52
i ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA PADA PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DI RUANG RAWAT INAP RSUD KOTA SALATIGA Oleh: Rifki Muslim NIM : 212011122 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAGEMENT FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

i

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN

KERJA DAN BEBAN KERJA PADA PERAWAT

BERDASARKAN SHIFT KERJA DI RUANG RAWAT

INAP RSUD KOTA SALATIGA

Oleh:

Rifki Muslim

NIM : 212011122

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : MANAGEMENT

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

ii

Page 3: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

iii

Page 4: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

iv

Page 5: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

v

Page 6: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

vi

ABSTRACT

Hospital provides the health care facilities that operate 24 hours.The high of

responsibility and workload of the nurses should be cared by dividing the shift of

work. This condition could give negative impact which one is fatigue and

workload. The purpose of this research is to know the differences of fatigue level

and workload at work on the shift of inpatient nurses in the hospital of RSUD

Kota Salatiga.Purposive sampling technique used in this study , the sample in this

study amounted to 67 people who meet the criteria in this research that nurses

working in inpatient ward three classes. Fatigue measuring instrument working

on the adoption of IIFRC and measuring the workload on the adoption of a

concept that was developed spector. analysis by kruskall wallis test. The results of

this research, shows there are differences in levels of fatigue and workload on the

morning shift, afternoon and evening on inpatient nurses in RSUD Salatiga.

Keywords:Work fatigue, Workload, Work Shift

Page 7: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

vii

SARIPATI

Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang beroperasi 24 jam.

Tanggung jawab dan beban kerja perawat yang perlu diperhatikan dengan

pembagian shift kerja. Pembagian shift ini dapat memberikan dampak negatif

yang salah satunya adalah kelelahan kerja dan beban kerja. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kelelahan kerja dan beban kerja

pada shift kerja pada perawat rawat inap di RSUD Kota Salatiga. Penelitian ini

merupakan penelitian kulitatif dengan pendekatan survei. Teknik purposive

sampling digunakan dalam penelitian ini, sampel dalam penelitian ini berjumlah

67 perawat yang sesuai dengan kriteria dalam penelitian ini yaitu perawat yang

berkerja dibangsal kelas tiga. Alat ukur kelelahan kerja diadopsi dari IIFRC dan

alat ukur beban kerja diadopsi dari konsep yang dikembangkan spector. Teknik

analisis yang digunakan adalah analisis kruskall wallis. Hasil penelitian ini,

menunjukan terdapat perbedaan tingkat kelelahan kerja serta beban kerja pada

shift pagi, sore dan malam padaperawat rawat inap di RSUD Kota Salatiga.

Kata kunci: Kelelahan kerja, Beban kerja, Shift Kerja

Page 8: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

viii

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah

penyertaan-Nya dari awal sampai akhir dalam menempuh masa perkuliahan

hingga menyelesaikan tugas akhir ini. Penyusunan tugas akhir ini digunakan

sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen SatyaWacana Salatiga.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak-pihak yang

telah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak

langsung selama perkuliahan dan sampa ipada akhirnya tugas akhir ini boleh

selesai. Pada kesempatan ini, penuli smengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Christantius Dwiatmadja, SE,. ME, Ph.D, selaku Dekan Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen SatyaWacana.

2. Ibu Roos Kities Anda dari, SE., MBA, Ph.D, selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Wacana.

3. Bapak Johnson Dongoran, SE., MBA, selaku walistudi yang telah

memberikan pengarahan bagi penulis dari awal hingga akhir perkuliahan

4. Ibu Tutuk Ari Arsanti, SE., M.Si, selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan selama penyusunan tugas akhirini.

5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah memberikan

pengetahuan dan ilmu bagi penulis dari awal hingga akhir kegiatan akademis

penulis.

6. Keluarga tercinta yakni Bapak Selamet Aryadi dan Ibu Suciati serta kakak

Agung Hartono yang selalumem berikan dukungan serta doa tanpa henti.

7. Riska Amalina dan Keluarga yang selalu tanpa lelah setiap hari memberikan

semangat serta dukungan dan doa untuk penulis dalam penyelesaian

tugasakhirini.

8. Bondan dan Angga teman seperjuangan dalam pengerjaan tugas akhir ini yang

selalu saling mendukung dalam segala hal.

9. Gabriel, Jibril, Joko, Hendy, Iwan teman yang selalu mendukung dan memberi

motivasi serta selalu ada dalam susah maupun senang dalam penulisan skripsi

ini.

Page 9: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

ix

10. Adit, Ardya, Riska Ld, Sekar, Anelis, inton, dll teman satu angkatan penulis

selama menyelesaikan kegiatan perkuliahan

11. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu penulis dalam terselesaikannya skripsi ini.

Salatiga, 30 Maret 2016

Yang member pernyataan,

Rifki Muslim

Page 10: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

x

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“These are the good times in your live, so put on a smile and it’ll be alright”

“Success needs a process”

“You were given this hard life, because you are strong enough to face it”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis dedikasikan untuk :

1. Ibu dan Bapak

2. Kakak

3. Keluarga besar Mbah Arya Sasmita dan H. M. Ridwan

Page 11: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................... i

Keaslian Karya Tulis............................................................................................... ii

Halaman Persetujuan............................................................................................. iii

Abstract.................................................................................................................. iv

Saripati.................................................................................................................... v

Kata Pengantar....................................................................................................... vi

Ucapan Terima Kasih........................................................................................... vii

Motto dan Persembahan........................................................................................ ix

Daftar Isi................................................................................................................ x

Daftar Tabel.......................................................................................................... xii

Daftar Lampiran................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan................................................................................................ 1

Masalah dan Persoalan penelitian............................................................... 4

BAB II KERANGKA TEORITIS

Kelelahan Kerja........................................................................................... 5

Beban Kerja................................................................................................ 6

Shift Kerja..................................................................................................7

Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Shift Kerja ............................... 8

Perbedaan Tingkat Beban Kerja Pada Shift Kerja...................................... 9

BAB III METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel…............................................................................. 10

Instrumen Penelitian.................................................................................. 11

Validitas dan Reabilitas Data.................................................................... 12

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif....................................................................................13

Hasil dan Analisis Pengujian.................................................................... 13

Pembahasan Hipotesis................................................................................18

Page 12: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

xii

BAB V PENUTUP

Simpulan dan Keterbatasan Penelitian..................................................... 24

Daftar Pustaka........................................................................................... 27

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Kuesioner.................................................................................................. 30

Hasil Output….......................................................................................... 35

Page 13: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

1

Pendahuluan

Peningkatan kualitas layanan terhadap konsumen menuntut beberapa

perusahaan memberlakukan jam kerja selama 24 jam per hari. Untuk melakukan

hal ini para instansi atau perusahaan menerapkan sistem shift pada karyawannya

(Kroemer & Grandjean, 1985). Menurut ILO (2003) shift kerja merupakan kerja

bergilir diluar jam kerja normal baik itu bergilir atau berotasi. Salah satu

perusahaan jasa yang menerapkan Shift kerja adalah Rumah Sakit. Rumah Sakit

merupakan sarana pelayanan kesehatan yang beroperasi 24 jam untuk kebutuhan

melayani pasien serta guna menjaga kualitas layanan terhadap pasien sewaktu-

waktu maka rumah sakit menerapkan system shift kerja. Salah satu sumber daya

yang dibutuhkan rumah sakit dalam perawatan pasien adalah perawat (Joko dkk.,

2012). Menurut UU RI No. 23 1992 perawat merupakan pekerja yang memiliki

kemampuan dan wewenang melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu

yang dimiliki dan diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Perawat merupakan

pekerja yang selalu ada di setiap rumah sakit yang bertanggung jawab atas

kesehatan pasien. Perawat di rumah sakit memiliki tugas pada pelayanan rawat

inap, rawat jalan atau poliklinik dan pelayanan gawat darurat.

