Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PREFRENSI, KEPUASAAN, DAN LOYALITAS KONSUMEN
TERHADAP KERIPIK PISANG DAN SINGKONG DI SENTRA
AGROINDUSTRI KERIPIK DI KOTA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Grace Virginie Agatha
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRACT
Analysis of Preferences, Satisfaction and Consumers Loyalty on Banana and
Cassava Chips at Chips Agroindustry Centers in Bandar Lampung City
By
Grace Virginie Agatha
The aims of this research are to analyze consumers preferences, satisfaction, and
loyalty of banana and cassava chips at chips agroindustry centers in Bandar
Lampung. The agroindustries were chosen purposively. There were 70
respondents taken by using accidental sampling. Data were collected in May-June
2018 and analyzed descriptively by using Customer Satisfaction Index (CSI),
Importance and Perfomance Analysis (IPA), and loyalty pyramid method
(switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand buyer, and
commited buyer). The results of this research showed that the attributes of banana
and cassava chips which become the consumers preferences were low prices,
good taste, crispy texture, pleasant scent, harder to get, and attractive packaging.
The main priority that must be increased of banana and cassava chips is the
attribute of easiness to get. The satisfaction levels of the consumers of banana and
cassava chips were both classified as satisfying and considered as loyal
consumers.
Key words: banana chips, cassava chips, customer satisfaction index.
ABSTRAK
ANALISIS PREFRENSI, KEPUASAAN, DAN LOYALITAS KONSUMEN
TERHADAP KERIPIK PISANG DAN SINGKONG DI SENTRA
AGROINDUSTRI KERIPIK DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
Grace Virginie Agatha
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi, kepuasaan, dan loyalitas
konsumen keripik pisang dan singkong di sentra agroindustri keripik di Kota
Bandar Lampung. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive). Jumlah
responden yang diwawancarai sebanyak 70 orang konsumen dengan metode
accidental sampling di sentra agroindustri keripik di Kota Bandar Lampung.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei - Juni 2018. Analisis untuk
menjawab tujuan penelitian dilakukan dengan menggunakan indeks kepuasan
pelanggan (CSI), kepentingan dan kinerja (IPA), deskriptif dan switcher buyer,
habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand buyer dan commited buyer. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa atribut keripik yang menjadi preferensi konsumen
adalah harga murah, rasa enak, tekstur renyah, aroma sedap, jarak memperoleh
jauh dan kemasan produk menarik. Prioritas utama yang harus ditingkatkan pada
keripik pisang dan singkong adalah atribut kemudahan memperoleh produk.
Konsumen keripik pisang dan singkong merupakan konsumen yang berada pada
kriteria puas dan loyal.
Kata kunci: customer satisfaction index, keripik pisang, keripik singkong.
ANALISIS PREFRENSI, KEPUASAAN, DAN LOYALITAS KONSUMEN
TERHADAP KERIPIK PISANG DAN SINGKONG DI SENTRA
AGROINDUSTRI KERIPIK DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
GRACE VIRGINIE AGATHA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 30 Juni
1996 dari pasangan Bapak Abadi, S.E. dan Ibu Anita
Anggraini, S.Sos. Penulis merupakan anak pertama dari
tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan studi tingkat Taman
Kanak-Kanak (TK) di TK Kartini pada tahun 2002, tingkat
Sekolah Dasar (SD) di SDN 2 Rawa Laut (Teladan) pada tahun 2008, Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di SMPN 1 Bandar Lampung pada tahun 2011, dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 10 Bandar Lampung pada tahun 2014.
Penulis diterima di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung
pada tahun 2014 melalui jalur Mandiri.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Ramayana Kecamatan
Seputih Rahman Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari pada bulan Januari
hingga Maret 2017. Selanjutnya, pada Juli 2017 penulis melaksanakan Praktik
Umum (PU) di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang selama 30 hari kerja efektif.
Kegiatan eksternal penulis selama masa perkuliahan adalah aktif dalam organisasi
kemahasiswaan yaitu menjadi anggota Bidang III Minat, Bakat, dan Kreativitas
Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian tahun 2014-2016.
SANWACANA
Bismillahirahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Preferensi, Kepuasaan, dan
Loyalitas Konsumen Terhadap Keripik Pisang dan Singkong di Sentra
Agroindustri di Kota Bandar Lampung.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan, bimbingan, dan dukungan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., sebagai Dosen Pembimbing
Pertama yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat, motivasi, nasihat,
arahan, dan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi.
3. Ibu Ani Suryani, S.P., M.Sc., sebagai Dosen Pembimbing kedua yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat, motivasi, nasihat, arahan, dan bimbingan
selama proses penyelesaian skripsi.
4. Ibu Ir. Rabiatul Adawiyah, M.Si., sebagai Dosen Penguji atas saran dan
arahan yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi.
5. Bapak Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si,.selaku Ketua Jurusan Agribisnis
yang telah memberikan arahan, saran, dan nasihat.
6. Bapak Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik atas saran dan motivasi yang telah diberikan.
7. Keluargaku tercinta, Ayahanda tercinta Abadi, S.E. dan Ibunda tercinta Anita
Anggraini, S.Sos., kedua adikku Vantage Greatest Banitha dan Diaz Thiriz
Brave Aditha, serta keluarga besar atas semua limpahan kasih sayang, doa,
nasihat, semangat, kebahagiaan, dan perhatian yang tak pernah putus kepada
penulis selama ini.
8. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis, atas semua ilmu yang telah diberikan
selama penulis menjadi mahasiswi di Universitas Lampung.
9. Karyawan-karyawati di Jurusan Agribisnis, Mba Iin, Mba Ayi, Mba Tunjung,
Mas Bukhari, dan Mas Boim atas semua bantuan dan kerjasama yang telah
diberikan.
10. M. Faqih Rananda, S.H., yang selalu memberikan semangat dan motivasi
terbaik kepada penulis.
11. Sahabat-sahabat Misqueen seperjuangan penulis, Ayu Nirmala, Alvita Raissa,
Dian Widya, Dwi Febrina, Ferlia Devanda, Nurul Fajri, atas bantuan, saran,
dukungan, dan semangat yang telah diberikan.
12. Sahabat sehidup sematiku Fake Friends: Daffany Silvani, Dian Widya, Hanny
Rahmawati, Nurin Amalia, Sekar Wulandari, yang selalu memahami penulis
di kala sibuk masa perkuliahan dan memberikan motivasi.
13. Sahabat terlucuku Sabar Itu Indah: Dea Permata, Cahyani Dela, Feby A
Fisca, Irine Felasky, Restu Wijayani, Fanisya Ayutama atas kelucuannya dan
semangatnya di kala penulis mengerjakan skripsi.
14. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2014, Dika, Fiko, Fikih, Fajar, Dhia,
Cimbul, Elok, Ayuyo, Amma, Devira, Aurora, HM, Syen, Rizky Dalimunthe,
Wayan Elpa, Adek, Sita, Dela, Bella, dan teman-teman lainnya yang tidak
dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
15. Mas Danang dan Rocket Digital Unila yang telah membatu penulis dalam
pembuatan skripsi ini.
16. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu, yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan masih jauh
dari kata sempurna, akan tetapi semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak di masa yang akan datang. Penulis meminta maaf atas segala
kekurangan dan semoga Allah SWT membalas budi baik berbagai pihak atas
semua hal yang telah diberikan kepada penulis. Aamiin.
Bandar Lampung, Desember 2018
Penulis,
Grace Virginie Agatha
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN................. 8
A. Tinjauan Pustaka................................................................................ 8
1. Pisang ................................................................................................. 8
2. Ubi kayu ............................................................................................. 9
3. Pengertian konsumen dan perilaku konsumen ................................... 11
4. Preferensi konsumen .......................................................................... 12
5. Kepuasaan konsumen ......................................................................... 13
6. Loyalitas konsumen ............................................................................ 14
7. Validitas dan reliabilitas ..................................................................... 15
8. Customer Satisfaction Index (CSI) ..................................................... 16
9. Importance Perfomance Analysis (IPA)............................................. 17
10. Piramida loyalitas ............................................................................. 19
B. Penelitian terdahulu......................................................................... 22
C. Kerangka pemikiran........................................................................ 29
III. METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 32
3.1. Metode Penelitian ................................................................................ 32
3.2. Konsep Dasar dan Definisi Operasional .............................................. 32
3.3. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian ......................... 36
3.4. Jenis dan Metode Pengumpulan Data .................................................. 37
3.5. Metode Analisis Data ........................................................................... 38
3.5.1. Analisis menjawab tujuan pertama ............................................ 38
3.5.2. Analisis menjawab tujuan kedua ............................................... 40
3.5.3. Analisis menjawab tujuan ketiga ............................................... 45
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.................................... 53
4.1. Kota Bandar Lampung........................................................................ 53
4.2. Kawasan Sentra Agroindustri Keripik Bandar Lampung................... 56
V. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 58
5.1. Karakteristik Umum Responden......................................................... 58
5.2. Preferensi Konsumen Terhadap Keripik Pisang dan Singkong di
Sentra Agorindustri........................................................................... 60
5.3. Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Keripik Pisang dan
Singkong di Sentra Agroindustri....................................................... 67
5.4. Analisis Tingkat Loyalitas Konsumen Keripik Pisang dan
Singkong di Sentra Agorindustri...................................................... 82
VI. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 97
6.1. Kesimpulan........................................................................................ 97
6.2. Saran................................................................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 99
LAMPIRAN.................................................................................................. 102
i
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah UMKM per 31 April 2017 Provinsi Lampung ................................ 2
2. Komposisi gizi per 100 gram ....................................................................... 3
3. Kandungan gizi beberapa jenis buah pisang ................................................ 9
4. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 25
5. Karakteristik keripik .................................................................................... 38
6. Atribut, kriteria, dan indikator preferensi keripik ........................................ 39
7. Atribut kepuasan konsumen pada produk keripik pisang dan singkong .... 42
8. Kriteria kepuasan konsumen ........................................................................ 42
9. Perhitungan switcher buyer ......................................................................... 45
10. Perhitungan habitual buyer ........................................................................ 47
11. Perhitungan satisfied buyer ........................................................................ 48
12. Perhitungan liking the brand ..................................................................... 50
13. Perhitungan commited buyer.......................................... ........................... 51
14. Jumlah penduduk, kepadatan penduduk serta luas wilayah...................... 55
15. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan usia............................ 59
16. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan........... 60
17. Distribusi responden preferensi terhadap harga........................................ 61
18. Distribusi responden preferensinya terhadap rasa..................................... 63
ii
19. Distribusi responden preferensinya terhadap tekstur................................ 63
20. Distribusi responden preferensinya terhadap aroma................................ 64
21. Distribusi responden preferensinya terhadap kemudahan memperoleh... 65
22. Distribusi responden preferensinya terhadap kemasan keripik................ 66
23. Uji validitas dan reliabilitas tingkat kepentingan keripik pisang............. 68
24. Uji validitas dan reliabilitas tingkat kinerja keripik pisang........................ 68
25. Uji validitas dan reliabilitas tingkat kepentingan keripik singkong........... 69
