Upload
lykhuong
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANAL
(St
LISIS STRK
tudi Kasus:
PROGRA
IN
RATEGI PKEDELAI PD Mas Ad
AGUS A
AM STUDI FAKULT
NSTITUT P
PENGEMBI BUBUK dam Berdas
Oleh : SATRIYO A14104072
MANAJEMTAS PERTAPERTANIA
2008
BANGAN INSTAN
si, Kec. Rum
BUDI
MEN AGRIANIAN
AN BOGOR
USAHA S
mpin, Bogor
IBISNIS
R
SUSU
r)
RINGKASAN
AGUS SATRIYO BUDI. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Susu Kedelai Bubuk Instan (Studi Kasus: PD Mas Adam Berdasi, Kec. Rumpin, Bogor). Di bawah bimbingan YUSALINA.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu solusi masyarakat untuk tetap bertahan dalam menghadapi krisis yakni dengan melibatkan diri dalam aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal. Pengusaha mikro ini disebut economically active poor atau sebagai orang miskin yang aktif bekerja. Realitas perekonomian Indonesia secara mayoritas dipenuhi oleh pemain usaha mikro ini, yaitu berjumlah 98 persen dari total unit usaha atau sejumlah 39 juta usaha. Di daerah manapun banyak kita temui usaha mikro, terlebih lagi terkait dengan usaha boga, karena dianggap mudah untuk memulai usahanya dan tentu semua orang membutuhkan makanan dan minuman. Dewasa ini salah satu jenis produk yang banyak dikembangkan oleh usaha kecil adalah minuman ringan. Salah satu alternatif pengembangan produk minuman ringan yang memenuhi persyaratan kepraktisan dalam pemakaian adalah produk minuman instan.
Permintaan terhadap minuman instan akhir-akhir ini mulai meningkat setelah krisis ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan persentase alokasi pengeluaran masyarakat terhadap produk minuman instan pada tahun 2006 sebesar 41,52 persen, padahal pada tahun 1999 hanya sebesar 37,06 persen. Produk minuman instan dalam perkembangannya dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku diantaranya dengan bahan baku kedelai. Kedelai diolah secara modern menjadi susu dan minuman sari kedelai yang dikemas dalam karton khusus atau botol. Susu kedelai pada umumnya memiliki dua bentuk yaitu cair dan bubuk. Salah satu pelaku bisnis yang memproduksi susu kedelai adalah usaha kecil Mas Adam Berdasi. PD Mas Adam Berdasi memproduksi susu kedelai bubuk dengan merk “Cap Kedelai Mas”.
PD Mas Adam Berdasi ini masih menghadapi kendala internal maupun eksternal dalam proses perkembangan usahanya. Kendala-kendala internal ini antara lain sumberdaya manusia, keuangan, produksi operasi dan pemasaran. Selain faktor internal, perusahaan menghadapi kendala eksternal antara lain, PD Mas Adam Berdasi harus bersaing dengan produk susu kedelai bubuk sejenis yang berasal dari daerah lain. Sebagai produk alternatif pengganti susu sapi, tantangan yang dihadapi produsen susu kedelai bubuk sangat besar. Tingginya persaingan industri ini menuntut manajemen memahami kondisi pasar yang ada. Melihat fenomena tersebut, kendala-kendala tersebut merupakan ancaman yang dapat diminimalisir dengan menyusun rencana strategis yang tepat. Menyusun rencana strategis akan didapatkan variabel kunci dari setiap faktor kemungkinan yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan. Sehingga dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan untuk menentukan keputusan strategis. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal PD Mas
Adam Berdasi, dan merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan pihak PD Mas Adam Berdasi sesuai dengan kondisi lingkungan usahanya.
Penelitian ini dilaksanakan di PD Mas Adam Berdasi yang terletak di Desa Cibodas, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa usaha tersebut merupakan salah satu perusahaan yang menghasilkan produk susu kedelai bubuk di wilayah Bogor dan berencana untuk mengembangkan usahanya. Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Mei. Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer yang didapatkan melalui wawancara langsung dengan pemilik perusahaan, pengisian kuesioner oleh responden, pengamatan langsung di lapangan serta wawancara dengan pegawai Dinas Kesehatan dan pegawai Departemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta wawancara dengan konsumen susu kedelai sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berhubungan dengan penelitian. Metode pengolahan dan analisis data terdiri atas alisis deskriptif dan analisis tiga tahap formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks faktor eksternal dan internal, matriks SWOT dan Matriks QSP.
Berdasarkan analisis lingkungan internal PD Mas Adam Berdasi, perusahaan mempunyai kekuatan dan kelemahan. Adapun kekuatan perusahaan antara lain, hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan, pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan, sistem akuntansi keuangan sudah tertata dengan baik, penggunaan mesin produksi modern, produk berkualitas, harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing, terjalin hubungan yang baik dengan distributor, memiliki sertifikasi halal dari MUI dan izin dari Depkes, dan memiliki web. Sedangkan kelemahan perusahaan antara lain, curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas, sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur, modal terbatas, kurangnya inovasi produk, kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium foil, daerah pemasaran masih terbatas, kegiatan promosi rendah, dan armada distribusi perusahaan terbatas.
Berdasarkan analisis eksternal perusahaan yaitu lingkungan umum dan lingkungan industri, perusahaan mempunyai peluang dan ancaman. Adapun peluang bagi perusahaan antara lain, perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati, peningkatan jumlah penduduk, banyaknya skim kredit bagi usaha kecil menengah, kebijakan tarif impor kedelai 10 persen menjadi 0 persen, mesin produksi spray dryer yang efektif, pasokan bahan baku yang kontinyu, dan hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar. Sedangkan ancaman bagi perusahaan adalah biaya produksi (kedelai, gula, BBM) meningkat, bargaining position pembeli kuat, barang subtitusi tinggi, jaringan distribusi pesaing lebih luas, dan persaingan semakin kuat.
Berdasarkan nilai tertimbang pada matriks IFE sebesar 2,762 dan matriks EFE sebesar 2,396 diperoleh gambaran posisi perusahaan saat ini dalam matriks IE. PD Mas Adam Berdasi berada pada sel V, yaitu tahap hold and maintain, dengan alternatif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Berdasarkan hasil analisis SWOT menghasilkan delapan buah strategi yang diurutkan prioritas pelaksanaanya dengan analisis matriks QSP. Urutan prioritas strategi yang dilaksanakan adalah mencari alternatif modal kerja untuk
membiayai kegiatan promosi dan memperluas jaringan distribusi pemasaran (TAS 6,031). Kemudian secara berurutan, adalah mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder perusahaan (TAS = 5,905), melakukan pengembangan atau diversifikasi produk (TAS = 5,899), melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886), memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk menjaga image produk (TAS = 5,876), mempertahankan kualitas produk susu kedelai bubuk instan yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi (TAS = 5,830), optimalisasi sumberdaya yang ada (TAS = 5,784), dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan (TAS = 5,706).
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang berhubungan dengan pengembangan usaha PD Mas Adam Berdasi, yaitu perusahaan sebaiknya membuka diri terhadap kredit yang ditawarkan oleh pihak yang memberikan pinjaman untuk pengembangan usahanya, perusahaan sebaiknya segera mengganti kemasan dalam produk dengan alumunium foil. Hal ini dilakukan untuk menjaga brand image produk agar konsumen lebih percaya. Perusahaan sebaiknya menggunakan alternatif kedelai varietas lokal “Agrobomo” yang telah diteliti oleh LIPI dapat digunakan sebagai bahan baku susu kedelai, mengingat harga kedelai impor mengalami peningkatan.
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SUSU KEDELAI BUBUK INSTAN
(Studi Kasus: PD Mas Adam Berdasi, Kec. Rumpin, Bogor)
Oleh : AGUS SATRIYO BUDI
A14104072
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian Pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Nama : Agus Satriyo Budi
NRP : A14104072
Program Studi : Manajemen Agribisnis
Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Susu Kedelai
Bubuk Instan (Studi Kasus: PD. Mas Adam Berdasi, Kec.
Rumpin, Bogor)
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan pada Program Sarjana Manajemen
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dra. Yusalina, MSi NIP. 131 914 523
Mengetahuui,
Dekan Fakutas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
”ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SUSU KEDELAI
BUBUK INSTAN (STUDI KASUS: PD MAS ADAM BERDASI, KEC.
RUMPIN, BOGOR)” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN
TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN.
Bogor, Mei 2008
Agus Satriyo Budi A14104072
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Demak, Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 28 Mei
1986, sebagai anak pertama dari lima bersaudara. Penulis lahir dari pasangan
Bapak Samuji dan Ibu Sumarti.
Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat kanak-kanak di TK Prasetyo
Budi di Desa Pasir, Demak (1991-1992), SDN Pasir IV di Desa Pasir, Demak
(1992-1998), SMPN 1 Welahan, Jepara (1998-2001), dan SMAN 1 Bae, Kudus
(2001-2004). Pada tahun 2004 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi
Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Peminat
Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (MISETA) sebagai staf Departemen Sosial
Ekonomi dan Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) sebagai Ketua Keluarga
Kudus Bogor (KKB) periode 2007-2008. Selain aktif berorganisasi, penulis juga
pernah memperoleh Juara I Karya Tulis Ilmiah PIMAGRIN 2007, Finalis Tingkat
Nasional PPKM tahun 2006, Juara I Futsal U-Cup, Faperta IPB dan penerima
beasiswa dari perusahaan Metrodata.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Analisis Strategi
Pengembangan Usaha Susu Kedelai Bubuk Instan (Studi kasus : PD Mas Adam
Berdasi, Kec. Rumpin, Bogor)”, disusun berdasarkan hasil penelitian yang penulis
laksanakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
lingkungan internal dan eksternal PD Mas Adam Berdasi, dan merumuskan
alternatif strategi yang dapat diterapkan pihak PD Mas Adam Berdasi sesuai
dengan kondisi lingkungan usahanya. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya
mengembangkan usaha susu bubuk kedelai PD Mas Adam Berdasi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini hanya karya kecil dihadapan
kebesaran Allah SWT. Namun demikian, penulis berharap skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca maupun pihak-pihak yang berkepentingan. Akhir kata ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
Bogor, Mei 2008
Agus Satriyo Budi
A14104072
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai
kemudahan dalam segala hal. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya :
1. Bapak dan Mama tercinta, adik-adik dan seluruh keluarga tersayang atas
segala dukungan, pengorbanan, kasih sayang, dan do’a tulus yang tiada
hentinya selama penulis menempuh pendidikan.
2. Dra. Yusalina, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan dan
bantuan yang telah diberikan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.
3. Ir. Joko Purwono, MS atas kesediannya menjadi dosen penguji utama serta
atas masukan-masukannya yang berarti dalam proses penyempurnaan skripsi.
4. Rahmat Yanuar, SP. MSi atas kesediannya menjadi dosen penguji wakil
komisi pendidikan serta atas masukan-masukannya yang berarti dalam proses
penyempurnaan skripsi.
5. Ir. Netty Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan selama penulis menempuh masa perkuliahan.
6. Pihak manajemen PD Mas Adam Berdasi atas kerja sama dan bantuan yang
diberikan selama penulis melakukan penelitian di perusahaan tersebut.
7. Nurul Ikhmawati yang memberikan semangat, kebaikan, pengertian,
ketulusan, dukungan, bantuan, pengalaman dan kesan indah dalam menjalani
kehidupan.
8. Sahabat-sahabat terbaik ”The Big Four” (Agus, Erna, Yayan, dan Wakid) atas
segala kebaikan, pengertian, ketulusan, dukungan, bantuan, pengalaman dalam
hubungan persahabatan yang terjalin selama penulis menempuh masa
perkuliahan dan melakukan penelitian serta penyusunan skripsi.
9. Nurmala K. Padjaitan, M. DEA, Suprehatin, SP, Noor Avianto, SP, Yenny
Dudiagunoviani, dan Ayusia Rahajeng Pradesy atas semangat dan dorongan
menjadi seseorang yang dapat memaknai hidup.
10. Teman-teman AGB’41 (Syaifudin Luqman, Trio Kendal, Yanti, Dilla, Sri W,
Vio, Venty) atas kebersamaan, kekompakan dan dukungan yang masih terjalin
sampai saat ini.
11. Rekan-rekan sedaerah yang tergabung dalam KKB (Keluarga Kudus Bogor),
dan adik-adik atas bantuan, perhatian, dan dukungan yang diberikan.
12. Teman-teman KKP (Landes, Fera, Yayu, Ririn, Imat, Ncek, Ardi, Bibib, Jane,
Medina) dan Jalan Cagak Crew atas dukungan, kebersamaan, dan
kekompakan selama KKP.
13. Teman-teman di kost “Pondok 8”, atas bantuan dan perhatian yang diberikan
kepada penulis selama ini serta atas kebersamaan dan canda tawanya selama
masa-masa di kostan.
14. Rekan-rekan yang tergabung dalam HMKS (Himpunan Mahasiswa
Kalimantan Selatan), dan adik-adik (Kiki, Dina, Rara, Nobon, Ophi) atas
bantuan, perhatian, dan dukungan yang diberikan.
15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2008
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Rumusan Permasalahan ............................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 11 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 12 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 12
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kedelai ......................................................................................... 13 2.1.1 Deskripsi Kedelai ............................................................. 13 2.1.2 Manfaat Kedelai ............................................................... 15
2.2 Konsep Susu ................................................................................. 19 2.3 Susu Kedelai ................................................................................ 21 2.3.1 Metode Pembuatan Susu Kedelai ..................................... 22 2.3.2 Perbandingan Antara Susu Kedelai dengan Susu Sapi .... 26 2.4 Definisi Industri ........................................................................... 28 2.5 Ciri-ciri dan Potensi Industri Kecil .............................................. 30 2.5.1 Ciri-ciri Industri Kecil ........................................................ 30 2.5.2 Potensi Industri Kecil ......................................................... 31 2.6 Penelitian Terdahulu .................................................................... 36
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ....................................................... 40 3.1.1 Strategi .............................................................................. 40 3.1.2 Proses Manajemen Strategi ............................................... 42 3.1.2.1 Perumusan Strategi ............................................. 43 3.1.2.2 Lingkungan Eksternal ......................................... 44 3.1.2.3 Lingkungan Internal ............................................ 47 3.2 Kerangka pemikiran Operasional ............................................... 48
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 53
4.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................. 53 4.3 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ................................ 54 4.3.1 Analisis Deskriptif ............................................................. 54 4.3.2 Analisis tiga Tahap Formulasi ........................................... 55
4.3.2.1 Tahap Input ........................................................... 55 4.3.2.2 Tahap Pencocokan ................................................ 59 4.3.2.3 Tahap Keputusan .................................................. 61 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Gambaran Umum PD Mas Adam Berdasi ................................... 64 5.1.1 Sejarah Perkembangan PD Mas Adam Berdasi ................. 64 5.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ............................................... 65 5.3 Lokasi Perusahaan ....................................................................... 67 5.4 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................... 67
VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN
6.1 Analisis Lingkungan Internal ....................................................... 71 6.1.1 Sumberdaya Manusia dan Karyawan ............................... 71 6.1.2 Keuangan dan Akuntansi ................................................. 73 6.1.3 Produksi dan Operasi ....................................................... 74 6.1.4 Pemasaran ........................................................................ 79 6.2 Analisis Faktor Eksternal Perusahaan ......................................... 82 6.2.1 Lingkungan Umum .......................................................... 83 6.2.2 Lingkungan Industri ......................................................... 89 VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Identifikasi Faktor Internal........................................................... 96 7.2 Identifikasi Faktor Eksternal ........................................................ 104 7.3 Analisis Matriks IFE dan EFE ..................................................... 111 7.4 Analisis Matriks IE dan SWOT ................................................... 114 7.5 Pemilihan Strategi ........................................................................ 120 VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan .................................................................................. 123 8.2 Saran ............................................................................................ 124 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 126 LAMPIRAN ................................................................................................. 129
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Profil UMKM di Indonesia pada Tahun 2003 dan Tahun 2006 .... 3 2. Persentase Alokasi Pengeluaran Masyarakat Terhadap Produk Minuman Instan ............................................................................. 4
3. Perbandingan Komposisi Susu Kedelai, Susu Sapi dan Air Susu Ibu ................................................................................... 6
4. Daftar Jumlah Permintaan Susu Kedelai Bubuk Instan Cap Kedelai Mas ............................................................................ 7
5. Daftar Harga Susu Kedelai Bubuk Instan di Hero Swalayan ........ 9 6. Daftar Harga Susu Bubuk Instan Rasa Coklat di Hero Swalayan ........................................................................... 10 7. Komposisi Susu Kedelai dan Susu Sapi Tiap 100 Gram ............... 27 8. Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................... 37 9. Daftar Fenomena yang Memungkinkan Menghasilkan
Peluang dan Ancaman Berdasarkan Alat Analisis PEST .............. 45 10. Penelitian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan .................. 56 11. Penelitian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ............... 56 12. Matriks IFE .................................................................................... 57 13. Matriks EFE ................................................................................... 58 14. Alat Analisis QSPM ....................................................................... 63 15. Penduduk Indonesia Tahun 2001-2005 ......................................... 83 16. Penduduk Kota Bogor Tahun 2001-2006 ...................................... 84 17. Perkembangan Harga Kedelai Bulan November 2007
Sampai Maret 2008 ........................................................................ 86 18. Perkembangan Harga Gula di Indonesia Tahun 2003-2007 .......... 86 19. Perkembangan Impor Kedelai di Indonesia, 2000-2005 ................ 88 20. Daftar Harga Susu Kedelai Bubuk Instan di Hero Swalayan ........ 92 21. Kekuatan dan Kelemahan PD Mas Adam Berdasi ........................ 96 22. Daftar Harga Susu Kedelai Bubuk Instan di Hero Swalayan ........ 99 23. Peluang dan Ancaman PD Mas Adam Berdasi .............................. 110 24. Matriks IFE PD Mas Adam Berdasi .............................................. 111 25. Matriks EFE PD Mas Adam Berdasi ............................................. 113 26. Peringkat Alternatif Strategi .......................................................... 113
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Flowchat Susu Kedelai Metode Illinois ......................................... 23 2. Flowchat Susu Kedelai Metode Pusbangtepa-IPB ........................ 24 3. Flowchat Susu Kedelai Metode Sederhana ................................... 25 4. Flowchat Susu Kedelai Bubuk Metode Pusbangtepa-IPB ............. 26 5. Model Komprehensif Manajemen Strategis .................................. 43 6. Model Lima Kekuatan Porter ......................................................... 46 7. Kerangka Penelitian Operasional ................................................... 52 8. Matriks Internal Eksternal (IE Matriks) ......................................... 60 9. Matriks SWOT ............................................................................... 60 10. Stuktur Organisasi PD Mas Adam Berdasi .................................... 68 11. Proses Pengolahan Susu Kedelai Bubuk ........................................ 78 12. Proses Packaging Susu Kedelai Bubuk ......................................... 79 13. Matriks IE PD Mas Adam Berdasi ................................................ 115 14. Analisis Matriks SWOT ................................................................. 116
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Gambar web dan Produk dari PD Mas Adam Berdasi ................... 131 2. Pembobotan Terhadap Kekuatan dan Kelemahan serta Peluang dan Ancaman Perusahaan ................................................ 130 3. Penilaian Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Internal dan Faktor Strategis Eksternal .............................................................. 135 4. Rating Rata-Rata Faktor Strategis Internal dan Eksternal ............. 137 5. Kuisioner Matriks QSP .................................................................. 145
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang terlintas dalam benak
hingga saat ini masih dengan ciri khas modal yang kecil, resiko yang tinggi tetapi
dengan return (pengembalian) yang tinggi (Manurung, 2005). Perkembangan
sebelum krisis ekonomi, masih dikenal dengan Usaha Kecil Menengah (UKM)
cenderung mengalami stagnasi dalam arti tidak ada pertumbuhan yang berarti dari
jumlah usaha maupun investasi.
Di masa krisis pada periode 1998–2000, UKM menjadi UMKM (dengan
memasukkan usaha mikro) sebagai salah satu bagian penting dari perekonomian
Indonesia. Krisis ekonomi memberikan efek yang menyulitkan bagi masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari. Di masa krisis ekonomi, pengangguran, hilangnya
penghasilan serta sulitnya memenuhi kebutuhan pokok merupakan persoalan-
persoalan sosial yang sangat dirasakan masyarakat sebagai akibat dari krisis ini.
Hasil survei yang dilakukan oleh Bank Dunia bekerjasama dengan Ford
Foundation dan Badan Pusat Statistik (September–Oktober, 1998) menegaskan
bahwa ketiga persoalan itu oleh masyarakat ditempatkan sebagai persoalan
prioritas atau harus segera mendapatkan penyelesaian (Pambudi, 2005). Dengan
kata lain, ketiga hal tersebut merupakan persoalan yang sangat pelik yang
dihadapi masyarakat pada umumnya dan harus segera ditanggulangi.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) boleh dikatakan merupakan
salah satu solusi masyarakat untuk tetap bertahan dalam menghadapi krisis yakni
dengan melibatkan diri dalam aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik
informal. Dengan hal ini maka persoalan pengangguran sedikit banyak dapat
2
tertolong dan implikasinya juga dalam hal pendapatan. Bagaimana dengan
anjloknya pendapatan masyarakat berpengaruh terhadap daya beli produk yang
sebelumnya disuplai oleh usaha berskala besar? Hal inilah sebuah peluang bagi
produk-produk UMKM yang justru menjadi subtitusi bagi produk-produk usaha
berskala besar yang mengalami kebangkrutan atau setidaknya masa-masa sulit
dalam hal keuangan akibat krisis ekonomi. Selain itu, kemampuan UMKM untuk
menjadi pilar penting bagi perekonomian masyarakat dalam menghadapi terpaan
krisis moneter tidak lepas dari kemampuan UMKM untuk merespon krisis
ekonomi secara cepat dan fleksibel dibandingkan dengan kemampuan usaha besar
(Manurung, 2005).
Jumlah usaha UMKM di Indonesia sebanyak 38,72 juta unit pada tahun
2003 dan bertambah menjadi 42,4 juta unit pada tahun 2006. Angka tersebut
menggambarkan bahwa selama tiga tahun terakhir pertumbuhan UMKM
sebanyak 3,68 juta unit atau pertumbuhan 3,07 persen per tahunnya. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 1. Selain itu, sumbangan UMKM terhadap ekspor non-migas
juga cukup besar sekitar 19,35 persen pada tahun 2003 dan terjadi kenaikan kecil
menjadi 19,9 persen pada tahun 2006. UMKM ini mempunyai porsi terhadap total
kredit sebanyak 44,61 persen pada tahun 2000 menjadi 44,78 persen pada tahun
2006. Dan juga sumbangan UKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia besarnya melebihi separoh dari PDB Indonesia. Tahun 2003 sumbangan
UMKM terhadap PDB Indonesia sebesar 54,5 persen dan meningkat menjadi 56,7
persen pada tahun 2006. Peningkatan ini menggambarkan bahwa UMKM sangat
besar kontribusinya terhadap pembangunan perekonomian Indonesia (Manurung,
2005).
3
Tabel 1. Profil UMKM di Indonesia pada Tahun 2003 dan Tahun 2006
Indikator 2003 2006
Jumlah Usaha (juta unit) 38,72 42,40
Tenaga Kerja (juta orang) 70,40 79,03
Nilai Ekspor (Rp Triliun) 75,45 75,86
Porsi terhadap Ekspor Non-Migas (%) 19,35 19,90
Porsi terhadap PDB (%) 54,50 56,70
Porsi terhadap Total Kredit (%) 44,61 44,78
Sumber : Badan Pusat Statistika, 2006 dalam Manurung, 2006
Tambunan, 2002, dalam Ismawan, 2005, menjelaskan terminologi World
Bank akan pengusaha mikro sebagai bagian dari UMKM. Pengusaha mikro ini
disebut economically active poor atau sebagai orang miskin yang aktif bekerja.
Realitas perekonomian Indonesia secara mayoritas dipenuhi oleh pemain usaha
mikro ini, yaitu berjumlah 98 persen dari total unit usaha atau sejumlah 39 juta
usaha. Hal tersebut menunjukkan porsi yang besar dalam struktur konfigurasi
ekonomi Indonesia secara keseluruhan dari 39,72 juta unit usaha yang ada dengan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yaitu sebesar 99,97 persen dari total
usaha atau sejumlah 39,71 juta usaha.
Bagaimanapun keberadan usaha mikro, merupakan fakta semangat jiwa
kewirausahaan di masyarakat pada umumnya. Dimana usaha mikro merupakan
hal yang sangat strategis untuk mewujudkan broad based development atau
development through equity (Ismawan, 2005). Di daerah manapun banyak kita
temui usaha mikro ini, terlebih lagi terkait dengan usaha boga, karena dianggap
mudah untuk memulai usahanya dan tentu semua orang membutuhkan makanan
dan minuman.
Dewasa ini salah satu jenis produk yang banyak dikembangkan oleh usaha
kecil adalah minuman ringan. Salah satu alternatif pengembangan produk
4
minuman ringan yang memenuhi persyaratan kepraktisan dalam pemakaian
adalah produk minuman instan. Menurut Hartomo dan Widiatmoko (1993),
minuman instan adalah rekonstitusinya seketika dan tanpa bantuan/adukan
mekanik, artinya memerlukan sifat pembasahan bagus, terendam, mudah
terdispersi/menyebar dan terlarut semua komponen dalam cairan.
Aspek kemudahan dalam penyajian, penyimpanan dan transportasi
merupakan nilai tambah yang memiliki produk minuman instan dibandingkan
minuman ringan biasa yang bentuk cair. Keunggulan serbuk minuman instan
adalah kemampuan larut tanpa melibatkan pengadukan secara manual, dengan
syarat semua komponen mudah larut dalam air.
Permintaan terhadap minuman instan akhir-akhir ini mulai meningkat
setelah krisis ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan persentase alokasi pengeluaran
masyarakat terhadap produk minuman instan pada tahun 1987 mencapai 38,72
persen pada tahun 1996 sebesar 44,66 persen. Namun pada tahun 1999 menurun
manjadi 37,06 persen kemudian meningkat pada tahun 2006 menjadi 41,52
persen. Persentase alokasi pengeluaran per tahun masyarakat terhadap produk
minuman instan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Persentase Alokasi Pengeluaran Masyarakat Terhadap Produk Minuman Instan
Tipe
Pengeluaran
Tahun
1987
(%)
1990
(%)
1993
(%)
1996
(%)
1999
(%)
2000
(%)
2003
(%)
2006
(%)
Makanan 61,28 60,36 56,86 55,34 62,94 65,81 94,13 58,48
Minuman
Instan 38,72 39,64 43,14 44,66 37,06 34,19 35,87 41,52
Total 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : Berita Resmi Statistik No. 07 Februari 18, 2006 Susenas 2006 dalam Darmawan, 2006
5
Produk minuman instan dalam perkembangannya dapat diproduksi dari
berbagai macam bahan baku diantaranya dengan bahan baku kedelai. Dalam
kehidupan masyarakat Indonesia, kedelai telah dikenal sejak lama sebagai salah
satu komoditas agribisnis yang memiliki manfaat ekonomis yang luas dan
strategis, sekaligus berkaitan erat bagi pengembangan subsistem agribisnis hilir.
Kacang kedelai bagi industri pengolahan pangan di Indonesia banyak digunakan
sebagai bahan baku pembuatan makanan, minuman serta penyedap cita rasa
makanan, misalnya yang sudah sangat terkenal adalah tempe, kecap, tauco dan
tauge. Selain itu, kedelai diolah secara modern menjadi susu dan minuman sari
kedelai yang dikemas dalam karton khusus atau botol.
Susu kedelai pada umumnya memiliki dua bentuk yaitu cair dan bubuk.
Bentuk cair lebih banyak dibuat dan diperdagangkan. Susu kedelai dapat disajikan
dalam bentuk murni, artinya tanpa penambahan gula dan cita rasa baru, dapat juga
ditambah gula atau flavor seperti moka, pandan, panili, coklat, strawberi, dan lain-
lain. Susu kedelai bubuk merupakan cara alamiah dalam mendiversifikasi produk
susu kedelai cair agar lebih awet.
Susu kedelai dianjurkan bagi orang yang harus mewaspadai kolesterol,
karena mengandung lemak tidak jenuh yang baik untuk kesehatan dengan
kandungan protein yang tinggi. Komposisi asam amino dalam protein susu
kedelai bila dibandingkan dengan susu sapi, memiliki kekurangan dalam jumlah
asam amino metionin dan sistein. Akan tetapi, karena kandungan asam amino
lisin yang cukup tinggi, maka susu kedelai dapat meningkatkan nilai gizi protein
dari nasi dan makanan sereal lainnya (Deputi Menteri Negara Riset dan
6
Teknologi, 2000). Pada Tabel 3 menunjukkan komposisi susu kedelai, susu sapi
dan Air Susu Ibu (ASI).
Tabel 3. Perbandingan Komposisi Susu Kedelai, Susu Sapi dan Air Susu Ibu
Komposisi Susu Kedelai (%) Susu Sapi (%) ASI (%) Air 88,60 88,60 88,60 Kalori 52,99 58,00 62,00 Protein 4,40 2,90 1,40 Karbohidrat 3,80 4,50 7,20 Lemak 2,50 0,30 3,10 Vit. B1 0,04 0,04 0,02 Vit. B2 0,02 0,15 0,03 Vit. A 0,02 0,20 0,20
Sumber : Deputi Menteri Negara Riset dan Teknologi, 2000
Tabel 3 menunjukkan bahwa kandungan protein susu kedelai lebih besar
1,52 kali dari susu sapi dan 3,14 kali lebih besar dari ASI. Nilai kalori kedelai
hampir menyerupai susu sapi. ASI memiliki kandungan lemak yang paling besar
bila dibandingkan dengan susu kedelai dan susu sapi. Kandungan lemak susu
kedelai 8,3 kali lebih besar bila dibandingkan susu sapi. Meskipun demikian, susu
kedelai ini lebih aman dari kolesterol karena mengandung lemak tak jenuh.
Komposisi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi. Karena itu, susu
kedelai dapat digunakan sebagai alternatif pengganti susu sapi. Susu ini baik
dikonsumsi oleh mereka yang tidak suka susu sapi atau alergi susu sapi, yaitu
orang-orang yang tidak punya atau kurang enzim laktase dalam saluran
pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi
(Koswara, 2006).
