Upload
phamminh
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK
iB HASANAH CARD BNI SYARIAH
(Studi Kasus Pada BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta Utara)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh :
TITIN SUHARTINI
109046100047
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK iB HASANAH CARD BNISYARJAH (STUDI KASUS BNI SYARIAH CABANG JAKARTA UTARA)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakulktas Syariah dan Hukum Untuk Meemenuhi persyaratan' Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Titin Suhartini
Nim. 109046100047
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Nip. 1 9760 62620090.r t0 t3:\
\
KONSENTRAASI PERNBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
F'AKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435Ht2014 M
lr
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul 'oAnalisis SWOT Terhadap Produk iB Hasanah Card BNISyariah Cabang Jakarta Utara" telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 April2014.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Ekonomi Syariah (SE.Sy) program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam)
Panitia UjianKetua
Munaqasah
Sekretaris
DR. Euis Amalia. M.Ag.NrP. 19710701 199803 2002
Mu'min Rauf. MA.NIP. 19700416 199703 1004
M. Bukhori Muslim. Lc. MA.NrP. 197606262 20090 I 1013
Pembimbing
Penguji I Dr. Muhammad Maksum. S.Aq..MANIP. 1 97807 | 52003 I2t 007
Dr. Hj. Mesraini. M.AgNrP. 1 97602t32003 12200 t
J*qttu29 April2014
21999031014
Penguji II
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
14 April, 2014
Titin Suhartini
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan produk
hasanah card BNI Syariah dibandingkan dengan CIMB Niaga gold card, serta untuk
mengetahui apa saja kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesess), peluang
(Opportunities) dan ancaman (Threats) yang dimiliki hasnah card.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan melalui kepustakaan dan penelitian lapangan. Adapun untuk teknik
pengolahan datanya menggunakan analisis deskritptif. Proses analisis dengan cara
identifikasi faktor-faktor SWOT akan menjadi bahan scoring, pembobotan dan rating
masing-masing faktor, menghitung total yang diperoleh dari hasil perkalian skor
dengan bobot dan rating akan menunjukkan nilai faktor SWOT sesungguhnya,
kemudian hasil perhitungan akan memberikan strategi untuk masing-masing
pendekatan dan menghasilkan strategi terbaik dari penggabungan kedua pendekatan
tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan hasanah card dari
tahun ke tahun selalu membanggakan terbukti tiap tahun pengguna hasanah card
selalu meningkat. Analisis SWOT hasanah card adalah sebagai berikut: kekuatan
produk hasanah card BNI Syariah yaitu Sesuai dengan tuntunan syariat islam, biaya
ringan karena tidak mengguna prinsip bunga, bisa digunakan di seluruh dunia, bisa
dimanfaatkan untuk keperluan bisnis,kartu hanya bisa digunakan untuk transaksi-
transaksi yang sesuai syariah, memberikan perlindungan asuransi perjalanan,
menawarkan program home stay, tidak mendorong pola konsumtif. Sedangkan
kelemahan produk hasanah card BNI Syariah antara lain dirasa masih kurangnya
sosialisasi (pengenalan) kepada masyarakat, promo yang dilakukan oleh pihak bank
masih dianggap kurang, SDM (Sumber Daya Manusia) masih belum memadai, masih
banyak yang beranggapan hasanah card ribet. Peluang produk hasanah card BNI
Syariah antara lain Populasi masyarakat yang mayoritas muslim, besarnya potensi
masyarakat yang berminat terhadap hasanah card, memiliki jaringan yang luas,
kebijakan pemerintah yang kini berpihak kepada bank syariah, akan menjadi satu-
satunya kartu kredit berbasis syariah. Sedangkan tantangannya antara lain Sudah
beredar produk yang sejenis meskipun berbeda konsep, kurangnya pemahaman
masyarakat terhadap hasanah card, budaya tidak disiplin.
Untuk mengembangkan, meningkatkan penjualan hasanah card BNI Syariah
dan mampu bersaing dengan perusahaan lain, BNI syariah harus dalam posisi
strategis yang tepat serta mempertimbangkan SDM yang professional, memperluas
jaringan, melakukan promosi dan meningkatkan pelayanan.
Kata kunci: Analisis SWOT, Kartu Kredit Syariah, Hasanah Card dan BNI Syariah.
v
KATA PENGANTAR
حيمالر الرحمن اهلل بسم
Alhamdulillahirabbil A’lamin, tiada kata yang pantas diucapkan selain rasa
syukur kehadirat Allah SWT. Dialah sumber tertinggi spirit, optimisme dan energi
bagi penulis sehingga skripsi ini dapat selesai meskipun melalui proses yang tidak
sebentar.
Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada baginda nabi muhammad
SAW yang telah berhasil mengentaskan kemiskinan umat, kemiskinan etika, moral
dan norma-norma agama. Juga para sahabat, keluarga serta tabi’in yang telah
memperjuangkan agama allah SWT dalam berbagai gelombang kehidupan, hingga
berakhir kemenangan dan kejayaan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Walaupun waktu, tenaga dan pikiran
telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan penulis miliki, demi
terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.
Penulis sangat berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar sarjana ekonomi syariah. oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimaksih kepada:
vi
1. Prof. Dr. H. Amin Suma, SH, MA. MM selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah mencurahkan baktinya kepada kami, selaku mahasiswa fakultas
syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku ketua jurusan muamalat, fakultas syariah
dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Mu’min Rauf M.Ag, selaku sekertaris jurusan muamalat, fakultas syariah
dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. M. Bukhari Muslim, Lc, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
berkenan meluangkan waktu, mencurahkan segenap perhatian untuk
memberikan pencerahan dan pengarahan yang begitu berharga bagi
penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang penuh dengan kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmunya
kepada penulis selama dibangku kuliah.
6. Segenap Staf Perpustakaan fakultas syariah dan hukum serta segenap staf
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas fasilitas
referensi peminjaman buku sehingga membantu dalam penulisan skripsi
ini.
vii
7. Segenap staf BNI Syariah Jakarta Utara yang sudah berkenan meluangkan
waktu serta memberikan informasinya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
8. Ayahanda dan Ibunda tercinta, H. Yusuf Sukendra dan Almh. Ibu
Tursi’ah beliau adalah cahaya hidupku, kekuatan saat lemahku,
penyemangat saat jatuhku. Terimakasih untuk doa yang tak pernah
berhenti di sepanjang pagi, siang dan malam untukku dan kucuran
keringat atas segala upaya untukku.
9. Kakak-kakakku yang selalu ku cintai dan ku banggakan, Umiyarsih,
Sugeng Pramuji Hidayat, Edi Juhaedi, Siti Aisyah dan Tati Rohayati,
adalah motivator terbaikku, terimakasih atas bantuannya dalam membiayai
kuliahku sehingga aku bisa meraih cita-citaku.
10. Muhammad Yaman Huri, lelaki baik hati sekaligus motivator, panutan dan
penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih
banyak atas segala bimbingan, pelajaran dan dukungan yang tak pernah
putus diberikan dari awal hingga akhir pembuatan skripsi ini.
Jazaakallaah khairal jazaa’
11. Sahabatku Resi Famila terimakasih banyak atas dukungan serta tenaganya
untuk bersedia mengantar penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini.
viii
12. Sahabat-sahabat Perbankan Syariah kelas B angkatan 2009 khususnya Siiti
Aisyah, Nida Auliyani, Zulfa Suti Halwan, Santi Liani dan Nurdiyati yang
menjadi inspirasi penulis dalam membuat skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat KKN SADARI 2012, Diah, Uus Ami, Risa, Ajeng, Ririn,
Tika, Bintang, Kiki, Sarah, Rita, Endang, Hadid, Irul, Wanda, Angga,
Alif, Yunus dan Ikhwan.
14. Mereka yang pernah ada di masa lalu, terimakasih banyak atas semua
pelajaran berharga yang membuatku semakin dewasa dalam menyikapi
jalan kehidupan. Walau sekarang jalan kita sudah berbeda, tetapi tetap satu
tujuan yaitu ‘Bahagia’.
Hanya kepada allah SWT penulis bersimpuh dan berdoa atas rahmat serta
kesempatan yang telah diberikan. Penulis menyadari tanpa Nya penulis tidak bisa
apa-apa karena kami hanya seorang hamba yang dhaif dan tidak mengkin sperti ini
apabila tidak dikehendaki-Nya.
Jakarta, 14 April 2014
Titin Suhartini
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 6
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ......................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7
E. Review Studi Terdahulu .......................................................... 8
F. Metode Penelitian .................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan .............................................................. 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Analisis SWOT ........................................................................ 15
1. Pengertian .......................................................................... 15
2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan .............................................. 22
3. Matrik EFAS ..................................................................... 24
4. Matrik IFAS ....................................................................... 25
B. Kartu Kredit Syariah ................................................................ 30
1. Pengertian .......................................................................... 30
2. Akad-akad Kartu Kredit Syariah ....................................... 33
vii
3. Pihak-pihak yang Terkait................................................... 41
4. Perbedaan Kartu Kredit Syariah dan Konvensional .......... 42
BAB III GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH
A. Sejarah berdirinya BNI Syariah ............................................... 47
B. Tujuan, Visi dan Misi .............................................................. 52
C. Produk dan jasa BNI Syariah................................................... 52
D. Budaya Kerja BNI Syariah ...................................................... 61
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Perkembangan Hasanah Card dibandingkan dengan CIMB Niaga
gold card .................................................................................. 60
B. Analisis SWOT terhadap Produk Hasanah Card ..................... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 81
B. Saran-saran .............................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu..................................................... 8
2. Tabel 2.1 Diagram Matrik SWOT ..................................................... 21
3. Tabel 2.2 Matrik EFAS ...................................................................... 25
4. Tabel 2.3 Matrik IFAS ....................................................................... 27
5. Tabel 3.1 Budaya Kerja BNI Syariah ................................................ 59
6. Tabel 4.1 Matriks IFAS Hasanah Card .............................................. 66
7. Tabel 4.2 Matriks EFAS Hasanah Card ............................................. 69
8. Tabel 4.3 Matriks Strategi SO & ST .................................................. 72
9. Tabel 4.4 Matriks Strategi WO & WT ............................................... 74
10. Tabel 4.5 Perhitungan Skor IFAS ...................................................... 75
11. Tabel 4.6 Perhitungan Skor EFAS ..................................................... 76
ix
DAFTAR SKEMA
1. Skema 2.1 Kuadran Pearce dan Robinson ...................................... 28
2. Skema 2.2 Jasa Kafalah .................................................................. 36
3. Skema 2.3 Pembiayaan Qardh ........................................................ 38
4. Skema 2.4 Akad Ijarah .................................................................... 41
5. Skema 4.1 Analisis SWOT Hasanah Card ...................................... 78
6. Skema 4.2 Matrik SWOT Hasanah Card ........................................ 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekonomi Islam sedang mengalami euforia, baik di negara berkembang,
maupun di negara maju. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai macam
industri keuangan dan berbagai bentuk lembaga ekonomi Islam yang tumbuh
subur di seantero jagat raya. Mulai dari Timur Tengah, kawasan Asia, maupun di
negara-negara barat pengguna kartu kredit syariah meningkat.1 Di Indonesia
ditandai dengan banyaknya bermunculan lembaga-lembaga yang menggunakan
label syariah, maka tak heran jika aktifitas lembaga keuangan di Indonesia
semakin tumbuh dengan menggunakan nama syariah, seperti Perbankan Syariah,
Asuransi Syariah, dan Pegadaian Syariah.
Salah satu yang turut meramaikan pasar „Syariah‟ di Indonesia yaitu
Perbankan Syariah yang terus bermunculan hingga saat ini. Alasan lain semakin
berkembangnya Bank Syariah di Indonesia dikarenakan Bank Syariah mampu
bertahan pada saat krisis moneter pada tahun 1997. Di sisi lain, kebutuhan
masyarakat modern yang sangat kompleks sehingga menuntut para praktisi,
regulator, dan akademisi bidang keuangan syariah untuk aktif dan kreatif dalam
1 Ganjar Hidayat, “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Kartu Kredit Syariah (Studi Tentang
Hasanah Card Bni Syariah” artikel ini di akses pada tanggal 27 maret 2013 dari http://digilib.uin
suka.ac.id/5637/
2
rangka memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan tersebut.2 Salah
satu kebutuhan masyarakat pada zaman modern saat ini di bidang ekonomi
adalah kebutuhan pelayanan jasa keuangan yang memberikan keamanan dan
menyediakan sejenis kredit cards syariah, yang dapat mempermudah masyarakat
dalam melakukan transaksi ekonomi.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan di Indonesia, bank-bank
yang ada berusaha untuk selalu meningkatkan mutu pelayanannya guna menarik
nasabah baru dan juga untuk menjaga loyalitas nasabah lama. Tidak heran jika
banyak bank mengeluarkan produk-produk baru dalam dunia perbankan sehingga
dapat meningkatkan pelayanannya yang akhirnya dapat menarik perhatian para
nasabah atau calon nasabah.3
Yakni kartu plastik atau yang biasa dikenal dengan nama kartu kredit,
merupakan produk baru yang dalam dunia perbankan di anggap mampu menarik
perhatian nasabah untuk menggunakannya. Salah satunya Bank BNI Syariah
yang telah mengeluarkan kartu kredit berbasis syariah pada tahun 2009 lalu.
Melalui produk hasanah card, BNI Syariah menjadi salah satu dari sedikit bank
syariah di Indonesia yang memberikan layanan kartu kredit syariah.4
Dibolehkannya praktek kartu kredit di Indonesia menimbulkan banyak
kontroversi dikalangan praktisi dan akademisi. Mereka yang setuju dengan
2 Hasanudin, “ Multi Akad dalam Transaksi Syariah Kontemporer pada Lembaga Keuangan
Syariah di Indonesia: Konsep dan Ketentuan ( Dhawabith) dalam Perspektif Fiqih” Artikel ini di akses
pada tanggal 21 maret dari http://www.ekonomisyariah.org/?page=artikelview&artSicle id=30/ 3 Nurafifah, “peluang dan tantangan kartu kredit syariah” artikel ini di akses pada tanggal 6 juli
2013 dari http://www. 4 www.bnisyariah.co.id
3
adanya kartu kredit melihat bahwasannya kartu kredit dapat mempermudah
mereka dalam melakukan transaksi ekonomi serta memberikan keamanan dan
kenyamanan. Di sisi lain, bagi mereka yang menentang adanya kartu kredit,
mereka beranggapan bahwa kartu kredit merupakan simbol pemborosan,
hedonistic, dan mementingkan kemewahan, sementara Islam sangat
menganjurkan umatnya untuk hidup sederhana dan melarang pemborosan
(israf).5
Para bankir pun masih meragukan apakah syariah card sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah yang ada dalam transaksi syariah. Lebih dari itu, sebagian
pelaku bisnis bank syariah menilai bahwa dari segi manfaat syariah card sangat
kecil sekali.6 Bahkan Bank Muamalat yang sudah murni syariah pun jelas-jelas
menolak adanya kartu kredit syariah karena di anggap bertentangan dengan
hukum Islam.7
Setelah melakukan banyak pertimbangan terutama dalam
memperhatikan maslahah,8 maka DSN-MUI mengeluarkan fatwa nomor
54/DSN-MUI/X/2006 tentang diperbolehkannya Syariah Card. Adanya fatwa
Syariah Card secara tidak langsung tidak begitu saja menghapus keraguan yang
5 Irma devita, “transaksi kartu kredit syariah” artikel ini diakses pada maret 2013 dari
http://irmadevita.com/2010/transaksi-kartu-kredit-syariah. 6 agus Y, “ Danamon Syariah Tepis Kontroversi Syariah Card”. Artikel ini diakses pada maret
2013 dari http://www.goole.pkesinteraktif.com 7 Vibiznews, “kartu kredit syariah: sebuah pembeda dengan instrument konvensional”. Artikel
ini diakses pada maret 2013 dari http://stitattaqwa.com/2012/02/kartu-kredit-syariah.html 8 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer
(Jakarta: Granada Press, 2007), H. 123
4
ada di masyarakat. Menurut fatwa DSN No. 54/DSN-MUI/X/2006 terdapat tiga
perjanjian yang digunakan dalam akad hasanah card BNI Syariah, adapun akad-
akad tersebut adalah :
a. Kafalah
BNI adalah penjamin bagi pemegang Hasanah Card terhadap Merchant
atas semua kewajiban bayar yang timbul dari transaksi antara pemegang
Hasanah Card dengan Merchant, dan atau penarikan tunai. Atas pemberian
kafalah, BNI dapat menerima monthly membership fee.9
b. Qard
BNI adalah pemberi pinjaman kepada pemegang Hasanah Card atas
seluruh transaksi penarikan tunai dengan menggunakan kartu dan transaksi
pinjaman dana.
c. Ijarah
BNI adalah penyedia jasa sistem pembayaran dan pelayanan terhadap
pemegang Hasanah Card. Atas ijarah ini, pemegang Hasanah Card dikenakan
annual membership fee.
