84
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES MELITUS PADA RESEP OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RSAL DR. MINTOHARDJO SKRIPSI KHALIDA HANDAYANI NIM.1110102000008 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA APRIL 2015

ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

i

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES MELITUS PADA RESEP OBAT PASIEN RAWAT JALAN

DI RSAL DR. MINTOHARDJO

SKRIPSI

KHALIDA HANDAYANI

NIM.1110102000008

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

APRIL 2015

Page 2: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES MELITUS PADA RESEP OBAT PASIEN RAWAT JALAN

DI RSAL DR. MINTOHARDJO

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi

KHALIDA HANDAYANI

NIM.1110102000008

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

APRIL 2015

Page 3: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

iii

Page 4: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

iv

Page 5: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

v

Page 6: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

vi

ABSTRAK

Nama : Khalida Handayani

NIM : 1110102000008

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Analisis Potensi Interaksi Obat Diabetes Melitus Pada Resep Obat Pasien Rawat Jalan Di RSAL Dr.Mintohardjo

Interaksi obat merupakan salah satu dari Masalah Terkait Obat yang dapat mempengaruhi terapi pasien. Kemungkinan interaksi obat meningkat 2,5 kali lipat untuk setiap obat yang ditambahkan ke resep pasien, dan pada pasien dengan diabetes melitus lebih rentan terhadap menghadapi efek samping dari interaksi obat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien, karakteristik resep dan potensi interaksi dari peresepan obat Antidiabetik oral di RSAL Dr. Mintohardjo pada periode Januari-Maret 2014. Penelitian ini merupakan penelitian dengan rancangan deskriptif dan data diambil secara retrospektif. Dari 310 lembar resep yang memenuhi kriteria inklusi, diperoleh 65,80% berpotensi mengalami interaksi obat dan 85,80% potensi interaksi terdapat pada resep dengan jumlah obat ≥5. Obat yang paling banyak berpotensi menyebabkan interaksi obat adalah Metformin dan potensi interaksi yang paling sering terjadi dalam penelitian ini adalah antara Metformin dengan Akarbosa. Mekanisme interaksi yang paling banyak adalah interaksi farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji statistik Kai Kuadrat diketahui adanya hubungan bermakna antara jumlah obat dalam resep yang mengandung obat antidiabetik oral dengan jumlah interaksi obat yang teridentifikasi (p<0.05). Hasil odds ratio menunjukan bahwa pasien yang menerima jumlah obat ≥5 beresiko 10.278 kali lebih tinggi mengalami potensi interaksi obat (95% CI, 5.933-17.806).

Kata Kunci: interaksi obat, antidiabetik oral, resep

Page 7: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

vii

ABSTRACT

Name : Khalida Handayani

NIM : 1110102000008

Study Program : Farmasi

Title : Analysis of Potential Drug Interactions of Diabetes Mellitus Outpatients' Prescription In Mintohardjo

Central Navy Hospital

Drug Interaction is one of the Drug Related Problems (DRPs) that may affect patient treatment outcomes. The probability of drug interaction increased 2,5 fold for each medication added to the patient’s prescription, and those patients with Diabetes Mellitus were more prone to facing adverse effects from drug interactions. The purposes of this research were to reveal the patients and prescribing pattern and potential drug interaction problem on prescribe Oral Antidiabetic in Mintohardjo Navy Central Hospital period in January-March 2014. This research used descriptive design and data retrieved in retrospectively. From 310 outpatient prescriptions that met the inclusion criteria, found 65,80% potential drug interaction and 85,80% potential drug interaction found in prescriptions that has ≥5 drugs. Drug most potentially cause drug interactions is Metformin and potential interactions that occur most frequently in this study were between Metformin with Acarbose. The mechanism of interaction is at most pharmacodynamics interaction with 242 cases (40,27%). By using statistical analysis Chi Square known of the significant correlation between the number of medication in one prescription that containing oral antidiabetic with the number of drug interaction that identified (p<0.05). The odds ratio result showed patients that receiving ≥5 drugs of medication has 10.278 fold higher risk of experiencing a potential drug interactions (95% CI, 5.933-17.806).

Keywords: drug interaction, oral antidiabetic agents, prescription

Page 8: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha pengasih dan Maha penyayang,

yang telah memberi kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Rosul tercinta, Nabi

Muhammad saw yang merupakan suri tauladan bagi umatnya.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis selalu mendapatkan motivasi, bantuan dan

dukungan selama melaksanakan penyusunan skripsi ini. penulis sangat berterima

kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi

ini, diantaranya:

1. Kedua orang tua penulis, Ayah Dr. Abd Aziz Hsb M.Pd dan Mama Siti

Bayinah M.Ag terima kasih untuk semua hal yang sudah diberikan, yang juga

senantiasa mendoakan setiap langkah yang penulis kerjakan demi kesuksesan

penulis. Serta Kak Dewi, Kak Ami dan Farhan yang telah memberikan

semangat kepada penulis selama masa-masa penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Yardi, M.Si, Apt, Ph.D selaku Dosen Pembimbing I, terima kasih

penulis ucapkan atas waktunya, semua arahan, inspirasi dan kebaikan dalam

bimbingannya kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. R.E Aritonang, M.Si, Apt selaku Dosen Pembimbing II, terima

kasih penulis ucapkan atas waktunya, semua arahan, bimbingan, inspirasi,

pelajaran serta kebaikannya dalam bimbingannya kepada penulis selama

penyusunan skripsi.

Page 9: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

ix

4. Kepala Bagian Apotek dan Kepala Bagian Bangdiklatkes RSAL Dr.

Mintohardjo yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di tempat

tersebut.

5. Bapak Dr. H Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc, Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Bapak Ibu Pegawai Apotek RSAL Dr. Mintohardjo. Terima kasih atas

bantuannya, saran serta informasinya.

8. Sahabat terbaik selama menjalani perkuliahan di Program Studi Farmasi,

Silky, Farah dan Deisy. Terima kasih banyak, semoga kita semua menjadi

orang yang sukses, amin.

9. Teman seperjuangan saat bimbingan, Shelly dan Isa. Terima kasih banyak

atas semua bantuannya.

10. Teman-teman Farmasi B dan Andalusia, semoga kita dapat menjadi pionir

dalam mengembangkan profesi Farmasi berbasis Islami dan bermanfaat bagi

orang banyak, amin

11. Rekan-rekan mahasiswa dan segenap pihak yang telah berperan aktif

membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis

sebutkan dalam skripsi ini.

Akhir kata, kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kesalahannya datangnya dari

Penulis selaku manusia, sehingga saran dan kritik dari pembaca sangat Penulis

harapkan demi terciptanya perbaikan di masa yang akan datang.

Tangerang Selatan, April 2015

Penulis

Page 10: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

x

Page 11: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..............................................................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................viii

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ............................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3

1.3 PertanyaanPenelitian .................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3

1.5 Hipotesis......................................................................................................... 3

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3

1.7 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5

2.1 Interaksi Obat ............................................................................................... 5

2.1.1 Pengertian Interaksi Obat .................................................................... 5

2.1.2 Tingkat Keparahan Interaksi Obat ..................................................... 6

2.1.3 Jenis Obat yang berinteraksi ............................................................... 7

2.1.4 Tipe Mekanisme Interaksi Obat .......................................................... 8

2.1.4.1 Interaksi Farmakokinetika .......................................................... 8

2.1.4.2 Interaksi Farmakodinamika ...................................................... 11

2.2 Peran Apoteker dalam Penanganan Interaksi Obat .................................. 11

2.3 Pengertian Diabetes Melitus ....................................................................... 13

Page 12: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

xii

2.3.1 Tipe Diabetes Melitus ......................................................................... 13

2.3.2 Pemantauan Diabetes Melitus ............................................................ 14

2.3.3 Tatalaksana Terapi ............................................................................. 16

2.4 Pengertian Polifarmasi ................................................................................ 20

2.5 Pengertian Resep ......................................................................................... 20

2.6 Profil Rumkital Dr. Mintohardjo` .............................................................. 21

2.6.1 Sejarah Singkat ................................................................................... 21

2.6.2 Apotek BPJS Rawat Jalan.................................................................. 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 23

3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................ 23

3.2 Definisi Operasional .................................................................................... 24

3.3 Jenis Penelitian ............................................................................................ 25

3.4 Populasi dan Sampel ................................................................................... 25

3.4.1 Populasi ............................................................................................... 25

3.4.2 Teknik Sampling ................................................................................. 25

3.4.2.1 Kriteria Inklusi .......................................................................... 25

3.4.2.2 Kriteria Eksklusi ........................................................................ 25

3.4.3 Jumlah Sampel ................................................................................... 26

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 26

3.6 Rencana Pengumpulan Data ....................................................................... 26

3.7 Rencana Analisis Data................................................................................. 26

3.8 Sumber data ................................................................................................ 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 27

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 27

4.1.1 Analisa Univariat ................................................................................ 27

4.1.1.1 Gambaran Karakteristik Pasien ............................................... 27

4.1.1.2 Gambaran Karakteristik Resep ................................................ 28

4.1.1.3 Gambaran Potensi Interaksi Obat ............................................ 31

4.1.2 Analisa Bivariat .................................................................................. 34

Page 13: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

xiii

Hubungan Antara Jumlah Jenis Obat Dalam Resep Dengan

Banyaknya Potensi Interaksi Obat Yang Ada ................................ 35

4.2 Pembahasan Penelitian ............................................................................... 35

4.2.1 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 35

4.2.2 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 36

4.2.2.1 Karakteristik Pasien dan Karakteristik Resep dalam Potensi

Interaksi Obat Resep Antidiabetik Oral ................................... 36

4.2.2.2 Potensi Interaksi Obat dalam Resep Obat Antidiabetik Oral .. 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 47

Page 14: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Gambaran Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur dalam

Lembar Resep .................................................................................................. 27

4.2 Gambaran Distribusi Resep Berdasarkan Jumlah Obat ..................................... 28

4.3 Gambaran Distribusi Obat Berdasarkan Penggunaan Obat Antidiabetik Oral .... 29

4.4 Gambaran Distribusi Resep Berdasarkan Penggunaan Golongan Obat

Antidiabetik Oral pada Resep ........................................................................... 30

4.5 Gambaran Distribusi Resep Berdasarkan Ada dan Tidaknya Potensi Interaksi

Obat ................................................................................................................. 31

4.6 Gambaran Potensi Interaksi Obat Berdasarkan Umur Pasien ............................ 32

4.7 Gambaran Jumlah Potensi Interaksi Obat Berdasarkan Pemakaian Antidiabetik

Oral pada Resep ............................................................................................... 32

4.8 Data Distribusi Potensi Interaksi Obat Berdasarkan Tipe Mekanisme Interaksi

dan Tingkat Keparahan Interaksi Obat .............................................................. 33

4.9 Data Distribusi Potensi Interaksi Obat Antidiabetik Oral dan Hasil Klinis

Berdasarkan Penelusuran Literatur Jurnal Terbaru ............................................ 34

4.10 Gambaran Distribusi Jumlah Obat yang Diresepkan dalam Lembar Resep

dengan Kejadian Potensi Interaksi Obat ........................................................... 35

Page 15: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Potensi Interaksi Obat Antidiabetik Oral Tiap Resep ..................... 53

Lampiran 2. Data Output SPSS Analisis Bivariat ...................................................... 68

Page 16: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat (drug-

related problem) yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien, dengan

meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam pengobatan saat ini dan

kecenderungan terjadinya praktik polifarmasi, maka kemungkinan terjadinya

interaksi obat semakin besar (Setiawan (Abstrak), 2011).

Beberapa laporan studi menyebutkan proporsi interaksi obat dengan obat lain

(antar obat) berkisar antara 2,2% sampai 30% terjadi pada pasien rawat-inap dan

9,2% sampai 70,3% terjadi pada pasien-pasien rawat jalan, walaupun kadang-kadang

evaluasi interaksi obat tersebut memasukkan pula interaksi secara teoretik selain

interaksi obat sesungguhnya yang ditemukan dan terdokumentasi (Peng, C.C et al,

2003 dalam Gitawati, 2008).

Sebuah studi di Amerika Serikat mencatat bahwa hampir semua pasien diabetes

melitus di instalasi rawat jalan (92,5%) berada pada risiko mengalami interaksi obat

tingkat sedang, dan 70,5% berisiko mengalami interaksi obat tingkat ringan (Dinesh

et al, 2007). Adapun di Swedia, dari 5.125 pasien rawat jalan yang kebanyakan pasien

geriatrik, rata-rata setiap pasien memiliki 1,6 jumlah interaksi obat dimana obat

antidiabetes penyebab terbanyak yang menyebabkan interaksi (Bregendal, Friberg, &

Schaffrath, 1995). Menurut penelitian Utami (2013) di Pontianak, dari 1.435 resep

pasien diabetes melitus rawat jalan, diperoleh bahwa interaksi obat terjadi pada

62,16% resep obat yang menerima obat antidibetik oral, dan dalam penelitian tersebut

disebutkan bahwa kejadian potensi interaksi obat 6 kali lebih besar pada resep yang

mengandung jumlah obat ≥5 dibandingkan dengan resep yang mengandung jumlah

obat <5; adapun penelitian yang dilakukan Dinesh et al (2007) pada sebuah rumah

sakit di Pokhara, Nepal, pasien diabetes yang berumur 51-60 tahun memiliki risiko

lebih tinggi mengalami interaksi obat tingkat moderate, dimana yang paling banyak

dalam potensial menyebabkan interaksi obat adalah penggunaan obat antara

metformin dengan enalapril.

1

Page 17: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menurut Marquito et al (2014) yang dikutip oleh Bastos (2014), kemungkinan

interaksi obat meningkat 2,5 kali lipat untuk setiap obat yang ditambahkan ke resep

pasien, dan pada individu dengan diabetes melitus termasuk lebih rentan menghadapi

efek samping dari interaksi obat. Pada penggunaan obat antidiabetik oral (ADO) pada

pasien diabetes melitus, dapat terjadi interaksi dengan obat-obat tertentu yang

digunakan oleh pasien sehingga menyebabkan terjadinya gejala hipoglikemia yang

merupakan efek samping paling berbahaya. Gejala hipoglikemia berupa berkeringat,

tremor, takikardia, kesemutan, pandangan kabur, konsentrasi berkurang, ataksia,

hemiplegia dan koma (Sari, 2008).

World Health Organization (2013) menyebutkan bahwa 347 juta orang di dunia

menderita diabetes melitus dan 80% terjadi pada negara berkembang menengah

maupun menengah kebawah, dimana Indonesia berada di peringkat keempat kejadian

diabetes terbesar di dunia setelah India, Amerika Serikat, dan China, dengan jumlah

orang dengan diabetes sebesar 8,4 juta pada tahun 2000 dan diprediksi akan

bertambah hingga 21,3 juta orang pada tahun 2030.

Menurut riset Riskesdas 2013, prevalensi diabetes melitus mengalami

peningkatan dari 1,1% (2007) menjadi 2.1% (2013) berdasarkan diagnosis atau

gejala. Pada data profil kesehatan Kemenkes (2012) berdasarkan diagnosis atau

gejala, DKI Jakarta merupakan provinsi dengan prevalensi diabetes melitus tertinggi

yaitu sebesar 2,6%, diikuti oleh Aceh sebesar 1,7% (Kemenkes, 2013).

Dari hasil pengamatan sampling awal pada Apotek RSAL Dr. Mintohardjo,

lembar resep obat antidiabetik oral perhari mencapai 20-50 resep dan sekitar >200

lembar perbulannya. Tiap resep dengan jumlah obat 2->5 berpotensi mengalami

interaksi obat. Berdasarkan yang telah dijabarkan diatas, peneliti ingin menganalisis

gambaran potensi interaksi obat yang terjadi pada peresepan pasien diabetes melitus

di RSAL Dr Mintohardjo dan mengetahui apakah ada hubungan yang bermakna

antara jumlah jenis obat yang diresepkan dengan jumlah interaksi yang terjadi.

Page 18: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang menunjukan bahwa efek terapi yang diinginkan

pada pasien diabetes melitus dipengaruhi oleh jumlah obat dan terjadinya potensi

interaksi obat pada peresepan obat antidiabetik oral.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran karakteristik pasien dan karakteristik resep/obat pada

lembar resep pasien diabetes melitus rawat jalan di RSAL Dr Mintohardjo?

2. Bagaimana gambaran potensi interaksi obat pada pasien diabetes melitus

rawat jalan di RSAL Dr Mintohardjo?

1.4 Tujuan penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui potensi interaksi obat pada penggunaan obat antidiabetik

oral pada pasien diabetes melitus rawat jalan.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik pasien dan karakteristik resep/obat pada

lembar pasien diabetes melitus rawat jalan di RSAL Dr Mintohardjo

2. Untuk mengetahui gambaran potensi interaksi obat pada pasien diabetes

melitus rawat jalan di RSAL Dr Mintohardjo

1.5 Hipotesis

Adanya potensi yang bermakna pada peresepan obat antidiabetik oral yakni antara

jumlah obat yang diresepkan dengan jumlah interaksi obat.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Secara Aplikatif (Bagi RSAL Dr Mintohardjo)

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai program informasi atau

intervensi dalam mengatasi cikal bakal masalah kesehatan dengan adanya

potensi interaksi obat dalam peresepan obat antidiabetik oral.

Page 19: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.6.2 Manfaat Secara Teoritis (Bagi Program Farmasi UIN Jakarta)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan sebagai tambahan

referensi guna memberikan masukan data dan informasi yang dapat digunakan

sebagai bahan pustaka dalam pengembangan ilmu kefarmasian terutama

farmasi klinis mengenai diabetes melitus dan interaksi obat.

1.6.3 Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman langsung

serta menambah wawasan dalam dunia farmasi klinis mengenai potensi

interaksi obat yang terjadi dalam penggunaan antidiabetik oral, sehingga

peneliti dapat menerapkan ilmu kefarmasian khususnya dalam farmasi klinis.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi interaksi obat dalam

penggunaan obat antidiabetik oral pada pasien rawat jalan diabetes melitus RSAL

Dr Mintohardjo Jakarta tahun 2014. Sasaran dalam penelitian ini adalah pasien

diabetes melitus rawat jalan RSAL Dr Mintohardjo Jakarta. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2014. Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain retrospektif, data yang

diambil adalah data resep pasien diabetes melitus rawat jalan di Apotek RSAL Dr.

Mintohardjo periode Januari-Maret 2014.

Page 20: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Interaksi Obat Interaksi obat merupakan perubahan aktivitas farmakologi suatu obat karena

pemakaian bersamaan dengan obat lain agen kimia lain. Interaksi obat dapat

mengurangi efek obat, meningkatkan efek obat, atau meningkatkan toksisitas.

Dalam beberapa hal, interaksi obat dapat menguntungkan tetapi interaksi obat

dapat menjadi merugikan bahkan berbahaya bagi kesehatan.

