97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN 2001-2010 TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat S-2 Magister Ekonomi Dan Studi Pembangunan Oleh: TAUFIK ROHMAN S4210096 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA 2011

ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN 2001-2010

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat S-2 Magister Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Oleh: TAUFIK ROHMAN

S4210096

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCA SARJANA

MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“Be the best from the best of you”

Page 6: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

P E R S E M B A H A N

Kupersembahkan karya ini dengan tulus dan penuh rasa syukur kepada :

§ Ayah, Ibu, dan Istriku Serta Anak-Anakku Tercinta yang selalu memberikan

motivasi dan doanya

§ Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi

§ Serta UNS, Almamater yang selalu Aku Banggakan

Page 7: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sektor basis dan non basis di

Kabupaten Ngawi, serta penelitian ini juga bertujuan mengetahui komponen pertumbuhan regional (Nij), komponen pertumbuhan proposional (Mij), dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (Cij), serta untuk mengetahui model overlay antara analisis LQ dan Shift Share.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan periode yang dianalisis dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi dan Bapedda Kabupaten Ngawi, alat analisis yang digunakan adalah analisis Location Quotient (LQ), analisis shift-share (SS), dan analisis Overlay.

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa sektor basis di Kabupaten Ngawi adalah sektor pertanian; sektor konstruksi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Untuk pergeseran provinsi (Nij) Sektor pertanian menjadi sektor dengan pertumbuhan paling cepat dari pada sektor-sektor lainnya, sedangkan sektor paling lambat adalah sektor listrik, gas dan air bersih. Untuk pertumbuhan proporsional (Mij) sektor yang maju di Kabupaten Ngawi adalah sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor perdagangan, restoran dan hotel; sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan sektor-sektor yang belum maju di Kabupaten Ngawi adalah sektor pertanian; sektor industri pengolahan; sektor konstruksi dan sektor jasa-jasa. Untuk pertumbuhan pangsa wilayah (Cij) sektor yang memiliki daya saing di Kabupaten Ngawi adalah sektor pertanian; sektor industri pengolahan; dan sektor konstruksi. Sedangkan berdasatkan analisis overlay Sektor basis yang memiliki Sektor yang tidak maju, memiliki daya saing adalah sektor pertanian dan sektor kontruksi, dan Sektor non basis yang memiliki Sektor yang maju, tidak memiliki daya saing adalah sektor pertambangan, sektor penggalian dan listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel & restoran, dan sektor pengangkutan dan komunikasi

Kata Kunci : Sektor Basis, Pertumbuhan Ekonomi, Overlay

Page 8: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the base sector and non-base in the District of Ngawi, and this study also aims to find the component of regional growth (Nij), components of proportional growth (Mij), and component share growth regions (CIJ), as well as to determine the overlay model between LQ and Shift Share analysis.

The data used in this study is secondary data are analyzed with the period from 2001 until 2010. Data obtained from the Central Bureau of Statistics and Bapedda Ngawi Regency Regency Ngawi, an analytical tool used is the analysis of Location Quotient (LQ), shift-share analysis (SS), and overlay analysis

The results of this study illustrates that the sector base Regency Ngawi are agriculture; construction sector; sector finance, leasing and services company and the services sector. To shift the province (Nij) agricultural sector has become the fastest growing sectors than in other sectors, while the slowest sector is the sector of electricity, gas and water supply. For the proportional growth (Mij) advanced sectors Regency Ngawi is mining and quarrying; electricity, gas and water supply; the trade, restaurant and hotel, transport and communications sector and financial sector, leasing and services company. While the sectors that have not advanced Regency Ngawi is the agricultural sector; manufacturing industry; construction sector and services sector. To share growth regions (Cij) sector has competitiveness in Ngawi Regency of is agriculture; manufacturing, and construction sectors. While based on the analysis of sector overlay a base that has not advanced sector, has the competitive edge is the agricultural and construction sectors, and non-base sector who have an advanced sector, not competitive is the sector of mining, quarrying sector and electricity, gas and water supply , trade, hotels & restaurants and transport and communications sector

Keywords: Base Sector, Economic Growth, Overlay

se of this research is to analyze how the growth, the effectiveness, and the elasticity of the mining group C taxes to reveneu of tax income in Ngawi Regency. Beside that, the writer also wants to analyze the form and connection between Gross Regional Domestic Product (GRDP) in construction sector and the mining group C taxes.

The data used in this research is a secunder data with time period from 2001 until 2010. The data obtained from Financial Bureau of Regional Secretariat of Ngawi Regency and the Central Bureau of statistic of Ngawi regency, the analyze’s instrument used are ratio, elasity, and simple corelation model analysis.

Page 9: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT

atas segala nikmat-nikmat yang tiada terhitung nilainya serta berkat keridhoanNya

penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tesis ini tepat sesuai jadwal yang telah

ditentukan.

Tesis ini berjudul “ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN

NGAWI TAHUN 2001 - 2010”, disusun sebagai salah satu persyaratan mencapai

derajat magister pada Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan di

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada

pada tesis ini, ucapan terima kasih Penulis sampaikan atas bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk moril dan

materiil. Ucapan terima kasih secara khusus Penulis haturkan kepada ayahanda, lelaki

yang mengucurkan keringatnya demi kesuksesanku dan Ibunda tercinta, sumber “mata

air” semangat yang tak pernah kering, yang selalu berdoa dengan tulus ikhlas menempuh

kepayahan sejati demi selesainya perjuangan penulis, Istri tersayang yang kasih

sayangnya menjadi motivator dan kekuatan untuk menjadi lebih baik, anak-anakku

tercinta, Daffa dan Zizi, serta keluarga besarku yang tiada hentinya mendukung dan

berdoa untuk keberhasilan dan kesuksesanku.

Selain itu, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, Penulis juga

mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

Page 10: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

1. Dr. JJ. Sarungu, M.S selaku Ketua Program Studi Magister Ekonomi dan Studi

Pembangunan UNS;

2. Dr. JJ. Sarungu, M.S selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. Mulyanto, ME

selaku Dosen Pembimbing II, atas segala informasi, arahan dan bimbingan dalam

penyusunan Tesis ini;

3. Ir. H. Budi Sulistyono selaku Bupati Ngawi;

4. Bapak Dwi Rianto Jatmiko, SH selaku Ketua DPRD Kabupaten Ngawi;

5. Bapak Budi Purwanto selaku Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Ngawi dan

Semua Bapak – Bapak Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Ngawi;

6. Drs. Sugeng, Msi selaku Sekretaris DPRD Kabupaten Ngawi dan rakan – rekan

Staf Sekretaris DPRD Kabupaten Ngawi:

7. Bapak-bapak dosen yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada

Penulis selama menuntut ilmu di Universitas Sebelas Maret Surakarta;

8. Teman-teman Angkatan XIV Kelas Ngawi, terima kasih atas dukungan dan

kebersamaan yang tak akan pernah luntur;

9. Rekan-rekan bimbingan, Tante Lina, Mbak Kar, Pak Eko, Tante Eny, Om Romeli,

Tante Ita, Om Yanto, dan Pak Slamet, terima kasih atas kebersamaan dan

kekompakannya selama bimbingan sampai dengan terselesaikannya tesis kita;

10. Semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan akhir ini, yang tidak dapat

Penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih

baik dan pahala yang memberatkan timbangan amal kebaikan di Yaumul Hisab

nanti.

Page 11: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih banyak terdapat

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu saran dan kritik sebagai

masukan bagi perbaikan di masa yang akan datang sangat Penulis harapkan. Akhirnya,

Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat. Atas segala kekurangan dalam tesis

ini Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih.

Surakarta, 2011

Penulis,

TAUFIK ROHMAN

Page 12: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .................................. iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

ABSTRAK .................................................................................................. vii

ABSTRACT ................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ............................................................................... ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis ..................................................................... 10

1. Ekonomi Regional .............................................................. 10

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........................ 11

3. Pengertian Sektor Basis ...................................................... 22

Page 13: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

4. Teori Sektor Basis Ekonomi ............................................... 23

5. Analisis Location Quotient .................................................. 25

6. Analisis Shift Share ............................................................ 26

B. Hasil Penelitian Terkait ........................................................... 27

C. Kerangka Konseptual .............................................................. 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 34

B. Tipe Penelitian Dan Unit Analisis ........................................... 34

C. Sumber, Jenis Dan Metode Pengumpulan Data ...................... 34

D. Definisi Operasional Variabel ................................................. 35

1. Potensi Ekonomi ................................................................ 35

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........................ 35

3. Pertumbuhan Ekonomi ....................................................... 35

4. Sektor – Sektor Ekonomi ................................................... 36

5. Kegiatan Ekonomi ............................................................. 36

E. Teknis Analisis ........................................................................ 37

1. Analisis Location Quotient ................................................. 37

2. Analisis Shift Share ............................................................ 38

3. Analisis Overlay ................................................................ 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ........................................ 42

1. Kondisi Geografis Kabupaten Ngawi ................................ 42

2. Pemerintahan Kabupaten Ngawi ........................................ 44

3. Indikator Kinerja Pembangunan ......................................... 48

a. Kondisi Sosial Kependudukan ....................................... 48

b. Kondisi Perekonomian Daerah ...................................... 53

c. Pendidikan Masyarakat .................................................. 57

d. Kondisi Sarana dan Prasarana ........................................ 59

B. Hasil Dan Pembahasan ............................................................ 61

1. Sektor Basis (LQ) Kabupaten Ngawi ................................. 61

Page 14: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

a. Sektor Pertanian ............................................................. 63

b. Sektor Kontruksi ............................................................ 64

c. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ....... 64

d. Sektor Jasa-Jasa ............................................................. 65

2. Pergeseran Pertumbuhan Ekonomi (Shift Share) di Kabupaten Ngawi

................................................................................. 65

a. Pengaruh Pertumbuhan Propinsi (Nij) ........................... 65

b. Pertumbuhan Proporsional atau Bauran Industri (Mij) ... 68

c. Pertumbuhan Pangsa Wilayah atau Keunggulan Kompetitif (Cij)

.............. .............................................................................. 70

3. Analisis Overlay Antara LQ Dengan Shift Share ............... 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 74

B. Saran ....................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 78

LAMPIRAN ................................................................................................ 80

Page 15: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 PDRB Kabupaten Ngawi Atas Dasar Harga Berlaku 2001 – 2010 (Juta

Rupiah) ............................................................................................ 5

Tabel 1.2 PDRB Kabupaten Ngawi Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta

Rupiah) ............................................................................................... 6

Tabel 3.1 Overlay Analisis LQ den Analisi Shift Share) ................................. 41

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Ngawi Menurut Jenis Kelamin Tahun 2006

........................................................................................................... 51

Tabel 4.2 Kesejahteraan Sosial Kabupaten Ngawi ........................................ 52

Tabel 4.3 PDRB Kabupaten Ngawi Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) 56

Tabel 4.4 PDRB Kabupaten Ngawi Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta

Rupiah) ............................................................................................ 57

Tabel 4.5 Sarana Pendidikan dan Jumlah Murid ........................................... 58

Tabel 4.6 Panjang Jalan menurut Jenis, Kondisi dan Kelas Jalan di Kabupaten Ngawi

Tahun 2010 (km) .......................................................................... 59

Tabel 4.7 Nilai LQ Persektor di Kabupaten Ngawi Tahun 2001-2010 ......... 62

Tabel 4.8 Laju Pertumbuhan Propinsi Jawa Timur Tahun 2001 – 2010 (Juta Rupiah)

........................................................................................................... 66

Tabel 4.9 Pengaruh Pertumbuhan Propinsi Terhadap Kabupaten Ngawi Tahun 2001-

2010 (Juta Rupiah) ......................................................................... 67

Tabel 4.10 Pertumbuhan Proporsional di Kabupaten Ngawi Tahun 2001 - 2010 (Juta

Rupiah) ........................................................................................... 68

Page 16: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Tabel 4.11 Pertumbuhan Pangsa Wilayah di Kabupaten Ngawi Tahun 2001 - 2010 (Juta

Rupiah) ............................................................................................. 70

Tabel 4.12 Hasil Analisis Overlay LQ Dengan Shift Share di Kabupaten Ngawi

........................................................................................................... 72

Page 17: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Analisis Ekonomi .................... 33

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Ngawi .............................................. 43

Gambar 4.2 Komposisi Penggunaan Lahan (%) ........................................ 44

Page 18: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Pdrb Harga Konstan Kabupaten Ngawi Tahun 2000 – 2010

...................................................................................................... 81

Lampiran 2 Data Pdrb Harga Berlaku Kabupaten Ngawi Tahun 2000 – 2010

...................................................................................................... 82

Lampiran 3 Data Pdrb Harga Konstan Jawa Timur Tahun 2000 – 2010

...................................................................................................... 83

Lampiran 4 Data Pdrb Harga Berlaku Jawa Timur Tahun 2000 – 2010

...................................................................................................... 84

Page 19: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ABSTRAK

ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN 2001 - 2010

TAUFIK ROHMAN

S4210096 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sektor basis dan non basis di

Kabupaten Ngawi, serta penelitian ini juga bertujuan mengetahui komponen pertumbuhan regional (Nij), komponen pertumbuhan proposional (Mij), dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (Cij), serta untuk mengetahui model overlay antara analisis LQ dan Shift Share.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan periode yang dianalisis dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi dan Bapedda Kabupaten Ngawi, alat analisis yang digunakan adalah analisis Location Quotient (LQ), analisis shift-share (SS), dan analisis Overlay.

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa sektor basis di Kabupaten Ngawi adalah sektor pertanian; sektor konstruksi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Untuk pergeseran provinsi (Nij) Sektor pertanian menjadi sektor dengan pertumbuhan paling cepat dari pada sektor-sektor lainnya, sedangkan sektor paling lambat adalah sektor listrik, gas dan air bersih. Untuk pertumbuhan proporsional (Mij) sektor yang maju di Kabupaten Ngawi adalah sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor perdagangan, restoran dan hotel; sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan sektor-sektor yang belum maju di Kabupaten Ngawi adalah sektor pertanian; sektor industri pengolahan; sektor konstruksi dan sektor jasa-jasa. Untuk pertumbuhan pangsa wilayah (Cij) sektor yang memiliki daya saing di Kabupaten Ngawi adalah sektor pertanian; sektor industri pengolahan; dan sektor konstruksi. Sedangkan berdasatkan analisis overlay Sektor basis yang memiliki Sektor yang tidak maju, memiliki daya saing adalah sektor pertanian dan sektor kontruksi, dan Sektor non basis yang memiliki Sektor yang maju, tidak memiliki daya saing adalah sektor pertambangan, sektor penggalian dan listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel & restoran, dan sektor pengangkutan dan komunikasi

Kata Kunci : Sektor Basis, Pertumbuhan Ekonomi, Overlay

Page 20: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the base sector and non-base in the District of Ngawi, and this study also aims to find the component of regional growth (Nij), components of proportional growth (Mij), and component share growth regions (CIJ), as well as to determine the overlay model between LQ and Shift Share analysis.