Pekerjaan seorang perawat tidak terlepas dari sistem shift kerja, Shift kerja

merupakan pilihan dalam pengorganisasian kerja sebagai pemenuhan kebutuhan

pasien selama 24 jam (Joko dkk., 2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Schaufeli (dalam Eviaty, 2005) menunjukkan profesi bidang kesehatan dan

pekerja sosial menepati urutan pertama yang paling banyak

mengalami kelelahan, yaitu sekitar 43%. Di antara profesi di bidang kesehatan,

perawat memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dokter dan

apoteker, karena perawat memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat tinggi

terhadap keselamatan nyawa manusia/pasien. Tingginya stres yang harus di

hadapi perawat rentan terhadap munculnya gejala-gejala kelelahan, (Berry, dalam

Eviaty, 2005). Kelelahan kerja yang tidak dapat diatasi akan menimbulkan

berbagai permasalahan kerja yang fatal dan mengakibatkan kecelakaan kerja

sehingga rumah sakit wajib mengetahui tingkat kinerja dan hal yang dapat

menimbulkan permasalahan dalam bekerja, salah satunya kelelahan kerja pada

Page 14: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

2

perawat (Dian & Solikhah, 2012). Kelelahan kerja merupakan keadaan yang di

sertai dengan penurunan efiensi ketahanan dalam bekerja, kelelahan menunjukkan

keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan

kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Putri, 2008). Kapasitas kerja seseorang

berbeda-beda, ketika seseorang bekerja melebihi kapasitas kerja yang di miliki

maka, pekerja mengalami beban kerja yang berlebih. Beban kerja adalah lama

seseorang melakukan aktivitas pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas

kerja yang bersangkutan tanpa menunjukkan tanda kelelahan (Widodo dkk.,

2009). Menurut manuwaba (2000), beban kerja daiartikan sebagai tuntutan tugas

atau pekerjaan, organisasi dan lingkungan kerja. Di rumah sakit Beban kerja

perawat meliputi beban kerja fisik dan mental. Beban kerja fisik seperti

mengangkat pasien, memandikan pasien, membantu pasien ke kamar mandi, dll.

Beban kerja mental dapat berupa bekerja dengan sistem shift, menjaga

komunikasi yang baik dengan perawat lain, atasan pasien dan juga keluarga

pasien, dan tanggung jawab terhadap kesembuhan pasien. Selain karena perawat

harus siap siaga bekerja dalam kondisi shift yang berlaku, faktor beban kerja juga

berdampak pada kelelahan perawat.

Berdasarkan observasi dan wawancara pendahuluan yang di lakukan di

RSUD Kota Salatiga didapat data jumlah perawat yang masuk shift kerja di bangsal

rawat inap Flamboyan yang merupakan bangunan baru dan cempaka merupakan

bangunan lama yang berjumlah 68 orang dengan pembagian shift menjadi 3

kelompok yaitu shift pagi jam 07.30 – 14.00 WIB, shift siang jam 14.00 – 20.00

WIB, dan shift malam jam 20.00 – 07.30 WIB. Tugas yang harus dilakukan

perawat seperti melakukan asuhan keperawatan, pencatatan laporan asuhan

keperawatan, observasi pasien, menerima pasien baru atau rujukan pasien ke rumah

sakit lain serta memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam

keadaan siap pakai. Hasil observasi awal diketahui bahwa pemberian layanan

kesehatan terhadap pasien kelas 3 diberlakukan sistem sift kerja yang sama

terhadap perawat, tetapi ruang dan fasilitas layanan serta kebijakan yang di

berlakukan berbeda di antara dua ruangan yaitu ruang flamboyan dan cempaka,

seperti diberlakukannya jam berkunjung di ruang flamboyan, fasilitas kesehatan

yang baru, kondisi tempat kerja yang baru dan modern, ruang cempaka yang

Page 15: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

3

merupakan bangunan lama, tidak di berlakukannya aturan jam berkunjung, serta

fasilitias kesehatan penunjang pekerjaan perawat relatif telah lama/usang. Dari

hasil wawancara dengan 18 perawat di dua ruangan yang berbeda Flamboyan dan

Cempaka, didapat hasil bahwa perawat di ruang cempaka merasakan kelelahan

yang merata pada setiap shift. Khsushnya shift malam karena jam kerja yang lebih

panjang, mengantuk, jumlah perawat sedikit, observasi pasien yang di lakukan pada

malam hari. Selain itu sebagian besar perawat merasa beban kerja yang semakin

berat karena dituntut bekerja dengan cepat namun dengan kondisi ruangan yang

sempit dan banyak pengunjung berdatangan sulit bagi perawat bertindak cepat.

Sedangkan perawat di ruang flamboyan hanya merasakan beban kerja yang berat

akibat banyaknya pekerjaan dan merasa kelelahan pada shift pagi karena beban

tugas yang lebih banyak, program operasi banyak dilakukan.

Berdasarkan hasil penelitian Putri (2011), menyimpulkan bahwa ada

pengaruh shift kerja terhadap kelelahan kerja pada perawat instalasi rawat inap I

di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta. Sedangkan Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Putri (2013) menyimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kelelahan akibat

kerja pada perawat wanita shift pagi, siang dan malam di bagian kelas III RSUD.

Dr. Moewardi Surakarta. Hasil penelitian Hidayat (2011), menyimpulkan bahwa

ada pengaruh shift kerja dengan tingkat beban kerja pada pekerja PT. Primarindo

Asia. Tbk. Sedangkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Astuti,. Dkk. (2013)

menyimpulkan bahwa ada hubungan shift kerja lama kerja terhadap tingkat beban

kerja perawat di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Ambarawa.

Berdasarkan uraian di atas, shift kerja dapat memberikan dampak perbedaan

tingakat kelelahan kerja dan beban kerja pada perawat. Hasil survey menunjukan

bahwa sebagian perawat merasa kelelahan lebih pada shift malam, serta beban kerja

yang berat pada saat shift pagi, tetapi sebagian menyatakan lebih lelah pada shift

pagi dan beban kerja yang sama pada setiap shit kerja, serta melihat pemberian

layanan kesehatan kelas 3 dengan fasilitas dan kondisi tempat kerja yang

diberlakukan berbeda, sehingga dapat menyebabkan perbedaan tingkat kelelahan

serta beban kerja, maka perlu diteliti kembali Apakah ada perbedaan tingkat

kelelahan Kerja dan beban Kerja Berdasarkan Shift kerja Pada Perawat

Page 16: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

4

Rawat Inap RSUD Kota Salatiga. rumusan masalah penelitian yang akan diteliti

dalam penelitian ini adalah

1. Apakah terdapat perbedaan tingkat kelelahan kerja pada shift kerja yang

berbeda?

2. Apakah terdapat perbedaan beban kerja pada shift kerja yang berbeda?

Tujuan Penelitian

Sebagai masukan dalam mengembangkan kebijakan yang efktif untuk

menekan pengaruh penerapan shift kerja terhadap kemungkinan terjadinya

kelelahan serta menganalisis tingkat beban kerja pada setiap shift.

Manfaat Penelitian

a. Sebagai masukan bagi pihak Rumah Sakit mengenai gambaran kelelahan

dan beban kerja yang di alami oleh perawat.

b. Sebagai masukan berguna bagi Rumah sakit untuk menyusun kebijakan

terkait Kelelehan dan kondisi pekerjaan yang di tanggung oleh perawat.

c. pertimbangan dalam menentukan keputusan dalam pengelolaan sumber

daya manusia untuk mengurangi tingkat kelelahan kerja terutama fokus

pada perawat.

d. Menambah pengalaman dan pengetahuan langsung peneliti dalam hal

merancang penelitan dan mengetahuai pengaruh kelelhan terhadap tingkat

stress kerja.

Page 17: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

5

KAJIAN TEORITIS

Kelelahan

Kelelahan (fatigue) merupakan suatu perasaan yang bersifat subyektif,

istilah kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga kerja untuk

melakukan suatu kegiatan, sehingga berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja

dan ketahanan tubuh. Menurut Nurmianto (2003), kelelahan kerja akan

menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya

kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam

industri barang maupun jasa. Dalam keadaan lelah pekerja rentan megnalami hilang

konsentrasi dan daya tahan tubuh sehingga besar kemungkinan pekerja mengalami

kesalahan dalam bekerja. Kelelahan kerja ditandaioleh adanya perasaan lelah,

output menurun, dan kondisi fisiologis yang dihasilkandari aktivitas terus-menerus.

(Grandjean, 1993), kelelahan kerja adalah keadaan karyawan yang mengakibatkan

terjadinya penurunan vitalitas dan produktivitas kerja akibat faktor pekerjaan.

Menurut Suma’mur (1996: 190), kelelahan kerja mengandung tiga pengertian

yaitu: adanya perasaan lelah dan penurunan hasil kerja serta penurunan kesiagaan

yang kesemuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan

tubuh. Sedangkan Menurut Grandjean (1988). Faktor penyebab kelelahan kerja

berkaitan dengan: sifat pekerjaan yang monoton (kurang bervariasi), intensitas

lamanya pembeban fisik dan mental. Lingkungan kerja misalnya kebisingan,

pencahayaan & cuaca kerja. Faktor psikologis misalnya rasa tanggungjawab dan

khawatir yang berlebihan, serta konflik yang kronis/ menahun, status kesehatan dan

status gizi.