Perkembangan kartu kredit syariah sendiri di Indonesia masih dikatakan
rendah berbeda dengan kartu kredit di Malaysia dan Singapura yang berkembang
dengan pesat. Hal inilah yang menjadi perhatian saya, bukankah penduduk
muslim Indonesia merupakan penduduk muslim terbanyak di dunia tetapi
kenyataannya belum banyak masyarakat muslim yang berminat dengan kartu
9 http://. www.bnisyariah.co.idkumpulan%20artikel/productDetail.do.htm
5
kredit syariah bahkan mereka lebih memilih kartu kredit konvensional yang
jelas-jelas mengandung riba. Apabila hal ini dibiarkan berlanjut, maka eksistensi
kartu kredit syariah itu sendiri akan mengkhawatirkan. Oleh karena itu untuk
mengetahui sejauh mana produk hasanah card menarik minat masyarakat pada
umumnya dan keunggulan apa saja yang dimilikinya, maka digunakan analisis
SWOT.
Teknik SWOT pada dasarnya salah satu teknik menganalisa berbagai
kondisi yang mempengaruhi proses kekuatan produk yang dimiliki BNI Syariah.
Tujuan dilakukannya analisis SWOT ini untuk melakukan diagnosa produk,
sehingga dapat menentukan yang tepat terhadap produk yang dimilikinya.
Langkah awal yang dikembangkan menginvestasi faktor internal dan eksternal
yang ada pada produk hasanah card ini.
Dengan menggunakan analisis SWOT akhirnya bisa ditentukan faktor kunci
sukses yang mungkin dimiliki oleh produk hasanah card di BNI Syariah. Faktor
kunci sukses ini sangat penting sekali sebab akan memberi informasi bagaimana
sebenarnya profil keunggulan bersaing yang dimiliki oleh produk hasanah card.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mencoba
membahas dan mengkaji seberapa besar kekuatan dan kelemahan serta seberapa
banyak peluang dan ancaman yang terdapat pada produk hasanah ini. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK iB HASANAH CARD BNI
SYARIAH (Studi Kasus: BNI Syariah Cabang Jakarta Utara)”
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalahnya ialah:
1. Prinsip-prinsip apa saja yang diterapkan pada hasanah card BNI Syariah?
2. Akad-akad apa saja yang digunakan hasanah card BNI Syariah ?
3. Apa keunggulan kompetitif yang di miliki hasanah card BNI Syariah jika
dibandingkan dengan kartu kredit lainnya?
4. Bagaimana peran hasanah card ditinjau berdasarkan konsep maslahahnya
dalam prakteknya?
5. Bagaimana perkembangan hasanah card pada BNI Syariah
6. Bagaimana memanfaatkan peluang agar volume penjualan hasanah card
meningkat?
7. Analisis SWOT terhadap produk Hasanah Card.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka
untuk menghindari kemungkinan pembahasan yang menyinpang dari pokok
permasalahan yang diteliti, serta sesuai dengan pokok permasalahan yang
akan dibahas. Maka skripsi ini mebatasi masalah pada konsep analisis SWOT
terhadap produk hasanah card BNI Syariah.
7
2. Perumusan masalah
Sedangkan untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan
masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
a. Bagaimana perkembangan hasanah card pada BNI Syariah dibandingkan
dengan CIMB Niaga gold card?
b. Bagaimana analisis SWOT terhadap produk hasanah card?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang di rumuskan di atas, maka tujuan
penelitian yang hendak di capai adalah:
a. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan produk hasanah card pada
BNI Syariah.
b. Untuk mengetahui sejauh mana Strengths (Kekuatan), Weaknesess
(Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman) pada
produk Hasanah Card.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis, bermanfaat sebagai penambah wawasan mengenai segala
aspek yang berhubungan dengan analisis SWOT.
b. Bagi akademik, untuk memberikan sumbangan pemikiran dan
pengetahuan dalam Khazanah Ekonomi Islam khususnya, serta
memperkaya literatur perpustakaan mengenai analisis SWOT terhadap
produk iB Hasanah card.
8
c. Bagi BNI Syariah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
masukan dan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan guna
mengembangkan usaha dan bisnis perbankan syariah serta perekonomian
khususnya.
d. Bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya Umat Islam, penelitian
ini semoga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih kartu
kredit yang memberikan proteksi sesuai prinsip syariah.
E. Review Studi Terdahulu
Tabel 1.1
Review studi terdahulu
Penulis Solihin, Kosentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan
Hukum UIN syarif hidayatullah Jakarta 2008
Judul Analisis SWOT terhadap Pengelolaan Wakaf Uang (Studi
kasus Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia)
Pembahasan Fokus penelitian menganalisis pengelolaan wakaf uang yang
di tinjau dari analisis SWOT yang bertujuan untuk mengetahui
bagaimana sistem pengelolaan dari segi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman.
Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif,
pengumpulan data melalui data wawancara dan studi
dokumentasi.
Penulis Azzah Fadilatul Maisah, Kosentrasi Perbankan Syariah
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2012
Judul Analisis SWOT pada Asuransi Kesehatan Syariah pada PT.
Prudential Life Assurance
9
Pembahasan Skripsi ini membahas apa saja kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman dari sistem klaim asuransi kesehatan
individu. dan bagaimana prosedur analisis SWOT terhadap
sistem klaim kesehatan individu. Serta perkembangan data
Prumed perusahaan.
Metode Metode yang digunakan yaitu kualitatif dan kuantitatif yang
menggunakan variabel SWOT dan jumlah kuesioner sebanyak
30 lembar marketing dan 70 kuesioner kepada nasabah rumah
sakit.
Nama Noer Komala Sari
Judul Analisis SWOT terhadap produk Ar-Rahn Usaha Mikro Kecil
(ARRUM) pada pegadaian syariah
Pembahasan Fokus Penelitian Skripsi Ini Adalah Menganalisis Produk
ARRUM yaitu Mekanisme dan Operasionalnya, Serta
Analisis SWOT terhadap produk Ar-Rahn pegadaian syariah
Metode Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Deskriptif
Kualitatif, pengumpulan data melalui data Wawancara,
Brosur-brosur dan Dokumen Pribadi.
Nama Abdul Wahab Ibrahim Abu Sulaiman
Judul Banking Cards Syariah: Kartu Kredit dan Debit dalam
Perspektif Fiqih. Buku PT Raja Grafindo Persada, 2006.
pembahasan Fokus pembahasannya tentang perbandingan antara hukum
syariah dan hukum barat tentang ketentuan banking card,
model banking card menurut empat mazhab, hubungan
dengan pihak-pihak terkait dalam masalah pembayaran
penagihan dan masalah komisi, kemudian ditutup dengan
pendapat para ahli fiqih kontemporer mengenai banking cards.
10
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu data yang
dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, gambar dan tidak dapat dinyatakan
dengan angka-angka. 10
Adapun pendekatan yang digunakan dalam
pembahasan hasil penelitian, penulis menggunakan metode deskriptif –
analitis yaitu suatu pendekatan yang mencoba menjabarkan keadaan objek
yang sedang diteliti serta menganalisisnya dan metode ini tidak menggunakan
pengujian hipotesis. Hasil penelitian hanyalah berupa deskripsi mengenai
variabel-variabel tertentu, dengan menyajikan frekuensi, angka rata-rata, atau
kualifikasi yang lainnya untuk masing-masing kategori suatu variabel.11
2. Objek Penelitian
Adapun objek penelitian yang akan diteliti oleh penulis adalah Hasanah
Card yang merupakan produk kartu kredit syariah di BNI Syariah yang
berlokasi di Jln. Boulevard Raya Blok QA-1 No. 1 Kelapa Gading Jakarta
Utara- 14240, Telp (021) 4500694, fax (021) 4514121.
3. Sumber Data
Adapun data yang digunakan penulis dalam skripsi ini, menggunakan dua
jenis sumber data, yaitu:
10
Lexy j. moleong, MA. Metodelogi Penelitian Kualitatif, edisi revisi, (Bandung: PT. Remaja
Rosda karya, 2007), cet. Ke-18, h.3 11
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Social. (Jakarta: Rajagrafindopersada, 2007) ,
h. 21
11
a. Data Primer
Data primer adalah data pokok yang di dapat dari responden dengan cara
wawancara dan observasi langsung. data yang diperoleh adalah data
tentang perkembangan, kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman
hasanah card.
b. Data sekunder
data sekunder adalah data yang di ambil dengan cara membaca literature
kepustakaan, internet,media cetak, jurnal dan lain۔ lain, yang ada
hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.
4. Teknik pengumpulan data
Untuk pengumpulan data yang berkenaan dengan judul penelitian,
penelitian menggunakan jenis pengumpulan data sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, meneliti, mempelajari
bahan-bahan tertulis seperti, situs internet, buku-buku, artikel dan
informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dalam
skripsi ini, melalui riset ini akan didapat konsep, teori dan definisi yang
akan penulis pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa dalam
peroses penulisan riset laporan.
b. Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dalam upaya menghimpun
data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan
12
masalah tertentu dengan tanya jawab secara langsung yang bebas dan
terbuka. Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dengan bapak
Kaharuddin Yasin sebagai ketua cabang, dengan tekhnik wawancara
terstruktur. Apakah kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terdahap
implementasi akad tersebut.
c. Studi Dokumentasi
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan pada laporan
keterangan pihak BNI Syariah dan keterangan dokumen lainnya yang
terkait dengan masalah penelitian.
5. Teknik pengolahan data
Penelitian ini menggunakan data kualitatif, dalam pengelolaannya hampir
sama dengan data kuantitatif. Mengedit data kemudian mengkategorisasikan
atau mengklarifikasikan data sesuai dengan masalah atau tema yang sedang
dibahas. Maka langkah۔ langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Hasil identifikasi faktor-faktor SWOT akan menjadi bahan scoring,
pembobotan dan rating masing-masing faktor.
b. Menghitung total yang diperoleh dari hasil perkalian skor dengan bobot
dan rating akan menunjukkan nilai faktor SWOT sesungguhnya.
c. Hasil perhitungan akan memberikan strategi untuk masing-masing
pendekatan dan menghasilkan strategi terbaik dari penggabungan kedua
pendekatan tersebut.
13
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan deskripti analitis, hal ini dilakukakan
karena bermaksud untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, tantangan dan
ancaman dari produk ib hasanah card yang diperoleh dengan cara wawancara.
Analisis data disajikan dalam beberapa tahap sebagai berikut;
Pertama, analisis terhadap point۔ point kelebihan dan kekurangan hasanah
card. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel matrik IFAS (Internal Strategic
Factor Analysis Summary). Kedua, analisis terhadap point۔ point peluang dan
tantangan hasanah card. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel matrik EFAS
(External Strategic Factor Analysis Summary).
7. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini berdasarkan pada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2012”.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan pada penelitian ini disusun menjadi
lima bab yang kemudian pada setiap bab terdiri dari beberapa sub-bab bahasan
dengan rincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan Indentifikasi Masalah, latar
belakang penulisan, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penulisan, tinjauan pustaka, Kerangka teori dan konsep,
metode penelitian, dan teknik penulisan, serta sistematika penulisan.
14
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, Berisi tentang analisis SWOT yang membahas
Pengertian Analisis SWOT yang meliputi Fungsi, Manfaat, Tujuan
Analisis SWOT dan Matrik Analisis SWOT, serta membahas Hasanah
Card yang meliputi pengertian Hasanah Card, akad-akad Hasanah
Card serta Pihak-pihak yang Terkait dalam Hasanah Card.
BAB III GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH
Dalam bab ini, penulis membahas tentang sejarah berdirinya BNI
Syariah, tujuan, visi dan misi, struktur organisasi, produk dan jasa
yang BNI Syariah, dan Budaya Kerja BNI Syariah.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang meliputi
Bagaimana perkembangan Hasanah Card pada BNI Syariah
dibandingkan dengan CIMB Niaga gold card dan Bagaimana analisis
SWOT terhadap produk iB hasanah card.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi Kesimpulan dan Saran.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Analisis SWOT
1. Pengertian
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan
strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan
kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi harus
menganalisa faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.1 Hal ini disebut dengan
analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah
analisis SWOT.2 Beberapa pendapat tentang pengertian analisis swot:
a. Anlisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal yang
selanjutnya akan digunakan sebagai alat dasar untuk merancang strategi
dan program kerja. Analisis eksternal mencakup Peluang (Opportunity)
dan Ancaman (Threaths). Analisis internal mencakup penilaian terhadap
faktor kekuatan (strengths) dan Kelemahan (Weaknesses). Maka langkah
1 Bochar, Chan dan lin, Manajemen Biaya, Diterjemahkan Oleh A. Susty Ambariani (Jakarta,
Salemba Empat 2000) Cet 1 h. 40 2 Freddy Rangkuty, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, (jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2006) Cet ke 14, h. 19
16
pertama adalah melakuakan curah pendapat tentang keempat faktor
SWOT tersebut.3
b. Analisis SWOT menurut Sutojo dan F. Kleinsteuber adalah untuk
menentukan tujuan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi
perusahaan dan oleh karenanya diharapkan lebih mudah tercapai.4 SWOT
adalah singkatan dari kata-kata Strength (Kekuatan perusahaan)
Weaknesses (Kelemahan perusahaan), Opportunities (Peluang Bisnis) dan
Threats (Hambatan untuk mencapai tujuan).
c. Analisis SWOT adalah salah satu bentuk analisis dalam manajemen
dengan menggunakan prinsip SWOT (Strength, Weaknesses,
Opportunities, and Threats). Analisis SWOT digunakan untuk melihat
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh
perusahaan. Dengan melihat kekuatan yang dimiliki serta
mengembangkan kekuatan tersebut dapat dipastikan bahwa perusahaan
akan lebih maju dibanding pesaing yang ada. Demikian juga dengan
kelemahan yang dimiliki harus diperbaiki agar perusahaan bisa tetap
eksis. Peluang yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh
perusahaan agar volume penjualan dapat meningkat. Dan ancaman yang
akan dihadapi oleh perusahaan haruslah dihadapi dengan
mengembangkan strategi pemasaran yang baik.5
3 M. Ismail Yustanto, Pengantar Manajemen Syariat, (Jakarta: Khairul Bayan, Desember
2003) Cet. Ke-2, h. 83 4 Siswanto Sutojo dan F. Kleinsteuber, Strategi Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Dammar
Mulia Pustaka,2002), h. 6
5 Analisis SWOT, artikel ini diakses pada tanggal 29 Agustus 2013 pukul 13.02 dari
http://pengertian-analisis-swot.html.
17
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan tentang pengertian
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal perusahaan
serta bagaimana mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan, dan dapat memaksimalkan kekuatan dan
peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan
ancaman.
Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi
ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisa, perumusan
dan evaluasi strategi-strategi itu disebut managemen strategis. Tujuan utama
perencanaan strategis adalah agar perusahaan melihat secara obyektif kondisi-
kondisi eksternal dan internal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas,
fungsi manajemen, konsumen, distributor, dan pesaing. Jadi perencanaan
strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaingdan memiliki produk
yang sesuai dengan keinginan konsumen dan dukungan yang optimal dari
sumber daya yang ada.6
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, definisi strategi yang
dikemukakan oleh Chandler7 menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan
jangka panjang suatu perusahaan.8 Serta pendayagunaan serta alokasi semua
sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman baik
6 M. Ismail Yustanto, Pengantar Manajemen Syariat, h. 19
7 Al Fred D. Chandler. Jr adalah Penulis Buku Strategy and Structure: Capture The History Of
Enterprise.
