55
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH TERHADAP TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA PADA PROYEK BANGUNAN PENGAIRAN DI KOTA SEMARANG Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Oleh Tri Mulyani NIM.5101415017 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ORGANISASI PERANGKAT …lib.unnes.ac.id/36167/1/5101415017_Optimized.pdf · iii pengesahan skripsi dengan judul “analisis tingkat kepuasan organisasi perangkat

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ORGANISASI

    PERANGKAT DAERAH TERHADAP TINGKAT

    KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA PADA

    PROYEK BANGUNAN PENGAIRAN DI KOTA

    SEMARANG

    Skripsi

    diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar

    Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

    Oleh

    Tri Mulyani

    NIM.5101415017

    PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2019

  • ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Nama : Tri Mulyani

    Nim : 5101415017

    Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan S1

    Judul : ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ORGANISASI

    PERANGKAT DAERAH TERHADAP TINGKAT KEPENTINGAN DAN

    TINGKAT KINERJA PADA PROYEK BANGUNAN PENGAIRAN DI KOTA

    SEMARANG

    Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

    Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas

    Negeri Semarang.

    Semarang, 16 Oktober 2019

    Pembimbing

    Drs. Bambang Sugiyarto, M.T

    NIP. 196406011991021001

  • iii

    PENGESAHAN

    Skripsi dengan judul “ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ORGANISASI

    PERANGKAT DAERAH TERHADAP TINGKAT KEPENTINGAN DAN

    TINGKAT KINERJA PADA PROYEK BANGUNAN PENGAIRAN DI KOTA

    SEMARANG” telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

    Teknik UNNES pada 28 Oktober 2019.

    Oleh

    Nama : Tri Mulyani

    Nim : 5101415017

    Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan

    Panitia:

    Ketua

    Aris Widodo,S.Pd., M.T.

    NIP. 197102071999031001

    Sekretaris

    Endah Kanti Pangestuti, S.T., M.T.

    NIP. 197207021999031002

    Mengetahui:

    Dekan Fakultas Teknik UNNES

    Dr. Nur Qudus, M.T., IPM.

    NIP. 196911301994031001

    Penguji 1

    Ir. Ispen Safrel, M.Si.

    NIP. 195704111988031001

    Penguji 2

    Ir. Eko Nugroho J., S.Pd., M.T. IPP.

    NIP. 197207021999031002

    Drs. Bambang Sugiyarto, M.T.

    NIP. 196406011991021001

    Penguji 3/Pembimbing

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa :

    1. Skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

    akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas Negeri

    Semarang (UNNES) maupun di perguruan tinggi lain.

    2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

    bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim Penguji.

    3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

    dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

    sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

    dicantumkan dalam daftar pustaka.

    4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

    terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

    bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

    diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang

    berlaku di perguruan tinggi ini

    Tri Mulyani

    NIM. 5101415017

    Semarang, 16 Oktober 2019

    Yang membuat pernyataan

  • v

    MOTTO

    Waktumu terbatas, jangan habiskan dengan mengurusi hidup orang lain (Steve

    Jobs).

    Kesempatan bukanlah hal yang kebetulan, kamu harus menciptakannya (Chris

    Grosser).

    Hidup dapat dipahami dengan berpikir ke belakang, tapi ia juga harus dijalani

    dengan berpikir ke depan (Soren Kiekegaard).

    Bekerja keras dan bersikap baiklah, Hal luar biasa akan terjadi (Conan O’Brien).

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Untuk kedua orangtuaku Daroni dan Sri Hartini

    Untuk kedua kakakku Indarti dan Dwi Priyono

    Untuk kekasihku Andy Rezka Kurniawan

    Untuk gengku Naga Air

    Untuk teman-temanku Pendidikan Teknik Bangunan 2015

    Untuk almamaterku Universitas Negeri Semarang

  • vii

    RINGKASAN

    Tri Mulyani. 2019. Analisis Tingkat Kepuasan Organisasi Perangkat Daerah

    Terhadap Tingkat Kepentingan Dan Tingkat Kinerja Pada Proyek Bangunan

    Pengairan Di Kota Semarang. Pembimbing : Drs. Bambang Sugiyarto, M.T.

    Pendidikan Teknik Bangunan.

    Kualitas pelayanan yang dihasilkan penyedia jasa dapat digunakan untuk

    mengukur kepuasan pelanggan, yaitu berdasarkan kinerja yang dihasilkan oleh

    penyedia jasa dan kepentingan yang dinilai dari pelanggan. Kepuasan pelanggan

    sangat penting untuk diukur karena sangat mempengaruhi loyalitas dari suatu

    perusahaan/ penyedia jasa.

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

    pustaka, kuesioner, dan dokumentasi. Studi pustaka digunakan untuk mempelajari

    data yang berhubungan dengan objek penelitian, Kuesioner digunakan untuk

    mengetahui jawaban dari objek penelitian, dokumentasi digunakan untuk

    mengumpulkan data dilapangan, berupa dokumen maupun gambar. Teknik analisis

    data yang digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan kepuasan dalam

    penelitian ini adalah analisis gap (kesenjangan) dalam tingkat kesesuaian tingkat

    kinerja dan kepentingan, metode Important Performance Analysis (IPA), dan

    metode Customer Satisfaction Index (CSI).

    Dari analasis hasil penelitian didapat tingkat kepuasan Organisasi Perangkat

    Daerah untuk bangunan pengairan dengan metode tngkat kesesuaian menunjukkan

    hasil rata-rata 94,41% artinya OPD merasa belum puas terhadap kinerja yang

    dihasilkan penyedia jasa dan analisis gap menunjukkan gap negatif artinya

    pelanggan merasa harapannya belum sesai dengan kenyataannya. Sedangkan

    dengan menggunakan metode Importance Perfomance Analysis (IPA) berdasarkan

    diagram kartesius, ketepatan pembayaran pada sub-kontraktor, tidak adanya sisa

    buangan pekerjaan yang tertinggal setelah proyek berakhir, fokus pada kualitas dan

    mengurangi perbaikan, penyelenggaraan K3 dan keselamatan konstruksi , dan

    penyediaan personil K3 dan lain-lain menjadi prioritas utama yang perlu

    ditingkatkan kinerjanya lagi dan dengan Customer Satisfaction Index (CSI) masuk

    dalam kategori “puas” dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia

    jasa/ kontraktor dengan angka persentase sebesar 82,66%. Kondisi dari ketiga

    analisis tersebut hanya berlaku untuk pelaksanaan proyek bangunan pengairan di

    Kota Semarang, pada rentang tahun 2017-2018 dan dengan selisih rata-rata

    perbedaan harga penawaran terhadap harga perkiraan sendiri sebesar 11,57%.

    Kata kunci : Kepuasan, Tingkat Kesesuaian, IPA, dan CSI.

  • viii

    PRAKATA

    Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

    berjudul Analisis Tingkat Kepuasan Organisasi Perangkat Daerah Terhadap

    Tingkat Kepentingan Dan Tingkat Kinerja Pada Proyek Bangunan Pengairan Di

    Kota Semarang. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar

    Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan

    Universitas Negeri Semarang. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi

    Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaat Nya di yaumil

    akhir nanti, Amiin.

    Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena

    itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang atas

    kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi di Universitas

    Negeri Semarang.

    2. Dr. Nur Qudus, M.T.,IPM, Dekan Fakultas Teknik yang telah mmebrikan

    banyak masukan bagi saya.

    3. Aris Widodo,S.Pd., M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil sekaligus Ketua Program

    Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan atas fasilitas yang disediakan bagi

    mahasiswa.

    4. Drs. Bambang Sugiyarto, M.T., Penguji III/Pembimbing yang penuh perhatian

    dan atas perkenaan memberi bimbingan dan dapat dihubungi sewaktu-waktu

    disertai kemudahan menunjukkan sumber-sumber yang relevan dengan

    penulisan skripsi ini.

    5. Ir. Ispen Safrel, M.Si., Penguji I yang telah memberikan masukan yang sangat

    beharga berupa saran, perbaikan, tanggapan, menambah kalitas skripsi ini

    6. Ir. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T. IPP., Penguji II yang telah memberikan

    masukan berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar, tanggapan,

    menambah bobot dan kualitas skripsi ini.

  • ix

    7. Semua dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNNES yang telah

    memberikan bekal pengetahuan yang berharga.

    8. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan untuk skripsi ini yang tidak

    dapat disebutkan satu persatu.

    Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat untuk para pembaca dan

    bermanfaat untuk pembelajaran di perguruan tinggi.