26. Uji validitas dan reliabilitas tingkat kinerja keripik singkong................... 69
27. Perhitungan menggunakan CSI keripik pisang.......................................... 71
28. Kategori rasa yang paling disukai konsumen............................................ 72
29. Perhitungan menggunakan CSI keripik singkong...................................... 72
30. Tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut keripik pisang................. 75
31. Tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut keripik singkong............. 78
32. Irisan rekapitulasi masing-masing atribut.................................................. 82
33. Hasil perhitungan switcher buyer keripik pisang....................................... 83
34. Hasil perhitungan switcher buyer keripik singkong................................... 84
35. Hasil perhitungan habitual buyer keripik pisang....................................... 85
36. Hasil perhitungan habitual buyer keripik singkong.................................. 86
37. Hasil perhitungan satisfied buyer keripik pisang....................................... 87
38. Hasil perhitungan satisfied buyer keripik singkong.................................. 88
39. Hasil perhitungan liking the brand buyer keripik pisang.......................... 89
40. Hasil perhitungan liking the brand buyer keripik singkong..................... 90
41. Hasil perhitungan commited buyer keripik pisang................................... 91
42. Hasil perhitungan commited buyer keripik singkong............................... 91
iii
45. Identitas konsumen................................................................................. 103
46. Rekapitulasi identitas konsumen............................................................ 105
47. Rekapitulasi screening konsumen.......................................................... 105
48. Rekapitulasi mengenai pengeluaran dalam pembelian keripik............. 106
49. Rekapitulasi preferensi konsumen......................................................... 106
50. Rekapitulasi preferensi konsumen mengenai potongan harga............... 107
51. Rekapitulasi kepuasaan konsumen........................................................ 107
52. Rekapitulasi kepuasaan konsumen terhadap rasa.................................. 108
53. Hasil uji validitas dan reliabilitas tingkat kinerja keripik pisang........... 109
54. Hasil uji validitas dan reliabilitas tingkat kepentingan keripik pisang.... 110
55. Hasil uji validitas dan reliabilitas tingkat kinerja keripik singkong....... 111
56. Hasil uji validitas dan reliabilitas tingkat kepentingan keripik singkong... 112
57. Hasil uji validitas dan reliabilitas tingkat loyalitas keripik pisang......... 113
58. Hasil uji validitas dan reliabilitas tingkat loyalitas keripik singkong...... 114
59. Tingkat kepentingan konsumen keripik pisang berdasarkan skala likert.. 115
60. Tingkat kinerja konsumen keripik pisang berdasarkan skala likert.......... 117
61. Tingkat kepentingan konsumen keripik singkong berdasarkan skala likert 119
62. Tingkat kinerja konsumen keripik singkong berdasarkan skala likert...... 121
63. Hasil ei dan bi keripik pisang..................................................................... 123
64. Hasil ei dan bi keripik singkong................................................................ 123
65. Hasil Customer Satisfaction Index keripik pisang..................................... 124
66. Hasil Customer Satisfaction Index keripik singkong................................ 124
67. Tingkat loyalitas konsumen keripik pisang berdasarkan skala likert....... 125
68. Analisis Swticher buyer keripik pisang..................................................... 126
iv
69. Analisis Habitual buyer keripik pisang.................................................... 127
70. Analisis Satisfied buyer keripik pisang.................................................... 127
71. Analisis Liking the brand buyer keripik pisang....................................... 127
72. Analisis Commited buyer keripik pisang.................................................. 127
73. Tingkat loyalitas konsumen keripik singkong berdasarkan skala likert.. 128
74. Analisis Swticher buyer keripik singkong............................................... 129
75. Analisis Habitual buyer keripik singkong................................................ 130
76. Analisis Satisfied buyer keripik singkong................................................ 130
77. Analisis Liking the buyer keripik singkong............................................. 130
78. Analisis Commited buyer keripik singkong............................................. 130
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tahapan pengambilan keputusan ................................................................. 12
2. Segitiga piramida loyalitas .......................................................................... 21
3. Kerangka pemikiran..................................................................................... 31
4. Diagram kartesius IPA ................................................................................. 43
5. Preferensi atribut dengan persentase tertinggi............................................ 66
6. Hasil diagram kartesius IPA produk keripik pisang................................... 75
7. Hasil diagram kartesius IPA produk keripik singkong................................ 79
8. Hasil piramida loyalitas keripik pisang....................................................... 92
9. Hasil piramida loyalitas keripik singkong................................................... 94
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan di bidang
pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu
negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang
pertanian. Sektor pertanian memberikan kontribusi dalam perekonomian
penduduk Indonesia seperti menyediakan bahan baku industri, menyediakan
lapangan kerja dan menjadi sumber pendapatan. Salah satu strategi
pengembangan yang harus dimiliki Indonesia adalah kebijakan
pembangunan yang menjaga keterkaitan antara sektor pertanian dengan
sektor industri dalam bentuk pengembangan agroindustri.
Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
perekonomiannya bertumpu pada sektor pertanian.Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) merupakan besaran dari nilai tambah bruto yang
dihasilkan oleh seluruh sektor kegiatan usaha yang berada dalam suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(2017) dua kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Provinsi
Lampung tahun 2017 terdapat pada sektor pertanian, kehutanan dan
2
perikanan yaitu sebesar 31,54 persen dan sektor industri pengolahan sebesar
18,83 persen.
Untuk mencapai struktur ekonomi yang seimbang diperlukan keterkaitan
antara sektor pertanian dan sektor industri pengolah atau agroindustri,
keterkaitan ini terlihat dengan adanya perkembangan pengolahan hasil
pertanian melalui agroindustri. Peran agroindustri di Indonesia dilakukan
salah satunya melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Jumlah UMKM di Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Jumlah UMKM per 31 April 2017 di Provinsi Lampung
No Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah Jumlah
1 Kuliner 8.025 217 12 8.254
2 Fashion 1.424 87 3 1.514
3 Pendidikan 208 40 2 250
4 Otomotif 1.331 145 26 1.502
5 Agribisnis 5.946 446 53 6.445
6 Teknologi Internet 923 34 0 957
7 Lainnya 65.104 10.729 403 76.236
Jumlah 82.961 11.698 499 95.158
Sumber: Dinas Koperasi Provinsi Lampung (2017)
Agroindustri merupakan rangkaian kegiatan agribisnis berbasis pertanian
yang saling berkaitan dalam suatu sistem produksi, pengolahan, distribusi,
pemasaran dan berbagai kegiatan atau jasa penunjangnya. Kegiatan
agroindustri dapat menghasilkan produk pangan dan atau non pangan.
Pisang dan singkong merupakan dua jenis produk pangan yang terdapat di
Provinsi Lampung. Masing-masing produk tersebut memiliki banyak olahan
seperti pisang biasanya diolah menjadi pie, pisang lumpia coklat, brownies,
3
puding dan singkong biasanya diolah menjadi getuk, kue klepon, kue talam
dan lain-lain. Namun ada pula persamaan produk olahan antara pisang dan
singkong yang cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia yaitu
keripik.Komposisi kandungan gizi pada pisang, singkong, keripik pisang
dan keripik singkong dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi gizi per 100 gram
Sumber: Direktorat Gizi Depkes R. I (2016)
Salah satu bisnis di bidang makanan adalah keripik. Keripik merupakan
makanan ringan yang diolah melalui teknologi yang sangat sederhana dan
mudah. Keripik merupakan hasil dari proses pengolahan makanan dengan
cara menyusutkan atau mengurangi kadar air yang dikandung oleh buah-
buahan melalui proses penggorengan hingga dihasilkan tekstur yang garing
dan renyah. Jenis-jenis keripik yang sering kita jumpai adalah seperti
keripik pisang, keripik singkong, keripik talas, keripik kentang, hingga
keripik nangka dan keripik apel.
Kadar Pisang Keripik
Pisang
Singkong Keripik
Singkong
Kalori (kkal) 89,000 519,000 160,000 485,000
Lemak (g) 0,330 33,600 0,280 22,240
Lemak Jenuh (g) 0,112 28,970 0,074 5,740
Lemak tak Jenuh
Ganda (g)
0,073 0,630 0,048 11,500
Lemak tak Jenuh
Tunggal (g)
0,032 1,950 0,075 3,960
Kolesterol (mg) 0 0 0 0
Protein (g) 1,090 2,300 1,360 2,100
Karbohidrat (g) 22,840 58,400 38,060 71,420
Serat (g) 2,600 7,700 1,800 6,800
Gula (g) 12,230 35,340 1,700 13,660
Sodium (mg) 1,000 6,000 14,000 305,000
Kalium(mg) 358,000 536,000 271,000 681,000
4
Umumnya keripik pisangterbuat dari jenis pisang kepok dikarenakan jenis
pisang ini memiliki kandungan padatan yang cukup tinggi sehingga sangat
sesuai untuk membuat keripik.
Salah satu jenis agroindustri yang terdapat di Kota Bandar Lampung adalah
agroindustri sentra keripik yang berada di Jalan Pagar Alam Gg PU
Kelurahan Gunung Agung, Kecamatan Langkapura, Bandar Lampung.
Agroindustri ini merupakan salah satu agroindustri yang terkenal di Kota
Bandar Lampung yang membuat produk olahan keripik antara lain keripik
pisang, keripik singkong, klanting, keripik ubi jalar, keripik buah, dan
olahan dari jagung.Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti dari ketua
agroindustri di sentra agroindustri keripik di Kota Bandar Lampung,
agroindustri tersebut berjumlah 32 kios yang berjajar untuk mengolah dan
memasarkan keripik pisang dengan berbagai merek di kawasan sentra
agroindustri keripik.
Keripik pisang dan singkong di Kota Bandar Lampung sudah terkenal
hingga keluar daerah dikarenakan adanya permintaan keripik dari luar
daerah.. Perbedaan rasa keripik antara lain mulai dari rasa manis, asin,
coklat, keju, mocca, dan balado atau buah-buahan seperti strawberry dan
melon. Adanya perbedaan atau ciri khas keripik pisang dan singkong dari
Kota Bandar Lampung muncul karena permintaan konsumen terhadap
produsen Hal inilah yang memberi kekhasan keripik pisang dan singkong
Kota Bandar Lampung yang dijadikan oleh-oleh khas asal Provinsi
Lampung.
5
Aini, Syafi'i, dan Kuntadi(2014)menyatakan bahwa konsumen di Kabupaten
Bondowoso menyukai keripik singkong rasa asin dengan persentasi sebesar
53,33 persen.
Menurut Kotler (2002) kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan
dengan harapannya. Bila kinerja melebihi harapan, maka konsumen akan
merasa puas, dan sebaliknya, bila kinerja tidak sesuai harapan, maka akan
kecewa. Griffin dan Ebert (2003) menyatakan bahwa tingkat loyalitas
konsumen terbentuk dari tercapainya tingkat kepuasan yang dirasakan oleh
konsumen sehubungan dengan kegiatan mereka mengonsumsi atau
menggunakan suatu barang atau jasa. Menurut Mowen dan Minor (2002)
loyalitas konsumen adalah tingkat intensitas di mana konsumen akan tetap
menggunakan suatu merk dari produk. Pada penelitian Syaputri (2015)
menyatakan bahwa variabel independen berupa kemasan, merek, dan harga
berpengaruh terhadap loyalitas konsumen keripik singkong di Samarinda.
Preferensi adalah kecenderungan dalam memilih sesuatu dibandingkan yang
lainnya karena sesuai dengan keinginan, sedangkan kepuasaan dan loyalitas
merupakan salah satu aspek dalam menentukan perkembangan dan
pertumbuhan suatu perusahaan. Berhasil atau tidaknya sebuah usaha akan
ditentukan oleh kompetensi yang dimiliki pengusahanya. Salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh para pelaku usaha atau pengusaha
adalah kreativitas dan inovasi.
6
Konsumen yang merasa puas dapat melakukan pembelian ulang dan dapat
menjadi pelanggan dengan loyalitas yang tinggi. Sebaliknya, apabila
konsumen merasa tidak puas atau produk tersebut tidak dapat memenuhi
harapan konsumen, maka konsumen dapat menghentikan pembelian produk
tersebut serta menyebarkan berita negatif tersebut ke orang lain.
Adanya penambahan cita rasa yang beragam maka perlu untuk diketahui
bahwa apakah konsumen merasa puas dan loyal dengan adanya inovasi dari
keripik pisang dan singkong, dan rasa apa yang paling disukai oleh
konsumen.Untuk itu perlu diteliti lebih lanjut mengenai “Preferensi,
Kepuasaan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Keripik Pisang dan Singkong
di Sentra Agorindustri Keripik di Kota Bandar Lampung”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana preferensi konsumen terhadap keripik pisang dan singkong di
Kota Bandar Lampung?
2. Bagaimana kepuasan konsumen terhadap keripik pisang dan singkong di
Kota Bandar Lampung?
3. Bagaimana loyalitas konsumen terhadap keripik pisang dan singkong di
Kota Bandar Lampung?