The data used in this study is secondary data are analyzed with the period from 2001 until 2010. Data obtained from the Central Bureau of Statistics and Bapedda Ngawi Regency Regency Ngawi, an analytical tool used is the analysis of Location Quotient (LQ), shift-share analysis (SS), and overlay analysis

The results of this study illustrates that the sector base Regency Ngawi are agriculture; construction sector; sector finance, leasing and services company and the services sector. To shift the province (Nij) agricultural sector has become the fastest growing sectors than in other sectors, while the slowest sector is the sector of electricity, gas and water supply. For the proportional growth (Mij) advanced sectors Regency Ngawi is mining and quarrying; electricity, gas and water supply; the trade, restaurant and hotel, transport and communications sector and financial sector, leasing and services company. While the sectors that have not advanced Regency Ngawi is the agricultural sector; manufacturing industry; construction sector and services sector. To share growth regions (Cij) sector has competitiveness in Ngawi Regency of is agriculture; manufacturing, and construction sectors. While based on the analysis of sector overlay a base that has not advanced sector, has the competitive edge is the agricultural and construction sectors, and non-base sector who have an advanced sector, not competitive is the sector of mining, quarrying sector and electricity, gas and water supply , trade, hotels & restaurants and transport and communications sector

Keywords: Base Sector, Economic Growth, Overlay

se of this research is to analyze how the growth, the effectiveness, and the elasticity of the mining group C taxes to reveneu of tax income in Ngawi Regency. Beside that, the writer also wants to analyze the form and connection between Gross Regional Domestic Product (GRDP) in construction sector and the mining group C taxes.

The data used in this research is a secunder data with time period from 2001 until 2010. The data obtained from Financial Bureau of Regional Secretariat of Ngawi Regency and the Central Bureau of statistic of Ngawi regency, the analyze’s instrument used are ratio, elasity, and simple corelation

Page 21: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional

dilaksanakan berdasarkan prinsip tercapainya daya guna dan hasil guna serta

pemanfaatan data dan informasi untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi

antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta

evaluasi. Secara umum, pembangunan ekonomi daerah diartikan sebagai suatu

proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat

mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola

kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang

perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut (Kuncoro, 2001: 110).

Tujuan utama pembangunan ekonomi ini, selain untuk menciptakan

pertumbuhan yang setinggi-tingginya, harus pula menghapus atau mengurangi

kemiskinan, ketimpangan pendapatan, dan tingkat pengangguran.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

menyatakan bahwa otonomi daerah merupakan penyerahan kewenangan dari

Pusat kepada Daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.

Penyelenggaraan otonomi daerah menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi,

peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi

daerah. Seharusnya dengan adanya otonomi daerah pelaksanaan pembangunan

1

Page 22: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

di daerah harus lebih sesuai dengan aspirasi masyarakatnya dan mampu

membawa manfaat kesejahteraan masyarakat.

Otonomi daerah mengharuskan setiap daerah untuk menggali segenap

potensinya di dalam upaya meningkatkan pembangunan di daerahnya dalam

rangka peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Prioritas pembangunan

seringkali menjadi salah satu permasalahan bagi pemerintah daerah dalam

merencanakan pembangunannya. Misalnya, apakah memprioritaskan wilayah

pengembangan atau memprioritaskan sektoral sebagai prioritas utama

pembangunan.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan tujuan dari sebagian besar

pemerintah di daerah. Namun, seringkali penggalian potensi dalam rangka

pertumbuhan ekonomi menimbulkan masalah baru, yaitu kurang

terperhatikannya masalah sosial (pendidikan dan kesehatan) serta masalah

lingkungan. Dalam mencapai pembangunan ekonomi wilayah yang baik,

diperlukan sumber daya manusia yang handal dan sehat. Selain itu, diperlukan

ketersediaan sumber daya alam yang berkelanjutan guna memenuhi segala

kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Eksploitasi sumber daya alam yang

tidak terkontrol dapat merusak tatanan sumber daya sebagai penyedia barang

yang diperlukan oleh manusia. Bila hal tersebut terus dilakukan oleh suatu

daerah tanpa memperhatikan lingkungan, maka akibat yang ditimbulkan adalah

kerusakan lingkungan dan semakin langkanya sumber daya. Oleh karena itu,

pembangunan sumber daya manusia dan kelestarian lingkungan merupakan

konsep dari pembangunan yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.

Page 23: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pembangunan ekonomi daerah merupakan salah satu bagian penting dari

pembangunan nasional dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Tolak ukur keberhasilan pembangunan ekonomi daerah dapat

dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan semakin kecilnya

ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor.

Kondisi ini, menghadapkan kepada pemerintah daerah untuk lebih bijak dalam

menerapkan kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada

kekhasan daerah yang bersangkutan, dengan menggunakan potensi sumberdaya

manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik lokal (daerah) secara tepat.

Perbedaan kondisi daerah akan membawa implikasi terhadap corak

pembangunan yang akan diterapkan berbeda pula. Peniruan mentah-mentah

pola kebijakan yang pernah diterapkan dan berhasil pada suatu daerah, belum

tentu memberikan manfaat yang sama bagi daerah lainnya. Begitu pula dengan

Pemerintah Kabupaten Ngawi dalam melaksanakan amanah pembangunan

yang berdasarkan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Ngawi harus fokus dalam melaksanakan

kebijakan pembangunan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Langkah-langkah yang arif dalam melaksakan kebijakan adalah dengan

pengalokasian anggaran secara efektif. Salah satu indikator yang digunakan

dalam komposisi ekonomi Kabupaten Ngawi adalah dengan melihat data

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada tahun 2001 sampai dengan

tahun 2010 di Kabupaten Ngawi, produk yang mendominasi PDRB kabupaten

adalah sektor pertanian, karena pada sektor ini lebih dari 30% dari total PDRB.

Page 24: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Hal ini relevan dengan visi Kabupaten Ngawi yang menjadikan pertanian

menjadi sektor unggulan kabupaten. Sektor pertambangan dan penggalian

menjadi sektor yang memberikan sumbangan PDRB paling kecil dengan nilai

kurang 0,58% dari total PDRB. Sektor ini tidak menjadi sektor unggulan

karena di wilayah Kabupaten Ngawi hanya memiliki pertambangan mineral

dan penggalian golongan C. Untuk lebih jelas berikut Tabel 1.1 tentang PDRB

Kabupaten Ngawi pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2010

Page 25: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Tabel 1.1 PDRB Kabupaten Ngawi Atas Dasar Harga Berlaku 2001 - 2010 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha (Sektor) 2001 2001 2007 2010

Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (11)

1. Pertanian 943.901,33 40,85 1.241.272,14 38,02 1.843.370,50 36,64 2.654.359,37 36,63 2. Pertambangan dan Penggalian 13.438,73 0,58 18.070,32 0,55 27.821,13 0,55 36.518,40 0,50 3. Industri Pengolahan 145.763,59 6,31 206.840,03 6,33 306.568,98 6,09 455.258,87 6,28 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 12.682,15 0,55 21.476,84 0,66 36.199,99 0,72 60.369,81 0,83 5. Konstruksi 99.146,81 4,29 141.810,82 4,34 243.130,70 4,83 360.181,25 4,97 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 586.906,13 25,40 880.924,38 26,98 1.412.591,98 28,08 2.076.707,35 28,66 7. Pengangkutan dan Komunikasi 52.283,76 2,26 114.710,78 3,51 205.072,67 4,08 207.931,40 2,87 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

128.031,58

5,54 161.943,61

4,96 243.939,08 4,85 399.964,91 5,52 9. Jasa - Jasa 328.612,08 14,22 478.073,09 14,64 712.733,97 14,17 994.551,07 13,73 Total 2.310.766,16 100,00 3.265.122,01 100,00 5.031.428,99 100,00 7.245.842,43 100,00

Keteterangan : % =Kontribusi/Share Sumber : BPS Kabupaten Ngawi (data diolah)

5

Page 26: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Tabel 1.2 PDRB Kabupaten Ngawi Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha (Sektor) 2001 2001 2007 2010

Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (11)

1. Pertanian 845.144,68 1,35 879.270,85 4,24 985.007,46 4,67 1.145.589,73 4,87 2. Pertambangan dan Penggalian 12.219,15 4,23 13.412,05 -0,24 15.442,31 7,21 17.526,39 3,19 3. Industri Pengolahan 130.381,76 2,06 145.094,37 4,10 162.859,61 4,80 196.280,68 6,22 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 10.625,41 6,26 12.333,54 1,55 14.673,00 6,87 19.108,85 7,24 5. Konstruksi 87.494,56 2,27 98.453,62 3,76 116.758,32 5,74 135.663,44 6,77 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 526.930,55 1,87 614.343,99 5,25 745.925,20 6,95 923.010,01 8,82 7. Pengangkutan dan Komunikasi 47.654,15 6,52 79.274,28 51,65 92.497,17 5,82 81.775,64 8,09 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

118.946,72

4,21 122.853,39 -7,87 142.016,95

3,51

190.048,43

5,28 9. Jasa - Jasa 296.662,59 1,70 317.355,84 0,88 364.537,86 3,25 412.818,32 3,40 Total 2.076.059,57 1,93 2.282.391,93 4,35 2.639.717,89 5,16 3.121.821,49 6,09

Keterangan : % = Daya Tumbuh Sumber : BPS Kabupaten Ngawi (data diolah)

6

Page 27: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Berkaitan dengan peningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah, peran

pemerintah daerah sangat diperlukan yaitu dalam membuat strategi dan

perencanaan pembangunan daerah, dengan memperhatikan pergeseran sektor

ekonomi yang terjadi dari tahun ke tahun. Pemerintah daerah harus mengetahui

bagaimana pengaruh terjadinya perubahan struktur ekonomi pada pertumbuhan

ekonomi daerah. Untuk mengetahuinya, pemerintah harus melakukan analisis

terhadap perubahan struktur ekonomi yang terjadi di daerah dengan

membandingkannya dengan daerah yang lebih besar. Analisis ini digunakan

untuk menentukan kinerja atau produktivitas perekonomian daerah, karena

dalam analisis ini ada tiga bidang yang saling berhubungan satu dengan yang

lainnya yaitu pertumbuhan ekonomi, pergeseran proporsional, dan pergeseran

diferensial (Arsyad,1999:139).

Guna mendukung analisis tersebut diperlukan penggolongan setiap

kegiatan (industri) yang ada, apakah itu industri basis atau non basis, yaitu

usaha mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan (industri) dalam suatu daerah,

dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah

Kabupaten, dengan peranan kegiatan (industri) sejenis dalam perekonomian

daerah propinsi. Dengan demikian sektor unggulan daerah dapat diketahui,

sehingga apabila pemerintah daerah fokus dan bersungguh-sungguh maka

kemajuan daerah tersebut dapat terwujud.

Page 28: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan uraian di atas, maka permasalahan yang dibahas dalam

menganalisis komposisi ekonomi Kabupaten Ngawi adalah :

1. Sektor-sektor apa yang menjadi sektor basis dan sektor non basis

dianalisis dengan Location Quotient di Kabupaten Ngawi?

2. Sektor-sektor apa yang berkembang jika dianalisis dengan Shif Share,

komponen pertumbuhan regional (Nij), komponen pertumbuhan

proposional (Mij), dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (Cij)?

3. Bagaimana hasil kesimpulan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Ngawi jika dianalisis dengan metode Overlay antara analisis LQ dan Shift

Share?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah :

1. Untuk mengetahui sektor basis dan sektor non basis dianalisis dengan

Location Quotient di Kabupaten Ngawi.

2. Untuk mengetahui Sektor-sektor apa yang berkembang jika dianalisis

dengan Shif Share, komponen pertumbuhan regional (Nij), komponen

pertumbuhan proposional (Mij), dan komponen pertumbuhan pangsa

wilayah (Cij).

3. Untuk mengetahui hasil kesimpulan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Ngawi jika dianalisis dengan metode Overlay antara analisis

LQ dan Shift Share.

Page 29: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Manfaat Teoristis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan, khususnya pengetahuan di bidang pemerintahan dalam hal

keuangan daerah. Selain itu diharapkan penelitian ini juga bermanfaat

untuk memecahkan masalah dalam pembangunan daerah.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis atau terapan penelitian ini diharapkan memiliki

manfaat sebagai berikut :

a. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran yang diharapkan

bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten Ngawi.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

Page 30: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik

Pendekatan masalah dilakukan berdasarkan teori dan konsep dari para

ahli. Analisis teori dan konsep ini perlu dilakukan untuk mendapatkan

pengertian dan pemahaman yang ilmiah mengenai teori yang telah peneliti

kelompokkan berdasarkan permasalahan yang ditemukan.

1. Ekonomi Regional

Analisis komposisi ekonomi wilayah merupakan bagian dari ilmu

ekonomi regional. Ilmu ekonomi regional adalah ilmu ekonomi wilayah,

menitik beratkan pada bahasan dimensi tata ruang/space/spatial.

Mempelajari ilmu ini bertujuan untuk menentukan wilayah-wilayah yang

sebaiknya dipilih untuk kegiatan ekonomi dan wilayah-wilayah yang tidak

dipilih untuk kegiatan ekonomi. Peran ilmu ekonomi regional sangat

penting untuk wilayah, karena dengan hasil analisis ilmu ini pemerintah

dapat menetukan kebijakan awal perekonomian. Dengan demikian sektor

yang dianggap strategis dan berdaya hasil yang besar dapat diperhatikan,

serta dapat menyarankan kegiatan/komoditi yang perlu dijadikan unggulan

dan di sub wilayah mana komoditi tersebut dapat dikembangkan.

Ekonomi regional atau ekonomi wilayah memiliki empat alat analisis

untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah. Empat alat analisis

tersebut adalah :

10

Page 31: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

a. Ketimpangan wilayah

b. Analisis komposisi

c. Analisis keterkaitan ekonomi

d. Analisis ketenagakerjaan.

Berdasarkan empat alat analisis ekonomi wilayah tersebut, dititik

beratkan pada analisis komposisi ekonomi. Alasan memilih analisis

komposisi adalah untuk mengetahui produk unggulan wilayah serta

pertumbuhan ekonominya. Pendekatan yang dilakukan penulis dalam

analisis komposisi ekonomi adalah pada pendekatan nilai tambah atau

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan data statistik

yang merangkum perolehan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi di

suatu wilayah pada satu periode tertentu. PDRB dihitung dalam dua cara,

yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Dalam

menghitung PDRB atas dasar harga berlaku menggunakan harga barang dan

jasa tahun berjalan, sedangkan pada PDRB atas dasar harga konstan

menggunakan harga pada suatu tahun tertentu (tahun dasar). Penghitungan

PDRB saat ini menggunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar. Penggunaan

tahun dasar ini ditetapkan secara nasional.

Data pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang

dapat menunjukkan kondisi perekonomian regional setiap tahun. Manfaat

yang didapat atau diperoleh adalah :

Page 32: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a. PDRB harga berlaku/nominal

1) Menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan

oleh suatu wilayah/propinsi. Nilai PDRB yang besar menunjukkan

kemampuan sumber daya ekonomi yang besar pula.

2) Menunjukkan pendapatan yang memungkinkan dapat dinikmati oleh

penduduk suatu wilayah/propinsi.

b. PDRB harga konstan

1) Menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan/setiap

sektor ekonomi dari tahun ke tahun.

2) Mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan

luar negeri, perdagangan antara pulau/antar propinsi.

Produk Domestik Regional Bruto dapat dihitung menggunakan tiga

pendekatan (BPS, 2008:3-4), yaitu :

a. Pendekatan produksi (production approach)

Menurut pendekatan ini, PDRB dihitung berdasarkan akumulasi nilai

barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi yang

berada di suatu wilayah dalam waktu tertentu (biasanya dalam satu

tahun). Unit produksi tersebut dikelompokkan dalam 9 lapangan usaha

(sektor) yaitu :

1) Pertanian

2) Pertambangan dan Penggalian

3) Industri Pengolahan

4) Listrik, Gas dan Air Minum

Page 33: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

5) Konstruksi

6) Perdagangan, Hotel dan Restoran

7) Angkutan dan Komunikasi

8) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

9) Jasa jasa.

b. Pendekatan pendapatan (income approach)

PDRB menurut pendekatan ini, merupakan jumlah balas jasa yang

diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses

produksi di suatu wilayah dalam waktu tertentu.

c. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach).