Konsep yang di kembangkan olah IFRC (Industrial Fatigue Research

Committee)dalam joko susilo (2012) yang meliputi 3 aspek yaitu pelemahan

aktivitas kerja, pelemahan motivasi kerja, indikator tentang pelemahan kegiatan,

meliputi: perasaan berat di kepala, lelah di seluruh badan, berat di kaki, menguap,

pikiran kacau, mengantuk, ada beban pada mata, gerakan canggung dan kaku,

berdiri tidak stabil, ingin berbaring. Kemudian indicator tentang pelemahan

motivasi: susah berfikir, lelah untuk bicara, gugup, tidak berkonsentrasi, sulit

untuk memusatkan perhatian, mudah lupa, kepercayaan diri berkurang, merasa

cemas, sulit mengontrol sikap, tidak tekun dalam pekerjaannya. Kemudian

indikator tentang kelelahan fisik, sakit kepala, kaku di bagian bahu, nyeri di

Page 18: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

6

punggung, nafas sesak/tertekan, suara serak, pening saat bekerja, kejang pada

kelopak mata, gemetar pada anggota badan, haus, merasa kurang sehat.

Beban Kerja

Beban kerja merupakan pekerjaan yang dikerjakan oleh seseorang. Beban

kerja tergantung dari bagaimana orang tersebut menanganinya. Jika seseorang

yang bekerja dengan keadaan yang tidak puas dan tidak menyenangkan,

pekerjaan tersebut akan menjadi beban bagi dirinya (Tri Suryaningrum 2014).

Schultz dan Schultz (2006) menyatakan beban kerja adalah terlalu banyak

pekerjaan pada waktu yang tersedia atau melakukan pekerjaan yang terlalu sulit

untuk karyawan. Menurut Manuaba (dalam Ambarwati, 2014), beban kerja

merupakan kemampuan tubuh dalam menerima pekerjaan. Kapasitas pekerjaan

harus disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada. Seperti yang dikatakan oleh

Munandar (2001), setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan

seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun

keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut, beban kerja perawat harus

disesuaikan dengan kuantitas dimana pekerjaan yang harus sesuai kapasitas

pekerja maupun secara kualitas dimana pekerjaan yang dikerjakan membutuhkan

keahlian. Bila banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik

maupun keahlian dan waktu yang tersedia maka akan menjadi sumber stres

(Ilyas, 2000). Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa beban kerja adalah tugas atau pekerjaan yang harus dikerjakan

oleh perawat baik secara kualitas maupun kuantitas.

konsep dari Spector dan Jex digunakan sebagai Pengukuran tinggi

rendahnya beban kerja (dalam Kumalasari, 2014) yang meliputi dua aspek yaitu

jumlah pekerjaan dan kecepatan. Perawat harus mengerjakan pekerjaan dengan

jumlah beban yang bervariasi tergantung jenis bangsal. Kecepatan dalam

melakukan pekerjaan berkaitan dengan waktu yang tersedia. Perawat di tuntut

untuk bekerja dengan cepat dan sigap dalam melayani pasien, seperti menangani

pasien yang sedang kritis. Semakin cepat pekerjaan harus dikerjakan, semakin

tinggi/berat tingkat beban kerja

Shift Kerja

Page 19: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

7

Shift kerja mempunyai berbagai defenisi tetapi biasanya shift kerja

disamakan dengan pekerjaan yang dibentuk di luar jam kerja biasa (08.00-17.00).

Ciri khas tersebut adalah kontinuitas, pergantian dan jadwal kerja khusus. Secara

umum yang dimaksud dengan shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja,

sebagai pengganti atau tambahan kerja siang hari sebagaimana yang biasa

dilakukan. Namun demikian adapula definisi yang lebih operasional dengan

menyebutkan jenis shift kerja tersebut. Shift kerja disebutkan sebagai pekerjaan

yang secara permanen atau sering pada jam kerja yang tidak teratur (Kuswadji,

1997).

Menurut Suma’mur (1994), shift kerja merupakan pola waktu kerja yang

diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan

biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam. Proporsi pekerja shift semakin

meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan oleh investasi yang dikeluarkan

untuk pembelian mesin-mesin yang mengharuskan penggunaannya secara terus

menerus siang dan malam untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sebagai

akibatnya pekerja juga harus bekerja siang dan malam. Hal ini menimbulkan

banyak masalah terutama bagi tenaga kerja yang tidak atau kurang dapat

menyesuaikan diri dengan jam kerja yang lazim.

Sistem shift kerja dapat berbeda antar instansi atau perusahaan, walaupun

biasanya menggunakan tiga shift setiap hari dengan delapan jam kerja setiap shift.

Menurut William yang dikutip oleh Sri Ramayuli (2004) dikenal dua macam sistem

shift kerja yang terdiri dari :Shift Permanen dan Sistem Rotasi. Shift Permanen

tenaga kerja bekerja pada shift yang tetap setiap harinya. Tenaga kerja yang bekerja

pada shift malam yang tetap adalah orang-orang yang bersedia bekerja pada malam

hari dan tidur pada siang hari. Sistem Rotasi tenaga kerja bekerja tidak terus-

menerus di tempatkan pada shift yang tetap. Shift rotasi adalah shift rotasi yang

paling menggangu terhadap irama circardian dibandingkan dengan shift permanen

bila berlangsung dalam jangka waktu panjang.

Page 20: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

8

Pengembangan Hipotesa

1. Perbedaan Tingkat kelelahan Kerja Pada Shift Kerja

hasil penelitian Putri (2011), menyimpulkan bahwa ada pengaruh shift kerja

terhadap kelelahan kerja pada perawat instalasi rawat inap I di RSUP. Dr.

SardjitoYogyakarta, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa perwat yang

bekerja pada shift malam lebih tinggi tingkat kelelahan kerja, hal ini di sebabkan

oleh kurangnya waktu istirahat / tidur karena sebagian besar perawat beraktivitas

pada siang hari. Menurut wicken (2004) kelelahan bisa disebabkan oleh sebab fisik

ataupun tekanan mental, serta salah satu penyebab fatigue adalah gangguan tidur

yang antara lain dipengaruhi oleh kurangnya waktu tidur akibat jet lag atau shift

work. Tarwaka (1999) mengatakan bahwa 63% pekerja menderita kelelahan

akibat pengaruh shift kerja yang dapat berakibat terjadi kecelakaan kerja. Menurut

Manuaba (1999), kelelahan bersifat subjektif akibat shift kerja, yaitu tidak dapat

tidur siang, selera makan menurun, gangguan pencernaan, nyeri lambung. Menurut

Grandjean (1993) sekitar 60–70% pekerja shift malam menderita gangguan tidur.

Menurut Grandjean dalam Tarwaka (2014) menemukan 50-60% pekerja shift

mengalami gangguan tidur, kesehatan fisik menurun, dan kondisi psikologis yang

tidak menentu sebagai akibat dari berbagai waktu kerja atau shift kerja.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Achmad Arifin (2012),

menyimpulkan bahwa ada pengaruh shift kerja terhadap kelelahan kerja.

Sedangkan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lusi Fatonah (2014)

menyimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kelelahan akibat kerja pada perawat

shift pagi, siang dan malam, dimana pada saat shift banyak pekerja yang

mengalami kelelahan kerja dalam kategori tinggi. Dari uraian singkat di atas maka

Hipotesis yang dapat di rumuskan dalam penelitia ini sebagai berikut :

H1; Terdapat perbedaan tingkat kelelahan kerja pada shift yang berbeda

Page 21: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

9

2. Perbedaan Tingkat beban kerja Pada shift kerja

Menurut Fish yang dikutip oleh Hery Firdaus (2005) mengemukakan bahwa

ada efek shift kerja yang adapat di rasakan seperti kualitas tidur, dan menurunnya

kapasitas kerja fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah. Menurut

Schultz (1982) shift kerja malam lebih berpengaruh negatif terhadap kondisi

pekerja dibanding shift pagi, karena pola siklus hidup manusia pada malam hari

umumnya digunakan untuk istirahat. Namun karena bekerja pada shift malam maka

tubuh dipaksa untuk mengikutinya. Hal ini relatif cenderung mengakibatkan

terjadinya kesalahan kerja, kecelakaan dan absentism.

Apabila di kaitkan dengan beban Kerja, shift kerja mempunyai pengaruh

terhadap beban Kerja, sistem Shift kerja akan memicu keadaan yang tidak

seimbang dalam diri pekerja, seperti gangguan secara fisik maupun spikologi.

Dengan kondisi yang berbeda baik suasana maupun keadaan secara fisik saat

bekerja dengan sistem shift, maka respon tubuh pekerja saat di hadapkan dengan

kondisi pekerjaan juga akan berbeda, dengan kata lain tingkat beban kerja pada

setiap pekerja juga akan berbeda di setiap shift kerja, karena beban kerja

merupakan kemampuan atau respon tubuh dalam menerima pekerjaan menurut

manuaba(dalam ambarwati 2014). Seperti penelitian yang di lakukan oleh Achmat

Taufik Hidayat (2011) yang menunjukkan bahwa shift kerja berbengaruh terhadap

beban kerja. setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang

baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan

manusia yang menerima beban tersebut. Dengan kata lain beban kerja setiap

pekerja akan berbeda disaat kondisi fisik dan kondisi shift yang berbeda. Dari

uraian singkat di atas maka Hipotesis yang dapat di rumuskan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

H2: Terdapat perbedaan tingkat beban kerja pada shift yang berbeda

Page 22: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

10

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan dengan pendekatan

survei, yaitu penelitian yang mengambil sample dari suatu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok (Singaribun &

Efendi, 1995). Untuk kepentingan analisis yang lebih baik, dalam penelitian ini

teknik pegumpulan data juga di lakukan dengan observasi dan wawancara.

