Upload
ngongoc
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PRODUKSI
PROGRAM KISAH MENAWAN SANG TELADAN
DI RADIO RODJA75,6 AM BOGOR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Muhammad Samih Rozin
1110051000077
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435H/2014 M
,F
ANALISIS PRODUKSI
PROGRAM KISAH MENAWAI\ SANG TELADAN
DI RADIO RODJA 75,6 AM BOGOR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Muhammad Samih Rozin
NIM : 1110051000077
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014M I tA3sIJ
NIP: 19580910 I
PENGESAHAN PANITIAN UJIAN
Skripsi berjudul ANLISIS PRODUKSI PROGRAM KISAH MENAWANSANG TELADAN DI RADIO RODJA 75,6 AM BOGOR telah di ujikan dalamsidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Juli 2014. Skripsi ini telah diterima sebagaisalah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) padajurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Sidang Munaqasyah,Ciputat, 22 Juli20l4
s Merangkap AnggotaKetua Merangkap Anggota
Fita Fatkhurokhmah, M. SiNrP. 1983060 2009122 001
Anggota
Penguji I
Dr. Fatmawati, MANrP. 197609t7 200rr22 002 NIP. 19640428 199303 | 002
30610 200912200r
Penguji
Dosen Pembimbing
19s80910 1
ii
ABSTRAK
PRODUKSI PROGRAM KISAH MENAWAN SANG TELADAN
di RADIO RODJA 75.6 AM BOGOR
Perkembangan media komunuikasi dewasa ini telah memungkinkan orang diseluruh dunia untuk saling berkomunikasi. Media penyiaran, yaitu radio merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien dalam mencapai audiensnya dan dalam jumlah yang sangat banyak, oleh sebab itu sangat relevan untuk diterapkan dalam penyampaian ajaran agama Islam. Pemanfaatan radio untuk berdakwah, maka hal tersebut berkaitan dengan program acara dalam suatu radio. Karena melalui konsep acara program di radio, dapat menarik minat pendengar, oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti proses berjalannya program Kisah Menawan Sang Teladan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaannya adalah Bagaimana proses pra produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan? Bagaimana proses pelaksanaan produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan? Dan Bagaimana proses evaluasi dalam Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja? Secara umum dalam produksi program kisah menawan sang teladan yakni dimulai dari saran atau ide-ide program dari berbagai pihak. Setelah terpilih, tim produksi membuat perencanaan programnya, setelah itu membuat bagaimana berjalannya program tersebut, dan apa saja yang dibutuhkan, hingga evaluasi rutin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif. Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara fakta dan cermat. Dengan kata lain metode ini menganalisis dan mengintepretasi tentang arti dari data tersebut. Dalam pengertian analisis produksi ini adalah dimana dalam setiap produksi itu memiliki beberapa tahapan, yang harus diketahui. Menganalisa berarti kita menyelidiki proses itu terjadi sehingga penulis mengetahui dengan pasti akan kebenarannya. Adapun alur perencanaan dimulai dari saran atau ide-ide program. Setelah terpilih, tim produksi membuat perencanaan program nya. Setelah perencanaan selesai, materinya dikonsultasikan kepada pembina dengan disesuaikan dengan hadis yang shahih, setelah itu semua dianggap baik, kemudian masuk ke bagian program, ketika akan disiarkan secara langsung di hari minggu. Tim produksi paling banyak menyoroti bagian penyampaian dalam evaluasi, kemudian sisi kejelasan audio, aspek host-nya, dan aspek isi materi. Tim produksi juga memperhatikan penataan ruang, penataan kamera, komunikasi antara host dengan pendengar, bahkan kritik dari pendengar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dalam program kisah menawan sang teladan melalui beberapa tahap yaitu pra produksi meliputi: ide, perencanaan format, materi siaran, pengisi acara, nama program, dan waktu siaran. Proses produksi meliputi: pelaksanaan siaran, materi produksi, pelaksana produksi, serta sarana dan prasarana. Pasca produksi yaitu evaluasi mingguan dan seluruh tim. Kata Kunci : Radio, Proses Produksi, Program Dakwah, Kisah Teladan, Anak-anak.
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
persayaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Mei 2014
Muhammad Samih Rozin
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam tiada
kata yang pantas diucapakn selain kata syukur kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan nikmat sehat, rejeki, dan sebagainya. Shalawat serta salam semoga
Allah curahkan kepada baginda Rasulullah SAW yang memiliki banyak jasa
kepada umat manusia.
Dengan kesehatan dan kelancaran yang diberikan Allah SWT, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi ini dengan penuh kesabaran,
kekuatan fisik, dan kekuatan mental untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul,
Analisis Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6
AM Bogor.
Pada kesempatan yang baik ini pula, penulis menyampaikan rasa hormat
dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan
serta dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Dr.Suparto. M.Ed, M.A., selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik, Drs. Jumroni, M. Si., selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi
dan Keuangan, dan Dr. H. Sunandar, M.A., selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
2. Rachmat Baihaki, MA., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islamdan Fita Fathurrokmah, SS, M.Si.,selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi
iv
dan Penyiaran Islam dan Umi Musyarofah, M.A.,sebagai Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan skripsi.
3. Dr. Hj. Roudhonah, M.A., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
berkenan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan inspirasinya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
pelayanan peminjaman buku-buku untuk digunakan dalam penulisan skripsi
ini.
6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Samudir dan Ibunda Siti Rohmah. Terima
kasih atas pengorbanan, dorongan semangat dan membiayai kuliah hingga
usai, serta do’a yang terus dipanjatkan untuk penulis. Serta dukungan moril,
materil dan juga tenaga serta do’a dari sepupu drh. Hastin Utami Damayanti.
7. Abu Lukman dan Abu Zuhriyang telah bersedia meluangkan waktu dan
memberikan dukungan dan bimbingan khususnya data pribadi yang diberikan
untuk dituliskan pada skripsi ini.
8. Nur Damayanti S.Kom.I., yang telah memberikan semangat dan do’a terus
menerus untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh teman-teman KPI C angkatan 2010, kelas yang berkesan dan
menyimpan banyak kenangan didalamnya.
v
10. Teman-teman KKN Yellow semua yang memberi semangat dan doa’nya (M.
Adi Rahman, Reza Hermanto, Fatih Adzkia, Leiza Sixmansyah, A. Rian
Lisandi, Ridho, Ali, Bagus, Tia, Rana, christie, Melina, Syifa, Putri, Shasa,
Fitri).
Dengan berbagai macam kekurangan dalam penulisan penelitian ini,
mudah-mudahan bermanfaat bagi semuanya khususnya bagi penulis. Akhirnya
tiada satu ucapan melainkan ucapan terima kasih penulis kepada suluruh para
Dosen yang telah memberikan ilmunya semoga ilmu tersebut menjadi ilmu yang
bermanfaat dan barokah.
Jakarta, 22 Juli 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMABAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ............................................................ 5
C. Rumusan Masalah ............................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................. 6
E. Kegunaan Penelitian ............................................................ 6
F. Metodologi Penelitian .......................................................... 7
G. Tinjauan Pustaka .................................................................. 12
H. Sistematika Penulisan .......................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 17
A. Proses Produksi Siaran Radio .............................................. 17
1. Acuan Dasar Siaran Radio ........................................... 17
2. Tahapan Produksi .......................................................... 19
B. Ruang Lingkup Radio .......................................................... 21
1. Pengertian Radio............................................................ 21
2. Sejarah Perkembangan Radio ........................................ 23
3. Fungsi dan Karakter Radio ............................................ 26
4. Dakwah Melalui Radio .................................................. 29
a. Pengertian Dakwah .................................................. 29
b. Tujuan Dakwah........................................................ 30
c. Unsur Dakwah ......................................................... 31
c.1. Da’I (Pelaku Dakwah) ...................................... 31
c.2. Mad’u (Penerima Dakwah) ............................... 32
vii
c.3. Maddah (Materi Dakwah) ................................. 32
5. Realita Dakwah Melalui Radio ...................................... 36
6. Dakwah Untuk Anak ..................................................... 38
BAB III PROFIL RADIO RODJA 75,6 AM BOGOR ............................. 42
A. Sejarah dan Perkembangan Radio Rodja 75,6 AM ............. 42
B. Gambaran Umum Radio Rodja 75,6 AM Bogor ................. 43
1. Profile Data .................................................................... 43
2. Logo Radio Rodja .......................................................... 44
3. Program-Program di Radio Rodja 75,6 AM: ................. 44
C. Visi-Misi .............................................................................. 45
D. Struktur Organisasi Radio Rodja 75,6 AM Bogor ............... 48
E. Gambaran Umum Acara Kisah Menawan Sang Teladan .... 49
1. Sejarah dan Tujuan Program Kisah Menawan
Sang Teladan ................................................................. 49
a. Sejarah .................................................................... 49
b. Tujuan ..................................................................... 50
2. Sinopsis Program Kisah Menawan Sang Teladan…….. 53
BAB IV PRODUKSI PROGRAM KISAH MENAWAN SANG TELADAN 62
A. Pra Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan ........ 62
1. Pencarian Ide dan Nama Program ................................. 63
2. Format Program ............................................................. 66
3. Materi ........................................................................... 67
4. Pengisi Acara ................................................................. 67
5. Waktu Siaran ................................................................. 69
6. Biaya Produksi .............................................................. 69
B. Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan .............. 69
1. Pelaksanaan Siaran ........................................................ 70
2. Materi Produksi ............................................................. 71
3. Pelaksana Produksi ........................................................ 91
viii
4. Sarana dan Pra Sarana Produksi .................................... 91
5. Set up dan Rehearsal ..................................................... 92
C. Pasca Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan .... 93
BAB V PENUTUP .................................................................................. 95
A. Kesimpulan ........................................................................ 95
B. Saran ................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 100
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan media komunuikasi dewasa ini telah memungkinkan
orang diseluruh dunia untuk saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan
karena adanya berbagai media (channel) yang dapat digunakan sebagai sarana
penyampaian pesan. Media penyiaran, yaitu radio dan televisi merupakan
salah satu bentuk media massa yang efisien dalam mencapai audiensnya dan
dalam jumlah yang sangat banyak, oleh sebab itu sangat relevan untuk
diterapkan dalam penyampaian ajaran agama Islam.
Radio adalah media massa tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu
abad lebih keberadaan radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras
seperti dengan bioskop dan televisi. Radio telah beradaptasi dengan perubahan
dunia, hubungan yang saling menguntungkan dan melengkapi dengan media
lainnya. Kelebihan dari media massa elektronik radio siaran ini adalah berada
dimana saja. Kemampuan yang tinggi untuk menjangkau setiap pendengarnya
yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan lainnya sekalipun,atau bahkan
sedang menikmati media massa lainnya.1
Radio melibatkan dan merangsang imajinasi, dimensi waktu dan ruang
bisa dikembangkan. Secara potensial radio memungkinkan untuk menjangkau
seluruh penduduk, dan bahkan penduduk miskin sekalipun, dan bahkan
1
Howard Goug, Perencanaan Penyajian Produksi Program Radio, (Jakarta : Pengurus
Pusat HPPI/ Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia, 1999), h.272
2
dengan biaya yang sedikit.2
Keberhasilan sebuah stasiun radio tidak terlepas dipengaruhi oleh
program acara yang disiarkannya. Oleh sebab itu, perusahaan radio berusaha
menyajikan beragam program acara yang disiarkan. Beragam program acara
tersebut disajikan dengan format semenarik dan seunik mungkin untuk
mendapat perhatian dari pendengar. Suatu program juga diharapkan memiliki
kualitas dari isi materi yang disiarkan.
Kecanggihan teknologi radio, juga turut serta mempengaruhi seluruh
aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya kegiatan dakwah. Dengan
mengetahui kelebihan radio, maka alat tersebut dapat digunakan sebagai
media dakwah, sebab sangat diharapkan bahwa dakwah yang dilakukan
melalui siaran-siaran di radio dapat berjalan dengan efektif dan efisien sebagai
salah satu pola penyampaian informasi dan upaya transfer ilmu pengetahuan.
Ciri utama yang paling jelas dimiliki media massa bahwa institusi ini
dirancang untuk dapat menjangkau masyarakat luas. Potensi audien dipandang
sebagai kumpulan orang dalam jumlahbesar yang memiliki sifat tidak saling
mengenal satu sama lain. Begitu pula hubungan antara pengirim pesan
(sender) dan penerima pesan (receiver), adalah tidak saling mengenal.3
Berdasarkan penjelasan diatas, maka tidak heran jika para penyampai
dakwah Islam saat ini memanfaatkan media massa sebagai sarana atau alat
dalam berdakwah. Meskipun pada dasarnya program yang dibuat setiap media
massa dituntut akan kebutuhan profit yang dihasilkan. Namun tidak berarti
2 Howard Goug, Perencanaan Penyajian Produksi Program Radio, (Jakarta : Pengurus
Pusat HPPI/ Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia, 1999), h.272. 3 Morissan, Teori Komunikasi Massa, (Bogor : Ghalia Indonesia), Cet. 1, h. 9.
3
program yang dihasilkan oleh setiap media massa elektronik khususnya radio
mengabaikan nilai-nilai kebaikan. Pada perkembangan radio saat ini, banyak
program siaran yang memuat materi-materi dakwah, namun mayoritas
program tersebut diperuntukan untuk kalangan remaja hingga dewasa.Dengan
berbagai konsep menarik, sehingga tidak kalah menariknya dengan program-
program hiburan. Bahkan saat ini ada beberapa radio yang khusus sebagai
radio dakwah, salah satunya ialah Radio Rodja 75,6 AM Bogor yang
menyajikan program dakwah untuk anak-anak.
Dengan format siaran dakwah, Radio Rodja yang beralamat di Jl. Kp.
Tengah Rt.03/03 Cileungsi Bogor, hadir dalam upaya memperjuangkan
kebaikan Ummat Islam melalui radio. Perkembangan era globalisasi dunia
yang begitu pesat disertai berbagai permasalahan yang kompleks
menimbulkan ketertekanan psikologi yang sangat mempengaruhi ketenangan
batin, begitu pula menimbulkan efek negatif yang meresahkan perkembangan
kehidupan moral masyarakat.4
Keprihatinan terhadap situasi tersebut menjadi motivasi bagi radio
Rodja untuk berpartisipasi dalam memberikan kontribusi di tengah
masyarakat, membangun Ummat di atas Pondasi pemahaman Agama Islam
dengan benar.5Banyaknya radio di Indonesia yang mengudara dengan
menyajikan bermacam-macam hiburan ke pendengar, mendorong Radio Rodja
untuk ambil bagian dengan memberikan hiburan yang berbeda dengan radio
pada umumnya, yakni melalui program siaran 24 jam non stop yang bernuansa
4 Profile Radio Rodja (Hard Copy) dari Ust. Abu Zuhri (Penanggung Jawab Program)
5 Wawancara dengan Abu Zuhri tanggal 16 April 2014 di kantor Radio Rodja 75,6 AM
4
Islami seperti : Murottal Al-Qur’an, Ceramah Agama, Kajian Ilmiah, Hadist
dan Seputar Islam, Resensi Buku, dan majalah Islami, Ensiklopedia yang
sangat sarat dengan edukasi dan informasi, serta berbagai format acara yang
menarik dan variatif lainnya.6 Radio rodja dalam aspek pembiayaan
operasionalnya, 90% merupakan sumbangan dari donator, dan 10% dari
keuntungan penjualan buku yang diterbitkan oleh Radio Rodja. Sehingga
radio ini tidak terpaku pada kebutuhan keuntungan profit, dari suatu program
yang dihasilkan.7
Salah satu programnya adalah, Program dakwah Kisah Menawan Sang
Teladan yang bersegmentasi dakwah terhadap anak-anak, berdurasi 90 menit
yang disiarkan pada hari Minggu pagi oleh Radio Rodja 75,6 AM ini dipandu
oleh seorang penyiar dan seorang ustadz yang dikemas dengan pengetahuan
tentang kisah-kisah perjuangan Rasulullah SAW melalui metode mendongeng
dengan bahasa yang sederhana, sehingga dapat dengan mudah dipahami.
Penyiar juga menceritakan tentang para sahabat Rasulullah SAW, dakwah
yang secara interaktif juga mengajak para pendengarnya untuk mengambil
pelajaran atas kisah yang telah siarkan seperti makna kesabaran, ketaatan,
hingga pesan moral dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat.
Program ini juga diselingi dengan pelajaran membaca Al-Qur’an secara
interaktif di sesi terakhir bersama Ustadz Abu Unaish Ali Subhana dengan
buku pedoman dari markas Imam Jazzali (Buku untuk pemula), pengajaran
6Mukadimah Profile Radio Rodja (Hard Copy) dari Abu Zuhri diberikan tanggal 16
Maret 2014 7
Wawancara dengan Abu Lukman, Tanggal 20 April 2014 di Radio Rodja 75,6 AM
Bogor.
5
tajwid, penyetoran ayat-ayat hafalan, dan juga penyampaian salam-salam
kepada teman atau keluarga.8
Masih bertahannya program dakwah ini melalui radio, dapat dibuktikan
dengan eksistensi kehadiran radio rodja dalam menyiarkan program-program
atau acara-acara religius kepada seluruh aspek usia selama kurun waktu 7
Tahun. Contohnya Dakwah terhadap anak-anak di Radio Rodja, yakni dengan
adanya kehadiran program kisah menawan sang teladan. Atas dasar pemikiran
tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai program
kajian ilmiah yang ada di radio rodja dengan judul AnalisisProduksi
Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75.6 AM Bogor.
B. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian di sebuah Radio Dakwah, terdapat berbagai hal yang
dapat diteliti, baik dari retorika dakwahnya, tokoh pendakwahnya, sampai
penelitian tentang produksi. Agar penelitian ini lebih terfokus, maka
masalahnya hanya dibatasi meliputi tentang Produksi Program Acara Kisah
Menawan Sang Teladan, ditinjau dari pra produksi, saat produksi dan pasca
produksi selama bulan Februari 2014 sampai dengan April 2014 di Radio
Rodja 75,6 AM Bogor, dengan pembahasan kisah yaitu : Nabi Ibrahim AS,
Nabi Ismail AS, dan kisah perang khandak dari tokoh Salman Al-Farisi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah
8Wawancara dengan Abu Lukman, Tanggal20 April 2014 di Radio Rodja 75,6 AM
Bogor.
6
pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses pra produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan?
2. Bagaimana proses pelaksanaan produksi Program Kisah Menawan Sang
Teladan?
3. Bagaimana proses evaluasi dalam Program Kisah Menawan Sang Teladan
di Radio Rodja?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui proses perencanaan produksi program Kisah Menawan
Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM.
2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan produksidalam program Kisah
Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM.
3. Untuk mengetahui proses evaluasi dalam program Kisah Menawan Sang
Teladan di Radio Rodja 75,6 AM.
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat akademis : memberikan tambahan informasi dalam ranah
dakwah, khususnya dakwah modern melalui radio. Menambah wawasan
dan referensi bagi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, tentang
program keagamaan di radio yang bersegmentasi untuk anak-anak.
2. Kegunaan Praktis : memberikan tambahan informasi dan referensi bagi
praktisi dakwah atau khalayak yang tertarik pada ranah dakwah,
khususnya dakwah melalui radio. Sebagai dokumentasi dan bahan evaluasi
7
bagi pihak Radio Rodja dan bagi pemandu acara Kang Odja serta Kang
Abu Lukman mengenai dakwah nya melalui radio terhadap anak-anak.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik Karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).
Metode penelitian kualitatif juga penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, dimana peneliti adalah instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.9
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah analisis
deskriptif. Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta
atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara fakta dan
cermat. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Metode deksriptif adalah penelitian yang memaparkan situasi atau
peristiwa, dimana pada hakikatnya metode deksriptif ini adalah
mengumpulkan data-data. Dengan kata lain metode ini juga analisis dan
9Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2013) h.9
8
intepretasi tentang arti dari data tersebut.10
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh
keterangan. Sedangkan objek penelitian disini adalah suatu hal yang
diteliti. Jadi, subjek dalam penelitian ini adalah radio Rodja 75,6 AM
Bogor, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja75,6 AM
Bogor yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
3. Tekhnik Pengumpulan Data
Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, tekhnik pengumpulan
data yang dilakukan yaitu melalui :
a. Observasi
Secara luas observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan
untuk melakukan pengukuran.11
Salah satu jenis observasi yang penulis
lakukan adalah Observasi dengan melakukan pengamatan langsung
mengenai produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio
Rodja 75,6 AM Bogor dengan mengadakan kunjungan langsung ke
kantor dan studio Rodja 75,6 AM yang beralamat di Jl. Pahlawan Kp.
Tengah Rt.03/03 Cileungsi, Bogor untuk mencari data mengenai
produksi program dakwah untuk anak-anak dimulai dari pra produksi,
proses produksi, dan pasca produksi.
10
Soejono dan H. Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h.24
11Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesehjateraan Sosial dan Ilmu Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), cet. Ke-1, h. 69
9
Peneliti juga melakukan pengamatan yang bersifat tidak langsung,
yaitu mendengarkan rekaman siaran RadioProgram Kisah Menawan
Sang Teladan, yang penulis dapatkan dari operator produksi radio
Rodja AM.
b. Wawancara/Interview
Salah satu metode pengumpulan data adalah dengan jalan
wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya
langsung kepada responden. Cara inilah yang banyak dilakukan di
Indonesia belakangan ini.Wawancara merupakan salah satu bagian
terpenting dari setiap survey. Tanpa wawancara, peneliti akan
kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan
bertanya langsung kepada responden. Data semacam itu merupakan
tulang punggung suatu penelitian.
Yang dimaksud dengan wawancara menurut Nazir adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara
dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara). Walaupun
wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab
dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data
untuk suatu penelitian.12
Jenis Wawancara, Sebagaimana metode lainnya yang digunakan
12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2013) h.233
10
pada penumpulan data, metode wawancara dibedakan berdasarkan cara
pengadministrasiannya menjadi wawancara pribadi. Wawancara
pribadi dapat dilakukan di rumah subjek, melalui komputer, dan di
tempat perbelanjaan.
Berdasarkan strukturnya, wawancara dibedakan menjadi
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pada skripsi ini, peneliti
menggunakan wawancara terstruktur, yakni hal-hal yang akan
ditanyakan telah terstruktur, telah ditetapkan sebelumnya secara rinci.
Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan wawacara secara
mendalam kepadaProgramm Directordan Penyiar, karena mereka
berperan penting dalam produksi dan pelaksanaannya. Peneliti juga
mewawancaraiKang Abu Lukman sebagai penyiar dan penanggung
jawab siaran program dakwah untuk anak-anak, serta operator
produksi serta pihak-pihak yang terkait di dalamnya.Wawancara ini
dilakukan untuk mendapatkan data akurat dalam penelitian ini.
c. Dokumentasi
Yaitu dengan mengumpulkan data-data berupa buku-buku
penelitian, buku dakwah, buku komunikasi, buku tentang media
penyiaran (khususnya radio) serta artikel yang relevan di internet.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Seperti dokumentasi tentang peristiwa kemerdekaan, yang
sampai saat ini masih disimpan di Arsip Nasional, hal tersebut
11
bertujuan agar menjadi bukti yang autentik dan dapat dipertanggung
jawabkan. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.13
Setelah melakukan pantauan dan wawancara, maka peneliti
melakukan dokumentasi atau penyimpanan data-data yang diperlukan
untuk penelitian. bahan-bahan yang didokumentasikan oleh peneliti
berupa buku-buku, hasil wawancara, foto, serta rekaman audio dan
audio visual pada saat produksi program kisah menawan sang teladan
berlangsung.Bahan-bahan dokumentasi ini nantinya akan sangat
dibutuhkan sebagai bahan penguat atas kebenaran yang diperoleh
4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari data dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.14
Berdasarkan data-data yang sudah terkumpul oleh peneliti melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi, maka kemudian peneliti
mengolah data-data tersebut. Peneliti kemudian mendeskripsikan,
menggambarkan dan menginterpretasikan semua data-data yang terkumpul
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h.240.
14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2013) h.244.
12
dengan apa adanya terlebih dahulu.Setelah semua data-data yang
dibutuhkan telah terkumpul sesuai dengan kebutuhan, maka kemudian
peneliti menganalisis dan menarik kesimpulan sesuai dengan tujuan
penelitian.
Metode yang digunakan adalah analisis deksriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Karena peneliti berusaha
mendeksripsikan hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan juga
temuan lainnya ke dalam tulisan penelitian skripsi ini secara jelas dan apa
adanya, sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Data digambarkan
sedemikian rupa antara hubungan dan variabelnya, kemudian dilakukan
analisis berdasarkan logika.