PDRB adalah semua komponen pengeluaran aktif seperti pengeluaran

konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, konsumsi

pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok, dan ekspor

neto dalam jangka waktu tertentu.

Berdasarkan pendekatan produksi (production approach), Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten

Ngawi tahun 2010 menguraikan sektor-sektor PDRB berikut ini :

a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian mencakup segala usaha yang diperoleh dari alam dan

merupakan barang biologis atau hidup, serta hasilnya akan dimanfaatkan

untuk kebutuhan sendiri atau dijual kepada pihak lain.

Page 34: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Kegiatan pertambangan dan penggalian mencakup penggalian,

pengeboran, penyaringan dan pengambilan segala macam barang

tambang, mineral dan barang galian yang tersedia di alam. Di kabupaten

Ngawi belum ada kegiatan subsektor pertambangan, sehingga pada

sektor ini hanya disumbang oleh subsektor penggalian.

c. Sektor Industri Pengolahan

Kegiatan industri adalah kegiatan untuk mengubah bentuk baik secara

mekanis maupun kimiawi dari bahan organik atau anorganik menjadi

produk baru yang lebih tinggi mutunya. Pengelompokan berdasarkan

jumlah tenaga kerja, sektor ini dibagi menjadi 2 susektor yaitu susktor

industri besar/sedang dengan jumlah tenaga kerja 20 arang atau lebih dan

subsektor industri kecil/rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja kurang

dari 20 orang.

d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

1. Listrik

Subsektor ini mencakup semua kegiatan kelistrikan, baik yang

diusahakan oleh PLN maupun yang bukan dari PLN dan PLN

pembangkit wilayah jawa timur.

2. Gas

Komoditi yang dicakup dalam subsektor ini adalah gas produksi

Perusahaan Negara Gas. Data produksi, harga dan biaya-biaya yang

Page 35: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

digunakan diperoleh dari perusahaan tersebut. Kabupaten Ngawi

karena belum ada perusahaan gas maka subsektor ini belum dihitung.

3. Air Bersih

Subsektor ini mencakup air minum yang diusahakan oleh Perusahaan

Air Minum. Data produksi, harga dan biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk menghasilkan air minum diperoleh dari laporan Perusahaan Air

Minum Kabupaten Ngawi yang dikumpulkan oleh BPS Kabupaten

Ngawi.

e. Sektor Konstruksi

Sektor kostruksi mencakup semua kegiatan pembangunan fisik

konstruksi, baik berupa gedung, jalan, jembatan, terminal, pelabuhan,

dam, irigasi, eksplorasi minyak bumi maupun jaringan listrik, gas, air

minum, telepon dan sebagainya.

f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

1) Perdagangan

Subsektor perdagangan mencakup kegiatan membeli dan menjual

barang, baik baru maupun bekas, untuk penyaluran/pendistribusian

tanpa mengubah bentuk barang tersebut. Subsektor perdagangan

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu perdagangan besar dan

perdagangan eceran. Perdagangan besar mencakup kegiatan

pembelian dan penjualan kembali barang baru atau bekas oleh

pedagang dari produsen atau importir ke pedagang besar lainnya,

pedagang eceran, perusahaan dan lembaga yang tidak mencari untung.

Page 36: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Perdagangan eceran mencakup kegiatan pedagang yang umumnya

melayani konsumen perorangan atau rumah tangga.

2) Hotel

Subsektor hotel mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang

menggunakan sebagaian atau seluruh bangunan sebagai tempat

penginapan. Yang dimaksud akomodasi adalah hotel berbintang

maupun tidak berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan

untuk menginap seperti losmen, motel dan penginapan. Termasuk

kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas

lainnya bagi para tamu yang menginap.

3) Restoran

Kegiatan subsektor restoran mencakup usaha kegiatan penyediaan

makanan dan minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi di

tempat penjualan baik tempat tetap maupun tempat tidak tetap.

Kegiatan subsektor ini antara lain rumah makan, warung nasi, warung

kopi, kantin, tukang bakso, tukang es, penyediaan makanan dan

minuman jadi serta usaha katering, pelayanan restoran kereta api dan

kantin yang merupakan usaha sampingan.

g. Sektor Angkutan dan Komunikasi

1) Angkutan Kerata Api

Kegiatan ini meliputi pengangkutan barang dan penumpang dengan

menggunakan kereta api melalui jalan lintas khusus kereta api (rel).

Kegiatan pengangkutan kereta api sepenuhnya dikelola oleh

Page 37: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Perusahaan Umum Kerata Api secara monopoli. Pengangkutan barang

menggunakan kereta oleh perusahaan seperti pengangkutan tebu

dengan lori di pabrik gula tidak termasuk dalam kegiatan ini.

2) Angkutan Jalan Raya

Subsektor ini meliputi pengangkutan barang dan penumpang dengan

menggunakan kendaraan umum angkutan jalan raya baik bermotor

maupun tidak bermotor, meliputi bus, truk, taksi, mikrolet, becak,

dokar dan sebagainya. Kendaraan tersebut dapat merupakan

kendaraan wajib uji baik memakai plat nomor kuning (umum)

maupun plat nomor hitam (pribadi) yang bertujuan untuk usaha

komersial.

3) Jasa Penunjang Angkutan

Jasa penunjang angkutan meliputi kegiatan pemberian jasa dan

penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang dan berkaitan dengan

kegiatan pengangkutan, seperti terminal dan parkir, keagenan barang

dan penumpang, ekspedisi, penyimpanan dan pergudangan serta jasa

penunjang angkutan lainnya. Kegiatan terminal dan parkir mencakup

kegiatan pemberian pelayanan dan pengaturan lalu lintas

kendaraan/armada yang membongkar atau mengisi muatan, baik

barang maupun penumpang. Kegiatan keagenan mencakup pelayanan

keagenan barang dan penumpang yang diberikan kepada usaha

angkutan, baik angkutan darat, udara, sungai maupun laut.

Page 38: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

h. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

1) Bank

Kegiatan yang mencakup dalam subsektor bank adalah kegiatan yang

memberikan jasa keuangan pada pihak lain seperti menerima

simpanan terutama dalam bentuk giro dan deposito, memberikan

kredit, pengiriman (transfer), rekening koran, jual/beli surat berharga,

jaminan bank dan tempat penyimpanan barang-barang berharga.

2) Lembaga Keuangan Bukan Bank

a) Asuransi

Asuransi adalah salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank

yang usaha pokoknya menanggung resiko atas terjadinya kerugian

finansial terhadap sesuatu barang atau jiwa manusia yang

disebabkan oleh terjadinya musibah atau kecelakaan atas barang

atau orang tersebut hingga mengakibatkan kematian.

b) Pegadaian

Kegiatan pegadaian mencakup usaha lembaga perkreditan

pemerintah yang bersifat monopoli dan dibentuk berdasarkan

ketentuan undang-undang. Tugas pegadaian meliputi membina

perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar

hukum gadai dengan cara mudah, cepat, aman dan hemat. Kegiatan

utamanya adalah memberikan pinjaman uang kepada segolongan

masyarakat dengan menerima jaminan barang bergerak. Besar

pinjaman sesuai dengan nilai taksiran barang yang dijaminkan.

Page 39: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

c) Koperasi

Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial,

beranggotakan orang-orang atau badan hukum. Kegiatan yang

dicakup dalam subsektor ini meliputi koperasi simpan pinjam baik

yang berada di KUD maupun yang tidak di KUD.

3) Jasa Penunjang Keuangan

Kegiatan jasa penunjang keuangan meliputi kegiatan berbagai

kegiatan ekonomi antara lain perdagangan valuta asing, bursa efek dan

perusahaan anjak piutang dan modal ventura.

4) Sewa Bangunan

a) Sewa Bangunan Bukan Tempat Tinggal

Kegiatan subsektor ini mencakup kegiatan persewaan jual beli

barang-barang tidak bergerak (bangunan dan tanah), termasuk agen

real estate, broker, makelar yang mengurus persewaan, pembelian,

penjualan dan penaksiran nilai tanah/bangunan atas balas jasa atau

kontrak.

b) Sewa Bangunan Tempat Tinggal

Subsektor ini mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan

rumah/bangunan sebagai tempat tinggal oleg rumah tangga tanpa

memperhatikan status kepemilikan rumah tersebut.

5) Jasa Perusahaan

Subsektor ini meliputi kegiatan pemberian jasa yang pada umumnya

melayani perusahaan seperti jasa hukum dan notaris, jasa akuntan dan

Page 40: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa teknik dan

arsitektur, jasa periklanan, jasa riset, jasa persewaan alat-alat dan jasa

perusahaan lainnya.

i. Sektor Jasa-Jasa

1) Jasa Pemerintahan Umum

Subsektor pemerintahan mencakup semua departemen dan bukan

departemen, bdan tinggi negara, kantor-kantor dan badan-badan yang

berhubungan dengan adminstrasi pemerintahan dan pertanahan.

Termasuk juga kegiatan yang meliputi sekolah pemerintah, universitas

pemerintah, rumah sakit pemerintah dan perpustakaan.

2) Jasa Swasta

3) Jasa Sosial dan Kemasyarakatan

Jasa sosial kemasyarakatan mencakup kegiatan jasa pendidikan, jasa

kesehatan dan jasa sosial kemasyarakatan lainnya seperti panti asuhan

dan panti wreda yang dikelola oleh swasta. Jasa pendidikan mencakup

segala macam lembaga pendidikan swasta seperti play group sampai

dengan perguruan tinggi. Termasuk kursus menjahit, menari, montir

dan mengemudi. Jasa kesehatan mencakup lembaga kesehatan swasta

seperti rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik dan sejenisnya.

Termasuk juga pelayanan kesehatan atas usaha sendiri seperti dokter

umum, dokter gigi, dokter spesialis, dokter hewan, psikiater, bidan

tukang gigi dan dukun bayi.

Page 41: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

4) Jasa Hiburan dan Kebudayaan

Kegiatan yang mencakup dalam subsektor jasa hiburan dan

kebudayaan adalah seluruh kegiatan perusahaan/lembaga swasta yang

bergerak dalam jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan. Termasuk juga

pembuatan dan distribusi film, usaha pemutaran film, peyiaran radio

dan televisi, produksi dan pertunjukan sandiwara, tari, museum serta

jasa rekreasi lainnya seperti taman hiburan, objek wisata dan

gelanggang olah raga.

5) Jasa Perorangan dan Rumah Tangga

Subsektor ini meliputi kegiatan yang pada umumnya melayani

perorangan dan rumah tangga.

PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto (NTB) yang tercipta sebagai

hasil proses produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh berbagai unit

produksi dalam suatu wilayah/region pada suatu jangka waktu tertentu,

biasanya setahun. Rumus menghitung PDRB adalah sebagai berikut (BPS,

2008:8) :

PDRB = NTB sektor 1 + …..........… + NTB Sektor 9 ....... (2.1)

Dari sisi pendekatan produksi (production approach), angka PDRB

diperoleh dari hasil penghitungan total Nilai Produksi (kumulatif) seluruh

sektor lapangan usaha perekonomian setelah dikurangi dengan Biaya Antara

(biaya yang habis dalam proses produksi) yang disebut dengan Nilai

Tambah Bruto (NTB). NTB dirumuskan sebagai berikut (BPS, 2008:9) :

Page 42: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

NTBi = Nilai Produksi (Output)i – Biaya Antara ................. (2.2)

Sehingga dapat dirumuskan bahwa :

PDRB = NTBi, ...................................................................... (2.3)

Dimana i adalah sembilan sektor dalam PDRB, yaitu:

a. Pertanian

b. Pertambangan dan Penggalian

c. Industri Pengolahan

d. Listrik, Gas dan Air Minum

e. Konstruksi

f. Perdagangan, Hotel dan Restoran

g. Angkutan dan Komunikasi

h. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

i. Jasa jasa.

3. Pengertian Sektor Basis

Pengertian sektor basis (sektor unggulan) pada dasarnya harus dikaitkan

dengan suatu bentuk perbandingan, baik itu perbandingan berskala

internasional, regional maupun nasional. Dalam kaitannya dengan lingkup

internasional, suatu sektor dikatakan unggul jika sektor tersebut mampu

bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain. Sedangkan dengan

lingkup nasional, suatu sektor dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan

apabila sektor di wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama

yang dihasilkan oleh wilayah lain di pasar nasional atau domestik (Wijaya,

1996). Apabila sektor tersebut menjadi sektor basis (unggulan) sektor

Page 43: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tersebut harus mengekspor produknya ke daerah lain, sebaliknya apabila

sektor tersebut menjadi sektor non basis (bukan unggulan) sektor tersebut

harus mengimpor produk sektor tersebut ke daerah lain.

North dalam Arsyad (1999) menyatakan bahwa sektor ekspor

berperan penting dalam pembangunan daerah, karena sektor tersebut

dapat memberikan konstribusi penting kepada perekonomian daerah, yaitu:

a. Ekspor akan secara langsung meningkatkan pendapatan faktor-faktor

produksi dan pendapatan daerah,

b. Perkembangan ekspor akan menciptakan permintaan terhadap produksi

industri lokal yaitu industri yang produknya dipakai untuk melayani

pasar di daerah.

Pertumbuhan suatu daerah ditentukan oleh eksploitasi kemanfaatan

alamiah dan pertumbuhan basis ekspor daerah yang bersangkutan. Teori

basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan

ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan tingkat

permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan

industriindustri yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga

kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah

dan penciptaan peluang kerja.

4. Teori Sektor Basis Ekonomi

Dalam teori basis ekonomi (economic base) mengemukakan bahwa

sebuah wilayah merupakan sebuah sistem sosio-ekonomi yang terpadu.

Teori inilah yang mendasari pemikiran teknik Location Quotient, yaitu

Page 44: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

teknik yang membantu dalam menentukan kapasitas ekspor perekonomian

daerah dan derajat keswasembadaan (Self-sufficiency) suatu sektor. Ada dua

kerangka konseptual pembangunan daerah yang dipergunakan secara luas,

(Azis,1994:96), yaitu :

a. Pertama adalah konsep basis ekonomi, teori basis ekonomi beranggapan

bahwa permintaan terhadap input hanya akan meningkat melalui

perluasan permintaan terhadap output yang diproduksi oleh sektor basis

(ekspor) dan sektor non basis (lokal).

b. Konsep kedua beranggapan bahwa perbedaan tingkat imbalan (rate of

return) diakibatkan oleh perbedaan dalam lingkungan atau prasarana,

dari pada diakibatkan adanya ketidakseimbangan rasio modal-tenaga.

Dalam konsep ini, daerah terbelakang bukan karena tidak beruntung atau

kegagalan pasar, tetapi karena produktivitasnya rendah. Namun tak

banyak studi empirik yang mempergunakan konsep kedua ini,

disebabkan kelangkaan data. Data yang lazim dipergunakan dalam studi

empirik adalah metode location quotient.

Teori basis ekonomi digunakan sebagai dasar pemikiran teknik

location quotient pada intinya adalah industri basis menghasilkan barang

dan jasa baik untuk pasar di daerah maupun untuk pasar di luar daerah yang

bersangkutan, maka penjualan hasil ke luar daerah itu mendatangkan arus

pendapatan ke dalam daerah tersebut. Arus pendapatan menyebabkan baik

kenaikan konsumsi maupun kenaikan investasi, dan pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja. Kenaikan pendapatan di

Page 45: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

daerah tidak hanya menaikkan permintaan terhadap hasil industri basis

melainkan juga akan meningkatkan permintaan terhadap hasil industri lokal

non basic, sehingga pada akhirnya akan menaikkan investasi di daerah

tersebut. Oleh karena itu menurut teori basis ekonomi, ekspor daerah

merupakan faktor penting dalam pembangunan daerah, (Azis, 1994:96).

