20
ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN FOTO MIKRO ANTARA SAMBUNGAN ALUMUNIUM SERI 6 DAN MILD STEEL DENGAN PERLAKUAN DEEP ETCHING Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Progam Studi Strata I Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh: ULFA AHMAD AULIA D 200 171 214 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN

FOTO MIKRO ANTARA SAMBUNGAN ALUMUNIUM SERI 6

DAN MILD STEEL DENGAN PERLAKUAN DEEP ETCHING

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Progam Studi

Strata I Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh:

ULFA AHMAD AULIA

D 200 171 214

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

i

Page 3: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

ii

Page 4: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

iii

Page 5: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

1

ANALISA SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN

FOTO MIKRO ANTARA SAMBUNGAN ALUMUNIUM SERI 6

DAN MILD STEEL DENGAN PERLAKUAN DEEP ETCHING

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan etsa dalam proses

mematri baja aluminium-mildsteel untuk mikro-struktur dan sifat mekanik. Spesimen

dalam penelitian ini digunakan aluminium seri 6000, mild steel, alusol ER4043, dan

cairan etsa. Pada penelitian ini standart untuk pembuatan spesimen adalah ASTM D1002.

Uji foto mikro dilakukan untuk membandingkan kondisi permukaan alumunium dan mild

steel dengan dan tanpa perlakuan etsa. Uji SEM dilakukan untuk menganalisis kondisi

permukaan alumunium dan mild steel lebih detail dan untuk menganalisis struktur mikro

sambungan brazing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik meningkat

dengan perlakuan etsa, kekuatan tarik tertinggi adalah 27.924 MPa. Sementara spesimen

tanpa perlakuan etsa didapatkan kekuatan tarik lebih rendah sebesar 9.267 MPa.

Pengujian foto mikro menghasilkan perbandingan yang signifikan antara logam dengan

dan tanpa perlakuan etsa, dimana terlihat jelas celah atau pori – pori yang terlihat pada

spesimen dengan perlakuan etsa selama 40 menit. Dengan menggunakan SEM, difusi

yang terjadi pada sambungan brazing dengan perlakuan etsa dapat terlihat, pemanasan

dengan suhu tertentu menyebabkan reaksi difusi juga didukung dengan celah atau pori –

pori yang terbuka pada permukaan logam akibat perlakuan etsa.

Kata kunci: Mematri, Celah, Scanning Electron Microscope, Difusi, Perlakuan Etsa.

Abstract

The purpose of this research is to study research on the process of making aluminum-

mildsteel steel for micro-structures and mechanical properties. Specimens in this study

used 6000 series aluminum, mild steel, alusol ER4043, and etching liquid. In this study

the standard for specimen preparation is ASTM D1002. Micro-photo tests were

performed to compare the surface conditions of aluminum and mild steel with no etching

preparation. The SEM test was carried out to analyze the surface conditions of aluminum

and mild steel in more detail and to analyze the microstructure of the brazed joints. The

results showed the tensile strength increased with etching safety, the highest tensile

strength was 27,924 MPa. While specimens without etching handling obtained a lower

tensile strength of 9.267 MPa. Micro-photo testing produces a significant rotation

between metals with and without the help of etching, clearly visible cracks or pores

visible in the specimen by etching for 40 minutes. By using SEM, the diffusion that

occurs at the brazing joint with the etching arrangement that can be seen, is equipped with

a certain different temperature.

Keywords: Brazing, Fissures, Scanning Electron Microscope, Diffusion, Etching

Treatment.

1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi semakin pesat terutama pengerjaan logam menuntut

adanya peningkatan dari desain, rancangan struktur yang ringan dan kuat. Struktur

seperti ini banyak dibutukan pada industri otomotif, kedirgantaraan dan

Page 6: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

2

perkapalan. Pengelasan berdasarkan definisi Deutche Industri Normen (DIN)

adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang

dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Jenis pengelasan terdiri dari berbagai macam cara salah satunya adalah

Brazing atau mematri. Brazing (mematri) adalah cara penyambungan dengan

menggunakan logam pengisian atau logam patri (filler) di antara permukaan

logam yang akan disambung. Logam pengisi selalu mempunyai titik cair lebih

rendah dari pada logam yang akan disambung yaitu 840°F (450°C) tetapi di

bawah titil leleh dari logam yang bergabung. Proses Brazing merupakan teknologi

las yang banyak digunakan dalam industri untuk penyambungan material yang

berbentuk pipa, lembaran atau pelat, baik itu logam sejenis maupun tidak sejenis.

