15
Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/index E-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X Volume 3 No. 2, November 2020 | PENDAHULUAN 81 Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (Studi Empiris Pada Bank BRI Tahun 2015-2019) Bank Health Level Analysis With RGEC Method (Empirical Study at Bank BRI Year 2015-2019) Raden Wulan Saparinda Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Majalengka, Majalengka, 45418, Indonesia E-mail: [email protected] Naskah masuk: 2020-08-18 Naskah diperbaiki: 2020-10-18 Naskah diterima: 2020-11-18 ABSTRAK Krisis keuangan global yang terjadi beberapa tahun terakhir memberi pelajaran berharga bahwa inovasi dalam produk, jasa, dan aktivitas perbankan yang tidak diimbangi dengan penerapan Manajemen Risiko yang memadai dapat menimbulkan berbagai permasalahan mendasar pada Bank maupun terhadap sistem keuangan secara keseluruhan. Bank Indonesia melakukan langkah strategis dalam mendorong penerapan manajemen risiko bank yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3), dengan cakupan penilaian terhadap factor- factor sebagai berikut: Profil risiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG), Earnings (Rentabilitas), dan Capital (Permodalan). Penelitian ini menganalisis tingkat kesehatan bank BRI tahun 2015-2019 dengan menggunakan metode penelitian analisis deskriptif. Hasil analisis terhadap aspek Risiko, Good Corporate Governace, Earnings dan Capital menunjukan penilaian tingkat komposit kesehatan Bank BRI tahun 2015-2019 sebesar 87,50% dengan kata lain tingkat kesehatan Bank BRI “Sangat Sehat”. Kata Kunci: Permodalan, Rentabilitas, Risiko Profile, Tata Kelola ABSTRACT The global financial crisis that has occurred in the last few years provides valuable lessons that innovation in banking products, services and activities that are not matched by adequate risk management implementation can lead to various fundamental problems both at the Bank and on the financial system as a whole. Bank Indonesia took strategic steps in encouraging the implementation of bank risk management as stipulated in Bank Indonesia Regulation No. 13/1 / PBI / 2011 concerning the assessment of Bank Soundness Level individually using the risk approach (Risk-based Bank Rating) as referred to in Article 2 paragraph (3), with the coverage of the assessment of the following factors: Risk profile ), Good Corporate Governance (GCG), Earnings (Rentability), and Capital (Capital). This study analyzes the soundness level of the BRI bank in 2015-2019 using descriptive analysis research methods. The results of the analysis of the aspects of Risk, Good Corporate Governance, Earnings and Capital show the assessment of the composite level of the health of BRI Bank in 2015-2019 of 87.50%, in other words the soundness level of BRI Bank is "Very Healthy". Keywords: Capital, Earning, Profile Risk, Good Corporate Governace Copyright © 2020 Program Studi Ekonomi Perbankan Islam, FAI Universitas Majalengka. All rights reserved.

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | PENDAHULUAN 81

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC(Studi Empiris Pada Bank BRI Tahun 2015-2019)

Bank Health Level Analysis With RGEC Method(Empirical Study at Bank BRI Year 2015-2019)

Raden Wulan SaparindaProdi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Majalengka, Majalengka, 45418, Indonesia

E-mail: [email protected]

Naskah masuk: 2020-08-18 Naskah diperbaiki: 2020-10-18 Naskah diterima: 2020-11-18

ABSTRAK

Krisis keuangan global yang terjadi beberapa tahun terakhir memberi pelajaran berharga bahwa inovasidalam produk, jasa, dan aktivitas perbankan yang tidak diimbangi dengan penerapan Manajemen Risikoyang memadai dapat menimbulkan berbagai permasalahan mendasar pada Bank maupun terhadapsistem keuangan secara keseluruhan. Bank Indonesia melakukan langkah strategis dalam mendorongpenerapan manajemen risiko bank yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011tentang penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual dengan menggunakan pendekatan risiko(Risk-based Bank Rating) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3), dengan cakupan penilaianterhadap factor- factor sebagai berikut: Profil risiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG),Earnings (Rentabilitas), dan Capital (Permodalan). Penelitian ini menganalisis tingkat kesehatan bank BRItahun 2015-2019 dengan menggunakan metode penelitian analisis deskriptif. Hasil analisis terhadapaspek Risiko, Good Corporate Governace, Earnings dan Capital menunjukan penilaian tingkat kompositkesehatan Bank BRI tahun 2015-2019 sebesar 87,50% dengan kata lain tingkat kesehatan Bank BRI“Sangat Sehat”.

Kata Kunci: Permodalan, Rentabilitas, Risiko Profile, Tata Kelola

ABSTRACT

The global financial crisis that has occurred in the last few years provides valuable lessons thatinnovation in banking products, services and activities that are not matched by adequate riskmanagement implementation can lead to various fundamental problems both at the Bank and on thefinancial system as a whole. Bank Indonesia took strategic steps in encouraging the implementation ofbank risk management as stipulated in Bank Indonesia Regulation No. 13/1 / PBI / 2011 concerning theassessment of Bank Soundness Level individually using the risk approach (Risk-based Bank Rating) asreferred to in Article 2 paragraph (3), with the coverage of the assessment of the following factors: Riskprofile ), Good Corporate Governance (GCG), Earnings (Rentability), and Capital (Capital). This studyanalyzes the soundness level of the BRI bank in 2015-2019 using descriptive analysis research methods.The results of the analysis of the aspects of Risk, Good Corporate Governance, Earnings and Capitalshow the assessment of the composite level of the health of BRI Bank in 2015-2019 of 87.50%, in otherwords the soundness level of BRI Bank is "Very Healthy".

Keywords: Capital, Earning, Profile Risk, Good Corporate Governace

Copyright © 2020 Program Studi Ekonomi Perbankan Islam, FAI Universitas Majalengka. All rightsreserved.

Page 2: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | PENDAHULUAN 82

1. PENDAHULUANKrisis keuangan global yang terjadi

beberapa tahun terakhir memberi pelajaranberharga bahwa inovasi dalam produk, jasa,dan aktivitas perbankan yang tidak diimbangidengan penerapan Manajemen Risiko yangmemadai dapat menimbulkan berbagaipermasalahan mendasar pada Bank maupunterhadap sistem keuangan secarakeseluruhan.