Salah satu pelaku bisnis yang memproduksi susu kedelai adalah usaha
kecil Mas Adam Berdasi. PD Mas Adam Berdasi memproduksi susu kedelai
bubuk sejak tahun 1999 dengan merk “Cap Kedelai Mas”.
7
1.2. Perumusan Masalah
PD Mas Adam Berdasi yang ada di Kecamatan Rumpin-Bogor, adalah
salah satu usaha kecil dan menengah yang menghasilkan susu kedelai bubuk.
Produk susu kedelai bubuk tersebut dipasarkan di supermarket dan toko-toko
wilayah Bogor. Susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas baru diproduksi pada tahun
1997 setelah mendapat izin Departemen Kesehatan. Awalnya PD Adam Mas
Berdasi memproduksi susu kedelai cair pada tahun 1991 - 1997. Permintaan susu
kedelai bubuk instan Cap Kedelai Mas mengalami peningkatan, hal ini dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Daftar Jumlah Permintaan Susu Kedelai Bubuk Instan Cap Kedelai Mas
Bulan Tempat pemasaran Jumlah
Produksi (dus)
Jumlah Permintaan
(per dus)
Kelebihan Permintaan
Nov. 07
Hero, Pakally, Grand, Sinar prima, Al-amin, Apotek
semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi DPRD
500 490 (10)
Des. 07
Hero, Pakally, Grand, Sinar prima, Al-amin, Apotek
semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi DPRD,
Ganation, Mawar
500 530 30
Jan. 08
Hero, Pakally, Grand, Sinar prima, Al-amin, Apotek
semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi DPRD,
Ganation, Mawar
500 530 30
Feb. 08
Hero, Pakally, Grand, Sinar prima, Al-amin, Apotek
semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi DPRD,
Koperasi Handayani, Ganation, Mawar
500 560 60
Mar. 08
Hero, Pakally, Grand, Sinar prima, Al-amin, Apotek
semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi Handayani,
Ganation, Mawar, Popeye
500 570 70
Sumber: PD AdamMas Berdasi, 2008
Berdasarkan Tabel 4, perusahaan mulai bulan Desember 2007 sampai
bulan Maret 2008 mengalami kelebihan permintaan. Hal ini masih dapat
8
ditanggulangi perusahaan karena kapasitas tiga mesin produksi mencapai 100 kg
per jam dan tenaga produksi selama ini masih mampu dalam menghadapi
kelebihan produksi tersebut.
Walaupun mempunyai permintaan yang meningkat dapat ditanggulangi,
PD Mas Adam Berdasi ini masih menghadapi berbagai kendala dalam
pengembangan usaha. Sejak tahun berdiri 1991, usaha kecil ini menghadapi
kendala internal maupun eksternal dalam proses perkembangan usahanya.
Kendala-kendala internal ini antara lain sumberdaya manusia, keuangan,
produksi operasi dan pemasaran. Kendala-kendala pada sumberdaya manusia
adalah karena jumlahnya masih sedikit, hanya enam orang yaitu satu orang bagian
pengadaan bahan baku, satu orang bagian produksi yang membawahi tiga
karyawan, dan satu orang bagian pemasaran. Walaupun sudah mempunyai tugas
yang jelas tetapi mereka masih melakukan tugas yang ganda. Hal ini diperparah
dengan curahan waktu yang diberikan masih kurang karena masing-masing kepala
bagian mempunyai pekerjaan di bidang lain. Kendala pada bagian pemasaran
yaitu belum adanya karyawan dibidang pemasaran yang dapat berkonsentrasi
memasarkan, sehingga menyebabkan belum adanya inovasi sistem pemasaran,
sistem distribusi, promosi dan penjualan serta belum adanya armada distribusi
sehingga menyebabkan jangkauan pemasarannya masih terbatas. Sedangkan segi
keuangan, PD Mas Adam Berdasi masih terbatas karena saat ini perusahaan
belum pernah mendapatkan bantuan keuangan dari pihak manapun.
Selain faktor internal, perusahaan menghadapi kendala eksternal antara
lain, PD Mas Adam Berdasi harus bersaing dengan produk susu kedelai bubuk
sejenis yang berasal dari daerah lain. Dewasa ini terdapat perusahaan yang
9
memproduksi susu bubuk kedelai dengan berbagai merek, yaitu Maureen,
Alamina, MDL-525 dan Melilea yang wilayah pemasarannya berada di wilayah
Bogor sehingga membuat tingkat persaingan semakin ketat. Tingkat persaingan
tersebut dapat dilihat dari strategi harga yang diterapkan oleh masing-masing
perusahaan. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Daftar Harga Susu Kedelai Bubuk Instan di Hero Swalayan Merk Dagang Harga (Rp/250 gr)
Alamina 19.166,67 Cap Kedelai Mas 13.250,00 Maureen 13.850,00 Melilea 25.000,00 MDL-525 43.750,00
Sumber : Hero Swalayan Padjajaran, 2008
Berdasarkan Tabel 5 harga susu bubuk kedelai yang paling mahal adalah
MDL-525 dengan harga Rp 43.750,00 per 250 gr. Sedangkan harga susu kedelai
bubuk terjangkau adalah Cap Kedelai Mas dengan harga Rp Rp 13.250,00 per 250
gr. Hal ini memberikan peluang bagi produk susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas
yang merupakan produksi PD Mas Adam Berdasi untuk mengembangkan
usahanya.
Sebagai produk alternatif pengganti susu sapi, tantangan yang dihadapi
produsen susu kedelai bubuk sangat besar. Produk ini selain bersaing dengan
produsen produk susu kedelai bubuk sejenis dan produsen susu bubuk instant.
Tingginya persaingan industri ini menuntut manajemen memahami kondisi pasar
yang ada. Salah satu cara memahami kondisi pasar adalah dengan melihat strategi
harga yang diterapkan oleh pesaing. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 6.
10
Tabel 6. Daftar Harga Susu Bubuk Instan Rasa Coklat di Hero Swalayan Merk Dagang Harga (Rp/250 gr)
Abbott 23.418,75 Beneeto 18.035,75 Dancow 16.125,00 Frisian flag 15.312,50 HiLo 19.100,00 Indomilk 15.181,25 Milo 15.166,67 Produgen 15.916,67
Sumber : Hero Swalayan Padjajaran, 2008
Berdasarkan Tabel 6 harga susu bubuk instan yang paling mahal adalah
merk dagang Abbott dengan harga Rp 23.418,75 per 250 gr. Sedangkan harga
susu bubuk instan terjangkau adalah milo dengan harga Rp 15.166,67 per 250 gr.
Hal ini memberikan peluang bagi produk susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas
yang diproduksi PD Mas Adam Berdasi, dikarenakan harga jualnya lebih
terjangkau yaitu dijual dengan harga Rp 13.250,00 per 250 gr.
Selain menghadapi persaingan yang ketat, para perusahaan yang
berproduksi dengan bahan baku kedelai mengalami masalah yaitu peningkatan
harga kedelai impor. Tingkat konsumsi 8,1 kg per kapita per tahun pada tahun
2005, produksi kedelai dalam negeri yang baru mencapai 808 ribu hanya mampu
memenuhi 38 persen kebutuhan, sedangkan sisanya harus diimpor. Impor kedelai
pada tahun 2005 telah mencapai 1,2 juta ton, kemudian meningkat pada tahun
2007 karena produksi dalam negeri turun 25 persen menjadi 608 ribu ton. Hal ini
menyebabkan harga kedelai meningkat.1 Peningkatan harga kedelai impor sebagai
bahan baku utama susu kedelai bubuk, membuat pihak manajemen PD Mas Adam
Berdasi harus mampu menyiasatinya.
1 Prof. Dr. Subandi, Kedelai Nasional untuk Pengrajin Tahu-Tempe(Sinartani Edisi 20-26
Februari 2008 N0. 3240 Hal 14)
11
Melihat fenomena tersebut, kekuatan dan kendala merupakan peluang dan
ancaman yang dapat disusun menjadi rencana strategis yang tepat. Oleh karena
itu, PD Mas Adam Berdasi perlu membuat suatu perencanaan jangka panjang
yang menyeluruh dalam rangka pengembangan usaha untuk dijadikan dasar bagi
perencanaan fungsi-fungsi operasionalisasi perusahaan. Manajemen strategis
memungkinkan suatu organisasi untuk lebih proaktif dalam membentuk masa
depan sendiri. Selain itu dari manajemen strategis didapatkan variabel kunci dari
setiap faktor kemungkinan yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan, dengan
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan dapat
menentukan keputusan strategis.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diperinci beberapa permasalahan sebagai
berikut :
1. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang menentukan
keberhasilan pengembangan PD Mas Adam Berdasi?
2. Bagaimana alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan pada pihak PD
Mas Adam Berdasi sesuai dengan kondisi lingkungan usahanya?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal PD Mas
Adam Berdasi,
2. Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan pihak PD Mas Adam
Berdasi sesuai dengan kondisi lingkungan usaha.
12
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna:
1. Bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya
mengembangkan usaha susu bubuk kedelai PD Mas Adam Berdasi
2. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan dan informasi mengenai usaha susu bubuk kedelai dan sebagai
referensi bagi penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini meliputi
gambaran umum PD Mas Adam Berdasi, analisis faktor-faktor internal dan
eksternal perusahaan, perumusan strategi dan penentuan prioritas strategi yang
dapat diterapkan perusahaan susu bubuk kedelai PD Mas Adam Berdasi di Desa
Cibodas, Kecamatan Rumpin, Bogor.
Penelitian ini hanya sampai pada tahap formulasi dari manajemen
strategis. Sedangkan untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan
wewenang manajemen perusahaan.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kedelai
2.1.1. Deskripsi Kedelai
Sejarah masuknya kedelai ke Indonesia tidak diketahui secara pasti,
namun kemungkinan besar dibawa oleh pedagang Cina pada abad ke 13. Kedelai
merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak
2500 SM. Menurut Romburgh (1892) seperti dikutip oleh Manwan dan Sumarno
(1996), kedelai telah menjadi tanaman pangan penting di samping padi, jagung,
ubi kayu dan ubi jalar, serta merupakan bagian usaha pertanian mantap di Pulau
Jawa pada penghujung abad ke-19. Pada awalnya kedelai dikenal dengan
beberapa nama botani yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun demikian, pada
tahun 1984 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah
ilmiah yaitu Glycine max (L.) Meriil. Klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Decotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminosae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L). Meriil
(Adisarwanto, 2005).
Biji kedelai berkeping dua yang terbungkus oleh kulit biji. Embrio terletak
diantara keping biji. Warna kulit biji bermacam-macam ada yang kuning, hitam,
hijau, dan coklat. Bentuk biji kedelai pada umumnya bulat lonjong, ada yang
14
bundar atau bulat agak pipih. Besar biji bervariasi, tergantung varietas. Di
Indonesia besar biji bervariasi dari 6 gram – 30 gram (Suprapto, 2001).
Sistem perakaran kedelai terdiri dari akar tunggang dan akar sekunder
(serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Akar kedelai muncul dari belahan kulit
biji yang muncul sekitar mesofil. Perkembangan batangnya sendiri dibedakan
mnejadi dua tipe, yaitu tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem
pertumbuhan batang ini didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang.
Pertumbuhan batang determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh
lagi pada saat tanaman mulai berbunga, sedangkan pertumbuhan batang
indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun,
walaupun tanaman sudah mulai berbunga (Adisarwanto, 2005).
Tanaman kedelai memiliki dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia
kotiledon yang tumbuh saat tanam masih berbentuk kecambah dengan dua helai
daun tunggal dan daun bertangkai tiga yang tumbuh selepas masa perkecambahan.
Umumnya daun memiliki bulu dengan warna cerah dan jumlahnya bervariasi.
Lebat atau tipisnya bulu terkait dengan tingkat toleransi varietas kedelai terhadap
serangan jenis hama tertentu. Tangkai bunga kedelai umumnya tumbuh dari ketiak
daun yang diberi nama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun
sangat beragam, tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai
(Adisarwanto, 2005).
15
2.1.2. Manfaat Kedelai
Popularitas kedelai sebagai komponen pangan diawali dari publikasi hasil
penelitian di berbagai negara seperti di Cina dan Jepang yang dalam studi
epidemologinya menyimpulkan bahwa makanan dari kedelai dapat menurunkan
resiko kanker payudara, kolon dan usus, kanker prostat dan lain-lain. Hal ini
diperkuat dengan adanya penelitian lain yang senada (Hariyadi, 2000).
Berbagai penelitian terakhir menyebutkan bahwa prospek kedelai semakin
cerah dan sangat menjanjikan. Berbagai studi yang telah dilakukan
mengungkapkan bahwa kedelai tidak hanya bergizi, namun juga berkhasiat dalam
mencegah dan mengatasi hipertensi, stroke, arterioclerorisis, jantung koroner,
diabetes dan liver. Kedelai juga diyakini dapat mencegah dan mengatasi anemia
serta terbukti berkhasiat dalam mengurangi berat badan. Kandungan vitamin A,
B1, B2, C dan E mempercepat metabolisme kulit untuk kecantikan sehingga tetap
awet muda (Hembing, 2003).
Hariyadi (2000) menyatakan bahwa, kedelai diketahui mengandung
sejumlah antikarsinogenik, sehingga akhirnya National Cancer Institute
menyatakan pentingnya makanan dari kedelai untuk pencegahan kanker. Berbagai
produk kedelai bermunculan sebagai bahan pangan dengan keistimewaan khusus
antara lain (Koswara, 2005):
a. Serat makanan kedelai (soy dietary fiber), berupa produk tepung dari kulit
kedelai yang tidak hanya mengandung serat makan yang unggul, tetapi
juga mengandung komponen penurun kolesterol.
b. Lestin kedelai (soy lechitin) merupakan bahan pengelmusi yang
mengandung komponen fungsional. Hanya enam gram lesitin disertai
16
dengan diet rendah lemak dan rendah kolesterol, mampu menurunkan
kolesterol.
c. Saponin kedelai (soy saponin) dipercaya mampu menurunkan kolesterol.
Selain itu saponin juga mampu menahan absorpsi kolesterol sehingga
lebih banyak kolesterol yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
d. Fitosterol merupakan komponen yang menyerupai kolesterol, namun pada
proses metabolisme dalam tubuh fitosterol bersaing dengan kolesterol
makanan untuk diserap oleh usus, sehingga menurunkan kadar kolesterol
darah.
e. Isoflavon merupakan ciri unik bagi kedelai. Isoflavon khususnya; daidzin
[ein], glycet[ein], dan genistin[ein], diyakini merupakan komposisi
fungsional yang penting, dan tidak hanya mampu mencegah kanker, tetapi
juga mampu mengurangi kolesterol.
Produk kedelai yang mengandung isoflavon dapat membantu pengobatan
simptom monopouse. Pada wanita yang memproduksi sedikit estrogen, isoflavon
(phitoestrogen) dapat menghasilkan cukup aktivitas estrogen untuk mengatasi
simptom akibat monopouse, misalnya hot flashes. Suatu penelitian menunjukkan
bahwa wanita yang mengkonsumsi 48 gram tepung kedelai per hari mengalami
gejala hot flashes 40 persen lebih rendah. Berdasarkan segi epidemologi, wanita
Jepang yang konsumsi isoflavon yang tinggi jarang dijumpai simptom post
monopousal (Koswara, 2005).
Peranan isoflavon dalam membantu menurunkan osteoporosis juga telah
diteliti. Konsumsi protein kedelai dengan isoflavon telah terbukti dapat mencegah
kerapuhan tulang pada tikus yang digunakan sebagai model untuk penelitian
17
osteoporosis. Studi yang lain menunjukkan hasil yang sama pada saat
menggunakan genistein saja. Ipriflavone, obat yang dimetabolisme menjadi
daidzein telah terbukti dapat menghambat kehilangan kalsium melalui urine pada
wanita post monopouse. Isoflavon kedelai juga dapat menurunkan resiko penyakit
jantung dengan membantu menurunkan kadar kolesterol darah. Protein kedelai
telah terbukti mempunyai efek menurunkan kolesterol, yang dipercaya karena
adanya isaflavon di dalam protein tersebut.
Studi epidemologi juga telah membuktikan bahwa masyarakat yang secara
teratur mengkonsumsi makanan dari kedelai, memiliki kasus kanker payudara,
kolon dan prostat yang lebih rendah. Isoflavon kedelai juga terbukti, melalui
penelitian in vitro dapat menghambat enzim tirosin kinase, oleh karena itu dapat
menghambat perkembangan sel-sel kanker dan angiogenesis. Hal ini berarti suatu
tumor tidak dapat membuat pembuluh darah baru, sehingga tidak dapat tumbuh
(Koswara, 2005).
Makanan yang terbuat dari kedelai mempunyai jumlah isoflavon yang
bervariasi, tergantung bagaimana mereka diproses. Makanan dari kedelai seperti
tahu, susu kedelai, tepung kedelai dan kedelai utuh mempunyai kandungan
isoflavon berkisar antara 130 – 380 mg per 100 gram. Kecap dan minyak kedelai
tidak mengandung isoflavon. Produk kedelai yang digunakan sebagai bahan
tambahan pangan, seperti isalat dan konsentrat protein kedelai mempunyai
kandungan isoflavon yang bervariasi, tergantung bagaimana proses
pengolahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alkohol dalam
proses ekstraksi menghasilkan kadar isoflavon yang rendah (Koswara, 2005).
18
Di samping hal-hal tersebut terdapat beberapa manfaat lain yang
menerangkan peranan protein kedelai dalam menurunkan kolesterol, misalnya
protein kedelai kaya akan asam amino glisin dan orginin yang mempunyai
kecenderungan dapat menurunkan asam insulin darah yang diikuti dengan
penurunan sintesa kolesterol. Dilain pihak, protein hewani mempunyai kandungan
lisin yang tinggi dan cenderung untuk meningkatkan insulin darah, serta
mendorong sintesis kolesterol. Rasio yang tinggi antara arginin terhadap lisin
dalam protein kedelai akan membuat kadar kolesterol darah hanya sedikit
terpengaruh oleh protein kedelai. Arginin akan menahan efek peningkatan
kolesterol oleh lisin (Koswara, 2005).
Menurut penelitian, efek fisiologis dan manfaat klinis serat kedelai pada
manusia dapat diringkas sebagai berikut: menurunkan kadar kolesterol pada
penderita kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia); memperbaiki toleransi terhadap
glukosa dan respon insulin pada penderita hiperlipidemia (kadar lemak tinggi
dalam darah) dan diabetes; memperbesar bobot dan kadar air tinja, sehingga
mempercepat pengosongan usus; dan hasil penelitian klinis menggunakan 25 – 30
gram serat kedelai sehari tidak mempengaruhi penyerapan mineral atau
mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh. Keistemewaan serat kedelai
lainnya adalah mengandung serat larut maupun serat tidak larut (soluble dan
insoluble dietary fiber), sehingga khasiatnya lengkap untuk kesehatan sistem
peredaran darah dan pencernaan. Serat kedelai juga dapat dengan mudah
digunakan dalam pengolahan makanan dan tidak menimbulkan perubahan sifat
sensori atau organoleptik makanan (Koswara, 2005).
19
2.2. Konsep Susu
Sumber kalsium banyak terdapat pada bahan pangan hewani, khususnya
pada susu. Tucker (2002) menyatakan bahwa susu sebagai pangan yang berperan
penting pada pencegahan osteoporosis sudah diakui oleh banyak negara. Beberapa
penelitian yang telah dilakukan (Kalkwarf et al. 2003 ; Sandler et al. 1985)
menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi susu pada saat remaja dengan
kejadian osteoporosis pada saat usia lanjut. Hasil-hasil penelitian tersebut
menemukan bahwa konsumsi susu yang rendah saat usia muda dan remaja dapat
dihubungkan dengan peningkatan risiko tulang rapuh sebesar dua kali lipat.
Peneliti memperkirakan bahwa 11 persen kejadian osteoporosis saat usia lanjut
berhubungan dengan rendahnya konsumsi susu pada saat remaja (Khomsan,
2002).
Menurut Sediaoetama (1993) jenis-jenis modifikasi susu dalam
perdagangan, diantaranya adalah:
1. Susu Segar
Susu sapi segar adalah hasil pemerasan sapi secara langsung, tanpa
ditambah zat-zat lain ataupun mengalami pengolahan. Susu ini tidak
terlalu manis dan mengandung protein kira-kira tiga kali konsentrasinya
dalam ASI
2. Susu Asam
Susu asam adalah susu yang diolah dengan diasamkan mempergunakan
bakteri Lactobicillus sp. Para ahli berpendapat bahwa kondisi asam ini
menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri pembusuk di dalam rongga
usus, sehingga produk pembusukan yang lebih merugikan konsumen dapat
20
dihindari atau setidak-tidaknya dihambat. Susu asam ini lebih dikenal
dengan yoghurt.
3. Susu Skim
Susu ini sebenarnya limbah produksi mentega, setelah lemak dalam susu
tersebut diambil untuk dijadikan mentega. Susu skim mengandung energi
lebih rendah, karena lemaknya sudah diambil. Jenis susu ini masih baik
dikonsumsi sebagai suplemen protein, yang masih berkualitas baik dan
bahkan konsentrasinya meningkat dengan dikuranginya lemak tersebut.
4. Susu Bubuk
Susu bubuk terjadi dengan mengeringkan susu sehingga tertinggal
komponen padat dari susu tersebut. Oleh karena, komponen padat ini
merupakan sekitar 14 persen dari susu asalnya, maka rekonstitusi menjadi
susu cair kembali ialah dengan menambahkan air matang sebanyak tujuh
kali sebanyak susu bubuknya. Pada proses pengeringan ini terjadi
perubahan atau kerusakan pada beberapa zat gizi komponennya,
diantaranya vitamin A dan beberapa anggota B-kompleks. Karena itu pada
susu bubuk ditambahkan zat gizi yang rusak atau berkurang ini.
5. Susu Kental Manis
Susu ini biasanya dikemas dalam kaleng dan dihasilkan dengan
menguapkan sebagian airnya dari susu segar. Kemudian sebagai alat
preservasi ditambahkan gula, sehingga susu ini terlalu manis dan
mengandung energi yang sangat tinggi. Susu ini biasanya dipakai
campuran dalam kopi, air teh, atau coklat. Susu kental manis lebih tahan
bila dibuka kalengnya, karena adanya kadar gula yang tinggi tersebut.
21
Meskipun demikian, sebaiknya susu ini jangan terlalu lama dibiarkan
setelah dibuka kalengnya, karena lama-lama akan terjadi kerusakan
(pembusukan).
2.3. Susu Kedelai
Kedelai telah menjadi makanan sehari-hari penduduk Asia. Pada sebagian
besar negara Asia, konsumsi isoflavon diperkirakan antara 25 – 45 mg per hari.
Jepang merupakan negara yang mengkonsumsi isoflavon terbesar, diperkirakan
konsumsi harian orang Jepang adalah 200 mg per hari. Di negara-negara Barat
konsumsinya kurang dari 5 mg isoflavon per hari. Kedelai dapat dibuat menjadi
susu kedelai dengan cara penggilingan biji kedelai yang telah direndam dalam air.
Hasil penggilingan kemudian disaring untuk memperoleh filtrat, yang kemudian
dididihkan dan diberi bumbu untuk meningkatkan rasanya (Koswara, 1992).
Definisi susu kedelai menurut SNI 01-3830-1995 adalah produk yang berasal dari
ekstrak biji kacang kedelai dengan air atau larutan tepung kedelai dalam air,
dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain serta bahan tambahan
makanan lainnya yang diizinkan.
Sejak abad II sebelum Masehi, susu kedelai sudah dibuat di negeri Cina.
Kemudian, berkembang ke Jepang dan setelah PD II masuk ke Asia Tenggara. Di
Indonesia, perkembangannya sampai saat ini masih ketinggalan dengan
Singapura, Malaysia, dan Filipina. Di Malaysia dan Filipina susu kedelai dengan
nama dagang "Vitabean" yang telah diperkaya dengan vitamin dan mineral, telah
dikembangkan sejak 1952. Di Filipina juga dikenal susu kedelai yang populer
dengan nama "Philsoy". Sementara di tanah air baru beberapa tahun terakhir
22
dikenal susu kedelai dalam kemasan kotak karton yang diproduksi oleh beberapa
industri minuman (Koswara, 2006).
2.3.1. Metode Pembuatan Susu Kedelai
Pada prinsipnya terdapat dua bentuk susu kedelai, cair dan bubuk. Bentuk
cair lebih banyak dibuat dan diperdagangkan. Susu kedalai dapat disajikan dalam
bentuk murni, artinya tanpa penambahan gula dan cita rasa baru. Dapat juga
ditambah gula atau flavor seperti moka, pandan, panili, coklat, strawberi, dan lain-
lain. Jumlah gula yang ditambahkan biasanya sekitar 5 – 7 persen dari berat susu.
Untuk meningkatkan selera anak-anak, kandungan gula dapat ditingkatkan
menjadi 5 – 15 persen. Akan tetapi kadar gula yang dianjurkan adalah tujuh
persen. Kadar gula 11 persen atau lebih menyebabkan cepat kenyang (Koswara,
2006).
Susu kedelai cair dapat dibuat dengan menggunakan teknologi dan
peralatan sederhana yang tidak memerlukan keterampilan tinggi, maupun dengan
teknologi modern dalam pabrik. Dewasa ini banyak cara yang dapat digunakan
untuk membuat susu kedelai cair dengan hasil yang baik. Beberapa metode yang
umum digunakan dalam pembuatan susu kedelai untuk minuman manusia antara
lain metode Illinois, metode Pusbangtepa-IPB, dan metode sederhana.
Metode Illinois dikembangkan oleh Nelson, 1979. Tahap-tahap yang
dilakukan dalam pembuatannya dapat dilihat pada Gambar 1.
23
Gambar 1. Flowchat Susu Kedelai Metode Illinois.
Metode Pusbangtepa-IPB dikembangkan oleh Pusat Pengembangan
Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, secara garis besar cara pembuatannya
dapat dilihat pada Gambar 2.
NaCHO3 0,25 persen selama 30 menit
suhu 85oC dan dihomogenisasi pada
tekanan 1.500 psi
dihomogenisasi kembali pada
tekanan 1.500 psi
KEDELAI
Bubur Kedelai Encer
Dimasak suhu 90oC - 100oC selama 15 menit
Ditiris dan dicuci
Digiling
Direndam
Susu Kedelai
Diencerkan
Ditambah gula dan bahan penyedap
Dikemas dalm botol atau karton
24
Gambar 2. Flowchat Susu Kedelai Metode Pusbangtepa-IPB.
Metode sederhana dapat digunakan untuk skala yang lebih kecil dan
peralatan yang lebih sederhana. Cocok bagi skala rumah tangga dan industri kecil.
Tahapan pembuatannya dapat dilihat pada Gambar 3.
KEDELAI
Sortasi
Direbus
Direndam (+ 8 jam)
Dicuci
Digiling dan saring Air Panas (1:8)
Pada Suhu 1210C selama
20 menit
Susu Kedelai
Dibotolkan dan disterilisasi
Ditambahkan gula pasir, esens coklat, garam
25
Gambar 3. Flowchat Susu Kedelai Metode Sederhana.
Di samping bentuk cair, susu kedelai dapat dibuat dalam bentuk bubuk yang
umumnya dilakukan dengan cara pengeringan semprot (spray drying). Metode
yang dikembangkan oleh Pusbangtepa-IPB. Tahapan pembuatannya dapat dilihat
pada Gambar 4.
26
Gambar 4. Flowchat Susu Kedelai Bubuk Metode Pusbangtepa-IPB.
2.3.2. Perbandingan Antara Susu Kedelai dengan Susu Sapi
Berdasarkan seluruh karbohidrat dalam susu kedelai, hanya 12-14 persen
yang dapat digunakan tubuh secara biologis. Karbohidratnya terdiri atas golongan
oligosakarida dan golongan polisakarida. Golongan oligosakarida terdiri dari
sukrosa, stakiosa, dan raffinosa yang larut dalam air, sedangkan golongan
KEDELAI
larutan NaOH 0,15% selama 30 menit
larutan NaOH 0,05% selama 8 jam
Suhu 170-185oC
Sortasi dan Cuci
Giling
Rendam
Rendam
Dikupas dan dicuci
Air panas (8:1)
Alirkan ke Pengering Semprot
Ditambah santan kelapa sebanyak 10–20%
Homogenisasi pada tekanan 3.300 psi
Susu Kedelai Bubuk
Tekanan 4,5-5,0 bar
27
polisakarida terdiri dari erabinogalaktan dan bahan-bahan selulosa yang tidak
larut dalam air dan alkohol, serta tidak dapat dicerna. Secara umum susu kedelai
mempunyai kandungan vitamin B2, B
2 niasin, piridoksin, dan golongan vitamin B
yang tinggi. Vitamin lain yang terkandung dalam jumlah cukup banyak ialah
vitamin E dan K (Koswara, 2006).
Mutu protein dalam susu kedelai hampir sama dengan mutu protein susu
sapi, begitu juga komposisi zat gizi yang terkandung di dalamnya. Komposisi zat
gizi yang terkandung dalam susu kedelai dan susu sapi lebih rinci dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7. Komposisi Susu Kedelai dan Susu Sapi Tiap 100 Gram
Komponen Susu Kedelai Susu Sapi
Kalori (Kkal) 41,00 61,00
Protein (gram) 3,50 3,20
Lemak (gram) 2,50 3,50
Karbohidrat (gram) 5,00 4,30
Kalsium (mg) 50,00 143,00
Fosfor (gram) 45,00 60,00
Besi (gram) 0,70 1,70
Vitamin A (SI) 200,00 130,00
Vitamin B1 (tamin)(mg) 0,08 0,03
Vitamin C (mg) 2,00 1,00
Air (gram) 87,00 88,33
Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI, dalam Koswara 2006
Protein efisiensi rasio (PER) susu kedelai adalah 2,3, sedangkan PER susu
sapi 2,5. PER 2,3 artinya, setiap gram protein yang dimakan akan menghasilkan
pertambahan berat badan pada hewan percobaan (tikus putih) sebanyak 2,3 g pada
kondisi percobaan baku. Susu kedelai tidak mengandung vitamin B12
dan
28
kandungan mineralnya terutama kalsium lebih sedikit dibandingkan susu sapi.
