Upload
asrarudin-hamid
View
605
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
Analisis Rasio Nilai Untuk Mengukur Kinerja Keuangan PT Kedawung Setia Industrial Tbk
PROPOSAL SKRIPSI
ANALISIS RASIO NILAI PASAR UNTUK MENGUKUR KINERJA
KEUANGAN PADA PT. KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL, Tbk
PERIODE 2004-2008
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH :
ADITYA RIEZKAN WAHDINE
NIM : C1B106072
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
TAHUN 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai perusahaan baik
kecil maupun besar sudah merupakan fenomena yang biasa. Fenomena ini mengakibatkan
tingkat persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Persaingan bagi perusahaan dapat
berpengaruh positif yaitu dorongan untuk selalu meningkatkan mutu produk yang dihasilkan,
akan tetapi persaingan juga menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan, yaitu produk mereka
akan tergusur dari pasar apabila perusahaan gagal meningkatkan mutu dan kualitas produk-
produk yang dihasilkan. Selain itu penguasaan teknologi dan kemampuan komunikasi juga
sangat dibutuhkan untuk terus dapat bertahan dalam dunia bisnis saat ini maupun di masa depan.
Dengan semakin ketatnya persaingan di era globalisasi ini, Perusahaan dituntut untuk dapat
bertahan untuk menghadapi semakin ketatnya persaingan. Untuk mengantisipasi persaingan
tersebut, harus dapat meningkatkan kinerja perusahaan demi kelangsungan usahanya.
Investor sebagai pihak eksternal perusahaan perlu mengetahui bagaimana kinerja suatu
perusahaan dalam mengelola modal saham, agar dapat mengambil keputusan yang tepat untuk
menanamkan modalnya sebagai sarana berinvestasi pada saham suatu perusahaan. Pasar modal
atau yang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia adalah satu tempat investasi dalam bentuk saham
pada suatu perusahaan.
Investasi dapat dilakukan pada perusahaan yang terdapat di Bursa efek Indonesia.
Industri perlatan rumah tangga merupakan salah satu industri yang dapat dijadikan investor
untuk berinvestasi. Potensi Indonesia dalam perkembangan bisnis industri peralatan rumah
tangga masih besar. Industri peralatan rumah tangga Indonesia berkembang cepat dan akan
semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan sebesar 4-
5 persen akan ditopang perrmintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga. Dengan
demikian diyakini industri alat rumah tangga tetap akan tumbuh. Jumlah penduduk yang
mencapai 200 juta jiwa, dengan lebih dari 50 juta keluarga di Indonesia tetap menjadi pasar
potensial industri ini.. Sehingga penjualan diperkirakan akan tetap tumbuh positif,
(www.pefindo.com). Pemilihan industri peralatan rumah tangga didasarkan bahwa industri ini
dapat mengalami perkembangan yang baik dari waktu ke waktu seiring dengan membaiknya
keadaan ekonomi Indonesia, meskipun produk peralatan rumah tangga buatan Cina membanjiri
pasaran pada saat ini. Sejalan dengan itu maka industri perlatan rumah tangga dapat menjadi
salah satu alternatif sarana investasi yang menarik bagi calon investor untuk menanamkan modal
di bidang ini.
Perusahaan peralatan rumah tangga sebagai perusahaan yang go public dan terdaftar di
BEI tentunya ingin menunjukan kinerja yang baik dihadapan publik, terutama para investor dan
kreditur. Hal tersebut bisa tercapai apabila perusahaan dapat memberikan prestasi terbaiknya
dengan memberikan kinerja keuangan yang sehat.
PT. Kedawung Setia Industrial Tbk yang didirikan pada tahun 1973 merupakan
perusahaan multinasional yang memproduksi alat-alat rumah tangga yang meliputi Industri
barang-barang logam berlapis email, alumunium, dan barang-barang plastik dan kerajinan tangan
terutama alat-alat dapur serta alat-alat rumah tangga yang dioperasikan secara elektronik serta
anak perusahaan (PT. Kedawung Setia Corrugated Carton Box Industrial) yang memproduksi
kotak karton bergelombang. PT. Kedawung Setia Industrial Tbk merupakan salah satu pemain
besar perusahaan Indonesia yang memproduksi alat-alat rumah tangga yang masih bertahan
diantara produk-produk buatan China yang membanjiri pasaran.