Berdasarkan gagasan ini maka orang berpendapat bahwa industri-industri

basislah yang patut dikembangkan di daerah.

Ada beberapa metode yang dipergunakan untuk membagi daerah ke

dalam kegiatan basis dan bukan basis (Azis, 1994:105) :

a. Metode langsung

Metode ini mengukur basis dengan menggunakan survei standar dan

kuesioner. Cara ini dapat menghindarkan digunakannya kesempatan

kerja sebagai indikator. Tetapi metode ini memerlukan waktu yang lama

dan biaya yang besar.

b. Metode tidak langsung

Metode ini adalah metode location quotient dan cara pendekatan asumsi

adhoc. Metode LQ juga digunakan dalam studi-studi basis empirik.

5. Analisis Location Quotient

Analisis Location Quotient (LQ) diterapkan pada masing-masing

industri individual di daerah yang bersangkutan (dan bangsa sebagai

keseluruhan sebagai norma referensi), dan konsumen yang lebih dari satu

dipergunakan sebagai petunjuk adanya kegiatan ekspor (Tarigan, 2009:30).

Asumsinya adalah bahwa, jika suatu daerah lebih berspesifik daripada

Page 46: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

bangsa yang bersangkutan dalam produksi suatu barang tertentu, maka

daerah tersebut mengekspor barang sesuai dengan tingkat spesifikasinya

dalam memproduksi barang tersebut. Jadi diasumsikan bahwa spesialisasi

lokal dalam memproduksi mempunyai makna ekspor lokal dari produksi

surplus.

6. Analisis Shift Share

Analisis Shift Share (SS) digunakan untuk menunjukkan sektor-sektor

yang berkembang di suatu wilayah dibandingkan dengan perkembangan

ekonomi nasional. Teknik ini menggambarkan performance kinerja sektor-

sektor di suatu wilayah dibandingkan dengan kinerja perekonomian

nasional. Dengan demikian, dapat ditunjukkan adanya shift (pergeseran)

hasil pembangunan perekonomian daerah bila daerah itu memperoleh

kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian (Soepomo

,1993 : 42). Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-sektor di

suatu wilayah dengan laju pertumbuhan perekonomian nasional serta sektor-

sektor, dan mengamati penyimpangan-penyimpangan dari perbandingan-

perbandingan itu. Bila penyimpangan itu positif, hal itu disebut keunggulan

kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah tersebut. Teknik yang mengkaji

hubungan antara struktur ekonomi dan pertumbuhan wilayah pertama kali

dikembangkan oleh Creanur (1943) dan dipakai sebagai suatu alat analisis

pada permulaan tahun 1960-an oleh Ashby (1964) sampai sekarang. Teknik

analisis shift share ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu

variabel wilayah, seperti kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan atau

Page 47: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

output, selama kurun waktu tertentu menjadi pengaruh-pengaruh :

pertumbuhan nasional (N), industri mix (bauran industri) (M), dan

keunggulan kompetitif ( C ).

B. Hasil Penelitian Terkait

Penelitian yang relevan atau penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

terdahulu yang memiliki kemiripan sehingga memungkinkan dapat dijadikan

acuan dalam penelitian berikutnya. Berikut ini adalah penelitian-penelitian

yang relevan terhadap tesis Analisis Komposisi Ekonomi Kabupaten Ngawi

sebagai berikut :

1. Siswanto, Saparuddin dan Eka Purwanda (2003) dalam Jurnal “Analisis

Komposisi Ekonomi Jawa Barat”, menganalisis komposisi ekonomi

Provinsi Jawa Barat dengan membandingkan dengan provinsi-provinsi lain

di Indonesia (Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur dan

DKI Jakarta). Data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Produk

Domestik Bruto (PDB) nasional dan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Jawa Barat dan empat provinsi lain yang dibandingkan pada tahun

1998 dan 1999. Hasil analisis yang diperoleh pada Analisis Komposisi

Ekonomi Jawa Barat pada tahun 1998-1999 adalah sebagai berikut :

a. Secara nasional ada 5 sektor yang mengalami presentase kenaikan yaitu

sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air

bersih, sektor perdagangan, restoran dan hotel dan sektor jasa-jasa lain.

Sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor yang mengalami

kenaikan presentase paling tinggi. Sedang kempat sektor lainnya

Page 48: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

mengalami penurunan dengan sektor keungan, persewaan bangunan dan

jasa perusahaan mengalami penurunan paling besar.

b. Provinsi Jawa Barat mempunyai 7 sektor yang mengalami presentase

peningkatan dengan presentase peningkatan terbesar pada sektor listrik,

gas dan air bersih dengan kata lain sama dengan dialami PDB nasional.

Sedangkan sektor yang penurunan terbesar adalah sektor pertambangan

dan penggalian kemudian diikuti sektor bangunan.

c. Tahun 1998 Provinsi Jawa Timur dan Provinsi DKI Jakarta memiliki

jumlah sektor basis yang lebih banyak dibandingkan Provinsi Jawa Barat,

provinsi yang lainnya meiliki jumlah sektor basis yang sama dengan

Provinsi Jawa Barat. Kenyataan ini menunjukkan walaupun Provinsi

Jawa Barat memiliki nilai PDRB terbesar, akan tetapi pertumbuhan dan

kemandiriannya di bawah Provinsi Jawa Timur dan Provinsi DKI

Jakarta.

d. Tahun 1999 jumlah sektor basis di Provinsi Jawa Barat berada di bawah

provinsi lainnya. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa Provinsi Jawa

Barat mengalami proses pemulihan dari krisis ekonomi yang relatif lebih

lambat dibandingkan provinsi-provinsi lainnya.

2. Dewi (2006) dalam Skripsi “Analisis Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten

Semarang Tahun 1996-2003”, menganalisis pertumbuhan ekonomi sebelum

dan sesudah krisis ekonomi pada tahun 1997-1998. Penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kasustik dengan kasus di Kabupaten Semarang.

Variabel dalam penelitian ini yaitu Produk Domestik Regional Bruto dengan

Page 49: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

indikator Sektor pertanian, pertambangan, industri, listrik, bangunan,

perdagangan, pengangkutan, keuangan dan jasa-jasa. Metode pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Data

yang dikumpulkan dianalisis dengan analisis Location Quotient (LQ)dan

analisis Shift Share.

Berdasarkan hasil analisis LQ diketahui nilai LQ pada tahun 1996 –

2003 untuk sektor pertanian terjadi penurunan dari 0,91% turun menjadi

0,83%, sektor pertambangan turun dari 0,21% menjadi 0,11%, sektor

industri meningkat dari 1,34% menjadi 1,37%, sektor listrik,gas dan air

turun dari 1,44% menjadi 1,33%, sektor bangunan turun dari 1,25% menjadi

0,43%, sektor perdagangan turun dari 0,80% menjadi 0,73%, sektor

pengangkutan meningkat dari 0,51% menjadi 0,58%, sektor keuangan naik

dari 0,73% menjadi 1,01% dan sektor jasa-jasa meningkat dari 0,92%

menjadi 1,42%. Hasil dari analisis Shift Share menunjukkan bahwa sektor-

sektor yang memiliki kontribusi negatif adalah sektor pertanian, bangunan

dan keuangna sedangkan yang memiliki kontribusi positif adalah sektor

pertambangan, industri, listrik, gas dan air, perdagangan, pengangkutan dan

jasa-jasa.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa sektor

yang diandalkan dan dapat dikembangkan berdasarkan analisis LQ adalah

sektor industri, sektor listrik,gas dan air, sektor bangunan, sektor keuangan

dan sektor jasa-jasa. Dari hasil penelitian ini maka dapat disarankan kepada

pemerintah daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Page 50: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Semarang kebijakan yang akan diambil harus diarahkan untuk lebih

terkonsentrasi pada sektor-sektor basis dan sektor ekonomi yang secara

propinsi tumbuh lebih cepat. Dari hasil analisis, pembangunan ekonomi

Kabupaten Semarang perhatiannya harus lebih banyak ditujukan pada sektor

pertanian.

3. Mangun (2007) dalam Tesis “Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten dan

Kota di Propinsi Sulawesi Tengah”, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan menganalisis sektor-sektor basis/unggulan, yang

mempunyai daya saing kompetitif dan spesialisasi di masing-masing

Kabupaten/Kota, menentukan tipologi daerah dan prioritas sektor basis guna

pengembangan pembangunan Kabupaten/Kota.

Data yang terpakai dalam penelitian ini adalah data sekunder kurun

waktu tahun 2000-2005 bersumber dari BPS Propinsi, BPS

Kabupaten/Kota, serta Bapeda Prop. Sulawesi Tengah. Model analisis yang

digunakan yakni Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Klassen serta Model

Rasio Pertumbuhan (MRP).

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Kabupaten/Kota

mempunyai potensi masing-masing sesuai dengan kondisinya namun sektor

Pertanian masih merupakan sektor basis yang dominan di Propinsi Sulawesi

Tengah karena 9 Kabupatennya mempunyai basis/unggulan di sektor ini;

sedangkan sektor lainnya bervariasi khusus sektor Pertambangan dan

industri Pengolahan hanya dimiliki Kota Palu sekaligus sebagai kota yang

paling banyak memiliki sektor basis (8 Sektor basis). Tidak satupun

Page 51: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Kabupaten/Kota yang masuk kriteria pertama yakni notasi overlay ketiga

komponen bertanda positif (+), sebaliknya terdapat 4 Kabupaten yang

memiliki sektor ekonomi yang bernotasi negatif untuk ketiga komponen (-)

dengan sektor yang sama. Demikian pula hasil analisis shift-share

menunjukkan bahwa tidak terdapat sektor yang mempunyai keunggulan

kompetitif di semua kabupaten/kota di Propinsi Sulawesi Tengah, tetapi

memiliki spesialisasi. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; sektor

Perdagangan, Hotel, Restoran dan sektor jasa-jasa mempunyai spesialisasi

di 6 Kabupaten/Kota; Sektor Industri Pengolahan; Pengangkutan

Komunikasi dan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5

Kabupaten/Kota ; Sektor Pertanian; sektor Pertambangan Penggalian 4

Kabupaten/Kota.

Pada Propinsi Sulawesi Tengah tidak ada Kabupaten/Kota masuk

Tipologi daerah cepat maju dan cepat tumbuh dan Tipologi daerah

berkembang cepat. Tiga kabupaten/kota masuk Tipologi daerah maju tapi

tertekan dan 7 kabupaten masuk Tipologi daerah tertinggal. Dari hasil

analisis LQ, shift-share, Tipologi daerah dan pertumbuhan sektoral, dapat

ditentukan kabupaten/kota yang menjadi prioritas pengembangan sektor-

sektor unggulan yang dimiliki. Kabupaten Tojo Una-Una mempunyai

prioritas pertama untuk pengembangan wilayah semua sektor basis yang

dimilikinya.

Page 52: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

C. Kerangka Konseptual

Produk Domestik Regional Bruto adalah faktor lain dari pertumbuhan

ekonomi suatu daerah, tetapi yang paling penting karena untuk mengetahui

kondisi ekonomi suatu wilayah ditunjukkan oleh data Produk Domestik

Regional Bruto. Produk Domestik Regional Bruto terdiri atas dasar berlaku

yang digunakan untuk mengetahui pergeseran dan struktur ekonomi dan atas

dasar harga konstan yang digunakan untuk mengetahui pertambahan ekonomi

dari tahun ke tahun.

Menurut Azis (1994:68) pembangunan daerah harus diperlakukan

sebagai masalah nasional bukan sebagai masalah daerah, karena melepaskan

tiap daerah dalam kesulitan masing-masing mencerminkan kesalahan fatal,

mengingat pertumbuhan ekonomi secara nasional merupakan penjumlahan

pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi suatu

daerah sangat ditentukan dari kondisi pembangunannya itu sendiri.

Mengkaji dari permasalahan yang akan diteliti maka dari data PDRB

Kabupaten Ngawi dianalisis dengan menggunakan analisis LQ untuk

mengetahui sektor basis dan sektor non basis, kemudian dianalisis juga

menggunakan analisis Shift Share untuk mengetahui komponen pertumbuhan

regional (Nij), komponen pertumbuhan proposional (Mij), dan komponen

pertumbuhan pangsa wilayah (Cij), selanjutnya kedua analisis tersebut di

analisis menggunakan Overlay Berikut ini kerangka berfikir dalam

menganalisis komposisi ekonomi Kabupaten Ngawi yang tersaji dalam gambar

dibawah ini :

Page 53: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Analisis Komposisi Ekonomi

PDRB Kabupaten Ngawi

Analisis Shift Share (ASS)

Analisis Location Quotient (LQ)

- Sektor Basis

- Sektor Non Basis

- Komponen pertumbuhan

regional (Nij)

- Komponen pertumbuhan

proposional (Mij)

- Komponen pertumbuhan

pangsa wilayah (Cij)

overlay antara analisis LQ dan Shift Share

(1) (2)

(3)

Page 54: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam menganalisis komposisi ekonomi Kabupaten

Ngawi adalah penelitian diskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan

pendekatan kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran

variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur

statistik.

B. Tipe Penelitian dan Unit Analisis

Unit analisis merupakan satu faktor yang dipertimbangkan oleh peneliti

dalam menentukan besarnya sampel disamping pendekatan, unit analisis pada

penelitian ini adalah Kabupaten Ngawi.

C. Sumber, Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam menganalisis komposisi ekonomi di

Kabupaten Ngawi adalah data PDRB jenis data sekunder yang dikumpulkan

dari sumber-sumber:

1. Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi.

a. PDRB Kabupaten Ngawi dan Provinsi Jawa Timur harga berlaku.

b. PDRB Kabupaten Ngawi dan Provinsi Jawa Timur harga konstan.

2. Bapedda Kabupaten Ngawi.

a. Kondisi geografis Kabupaten Ngawi.

b. Kondisi sosial kependudukan Kabupaten Ngawi.

34

Page 55: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

c. Kondisi perekonomian Kabupaten Ngawi.

d. Pendidikan masyarakat Kabupaten Ngawi.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian ini adalah :

1. Potensi Ekonomi

Merupakan kemampuan ekonomi yang dimiliki daerah yang mungkin atau layak dikembangkan sehingga akan terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan (Soeparmoko, 2002)

2. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )

Merupakan indikator untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu wilayah, yang dapat dilihat berdasarkan harga berlaku atau atas dasar harga konstan. PDRB dimaksudkan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha yang ada dalam suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu biasanya satu tahun. PDRB yang terpakai dalam penelitian ini adalah PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000.

3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan yang dimaksudkan adalah pertumbuhan PDRB rata-rata sejak tahun 2001-2010 yang dihitung dengan menggunakan rumus: a. Untuk pertumbuhan menurut lapangan usaha digunakan

∆E = ( E*ij - Eij ) / Eij. ............................................... (3.1)

b. Untuk pertumbuhan PDRB digunakan

∆E = ( E*j - Ej ) / Ej. .............................................. (3.2)

Dimana :

E = Output

i = Lapangan usaha ( sektor )

j = Kabupaten / Kota

Page 56: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

* adalah tahun terakhir

4. Sektor - Sektor Ekonomi

Terdapat sembilan sektor ekonomi di masing-masing Kabupaten/Kota. Adapun sektor - sektor perekonomian dimaksud yakni: a. Pertanian

b. Penggalian

c. Industri Pengolahan

d. Listrik dan Air Minum

e. Bangunan

f. Perdagangan, Hotel dan Restoran

g. Angkutan dan Komunikasi

h. Keuangan Perusahaan dan Jasa Perusahaan

i. Jasa – jasa

5. Kegiatan Ekonomi

Dalam perekonomian regional terdapat kegiatan-kegiatan ekonomi yang digolongkan kedalam 2 bagian yakni : Kegiatan basis /unggulan dan kegiatan Non basis.

