Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
ANALISIS PERMINTAAN BENIH PADI VARIETAS
UNGGUL BERSERTIFIKAT (VUB) DI
KABUPATEN LOMBOK TENGAH
JURNAL
Oleh :
Muhammad Hudari
C1G 111 058
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2016
1
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
ANALISIS PERMINTAAN BENIH PADI VARIETAS
UNGGUL BERSERTIFIKAT (VUB) DI
KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Muhammad Hudari* Halil** Ibrahim***
Mahasiswa* Dosen Pembimbing Utama** Dosen Pembimbing Pendamping
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : 1). Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah 2). Mengetahui sifat
permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah 3). Mengetahui hambatan
atau kendala yang dihadapi petani dalam permintaan benih padi VUB di Kabupaten
Lombok Tengah.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan teknik
survey. Kecamatan Jonggat ditentukan secara purposive sampling dengan dasar di
Kecamatan tersebut terdapat jumlah petani terbanyak yang menggunakan benih padi
VUB. Penentuan sampel berbasis pada 11 kelompok tani yang ada di Desa Nyerot
Kecamatan Jonggat. Penentuan jumlah responden dilakukan secara quota sampling yaitu
25% dari populasi (329) petani dengan jumlah responden 82 orang. Penentuan responden
dari setiap kelompok tani dilakukan secara proportional sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan : 1). Faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan benih padi VUB adalah variabel luas lahan, harga benih padi VUB, harga
benih padi non VUB dan pendapatan petani secara bersama-sama berpengaruh nyata
pada permintaan benih padi VUB diindikasikan oleh nilai R2 sebesar 0,925, yang berarti
93% permintaan benih padi VUB dipengaruhi oleh faktor didalam model dan sisanya 7%
dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. Hasil uji F diketahui bahwa ke empat
variabel tersebut berpengaruh secara bersama-sama terhadap permintaan benih padi VUB
ditunjukkan oleh nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel. Sedangkan secara parsial hanya
luas lahan usahatani yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan benih padi VUB
ditunjukkan oleh nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel. 2). Sifat permintaan benih padi VUB
di Kabupaten Lombok Tengah bersifat inelastis diindikasikan oleh nilai koefisien
elastisitas yang bertanda positif 0,017<1 yang artinya harga tidak terlalu berpengaruh
terhadap permintaan benih padi VUB. Elastisitas silang menunjukkan bahwa hubungan
benih padi VUB dengan non VUB bersifat substitusi dan nilai koefisien elastisitas
bertanda positif <1 yang artinya benih padi non VUB merupakan barang pengganti dari
benih padi VUB. Sedangkan elastisitas pendapatan menunjukkan benih padi VUB
merupakan barang kebutuhan pokok bagi petani dalam usahatani padi diindikasikan oleh
nilai koefisien elastisitas bertanda positif <1 yang artinya persentase perubahan
permintaan lebih kecil daripada perubahan pendapatan. 3). Hambatan petani dalam
melakukan permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah adalah tingginya
harga benih padi VUB, kurangnya ketersediaan benih padi VUB dan kurangnya daya
tumbuh benih padi VUB.
Kata Kunci : Benih Padi, Varietas Unggul Bersertifikat di Kabupaten Lombok Tengah
2
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
DEMAND ANALYSIS OF CERTIFIED HIGH YIELDING
VARIETIES (VUB) SEEDS IN CENTRAL LOMBOK
Muhammad Hudari* Halil** Ibrahim***
Mahasiswa* DosenPembimbingUtama** DosenPembimbingPendamping
Program StudiAgribisnisFakultasPertanianUniversitasMataram
ABSTRACT
This study aims to know (1) The factors affecting the demands of Certified High
Yielding Varieties (VUB) in Central Lombok, (2) The characteristics of VUB’s seeds
demands in Central Lombok, (3) The obstacles faced by the farmers in demanding the
VUB’s seeds in Central Lombok.
This study applies the descriptive method while the data collection technique is
done through surveys. Jonggatsub-district is selected by purposive sampling method,
based on the consideration that it is the one out of other 12 sub-districts in Central
Lombok with highest VUBseeds demands.Furthermore, the research is done in Nyerot
Village – Jonggat and is engaged with 11 farmer groups. There are 82 respondents to
this research which are selected by using the quota sampling method and represents 25%
of total population (329). The sampling method within the farmer groups is then done by
proportional sampling system.