PT. Kedawung Setia Industrial Tbk sebagai salah satu pemain besar produsen industri alat
rumah tangga enamel di Indonesia, sudah tentu mempunyai laporan keuangan, laporan keuangan
merupakan salah satu informasi untuk menganalisa keadaan perusahaan di masa akan datang,
laporan keuangan diharapkan dapat memberi informasi tentang keadaan perusahaan dari hasil-
hasil usaha yang telah dicapai secara kuantitatif pada semua pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan itu. Informasi akan menjadi komoditi yang sangat penting saat ini, sebab setiap
pengambilan keputusan harus didasari pada informasi yang akurat. Berikut disajikan data tingkat
laba perusahaan PT Kedawung Setia Industrial Tbk berdasarkan laporan keuangan periode 31
Desember 2004 sampai dengnan 31 Desember 2008, ditunjukan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1
Pertumbuhan Laba Bersih PT Kedawung Setia Industrial Tbk
Tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
TahunLaba/Rugi Bersih Pertumbuhan
(dalam juta rupiah) (%)
2004 -22.697 -
2005 -7.397 67,41%
2006 7.351 199,38%
2007 14.500 97,25%
2008 5.716 -60,58%
Dilihat dari data perusahaan PT. Kedawung Setia Industrial Tbk bahwa laba bersih dari
tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Walaupun pada tahun 2004 dan 2005 perusahaan
mengalami kerugian, dan pada tahun 2008 perusahaan mengalami penurunan laba bersih dari Rp.
14,5 milyar pada tahun 2007 menjadi Rp. 5,7 milyar pada tahun 2008. Hal ini yang menjadi
alasan peneliti tertarik untuk meneliti PT. Kedawung Setia Industrial Tbk karena latar belakang
perusahaan sebagai salah satu produsen peralatan masak enamel terbesar di Indonesia dan
merupakan salah satu perusahaan industri alat rumah tangga yang go public.
Para investor umumnya menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kinerja
yang baik dan mempunyai kemampuan membayar dividen dan memperoleh laba di masa lalu
yang akan datang. Informasi tersebut dapat diketahui dengan mengjitung rasio keuangan dan
juga mengamati perkembangan harga saham perusahaan tersebut.
Sebelum melakukan investasi, investor terlebih dahulu akan melihat bagaimana kinerja
keuangan perusahaan dengan melihat dan menghitung laporan keuangan dari perusahaan
tersebut. Laporan keuangan merupakan informasi akuntansi yang menggambarkan seberapa
besar kekayaan perusahaan, seberapa besar yang diperoleh perusahaan serta transaksi ekonomi
yang bisa mempengaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan. Salah satu cara yang digunakan
calon investor dalam menilai kinerja perusahaan saat hendak melakukan investasi adalah dengan
melihat pertumbuhan tingkat laba perusahaan yang bersangkutan. Dari pertumbuhan tingkat laba
tersebut , calon investor dapat memastikan apakah dia akan melakukan investasi atau tidak pada
perusahaan yang bersangkutan.
Cara umum biasanya digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja perusahaan hádala
analsis rasio keuangan. Rasio keuangan disini terdiri dari rasio liquiditas, rasio aktivitas, rasio
leverage, dan rasio probabilitas. Namur rasio-rasio tersebut tidak satupun yang memperhatikan
kepentingan dan harapan dari penyandang dana (investor).
Salah satu model rasio keuangan lain yang dapat dianalisis hádala rasio pasar. Rasio ini
merupakan perhitungan yang tepat bagi investor karena rasio ini sering digunakan untuk
mengukur dan mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan, terutama dalam pengelolaan modal
saham dan tingkat pencapaian keuntungan bagi investor. Rasio pasar ini meliputi rasio
pendapatan per lembar saham, rasio harga laba, rasio nilai pasar per buku, rasio pendapatan
deviden, dan rasio pembayaran deviden.
Mengingat pentingnya analisa rasio tersebut bagi investor dan perusahaan yang telah
diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti kinerja keuangan perusahaan dengan
menggunakan analisis rasio nilai pasar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan PT. Kedawung Setia
Industrial Tbk selama tahun 2004-2008 berdasarkan analisis analisis rasio nilai pasar?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan PT.