Karena itu, dianjurkan penambahan atau fortifikasi mineral dan vitamin pada susu
kedelai yang diproduksi oleh industri besar (Koswara, 2006).
2.4. Definisi Industri
Industri diartikan sebagai sekumpulan perusahaan yang serupa atau
sekelompok produk yang berkaitan erat (Lipsey, et ɑl., 1996). Dumairy (1995),
menjelaskan bahwa industri memiliki dua arti, yang (1) himpunan perusahaan
sejenis, dan (2) Sektor ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan produktif
yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi.
Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Definisi
Industri Pengolahan adalah semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang
dan jasa yang bukan tergolong produk primer.
Adapun yang dimaksud produk primer adalah produk yang tergolong
bahan mentah yang dihasilkan oleh kegiatan eksploitasi sumberdaya alam seperti
hasil pertanian, hasil kehutanan, pertambangan, dan lain sebagainya. Adapun
golongan dan jenis industri dapat dibedakan berdasarkan besar kecil modal,
tempat bahan baku, jumlah tenaga kerja dan SK Menteri Perindustrian
No.19/M/I/1986. Beberapa golongan industri sebagai berikut2:
Golongan atau macam industri berdasarkan besar kecil modal.
1. Industri padat modal, adalah industri yang dibangun dengan modal yang
jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.
2 www.organisasi.org. Penggolongan Industri di Indonesia, 3 Maret 2008
29
2. Industri padat karya, adalah industri yang lebih dititik beratkan pada
sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta
pengoperasiannya.
Jenis atau macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku:
1. Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari
alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan,
peternakan, pertambangan, dan lain lain.
2. Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat
lain selain alam sekitar.
3. Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk
jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan,
transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.
Jenis-jenis atau macam industri berdasarkan klasifikasi atau
penjenisannya berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 terdiri dari:
1. Industri kimia dasar, contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas,
pupuk, dan sebagainya.
2. Industri mesin dan logam dasar, misalnya seperti industri pesawat terbang,
kendaraan bermotor, tekstil, dan lain-lain.
3. Industri kecil, contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan
ringan, es, minyak goreng curah, dan lain-lain.
4. Aneka industri, misal seperti industri pakaian, industri makanan dan
minuman, dan lain-lain.
30
Adapun jenis atau macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja:
1. Industri rumah tangga adalah industri yang jumlah karyawan atau tenaga
kerja berjumlah antara 1-4 orang.
2. Industri kecil adalah industri yang jumlah karyawan atau tenaga kerja
berjumlah antara 5-19 orang.
3. Industri sedang atau industri menengah adalah industri yang jumlah
karyawan atau tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
4. Industri besar adalah industri yang jumlah karyawan atau tenaga kerja
berjumlah antara 100 orang atau lebih.
2.5 Ciri-ciri dan Potensi Industri Kecil
2.5.1 Ciri-ciri Industri Kecil
Industri kecil pada umumnya lebih banyak berkembang di pedesaan.
Industri kecil dapat berkembang dengan mudah karena tidak membutuhkan modal
yang banyak, bahan baku dapat diperoleh dengan mudah, tidak memerlukan
keahlian khusus dalam proses produksinya dan teknologi yang digunakan masih
sederhana. Hal ini dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan
pembangunan pedesaan.
Beberapa ciri-ciri industri kecil adalah sebagai berikut3:
1. Pemilik adalah golongan ekonomi lemah dan pada umumnya sekaligus
menjadi pimpinan (single ownership and management) dan memerlukan
bimbingan kewirausahaan.
3 www.nakertrans.go.id. Ciri Industri Kecil, 3 Maret 2008
31
2. Administrasi perusahaan pada umumnya masih bersifat sederhana, kurang
teratur, belum berbentuk badan hokum.
3. Tidak mampu menyediakan jaminan (coliateral) guna mendapatkan kredit
dari dunia perbankan.
4. Hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja masih lebih bersifat
kekeluargaan.
5. Pembiayaan atau permodalan pada umumnya belum memungkinkan dapat
menyediakan bahan yang cukup untuk kontinuitas produksi.
6. Proses produksinya masih sederhana dan sebagian besar masih bersifat
tradisional.
7. Produksinya pada umumnya belum tetap dan desainnya kurang dapat
mengikuti selera pasar.
2.5.2 Potensi Industri Kecil
Menurut Depperindag (2002) secara umum peranan industri kecil dalam
konteks nasional dan lokal terwujud dalam penyerapan tenaga kerja, pembentukan
nilai tambah dan distribusi pendapatan terutama pada kelompok masyarakat
miskin. Keberadaan industri kecil penting dalam pembangunan suatu wilayah, hal
ini didasarkan pada beberapa pemikiran pokok yaitu:
1. Industri kecil pada umumnya berlokasi di pedesaan sehingga
pengembangan sektor ini diduga merupakan suatu alternatif terbaik dalam
menampung laju pertumbuhan tenaga kerja semakin meningkat di daerah
pedesaan.
32
2. Industri kecil menggunakan bahan baku yang berasal dari lingkungan
terdekat sehinggga biaya produksi dapat ditekan seminimal mungkin, dan
tingkat upah yang relatif rendah.
3. Harga jual yang relatif rendah dan adanya permintaan dari beberapa jenis
komoditi yang tidak dapat diproduksi dengan mesin secara maksimal
merupakan suatu aspek pendukung kuat.
Industri kecil berpotensi untuk dikembangkan karena masih potensialnya
sumberdaya alam ditiap daerah yang belum didayagunakan secara optimal. Selain
itu adanya dukungan politis dan komitmen pemerintah serta masyarakat untuk
mengembangkan industri kecil (Depperindag, 2002).
PD Mas Adam Berdasi adalah suatu perusahaan yang memproduksi susu
kedelai bubuk. Perusahaan tersebut mempunyai enam tenaga kerja, oleh karena itu
perusahaaan ini dapat dikategorikan ke dalam industri kecil. Potensi dari
perusahaan ini besar, karena dengan berkembangnya perusahaan ini dapat
menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitarnya.
2.6 Penelitian Terdahulu
Produk susu kedelai belum banyak yang meneliti, penelitian mengenai
susu kedelai diantaranya adalah Langitan (1995), meneliti tentang Analisis Nilai
Tambah Pengolahan dan Strategi Pemasaran Produk Minuman Segar Susu
Kedelai (Kasus pada PT Salim Graha Food dan Beverage Industri, Bekasi).
Tujuan dari penelitiannya yaitu (1) mempelajari kegiatan pengolahan susu kedelai
yang dilakukan perusahaan, mengukur besarnya nilai tambah yang diciptakan,
serta menganalisis distribusi susu kedelai, (2) mengidentifikasi kekuatan,
33
kelemahan, peluang dan ancaman serta dimiliki perusahaan serta menganalisis
strategi pemasaran dalam memasarkan produknya dan (3) menganalisis strategi
pemasaran susu kedelai dengan mengkaji tipe bisnis, posisi produk dan bauran
pemasaran. Metode yang digunakan yaitu analisis nilai tambah dengan metode
Hayami, strategi pemasaran produk dianalisis dengan matrik SWOT, dan untuk
menganalisis tipe bisnis digunakan analisis portofolio produk Boston Consulting
Group. Posisi produk dianalisis dengan menggunakan konsep daur hidup produk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan kedelai menjadi susu
kedelai pada PT Salim Graha memberikan nilai tambah yang meningkat dari
tahun 1992-1993, tetapi imbalan bagi tenaga kerja sangat kecil dibandingkan
dengan imbalan bagi modal dan manajemen. Faktor lingkungan usaha, secara
umum memberikan pengaruh nyata terhadap strategi yang diterapkan PT Salim
Graha dalam memasarkan minuman segar susu kedelai. Strategi pemasaran
produk minuman segar susu kedelai yang dilakukan PT Salim Graha dapat
dikatakan baik.
Arwin (2000), meneliti tentang Analisis Kelayakan Usaha dan
Optimalisasi Produk Susu Kedelai Bubuk Bernal Unifoods, Tenant Pusat
Inkubator Agribisnis dan Agroindustri Institut Pertanian Bogor (PIAA-IPB).
Bernal Unifoods adalah salah satu perusahaan binaan Pusat Inkubator Agribisnis
dan Agroindustri Institut Pertanian Bogor dengan memproduksi susu kedelai
bubuk. Kapasitas produksi 15 kg per pengolahan (dua hari) atau separuh dari
kapasitas produksi maksimum. Kapasitas tersebut juga dihasilkan 81 kotak susu
kedelai per pengolahan dengan tiga jenis rasa yaitu vanilla, coklat dan strowberi.
34
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan titik impas produksi susu
kedelai bubuk pada kapasitas produksi 15 kg per pengolahan (dua hari) adalah
2.944 kotak per tahun untuk rasa vanili, sedangkan untuk rasa strowberi dan
coklat titk impasnya sama yaitu 3.024 kotak per tahun. Nilai NPV dari tiga jenis
produk susu kedelai bubuk didapat sebesar Rp 36.077.745 selama lima tahun,
dengan tingkat bunga 20 persen. Nilai IRR sebesar 70 persen, Net B/C sebesar
2,72 serta pay back period 2,19 tahun.
Berdasarkan analisis sensitivitas yang dilakukan dapat diketahui bahwa
apabila terjadi penurunan harga jual produk sebesar 10 persen, maka nilai NPV
yang akan dihasilkan yaitu Rp 14.595.089. Begitu pula apabila terjadi kenaikan
harga bahan baku dan bahan pembantu sebesar 10 persen nilai NPV yang
diperoleh sebesar Rp 29.859.819. Usaha susu kedelai bubuk layak untuk
dilanjutkan degan syarat perusahaan mampu memenuhi jumlah produksi yang
digunakan dalam perhitungan yaitu sebesar 12.636 kotak pada tahun pertama,
18.954 kotak pada tahun kedua dan 25.272 untuk tahun ketiga hingga tahun
kelima.
Sayekti (2005), meneliti tentang Analisis Kelayakan Finansial Susu
Kedelai Bubuk Alamina Rasa Natural Pada Perusahaan Dodo-Mis Kecamatan
Margaasih Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan melalui dua
skenario usaha berdasarkan optimalitas kerja mesin terutama unit oven besar (2 x
8 jam per hari efektif) dan optimalitas 26 hari kerja efektif per bulan. Skenario I
tanpa penambahan mesin oven besar, skenario II dilakukan dengan penambahan
satu oven besar. Adapun metode yang digunakan yaitu analisis penerimaan dan
35
pengeluaran, NPV, IRR, Net B/C, PBP, dengan menggunakan asumsi-asumsi
yang relevan.
Berdasarkan analisis finasial melalui dua skenario dapat disimpulkan layak
untuk dikembangkan. Analisis sensitivitas dan switching value menunjukkan
bahwa kelayakan finasial dari penurunan harga jual output dan jumlah output
produk ini maksimal 21,25 persen. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ini
cenderung kurang begitu peka karena pengaruhnya cukup kecil. Batas kelayakan
finasial dari peningkatan harga input maksimal 44,55 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel harga input cenderung tidak peka. Analisis
sensitifitas yang dilakukan dengan perubahan discount rate sampai 18 persen
dengan pertimbangan discount rate yang mungkin saja terjadi, maka dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi discount rate maka usaha ini masih tetap layak
untuk dikembangkan walaupun keuntungan usaha dan Net B/C nya akan semakin
turun.
Juliantina (2007) melakukan penelitian mengenai Analisis Atribut dan
Rentang Harga Susu Kedelai Bubuk Merek Maureen (Studi Kasus di PD Alam
Lestari Tasikmalaya, dengan menggunakan alat analisis deskriptif, model
multiatribut Fishbein dan analisis sensitivitas harga. Analisis deskriptif digunakan
untuk menjabarkan data-data dalam bentuk tabel dan persentase. Model
multiatribut Fishbein diukur dengan menggunakan skala Likert.
Hasil penilaian atribut produk dengan menggunakan model analisis
multiatribut Fishbein diketahui bahwa susu kedelai bubuk merek Maureen
memiliki keunggulan dalam atribut harga dan rasa kedelai. Keunggulan susu
bubuk merek Alamina yaitu pada atribut ketersediaan, daya tahan produk dan
36
pilihan rasa, sedangkan susu kedelai merek MDL 525 unggul dalam atribut
promosi dan merek. Atribut lainnya seperti kehalusan serbuk, warna, tingkat
kelanguan dan kemasan merupakan unggulan dari susu kedelai bubuk Malilea.
Perbandingan skor rata-rata sikap responden terhadap susu kedelai bubuk merek
Maureen lebih baik dari pada merek susu bubuk yang lainnya.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian lainnya yaitu sama-sama
meneliti produk susu kedelai. Perbedaan penelitian ini adalah Analisis Strategi
Pengembangan Usaha Susu Kedelai Bubuk (Studi Kasus: PD Mas Adam Berdasi,
Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor menggunakan matriks Quantitative
Strategic Planning dalam menentukan prioritas alternatif strategi dalam
mengembangkan usaha.
37
Tabel 8. Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama Tahun Judul Masalah Tujuan Alat Analisis Hasil dan Pembahasan
Langitan
1995 Analisis Nilai Tambah Pengolahan dan Strategi Pemasaran Produk Minuman Segar Susu Kedelai (Kasus pada PT Salim Graha Food dan Beverage Industri, Bekasi)
Terjadi persaingan ketat pada industri minuman susu kedelai
Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta dimiliki perusahaan serta menganalisis strategi pemasaran dalam memasarkan produknya
1. Metode Hayami
2. Matriks SWOT
3. Matriks BCG
Pengolahan kedelai menjadi susu kedelai pada PT Salim Graha memberikan nilai tambah yang meningkat dari tahun 1992-1993, tetapi imbalan bagi tenaga kerja sangat kecil dibandingkan dengan imbalan bagi modal dan manajemen. Faktor lingkungan usaha, secara umum memberikan pengaruh nyata terhadap strategi yang diterapkan PT Salim Graha dalam memasarkan minuman segar susu kedelai
Arwin 2000 Analisis Kelayakan Usaha dan Optimalisasi Produk Susu Kedelai Bubuk Bernal Unifoods, Tenant Pusat Inkubator Agribisnis dan Agroindustri Institut Pertanian Bogor (PIAA-IPB)
Kapasitas produksi yang masih rendah yaitu setengah dari kapasitas produksi maksimum.
Mengetahui kelayakan usaha susu kedelai
Analisis sensitivitas harga
Usaha susu kedelai bubuk layak untuk dilanjutkan degan syarat perusahaan mampu memenuhi jumlah produksi yang digunakan dalam perhitungan yaitu sebesar 12.636 kotak pada tahun pertama, 18.954 kotak pada tahun kedua dan 25.272 untuk tahun ketiga hingga tahun kelima.
38
Sayekti 2005 Analisis Kelayakan Finansial Susu Kedelai Bubuk Alamina Rasa Natural Pada Perusahaan Dodo-Mis Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Optimalisasi kinerja mesin masih dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Menganalisis kelayakan usaha untuk mengembangkan Susu Kedelai Bubuk Alamina Rasa Natural.
Analisis penerimaan, pengeluaran, NPV, IRR, Net B/C, dan PBP.
Berdasarkan analisis finansial dengan menggunakan skenario, dapat disimpulkan layak untuk dikembangkan.
Juliantina 2007 Analisis Atribut dan Rentang Harga Susu Kedelai Bubuk Merek Maureen (Studi Kasus di PD Alam Lestari Tasikmalaya
Persaingan yang semakin kompetitif dan semakin meningkatnya kepekaan masyarakat dalam memilih produk susu kedelai.
Mengetahui keunggulan kompetitif dan rentang harga yang diinginkan konsumen pada Susu Kedelai Bubuk Merek Maureen
Analisis deskriptif model multi atribut Fishbein dan analisis sensitivitas harga
Berdasarkan analisis multiatribut Fishbein diperoleh bahwa susu kedelai bubuk merek Maureen memiliki keunggulan dalm atribut harga dan rasa kedelai.
39
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Strategi
Strategi adalah istilah yang dapat ditarik dari zaman Yunani kuno, yang
biasa diartikan sebagai komandan militer. Pada millennium berikutnya, konsep
strategi terus difokuskan kepada interpretasi-interpretasi militer. Istilah strategi
mulai diadaptasi dengan konteks bisnis pada masa Revolusi Industri II, dan mulai
banyak digunakan pada abad kedua puluh.
Kata strategi berasal dari kata Yunani, stratègos yang artinya adalah
jenderal (Webster’s Dictionary, 1999). Seorang jenderal merencanakan dan
mengarahkan kekuatan militer yang dimiliki pada posisi atau lokasi penting
sebelum pertempuran dengan musuh dimulai. Kekuatan militer yang dimiliki
merupakan sumberdaya, rencana tentang pendayagunaan kekuatan militer adalah
strategi, sementara tujuan yang ingin dicapai adalah mengalahkan lawan dan
meraih kemenangan. Selama ribuan tahun, konsep tentang strategi teru terfokus
pada bidang militer. Cal von Clausewitz dalam tulisannya mengatakan “…
strategy is use of engagements for the object of war” (Ghemawat, 2001, 2)
Mintzberg (2000), memberikan pendekatan baru dalam mengartikan
strategi. Menurutnya, strategi dengan pendekatan tradisional lebih menekankan
aspek perencanaan dan mengabaikan kenyataan bahwa strategi dapat muncul
dalam suatu organisasi dengan atau tanpa perencanaan sebelumnya. Mitzberg
melengkapi pengertian strategi sebagai “a pattern in a stream of decision or
actions” atau suatu pola menyeluruh dalam membuat keputusan atau tindakan.
40
Pola ini dapat berupa strategi yang direncanakan (intended and planed strategy)
dan strategi yang tidak direncanakan (emengent or unplanned strategy) (Mitzberg,
2003, 4-5).
Tujuan penerapan strategi dalam setiap kegiatan adalah mencapai
keberhasilan. Terdapat elemen strategi yang harus dipenuhi untuk menjamin
keberhasilan kegiatan. Pertama, tujuan yang diformulasikan secara sederhana,
konsisten dan berjangka panjang. Kedua, pengertian mendalam terhadap
lingkungan persaingan. Ketiga, penilaian objektif terhadap sumberdaya, dan
implementasi yang efektif (David, 2004, 159)
Dalam suatu bisnis, strategi dikelompokkan menjadi empat tipe, yaitu
strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi defensif
(David, 2004). Pemilihan tipe stategi ini didasarkan atas kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman baik dari lingkungan luar maupun lingkungan dalam suatu
bisnis.
a. Strategi Integratif
Strategi ini memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para
distributor, pemasok, dan atau pesaing, terdiri dari:
1. Integrasi ke depan yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas
distributor atau pengecer
2. Integrasi ke belakang yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali
atas perusahaan pemasok.
3. Integrasi horizontal yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali
atas para pesaing.
41
b. Strategi Intensif
Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi
persaingan perusahaan dengan produk yang ada, terdiri dari:
1. Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk
atau jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih
gencar.
2. Pengembangan pasar yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah
ada ke wilayah geografi baru.
3. Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan
memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang
baru.
c. Strategi Diversifikasi
1. Diversifikasi konsentrik yaitu menambah produk atau jasa baru, tetapi
masih terkait.
2. Diversifikasi konglomerat yaitu menambah produk atau jasa baru, yang
tidak terkait, untuk para pelanggan baru.
3. Diversifikasi horizontal yaitu menambah produk atau jasa baru, tidak
terkait, untuk pelanggan yang sudah ada
d. Strategi Defensif
1. Rasionalisasi biaya yaitu merestrukturisasi dengan cara mengurangi biaya
dan aset agar bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan.
2. Divestasi yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi.
3. Likuidasi yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap
sesuai dengan nilainya yang terlihat.
42
3.1.2 Proses Manajemen Strategi
Proses manajemen strategi merupakan serangkaian komitmen, keputusan
dan tindakan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memperoleh strategi
persaingan dalam menghasilkan keuntungan di atas rata-rata. Proses ini
berhubungan erat dengan keunggulan bersaing yang berkesinambungan
(sustainable competitive advantage) dan resiko yang dimiliki oleh perusahaan.
Perusahaan memiliki keunggulan bersaing yang berkesinambungan
apabila mampu mengimplementasikan strategi penciptaan nilai (value creating)
dimana perusahaan lain tidak mampu meniru hal yang sama. Resiko adalah
ketidakpastian keuntungan ekonomis jika suatu investasi dilakukan (Hitt, 2005, 5)
David (2004), menyatakan bahwa proses manajemen strategi meliputi tiga
langkah umum. Pertama, penyusunan masukan (input strategy). Kedua, tindakan
strategi (strategy action) yang terdiri dari proses memformulasikan strategi
(strategic formulation). Ketiga, implementasi strategi (strategic implementation)
sehingga diperoleh hasil stategi (strategic outcomes) yang merupakan kemampuan
untuk memperoleh keuntungan di atas rata-rata. Alur proses manajemen strategi
dapat dilihat pada Gambar 5.
43
Umpan Balik
Gambar 5. Model Komprehensif Manajemen Strategis. (Sumber : David, 2004)
3.1.2.1 Perumusan Strategi
Langkah awal perumusan strategi adalah memberikan masukan
lingkungan eksternal dan lingkungan internal, sehingga dapat dirumuskan tekad
strategi (strategic intent) dan misi (strategic mission). Tekad strategi adalah
“internally focused”, yakni komitmen menyeluruh untuk memenangkan
persaingan dengan mengidentifikasi dan menggalang kekuatan sumberdaya,
kapabilitas dan kompetensi untuk mencapai tujuan.
Misi strategi merupakan aplikasi tekad strategi, bersifat “externally
focused”, yakni peryataan perusahaan terhadap tujuan yang akan dicapai dan
menyangkut produk serta lingkup kegiatan yang dilakukan. Misi strategi
memberikan gambaran umum apa yang ingin dihasilkan dan siapa yang akan
Mem-buat Per-nyat an
Visi &
Misi
Melakukan Audit Eksternal
Melakukan Audit Internal
Mene-Tapkan Tujuan Jangka Panjang
Melaksanakan Isu-Isu
Manajemen
Melaksanakn Strategi Isu-
Isu Pemasaran, Keuangan, Akuntansi,
Litbang, SIM
Merumuskan,
Menge-valuasi,
dan Memilih Strategi
Mengukur dan
Mengevalu
asi Kiner
ja
44
dilayani, berdasarkan kompetensi inti yang dimiliki. Dalam bahasa praktis, misi
strategi adalah jawaban pertanyaan “what businesses are we in?”.
Tujuan merupakan pusat dari kegiatan perusahaan yang digunakan sebagai
penilai prestasi perusahaan. Tujuan berperan penting dalam perumusan dan
implementasi strategi perusahaan, karena itu manajemen puncak harus mampu
merumuskan, melembagakan, mengkombinasikan dan menguatkan tujuan
perusahaan melalui perusahaan.
3.1.2.2 Lingkungan Eksternal
Menurut David (2004), analisis terhadap lingkungan eksternal bertujuan
untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi suatu perusahaan,
sehingga perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat merumuskan suatu
strategi. Analisis lingkungan eksternal menekankan kepada evaluasi terhadap
peristiwa di luar kendali sebuah perusahaan.
Lingkungan eksternal dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu :
1. Lingkungan Umum
Lingkungan umum merupakan lingkungan jauh dari perusahaan dalam
tingkatan operasi perusahaan. Lingkungan umum dipengaruhi oleh faktor politik,
ekonomi, sosial dan teknologi. Faktor-faktor ini dipengaruhi oleh variabel-
variabel yang dapat menjadi peluang maupun ancaman bagi perusahaan. Faktor-
faktor yang mungkin mempengaruhi lingkungan eksternal perusahan terlihat pada
Tabel 9.
45
Tabel 9. Daftar Fenomena yang Memungkinkan Menghasilkan Peluang dan Ancaman Berdasarkan Alat Analisis PEST
Sumber : David, 2004 2. Lingkungan Industri
Industri adalah sekelompok perusahaan yang menghasilkan produk atau
jasa yang dapat disubtitusikan, sehingga perusahaan di dalam industri yang sama
selalu bersaing dan mempengaruhi. Biasanya di dalam suatu industri memiliki
berbagai ragam strategi bersaing yang digunakan perusahaan untuk mengejar daya
saing strategis dan profitabilitas tinggi.
Porter dalam Kotler (2002) memperkenalkan model lima kekuatan
pembentuk persaingan dalam lingkungan industri (five forces model of
competition), yaitu ancaman masuknya pendatang baru, pemasok, pembeli,
produk pengganti, dan intensitas persaingan antar pesaing. Secara keseluruhan
interaksi antar kelima faktor ini menentukan besarnya laba yang akan dicapai. Hal
tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.
POLITIK • Situasi politik negara • Kebijakan politik luar negeri • Regulasi dan deregulasi pemerintah • Peraturan pajak • Kebijakan subsidi • Kebijakan fiskal dan moneter • Peraturan tenaga kerja • Peraturan impor, ekspor, dll
SOSIAL, BUDAYA, DEMOGRAFI • Pertumbuhan penduduk • Kepercayaan • Gaya hidup • Sikap terhadap mutu produk • Jumlah penduduk • Tingkat pendidikan rata-rata • Perilaku terhadap pemerintah • Perilaku belanja • Manajemen limbah
EKONOMI • Tingkat Inflasi • Kecenderungan PDB • Ketersediaan kredit • Pola konsumsi • Kurs mata uang • Tingkat pajak • Tren pertumbuhan ekonomi, dll
TEKNOLOGI • Perkembangan teknologi dan informasi • Kecenderungan perkembangan teknologi
yang unik dalam industri • Perkembangan teknologi dasar • Perkembangan perilaku masyarakat terhadap
teknologi
46
Gambar 6. Model Lima Kekuatan Porter. Sumber : Kotler, 2002
Berdasarkan Gambar 6, lima kekuatan yang menentukan struktur
persaingan dalam industri yang dihadapi perusahaan, yaitu :
1. Pesaing-pesaing industri, dimana semakin banyak pesaing industri maka
persaingan segmen akan makin ketat. Kondisi ini menyebabkan perang harga,
perang iklan dan pengenalan produk.
2. Pendatang baru potensial, dimana bila hambatan masuk rendah maka
perusahaan-perusahaan baru akan mudah masuk dalam industri dan
menyebabkan tingkat persaingan semakin tinggi.
3. Adanya produk pengganti/substitusi, dimana semakin banyak perusahaan lain
yang menawarkan produk substitusi maka persaingan akan semakin tinggi,
dan dapat mengancam laba dan pertumbuhan perusahaan dalam industri.
4. Kekuatan tawar-menawar pembeli, dimana jika pembeli dalam posisi yang
kuat akan dapat memaksa agar harga diturunkan. Hal ini akan mempengaruhi
Pemasok (Kekuatan Pemasok)
Pendatang baru potensial(Ancaman mobilitas)
Pesaing-pesaing industri (Rival segmen) Pembeli
(Kekuatan Pembeli)
Pengganti/Substitusi (Ancaman Substitusi)
47
profitabilitas perusahaan dan berdampak pada intensitas persaingan dalam
industri.
5. Kekuatan tawar-menawar pemasok, dimana pemasok berada dalam posisi
yang kuat dengan produk yang unik dan penting. Dalam kondisi ini
perusahaan pembeli bukanlah pelanggan penting bagi pemasok, karena
pemasok tidak bersaing dengan produk lain dalam industri.
3.1.2.3 Lingkungan Internal
Analisis lingkungan eksternal adalah proses identifikasi “apa yang harus
kita lakukan” (what we might choose to do), sedangkan analisis lingkungan
internal akan menentukan “apa yang dapat kita lakukan” (what we can do). Pada
tatanan kompetisi masa lalu, faktor-faktor seperti biaya tenaga kerja, akses ke
sumber pembiayaan dan bahan baku, pasar yang diatur atau dilindungi dapat
memberikan keunggulan bersaing.
Menurut David (2004), bidang fungsional yang menjadi variabel dalam
analisis internal adalah :
1. Fungsi Manajemen, dilakukan dan diterapkan pada struktur organisasi
perusahaan secara keseluruhan, mencakup lima aktivitas dasar yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf serta
pengendalian/kontrol.
2. Fungsi Pemasaran, adalah proses mengidentifikasi, mengantisipasi,
menciptakan serta memenuhi kebutuhan pelanggan akan barang atau jasa,
mencakup tujuh fungsi dasar yaitu analisis pelanggan, penjualan produk/jasa,
perencanaan produk/jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran dana
analisis peluang.
48
3. Fungsi Keuangan, merupakan indikator terbaik posisi kompetitif dan daya
tarik perusahaan. Hal ini apat dilihat dari rasio keuangan perusahaan yang
mencakup rasio likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan pertumbuhan.
4. Fungsi Produksi/Operasi, terdiri dari seluruh aktivitas yang mengubah input
menjadi barang atau jasa, mencakup lima fungsi dasar yaitu proses, kapasitas,
persediaan, tenaga kerja dan kualitas.
5. Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang), terdiri dari aktivitas yang
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kompetitif perusahaan, biasanya
diarahkan pada produk-produk baru.
6. Fungsi Sistem Informasi Manajemen (SIM), berguna untuk memperbaiki
kinerja perusahaan melalui perbaikan kualitas keputusan manajerial. SIM
berisi database catatan penting yang sangat berguna bagi perusahaan.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Kehidupan masyarakat yang dinamis dan terus berkembang seiring dengan
berkembangnya zaman tanpa disadari memberikan pengaruh bagi kehidupan
manusia termasuk pola makan yang salah. Maraknya berbagai makanan cepat saji
dan instan yang kurang memperhatikan aspek gizi dan kesehatan ternyata banyak
memicu timbulnya penyakit degeneratif. Makanan tersebut kaya lemak dan
kolesterol serta rendah serat dan nutrisi.