Berdasarkan dimensi waktunya penelitian ini merupakan penelitian Cross

Sectional. Penelitian Cross sectional merepakan penelitian yang dilakukan pada

waktu tertentu yaitu pada saat melakukan praktek di lapangan (Prasetyo, 2005).

Objek penelitian ini adalah perawat di ruang rawat inap kelas III yaitu

Flamboyan dan Cempaka RSUD Kota Salatiga yang bekerja di shift pagi, shift

sore, shift malam. Pemilihan ruangan ini didasarkan pada perbedaan fasilitas

tempat kerja dimana ruang flamboyan merupakan bangunan baru dan mulai di

operasikan tahun 2013, serta alat dan fasilitas penunjang perawat dan pasien baru

dan modern, ruang cempaka merupakan bangunan lama dengan fasilitas bagi

perwat dan pasien cenderung sudah lama dan kondisi ruangan yang relatif sempit.

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan teknik

pengambilan sample secara Porposive sampling, adalah teknik pengambilan sampel

secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang sesuai dengan kebutuhan

penelitian ini yaitu: perawat yang bekerja di shift pagi, siang, dan malam dan perwat

yang bekerja di ruang flamboyan dan cempaka

Page 23: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

11

Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitain ini berupa angket, dimana terdiri dari 3 variabel

yaitu kelelahan kerja, beban kerja, dan shift kerja. Angket yang di sajikan berisi 35

pertanyaan yang terdiri dari 30 pertanyaan tentang kuesioner kelelahan kerja di

adopsi dan di modifikasi dari kuesioner yang di kembangkan oleh IFRC (

international fatigue research comitte 1968), dalam Joko.S 2012 ) Kuesioner

tersebut berisi 30 daftar item yang terdiri dari 10 item tentang pelemahan kegiatan.

Kemudian 10 item tentang pelemahan motivasi. Kemudian 10 item tentang

kelelahan fisik.

Kuesioner beban kerja di adopsi dan di modifikasi dari konsep yang di

kembangkan oleh Spector dan Jex digunakan sebagai Pengukuran tinggi rendahnya

beban kerja (dalam Kumalasari, 2014) yang meliputi dua aspek yaitu jumlah

pekerjaan dan kecepatan, yang terdidi dari 5 daftar item, 2 item tentang jumlah

pekerjaan meliputi: banyaknya pekerjaan yang harus di selesaikan, seringnya

menyelesaikan banyaknya pekerjaan daripada yang bisa di tangani dengan baik.

Kemudian 3 item tentang kecepatan : seringnya pekerjaan mengharuskan bekerja

dengan cepat, seringnya pekerjaan menuntut bekerja dengan sangat keras,

pekerjaan menguras waktu sehingga tidak ada waktu untuk mengerjakan hal lain.

dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert,

yaitu skala yang digunakan untuk mengukur pendapat orang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial, penulisan analisis kuantitatif menggunakan

pertanyaan dan skor sebagai berikut:

1. Skor 5 untuk jawaban Sangat Sering (SS)

2. Skor 4 untuk jawaban Sering (S)

3. Skor 3 untuk jawaban Kurang-Kadang (KK)

4. Skor 2 untuk jawaban Tidak Pernah (TP)

5. Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Pernah (STP)

Page 24: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

12

Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya kuesioner.

Uji validitas menggunaka uji Bivarian pearson, Analisis ini dilakukan dengan

mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Nilai r hitung

dicocokkan dengan rtabel product moment pada taraf signifikan 5%. Bila koefisien

korelasi lebih besar daripada nilai standar 0.3, maka suatu pernyataan tersebut

valid, sebaliknya jika koefisien korelasi lebih kecil daripada nilai standar 0.3, maka

suatu pernyataan dinyatakan tidak valid.

Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik korelasi product moment

adalah semua item pernyataan dari variabel beban kerja mempunyai korelasi yang

lebih tinggi dari r standar 0.3, maka dari itu semua item pernyataan dinyatakan

valid. Sedangkan untuk variabel kelelahan kerja pernyataan nomer dua puluh lima

tidak valid, sehingga harus dikeluarkan dari pengujian selanjutnya dan

pernyataannya menjadi dua puluh sembilan buah. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa semua indikator pengukuran yang dipergunakan dalam

penelitian ini memiliki validitas yang layak, sehingga analisis lebih lanjut dapat

dilakukan.

Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas ini menggunakan metode koefisien Alpha Cronbach.

Reliabilitas dikatakan baik apabila besarnya alpha mendekati nilai 1, sehingga

item - item pernyataan dalam penelitian ini dapat diandalkan. Hasil pengujian

untuk nilai koefisien Alpha Cronbach dapat dilihat pada tabel berikut.

Table. 2 Alpha Cronbach

No. Variabel Cronbach’s

Alpha Keterangan

1 Beban Kerja (X) 0.959 Reliabel

2 Kelelahan Kerja (Y) 0.871 Reliabel

Page 25: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

13

HASIL DAN PEMBAHASAN

RSUD Kota salatiga merupakan rumah sakit milik pemerintah kota salatiga.

RSUD Kota Salatiga mempunyai letak yang sangat strategis, berada di tengah kota

yang mudah di jangkau dengan transportasi umum dan berada di tepi jalan raya

Solo Semarang. RSUD Kota Salatiga memiliki berbagai macam klinik dengan

masing-masing yang sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya. Mulai dari

poliklinik eksekutif, poliklinik bedah ortopedi, poliklinik kebidanan dan penyakit

kandungan, poliklinik penyakit dalam, poliklinik paru, poliklinik syaraf, poliklinik

umum, dll. RSUD Kota Salatiga memliki kapsitas 320 tempat tidur yang terdiri dari

bangasal perawatan anggrek, melati, dahlia, cempaka, dan flamboyant,

perinatologi, One Day Care, VK emergency dan ruang perawatan intensive

(ICU/HCU). Ruang perwatan dengan pengawasan khusus dibagi menjadi VIP dan

VVIP Paviliun. Kelas VVIP dan VIP adalah ruang dengan privacy tinggi dimana

didalamnya di huni oleh satu pasien dengan kamar mandi sendiri. Pada kelas ini

dapat ditunggu (rooming-in), VVIP dan VIP di peruntukan bagi pasien yang

memerlukan penanganan pelayanan kesehatan dan perawatan tertentu. Untuk

menempati kamar VVIP dan VIP pasien dituntut untuk membayar lebih tinggi.

Kelas VVIP dan VIP menempati bangunan paviliun dengan pintu masuk dan parkir

kendaraan sendiri.

Ruang perawatan biasa di bagi menjadi tiga kelas, kelas I, Kelas II, dan kelas

III. Perbedaan kelas yang menonjol terdapat pada jumlah bed atau tempat tidur

pasien, pada kelas I dihuni satu orang pasien, kelas II dua tempat tidur pasien,

Kelas III lebih dari 3 tempat tidur. Bangasal rawat inap kelas 3 merupakan bangsal

pengguna jamkesmas dan jamkesda atau Askes, masyarakat umum dengan

ekonomi rendah. Dimana satu ruangan rawat inap terdapat 6 tempat tidur bagi

pasien. Ruang flamboyan adalah gedung rawat inap kelas 3 yang merupakan

bangunan baru dan baru mulai di pergunakan pada tahun 2013, dan sudah

difasilitasi dengan perlatan kerja yang modern, dan di terapkannya aturan jam

berkunjung bagi keluarga pasien serta menugaskan satpam penjaga pintu untuk

mengawasi. Ruang cempaka adalah gedung rawat inap kelas 3 yang merupakan

bangunan lama sesuai berdirinya RSUD Kota salatiga, dimana penata an ruang

Page 26: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

14

serta perawalan kerja masih tergolong lama, dan tidak diberlakukan aturan jam

berkunjung bagi keluarga pasien.

Pada perawat rawat inap di ruang rawat inap kelas III flamboyant dan

cempaka di RSUD Kota Salatiga, yang terdiri dari 37 perwat yang bekerja di ruang

flambyan dan 31 perwat yang bekerja di ruang cempaka yang di bagi dalam 3 shift

kerja. Tugas dan pekerjaan perawat di ruang rawat inap flamboyan dan cempaka

seperti melakukan asuhan keperawatan, pencatatan laporan asuhan keperawatan,

observasi pasien, menerima pasien baru atau rujukan pasien ke rumah sakit lain

serta memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap

pakai.