5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kantor dan studio radio Rodja 75,6
AM yang beralamat di Jl. Pahlawan Kp.Tengah Rt.03/03 Cileungsi,
Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan.
G. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah memastikan bahwa objek
penelitian yang dilakukan belum pernah dilakukanpenelitian sebelumnya.
Setelah peneliti mensurvey ke Perpustakaan Umum dan Fakultas, peneliti
tidak menemukan objek penelitian yang sama, dan penelitian tentang dakwah
terhadap anak-anak melalui radio. Oleh karena itu penelitian ini tidak sama
dengan penelitian sebelumnya, maka disini peneliti mencoba menuliskan
beberapa judul skripsi mengenai program atau analisis program radio yang
13
peneliti temukan antara lain :
1. Analisis Program Dakwah Fajar Islami di Radio Sheba 99,3 FM Bogor,
tahun 2011. Penulisnya adalah Fitria Ramdani . penelitiannya membahas
tentang Pra Produksi, Pelaksanaan Produksi, dan Pasca Produksi. Sasaran
nya usia dewasa.
2. Analisis Program Dakwah Tazqia Qaldu bersama H.M. Arifin Ilham di
Radio Music City FM Jakarta, tahun 2008. Penulisnya adalah Sofiatun.
Penelitinya membahas tentang proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
dan kegiatan dakwah, serta membahas mengenai kekurangan dan
kelebihan program Tazqia Qalbu. Sasaran pendengarnya Remaja.
3. Analisis Poduksi Program Voice of Islam di Radio KISI 93,4 FM Bogor,
tahun 2011. Penulisnya dalah Rahmat Akbar. Penelitinya membahas
tentang proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan format program
radio tersebut , sasaran pendengarnya remaja dan dewasa muda.
4. Analisis Isi Program Siaran Lentera Hati di 93,6 FM di Radio El-Mizan
Cakrawala Cemerlang (EMC) Tanggerang, tahun 2008. Penelitinya
membahas program radio, naum tidak secara mendalam dalam proses
produksi acara tersebut, sasaran pendengarnya dewasa.
5. Analisis Produksi Program Dakwah “Assalamu’alaikum” di M2 Radio
88,2 FM Bekasi. Penulisnya adalah Novita Roliana. Penelitinya membahas
tentang program tentang proses produksi, evaluasi dan profil mengenai
radio M2 88,2 FM Bekasi, sasaran pendengar nya remaja.
Dari judul skripsi di atas intinya semua membahas program radio.
14
Adapun penelitian yang dilakukan di radio Rodja AM ini yaitu membahas
mengenai pra produksi, proses produksi program, dan pasca produksi program
serta mendeskripsikan keunggulan dari program tersebut, yaitu sampai saat ini
masih konsisten dalam dakwahnya untuk usia anak-anak.
Perbedaan dari penelitian skripsi sebelumnya yaitu terletak pada
program yang disiarkan, waktu acara dan tempat penelitian. selain itu objek
penelitiannya juga berbeda, dimana penulis meneliti salah satu radio di Bogor
yang berkiprah ke masyarakat umum di seluruh Indonesia (Streaming).
Radio Rodja AM setia menemani pendengarnya dengan program
kajian, tilawah Al-Qur’an diseluruh Indonesia, bahkan sampai internasional
(via internet, dan Tv Digital).
Radio Rodja hadir dengan Tagline “Menebar Cahaya Sunnah, Salurah
Tilawah dan Kajian Islam” (Mengikuti pemahaman Nabi SAW), serta
mendakwahkan tentang Al-Qu’an dan Hadits serta kesepakatan para khalifah
setelah Rasulullulah SAW wafat. Radio Rodja telah menggema di setiap hati
pendengar radio ini untuk mendakwahkan islam. Program acara dakwah untuk
anak-anak ini disajikan secara informatif, edukatif, dan interaktif secara
menarik.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang baru
diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penulisan
ke dalam lima bab, masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub bab dengan
rincian sebagai berikut :
15
Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Batasan dan
Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,Metodologi Penelitian,
Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.
Bab II : Landasan Teori Analisis Produksi Program Kisah Menawan
Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM Bogor
Materi yang dibahas dalam bab ini yaitu Pengertian Analisis Produksi,
Program,Proses Produksi Siaran Radio yang meliputi : Pra Produksi, Produksi,
dan Pasca Produksi.Pengertian, Sejarah perkembangan radio, Fungsi dan
Karakter Radio.Dakwah yang meliputi Pengertian, Unsur, Tujuan, serta
Realita Dakwah melalui Radio dan Dakwah untuk anak-anak.
Bab III :Profil Radio Rodja 75,6 AM Bogor
Radio yang meliputi :Gambaran Umum Radio Rodja 75,6 AM Bogor
dan Profil Program Kisah Menawan Sang Teladan.
Dalam bab ini memaparkan tentang Sejarah dan Latar Belakang
Berdirinya Radio Rodja 75,6 AM Bogor, Visi &Misi, Struktur Organisasi,
Maksud dan Tujuannya Radio Rodja, Program-Program Radio Rodja 75,6 AM
Bogor dan Profil Program Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio
Rodja mencangkup Latar Belakang Program, Sejarah perkembangan dan
Tujuan Program, Dokumentasi, serta Sinopsis Program Kisah Menawan Sang
Teladan.
16
Bab IV : Analisis Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan di
Radio Rodja 75,6 AM Bogor
Pada bab ini menjelaskan tentang Pra Produksi, Pelaksanaan Produksi
dan Pasca Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja.
Bab V : Penutup
Pada bab ini meliputi Kesimpulan dan Saran. Selain itu di akhir
skripsi ini juga dilengkapi dengan Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Proses Produksi Siaran Radio
1. Acuan Dasar Siaran Radio
Acuan dasar di bawah ini merupakan hal yang sangat penting
didalam merencanakan, memproduksi, dan menyiarkan suatu acara
bagaimanapun bentuk dan sifatnya. Ada lima acuan dasar yang sangat
penting, yaitu ide, pengisi acara, peralatan, satuan kerja produksi, dan
pendengar. kelima satuan ini satu sama lain tidak dapat dipisahkan, akan
saling terkait dengan yang lainnya dan saling melengkapi agar tercipta
hasil produksi yang lebih baik.
a. Ide
Ide merupakan sebuah rencana dimana pada rencana tersebut akan
disusun pesan-pesan yang akan disampaikan kepada komunikan
(pendengar), melalui medium radio dengan tujuan tertentu.
b. Pengisi Acara
Pengisi acara terdiri dari penyiar, bintang tamu, artis, tokoh, pakar,
cendikiawan, ulama dan sebagainya yang memiliki kemampuan tertentu
dalam bidangnya untuk tampil dalam sebuah acara siaran.
c. Peralatan
Setidaknya sebuah studio harus dilengkapi dengan perlengkapan
misalnya, seperangkat mixer audio, audio player (untuk memainkan
musik), speaker (pengeras suara), turn table, ear phone, microphone,
18
computer, monitor, dan alat komunikasi yang dapat berhubungan dengan
ruang operator.
d. Organisasi pelaksana produksi
Seorang produser harus memikirkan penyusunan organisasi
pelaksana produksi yang sebaik-baiknya. Sebab bila tidak, akan
menghambat jalannya peoduksi dan itu berarti kerugian waktu dan biaya.
Dalam proses produksi diperlukan waktu yang cukup panjang dan diantara
kerabat kerja harus mempu menjalin kerjasama yang benar-benar kompak,
karena itu harus mampu menciptakan suatu satuan kerja yang baik.
Kelompok kerja produksi dibagi menjadi tiga satuan kerja yang
terdiri dari:
1) Satuan kerja produksi/siaran
2) Satuan kerja fasilitas produksi
3) Satuan kerja teknis atau operator teknik (engineering)
e. Pendengar
Mereka adalah sasaran dari setiap acara yang disiarkan dan mereka
merupakan faktor yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya acara yang
telah disiarkan.
1) Siaran yang berkualitas adalah siaran yang kualitas suara dan
gambar atau visualnya prima.
2) Siaran yang baik adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan
visualnya bersifat informatif, edukatif, persuasif, akumulatif,
komunikatif, dan stimulatif.
19
3) Siaran yang benar adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan
visualnya diproduksi sesuai dengan sifat fisik medium radio dan
televisi.1
2. Tahapan Produksi
Tahapan pelaksanaan produksi suatu program acara, baik di radio
maupun di televisi, pasti melibatkan banyak orang dan juga banyak
peralatan, serta biaya produksi yang tidak sedikit. Selain membutuhkan
organisasi yang terstruktur, didalamnya juga diperlukan tahap pelaksanaan
produksi yang lazim disebut Standard Operation Procedure (SOP).
a. Pra Produksi
Tahap ini sangat penting, sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan
rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan
sudah selesai. Tahap pra produksi meliputi tiga bagian, yaitu:
1) Penemuan Ide
Tahapan ini dimulai ketika seorang produser menemukan idea
tau gagasan dalam membuat riset dan menuliskan naskah atau
meminta penulis naskah atau mengembangkan gagasan menjadi
naskah sesudah riset.
2) Perencanaan
Tahapan ini meliputi jangka waktu kerja (time schedule),
penyempurnaan naskah, pemilihan penyiar, estimasi biaya,
penyediaan biaya, waktu siaran, dan rencana lainnya yang
1
Tommy Supapto, MS, Berkarir di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo,
2006) h.12.
20
merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-
hati dan teliti.
3) Persiapan
Tahap ini meliputi semua hal dalam perencanaan, latihan
penyiar, dan pembuatan setting suara, meneliti dan melengkapi
semua peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik
diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang
sudah ditetapkan.2
b. Produksi
Produksi adalah seluruh kegiatan siaran, baik di dalam studio
maupun di luar studio, baik dari tahap set up sampai selesai.3 Proses
produksi juga ada yang dilaksanakan secara off air atau rekaman suara
siaran, selain itu ada juga produksi yang dilakukan secara relay.
Menurut lokasi atau tempatnya, produksi siaran dapat dibagi
menjadi tiga yaitu:
1) Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di dalam studio
2) Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di luar studio
3) Produksi yang merupakan gabungan dari keduanya, di dalam dan di
luar studio.4
c. Pasca Produksi
Pasca produksi adalah proses evaluasi setelah sebuah program
selesai disiarkan kepada pendengar. adapun jenjang evaluasi adalah
sebagai berikut:
2
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher,
2007), h.39.
3Departemen Program TVRI, Standard Operating Procedure, (Jakarta:PT.TVRI, 2008)
4 Darwanto Sastro Soebroto, Produksi Acara Televisi, (OP Cit), h.47.
21
1) Per Acara; dilakukan langsung usai acara disiarkan, melibatkan
penyiar, pengisi acara, operator, dan pihak-pihak yang
berhubungan dengan pembuatan program
2) Per Divisi; divisi musik atau berita, dilakukan mingguan atau
bulanan, melibatkan kepada divisi, para staff pelaksana program
divisi.
3) Antar Divisi; evaluasi menyeluruh, dilakukan bulanan atau tahunan
melibatkan seluruh pengelola radio.
Tujuan dari evaluasi adalah:
1) Mengukur kekurangan materi dan kemasan acara
2) Mengukur disiplin dan kreatifitas pelaksana acara
3) Mengukur dampak acara (reaksi pendengar)
Proses evaluasi terdiri dari:
1) Analisa isi acara (materi yang disampaikan, kecakapan penyiar)
2) Analisa isi kemasan acara (pemandu, kualitas audio, durasi)
3) Pembenahan dan acara (pengembangan acara selanjutnya)
B. Ruang Lingkup Radio
1. Pengertian Radio
Secara etimologis radio adalah pengiriman suara atau bunyi melalui
udara atau seperangkat elektronik, yang berfungsi sebagai penerima isyarat
panggilan atau pemberitahuan dari seseorang yang disampaikan lewat
22
frekuensi gelombang radio.5 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, radio adalah siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui
udara.6
Radio adalah suara yang merupakan modal utama terpaan radio kepada
khalayak, dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya kepada khalayak.7
Pencampuran mengajak seperti berada dilokasi yang sedang
dikomunikasikan. Dengan kemampuan tersebut radio mampu membuat
para pendengarnya menciptakan „theater of mind‟ dalam pikiran
pendengar.8
Sedangkan dalam pendapat lain, menyatakan bahwa radio adalah
keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari stasiun dan
kemudian dapat diterima oleh berbagai pesawat penerima baik di rumah,
di kapal, maupun di mobil, dan sebagainya. Radio merupakan media
komunikasi yang dimanfaatkan untuk mengirim warta atau pesan jarak
jauh yang dapat ditangkap oleh sekelompok orang mendengarkan melalui
pemancar radio yang diinginkan.Radio juga dianggap sebuah
perkembangan teknologi, yang memungkinkan suara disiarkan secara
serempak melalui gelombang radio di udara.9
Maka dapat disimpulkan bahwa radio adalah media komunikasi massa
yang dapat mengirimkan suara atau bunyi melalui siaran gelombang atau
frekuensi yang bisa dinikmati melalui indera pendengaran.
5 TIM Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), ed.3, cet. 3, h.919. 6
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.919. 7 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional (Yogyakarta: PT.LkiS 2005), H. 16
8Burhan Bungin, Sosiologi Komunikai Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat (Jakarta : Kencana, 2011), h. 131. 9
Antonius Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio, (Yogyakarta :
Atmajaya, 1998), Cet.2, h. 69.
23
Radio memiliki sejumlah fungsi diantaranya seperti menyebarkan
informasi, mendidik, membujuk dan menghibur. Radio juga dapat
menciptakan gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan suara
dan kata-kata dari sang penyiar. Siaran radio merupakan seni memainkan
imajinasi pendengar melalui kata dan suara, musik dan efek lainnya yang
mampu menciptakan suatu gambaran, yang semua itu dikenal dengan
konsep theater of mind.10
Sebagai medium komunikasi, radio memiliki tiga kekuatan. Pertama,
mobilitas radio yang tinggi dimana radio dapat membawa pendengarmnya
kemana-mana, sambil mengerjakan aktivitas lain pun, seorang dapat
mendengarkan radio. Kedua, realitas radio menggiring pendengar kedalam
kenyataan dengan suara-suara dan bunyi dari fakta yang terekam dan
disiarkan. Ketiga, kesegeraan radio menyajikan informasi dan petunjuk
yang dibutuhkan pendengar secara cepat, bahkan secara langsung saat
kejadian.11
2. Sejarah Perkembangan Radio
Sejarah dan media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika jerman
bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima
gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo
Marconi (1874-1973) dari italia yang sukses mengirimkan sinyal morse
berupa titik dan garis kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirim
10
A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio : Panduan Teori dan Praktek, (Yogyakarta :
Pustaka Book Publisher), Cet.1, h. 32 11
A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio : Panduan Teori dan Praktek, h. 33
24
Marconi itu berhasil menyebrangi samudra atlantik pada tahun 1901
dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.12
Seiring perkembangannya, Radio ditemukan oleh Marchese Guglielmo
Marconi tahun 1894 yang pada awalnya hanya dapat membunyikan bel
dalam jarak sekitar sepuluh meter. Sejalan dengan itu perkembangan radio
sebagai media komunikasi terus mengalami perkembangan hingga diliputi
dengan meningkatnya pendirian stasiun radio. Perkembangan radio pun
terus-menerus terjadi sampai pada tahun 1930-an, dimana pada saat itu
Edwin Howard Amstrong berhasil mengembangkan pesawat penerima
radio yang menggunakan frekuensi modulasi (FM) menjadi dasar bagi
pesawat radio modern saat ini. Radio FM memiliki kualitas suara lebih
bagus, jernih, dan bebas dari gangguan siaran.13
Radio pada awalnya digunakan kebanyakan oleh maritim. Yaitu untuk
mengirim pesan telegraf menggunakan kode Morse antar kapal dan darat.
Salah satu pengguna awalnya adalah Angkatan Laut Jepang yang memata-
matai armada Rusia saat perang Tsushima tahun 1901. Salah satu
penggunaan yang paling dikenang adalah pada saat tenggelamnya kapal
penumpang Inggris RMS Titanic pada 1912, termasuk komunikasi antara
operator di kapal yang sedang tenggelam dan kapal terdekar, dan
komunikasi ke stasiun darat mendaftar yang terselamatkan.
12
Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio Komunikasi dan Praktek, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2008). Cet. 1 h.8. 13
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi
(Jakarta: Kencana, 2008), h. 4.
25
Radio digunakan untuk menyaurkan perintah dan komunikasi antara
Angkatan darat dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II.
Jerman menggunakan komunikasi radio dan pesan diplomatik ketika kabel
bawah lautnya dipotong oleh pihak Britania. Amerika Serikat
menyampaikan 14 pokok pikiran Presiden Woodrow Wilson kepada
jerman melalui radio ketika perang. Siaran radio mulai dapat dilakukan
pada tahun 1920-an,
Seiring populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika
Serikat. Selain siaran, siaran titik ke titik, termasuk telepon dan siaran
ulang program radio, mulai popular antara 1920-an dan 1930-an. Pada saat
“arek-arek Suroboyo” dengan gagah berani menantang pendaratan Sekutu
yang dibonceng tentara pendudukan Belanda, melalui corong RRI
Surabaya, Bung Tomo dengan pekik “Merdeka”-nya yang terkenal itu
mampu menggugah semangat juang bangsa Indonesia untuk bangkit
secara patriotik hanya dengan bersenjatakan bambu runcing, membela
Tanah Air Indonesia.
Penggunaan radio pada masa perang adalah pengembangan pendeteksian
dan pelokasian pesawat dan kapal dengan mengggunakan radar (radio
detection and ranging). Sekarang, radio mengalami perkembangan bentuk
yang amat beragam, termasuk jaringan tanpa kabel, komunikasi bergerak
di segala jenis, dan penyiaran radio. Sebelum televisi menjadi terkenal,
siaran radio komersil mencangkup drama, komedi, beragam show dan
banyak hiburan lainnya, tidak hanya berita dan musik saja.14
14
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Radio Kiat Menulis Berita Radio, (Jakarta:
Erlangga, 2012) h.122.
26
3. Fungsi dan Karakter Radio
Memang terlihat kuno, ketinggalan zaman, atau sebagainya begitu
orang mendengar kata radio. Media yang sekarang mulai tertindas
perannya dengan teknologi-teknologi terbaru. Media yang telah dilupakan
perannya ketika manusia masih pada peradaban terdahulu. Bahkan
sekarang hampir dipastikan tidak semua rumah memiliki radio. Sebuah
kenyataan yang dilematis yang tentunya tidak kita inginkan, Namun
begitulah adanya, orang telah melupakan peran dan fungsi dari radio.
Perlu diingat, sejak PD II, radio telah menunjukkan kekuatannya
sebagai media pendidikan dalam arti luas, dan media komunikasi politik,
termasuk pendidikan politik. Fungsi pokok media komunikasi massa
termasuk radio yaitu meliputi pengamatan/pengawasan lingkungan
(surveillance of the environment). Bagi masyarakat fungsi pokok radio
sebagai sumber informasi, kemudian fungsi kedua, pengembangan
konsensus. Konsensus terkait dengan sosialisasi atau fungsi pendidikan
dalam arti luas.15
Selain memiliki fungsi, radio juga memiliki sifat khas (karakterikstik),
sehingga radio dapat dibedakan dari media massa lainnya. Dalam bukunya
Media Fack Book-KBP, Pedrice, Toledo, dan Montilla mengungkapkan
bahwa karakteristik radio memberikan manfaat yang unik, diantaranya:
1) Menarik imajinasi
2) Cepat, karena radio merupakan alat informasi yang efisien
15M.Alwi Dahlan dalam situs http://www.pustekkom.go.id/teknodik/ diakses pada tanggal
16 April 2014 pukul 19.00 WIB
27
3) Mudah dibawa
4) Tidak memerlukan kemampuan membaca dan menulis
5) Tidak memerlukan konsentrasi yang penuh dari pendengarnya
6) Cukup murah
7) Mudah digunakan.16
Radio juga memiliki sifat khas (karakteristik), sehingga dapat
membedakan dari media massa lainnya:
1) Sifat siaran radio hanya untuk didengar
2) Bahasa yang dipergunakan haruslah bahasa tutur
3) Orang yang mendengar dalam keadaan santai, berkerja dan
sebagainya.
4) Siaran radio harus mempunyai daya reka
5) Siaran radio bersifat komunikasi dua arah.17
Dengan demikian, agar pesan atau materi yang disampaikan oleh penyiar
sampai ke pendengar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya:
1) Karena kemampuan pendengar terbatas, maka pesan radio siaran harus
disusun secara singkat dan jelas
2) Oleh karena hanya indera pendengar yang digunakan khalayak, dan
pesannya pun selintas, maka radio siaran dapat mengajak
komunikannya ntuk berimajinasi dan mampu menggugah emosi
pendengar.
16
Tommy Suprapto, Berkarir di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo,
2006) h.2-3.
17Djamaludin Abidin, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press,
1996), cet. Ke-1, h.125.
28
3) Penyiar diharapkan akrab terhadap pendengar, seolah-olah penyiar ada
di samping pendengar.
4) Materi pada radio siaran sebaiknya bergaya percakapan.18
Jika melihat karakteristik serta kekuatan yang dimiliki radio,
tentunya tidak salah lagi jika kita memanfaatkan media radio ini dalam
dunia pendidikan. Dengan adanya radio tentunya pembelajaran akan lebih
menyenangkan. Anak-anak dapat menikmati kembali cerita atau dongeng
melalui radio yang dengan karakteristiknya hanya “suara” akan mampu
membangkitkan daya imajinasi anak itu sendiri. Selain itu, radio masih
dipandang oleh para pemilik opini sebagai saluran yang mempunyai
pendengar efektif.19
Artinya baik guru yang menyampaikan materi pembelajaran
maupun siswa sebagai audiens bisa saling bertukar pendapat tentang
materi pelajaran yang disampaikan. Radio juga menjujung tinggi
perbedaan karakteristik pendengarnya. Tidak selamanya siaran melalui
media radio terkesan formal. Melalui cerita-cerita tentunya akan menjadi
daya tarik tersendiri. Pendengar senang mendengarkannya, pesan yang
akan disampaikan pun tersampaikan dengan baik.
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik
radio siaran perlu dipahami komunikator agar dalam menyusun dan
menyampaikan pesan dengan menggunakan media radio, komunikator
dapat melakukan penyesuaian, sehingga komunikasi tepat sasaran karena
18
Karlinah, Buku Materi Pokok Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999)
cet. Ke-1, h. 125.
19
Redi Panuju, Nalar Jurnalistik: Dasarnya Dasar Jurnalistik, Bayumedia Publising,
2005) h.80.
29
melihat waktu siaran yang relatif singkat dan tidak bisa diulang-ulang,
maka disnilah tantangan yang harus dihadapi oleh para penyiar sebagai
komunikator.20
4. Dakwah Melalui Radio
a. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa “Da‟wah” berarti penggilan, seruan
atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut
mashdar. Sedangkan bentuk kata kerja (fi‟il) nya adalah berarti :
memanggil, menyeru atau mengajak (Da‟a, Yad‟u, Da‟watan).21
Dalam pengertian istilah dakwah diartikan oleh beberapa tokoh
sebagai berikut :
1) Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah islam sebagai
upaya mengajak umat dengan cara bijakasana kepada jalan yang
benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia
dan akhirat.
2) Syaikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin
memberikan definisi dakwah sebagai berikut : dakwah islam yaitu;
mendorong manusia agar berbuat baik dan mengikuti petunjuk
(hidayah),menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari
kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
20
Karlinah, Buku Materi Pokok Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999)
cet. Ke-1, h. 79. 21
Wahidin Saputra,Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011),
Cet. 1, h. 1.
30
3) Menurut Prof. Dr. Hamka dakwah adalah seruan panggilan untuk
menganut suatu pendirian yang ada dasarnya berkonotasi positif
dengan substansi terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar
ma’ruf nahi mungkar,dan
4) Menurut Muhammad Natsir adalah dakwah mengandung arti
kewajiban yang menjadi tanggung jawab seorang Muslim dalam
amar ma’ruf nahi mungkar.22
Dari definisi-definisi tersebut, meskipun terdapat perbedaan
dalam perumusan, maka penulis memahami pengertian-pengertian
dakwah yakni merupakan kewajiban seorang Muslim untuk
mengajak, menyeru, serta mendorong umat manusia kepada
kebaikan dan mencegah mereka untuk membuat perbuatan tercela
(nahi mungkar).
b. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah (Maqashid al-Dakwah); adalah tujuan yang
hendak dicapai oleh kegiatan dakwah. Adapun tujuan dakwah itu
dibagi dua yaitu:
1) Tujuan jangka pendek, yang dimaksud adalah agar manusia
mematuhi ajaran Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupan
keseharian.
