulis ajukan “Analisis Perbandingan Penerimaan

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli

Daerah Sebelum dan Sesudah Otonomi Pada Kota Tangerang Selatan. Maka

variabel yang digunakan adalah sebagai berikut

1. Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan badan

kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan

daerah.

2. Retribusi Daerah

Retribusi Daerah adalah Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus diediakan dan/atau diberikan oleh

Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Page 18: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

50

3. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Merupakan pendapatan yang diperoleh daerah

yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

G. Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis

1. Statistik Nonparametrik

Pengujian hipotesis statistik non parametrik pada dasarnya sama

dengan pengujian hipotesis statistik parametrik. Asumsi yang digunakan pada

pengujian hipotesisi statistik nonparametrik hanyalah bahwa observasi-

observasi independen dan variabel yang diteliti memiliki kontinuitas. Asumsi

bahwa variabel yang diteliti memiliki kontinuitas juga diperlukan dalam uji

parametrik, namun dalam uji nonparametrik, asumsi tersebut lebih longgar

(M Iqbal Hasan, 2008:301 ).

Langkah-langkah pengujian hipotesis statistik nonparametrik ialah sebagai

berikut.

a. Menentukan formulasi hipotesis.

b. Menentukan taraf nyata dan nilai tabel.

c. Menentukan kriterian pengujian.

d. Menentukan nilai uji statistik.

e. Membuat kesimpulan.

Page 19: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

51

Sehubungan dengan penggunaan statistik nonparametrik pada skripsi ini

dalam menentukan perbandingan angka tahun sebelum dan sesudah otonomi,

maka peneliti menggunakan uji MU Test (Mean Whitney Test).

2. Uji Mann-Whitney (U Test)

Uji Mann-Whitney disebut juga pengujian U. Pengujian U digunakan untuk

menguji rata-rata dari dua sampel berukuran tidak sama, dikembangkan oleh

H.B. Mann dan D.R. Whitney pada tahun 1947.

Langkah-langkah Pengujiannya ialah sebagai berikut.

a. Menentukan formulasi hipotesis

H0 : dua sempel independen memiliki rata-rata yang sama (N1 = N2)

H1 : dua sempel independen memiliki rata-rata yang berbeda.

b. Menentukan taraf nyata (ά) dan nilia U tabel

Uά(n1)(n2) = …

Pengujiannya dapat berbentuk satu sisi atau dua sisi.

c. Menentukan kriteria pengujian

H0 diterima apabila U ≥ Uά(n1)(n2)

H0 ditolak apabila U < Uά(n1)(n2)

c. Menentukan nilai uji statistik

Nilai uji statistik ditentuksn dengan tahap-tahap berikut.

1) Menggabungkan kedua sempel dan memberi urutan tiap-tiap anggota,

dimulai dari pengamatan terkecil sampai terbesar.

2) Menjumlahkan urutan masing-masing (R1 dan R2)

Page 20: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

52

3) Menhitung statistik U dengan rumus:

Atau:

Nilai U yang diambil adalah nilai U yang terkecil. Untuk memeriksa

ketelitian perhitungan dipergunakan rumus:

d. Membuat kesimpulan

Menyimpulkan H0 diterima atau ditolak.

3. Analisi Statistik Descriptif

Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan statistik deskriptif

yaitu memberikan gambaran mengenai suatu data yang dilihat dari range,

mean, sum, dan standar deviation dari jumlah penerimaan sebelum dan

sesudah otonomi daerah. Jadi metode ini digunakan untuk mengetahui kondisi

atau keadaan dari perbedaan penerimaan tersebut (Ghozali, 2009:19).

U1 = n1n2 + n1(n1+1) – R1

2

U2 = n1n2 + n2(n2+1) – R2

2

Uterkecil = n1.n2 - Uterbesar

Page 21: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

53

4. Uji SPSS menggunakan Mann Whitney Test Statisticsb

Pengujian SPSS menggunakan Mann Whitney Test Statisticsb.

Singgih

Santoso (2009:425) untuk memperkuat hasil uji statistik U diawal secara

manual dengan menggunakan rumus. Adapun hipotesis dan pengambilan

keputusannya:

1. Hipotesis :

H0 : Kedua populasi tidak berbeda atau sama

H1: Kedua populasi tidak identik atau berbeda

2. Pengambilan keputusan :

Dasar pengambilan keputusan :

• Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima

• Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak

Page 22: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

61

j) Pengendalian Lingkungan Hidup

k) Pelayanan Pertanahan

l) Pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil

m) Pelayanan Administrasi Umum Pemerintahan

n) Pelayanan Administrasi Penanaman Modal.

Sedangkan urusan pilihan yang ditetapkan menjadi urusan pemerintah

Kota Tangerang Selatan adalah:

a) Pertanian;

b) Kelautan dan Perikanan;

c) Pariwisata

d) Perindustrian dan Perdagangan

e) Ketransmigrasian

f) Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral.

Urusan tersebut dalam implemtasinya disusun melalui berbagai program

dan kegiatan yang disusun dalam rangka mewujudkan agenda utama

pembangunan Kota Tangerang Selatan.

Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Pemerintah Kota Tangerang

Selatan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 yang telah

diatur dalam Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun 2009 dan

diubah oleh Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 7 Tahun 2009

terdiri dari 3 Asisten, Sekretariat DPRD, 11 Dinas Daerah, 8 Lembaga Teknis

Daerah dan 5 staf ahli yaitu:

Page 23: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

62

a). Sekretariat Daerah

1). Asisten Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, membawahkan

• Bagian Pemerintahan

• Bagian Kesejahteraan Sosial

• Bagian Pertanahan

2). Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan

• Bagian Perekonomian

• Bagian Pembangunan

• Bagian Pengelola Teknologi Informasi

3). Asisten Administrasi Umum

• Bagian Hukum dan Organisasi

• Bagian Umum dan Perlengkapan

• Bagian Humas dan Protokol

b). Staf Ahli

• Staf Ahli Hukum dan Politik;

• Staf Ahli Pemerintahan;

• Staf Ahli Pembangunan;

• Staf Ahli Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia;

• Staf Ahli Ekonomi dan Keuangan.

Page 24: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

63

c). Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

• Bagian Risalah dan Persidangan

• Bagian Umum dan Keuangan

d). Dinas

• Dinas Pendidikan

• Dinas Pekerjaan Umum

• Dinas Pertanian dan Perikanan.

• Dinas Kesehatan.

• Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman.

• Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

• Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.

• Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil, Sosial, Ketenagakerjaan dan

Transmigrasi

• Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

• Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata.

• Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

e). Badan

• Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).

• Badan Lingkungan Hidup

• Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

• Badan Kepegawaian Daerah.

Page 25: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

64

• Badan Pelayanan Perijinan Terpadu.

• Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan

Keluarga Berencana.

f). Inspektorat Kota.

g). Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

h). Kecamatan.

i). Kelurahan.

3. Kondisi Geografis

Jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2009 tercatat

1.042.026 jiwa, yang terdiri dari 519.851 jiwa laki-laki dan 522.175 jiwa

perempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Pondok Aren

sebanyak 261.064 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah yaitu

Kecamatan Setu sebanyak 54.839 jiwa.

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan Tahun 2009

KECAMATAN LUAS

(KM2)

JUMLAH

PENDUDUK (JIWA)

PAMULANG 26,82 217.466

SERPONG UTARA 17,84 90.625

PONDOK AREN 29,88 261.064

SETU 14,80 54.839

CIPUTAT 18,38 150.509

CIPUTAT TIMUR 15,43 160.971

SERPONG 24,04 106.552

Jumlah 147,19 1.042.026

Sumber : Profil Kecamatan Tahun 2009

Page 26: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

65

Melihat jumlah penduduk diatas, maka Kota Tangerang Selatan

dengan jumlah penduduk sebanyak 1.042.026 jiwa termasuk dalam kategori

kota besar dengan jumlah penduduk antara 500.000 jiwa sampai dengan

1.000.000 jiwa.

4. Kondisi Sosial Ekonomi

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor penting dalam pelaksanaan

pembangunan daerah, dengan tersedianya Sumber Daya Manusia yang

berkualitas dapat memacu percepatan pembangunan di Kota Tangerang

Selatan.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan sangat mendudukung kemajuan

Sektor pendidikan, hal ini didukung dengan beberapa diantaranya program

peningkatan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pengembangan

budaya baca dan pembinaan perpustakaan dan program pendidikan non

formal.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan, Angka Partisipasi Kasar (APK)

da Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Tangerang Selatan pada tiap-tiap

kecamatan masih rendah terutama pada pendidikan tingkat menengah

yang ditunjukan dengan APK 63,95 dan APM 48,72. Selain Karena

tingkat partisipasi, rendahnya APK dan APM disebabkan banyaknya

penduduk usia sekolah yang bersekolah di luar Kota Tangerang Selatan

seperti di Kota Tangerang dan DKI Jakarta.

Page 27: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

66

b. Kesehatan

Pembangunan kesehatan di Kota Tangerang Selatan bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran dan kemauan hidup sehat masyarakat Kota

Tangerang Selatan sehinggga nantinya perilaku hidup sehat bukan karena

paksaan melainkan karena kesadaran masyarakat. Upaya Pemerintah Kota

Tangerang Selatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat

dengan antara lain dengan akan dibangunnya Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Kota Tangerang Selatan pada tahun 2010, pembangunan

puskesmas rawat inap pada tiap kecamatan di Kota Tangerang Selatan,

pengadaan puskesmas keliling roda empat 10 unit.

c. Agama

Selama tahun 2009 tercatat jumlah sarana peribadatan beberapa agama

di Kota Tangerang Selatan sebanyak 497 Masjid 1.015 Mushola, 40

Gereja, 3 Pura, 6 Vihara,dan 2 Klenteng. Nuansa Islami memang lebih

mewarnai kehidupan masyarakat Kota Tangerang Selatan, namun

demikian kerukunan antar umat beragama tidak menjadi hambatan. Hal ini

dapat dilihat pada kondisi hidup berdampingan yang tenang dan damai

yang telah terjalin selama ini.

Jumlah penduduk Tangerang Selatan berdasarkan agama yang dipeluk

oleh masing-masing masyarakat yaitu Islam sebanyak 902.282 jiwa,

Kristen sebanyak 58.237 jiwa, Katholik sebanyak 41.185, Hindu

sebanyak 24.384 jiwa, Budha sebanyak 13.844 jiwa, Konghucu sebanyak

Page 28: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

67

1.974 jiwa dan Aliran Kepercayaan sebanyak 120 jiwa. Dari jumlah

tersebut mayoritas penduduk Kota Tangerang Selatan memeluk Agama

Islam sebanyak 86,59 %.

d. Ketenagakerjaan

Pada sektor ketenagakerjaan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan

menyusun kebijakan, strategi dan penyusunan program dibidang

ketenagakerjaan berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan. Adapun program yang dilaksanakan oleh

pemerintah Kota Tangerang Selatan pada urusan tenaga kerja diantaranya:

1). Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.