The results of the study are: (1) There are four factors that affect the demands of
VUB seeds in Central Lombok, they are: VUB farming land area, the price of the VUB
rice-seeds, the price of non-VUB rice-seeds and the income of the farmers. These
variables are jointly having significant effects on the demand of VUB rice seeds, which is
indicated by the R2value of 0,925. This means that 93% of VUB rice seeds demand is
influenced by factors mentioned in the model and the remaining 7% is influenced by
other factors outside the model. The result of F-test shows that these four variables
jointly affect the demand for VUBrice seed, indicated by the F-count value is higher than
the F-table value. Meanwhile, only the farmland area has a partially significant influence
to the demand of VUB rice seeds because the T-count value is higher than the T-table
value.(2) The nature of the demands of VUB rice seeds in Central Lombok is inelastic,
indicated by the value of the coefficient of elasticity which marked positive 0.017 <1. It
means that prices do not overly affect the demand for VUB rice seeds. The Cross-
Elasticity shows that the relationship between VUB rice seeds and non-VUB rice seeds
are substitutes and the coefficient of elasticity is marked positive <1. It means that non-
VUB rice seed is a replacement item ofVUB rice seeds. While the income elasticity shows
that the VUB rice seeds are basic needs/essential goods for the farmers indicated by the
value of the coefficient of elasticity is marked positive <1 which means the percentage
change in demand is smaller than the change in income. (3)The obstacles/barriers
carried by the farmers in demanding the VUB rice seeds are: the high price of the seeds,
lack of VUB seeds availability and the lack of ability to grow of the VUB seeds.
Keyword : Certified High Yielding, Varieties Seeds In Central Lombok
3
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian bertujuan meningkatkan produksi pertanian tanaman
pangan untuk mencapai swasembada pangan, meningkatkan produksi tanaman industri
dan tanaman ekspor, mewujudkan agroindustri dalam negeri, menciptakan lapangan
kerja, serta berusaha meningkatkan pendapatan petani. Dalam rangka meningkatkan
pendapatan petani, tidak dapat dihindari dari penggunaan benih varietas unggul
bersertifikat yang merupakan mata rantai pertama dalam proses budidaya tanaman.
Peningkatan produksi pertanianpun banyak ditunjang oleh peran benih varietas unggul
bersertifikat. Meski program perbenihan nasional telah berjalan sekitar 30 tahun, tetapi
ketersediaan benih bersertifikat belum mencukupi kebutuhan potensialnya (BPSB NTB,
2013).
Pentingnya penggunaan benih bermutu merupakan salah satu unsur panca usaha
pertanian yang utama dalam upaya peningkatan produksi karena tanpa penggunaan benih
unggul yang bermutu, maka penerapan sarana produksi lainnya akan kurang bermanfaat
bahkan menimbulkan kerugian petani (Anonim 1999).
Pulau Lombok, khususnya Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu
sentra produksi padi nasional, karena itu perkembangan usaha dan produksi padi di Pulau
Lombok memegang peranan penting guna menjaga kestabilan produksi padi akan
ketahanan pangan nasional. Namun dengan potensi yang ada belum mampu
mensejahterakan masyarakat secara utuh, khususnya penduduk di pedesaan yang
sebagian besar mata pencahariannya tergantung pada Sektor pertanian (Dinas Pertanian
dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah, 2007).
Untuk terjaminnya ketersediaan benih padi varietas unggul bersertifikat di pasar
tidak hanya dengan mengandalkan pemerintah saja sebagai penyedianya. Akan tetapi,
perlu juga adanya keterlibatan pihak swasta sebagai penyedia (produsen) benih varietas
unggul bersertifikat.
METODOLOGI PENELITIAN
Meotde yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
teknik survey. Dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Tengah ditentukan 1
Kecamatan sebagai sampel, yakni Kecamatan Jonggat secara purposiv sampling. Dari 11
Kelompok tani tersebut ditentukan 5 kelompok tani secara Purposive sampling atas
dasar kelompok tani yang aktif, terbanyak, dan pemakai benih padi Varietas Unggul
Bersertifikat. Penentuan responden dilakukan secara quota sampling yaitu 25% dari
populasi (329) petani dengan jumlah responden 82 orang penentuan responden dari setiap
kelompok tani dilakukan secara proportional. Pengambilan sampel pada kelompok tani
dilakukan secara random sampling. Sumber data meliputi data primer dan data sekunder.