1.1.1 Pengertian Interaksi obat

Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai interaksi antara obat dengan zat lain

yang mencegah obat melakukan efek seperti yang diharapkan. Definisi ini berlaku

untuk interaksi obat dengan obat lain (interaksi obat-obat), serta obat dengan

makanan (interaksi obat-makanan) dan zat yang lainnya (Arulselvi et al, 2013).

Interaksi obat adalah keadaan dimana suatu zat mempengaruhi aktivitas obat,

dimana dapat menghasilkan efek meningkat atau menurun atau menghasilkan

efek baru yang tidak dihasilkan oleh obat tersebut. Interaksi ini dapat terjadi dari

penyalahgunaan yang disengaja atau karena kurangnya pengetahuan tentang

bahan-bahan aktif yang terdapat dalam zat terkait. (Bushra et al, 2011). Adapun

menurut Penzak (2010) yang dikutip dari Tatro (1992) interaksi obat merupakan

respon farmakologis atau klinis yang berbeda antara efek dari obat yang

dikombinasikan dengan efek yang telah diketahui apabila obat-obat tersebut

diberikan sendiri-sendiri.

Menurut Raich et al (1997) secara sederhananya pengertian interaksi obat adalah

perubahan dalam efek satu obat bila diberikan dengan obat lain, makanan, atau

substansi lainnya. Misalnya, dua atau lebih obat yang diminum bersama-sama

dapat mengubah cara obat tersebut bekerja dalam tubuh. Hal ini ini mungkin

dapat membuat satu atau lebih obat menjadi kurang aman dikonsumsi atau dapat

5

Page 21: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menyebabkan tidak bekerja sebagaimana mestinya. Sedangkan menurut Stockley

(2008) interaksi obat terjadi ketika efek dari satu obat yang dikonsumsi diubah

oleh adanya obat lain, jamu, makanan, minuman, atau oleh beberapa agen kimia

lainnya.

Menurut Hansten & Horn dalam bukunya yang berjudul The Top 100 Drug

Interactions 2014 (2014) dalam arti luas interaksi obat terjadi ketika satu obat

mempengaruhi farmakokinetik, farmakodinamik, khasiat, atau toksisitas dari obat

lain. Kedua obat tidak perlu secara fisik berinteraksi satu sama lain untuk

menghasilkan efek. Ketika kombinasi obat menghasilkan efek yang tidak

diinginkan, interaksi obat menjadi interaksi obat yang merugikan. Interaksi obat

jauh lebih umum daripada interaksi obat yang merugikan (adverse drug

interactions).

Interaksi obat dapat mungkin tidak terjadi pada setiap individu. Karena ada

beberapa faktor yang mempengaruhi kemungkinan bahwa interaksi dapat terjadi

atau tidak. Faktor-faktor ini termasuk perbedaan antara individu seperti gen,

fisiologi, gaya hidup (diet, olahraga), penyakit yang diderita, dosis obat, durasi

terapi kombinasi, dan waktu relatif administrasi dua zat (terkadang interaksi dapat

dihindari jika dua obat dikonsumsi pada waktu yang berbeda) (Kashif et al, 2012).

1.1.2 Tingkat keparahan (Severity Level) interaksi obat

Potensi interaksi obat yang diklasifikasikan menurut klasifikasi yang diusulkan

oleh Hansten dan Horn (2002) secara internasional diterima dan digunakan secara

luas di seluruh dunia. Interaksi obat secara teratur diperbarui dan sistem

klasifikasi ini memberikan ringkasan yang rinci dari hasil klinis, mekanisme aksi

yang terjadi dan informasi tambahan. Interaksi obat dikategorikan sebagai

major/besar, moderate/sedang atau minor/kecil tergantung pada keparahan hasil

dan kualitas dokumentasi.

Menurut Tatro (2001) derajat keparahan akibat interaksi diklasifikasikan menjadi

minor (dapat diatasi dengan baik), moderat (efek sedang, dapat menyebabkan

Page 22: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kerusakan organ), dan major (efek fatal, dapat menyebabkan kematian) (Yasin,

Widyastuti, & Dewi, 2005). Sedangkan menurut Ayuningtyas (2010) yang dikutip

dari Tatro (2001), tingkat keparahan major atau efek berat ialah efek potensial

yang menyebabkan kerusakan menetap atau mengancam jiwa, tingkat keparahan

moderat atau efek sedang dapat menyebabkan perubahan status klinik dan

penambahan pengobatan, sedangkan tingkat keparahan minor atau efek ringan

dari interaksi obat biasanya tidak membutuhkan pengobatan tambahan.

1.1.3 Jenis obat yang berinteraksi

Menurut penelitian Dinesh et al (2007), pada 182 pasien rawat jalan yang

menerima obat antidiabetik oral, obat antidiabetik metformin menduduki

peringkat pertama sebagai obat yang paling banyak menyebabkan interaksi obat.

Adapun menurut peneltian Santi Purna Sari, Mahdi Jufri, dan Dini Permana Sari

di Depok (2008) pada resep pasien diabetes rawat jalan rawat jalan, resep obat

antidiabetik oral yang diketahui berinteraksi sebanyak 41,69% dari jumlah sampel

dimana interaksi obat yang sering terjadi adalah interaksi obat antara golongan

sulfonilurea yaitu glibenklamid, glimepirid dan gliklazid dan golongan biguanid

yaitu metformin.

Menurut penelitian Utami di tahun 2013 dari 1.435 resep pasien diabetes melitus

rawat jalan, diperoleh bahwa interaksi obat terjadi pada 62,16% resep obat yang

menerima obat antidibetik oral. Dalam penelitian tersebut jenis-jenis obat yang

sering berinteraksi adalah metformin dan gliklazid.

Menurut penelitian Sulistiana dkk (2013) interaksi obat yang paling banyak

terjadi antara obat antidiabetik oral yang dikombinasi adalah metformin dengan

acarbose yaitu sebesar 51,85% dari total 155 pasien yang masuk inklusi,

sedangkan interaksi yang paling banyak terjadi antara obat antidiabetik oral

dengan obat lain adalah glimepirid dengan sivastatin yakni sebesar 31,03%.

Page 23: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.1.4 Tipe Interaksi Obat

Interaksi obat sering diklasifikasikan sebagai interaksi farmakodinamik atau

interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakodinamik termasuk yang

mengakibatkan aditif atau efek farmakologis antagonis. Interaksi farmakokinetik

melibatkan induksi atau inhibisi enzim metabolisme di hati atau di tempat lain,

situs perpindahan obat dari ikatan protein plasma, perubahan dalam penyerapan

gastrointestinal, atau kompetisi untuk sekresi ginjal yang aktif (Bailie et al,

2004).

1.1.4.1 Interaksi Farmakokinetik

Menurut Stockley (2008) interaksi farmakokinetik adalah interaksi yang dapat

mempengaruhi proses dengan yang obat diserap, didistribusikan, dimetabolisme

dan diekskresikan (disebut juga Interaksi ADME); Interaksi dalam proses

farmakokinetik, yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi (ADME)

dapat meningkatkan ataupun menurunkan kadar plasma obat.

Interaksi obat secara farmakokinetik yang terjadi pada suatu obat tidak dapat

diekstrapolasikan (tidak berlaku) untuk obat lainnya meskipun masih dalam satu

kelas terapi, disebabkan karena adanya perbedaan sifat fisikokimia,

yangmenghasilkan sifat farmakokinetik yang berbeda. Contohnya, interaksi

farmakokinetik oleh simetidin tidak dimiliki oleh H2-bloker lainnya; interaksi

oleh terfenadin, aztemizole tidak dimiliki oleh antihistamin non sedatif lainnya

(Gitawati, 2008).

Bailie et al (2004) menjabarkan interaksi-interaksi yang terjadi pada tahap

farmakokinetika obat, yaitu:

1) Interaksi akibat perubahan dalam penyerapan di gastrointestinal

Tingkat penyerapan obat setelah pemberian oral dapat mungkin untuk

diubah oleh agen obat lainnya. Penyerapan obat merupakan fungsi dari

kemampuan obat untuk berdifusi dari lumen saluran pencernaan ke dalam

sirkulasi sistemik. Perubahan pH usus dapat sangat mempengaruhi difusi

Page 24: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

obat serta pelarutan bentuk sediaan. Sebagai contohnya penyerapan

ketoconazole menjadi kurang karena adanya pemberian antasida atau

antagonis H2 yang mengurangi pelarutan tablet ketokonazole.

2) Interaksi akibat perubahan dalam metabolisme enzim

Hati adalah tempat/situs utama dalam metabolisme obat. Situs lain yaitu

ginjal dan lapisan saluran pencernaan. Dua tipe utama metabolisme obat di

hati yaitu reaksi Tahap I dan Tahap II. Tahap I reaksi oksidatif adalah

langkah awal dalam biotransformasi obat, dan dimediasi oleh sitokrom P-

450 (CYP). Enzim ini dapat dirangsang atau dihambat oleh agen lain,

sehingga menyebabkan peningkatan atau penurunan dalam metabolisme

obat primer. Pada reaksi Tahap II terjadi setelah reaksi Tahap I, dalam

proses ini metabolit obat diubah menjadi senyawa yang semakin larut

dalam air sehingga menjadi dapat lebih mudah dieliminasi ginjal.

Induksi enzim dapat mengakibatkan peningkatan sintesis enzim CYP, obat

lebih cepat di metabolisme, konsentrasi obat subterapeutik dan risiko

terapi obat tidak efektif. Kecepatan dari induksi enzim tergantung pada

paruh obat yang menginduksi serta laju sintesis enzim. contoh obat yang

menyebabkan induksi enzim adalah barbiturat, beberapa antikonvulsan

dan rifampisin.

Sedangkan Penghambatan enzim bisa terjadi akibat inhibisi nonkompetitif

atau kompetitif dari enzim CYP oleh obat kedua, dan efek yang terjadi

mungkin terjadi dengan cepat. contoh dari inhibitor enzim di hati

termasuk cimetidine, flukonazol dan eritromisin. Hasil kompetitif enzim

inhibisi dengan penambahan agen kedua adalah metabolisme lebih lambat

dari obat pertama, konsentrasi obat plasma yang lebih tinggi, dan risiko

toksisitas. Dalam kasus penghambatan kompetitif, metabolisme kedua

obat dapat dikurangi, sehingga konsentrasi yang diharapkan menjadi lebih

tinggi dari masing-masing obat.

Page 25: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Interaksi Akibat Perubahan dalam Pengikatan Protein (Protein

Binding)

Obat yang terdapat dalam plasma baik itu terikat secara reversibel pada

protein plasma dapat pula dalam keadaan bebas/tidak terikat. Protein

plasma utama yang membentuk ikatan obat-protein plasma adalah

albumin dan α1-asam glikoprotein yang merupakan obat bebas yang dapat

memberikan efek farmakologis. Obat dapat bersaing satu sama lain pada

situs pengikatan protein plasma, dan ketika hal ini terjadi, satu obat dapat

menggantikan lain yang sebelumnya terikat pada protein.

Pemindahan obat dari binding-sites ini akan meningkatkan konsentrasi

agen yang tidak terikat dan kemungkinan dapat mengakibatkan toksisitas.

biasanya beberapa obat ada yang terdapat pada situs protein binding yang

tinggi sampai melebihi 90%. Jadi bahkan penurunan kecil protein-binding

secara signifikan dapat menigkatkan konsentrasi bebas obat. Obat yang

biasanya sangat terikat dengan protein (protein-binding), dan yang

mungkin berpatisipasi dalam interaksi ikatan adalah obat antikonvulsan

dan warfarin.

4) Interaksi Akibat Perubahan Ekskresi Ginjal

Sebagian besar obat yang dieliminasi oleh ginjal diekskresikan melalui

filtrasi pasif glomerulus. Beberapa obat dieliminasi melalui sekresi tubular

aktif yaitu seperti penisilin, sefalosporin, dan sebagian besar diuretik.

Sekresi aktif dapat dihambat oleh agen sekunder seperti simetidin, obat-

obat antiinflamasi nonsteroid dan probenesid, dengan mengakibatkan

peningkatan konsentrasi obat dalam serum dan penurunan konsentrasi

obat dalam kemih. Dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan interaksi

yang diinginkan, sementara yang lain dapat menyebabkan hasil terapi

yang merugikan.

Page 26: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.1.4.2 Interaksi Farmakodinamik

Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang bekerja pada sistem

reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama sehingga terjadi efek

yang aditif, sinergistik, atau antagonistik, tanpa ada perubahan kadar plasma

ataupun profil farmakokinetik lainnya. Interaksi farmakodinamik umumnya

dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan dengan obat yang

berinteraksi, karena klasifikasi obat adalah berdasarkan efek

farmakodinamiknya. Selain itu, umumnya kejadian interaksi farmakodinamik

dapat diramalkan sehingga dapat dihindari sebelumnya jika diketahui

mekanisme kerja obat (Gitawati, 2008).

1.2 Peran Apoteker dalam Penanganan Interaksi Obat

Apoteker, bersama dengan dokter memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa

pasien mengetahui akan risiko efek samping dan tindakan yang tepat saat hal

tersebut terjadi. Dengan pengetahuan yang rinci tentang obat-obatan, apoteker

memiliki kemampuan untuk mengetahui tentang gejala tak terduga yang dialami

oleh pasien untuk efek samping yang mungkin terjadi dalam terapi obat mereka.

Praktek farmasi klinik juga memastikan bahwa kejadian ADR (Adverse Drug

Reaction) diminimalkan dengan menghindari obat dengan efek samping yang

potensial pada pasien yang rentan. Jadi, apoteker memiliki peran utama dalam

kaitannya dengan pencegahan, deteksi dan pelaporan ADR (Camargo, 2006

dalam Palanisamy, 2009).

Dalam jurnal Ansari (2010), disebutkan beberapa pilihan dalam manajemen

interaksi obat pada pasien adalah:

1. Menghindari kombinasi seluruhnya

Untuk beberapa interaksi obat, risiko selalu melebihi efek terapinya, dan

kombinasi harus dihindari.

2. Menyesuaikan dosis obat

Terkadang dalam memberikan dua obat yang berinteraksi kemungkinan

aman digunakan selama dosis obat disesuaikan.

Page 27: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Berikan jarak penggunaan untuk menghindari interaksi

Untuk beberapa interaksi yang melibatkan ikatan dalam saluran

pencernaan, untuk menghindari interaksi, dapat diberikan jarak

penggunaan antara obat-obat minimal 2 jam sebelumnya atau 4 jam

setelahnya.

4. Pemantauan untuk deteksi dini

Terkadang dalam beberapa kasus ketika kombinasi antara obat yang

berinteraksi diperlukan dalam penggunaan, pasien harus terus dipantau

untuk melihat efek dari interaksi yang mungkin terjadi. Dengan

pemantauan ini, perubahan dosis yang tepat dapat dibuat atau penggunaan

obat dihentikan bila perlu

5. Memberikan informasi kepada pasien kemungkinan efek yang merugikan

dari interaksi antar obat yang digunakan

Terkadang pasien menggunakan kombinasi obat yang berinteraksi tanpa

diberikan informasi tentang konsekuensi dari penggunaan obat yang

diberikan.

6. Meningkatkan kegunaan sistem penyaringan/screening komputerisasi

Sistem screening interaksi obat komputerisasi belum sesukses sebagai

salah satu harapan pengidentifikasi interaksi obat yang ideal. Sehingga

harus lebih ditingkatkan fungsinya.

Menurut Mulyani (2006) farmasis mempunyai peran penting dalam

mengidentifikasi masalah yang timbul, kemudian menyelesaikannya secara

tepat dan cepat, serta mengupayakan pencegahan; sebagai penyedia informasi

yang berkaitan dengan terapi obat dan permasalahan yang terkait dengan terapi.

Farmasis juga berperan penting sebagai penyedia jasa penyuluhan dan

pendidikan, untuk memotivasi pasien dan keiuarga pasien agar tercapai luaran

klinis yang positif dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Page 28: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.3 Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes melitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang

disebabkan adanya peningkatan kadar gula darah secara terus menerus (kronis)

akibat kekurangan insulin baik kualitatif maupun kuantitatif (Tapan, 2005).

Sedangkan menurut Depkes RI (2007) diabetes melitus adalah penyakit dengan

kadar gula darah yang melebihi normal dan menunjukkan gejala cepat lapar,

cepat haus, sering buang air kecil terutama di malam hari (Mahendra, 2009).

Menurut WHO (1999) diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu

penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai

dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme

karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.

Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi

produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau

disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Depkes,

2005).

2.3.1 Tipe Diabetes

Menurut International Diabetes Federation (2014) Tipe diabetes yang utama

adalah:

1. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 dulu disebut diabetes juvenile-onset. Hal ini biasanya

disebabkan oleh reaksi auto-imun dimana sistem pertahanan tubuh

menyerang sel-sel yang memproduksi insulin. Alasan bagaimana hal ini

terjadi tidak dipahami sepenuhnya. Orang dengan diabetes tipe 1

menghasilkan insulin sangat sedikit atau tidak sama sekali. Penyakit ini

dapat mempengaruhi orang dari segala usia, tetapi biasanya berkembang

pada anak-anak atau dewasa muda. Orang dengan diabetes tipe 1

membutuhkan suntikan insulin setiap hari untuk mengendalikan kadar

glukosa dalam darah mereka. Jika orang-orang dengan diabetes tipe 1

tidak mendapatkan insulin, akan menyebabkan kematian.

Page 29: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 dulu disebut diabetes non insulin-dependent atau adult-

onset, dan menyebabkan setidaknya 90% dari semua kasus diabetes. Hal

ini ditandai dengan resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif, salah

satu atau keduanya dapat ditemukan pada saat didiagnosis diabetes.

Diagnosis diabetes tipe 2 dapat terjadi pada semua usia. Diabetes tipe 2

mungkin tetap tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan diagnosis

baru dikatakan ketika telah ada komplikasiatau tes glukosa darah atau

tes urin rutin dilakukan. Hal ini sering, namun tidak selalu, berhubungan

dengan kelebihan berat badan atau obesitas, yang dengan sendirinya

dapat menyebabkan resistensi insulin dan menyebabkan kadar glukosa

darah tinggi. Orang dengan diabetes tipe 2 pada awalnya sering dapat

mengelola kondisi mereka melalui olahraga dan diet. Namun, seiring

waktu kebanyakan orang akan memerlukan obat oral dan atau insulin.

3. Gestational diabetes (GDM)

Gestational diabetes adalah suatu bentuk diabetes yang terdiri dari kadar

glukosa darah tinggi selama kehamilan. Hal ini dapat terjadi pada 1 dari

25 kehamilan di seluruh dunia dan berhubungan dengan komplikasi bagi

ibu dan bayi. GDM biasanya hilang setelah kehamilan, tetapi wanita

dengan GDM dan anak-anak mereka berada pada peningkatan risiko

terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari. Sekitar setengah dari wanita

dengan riwayat GDM terus terkena diabetes tipe 2 dalam waktu lima

sampai sepuluh tahun setelah melahirkan.