E. Teknik Analisis

Data yang diperoleh akan digunakan untuk menganalisis perubahan yang

terjadi pada sembilan sektor ekonomi di Kabupaten Ngawi, dengan metode

analisis LQ dan Shift Share. Metode tersebut akan membandingkan sektor-

sektor ekonomi daerah Kabupaten Ngawi. Pada analisis Shift-Share data yang

digunakan atau data yang dianalisis adalah PDRB Kabupaten Ngawi menurut

harga konstan (2000) periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

1. Analisis Location Quotient (LQ)

Page 57: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tidak semua sektor dalam perekonomian memiliki kemampuan

tumbuh yang sama, oleh karena itu perencanaan pembangunan wilayah

memanfaatkan sektor-sektor basis yang dianggap dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi. Salah satu indikator yang mampu menggambarkan

keberadaan sektor basis adalah melalui indeks LQ (location quotient). LQ

adalah indikator sederhana yang menunjukkan kekuatan atau besar kecilnya

peranan suatu sektor dalam suatu daerah dibandingkan dengan daerah

diatasnya. Ada dua cara untuk mengukur LQ, yaitu melalui pendekatan nilai

tambah atau PDRB dan pendekatan tenaga kerja. Berkaitan dengan tujuan

penelitian, dalam mengukur LQ menggunakan pendekatan nilai tambah atau

PDRB adalah sebagai berikut :

Menurut Tarigan (2009:35), Secara umum location quotient dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Jika :

vi : Pendapatan dari industri/sektor i di suatu daerah (kabupaten) vt : pendapatan total di daerah tersebut (kabupaten) Vi : Pendapatan dari industri/sektor i di daerah yang lebih luas (provinsi) Vt : Pendapatan total di seluruh daerah yang lebih luas (provinsi) Industri/sektor i di daerah itu mempunyai location quotient sebesar:

…..………………….............. (3.3)

Kriteria yang digunakan adalah:

Page 58: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

a. LQ > 1 menunjukkan bahwa sektor tersebut basis, artinya sektor

tersebut memiliki prospek yang menguntungkan untuk dikembangkan,

karena mampu mengalokasikan ke daerah lain.

b. LQ < 1 menunjukkan bahwa sektor tersebut non basis dan kurang

menguntungkan untuk dikembangkan serta belum mampu memenuhi

semua permintaan dari dalam daerah sehingga harus didatangkan dari

daerah lain.

2. Analisis Shift Share

Analisis ini mengasumsikan bahwa perubahan pendapatan, produksi

atau tenaga kerja suatu wilayah dapat dibagi dalam tiga komponen

pertumbuhan, yaitu komponen pertumbuhan regional (regional growth

component), komponen pertumbuhan proporsional (proportional or industri

mix growth component) dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah

(regional share growth component).

Pengaruh pertumbuhan nasional disebut pengaruh pangsa (share),

pengaruh bauran industri disebut proportional shift atau bauran komposisi,

dan akhirnya pengaruh keunggulan kompetitif dinamakan pula differential

shift atau regional share. Itulah sebabnya disebut teknik shift-share.

Menurut Soepomo (1993 : 44-45) analisis shift-share dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Dij = Nij + Mij + Cij ………………………….. (3.4) Bila analisis itu diterapkan pada pendapatan, yang dinotasikan dengan y,

maka :

Page 59: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Nij = Yij . rn …………………………………. (3.5) Mij = Yij (rin - rn) ………………………………… (3.6) Cij = Yij (rij - rin) ………………………………… (3.7)

rij, rin dan rn mewakili laju pertumbuhan wilayah dan laju pertumbuhan

nasional yang masing-masing didefinisikan sebagai:

rij = (Y*ij - Yij) / Yij ………………………………….. (3.8) Keterangan Dij : pergeseran (selisih) pendapatan pada sektor i di wilayah j

Nij : komponen pertumbuhan regional pada sektor i di wilayah j

Mij : komponen pertumbuhan proporsional pada sektor i di wilayah j

Cij : komponen pertumbuhan pangsa wilayah pada sektor i di wilayah j

Yij : pendapatan pada sektor i di wilayah j

rij : laju pertumbuhan sektor i pada wilayah j

Superscript* menunjukkan pendapatan pada tahun akhir analisis. Menurut Daryanto (2010 : 26) komponen-komponen pada analisis

shift share dapat diasumsikan sebagai berikut :

a. Komponen pertumbuhan regional (regional growth component), Nij,

apabila bernilai positif memiliki makna bahwa sektor pada wilayah

tersebut tumbuh lebih cepat dari pada pertumbuhan sektor di wilayah

atasnya. Apabila bernilai negatif berarti pertumbuhan sektor di wilayah

tersebut lebih lambat dari sektor di wilayah atasnya.

b. Komponen pertumbuhan proporsional (proportional or industri mix

growth component), Mij, bernilai positif mengindikasikan bahwa sektor

di wilayah tersebut merupakan sektor yang maju dari pada sektor di

wilayah atasnya.

c. Komponen pertumbuhan pangsa wilayah (regional share growth

component), Cij, menunjukkan daya saing yang dimiliki suatu sektor

Page 60: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

pada wilayah tertentu dibandingkan dengan sektor yang sama pada

wilayah di atasnya.

3. Analisis Overlay

Menurut Yusuf dalam Lilis Siti Badriah (2003: 149) mengatakan

bahwa model analisis Overlay ini digunakan untuk melihat deskripsi

kegiatan ekonomi berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria kontribusi

sebagai berikut:

Page 61: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel 3.1. Tabel Overlay Analisis LQ den Analisi Shift Share

No LQ Shift Share

Kesimpulan Mij Cij

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Basis (LQ>1)

+ + Sektor unggulan, Sektor yang maju ,Memiliki daya saing

+ - Sektor unggulan, Sektor yang maju , Tidak memiliki daya saing

- + Sektor unggulan, Sektor yang tidak maju, Memiliki daya saing

- - Sektor unggulan, Sektor yang tidak maju, Tidak memiliki daya saing

2 Non Basis (LQ<1)

+ + Sektor Tidak unggulan, Sektor yang maju ,Memiliki daya saing

+ - Sektor Tidak unggulan, Sektor yang maju , Tidak memiliki daya saing

- + Sektor Tidak unggulan, Sektor yang tidak maju, Memiliki daya saing

- - Sektor Tidak unggulan, Sektor yang tidak maju, Tidak memiliki daya saing

Keterangan : Mij (+) Sektor yang maju Mij (-) Sektor yang tidak maju Cij (+) Memiliki daya saing Cij (-) Tidak memiliki daya saing Sumber : disarikan dari analisis data

Page 62: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Kondisi Geografis Kabupaten Ngawi

Kabupaten Ngawi secara geografis berada di provinsi Jawa Timur

bagian Barat, merupakan daerah penghubung Provinsi Jawa Timur dengan

Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.295,9851 km2 atau

129.598,51 Ha. Secara administratif pemerintahan terbagi kedalam : 19

kecamatan, 4 kelurahan, dan 213 desa. Secara astronomis Kabupaten Ngawi

terletak pada posisi 7021’ – 7031’ Lintang Selatan dan 111007’ – 111040’

Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara : Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan (Provinsi

Jawa Tengah) dan Kabupaten Bojonegoro

(Provinsi Jawa Timur),

b. Sebelah barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen

(Provinsi Jawa Tengah),

c. Sebelah selatan : Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun

(Provinsi Jawa timur),

d. Sebelah timur : Kabupaten Madiun (Provinsi Jawa Timur).

42

Page 63: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Ngawi Sumber : BPS, 2010, Kabupaten Ngawi dalam angka 2010

Kondisi topografi wilayah cukup bervariasi, yaitu topografi datar,

bergelombang, berbukit dan bahkan pegunungan tinggi, dengan ketinggian

40 meter hingga 3.031 meter di atas permukaan air laut. Tercatat 4

kecamatan terletak di dataran tinggi yaitu Kecamatan Sine, Kecamatan

Ngrambe, Kecamatan Jogorogo dan Kecamatan Kendal. Komposisi

penggunaan lahan untuk persawahan 57.911,19 Ha, perkebunan 1.551,04

Ha, tegalan 8.165,81 Ha, perkarangan 13.486,55 Ha, hutan Negara

45.428,60 Ha, waduk bendungan dan lain-lain 3.054,32 Ha. Komposisi

penggunaan lahan di Kabupaten Ngawi dapat dilihat pada gambar berikut

ini :

Page 64: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Gambar 4.2 Komposisi Penggunaan Lahan (%) Sumber : BPS, 2010, Kabupaten Ngawi dalam angka 2010

Luas lahan pertanian mencapai 72 % dari luas wikayah Kabupaten

Ngawi. Hal ini menggambarkan sektor pertanian merupakan sektor andalan

bagi penduduk Ngawi. Dari 5 subsektor pertanian (tanaman pangan,

perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan), subsektor tanaman

pangan khususnya komoditi padi penyumbang terbesar terhadap total nilai

produksi pertanian.

2. Pemerintahanan Kabupaten Ngawi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, dokumen perencanaan pembangunan daerah yang

harus disusun oleh Pemerintah Kabupaten adalah :

Sawah44,69%

Perkebunan1,20%Tegalan

6,30%Pekarangan

10,41%

Hutan Ngr35,05%

Waduk dll2,36%

Page 65: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), yang memiliki

jangka waktu perencanaan 20 tahun,

b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yang

memiliki jangka waktu perencanaan 5 tahun,

c. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah atau Rencana Kerja Perangkat

Daerah (RKPD), yang memiliki jangka waktu perencanaan 1 tahun.

Berdasarkan dokumen perencanaan pembangunan daerah tersebut,

masing-masing satuan kerja perangkat daerah harus menyusun dokumen

perencanaan pembangunan :

a. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD),

memiliki jangka waktu perencanaan 5 tahun sebagai penjabaran dari

RPJMD,

b. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), memiliki

jangka waktu perencanaan 1 tahun sebagai penjabaran dari Renstra

SKPD dan RKPD.

Kabupaten Ngawi diarahkan menjadi Kabupaten yang unggul di

bidang agraris yang dalam melaksanakan kegiatan pembangunannya agar

lebih terarah, efektif dan efisien, semua kegiatan pembangunan harus

mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Tahun 2006 – 2010 yang didalamnya memuat Visi dan Misi Kabupaten

Ngawi yang secara substansial memuat kebijakan, sasaran dan program lima

tahunan di daerah. Dalam rangka mencapai visi dan misi tersebut, prioritas

pembangunan diarahkan pada pengentasan kemiskinan dan kesenjangan,

Page 66: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

pembangunan pertanian, kehutanan, sosial ekonomi, pendidikan, kesehatan,

prasarana dan sarana wilayah, penyelenggaraan pemerintahan dan

kehidupan beragama.

Visi Kabupaten Ngawi adalah "Terwujudnya Kabupaten Ngawi yang

unggul di bidang agraris untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

dalam suasana agamis". Visi tersebut ditetapkan dalam Peraturan Daerah

Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) Kabupaten Ngawi Tahun 2006-2010. Untuk mewujudkan visi

pembangunan daerah tersebut, maka ditetapkan misi yang merupakan

pernyataan penetapan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh

Pemerintah Kabupaten Ngawi. Misi tersebut merupakan penjabaran dari visi

pembangunan daerah yang dilaksanakan secara sungguh-sungguh, yaitu:

a. Mewujudkan sistem penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang lebih

transparan, partisipatif dan akuntabel demi terjamin dan tegaknya

supremasi hukum dan hak azasi rakyat.

b. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dengan

memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal untuk

mencapai kesejahteraan masyarakat.

c. Memberdayakan dan memanfaatkan ketersediaan sumber daya alam dan

manusia yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

d. Meningkatkan hubungan antar warga masyarakat yang harmonis untuk

mendukung pelaksanaan pembangunan.

Page 67: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Penyusunan rencana pembangunan tahunan (RKPD) Kabupaten

Ngawi Tahun 2010, diawali dengan Musrenbang dari tingkat Desa /

Kelurahan, tingkat Kecamatan dan Kabupaten dengan melibatkan

perwakilan masyarakat dan representasi stakeholders ( Perguruan Tinggi,

LSM, Dunia Usaha, Kalangan Profesi, Organisasi Masa dan DPRD).

Proses perencanaan dilakukan melalui pendekatan participatory,

comprehensiveness, dan proses bottom up dan top down. Proses top down

planing merupakan langkah-langkah penyampaian batasan umum oleh

Pemerintah Kabupaten Ngawi yang diambil dari substansi dokumen RPJM

mengenai prioritas-prioritas pembangunan di Kabupaten Ngawi Tahun

2010. Sedangkan proses bottom up planning berarti SKPD (Satuan Kerja

Perangkat Daerah) diberi keleluasaan untuk merancang kegiatan-kegiatan

pembangunan dengan pendekatan politik, pendekatan politik merupakan

rencana strategi dalam pemilihan elemen bahwa masyarakat dapat

menentukan pilihan. Beberapa pendekatan yang dilakukan dijelaskan

sebagai berikut :

a. Pendekatan teknokratik

Penyusunan dengan pendekatan teknokratik yaitu metode dengan

menggunakan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai suatu hasil yang

dapat diterima para pihak terkait.

b. Pendekatan partisipatif

Penyusunan dengan pendekatan partisipatif yaitu dengan melibatkan

semua pihak pelaku pembangunan (stakeholders) untuk mendapatkan

Page 68: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

aspirasi dan menciptakan rasa memiliki sehingga dapat dinikmati oleh

semua lapisan masyarakat dan berkesinambungan.

c. Pendekatan atas-bawah (top-down)

Pendekatan atas-bawah (top-down) dalam perencanaan dilaksanakan

melalui mekanisme birokrasi pemerintahan.

d. Pendekatan bawah - atas (bottom-up)

Pendekatan bawah-atas (bottom-up) dilakukan melalui musyawarah baik

tingkat Desa/Kelurahan, tingkat Kecamatan, dan tingkat Kabupaten.

e. Prioritas dan Sinergisitas

Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah,

terdistribusikan dengan mempertimbangkan prioritas dan menciptakan

sinergisitas antara pemerintah dan masyarakat melalui forum

Musrenbang - SKPD (Musyawarah Perencanaan Pembangunan - Satuan

Kerja Perangkat Daerah) di Kabupaten Ngawi.

f. Mempertimbangkan Kemampuan Fiskal Daerah

Proses penyusunan rencana tahunan di Kabupaten Ngawi merupakan

proses penyatuan persepsi di antara SKPD mengenai prioritas

pembangunan daerah di Kabupaten Ngawi Tahun 2008 dengan

mempertimbangan kemampuan keuangan daerah.

3. Indikator Kinerja Pembangunan

a. Kondisi Sosial Kependudukan

Masyarakat merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kegiatan-kegiatan

Page 69: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

kemasyarakatan. Bidang sosial merupakan bidang yang terkait langsung

dengan masyarakat sebagai pelaku dan penikmat pembangunan.

Komposisi dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang bervariasi

merupakan pencermatan secara khusus dalam pelaksanaan pembangunan.

Berdasarkan konteks sosial kemasyarakatan, secara kuantitatif

penduduk Kabupaten Ngawi mayoritas adalah pemeluk agama Islam

(lebih dari 95%). Secara umum pemeluk Islam tersebut mayoritas

memiliki kedekatan hubungan kultural dengan organisasi masyarakat

(ormas) Nahdhatul Ulama. Hal tersebut dalam kenyataan sehari-hari

cukup memberi pengaruh bagi interaksi antar penduduk dan antar

kelompok masyarakat.