Program ini diarahkan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia

(SDM) melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan bago pencari

kerja, peningkatan profesionalisme tenaga pelatih dan instruktur BLK,

pengembangan system informasi manajemen ketenagakerjaan.

2). Program peningkatan kesempatan kerja

Program ini diarahkan untuk penyebarluasan informasi tenaga kerja

dan penyiapan tenaga kerja siap pakai.

3). Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

Program ini diarahkan untuk penempatan OTJ di perusahaan,

pengendalian dan pembinaan lembaga penyalur tenaga kerja,

pembentukan dewan pengawas tenaga kerja, peningkatan pengawasan,

Page 29: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

68

perlindungan dan penegakan hokum terhadap keselamatan dan

kesehatan kerja.

4). Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.

Program ini diarahkan untuk pelatihan dan kursus dan pembinaan

generasi muda di kecamatan.

Pada tabel 4.3 berikut dapat dilihat jumlah penduduk menurut

jenis pekerjaan pada tahun 2009, penduduk Kota Tangerang Selatan

banyak yang bekerja pada instansi BUMN/BUMD/Swasta dengan

jumlah 521.192 orang atau 50,01% sedangkan yang bekerja pada

sektor peternakan hanya berjumlah 210 orang atau 0,02 %.

e. Sektor Perdagangan dan Jasa

Prioritas Pemerintah Kota Tangerang Selatan pada sektor perdagangan

dan jasa, adalah meningkatkan akses pasar dan permodalan bagi usaha

mikro dan kecil serta industri kecil. Fokus dari prioritas dalam mencapai

sasaran tersebut adalah pemberdayaan usaha mikro dan kecil melalui

peningkatan akses terhadap pasar dan permodalan. Kegiatan perdagangan

dan jasa tersebar di seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan, namun yang

paling menonjol hanya di beberapa kecamatan diantaranya, Kecamatan

Serpong, Kecamatan Serpong Utara, Kecamatan Pamulang, Kecamatan

Ciputat Timur. Fasilitas perdagangan dan jasa sebagian besar hanya

tersebar di Kecamatan Serpong, Ciputat Timur dan Pamulang.

Page 30: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

69

f. Target dan Realisasi Pajak daerah Retribusi Daerah dan PAD.

Tabel 4.4

Pendapatan Daerah dan Realisasi

( Dalam Rupiah)

Tahun Pendapatan Daerah Realisasi Persentase

(%)

2006 1.261.750.836.799 _ _

2007 1.481.126.786.000 1.532.411.945.309 112,29

2008 1.680.196.071.000 1.906.196.738.614 113,48

2009 1.745.093.634.719 1.470.862.668.904 87,81.

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang

Dengan melihat perincian angka-angka dalam tabel 1 dapat dikatakan

bahwa pada tahun Anggaran 2006 tidak direalisasikan terlihat tidak ada angka

yang tercantum dalam tebel tersebut. Pada tahun 2007 dalam, realisasinya

mengalami peningkatan dengan persentase 112,29%, pada tahun 2008 juga

mengalami peningkatan yang begitu pesat jika bandingkan tahun 2008, realisasi

tahun 2009 dari hasil Pendapatan Daerah yang direlisasikan

1.906.196.738.614.531 dengan persentase 113,48%,

Sedangkan pada tahun 2009 relisasi dari pendapatan daerah tersebut

sampai bulan oktober terlihat menurun dari tahun sebelumnya, disebabkan adanya

pemekaran Daerah Otonomi Baru Kota Tangerang selatan yang sebelumnya

adalah Kabupaten Tangerang. Menurut peraturan dan perundang-undangan

mengenai pemekaran daerah dalam hal ini tersebut sesuai dengan keputusan

pemerintah pusat.

Page 31: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

70

Tabel 4.5

Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Realisasi

( Dalam Rupiah)

Tahun Pendapatan Asli

Daerah

Realisasi Persentase

(%)

2006 246.846.682.381 251.241.734.728 _

2007 239.911.906.000 285.899.513.074 119,17

2008 294.773.029.000 336.921.813.888 114,30

2009 334.992.634.719 286.992.406.406.733* _

* Realisasi sampai Bulan Oktober

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang

Tabel 4.6

Target Pajak Daerah dan Realisasi

(Dalam Rupiah)

Tahun Pajak Daerah Realisasi Persentase (%)

2006 106.450.995.267 97.165.000.000 109,56

2007 131.780.751.102 106.650.000.000 123,56

2008 148.148.805.725 110.725.641.162 113,48

2009 150.231.260.735 107.531.358.396 98,93

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) Kab. Tangerang

Tabel 4.7

Target Retribusi Daerah dan Realisasi

(Dalam Rupiah)

Tahun Retribusi Realisasi Persentase (%)

2006 96.161.266.544 99.702.900.00 96,45

2007 123.374.361.907 134..872.425.157 105,70

2008 70.604.589.953 60.185.000.000 117,31

2009 61.523.494.270 .66498.516.719 87,50

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) Kab. Tangerang

Page 32: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

71

Dalam Tabel 2.5 dan 2.4 target pajak daerah dan Retribusi Daerah pada

tahun 2006-2009 mengalami perubahan kenaikan tingkat persentase, terlihat pada

tahun 2006 untuk Retribusi Daerah persentasenya terlihat 96,45% dan pada tahun

2007-2008 mengalami peningkatan persenatsenya 105,70% meningkat menjadi

117,31%. Kemudian pada tahun 2009 terget penerimaan Retribusi daerahnya

menurun menjadi 87,50% bahkan lebih dibanding tahun 2006, sedangkan untuk

Pajak Daerah persentasenya terlihat 109,56% dan pada tahun 2007-2008

mengalami peningkatan persenatsenya 123,56% meningkat menjadi 113,48%.