(Wiryosumato, H dan Okumura, T. 2000).

Karena sudah banyaknya industri yang menggunakan metode brazing,

maka kekuatan sambungan brazing sangatlah diperhatikan. Hal – hal yang

mempengaruhi kekuatan sambungan brazing adalah suhu pengelasan, perbedaan

material yang akan digunakan (interfacial), wettability dan etsa (deep etching).

Etsa (deep etching) adalah penggunaan asam dengan konsentrasi yang tinggi

untuk mengkasarkan permukaan (roughing) dari spesimen metallografi. Dalam

penelitian ini perlakuan etsa (deep etching) akan dibahas karena kekasaran

permukaan atau permukaan yang tergerus akan mempengaruhi kekuatan

sambungan brazing.

Aluminium dan baja merupakan material yang paling penting pada

kontruksi otomotif. Kedua material ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing

– masing, dimana keduanya memiliki titik lebur yang berbeda, dimana baja tahan

karat memiliki titik lebur yang tinggi sedangkan untuk aluminium titik lebur yang

rendah, sehingga penggabungan dua material ini memerlukan cara khusus.

Pengelasan material aluminium merupakan pengelasan yang tidak mudah, sampai

saat ini pengelasan aluminium banyak diteliti karena material ini sangat banyak

digunakan dalam industri otomotif dan ada banyak cara untuk pengelasan

aluminium, sehingga pengelasan beda material unutk aluminium sanggat banyak

dikaji untuk saat ini.

Page 7: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

3

Oleh karena itu penelitian diarahkan untuk mengetahui pengaruh

perlakuan etsa terhadap permukaan sambungan Brazing (cairan etsa yang

digunakan untuk Mild Steel adalah HNO3 dan alkohol dengan perbandingan 1:5,

dan untuk Alumunium menggunakan HNO3) dengan melakukan pengujian tarik,

pengujian struktur mikro, dan pengujian Scanning Electron Microscope

(SEM)pada variasi waktu pengetsaan 20 menit, 30 menit, 40 menit.

2. METODE

2.1 Diagram Alir Penelitian

Page 8: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

4

Gambar 1. Diagram alir penelitian

2.2 Proses Penelitian

Langkah-langkah dalam proses penelitian adalah sebagai berikut :

1) Mencari refrensi mengenai pengelasan mematri (brazing), aluminium,

pengujian tarik dan pengujian SEM (Scanning Electron Microscope) baik dari

buku, jurnal-jurnal, situs internet, maupun dari tugas akhir terdahulu.

Uji tarik Standart ASTM D1002

Hasil Pengujian

Penyambungan Brazing dengan Las OAW

Uji SEM

Studi Pustaka dan Lapangan

Pembuatan spesimen

Persiapan Material Alumunium Seri 6, Besi (MS), dan Alusol

Sebagai Filler

Analisa

Uji Foto Mikro

Kesimpulan

Mulai

Selesai

Perlakuan Etsa dengan (Variasi waktu) 20

menit, 30 menit, 40 menit

Alumunium seri 6

HNO3

Besi (Mild Steel)

HNO3 + C2H5OH (1:5)

Page 9: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

5

2) Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini.

3) Pemilihan standart sebagai acuan dalam penelitian ini yang meliputi ukuran

spesimen, proses penelitan dan proses pengujian. Standart yang digunakan

adalah ASTM D1002 untuk ukuran pembuatan spesimen.

Gambar 2. Ukuran spesimen ASTM D 1002

4) Perlakuan etsa pada kedua material yang telah dipotong sesuai ukuran standar

ASTM D1002 kemudian perlakuan etsa dilakukan pada sebagian permukaan

dengan ukuran yang telah ditentukan, cairan etsa yang digunakan untuk Mild

steel adalah HNO3 + C2H5OH dengan perbandingan 1:5, dan untuk

Alumunium menggunakan HNO3 sebanyak 25 ml dengan variasi waktu

20,30,40 menit.