A. Hasil analisis Statistika

1. Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Shift Kerja

Uji beda tingkat kelelahan perawat dalam penelitiaan ini menggunakan uji

Kruskal-Wallis Test, hasil output dapat di lihat pada tabel berikut:

A. Perbedaan Tingkat Kelelahan Perawat di Ruang Flamboyan

Tabel. 8 Uji beda Kelelahan Berdasarkan Shift Kerja Ruang Flamboyan

Ranks

shift kerja

flamboyan

N Mean

Rank

kelelahan kerja

flamboyan

Shift Pagi 15 26.23

Shift siang 12 16.79

shift malam 10 10.80

Total 37

Sumber: data primer yang di olah.

Page 27: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

15

Test Statisticsa,b

kelelahan kerja

flamboyan

Chi-Square 13.302

df 2

Asymp. Sig. .001

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: shift kerja flamboyan

Dari hasil uji beda menggunakan Kruskal-Wallis Test di peroleh nilai

sig. sebesar 0.01<0.05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan tingkat

kelelahan kerja di setiap shift kerja yang berbeda di ruang Flamboyan,

B. Perbedaan Tingkat Kelelahan Perawat di Ruang Cempaka

Tabel. 9 Uji beda Kelelahan Berdasarkan Shift Kerja Ruang Cempaka

Ranks

shift kerja

cempaka

N Mean

Rank

kelelahan kerja

cempaka

Shift Pagi 12 21.17

Shift siang 11 13.59

shift malm 8 11.56

Total 31

Sumber: data primer yang di olah.

Page 28: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

16

Test Statisticsa,b

kelelahan kerja

cempaka

Chi-Square 6.707

df 2

Asymp. Sig. .035

Dari hasil uji beda menggunakan Kruskal-Wallis Test di peroleh nilai sig.

sebesar 0.035<0.05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan tingkat

kelelahan kerja di setiap shift kerja yang berbeda di ruang cempaka, dan dapat

di simpulkan bahwa hipotesa pertama dalam penelitian ini diterima bahwa

terdapat perbedaan kelelahan kerja pada setiap shift kerja yang berbeda.

2. Perbedaan Beban Kerja Pada Shift kerja

Uji beda beban kerja menggunakan Kruskal-Wallis Test, hasil output

dapat di lihat pada tabel berikut:

A. Perbedaan Tingkat Beban Kerja di Ruang Flamboyan

Tabel. 10 Uji Beda Beban Kerja Berdasarkan Shift Kerja Ruang Flamboyan

Ranks

shift kerja

flamboyan

N Mean

Rank

beban kerja

Flamboyan

Shift Pagi 15 25.23

Shift siang 12 10.00

shift malam 7 13.79

Total 34

Sumber: data primer yang di olah.

Test Statisticsa,b

beban kerja

Flamboyan

Chi-Square 17.537

df 2

Asymp.

Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: shift kerja cempaka

Page 29: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

17

b. Grouping Variable: shift kerja

flamboyan

Dari hasil uji analisis Kruskal Wallis Test, menunjukkan nilai Sig. 0.000 <

0.05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan beban kerja di setiap shift

kerja di ruang flamboyan.

B. Perbedaan Tingkat Beban Kerja di Ruang Cempaka

Tabel. 11 Uji Beda Beban Kerja Berdasarkan Shift Kerja Ruang Cempaka

Ranks

shift kerja

cempaka

N Mean

Rank

beban kerja

cempaka

Shift Pagi 12 22.00

Shift siang 11 13.09

shift malam 8 11.00

Total 31

Sumber: data primer yang di olah.

Test Statisticsa,b

beban kerja

cempaka

Chi-Square 8.989

df 2

Asymp.

Sig. .011

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: shift kerja cempaka

Dari hasil uji analisis Kruskal Wallis Test, menunjukkan nilai Sig. 0.011 <

0.05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan beban kerja di setiap shift

kerja di ruang cempaka, dan dapat di simpulkan bahwa hipotesa kedua dalam

penelitian ini diterima, bahwa terdapat perbedaan beban kerja pada shift kerja

yang berbeda.

Pembahasan

Page 30: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

18

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan tingkat kelelahan kerja

dan beban kerja pada perawat RSUD Kota salatiga, pembahasan hasil analisis

sebagai berikut:

1. Pengaruh Shift kerja Terhadap Tingkat Kelelahan Kerja.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbadaan tingkat

kelelahan kerja pada perawat rawat inap cempaka dan flamboyan di RSUD

Kota Salatiga. Dari hasil analisis defriptif tingkat kelelahan kerja

berdasarkan shift kerja menunjukan bahwa sebagian besar perawat

mengalami tingkat kelelahan yang tinggi dan sangat tinggi pada perawat

yang bekrja di shift pagi. Tingkat kelelahan kerja perwat semakin menurun

ke arah rendah pada perawat yang bekerja pada shift siang dan shift

malam. Hal ini di sebabkan karena pada shift pagi perawat di hadapkan

dengan banyaknya program asuhan keperawatna yang harus di kerjaan,

seperti terapi, tindakan pengobatan dan menyiapkan alat keperluan untuk

membantu dokter bekerja. Serta melaksanakan tindakan pencatatan

pelaporan dan menyiap kan dokumen atau berkas formulir bagi pasien

yang akan masuk atau meninggalkan rumah sakit, hal ini menuntut kondisi

fisik dan ketelitian yang lebih bagi perawat untuk melaksanakan pekerjaan

tersebut, selain itu sebagian besar perawat yang bekrja adalah wanita yang

Secara fisik ukuran tubuh dan ukuran otot tenaga kerja wanita relatif

rendah jika dibandingkan dengan laki-laki yang menyebabkan kondisi

fisik yang lemah dan rentan mengalami kelelahan kerja.

Hasil penelitian ini sesuai dengan yang di lakukan oleh Achmad

Arifin (2011) dan Lusi Fatonah (2014) bahwa ada perbedaan kelelahan

subyektif antara tenaga kerja shift pagi, shift sore, dan shift malam. Namun

hal ini tidak sesuai dengan penelitian Liana (2012) yang menyimpulkan

bahwa perawat shift malam lebih lelah dibandingkan dengan shift pagi dan

sore di bagian rawat inap RS Dr. Oen Surakarta, serta penelitian dari lusi

fatonah (2014) yang menyimpulkan bahwa lebih banyak perawat shift

malam yang mengalami kelelahan dalam kategori tinggi Di ruang rawat

inap RS PKU Aisyah Boyolai, hal ini di karenakan oleh keterbiasaan

tubuh dan pengalaman bekerja perawat mengahadapi kondisi kerja pada

Page 31: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

19

shift malam dan sebagian besar perawat shift malam dapat membagi waktu

saat beraktifitas di luar jam kerja dan beristirahat terlebih dahulu saat akan

masuk shift malam, sehingga perawat terbiasa dan bisa mengatasi

kelelahan kerja tersebut.

Perawat yang bekerja di ruang flamboyan pada shift pagi 3

mengalami kelelahan kerja sangant tinggi, 6 perwat mengalami kelelahan

yang tinggi, 4 mengalami kelelahan sedang dan 2 mengalami kelelahan

rendah. Tingkat kelelahan semakin menurun ke arah rendah pada shift

kerja yang selanjutnya yaitu hift siang dan malam. Analisis deskriptif

perbedaan tingkat kelelahan kerja pada perawat di ruang flamboyan dapat

di lihat pada tabel berikut:

Page 32: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

20

Tabel 13. Perbedaan Tingkat Kelelahan Ruang Flamboyan

Shift Kerja Total

Kelelahan

Kerja

Shift

pagi

Shift

Siang

Shift

Malam

Sangat

tinggi 3 20% 0 0% 0 0% 3

Tinggi 6 40% 1 8% 0 0% 7

Sedang 4 27% 6 50% 2 20% 12

Rendah 2 13% 5 42% 8 80% 15

Total 15 100% 12 100 10 100% 37

Sumber: data primer yang di olah.

Perawat yang bekerja di ruang cempaka pada shift pagi, 5 perawat

mengalami kelelahan yang sangant tinggi, 2 perawat mengalami kelelahan

tinggi, 3 perawat megnalami kelelahan sedang, 2 perawat mengalami

kelelahan rendah, tingkat kelelahan perawat di ruang cempaka semakin

menurun ke arah rendah pada shift kerja yang selanjutnya yaitu shift siang

dan shift malam. Analisis deskriftif perbedaan kelelahan kerja perawat

pada ruang cempaka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14. Perbedaan Tingkat Kelelahan Ruang Cempaka

Shift Kerja Total

Kelelahan

Kerja

Shift

pagi

Shift

Siang

Shift

Malam

Sangat

tinggi 5 42% 0 0% 0 0% 3

Tinggi 2 17% 3 27% 0 0% 7

Sedang 3 25% 5 45% 4 50% 12

Rendah 2 17% 3 27% 4 50% 15

Total 12 100% 11 100 8 100% 37

Sumber: data primer yang di olah.