Kemudian pada tahun 2009 terget penerimaan pajak daerahnya menurun menjadi

98,93% bahkan lebih dibanding tahun 2006 terlihat bahwa pada september tahun

2008 telah berdirinya Kota Tangerang sebagai Daerah Otonom Baru (DOB) dan

pada 2009 Kab.tangerang telah mengalami pemekaran yang sekarang menjadi

Kota Tangerang Selatan. Sejak awal januari Tangerang sudah memungut pajak

daerah dan retribusi daerahnya yang termasuk dalam Penerimaan PAD Tangerang

Selatan.

B. Gambaran Umum Profil Wilayah Kabupaten Tangerang

Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, Kota

Tangerang memiliki keuntungan dan sekaligus kerugian. Keuntungannya kota

tersebut bisa nebeng nama besar ibukota negara. Para warganya bisa

memanfaatkan fasilitas publik sebuah metropolitan, baik itu berupa jalan-jalan

yang mulus, tempat-tempat rekreasi dan pusat komersial yang modern, atau

Page 33: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

72

berbagai kemudahan komunikasi canggih. Namun kerugian berdekatan dengan

sebuh ibukota, yang secara khusus sangat dirasakan oleh pemda. Banyak warga

Kota Tangerang yang tinggal di daerah perbatasan dengan Jakarta, enggan

mengakui berdomisili di Kota Tangerang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya

papan nama yang mencantumkan nama ”Jakarta Selatan” atau ”Jakarta Barat”

padahal sebenarnya berada dalam wilayah Tangerang.

Tabel 4.8

Luas Wilayah Kabupaten Tangerang

No Kecematan Luas (Km²)

1 Ciledug 8,76

2 Larangan 9,39

3 Karang Tengah 10,47

4 Cipondoh 17,91

5 Pinang 21,59

6 Tangerang 15,78

7 Karawaci 13,47

8 Cibodas 9,61

9 Jatiuwung 14,40

10 Periuk 9,54

11 Neglasari 16,07

12 Batu Ceper 11,68

13 Benda 25,61

jumlah 184,23

Sumber : Kab Tangerang dalam Angka tahun 2002

1. Orientasi Wilayah

Secara geografis wilayah Kota Tangerang berada antara 6º 6 LS - 6º 13 LS

dan 106º 36 - 106º - 42º BT dengan luas wilayah 184,23 Km² termasuk

Bandara Sukarno Hatta seluas 19,69 Km² dengan batasbatas sebagai berikut:

Page 34: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

73

• Batas Utara: Berbatasan dengan Laut Jawa

• Batas Selatan: Berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Lebak

• Batas Timur: Berbatasan dengan DKI Jakarta Kabupaten Tangerang dan

Kota Tangerang Selatan

• Batas Barat: Berbatasan Dengan Kabupaten Serang

Kabupaten Tangerang secara geografis memiliki topografi yang

relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0-8% menurun ke Utara.

Ketinggian wilayah berkisar antara 0-50 m di atas permukaan laut. Daerah

Utara Kabupaten Tangerang merupakan daerah pantai dan sebagian besar

daerah urban, daerah timur adalah daerah rural dan pemukiman sedangkan

daerah barat merupakan daerah industri dan pengembangan perkotaan. Secara

administratif pada tahun 2009 Kabupaten Tangerang memiliki 29 wilayah

Kecamatan yang terdiri dari 274 wilayah Desa dan Kelurahan.

2. Jumlah Data Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Tangerang pada tahun 2009 adalah

2.508.967 jiwa yang terdiri dari 1.274.151 jiwa laki-laki dan 1.234.816 jiwa

perempuan. Kepadatan penduduk Kabupaten Tangerang rata-rata 3,825

jiwa/km2. Data dari BPS Kabupaten Tangerang menunjukan struktur

penduduk di Kabupaten Tangerang termasuk struktur penduduk “usia

produktif” dengan 65,38 % penduduk adalah kelompok umur 15-64

tahun, jumlah penduduk berumur 0-14 tahun dan berumur > 65 tahun adalah

Page 35: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

74

sebanyak 34,62 % . Untuk Dependency Ratio atau Angka Ketergantungan

Penduduk adalah 53 %, menunjukkan bahwa setiap 100 penduduk usia

produktif (15-64 tahun) harus menanggung beban 53 penduduk yang tidak

produktif (usia 0-14 tahun dan >65 tahun).

3. Kondisi Perekonomian Daerah

Sumber utama perekonomian Kota Tangerang berasal dari sektor

industri pengolahan sebesar 58,45%, menyusul perdagangan, hotel dan

restoran. Kedua sektor ini menguasai hampir 85% kegiatan ekonomi dan

dapat dipastikan bahwa sektor tersebut memberikan kontribusi utama pada

pendapatan asli daerah. Pada bagian tenaga kerja di atas juga telah disebutkan

bahwa sekitar 75% angkatan kerja yang ada di Kota Tangerang bergerak di

sektor industri, perdagangan dan jasa. Hal tersebut selaras dengan kondisi

perekonomian daerah yang mengandalkan sektor-sektor yang menyerap

banyak tenaga kerja.