Kedawung Setia Industrial Tbk selama tahun 2004-2008 berdasarkan analisis rasio pasar.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pihak manajemen mengenai
kinerja keuangan PT Kedawung Setia Industrial Tbk berdasarkan analsisis rasio pasar
sebagai bahan pertimbangan dalam mengelola modal saham yang ditanamkan investor pada
perusahaan.
2. Bagi Calon Investor dan Investor
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi investor dan
calon investor sebelum melakukan keputusan investasi saham serta untuk menunjang
evaluasi terhadap kinerja perusahaan tempat investor menanamkan investasi.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dalam melakukan penelitian di bidang
manajemen keuangan khususnya yang berkaitan dengan analisis rasio pasar.
4. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat dijadikan perbandingan dan tambahan referensi yang dapat digunakan
sebagai bahan acan bagi peneltian selanjutnya dengan penelitian yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan sebagai alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan adanya keinginan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan apabila dianalisa lebih lanjut, sehingga diperoleh informasi yang dapat
mendukung kebijakan yang akan diambil.
Munawir (2007 : 5) dalam Analisa laporan Keuangan yang dikutip dari Myer dalam
bukunya Financial Statement Analysis mengatakan bahwa laporan keuangan adalah dua daftar
yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah
daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu
akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar
ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan).
Ada beberapa definisi laporan keuangan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
1. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2004 : 2) dalam Standar Akuntansi Keuangan menyebutkan
bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, yang meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
2. Harahap (2007 : 105) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan
keuangan yang lazim dikenal adalah neraca atau laporan laba/rugi, atau hasil usaha, laporan
arus kas, laporan perubahan posisi keuangan.
3. Mamduh (2003 : 12) laporan keuangan pada dasarnya ingin melaporkan kegiatan-kegiatan
pendanaan, dan kegiatan operasional sekaligus sebagai evaluasi keberhasilan strategi
perusahaan untuk mencapai tujuan.
4. Munawir (2007:2), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan
pihak yang berkepentingan terhadap data ayau aktivitas perusahaan.
Analisa atas laporan keuangan pada hakekatnya adalah untuk mengadakan penilaian atas
keadaan keuangan atau posisi keuangan perusahaan pada suatu saat dan perubahan posisi
keuangan atau kemajuan-kemajuan suatu perusahaan melalui laporan keuangan yang
bersangkutan.
Jadi laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi berupa neraca, laporan laba rugi, dan
laporan lain yang dapat memberi informasi yang akurat tentang keadaan perusahaan dan hasil
yang telah dicapai secara kuantitatif pada semua yang berkepentingan dalam perusahaan.
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (2004:4), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
2.1.3 Bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung
dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing-masing laporan keuangan
memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara bagian, maupun
secara keseluruhan.
Dwi Prastowo, Rifka Juliaty (2002 : 16) ada dua bentuk laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh perusahaan, yaitu :
1. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu (Munawir, 2007:13). Aktiva tidak terbatas pada kekayaan
perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum
dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva tidak berwujud lainnya
misalnya goodwill, hak paten, dan sebagainya.
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum
terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal
dari kreditor.
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukan dalam
pos modal (modal saham), surplus, dan laba yang ditahan.
2. Laporan Laba/Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba
yang diperoleh oleh suatu peroleh oleh suatu perusahan selama periode tertentu (Munawir,
2007:26).
3. Laporan Perubahan Modal
Antara neraca dan laporan laba rugi sering dihubungkan dengan satu laporan yang disebut
laporan perubahan modal (laba ditahan), yang memberikan informasi mengenai perubahan
modal (laba ditahan) selama periode tertentu (Dwi Prastowo, 2005:17).
4. Laporan Arus Kas
Menurut Dwi Prastowo (2005:33), laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pengeluaran
kas, dan perubahan bersih kas, baik yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, maupun
pendanaan. Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi histories
mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan, dengan menklasifikasikan arus
berdasarkan aktifitas operasi, investasi, dan pendanaan selama perriode akuntansi tertentu.