18
mengenai konsep dan strategi konsep-konsep yang lain yang sangat berkaitan,
sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun, konsep-konsep itu adalah
sebagai berikut;
a. Distinctive Competence: tindakan yang dilakukan perusahaan agar dapat
melakukan kegiatan lebih baik dibanding pesaingnya. Dengan iklim yang
mendukung, tenaga kerja yang murah dan mudah diperoleh, lokasi strategis
dan keamanan yang baik, skala usaha besar dan modern, pasar yang luas
dan daya beli masyarakat yang tinggi.
b. Competitive Advantages: kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh
perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya dalam
kmampuan berbagai fungsi yang kait ۔ mengkait lewat rantai nilai. dimana
keunggulan tergantung pada superioritas kualitas SDM.9
Menginggat bahwa lingkungan pemasaran dapat berupa kesempatan
dan ancaman bagi perusahaan, maka perlu dilakukan suatu analisis SWOT,
yang terdiri dari:10
a. Strength: dalam hal ini perusahaan perlu melihat terlebih dahulu kekuatan
uang dimiliki, meskipun kekuatan ini tidak sepenuhnya merupakan
keunggulan bersaing, yang penting bagi perusahaan adalah memiliki
kekuatan yang relatif besar untuk faktor mikro dibanding dengan
9 noname, Pengertian Manajemen Strategi, Modul Kuliah Program Magister Manajemen
Program Pasca Sarjana Universitas Narotama Surabaya 2003, h. 4 10
Agus Wibisono, Analisis SWOT, artikel ini diakses pada tanggal 11 april 2014 pukul 10.30
dari http://aguswibisono.com/2010/analisis swot-strength-weakness-opportunity-threat/.com
19
pesaingnya. Kekuatan ini bisa saja berupa tersedianya dana yang cukup
besar, memiliki tenaga kerja yang terampil dan profesional.
b. Weakness: Disamping meneliti keunggulannya, perusahaan harus merinci
apa saja kelemahan-kelemahannya. Hal ini supaya dapat diatasi terlebih
dahulu sebelum perusahaan terjun di area persaingan. Jika mungkin
kelemahan itu dihilangkan, dan jika tidak mungkin, harus ditutup dengan
nilai lebih yang dimiliki perusahaan. Kelemahan ini misalnya pangsa pasar
yang masih sempit, ada batasan-batasan dari peraturan pemerintah dan
undang-undang.
c. Opportunity: peluang pemasarran perusahaan adalah arena yang menarik
untuk kegiatan pemasaran dimana perusahaan tersebut meraih keunggulan
dalam bersaing. Peluang harus dicari dan diraih karena peluang tidak akan
datang ke perusahaan kita. Banyak perusahaan yang cerdik, mengukur
kekuatan dan kelemahan bisnisnya untuk meraih peluang yang sesuai
dengan kekuatannya dan sukses karena didukung oleh adanya kerja sama
yang baik antar bagian (internal) perusahaan itu sendiri. Hal penting dalam
suatu analisis lingkungan yaitu bagaimana memperoleh informasi adanya
peluang-peluang baru.
d. Threat: dalam mengembangkan keeunggulan dan kekuatannya untuk
meraih kesempatan baik menghadapi hambatan yaitu berupa
kecenderungan yang tidak menguntungkan yang dapat mengancam
20
kedudukan perusahaan apabila tidak diantisipasi dengan aktifitas
pemasaran yang terpadu.11
Analisis SWOT mengarahkan analisis strategik dengan cara
memfokuskan perhatian pada kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang (opportunities), dan ancaman (threat) yang memerlukan hal yang
kritis bagi keberhasilan organisasi maupun perusahaan dengan melakukan
indebtifikasi secara hati-hati pada faktor keberhasilan kritis (Critical Succes
Factors).12
Kinerja perusahaan atau organisasi dapat ditentukan dengan Analisis
SWOT, yang merupakan hasil perbandingan dengan faktor-faktor Eksternal
(Peluang dan Ancaman/ Tantangan). Faktor internal diperoleh dari data dalam
lingkungan perusahaan seperti dari laporan keuangan, kegiatan operasional,
kegiatan pemasaran dan data staff serta karyawan. Sedangkan faktor eksternal
diperoleh dari data lingkungan di luar perusahaan atau organisasi, seperti
analisis pasar, komunitas, pemerintah dan analisis kelompok (untuk
kepentingan tertentu) perencanaan usaha yang baik dengan menggunakan
metode pengujian analisis SWOT dirangkum dalam Matrik SWOT yang
dikembangkan oleh Kearns (1992).13
11
Murti Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank, (Jakarta: PT. Rja Grafindo Persada, 2007) h.
75-76
12
A. Susty Ambariani, Manajemen Biaya (Jakarta: Salemba Empat, 2000) h. 43 13
M. Ismail Yusanto, Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami. (Jakarta:
Gema Insani Press) Cet ke h. 67.
21
Tabel 2.114
Gambar Diagram Matrik SWOT Kearns
EfAS
IFAS
Opportunities (O)
(Peluang)
Threath (T)
(Ancaman)
Strength (S)
(Kekuatan)
Strategi SO
Keunggulan komparatif
(Comparative Advantage)
Strategi WO
Mobilisasi (Mobilization)
Weaknesses (W)
Kelemahan)
Strategi ST
Divestasi/investasi
(Divestment/ Investment)
Strategi WO
Kendali kerusakan
(Damage Control)
Dalam Matriks tersebut, Comperative Edvantage (Keunggulan
Komparatif) berarti pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga
organisasi tidak boleh membiarkan peluang itu hilang begitu saja, namun
sebaliknya organisasi harus segera memperkuat dengan berbagai perencanaan
yang mendukungnya. Sel A ini memberi kemungkinan bagi organisasi untuk
berkembang lebih cepat, namun harus senantiasa waspada terhadap perubahab
yang tidak menetu dalam lingkungannya. Dengan demikian yang harus
dijawab adalah “Bagaimana memanfaatkan kekuatan yang ada, untuk
meningkatkan posisi kompetitif organisasi.”
Sel B menghadapkan organisasi pada isu Strategis Mobilization yaitu
kotak interaksi dan pertemuan antara ancaman dari luar yang
diindentifikasikan dengan kekuatan organisasi. Disini organisasi harus
14
Ibid, h. 68
22
melakukan mobilisasi sumberdaya yang merupakan kekuatan organisasi untuk
memperlunak ancaman dari luar, bahkan jika mungkin organisasi dapat
mengubahnya menjadi peluang.
Sel C menampilkan isu strategis investment atau divestment yang
memberikan pilihan dengan situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat
menyakinan, namun organisasi tidak mempunyai kemampuan untuk
menggarapnya. Kalau dipaksakan, dapat memakan biaya yang sangat besar
sehingga akan merugikan organisasi.
Sel D adalah kotak yang paling lemah dari semua sel karena merupakan
kotak atau titik temu dua sisi yang masing-masing lemah, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana bagi organisasi. Strategi yang
harus diambil adalah Damage Control (Mengendalikan Kerugian) yang
diterima sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.15
2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan Analisis SWOT
a. Fungsi Analisis SWOT
Sebagai alat analisa, analisis SWOT berfungsi untuk menganalisis
mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang
dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta
analisis mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang
dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.16
15
Rahmaniar, Analisis SWOT Terhadap Produk Mulia Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren,
Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hokum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011 16
Artikel Ini di Akses Pada Tanggal 30 Agustus Pukul 12.53 dari www.perform.or.id/files/modul
prosbumd04_Finf.pdf, h. 3
23
b. Manfaat Analisis SWOT
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan
dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan
menuju masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai
keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan misinya dan
mewujudkan visinya. Dari hasil analisis akan memetakan posisi
perusahaan terhadap lingkungan dan menyediakan pilihan strategi umum
yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran
perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan dari para stakeholder.
c. Tujuan Analisis SWOT
Untuk mengetahui kelemahan perusahaan dan menciptakan kelemahan
itu menjadi kekuatan, serta mencoba menghilangkan ancaman untuk
dijadikan suatu peluang, maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan
ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan melalui penelaahan terhadap lingkungan dan potensi sumber
daya perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi
organisasi yang realistik dalam mewujudkan visi dan misinya, maka tujuan
analisis SWOT adalah untuk faktor-faktor internal dan eksternal
perusahaan yang telah di analisis, dan apabila terdapat kekurangan maka
dapat disempurnakan.
24
3. Matrik Faktor Strategi Eksternal
Sebelum membuat matrik Faktor Strategi Eksternal, kita perlu
mengetahui terlebih dahulu faktor strategi ekternal (External Strategic Factor
Analysis Summery/EFAS). Beikut ini adalah cara-cara penentuan faktor
strategi eksternal (EFAS).17
a. Susunlah kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan ancaman)
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai 1 (poor) berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi yang bersangkutan. Pemberian
nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin
besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1).
Pemberian rating ancaman adalah sebaliknya. Misalnya, jika nilai
ancamannya besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya jika ancamannya
sedikit, ratingnya 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilai bervariasi mulai dari
4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
17
Freddy rangkuty, Analisis SWOT Teknik Pembedah Kasus Bisnis, h.19
25
e. Gunakan kolom 5 untuk memberi komentar atau catatan mengapa faktor-
faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
dapat kita gunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan
perusahaan lainya dalam kelompok industri yang sama.
Tabel 2.2 Matriks EFAS18
Faktor-Faktor
Strategi Eksternal
Bobot Rating Bobot x
Rating
Komentar
Peluang
Ancaman
Total 1,00
Jadi, sebelum strategi diterapkan, perencanaan strategi harus
menganalisis lingkungan eksternal untuk mengetahui berbagai peluang dan
ancaman. Masalah strategis yang akan dimonitor harus ditentukan karena
maslah ini mungkin dapat mempengaruhi perusahaan di masa yang akan
datang.
4. Matrik Faktor Strategi Internal19
Setelah faktor-faktor Strategis Internal suatu perusahaan diidentifikasi,
suatu tabeL IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) disusun
untuk merumuskan faktor strategis internal tersebut dalam kerangka strength
dan weekness perusahaan. Tahap-tahapnya adalah:
18
Ibid, h.19 19
Freddy rangkuty, Analisis SWOT Teknik Pembedah Kasus Bisnis, h.20
26
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 0,1
(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-
faktor terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) samapi 1 (poor) berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang termasuk kategori
kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik)
dengan membandingkannya rata-rata industri atau denga pesaing utama.
Sedangkan untuk variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya
jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandngkan rata-rata industri,
nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-
rata industri, nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 kalikan bobot
pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor
pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0
(outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
27
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya
dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini dapat
digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan
lainnya dalam kelompok industri yang sama.
Tabel 2.3 Matriks IFAS
Faktor-faktor Strategi
Internal
Bobot Rating Bobot x
Rating
Komentar
Kekuatan
Kelemahan
Total 1,00
Melalui Kuadran Pearce dan Robinson (1998) memberikan empat
kemungkinan posisi yang ditempati oleh suatu organisasi.
28
Gambar 2.1 Kuadran Pearce dan Robinson20
Kuadran I (stretegi SO)
a. Merupakan situasi yang sangat menguntungkan
b. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal.
c. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah prima dan mantap
sehingga pertumbuhan yang agresif
Progresif artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga
dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, membesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara maksimal.
20
Siti Muyasari, Analisis SWOT terhadap Produk Unit Link (Studi pada PT Asuransi Takaful
Keluarga, 2010, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. h. 73
Berbagai
Peluang
Kelemahan
Internal
Kekuatan
Internal
Berbagai
Ancaman
Kuadran III
(-,+) Ubah Strategi.
Kuadran I
(+,+) Progresif
Kuadran IV
(_ ,_) Strategi Bertahan
Kuadran II
(+ , -) Diversifikasi Strategi
29
Kuadran II (ST):
a. Meskipun menghadapi berbagai macam ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal.
b. Perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang.
c. Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi produk atau pasar.
Diversifikasi artinya perusahaan dalam kondisi mantap namun
menghadapi sejumlah tantangan berat, sehingga diperkirakan roda organisasi
akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada
strategi sebelumya. Oleh karena itu organisasi disarankan untuk segera
memperbanyak ragam strategi teknisnya.
Kuadran III (WO) :
a. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumberdaya
lemah.
b. Karena itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal.
c. Fokus strategi perusahaan pada posisi ini ialah meminimalkan kendala-
kendala internal perusahaan.
Ubah strategi artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya, strategi lama sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada
sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
Kuadran IV (WT):
a. Merupakan kondisi yang srba tidak menguntungkan.
30
b. Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara
sumberdaya yang dimiliki banyak kelemahan.
c. Strategi yang diambil Defensif, Penciutan atau Likuidasi.21
Strategi bertahan artinya kondisi internal organisasi yang lemah yang
akan dihadapkan pada situasi eksternal yang sulit, menyebabkan organisasi
berada pada pilihan dramatis. Karena itu organissi disarankan untuk
menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak
semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya
membenahi diri.
B. Kartu Kredit Syariah
1. Pengertian Kartu Kredit Syariah
Syariah berasal dari kata شرع yang berarti syariat, ajaran, Undang-
Undang dan hukum.22
Syariah juga berarti jalan yang ditempuh atau garis
yang mesti dilalui. Secara Terminology, definisi Syariah adalah peraturan-
peraturan dan hukum yang telah digariskan oleh Allah atau telah digariskan
pokok-pokoknya dan dibebankan kepada kaum Muslimin supaya
mematuhinya, supaya Syariah ini diambil oleh orang Islam sebagai
penghubung diantaranya dengan Allah dan diantaranya dengan Manusia. Jadi
singkatnya, syariah itu berisi peraturan dan hukum-hukum yang menentukan
garis hidup yang harus dilalui oleh seorang Muslim. 23
21
Siti Muyasari, Analisis SWOT terhadap Produk Unit Link (Studi pada PT Asuransi Takaful Keluarga, 2010, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. h. 78
22 Munir Baalbaki dan Rohi Baalbak, Kamus al-Maurid, (Surabaya: Halim Jaya, 2006), h. 509
23 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2004), h. 7
31
Sedangkan yang dimaksud dengan Syariah Card adalah kartu yang
berfungsi seperti (berdasarkan sistem yang sudah ada) antara para pihak
berdasarkan prinsip syariah.24
Berdasarkan fatwa DSN No. 54/ DSN-
MUI/X/2006 yang dimaksud dengan Kartu Kredit Syariah (Syariah Card)
adalah Kartu yang berfungsi sebagai kartu kredit yang hubungan hukum
(berdasarkan sistem yang sudah ada) antara para pihak berdasarkan prinsip
syariah sebagaimana diatur dalam fatwa..
Hasanah Card adalah kartu pembiayaan yang menggunakan prinsip
syariah dan bertujuan untuk memudahkan sistem pembayaran serta sebagai
jaminan atas setiap transaksi pembelian barang dan jasa. Hasanah card adalah
kartu berbasis syariah yang berfungsi sebagai kartu kredit sehingga diterima
diseluruh tempat bertanda mastercard dan semua ATM yang bertanda
Cirrus.25
Walaupun berdasarkan definisi di atas Syariah Card berfungsi sebagai
kartu kredit, tetapi pada Syariah Card tidak memberlakukan sistem bunga
yang identik dengan riba. Oleh karenanya, pada Syariah Card menggunakan
mekanisme akad yang berdasarkan prinsip syariah. Di dalam syariah card juga
terdapat ketentuan tentang batasan (Dhawabith Wa Hudud)26
, yakni tidak
menimbulkan riba, tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan
24
Fatwa DSN No 54/DSN-MUI/X/2006 Tentang Syariah Card, h. 1 25
Ibid. 26
Prof. Dr.Shalah ash-Shawi & Prof Dr. Abdullah al-Mushlih, Fikih Ekonomi Keuangan Islam,
(Jakarta: Darul Haq, 2008) h. 300
32
syariah, tidak mendorong pengeluaran berlebihan (Ishraf), pemegang kartu
(Card Holder) harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi pada
waktunya dan tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan prinsip
syariah.27
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya fungsi
Syariah Card sama dengan Kartu Kredit. Walaupun demikian, antara Syariah
Card dengan Kartu Kredit terdapat perbedaan yang mendasar, yakni pada
Kartu Kredit menetapkan bunga atas pinjaman yang diberikan beserta
transaksi yang berkaitan dengan penggunaan kartu kredit tersebut, tetapi pada
Syariah Card hubungan transaksi berdasarkan akad, yaitu akad Kafalah,
Qardh, dan Ijarah dengan menetapkan bagi hasil atas pinjaman yang diberikan
kepada nasabah.28
Menurut Wahbah Zuhaili umat Islam boleh menggunakan Kartu
Kredit yang tidak berbasis bunga, namun bila terpaksa atau tuntutan
memaksanya menggunakan kartu kredit yang berbasis bunga maka demi
kemudahan transaksi boleh menggunakan kartu kredit tersebut dengan
keyakinan penuh dapat membayar utang dan komitmen untuk melunasi tepat
waktu sebelum jatuh tempo agar tidak membayar bunga.29
27
artikel ini di akses pada tanggal 2 Desember 2014 pukul 20.12 dari http://BNI Hasanah Card Tentang BNI Hasanah Card_files/blank.htm
28
Rahmawati, Analisis Akad dan Aplikasi Produk Hasanah Card pada Unit Usaha Syariah PT BNI (Persero), Tbk Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010
29
Een Kurniati, Manajemen Resiko pada Produk Hasanah Card (Study Kasus pada PT BNI Syariah), Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, h. 38
33
2. Akad-akad Kartu Kredit Syariah
a. Akad Kafalah
1). Pengertian Kafalah
Kafalah (Guaranty) adalah jaminan (Al-Dhaman), beban
(Hamalah), atau tanggungan (Za‟amah)30
yang diberikan oleh
penanggung (Kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kwajiban pihak
kedua atau yang ditanggung (Makful). Kafalah juga dapat berarti
mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang
pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. Atas jasanya penjamin
dapat meminta imbalan tertentu dari orang yang dijamin.