    Semarang, 16 Oktober 2019

    Penulis

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

    PENGESAHAN .............................................................................................. iii

    PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iv

    MOTTO .......................................................................................................... v

    PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi

    RINGKASAN ................................................................................................ vii

    PRAKATA ..................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. x

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

    1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 4

    1.3 Batasan Masalah ........................................................................................ 5

    1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

    1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

    1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

    1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................... 8

    BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA ......................... 11

    2.1 Pengadaaan Barang/ Jasa Pemerintah ........................................................ 11

    2.1.1 Pengertian ....................................................................................... 12

    2.1.2 Jenis-Jenis Pengadaan ..................................................................... 13

    2.1.3 Metode Pelelangan Jasa Konstruksi ................................................ 14

    2.1.4 Pihak-Pihak Dalam Pengadaaan Barang/ Jasa Pemerintah ............. 16

    2.1.5 Harga perkiraan Sendiri (HPS) ....................................................... 20

    2.1.6 Harga Penawaran ............................................................................ 21

    2.1.7 Layangan Pengadaaan Secara Elektonik ......................................... 22

    2.2 Proyek Bangunan pengairan ...................................................................... 23

  • xi

    2.3 Kepuasan Pelanggan .................................................................................. 24

    2.3.1 Pengertian ....................................................................................... 24

    2.3.2 Metode Mengukur Kepuasan Pelanggan ........................................ 25

    2.3.3 Kinerja Terhadap Kepuasan ............................................................ 26

    2.3.4 Kepentingan Terhadap Kepuasan ................................................... 27

    2.3.5 Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja ...................................... 27

    2.4 Kriteria Keberhasilan Proyek .................................................................... 28

    2.5 Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 32

    2.6 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 34

    BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 35

    3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................... 35

    3.2 Desain Penelitian ....................................................................................... 36

    3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................. 36

    3.3.1 Populasi ........................................................................................... 36

    3.3.2 Sampel ............................................................................................. 36

    3.4 Variabel Penelitian .................................................................................... 37

    3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 38

    3.5.1 Studi Pustaka ................................................................................... 38

    3.5.2 Kuesioner ........................................................................................ 38

    3.5.3 Dokumentasi ................................................................................... 38

    3.6 Bentuk Instrumen ...................................................................................... 38

    3.6.1 Instrumen Kepuasan Pelanggan ...................................................... 38

    3.7 Uji Instrumen Data .................................................................................... 42

    3.7.1 Uji Validitas .................................................................................... 42

    3.7.2 Uji Reliabilitas ................................................................................ 45

    3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................. 46

    3.8.1 Metode Analisis gap (kesenjangan) ................................................ 46

    3.8.1 Metode Important Performance Analysis (IPA) ............................. 47

    3.8.2 Metode Customer Satisfaction Index (CSI) .................................... 52

    3.9 Alur Penelitian .......................................................................................... 54

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 55

  • xii

    4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 55

    4.1.1 Hasil Perhitungan Kesesuaian antara Kinerja dan Kepentingan ..... 55

    4.1.2 Hasil Perhitungan Hubungan Tingkat kepentingan dan Tingkat

    Kinerja .............................................................................................. 61

    4.1.3 Hasil Perhitungan Tngkat kepuasan Pelanggan .............................. 62

    4.2 Pembahasan ............................................................................................... 64

    4.2.1 Analisis Tingkat Kesesuaian antara Kinerja dan Kepentingan ........ 65

    4.2.2 Analisis Hubungan Tingkat Kepentingan dengan Tingkat Kinerja . 84

    4.2.3 Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan ............................................. 107

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 126

    5.1 Simpulan ................................................................................................... 126

    5.2 Saran .......................................................................................................... 127

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 129

    LAMPIRAN ................................................................................................... 133

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Skema Pihak-Pihak Pengadaaan Barang/ Jasa ........................... 16

    Gambar 2.2 Skema Kerangka Berfikir ........................................................... 34

    Gambar 3.1 Diagram Kartesius IPA ............................................................... 51

    Gambar 3.2 Alur Penelitian ............................................................................ 54

    Gambar 4.1 Hasil Perhitungan Diagram Kartesius IPA ................................. 61

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Selisih Harga Penawaran terhadap Harga Perkiraan Sendiri .......... 37

    Tabel 3.2 Skala Penilaian Kepuasan ............................................................... 40

    Tabel 3.3 Skala Penilaian Kepentingan ........................................................... 40

    Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner......................................................... 41

    Tabel 3.5 Hasil Analisis Validitas Tingkat Kinerja dan Kepentingan ............ 43

    Tabel 3.6 Klasifikasi Kesenjangan (gap)......................................................... 46

    Tabel 3.7 Kriteria Kesesuaian ......................................................................... 49

    Tabel 3.8 Skor Penilaian Kepuasan ................................................................. 53

    Tabel 4.1 Tingkat Kesuaian Kinerja dan kepentingan .................................... 56

    Tabel 4.2 Tingkat Kepuasan Pelanggan .......................................................... 62

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Rekapitulasi LPSE kota Semarang Proyek Bangunan Pengairan

    Lampiran 2 Instrumen Penelitian dan Pedoman Penilaian

    Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Data Penelitian di Lapangan

    Lampiran 4 Hasil Perhitungan Data

    Lampiran 5 Surat Bukti Telah Melakukan penelitian

    Lampiran 6 Dokumentasi

    Lampiran 7 Surat-Surat Administrasi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Proses pembangunan nasional berkaitan erat dengan bangunan konstruksi.

    Jasa konstruksi akan mewujudkan suatu proses pembangunan dalam bentuk

    bangunan maupun bentuk fisik lainnya yang dalam proses pelaksanaan berupa

    proyek konstruksi. Proyek konstruksi berarti sebuah kegiatan yang bersifat

    sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan

    biasanya selalu dibatasi olehwaktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber

    pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik serta pada

    umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang

    mempunyai nilai tambah (Siswoyo dkk, 2018). Jasa konstruksi akan mewujudkan

    suatu proses pembangunan dalam bentuk bangunan maupun bentuk fisik lainnya.

    Sebelum pelaksanaan suatu proyek dilaksanakan, Organisasi Perangkat Daerah

    (OPD) pelaku pengguna anggaran/ pengguna barang /pengguna jasa akan

    melakukan pemilihan kontraktor terlebih dahulu melalui Unit Layanan Pengadaaan/

    Pokja pemilihan.

    Secara umum pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi adalah owner/

    pemilik proyek dan penyedia jasa/ kontraktor. Owner disini adalah Organisasi

    Perangkat Daerah (OPD) atau istilah sebelumnya Satuan Kerja Perangkat Daerah

    (SKPD) adalah organisasi/lembaga pada pemerintahan daerah yang bertanggung

    jawab kepada kepala daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang

    terdiri dari sekertariat daerah, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan

  • 2

    Satpol PP sesuai dengan kebutuhan daerah (PP No. 8 Tahun 2003). Setelah

    berlakunya PP No. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah terjadi perubahan

    istilah dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berubah menjadi Organisasi

    Perangkat Daerah (OPD). Sedangkan Penyedia jasa/ kontraktor dapat didefinisikan

    sebagai individu atau individu organisasi yang bertugas membangun proyek sesuai

    dengan perjanjian kontrak dimulai antara kontraktor dan klien (Rahman dan Alzubi,

    2015). Cara yang digunakan pengguna jasa konstruksi untuk menentukan atau

    memilih jasa konstruksi adalah dengan melakukan proses lelang.

    Lelang adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyeleksi, mendapatkan,

    menetapkan dan menunjuk perusahaan yang paling layak untuk mengerjakan suatu

    paket pekerjaan (Malik, 2010). Kegiatan lelang ini sebagai ajang para penyedia jasa

    konstruksi untuk bersaing mendapatkan suatu proyek. Pelelangan biasanya

    menetapkan harga dengan berbagai macam pertimbangan agar bisa memenangkan

    proyek tersebut. Sebelum dilakukan lelang akan ada Harga Penawaran Sendiri yang

    telah ditetepkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan pada saat peoses lelang

    akan muncul Harga Penawaran yang duberikan oleh kontraktor. Proses tersebut

    akan memunculkan perbedaan harga penawaran terhadap harga perkiraan sendiri.

    Data dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) kota Semarang dari

    tahun anggaran 2017-2018 sudah melakukan pelelangan 21 jenis paket pekerjaan

    untuk proyek bangunan pengairan. Dari perhitungan data tersebut akan

    memunculkan data baru yaitu perbedaan harga penawaran terhadap harga perkiraan

    sendiri pada tiap-tiap pekerjaan. Menurut Peraturan Meteri Pekerjaan Umum

    No.7/PRT/M/2011 apabila harga penawaran peserta lelang di bawah 80% Harga

  • 3

    Perkiraan Sendiri, wajib dilakukan evaluasi kewajaran harga secara ketat baik

    syarat teknis maupun spesifikasi sehingga menghindari terjadinya penyimpangan

    yang mempengaruhi kualitas dan hasil/kerja. Berdasarkan hal tersebut selisih antara

    harga penawaran terhadap harga perkiraan yang sendiri yang digunakan pada

    penelitian ini maksimal 20%.

    Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh Syahroni dan Siswoyo (2018)

    yaitu Analisis Kepuasan Owner Terhadap Kinerja Kontraktor Di Dinas Pekerjaan

    Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Lumajang. Perbedaan penelitian yang

    dialkukan dengan penelitian sebelumya adalah peneliti ingin membandingkan

    antara kinerja dan kepentingan terhadap kepuasan pelanggan yang diukur

    berdasarkan kriteria keberhasilan proyek yang terdiri dari 15 indikator dan

    penelitian ini dibatasi dengan rata-rata selisih perbedaan harga penawaran terhadap

    harga perkiraan sendiri sebsar 11,57% dan hanya pada tahun 2017-2018. Oleh sebab

    itu perlu diketahui kualitas dari pelayanan/ hasil kerja apakah sudah sesuai dengan

    harapan dari pengguna jasa yang dilihat dari kriteria yang digunakan untuk

    mengukur kepuasan tersebut.