2) Sedangkan Jangka panjang, untuk menciptakan manusia yang
berakhlak mulia, dan tercapainya individu yang baik (khoiru al-
fardiyah), keluarga yang sakinah/harmonis (khairu al-Usrah),
22
Wahidin Saputra,Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011),
Cet. 1, h. 2-3.
31
komunitas yang tangguh(khairu al-jama‟ah), masyarakat
madani/civil society (khairu al-Ummah) dan pada akhirnya akan
membentuk bangsa yang sejahtera dan maju (khairu al-baldah)
atau dalam istilah yang disebut dalam Al-Qur’an yaitu : Baldatun
thoyyibatun wa robbun ghofur.23
c. Unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat
dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da‟I
(pelaku dakwah), mad‟u (mitra dakwah), thariqah (media dakwah),
dan atsar (efek dakwah).
c.1. Da’i (Pelaku Dakwah)
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan,
maupun perbuatan baik yang dilakukan secara individu, kelompok, atau
lewat organisasi/lembaga.
Secara umum kata Da’i ini sering disebut dengan sebutan mubaligh
(orang yang menyampaikan ajaran Islam), namun sebenarnya sebutan ini
konotasinya sangat sempit, karena masyarakat cenderung mengartikannya
sebagai orang yang menyampaikan ajaran Islam melalui lisan, seperti
penceramah agama, khatib (orang yang berkhotbah), dan sebagainya.
Nasaharuddin Latief mendefinisikan bahwa Da’i adalah muslim
dan muslimat yang menjadikan dakwah sebagai satu amaliah pokok bagi
tugas ulama. Ahli dakwah adalah Wa’ad, mubaligh, mustama’in (juru
23
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011),
Cet. 1, h. 9.
32
penerang) yang menyeru, mengajak, member pengajaran, dan pelajaran
agama Islam.24
c.2. Mad’u (Penerima Dakwah)
Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia
penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik
manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain,
manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama islam,
dakwah bertujuan untuk mengajak mereka untuk mengikuti agama islam,
sedangkan kepada orang-orang yang telah beragama islam dakwah
bertujuan meningkatkan kualitas iman, islam, dan ihsan.
Mahmud Abduh membagi Mad‟u menjadi tiga golongan yaitu:
1. Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berfikir
kritis, dan cepat menangkap persoalan.
2. Golongan awam, yaitu golongan orang-orang yang belum dapat
berfikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap
pengertian-pengertian yang tinggi.
3. Golongan yang berbeda dengan kedua golongan, mereka senang
membahas sesuatu tapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak
mampu membahasnya secara mendalam.
c.3. Maddah (Materi Dakwah)
Maddah dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’I
kepada mad’u.25
Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah
24
M. Munir, Wahyu Illaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h.22.
25M. Munir, Wahyu Illaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h.24.
33
dakwah adalah ajaran islam itu sendiri.
Secara umum dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah
pokok yaitu :
a) Masalah Akidah (keimanan)
Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah
islamiyah. Aspek akidah ini yang akan membentuk moral (akhlak)
manusia, yang pertama kali dijadikan materi dakwah islam adalah
masalah akidah atau keimanan. Yang menjadi materi pada masalah
akidah yaitu:26
a. Keterbukaan melalui persaksian (syahadat). Dengan demikian
seorang muslim jelas identitasnya dan bersedia mengakui identitas
keagamaan orang lain.
b. cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwa
Allah adalah Tuhan seluruh Alam, bukan Tuhan kelompok atau
bangsa tertentu. Seperti yang dapat kita lihat dalam Q.S Al-Hujarat
ayat: 13 yang artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah adalah yang paling bertaqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”
26
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2004), ed. Ke-1, cet. Ke-1, h.97-98.
34
Secara garis besar akidah dapat dikelompokan sebagai berikut:
a. Iman kepada Allah
b. Iman kepada Malaikat Allah
c. Iman kepada Kitab-kitab Allah
d. Iman kepada Rasul-rasul Allah
e. Iman kepada Hari Kiamat
f. Iman kepada Qada dan Qadar
2). Masalah syariah
Hukum atau Syariah sering disebut sebagai cermin peradaban
dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka
peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya. Materi
dakwah yang menyangkut syariah ini sangat luas dan mengikat seluruh
umat islam. Ia merupakan jantung yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan umat islam di berbagai penjuru dunia, dan sekaligus
merupakan hal yang patut dibanggakan. Syariah ini bersifat universal,
yang menjelaskan hak-hak umat muslim dan nonmuslim.
Secara garis besar syariah dikelompokan sebagai berikut:
a. Thaharah (bersuci)
b. Sholat
c. Zakat
d. Puasa
e. Haji
35
3). Masalah Muamalah
Islam merupakan agama yang menekankan urusan mu‟amalah
lebih besar porsinya daripada urusan ibadah. Islam lebih banyak
memperhatikan aspek kehidupan sosial daripada aspek kehidupan
ritual.
Kata muamalah berasal dari fiil madhi amala yang berarti bergaul
dengannya, berurusan (dagang). Sedangkan muamalah adalah
ketetapan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya,
dan dengan lingkungannya (alam sekitar)nya. Muamalah berarti
aturan-aturan (hukum) Allah yang mengatur hubungan manusia
dengan sesama dan lingkungan sekitarnya. Kaitannya dengan
hubungan antar sesama manusia, maka dalam muamalah ini mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan masalah ekonomi, politik, sosial,
hukum, dan kebudayaan.27
Muamalah (dalam arti sempit) meliputi: Al-qununul khas (hukum
perdata), Muamalah (hukum Naga), Munakahat (hukum ukah),
Waratsha (hukum warit), Al-qununul’ (hukum Negara), jihad (hukum
perang dan damai). Islam adalah agama yang menjadikan seluruh bumi
ini menjadi masjid, tempat mengabdi kepada Allah.28
Ibadah dalam
Mu‟amalah disini, diartikan sebagai ibadah yang mencangkup
hubungan dengan Allah dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT.
Sehingga Mu‟amalah jauh lebih luas daripada ibadah.
27
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) edisi 1-3, h. 2
28Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2004), ed. Ke-1, cet. Ke-1, h.115-117.
36
4). Masalah Akhlak
Materi akhlak ini diorientasikan untuk dapat menentukan baik dan
buruk, akal dan kalbu, berupaya untuk menentukan standar umum
melalui kebiasaan masyarakat. karena ibadah dalam islam sangat erat
kaitannya dengan akhlak. Dalam materi akhlak ini sangat luas sekali
pembahasannya, tidak hanya bersifat lahiriyah saja tetapi juga sangat
melibatkan fikiran. Akhlak meliputi:
a). Akhlak kepada Allah, akhlak ini bertolak pada pengakuan dan
kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah
b). Akhlak terhadap sesama manusia
c). Akhlak terhadap lingkungan, lingkungan disini adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia baik binatang, tumbuh-
tumbuhan, maupun benda-benda yang tidak bernyawa lainnya.29
5. Realita Dakwah Melalui Radio
Dakwah melalui radio merupakan hal yang sudah tidak asing,
banyak kita temukan radio yang menyiarkan dakwah, baik yang
membahas masalah tauhid, fiqih, sampai dengan masalah keluarga dalam
pandangan islam. Kebaradaan radio ini dalam dunia dakwah, sangat
membantu syi’ar agama kepada objek dakwah yang tersebar di wilayah
yang berbeda-beda.
Program dakwah yang ada di radio, lebih banyak yang
bersegmentasi kepada usia dewasa. Karena pada usia dewasa juga lebih
29
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah , h.118
37
tertarik kepada bidang agama, dibandingkan dengan remaja dan anak-
anak. Program dakwah yang bersegemntasi anak-anak di radio Rodja ini,
menjawab kebutuhan akan dakwah pada usia anak-anak. Karena dengan
dikemas secara menarik, bahasa yang sederhana, dan interaktif secara
telepon akan menarik minat anak-anak terhadap agama. Sehingga anak-
anak akan mengenal sejarah perjuanganIslam, sebagai pengetahuan dan
tauladan dalam diri anak tersebut.
Dalam kegiatan da’wah keberadaan radio sangat penting dalam
penyampaian materi da’wah dalam bentuk-bentuk pidato dan ceramah atau
kuliah. Radio menjangkau mad’unya dalam jarak jauh dan meluas. Oleh
karena itu radio merupakan media yang efektif dalam penyampaian
da’wah untuk semua kalangan. Kelebihan da’wah melalui radio terletak
pada efektifitas dan efisiensi berda’wah. Hal ini Nampak dari adanya
bentuk yang sederhana tanpa harus ketemu antara da’I dan mad’unya.30
Seiring kemajuan teknologi di massa kini tak luput membawa
perkembangan terhadap teknologi komunikasi khususnya media massa.
Penyebaran informasipun serasa dapat dikonsumsi dengan mudah.
Dakwah kini tidak hanya dapat dilakukan dari mimbar ke mimbar saja,
dakwah di era modern dapat dilakukan melalui media elektronik, seperti :
radio, televisi, internet bahkan telepon gengam.
Namun kini “perkembangan masyarakat yang semakin meningkat,
tuntutan yang sudah semakin beragam, membuat dakwah tidak bisa lagi
30
M. Bahri Ghazali,Da‟wah Komunikatif, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya Jakarta,
1997), Cet.1, h. 37.
38
dilakukan secara tradisional. Laju perkembangan zaman memacu tingkat
kemajuan ilmu dan teknologi komunikasi sebagai sebuah sarana yang
dapat menghubungkan suatu masyarakat di satu tempat dengan masyarakat
di tempat lain. Dan kecanggihan itu teknologi yang ikut mempengaruhi
aspek kehidupan manusia.31
Dari sudut objek dakwah dalam “Acara Kisah Menawan Sang
Teladan” di Radio Rodja 75,6 AM Bogor, adalah berbicara mengenai
perkembangan pengetahuan atau kognitif anak terhadap acara tersebut.
Teori yang menjelaskan mengenai perkembangan kognitif tersebut adalah
merujuk pada teori Piaget.
6. Dakwah Untuk Anak
Dakwah terhadap anak merupakan hal yang harus menjadi perhatian.
Karena dalam usia tersebut, anak-anak lebih mudah menangkap apa yang
dia ketahui baik secara langsung maupun tidak, serta lebih mudah meniru
suatu hal yang dikaguminya. Jika tidak diarahkan kepada pengetahuan
agama, maka hal tersebut akan berpengaruh kepada pembentukan
kepribadiannya.
Hal ini sejalan dengan teori Piaget, yakni pengetahuan dianggap
mempunyai tujuan atau maksud tertentu : membantu anak untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Anak-anak maupun orang
dewasa tidak menerima informasi secara pasif dan pikiran-pikirannya
bukan merupakan hasil yang sederhana dari ajaran langsung atau meniru
orang lain.
31
M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu, 1997), cet. Ke-1,
h.33.
39
Kemajuan kognitif tidak saja dilihat terutama sebagai hasil dari
proses kematangan otak. Pengetahuan didapat dan proses pemikiran
menjadi lebih kompleks dan efisien sebagai konsekuensi dari kematangan
interaksi anak dengan dunia.32
Melalui konsep perkembangan dari Pieget,
ingatan anak lebih banyak tergantung pada konsep simbolik, konsep
tersebut menyerupai orang dewasa dan mereka lebih mampu
menggambarkan konsep mereka. Mereka juga mampu mengintegrasikan
lebih banyak informasi dalam memori berkerja. Anak-anak menunujukan
kemajuan dalam proses penyimpulan mengumpulkan antisipasi dan
harapan tentang informasi implisit atas dasar yang mereka ketahui.
Pendekatan utama terhadap perkembangan kognitif, ialah
pembentukan informasi tidak merupakan satu teori yang koheren tetapi
sebuah rangkaian pendekatan yang menyelediki proses kognitif tertentu
seperti persepsi. Persepsi dapat didefinisikan sebagai deteksi, pengenalan,
dan interpretasi dari rangsangan sensoris.
Mengenalkan kehidupan dakwah pada anak-anak dapat dimulai
dengan melibatkan anak dalam aktivitas dakwah secara langsung. Hal ini
penting untuk memberikan contoh dan lingkungan yang kondusif,
sehingga suasana dakwah sudah bisa dirasakan anak sejak dini. Ajaklah
anak turut serta ketika Anda menjadi peserta atau pembicara dalam
pengajian, diskusi, seminar atau aksi-aksi protes di jalanan. Sesampai di
rumah, anak bisa diminta pendapatnya tentang kegiatan yang baru saja ia
ikuti.
32
Paul Henry Mussesn and His Friend, Perkembangan dan Keperibadian Anak, (Jakarta :
Erlangga, 2005), Jilid 1, h. 198.
40
Untuk menumbuhkan semangat dan motivasi, bisa dengan
menceritakan kepada anak-anak bagaimana kehidupan Rasulullah dan para
sahabat. Sampaikan kepada mereka bahwa kehidupan Rasulullah dan para
sahabat yang tidak pernah lepas dari kehidupan dakwah. Ceritakan
bagaimana perjuangan Rasulullah dan para sahabat menyebarkan Islam ke
seluruh dunia. Mulai dari Bilal yang begitu istiqamah mempertahankan
akidahnya, Thariq Bin Ziad penakluk Spanyol atau Muhammad al Fatih
penakluk Konstantinopel. Cerita-cerita seperti ini pasti akan melekat erat
dan memberikan motivasi pada anak untuk bersemangat dan berani
berdakwah.
Sesekali, penting untuk disampaikan kepada anak janji-janji Allah
untuk para pengemban dakwah. Tidak ada salahnya jika anak juga
diberikan penjelasan yang benar tentang jihad misalnya. Ketika tengah
melihat televisi atau membaca koran biasanya ada topik yang menarik.
Bagus bila anak sudah langsung bisa berkomentar dan memberikan
pendapat. Anda tinggal menambahi atau memberikan arahan serta solusi
menurut Islam. Kalau anak-anak belum memberikan respon, Anda bisa
memancingnya dengan bertanya kepada mereka, apa tanggapannya setelah
melihat itu semua. Jangan lupa biasakan juga anak-anak diajak berdoa
untuk keselamatan dan kejayaan umat Islam di seluruh dunia. 33
Jadi dengan membiasakan memberikan pengetahuan tentang
perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabat, secara tidak langsung akan
33http://mediaumat.com/konsultasi/4628-104-agar-anak-terbiasa-berdakwah.htmldiakses
pada tanggal 16 April 2014 pukul 19.00 WIB
41
dijadikan teladan dalam kehidupan mereka. Pada dasarnya aspek
pengetahuan, yang berperan penting dalam rangka membentuk
kepribadian yang baik pada anak di usia anak-anak. Diperlukan peran aktif
orang tua/wali anak dalam mengenalkan hal yang berkaitan dengan agama,
mengajarkan ajaran agama Islam kepada anak sedini mungkin, tetapi juga
disesuaikan dengan tingkat pemahamannya, danharus ada pengawasan
dalam proses tersebut.
Hal tersebut bertujuan sebagai usaha dalam membentuk generasi-
generasi yang Islami, dan mengamalkan perintah agama, serta mencontoh
tauladan yang baik dari para shalafus shalih.Dengan hadirnya program
dakwah Kisah Menawan Sang Teladan ini, anak-anak akan lebih mudah
memahami kisah-kisah perjuangan agama Islam, mengambil pelaran, serta
akan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
42
BAB III
PROFIL RADIO RODJA 75,6 AM BOGOR
A. Sejarah dan Perkembangan Radio Rodja 75,6 AM
Radio Rodja dimulai dari sebuah radio FM komunitas yang dirintis
oleh ustaz Badrusalam sejak awal 2005. Mulai mengudara untuk ujicoba pada
Maret 2005. Kemudian, dari animo masyarakat yang besar akan hadirnya
Radio Rodja, sehinggaRadio Rodja untuk secara resmi mengudara pada
frekuensi 756 kHz (AM) di tahun 2007.1
Tepatnya pada Mei 2007, Radio Rodja mengujicoba siarannya
melalui frekuensi 75,6 AM. Migrasi ke gelombang AM ini, adalah sebuah
keputusan yang harus diambil pada saat itu dengan segala konsekuensi akan
kelebihan dan kekurangannya.2
Dalam perkembangannya, sejak mengudara dengan frekuensi 756
AM ini, Radio Rodja mengalami kemajuan pesat, karena karakteristik dari
sinyal AM ini yang memiliki salah satu kelebihan paling utama yaitu daya
jangkauanya yang jauh lebih luas daripada sinyal FM, Radio Rodja dapat
menjangkau pendengar dari berbagai wilayah. Pendengar Radio Rodja
semakin meluap, baik dari radio analog (756 AM) maupun radio streaming.3
Radio Rodja dan RodjaTV yang didirikan oleh ustaz Badrusalam
menyajikan siaran tilawah Al-Qur’an Al-Karim, hadits-hadits Nabi SAW,
kajian Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, juganasihat para ulama Ahlus
1
Hard Copy Profil Radio Rodja oleh Abu Zuhri, diberikan Tanggal 16 Maret 2014
2 Hard Copy Profil Radio Rodja oleh Abu Zuhri, diberikan Tanggal 16 Maret 2014
3http://www.radiorodja.com/profil-radio-rodja-dan-rodjatv/ diakses Tanggal 16 April
2014 jam 20.00 WIB
43
Sunnah, yangsesuai dengan pemahaman para sahabat Nabi SAW. Sekarang
ini, siaran Rodja dapat dinikmati melalui radio frekuensi 756 AM
(Jabodetabek dan stasiun relay Rodja di Bandung, Berau, Lampung,
Pontianak, dan Tanjung Pinang), radio streaming, radio via Flexi (Flexi
Radio), radio satelit dan TV salelit (membutuhkan perangkat antena
parabola), dan TV streaming. Tentunya untuk radio streaming dan TV
streaming ini, para pendengar dan pemirsa dapat menikmatinya melalui
handphone, seperti Blackberry, Android, iPhone & iPad, Windows Phone,
dan handphone berbasis Symbian.4
B. Gambaran Umum Radio Rodja 75,6 AM Bogor
1. Profile Data
Nama Radio : Radio Rodja
(Radio Dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah)
Nama On Air : Rodja
Call Sign : PM3BGN
Format Siaran : Dakwah Islam
Call Listener : Saudaraku Seiman
Tagline : Menebar Cahaya Sunnah, Saluran Tilawah
danKajian Islam
Waktu Siar : 24 Jam Non Stop
Alamat Kantora : Masjid Al-Barkah Jl.Pahlawan Kp.Tengah
Cileungsi, Bogor.
4
Hard Copy Profil Radio Rodja oleh Abu Zuhri, diberikan Tanggal 16 Maret
2014
44
Telephone : 021-823-6543 (On Air)
021-823-3661 (Office/Fax)
021-7073-6543 (info)
SMS Online : 0819-896543
Website : www.radiorodja.com
Email : [email protected]
2. Logo Radio Rodja
3. Program-Program di Radio Rodja 75,6 AM:
a. Kajian bedah kitab (Kitab Riyadhus Shalihin, Al lu’u Wal Marjan,
Tafsir Al-Qur’an, dll)
b. Kajian kitab karangan ulama-ulama robbaniyyin yang memuat
berbagai disiplin ilmu syar’i disampaikan oleh Ustaz yang terpercaya
keilmuannya. Seperti kitab karangan Syaikh Usaimin, Syaikh Muqbil,
dan Syaikh Salim
c. Pembacaan fatwa-fatwa ulama Islam (ulama yang bermanhaj
ahlusunnah wal jama’ah/ salaf, yang sebelumnya telah didiskusikan
dengan ulama di Arab Saudi, dan Ulama-ulama di Negara lainnya yang
bermanhaj salaf)
45
d. Pembacaan fatwa dari para ulama Islam yang diangkat dari kitab-kitab
kumpulan hadits Nabi
e. Pembacaan doa-doa
f. Pembacaan doa-doa yang di-sunnah-kan oleh Rasulullah SAW berupa
doa pagi dan sore serta doa-doa lainnya.
g. Pembacaan mutiara hikmah dari salafush shalih
h. Dialog interaktif
i. Berupa acara Tanya jawab seputar permasalahan keagamaan maupun
masalah sosial kemasyarakatan dengan menghadirkan narasumber
ataupun via telepon.
j. Murottal al Qur’an
k. Pembacaan al Qur’an al Karim oleh Aimmatul Masajid
l. Murottal al Qur’an dan terjemahannya
m. Muhadhoroh ilmiyah
n. Muhadhoroh para Masyaikh Ahlus Sunnah dengan disertai
terjemahannya. (Majlis Ta’lim baik melalui radio dan diskusi secara
langsung)
C. Visi-Misi
Visi : Menjadi media dakwah Islam istiqomah menyampaikan Tashfiyah dan
Tarbiyah dengan senantiasa merujuk kepada pemahaman generasi Islam yang
pertama dan utama.
46
Misi :
a. Mengembalikan umat kepada pemahaman Islam yang benar sesuai dengan
Al-Qur’an dan Sunnah menurut pemahaman generasi para Sahabat,
Tabi’in dan Taabi’ut Taabi’in.
b. Pemurnian syariat Islam dari segala bentuk syirik, bid’ah dan pemikiran
menyimpang
c. Membina kaum muslimin dengan ajaran Islam yang murni dan beramal
dengannya.
d. Menghidupkan metode ilmiah dengan berdasarkan kepada Al-Qur’an dan
As Sunnah sesuai pemahaman salafush shalih.5
Gambar 1. Gedung Radio Rodja
5
Hard Copy Profil Radio Rodja oleh Abu Zuhri, diberikan Tanggal 16 Maret
2014
47
Gambar 2. Studio Radio Rodja
Gambar 3. Ruang Produksi Acara Kisah Menawan Sang Teladan (Tv-
Rodja terkoneksi dengan Radio Rodja)
48
D. Struktur Organisasi Radio Rodja 75,6 AM Bogor
49
E. Gambaran Umum Acara Kisah Menawan Sang Teladan
1. Sejarah dan Tujuan Program Kisah Menawan Sang Teladan
a. Sejarah
Acara Kisah Menawan Sang Teladan yang sudah kurang lebih
7 tahun berjalan, merupakan jawaban atas kekhawatiran akan kondisi
saat ini, untuk mencegah pengrusakan moral secara langsung maupun
tidak langsung. Acara dakwah yang bersegmentasi anak-anak (usia 6-
10 Tahun) ini menggunakan konsep interaktif, yakni dipandu oleh
seorang penyiar yang setiap minggu bergantian (Kang Odja dan Abu
Lukman).6
Acara ini mengkisahkan perjuangan Nabi dan Para Sahabat
dalam mendakwahkan Islam kepada keluarga, kaumnya, dan kepada
kaum bangsa lain. Dengan menggunakan konsep mendongeng,
menggunakan bahasa yang sederhana membuat acara ini secara
antusias disambut oleh pendengar khususnya anak-anak.
Tujuan dari acara kisah menawan sang teladan ini adalah untuk
memperkenalkan kisah-kisah sang teladan (Nabi dan Sahabat) kepada
setiap pemirsanya, agar tumbuh rasa cinta, rasa kagum, dan ingin
mencontoh dalam kehidupan sehari-hari. Dengan konsep
mendongeng, maka akan menumbuhkan rangsangan pada setiap anak-
anak tersebut untuk tersugesti dengan apa yang diceritakan.7
Berbeda dengan kaum muslimin dahulu, kejayaan,
6
Wawancara dengan Abu Zuhri di Radio Rodja Tanggal 16 April 2014
7Wawancara dengan Abu Lukman (Penyiar) di Radio Rodja Tanggal 20 April 2014
50
keselamatan mereka, ketika mereka meniti jalan orang-orang yang
memang patut diikuti, dan layak untuk diteladani.
Dewasa ini, anak-anak sedikit banyak yang mengidolakan
tokoh yang akan mewarnai kehidupan dia. Baik agamanya, kehidupan
sosialnya, baik sopan santun dan tata kramanya, moralnya, kalau
mereka orang-orang yang jauh dari agama, orang-orang gemar
melakukan kemaksiatan, orang-orang yang fasik, maka anak itu tidak
akan jauh dengan orang yang diidolakannya.8Maka melihat fenomena
ini sangat begitu ironis, kehidupan pemuda kaum muslimin, apalagi
anak-anak, maka dengan program ini akan berusaha memberikan
nutrisi yang bermanfaat, dan juga sebagai upaya kontribusi dalam
membangun dan memberdayakan masyarakat Indonesia sesuai dengan
tujuan pembangunan Negara ini, yakni membangun generasi yang
baik, dapat dilihat dari kepada siapa dia meneladani, mengidolakan,
dan yang pantas menjadi panutan, semua ada dalam program kisah
menawan sang teladan.9
b. Tujuan
Program Kisah Menwan Sang Teladan sadari bahwasannya,
masih dalam tahap pengembangan, kita merupakan salah satu dari
sekian banyak radio dakwah yang mempunyai format program yang
hampir sama. Artinya antara satu media dengan media lain, dijadikan
sarana untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, bukan masalah
8Wawancara Pribadi dengan Abu Zuhri di Radio Rodja Tanggal 16 April 2014.