7
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian
ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis preferensi konsumen terhadap keripik pisang dan
singkong di Kota Bandar Lampung
2. Menganalisis kepuasan konsumen terhadap keripik pisang dan
singkong di Kota Bandar Lampung
3. Menganalisis loyalitas konsumen terhadap keripik pisang dan
singkong di Kota Bandar Lampung
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:
1. Produsen keripik, sebagai bahan masukan dalam pengembangan
agroindustri dalam mengolah pisang dan ubi kayu menjadi keripik
sehingga mampu memenuhi dan meningkatkan kepuasan konsumen
ataupun pasar.
2. Pemerintah dan instansi terkait, sebagai informasi dan bahan
pertimbangan dalam penentuan kebijakan yang berkenaan dengan
pengembangan diversifikasi konsumsi pangan olahan berbasis pangan
lokal.
3. Peneliti lain, sebagai bahan pembanding dan bahan informasi dalam
penelitian sejenis atau penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pisang
Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari
buah, batang, daun, kulit hingga bonggolnya. Tanaman pisang sangat
menyukai daerah yang beriklim tropis panas dan lembab terlebih didataran
rendah. Pisang dapat berubah sepanjang tahun pada daerah dengan hujan
merata sepanjang tahun. Umumnya, kebanyakan orang memakan buah
pisang saja dan kulitnya akan dibuang begitu saja.
Lokasi penanaman pisang yang baik menurut syarat agronomis dan
agroklimat tanamannya, yaitu dataran rendah tropis basah, ketinggian 100-
700 m dpl, suhu udara 22-32˚C, tidak terdapat angin kencang, subur, dan
ada sumber pengairan pada saat musim kemarau.
Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
9
Pisang merupakan buah yang mengandung banyak gizi yang diperlukan
tubuh, berikut adalah data kandungan gizi pisang.
Tabel 3. Kandungan gizi beberapa jenis buah pisang
Kandungan gizi Ambon Raja Raja
sere
Uli Mas
Kalori (kal) 99,00 120,00 118,00 146,00 127,00
Protein (g) 1,20 1,20 1,20 2,00 1.40
Lemak (g) 0,20 0,20 0,20 0,20 0.20
Karbohidrat (g) 25,80 31,80 31,10 38.20 33.60
Kalsium (mg) 8,00 10,00 10,00 10,00 7,00
Fosfor (mg) 28,00 22,00 22,00 28,00 25,00
Zat besi (mg) 0,50 0,80 0,80 0.90 0,80
Vitamin A (S. I)
Vitamin B1 (mg)
Vitamin C (mg)
Air (%)
146,00
0,08
3,00
72,00
950,00
0,06
10,00
65,00
112,00
0
4,00
67,00
75,00
0.05
3,50
9,10
79,00
0,09
2,00
64,20
Sumber: Direktorat Gizi Depkes R. I (2016)
Salah satu agroindustri yang sangat dominan di Provinsi Lampung adalah
keripik pisang. Keripik pisang merupakan salah satu ciri khas dari
Provinsi Lampung yang sudah dikenal di berbagai daerah. Produk ini
dapat dibuat dari semua jenis pisang khususnya pisang yang mempunyai
nilai ekonomi yang rendah dan tidak dimanfaatkan sebagai buah pencuci
mulut (dessert) seperti buah pisang raja nangka dan pisang kepok.
2. Ubi kayu
Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat yang
berasal dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu.
Ubi kayu berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brazil. Penyebarannya
hampir ke seluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India, dan
Tiongkok. Ubi kayu berkembang di negara – negara yang terkenal dengan
10
wilayah pertanian. Ubi kayu mempunyai banyak nama, yaitu ketela,
keutila, ubi kayee (Aceh), ubi parancih (Minangkabau), ubi singkung
(Jakarta), batata kayu (Manado), bistungkel (Ambon), huwi dangdeur
(Sunda), tela pohung (Jawa), tela balandha (Madura), sabrang sawi (Bali),
kasubi ( orontalo), lame kayu (Makassar), lame aju (Bugis), kasibi
(Ternate, Tidore) (Purwono, 2009).
Menurut Lies (2005) sistematika (taksonomi) tanaman ubi kayu
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae ( tumbuh – tumbuhan )
Divisio : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae ( biji bekeping dua )
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Species : Manihot glaziovii muell
Seiring perkembangan teknologi, ubi kayu dijadikan bahan dasar pada
industri makanan dan bahan baku industri pakan. Beberapa produk olahan
dari ubi kayu ini antara lain: keripik, kerupuk, dan kelanting. Salah satu
produk olahan ubi kayu yang banyak digemari masyarakat adalah keripik
singkong karena proses pembuatannya mudah dan membutuhkan alat yang
sederhana. Hal ini menyebabkan keripik singkong sesuai digunakan
sebagai usaha industri skala rumah tangga.
11
3. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen
Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu
konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu
membeli barang dan jasa digunakan sendiri. Konsumen organisasi meliputi
organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintahan, dan
lembaga lainnya.
Semua tindakan yang dilakukan konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya disebut perilaku konsumen. Keterkaitan perilaku konsumen
dengan kesadaran yaitu bahwa kesadaran adalah bagian atau termasuk
kedalam perilaku konsumen. Konsumen adalah pemakai, penikmat, dan
pemanfaat barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat.
Menurut Solomon (2002) bahwa perilaku konsumen merupakan suatu
proses individu ataupun kelompok dalam memilih, membeli,
menggunakan, dan pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan. Perilaku konsumen bersifat dinamis, artinya konsumen
bergerak sepanjang waktu. Proses pengambilan keputusan pembelian
konsumen tahap-tahapnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Tahapan pengambilan keputusan (Kotler, 2002)
Tahap pertama adalah tahap pengenalan kebutuhan. Pengenalan kebutuhan
dilakukan konsumen agar produk yang dibelinya benar-benar bermanfaat
Pengenalan
masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku Setelah
Pembelian
12
sesuai dengan kebutuhan. Tahap ke dua adalah tahap pencarian informasi.
Pada tahap ini, konsumen akan mencari berbagai informasi mengenai
produk yang akan dibeli. Konsumen akan mempelajari merk beserta ciri-
cirinya. Tahap ke tiga adalah tahap evaluasi alternatif. Pada tahap ini,
konsumen melakukan evaluasi terhadap atribut atau kriteria-kriteria dari
produk yang dapat memuaskan kebutuhan. Kriteria-kriteria tersebut dapat
berupa harga, rasa, manfaat, merk, kemasan, dan sebagainya. Tahap
selanjutnya adalah tahap keputusan pembelian. Pada tahap ini, konsumen
akan menentukan kapan akan membeli, di mana membelinya, dan
bagaimana membayarnya. Setelah melakukan pembelian, maka konsumen
akan mengevaluasi pembelian yang dilakukannya (Sumarwan, 2002).
4. Preferensi Konsumen
Kemampuan memahami perilaku konsumen sangat penting dimiliki oleh
para pemasar, karena dengan mampu memahami perilaku konsumen juga
akan mampu mempengaruhi perilaku tersebut sehingga sesuai dengan apa
yang diinginkan pemasar. Mempengaruhi perilaku konsumen adalah
mempengaruhi pilihan konsumen agar mereka mau memilih produk
tertentu dan merek tertentu yang ditawarkan pemasar tersebut. Proses
pemilihan produk oleh konsumen merupakan bagian dari tahap
pengevaluasian alternatif. Seorang konsumen dalam tahap ini, akan
mengalami serangkaian proses yaitu menentukan kriteria atau atribut dari
produk dan merek seperti harga, nama merek dan asal negara, kemudian
13
konsumen akan menentukan alternatif pilihan, dan selanjutnya
menentukan pilihan produk (Sumarwan, 2002).
Dalam tahap evaluasi alternatif konsumen membentuk preferensi dalam
kumpulan pilihan (Kotler, 2002). Preferensi ini akan mempengaruhi
konsumen menentukan pilihan produk. Definisi preferensi adalah
kecenderungan dalam memilih sesuatu dibandingkan yang lainnya karena
sesuai dengannya (Badudu dan Zain, 2001).
Dalam hal ini preferensi dapat disimpulkan sebagai kecenderungan
konsumen yang berbeda-beda dalam menetapkan pilihan atau keputusan
untuk memilih salah satu jenis keripik dibandingkan jenis keripik yang
lainnya sesuai dengan keadaan konsumen itu sendiri. Pada penelitian ini,
faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi yang akan diteliti yaitu harga
produk, rasa produk, tekstur produk, aroma produk serta kemudahan
memperoleh produk.
5. Kepuasaan konsumen
Pengertian kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa Latin “satis”
yang berarti cukup baik. Kepuasan konsumen merupakan salah satu
indikator keberhasilan dari suatu usaha. Dalam upaya memenuhi kepuasan
konsumen, suatu usaha memang dituntut kejeliannya untuk mengetahui
pergeseran kebutuhan dan keinginan konsumen yang hampir setiap saat
berubah. Pembeli akan bergerak setelah membentuk persepsi terhadap
14
nilai penawaran, kepuasan sesudah pembelian tergantung dari kinerja
penawaran dibandingkan dengan harapannya (Sumarwan, 2002).
Menurut Daryanto dan Setyobudi (2014), kepuasan konsumen merupakan
suatu penilaian emosional dari konsumen setelah konsumen menggunakan
suatu produk, dimana harapan dan kebutuhan konsumen terpenuhi.
Berdasarkan pemaparan mengenai kepuasan konsumen, peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat
perasaan konsumen baik senang ataupun sedih yang timbul setelah
konsumen membandingkan kualitas dari produk atau jasa yang
dipergunakannya dengan apa yang diharapkannya.
Kepuasan konsumen dapat diciptakan melalui kualitas,pelayanan dan nilai.
Kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen.
Kualitas akan mendorong konsumen untuk menjalin hubungan yang erat
dengan perusahaan. Pada jangka panjang, ikatan ini memungkinkan
perusahaan untuk memahami harapan dan kebutuhan konsumen. Kepuasan
konsumen pada akhirnya akan menciptakan loyalitas konsumen kepada
perusahaan yang memberikan kualitas yang memuaskan mereka.
6. Loyalitas Konsumen
Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai
suatu kesetiaan. Kesetiaan ini diambil tanpa adanya paksaan, tetapi timbul
dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk
menciptakan kepuasan konsumen lebih cenderung mempengaruhi sikap
15
konsumen sedangkan konsep loyalitas konsumen lebih menerangkan
kepada perilaku pembelinya.
Komitmen yang menyertai pembelian berulang tersebut adalah keadaan
dimana konsumen tidak mau berpindah walaupun produk maupun jasa
tersebut sedang langka dipasaran dan konsumen dengan sukarela
merekomendasikan produk maupun jasa tersebut kepada rekan, keluarga
atau konsumen yang lain
Ada enam indikator yang bisa digunakan untuk mengukur loyalitas
konsumen, yaitu: (1) pembelian ulang, (2) kebiasaan mengkonsumsi merk,
(3) rasa suka yang besar terhadap merk, (4) ketetapan pada merk, (5)
keyakinan bahwa merk tertentu yang terbaik (6) perekomendasian merk
kepada orang lain (Tjiptono, 2013).
7. Validitas dan Reliabilitas
Menurut Sufren dan Natanael (2013) uji validitas menggambarkan tentang
keabsahan dari alat ukur apakah pertanyaan-pertanyaan sudah tepat untuk
mengukur apa yang ingin diukur. Nilai validitas dapat diketahui dengan
mencari hitung dan dibandingkan dengan r tabel. Pertanyaan-pertanyaan
dikatakan valid apabila r hitung > r tabel. Mencari r hitung dapat
menggunakan rumus sebagai berikut.
r hitung = n (ΣX1Y1) – (ΣX1) X (ΣY1)
˅
{n ΣX1² - (ΣX1)2} x {n ΣY1² - (ΣY1)²}
16
Keterangan:
r = koefisien korelasi (validitas)
X = skor pada atribut item n
Y = skor total atribut
XY = skor pada atribut item n dikalikan skor total
N = banyaknya atribut
Nilai validitas dapat dikatakan baik jika nilai corrected item dari total
correlation bernilai di atas 0,2. Apabila nilai korelasi butir corrected item
dari butir total correlation sudah di atas 0,2 maka butir-butir tersebut
dikatakan valid (Sufren dan Natanael, 2013).
Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan tersebut konsisten dari waktu ke
waktu. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus cronbach alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel
jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2002).
8.Customer Satisfaction Index (CSI)
Customer Satisfaction Index (CSI) atau indeks kepuasan konsumen
merupakan suatu ukuran keterkaitan konsumen kepada suatu merek.
Ukuran ini memberikan gambaran tentang kemungkinan seorang
pelanggan beralih ke merk produk lain, terutama jika merk tersebut
didapati adanya perubahan, baik mengenai harga maupun atribut lainnya.
17
Metode ini digunakan untuk mengukur indeks kepuasan konsumen secara
keseluruhan (index satisfaction) dari tingkat kepentingan (importance) dan
tingkat kinerja (performance) yang berguna untuk pengembangan program
pemasaran yang mempengaruhi kepuasan pelanggan (Supranto, 2006).
Tahapan-tahapan pengukuran CSI adalah:
1. Menghitung Weighting Factor (WF), yaitu mengubah nilai rata-rata
kepentingan menjadi angka presentase dari total rata-rata tingkat
kinerja seluruh atribut yang diuji.
2. Menghitung Weighted Score (WS), yaitu menilai perkalian antara nilai
rata-rata tingkat kinerja masing-masing atribut dengan WF masing
masing atribut.
3. Menghitung Weighted Total (WT), yaitu menjumlahkan WS dari
semua atribut.
4. Menghitung Satisfaction Index, yaitu WT dibagi skala maksimum
yang digunakan kemudian dikali 100 persen.
9. Importance Performance Analysis (IPA)
Menurut Rangkuti (2005) analisis tingkat kepentingan dan kepercayaan
(kinerja)atau Importance and Performance Analysis (IPA) merupakan
suatu teknikpenerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari tingkat
kepentingan dankinerja yang berguna untuk pengembangan program
pemasaran yang efektif.Importance and Performance Analysis (IPA)
menggambarkan kinerja sebuahproduk dibandingkan dengan harapan
18
konsumen akan kinerja yang seharusnya ada dengan menggunakan
diagram kartesius.
Penilaian ini meliputi penilaian pelaksanaan atau kinerja produsen X
(performance) dan total tingkat kepentingan Y (importance) terhadap
suatu produk. Ke dua nilai rata-rata ini digunakan sebagai pembatas nilai
pada diagram kartesius. Strategi yang dilakukan berkenaan dengan posisi
masing-masing variabel pada ke empat kuadran dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Kuadran I
Wilayah kuadran I terletak di sebelah kiri atas yang memuat faktor-
faktor dianggap penting oleh pelanggan tetapi pada kenyataannya
faktor-faktor ini belum sesuai seperti yang diharapkan. Atribut-atribut
dalam kuadran ini harus ditingkatkan dengan cara perbaikan secara
terus-menerus sehingga performance atribut yang ada akan meningkat.
b) Kuadran II
Wilayah kuadran II terletak di sebelah kanan atas yang memuat faktor-
faktor dianggap penting oleh pelanggan dan faktor-faktor yang
dianggap oleh pelanggan sudah sesuai dengan yang dirasakannya
sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Atribut-atribut yang
termasuk dalam kuadran II harus tetap dipertahankan karena faktor-
faktor tersebut menjadikan produk atau jasa unggul di mata pelanggan
19
c) Kuadran III
Wilayah kuadran III terletak di sebelah kiri bawah yang memuat faktor-
faktor dianggap kurang penting oleh pelanggan dan pada kenyataanya
kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan atribut atribut yang
termasuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena
pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat
kecil.
d) Kuadran IV
Wilayah kuadran IV terletak di sebelah kanan bawah yang memuat
faktor faktor kinerja yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan
dirasakan terlalu berlebihan. Atribut-atribut yang termasuk dalam
kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya
10. Piramida Loyalitas
Menurut Durianto (2004), tingkatan loyalitas terdiri dari :
(1) Switcher Buyer (pembeli yang suka berpindah-pindah) merupakan
tingkat loyalitas yang paling dasar. Semakin sering konsumen
berpindah dari suatu merek ke merek yang lain mengindikasikan
bahwa konsumen tidak loyal, semua merek dianggap memadai. Pada
hal ini, merek memegang peranan yang kecil dalam keputusan
pembelian. Ciri yang terlihat adalah konsumen membeli suatu merek
karena banyak konsumen lain membeli merek tersebut atau harganya
murah.
20
(2) Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan) adalah pembeli yang
tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengonsumsi suatu merek
produk. Tidak ada alasan yang kuat baginya untuk membeli merek
produk lain atau berpindah merek, terutama jika peralihan itu
membutuhkan usaha, biaya, atau pengorbanan lain. Jadi, ia membeli
suatu merek karena alasan kebiasaan.
(3) Satisfied Buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan) pembeli
pada tingkatan ini termasuk dalam kategori pembeli yang puas dengan
merek yang dikonsumsi. Namun pembeli ini dapat saja berpindah
merek dengan menanggung biaya peralihan(switching cost)seperti
waktu, biaya, atau resiko yang timbul akibat tindakan peralihan merek
tersebut. Pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus
ditanggung pembeli dengan menawarkan berbagai manfaat sebagai
kompensasi.
(4) Liking the Brand (menyukai merek) pembeli yang masuk dalam
kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh
menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan
emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja
didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian
pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi
maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh persepsi kualitas
yang tinggi.
21
(5) Commited Buyer (pembeli yang berkomitmen) pada tahapan ini
pembeli merupakan pelanggan yang setia. Pembeli memiliki suatu
kebanggaan sebagai pengguna suatu merek, bahkan merek tersebut
menjadi sangat penting bagi konsumen dipandang dari segi fungsinya
maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa pengguna sebenarnya.
Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan
oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut
kepada pihak lain.
Tiap tingkatan loyalitas mewakili tantangan pemasar yang berbeda dan
mewakili tipe aset yang berbeda dalam pengelolaan dan eksploitasinya.
Piramida yang baik adalah yang berbentuk piramida terbalik, dimana nilai
committed buyer lebih besar dari nilai switcher buyer, seperti Gambar 2.
Sumber: Durianto dkk. (2004)
Gambar 2. Segitiga piramida loyalitas
Commited Buyer
Liking The Brand
Satisfied Buyer
Habitual Buyer
Switcher
Buyer
22
B. Penelitian Terdahulu
Peneliti harus mengetahui penelitian sejenis yang sudah dilakukan terdahulu
sebagai bahan referensi dan gambaran mengenai penelitian yang sudah
dilakukan. Mengetahui penelitian di masa lalu juga dapat menghindari
penelitian ganda antara penelitian terdahulu dan penelitian yang akan
dilakukan karena memiliki kesamaan judul, tempat dan sebagainya.Kajian
terhadap penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 menunjukkan bahwa penelitian mengenai Preferensi, Kepuasaan dan
Loyalitas Konsumen Terhadap Keripik Pisang dan Singkong di Sentra
Agroindustri Keripik di Kota Bandar Lampung memiliki perbedaan dan
persamaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Hal yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian lainnya adalah, obyek utama yang akan
diteliti berjumlah dua, waktu penelitian, serta responden penelitian,
sedangkan penelitian ini memiliki kesamaan dalam memilih alat analisis yang
digunakan untuk menjawab setiap tujuannya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Vidyaningrum, Sayekti, Adawiyah
(2016) adalah lokasi penelitian, serta responden penelitian sedangkan alat
penelitian yang digunakan adalah sama. Penelitian yang dilakukan peneliti
memiliki perbedaan terhadap objek utama dalam penelitian yang dilakukan
oleh Azhari (2016) yaitu analisis preferensi, kepuasaan dan loyalitas
konsumen terhadap keripik pisang dan singkong sedangkan dalam penelitian
tersebut menganalisis preferensi konsumen terhadap keripik ubi jalar di Kota
Medan
23
Penelitian yang dilakukan Pradita, Indriani, Soelaiman (2016)berbeda dengan
penelitian yang dilakukan peneliti di mana penelitian terdahulu meneliti
tingkat kepuasaan dan loyalitas konsumen tauco di Kota Prabumulih, namun
yang menyamakan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian tersebut
adalah metode penelitian.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Doloksaribu, Indriani, Kalsum (2016)
memiliki perbedaan terhadap penelitian yang peneliti lakukan. Diantaranya
adalah perbedaan lokasi dan jumlah responden sedangkan metode penelitian
sama. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Gadung, Zakaria, Murniati
(2015)adalah lokasi penelitian, serta responden penelitian sedangkan alat
penelitian yang digunakan adalah sama. Penelitian yang dilakukan oleh
Syafani, Lestari, Sayekti (2015) memiliki persamaan objek utama yaitu
penelitian tersebut meneliti mengenai preferensi dan memiliki perbedaan
objek utama yaitupenelitian tersebut juga meneliti mengenai pola konsumsi
permintaan tiwuloleh konsumen rumah makan di Provinsi Lampung.
Penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Syaputri
(2015) dimana penelitian ini dilakukan di lokasi dan waktu yang berbeda
serta penelitian ini tidak menganalisis preferensi dan kepuasaan konsumen.
Hal yang menjadi persamaan adalah penelitian yang akan dilakukan memiliki
alat analisis yang sama yakni dalam menganalisis loyalitas konsumen.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Musliha (2014) adalah penelitian yang akan dilakukan tidak
24
menganalisis preferensi, kepuasaan dan loyalitas konsumen sedangkan lokasi
penelitian sama. Pada penelitian Widyasari, Prasmatiwi, Situmorang (2014)
memiliki persamaan metode penelitian akan tetapi penelitian tersebut meneliti
mengenai bihun jagung sedangkan dalam penelitian ini meneliti mengenai
keripik pisang dan singkong.
Penelitian yang dilakukan memiliki perbedaan lokasi dan waktu penelitian
dengan penelitian yang dilakukan oleh Aini, Syafi'i, Kuntadi(2014), tetapi
kedua penelitian ini menganalisis faktor yang sama yaitu rasa. Penelitian ini
memiliki perbedaan lokasi dan tempat penelitian terhadap penelitian yang
dilakukan oleh Amalia, Endro, Damanik. (2012) akan tetapi memiliki
kesamaan yaitu meneliti mengenai preferensi. Berikut merupakan tabel
kajian penelitian terdahulu
25
Tabel 4. Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan
1. Vidyaningrum, A.,
W. D. Sayekti, R.
Adawiyah (2016)
Preferensi dan
Permintaan Konsumen
Rumah Tangga
TerhadapBihun Tapioka
di Kecamatan
Purbolinggo Kabupaten
Lampung Timur.
Metodedeskriptif
kuantitatif, Analisis
regresi linier berganda.
1. Preferensi konsumen rumah tangga di Kecamatan
Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur terhadap
bihun tapioka berada pada kategori suka.
2. Permintaan bihun tapioka oleh konsumen
rumah tangga di Kecamatan Purbolinggo
Kabupaten Lampung Timur dipengaruhi oleh harga
bihun tapioka, harga mi, pendapatan, jumlah
anggota keliuarga, suku dan pendidikan SD dan
pendidikan SMA.
2. Azhari, A. (2016)
Analisis Preferensi
Konsumen Terhadap
Keripik Ubi Jalar di
Kota Medan.
Metode deskriptif. 1. Kombinasi keripik ubi jalar yang menjadi
preferensi konsumen adalah warna keripik ungu,
rasa manis, bentuk bulat, ketebalan tipis, aroma
sedang, tekstur renyah, ukuran kemasan kecil (250
gram), dan desain kemasan spesifik dan lengkap.