2.3.2. Pemantauan Diabetes Melitus

Pentingnya peran apoteker dalam keberhasilan pengelolaan diabetes ini

menjadi lebih bermakna karena penderita diabetes umumnya merupakan

pelanggan tetap apotek, sehingga frekuensi pertemuan penderita diabetes

Page 30: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan apoteker di apotek mungkin lebih tinggi daripada pertemuannya

dengan dokter (Depkes, 2005).

Pemantauan terhadap kondisi penderita dapat dilakukan apoteker pada saat

pertemuan konsultasi rutin atau pada saat penderita menebus obat, atau

dengan melakukan hubungan telepon. Pemantauan kondisi penderita sangat

diperlukan untuk menyesuaikan jenis dan dosis terapi.Apoteker harus

mendorong penderita untuk melaporkan keluhan ataupun gangguan kesehatan

yang dirasakannya sesegera mungkin. Apoteker harus bekerja sama dengan

tim kesehatan lainnya dalam penyesuaian dosis obat hipoglikemik oral

(OHO). Kebanyakan morbiditas dan mortalitas pada pasien diabetes

disebabkan karena komplikasi, antara lain komplikasi makrovaskular. Hasil

penelitian menunjukkan, penurunan kadar gula saja dapat tidak dapat

menurunkan komplikasi makrovaskular. Oleh karena itu ada area lain dari

diabetes yang harus diperhatikan untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas

secara keseluruhan, antara lain:

1. Tekanan darah (target < 130/80 mm Hg)

2. LDL kolesterol (target < 100 mg/dl)

3. Penggunaan aspirin untuk pasien DM dengan hipertensi dan resiko

jantung

4. Pemeriksaan mata, kaki, gigi (1x/tahun)

5. Vaksinasi influenza dan pneumokokal

Penjelasan diberikan kepada pasien mengenai target dan diharapkan pasien

mengerti mengapa monitoring memegang peranan penting dalam terapi

pencegahan. (Depkes, 2005)

Menurut Palaian et al (2004) karena ekspansi yang cepat dari agen terapi

tersedia untuk mengobati diabetes, peran apoteker dalam merawat pasien

diabetes melitus juga telah berkembang. Apoteker dapat mendidik pasien

tentang penggunaan yang tepat dari obat, skrining untuk interaksi obat,

Page 31: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menjelaskan perangkat monitoring, dan membuat rekomendasi untuk

produk bagi pasien diabetes melitus.

Apoteker, meskipun bukan sebagai profesional kesehatan untuk

mendiagnosa diabetes, mempunyai peran penting dalam membantu pasien

mengontrol penyakit mereka. Apoteker dapat memantau kadar glukosa

darah pasien dan menjaga tetap stabil. Selama berinteraksi dengan apoteker,

pasien dapat menanyakan apoteker pertanyaan-pertanyaan yang tidak

mereka tanyakan kepada dokter dan bisa mendapatkan informasi lebih lanjut

mengenai penyakit diabetes. Apoteker juga dapat memberi informasi kepada

pasien tentang pemberian insulin secara teratur sehingga timbulnya

komplikasi dapat dicegah dengan memiliki kontrol glikemik yang ketat.

Peran penting lain dari apoteker adalah selalu tersedia untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari para pasien. Secara keseluruhan, hal tersebut

adalah peran apoteker yang paling efisien untuk membantu pasien diabetes

dalam mengatasi penyakit mereka (Setter, 2000 dalam Palaian, 2004).

2.3.3 Tatalaksana terapi

Menurut Depkes RI (2005) penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir

untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas diabetes melitus, yang secara

spesifik ditujukan untuk mencapai 2 target utama, yaitu menjaga agar kadar

glukosa plasma berada dalam kisaran normal dan mencegah atau

meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi. Penatalaksanaan terapi

menurut Depkes RI (2005) ada dua jenis terapi yaitu terapi tanpa obat dan

terapi obat:

a. Terapi tanpa obat

1. Pengaturan diet

Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes.

Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang

dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi

baik sebagai berikut:

Page 32: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1) Karbohidrat : 60-70%

2) Protein : 10-15%

3) Lemak : 20-25%

Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres

akut, dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai

dan mempertahankan berat badan ideal. Dalam salah satu penelitian

dilaporkan bahwa penurunan 5% berat badan dapat mengurangi kadar

HbA1c sebanyak 0,6% (HbA1c adalah salah satu parameter status DM),

dan setiap kilogram penurunan berat badan dihubungkan dengan 3-4

bulan tambahan waktu harapan hidup.

Masukan serat sangat penting bagi penderita diabetes, diusahakan paling

tidak 25 gram perhari. Disamping akan menolong menghambat

penyerapan lemak, makanan berserat yang tidak dapat dicerna oleh

tubuh juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan

penderita DM tanpa risiko masukan kalori yang berlebih. Disamping itu,

makanan sumber serat seperti sayur dan buah-buahan segar umumnya

kaya akan vitamin dan mineral.

2. Olah raga

Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula

darah tetap normal. Saat ini ada dokter olah raga yang dapat dimintakan

nasihatnya untuk mengatur jenis dan porsi olah raga yang sesuai untuk

penderita diabetes. Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat, olah raga

ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya

bagi kesehatan. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan

meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga

meningkatkan penggunaan glukosa.

b. Terapi Obat

Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olahraga)

belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu

dilakukan langkah berikutnya berupa penatalaksanaan terapi obat, baik

Page 33: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi

keduanya.

1. Terapi insulin.

Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita DM Tipe-

1.Pada DM Tipe-1, sel-sel β Langerhans kelenjar pankreas penderita

rusak, sehingga tidak lagi dapat memproduksi insulin. Sebagai

penggantinya, maka penderita DM Tipe 1 harus mendapat insulin

eksogen untuk membantu agar metabolism karbohidrat di dalam

tubuhnya dapat berjalan normal.

Walaupun sebagian besar penderita DM Tipe 2 tidak memerlukan

terapi insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan terapi insulin di

samping terapi hipoglikemik oral.

2. Terapi obat Hipoglikemia oral

Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan untuk membantu

penanganan pasien DM Tipe II. Pemilihan obat hipoglikemik oral yang

tepat sangat menentukan keberhasilan terapi diabetes. Bergantung pada

tingkat keparahan penyakit dan kondisi pasien, farmakoterapi

hipoglikemik oral dapat dilakukan dengan menggunakan satu jenis obat

atau kombinasi dari dua jenis obat. Pemilihan dan penentuan rejimen

hipoglikemik yang digunakan harus mempertimbangkan tingkat

keparahan diabetes (tingkat glikemia) serta kondisi kesehatan pasien

secara umum termasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi yang ada.

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral dapat

dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

1. Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi obat

hipoglikemik oral golongan sulfonilurea dan glinid (meglitinid dan

turunan fenilalanin).

Page 34: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat meningkatkan sensitifitas sel

terhadap insulin), meliputi obat-obat hipoglikemik golongan biguanid

dan tiazolidindion, yang dapat membantu tubuh untuk memanfaatkan

insulin secara lebih efektif.

3. Inhibitor katabolisme karbohidrat, antara lain inhibitor α-glukosidase

yang bekerja menghambat absorpsi glukosa dan umum digunakan

untuk mengendalikan hiperglikemia post-prandial (post-meal

hyperglycemia). Disebut juga “starch-blocker”.

Menurut Dipiro (2009) algoritma pelaksanaan terapi diabetes melitus agar terapi

berjalan optimal adalah sebagai berikut:

Target Tercapai

Pantau HbA1C tiap 3-6 bulan

Pilihan monoterapi lain: Pioglitazon, Rosiglitazone,

Repaglinid, Nateglinid, Acarbose, Insulin/Insulin

Analog

Tambahkan terapi insulin

Intervensi Awal

Edukasi/Diet/Olahraga

Target: HbA1C: ≤6,5-7,0%

GDS: <110-130 mg/dl GDPP: <140-180 mg/dl

Target tidak Tercapai setelah 1 bulan

Monoterapi/kombinasi ADO

Sulfonilurea dan/Metformin

Pilihan kombinasi lain: Metformin/Sulfonilurea +

Pioglitazon/Rosiglitazon atau Akarbose/Miglitol

Metformin + Nateglinid atau Repaglinid atau Insulin/Insulin Analog

Target tidak Tercapai setelah 3 bulan

Kombinasi Sulfonilurea dan

Metformin

Target tidak Tercapai setelah 3-6 bulan

Target Tercapai

Lanjutkan Terapi Pantau HbA1C tiap 3-

6 bulan

Target Tercapai

Lanjutkan Terapi Pantau HbA1C tiap 3-

6 bulan

Page 35: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4 Pengertian Polifarmasi

Polifarmasi merupakan penggunaan obat dalam jumlah yang banyak dan tidak

sesuai dengan kondisi kesehatan pasien. Meskipun istilah polifarmasi telah

mengalami perubahan dan digunakan dalam berbagai hal dan berbagai situasi,

tetapi arti dasar dari polifarmasi itu sendiri adalah obat dalam jumlah yang

banyak dalam suatu resep (dan atau tanpa resep) untuk efek klinik yang tidak

sesuai. Jumlah yang spesifik dari suatu obat yang diambil tidak selalu menjadi

indikasi utama akan adanya polifarmasi akan tetapi juga dihubungkan dengan

adanya efek klinis yang sesuai atau tidak sesuai pada pasien (Rambadhe dkk

2012, dalam Dewi et al 2014). Adapun menurut Bjerrum et al (2003) seorang

individu yang mengalami polifarmasi diidentifikasi dimana apabila

menggunakan secara bersamaan dari dua atau lebih obat.

Polifarmasi yang didefinisikan sebagai penggunaan bersamaan beberapa obat,

dapat menimbulkan risiko kesehatan seperti reaksi obat merugikan (adverse

drug reaction), interaksi obat-obat (drug-drug interaction), kesalahan

pengobatan (medication error) dan kepatuhan yang buruk (poor compliance).

Jumlah obat yang di konsumsi merupakan prediktor dari komplikasi ini, dan

penggunaan bersamaan dari lima atau lebih menyebabkan risiko dari kejadian

masalah terkait obat (Bjerrum, 1998).

2.5 Pengertian Resep

Berdasarkan Kepmenkes (2004) resep adalah permintaan tertulis dari dokter,

dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan

obat bagi pasien sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun

menurut Syamsuni (2005) resep adalah permintaan tertulis dari dokter kepada

APA (Apoteker Pengelola Apotek) untuk menyiapkan dan/atau membuat,

meracik, serta menyerahkan obat kepada pasien. Yang berhak menulis resep

adalah dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.

Page 36: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6 Profil Rumkital Dr. Mintohardjo Jakarta

2.6.1 Sejarah Singkat

Rumah Sakit TNI AL (RSAL) Dr. Mintohardjo Jakarta berlokasi di jalan

Bendungan Hilir No. 17 Pejompongan Jakarta Pusat, tampak asri, besar dan

kokoh, yang dibangun diatas lahan seluas 42.586 m2. Sejarah RSAL Dr.

Mintohardjo berawal dari tempat perawatan sementara yang merupakan

poliklinik Dinas Kesehatan Komando Daerah Maritim Djakarta (KDMD). Pada

tahun 1957 dengan berkembangnya TNI AL dan tuntutan kebutuhan pelayanan

dan perawatan kesehatan dibangun suatu Rumah Sakit dengan nama Rumah

Sakit Angkatan Laut Djakarta (RSALD) dan diresmikan pada tanggal 1 Agustus

1957.

Pada tanggal 15 Mei 1974 RSALD berganti nama menjadi RSAL Dr.

Mintohardjo, yang pada awalnya mempunyai UGD, poliklinik umum, poliklinik

spesialis dan poliklinik sub spesialis serta Ruang Udara Bertekanan Tinggi

(RUBT) yang merupakan satu-satunya di Jakarta.

RSAL Dr. Mintohardjo ini yang memiliki uji kesehatan (medical check up)

yang ditunjang oleh unit rawat inap dan unit penunjang lain yang dapat

meningkatkan mutu pelayanan; Adapun RSAL Dr. Mintohardjo merupakan

Rumah Sakit rujukan wilayah Indonesia bagian Barat khususnya untuk anggota

TNI beserta keluarga. Sebagai RSU tipe B telah terakreditasi sejak tahun 1998

dengan status akreditasi penuh dan sekarang telah merupakan Rumah Sakit tipe

B atau kelas dua (II). Tugas utamanya adalah melakukan pelayanan kesehatan

baik anggota TNI beserta keluarga maupun masyarakat umum serta

dimanfaatkan guna kepentingan pendidikan calon dokter, calon apoteker, calon

perawat, calon ahli gizi, calon radiologi dan lain-lain.

2.6.2 Apotek RSAL Mintohardjo

Apotek berada diruang lingkup RSAL Dr. Mintohardjo melayani resep anggota

BPJS. Apotek BPJS memperoleh barang-barang dari gudang farmasi berupa

obat oral (tablet, kapsul, dan sirup) dan topikal (salep dan cream) serta bahan

Page 37: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

baku untuk produksi obat tertentu seperti vaselin, asam silisilat, talk, CaCO3.

Permintaan barang ke gudang farmasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan

dengan menggunakan formulir permintaan barang setiap seminggu dua kali.

Resep yang masuk di beri nomor urut, kemudian pasien di beri kartu nomor

panggil sesuai dengan nomor resepnya. Selanjutnya obat disiapkan, dikemas,

dan diserahkan kepada pasien, kemudian resep disimpan sebagai arsip. Obat-

obat dari apotek BPJS diberikan tanpa dipungut biaya. Jika obat tidak tersedia

di apotek BPJS, maka obat direstitusi dari apotik Yanmasum dengan membuat

salinan resep yang telah ditanda tangani oleh Apoteker (tim restitusi) kemudian

obat tersebut dapat diambil di apotek Yanmasum dengan ketentuan obat-obat

tercantum di formularium RSAL Dr. Mintohardjo.

Page 38: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, dapat dinyatakan bahwa

dalam peresepan obat antidiabetes oral kemungkinan terdapat potensi interaksi obat

dimana interaksi tersebut dapat terjadi dalam tingkatan keparahan tertentu sesuai efek

yang telah diprediksi melalui literatur. Adapun penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui hubungan antara jumlah obat yang diresepkan dengan jumlah potensi

interaksi obat yang terjadi pada resep rawat jalan pasien diabetes melitus periode

Januari-Maret 2014. Sehingga bagan kerangka konsep yang ada seperti terlihat pada

bagan berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat

23

Karakteristik Pasien

1. Jenis Kelamin 2. Umur

Potensi Interaksi Obat

Karakteristik Resep

1. Jenis Obat: a. 2 - <5 Obat b. ≥5 Obat

Page 39: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Potensi Interaksi

Obat

Potensi interaksi obat adalah potensi aksi suatu obat diubah atau dipengaruhi oleh obat lain yang diberikan bersamaan (Sari, 2012)

Pembacaan Resep, dengan: Medscape. com dan teks book Drug Interaction Stockley

1. Ya 2. Tidak

Nominal

Jenis Obat

Jumlah jenis obat yang diresepkan dalam satu resep pada peresepan obat antidiabetik oral pada pasien rawat jalan RSAL Dr. Mintohardjo

Pembacaan Resep

1. Jenis obat 2 - <5 obat

2. Jenis obat ≥5 obat (Utami,2013) Nominal

Umur Jumlah usia pasien yang tertera pada resep

Pembacaan Resep Umur Rasio

Jenis Kelamin

Perbedaan biologis dan fisiologis yang dibawa sejak lahir dan tidak dapat diubah (Umyati, 2010)

Pembacaan Resep

1. Laki-laki 2. Perempuan

Nominal

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

metode bersifat deskriptif analitik. Penelitian ini menggunakan desain studi

retrospektif, dan pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan data

lembar resep pasien rawat jalan diabetes melitus.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi merupakan suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang

merupakan perhatian peneliti, dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh

lembar resep pasien diabetes melitus di Apotek RSAL Dr. Mintohardjo, Jakarta

Pusat. Populasi target adalah pasien rawat jalan diabetes melitus yang menebus

Page 40: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

resepnya di Apotek RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta. Populasi terjangkau adalah

populasi target pada periode Januari-Maret 2014.

3.4.2 Teknik sampling

Pada penelitian ini pengambilan sampel pasien diabetes melitus di Apotek

RSAL Dr. Mintohardjo dengan menggunakan teknik simple random

sampling. Lebih dari dua ribu lembar resep yang mengandung obat

antidiabetik oral, sampel yang masuk kriteria inklusi yang didapatkan

sejumlah 1.232 kemudian diurutkan dari awal sampai akhir dan diambil satu

per satu secara acak dengan bantuan aplikasi Random Number Generator.

Kriteria sampel pada penelitian ini yaitu semua pasien diabetes melitus rawat

jalan yang mendapatkankan terapi obat antidiabetik oral pada bulan Janurari-

Maret 2014 di Apotek RSAL Dr.Mintohardjo. Adapun kriteria inklusi dan

kriteria eksklusi sampel penelitian ini adalah:

3.4.2.1 Kriteria Inklusi

1. Resep yang mengandung ≥2 macam obat

2. Resep yang mengandung minimal satu obat antidiabetik oral

3.4.2.2 Kriteria Eksklusi

1. Resep yang tidak terbaca dengan jelas

2. Resep rawat inap

3.4.3 Jumlah sampel

Pada penelitian ini rumus yang dipakai untuk menentukan jumlah sampel

adalah: n= ேே(ௗమ)ାଵ

(Rumus Slovin) (Wasis, 2006) dimana n = jumlah sampel,

N= jumlah populasi, dan d= tingkat kesalahan yang dipilih, dalam penelitian

ini peneliti memilih tingkat kesalahan 5% dan jumlah populasi adalah jumlah

sampel yang masuk kriteria inklusi yakni sejumlah 1.232 lembar resep.

Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, minimal sampel yang bisa

diambil adalah sebesar:

Page 41: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

n =1.232

1.232(5%ଶ) + 1 = 301,96 = 302

maka sampel yang diambil pada penelitian ini adalah sebesar 310.

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Apotek RSAL Dr Mintohardjo, pada bulan

September dan Oktober 2014.

3.6 Rencana Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan secara retrospektif, yaitu dengan melihat data lembar

resep pasien rawat jalan yang mendapatkan terapi obat antidiabetik oral di RSAL

Dr. Mintohardjo. Jenis data yang direncanakan pada penelitian ini yaitu data

sekunder berupa lembar resep pasien rawat jalan diabetes melitus.

3.7 Rencana Analisis Data

Evaluasi interaksi obat dilakukan secara teoritik berdasarkan studi literatur

dengan penapisan secara media online menggunakan situs medscape.com dan

penapisan secara manual menggunakan buku teks Drug Interactions Stockley.