Jadi, secara singkat kafalah berarti mengalihkan tanggung jawab
seseorang kepada orang lain dengan imbalan.31
2). Rukun dan Syarat Kafalah
Rukun dari akad kafalah yang harus terpenuhi dalam transaksi ada
beberapa hal, yaitu:
a) Pelaku akad, yaitu kafil (penanggung) adalah pihak yang menjamin
dan makful (ditanggung), adalah pihak yang menjamin.dengan syarat
kafil harus baligh, berakal, tidak dalam keadaan sakit keras, tidak
terpaksa, harus merdeka.
b) Objek akad, yaitu makful alaih (tertanggung) adalah objek
30
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 117-118 31
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) h. 105
34
penjaminan, objek akad harus jelas dan.
c) Shighah, yaitu ijab dan qabul.
shighah kafalah bisa dengan setiap laafal yang mengandung arti
tanggungan atau iltizam, seperti: saya tanggung dan saya jamin.32
Sedangkan syarat – syarat dari akad kafalah, yaitu:
a) Tidak bertentangan dengan syariat Islam.33
b) objek akad jelas dan dapat dijaminkan.
3). Landasan Hukum Alquran dan Hadits
a). Al-Quran
Dasar hukum untuk akad memberi kepercayaan ini dapat dipelajari
dalam Al-Quran Surat Yusuf: 72
Artinya: “Kami menjawab kami kehilangan piala raja, dan siapa yang
dapat mengembalikannya akan memperoleh (bahan makanan
seberat) beban unta, dan aku jamin itu”
b). Hadits:
Artinya: “Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW, jenazah seorang
laki-laki untuk dishalatkan. Rasulullah SAW bertanya
„Apakah dia mempunyai hutang? Sahabat menjawab. „tidak‟ ,
32
Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 437 33
Ibid, h. 106
35
maka beliau menshalatkannya, kemudian dihadapkan lagi
jenazah lainnya, Rasulullah pun bertanya,apakah ia
mempunyai hutang?‟ “ya‟ Rasulullah berkata, “ shalatkanlah
temanmu itu”,beliau sendiri tidak mau menshalatkannya, lalu
abu qatadah berkata, “ saya menjamin hutangnya ya
rasulullah”, maka rasulullah pun menshalatkan jenazah
tersebut.”34
4). Macam – Macam Kafalah35
a) Kafalah Bin-Nafs
Kafalah Bin-Nafs merupakan akad memberikan jaminan atas diri
(Personal Guarante). Sebagai contoh, dalam praktik perbankan untuk
bentuk kafalah Bin-Nafs adalah seorang nasabah yang mendapat
pembiayaan dengan jaminan nama baik dan ketokohan seseorang atau
pemuka masyarakat. Walaupun bank secara fisik tidak memegang
barang apapun, tetapi bank berharap tokoh tersebut dapat
mengusahakan pembayaran ketika nasabah yang dibiayai mengalami
kesulitan.
b) Kafalah Bit-Tamsil
Jenis kafalah ini biasa dilakukan untuk menjamin
pengembalian atas barang yang disewa, pada masa waktu sewa
berakhir. Jenis pemberian jaminan ini dapat dilaksanakan oleh bank
untuk kepentingan nasabahnya dalam bentuk kerja sama dengan
perusahaan penyewaan (Leasing Company). Jaminan pembayaran bagi
34
Ibn Ismail Al-Bukhori, shahih bukhari, hadist ke-2295, h.253 35
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h. 105
36
bank dapat berupa deposito/ tabungan dan bank dapat membebankan
uang jasa (Fee) kepada nasabah itu. 36
Gambar 2.2
Skema Jasa Kafalah37
JAMINAN KEWAJIBAN
b. Akad Qard
1) Pengertian Qard
Qard adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan. Dalam literatur Fikih Klasik, Qard dikategorikan
dalam Akad Tathawwui atau akad saling membantu dan bukan transaksi
komersial.38
36
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2010) Cet Ke -1 h. 124 37
Ibid, h. 125 38
Ahmad Asy-Syarbasi, Al-mu‟jam Al-Iqtishad Al-Islami, (Beirut: Dar Alamil Kutub, 1987);
Sayyid Sabiq, Fiqih Al-Sunnah, (Beirut: Darul Kitab Al-Arabi, 1987), Cet. VIII, Vol. III, h. 163
PENANGGUNG
(Lembaga)
TERTANGGUNG
(Jasa/Objek)
DITANGGUNG
(Nasabah)
37
2) Rukun dan Syarat Qard39
Rukun dari akad qard atau qardul hasan yang harus dipenuhi
dalam transaksi ada beberapa:
a) Pelaku akad, yaitu muqtaridh (peminjam), pihak yang membutuhkan
dana, dan muqridh (Pemberi Pinjaman), pihak yang memiliki dana.
b) Objek akad, yaitu qard (dana).
c) Tujuan, yaitu „iwad atau counter Value berupa pinjaman tanpa
imbalan, dan
d) Shighah, yaitu ijab dan qabul.
Sedangkan syarat dari akad qard atau qardhul hasan yang harus dipenuhi
dalam transaksi, yaitu:
a) Kerelaan dua belah pihak; dan
b) Dana digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dan halal.
3) Landasan Hukum Qard40
Transaksi Qard diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan Hadits
Riwayat Ibnu Majjah dan Ijma‟ Ulama. Sesungguhnya demikian. Allah SWT
mengajarkan kepada kita agar meminjamkan sesuatu bagi “Agama Allah”
a) Al-Quran
Firman Allah SWT dalam QS. Al-Hadiid: 11
39
Muhammad syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2010) Cet. Ke-1 h. 130 40
Ibid, h. 132
38
Artinya: “Barang siapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman
yang baik, maka Allah akan mengembalikannya berlipat-ganda
untuknya, dan baginya pahala yang mulia”.
b) Hadits:
Artinya: “Ibnu Mas‟ud meriwayatkan bahwa nasi saw bersabda, bukanlah
seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya)
dua kali kecuali yang satunya adalah yang (senilai) sedekah.
Gambar 2.3 Skema Pembiayaan Qardh41
Perjanjian Qardh
Tenaga Kerja Modal 100%
100% Kembali Modal
41
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah dan Deskripsi Dana Ilustrasi, Edisis
Ketiga (Yogyakarta: Ekonisia, 2008), h. 85
PROYEK/USAHA
KEUNTUNGAN
NASABAH BANK
39
c. Akad ijarah
1) Pengertian Ijarah
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan (ownership/ milkiyyah) atas barang itu sendiri.
2) Rukun dan Syarat Ijarah42
Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada
beberapa, yaitu:
a) Pelaku akad, yaitu musta‟jir (penyewa) adalah pihak yang menyewa
aset, dan mu‟jir/muajir (pemilik) adalah pihak pemilik yang
menyewakan aset.
b) Objek akad, yaitu ma‟jur (aset yang disewakan), dan ujrah (harga
sewa); dan.
c) Shighah, yaitu ijab dan qabul.
Sedangkan syarat yang harus terpenuhi dalam akad ijarah, yaitu:
a) Kedua belah pihak harus mempunyai kemampuan, yaitu berakal dab
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
b) Jika salah satu pihak anak kecil atau orang gila maka akadnya di
anggap tidak sah.
42
Op. Cit, Muhammad syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, h.133
40
3) Landasan Hukum Ijarah43
a) Al-Quran
Firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah: 233
Artinya: “Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua
tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan
kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan
cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena
ananknyadan jangan pula seorang ayah (menderita) karena
anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila
keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan
permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa antara
keduanya. Dan jika kamu menyusukan anakmu kepada orang lain,
maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara
yang patut. Bertakwalah kepada allah dn ketahuilah bahwa allah
maha melihat apa yang kamu kerjakan”.
b) Hadits:
43
Ibid. 134
41
Artinya: “Dari Ibnu Umar, Ia berkata: Telah bersabda Rasulallah SAW, “ Berilah kepada seseorang buruh upahnya sebelum kering peluhnya”. (HR Ibnu Majah)”
Gambar 2.4 Skema Al-Ijarah.44
B. Milik
3. Sewa Beli
A. Milik
1. Pesan Objek Sewa
2. Beli Objek Sewa
3. Pihak – Pihak yang Terkait dalam Kartu Kredit Syariah
Syariah card dalam transaksinya melibatkan berbagai pihak yang satu
sama lain terkait perjanjian, baik mengenai hak maupun kewajibannya. Adapun
para pihak yang terkait dalam sistem kerja sama syariah card, yakni penerbit kartu
(Mushdir Al- Bithaqah), pemegang kartu (Hamil Al – Bithaqah), dan penerima
kartu (Merchant, Tajir atau Qabil Al- Bithaqah).45
Penerbit kartu (Mushdir Al- Bithaqah) atau disebut juga Issuer Bank
memiliki hak untuk menagih pembayaran dari pemegang kartu atau card holder
serta mempunyai kewajiban melakukan pembayaran kepada merchant.46
44
Ibid. h. 89 45
Fatwa DSN No 54/DSN-MUI/X/2006 Tentang Syariah Card, h. 1 46
JohanesIbrahim, Kartu Kredit dan Dilematis antara Kontrak dan Kejahatan, (Bandung: RefikaAditama,2004), h. 22
Penjulal
Suplier
Nasabah Objek
Sewa
Bank Syariah
42
Pemegang kartu (Hamil Al- Bithaqah) atau disebut juga Card Holder
adalah seseorang yang telah diberi kepercayaan oleh pihak penerbit kartu untuk
menggunakan kartu dalam melakukan transaksi dengan merchant yang telah
ditetapkan oleh pihak penerbit.47
Penerima kartu (Merchant, Tajir atau Qabil Al- Bithaqah) adalah
seseorang atau perusahaan yang melakukan kerjasama dengan bank penerbit kartu
dalam menerima kartu sebagai pembayaran atas transaksi barang atau jasa yang
dijualnya, sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang telah disepakati dalam
perjanjian kerjasama.48
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa syariah card, seperti kartu
kredit, terdapat 3 (tiga) pihak terkait dalam sistem kerjanya, yaitu penerbit kartu
(Mushdir Al- Bithaqah), pemegang kartu (Hamil Al- Bithaqah), dan penerima
kartu (Merchant, Tajir atau Qabil Al- Bithaqah).49
4. Perbedaan Kartu Kredit Syariah dengan Kartu Kredit Konvensional
Yang membedakan antara kartu kredit syariah (Hasanah Card) dengan
kartu kredit konvensional dapat dilihat dari delapan aspek, yaitu:
a. Dasar Hukum
Pada kartu kredit syariah, yang menjadi dasar hukum adalah Undang-
Undang Perbankan, Undang-Undang Perbankan Syariah, dan Fatwa Dewan
47 Abu sulaiman, abdul wahab Ibrahim, Banking Cards Syariah: Kartu Kredit dan Debit dalam
Perspektif Fiqih, (jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2006), h. 30
48
Kasmir SE, MM., Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2002), h. 319
49
Prof. Dr.Shalah ash-Shawi & Prof Dr. Abdullah al-Mushlih, Fikih Ekonomi Keuangan
Islam,h 301
43
Syariah Nasional. Sedangkan, pada kartu kredit konvensional yang menjadi
dasar hukum hanya Undang-Undang Perbankan.
b. Penerbit
Yang menjadi penerbit kartu kredit syariah adalah bank syariah, yaitu
PT Bank BNI Syariah yang bekerja sama dengan Divisi BSK. Sedangkan yang
menjadi penerbit kartu kredit konvensional adalah bank konvensional, yaitu PT
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Bisnis Kartu.
c. Provider
Provider merupakan suatu lembaga yang merupakan pemilik lisensi
kartu perbankan. Provider ini tidak menerbitkan kartu kredit, tetapi lembaga
ini bekerja sama dengan penerbit kartu kredit, misalnyan pihak perbankan.
Dalam kartu kredit syariah, yang menjadi provider adalah MasterCard,
sedangkan pada kartu kredit konvensional yang menjadi provider adalah
MasterCard dan Visa.
d. Perjanjian
Perjanjian yang digunakan dalam kartu kredit syariah yaitu berdasarkan
pada akad kafalah, qardh, dan ijarah. Sedangkan pada kartu kredit
konvensional, perjanjian yang digunakan adalah berdasar pada bunga.
e. Ketentuan Penggunaan
Dalam kartu kredit syariah, ketentuan penggunaannya dibatasi, yaitu
hanya untuk transaksi yang sesuai dengan syariah. Sedangkan dalam kartu
kredit konvensional, penggunaannya tidak dibatasi.
44
f. Pendapatan Bank
Pendapatan yang diperoleh bank dari kartu kredit syariah adalah annual
fee, monthly fee, merchant fee, cash advance fee, biaya penagihan, dan denda
keterlambatan sebagai dana sosial. Sedangkan pendapatan yang diperoleh bank
dari kartu kredit konvensional adalah annual fee, bunga atas nominal transaksi,
merchant fee, cash advance fee, dan denda keterlambatan.
g. Cash Collateral
Dalam kartu kredit syariah, cash collateral dibutuhkan untuk kartu
Hasanah Card Classic, yaitu 10% dari limit. Hal ini diperlukan karena melihat
dari pengalaman yang ada bahwa sebagian besar kartu kredit bermasalah
(kredit macet) adalah dari jenis kartu gold ke bawah atau dengan kata lain
kartu jenis classic. Sedangkan dalam kartu kredit konvensional, cash
collateral tidak diperlukan. Kartu kredit diberikan sepenuhnya karena
kepercayaan. Akan tetapi, jika pemohon malas/tidak bersedia untuk
memberikan informasi mengenai data keuangan, maka pihak bank akan
meminta jaminan kepada pemohon, dimana jaminan tersebut juga ada pada
bank yang sama, misalnya pemohon memiliki tabungan/deposito di Bank BNI
dan bersedia menjaminkan tabungan/deposito tersebut.50
50
Widyanti Khaeruddin, Analisis Sistem Kartu Kredit Syariah pada PT BNI Syariah, Skripsi
S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makasar 2012, h. 5657 ۔
47
BAB III
GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH
A. Sejarah berdirinya BNI Syariah
Bank Negara Indonesia (BNI) berdiri sejak tanggal 5 juli 1946, BNI
merupakan Bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah Indonesia.
Di tahun yang sama tepatnya tanggal 30 Oktober, BNI mulai mengedarkan alat
pembayaran pertama yang dikeluarkan pemerintah Indonesia yakni ORI (Oeang
Republik Indonesia). Hingga kini kedua hari yang bersejarah tersebut ditetapkan
sebagai Hari Bank Nasional dan Hari Keuangan Nasional.
Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari
pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, pemerintah
membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai Bank Sirkulasi atau Bank
Sentral. Bank Negara Indonesia kemudian ditetapkan sebagai Bank
Pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai Bank Devisa,
dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.1
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank
BNI di ubah menjadi Bank Komersial milik pemerintah, Perubahan ini melandasi
pelayanan yang lebih baik dan luas bagi Sektor Usaha Nasional.