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda yang
diturunkan dari fungsi produksi cobb douglas meliputi analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan benih padi VUB dan sifat permintaan benih padi VUB.
Masalah yang dihadapi petani dalam permintaan benih padi VUB di analisis secara
deskriptif.
4
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Benih Padi Bersertifikat
Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi permintaan benih padi varietas unggul
bersertifikat di Kabupaten Lombok Tengah adalah, Luas Lahan, Harga Benih Padi
Bersertifikat, Harga Benih Padi Non Bersertifikat, Pendapatan petani dari usahatani,
Harga Pupuk, Harga Pestisida, dan Produksi Padi. Faktor-faktor tersebut merupakan
variabel bebas, sedangkan permintaan benih padi bersertifikat menjadi variabel terikat
dimana pada penelitian ini data di analisis dengan model rgeresi linier berganda yang
diturunkan dari fungsi produksi cobb douglas dengan menggunakan program SPSS for
Windows.
Hasil Uji Asumsi Klasik Tahap I
Sebelum dilakukan pengujian secara serentak dan parsial terhadap hasil analisis
regresi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan benih padi varietas unggul
bersertifikat di Kabupaten Lombok Tengah, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi
klasik regresi berganda untuk mengetahui terjadi gangguan atau tidak pada model,
sehingga persamaan yang diperoleh terbebas dari penyimpangan terhadap asumsi klasik.
Uji yang dilakukan meliputi uji multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan uji
data berdistribusi normal.
1. Uji Multikolinieritas Tahap I
Untuk mengetahui terjadi atau tidak multikolineritas dalam persamaan regresi
dapat dilihat dengan menggunakan nilai varians inflations faktor (VIF) dan tolerance
value (TOL) dengan kriteria bila nilai varians inflations faktor < 5 dan nilai
tolerance value mendekati 1 berarti tidak terjadi multikolinieritas (Nachrowi, 2006).
Sedangkan pada model yang diperoleh dalam penelitian ini diduga
masih terdapat sifat multikoloinearitas yang dapat dilihat padabTabel 4.7, dimana
variabel X1, X4, X5, dan X7 memiliki nilai VIF yang sangat tinggi (> 5).
Tabel 4.7. Hasil Analisis Uji Multikolinearitas Tahap I dengan SPSS
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Correlations Collinearity Statistiks
B Std. Error
Beta Zero-order
Partial Part Tolerance
VIF
1
(Constant) -10,124 11,050 -,916 ,363
X1 19,530 7,872 ,522 2,481 ,015 ,963 ,279 ,071 ,019 53,607
X2 ,001 ,001 ,016 ,423 ,673 ,501 ,049 ,012 ,613 1,632
X3 ,001 ,001 ,051 1,656 ,102 ,013 ,190 ,048 ,886 1,129
X4 -,000 ,000 -,541 -1,889 ,063 ,952 -,216 -,054 ,010 99,177
X5 -,000 ,000 -,131 -,897 ,373 ,937 -,104 -,026 ,039 25,712
X6 -,000 ,000 -,039 -,934 ,353 ,666 -,109 -,027 ,481 2,081
X7 ,007 ,002 1,132 2,851 ,006 ,963 ,317 ,082 ,005 190,919
a. Dependent Variabel: Y
Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui bahwa nilai VIF beberapa variabel > 10, hal ini
berarti bahwa terjadi multikolinearitas antar variabel bebas yang satu dengan yang
lainnya. Artinya asumsi klasik regresi berganda pada model ini belum terpenuhi
sehingga untuk menyelesaikan adanya sifat multikolinearitas tersebut maka beberapa
5
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
variabel bebas yang diduga mempunyai sifat kolinearitas dibuang yaitu pendapatan
petani dari usahatani padi, harga pupuk, harga pestisida dan produksi.
2. Uji Autokorelasi Tahap I
Secara sederhana, analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara
variabel bebas dengan variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara data
observasi yang satu dengan data observasi data sebelumnya. Metode pengujian yang
sering digunakan adalah dengan uji Durbin Watson (uji DW) dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Jika DW lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl) maka hipotesis nol ditolak,
yang berarti terdapat autokorelasi positif.
b. Jika DW terletak antara du dan (4-du), maka hipotesis nol diterima, yang berarti
tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.
c. Jika DW terletak antara dl dan du, atau terletak antara (4-dl) dan (4-du) maka
tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Untuk lebih jelasnya nilai Durbin
Watson dapat dilihat pada Tabel 4.5.2 berikut:
Tabel 4.8. Tabel Uji Autokorelasi Tahap I dengan Uji Durbin Watson
k = 6 k = 7 k = 8
N du Dl Du dl Du dl
80 1,4800 1,8008 1,4526 1,8303 1,4250 1,8614
81 1,4842 1,8008 1,4572 1,8303 1,4298 1,8605
82 1,4883 1,8008 1,4616 1,8299 1,4346 1,8596
Sumber: Junaidi, 2015. (http://junaidichaniago.wordpress.com).