Pengalaman dari krisis keuangan globaltersebut mendorong perlunya peningkatanefektivitas penerapan Manajemen Risiko danGCG. Tujuannya adalah agar Bank mampumengidentifikasi permasalahan secara lebihdini, melakukan tindak lanjut perbaikan yangsesuai dan lebih cepat, serta menerapkanGCG dan Manajemen Risiko yang lebih baiksehingga Bank lebih tahan dalam menghadapikrisis. Sejalan dengan perkembangantersebut di atas, Bank Indonesiamenyempurnakan metode penilaian TingkatKesehatan Bank Umum.

Pada prinsipnya tingkat kesehatan,pengelolaan Bank, dan kelangsungan usahaBank merupakan tanggung jawabsepenuhnya dari manajemen Bank. Olehkarena itu, Bank wajib memelihara danmemperbaiki tingkat kesehatannya denganmenerapkan prinsip kehati-hatian danManajemen Risiko dalam melaksanakankegiatan usahanya termasuk melakukanpenilaian sendiri (self assessment) secaraberkala terhadap tingkat kesehatannya danmengambil langkah-langkah perbaikan secaraefektif. Di lain pihak, Bank Indonesiamengevaluasi, menilai Tingkat KesehatanBank, dan melakukan tindakan pengawasanyang diperlukan dalam rangka menjagastabilitas sistem keuangan.

Dalam Undang-undang Nomor 10Tahun 1998 tentang perbankan pada Bab 1pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa, Bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana darimasyarakat dalam bentuk simpanan danmenyalurkannya kepada masyarakat dalambentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalamrangka meningkatkan taraf hidup rakyatbanyak.

Dana yang telah berhasil dihimpunoleh bank dialokasikan dalam berbagaibentuk pengalokasian dana, salah satunyaadalah pemberian kredit. Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentangperbankan, yang dimaksud dengan kreditadalah penyediaan uang atau tagihan yangdapat dipersamakan dengan itu, berdasarkankesepakatan pinjam-meminjam antara pihakbank dengan pihak lain yang mewajibkanpihak peminjam untuk melunasi hutangnyasetelah jangka waktu tertentu denganpemberian bunga (Kasmir, 2015).

Semakin banyak dana yang disalurkantentu saja semakin besar potensikemungkinan menimbulkan gagal bayar yangakan menimbulkan kredit bermasalah (nonperforming loan). Oleh sebab itu prinsipkehati-hatian sangat diperlukan terutamadalam hal penyaluran kredit, karena sumberdana kredit yang disalurkan adalah bukan daribank itu sendiri tetapi dana yang berasal darimasyarakat atau Dana Pihak Ketiga, sehinggaperlu penerapan prinsip kehati-hatian melaluianalisa yang akurat dan mendalam dalampenyaluran yang tepat. Jika kredit yang telahdisalurkan kepada masyarakat dalam jumlahbesar tidak dibayar kembali kepada banktepat pada waktunya, maka kualitas kreditdapat digolongkan menjadi Non PerformingLoan (NPL) yang menyebabkan terjadinyakredit macet. Hal ini dapat menurunkan citradan kredibilitas bank.

Beberapa tantangan internal sektorperbankan adalah : (a) meningkatkan kualitasaktiva melalui restrukturisasi kredit; (b)memperkuat basis permodalan; (c) memiliki

Page 3: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | KAJIAN TEORI 83

strategi usaha yang fokus dengan suatu corecompetence tertentu sebagai daya saing; (d)memperkuat basis sistem operasional untukmemperluas sistem distribusi penyalurankredit; (e) meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan mutu pelayanan (Putri &Dharma, 2016).

Dalam perkembangannya, kegiatanusaha bank senantiasa dihadapkan padarisiko-risiko yang berkaitan erat denganfungsinya sebagai lembaga intermediasikeuangan. Perbankan memiliki peranan yangsangat penting dalam perekonomian negarasehingga disebut sebagai agent ofdevelopment. Untuk dapat menjalankanfungsinya dengan baik, bank harus memilikikinerja yang baik yang diukur dengan tingkatkesehatan bank.

Pada umumnya bank yang sehat adalahbank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik, yaitu dapat menjagadan memelihara kepercayaan masyarakatdan menjalankan fungsi intermediasi dalammembantu kelancaran lalu lintas pembayaranserta dapat digunakan oleh pemerintahdalam melaksanakan berbagai kebijakannya,terutama kebijakan moneter. Untuk dapatmenjalankan fungsinya dengan baik, bankharus mempunyai modal yang cukup,menjaga kualitas asetnya dengan baik,dikelola dengan baik dan dioperasikanberdasarkan prinsip kehati-hatian. Tingkatkesehatan bank menunjukan jaminankeamanan dana nasabah yang tersimpan dibank.

Bank Indonesia melakukan langkahstrategis dalam mendorong penerapanmanajemen risiko bank yang tertuang dalamPeraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BankUmum. Dalam aturan tersebut bank wajibmelakukan penilaian Tingkat Kesehatan Banksecara individual dengan menggunakan

pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating)sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat(3), dengan cakupan penilaian terhadapfaktor- faktor sebagai berikut:a. Profil risiko (risk profile)b. Good Corporate Governance (GCG)c. Earnings (Rentabilitas)d. Capital (Permodalan)

Penilaian terhadap keempat factortersebut disebut dengan metode RGEC.Pedoman perhitungan selanjutnya diaturdalam Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihalPenilaian Tingkat Kesehatan Bank Umumyang mewajibkan bank umum untukmelakukan penilaian sendiri (Self Assesment)tingkat kesehatan bank dengan menggunakanmetode RGEC. Dalam metode RGEC, kualitasmanajemen merupakan pilar penting.Kualitas manajemen yang baik dapatdiketahui dari hasil penerapan manajemenrisiko dan RGEC dibank tersebut. Dengan katalain, penilaian faktor rentabilitas danpermodalan hanya merupakan dampak daristrategi yang dilakukan oleh manajemen.Metode RGEC ini berlaku secara efektif sejaktanggal 1 Januari 2012 yaitu untuk penilaiantingkat kesehatan bank periode yang berakhir31 Desember 2011. Bank BRI merupakansalah satu bank pemerintah terbesar.Keterbaruan dari penelitian ini yaitumenggunakan RGEC sebagai penilaian dalamKesehatan Bank, penulis tertarik untukmelakukan penelitian dengan judul “AnalisisTingkat Kesehatan Bank dengan MetodeRGEC (Studi Empiris pada PT.Bank RakyatIndonesia.Tbk Tahun 2015-2019).