    Menurut Kotler (2012) jasa berkualitas mempunyai peranan penting dalam

    membentuk kepuasan. Kepuasan adalah suatu respon pelanggan sebagai hasil dan

    evaluasi ketidaksesuaian kinerja atau tidakan yang dirasakan sebagai akibat dari

    tidak terpenuhinya harapan (Supriyono, 2018). Kepuasan pengguna jasa dapat

    terlihat ketika memabndingkan antara harapannya berdasarkan kenyataan yang

    diperolehnya. Kepuasan juga dapat dilihat berdasarkan Kepuasan Organisaasi

    Perangkat sangat perlu diperhatikan karena dari kepuasan yang dihasilkan dari

  • 4

    pengguna jasa sebagai tolak ukur loyalitas terhadap penyedia jasa tersebut. Apabila

    Organisais Perangkat daerah merasa puas/ harapannya terpenuhi maka akan

    menggunaan penyedia jasa itu kembali, begitupun sebaliknya apabila pengguna jasa

    kecesa maka tidak akan menggunaan penyedia jasa itu kembali. Loyalitas yang

    meningkat maka penggunaan produk berulang juga akan meningkat, sehingga laba

    yang dihasilkan juga akan meningkat. Artinya bahwa semakin tinggi loyalitas

    pengguna jasa maka semakin tinggi tingkat keuntungan perusahaan (Ross, dkk

    2005). Akan terjalin hubungan yang baik antara pengguna jasa dengan penyedia

    jasa apabila memiliki tujuan yang sama dan tujuan tersebut dapat saling tercapai,

    apabila terjadi ketidakcocokan dengan nilai/ tujuan yang dicapai maka akan timbul

    permasalahan baru antara kedua belah tersebut sebagai pelaku dalam suatu

    pekerjaan suatu proyek. Melihat dari latar belakang tersebut, maka pokok

    permasalahan yang menjadi bahan kajian penulis pada penilitian ini adalah

    :“Analisis Tingkat Kepuasan Organisasi Perangkat Daerah Terhadap Tingkat

    Kepentingan dan Tingkat Kinerja Pada Proyek Bangunan Pengairan di Kota

    Semarang ".

    1.2 Identifikasi Masalah

    Kualitas pelayanan dapat diketahi dengan presepsi pengguna/ pelanggan,

    untuk yang peertama presespsi mengenai tingkat kepentingan terhadap pelayanan

    tersebut, yang kedua tentang kinerja terhadap pelayanan tersebut dan seberaa besar

    kepuasan yang dirasakan dalam pelayanan tersebut. Berdasarkan latar belakang

  • 5

    yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka identifikasi masalah dapat diuraikan

    sebagai berikut :

    a. Penyedia jasa menghasilkan kualitas layanan yang tentunya bisa dirasakan oleh

    pengguna jasa

    b. Kinerja yang dihasilkan oleh penyedia jasa dapat dibandingkan dengan

    kepentingan dari pengguna jasa

    c. Tingkat kinerja dan tingkat kepentingan dapat digunakan untuk menilai puas/

    tidaknya pengguna jasa terhadap penyedia jasa.

    1.3 Batasan Masalah

    Pembatasan masalah ini bertujuan agar masalah yang dibahas tidak terlalu melebar

    luas, lebih terarah dan sesuai dengan yang telah ditentukan. Batasan masalah

    diuraikan sebagai berikut:

    a. Objek Penelitian

    - Proyek pemerintah berupa bangunan pengairan di kota Semarang yang telah

    melakukan proses lelang, ada harga penawaran, sudah memiliki kontrak dan

    bukti fisik hasil pekerjaannya sudah selesai.

    - Anggaran proyek konstruksi bangunan pengairan dengan Harga Perkiraan

    Sendiri diatas Rp. 200.000.000,- / dua ratus juta rupiah.

    - Tahun anggaran proyek konstruksi bangunan pengairan dimulai tahun 2017-

    2018 dimana hasil pekerjaan konstruksi sudah selesai.

    - Selisih perbedaan harga penawaran yang diambil dalam penelitian ini

    berdsarkan data LPSE sebasar 20%, namun dalam penelitian ini rata-rata

  • 6

    selisih perbedaan harga harga penawaran terhadap harga perkiraan sendiri

    yang digunakan adalah sebesar 11,57%.

    b. Subjek Penelitian

    - Subjek dalam penelitian ini adalah pelanggan suatu jasa dan yang dimaksud

    pelanggan dalam penlitian ini adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

    sebagai pengguna jasa konstruksi untuk proyek bangunan pengairan di kota

    Semarang. Organisasi Perangkat Daerah yang dituju dalam penelitian ini

    terdiri dari Pengguna Anggaran (PA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),

    Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK),dan Pejabat Penerima Hasil

    Pekerjaan (PPHP)

    1.4 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas maka rumusan

    permasalahannya adalah :

    1. Seberapa besar tingkat kepuasan Organisasi Perangkat Daerah terhadap

    kesesuaian antara tingkat kinerja dan tingkat kepentingan pada proyek bangunan

    pengairan di kota Semarang?

    2. Seberapa besar tingkat kepuasan Organisasi Perangkat Daerah terhadap tingkat

    kepentingan dan tingkat kinerja pada proyek bangunan pengairan di kota

    Semarang?

    3. Seberapa besar tingkat kepuasan Organisasi Perangkat Daerah pada proyek

    bangunan pengairan di kota semarang?

  • 7

    1.5 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari

    penilitian ini adalah :Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan Organisasi

    Perangkat Daerah terhadap kesesuaian antara tingkat kinerja dan tingkat

    kepentingan pada proyek bangunan pengairan di kota Semarang

    1. Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan Organisasi Perangkat Daerah

    terhadap tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pada proyek bangunan

    pengairan di kota Semarang

    2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan Organisasi Perangkat Daerah

    pada proyek bangunan pengairan di kota semarang

    1.6 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermnafaat. Manfaat

    dari penelitian ini dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis, diantaranya

    sebagai berikut :

    1.6.1 Manfaat Teoritis

    a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

    pengetahuan yang berkaitan dengan dunia konstruksi terutama dalam bidang

    pengadaan barang/ jasa dan dalam bidang manajemen (kepuasan).

    b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebgai bahan literatur yang memperkaya ilmu

    pengetahuan maupun kajian pustaka.

  • 8

    1.6.2 Manfaat Teoritis

    a. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan

    mengenai proses pengadaan jasa konstruksi untuk terjun dalam dunia kerja.

    b. Bagi universitas, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bahan

    masukan dalam pekuliahan

    c. Bagi mahasiswa, menambah wawasan dan melatih kemampuan menulis skripsi.

    1.7 Sistematika Penulisan

    Secara garis besar dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian

    awal, isi dan bagian akhir.

    a. Bagian awal

    Bagian awal skripsi meliputi: judul, lembar pengesahan, pernyataan, motto dan

    persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan

    daftar lampiran.

    b. Bagian isi

    Isi skripsi disajikan dalam lima bab dengan beberapa sub bab pada tiap babnya.

    Bab I : Pendahuluan

    Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

    batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.

    Bab II : Landasan Teori

    Bab ini mencakup landasan teori yang digunakan sebagai acuan untuk

    mendukung dan melaksanaan penelitian.

    Bab III : Metode Penelitian

  • 9

    Bab ini berisi tentang tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, dan teknik

    pengumpulan data.

    Bab IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan

    Pada bab ini mencakup analisis data penelitian, hasil penelitian, dan

    pembahasannya.

    Bab V : Penutup

    Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang akan

    diberikan berdasarkan penelitian.

    c. Bagian akhir

    Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang

    mendukung hasil penelitian.

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (PBJP)

    2.1.1 Pengertian

    Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010

    Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah, pengadaan barang/jasa Pemerintah

    yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan barang/jasa adalah kegiatan untuk

    memperoleh barang/jasa oleh kementerian/lembaga/organisasi perangkat

    daerah/institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai

    diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. (Cheng dan Li

    2004, dalam Borges et al., 2017 juga menegaskan bahwa ini adalah salah satu

    kegiatan utama instansi karena harus memilih pemasok yang tepat untuk

    memastikan bahwa proyek akan selesai dan berhasil

    Menurut (Rachmadi 2015:24) Pengadaan barang/jasa adalah Pengajuan

    penawaran barang dan/ jasa yang dilakukan oleh rekanan atau pemborong dalam

    rangka memenuhi atau untuk memperoleh barang dan/ jasa oleh Kementerian,

    Lembaga, Organisasi Perangkat daerah (OPD), atau Institusi lainnya.

    Sedangkan tujuan dari pengadaan adalah untuk memperoleh barang atau jasa

    dengan harga itu dapat dibenarkan, dengan jumlah dan kualitas yang sesuai, seperti

    serta penyelesaian tepat waktu (Rahmawati, et.al, 2016). Selain itu, ruang lingkup

    PBJP yang diatur dalam Pasal 2 Perpres No. 54 Tahun 2010 meliputi:

    a. Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan K/L/D/I yang pembiayaannya baik

    sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/ APBD.