2.1.4 Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat,
karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para pemakainya dalam dunia bisnis yang
dapat menghasilkan keuntungan. Dengan membaca laporan keuangan dengan tepat, seseorang
dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan
diharapkan akan menghasilkan keuntungan baginya.
Harahap (2007 : 120 – 124) para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya dapat
dilihat sebagai berikut :
1. Pemegang Saham
Pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, aset, utang, modal, hasil,
biaya, dan laba. Pemegang saham ingin melihat prestasi perusahaan dalam pengelolaan
manajemen yang diberikan amanah, ingin mengetahui jumlah deviden yang diterima, jumlah
pendapatan per saham, jumlah laba yang ditahan, dan ingin mengetahui perkembangan
perusahaan dari waktu ke waktu, perbandingan dengan usaha sejenis, dan perusahaan
lainnya.
2. Investor
Investor ingin melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan
yang dilaporkan.
3. Analis Pasar Modal
Analis pasar modal ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan
perusahaan.
4. Manajer
Manajer ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang dipimpinnya. Seorang manajer
selalu dihadapkan kepada seribu satu masalah yang memerlukan keputusan cepat dan setiap
saat. Untuk sampai pada keputusan yang tepat, ia harus mengetahui selengkap-lengkapnya
kondisi keuangan perusahaan baik posisi semua pos neraca, laba/rugi, likuiditas, rentabilitas,
solvabilitas, break even, laba kotor, dan sebagainya.
5. Karyawan dan Serikat Pekerja
Karyawan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk menetapkan apakah ia masih
terus bekerja atau pindah dan untuk bisa menilai apakah penghasilan yang diterimanya adil
atau tidak.
6. Instansi Pajak
Instansi pajak dapat menggunakan laporan keuangan sebagai dasar untuk menentukan kebenaran
perhitungan pajak, pembayaran pajak, pemotongan pajak, restitusi, dan juga dasar untuk
penindakan.
7. Pemberi Dana (Kreditur)
Sama dengan pemegang saham, investor, lender seperti bank, investment fund, perusahaan
leasing, juga ingin mengetahui informasi tentang situasi dan kondisi perusahaan baik yang
sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman .
8. Supplier
Laporan keuangan bisa menjadi informasi untuk mengetahui apakah perusahaan layak untuk
diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan, dan sejauh mana potensi resiko yang
dimiliki perusahaan.
9. Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi
Pemerintah ingin mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti peraturan yang telah
ditetapkan.
10. Langganan atau Lembaga Konsumen
Dengan konsep ekonomi pasar dan ekonomi persaingan, konsumen sangat diuntungkan.
Konsumen berhak mendapat layanan memuaskan dengan harga equilibrium, dalam kondisi
ini konsumen terlindungi dari kemungkinan praktik yang merugikan baik dari segi kualitas,
kuantitas, harga dan lain sebagainya.
11. Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga Swadaya Masyarakat membutuhkan laporan keuangan untuk menilai sejauhmana
perusahaan merugikan pihak tertentu yang dilindunginya.
12. Peneliti/Akademisi/Lembaga Peringkat
Bagi peneliti maupun akademisi laporan keuangan sangat penting, sebagai data primer dalam
melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan atau
perusahaan.
2.1.5 Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan,
dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan
untuk pengambilan keputusan ekonomi, sehingga kualitas keputusan yang diambil akan menjadi
lebih baik (Dwi Prastowo, Rifka Juliaty, 2002 : 24).
Munawir (2007 : 36) ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa
laporan keuangan, yaitu analisis horizontal dan analisis vertikal. Analisis horizontal adalah
analisis dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau
beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horizontal ini disebut pula
sebagai metode analisis dinamis. Analisis vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis
hanya meliputi satu atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu
dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui
keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai
metode analisis yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja
tanpa mengetahui perkembangannya.
Bernstein (1983) dalam Harahap (2007 : 18) analisis laporan keuangan dilakukan dengan
tujuan sebagai berikut :
1. Screening
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan
keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.
2. Understanding
Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya.
3. Forecasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
4. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik
dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan.
5. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.
2.1.6 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Harahap (2007 : 209) kegiatan yang selalu lazim dilakukan dalam analisis laporan
keuangan dari berbagai teknik yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menghitung rasio, indeks, perbedaan, kenaikan, penurunan, atau persentase.