Dalam persamaan faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan benih padi
VUB di Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah, diperoleh banyaknya
variabel independen (k) = 7 dan jumlah sampel (n) = 82. Berdasarkan Tabel 4.8 di atas
diperoleh nilai dl = 1,4616 dan du = 1,8299 dan nilai Durbin Watson = 1,9080; ini
berarti bahwa du < DW < 4-du yang artinya tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 4.9. Hasil Analisis Uji Durbin Watson Tahap I dengan SPSS
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,969a ,940 ,934 2,50627 1,908
a. Predictors: (Constant), X7, X3, X2, X6, X5, X1, X4
b. Dependent Variabel: Y
3. Uji Heteroskedastisitas I
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah data model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
variance dari residual suatu pengamatan yang lain tetap maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastistas. Pengujian
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya). Dasar
pengambilan keputusan yaitu:
6
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik – titik menyebar di atas dan di bawah
angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastistas. Untuk lebih jelas
Gambar Scatterplot dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :
Gambar 1.4 Scatterplot Tahap I
Berdasarkan Gambar 1.4, di atas yang mana titik-titik terlihat berpola dengan
menyebar di bawah angka nol dan agak jarang di atas angka nol, maka data pada
penelitian ini terjadi sifat heteroskedastisitas.
Hasil Uji Asumsi Klasik Tahap II
Sebelum dilakukan pengujian secara serentak dan parsial terhadap hasil analisis
regresi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan benih padi varietas unggul
bersertifikat di Kabupaten Lombok Tengah, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian
asumsi klasik regresi berganda untuk mengetahui terjadi gangguan atau tidak pada model,
sehingga persamaan yang diperoleh terbebas dari penyimpangan terhadap asumsi klasik.
Uji yang dilakukan meliputi uji multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas,
maka berdasarkan uji asumsi klasik Tahap I diketahui bahwa terdapat adanya sifat
multikolinearitas dan sifat heteroskedastisitas sehingga tidak dapat dilanjutkan dengan uji
simultan dan uji parsial. Oleh karena itu langkah yang diambil adalah dengan membuang
beberapa variabel yang diduga memiliki hubungan linear dan mempunyai ketidaksamaan
variance antara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya, selanjutnya dilakukan uji
asumsi klasik Tahap II dengan hasil sebagai berikut:
1. Uji Multikolinieritas Tahap II
Untuk mengetahui terjadi atau tidak multikolineritas dalam persamaan regresi
dapat dilihat dengan menggunakan nilai varians inflations faktor (VIF) dan tolerance
value (TOL) dengan kriteria bila nilai varians inflations faktor < 5 dan nilai tolerance
value mendekati 1 berarti tidak terjadi multikolinieritas (Nachrowi, 2006).
7
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
Tabel 4.10. Hasil Analisis Uji Multikolinearitas Tahap II dengan SPSS.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Correlations Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Zero-order
Partial Part Tolerance
VIF
1 (Constant) 1.574 .010 155.769 .000
X1 .951 .030 .962 31.393 .000 .962 .962 .962 1.000 1.000
a. Dependent Variabel: Y
Excluded Variabelsb
Model Beta In t Sig. Partial
Correlation
Collinearity Statistics
Tolerance VIF Minimum
Tolerance
1 X2 .017a .497 .621 .056 .793 1.260 .793
X3 .038a 1.238 .219 .138 .999 1.001 .999
X4 .162a 1.299 .198 .145 .060 16.781 .060
a. Predictors in the Model: (Constant), X1
b. Dependent Variabel: Y
Berdasarkan Tabel 4.10, diketahui bahwa nilai tolerance dari masing-masing variabel
tidak ada yang lebih dari 1 dan nilai VIF tiga variabel < 5, hal ini berarti bahwa tidak
terjadi multikolinearitas antar variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Artinya
asumsi klasik regresi berganda pada model ini telah terpenuhi.
