22
ANALISIS SPASIAL DISTRIBUSI KASUS MALARIA DI KOTA PADANG TAHUN 2012 TUGAS AKHIR Diajukan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas sebagai pemenuhan syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sistim Informasi Geografis Oleh : Alfita Dewi 1010331006 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

ANALISIS SPASIAL DISTRIBUSI KASUS MALARIA DI KOTA PADANG TAHUN

2012

TUGAS AKHIR

Diajukan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas sebagai

pemenuhan syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sistim Informasi

Geografis

Oleh :

Alfita Dewi 1010331006

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2012

Page 2: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan atau penyakit dari genus

plasreodium yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria berasal

dari bahasa Italia yaitu mal (buruk) dan area (udara). Atau udara buruk karena dahulu banyak

terdapat di daerah rawa- rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai

beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai,

demam charges, demam kura, dan paludisme.

Malaria ditemukan hampir diseluruh dunia, terutama di negara- negara yang beriklim

tropis dan subtropis. Penduduk yang beresiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 milyar

atau 41 % dari jumlah penduduk dunia. Setiap tahun kasusnya bertambah sekitar 300 – 500

juta kasus dan mengakibatkan 1,5 - 2,7 kematian, terutama di negara-negara bawah aftika.

Di Indonesia penyakit ini ditemukan tersebar diseluruh kepulauan.

B. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui penyebab kasus malaria berdasarkan orang, tempat, waktu

2. Melihat persebaran kasus malaria yang terbanyak di kota Padang

3. Menganalisis apa yang menjadi faktor penyebab Malaria terbanyak di daerah tersebut.

2

Page 3: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Malaria

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus

plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Malaria juga

merupakan infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu protozoa spesies

plasmodium yang ditularkan ke manusia melalui air liur.

Malaria besifat endemik di lingkungan tropis dan subtropis, penyakit ini bersifat akut

dan dapat menjadi kronik disertai serangan berulang-ulang yang menyebabkan kelemahan.

Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama seperti, demam roma, demam rawa, demam

tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme .

B. Faktor Penyebab Malaria

Kemapuan bertahannya penyakit malaria di suatu daerah ditentukan oleh beberapa

faktor yaitu :

1. Parasit malaria

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria yaitu suatu protozoa. Darah

yang termasuk genus plasmodium yang dibawa oleh nyamuk anopeleas. Ada 4 macam

spesies penyebab malria yaitu :

- Plasmodium vivax

- Plasmodium Palciparum

- Plasmodium malariae

- Plasmodium ovale

a. Plesmodium vivax menyebabkan malaria vivax atau tertiana

b. Plasmodium Palciparum menyebabkan malaria palciparum atau tropika.

c. Plasmodium malaria menyebabkan malariae atau quastana

d. Plasmodium ovale menyebabkan malariae ovale

2. Nyamuk anopheles

Penyakit malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk anopheles

betina. Diseluruh dunia terdapat sekitar 2000 speasis anopheles dan 60 diantaranya

3

Page 4: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

diketahui sebagai penular malaria. Di Indonesia ada sektar 80 jenis anophelas, 24 spesies

diantaranya telah terbukti penular malaria. Sifat masing-masing spesies berbeda

tergantung berbagi faktor seperti penyebaran geografis, iklim dan tempat perindukannya.

Semua nyamuk malaria hidup sesuai kondisi ekologi setempat seperti nyamuk malaria

yang hidup di air payau (anopheles sundaicus dan anopeles subpictus), di sawah

(anopheles aconitus) ataua air bersih di pegunungan (anopheles maculatus).

Nyamuk anopheles hidup di dearah iklim tropis dan subtropis, tapi juga bisa

hidup didaerah yang beriklim sedang. Nyamuk ini jarang ditemukan pada daerah dengan

ketinggian lebih dari 2000 – 2500 meter. Tempat perindukannya bervariasi dan dapat

dibagi menjadi 3 kawasan, yaitu pantai, pedalaman, dan kaki gunung. Biasanya nyamuk

anopheles betina menggigit manusia pada malam hari atau sejak senja hingga subuh.

Jarak terbangnya tidak lebih dari 0,5 – 3 km dari tempat perindukannya.