Penyakit tidak menular atau degeneratif sejak beberapa dasawarsa silam
telah menjadi segmentasi permasalahan tersendiri bagi setiap negara di seluruh
dunia. Hingga saat ini penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian
terbesar di dunia. Saat ini Indonesia menghadapi beban berat dalam
49
menanggulangi penyakit. Selain harus berjuang menanggulangi penyakit infeksi
yang masih terdapat di masyarakat, Indonesia juga harus menghadapi macam
penyakit degeneratif yang lebih mematikan, seperti kanker, hipertensi, jantung,
stroke, penyakit gula, gagal ginjal, asam urat, liver, alergi, dan rematik.
Sehat adalah kebutuhan manusia. Sehat bukan hanya berdimensi pada
pengobatan penyakit, namun sehat juga terkait dengan upaya preventif, dan
protektif. Tanpa sehat, manusia tidak bisa melakukan bebagai aktivitas
kehidupannya, yang berakibat terganggunya produktivitas. Kesehatan merupakan
salah satu hak bagi tubuh manusia, selain itu kesehatan juga hal terpenting dan
utama dalam kehidupan manusia. Tanpa kesehatan yang optimal, semuanya akan
menjadi tidak bermakna, oleh karena itulah sehat dan bugar merupakan dambaan
setiap orang.
Peningkatan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat menyebabkan
terjadinya perubahan dalam pola konsumsi pangan. Pola konsumsi masyarakat
telah bergeser dari bahan makanan hewani ke bahan makanan nabati. Hal ini
terjadi karena masyarakat berusaha menghindari makanan dengan kadar kolesterol
tinggi setelah diketahui adanya korelasi yang positif antara penyakit jantung
koroner dengan kadar kolesterol yang tinggi di dalm serum darah. Bahan makanan
hewani banyak mengandung kolesterol sedangkan bahan makanan nabati tidak
demikian, terutama kacang kedelai.
PD Mas Adam Berdasi yang ada di Kecamatan Rumpin-Bogor, adalah
salah satu usaha kecil dan menengah yang menghasilkan susu kedelai bubuk .
Produk susu kedelai bubuk tersebut dipasarkan di supermarket dan toko-toko di
wilayah Bogor. Produk susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas ini, harus bersaing
50
dengan produk susu kedelai bubuk sejenis yaitu Maureen, Alamina, MDL-525
dan Melilea. Selain hal itu, harga kedelai sebagai bahan baku susu kedelai bubuk
mengalami peningkatan yaitu dari 3.450 per kg menjadi Rp 7.500 per kg.
Persaingan yang tinggi diantara perusahaan susu kedelai dan harga bahan baku
yang meningkat membuat PD Mas Adam Berdasi perlu melakukan penyusunan
strategi dan tindakan nyata untuk menghadapi situasi tersebut dengan alat analisis
dan teori yang tepat dan sesuai.
Proses perumusan strategi pengembangan diawali dengan penetapan visi,
misi dan tujuan PD Mas Adam Berdasi. Pengenalan akan visi, misi dan tujuan
perusahaan akan membantu fokus dalam mengarahkan proses analisis pada
pencapaian tujuan akhir.
Tahap analisis selanjutnya adalah mengidentifikasi permasalahan yang
dihadapi restora saat ini, kemudian dilakukan analisis lingkungan eksternal dan
internal yang dimiliki oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya. Analisis
eksternal mencakup lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi.
Analisis lingkungan industri dilakukan dengan model lima kekuatan Porter.
Analisis lingkungan internal mencakup bidang fungsional perusahaan, yaitu
manajemen, pemasaran, produksi/operasi, keuangan, penelitian dan
pengembangan serta sumberdaya manusia.
Variabel-variabel eksternal dan internal yang telah dianalisis kemudian
akan dijabarkan dalam matriks EFE dan IFE. Total skor kedua matriks tersebut
dipadukan ke dalam matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan. Kemudian
dengan menggunakan analisis SWOT akan diperoleh alternatif-alternatif strategi
bagi pengembangan bisnis perusahaan.
51
Tahap terakhir adalah pengambilan keputusan alternatif strategi yang
paling tepat bagi PD Mas Adam Berdasi yang sesuai dengan kondisi internal
perusahaan dengan menggunakan alat analisis QSPM. Hasil yang diperoleh
melalui QSPM akan menghasilkan urutan prioritas strategi-strategi pengembangan
yang dapat dilakukan PD Mas Adam Berdasi.
Berdasarkan hal tersebut diharapkan dapat dijadikan rekomendasi strategi
pengembangan usaha yang tepat bagi PD Mas Adam Berdasi. Dan alur pemikiran
operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7.
52
Gambar 7. Kerangka Penelitian Operasional.
Peningkatan prevalensi penyakit degeneratif di
Indonesia
Kebutuhan akan Kesehatan
Alternatif dan Prioritas Strategi (Matriks QSP)
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Peningkatan kesadaran akan kesehatan
PD Mas Adam Berdasi • Persaingan yang tinggi • Harga kedelai meningkat
Analisis Faktor Internal
Formulasi Strategi
Analisis Lingkungan
Analisis Faktor Eksternal
Matriks IFE Matriks EFE
Analisis Faktor Internal
Analisis Faktor Eksternal
Alternatif Strategi
53
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus, yang dilakukan pada PD Mas Adam
Berdasi yang terletak di Desa Cibodas, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
mempertimbangkan bahwa usaha tersebut merupakan salah satu perusahaan yang
menghasilkan produk susu kedelai bubuk di wilayah Bogor dan berencana untuk
mengembangkan usahanya. Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data
dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Mei.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Data
primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan baik pada
proses produksi maupun kegiatan-kegiatan lain yang mendukung penelitian,
wawancara langsung dengan pemilik perusahaan dan pengisian kuesioner oleh
responden, serta wawancara dengan pegawai Dinas Kesehatan dan pegawai
Departemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta dengan
konsumen susu kedelai.
Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive). Menurut
David (2004), dalam analisis ini untuk menentukan responden, tidak ada jumlah
minimal yang diperlukan, sepanjang responden yang dipilih merupakan ahli
(expert) dibidangnya. Responden adalah orang-orang yang mengenal betul
54
dinamika bisnis yang dijalani. Responden dalam penelitian ini ada tiga orang yang
mengetahui dinamika bisnis yaitu pemilik, manajer pemasaran dan manajer
produksi. Responden melakukan pengisian kuisioner tentang alternatif strategi
pengembangan usaha.
Data sekunder diperoleh dari hasil riset atau penelitian terdahulu, dan
berbagai literatur baik dari perpustakaan maupun situs internet yang relevan
dengan masalah penelitian yang dilakukan. Data penunjang dikumpulkan dari
informasi instansi-instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas
Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Kesehatan.
4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data terdiri atas alisis deskriptif dan
analisis tiga tahap formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan
dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks faktor eksternal dan
internal, matriks SWOT dan Matriks QSP.
4.3.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan visi, misi dan tujuan
perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target
penjualan, kegiatan pemasaran, personalia, produksi dan operasi, penelitian dan
pengembangan serta sistem informasi yang digunakan perusahaan. Analisis ini
bertujuan untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan.
55
4.3.2 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi
Proses perumusan strategi didasarkan pada kerangka tiga tahap formulasi
strategi yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan dan tahap
keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi analisis lingkungan internal dan eksternal (IFE dan EFE), analisis IE,
analisis SWOT dan analisis QSPM.
4.3.2.1 Tahap Input
1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Tahapan identifikasi faktor-faktor internal, yaitu dengan cara
mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Dalam
penyajiannya, faktor yang bersifat positif (kekuatan) ditulis sebelum faktor yang
bersifat negatif (kelemahan). Begitu pula dengan tahap identifikasi faktor
eksternal perusahaan.
2. Pemberian Bobot Setiap Faktor
Penentuan bobot pada analisis internal dan eksternal perusahaan dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak manajemen dan ahli strategi
dengan menggunakan metode paired comparison (Kinnear dan Taylor, 2001).
Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap
faktor penentu internal dan eksternal.
Penentuan bobot setiap faktor menggunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang
digunakan untuk pengisian kolom adalah:
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
56
Tabel 10. Penelitian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan Faktor Strategis Internal A B C D …. Total Bobot
A B C D
…. Total
Sumber: Kinnear dan Taylor (2001) Tabel 11. Penelitian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Faktor Strategis Eksternal A B C D …. Total Bobot
A B C D
…. Total
Sumber: Kinnear dan Taylor (2001)
Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap
variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :
ɑi = ∑ Keterangan :
ɑi = Bobot variabel ke-i Xi = Nilai Variabel ke-i
i = 1, 2, 3….. n = Jumlah variabel
Adapun bobot yang diperoleh akan berada pada kisaran antara 0,0 (tidak
penting), sampai 1,0 (terpenting) pada setiap faktor. Tanpa memperdulikan
apakah faktor kunci kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman
perusahaan, faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh terbesar pada
prestasi perusahaan diberi bobot tertinggi. Jumlah dari semua bobot yang
diberikan harus sama dengan 1,0. Lebih lanjut pemberian bobot berdasarkan pada
keadaan industri yang sedang ditekuni.
57
3. Penentuan Rating
Penentuan peringkat oleh manajemen atau pakar dari perusahaan
dilakukan terhadap variabel-variabel dari hasil analisis perusahaan. Untuk
mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap kondisi perusahaan
digunakan nilai peringkat dengan menggunakan skala 1, 2, 3,, dan 4 terhadap
masing-masing faktor strategis yang menandakan seberapa efektif perusahaan saat
ini. Untuk matrik IFE, skala nilai peringkat yang digunakan, yaitu :
1 = lemah 3 = Kuat
2 =Sangat lemah 4 = Sangat kuat
Tabel 12. Matrik IFE Faktor-faktor Internal Kunci
Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)
Kekuatan : 1. ….. 10. Kelemahan : 1. ….. 10. Total
Sumber: David, 2004
Untuk faktor kelemahan sama dengan faktor kekuatan, dimana skala 1
berarti lemah dan skala 4 berarti sangat kuat. Sedangkan untuk EFE, skala nilai
peringkat yang digunakan sama dengan IFE yaitu 1 sampai 4, masing-masing
faktor:
1 = Rendah, respon kurang 3 = Tinggi, respon diatas rata-rata
2 = Sedang, respon sama dengan rata-rata 4 = Sangat tinggi, respon superior
58
Tabel 13. Matrik EFE Faktor-faktor
Eksternal Kunci Bobot Rating Skor
(Bobot x Rating)Peluang : 1. ….. 10. Ancaman : 1. ….. 10. Total
Sumber: David, 2004
Selanjutnya, nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada tiap
faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk
memperoleh total skor pembobotan. Hasil pembobotan dan peringkat (rating)
berdasarkan analisis situasi perusahaan dalam matriks.
Total skor pembobotan pada matriks IFE berkisar antara 1 sampai 4
dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan IFE 3,0-4,0 berarti kondisi
internal perusahaan tinggi atau kuat, sedangkan 2,0-2,99 berarti kondisi internal
perusahaan rata-rata atau sedang, dan 1,0-1,99 berarti kondis internal perusahaan
rendah atau lemah.
Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5.
Total skor EFE dikelompokkan dalam kuat (3,0-4,0) berarti perusahaan merespon
Kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan. Rata-rata
(2,0-2,99) berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang atau ancaman
yang ada, dan Lemah (1,0-1,99) berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang
dan ancaman yang ada.
59
4.3.2.2 Tahap Pencocokan
Tahap yang kedua adalah pemaduan atau pencocokan dengan
memasukkan hasil pembobotan IFE dan EFE ke dalam matriks IE untuk
memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE yang
mempunyai Sembilan sel stretegi dapat dikelompokkan menjadi tiga sel strategi
utama yaitu:
1. Growth and Build (Tumbuh dan Bina) berada dalam sel I, II, atau IV.
Strategi yang cocok adalah intensif (penetrasi pasar, pengembangan
pasar dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke
belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal).
2. Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara) dilakukan untuk sel III,
V, atau VII. Strategi umum yang dipakai adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk.
3. Harvest or Divest (Panen atau Divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII,
atau IX. Strategi yang dipakai adalah strategi divestasi, strategi
diversifikasi konglomerat dan strategi likuidasi.
Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 9. Nilai-nilai IFE dikelompokkan
dalam tinggi (3,0-4,0), sedang (2,0-2,99) dan rendah (1,0-1,99). Sedangkan nilai-
nilai EFE dikelompokkan dalam Kuta (3,0-4,0), Rata-rata (2,00-2,99) dan Lemah
(1,00-1,99) (David, 2004).
60
SKOR TOTAL IFE 4,0 3,0 2,0 1,0 Kuat Rata-rata Lemah Tinggi SKOR TOTAL 3,0
EFE Menengah
2,0
Rendah 1,0
Gambar 8. Matriks Internal Eksternal (IE Matriks). Sumber: David, 2004
Matriks lain yang digunakan untuk mencocokkan hasil yang diperoleh
pada matrik IFE dan EFE adalah matrik SWOT. Hasil yang diperoleh dari SWOT
adalah alternatif strategi yang layak dipakai dalam strategi perusahaan. Matrik ini
dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif startegi, yaitu strategi S-O
(Strenghts-Opportunities), strategi W-O (Weakness- Opportunities), strategi W-T
(Weakness-Threaths), dan strategi S-T (Strenghts-Threaths).
Gambar 9. Matriks SWOT. Sumber : David, 2004
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Internal
Eksternal
Strenghts – S
Daftar Kekuatan Dari Faktor Internal
Weakness – W
Daftar Kelemahan Dari Faktor Internal
Opportunities – O
Daftar Peluang Dari Faktor Eksternal
Strategi SO
Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO
Meminimalkan Kelemahan dan memanfaatkan peluang
Threaths – T
Daftar Ancaman Dari Faktor Eksternal
Strategi ST
Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WT
Meninimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
61
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan matrik
SWOT adalah:
1. Tentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan
2. Tentukan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan
3. Tentukan faktor-faktor kekuatan internal perusahaan
4. Tentukan faktor-faktor kelemahan internal perusahaan
5. Sesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk
mendapatkan strategi S-O
6. Sesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk
mendapatkan strategi W-O
7. Sesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk
mendapatkan strategi S-T
8. Sesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk
mendapatkan strategi W-T
4.3.2.3 Tahap Keputusan
Tahap terakhir dalam penyusunan strategi adalah menentukan alternatif
strategi yang paling baik atau strategi yang mempunyai prioritas terlebih dahulu
untuk dijalankan oleh perusahaan. Sumber matrik QSP diperoleh dari alternatif
strategi yang layak untuk direkomendasikan melalui analisis SWOT.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan strategi terpilih melalui
Matriks QSP adalah sebagai berikut:
62
1. Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Input
datanya diperoleh dari matrik IFE dan EFE yang telah dibuat terlebih
dahulu.
2. Memberi weight pada masing-masing internal dan eksternal key
success factor. Weight tersebut sama dengan yang ada pada IFE dan
EFE.
3. Mengidentifikasi strategi alternatif yang diperoleh dari analisis SWOT
yang layak untuk diimplementasikan.
4. Menentukan skor kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi
alternatif yang terpilih. Nilai 1 tidak menarik, 2 agak menarik, 3
menarik, dan 4 sangat menarik.
5. Menghitung Total Attractive Score (TAS) yang diperoleh dari
perkalian Weight dengan Total Attractive Score pada masing-masing
baris. TAS menunjukkan relative attractiveness dari masing-masing
alternatif strategi.
6. Menghitung TAS dengan cara menjumlahkan semua TAS pada
masing-masing kolom Matrik QSP. Nilai TAS yang tertinggilah yang
menunjukkan bahwa strategi tersebut yang paling baik untuk
diimplementasikan.
63
Tabel 14. Alat Analisis QSPM
Faktor Kunci Nilai Rata-rata
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
-
-
Ancaman
-
-
Kekuatan
-
-
Kelemahan
-
-
Total Sumber : David, 2004
64
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1.Gambaran Umum PD Mas Adam Berdasi
PD Mas Adam Berdasi adalah perusahaan susu kedelai bubuk yang
diproduksi menggunakan mesin pengiling dan dikemas secara modern. Usaha ini
didirikan oleh Bapak H. Sadili Bin Undi pada tahun 1991. Pada awal berdirinya,
perusahaan memproduksi susu kedelai cair. Bapak H. Sadili mempunyai gagasan
tersebut dikarenakan beliau mencermati kata-kata Mantan Bupati Bogor yaitu
Bapak Edinyoso Martadipura, yang mengatakan bahwa masyarakat Bogor
minimal harus minum susu satu gelas per hari. Melihat kondisi tersebut, Bapak H.
Sadili merasakan adanya peluang untuk memproduksi susu. Kemudian,
memproduksi susu kedelai cair dan memasarkannya ke toko-toko yang ada di
Bogor, selain itu mempunyai langganan tetap untuk pegawai di Kantor Kabupaten
Bogor sebanyak 160 bungkus per minggu.
Namun pada tahun 1996 setelah Bapak H. Sadili mengikuti pelatihan dari
Pusat Inkubator Institut Pertanian Bogor (IPB) dan sudah memperoleh izin dari
Departemen Kesehatan, Kabupaten Bogor, tentang keamanan produk sehingga
perusahaan mulai memproduksi susu kedelai bubuk. Selain kedua faktor tersebut
yang melatar belakangi memproduksi susu kedelai bubuk, faktor lainnya adalah
susu kedelai bubuk lebih awet atau tingkat kadaluarsanya lebih lama dari susu
kedelai cair.
Akhirnya, pada tahun 1997 PD Mas Adam Berdasi memproduksi susu
kedelai bubuk dengan merk “Cap Kedelai Mas” yang telah dikemas secara
modern karena pemilik telah mengikuti seminar tentang pengemasan makanan
65
dan minuman. Proses produksi susu kedelai bubuk menggunakan mesin
penggiling 7,6 PK dengan kapasitasnya 20 kg per jam. Mesin tersebut digunakan
sebagai mesin pengiling kering dan penggiling basah. Pada tahun 1998,
perusahaan membeli mesin penggiling 14 PK dengan kapasitas 30 kg per jam. Hal
itu dilakukan karena permintaan susu kedelai bubuk yang semakin meningkat dan
mesin tersebut digunakan sebagai mesin penggiling kering. Kemudian pada tahun
2005, perusahaan membeli mesin penggiling 17 PK dengan kapasitas 50 kg per
jam. Hal itu dilakukan karena permintaan yang semakin meningkat. Pemakaian
mesin produksi yang sudah ada dapat memenuhi permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan.
PD Mas Adam Berdasi sudah memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
dengan nomor 102055210771. Selain itu, memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kabupaten Bogor, sera
mendapatkan Sertifikasi Halal dan izin dari Departemen Kesehatan dengan nomor
RI. No. SP. 276/10-09/97. Pemilik perusahaan juga pernah mengikuti pelatihan
pengemasan makanan dan minuman tradisional yang diadakan oleh Dinas
Pariwisata dan Budaya, Kab. Bogor. Selain itu, mengikuti pameran-pameran yang
bertujuan untuk mempromosikan produk susu kedelai bubuk “Cap Kedelai Mas”
yang selama ini hanya dipasarkan di wilayah Bogor.
5.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
PD Mas Adam Berdasi belum memiliki pernyataan tertulis mengenai visi,
misi dan tujuan perusahaan, namun secara umum ketiga hal tersebut telah ada
secara tersirat dalam wawancara dengan pemilik perusahaan. Perusahaan untuk
66
dapat bersaing dalam industri, harus memiliki arahan yang jelas dalam
menjalankan usahanya. Arah perusahaan tercermin dari visi, misi dan tujuan yang
dimiliki perusahaan. Secara ringkas, visi adalah keadaan masa depan suatu
organisasi yang mungkin terjadi dan diinginkan, sedangkan misi mencerminkan
bisnis apa yang diusahakan oleh perusahaan. Pernyataan misi mengidentifikasikan
batasan operasi sebuah perusahaan di bidang produk dan pasar. Tujuan merupakan
hasil akhir yang berusaha dicapai oleh organisasi untuk mewujudkan misinya
dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, untuk masa yang akan datang PD
Mas Adam Berdasi diharapkan mampu menyusun secara tertulis pernyataan visi,
misi dan tujuan perusahaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan, pernyataan
mengenai visi, misi dan tujuan perusahaan tersirat dalam nama perusahaan. PD
Mas Adam Berdasi, mempunyai kandungan makna filosofi di dalamnya. Mas
Adam Berdasi adalah singkatan dari Masyarakat Adil dan Makmur Berdasarkan
Pancasila, hal itu merupakan ide dari Bapak H. Sadili. Sehingga dapat
digambarkan bahwa visi perusahaan secara umum adalah menjadi perusahaan
penghasil susu kedelai bubuk yang memiliki kualitas terbaik yang dapat
meningkatkan gizi masyarakat.
Misi perusahaan adalah memperkenalkan susu kedelai bubuk sebagai salah
satu alternatif pengganti susu sapi dalam memenuhi gizi masyarakat. Adapun
tujuan perusahaan adalah mampu menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar
sehingga mendapat penghasilan dan masyarakat menjadi makmur. Produk susu
kedelai bubuk yang dipasarkan juga berasal dari alam dan produk ini tidak
67
ditambah dengan bahan pengawet, sehingga diharapkan makmur bagi perusahaan
maupun masyarakat yang mengkonsumsi susu kedelai ini.
5.3. Lokasi Perusahaan
PD Mas Adam Berdasi terletak di desa Cibodas, Kecamatan Rumpin,
Kabupaten Bogor Barat. Lokasi ini merupakan tempat tinggal pemilik usaha dan
keluarga sekaligus dijadikan sebagai tempat produksi susu kedelai bubuk. Dimana
bangunan kantor usaha seluas 40 m2 dan bangunan tempat usaha seluas 80 m2.
Lokasi PD Mas Adam Berdasi memiliki letak yang kurang strategis,
karena terletak jauh dari kota dan daerah pemasaran. Tetapi perusahaan masih
berada di desa Cibodas sampai sekarang, hal ini dikarenakan Bapak H. Sadili
sebagai pemilik perusahaan masih melaksanakan tugas sebagai guru di Sekolah
Dasar Negeri 1 Rumpin. Pemilik perusahaan masih tiga tahun dalam masa
tugasnya sebagai seorang guru. Oleh karena itu, pemilik sudah mempunyai
rencana untuk memindahkan lokasi perusahaan di desa Rabak yang ledih dekat
dengan jalan raya, hal tersebut dilakukan jika Bapak H. Sadili sudah pensiun
nantinya.
5.4. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi suatu perusahaan menggambarkan suatu hubungan
tanggungjawab dan wewenang yang ada pada suatu perusahaan. Gambaran
struktur organisasi perusahaan lengkap dapat dilihat pada Gambar 10. Lebih lanjut
struktur organisasi dapat pula menggambarkan tipe organisasi yang digunakan
oleh perusahaan. Berdasarkan Gambar 10. terlihat bahwa tipe organisasi yang
digunakan PD Mas Adam Berdasi adalah tipe organisasi fungsional. Dimana
68
perusahaan membagi tugas dan wewenang berdasarkan bidang-bidang fungsional
yang terdiri dari unit pengadaan bahan baku, produksi, dan pemasaran.
Gambar 10. Stuktur Organisasi PD Mas Adam Berdasi.
Pemilik dalam perusahaan adalah H. Sadili sebagai pengelola utama yang
bertanggungjawab terhadap setiap keputusan yang diambil dan berwenang untuk
menetapkan kebijakan seluruh aktivitas perusahaan mulai dari hal-hal yang
berhubungan dengan pemasok, proses produksi, pemasaran produk dan
pengelolaan keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Antara pemimpin dan
karyawan mempunyai hubungan kekeluargaan yang harmonis sehingga di dalam
perusahaan sendiri cenderung kearah hubungan yang informal. Pemilik
mempunyai satu wakil yaitu Hj. Mimin Sarmini merupakan istri dari Bapak H.
Sadili yang bertugas untuk membantu dan menggantikan disaat pemilik
berhalangan, selain itu diberi tugas oleh direktur untuk mengelola uang
perusahaan dan memberi masukkan kepada pemilik sebelum memutuskan sesuatu.
Pemilik
Bagian Pengadaan
Bahan Baku
Bagian Produksi
Bagian Pemasaran
Karyawan 3 Karyawan 2 Karyawan 1
Wakil
69
Masing-masing bidang fungsional yang ada di PD Mas Adam Berdasi
dikepalai oleh satu orang kepala bidang. Dimana Kepala Bidang pengadaan bahan
baku adalah Adam merupakan anak ke dua dari Bapak H. Sadili lulus dari SMA
(Sekolah Menengah Atas), selain itu mempunyai pekerjaan lain sebagai tenaga
bantu di SD Negeri 2 Rumpin. Kepala Bidang Produksi adalah Aditya merupakan
anak ke tiga dari Bapak H. Sadili, yang membawahi tiga orang karyawan. Aditya
lulus dari SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) bidang mesin. Sedangkan Kepala
Bidang Pemasaran adalah Pitriati Insani merupakan anak ke empat dari Bapak H.
Sadili yang baru lulus dari SMA yang akan berencana melanjutkan ke Perguruan
Tinggi.
Adapun tugas dari masing-masing kepala bidang adalah sebagai berikut:
a. Kepala Bidang Pengadaan Bahan Baku
1. Melakukan pembelian bahan baku (kedelai) dengan kualitas terbaik
2. Pencatatan barang masuk
3. Melakukan penyortiran terhadap bahan baku
4. Melakukan pengecekkan terhadap bahan baku (kedelai, plastik, dan
kardus)
5. Bertanggungjawab kepada Pimpinan perusahaan (Pemilik)
b. Kepala Bidang Produksi
1. Melakukan pengawasan terhadap proses produksi
2. Merawat mesin produksi dan memperbaiki mesin produksi jika
rusak
3. Bertanggungjawab kepada Pimpinan perusahaan (Pemilik)
70
c. Kepala Bidang Pemasaran
1. Melaksanakan penjualan secara langsung baik kepada konsumen
maupun distributor
2. Pencatatan barang yang keluar
3. Melakukan kegiatan promosi untuk memperkenalkan produk
4. Mengantarkan barang
5. Bertanggungjawab kepada Pimpinan perusahaan (Pemilik)
71
VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Analisis lingkungan adalah proses awal dalam manajemen strategi yang
bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan
mencakup semua faktor baik yang berada di dalam maupun di luar perusahaan
yang dapat memenuhi kelangsungan pencapaian tujuan yang diinginkan. Secara
garis besar analisis lingkungan dapat dikategorikan ke dalam dua bagian besar,
yaitu lingkungan internal dan eksternal perusahaan.
6.1 Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam organisasi
tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung pada perusahaan. Analisis
faktor internal perusahaan merupakan proses identifikasi terhadap faktor-faktor
kekuatan dan kelemahan dari dalam perusahaan yang terdiri dari sumberdaya
manusia dan karyawan, kondisi keuangan dan akuntansi, produksi, dan
pemasaran.
6.1.1 Sumberdaya Manusia dan Karyawan
Perusahaan menyadari bahwa sumberdaya manusia dan pekerja
merupakan salah satu aset dan input dari faktor produksi yang berfungsi untuk
melancarkan proses produksi dan turut menentukan pertumbuhan perusahaan.
Sampai saat ini, perusahaan masih menempatkan sistem padat karya dalam
mengelola usahanya, sehingga keharmonisan diantara para karyawan sangat
diperlukan. Hubungan harmonis tersebut terlihat dalam perusahaaan PD Mas
72
Adam Berdasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya suasana kekeluargaan yang
menjadi budaya perusahaan.
PD Mas Adam Berdasi memiliki tenaga kerja sebanyak enam orang yang
terdiri dari tenaga kerja eksekutif (staf) dan tiga orang tenaga kerja operatif
(harian). Untuk memperoleh tenaga kerja tersebut, perusahaan melibatkan tenaga
kerja yang berasal dari dalam keluarga sebagai tenaga kerja staf dan luar keluarga
sebagai tenaga kerja operatif (harian) tanpa proses seleksi. Sedangkan tenaga staf
yang mempunyai gaji 800.000 per bulan, kepala staf ada yang mempunyai
pekerjaan lain di luar perusahaan menyebabkan curahan waktu yang diberikan
kepada perusahaan cukup terbatas. Hal ini menyebabkan peran ganda akan
dilakukan oleh seorang staf, jika seorang staf yang lain tidak ada di perusahaan.
Sedangkan, tenaga kerja harian diperoleh dari tetangga pemilik perusahaan
dengan tingkat upah sebesar Rp 500.000 per bulan. Walaupun tanpa proses seleksi
tenaga kerja harian, kualitasnya tidak dapat diragukan lagi, karena pekerjaan
tersebut sudah biasa dilakukan menyebabkan para tenaga kerja mahir dalam
melaksanakan tugasnya. Hubungan antara perusahaaan dengan kepala staf dan
tenaga kerja harian sangat baik, sesekali perusahaan memberikan bonus berupa
uang kepada tenaga kerja harian. Selain itu, perusahaan memberikan Tunjangan
Hari Raya (THR) berupa uang, kue, dan pakaian yang diberikan kepada kepala
staf dan tenaga kerja harian.
Kebijakan dan pengambilan keputusan dalam perusahaan lebih dominan
dipegang oleh pemilik yaitu Bapak H. Sadili, tetapi dengan adanya suasana
kekeluargaan karyawan bisa memberi masukan kepada pemilik sebelum
memutuskan. Hal ini menjadi penting ketika terjadi kesalahan pengambilan
73
keputusan, sebab dapat menyebabkan arah kebijakan perusahaan menjadi tidak
sesuai lagi dengan tujuannya. Lebih lanjut pengaruh dominan pemilik perusahaan
dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan
menjadi kekuatan internal perusahaan, sebab kinerja seperti itu sudah menjadi
budaya perusahaan yang dapat diterima oleh semua staf dan karyawannya.
Kekuatan itu muncul ketika pemilik memberikan spesifikasi pekerjaan, penekanan
kepada karyawan untuk bekerja secara ulet, teliti, dan rapih sehingga tercipta
efisiensi, efektifitas dan disiplin kerja.
Perhatian perusahaan dalam meningkatkan potensi sumberdaya manusia di
PD Mas Adam Berdasi sudah cukup bagus. Hal ini terlihat adanya pelatihan-
pelatihan kepada tenaga kerja tentang keterampilan produksi. Tujuan dari
kegiatan ini adalah supaya pekerja dapat mengetahui dan meningkatkan
keterampilan sekaligus menjaga dan meningkatkan mutu produk.