5) Melakukan proses brazing dengan menggunakan las OAW (Oxy Acetylene

Welding) .

6) Setelah melakukan pengelasan, spesimen yang sudah di brazing lalu diuji

dengan menggunakan alat uji tarik, pengujian mikro, dan pengujian SEM

(Scanning Electron Microscope)

7) Hasil pengujian yang sudah didapat dianalisa dan kemudian diberikan

kesimpulan dari apa yang didapat dari pengujian spesimen ini.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa Pengujian Tarik

Pengujian tarik geser menggunakan alat uji Universal Testing Machine milik

bengkel pengelasan Balai Latihan Kerja (BLK) Surakarta. Pada pengujian ini

menggunakan standar ASTM D1002. Pengujian tarik geser dilakukan untuk

mengetahui kekuatan sambungan lap joint dengan metode brazing dalam

menahan beban yang diberikan.

Page 10: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

6

1) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Aluminium dan Mild steel Tanpa

Perlakuan Etsa

Gambar 3. Foto hasil pengujian tarik geser sambungan aluminium dengan mild

steel tanpa perlakuan etsa

Gambar 4. Hasil pengujian tarik tiga spesimen uji geser sambungan lap joint

antara aluminium dan mild steel tanpa perlakuan etsa

Gambar 4, menunjukan hasil analisa grafik tegangan dan regangan

pengujian geser tiga spesimen uji, peneliti mendapatkan hasil pengujian geser

pada sambungan lap joint antara aluminium dengan mild steel tebal 2 mm

menggunakan filler alusol tanpa perlakuan etsa. Pada sambungan spesimen

pertama didapatkan hasil tegangan geser rata-rata sebesar 7.703 MPa, sedangkan

pada spesimen ke dua didapatkan hasil tegangan geser rata-rata sebesar 15.865

MPa, pada spesimen ke tiga didapatkan hasil tegangan rata-rata geser sebesar

4.234 MPa.

0

5

10

15

20

0 0.5 1 1.5 2

Tegangan (

MP

a)

Regangan %

spesimen 2 spesimen 3 spesimen 1

Page 11: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

7

Gambar 5. Rata - rata hasil pengujian tarik tiga spesimen uji geser sambungan lap

joint antara aluminium dan mild steel tanpa perlakuan etsa

Gambar 5, menunjukkan hasil rata rata tiga spesimen pengujian tegangan dan

regangan, dari grafik tersebut didapatkan rata rata tegangan geser sebesar 9.267

MPa.

2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan

Perlakuan Etsa

Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik geser sambungan mild steel dengan

aluminium (a) perlakuan etsa 20 menit (b) perlakuan etsa 30 menit (c) perlakuan

etsa 40 menit

0

2

4

6

8

10

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

Tega

nga

n (

MP

a)

Regangan

A. 20

menit

B. 30

menit

C. 40

menit

Patah

pada

Page 12: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

8

Gambar 7. Hasil rata-rata pengujian tarik sambungan lap joint antara mild steel

dan aluminium dengan perlakuan etsa.

Seperti yang ditunjukan gambar 7, menunjukan hasil analisa grafik rata – rata

tegangan dan regangan pengujian tarik, peneliti mendapatkan hasil pengujian tarik

pada sambungan lap joint antara mild steel dengan aluminium tebal 2 mm

menggunakan filler alusol dengan perlakuan etsa 20, 30, dan 40 menit. Pada

sambungan dengan perlakuan etsa didapatkan hasil rata – rata tegangan gesernya

sebesar 23.306 MPa pada perlakuan etsa selama 20 menit, sedangkan pada

sambungan dengan perlakuan etsa 30 menit didapatkan hasil rata – rata tegangan

gesernya sebesar 19.708 MPa. Pada sambungan dengan perlakuan etsa selama 40

menit didapatkan hasil rata – rata tegangan geser 27.924 MPa

3) Perbandingan Hasil Pengujian Tanpa Perlakuan Etsa dengan Perlakuan Etsa

40 menit (Hasil Terkuat)

0

5

10

15

20

25

30

0 1 2 3 4 5 6Te

gan

gan

(M

Pa)

Regangan %

20 menit 30 menit 40 menit

0

5

10

15

20

25

30

0 1 2 3 4 5

Tega

nga

n (

MP

a)

Regangan %

tanpa etsa 40 menit

Page 13: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

9

Gambar 8. Hasil perbandingan rata-rata hasil pengujian tarik geser sambungan lap

joint antara mild steel dan aluminium tanpa perlakuan etsa dengan perlakuan etsa

selama 40 menit (hasil terkuat).