APBD tahun 2002 Kota Tangerang masih didominasi oleh dana yang

merupakan dana perimbangan keuangan Pusat dan Daerah, yaitu sebesar 70%

dari total APBD, sedangkan pendapatan asli daerah hanya memberikan

kontribusi sebesar 19%. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan

perekonomian yang didominasi oleh sektor industri dan perdagangan masih

belum memberikan kontribusi yang cukup besar pada APBD Kota Tangerang.

Page 36: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

75

4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM merupakan ukuran kinerja pembangunan wilayah terhadap

pembangunan manusia itu sendiri, dengan upaya peningkatan kualitas

penduduk sebagai sumber daya, baik aspek fisik (kesehatan), aspek

intelektualitas (pendidikan), aspek kesejahteraan ekonomi (daya beli) serta

aspek moralitas sehingga partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan

meningkat. Dalam penyusunan IPM terkait erat dengan tiga komponen yaitu

Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Indeks Pendidikan (lama sekolah) dan

Kemampuan Daya Beli (PPP). Peningkatan IPM Kabupaten Tangerang dapat

dilihat sebagai berikut.

Gambar 4.1

Perkembangan IPM Kabupaten Tangerang Tahun 2004 – 2009

Sumber:BPS Tangerang

Page 37: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

76

C. Gambaran Umum DPPKAD Tangerang Selatan dan DIPENDA Kabupaten

Tangerang

1. Kedudukan

a) Dinas Pendapatan Daerah adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang

menyelenggarakan Pelayanan bidang Pendapatan;

b) Dinas Pendapatan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah.

2. Tugas Pokok

Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok merencanakan,

melaksanakan, mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan dibidang

pendapatan sesuai kebijakan pemerintah daerah.

3. Susunan Organisasi

a). Susunan Organisasi DPPKAD dan DISPENDA terdiri dari:

1). Kepala Dinas;

2). Sekretariat;

� Sub. Bagian Perencanaan

� Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian

� Sub. Bagian Keuangan

3). Bidang Pajak;

• Seksi Pendaftaran dan Pendataan ;

Page 38: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

77

• Seksi Penetapan;

• Seksi Penagihan

4). Bidang Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan;

• Seksi Dana Perimbangan;

• Seksi PBB dan Biaya Peralihan Hak Tanah dan Bangunan;

• Seksi Lain-lain Pendapatan.

5). Bidang Akuntansi dan Pelaporan

• Seksi Penerimaan Daerah dan Pembiayaan;

• Seksi Akuntansi dan Pelaporan;

• Seksi Benda Berharga dan Quasi.

6). Bidang Perencanaan dan Pengendalian Pendapatan

• Seksi Perencanaan Pendapatan;

• Seksi Pengawasan dan Evaluasi;

• Seksi Kebijakan Pendapatan.

7). Unit Pelaksana Teknis;

8). Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 39: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

78

D. Hasil Uji Mann Whitney U Test

1. Penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli

Daerah

Dalam pengujian ini digunakan dua variabel independen yang berbeda antara

sebelum dan sesudah otonomi daerah, maka diperlukan adanya pengukuran

dengan menggunakan ranking dari urutan penerimaan dari mulai rangking 1

yang terkecil sampai dengan rangking 3 yang terbesar dengan tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.9

Penerimaan Pajak Daerah

(Dalam 000)

Tahun Sebelum

Otonom Daerah

Sampel

I

Urutan Tahun Sesudah

Otonomi

Daerah

Sampel

2

Urutan

2006 106.450.995.267 1 1.5 2009 15.397.425.025 1 1.5

2007 148.148.805.725 3 5 2010 59.000.000.000 2 3.5

2008 131.780.751.102 2 3.5

386.380.552.094 R1=10 74.397.425.025 R2=5

Sumber: DISPENDA dan DPPKAD Kab. Tangerang dan Kota Tangerang Selatan

Tabel 4.10

Penerimaan Retribusi Daerah

(Dalam 000)

Tahun Sebelum

Otonom Daerah

Sampel

I

Urutan Tahun Sesudah

Otonomi

Daerah

Sampel

2

Urutan

2006 90.652.470.125 2 3.5 2009 12.557.450.000 1 1.5

2007 125.374.361.907 3 5 2010 45.688.570.000 2 3.5

2008 70.604.589.953 1 1.5

276.631.421.965 R1=10 58.246,020.000 R2=5

Sumber: DISPENDA dan DPPKAD Kab. Tangerang dan Kota Tangerang Selatan

Page 40: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

79

Tabel 4.11

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah

(Dalam 000)

Tahun Sebelum

Otonom Daerah

Sampel

I

Urutan Tahun Sesudah

Otonomi

Daerah

Sampel

2

Urutan

2006 251.241.734.728 1 1.5 2009 94.680.457.980 1 1.5

2007 285.899.513.074 2 3.5 2010 109.000.000.000 2 3.5

2008 336.921.813.888 3 5

874.063.061.690 R1=10 203.680.457.980 R2=5

Sumber: DISPENDA dan DPPKAD Kab. Tangerang dan Kota Tangerang Selatan

Dari ketiga tabel diatas, maka dapat dirumuskan dengan:

U1 = n1n2 + n1(n1+1) – R1

2

= (3)(2) + 3(3+1) – 10

2

= 6 + 6 – 10

= 2

U2 = n1n2 + n2(n2+1) – R2

2

= (3)(2) + 2(2+1) – 5

2

= 6 + 3 – 5

= 4

Jadi U = 2

Pemeriksaan U: Uterkecil = n1.n2 - Uterbesar

2 = 3(2) - 4

= 2

Taraf nyata (ά) dan nilai U tabelny:

Gunakan asumsi ά = 5% = 0,05 dengan n1 = 3 dan n2 = 2

Uά(n1)(n2) = 11, maka H0 ditolak karena, U = 2 < Uά(n1)(n2) = 11

Page 41: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

80

Jadi, kesimpulan rata-rata sampel I berbeda dengan rata-rata sampel II atau

keduanya terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah.