6.1.2 Keuangan dan Akuntansi
Modal merupakan bagian terpenting dalam suatu usaha. PD Mas Adam
Berdasi berusaha untuk mengembangkan usaha dan memperluas daerah
pemasarannya. Namun, hal tersebut memerlukan modal yang cukup besar.
Perusahaan belum pernah mendapatkan bantuan dana dari pihak manapun dan
pihak manajemen belum pernah mengajukan pinjaman ke bank walaupun sudah
ditawari pinjaman. Sikap tertutup dari pemilik perusahaan yang menolak
pinjaman dari pihak lain, dikarenakan pemilik merasa terbebani dengan adanya
hutang. Padahal perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang memiliki
keterbatasan modal dalam mengembangkan usahanya. Hal ini dapat dirasakan,
74
pada saat perusahaan diminta untuk membuat etalase produk oleh salah satu
distributor, perusahaan belum mampu merealisasikannya.
Perusahaan selalu melakukan pencatatan secara akutansi terhadap
pengelolaan keuangan dan modal perusahaan. Manajemen keuangan dari
perusahaan sudah tertata dengan baik, sehingga keuangan perusahaan dengan
keuangan rumah tangga pemilik dapat dibedakan. Perusahaan dapat mengetahui
berapa besarnya laba yang diperoleh. Selain itu, perusahaan menyediakan buku
tamu bagi orang yang berkunjung sebagai dokumentasi perusahaan.
6.1.3 Produksi dan Operasi
PD. Mas Adam Berdasi sudah memproduksi susu kedelai bubuk sejak
tahun 1997. Modal pengalaman yang cukup lama yaitu 17 tahun menjadi
kekuatan bagi perusahaan. Pengalaman tersebut dirasakan oleh Bapak H. Sadili
sebagai pemilik perusahaan yang terlibat langsung dalam pengolahan produksi
susu kedelai bubuk, sehingga beliau dapat mengenal baik keunggulan dan
kelemahan perusahaannya.
Pada proses produksi, PD Mas Adam Berdasi untuk memproduksi susu
kedelai bubuk menggunakan mesin penggiling. Mesin penggiling yang digunakan
perusahaan adalah mesin pengiling basah dan mesin penggling kering. Mesin
penggiling 7,6 PK yang kapasitasnya 20 kg per jam. Mesin tersebut digunakan
sebagai mesin pengiling kering dan penggiling basah. Pada tahun 1998,
perusahaan membeli mesin penggiling 14 PK dengan kapasitas 30 kg per jam dan
digunakan sebagai penggiling kering, selanjutnya mesin penggiling 7,6 PK
digunakan sebagai penggiling basah. Pada tahun 2005, perusahaan membeli mesin
75
penggiling 17 PK dengan kapasitas 50 kg per jam digunakan sebagai penggiling
kering.
Kegiatan produksi dan operasi, bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
pembuatan susu kedelai bubuk adalah :
1. Bahan Baku
Bahan baku untuk pembuatan susu kedelai bubuk adalah kedelai. Varietas
kedelai yang digunakan perusahaan yakni varietas USA No 1. Pemilihan
varietas ini dikarenakan cocok digunakan sebagai bahan baku susu, tidak
banyak kotoran, dan dapat menghasilkan output yang tinggi bila
dibandingkan dengan USA No 2. Pada kedelai varietas USA No 1, tiap 50 kg
dapat menjadi 300 dus per 250 gr, sedangkan kedelai varietas USA No 2
hanya menghasilkan 240 dus per 250 gr. Bahan baku kedelai ini dapt dengan
mudah diperoleh perusahaan dari Koperasi Tahu Tempe Indonesia (KOPTI),
Bogor dan toko-toko langganan di pasar.
2. Bahan Penolong
Gula aren dan jahe merupakan bahan penolong utama yang diperlukan.
Penggunaan gula aren akan memberikan warna dan rasa yang cocok dari pada
gula pasir. Sedangkan jahe digunakan untuk menetralisir langu yang
terkandung dalam kedelai.
3. Bahan Bakar
Bahan bakar berupa minyak tanah yang dipakai untuk merebus kedelai adalah
sebanyak lima liter untuk setiap kompor. Selain itu perusahaan juga
menggunakan kompor gas elpiji untuk mengantisipasi kekurangan pasokan
minyak tanah.
76
4. Pengemasan
Kemasan terdiri dari dua bagian, yang bagian dalam menggunakan plastik
dan bagian luar menggunakan kardus. Plastik didapat dari toko langganan
dipasar. Sedangkan Kardus dan desainnya, perusahaan melakukan pemesanan
kepada Rahayu printing yang sudah menjadi langganan perusahaan. Pemilik
yang pernah mengikuti pelatihan pengemasan makanan dan minuman
tradisional, sehingga produk susu kedelai bubuk dikemas dalam kardus dan
dibungkus lagi dalam plastik. Pada kemasan tercantum mulai dari merek
dagang, izin dari Departemen Kesehatan dan logo kehalalan makanan, khasiat
susu kedelai dan kandungan gizi susu kedelai.
Perusahaan sangat mengutamakan kebersihan dalam kegiatan produksi
karena hal ini sangat erat kaitannya dengan kualitas susu kedelai bubuk.
Kebersihan dalam proses produksi yang terjaga dengan baik membuat kualitas
rasa dan gizi yang terkandung dalam susu kedelai bubuk tetap terjaga. Susu
kedelai bubuk memiliki daya tahan produk yang lama yaitu satu tahun. Kualitas
produk yang cukup baik, rasa yang enak, kandungan gizi yang tinggi, tidak
menggunakan bahan kimia dan daya tahan produk yang lama merupakan kekuatan
bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggannya.
6.1.3.1 Proses Produksi Susu Kedelai Bubuk
Proses produksi susu kedelai bubuk yang baik dan layak konsumsi,
diperlukan syarat bebas dari bau dan rasa langu kedelai, bebas antitripsin, dan
mempunyai kestabilan yang mantap (tidak mengendap atau menggumpal) yakni
dengan perebusan hingga mendidih. Selain hal tersebut bau langu dan rasa khas
77
kedelai dan kacang-kacangan mentah lainnya tidak disukai konsumen. Rasa dan
bau ditimbulkan oleh kerja enzim lipsigenase yang ada dalam biji kedelai. Enzim
itu akan bereaksi dengan lemak pada waktu penggilingan kedelai, terutama jika
digunakan air dingin. Hasil reaksinya paling sedikit berupa delapan senyawa
volatile (mudah menguap) terutama etil-fenil-keton. Tetapi bau dan rasa langu
dapat dihilangkan dengan cara mematikan enzim lipsigenase dengan panas. Cara
yang dapat dilakukan antara lain (1) menggunakan air panas (suhu 80-1000C)
pada penggilingan kedelai, atau (2) merendam kedelai pada air panas selama 10-
15 menit sebelum digiling.
Adapun beberapa tahap yang perlu dilakukan secara umum dalam proses
pembuatan susu kedelai bubuk, meliputi:
a. Sortasi dan perendaman
Kedelai dipilih dari campuran kedelai yang sudah rusak, dicuci untuk
menghilangkan kotoran.
b. Perebusan
Kedelai direbus untuk menghilangkan rasa dan bau langu yang merupakan ciri
khas dari kedelai. Kemudian disaring dan dimasukkan ke dalam ember.
c. Giling Basah
Kedelai dimasukkan ke dalam mesing giling basah sehingga kedelai menjadi
lembek.
d. Perebusan dan Formula
Tahap ini merupakan tahap yang menentukan dalam penentuan kualitas rasa
susu kedelai bubuk. Karena pada tahap ini saatnya memasukkan gula aren dan
jahe dengan komposisi tertentu.
78
e. Pengeringan
Proses pengeringan untuk menurunkan kadar air menggunakan oven dengan
estimasi waktu tertentu.
f. Giling Kering
Kedelai yang sudah dioven dimasukkan ke dalam mesin penggiling kering,
sehingga keluar dalam keadaan bubuk yang sangat lembut.
Gambar 11. Proses Pengolahan Susu Kedelai Bubuk. Sumber: PD Mas Adam Berdasi
Sedangkan proses packaging susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas,
sebagai berikut:
a. Masukkan Susu Bubuk ke dalam Plastik
Susu bubuk yang sudah digiling kering, kemudian dimasukkan ke dalam
kemasan dalam yang berupa plastik.
b. Penimbangan Berat Isi
Susu kedelai bubuk yang sudah terbungkus dalam plastik, kemudian ditimbang
dengan berat 250 gr. Hal ini sesuai dengan kemasan kardus yang berbentuk
kotak yang dapat menampung berat 250 gr.
c
d
6
a
b
b
c. Masukka
Setelah p
sudah dib
menarik.
dan manf
d. Susu Ked
Susu ked
kepada di
6.1.4 Pemas
Aspe
analisis terh
bubuk PD
bidang pema
n ke dalam K
penimbangan
beri tanda t
Kardus ini
faat minum s
delai Bubuk
delai bubuk y
istributor ya
Gamb
saran
ek pemasara
hadap produk
Mas Adam
asaran, strate
Kardus
n susu kedel
tanggal kad
dilengkapi d
susu kedelai
Siap Jual
yang sudah m
aitu susu ked
bar 12. ProsSumbe
an berhubun
k, harga, dis
Berdasi. B
egi pemasara
lai dimasukk
daluarsa dan
dengan logo
bubuk.
masuk ke da
delai dengan
es Packaginr: PD Mas A
ngan dengan
stribusi dan
Berdasarkan
an yang dila
kan ke dalam
n mempunya
halal, izin D
alam kemasa
merek dagan
ng Susu KedAdam Berdas
n bauran pem
promosi dar
hasil wawa
akukan perus
m kardus. K
ai desain y
Depkes, kad
an, siap didi
ng ”Cap Ked
delai Bubuksi
masaran yan
ri produk su
ancara deng
sahaan yaitu
79
ardus yang
ang cukup
dungan gizi
stribusikan
delai Mas”
k.
ng meliputi
usu kedelai
gan kepala
:
80
a. Produk
PD Mas Adam Berdasi sebagai salah satu perusahaan yang sedang
berkembang, selalu berusaha untuk mempertahankan strategi mutu produk dan
pelayanan. Dimana strategi produk dilakukan melalui penawaran barang yang
berkualitas tinggi. Sedangkan strategi pelayanan yaitu dengan cara membina
hubungan baik dengan distributor dan konsumen melalui peningkatan pelayanan
kepada distributor dan konsumen, yaitu dengan cara memberi jaminan berupa
pengembalian barang kembali atau penggantian terhadap barang yang diterima
dalam keadaan rusak baik kemasan maupun isi. Berdasarkan strategi ini
diharapkan mampu meningkatkan pangsa pasar yang akhirnya akan meningkatkan
angka penjualan produk.
PD Mas Adam Berdasi hanya memproduksi susu kedelai bubuk dengan
merek Cap Kedelai Mas dengan ukuran 250 gr dengan rasa alami. Rasa alami dari
produk susu kedelai ini, tanpa langu dan tanpa bahan pengawet. Produk susu
kedelai bubuk Cap Kedelai Mas, mempunyai tingkat kadaluarsa yang lama yaitu
satu tahun. Tingkat kadaluarsa yang lama tersebut sudah di uji oleh Depkes dan
perusahaan swasta “Nestel” yang merupakan pusat penelitian.
Selain itu, susu bubuk kedelai instan Cap Kedelai Mas mempunyai
kemasan yang menarik. Kemasan tersebut sudah terdapat izin Depkes, sertifikasi
halal, kandungan gizi susu kedelai dan manfaat minum susu kedelai. Tetapi
produk ini mempunyai kelemahan dari segi kualitas pembungkus bubuk susu,
yakni menggunakan plastik bukan alumunium foil. Hal ini patut dikhawatirkan,
karena konsumen bisa mempunyai pandangan buruk terhadap kualitas produk.
81
b. Harga
Perusahaan menetapkan harga dengan menggunakan cost plus pricing
method yaitu dengan mempertimbangkan biaya produksi, biaya non produksi, dan
persentase mark up. Perusahaan memandang strategi harga sangat penting sebagai
alat untuk mempersepsikan produk menurut penilaian konsumen.
Harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan merupakan harga untuk
distributor. Adapun harga yang diterima konsumen ditentukan oleh pengecer atau
distributor, sehingga harga susu kedelai bubuk untuk konsumen dapat berbeda di
tiap pengecer atau distributor.
c. Distribusi
Saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan melalui dua cara, yaitu:
penjualan secara langsung kepada konsumen dan penjualan kepada distributor
atau pengecer. Penjualan langsung ke konsumen dilakukan di perusahaan,
sedangkan penjualan kepada distributor dilakukan di supermarket dan toko-toko
wilayah Bogor, diantaranya Grand, Hero, Popeye, Hero, Pakally, Grand, Sinar
prima, Al-amin, Apotek semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi
DPRD, Ganation, Mawar dan lain-lain.
Pendistribusian langsung kepada konsumen melalui cara pembelian
langsung ke perusahaan pada saat konsumen berkunjung dan lewat telepon yang
sudah tersedia. Adapun pendistribusian ke distributor-distributor menggunakan
alat transportasi berupa sepeda motor (dua buah).
Selama ini distributor-distributor tersebut menunjukkan loyalitasnya
kepada perusahaan. Hal ini terlihat dari permintaan produk yang cukup stabil dan
kontiunitas distributor sebagai pelanggan perusahaan.
82
d. Promosi
Promosi yang dilakukan oleh PD Mas Adam Berdasi adalah dengan
mengikuti berbagai pameran yang berskala kabupaten. Promosi yang berskala
kabupaten misalnya mengikuti setiap kali perayaan Hari Jadi Kabupaten Bogor.
Berbagai pameran yang telah diikuti perusahaan, sampai sekarang mampu
meningkatkan permintaan konsumen tetapi belum ada distributor yang bersedia
membeli dalam skala besar.
Selain itu, kelompok mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat
proposal untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa di bidang
Kewirausahaan (PKM K) 2007 dengan membuat e-commerce. E-commerce
merupakan salah satu komponen dari sistem informasi berbasis web, yang juga
berkembang dengan adanya internet. E-Commerece merupakan media
pembelajaran On-line dimana pembeli dapat melakukan pembelian secara
langsung tanpa harus datang langsung ke toko ataupun produsen pembuatnya.
Proposal tersebut lolos, sehingga dana dari DIKTI (Direktorat Jenderal Perguruan
Tinggi) digunakan untuk membuat web perusahaan. Hal ini memberikan
keuntungan bagi perusahaan karena mendapat bantuan dan ada harapan
permintaan semakin meningkat dengan adanya web tersebut. Web tersebut
sekarang bisa diakses dengan alamat www.susukedele.com mulai tanggal 1 Mei
2008. Perusahaan juga mendapat pelatihan untuk mengelola web tersebut.
6.2 Analisis Faktor Eksternal Perusahaan
Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan
industri. Analisis faktor eksternal perusahaan dilakukan dengan meninjau faktor-
83
faktor di luar perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
kecenderungan-kecenderungan yang berada di luar kontrol perusahaan. Analisis
ini terfokus untuk mendapatkan faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan
ancaman bagi perusahaan, sehingga memudahkan perusahaan untuk menentukan
strategi-strategi dalam meraih peluang dan menghindari ancaman.
6.2.1 Lingkungan Umum
Lingkungan umum adalah suatu lingkungan yang berada di luar usaha dan
terlepas dari sistem operasional usaha. Analisis lingkungan umum dapat
menggambarkan lingkungan peluang dan ancaman bagi suatu usaha. Lingkungan
umum dapat dianalisis menggunakan alat analisis PEST (Politik, Ekonomi,
Sosial-Budaya, dan Teknologi) dan Demografi. Alat analisis tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut :
1. Faktor Sosial-Budaya
Faktor sosial-budaya dapat mempengaruhi perusahaan karena selalu terjadi
perubahan sebagai akibat dari upaya orang untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhan melalui pengendalian dan penyesuaian diri terhadap lingkungan.
Yusmarini (2004), menyatakan bahwa dewasa ini, pola konsumsi
masyarakat telah bergeser dari bahan makanan hewani ke bahan makanan nabati.
Hal ini terjadi karena masyarakat berusaha menghindari makanan kadar kolesterol
tinggi setelah diketahui adanya korelasi positif antara penyakit jantung koroner
dengan kadar kolesterol yang tinggi di dalam serum darah. Bahan makanan nabati
tidak demikian, terutama kacang kedelai. Selain itu juga meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan memberikan kesempatan kepada produk-
84
produk susu kedelai untuk masuk dalam persaingan sebagai minuman dengan
nilai gizi yang tinggi tentunya dengan jaminan keamanan untuk dikonsumsi.
Sehingga perubahan pola konsumsi tersebut dapat memberikan peluang
bagi perusahaan penghasil susu kedelai bubuk. Hal ini dikarenakan susu kedelai
bubuk memiliki kandungan protein nabati yang tinggi dan mengandung zat gizi
yang lain yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
2. Faktor Demografi
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk
terbanyak di dunia. Peningkatan jumlah penduduk dapat menciptakan pangsa
pasar bagi setiap bidang usaha. Selama periode tahun 2001-2005 jumlah
penduduk Indonesia setiap tahunnya mengalami pertumbuhan sekitar 2,12 persen
(Tabel 15). Tahun 2003 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang cukup besar
yaitu 5,37 persen dengan jumlah penduduk sebanyak 214.374.096 jiwa (BPS,
2006). Pertumbuhan jumlah penduduk juga terjadi di Kabupaten Bogor dari tahun
2005 ke tahun 2006 terjadi pertumbuhan penduduk sebanyak 24.053 jiwa atau
2,81 persen (Tabel 16), yaitu 855.085 jiwa pada tahun 2005 menjadi 879.138 jiwa
pada tahun 2006 (BPS Kota Bogor, 2007).
Tabel 15. Penduduk Indonesia Tahun 2001-2005 Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Pertumbuhan (%) 2001 201.703.537 - 2002 203.441.676 0,86 2003 214.374.096 5,37 2004 217.854.745 1,62 2005 219.204.724 0,62
Rata-Rata 2,12 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2006
85
Tabel 16 . Penduduk Kota Bogor Tahun 2001-2006 Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Pertumbuhan (%) 2001 760.329 - 2002 789.423 3,83 2003 820.707 3,96 2004 831.571 1,32 2005 855.085 2,83 2006 879.138 2,81
Rata-Rata 2,95 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2007
Peningkatan jumlah penduduk dapat menjadi peluang bagi pelaku usaha
karena tingkat upah menjadi kecil, hal ini dikarenakan peningkatan jumlah
penduduk yang disertai dengan peningkatan jumlah angkatan kerja yang lebih
besar. Selain itu, pertumbuhan jumlah penduduk dapat meningkatkan permintaan
karena tingkat kebutuhan yang tinggi harga susu bubuk sapi yang mahal, sehingga
menyebabkan konsumen memilih susu kedelai karena harganya relatif terjangkau.
Hal ini dapat dirasakan oleh PD Mas Adam Berdasi, yakni permintaan dari susu
kedelai bubuk instan Cap Kedelai Mas mengalami peningkatan. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 4.
3. Ekonomi
Industri susu kedelai, merupakan industri yang menghasilkan susu kedelai.
Industri yang bergantung bahan baku utama kedelai impor, karena kuantitas
kedelai nasional masih rendah. Terjadinya peningkatan harga kedelai impor akan
mempengaruhi besarnya biaya operasional perusahaan. Perkembangan harga
kedelai dapat dilihat pada Tabel 17. Peningkatan harga kedelai menyebabkan
biaya produksi menjadi meningkat.
86
Tabel 17. Perkembangan Harga Kedelai Bulan November 2007-Maret 2008
Bulan Harga Kedelai (Rp/Kg) November 2007 3.350 Desember 2007 3.750 Januari 2008 7.490 Februari 2008 6.500 Maret 2008 6.250
Sumber: Departemen Perdagangan, 2008
Selain harga kedelai, industri susu kedelai menggunakan bahan penolong
yakni gula. Begitu juga dengan kedelai, harga gula juga mengalami peningkatan.
Hal ini juga mempengaruhi biaya operasional perusahaan. Perkembangan harga
gula dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Perkembangan Harga Gula di Indonesia Tahun 2003-2007
Tahun Harga Gula (Rp/Kg) 2003 3.822 2004 3.636 2005 4.243 2006 5.744 2007 5.975
Sumber: Departemen Perdagangan, 2007
Industri susu kedelai selain menggunakan kedelai dan gula, juga
menggunakan bahan bakar minyak. Bahan bakar minyak yang harganya
mengalami peningkatan dikarenakan adanya pemotongan subsidi pemerintah dan
penghematan energi. Harga bahan baku kedelai, gula dan bahan bakar minyak
menyebabkan biaya produksi semakin meningkat dapat menjadi ancaman bagi
kelangsungan proses produksi dan penjualan. Perubahan tersebut harus ditanggapi
dengan bijak oleh perusahaan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan terjamin.
Selain peningkatan harga-harga bahan baku, banyaknya skim kredit yang
ditawarkan baik oleh pemerintah atau lembaga keuangan untuk industri kecil juga
merupakan peluang bagi industri kecil untuk meningkatkan modal kerja. Modal
87
kerja yang selama ini menjadi masalah klasik bagi pengusaha industri kecil untuk
mengembangkan usahanya. Sebagai contohnya skim kredit yang ditawarkan oleh
BNI (Bank Negara Indonesia) adalah Bank BNI menargetkan penyerapan kredit
bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Jawa Barat (Jabar). Pada tahun
2008 penyaluran kredit UMKM di provinsi tersebut ditingkatkan dari Rp 1, 6
miliar menjadi 1, 8 miliar.4 Bank BRI juga mempunyai Kredit Usaha Rakyat
(KUR) yang dapat dinikmati oleh perusahaan kecil. Selain itu pemerintah juga
memberikan berbagai macam kredit untuk usaha kecil KUK seperti (Kredit Usaha
Kecil) serta Undang-undang No 10 tahun 1998, yang didalamnya memuat pasal-
pasal yang memberikan ruang pembiayaan bagi syariah bagi bank umum,
sehingga saat ini banyak bank umum yang membuka divisi syariah denga tujuan
untuk memperluas jangkauan layanan kepada segmentasi yang tidak dapat
dijangkau secara konvensional.
4. Politik
Faktor politik berkenaan dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah, stabilitas politik negara serta secara ekonomis dan politis.
Kedelai merupakan bahan baku bagi industri susu kedelai. Sekarang perusahaan
masih menggunakan kedelai impor dalam memproduksi produknya. Hal ini
dikarenakan produksi kedelai nasional belum mampu mencukupi kebutuhan
dalam negeri.
4 www. republika.com. BNI alokasikan dana kredit UMKM Rp 1, 8 miliar, 28 Maret 2008
88
Tabel 19. Perkembangan Impor Kedelai di Indonesia, 2000-2005
Tahun Impor
Nilai (juta $) Volume (000 ton) 2000 275,48 1.278 2001 239,32 1.136 2002 299,22 1.365 2003 330,50 1.193 2004 416,93 1.116 2005 308,01 1.086
Sumber: Word Bank, 2005
Berdasarkan Tabel 19, kebutuhan impor Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri semakin meningkat. Hal ini memaksa pemerintah
sekarang ini, menetapkan kebijakan tarif impor kedelai menjadi 0 persen yang
semula 10 persen. Kebijakan tersebut dilakukakan karena lonjakan harga kedelai
internasional yang terlalu tinggi yang dapat menyebabkan para pengusaha yang
berbahan baku kedelai ada yang gulung tikar karena tidak mampu berproduksi
lagi.
5. Teknologi
Faktor teknologi dapat memberikan peluang dan ancaman bagi
perusahaan. Teknologi yang terus berkembang dapat mempengaruhi strategi
perusahaan dalam memproduksi dan memasarkan produknya. Kemajuan
teknologi yang semakin berkembang antara lain teknologi di bidang produksi,
informasi, komunikasi dan transportasi. Perusahaan susu kedelai dapat
menggunakan teknologi tradisional maupun teknologi modern. Perbedaan
teknologi ini terletak pada jenis peralatan yang digunakan selama proses produksi.
Perusahaan yang menggunakan teknologi modern, proses produksi akan semakin
cepat dan dapat menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan teknologi sederhana.
89
Peralatan yang digunakan pada industri susu kedelai dengan teknologi modern
antara lain mesin penggiling basah dan penggiling kering dan mesin pengemasan.
Teknologi yang semakin berkembang dapat dibuktikan lagi, dewasa ini terdapat
alat spray dryer dimana cairan yang dimasukkan kedalam mesin tersebut nantinya
kalau keluar dapat berupa bubuk. Mesin spray dryer dapat menggantikan fungsi
pengiling basah dan penggiling kering.
Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi dapat
menjadi peluang bagi perusahaan untuk mempromosikan dan memasarkan
produknya. Adanya alat komunikasi seperti telepon dan telepon selular dapat
mempercepat proses komunikasi antara prosdusen dengan pembeli dan pemasok.
Media informasi seperti internet dapat digunakan perusahaan untuk
mempromosikan produknya dalam jangkauan yang luas. Sedangkan
perkembangan teknologi di bidang transportasi seperti jasa pengiriman juga
memberikan peluang bagi perusahaan untuk memudahkan kegiatan
pendistribusian barang baik dari pihak pemasok ke perusahaan maupun pihak
perusahaan ke pihak pembeli.
6.2.2 Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah lingkungan yang berada di sekitar usaha yang
mempengaruhi langsung terhadap operasional usaha. Kemampuan untuk
memperoleh laba suatu usaha bukan hanya ditentukan oleh sifat-sifat industrinya
saja, melainkan juga oleh kedudukan usaha didalam industri tersebut. Dengan
demikian, hal-hal seperti ini seharusnya juga dipertimbangkan dalam penentuan
strategi usaha. Mengacu pada teori Porter (1987) menyebutkan bahwa terdapat
90
lima kekuatan persaingan yang dapat digunakan dalam analisis ini, yaitu: (1)
Kekuatan tawar menawar pembeli, (2) Kekuatan tawar menawar pemasok, (3)
Ancaman produk pengganti, (4) Ancaman pendatang baru dan (5) Persaingan
diantara pesaing-pesaing yang ada, ternyata dapat teridentifikasi juga pada
penelitian ini.
1. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Komposisi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi. Karena itu, susu
kedelai dapat digunakan sebagai alternatif pengganti susu sapi. Susu ini baik
dikonsumsi oleh mereka yang tidak suka susu sapi atau alergi susu sapi, yaitu
orang-orang yang tidak punya atau kurang enzim laktase dalam saluran
pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi. Lebih
lanjut kecenderungan pola hidup masyarakat back to nature dan meningkatnya
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan khasiat susu kedelai merupakan
peluang bagi pengembangan usaha.
Kekuatan tawar menawar pembeli dikatakan cukup kuat, hal ini
disebabkan (1) Pembeli (distributor) membeli dalam jumlah yang relatif kecil, (2)
Pembeli belum mempunyai informasi yang lengkap dan terperinci tentang produk
dan pasarnya dan (3) Menghadapi biaya pengalihan yang relatif kecil. Kekuatan
tawar menawar pembeli relatif besar dibandingkan dengan permintaan terhadap
produk tersebut. Pembeli mudah pindah ke produk lain sejenis, sehingga biaya
pengalihan pembeli relatif kecil.
2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
PD Mas Adam Berdasi membeli kedelai dari Koperasi Tahu Tempe
Indonesia (KOPTI), Bogor dan toko-toko langganan di pasar. Sedangkan, bahan
91
baku seperti gula merah, jahe dan bahan penunjang lainnya, perusahaaan membeli
langsung ke toko-toko langganan di pasar. Dalam memperoleh bahan baku
lainnya perusahaan tidak mengalami kesulitan karena mudah didapat di pasar.
Pemasok memiliki kekuatan tawar menawar yang (tidak terlalu kuat)
karena perusahaan tidak bergantung hanya pada satu pemasok tetapi juga
pemasok lain. Artinya, jika bahan baku yang dibeli dari satu pemasok kurang
memenuhi standar, baik dari segi harga, kualitas, maupun kuantitas, maka
perusahaan dapat membelinya dari pemasok lain. Dengan demikian, dalam
industri susu kedelai tidak terlalu sulit untuk mendapat pemasok.
3. Ancaman Produk Pengganti
Mengenali produk-produk pengganti adalah persoalan mencari produk lain
yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Faktor
harga dan kualitas akan menentukan intensitas tekanan dari produk pengganti.
Tekanan persaingan semakin bertambah ketika harga produk pengganti relatif
lebih murah dan biaya konsumen untuk beralih ke produk pun rendah.
Pada industri susu kedelai, produk yang dapat digolongkan menjadi
produk pengganti adalah minuman sari kacang-kacangan seperti minuman sari
kacang hijau, susu kambing, susu kuda dan lain-lain. Tingginya barang subtitusi
dari susu kedelai memberikan ancaman bagi perusahaan untuk menguasai pasar
dengan inovasi produk. Walaupun, produk pengganti turut mempengaruhi industri
susu kedelai dalam menarik pasar. Konsumen bebas memilih produk minuman
instan sesuai dengan selera masing-masing. Pada kenyataannya susu kedelai
bubuk yang memiliki nilai gizi tinggi dan cita rasa yang enak dapat bersaing
dengan produk minuman instan lain yang memiliki fungsi sama.
92
4. Persaingan di Antara Para Pesaing yang Ada
Persaingan diantara pesaing produk susu kedelai bubuk instan cukup ketat.
Hal ini dapat dilihat dari persaingan harga dan promosi yang dilakukan oleh
masing-masing perusahaan. persaingan harga yang ditetapkan oleh masing-
masing perusahaan dengan berbagai merek dagang yang berbeda dapat dilihat
pada Tabel 20.