9Wawancara Pribadi dengan Abu Zuhri di Radio Rodja Tanggal 16 April 2014.
51
persaingan dakwah tetapi berlomba-lomba dalam kebaikan, berlomba-
lomba dalam memberikan kemaslahatan kepada umat.
Sehingga radio rodja berupaya menyajikan program-program
yang 1) sesuai dengan syariat, 2) Menyajikan program tersebut di atas
pemahaman ulama ahlusunnah dari generasi ke generasi, berdasarkan
Al-Qur’an, berdasarkan sunnah yang shahihah, dan juga pemahaman
yang benar. 3) program kisah menawan sang teladan ingin
memperkenalkan sosok ulama-ulama ahlusunnah, untuk mendekatkan
kaum muslimin, kepada ulamanya, kepada generasi pertama yang
telah memegang kejayaan agama Islam.10
Kebanyakan kaum muslimin, khususnya anak-anak tidak
mengenal sosok pribadi sahabat. Seperti sosok Abu Bakar, Umar bin
Khatab, sahabat Khalid bin Walid, Mus’ab bin Umair, para sahabat
yang Allah SWT tinggikan derajat mereka di dunia, dan ketinggian
derajat di akhirat, kaum muslimin terutama anak-anak tidak mengenal
sosok itu.11
Maka sudah menjadi kewajiban, untuk berusaha
mendekatkan mereka kepada ulamnya, para sahabat Rasulullah SAW
yang telah dijamin surga ketika mereka masih di dunia. 4) Kemudian
tim produksi program kisah menawan sang teladan juga berusaha
memilah dan memilih kisah untuk pendengar, yakni perjalanan
sahabat, perjalanan ulama, dari tulisan-tulisan ulama yang benar,
karena tidak diingkari buku-buku sejarah yang menampilkan pribadi
10Wawancara Pribadi dengan Abu Zuhri di Radio Rodja Tanggal 16 April 2014
11
Wawancara Pribadi dengan Abu Zuhri di Radio Rodja Tanggal 16 April 2014
52
sosok seorang ulama terkemuka, atau sahabat-sahabat Rasulullah yang
berasal dari sumber-sumber yang tidak benar.
Baik dari penulikan-penukilan hadist yang dhaif, yang palsu,
dan dari sumber yang tidak jelas asal usulnya, akan tetapi dimasukan
ke dalam buku sejarah tersebut, kemudian mereka sebarkan ditengah-
tengah kaum muslimin. Begitu banyak perjalanan kisah-kisah para
sahabat yang memang tersebar di buku-buku itu ada hadist dhaifnya,
hadist palsunya, ada cerita khurafatnya, kemudian ada takhayulnya,
dan juga sebagian ulama yang mempunyai kharismatik, seperti Syekh
Abdul Qadir Al-Zailani, kemudian yang lainnya, didapatkan dalam
buku-buku perjalanan mereka, bercampur antara kebenaran dan
kebathilan.
Dewasa ini, banyak khurafat dan tahayul yang disandarkan
kepada Syekh Abdul Qadir Al-Zailani, dan yang lainnya. Mungkin
kelebihannya yakni menyajikan program ini dengan kisah yang benar
(sumber yang benar dan asli), sesuai dengan penelitian ulama
ahlusunnah, yang telah memilah dan memilih mana sejarah yang
benar, kemudian mereka sajikan dalam kitab mereka, dan mana yang
tidak benar dan dinisbatkan kepada ulama itu, yang kemudian kita
pisahkan. Lalu diberikan cerita kepada anak-anak dengan sumber dan
cerita yang benar, perjalanan kehidupan yang memang apa adanya
dari penukilan-penukilan yang shahih, bukan di atas penukilan yang
dhaif, dan bukan di atas khurafat, tahayul dsb.12
12Wawancara Pribadi dengan Abu Zuhri di Radio Rodja Tanggal 16 April 2014
53
2. Sinopsis Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja
Program Kisah Menawan Sang Teladan merupakan salah satu acara
yang ada di Radio Rodja, dalam rangka berdakwah kepada pendengar
(objek dakwahnya anak-anak). Program ini mengudara setiap hari minggu
pagi, dengan durasi sekitar 90-120 menit. Pemilihan jadwal siaran ini
mempertimbangkan objek dakwah yaitu anak-anak, agar mereka dapat ikut
mendengarkan dan berpartisipasi dalam program tersebut. Karena pada
hari minggu, anak-anak mempunyai waktu luang, dan tidak mengganggu
kegiatan utamanya jika sudah bersekolah.
Dalam perkembangannya, Radio Rodja terus berusaha agar tetap
menjadi acara favorit anak-anak, salah satunya seperti sekarang ini dapat
juga dinikmati melalui TV Rodja yang terkoneksi langsung dari Radio,
sehingga dapat menambah ketertarikan dalam menyaksikan acara tersebut.
Nama program Kisah Menawan Sang Teladan dipilih untuk
menumbuhkan daya tarik dari para pendengar, untuk lebih mengetahui
program ini. Ketertarikan tersebut yang menjadi harapan Radio Rodja
untuk menarik rasa penasaran, dan pada akhirnya mendengarkan atau
menyaksikan terlebih dahulu acara Kisah Menawan Sang Teladan ini.
Dalam program ini dipandu oleh satu pengisi acara (penyiar) secara
bergantian (Abu Lukman dan Kang Odja) setiap minggu, yang akan
menceritakan kisah teladan para Nabi, Rasul, dan Sahabat. Mereka akan
menyampaikan cerita tersebut dengan bahasa yang sederhana, penuh
ekspresi (seperti ketika menceritakan dialog antara Nabi Ibrahim
54
kepadaIsmail tentang perintah menyembelihnya, disampaikan oleh Abu
Lukman dengan seperti menjadi 2 tokoh tersebut).
Pengisi acara (penyiar) juga mengajak pendengar maupun anak-anak
yang hadir di studio untuk berinteraksi dalam program acara Kisah
Menawan Sang Teladan tersebut. Seperti ketika Abu Lukman
menceritakan tentang dakwah Nabi Ibrahim AS kepada ayahnya secara
sopan santun dan penuh kelembutan walaupun ayahnya bernada keras
menentang dakwahnya, penyiar langsung menayakan kepada anak-anak
yang hadir di studio dan pendengar apakah ada yang pernah bernada keras
kepada orang tuanya walaupun orang tuanya salah? (sambil berekspresi
senyum) Abu Lukman langsung menjelaskan bahwa walaupun orang tua
kita salah, janganlah berkata keras atau bahkan marah-marah, cukuplah
kita berbicara dengan baik, sopan santun dan penuh kelembutan seperti
yang dicontohkan Nabi Ibrahim AS tersebut.
Pengisi acara (penyiar) juga menyampaikan kisah Nabi Ismail AS
yang dengan kepatuhan nya baik terhadap perintah Allah SWT maupun
kepada ayahnya Nabi Ibrahim AS walaupun perintah tersebut adalah untuk
menyembelihnya, juga diceritakan kesabaran Ibunda Nabi Ismail AS (Siti
Hajar) ketika ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim. Kisah yang diceritakan
sebagai berikut : Setelah berminggu-minggu berada dalam perjalanan jauh
yang memenatkan, tibalah pada akhirnya Nabi Ibrahim bersama Ismail dan
ibunya di Makkah kota suci dimana Kaabah didirikan dan menjadi kiblat
manusia dari seluruh dunia. Di tempat di mana Masjidil Haram sekarang
55
berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim mengakhiri perjalanannya dan di
situlah ia meninggalkan Hajar bersama puteranya dengan hanya dibekali
dengan serantang bekal makanan dan minuman sedangkan keadaan
sekitarnya tiada tumbuh-tumbuhan, tiada air mengalir, yang terlihat
hanyalah batu dan pasir kering. Alangkah sedih dan cemasnya Hajar ketika
akan ditinggalkan oleh Ibrahim seorang diri bersama dengan anaknya yang
masih kecil di tempat yang sunyi senyap dari segala-galanya kecuali batu
gunung dan pasir. Ia seraya merintih dan menangis, memegang kuat-kuat
baju Nabi Ibrahim memohon belas kasihnya, janganlah ia ditinggalkan
seorang diri di tempat yang kosong itu, tiada seorang manusia, tiada seekor
binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir, sedangkan ia
masih menanggung beban mengasuh anak yang kecil yang masih
menyusu.
Nabi Ibrahim mendengar keluh kesah Hajar merasa tidak tergamak
meninggalkannya seorang diri di tempat itu bersama puteranya yang
sangat disayangi akan tetapi ia sedar bahwa apa yang dilakukan nya itu
adalah kehendak Allah SWT. yang tentu mengandungi hikmat yang masih
terselubung baginya dan ia sedar pula bahawa Allah akan melindungi
Ismail dan ibunya dalam tempat pengasingan itu dan segala kesukaran dan
penderitaan. Ia berkata kepada Hajar:"Bertawakkallah kepada Allah yang
telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan
rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan
Dialah yang akan melindungi mu dan menyertaimu di tempat yang sunyi
56
ini. Sesungguh kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku
tergamak meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang
sangat ku cintai ini. Percayalah wahai Hajar bahwa Allah Yang Maha
Kuasa tidak akan melantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya.
Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamanya,
insya-Allah."
Mendengar kata-kata Ibrahim itu segeralah Hajar melepaskan
genggamannya pada baju Ibrahim dan dilepaskannyalah beliau
menunggang untanya kembali ke Palestina dengan iringan air mata yang
bercurahan membasahi tubuh Ismail yang sedang menyusu. Sedang Nabi
Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya keetika ia turun dari dataran
tinggi meninggalkan Makkah menuju kembali ke Palestina di mana
isterinya Sarah sedang menanti. Ia tidak henti-henti selama dalam
perjalanan kembali memohon kepada Allah perlindungan, rahmat dan
barakah serta kurniaan rezeki bagi putera dan ibunya yang ditinggalkan di
tempat terasing itu. Ia berkata dalam doanya:" Wahai Tuhanku! Aku telah
tempatkan puteraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu
(Baitullahil Haram) di lembah yang sunyi dari tanaman dan manusia agar
mereka mendirikanshalat dan beribadat kepada-Mu. Jadikanlah hati
sebahagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki
dari buah-buahan yang lazat, mudah-mudahan mereka bersyukur kepada-
Mu."
57
Sepeninggal Nabi Ibrahim tinggallah Hajar dan puteranya di tempat
yang terpencil dan sunyi itu. Ia harus menerima nasib yang telah
ditakdirkan oleh Allah atas dirinya dengan kesabaran dan keyakinan penuh
akan perlindungan-Nya. Bekalan makanan dan minuman yang dibawanya
dalam perjalanan pada akhirnya habis dimakan selama beberapa hari
sepeninggalan Nabi Ibrahim. Maka mulailah terasa oleh Hajar beratnya
beban hidup yang harus ditanggungnya sendiri tanpa bantuan suaminya. Ia
masih harus menyusu anaknya, namun air susunya makin lama makin
mengering disebabkan kekurangan makan. Anak yang tidak dapat
minuman yang memuaskan dari susu ibunya mulai menjadi cerewet dan
tidak henti-hentinya menangis. Ibunya menjadi panik, bingung dan cemas
mendengar tangisan anaknya yang sangat menyayat hati itu. Ia menoleh ke
kanan dan ke kiri serta lari ke sana ke sini mencari sesuap makanan atau
seteguk air yang dapat meringankan kelaparannya dan meredakan tangisan
anaknya, namun sia-sialah usahanya. Ia pergi berlari harwalah menuju
Bukit Safa kalau-kalau ia boleh mendapatkan sesuatu yang dapat
menolongnya tetapi hanya batu dan pasir yang didapatnya disitu,
kemudian dari Bukit Safa ia melihat bayangan air yang mengalir di atas
Bukit Marwah, dan larilah ia berharwahlah ke tempat itu, namun ternyata
bahawa yang disangkanya air adalah fatamorgana {bayangan} belaka dan
kembalilah ke Bukit Safa kerana mendengar seakan-akan ada suara yang
memanggilnya tetapi gagal dan melesetlah dugaannya.
58
Demikianlah maka kerana dorongan hajat hidupnya dan hidup
anaknya yang sangat disayangi, Hajar mundar-mundir berlari sampai tujuh
kali antara Bukit Safa dan Marwah yang pada akhirnya ia duduk
termenung merasa penat dan hampir berputus asa.Diriwayatkan bahawa
selagi Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa
kecuali dari rahmat Allah dan pertolongan-Nya, datanglah kepadanya
Malaikat Jibril bertanya: "Siapakah sebenarnya engkau ini?" "Aku adalah
hamba sahaya Ibrahim", jawab Hajar. "Kepada siapa engkau dititipkan di
sini?" tanya Jibril. "Hanya kepada Allah", jawab Hajar. Lalu berkata Jibril:
"Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat Yang Maha
Pemurah Lagi Maha Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi
keperluan hidupmu dan tidak akan mensia-siakan kepercayaan ayah
puteramu kepada-Nya."
Kemudian diajaklah Hajar mengikutinya pergi ke suatu tempat di
mana Jibril menginjakkan telapak kakinya kuat-kuat di atas tanah dan
segeralah memancur dari bekas telapak kaki itu air yang jernih dengan
kuasa Allah. Itulah dia mata air Zamzam yang sehingga kini dianggap
keramat oleh jemaah Haji, berdesakan sekelilingnya bagi mendapatkan
setitik atau seteguk air daripadanya dan kerana sejarahnya mata air itu
disebut orang "Injakan Jibril".
Alangkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur
itu. Segera ia membasahi bibir puteranya dengan air keramat itu dan
segera pula terlihat wajah puteranya segar kembali, demikian pula wajah si
59
ibu yang merasa sangat bahagia dengan datangnya mukjizat dari sisi
Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada
puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang
mencekam dada.Mancurnya air Zamzam telah menarik burung-burung
berterbangan mengelilingi daerah itu menarik pula perhatian sekelompok
bangsa Arab dari suku Jurhum yang merantau dan sedang berkhemah di
sekitar Makkah. Mereka mengetahui dari pengalaman bahawa di mana ada
terlihat burung di udara, nescaya dibawahnya terdapat air, maka diutuslah
oleh mereka beberapa orang untuk memeriksa kebenaran teori ini. Para
pemeriksa itu pergi mengunjungi daerah di mana Hajar berada, kemudian
kembali membawa berita gembira kepada kaumnya tentang mata air
Zamzam dan keadaan Hajar bersama puteranya. Segera sekelompok suku
Jurhum itu memindahkan perkhemahannya ke tempat sekitar Zamzam, di
mana kedatangan mereka disambut dengan gembira oleh Hajar kerana
adanya sekelompok suku Jurhum di sekitarnya, ia memperolehi jiran-jiran
yang akan menghilangkan kesunyian dan kesepian yang selama ini
dirasakan di dalam hidupnya berduaan dengan puteranya saja.
Hajar bersyukur kepada Allah yang dengan rahmatnya telah
membuka hati orang-orang itu cenderung datang meramaikan dan
memecahkan kesunyian lembah di mana ia ditinggalkan sendirian oleh
Ibrahim. Kisah tersebut di atas sangat inspiratif, Abu Lukman langsung
menanyakan kepada anak-anak yang ada di studio, maupun pendengar di
rumah untuk menyampaikannya melalui telepon tentang pelajaran atau
60
hikmah yang dapat diambil dalam kisah tersebut. Abu lukman juga
mendampingi anak-anak dalam menjawab dan juga tidak menyalahkan
apabila jawaban dari mereka tidak sesuai dengan cerita yang disampaikan.
Dari hikmah atau pelajaran yang telah disampaikan anak-anak, diulang
kembali pada akhir sesi pertama untuk mengingatkan apa saja yang harus
menjadi teladan dari tokoh teladan tersebut seperti : berkaitan tentang
ketaatan kepada Allah, orang tua, kesabaran, keimanan atas kekauasaan
dan pertolongan Allah yang berkaitan dengan ketauhidan.
Pada sesi berikutnya dihadirkan satu narasumber yang akan
memandu bimbingan tilawah Al-Qur’an yakni ustaz Ali Subhana. Beliau
merupakan seorang Hafiz (Penghafal Al-Qur’an) mempunyai pesantren
untuk membibit para penghafal Al-Qur’an, dan beliau juga mempunyai
buku pedoman dan pembelajaran untuk para peminat penghafal Al-Qur’an
yang dapat digunakan oleh usia anak-anak sampai dengan dewasa. Pada
sesi ini, anak-anak baik yang hadir di studio maupun yang mendengarkan
lewat radio dan menyaksikan melalui televisi ikut berpartisipasi dan
dibimbing langsung oleh ustaz Ali Subhana.
Dalam sesi tersebut, ustaz Ali akan memberikan arahan bagaimana
tata cara pengucara huruf demi huruf Al-Qur’an dalam buku pedomannya.
Seperti kaidah pengucapannya, baik tebal maupun tipisnya, jelas atau
samarnya, hingga panjang atau pendeknya. Ustaz ali juga akan
mengkoreksi bacaan anak-anak tersebut, kemudian dibimbing hingga
sesuai dengan kaidah yang baik dan benar. Setelah bimbingan tersebut
61
benar, maka akan dilanjutkan dengan hafalan surah Al-Qur’an, satu anak
menyetorkan hafalan 10-15 ayat setiap pertemuan atau ketika melalui
telepon. Metode ini sebagai langkah awal untuk menciptakan minat dan
keinginan kuat menghafal Al-Qur’an. Sesi bimbingan tilawah ini berjalan
kurang lebih 1 tahun, semenjak promosi sesi ini melalui media sosial
(Facebook), telah mendapatkan respon yang cukup baik yaitu lebih dari
1000 orang menyukai dan berkomentar positif.13
Pada akhir program kisah menawan sang teladan ini, penyiar dan
narasumber memberikan pengulangan kembali pelajaran dari kisah pada
sesi pertama, dan mengingatkan kembali tata cara membaca huruf dalam
Al-Qur’an. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kepada anak-anak agar
lebih menerapkannya dalam kehidupan, serta dalam membaca Al-Qur’an.
13 Lampiran dokumentasi promosi program & respon
62
BAB IV
ANLISIS PRODUKSI PROGRAM KISAH MENAWAN SANG TELADAN
Dalam suatu program di radio memiliki beberapa proses yang harus dilalui
sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) yang terdiri dari 3 tahap
penting, yaitu :
1. Pra Produksi, yang terdiri dari penemuan ide, perencanaan, dan persiapan
2. Produksi, yakni pelaksanaan proses siaran program
3. Pasca produksi, yakni evaluasi pada program acara setelah produksi.
Merujuk pada penjelasan di atas, maka program Kisah Menawan Sang
Teladan di Radio Rodja 75,6 AM melalui tiga tahapan, yaitu :
A. Pra Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan
Keberhasilan sebuah produksi siaran radio bisa dilihat dari seberapa
serius proses produksi ini dijalankan. Semakin baik perencanaannya, maka
semakin baik pula kerja tim yang kompak dan maksimal, juga mempengaruhi
keberhasilan dari suatu program di radio.
Pada stasiun radio, perencanaan program mencakup pemilihan format
dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audien yang
terdapat pada satu segmen audien berdasarkan demografi tertentu.
Perencanaan program radio juga mencakup mencari penyiar yang memiliki
kepribadiandengan gaya yang sesuai dengan format yang sudah dipilih radio
yang bersangkutan.1
1
Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana,
2008), cet.1, h.274.
63
Sebelum acara dimulai, tim produksi yakni produser, operator
produksi, penyiar, dan narasumber harus sudah stand by lebih kurang 30
menit untuk melakukan persiapan produksi dan untuk meminimalisir
kesalahan saat produksi. Untuk menarik minat pendengar, operator member
informasi melalui media online, seperti Facebook, Twitter bahwa program
Kisah Menawan Sang Teladan mulsi disiarkan. Operator produksi
mempersiapkan alat siaran seperti mixer, microphone, earphone, dan
komputer yang menunjang ketika proses produksi siaran berlangsung.2
1. Pencarian Ide dan Nama Program
Program Kisah Menawan Sang Teladan disiarkan on air oleh
Radio Rodja 75,6 AM setiap hari Minggu pagi, pada pukul 07.30 s/d
09.00 WIB. Program ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan
tentang para pejuang Islam di waktu santai, liburan sekolah dan menjadi
tempat belajar Al-Qur’an bagi anak-anak di seluruh Indonesia.
Radio rodja banyak menampung ide-ide, baik yang datang dari
tim produksi, para pembina, penasihat, bahkan melalui pendengar
langsung. Setelah itu, tim penanggung jawab program akan mengolah,
mendiskusikan, dan mempertimbangkan usulan program tersebut dengan
berbagai unsur.Agar tetap menjadi minat anak-anak, acara ini selalu
menceritakan kisah-kisah menawan para Nabi, Sahabat, dan para
pejuang agama Islam secara interaktif dan dengan bahasa yang mudah
dipahami. Selain itu, penyiar juga membawakan acara ini dengan teknik
2
Wawancara dengan Abu Lukman, tanggal 20 April 2014 di Kantor radio Rodja 75,6
AM, Bogor.
64
mendongeng, sehingga merangsang imajinasi, dimensi waktu dan ruang.
Seperti yang disampaikan oleh Abu Zuhri selaku Program Director di
kantor Radio Rodja :
Alur perencanaan nya, yang dilakukan yaitu pengumpulan saran-
saran, baik berupa masukan, atau ide-ide program itu biasa kita
terima dari berbagai kalangan. Adapun ide-ide program yang datang
kepada kita, masuk ke meja redaksi baik radio maupun tv rodja kami
tampung, lalu kami musyawarahkan kepada seluruh staf. Setelah
terpilih, kita buat perencanaan program nya, lalu kita buat bagaimana
berjalannya program tersebut, apa saja yang dibutuhkan, kita juga
melihat dampak sosial nya jika program itu di direalisasikan kepada
masyarakat.3
Dalam setiap ide pembahasan acara, pihak radio biasanya
menyerahkan kepada penyiar sebagai pengisi acara untuk menentukan
pembahasan pada setiap minggunya. Misalnya Abu Lukman selaku
penyiar pertama akan mengkisahkan kisah-kisah para Nabi, sedangkan
Kang Odja selaku penyiar kedua akan membahas kisah sahabat.
“Pada setiap tema pembahasan saya dan kang odja sebelumnya
sudah berkomunikasi agar tidak terjadi kesalahan, atau pengulangan
cerita, juga untuk membagi pembagian dalam setiap minggunya. Kita
mencari sumber-sumber yang shahih (kuat), dan kita Tafsiyah terlebih
dahulu. Kita membagi tugas seperti ketika saya mengkisahkan tentang
para Nabi, sedangkan kang odja menceritakan cerita sahabat”.4
Audien tidak saja melihat suatu program dari penampilannya
semata namun juga hal-hal yang berada di luar itu. Dengan demikian,
audien juga akan mempertimbangkan aspek-aspek, seperti kualitas,
nama, kemasan program dan bahkan perusahaan yang berada di
3
Wawancara dengan Abu Zuhri, tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM,
Bogor.
4Wawancara dengan Abu Lukman (penyiar), tanggal, 20 Maret 2014 di Studio radio
Rodja 75,6 AM, Bogor.
65
belakang suatu program dan media bersangkutan.5Dalam hal ini terdapat
dua hal yang sangat terkait dengan program sebagai suatu produk yaitu
merek dan kemasan. Nama Program, memilih suatu nama bagi suatu
program merupakan kegiatan yang penting ditinjau dari prespektif
promosi karena nama program berfungsi menyampaikan atribut dan
makna. Dalam memilih nama suatu program, pengelola program harus
memilih nama yang dapat menginformasikan konsep program yang
dapat membantu menempatakan atau memposisikan program di memori
otak audien.