Dari tabel distribusi kelelahan kerja menunjukkan perawat yang

bekerja di ruang cempaka lebih banyak mengalami kelelahan kerja yang

tinggi sebanyak 2 dan kelelahan kerja yang sangat tinggi sebanyak 5

Page 33: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

21

perawat di shift pagi. Dibandingkan dengan perawat yang bekerja di ruang

flamboyant yang mengalami kelelahan kerja tinggi sebanyak 6 perawat

dan kelelahan sangat tinggi 3 perawat yang bekerja di shift pagi. Dapat

disimpulkan bahwa jumlah perawat yang mengalami kelelahan kerja di

ruang cempaka lebih banyak dibandingkan dengan perawat yang bekerja

di ruang flamboyan. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada

perawat, bahwa perawat lebih merasa lelah bekerja di ruang cempaka

karena kondisi ruangan yang panas dan sempit membuat perawat lemas

pada bagian badan, serta kondisi ruangan yang gelap seringkali membuat

mata lelah dan mengantuk, tidak diberlakukanya jam berkunjung bagi

pasien membuat banyaknya keluarga pasien berdesak desakan dilorong

ruangan dan menimbulkan keramaian, ini membuat perwat terganggu

dalam melaksanakan tugas dan menimbulkan perasaan lelah. Dari temuan

tersebut disimpulkan bahwa kondisi tempat kerja dapat mempengaruhi

respon tubuh dan dapat menyebabkan kelelahan kerja pada

pekeerja/perwat. Hal ini mendukung teori yang di kemukan oleh

Grandjean (1988), yang menyatakan bahwa kelelahan kerja dapat di

sebabkan oleh intensitas dan lamanya upaya fisik dan psikis dalam

melaksanakan pekerjaan, serta kondisi lingkungan kerja seperti kebisingan

dan penerangan, penerangan atau pencahayaan juga dapat menyebabkan

kelelahan. Pencahayaan yang kurang mengakibatkan mata pekerja menjadi

cepat lelah karena mata akan berusaha melihat dengan cara membuka

lebar-lebar. Lelahnya mata ini akan mengakibatkan pula lelahnya mental

dan lebih jauh lagi bisa menimbulkan rusaknya mata (Wignjosoebroto,

2003). Serta didukung penelitian yang di lakukan Iwan M Ramdan (2003)

Tentang dampak kerja bergilir, suhu, peneraganan, kebisingan terhadap

perasaaan kelelahan pekerja PT LJP Provinsi Kalimantan Timur, yang

menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan. Suhu dan kebisingan

yang tinggi berpengaruh pada timbulnya perasaan lelah. Ada pengaruh

yang signifikan dari suhu kerja dan kebisingan terhadap kelelahan kerja,

serta penerangan ruangan kerja mempengaruhi tingkat kelelahan kerja.

Page 34: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

22

2. Pengaruh Shift kerja Terhadap Tingkat Beban Kerja

Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa terdapat perbedaan

tingkat beban kerja pada perawat di ruang rawat inap RSUD Kota Salatiga.

Hipotesis dalam penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, yaitu

Achmad Taufiq Hidayat (2011) yang mengatakan Shift kerja dapat

mempengaruhi beban kerja yang di terima pekerja, karena respon tubuh

dalam bekerja berbeda di setiap shift kerja yang di terapkan. Berdasarkan

hasil analisis deskriptif beban kerja menunjukan bahwa sebagian besar

perawat mengalami beban kerja yang berat pada saat bekerja shift pagi.

Skor tertinggi variable beban kerja terdapat pada indikator jumlah

pekerjaan. Hasil tersebut didukung juga dengan hasil wawancara dan

obesrvasi bahwa pada saat shift pagi perawat dituntut menyelesaikan

banyak program asuhan keperawatna, seperti terapi, tindakan pengobatan

dan membantu dokter menganalisis keluhan-keluhan pasien saat visit

dokter di pagi hari, ini menutut perawat bekerja dengan teliti dan cepat

untuk menyelesaikan pekerjaan sehingga beban yang dirasakan semakin

berat. Dari hasil alanisis deskriptif beban kerja berdasarkan ruang,

menunjukan bahwa sebagian besar perawat yang mengalami beban kerja

berat adalah perawat yang bekerja di ruang cempaka. Dari hasil

wawancara terhadap perawat yang bekerja di ruang cempaka, perawat

bekerja lebih berat karena ruangan kerja yang relatif gelap baik siang

maupun malam hari, ruangan yang relatif sempit, alat pendukung

pekerjaan yang sebagian usang serta tidak diberlakukannya jam

berkunjung bagi keluarga pasien, sedangkan dalam menjalankan tugas dan

pekerjaan membutuhkan ketelitian dan kenyamanan membuat beban kerja

yang dihadapi perawat lebih berat. Berbeda dengan hasil analisis beban

kerja perwat yang bekerja di ruang flamboyan, sebagian besar perawat

menunjukan beban klerja sedang dan ringan.

Page 35: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

23

Perawat di ruang flamboyan yang bekerja pada shift pagi 8 perawat

mengalami beban kerja berat, 6 perawat mengalami beban kerja sedang,

dan 1 perawat megnalami beban kerja rendah. Tingkat beban kerja

semakin menurun ke arah rendah pada shift kerja yang selanjutnya yaitu

shift siang dan malam. Analisis deskriptif beban kerja di ruang flamboyan

dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel. 15 Perbedaan Tingkat Beban Kerja Ruang Flamboyan

Shift Kerja Total

Beban

Kerja

Shift

pagi

Shift

Siang

Shift

Malam

Berat 8 53% 0 0% 0 3.57% 8

Sedang 6 40% 6 50% 3 30% 15

Rendah 1 7% 6 50% 7 70% 14

Total 15 100% 12 100% 10 100% 37

Sumber: data primer yang di olah.

Perawat yang bekerja di ruang cempaka pada shift pagi, 10 perwat

mengalami beban kerja yang berat, 1 perawat mengalami beban kerja

sedang, serta 1 perawat mengalami beban kerja rendah. Tingkat beban

kerja semakin menurun ke arah rendah pada shift kerja yang selanjutnya

yaitu shift siang dan malam. Analisis deskriptif beban kerja di ruang

cempaka dapat di lihat pada tabel berikut;

Tabel. 16 Perbedaan Tingkat Beban Kerja Ruang Cempaka

Shift Kerja Total

Beban

Kerja

Shift

pagi

Shift

Siang

Shift

Malam

Berat 10 83% 1 9% 1 13% 12

Sedang 1 8% 6 55% 1 13% 8

Rendah 1 8% 4 36% 6 75% 11

Total 12 100% 11 100% 8 100% 37

Sumber: data primer yang di olah.

Dari tabel distribusi beban kerja menunjukkan bahwa jumlah

perawat yang bekerja di ruang cempaka lebih banyak mengalami beban

kerja berat sebanyak 12 orang perawat dibandingkan dengan ruang

Page 36: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

24

flamboyant sebanyak 8 orang perawat, yang berarti tingkat beban kerja di

ruang cempaka lebih tinggi dibandingkan dengan ruang flamboyan. Ini

dikarenakan perwat yang bekerja di ruang flamboyan merasa terbantu

dengan kondisi ruangn yang bersih lebar dan alat kerja yang relatif baru,

serta di berlakukakanya jam berkunjung bagi keluarga pasien membuat

perawat lebih terfokus dalam menjalankan pekerjaan dan asuhan

keperawatan karena tidak terganggu dengan keluarga pasien yang keluar

masuk.Seperti yang dikemukakan oleh peneliti bahwa beban kerja dapat

dipengaruhi dari lingkungan fisik dengan intensitas penerangan yang

kurang sehingga keluhan lelah pada mata akan menambah tingkat beban

kerja pekerja tersebut (Padmanaba, 2006).

Beban kerja Perawat di ruang rawat inap Flamboyan dan cempak

RSUD Kota Salatiga tergolong berat dengan 18 orang perawat yang

bekerja di Shift pagi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitain Achmad

Taufiq Hidayat (2011) Hasil peneltianya adalah respon pekerja yang

berkeja dengan sistem shift kerja berbeda di setiap shift karena kondisi

tubuh dan pekerjaan berbeda di setiap shift kerja sehingga didapat

perbedaan tingkat beban kerja pekerja yang bekerja pada setiap shift kera.

Simpulan dan Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil pembahasan tentang analisis perbedaan tingkat

kelelahan kerja dan beban kerja pada perawat di RSUD Kota Salatiga

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan tingkat kelelahan kerja yang signifikan pada

perawat di ruang flamboyan dan cempaka RSUD Kota Salatiga yang

bekerja pada shift pagi, shift saing, dan shift malam. Sebagian besar

perawat mengalami kelelahan kerja yang sangat tinggi pada shift pagi

di karenakan benyaknya program kerja yang harus di selelsaikan dan

menuntut kondisi fisik dan ketelitian yang baik.