Analisis data menggunakan metode statistik deskriptif; ditentukan persentase

gambaran karakteristik pasien dan karakteristik resep, gambaran potensi interaksi

obat antidibetik oral dalam resep, dan untuk melihat adanya hubungan yang

bermakna antara jumlah dari jenis obat yang diresepkan dengan jumlah interaksi

yang terjadi dianalisis menggunakan metode uji Chi-Square

3.8 Sumber Data

Sumber data berasal dari lembar resep pasien diabetes melitus di Apotek RSAL

Dr. Mintohardjo.

Page 42: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

Penelitian retrospektif ini dilakukan terhadap 310 lembar resep pasien rawat jalan

yang menerima obat antidiabetik oral di RSAL Dr. Mintohardjo, adapun tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien dan karakteristik obat

yang terdapat dalam lembar resep, dan gambaran potensi interaksi obat dalam

peresepan obat antidiabetik oral.

4.1.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif data karakteristik

pasien seperti umur dan jenis kelamin, karakteristik obat yaitu jumlah jenis obat yang

diterima pasien, gambaran resep dan gambaran potensi interaksi obat.

4.1.1.1 Gambaran Karakteristik Pasien

Gambaran karakteristik pasien diabetes melitus rawat jalan berdasarkan jenis kelamin

dan umur pasien yang tertera dalam resep obat diabetes melitus rawat jalan adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Gambaran Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur dalam

Lembar Resep No Karakteristik Pasien Jumlah Persentase (%)

1 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

154 156

49,68 50,33

Total 310 100

2 Umur

31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90

4 16 77

121 86 6

1,29 5,16

24,83 39,03 27,74 1,93

Total 310 100

Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa 154 pasien (49,68%) berjenis kelamin

laki-laki dan sebanyak 156 pasien (50,33%) berjenis kelamin perempuan.

27

Page 43: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan distribusi umur pasien, pasien yang menerima obat antidiabetik oral

paling banyak pada rentang umur 61-70 tahun sebanyak 121 (39,03%) dari 310

sampel, sedangkan yang paling sedikit pada pasien dengan umur 31-40 tahun yaitu

hanya sebanyak 4 orang (1,29%).

4.1.1.2 Gambaran Karakteristik Resep

Pada penelitian ini, sekitar lebih dari dua ribu lembar resep obat diabetes melitus

yang terdapat di RSAL Dr. Mintohardjo, resep yang memenuhi kriteria inklusi

sebanyak 1.232 lembar dan data lembar resep yang diambil sesuai perhitungan adalah

310 lembar. Resep dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok resep yang

mempunyai jumlah jenis obat dua hingga kurang dari lima dan resep yang

mempunyai jumlah jenis obat ≥5, data keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Gambaran Distribusi Resep Berdasarkan Jumlah Jenis Obat Kategori Jumlah Jumlah Resep Persentase (%)

Jenis Obat 2 - <5 ≥5

127 183

40,96 59,03

Total 310 100

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui dalam penelitian ini, resep obat dengan jenis obat ≥5

lebih banyak dari pada jenis obat dua hingga kurang dari lima yakni sebanyak 183

lembar (59,03%), sedangkan resep dengan jenis obat dua hingga kurang dari lima

sebanyak 127 lembar (40,96%).

Page 44: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.3

Gambaran Distribusi Obat Berdasarkan Penggunaan Obat Antidiabetik Oral

No Penggunaan Obat Nama Obat Jumlah Resep

Total Persentase (%)

1 Obat Tunggal Akarbosa 9 63 20,32

Glimepirid 12

Glikuidon 7

Gliklazid 3

Metformin 32

2 Kombinasi 2 Obat Akarbosa + Metformin 7 183 59,03

Akarbosa + Glikuidon 23

Akarbosa + Glimepirid 9

Akarbosa + Gliklazid 1

Akarbosa + Pioglitazon 1

Akarbosa + Glibenklamid 1

Glimepirid + Metformin 98

Glimepirid + Gliklazid 2

Glimepirid + Pioglitazon 10

Gliklazid + Glikuidon 1

Metformin + Glikuidon 3

Metformin + Gliklazid 19

Metformin + Glibenklamid 6

Metformin + Pioglitazon 1

Pioglitazon + Gliklazid 1

3 Kombinasi 3 Obat Akarbosa+Glibenklamid +Metformin 4 58 18,70

Akarbosa + Glikuidon + Pioglitazon 1

Akarbosa + Metformin Gliklazid 4

Akarbosa + Glimepirid + Metformin 31

Akarbosa + Glimepirid + Pioglitazon 1

Akarbosa + Glikazid + Glimepirid 1

Page 45: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Penggunaan Obat Nama Obat Jumlah Resep

Total Persentase (%)

3 Kombinasi 3 Obat Akarbosa + Glimepirid + Glikuidon 4

Glimepirid+ Metformin + Pioglitazon 11

Metformin + Pioglitazon + Glikuidon 1

4 Kombinasi 4 Obat Akarbosa + Glimepirid + Metformin + Pioglitazon 4 6 1,93

Akarbosa + Metformin + Glikuidon + Pioglitazon 2

*Sumber: Rahmiati, Supadmi (2010)telah diolah kembali

Berdasarkan jumlah penggunaan obat antidiabetik oral dalam satu resep, yang paling

banyak digunakan/diresepkan di RSAL Dr. Mintohardjo adalah kombinasi dua obat

antidiabetik oral yaitu sebanyak 183 lembar (59,03%) dan yang paling sedikit

diresepkan adalah kombinasi 4 obat antidiabetik oral, yakni sebanyak 6 lembar

(1,93%) dari 310 jumlah lembar resep.

Tabel 4.4 Gambaran Distribusi Resep Berdasarkan Penggunaan Golongan Obat

Antidiabetik Oral Pada Resep

Golongan Antidiabetik oral Pemakaian

Antidiabetik oral pada Resep

Persentase (%)

Inhibitor α-glukosidase (Akarbosa) Sulfonilurea I. Glimepirid II. Glibenklamid III. Glikuidon IV. Gliklazid

Biguanid (Metformin) Tiazolidindion (Pioglitazon)

103 268 181 13 42 32 215 33

16,63 43,29 29,24 2,10 6,78 5,16 34,73 5,33

Total 619 100

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa golongan obat antidiabetik oral yang paling banyak

diresepkan dalam penelitian ini adalah golongan sulfonilurea, yakni sebanyak 268

lembar (43,29%) dan golongan yang paling sedikit diresepkan yaitu tiazolidindion

yakni sebanyak 33 lembar (5,33%).

Page 46: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.1.3 Gambaran Potensi Interaksi Obat

Pada penelitian ini resep dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu kelompok resep

yang mempunyai jumlah obat dua hingga kurang dari lima obat dan resep yang

mempunyai jumlah obat ≥5. Dari kelompok-kelompok resep tersebut dilihat

gambaran potensi interaksi obat yang terdapat pada tabel 4.5 berikut

Tabel 4.5 Gambaran Distribusi Resep Berdasarkan Ada dan Tidaknya Potensi Interaksi

Obat

Ada_interaksi

Total Kategori

Ada Interaksi Tidak ada Interaksi

Jenis obat

≥ 5 obat N 157 26 183 % 85,80% 14,20% 100%

< 5 obat N 47 80 127 % 37,00% 63,00% 100%

Total N 204 106 310 % 65,80% 34,20% 100%

Berdasarkan hasil analisis lembar resep pasien yang menerima obat antidiabetik oral,

sebanyak 204 lembar (65,80%) resep pasien berpotensi mengalami interaksi obat dan

sebanyak 106 lembar (34,19%) resep pasien tidak berpotensi mengalami interaksi

obat. Dari tabel 4.5 tersebut dapat dilihat bahwa potensi interaksi obat lebih banyak

terjadi pada lembar resep yang terdapat jumlah obat ≥5, yaitu sebanyak 157 lembar

(85,80%) sedangkan yang potensi interaksi obat lebih sedikit terjadi pada lembar

resep yang terdapat jenis obat dua hingga kurang dari lima, yaitu sebanyak 80 lembar

(37,00%).

Page 47: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.6 Gambaran Potensi Interaksi Obat Berdasarkan Umur Pasien

Umur Pasien Keseluruhan

Persentase (%)

Pasien berpotensi Interaksi Obat

Persentase (%)

31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90

4 16 77

121 86 6

1,29 5,16 24,83 39,03 27,74 1,93

4 9 49 77 60 5

1,96 4,41 24,01 37,74 29,41 2,45

Total 310 100 204 100 *Sumber: Sari (2008) telah diolah kembali

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pasien yang mengalami potensi interaksi

obat paling banyak adalah kelompok umur 61-70 tahun dengan jumlah pasien yang

berpotensi mengalami interaksi obat sebanyak 77 pasien (37,74%) dan paling sedikit

pada kelompok umur <41 hanya sebanyak 4 pasien (1,96%). Data jumlah potensi

interaksi dari penggunaan antidiabetik oral pada pasien dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Gambaran Jumlah Potensi Interaksi Obat Berdasarkan Pemakaian

Antidiabetik Oral pada Resep

Golongan Antidiabetik oral Pemakaian

Antidiabetik oral pada Resep

Jumlah Potensi

Interaksi

Persentase (%)

Inhibitor α-glukosidase (Akarbosa) Sulfonilurea

I. Glimepirid II. Glibenklamid

III. Gliquidon IV. Gliklazid

Biguanid (Metformin) Tiazolidinedion (Pioglitazon)

103 268 181 13 42 32 215 33

14 142 99 13 20 10

134 10

4,66 47,34

33 4,34 6,67 3,34 44,67 3,34

Total 619 300 100

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa pada pemakaian antidiabetik oral pada

resep, golongan sulfonilurea memperlihatkan potensi interaksi terbesar yaitu sebesar

142 (47,34%) dari 268 jumlah obat sulfonilurea yang diresepkan, dimana glimepirid

merupakan obat dari golongan sulfonilurea yang paling banyak diresepkan dan paling

Page 48: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

banyak berpotensi menyebabkan interaksi obat. Golongan obat antidiabetik oral yang

juga banyak menyebabkan potensi interaksi obat adalah golongan biguanid yaitu

metformin sebesar 134 (44,67%) dari 215 lembar resep metformin yang diresepkan

pada pasien, dan dilihat dari masing-masing obatnya, metformin merupakan obat

yang paling banyak menyebabkan potensi interaksi obat.

Tabel 4.8

Data Distribusi Potensi Interaksi Obat Berdasarkan Tipe Mekanisme Interaksi

dan Tingkat Keparahan Interaksi Obat

Potensi Interaksi Kategori Jumlah Persentase

(%)

Mekanisme Interaksi

Farmakokinetik Farmakodinamik Tidak Diketahui

242 178 181

40,27 29,62 30,12

Total 601 100

Tingkat Keparahan

Ringan Sedang Berat

164 388 49

27,29 64,56 8,16

Total 601 100

Hasil analisis terhadap 204 resep yang berpotensi mengalami interaksi obat, diperoleh

hasil bahwa terdapat total potensi kejadian interaksi obat antidiabetik oral adalah

sebanyak 601 kasus yang terdiri dari interaksi farmakodinamik dengan 242 kasus

(40,27%) sebagai tipe mekanisme potensi interaksi obat yang terbanyak, kemudian

interaksi farmakokinetik dengan 178 kasus (29,62%), dan interaksi lainnya dengan

181 kasus (30,12%). Hasil analisis tingkat keparahan potensi interaksi obat pada

lembar resep antidiabetik oral yang diperoleh dari tingkat keparahan ringan sebanyak

164 (27,29%), tingkat keparahan sedang 388 (64,56%), dan tingkat keparahan berat

sebanyak 49 (8,16%). Untuk distribusi data potensi interaksi obat dari tiap resep

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1.

Pada penelitian ini, juga dilakukan penelusuran terhadap hasil klinis interaksi obat

antara obat antidiabetik oral dengan obat lain pada tingkat keparahan sedang dan

berat saja dengan melakukan penelusuran jurnal-jurnal terbaru dalam rentang lima

Page 49: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun terakhir. Penelusuran hanya dilakukan terhadap tingkat keparahan sedang dan

berat saja karena tingkat keparahan minor atau efek ringan dari interaksi obat

biasanya tidak membutuhkan pengobatan tambahan.

Tabel 4.9 Data Distribusi Potensi Interaksi Obat Antidiabetik Oral dan Hasil Klinis

Berdasarkan Penelusuran Literatur Jurnal Terbaru Tingkat

Keparahan Interaksi Obat dan Obat Jumlah Hasil

Klinis Interaksi Obat dan Obat Jumlah Hasil

Klinis Sedang Glimepirid+Meloxicam 19 Tidak Ada Metformin+Clozapin 1 Tidak Ada

Glimepirid+Rifampin 2 Tidak Ada Metformin+Albuterol 1 Tidak Ada Glimepirid+Gemfibrozil 7 Tidak Ada Pioglitazon+Valsartan 7 Tidak Ada Glimepirid+Amitriptilin 2 Tidak Ada Gliquidon+Meloxicam 3 Tidak Ada Glimepirid+Aspirin 14 Tidak Ada Gliquidon+Captopril 1 Tidak Ada Glimepirid+Ramipril 2 Ada Gliquidon+Aspirin 4 Tidak Ada Glimepirid+Lisinopril 1 Tidak Ada Gliquidon+Lisinopril 1 Tidak Ada Glimepirid+Ciprofloxacin 1 Tidak Ada Gliquidon+Ramipril 2 Tidak Ada Glimepirid+Clozapin 1 Tidak Ada Gliquidon+Gemfibrozil 3 Tidak Ada Glimepirid+Ranitidin 9 Tidak Ada Gliquidon+Rifampin 1 Tidak Ada Glimepirid+Furosemid 1 Tidak Ada Gliquidon+Asam

Mefenamat 1 Tidak Ada

Glimepirid+Albuterol 2 Tidak Ada Gliklazid+Gemfibrozil 3 Tidak Ada Glimepirid+Fenofibrat 1 Tidak Ada Gliklazid+Allopurinol 5 Tidak Ada Glimepirid+Asam

Mefenamat 4 Tidak Ada Glibenklamid+Albuterol 1 Tidak Ada

Glimepirid+Insulin 6 Tidak Ada Glibenklamid+Na Bikarbonat

1 Tidak Ada

Glimepirid+Na Diklofenak

2 Tidak Ada Glibenklamid+Valsartan 4 Tidak Ada

Metformin+Insulin 14 Tidak Ada Glibenklamid+Captopril 2 Tidak Ada Metformin+Ciprofloxacin 1 Tidak Ada Glibenklamid+Aspirin 2 Tidak Ada Metformin+Ramipril 4 Tidak Ada Glibenklamid+Rifampin 1 Tidak Ada Metformin+Captopril 2 Tidak Ada Acarbose+Insulin 5 Tidak Ada Metformin+Ranitidin 12 Tidak Ada Acarbose+Clozapin 1 Tidak Ada Metformin+Digoksin 1 Tidak Ada Acarbose+Albuterol 2 Tidak Ada Metformin+Nifedipin 17 Tidak Ada Acarbose+Pancreatin 1 Tidak Ada

Major Pioglitazon+Gemfibrozil 2 Tidak Ada

Berdasarkan tabel 4.9 dengan penelusuran jurnal terbaru dalam rentang lima tahun

terakhir, hanya ada satu interaksi saja yang telah ada hasil klinisnya terhadap pasien,

yaitu interaksi antara glimepirid dengan ramipril.

4.1.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen.Dalam penelitian ini menggunakan uji chi-square atau Uji

Page 50: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kai Kuadrat untuk mencari hubungan antara variabel jumlah jenis obat dalam resep

dengan variabel banyaknya potensi interaksi obat yang ada.

Hubungan Antara Jumlah Jenis Obat dalam Resep dengan Banyaknya Potensi

Interaksi Obat yang Ada

Hubungan antara jumlah jenis obat dalam resep dengan banyaknya potensi interaksi

obat yang ada dapat dilihat pada tabel 4.10

Tabel 4.10

Gambaran Distribusi Jumlah Jenis Obat yang Diresepkan dalam Lembar Resep dengan Kejadian Potensi Interaksi Obat

Kriteria subjek Kategori

Ada Potensi

Interaksi N %

Tidak Berpoten

si Interaksi

N %

Total

%

P Value

OR 95% CI

Jenis Obat

2 - <5 obat 47 37,00 80 63,00 127 100

0.0001 10.278 (5.933-17.806) ≥5 obat 157 85,80 26 14,20 183 100

Berdasarkan tabel 4.10, hasil analisis hubungan antara jumlah jenis obat dalam satu

resep dengan kejadian potensi interaksi obat menggunakan uji chi-square

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah jenis obat

dalam satu resep dengan kejadian potensi interaksi obat. Hal ini ditunjukkan dari nilai

probabilitas sebesar 0.0001 (P value< 0.05), maka dengan hal ini dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah jenis obat dalam satu resep

dengan kejadian potensi interaksi obat. Hasil odd ratio menunjukkan bahwa pasien

yang menerima jumlah jenis obat ≥5 beresiko 10.278 kali lebih tinggi mengalami

potensi interaksi obat.

4.2 PEMBAHASAN PENELITIAN

4.2.1 Keterbatasan Penelitian

1. Dalam penelitian ini penulis memiliki beberapa keterbatasan dimana

penelitian ini bersifat retrospektif sehingga tidak dapat monitoring pasien

Page 51: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk akibat interaksi obat secara aktual, tidak dapat diketahui waktu

penggunaan obat pada pasien dan tidak diketahui pula apakah pasien

menggunakan obat lain diluar resep obat yang diresepkan.

2. Pada penelitian ini masih banyak variabel lain yang mungkin berhubungan

dengan kejadian interaksi obat pada peresepan obat antidiabetik oral

seperti penyakit penyerta dan penggunaan obat lain diluar resep, tetapi

variabel tersebut tidak diteliti karena adanya keterbatasan waktu

peneltitian, keterbatasan dana, dan keterbatasan pengetahuan peneliti.

3. Pada penelitian ini ada 106 resep yang tidak terdapat potensi interaksi obat

saat dilakukan screening interaksi obat pada resep dengan literatur yang

digunakan.

4.2.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.2.1 Karakteristik Pasien dan Karakteristik Resep dalam Potensi Interaksi

Obat Resep Antidiabetik Oral

Penelitian tentang potensi interaksi obat pada peresepan obat antidiabetik oral ini

dilakukan di apotek rawat jalan RSAL Dr. Mintohardjo menggunakan lembar resep

pasien yang menerima obat antidiabetik oral selama periode Januari-Maret 2014,

hasil inklusi sebanyak 1.232 dan sampel yang diambil menggunakan teknik random

sampling sebanyak 310 lembar resep pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pasien perempuan lebih banyak daripada pasien laki-laki yang menerima obat

antidiabetik oral, hal ini mungkin dikarenakan sampel yang diambil untuk penelitian

kebanyakan lembar resep pasien yang berjenis kelamin perempuan, dengan hasil

penelitian kali ini dapat dikatakan bahwa pria dan wanita mempunyai potensi yang

hampir sama dalam kejadian interaksi obat.