2. Membandingkan laporan keuangan baik dengan menggambarkannya, membuat indeks,
membuat angka asli. Angka ini dibandingkan dengan : periode sebelumnya, perusahaan
sejenis, industrial norm (rasio rata-rata industri).
3. Menilai angka-angka : kenaikan, perbedaan dengan lainnya, penurunan atau rasio lainnya.
4. Menganalisis hubungan satu sama lain atau mencari kemungkinan penyebab persoalan yang
menyebabkan perbedaan penurunan/kenaikan.
5. Menghubungkan antara satu data dengan data lain baik antara data kuantitatif dengan data
kualitatif misalnya antara kenaikan penjualan dengan kenaikan biaya. Antara data kuantitatif
dengan data kualitatif misalnya antara angka penjualan dengan kondisi ekonomi nasional.
6. Menggunakan model atau rumus-rumus tertentu dengan menggunakan metode interpelasi,
mengujinya sekaligus melihat hasilnya dan membandingkannya dengan kenyataan yang
terjadi.
2.1.7 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Harahap (2007 : 298 - 299) analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik
analisis lainnya. Keunggulan tersebut adalah :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan
yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan
model prediksi (Z-score).
5. Menstandarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat
perkembangan perusahaan secara periodik atau ”time series”.
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga memiliki beberapa
keterbatasan, yaitu :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan
pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik
seperti :
a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan
judgement yang dapat dinilai bias atau subjektif.
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan
harga pasar.
c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio
d. Metode pencatatan yang tergambar pada dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh
perusahaan yang berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung
rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama.
Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
2.1.6 Rasio Pasar
Pada umumnya rasio keungan terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio
profitabilitas, dan rasio profitibilitas. Namun rasio keuangan yang akan digunakan untuk
mengetahui perkembangan kinerja keuangan PT Kedawung Setia Industrial Tbk ini adalah rasio
pasar.
Rasio ini merupakan indicator untuk mengukur mahal murahnya suatu saham, ukuran prestasi
perusahaan yang dipaling lengkap bagi para pemegang saham, serta dapat membantu investor
dalam mencari saham yang memiliki potensi keuntungan dividen yang bessar sebelum
melakukan penaman modal berupa saham. Namun rasio pasar tidak mempunyai ukuran yang
menunjukan tingkat efesiensi rasio serta tidak dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan
secara keseluruhan jika dilihat berdasarkan harga saham maupun jika dipergunakan oleh pihak
manajemen perusahaan.
Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang nghubungkan harga saham dengan laba dan
nilai buku per saham. Rasio ini memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan invenstor
atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang (Moeljadi, 2006:75).
Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor) atau para pemegang
saham menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga
yang lebih tinggi disbanding dengan nilai buku saham (Sutrisno, 2003:256).
Menurut Hanafi (2004:43). Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan, relative
terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang
investor ataupun calon investor, meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan rasio ini.
Rasio modal saham atau rasio pasar terdiri dari:
1. Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (Earning Per Share)
Menurut Alwi (2003:77), Earning Per Share (EPS) biasanya menjadi perhatian pemegang saham
pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajmeen. EPS menunjukan jumlah uang
yang dihasilkan (return) dari seti lembar saham. Semakin besar nilai EPS semakin besar
keuntungan yang diterima pemegang saham.
Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan
akan memperoleh deviden atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan
pembayaran deviden dan kenaikan harga saham di masa mendatang. Oleh karena itu, para
pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS hanya
dihitung untuk saham biasa (Prastowo, 2005:93).
EPS =Laba Bersih - deviden saham istemewa
Rata-rata tertimbang jumlah lembar saham biasa yang beredar
2. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio)
Menurut Moeljadi (2006:75), Price Earning Ratio (PER) menunjukan berapa banyak
investor bersedia membayar untuk tiap rupiah dari laba yang dilaporkan.