2. KAJIAN TEORIIndikator penilaian tingkat kesehatan

bank dengan metode RGEC sesuai PBI No.13/1/PBI/2011 dan SE No. 13/ 24/ DPNPtanggal 25 Oktober 2011 terdiri dari :

Page 4: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | KAJIAN TEORI 84

a. Risiko ProfilePenilaian risiko Profile merupakanpenilaian terhadap risiko inheren danpenerapan kualitas manajemen risikodalam melaksanakan operasional bankyang terdiri dari 8 bagian yaitu:

1) Risiko kredit, merupakan risikopinjaman tidak kembali sesuai dengankontrak, seperti penundaan,pengurangan pembayaran suku bungadan pinjaman pokonya, atau tidakmembayar pinjamannya sama sekali.Rasio kredit dihitung denganmenggunakan rasio Non PerformingLoan (NPL).= ℎ 100%

2) Risiko pasar Suatu risiko yang timbulkarena menurunnya nilai suatuinvestasi karena pergerakan padafaktor–faktor pasar. Rasio pasardihitung dengan menggunakan rasioInterest Rate Risk:= ( )( ) 100%

3) Risiko likuiditas, merupakan risikokekurangan likuiditas terjadi karenaadanya rush– penarikan dana secaraserentak yang dapat mengakibatkankebangkrutan bank. Rasio likuiditasdihitung dengan menggunakan rasio-rasio sebagai berikut:a. Loan to Deposit Ratio (LDR) = ℎ 100%b. Loan to Asset Ratio (LAR) = 100%c. Cash Ratio ℎ = ℎ 100%

4) Risiko opersional merupakan risikokerugian yang diakibatkan olehkegagalan atau tidak memadainyaproses internal, manusia dan sistem,atau sebagai akibat dari kejadianeksternal.

5) Risiko hukum Risiko dariketidakpastian tindakan atau tuntutanatau ketidakpastian dari pelaksanaanatau interpretasi dari kontrak, hukumatau peraturan.

6) Risiko stratejik Risiko yang disebabkanoleh adanya penetapan danpelaksanaan strategi bank yang tidaktepat, pengambilan keputusan bisnisyang tidak tepat atau kurangresponsifnya bank terhadapperubahan eksternal.

7) Risiko kepatuhan Risiko yangdisebabkan oleh ketidakpatuhan suatubank untuk melaksanakan perundang–undangan dan ketentuan lain yangberlaku.

8) Risiko reputasi Risiko akibatmenurunnya tingkat kepercayaanstakeholder yang bersumber daripersepsi negatif terhadap bank.

Tingkat risiko terbagi atas 5 tingkat.Semakin kecil poin yang diterima makakesehatan bank dari sisi risiko tersebutsemakin baik.

b. Good Corporate GovernancePenilaian terhadap faktor good

corporate governace merupakan penilaianterhadap manajemen bank atas pelaksanaanprinsip-prinsip good corporate governace.Bank wajib melaksanakan prinsip-prinsipgood corporate governace dalam setiapkegiatan usahanya pada seluruh tingkatanatau jenjang organisasi termasuk pada saatpenyusunan visi, misi, rencana strategis,pelaksanaan kebijakan dan langkah-langkah

Page 5: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | KAJIAN TEORI 85

pengawasan internal. Aspek penilaian yangdilakukan untuk penilaian Good CorporateGovernance sebagai berikut:

Tabel 1.1Aspek Penilaian Good Corporate Governace

Surat EdaranNo.15/15/DPNP Lembaga IICG

Pelaksanaan tugas dantanggungjawab DewanKomisaris. Pelaksanaan tugas dantanggungjawab direksi. Kelengkapan danpelaksanaan tugaskomite.

Komitmen

Penanganan benturankepentingan Independensi Penerapan fungsiKepatuhan Responsibilitas Penerapan fungsi auditinteren Penerapan fungsi auditeksteren Penerapan manajemenrisiko termasuk systempengendalian intern

Akuntabilitas

Transparansi kondisikeuangan dan nonkeuangan Bank, laporanpelaksanaan GCG danpelaporan internal.Transparansi

Penyediaan dana kepadapihak terkait (relatedparty) dan penyediaandana besar (largeexposures) Rencana Strategis bank

Strategi

KeadilanKompetensiKepemimpinanEtikaSumber : SE-BI 15/15/DPNP

Tujuan penerapan Good CorporateGovernace(GCG) adalah untuk meningkatkannilai perusahaan bagi setiap steakholder.Peringkat faktor GCG dikategorikan dalam 5(lima) peringkat yaitu Peringkat 1, Peringkat2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5.Urutan peringkat faktor GCG yang lebih kecil

mencerminkan penerapan GCG yang lebihbaik

c. EarningEarning adalah salah satu penilaian

kesehatan bank dari sisi rentabilitas.komponen laba actual terhadap proyeksianggaran dan kemampuan komponen labadalam meningkatkan permodalan.Karakteristik bank dari sisi rentabilitas adalahkinerja bank dalam menghasilkan laba,kestabilan komponen-komponen yangmendukung core earning, dan kemampuanlaba dalam meningkatkan permodalan danprospek laba di masa depan. Indicatorpenilaian terhadap faktor earningsdidasarkan pada:

1) Return on Assets (ROA)

= − 100%2) Return On Equity (ROE)

= − 100%3) Net Interest Margin (NIM)

= ℎ− 100%4) Beban Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO)

= 100%d. Capital

Capital atau permodalan merupakankecukupan modal bank untuk mengantisipasipotensi kerugian sesuai profil resiko,yang disertaidengan pengelolaan permodalan yang sangat kuatsesuai dengan karakteristik, skala usaha dankompleksitas usaha bank. Kecukupan Modaldiukur dengan menggunakan rasio CapitalAdequacy Ratio (CAR).

Page 6: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | METODE PENELITIAN 86

= 100%Terdapat beberapa penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan Tingkat KesehatanBank antara lain:1. Amelia Rahmi (2019) penelitian

menunjukkan bahwa tingkat kesehatanbank umum konvensional dengan bankumum syariah berdasarkan RGEC terdapatperbedaan.

2. Khayatun Nufus, dkk (2019) menunjukanhasil analisis menunjukkan bahwa tingkatkesehatan BNI pada tahun 2013 sampaidengan 2017 yang diukur menggunakanpendekatan RGEC dapat dikatakan bankyang sehat.

3. METODE PENELITIANMetode penelitian yang digunakan

adalah analisis deskriptif. Penelitian inibertujuan untuk mengkaji tingkat kesehatanbank pada Bank BRI. Penelitian inimenggunakan data sekunder yang diperolehdari laporan keuangan Bank BRI tahun 2015-2019 yang terdapat pada websie idx.co.id.