Dalam peneltian ini, berdasarkan informasi dari lembar resep pasien, rata-rata pasien

yang menerima obat antidiabetik oral lebih banyak pada usia diatas 60 tahun.

Menurut Gambert & Pinkstaff (2006) separuh dari pasien yang mengalami diabetes

melitus adalah pasien yang berusia >60 tahun dimana prevalensi tertinggi ditemukan

pada pasien yang berusia >80 tahun, dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus

Page 52: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

meningkat hingga mencapai 40 juta jiwa di tahun 2050. Seiring bertambahnya usia,

risiko terjadinya diabetes melitus semakin meningkat, menurut Rochmah (2007)

dalam Kurniawan (2010) seiring dengan pertambahan usia, lansia mengalami

kemunduran fisik dan mental yang menimbulkan banyak konsekuensi, selain itu,

kaum lansia juga mengalami masalah khusus yang memerlukan perhatian antara lain

lebih rentan terhadap komplikasi makrovaskular maupun mikrovaskular dari DM dan

adanya sindrom geriatrik. Hal ini membuktikan teori Spence (1921) yang pertama

kali mengatakan bahwa semakin bertambahnya usia, toleransi tubuh terhadap glukosa

akan semakin menurun, sehingga menyebabkan banyaknya kasus diabetes melitus

pada usia lanjut.

Berdasarkan jumlah obat antidiabetik oral yang digunakan dalam satu lembar resep

pasien, obat antidiabetik oral dengan 2 jenis kombinasi merupakan yang terbanyak

diresepkan di RSAL Dr. Mintohardjo yaitu sebanyak 183 lembar (59,03%), hal

tersebut dapat memberikan gambaran pada penelitian ini bahwa kemungkinan pasien

diabetes melitus tersebut mempunyai kadar glukosa yang tinggi yang belum dapat

dikontrol dengan baik apabila menggunakan satu jenis obat antidiabetik oral.

Golongan obat antidiabetik oral yang paling sering digunakan/diresepkan dalam

penelitian ini adalah golongan sulfonilurea (47,34%), hal ini mungkin dikarenakan

obat-obat golongan sulfonilurea adalah obat yang efektif menurunkan kadar gula

darah.

Menurut Depkes (2005) golongan ini dapat menurunkan kadar glukosa darah pada

85-90% pasien diabetes melitus tipe 2, tetapi hanya efektif apabila sel-sel β

Langerhans pankreas masih dapat memproduksi insulin. Dalam penelitian ini, obat

dari golongan sulfonilurea yang paling sering diresepkan adalah Glimepirid (29,24%)

dimana dari 310 lembar resep yang dianalisis, 181 diantaranya mengandung obat

glimepirid. Golongan sulfonilurea yang paling sedikit diresepkan adalah obat

Glibenklamid (2,10%), menurut Depkes (2005) glimepirid lebih sering digunakan

dari pada glibenklamid karena dibandingkan dengan glibenklamid, glimepirid lebih

jarang menimbulkan efek hipoglikemik, dan salah satu efek samping yang beresiko

pada pasien diabetes melitus geriatri adalah hipoglikemik; Glimepirid memiliki

Page 53: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

waktu mula kerja yang pendek dan waktu kerja yang lama, sehingga umum diberikan

dengan cara pemberian dosis tunggal; dan untuk pasien yang berisiko tinggi, yaitu

pasien usia lanjut, pasien dengan gangguan ginjal atau yang melakukan aktivitas berat

dapat diberikan obat ini. Pasien diabetes melitus yang terdapat dalam penelitian ini

mungkin memiliki komplikasi gangguan ginjal akibat diabetes melitus, karena itu

dokter lebih sering meresepkan obat glimepirid dibandingkan obat lainnya.

Selain glimepirid, metformin dari golongan biguanid juga merupakan obat yang

paling sering diresepkan dalam penelitian ini. Secara keseluruhan, diantara jenis obat-

obat lain dalam penelitian ini metformin merupakan obat yang paling sering

diresepkan. Sekitar 215 (34.73%) dari 310 lembar resep mengandung metformin.

Metformin secara teoritis merupakan pilihan untuk pasien dengan berat badan

berlebih, tetapi dalam penelitian ini tidak dapat diketahui informasi berat badan

pasien, karena informasi berat badan tidak tercantum dalam lembar resep. Menurut

Depkes (2005) metformin merupakan satu-satunya golongan biguanid yang masih

dipergunakan sebagai obat hipoglikemik oral, dan masih banyak dipakai di beberapa

negara termasuk Indonesia, karena frekuensi terjadinya asidosis laktat cukup sedikit

asal dosis tidak melebihi 1700 mg/hari dan tidak ada gangguan fungsi ginjal dan hati.

Berdasarkan Dipiro (2009), American Diabetes Association (ADA), American

College of Endocrinology (ACE), dan European Association for the Study of

Diabetes (EASD) (2013) dalam hal manajemen terapi hiperglikemia, metformin

merupakan obat lini pertama terapi tunggal dalam penanganan diabetes melitus tipe 2,

juga sebagai lini pertama dalam terapi kombinasi dengan obat antidiabetik oral

lainnya. Metformin merupakan pilihan pertama pada pasien yang baru di diagnosis

diabetes melitus tipe 2 dalam terapi tunggal, atau pasien yang gagal dalam mengubah

gaya hidupnya dalam mengontrol kadar gula darahnya. Menurut Desai (2012) yang

dikutip dari Irons (2013) metformin banyak dijadikan pilihan karena banyak hal

seperti tolerabilitasnya, harganya yang tidak terlalu mahal, efektivitas reduksi

hemoglobin A1C, tidak menyebabkan hipoglikemia, dan kemampuannya yang dapat

dikombinasi dengan obat antidiabetik oral lainnya untuk menangani diabetes melitus

Page 54: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tipe 2. Tapi terkadang metformin sebagai terapi tunggal saja tidak cukup sehingga

biasanya dikombinasi dengan obat diabetes melitus dari golongan lain, seperti obat

golongan sulfonilurea sebagai kombinasi yang umum.

Menurut Depkes (2005) golongan sulfonilurea dan biguanid memiliki efek terhadap

sensitivitas reseptor insulin, sehingga kombinasi keduanya mempunyai efek saling

menunjang, dimana sulfonilurea akan mengawali dengan merangsang sekresi

pankreas yang memberikan kesempatan untuk senyawa biguanid bekerja efektif;

pengalaman menunjukkan bahwa kombinasi kedua golongan ini dapat efektif pada

banyak penderita diabetes yang sebelumnya tidak bermanfaat bila dipakai sendiri-

sendiri.

Obat antidiabetik oral yang paling sedikit diresepkan adalah pioglitazon dari

golongan obat tiazolidindion. Disamping harganya yang lebih mahal dibanding obat

antidiabetik oral lainnya dan bukan sebagai first-line terapi diabetes melitus tipe 2,

penggunaan pioglitazon untuk terapi diabetes melitus masih menjadi perdebatan

dalam FDA (Food and Drug Administration). Dalam berbagai studi mengatakan

bahwa penggunaan obat pioglitazon dalam jangka waktu yang lama dapat

meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti gagal jantung, risiko

osteoporosis, dan yang lebih buruk lagi risiko kanker kandung kemih. Menurut

penelitian Piccinni et al (2011) menggunakan Adverse Event Reporting System dari

FDA menyebutkan bahwa risiko kanker kandung kemih 4 kali lebih besar pada

penggunaan pioglitazon dibandingkan obat antidiabetik oral lainnya dengan odds

ratio 4.3 (95% CI, 2.82-6.52). Sedangkan menurut penelitian Wei, MacDonald, dan

Mackenzie (2013) dengan General Practice Research Database (GPRD) penggunaan

pioglitazon tidak secara signifikan menyebabkan kanker kandung kemih

dibandingkan dengan obat antidiabetik oral lainnya dengan Hazard Ratio 1.16 (95%

CI, 0.83-1.62). Pemerintah negara Jerman dan Perancis secara resmi menghentikan

penggunaan pioglitazon dalam negaranya, sedangkan FDA dan European Medicines

Agency (EMA) masih akan terus menyelidiki masalah ini. FDA juga memberi

peraturan untuk selalu memberikan labelling/peringatan pada pasien yang akan

Page 55: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menggunakan tiazolidindion sebagai pilihan terapi, terutama bagi pasien yang

mengalami kanker kandung kemih.

4.2.2.2 Potensi Interaksi Obat dalam Resep Obat Antidiabetik Oral

Hasil terhadap 310 lembar resep, ditemukan 204 lembar diantaranya (65,80%)

mengalami potensi interaksi obat dan interaksi lebih banyak didapat pada lembar

resep yang menerima obat ≥5 macam obat. Hal ini sesuai dengan penelitian Dewi et

al (2014) yang mengutip Viktil, Blix, Moger dan Reikvam (2006) bahwa makin

banyak jumlah obat yang digunakan maka akan semakin besar pula terjadinya DTPs

pada pasien, dimana interaksi obat termasuk dalam kategori drug therapy problems

(DTPs). Hal ini juga didukung dalam penelitian Johnson (1994) yang dikutip oleh Lin

(2003) bahwa semakin meningkatnya jumlah obat yang diterima pasien, risiko

terjadinya interaksi obat juga semakin tinggi, risiko terjadinya interaksi obat kurang

lebih naik 6% pada pasien yang menerima dua obat, 50% untuk yang menerima lima

obat hingga 100% bagi pasien yang menerima sepuluh macam jumlah obat.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pasien yang berusia 50 tahun keatas lebih

banyak berisiko mengalami interaksi obat, hal ini dikarenakan seiring dengan

lamanya waktu biasanya makin banyak komplikasi penyakit yang di derita pasien,

terutama pada pasien geriatri. Menurut Zachrotur (2010), orang usia lanjut

mengalami proses degeneratif yaitu penurunan fungsi atau perubahan struktur dari

keseluruhan organ, degenerasi organ tersebut menimbulkan beberapa penyakit,

sehingga memungkinkan mereka menerima obat untuk tiap penyakit, hal ini dapat

menyebabkan polifarmasi yang akan meningkatkan resiko terjadinya interaksi obat.

Penyakit diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang memerlukan banyak

obat untuk mencegah terjadinya komplikasi atau mengobati komplikasi akibat dari

diabetes melitus itu sendiri, sehingga pasien menerima banyak macam obat. Dari

hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa dengan semakin bertambahnya usia, makin

banyak penyakit yang dapat ditimbulkan dan dengan semakin banyaknya penyakit

yang diderita, makin banyak pula obat-obatan yang dikonsumsi sehingga dapat

meningkatkan terjadinya interaksi obat pada pasien.

Page 56: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Metformin, sebagai first-line monotherapy dan sebagai obat yang paling sering

diresepkan ternyata juga merupakan jenis obat yang paling sering berpotensi

mengalami interaksi obat. Dalam penelitian ini, dari 215 pemakaian metformin dalam

resep, 134 diantaranya (44,67%) mengalami potensi interaksi obat. Hal ini sesuai

dengan penelitian Dinesh et al (2007) dan Utami (2013) bahwa metformin termasuk

dalam jenis obat yang paling banyak berinteraksi, diantara jenis obat-obat yang

mengalami potensi interaksi obat, metformin menduduki peringkat pertama.

Metformin merupakan obat bersifat kationik yang dapat berinteraksi dengan obat

bersifat kationik lainnya melalui transporter ion kationik organik di dalam ginjal.

Obat-obat bersifat kationik seperti digoksin, trimetroprim, vankomisin dan simetidin

dapat berinteraksi dengan metformin dalam eliminasi di ginjal, tetapi hanya interaksi

dengan simetidin yang menyebabkan asidosis laktat. Dalam jurnal Lubis (2006),

menurut Grenbaum (2004), asidosis laktat merupakan keadaan asidosis metabolik

dengan anion gap yang luas, dikarakteristikkan dengan pH < 7,35 dan kadar laktat di

plasma >5 mmol/L. Hal ini dapat terjadi bila oksigenasi jaringan tidak adekuat

memenuhi kebutuhan energi sebagai akibat dari hipoperfusi atau hipoksia,

menyebabkan terjadinya metabolisme anaerob dan menghasilkan asam laktat dalam

jumlah berlebihan.

Mekanisme interaksi yang paling banyak terjadi dalam penelitian ini adalah

mekanisme interaksi farmakodinamik yaitu sebanyak 40,27% dari total potensi

interaksi yang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa potensi interaksi lebih banyak

terjadi pada tingkat sistem reseptor, sistem fisiologis atau tempat kerja yang sama

sehingga terjadi efek aditif (efek berlebihan), sinergis (saling memperkuat), atau

antagonistik (efek berlawanan). Interaksi obat farmakodinamik lebih mudah

diklasifikasikan daripada interaksi farmakokinetik. Selain itu, menurut May (1997);

Kastrup (2000); dalam Gitawati (2008) umumnya kejadian interaksi farmakodinamik

dapat diramalkan sehingga dapat dihindari sebelumnya jika diketahui mekanisme

kerja obat.

Page 57: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat keparahan interaksi yang paling banyak adalah

tingkat moderat/sedang. Hal ini sejalan dengan penelitian Dinesh (2007) dan Utami

(2013) dimana tingkat keparahan sedang juga yang paling banyak terjadi dalam

peresepan obat antidiabetik oral pasien rawat jalan. Potensi interaksi obat antidiabetik

oral tingkat sedang yang paling sering terjadi adalah interaksi antara glimepirid dan

meloxicam. Potensi interaksi yang terjadi antara glimepirid dengan meloxicam dapat

menyebabkan meningkatnya kadar glimepirid dalam darah dengan mekanisme

interaksi yang belum diketahui. Menurut Drugs.com Database (2014) obat-obatan

yang merangsang sekresi insulin (seperti sulfonilurea dan biguanid) dapat diperkuat

oleh obat-obatan tertentu seperti obat NSAID, sehingga meningkatkan efek dari obat

hipoglikemik oral tersebut. Dalam Drugs.com Database (2014) juga disebutkan

bahwa interaksi antara glimepirid dan meloxicam dapat dikarenakan adanya

penghambatan metabolisme glimepirid, karena glimepirid dan meloxicam

dimetabolisme pada enzim yang sama yaitu enzim CYP2C9. Dengan meningkatnya

efek glimepirid ini dapat menyebabkan gejala hipoglikemia pada pasien yaitu berupa

berkeringat, tremor, takikardia, kesemutan, pandangan kabur, konsentrasi berkurang,

ataksia, hemiplegia dan koma. Bahkan kadar gula yang rendah dapat menyebabkan

otak mengalami kerusakan sehingga dapat menyebabkan kematian. Menurut Kannan

dkk (2011) yang mengutip dari penelitian Klasco (2006) yang menggunakan data

MicroMedex, penggunaan obat antidiabetik oral yang dipakai bersamaan dengan obat

NSAID dapat menyebabkan peningkatan risiko hipoglikemia, dokter yang

meresepkan harus lebih memperhatikan saat meresepkan kedua obat ini.

Pada tingkat keparahan minor/ringan dalam penelitian ini, metformin paling banyak

berinteraksi dengan sesama obat antidiabetik oral lain yaitu akarbosa, jenis interaksi

yang juga merupakan interaksi yang paling sering terjadi dalam penelitian ini.

Metformin dengan akarbosa berinteraksi dengan tipe mekanisme interaksi

farmakokinetik, akarbosa menurunkan kadar plasma metformin dalam darah dengan

menghambat penyerapan metformin dalam usus. Dalam buku Drug Interactions

Stockley’s (2008), disebutkan bahwa 19 pasien diabetes yang diberikan akarbosa 50

Page 58: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

atau 100 mg tiga kali sehari dan metformin 500 mg dua kali sehari mengalami

penurunan AUC 12-13% dan kadar plasma metformin turun 17-20%. Selain dengan

akarbos, metformin juga banyak ditemukan berinteraksi dengan bisoprolol dalam

penelitian ini, interaksi tingkat ringan antara metformin dengan bisoprolol

menyebabkan penurunan efek dari metformin tetapi masih belum diketahui

mekanisme interaksinya. Selain metformin, obat golongan sulfonilurea lain juga

berinteraksi dengan bisoprolol, dan yang paling sering terjadi pada glimepirid. Sama

seperti metformin, interaksi antara glimepirid dengan bisoprolol juga bersifat ringan

dan masih belum diketahui mekanisme interaksinya.

Pada penelitian ini, potensi interaksi yang terjadi pada tingkat keparahan major/berat

hanya antara pioglitazon dengan gemfibrozil. Gemfibrozil menyebabkan

meningkatnya konsentrasi plasma dari pioglitazon dengan cara menghambat

metabolisme pioglitazon melalui penghambatan enzim CYP450-2C8. Menurut

penelitian Jaakola dkk (2005) gemfibrozil meningkatkan rata-rata total AUC pada

pioglitazon sekitar 3,2 kali lipat dan memperpanjang waktu paruh eliminasinya dari

8,3 jam menjadi 22,7 jam (P<0.001) pada 12 sukarelawan sehat, sedangkan menurut

penelitian Deng (2005) pada 10 sukarelawan sehat yang mengonsumsi gemfibrozil

berbarengan dengan pioglitazon dan mengonsumsi pioglitazon 1 jam setelah

menerima gemfibrozil, total AUC pioglitazon meningkat 3,4 kali lipat dalam darah

(P<0.001), dan memperpanjang waktu paruh eliminasinya dari 6,5 jam menjadi 15.1

jam. Menurut Stockley (2008) walaupun sudah dibuktikan bahwa gemfibrozil dapat

meningkatkan AUC pioglitazon, masih dibutuhkan studi lebih lanjut untuk

mendapatkan relevansi klinis yang signifikan, misalnya dengan melakukan penelitian

pada pasien diabetes.

Hasil penelusuran literatur jurnal-jurnal dalam rentang lima tahun terakhir terhadap

potensi interaksi antara obat antidiabetik oral dengan obat lain, hanya ada satu hasil

klinis yang ditemukan yaitu antara glimepirid dengan ramipril. Menurut Sanovi-

aventis Canada (2013) pemberian 2 mg glimepirid dengan 5 mg ramipril secara

bersamaan terhadap pasien diabetes tipe 2 tidak ada gejala hipoglikemik dan tidak

Page 59: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menunjukan adanya interaksi obat yang merugikan; tetapi karena informasi yang

didapat adalah informasi produk yang tidak dapat diketahui bagaimana jenis desain

penelitiannya dan cara penelitiannya secara lengkap, maka hal tersebut belum dapat

dijadikan sebagai bukti yang kuat bahwa tidak ada gejala hipoglikemik antara

penggunaan glimepirid bersamaan dengan ramipril. Selain glimepirid dan ramipril,

ditemukan pula beberapa hasil klinis dari penelusuran jurnal-jurnal tetapi tidak

termasuk dalam jurnal terbaru rentang lima tahun terakhir, salah satunya adalah

interaksi antara glimepirid dengan gemfibrozil, dalam jurnal Niemi, Neuvonen &

Kivisto (2001) disebutkan gemfibrozil dapat meningkatkan konsentrasi plasma

glimepirid sehingga dapat menyebabkan hipoglikemi; hasil penelitian tersebut

dilakukan terhadap 10 sukarelawan sehat yang diberikan gemfibrozil dosis tunggal

600 mg dan 1 jam kemudian diberikan 0,5 mg glimepirid.