  • 12

    b. Pengadaan untuk investasi di lingkungan Bank Indonesia, Badan Hukum Milik

    Negara dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha milik Daerah

    (BUMD) yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan pada

    APBN/APBD. Investasi di sini merupakan pembelanjaan modal sebagai

    penambahan aset atau untuk peningkatan kapasitas instansi tersebut.

    c. Pengadaan barang dan jasa yang seluruhnya atau sebagian dananya bersumber

    dari pinjaman atau hibah. Pinjaman atau hibah dalam hal ini berasal dari luar

    negeri yang diterima oleh pemerintah pusat atau daerah.

    2.1.2 Jenis-Jenis Pengadaan

    Pengadaan barang dan jasa pemerintah sesuai dengan peraturan Peraturan

    Presiden No. 54 tahun 2010 menyebutkan bahwa kegiatan barang dan jasa

    pemerintah dibagi menjadi empat kategori. Berikut ini akan dijelaskan empat

    katgeori tersebut secara singkat sebagai berikut:

    a. Barang, yaitu setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak

    maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau

    dimanfaatkan oleh Pengguna Barang. Contoh : bahan baku, barang setengah

    jadi, barang jadi/peralatan.

    b. Pekerjaan Konstruksi, yaitu seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan

    pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. Contoh

    Pekerjaan membangun gedung mencakup pekerjaan arstektural, sipil,

    mekanikal, elektrikal dan tata lingkungannya beserta kelengkapannya;

    konstruksi bangunan kapal, pesawat atau kendaraan tempur; pekerjaan yang

  • 13

    berhubungan dengan persiapan lahan; penggalian dan/atau penataan lahan

    (landscaping); perakitan atau instalasi komponen pabrikasi; penghancuran

    (demolition) dan pembersihan (removal); reboisasi dan sejenisnya.

    c. Jasa Konsultansi, yaitu Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang

    membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang

    mengutamakan adanya olah pikir (brainware). Contoh : jasa rekayasa

    (engineering); jasa perencanaan (planning), perancangan (design) dan

    pengawasan (supervision) untuk Pekerjaan Konstruksi; jasa perencanaan

    (planning), perancangan (design) dan pengawasan (supervision) untuk pekerjaan

    selain Pekerjaan Konstruksi, seperti transportasi, pendidikan, kesehatan,

    kehutanan, perikanan, kelautan, lingkungan hidup, kedirgantaraan,

    pengembangan usaha, perdagangan, pengembangan SDM, pariwisata, pos dan

    telekomunikasi, pertanian, perindustrian, pertambangan, energi; jasa keahlian

    profesi, seperti jasa penasehatan, jasa penilaian, jasa pendampingan, bantuan

    teknis, konsultan manajemen, konsultan hukum.

    d. Jasa Lainnya, yaitu jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang

    mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang

    telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau

    segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaan

    Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang. Contoh : jasa boga (catering

    service); jasa layanan kebersihan (cleaning service); jasa penyedia tenaga kerja;

    jasa asuransi, perbankan dan keuangan; jasa layanan kesehatan, pendidikan,

    pengembangan sumber daya manusia, kependudukan; jasa penerangan,

  • 14

    iklan/reklame, film, pemotretan; jasa percetakan dan penjilidan; jasa

    pemeliharaan/perbaikan; jasa pembersihan, pengendalian hama (pest control)

    dan fumigasi; jasa pengepakan, pengangkutan, pengurusan dan penyampaian

    barang; jasa penjahitan/konveksi; jasa impor/ekspor; jasa penulisan dan

    penerjemahan; jasa penyewaan; jasa penyelaman; jasa akomodasi; jasa angkutan

    penumpang; jasa pelaksanaan transaksi instrumen keuangan; jasa

    penyelenggaraan acara (event organizer); jasa pengamanan; jasa layanan

    internet; jasa pos dan telekomunikasi; jasa pengelolaan aset.

    2.1.3 Metode Pelelangan Jasa Konstruksi

    Menurut Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 metode pemilihan jasa

    konstruksi adalah sebagai berikut:

    a. Pelelangan Umum

    metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk

    semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan

    Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat. Pemilihan penyedia jasa

    konstruksi pada prinsipnya dilakukan melalui metode pelelangan umum.

    b. Pelelangan Terbatas

    Pelelangan terbatas dilakukan apabila perkerjaan bersifat kompleks dan diyakini

    jumlah penyedia yang mampu terbatas.

    c. Pemilihan Langsung

    Pemilihan langsung apabila pekerjaan tidak bersifat kompleks dan bernilai

    paling tinggi Rp.5.000.000.000,- / lima milyar rupiah.

  • 15

    d. Penunjukan Langsung

    Dilakukan dengan mengundang satu penyedia barang/ jasa yang dinilai mampu

    melaksanakan pekerjaan dan atau memenuhi kualifikasi serta dalam keadaan

    tertentu, bersifat khusus. Kriteria atau keadaan memungkinkan dilakukan

    penunjukan langsung diantaranya:

    - penanganan darurat yang tidak bisa direncanakan sebelumnya dan waktu

    penyelesaian pekerjaan harus segera dan tidak dapat ditunda,

    - pertahanan negara,

    - bersifat rahasia,

    - pekerjaan kompleks,

    - keselamatan/ perlindungan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak

    dapat ditunda, dan

    - konstruksi bangunan satu kesatuan sistem konstruksi,

    Sedangkan untuk keadaan konstruksinya, kriterianya adalah:

    - kompleks, konstruksi bangunan satu kesatuan sistem konstruksi, dan

    - sarana prasarana di perumahan.

    e. Pengadaan Langsung

    Pengadaan langssung dapat dilakukan terhadap pengadaan pekerjaan kosntruksi

    yang bernilai maksimal Rp.200.000.000,-/ dua ratus juta rupiah dengan

    ketentuan:

    - kebutuhan operasional kementerian/ lembaga/ daerah/ institusi,

    - teknologi sederhana,

    - resiko kecil, dan

  • 16

    - dilaksanakan oleh penyedia jasa usaha orang-perseorangan/ badan usaha kecil

    serta koperasi kecil.

    2.1.4 Pihak-Pihak Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah

    Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54. Tahun 2010, pihak-pihak yang

    berkaitan dengan pengadaan barang/ jasa pemerintah akan dijelasakan pada Gambar

    2.1 dan akan diurain lebih rinci sebagai berikut :

    Sumber : PP No. 54 Tahun 2010

    Gambar 2.1 Skema Pihak-Pihak Pengadaaan Barang/ Jasa

    Sedangkan untuk rincian tugas dan wewenang pihak-pihak dalam proses pengadaan

    barang/ jasa adalah sebagai berikut :

    a. Pengguna Anggaran (PA) / Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

    Pengguna Anggran adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran

    K/L/SKPD atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna

    APBN/APBD sedangkan Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang

  • 17

    ditetapkan oleh PA (KPA pada K/L/D/I) untuk menggunakan APBN atau

    ditetapkan oleh Kepala Daerah (KPA pemerintah daerah) untuk menggunakan

    APBD. Tugas dan Wewenang PA/ KPA adalah sebagai berikut :

    1) Menetapkan dan mengumumkan RUP paling kurang di website K/L/D/I.

    2) Menetapkan Organisasi Pengadaan (PPK, PP, PPHP)

    3) Menetapkan Pemenang Pengadaan:

    B/PK/JL > Rp 100 Milyar

    Jasa Konsultansi > Rp 10 Milyar

    4) Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULP/PP.

    5) Mengawasi pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan.

    6) Mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh dokumen Pengadaan.

    b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

    Pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA untuk bertanggung jawab atas

    pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. Tugas dan wewenang PPK adalah sebagai

    berikut :

    1) HPS adalah hasil perhitungan volume tiap-tiap pekerjaan dikalikan dengan

    Harga Satuan masing-masing pekerjaan, ditambah dengan beban pajak,

    overhead dan keuntungan yang nilainya ditetapkan oleh Pejabat Pembuat

    Komitmen (PPK).

    2) Menetapkan rencana pelaksanaan PBJ yang meliputi Spesifikasi teknis

    barang/jasa, Rencana Kontrak, dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

  • 18

    Untuk HPS itu sendiri adalah hasil perhitungan seluruh volume pekerjaan

    dikalikan dengan Harga Satuan ditambah dengan seluruh beban pajak dan

    keuntungan.

    Dalam Peraturan Presiden Nomor. 54 Tahun 2010 tenang pengadaan

    barang /jasa. HPS disusun dengan memperhitungkan keuntungan dan biaya

    overhead yang dianggap wajar. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) digunakan

    sebagai :

    a) Alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya.

    b) Dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah untuk

    pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dan pengadaan jasa

    konsultansi yang menggunakan metode pagu anggaran; dan

    c) Dasar untuk menetapkan besaran nilai jaminan pelaksanaan bagi

    penawaran yang nilainya lebih rendah dari 80% (delapan puluh perseratus)

    nilai total HPS.