Seperti yang ditunjukan gambar 8, menunjukan hasil analisa grafik

perbandingan rata – rata tegangan dan regangan pengujian tarik, peneliti

mendapatkan hasil pengujian tarik pada sambungan lap joint antara mild steel

dengan aluminium tebal 2 mm menggunakan filler alusol tanpa perlakuan etsa

dengan perlakuan etsa selama 40 menit. Pada sambungan tanpa perlakuan etsa

didapatkan hasil rata – rata tegangan geser sebesar 9.267 MPa dan rata – rata

regangan sebesar 0.9 %, sedangkan pada sambungan dengan perlakuan etsa

selama 40 menit didapatkan hasil rata – rata tegangan geser sebesar 27.924 MPa

dan rata – rata regangan sebesar 3.96 %.

3.2 Hasil Pengujian Foto Makro

Gambar 9. hasil foto mikro sambungan brazing mild steel dan alumunium dengan

perlakuan etsa 40 menit

Gambar 9 menunjukkan daerah intermetalik yang terbentuk pada

sambungan brazing (kotak hitam) akibat pemansan pada suhu tertentu, filler alusol

banyak membentuk intermetalik yang diindikasikan mempengaruhi kekuatan tarik

spesimen, terdapat juga daerah void yang tidak terisi oleh filler alusol.

3.3 Hasil Pengujian SEM

Page 14: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

10

1) Analisis Hasil Pengujian SEM untuk Cross Section Permukaan Mild Steel

dengan Perlakuan Etsa 40 menit

Gambar 10. Mikrograf SEM dari cross section permukaan mild steel dengan

perlakuan etsa selama 40 menit dengan perbesaran 3000x

Gambar 10, menunjukan perbesaran 3000 kali pada permukaan mild steel,

pada kotak – kotak merah terlihat permukaan mild steel yang terkikis akibat

perlakuan etsa dan pada garis merah diindikasikan permukaan yang tidak rata atau

celah yang terbuka yang disebabkan karena perlakuan etsa sehingga celah tersebut

akan diisi oleh filler saat proses brazing dan menyebabkan sambungan brazing

menjadi lebih kuat

2) Analisis Hasil Pengujian SEM untuk Cross Section Alumunium dengan

Perlakuan Etsa 40 menit

Page 15: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

11

Gambar 11. Mikrograf SEM dari cross section permukaan alumunium dengan

perlakuan etsa selama 40 menit dengan perbesaran 4000x

Gambar 11, menunjukan hasil pemindaian dengan SEM cross section

permukaan alumunium dengan perlakuan etsa selama 40 menit. Hasil dari

pengujian SEM untuk alumunium tidak tampak perubahan yang signifikan, hanya

terjadi sedikit lekukan-lekukan pada permukaan yang diberi perlakuaan etsa

selama 40 menit. Ini mengindikasikan bahwa etsa yang digunakan tidak bekerja

dan tidak terjadinya proses oksidasi yang bertujuan untuk membuka pori-pori dari

sebuah benda.

3) Analisis Hasil Pengujian SEM untuk Brazing antara Alumunium dan Mild

steel dengan Perlakuan Etsa

Page 16: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

12

Gambar 12. Mikrograf SEM dari sambungan alumunium dan filler alusol dengan

perlakuan etsa 40 menit perbesaran 9000x

Gambar 12. menunjukan perbesaran 9000 kali, terlihat adanya void dan

crack pada hasil sambungan brazing, garis batas hitam menunjukkan celah – celah

yang melebar akibat perlakuan etsa sehingga filler alusol dapat mengisi celah –

celah yang terbuka tersebut. Daerah intermetalik juga terbentuk akibat pemanasan

pada saat proses brazing pada suhu tertentu.