Secara umum, interaksi antar warga masyarakat sehari-hari relatif

aman dan damai, jika terdapat benturan-benturan kecil antar warga

masyarakat dapat diselesaikan secara musyawarah tanpa memperkeruh

suasana. Kiranya hanya pada saat tumbangnya Orde Baru (tahun 1998-

1999), sebagaimana kondisi berbagai wilayah Indonesia lainnya, terjadi

gesekan antar kelompok yang cukup berarti dalam kehidupan sehari-hari,

namun kini hal tersebut telah berlalu. Bahkan hikmah dari gesekan

tersebut adalah terdapatnya warisan positif berupa tumbuh-kembangnya

berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau sejenisnya yang

cukup memberi warna baru dalam dinamika kehidupan sosial di

Kabupaten Ngawi.

Page 70: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Jumlah pendudukan penduduk Kabupaten Ngawi akhir tahun 2006

adalah 879.193 jiwa, terdiri dari 429.921 jiwa penduduk laki-laki dan

449.272 jiwa penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin/sex ratio

sebesar 96. artinya bahwa setiap 100 penduduk wanita terdapat sekitar 96

penduduk laki-laki. Akan tetapi, bila dibandingkan dengan tahun 2005

jumlah penduduk kabupaten Ngawi bertambah sebesara 3.039 jiwa atau

meningkat 0,35 persen selama setahun. Kecamatan dengan jumlah

penduduk terbesar adalah Kecamatan Paron yaitu 90.516 jiwa, sedangkan

kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan

Kasreman yaitu 23.964 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Ngawi pada

tahun 2006 menurut jenis kelamin pada tiap-tiap kecamatan dapat dilihat

pada tabel 4.1.

Page 71: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Ngawi Menurut Jenis Kelamin Tahun 2006

NO Nama Kecamatan

Penduduk Pria % Wanita % Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Sine 22.605 5,3 23.673 5,3 46.278 5,3 2 Ngrambe 21.914 5,1 23.255 5,2 45.169 5,1 3 Jogorogo 20.146 4,7 21.167 4,7 41.313 4,7 4 Kendal 23.821 5,5 25.525 5,7 49.346 5,6 5 Geneng 27.555 6,4 27.959 6,2 55.514 6,3 6 Gerih 18.278 4,3 18.604 4,1 36.882 4,2 7 Kwadungan 14.188 3,3 14.484 3,2 28.672 3,3 8 Pangkur 13.687 3,2 14.496 3,2 28.183 3,2 9 Karangjati 23.550 5,5 24.721 5,5 48.271 5,5 10 Bringin 15.029 3,5 15.626 3,5 30.655 3,5 11 Padas 16.576 3,9 16.908 3,8 33.484 3,8 12 Kasreman 11.674 2,7 12.290 2,7 23.964 2,7 13 Ngawi 37.791 8,8 40.790 9,1 78.581 8,9 14 Paron 44.475 10,3 46.041 10,2 90.516 10,3 15 Kedunggalar 34.136 7,9 35.655 7,9 69.791 7,9 16 Pitu 14.023 3,3 14.143 3,1 28.166 3,2 17 Widodaren 35.307 8,2 36.864 8,2 72.171 8,2 18 Mantingan 19.730 4,6 21.844 4,9 41.574 4,7 19 Karanganyar 15.436 3,6 15.277 3,4 30.665 3,5

Jumlah 429.921 100 449.272 100 879.193 100 Sumber : Kabupaten Ngawi dalam angka tahun 2010 (diolah)

Kepadatan penduduk menunjukkan rasio antara jumlah penduduk

dengan luas wilayah. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Ngawi

tahun 2006 adalah 678 jiwa/Km2 , naik sekitar 2 jiwa untuk setiap

kilometer persegi dari tahun sebelumnya. Tingkat kepadatan per

kecamatan tertinggi di Kecamatan Ngawi (1.114 jiwa/Km2) dan tingkat

kepadatan terendah adalah Kecamatan Karanganyar (208 jiwa/Km2).

Dilain pihak, menurut laporan Dinas Transmigrasi, Sosial dan

Tenaga Kerja pada tahun 2008 terdapat 27.740 penduduk Kabupaten

Ngawi tercatat sebagai pencari kerja (pengangguran terbuka). Sedangkan

Page 72: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

lowongan kerja yang tersedia sebanyak 2.683 orang dan jumlah

penempatan kerja hanya untuk 1.892 orang. Berikut ini Tabel 4.2 untuk

mengetahui tingkat kesejahteraan sosial di Kabupaten Ngawi pada tahun

2009 :

Tabel 4.2 Kesejahteraan Sosial Kabupaten Ngawi

No. Jenis Data Satuan Tahun

2008 % 2009 % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Penduduk Rawan Sosial dan Sarana

74.813 100 55.542 100

a. Keluarga fakir miskin Jiwa 54.341 72,6 35.267 63,5 b.Balita terlantar Jiwa 66 0,1 66 0,1 c. Anak terlantar Jiwa 10.957 14,6 10.958 19,7 d. Lanjut usia terlantar Jiwa 6.051 8,1 6.051 10,9 e. Gelandangan Jiwa 17 0,02 17 0,03 f. Penyandang cacat Jiwa 2.884 3,9 2.110 3,8 g.Korban bencana alam

& korban lainnya Jiwa 452 0,6 1028 1,9

h. Pengemis Jiwa 45 0,1 45 0,1 2. Panti Asuhan 8 100 8 100 a. Panti sosial asuhan

yatim piatu Buah 7 87,5 7 87,5

b.Panti sosial tresna werda

Buah 1 12,5 1 12,5

3. Potensi Kesejahteraan Sosial

1395 100 1395 100

a. Karang taruna Buah 217 15,6 217 15,6 b. Tenaga kessos

masyarakat Orang 1.168 83,7 1.168 83,7

c. Organisasi sosial Buah 10 0,7 10 0,7 4. Pendduduk Miskin

Jumlah rumah tangga miskin

KK 82.572 100 82.572 100

Sumber : Kabupaten Ngawi dalam angka tahun 2010 (diolah)

Sejalan dengan hal tersebut, Indikator keberhasilan pembangunan

adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dengan tolok ukur tersebut

Page 73: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dapat ditetapkan strategi pembangunan tahun 2008 dan mensinergikan

seluruh program pembangunan agar tepat sasaran dan memiliki keluaran

berfokus kesejahteraan masyarakat. IPM Kabupaten Ngawi mengalami

fluktuasi. Pada tahun 1996 IPM Ngawi sebesar 65,00, kemudian

menurun sebesar 2,60 % menjadi 58,84 pada tahun 1999, dan pada tahun

2002 kembali naik menjadi 61,42, sedangkan pada tahun 2004 meningkat

lagi menjadi 63,99. Mendasar data BPS Provinsi Jawa Timur pada tahun

2006, Angka Harapan Hidup 72,58; rata-rata lama sekolah adalah 6,30;

Angka melek huruf 0 dan Paritas daya beli 54,50; dengan keseluruhan

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Ngawi sebesar 63,59.

b. Kondisi Perekonomian Daerah

Seiring dengan kemajuan-kemajuan ekonomi di tingkat nasional,

perekonomian regional Jawa Timur juga menunjukkan stabilitas yang

semakin mantap dan perkembangan yang semakin meningkat secara

signifikan. Secara umum kinerja perekonomian Jawa Timur yang sampai

dengan tahun 2004 cukup kondusif, hal ini direpresentasikan oleh

indikator agregat pertumbuhan ekonomi yang sejak krisis tahun 1998

mengalami kontraksi hingga minus 16,12% terus mengalami percepatan

sebesar 4,11% pada tahun 2003 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi

5,43%. Pertumbuhan pada 2004 ini melebihi target pertumbuhan diakhir

tahun 2004 yaitu sebesar 4,8%. Pertumbuhan tahun 2004 didorong oleh

seluruh sektor yang semuanya mengalami pertumbuhan, terutama sektor

industri yang sudah tumbuh sebesar 4,14%, sektor perdagangan, hotel

Page 74: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dan restoran sebesar 8,48%, dan sektor listrik, gas dan air bersih sebesar

13,15%, sedangkan sektor konstruksi juga sudah mulai tumbuh sebesar

1,63%.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi di tingkat provinsi pula,

perekonomian di Kabupaten Ngawi menunjukkan stabilitas yang

signifikan. Indikator perekonomian daerah Kabupaten Ngawi dapat

dilihat dari kontribusi masing-masimg sektor perekonomian, yang

meliputi 9 (sembilan) sektor/lapangan usaha, dengan komposisi

pertumbuhan yang dituangkan dalam nominal dari tahun ke tahun.

Indikator dari sektor pertanian dalam jumlah satuan rupiah merupakan

sektor yang paling dominan serta mengalami peningkatan, akan tetapi

apabila dikaji terhadap harga berlaku dan harga konstan sektor ini

mengalami stagnasi, hal ini perlu disikapi dengan mengupayakan

peningkatan pada sektor-sektor dominan.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu

indikator untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang kegiatan

ekonomi dalam suatu wilayah. Sampai dengan tahun 2010 perekonomian

Kabupaten Ngawi masih didominasi sektor pertanian. Sumbangan sektor

ini terhadap total PDRB sampai dengan tahun 2010 sekitar 36,63 %.

Tidaklah aneh apabila sektor ini menjadi sektor unggulan bagi Kabupaten

Ngawi, menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (sesenas) 2004

sektor ini menyerap 64 % dari total jumlah penduduk yang bekerja.

Namun demikian sumbangan sektor ini dari tahun ketahun mengalami

Page 75: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

penurunan walaupun sebenarnya secara produksi mengalami

pertumbuhan. Sektor lainnya yang memberikan sumbangan cukup besar

terhadap perekonomian di Kabupaten Ngawi adalah sektor perdagangan.

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir menyumbangkan lebih dari 36 %

dari total PDRB.

Tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan yang dihitung

dari PDRB merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat pertumbuhan

sektoralnya. Angka pertumbuhan menunjukan kenaikan pertumbuhan

barang/jasa terhadap tahun sebelumnya, dengan tidak dipengaruhi

variabel harga. Apabila sebuah sektor mempunyai kontribusi besar dan

pertumbuhannya lambat, maka hal ini akan menghambat tingkat

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sebaliknya apabila sebuah

sektor mempunyai kontribusi yang besar terhadap totalitas

perekonomian, maka apabila sektor tersebut mempunyai pertumbuhan

yang tinggi secara langsung akan menjadi lokomotif pertumbuhan

ekonomi secara total.

PDRB menurut lapangan usaha berdasar harga berlaku tahun 2001-

2010 menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun, dimana

tahun 2001 nilai PDRB itu sebesar Rp. 2.310.766,16 juta, meningkat

menjadi sebesar Rp. 3.265.122,01 juta pada tahun 2004, meningkat lagi

menjadi sebesar Rp. 5.031.428,99 juta pada tahun 2007 dan meningkat

lagi menjadi sebesar Rp. 7.245.842,43 juta pada tahun 2010. Secara rinci

Page 76: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

PDRB menurut lapangan usaha berdasarkan harga berlaku pada tahun

2001 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 PDRB Kabupaten Ngawi Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

No 2001 2004 2007 2010

Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. 943.901,33 40,85 1.241.272,14 38,02 1.843.370,50 36,64 2.654.359,37 36,63

2. 13.438,73 0,58 18.070,32 0,55 27.821,13 0,55 36.518,40 0,50

3. 145.763,59 6,31 206.840,03 6,33 306.568,98 6,09 455.258,87 6,28

4. 12.682,15 0,55 21.476,84 0,66 36.199,99 0,72 60.369,81 0,83

5. 99.146,81 4,29 141.810,82 4,34 243.130,70 4,83 360.181,25 4,97

6. 586.906,13 25,40 880.924,38 26,98 1.412.591,98 8,08 2.076.707,35 28,66

7. 52.283,76 2,26 114.710,78 3,51 205.072,67 4,08 207.931,40 2,87

8. 128.031,58 5,54 161.943,61 4,96 243.939,08 4,85 399.964,91 5,52

9. 328.612,08 14,22 478.073,09 14,64 712.733,97 4,17 994.551,07 13,73

2.310.766,16 100 3.265.122,01 100 5.031.428,99 100 7.245.842,43 100

Keterangan : Sektor 1. Pertanian; 2. Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Listrik, Gas dan Air Bersih; 5. Konstruksi; 6. Perdagangan, Restoran dan Hotel; 7. Pengangkutan dan Komunikasi; 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; dan 9. Jasa-Jasa.

Sumber : BPS Kabupaten Ngawi 2010 (diolah)

PDRB menurut lapangan usaha berdasarkan harga konstan tahun

2000 selama tahun 2001-2010 juga menunjukkan mengalami

perkembangan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001 nilai PDRB menurut

harga konstan tahun 2000 adalah sebesar Rp. 2.076.059,57 juta,

meningkat menjadi sebesar Rp. 2.282.932,45 juta pada tahun 2004,

meningkat menjadi sebesar Rp. 2.639.717,88 juta pada tahun 2007 dan

meningkat menjadi sebesar Rp. 3.121.821,49 juta pada tahun 2010. Pada

tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 laju pertumbuhan PDRB menurut

Page 77: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

harga konstan tahun 2000 adalah 6.09. Nilai PDRB Kabupaten Ngawi

menurut harga konstan dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 PDRB Kabupaten Ngawi Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah)

No 2001 2004 2007 2010

Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. 845.144,68 1,35 879.270,85 4,24 985.007,46 4,67 1.145.589,73 4,87

2. 12.219,15 4,23 13.412,05 (0,24) 15.442,31 7,21 17.526,39 3,19

3. 130.381,76 2,06 145.094,37 4,10 162.859,61 4,80 196.280,68 6,22

4. 10.625,41 6,26 12.333,54 1,55 14.673,00 6,87 19.108,85 7,24

5. 87.494,56 2,27 98.453,62 3,76 116.758,32 5,74 135.663,44 6,77

6. 526.930,55 1,87 614.343,99 5,25 745.925,20 6,95 923.010,01 8,82

7. 47.654,15 6,52 55.667,82 6,49 66.037,18 7,31 81.775,64 8,09

8. 118.946,72 4,21 142.853,39 7,12 165.732,93 3,62 190.048,43 5,28

9. 296.662,59 1,70 321.502,82 2,20 367.281,87 3,11 412.818,32 3,40

2.076.059,57 1,93 2.282.932,45 4,37 2.639.717,88 5,16 3.121.821,49 6,09

Keterangan : Sektor 1. Pertanian; 2. Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Listrik, Gas dan Air Bersih; 5. Konstruksi; 6. Perdagangan, Restoran dan Hotel; 7. Pengangkutan dan Komunikasi; 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; dan 9. Jasa-Jasa.

Sumber : BPS Kabupaten Ngawi 2010 (diolah)

c. Pendidikan Masyarakat

Salah satu faktor yang menentukan suksesnya penyelenggaraan

pemerintahan adalah tingkat pendidikan masyarakatnya, yang akan

berdampak pada cara berpikir, bertindak dan bersikap. Hal tersebut akan

mempengaruhi tingkat pemahaman masyarakat pada bentuk-bentuk dan

program-program yang akan dilaksanakan pemerintah, sehingga

menjadikan mereka terpacu untuk mendukung kegiatan pemerintah.