    3) Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa (SPPBJ) dan

    penandatangan kontrak

    4) Menyetujui bukti pembelian atau menandatangani kuitansi/ Surat Perintah

    Kerja(SPK)/surat perjanjian

    5) Melaksanakan dan mengendalikan pelaksanaan kontrak

    6) Melaporkan kemajuan pekerjaan

    7) Melaporkan pelaksanaan dan menyerahkan hasil pekerjaan kepada PA/KPA

    8) Menyimpan dan menjaga seluruh dokumen pelaksanaan

  • 19

    c. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)

    Peraturan Presiden No. 58 Tahun 2005 menyatakan bahwa Pejabat Pelaksana

    Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah pejabat pada unit kerja

    SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai

    dengan bidang tugasnya. PA/KPA menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD

    selaku PPTK untuk melaksanakan program dan kegiatan, dengan tugas

    mencakup :

    1) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;

    2) Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;

    3) Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan

    kegiatan.

    d. Unit Layanan Pengadaan (ULP)

    Unit organisasi K/L/D/I yang berfungsi melaksanakan PBJ yang bersifat

    permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada yang

    dibentuk oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi.

    Tugas dan wewenang ULP adalah sebagai berikut:

    1) Menyusun rencana pemilihan penyedia

    2) Menetapkan dokumen pengadaan

    3) Mengusulkan Tenaga Ahli

    4) Mengusulkan perubahan HPS dan/atau perubahan spesifikasi teknis

    pekerjaan

    5) Menetapkan besaran nominal jaminan penawaran

    6) Melakukan proses pemilihan penyedia B/J

  • 20

    7) Membuat laporan proses dan hasil pengadaan kepada Menteri/Kepala Daerah

    (PP kepada PA/KPA)

    8) Membuat pertanggung-jawaban atas pelaksanaan kegiatan pengadaan kepada

    PA/KPA.

    e. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)

    Panitia/Pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan

    menerima hasil pekerjaan. Tugas dan wewenang PPHP adalah sebagai berikut :

    1) Memeriksaan hasil pekerjaan sesuai dengan kontrak

    2) Menerima hasil pengadaan setelah melalui pemeriksaan/pengujian

    3) Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.

    f. Penyedia Barang/ Jasa

    Badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan barang/pekerjaan

    konstruksi/jasa konsultansi/ jasa lainnya. Pada proses pengadaan barang/ jasa

    pemerintah para penyedia jasa akan menyampaikan harga penawaran untuk

    melaksanakan pekerjaan konstruksi atau pemasok barang/ jasa tersebut.

    2.1.5 Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

    Menurut PP No.54 Tahun 2010, HPS adalah hasil perhitungan volume tiap-

    tiap pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan masing-masing pekerjaan, ditambah

    dengan beban pajak, overhead dan keuntungan yang nilainya ditetapkan oleh

    Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Berdasarkan HPS yang ditetapkan oleh PPK,

    ULP/Pejabat Pengadaan mengumumkan nilai total HPS.

  • 21

    HPS bukan sebagai dasar untuk menentukan besaran kerugian negara

    Beberapa kegunaan dari HPS, yaitu :

    a. Alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya;

    b. Dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah:

    1) Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya, kecuali

    pelelangan yang menggunakan metode dua tahap dan pelelangan terbatas

    dimana peserta yang memasukkan penawaran harga kurang dari 3 (tiga); dan

    2) Untuk pengadaan jasa konsultansi yang menggunakan metode pagu

    anggaran.

    c. Dasar untuk menetapkan besaran nilai jaminan pelaksanaan bagi penawaran

    yang nilainya lebih rendah dari 80% (delapan puluh per seratus) nilai total HPS

    2.1.6 Harga Penawaran

    Menurut PP No.54 Tahun 2010, Harga Penawaran adalah harga yang dihitung

    dan diajukan oleh peserta lelang/ para kontraktor dengan berpedoman kepada nilai

    total Harga Perkiraan Sendiri (HPS). Batas penawaran tersebut termasuk biaya

    overhead yang meliputi antara lain biaya keselamatan dan kesehatan kerja,

    keuntungan, dan beban pajak.

    Penawaran harga dari kontraktor dibuat dengan mempertimbangkan aspek

    (Malik, 2013):

    a. Kompetitif, yaitu memiliki daya saing sehingga berpeluang untuk

    dipertimbangkan sebagai calon pemenang lelang. Harga yang terlalum tinggi

  • 22

    cenderung kehilangan daya saing, sedangkan harga yang terlalu rendah

    berpotensi menimbulkan risiko rugi.

    b. Responsibilitas, yaitu dihitung secara profesional dan realistis sehingga dapat

    dipertanggungjawabkan untuk dapat mentranformasi sumber daya proyek

    (bahan/material, peralatan,tenaga kerja, dan teknologi) menjadi produk

    barang/jasa dengan kualitasdan kuantitas sebagaimana disyaratkan oleh

    pengguna barang/jasa.

    c. Profitabilitas, yaitu memiliki sifat dapat memberi keuntungan.

    2.1.7 Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

    Lelang elektronik dalam industri konstruksi adalah jenis berbagai bentuk

    pengadaan elektronik yang merupakan prosedur pemilihan kontraktor untuk

    menemukan kontraktor yang kompeten yang terdaftar di Unit Layanan Pengadaan

    (ULP) menggunakan Informasi dan Komunikasi dan Teknologi (TIK) berbasis

    internet. (Mangitung dan Novitasari, 2015).

    Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disebut LPSE adalah

    unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan

    Pengadaan Barang/ Jasa secara elektronik (Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010).

    Sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang

    atau Jasa Pemerintah dan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 bahwa pengadaan

    barang/pekerjaan konstruksi/kasa lainnya yang bernilai di atas Rp 200 juta dan

    pengadaan jasa konsultasi yang nilainya di atas Rp 50 juta pada seluruh unit kerja

  • 23

    di lingkungan Sekretariat Kabinet wajib dilakukan secara elektronik (e-

    procurement) melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

    2.2 Proyek Bangunan Pengairan

    Proyek konstruksi adalah kegiatan yang bersifat sementara, tidak berulang,

    mempunyai waktu awal dan waktu akhir (waktu terbatas), sumber daya terbatas

    dan mempunyai tujuan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan

    (Sulistyantoro dkk, 2017). Dari pengertian tersebut konstruksi dapat dibedakan

    menjadi dua jenis kelompok bangunan, yaitu Ervianto,(2005) dalam Rini (2017):

    a. Bangunan gedung: rumah, kantor, pabrik, dan lain-lain. Ciri-ciri dari kelompok

    bangunan ini adalah:

    1) Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal.

    2) Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi pondasi

    umumnya sudah diketahui.

    3) Manajemen dibutuhkan, terutama untuk progressing pekerjaan.

    b. Bangunan sipil: jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur lainnya. Ciri-ciri

    dari kelompok bangunan ini adalah:

    1) Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar berguna

    bagi kepentingan manusia.

    2) Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi

    pondasi sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek.

    3) Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan.

  • 24

    Pada penelitian ini proyek yang digunakan sampel adalah proyek bangunan

    sipil yang menurut cicir-ciri diatas pada poin pertama, yaitu proyek yang digunakan

    untuk mengendalikan alam agar berguna bagi manusia. proyek yang dimaksud

    dalam penelitian ini adalah proyek bangunan pengairan

    Bangunan pengairan difungsikan sebagai pengaliran air, pengendali banjir,

    dan tampungan air. Bangunan pengairan yang dimaksud dalam PERMEN PUPR

    No. 9 Tahun 2015 berdasarkan Undang-Unadang No. 11 Tahun 1974 tentang

    Pengairan bahwa bentuk dari bangunan pengairan diantaranya irigasi, kolam/ dam

    parit, PAH (Penampung Air Hujan), bendung, embung, kolam, waduk, sistem

    penyediaan air, tanggul, bendungan, pengembangan instalasi pengelolaan air

    limbah, dan sebagai sarana rekreasi seperti danau buatan dan air mancur.

    2.3 Kepuasan Pelanggan

    2.3.1 Pengertian

    Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa sesorang yang

    timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil)

    terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan

    tidak akan puas dan jika kinerja melebihi ekspektasi, pelangganakan akan sangat

    puas atau senang (Kotler dan Lane, 2009:138).

    Kepuasan juga dapat ditentukan sebagai fungsi perbandingan antara persepsi

    individu tentang suatu hasil dan harapannya untuk hasil itu (Locke,1970 dalam

    Aliakbarlou, et al.,2018). Wilkie dalam Tjiptono (2000:89) mendefinisikan

  • 25

    kepuasan sebagai tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman

    konsumsi suatu produk atau jasa.

    Pelanggan dapat didefinisikan sebagai pemilik proyek dan yang

    membutuhkan fasilitas yang dibangun. Secara sederhana istilahnya, pelanggan

    adalah mereka yang membeli produk atau layanan (Terry, 2002 dalam Omonowi

    dan Lawal, 2014). Sedangkan Pelanggan membandingkan kinerja produk dengan

    standar internal, mereka puas ketika produk melebihi standar ini, dan kecewa (atau

    tidak puas) ketika itu jatuh di bawahnya (Haverila dan Fehr, 2016).

    Menurut Engel, et al dalam Tjiptono (2000:89) menyatakan bahwa kepuasan

    pelanggan merupakan evaluasi pembeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-

    kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan

    timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan Sementara itu, kepuasan pelanggan

    tercapai bila kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan terpenuhi, berupa

    asumsi, pemenuhan persyaratan dan/ spesifikasi yang diinginkan, dan harapan yang

    menimbulkan kesenangan (Tjiptono, 2005:130).