DIFUSI

CRACK

VOID

FILLER

ALUMUNIUM

Page 17: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

13

Gambar 13. Mikrograf SEM dari sambungan mild steel dan filler alusol dengan

perlakuan etsa 40 menit perbesaran 1500x

Gambar 13. menunjukan perbesaran 9000 kali, terlihat adanya unsur dari

filler yang diindikasikan terdifusi ke area mild steel yang terlihat filler melewati

garis permukaan pada mild steel difusi tersebut terjadi diindikasikan terjadi karena

pengaruh perlakuan etsa (deep etching) yang lebih lama sehingga menyebabkan

celah yang terbuka lebih ke dalam permukaan mild steel diisi oleh filler pada saat

proses brazing.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1) Kekuatan geser pada sambungan brazing antar plat aluminium tebal 2

mm dan mild steel tebal 2 mm. Perlakuan etsa mempengaruhi hasil uji

kekuatan geser pada sambungan las brazing. Pada sambungan tanpa

perlakuan etsa didapatkan hasil rata – rata tegangan geser sebesar

MILD STEEL

FILLER

Page 18: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

14

9.267 MPa dan rata – rata regangan sebesar 0.9 %, sedangkan pada

sambungan dengan perlakuan etsa selama 40 menit didapatkan hasil

rata – rata tegangan geser sebesar 27,924 MPa dan rata – rata

regangan sebesar 3,96 %.

2) Pada hasil uji fotomikro menghasilkan perbandingan hasil fotomikro

yang menunjukkan perbedaan permukaan antara alumunium dengan

perlakuan etsa selama 40 menit dan tanpa perlakuan etsa, dimana pada

kondisi permukaan alumunium dengan perlakuan etsa menunjukan

adanya celah yang terbentuk atau pori – pori yang terbuka akibat

pengaruh perlakuan etsa, serta kondisi permukaan alumunium yang

tidak rata atau bergelombang, pada perbandingan hasil fotomikro pada

logam mild steel lebih terlihat pori – pori yang terbuka akibat

perlakuan etsa, pori – pori atau celah tersebut diindikasikan akan diisi

oleh filler alusol pada saat proses brazing yang mempengaruhi

kekuatan tarik sambungan brazing.

3) Pada hasil uji SEM (Scanning Electron Mycroscopy) pada logam

alumunium dan mild steel dengan perlakuan etsa selama 40 menit

terlihat lebih jelas permukaan dengan cross section yang menunjukkan

adanya celah atau pori - pori yang terbuka, dan tidak ratanya

permukaan yang ditandai dengan garis hitam diindikasikan akibat

pengaruh perlakuan etsa, pada pengujian SEM sambungan brazing

menunjukkan adanya difusi atau masuknya filler ke logam induk yang

salah satunya dengan memasuki celah atau pori – pori akibat

perlakuan etsa, dengan ini kekuatan sambungan brazing pada logam

dengan perlakuan etsa selama 40 menit lebih kuat

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian sambungan brazing antara plat alumunium

dan mild steel dengan dan tanpa perlakuan etsa yang telah dilakukan,

penulis menyarankan beberapa hal antara lain:

1) Asap dari fluks dapat membahayakan kesehatan manusia, maka perlu

sekali menjaga sirkulasi udara dalam ruang kerja agar tetap baik.

Beberapa fluks ada yang mengandung garam sodium sianida yang

Page 19: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

15

sangat berbahaya. Sehingga setiap operator harus menghindari diri

dari masuknya asap fluks ke dalam sistem pernafasan atau bahkan

menghindari kontak langsung dengan kulit.

2) Pada saat melakukan etching/etsa diharusakan menggunakan sarung

tangan, agar cairan etsa tidak bersentuhan langsung dengan kulit.

3) Untuk pengujian SEM dilakukan dilaboratorium yang udah teruji dan

operatornya berpengalaman.

DAFTAR PUSTAKA

Arigie, Haditya Catur Bhuwana. 2019. Studi Metalografi Pada Permukaan

Sambungan Brazing Aluminium Seri 6000 Dan Mild Steel Dengan

Perlakuan Etsa. Tugas Akhir. Teknik Mesin. Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Surakarta.