Tabel 20. Daftar Harga Susu Kedelai Bubuk Instan di Hero Swalayan Merk Dagang Harga (Rp/250 gr)
Alamina 19.166,67 Cap Kedelai Mas 13.250,00 Maureen 13.850,00 Melilea 25.000,00 MDL-525 43.750,00
Sumber: Hero Swalayan Padjajaran, 2008
Berdasarkan Tabel 20, Perbedaan harga yang ditetapkan oleh masing-
masing perusahaan dipengaruhi biaya produksi dan biaya promosi yang
dilakukannya. Seperti halnya susu kedelai bubuk instan dengan merek dagang
MDL-525 mempunyai harga yang paling mahal, dikarenakan mempunyai biaya
promosi yang besar. Promosi yang dilakukan perusahaan tersebut antara lain,
iklan di televisi dan melalui situs internet. Biaya yang dikeluarkan untuk promosi
melalui televisi cukup besar dan pembangunan situs internet untuk media promosi
juga menghabiskan dana yang besar. Selain itu, jaringan distribusi juga dibangun
dengan mendirikan toko, etalase di suatu distributor dan adanya agen-agen penjual
produk untuk meningkatkan pangsa pasar. Sedangkan susu kedelai bubuk merek
dagang Maureen mempunyai harga yang lebih terjangkau dikarenakan biaya
promosi yang dikeluarkan masih cukup kecil, promosi dilakukan dengan cara
mencari distributor-distributor di berbagai daerah sehingga tanpa situs internet dan
promosi melalui televisi, produk ini masih bisa bersaing.
93
Sedangkan PD Mas Adam Berdasi dengan merek dagang Cap Kedelai
Mas mempunyai harga yang paling rendah, dikarenakan perusahaan tersebut
mendapat bantuan dalam pembangunan situs internet dan belum melakukan
promosi melalui televisi. Hal ini bisa menjadi hambatan masuk bagi pendatang
baru karena perusahaan lama sudah membangun indentitasnya dengan berbagai
promosi.
Selain itu hambatan yang ada dalam industri susu kedelai, dapat berupa
hambatan mutu produk. Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas
baru, keinginan untuk merebut bagian pasar dan bahkan sumberdaya yang lebih
besar. Mengakibatkan harga jual dapat menurun atau biaya perolehan bahan baku
semakin meningkat, sehingga mempengaruhi kemampulabaan. Persaingan dalam
suatu industri adalah hal wajar yang dibutuhkan suatu industri untuk berkreativitas
dalam meningkatkan mutu dan kuantitas produk yang dihasilkan.
5. Ancaman Pendatang Baru
Pendatang baru dalam industri dapat menunjukkan tingkat persaingan
yang akan dihadapi oleh suatu usaha dalam industri tersebut. Jika semakin banyak
pendatang baru yang memasuki wilayah industri maka akan menimbulkan
sejumlah implikasi bagi perusahaan yang ada, misalnya terjadi perebutan pangsa
pasar yang ada dan perebutan sumberdaya produksi yang terbatas.
Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada
rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah
ada yang dapat diperkirakan oleh si pendatang baru. Untuk memulai usaha susu
kedelai bubuk ini membutuhkan investasi yang cukup besar sehingga memberi
hambatan bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam industri susu kedelai bubuk.
94
Menurut Porter (1995), terdapat enam faktor yang menjadi peluang atau
penghambat bagi masuknya perusahaan pendatang baru ke dalam industri,
keenam faktor tersebut adalah:
a. Skala Ekonomis
Pendatang baru pada industri susu kedelai pada umumnya masuk dengan skala
usaha yang sama atau lebih dari pesaing. Skala ekonomis menghalangi
masuknya pendatang baru dengan memaksa mereka untuk masuk pada skala
yang sama dengan pesaing yang ada dan mengambil resiko dengan
menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada atau masuk dengan skala
kecil dan beroperasi dengan tingkat yang tidak menguntungkan.
b. Diferensiasi Produk
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan susu kedelai pada umumnya sama
yaitu berupa susu kedelai cair dan susu kedelai bubuk. Diferensiasi produk
banyak dilakukan perusahaan susu kedelai untuk mempunyai identifikasi
merek dan kesetiaan pelanggan, yakni dengan promosi melalui situs internet
perusahaan.
c. Kebutuhan Modal
Besarnya nilai investasi dan besarnya kebutuhan modal menghambat
pendatang baru untuk memasuki industri. Perusahaan susu kedelai umumnya
mengunakan modal sendiri dan pinjaman modal dari pihak perbankan atau
pihak lain sehingga tingkat suku bunga perbankan mempengaruhi perusahaan
yang mendapat pinjaman. Selain itu biaya riset dan pengembangan sendiri
untuk menentukan formula susu kedelai cukup besar sehingga dapat
menghambat pendatang baru untuk masuk ke dalam industri.
95
d. Biaya Pengalihan
Pendatang baru harus menawarkan penyempurnaan dalam hal biaya atau
prestasi agar pembeli mau pindah dari pemasok lama. Biaya ini meliputi biaya
peralatan dan biaya desain produk. Peralatan dalam memproduksi susu kedelai
bubuk mempunyai harga yang mahal dan perbedaan kemasan pada industri
susu kedelai menyebabkan pendatang baru harus mengeluarkan biaya besar
untuk mempengaruhi pembeli beralih ke produknya.
e. Akses ke Distribusi
Akses ke saluran distribusi merupakan salah satu ancaman yang harus
diperhitungkan dengan adanya pendatang baru. Semakin mudah akses ke
saluran distribusi dikuasai pendatang baru maka ancaman masuknya pendatang
baru semakin kuat. Walaupun pada saat ini, saluran distribusi yang ada
sebagian besar masih dikuasai oleh perusahaan-perusahaan lama dan akses ke
saluran distribusi yang mungkin dilakukan oleh pendatang baru masih rendah,
tetapi pendatang baru dapat dengan mudah mengakses saluran distribusi yang
ada dengan informasi yang tersedia di pasar.
f. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup kemungkinan masuk ke
dalam industri dengan melakukan pengawasan dan pengendalian, seperti
penetapan surat izin usaha dan peraturan. Pemerintah memberikan kemudahan
bagi perusahaan baru untuk mendaftarkan usahanya melalui keringanan biaya
administrasi akan mempengaruhi ancaman pendatang baru. Selain itu, izin
Departemen Kesehatan (Depkes) tentang kelayakan suatu produk untuk layak
dikonsumsi merupakan ancaman bagi pendatang baru karena biayanya mahal.
96
VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI
7.1 Identifikasi Faktor Internal
Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi kekuatan
(strenghts) dan kelemahan (weaknesses) internal perusahaan, antara lain: faktor
sumberdaya manusia, keuangan dan akuntasi, produksi dan pemasaran. Hasil
analisis lingkungan internal perusahaan menunjukkan beberapa hal yang menjadi
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat
dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Kekuatan dan Kelemahan PD Mas Adam Berdasi
Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Sumberdaya Manusia • Hubungan baik antara
karyawan dengan perusahaan
• Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan
• Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas
Keuangan dan Akuntasi • Sistem akuntansi keuangan sudah tertata dengan baik
• Sikap tertutup perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur
• Modal terbatas Produksi dan Operasi • Penggunaan mesin
produksi yang modern • Produk berkualitas • Harga lebih terjangkau
dibandingkan pesaing • Pengalaman usaha selama
17 tahun
• Kurangnya inovasi produk
Pemasaran • Terjalin hubungan yang baik dengan distributor
• Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes
• Memiliki web
• Kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium foil
• Daerah pemasaran masih terbatas
• Kegiatan promosi rendah • Armada distribusi
perusahaan terbatas
97
Kekuatan Perusahaan
a. Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan
Perusahaan masih menempatkan sistem padat karya dalam mengelola
usahanya, sehingga keharmonisan diantara para karyawan sangat diperlukan.
Hubungan harmonis tersebut terlihat dalam perusahaaan PD Mas Adam Berdasi.
Selain hal itu, sesekali perusahaan memberikan bonus berupa uang kepada
karyawan. Perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) berupa uang,
kue, dan pakaian yang diberikan kepada karyawan. Perhatian yang diberikan
terhadap karyawan akan membuat karyawan lebih nyaman dan menikmati apa
yang dikerjakan di dalam perusahaan.
b. Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari
bawahan
Suasana kekeluargaan yang menjadi budaya perusahaan dapat terlihat pada
pengambilan keputusan. Keputusan perusahaan dipegang oleh pemilik yaitu
Bapak H. Sadili, tetapi juga mempertimbangkan masukan dari bawahan. Hal ini
menjadi penting ketika terjadi kesalahan pengambilan keputusan, sebab dapat
menyebabkan arah kebijakan perusahaan menjadi tidak sesuai lagi dengan
tujuannya. Lebih lanjut pengambilan keputusan oleh pemilik yang
mempertimbangkan masukan dari bawahan menjadi kekuatan internal perusahaan,
sebab kinerja seperti itu sudah menjadi budaya perusahaan yang dapat diterima
oleh semua staf dan karyawannya. Kekuatan itu muncul ketika pemilik
memberikan spesifikasi pekerjaan, penekanan kepada karyawan untuk bekerja
secara ulet, teliti, dan rapih sehingga tercipta efisiensi, efektifitas dan disiplin
kerja.
98
c. Sistem akuntansi keuangan sudah tertata dengan baik
Perusahaan selalu melakukan pencatatan secara akutansi terhadap
pengelolaan keuangan dan modal perusahaan. Manajemen keuangan dari
perusahaan sudah tertata dengan baik, sehingga keuangan perusahaan dengan
keuangan rumah tangga pemilik dapat dibedakan. Perusahaan dapat mengetahui
berapa besarnya laba yang diperoleh. Selain itu, perusahaan menyediakan buku
tamu bagi orang yang berkunjung sebagai dokumentasi perusahaan.
d. Penggunaan mesin produksi yang modern
PD Mas Adam Berdasi dalam memproduksi susu kedelai bubuk
menggunakan mesin produksi yang sudah modern.Terdapat tiga mesin penggiling,
yaitu mesin penggiling 7,6 PK yang kapasitasnya 20 kg per jam, mesin penggiling
14 PK dengan kapasitas 30 kg per jam, dan mesin penggiling 17 PK dengan
kapasitas 50 kg per jam. Tiga mesin tersebut difungsikan sebagai mesin
penggiling basah (7,6 PK) dan penggiling kering (14 PK dan 17 PK). Pemakaian
mesin produksi yang mempunyai kapasitas produksi berbeda-beda sudah mampu
memenuhi permintaan konsumen yang selama ini dihadapi oleh perusahaan.
e. Produk berkualitas
PD Mas Adam Berdasi hanya memproduksi susu kedelai bubuk dengan
merek dagang Cap Kedelai Mas dengan ukuran 250 gr dengan rasa alami. Rasa
alami dari produk susu kedelai ini, tanpa langu, tanpa bahan pengawet dan tidak
perlu ditambah gula. Kebersihan dalam proses produksi yang terjaga dengan baik
membuat kualitas rasa dan gizi yang terkandung dalam susu kedelai bubuk tetap
terjaga. Susu kedelai bubuk memiliki daya tahan produk yang lama yaitu satu
tahun. Kualitas produk yang cukup baik, rasa yang enak, kandungan gizi yang
99
tinggi, tidak menggunakan bahan kimia dan daya tahan produk yang lama
merupakan kekuatan bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggannya.
Kualitas dari produk ini harus senantiasa dipertahankan oleh perusahaan. Produk
susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas, mempunyai tingkat kadaluarsa dan
kandungan gizinya sudah di uji oleh Depkes dan perusahaan swasta “Nestel” yang
merupakan pusat penelitian.
f. Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing
Perusahaan menetapkan harga dengan menggunakan cost plus pricing
method yaitu dengan mempertimbangkan biaya produksi, biaya non produksi, dan
persentase mark up. Perusahaan memandang strategi harga sangat penting sebagai
alat untuk mempersepsikan produk menurut penilaian konsumen.
Tabel 22. Daftar Harga Susu Kedelai Bubuk Instan di Hero Swalayan
Merk Dagang Harga (Rp/250 gr) Alamina 19.166,67 Cap Kedelai Mas 13.250,00 Maureen 13.850,00 Melilea 25.000,00 MDL-525 43.750,00
Sumber: Hero Swalayan Padjajaran, 2008
Berdasarkan Tabel 22, PD Mas Adam Berdasi yang memproduksi susu
kedelai bubuk instan dengan merek dagang Cap Kedelai Mas mempunyai harga
yang lebih terjangkau apabila dibandingkan pesaingnya. Harga jual susu kedelai
bubuk instan Cap Kedelai Mas sebesar Rp 13.250,00 per 250 gr. Hal tersebut
memberikan kekuatan bagi perusahaan untuk bersaing dalam industri susu
kedelai.
100
g. Pengalaman usaha selama 17 tahun
Pengalaman usaha selama 17 tahun pada industri susu kedelai menjadi
kekuatan bagi perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan dalam
industri dan mempertahankan pelanggan utamanya diperoleh melalui pengalaman
usaha selama 17 tahun. Pengalaman tersebut dirasakan oleh Bapak H. Sadili
sebagai pemilik perusahaan yang terlibat langsung dalam pengolahan produksi
susu kedelai bubuk, sehingga beliau dapat mengenal baik keunggulan dan
kelemahan perusahaannya.
h. Terjalin hubungan yang baik dengan distributor
Saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan melalui dua cara, yaitu:
penjualan secara langsung kepada konsumen dan penjualan kepada distributor
atau pengecer. Penjualan langsung ke konsumen dilakukan di perusahaan,
sedangkan penjualan kepada distributor dilakukandi supermarket dan toko-toko
wilayah Bogor, diantaranya Grand, Hero, Popeye, Hero, Pakally, Grand, Sinar
prima, Al-amin, Apotek semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi
DPRD, Ganation, Mawar dan lain-lain. Selama ini distributor-distributor tersebut
menunjukkan loyalitasnya kepada perusahaan. Hal ini terlihat dari permintaan
produk yang cukup stabil dan kontiunitas distributor sebagai pelanggan
perusahaan.
i. Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes
PD Mas Adam Berdasi sudah memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
dengan nomor 102055210771. Selain itu juga memiliki Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kab. Bogor,
Perusahaan juga mempunyai Sertifikasi Halal dari MUI dengan No : MUI-JB
101
01121015660606 dan izin dari Departemen Kesehatan dengan nomor RI. No. SP.
276/10-09/97. Terdapatnya sertifikat halal dan izin Depkes, maka konsumen tidak
khawatir untuk mengkonsumsi susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas.
j. Memiliki web
E-commerce merupakan salah satu komponen dari sistem informasi
berbasis web, yang juga berkembang dengan adanya internet. E-Commerece
merupakan media pembelajaran On-line dimana pembeli dapat melakukan
pembelian secara langsung tanpa harus datang langsung ke toko ataupun produsen
pembuatnya. PD Mas Adam Berdasi mempunyai web, web tersebut sekarang bisa
diakses dengan alamat www.susukedele.com mulai tanggal 1 Mei 2008. Hal ini
memberikan keuntungan bagi perusahaan karena mendapat bantuan dan ada
harapan permintaan semakin meningkat dengan adanya web tersebut. Perusahaan
juga mendapat fasilitas pelatihan agar dapat mengelola web tersebut.
Kelemahan Perusahaan
a. Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas
Kepala staf ada yang mempunyai pekerjaan lain di luar perusahaan
menyebabkan curahan waktu yang diberikan kepada perusahaan cukup terbatas.
Peran ganda akan dilakukan oleh seorang staf, jika seorang staf yang lain tidak
ada di perusahaan. Peran ganda yang dilakukan seorang kepala staf menyebabkan
kurang fokus dalam melaksanakan suatu tugas perusahaan. Hal tersebut dapat
mempengaruhi kinerja kepala staf dalam menyelesaikan pekerjaannya.
102
b. Sikap tertutup perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur
Sikap tertutup dari pemilik perusahaan yang menolak pinjaman dari pihak
lain, dikarenakan pemilik merasa terbebani dengan adanya hutang. Padahal
perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang memiliki keterbatasan modal
dalam mengembangkan usahanya. Hal ini dapat dirasakan, pada saat perusahaan
diminta untuk membuat etalase produk oleh salah satu distributor, perusahaan
belum mampu merealisasikannya.
c. Modal terbatas
Modal merupakan bagian terpenting dalam suatu usaha. PD Mas Adam
Berdasi berusaha untuk mengembangkan usaha dan memperluas daerah
pemasarannya. Namun, hal tersebut memerlukan modal yang cukup besar.
Perusahaan belum pernah mendapatkan bantuan dana dari pihak manapun dan
pihak manajemen belum pernah mengajukan pinjaman ke bank walaupun sudah
ditawari pinjaman. Perusahaan hanya menggunakan modal pribadi dari pemilik
perusahaan yang terbatas dan selama ini belum mampu digunakan untuk
memperluas daerah pemasaran.
d. Kurangnya inovasi produk
PD Mas Adam Berdasi hanya memproduksi susu kedelai bubuk dengan
merek Cap Kedelai Mas dengan ukuran 250 gr dengan rasa alami. Rasa alami dari
produk susu kedelai ini, tanpa langu dan tanpa bahan pengawet. Padahal susu
kedelai dapat disajikan dalam bentuk murni, artinya tanpa penambahan gula dan
cita rasa baru, dapat juga ditambah gula atau flavor seperti moka, pandan, panili,
coklat, strawberi, dan lain-lain.
103
e. Kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium
foil
Susu bubuk kedelai instan Cap Kedelai Mas mempunyai kemasan yang
menarik. Kemasan tersebut sudah terdapat izin Depkes, sertifikasi halal,
kandungan gizi susu kedelai dan manfaat minum susu kedelai. Tetapi produk ini
mempunyai kelemahan dari segi kualitas pembungkus bubuk susu, yakni
menggunakan plastik bukan alumunium foil. Hal ini patut dikhawatirkan, karena
konsumen bisa mempunyai pandangan buruk terhadap kualitas produk.
f. Daerah pemasaran masih terbatas
PD Mas Adam Berdasi yang ada di Kecamatan Rumpin-Bogor, adalah
salah satu usaha kecil dan menengah yang menghasilkan susu kedelai bubuk.
Produk susu kedelai bubuk tersebut dipasarkan di supermarket dan toko-toko
wilayah Bogor. Perusahaan belum melakukan kegiatan pemasaran ke luar wilayah
Bogor, dikarenakan keterbatasan perusahaan dalam kegiatan promosi dan pihak
manajemen belum melakukan negosiasi dengan distributor dari luar Bogor.
g. Kegiatan promosi rendah
Promosi yang dilakukan oleh PD Mas Adam Berdasi adalah dengan
mengikuti berbagai pameran yang berskala kabupaten. Promosi yang berskala
kabupaten misalnya mengikuti setiap kali perayaan Hari Jadi Kabupaten Bogor.
Berbagai pameran yang telah diikuti perusahaan, sampai sekarang mampu
meningkatkan permintaan konsumen tetapi belum ada distributor yang bersedia
membeli dalam skala besar.
104
h. Armada distribusi perusahaan terbatas
Kegiatan penjualan yang dilakukan adalah penjualan langsung ke
konsumen dilakukan di perusahaan, sedangkan penjualan kepada distributor
dilakukan di supermarket dan toko-toko wilayah Bogor, diantaranya Grand, Hero,
Popeye, Hero, Pakally, Grand, Sinar prima, Al-amin, Apotek semplak, Remaja,
Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi DPRD, Ganation, Mawar dan lain-lain.
Pendistribusian langsung kepada konsumen melalui cara pembelian langsung ke
perusahaan pada saat konsumen berkunjung dan lewat telepon yang sudah
tersedia. Adapun pendistribusian ke distributor-distributor menggunakan alat
transportasi berupa sepeda motor (dua buah). Alat transportasi tersebut dirasakan
oleh manajer pemasaran belum cukup, karena pada saat ada pendistribusian
produk yang bersamaan dan berlawanan arah. Hal tersebut menyebabkan
perusahaan akan menyewa angkutan untuk mengantarkan barang ke distributor.
Armada distribusi yang terbatas menjadi kelemahan bagi perusahaan yang
berencana memperluas daerah pemasarannya.
7.2 Identifikasi Faktor Eksternal
Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) antara lain: faktor politik, ekonomi, social
budaya, teknologi, faktor pemasok, pendatang baru, produk subtitusi, dan faktor
persaingan diantara pesaing. Hasil analisis terhadap lingkungan eksternal
perusahaan menunjukkan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) sebagi
berikut :
105
Peluang Perusahaan
a. Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke
nabati
Yusmarini (2004), menyatakan bahwa dewasa ini, pola konsumsi
masyarakat telah bergeser dari bahan makanan hewani ke bahan makanan nabati.
Hal ini terjadi karena masyarakat berusaha menghindari makanan kadar kolesterol
tinggi setelah diketahui adanya korelasi positif antara penyakit jantung koroner
dengan kadar kolesterol yang tinggi di dalam serum darah. Bahan makanan nabati
tidak demikian, terutama kacang kedelai. Selain itu juga meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan memberikan kesempatan kepada produk
produk susu kedelai untuk masuk dalam persaingan sebagai minuman dengan
nilai gizi yang tinggi tentunya dengan jaminan keamanan untuk dikonsumsi.
b. Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk
Peningkatan jumlah penduduk dapat menciptakan pangsa pasar bagi setiap
bidang usaha. Selama periode tahun 2001-2005 jumlah penduduk Indonesia setiap
tahunnya mengalami pertumbuhan sekitar 2,12 persen (Tabel 15). Tahun 2003
terjadi peningkatan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu 5,37 persen dengan
jumlah penduduk sebanyak 214.374.096 jiwa (BPS, 2006). Pertumbuhan jumlah
penduduk juga terjadi di Kabupaten Bogor dari tahun 2005 ke tahun 2006 terjadi
pertumbuhan penduduk sebanyak 24.053 jiwa atau 2,81 persen (Tabel 16), yaitu
855.085 jiwa pada tahun 2005 menjadi 879.138 jiwa pada tahun 2006 (BPS Kota
Bogor, 2007). Selain itu, peningkatan jumlah penduduk juga dapat menjadi
peluang bagi pelaku usaha karena tingkat upah menjadi kecil, hal ini dikarenakan
peningkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan jumlah angkatan
kerja yang lebih besar. Selain itu, pertumbuhan jumlah penduduk dapat
106
meningkatkan permintaan karena tingkat kebutuhan yang tinggi dan harga susu
bubuk sapi yang mahal. Hal ini dapat dirasakan oleh PD Mas Adam Berdasi yang
mengalami peningkatan permintaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.
c. Banyaknya skim kredit bagi usaha kecil menengah
Banyaknya skim kredit yang ditawarkan baik oleh pemerintah atau lembaga
keuangan untuk industri kecil juga merupakan peluang bagi industri kecil untuk
meningkatkan modal kerja. Modal kerja yang selama ini menjadi masalah klasik
bagi pengusaha industri kecil untuk mengembangkan usahanya. Sebagai
contohnya skim kredit yang ditawarkan oleh BNI (Bank Negara Indonesia) adalah
Bank BNI menargetkan penyerapan kredit bagi usaha mikro kecil menengah
(UMKM) di Jawa Barat (Jabar). Pada tahun 2008 penyaluran kredit UMKM di
provinsi tersebut ditingkatkan dari Rp 1, 6 miliar menjadi 1, 8 miliar. Bank BRI
juga mempunyai Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dinikmati oleh
perusahaan kecil. Selain itu pemerintah juga memberikan berbagai macam kredit
untuk usaha kecil KUK seperti (Kredit Usaha Kecil) serta Undang-undang No 10
tahun 1998, yang didalamnya memuat pasal-pasal yang memberikan ruang
pembiayaan bagi syariah bagi bank umum, sehingga saat ini banyak bank umum
yang membuka divisi syariah denga tujuan untuk memperluas jangkauan layanan
kepada segmentasi yang tidak dapat dijangkau secara konvensional.
d. Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % menjadi 0 %
Pemerintah sekarang ini, menetapkan kebijakan tarif impor kedelai
menjadi 0 persen yang semula 10 persen. Kebijakan tersebut dilakukakan karena
lonjakan harga kedelai internasional yang terlalu tinggi yang dapat menyebabkan
107
para pengusaha yang berbahan baku kedelai ada yang gulung tikar karena tidak
mampu berproduksi lagi.
e. Mesin produksi spray dryer yang efektif
Peralatan yang digunakan pada industri susu kedelai dengan teknologi
modern antara lain mesin penggiling basah dan penggiling kering dan mesin
pengemasan. Teknologi yang semakin berkembang dapat dibuktikan lagi, dewasa
ini terdapat alat spray dryer dimana cairan yang dimasukkan kedalam mesin
tersebut nantinya kalau keluar dapat berupa bubuk. Mesin spray dryer dapat
menggantikan fungsi pengiling basah dan penggiling kering, sehingga proses
produksi lebih efektif. Selain itu, perkembangan teknologi di bidang informasi
dan komunikasi dapat menjadi peluang bagi perusahaan untuk mempromosikan
dan memasarkan produknya sebagai contohnya adalah web.
f. Pasokan bahan baku kontinyu
Pemasok memiliki kekuatan tawar menawar yang (tidak terlalu kuat)
karena perusahaan tidak bergantung hanya pada satu pemasok tetapi juga
pemasok lain. Artinya, jika bahan baku yang dibeli dari satu pemasok kurang
memenuhi standar, baik dari segi harga, kualitas, maupun kuantitas, maka
perusahaan dapat membelinya dari pemasok lain. Dengan demikian, dalam
industri susu kedelai tidak terlalu sulit untuk mendapat pemasok. Adanya pasokan
bahan baku yang kontinyu dari pemasok akan memperlancar produksi perusahaan
dalam memenuhi permintaan konsumen dan distributor.
g. Hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar
Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa
mereka untuk masuk pada skala yang sama dengan pesaing yang ada dan
108
mengambil resiko dengan menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada
atau masuk dengan skala kecil dan beroperasi dengan tingkat yang tidak
menguntungkan.
Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada
rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah
ada yang dapat diperkirakan oleh si pendatang baru. Memulai usaha susu kedelai
bubuk ini membutuhkan investasi yang cukup besar sehingga memberi hambatan
bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam industri susu kedelai. Biaya investasi
untuk mendapatkan formula susu kedelai yang layak konsumsi cukup besar.
Hambatan lainnya adalah reaksi dari pesaing dengan promosi yang lebih gencar
dan loyalitas distributor terhadap perusahaan lama dalam memasarkan produk,
menyebabkan pendatang baru mencari saluran distribusi yang lain.
Ancaman Perusahaan
a. Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat
Industri susu kedelai menggunakan kedelai dan gula, juga menggunakan
bahan bakar minyak. Harga bahan baku kedelai, gula dan bahan bakar minyak
menyebabkan biaya produksi semakin meningkat dapat menjadi ancaman bagi
kelangsungan proses produksi dan penjualan. Perubahan tersebut harus ditanggapi
dengan bijak oleh perusahaan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan terjamin.
b. Bargaining position pembeli kuat
Kekuatan tawar menawar pembeli dikatakan cukup kuat, hal ini
disebabkan (1) Pembeli (distributor) membeli dalam jumlah yang relatif kecil, (2)
Pembeli belum mempunyai informasi yang lengkap dan terperinci tentang produk
109
dan pasarnya dan (3) Menghadapi biaya pengalihan yang relatif kecil. Kekuatan
tawar menawar pembeli relatif besar dibandingkan dengan permintaan terhadap
produk tersebut. Pembeli mudah pindah ke produk lain sejenis, sehingga biaya
pengalihan pembeli relatif kecil.
c. Barang subtitusi tinggi
Pada industri susu kedelai, produk yang dapat digolongkan menjadi
produk pengganti adalah minuman sari kacang-kacangan seperti minuman sari
kacang hijau, susu kambing, susu kuda dan lain-lain. Tingginya barang subtitusi
dari susu kedelai memberikan ancaman bagi perusahaan untuk menguasai pasar
dengan inovasi produk. Faktor harga dan kualitas akan menentukan intensitas
tekanan dari produk pengganti. Tekanan persaingan semakin bertambah ketika
harga produk pengganti relatif lebih terjangkau dan biaya konsumen untuk beralih
ke produk pun rendah.
d. Jaringan distribusi pesaing lebih luas
Perusahaan melakukan kegiatan promosi dan membangun jaringan
distribusi untuk mempermudah konsumen dalam mendapatkan produk yang akan
dipasarkan. Jaringan distribusi dibangun dengan mendirikan toko, etalase di suatu
distributor dan adanya agen-agen penjual produk untuk meningkatkan pangsa
pasar. Hal itu, sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan yang memproduksi susu
kedelai untuk meningkatkan pangsa pasar produknya.
e. Persaingan semakin ketat
Industri susu kedelai bubuk mempunyai persaingan yang ketat. Persaingan
untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar dari persaing, sehingga masing-
masing perusahaan melakukan strategi tertentu. Persaingan yang ketat dalam
110
terlihat dari harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan dalam menghadapi
pesaing. Persaingan yang ketat juga dapat terlihat dengan banyaknya jumlah
perusahaan di dalam industri susu kedelai yang mengakibatkan harga jual dapat
menurun atau biaya perolehan bahan baku semakin meningkat, sehingga
mempengaruhi kemampulabaan. Persaingan dalam suatu industri adalah hal wajar
yang dibutuhkan suatu industri untuk berkreativitas dalam meningkatkan mutu
dan kuantitas produk yang dihasilkan.
Hasil analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan menunjukkan
peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Peluang dan ancaman perusahaan
dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Peluang dan Ancaman PD Mas Adam Berdasi
Faktor Eksternal Peluang Ancaman Sosial-Budaya • Perubahan pola konsumsi
masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati
Demografi • Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk
Ekonomi • Banyak skim kredit bagi usaha kecil menengah
• Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat
Politik • Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 %
Teknologi • Mesin produksi spray dryer yang efektif
Kekuatan tawar menawar pembeli
• Bargaining position pembeli kuat
Kekuatan tawar menawar pemasok
• Pasokan bahan baku kontinyu
Ancaman produk pengganti • Barang subtitusi tinggi Persaingan diantara pesaing yang ada
• Jaringan distribusi pesaing lebih luas
• Persaingan semakin ketat Ancaman pendatang baru • Hambatan bagi pendatang
baru untuk memasuki industri besar
111
7.3 Analisis Matriks IFE dan EFE
Berdasarkan informasi pada identifikasi faktor internal dan eksternal,
maka disusunlah matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE
(External Factor Evaluation) yang akan dibahas sebagai berikut:
7.3.1 Matriks IFE
Matriks IFE diperoleh dari hasil analisis lingkungan internal perusahaan
yang mengidentifikasi faktor-faktor kunci internal perusahaan berupa kekuatan
dan kelemahan. Kemudian dilakukan pembobotan oleh responden, sehingga
diperoleh bobot dari masing-masing faktor kunci internal perusahaan. Langkah
selanjutnya adalah dengan memberikan peringkat (rating) pada faktor-faktor kunci
internal tersebut, maka dapat diperoleh hasil seperti pada Tabel 24.