Oleh para investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam
menghasilakn laba di masa yang akan dating. Kesedian para investor untuk menerima kenaikan
PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang
tingkatpertumbuhan yang tingi, biasanya memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah pula (Prastowo
2005:96)
PER =Harga pasar per lembar saham
X 1 KaliPendapatan per lembar saham
3. Rasio Pasar Per Buku (Market To Book Value Ratio
Rasio ini menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang
ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan wealth
(kekayaan) yang dinikmati oleh pemilik perusahaan (Husnan, 2006:76)
Menurut prastowo (2005:99),jika harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor
memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial. Bila seorang investor pesimistik atau
prospek suatu saham, banyak saham dijual pada harga di bawah nilai bukunya. Sebaliknya jika
investor optimistic maka saham dijual dengan harga di atas nilai bukunya.
MBV =Harga pasar per saham
X 1 KaliNilai buku per saham
Book value per share (nilai buku per saham) dihitung dengan membagi ekuitas saham
biasa dengan jumlah saham yang berdedar (Moeljadi, 2006:75)
4. Rasio Pendapatan Deviden (Dividend Yield Ratio)
Dividen yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor.
Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai
dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali.
Kemudian karena perusahaan dengan prospek yang tinggi akan mempunyai harga pasar saham
yang tinggi, yang berarti pembaginya tinggi, maka dividend yield untuk perusahaan macam ini
akan cenderung lebih rendah (Hanafi, 2004:43)
DY =Dividen per lembar saham
X 100%Harga per lembar saham
5. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)
Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor.
Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan (Hanafi, 2004:44)
Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio
pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah
akan mempunyai raio yang tinggi. Pembayaran dividen juga merupakan kebijakan dividen
perusahaan. Menurut Alwi (2003:78), semakin besar rasio ini maka semakin lambat atau kecil
pertumbuhan pendapatan perusahaan.
DPR =Dividen per lembar saham
X 100%Pendapatan per lembar saham
2.1.11 Kinerja Keuangan
Menurut Menteri Keuangan RI berdasarkan keputusan NO.740/kmk/00/1989 tanggal 28
Juni 1989 bahwa yang dimaksud kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan
dalam periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut.
Kinerja keuangan merupakan prestasi yang dicapai oleh perusahaan pada saat tertentu
dengan menggunakan perhitungan berdasarkan tolak ukur analisis rasio yang didasarkan pada
laporan keuangan. Pengukuran kinerja sangat penting dilakukan dengan tujuannya untuk menilai
efektivitas dan efesiensi perusahaan.
Kinerja keuangan merupakan hasil nyata yang dicapai suatu badan usaha dalam suatu
periode tertentu yang dapat mencerminkan tingkat kesehatan keuangan badan usaha tertentu dan
dipergunakan untuk menunjukkan dicapainya hasil yang positif.
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam evaluasi kinerja keuangan perusahaan adalah
pemilik perusahaan tentunya, dalam hal ini alah invesror, para manajer, kreditor, pemerintah dan
masyarakat. Mereka inilah yang akan menilai perusahaan dengan ukuran-ukuran tertentu sesuai
dengan tujuannya.
Menurut Warsono, (2003:30), untuk menentukan sehat tidaknya posisi keuangan suatu
perusahaan pada periode tertentu dengan rata-rata industrinya pada periode yang bersangkutan
disebut metode lintas seksi atau industri (cross section). Secara sistematis dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
Untuk rasio pasar adalah :
Untuk rasio leverage :
Rkit ≥ Rkidt ..................Kategori Sehat
Keterangan :
Rkit = rasio keuangan perusahaan I pada periode t
Rkidt = rasio keuangan rata-rata indistri pada periode t
Yang digunakan dalam penelititan ini adalah metode rasio rata-rata keuangan aritmetika
industri, dapat dihitung dengan formula sebagai berrikut : (Warsono, 2003:31)
1 = I
Keterangan :
AM = rasio rata-rata aritmetika industri
Rk = rasio keuangan perusahaan ke – i
i = perusahaan ke 1, 2, 3,……J
J = jumlah total perusahaan yang tercatat dalam sektor/industri yang diukur
2.2 Penelitian Sebelumnya
1. Judul : Analisis Rasio Pasar Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT Kimia Farma Tbk.
Tahun 2003-2006.
Nama : Eka Charlinie (2009)
Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus pada PT. Kimia Farma. Variabel dalam
penelitian ini adalah rasio pasar .