2. Terdapat perbedaan tingkat Beban kerja yang signifikan Perawat di

ruang flamboyan dan cempaka RSUD Kota Salatiga yang bekerja di

shift pagi, shift siang, dan shift malam. Banyak perawat merasa beban

kerja berat pada saat bekerja shift pagi dikarenakan jumlah pekerjaan

Page 37: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

25

yang banyak serta faktor fasilitas pendukung pekerjaan yang kurang

maksimal.

Beberapa kekurangan yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian ini dalam mengambil data dengan kuesioner pada saat setelah

bekerja, karena kondisi lelah dan keinginan untuk kembali kerumah

sehingga dalam mengisi kuesioner perawat terburu-buru sehingga data

yang di peroleh menjadi kurang maksimal.

Saran Bagi Penelitian Mendatang:

1. Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian terhadap

kelelahan kerja dan beban kerja, perlu mempertimbangkan faktor-

faktor lain yang turut berpengaruh terhadap kelelahan kerja maupun

beban kerja seperti karakteristik individu yang meliputi jenis kelamin

dan kepribadian. Bagi peneliti yang tertarik untuk melanjutkan

penelitian ini dapat memperluas objek penelitian tidak hanya pada

pelayanan kesehatan, tetapi juga pada pelayanan pendidikan,

perbankan, dan organisasi yang bergerak di bidang industri barang.

2. Penelitian selanjutnya di lakukan menggunakan metode pengukuran

kelelahan dan beban kerja yang berbeda sehingga di harapkan akan di

peroleh perbandingan gambaran kejadian kelelahan kerja dan beban

kerja yang akurat.

Page 38: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

26

Saran Bagi Perusahaan/Rumah Sakit :

1. Sebaiknya menyediakan makanan dan minuman bergizi bagi tenaga

kerja yang bekerja di setiap shift, hal tersebut diatur dalam Undang-

undang tentang Ketenegakerjaan No.13 Tahun 2003 (pasal 76).

2. Memberlakukan kebijakan yang sama di setiap bangsal rawat inap

seperti aturan jam berkunjung. Serta diharapkan memberikan fasilitas

yang cukup terutama penunjang pekerjaan seperti penerangan dan alat-

alat kerja yang lebih baik.

3. Perlunya penjadwalan dan jumlah perawat disesuaikan dengan

workload disetiap shift kerja yang diatur secara baik agar perawat dapat

meringankan beban kerja yang bisa menimbulkan kelelahan.

Page 39: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

27

DAFTAR PUSTAKA

Atiqoh, A. I. W. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan

Kerja pada Pekerja Konveksi Bagian Penjahitan di CV. Aneka Garment

Gunungpati Semarang. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-

Journal) .

Aisbett & Nichols. 2007. Fighting Fatigue whilst Figting Bushfire: an overview of

Factors Contributing to Firefegter Fatgue During Bushfi re Suppression.

The Australian Journal of Emergency Management, Vol. 22 No.

3.Diakses: 31 Desember 2014.

Ambarwati, D. (2014). Pengaruh Beban Kerja terhadap Stres Perawat IGD dengan

Dukungan Sosial sebagai Variabel Moderating (Studi pada RSUP Dr.

Kariadi Semarang). Universitas Diponegoro Semarang .

Anita, M.2011. Perbedaan Tingkat Kelelahan Perawat Wanita.infokes. Vol. 7 .

No.I. April-Juli 2011:28-34.

Arifin, A. (2012). Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Antara

Shift Pagi, Shift Sore, Shift Malam di Bagian Weaving PT. Iskandar

Indah Printing Textile Surakarta. Universita Muhammadiyah Surakarta .

DEPKES RI. (2003). KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN

NOMOR1202/MENKES/SK/VIII/2003. Dipetik Februari 20, 2015, dari

www.litbang.depkes.go.id/download/is2010/ indikator.pdf.

Djati, A. (2010). Perbedaan tingkat Kelelahan Tenaga Kerja antara shift siang dan

shift malam di Bagian CPA JOB Pertamina-Petrochia Eats Java di

Kabupaten Tuban Jawa Timur (Skripsi). UNS .

Fatonah, L. (2014). Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Antara Shift PAgi, Shift

Siang, Shift malam Pada Perawat Rawat Inap RS PKU Aisyiyah Boyolali

. FIK UMS .

Firdaus, H. (2005). Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kejadian Stres Kerja Pada

Tenaga Kerja di Bagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit PTPN 4 Kebun

Pabatu Tebing Tinggi Tahun 2005. FKM-USU. Medan .

Grandjean, E. (1985). Fitting The Task To The Man. London: Taylor and Francis

Ltd.

Haryati, M. (2011). Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada

Pekerja Linting Linting Manual di PT. Djitoe Indonesia Tobacco

Surakarta. Fakultas Kedokteran Univeresitas Sebelas Maret .

Haryati, M. (2011). Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada

Pekerja Linting Manual di PT. Djitoe Indonesia Tobacco Surakarta.

Skripsi .

Hasibuan, M. S. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara.

Page 40: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

28

Hidayat, A, T. (2011). Analisis Pengaruh Shift Kerja Terhadap Beban Kerja Pada

Pekerja Di Pt. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. Universitas Islam

Bandung .

ILO. (2003). Encyclopedia of Occupational Health and Safety. Geneva.

Ilyas, Y. (2002). Perencanaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit. UGM .

Joko Susetyo, T. I. (2012). Pengaruh shift kerja terhadap kelelahan karyawan

dengan metode bourdon wiersman dan 30 items of rating scale. Jurnal

Teknologi , 5(1):32-9.

Kumalasari, G. A. (2014). Peranan BebanKerja, Hardiness, dan Ikhlas pada

Burnout. Tesis .

Kuswadji, s. (1997). Pengaturan Tidur Pekerja Shift. Jakarta: Cermin Dunia

Kedokteran.

Liana. (2012). Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Perawat Wanita Bagian

Rawat Inap di Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta. Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret .

Muchinsky, P. (1997). Psychology applied to work: An introduction to industrial

and organizational psychology (5th Ed.). Pacific Grove, CA:

Brookes/Cole Publishers.

Munandar. Stres dan Keselamatan Kerja “Psikologi Industri dan Organisasi. 2001:

Penerbit Universitas Indonesia.

Nurmianto, E. (2003). Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. surabaya: Guna

Widya.

Padmanaba, C. G. (2006). Pengaruh Penerangan Dalam Ruang Terhadap

Produktivitas Mahasiswa Desain Interior.

Prihatini, L. D. (2007). Analisis Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja

Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. Tesis .

Putri, S. N. (2013). Perbedaan Tingkat Kelelahan Akibat Kerja Pada Perawat

Wanita Shift Pagi, Siang dan Malam di Bagian Kelas III RSUD Dr.

Moewardi. UNS-F. Kedokteran Jur. Psikologi-R.0209047-2013 .

Putri, Y. W. (2011). Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada

Karyawan Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret .

Ramayuli, S. (2004). Hubungan Faktor Individu dan Shift Kerja Dengan

Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Pada Bagian Pengepakan di PT.

INDOFOOD Sukses Naknur Tbk. Cebang Medan Tahun 2004. FKM-

USU Medan .

Page 41: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

29

Ramdan, I. M. (2003). Dampak Giliran Kerja, Suhu dan Kebisingan terhadap

Perasaan Kelelahan Kerja di PT LJP Provinsi Kalimantan Timur.

Reza, M. (2010). Mengatasi Burnout Teller Bank Dengan Rekayasa ergonomi.

Makalah Psikologi Industri Universitas Negeri Padang .

Schultz, D. S. (2006). Phschology Work Today (9 Edition). New Jersey: Pearson

Education, Inc.

Setyawati, Lientje. 2011. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara

Books.

Suma’mur. 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.Jakarta : Sagung

Seto.

Tarwaka, S. H. (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan. Surakarta: Uniba Press.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 dan Peraturan

Pemerintah RI Nomor 15 Tahun 2007 Tentang Ketenagakerjaan.

Wicken, C. D. (2004). An Introduction To Human Factors Engineering. New

Jersey: Prentice Hall.

Widodo Hariyono, D. S. (2010). Hubungan Beban kerja, Stress Kerja, dan

Tingkat Konflik Dengan Kelelahan Kerja Perawat di Rumah Sakit Islam

Yogyakarta PDHI Kota Yogyakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta .

Wignjosoebroto, S. (2003). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu (Teknis Analisis

Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja). Institut Teknologi Sepuluh

Surabaya

Page 42: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

30

LAMPIRAN

PENGANTAR

Saya yang bernama Rifki Muslim, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UKSW sedang mengadakan penelitian di RSUD Kota Salatiga, dalam rangka

penyelesaian tugas akhir/ skripsi. Penelitian saya ini berjudul: ”Analisis Perbedaan

Tingkat Kelelahan Kerja dan Beban Kerja Berdasarkan Shift Kerja Pada Perawat”.