Perubahan demi perubahan mewarnai perjalanan BNI. Perubahan status
BNI menjadi Bank Komersial milik pemerintah tahun 1955 melandasi pelayanan
1 Wawancara pribadi dengan bapak Kaharudin Yasin selaku pimpinan cabang Bni Syariah
46
yang lebih baik dan luas bagi sektor Usaha Nasional. Sejalan dengan keputusan
penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari Identitas perusahaan, nama Bank
Negara Indonesia 1946 resmi digunakan sejak tahun 1968. Pada tahun 1988,
nama panggilan yang lebih mudah diingat “Bank BNI” ditetapkan bersamaan
dengan perubahan Identitas. Pada tahun 1992, status hukum dan nama BNI
berubah menjadi PT. Bank Negara Indonesia (Persero). Sedangkan perubahan
menjadi perusahaan publik ditawarkan melalui penawaran saham perdana di pasar
modal pada tahun 1996.2
Berangkat dari semangat berjuang setelah melewati riak dan gelombang
dalam perjalanannya. BNI bertekad memberikan pelayanan terbaik bagi Negeri,
serta senantiasa menjadi kebanggaan Negara. Untuk mewujudkan menjadi
“Universal Banking”, BNI menjadi satu pelopor dalam pengembangan bank
syariah di Indonesia. Sesuai dengan UU No. 10 tahun 1998 yang memungkinkan
Bank-bank umum untuk membuka layanan Syariah, BNI membuka layanan
perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah dengan konsep Dual System Bank,
yakni dua layanan perbankan, Umum dan Syariah sekaligus.3
Pada tanggal 21 mei 2010 PT. Bank Negara Indonesia akhirnya
melakukan pemisahan (Spin-Off) Unit Syariahnya sebagai langkah strategis
perseroan dalam merespon kebutuhan pasar dan memperkuat Costumer Base.
2 http://. www.bnisyariah.co.idkumpulan%20artikel/productDetail.do.htm
3 www. bnisyariah.co.id di akses pada tanggal 20 november 2013 pukul 17.10 wib
47
BNI Syariah beroperasi berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank
Indonesia No. 12/41/KEP.GBI/2010, tanggal 21 Mei 2010, telah diperoleh izin
usaha Bank Umum Syariah (BUS) PT. Bank BNI Syariah atau Bank BNI Syariah
dengan izin usaha ini, manajemen BNI melakukan Shoft Launching opersional
PT. Bank BNI Syariah sebagai entitas independen hasil pemisahan Spin-Off Unit
Usaha Syariah (UUS) dari BNI dan efektif per tanggal 19 juni 2010.4
Langkah itu dilakukan guna memacu penetrasi produk dan pangsa pasar
lembaga bisnis syariah yang kini baru mencapai 2,2%. Angka ini menempatkan
Indonesia berada di urutan ke-7 paling kecil diantara 20 negara berpenduduk
muslim terbesar. Setelah UU Perbankan syariah pada tahun 2008 impactnya mulai
kelihatan. Pada 2008 ada tiga BUS, 2009 ada sembilan BUS dan BNI Syariah
sebelum melakukan Spin-Off menjadi Bank Umum Syariah (BUS) telah
membukakan aset per 31 maret 2010 senilai Rp.5,49 triliun. Dengan aset tersebut
BNI Syariah telah melebihi layak untuk segera menjadi BUS. Setelah Spin-Off
nasabahnya tetap bisa menikmati layanan yang ada selama ini, seperti e-Channel
BNI, tarik setor diseluruh kantor BNI, serta masih bisa melakukan pembukaan
rekening BNI syariah dilebih dari 750 kantor cabang BNI yang telah menjadi
Syariah Channeling Outlet.5
Keputusan BNI untuk membuka Cabang Unit Syariah merupakan jawaban
terhadap tuntutan pasar. Hal ini ditunjang dengan landasan hukum yang jelas dan
4 www.bnisyariah.co.id
5 www.bni.co.id/id-id/tentang kami diakses pada tanggal 21 november 2013 pukul 20.35 wib
48
kondisi yang memungkinkan pengalaman BNI beroperasi sebagai Bank Umum
konvensional selama lebih dari lima puluh tahun, dan dikenal sebagai Bank
Perjuangan dan Bank Pelopor. Hal tersebut merupakan modal yang baik bagi
upaya pengembangan unit baru ini. Selain di dukung pula oleh orang-orang
Capable dan kompeten di bidang syariah Islam, yang duduk sebagai Dewan
Pengawas Syariah (DPS)6.
Dengan falsafah untuk memberikan yang terbaik sesuai kaidah dan dengan
manajemen Treasury syariah yang antara lain: Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia
(SWBI), kerja sama Placemen, Mudharabah dengan Bank Perkreditan Rakyat
Syariah, BNI Syariah berupaya menyediakan produk dan layanan perbankan yang
inovatif, demi memenuhi kebutuhan masyarakat melalui hubungan yang sinergis.
BNI juga secara konsisten berorientasi pada kepuasan nasabah, memiliki
kemitraan yang tinggi untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan
karyawan, berperan aktif dalam pembangunan nasional, dan meningkatkan saham
secara kesinambungan. Produk layanan ini meliputi produk dana, jasa dan
pembiayaan.
Berawal dari 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara
dan Banjarmasin yang mulai beroperasi pada tanggal 29 april 2000, kini BNI
Syariah memiliki lebih dari 20 cabang di seluruh Indonesia. Untuk memperluas
layanan pada masyarakat, masing-masing kantor cabang utama tersebut membuka
Kantor-kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS), sehingga keseluruhan kantor
6 Ibid.
49
cabang syariah sampai tahun 2007 berjumlah 54 buah. Selanjutnya berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia No. 8/3PBI/2006 Tentang Pemberian Izin bagi Kantor
Cabang Bank Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah untuk melayani
pembukaan rekening produk dana syariah, BNI Syariah merespon ketentuan ini
dengan cara bersinergi dengan cabang konvensional guna melakukan Office
Channelling. Hingga saat ini outlet layanan syariah pada kantor cabang
konvensional berjumlah kurang lebih 636 outlet.
Secara organisasi BNI Syariah merupakan salah satu unit dari BNI secara
keseluruhan, dengan kata lain direktur BNI Syariah dengan BNI masih sama. BNI
Syariah juga memanfaatkan jaringan BNI konvensional seperti ATM dan
sebagian cabang, sehingga meskipun jumlah cabang BNI Syariah masih sedikit,
tetapi dengan memanfaatkan jaringan ini nasabah BNI Syariah tidak perlu
khawatir jika berada di tempat yang jauh dari lokasi cabang BNI Syariah.
Perlu di garis bawahi disni bahwa untuk pengeolaan dana masyarakat
dilakukan terpisah antara BNI Syariah dan BNI konvensional. Dengan kata lain
dana masyarakat yang disimpan di BNI Syariah diperuntukkan hanya untuk
pembiayaan di BNI Syariah, sejak awal pembukaan rekening sudah dibukukan
secara terpisah. Hal ini untuk mejamin pengelolaan dana masyarakat di BNI
Syariah dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
50
B. Tujuan, Visi dan Misi BNI Syariah7
1. Tujuan
Dalam rangka menjadi Universal Banking perlu mengakomodir
kebutuhan masyarakat yang ingin menyalurkan keuangannya melalui
perbankan syariah serta sebagai alternatif dalam menghadapi krisis yang
mungkin timbul dikemudian hari, mengingat kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah tidak terkena negatif spread seperti yang dialami oleh Bank-
Bank konvensional.
2. Visi
Menjadi bank syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja dengan
menjalankan bisnis sesuai dengan kaidah sehingga insyaallah membawa
berkah.
3. Misi
Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja
layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank
syariah kebanggaan anak negeri.
7 Rahmawati, Analisis Akad dan Aplikasi Produk Hasanah Card pada Unit Usaha Syariah PT
BNI (Persero), Tbk Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
hidayatullah Jakarta, 2010
51
C. Produk dan Jasa BNI Syariah
1. Produk BNI Syariah8
a. BNI iB Giro (IDR & USD)
Giro syariah merupakan produk yang memberikan segala
kemudahan bertransaksi giro yang menggunakan prinsip wadi’ah Yadh
Dhamanah. Giro syariah mendukung usaha costumer dengan kemudahan
online pada cabang-cabang BNI Syariah diseluruh indonesia.
Keunggulan:
1) Giro dapat dibuka atas nama perorangan maupun perusahaan.
2) Tersedia dalam pilihan mata uang, yaitu Rupiah dan US Dollar.
3) Dapat dijadikan sebagai agunan pembiayaan.
b. Tabungan iB Plus
Tabungan iB plus merupakan tabungan yang dikelola berdasarkan
prinsip Mudharabah Mutlaqah. Dengan prinsip ini tabungan anda akan
diinvestasikan secara produktif dalam investasi yang halal sesuai dengan
prinsip syariah. keuntungan dari prinsip ini akan dibag hasil antara
nasabah dan bank sesuai dengan nisbah yang disepakati di awal
pembukaan rekening tabungan.
Keunggulan:
1) Bagi Hasil sangat menarik
2) Saldo di bawah saldo minimum tetap diberikan bagi hasil.
8 www. bnisyariah.co.id di akses pada tanggal 20 november 2013 pukul 17.10 wib
52
3) Sistem menghitung keuntungan bagi hasil sampai tanggal penutupan.
4) Pengambilan dari Teller tidak terbatas, sedangkan melalui ATM
sebesar Rp. 5 Juta/ hari.
5) On-Line real time di seluruh Cabang/ Capem BNI dan BNI Syariah.
6) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan.
7) Fasilitas Phone Banking 24 Jam.
8) Kartu ATM: dapat diakses melalui jaringan BNI ATM dan melalui
ATM Cirrus .
9) Sebagai kartu Debit untuk berbelanja di merchant berlogo Maestro/
master Card.
c. BNI iB Tapenas
Merencanakana dan menyiapkan dana pendidikan sedini mungkin
untuk buah hati adalah tindakan bijaksana. BNI Syariah membantu
masyarakat untuk menyiapkan pendidikan melalui BNI iB tapenas.
Dengan setoran sesuai kemampuan dan perlindungan asuransi, BNI iB
tapenas dapat membantu masyarakat mewujudkan rencana masa depan
keluarga yang lebih baik.
Keunggulan :
1) Bebas menentukan jangka waktu (2 tahun s.d 18 tahun)
2) Bebas menentukan setoran bulanan mulai Rp. 100.000,- sd Rp.
5.000.000 (kelipatan Rp 50.000,-)
3) Bebas menambah dana diluar setoran bulanan (setoran tambahan)
53
dengan menyetor langsung ke rekening
4) Seorang nasabah dapat membuka lebih dari satu rekening Tapenas
BNI untuk lebih dari satu calon penerima manfaat
5) Jaminan asuransi jiwa otomatis dengan Uang Pertanggungan hingga
Rp 6 Milyar per Nasabah diberikan secara cuma-cuma tanpa harus
membayar premi (premi atas beban Bank) dan tanpa pemeriksaan
kesehatan
6) Ada pilihan asuransi tambahan (tanpa pemeriksaan kesehatan) dengan
manfaat asuransi yang lebih besar yang terdiri dari asuransi jiwa dan
asuransi kesehatan
7) Manfaat asuransi akan tetap diberikan kepada nasabah walaupun
nasabah memiliki pertanggungan asuransi sejenis pada lembaga
asuransi lain
8) Pilihan Pembayaran klaim asuransi yang fleksibel yaitu setoran
bulanan dilanjutkan s.d jatuh tempo atau akumulasi setoran bulanan
dibayarkan sekaligus dimuka (Lump Sum).
d. BNI iB Deposito
BNI iB deposito diperuntukan bagi mereka yang ingin investasi
berjangka yang menguntungkan dan menenangkan. Menggunakan prinsip
mudharabah mutlaqah BNI iB deposito mengelola dana masyarakat
dengan cara disalurkan untuk pembiayaan produktif maupun pembiayaan
konsumtif yang halal dan bermanfaat bagi kemaslahatan umat.
54
e. BNI iB Haji
BNI Syariah menyadari bahwa setiap muslim bercita-cita
menunaikan ibadah haji setidaknya sekali seumur hidup. BNI iB Haji dari
BNI Syariah merupakan produk tabungan yang dikhususkan untuk
memenuhi nOngkos Naik Haji (ONH) yang dikelola secara aman dan
bersih sesuai syariah.
f. BNI iB Wirausaha dan BNI iB Tunas Usaha
BNI iB wirausaha ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan usaha anda, dengan besarnya pembiayaan dari Rp. 50 juta
sampai dengan Rp. 500 juta yang diproses lebih cepat dan fleksibel sesuai
dengan prinsip syariah. jenis akad yang digunkan Murabahah,
Mudharabah, atau Musyarakah.
BNI iB tunas usaha sebagaimana BNI IB wirausaha ditunjukkan
untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan mulai tanpa batas minimal sampai
dengan Rp. 500 juta. Bentuk pembiayaan berupa jual beli (Murabahah).
Keunggulan:
1) Proses cepat dan syarat mudah sesuai dengan prinsip syariah.
2) Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 7 tahun.
3) Mendapatkan perlindungan asuransi jiwa gratis.
4) Pembayaran angsuran melalui debit rekening secara otomatis dan dapat
dilakukan diseluruh kantor cabang BNI.
55
g. BNI iB Usaha Kecil
BNI iB Usaha Kecil adalah pembiayaan modal kerja atau investasi
kepada pengusaha kecil sampai dengan Rp. 10 miliar berdasarkan prinsip
Murabahah, Musyarakah, Mudharabah dan Ijarah.
h. BNI iB Usaha Besar
BNI iB Usaha Besar adalah pembiayaan modal kerja atau investasi
kepada pengusaha menengah dan koperasi di atas Rp. 10 miliar
berdasarkan prinsip Mudharabah, Murabahah, Musyarakah dan Ijarah.
i. BNI iB Griya
Melalui BNI iB Griya nasabah dapat mewujudkan kebutuhan
perumahan, kavling siap bangun ataupun renovasi rumah. Pembiayaan
dengan cara diangsur dalam periode waktu sampai 15 tahun. Bentuk
pembiayaan adalah jual beli atau ijarah.
Keunggulan:9
1) Rasa tentram dan tenang karena dengan pembiayaan syariah terhindar
dari transaksi yang ribawi.
2) Selama masa pembiayaan, besarnya angsuran TETAP dan Tidak
berubah sampai LUNAS.
3) Proses persetujuan pembiayaan yang mudah dan relatif cepat.
4) Uang muka ringan, mulai dari 20%. Jangka waktu pembiayaan
9 Keunggulan produk-produk bni syariah, artikel ini diakses pada tanggal 22 november 2013
dari www.bnisyariah.co.id
56
sampai dengan 15 tahun.
5) Tarif bersaing.
6) Bebas Biaya propisi dan appraisal.
7) Maksimum pembiayaan sampai dengan Rp. 5 miliar.
8) Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis.
j. BNI iB Oto
BNI iB Oto merupakan pembiayaan untuk keperluan pembelian
kendaraan dengan proses yang mudah d an cepat berdasarkan syariah.
uang muka relatif ringan dan pembayaran dapat dilakukan secara debet
otomatis.
k. BNI iB Gadai Emas
BNI iB gadai emas atau juga disebut Raahn merupakan
pembiayaan dengan jaminan berupa emas (lantakan atau perhiasan) yang
secara fisik dikuasai oleh bank. Proses pembiayaan cepat dan sangat
membantu bagi mereka yang membutuhkan dana jangka pendek untuk
kebutuhan yang mendesak.
l. BNI iB Hasanah Card
Bertepatan dengan Festival Ekonomi Syariah (FES) yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia. BNI Syariah telah meluncurkan
salah satu pembiayaan yang berbasis kartu kredit yaitu BNI Hasanah Card
dengan menggandeng provider MasterCard Internasional.
Keunggulan:
57
1) Sesuai tuntunan syariah
2) Lebih ringan karena tidak ada sistem bunga dan monthly fee dihitung
dari sisa pinjaman.
3) Value tidak kalah menarik dibandingkan kartu kredit konvensional.
2. Produk Jasa BNI Syariah10
a. Transaksi Kiriman Uang (Remittance/Fund Transfer)
BNI Syariah memberikan layanan kiriman uang dari dan ke
seluruh dunia melalui draft, SWIFT atau Smart Remittance. Kiriman uang
keluar negeri menggunakan mata uang yang tercatat di Bank Indonesia.