Salah satu peran penting dari iklan yang terkait dengan strategi
nama adalah fungsinya yang penting dalam penciptaan dan pemeliharaan
ekuitas nama program (brand equity) atau disingkat “ekuitas program”
saja. Ekuitas program dapat didefinisikan sebagai suatu asset yang tak
terlihat (intangible asset) seperti nilai tambah atau nama baik (goodwill)
sebagai akibat dari image yang positif, kesan diferensiasi yang muncul
serta perasaan menyukai suatu program atau media penyiaran yang
menayangkan program bersangkutan.6
“Pengambilan nama program dilihat dari beberapa sisi, yang
pertama dapat diterima oleh masyarakat luas, walaupun Radio Rodja
identik dengan kajian-kajian, namun Radio Rodja berupaya membuat
nama program itu yang sesuai dan mudah dipahami oleh pendengar
maupun pemirsa, biasanya nama program disesuaikan dengan content
isinya, sehingga dengan mendengar nama programnya minimal sedikit
banyak sudah menjadi pengantar atau pendahuluan, bahwasannya
program yang akan disimak, ataupun yang akan didengar, mewakili
5Don E. Schultz, Stanley I. Tannenbaum dan Robert F. Lauterborn, Integrated Marketing
Communication : Putting it Together an Making it Work, NTC Publishing Group, hlm. 72 dalam
Belch, hlm. 60. 6
Dalam George E. Belch & Michael A. Belch, Op. cit., hlm. 60.
66
akan makna program tersebut, sehingga mereka sudah tau. Contohnya :
kisah menawan sang teladan, tentunya ketika orang pertama kali
mendengar atau membaca, maka yang akan terbayang atau tergambar
dari fikiran mereka adalah kisah-kisah ataupun biografi orang-orang
yang patut diteladani. Satu sisi untuk memberikan informasi utama
kepada anak-anak, kedua memberikan rasa ketertarikan, dan
mendorong keinginan kuat untuk mengambil faidah dengan menyimak
melalui program yang akan ditayangkan”.7
2. Format Program
Program Kisah Menawan Sang Teladan ini menggunakan format
interactive, yaitu baik penyiar, pendengar, daan narasumber akan
berinteraksi baik dalam segmen Kisah Menawan Sang Teladan maupun
dalam segmen Bimbingan Tilawah Al-Qur’an. Pendengar dapat juga
berkomunikasi melalui line telephone untuk memberikan pelajaran atau
hikmah dari cerita yang disampaikan oleh penyiar. Atau jika tidak,
pendengar bisa mengirimkan pesan singkat ke nomor yang telah
disediakan oleh pihak radio. Produser membuatkan roundown agar waktu
yang telah disediakan bisa digunakan sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan.
“interaktif kita hanya sebatas telepon dan sms saja. Dimana saat
itu kita hanya menyampaikan kisah, lalu kita meminta pendengar untuk
menelepon dan mengirimkan pesan singkat sebagai wujud interaksi
mereka dengan kita, dan sejauh mana pemahaman mereka dalam
menyimak dapat kita ketahui melalui sms dan telepon, maka dengan
hadirnya terkoneksi juga dengan televisi, lebih dapat interaktif antara
penyiar dengan pendengar, dan juga agar lebih menarik, karena
mayoritas anak-anak lebih suka audiovisual”.8
7Wawancara dengan Abu Zuhri, tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM,
Bogor.
8Wawancara dengan Abu Lukman, tanggal 20 April 2014 di Kantor radio Rodja 75,6
AM, Bogor.
67
3. Materi
Untuk menentukan materi yang dibawakan pada setiap siaran
acara Kisah Menawan Sang teladan, penyiar selaku pengisi acara
menentukan sendiri materi yang akan dibahas pada setiap minggunya,
namun dengan diskusi dengan pembina dan penasihat untuk mencegah
kesalahan, serta mendapatkan masukan atau saran dari para ustaz.
“Dalam materi diserahkan kepada pengisi acara (penyiar) yaitu saya sendiri (Abu Lukman) dan Kang odja, untuk penyampaian materinya tidak akan bentrok, karena kita sudah berkomunikasi sebelumnya, untuk saat ini contohnya saya (Abu Lukman) memegang kisah para nabi selain Nabi Muhammad SAW, sedangkan kang odja memegang kisah Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya juga ada kisah sahabat, dimana saya (Abu Lukman) kisah sahabat, kang odja akan mengkisahkan ulama, begitupun sebaliknya. Ada perencanaan materi, diserahkan kepada masing-masing pembawa acara dan tidak harus berurut, seperti saya mengkisahkan Nabi Adam AS, ke Nabi Nuh AS, lalu ke Nabi Ibrahim AS”.
9
Penyiar bebas menyampaikan materi yang akan disampaikan
kepada pendengar, dengan sumber yang shahih dan didiskusikan terlebih
dahulu kepada para pembiana dan penasihat, setelah penyiar menentukan
tema pembahasan.
4. Pengisi Acara
a. Penyiar
Penyiar bertugas untuk memimpin jalannya acara siaran.
Penyiarlah akan membuka dan menutup acara, dan juga yang akan
membacakan kisah para nabi dan sahabat. Kecakapan dan
keterampilan penyiar radio juga sangat mempengaruhi suksesnya
program siaran tersebut.
9
Wawancara dengan Abu Lukman (Penyiar), tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio
Rodja 75,6 AM, Bogor.
68
Abu Lukman adalah penyiar Program Kisah Menawan Sang
Teladan di Radio Rodja 75,6 AM yang beralamat di Jl. Kp. Tengah
Cileungsi, Bogor. Beliau sudah menjadi penyiar, mulai dari awal
pembangunan radio yang hanya komunitas, hingga bisa dinikmati
seluruh Indonesia. Beliau juga sebagai pembawa acara televisi di Tv
Rodja selama dua tahun, dalam dua program kajian islam.10
Oleh
karena itu, Abu lukman dipercaya sebagai salah satu penyiar dalam
mengisi acara tersebut, karena memiliki wawasan luas,
berpengalaman, mampu menghidupkan materi, serta dapat
berimprovisasi. Dalam program kisah menawan sang teladan ini,
dituntut untuk mampu berinteraksi dengan anak-anak sebagai
pendengar, dan juga berimprovisasi agar acara lebih hidup.
b. Narasumber
Narasumber Program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja
75,6 AM yakni Utadz Abu Unaish Ali Subhana. Beliau memiliki
banyak pengalaman dalam mencetak penghafal Al-Qur’an dari mulai
anak-anak, hal ini bisa diketahui dengan beliau menjadi pengajar
dalam pesantren dibawah naungan Radio Rodja.11
Dan sudah barang
tentu, beliau berkompeten dalam membimbing pendengar dalam
membaca Al-Qur’an.
10
Wawancara dengan Abu Lukman (Penyiar), tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio
Rodja 75,6 AM, Bogor.
11Wawancara dengan Abu Zuhri, tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM,
Bogor.
69
5. Waktu Siaran
Program Kisah Menawan Sang Teladan disiarkan setiap hari
Minggu, selama 90 Menit mulai dari pukull 07.30-09.00 WIB, live dari
studio di Rodja 75,6 AM.
“pemilihan waktu tersebut karena hari minggu dimana anak-
anak bisa berkumpul, ada waktu luang di hari tersebut. maka dipilih
hari tersebut, dengan harapan bisa lebih dinikmati dan
dimanfaatkan. Pagi hari karena fikiran mereka masih fresh, masih
jernih, sehingga siap untuk menerima pelaran-pelajaran, karena
memang dari sisi psikologis, pagi hari anak-anak akan lebih siap
menerima pelajaran, mudah memahami apa yang disampaikan, dan
langsung dicerna, oleh sebab itu kita juga mengundang mereka
untuk interaktif, apa yang bisa mereka fahami dari kisah tersebut,
dan apa yang dapat mereka ambil kesimpulan dari kisah yang telah
mereka dengarkan.”12
6. Biaya Produksi
Sumber biaya produksi acara Kisah Menawan Sang Teladan ini
bersumber dari para donator, para pembina dan penasihat, juga hasil
penjualan buku yang diterbitkan oleh ustaz-ustaz di Radio Rodja 75,6
AM.13
B. Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan
Setelah proses perencanaan selesai dilaksanakan, tahap selanjutnya
adalah proses produksi. Dalam produksi, kesalahan teknis maupun non-teknis
perlu dihindari, karena kesalahan tersebut dapat memepengaruhi kualitas
produksi siaran. Dalam proses produksi program acara Kisah Menawan Sang
Teladan dilibatkan seorang produser, operator produksi, penyiar, dan
12Wawancara dengan Abu Zuhri, tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM.
13Wawancara dengan Abu Zuhri, tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM.
70
narasumber. Keempat komponen ini sangat berpengaruh terhadap jalannya
produksi acara. Jika salah satu saja dari mereka tidak ada, maka produksi tidak
akan berjalan baik dan lancar.
1. Pelaksanaan Siaran
“Seiring berjalannya waktu sudah secara otomatis terprogram.
Sebelum masuk waktu tayang, biasanya kisah itu sudah siap, maka
ketika waktunya sudah masuk, maka bisa langsung menyajikannya
kepada pendengar. Tim kreatif, kameramen, serta tim khusus yang
mengarahkannya (floor director) akan mengarahkan anak-anak yang
nanti berkumpul disitu, sebelum tayang biasanya kita persiapkan. Anak-
anak yang berasal dari lembaga pendidikan baik di Jakarta, maupun di
luar, biasanya kita undang untuk ikut serta dalam program tersebut, dan
juga akan diikutsertakan dalam program tilawatil Qur’an dan
tajwidnya”.14
Penyiar bertugas untuk membuka, membacakan kisah teladan,
berinteraksi kepada pendegar, sebagai moderator dalam segmen
bimbingan tilawah Al-Qur’an, dan sebagai penutup acara. Ketika ada
telepon, penyiarlah yang menyapa dan menanyakan nama serta alamat si
penelepon, setelah itu penelepon dipersilahkan memberikan pelajaran atas
kisah yang telah dibacakan oleh penyiar, dan juga menyampaikan salam-
salam.
Dalam hal ini penyiar harus memiliki sifat luwes dan kemampuan
berkomunikasi yang bagus. Kriteria lain, penyiar harus memiliki wawasan
keilmuwan tentang agama islam yang cukup, karena acara yang
dibawakan bermuatan dakwah.
Operator produksi bertugas menyiapkan dan mengoperasikan segala
alat yang dibutuhkan ketika proses siaran berlangsung. Seperti :
14
Wawancara dengan Abu Zuhri, tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM.
71
microphone, earphone, computer, dan lain sebagainya. Operator juga
bertugas menerima dan menyaring telepon dan sms yang masuk agar tidak
terjadi gangguan. Kekompakan antara operator dan penyiar harus terjalin
dengan baik, agar proses produksi berjalan dengan lancar.
Produser acara tentunya bertugas mengawasi jalannya acara, untuk
meminimalisir kesalahan selama proses produksi berlangsung.
2. Materi Produksi
Materi yang disampaikan dalam program acara Kisah Menawan
Sang Teladan ini adalah mengenai kisah perjuangan para Nabi, Sahabat
Nabi, dan kisah Ulama terdahulu dalam meperjuangkan agama Islam.
Kisah tersebut dikemas secara menarik, dengan bahasa yang sederhana,
dan berdasarkan sumber yang shahih serta dengan tafshiyah kepada para
penasihat terlebih dahulu.
Adapun materi yang disampaikan pada tanggal 23 Februari, 9, 23
Maret, 6, 20 April 2014, yakni menganai Kisah Nabi Ibrahim AS yang
mendapatkan gelar kekasih khalilullah (Kekasih Allah). Abu Lukman
menceritakan bagaimana proses Nabi Ibrahim AS dalam mencari Tuhan,
yakni dengan menduga matahari dan bulan sebagai Tuhan-nya, hingga
sadarnya akan Allah sebagai Tuhan. Ibrahim yang sudah bertekad ingin
memerangi kesyirikan dan penyembahan berhala yang berlaku di dalam
kaumnya ingin mempertebal iman dan keyakinannya lebih dulu, untuk
menenteramkan hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang
mungkin mangganggu pikirannya dengan memohon kepada Allah agar
72
diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan kembali
makhluk-makhluk yang sudah mati.
Allah SWT Berfirman :
Artinya : “dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku,
perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang
mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab:
"Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan
imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor
burung, lalu cincanglah semuanya olehmu15
. (Allah berfirman): "Lalu
letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu,
kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan
segera." dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS.Al-Baqarah : 260)
15Pendapat diatas adalah menurut At-Thabari dan Ibnu Katsir, sedang menurut Abu
Muslim Al Ashfahani pengertian ayat diatas bahwa Allah memberi penjelasan kepada Nabi
Ibrahim a.s. tentang cara Dia menghidupkan orang-orang yang mati. Disuruh-Nya Nabi Ibrahim
a.s. mengambil empat ekor burung lalu memeliharanya dan menjinakkannya hingga burung itu
dapat datang seketika, bilamana dipanggil. Kemudian, burung-burung yang sudah pandai itu,
diletakkan di atas tiap-tiap bukit seekor, lalu burung-burung itu dipanggil dengan satu
tepukan/seruan, niscaya burung-burung itu akan datang dengan segera, walaupun tempatnya
terpisah-pisah dan berjauhan. Maka demikian pula Allah menghidupkan orang-orang yang mati
yang tersebar di mana-mana, dengan satu kalimat cipta hiduplah kamu semua pastilah mereka itu
hidup kembali. Jadi menurut Abu Muslim sighat amr (bentuk kata perintah) dalam ayat ini,
pengertiannya khabar (bentuk berita) sebagai cara penjelasan. Pendapat beliau ini dianut pula oleh
Ar Razy dan Rasyid Ridha.
73
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Mu’ammar dari Zaid bin
Aslam bahwasanya Namrudz memiliki berbagai makanan, orang-orang
beramai-ramai datang untuk mendapatkan persediaan makanan, termasuk
Ibrahim datang untuk mendapatkannya. Sebelumnya Ibrahim pernah
bertemu dengan Namrudz sehingga terjadi perdebatan. Ibrahim tidak diberi
bahan makanan, ia keluar tanpa mendapatkan makanan sedikitpun. Ketika
telah dekat dengan rumahnya, Ibrahim menghampiri gundukan pasir dan
memenuhi kedua kantungnya dengan pasir tersebut seraya berkata: “Bila
aku telah sampai kepada keluargaku, maka aku akan menyibukkan keluarga
(dengan pasir ini).”
Ketika sampai dirumah dan bertemu dengan keluarganya, Ibrahim
kemudian meletakan bawaannya, lalu berbaring dan tidur. Selanjutnya
istrinya, Sarah berdiri dan melihat kedua kantung yang dibawa suaminya,
ternyata keduanya berisi bahan makanan. Maka ia segera memasaknya dan
menyajikannya sebagai makanan.
Diselamatkan ketika dibakar, Sebagian ulama Salaf menyebutkan
bahwa ketika Jibril menampakkan dirinya kepada Ibrahim di udara, ia
bertanya kepada Ibrahim apakah Ibrahim memerlukan bantuan, kemudian
Ibrahim menjawab tidak perlu bantuan. Diriwayatkandari Ibnu Abbas dan
Sa'id bin Jubair mengisahkan bahwa, Malaikat Ar-Ra'd (malaikat pengatur
awan dan hujan) mengatakan, "Kapan saja aku diperintah, maka aku akan
menurunkan hujan, namun firman Allah lebih cepat,
74
Artinya : "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim".(QS.Al-Anbiyaa: 69)
Menurut Ka'ab al-Ahbar mengatakan, Saat itu seluruh penduduk
bumi tidak bisa menyalakan api, sedangkan Ibrahim tidak terbakar
sedikitpun selain tali yang mengikat dirinya.Ad-Dhahak mengatakan,
Diriwayatkan bahwa Jibril mengusap keringat Ibrahim dari wajahnya dan
tidak ada yang tersentuh api kecuali keringatnya.
As-Suddiy mengatakan, Saat itu Ibrahim didampingi oleh Malaikat
Azh-Zhil (malaikat pemberi naungan), sehingga saat itu Ibrahim yang
berada di kobaran api, sebenarnya ia berada di taman hijau. Orang-orang
melihatnya dan tidak mampu mencapai padanya dan ia pun tidak keluar
untuk menemui mereka. Ketika Ibrahim dilemparkan kedalam kobaran api
besar semua hewan dimuka bumi berusaha memadamkan api tersebut,
kecuali tokek yang berusaha membuat api semakin besar.
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir dengan sanad shahih dari Jarikh
pada firman Allah: "Ketika Ibrahim berkata pada ayahnya azar,
75
Artinya : “dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya
Aazar16
, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-
tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan
yang nyata." (QS. Al-An’am:74)
Diantara mufassirin berpendapat bahwa azar bukan ayahnya namun
pamannya. Al-Qur'an hanya menjelaskan bahwa Ibrahim adalah putra
Aazar, ayah Ibrahim sama sebagaimana kaumnya yang lain, bertuhan dan
menyembah berhala, ia adalah pembuat dan pedagang patung-patung yang
dibuat dan dipahatnya sendiri dan dariya orang membeli patung-patung
yang dijadikan persembahan. Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban
pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang lain ialah
menyadarkan ayah kandungnya dulu orang yang terdekat kepadanya
bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu
adalah perbuatan yang sesat dan bodoh. Ia merasakan bahwa kebaktian
kepada ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar
melepaskan kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada
Allah Yang Maha Kuasa.
Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh
seorang anak terhadap orang tuanya dan dengan kata-kata yang halus ia
datang kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia diutuskan oleh Allah
sebagai nabi dan rasul dan bahwa ia telah diilhamkan dengan pengetahuan
dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia bertanya kepada ayahnya
16
Di antara mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
Abiihi (bapaknya) ialah pamannya.
76
dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya untuk
menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui
bahwa berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dapat
mendatangkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian
atau musibah. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan
kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran setan yang memang
menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi. Ia
berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan
ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada
Allah yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan
memberi mereka rezeki dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi
dengan segala isinya kepada manusia.
Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar
kata-kata seruan puteranya Ibrahim yang ditanggapinya sebagai dosa dan
hal yang kurang patut bahwa puteranya telah berani mengecam dan
menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajakkannya untuk
meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama
yang ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi
dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam makian namun
seakan-akan tidak ada hubungan di antara mereka. Ia berkata kepada Nabi
Ibrahim dengan nada gusar: "Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari
kepercayaan dan persembahanku? Dan kepercayaan apakah yang engkau
berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah
77
engkau membangkitkan amarahku dan coba mendurhakaiku. Jika engkau
tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama ayahmu tidak engkau
hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku,
maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi tinggal bersama
denganmu di dalam suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau
dari mukaku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan
engkau."
Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata
kasarnya dengan sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seraya
berkata: "Wahai ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap
memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dengan
persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi
orang yang celaka dan malang dengan doaku untukmu." Lalu keluarlah
Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih karena gagal
mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan kafir.
Kegagalan Ibrahim dalam usahanya menyadarkan ayahnya yang
tersesat itu sangat menusuk hatinya kerana ia sebagai putera yang baik
ingin sekali melihat ayahnya berada dalam jalan yang benar terangkat dari
lembah kesesatan dan syirik namun ia sadar bahwa hidayah itu adalah di
tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dengan sepenuh hatinya agar
ayahnya mendapat hidayah, bila belum dikehendaki oleh Allah maka sia-
sialah keinginan dan usahanya. Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya
dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit pun memengaruhi
78
ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya untuk berjalan terus
memberi penerangan kepada kaumnya untuk menyapu bersih
persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan
yang bertentangan dengan tauhid dan iman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak
kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang kepercayaan yang mereka
anut dan ajaran yang ia bawa, dan ternyata bahwa apabila mereka sudah
tidak berdaya menolak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang
dikemukakan oleh Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan
kepercayaan mereka maka dalil dan alasan yang usanglah yang mereka
kemukakan yaitu bahwa mereka hanya meneruskan apa yang bapak-bapak
dan nenek moyang mereka lakukan sejak turun-temurun dan sesekali
mereka tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yang telah mereka
warisi.
Ibrahim pada akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi untuk berdebat
dan bermujadalah dengan kaumnya yang keras kepala dan yang tidak mau
menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yang dikemukakan oleh beliau
dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan bahawa mereka tidak akan
menyimpang daripada cara persembahan nenek moyang mereka, walaupun
telah Ibrahim menasihati mereka berkali-kali bahawa mereka dan bapak-
bapak mereka keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan. Ibrahim
kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan
perbuatan yang nyata yang dapat mereka lihat dengan mata kepala mereka
79
sendiri bahwa berhala-berhala dan patung-patung mereka betul-betul tidak
berguna bagi mereka dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya
sendiri.
Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan
Babilonia bahwa setiap tahun mereka keluar kota beramai-ramai pada
suatu hari raya yang mereka anggap sebagai keramat. Berhari-hari mereka
tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkemah dengan membawa
perbekalan makanan dan minuman yang cukup. Mereka bersuka ria dan
bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mereka kosong dan
sunyi. Mereka berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar
meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci
itu. Ibrahim yang juga turut diajak untuk turut serta berlagak berpura-pura
sakit dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mereka merasa khawatir
bahwa penyakit Ibrahim yang dibuat-buat itu akan menular dan menjalar
di kalangan mereka bila ia turut serta.
"Inilah dia kesempatan yang ku nantikan." kata hati Ibrahim tatkala
melihat kota sudah kosong dari penduduknya, sunyi senyap tidak
terdengar kecuali suara burung-burung yang berkicau, suara daun-daun
pohon yang gemerisik ditiup angin kencang. Dengan membawa sebuah
kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yang
sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan
patung-patung yang terlihat diserambi tempat peribadatan itu. Sambil
menunjuk kepada sesaji bunga-bunga dan makanan yang berada di setiap
80
kaki patung berkata Ibrahim, mengejek: "Mengapa kamu tidak makan
makanan yang lezat yang disajikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan
berkata-katalah kamu." Kemudian ditendang, ditamparlah patung-patung
itu dan dihancurkannya berpotong-potong dengan kapak yang berada di
tangannya. Patung yang besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu yang
pada lehernya dikalungkanlah kapak Ibrahim itu.
Terkejutlah para penduduk, ketika pulang dari berpesta dari luar kota
dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mereka hancur
berantakan dan menjadi potongan-potongan terserak-serak di atas lantai.
Bertanyalah satu kepada yang lain dengan nada heran dan takjub:
"Gerangan siapakah yang telah berani melakukan perbuatan yang jahat
dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan mereka ini?" Berkata
salah seorang di antara mereka:"Ada kemungkinan bahwa orang yang
selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yang bernama
Ibrahim itulah yang melakukan perbuatan yang berani ini." Seorang yang
lain menambah keterangan dengan berkata:"Bahkan dialah yang pasti
berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota
sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu."
Selidik punya selidik, akhirnya terdapat kepastian yang tidak diragukan
lagi bahwa Ibrahimlah yang merusakkan dan memusnahkan patung-patung
itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap
suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dapat diampuni terhadap
kepercayaan dan persembahan mereka. Suara marah, jengkel dan kutukan
81
terdengar dari segala penjuru, yang menuntut agar si pelaku diminta
bertanggungjawab dalam suatu pengadilan terbuka, dimana seluruh rakyat
penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya.
Memang itulah yang diharapkan oleh Ibrahim agar pengadilannya
dilakukan secara terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut
menyaksikannya. Karena dengan cara demikian beliau dapat secara tersirat
berdakwah menyerang kepercayaan mereka yang bathil dan sesat itu,
sambil menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang ia bawa,
kalau di antara yang hadir ada yang masih boleh diharapkan terbuka
hatinya bagi iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan. Hari
pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-
duyung mengujungi padang terbuka yang disediakan bagi sidang
pengadilan itu.
Ketika Ibrahim datang menghadap Namrudz yang akan mengadili ia
disambut oleh para hadirin dengan teriakan kutukan dan cacian,
menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau
yang telah berani menghancurkan persembahan mereka. Ditanyalah
Ibrahim oleh Namrud:"Apakah engkau yang melakukan penghancuran
dan merusakkan tuhan-tuhan kami?" Dengan tenang dan sikap dingin,
Ibrahim menjawab:"Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya
itulah yang melakukannya. Coba tanya saja kepada patung-patung itu
siapakah yang menghancurkannya." Namrudz pun terdiam sejenak.
Kemudian beliau berkata:" Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu
82
tidak dapat berbicara dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya
kepadanya?" Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh Ibrahim,
maka sebagai jawaban atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato
membentangkan kebathilan persembahan mereka, yang mereka
pertahankan mati-matian, semata-mata hanya karena adat itu adalah
warisan nenek-moyang. Berkata Ibrahim kepada Namrud itu:"Jika
demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak
dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak
dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat
menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya
kamu dengan kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat
kamu berfikir dengan akal yang sehat bahwa persembahan kamu adalah
perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan. Mengapa kamu
tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam
sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi
dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu
itu."