    2.3.2 Metode Mengukur Kepuasan Pelanggan

    Ada empat metode yang bayak digunakan dalam mengukur kepuasan

    pelanggan, Kotler dalam Tjiptono (2000:101) sebagai berikut:

    a. Sistem Keluhan dan Saran

    Setiap organisasi jasa wajib memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para

    pelanggan untuk menyampaiakn kritik, saran, pendapat, dan keluhan. Media

  • 26

    yang digunakan berupa kotak saran, kartu komentar, saluran telfon bebas pulsa,

    website, dan lain-lain.

    b. Ghost Shopping

    Perusahaan jasa mempekerjakan bebrapa orang ghost shoppers untuk berperan

    sebagai pelanggan potensial jasa perusahaan/ pesaing. Mereka lantas

    melaporkan berbagai temuan penting berdasarkan pengalamannya mengenai

    kekuatan dan kelemahan jasa perusahaan dibanding para pesaing.

    c. Lost Customer Analysis

    Perusahaan sebaiknya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti

    membeli atau yang telah beralih pemasok, agar dapat memahami mengapa hal

    itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan atau

    penyempurnaan selanjutnya.

    d. Survey Kepuasan Pelanggan

    Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan baik

    langsung dari pelanggan dan juga memberikan sinyal positif bahwa perusahaan

    menaruh perhatian terhadap mereka.

    2.3.3 Kinerja Terhadap kepuasan

    Kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun

    kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas

    kinerjanya sesuai dengan tangggungjawab yang diberikan kepadanya

    (Mangkunegara, 2002:67). Menurut Babin dan Boles dalam Sari dan Susilo, (2018)

    kinerja adalah tingkat produktifitas sesorang karyawan yang terkait rekan kerja,

  • 27

    hasil dan perilaku yang terkait dengan tugas. Kinerja juga dapat dikatakan sebagai

    prestasi atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh

    seorang pegawai dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggungjawab

    yang diberikan (Mangkunegara, 2002:67). Dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

    hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa dalam jangka waktu yang telah

    ditentukan dalam melaksankan tugas dan penuh tanggungjawab untuk mencapai

    tujuan yang telah disepakati.

    2.3.4 Kepentingan Terhadap Kepuasan

    Kepentingan menurut KBBI, memiliki dua arti yaitu kepentingan berasal dari

    kata dasar penting. Kepentingan adalah sebuah homonim karena memiliki ejaan dan

    pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Kepentingan memiliki arti sebagai

    keperluan, kebutuhan, atau ketertarikan (interest) seseorang terhadap suatu benda

    dan atau segala yang dibendakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2019). berarti

    keperluan, kebutuhan. Kepentingan bisa bersifat individu atau kelompok.

    Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika

    individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan

    dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbulkan

    masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya (Supriyono, 2018).

    2.3.5 Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja

    Kinerja dapat diartikan sebagai proses pekerjaan yang telah dicapai dari awal

    sampai tercapainya tujuan akhir. Kepuasan tercapai apabila kinerja pelayanan yang

  • 28

    dirasakan sesuai dengan yang diharapkan. Secara umum tingkat kepentingan

    pelanggan didefinisikan sebagai standar acuan dalam menilai suatu jasa/ produk

    sebelum pelanggan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa tersebut.

    Menurut Supriyono (2018) ada dua tingkat kepentingan pelanggan, yaitu

    layanan cukup dan layanan yang diinginkan. Layanan cukup adalah tingkat kinerja

    jasa minimal yang masih dapat diterima berdasarkan perkiraan jasa yang mungkin

    akan diterima dan tergantung pada alternatif yang tersedia. Layanan yang

    diinginkan adalah suatu tingkat kinerja jasa yang diharapkan akan diterima

    pelanggan, yang merupakan gabungan dari kepercayaan pelanggan mengenai apa

    yang dapat dan harus diterima. Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo pada

    karyawan di Kementerian Keuangan, bahwa Tingkat Kinerja dan Tingkat

    Kepentingan mempunyai pola yang hampir seragam, dimana untuk indikator

    dengan tingkat kinerja yang lebih tinggi juga memiliki tingkat kepentingan yang

    relatif lebih tinggi, sementara untuk indikator dengan tingkat kinerja yang relatif

    lebih rendah juga memiliki tingkat kepentingan yang lebih rendah. Namun

    demikian, tingkat kinerja secara umum masih berada di bawah tingkat kepentingan

    (Prabowo, 2017).

    2.4 Kriteria Keberhasilan Proyek

    Kriteria keberhasilan proyek dapat digunakan sebagai standar untuk menilai

    suatu objek, dalam penelitian ini keberhasilan proyek digunakan untuk mengukur

    kepuasan pengguna jasa. Menurut Ika (2009) dalam williams et al (2015) bahwa

    keberhasilan proyek termasuk "tempat yang baik" untuk memperkuat pentingnya

  • 29

    perspektif pelanggan dalam proyek. Keberhasilan proyek terdiri dari standar atau

    kriteria yang digunakan mencapai suatu tujuan. Sekumpulan tujuan dari tiap-tiap

    proyek dapat digunakan untuk mengukur suatu kinerja. lebih dalam lagi, kriteria

    diperlukan untuk membandingkan goal level dengan perfomance level, sedangkan

    keberhasilan proyek adalah untuk mencapai tujuan proyek dan kepuasan

    stakeholders (Sufa, 2012). Menurut Chan (2002) dalam Sufa (2012) Indikator

    Keberhasilan Proyek terdiri dari 15 kriteria, kriteria ini digunakan sebagai pedoman

    dalam membuat pertanyaan terhadap kuesioner yang digunakan untuk mengukur

    kepuasan pelanggan. Berikut ini 15 kriteria keberhasilan proyek yang secara

    detailnya adalah sebagai berikut ini:

    a. Time (Waktu)

    Waktu didefinisikan sebagai perbandingan waktu menyelesaikan proyek dengan

    durasi yang dialokasikan pada kondisi normal.

    b. Cost (Cost)

    Biaya didefinisikan sebagai perbandingan biaya menyelesaikan proyek pada

    kondisi normal dengan anggaran yang dialokasikan.

    c. Quality (Kualitas)

    Kualitas merupakan kondisi dimana proyek memenuhi spesifikasi teknis, fungsi

    dan penampakan.

    d. Technical Perfomance (Kinerja Teknis)

    Pada proses konstruksi, kejelasan instruksi merupakan hal yang sangat penting

    untuk meraih keberhasilan. Begitu juga dengan cakupan proyek dan spesifikasi

    harus jelas dan dimengerti oleh semua pihak.

  • 30

    e. Educational, Social and Profesional Aspects (Aspek pendidikan, sosial dan

    profesional)

    Aspek ini berkaitan dengan lingkungan sekitar proyek serta kualitas SDM/

    tenaga ahli yang digunakan.

    f. Aesthetics (Estetika)

    Estetika konstruksi suatu bangunan berkaitan keindahan bentuk dan ruang maka

    pemaparan estetika arsitektur ini diarahkan pada pembahasan arsitektur sebagai

    ilmu dan seni

    g. Professional Image (Citra Profesional)

    Citra profesional adalah gambaran tentang keprofessionalan seseorang atau

    sesorang memiliki keahlian dan ketrampilan, juga sikap mental dan tingkah laku

    yang baik.

    h. Environmental Sustainability (Kelestarian Lingkungan)

    Akibat dari proyek kinstruksi pada lingkungan biasanya negative. Sebagai

    contoh, adanya limbah konstruksi, yang diukur dari selisih antara jumlah

    keseluruhan material yang diantarkan ke lokasi proyek terhadap jumlah

    pekerjaan yang diselesaikan. Pada kenyataannya, kebisingan digunakan sebagai

    kriteria untuk mengevaluasi keberhasilan proyek.

    i. Profitability (Keuntungan)

    Keuntungan didefinisikan sebagai ukuran keberhasilan financial suatu proyek.

    Profit sebagai criteria fase post konstruksi karena sudah selesai semua

    pembayaran dan pengeluaran.

  • 31

    j. Productivity (Produktivitas)

    Produktivitas dapat diterima secara universal sebagai salah satu criteria

    keberhasilan proyek, juga menjadi indicator efektifitas biaya proyek.

    Produktivitas mengacu pada jumlah sumber daya yang digunakan untuk

    menyelesaikan proyek.

    k. Functionality (Fungsi)

    Kriteria ini berkaitan dengan ekspektasi partisipan proyek dan dapat diukur

    melalui derajat konfirmasi terhadap seluruh spesifikasi kinerja.

    l. Absence of Conflicts (Tidak adanya konflik)

    Yaitu keadaan yang diupayakan oleh klien, kontraktor untuk menciptakan

    keadaan aman dalam suatu kelompok / masyarakat agar tidak menimbulkan

    konflik atau setelah selesai pekerjaan tidak menimbulkan konflik. Dari penyedia

    jasa tentunya dapat selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait pada saat

    peoyek tersebut berlangsung.

    m. Satisfaction (Kepuasan)

    Kepuasan dideskripsikan sebagai tingkat kebahagiaan pihak stakeholder yang

    dipengaruhi proyek, misalnya klien, arsitek, kontraktor, subkontraktor, surveyor,

    engineer, end-users serta pihak ketiga.

    n. Completion (Penyelesaian)

    Penyelesaian dalam konstruksi yang dimaksud adalah penyelesaian tagihan,

    melakukan serah terima pekerjaan serta masih melakukan pemilaharaan

    bangunan sampai masa pemeliharaan selesai.