Manfaat:
Cepat dan aman mengirimkan uang ke luar negeri dan menerima
kiriman dari luar negeri.
Keunggulan:
1) Didukung lebih dari 600 cabang BNI On Line dengan lebih 2500 ATM
di seluruh Indonesia
2) Didukung oleh teknologi yang terpercaya sehingga kiriman uang dapat
diterima tepat waktu.
3) Didukung oleh aplikasi berbasis internet yang dinamakan Smart
Remittance.
10
Keunggulan produk-produk bni syariah, artikel ini diakses pada tanggal 22 november 2013
dari www.bnisyariah.co.id
58
b. Clean Collection11
Clean Collection adalah pelayanan yang diberikan BNI Syariah
untuk mendapat pembayaran atas dokumen atau surat berharga dari pihak
ketiga di luar negeri.
c. Cash Management12
Bagi perusahaan korporat yang mengutamakan efisiensi dan
akurasi dalam pelaksanaan transaksi kas, BNI Syariah menyediakan
layanan jasa Cash Management Service berupa Corporate Cash
Management dan payroll system.
1) Corporate Cash Management adalah layanan bagi nasabah institusi
yang berguna untuk memantau Cash Flow Real Time.
2) Payroll System adalah layanan yang disediakan BNI Syariah untuk
mempermudah pembayaran gaji karyawan terutama bagi nasabah
institusi. Pada tanggal yang telah ditentukkan BNI Syariah akan
mendebit rekening giro institusi pada BNI Syariah untuk kemudian
mentransfer gaji kepada rekening tabungan SyariahPlus masing-
masing karyawan pada hari yang sama.
11
www.bni.co.id 12
Tri Murtiasi, Modul Divisi Analisis SDM, (Jakarta: Unit Usaha Syariah PT. BNI (Persero).
Tbk, 2009), h. 23-24
59
D. Budaya Kerja BNI Syariah13
Budaya kerja BNI “Prinsip 46” merupakan tuntunan Perilaku Insan
BNI, Setiap nilai budaya kerja BNI memiliki perilaku utama yang merupakan
acuan bertindak bagi seluruh insan BNI, terdiri dari 4 (empa) nilai budaya kerja
dan 6 (enam) perilaku utama insan BNI adalah:
Tabel 3.1 Budaya kerja BNI Syariah14
4 NILAI BUDAYA KERJA 6 NILAI PERILAKU UTAMA INSAN BNI
Profesionalisme
(Profesionalism)
Meningkatkan kompetensi dan
memberikan hasil terbaik
Integriti (Integrity) Jujur, tulus dan ikhlas
Disiplin, konsisten dan bertanggung
jawab
Orientasi pelanggan (Costumer
Orientation)
Memberikan pelayanan terbaik
melalui kemitraan yang sinergis
Perbaikan tiada henti
(Continuous Improvement)
Senantiasa melakukan peyempurnaan
Kreatif dan inovatif
13
www.bni.co.id/id-id/tentang kami diakses pada tanggal 21 november 2013 pukul 20.35 wib 14
Tri Murtiasi, Modul Divisi Analisis SDM h. 23-24
60
BAB IV
ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK HASANAH CARD
A. Perkembangan Hasanah Card BNI Syariah Dibandingkan Dengan CIMB
Niaga Gold Card
Nasabah pengguna hasanah card di BNI Syariah terus meningkat tiap
tahunnya. Pada awal diluncurkan tahun 2010 pemegang hasanah card mencapai
25 ribu, total pembiayaan BNI Syariah sampai September 2010 sudah mencapai
Rp 3,3 triliun dari target pembiayaan tahun ini sebesar Rp 3,55 triliun. Pada
tahun 2011 pihak BNI Syariah menargetkan 55 ribu keping hasanah card dan
terjual sekitar 50 ribu keping tumbuh 111% dari tahun lalu, Untuk volume
pembiayaannya sendiri tahun ini kami harapkan tumbuh 100% seiring dengan
target kartu, dari akhir tahun 2011 sebesar Rp180 miliar, tahun 2012 pengguna
hasanah card mencapai 77 ribu keping pada akhir bulan mei dari target awal 100
ribu keping hasanah card dan pada akhir bulan desember pengguna hasanah card
lebih dari 100 ribu. Dari sisi outstanding pembiayaan per Mei 2012 telah
mencapai Rp 300 miliar, dibanding posisi akhir Desember tahun lalu sebesar
Rp200 miliar.1 Sedangkan pada akhir tahun 2013 BNI Syariah menargetkan 200
ribu keping hasanah card dan terjual sekitar 170 ribu keping. Dari sisi
outstanding persero mencatat nilai pembiayaan hasanah card mencapai Rp 420.1
miliar perakhir tahun agustus 2013 meningkat 59.32% dalam setahun dari Rp
1 Wawancara langsung dengan Bapak Kaharudin Yasin sebagai Kepala Cabang BNI Syariah
61
263.67 miliar. Dari jumlah kartu hasanah card bertambah 109.469 keping
menjadi 177.484 keping.2 sedangkan perkembangan CIMB Niaga gold card juga
setiap tahun penggunanya selalu meningkat. pada tahun 2010 pengguna CIMB
Niaga gold card mencapai 25 ribu orang dengan total transaksi mencapai 30
miliar, pada tahun 2011 penggunaa CIMB Niaga gold card meningkat mencapai
38 ribu orang dengan total transaksi sekitar 17 miliar, pada tahun 2012 CIMB
Niaga gold card meningkat mencapai 69 pemegang kartu dengan total transaksi
17 miliar tetap sama dengan tahun sebelumnya, dan pada tahun 2013 pengguna
CIMB Niaga gold card meningkat menjadi 72 ribu orang dengan total transaksi
sekitar 47,1 miliar.3
Jika dilihat perkembangan dari kedua jenis kartu ini, pengguna hasanah
card lebih banyak dibandingkan dengan CIMB Niaga gold card. Meskipun
pengguna CIMB Niaga gold card terus meningkat setiap tahunnya, tetapi
pengguna hasanah card lebih tinggi. terbukti dari data di atas pengguna hasanah
card lebih tinggi baik dari segi pengguna maupun dari total transaksi setiap
tahunnya.
2 Perkembangan hasanah card, artikel di akses pada tanggal 23 november 2013 pada pukul
16.15 3 pengguna CIMB Niaga syariah gold card, artikel ini di akses pada tanggal 3 mei 3014 dari
http://m.beritasatu.com/108396۔cimb۔niaga۔syariah-card-capai-69-ribu-pengguna-.html
62
B. Analisis SWOT Produk Hasanah Card
1. Strenghts (Kekuatan)
a. Sesuai dengan tuntunan syariat Islam.4
Hasanah card adalah salah satu kartu yang dikeluarkan oleh bank
syariah yaitu BNI Syariah yang sesuai dengan fatwa DSN-MUI Adapun
fungsi yang ditawarkan oleh kartu kredit ini telah disesuaikan dengan fatwa
Dewan Syariah Nasional dan persetujuan dari Bank Indonesia sebagai
pihak penyelenggara. Sehingga pada saat diaplikasikan maka prinsip yang
digunakan tetap berdasarkan atas aturan fatwa yang sifatnya mengikat.
b. Biaya ringan karena tidak menggunakan prinsip bunga
Biaya yang diterapkan di Hasanah Card tidak menggunakan sistem
bunga. Sistem perhitungan biayanya bersifat fix, transparan dan adil
berdasarkan sisa outstanding
Contoh perhitungan net monthly membership fee :
limit kartu gold Rp 10 juta, dimana monthly fee nya Rp 295.000,- tgl 1 juli
melakukan transaksi belanja sebesar Rp 1 juta, dimana ditanggih pada
tanggal 18 juli dan jatuh tempo tanggal 8 agustus 2010, dimana pada
tanggal 5 agustus 2010 melakukan pembayaran sebesar Rp 500 ribu,
maka outstanding (sisa hutang yang belum dibayar) adalah Rp 500.000,-
Net Monthly Fee = outstanding X (monthly fee / limit kartu)
4 Informasi diperoleh dari brosur tentang Hasanah Card BNI Syariah.
63
Rp 500.000,- X (Rp 295.000,- / Rp 10.000.000,-)
Net Monthly Fee = Rp 14.750
c. Bisa digunakan di seluruh dunia
Kartu kredit Hasanah Card dapat digunakan untuk bertransaksi di lebih
dari 29 juta outlet di seluruh dunia dengan adanya kerjasama dengan
Mastercard.
d. Bisa dimanfaatkan untuk keperluan bisnis
Kartu kredit BNI Syariah ini juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan
bisnis atau men-datangkan business opportunity. Keunikan ditawarkan
Kartu Kredit Hasanah Card adalah penawaran bagi nasabah untuk memiliki
berbagai franchise bisnis ritel diantaranya Kebab Turki, Teh Semerbak, dan
lain-lain franchise jajanan makanan yang dijual dalam kemasan booth
kantin, booth mini market, booth mall dan booth dorong. Cicilannya sangat
ringan bahkan nol persen dan nasabah sudah bisa membuka usaha sendiri.
“Jadi dana yang ada di kartu kredit tersebut bisa dimanfaatkan untuk
pengembangan bisnis atau usaha yang kini tengah dijalankan”5.
e. kartu hanya bisa digunakan untuk transaksi-transaksi yang sesuai syariah.
Sistem pengelolaan kartu kredit ini diatur sedemikian rupa,
sehingga memiliki batasan-batasan yang nantinya akan bernilai positif bagi
pemegangnya. Batasan itu antara lain, penggunaan kartu kredit ini hanya
5 www.bnisyariah.co.id artikel di akses pada tanggal 20 november 2013 pukul 17.10 wib
64
dapat digunakan untuk transaksi yang sesuai syariah, hasanah card dapat
dipergunakan di merchant bertanda Master Card yang sudah dilengkapi
dengan kode tertentu. Artinya, kartu kredit syariah ini dapat digunakan di
mall atau pusat perbelanjaan dan tempat hiburan yang halal. Kalau ada
kode halal, kalau tidak ada maka setiap digesek kartu akan ditolak.6 Tidak
mendorong pengeluaran yang berlebihan (israf), karena pihak BNI Syariah
telah menetapkan pagu maksimal pembelanjaan agar nasabah tidak menjadi
konsumtif. Serta pemegang kartu ini harus memiliki kemampuan finansial
untuk melunasi pada waktunya.
f. Memberikan perlindungan asuransi perjalanan
BNI Syariah memberikan jaminan asuransi perjalanan bagi para
penumpang pesawat yang membeli tiket dengan menggunakan hasanah
card, sehingga jika terjadi kerugian di tengah perjalanan maka pihak BNI
Syariah bersedia untuk mengganti kerugian tersebut. Jika mengalami
kecelakaan dalam perjalanan sebagai penumpang dengan menggunakan
angkutan udara maka penumpang mendapatkan perlindungan asuransi
bebas premi.
g. Menawarkan program home stay
Hasanah card menawarkan program home stay untuk mahasiswa
yang kuliah atau bersekolah di luar negeri khususnya di Inggris, Saat ini
6 Brosur hasanah card
65
tengah dilakukan juga penjajakan kerja sama dengan negara tetangga
seperti Malaysia dan Singapura. Sehingga mempermudah mereka untuk
mencari dan membayar tagihan dengan menggunakan hasanah card BNI
Syariah.
h. Tidak mendorong pola konsumtif
Penggunaan hasanah card ini tidak hanya untuk keperluan yang
bersifat konsumtif melainkan kebutuhan produktif dengan hasanah card
dapat memulai usaha bagi mereka yang ingin membuka usaha waralaba
dengan cicilan yang sangat ringan sehingga dengan hasanah card usaha
bisa berkembang khususnya di Indonesia.
2. Weaknesses (Kelemahan)
a. Dirasa masih kurangnya sosialisasi (pengenalan) kepada masyarakat.
Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa telah
hadir di tengah-tengah mereka kartu kredit yang menggunakan prinsip
syariah sebagai alternatif kartu kredit yang tidak menggunakan sistem
bunga, tetapi menggunakan sistem fee.
b. Promo yang dilakukan oleh pihak bank masih dianggap kurang.
Dalam hal ini, kurangnya kerja sama yang dilakukan oleh pihak
bank dengan merchant atau pihak-pihak lain. Hal ini dapat mengurangi
efisiensi dari sebuah kartu kredit sebagai alat mempermudah transaksi jual-
beli. Misalnya, seorang nasabah yang ingin berbelanja dengan
66
menggunakan kartu kredit syariahnya di sebuah merchant, tetapi pihak
bank yang menerbitkan kartu kredit tidak menjalin kerja sama dengan
merchant tersebut, sehingga nasabah yang bersangkutan tidak dapat
menggunakan kartunya.
c. Sumber daya manusia yang belum memadai.
Masih kurangnya sumber daya manusia yang memadai, merupakan
salah satu kelemahan dalam setiap lembaga atau perusahaan unuk
memasarkan produknya termasuk hasanah card. Karena bagaimana dan apa
mekanisme inilah yang nantinya akan disampaikan oleh SDM agar nasabah
bisa memahami tentang konsep hasanah card.
d. Masih banyak yang beranggapan hasanah card ribet.
Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa proses dan cara
menggunakan hasanah card itu ribet. Apalagi ketika berada di luar negeri
ketika akan menggunakan hasanah card harus lapor pihak BNI Syariah
terlebih dahulu. Agar hasanah card bisa dipergunakan di sana.
Tabel 4.1 Matriks IFAS Hasanah Card
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
Sesuai dengan tuntunan syariat
Islam
Dirasa masih kurangnya sosialisasi
(pengenalan) kepada masyarakat.
Biaya ringan karena tidak
mengguna prinsip bunga
Promo yang dilakukan oleh pihak bank
masih dianggap kurang.
Bisa digunakan di seluruh dunia Sumber daya manusia yang belum
memadai.
67
Bisa dimanfaatkan untuk keperluan
bisnis
Masih banyak yang beranggapan hasanah
card ribet.
Kartu hanya bisa digunakan untuk
transaksi-transaksi yang sesuai
syariah.
Nasabah di jamin oleh bank atas
semua kewajiban bayar
Memberikan perlindungan asuransi
perjalanan
Menawarkan program home stay
Tidak mendorong pola konsumtif
3. Opportunity (Peluang)
a. Populasi masyarakat yang mayoritas muslim
Dengan popularitas masyarakat Indonesia yang beragama muslim
maka hasanah card memiliki peluang besar untuk terus berkembang, yang
kemungkinan besar akan beralih dari kartu kredit konvensional ke kartu
kredit syariah yang tidak ada unsur bunga
b. Besarnya potensi masyarakat yang berminat terhadap hasanah card.
Masyarakat sangat antusias terhadap produk hasanah card terbukti
dengan banyak masyakarakat yang kini memiliki kartu berbasis syariah
yang mencapai ribuan nasabah.
68
c. Memiliki jaringan yang luas
BNI syariah memiliki jaringan luas dan bekerja sama dengan berbagai
merek terkenal sebagai salah satu untuk mempromosikan produk hasanah
card sehingga akan lebih banyak yang berminat memiliki kartu syariah ini.
d. Kebijakan pemerintah yang kini berpihak kepada bank syariah
Kebijakan pemerintah yang kini berpihak berhadap kartu kredit
syariah dengan mengeluarkan undang-undang yang memperbolehkan kartu
kredit. Sehingga memperbesar peluang hasanah card untuk meraup nasabah
sebanyak-banyaknya dengan berbagai macam keunggulannya.
e. Akan menjadi satu-satunya kartu kredit berbasis syariah.
Seperti yang di ucapkan oleh bapak kaharuddin yasin sebagai pimpinan
cabang BNI Syariah, bahwa hasanah card ini akan menjadi satu-satunya
kartu yang berbasis syariah dikarenakan kartu syariah pertama yaitu dirham
card akan di claim oleh BNI Syariah. Sehingga BNI Syariah akan menjadi
bank satu-satunya yang memiliki kartu kredit berbasis syariah.7
4. Threaths (Ancaman)
a. Sudah beredar produk yang sejenis meskipun berbeda konsep
Adanya lembaga keuangan yang sudah lebih dahulu mengeluarkan
produk yang sejenis, meskipun satu sama lain berbeda konsep. Sehingga
dikhawatirkan akan menghambat perkembangan produk ini.