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi referensi bagi Rumah Sakit

mengenai gambaran serta sebagai masukan dalam merumuskan kebijakan terkait dengan

tingkat kelelahan dan tingkat beban yang di alami para perawat di RSUD kota Salatiga.

Hasil penelitian nantinya akan di serahkan pada pihak rumah sakit untuk kepentingan yang

bermanfaat bagi rumah sakit.

Demi kelancaran proses penelitian ini, Bapak/Ibu/Sdr/I bersedia meluangkan waktu

untuk mengisi pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini. Jawaban dari Bapak/Ibu/Sdr/I akan

saya jaga kerahasiaannya, dan penelitian ini hanya bertujuan sebagai syarat akademisi dalam

menyelesaikan tugas akhir. Oleh karena itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I

dalam memberikan jawaban yang sebenar-benarnya sesuai kondisi yang di alami. Atas

kerjasama Bapak/Ibu/Sdr/I, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

( Rifki Muslim )

Page 43: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

31

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden pada penelitian yang dilakukan oleh

Rifki Muslim mahasiswa fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

yang berjudul “ANALISIS PERBEDAAN TINGAKAT KELELAHAN KERJA DAN

BEBAN KERJA BERDASARKAN SHIFT KERJA PADA PERAWAT”. Saya memahami

bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negative taerhadap saya, oleh karena itu saya

bersedia untuk menjadi responden pada penelitian ini dengan harapan dapat menambah

pengetahuan serta tidak menimbulkan kerugian bagi diri saya.

Peneliti Salatiga, 2015

Responden

( Rifki Muslim ) ( )

Page 44: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

32

Kuisioner Penelitian

A: Karakteristik Responden

Nama :

Umur :

Ruang :

Shift : ( 1 ) pagi, ( 2 ) sore, ( 3 ) malam

Jenis kelamin : ( ) Laki-laki

( ) Perempuan

B. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Berilah tanda Checklist (√) pada kolom yang tersedia, kemudian pilih sesuai

keadaan anda yang anda alami saat bekerja pada shift yang anda dapat.

CONTOH

PERTANYAAN JAWABAN

SS S KK TP STP

Apakah Anda sering merasa kurang bersemangat? √

KETERANGAN

SS : Sangat Sering S : Sering

KK : Kadang-Kadang TP : Tidak Pernah STP : Sangat Tidak Pernah

PERTANYAAN KELELAHAN KERJA JAWABAN

SS S KK TP STP

1. Apakah anda sering merasa berat di bagian kepala?

2. Apakah anda sering merasa lelah pada seluruh

badan?

3. Apakah kaki anda sering terasa berat?

4. Apakah anda merasa sering menguap?

5. Apakah pikiran anda sering merasa kacau?

6. Apakah anda sering merasa mengantuk?

7. Apakah anda sering merasakan ada beban pada

mata?

8. Apakah anda sering merasa kaku atau canggung

dalam bergerak saat bekerja?

Page 45: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

33

SS S KK TP STP

9. Apakah anda sering merasa sempoyongan ketika

berdiri saat bekerja?

10. Apakah anda sering ada perasaan ingin

berbaring saat kerja ?

11. Apakah anda sering merasa susah berfikir saat

bekerja?

12. Apakah anda sering merasa malas untuk bicara

saat bekerja?

13. Apakah perasaan anda sering menjadi gugup saat

bekerja ?

14. Apakah anda sering tidak bisa berkonsentrasi

saat kerja?

15. Apakah anda sering tidak bisa memusatkan

perhatian terhadap sesuatu saat kerja?

16. Apakah anda sering punya kecenderungan untuk

lupa saat bekerja?

17. Apakah anda sering merasa kurang percaya diri

saat bekerja?

18. Apakah anda sering merasa cemas terhadap

sesuatu saat kerja?

19. Apakah anda sering merasa tidak dapat

mengontrol sikap saat kerja?

20. Apakah anda sering merasa tidak dapat tekun

dalam pekerjaan?

21. Apakah sering mengalami sakit kepala saat

kerja?

22. Apakah anda sering merasa kaku di bagian bahu

saat bekerja?

23. Apakah anda sering merasakan nyeri di

punggung saat bekerja?

24. Apakah nafas anda sering merasa tertekan /

sesak saat bekerja?

25. Apakah suara anda sering terasa serak saat

bekerja?

26. Apakah anda sering merasa pening saat bekerja?

27. Apakah kelopak mata anda sering terasa kejang

saat bekerja?

28. Apakah anggota badan anda sering merasa

gemetar/tremor saat bekerja?

29. Apakah anda sering merasa kurang sehat saat

bekerja?

no Pertanyaan Beban Kerja SS S KK TP STP

1 Pada shift pagi Seberapa sering pekerjaan

Page 46: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

34

mengharuskan Anda bekerja dengan sangat

cepat?

2 Pada shift pagi Seberapa sering pekerjaan

mengharuskan Anda bekerja sangat keras?

3 Pada shift pagi Seberapa sering pekerjaan

menguras waktu Anda sehingga hanya tersisa

sedikit waktu untuk mengerjakan hal lain?

4 Pada shift pagi Seberapa sering Anda harus

menyelesaikan banyak pekerjaan?

5 Pada shift pagi Seberapa sering Anda harus

melakukan banyak pekerjaan daripada yang bisa

Anda tangani dengan baik?

Isilah pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnya

a. Sudah berapa lama anda menekuni profesi sebagai perawat?

..........................................................................................................................................

b. Pendidikan terakhir

anda?................................................................................................

c. Pada shift berapakah anda benar-benar merasa lelah bekerja?

Shift pagi ( )

Shift Sore ( )

Shift Malam ( )

Karena?.............................................................................................................................

Page 47: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

35

Hasil Output

Kelelahan Kerja

Soal rxy rtabel Keterangan

1 0,736 0,367 Valid

2 0,659 0,367 Valid

3 0,666 0,367 Valid

4 0,728 0,367 Valid

5 0,852 0,367 Valid

6 0,746 0,367 Valid

7 0,739 0,367 Valid

8 0,778 0,367 Valid

9 0,826 0,367 Valid

10 0,643 0,367 Valid

11 0,781 0,367 Valid

12 0,626 0,367 Valid

13 0,759 0,367 Valid

14 0,811 0,367 Valid

15 0,672 0,367 Valid

16 0,747 0,367 Valid

17 0,7 0,367 Valid

18 0,713 0,367 Valid

19 0,637 0,367 Valid

20 0,795 0,367 Valid

21 0,755 0,367 Valid

22 0,821 0,367 Valid

23 0,679 0,367 Valid

24 0,39 0,367 Valid

25 0,25231 0,367 Tidak Valid

26 0,377 0,367 Valid

27 0,591 0,367 Valid

28 0,551 0,367 Valid

29 0,706 0,367 Valid

30 0,783 0,367 Valid

Beban Kerja

1. 0.758 0,367 Valid

2. 0.864 0,367 Valid

3. 0.812 0,367 Valid

4. 0.825 0,367 Valid

5. 0.815 0,367 Valid

Page 48: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

36

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.959 29

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.871 5

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 shift_kerja,

beban_

kerjab

. Enter

a. Dependent Variable: kelelahan_kerja

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .652a .425 .408 13.954

a. Predictors: (Constant), shift_kerja, beban_kerja

b. Dependent Variable: kelelahan_kerja

Page 49: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

37

Kruskal-Wallis Test

Ranks

shift kerja flamboyan N Mean Rank

kelelahan kerja flamboyan Shift Pagi 15 26.23

Shift siang 12 16.79

shift malam 10 10.80

Total 37

Test Statisticsa,b

kelelahan kerja

flamboyan

Chi-Square 13.302

df 2

Asymp. Sig. .001

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: shift kerja

flamboyan

Page 50: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

38

Kruskal-Wallis Test

Ranks

shift kerja cempaka N Mean Rank

kelelahan kerja cempaka Shift Pagi 12 21.17

Shift siang 11 13.59

shift malam 8 11.56

Total 31

Test Statisticsa,b

kelelahan kerja

cempaka

Chi-Square 6.707

df 2

Asymp. Sig. .035

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: shift kerja cempaka

Page 51: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

39

Kruskal-Wallis Test

Ranks

shift kerja flamboyan N Mean Rank

beban kerja Flamboyan Shift Pagi 15 25.23

Shift siang 12 10.00

shift malam 7 13.79

Total 34

Test Statisticsa,b

beban kerja

Flamboyan

Chi-Square 17.537

df 2

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: shift kerja

flamboyan

Page 52: ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA DAN BEBAN KERJA …

40

Kruskal-Wallis Test

Ranks

shift kerja cempaka N Mean Rank

beban kerja cempaka Shift Pagi 12 22.00

Shift siang 11 13.09

shift malam 8 11.00

Total 31

Test Statisticsa,b

beban kerja cempaka

Chi-Square 8.989

df 2

Asymp. Sig. .011

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: shift kerja cempaka