Tabel 24. Matriks IFE PD Mas Adam Berdasi
Faktor Kunci Internal Bobot Rating Skor I. Kekuatan Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan 0.062 3.000 0.186Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan
0.063 3.667 0.231
Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik 0.058 3.333 0.193Penggunaan mesin produksi yang modern 0.058 3.333 0.193Produk berkualitas 0.067 4.000 0.268Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing 0.060 3.333 0.200Pengalaman usaha selama 17 tahun 0.055 3.333 0.183Terjalin hubungan yang baik dengan distributor 0.055 3.333 0.183Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes 0.062 4.000 0.248Memiliki web 0.047 3.000 0.141II. Kelemahan Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas
0.046 1.667 0.077
Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur
0.049 2.000 0.098
Modal terbatas 0.053 1.333 0.071Kurangnya inovasi produk 0.054 1.667 0.090Kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium foil
0.053 1.667 0.088
Daerah pemasaran masih terbatas 0.056 1.667 0.093Kegiatan promosi rendah 0.054 1.667 0.090Armada distribusi perusahaan terbatas 0.046 2.000 0.092
Total 1.000 2.726
112
Berdasarkan Tabel 24, dapat dilihat bahwa faktor kunci internal yang
mempunyai skor kekuatan tertinggi adalah produk berkualitas. Hal ini ditunjukkan
oleh nilai bobot sebesar 0,067 dengan rating 4 dan skor sebesar 0,268. Faktor
kunci ini merupakan peluang utama bagi PD Mas Adam Berdasi karena memiliki
tingkat kepentingan terbesar bagi pengembangan usahanya ke depan. Selain
identifikasi terhadap kekuatan internal perusahaan, matriks IFE juga menunjukkan
berbagai kelemahan yang selama ini dimiliki perusahaan. Faktor kunci internal
yang menjadi kelemahan terbesar perusahaan adalah keterbatasan modal, yang
memiliki bobot 0,053 dengan rating 1,333 sehingga skornya adalah 0,071.
Hasil analisis matriks IFE pada PD Mas Adam Berdasi yang meliputi
seluruh faktor kunci internal (kekuatan dan kelemahan) adalah nilai skor sebesar
2,762. Total nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berada pada level rata-
rata di dalam kekuatan internal seluruhnya. Sehingga perusahaan dituntut lebih
optimal dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki serta mereduksi kelemahan
yang ada dalam mencapai keberhasilan usahanya.
7.3.2 Matriks EFE
Matriks EFE mengidentifikasi faktor-faktor kunci eksternal berupa
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan pada kondisi aktual saat ini.
Perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dari
pengaruh lingkungan eksternal untuk keberlanjutan usahanya. Peluang dan
ancaman yang dihadapi PD Mas Adam Berdasi dapat dilihat pada Tabel 25.
113
Tabel 25. Matriks EFE PD Mas Adam Berdasi
Faktor Kunci Eksternal Bobot Rating Skor I. PELUANG Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati 0.088 2.333 0.205Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk 0.078 3.333 0.260Banyaknya kredit bagi usaha kecil menengah 0.088 2 0.176Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 % 0.081 3.333 0.270Mesin produksi spray dryer yang efektif 0.078 3.333 0.260Pasokan bahan baku kontinyu 0.085 3 0.255Hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar 0.078 2.667 0.208II. ANCAMAN Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat 0.086 1.333 0.115Bargaining position pembeli kuat 0.081 1.667 0.135Barang subtitusi tinggi 0.083 2.000 0.166Jaringan distribusi pesaing lebih luas 0.087 2.000 0.174Persaingan semakin ketat 0.086 2.000 0.172
Total 2.396
Berdasarkan Tabel 25. menunjukkan bahwa faktor kunci eksternal yang
memberikan peluang terbesar bagi perusahaan adalah perubahan tarif impor
kedelai dari 10 persen menjadi 0 persen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai skor
terbesar yang dimiliki faktor kunci eksternal ini, yaitu sebesar 0,270 dengan bobot
0,081 dan rating 3,333. Rating yang diberikan pada peluang tersebut sebesar 3,333
menunjukkan bahwa sejauh ini perusahaan telah memberikan respon yang baik
terhadap keadaan peluang tersebut.
Sedangkan, faktor kunci eksternal yang memberikan ancaman terbesar
bagi PD Mas Adam Berdasi adalah biaya produksi (kedelai, gula, BBM)
meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai bobot sebesar 0,086 dengan rating 1,333
dan skor sebesar 0,115. Kondisi ini menunjukkan bahwa biaya produksi (kedelai,
gula, BBM) meningkat memiliki pengaruh yang signifikan dalam biaya
114
operasional perusahaan. Biaya operasional yang meningkat memberikan ancaman
bagi keberlangsungan usaha. Perubahan tersebut harus ditanggapi dengan bijak
oleh perusahaan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Sejauh ini
respon perusahaan terhadap ancaman ini berada pada tingkatan dibawah rata-rata,
hal ini terlihat dari besarnya rating yang diberikan.
Hasil analisis matriks EFE pada PD Mas Adam Berdasi yang meliputi
seluruh faktor kunci eksternal (peluang dan ancaman) adalah nilai skor sebesar
2,396. Total nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berada pada level
menengah dalam usahanya untuk menjalankan strategi yang memanfaatkan
peluang eksternal atau menghindari ancaman yang ada dalam mencapai
keberhasilan usahanya.
7.4 Matriks IE dan SWOT
Hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan matriks EFE, maka dapat
disusun selanjutnya dalam matriks Internal-Eksternal. Analisis Matriks IE ini
digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini. Matriks IE didasarkan
pada nilai tertimbang yang diperoleh pada matriks EFE dan IFE. Nilai tertimbang
IFE sebesar 2,762 yang menggambarkan perusahaan berada pada kondisi internal
rata-rata, tidak terlalu kuat dan tidah terlalu lemah. Nilai tertimbang EFE sebesar
2,396 menggambarkan respon yang diberikan oleh PD Mas Adam Berdasi kepada
lingkungan eksternalnya tergolong sedang dalam memanfaatkan peluang dan
mengatasi ancaman. Matriks IE dari PD Mas Adam Berdasi dapat terlihat pada
Gambar 13.
115
TOTAL NILAI TERTIMBANG IFE (2,762) Kuat Rata- Rata Lemah 3,0 – 4,0 2,0 – 2,9 1,0 – 1,99 TOTAL Tinggi NILAI 3,0 – 4,0 TERTIM- BANG Rata-Rata EFE 2,0-2,99 (2,396) Rendah
1,0-1,99
Gambar 13. Matriks IE PD Mas Adam Berdasi.
Berdasarkan Gambar 13 posisi dari PD Mas Adam Berdasi berada pada sel
V (Hold and Maintain). Sehingga strategi yang sebaiknya diterapkan perusahaan
pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk atau jasa
yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar.
Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan
memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang baru.
Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan maka
dapat diformulasikan alternatif strategi yang dapat dilaksanakan. Formulasi
strategi ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis SWOT, yang nantinya
akan menjadi bahan acuan dalam penggunaan Matriks QSP sebagai penentu
prioritas strategi. Formulasi strategi pada PD Mas Adam Berdasi dapat dilihat
pada Gambar 14.
I
II
III
IV
PD Mas Adam Berdasi
(Hold and Maintain)
VI
VII VIII
IX
116
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (Strengths-S) 1. Hubungan baik antara karyawan
dengan perusahaan 2. Pengambilan keputusan yang
mempertimbangkan masukan dari bawahan
3. Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik
4. Penggunaan mesin produksi yang modern
5. Produk berkualitas 6. Harga lebih terjangkau
dibandingkan pesaing 7. Pengalaman usaha selama 17
tahun 8. Terjalin hubungan yang baik
dengan distributor 9. Memiliki sertifikasi halal dan
izin Depkes 10. Memiliki web
Kelemahan (Weaknesses-W) 1. Curahan waktu kepala staf terhadap
perusahaan cukup terbatas 2. Sikap tertutup perusahaan yang
menolak pinjaman dari kreditur 3. Modal terbatas 4. Kurangnya inovasi produk 5. Kemasan bagian dalam produk
menggunakan plastik bukan alumunium foil
6. Daerah pemasaran masih terbatas 7. Kegiatan promosi rendah 8. Armada distribusi perusahaan
terbatas
Peluang (Opportunities-O) 1. Perubahan pola konsumsi
masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati
2. Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk
3. Banyaknya skim kredit bagi usaha kecil menengah
4. Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 %
5. Mesin produksi spray dryer yang efektif
6. Pasokan bahan baku kontinyu
7. Hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar
Strategi S-O 1. Mempertahankan kualitas
produk susu kedelai bubuk instan yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan susu kedelai bubuk (S1,S2,S3,S4,S5,S6,S7,S8,S9,O1,O2,O3,O4,O6)
2. Mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder perusahaan untuk menghambat masuknya pendatang baru (S8,S10,O3,O4,O5,O6,O7)
Strategi W-O 1. Mencari alternatif modal kerja
untuk membiayai kegiatan promosi dan memperluas jaringan distribusi pemasaran (W2,W3,W6,W7,W8,O1, O2,O3,O4,O5,O6,O7)
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan (W1,W2,W4,W5,O1,O5)
Ancaman (Treaths-T) 1. Biaya produksi (Kedelai,
Gula, BBM) meningkat 2. Bargaining position pembeli
kuat 3. Barang subtitusi tinggi 4. Jaringan distribusi pesaing
lebih luas 5. Persaingan semakin ketat
Strategi S-T 1. Melakukan pengembangan atau
diversifikasi produk untuk menghadapi barang subtitusi yang tinggi (S1,S4,S5,S7,S8,S9,S10, T2,T3,T4,T5)
2. Optimalisasi sumberdaya yang ada untuk menghadapi persaingan yang ketat (S1,S2,S3,S4,S6,S7,S8,S9,S10,T1,T3,T4,T5)
Strategi W-T 1. Melakukan efisiensi biaya
produksi (W1,W3,W4,W5,T1,T3,T4,T5)
2. Memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk menjaga image produk (W4,W5,W7,T2,T3,T4,T5)
Gambar 14. Analisis Matriks SWOT.
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, maka alternatif strategi yang
dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
STRATEGI S-O
1. Mempertahankan kualitas produk susu kedelai bubuk instan yang berbahan
baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan susu
kedelai bubuk
117
PD Mas Adam Berdasi yang mempunyai produk susu kedelai bubuk instan
yang berkualitas, yaitu produk susu kedelai ini, tanpa rasa langu, tanpa bahan
pengawet dan tidak perlu ditambah gula pada saat membuat susu kedelai
tersebut. Mempertahankan kualitas produk dapat dilakukan oleh perusahaan
dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki, sebagai salah satu contohnya
perusahaan mempunyai hubungan yang baik dengan karyawan sehingga
perusahaan dalam mempertahankan kualitas produknya, karyawan senantiasa
menjaga kebersihan pada saat proses produksi. Perusahaan harus dapat
mempertahankan kualitas produk tersebut sehingga kepuasan konsumen dapat
terpenuhi.
2. Mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder perusahaan untuk
menghambat masuknya pendatang baru
PD Mas Adam Berdasi yang mempunyai keinginan untuk membangun
usahanya agar berkembang, harus menjaga hubungan baik dengan stakeholder
perusahaan. Salah satu tindakan yang harus dipertahankan oleh perusahaan
adalah menjaga hubungan baik dengan distributor. Terjalinnya hubungan baik
dengan distributor untuk menjaga saluran distribusi produk agar tidak dimasuki
oleh pesaing.
STRATEGI W-O
1. Mencari alternatif modal kerja untuk membiayai kegiatan promosi dan
memperluas jaringan distribusi pemasaran
PD Mas Adam Berdasi adalah sebuah usaha kecil menengah yang mempunyai
keterbatasan modal. Sehingga dalam mengembangkan usahanya, perusahaan
harus membuka diri untuk berani mengambil pinjaman dari kreditur.
118
Perusahaan bisa memanfaatkan banyaknya skim kredit yang ditawarkan oleh
lembaga keuangan. Perusahaan mempunyai kekuatan sistem akuntansi yang
tertata dengan baik yang pada umumnya merupakan syarat dalam mengajukan
kredit. Peningkatan modal tersebut, dapat digunakan perusahaan untuk
membuat etalase di tempat distributor sebagai media promosi perusahaan,
membiayai kegiatan promosi perusahaan melalui leaflet, pamphlet dan media
promosi yang lain serta memperluas jaringan distribusi perusahaan di luar
wilayah Bogor.
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor
penting yang dapat menunjang keberhasilan perusahaan. Perusahaan harus
memperbaiki kualitas sumberdaya manusia salah satunya melalui pelatihan.
Pelatihan yang dapat diikuti oleh pemilik perusahaan salah satunya melalui
pelatihan yang berhubungan pembiayaan perusahaan yang dilakukan oleh suatu
instansi. Hal ini dikarenakan, selama ini pemilik perusahaan mempunyai
pandangan yang negatif terhadap hutang yang membuat perusahaan terbebani.
Selain itu pemilik perusahaan memberikan suatu masukan kepada kepala staf
untuk mencurahkan tenaga yang lebih banyak kepada perusahaan dan
menjelaskan apa yang telah didapat pada saat mengikuti pelatihan kepada para
karyawan. Sehingga dengan pelatihan dapat mengakses infomasi dan teknologi
yang dapat diterapkan untuk menunjang keberhasilan perusahaan.
STRATEGI S-T
1. Melakukan pengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi barang
subtitusi yang tinggi
119
Pengembangan produk dilakukan agar konsumen mempunyai alternatif untuk
membeli produk-produk perusahaan. Strategi pengembangan produk
mempunyai tujuan agar perusahaan yang ada di dalam suatu industri dapat
meningkatkan penjualan dengan cara mebuat suatu perbedaan atau
memodifikasi produk-produk yang ada. PD Mas Adam Berdasi dapat
mengembangkan produk yang berbahan baku kedelai, yakni dengan membuat
es krim kedelai.
2. Optimalisasi sumberdaya yang ada untuk menghadapi persaingan yang ketat
PD Mas Adam Berdasi yang mempunyai sumberdaya yang baik, mulai dari
mesin produksi yang modern, hubungan dengan karyawan yang baik, memiliki
web. Sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan perlu dioptimalkan lagi
sehingga perusahaan dapat menikmati manfaat yang lebih besar. Seperti
halnya, perusahaan memiliki web. Web dari perusahaan dapat dioptimalkan
lagi, dengan memberikan informasi bahwa perusahaan membutuhkan
distributor untuk daerah di luar Bogor. Hal tersebut dapat menambah jaringan
distribusi dari perusahaan.
STRATEGI W-T
1. Melakukan efisiensi biaya produksi
Kenaikan harga kedelai impor, gula dan kenaikan bahan baku minyak (BBM)
membuat perusahaan harus melakukan efisiensi biaya produksi. Melakukan
efisiensi biaya produksi dalam proses produksi dan operasi sehingga
perusahaan mampu bersaing dengan pesaing. Lebih lanjut lagi perusahaan
mampu bertahan dalam persaingan industri yang ketat.
120
2. Memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam produk untuk menjaga image
produk
Susu bubuk kedelai instan Cap Kedelai Mas mempunyai kemasan yang
menarik. Kemasan tersebut sudah terdapat izin Depkes, sertifikasi halal,
kandungan gizi susu kedelai dan manfaat minum susu kedelai. Tetapi produk
ini mempunyai kelemahan dari segi kualitas pembungkus bubuk susu, yakni
menggunakan plastik bukan alumunium foil. Hal ini patut dikhawatirkan,
karena konsumen bisa mempunyai pandangan buruk terhadap kualitas produk.
Oleh karena itu perusahaan, diharapkan mampu memperbaiki kemasan plastik
tersebut dengan alumunium foil.
7.5 Pemilihan Strategi
Formulasi strategi mempunyai beberapa tahapan, mulai dari tahap
masukan, tahap pencocokan dan tahap keputusan. Pemilihan strategi ini, masuk ke
dalam tahap pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dengan
menggunakan alat analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix), alat
analisis ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari
matriks QSP adalah dengan set strategi dapat diperiksa secara berurutan atau
bersamaan, tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi,
mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal
yang terkait dalam proses keputusan. Sedangkan kelemahan matriks QSP adalah
memerlukan penilaian intuitif dan asumsi yang diperhitungkan. Proses pemberian
peringkat dan daya tarik mengharuskan keputusan subjektif, walaupun demikian
harus menggunakan informasi objektif.
121
Analisis matriks QSP untuk pemilihan strategi prioritas ini dilakukan
berdasarkan delapan alternatif yang ada. Penilaian dilakukan oleh tiga orang
responden yang memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan. Hasil
dari total TAS masing-masing responden untuk setiap strategi kemudian dirata-
ratakan sehingga diperoleh urutan prioritas strategi yang harus diterapkan.
Berdasarkan hasil analisis matriks QSP pada Tabel 26, dapat dilihat bahwa
strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah mencari alternatif modal
kerja untuk membiayai kegiatan promosi dan memperluas jaringan distribusi
pemasaran. Dengan nilai total TAS tertinggi 6,031. Strategi-strategi tersebut dapat
diperingkatkan sebagai berikut:
1. Mencari alternatif modal kerja untuk membiayai kegiatan promosi dan
memperluas jaringan distribusi pemasaran (TAS = 6,031)
2. Mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder perusahaan untuk
menghambat masuknya pendatang baru (TAS = 5,905)
3. Melakukan pengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi
barang subtitusi yang tinggi (TAS = 5,899)
4. Melakukan efisiensi biaya produksi (TAS = 5,886)
5. Memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk menjaga image produk
(TAS = 5,876)
6. Mempertahankan kualitas produk susu kedelai bubuk instan yang berbahan
baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan yang
tinggi (TAS = 5,830)
7. Optimalisasi sumberdaya yang ada untuk menghadapi persaingan yang ketat
(TAS = 5,784)
122
8. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan (TAS = 5,706)
Tabel 26. Peringkat Alternatif Strategi
Alternatif Strategi Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Rata-Rata Peringkat Strategi
1 6.175 5.363 5.953 5.830 VI 2 6.171 5.713 5.831 5.905 II 3 6.169 5.969 5.956 6.031 I 4 5.921 5.461 5.735 5.706 VIII 5 6.051 5.902 5.743 5.899 III 6 6.153 5.368 5.831 5.784 VII 7 5.912 6.034 5.711 5.886 IV 8 6.118 5.789 5.722 5.876 V
Keterangan:
Strategi 1 : Mempertahankan kualitas produk susu kedelai bubuk instan yang
berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi
permintaan susu kedelai bubuk
Strategi 2 : Mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder perusahaan
untuk menghambat masuknya pendatang baru
Strategi 3 : Mencari alternatif modal kerja untuk membiayai kegiatan promosi
dan memperluas jaringan distribusi pemasaran
Strategi 4 : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan
Strategi 5 : Melakukan pengembangan atau diversifikasi produk untuk
menghadapi barang subtitusi yang tinggi
Strategi 6 : Optimalisasi sumberdaya yang ada untuk menghadapi persaingan
yang ketat
Strategi 7 : Melakukan efisiensi biaya produksi
Strategi 8 : Memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk menjaga image
produk
123
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis lingkungan internal PD Mas Adam Berdasi, perusahaan
mempunyai kekuatan dan kelemahan. Adapun kekuatan perusahaan antara lain,
hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan, pengambilan keputusan
yang mempertimbangkan masukan dari bawahan, sistem akuntansi keuangan
sudah tertata dengan baik, penggunaan mesin produksi modern, produk
berkualitas, harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing, terjalin hubungan
yang baik dengan distributor, memiliki sertifikasi halal dari MUI dan izin dari
Depkes, dan memiliki web. Sedangkan kelemahan perusahaan antara lain,
curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas, sikap tertutup
dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur, modal terbatas,
kurangnya inovasi produk, kemasan bagian dalam produk menggunakan
plastik bukan alumunium foil, daerah pemasaran masih terbatas, kegiatan
promosi rendah, dan armada distribusi perusahaan terbatas.
2. Berdasarkan analisis eksternal perusahaan yaitu lingkungan umum dan
lingkungan industri, perusahaan mempunyai peluang dan ancaman. Adapun
peluang bagi perusahaan antara lain, perubahan pola konsumsi masyarakat dari
bahan makanan hewani ke nabati, peningkatan jumlah penduduk, banyaknya
skim kredit bagi usaha kecil menengah, kebijakan tarif impor kedelai 10 persen
menjadi 0 persen, mesin produksi spray dryer yang efektif, pasokan bahan
baku yang kontinyu, dan hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki
industri besar. Sedangkan ancaman bagi perusahaan adalah biaya produksi
(kedelai, gula, BBM) meningkat, bargaining position pembeli kuat, barang
124
subtitusi tinggi, jaringan distribusi pesaing lebih luas, dan persaingan semakin
kuat.
3. Berdasarkan nilai tertimbang pada matriks IFE sebesar 2,762 dan matriks EFE
sebesar 2,396 diperoleh gambaran posisi perusahaan saat ini dalam matriks IE.
PD Mas Adam Berdasi berada pada sel V, yaitu tahap hold and maintain,
dengan alternatif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
4. Berdasarkan hasil analisis SWOT menghasilkan delapan buah strategi yang
diurutkan prioritas pelaksanaanya dengan analisis matriks QSP. Urutan
prioritas strategi yang dilaksanakan adalah mencari alternatif modal kerja
untuk membiayai kegiatan promosi dan memperluas jaringan distribusi
pemasaran. Kemudian secara berurutan, adalah mempertahankan hubungan
baik dengan stakeholder perusahaan untuk menghambat masuknya pendatang
baru, melakukan pengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi
barang subtitusi yang tinggi, melakukan efisiensi biaya produksi, memperbaiki
bentuk kemasan bagian dalam untuk menjaga image produk, mempertahankan
kualitas produk susu kedelai bubuk instan yang berbahan baku alami, bermutu
dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan susu kedelai bubuk,
optimalisasi sumberdaya yang ada untuk menghadapi persaingan yang ketat,
dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan.
125
8.2 Saran
1. Perusahaan sebaiknya membuka diri terhadap kredit yang ditawarkan oleh
pihak yang memberikan pinjaman untuk pengembangan usahanya.
2. Perusahaan sebaiknya segera mengganti kemasan dalam produk dengan
alumunium foil. Hal ini dilakukan untuk menjaga brand image produk agar
konsumen lebih percaya.
3. Perusahaan sebaiknya menggunakan alternatif kedelai varietas lokal
“Agrobomo” yang telah diteliti oleh LIPI dapat digunakan sebagai bahan baku
susu kedelai, mengingat harga kedelai impor mengalami peningkatan.
4. Penelitian lanjutan mengenai strategi pemasaran susu kedelai bubuk instan Cap
Kedelai Mas diperlukan mengingat persaingan dalam industri semakin ketat
126
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. 2005. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta. Arwin. 2000. Analisis Kelayakan Usaha Dan Optimalisasi Produksi Susu Kedelai
Bubuk di bernal Unifoods, Tenant Pusat Inkubator Agribisnis dan Agroindustri Institut Pertanian Bogor (PIAA-IPB). Skripsi. Departemen Teknologi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian. Bogor.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). SNI 01-3830-1995 tentang susu kedelai. BPS. 2006. Persentase Pengeluaran Rata-Rata Perkapita. Edisi 2006. Jakarta. BPS, KemKop & UKM. 2005. Perkembangan Indikator Makro UKM di tahun
2005. http:// www.depkop.go.id. 29 Januari 2008. Brata, A.G. 2003. Distribusi Spasial UKM. http:// www.ekonomirakyat.org. 29
Januari 2008. David, Fred. R. 2004. Manajemen Strategis, Terjemahan: PT. Indeks Kelompok
Gramedia. P.T. Gramedia. Jakarta. Die, J.S. 1949. Soybean Gold From The Soil. The Macmillan company. New
York. Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Komposisi
Susu Kedelai Dan Susu Sapi Tiap 100 Gram. www.gizi.net. [13 februari 2008].
Dumairy. 1995. Definisi Industri. P.T. Kompas, Jakarta. Hariyadi, P. 2000. Segar, Sehat, Mudah dan Cepat Sebagai Kriteria Mutu Utama
Produk Pangan Dari “IFT annual meeting dan food expo 2000”: Buletin Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XI, No.1.
Hartomo dan Widiatmoko. 1993. Minuman Instan. P.T. Penebar Swadaya,
Jakarta. Hitt, Michael A., (2005) Strategic Management: Competitions & Globalization
(Concept and Cases) 6th edition. United States: South Western, Thomson Corporation.
Hembing. 2003. Prospek Kedelai Semakin Cerah. PT. Penebar Swadaya, Jakarta. Ismawan, B. 2005. Merajut Kebersamaan dan Kemandirian Bangsa. http:// www.
Untag.co.id. 10 Februari 2008.
127
Juliantina, Dellima Tria. Analisis Atribut dan Rentang Harga Susu Kedelai Bubuk Merek Maureen (Studi Kasus: PD Alam Lestari Tasikmalaya). Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian. Bogor.
Kalkwarf dan Sandler. 2003. Osteoporosis Remaja. Republika online. [7 Maret
2008]. Kinnear, T. C dan J. R. Taylor. 2001. Marketing Research: an Applied Approach.
Mc Graw-Hill, Inc. New York. Khomsan, Ali. 2007. Kandungan Susu Kini Semakin Kaya. Banyak Jenis Susu
Yang Kini Sudah Mengalami Penambahan Zat Yang Dibutuhkan Konsumen. Republika online. [18 februari 2008].
Khomsan, Ali. 2002. Susu Minuman Bergizi Untuk Peningkatan Kualitas Sumber
Daya Manusia. Pasific Link.com. [14 Februari 2008]. Koswara, S. 2005. Isoflavon, Senyawa Multi-manfaat dalam Kedelai.
http://ipb.ac.id/tpg/de/pubde_ntrtnhlth_isoflvn.php . [7 Maret 2008] Koswara, S. 2006. Susu Kedelai tak kalah dengan susu sapi. Ebookpangan.com.
[14 februari 2008]. Koswara, S. 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai. Pustaka Sinar Harapan.
Jakarta. Kotler, Phillip et al. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: P.T. Indeks. Langitan, R. 1995. Analisis Nilai Tambah Pengolahan dan Strategi Pemasaran
Produk Minuman Segar Susu Kedelai (Studi Kasus pada PT. Halim Graha Food dan Beverages Industry, Bekasi). Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian. Bogor.
Lipsey. 1996. Makroekonomi. Jakarta: P.T. Indeks. Manurung, A. Haymans.2005. Wirausaha: Bisnis UKM. Jakarta: Buku Kompas Muchtadi, D. 2005. Kedelai Sumber Protein yang Murah.
http://ipb.ac.id/tpg/de/pubde_ntrtnhlth_kdlaiprotein.php. [7 Maret 2008] Pambudi, Teguh. S. 2005. Perusahaan Darmawan. Dalam SWA 32.
(Desember,26). Jakarta Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis :
Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
128
Saragih, Bungaran. 2001. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Loji Grafika Griya Sarana. Bogor.
Sayekti. 2005. Skripsi. Analisis Kelayakan Finansial Susu Kedelai Bubuk
Alamina Rasa Natural Pada Perusahaan Dodo-Mis Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian. Bogor.
Sediaoetama, A. D. 1993. Ilmu Gizi untuk Mahasisiwa dan Profesi di Indonesia.
Cetakan Kedua. Jilid 2. Dian Rakyat. Jakarta. Tucker, Michael. 2002. Peranan Penting Susu. Jakarta: Buku Kompas. Yusmarini, Raswen Efendi. 2004. Evaluasi Mutu Soygurt yang dibuat dengan
Penambahan beberapa Jenis Gula. Jurnal Natur Indonesia 6(2): 104-110 (2004), ISSN 1410-9379.
129
130
Lampiran 1. Gambar web dan Produk dari PD Mas Adam Berdasi Gambar Produk PD Mas Adam Berdasi
131
Lampiran 2. Pembobotan Terhadap Kekuatan dan Kelemahan serta Peluang dan Ancaman Perusahaan
I. Pemberian Bobot terhadap Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
• Bagian Pengisian Matriks Berpasangan
Petunjuk pengisian
1. Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha.