7 Wawancara pribadi dengan Bapak Kaharuddin Yasin kepala Cabang BNI Syariah.
69
b. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap hasanah card.
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang hasanah card juga
dikhawatirkan akan menghambat penjual serta perkembangan produk ini
suatu saat nanti.
c. Budaya tidak disiplin
Masih banyaknya orang-orang yang menyalah gunakan hasanah
card untuk membeli barang-barang yang tidaak halal dengan membeli di
tempat-tempat yang masih belum memiliki kode halal seperti di Alfamart
dan Indomaret.
Tabel 4.2 Matrik Efas Hasanah Card
PELUANG (O) ANCAMAN (T)
Populasi masyarakat yang
mayoritas muslim.
Sudah beredar produk yang sejenis
meskipun berbeda konsep
Besarnya potensi masyarakat
yang berminat terhadap hasanah
card.
Kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap hasanah card.
Memiliki jaringan yang luas
Budaya tidak disiplin.
Kebijakan pemerintah yang kini
berpihak kepada bank syariah
Genjar melakukan promosi dan
menggandeng brand ternama
Akan menjadi satu-satunya kartu
kredit berbasis syariah.
70
5. Strategi SO (kekuatan dan peluang)
Strategi ini merupakan situasi yang paling menguntungkan. Perusahaan
memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
a. Meningkatkan pelayanan terhadap konsumen
Salah satu kunci yang menjadi keberhasilan sebuah perusahaan
adalah mampu melayani konsumen dengan baik, ramah dan sopan agar
tercipta rasa kekeluargaan. Sehingga akan membuat konsumen merasa puas
dan akan setia menggunakan jasa serta produk-produk yang dikeluarkan
BNI Syariah.
b. Melakukan promosi lebih gencar.
Melalui sistem komunikasi dan inforasi yang sekarang semakin
tinggi, BNI Syariah mempromosikan produk hasanah card secara lebih
gencar. Melalui sarana-sarana televise, internet, spanduk san berupa brosur
juga harus disebarkan.
c. Memperluas Jaringan.
Semakin luas jaringan yang dimiliki BNI Syariah, maka akan
semakin berkembang juga produk hasanah card. Hal ini bisa dilakukan
dengan memperluas jaringan diberbagai pelosok daerah.
71
d. SDM (Sumber Daya Manusia) yang professional
Dengan memiliki SDM yang professional akan sangat membantu BNI
Syariah mengembangkan produk-produknya terutamana hasanah card.
6. Strategi ST (Kekuatan dan Ancaman)
a. Menjaga dan meningkatkan kualitas produk
Dengan menjaga dan meingkatkan kualitas produk, diharapkan
masyarakat akan terus menggunakan hasanah card. Hal ini dapat dilakukan
dengan terus meningkatkan fasilitas yang menunjang nasabah. Sehingga
produk ini akan terus berkembang dengan baik.
b. Melalukan pelayanan dengan baik dan ramah
Melakukan pelayanan yang baik dan ramah merupakan kunci jasa
menjual suatu produk. Sehingga nasabah akan merasa senang dan loyal
yang kemudian dapat mengembangkan produk hasanah card.
c. Memahami kebutuhan dan keinginan nasabah.
Untuk memenangkan persaingan maka BNI Syariah harus selalu
memahami dan memperhatikan keinginan nasabah. Karena, nasabah akan
memilih produk yang memberinya nilai positif, manfaat dan proses yang
aman dan mudah serta cepat.
d. Sosialisasi dan promosi secara terus menerus
Untuk mempertahankan dan menarik nasabah maka diperlukan
sosialisasi dan promosi yang terus menerus, hal ini bisa dilakukan melalui
72
iklan media masa, elektronik dan memberikan sponsor dalam suatu
kegiatan. Dengan adanya sosialisasi dan promoosi dapat meningkatkan
minat masyarakat terhadap hasanah card.
Tabel 4.3 Matriks Strategi SO & ST
STRATEGI SO STRATEGI ST
Meningkatkan pelayanan terhadap
konsumen
Menjaga dan meningkatkan kualitas
produk
Melakukan promosi lebih gencar. Melalukan pelayanan dengan baik dan
ramah
Memperluas jaringan. Memahami kebutuhan dan keinginan
nasabah
SDM yang professional Sosialisasi dan promosi secara terus
menerus
7. Strategi WO (kelemahan dan peluang)
Strategi ini adalah strategi dalam memanfaatkan peluang yang ada
dengan meminimalkann kelemahan yang ada. Perusahaan menghadapi
peluang pasar yang besar, tetapi dilain sisi harus menghadapi beberapa
kendala atau kelemahan internal.
a. Memberikan kemudahan akses.
Dengan kemudahan akses akan menarik minat masyarakat terhadap
hasanah card, karena akan sangat mudah untuk dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat.
73
b. Menambah jaringan pemasaran
Dengan menambah jaringan pemasaran akan memberikan
kesempatan pada BNI Syariah untuk mendapatkan alternative yang lebih
luas. Sehingga mempermudah masyarakat mendapatkan informasi dan
produk hasanah card.
c. Mengadakan pelatihan SDM.
Dengan mengadakan pelatihan SDM (training) yang dimiliki
maka akan mudah bagi perusahaan dalam mengembangkan produk
hasanah card.
d. Menjaga citra lembaga dengan menjaga kepercayaan konsumen.
Menjaga citra perusahaan yaitu dengan cara menjaga kepercayaan
konsumen. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat umum dapat tertarik
untuk mengenal produk-produk yang dikeluarkan BNI syariah. Secara
tidak langsung masyarakat akan lebih mengenal dan akan
menggunakannya sebagai alat untuk bertransaksi yang brbasis syariah.
8. Strategi WT (Kelemahan dan Ancaman)
Strategi ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan. Dimana
perusahaan harus menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
a. Selalu memantau kepuasan nasabah.
Kepuasaan nasabah berhubungan erat dengan kehandalan pelayanan
jasa yang diberikan oleh pihak BNI Syariah. Untuk mengetahui tingkat
74
kepuasan nasabah maka hal ini bisa dilakukan dengan cara survey yang
dilakukan oleh pihak internal apa yang menjadi keinginan nasabah. Karena,
kualitas merupakan jaminan terbaik kesetiaan nasabah.
b. Mengevaluasi setiap kelemahan.
Dengan selalu mengevaluasi kelemahan, apa yang kurang dan apa
yang harus dilakukan maka akan membantu BNI Syariah dalam
mengembangkan produk hasanah card
c. Mempertahankan dan menjaga nama baik perusahaan
Dengan menjaga dan mempertahankan nama baik lembaga maka
akan menjadi nilai plus bagi BNI Syariah dalam menjalankan seluruh
kegiatannya. Sehingga akan menambah kepercayaan dan menarik minat
masyarakat untuk terus menggunakan jasa dan produk BNI Syariah.
Tabel 4.4 Matriks Strategi WO & WT
STRATEGI WO STRATEGI WT
Memberikan kemudahan akses. Selalu memantau kepuasan nasabah.
Menambah jaringan pemasaran. Mengevaluasi setiap kelemahan.
Mengadakan pelatihan SDM. Mempertahankan dan menjaga nama baik
perusahaan.
Menjaga citra lembaga dengan
menjaga kepercayaan konsumen.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat dirumuskan
analisis SWOT pada produk hasanah card BNI Syariah cabang Jakarta Utara
dalam diagram dibawah ini:
75
TABEL 4.5 PERHITUNGAN SKOR IFAS
Faktor-faktor strategi internal Bobot Rating Bobot x rating Keterangan
Kekuatan (S)
Sesuai dengan tuntunan syariat
Islam
0.10 3 0.30 Kelebihan Tersendiri
Biaya ringan karena tidak
mengguna prinsip bunga
0.15 3 0.45 Inovasi produk
Bisa digunakan di seluruh
dunia.
0.10 3 0.30 Kelebihan tersendiri
Bisa dimanfaatkan untuk
keperluan bisnis.
0.10 3 0.30 Keunggulan tersendiri
kartu hanya bisa digunakan
untuk transaksi-transaksi yang
sesuai syariah.
0.10 3 0.30 Inovasi produk
Memberikan perlindungan
asuransi perjalanan
0.10 2 0.20 Strategi pemasaran
Menawarkan program home
stay.
0.5 2 0.10 Strategi pemasaran
Tidak mendorong pola
konsumtif.
0.15 2 0.30 Kualitas sesuai kaidah
Islam
Kelemahan (W)
Dirasa masih kurangnya
sosialisasi(pengenalan) kepada
masyarakat.
0.10 4 0.40 Sosialisasi minim
Promo yang dilakukan oleh
pihak bank masih dianggap
kurang.
0.10 2 0.20 Promo terbatas
76
Sumber daya manusia yang
belum memadai
0.10 3 0.15 Keterampilan
karyawan
Banyak yang beranggapan
hasanah card ribet.
0.5 2 0.10 Pengetahuan
masyarakat
Total 1,00 3,5
Keterangan
Nilai bobot diberikan pada masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0
(sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting). Nilai untuk masing-masing faktor
diberikan skala mulai 4 (outstanding) sampai 1 (poor) berdasarkan pengaruh tersebut
terhadap kondisi yang bersangkutan. Jumlah total pembobotan lainnya dalam
kelompok industry yang sama.
TABEL 4.6 PERHITUNGAN SKOR EFAS
Faktor-faktor strategi internal Bobot Rating Bobot x Rating Keterangan
Peluang (O)
Populasi masyarakat yang
mayoritas muslim
0.10 4 0,40 Pangsa pasar luas
Besarnya potensi masyarakat
yang berminat terhadap
hasanah card.
0.15 3 0,45 Pangsa pasar luas
Memiliki jaringan yang luas 0.15 3 0,45 Peluang
pemasaran luas
Kebijakan pemerintah yang
kini berpihak kepada bank
0.10 4 0,40 Dukungan
pemerintah
77
syariah
Akan menjadi satu-satunya
kartu kredit berbasis syariah.
0.15 3 0,45 Pesaing berkurang
Ancaman (T)
Sudah beredar produk yang
sejenis meskipun berbeda
konsep
0.15 2 0,30 Persaingan ketat
Kurangnya pemahaman
masyarakat terhadap hasanah
card.
0.15 2 0,30 Pengetahuan
masyarakat
Budaya tidak disiplin 0.15 2 0,30 Kelemahan
masyarakat
Total 1.00 3
Keterangan
Nilai bobot diberikan pada masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0
(sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting). Nilai untuk masing-masing faktor
diberikan skala mulai 4 (outstanding) sampai 1 (poor) berdasarkan pengaruh tersebut
terhadap kondisi yang bersangkutan. Jumlah total pembobotan lainnya dalam
kelompok industry yang sama.
78
4.1 DIAGRAM ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK HASANAH CARD
PADA BNI SYARIAH
Strategi WO Strategi SO
1. Memberikan kemudahan akses. .
2. Menambah jaringan pemasaran
3. Mengadakan pelatihan SDM.
4. Menjaga citra lembaga dengan
Strategi WT Strategi ST
1. Selalu memantau kepuasan nasabah.
2. Mengevaluasi setiap kelemahan.
3. Mempertahankan dan menjaga nama baik.
Opportunities (Peluang)
1. Populasi masyarakat yang mayoritas
muslim
2. Besarnya potensi masyarakat yang
berminat terhadap hasanah card.
3. Memiliki jaringan yang luas
4. Kebijakan pemerintah yang kini
berpihak kepada bank syariah
5. Akan menjadi satu-satunya kartu kredit
berbasis syariah.
Threats (Ancaman) 1. Sudah beredar produk
yang sejenis meskipun
berbeda konsep
2. Kurangnya pemahaman
masyarakat terhadap
hasanah card.
3. Budaya tidak disiplin.
Weaknesses (Kelemahan)
1. Dirasa masih kurangnya
sosialisasi kepada masyarakat.
2. Promo yang dilakukan oleh
pihak bank masih kurang.
3. Masih banyak orang yang
belum mengerti akad.
4. SDM masih belum memadai.
5. Masih banyak yang
beranggapan hasanah card
ribet.
Strengths (Kekuatan)
1. Sesuai dengan tuntunan syariat
Islam
2. Biaya ringan karena tidak
mengguna prinsip bunga
3. Bisa digunakan di seluruh dunia
4. Bisa dimanfaatkan untuk
keperluan bisnis
1. Melakukanpelayanan dengan
baik dan ramah.
2. Memamahi kebutuhan dan
keinginan nasabah.
3. Sosialisasi dan promosi
secara terus menerus
1. Menjaga dan meningkatkan
kualitas produk
2. Melakukan promosi lebih
gencar memperluas jaringan
3. Memperluas jaringan.
4. SDM (Sumber Daya Manusia)
yang professional
1. Memberikan kemudahan akses.
2. Menambah jaringan pemasaran
3. Mengadakan pelatihan SDM.
4. Menjaga citra lembaga dengan
menjaga kepercayaan konsumen.
79
4.2 DIAGRAM MATRIK SWOT PRODUK HASANAH CARD
EFAS
IFAS
Opportunities (Peluang)
1. Populasi masyarakat
yang mayoritas
muslim
2. Besarnya potensi
masyarakat yang
berminat terhadap
hasanah card.
3. Memiliki jaringan
yang luas
4. Kebijakan
pemerintah yang kini
berpihak kepada bank
syariah
5. Akan menjadi satu-
satunya kartu kredit
berbasis syariah.
Threats (Ancaman)
1. Sudah beredar produk
yang sejenis
meskipun berbeda
konsep
2. Kurangnya
pemahaman
masyarakat terhadap
hasanah card.
3. Budaya tidak disiplin.
Strengths (Kekuatan)
1. Sesuai dengan
tuntunan syariat
Islam
2. Biaya ringan karena
tidak mengguna
prinsip bunga
3. Bisa digunakan di
seluruh dunia
4. Bisa dimanfaatkan
untuk keperluan
bisnis
5. kartu hanya bisa
digunakan untuk
transaksi-transaksi
yang sesuai syariah.
6. Memberikan
perlindungan asuransi
perjalanan
7. Menawarkan
program home stay.
Strategi SO
1. Meningkatkan
pelayanan terhadap
konsumen
2. Melakukan promosi
lebih gencar.
3. Memperluas jaringan.
4. SDM (sumber daya
manusia) yang
professional
Strategi ST
1. Melalukan pelayanan
dengan baik dan
ramah
2. Memahami
kebutuhan dan
keinginan nasabah
3. Sosialisasi dan
promosi secara terus
menerus.
80
8. Tidak mendorong
pola konsumtif.
Weaknesess (Kelemahan)
1. Dirasa masih
kurangnya sosialisasi
kepada masyarakat.
2. Promo yang
dilakukan oleh pihak
bank masih dianggap
kurang.
3. SDM masih belum
memadai.
4. Masih banyak yang
beranggapan hasanah
card ribet.
Strategi WO
1. Memberikan
kemudahan akses.
2. Menambah jaringan
pemasaran.
3. Mengadakan
pelatihan SDM.
4. Menjaga citra
lembaga dengan
menjaga
kepercayaan
konsumen.
Strategi WT
1. Selalu memantau
kepuasan nasabah.
2. Mengevaluasi setiap
kelemahan.
3. Mempertahankan dan
menjaga nama baik
perusahaan
Setelah mempertimbangkan prosedur analisis SWOT sehingga mengasilkan
analisis SWOT yang tepat untuk strategi BNI Syariah dalam mengembangkan produk
hasanah card kedepannya yaitu perusahaan pada posisi strategis yang tepat adalah
keunggulan komperatif dengan mempertimbangkan analisa sebagai berikut:
1. Meningkatkan pelayanan terhadap konsumen
2. Melakukan promosi lebih gencar.
3. Memperluas jaringan.
4. SDM (sumber daya manusia) yang professional
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang penulis sampaikan pada bab-bab sebelumnya,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perkembangan hasanah card dari awal diluncurkan tahun 2010 hingga akhir
2013 penjualan hasanah card semakin meningkat. Tahun 2010 penjualan
hasanah card mencapai sekitar 25 ribu keeping kartu, tahun 2011 penjualan
hasanah card mencapai sekitar 50 ribu keeping kartu, tahun 2012 penjualan
hasanah card naik menjadi 100 ribu keeping kartu dan pada akhir tahun 2013
penjulan hasanah card naik menjadi 170 ribu keeping kartu yang terjual.
Dengan selalu meningkatnya penjualan setiap tahunnya terbukti bahwa
hasanah card adalah kartu yang mempunyai keunggulan dan banyak peminat.