2. Uji Autokorelasi Tahap II
Secara sederhana, analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara
variabel bebas dengan variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara data
observasi yang satu dengan data observasi data sebelumnya. Metode pengujian yang
sering digunakan adalah dengan uji Durbin Watson (uji DW). Hasil uji DW Tahap II
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11. Tabel Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin Watson
k = 2 k = 3 k = 4
N du Dl du dl du dl
80 1,5859 1,6882 1,5600 1,7153 1,5337 1,7430
81 1,5888 1,6898 1,5632 1,7164 1,5372 1,7438
82 1,5915 1,6913 1,5663 1,7176 1,5406 1,7446
Sumber: Junaidi, 2015. (http://junaidichaniago.wordpress.com).
Dalam persamaan faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan benih padi
VUB di Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah pada uji Autokorelasi Tahap
II, digunakan variabel independen (k) = 3 dan jumlah sampel (n) = 82. Berdasarkan
Tabel di atas diperoleh nilai dl = 1,5663 dan du = 1,7176 dan nilai Durbin Watson =
1.865 ; ini berarti bahwa du < DW < 4-du yang artinya tidak terjadi autokorelasi.
8
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
Tabel 4.12. Hasil Analisis Uji Durbin Watson Tahap II dengan SPSS for
Windows. Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics Durbin-
Watson R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .962a .925 .924 .05298 .925 985.549 1 80 .000 1.865
a. Predictors: (Constant), X1
b. Dependent Variabel: Y
Adjusted R Square adalah nilai R yang telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih
kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki permintaan negatif. Menurut Santoso
(2001) bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted
R2 sebagai koefisien determinasi.
3. Uji Heteroskedastisitas II
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah data model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
variance dari residual suatu pengamatan yang lain tetap maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastistas. Pengujian
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya). Dasar
pengambilan keputusan yaitu:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik – titik menyebar di atas dan di bawah
angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastistas. Untuk lebih jelas
Gambar Scatterplot untuk uji heteroskedastisitas Tahap II dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Gammbar 4.2 Scatterplot Tahap II
Berdasarkan Gambar 4.2 di atas, yang mana titik-titik terlihat menyebar di
atas dan di bawah angka nol maka dapat dikatakan bahwa gambar tersebut tidak
berpola, maka data pada model ini terbebas dari sifat heteroskedastisitas.
9
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
4.4.3 Pengujian Koefisien Regresi Secara Serentak dan Parsial
Setelah dilakukan uji multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas
Tahap II tidak ditemukan pelanggaran terhadap asumsi klasik pada model,
sehingga dapat dilakukan pengujian koefesien regresi secara serentak dan parsial
terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan benih padi VUB di
Kabupaten Lombok Tengah. Untuk lebih jelas hasil analisis terhadap variabel-
variabel yang diduga mempengaruhi permintaan benih padi VUB dapat dilihat
pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Permintaan Benih Padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah Tahun
2014.
No
.
Variabel Koef.
Regresi t-hit Signifikan Ket
1. Intercept 1,574 155,769 0,000
2. Luas Lahan 0,951 31,393 0,000 s
3. Harga Benih VUB 0,017 0,497 0,56 ns
4. Harga Benih Non VUB 0,038 1,238 0,219 ns
5. Pendapatan 0,162 1,299 0,198 ns
Koefesien Determinasi (R2) 0,925
Koefesien Korelasi (r) 0,962
F-Hitung 985,549
F-Tabel 3,960
T-Tabel 1,990
Signifikan 0,000
Sumber : Hasil analisis dengan SPSS for windows
Berdasarkan Tabel 4.13, diperoleh bahwa nilai koefesien determinasi (R2)
sebesar 0,925 yang berarti bahwa 92 % permintaan benih padi VUB di Kabupaten
Lombok Tengah dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas dalam model yaitu :
luas lahan usahatani padi (X1), harga benih padi VUB (X2), harga benih padi non
VUB (X3) dan pendapatan petani (X4) sedangkan sisanya 8 % dipengaruhi oleh
faktor lain di luar model. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,962, ini menunjukkan
bahwa hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat sangat
kuat. Hasil pengujian secara serentak menggunakan SPSS for windows diperoleh
nilai F-hitung 985,549 dan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka H0
ditolak yang artinya secara bersama-sama yaitu variabel yang diteliti yaitu luas
lahan (X1), harga benih padi VUB (X2), harga benih padi non VUB (X3) dan
pendapatan petani (X4) yang dimasukkan dalam model berpengaruh nyata
terhadap permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah.