Hasil analisis dengan uji Chi-Square atau Kai-Kuadrat menunjukan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara jumlah jenis obat yang diresepkan dengan potensi

interaksi obat dalam resep. Hasil ini sesuai dengan penelitian Sari (2008) dan Utami

(2013) bahwa nilai probabilitas α = 0.00001 ini lebih kecil dari α = 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara jumlah jenis obat dalam satu

resep yang mengandung obat antidiabetik oral dengan banyaknya interaksi yang

terjadi. Hasil odds ratio menunjukan bahwa pasien yang menerima jumlah jenis obat

≥5 beresiko 10.278 kali lebih tinggi mengalami potensi interaksi obat (95% CI, 5.933-

17.806). Hal ini pun membuktikan teori dimana kemungkinan terjadinya interaksi obat

lebih tinggi dalam terjadinya kompleksitas obat-obat yang diresepkan, sesuai kata

Stockley (2005) dalam Putra (2007) yang menyebutkan bahwa kompleksnya terapi

yang diperlukan memaksa banyaknya penggunaan berbagai kombinasi obat

(polifarmasi) yang cenderung akan meningkatkan risiko terjadinya interaksi obat.

Page 60: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Gambaran karakteristik pasien dan karakteristik resep dalam potensi interaksi

obat pada lembar resep pasien diabetes melitus rawat jalan di RSAL Dr.

Mintohardjo adalah sebagai berikut:

a. Lembar resep pasien wanita lebih banyak dibandingkan dengan lembar

resep pria

b. Rata-rata usia pasien adalah 65 tahun

c. Terdapat 59,03% lembar resep pasien mengandung jumlah jenis obat

≥5 obat

d. Penggunaan obat antidiabetik oral dalam satu resep paling banyak

mengandung kombinasi 2 obat antidiabetik oral yaitu 183 (59,03%)

dari 310 jumlah lembar resep

2. Gambaran potensi interaksi obat pada lembar resep pasien diabetes melitus

rawat jalan:

a. Jenis obat ≥5 obat lebih berpotensi menyebabkan interaksi obat

dengan persentase 85,80%

b. Jenis golongan obat antidiabetik oral sulfonilurea dan obat metformin

paling banyak diresepkan sehingga banyak menyebabkan potensi

interaksi obat.

c. Tipe mekanisme interaksi obat yang paling banyak ditemukan dalam

penelitian ini adalah interaksi farmakodinamik dengan jumlah 242

(40,27%)

d. Kejadian potensi interaksi obat antidiabetik oral yang paling banyak

terjadi adalah pada tingkat keparahan sedang terdapat 388 (64,67%)

e. Hubungan antara jumlah obat dalam resep dengan banyaknya potensi

interaksi obat yang terjadi adalah terdapat hubungan yang bermakna

antara jumlah jenis obat dalam satu resep dengan kejadian potensi

45

Page 61: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

interaksi obat dengan nilai probabilitas sebesar 0.0001 (P value<0.05)

dan dengan hasil odd ratio menunjukan bahwa pasien yang menerima

jumlah jenis obat ≥5 berisiko 10.278 kali lebih tinggi mengalami

potensi interaksi obat (CI 5.933-17.806).

5.2 Saran

5.2.1 Untuk Apoteker dan Tenaga Kesehatan Lainnya

1. Sebaiknya perlu ditingkatkan komunikasi antara apoteker dengan dokter

dalam menentukan terapi untuk mencegah terjadinya interaksi obat.

2. Untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat sebaiknya apoteker perlu

mengetahui pengetahuan dasar tentang mekanisme terjadinya interaksi obat

dan efeknya terhadap pengobatan pasien.

3. Kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan dalam penatalaksanaan interaksi

obat adalah dengan menghindari kombinasi obat yang berinteraksi,

penyesuaian dosis obat, pengaturan cara pemakaian, pemantauan pasien atau

meneruskan pengobatan seperti sebelumnya apabila kombinasi obat yang

berinteraksi tersebut merupakan pengobatan yang optimal atau apabila

interaksi tidak bermakna secara klinis.

5.2.2 Untuk Penelitian Selanjutnya

Hendaknya dilakukan penelitian dengan metode prospektif sehingga dapat

diketahui efek yang ditimbulkan akibat interaksi obat secara aktual.

Page 62: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Alam, M.S, Aqil M, Qadry S.A.S, Kapur P. & Pillai K.K. 2014. Utilization Pattern

of Oral Hypoglycemic Agents for Diabetes Mellitus Type 2 Patients Attending

Out-Patient Department at a University Hospital in New Delhi.

Pharmacology & Pharmacy, 5, 636-645

Ansari, JA. 2010. Drug Interaction and Pharmacist. New Delhi: Journal of Young

Pharmacist Vol. 2 No. 3

Ayungtyas, Maria FeaYessy. 2010. Evaluasi Drug Therapy Problems Obat

Hipoglikemia Kombinasi Pada Pasien Geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 di

Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni

2009 (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Bachmakov, Iouri., Hartmut Glaeser, Martin F. Fromm, dan Jorg Konig. 2008.

Interaction of Oral Antidiabetic Drugs With Hepatic Uptake Transporters.

American Diabetes Association. Diabetes 57:1463–1469.

Baillie et al. 2004. Medfacts Pocket Guide Of Drug Interactions 2nd Edition.

Nephrology Pharmacy Associates

Bastos, Marcus Gomez. 2014. Drug-drug Interactions. Journal of Brazilian

Nephrology: School of Medicine, Federal University of Juiz de Fora, Brazil.

Bergendal L, Friberg A, Schaffrath A. 1995. Potential drug-drug interactions in

5,125 mostly elderly out-patients in Gothenburg, Sweden. Pharm World

Science.

Bjerrum, Lars., Morten Andersen, Gert Petersen dan Jakob Kragstrup. 2003.

Exposure to potential drug interactions in primary health care. Odense:

University of Southern Denmark

Bushra Rabia., Nousheen Aslam, Arshad Yar Khan. 2011. Food-Drug Interactions.

Oman Medical Journal (2011) Vol. 26, No. 2: 77-83

Page 63: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Camargo AL, Ferreira MBC, Isabela Heineck. 2006. Adverse drug reactions: a

cohort study in internal medicine units at a university hospital. Europe

Journal of Clinical Pharmacology

Deng, Lj., Wang, F., Li, HD. 2005. Effect of gemfibrozil on the pharmacokinetics of

pioglitazone. European Journal of Clinical Pharmacology

Dewi, Christina A. K et al. 2014. Drug Therapy Problems pada Pasien yang

Menerima Resep Polifarmasi. Jurnal Farmasi Komunitas Vol.1, No.1, (2014)

(P): 17-22

Dinesh, K. U et al. 2007. Pattern of Potential Drug-Drug Interactions in Diabetic

Out-patients in a Tertiary Care Teaching Hospital in Nepal. .Med J Malaysia

Vol 62 No 4 October 2007. P: (294-298).

Dipiro et al. 2009. Pharmacotherapy Handbook Seventh Edition. McGraw Hill

Medical

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical care untuk

penyakit Diabetes mellitus.

Drugs.com. Drugs Interaction Checker. Available:

http://www.drugs.com/drug_interactions.php

Gambert, Steven & Pinkstaff, Sally. 2006. Emerging Epidemic: Diabetes in Older

Adults:

Demography, Economic Impact, and Pathophysiology. Diabetes Spectrum

Journal Volume 19 No 4

Gitawati, Retno. 2008. Interaksi Obat dan Beberapa Implikasinya. Media Litbang

Kesehatan Volume XVIII Nomor 4. P: (175-184)

Hennesy, Sean; Charles Leonard & Robert Okwemba. 2003. Clinical Importance of

Drug-Drug Interactions Involving Antidiabetic Drugs.The Journal of the

American Medical Association; 289 (9): 1107-1116

Page 64: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

International Diabetes Federation. 2014. Types of Diabetes. Available:

http://www.idf.org/types-diabetes

Irons, Brian. 2013. New Pharmacotherapies for Type 2 Diabetes. Journal of

Pharmacotherapy Self-Assessment Program

Jaakkola T, Backman JT, Neuvonen M, Neuvonen PJ. 2005. Effects of gemfibrozil,

itraconazole, and their combination on the pharmacokinetics of pioglitazone.

Journal Of Clinical Pharmacology Therapy

Janadri, Suresh, S. Ramachandra Setty, MD Kharya. 2009. Influence OfItraconazole

On Antidiabetic Effect Of Thiazolidinedion In Diabetic Rats. Karnataka:

International Journal Of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences.

Kasif, S et al. 2012. Drug Interaction: A Brief of Preventive Approaches.

International Journal of Universal Pharmacy and Life Sciences 2(3): May-June

2012.

Kepmenkes. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Kurniawan, Indra. 2010. Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Usia Lanjut. Majalah

Kedokteran Indonesia Vol: 60 No: 12.

Lin, Peter. 2003. Drug Interactions and Polypharmacy In The Elderly. The Canadian

Alzheimer Disease Review

Logie, A.W., D.B Galloway, J.C Petrie. 1976. Drug Interactions and Long-term

Antidiabetic Therapy. Aberdeen. Department of Therapeutics and Clinical

Pharmacology, University of Aberdeen. P: (1027-1032)

Mahendra, Feizar. 2009. Uji Efek Hipoglikemia Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji

(Psidium guajava L) Pada Tikus Putih Jantan Dengan Metode Uji Diabetes

Aloksan dan Uji Toleransi Glukosa. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Medscape.com. Drug Interaction Checker. Available:

http://reference.medscape.com/drug-interactionchecker

Page 65: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mulyani, Ully Adhie. 2006. Peran Serta Profesi Farmasi Dalam Permasalahan Yang

Terkait Dengan Terapi Obat Tuberkulosis Pada Anak. Buletin Penelitian

Sistem Kesehatan Vol. 9 No.2

Niemi M, Neuvonen PJ, Kivisto KT. 2001. Effect of gemfibrozil on the

pharmacokinetics and pharmacodynamics of glimepiride. Journal of Clinical

Pharmacology Therapy

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Palanisamy S, Arul Kumaran KS, Rajasekaran A. 2009. A study on assessment,

monitoring, documentation and reporting of adverse drug reactions at a multi-

specialty ertiary care teaching hospital in South India. International Journal of

PharmTech Research

Peng, CC, et al. Retrospective Drug Utilization Review: Incidence of clinically

relevant potential drug-drug interactions in a large ambulatory populations.

Managed Care Pharm. 2003;9 (6):513-22. 3

Penzak, Scott. 2010. Drug Interactions. Clinical Pharmacokinetics Research

Laboratory Clinical Center Pharmacy Department National Institutes of Health

Piccinni C, et al. 2011. Assessing the association of pioglitazone use and bladder

cancer through drug adverse event reporting. American Diabetes Association

Putra, RP., Raka,K., Swastini. 2007. Kajian Interaksi Obat pada Pengobatan Pasien

Gagal Ginjal Kronis Hipertensi di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2007.

Denpasar: Fakultas MIPA UniversitasUdayana

Rahmiati, Siti dan Woro Supadmi. 2010. Kajian Interaksi Obat Antihipertensi pada

Pasien Hemodialisis di Bangsal Rawat Inap RSU PKU Muhammadiyah

Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 1, 2012: 97-110

Raich, Chris & Dunsworth Teri. 1997. Drug Interactions. West Virginia University,

USA

Page 66: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rosholm JU, Bjerrum L, Hallas J, Worm J, Gram LF. 1998. Polypharmacy and the

risk of drug-drug interactions among Danish elderly. A prescription database

study. Dan Med Bull

Sarah Wild et al. 2004. Global Prevalence of Diabetes. American Diabetes

Association: Diabetes Care, Volume 27, Number 5. P: (1047-1053)

Saranomy. Random Number Generator. Available:

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.saranomy.randomnumber

Sandjaja & Heriyanto. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Sanofi-aventis Canada. 2013. Product Monograph. Quebec: Sanofi-aventis Inc

Sari Santi Purna, Mahdi Jufri, dan Dini Permana Sari. 2008. Analisis Interaksi Obat

Antidiabetik Oral pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit X Depok. Jurnal

Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 1 Januari 2008: 8 – 14

Setiawan, Tonny. 2011. Studi Restrokpektif Interaksi Obat pada Pasien Jamkesmas

di RSUD Hasanuddin Damrah Manna Bengkulu Selatan. Medan: Universitas

Sumatera Utara

Spence, JW. 1921. Some Observations on Sugar Tolerance with Special References

to Variation Found At Different Ages. QJ Med Journal

Stockley, Ivan., Sean Sweetman, Karen Baxter. 2008. Stockley’s Drug Interactions

8th Edition. London: Pharmaceutical Press

Stolk et al. 1997. Diabetes Mellitus, Impaired Glucose Tolerance, and

Hyperinsulinemia in an Elderly Population. The John Hopkins University:

American Journal Of Epidemiology

Sulistiana dkk. 2013. Analisis Penggunaan dan Interaksi Obat Antidiabetik Oral

pada Pasien DM Tipe 2 Rawat Jalan di RSUP Persahabatan Periode Januari-

Juni 2013. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Page 67: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tapan, Erik. 2005. Kesehatan Keluarga Penyakit Degeneratif. Jakarta: Elex Media

Komputindo

Umeda, Fumio. 1995. Potential Role Of Thiazolidinediones in Older Diabetics

Patients. Fukuoka: Kyushu University

Utami, Mega Gustiani. 2013. Analisis Potensi Interaksi Obat Antidiabetik Oral Pada

Pasien Di Instalasi Rawat Jalan Askes Rumah Sakit Dokter Soedarso

Pontianak Periode Januari-Maret 2013. Pontianak: Universitas Tanjung Pura.

Wasis, Ns. 2006. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC

Web MD, LLC. Medscape: Multi-Drug Interaction Checker. Available:

http://reference.medscape.com/drug-interactionchecker

Wei L, MacDonald TM, Mackenzie IS. 2013. Pioglitazone and bladder cancer: a

propensity score matched cohort study. British Journal of Clinical

Pharmacology

World Health Organization. 2013. Diabetes. Available:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/

Yasin, Nanang Munif; Widyastuti, Herlina Tri; Dewi, Endah Kusuma. 2005. Kajian

Pasien Gagal Jantung Kongestif di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun

2005. Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 1 Januari 2008

Zahtorur, Rizqi A A M. 2014.Studi Interaksi Obat Pada Terapi Pasien Osteoarthritis

Usia Diatas 50 Tahun Di Instalasi Rawat Jalan RSD dr. Soebandi Jember

Tahun 2013 (Skripsi). Fakultas Farmasi Universitas Jember

Page 68: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Data Potensi Interaksi Obat Pada Tiap Resep

No Interaksi Obat-Obat Tingkat Keparahan Jenis Interaksi Jumlah

interaksi Jumlah

obat Kategori

(obat)

1 Glimepiride-meloxicam Valsartan-Meloxicam Diazepam-Paracetamol

Moderate Moderate

Minor

Tidak diketahui Farmakodinamik Farmakokinetik

3 7 ≥5

2

Rifampin-isoniazid Rifampin-pyrazinamide Glimepiride-rifampin Isoniazid-pyrazinamide Glimepiride-isoniazid Metformin-isoniazid

Major Major

Moderate Minor Minor Minor

Farmakokinetik Farmakodinamik Farmakokinetik

Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

6 6 ≥5

3

Telmisartan-furosemid Furosemid-neurodex Furosemid-calos Furosemid-folic acid

Moderate Minor Minor Minor

Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui Farmakokinetik

4 10 ≥5

4 Glyburide-valsartan Moderate Farmakokinetik 1 5 ≥5 5 0 interaksi obat 0 5 ≥5 6 Aspirin-diclofenac Moderate Farmakodinamik 1 4 <5

7 Metformin-novomix Glucobay-novomix

Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik 2 3 <5

8 Allopurinol-bicnat Moderate Farmakokinetik 1 9 ≥5

9 Glimepiride-meloxicam Diazepam-Paracetamol

Moderate Minor

Tidak diketahui Farmakokinetik 2 7 ≥5

10

Amlodipin-simvastatin Glimepirid-aspirin Bisoprolol-candesartan Aspirin-bisoprolol Candesartan-aspirin Amlodipin-bisoprolol

Major Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Farmakokinetik Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik

6 7 ≥5

11

Amlodipin-simvastatin Metformin-bisoprolol Amlodipin-bisoprolol Glimepiride-bisoprolol Lansoprazole-simvastatin

Major Minor

Moderate Minor

Moderate

Farmakokinetik Tidak diketahui

Farmakodinamik Tidak diketahui Farmakokinetik

5 8 ≥5

12 0 interaksi obat 0 6 ≥5 13 0 interaksi obat 0 5 ≥5 14 Amlodipin-simvastatin Major Farmakokinetik 1 6 ≥5 15 0 interaksi obat 0 4 <5 16 Metformin-Acarbose Minor Farmakokinetik 1 5 ≥5

17 Glimepiride-meloxicam Valsartan-meloxicam

Moderate Moderate

Tidak diketahui Farmakodinamik 2 7 ≥5

18 0 interaksi obat 0 5 ≥5

19 Diazepam-candesartan Meloxicam-candesartan Gliklazid-allopurinol

Moderate Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

3 8 ≥5

20 Glimepiride-bisoprolol Metformin-bisoprolol

Minor Minor

Tidak diketahui Tidak diketahui 2 4 <5

21 Glimepiride-aspirin Moderate Tidak diketahui 1 8 ≥5 22 0 interaksi obat 0 3 <5 23 0 interaksi obat 0 4 <5

24 0 interaksi obat

0 4 <5

Page 69: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Interaksi Obat-Obat Tingkat Keparahan

Jenis Interaksi Jumlah interaksi

Jumlah obat

Kategori (obat)

25

Amiodarone-digoxin Metformin-Humalog Mix Amlodipin-mefenamat Metformin-digoxin Digoxin-mefenamat Aspirin-meloxicam Aspirin-Humalog mix Aspirin-Amlodipin Aspirin-mefenamat Aspirin-Digoxin

Major Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Farmakokinetik Farmakodinamik Farmakokinetik Farmakokinetik