  • 32

    o. Health and Safety (Kesehatan dan keselamatan)

    Kesehatan dan keselamatan didefinisikan sebagai jumlah kecelakaan yang

    terjadi selama penyelesaian proyek dan segala bentuk upaya pencegahan agar

    tidak terjadi kecelakaan pada saat pekerjaan konstruksi dimulai.

    2.5 Penelitian Yang Relevan

    Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya diperlukan untuk

    mendasari penelitian yang dilakukan. Dengan penelitian relevan juga dapat

    dijadikan sebagai bukti/ pembenaran data yang telah dilakukan oleh peneliti. Selain

    itu, dapat juga digunakan sebagai pembanding penelitian yang dilakukan, berikut

    ini penelitian yang serupa dan pernah dilakukan, diantaranya sebagai berikut :

    a. Syahroni dan Siswoyo, 2018, Analisis Kepuasan Owner Terhadap Kinerja

    Kontraktor Di Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten

    Lumajang, teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner yang

    berisi pertanyaan-pertanyaan, kemudian variabel yang diteliti yaitu mutu, waktu,

    biaya, manajerial, dan micelinious. Penelitian ini menggunakan metode

    Customer Satisfaction Index (CSI) dan dilakukan uji instrumen data dari hasil

    jawaban responden dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package

    for the Social Sciences). Dari hasil CSI didapat kesimpulan bahwa kepuasan

    owner sebesar 66,32% yang berarti termasuk dalam kriteria puas. Namun dalam

    penelitian ini tidak menggunakan metode Importance Perfomance Analysis

    (IPA)

  • 33

    b. Fitriana, dkk, 2014, Pengukuran Kepuasan Kontraktor Terhadap Kinerja klien

    Pada Proyek konstruksi Swasta, teknik pengumpulan data pada penelitian

    inidengan cara wawancara dan menggunakan kuesioner. Metode penelitian yang

    digunakan yaitu Customer Satisfaction Index (CSI), Analisa GAP, dan

    Importance Perfomance Analysis (IPA). Hasil analisa dan perhitungan yang

    didapatkan dalam penelitian ini adalah nilai Customer Satisfaction Index (CSI)

    sebesar 70,73% yang berarti kontraktor merasa puas terhadap kinerja klien

    swasta. Skor rata-rata tingkat kepuasan dengan menggunakan analisis Gap

    sebesar 3,53 (skala 1-5) dan prosentase untuk kepuasan kontraktor terbagi

    menjadi 11,97% kontraktor merasa cukup puas, 56,89% kontraktor merasa puas

    dan sisanya 31,14% kontraktor merasa sangat puas terhadap kinerja klien swasta.

    Selanjutnya dengan metode Importance Performance Analysis (IPA) dapat

    diketahui ada 6 variabel kinerja yang menjadi prioritas utama untuk ditingkatnya

    kinerjanya, yaitu desain yang jelas dan tidak terjadi perubahan dalam pengerjaan,

    batasan kerja yang diterangkan secara mendetail, kemampuan organisasi

    internal, sistem administrasi, komitmen terhadap proyek dalam hal mutu, waktu

    dan biaya serta melakukan kesepakatan yang telah disetujui bersama kontraktor

    jika terjadi permasalahan selama pelaksanaan proyek. Dari penelitian ini dapat

    disimpulkan bahwa kontraktor merasa puas terhadap kinerja klien pada proyek

    swasta.

  • 34

    2.6 Kerangka Berfikir

    Kepuasan Organisasi Perangkat Daerah merupakan salah satu hal dianggap

    penting untuk penyedia jasa itu sendiri. Kepuasan tersebut dinilai dari kinerja/

    kualitas pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa dan dibandingkan dengan

    harapan dari pengguna jasa. Dapat dikatakan puasa apabila harapan pengguna jasa

    sesuai kenyataan dan begitupun sebaliknya.

    Gambar 2.2 Skema Kerangka Berfikir

    Latar Belakang

    Kualitas Pelayanan yang dihasilkan penyedia jasa dapat digunakan

    untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu berdasarkan kinerja

    yang dihasilkan oleh Penyedia jasaa dan kepentingan yang

    berdasarkan pengguna jasa (OPD)

    Analisis data

    Tingkat Kesesuaian, Important Performance Analysis (IPA),

    dan Customer Satisfaction Index (CSI)

    Penilaian kepuasan terhadap kualitas pelayanan yang telah dilakukan oleh

    kontraktor dilihat berdasarkan kriteria untuk keberhasilan proyek yang

    terdiri 15 indikator

    Hasil

    1. Tingkat kesesuaian antara kinerja dan kepentingan, 2. Tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja

    3. Kepuasan pelanggan (OPD)

    Seberapa besar

    Kesesuaian kinerja

    dan kepentingan

    Seberapa besar

    tingkat kepentingan

    dan tingkat kinerja

    Seberapa besar

    kepuasan OPD

  • 126

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibhas pada analisis hasil penelitian,

    maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

    a. Tingkat kesesuaian antara kinerja dengan kepentingan terhadapa kepuasan

    Organisasi Perangkat Daerah berdasarkan dari 15 indikator yang digunakan

    untuk mencari kepuasan menunjukkan hasil rata-rata sebesar 94,41%, artinya

    Organisasi Perangkat daerah belum merasa puas dengan kinerja yang dihasilkan

    oleh penyedia jasa dan menilai bahwa kinerja yang ditunjukkan belum sebanding

    dengan tingkat kepentingan dan gap menghasilkan nilai negatif artinya

    pelanggan merasa kurang puas antara kenyataan dengan harapannya. Namun

    kondisi tersebut hanya berlaku untuk pelaksanaan proyek bangunan pengairan di

    Kota Semarang, pada rentang tahun 2017-2018 dan dengan selisih rata-rata

    perbedaan harga penawaran terhadap harga perkiraan sendiri sebesar 11,57%.

    b. Hubungan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja terhadap kepuasan Organisasi

    Perangkat daerah berdsarkan diagram kartesius adalah, (kuadran I) itu sendiri

    ada 5 kriteria yang menjadi prioritas utama untuk dilakukannya perbaikan agar

    bisa pada kudran yang baik (kuadran II). Kemudian untuk kuadran II ada 11

    kriteria yang artinya harus tetap dipertahankan karena kriteria tersebut sudah

    baik menurut pengguna jasa. Kudran III terdapat 12 kriteria yang kriteria tersebut

    untuk bisa dipertimbangkan dilakukannya perbaikan walaupun kenyataannya/

    menurut pengguna jasa dirasa kurang penting, dan kuadran IV terdapat 9 kriteria

  • 127

    yang mana kriteria tersebut dirasa juga kurang penting oleh pengguna namun

    kinerjanya sangat baik, untuk kudran IV diharapanya penyedia jasa dapat

    mengurangi kinerja yang terlalu berlebihan tersebut. Namun kondisi tersebut

    hanya berlaku untuk pelaksanaan proyek bangunan pengairan di Kota Semarang,

    pada rentang tahun 2017-2018 dan dengan selisih rata-rata perbedaan harga

    penawaran terhadap harga perkiraan sendiri sebesar 11,57%.

    c. Tingkat kepuasan Organisasi Perangkat Daerah yang dihasilkan oleh penyedia

    jasa berdasarkan hasil Customer Satisfaction Index (CSI ) secara keseluruhan

    indikator adalah sebesar 82,66%, angka tersebut masuk dalam kategori puas.

    Hasil kepuasan kinerja yang didapatkan dari perhitungan CSI akan meningkat

    100% apabila dilakukannya perbaikan/ evaluasi pada aspek-aspek berdasarkan

    pada diagram kartesius IPA. Hal tersebut menunjukkan jika Organisasi

    Perangkat daerah merasa puas dengan kinerja yang dihasilkan oleh penyedia

    jasa. Namun kondisi tersebut hanya berlaku untuk pelaksanaan proyek bangunan

    pengairan di Kota Semarang, pada rentang tahun 2017-2018 dan dengan selisih

    rata-rata perbedaan harga penawaran terhadap harga perkiraan sendiri sebesar

    11,57%.

    5.2 Saran

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, maka dapat diberikan saran

    sebagai berikut:

    a. Dari hasil penilaian Organisasi Perangkat Daerah yang sudah merasa puas

    terhadap kinerja para penyedia jasa/ kontraktor yang telah melaksanakan proyek

  • 128

    bangunan pengairan, hendaknya pihak penyedia jasa/ kontraktor tersebut dapat

    mempertahankan kinerjanya pada aspek yang sudah dianggap bagus dan

    meningkatkan lagi kinerjanya yang masih kurang terutama pada aspek yang

    menjadi prioritas utama berdasarkan diagram IPA yaitu, ketepatan pembayaran

    pada sub-kontraktor, tidak adanya sisa buangan pekerjaan yang tertinggal setelah

    peoyek berakhir, fokus pada kualitas dan mengurangi perbaikan,

    penyelenggaraan K3 dan keselamatan konstruksi , dan penyediaan personil K3.

    b. Perlu penelitian yang lebih lanjut mengenai hasil diagram IPA terutama untuk

    aspek-aspek yang masuk dalam kuadran I, upaya seperti apa yang bisa digunakan

    untuk meningkatkan aspek-aspek tersebut.

    c. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan menambahkan indikator-indikator lain

    yang belum dikaji, tentunya masih banyak indikator yang dapat mempengaruhi

    tingkat kepuasan para pengguna jasa.