2. Kekuatan produk hasanah card BNI Syariah yaitu Sesuai dengan tuntunan
syariat Islam, biaya ringan karena tidak mengguna prinsip bunga, bisa
digunakan di seluruh dunia, bisa dimanfaatkan untuk keperluan bisnis,kartu
hanya bisa digunakan untuk transaksi-transaksi yang sesuai syariah,
memberikan perlindungan asuransi perjalanan, menawarkan program home
stay, tidak mendorong pola konsumtif. Sedangkan kelemahan produk hasanah
card BNI Syariah antara lain dirasa masih kurangnya sosialisasi (pengenalan)
kepada masyarakat, promo yang dilakukan oleh pihak bank masih dianggap
82
kurang, SDM (Sumber Daya Manusia) masih belum memadai, masih banyak
yang beranggapan hasanah card ribet. Peluang produk hasanah card BNI
Syariah antara lain Populasi masyarakat yang mayoritas muslim, besarnya
potensi masyarakat yang berminat terhadap hasanah card, memiliki jaringan
yang luas, kebijakan pemerintah yang kini berpihak kepada bank syariah,
akan menjadi satu-satunya kartu kredit berbasis syariah. Sedangkan
tantangannya antara lain Sudah beredar produk yang sejenis meskipun
berbeda konsep, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap hasanah card,
budaya tidak disiplin.
B. Saran-Saran
Dari bab-bab yang telah sampaikan oleh penulis, ada beberapa saran yang
penulis sampaikan antara lain:
1. Bagi masyarakat, harus lebih selektif dalam memilih dan menggunakan kartu
kredit, terlebih sekarang sudah ada kartu kredit yang sudah sesuai dengan
syariah. Jangan mudah tergiur dengan berbagai fitur yang ditawarkan oleh
kartu kredit konvensional, yang pada akhirnya akan menyusahkan ketika tidak
mampu membayarnya, gunakan jenis kartu kredit yang sesuai dengan
kemampuan kita.
2. Pihak BNI Syariah, harus lebih gencar mensosialisasikan keberadaan kartu
kredit syariah “Hasanah Card” kepada masyarakat luas dan lebih banyak lagi
melakukan kerja sama dengan merchant-merchant ataupun pihak-pihak
83
tertentu agar penggunaan kartu kredit syariah tersebut dapat lebih efisien.
Serta harus memperluas kode halal di tempat۔ tempat hiburan maupun di
minimarket sehingga tidak ada lagi orang yang menyalahgunakan hasanah
card untuk membeli barang۔ barang haram.
3. Bagi Pemerintah, harus lebih memperketat pengawasan terhadap
implementasi syariah card. Jangan hanya melihat secara teoritis saja. Tetapi,
harus dilihat atau dicocokan dengan prakteknya di lapangan apakah kartu
kredit syariah sudah memberikan maslahatan yang baik bagi penggunanya
dan apakah penerapannya sudah sesuai dengan fatwa atau tidak.
84
DAFTAR PUSTAKA
Agus Wibisono, Analisis SWOT, artikel ini diakses pada tanggal 11 april 2014 dari
http://aguswibisono.com/2010/analisis swot-strength-weakness-opportunity-
threat/.com
Agus Y, “ Danamon Syariah Tepis Kontroversi Syariah Card”. Artikel ini diakses
pada maret 2013 dari http://www.goole.pkesinteraktif.com
Amalia, Euis Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga
Kontemporer (Jakarta: Granada Press, 2007)
Ambariani, A. Susty Manajemen Biaya (Jakarta: Salemba Empat, 2000)
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2010)
Analisis SWOT, artikel ini diakses pada tanggal 29 Agustus 2013 pukul 13.02 dari
http://pengertian-analisis-swot.html.
Artikel Ini di Akses Pada Tanggal 30 Agustus dari www.perform.or.id/files/modul
prosbumd04_Finf.pdf,
Ash-Shawi, Shalah & Abdullah al-Mushlih, Fikih Ekonomi Keuangan Islam,
(Jakarta: Darul Haq, 2008)
Asy-Syarbasi Ahmad, Al-mu’jam Al-Iqtishad Al-Islami, (Beirut: Dar Alamil Kutub,
1987); Sayyid Sabiq, Fiqih Al-Sunnah, (Beirut: Darul Kitab Al-Arabi, 1987),
Cet. VIII, Vol. III,
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007)
Baalbaki, Munir dan Rohi Baalbak, Kamus al-Maurid, (Surabaya: Halim Jaya,
2006),
Chan, Bochar, dan lin, Manajemen Biaya, Diterjemahkan Oleh A. Susty Ambariani
(Jakarta, Salemba Empat 2000)
Devita, Irma “transaksi kartu kredit syariah” artikel ini diakses pada maret 2013 dari
http://irmadevita.com/2010/transaksi-kartu-kredit-syariah.
85
Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Social. (Jakarta: Rajag Rafindo Persada,
2007).
Fatwa DSN No 54/DSN-MUI/X/2006 Tentang Syariah Card, h. 1
Ganjar Hidayat, “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Kartu Kredit Syariah (Studi
Tentang Hasanah Card Bni Syariah” artikel ini di akses pada tanggal 27 maret
2013 dari http://digilib.uin suka.ac.id/5637/
Hasanudin, “ Multi Akad dalam Transaksi Syariah Kontemporer pada Lembaga
Keuangan Syariah di Indonesia: Konsep dan Ketentuan ( Dhawabith) dalam
Perspektif Fiqih” Artikel ini di akses pada tanggal 21 maret dari
http://www.ekonomisyariah.org/?page=artikelview&artSicle id=30/
Moleong, Lexy j, Metodelogi Penelitian Kualitatif, edisi revisi, (Bandung: PT.
Remaja Rosda karya, 2007).
Muslich, Ahmad Wardi, Fiqih Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010).
Ibrahim, Johanes, Kartu Kredit dan Dilematis antara Kontrak dan Kejahatan,
(Bandung: RefikaAditama, 2004).
Karim, Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004).
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2002).
Keunggulan produk-produk BNI Syariah, artikel ini diakses pada tanggal 22
november 2013 dari www.bnisyariah.co.id
Kurniati, Een Manajemen Resiko pada Produk Hasanah Card (Study Kasus pada PT
BNI Syariah), Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010,
Murtiasi, Tri, Modul Divisi Analisis SDM, (Jakarta: Unit Usaha Syariah PT. BNI
(Persero). Tbk, 2009),
Muyasari, Siti, Analisis SWOT Terhadap Produk Unit Link (studi pada PT Asuransi
takaful keluarga, 2010, universitas Syarifhidayatullah Jakarta.
Nurafifah, “peluang dan tantangan kartu kredit syariah” artikel ini di akses pada
tanggal 6 juli 2013 dari http://www.
86
Rahmawati, Analisis Akad dan Aplikasi Produk Hasanah Card pada Unit Usaha
Syariah PT BNI (Persero), Tbk Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta, 2010
Rangkuty, Freddy, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, (jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2006)
Sumarni, Murti, Manajemen Pemasaran Bank, (Jakarta: PT. Rja Grafindo Persada,
2007)
Suhendi, Hendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada ,2007),
Sudarsono Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah dan Deskripsi Dana Ilustrasi,
Edisis Ketiga (Yogyakarta: Ekonisia, 2008).
Sulaiman, Abu, Abdul Wahab Ibrahim, Banking Cards Syariah: Kartu Kredit dan
Debit dalam Perspektif Fiqih, (jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2006).
Sutojo, Siswanto dan F. Kleinsteuber, Strategi Manajemen Pemasaran, (Jakarta:
Damar Mulia Pustaka, 2002)
Vibiznews, “kartu kredit syariah: sebuah pembeda dengan instrument konvensional”.
Artikel ini diakses pada maret 2013 dari http://stitattaqwa.com/2012/02/kartu-
kredit-syariah.html.
Wawancara pribadi dengan pimpinan kantor cabang BNI Syariah bapak Kaharuddin
Yasin.
Wirdyaningsih Dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana,
2005).
Yustanto, M. Ismail Pengantar Manajemen Syariat, (Jakarta: Khairul Bayan,
Desember 2003) Cet. Ke-2.
________________, Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami. (Jakarta:
Gema Insani Press).
http://. www.bnisyariah.co.idkumpulan%20artikel/productDetail.do.htm
www.bnisyariah.co.id di akses pada tanggal 20 november 2013
Nomor
Lampiran
Hal
: Istimewa
:-: Pengajuan Dosen Pembimbing Skripsi
Kepada Yth,
Ketua Prodi Muamalat
Fakultas Syariah dan llukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Di tempat
Assalamu' alaikum Wr. Wb.
Puji Syukur kita kehadirat Allah SWT, semoga rahmat dan ridha Nya senantiasa
melindungi hamba-hamba Nya yang beriman. Selanjutnya, yang bertanda tangan dibawah ini:
Hormat
"44t
: Titin Suhartini
: 109046100047
: Perbankan Syariah
: Analisis SWOT Terhadap Produk IB Hasanah Card BNI
Syariah (Studi Kasus BNI Syariah Cabang Jakarta Utara)
Dengan ini bermaksud mengajukan nama dosen pembimbing skripsi yaitu :
1. H. AH Azharuddin Lathif, M.Ag, MH
Demikian surat permohonan ini saya buat, semoga dapat menjadi bahan pertimbangan
selanjutnya. Atas perhatian dan apresiasinya saya ucapkan terima kasih.
Wass alamu' alaikum lh. Wb.
saya,
Nama
NIM
Konsentrasi
Judul
Titin Suharlini
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
Telp. (62-21) 747 11537,7401925 Fax. (62-21) 7491821Jln' lr. H. ig$tlto' 95 Ciputat Jakaria 15412 lndonesia Website : wrvw.uinjkt.ac.io e-mat,: syirlnuruiigylrroo.cor-n
Nomor : Un,A7 / F4 / PP.0t.1/ 53g$/2013Lamp : 1 (satu) Berkas ProposalHal : Mohon Kesediaan menjadi pembimbing Skripsi
Jakarta, 19 Luli 2013 tul
10 Ramadhan 1434 H
Yang I'erhormit,M. Bukhori lUuslim, Lc, MADosen F'akultas Svariah dan I-{ukurn UIN Jakarta
Assn l n ruu a la ikt r t t t rLttt rahnr n t u lI ah utsh n ruka h t I t
Pimpinan Fakultas svariah dan Hukum ulN syarif Hidayatullah Jakartamengharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing skripsi mahasisr.r,a:Nama : Titin SuhartiniNllvl : 109046100047Prodi/Konsentrasi : MuamalaVperbankan Syariah
Judul Skripsi : "Analisis SWOT Terhadap Produk iB Hasanah Card BNI Syariah
Beberapa hal y"ang dapat dipertinrbangkan aclalalr sebagai berikut:l. 'l-opik bahasan dan olrl lirtr: dimana perlu dapat ctiadakar.r perubahap dan
penyemPurnaan:' l'eknik penulisan slrpava merujuk kepada buku "Peciornan Pentrlisan Skripsi
Fakultas svariah darr Huk.m LIIN svarif Hiclayatulrah Jakarta"
Demikia.lah atas kesediaan saudara kami ucapkan terima kasih.
Wcssalnnwnlnikt
Ketua Programr ahma tull ahi wabarakatuh
lat {Ekonomi Islam)
Tembusan
Disampaikan dengan hormat kepada:l. Kasubag Akademik & Kemahasiswaan Fakultas syariah dan Hukum2. sekretaris Program studi lv{uamalat Fakultas syariah dan Hukum3. Arsip
-7,-/Dr. Euis ANrP. 1971
Il?lea
Daftar Pertanyaan
Nama : Kaharuddin Yasin
Hari/ Tanggal : kamis/ 19 desember 2013
Tempat : Kantor BNI Syariah
Pertanyaan
1. Bagaimana latar belakang diluncurkannya produk hasanah card bni syariah?
Jawaban: karena diantara perbankan syariah pada waktu itu hanya baru satu
bank yang mengeluarkan kartu kredit syariah yaitu bank danamon dengan
nama dirham card. Tetapi produk itu masih samar-samar terdengar
syariahnya. Sehingga BNI Syariah mengadakan lomba untuk menciptakan
kartu kredit kemudian terpilih dengan nama hasanah card.
2. Kapan mulai di luncurkannya produk hasanah card?
Jawaban: hasanah card diluncurkan pada awal februari 2009 bersamaan
dengan Festival Ekonomi Syariah (FES). Penerbitan hasanah card berdasarkan
fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 54/DSN-MUI/X/2006 mengenai
syariah card.
3. Apakah dalam mensosialisasikan hasanah card, BNI Syariah menjalin kerja
sama dengan pihak lain?
Jawaban: biasanya BNI Syariah masuk ke instansi-instansi seperti
departemen, BUMN, rumah sakit. Dan untuk lebih mengenal maka hasanah
card masuk ke pameran-pameran.
4. Berapa jumlah nasabah hasanah card saat ini?
Jawaban: jumlah nasabah hasanah card sudah mencapai puluhan ribu, tahun
ini saja ditargetkan sekitar 50 ribu namun Alhamdulillah sudah melebihi
target.
5. Bagaimana perkembangan hasanah card dari awal diluncurkan hingga saat
ini?
Jawaban: dari tahun ketahun hasanah card semakin meningkat dikarenakan
banyak peminatnya ditambah lagi hasanah card tidak memakai bunga.
6. Apa harapan kedepannya dalam mengembangkan hasanah card?
Jawaban: dengan menciptakan produk-produk baru dengan cara menjalin
kerjasama dan bergabung dengan waralaba yang kemudian kita jual melalui
catalog, dan sekarang bergabung dengan Samsung dan waralaba kebab.
7. Apakah nasabah akan diberi denda apabila nasabah tidak mampu membayar
pada saat jatuh tempo?
Jawaban: bagi nasabah yang tidak mampu membayar pada saat jatuh tempo
maka akan dikenakan monthly fee. Tetapi denda itu akan dikenakan setelah
satu bulan kemudian.
8. Apakah nasabah akan diberi bonus apabila mampu melunasi sebelum jatuh
tempo?
Jawaban: bagi nasabah yang mampu melunasi sebelum jatuh tempo tidak akan
mendapatkan bonus sama sekali.
9. Bagaimana langkah kedepan dalam mensosialisasikan produk hasanah card
sehingga mampu bersaing dengan bank syariah lain?
Jawaban: untuk mampu bersaing dengan bank syariah lain maka BNI Syariah
memperbanyak kerjasama dengan pasar swalayan, alfamart, indomaret, tip
top, Carrefour dll. Dan bekerjasama dengan visa card dan mastercard yang
membuat hasanah card lebih baik.
10. Apa saja kelebihan produk hasanah card?
Jawaban: kelebihan yang dimiliki hasnah card yaitu Sesuai dengan tuntunan
syariat islam, Biaya ringan karena tidak mengguna prinsip bunga, Bisa
digunakan di seluruh dunia, Bisa dimanfaatkan untuk keperluan bisnis, kartu
hanya bisa digunakan untuk transaksi-transaksi yang sesuai syariah,
Memberikan perlindungan asuransi perjalanan, Menawarkan program home
stay, Tidak mendorong pola konsumtif.
11. Apa saja yang menjadi kelemahan dari hasanah card?
Jawaban: kelemahan atau kekurangan hasanah card yaitu Adanya bank islam
yang mengeluarkan kartu kredit syariah yang sama, Masih banyak orang yang
belum mengerti akad, SDM (sumber daya manusia) masih belum
memadai,Masih banyak yang beranggapan hasanah card ribet.
12. Apa saja kendala yang dihadapi produk hasanah card?
Jawaban: ancaman atau kendala yang dihadapi hasanah card yaitu Sudah
beredar produk yang sejenis meskipun berbeda konsep, Kurangnya
pemahaman masyarakat terhadap hasanah card,Budaya tidak disiplin.
13. Apa saja peluang yang dimiliki produk hasanah card?
Jawaban: peluang yang dimiliki hasanah card yaitu Populasi masyarakat yang
mayoritas muslim, Besarnya potensi masyarakat yang berminat terhadap
hasanah card, Memiliki jaringan yang luas, Kebijakan pemerintah yang kini
berpihak kepada bank syariah, Akan menjadi satu-satunya kartu kredit
berbasis syariah.
Mengetahui
Pewawancara Narasumber
Titin Suhartini Kaharudin Yasin