2. Dalam memilih keripik ubi jalar urutan atribut
terpenting yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen yaitu rasa (18,131%), ukuran
per kemasan (17,758%), aroma (15,118%),
ketebalan keripik (14,728%), tekstur keripik
(9,125%), desain kemasan (8,701%), bentuk keripik
(8,252%), dan warna (8,187%).
3. Pradita, R., Y.
Indriani, A.
Soelaiman (2016)
Tingkat Kepuasaan dan
Loyalitas Konsumen
Tauco di Kota
Prabumulih.
Metode Customer
Satisfaction Index
(CSI), Piramida
loyalitas.
1. Tingkat kepuasan konsumen terhadap tauco
plastikan berada pada tingkatan “puas” yaitu
sebesar 71,2 persen.
2. Loyalitas konsumen terhadap tauco plastikan
termasuk pada tahap pembeli yang loyal.
26
Tabel 4. (lanjutan)
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan
4. Doloksaribu, Y., A,
Y. Indriani, U.
Kalsum (2016)
Sikap, Kepuasaan, dan
Loyalitas Konsumen
Produk Olahan Bebek
(Kasus di Rumah Makan
Bebek Belur di Bandar
Lampung).
Model Multiatribut
Fishbein, Consumer
Satisfaction Index
(CSI), Piramida
loyalitas.
1. Analisis sikap konsumen terhadap produk olahan
bebek di Rumah Makan Bebek Belur memiliki skor
sikap konsumen (Ao) yang tertinggi yaitu atribut
rasa (16,42), diikuti oleh kenyamanan tempat
(15,22), dan lokasi (14,95).
2. Tingkat kepuasan konsumen produk olahan bebek
di Rumah Makan Bebek Belur berada pada kriteria
puas dengan nilai yaitu 72,69 persen.
3. Tingkat loyalitas konsumen produk olahan bebek di
Rumah Makan Bebek Belur berada pada kategori
loyal pada tingkatan committed buyer sebesar
83,33 persen.
5. Gadung, A., W.A
Zakaria, K. Murniati
(2015)
Analisis Kepuasaan dan
Loyalitas Konsumen
Kopi Bubuk Sinar Baru
Cap Bola Dunia (SB-
CBD) di Kota Bandar
Lampung.
Analisis deskriptif,
Consumer Satisfaction
Index (CSI) dan
Importance
Performance Analysis
(IPA).
1. Atribut-atribut kopi bubuk SB-CBD yang memiliki
kepuasan tertinggi yaitu label halal, harga, aroma
yang khas, tanggal kadaluarsa, dan rasa.
2. Tingkat kepuasan konsumen kopi bubuk SBCBD
berada pada kriteria puas dengan nilai73,34 persen.
3. Tingkat loyalitas konsumen kopi bubuk SB-CBD
berada pada kategori loyal pada tingkatan liking the
brand sebesar 91,7 persen.
6. Syaputri, R. (2015) Pengaruh Kemasan,
Merek dan Harga
Terhadap Loyalitas
Konsumen pada UKM
Keripik Singkong Sulis
di Samarinda (jurnal
ilmiah).
Analisis Kualitatif,
Metode Deskriptif.
1. Variabel independen (kemasan, merek dan harga)
dalam penelitian ini berpengaruh terhadap loyalitas
konsumen UKM Keripik Singkong SULIS di
Samarinda.
2. Variabel independen (kemasan, merek dan harga)
secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (loyalitas konsumen)
UKM Keripik Singkong SULIS.
27
Tabel 4. (lanjutan)
7 Syafani, T. S., D. A.
H. Lestari, W. D.
Sayekti (2015)
Analisis Preferensi, Pola
Konsumsi dan
Permintaan Tiwul
Oleh Konsumen Rumah
Makan di Provinsi
Lampung.
Metode deskriptif
kuantitatif, Metode
verifikatif dengan
analisis regresi fungsi
permintaan.
1. Preferensi konsumen di Provinsi Lampung terhadap
tiwul yang disajikan di rumah makan berada pada
kategori sedang atau cukup suka.
2. Pola konsumsi konsumen terhadap tiwul di Provinsi
memiliki frekuensi konsumsi 1–2 kali per bulan,
tiwul biasa dikonsumsi secara murni dengan
jumlah rata-rata konsumsi dalam sebulan 932,52
gram,dan alasan mengonsumsinya karena
kesukaan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tiwul
oleh konsumen rumah makan diProvinsi Lampung
adalah harga lauk hati ampela ayam, harga lauk
tempe kering, dan suku.
8. Widyasari, R., F. E
Prasmatiwi, S.
Situmorang (2014)
Tingkat Kepuasaan dan
Loyalitas Konsumen
Rumah Tangga Dalam
Mengonsumsi Bihun
Jagung di Bandar
Lampung.
CSI (Costumer
Satisfaction Index),
Analisis switcher
buyer,habitual buyer,
satisfied buyer, liking
the product,dan
committed buyer,
analisis regresi
logistik.
1. Kepuasan konsumen rumah tangga terhadap bihun
jagung di Bandar Lampung berada pada level puas
dengan nilai indeks kepuasan konsumen (CSI)
sebesar 79,67 persen, dan konsumen termasuk
konsumen yang loyal dengan nilai committed
buyer sebesar 93 persen
2. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap kepuasan
konsumen adalah variabel lama mengonsumsi dan
frekuensi pembelian, sedangkan faktor yang
berpengaruh nyata terhadap tingkat loyalitas
konsumen adalah variabel usia, tingkat pendidikan,
dan frekuensi pembelian.
9.
Aini, S.N., I. Syafi'i,
E. B. Kuntadi (2014)
Perilaku Konsumen
dalam Pembelian
Keripik Singkong Rasa
Asin di Kabupaten
Bondowoso (jurnal
ilmiah).
Metode Deskriptif,
Metode Analitik dan
Korelasional.
1. Jumlah pembelian paling banyak yaitu 501 gram sd
1000 gram (jumlah pembelian tinggi) dengan total
responden 40%, dan paling banyak responden atau
53,33% responden menyatakan keripik singkong
rasa asin di Kabupaten Bondowoso bagus.
28
Tabel 4. (lanjutan)
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan
10. Amalia, L., O. P.
Endro, M. R. M.
Damanik. (2012)
Preferensi dan Frekuensi
Konsumsi Makanan
Jajanan Pada Anak
Sekolah Dasar di
Kecamatan Cijeruk
Kabupaten Bogor.
Metode deskriptif
kuantitatif,
1. Secara keseluruhan pada umumnya (modus)
subjek menyatakan “suka” dan “sangat suka” pada
semua jenis kelompok jajanan.
2. Secara umum pengetahuan gizi subjek
tergolong cukup baik, yaitu 47.5% subjek termasuk
kategori sedang, dan nilai rata-rata 64.3±17.6.
3. Urutan makanan jajanan yang dikonsumsi
dengan frekuensi paling tinggi hingga paling
rendah adalah makanan digoreng, minuman, kue,
jajanan sepinggan, dan buah.
29
C. Kerangka Pemikiran
Peluang bisnis di bidang makanan saat ini semakin berkembang pesat. Oleh
karena itu, produk olahan baru muncul di pasar dengan merek dan jenis yang
berbeda-beda serta rasa yang menggugah selera konsumen. Pelaku usaha
bisnis dituntut untuk memiliki kepekaan di setiap perubahan yang terjadi dan
menempatkan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama, misalnya dalam
penyajian makanan dan minuman (food service). Salah satu produk olahan
makanan yang banyak diminati konsumen adalah keripik.
Penelitian ini dilakukan di sentra agroindustri keripik di Kota Bandar
Lampung. Pada sentra agroindustri tersebut menjual macam-macam keripik
diantarnya keripik pisang, keripik singkong, keripik talas, dan keripik buah
segar seperti nangka, semangka, salak apel, mangga, nanas dan pepaya
namun peneliti hanya meneliti dua produk keripik yaitu keripik pisang dan
keripik singkong.
Atribut dari suatu produk merupakan salah satu faktor yang dijadikan bahan
pertimbangan oleh konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa. Pada
penelitian ini terdapat atribut produk yang terdiri dari, rasa, aroma, harga,
tekstur, kemasan dan kemudahan memperoleh. Sumarwan (2003), atribut
fisik menggambarkan karakteristik suatu barang atau jasa, misalnya ukuran,
kemasan, warna, bentuk, sedangkan atribut abstrak menggambarkan
karakteristik subjektif dari suatu produk contohnya: rasa, aroma, manfaat, dan
kualitas.
30
Apabila atribut-atribut sudah diketahui, maka akan dilakukan pengukuran
konsumen secara keseluruhan dapat dicari dengan menggunakan dua alat
analisis yaitu Customer Satisfaction Index (CSI) dan Important and
Performance Analysis (IPA). Konsumen adalah setiap orang pemakai barang
dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain. Konsumen yang
merasa puas dapat melakukan pembelian ulang dan dapat menjadi pelanggan
dengan loyalitas yang tinggi.
Engel, Blackwell dan Miniard (1994) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan
dapat didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu alternatif
yang dipilih oleh konsumen atau pelanggan setidaknya dapat memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan. Griffin dan Ebert (2003) menyatakan bahwa
tingkat loyalitas konsumen terbentuk dari tercapainya tingkat kepuasan yang
dirasakan oleh konsumen sehubungan dengan kegiatan mereka mengonsumsi
atau menggunakan suatu barang atau jasa.
Kerangka pemikiran preferensi, kepuasaan dan loyalitas konsumen terhadap
produk keripik pisang dan singkong di sentra agroindustri keripik di Kota
Bandar Lampung dapat dilihat pada Gambar 3.
31
Gambar 3. Kerangka pemikiran “Preferensi, Kepuasan, dan Loyalitas
Konsumen Keripik Pisang dan Keripik Singkong di Sentra
Agroindustri Keripik Bandar Lampung”, 2018
Keripik Pisang dan Singkong di
Sentra Agroindustri Keripik di
Kota Bandar Lampung
Atribut produk :
- Harga
- Aroma
- Rasa
- Tekstur
- Kemudahan Memperoleh
- Kemasan Produk
Kepuasaan Konsumen
Loyalitas Konsumen
Konsumen
Preferensi Konsumen
32
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
Menurut Sugiyono (2012) yang dimaksud dengan metode survei adalah
metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,
distribusi, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun
psikologis.
3.2 Konsep Dasar dan Definisi Operasional
Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang
digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan
dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah survei, dimana pada penelitian ini, peneliti tidak
memfokuskan satu jenis subjek melainkan terdapat dua subjek yang
diteliti yaitu konsep dasar dan batasan oprasional.
33
Keripik pisang adalah jenis makanan ringan berupa irisan tipis dari buah
pisang yang digoreng di dalam minyak nabati.
Keripik singkong adalah jenis makanan ringan berupa irisan tipis dari ubi
kayu yang digoreng di dalam minyak nabati.
Konsumsi adalah suatu kegiatan mengurangi atau menghabiskan produk
keripik untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung.
Responden adalah konsumen yang mengkonsumsi keripik pisang dan
singkong di sentra agroindustri keripik di Kota Bandar Lampung dan
berhasil diwawancarai berdasarkan kuesioner yang telah disediakan.
Konsumen adalah masyarakat sebagai pengkonsumsi keripik pisang dan
singkong di sentra agroindustri keripik di Kota Bandar Lampung.
Perilaku konsumen adalah sikap atau gerak gerik konsumen terhadap
produk keripik pisang dan singkong.
Preferensi adalah keputusan untuk memilih rasa yang paling disukai pada
keripik pisang dan singkong dengan skala likert 1 sampai 3. Nilai
tertinggi diberi skor 3, sedangkan nilai terendah diberi skor 1.
Kepuasaan adalah tingkat perasaan konsumen baik senang ataupun sedih
yang timbul setelah konsumen membandingkan kualitas dari keripik
yang dikonsumsinya dengan apa yang diharapkannya. Diukur
menggunakan skala likert 1 sampai 5. Nilai tertinggi diberi skor 5,
sedangkan nilai terendah diberi skor 1.