Hasil analisis regresi pada (Lampiran 19) diperoleh nilai koefesien regresi
(nilai beta) terbesar 0,951 terdapat pada variabel luas lahan usahatani padi VUB
(X1) merupakan faktor yang paling nyata berpengaruh terhadap permintaan benih
padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah.
10
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
4.4.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Benih Padi Varietas Unggul
Bersertifikat (VUB) di Kabupaten Lombok Tengah
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menggunakan program
SPSS for Windows dapat diketahui bahwa variabel-variabel bebas yaitu luas lahan
usahatani (X1), harga benih padi bersertifikat (X2), harga benih padi non
sertifikat (X3) dan pendapatan petani(X4) diketahui bahwa variabel yang
berpengaruh secara parsial terhadap permintaan benih padi VUB di Kabupaten
Lombok Tengah diperoleh persamaan model sebagai berikut:
Y = 1,574 + 0,951 + 0,017 + 0,038 + 0,162 1. Luas Lahan Usahatani (X1)
Berdasarkan persamaan fungsi di atas diketahui bahwa nilai koefisien
regresi untuk luas lahan usahatani (X1) adalah 0,951. Nilai tersebut
mengandung makna bahwa jika variabel lain dianggap tetap (cateris paribus)
maka setiap kenaikan luas lahan 1 ha akan menyebabkan naiknya permintaan
benih padi VUB sebesar 0,951 kg. Lebih lanjut dianalisis secara statistik
diperoleh nilai t-hitung sebesar 31,393 sedangkan t-tabel sebesar 1,990. Jadi t-
hitung > t-tabel, yang berarti variabel luas lahan berpengaruh nyata terhadap
permintaan benih padi VUB dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka
H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan usahatani padi
berpengaruh nyata terhadap permintaan benih padi VUB di Kabupaten
Lombok Tengah pada taraf nyata 5 %.
2. Harga Benih Padi VUB (X2)
Berdasarkan persamaan fungsi di atas diketahui bahwa nilai koefisien regresi
untuk harga benih VUB (X2) adalah 0,017. Nilai tersebut mengandung makna
bahwa jika variabel lain dianggap tetap (cateris paribus) maka setiap kenaikan
harga benih padi VUB sebesar Rp.1 akan menyebabkan naiknya permintaan
benih sebesar 0,221 kg. Lebih lanjut dianalisis secara statistik diperoleh nilai
t-hitung sebesar 0,497 sedangkan t-tabel sebesar 1,990. Jadi t-hitung < t-tabel, yang
berarti variabel harga benih padi vub tidak berpengaruh nyata terhadap
permintaan benih padi VUB dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka
H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa harga benih VUB tidak berpengaruh
nyata terhadap permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah
pada taraf nyata 5 %.
3. Harga Benih Padi NonVUB (X3)
Berdasarkan persamaan fungsi di atas diketahui bahwa nilai koefisien regresi
untuk harga benih non VUB (X3) adalah 0,038. Nilai tersebut mengandung
makna bahwa jika variabel lain dianggap tetap (cateris paribus) maka
setiap kenaikan harga benih padi non VUB sebesar Rp.1 akan menyebabkan
naiknya permintaan benih non VUB sebesar 0,038 kg. Lebih lanjut dianalisis
secara statistik diperoleh nilai t-hitung sebesar 1,238 sedangkan t-tabel sebesar
1,990. Jadi t-hitung < t-tabel, yang berarti variabel harga benih padi non VUB
tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan benih padi VUB dan nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka H0 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa harga benih VUB tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan benih
padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah pada taraf nyata 5 %.
11
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
4. Pendapatan Petani (X4)
Berdasarkan persamaan fungsi di atas diketahui bahwa nilai koefisien regresi
untuk pendapatan petani (X4) adalah 0,162. Nilai tersebut mengandung makna
bahwa jika variabel lain dianggap tetap (cateris paribus) maka setiap
kenaikan pendapatan petani sebesar Rp.1 akan menyebabkan naiknya
permintaan benih sebesar 0,162 kg. Lebih lanjut dianalisis secara statistik
diperoleh nilai t-hitung sebesar 1,299 sedangkan t-tabel sebesar 1,990. Jadi t-hitung
< t-tabel, yang berarti variabel pendapatan petani tidak berpengaruh nyata
terhadap permintaan benih padi VUB dan nilai signifikansi sebesar 0,000 <
0,05 maka H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan petani tidak
berpengaruh nyata terhadap permintaan benih padi VUB di Kabupaten
Lombok Tengah pada taraf nyata 5 %.