Penilaian Tingkat Kesehatan Bankmerupakan hasil penilaian dari kondisi bankyang dilakukan terhadap risiko dan kinerjabank untuk menjalankan fungsinya denganbaik yang berpedoman pada PeringkatKomposit Tingkat Kesehatan Banksebagaimana terdapat pada peraturan BankIndonesia Nomor 13/I/PBI/2011 dan SE-BINo.13/24/DPNP yang dijelaskan pada tabeldibawah ini :

Tabel 1.2Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank

Peringkat KriteriaPK 1 Sangat SehatPK 2 SehatPK 3 Cukup SehatPK 4 Kurang SehatPK 5 Tidak Sehat

Peringkat Komposit Tingkat KesehatanBank tersebut didasarkan pada hasil analisis

terhadap aspek Risiko, Good CorporateGovernace, Earning dan Capital (RGEC).

a. Analisis Risiko ProfileTingkat kesehatan bank pada aspek

risiko profile ini menggunakan risiko kreditdan risiko likuiditas. Pada risiko kreditindicator penilaian kesehatan bankmenggunakan Non Performing Loan (NPL),dengan formulasi perhitungan sebagaiberikut :

= ℎ 100%Kriteria Penetapan Peringkat Risiko Profil

– NPL dapat dilihat pada tabel dibawah ini :Tabel 1.3

Kriteria Penetapan Risiko Kredit - NPLPeringkat Keterangan Krieria

1 Sangat Sehat NPL < 2%2 Sehat 2%<NPL<5%3 Cukup Sehat 5%<NPL<8%4 Kurang Sehat 8%<NPL<12%5 Tidak Sehat NPL>12

Sumber; SE-BI No.13/24/DPNP.

Dalam risiko likuiditas yang menjadiindicator penilaian tingkat kesehatan bankadalah Loan Deposit Ratio (LDR), Loan toAsset Ratio (LAR) dan Cash Ratio denganmenggunakan rumus sebagai berikut : Loan to Deposit Ratio (LDR)= ℎ 100% Loan to Asset Ratio (LAR) = 100%

Tabel 1.4Kriteria Penetapan Risiko Likuiditas

Peringkat Keterangan Krieria1 Sangat Sehat 70% - < 85%2 Sehat 60 - < 70%3 Cukup Sehat 85% - < 100%4 Kurang Sehat 100% - <120%5 Tidak Sehat >120% - <60%

Page 7: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | METODE PENELITIAN 87

Sumber : SE-BI No.13/24/DPNP

Cash Ratio ℎ= ℎ 100%Dalam aturan Bank Indonesia dijelaskan

cash ratio lebih dari 4,05% memiliki kriteriaSehat.

b. Analisis Good Corporate GovernaceAnalisis GCG merupakan penilaian

terhadap tata kelola yang baik yang terdiridari 11 aspek penilaian sebagaimanatercantum dalam Surat EdaranNo.15/15/DPNP Tahun 2013, yaitu penilaianterhadap :1) Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

Dewan Komisaris.2) Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

direksi.3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas

komite.4) Penanganan benturan kepentingan5) Penerapan fungsi Kepatuhan6) Penerapan fungsi audit interen7) Penerapan fungsi audit eksteren8) Penerapan manajemen risiko termasuk

system pengendalian intern9) Transparansi kondisi keuangan dan non

keuangan Bank, laporan pelaksanaanGCG dan pelaporan internal.

10) Penyediaan dana kepada pihak terkait(related party) dan penyediaan danabesar (large exposures)

11) Rencana Strategis bankPenilaian GCG juga dapat dilihat dari

capaian Corporate Governance PerceptionIndex (CGPI). Corporate GovernancePerception Index (CGPI) dilakukan melalui 4(empat) tahap penilaian yaitu Selfassessment, Penilaian Dokumentasi, PenilaianMakalah, dan Observasi Wawancaraterhadap aspek Governance Structure,

Governance Process, dan GovernanceOutcome.

c. Analisis EarningPada penelitian ini Rasio Net Interest

Margin dan BOPO digunakan sebagaikomponen penilaian aspek earning dalammenilai tingkat kesehatan bank . Net Interest Margin (NIM)

= ℎ− 100%Tabel 1.5

Kriteria Penetapan NIMPeringkat Keterangan Krieria

1 Sangat Sehat NIM > 3 %2 Sehat 2% <NIM <3%3 Cukup Sehat 1,5% <NIM< 2%4 Kurang Sehat 1% <NIM <1,5%5 Tidak Sehat NIM <1%

Sumber : SE-BI No.6/23/DPNP Beban Operasional terhadapPendapatan Operasional (BOPO)

= 100%Rasio BOPO maksimum sesuai

ketentuan dari Bank Indonesia sebesar 90%.

d. Analisis CapitalCapital atau permodalan merupakan

kecukupan modal bank untuk mengantisipasipotensi kerugian sesuai profil resiko,yangdisertai dengan pengelolaan permodalanyang sangat kuat sesuai dengan karakteristik,skala usaha dan kompleksitas usaha bank.Kecukupan Modal diukur denganmenggunakan rasio Capital Adequacy Ratio(CAR).

= 100%Tabel 1.6

Page 8: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | HASIL DAN PEMBAHASAN 88

Kriteria Penetapan Peringkat PermodalanPeringkat Keterangan Krieria

1 Sangat Sehat CAR > 12%2 Sehat 9% CAR < 12%3 Cukup Sehat 8% <CAR < 9%4 Kurang Sehat 6% <CAR<12%5 Tidak Sehat CAR<6%

Sumber : SE-BI No.13/24/DPNP

Menetapkan peringkat kompositpenilaian tingkat kesehatan bank dari tahun2015 hingga tahun 2019. Nilai komposituntuk rasio keuangan masing-masingkomponen yang menempati peringkatkomposit akan bernilai sebagai berikut: Peringkat 1 = setiap kali ceklist dikalikan

dengan 5 Peringkat 2 = setiap kali ceklist dikalikan

dengan 4 Peringkat 3 = setiap kali ceklist dikalikan

dengan 3 Peringkat 4 = setiap kali ceklist dikalikan

dengan 2 Peringkat 5 = setiap kali ceklist dikalikan

dengan 1Nilai komposit yang telah diperoleh dari

mengalikan tiap ceklist kemudian ditentukanbobotnya dengan mempersentasekan.Adapun bobot/persentase untuk menentukanperingkat komposit keseluruhan komponensebagai berikut:

Tabel 1.7Bobot Penetapan Peringkat Komposit

Bobot % Peringkat Komposit86 – 100 PK 1 Sangat Sehat71 – 85 PK 2 Sehat61 – 70 PK 3 Cukup Sehat41 – 60 PK 4 Kurang Sehat

<40 PK 5 Tidak Sehat

Peringkat Komposit = 100%Sumber: (Refmasari, Aga, & Setiawan, 2014)

4. HASIL DAN PEMBAHASANPenilaian kesehatan bank sangat penting

untuk mempertahankan kepercayaan darimasyarakat. Penilaian kesehatan bankmerupakan penilaian terhadap kemampuanbank dalam menjalankan kegiatanoperasional perbankan secara normal.Penelitian ini berpedoman pada peraturanBank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tentangPenilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.Pedoman perhitungan selengkapnya diaturdalam Surat Edaran (SE) Bank IndonesiaNo/13/24/DPNP tentang Penilaian TingkatKesehatan Bank Umum. Tahap- tahappenilaian dalam metode RGEC boleh disebutmodel penilaian kesehatan bank dengan saratmanajemen risiko.

Berdasarkan Peraturan Bank IndonesiaNo. 13/1/PBI/2011 dan SE No. 13/ 24/ DPNPtentang Sistem Penilaian Tingkat KesehatanBank Umum, Penilaian kesehatan bankmeliputi faktor–faktor sebagai berikut :

1. Risiko (Risk)Penilaian terhadap faktor profil risiko

sebagaimana dimaksud dalam merupakanpenilaian terhadap risiko inheren dan kualitaspenerapan manajemen risiko dalamoperasional Bank yang dilakukan terhadap 8(delapan) risiko yaitu:a. risiko kredit;b. risiko pasar;c. risiko likuiditas;d. risiko operasional;e. risiko hukum;f. risiko stratejik;g. risiko kepatuhan; danh. risiko reputasi.

Penilaian risiko yang digunakan padapenelitian ini adalah risiko kredit danlikuiditas. Risiko kredit, merupakan risikopinjaman tidak kembali sesuai dengankontrak, seperti penundaan, pengurangan

Page 9: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | HASIL DAN PEMBAHASAN 89

pembayaran suku bunga dan pinjamanpokonya, atau tidak membayar pinjamannyasama sekali. Risiko kredit dihitung denganmenggunakan rasio Non Performing Loan(NPL), dengan rumus := ℎ 100%

Hasil olah data laporan keuangan BankBRI tahun 2015-2019 dapat dilihat pada table1.8 dibawah ini :

Tabel 1.8 .Non Perfoming Loan Bank BRI Tahun 2015-

2019

Tahun NPL

2015 1,22%

2016 1,09%

2017 0,88%

2018 0,92%

2019 1,04%

Sumber : Laporan Keuangan Bank BRI (datadiolah)

Dari tabel diatas rasio NPL Bank BRI pada5 tahun terakhir (2015-2019) berada di angkakurang dari 2%. Pada tahun 2015 rasio NPLsebesar 1,22%, di tahun 2016 NPL Bank BRImenunjukan penurunan kredit macet sebesar0,13% dibandingkan tahun 2015 berada diangka 1,09%, tahun 2017 NPL Bank BRImnunjukan angka terkecil yaitu sebesar0,88% selama 5 tahun terakhir, pada tahun2018 NPL bank BRI berada di angka 0,92%dan pada tahun 2019 NPL bank BRImenunjukan angka 1,04% naik sebesar 0,16.Berdasarkan hasil analisis NPL bank BRI yangmerupakan indikator dalam menilai risikokredit menunjukan Bank Bri memiliki bobotrisiko kredit pada peringkat 1 dengan kriteriasangat sehat karena nilai NPL dibawah 2%,hal ini menunjukan kecilnya nilai kredit

macet yang disebabkan gagalnya debiturdalam membayar pinjamannya ke bank.

Penilaian kedua dalam risiko profil padapeneltiian ini menggunakan penilaianterhadap risiko likuiditas. Risiko likuiditasmerupakan risiko kekurangan likuiditas yangdisebabkan karena adanya rush– penarikandana secara serentak yang dapatmengakibatkan kebangkrutan bank. Rasiolikuiditas dihitung dengan menggunakan LoanDeposit Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio(LAR),dan Cash Ratio sebagai indicator penilaiankesehatan bank. Hasil olah data Bank BRIterhadap risiko likuiditas tdapat dilihat padatabel 1.9, tabel 1.10 dan tabel 1.11 dibawahini:

Tabel 1.9Loan Deposit Ratio Bank BRI Tahun 2017-

2019

Tahun LDR

2015 86,88 %

2016 87,77 %

2017 88,13 %

2018 89,57 %

2019 88,64 %Sumber: Laporan Keuangan Bank BRI (datadiolah)

Loan Deposit Ratio merupakan rasiopinjaman terhadap simpanan untuk menilailikuiditas bank dengan membandingkan totalpinjaman bank dengan total simpanannyauntuk periode yang sama. Jika rasionyaterlalu tinggi, bank berarti tidak memilikicukup likuiditas untuk menutupi kebutuhandana yang tidak terduga. Sebaliknya jikaterlalu kecil mungkin tidak dapatmenghasilkan keuntungan yang besar.

Dari tabel 1.9 diatas dapat dijelaskanbahwa Loan Deposit Ratio (LDR) selamaperiode 2015-2019 rasio LDR berada padaangka > 85% sesuai dengan matrik penilaian

Page 10: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | HASIL DAN PEMBAHASAN 90

kesehatan bank LDR dengan range 85% -100% memiliki penilaian peringkat 3 dengankriteria Cukup Sehat. Hal ini menunjukanlebih dari 85% dana simpanan di bank BRIdisalurkan kembali dalam bentuk pemberiankredit, sehingga memungkinkan Bank BRIakan memperoleh keuntungan yang besardari bunga pinjaman.