Setelah selesai Ibrahim menguraikan pidatonya itu, Namrudz
mencetuskan keputusan bahwa Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai
ganjaran atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan
mereka, maka berserulah para hakim kepada rakyat yang hadir
menyaksikan pengadilan itu:"Bakarlah ia dan belalah tuhan-tuhanmu, jika
kamu benar-benar setia kepadanya."
83
Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke
dalam bukit api yang menyala-nyala itu, Ibrahim tetap menunjukkan sikap
tenang dan tawakkal karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak
akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan korban
keganasan orang-orang kafir musuh Allah, dan memang demikianlah apa
yang terjadi ketika ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia
merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali
temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus,
sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak
sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu mukjizat yang
diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, Ibrahim, agar dapat
melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada
hamba-hamba Allah yang tersesat itu.
Kesabaran dalam mendakwahkan Islam, baik terhadap orang tuanya
sendiri yang kafir, kepada raja namrud yang mengaku dirinya Tuhan. Pesan
dakwah yang dapat diambil dari kisah tersebut, yakni tentang tauhid,
tentang kesabaran dalam berdakwah, dan bersikap baik terhadap orang tua.
Pelajaran tersebut yang banyak disampaikan oleh anak-anak selaku
pendengar.
Begitu pula kisah Nabi Ismail AS, Abu Lukman menceritakan nya
sangat menarik yakni dengan menggambarkan se-olah menjadi 2 tokoh
tersebut ketika berdialog (Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail) ketika
84
diperintahkan untuk menyembelih Nabi Ismail AS. Abu Lukman
menceritakannya sebagai berikut :
Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim a.s.
mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya. Dan
mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara-cara turunnya wahyu Allah,
maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh
Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung memikirkan ujian yang maha
berat yang ia hadapi. Sebagai seorang ayah yang dikurniai seorang putera
yang sejak puluhan tahun diharap-harapkan dan didambakan, seorang
putera yang telah mencapai usia di mana jasa-jasanya sudah dapat
dimanfaatkan oleh si ayah, seorang putera yang diharapkan menjadi
pewarisnya dan penyambung kelangsungan keturunannya, tiba-tiba harus
dijadikan qurban dan harus direnggut nyawa oleh tangan si ayah sendiri.
Namun ia sebagai seorang Nabi, utusan Allah dan pembawa agama
yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam
bertaat kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan menempatkan
cintanya kepada Allah di atas cintanya kepada anak, isteri, harta benda dan
lain-lain. Ia harus melaksanakan perintah Allah yang diwahyukan melalui
mimpinya, apa pun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah
itu.
Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun
sesuai dengan firman Allah yang bermaksud: "Allah lebih mengetahui di
mana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalahnya". Nabi Ibrahim
85
tidak membuang masa lagi, berazam (niat) tetap akan menyembelih Nabi
Ismail puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang telah
diterimanya. Dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke
Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang
Allah perintahkan.
Nabi Ismail sebagai anak yang soleh yang sangat taat kepada Allah
dan bakti kepada orang tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud
kedatangannya kali ini tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang berkata kepada
ayahnya:"Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan
oleh Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku insya-Allah sebagai
seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam
melaksanakan perintah Allah itu, agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya
aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, kedua agar
menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan
menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila
melihatnya, ketiga tajamkanlah parangmu dan percepatkanlah
perlaksanaan penyembelihan agar meringankan penderitaan dan rasa
pedihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku
berikanlah kepadanya pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya dalam
kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera
tunggalnya."
Kemudian dipeluknyalah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi
Ibrahim seraya berkata: "Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang
86
taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang dengan ikhlas hati
menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah".Saat
penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan
kaki Ismail, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam
yang sudah tersedia dan sambil memegang parang di tangannya, kedua
mata nabi Ibrahim yang tergenang air berpindah memandang dari wajah
puteranya ke parang yang mengilap di tangannya, seakan-akan pada masa
itu hati beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di
satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain.
Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan
pada leher Nabi Ismail dan penyembelihan di lakukan . Akan tetapi apa
daya, parang yang sudah demikian tajamnya itu ternyata menjadi tumpul
dileher Nabi Ismail dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan
sebagaimana diharapkan. Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari
Allah yang menegaskan bahwa perintah perkorbanan Ismail itu hanya suatu
ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan taat
mereka kepada Allah.
Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu.
Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan perkorbanan
puteranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi
Ismail tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam memperagakan
kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan
jiwa raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa
87
bahwa parang itu tidak lut memotong lehernya, berkatalah ia kepada
ayahnya:" Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati
memotong leherku karena melihat wajahku, cubalah telangkupkan aku dan
laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku. "Akan tetapi parang itu
tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik darah pun dari daging Ismail
walau ia telah ditelangkupkan dan dicuba memotong lehernya dari
belakang.
Dalam keadaan bingung dan sedih hati, kerana gagal dalam
usahanya menyembelih puteranya, datanglah kepada Nabi Ibrahim
wahyu Allah dengan firmannya: "Wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil
melaksanakan mimpimu, demikianlah kami akan membalas orang-
orang yang berbuat kebajikan". Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa,
Ismail telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim
menyembelih seekor Qibas yang telah tersedia di sampingnya dan
segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang
tumpul di leher puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah
berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap Hari Raya Idul
Adha di seluruh pelosok dunia.
Pada tanggal 13 April 2014, Abu Lukman juga menceritakan
tentang Sahabat Nabi yang bernama Salman Al-Farisi. Beliau merupakan
seorang muallaf yang berasal dari agama majusi, kemudian berpindah ke
agama nasrani, hingga masuknya ke agama Islam. Hal ini dalam rangka
perjalanan beliau dalam mencari keimanan dan kebenaran. Di negerinya
88
Persia, Salman radhiyallahu 'anhu telah mempunyai pengalaman luas
tentang teknik dan sarana perang, begitu pun tentang siasat dan liku-
likunya. Maka tampillah ia mengajukan suatu usul kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam yaitu suatu rencana yang belum pernah
dikenal oleh orang-orang Arab dalam peperangan mereka selama ini.
Rencana itu berupa penggalian khandaq atau parit perlindungan sepanjang
daerah terbuka sekeliling kota madinah.
Sewaktu menggali parit, Salman radhiyallahu 'anhu tidak
ketinggalan bekerja bersama Kaum Muslimin yang sibuk menggali tanah.
Juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ikut membelah batu.
Kebetulan di tempat penggalian Salman radhiyallahu 'anhu bersama
kawan-kawannya, mereka terbentur pada sebuah batu besar. Padahal
Salman radhiyallahu 'anhu seorang yang berpostur kuat dan bertenaga
besar. Sekali ayun dari lengannya yang kuat akan dapat membelah batu
dan memecahnya menjadi pecahan-pecahan kecil. Tetapi menghadapi batu
besar ini ia tak berdaya, sedang bantuan dari teman-temannya hanya
menghasilkan kegagalan belaka.
Salman radhiyallahu 'anhu pergi mendapatkan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan minta idzin mengalihkan jalur parit dari
garis semula, untuk menghindari batu besar yang tak tergoyahkan itu.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun pergi bersama Salman
radhiyallahu 'anhu untuk melihat sendiri keadaan tempat dan batu besar
tadi. Dan setelah menyaksikannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
89
meminta sebuah tembilang dan menyuruh para shahabat mundur dan
menghindarkan diri dari pecahan-pecahan batu itu nanti. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam lalu membaca basmalah dan mengangkat
kedua tangannya yang mulia yang sedang memegang erat alat itu, dan
dengan sekuat tenaga diarahkan ke batu besar itu. Kemudian batu itu
terbelah dan dari celah belahannya yang besar keluar lambaian api yang
tinggi dan menerangi. "Saya lihat lambaian api itu menerangi pinggiran
kota Madinah", kata Salman radhiyallahu 'anhu, sementara Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan takbir, sabdanya: “Allah Maha
Besar, aku telah dikaruniai kunci-kunci istana negeri Persi, dan dari
lambaian api tadi nampak olehku dengan nyata istana-istana kerajaan
Hirah begitu pun kota-kota maharaja Persi dan bahwa ummatku akan
menguasai semua itu”.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat alat itu
kembali dan memukulkannya ke batu untuk kedua kalinya. Maka
tampaklah seperti semula tadi, pecahan batu besar itu menyemburkan
lambaian api yang tinggi dan menerangi, sementara Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bertakbir sabdanya: “Allah Maha Besar, aku telah
dikaruniai kunci-kunci negeri Romawi, dan tampak nyata olehku istana-
istana merahnya, dan bahwa ummatku akan menguasainya”.Kemudian
dipukulkannya untuk ketiga kali, dan batu besar itu pun menyerah pecah
berderai, sementara sinar yang terpancar daripadanya amat nyala dan
90
terang temarang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun mengucapkan
la ilaha illallah diikuti dengan gemuruh oleh kaum Muslimin.
Lalu diceritakanlah oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bahwa beliau sekarang melihat istana-istana dan mahligai-mahligai di
Syria maupun Shan'a, begitu pun di daerah-daerah lain yang suatu ketika
nanti akan berada di bawah naungan bendera Allah yang berkibar. Maka
dengan keimanan penuh Kaum Muslimin pun serentak berseru: Inilah
yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya, dan bukti kebenaran Allah dan
Rasul-Nya.Setelah meninggalnya Nabi Muhammad, ia dikirim untuk
menjadi gubernur di daerah kelahirannya, hingga ia wafat. Beliau
merupakan sahabat yang sangat melindungi Nabi SAW dalam peperangan
tersebut, dan beliau juga terkenal sebagai panglima perang yang tangguh.
Melalui kisah-kisah tersebut, Abu lukman pada akhir cerita akan
menanyakan pelajaran atau hikmah yang dapat diambil baik dari anak-
anak yang hadir maupun dari melalui telepon. Anak-anak dibebaskan
untuk mengutarakan pelajaran yang disampaikan, lalu ditambahkan atau
dikoreksi kembali oleh Abu Lukman.
3. Pelaksana Produksi
Produser dan Program Director : Abu Zuhri
Penyiar dan pengisi acara : Abu Lukman dan Kang Odja
Narasumber dalam segmen : Ustadz Abu Unaish Ali Subhana
Bimbingan tilawah Al-Qur’an
Operator Produksi : Ka Dani dan Ka Ari
91
4. Sarana dan Pra Sarana Produksi
Dalam kegiatan produksi, dibutuhkan peralatan yang dibutuhkan
untuk mendukung jalannya proses produksi dengan baik. Adapun
beberapa peralatan yang digunakan dalam proses produksi acara Kisah
Menawan Sang Teladan, yakni :
1. Mixer, digunakan untuk mengatur suara. Baik dari dalam studio ataupun
suara penelepon yang masuk ketika siaran sedang berlangsung.
2.Pemancar Radio, digunakan untuk menyebarluaskan jangkauan siaran.
a. Micropone, digunakan agar kualitas suara penyiar dan narasumber
terdengar dengan jelas ke pendengar
b. Earphone, digunakan untuk memonitor suara
c. Recorder, digunakan untuk merekam siaran yang berlangsung
d. Computer, digunakan untuk memutar lagu dan menerima sms yang
masuk dan ditampilkan dimonitor.
Prasarana juga dibutuhkan untuk menunjang jalannya proses
produksi. Setidaknya ada beberapa prasarana penunjang produksi di
studio siaran, diantaranya :
a. Ruang strudio yang nyaman (ber-AC)
b. Ruangan yang tidak bising dan kedap suara
c. Properti pendukung, seperti sofa, meja, dan mini panggung
5. Set up dan Rehearsal
Dalam acara Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6
AM, set up dan rehearsal terkadang dilakukan oleh tim produksi. Untuk
92
set up atau persiapan yang bersifat teknis, biasanya tim produksi
melakukannya setegah jam sebelum acara dimulai yaitu, jam 07.00 WIB
mereka hanya mengecek persiapan peralatan seperti, mixer, earphone,
microphone, computer serta peralatan lainnya.
Tim produksi termasuk pengisi acara sebelumnya sudah mengetahui
apa yang menjadi tema pembahasan dalam acara Kisah Menawan Sang
Teladan tersebut, karena pengisi acara merangkap sebagai penyiar yang
menentukan tema pembahasan cerita, yang sebelumnya telah didiskusikan
kepada penasihat dan pembina. Tim produksi hanya memastikan
narasumber bimbingan tilawah Al-Qur’an dapat hadir dalam setiap
minggunya.
C. Pasca Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan
Pasca produksi merupakan tahapan terakhir dari seluruh rangkaian
proses produksi sebuah acara di radio. Pada tahap ini dilakukan evaluasi acara
mulai dari awal hingga akhir siaran setiap minggunya. Tujuan diadakannya
evaluasi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kesuksesan sebuah program
acara dan kendala apa saja yang biasa terjadi.
“Adapun sisi evaluasi, tim produksi menyoroti bagian
penyampaian, kemudian dari sisi tata gerak (jika menyaksikan dari
televisi) secara langsung, dari host-nya, jika dari materi sudah
dilakukan evaluasi berulang-ulang, kita juga memperhatikan
penataan ruang, penataan kamera, komunikasi antara host dengan
pemirsa, bahkan kritik dari pendengar yang terkadang mereka
memberikan masukan, dan kepada narasumber serta host-nya. kritik
sifatnya yang membangun, bukan yang sifatnya negatif, kita juga
mendapatkan masukan baik dari kru ataupun yang menyaksikan
secara langsung maupun rekaman, dan terkadang masukan itu kita
93
dapatkan dari pendengar, ataupun pemirsa rodja, yang hal itu bisa
membuat kita lebih baik kembali pada tayangan berikutnya. Adapun
evaluasi secara menyeluruh memang ada, dari semua tim biasanya
kita berkumpul setiap pekan, minimal dalam satu pekan itu kita ada
pertemuan, untuk mengevaluasi terhadap masing-masing program
yang diamanahkan”.17
Pada program Kisah Menawan Sang Teladan ini terdapat dua cara
evaluasi, yaitu evaluasi langsung dan evaluasi keseluruhan program dalam
rapat setiap pekannya. Evaluasi langsung dilakukan ketika terjadi
kesalahan dalam penyampaian kisahnya, maupun kesalahan tata gerak
kamera dan kualitas suara yang dihasilkan di radio. Sedangkan evaluasi
keseluruhan, membahas permasalahan dan kesalahan pada saat siaran
setiap minggunya.
Evaluasi besar diadakan dalam setiap 6 bulan sekali, tujuannya untuk
mengadakan perubahan atau penambahan acara atau merekrut sumber
daya manusia baru.
Setiap melakukan evaluasi, yang menjadi pembahasannya adalah :
a. Kinerja personil
b. Kerjasama tim
c. Evaluasi sejauhmana respon positif dari pendengar dan pengaruhnya
d. Evaluasi tema-tema yang cukup popular dan cocok bagi pendengar
e. Evaluasi program siaran (termasuk penyiar, operator, dan materi
siarannya)
17
Wawancara dengan Abu Zuhri, tanggal 16 Maret 2014 di Kantor radio Rodja 75,6 AM.
94
Pada tahap ini juga selalu dibahas mengenai strategi apa yang bisa
digunakan untuk mengembangkan program acara untuk tetap diminati
pendengar anak-anak setia radio rodja 75,6 AM. Evaluasi adalah bagian
penting dari produksi agar acara bisa mencapai target dan bisa
memperkecil kendala yang biasa terjadi.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Proses Produksi
program Kisah Menawan Sang Teladan di Radio Rodja 75,6 AM yang
beralamat di Jl.Kp.Tengah Rt.03/03 Cileungsi Bogor, yakni meliputi:
1. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dalam program kisah
menawan sang teladan melalui beberapa tahap yaitu pra produksi meliputi:
ide, perencanaan format, materi siaran, pengisi acara, nama program, dan
waktu siaran. Proses produksi meliputi: pelaksanaan siaran, materi
produksi, pelaksana produksi, serta sarana dan prasarana. Pasca produksi
yaitu evaluasi.
2. Proses produksi meliputi: pelaksanaan siaran, materi produksi, pelaksana
produksi, pengawasan, serta sarana dan prasarana.
3. Pasca produksi yaitu evaluasi, yakni menyoroti bagian penyampaian,
kemudian dari sisi kualitas audio (suara),host-nya, materi pembahasan,
penataan ruang, penataan kamera, komunikasi antara host dengan pemirsa,
bahkan kritik dari pendengar.
Program kisah menawan sang teladan ini merupakan program
dakwah yang bersegmentasi usia anak-anak, dimana dewasa ini sangat jarang
kita menemui program acara dakwah anak khususnya melalui media radio.
Mayoritas acara anak-anak juga hanya bersifat menghibur, bahkan tidak
96
jarang bersifat tidak mendidik. Contoh : kartun sinchan, kartun tersebut
menceritakan tentang anak Taman Kanak-Kanak yang nakal, bahkan sudah
berani menggoda perempuan cantik yang lebih dewasa. Jika hal tersebut terus
menerus dikonsumsi oleh anak-anak, maka menggoda perempuan dewasa
akan menjadi hal yang lumrah, tentu hal ini sangat tidak diinginkan.
Program religi baik di radio maupun televisi juga hanya dapat kita
temukan dalam waktu tertentu saja, seperti dalam bulan ramadhan sampai
bulan syawal. Setelah bulan tersebut berlalu, program religi khususnya anak-
anak tidak dapat diketemukan kembali (kecuali melalui stasiun tv islam
berlangganan). Hal ini menjadi sangat ironis, karena baik sadar ataupun tidak
pengrusakan moral kepada anak-anak diselipkan dalam film kartun yang
disukai mayoritas anak-anak. Oleh sebab itu sebagai generasi yang peduli
dengan masa depan Agama Islam nantinya, harus mengawal ketat
perkembangan anak-anak, mengarahkannya, dan bertindak tegas terhadap
penayangan yang dapat mengrusak moral.
Latar belakang program acara ini adalah karena suatu hal yang bisa
mempengaruhi pola pemikiran anak adalah orang-orang yang ada di
sekitarnya. Terutama orang tua yang mengasuh anak tersebut. Komunikasi
yang dijalin dengan anak akan bisa direkam dengan baik oleh anak yang
kemudian dicerna oleh akalnya. Gaya bicara dan gaya komunikasi inilah yang
nantinya berperan besar dalam membentuk pola pemikiran anak.Untuk
membantu mengembangkan pola pemikiran anak maka kita sebagai orang tua
bisa melakukan cara-cara sederhana namun memiliki dampak yang bagus
untuk pemikiran anak.
97
Dongeng atau cerita adalah salah satu hal yang disukai anak. Apalagi
kalau dalam pembawaan cerita dan dongeng bisa menampilkan ekspresi yang
mirip dengan cerita sesungguhnya. Alur cerita dan dongeng yang didengar
oleh si anak maka akan mampu untuk membantu mengarahkan pola pemikiran
anak. Karena anak tentunya akan mendengar dan merasakan alur cerita.
Anak akan bisa belajar dari pengalaman tokoh yang diceritakan
kepadanya.Oleh karena itu memilih cerita dan dongeng harus dilakukan agar
anak tidak masuk ke dalam pola pemikiran yang salah karena anak mendengar
cerita fiksi yang dibacakan untuknya. Banyak cerita dan dongeng yang
beredar di dalam masyarakat. Ada cerita yang bisa mempengaruhi anak untuk
berpikir irrasional dan cerita yang bisa membantu anak untuk berpikir lebih
cerdas lagi.
Dalam pemilihan kisah dan dongeng sebaiknya para orang tua menhindari
cerita yang berisi banyak kebohongan dan tidak masuk diakal. Pilihlah cerita
yang bisa memberi inspirasi dan manfaat untuk anak, agar anak bisa berkaca
pada cerita tersebut dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari karena
cerita yang didengarnya adalah nyata dan tidak sulit untuk menirunya. Contoh
cerita yang bisa diterapkan adalah cerita tentang kisah Nabi-nabi, para
pendahulu yang shaleh, salah satu contohnya adalah cerita tentang nabi
Ibrahim,nabi ismail, sahabat seperti Salman Al-Farisi dll. Kisah-kisah tersebut
bisa menginspirasi dan akan membentuk pola pemikiran anak.
Dalam program acara Kisah Menawan Sang Teladan ini dikemas dengan
bahasa yang sederhana oleh penyiar, disampaikan dengan penuh ekspresi, dan
98
interaktif antara penyiar dengan anak-anak. Sehingga secara tidak langsung
akan menjadi stimulus bagi para anak-anak untuk mengikuti apa yang
diceritakan oleh penyiar, seperti bersikap sopan satun, lemah lembut terhadap
orang tua seperti Nabi Ibrahim AS dalam berdakwah kepada orang tuanya.
Ketaatan dalam menjalakan perintah Allah SWT seperti Nabi Ismail AS ketika
Beliau diperintahkan untuk disembelih melalui mimpi ayahnya Nabi Ibrahim
AS, serta kegigihan dalam membela dan melindungi agama Islam seperti
sahabat Salman Al-Farisi.
Hal ini merupakan usaha untuk menumbuhkan kecintaan dan semangat
meneladani Tokoh-Tokoh Islam yang relevan untuk dijadikan teladan. Karena
untuk membentuk karakter manusia yang baik, haruslah dimulai dari sejak
anak-anak salah satunya dengan mengajak anak-anak menyaksikan acara
Kisah Menawan Sang Teladan ini.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan keterbatasan
penelitian, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan, produksi program Kisah Menawan Sang Teladan
sudah bagus dan menarik dari sisi ide kreatifitas tema kisah para pejuang
Agama Islam yang sudah terkenal di pendengar radio Rodja. Tetapi, agar
program ini semakin disenangi oleh anak-anak khususnya, dapat
memberikan innovasi penyampaian, baik melalui metode visual seperti
kartun dibarengi dengan pengisi suara, serta cerita yang
99
berkelanjutan.Seperti apabila kisah oleh satu penyiar belum selesai,
hendaknya penyiar selanjutnya melanjutkan, agar tidak terjadi terpotong-
potongnya suatu kisah yang disiarkan pada saat itu.
2. Radio Rodja sebaiknya lebih memperhatikan struktur organisasi, karena
tidak sesuai dengan divisi saat ini, disesuaikan antara bagan dengan
posisi dan tugasnya.
3. Radio Rodja diharapkan terus mengembangkan teknologi yang
digunakan, mengembangkan hingga dapat diakses secara nasional tanpa
harus menggunakan parabola, serta meningkatkan sumber daya manusia
di semua lini, sehingga dapat membentuk tim yang solid dalam
memproduksi rogram Kisah Menawan Sang Teladan.
100
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Djamaludin, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, Jakarta: Gema Insani
Press, 1996, cet. Ke-1.
Ali Aziz, Moh, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004, ed. Ke-1, cet. Ke-1.
Astuti, SantiIndra, Jurnalisme Radio Komunikasi dan Praktek, Bandung :
Simbiosa Rekatama Media, 2008. Cet. 1.
Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikai Teori, Paradigma, danDiskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, Jakarta : Kencana, 2011.
Daneils Handoyo, Suyono W, Seluk Beluk Siaran Radio, Yogyakarta: Yayasan
Kanisius, 1978.
Darmanto, Antonius, Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio, Yogyakarta :
Atmajaya, 1998, Cet.2.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1998, cet. Ke-1.
Departemen Program TVRI, Standard Operating Procedure, Jakarta : PT.TVRI,
2008.
Ghazali, M. Bakri, Da’wah Komunikatif, Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya
Jakarta,1997, Cet.1.
101
Goug, Howard, Perencanaan Penyajian Produksi Program Radio, Jakarta :
Pengurus Pusat HPPI/ Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia, 1999.
John M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta :
PT.Gramedia, 1990.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Karlinah, Buku Materi Pokok Komunikasi Massa, Jakarta: Universitas Terbuka,
1999, cet. Ke-1.
M.A, Morissan, Media Penyiaran Strategi, Mengelola Radio dan Televisi,
Jakarta: Ramadina Prakasra, 2005, Cet. Ke-1.
M.A, Morissan, Teori Komunikasi Massa, Bogor :Ghalia Indonesia, Cet. 1.
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta :LKiS, 2004, Cet. 1.
Muryanto Ginting, Munthe, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak,
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992, Cet. 1.
Mussesn, Paul Henry, Perkembangan dan Keperibadian Anak, Jakarta :Erlangga,
2005, Jilid 1.
Oramahi, Hasan Asy’ari, Jurnalistik Radio Kiat Menulis Berita Radio, Jakarta:
Erlangga, 2012.
Panuju, Redi, NalarJurnalistik: Dasarnya Dasar Jurnalistik, Bayu media
Publising, 2005.
102
Saputra, Wahidin, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2011, Cet. 1.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :
ALFABETA, 2013.