Hasil perhitungan statistik dari masing-masing variabel membuktikan
hanya ada satu variabel yang berpengaruh nyata terhadap permintaan benih padi
VUB yaitu luas lahan pada tingkat kepercayaan sebesar 92% sedangkan sisanya
variabel harga benih padi VUB, Non VUB dan pendapatan petani berpengaruh
nyata terhadap permintaan benih padi VUB pada tingkat kepercayaan sebesar 8%.
Elastisitas Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah
Berdasarkan fungsi permintaan yang didapat dari perhitungan regresi linier
berganda maka dapat diketahui nilai elastisitas permintaan benih padi VUB. Elastisitas
permintaan yang dihitung dalam penelitian ini adalah elastisitas harga, elastisitas silang
dan elastisitas pendapatan. Melalui persamaan yang diperoleh dari tabel 4.13 didapat nilai
elastisitas permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah sebagai berikut :
Log Y = 1,574 + 0,951 + 0,017 + 0,038 + 0,162 Berdasarkan persamaan di atas harga benih padi VUB memiliki nilai elastisitas
terhadap permintaan benih padi VUB sebesar 0,017. Artinya dengan meningkatnya harga
benih padi VUB sebesar 1% maka akan menyebabkan peningkatan jumlah permintaan
benih padi VUB sebesar 0,017 % (apabila variabel lain dianggap tetap). Elastisitas
permintaan benih padi VUB bersifat inelastis (0,221<1). Hal ini menunjukkan derajat
kepekaan permintaan benih padi VUB terhadap perubahan harga benih padi VUB adalah
rendah karena persentase perubahan permintaan benih padi VUB lebih kecil
dibandingkan dengan persentase perubahan harga benih padi VUB.
Untuk elastisitas silang dari harga benih padi VUB terhadap benih padi non VUB
didapat nilai elastisitas sebesar 0,038. Elastisitas harga benih non VUB bersifat inelastis
(0,038 < 1). Nilai koefisien regresi yang positif membuktikan bahwa benih non VUB
merupakan barang substitusi dari benih VUB. Nilai koefisien silang dari harga non VUB
juga lebih kecil dari 1. Maka elastisitas silang dari satu barang tersebut bersifat inelastis.
Koefisien regresi yang dihasilkan dari uji statistik bahwa kedua barang tersebut memiliki
nilai atau tanda positif hal ini membuktikan bahwa benih padi non VUB merupakan
barang substitusi dari benih padi VUB.
Elastisitas pendapatan menunjukkan besarnya perubahan permintaan suatu barang
sebagai akibat dari perubahan pendapatan pembeli. Dalam hal ini elastisitas pendapatan
akan menunjukkan perubahan permintaan benih padi VUB terhadap perubahan
pendapatan petani. Dari hasil perhitungan elastisitas pendapatan didapatkan nilai
elastisitas sebesar 0,162. Elastisitas pendapatan bersifat inelastis (0,162 < 1). Koefisien
regresi yang didapat pada pendapatan petani adalah positif. Hal ini membuktikan bahwa
12
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
benih padi VUB merupakan barang normal bagi petani yang artinya harga tidak terlalu
berpengaruh terhadap permintaan benih padi VUB.
Hambatan dalam Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat di
Kabupaten Lombok Tengah.
Dalam suatu kegiatan usahtani, petani akan dihadapkan pada berbagai macam
hambatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hambatan tersebut perlu untuk di
ketahui agar dalam pengembangan dan pengelolaan usahanya dapat diiantisipasi secara
optimal. Demikian pula dengan petani padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah, mereka
dihadapkan pada kendala-kendala dalam menjalankan usahanya.
Tabel 4.14. Hambatan Petani dalam Perrmintaan Benih Padi Varietas Unggul
Bersertifikat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014.