Rasio kedua yang digunakan sebagaiindicator penilaian kesehatan bank aspekrisiko likuidas pada penelitian ini adalah LoanAsset Ratio(LAR). Loan to Asset Ratio adalahratio yang digunakan untuk mengukurkemampuan bank dalam memenuhipermintaan kredit dengan menggunakanasset total yang dimiliki oleh bank. Semakinbesar LAR tingkat likuiditas bank semakinrendah karena perusahaan memerlukanjumlah asset yang semakin besar untukmembiayai kredit yang diberikan. Kredit yangdiberikan pada umumnya memiliki risiko taktertagih atau yang disebut kredit macet,sehinggi diperlukan Cadangan KerugianPenurunan Nilai (CKPN) untukmengantisipasi risiko kredit macet. Karenaada kemungkinan kredit macet pada kredityang diberikan maka perusahan harusmemiliki total asset yang jauh lebih besardibanding jumlah kredit yang diberikan. Hasilolah data rasio Loan to Asset Ratio (LAR) bankBRI tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel1.3 dibawah ini :

Tabel 1.10Loan to Asset Ratio Bank BRI Tahun 2015-

2019

Sumber : Laporan Keuangan Bank BRI (datadiolah)

Dari tabel 1.10 diatas dapat dijelaskanbahwa selama tiga tahun berturut-turut(2015-2018) LAR Bank BRI berada diangka66%, kemudian mengalami penurunansebesar 1% di tahun 2018 menjadi 65%,tahun 2019 LAR turun sebesar 1%dibandingkan tahun 2018 menjadi 64%.Penurunan ini mengindikasikan bahwa bankBRI memerlukan semakin sedikit asset totaluntuk membiayai kredit yang diberikan.Dengan demikian jika dilihat dari sisi LARlikuidias bank BRI semakin bagus karena bankBRI tidak membutuhkan asset yang lebihbesar untuk membiayai kredit yang diberikan.Dilihat dari LAR bank BRI berada pada range60%-70% mendapatkan peringkat 2 dengankriteria Sehat.

Analisis ketiga dalam penilaian risikolikuiditas dalam penelitian ini menggunakanCash Ratio. Cash ratio merupakan tingkatkemampuan bank memenuhi utang jangkapendeknya dengan menggunakan alat likuidyang dimilikinya. Dalam aturan BankIndonesia Cash ratio yang baik menunjukanangka lebih dari 4,05%. Hasil olah data CashRatio Bank BRI Tahun 2015-2019 dapat dilihatpada tabel 1.11 dibawah ini :

Tabel 1.11Cash Ratio Bank BRI Tahun 2015-2019

Sumber : Laporan Keuangan Bank BRI (datadiolah)

Dari tabel diatas menunjukan cash ratiobank BRI dari tahun 2015-2016 sebesar 29%,kemudian mengalami kenaikan cukup tinggiyaitu sebesar 5% di tahun 2017 menjadi 34%,pada tahun 2018 naik 2% menjadi 36% dannaik kembali 2% di tahun 2019 menjadi 38%hal ini menunjukan asset liquid bank BRI

Tahun Total Kredit Total AssetLoan To Asset Ratio

(LAR)2015 581,095 878,426 66%2016 663,420 1,003,064 66%2017 739,337 1,127,447 66%2018 838,141 1,296,898 65%2019 907,388 1,416,759 64%

Tahun Asset Liquid DPK Cash Ratio2015 197,003 668,995 29%2016 237,918 754,526 29%2017 282,833 841,656 34%2018 338,565 944,269 36%2019 389,561 1,021,197 38%

Page 11: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | HASIL DAN PEMBAHASAN 91

mampu menutupi utang jangka pendeknyasebesar 29%-38% untuk tahun 2015-2019 danlebih dari 4,05% dari standar yang ditetapkansehingga memiliki kriteria Sehat.

2. GouvernanceBRI melaksanakan evaluasi dan penilaian

GCG melalui 2 pendekatan, yaitu penilaianoleh pihak ekternal dan pihak regulator yangmandatory sesuai POJK Tata Kelola bagi BankUmum.

Evaluasi dari pihak internal dilakukanoleh Komite di bawah Dewan Komisarissecara berkala sesuai prinsip pengawasanyang berlaku. Selanjutnya, evaluasi olehregulator dilaksanakan secara periodik sesuaidengan ketentuan regulator (semesteran)berdasarkan self assessment yang dilakukan.Sedangkan penilaian dan evaluasi oleh pihakeksternal dilakukan 1 (satu) tahun sekaliuntuk menilai penerapan GCG di BRI sesuaidengan standar best practice dan ketentuanyang berlaku. Penilaian sendiri (SelfAssessment) tersebut dilakukan secaraberkala terhadap prinsip-prinsip GCG yangterdiri dari 11 faktor penilaian tata kelolayaitu:1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Direksi.2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Dewan Komisaris.3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas

Komite.4. Penanganan benturan kepentingan.5. Penerapan fungsi kepatuhan.6. Penerapan fungsi audit intern.7. Penerapan fungsi audit ekstern.8. Penerapan manajemen risiko termasuk

system pengendalian intern.9. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan

penyediaan dana besar.

10.Transparansi kondisi keuangan dan nonkeuangan Bank, laporan pelaksanaan tatakelola dan pelaporan internal.

11.Rencana strategis BankSelain itu penilaian secara self-

assessment dengan penerapan prinsip GCGberdasarkan standar ACGS (ASEAN CorporateGovernance Scorecard) juga dilakukan dandikaji untuk senantiasa menuju kearahperbaikan berdasarkan international bestpractice. Penilaian sendiri (Self Assessment)secara komprehensif dan terstruktur yangdiintegrasikan menjadi 3 (tiga) aspekGovernance yaitu:1) Aspek struktur tata kelola (Governance

Structure) di BRI telah dilaksanakan secaramemadai dengan terbentuknya strukturorganisasi terdiri dari organ utama danorgan pendukung perusahaan,ketersediaan rencana bisnis, kebijakan,dan prosedur dalam pelaksanaan GCG

2) Aspek proses tata kelola (GovernanceProcess) telah dilaksanakan dengan baik,setiap organ perusahaan memiliki tugasdan tanggung jawabnya sesuai ketentuan.BRI secara kontinyu dan konsistemmelakukan review dan evaluasi dalamupaya peningkatan efektifitas tugas dantanggung jawab masing-masing organperusahaan

3) Aspek hasil tata kelola (GovernanceOutcome) telah dilaksanakan dengan baik.Pengungkapan & transparansi informasidilakukan secara memadai dan tidakadanya pelanggaran BPMK. Bank BRIsecara kontinyu melakukan evaluasi danpenyempurnaan sistem informasimanajemen dan sistem pelaporan BRIdalam rangka peningkatan kualitasinformasi yang diberikan kepadastakeholders.

Page 12: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | HASIL DAN PEMBAHASAN 92

Hasil Penilaian CGPI BRI selama 5 tahunterakhir menunjukkan peningkatan yangsignifikan. Hal tersebut merupakan salah satubukti dari keseriusan Manajemen BRI dalammelakukan peningkatan implementasi GoodCorporate Governance secaraberkesinambungan dalam rangka mendukungvisi dan misi Perusahaan.