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakokinetik

Farmakodinamik Farmakodinamik

10 8 ≥5

26 Glimepiride-Meloxicam Moderate Tidak diketahui 1 5 ≥5 27 Glimepiride-aspirin Moderate Tidak diketahui 1 3 <5 28 Bicnat-gabapentin Moderate Farmakokinetik 1 5 ≥5 29 0 interaksi obat 0 4 <5 30 Metformin-Nifedipin Moderate Farmakokinetik 1 7 ≥5

31 Glimepiride-aspirin Tramadol-diazepam

Moderate Moderate

Tidak diketahui Tidak diketahui 2 6 ≥5

32

Gliquidone-meloxicam Gliquidone-captopril Captopril-meloxicam Diazepam-paracetamol

Moderate Moderate Moderate Moderate

Tidak diketahui Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakokinetik

4 7 ≥5

33

Pioglitazon-Gemfibrozil Gliklazid-gemfibrozil Aspirin-ramipril Aspirin-bisoprolol ISDN-ramipril

Major Moderate Moderate Moderate Moderate

Farmakokinetik Farmakokinetik

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

5 9 ≥5

34 Glimepiride-Gemfibrozil Metformin-Acarbose

Moderate Minor

Farmakokinetik Farmakokinetik 2 7 ≥5

35 Metformin-Nifedipin Metformin-Acarbose

Moderate Minor

Farmakokinetik Farmakokinetik 2 6 ≥5

36 CTM-cetirizine Moderate Farmakodinamik 1 5 ≥5

37

Diltiazem-bisoprolol Ramipril-diltiazem Metformin-bisoprolol Glimepiride-bisoprolol Metformin-ramipril Glimepiride-ramipril

Major Minor Minor Minor

Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui Tidak diketahui

Farmakodinamik

6 5 ≥5

38 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 4 <5

39 Metformin-humalog mix Metformin-Nifedipin

Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakokinetik 2 5 ≥5

40 Codein-amlodipin Codein-valsartan

Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik 2 6 ≥5

41 Spironolakton-candersartan Spironolakton-warfarin

Major Minor

Farmakodinamik Tidak diketahui 2 5 ≥5

42 0 interaksi obat 0 4 <5 43 0 interaksi obat 0 4 <5

44

Spironolakton-valsartan Furosemid-carvedilol Spironolakton-carvedilol Valsartan-carvedilol

Major Moderate Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik

4 5 ≥5

Page 70: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Interaksi Obat-Obat Tingkat Keparahan

Jenis Interaksi Jumlah interaksi

Jumlah obat

Kategori (obat)

45 Simvastatin-nifedipin Metformin-nifedipin Metformin-acarbose

Major Moderate

Minor

Farmakokinetik Farmakokinetik Farmakokinetik

3 8 ≥5

46 0 interaksi obat 0 4 <5 47 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 5 ≥5 48 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 6 ≥5

49 Gemfibrozil-simvastatin Gliklazid-gemfibrozil

Major Moderate

Farmakodinamik Farmakokinetik 2 5 ≥5

50 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 4 <5

51

Metformin-ranitidin Glimepiride-ranitidin Glimepiride-meloxicam Valsartan-meloxicam

Moderate Moderate Moderate Moderate

Farmakokinetik Farmakokinetik Tidak diketahui

Farmakodinamik

4 7 ≥5

52 0 interaksi obat 0 4 <5

53

Diltiazem-bisoprolol Diltiazem-nifedipin Aspirin-candesartan Aspirin-valsartan Nifedipin-bisoprolol Gliquidone-aspirin Nifedipin-nitrokaf Nifedipin-aspirin Diltiazem-nitrokaf Aspirin-diltiazem Bisoprolol-valsartan Aspirin-nitrokaf Aspirin-bisoprolol Candesartan-valsartan Candesartan-bisoprolol Aspirin-folic acid

Major Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Minor Moderate Moderate Moderate

Minor

Farmakodinamik Farmakokinetik

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakokinetik

16 10 ≥5

54 0 interaksi obat 0 2 <5 55 0 interaksi obat 0 3 <5 56 0 interaksi obat 0 4 <5 57 0 interaksi obat 0 3 <5 58 0 interaksi obat 0 6 ≥5 59 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 4 <5

60

Amlodipin-simvastatin Amlodipin-bisoprolol Metformin-bisoprolol Valsartan-bisoprolol Valsartan-meloxicam Valsartan-simvastatin Meloxicam-bisoprolol Metformin-acarbose Gliklazid-allopurinol

Major Moderate

Minor Moderate Moderate Moderate Moderate

Minor Moderate

Farmakokinetik Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakokinetik Tidak diketahui

9 11 ≥5

61

Amlodipin-bisoprolol Metformin-bisoprolol Glimepiride-bisoprolol Metformin-acarbose Valsartan-bisoprolol

Moderate Minor Minor Minor

Moderate

Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui Farmakokinetik

Farmakodinamik

5 6 ≥5

Page 71: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Interaksi Obat-Obat Tingkat

Keparahan Jenis Interaksi Jumlah

interaksi Jumlah

obat Kategori

(obat)

62

Captopril-aspirin Glyburide-captopril Glyburide-aspirin Aspirin-amlodipin Metformin-captopril Captopril-amlodipin

Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Farmakokinetik Tidak diketahui

Farmakodinamik

6 6 ≥5

63

Metformin-ranitidin Glimepiride-ranitidin Amlodipin-diclofenac Glimepiride-diclofenac Glimepiride-meloxicam Ranitidin-diclofenac

Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Minor

Farmakokinetik Farmakokinetik Farmakokinetik Tidak diketahui Tidak diketahui Farmakokinetik

6 6 ≥5

64 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 5 ≥5

65 Acarbose-lantus Glimepiride-lantus

Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik 2 3 <5

66 Glimepiride-mefenamat Valsartan-mefenamat

Moderate Moderate

Tidak diketahui Farmakodinamik 2 6 ≥5

67 0 interaksi obat 0 3 <5 68 0 interaksi obat 0 4 <5

69 Amlodipin-simvastatin Metformin-acarbose

Major Minor

Farmakokinetik Farmakokinetik 2 6 ≥5

70 0 interaksi obat 0 3 <5 71 0 interaksi obat 0 2 <5

72

Acarbose-clozapine Metformin-clozapine Glimepiride-clozapine Metformin-acarbose

Moderate Moderate Moderate

Minor

Tidak diketahui Tidak diketahui Tidak diketahui Farmakokinetik

4 6 ≥5

73

Metformin-Nifedipin Metformin-captopril Aspirin-nifedipin Terazosin-captopril Terazosin-nifedipin Glyburide-aspirin Glyburide-captopril Glyburide-nifedipin Aspirin-captopril Captopril-amlodipin Captopril-nifedipin Nifedipin-amlodipin

Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Minor Moderate

Minor Minor Minor

Farmakokinetik Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakokinetik

13 9 ≥5

74 Gliklazid-nifedipin Metformin-nifedipin

Minor Moderate

Farmakodinamik Farmakokinetik 2 4 <5

75 Amlodipin-simvastatin Valsartan-simvastatin Pioglitazon-valsartan

Major Moderate Moderate

Farmakokinetik Tidak diketahui Tidak diketahui

3 8 ≥5

76 0 interaksi obat 0 5 ≥5

77 Metformin-nifedipin Metformin-acarbose

Moderate Minor

Farmakokinetik Farmakokinetik 2 8 ≥5

Page 72: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Interaksi Obat-Obat Tingkat

Keparahan Jenis Interaksi Jumlah

interaksi Jumlah

obat Kategori

(obat)

78

Pioglitazon-gemfibrozil Glimepiride-gemfibrozil Amlodipin-bisoprolol Glimepiride-bisoprolol Bisoprolol-valsartan Gemfibrozil-valsartan Pioglitazon-valsartan

Major Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Farmakokinetik Farmakokinetik

Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

7 7 ≥5

79

Rifampin-isoniazid Glyburide-rifampin Glyburide-isoniazid Metformin-isoniazid

Major Moderate

Minor Minor

Farmakokinetik Farmakokinetik Tidak diketahui Tidak diketahui

4 5 ≥5

80 0 interaksi obat 0 3 <5 81 0 interaksi obat 0 6 ≥5

82 Bisoprolol-valsartan Amlodipin-bisoprolol Glimepiride-bisoprolol

Moderate Moderate

Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

3 7 ≥5

82

Amlodipin-bisoprolol Metformin-ranitidin Metformin-bisoprolol Glimepiride-ranitidin Glimepiride-gemfibrozil Glimepiride-bisoprolol

Moderate Moderate

Minor Moderate Moderate

Minor

Farmakodinamik Farmakokinetik Tidak diketahui Farmakokinetik Farmakokinetik Tidak diketahui

6 7 ≥5

83

Glimepiride-meloxicam Valsartan-meloxicam Meloxicam-terazosin Terazosin-amlodipin Diazepam-paracetamol

Moderate Moderate Moderate Moderate

Minor

Tidak diketahui Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakokinetik

5 7 ≥5

84

Amlodipin-bisoprolol Candesartan-bisoprolol Metformin-bisoprolol Glimepiride-bisoprolol

Moderate Moderate

Minor Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

4 5 ≥5

85 0 interaksi obat 0 4 <5 86 0 interaksi obat 0 3 <5 87 0 interaksi obat 0 4 <5 88 0 interaksi obat 0 3 <5 89 Glimepiride-meloxicam Moderate Tidak diketahui 1 4 <5 90 0 interaksi obat 0 5 ≥5 91 0 interaksi obat 0 4 <5 92 Metformin-nifedipin Moderate Farmakokinetik 1 6 ≥5 93 Allopurinol-bicnat Moderate Farmakokinetik 1 8 ≥5

94 Valsartan-Meloxicam Glimepiride-meloxicam

Moderate Moderate

Farmakodinamik Tidak diketahui 2 4 <5

95

Metformin-apidra (insulin glulisin) Metformin-levemir (insulin detemir)

Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik 2 3 <5

96 0 interaksi obat 0 5 ≥5

97 Bisoprolol-valsartan Bisoprolol-nifedipin

Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik 2 4 <5

98 Amlodipin-bisoprolol Acarbose-warfarin

Moderate Minor

Farmakodinamik Tidak diketahui 2 4 <5

Page 73: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Interaksi Obat-Obat Tingkat Keparahan

Jenis Interaksi Jumlah interaksi

Jumlah obat

Kategori (obat)

99

Aspirin-ramipril Metformin-bisoprolol Metformin-ramipril Aspirin-clopidogrel Atorvastatin-clopidogrel Aspirin-bisoprolol

Moderate Minor

Moderate Moderate Moderate Moderate

Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakokinetik

Farmakodinamik

6 7 ≥5

100 Gemfibrozil-valsartan Moderate Tidak diketahui 1 3 <5

101

Albuterol-salmeterol Glyburide-valsartan Albuterol-teofilin Glyburide-albuterol Teofilin-salmeterol Acarbose-albuterol

Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakokinetik

Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik Tidak diketahui

6 7 ≥5

102 0 interaksi obat 0 4 <5

103

CTM-codein Codein-amlodipin CTM-spiriva Metformin-albuterol Glimepiride-albuterol

Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

5 10 ≥5

104 Valsartan-furosemid Furosemid-folic ac Glimepiride-furosemid

Moderate Minor

Moderate

Farmakodinamik Farmakokinetik Tidak diketahui

3 7 ≥5

105

Bisoprolol-valsartan Simvastatin-valsartan Metformin-bisoprolol Glimepiride-bisoprolol

Moderate Moderate

Minor Minor

Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui Tidak diketahui

4 6 ≥5

106

Glimepiride-aspirin Aspirin-ramipril Glimepiride-ramipril Metformin-ramipril

Moderate Moderate Moderate Moderate

Tidak diketahui Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

4 4 <5

107 Metformin-nifedipin Moderate Farmakokinetik 1 5 ≥5 108 0 interaksi obat 0 3 <5

109

Glimepiride-aspirin Candesartan-bisoprolol Aspirin-bisoprolol Aspirin-nifedipin Nifedipin-bisoprolol Glimepiride-bisoprolol Aspirin-candesartan

Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Minor Moderate

Tidak diketahui Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik

7 6 ≥5

110

Glimepiride-meloxicam Amlodipin-bisoprolol Glimepiride-bisoprolol Bisoprolol-valsartan Bisoprolol-meloxicam Valsartan-meloxicam

Moderate Moderate

Minor Moderate Moderate Moderate

Tidak diketahui Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik

6 6 ≥5

111

Amlodipin-bisoprolol Bisoprolol-valsartan Dexamethason-amlodipin Acarbose-dexamethason Gliquidone-dexamethason

Moderate Moderate

Minor Minor Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakokinetik

Farmakodinamik Farmakodinamik

5 9 ≥5

112 0 interaksi obat 0 5 ≥5 113 Glimepiride-meloxicam Moderate Tidak diketahui 1 6 ≥5 114 Amlodipin-simvastatin Major Farmakokinetik 1 4 <5

Page 74: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Interaksi Obat-Obat Tingkat Keparahan

Jenis Interaksi Jumlah interaksi

Jumlah obat

Kategori (obat)

115 0 interaksi obat 0 3 <5

116 Gemfibrozil-simvastatin Gliklazid-gemfibrozil

Major Moderate

Farmakodinamik Farmakokinetik 2 4 <5

117 0 interaksi obat 0 4 <5

118

Bisoprolol-valsartan Aspirin-bisoprolol Glimepiride-bisoprolol Glimepiride-aspirin Aspirin-valsartan

Moderate Moderate

Minor Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

Farmakodinamik

5 5 ≥5

119

Rifampin-isoniazid Glimepiride-rifampin Glimepiride-isoniazid Metformin-isoniazid

Major Moderate

Minor Minor

Farmakokinetik Farmakokinetik Tidak diketahui Tidak diketahui

4 6 ≥5

120

Metformin-ranitidin Glimepiride-ranitidin Glimepiride-diclofenac Glimepiride-meloxicam Meloxicam-diclofenac

Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Farmakokinetik Farmakokinetik Tidak diketahui Tidak diketahui

Farmakodinamik

5 6 ≥5

121 Amiodarone-bisoprolol Bisoprolol-spironolakton Glimepiride-bisoprolol

Moderate Moderate

Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

3 4 <5

122 Metformin-ranitidin Glimepiride-ranitidin Glimepiride-meloxicam

Moderate Moderate Moderate

Farmakokinetik Farmakokinetik Tidak diketahui

3 6 ≥5

123 Terazosin-amlodipin Metformin-acarbose

Moderate Minor

Farmakodinamik Farmakokinetik 2 6 ≥5

124 Amlodipin-simvastatin Simvastatin-valsartan

Major Moderate

Farmakokinetik Tidak diketahui 2 5 ≥5

125 0 interaksi obat 0 3 <5 126 0 interaksi obat 0 4 <5

127 Candesartan-bisoprolol Metformin-bisoprolol Gliklazid-allopurinol

Moderate Minor

Moderate

Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

3 6 ≥5

128

Spironolakton-candesartan Glimepiride-aspirin Aspirin-candesartan Aspirin-furosemid Aspirin-nitrokaf Aspirin-spironolakton Furosemid-spironolakton Furosemid-candesartan Aspirin-folic ac Furosemid-folic ac

Major Moderate Moderate

Minor Minor Minor

Moderate Moderate

Minor Minor

Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakokinetik Farmakokinetik

10 9 ≥5

129 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 4 <5

130 Simvastatin-valsartan Metformin-acarbose

Moderate Minor

Tidak diketahui Farmakokinetik 2 5 ≥5

131

Metformin-insulin aspart Metformin-levemir Irbesartan-levemir Irbesartan-aspart

Moderate Moderate Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

4 4 <5

Page 75: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Interaksi Obat-Obat Tingkat

Keparahan Jenis Interaksi Jumlah

interaksi Jumlah

obat Kategori

(obat)

132

Bisoprolol-irbesartan Bisoprolol-amlodipin Metformin-bisoprolol Glimepiride-bisoprolol Metformin-acarbose

Moderate Moderate

Minor Minor Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui Farmakokinetik

5 6 ≥5

133 Aspirin-candesartan Meloxicam-candesartan Aspirin-meloxicam

Moderate Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik

3 6 ≥5

134 Valsartan-ramipril Metformin-ramipril

Major Moderate

Farmakodinamik Tidak diketahui 2 6 ≥5

135

Glimepiride-meloxicam Glimepiride-ciprofloxacin Metformin-ciprofloxacin Insulin human-ciprofloxacin Ciprofloxacin-meloxicam Insulin glargin-ciprofloxacin Metformin-insulin glargin Metformin-insulin human Glimepiride-insulin glargin Glimepiride-insulin human

Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Tidak diketahui Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik

10 7 ≥5

136 Gliklazid-allopurinol Moderate Tidak diketahui 1 5 ≥5 137 0 interaksi obat 0 2 <5

138

Spironolakton-digoxin Digoxin-simvastatin Spironolakton-candesartan Candesartan-digoxin

Moderate Moderate

Major Moderate

Farmakokinetik Farmakokinetik

Farmakodinamik Farmakodinamik

4 5 ≥5

139 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 4 <5 140 0 interaksi obat 0 5 ≥5

141 Metformin-ranitidin Metformin-folic ac

Moderate Minor

Farmakokinetik Tidak diketahui 2 5 ≥5

142

Amiodarone-simvastatin Valsartan-bisoprolol Spironolakton-valsartan Amiodarone-bisoprolol Spironolakton-bisoprolol Glimepiride-bisoprolol Simvastatin-valsartan

Major Moderate

Major Moderate Moderate

Minor Moderate

Farmakokinetik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

7 6 ≥5

143 0 interaksi obat 0 5 ≥5

144 Valsartan-bisoprolol Amlodipin-bisoprolol Metformin-bisoprolol

Moderate Moderate

Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

3 6 ≥5

145 0 interaksi obat 0 5 ≥5

146 Simvastatin-nifedipin Simvastatin-valsartan

Major Moderate

Farmakokinetik Tidak diketahui 2 6 ≥5

147 0 interaksi obat 0 4 <5 148 0 interaksi obat 0 3 <5 149 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 4 <5 150 Gliquidone-ramipril Moderate Farmakodinamik 1 6 ≥5 151 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 4 <5 152 0 interaksi obat 0 4 <5 154 0 interaksi obat 0 5 ≥5 155 Amlodipin-terazosin Moderate Farmakodinamik 1 7 ≥5 156 Gliquidone-gemfibrozil Moderate Farmakokinetik 1 5 ≥5

Page 76: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Interaksi Obat-Obat Tingkat Keparahan

Jenis Interaksi Jumlah interaksi

Jumlah obat

Kategori (obat)

157

Amlodipin-bisoprolol Metformin-bisoprolol Metformin-acarbose Glyburide-bisoprolol

Moderate Minor Minor Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakokinetik Tidak diketahui

4 6 ≥5

158

Amlodipin-bisoprolol Valsartan-bisoprolol Glimepiride-bisoprolol Pioglitazon-valsartan