No Hambatan dalam perrmintaan benih padi VUB Petanni Responden
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
1. Harga Benih Padi VUB Yang Mahal 62 76%
2. Ketersediaan Benih padi VUB 12 14%
3. Tingkat keseragaman benih padi VUB 8 10%
Sumber : Data Primer diolah.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.14. dapat dijelaskan bahwa hambatan
atau kendala yang paling banyak dihadapi oleh petani dalam permintaan benih padi VUB
di Kabupaten Lombok Tengah adalah harga benih padi VUB yang mahal dialami oleh
petani sebanyak 76%, akan tetapi hambatan disini bukan berarti tidak melakukan
permintaan tetapi hanya sekedar keluhan. Dari 76% petani responden rata-rata yang
mempunyai hambatan adalah petani yang mempunyai luas lahan yang tinggi karena
benih yang dibutuhkannya lebih banyak.
Selain itu hambatan yang dihadapi oleh petani dalam permintaan benih padi
VUB di Kabupaten Lombok Tengah adalah ketersediaan benih sebanyak 14% petani.
Ketersediaan benih ini menjadi kendala terutama pada saat mulai tanam terjadi
peningkatan permintaan benih padi VUB. Karena keterbatasan benih, maka petani
membeli benih di luar Kabupaten Lombok Tengah.
Penggunaan benih padi VUB adalah pada saat benih tersebut ditanam, tidak
seragamnya pertumbuhan benih dialami oleh sebnayak 10% petani. Kondisi tersebut
dapat disebabkan oleh kwalitas benih bersertifikat yang dibeli petani tergolong rendah
dan atau perlakuan terhadap benih padi saat ditanam yang tidak sesuai anjuran seperti
pengolahan tanah, pemupukan, penyiangan dan pengendalian hama penyakit.
13
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis data maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan benih padi VUB adalah variabel luas
lahan, harga benih padi VUB, harga benih padi non VUB dan pendapatan petani
secara bersama-sama berpengaruh nyata pada permintaan benih padi VUB
diindikasikan oleh nilai R2 sebesar 0,925, yang berarti 93% permintaan benih padi
VUB dipengaruhi oleh faktor didalam model dan sisanya 7% dipengaruhi oleh faktor
lain diluar model. Hasil uji F diketahui bahwa ke empat variabel tersebut
berpengaruh secara bersama-sama terhadap permintaan benih padi VUB ditunjukkan
oleh nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel. Sedangkan secara parsial hanya luas lahan
usahatani yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan benih padi VUB
ditunjukkan oleh nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel.
2. Sifat permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah bersifat inelastis
diindikasikan oleh nilai koefisien elastisitas yang bertanda positif 0,017<1 yang
artinya harga tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaan benih padi VUB.
Elastisitas silang menunjukkan bahwa hubungan benih padi VUB dengan non VUB
bersifat substitusi dan nilai koefisien elastisitas bertanda positif <1 yang artinya
benih padi non VUB merupakan barang pengganti dari benih padi VUB. Sedangkan
elastisitas pendapatan menunjukkan benih padi VUB merupakan barang kebutuhan
pokok bagi petani dalam usahatani padi diindikasikan oleh nilai koefisien elastisitas
bertanda positif <1 yang artinya persentase perubahan permintaan lebih kecil daripada
perubahan pendapatan.
3. Hambatan yang dialami oleh petani dalam permintaan benih padi VUB adalah harga
benih padi VUB yang mahal, ketersediaan benih yang kurang, dan kurangnya daya
tumbuh benih padi VUB.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian pada analisis permintaan benih padi VUB dan
kesimpulan yang telah diuraikan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kebijakan yang perlu dilakukan pemerintah adalah memberi subsidi harga pada benih
padi VUB, sehingga harga benih dapat dijangkau oleh seluruh petani.
2. Untuk mengurangi kelangkaan benih padi VUB pada saat musim tanam melalui
peningkatan produksi benih padi VUB dengan jalan peningkatan luas areal budidaya
dan menambah jumlah penangkar benih padi.
3. Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan untuk mengkaji permintaan benih padi
VUB, perlu memikirkan secara mendalam tentang faktor yang mempengaruhi agar
tidak terjadi hubungan linear atau perbedaan varian pada parameter pengamatan yang
satu dengan yang lainnya.
14
Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di
Kabupaten Lombok Tengah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1999. Kebijakan Pembangunan Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta.
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2013.
Laporan Tahunan 2013. Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura Nusa Tenggara Barat.
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah, 2007. Laporan Tahunan
2007.
Junaidi, 2015. (http://junaidichaniago.wordpress.com).
Nachrowi, D.N, dan Usman Hardius. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.