Soehartono, Irwan, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesehjateraan Sosial dan Ilmu Lainnya, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1995, cet. Ke-1.
Soejonodan H. Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan
Penerapan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Suhendi, Hendi, Fiqih Muamalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007 edisi 1-3.
Supapto, Tommy MS, Berkarir di Bidang Broadcasting, Yogyakarta: Media
Pressindo, 2006.
Tebba, Sudirman, Hukum Media Massa Nasional, Ciputat: Pustaka IrVan, 2007.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta :
Balai pustaka, 2005, ed.3, cet, ke-3.
Triartanto, Ius Y, Broadcasting Radio :Panduan Teori dan Praktek, Yogyakarta :
Pustaka Book Publisher, Cet.1.
WahyuIllaihi, M. Munir, Manajemen Dakwah Jakarta: KencanaPrenada Media
Group, 2009.
Wibowo, Fred, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta: Pinus Book
Publisher, 2007.
103
Profile Radio Rodja (Hard Copy) dariUst. Abu Zuhri (Penanggung Jawab
Program)
Wawancara dengan Abu Zuhri tanggal 16 April 2014 di kantor Radio Rodja 75, 6
AM Bogor.
Wawancaradengan Abu Lukman, Tanggal 20 April 2014 di Radio Rodja 75, 6
AM Bogor.
Dahlan, M. Alwi, dalam situs http://www.pustekkom.go.id/teknodik/ diakses pada
tanggal 16 April 2014 pukul 19.00 WIB
http://mediaumat.com/konsultasi/4628-104-agar-anak-terbiasa-berdakwah.html
diakses pada tanggal 16 April 2014 pukul 19.00 WIB
http://www.radiorodja.com/profil-radio-rodja-dan-rodjatv/diakses Tanggal 16
April 2014 jam 20.00 WIB
Lampiran-Lampiran
Dokumentasi Wawancara
Gambar 4. Wawancara dengan Abu Zuhri (Pogram Director/Koordinator Radio & Rodja
TV)
Gambar 5. Wawancara dengan Abu Lukman
(Penyiar Program Kisah Menawan Sang Teladan)
Dokumentasi Promosi Program Kisah Menawan Sang Teladan & Respon
KBMENTERIAI{ AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIJl. Ir. H. JuandaNo.95 Ciputat 15412 IndonesiaWebsite: ww.l'dkuirUakart;r.ac.id
Telepon/Fa.x : (021) 7 432728 I 7 47 03580E-mail : rlakwah@f'dk.uiniakarta.ac.id
I IIN.ATIX X
Lamp :
Hal :
Nomor : Un.01/F5lPP.}}.gl thl |ZOU
i.iamaNomor PokokJurusanSemesterTelp.Judul Skripsi
Jakarta, 24anuari20I4I ( satu) bundelBimbingan Skripsi
Kepada Yth.Dr. Roudhonah, MADosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu' alaikum Wr. Wb.
Bersama ini kami sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasiswaFakr"rltas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut,
Muharrunad Samih Rozin1110051000077Komunikasi dan Pen,viaran Islam (KPI)VIII (Delapan)0857t907s678Produksi Program Kisah Menawan Sang Teladan di RadioRodja 75,6 AM Bogor (Analisis Program Acara DakwahBersegmentasi Anak-anak)
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalampenyusunan dan penyelesaian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama.
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.
Wassalarnu' alaikunt Wr. I4tb.
an. Dekan,Wakil Dekan Bidang Akademik
g Dr. Su" NTP. u
M.Ed.
Tembusan 1 z
1. Dekan --"2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPD
10330 199803 1 004
dlit%-"q-"-"@...q: '''!!e-
,qiii . ., ::;.&....
:
7k wi,ffiw,, :
'qr.w%4,W.W ffi 1
KEMENTERIAN AGAMAUI{IVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITeleponiFax (021)'7 432728 / 7 4703580
Jl. Ir. H. JuandaNo.95 Ciputat 15412 Indonesia Websiie: rvrrrv.fdkuiniakarta.ac.id, E-rnail : dal<rtah(alfdk.uiniakarta.ac.id
NomorLampiranHal
: Un.01/F5/PP.00.et 7jA tzot+
: Izin Penelitian (Skripsi)
Kepada Yth,Bapak Agus HasanudinDirut Radio Rodja 75,6 AM BogorJl. Pahlawan Kp. Tengah RT 03i03Cileungsi Bogordi
Tempat
As s sl amu' ai aikunt tlrr. II/b.
I akarta, l] I unuuti 20 I 4
Muhammad Samih Rozin1 I 10051000077tnr*o.re, 6 OAp.:Aei tSgJ.
VIII (Delapan)Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)Jl. Kebagusan Besar RT 009/007 No 49 Ps. MingguJakarta Selatan.08571 907 5678
Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif i-iidayatuliahJakarta menerangkan bahwa :
NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemesterJurusanAlamat
Telp.
Tembusan :
1. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ka/Sekprodi l(omunikasi dan Penyiaran Isiam
adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasi UINSyarif Hidayatuliah Jakarta yang akan melaksanakan penelitianirnencari data dalamrangka penulisan skripsi berjudul Produksi Program Kisah Menav,an Sang Teladandi Radio Rodja 75,6 AM Bogor (Anolisis Program Acara Dakwah BersegrnentasiAnak-anak).
Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/Ibr.r/Sdr. dapatmenerima./mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatandimaksud.
Demikian, atas kedasama dan bantuannya kani mengucapkan terima kasih.
l[/s s al amu' al aikum Wr. Wb.
Dekan,
f Subhan, MA60110 199303
f+'-il 'i'":jl nl C'+
SURAT KETERANGANNo : 002/RodiaN12014
dK14: irl a^-JJ 6.sic P*Jl
Dengan hormat,
Segala puji syukur kehadirat Allah Ta'ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi Muhammad Shollallahu'alaihi wasalam beserta keluarga, para
shahabatnya, serta seluruh ummatnya yang dengan teguh mengikuti petunjuknya'
yang bertanda tangan dibawah ini, Direktur operasional Radio Rodja menyampaikan
bahwa mahasiswa berikut:
Nama
Alamat
Asal universitas
: Muhammad Samih Rozin
: Kebagusan Besar No.49 Rt'009/007
: Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah melakukan penelitian selama 3 bulan di Radio Rodja untuk keperluan penulisan
skripsi dengan judul "Analisis Produksi Program Kisah Menawan sang Teladan Di
Radio Rodja 756 AM Bogor".
Demikian surat ini kami keluarkan semoga bermanfaat Jazaakumullahu khairan
+jlS>-l "irl
a-=JJ esic fill3
Cileungsi, 4 Rajab 1435 Hl4 Mei 2014Hormat Kami,
Jl. Pahlawan Kp. Tengah Rt. 03 Rw. 03, Cileungsi-Bogor 1 682A, l ndonesialnfo : 021.823.3661, 081.823.6543, Fax: 021.823.3661email : [email protected],
tuDian FawwazDirektur Operasional
\7
PROFILE RADIO RODJA
Rodja merupakan akronim dari Radio Dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, pada
awal kehadirannya hanya terbatas pada komunitas wilayah Cileungsi dansekitarnya kemudian berkembang lebih luas untuk wilayah Jabodetabek dansekitarnya serta saat ini dapat pula di akses melalui radio streaming,Fleksiradio, serta radio satelit sehingga memiliki potensi komunitas pendengar yangsangat besar
Dengan format siaran dakwah, radio Rodja hadir dalam upaya memperjuangkankebaikan Ummat Islam melalui media radio. Perkembangan era globalisasi duniayang begitu pesat disertai berbagai permasalahan yang kompleks menimbulkanketertekanan psikologi yang sangat mempengaruhi ketenangan batin, begitupula menimbulkan efek negatif yang meresahkan perkembangan kehidupanmoral masyarakat
Keprihatinan terhadap situasi tersebut menjadi motivasi bagi radio Rodjauntuk berpartisipasi dalam memberikan kontribusi di tengah masyarakat,membangun Ummat di atas pondasi pemahaman Agama Islam dengan benar.
Melalui berbagai Program siaran 24 jam non stop yang bernuansa Islami sepertiMurottal Al-Quran, Ceramah Agama, Kajian Islam ilmiah, Hadist dan SeputarIslam, resensi Buku dan majalah Islami, Ensiklopedia yang sarat dengan edukasidan informasi, serta berbagai format acara yang menarik dan variatif lainnyayang kami hadirkan bagi masyarakat pendengar.
Banyaknya radio di Indonesia yang mengudara dengan menyajikan bermacam-macam hiburan ke pendengar, mendorong Radio Rodja untuk ikut ambil bagiandengan memberikan hiburan yang berbeda dengan radio pada umumnya.Karena hiburan bukan berarti musik dan sesuatu yang mengundang gelak tawasaja. Namun hakikat hiburan adalah segala sesuatu yang dapat menyenangkanserta menetramkan orang-orang yang sedang menikmatinya.
Radio Rodja sebagai radio dakwah mempunyai keunggulan dan perbedaan ter-hadap radio lain, Perbedaan yang sangat mencolok adalah program siaran yangmenitikberatkan pada dakwah Islam, Hal ini cukup beralasan, karena pendudukIndonesia pada umumnya dan wilayah Jabodetabek khususnya mayoritas ber-agama Islam, sehingga sangat tepat sekali diadakannya radio dakwah Islamyang menyiarkan program dakwah Islam yang berlandaskan pada Alquran danSunnah,
l-
-'
Menjadi media dakwah Islam istiqomahTarbiyyah dengan senantiasa merujukIslam yang pertama dan utama
menyampaikan Tashfiyah dankepada pemahaman generasi
r Mengembalikan umat kepada pemahaman IslamQur'an dan Sunnah menurut pemahaman generasidan Taabi'ut Taabi'in
. Pemurnian syariat Islam dari segala bentuk syirik,
yg benar sesuai Alpara Shahabat Tabi'in
bid'ah dan pemikiranmenyrmpang.
. Membina kaum muslimin dengan ajaran Islam yang murni dan beramaldengannya.
. Menghidupkan metode ilmiah dengan berdasarkan kepada Al Qur'an danAs Sunnah sesuai pemahaman salafush shalih.
Dilandasi oleh begitu pentingnya ilmu syar'i dan penyebarannya sebagai jalanuntuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat, maka pendirian Stasiun RadioDakwah Islam ini bertujuan untuk :
Menumbuhkan semangat dan kecintaan kaum muslimin terhadap ilmu-ilmu Syar'i yang shahih, yang bersumber pada Al Qur'an dan As
Sunnah menurut pemahaman generasi salafush shalih
Memenuhi kebutuhan kaum muslimin dalam penyebaran dakwah dan
informasi yang bermanfaat bagi kehidupannya di dunia, terlebihkehidupan yang pasti dan abadi di akhirat
Menyampaikan dan menjelaskan tauhid, syirik, sunnah dan bid'ah
melalui cara hikmah dan bijaksana dengan menerapkan metodeTasfiyah dan Tarbiyah
Hanya kepada Allah kami mengharapkan sebaik-baik balasan bagi kita semua.
Dalam kegiatan penyiarannya susunan pola acara terdiri dari:
Kajian Bedahkitab
PembacaanFatwa-fatwaUlama Islam
PembacaanMutiara HaditsNabi
Pembacaan Doa-doa
Kajian Kitab Karangan Ulama -ulama robbaniyyinyang memuat berbagai disiplin ilmu syar'idisampaikan oleh Asatidz yang terpercayakeilmuannya
Pembacaan Fatawa dari para Ulama Islam yangdiangkat dari kitab-kitab Fatawa Ulama Islam
Pembacaan Nash hadits yang shohih disertaidengan terjemahnya diambil dari Kitab-kitabKumpulan Hadits Nabi
Pembacaan doa-doa yang disunnahkan olehRasulullah berupa doa pagi dan sore serta doa-doa lainnya
Mutiara Hikmah Pembacaan Mutiara Hikmah dari Salafus Sholeh
Dialog Interaktif
Berupa acara tanya jawab seputar permasalahankeagamaan maupun masalah sosialkemasyarakatan dengan menghadirkannarasumber kestudio maupun melalui telepon
Murottal Al Qur'anPembacaan Al Qur'an Al Karim oleh AimmatulMasajid & Murottal Al Qur'an beserta terjemahnya
MuhadhorohIlmiyah
Dialog InteraktifKesehata n
Muhadhoroh para Masyayaikh Ahlus Sunnahdengan disertai terjemahnya
Acara yang menghadirkan narasumber yangmemilkikeahlian dalam bidang pengobatan Modernataupun Tradisional
1. RADIO RODJA 756 AM
tunt{
,ttr r l r r l,trllt tt r r tttta
fllilsMFAI*p_:*X.1,s",,.*h,.r*"" , n.. I
lr|]l,!)r,,,,,,,r, I
siaran kami meliputi wilayah Jakarta,Bogor,BekasiDepo k,Ta ngera n g, Ka rawa ng,seba g ia n Ind ra mayu, Pu rwa ka rta,Sera n g da n
Subang
2. RADIO RODJA BANDUNG 1476 AMli.illii: i:i
l,**;:., ...',..
/--\'**
A':";.:,1&tii:l,a))).t::;r,,::,:,:',.
:, :.::::.:: ::): :a;j|::iiffi1,:a-::: a{;.-_ :':a-,
."..t"a ?-tt
'r.t *?/.4
..rlttt:.,:::, .:i r l,lil '.:]1.]..'ll...lllllli:jlll:..'']]']]']]]]]
"tl :ritliltlilt.i':i :::.::tr,u.r:l:l,rr:lr:lr,l
.,,",::::'::. :,' :,,: :. :'. :.:':,,'.:'
:::i1, ...
....'..-.: -..,,
. ..,. :1"""t \?@ad ,. . r'Yyrtr .i:::rrr4e,. \i@tq
,tilr'.
: tory'
W,: '.Sqa:..,
Jangkauan meliputi wilayah Kota dan kabupaten Bandung dan sekitarnYa
3. RADIO RODJA LAMPUNG TIMUR 91.1 FM
4. SIARAN MELALUI RADIO STREAMING
Siaran Streaming kami hadirkan dengan koneksi siaran dari studio denganpaket speedy 2 Mbps dan di relay oleh server di gedung cyber yang handaldan beroperasi 24 jam 7 hari non stop, setiap hari 300 pendengar dariseluruh penjuru dunia online menyimak siaran yang kami suguhkan rata-ratat3400 /hari pengunjung situs kami di www.radiq[odja.cpm
,: d,ir,r.rrtd$tdrrrtli,(nrrla),\rt.t::l'4i r....r'tla,.)a:11:),a,.1:tt
YaY:ffiffi;6:::G r.ni - :rtu
Dashboard s*p 10. zillg - {}el 1Q,201{ -
*.r '**.*.*.r.*.r/\ /\,_r.*r. \ ,\l
'V"*'v.t 104,199 visirs
'tt'-'''1i' 246,48& ? 4* tie*r,
2.37 ?rtet,litt
57.60ol" 1ou*t* F.tte
00:04:?9 A.rV.'ritua a, **$
29.02'l" r. rrav t\rtt1
Dan saat ini dengan seiring perkembangan teknologi, siaran streaming radioRodja bisa juga disimak melalui Blackberry, yang salah satu aplikasinyaadalah NuXRadio, dan berdasarkan data,radio Rodja saat ini masukkeperingkat 3 besar pendengar terbanyak,seperti tabel dibawah ini
Verbatim Wawancara Tanggal 16 April 2014
Pukul 10.00-11.00 WIB di Radio Rodja 75,6 AM
Jl. Pahlawan Kp.Tengah Rt.03/03 Cileungsi, Bogor.
Narasumber : Abu Zuhri, Lc.
(Produser Program & Koordinator Radio dan Televisi)
I. Radio Rodja merupakan radio religi yang bermanhaj ahlusunnah wal
jamaah yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, dengan
sasaran pendengar segala usia melalui program-programnya, dari anak-
anak sampai dewasa, apakah benar seperti itu? Mengapa sasaran
pendengarnya anak-anak khususnya dalam program kisah menawan sang
teladan?
Jawab : Radio Rodja merupakan radio religi yang bermanhaj ahlusunnah
wal jamaah yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah itu
memang benar, dan berusaha konsisten ke arah tersebut, berupaya untuk
menyajikan kajian-kajian, serta program-program yang disesuaikan
menurut batasan-batasan dan koridor ahlusunnah wal jamaah, yakni
berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Hadist-Hadist yang shahih
tentunya. Adapun program-program nya kami upayakan untuk semua
kalangan, dari kalangan dewasa, remaja, dan anak-anak. Karena dewasa
ini, kebutuhan akan ilmu tidak terpaku kepadasatu usia saja, karena inti
dari dakwah ini adalah penyebaran ilmu yang bermanfaat kepada semua
kalangan, tentunya disesuaikan dengan kadar pemikiran mereka, seperti
untuk anak-anak tidak bisa kita masukan dakwah yang untuk dewasa,
begitupun sebaliknya. Semua kalangan membutuhkan ilmu, karena
kewajiban seorang mulai dari anak-anak sampai ajal menjemput, ini yang
disampaikan oleh Rasulullah dan banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang
mendukungnya, bahwasannya menuntut ilmu tidak terpatok kepada satu
usia saja, tetapi semua usia ataupun kalangan.
II. Bagaimana proses perencanaan dalam membuat program baru dan
program yang sedang berjalan?
Jawab ; Alur perencanaan nya, yang dilakukan yaitu pengumpulan saran-
saran, baik berupa masukan, atau ide-ide program itu biasa kita terima dari
berbagai kalangan. Baik pendengar, pemirsa, orang-orang yang memang
memiliki antusias yang begitu besar terhadap media ini, baik secara
langsung dan melalui telepon. Atau ide-ide itu datang langsung dari para
kru, para staf, maupun ide program baru datang dari para Pembina,
pembimbing dan para Ustaz. Adapun ide-ide program yang datang kepada
kita, masuk ke meja redaksi baik radio maupun tv rodja kami tampung,
lalu kami musyawarahkan kepada seluruh staf. Setelah terpilih, kita buat
perencanaan program nya, lalu kita buat bagaimana berjalannya program
tersebut, apa saja yang dibutuhkan, kita juga melihat dampak sosial nya
jika program itu di direalisasikan kepada masyarakat. Baik dari dampak
psikologisnya, manfaatnya untuk dakwah, dan apakah dapat menambah
ilmu keilmiahan kepada pendengar maupun pemirsa rodja. Apabila itu
telah disepakati bersama ada sisi manfaatnya, dan kemudian
kemashlahatannya juga besar, biasanya kita bawa ke rapat seluruh kru atau
staf bersama para Ustaz untuk merumuskan, kemudian untuk membentuk
tim, khusus untuk membuat program tersebut yang diamanahkan,
kemudian nanti dalam pelaksanaannya dari pihak redaksi menyerahkan
kepada tim kreatif yang sudah diamanahkan. Tim tersebut akan mengolah,
kemudian akan membuat program tersebut, setelah jadi lalu diperlihatkan
kembali kepada para Pembina, para penasihat, lembaga sensor khusus, lalu
dari sisi syar’I tidak bermasalah (tidak melanggar batas-batas yang telah
disepakati), kemudian dari sisi audio bagus, ketika semuanya bagus
langsung ditayangakan baik secara langsung maupun secara rekaman.
III. Apakah alasan mengambil nama program kisah menawan sang teladan?
Jawab : pengambilan nama program bisa dilihat dari beberapa sisi, yang
pertama dapat diterima oleh masyarakat luas, walaupun Radio Rodja
identik dengan kajian-kajian, namun Radio Rodja berupaya membuat
nama program itu yang sesuai dan mudah dipahami oleh pendengar
maupun pemirsa, nama program disesuaikan dengan content isinya,
sehingga dengan mendengar nama programnya minimal sedikit banyak
sudah menjadi penghantar atau pendahuluan, bahwasannya program yang
akan disimak, ataupun yang akan didengar, mewakili akan makna program
tersebut, sehingga mereka sudah mempunyai gambaran awal. Contohnya :
kisah menawan sang teladan, tentunya ketika orang pertama kali
mendengar atau membaca, maka yang akan terbayang atau tergambar dari
fikiran mereka adalah kisah-kisah ataupun biografi orang-orang yang patut
diteladani, diikuti, dan layak menjadi panutan. Kemudian nama program
kisah menawan sang teladan ini sebagai perwakilan ketika ditayangkan
kepada masyarakat, terutama khususnya kepada anak-anak, dimana ketika
anak-anak mendengar program ini akan timbul ketertarikan, akan timbul
juga rasa ingin mengetahui, siapa sih yang akan diceritakan, bagaimana
perjalanan hidupnya, kemudian apa saja jasa-jasa yang telah diberikan
untuk islam dan dakwah, kemudian petikan-petikan atau faidah yang dapat
kita ambil, dari sejarah perjalan kehidupan dia, lalu kemudian bisa
diamalkan. Satu sisi untuk memberikan informasi utama kepada anak-
anak, kedua memberikan rasa ketertarikan, dan mendorong keinginan kuat
untuk mengambil faidah dengan menyimak melalui program yang akan
ditayangkan.
IV. Apa yang menjadi daya tarik program kisah menawan sang teladan
dibandingkan dengan program acara di radio religi lainnya? Atau apakah
yang menjadi kelebihan program ini sehingga yakin akan mampu bersaing
dengan program acara di radio lain khususnya dibogor?
Jawab : kita (Pihak Radio Rodja) sadari bahwasannya, masih dalam tahap
pengembangan, Radio Rodja merupakan salah satu dari banyak radio
dakwah yang mempunyai format program yang hampir sama. Artinya
antara satu media dengan media lain, dijadikan sarana untuk berlomba-
lomba dalam kebaikan, bukan saingan-saingan dakwah tetapi berlomba-
lomba dalam kebaikan, berlomba-lomba dalam memberikan kemaslahatan
kepada umat ini. Sehingga Radio Rodja berupaya menyajikan program-
program yang memang diizinkan oleh syariat, menyajikan program
tersebut di atas pemahaman ulama ahlusunnah dari generasi ke generasi,
tentunya berdasarkan Al-Qur’an, berdasarkan sunnah yang shahihah, dan
juga pemahaman yang benar juga,dan ingin memperkenalkan sosok
ulama-ulama, ulama-ulama ahlusunnah, untuk mendekatkan kaum
muslimin kepada ulamanya, kepada generasi pertama yang telah
memegang kejayaan agama islam. Dimana kita lihat kebanyakan kaum
muslimin, dimana anak-anak tidak mengenal sosok pribadi sahabat.
Seperti Abu Bakar, Umar bin Khatab, Khalid bin Walid, Mus’ab bin
Umair, dan para sahabat lainnya. Kaum muslimin terutama anak-anak
tidak mengenal sosok itu. Maka kita berusaha mendekatkan mereka
kepada ulamnya, para sahabat Rasulullah SAW yang mana mereka telah
dijamin surga ketika mereka masih di dunia. Kemudian Radio Rodja
berusaha memilah dan memilih untuk mereka, kisah perjalanan sahabat,
perjalanan ulama, dari tulisan-tulisan ulama yang benar, karena dewasa
inibanyak buku-buku sejarah yang menampilkan pribadi sosok seorang
ulama terkemuka, atau sahabat-sahabat Rasulullah yang berasal dari
sumber-sumber yang tidak benar. Baik dari penulikan-penukilan hadist
yang dhaif (lemah dasarnya), palsu dan dari sumber yang tidak jelas asal
usulnya, akan tetapi dimasukan ke dalam buku sejarah tersebut, kemudian
mereka sebarkan ditengah-tengah kaum muslimin. Begitu banyak
perjalanan kisah-kisah para sahabat yang memang tersebar di buku-buku
itu ada hadist dhaifnya, hadist palsunya, kemudian ada takhayulnya.
Sebagian ulama yang mempunyai kharismatik, seperti Syekh Abdul Qadir
Al-Zailani, kemudian yang lainnya, kita dapatkan dalam buku-buku
perjalanan mereka, bercampur antara kebenaran dan kebathilan. Dimana
banyak khurafat dan tahayul yang disandarkan kepada Syekh Abdul Qadir
Al-Zailani, dan yang lainnya. Kelebihan dari program ini diantaranya
menyajikan program ini dengan kisah yang benar (sumber yang benar dan
asli), sesuai dengan penelitian ulama ahlusunnah, yang telah memilah dan
memilih mana sejarah yang benar, kemudian mereka sajikan dalam kitab
mereka, dan mana yang tidak benar dan dinisbatkan kepada ulama itu,
yang kemudian kita pisahkan. Lalu kita berikan cerita kepada anak-anak
dengan sumber dan cerita yang benar, perjalanan kehidupan yang memang
apa adanya dari penukilan-penukilan yang shahih, bukan di atas penukilan
yang dhaif, dan bukan di atas khurafat, tahayul dsb.