Moderate Moderate

Minor Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

4 6 ≥5

159 0 interaksi obat 0 3 <5 160 0 interaksi obat 0 4 <5 161 0 interaksi obat 0 4 <5 162 0 interaksi obat 0 3 <5 163 0 interaksi obat 0 6 ≥5 164 0 interaksi obat 0 6 ≥5 165 0 interaksi obat 0 3 <5

166 Valsartan-furosemid Furosemid-folic ac

Moderate Minor

Farmakodinamik Farmakokinetik 2 7 ≥5

167 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 5 ≥5 168 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 5 ≥5 169 0 interaksi obat 0 5 ≥5

170 Amlodipin-terazosin Diazepam-amitriptyline Metformin-amitriptyline

Moderate Moderate

Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik

3 7 ≥5

171

Glimepiride-aspirin Bisoprolol-candesartan Aspirin-bisoprolol Aspirin-candesartan Metformin-bisoprolol Glimepiride-bisoprolol

Moderate Moderate Moderate Moderate

Minor Minor

Tidak diketahui Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

6 6 ≥5

172 0 interaksi obat 0 3 <5 173 Diazepam-paracetamol Minor Farmakokinetik 1 5 ≥5 174 Glimepiride-gemfibrozil Moderate Farmakokinetik 1 3 <5 175 0 interaksi obat 0 5 ≥5

176

Glimepiride-aspirin Gliquidone-aspirin Aspirin-valsartan Aspirin-diltiazem

Moderate Moderate Moderate

Minor

Tidak diketahui Tidak diketahui

Farmakodinamik Tidak diketahui

4 7 ≥5

177

Amlodipin-simvastatin Telmisartan-lisinopril Gliquidone-lisinopril Lisinopril-furosemid Caco3-amloidpin Caco3-lisinopril Telmisartan-furosemid Metformin-furosemid Caco3-furosemid

Major Major

Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Minor Minor

Farmakokinetik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik Tidak diketahui Farmakokinetik

9 10 ≥5

178 0 interaksi obat 0 2 <5 179 Glimepiride-meloxicam Moderate Tidak diketahui 1 7 ≥5

180

Spironolakton-valsartan Spironolakton-furosemid Valsartan-furosemid Simvastatin-valsartan Metformin-furosemid

Major Moderate Moderate Moderate

Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

5 10 ≥5

Page 77: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Interaksi Obat-Obat Tingkat Keparahan

Jenis Interaksi Jumlah interaksi

Jumlah obat

Kategori (obat)

181

Aspirin-bisoprolol Meloxicam-bisoprolol Aspirin-clopidogrel Meloxicam-clopidogrel Lansoprazol-clopidogrel Aspirin-meloxicam Metformin-bisoprolol

Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakokinetik

Farmakodinamik Tidak diketahui

7 7 ≥5

182 0 interaksi obat 0 2 <5 183 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 4 <5 184 Amlodipin-terazosin Moderate Farmakodinamik 1 7 ≥5 185 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 7 ≥5

186 Metformin-nifedipin Metformin-acarbose

Moderate Minor

Farmakokinetik Farmakokinetik 2 6 ≥5

187 Pioglitazon-valsartan Moderate Tidak diketahui 1 5 ≥5

188

Metformin-lantus solostar Metformin-insulin aspart Metformin-acarbose Acarbose-insulin aspart Acarbose-lantus solostar

Moderate Moderate

Minor Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakokinetik

Farmakodinamik Farmakodinamik

5 6 ≥5

189 0 interaksi obat 0 3 <5

190

Nifedipin-teofilin Albuterol-teofilin Acarbose-albuterol Glimepiride-albuterol

Moderate Moderate Moderate Moderate

Farmakokinetik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

4 8 ≥5

191 Gliquidone-meloxicam Cefadroxil-meloxicam

Moderate Minor

Tidak diketahui Farmakokinetik 2 7 ≥5

192 0 interaksi obat 0 4 <5 193 0 interaksi obat 0 5 ≥5

194 Metformin-ranitidin Glimepiride-ranitidin

Moderate Moderate

Farmakokinetik Farmakokinetik 2 6 ≥5

195 0 interaksi obat 0 3 <5 196 0 interaksi obat 0 4 <5 197 0 interaksi obat 0 6 ≥5 198 0 interaksi obat 0 3 <5

199

Glimepiride-aspirin Gliquidone-aspirin Bisoprolol-candesartan Aspirin-terazosin Aspirin-bisoprolol Aspirin-candesartan Terazosin-bisoprolol Amlodipin-bisoprolol Amlodipin-terazosin Glimepiride-bisoprolol

Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Minor

Tidak diketahui Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

10 8 ≥5

200 Glimepiride-aspirin Moderate Tidak diketahui 1 5 ≥5

201

Bisoprolol-valsartan Bisoprolol-amlodipin Glimepiride-bisoprolol Gliquidone-bisoprolol

Moderate Moderate

Minor Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

4 6 ≥5

Page 78: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Interaksi Obat-Obat Tingkat Keparahan

Jenis Interaksi Jumlah interaksi

Jumlah obat

Kategori (obat)

202

Glimepiride-aspirin Amlodipin-levodopa Levodopa-ropinirol Metformin-folic ac

Moderate Moderate Moderate

Minor

Tidak diketahui Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

4 7 ≥5

203 0 interaksi obat 0 2 <5 204 0 interaksi obat 0 2 <5

205

Metilprednisolon-meloxicam Metformin-ranitidin Metilprednisolon-amlodipin Metformin-Metilprednisolon

Moderate Moderate

Minor Minor

Farmakodinamik Farmakokinetik Farmakokinetik

Farmakodinamik

4 7 ≥5

206 0 interaksi obat 0 5 ≥5

207 Gemfibrozil-simvastatin Amlodipin-simvastatin Glimepiride-gemfibrozil

Major Major

Moderate

Farmakodinamik Farmakokinetik Farmakokinetik

3 5 ≥5

208 0 interaksi obat 0 4 <5 209 0 interaksi obat 0 3 <5

210

Glimepiride-gemfibrozil Glimepiride-aspirin Aspirin-candesartan Metformin-diltiazem Aspirin-diltiazem

Moderate Moderate Moderate

Minor Minor

Farmakokinetik Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

5 6 ≥5

211 Amlodipin-simvastatin Simvastatin-valsartan

Major Moderate

Farmakokinetik Tidak diketahui

2 5 ≥5

212 0 interaksi obat 0 4 <5

213 Amlodipin-simvastatin Simvastatin-valsartan Metformin-acarbose

Major Moderate

Minor

Farmakokinetik Tidak diketahui Farmakokinetik

3 6 ≥5

214

Glimepiride-aspirin Metformin-mecobalamin Gabapentin-mecobalamin Aspirin-mecobalamin

Moderate Minor Minor Minor

Tidak diketahui Tidak diketahui Farmakokinetik Farmakokinetik

4 6 ≥5

215 Metformin-amitriptyline Glimepiride-amitriptyline

Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik

2 4 <5

216 Lansoprazole-sucralfate Moderate Farmakokinetik 1 5 ≥5

217 Gliklazid-gemfibrozil Gemfibrozil-simvastatin Amlodipin-simvastatin

Moderate Major Major

Farmakokinetik Farmakodinamik Farmakokinetik

3 5 ≥5

218 0 interaksi obat 0 4 <5

219

Bisoprolol-candesartan Aspirin-bisoprolol Aspirin-candesartan Aspirin-nitroglycerin Metformin-bisoprolol Gliklazid-bisoprolol

Moderate Moderate Moderate

Minor Minor Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui Tidak diketahui

6 7 ≥5

220 Metformin-diltiazem Minor Farmakodinamik 1 3 <5 221 0 interaksi obat 0 5 ≥5

222 Metformin-humalog lispro Metformin-nifedipin

Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakokinetik

2 5 ≥5

223 Gliquidone-gemfibrozil Moderate Farmakokinetik 1 5 ≥5

224 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 5 ≥5

Page 79: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Interaksi Obat-Obat Tingkat Keparahan

Jenis Interaksi Jumlah interaksi

Jumlah obat

Kategori (obat)

225 Glimepiride-meloxicam Metformin-ranitidin Glimepiride-ranitidin

Moderate Moderate Moderate

Tidak diketahui Farmakokinetik Farmakokinetik

3 7 ≥5

226 Glimepiride-fenofibrat Moderate Farmakokinetik 1 4 <5

227 Metformin-ranitidin Metformin-acarbose Ranitidin-caco3

Moderate Minor Minor

Farmakokinetik Farmakokinetik Farmakokinetik

3 4 <5

228 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 4 <5 229 0 interaksi obat 0 2 <5 230 0 interaksi obat 0 3 <5

231 Glimepiride-meloxicam Metformin-ranitidin Glimepiride-ranitidin

Moderate Moderate Moderate

Tidak diketahui Farmakokinetik Farmakokinetik

3 5 ≥5

232 Glimepiride-mefenamat Valsartan-mefenamat Gliklazid-allopurinol

Moderate Moderate Moderate

Tidak diketahui Farmakodinamik Tidak diketahui

3 6 ≥5

233 0 interaksi obat 0 3 <5

234 Glyburide-sodium bicarbonate Glyburide-valsartan Metformin-folic ac

Moderate Moderate

Minor

Farmakokinetik Farmakokinetik Tidak diketahui

3 6 ≥5

235 Glimepiride-mefenamat Moderate Tidak diketahui 1 4 <5 236 0 interaksi obat 0 3 <5

237

Valsartan-bisoprolol Amlodipin-bisoprolol Pioglitazon-valsartan Glimepiride-bisoprolol

Moderate Moderate Moderate

Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik

4 6 ≥5

238 Simvastatin-nifedipin Major Farmakokinetik 1 4 <5 239 Terazosin-amlodipin Moderate Farmakodinamik 1 5 ≥5 240 Metformin-nifedipin Minor Farmakokinetik 1 3 <5 241 0 interaksi obat 0 3 <5

242 Metformin-nifedipin Terazosin-nifedipin

Minor Moderate

Farmakokinetik Farmakodinamik

2 5 ≥5

243 Simvastatin-valsartan Moderate Tidak diketahui 1 5 ≥5 244 0 interaksi obat 0 4 <5 245 0 interaksi obat 0 2 <5 246 0 interaksi obat 4 <5

247 Acarbose-insulin glargin (lantus) Glimepiride-insulin glargin

Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik

2 4 <5

248 Gliquidone-meloxicam Moderate Tidak diketahui 1 4 <5 249 0 interaksi obat 0 4 <5

250 Amlodipin-simvastatin Simvastatin-valsartan

Major Moderate

Farmakokinetik Tidak diketahui

2 5 ≥5

251 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 5 ≥5 252 0 interaksi obat 0 6 ≥5

253 Candesartan-valsartan Metformin-acarbose

Moderate Minor

Farmakodinamik Farmakokinetik

2 6 ≥5

254 0 interaksi obat 0 4 <5 255 0 interaksi obat 0 2 <5 256 0 interaksi obat 0 3 <5 257 0 interaksi obat 0 4 <5 258 Glimepiride-warfarin Minor Farmakokinetik 1 3 <5

Page 80: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Interaksi Obat-Obat Tingkat Keparahan

Jenis Interaksi Jumlah interaksi

Jumlah obat

Kategori (obat)

259

Lisinopril-valsartan Lisinopril-allopurinol Glimepiride-lisinopril Simvastatin-valsartan

Major Major

Moderate Moderate

Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik Tidak diketahui

4 6 ≥5

260 Amlodipin-simvastatin Simvastatin-valsartan Glyburide-valsartan

Major Moderate Moderate

Farmakokinetik Tidak diketahui Farmakokinetik

3 6 ≥5

261 Glimepiride-gemfibrozil Moderate Farmakokinetik 1 3 <5

262

Bisoprolol-valsartan Simvastatin-valsartan Glimepiride-bisoprolol Metformin-bisoprolol

Moderate Moderate

Minor Minor

Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui Tidak diketahui

4 5 ≥5

263 Gliquidone-gemfibrozil Gemfibrozil-valsartan

Moderate Moderate

Farmakokinetik Tidak diketahui

2 6 ≥5

264 Amlodipin-simvastatin Major Farmakokinetik 1 5 ≥5 265 0 interaksi obat 0 6 ≥5 266 Gliquidone-bisoprolol Minor Tidak diketahui 1 3 <5 267 0 interaksi obat 0 3 <5 268 0 interaksi obat 0 3 <5 269 0 interaksi obat 0 2 <5

270 Glimepiride-meloxicam Diazepam-paracetamol Metformin-acarbose

Moderate Minor Minor

Tidak diketahui Farmakokinetik Farmakokinetik

3 6 ≥5

271 0 interaksi obat 0 3 <5

272 Metformin-insulin glargin (lantus) Glimepiride-insulin glargin

Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik

2 6 ≥5

273 0 interaksi obat 0 4 <5 274 0 interaksi obat 0 6 ≥5

275

Rifampin-isoniazid Rifampin-pyrazinamide Gliquidone-rifampin Isoniazid-lansoprazol Acarbose-pancreatin Rifampin-lansoprazol Isoniazid-pyrazinamide Acarbose-isoniazid Gliquidone-isoniazid Isoniazid-vit B6 (pyridoxine)

Major Major

Moderate Moderate Moderate

Minor Minor Minor Minor Minor

Farmakokinetik Farmakodinamik Farmakokinetik Farmakokinetik

Farmakodinamik Farmakokinetik

Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui Tidak diketahui

10 8 ≥5

276 Metformin-folic ac Minor Tidak diketahui 1 3 <5 277 0 interaksi obat 0 4 <5 278 Glimepiride-mefenamat Moderate Tidak diketahui 1 6 ≥5 279 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 4 <5 280 Glimepiride-ranitidin Moderate Farmakokinetik 1 6 ≥5

281 Metformin-insulin glargin (lantus) Glimepiride-insulin glargin

Moderate Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik

2 3 <5

282 0 interaksi obat 0 3 <5

Page 81: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Interaksi Obat-Obat Tingkat Keparahan

Jenis Interaksi Jumlah interaksi

Jumlah obat

Kategori (obat)

283

Allopurinol-sodium bicarbonate Gliquidone-ramipril Ramipril-sodium bicarbonate Ramipril-insulin glargin (lantus) Acarbose-insulin glargin Allopurinol-ramipril

Moderate Moderate Moderate Moderate Moderate

Major

Farmakokinetik Farmakodinamik Tidak diketahui

Farmakodinamik Farmakodinamik Tidak diketahui

6 8 ≥5

284 Terazosin-amlodipin Moderate Farmakodinamik 1 4 <5

285 Glimepiride-meloxicam Moderate Tidak diketahui 1 5 ≥5

286 Aspirin-bisoprolol Metformin-bisoprolol Gliklazid-bisoprolol

Moderate Minor Minor

Farmakodinamik Tidak diketahui Tidak diketahui

3 6 ≥5

287 0 interaksi obat 0 2 <5 288 0 interaksi obat 0 3 <5 289 Metformin-nifedipin Minor Farmakokinetik 1 4 <5 290 Gliquidone-mefenamat Moderate Tidak diketahui 1 7 ≥5 291 0 interaksi obat 0 3 <5 292 0 interaksi obat 0 4 <5 293 0 interaksi obat 0 3 <5

294 Acarbose-insulin glargin (lantus) Metformin-insulin glargin Metformin-acarbose

Moderate Moderate

Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakokinetik

3 4 <5

295 Bisoprolol-valsartan Valsartan-spironolakton Bisoprolol-spironolakton

Moderate Major

Moderate

Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik

3 5 ≥5

296 Acarbose-humalog (lispro) Moderate Farmakodinamik 1 4 <5

297 Metformin-nifedipin Metformin-acarbose

Minor Minor

Farmakokinetik Farmakokinetik

2 7 ≥5

298 Amlodipin-bisoprolol Metformin-ranitidin Metformin-bisoprolol

Moderate Minor Minor

Farmakodinamik Farmakokinetik Tidak diketahui

3 5 ≥5

299 Metformin-nifedipin Minor Farmakokinetik 1 5 ≥5 300 Metformin-acarbose Minor Farmakokinetik 1 5 ≥5 301 0 interaksi obat 0 5 ≥5

302 Amlodipin-simvastatin Simvastatin-valsartan Metformin-acarbose

Major Moderate

Minor

Farmakokinetik Tidak diketahui Farmakokinetik

3 7 ≥5

303 Amlodipin-simvastatin Simvastatin-valsartan Pioglitazon-valsartan

Major Moderate Moderate

Farmakokinetik Tidak diketahui Tidak diketahui

3 6 ≥5

304 Glimepiride-amitriptyline Metformin-amitriptyline

Minor Minor

Farmakodinamik Farmakodinamik

2 4 <5

305

Pioglitazon-valsartan Pioglitazon-nifedipin Metformin-nifedipin Metformin-acarbose

Moderate Minor Minor Minor

Tidak diketahui Farmakokinetik Farmakokinetik Farmakokinetik

4 7 ≥5

306 0 interaksi obat 0 4 <5 307 0 interaksi obat 0 4 <5

308

Metformin-furosemid Metformin-folic ac Furosemid-folic ac Metformin-acarbose

Minor Minor Minor Minor

Tidak diketahui Tidak diketahui Farmakokinetik Farmakokinetik

4 9 ≥5

309 0 interaksi obat 0 3 <5

Page 82: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Interaksi Obat-Obat Tingkat Keparahan

Jenis Interaksi Jumlah interaksi

Jumlah obat

Kategori (obat)

310

Gliquidone-aspirin Bisoprolol-candesartan Bisoprolol-aspirin Aspirin-candesartan Aspirin-folic ac

Moderate Moderate Moderate Moderate

Minor

Tidak diketahui Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakodinamik Farmakokinetik

5 7 ≥5

Page 83: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Output SPSS Analisis Bivariat

jenis_obat_klp * Ada_interaksi Crosstabulation

Ada_interaksi

Total

Ada Interaksi

Tidak ada

Interaksi

jenis_obat_klp Lebih dari 5 obat Count 157 26 183

% within jumlah_obat_klp 85.8% 14.2% 100.0%

kurang dari 5 obat Count 47 80 127

% within jumlah_obat_klp 37.0% 63.0% 100.0%

Total Count 204 106 310

% within jumlah_obat_klp 65.8% 34.2% 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jenis_obat_klp *

Ada_interaksi 310 100.0% 0 .0% 310 100.0%

Page 84: ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28724/1/KHALIDA... · farmakodinamik dengan 242 kasus (40,27%). Dengan menggunakan uji

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 79.295a 1 .000

Continuity Correctionb 77.141 1 .000

Likelihood Ratio 81.258 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 79.039 1 .000

N of Valid Casesb 310

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 43.43.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for jumlah_obat_klp

(Lebih dari 5 obat / kurang dari 5

obat)

10.278 5.933 17.806

For cohort Ada_interaksi = Ada

Interaksi 2.318 1.834 2.931

For cohort Ada_interaksi = Tidak

ada Interaksi .226 .154 .330

N of Valid Cases 310