Gambar 1.1Penilaian CGPI Bank BRI 2015-2019

Gambar diatas menunjukan capaianCGPI bank BRI dalam lima tahun terakhirterus mengalami peningkatan pada tahun2015 nilai CGPI sebesar 86,92%, tahun 2016nik sebesar 0,82% menjadi 87,74%, tahun2017 nilai CGPI sebesar 88,48%, tahun 2018naik menjadi 89,06% dan tahun 2019 naiksebesar 1,69% menjadi 90,75%. PencapaianCGPI Bank BRI menunjukan penerapan GCGbank BRI sangat baik.

3. EarningEarning merupakan aspek yang

digunakan untuk mengukur kemampuanbank dalam meningkatkan keuntungan.Selain itu digunakan untuk mengukur efisiensiusaha dan profitabilitas yang dicapai. Bankyang sehat adalah bank yang diukur secararentabilitas yang terus meningkat diatasstandar yang tetapkan. Dalam penelitian iniada 2 komponen yang digunakan dalampenilaian tingkat kesehatan bank pada aspekearning yaitu Net interest margin dan BOPO.

Net interest Margin merupakan rasioyang menggambarkan tingkat pendapatanbunga bersih yang diperoleh denganmenggunakan akiva produktif yang dimilikibank, semakin tinggi NIM maka akan semakin

besar tingkat keuntungan yang diperoleh daripendapatan bunga dan akan berpengaruhpada tingkat kesehatan bank.

Berikut adalah hasil olah data padalaporan keuangan Bank BRI rasio Net InterestMargin dan BOPO bank BRI tahun 2015-2019.

Tabel 1.12Net Interest Margin (NIM) dan BOPO Bank

BRI Tahun 2015-2019Tahun NIM BOPO2015 7,85% 67,96%2016 8,00% 68,93%2017 7,93% 69,14%2018 7,45% 68,48%2019 6,98% 70,10%

Sumber : Laporan Keuangan Bank BRI (datadiolah)

Dari data diatas menunjukan NIM BankBRI tahun 2015-2019 selama kurun waktu 5tahun tersebut rasio NIM tertinggi padatahun 2016 yaitu 8,00% dan terendah terjadipada tahun 2019 sebesar 6,98% mengalamipenurunan sebesar 0,47% dibandingkantahun 2018 yang berada di angka 7,45%,penurunan nilai NIM tersebut disebabkanadanya peningkatan beban bunga. Akantetapi NIM bank BRI tahun 2015-2019 tetaplebih dari 3% sehingga Net Interest Marginbank BRI berada pada Peringkat 1 dengankriteria Sangat Sehat.

Rasio kedua yang digunakan dalampenilaian tingkat kesehatan bank pada aspekearning adalah BOPO. BOPO merupakan rasioperbandingan biaya opersioanal yangdikeluarkan dibandingkan denganpendapatan operasional yang didapatkanoleh bank. Rasio BOPO digunakan untukmengukur efisiensi biaya, semakin kecil nilaiBOPO maka semakin efisien biayaoperasional yang dikeluarkan. Pada tabel 1.12diatas dapat dilihat BOPO bank BRI tahun2015 sebesar 67,96%, pada tahun 2016 naiksebesar 0,97% menjadi 68,93%, tahun 2017naik menjadi 69,14%, tahun 2018 rasio BOPO

86,92Most

TrustedCompanies

2015

Page 13: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | HASIL DAN PEMBAHASAN 93

mengalami penurunan sebesar 0,66%menjadi 68,48% dan pada tahun 2019 rasioBOPO bank BRI merupakan angka terbesarselama 5 tahun terakhir yaitu sebesar70,10%. Akan tetapi rasio BOPO Bank BRItetap lebih kecil dari 90% yang merupakanbatas maksimum BOPO sesuai ketentuanBank Indonesia, sehingga kriteria penilaianBOPO Bank BRI memiliki kriteria Sehat.

4. CapitalRasio yang digunakan untuk menilai

aspek permodalan adalah Capital AdequacyRatio (CAR). CAR diukur denganmembandingkan modal dengan AktivaTertimbang Menurut Risiko (ATMR). Hasilolah data pada laporan keuangan Bank BRI,CAR Bank BRI tahun 2015-2019 dapat dilihatpada tabel 1.13 dibawah ini :

Tabel 1.13Capital Adequacy Ratio Bank BRI

Tahun 2015-2019

Sumber : Laporan Keuangan Bank BRI (datadiolah).

Dari tabel 1.6 diatas menunjukan nilaiCAR Bank BRI tahun 2015-2019 lebih dari12%, dengan demikian penilaian Bank BRIpada aspek Capital / Permodalan beradapada peringkat 1 dengan kriteria SangatSehat. Berdasarkan hasil analisis tingkatkesehatan bank diatas yang diukur denganmenggunakan NPL, LDR, LAR, Cash ratio, NIM,BOPO dan CAR. Penentuan nilai kompositkesehatan bank BRI tahun 2015-2019 dapatdilihat pada tabel dibawah ini :

Tahun CAR2015 20,59%2016 22,91%2017 22,96%2018 21,21%2019 22,55%

Page 14: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | KESIMPULAN 94

Tabel 1.14Penilaian Tingkat Komposit Kesehatan Bank BRI Tahun 2015-2019

Sumber : Laporan Keuangan BRI (data diolah).

Hasil penilaian aspek Risiko Profile,Good Corporate Governace, Earning danCapital dengan menggunkan rasio NPL, LDR,LAR, Cash ratio, CGPI, NIM, BOPO, dan CARsebagai indicator penilaian. Nilai Kompositbank BRI tahun 2015-2019 sebesar 87,5% halini menunjukan tingkat kesehatan Bank BRImemiliki Peringkat Komposit Sangat Sehat.

5. KESIMPULANDalam mendorong penerapan

manajemen risiko bank Bank Indonesiamengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tentang penilaian TingkatKesehatan Bank secara individual denganmenggunakan pendekatan risiko (Risk-basedBank Rating) sebagaimana dimaksud dalamPasal 2 ayat (3), dengan cakupan penilaianterhadap factor- factor sebagai berikut: Profilrisiko (risk profile), Good CorporateGovernance (GCG), Earnings (Rentabilitas),dan Capital (Permodalan).