2. Uji SPSS

Mann-Whitney Test

NPAR TESTS

/M-W= Sebelum BY Sesudah(1 2)

/STATISTICS=DESCRIPTIVES

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

PenerimaanSBLM 3 2.5714 1.51186 1.00 3.00

PenerimaanSSDH 2 1.2857 .48795 1.00 2.00

Hasil Uji Descriptive Statistic Tabel 4.12 menunjukkan bahwa adanya

perbedaan secara signifikan antara sebelum dan sesudah diberlakukannya

otonomi daerah dalam penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dalam

Peningkatan PAD, terlihat bahwa sebelum otonomi daerah memilik rata-rata

mean 2.5714 sedangkan sesudah otonomi daerah mean 1.2857 . Hal ini dapat

dikatakan bahwa keduanya berbeda secara signifikan, dengan std deviation

memiliki rata 1,51186 terhadap sebelum otonomi daerah dan 0,48957

terhadap sesudah otonomi daerah. Dalam penelitian ini statistik deskriptif

dibagi menjadi dua bagian yaitu sebelum dan sesudah otonomi daerah yang

dihitung dalam jumlah angka tahun sesuai penerimaan pajak daerah dan

retribusi daerah dalam peningkatan PAD. Sebelum otonomi daerah diambil

Page 42: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

81

sempel selama 5 tahun periode 2006-2010 pada Kab. tangerang dalam

penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap peningkatan PAD.

sedangkan Untuk membandingkannya diambil sempel selama 2 tahun periode

2009-2010 pada Kota Tangerang Selatan dalam penerimaan pajak daerah dan

retribusi daerah sesudah otonomi daerah terhadap peningkatan PAD.

Mann-Whitney Test

Tabel 4.13

Ranks

PenerimaanPa

ajaKdanRetrib

usiDaerah N Mean Rank Sum of Ranks

Sampel Sebelum 3 3.60 10.00

Sesudah 2 2.50 5.00

Total 5

Pada Tabel 4.13 Pada sempel sebelum memiliki Mean Rank 4.60 selama 5

tahun dengan Sum of Ranks sebesar 23.00. sedangkan untuk sempel sesudah

memilik Mean Rank 2.50 selama 2 tahun dengan Sum of Ranks 5.00. hal ini

membuktukan adanya persamaan dengan pengujian mann whitney U test pada

pengujian pertama yang menunjukkan adanya perbedaan/perbandingan

sempel 1 dan sempel 2 dalam segi penerimaan pajak daerah dan retribusi

daerah dalam peningkatan PAD sebelum dan sesudah diberlakukannya

otonomi daerah pada kota Tangerang Selatan.

Page 43: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

82

Tabel 4.14

Test Statisticsb

Sebelum

Mann-Whitney U 2.000

Wilcoxon W 5.000

Z -1.183

Asymp. Sig. (2-tailed) .237

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .381a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Sesudah

Terlihat pada Tabel 4.14 kolom Asymp. Sig. (2-tailed) dua sisi adalah

0,237 dan Mann-Whitney U adalah 2.000, maka didapat hipotesis

probabilitasnya di atas 0,05. Maka, H1: Pajak Daerah dan H2: Retribusi

Daerah diterima atau terdapat perbedaan secara signifikan antara sebelum dan

sesudah penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap peningkatan

PAD, dengan kata lain Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi terhadap

peningkatan PAD sesudah diberlakukannya Otonomi daerah Kota Tangerang

Selatan jumlah penerimaan pajak daerah dan retribusi daerahnya masih jauh

dibandingkan penerimaan sebelum diberlakukannya otonomi daerah yaitu

Kabupaten Tangerang.

Page 44: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penilitian ini mengambil sempel dua instansi pemerintah yang berbeda

yaitu; DPPKAD Kota Tangerang Selatan sebagai sempling pertama sesudah

otonomi daerah dan DISPENDA Kabupaten Tangerang sebagai sempling kedua

dalam waktu periode tahun 2006-2010, untuk pengujian dilakukan dengan

menggunakan Mann Whitney U test yaitu pengambilan sempel dengan dua

variabel independent yang berbeda, maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Penerimaan Pajak Daerah terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) sebelum dan sesudah otonomi daerah keduanya terdapat perbedaan

secara signifikan dikarenakan adanya usaha atau kontribusi yang besar dari

daerahnya masing-masing dalam meningkatkan PAD yang bersumber dari

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut pada periode tahun 2006-2010.

2. Penerimaan Retribusi Daerah terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) sebelum dan sesudah otonomi daerah keduanya terdapat perbedaan

secara signifikan dikarenakan adanya usaha atau kontribusi yang besar dari

daerahnya masing-masing dalam meningkatkan PAD yang bersumber dari

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut pada periode tahun 2006-2010.