V. Siapakah yang menentukan tema dalam program kisah menawan sang
teladan setiap mengudara?
Jawab : Pihak yang menentukan tema, diserahkan kepada tim kreatif yang
ada di program tersebut, seperti Abu Lukman, Kang Odja, saling
bermusyawarah menentukan tema, mencari sosok ulama yang mungkin
perlu ditampilkan, setelah menentukan tema, mereka akan mencari
sumber-sumber yang shahih dari ualam tersebut, perjalanan hidup mereka,
kehidupan keagamaan mereka, jasa-jasa mereka terhadap islam, biasanya
juga dikonsultasikan kepada para Pembina, para penasihat, dan para
ustadz-ustadz kita.
VI. Siapakah yang menjadi narasumber? Dan Apakah Peran Narasumber
dalam program tersebut?
Jawab : Beliau adalah Ustaz Ali Subhana, Beliau memiliki banyak
pengalaman dalam mencetak penghafal Al-Qur’an dari mulai anak-anak,
hal ini bisa diketahui dengan beliau menjadi pengajar dalam pesantren
dibawah naungan Radio Rodja. Dalam sesi program nya, beliau
memberikan kontribusi dalam hal pengajaran tajwidnya, , yang mana
ustadz Ali Subhana membimbing anak-anak membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar sesuai tajwidnya.
VII. Apakah latar belakang dari program kisah menawan sang teladan? dan
Tujuan apa yang diharapkan Radio Rodja dengan adanya program Kisah
Menawan Sang Teladan?
Jawab : Dewasa ini, fenomena yang ada di masyarakat dan terutama
kehidupan kaum muslimin secara khusus, dimana kehilangan sosok yang
harus dipanuti atau diteladani, melalui media-media yang telah masuk,
yang dikonsumsi oleh sebagian besar anak-anak kaum muslimin, dimana
mereka mengidolakan tokoh-tokoh yang pada hakikatnya tidak layak
untuk diteladani, dan tidak layak untuk diikuti, orang-orang yang fasik,
gemar melakukan kemaksiatan, orang-orang yang jauh dari agama islam,
itu yang sekarang menjadi idola kebanyakan. Dan itu tentu tidak
berdampak kecil, bahkan akan berbahaya untuk generasi ke depan, dan
bagi kehidupan mereka ke yang akan datang. Berbeda dengan kaum
muslimin dahulu, kejayaan, keselamatan mereka, ketika mereka meniti
jalan orang-orang yang memang patut diikuti, dan layak untuk diteladani.
Ketika orang yang diikuti atau diteladani jauh dari agama, maka sedikit
banyak yang didolakan akan mewarnai kehidupan dia. Baik agamanya,
kehidupan sosialnya, baik sopan santun dan tata kramanya, moralnya,
kalau mereka orang-orang yang jauh dari agama, orang-orang gemar
melakukan kemaksiatan, orang-orang yang fasik, maka anak itu tidak akan
jauh dengan orang yang diidolakannya. Maka melihat fenomena ini sangat
begitu ironis, kehidupan pemuda kaum muslimin, apalagi anak-anak, maka
Radio Rodja berusaha memberikan nutrisi yang bermanfaat, dan juga
sebagai upaya kontribusi dalam membangun serta memberdayakan
masyarakat Indonesia sesuai dengan tujuan pembangunan Negara ini,
yakni membangun generasi yang baik, dapat dilihat dari kepada siapa dia
meneladani, mengidolakan, dan mana yang menjadi panutan, maka kita
masukan dalam program kisah menawan sang teladan.
VIII. Atas dasar pertimbangan apa program kisah menawan sang teladan ini
tayang setiap hari minggu pukul 08.00-09.30?
Jawab : dari sisi pertimbangan, karena hari tersebut hari dimana anak-anak
kaum muslimin bisa berkumpul, ada kelonggaran waktu di hari tersebut.
maka kita pilih hari tersebut, dengan harapan bisa lebih dinikmati dan
dimanfaatkan. Pagi hari karena fikiran mereka masih fresh, masih jernih,
sehingga siap untuk menerima pelaran-pelajaran, karena memang dari sisi
psikologis, pagi hari anak-anak akan lebih siap menerima pelajaran,
mudah memahami apa yang disampaikan, dan langsung dicerna, oleh
sebab itu program ini juga mengundang mereka untuk interaktif, apa yang
bisa mereka fahami dari kisah tersebut, dan apa yang dapat mereka ambil
kesimpulan dari kisah yang telah mereka dengarkan. Menurut evaluasi kita
sangat baik dan bagus.
IX. Apakah faktor pendukung dari program kisah menawan sang teladan?
Jawab : Pendukung dari sisi Pembina dan penasihat memberikan
dukungan, dan juga memberikan arahan-arahan, memberikan ide-ide lain
yang menjadi masukan bagi tim creative kisah menawan sang teladan.
Sehingga dukungan baik dari pihak yang ada di dalam maupun di luar
radio rodja, itu yang mungkin memberikan semangat, dan apresiasi positif
dari para pendengar, dan mengenai sponsor khusus tidak ada. Tapi ada
beberapa narasumber, yang kita jadikan bukunya lalu dijual-belikan,
sehingga menjadi pendapatan tersendiri bagi Radio Rodja. Buku-buku itu
telah di edit oleh para ahli, dan penerbit yang terpercaya, sehingga menjadi
acuan dalam mengkisahkan di program kisah menawan sang teladan ini.
X. Bagaimana dengan proses produksi program kisah menawan sang teladan?
Jawab : Dari sisi tim kreatif, sisi host nya juga, seperti Abu Lukman dan
Kang odja, beliau sendiri yang mengatur, membuat alur cerita, dari tokoh-
tokoh maupun ulama terkemuka yang nanti akan disajikan dalam program
tersebut. maka naskah yang sudah jadi itu, yang sudah ditulis, yang sudah
disusun alurnya, tentunya disesuaikan dengan buku yang menjadi rujukan
atau acuan. Terkadang dikonsultasikan kepada Pembina dan penasihat dan
disesuaikan dengan hadist yang shahih, setelah itu semua dianggap baik,
dan sudah aman dari hal-hal yang tidak benar, baik dari sisi hadist nya,
atau dari kisahnya, kemudian masuk ke bagian program, ketika akan
disiarkan secara langsung di hari minggu, karena memang tidak ada
persiapan khusus. Seiring berjalannya waktu sudah secara otomatis
terprogram, artinya sebelum masuk waktu tayang, biasanya kisah itu sudah
siap, maka ketika waktu nya sudah masuk, maka bisa langsung
menyajikannya kepada pendengar, bersama tim kreatif, kameramennya,
tim khusus yang mengarahkannya (floor director), mengarahkan juga
anak-anak yang nanti berkumpul disitu, sebelum tayang biasanya
dipersiapkan. Anak-anak yang berasal dari lembaga pendidikan baik di
Jakarta, maupun di luar, diundang untuk ikut serta dalam program
tersebut, dan juga akan diikutsertakan dalam program tilawatil Qur’an dan
tajwidnya. Persiapan khusus tersebut, yang biasa dilakukan sebelum
program itu berjalan.
XI. Kapan diadakan evaluasi dalam program kisah menawan sang teladan?,
Menurut anda, mengapa evaluasi perlu dilakukan? Dan Bagaimana proses
evaluasi tersebut dilaksanakan, apakah hanya menyoroti beberapa
hal/aspek saja yang tiba-tiba muncul, atau secara keseluruhan, atau reaksi
pendengar?
Jawab : evaluasi itu memang penting dilakukan, dan itu dilakukan oleh tim
kreatif di program itu, karena ini memang program siaran langsung,
artinya sangat memperhatikan materinya yang akan disampaikan, ketika
materi tersebut telah di setujui, baik dari alur ceritanya, kemudian
keshahihan hadist-hadistnya, maka itu akan menjadi nilai plus, sehingga
dapat manfaat dari kisah tersebut dari perjalanan ulama atau para sahabat
tersebut. Adapun sisi evaluasi, paling banyak menyoroti bagian
penyampaian, kemudian dari sisi tata gerak (jika menyaksikan dari
televisi), dari host-nya, jika dari materi sudah dilakukan evaluasi berulang-
ulang,juga memperhatikan penataan ruang, penataan kamera, komunikasi
antara host dengan pemirsa, bahkan kritik dari pendengar yang terkadang
mereka memberikan masukan, dan kepada narasumber ataupun host-nya,
sifatnya yang membangun, bukan yang sifatnya negatif, kita juga
mendapatkan masukan baik dari kru ataupun yang menyaksikan secara
langsung maupun rekaman, dan terkadang masukan itu didapatkan dari
pendengar, ataupun pemirsa rodja, yang hal itu bisa membuat lebih baik
kembali pada tayangan berikutnya. Adapun evaluasi secara menyeluruh
memang ada, dari semua tim biasanya berkumpul setiap pekan, minimal
dalam satu pekan itu kita ada pertemuan, terhadap masing-masing program
yang diamanahkan. Hal-hal yang sifatnya negatif, dan kekurangan-
kekurangan apa saja yang ada, kemudian kendala-kendala apa saja yang
ada di program tersebut, kemudian masukan dan saran yang selama ini
mereka terima, biasanya kita berkumpul satu atau perwakilan kru dan tim
kreatif, baik televisi maupun radionya, untuk membahas kekuarangan yang
ada di program itu.
XII. Apakah program Kisah Menawan Sang Teladan ini melibatkan sponsor?
Jawab ; Tidak, biaya operasional 90% dari donator dan keuantungan
penjualan buku, dan 10% dari para Pembina dan penasihat.
XIII. Selama mengudara, apakah program ini pernah berganti konsep atau
format?, Sudah berapa lama program ini mengudara?
Jawab : program ini sudah cukup lama, kurang lebih sekitar 7 tahun
kebelakang sebelum hadirnya Tv-Rodja dan terkoneksi langsung, yang
selama itu hanya sebatas mendengar, interaktif kita hanya sebatas telepon
saja. Dimana saat itu hanya menyampaikan kisah, lalu kita meminta
pendengar untuk menelepon, sebagai interaksi mereka dengan penyiar, dan
sejauh mana pemahaman mereka dalam menyimak, dalam mendengar,
bagaimana pemahaman mereka atas kisah tersebut. maka dengan hadirnya
terkoneksi juga dengan televisi, maka lebih dapat interaktif, dan lebih
menarik, karena terutama pendengar (anak-anak) bisa melihat, melihat
narasumbernya, melihat host-nya, sehingga diharapkan akan memberikan
daya pemahaman yang lebih tentunya, mendorong keinginan kuat mereka
untuk menyaksikan sampai dengan selesai, di televisi sudah berjalan
hampir 2 tahun. Selama ini tidak ada perubahan format yang signifikan,
hanya saja ada penambahan sesi yaitu sesi program tilawatil Qur’an dan
tajwid.
XIV. Bagaimana cara melihat respon pendengar atas program kisah menawan
sang teladan?
Jawab : untuk melihat respon pendengar di radio, ada beberapa cara : yang
pertama dari sisi SMS yang masuk, dalam program kisah menawan sang
teladan biasanya sampai ratusan yang ikut serta memberikan faidah-faidah,
ataupun menjawab pertanyaan ketika diajukan, dan itu setiap pekan semakin
meningkat. Yang kedua karena Radio Rodja bisa melalui streaming, kita
bisa melihat berapa banyak pendengar yang menyaksikan melalui via
streaming, bahkan diantara radio yang paling banyak, pendengar
streamingnya adalah Radio Rodja. Kita melihat dari sisi semua radio yang
ada, baik dari radio yang dakwah dan non-dakwah yang dapat diakses
melalui streaming, memang ada pendataan nya, kita termasuk yang paling
banyak, yaitu peringkat kedua dari seluruh radio yang dapat streaming.
Dari situ kita dapat melihat respon yang sangat baik dari masyarakat, dari
kaum muslimin, terlepas dari latar belakang mereka, terlepas dari tingkat
intelektual mereka, mendapatkan respon yang sangat positif. Radio Rodja
juga mendapatkan sambutan yang hangat, baik ketika mereka datang
langsung kesini, maupun melalui telepon, Radio Rodja juga mendapatkan
undangan baik dari sekolah-sekolah umum, maupun sekolah yang
berafiliasi dengan agama seperti SD IT, mereka mengajak kita untuk
berkontribusi dalam program mereka tersebut.
Demikian wawancara ini dilaksanakan, informasi yang disampaikan
adalah informasi yang benar, dan tidak dibuat-buat.
Bogor, Mei 2014
Pewawancara Narasumber
Muhammad Samih Rozin Abu Zuhri
VERBATIM WAWANCARA DENGAN PENYIAR
MINGGU, 20 APRIL 2014 di KANTOR RADIO RODJA 75,6 AM BOGOR
Narasumber : ABU LUKMAN, Lc (Penyiar)
1. Siapa sajakah tim yang bertugas dan bagaimana pembagian tugas atau
kewajiban mereka dalam produksi kisah menawan sang teladan?
Jawab:
Kalau secara umum, program kisah menawan sang teladan ini di bawah
naungan radio dan televisi. awalnya sebelum adanya koneksi televisi,
produksinya dibawah naungan tim produksi radio. Namun semanjak adanya
televisi, maka kita terfokus pada tim produksi di televisi, tetapi juga di siarkan
atau berkerja sama dengan tim produksi radio. Untuk radio dan televisi di
bawah naungan pimpinan tim abu zuhri, dia yang bertanggung jawab atas
siaran. Untuk host merangkap sebagai pengisi acara, saya sendiri (Abu
Lukman), bertugas sebagai mixer dan juga cameramen yaitu ka dani, sendiri
pun juga bisa, karena personil di radio rodja ini sangat sedikit, dan untuk
kerjasama untuk terkoneksi ke radio, juga hanya ada satu orang yaitu untuk
menaik atau menurunkan volume, pada saat tersambung dari rodja tv. Intinya
pada saat produksi ini hanya ada tiga orang, yaitu ada saya (Abu Lukman)
sebagai pengisi acara, kalau ada ustadz abu unaish juga dalam segmen
tilawah, mixer dan cameramen, serta di bawah untuk menaik atau
menurunkan volume di radio.
2. Bagaimana pembagian segmen dalam program kisah menawan sang teladan?
Jawab :
Pada awalnya program ini banyak segmen, yaitu ada segmen informasi,
sampai 4-5 segmen pada saat itu. Tapi sekarang kita sudah pastikan hanya ada
dua segmen yaitu segmen kisah menawan sang teladan, yang di dalamnya
membaca pesan interaktif berupa pelajaran dari para pendengar, salam-salam.
Dan setelah itu masuk ke segmen berikutnya yaitu segmen bimbingan tilawah
Al-Qur’an, bersama ustadz abu unaish, yang di dalamnya juga ada salam-
salam, setoran hafalan, dan bimbingan dalam membaca Al-Qur’an.
3. Seperti apakah proses perencanaan, sampai produksi dalam program kisah
menawan sang teladan ini?
Jawab :
Kalau perencanaan produksi, dalam hal ini di serahkan kepada pengisi acara
(penyiar) yaitu saya sendiri (Abu Lukman) dan Kang odja, untuk
penyampaian materinya tidak akan bentrok, karena kita sudah berkomunikasi
sebelumnya, untuk saat ini contohnya saya (Abu Lukman) memegang kisah
para nabi selain Nabi Muhammad SAW, sedangkan kang odja memegang
kisah Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya juga ada kisah sahabat, dimana
saya (Abu Lukman) kisah sahabat, kang odja akan mengkisahkan ulama,
begitupun sebaliknya. Ada perencanaan materi, diserahkan kepada masing-
masing host dan tidak harus berurut, seperti saya mengkisahkan Nabi Adam
AS, ke Nabi Nuh AS, lalu ke Nabi Ibrahim AS. Sebelum acara dimulai, tim
produksi yakni produser, operator produksi, penyiar, dan narasumber harus
sudah stand by lebih kurang 30 menit untuk melakukan persiapan produksi
dan untuk meminimalisir kesalahan saat produksi. Untuk menarik minat
pendengar, operator member informasi melalui media online, seperti
Facebook, Twitter bahwa program Kisah Menawan Sang Teladan mulsi
disiarkan. Operator produksi mempersiapkan alat siaran seperti mixer,
microphone, earphone, dan komputer yang menunjang ketika proses produksi
siaran berlangsung.
4. Hal apakah yang menjadi unggulan dalam program kisah menawan sang
teladan ini dibandingkan dengan program dakwah di radio lain, khususnya di
kota bogor?
Jawab :
Kalau ciri khas kita, cerita kita ini di tafsiyah, kita berusaha menyaring kisah-
kisah ini agar benar-benar bersumber dari sumber yang shahih, bahkan setelah
acara kita mendapatkan masukan dari assatidjah, contohnya dalam kisah Nabi
Adam AS dalam penamaan buah khuldi, sebenarnya khuldi ini penamaan bagi
iblis dalam Al-Qur’an, dalam menyebutkan buah khuldi, kisah-kisah yang
lainpun juga sama. Kisah-kisah yang kita sampaikan, kita usahakan interaktif,
sebekumnya juga sudah di coba untuk duet, terkadang kita juga libatkan,
seperti anak-anak yang mengunjungi studio kita libatkan dalam program ini.
Terkadang acara ini juga kita isi dengan review dari kisah-kisah sebelumnya,
interaktif kita hanya sebatas telepon dan sms saja. Dimana saat itu kita hanya
menyampaikan kisah, lalu kita meminta pendengar untuk menelepon dan
mengirimkan pesan singkat sebagai wujud interaksi mereka dengan kita, dan
sejauh mana pemahaman mereka dalam menyimak dapat kita ketahui melalui
sms dan telepon, maka dengan hadirnya terkoneksi juga dengan televisi, lebih
dapat interaktif antara penyiar dengan pendengar, dan juga agar lebih
menarik, karena mayoritas anak-anak lebih suka audiovisual, sehingga
membuat anak-anak akan tertarik dengan interaktif tersebut.
5. Tujuan apakah yang diharapkan dengan adanya program ini?
Jawab :
Kita mengaharapkan pendengar, baik dari anak-anak, orang tua yang
mendampingi, bahkan tadi juga ada yang menelepon yang sudah kuliah, lebih
mengenal islam, aqidah yang benar melalui kisah atau cerita ini, karena
intinya semua orang suka cerita, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
keinginan mempelajari islam lebih mendalam.
6. Sudah berapa lama program ini berjalan dan apakah mengalami pergantian
format?
Jawab ;
Sebenarnya dari awal, sudah ada program kisah menawan sang teladan ini.
Namun berbicara pergantian format sudah mengalami perubahan format,
perubahan waktu siaran, mulai dari pagi dan sore hari ada, pada awalnya hari
sabtu dan minggu, kemudian di pindah menjadi minggu pagi dan sore,
kemudian menjadi minggu pagi saja. Yang pada awalnya juga 2 pembawa
acara, sekarang menjadi satu pengisi acara perminggu secara bergantian,
dahulu juga sampai ada 4-5 segmen, sampai informasi-informasi yang
sifatnya umum juga ada, seperti tips-tips mengahadapi ujian ada pada saat itu.
Namun saat ini semua aspek di sederhanakan, juga hanya ada dua format yaitu
kisah menawan sang teladan dan bimbingan tilawah (talaqi Al-Qur’an).
7. Terkait dengan segmen bimbingan tilawah Al-Qur’an, seperti apakah kegiatan
tersebut, dan apakah tujuan nya?
Jawab :
Sebenarnya program ini di awali dengan pendengar yang begitu banyak
khususnya anak-anak, kita coba dari respon melalui salam-salam, waktu nya
kita panjangkan, pendengar yang begitu banyak mulai dari papua hingga aceh,
juga pesan singkat yang begitu banyaknya, kurang lebih ratusan sampai tidak
terbaca semuanya. Mulai terfikirkan, bagaimana memanfaatkan acara yang
diminati ini untuk menumbuhkan minat untuk mengahafalkan Al-Qur’an.
Karena dulu pada segmen ini, anak-anak hanya sekedar baca, perbaikan juga
sekedarnya, langsung oleh host tanpa menghadirkan ustadz. Lalu kami
berinisiatif untuk mengahadirkan ustadz, yaitu ustadz abu unaish ali subhana,
beliau mempunyai sanad hafidz Qur’an sehingga sangat tepat, apalagi beliau
juga mengarang buku bimbingan tilawah Al-Qur’an untuk pemula ini. Untuk
formatnya materi kisah menawan snag teladan ini tidak terlalu panjang,
sekitar 10-15 menit, dan untuk tahap awal ini hanya masuk satu demi satu
huruf, dalam satu pertemuan hanya membahas satu huruf, baik makharijal
huruf maupun sifat-sifatnya, setelah itu baru interaktif. Mulai dari interaktif
membaca buku ini, juga dalam hafalan, dan juga dalam membaca Al-Qur’an.
8. Hal apakah yang menjadi kendala dalam program kisah menawan sang
teladan ini baik dari kisah menawan sang teladan, dan segmen bimbingan
tilawah ini?
Jawab :
Idelanya dalam tim produksi baik di radio maupun televisi, masing-masing
mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Tidak
menggandakan tugas pada satu orang, namun karena ini radio dakwah dengan
anggaran yang minim, satu orang menangani dua sampai tiga tugas sekaligus,
bahkan multi fungsi. Termasuk dalam persiapan acara, diserahkan kepada
penanggung jawab acara, mulai dari menyiapkan tempat duduk, menyiakan
soundsystem. Kemudian kendala lainnya, karena acara kita mulai jam
setengah delapan, termasuk sangat pagi di hari libur, terkadang kita menerima
telepon dari anak-anak yang tidak mendengarkan cerita, mulai bergabung di
segmen salam-salam, apalagi ada perbedaan waktu, disini mungkin setengah
delapan, di Indonesia bagian lain mungkin jam setegah tuhuh, atau mungkin
setegah Sembilan.
9. Terkait profesi penyiar, sudah berapa lama menjadi penyiar, dan hal apakah
yang harus menjadi pedoman dalam penyiar religi?
Jawab :
Sebelumnya saya sudah mengikuti pelatihan, seminar-seminar, berkerja
menjadi penyiar mulai dari adanya radio dahulu, lalu ke Tv, pengalaman
penyiarnya sama seperti mulai adanya radio rodja ini sudah menjadi penyiar,
mulai dari awal pembangunan radio yang hanya komunitas, hingga bisa
dinikmati seluruh Indonesia. Beliau juga sebagai pembawa acara televisi di Tv
Rodja selama dua tahun, dalam dua program kajian islam. Yang harus
dimiliki penyiar religi, tentunya sedikit ilmu, karena kita harus bermurojaah,
menkaji, apalagi kita sudah mendengar kisah-kisah sewaktu kita kecil, yang
ternyata kisah-kisah tersebut tidak benar, tidak rajih (kuat), kita bisa memilah
mana kisah yang shahih (bersadarkan hadits Nabi SAW), maupun kisah yang
ditambah-tambahkan. Komitmen yang kuat juga perlu dimiliki, karena ketika
kita menjadi pengisi acara, kita akan dianggap mewakili dakwah itu sendiri,
walaupun dari sisi ilmu kita belum memilikinya, dan hal itu menjadi
pendorong kita untuk melakukan nya dalam kehidupan sehari-hari.
10. Apa harapan dengan adanya program ini khususnya untuk masyarakat kota
bogor, dan umumnya untuk masyarakat Indonesia?
Jawab :
Semoga masyarakat lebih semangat dan lebih baik dalam mencari kisah-kisah
yang shahih, meninggalakan cerita-cerita bohong, takhayul, drama, dan
sinetron yang disana manfaat nya kurang, dan bahkan bisa di bilang isinya
banyak mudharat (kejelekan). Masyarakat menjadi tertarik untuk menyimak
kisah-kisah teladan, semoga kisah-kisah teladan ini menyebar di masyarakat,
bukan hanya melaluo radio rodja, namun juga melalui pengajian-pengajian.
Dan juga harapan kita, untuk televisi-televisi swasta yang sudah ada, yang
dapat dijangkau secara nasional tanpa parabola, bisa menghadirkan acara-
acara yang serupa, yang di isi oleh orang-orang yang berkompeten, yang dapat
memberikan kisah yang menawan, melalui format yang menarik yang dapat
diminati oleh masyarakat.
Demikian wawancara ini dilaksanakan, informasi yang disampaikan adalah
informasi yang benar, dan tidak dibuat-buat.
Bogor, 4 Mei 2014
Pewawancara Narasumber
Muhammad Samih Rozin Abu Lukman