Hasil analisis terhadap aspek risikoprofile dengan menggunakan rasio NPL, LDR,

Aspek

Penilaian 1 2 3 4 5NPL 1,22 v SehatLDR 86,88 v Cukup SehatLAR 66,00 v SehatCash Ratio 29,00 v Sehat

GCG CGPI 86,92 v Sangat BaikNIM 7,85 v Sangat SehatBOPO 67,96 v Sehat

Capital CAR 20,59 v Sangat Sehat40 20 12 3 (35/40)*100%=87,5%

NPL 1,09 v SehatLDR 87,77 v Cukup SehatLAR 66,00 v SehatCash Ratio 29,00 v Sehat

GCG CGPI 87,74 v Sangat BaikNIM 8,00 v Sangat SehatBOPO 68,93 v Sehat

Capital CAR 29,00 v Sangat Sehat40 20 12 3 (35/40)*100%=87,5%

NPL 0,88 v SehatLDR 88,13 v Cukup SehatLAR 66,00 v SehatCash Ratio 34,00 v Sehat

GCG CGPI 88,48 v Sangat BaikNIM 7,93 v Sangat SehatBOPO 69,14 v Sehat

Capital CAR 22,96 v Sangat Sehat40 20 12 3 (35/40)*100%=87,5%

NPL 0,92 v SehatLDR 89,57 v Cukup SehatLAR 65,00 v SehatCash Ratio 36,00 v Sehat

GCG CGPI 89,06 v Sangat BaikNIM 7,45 v Sangat SehatBOPO 68,48 v Sehat

Capital CAR 21,21 v Sangat Sehat40 (35/40)*100%=87,5%

NPL 1,04 v SehatLDR 88,64 v Cukup SehatLAR 64,00 v SehatCash Ratio 38,00 v Sehat

GCG CGPI 90,75 v Sangat BaikNIM 6,98 v Sangat SehatBOPO 70,10 v Sehat

Capital CAR 22,55 v Sangat Sehat40 20 12 3 (35/40)*100%=87,5%

Peringkat

Nilai Komposit

SANGAT SEHAT

Nilai Komposit

SANGAT SEHAT

Tahun Rasio Rasio (%) KriteriaPeringkatKomposit

2015

Risiko Profile

Earning

2016

Risiko Profile

Earning

2017

Risiko Profile

SANGAT SEHATEarning

Nilai Komposit

2018

Risiko Profile

SANGAT SEHATEarning

Nilai Komposit

2019

Risiko Profile

SANGAT SEHATEarning

Nilai Komposit

Page 15: Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (S …

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/indexE-ISSN: 2621-5012 P-ISSN 2655-822X

Volume 3 No. 2, November 2020 | DAFTAR PUSTAKA 95

LAR dan Cash Rasio sebagai indicator BankBRI berada dikategori Sangat Sehat. Penilaianaspek GCG dengan CGPI sebagai indicatorBank BRI memiliki nilai CGPI yang terusmeningkat dari tahun ke tahun terakhir ditahun 2019 CGPI Bank BRI bernilai 90,75menunjukan Bank BRI memiliki Tata Kelolayang sangat baik. Pada aspek rentabilitasmenggunakan NIM dan BOPO sebagaiindicator dan hasil analisis menunjukan BankBRI aspek Earning 2015-2019 berada padaperingkat Sangat Sehat. Analisis aspek Capitalmenunjukan Bank BRI memiliki CAR > 12%dengan kategori sangat sehat.

Hasil penilaian peringkat komposittingkat kesehatan bank dengan Profile Risk,GCG, Earning dan Capital sebagai aspekpenilaian, Bank BRI tahun 2015-2019 sebesar87,50% dengan kata lain tingkat kesehatanbank BRI tahun 2017-2019 memperolehperingkat Sangat Sehat.

Dari pencapaian tingkat kesehatan,Bank BRI telah dapat menerapkanmanajemen risiko dan tata kelola yang baikyang harus tetap dijaga sehingga selalumendapatkan kepercayaan dari nasabahmaupun investor.

6. DAFTAR PUSTAKAArikunto. (2010). Prosedur Penelitian :Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaCipta.

Indonesia, R. (1998). Undang-Undang No.10Tahun1998 Tentang Perbankan.Jakarta: Sekretariat Negara.

Indonesia, R. (2004). Peraturan BankIndonesia Nomor 6/10/PBI/2004Tetang Sistem Penilaian TingkatKesehatan Bank. Jakarta: BankIndonesia.

Indonesia, R. (2011). Peraturan BankIndonesia No.13/1/PBI/2011 TentangPenilaian Tingkat Kesehatan BankUmum. Jakarta: Bank Indonesia.

Indonesia, R. (2011). Surat Edaran BankIndonesia No.13/24/DPDN Tanggal 25Oktober 2011. Jakarta: Bank Indonesia.

Indonesia, R. (2013). Surat Edaran BankIndonesia No.15/15/DPNP. Jakarta:Bank Indonesia.

Kasmir. (2015). Manajemen Perbankan.Jakarta: Rajawunaiali Pres.

Khayatunufus, & dkk. (2019). Analisis TingkatKesehatan Bank. Jurnal Sekuritas , -.

Putri, E., & Dharma, A. B. (2016). AnalisisPerbedaan Kinerja Keuangan AntaraBank Konvensional Dengan BankSyariah. Riset Akuntansi dan KeuanganIndonesia, 98-107.

Rahmi, A. (2019). Analisis Tingkat KesehatanBank Umum BUMN Konvensionaldengan Bank BUMN Syariah. JurnalIlmiah Manajemen Fakultas Ekonomi,63-72.

Refmasari, Aga, V., & Setiawan. (2014).Penilaian Tingkat Kesehatan BankUmum Menggunakan Metode RGECDengan Cakupan Risk Profile, Earnings,dan Capital Pada Bank PembangunanDaerah Provinsi Yogyakarta. Profita,41-59.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Widyaningrum, H., Suhandak, & Topowijono.(2014). Analisis Tingkat Kesehatan BankDengan Menggunakan Metode Risk-Based Bank Rating (RBBR) (Studi padaBank yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dalam IHSG Sub SektorPerbankan. Jurnal Administrasi Bisnis.

Yessi, N., Rahayu, S., & Endang, M. (2015).Yessi, N.P., Rahay Analisis TingkatKesehatan Bank dengan MenggunakanPendekatan RGEC (Risk Profile, GoodCorporate Governance

, Earning, Capital) Studi pada PT Bank SinarHarapan Bali Periode 2010-2012. JurnalAdministrasi Bisnis,