Page 78: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Kualitas sumberdaya manusia Kabupaten Ngawi secara kasar dapat

dilihat pada tingkat pendidikan penduduknya. Berdasarkan hasil Survei

Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2001 jumlah penduduk Kabupaten

Ngawi usia 10 (sepuluh) tahun ke atas yang hanya tamat SD = 346.536

jiwa (62%), hanya tamat SLTP = 113.839 jiwa (20%), hanya tamat

SLTA = 84.498 jiwa (15%) dan tamat akademi/perguruan tinggi= 17.969

jiwa (3%). Jika pendidikan dasar yang dicanangkan pemerintah

mencakup tingkat pendidikan SD sederajat dan SMP sederajat maka

terdapat sekitar 82% yang berkualifikasi pendidikan dasar. Hal tersebut

.menunjukkan bahwa berdasarkan tingkat pendidikannya, kualitas

sumberdaya manusia Kabupaten Ngawi masih kurang memadai. Sarana

pendidikan dan jumlah murid serta lembaga sekolah di Kabupaten Ngawi

dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Sarana Pendidikan dan Jumlah Murid No. Indikator SD / MI SMP / MTs SMA/MAN/SMK

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Jumlah Murid 86.082 36.647 21.988

2. Jumlah Lembaga 703 101 54

3. Jumlah Guru 4.367 / 679 1.934 / 630 561 / 208 / 696

4. Jumlah Gedung 715 100 49

- Kondisi Rusak (RK) 2.122 / 263 116 / 76 33 / 10 / 26

- Kondisi Baik (RK) 1.290 / 289 673 / 141 144 / 53 / 178

5. Tingkat Kelulusan (%)

96,55 97,61 96,88

Sumber : BPS, 2010, Kabupaten Ngawi dalam angka 2010

Page 79: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

d. Kondisi Sarana dan Prasarana

1) Prasarana Jalan

Panjang jalan kabupaten sampai dengan akhir tahun 2005

mencapai 597,96 Km kesemuanya masuk kategori kelas III C.

Kondisi jalan dan kelas jalan secara rinci dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.6 Panjang Jalan menurut Jenis, Kondisi dan Kelas Jalan di Kabupaten Ngawi Tahun 2010 (km)

No Keadaan Jalan Negara

Jalan Provinsi

Jalan Kabupaten

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Jenis Permukaan a. Di Aspal b. Kerikil c. Tanah d. Tidak dirinci

79,56

- - -

- - - -

493,96 97,52 6,48

- Jumlah 79,56 - 597,96

2. Kondisi Jalan a. Baik b. Sedang c. Rusak d. Rusak Berat

18,44 59,12 2,00

-

- - - -

126,63 132,31 233,31 105,11

Jumlah 79,56 - 597,96 3. Kelas Jalan

a. Kelas I b. Kelas II c. Kelas III d. Kelas III A e. Kelas III B f. Kelas IIIC g. Tidak dirinci

-

79,56 - - - - -

- - - - - - -

- - - - -

597,96 -

Jumlah 79,56 - 597,96 Sumber : BPS, 2010, Kabupaten Ngawi dalam angka 2010

Page 80: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2) Prasarana Jembatan

Panjang jembatan sampai dengan tahun 2005 mencapai

1.006,850 m (189 jembatan), dengan kondisi sebagai berikut : yang

kondisi baik sepanjang 573,905 m (108 jembatan), yang kondisi

sedang mencapai 251,713 m (20 jembatan) dan yang kondisinya rusak

berat mencapai 70,479 m (13 jembatan).

3) Sarana Irigasi

Secara fungsional jaringan irigasi meliputi 4 ( empat)

komponen, yaitu : bendungan, saluran pembawa, saluran pembuang

dan petak sawah. Pengembangan sistem irigasi primer dan skunder

menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat, Pemerintah

Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Sedangkan pengembangan

sistem irigasi tersier menjadi wewenang dan tanggung jawab

Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA). Kondisi jaringan irigasi

dapat dilihat secara terperinci sebagai berikut :

a) Saluran primer (induk) ;panjang 21.400 Km, kerusakan 30 %

b) Saluran skunder ;panjang 322.145 Km, kerusakan 25 %

c) Saluran utama ; jumlah 412 buah, kerusakan 31,67 %

d) Bangunan pendukung ; jumlah 1.001 buah, kerusakan 27,5 %.

Dua buah sungai besar yaitu Bengawan Solo dan Sungai

Madiun merupakan pendukung sistem pengairan yang cukup besar,

disamping sejumlah anak-anak sungai yang menginduk pada dua

sungai besar tersebut.

Page 81: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

B. Hasil Dan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian ini untuk mengetahui

sektor basis dan non basis di Kabupaten Ngawi, serta untuk mengetahui

komponen pertumbuhan regional (Nij), komponen pertumbuhan

proposional (Mij), dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (Cij), serta

untuk mengetahui model Overlay antara analisis LQ dan Shift Share. Secara

rinci diurai di bawah ini:

1. Sektor Basis (LQ) Kabupaten Ngawi

Sektor ekonomi basis atau dapat disebut dengan sektor unggulan

daerah merupakan sektor-sektor ekonomi yang mampu mendorong

pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sektor ekonomi basis juga dapat

mengekspor atau memasarkan barang dan jasa keluar batas perekonomian

masyarakatnya atau kepada orang yang datang dari luar perbatasan

perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan sektor ekonomi

bukan basis adalah sektor ekonomi menyediakan barang yang dibutuhkan

oleh orang yang bertempat tinggal didalam batas perekonomian masyarakat

yang bersangkutan.

Asumsi yang mendasari analisis location quotient adalah penduduk di

setiap daerah (kabupaten) mempunyai pola permintaan yang sama dengan

pola permintaan pada daerah Provinsi, tingkat konsumsi akan suatu jenis

barang rata-rata sama antar daerah, produktivitas dan keperluan produksi

sama antar daerah, serta negara menggunakan sistem perekonomian

tertutup. LQ > 1 menunjukkan bahwa sektor tersebut basis, artinya sektor

Page 82: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

tersebut memiliki prospek yang menguntungkan untuk dikembangkan,

karena mampu dialokasikan ke daerah lain. LQ < 1 menunjukkan bahwa

sektor tersebut non basis dan kurang menguntungkan untuk dikembangkan

serta belum mampu memenuhi semua permintaan dari dalam daerah

sehingga harus didatangkan dari daerah lain. Hasil analisis LQ pada

Kabupaten Ngawi tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 disajikan pada

Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Nilai LQ Persektor di Kabupaten Ngawi Tahun 2001-2010

Sektor 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 01-10

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1. 2,17 2,13 2,08 2,11 2,10 2,10 2,14 2,19 2,21 2,27 2,15 2. 0,29 0,28 0,30 0,29 0,28 0,27 0,26 0,25 0,24 0,23 0,27 3. 0,21 0,22 0,22 0,21 0,21 0,21 0,21 0,22 0,23 0,23 0,22 4. 0,52 0,47 0,43 0,38 0,38 0,38 0,36 0,38 0,41 0,42 0,41 5. 1,03 1,04 1,08 1,10 1,14 1,18 1,23 1,24 1,25 1,25 1,15 6. 1,05 1,02 1,00 0,96 0,93 0,91 0,90 0,89 0,90 0,88 0,95 7. 0,41 0,37 0,37 0,37 0,37 0,36 0,36 0,35 0,34 0,33 0,36 8. 1,10 1,12 1,17 1,18 1,17 1,15 1,10 1,07 1,05 1,03 1,11 9. 1,51 1,48 1,48 1,45 1,47 1,46 1,43 1,39 1,38 1,37 1,44

Keterangan : Sektor 1. Pertanian; 2. Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Listrik, Gas dan Air Bersih; 5. Konstruksi; 6. Perdagangan, Restoran dan Hotel; 7. Pengangkutan dan Komunikasi; 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; dan 9. Jasa-Jasa.

Sumber : BPS Kabupaten Ngawi (diolah)

Berdasarkan hasil analisis LQ pada tahun 2001 sampai tahun 2010

terdapat 4 sektor yang memiliki nilai lebih dari 1 (LQ > 1), sektor-sektor

tersebut adalah sektor pertanian, sektor konstruksi, sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Berarti keempat sektor

tersebut adalah sektor-sektor basis di Kabupaten Ngawi, sektor-sektor

Page 83: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan serta mampu dialokasikan

ke daerah lain. Selain 4 sektor tersebut kesemuanya memiliki nilai kurang

dari 1 (LQ < 1) atau sektor non basis. Sektor non basis kurang potensial

untuk dikembangkan serta sektor non basis juga belum mampu memenuhi

kebutuhan dalam daerah. Untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran pada

tahun 2001 sampai tahun 2003 memiliki nilai lebih besar 1 karena hasil

proses produksi barang dan jasa di Kabupaten Ngawi lebih besar dari hasil

proses produksi barang dan jasa di Jawa Timur, selanjutnya mulai tahun

2004 sampai tahun 2010 memiliki nilai kurang dari 1 karena hasil proses

produksi barang dan jasa di Jawa Timur lebih besar dari hasil proses

produksi barang dan jasa di Kabupaten Ngawi, setelah dirata – rata mulai

tahun 2001 sampai tahun 2010 memiliki nilai kurang dari 1 atau sektor non

basis. Berdasarkan analisis LQ di atas sektor-sektor basis di Kabupaten

Ngawi adalah sebagai berikut :

a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor yang menyumbangkan lapangan

usaha terbesar di Kabupaten Ngawi, terbukti 35% lebih dari total PDRB

dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 adalah sektor pertanian.

Berdasarkan analisis LQ dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010

menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor basis di

Kabupaten Ngawi, bahkan dari dalam kurun sepuluh tahun tersebut

sektor pertanian secara kontinyu mengalami peningkatan nilai LQ (Tabel

Page 84: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

4.7). Hal ini berarti sektor pertanian Kabupaten Ngawi mampu untuk

dialokasikan ke kabupaten lain.

b. Sektor Konstruksi

Sektor konstruksi merupakan sektor basis di Kabupaten Ngawi,

karena sektor ini memiliki nilai LQ lebih besar dari satu (Tabel 4.7).

Pada periode analisis nilai LQ sektor konstruksi secara konsisten

mengalami peningkatan. Indikasinya adalah terjadi peningkatan

pembangunan fisik di Kabupaten Ngawi. Letak Kabupaten Ngawi

merupakan wilayah paling barat dari Provinsi Jawa Timur, Kabupaten

Ngawi memiliki peran sangat penting sebagai pintu gerbang keluar

masuknya komoditas-komoditas unggulan dari berbagai daerah.

Berkaitan dengan hal tersebut sektor konstruksi dapat menjadi sektor

unggulan daerah serta mampu dialokasikan ke daerah selain Kabupaten

Ngawi.

c. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Berdasarkan hasil analisis LQ pada periode tahun 2001 sampai

dengan tahun 2010, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

merupakan sektor basis di Kabupaten Ngawi. Walaupun dari setiap tahun

mengalami naik turun, akan tetapi sektor ini berpotensi untuk lebih

ditingkatkan. Selain sebagai sektor penunjang sektor primer dan sektor

sekunder, sektor ini di era otonomi daerah berperan dalam mendorong

tumbuhnya perekonomian kabupaten, dengan anggapan sektor primer

dan sektor sekunder juga berkembang. Contohnya jika sektor

Page 85: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

perdagangan tumbuh maka sektor ini akan ikut tumbuh, dengan

anggapan dalam perdagangan peran lembaga keuangan memegang

peranan yang penting, sehingga sektor ini dapat menjadi sektor andalan

dalam perekonomian Kabupaten Ngawi.

d. Sektor Jasa-Jasa

Sektor jasa di Kabupaten Ngawi dalam tahun analisis tercatat

menyumbangkan rata-rata 14 % dari total PDRB Kabupaten, hal tersebut

lebih besar dari sektor jasa yang ada di tingkat Provinsi yang hanya

menyumbangkan rata-rata 8% dari total PDRB. Berdasarkan analisis LQ

sektor jasa memiliki nilai LQ>1, sehingga sektor jasa di Kabupaten

Ngawi merupakan sektor basis. Untuk informasi lebih terperinci dapat

dilihat pada Tabel 4.7.

2. Pergeseran Pertumbuhan Ekonomi (Shift Share) di Kabupaten Ngawi

Analisis shift Share mengasumsikan bahwa perubahan pendapatan

(PDRB) suatu wilayah dapat dibagi dalam tiga yaitu komponen pengaruh

pertumbuhan Provinsi (Nij), komponen pertumbuhan proporsional atau

bauran industri (Mij) dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah atau

keunggulan kompetitif (Cij).

a. Pengaruh Pertumbuhan Provinsi (Nij)

Nilai Nij positif memiliki makna bahwa sektor di wilayah

(kabupaten) tersebut tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan

pertumbuhan wilayah di atasnya (provinsi), sedangkan yang benilai

negatif mengindikasikan bahwa pertumbuhan regional suatu wilayah

Page 86: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

lebih lambat dibandingkan pertumbuhan wilayah di atasnya (provinsi).

Sebelum menganalisis pengaruh pertumbuhan Provinsi Jawa Timur

terhadap Kabupaten Ngawi, perlu ditentukan terlebih dahulu laju

pertumbuhan Provinsi Jawa Timur pada tahun analisis. Berikut ini Tabel

4.8 laju pertumbuhan Provinsi Jawa Timur tahun 2001 sampai dengan

tahun 2010 :

Tabel 4.8 Laju Pertumbuhan Provinsi Jawa Timur Tahun 2001 – 2010 (Juta Rupiah)

Sektor Yij Y*ij Yin Y*in rn (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 845.144,68 1.145.589,73 39.478.201,44 51.329.548,83 0,62 2 12.219,15 17.526,39 4.332.178,34 7.757.319,82 0,62 3 130.381,76 196.280,68 62.769.317,29 86.900.779,13 0,62 4 10.625,41 19.108,85 2.089.072,18 4.642.081,81 0,62 5 87.494,56 135.663,44 8.642.951,05 10.992.599,76 0,62 6 526.930,55 923.010,01 50.761.249,89 106.229.112,97 0,62 7 47.654,15 81.775,64 11.875.968,03 25.076.425,54 0,62 8 118.946,72 190.048,43 10.944.742,89 18.659.490,17 0,62 9 296.662,59 412.818,32 19.974.516,06 30.693.407,48 0,62

Total 2.076.059,57 3.121.821,49 210.868.197,17 342.280.765,51 0,62

Keterangan: Sektor 1. Pertanian; 2. Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Listrik, Gas dan Air Bersih; 5. Konstruksi; 6. Perdagangan, Restoran dan Hotel; 7. Pengangkutan dan Komunikasi; 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; dan 9. Jasa-Jasa.

Yij : PDRB Kabupaten Ngawi awal tahun analisis (2001) dalam juta Rupiah

Y*ij : PDRB Kabupaten Ngawi akhir tahun analisis (2010) dalam juta Rupiah

Yin : PDRB Provinsi Jatim awal tahun analisis (2001) dalam juta Rupiah

Y*in : PDRB Provinsi Jatim akhir tahun analisis (2010) dalam juta Rupiah

rn : laju pertumbuhan Provinsi Jatim {(Y*n-Yn)/Yn} Sumber : BPS Kabupaten Ngawi (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan

Provinsi Jawa Timur pada tahun analisis adalah 0,62. Nilai tersebut

Page 87: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

diperoleh dari selisih total PDRB Provinsi Jawa Timur (Yn) dibagi

dengan total PDRB Provinsi Jawa Timur pada awal tahun analisis (Yn).

Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan Provinsi Jawa Timur terhadap

Kabupaten Ngawi dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Pengaruh Pertumbuhan Provinsi Terhadap Kabupaten Ngawi Tahun 2001 – 2010 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha (Sektor) Yij rn Nij (1) (2) (3) (4) (5 = 3 x 4)

1. Pertanian 845.144,68 0,62 526.692,19

2. Pertambangan dan Penggalian 12.219,15 0,62 7.614,95

3. Industri Pengolahan 130.381,76 0,62 81.253,61

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 10.625,41 0,62 6.621,73

5. Konstruksi 87.494,56 0,62 54.526,41

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 526.930,55 0,62 328.381,89

7. Pengangkutan dan Komunikasi 47.654,15 0,62 29.697,96 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 118.946,72 0,62 74.127,32

9. Jasa – Jasa 296.662,59 0,62 184.879,43

Total 2.076.059,57 0,62 1.293.795,48

Nij : Pengaruh Pertumbuhan Provinsi (Yij . rn) Yij : PDRB Kabupaten Ngawi awal tahun analisis (2001)

dalam juta Rupiah rn : laju pertumbuhan Provinsi Jatim {(Y*n-Yn)/Yn} Sumber : BPS Kabupaten Ngawi (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, semua sektor di Kabupaten Ngawi

bernilai positif, artinya sektor-sektor di Kabupaten Ngawi tumbuh lebih

cepat dari pada pertumbuhan Provinsi Jawa Timur. Dari kesembilan

sektor, sektor pertanian menjadi sektor yang lebih cepat pertumbuhannya

dibandingkan dengan pertumbuhan Provinsi karena memiliki nilai Nij

terbesar 526.692,19 diikuti oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel

dengan nilai 328.381,89. Sementara sektor yang pertumbuhan regional

paling lambat namun masih lebih cepat dibandingkan dengan

Page 88: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

pertumbuhan rata-rata Provinsi adalah sektor listrik, gas dan air bersih

yang hanya memiliki nilai Nij sebesar 6.621,73 kemudian diikuti oleh

sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai Nij sebesar 7.614,95.

Berdasarkan hasil analisis ini maka dapat dikatakan bahwa untuk

memacu pertumbuhan ekonomi regional di Kabupaten Ngawi yang lebih

tinggi lagi, strategi yang paling tepat adalah dengan mendorong sektor

pertanian, karena sektor pertanian merupakan sektor basis di Kabupaten

Ngawi yang berpotensi menjadi produk unggulan daerah.

b. Pertumbuhan Proporsional atau Bauran Industri (Mij)

Nilai Mij positif bermakna bahwa sektor di wilayah (Kabupaten)

tersebut merupakan sektor yang maju, sebaliknya apabila bernilai negatif

berarti sektor tersebut belum maju. Berikut komponen pertumbuhan

proporsional disajikan dalam Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Pertumbuhan Proporsional di Kabupaten Ngawi Tahun 2001 - 2010 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha (Sektor) Yij rin rn Mij (1) (2) (3) (4) (5) (5 = 3 x ( 4 - 5 ))

1. Pertanian 845.144,68 0,30 0,62 -272.979,95

2. Pertambangan dan Penggalian 12.219,15 0,79 0,62 2.045,86

3. Industri Pengolahan 130.381,76 0,38 0,62 -31.128,76

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 10.625,41 1,22 0,62 6.363,35

5. Konstruksi 87.494,56 0,27 0,62 -30.740,38

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 526.930,55 1,09 0,62 247.405,97

7. Pengangkutan dan Komunikasi 47.654,15 1,11 0,62 23.270,91 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 118.946,72 0,70 0,62 9.716,03

9. Jasa – Jasa 296.662,59 0,54 0,62 -25.681,88

Total 2.076.059,57 -71.728,84

rin : Laju pertumbuhan sektor i Prop. Jatim {(Y*in-Yin)/Yin} Mij : Pertumbuhan Proporsional {Yij.(rin-rn)} Sumber : BPS Kabupaten Ngawi (diolah)

Page 89: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.10 di atas, meskipun ada

kesan sementara sektor pertanian merupakan sektor yang tumbuh dengan

cepat namun mengindikasikan bahwa sektor tersebut di Kabupaten

Ngawi selama tahun analisis bukan merupakan sektor yang tidak maju.

Hal tersebut dapat dilihat pada nilai komponen Mij bertanda (-) negatif

terbesar yaitu -272.979,95. Secara konseptual komponen pertumbuhan

proporsional timbul karena adanya perbedaan subsektor dalam

permintaan produk akhir, ketersediaan bahan mentah dan kebijakan

industri (misalnya kebijakan pemasaran, kelembagaan, subsidi dan lain-

lain). Oleh karena itu, untuk memajukan sektor pertanian, pemerintah

Kabupaten Ngawi perlu memperkuat sistem agribisnis yang sedang

berjalan. Sektor yang belum maju di Kabupaten Ngawi selaian sektor

pertanian adalah sektor industri pengolahan, sektor konstruksi dan sektor

jasa-jasa.

Berdasarkan hasil analisis komponen pertumbuhan proporsional,

sektor perdagangan, restoran dan hotel merupakan sektor paling maju di

Kabupaten Ngawi. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai Mij bertanda (+)

positif terbesar yaitu 247.405,97. Kemudian diikuti sektor pengangkutan

dan komunikasi sebesar 23.270,91 sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan sebesar 9.716,03 sektor listrik gas dan air bersih sebesar

6.363,35 dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2.045,86

(Tabel 4.10).

Page 90: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

c. Pertumbuhan Pangsa Wilayah atau Keunggulan Kompetitif (Cij)

Nilai Cij positif menunjukkan bahwa sektor di wilayah (kabupaten)

memiliki daya saing dibandingkan dengan sektor di wilayah di atasnya

(Provinsi), sebaliknya apabila bernilai negatif (-) berarti sektor tersebut

tidak memiliki daya saing. Berikut ini Tabel 4.11 merupakan komponen

pertumbuhan pangsa wilayah di Kabupaten Ngawi berdasarkan tahun

analisis :

Tabel 4.11 Pertumbuhan Pangsa Wilayah di Kabupaten Ngawi Tahun 2001 - 2010 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha (Sektor) Yij rij rin Cij

(1) (2) (3) (4) (5) (6 = 3 x ( 4 - 5 ))

1. Pertanian 845.144,68 0,36 0,30 46.732,80

2. Pertambangan dan Penggalian 12.219,15 0,43 0,79 -4.353,56

3. Industri Pengolahan 130.381,76 0,51 0,38 15.774,07

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 10.625,41 0,80 1,22 -4.501,64

5. Konstruksi 87.494,56 0,55 0,27 24.382,85

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 526.930,55 0,75 1,09 -179.708,40

7. Pengangkutan dan Komunikasi 47.654,15 0,72 1,11 -18.847,38

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 118.946,72 0,60 0,70 -12.741,64

9. Jasa - Jasa 296.662,59 0,39 0,54 -43.041,82

Total 2.076.059,57 -176.304,72

Yij : PDRB Kabupaten Ngawi awal tahun analisis (2001) dalam juta Rupiah

rin : laju pertumbuhan Kabupaten Ngawi {(Y*in-Yin)/Yin} rij : Laju pertumbuhan sektor i di Kab. Ngawi {(Y*ij-Yij)/Yij} Cij : pertumbuhan pangsa wilayah {Yij.(rij-rin)} Sumber : BPS Kabupaten Ngawi (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, separuh lebih dari sektor-sektor

usaha di Kabupaten Ngawi tidak memiliki daya saing. Hal tersebut dapat

dilihat pada Cij yang bernilai (-) negatif. Sektor-sektor tersebut adalah

Page 91: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih, sektor

perdagangan, restoran dan hotel, sektor pengangkutan dan komunikasi,

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa.

Sektor-sektor tersebut dianggap kalah bersaing dengan produk-produk

yang dihasilkan dari luar daerah Kabupaten Ngawi. Tidak sepenuhnya

pangsa pasar wilayah dapat dikuasai oleh keenam sektor domestik

tersebut. Dari keenam sektor tersebut sektor perdagangan, restoran dan

hotel menjadi sektor yang tidak memiliki daya saing terbesar karena

memiliki nilai Cij sebesar -179.708,40 (Tabel 4.11)

Sedangkan untuk sektor yang memiliki daya saing, sektor pertanian

menjadi sektor yang memiliki daya saing tertinggi hal tersebut dapat

dilihat pada tabel di atas nilai Cij bertanda (+) positif sebesar 46.732,80.

Walaupun secara proporsional sektor pertanian adalah sektor yang

kurang maju akan tetapi produk dari sektor ini memiliki daya saing yang

tinggi sehingga sektor pertanian sangat potensial untuk terus

dikembangkan di Kabupaten Ngawi. Sektor-sektor lain yang memiliki

daya saing di Kabupaten Ngawi adalah sektor industri pengolahan, dan

sektor konstruksi.

3. Analisis Overlay Antara LQ Dengan Shift Share

Analisis ini digunakan untuk menentukan sektor-sektor ekonomi

unggulan maupun potensial berdasarkan kriteria kontribusi (LQ) dan Shift

Share. Dengan mempertimbangkan kedua kriteria tersebut, penentuan

kegiatan ekonomi yang unggul dan memiliki daya saing.

Page 92: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 4.12 Hasil Analisis Overlay LQ Dengan Shift Share di Kabupaten Ngawi

No Lapangan

Usaha (Sektor) LQ

Shift Share Kesimpulan

Mij Cij (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian Basis

- + Sektor unggulan, Sektor yang tidak maju, Memiliki daya saing

2. Pertambangan dan Penggalian

Non Basis

+ - Sektor Tidak unggulan, Sektor yang maju , Tidak memiliki daya saing

3. Industri Pengolahan

Non Basis - +

Sektor Tidak unggulan, Sektor yang tidak maju, Memiliki daya saing

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

Non Basis

+ - Sektor Tidak unggulan, Sektor yang maju , Tidak memiliki daya saing

5. Konstruksi Basis - +

Sektor unggulan, Sektor yang tidak maju, Memiliki daya saing

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

Non Basis

+ - Sektor Tidak unggulan, Sektor yang maju , Tidak memiliki daya saing

7. Pengangkutan dan Komunikasi

Non Basis

+ - Sektor Tidak unggulan, Sektor yang maju , Tidak memiliki daya saing

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Basis + -

Sektor unggulan, Sektor yang maju , Tidak memiliki daya saing

9. Jasa - Jasa Basis

- - Sektor unggulan, Sektor yang tidak maju, Tidak memiliki daya saing

Sumber: disarikan dari analisis data

Berdasarkan hasil perhitungan analisis Overlay pada Tabel 4.12,

maka dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Sektor unggulan, Sektor yang tidak maju, Memiliki daya saing terdapat pada

sektor pertanian dan sektor kontruksi.

b. Sektor unggulan, Sektor yang maju , Tidak memiliki daya saing terdapat pada

sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan.

Page 93: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

c. Sektor unggulan, Sektor yang tidak maju, Tidak memiliki daya saing terdapat

pada sektor jasa-jasa.

d. Sektor Tidak unggulan, Sektor yang maju , Tidak memiliki daya saing terdapat

pada sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih,

sektor Pengangkutan dan Komunikasi, dan sektor Perdagangan, Hotel &

Restoran

e. Sektor Tidak unggulan, Sektor yang tidak maju, Memiliki daya saing terdapat

pada sektor Industri Pengolahan.

Page 94: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan komposisi ekonomi di Kabupaten Ngawi

pada tahun analisis 2001 sampai dengan 2010, dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Sektor basis di Kabupaten Ngawi adalah sektor pertanian; sektor konstruksi;

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.

2. Berdasarkan pergeseran di Kabupaten Ngawi dapat dibagi dalam tiga

komponen sebagai berikut :

a. Komponen pengaruh pertumbuhan provinsi (Nij), semua sektor di

Kabupaten Ngawi tumbuh lebih cepat dari pada pertumbuhan Provinsi

Jawa Timur. Sektor pertanian menjadi sektor dengan pertumbuhan paling

cepat dari pada sektor-sektor lainnya, sedangkan sektor paling lambat

adalah sektor listrik, gas dan air bersih.

b. Komponen pertumbuhan proporsional (Mij), sektor-sektor yang maju di

Kabupaten Ngawi adalah sektor pertambangan dan penggalian; sektor

listrik, gas dan air bersih; sektor perdagangan, restoran dan hotel; sektor

pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan. Sedangkan sektor-sektor yang belum maju di Kabupaten

Ngawi adalah sektor pertanian; sektor industri pengolahan; sektor

konstruksi dan sektor jasa-jasa.

74

Page 95: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

c. Komponen pertumbuhan pangsa wilayah (Cij), sektor-sektor yang

memiliki daya saing di Kabupaten Ngawi adalah sektor pertanian; sektor

industri pengolahan; dan sektor konstruksi. Untuk sektor-sektor yang

tidak memiliki daya saing adalah sektor pertambangan dan penggalian;

sektor listrik, gas dan air bersih; sektor perdagangan, restoran dan hotel;

sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.

3. Berdasarkan analisis Overlay antara Location Quotient (LQ) dengan Mij

dan Cij di Kabupaten Ngawi sebagai berikut:

a. Sektor basis yang memiliki Sektor yang tidak maju, memiliki daya saing

adalah sektor pertanian dan sektor kontruksi.

b. Sektor basis yang memiliki Sektor yang maju, tidak memiliki daya saing

adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

c. Sektor basis yang memiliki Sektor yang tidak maju, tidak memiliki daya

saing adalah sektor jasa – jasa.

d. Sektor non basis yang memiliki Sektor yang maju, tidak memiliki daya

saing adalah sektor pertambangan, sektor penggalian dan listrik, gas dan

air bersih, sektor perdagangan, hotel & restoran, dan sektor

pengangkutan dan komunikasi.

e. Sektor non basis yang memiliki Sektor yang tidak maju, memiliki daya

saing adalah sektor industri pengolahan.

Page 96: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka implikasi kebijakan yang

dapat diajukan dari penelitian ini adalah :

1. Pemerintah daerah Kabupaten Ngawi diharapkan dapat mempertahankan dan

mengembangkan komoditi yang menjadi unggulan untuk peningkatan

pendapatan daerah, ekspor komoditas unggulan pertanian dan diharapkan

juga dapat merangsang komoditi lain yang kurang untuk dapat

memberikan kontribusinya terhadap pembangunan daerah Kabupaten

Ngawi.

2. Untuk mewujudkan visi Kabupaten Ngawi yaitu "Terwujudnya Kabupaten

Ngawi yang unggul di bidang agraris untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dalam suasana agamis", Pemerintah Kabupaten Ngawi

diharapkan meningkatkan sektor pertanian menjadi sektor yang maju.

Dalam peningkatan kualitas dan kuantitas produksi dapat dilakukan dengan

memperkuat kelembagaan kelompok tani untuk menerapkan saptasaha tani

atau SRI (System Rice Intensification). Selain itu, pemerintah dapat

memperkuat agribisnis yang sedang berjalan agar meningkat nilai jual

produk unggulan pertanian serta dapat diimpor ke luar Kabupaten Ngawi

sehingga efeknya meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Ngawi

itu sendiri.

3. Pemerintah daerah Kabupaten Ngawi diharapkan dapat mengembangkan

sarana dan prasarana untuk pengembangan usaha pertanian yaitu dengan

cara pengembangan teknologi, membangun sarana irigasi, ketersediaan

Page 97: ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS KABUPATEN NGAWI TAHUN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

lahan, penyediaan modal bagi pelaku produsen, dan sarana pendukung

seperti transportasi dan komunikasi.

4. Pemerintah daerah sebaiknya membuatkan sebuah buku pedoman untuk

para investor yang nantinya dapat memberikan masukan sebagai data

acuan untuk berbisnis di bidang pertanian khususnya di Kabupaten

Ngawi.

5. Pemerintah daerah hendaknya perlu melakukan pengembangkan penelitian

untuk mencari komoditi unggulan di luar sektor pertanian.