34
Varian rasa adalah macam-macam rasa yang terdapat pada keripik pisang
dan singkong seperti rasa coklat, keju, balado, susu, dan lain-lain.
Konsumen menulis 3 macam rasa yang paling disukai di quisoner.
Rasa adalah penilaian konsumen terhadap rasa pada keripik pisang dan
singkong. Variabel ini diukur menggunakan skor 1 untuk tidak enak, skor
2 untuk biasa aja dan skor 3 untuk enak.
Harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen dalam
pembelian keripik. Variabel ini diukur menggunakan skor 1 untuk
mahal, skor 2 untuk sedang dan skor 3 untuk murah.
Aroma adalah aroma yang terkandung di dalam keripik. Variabel ini
diukur menggunakan skor 1 untuk tidak sedap, skor 2 untuk biasa saja,
skor 3 untuk sedap.
Tekstur adalah unsur yang menunjukan permukaan keripik. Variabel ini
diukur menggunakan skor 1 untuk keras, skor 2 untuk biasa saja, skor 3
untuk renyah.
Kemudahan memperoleh produk adalah kemudahan responden dalam
memperoleh keripik pisang dan singkong. Variabel ini diukur
menggunakan skor 1 jauh, skor 2 untuk sedang, skor 3 dekat.
Kemasan produk adalah bentuk kemasan produk keripik. Variabel ini
diukur menggunakan skor 1 untuk tidak menarik, skor 2 untuk biasa saja,
skor 3 untuk menarik.
35
Loyalitas adalah kesetiaan konsumen dalam menkonsumsi keripik pisang
dan singkong di sentra agroindustri keripik di Kota Bandar Lampung.
Switcher buyer adalah konsumen yang sensitif terhadap perubahan
harga,sehingga pada tingkatan loyalitas ditempatkan pada urutan paling
bawah. Penilaian dilakukan dengan mengajukan 5 pertanyaan. Skor 1
untuk tidak pernah, skor 2 jarang, skor 3 kadang-kadang, skor 4 sering,
dan skor 5 sangat sering.
Habitual buyer adalah responden yang dikategorikan sebagai pembeli
yang mengonsumsi karena kebiasaannya. Penilaian dilakukan dengan
mengajukan 5 pertanyaan. Skor 1 untuk sangat tidak setuju, skor 2 tidak
setuju, skor 3 ragu-ragu, skor 4 setuju, dan skor 5 sangat setuju.
Satisfied buyer yaitu konsumen yang pada umumnya, dan dapat
dikategorikan sebagai konsumen yang puas dengan merek produk yang
dikonsumsi tetapi bisa berpindah merek karena biaya peralihan. Penilaian
dilakukan dengan mengajukan 5 pertanyaan. Skor 1 untuk sangat tidak
puas, skor 2 tidak puas, skor 3 cukup puas, skor 4 puas, dan skor 5 sangat
puas.
Liking the brand menggambarkan seberapa besar persentase responden
yang membeli keripik karena sungguh-sungguh menyukai merek
tersebut. Penilaian dilakukan dengan mengajukan 5 pertanyaan. Skor 1
untuk sangat tidak suka, skor 2 tidak suka, skor 3 biasa saja, skor 4 suka,
dan skor 5 sangat suka.
36
Committed Buyer menggambarkan seberapa besar persentase responden
yang membeli keripik yang merupakan pelanggan yang setia. Skor untuk
sangat tidak setuju, skor 2 tidak setuju, skor 3 ragu-ragu, skor 4 setuju,
dan skor 5 sangat setuju.
3.3 Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Juni 2018 di sentra
agorindustri keripik di Kota Bandar Lampung yang dipilih secara sengaja
(purposive sampling). Jumlah responden pada penelitian ini adalah 70
responden. Agroindustri dipilih sebanyak 7 agroindustri yang masing-
masing diambil 10 responden dengan kriteria lama usaha yaitu minimal
15 tahun dikarenakan umumnya agroindustri yang sudah berjalan lama
lebih terkenal dibandingkan dengan agroindustri yang baru berdiri.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode non-
probability sampling yaitu accidental sampling. Metode accidental
sampling merupakan teknik pengambilan sampel secara kebetulan
kepada konsumen yang sedang membeli keripik di lokasi penjualan dan
sesuai dengan kriteria.
Responden yang dijadikan sampel pada penelitian memiliki kriteria : (1)
usia responden minimal 17 tahun karena responden sudah dianggap
dewasa dan jawabannya sudah bisa dipertanggung jawabkan, (2) sudah
pernah membeli keripik pisang dan singkong sebelumnya minimal 3 kali
pembelian yang berarti responden sudah mengetahui kualitas produk
37
tersebut, (3) bersedia diwawancarai secara langsung menggunakan
kuesioner.
3.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder sebagai data penunjang. Data primer diperoleh dari
wawancara konsumen keripik dengan menggunakan kuesioner (daftar
pertanyaan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder
diperoleh dari instansi terkait, laporan-laporan,publikasi, dan pustaka
lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara langsung
terhadap responden. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah konsumen yang mengkonsumsi keripik pisang dan singkong di
sentra agroindustri keripik di Kota Bandar Lampung.
Responden diwawancara dengan sebuah kuesioner yang berupa
pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang telah disediakan pilihan
jawaban yang harus dijawab oleh responden dan pertanyaan terbuka yaitu
pertanyaan yang memberikan kebebasan kepada responden untuk
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat kepuasan konsumen
dan loyalitas terhadap produk keripik tersebut.
38
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis
deskriptif, Customer Satisfication Index (CSI), Importance and Performance
Analysis (IPA), uji validitas, dan uji reliabilitas.
3.5.1. Analisis untuk menjawab tujuan pertama
Untuk menjawab tujuan pertama, yaitu menganalisis preferensi
konsumen terhadap keripik, maka metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan
kategorisasi. Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan
gambaran umum tentang data yang diperoleh. Analisis deskriptif juga
digunakan untuk mengetahui karakteristik yang diinginkan konsumen.
Karakteristik keripik yang telah ditentukan sebagai pertimbangan
konsumen dalam memilih karakteristik yang paling disukai atau
diinginkan oleh konsumen dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Karakteristik keripik
No. Atribut Karakteristik atribut keripik
1. Harga Mahal, sedang, murah.
2. Rasa Tidak enak, biasa saja, enak.
3. Tekstur Keras, biasa saja, renyah
4. Aroma Tidak suka,biasa saja, suka.
5. Kemudahan memperoleh Dekat, sedang, jauh.
6 Kemasan Produk Tidak menarik, biasa saja,
menarik.
Untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap atribut
intrinsik dan atribut ekstrinsik keripik digunakan data rating dengan
aturan penilaian skala likert 3 butir. Atribut intrinsik keripik meliputi
rasa, aroma, tekstur, dan kemasan produk, sedangkan atribut ekstrinsik
39
meliputi harga dan kemudahan memperoleh. Jawaban disediakan
sesuai dengan kriteria atribut yang telah ditentukan. Jawaban yang
paling tidak sesuai dengan keinginan responden diberi skor satu,
sedangkan jawaban yang paling sesuai dengan keinginan responden
diberi skor tiga. Atribut keripik, kriteria keripik, dan indikator
preferensi keripik dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Atribut, kriteria, dan indikator preferensi keripik
No. Atribut Kriteria Atribut
Keripik
Skor
Minimum
Skor
Maksimum
1. Harga Mahal, sedang,
murah.
1 3
2. Rasa Tidak enak, biasa
saja, enak.
1 3
3. Tekstur Keras, biasa saja,
renyah
1 3
4. Aroma Tidak suka,biasa
saja, suka.
1 3
5. Kemudahan
memperoleh
Dekat, sedang,
jauh.
1 3
6 Kemasan
Produk
Tidak menarik,
cukup, menarik
1 3
Total Skor 6 18
Rating 3 2 1
Keterangan :
3 = Murah/Suka/Dekat
2 = Sedang/Biasa saja/Cukup
1 = Mahal/Tidak suka/Jauh
Jumlah pertanyaan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap
keripik yang telah ditentukan adalah sebanyak 6 pertanyaan, maka
skor minimum adalah 6 dan skor maksimum adalah 18. Menurut
40
Suparman (1990) untuk mempermudah pengklasifikasian, maka
digunakan rumus interval kelas sebagai berikut:
Interval (I) = Range (R)
Kategori (K)
Keterangan:
Range (R) = skor tertinggi – skor terendah
Kategori (K) = tiga adalah jumlah kelas
Hasil perhitungan tersebut digunakan untuk menentukan ktiteria
preferensi konsumen keripik pisang dan singkong berdasarkan enam
atribut yang ditentukan. Kriteria preferensi konsumen adalah sebagai
berikut.
a. Interval nilai 6 – 10 tidak suka
b. Interval nilai 11 – 14 biasa saja atau sedang
c. Interval nilai 15 – 18 suka
3.5.2 Analisis untuk menjawab tujuan kedua
Customer Satisfaction Index (CSI) atau indeks kepuasan konsumen
merupakan suatu ukuran keterkaitan konsumen kepada suatu merek.
Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang kemungkinan
seorang pelanggan beralih ke produk merek lain, terutama jika pada
produk merek tersebut ditemukan adanya perubahan, baik mengenai
harga maupun atribut lainnya. Metode ini digunakan untuk mengukur
indeks kepuasan konsumen secara keseluruhan dari tingkat
41
kepentingan dan tingkat kinerja yang berguna untuk pengembangan
program pemasaran yang mempengaruhi kepuasan pelanggan
(Supranto, 2006). Pengukuran kepuasan konsumen menggunakan
skala likert yang terdapat di dalam kuesioner.
Tahapan-tahapan pengukuran CSI adalah:
(1) Menghitung Weighting Factor (WF), yaitu mengubah nilai
kepentingan menjadi angka persen, sehingga diperoleh Important
Weight Factor dengan total 100 persen. Weighting Factor adalah
fungsi dari rata-rata skor kepentingan (RSP – i) masing-masing
atribut dalam bentuk persentase (%) dari total rata-rata tingkat
kepentingan (RSP – i) untuk seluruh atribut atau indikator uji.
Weight Factor = RSP x 100% …………………...… (1)
Total RSP
(2) Menghitung Indeks Kepuasan Konsumen, dengan cara :
(a) Menghitung Weighted Score (WS), yaitu perkalian antara
Rata-rata Skor Kinerja (RSK) dengan Weighting Factor (WF),
dengan rumus:
Weighted Score = RSK x WF ………………………..…… (2)
(b) Menghitung Weighted Total (WT), yaitu menunjukkan semua
Weighted Score (WS) dengan semua atribut kualitas produk
dan pelayanan.
42
(c) Menghitung Indeks Kepuasan Konsumen, yaitu Weighted
Total (WT) dibagi skala maksimal (Highest Scale/HS), yaitu
skala likert maksimum (5) dikalikan 100 persen.
CSI = WT x 100% ……………..……………………...(3)
HS
Tabel 7. Atribut kepuasan konsumen pada produk keripik pisang dan
singkong.
No Atribut Kepuasaan
1 Harga
2 Rasa
3 Tekstur
4 Aroma
5 Kemasan
6 Kemudahan Memperoleh
Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen menggunakan nilai
pada CSI maka diperlukan rentang skala untuk mengetahui kriteria
kepuasan berdasarkan Panduan Survei Kepuasan Pelanggan dalam
Uluum (2007) yang dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kriteria kepuasan konsumen
Rentang skala Kriteria kepuasan konsumen
0,81 – 1,00 Sangat puas
0,66 – 0,80 Puas
0,51 – 0,65 Cukup
0,35 – 0,50 Tidak Puas
0,00 – 0,34 Sangat Tidak Puas
Pada analisis Important and Performance Analysis (IPA) akan
dihasilkan empat kuadran yang terbentuk dari tingkat kepentingan dan
tingkat kinerja. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah seberapa
penting suatu atribut bagi pelanggan sedangkan tingkat kinerja adalah
43
kinerja aktual dari atribut yang dirasakan oleh konsumen. Tingkat
kinerja ini erat kaitannya dengan penilaian konsumen. Setiap kuadran
yang terbentuk merupakan penilaian dari konsumen terhadap atribut-
atribut dari suatu produk.