Berdasarkan perhitungan rasio pasar PT Kimia Farma Tbk dengan rasio rata-rata
industri farmasi tahun 2003 hingga 2006 diketahui bahwa EPS PT Kimia Farma Tbk
berturut-turut dari tahun 2003 hingga 2006 berada dalam kondisi tidak sehat, PER secara
berturut-turut dari tahun 2003 hingga 2006 berada dalam kondisi sehat, MBV dari tahun
2003 hingga 2006 berada dalam kondisi tidak sehat, DY secara berturut-turut dari tahun 2003
hingga 2006 berada dalam kondisi tidak sehat, DPR tahun 2003 dan tahun 2006 dalam
kondisi sehat sedangkan tahun 2004 dan 2005 berada dalam kondisi tidak sehat.
2. Judul : Analisa Rasio Nilai Pasar Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT Astra
Internasional Tbk. (Periode 2004-2007)
Nama : Maria Agustina (2009)
Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus pada Perusahaan otomotif yaitu PT Astra
Internasional Tbk pada periode 2004-2007. Variabel dalam penelitian ini adalah rasio
keuangan pasar.
Penelitian ini mengemukakan hasilnya yaitu dari hasil analisis rasio pendapatan per
lembar saham (EPS) berdasarkan laporan selama empat tahun, adalah kinerja keuangan
perusahaan belum menunjukan nilai yang baik. Dari hasil analisis rasio harga laba (PER)
berdasarkan laporan keuangan selama empat tahun mengalami kenaikan dan penurunan. Dari
hasil analisis rasio pasar per buku (MBV) berdasarkan laporan keuangan selama empat tahun
juga mengalami kinerja yang baik. Dari hasil perhitungan pendapatan deviden (DY) selama
tahun 2004-2007 bahwa kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan masih belum stabil.
Dari perhitungan rasio pembayaran deviden (DPR) selama empat tahun menunjukan kinerja
keuangan perusahaan belum cukup baik.
3. Judul : Analisa Rasio Nilai Pasar Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
Farmasi Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2005-2007)
Nama : Muhammad Fachrianoor Gazali (2009)
Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus pada perusahaan farmasi yang go public
di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004-2007. Variabel dalam penelitian ini adalah rasio
keuangan pasar. Yang mana penelitian ini membandingkan perusahaan farmasi mana yang
memiliki kinerja keuangan paling baik dari segi rasio nilai pasar pada perusahaan farmasi
yang go public di Bursa Efek Indonesia.
Dari penelitian di atas terdapat persamaan dari penelitian yang dilakukan penulis,
yaitu sama-sama melakukan analisis rasio nilai pasar yang dilakukan oleh perusahaan, untuk
menjadikan bahan pertimbangan investor untuk menanamkan modalnya. Sedangkan
perbedaannya terdapat pada objek dan tahun penelitian yang diteliti.
2.3 Kerangka Pikir
Kerangka pikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
KERANGKA PIKIR
Rasio Rata-Rata Industri Perusahaan Alat Rumah
Tangga
Pembanding
..............
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang berrsifat kuantitatif karena penelitian
ini berkaitan dengan objek penelitian yaitu pada perusahaan dengan kurun waktu tertentu dengan
mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan perusahaan dan disesuaikan dengan
tujuan penelitian.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data adalah teknik dokumentasi yaitu data dari
laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi yang dikeluarkan oleh situs
www.idx.co.id. Data yang dikumpulkan tersebut berupa laporan keuangan perusahaan untuk
periode lima tahun terakhir yakni tahun 2004-2008.
3.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, data yang penulis
kumpulkan dalam bentuk angka-angka absolute dari laporan keuangan (Neraca/Laba Rugi)
perusahan industri alat rumah tangga Kedawung Setia Industrial tahun 2004-2008.
3.4 Sumber Data
Data penelitian yang digunakan merupakan data sekunder. Data yang diperoleh secara
tidak langsung dari pihak ketiga atau melalui dokumen (Sugiyono, 2004:129). Sumber data
penelitian ini diperoleh dari internet melalui situs www.idx.co.id, berupa neraca dan laporan
laba/rugi perusahan industri alat rumah tangga Kedawung Setia Industrial tahun 2004-2008.