Andryono, kevin. 2015. Analisa Pengaruh Arus Listrik, Komposisi Larutan Dan

Waktu Pencelupan Terhadap Profil Dinding Dan Laju Pengikisan

Material Pada Proses Electro Etching Aluminium. Tugas Akhir. Teknik

Mesin. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Ashby, Michael; Shercliff, Hugh; Cebon, David. 2007. Materials – Engineering,

Science, Processing and Design,Elsevier ISBN 0-7506-8391-0.

ASM Handbook Vol 6. Pdf, 1993, Welding, Brazing and Soldering, ASM

Handbook Commite, United State

ASM Handbook Vol 9. Pdf, 1998, Metallography and Microstructures, ASM

Handbook Commite, United State

ASM Handbook Vol 10. Pdf, 1998, Material Characterization, ASM Handbook

Commite, United State

Bin Liu, dkk. 2018. Intereaction and Intermetallic Phase Formation Between

Aluminum and Stainless Steel. School of Materials Science and Engineering,

North University of China, Taiyuan, China.

Bing Xiao, dkk. 2015. Development of ZrF4-containing CsF–AlF3 flux for

brazing 5052 aluminium alloy with Zn–Al filler metal. School of Materials

Science and Engineering, Tianjin University, China.

Callister, William D. 2007. Material Science and Engineering An Introduction.

New York: John Wiley and Sons, Inc.

Ernawan, Nanang. 2019. Analisis Sifat Mekanis dan Metalografi Pada

Sambungan Aluminium dan Kuningan Menggunakan Metode Brazing.

Tugas Akhir. Teknik Mesin. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Surakarta.

Hidayat, Roni. 2017. Analisa Kekuatan Tarik Sambungan Tipe Simple Lap Joint

Plat Aluminium Tebal 2 mm Dengan Metode Brazing. Tugas Akhir. Teknik

Mesin. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Page 20: ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN … · 2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan Perlakuan Etsa C. Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik

16

Jinlong, Yang. dkk. 2014. Development of Novel CsF- RbF-Al3 Flux for Brazing

Aluminium tp Stainless Steel With Zn-Al Filler Metal, JournalMaterials and

Design 64, Nanjing University of Astronautics, Nanjing, China.

Kay, D. 2003. Preparing Parts For Brazing, http://www.nw3.nai.net/dankay,

Connecticut.

Kusharjanto, 2004. Jurnal Pengaruh Ketebalan Logam Pengisi Terhadap

SifatSifat Mekanik Dan Struktur Mikro Sambungan Silver-brazing.

http://www.teknikmetalurgiunjani.com/files/silver%20brazing%20kusharj

anto_0.pdf pada tanggal 10 september 2019

Nizam metallurgist. Jenis Etsa Untuk Beberapa Material uji Metalografi. 22

Februari 2014. http://nizammetallurgist.blogspot.com/2014/01/jenis-etsa-

untuk-beberapa-material-uji.html (di akses 9 September 2019)

Nugroho, Rizha Arianto Dwi. 2018. Pengaruh Material Pengisi (Filler) dan

Lebar Celah Pada Sambungan Brazing Terhadap Kekuatan Tarik dan

Struktur Mikro. Tugas Akhir. Teknik Mesin. Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Surakarta.

Shackelford J.F. 1992. Introduction to Material Science for Engineers 3rd

Edition. Macmillan Publishing Co.

Smith, W. F., dan Javad H., 1993, Foundations of Materials Science and

Engineering, 5 th ed in SI Units, University of Central Florida – McGraw

Hill Inc.

Surdia, T. Saito, S. 1991. Pengetahuan Bahan Teknik, PT. Pradnya Paramita.

Jakarta.

Ulwan, Muhammad Nashih. 2019. pengaruh waktu dan jenis cairan etsa pada

permukaan mild steel – Alumunium seri 6 terhadap sifat fisik dan sifat

mekanik pada pengerjaan brazing. Tugas Akhir. Teknik Mesin. Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Wikipedia. Etsa. (online). https://id.wikipedia.org/wiki/Etsa. (di akses 7

September 2019)

Wiryosumarto,H dan Okumura,T. 2000. Teknologi Pengelasan Logam (Cetakan

Ke-8). Pradnya Paramita. jakarta