Dari kuadran-kuadran tersebut akan didapatkan kesimpulan mengenai
produk yang ada di pasaran dan bagaimana produk yang diharapkan
konsumen sehingga produsen dapat mengambil tindakan terkait
dengan upaya menghasilkan suatu produk yang dapat memuaskan
konsumen.
Hasil analisis ini disajikan dalam diagram kartesius dimana penilaian
kepentingan konsumen ditunjukkan dengan huruf Y, sedang untuk
penilaian kinerja perusahaan ditunjukkan dengan huruf X . Gambar
diagram kartesius ini dijelaskan pada Gambar 4.
Penting Y
I. II.
Prioritas Utama Pertahankan Prestasi
Kepentingan
III. IV
Prioritas Rendah Berlebihan
Kurang Penting
X
Kurang Baik Kinerja Baik
Sumber : Simamora, 2004
Gambar 4. Diagram Kartesius Importance Performance Analysis
44
Strategi yang dapat dilakukan berkenaan dengan posisi masing masing
variabel pada ke empat kuardan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a) Kuadran I (Prioritas Utama)
Pada kuadran I memuat variabel-variabel yang dianggap penting
oleh konsumen, tetapi pada kenyataannya variabel-variabel ini
belum sesuai dengan harapan konsumen (tingkat kepuasan yang
diperoleh masih rendah). Variabel-variabel yang masuk dalam
kuadran ini harus ditingkatkan.
b) Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
Pada kuadran II memuat variabel-variabel yang dianggap penting
oleh konsumen, dan variabel-variabel ini dianggap sudah sesuai
sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Variabel-
variabel yang masuk dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan
karena semua variabel ini menjadikan produk unggul di mata
konsumen.
c) Kuadran III ( Prioritas Rendah)
Pada wilayah ini memuat variabel-variabel yang dianggap kurang
penting oleh konsumen dan pada kenyataannya kinerjanya juga
kurang istimewa. Peningkatan variabel-variabel pada kuadran ini
dapat ditingkatkan kembali karena memberi manfaat yang sangat
kecil bagi konsumen.
45
d) Kuadran IV ( Berlebihan)
Pada kuadran ini memuat variabel-variabel yang dianggap kurang
penting oleh konsumen, namun pelaksanaannya telah dilakukan
dengan baik. Variabel-variabel dalam kuadran ini dapat
dikurangi sehingga produsen dapat menghemat biaya.
3.5.3 Analisis untuk menjawab tujuan ketiga
a. Analisis switcher buyer
Switcher adalah konsumen yang sensitif terhadap perubahan harga,
sehingga pada tingkatan loyalitas ditempatkan pada urutan paling
bawah. Diukur dengan mengajukan beberapa pertanyaan
menggunakan skala likert dengan 5 respon yaitu (1) tidak pernah,
(2) jarang, (3) kadang-kadang, (4) sering dan (5) sangat sering.
Switcher buyer adalah responden yang menjawab sering dan sangat
sering.
Tabel 9. Perhitungan switcher buyer
Merk
Keripik
Jawaban X F f.x %
Tidak
pernah
1
Jarang 2
Kadang-
kadang
3
Sering 4
Sangat
sering
5
Total A B 100%
Rata-rata B:A
Switcher buyer f sering + f sangat sering
f
Sumber : Durianto, dkk. (2004)
46
Keterangan :
X = bobot masing-masing jawaban
f = jumlah responden yang menjawab
% = persentase responden yang menjawab
Interval untuk rentang skala penghitungan adalah:
Interval = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = 5 – 1 = 0,8
Banyaknya Kelas 5
Hasil perhitungan akan diinterprestasikan berdasarkan nilai rata-rata
yang dihasilkan ke dalam klasifikasi rentang skala:
1,00 – 1,79 = Tidak pernah
1,80 – 2,59 = Jarang
2,60 – 3,39 = Kadang-kadang
3,40 – 4,19 = Sering
4,20 – 4,99 = Sangat sering
b. Analisis habitual buyer
Habitual buyer adalah responden yang dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan produk yang dikonsumsinya. Diukur
dengan mengajukan beberapa pertanyaan menggunakan skala likert
dengan 5 respon yaitu (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3)
ragu-ragu, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. Responden yang
termasuk habitual buyer yaitu yang menjawab setuju dan sangat
setuju.
47
Tabel 10. Perhitungan habitual buyer
Merk
Keripik
Jawaban X F f.x %
Sangat
tidak
setuju
1
Tidak
setuju
2
Ragu-ragu 3
Setuju 4
Sangat
setuju
5
Total A B 100%
Rata-rata B:A
Habitual buyer f setuju + f sangat setuju
f
Sumber : Durianto, dkk. (2004)
Keterangan :
X = bobot masing-masing jawaban
f = jumlah responden yang menjawab
% = persentase responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju
Interval untuk rentang skala penghitungan adalah:
Interval = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = 5 – 1 = 0,8
Banyaknya Kelas 5
Hasil perhitungan akan diinterpretasikan berdasarkan nilai rata-rata
yang dihasilkan ke dalam klasifikasi rentang skala :
1,00 – 1,79 = Sangat tidak setuju
1,80 - 2,59 = Tidak setuju
2,60 – 3,39 = Ragu-ragu
3,40 – 4,19 = Setuju
4,20 – 4,99 = Sangat setuju
48
c. Analisis satisfied buyer
Satisfied buyer menggambarkan seberapa besar presentase
responden yang puas, meskipun mungkin saja mereka memindahkan
pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost
(biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko
kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek.
Diukur dengan mengajukan beberapa pertanyaan menggunakan
skala likert dengan 5 respon yaitu sangat (1) sangat tidak puas, (2)
tidak puas, (3) cukup puas, puas (4), dan sangat puas (5). Responden
yang termasuk satisfied buyer adalah yang menjawab puas dan
sangat puas.
Tabel 11. Perhitungan satisfied buyer
Merk
Keripik
Jawaban X F f.x %
Sangat
tidak puas
1
Tidak
puas
2
Cukup
puas
3
Puas 4
Sangat
puas
5
Total A B 100%
Rata-rata B:A
Satisfied buyer f puas + f sangat puas
f
Sumber: Durianto, dkk. (2004)
Keterangan :
X = Bobot masing-masing jawaban
f = Jumlah responden yang menjawab
% = Persentase responden yang menjawab puas dan sangat
puas.
49
Interval untuk rentang skala penghitungan adalah:
Interval = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = 5 – 1 = 0,8
Banyaknya Kelas 5
Hasil perhitungan akan diinterpretasikan berdasarkan nilai rata-rata
yang dihasilkan ke dalam klasifikasi rentang skala :
1,00 – 1,79 = Sangat tidak puas
1,80 - 2,59 = Tidak puas
2,60 – 3,39 = Cukup puas
3,40 – 4,19 = Puas
4,20 – 4,99 = Sangat puas
d. Analisis liking the brand
Liking the brand menggambarkan seberapa besar persentase
responden yang membeli keripik pisang dan singkong yang
sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Diukur dengan
mengajukan beberapa pertanyaan menggunakan skala likert dengan
5 respon yaitu (1) sangat tidak suka, (2) tidak suka, (3) biasa saja, (4)
suka, dan (5) sangat suka. Responden yang termasuk liking the
brand adalah responden yang menjawab suka dan sangat suka.
50
Tabel 12. Perhitungan liking the brand
Merk
Keripik
Jawaban X F f.x %
Sangat
tidak suka
1
Tidak
Suka
2
Biasa saja
3
Suka 4
Sangat
suka
5
Total A B 100%
Rata-rata B:A
Liking the brand f suka + f sangat suka
f
Sumber: Durianto, dkk. (2004)
Keterangan :
X = Bobot masing-masing jawaban
f = Jumlah responden yang menjawab
% = Persentase responden yang menjawab suka dan sangat
suka.
Interval untuk rentang skala penghitungan adalah:
Interval = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = 5 – 1 = 0,8
Banyaknya Kelas 5
Hasil perhitungan akan diinterpretasikan berdasarkan nilai rata-rata
yang dihasilkan ke dalam klasifikasi rentang skala :
1,00 – 1,79 = Sangat tidak suka
1,80 - 2,59 = Tidak suka
2,60 – 3,39 = Biasa saja
3,40 – 4,19 = Suka
4,20 – 4,99 = Sangat suka
51
e. Analisis committed buyer
Committed Buyer menggambarkan seberapa besar persentase
responden yang membeli keripik pisang dan singkong yang
merupakan pelanggan yang setia. Diukur dengan mengajukan
beberapa pertanyaan menggunakan skala likert dengan 5 respon
yaitu (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (4)
setuju, dan (5) sangat setuju. Responden yang termasuk committed
buyer adalah responden yang menjawab setuju dan sangat setuju.
Tabel 13. Perhitungan committed buyer
Merk
Keripik
Jawaban X F f.x %
Sangat
tidak
setuju
1
Setuju 2
Ragu-ragu 3
Setuju 4
Sangat
setuju
5
Total A B 100%
Rata-rata B:A
Commited buyer f setuju + f sangat setuju
f
Sumber: Durianto, dkk. (2004)
Keterangan :
X = Bobot masing-masing jawaban
f = Jumlah responden yang menjawab
% = Persentase responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju
Interval untuk rentang skala penghitungan adalah:
Interval = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = 5 – 1 = 0,8
Banyaknya Kelas 5
52
Hasil perhitungan akan diinterpretasikan berdasarkan nilai rata-rata
yang dihasilkan ke dalam klasifikasi rentang skala :
1,00 – 1,79 = Sangat tidak setuju
1,80 - 2,59 = Tidak setuju
2,60 – 3,39 = Ragu-ragu
3,40 – 4,19 = Setuju
4,20 – 4,99 = Sangat setuju
53
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Kota Bandar Lampung
Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan
daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,
pendidikan, kebudayaan dan juga sebagai pusat perekonomian di Provinsi
Lampung. Provinsi Lampung memiliki letak yang strategis karena
merupakan pintu gerbang antara Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa.
Sebagai Ibukota provinsi, Bandar Lampung memiliki keuntungan karena
setiap kegiatan baik dari pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan dan
perekonomian lebih cepat bertumbuh dibandingkan dengan kabupaten -
kabupaten lain yang berada di Provinsi Lampung. Menurut BPS Kota
Bandar Lampung (2016), Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak
pada 5o20’ sampai dengan 5
o30’ lintang selatan dan 105
o28’ sampai dengan
105o37’ bujur timur, dengan luas wilayah kota sebesar 197,22 km2 dengan
jumlah penduduk sebanyak 960.695 jiwa. Kota Bandar Lampung terletak
pada ketinggian 0 sampai 700m di atas permukaan laut dengan topografi
yang terdiri dari:
1. Daerah pantai yaitu sekitar Teluk Betung bagian selatan dan Panjang
2. Daerah perbukitan yaitu sekitar Teluk Betung bagian utara
3. Daerah dataran tinggi serta sedikit bergelombang terdapat di sekitar
54
Tanjung Karang bagian barat yang dipengaruhi oleh Gunung Balau serta
perbukitan Batu Serampok di bagian timur selatan
4. Teluk Lampung dan pulau-pulau kecil bagian selatan (Badan Pusat
Statistik, 2016).
Secara administratif Kota Bandar Lampung dibatasi oleh:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan.
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Lampung.
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan dan Padang
Cermin Kabupaten Pesawaran.
4. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang
Kabupaten Lampung Selatan. Sebagian wilayah Kota Bandar Lampung
merupakan daerah perbukitan, seperti Gunung Kunyit, Gunung Kelutum,
Gunung Banten, Gunung Kucing, dan Gunung Kapuk. Luas wilayah
yang datar hingga landai meliputi 60 persen total wilayah, landai hingga
miring meliputi 35 persen total wilayah, dan sangat miring hingga curam
meliputi 4 persen total wilayah. Jumlah penduduk, luas wilayah dan
kepadatan penduduk Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada Tabel 14.