  • 129

    DAFTAR PUSTAKA

    Aliakbarlou, S., Wilkinson, S., Costello, B. S., and Jang, H. 2018. Achieving

    Postdisaster Reconstruction Success Based on Satisfactory Delivery of Client

    Values within Contractors’ Services. Jurnal Manejemen dan Teknik 34(2) :

    1-12.

    Anggraini, D.L, Panji D., dan Dhita M.I. 2015. Analisis Persepsi Konsumen

    Menggunakan Metode Importance Performance Analysis Dan Customer

    Satisfaction Index. Jurnal Industri 4(2) : 74-81.

    Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

    Yogyakarta : Rineka Cipta.

    Borges, A.M.C., Luciana, H.A., and Caroline,M.M.M. 2017. Project procurement

    management: A structured literature review. Jurnal Manajemen Proyek 1(8)

    : 1-25.

    Fitriana, D., Florensia Y.K.O, Jati U. D. H, Tanto, D.S. 2014. Pengukuran Kepuasan

    Kontraktor Terhadap Kinerja Klien Pada Proyek Konstruksi Swasta. Jurnal

    Karya Teknik Sipil 3(1) : 283-295.

    Haverila, J.M. and Fehr, K. 2016. The impact of product superiority on customer

    satisfaction in project management. Jurnal Manjemen Proyek 34(4) : 570-

    583.

    Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014. Aksi Pencegahan Dan

    Pemberantasan Korupsi. 21 Maret 2014. Jakarta.

    Kartika, Nia dan Maulana, Adi Chandra. 2018. Analisis Penerapan Total Quality

    Manajemen (TQM) Pada Perusahaan Kontraktor Dengan Pendekatan Metode

    Servqual Di Kota Sukabumi. Jurnal Imiaal Sains dan Teknologi 8(1) : 673-

    688.

    Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi

    Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

    Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah (LKPP).

    http://lpse.semarangkota.go.id//eproc4/lelang#. 28 Maret 2019 (14.00).

    Lim C.S.dan Mohamed, M.Z. (1999). Criteria of project succes. International

    Journal of Project Management 17(4) : 243-248.

    Madeppunging, A, Dwi, E.I,dan Nuzulan N.F. 2018. Evaluasi Kepuasan Pelanggan

    Terhadap Kinerja Manajemen Proyek kontraktor Besar (Studi Kasus : Proyek

    Pembangunan Bendungan Karian Di Kabupaten Lebak, Banten). Jurnal

    Kontruksia 10(1) : 9-22.

    http://www.lpse.semarangkota.go.id/eproc4/lelang#.diakses

  • 130

    Malik, Alfian. Analisa Disparitas Harga Penawaran Terhadap Harga Perkiraan

    Sendiri Pada Pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Jalan dan Jembatan. Jurnal

    APTEK 5(2) : 99-108.

    Mangitung, Dony M, and Novitasari, D.E. 2015. Factors Affecting E-Tendering

    Process Based on The Perceptions of The Contractors Being Involved in The

    Tadulako University’s Construction Projects. Jurnal Sains dan Teknologi

    1(2) : 158-165.

    Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia

    Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

    Omonori, A. and Lawal, A. 2014. Understanding Customers’ Satisfaction in

    Construction Industry in Nigeria. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan

    Berkelanjutan 5(25) : 115-121.

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor. 9 Tahun 2015

    Tentang Penggunaan Sumber Daya Air. 6 April 2015. Berita Negara Nomor

    534. Jakarta.

    Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010. Tentang Pengadaan

    Barang /Jasa Pemerintah. 6 Agustus 2010. Bogor.

    Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005. Pengelolaan

    Keuangan Daerah. 9 Desember 2005. Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2005 Nomor 140. Jakarta.

    Prabowo, S. 2017. Analisis Tingkat Kepentingan Dan Tingkat Kepuasan Unit Kerja

    Atas Kinerja Pegawai Pelaksana Kementerian Keuangan. Jurnal Info Artha

    1(2) : 129-138

    Priharti, Y. 2011. Model Matematis Pembandingan Tingkat Kepentingan Dan

    Kinerja Yang Dirasakan Untuk Menentukan Tingkat Kepuasan Pelanggan.

    Jurnal Ilmiah Informatika 2(2) : 1-14

    Rahman, A. and Alzubi, Y. 2015. Exploring Key Contractor Factors Influencing

    Client Satisfaction Level in Dealing with Construction Project: an Empirical

    Study in Jordan. Jurnal Bsinis dan Ilmu Sosial 5(12) : 109-126.

    Rahmawati, Dewi, Yaqin, M.A., dan Sarno, R. 2016. Fraud Detection on Event

    Logs of Goods and Services Procurement Business Process Using Heuristics

    Miner Algorithm. Jurnal Teknologi Industri 4(16) : 249-254.

    Rini, I. P. 2017. Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap kinerja Waktu Proyek Pada

    Bangunan Bertingkat. Jurnal Infrastruktur 3(2) : 127-135.

  • 131

    Roos, I., Gustafsson, A., dan Johnson, M.D. 2000. The Effects of Customer

    Satisfaction, Relationship Commitment Dimensions, and Triggers on

    Customer Retention. Journal of Marketing 69(4) : 210-218

    Sidauruk, E. 2010. Hubungan Eksekutif Desa dengan Legislatif Desa dalam

    Penetapan Peraturan Desa Tentang Pembangunan Fisik Desa Marga Kaya.

    Skripsi. Program S1 Universitas Lampung. Lampung.

    Sufa, M.F. 2012. Identifikasi Kriteria Keberhasilan Proyek. Jurnal Tenik Industri :

    11(1) : 19-22.

    Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:

    ALFABETA.

    _______. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

    ALFABETA.

    _______. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

    ALFABETA.

    Suhendra, Ardi dan Prasetyanto, Dwi. 2014. Kajian Tingkat Kepuasan Pengguna

    Trans MetroBandung Koridor 2 Menggunakan Pendekatan Importance-

    Performance Analysis. Jurnal Isnstitut Teknologi Nasional 2(2) : 59-70.

    Sulistyantoro, T.N, Fitri,N, dan Faisol, A.M. 2017. Pemanfaatan Pendanaan Dari

    Bank Syariah Untuk Analisis Perencanaan Cash Flow Optimal Pada Proyek

    Konstruksi. Prosiding Simposium Nasional Sains dan Teknologi. Universitas

    Muhammadiyah Jakarta. Jakarta. 1-10.

    Supriyono, 2018. Deskripsi Tingkat Kepuasan dengan Tingkat Kepentingan Peserta

    Pelatihan pada Pelayanan Balai Pelatihan Kesehatan di Batam. Jurnal

    Wacana Kerja 21(2) : 77-98.

    Syahroni dan Siswoyo. 2018. Analisis Kepuasan Owner Terhadap Kinerja

    Kontraktor Di Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten

    Lumajang. Jurnal Rekaya dan Manajemen Konstruksi 6(3) : 165-170.

    Syaifullah, I Gede Pasek S. W, dan Ario Y. H. 2018. Sistem Informasi Kepuasan

    Layanan Administrasi Akademik Berbasis IPA (Importance Performance

    Analysis) Studi Kasus Fakultas Teknik Universitas Mataram. Jurnal Ilmu

    Komputer dan Teknik Informatika 2(1) : 37-43.

    Syukri, Siti H. A. 2014. Penerapan Customer Satisfaction Index (CSI) Dan Analisis

    Gap Pada Kualitas Pelayanan Trans Jogja. Jurnal Ilmiah Teknik Industri

    13(2) : 103-111.

    Tjiptono, Fandy. 2005. Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: ANDI.

  • 132

    Tjiptono, Fandy. 2000. Prespektif Manajemen Dan Pemasaran Kontemporer.

    Yogyakarta: ANDI.

    Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974. Tentang Pengairan. 26 Desember 1974.

    Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046. Jakarta.

    Widodo, Mulyo S dan Sutopo, Joko. 2018. Metode Customer Satisfaction Index

    (CSI) Untuk Mengetahui Pola Kepuasan Pelanggan Pada E-Commerce Model

    Business to Customer. Jurnal Informatika 4(1) : 38-45.

    Williams, P., Ashill, N.J, and Jackson, E. 2015. Relationship quality and

    satisfaction: Customer-perceived success factors for on-time projects. Jurnal

    Manajemen Proyek 33(8) : 1836-1850.

    Yunita, Henny dan Soekiman, Anton. 2017. Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna

    Jasa Konstruksi Terhadap Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO

    9001:2008 Di Perusahaan Jasa Konstruksi. Jurnal Infrastruktur 3(1) : 1-8.

    gabungan.pdf (p.1-146)bagian awal.pdf (p.1-15)Bab 1 baru.pdf (p.16-24)bab 2 baru.pdf (p.25-48)bab 5 baru.pdf (p.140-142)daftar pustaka baru.pdf (p.143-146)