3.5 Difinisi Operasional
Analisis rasio pasar adalah perhitungan rasio keuangan yang digunakan para investor untuk
mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan yang menjual saham ke umum, dimana rasio tersebut
menghubungkan harga saham dengan laba dan nilai per buku per saham.
Variabel –variabel rasio pasar yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Earning per Share atau Harga per Lembar Saham yaitu mengukur pendapatan per lembar
saham biasa.
2. Price Earning Ratio atau Rasio Harga Laba yaitu mengukur berapa tingkat pertumbuhan
dividen yang diharapkan oleh pemodal atau dengan kata lain, berapa banyak investor
bersedia membayar untuk setiap rupiah laba yang dilaporkan. Selain itu, rasio ini juga
menunjuakan tingkat risiko saham tersebut.
3. Market to Book Ratio atau Rasio Nilai Pasar per Buku yaitu berapa banyak investor yang
berrsedia membayar untuk setiap rupiah modal sendiri yang dilaporkan.
4. Dividend Yield Ratio atau Rasio Pendapatan Dividen yaitu mengukur berapa dividen
yang diterima untuk setiap rupiahnya.
5. Dividend Payout Ratio atau Rasio Pembayaran Dividen yaitu mengukur tingkat alokasi
pendapatan per lembar saham biasa sebagai dividen.
3.5 Teknik Analisis Data
Penelitian kali ini menggunakan teknik analisis deskriptif, artinya data yang diperoleh di
lapangan diolah sedemikian rupa sehingga memberikan data yang sistematis, faktual dan akurat
mengenai permasalahan yang diteliti. Teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk
menganalisa data yaitu dengan cara :
1. Menghitung rasio pasar yang terdiri dari Earning per share, Price Earning ration, Market to
Book Ratio, Dividend Yield Ratio, dan Dividend Payout Ratio.
Untuk menghitung rasio pasar, peneliti menggunakan :
1) EPS =Laba Bersih - deviden saham istemewa
Rata-rata tertimbang jumlah lembar saham biasa yang beredar
2) PER =Harga pasar per lembar saham
X 1 KaliPendapatan per lembar saham
3) MBV =Harga pasar per saham
X 1 KaliNilai buku per saham
4) DY =Dividen per lembar saham
X 100%Harga per lembar saham
5) DPR =Dividen per lembar saham
X 100%Pendapatan per lembar saham
2. Membandingkan rasio pasar tersebut selama tahun pengamatan dengan rasio rata-rata industri
perusahaan alat rumah tangga, dengan maksud untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan.
Rata-rata aritmetika dihitung dengan formula sebagai berikut :
1 = I
Keterangan :
AM = rasio rata-rata aritmetika industri
Rki = rasio keuangan perusahaan ke i
i = perusahaan ke 1, 2, 3,……J
J = jumlah total perusahaan yang tercatat dalam sektor/industri yang diukur
3. Menganalisis kinerja keuangan PT Kedawung Setia Industrial Tbk berdasarkan perbandingan
rasio pasar dengan rasio rata-rata industri perusahaan alat rumah tangga yang telah
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Eka Charlinie. 2009. Analisis Rasio Pasar Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT Kimia Farma Tbk. Skripsi.
Bringham, E.F. & Houston, J.F. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta
Harahap, Sofyan S. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Kesatu. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Horne, J.C.V. & Wachowicz, J.M. 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 12 (diterjemahkan oleh Fitriasari, D & Kwary, D.A ). Salemba Empat. Jakarta
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.
Mamduh, M. Hanafi. 2003. Analisa Laporan Keuangan. UPP MPP YKPN. Yogyakarta.
Maria Agustina. 2009. Analisa Rasio Nilai Pasar Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT Astra Internasional Tbk. Skripsi.
Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Edisi Pertama. Bayu Media Publishing, Malang.
Muhammad Fachrianoor Gazali. 2009. Analisa Rasio Nilai Pasar Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Farmasi Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi.
Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta.
Prastowo, Dwi, Rifka Juliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan-Konsep dan Aplikasi. Cetakan Kedua. AMP YKPN. Yogyakarta.
Sugiono, Arief. 2009. Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Grasindo. Jakarta.
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan. Teori konsep dan aplikasi, edisi pertama EKONISIA. Yogyakarta.
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 1. Bayu Media Publishing. Malang.