Page 45: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

85

B. Implikasi

Berdasarkan Kesimpulan diatas menunjukkan bahwa sebelum dan sesudah

otonomi daearah dalam penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap

peningkatan pendapatan asli daerah berbeda secara signifikan, dikarena adanya

hubungan kedua sempel variabel independent yang berbeda tersebut. Pajak daerah

dan retribusi daerah merupakan sumber pendapatan asli daerah yang

pemungutanya berada didaerah sesuai dengan UU mengenai perda tersebut, dan

yang melakukan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah tersebut adalah

instansi pemerintah yang diberi kewenangan khusus untuk memungut dan

mengelola sumber PAD tersebut, instansi pemerintah tersebut adalah DISPENDA

dan DPPKAD, guna untuk memaksimalkan pajak daerah dan retribusi daerah

tersebut, maka diperlukan adanya pendataan mengenai apa saja yang menjadi

objek dan subjek pajak sehingga dapat diketahui dari mana saja sumber pajak dan

retribusi daerah tersebut. Kontribusi yang diberikan oleh Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah tersebut sangat berpengaruh dalam peningkatan PAD, tergambar

dalam Realisasinya gunak utuk pembangunan daerah tersebut, Kota Tangerang

Selatan Merupakan DOB yang mulai memaksimalkan potensi sumber daya yang

ada di daerahnya salah satunya melalui PAD. Kabupaten Tangerang memberikan

kewenang khusus untuk Kota Tangerang Selatan untuk memungut dan mengelola

Sumber PAD tersebut sesuai dengan UU PERDA tersebut, jadi bagi para wajib

pajak yang ingin membayarkan pajaknya tidak perlu bayar ke Kab. Tangerang

lagi, sudah dapat dibayar di Kota Tangerang Selatan itu sendiri.

Page 46: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

86

C. Keterbatasan Masalah

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari berbagai

keterbatasan ataupun kelemahan yang kemungkinan dapat menimbulkan ketidak

akuratan pada hasil penelitian. Keterbatsan dan kelemahan tersebut anatara lain:

1. Penelitian ini menggunakan obervasi dan dokumentasi sebagai bahan

penelitian dari sumber instansi pemerintahan yang berbeda.

2. Hasil penelitian ini hanya dapat dijadikan analisis pada subyek penelitian

yang terbatas pada instansi pemerintahan pemerintah kota tangerang selatan

dan kabupaten tangerang.

3. Penelitian hanya dilakukan dalam lingkup Kota Tangerang selatan dan

Kabupaten Tangerang, karena peneliti terbatasi oleh tenaga dan kondisi dan

ruang lingkup wilayahnya.

4. Waktu penelitian selama dua bulan dilakukan di dua instansi pemerintah yang

berbeda yaitu selama bulan Oktober - November 2010.

D. Saran

Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai

berikut:

1. Peneiliti selanjutnya dapat menambahkan beberapa variabel guna untuk

menganalisa dan mengetahui apakah variabel tersebut dapat memperkuat

atau memperlemah variabel independennya (Variabel bebas).

Page 47: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

87

2. Peneliti selanjutanya dapat menambahkan jumlah sempel untuk memperluas

wilayah sempel penilitian tidak hanya dalam dua instansi saja

3. Penelitian selanjutnya dapat mencoba metode penilitian lain yang terkait

dan dapat digunakan sebagai kesimpulan pada bab akhir nanti

Page 48: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Tabel Penerimaan Pajak daerah Retribusi Daerah dan PAD……………………90

2. Hasil Uji SPSS…………………………………………………………………. 91

3. Surat Riset……………………………………………………………………… 92

4. Bagan Struktur Oragnisasi DPPKAD Kota Tangerang Selatan………………. 93

5. Pendapatan Asli Daerah dan Realisasi Tahun 2006-2010 Kab.Tangerang……. 94

6. Pendapatan Asli Daerah dan Realisasi Tahun 2009-2010 Kota Tangerang

7. Selatan…………………………………………………………………………102

Page 49: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

88

DAFTAR PUSTAKA

Akai, N. dan Sakata, M., 2002. Fiscal Decentralization Contributes to Economic

Growth: Evidence from State-Level Cross-Section Data for the United

States Journal of Urban Economics, LII:93-108 Political Economy,

LXXXII(6): 1095-1117.

Amuri , Asmi. “Pengaruh Reformasi Perpajakan Terhadap Panerimaan Pajak

Daerah Provinsi DKI Jakarta”, Skripsi S1. Prodi IESP UII, 2006

Badan Pusat Statistik (BPS) Tangerang

Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Tangerang dan Dinas

Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota

Tangerang selatan

Elita, Dewi. Jurnal Identifikasi Sumber Pendapatan Asli Daerah dalam Rangka

Pelaksanaan Otonomi Daerah, FSIP USU, digitized by USU digital library

2002.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”. BP

Undip, Semarang. 2005.

Hamroliie Harun, 2002 Pnenetuan analisis peningkatan dan pembangunan

kota. Edisi ke-3. Cet-3, Yogyakarta

Kaho. Riwo Yosef. 1998 Ekonomi daerah di negara RI, Suatu Analisis. Jakarta

M. Iqbal. 2008. Pokok-Pokok Materi STATISTIK 2 (Statistik Inferensi) Edisi

Kedua. Bumi Aksara. Jakarta.

Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Muhammad Riduansyah. 2003 Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) Guna Mendukung Pelaksanaan Otonom Daerah

(Studi Kasus Pemerintah Daerah Kota Bogor) Sosial Humaniora, Vol.7

No. 2, DesemberJurnal Makara.