2. Cara membaca perbandingan dimulai dari faktor pada baris horisontal terhadap kolom vertikal dan harus konsisten.
Nilai 1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal
Nilai 2 = Jika indikator horisontal sama penting dengan indikator vertikal
Nilai 3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal
Pakar 1
Faktor Penentu A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Total %
A 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 40 0.065
B 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 42 0.069
C 2 1 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 1 2 3 40 0.065
D 2 2 1 1 1 3 3 1 3 3 3 2 3 2 1 3 3 37 0.060
E 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 44 0.072
F 1 1 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 39 0.064
G 1 2 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 1 3 3 1 3 32 0.052
H 2 2 1 1 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 32 0.052
I 2 1 3 3 1 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 36 0.059
J 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 2 2 2 2 26 0.042
K 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 22 0.036
L 1 2 1 1 2 1 1 2 1 3 3 2 1 3 3 1 1 29 0.047
M 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 3 2 1 1 1 1 1 27 0.044
N 1 1 1 1 1 3 3 2 2 1 3 3 3 1 1 1 1 29 0.047
O 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 3 3 2 2 3 35 0.057
P 1 1 3 3 3 3 1 2 2 2 3 1 3 3 2 3 3 39 0.064
Q 2 1 2 1 1 1 3 2 3 2 3 3 3 3 2 1 3 36 0.059
R 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 3 3 1 1 1 27 0.044
Total 612 1.000
132
Pakar 2
Faktor Penentu A B C D E F G H I J K L M N O P Q R TOTAL %
A 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 37 0.061 B 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 37 0.061 C 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 35 0.057 D 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 1 3 3 2 36 0.059 E 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 40 0.066 F 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 39 0.064 G 2 1 2 2 1 1 3 1 2 3 3 2 2 2 3 2 3 35 0.057 H 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 3 2 3 34 0.056 I 1 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 40 0.066 J 2 1 2 1 1 1 2 3 1 3 2 1 2 2 1 2 3 30 0.049 K 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 3 1 2 2 1 3 2 29 0.048 L 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 3 1 2 1 26 0.043 M 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 36 0.059 N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 0.056 O 2 2 2 3 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 31 0.051 P 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 33 0.054 Q 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 31 0.051 R 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 3 3 2 1 1 1 27 0.044
Total 610 1.000
Pakar 3
Faktor Penentu A B C D E F G H I J K L M N O P Q R TOTAL %
A 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 2 1 1 2 37 0.060 B 2 1 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 1 1 2 2 2 36 0.059 C 2 3 3 1 1 2 1 1 3 3 1 2 1 1 3 2 2 32 0.052 D 1 1 1 2 3 3 2 1 3 2 2 1 2 2 3 3 2 34 0.056 E 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 39 0.064 F 2 2 3 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31 0.051 G 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 35 0.057 H 2 1 3 2 2 3 2 3 1 1 3 2 2 3 2 2 1 35 0.057 I 2 1 3 3 2 3 2 1 1 2 2 3 2 3 3 2 3 38 0.062 J 1 2 1 1 1 2 1 3 3 2 1 2 1 2 3 3 2 31 0.051 K 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 2 3 3 33 0.054 L 1 1 3 2 1 2 2 1 2 3 3 1 2 3 2 2 3 34 0.056 M 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 3 2 1 2 2 2 34 0.056 N 1 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 1 37 0.060 O 2 3 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 3 2 1 32 0.052 P 3 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 3 3 31 0.051 Q 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 3 32 0.052 R 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 1 1 2 3 3 1 1 31 0.051
Total 612 1.000
133
Keterangan:
Kekuatan (Strengths-S) A: Hubungan baik antara karyawan
dengan perusahaan B: Pengambilan keputusan yang
mempertimbangkan masukan dari bawahan
C: Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik
D: Penggunaan mesin produksi yang modern
E : Produk berkualitas F: Harga lebih terjangkau
dibandingkan pesaing G: Pengalaman usaha selama 17 tahun H: Terjalin hubungan yang baik
dengan distributor I : Memiliki sertifikasi halal dan izin
Depkes J : Memiliki web
Kelemahan (Weaknesses-W) K: Curahan waktu kepala staf
terhadap perusahaan cukup terbatas
L: Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur
M: Modal terbatas N: Kurangnya inovasi produk O: Kemasan bagian dalam produk
menggunakan plastik bukan alumunium foil
P: Daerah pemasaran masih terbatas Q: Kegiatan promosi rendah R: Armada distribusi perusahaan terbatas
134
II. Pemberian Bobot terhadap Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Pakar 1
Faktor Penentu A B C D E F G H I J K L Total %
A 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 3 22 0.083B 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 3 17 0.064C 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 1 22 0.083D 2 3 2 1 1 3 1 2 2 3 3 23 0.087E 1 3 2 3 2 2 2 2 1 1 3 22 0.083F 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 26 0.098G 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 1 20 0.076H 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 24 0.091I 2 3 1 2 2 2 1 1 1 3 3 21 0.080J 3 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 24 0.091K 2 2 2 1 3 2 3 2 1 3 1 22 0.083L 1 1 3 1 1 2 3 3 1 2 3 21 0.080
Total 264 1.000
Pakar 2
Faktor Penentu A B C D E F G H I J K L Total %
A 2 2 2 1 3 3 3 2 1 2 2 23 0.087B 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 21 0.080C 2 3 1 3 3 2 2 2 2 2 2 24 0.091D 2 2 3 3 1 3 1 2 2 1 2 22 0.083E 3 3 1 1 1 2 2 3 2 1 1 20 0.076F 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 21 0.080G 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 20 0.076H 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 22 0.083I 2 2 2 2 1 2 2 1 3 3 3 23 0.087J 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 22 0.083K 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 23 0.087L 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 23 0.087
Total 264 1.000
135
Pakar 3
Faktor Penentu A B C D E F G H I J K L Total %
A 1 2 3 3 3 3 3 2 1 1 3 25 0.095
B 3 1 1 1 3 2 2 3 2 3 3 24 0.091
C 2 3 3 2 2 3 2 2 1 1 3 24 0.091
D 1 3 1 3 2 1 1 2 3 1 1 19 0.072
E 1 3 2 1 2 1 1 3 3 2 1 20 0.076
F 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 0.076
G 1 2 1 3 3 2 2 3 3 1 1 22 0.083
H 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 22 0.083
I 2 1 2 2 1 2 1 3 2 2 2 20 0.076
J 3 2 3 1 1 2 1 2 2 2 1 20 0.076
K 3 1 3 3 2 2 3 2 2 2 1 24 0.091
L 1 1 1 3 3 2 3 2 2 3 3 24 0.091
Total 264 1.000
Keterangan:
Peluang (Opportunities-O) A: Perubahan pola konsumsi masyarakat
dari bahan makanan hewani ke nabati B: Peningkatan permintaan susu kedelai
bubuk C: Banyaknya kredit bagi usaha kecil
menengah D: Perubahan tarif impor kedelai dari 10 %
- 0 % E: Mesin produksi spray dryer yang efektif F: Pasokan bahan baku kontinyu G: Hambatan masuk ke dalam industri
tinggi
Ancaman (Treaths-T) H: Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM)
meningkat I : Bargaining position pembeli kuat J : Barang subtitusi tinggi K : Jaringan distribusi pesaing lebih luas L : Persaingan semakin ketat
136
Lampiran 3. Penilaian Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Internal dan Eksternal
I. Nilai Bobot Faktor Strategis Internal
Faktor Kunci Internal PAKAR 1
PAKAR 2
PAKAR 3 SKOR
I. Kekuatan Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan 0.065 0.061 0.060 0.062
Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan 0.069 0.061 0.059 0.063
Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik 0.065 0.057 0.052 0.058 Penggunaan mesin produksi yang modern 0.060 0.059 0.056 0.058 Produk berkualitas 0.072 0.066 0.064 0.067 Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing 0.064 0.064 0.051 0.060
Pengalaman usaha selama 17 tahun 0.052 0.057 0.057 0.055 Terjalin hubungan yang baik dengan distributor 0.052 0.056 0.057 0.055
Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes 0.059 0.066 0.062 0.062 Memiliki web 0.042 0.049 0.051 0.047 II. Kelemahan Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas 0.036 0.048 0.054 0.046
Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur 0.047 0.043 0.056 0.049
Modal terbatas 0.044 0.059 0.056 0.053 Kurangnya inovasi produk 0.047 0.056 0.06 0.054 Kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium foil 0.057 0.051 0.052 0.053
Daerah pemasaran masih terbatas 0.064 0.054 0.051 0.056 Kegiatan promosi rendah 0.059 0.051 0.052 0.054 Armada distribusi perusahaan terbatas 0.044 0.044 0.051 0.046 Total 1.000 1.000 1.000 1.000
137
II. Nilai Bobot Faktor Strategis Eksternal
Faktor Kunci Eksternal PAKAR 1
PAKAR 2
PAKAR 3 SKOR
I. PELUANG Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati 0.083 0.087 0.095 0.088
Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk 0.064 0.080 0.091 0.078 Banyaknya skim kredit bagi usaha kecil menengah 0.083 0.091 0.091 0.088
Perubahan tarif impor kedelai dari 10% -0% 0.087 0.083 0.072 0.081 Mesin produksi spray dryer yang efektif 0.083 0.076 0.076 0.078 Pasokan bahan baku kontinyu 0.098 0.080 0.076 0.085 Hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar 0.076 0.076 0.083 0.078
II. ANCAMAN Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat 0.091 0.083 0.083 0.086
Bargaining position pembeli kuat 0.080 0.087 0.076 0.081 Barang subtitusi tinggi 0.091 0.083 0.076 0.083 Jaringan distribusi pesaing lebih luas 0.083 0.087 0.091 0.087 Persaingan semakin ketat 0.080 0.087 0.091 0.086 TOTAL 1.000
138
Lampiran 4. Rating Rata-rata Faktor Strategis Internal dan Eksternal I. Rating Rata-rata Faktor Strategis Internal
Petunjuk pengisian
• Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha
dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara
memberikan tanda (X) pada pilihan Bapak.
• Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini:
Nilai 4 = Jika faktor kekuatan tersebut merupakan kekuatan utama perusahaan
(kekuatan mayor)
Nilai 3 = Jika faktor kekuatan tersebut bukan merupakan kekuatan utama
perusahaan (kekuatan minor)
Nilai 2 = Jika faktor kelemahan tersebut bukan kelemahan utama
(kelemahan minor)
Nilai 1 = Jika faktor kelemahan tersebut merupakan kelemahan utama
perusahaan (kelemahan mayor)
Pertanyaan
Menurut Bapak/Ibu bagaimana faktor-faktor kekuatan tersebut
mempengaruhi kondisi perusahaan:
Pakar 1
No Kekuatan 3 4
1 Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan √
2 Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan √
3 Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik √ 4 Penggunaan mesin produksi yang modern √ 5 Produk berkualitas √ 6 Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing √ 7 Pengalaman usaha selama 17 tahun √ 8 Terjalin hubungan yang baik dengan distributor √ 9 Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes √ 10 Memiliki web √
139
Pakar 2
Pakar 3
No Kekuatan 3 4
1 Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan √
2 Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan √
3 Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik √ 4 Penggunaan mesin produksi yang modern √ 5 Produk berkualitas √ 6 Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing √ 7 Pengalaman usaha selama 17 tahun √ 8 Terjalin hubungan yang baik dengan distributor √ 9 Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes √ 10 Memiliki web √
No Kekuatan 3 4
1 Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan √
2 Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan √
3 Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik √ 4 Penggunaan mesin produksi yang modern √ 5 Produk berkualitas √ 6 Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing √ 7 Pengalaman usaha selama 17 tahun √ 8 Terjalin hubungan yang baik dengan distributor √ 9 Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes √ 10 Memiliki web √
140
Menurut Bapak/Ibu bagaimana bagaimana faktor-faktor kelemahan
tersebut mempengaruhi kondisi perusahaan:
Pakar 1
Pakar 2
No Kelemahan 1 2 1 Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan
cukup terbatas √
2 Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur √
3 Modal terbatas √ 4 Kurangnya inovasi produk √ 5 Kemasan bagian dalam produk menggunakan
plastik bukan alumunium foil √
6 Daerah pemasaran masih terbatas √ 7 Kegiatan promosi rendah √ 8 Armada distribusi perusahaan terbatas √
No Kelemahan 1 2 1 Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan
cukup terbatas √
2 Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur √
3 Modal terbatas √ 4 Kurangnya inovasi produk √ 5 Kemasan bagian dalam produk menggunakan
plastik bukan alumunium foil √
6 Daerah pemasaran masih terbatas √ 7 Kegiatan promosi rendah √ 8 Armada distribusi perusahaan terbatas √
141
Pakar 3
Rating rata-rata faktor strategis internal
I. Kekuatan Pakar 1
Pakar 2
Pakar 3
Rata-rata
Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan 3 3 3 3.000Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan 4 4 3 3.667Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik 3 3 4 3.333Penggunaan mesin produksi yang modern 4 3 3 3.333Produk berkualitas 4 4 4 4.000Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing 4 3 3 3.333Pengalaman usaha selama 17 tahun 4 3 3 3.333Terjalin hubungan yang baik dengan distributor 4 3 3 3.333Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes 4 4 4 4.000Memiliki web 3 3 3 3.000II. Kelemahan Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas 2 2 1 1.667Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur 2 2 2 2.000Modal terbatas 2 1 1 1.333Kurangnya inovasi produk 2 1 2 1.667Kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium foil 2 1 2 1.667Daerah pemasaran masih terbatas 2 2 1 1.667Kegiatan promosi rendah 2 2 1 1.667Armada distribusi perusahaan terbatas 2 2 2 2.000
No Kelemahan 1 2 1 Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan
cukup terbatas √
2 Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur √
3 Modal terbatas √ 4 Kurangnya inovasi produk √ 5 Kemasan bagian dalam produk menggunakan
plastik bukan alumunium foil √
6 Daerah pemasaran masih terbatas √ 7 Kegiatan promosi rendah √ 8 Armada distribusi perusahaan terbatas √
142
II. Rating Rata-rata Faktor Strategis Eksternal Petunjuk pengisian
• Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan usaha meraih
peluang yang ada berikut ini dengan cara memberikan tanda (X) pada pilihan
Bapak.
• Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini:
Nilai 1 = Sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang/ mengatasi ancaman
tersebut rendah
Nilai 2 = Rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang / mengatasi ancaman
tersebut sedang (respon sama dengan rata-rata)
Nilai 3 = Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut diatas rata-rata
Nilai 4 = Sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut superior
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kemampuan PD Mas Adam Berdasi dalam
menanggapi peluang berikut:
Pakar 1
No Peluang 1 2 3 4
1 Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati √
2 Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk √
3 Banyaknya kredit bagi usaha kecil menengah √
4 Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 % √ 5 Mesin produksi spray dryer yang efektif √
6 Pasokan bahan baku kontinyu √
7 Hambatan masuk ke dalam industri tinggi √
143
Pakar 2
Pakar 3
No Peluang 1 2 3 4
1 Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati √
2 Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk √
3 Banyaknya kredit bagi usaha kecil menengah √
4 Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 % √ 5 Mesin produksi spray dryer yang efektif √
6 Pasokan bahan baku kontinyu √
7 Hambatan masuk ke dalam industri tinggi √
No Peluang 1 2 3 4
1 Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati √
2 Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk √
3 Banyaknya kredit bagi usaha kecil menengah √
4 Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 % √ 5 Mesin produksi spray dryer yang efektif √
6 Pasokan bahan baku kontinyu √
7 Hambatan masuk ke dalam industri tinggi √
144
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kemampuan PD Mas Adam Berdasi dalam
mengatasi ancaman yang ada:
Pakar 1
Pakar 2
Pakar 3
No Ancaman 1 2 3 4 1 Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat √ 2 Bargaining position pembeli kuat √ 3 Barang subtitusi tinggi √ 4 Jaringan distribusi pesaing lebih luas √ 5 Persaingan semakin ketat √
No Ancaman 1 2 3 4 1 Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat √ 2 Bargaining position pembeli kuat √ 3 Barang subtitusi tinggi √ 4 Jaringan distribusi pesaing lebih luas √ 5 Persaingan semakin ketat √
No Ancaman 1 2 3 4 1 Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat √ 2 Bargaining position pembeli kuat √ 3 Barang subtitusi tinggi √ 4 Jaringan distribusi pesaing lebih luas √ 5 Persaingan semakin ketat √
145
Rating rata-rata strategis eksternal
Faktor Kunci Eksternal Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Rata-rata
I. PELUANG Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati 4 2 1 2.333Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk 3 4 3 3.333Banyaknya kredit bagi usaha kecil menengah 2 2 2 2.000Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 % 4 2 4 3.333Mesin produksi spray dryer yang efektif 4 3 3 3.333Pasokan bahan baku kontinyu 3 3 3 3.000Hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar 3 2 3 2.667II. ANCAMAN Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat 2 1 1 1.333Bargaining position pembeli kuat 2 1 2 1.667Barang subtitusi tinggi 2 2 2 2.000Jaringan distribusi pesaing lebih luas 2 2 2 2.000Persaingan semakin ketat 2 2 2 2.000
146
Lampiran 5. Kuisioner Matriks QSP
Penentuan Alternatif Strategi dengan Matriks QSP
Tujuan :
QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa
jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau
diperbaiki. QSPM secara objektif akan mengindikasikan alternatif strategi mana
yang terbaik untuk dilakukan.
Alternatif Strategi :
Strategi 1 : Mempertahankan kualitas produk susu kedelai bubuk instan yang
berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi
permintaan susu kedelai bubuk
Strategi 2 : Mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder perusahaan
untuk menghambat masuknya pendatang baru
Strategi 3 : Mencari alternatif modal kerja untuk membiayai kegiatan promosi
dan memperluas jaringan distribusi pemasaran
Strategi 4 : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan
Strategi 5 : Melakukan pengembangan atau diversifikasi produk untuk
Menghadapi barang subtitusi yang tinggi
Strategi 6 : Optimalisasi sumberdaya yang ada untuk menghadapi persaingan
yang ketat
Strategi 7 : Melakukan efisiensi biaya produksi
Strategi 8 : Memperbaiki bentuk kemasan bagian dalam untuk menjaga image
produk
147
Petunjuk Pengisian :
Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik masing-masing faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk
masing-masing alternatif strategi pengembangan sebagaimana disebut diatas.
Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan
strategi yang dibuat. Jika jawabannya ”tidak”, maka kolom AS tidak perlu diisi.
Jika jawabannya ”ya” maka kolom AS diisi dengan :
1= Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif
lain
2= Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif
lain
3= Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif
lain
4= Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif
lain
148
PAKAR 1
FAKTOR KUNCI BOBOT Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Strategi 8
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS KEKUATAN
1 0.062 3 0.186 4 0.248 2 0.124 4 0.248 3 0.186 3 0.186 3 0.186 2 0.124 2 0.063 4 0.252 4 0.252 3 0.189 3 0.189 3 0.189 4 0.252 4 0.252 2 0.126 3 0.058 3 0.174 3 0.174 3 0.174 4 0.232 3 0.174 3 0.174 3 0.174 3 0.174 4 0.058 4 0.232 4 0.232 3 0.174 4 0.232 4 0.232 4 0.232 3 0.174 2 0.116 5 0.067 4 0.268 4 0.268 4 0.268 4 0.268 4 0.268 4 0.268 3 0.201 4 0.268 6 0.060 4 0.24 4 0.24 3 0.18 3 0.18 4 0.24 3 0.18 4 0.24 4 0.24 7 0.055 3 0.165 3 0.165 3 0.165 3 0.165 4 0.22 3 0.165 2 0.11 3 0.165 8 0.055 4 0.22 4 0.22 3 0.165 3 0.165 4 0.22 4 0.22 3 0.165 3 0.165 9 0.062 4 0.248 4 0.248 4 0.248 3 0.186 3 0.186 4 0.248 3 0.186 4 0.248
10 0.047 2 0.094 2 0.094 2 0.094 3 0.141 2 0.094 3 0.141 3 0.141 2 0.094 KELEMAHAN
1 0.046 2 0.092 1 0.046 2 0.092 4 0.184 2 0.092 3 0.138 2 0.092 1 0.046 2 0.049 2 0.098 2 0.098 4 0.196 3 0.147 2 0.098 2 0.098 2 0.098 2 0.098 3 0.053 3 0.159 3 0.159 4 0.212 2 0.106 2 0.106 3 0.159 4 0.212 4 0.212 4 0.054 3 0.162 3 0.162 3 0.162 3 0.162 4 0.216 3 0.162 3 0.162 3 0.162 5 0.053 4 0.212 4 0.212 4 0.212 3 0.159 3 0.159 4 0.212 4 0.212 4 0.212 6 0.056 4 0.224 4 0.224 3 0.168 3 0.168 3 0.168 4 0.224 3 0.168 3 0.168 7 0.054 4 0.216 3 0.162 3 0.162 2 0.108 3 0.162 3 0.162 3 0.162 3 0.162 8 0.046 4 0.184 3 0.138 4 0.184 3 0.138 3 0.138 4 0.184 3 0.138 2 0.092
PELUANG 1 0.088 4 0.352 4 0.352 4 0.352 4 0.352 3 0.264 2 0.176 3 0.264 4 0.352 2 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 4 0.312 3 0.234 2 0.156 2 0.156 4 0.312 3 0.088 3 0.264 3 0.264 4 0.352 3 0.264 2 0.176 3 0.264 2 0.176 3 0.264 4 0.081 3 0.243 3 0.243 3 0.243 2 0.162 4 0.324 3 0.243 4 0.324 3 0.243 5 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 4 0.312 4 0.312 3 0.234 2 0.156 3 0.234 6 0.085 3 0.255 3 0.255 3 0.255 2 0.17 3 0.255 3 0.255 3 0.255 3 0.255 7 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 2 0.156 2 0.156 3 0.234 3 0.234 3 0.234
ANCAMAN 1 0.086 2 0.172 2 0.172 2 0.172 2 0.172 3 0.258 3 0.258 4 0.344 3 0.258 2 0.081 2 0.162 3 0.243 3 0.243 2 0.162 3 0.243 3 0.243 2 0.162 3 0.243 3 0.083 2 0.166 2 0.166 3 0.249 3 0.249 3 0.249 2 0.166 3 0.249 4 0.332 4 0.087 3 0.261 2 0.174 2 0.174 2 0.174 2 0.174 3 0.261 3 0.261 3 0.261 5 0.086 2 0.172 3 0.258 3 0.258 3 0.258 3 0.258 3 0.258 3 0.258 3 0.258
TOTAL 6.175 6.171 6.169 5.921 6.051 6.153 5.912 6.118
149
PAKAR 2
FAKTOR KUNCI BOBOT Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Strategi 8
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS KEKUATAN
1 0.062 2 0.124 2 0.124 4 0.248 4 0.248 4 0.248 4 0.248 4 0.248 3 0.186 2 0.063 3 0.189 4 0.252 3 0.189 2 0.126 4 0.252 3 0.189 4 0.252 2 0.126 3 0.058 2 0.116 4 0.232 4 0.232 2 0.116 2 0.116 3 0.174 3 0.174 2 0.116 4 0.058 4 0.232 4 0.232 4 0.232 4 0.232 4 0.232 2 0.116 4 0.232 3 0.174 5 0.067 4 0.268 4 0.268 4 0.268 4 0.268 2 0.134 3 0.201 4 0.268 4 0.268 6 0.060 1 0.06 4 0.24 2 0.12 2 0.12 3 0.18 3 0.18 2 0.12 3 0.18 7 0.055 2 0.11 3 0.165 2 0.11 3 0.165 3 0.165 4 0.22 2 0.11 3 0.165 8 0.055 4 0.22 4 0.22 4 0.22 3 0.165 4 0.22 4 0.22 4 0.22 3 0.165 9 0.062 4 0.248 4 0.248 4 0.248 4 0.248 3 0.186 4 0.248 4 0.248 4 0.248
10 0.047 1 0.047 1 0.047 4 0.188 2 0.094 3 0.141 4 0.188 2 0.094 3 0.141 KELEMAHAN
1 0.046 2 0.092 2 0.092 2 0.092 4 0.184 2 0.092 1 0.046 2 0.092 1 0.046 2 0.049 4 0.196 2 0.098 4 0.196 3 0.147 3 0.147 2 0.098 4 0.196 3 0.147 3 0.053 2 0.106 3 0.159 3 0.159 4 0.212 3 0.159 2 0.106 4 0.212 4 0.212 4 0.054 2 0.108 2 0.108 3 0.162 4 0.216 4 0.216 4 0.216 3 0.162 4 0.216 5 0.053 4 0.212 3 0.159 2 0.106 4 0.212 2 0.106 2 0.106 3 0.159 4 0.212 6 0.056 2 0.112 2 0.112 2 0.112 4 0.224 2 0.112 2 0.112 2 0.112 2 0.112 7 0.054 3 0.162 2 0.108 2 0.108 4 0.216 2 0.108 2 0.108 4 0.216 3 0.162 8 0.046 2 0.092 2 0.092 3 0.138 4 0.184 2 0.092 2 0.092 4 0.184 2 0.092
PELUANG 1 0.088 4 0.352 4 0.352 4 0.352 2 0.176 4 0.352 2 0.176 2 0.176 3 0.264 2 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 2 0.156 4 0.312 2 0.156 3 0.234 3 0.234 3 0.088 2 0.176 2 0.176 4 0.352 2 0.176 3 0.264 2 0.176 2 0.176 2 0.176 4 0.081 4 0.324 4 0.324 2 0.162 2 0.162 3 0.243 2 0.162 3 0.243 2 0.162 5 0.078 2 0.156 2 0.156 3 0.234 2 0.156 4 0.312 3 0.234 3 0.234 4 0.312 6 0.085 2 0.17 2 0.17 3 0.255 2 0.17 2 0.17 2 0.17 2 0.17 2 0.17 7 0.078 2 0.156 2 0.156 2 0.156 2 0.156 2 0.156 3 0.234 3 0.234 3 0.234
ANCAMAN 1 0.086 3 0.258 3 0.258 3 0.258 3 0.258 4 0.344 4 0.344 3 0.258 2 0.172 2 0.081 2 0.162 2 0.162 3 0.243 2 0.162 2 0.162 2 0.162 3 0.243 3 0.243 3 0.083 3 0.249 3 0.249 3 0.249 2 0.166 3 0.249 2 0.166 3 0.249 3 0.249 4 0.087 2 0.174 4 0.348 2 0.174 2 0.174 2 0.174 4 0.348 2 0.174 3 0.261 5 0.086 3 0.258 2 0.172 2 0.172 2 0.172 3 0.258 2 0.172 4 0.344 4 0.344
TOTAL 5.363 5.713 5.969 5.461 5.902 5.368 6.034 5.789
150
PAKAR 3
FAKTOR KUNCI BOBOT Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Strategi 8
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS KEKUATAN
1 0.062 3 0.186 4 0.248 2 0.124 4 0.248 3 0.186 4 0.248 2 0.124 2 0.124 2 0.063 3 0.189 3 0.189 2 0.126 3 0.189 3 0.189 3 0.189 2 0.126 3 0.189 3 0.058 3 0.174 3 0.174 2 0.116 2 0.116 2 0.116 3 0.174 2 0.116 2 0.116 4 0.058 4 0.232 2 0.116 3 0.174 3 0.174 4 0.232 4 0.232 4 0.232 3 0.174 5 0.067 4 0.268 4 0.268 3 0.201 4 0.268 4 0.268 4 0.268 4 0.268 4 0.268 6 0.060 4 0.24 3 0.18 3 0.18 3 0.18 3 0.18 3 0.18 3 0.18 3 0.18 7 0.055 3 0.165 3 0.165 3 0.165 3 0.165 3 0.165 3 0.165 2 0.11 3 0.165 8 0.055 3 0.165 4 0.22 3 0.165 3 0.165 3 0.165 3 0.165 3 0.165 3 0.165 9 0.062 3 0.186 2 0.124 3 0.186 4 0.248 4 0.248 4 0.248 3 0.186 4 0.248 10 0.047 2 0.094 2 0.094 4 0.188 2 0.094 2 0.094 4 0.188 3 0.141 3 0.141
KELEMAHAN 1 0.046 2 0.092 2 0.092 2 0.092 4 0.184 2 0.092 2 0.092 1 0.046 1 0.046 2 0.049 2 0.098 2 0.098 2 0.098 2 0.098 3 0.147 2 0.098 2 0.098 2 0.098 3 0.053 2 0.106 3 0.159 4 0.212 3 0.159 2 0.106 2 0.106 3 0.159 3 0.159 4 0.054 3 0.162 3 0.162 4 0.216 4 0.216 2 0.108 2 0.108 4 0.216 4 0.216 5 0.053 4 0.212 3 0.159 4 0.212 4 0.212 3 0.159 3 0.159 4 0.212 4 0.212 6 0.056 3 0.168 3 0.168 4 0.224 3 0.168 3 0.168 3 0.168 3 0.168 2 0.112 7 0.054 3 0.162 3 0.162 4 0.216 2 0.108 3 0.162 3 0.162 3 0.162 2 0.108 8 0.046 3 0.138 3 0.138 3 0.138 2 0.092 3 0.138 3 0.138 2 0.092 2 0.092
PELUANG 1 0.088 3 0.264 3 0.264 3 0.264 3 0.264 4 0.352 3 0.264 3 0.264 4 0.352 2 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 4 0.312 3 0.088 3 0.264 3 0.264 4 0.352 2 0.176 2 0.176 2 0.176 2 0.176 2 0.176 4 0.081 3 0.243 3 0.243 2 0.162 3 0.243 3 0.243 2 0.162 3 0.243 2 0.162 5 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 4 0.312 4 0.312 3 0.234 3 0.234 4 0.312 6 0.085 3 0.255 2 0.17 3 0.255 2 0.17 2 0.17 2 0.17 2 0.17 2 0.17 7 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.234 2 0.156
ANCAMAN 1 0.086 2 0.172 4 0.344 3 0.258 3 0.258 4 0.344 3 0.258 4 0.344 4 0.344 2 0.081 2 0.162 3 0.243 2 0.162 2 0.162 3 0.243 3 0.243 3 0.243 3 0.243 3 0.083 3 0.249 2 0.166 3 0.249 2 0.166 2 0.166 3 0.249 3 0.249 3 0.249 4 0.087 3 0.261 3 0.261 3 0.261 2 0.174 2 0.174 3 0.261 3 0.261 3 0.261 5 0.086 4 0.344 3 0.258 3 0.258 3 0.258 2 0.172 3 0.258 3 0.258 2 0.172
TOTAL 5.953 5.831 5.956 5.735 5.743 5.831 5.711 5.722
151
Keterangan:
Kekuatan 1 = Hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan 2 = Pengambilan keputusan yang mempertimbangkan masukan dari bawahan 3 = Sistem akuntansi sudah tertata dengan baik 4 = Penggunaan mesin produksi yang modern 5 = Produk berkualitas 6 = Harga lebih terjangkau dibandingkan pesaing 7 = Pengalaman usaha selama 17 tahun 8 = Terjalin hubungan yang baik dengan distributor 9 = Memiliki sertifikasi halal dan izin Depkes 10= Memiliki web Kelemahan 1 = Curahan waktu kepala staf terhadap perusahaan cukup terbatas 2 = Sikap tertutup dari perusahaan yang menolak pinjaman dari kreditur 3 = Modal terbatas 4 = Kurangnya inovasi produk 5 = Kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium foil 6 = Daerah pemasaran masih terbatas 7 = Kegiatan promosi rendah 8 = Armada distribusi perusahaan terbatas Peluang 1 = Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati 2 = Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk 3 = Banyaknya kredit bagi usaha kecil menengah 4 = Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % - 0 % 5 = Mesin produksi spray dryer yang efektif 6 = Pasokan bahan baku kontinyu 7 = Hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar Ancaman 1 = Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat 2 = Bargaining position pembeli kuat 3 = Barang subtitusi tinggi 4 = Jaringan distribusi pesaing lebih luas 5 = Persaingan semakin ketat