3. Manusia yang rentan terhadap infeksi malaria

Penduduk disuatu daerah endemis malaria ada yang mudah dan ada yang sukar

terinfeksi malaria meskipun gejala klinisnya ringan. Perpindahan penduduk dari satu

daerah endemis malaria hingga kini masih menimbulkan masalah. Sejak dulu telah

diketahui bahwa wabah penyakit ini sering terjadi dimana-mana seperti di daerah

pemukiman baru yaitu daerah perkebunan dan transmigrasi. Hal ini terjadi karena pekerja

yang datang dari daerah lain belum mempunyai kekebalan sehingga rentan terinfeksi.

4. Lingkungan

Keadaan lingkungan berpengaruh besar terhadap ada tidaknya malaria di suatu

daerah. Adanya danau air payau, genangan air di hutan, persawahan, tambak ikan,

bembukaan hutan, dan pertambangan disuatu daerah akan meningkatkan kemungkinan

tumbuhnya penyakit malaria karena tempat- tempat tersebut merupakan tempat

perindukan nyamuk malaria.

5. Iklim

Suhu dan curah hujan disuatu daerah berperan penting dalam penularan penyakit

malaria. Biasanya, penularan malaria pada musim hujan dibandingkan kemarau. Air

hujan yang menimbulkan genangan air, merupakan tempat yang ideal untuk perindukan

4

Page 5: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

nyamuk malaria. Dengan bertambahnya perindukan, populasi nyamuk malaria juga

bertambah sehingga bertambah pula penularanya.

C. Gejala –gejala Malaria

Gejala–gejala penyakit malaria dipengaruhi oleh daya pertahanan tubuh penderita,

jenis plasmodium malaria serta jumlah parasit yang menginfeksinya. Gambaran khas dari

penyakit malaria adalah adanya demam, pembesaran limpah, dan anemia.

1. Demam.

Biasanya timbul demam, penderita malaria akan mengeluh lesu, sakit kepala,

nyeri pada tulang dan otot. Kurang nafsu makan, rasa tidak enak pada perut, diare ringan

kadang-kadang merasa dingin dipunggung.

2. Pembesaran limfa.

Pembesaran limpa merupakan gejala khas pada malaria kronis atau manahun.

Limpa menjadi bengkak dan terasa nyeri. Limpa membengkak akibat penyumbatan oleh

sel-sel darah merah yang mengandung parasit malaria. Lama-lama konsisten limpah

menjadi keras karena jaringan ikat pada limpa semakin bertambah. Dengan pengobatan

yang baik limpa berangsur normal kembali.

3. Anemia

Pada penyakit malaria penyakit anemia atau penurunan kadar homoglobin darah

sampai dibawah nilai normal disebabkan penghancuran sel darah merah yang berlebihan

oleh parasit malaria. Selain itu, anemia timbul akibat gangguan pembentukan sel darah

merah di sum-sum tulang.

Gejala anemia berupa badan yang terasa lemas, pusing, pucat, penglihatan kabur,

jantung berdebar-debar, dan kurang nafsu makan. Diagnosis anemia ditentukan dengan

pemeriksaan kadar homoglobin darah.

D. Pencegahan Malaria

Di Indonesia usaha pembasmian penyakit malaria belum mencapai hasil yang

optimal karena beberapa hambatan yaitu tempat perindukan nyamuk malaria yang tersebar

luas, jumlah penderita yang sangat banyak, serta keterbatasan SDM, infrastruktur dan biaya.

5

Page 6: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

Oleh karena itu usaha yang paling mungkin dilakukan adalah usaha pencegahan dan

pemberantasan malaria parasit seperti :

1. Menghindari gigitan nyamuk malaria

Di daerah yang jumlah penderitanya sangat banyak. Tindakan untuk

menghindari gigitan nyamuk malaria sangat penting. Di daerah pedesaan dan pinggiran

kota yang banyak sawah, rawa- awa atau tambak ikan disarankan untuk memakai baju

lengan panjang dan celana panjang pada saat keuar rumah terutama pada malam hari.

Biasanya nyamuk malaria menggigit pada malah hari.

Sebaiknya mereka yang tinggal di daerah endemis malaria memasang kawat

kasa di jendela dan ventilasi rumah serta menggunakan kelambu saat tidur. Masyarakat

juga dapat mencegah dengan menggunakan anti nyamuk pada malam hari untuk

mencegah gigitan nyamuk malaria.

2. Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa dapat dilakukan tindakan seperti :

a. Penyemprotan nyamuk

Sebaiknya penyemprotan rumah-rumah di daerah endemis malaria dengan

insektisida dilaksanakan 2 kali setahun dengan interval waktu 6 bulan.

b. Larvaciding

Larvaciding merupakan kegiatan penyemprotan rawa- rawa yang potensial

sebagai tempat perindukan nyamuk malaria.

c. Biologikal kontrol

Bologikal kontrol kegiatan penebaran ikan kepala timah dan ikan guppy.

genangan air yang mengalir dan persawahan. ikan-ikan tersebut berfungsi sebagai

pemangsa jentik-jentik nyamuk malaria.

3. Mengurangi tempat perindukan malaria.

Tempat perindukan nyamuk malaria bermacam-macam tergantung spesies

nyamuknya. Ada nyamuk malaria yang hidup di kawasan pantai, rawa-rawa, empang,

sawah, tambak ikan, atau hidup di air bersih pegunungan.

Di daerah endemis malaria yaitu daerah yang langganan terjangkit penyakit

malaria, masyarakat perlu menjaga kebersihan ligkungan. Tambak ikan yang kurang

dipelihara harus dibersihkan, parit-parit disepamjang pantai bekas galian yang terisi air

6

Page 7: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

payau harus ditutup, bekas roda yang tergenang air atau bekas jejak kaki hewan pada

tanah berlumpur yang berair harus segara ditutup atau mengurangi tempat perkembang

biakan larva nyamuk malaria.

4. Pemberian obat pencegah malaria

Pemberian obat pencegah malaria bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi

serta timbulnya gejala-gejala penyakit malaria. Orang yang akan bepergian di daerah

endemis harus minum obat anti malaria sekurang-kurangnya seminggu sebelum

bepergian sampai 4 minggu setelah orang tersebut meninggalkan daerah endemis malaria.

5. Pemberian vaksin malaria

Pemberian vaksin malaria merupakan tindakan yang diharapkan dapat

membantu mencegah infeksi malaria sehingga dapat menurunkan angka kematian akibat

infeksi malaria. Saat ini usaha untuk menemukan vaksin malaria yang baik dan efektif

masih berjalan dan dalam tahap penelitian. Diharapkan dalam waktu tidak lama akan

tercipta vaksin malaria yang mampu melawan infeksi parasit malaria.

7

Page 8: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

BAB III

ANALISIS SPASIAL

A. Distribusi Kejadian Malaria

Pada analisis ini, dari jumlah sampel sebanyak 25 orang penderita malaria, diperoleh

bahwa 84% penderita berada pada lokasi yang berdekatan yakni terdapat pada kecamatan

nanggalo. Seperti yang tergambar dalam gambar berikut :

(a)

Gambar 1. Peta Persebaran Kasus Malaria di Kecamatan Nanggalo

Berdasarkan peta diatas, dapat dilihat persebaran kasus malaria yang tersebar banyak

adalah pada daerah kecamatan Nanggalo.

Penyakit malaria merupakan penyakit menular berbasis vector yang berkaitan erat dengan

keadaan lingkungan. Berdasarkan peta diatas dapat terlihat adanya aliran sungai didekat

8

NANGGALO

Page 9: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

persebaran kasus yang dominan. Dari keseluruhan kasus malaria tersebut, wilayah nya

merupakan daerah yang dialiri oleh sungai rokan kanan. Aliran sungai rokan kanan melalui

kecamatan bangu purba, rambah, rambah hilir, dan kepenuhan yang merupakan daerah distribusi

kasus malaria. Keberadaan sungai – sungai berdekatan erat dengan pemukiman penduduk yang

memungkinkan terjadinya perkembangbiakan nyamuk anopheles

B. Keadaan Demografis Kecamatan Nanggalo

1. Berdasarkan Laporan tahunan kota Padang tahun 2011: 2. Kecamatan nanggalo mempunyai penduduk berjumlah 57.905 Jiwa. 3. Kecamatan Nanggalo tidak mempunyai POSKELKEL dan dokter, namun hanya

mempunyai Bidan 3 orang, dan Kader 6 orang.4. Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Jumlah rumah tangga yang berperilaku

hidup sehat dan bersih yaitu sekitar 9,68%5. Penduduk yang menggunakan dalam berobat sebanyak 10.436 6. Persentase Tempat Sampah Memenuhi Syarat 68,7%

Berdasarkan data diatas, diketahui kecamatan nanggalo belum memenuhi kriteria Sehat. Sedangkan, nyamuk anopheles yang menyebabkan terjadinya malaria, sangat menyukai tempat-tempat lembab, kumuh, daerah perindukan seperti rawa-rawa.