Page 50: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

89

Pandiangan liberti. 2005 Perpajakan di Indonesia. PT Erlangga, Jakarta

R. Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Edisi Revisi Ke.4 Bandung

Rositawati Rona. 2009. Sistem Pemungutan Pajak Daerah Dalam Era Otonomi

Daerah (Studi Kasus di Kabupaten Bogor) Tesis Program Magister Pasca

Sarjana UNDIP Semarang

Santoso, Singgih (2009). Mengatasi Masalah Statistik Dengan SPSS Versi 11.5,

Elek Madia Komputindo. Jakarta

Saragih, Juli Panglima (2003), Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah

dalam Otonomi, PT Ghalia Indonesia, Jakarta.

Suandy Early. 2002. Hukum Pajak. Yogyakarta. Salemba Empat.

Subaryono and Lukito E. N. October 3-7, 2004 Journal. Assessment of the

Development of Land Information System in the Directorate of Land and

Building Taxes Ministry of Finance Republic Of Indonesia., Indonesia

diakses tanggal 20 september 2010 WWW.SSRN.COM 3rd

http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=271310 FIG Regional

Conference Jakarta, Indonesia, .

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. CV alfabeta. Bandung

Target Pendapatan Asli Daerah dan Realisasi. WWW.Newsklip21.COM diakses

pada tanggal 21 september 2010 dari, file:///D:/jurnal%20web/5000-pad-

kabupaten-tangerang-pasca-lahirnya-kota-tangerang-selatan.htm

Wibowo, Puji, “Mencermati Dampak Desentralisasi Fiskal Terhdap

Pertumbuhan Ekonomi Daerah”, Jurnal Keuangan Publik , Vol 8, No 1,

Oktober 2008, Hal 55-83

Yani, Ahmad (2002), Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Daerah di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Peraturan Undang-Undang

Undang-undang No.34 Pasal 1 ayat 6 Tahun 2004 tentang perubahan atas

undang-undang No.18 Tahun 1997 tentang Pendapatan Daerah dan

Retribusi Daerah.

Page 51: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

90

UU. No. 22 Pasal 1ayat 1 Tahun 1999 tentang Daerah Otronom.

UUD RI 1945 Pasal 1 ayat 3 Perubahan ketiga tentang Negara Hukum.

Undang-undang Republik Indonesia No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang – Undang Otonomi Daerah 2004, Penerbit Absolut Tentang Pemerintah

Daerah.

Undang-undang No.25 Tahun1999 dan PP No.4014 Tahun 2000 Tentang

Pemerintah Daerah

Undang-undang No. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.

UU No. 51 tentang Pembentukan Tangsel

UU Nomor 18 tahun 1997 dan No. 34 tahun 200 tentang Otonomi Daerah

UU Nomor 32 dan 33 tahun 2004 Pasal 1 angka 15 tentang Pendapatan Asli

Daerah dan Perimbangan Keuangn Pemerintah Pusat dan Daerah

UU No. 28 Tahun 2009 Pasal 156, 157, 158, 151, 160 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah Undang-

undang Nomor 34 tahun 2000 dan telah diperbaharui kembali dengan

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009.

Peraturan Pemerintah 129 tahun 2000 tentang Daerah Pemekaran. dan

PERMENDAGRI No.13 Tahun 2006 tentang Pendapatan Daerah.

PP No.164 Pasal 19 ayat 1 tahun 2000 tentang Dana Perimbangan.

Page 52: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tarif Pajak Provinsi dan Kabupaten/Kota…………………………………… 27

2.2 Penelitian Terdahulu………………………………………………………… 40

4.1 Jumlah Kecamatan dan Desa Kota Tangearang Selatan…………………….. 58

4.2 Nama Kelurahan dan Desa Kota Tangerang Selatan…………………………58

4.3 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tangerang Selatan Tahun 2009…… 64

4.4 Pendapatan Daerah dan Realisasi……………………………………………. 68

4.5 Target PAD dan Realisasi…………………………………………………….69

4.6 Target Pajak Daerah dan Realisasi………………………………………….. 70

4.7 Target Retribusi Daerah dan Realisasi………………………………………. 70

4.8 Luas Wilayah Kabupaten Tangerang………………………………………… 72

4.9 Pajak Daerah Sebelum dan Sesudah…………………………………………. 78

4.10 Retribusi Daerah Sebelum dan Sesudah…………………………………….. 78

4.11 PAD Sebelum dan Sesudah…………………………………………………. 78

4.12 Uji Descriptive Statistics……………………………………………………. 80

4.13 Ranks………………………………………………………………………… 81

4.14 Test Statisticsb……………………………………………………………….. 82

Page 53: ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH · PDF fileada wilayah Kota Tangerang Selatan Dipungut oleh Pemerintah daerah setempat atau Dinas ... dan Retribusi Daerah sesuai dengan

HASIL UJI SPPS

NPAR TESTS

/M-W= Sebelum BY Sesudah(1 2)

/STATISTICS=DESCRIPTIVES

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Sebelum 5 3.0000 1.58114 1.00 5.00

Sesudah 2 1.5000 .70711 1.00 2.00

Ranks

Sesuda

h N Mean Rank Sum of Ranks

Sebelum 1 1 1.00 1.00

2 1 2.00 2.00

Total 2

Test Statisticsb

Sebelum

Mann-Whitney U 5.000

Wilcoxon W 1.000

Z -1.000

Asymp. Sig. (2-tailed) .317

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Sesudah