55
Tabel 14. Jumlah penduduk, kepadatan penduduk serta luas wilayah Kota
Bandar Lampung
No Kecamatan
Jumlah penduduk Luas wilayah Kepadatan penduduk
(jiwa) (km2) (jiwa/km
2)
1 Teluk Betung Barat 29.799 11,02 2.704
2 Teluk Betung Timur 41.645 14,83 2.808
3 Teluk Betung Selatan 39.353 3,79 10.383
4 Bumi Waras 56.742 3,75 15.131
5 Panjang 74.506 15,75 4.731
6 Tanjung Karang Timur 37.108 2,03 18.280
7 Kedamaian 52.592 8,21 6.406
8 Teluk Betung Utara 50.593 4,33 11.684
9 Tanjung Karang Pusat 51.126 4,05 12.624
10 Enggal 28.084 3,49 8.047
11 Tanjung Karang Barat 54.710 14,99 3.650
12 Kemiling 65.637 24,24 2.708
13 Langkapura 33.944 6,12 5.546
14 Kedaton 49.055 4,79 10.241
15 Rajabasa 48.027 13,53 3.550
16 Tanjung Senang 45.775 10,63 4.306
17 Labuhan Ratu 44.843 7,97 5.626
18 Sukarame 56.921 14,75 3.859
19 Sukabumi 57.334 23,60 2.429
20 Way Halim 61.493 5,35 11.494
Kota Bandar Lampung 979.287 197,22 4.965
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2016.
Berdasarkan Tabel 14, terlihat bahwa jumlah penduduk tertinggi berada di
Kecamatan Panjang yaitu 74.506 jiwa dengan luas wilayah 15,75 km2.
Jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Enggal yaitu 28.084 jiwa
dengan luas wilayah 3, 49 km2 Kecamatan Tanjung Karang Timur
merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu 18.280
jiwa/km2, sedangkan Kecamatan Sukabumi merupakan kecamatan dengan
kepadatan penduduk terendah yaitu 2.429 jiwa/km2.
56
4.2 Kawasan Sentra Agroindustri Keripik Bandar Lampung
Kawasan Sentra Agroindustri Keripik Kota Bandar Lampung berdiri pada
Bulan Mei tahun 2008. Kawasan Sentra Industri Keripik Kota Bandar
Lampung terletak di Jalan Pagar Alam, Gg PU Kelurahan Gunung Agung,
Kecamatan Langkapura, Bandar Lampung. Kawasan ini sebenarnya sudah ada
sejak tahun 1996 namun saat itu pengusaha UMKM keripik yang ada belum
berdiri secara berkelompok, melainkan masih berupa usaha perorangan. Salah
satu tujuan pengembangan sentra industri ini adalah untuk meningkatkan nilai
tambah buah pisang yang dikenal memiliki sifat cepat rusak. Oleh karena itu,
mengolah pisang menjadi keripik menjadi pilihan agar buah ini lebih
bermanfaat dan tahan lama.
Pasokan bahan utama untuk pembuatan keripik pisang di kawasan ini
umumnya berasal dari berbagai wilayah di Lampung, terutama dari Kabupaten
Lampung Selatan dan Lampung Timur. Pengusaha keripik di kawasan ini
sebagian menjadi mitra binaan PTPN VII, dan sebagian yang lain merupakan
usaha mandiri. Kehadiran sentra industri keripik pisang di kawasan tersebut
tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah Kota Bandar
Lampung. Dengan bertambahnya jumlah pengusaha UMKM maka munculah
inisiatif untuk mendirikan suatu Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang
bernama KUB Telo Rezeki. KUB ini berdiri pada tahun 2006, dipelopori oleh
Bapak Sucipto Adi bersama dengan 8 pemilik UMKM keripik lainnya.
Pada tanggal 2 Februari 2007 KUB Telo Rezeki ini diresmikan oleh Dinas
Perindustrian Kota Bandar Lampung dengan jumlah anggota menjadi 11
57
UMKM. Setelah mendapatkan legalitas formal sebagai sebuah kelompok usaha
bersama, jumlah UMKM yang bergabung menjadi semakin bertambah menjadi
19 UMKM pada akhir tahun 2007. Jumlah UMKM ini semakin meningkat
sampai bulan Desember 2017 terdapat 32 UMKM. Syarat terdaftar sebagai
anggota UMKM keripik tetap dalam kawasan tersebut minimal sudah
menjalankan usaha selama 3 bulan, dengan pengecekan rutin status ke
aanggotaan selama 6 bulan sekali. Setiap muncul UMKM keripik baru di
kawasan, secara otomatis UMKM keripik tersebut akan masuk sebagai anggota
KUB Telo Rezeki.
Semenjak berdiri sebagai kawasan sentra industri keripik, terhitung mulai
tanggal 1 Agustus 2008 kawasan ini menerima bantuan permodalan dari
Departemen Perindustrian Kota Bandar Lampung. Selain bantuan permodalan
berupa uang, bantuan tersebut juga berupa peralatan produksi seperti alat-alat
dapur untuk memproduksi keripik dan bantuan untuk pelaksanaan sertifikasi
produk. Dukungan yang didapat oleh UMKM tersebut yaitu berupa dukungan
peningkatan pengetahuan atau wawasan pengusaha terhadap pengelolaan
manajerial, pengemasan yang baik, teknik produksi, dan sebagainya melalui
pelatihan-pelatihan maupun seminar bagi para pelaku UMKM.
97
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Atribut keripik yang menjadi preferensi konsumen adalah harga murah, rasa
enak, tekstur renyah, aroma sedap, jarak memperoleh jauh dan kemasan produk
menarik.
2. Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan analisis Customer
Satisfaction Index (CSI) dalam mengonsumsi produk keripik pisang dan
singkong berada pada kriteria puas yaitu 75,24 persen keripik pisang dan 77,46
persen keripik singkong. Pada analisis Importance and Perfomance (IPA)
atribut yang terdapat pada kuadran I (Prioritas Utama) pada keripik pisang dan
keripik singkong yaitu kemudahan memperoleh produk.
3. Tingkat loyalitas konsumen keripik pisang dan singkong di sentra agroindustri
keripik di Kota Bandar Lampung merupakan konsumen yang loyal, dengan
nilai committed buyer sebesar 65,71 persen.
98
6.2 Saran
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan sebelumnya, maka saran yang dapat
diberikan adalah:
1. Produsen keripik hendaknya mempertahankan dan meningkatkan kinerja
atribut rasa, tekstur, dan aroma pada keripik pisang dan singkong karena
atribut-atribut tersebut agar terus dapat memenuhi keinginan dan harapan
konsumen.
2. Berdasarkan hasil penelitian pada analisis Importance and Perfomance atribut
yang termasuk dalam kuadran I yaitu kemudahan memperoleh produk yang
termasuk dalam kategori jauh. Oleh sebab itu diharapkan pihak agroindustri
dapat membuka cabang baru agar konsumen yang berada jauh dari lokasi
sentra agroindustri dapat menghemat waktu dalam membeli keripik serta terus
meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja
3. Bagi peneliti lain, disarankan untuk memperdalam penelitian sejenis dengan
judul variabel yang berbeda sehingga dapat menambah informasi yang belum
diketahui.
99
DAFTAR PUSTAKA
Aini, S. N, I. Syafi'i dan E. B. Kuntadi. 2014. Perilaku Konsumen dalam
Pembelian Keripik Singkong Rasa Asin di Kabupaten Bondowoso. Berkala
Ilmiah Pertanian 1(1). http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/70070.
Diakses pada 1 Desember 2017.
Amalia L, O. P. Endro dan M. R. M. Damanik. 2012. Preferensi dan frekuensi
konsumsi makanan jajanan pada anak sekolah dasar di Kecamatan Cijeruk
Kabupaten Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan. 7 (2) : 119 - 126. http://
researchgate.net/publication/321970542. Diakses pada 15 Agustus 2018.
Azhari, A. 2016. Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Keripik Ubi Jalar di
Kota Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Badudu J dan S M Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung. 2017. Produk Domestik Regional Bruto
Provinsi Lampung Tahun 2017. Badan Pusat Statistik. Lampung
Daryanto dan I. Setyobudi . 2014. Konsumen dan Pelayanan Prima. Gava
Media. Yogyakarta.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 2016. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Bhartara Karya Aksara. Jakarta.
Dinas Koperasi Provinsi Lampung. 2016. Jumlah UMKM Provinsi Lampung.
Dinas Koperasi. Lampung
Durianto, Sugiarto, D., Sitinjak, T. 2004. Brand Equity Ten: Strategi Memimpin
Pasar. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Doloksaribu, Y. A., Y. Indriani, U. Kalsum. 2016. Sikap, Kepuasaan, dan
Loyalitas Konsumen Produk Olahan Bebek (Kasus di Rumah Makan Bebek
Belur di Bandar Lampung). Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. 4 (3) : 335 – 341.
http://jurnal.fp.unila.ac.id /index.php /JIA/article/view/1509/1363. Diakses
pada 1 November 2018.
100
Engel, Blackwell, Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Gadung, A., W.A Zakaria, K. Murniati. 2015. Analisis Kepuasaan dan Loyalitas
Konsumen Kopi Bubuk Sinar Baru Cap Bola Dunia (SB-CBD) di Kota
Bandar Lampung. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. 3 (4) : 370 – 376.
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1086/991. Diakses
pada 1 November 2018.
Ghozali, I. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Edisi Kedua. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Griffin dan Ebert. 2003. Bisnis Jilid 1 Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta.
Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran Jilid 1Edisi Milenium. Prehallindo.
Jakarta.
Mowen dan Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Erlangga. Jakarta.
Pradita, R., Y. Indriani, A. Soelaiman. 2016. Tingkat Kepuasaan dan Loyalitas
Konsumen Tauco di Kota Prabumulih. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. 4 (1) :
86 - 93. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1218/1115.
Diakses pada 1 November 2018.
Purwono. 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rangkuti. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia.
Jakarta.
Simamora, H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN.
Yogyakarta.
Solomon, R. Michael. 2002. Consumer Behavior, Buying, Having, and Being.
8th Edition. Prentice Hall. New Jersey.
Sufren dan Natanael. 2013. Mahir Menggunakan SPSS secara Otodidak.
PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta.
101
_____________. 2002. Perilaku Konsumen. Penerbit Ghalia. Jakarta
Suprapti, L. 2005. Tepung Tapioka Pembuatan dan Pemanfaatannya.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Syafani, T. S., D. A. H. Lestari, W. D. Sayekti. 2015. Analisis Preferensi, Pola
Konsumsi dan Permintaan Tiwul Oleh Konsumen Rumah Makan di
Provinsi Lampung. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. 3 (1) : 85 – 92.
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1021/926. Diakses
pada 1 November 2018.
Syaputri, R. 2015. Pengaruh Kemasan, Merek dan harga terhadap loyalitas
konsumen pada UKM keripik singkong sulis di Samarinda. Jurnal Ilmiah
Ilmu Administrasi Bisnis. 3 (1) : 27 - 39. http://portal.fisip-
unmul.ac.id/site/?p=2774. Diakses pada 1 Desember 2017.
Tjiptono. 2013. Pemasaran Strategik. Andi offset. Yogyakarta.
Uluum. 2007. Panduan Survei Kepuasan Konsumen. PT. Sucofindo. Jakarta.
Vidyaningrum, A., W. D. Sayekti, R. Adawiyah. 2016. Preferensi dan
Permintaan Konsumen Rumah Tangga Terhadap Bihun Tapioka di
Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ilmiah Ilmu
Agribisnis. 3 (1) : 27-39. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/
view/1238/1135. Diakses pada 1 November 2018.
Widyasari, R., F. E Prasmatiwi, S. Situmorang. 2014. Tingkat Kepuasaan dan
Loyalitas Konsumen Rumah Tangga Dalam Mengonsumsi Bihun Jagung di
Bandar Lampung. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. 2 (4) : 382 – 389.
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/993/898. Diakses pada
1 November 2018.