C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan kasus Malaria di kecamatan Nanggalo, Padang

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit malaria antara lain :

1. Faktor Lingkungan

a. Kondisi fisik rumah

Rumah adalah struktur fisik, orang menggunakan untuk tempat berlindung yang

dilengkapi beberapa fasilitas yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani baik untuk

keluarga maupun individu.

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping pangan dan sandang,

agar rumah dapat berfungsi sebagai tempat tinggal yang baik diperlukan beberapa persyaratan.

Rumah sehat harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain :

1) Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan fisik

dasar dari penghuninya. Hal-hal yang perlu diperhatikan di sini ialah :

9

Page 10: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

a) Rumah tersebut harus terjamin penerangannya yang dibedakan atas cahaya

matahari dan lampu.

b) Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna, sehingga aliran

udara segar dapat terpelihara.

c) Rumah tersebut dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipertahankan suhu

lingkungan.

2) Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan kejiwaan

dasar dari penghuninya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

a) Terjamin berlangsungnya hubungan yang serasi antara anggota keluarga yang

tinggal bersama.

b) Menyediakan sarana yang memungkinkan dalam pelaksanaan pekerjaan rumah

tangga tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.

3) Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni

dari penularan penyakit atau berhubungan dengan zat-zat yang membahayakan

kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

a) Rumah yang di dalamnya tersedia air bersih yang cukup.

b) Ada tempat pembuangan sampah dan tinja yang baik.

c) Terlindung dari pengotoran terhadap makanan.

d) Tidak menjadi tempat bersarang binatang melata ataupun penyebab penyakit

lainnya.

4) Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga melindungi penghuni dari

kemungkinan terjadinya bahaya kecelakaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

a) Rumah yang kokoh.

b) Terhindar dari bahaya kebakaran.

c) Alat-alat listrik yang terlindungi.

Kondisi fisik rumah berkaitan sekali dengan kejadian malaria, terutama yang berkaitan

dengan mudah atau tidaknya nyamuk masuk ke dalam rumah adalah ventilasi yang tidak di

pasang kawat kasa dapat mempermudah nyamuk masuk kedalam rumah.

10

Page 11: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

Langit-langit atau pembatas ruangan dinding bagian atas dengan atap yang terbuat dari

kayu, internit maupun anyaman bambu halus sebagai penghalang masuknya nyamuk kedalam

rumah dilihat dari ada tidaknya langit-langit pada semua atau sebagian ruangan rumah. Kualitas

dinding yang tidak rapat jika dinding rumah terbuat dari anyaman bambu kasar ataupun

kayu/papan yang terdapat lubang lebih dari 1,5 mm² akan mempermudah nyamuk masuk ke

dalam rumah .

b. Lingkungan rumah

Lingkungan fisik yang diperhatikan dalam kejadian malaria adalah jarak rumah dari

tempat istirahat dan tempat perindukan yang disenangi nyamuk Anopheless seperti adanya

semak yang rimbun akan menghalangi sinar matahari menembus permukaan tanah, sehingga

adanya semak-semak yang rimbun berakibat lingkungan menjadi teduh serta lembab dan

keadaan ini merupakan tempat istirahat yang disenangi nyamuk Anopheles, parit atau selokan

yang digunakan untuk pembuangan air merupakan tempat berkembang biak yang disenangi

nyamuk, dan kandang ternak sebagai tempat istirahat nyamuk sehingga jumlah populasi nyamuk

di sekitar rumah bertambah .

2. Faktor Perilaku

Upaya pencegahan penyakit malaria salah satunya adalah melalui pendidikan kesehatan

masyarakat, dan tujuan akhir dari pendidikan kesehatan masyarakat adalah perubahan perilaku

yang belum sehat menjadi perilaku sehat, artinya perilaku yang mendasarkan pada prinsip-

prinsip sehat atau kesehatan. Pendidikan yang diberikan kepada masyarakat harus direncanakan

dengan menggunakan strategi yang tepat disesuaikan dengan kelompok sasaran dan

permasalahan kesehatan masyarakat yang ada. Strategi tersebut mencakup metode/cara,

pendekatan dan tekhnik yang mungkin digunakan untuk mempengaruhi faktor prediposisi,

pemungkin dan penguat yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku .

Strategi yang tepat agar masyarakat mudah dan cepat menerima pesan diperlukan alat

bantu yang disebut peraga. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima pesan

semakin banyak dan jelas pula pengetahuan yang diperoleh . Praktik atau perilaku keluarga

terhadap upaya mengurangi gigitan nyamuk malaria adalah:

11

Page 12: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

a. Kebiasaan menggunakan kelambu

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menggunakan kelambu secara teratur pada

waktu malam hari dapat mengurangi kejadian malaria. Penduduk yang tidak menggunakan

kelambu mempunyai resiko 6,44 kali terkena malaria .

b. Kebiasaan menghindari gigitan nyamuk

Untuk menghindari gigitan nyamuk digunakan obat semprot, obat poles atau obat

nyamuk bakar sehingga memperkecil kontak dengan nyamuk .

c. Kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari

Nyamuk penular malaria mempunyai keaktifan menggigit pada malam hari. Menurut

Lestari (2007) nyamuk Anopheles paling aktif mencari darah pukul 21.00-03.00. Menurut

Darmadi (2002) kebiasaan penduduk barada di luar rumah pada malam hari antara pukul 21.00

s/d 22.00 berhubungan erat dengan kejadian malaria, karena frekuensi menghisap darah jam

tersebut tinggi.

D. Intervensi

1. Pemberantasan Vektor

Penangulangan vector dilakukan dengan cara membunuh nyamuk dewasa (penyemprotan

rumah dengan Insektisida). Dengan di bunuhnya nyamuk maka parasit yang ada dalam tubuh,

pertumbuhannya di dalam tubuh tidak selesai, sehingga penyebaran/transmisi penyakit dapat

terputus . Demikian juga kegiatan anti jentik dan mengurangi atau menghilangkan tempat-tempat

perindukan, sehingga perkembangan jumlah (Density) nyamuk dapat dikurangi dan akan

berpengaruh terhadap terjadinya transmisi penyakit malaria .

2. Penemuan dan Pengobatan Penderita Malaria

a. Mencari Penderita Malaria

Salah satu cara memutuskan penyebaran penyakit malaria adalah dengan menemukan

penderita sedini mungkin baik dilakukan secara aktif oleh petugas yang mengunjungi rumah

secara teratur (Active Case detection) maupun dilakukan secara pasif (Passive Case Detection),

yaitu memeriksa semua pasien yang berkunjung ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK), yaitu

Polindes, Pustu, Puskesmas dan Rumah Sakit baikswasta maupun pemerintah yang

menunnjukkan gejala malaria dan dilakukan pengambilan darah untuk diperiksa di labaratorium.

12

Page 13: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

b. Pengobatan Penderita Malaria

Bebarapa cara dan jenis pengobatan terhadap tersangka atau penderita yaitu :

1) Pengobatan Malaria Klinis

Pengobatan diberikan berdasarkan gejala klinis dan bertujuan untuk menekan

gejala klinis dan membunuh gamet untuk mencegah terjadinya penularan.

2) Pengobatan Radikal

Pengobatan diberikan dengan pemeriksaan laboratorium positif Malaria.

3) Pengobatan Masal (Mass drug Administration = MDA)

Pemberian pengobatan malaria klinis kepada semua penduduk (>80%) didaerah

KLB sebagai bagian dari upaya penanggulangan KLB malaria.

4) Pengobatan kepada Penderita Demam (Mass Fever Treatment = MFT)

Dilakukan untuk mencegah KLB dan penaggulangan KLB, yaitu diulang setiap 2

minggu setelah pengobatan MBA sampai penyemprotan selesai.

13

Page 14: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Jadi, daerah yang merupakan kasus terbanyak malaria adalah di kecamatan Nanggalo.

Kegiatan-kegiatan pemberantasan penyakit malaria yang dilakukan berupa menghindari

gigitan nyamuk anopheles, membunuh nyamuk anopheles dewasa dengan insektisida,

membunuh jentik nyamuk, mengurangi tempat perindukan nyamuk, mengobati penderita

malaria serta pemberian pengobatan pencegahan. Jika tindakan pemberantasan dan

pengobatan penyakit malaria dilakukan dengan baik, diharapkan dapat menurunkan angka

kematian, angka kesakitan dan angka infeksi akibat malaria.

14

Page 15: Analisis Spasial Distribusi Kasus Malaria Di Kota Padang Tahun 2012

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/ laporantahunanpuskesmas.nanggalo.2011 diakses pada 19 desember

2012 pukul 23.50 WIB.

http://www.perdhaki.org/content/program-pemberantasan-malaria-di-kalimantan-dan-

sulawesi . diakses pada 19 desember 2012 pukul 00.19.13 WIB

15